analisis load balancing menggunakan metode per …

128
ANALISIS LOAD BALANCING MENGGUNAKAN METODE PER CONNECTION CLASSIFIER (PCC) DAN SISTEM PERINGATAN DENGAN TELEGRAM PADA PT. RELIANCE SEKURITAS INDONESIA TBK SKRIPSI ALMIRA AUBIN 481605001 KOSENTRASI KEAMANAN SISTEM INFORMASI PROGRAM STUDI TEKNIK MULTIMEDIA DAN JARINGAN JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA DAN KOMPUTER POLITEKNIK NEGERI JAKARTA 2020

Upload: others

Post on 10-Nov-2021

11 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: ANALISIS LOAD BALANCING MENGGUNAKAN METODE PER …

ANALISIS LOAD BALANCING MENGGUNAKAN

METODE PER CONNECTION CLASSIFIER (PCC) DAN

SISTEM PERINGATAN DENGAN TELEGRAM PADA PT.

RELIANCE SEKURITAS INDONESIA TBK

SKRIPSI

ALMIRA AUBIN 481605001

KOSENTRASI KEAMANAN SISTEM INFORMASI

PROGRAM STUDI TEKNIK MULTIMEDIA DAN JARINGAN

JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA DAN KOMPUTER

POLITEKNIK NEGERI JAKARTA

2020

Page 2: ANALISIS LOAD BALANCING MENGGUNAKAN METODE PER …

ANALISIS LOAD BALANCING MENGGUNAKAN

METODE PER CONNECTION CLASSIFIER (PCC) DAN

SISTEM PERINGATAN DENGAN TELEGRAM PADA PT.

RELIANCE SEKURITAS INDONESIA TBK

SKRIPSI

Dibuat untuk melengkapi syarat-syarat yang diperlukan memperoleh

Diploma Empat Politeknik

ALMIRA AUBIN

4816050031

KOSENTRASI KEAMANAN SISTEM INFORMASI

PROGRAM STUDI TEKNIK MULTIMEDIA DAN JARINGAN

JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA DAN KOMPUTER

POLITEKNIK NEGERI JAKARTA

2020

Page 3: ANALISIS LOAD BALANCING MENGGUNAKAN METODE PER …

iii

Page 4: ANALISIS LOAD BALANCING MENGGUNAKAN METODE PER …

iv

Page 5: ANALISIS LOAD BALANCING MENGGUNAKAN METODE PER …

v

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, karena atas berkat dan rahmat-Nya,

penulis dapat menyelesaikan penelitian ini, meskipun banyak proses penelitian yang

harus dilakukan pada masa pandemi, yaitu Corona Virus Disease 2019 atau COVID-19

yang melanda berbagai negara termasuk Indonesia. Sehingga, mengharuskan setiap

individu untuk menjalani karantina dirumah masing-masing untuk mengurangi

terjadinya penyebaran virus tersebut.

Penelitian ini dilakukan dalam rangka untuk menyelesaikan Tugas Akhir yang

merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Diploma Empat atau Serjana

Terapan di Politeknik Neheri Jakarta. Penelitian ini mengambil judul “Analisis Load

Balancing Menggunakan Metode Per Connection Classifer (PCC) dan Sistem

Peringatan dengan Telegram Pada PT. Reliance Sekuritas Indonesia Tbk”. Penulis

menyadari bahwa, tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak sejak masa

perkuliahan sampai pada penyusunan laporan Skripsi, sulit bagi penulis untuk

menyelesaikan laporan Skripsi ini. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih

kepada:

1. Bapak Mauldy Laya, S.Kom., M.Kom, selaku ketua jurusan Teknik Informatika dan

Komputer Politeknik Negeri Jakarta.

2. Bapak Defiana Arnaldy, S.Tp., M.Si, selaku kepala program studi Teknik

Multimedia dan Jaringan jurusan Teknik Informatika dan Komputer Politeknik

Negeri Jakarta.

3. Ayu Rosyida Zain, S.ST., M.T. selaku dosen pembimbing yang telah menyediakan

waktu, tenaga, dan pikiran untuk mengarahkan penulis dalam penyusunan laporan

Praktik Kerja Lapangan.

4. Pihak PT. Reliance Sekuritas Indonesia Tbk, yang telah memberikan izin dan

Page 6: ANALISIS LOAD BALANCING MENGGUNAKAN METODE PER …

vi

kebijakan untuk mencari dan menerima data untuk kelengkapan laporan skripsi.

5. Semua pihak yang sedang berjuang melawan COVID-19, terutama tenaga medis,

selaku pihak berkorban dan bekerja secara professional untuk menanggulangi virus

ini dan memberikan optimism yang besar.

6. Orang tua, keluarga dan sahabat yang telah memberikan bantuan dan dukungan

material dan moral.

7. Sahabat dan rekan Praktik Kerja Lapangan yang telah banyak membantu penulis

dalam menyelesaikan laporan Praktik Kerja Lapangan ini.

Akhir kata, penulis berharap Allah SWT berkenan membalas segala kebaikan semua

pihak yang telah membantu. Semoga laporan Skripsi ini membawa manfaat bagi

pengembangan ilmu.

Jakarta, 20 Juli 2020

Penulis

Page 7: ANALISIS LOAD BALANCING MENGGUNAKAN METODE PER …

vii

Page 8: ANALISIS LOAD BALANCING MENGGUNAKAN METODE PER …

viii

Page 9: ANALISIS LOAD BALANCING MENGGUNAKAN METODE PER …

ix

ANALISIS LOAD BALANCING MENGGUNAKAN

METODE PER CONNECTION CLASSIFIER (PCC) DAN

SISTEM PERINGATAN DENGAN TELEGRAM PADA PT.

RELIANCE SEKURITAS INDONESIA TBK

Abstrak

Internet bukanlah hal yang asing lagi dikalangan masyarakat. Hari ini, Internet dapat

dan mudah di akses dimana-mana, maupun itu dirumah, dikantor ataupun dalam

perjalanan. Tidak hanya menggunakan personal computer (PC) ataupun laptop lagi,

tapi semua perangkat mobile termasuk dengan smartphone ataupun tablet dapat

mengakses ke internet dengan mudah. PT. Reliance Sekuritas Indonesia Tbk merupakan

perusahaan yang bergerak dalam bidang Bursa Efek. Agar kinerja pemanfaatan

jaringan perusahaan dapat dioptimalkan, maka diperlukan perancangan jaringan yang

mampu menangani permasalahan koneksi dan pengawasan koneksi jaringan. Solusi

yang digunakan antaranya adalah menggunakan dua ISP dan menjadikan MikroTik

menjadi load balancer dan juga menggunakan notifikasi peringatan aplikasi Telegram

sebagai pemberi informasi apabila terjadi gangguan. Sehingga dapat meningkatkan

efisiensi dan efektivitas kinerja jaringan PT. Reliance Sekuritas Indonesia Tbk.

Penelitian ini dibentuk dengan pengumpulan data, perancangan data, realisasi,

pengujian, dan diakhiri dengan analisis. Hasil penelitian load balancing menunjukkan

perbandingan load balancing dengan dua ISP dan satu ISP yang diukur berdasarkan

nilai parameter throughput, packet loss, dan delay di dasari dengan standar TIPHON.

Sementara, hasil penelitian sistem peringatan menunjukkan fungsional Telegram dalam

pengawasan sistem jaringan. Penelitian ini menggunakan simulasi MikroTik OS dan

Windows XP sebagai client yang diimplementasikan menggunakan VMware

Workstastion.

Kata kunci: MikroTik, Load Balancing, Telegram, ISP.

Page 10: ANALISIS LOAD BALANCING MENGGUNAKAN METODE PER …

x

DAFTAR ISI

HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS ..................... Error! Bookmark not defined.

LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................................. iii

KATA PENGANTAR .......................................................................................................... v

HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI SKRIPSI ... Error! Bookmark

not defined.

ABSTRAK ........................................................................................................................... ix

DAFTAR ISI......................................................................................................................... x

DAFTAR GAMBAR .......................................................................................................... xii

DAFTAR TABLE .............................................................................................................. xiv

BAB I ....................................................................................................................................1

PENDAHULUAN .................................................................................................................1

1.1 Latar Belakang ........................................................................................................1

1.2 Perumusan Masalah ................................................................................................2

1.3 Batasan Masalah .....................................................................................................3

1.4 Tujuan ....................................................................................................................3

1.5 Manfaat...................................................................................................................4

1.6 Metode Penyelesain Masalah...................................................................................4

BAB II ...................................................................................................................................6

TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................................................6

2.1 Penelitian Sejenis ....................................................................................................6

2.2 Internet (Interconnected Network) ...........................................................................7

2.3 ISP (Internet Service Provider) ...............................................................................8

2.4 Jaringan Komputer ..................................................................................................8

2.5 Monitoring ............................................................................................................10

2.6 API (Artificial Programming Interface) .................................................................10

2.7 ICMP (Internet Control Message Protocol) ...........................................................11

2.8 LAN (Local Area Network)...................................................................................11

2.9 DHCP (Dynamic Host Configuration System)........................................................11

Page 11: ANALISIS LOAD BALANCING MENGGUNAKAN METODE PER …

xi

2.10 Ping ......................................................................................................................12

2.11 Telegram ...............................................................................................................13

2.12 Long-polling .........................................................................................................14

2.13 Bandwidth .............................................................................................................15

2.14 MikroTik ..............................................................................................................15

2.15 RouterOS (Winbox) ..............................................................................................16

2.16 Load Balancing .....................................................................................................16

2.17 PCC (Per Connection Classifier) ...........................................................................17

2.18 QoS (Quality of Services) ......................................................................................18

BAB III ...............................................................................................................................22

PERANCANGAN DAN REALISASI ................................................................................22

3.1 Deskripsi Sistem ...................................................................................................22

3.1.1 Cara Kerja Sistem .................................................................................................25

3.1.2 Spesifikasi Sistem .................................................................................................28

3.1.3 Diagram Blok........................................................................................................30

3.2 Realisasi Sistem ....................................................................................................31

3.2.1 Realisasi untuk Menghubungkan Internet dengan VMware Workstation ................31

3.2.2 Realisasi Sistem Load Balamcing dan Fileover dengan MikroTik ..........................32

3.2.3 Realisasi Integrasi MikroTik dengan Integrasi MikroTik dalam Membangun Sistem

Peringatan Perubahan Status Koneksi Melalui Pesan Notifikasi Telegram. ............................41

BAB IV................................................................................................................................50

PEMBAHASAN .................................................................................................................50

4.1 Pengujian ..............................................................................................................50

4.1.1 Deskripsi Pengujian ..............................................................................................50

4.1.2 Prosedur Pengujian................................................................................................51

4.1.3 Data Hasil Pengujian .............................................................................................55

4.2 Analisis Data / Evaluasi.........................................................................................85

BAB V .................................................................................................................................99

PENUTUPAN .....................................................................................................................99

5.1 Kesimpulan ...........................................................................................................99

5.2 Saran.....................................................................................................................99

Page 12: ANALISIS LOAD BALANCING MENGGUNAKAN METODE PER …

xii

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... 101

Page 13: ANALISIS LOAD BALANCING MENGGUNAKAN METODE PER …

xiii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2. 1 Cara Kerja API (Artifical Programming Interface) ............................................11

Gambar 2. 2 Logo official Telegram .....................................................................................13

Gambar 2. 3 Diagram proses Long-polling berjalan. ............................................................14

Gambar 2. 4 Halaman utama Winbox ...................................................................................16

Gambar 3. 1 Skema Topologi Jaringan Penelitian .................................................................20

Gambar 3. 2 Skema cara kerja PCC menggunakan modul mangle .........................................24

Gambar 3. 3 Skema cara kerja PCC menggunakan modul mangle jika jaringan A terputus ....24

Gambar 3. 4 Integrasi Komponen Telegram Bot ...................................................................26

Gambar 3. 5 Diagram Blok Load Balancing dan Failover pad MikroTik ...............................28

Gambar 3. 6 Diagram Blok untuk sistem peringatan pesan notifikasi Telegram. ....................29

Gambar 3. 7 Virtual Network Editor .....................................................................................30

Gambar 3. 8 Virtal Machine Editor .......................................................................................30

Gambar 3. 9 Script konfigurasi interface ...............................................................................31

Gambar 3. 10 Tampilan Interface list ....................................................................................31

Gambar 3. 11 Script konfigurasi IP address statis ..................................................................32

Gambar 3. 12 Address list Mikrotik Ro. Gateway .................................................................32

Gambar 3. 13 Script konfigurasi DNS. ..................................................................................33

Gambar 3. 14 Script konfigurasi DHCP Server .....................................................................33

Gambar 3. 15 Konfigurasi mangle rule load balancing ..........................................................34

Gambar 3. 16 Script konfigurasi mangle rule: ‘mark connection’paket yang datang. .............34

Gambar 3. 17 Script konfigurasi load balancing dengan metode PCC....................................35

Gambar 3. 18 Script konfigurasi mangle rule: untuk penurusan paket routing........................36

Gambar 3. 19 Script konfigurasi menentukan routing mark setiap pake luar ..........................37

Gambar 3. 20 Konfigurasi Routing Table.............................................................................37

Gambar 3. 21 Script konfigurasi Routing Table ....................................................................37

Gambar 3. 22 Konfigurasi Firewall NAT ..............................................................................38

Gambar 3. 23 Script konfigurasi Firewall NAT .....................................................................38

Gambar 3. 24 Konfigurasi Failover .......................................................................................39

Gambar 3. 25 Script konfigurasi Failover Route....................................................................40

Gambar 3. 26 Pembuatan Telegram Bot baru. .......................................................................40

Gambar 3. 27 Token Telegram Bot .......................................................................................41

Gambar 3. 28 Group chat Telegram ......................................................................................41

Gambar 3. 29 Pengecekan chat ID untuk grup chat Network_Reliance ..................................42

Gambar 3. 30 Konfigurasi Host pada Netwatch.....................................................................42

Gambar 3. 31 Script peringatan koneksi 'up' pada ISP1 .........................................................44

Gambar 3. 32 Script peringatan koneksi 'down' pada ISP1 ....................................................44

Gambar 3. 33 Script peringatan koneksi pada ISP1 pada Netwatch .......................................44

Gambar 3. 34 Script peringatan koneksi 'up' pada ISP2 .........................................................45

Page 14: ANALISIS LOAD BALANCING MENGGUNAKAN METODE PER …

xiv

Gambar 3. 35 Script peringatan koneksi 'down' pada ISP2 ....................................................45

Gambar 3. 36 Script peringatan koneksi pada ISP2 pada Netwatch .......................................45

Gambar 3. 37 Script peringatan koneksi 'up' pada LAN.........................................................46

Gambar 3. 38 Script peringatan koneksi 'down' pada LAN ....................................................46

Gambar 3. 39 Script peringatan koneksi pada LAN pada Netwatch .......................................46

Gambar 3. 40 Script pengecekan koneksi internet menggunakan Scripts ...............................47

Gambar 3. 41 Script pengecekan status internet pada fitur Scripts .........................................47

Gambar 4. 1 Hasil capture paket data download video ke-1 menggunakan Wireshark pada

pengujian tahap pertama .......................................................................................................58

Gambar 4. 2 Hasil capture paket data download video ke-1 menggunakan Wireshark pada

pengujian tahap kedua ..........................................................................................................59

Gambar 4. 3 Hasil capture paket data download video ke-1 menggunakan Wireshark pada

pengujian tahap ketiga ..........................................................................................................61

Gambar 4. 4 Hasil capture paket data streaming video ke-1 dengan Wireshark pada pengujian

bagian pertama .....................................................................................................................63

Gambar 4. 5 Hasil capture paket data streaming video ke-1 menggunakan Wireshark pada

pengujian bagian kedua ........................................................................................................65

Gambar 4. 6 Hasil capture paket data streaming video ke-1 menggunakan Wireshark pada

pengujian bagian ketiga ........................................................................................................66

Gambar 4. 7 Hasil pengujian ke-1 pada tahap pertama menggunakan speedtest.net ...............69

Gambar 4. 8 Hasil pengujian ke-2 pada tahap pertama menggunakan speedtest.net ...............69

Gambar 4. 9 Hasil pengujian ke-3 pada tahap pertama menggunakan speedtest.net ...............70

Gambar 4. 10 Hasil pengujian ke-1 pada tahap kedua menggunakan speedtest.net ................71

Gambar 4. 11 Hasil pengujian ke-2 pada tahap kedua menggunakan speedtest.net ................71

Gambar 4. 12 Hasil pengujian ke-3 pada tahap kedua menggunakan speedtest.net ................72

Gambar 4. 13 Hasil pengujian ke-1 pada tahap ketiga menggunakan speedtest.net ................73

Gambar 4. 14 Hasil pengujian ke-2 pada tahap ketiga menggunakan speedtest.net ................73

Gambar 4. 15 Hasil pengujian ke-3 pada tahap ketiga menggunakan speedtest.net ................74

Gambar 4. 16 Hasil pengujian ke-1 pada tahap pertama menggunakan

speedtest.biznetworks.com ...................................................................................................75

Gambar 4. 17 Hasil pengujian ke-2 pada tahap pertama menggunakan

speedtest.biznetworks.com ...................................................................................................75

Gambar 4. 18 Hasil pengujian ke-3 pada tahap pertama menggunakan

speedtest.biznetworks.com ...................................................................................................76

Gambar 4. 19 Hasil pengujian ke-1 pada tahap kedua menggunakan

speedtest.biznetworks.com ...................................................................................................77

Gambar 4. 20 Hasil pengujian ke-2 pada tahap kedua menggunakan

speedtest.biznetworks.com ...................................................................................................77

Gambar 4. 21 Hasil pengujian ke-3 pada tahap kedua menggunakan

speedtest.biznetworks.com ...................................................................................................78

Gambar 4. 22 Hasil pengujian ke-1 pada tahap ketiga menggunakan

speedtest.biznetworks.com ...................................................................................................79

Page 15: ANALISIS LOAD BALANCING MENGGUNAKAN METODE PER …

xv

Gambar 4. 23 Hasil pengujian ke-2 pada tahap ketiga menggunakan

speedtest.biznetworks.com ...................................................................................................79

Gambar 4. 24 Hasil pengujian ke-3 pada tahap ketiga menggunakan

speedtest.biznetworks.com ...................................................................................................80

Gambar 4. 25 Hasil ping pada pengujian ke-1 pada tahap pertama pengujian failover............82

Gambar 4. 26 Hasil ping pada pengujian ke-1 pada tahap kedua pengujian failover. ..............83

Gambar 4. 27 Nilai throughput skenario pertama ..................................................................88

Gambar 4. 28 Nilai delay Skenario Pertama ..........................................................................89

Gambar 4. 29 Nilai throughput skenario kedua .....................................................................90

Gambar 4. 30 Nilai Delay Skenario Kedua............................................................................91

Gambar 4. 31 Perbandingan Throughput Pengujian dengan Speedtest.net .............................93

Gambar 4. 32 Perbandingan throughput pengujian dengan speedtest.biznetworks.com ..........94

Gambar 4. 33 Diagram perbandingan throughput dengan dua internet speed tester ................95

Gambar 4. 34 Ping perpindahan gateway ..............................................................................96

Gambar 4. 35 ping dari client................................................................................................96

Gambar 4. 36 Sistem Scheduler. ......................................................................................... 100

Page 16: ANALISIS LOAD BALANCING MENGGUNAKAN METODE PER …

xvi

DAFTAR TABLE

Tabel 2. 1 Jenis Pesan Ping .............................................................................................. 12

Tabel 2. 2 Standar TIPHON Throughput ........................................................................ 19

Tabel 2. 3 Standar TIPHON Packet Loss ........................................................................ 20

Tabel 2. 4 Standar TIPHON Delay .................................................................................. 21

Tabel 3. 1 List spesifikasi perangkat keras dan lunak yang disesuaikan pada

perusahaan ......................................................................................................................... 27

Tabel 3. 2 Alokasi alamat IP ............................................................................................ 28

Tabel 4. 1 Hasil Pengujian tahap pertama. ...................................................................... 57

Tabel 4. 2 Hasil Pengujian tahap kedua. ......................................................................... 58

Tabel 4. 3 Hasil Pengujian tahap ketiga. ......................................................................... 60

Tabel 4. 4 Hasil data dari skenario pertama. ................................................................... 60

Tabel 4. 5 Hasil Pengujian Streaming Video bagian pertama. ...................................... 62

Tabel 4. 6 Hasil Pengujian Streaming Video bagian kedua. .......................................... 64

Tabel 4. 7 Hasil Pengujian Streaming Video bagian ketiga. ......................................... 65

Tabel 4. 8 Hasil Skenario Kedua. .................................................................................... 66

Tabel 4. 9 Hasil Pengujian menggunakan load balancing dan 2 ISP dengan

Speedtest.net ..................................................................................................................... 68

Tabel 4. 10 Hasil Pengujian menggunakan tanpa load balancing dan menggunakan ISP

1 dengan Speedtest.net ..................................................................................................... 70

Tabel 4. 11 Hasil Pengujian menggunakan tanpa load balancing dan menggunakan ISP

2 dengan Speedtest.net ..................................................................................................... 72

Tabel 4. 12 Hasil Pengujian menggunakan load balancing dan 2 ISP dengan

Speedtest.biznetworks.com .............................................................................................. 74

Tabel 4. 13 Hasil Pengujian menggunakan tanpa load balancing dan menggunakan ISP

1 dengan Speedtest.net ..................................................................................................... 76

Tabel 4. 14 Hasil Pengujian menggunakan tanpa load balancing dan menggunakan ISP

2 dengan Speedtest.net ..................................................................................................... 78

Tabel 4. 15 Hasil Pengujian Skenario Kedua ................................................................. 79

Tabel 4. 16 Hasil Packet Loss Tahap Pertama. ............................................................... 80

Tabel 4. 17 Hasil Packet Loss Tahap Kedua. ................................................................. 82

Tabel 4. 18 Hasil Skenario Ketiga ................................................................................... 82

Tabel 4. 19 Data Pengujian koneksi ISP 1 “DOWN” .................................................... 83

Tabel 4. 20 Data Pengujian koneksi ISP 1 “UP” ............................................................ 83

Tabel 4. 21 Data Pengujian koneksi ISP 2 “DOWN” .................................................... 83

Tabel 4. 22 Data Pengujian koneksi ISP 2 “UP” ............................................................ 84

Tabel 4. 23 Data Pengujian koneksi LAN “DOWN” ..................................................... 84

Tabel 4. 24 Data Pengujian koneksi LAN “UP” ............................................................ 84

Page 17: ANALISIS LOAD BALANCING MENGGUNAKAN METODE PER …

xvii

Tabel 4. 25 Tabel hasil data skenario keenam. ............................................................... 85

Tabel 4. 26 Standar TIPHON untuk download video .................................................... 88

Tabel 4. 27 Standar TIPHON untuk streaming video .................................................... 90

Tabel 4. 28 Standar TIPHON untuk failover .................................................................. 95

Page 18: ANALISIS LOAD BALANCING MENGGUNAKAN METODE PER …

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pada zaman modern ini, internet telah menjadi sebuah kebutuhan khusus yang harus

terpenuhi. Banyak pengguna internet di Indonesia yang datang bukan hanya dari

kalangan individual saja tetapi internet juga dibutuhkan dalam perusahaan.

Penggunaan internet dalam perusahaan berubah dari fungsi sebagai alat untuk

menukar informasi menjadi sebuah alat untuk strategi untuk menjalankan bisnis,

seperti penjualan, pemasaran, atau pelayanan pelanggan. Dengan menggunakan

internet dapat mendukung komunikasi yang berjalan antara pegawai, konsumen,

penjual atau rekan bisnis lainnya.

PT. Reliance Sekuritas Indonesia Tbk adalah salah satu dari banyaknya perusahaan

di Indonesia yang menggunakan internet. PT. Reliance Sekuritas Indonesia Tbk

merupakan perusahaan perantara perdangangan efek, baik saham maupun pendapatan

tetap dan kegiatan penjamin emisi efek. Perusahaan ini menggunakan internet sebagai

alat strategi bisnis untuk menerapkan sebuah aplikasi online trading dan juga untuk

memenuhi kebutuhan ruang lingkup pekerjaan pegawai.

Saat ini, PT. Reliance Sekuritas Indonesia Tbk memiliki dua jalur koneksi internet

dari internet provider Telkom sebagai koneksi internet utama dengan besar 100 Mbps

dan internet provider Biznet sebagai koneksi internet cadangan dengan besar 80

Mbps. Perusahaan memiliki banyak perangkat jaringan yang terhubung dengan

internet sehingga memungkinkan untuk terjadinya overload pada sistem jaringan.

Untuk mencegah hal itu terjadi, kedua jalur koneksi internet tersebut harus digunakan

secara bersamaan agar kapasitas bandwidth yang di dapatkan yang cukup besar dan

berimbang dengan menggunakan teknik load balancing.

Page 19: ANALISIS LOAD BALANCING MENGGUNAKAN METODE PER …

2

Jurusan Teknik Informatika dan Konputer – Politeknik Negeri Jakarta

Sementara itu, monitoring jaringan termasuk ke dalam bagian dari pekerjaan yang

terpenting dalam sebuah perusahaan sekuritas. PT. Reliance Sekuritas Indonesia Tbk

mempunyai tugas pokok dalam bidang bursa efek sehingga perusahaan mengalami

pengelolahan data nasabah pada setiap harinya. Jika terdapat masalah maka akan

berdampak buruk pada proses pengelolahan data nasabah sementara pegawai pada

Divisi IT tidak selalu dapat mengawasi jaringan karena juga melakukan pekerjaan

lainnya sehingga perbaikan gangguan dapat tertunda dikarenakan menunggu laporan

gangguan dari pengguna atau pegawai pada divisi lainnya. Oleh sebab itu, perusahaan

memerlukan sebuah sistem monitoring yang dapat memberitahukan karyawan Divisi

IT jika terjadi gangguan.

Rancang bangun pada penelitian ini menggunakan simulasi MikroTik OS dengan

menggunakan VMware Workstation untuk membuat rancang bangun teknik load

balancing yang dapat meningkatkan mutu Quality of Services (QoS) dalam

mengoptimalkan pengelolaan kapasitas bandwidth dengan menggunakan metode Per

Connection Classifier (PCC) dan memanfaatkan Telegram Application Programming

Interface (API), sehingga admin dapat mengawasi jaringan perusahaan menggunakan

Telegram melalui smartphone.

Bedasarkan penjelasan tersebut, laporan tugas akhir ini mengambil judul “Analisis

Load Balancing menggunakan Metode Per Connection Classifier (PCC) dan

Sistem Peringtan dengan Telegram pada PT. Reliance Sekuritas Indonesia Tbk”

dan telah disetujui oleh pihak perusahaan melalui surat keterangan penelitian.

1.2 Perumusan Masalah

Adapun permasalahan dalam penyusunan laporan Tugas Akhir ini adalah:

1. Apakah rancangan teknik load balancing dengan metode PCC dengan metode

PCC dapat meningkatkan Quality of Service pada jaringan perusahaan.

2. Apakah rancangan sistem peringatan dengan Telegram dengan metode long-

polling dapat membantu dalam mengawasi jaringan perusahaan.

Page 20: ANALISIS LOAD BALANCING MENGGUNAKAN METODE PER …

3

Jurusan Teknik Informatika dan Konputer – Politeknik Negeri Jakarta

3. Bagaimana sistem load balancing PCC dan sistem peringatan notifikasi

Telegram dapat membuat jaringan menjadi lebih stabil dan efisien.

1.3 Batasan Masalah

Adapun rumusan hal-hal yang membatasi penelitian secara subjek dan objek

penelitian agar ruang lingkup menjadi lebih jelas, fokus, dan lebih spesifik adalah:

1. Router yang digunakan sebagai ISP adalah Huawei HG824H dan TP-Link TL

WR840N. Sementara, platform yang digunakan untuk sistem peringatan

adalah aplikasi Telegram

2. Metode yang digunakan load balamcing pada MikroTik adalah metode PCC

dan metode yang digunakan untuk sistem peringatan notifikasi Telegram

adalah metode long-polling.

3. Perbandingan QoS load balancing menggunakan parameter throughput,

packet loss, dan delay, sementara untuk QoS failover dengan menggunakan

parameter delay. Perbandingan untuk sistem peringatan notifikasi

menggunakan hasil waktu durasi.

4. Pengujian sistem pada penelitian ini dilakukan dengan pengunduhan video,

streaming video, internet speed tester, dan failover untuk pengujian load

balancing. Sementara, pengujian untuk sistem peringatan notifikasi Telegram

dengan menguji waktu setiap perubahan status pada host dan waktu

pengiriman pesan dengan sistem scheduluer.

1.4 Tujuan

Adapun tujuan dari pembuatan aplikasi ini adalah sebagai berikut:

1. Membuat rancang bangun load balancing dengan menggunakan metode PCC

untuk meningkatkan kinerja Quality of Service (QoS) pada Jaringan

Perusahaan.

2. Membuat rancang bangun sistem peringatan notifikasi Telegram untuk

mengawasi koneksi jaringan perusahaan dimanapun.

Page 21: ANALISIS LOAD BALANCING MENGGUNAKAN METODE PER …

4

Jurusan Teknik Informatika dan Konputer – Politeknik Negeri Jakarta

3. Merancang sebuah jaringan yang stabil dan efisien dengan load balancing

PCC dan juga dengan sistem peringatan notifikasi Telegram.

1.5 Manfaat

Adapun manfaat dari pembuatan aplikasi ini adalah sebagai berikut:

1. Meningkatkan kinerja QoS pada jaringan perusahaan dengan load balancing

PCC.

2. Mempermudah teknisi jaringan perusahaan untuk melakukan perbaikan jika

terjadi masalah pada jaringan perusahaan.

3. Dengan load balancing PCC dan sistem peringatan notifikasi Telegram, dapat

membuat kinerja jaringan maupun teknisi menjadi lebih baik dan mudah.

1.6 Metode Penyelesain Masalah

Adapun metode pelaksanaan tugas akhir adalah sebagai berikut:

1. Analisa Permasalahan: Tahap ini digunakan untuk mengetahui

permasalahan pengaturan pemakaian bandwidth, pengaturan akses jaringan,

dan topologi yang digunakan dalam penggunaan load balancer dan juga

mengetahui permasalahan yang terjadi saat pelaporan terjadinya suatu

gangguan melalui sistem peringatan Telegram.

2. Studi Literature: Bagian ini melibatkan dasar-dasar teori sebagai sumber

informasi. Teori-teori yang berkaitan dengan penelitian, seperti Load

Balancing, penggunaan Mikrotik RouterOS dan Telegram, dasar-dasar Load

Balacing, metode PCC, metode Long-Polling, dan dasar-dasar pembuatan

sistem notifikasi Telegram.

3. Analisa Kebutuhan: Tahap ini menganalisa kebutuhan yang digunakan untuk

dalam penelitian ini yang beupa segala alat dan bahan yang dibutuhkan untuk

penyelesaian masalah dan juga kebutuhan akses dan pengaturan pada jaringan.

4. Perancangan Sistem: Dari data-data yang didapatkan sebelumnya, tahap

desain ini menggunakan gambar topologi jaringan yang akan di bangun dalam

Page 22: ANALISIS LOAD BALANCING MENGGUNAKAN METODE PER …

5

Jurusan Teknik Informatika dan Konputer – Politeknik Negeri Jakarta

penerapan load balancer dan juga perancangan sistem untuk membangun

sistem peringatan status jaringan dengan Telegram.

5. Implementasi Sistem: Tahap ini adalah tahap untuk implementasi dan

pembangunan sistem peringatan status jaringan dan juga sistem load balancing

dengan metode PCC.

6. Uji coba dan Identifikasi Kesalahan: Tahap akhir dalam penelitian ini ada

tahap pengujian terhadap sistem load balancing dan juga sistem nontifikasi

Telegram. Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah sistem telah

berjalan lancar sehingga dapat menyelesaikan masalah sistem yang terjadi.

Page 23: ANALISIS LOAD BALANCING MENGGUNAKAN METODE PER …

6

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Pada bab ini membahas tentang landasan teori yang berhubungan dengan penelitian

tugas akhir ini. Bab ini juga menguraikan dengan jelas teori-teori yang menimbulkan

gagasan dan yang mendasari penelitian tugas akhir ini.

2.1 Penelitian Sejenis

Penelitian ini mengacu pada beberapa penulisan terkait yang telah dilakukan

sebelumnya, yaitu sebagai berikut:

1. Penelitian yang berjudul “Implementasi Load Balancing Menggunakan Metode

Per Connection Classifier (PCC) Dengan Failover Berbasis MikroTik Router

(Studi Kasus PT. Sumber Rejeki Power)” diteliti oleh Suryanto dan Hikmah

(2018). Penelitian ini membahas mengenai implementasi load balancing

menggunakan metode PCC pada PT. Sumber Rejeki Power dengan rancang

bangun dari GNS3. Parameter yang diukur pada hasil data dari transmitter dan

receive yang di awasi selama pengujian load balancing.

2. Penelitian yang berjudul “Implementasi Load Balancing 2 (Dua) ISP

Menggunakan Metode Per Connection Classifier (PCC)” yang diteliti oleh

Sadikin dan Ramadhan (2019). Penelitian ini membahas memanfaatkan dua ISP

menggunakan Load Balancing pada PT. Visionet Data Internasional. Metode

yang digunakan adalah metode PCC. Pengujian yang dilakukan dengan

melakukan pengunduhan file dan failover.

3. Penelitian yang berjudul “Simulasi Implementasi Load Balancing PCC

Menggunakan Simulator PCC” yang diteliti oleh Elhanafi, Lubis, et al (2018).

Penelitian ini membahas Implementasi load balancing dengan metode PCC

dengan menggunakan simulator GNS3. Pengujian yang dilakukan dengan

melakukan ping pada setiap PC.

Page 24: ANALISIS LOAD BALANCING MENGGUNAKAN METODE PER …

7

Jurusan Teknik Informatika dan Konputer – Politeknik Negeri Jakarta

4. Penelitian yang berjudul “Warning System Gangguan Konektivitas Jaringan Pada

BMKG Semarang Dengan Telegram Bot” diteliti oleh Sulistyo dan Sutanto

(2018). Penelitian ini membahas mengenai pembuatan warning system dengan

Telegram Bot untuk mengawasi kerusakan yang sering terjadi pada perangkat

jaringan seperti hub, bridge, router dan sebagainya pada BMKG Semarang.

Metode yang digunakan adalah metode prototype yang disesuaikan dengan

kebutuhan jaringan. Pengujian sistem yang dilakukan bedasarkan sistem up dan

down dan juga berdasarkan pengujian menggunakan scheduler.

5. Penelitian yang berjudul “Rancang Bangun Chat Bot Pada Server Pulsa

Menggunakan Telegram Bot API” diteliti oleh Nufsula dan Susanto (2018).

Penelitian ini membahas tentang penggunaan chat bot pada server pulsa

menggunakan Telegram Bot. Metode yang digunakan adalah metode long-

polling. Pengujian yang dilakukan adalah dengan melakukan Transaksu Pulsa

dan Cek Saldo dengan menggunakan Telegram.

6. Penelitian yang berjudul “Implementasi Telegram Notification Alert Pada

Network Monitoring System Dengan Nagios” yang diteliti oleh Rifai, Nuryadi, et

al (2019). Penelitian ini membahas tentang penggunaan notifikasi Telegram

untuk monitoring sistem. Platform yang digunakan adalah Nagios. Pengujian

yang dilakukan dengan melakukan dengan mengirimkan informasi yang didapat

menggunakan Nagios.

2.2 Internet (Interconnected Network)

ARPANET adalah sebutan yang digunakan sebelum menjadi Internet. Internet

merupakan singkatan dari Interconnected Network jika diartikan berarti rangkaian

komputer yang terhubung dari beberapa jaringan. Menurut Rahmadi (2003) dalam

modul pembelajaran internet mengatakan bahwa internet merupakan sebuah sebutan

untuk sekumpulan jaringan komputer yang dapat menghubungkan berbagai situs

akademik, pemerintahan, komersial, organisasi, hingga perorangan.

Page 25: ANALISIS LOAD BALANCING MENGGUNAKAN METODE PER …

8

Jurusan Teknik Informatika dan Konputer – Politeknik Negeri Jakarta

Internet berubah menjadi sebuah jaringan yang terbesar seiring perkembangannya

karena Shirky (1995) menjelaskan Internet mengandung sejumlah standar untuk

melewatkan informasi dari satu jaringan ke jaringan lainnya, sehingga jaringan-jaringan

di seluruh dunia dapat berkomunikasi.

2.3 ISP (Internet Service Provider)

Internet Service Provider (ISP) merupakan perusahaan atau badan usaha yang menjual

koneksi internet atau sejenisnya kepada pelanggan. ISP sangat identik dengan jaringan

telepon, karena ISP menjual koneksi atau access internet melalui jaringan telepon.

Seperti salah satunya adalah Telkomnet instant dari Telkom. Perkembangan teknologi

ISP tidak hanya dengan menggunakan jaringan telepon tetapi dapat menggunakan

teknologi lain seperti fiber optic, wireless. ISP juga mempunyai jaringan secara

domestic maupun internasional sehingga pelanggan atau pengguna dari sambungan

yang disediakan oleh ISP dapat terhubung ke jaringan internet global. Jaringan berupa

media transmisi yang dapat mengalirkan data yang menggunakan kabel dan radio

frequency (Rf) (Wijaya, 2016).

2.4 Jaringan Komputer

Menurut Ramadhan (2006), jaringan komputer adalah sekumpulan komputer, serta

perangkat-perangkat lain pendukung komputer yang saling terhubung dalam suatu

kesatuan. Media jaringan komputer dapat melalui kabel atau tanpa kabel sehingga

memungkinkan pengguna jaringan komputer dapat saling melakukan pertukaran

informasi, seperti dokumen dan data, dapat juga melakukan pencetakan pada printer

yang sama dan bersama-sama memakai perangkat keras dan perangkat lunak yang

terhubung dengan jaringan. Setiap komputer, ataupun perangkat-perangkat yang

terhubung dalam suatu jaringan disebut dengan node. Dalam sebuah jaringan komputer

dapat mempunyai dua, puluhan, ribuan atau bahkan jutaan node.

Menurut Zaki (2010), manfaat yang didapat dalam membangun jaringan komputer,

yaitu:

Page 26: ANALISIS LOAD BALANCING MENGGUNAKAN METODE PER …

9

Jurusan Teknik Informatika dan Konputer – Politeknik Negeri Jakarta

a) Sharing resource

Sharing resource bertujuan agar seluruh program, peralatan atau peripheral

lainnya dapat dimanfaatkan oleh setiap orang yang ada pada jaringan komputer

tanpa terpengaruh oleh lokasi maupun pengaruh dari pemakai.

b) Media Komunikasi

Jaringan komputer memungkinkan terjadinya komunikasi antar pengguna, baik

untuk teleconference maupun untuk mengirim pesan atau informasi yang

penting lainnya.

c) Integrasi Data

Jaringan komputer dapat mencegah ketergantungan pada komputer pusat,

karena setiap proses data tidak harus dilakukan pada satu komputer saja,

melainkan dapat didistribusikan ke tempat lainnya.

d) Pengembangan dan Pemeliharaan

Jaringan komputer juga memudahkan pemakai dalam merawat hardisk dan

peralatan lainnya, misalnya untuk memberikan perlindungan terhadap serangan

virus maka pemakai cukup memusatkan perhatian pada hardisk yang ada pada

komputer pusat.

e) Keamanan Data Sistem

Jaringan komputer dapat memberikan perlindungan terhadap data. Karena

pemberian dan pengaturan hak akses kepada para pemakai, serta teknik

perlindungan terhadap hardisk sehingga data mendapatkan perlindungan yang

efektif.

f) Web Browsing

Web browsing dapat digunakan untuk mengakses informasi yang ada pada

jaringan. Hampir setiap orang pernah menggunakan browser web (seperti

Internet Explorer, Mozilla Firefox, Netscape, Opera dan yang lainnya).

Page 27: ANALISIS LOAD BALANCING MENGGUNAKAN METODE PER …

10

Jurusan Teknik Informatika dan Konputer – Politeknik Negeri Jakarta

2.5 Monitoring

Menurut Indriani, et al (2015) monitoring adalah proses pengumpulan dan analisis

informasi berdasarkan indikator yang ditetapkan secara sistematis dan kontinu tentang

kegiatan atau program sehingga dapat dilakukan tindakan koreksi untuk

penyempurnaan program atau kegiatan itu selanjutnya.

Monitoring dapat memberikan informasi tentang status dan kecenderungan bahwa

pengukuran dan evaluasi yang diselesaikan berulang dari waktu ke waktu, pemantauan

umumnya dilakukan untuk tujuan tertentu, untuk memeriksa terhadap proses berikut

objek atau untuk mengevaluasi kondisi atau kemajuan menuju tujuan hasil manajemen

atas efek tindakan dari beberapa jenis antara lain tindakan untuk mempertahankan

manajemen yang sedang berjalan hal ini dijelaskan oleh Malik (2005) di dalam

bukunya.

2.6 API (Artificial Programming Interface)

Gambar 2. 1 Cara Kerja API (Artifical Programming Interface)

Menurut Webber, et al (2010) API sebuah software interface yang terdiri sebuah

sekumpulan intruksi yang dalam sebuah bentuk library dan menjelaskan bagaimana

suatu software dapat berinteraksi dengan yang lainnya.

Setiawan (2014) menyatakan dalam API itu terdapat fungsi-fungsi atau perintah-

perintah untuk menggantikan bahasa yang digunakan dalam sistem calls dengan

bahasa yang lebih terstruktur dan mudah dimengerti oleh programmer. Fungsi yang

dibuat dengan menggunakan API tersebut kemudian akan memanggil system calls

Page 28: ANALISIS LOAD BALANCING MENGGUNAKAN METODE PER …

11

Jurusan Teknik Informatika dan Konputer – Politeknik Negeri Jakarta

sesuai dengan sistem operasinya. Tidak tertutup kemungkinan nama dari sistem calls

sama dengan nama di API.

2.7 ICMP (Internet Control Message Protocol)

Effendi (2012) menjelaskan Internet Control Message Protocol (ICMP) merupakan

protokol yang berada di layer tiga yang berfungsi untuk memastikan bahwa host

tujuan dalam bisa diakses atau tidak. Secara teknis ICMP adalah mekanisme error

reporting untuk gateway sehingga dapat memberitahu sumber mengenai kesalahan

yang terjadi. Sedangkan untuk koreksinya diserahkan pada program aplikasi yang

ada pada pengirim. Pesan ICMP ini selalu dikirimkan kepada gateway awal. Ada dua

kemungkinan ketika ICMP request packet ditolak oleh host tujuan. Untuk

kemungkinan pertama adalah host tujuan dalam keadan tidak aktif dan yang kedua

bahwa port ICMP sedang dalam keadaan tertutup sehingga tidak bisa diakses oleh

pengguna.

2.8 LAN (Local Area Network)

Local Area Network (LAN) merupakan jaringan komputer terkecil untukpemakaian

pribadi. Local Area Network (LAN) memiliki skala jangkauan mencakup 1 KM

hingga 10 KM, dalam bentuk koneksi wired (kabel), wireless (nirkabel), maupun

kombinasi keduanya (Agus, 2014).

Jaringan Local Area Network (LAN) umum juga disebut sebagai intranet. Local Area

Network (LAN) berbeda dengan jaringan internet. Sesuai namanya, jaringan ini

bersifat private, yaitu hanya diperuntukkan bagi pengguna di dalam internal

organisasi/ perusahaan/instansi/ruangan bersangkutan saja.

2.9 DHCP (Dynamic Host Configuration System)

DHCP merupakan salah satu protokol standar di jaringan komputer yang berfungsi

untuk membantu pengguna jaringan komputer memperoleh alamat (IP address)

secara cepat dan otomatis. DHCP diciptakan berdasarkan kenyataan bahwa semakin

banyak perangkat yang terhubung ke jaringan komputer serta kecenderungan

Page 29: ANALISIS LOAD BALANCING MENGGUNAKAN METODE PER …

12

Jurusan Teknik Informatika dan Konputer – Politeknik Negeri Jakarta

pengguna 24 untuk dapat mudah terkoneksi ke jaringan tanpa harus repot melakukan

konfigurasi alamat jaringan secara manual. DHCP banyak diterapkan di beragam

jaringan dan sistem operasi. DHCP mendukung pengalamatan baik IPv4 maupun

IPv6. (Towidjojo, 2012)

2.10 Ping

Ping adalah sebuah program dasar yang digunakan untuk memastikan bahwa

jaringan yang dituju dapat memberikan respon yang baik atau tidak. Biasanya ping

digunakan jika terjadi masalah atau untuk menguji suatu jaringan tertentu. Ping juga

berfunsgi untuk mengetahui status up/down suatu perangkat. Perintah ping akan

ditemukan pada setiap terminal atau pada Windows biasanya disebut CMD

(Command Prompt). Untuk melakukan ping dapat menggunakan perintah ping (dns

atau IP perangkat). Pada saat melakukan ping adapun balasan yang sering diterima,

yaitu:

Tabel 2. 1 Jenis Pesan Ping

Jenis Pesan Tampilan Pesan Arti

Reply Reply from 8.8.8.8: bytes=32

time=463ms TTL=52

Hasil dari ping ini

mendapatkan balasan dari host

yang dituju.

Request Time

Out

Request Timed Out Hasil dari ping ini Jaringan

tidak menemukan alamat

tujuan dalam waktu yang

diberikan pada saat

melakukan ping.

Destination

Unreachable

Reply from 8.8.8.8:

Destination host unreachable

Hasil dari ping ini Jaringan

yang dituju dihalangi oleh

firewall atau tidak diizinkan

Page 30: ANALISIS LOAD BALANCING MENGGUNAKAN METODE PER …

13

Jurusan Teknik Informatika dan Konputer – Politeknik Negeri Jakarta

2.11 Telegram

Gambar 2. 2 Logo official Telegram

(sumber: https://web.telegram.org/#/login/)

Telegram adalah sebuah aplikasi messanger yang berfokus pada kecepatan dan

keamanan. Telegram menyediakan layanan pengiriman pesan instan multiplatform

yang berbasis cloud (komputasi awan). Telegram menyediakan sebuah fitur yang

memiliki keunggulan yaitu dengan mempunyai fitur channel dan Telegram Bot

yang dapat digunakan untuk membuat sistem broadcasting dan pengawasan

internet. (Telegram, 2013)

Telegram FZ LLC (2013) menyatakan aplikasi Telegram lebih aman dibandingkan

aplikasi messanger lainnya seperti what’s app dan Line. Telegram berbasis

MTProto protocol, yang dibangun atas algoritma yang telah teruji untuk membuat

tingkat keamanan lebih kompatibel dengan pengiriman pesan yang cepat dan dalam

keadaan kondisi koneksi yang lemah. Telegram mendukung dua layers of secure

system, yaitu Server-Client Encryption yang digunakan di Cloud Chats (private dan

group chat), sementara chat rahasia menggunakan tambahan layers yaitu client-

client encryption. Semua data, dengan terlepas dari tipe, dienkripsi dengan cara yang

sama – maupun itu adalah teks, media atau files.

Romdlon (2016) menyatakan Telegram mempunyai fitur yang hampir sama dengan

layanan pengiriman pesan lainnya tetapi yang membuat aplikasi chatting ini berbeda

adalah Telegram mempunyai fitur channel dan bot yang dapat digunakan untuk

broadcasting dan pemantau aktivitas internet, Telegram Bot adalah sebuah program

kecil yang dijalankan dalam Telegram. Telegram Bot dapat melihat public name,

Page 31: ANALISIS LOAD BALANCING MENGGUNAKAN METODE PER …

14

Jurusan Teknik Informatika dan Konputer – Politeknik Negeri Jakarta

username dan gambar profile seperti pada umumnya dan lagi Telegram Bot dapat

mengirimkan pesan.

Menurut Widowati (2019) Telegram yang di rilis pada tanggal 14 Augustus 2013

ini disebut sebagai aplikasi pengirim pesan paling terlaris di 46 Negara dan memiliki

200 juta pengguna aktif per-bulan.

2.12 Long-polling

Gambar 2. 3 Diagram proses Long-polling berjalan.

Long-polling adalah metode default untuk pembuatan Bot dari Telegram. Metode ini

digunakan untuk meminimalkan latency dalam pengiriman pesan dari server-client

dan sistem jaringan. Pada metode ini server akan menanggapi permintaan hanya pada

saat waktu tertentu, saat perubahan status, atau saat terjadi timeout. Ketika server

mengirim long-polling response, client akan mengirimkan long-polling request

sehingga server akan mengekseskusi sebuah pesan pada clent yang menghasilkan

server-client dapat saling berkomunikasi. Mekanisme metode long-polling ini dapat

diterapkan pada koneksi HTTP yang persisten maupun yang tidak persisten.

Penggunaan pada koneksi HTTP yang persisten akan menghindari overhead

tambahan untuk membuat suatu TCP/IP untuk setiap long-polling request. (Ericsson,

et al., 2013)

Page 32: ANALISIS LOAD BALANCING MENGGUNAKAN METODE PER …

15

Jurusan Teknik Informatika dan Konputer – Politeknik Negeri Jakarta

2.13 Bandwidth

Menurut Riadi (2010), bandwidth merupakan suatu ukuran dari banyaknya informasi

yang dapat mengalir dari suatu tempat ke tempat lain dalam suatu waktu tertentu.

Satuan yang digunakan untuk mengukur bandwidth adalah bite per second (bps).

Traffic bandwidth secara umum dikelompokkan menjadi dua jenis, yaitu:

a) Up Stream: bandwidth yang digunakan untuk mengirim data misalnya

adalaha mengirim file melalui FTP ke salah satu alamat jaringan).

b) Down Stream: bandwidth yang digunakan untuk menerima data misalnya

adalah menerima file atau data dari satu alamat jaringan).

Sekarang sudah menjadi umum jika kata bandwidth lebih banyak dipakai untuk

mengukur aliran data digital. Bandwidth dapat di definisikan sebagai kapasitas atau

daya tampung suatu channel komunikasi (medium komunikasi) untuk dapat dilewati

sejumlah traffic informasi atau data dalam satuan waktu tertentu.

2.14 MikroTik

Mikrotik adalah sistem operasi dan perangkat lunak yang dapat digunakan untuk

menjadikan komputer manjadi router network yang handal, mencakup berbagai fitur

yang dibuat untuk IP (Internet Protocol) network dan jaringan wireless, cocok

digunakan oleh ISP (Internet Service Provider), provider hotspot dan warnet

(Mikrotik, 2013).

Menurut Ardianto, et al (2016) berdasarkan fungsi dan cara kerjanya Mikrotik Router

bisa di bedakan menjadi dua yaitu perangkat lunak (software) dan perangkat keras

(hardware). Penggunaan mikrotik routerboard pada perangkat software

menggunakan aplikasi winbox yang bisa dioperasikan pada komputer sehingga dapat

membagi koneksi internet pada user. Mikrotik routerboard memiliki fitur yang sangat

lengkap diantaranya: Firewall dan NAT, Routing, Hotspot, Point to Point Tunneling

Protocol, DNS server, DHCP server, dan Manajemen bandwidth.

Page 33: ANALISIS LOAD BALANCING MENGGUNAKAN METODE PER …

16

Jurusan Teknik Informatika dan Konputer – Politeknik Negeri Jakarta

MikroTik saat ini telah mendukung sistem ISP dengan wireless untuk jalur data

internet di banyak negara, antara lain Iraq, Kosovo, Sri Lanka, Ghana dan banyak

negara lainnya. Berbagai pengembangan telah dilakukan hingga saat ini dengan

tersedianya perangkat lunak sistem router versi 2 yang menjamin kestabilan, control,

dan fleksibilitas pada berbagai media antara muka dan sistem routing dengan

menggunakan komputer sebagai hardware. (Herlambang, 2008)

2.15 RouterOS (Winbox)

Gambar 2. 4 Halaman utama Winbox

Winbox digunakan untuk mengakses fitur-fitur router Mikrotik, yaitu konfigurasi

dan manajemen, dengan menggunakan Graphic User Interface (GUI). Semua fungsi

antarmuka WinBox adalah sedekat mungkin dengan fungsi konsol: semua fungsi

WinBox yang persis dalam hirarki yang sama di Terminal Konsol dan sebaliknya,

kecuali fungsi yang tidak diimplementasikan di WinBox. Itu sebabnya tidak ada

bagian WinBox di manual. WinBox plugin di-cache pada disk lokal untuk setiap

versi Mikrotik RouterOS. Plugin yang tidak diunduh, jika mereka dalam cache, dan

router belum diperbaharui sejak terakhir kali diakses. (Pambudi, 2011)

2.16 Load Balancing

Berdasarkan dari jurnal yang dibentuk Yuliana (2012) load balancing adalah sebuah

konsep yang gunanya untuk menyimbangkan beban atau muatan pada instruktur dari

Teknologi Informasi sebuah perusahaan. Agar seluruh departemen dapat

memanfaatkan secara maksimal dan optimal yang berfungsi menggabungkan

Page 34: ANALISIS LOAD BALANCING MENGGUNAKAN METODE PER …

17

Jurusan Teknik Informatika dan Konputer – Politeknik Negeri Jakarta

beberapa line Imtermet Services Provider. Jaringan sangat penting bila skala dalam

jaringan komputer semakin lama semakin tinggi. Load balancing atau

penyeimbangan beban dalam jaringan sangat penting bila skala dalam jaringan

komputer makin besar demikian juga traffic data yang ada dalam jaringan komputer

semakin lama semakin tinggi.

Layanan load balancing memungkinkan pengaksesan sumber daya dalam jaringan

di distribusikan ke beberapa host lainnya agar tidak terpusat sehingga unjuk kerja

jaringan komputer secara keseluruhan bisa stabil. Ketika sebuah sebuah server

sedang diakses oleh para pengguna, maka sebenarnya server tersebut sebenarnya

sedang terbebani karena harus melakukan proses permintaan kepada para

penggunanya. Jika penggunanya banyak maka prosesnya pun banyak. Solusi yang

paling ideal adalah dengan membagi-bagi beban yang datang ke beberapa server. Jadi

yang melayani pengguna tidak hanya terpusat pada satu perangkat saja. Teknik ini

disebut Teknik load balancing.

2.17 PCC (Per Connection Classifier)

PCC atau kepanjangan dari Per Connection Classfier adalah metode

pengelompokkan trafik koneksi yang melalui atau keluar masuk router menjadi

beberapa kelompok. Pengelompokkan ini bisa dibedakan berdasarkan src-address,

dst-address, src-port, dan dst-port. Router akan mengingat-ingat jalur gateway yang

dilewati di awal trafik koneksi, sehingga pada paket-paket selanjutnya yang

berkaitan dengan koneksi sebelumnya akan dilewatkan pada gateway yang sama

juga. (MikroTik, 2005)

Menurut Herdiansyah (2015) load balancing dengan menggunakan PCC dilakukan

dengan mengambil sejumlah field tertentu dari header IP dan membaginya menjadi

nilai 32 bit menggunakan algoritma hashing. Algoritma hashing adalah algoritma

untuk mengubah sebuah nilai string atau karakter menjadi sebuah nilai 32 bit yang

sudah pasti, sehingga paket pada header IP yang sama akan menghasilkan nilai

hashing yang sama. Dengan menggunakan metode ini Router akan mencatat

Page 35: ANALISIS LOAD BALANCING MENGGUNAKAN METODE PER …

18

Jurusan Teknik Informatika dan Konputer – Politeknik Negeri Jakarta

terhadap jalur gateway yang dilalui oleh awal koneksi, sehinga pada paket-paket

selanjutnya yang masih berkaitan dengan koneksi awalnya akan dilalui dengan jalur

gateway yang sama. Hal ini merupakan kelebihan menggunakan metode PCC

dengan metode yang lain yang dimana sering terjadi kegagalan yang disebabkan

oleh perpindahan gateway.

2.18 QoS (Quality of Services)

QoS adalah kemampuan suatu jaringan untuk menyediakan layanan yang baik

dengan menyediakan layanan bandwidth, mengatasi delay. Parameter QoS adalah

latency, packet loss, throughput, MOS, echo cancellation dan PDD. QoS sangat

ditentukan oleh kualitas jaringan yang digunakan. Terdapat beberapa faktor yang

dapat menurunkan nilai QoS, seperti redaman, distorsi, dan noise (Fathoni, 2011).

Sementara, menurut Ningsih, et al (2004) kualitas QoS adalah kemapuan sebuah

jaringan untuk menyediakan layanan trafik yang melewatinya. QoS menggunakan

sistem arsitektur end-to-end dan bukan merupakan sebuah feature yang dimiliki

oleh jaringan merujuk ke tingkat kecepatan dan keandalan penyampaian berbagai

jenis beban.

Riandi (2016) menyatakan Quality of Service merupakan sebuah metode

pengukuran tentang seberapa baik jaringan dan merupakan usaha untuk

mendefinisikan karateristik dan sifat suatu layanan. Quality of Service digunakan

untuk mengukur sekumpulan atribut kinerja yang telah dispesifikasikan dan

biasanya diasosiasikan dengan suatu layanan

QoS sendiri memiliki beberapa parameter yang dapat digunakan untuk megukur

atribut kinerja,yaitu:

a. Throughput

Menurut Kamarullah (2011), Throughput yaitu kemampuan sebenarnya pada suatu

jaringan dalam pengiriman data. Biasanya throughput selalu dikaitkan dengan

Page 36: ANALISIS LOAD BALANCING MENGGUNAKAN METODE PER …

19

Jurusan Teknik Informatika dan Konputer – Politeknik Negeri Jakarta

bandwidth karena throughput memang bisa disebut juga dengan bandwidth dalam

kondisi sebenarnya. Troughput mengambil satuan bits per second (bps) dengan

begitu throughput lebih menggambarkan bandwidth yang sebenarnya pada suatu

waktu dan pada kondisi dan jaringan tertentu yang digunakan untuk mengunduh

suatu file dengan ukuran tertentu.

Nilai throughput dapat diketahui dengan persamaan sebagai berikut:

𝑇ℎ𝑟𝑜𝑢𝑔ℎ𝑝𝑢𝑡 =𝑃𝑎𝑘𝑒𝑡 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑡𝑒𝑟𝑖𝑚𝑎

𝐿𝑎𝑚𝑎 𝑃𝑒𝑛𝑔𝑖𝑟𝑖𝑚𝑎𝑛 𝑃𝑎𝑘𝑒𝑡 𝑚𝑒𝑙𝑎𝑙𝑢𝑖 𝑘𝑎𝑛𝑎𝑙… … … … … (2.1)

Sebagai standar pengukuran, TIPHON atau kepanjangan dari Telecommunications

and Internet Protocol Harmonization Over Networks mengeluarkan sebuah standar

yang memiliki empat pernyataan:

Tabel 2. 2 Standar TIPHON Throughput

Kategori Throughput Throughput (bps) Indeks

Sangat Bagus 100 4

Bagus 75 3

Sedang 50 2

Jelek <25 1

(sumber: TIPHON)

a. Packet loss

Packet Lost adalah persentase paket yang hilang selama mentransmisikan data. Hal

ini disebabkan oleh banyak faktor seperti penurunan sinyal dalam media jaringan,

kesalahan perangkat keras jaringan, atau juga radiasi dari lingkungan sekitar. Pada

beberapa network transfer protocol seperti TCP yang bersifat connection oriented,

menyediakan pengiriman kembali (restransmission) atau pengiriman secara

otomatis (resends) paket yang hilang selama proses transmisi walau segmen telah

tidak diakui. (Y, et al., 2006).

Page 37: ANALISIS LOAD BALANCING MENGGUNAKAN METODE PER …

20

Jurusan Teknik Informatika dan Konputer – Politeknik Negeri Jakarta

Nilai packet loss dapat diketahui dengan persamaan sebagai berikut:

𝑃𝑎𝑐𝑘𝑒𝑡 𝑙𝑜𝑠𝑠 =(𝑃𝑎𝑘𝑒𝑡 𝑑𝑖𝑘𝑖𝑟𝑖𝑚 − 𝑃𝑎𝑘𝑒𝑡 𝑑𝑖𝑡𝑒𝑟𝑖𝑚𝑎)

𝑃𝑎𝑘𝑒𝑡 𝑑𝑖𝑘𝑖𝑟𝑖𝑚𝑋 100% … … … … … (2.2)

Sebagai standar pengukuran, TIPHON atau kepanjangan dari Telecommunications

and Internet Protocol Harmonization Over Networks mengeluarkan sebuah standar

yang memiliki empat pernyataan:

Tabel 2. 3 Standar TIPHON Packet Loss

Kategori Packet loss Packet losst (%) Indeks

Sangat Bagus 0 4

Bagus 3 3

Sedang 15 2

Jelek 25 1

(sumber: TIPHON)

b. Delay

Delay atau latency atau round trip time delay, adalah waktu yang dibutuhkan untuk

sebuah paket yang dikirimkan dari suatu komputer ke komputer yang dituju. Delay

dalam sebuah proses transmisi paket dalam sebuah jaringan komputer disebabkan

karena adanya antrian yang panjang, atau mengambil rute lain untuk menghindari

kemacetan pada routing. (Lorenz, et al., 2002)

Nilai rata-rata delay dapat diketahui dengan persamaan sebagai berikut:

𝑟𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎 𝐷𝑒𝑙𝑎𝑦 =∑Delay

𝑃𝑎𝑘𝑒𝑡 𝑑𝑖𝑡𝑒𝑟𝑖𝑚𝑎… … … … … (2.3)

Sebagai standar pengukuran, TIPHON atau kepanjangan dari Telecommunications

and Internet Protocol Harmonization Over Networks mengeluarkan sebuah standar

yang memiliki empat pernyataan:

Page 38: ANALISIS LOAD BALANCING MENGGUNAKAN METODE PER …

21

Jurusan Teknik Informatika dan Konputer – Politeknik Negeri Jakarta

Tabel 2. 4 Standar TIPHON Delay

Kategori Delay Delay (ms) Indeks

Sangat Bagus < 150 ms 4

Bagus 150 ms s/d 300 ms 3

Sedang 300 ms s/d 450 ms 2

Jelek > 450 ms 1

(sumber: TIPHON)

Page 39: ANALISIS LOAD BALANCING MENGGUNAKAN METODE PER …

22

BAB III

PERANCANGAN DAN REALISASI

3.1 Deskripsi Sistem

Terdapat dua buah sistem yang akan dirancang dan dibangun pada penelitian ini,

yaitu sistem load balancing dengan menggunakan metode PCC dan sistem

peringatan melalui pesan notifikasi Telegram.

1. Skema Topologi Jaringan

Gambar 3. 1 Skema Topologi Jaringan Penelitian

Gambar 3.1 merupakan gambar skema untuk topologi jaringan pada penelitian ini.

Ro. Gateway adalah nama router MikroTik yang digunakan pada penelitian ini

terhubung dengan dua internet dan satu koneksi LAN. ISP 1 merupakan jalur primer

atau jalur utama untuk penyaluran bandwidth internet sementara ISP 2 merupakan

jalur backup atau cadangan untuk penyaluran bandwidth internet. Kedua jalur

koneksi ini akan dikelola pada Ro. Gateway untuk load balancing dan juga sebagai

pusat request yang digunakan MikroTik untuk mengirimkan pesan pengingat jika

Page 40: ANALISIS LOAD BALANCING MENGGUNAKAN METODE PER …

23

Jurusan Teknik Informatika dan Konputer – Politeknik Negeri Jakarta

terjadi status perubahan koneksi internet pada admin. Pada penelitian ini pengaturan

Ethernet pada MikroTik diatur sebagai berikut:

a) Ethernet 1 dihubungkan dengan jalur koneksi Internet ISP 1.

b) Ethernet 2 dihubungkan dengan jalur koneksi Internet ISP 2.

c) Ethernet 3 dihubungkan dengan jalur masuk LAN.

2. Load Balancing dengan metode Per Connection Classifier dan Failover pada

MikroTik

Pada pembangunan load balancing metode yang digunakan adalah metode Per

Connection Classifier (PCC). Metode ini digunakan untuk mendistribusikan beban

traffic pada dua jalur atau lebih jalur koneksi secara seimbang sehingga sistem

jaringan dapat berjalan dengan seimbang dan juga optimal.

Pembagian bandwidth dalam penggunan metode Load Balancing ini sangat berbeda

dengan pembagian bandwidth dengan rumus matematika melainkan dengan

menggunakan konfigurasi antara jalur internet. Dengan menggunakan metode Load

Balance ini, bandwidth yang di dapatkan tidak akan menambah besar, tetapi hanya

membagi trafik dari kedua bandwidth sehingga dapat memaksimalkan troughput

dan juga dapat menghindari overload pada salah satu jalur koneksi.

Metode load balancing memanfaatkan ICMP echo request sebagai sensor kondisi

jalur koneksi internet. Selain itu, mangle dan PCC digunakan untuk menandai paket

data yang datang berdasarkan rule yang ditetapkan admin, parameternya terdapat

pada header IP. Setelah dikelola, kedua jalur koneksi ini akan diteruskan pada

koneksi LAN sehingga dapat digunakan.

Sementara, failover digunakan pada saat transisi dari jalur primer ke jalur backup

atau sebaliknya mengalami permasalahan downtime. Ketika transisi terjadi, router

akan melakukan pemeriksaan gateway primer dengan mengirimkan ICMP echo

request melalui ping. Apabila sistem mendapatkan hasil reply sistem akan berpindah

Page 41: ANALISIS LOAD BALANCING MENGGUNAKAN METODE PER …

24

Jurusan Teknik Informatika dan Konputer – Politeknik Negeri Jakarta

secara rekrusif, maka koneksi tersebut akan diarahkan ke gateway primer sesuai

dengan rule dengan prioritasnya. Sehingga jika jalur primer terputus, maka router

akan merubah gateway ke jalur backup secara otomatis.

3. Integrasi MikroTik dalam Membangun Sistem Peringatan Perubahan

Status Koneksi Melalui Pesan Notifikasi Telegram

Pada pembuatan bot pada pembangunan sistem peringatan melalui Telegram

menggunakan metode long polling. Telegram termasuk dalam aplikasi cloud based

dan sebagai aplikasi enkripsi yang menyediakan enkripsi end-to-end dan juga self-

destruction Messages, dan juga infrastruktur multi-data center. Selain itu, Telegram

aplikasi pesan singkat yang bersifat realtime sehingga memberikan kemudahan

akses bagi pengguna dan juga sudah tersedia di berbagai platform. Telegram

merupakan pilihan yang aplikasi chat yang tepat untuk digunakan karena Telegram

menyediakan Open API dan protokol yang dapat digunakan dalam penelitian ini

selain itu Telegram juga merupakan aplikasi chat tercepat dan teraman.

Perancangan sistem peringatan yang menggunakan notifikasi Telegram yang

dibangun ini memanfaatkan modul Netwatch yang terdapat pada Mikrotik dan juga

fitur Telegram Bot yang di implementasikan sendiri oleh tim developer Telegram

sebagai suatu keunggulan fitur Telegram. Telegram Bot ini akan mengirimkan suatu

pesan (peringatan) secara automatis jika terjadi sebuah perubahan pada jaringan.

Telegram Bot ini akan berbentuk seperti sebuah akun pada umumnya tetapi

dikendalikan oleh running code yang di implementasikan pada Mikrotik. Telegram

Bot ini dapat berinteraksi dengan pengguna (user) dengan mengirimkan perintah

(command) di ruang chat. Berikut adalah rancangan yang digunakan untuk

perangkat yang akan diamati.

Page 42: ANALISIS LOAD BALANCING MENGGUNAKAN METODE PER …

25

Jurusan Teknik Informatika dan Konputer – Politeknik Negeri Jakarta

3.1.1 Cara Kerja Sistem

Pada bagian ini menjelaskan tentang cara kerja sistem dari load balancing dengan

metode Per Connection Classifier dan Failover pada MikroTik dan juga cara kerja

sistem peringatan perubahan status koneksi melalui pesan notifikasi Telegram.

1. Cara Kerja Sistem Load Balancing dan Failover pada MikroTik

Penelitian ini menggunakan metode PCC dengan menggunakan modul mangle yang

termasuk pada bagian Firewall Mikrotik untuk implementasikan loadbalance.

No Nama Host IP Address Status Pesan

1 Router Gateway 192.168.8.1

192.168.0.1

UP Info Jaringan Internet:

Koneksi Jaringan Local ke

Router > OK. Dari hasil

ping ke [$host] pada [

$datetime]

2 ISP 1 192.168.8.1 UP Info Ro.Gateway Report:

koneksi jaringan ISP1 >

UP pada [$datetime]

3 ISP 1 192.168.8.1 DOWN Alert! Ro.Gateway Report:

koneksi jaringan ISP1 >

DOWN pada [$datetime]

4 ISP 2 192.168.0.1 UP Info Ro.Gateway Report:

koneksi jaringan ISP2 >

UP pada [$datetime]

5 ISP 2 192.168.0.1 DOWN Alert! Ro.Gateway Report:

koneksi jaringan ISP2 >

DOWN pada [$datetime]

6 LAN 192.168.1.1 UP Info: LAN Report: Koneksi

Jaringan Router ke LAN >

UP pada [$datetime]

7 LAN 192.168.1.1 DOWN Alert! LAN Report:

Koneksi Jaringan Router ke

LAN > DOWN pada

[$datetime]

Page 43: ANALISIS LOAD BALANCING MENGGUNAKAN METODE PER …

26

Jurusan Teknik Informatika dan Konputer – Politeknik Negeri Jakarta

Modul ini digunakan untuk menandai (marking) pada paket data berdasarkan

pengelompokkan yang ditentukan. Pengelompokkan ini dibedakan berdasarkan src-

address (source address), dst-address (destination address), src-port (source port)

dan dst-port (destination port). Dengan menggunakan mangle router dapat bekerja

untuk mengingat jalur gateway yang dilewati diawal traffic koneksi, sehingga paket

data yang datang selanjutnya yang masih berkaitan dengan koneksi awalnya akan

dilewatkan pada jalur yang sama.

Gambar 3. 2 Skema cara kerja PCC menggunakan modul mangle

Sebagai contohnya, pada gambar 3.2 sebuah paket data datang melalui jalur koneksi ISP

(Internet Service Provider) A dan setelah dikelola paket data tersebut dikeluarkan

melalui jalur koneksi ISP A begitu seterusnya dengan paket data lain yang berdatangan.

Gambar 3. 3 Skema cara kerja PCC menggunakan modul mangle jika jaringan A terputus

Tetapi ada waktu dimana ISP A tiba-tiba terputus sehingga paket data tidak bisa masuk

dan keluar seperti pada gambar 3.3 diatas. Disinilah mangle berperan ketika jalur ISP A

terputus, jalur ISP B yang merupakan jalur koneksi cadangan akan mengambil alih dan

Page 44: ANALISIS LOAD BALANCING MENGGUNAKAN METODE PER …

27

Jurusan Teknik Informatika dan Konputer – Politeknik Negeri Jakarta

membuat paket data kembali berjalan normal. Namun, pengaturan mangle ini tidak akan

bekerja dengan baik jika sebelumnya tidak membuat routing berdasarkan dengan mark-

route yang sudah dibuat. Sehingga apabila gateway terputus maka semua koneksi akan

masih terhubung seperti yang dijelaskan sebelumnya.

2. Cara Kerja Sistem Sistem Peringatan Perubahan Status Koneksi Melalui

Pesan Notifikasi Telegram

Pada bagian ini menjelaskan tentang cara kerja sistem dalam proses pembangunan

sistem peringatan perubahan status jaringan melalui Telegram. Sistem yang dibangun

ini akan memanfaatkan modul Netwatch yang terdapat pada Mikrotik. Modul ini

berfungsi untuk memonitor kondisi setiap host. Apabila terjadi gangguan atau

perubahan interface, sistem dapat mengirim sebuah notifikasi yang menerangkan status

jaringan melalui Telegram.

Cara kerja fitur Netwatch ini adalah dengan mengirimkan ping melalui protokol ICMP

(Internet Control Message Protocol) yang digunakan untuk mengirimkan laporan eror

pada protokol jaringan ke dalam alamat IP yang ditentukan nanti. Netwatch merupakan

modul yang dibuat pada Mikrotik untu memonitoring perangkat yang terhubung dengan

jaringan lokal. Sebagai contohnya, apabila kondisi jaringan internet sedang Up tetapi

kondisi jaringan lokal Down, Netwatch segera mengirimkan informasi pada pengguna

bahwa kondisi perangkat sedang dalam kondisi Down.

Gambar 3. 4 Integrasi Komponen Telegram Bot

Page 45: ANALISIS LOAD BALANCING MENGGUNAKAN METODE PER …

28

Jurusan Teknik Informatika dan Konputer – Politeknik Negeri Jakarta

Pada gambar 3.4 adalah gambar integrasi komponen dalam penelitian ini. Smartphone

terhubung dengan koneksi internet dimanfaatkan untuk berkomunikasi dengan

Telegram Server sehingga user menggunakannya sebagai jembatan antara penghubung

client dan bot server. Request dan update adalah dua istilah yang digunakan pada

implementasi ini. Mikrotik Ro. Gateway sebagai alat yang diawasi memberikan request

hasil perubahan pada Telegram Server sehingga Telegram Server akan menjalankan

proses polling dengan protokol HTTPS ke dalam server dan bot server dapat

memberikan update pada user berupa pengiriman pesan status jaringan terbaru.

Sistem peringatan ini terjadinya perubahan sistem pada jaringan perusahaan ini

menggunakan Telegram Bot API yang akan berjalan secara otomatis. Telegram Bot

akan dihubungkan dengan Router Mikrotik melalui Telegram Server sehingga keduanya

akan dapat berkomunikasi antar satu sama lain. Setelah melakukan pembuatan Bot

nantinya akan mendapatkan sebuah Token API dari Telegram. Token API ini akan di

implementasikan pada Router Mikrotik dengan menggunakan fitur Netwatch dengan

melakukan pengujian koneksi jika koneksi mengalami perubahan seperti halnya koneksi

terputus. Jika hal tersebut terjadi, Netwatch akan mengirimkan pesan notifikasi dari

Mikrotik ke aplikasi Telegram melalui Token API yang telah di implementasikan

sebelumnya.

3.1.2 Spesifikasi Sistem

Sistem yang akan dirancang dan dibangun menggunakan perangkat hardware dan

software pada PT. Reliance Sekuritas Indonesia Tbk yang memiliki spesifikasi sebagai

berikut.

Tabel 3. 1 List spesifikasi perangkat keras dan lunak yang disesuaikan pada PT. Reliance Sekuritas Indonesia Tbk

No Perangkat Spesifikasi

1 Router Huawei HG824H 2.4 – 5 GHz

2 Router TP-Link TL-WR840N 2.4-2.24835 GHz

3 Kabel UTP CAT5

Page 46: ANALISIS LOAD BALANCING MENGGUNAKAN METODE PER …

29

Jurusan Teknik Informatika dan Konputer – Politeknik Negeri Jakarta

4 PC Asus i5-72000 CPU, 4GB RAM

Virtual Machine

4 VMware Workstation v15 Proffesional, Freeware

Trial 30 days.

RouterOS MikroTik

5 MikroTik Virtual versi 6.47 v6.47, Opensources

6 WinBox v3.11

Aplikasi Messanger

7 Telegram v.2.6.0

Client OS

8 Windows XP V5.1, Build 2600

Selain hardware dan software seperti yang tertera di atas terdapat, alokasi IP Addess

yang digunkan pada masing-masing sistem. Tabel berikut merupakan alokasi IP address

yang digunakan dalam penelitian ini.

Tabel 3. 2 Alokasi alamat IP

No Interface IP Address Subnet Gateway

1 ISP 1 Telkom 192.168.8.1 255.255.255.0 192.168.8.1

2 ISP 2 Telkom 192.168.0.1 255.255.255.0 192.168.0.1

3 Ether1_ISP1 IP DHCP

4 Ether2_ISP2 192.168.0.113 255.255.255.0 192.168.0.1

5 Ether3_LAN 192.168.17.1 255.255.255.0 192.168.17.1

7 PC Client IP DHCP 192.168.17.1

IP DHCP yang didapatkan pada Ether1_ISP1 pada MikroTik di dapatkan dari ISP 1.

Sedangkan, IP DHCP untuk PC Client di dapatkan dari hasil konfigurasi DHCP Server

Page 47: ANALISIS LOAD BALANCING MENGGUNAKAN METODE PER …

30

Jurusan Teknik Informatika dan Konputer – Politeknik Negeri Jakarta

pada MikroTik. IP address 192.168.17.1 adalah IP address milik MikroTik yang

mengarah pada ether3_LAN yang dikonfigurasi secara statik dan IP address

192.168.0.113 adalah IP address MikroTik yang mengarah pada ether2_ISP2.

3.1.3 Diagram Blok

1. Diagram Blok Load Balancing dan Failover pada MikroTik

Gambar berikut adalah gambar dari diagram blok untuk pembuatan load balancing dan

failover pada MikroTik.

Gambar 3. 5 Diagram Blok Load Balancing dan Failover pad MikroTik

Pada gambar 3.5, ISP 1 digambarkan akan terhubung dengan MikroTik menggunakan

kabel UTP dari port 2 LAN pada Router HUAWEI HG824H ke Network Adapter

MikroTik yaitu Ether 1 atau VMnet2. Sementara itu, ISP 2 menggunakan wireless Wi-

Fi untuk terhubung ke MikroTik ke Network Adapter MikroTik pada Ether 2 atau

VMnet0. PC Client dan MikroTik terhubung antar satu sama lain menggunakan Ether

3 atau Network Adapter VMnet3.

2. Diagram Blok Integrasi MikroTik dalam Membangun Sistem Peringatan

Perubahan Status Koneksi Melalui Pesan Notifikasi Telegram.

Gambar berikut adalah gambar dari diagram blok untuk pembuatan integrasi MikroTik

dalam membangun sistem peringatan perubahan status koneksi melalui pesan notifikasi

Telegram.

Page 48: ANALISIS LOAD BALANCING MENGGUNAKAN METODE PER …

31

Jurusan Teknik Informatika dan Konputer – Politeknik Negeri Jakarta

Gambar 3. 6 Diagram Blok untuk sistem peringatan pesan notifikasi Telegram.

Pada gambar 3.6, digambarkan Ro. Gateway akan melakukan request pada server

Telegram melalui internet untuk memberikan update atau informasi terbaru tentang

perubahan status koneksi yang terjadi pada jaringan.

3.2 Realisasi Sistem

Setelah dirancang, selanjutnya sistem dibangun. Realisasi sistem dibagi menjadi tiga

bagian, yaitu realisasi untuk menghubungkan internet dengan VMware, realisasi load

balancing dengan menggunakan metode PCC dan faileover, dan realisasi dalam

membagun sistem peringatan melalui Telegram.

3.2.1 Realisasi untuk Menghubungkan Internet dengan VMware Workstation

Sebelum melakukan proses realisasi pada load balancing maupun realisasi pada

pembuatan sistem peringatan notifikasi Telegram, hal yang perlu dilakukan adalah

menghubungkan internet dengan VMware sehingga MikroTik dapat mengakses dan

menyalurkan internet pada jaringan pada nantinya.

Gambar 3. 7 Virtual Network Editor

Gambar 3.7 adalah gambar pengaturan dari Virtual Network Editor yang digunakan

untuk menghubungkan kedua ISP pada VMware. VMnet2 sebagai Ethernet 1 pada

MikroTik di bridge dengan menggunakan adapter komputer yaitu Realtek PCI GBE

Page 49: ANALISIS LOAD BALANCING MENGGUNAKAN METODE PER …

32

Jurusan Teknik Informatika dan Konputer – Politeknik Negeri Jakarta

Family Controller dan VMnet0 sebagai Ethernet 2 pada MikroTik yang di bridge

menggunakan adapter komputer Qualcom Atheros AR956x Wireless Network Adapter.

Setelah itu, dapat menghubungkan kedua VMnet adapter yang pada MikroTik OS pada

Virtual Machine Settings dengan custom VMnet seperti pada gambar 3.8 dibawah ini.

Gambar 3. 8 Virtal Machine Editor

3.2.2 Realisasi Sistem Load Balamcing dan Fileover dengan MikroTik

Pada bagian ini menjelaskan tentang proses kegiatan realisasi atau kofigurasi load

balancing dengan metode Per Connection Classifier (PCC) dengan menggunakan

Mikrotik. Berikut adalah penjelasan prosedur pembuatan atau realiasasi load balancing

jaringan PT. Reliance Sekuritas Indonesia Tbk dengan menggunakan metode Per

Connection Classifier (PCC):

1. Konfigurasi Interface

Pada MikroTik terdapat lima interface yang tersedia. Ketiga diantaranya digunakan

untuk interface jalur koneksi ISP 1, ISP 2, dan LAN. Interface Ethernet digunakan

untuk menghubungkan MikroTik OS dengan PC client dan kedua jalur koneksi ISP

yang sebelumnya sudah dirubah menjadi bridge pada virtual network editor. Script

konfigurasi yang dapat digunakan untuk merubah setelan Ethernet adalah:

Page 50: ANALISIS LOAD BALANCING MENGGUNAKAN METODE PER …

33

Jurusan Teknik Informatika dan Konputer – Politeknik Negeri Jakarta

Gambar 3. 9 Script konfigurasi interface

Interface Ethernet harus dalam keadaan aktif (enable) untuk mendapatkan IP address

dan akses Internet dengan cara sebagai berikut;

a. Mengubah nama interface “ether1” dan “ether2” menjadi “ether1_ISP1” dan

“ether2_ISP2” sehingga memudahkan proses konfigurasi untuk mengakses

internet menggunakan ISP1 dan ISP2.

b. Mengubah nama interface “ether3” menjadi “ether3_LAN” sehingga

memudahkan proses konfigurasi pada jalur koneksi LAN.

Setelah konfigurasi setelan Interface Ethernet pada Mikrotik Ro. Gateway dilakukan

maka perubahan Inteface yang terjadi seperti gambar 3.10 dibawah ini.

Gambar 3. 10 Tampilan Interface list

2. Konfigurasi IP Address

Konfigurasi IP address pada masing-masing Ethernet dibutuhkan agar sistem dapat

membedakan jalur koneksi setiap paket data yang masuk atau pun keluar. Konfigurasi

IP address dibagi dua yaitu menggunakan konfigurasi statis dan konfigurasi DHCP.

Konfigurasi statis pada penelitian ini digunakan untuk mengkonfigurasi IP address

jalue ISP 2 dan LAN. Script konfigurasi yang digunakan untuk membuat alamat IP

address sebagai berikut:

Page 51: ANALISIS LOAD BALANCING MENGGUNAKAN METODE PER …

34

Jurusan Teknik Informatika dan Konputer – Politeknik Negeri Jakarta

Gambar 3. 11 Script konfigurasi IP address statis

Sementara, jalur koneksi ISP 1 memggunakan konfigurasi DHCP Client sehingga

mendapatkan IP address yang ditentukan secara automatis pada interface.

Gambar 3. 12 Address list Mikrotik Ro. Gateway

Pada gambar 3.12 Huruf ‘D’ yang berada pada bagian kiri “ether1_ISP1” menandakan

bahwa IP address pada Ethernet tersebut ditentukan automatis (Dinamik) atau

ditentukan oleh DHCP berbeda dengan IP address pada “ether3_LAN” dan

“ether2_ISP2” yang harus dikonfigurasi secara statis.

3. Konfigurasi DNS

Konfigurasi Domain Network Server (DNS) pada Mikrotik Ro. Gateway digunakan

agar perangkat dapat mengakses internet. Script konfigurasi yang digunakan untuk

konfigurasi DNS sebagai berikut.

Gambar 3. 13 Script konfigurasi DNS.

Pada Gambar 3.13 merupakan script konfigurasi DNS. IP Address Server untuk DNS

yang digunakan adalah “8.8.8.8” dan sebagai alternate DNS adalah “8.8.4.4”.

Page 52: ANALISIS LOAD BALANCING MENGGUNAKAN METODE PER …

35

Jurusan Teknik Informatika dan Konputer – Politeknik Negeri Jakarta

Sementara itu, agar client dapat mengakses internet izinkan Remote Request pada

konfigurasi DNS.

4. Konfigurasi DHCP Server

Konfigurasi DHCP server untuk digunakan agar client mendapatkan IP address dengan

mudah. Nilai IP address range konfigurasi yang dapat diterima oleh client mulai dari IP

address 192.168.17.2 - 192.168.17.225. Script konfigurasi yang digunakan untuk

konfigurasi DHCP Server sebagai berikut.

Gambar 3. 14 Script konfigurasi DHCP Server

5. Konfigurasi Firewall Mangle

Gambar 3. 15 Konfigurasi mangle rule load balancing

Gambar 3.15 merupakan rangkaian dari konfigurasi mangle rule untuk implementasi

load balancing yang dibagi menjadi beberapa bagian, yaitu:

a. Mangle rule: Konfigurasi ‘mark connection’ pada paket yang datang

Page 53: ANALISIS LOAD BALANCING MENGGUNAKAN METODE PER …

36

Jurusan Teknik Informatika dan Konputer – Politeknik Negeri Jakarta

Menetapkan aturan pada setiap koneksi sehingga trafik paket data yang datang akan

ditandai dengan mark connection yaitu “ISP1_conn” dan “ISP2_conn” pada nterface

ISP 1 dan ISP 2 agar jaringan bisa mengenali paket dan mengetahui darimana paket itu

berasal. Script konfigurasi yang digunakan untuk membuat mangle rule ini sebagai

berikut.

Gambar 3. 16 Script konfigurasi mangle rule: ‘mark connection’paket yang datang.

Setelan konfigurasi yang digunakan pada script diatas pada gambar 3.16:

Chain yang digunakan adalah ‘prerouting’ digunakan untuk menandai paket

data yang datang pada jalur koneksi.

Dst. Address dikonfigurasi sesuai dengan subnet ISP “192.168.8.0/24” dan

“192.168.0.0/24.

In. Interface dikonfigurasi ke ‘ether3_LAN’ karena setiap paket yang datang

akan masuk ke jalur LAN.

Action pada script 1 dan 2 yang digunakan adalah ‘accept’ yang digunakan untu

menerima paket data yang berasal pada subnet “192.168.8.0/24” dan

“192.168.0.0/24” yang akan masuk ke jaringan LAN.

Action pada script 3 dan 4 yang digunakan adalah ‘mark-connection’ yang

digunakan menandai paket data yang datang sesuai sesuai dengan jalur koneksi

paket data tersebut.

b. Mangle rule: PCC

Membuat load balancing dengan metode Per Connection Classifier (PCC) pada

mangle. Rule internet koneksi yang digunakan adalah ‘both address’ dengan angka

Page 54: ANALISIS LOAD BALANCING MENGGUNAKAN METODE PER …

37

Jurusan Teknik Informatika dan Konputer – Politeknik Negeri Jakarta

‘2/0’ untuk ISP 1 dan angka ‘2/1’ untuk ISP 2. Script konfigurasi yang digunakan untuk

membuat mangle rule load balancing PCC ini sebagai berikut:

Gambar 3. 17 Script konfigurasi load balancing dengan metode PCC

Pada konfigurasi PCC ditambahkan perintah dst-address-type=!local agar paket dari PC

client yang menuju ke IP address pada routerboard diabaikan. Sisanya, paket yang

melewati MikroTik akan dikelompokan berdasarkan address. Mangle Rule pada script

di gambar 3.17 ini menjelaskan bahwa:

Pada jalur ISP 1 berarti PCC memproduksi alokasi bandwidth sehingga router

dapat mengingat-ingat berdasarkan src.address maupun dst.address, dibagi

menjadi 2 koneksi dan jika reminder yang digunakan adalah 0, maka ini ditandai

sebagai koneksi pertama.

Pada jalur koneksi 2 berarti PCC memproduksi alokasi bandwitdh sehingga

router dapat mengingat-ingat berdasarkan src.address maupun dst.address,

dibagi menjadi 2 koneksi dan jika reminder yang digunakan adalah 1, maka ini

ditandai sebagai koneksi kedua.

c. Mangle rule: Konfigurasi ‘mark-routing’ pada paket yang datang

Konfigurasi mangle rule untuk meneruskan paket yang telah ditandai untuk tiap-tiap

paket yang datang dengan action mark routing “to_ISP1” dan “to_ISP2” pada jalur

koneksi ISP 1 dan ISP 2. Hal ini digunakan untuk penerusan untuk penerusan paket

yang ada pada kebijakan routing. Script konfigurasi yang digunakan untuk membuat

mangle rule ini adalah sebagai berikut.

Page 55: ANALISIS LOAD BALANCING MENGGUNAKAN METODE PER …

38

Jurusan Teknik Informatika dan Konputer – Politeknik Negeri Jakarta

Gambar 3. 18 Script konfigurasi mangle rule: untuk penurusan paket routing

Setelan konfigurasi yang digunakan pada script diatas pada gambar 3.18:

Chain yang digunakan adalah ‘prerouting’ digunakan untuk menandai paket

data yang datang pada jalur koneksi.

Connection Mark dikonfigurasi sesuai dengan masing-masing tanda koneksi

yaitu ‘ISP1_conn’ dan ‘ISP2_conn’

In. Interface dikonfigurasi ke ‘ether3_LAN’ karena setiap paket yang datang

akan masuk ke jalur LAN.

Action yang digunakan adalah ‘mark-routing’ yang digunakan untuk

memberikan tanda routing pada jalur koneksi yaitu ‘to_ISP1’ dan ‘to_ISP2’.

d. Mangle rule: Konfigurasi ‘mark-routing’ pada paket yang keluar

Konfigurasi routing mark yang sesuai dengan hasil dari mark connection untuk setiap

paket yang meninggalkan router dengan routing mark “to_ISP1” dan “to_ISP2”. Script

konfigurasi yang digunakan untuk membuat mangle rule ini adalah sebagai berikut.

Gambar 3. 19 Script konfigurasi menentukan routing mark setiap pake luar

Setelan konfigurasi yang digunakan pada script diatas pada gambar 3.19:

Chain yang digunakan adalah ‘output’ digunakan untuk memproses paket data

yang akan keluar pada jalur koneksi.

Connection Mark dikonfigurasi sesuai dengan masing-masing tanda koneksi

yaitu ‘ISP1_conn’ dan ‘ISP2_conn’

Page 56: ANALISIS LOAD BALANCING MENGGUNAKAN METODE PER …

39

Jurusan Teknik Informatika dan Konputer – Politeknik Negeri Jakarta

In. Interface dikonfigurasi ke ‘ether3_LAN’ karena setiap paket yang datang

akan masuk ke jalur LAN.

Action yang digunakan adalah ‘mark-routing’ yang digunakan untuk

memberikan tanda routing pada jalur koneksi yaitu ‘to_ISP1’ dan ‘to_ISP2’.

4. Konfigurasi Routing Table

Gambar 3. 20 Konfigurasi Routing Table

Untuk meneruskan paket yang telah ditandai pada proses pembuatan mangle rule, maka

harus konfigurasi baru pada routing table agar paket data bisa melewati gateway ISP

yang sesuai dengan paket yang ditandai yang dibuat pada mangle. Script konfigurasi

yang digunakan untuk membuat ip routing ini adalah sebagai berikut.

Gambar 3. 21 Script konfigurasi Routing Table

Setelan konfigurasi yang digunakan pada script diatas pada gambar 3.21:

Dst. address dikonfigurasi dengan alamat IP “0.0.0.0/0” agar client dapat

mengakses website atau perangkat apa saja.

Network dikonfigurasi dengan subnet jaringan ISP yaitu “192.168.8.0/24” dan

“192.168.0.0/24”.

Check gateway dikofigurasi dengan ‘ping’ sehingga sistem dapat mengecek

konektivitas melalui hasil ping.

Distance pada kedua ISP menjadi ‘1’ agar dapat kedua jalur ini dapat digunakan

bersamaan.

Page 57: ANALISIS LOAD BALANCING MENGGUNAKAN METODE PER …

40

Jurusan Teknik Informatika dan Konputer – Politeknik Negeri Jakarta

Sementara, Routing Mark dikonfigurasi sesuai dengan konfigurasi routing mark

masing-masing ISP yaitu “to_ISP1” dan “to_ISP2”

5. Konfigurasi NAT

Gambar 3. 22 Konfigurasi Firewall NAT

Konfigurasi pengaturan masquarade pada router menggunakan Network Address

Translation (NAT) agar setiap client atau pengguna di jaringan LAN perusahaan dapat

mengakses website atau terhubung dengan internet. Script konfigurasi yang digunakan

untuk membuat ip routing ini adalah sebagai berikut.

Gambar 3. 23 Script konfigurasi Firewall NAT

Setelan konfigurasi yang digunakan pada script diatas pada gambar 3.23:

Chain yang digunakan adalah ‘srcnat’ digunakan untuk pengalihan jalan untuk

paket data yang berasal dari jaringan nat.

Out. interface dikonfigurasi dengan Ethernet jaringan ISP masing-masing yaitu

“ether1_ISP1” dan “ether1_ISP1”.

Action yang digunakan adalah ‘masqurade’ agar konfigurasi NAT digunakan

untuk merubah IP Private menjadi IP Public sehingga alamat IP pada setiap

jalur koneksi interenet diatas akan dirubah menjadi sebuah IP Public.

6. Konfigurasi Failover

Page 58: ANALISIS LOAD BALANCING MENGGUNAKAN METODE PER …

41

Jurusan Teknik Informatika dan Konputer – Politeknik Negeri Jakarta

Gambar 3. 24 Konfigurasi Failover

Konfigurasi ini dikerjakan melalui IP route yang dimana setiap distance antara ISP1

dan ISP2 pada koneksi internet dibedakan sehingga suatu saat jaringan primer atau ISP1

terputus, ISP2 akan automatis menggantikan ISP1 tanpa harus dikonfigurasi admin lagi.

Script konfigurasi yang digunakan untuk membuat fileover ini d adalah sebagai berikut.

Gambar 3. 25 Script konfigurasi Failover Route.

Setelan konfigurasi yang digunakan pada script diatas pada gambar 3.25:

Dst. Address dikonfigurasi dengan alamat IP “0.0.0.0/0” agar pengguna dapat

mengakses website atau perangkat apa saja

Gateway dikonfigurasi dengan subnet jaringan ISP yaitu “192.168.8.1/24” dan

“192.168.0.1/24”.

Bagian yang paling penting adalah untuk membuat distance pada kedua IP

Route ini untuk menjadi failover yaitu ISP 1 diberi distance ‘1’ dan ISP 2 diberi

distance ‘2’

3.2.3 Realisasi Integrasi MikroTik dengan Integrasi MikroTik dalam Membangun

Sistem Peringatan Perubahan Status Koneksi Melalui Pesan Notifikasi

Telegram.

Implementasi sistem peringatan gangguan konektivitas jaringan dilakukan dengan

mengintegrasi Mikrotik dengan Telegram Bot sehingga memerlukan pengaturan pada

router Mikrotik dan Telegram API. Untuk menggunakan Telegram API, adapun

prosedur yang dapat digunakan untuk membuat Telegram Bot pada aplikasi chat

Telegram dengan menggunakan akun resmi Telegram yaitu BotFather.

Page 59: ANALISIS LOAD BALANCING MENGGUNAKAN METODE PER …

42

Jurusan Teknik Informatika dan Konputer – Politeknik Negeri Jakarta

1. Membuat Telegram Bot

Telegram Bot dibuat melalui akun resmi dari Telegram yaitu BotFather. Melalui ruang

chatroom ggunakan perintah /newbot untuk membuat Telegram Bot baru seperti

gambar 3.26.

Gambar 3. 26 Pembuatan Telegram Bot baru.

BotFather akan meminta nama dan username untuk Telegram Bot yang dibuat. Nama

dan username Telegram Bot yang digunakan pada penelitain ini adalah

‘reliancenet_bot’. Setelah itu, BotFather akan mengirimkan sebuah token yang

digunakan sebagai link untuk Telegram Bot seperti gambar 3.27.

.

Gambar 3. 27 Token Telegram Bot

2. Membuat Grup Chat Network_Reliance

Page 60: ANALISIS LOAD BALANCING MENGGUNAKAN METODE PER …

43

Jurusan Teknik Informatika dan Konputer – Politeknik Negeri Jakarta

Membuat group chat dengan Telegram Bot yang sudah dibuat yang dimana group chat

dibuat akan menjadi tempat dimana setiap pesan peringatan yang akan dikirim oleh

Bot ditampung seperti pada gambar 3.28.

Gambar 3. 28 Group chat Telegram

Nama Group chat yang digunakan adalah Network_Reliance. Setiap pesan dengan

perubahan status pada jaringan dapat dikirimkan pada group chat ini sehingga admin

segera mengetahui jika terjadi perubahan status.

3. CHID untuk Script Pesan Peringatan

Untuk pembuatan script pesan peringatan perubahan status koneksi pada Telegram yang

nantinya di integrasikan ke Mikroik, perlu diketahui chat ID (CHID) pada diterima oleh

group chat. Untuk mengetahui CHID pada chat grup dapat dilihat melalui web browser

dengan menagakses link yang disertakan oleh token Telegram Bot yang di dapatkan,

yaitu: http://api.telegram.org/bot1331739227:AAGlFunTkbpQuklrWRlqHeC2fr-

p7gKvPI4/getUpdates.

Page 61: ANALISIS LOAD BALANCING MENGGUNAKAN METODE PER …

44

Jurusan Teknik Informatika dan Konputer – Politeknik Negeri Jakarta

Gambar 3. 29 Pengecekan chat ID untuk grup chat Network_Reliance

Berdasarkan gambar 3.29 diketahui bahwa chat ID grup chat untuk Network_Reliance

adalah ‘-388210199’ bisa dilihat pada kotak merah yang tertandai digambar.

Setelah membuat Telegram Bot, pada Mikrotik implementasi menggunakan Netwatch.

Implementasi dilakukan dengan menuliskan sebuah script yang akan dijalankan apabila

terjadi perubahan status pada host yang di awasi. Adapun langkah-langkah dari prosedur

implementasi adalah sebagai berikut.

1. Kofigurasi Host pada Netwatch

Gambar 3. 30 Konfigurasi Host pada Netwatch

Setiap host dari jalur koneksi yang ingin diawasi dapat dikonfigurasi dengan Netwatch

seperti pada gambar 3.30. Dengan begitu, setiap perubahan status koneksi pada host

tersebut dapat terdektesi. Setelan konfigurasi yang dilakukan seperti berikut:

Page 62: ANALISIS LOAD BALANCING MENGGUNAKAN METODE PER …

45

Jurusan Teknik Informatika dan Konputer – Politeknik Negeri Jakarta

a) Host dikonfigurasi berdasarkan jalur koneksi masing-masing, yaitu

‘192.168.8.1’ untuk ISP 1, ‘192.168.0.1’ untuk ISP 2 dan ‘192.168.17.1’ untuk

LAN.

b) Interval dikonfigurasi 15 detik. Sehingga dalam waktu 15 detik sistem akan

mengecek lalu mengirim pesan peringatan jika terjadi perubahan status.

c) Timeout dikonfigurasi 1000 ms. Dalam sistem, Netwatch dapat mendeteksi

perubahan status melalui hasil ping. Jika waktu timeout mencapai 1000 ms,

maka sistem mendeteksi akan adanya pada gangguan pada sistem dengan begitu

akan memicu Netwatch untuk mengirim pesan peringatan melalui Telegram.

2. Membuat script pesan peringatan dengan Netwatch

Setelah membuat host pada Netwatch, prosedur selanjutnya adalah membuat script yang

digunakan untuk mengirim pesan untuk perubahan status koneksi yang diintegrasikan

oleh Telegram Bot yang baru saja dibuat sebelumnya. Pada tab ‘Up’ pada setiap

Netwatch host diberikan perintah untuk status aktif dan untuk tab ‘Down’ diberikan

perintah untuk status down. Berikut adalah script yang digunakan oleh setiap koneksi,

yaitu:

a) Pada ISP1 host yang digunakan adalah ‘192.168.8.1’ yang berarti tertuju pada

status koneksi gateway internet. Script peringatan status perubahan up dan down

koneksi yang digunakan adalah sebagai berikut

Gambar 3. 31 Script peringatan koneksi 'up' pada ISP1

Page 63: ANALISIS LOAD BALANCING MENGGUNAKAN METODE PER …

46

Jurusan Teknik Informatika dan Konputer – Politeknik Negeri Jakarta

Gambar 3. 32 Script peringatan koneksi 'down' pada ISP1

Gambar 3.31 dan 3.32 merupakan script yang digunakan agar MikroTik mengirimkan

pesan secara automatis ketika terjadi perubahan koneksi pada ISP1. Script ini lalu

diterapkan pada status up dan down pada Netwatch Host ‘192.168.8.1’ seperti pada

gambar 3.33.

Gambar 3. 33 Script peringatan koneksi pada ISP1 pada Netwatch

b) Pada ISP2 host yang digunakan adalah ‘192.168.0.1’ yang berarti tertuju pada status

koneksi gateway internet. Script peringatan status perubahan koneksi yang

digunakan adalah sebagai berikut.

Page 64: ANALISIS LOAD BALANCING MENGGUNAKAN METODE PER …

47

Jurusan Teknik Informatika dan Konputer – Politeknik Negeri Jakarta

Gambar 3. 34 Script peringatan koneksi 'up' pada ISP2

Gambar 3. 35 Script peringatan koneksi 'down' pada ISP2

Gambar 3.34 dan 3.35 merupakan script yang digunakan agar MikroTik

mengirimkan pesan secara automatis ketika terjadi perubahan koneksi pada ISP2.

Script ini lalu diterapkan pada status up dan down di Netwatch Host ‘192.168.0.1’

seperti pada gambar 3.36.

Gambar 3. 36 Script peringatan koneksi pada ISP2 pada Netwatch

Page 65: ANALISIS LOAD BALANCING MENGGUNAKAN METODE PER …

48

Jurusan Teknik Informatika dan Konputer – Politeknik Negeri Jakarta

c) Pada LAN host yang digunakan adalah ‘192.168.17.1’ yang berarti tertuju pada

status koneksi gateway LAN. Script peringatan status perubahan up dan down

koneksi yang digunakan adalah sebagai berikut.

Gambar 3. 37 Script peringatan koneksi 'up' pada LAN

Gambar 3. 38 Script peringatan koneksi 'down' pada LAN

Gambar 3.37 dan 3.38 merupakan script yang digunakan agar MikroTik

mengirimkan pesan secara automatis ketika terjadi perubahan koneksi pada LAN.

Script ini lalu diterapkan pada status up dan down di Netwatch Host ‘192.168.17.1’

seperti pada gambar 3.39.

Gambar 3. 39 Script peringatan koneksi pada LAN pada Netwatch

Page 66: ANALISIS LOAD BALANCING MENGGUNAKAN METODE PER …

49

Jurusan Teknik Informatika dan Konputer – Politeknik Negeri Jakarta

3. Membuat script pesan yang dikirimkan berkala

Untuk sistem peringatan untuk pengecekan koneksi internet berbeda karena untuk

sistem peringatan ini tidak menggunakan Netwatch melainkan melalui fitur Scripting

yang terdapat pada MikroTik. Fitur ini hanya bisa dijalankan jika menggunakan

Scheduler yang berfungsi untuk melakukan penjadwalan, sehingga script yang sudah

dibentuk dapat dijalankan sesuai dengan interval waktu yang sudah di tentukan. Script

peringatan pengecekan koneksi yang dibuat adalah sebagai berikut.

Gambar 3. 40 Script pengecekan koneksi internet menggunakan Scripts

Gambar 3.40 merupakan script yang digunakan agar MikroTik mengirimkan pesan

secara automatis pada pengecekan status internet pada Mikrotik. Script ini lalu

diisimpan sebagai ‘koneksinet’ pada Scripts Mikrotik seperti pada gambar 3.41.

Gambar 3. 41 Script pengecekan status internet pada fitur Scripts

Page 67: ANALISIS LOAD BALANCING MENGGUNAKAN METODE PER …

50

BAB IV

PEMBAHASAN

4.1 Pengujian

Pengujian dilakukan setelah sistem load balancing dengan menggunakan metode PCC

dan sistem peringatan melalui pesan dari Telegram telah diimplementasikan. Pengujian

dilakukan untuk mengetahui apakah sistem load balancing dan sistem notifikasi

Telegram dapat berfungsi dengan baik.

4.1.1 Deskripsi Pengujian

Pengujian sistem dilakukan dengan enam Skenario pengujian, yaitu:

Skenario pertama, pengujian load balancing dengan pengunduhan file. Pengujian ini

bertujuan untuk mengetahui fungsional load balancing pada MikroTik dengan

mengunduh sebuah video untuk membandingkan kecepatan yang dihasilkan jika hanya

menggunakan ISP 1 atau ISP 2 saja dengan parameter dari hasil perhitungan throughput,

packet loss, dan delay.

Skenario kedua, pengujian load balancing dengan streaming video. Pengujian ini

bertujuan untuk mengetahui fungsional load balancing pada MikroTik dengan

menonton video secara streaming untuk membandingkan kecepatan yang dihasilkan

jika hanya menggunakan ISP 1 atau ISP 2 saja parameter dari hasil perhitungan

throughput, packet loss, dan delay.

Skenario ketiga, pengujian untuk menguji fungsionalitas load baancing dengan

membandingkan kecepatan yang dihasilkan jika hanya menggunakan ISP 1 atau ISP 2

dengan menggunakan internet speed tester secara online. Situs yang digunakan untuk

mengukur Speedtest.net dan Speedtest.biznetwoks.com.

Skenario keempat, pengujian untuk menentukan penggunaan fileover dihitung dengan

waktu lamanya masa transisi terjadi saat salah satu koneksi internet terputus. Pengujian

Page 68: ANALISIS LOAD BALANCING MENGGUNAKAN METODE PER …

51

Jurusan Teknik Informatika dan Konputer – Politeknik Negeri Jakarta

ini dilakukan dengan disable salah satu koneksi internet yang terhubung dengan

MikroTik.

Skenario kelima, pengujian sistem peringatan melalui Telegram dengan menguji sistem

‘up’ dan ‘down’ host yang diamati ketika terjadi perubahan status.

Skenario keenam, pengujian sistem peringatan melalui Telegram dengan menguji

sistem Scheduler yang mengirim sebuah pesan pengingat sesuai batas waktu yang

ditentukan.

4.1.2 Prosedur Pengujian

Berikut adalah prosedur pengujian yang dilakukan pada pengujian pertama, kedua,

ketiga, keempat, dan kelima.

1. Skenario Pertama

Pada pengujian skenario pertama ini dilakukan dengan pengunduh sebuah video dari

YouTube yang berukuran 10MB. Pengunduhan ini dilakukan dengan menggunakan

sebuah situs online. Pengujian ini menggunakan Wireshark yang diaktifikan untuk

menangkap hasil pertukaran data untuk menguji kecepatan dalam proses transmisi data

selama proses pengunduhan berlangsung.

Sebagai parameter untuk nilai pengujian menggunakan perhitungan throughput, packet

loss, dan delay. Persamaan ini digunakan untuk menghitung hasil penangkapan paket

yang ditangkap oleh Wireshark di dalam pengujian ini. Pengujian ini dibagi menjadi

tiga bagian, yaitu.

Bagian pertama pengujian dengan menggunakan sistem load balancing dan

menggunakan dua ISP.

Bagian kedua dengan pengujian sistem tanpa menggunakan load balancing dan

menggunakan ISP 1.

Bagian ketiga dengan pengujian sistem tanpa load balancing hanya

menggunakan ISP 2.

Page 69: ANALISIS LOAD BALANCING MENGGUNAKAN METODE PER …

52

Jurusan Teknik Informatika dan Konputer – Politeknik Negeri Jakarta

Pengujian dilakukan dengan tiga kali pengujian. Yang dimana nantinya hasil dari nilai

parameter yang dirata-ratakan di setiap pengujian lalu dibandingkan antara satu sama

lain untuk melihat perbandingan dari hasil capturing data selama proses pengujian

dalam mengunduh video.

2. Skenario Kedua

Pada pengujian skenario pertama ini dilakukan dengan menonton sebuah video secara

streaming dari YouTube yang berduarasi sekitar 4 menit 50 detik Pengujian ini

menggunakan Wireshark yang diaktifikan selama melakukan streaming untuk menguji

kecepatan dalam proses pertukaran data selama proses streaming berlangsung.

Sebagai parameter untuk nilai pengujian menggunakan perhitungan throughput, packet

loss, dan delay. Persamaan ini digunakan untuk menghitung hasil penangkapan paket

yang ditangkap oleh Wireshark di dalam pengujian ini. Pengujian ini dibagi menjadi

tiga bagian, yaitu.

Bagian pertama pengujian dengan menggunakan sistem load balancing dan

menggunakan dua ISP.

Bagian kedua dengan pengujian sistem tanpa menggunakan load balancing dan

menggunakan ISP 1.

Bagian ketiga dengan pengujian sistem tanpa load balancing hanya

menggunakan ISP 2.

Pengujian dilakukan dengan tiga kali pengujian. Yang dimana nantinya hasil dari nilai

parameter yang dirata-ratakan di setiap pengujian lalu dibandingkan antara satu sama

lain untuk melihat perbandingan dari hasil capturing data selama proses pengujian

streaming video.

3. Skenario Ketiga

Pengujian pada skenario ketiga dilakukan dengan mengetes kecepatan bandwidth

melalui situs internet speed tester, yaitu speedtest.net dan speedtest.biznetwoks.com.

Page 70: ANALISIS LOAD BALANCING MENGGUNAKAN METODE PER …

53

Jurusan Teknik Informatika dan Konputer – Politeknik Negeri Jakarta

Hasil pengujian dari kedua situs ini berupa ping, download dan upload. Hasil pengujian

yang dijadikan parameter pengujian adalah kecepatan pengunduhan sebagai throughput

dalam pengujian bagian ini. Pengujian dari skenario ini dibagi menjadi tiga tahap karena

pengujian dilakukan dengan pengkuran kecepatan bandwidth dalam situasi yang

berbeda. Berikut adalah tahap pengujian dari skenario ini.

Bagian pertama pengujian dengan menggunakan sistem load balancing dan

menggunakan dua ISP.

Bagian kedua dengan pengujian sistem tanpa menggunakan load balancing dan

menggunakan ISP 1.

Bagian ketiga pengujian dengan sistem tanpa load balancing hanya

menggunakan ISP 2.

Pengujian dilakukan dengan tiga kali pengujian. Yang dimana nantinya hasil dari nilai

parameter yang dirata-ratakan di setiap pengujian lalu dibandingkan antara satu sama

lain untuk melihat perbandingan dari hasil capturing data selama proses penngujian

kecepatan bandwidth.

4. Skenario Keempat

Pada pengujujian skenario keempat dilakukan dengan menggunakan tools MikroTik

yaitu pimg. Tools ini dapat digunakan untuk menguji suatu koneksi dan dapat

memberitahu dari gateway mana yang dilewati oleh paket data dengan melihat nilai

Time to Live (TTL). Pengujian ini akan mecoba melakukan ping ke host ‘8.8.8.8’ atau

host dari google lalu memutuskan salah satu koneksi dari ISP yang digunakan untuk

menguji failover. Saat failover berfungsi terjadi perubahan nilai TTL selama masa ping

yang menyatakan bahwa failover telah berhasil diimplementasikan.

Pengujian pada skenario ini dibagi menjadi dua bagian yang dimana perhitungan

parameter pada pengujian ini ditentukan dengan nilai packet loss. Dua bagian tersebut,

yaitu.

Page 71: ANALISIS LOAD BALANCING MENGGUNAKAN METODE PER …

54

Jurusan Teknik Informatika dan Konputer – Politeknik Negeri Jakarta

Bagian pertama, pengujian dengan failover masa transisi saat ISP 1 saat terputus.

Bagian kedua, pengujian dengan failover masa transisi saat ISP 1 saat hidup

kembali.

Pengujian dilakukan dengan tiga kali pengujian, yang dimana nantinya hasil dari nilai

parameter yang dirata-ratakan di setiap pengujian lalu dibandingkan antara satu sama

lain untuk melihat hasil packet loss yang terjadi selama failover berjalan.

5. Skenario Kelima

Pada pengujian skenario kelima dilakukan dengan menghandalkan protokol Internet

Control Message Protocol (ICMP) yang digunakan untuk mendeteksi perubahan status

ketika terjadi permasalahan jaringan atau koneksi sebagai contohnya adalah salah satu

koneksi terputus. Pengujian ini dilakukan dengan melakukan disable pada salah satu

koneksi sehingga saat koneksi terputus MikroTik akan mengirimkan request karena

terdapat perubahan status dan admin mendapatkan sebuah pesan penringatan yang

menandakan dari perubahan status tersebut.

Pada pengujian skenario ini dibagi menjadi tiga bagian yang dimana perhitungannya

diambil dari hasil selisih durasi saat koneksi dinonaktifkan dan saat pesan sampai.

Ketiga bagian tersebut, yaitu.

Bagian pertama, pengujian dengan sistem ‘up’ dan ‘down’ koneksi ISP 1

Bagian kedua, pengujian dengan sistem ‘up’ dan ‘down’ koneksi ISP 2

Bagian ketiga, pengujian dengan sistem ‘up’ dan ‘down’ koneksi LAN

Pengujian dilakukan dengan tiga kali pengujian, yang dimana nantinya hasil dari nilai

parameter yang dirata-ratakan di setiap pengujian lalu dibandingkan antara satu sama

lain untuk melihat hasil packet loss yang terjadi selama failover berjalan.

6. Skenario Keenam

Page 72: ANALISIS LOAD BALANCING MENGGUNAKAN METODE PER …

55

Jurusan Teknik Informatika dan Konputer – Politeknik Negeri Jakarta

Pada pengujian skenario keenam dilakukan pengujian pengiriman pesan dengan

menggunakan sistem Scheduler pada MikroTik. Scheduler pada Mikrotik berfungsi

untuk melakukan penjadwalan, sehinga pada script yang dibuat berjalan pada kurun

waktu yang ditentukan. Pesan yang dikirimkan melalui scheduler dikirimkan ke group

chat selama kurun watu setiap lima menit sekali hanya untuk memberithukan bahwa

koneksi internet di MikroTik ‘Up’.

Pengujian ini dilakukan selama tiga kali untuk menguji apakah pengiriman pesan yang

dikirimkan oleh scheduler berjalan sesuai waktu yang ditentukan.

4.1.3 Data Hasil Pengujian

1. Data Hasil Pengujian Pertama

Skenario pertama yang diuji adalah skenario dimana sistem load balancing ini menguji

pemakaian bandwidth dengan mengunduh atau download sebuah video. Pengujian ini

dibagi menjadi tiga bagian, yaitu pengunduhan video memakai load balancing dan dua

ISP, tidak memakai load balancing tetapi memakai ISP 1, dan tidak memakai load

balancing tetapi memakai ISP 2. Parameter yang digunakan oleh pengujian ini adalah

Nilai throughput, packet loss, dan delay.

a. Data hasil dari pengujian unduh video dengan memakai load balancing dan

2 ISP

Pengujian ini dilakukan dengan mengunduh sebuah video yang berukuran 10MB untuk

menguji sistem load balancing dan pemakaian 2 ISP. Berikut adalah data hasil

pengujiannya.

Page 73: ANALISIS LOAD BALANCING MENGGUNAKAN METODE PER …

56

Jurusan Teknik Informatika dan Konputer – Politeknik Negeri Jakarta

Gambar 4. 1 Hasil capture paket data download video ke-1 menggunakan Wireshark pada pengujian tahap

pertama

Gambar 4.1 merupakan gambar hasil capture menggunakan Wireshark dalam menguji

penguduhan video dengan bagian kedua. Hasil capture pada gambar diatas adalah hasil

pengujian ke-1. Hasil nilai parameter, yaitu throughput, packet loss, dan delay dapat

dihitung sebagai berikut.

Throughput: Persamaan 2.1

𝑇ℎ𝑟𝑜𝑢𝑔ℎ𝑝𝑢𝑡 =7520949 𝑏𝑦𝑡𝑒𝑠

2.721 𝑠= 2764038.58 𝑘𝑏𝑝𝑠

Packet Loss: Persamaan 2.2

𝑃𝑎𝑐𝑘𝑒𝑡 𝐿𝑜𝑠𝑠 =5823 − 5823

5823 𝑋 100% = 0%

Delay: Persamaan 2.3

𝐷𝑒𝑙𝑎𝑦 =2.721 𝑠

5823= 0,0004 𝑚𝑠

Pada pengujian kedua dan ketiga lakukan hal yang sama sehingga mengghasilkan

kesuluruhan data seperti dibawah ini.

Page 74: ANALISIS LOAD BALANCING MENGGUNAKAN METODE PER …

57

Jurusan Teknik Informatika dan Konputer – Politeknik Negeri Jakarta

Tabel 4. 1 Hasil Pengujian tahap pertama.

Pengujian Parameter Pengujian ke- Rata-Rata

1 2 3

Load

balancing

dan 2 ISP

Throughput

(Kbps)

2764038.58 2133144.13 645210.66 1847464.45

Packet

Loss (%)

0 0 0 0

Delay (ms) 0,0004 0,0005 0,0019 0,0009

b. Data hasil dari pengujian unduh video dengan tidak memakai load balancing

tetapi memakai ISP 1

Pengujian bagian ini adalah dengan mengunduh sebuah video yang berukuran 10MB

untuk menguji pengunduhan sebuah video dengan tidak menggunakan load balancing

tetapi memakai ISP 1. Berikut adalah data hasil perngujiannya.

Gambar 4. 2 Hasil capture paket data download video ke-1 menggunakan Wireshark pada pengujian tahap kedua

Gambar 4.2 merupakan gambar hasil capture menggunakan Wireshark dalam menguji

penguduhan video dengan bagian kedua. Hasil capture pada gambar diatas adalah hasil

Page 75: ANALISIS LOAD BALANCING MENGGUNAKAN METODE PER …

58

Jurusan Teknik Informatika dan Konputer – Politeknik Negeri Jakarta

pengujian ke-1. Hasil nilai parameter, yaitu throughput, packet loss, dan delay dapat

dihitung sebagai berikut.

Throughput: Persamaan 2.1

𝑇ℎ𝑟𝑜𝑢𝑔ℎ𝑝𝑢𝑡 =9032428 𝑏𝑦𝑡𝑒𝑠

136.364 𝑠= 66237.62 𝑘𝑏𝑝𝑠

Packet Loss: Persamaan 2.2

𝑃𝑎𝑐𝑘𝑒𝑡 𝐿𝑜𝑠𝑠 =7838 − 7838

7838 𝑋 100% = 0%

Delay: Persamaan 2.3

𝐷𝑒𝑙𝑎𝑦 =136.364 𝑠

7838= 0.0173 𝑚𝑠

Pada pengujian selanjutnya, yaitu pengujian kedua dan ketiga dapat dihitung dengan

persaamaan yang sama sehingga dapat menghasilkan keseluruhan data seperti dibawah

ini.

Tabel 4. 2 Hasil Pengujian tahap kedua.

Pengujian Parameter Pengujian ke- Rata-Rata

1 2 3

Tidak memakai

Load balancing

tetapi memakai

ISP 1

Throughput

(Kbps)

66227.62 925901.54 42214.75 471427.96

Packet

Loss (%)

0 0 0 0

Delay (ms) 0.0173 0.0013 0.0028 0.0071

c. Data hasil dari pengujian unduh video dengan tidak memakai load balancing

tetapi memakai ISP 2

Page 76: ANALISIS LOAD BALANCING MENGGUNAKAN METODE PER …

59

Jurusan Teknik Informatika dan Konputer – Politeknik Negeri Jakarta

Pengujian bagian ketiga ini dilakukan dengan mengunduh sebuah video yang berukuran

10MB untuk menguji 10MB untuk menguji ketika tidak menggunakan load balancing

tetapi memakai ISP 1. Berikut adalah data hasil pengujiannya.

Gambar 4. 3 Hasil capture paket data download video ke-1 menggunakan Wireshark pada pengujian tahap ketiga

Gambar 4.3 merupakan gambar hasil capture menggunakan Wireshark dalam menguji

penguduhan video dengan bagian ketiga. Hasil capture pada gambar diatas adalah hasil

pengujian ke-1. Hasil nilai parameter, yaitu throughput, packet loss, dan delay dapat

dihitung sebagai berikut.

Throughput: Persamaan 2.1

𝑇ℎ𝑟𝑜𝑢𝑔ℎ𝑝𝑢𝑡 =9096149 𝑏𝑦𝑡𝑒𝑠

24.104 𝑠= 377370.93 𝑘𝑏𝑝𝑠

Packet Loss: Persamaan 2.2

𝑃𝑎𝑐𝑘𝑒𝑡 𝐿𝑜𝑠𝑠 =9228 − 9228

9228 𝑋 100% = 0%

Delay: Persamaan 2.3

𝐷𝑒𝑙𝑎𝑦 =21.476 𝑠

9228= 0.0026 𝑚𝑠

Page 77: ANALISIS LOAD BALANCING MENGGUNAKAN METODE PER …

60

Jurusan Teknik Informatika dan Konputer – Politeknik Negeri Jakarta

Pada pengujian selanjutnya, yaitu pengujian kedua dan ketiga dapat dihitung dengan

persaamaan yang sama sehingga dapat menghasilkan keseluruhan data seperti dibawah

ini.

Tabel 4. 3 Hasil Pengujian tahap ketiga.

Pengujian Parameter Pengujian ke- Rata-Rata

1 2 3

Tidak memakai

Load balancing

tetapi memakai

ISP 2

Throughput

(Kbps)

377370.93 427697.23 432847.41 412638.52

Packet

Loss (%)

0 0 0 0

Delay (ms) 0.0026 2.3117 0.0023 0.7722

Setelah ketiga tahap pengujian dilakukan pada skenario pertama, maka data hasil

pengujian sistem dengan download video ini adalah sebagai berikut.

Tabel 4. 4 Hasil data dari skenario pertama.

Pengujian Nilai Parameter (Rata-Rata)

Throughput

(Kbps)

Packet Loss (%) Delay (ms)

Load balancing

dan 2 ISP

1847464.45 0 0.0009

Tidak memakai

Load balancing

tetapi memakai

ISP 1

471427.96 0 0.0071

Tidak memakai

Load balancing

412638.52 0 0.7722

Page 78: ANALISIS LOAD BALANCING MENGGUNAKAN METODE PER …

61

Jurusan Teknik Informatika dan Konputer – Politeknik Negeri Jakarta

tetapi memakai

ISP 2

2. Data Hasil Pengujian Kedua

Skenario kedua yang diuji adalah skenario dimana sistem load balancing ini menguji

pemakaian bandwidth dengan streaming sebuah video. Pengujian ini dibagi menjadi

tiga bagian, yaitu streaming video memakai load balancing dan dua ISP, tidak memakai

load balancing tetapi memakai ISP 1, dan tidak memakai load balancing tetapi

memakai ISP 2. Parameter yang digunakan oleh pengujian ini adalah Nilai throughput,

packet loss, dan delay.

a. Data hasil dari pengujian streaming video dengan memakai load balancing

dan 2 ISP

Pengujian pada bagian pertama dengan melakukan streaming video yang berdurasi

sekitar 4 menit 50 detik untuk menguji sistem load balancing pada MikroTik dan

menggunakan 2 ISP. Berikut adalah data hasil pengujiannya.

Gambar 4. 4 Hasil capture paket data streaming video ke-1 menggunakan Wireshark pada pengujian bagian

pertama

Page 79: ANALISIS LOAD BALANCING MENGGUNAKAN METODE PER …

62

Jurusan Teknik Informatika dan Konputer – Politeknik Negeri Jakarta

Gambar 4.4 merupakan gambar hasil capture menggunakan Wireshark dalam menguji

penguduhan video dengan bagian pertama. Hasil capture pada gambar diatas adalah

hasil pengujian ke-1. Hasil nilai parameter, yaitu throughput, packet loss, dan delay

dapat dihitung sebagai berikut.

Throughput: Persamaan 2.1

𝑇ℎ𝑟𝑜𝑢𝑔ℎ𝑝𝑢𝑡 =26985002 𝑏𝑦𝑡𝑒𝑠

383.357 𝑠= 70391.31𝑘𝑏𝑝𝑠

Packet Loss: Persamaan 2.2

Packet Loss =26858 − 26858

26858 𝑋 100% = 0%

Delay: Persamaan 2.3

Delay =383.357 𝑠

26858= 0.0142 𝑚𝑠

Pada pengujian kedua dan ketigaa lakukan hal yang sama sehingga mengghasilkan

keseluruhan data seperti dibawah ini.

Tabel 4. 5 Hasil Pengujian Streaming Video bagian pertama.

Pengujian Parameter Pengujian ke- Rata-Rata

1 2 3

Load

balancing

dan 2 ISP

Throughput

(Kbps)

70391.31 77212.58 53012.66 75313.02

Packet

Loss (%)

0 0 0 0

Delay (ms) 0.0142 0.0125 0,0181 0.0149

b. Data hasil dari pengujian streaming video dengan tidak memakai load

balancing tetapi memakai ISP 1

Page 80: ANALISIS LOAD BALANCING MENGGUNAKAN METODE PER …

63

Jurusan Teknik Informatika dan Konputer – Politeknik Negeri Jakarta

Pengujian bagian ini adalah dengan streaming sebuah video yang berdurasi 4 menit 50

detik untuk menguji streaming sebuah video dengan tidak menggunakan load balancing

tetapi memakai ISP 1. Berikut adalah data hasil perngujiannya.

Gambar 4. 5 Hasil capture paket data streaming video ke-1 menggunakan Wireshark pada pengujian bagian kedua

Gambar 4.5 merupakan hasil capturing paket data pada pengujian pertama saat

melakukan download pada sebuah video menggunakan Wireshark. Nilai throughput,

packet loss, dan delay berdasarkan data tersebut adalah sebagai berikut.

Throughput: Persamaan 2.1

𝑇ℎ𝑟𝑜𝑢𝑔ℎ𝑝𝑢𝑡 =2465230 𝑏𝑦𝑡𝑒𝑠

271.184 𝑠= 9090.61 𝑘𝑏𝑝𝑠

Packet Loss: Persamaan 2.2

Packet Loss =24324 − 24324

24324 𝑋 100% = 0%

Delay: Persamaan 2.3

Delay =271.184 𝑠

24324= 0.0111 𝑚𝑠

Page 81: ANALISIS LOAD BALANCING MENGGUNAKAN METODE PER …

64

Jurusan Teknik Informatika dan Konputer – Politeknik Negeri Jakarta

Pada pengujian selanjutnya, yaitu pengujian kedua dan ketiga dapat dihitung dengan

persaamaan yang sama sehingga dapat menghasilkan keseluruhan data seperti dibawah

ini.

Tabel 4. 6 Hasil Pengujian Streaming Video bagian kedua.

Pengujian Parameter Pengujian ke- Rata-Rata

1 2 3

Load

balancing

dan 2 ISP

Throughput

(Kbps)

9090.61 62951.55

54674.68

42238.94

Packet

Loss (%)

0 0 0 0

Delay (ms) 0.0111 0.0156 0.0179 0,0148

c. Data hasil dari pengujian streaming video dengan tidak memakai load balancing

tetapi memakai ISP 2

Pengujian pada bagian pertama dengan melakukan streaming video yang berdurasi

sekitar 4 menit 50 detik untuk menguji sistem load balancing pada MikroTik dan

menggunakan 2 ISP. Berikut adalah data hasil pengujiannya.

Gambar 4. 6 Hasil capture paket data streaming video ke-1 menggunakan Wireshark pada pengujian bagian

ketiga

Page 82: ANALISIS LOAD BALANCING MENGGUNAKAN METODE PER …

65

Jurusan Teknik Informatika dan Konputer – Politeknik Negeri Jakarta

Gambar 4.6 merupakan gambar hasil capture menggunakan Wireshark dalam menguji

penguduhan video dengan bagian ketiga. Hasil capture pada gambar diatas adalah

hasil pengujian ke-1. Hasil nilai parameter, yaitu throughput, packet loss, dan delay

dapat dihitung sebagai berikut.

Throughput: Persamaan 2.1

𝑇ℎ𝑟𝑜𝑢𝑔ℎ𝑝𝑢𝑡 =21992980 𝑏𝑦𝑡𝑒𝑠

333.433 𝑠= 65958.99 𝑘𝑏𝑝𝑠

Packet Loss: Persamaan 2.2

Packet Loss =23207 − 23207

23207 𝑋 100% = 0%

Delay: Persamaan 2.3

Delay =333.433 𝑠

23207= 0.0143 𝑚𝑠

Pada pengujian selanjutnya, yaitu pengujian kedua dan ketiga dapat dihitung dengan

persaamaan yang sama sehingga dapat menghasilkan keseluruhan data seperti dibawah

ini.

Tabel 4. 7 Hasil Pengujian Streaming Video bagian ketiga.

Pengujian Parameter Pengujian ke- Rata-Rata

1 2 3

Load

balancing

dan 2 ISP

Throughput

(Kbps)

65958.99 68405.26 60315.21 64893.15

Packet

Loss (%)

0 0 0 0

Delay (ms) 0.0143 0.0139 0.0131 0.1376

Setelah kedua tahap pengujian dilakukan pada skenario kedua, maka data hasil

pengujian sistem dengan download video ini adalah sebagai berikut.

Page 83: ANALISIS LOAD BALANCING MENGGUNAKAN METODE PER …

66

Jurusan Teknik Informatika dan Konputer – Politeknik Negeri Jakarta

Tabel 4. 8 Hasil Skenario Kedua.

Pengujian Nilai Parameter (Rata-Rata)

Throughput

(Kbps)

Packet Loss (%) Delay (ms)

Load balancing

dan 2 ISP

75313.02 0 0.0149

Tidak memakai

Load balancing

tetapi memakai

ISP 1

42238.94 0 0.0148

Tidak memakai

Load balancing

tetapi memakai

ISP 2

64893.15 0 0.0959

3. Data Hasil Pengujian Kedua

Hasil data pengujian sistem dengan skenario kedua yaitu dengan mengukur kecepatan

bandwidth menggunakan dua situs internet speed tester, yaitu menggunakan sistus

speedtest.net dan speedtest.biznetworks.com.

a. Data Hasil dari Sistem Pengujian dengan Menggunakan speedtest.net.

Untuk memperoleh hasil data dalam pengujian ini dilakukan menjadi tiga tahap

pengujian yang sebelumnya dijelaskan pada prosedur pengujian dalam skenario

pengujian kedua. Tahap pertama yaitu melakukan pengujian load balancing pada

MikroTik yang menggunakan 2 ISP. Berikut adalah data dari hasil pengujian yang di

dapatkan ketika menguji tahap ini.

Page 84: ANALISIS LOAD BALANCING MENGGUNAKAN METODE PER …

67

Jurusan Teknik Informatika dan Konputer – Politeknik Negeri Jakarta

Gambar 4. 7 Hasil pengujian ke-1 pada tahap pertama menggunakan speedtest.net

Gambar 4.7 adalah hasil dari pengujian kesatu yang dilakukan dari tiga kali uji coba

dengan melakukan pengujian pada tahap pertama. Nilai unduh yang digunakan sebagai

throughput dari pengujian ini sebesar 51,41Mbps.

Gambar 4. 8 Hasil pengujian ke-2 pada tahap pertama menggunakan speedtest.net

Gambar 4.8 adalah hasil dari pengujian kedua yang dilakukan dari tiga kali uji coba

dengan melakukan pengujian pada tahap pertama. Nilai unduh yang digunakan sebagai

throughput dari pengujian ini sebesar 48,66Mbps.

Page 85: ANALISIS LOAD BALANCING MENGGUNAKAN METODE PER …

68

Jurusan Teknik Informatika dan Konputer – Politeknik Negeri Jakarta

Gambar 4. 9 Hasil pengujian ke-3 pada tahap pertama menggunakan speedtest.net

Gambar 4.9 adalah hasil dari pengujian ketiga yang dilakukan dari tiga kali uji coba

dengan melakukan pengujian pada tahap pertama. Nilai unduh yang digunakan sebagai

throughput dari pengujian ini sebesar 46,98Mbps.

Berdasarkan gambar 4.7, gambar 4.8 dan gambar 4.9, diketahui bahwa rata-rata nilai

throughput dalam mengukur kecepatan bandwidth menggunakan load balancing dan 2

buah ISP yaitu sebesar 49,01Mbps. Untuk lebih jelasnya akan dipaparkan pada tabel

dibawah ini.

Tabel 4. 9 Hasil Pengujian menggunakan load balancing dan 2 ISP dengan Speedtest.net

Pengujian

Nilai Kecepatan unduh

(Mbps)

Rata-Rata

throughput

(Mbps) Pengujian ke-

1 2 3

Load balancing menggunakan

MikroTik dengan 2 ISP

51,41 48,66 46,98 49,01

Selanjutnya adalah pengujian dengan tahap kedua yaitu dengan menguji kecepatan

bandwidth tanpa menggunakan teknik load balancing tetapi hanya menggunakan ISP

1. Berikut adalah hasil pengujian yang di dapatkan ketika menguji tahap ini.

Page 86: ANALISIS LOAD BALANCING MENGGUNAKAN METODE PER …

69

Jurusan Teknik Informatika dan Konputer – Politeknik Negeri Jakarta

Gambar 4. 10 Hasil pengujian ke-1 pada tahap kedua menggunakan speedtest.net

Gambar 4.10 adalah hasil dari pengujian kesatu yang dilakukan dari tiga kali uji coba

dengan melakukan pengujian pada tahap kedua. Nilai unduh yang digunakan sebagai

throughput dari pengujian ini sebesar 35,64Mbps.

Gambar 4. 11 Hasil pengujian ke-2 pada tahap kedua menggunakan speedtest.net

Gambar 4.11 adalah hasil dari pengujian kedua yang dilakukan dari tiga kali uji coba

dengan melakukan pengujian pada tahap kedua. Nilai unduh yang digunakan sebagai

throughput dari pengujian ini sebesar 34,39Mbps.

Page 87: ANALISIS LOAD BALANCING MENGGUNAKAN METODE PER …

70

Jurusan Teknik Informatika dan Konputer – Politeknik Negeri Jakarta

Gambar 4. 12 Hasil pengujian ke-3 pada tahap kedua menggunakan speedtest.net

Gambar4.12 adalah hasil dari pengujian ketiga yang dilakukan dari tiga kali uji coba

dengan melakukan pengujian pada tahap kedua. Nilai unduh yang digunakan sebagai

throughput dari pengujian ini sebesar 40,93Mbps.

Berdasarkan gambar 4.10, gambar 4.11 dan gambar 4.12, diketahui bahwa rata-rata nilai

throughput dalam mengukur kecepatan bandwidth menggunakan tanpa menggunakan

teknik load balancing dan hanya menggunakan ISP 1, yaitu sebesar 36,98Mbps. Untuk

lebih jelasnya akan dipaparkan pada tabel dibawah ini.

Tabel 4. 10 Hasil Pengujian menggunakan tanpa load balancing dan menggunakan ISP 1 dengan Speedtest.net

Pengujian

Nilai Kecepatan unduh

(Mbps)

Rata-Rata

throughput

(Mbps) Pengujian ke-

1 2 3

Tidak menggunakan load

balancing, menggunakan ISP 1

35,64 34,39 40,93 36,98

Terakhir adalah pengujian dengan tahap ketiga yaitu dengan menguji kacepatan

bandwidth tanpa menggunakan teknik load balancing tetapi hanya menggunakan ISP

2. Berikut adalah hasil pengujian yang didapatkan ketika menguji tahap ini.

Page 88: ANALISIS LOAD BALANCING MENGGUNAKAN METODE PER …

71

Jurusan Teknik Informatika dan Konputer – Politeknik Negeri Jakarta

Gambar 4. 13 Hasil pengujian ke-1 pada tahap ketiga menggunakan speedtest.net

Gambar 4.13 adalah hasil dari pengujian kesatu yang dilakukan dari tiga kali uji coba

dengan melakukan pengujian pada tahap ketiga Nilai unduh yang digunakan sebagai

throughput dari pengujian ini sebesar 4.19Mbps.

Gambar 4. 14 Hasil pengujian ke-2 pada tahap ketiga menggunakan speedtest.net

Gambar 4.14 adalah hasil dari pengujian kedua yang dilakukan dari tiga kali uji coba

dengan melakukan pengujian pada tahap ketiga Nilai unduh yang digunakan sebagai

throughput dari pengujian ini sebesar 4.16Mbps.

Page 89: ANALISIS LOAD BALANCING MENGGUNAKAN METODE PER …

72

Jurusan Teknik Informatika dan Konputer – Politeknik Negeri Jakarta

Gambar 4. 15 Hasil pengujian ke-3 pada tahap ketiga menggunakan speedtest.net

Gambar 4.15 adalah hasil dari pengujian ketiga yang dilakukan dari tiga kali uji coba

dengan melakukan pengujian pada tahap ketiga Nilai unduh yang digunakan sebagai

throughput dari pengujian ini sebesar 4.13Mbps.

Berdasarkan gambar 4.13, gambar 4.14 dan gambar 4.15, diketahui bahwa rata-rata nilai

throughput dalam mengukur kecepatan bandwidth menggunakan tanpa menggunakan

teknik load balancing dan hanya menggunakan ISP 2, yaitu sebesar 4,16Mbps. Untuk

lebih jelasnya akan dipaparkan pada tabel dibawah ini.

Tabel 4. 11 Hasil Pengujian menggunakan tanpa load balancing dan menggunakan ISP 2 dengan Speedtest.net

Pengujian

Nilai Kecepatan unduh

(Mbps)

Rata-Rata

throughput

(Mbps) Pengujian ke-

1 2 3

Tidak menggunakan load

balancing, menggunakan ISP 2

4,19 4,16 4,13 4,16

b. Data Hasil dari Pengujian dengan Menggunakan speedtest.biznetworks.net.

Sama seperti proses pengujian menggunakan speedtest.net, untuk memperoleh hasil

data pengukuran ini dibagi menjadi tiga tahap pengujian. Tahap Pertama, Tahap

pertama yaitu melakukan pengujian load balancing pada MikroTik yang menggunakan

Page 90: ANALISIS LOAD BALANCING MENGGUNAKAN METODE PER …

73

Jurusan Teknik Informatika dan Konputer – Politeknik Negeri Jakarta

2 ISP. Berikut adalah data dari hasil pengujian yang di dapatkan ketika menguji tahap

ini.

Gambar 4. 16 Hasil pengujian ke-1 pada tahap pertama menggunakan speedtest.biznetworks.com

Gambar 4.16 adalah hasil dari pengujian ke-satu yang dilakukan dari tiga kali uji coba

dengan melakukan pengujian pada tahap pertama Nilai unduh yang digunakan sebagai

throughput dari pengujian ini sebesar 33,7Mbps.

Gambar 4. 17 Hasil pengujian ke-2 pada tahap pertama menggunakan speedtest.biznetworks.com

Gambar 4.17 adalah hasil dari pengujian ke-satu yang dilakukan dari tiga kali uji coba

dengan melakukan pengujian pada tahap pertama Nilai unduh yang digunakan sebagai

throughput dari pengujian ini sebesar 42,3Mbps.

Page 91: ANALISIS LOAD BALANCING MENGGUNAKAN METODE PER …

74

Jurusan Teknik Informatika dan Konputer – Politeknik Negeri Jakarta

Gambar 4. 18 Hasil pengujian ke-3 pada tahap pertama menggunakan speedtest.biznetworks.com

Gambar 4.18 adalah hasil dari pengujian ke-satu yang dilakukan dari tiga kali uji coba

dengan melakukan pengujian pada tahap pertama Nilai unduh yang digunakan sebagai

throughput dari pengujian ini sebesar 30,7Mbps.

Berdasarkan gambar 4.16, gambar 4.17 dan gambar 4.18, diketahui bahwa rata-rata nilai

throughput dalam mengukur kecepatan bandwidth menggunakan yang menggunakan

teknik load balancing dan 2 ISP, yaitu sebesar 35,56Mbps. Untuk lebih jelasnya akan

dipaparkan pada tabel dibawah ini.

Tabel 4. 12 Hasil Pengujian menggunakan load balancing dan 2 ISP dengan Speedtest.biznetworks.com

Pengujian

Nilai Kecepatan unduh

(Mbps)

Rata-Rata

throughput

(Mbps) Pengujian ke-

1 2 3

Load balancing dan

menggunakan 2 ISP

33,7 42,3 30,7 35,56

Selanjutnya adalah pengujian dengan tahap kedua yaitu dengan menguji kecepatan

bandwidth tanpa menggunakan teknik load balancing tetapi hanya menggunakan ISP

1. Berikut adalah hasil pengujian yang di dapatkan ketika menguji tahap ini.

Page 92: ANALISIS LOAD BALANCING MENGGUNAKAN METODE PER …

75

Jurusan Teknik Informatika dan Konputer – Politeknik Negeri Jakarta

Gambar 4. 19 Hasil pengujian ke-1 pada tahap kedua menggunakan speedtest.biznetworks.com

Gambar 4.19 adalah hasil dari pengujian kesatu yang dilakukan dari tiga kali uji coba

dengan melakukan pengujian pada tahap kedua. Nilai unduh yang digunakan sebagai

throughput dari pengujian ini sebesar 28,7Mbps.

Gambar 4. 20 Hasil pengujian ke-2 pada tahap kedua menggunakan speedtest.biznetworks.com

Gambar 4.20 adalah hasil dari pengujian kedua yang dilakukan dari tiga kali uji coba

dengan melakukan pengujian pada tahap kedua. Nilai unduh yang digunakan sebagai

throughput dari pengujian ini sebesar 29,4Mbps.

Page 93: ANALISIS LOAD BALANCING MENGGUNAKAN METODE PER …

76

Jurusan Teknik Informatika dan Konputer – Politeknik Negeri Jakarta

Gambar 4. 21 Hasil pengujian ke-3 pada tahap kedua menggunakan speedtest.biznetworks.com

Gambar 4.21 adalah hasil dari pengujian ketiga yang dilakukan dari tiga kali uji coba

dengan melakukan pengujian pada tahap kedua. Nilai unduh yang digunakan sebagai

throughput dari pengujian ini sebesar 32,1Mbps.

Berdasarkan gambar 4.19, gambar 4.20 dan gambar 4.21, diketahui bahwa rata-rata nilai

throughput dalam mengukur kecepatan bandwidth tanpa menggunakan teknik load

balancing dan hanya menggunakan ISP 1, yaitu sebesar 30,06Mbps. Untuk lebih

jelasnya akan dipaparkan pada tabel dibawah ini.

Tabel 4. 13 Hasil Pengujian menggunakan tanpa load balancing dan menggunakan ISP 1 dengan Speedtest.net

Pengujian

Nilai Kecepatan unduh

(Mbps)

Rata-Rata

throughput

(Mbps) Pengujian ke-

1 2 3

Tidak menggunakan load

balancing, menggunakan ISP 1

28,7 29,4 32,1 30,06

Terakhir adalah pengujian dengan tahap ketiga yaitu dengan menguji kacepatan

bandwidth tanpa menggunakan teknik load balancing tetapi hanya menggunakan ISP

2. Berikut adalah hasil pengujian yang didapatkan ketika menguji tahap ini.

Page 94: ANALISIS LOAD BALANCING MENGGUNAKAN METODE PER …

77

Jurusan Teknik Informatika dan Konputer – Politeknik Negeri Jakarta

Gambar 4. 22 Hasil pengujian ke-1 pada tahap ketiga menggunakan speedtest.biznetworks.com

Gambar 4.22 adalah hasil dari pengujian kesatu yang dilakukan dari tiga kali uji coba

dengan melakukan pengujian pada tahap ketiga Nilai unduh yang digunakan sebagai

throughput dari pengujian ini sebesar. 3,8Mbps.

Gambar 4. 23 Hasil pengujian ke-2 pada tahap ketiga menggunakan speedtest.biznetworks.com

Gambar 4.23 adalah hasil dari pengujian kedua yang dilakukan dari tiga kali uji coba

dengan melakukan pengujian pada tahap ketiga Nilai unduh yang digunakan sebagai

throughput dari pengujian ini sebesar 3.8Mbps.

Page 95: ANALISIS LOAD BALANCING MENGGUNAKAN METODE PER …

78

Jurusan Teknik Informatika dan Konputer – Politeknik Negeri Jakarta

Gambar 4. 24 Hasil pengujian ke-3 pada tahap ketiga menggunakan speedtest.biznetworks.com

Gambar 4.24 adalah hasil dari pengujian ketiga yang dilakukan dari tiga kali uji coba

dengan melakukan pengujian pada tahap ketiga Nilai unduh yang digunakan sebagai

throughput dari pengujian ini sebesar 3.9Mbps.

Berdasarkan gambar 4.22, gambar 4.23 dan gambar 4.24, diketahui bahwa rata-rata nilai

throughput dalam mengukur kecepatan bandwidth menggunakan tanpa menggunakan

teknik load balancing dan hanya menggunakan ISP 2, yaitu sebesar 3,83Mbps. Untuk

lebih jelasnya akan dipaparkan pada tabel dibawah ini.

Tabel 4. 14 Hasil Pengujian menggunakan tanpa load balancing dan menggunakan ISP 2 dengan Speedtest.net

Pengujian

Nilai Kecepatan unduh

(Mbps)

Rata-Rata

throughput

(Mbps) Pengujian ke-

1 2 3

Tidak menggunakan load

balancing, menggunakan ISP 2

3,8 3,8 3,9 3,83

Jika ketiga tabel dari data hasil sistem pengujian pada setiap tahap disatukan dapat

dibandingkan kecepetan bandwidth pada setiap tahap pengujian pada skenario memiliki

kecepatan yang berbeda-beda dan dapat diketahui yang mana koneksi yang lebih stabil

dan cepat.

Page 96: ANALISIS LOAD BALANCING MENGGUNAKAN METODE PER …

79

Jurusan Teknik Informatika dan Konputer – Politeknik Negeri Jakarta

Tabel 4. 15 Hasil Pengujian Skenario Ketiga

No

Pengujian

Nilai kecepatan unduh

(Mbps)

Rata-Rata

throughput

(Mbps) Pengujian ke-

1 2 3

Internet Speed Tester: Speedtest.net

1 Load balancing menggunakan

MikroTik dengan 2 ISP

51,41 48,66 46,98 49,01

2 Tidak menggunakan load

balancing, menggunakan ISP 1

35,64 34,39 40,93 36,98

3 Tidak menggunakan load

balancing, menggunakan ISP 2

4,19 4,16 4,13 4,16

Internet Speed Tester: Speedtest.biznetworks.com

1 Load balancing dan

menggunakan 2 ISP

33,7 42,3 30,7 35,56

2 Tidak menggunakan load

balancing, menggunakan ISP 1

28,7 29,4 32,1 30,06

3 Tidak menggunakan load

balancing, menggunakan ISP 2

3,8 3,8 3,9 3,83

4. Data Hasil Pengujian Ketiga

Pengujian yang dilakukan pada skenario pengujian failover ini menggunakan hasil ping

ke host 8.8.8.8 untuk menunjukkan perpindahan gateway saat terjadinya koneksi yang

terputus sehingga mengalami transisi gateway. Pengujian ini dibagi menjadi dua tahap,

yaitu pengujian masa transisi ISP 1 saat terputus dan pengujian masa transisi ISP 1

kembali terhubung.

Tahap pertama, pengujian failover masa transisi saat ISP 1 saat terputus. Dalam

pengujian ini, interface ‘Ether1_ISP1’dibiarkan terputus agar dapat menguji paket loss

yang terjadi selama transisi gateway.

Page 97: ANALISIS LOAD BALANCING MENGGUNAKAN METODE PER …

80

Jurusan Teknik Informatika dan Konputer – Politeknik Negeri Jakarta

Gambar 4. 25 Hasil ping pada pengujian ke-1 pada tahap pertama pengujian failover.

Gambar 4.25 merupakan hasil ping pada pengujian ke-1 pada tahap pertama yang

dilakukan dengan menggunakan /tools ping pada RouterOS MikroTik. Dari gambar

tersebut dapat diketahui telah terjadi masa transisi dengan melihat TTL (Time to Live)

yang berbeda antara ISP 1 dan ISP 2. Nilai parameter bagian ini menggunakan

parameter Packet Loss yang bedasarkan data sebagai berikut.

Nilai hitung Packet Loss dihitung berdasarkan paket yang diterima dari perubahan nilai

TTL antara 114 dan 113.

𝑃𝑎𝑐𝑘𝑒𝑡 𝐿𝑜𝑠𝑠 =15 − 15

15 𝑋 100% = 0%

Selanjutnya, dilanjutkan dengan kedua kali pengujian lagi pada tahap ini. Berikut adalah

keseluruhan hasil data yang didapatkan.

Tabel 4. 16 Hasil Packet Loss Tahap Pertama.

Pengujian

Nilai Packet Loss (%) Rata-Rata

(%) Pengujian ke-

1 2 3

Pengujian failover masa

transisi saat ISP 1 saat terputus

0 0 0 0

Page 98: ANALISIS LOAD BALANCING MENGGUNAKAN METODE PER …

81

Jurusan Teknik Informatika dan Konputer – Politeknik Negeri Jakarta

Tahap kedua, pengujian failover masa transisi saat ISP 1 saat hidup kembali. Dalam

pengujian ini, interface ‘Ether1_ISP1’dihidupakan kembali agar dapat menguji packet

loss yang terjadi selama transisi gateway.

Gambar 4. 26 Hasil ping pada pengujian ke-1 pada tahap kedua pengujian failover.

Gambar 4.26 merupakan hasil ping pada pengujian ke-1 pada tahap kedua yang

dilakukan dengan menggunakan /tools ping pada RouterOS MikroTik. Dari gambar

tersebut dapat diketahui telah terjadi masa transisi dengan melihat TTL (Time to Live)

yang berbeda antara ISP 1 dan ISP 2. Nilai parameter bagian ini menggunakan

parameter Packet Loss yang bedasarkan data sebagai berikut.

Nilai hitung Packet Loss dihitung berdasarkan paket yang diterima dari perubahan nilai

TTL antara 114 dan 113.

Packet Loss =18 − 18

18 𝑋 100% = 0%

Selanjutnya, dilanjutkan dengan kedua kali pengujian lagi pada tahap ini. Berikut adalah

keseluruhan hasil data yang didapatkan.

Page 99: ANALISIS LOAD BALANCING MENGGUNAKAN METODE PER …

82

Jurusan Teknik Informatika dan Konputer – Politeknik Negeri Jakarta

Tabel 4. 17 Hasil Packet Loss Tahap Kedua.

Pengujian

Nilai Packet Loss (%) Rata-Rata

(%) Pengujian ke-

1 2 3

Pengujian failover masa

transisi saat ISP 1 saat hidup

kembali.

0 0 0 0

Setelah kedua tahap pengujian dilakukan pada skenario ketiga, maka data hasil

pengujian sistem dengan failover ini adalah sebagai berikut.

Tabel 4. 18 Hasil Skenario Ketiga

Pengujian Nilai Parameter

Packet Loss (%)

Pengujian failover masa transisi saat ISP

1 saat terputus.

0

Pengujian failover masa transisi saat ISP

1 saat hidup kembali.

0

5. Data Hasil Pengujian Keempat

Pengujian yang dilakukan pada skenario pengujian untuk menguji fungsional notifikasi

Telegram sebagai sistem peringatan. Paramater dari pengujian ini berdasarkan hasil

durasi antara waktu penoknatifan interface dan waktu pesan sampai. Pengujian ini

dibagi menjadi tiga tahap, yaitu pengujian status koneksi ISP 1, status koneksi ISP 2,

dan koneksi LAN.

Bagian pertama, host yang akan diuji adalah host yang terhubung dengan koneksi ISP

1 yang diuji sebanyak tiga kali dengan kondisi saat host “DOWN” dan kondisi saat

Page 100: ANALISIS LOAD BALANCING MENGGUNAKAN METODE PER …

83

Jurusan Teknik Informatika dan Konputer – Politeknik Negeri Jakarta

melakukan recovery atau “UP”. Hasil pengujian saat kondisi “DOWN” dapat dilihat

pada tabel 4.14 dan saat kondisi “UP” dapat dilihat pada tabel 4.15.

Tabel 4. 19 Data Pengujian koneksi ISP 1 “DOWN”

Pengujian Waktu Disable Waktu Pesan

Sampai

Durasi*

1 09:42:15 09:42:19 00:00:04

2 09:43:35 09:43:48 00:00:13

3 09:44:50 09:45:03 00:00:13

*Durasi = Selisih dari waktu pesan sampai dan waktu disable

Tabel 4. 20 Data Pengujian koneksi ISP 1 “UP”

Pengujian Waktu Disable Waktu Pesan

Sampai

Durasi*

1 09:42:55 09:43:00 00:00:05

2 09:44:15 09:44:30 00:00:15

3 09:45:28 09:45:45 00:00:17

*Durasi = Selisih dari waktu pesan sampai dan waktu disable

Bagian kedua, host yang akan diuji adalah host yang terhubung dengan koneksi ISP 2

yang diuji sebanyak tiga kali dengan kondisi saat host “DOWN” dan kondisi saat

melakukan recovery atau “UP”. Hasil pengujian saat kondisi “DOWN” dapat dilihat

pada tabel 4.16 dan saat kondisi “UP” dapat dilihat pada tabel 4.17.

Tabel 4. 21 Data Pengujian koneksi ISP 2 “DOWN”

Pengujian Waktu Disable Waktu Pesan

Sampai

Durasi*

1 09:36:45 09:37:49 00:00:04

2 09:38:00 09:38:03 00:00:03

3 09:39:30 09:39:33 00:00:03

*Durasi = Selisih dari waktu pesan sampai dan waktu disable

Page 101: ANALISIS LOAD BALANCING MENGGUNAKAN METODE PER …

84

Jurusan Teknik Informatika dan Konputer – Politeknik Negeri Jakarta

Tabel 4. 22 Data Pengujian koneksi ISP 2 “UP”

Pengujian Waktu Disable Waktu Pesan

Sampai

Durasi*

1 09:37:15 09:37:30 00:00:15

2 09:38:25 09:38:30 00:00:05

3 09:39:55 09:40:00 00:00:05

*Durasi = Selisih dari waktu pesan sampai dan waktu disable

Bagian ketiga, host yang akan diuji adalah host yang terhubung dengan koneksi LAN

yang diuji sebanyak tiga kali dengan kondisi saat host “DOWN” dan kondisi saat

melakukan recovery atau “UP”. Hasil pengujian saat kondisi “DOWN” dapat dilihat

pada tabel 4.18 dan saat kondisi “UP” dapat dilihat pada tabel 4.19.

Tabel 4. 23 Data Pengujian koneksi LAN “DOWN”

Pengujian Waktu Disable Waktu Pesan

Sampai

Durasi*

1 09:28:18 09:28:33 00:00:15

2 09:32:00 09:32:18 00:00:18

3 09:33:45 09:33:48 00:00:03

*Durasi = Selisih dari waktu pesan sampai dan waktu disable

Tabel 4. 24 Data Pengujian koneksi LAN “UP”

Pengujian Waktu Disable Waktu Pesan

Sampai

Durasi*

1 09:30:10 09:30:15 00:00:05

2 09:32:55 09:33:00 00:00:05

3 09:33:25 09:33:30 00:00:05

*Durasi = Selisih dari waktu pesan sampai dan waktu disable

6. Data Hasil Pengujian Keenam

Page 102: ANALISIS LOAD BALANCING MENGGUNAKAN METODE PER …

85

Jurusan Teknik Informatika dan Konputer – Politeknik Negeri Jakarta

Pengujian yang dilakukan pada skenario pengujian untuk menguji fungsional notifikasi

Telegram sebagai sistem peringatan dengan menggunakan Scheduler. Paramater dari

pengujian ini berdasarkan hasil ketepatan waktu dalam pengiriman pesan untuk

memberitahukan koneksi internet aktif.

Tabel 4. 25 Tabel hasil data skenario keenam.

Pengujian Waktu pesan

terkirim terakhir

Waktu pesan

terkirim

selanjutnya

Durasi*

1 07:55:00 08:00:00 00:05:00

2 08:00:00 08:05:00 00:05:00

3 08:05:00 08:10:00 00:05:00

Notifikasi dari pengujian internet melalui sistem Scheduler yang dikrimkan melalui

Telegram Bot akan mengirimkan pesan dalam kurun waktu 5 menit sekali untuk

memberikan koneksi internet di MikroTik secara berkala.

4.2 Analisis Data / Evaluasi

Setelah pengujian dilakukan, data hasil keseluruhan pengujian dianalisis sesuai dengan

masing-masing skenario pengujiannya. Berikut hasil analisis data hasil pengujian.

1. Analisis Skenario Pertama

Pengujian skenario pertama yang dilakukan adalah dengan melakukan download video,

untuk melihat perbandingan kecepatan bandwidth yang terpakai saat pengujian load

balancing dengan 2 ISP dan hanya menggunakan satu ISP saja tanpa load balancing

menggunakan parameter throughput, packet loss, dan delay adalah sebagai berikut.

Page 103: ANALISIS LOAD BALANCING MENGGUNAKAN METODE PER …

86

Jurusan Teknik Informatika dan Konputer – Politeknik Negeri Jakarta

Gambar 4. 27 Nilai throughput skenario pertama

Gambar 4.27 merupakan tampilan dari nilai throughput dari pengujian bagian pertama,

bagian kedua dan bagian ketiga. Nilai throughput pengujian tahap pertama, yaitu

dengan melakukan penguduhan video mengambil sebesar 1847464.45 Kbps, nilai

throughput pengujian tahap kedua, yaitu sebesar 471427.45 Kbps dan lai throughput

pengujian tahap kedua, yaitu sebesar 412638.52 Kbps.

Berdasarkan data yang di dapatkan pada gambar 4.27, nilai throughput penguduhan

video dengan bagian pertama lebih besar dibandingkan dengan nilai throughput pada

bagian kedua dan ketiga. Total presentase pada bagian pertama adalah 68% sehingga

menghasilkan nilai selisih 51% dengan bagian kedua yang memiliki nilai presentase

17% dan nilai selisih 53% dengan bagian ketiga dengan total presentase 15%. Dengan

begitu dapat disimpulkan bahwa nilai throughput dalam pengunduhan video dengan

menggunakan load balancing dan 2 ISP lebih besar dengan hanya menggunakan ISP 1

atau ISP 2.

Berdasarkan hasil pengujian sistem load balancing dengan mengunduh video,

didapatkan nilai packet loss dari pengujian bagian pertama maupun bagian kedua dan

bagian ketiga. Bagian pertamtya, memiliki nilai packet loss 0%. Sementara, pada tahap

kedua dan ketiga juga memiliki packet loss 0%. Maka dapat disimpulkan load balancing

pada MikroTik memiliki kinerja yang bagus dalam mengurangi terjadi packet loss.

Page 104: ANALISIS LOAD BALANCING MENGGUNAKAN METODE PER …

87

Jurusan Teknik Informatika dan Konputer – Politeknik Negeri Jakarta

Gambar 4. 28 Nilai delay Skenario Pertama

Gambar 4.28 merupakan tampilan nilai delay dari pengujian bagian pertama, bagian

kedua dan bagian ketiga dalam pengunduhan video. Nilai delay pengujian pada bagian

pertama sebesar 0.0009 ms, bagian kedua memiliki delay sebesar 0.0071 ms dan bagian

ketiga memiliki delay sebesar 0.7722 ms.

Berdasarkan data yang di dapatkan pada gambar 4.28, nilai delay pada pengujian bagian

ketiga lebih besar ketimbang dengan nilai delay pengujian pertama dan pengujiann

kedua. Sementara, nilai delay pengujian pada bagian pertama lebih rendah

dibandingkan dengan kedua pengujian lainnya. Dapat disimpulkan, pengujian bagian

pertama yang merupakan pengujian pada load balancing yang menggunakan 2 ISP

memiliki nilai delay lebuh baik ketika melakukan pengunduhan video dibandingkan

hany dengan menggunakan ISP 1 atau ISP 2.

Dengan begitu, bedasarkan dari kategori dan indeks dari nilai parameter throughput,

packet loss, dan delay, menurut standar TIPHON untuk download video untuk

pengujian sistem load balancing dan 2 ISP dengan menggunakan MikroTik sebagai

berikut.

Page 105: ANALISIS LOAD BALANCING MENGGUNAKAN METODE PER …

88

Jurusan Teknik Informatika dan Konputer – Politeknik Negeri Jakarta

Tabel 4. 26 Standar TIPHON untuk download video

Metode Parameter Nilai Standar TIPHON

Kategori Indeks

Load

balancing

dan 2 ISP

dengan

menggunakan

MikroTik

Throughput

(Kbps)

1847464.45

Kbps

Sangat Bagus 4

Packet Loss

(%)

0 Sangat Bagus 4

Delay (ms) 0,0009 ms Sangat Bagus 4

Berdasarkan Tabel 4.26 memperlihatkan nilai throughput, packet loss, dan delay dari

load balancing dengan MikroTik memenuhi semua kategori dan index yang ditetapkan

oleh TIPHON yaitu dengan kategori “Sangat Bagus” dan memiliki index 4.

2. Analisis Skenario Kedua

Pengujian skenario kedua yang dilakukan adalah dengan melakukan streaming video,

untuk melihat perbandingan kecepatan bandwidth yang terpakai saat pengujian load

balancing dengan 2 ISP dan hanya menggunakan satu ISP saja tanpa load balancing

menggunakan parameter throughput, packet loss, dan delay adalah sebagai berikut.

Gambar 4. 29 Nilai throughput skenario kedua

Page 106: ANALISIS LOAD BALANCING MENGGUNAKAN METODE PER …

89

Jurusan Teknik Informatika dan Konputer – Politeknik Negeri Jakarta

Gambar 4.29 merupakan tampilan dari nilai throughput dari pengujian bagian pertama,

bagian kedua dan bagian ketiga. Nilai throughput pengujian bagian pertama, yaitu

dengan melakukan penguduhan video mengambil sebesar 75313.02 Kbps, nilai

throughput pengujian bagian kedua, yaitu sebesar 42238.94 Kbps dan nilai throughput

pengujian bagian ketiga, yaitu sebesar 64893.15 Kbps.

Berdasarkan data yang di dapatkan pada gambar 4.29, nilai throughput penguduhan

video dengan bagian pertama lebih besar dibandingkan dengan nilai throughput pada

bagian kedua dan ketiga. Total presentase pada bagian pertama adalah 43% sehingga

menghasilkan nilai selisih 20% dengan bagian kedua yang memiliki nilai presentase

23% dan nilai selisih 8.1% dengan bagian ketiga dengan total presentase 34.9%. Dengan

begitu dapat disimpulkan bahwa nilai throughput dalam streaming video dengan

menggunakan load balancing dan 2 ISP lebih besar dengan hanya menggunakan ISP 1

atau ISP 2.

Berdasarkan hasil pengujian sistem load balancing dengan streaming h video,

didapatkan nilai packet loss dari pengujian bagian pertama maupun bagian kedua dan

bagian ketiga. Bagian pertama, memiliki nilai packet loss 0%. Sementara, pada tahap

kedua dan ketiga juga memiliki packet loss 0%. Maka dapat disimpulkan load balancing

pada MikroTik memiliki kinerja yang bagus dalam mengurangi terjadi packet loss.

Gambar 4. 30 Nilai Delay Skenario Kedua

Page 107: ANALISIS LOAD BALANCING MENGGUNAKAN METODE PER …

90

Jurusan Teknik Informatika dan Konputer – Politeknik Negeri Jakarta

Gambar 4.30 merupakan tampilan nilai delay dari pengujian bagian pertama, bagian

kedua dan bagian ketigaa dalam pengunduhan video. Nilai delay pengujian pada bagian

pertama sebesar 0.0149 ms, bagian kedua memiliki delay sebesar 0.0148 ms dan bagian

ketiga memiliki delay sebesar 0.0959 ms.

Berdasarkan data yang di dapatkan pada gambar 4.30, nilai delay pada pengujian bagian

ketiga lebih besar ketimbang dengan nilai delay pengujian pertama dan pengujiann

kedua. Sementara, nilai delay pengujian pada bagian kedua lebih rendah dibandingkan

dengan kedua pengujian lainnya. Sementara, perbandingan nilai delay antara pengujian

pertama dan pengujian memiliki perbedaan yang sangat tipis. Dapat disimpulkan,

pengujian bagian pertama yang merupakan pengujian pada load balancing yang

menggunakan 2 ISP memiliki nilai delay cukup baik ketika melakukan streaming video

dibandingkan hanya dengan menggunakan ISP 2.

Dengan begitu, bedasarkan dari kategori dan indeks dari nilai parameter throughput,

packet loss, dan delay, menurut standar TIPHON untuk streaming video untuk

pengujian sistem load balancing dan 2 ISP dengan menggunakan MikroTik sebagai

berikut.

Tabel 4. 27 Standar TIPHON untuk streaming video

Metode Parameter Nilai Standar TIPHON

Kategori Indeks

Load

balancing

dan 2 ISP

dengan

menggunakan

MikroTik

Throughput

(Kbps)

75313.02 Kbps Sangat Bagus 4

Packet Loss

(%)

0 Sangat Bagus 4

Delay (ms) 0,0149 ms Sangat Bagus 4

Berdasarkan Tabel 4.27 memperlihatkan nilai throughput, packet loss, dan delay dari

Page 108: ANALISIS LOAD BALANCING MENGGUNAKAN METODE PER …

91

Jurusan Teknik Informatika dan Konputer – Politeknik Negeri Jakarta

load balancing dengan MikroTik dengan streaming video memenuhi semua kategori

dan index yang ditetapkan oleh TIPHON yaitu dengan kategori “Sangat Bagus” dan

memiliki index 4.

3. Analisis Skenario Ketiga

Pengujian skenario kedua yang dilakukan dengan kedua internet speed tester, yaitu

Speedtest.net dan speedtest.biznetworks.com, yang meperlihatkan bahwa masing-

masing bagian pengujian memiliki nilai throughput yang berbeda. Perbandingan

masing-masing bagian pengujian ditampilkan pada gambar berikut.

Gambar 4. 31 Perbandingan Throughput Pengujian dengan Speedtest.net

Gambar 4.31 merupakan perbandingan nilai throughput dari setiap bagian pengujian

yang dilakukan dengan speedtest.net. Nilai throughput pengujian bagian pertama, yaitu

sistem load balancing pada MikroTik yang menggunakan dua ISP adalah 49,01 Mbps.

Nilai throughput pengujian bagian kedua, yaitu sistem load balancing yang tidak

menggunakan load balancing tetapi ISP 1 adalah 36.98. Nilai pengujian tahap ketiga,

yaitu pengujian sistem tidak menggunakan load balancing tetapi menggunakan ISP 2

adalah 4,16 Mbps.

Berdasarkan data yang di dapatkan pada gambar 4.31, nilai throughput dengan bagian

pertama lebih besar dibandingkan dengan nilai throughput pada bagian kedua dan

ketiga. Total presentase pada pengujian bagian pertama adalah 54% sehingga

Page 109: ANALISIS LOAD BALANCING MENGGUNAKAN METODE PER …

92

Jurusan Teknik Informatika dan Konputer – Politeknik Negeri Jakarta

menghasilkan nilai selisih 13% dengan pengujian bagian kedua yang memiliki nilai

presentase 41% dan nilai selisih 49% dengan pengujian bagian ketiga dengan total

presentase 5%. Sementara, pengujian bagian kedua dan ketiga mempunyai selisih 36%.

Gambar 4. 32 Perbandingan throughput pengujian dengan speedtest.biznetworks.com

Gambar 4.32 merupakan perbandingan nilai throughput dari setiap bagian pengujian

yang dilakukan dengan speedtest.biznetworks.com. Nilai throughput pengujian bagian

pertama, yaitu sistem load balancing pada MikroTik yang menggunakan dua ISP

adalah 35.56 Mbps. Nilai throughput pengujian bagian kedua, yaitu sistem load

balancing yang tidak menggunakan load balancing tetapi ISP 1 adalah 30.06 Mbps.

Nilai pengujian tahap ketiga, yaitu pengujian sistem tidak menggunakan load balancing

tetapi menggunakan ISP 2 adalah 3.9 Mbps.

Berdasarkan data yang di dapatkan pada gambar 4.32, nilai throughput dengan bagian

pertama lebih besar dibandingkan dengan nilai throughput pada bagian kedua dan

ketiga. Total presentase pada pengujian bagian pertama adalah 51% sehingga

menghasilkan nilai selisih 8% dengan pengujian bagian kedua yang memiliki nilai

presentase 43% dan nilai selisih 46% dengan pengujian bagian ketiga dengan total

presentase 5%. Sementara, pengujian bagian kedua dan ketiga mempunyai selisih 38%.

Berikut adalah tampilan diagram yang menampilkan secara keseluruhan perbandingan

antara pengujian menggunakan speedtest.net dan speedtest.biznetworks.com, yaitu.

Page 110: ANALISIS LOAD BALANCING MENGGUNAKAN METODE PER …

93

Jurusan Teknik Informatika dan Konputer – Politeknik Negeri Jakarta

Gambar 4. 33 Diagram perbandingan throughput dengan dua internet speed tester

Gambar 4.33 merupakan diagram perbandingan nilai throughput dari pengujian bagian

pertama, pengujian kedua, dan pengujian ketiga dengan menggunakan situs internet

speed tester online, yaitu speedtest.net dan speedtest.biznetworks.com.

Berdasarkan hasil perbandingan pada gambar 4.33, bagian pertama yang merupakan

pengujian penggunaan load balancing dan penggunaan 2 ISP lebih besar dengan

pengujian bagian kedua maupun ketiga. Dengan begitu disimpulkan penggunaan load

balancing dan 2 ISP lebih unggul untuk meningkatkan kecepatan internet jaringan.

4. Analisis Skenario Keempat

Pengujian skenario keempat adalah menguji fungsional fileover dengan menggunakan

ping ke host “8.8.8.8” untuk memperlihatkan perpindahan gateway selama masa

transisi. Nilai parameter yang digunakan adalah hasil dari nilai packet loss.

Page 111: ANALISIS LOAD BALANCING MENGGUNAKAN METODE PER …

94

Jurusan Teknik Informatika dan Konputer – Politeknik Negeri Jakarta

Gambar 4. 34 Ping perpindahan gateway

Berdasarkan pada gambar 4.34 dari hasil ping terjadi perubahan gateway pada masa

transisi dimana ISP 1 terputus terjadi perubahan Time to Live (TTL) dari ‘114’ menjadi

‘113’ yang menandakan jalur pengiriman paket berbeda dan juga menjelaskan jika salah

satu koneksi internet terputus ISP yang ditentukan sebagai ISP cadangan akan automatis

menggantikan ISP primer yang terputus dengan begitu client masih tetap mengakses

internet. Berikut adalah gambar koneksivitas ketika client mencoba ping ketika ISP

primer terputus yang membuktikan client dapat mengakses internet.

Gambar 4. 35 ping dari client

Berdasarkan hasil pengujian sistem fileover, di dapatkan nilai packet loss dari pengujian

bagian pertama maupun bagian kedua. Bagian pertama, memiliki nilai packet loss 0%.

Sementara, pada bagian kedua juga memiliki packet loss 0%. Maka dapat disimpulkan

selama masa transisi gateway tidak ada packet loss yang terjadi. Dengan begitu

Page 112: ANALISIS LOAD BALANCING MENGGUNAKAN METODE PER …

95

Jurusan Teknik Informatika dan Konputer – Politeknik Negeri Jakarta

berdasarkan kategori dan indeks yang terapkan pleh TIPHON dalam dua bagian

pengujian, yaitu.

Tabel 4. 28 Standar TIPHON untuk failover

Pengujian Parameter Nilai Standar TIPHON

Kategori Indeks

Pengujian failover masa

transisi saat ISP 1 saat

terputus.

Packet Loss

(%)

0 Sangat Bagus 4

Pengujian failover masa

transisi saat ISP 1 saat

hidup kembali.

0 Sangat Bagus 4

Berdasarkan Tabel 4.28 memperlihatkan nilai packet loss selama failover terjadi

memenuhi semua kategori dan index yang ditetapkan oleh TIPHON yaitu dengan

kategori “Sangat Bagus” dan memiliki index 4.

5. Analisis Skenario Keempat

a. Analisis Pengujian notifikasi koneksi ISP 1

Dari pengujian fungsional notifikasi Telegram terhadap koneksi ISP 1 yang telah

dilakukan, didapatkan hasil yaitu MikroTik dapat mengirimkan pesan notifikasi

peringatan kepada admin dalam Group Telegram. Durasi saat MikroTik mengrimkan

pesan notifikasi tergantung pada konfigurasi interval dan timeout.

Berdasarkan hasil data pengujian pada tabel 4.19 dikalan koneksi ISP 1 dalam kondisi

“Down” didapatkan durasi saat pengujian disable, MikroTik yang mendeteksi sebuah

perubahan status “Down” dari salah satu interfaces-nya akan melakukan pengiriman

pesan selang kurang lebih dari 15 detik. Kondisi tersebut sesuai dengan konfigurasi

yang telah diatur dengan Netwatch yaitu konfigurasi waktu interval selama 5 detik dan

Page 113: ANALISIS LOAD BALANCING MENGGUNAKAN METODE PER …

96

Jurusan Teknik Informatika dan Konputer – Politeknik Negeri Jakarta

timeout 1000. Jadi, ketika MikroTik mendeteksi sebuah perubahan status pada koneksi

ISP 1, MikroTik akan melakukan pengecekan ulang selama 1000 timeout dalam selang

waktu 15 detik sampai memang dipastikan perubahan status telah terjadi.

Sementara itu, dari data pengujian notifikasi koneksi ISP 1 ketika melakukan

pengaktifan kembali sampai kondisi menjadi “Up” seperti pada tabel 4.20

membutuhkan waktu sesuai dengan nilai waktu interval dan juga pengecekan ulang

bahwa koneksi ISP 1 ini benar-benar telah aktif.

Notifikasi terhadap MikroTik melalui Telegram akann segera dikrim setelah MikroTik

mendeteksi perubahan status setelah mengeceknya berulang kali. Hal ini dilakukan agar

MikroTik dapat memastikan kembali apakah kondisi koneksi ISP 1 ini benar terputus

atau tidak sebelum pengirimkan pesan peringatan ke grup chat.

b. Analisis pengujian notifikasi koneski ISP 2

Dari pengujian fungsional notifikasi Telegram terhadap koneksi ISP 2 yang telah

dilakukan, didapatkan hasil yaitu MikroTik dapat mengirimkan pesan notifikasi

peringatan kepada admin dalam Group Telegram. Durasi saat MikroTik mengrimkan

pesan notifikasi tergantung pada konfigurasi interval dan timeout.

Berdasarkan hasil data pengujian pada tabel 4.21 dikalan koneksi ISP 2 dalam kondisi

“Down” didapatkan durasi saat pengujian disable, MikroTik yang mendeteksi sebuah

perubahan status “Down” dari salah satu interfaces-nya akan melakukan pengiriman

pesan selang kurang lebih dari 5 detik. Kondisi tersebut sesuai dengan konfigurasi yang

telah diatur dengan Netwatch yaitu konfigurasi waktu interval selama 15 detik dan

timeout 1000. Jadi, ketika MikroTik mendeteksi sebuah perubahan status pada koneksi

ISP 2, MikroTik akan melakukan pengecekan ulang selama 1000 timeout dalam selang

waktu 15 detik sampai memang dipastikan perubahan status telah terjadi.

Sementara itu, dari data pengujian notifikasi koneksi ISP 2 ketika melakukan

pengaktifan kembali sampai kondisi menjadi “Up” seperti pada tabel 4.22

Page 114: ANALISIS LOAD BALANCING MENGGUNAKAN METODE PER …

97

Jurusan Teknik Informatika dan Konputer – Politeknik Negeri Jakarta

membutuhkan waktu sesuai dengan nilai waktu interval dan juga pengecekan ulang

bahwa koneksi ISP 2 ini benar-benar telah aktif.

Notifikasi terhadap MikroTik melalui Telegram akann segera dikrim setelah MikroTik

mendeteksi perubahan status setelah mengeceknya berulang kali. Hal ini dilakukan agar

MikroTik dapat memastikan kembali apakah kondisi koneksi LAN ini benar terputus

atau tidak sebelum pengirimkan pesan peringatan ke grup chat.

c. Analisis pengujian notifikasi koneski LAN

Dari pengujian fungsional notifikasi Telegram terhadap koneksi LAN yang telah

dilakukan, didapatkan hasil yaitu MikroTik dapat mengirimkan pesan notifikasi

peringatan kepada admin dalam Group Telegram. Durasi saat MikroTik mengrimkan

pesan notifikasi tergantung pada konfigurasi interval dan timeout.

Berdasarkan hasil data pengujian pada tabel 4.23 dikalan koneksi LAN dalam kondisi

“Down” didapatkan durasi saat pengujian disable, MikroTik yang mendeteksi sebuah

perubahan status “Down” dari salah satu interfaces-nya akan melakukan pengiriman

pesan selang kurang lebih dari 5 detik. Kondisi tersebut sesuai dengan konfigurasi yang

telah diatur dengan Netwatch yaitu konfigurasi waktu interval selama 15 detik dan

timeout 1000. Jadi, ketika MikroTik mendeteksi sebuah perubahan status pada koneksi

LAN, MikroTik akan melakukan pengecekan ulang selama 1000 timeout dalam selang

waktu 15 detik sampai memang dipastikan perubahan status telah terjadi.

Sementara itu, dari data pengujian notifikasi koneksi LAN ketika melakukan

pengaktifan kembali sampai kondisi menjadi “Up” seperti pada tabel 4.24

membutuhkan waktu sesuai dengan nilai waktu interval dan juga pengecekan ulang

bahwa koneksi LAN ini benar-benar telah aktif.

Notifikasi terhadap MikroTik melalui Telegram akan segera dikrim setelah MikroTik

mendeteksi perubahan status setelah mengeceknya berulang kali. Hal ini dilakukan agar

Page 115: ANALISIS LOAD BALANCING MENGGUNAKAN METODE PER …

98

Jurusan Teknik Informatika dan Konputer – Politeknik Negeri Jakarta

MikroTik dapat memastikan kembali apakah kondisi koneksi LAN ini benar terputus

atau tidak sebelum pengirimkan pesan peringatan ke grup chat.

6. Analisis Skenario Keenam

Dari pengujian sistem peringatan melalui Telegram dengan menguji sistem Scheduler

yang mengirim sebuah pesan pengingat sesuai batas waktu yang ditentukan. Pengujian

ini dilakukan untuk mengecek bahwa koneksi internet pada MikroTik aktif dengan

begitu pada pengujian ini menggunakan sistem scheduler.

Berdasarkan data pada tabel 4.25 dalam waktu kurun 5 menit scheduler akan

mengirimkan pesan secara automatis kedalam grup chat yang memberitahukan konesksi

internet aman sesuai dengan waktu interval yang dkonfigurasi dalam scheduler yaitu 5

menit.

Gambar 4. 36 Sistem Scheduler.

Gambar 4.36 adalah gambar sistem scheduler. Dapat dilihat dari gambar tersebut nilai

interval yang ditetapkan adalah 5 menit sehingga setiap selang 5 menit Scheduler akan

menjalankan perintah run script yang terdapat box ‘on event’ dan mengirimkan pesan

ke dalam group chat.

Page 116: ANALISIS LOAD BALANCING MENGGUNAKAN METODE PER …

99

BAB V

PENUTUPAN

5.1 Kesimpulan

Kesimpulan yang diperoleh setelah melakukan tahapan-tahapan pada penelitian adalah

sebagai berikut:

1. Bedasarkan hasil rata-rata dari perhitungan dalam pengujian pengunduhan video,

streaming video, dan internet speedtester membuktikan bahwa setelah

menerapkan load balancing menjadi lebih stabil dan memenuhi standar TIPHON

sehingga dapat meningkat kualitas QoS dalam jaringan perusahaan.

2. Berdasarkan hasil pada pengujian fileover berdasarkan nilai parameter packet

loss. Didapatkan hasil packet loss dari pengujian ini adalah 0%. Sehingga,

menyimpulkan bahwa fileover pada load balancing berjalan dengan baik.

3. Berdasarkan hasil analisis pengujian fungsional notifikasi Telegram dapat

disimpulkan bahwa saat MikroTik mendeteksi perubahan status koneksi pada

koneksi ISP 1, ISP 2 dan LAN, MikroTik akan mengecek kembali dengan jumlah

timeout yang ditentukan dan mengirimkan pesan dalam selang kurang lebih 15

detik pada admin. Hal ini dapat membantu teknisi jika koneksi mendapatkan

gangguan.

4. Berdasarkan hasil pengujian sistem scheduler disimpulkan bahwa dalam selang

waktu 5 menit, MikroTik akan mengirimkan pesan berupa status koneksi jaringan

internet MikroTik sesuai dengan waktu ditentukan.

5.2 Saran

Saran yang diperoleh setelah melakukan tahapan-tahapan pada penelitian adalah

sebagai berikut:

1. Pesan yang digunakan sebagai sistem peringatan dapat ditambahkan dengan

pembuatan script untuk mengetahui usage cpu, memory, dsb.

Page 117: ANALISIS LOAD BALANCING MENGGUNAKAN METODE PER …

100

Jurusan Teknik Informatika dan Konputer – Politeknik Negeri Jakarta

2. Menambahkan skenario pengujian terhadap masing-masing gateway pada load

balancing dengan waktu delay.

3. Menambahkan host yang diterapkan pada Netwatch untuk mencoba berbagai

macam pesan yang dikirim jika terjadi masalah.

Page 118: ANALISIS LOAD BALANCING MENGGUNAKAN METODE PER …

101

DAFTAR PUSTAKA

A. H. Kamarullah. 2009. “Penerapan Metode Quality Of Service padajaringan Traffic

yang padat”, Jurnal Jaringan Komputer Universitas Sriwijaya, pp 30-48

C. A. Pamungkas.2016. “Manajemen Bandwith Menggunakan Mikrotik Routerboard

Di Politeknik Indonusa Surakarta,” Jurnal Inf. Politek. Indonusa Surakarta, vol.

1, no. 3, pp. 17–22.

Citraweb Solusi Teknologi, n.d. “Penggunaan Custom Chain pada Firewall MikroTik”.

Available at: http://www.mikrotik.co.id/artikel_lihat.php?id=146. [Akses: 21 Mei

2020].

Citraweb Solusi Teknologi, n.d. “Load Balancing dengan Metode PCC”. Available at:

http://www.mikrotik.co.id/artikel_lihat.php?id=34#:~:text=Load%20balance%2

0pada%20mikrotik%20adalah,pada%20salah%20satu%20jalur%20koneksi.

[Akses: 3 Juni 2020].

Efendi, Rissal. 2012. “Perancangan Bandwidth Adaptif Dengan Memanfaatkan

Incoming Internet Control Message Protocol (ICMP) Packet Request”, Jurnal

Universitas Diponogoro. pp 31-78

Ericsson, Loreto., dan Cisco, Saint-Andre. 2013. “Known Issues and Best Practices for

the Use of Long Polling and Streaming in Bidirectional HTTP”. Italy: Internet

Engineering Task Force (IETF). (ISSN: 2070-1721).

ETSI, 1999. “Telecommunications and Internet Protocol Harmonization Over Networks

(TIPHON); General aspects of Quality of Service (QoS)”, Valbonne: European

Telecommunications Standards Institute.

Few, Stephen. 2006. “Information Dashboard Design”. O’Reily ;ISBN:0-596-10016-7

Page 119: ANALISIS LOAD BALANCING MENGGUNAKAN METODE PER …

102

Fitriastuti, Fatsyahrina. dan Utomo, Dodi Prasetyo. 2014. “Implementasi Bandwidth

Management dan Firewall System Menggunakan MikroTik OS 2.9.27”, Jurnal

Univeristas Janabadra, vol. 4, no.1.

Hansa, Wijaya Nerrisa., dan Susanto Pasca, Billy. (2020). “Analisis Litensi Metode

PCC, NTH, ECMP, untuk Load balance dan Fileover”. Jurnal Universitas Kristen

Maranatha, vol. 2, no. 1, pp 177-189.

Hedisantoso, Feri Siswoyo. 2019. “Sistem Notifikasi Kebakaran Gedung Menggunakan

Telegram”. Jurnal Politeknik Enjinering Indorama, vol. 4, no.2, pp 20 – 28.

Herlambang, Moch Linto., dan L. Azis Catur.2008. “Panduan Lengkap Menguasai

Router Masa Depan Menggunakan MikroTik RouterOSTM” Yogyakarta: Penerbit

ANDI, Yogyakarta.

J. Webber, S. Parastatidis, dan I. Robinson.2010. “REST in Practice”. UnitedStates:

O’Reilly. Media, Inc.

Komputer, Wahana. 2010. “Cara Mudah Membangun Jaringan Komputer dan internet”.

Jakarta: Mediakita.

Kurniawan, E., dan Sani, A. 2014. “Analisis Kualitas Real Time Video Streaming

Terhadap Bandwidth Jaringan yang Tersedia”. Jurnal Singuda Ensikom. pp 208 -

216

Malik, Shadan. 2005. “Enterprise Dashboards – Design and Best Practices for IT”. John

Wiley & Sons, Inc.

Ningsih, Y.K., Susila, Tjandran., dan Ismet, Rizky Febrian.2004.”Analisi Quality of

Service Pada Simulasi Jaringan Multiprotocol Label Switching Virtual Private

Network (MPLS VPN)”. Jurnal Universitas Trisakti. Vol.3, no.2, pp 33-48.

Pranata, Beni Ardi., Hijrani, Astria., dan Junaidi, Akmal. 2018. “Perancangan

Application Programming Interface (API) Berbasis Web Menggunakan Gaya

Page 120: ANALISIS LOAD BALANCING MENGGUNAKAN METODE PER …

103

Arsitektur Representational State Transfer (REST) Untuk Pengembangan Sistem

Informasi Administrasi Pasien Klinik Perawatan Kulit”. Jurnal Universitas

Lampung, vol. 1, no.6, pp 32 - 42

Pratama, I Putu Agus Eka.2014. “Handbook Jaringan Komputer”. Bandung:

Informatika.

Rifai, Bakhtiar., Nuryadi, Nanang., dan Ripai, Amarulloh. 2019. “Implementasi

Telegram Notification Alert Pada Network Monitoring System”. Jurnal STMIK

Nusa Mandiri, pp 54 - 60.

Sadikin, Nanang., dan Ramadhan, Faprianda Rossy.2019. “Implementasi Load

Balancing 2 (Dua) ISP Menggunakan Metode Per Connection Classifier (PCC)”.

Jurnal Islam Attahiriyah Jakarta, vol. 5, no.2, pp 194-203.

Siswanto, Apri., dan Tedyyana, Agus. 2014. “Manajemen Penggunaan Bandwidth Dan

Monitoring Akses”. Jurnal Universitas Islam Riau, pp 31-36.

Sulistyo, Agung., dan Sutanto, Felix Andreas Sutanto.2018. “Warning System

Gangguan Konektivitas Jaringan Pada BMKG Semarang Dengan Telegram Bot”.

Junal Universitas Stikubank, pp 126-131.

Suryanto, Prasetyo Teguh., dan Hikmah, Noer. 2018. “Implementasi Load Balancing

Menggunakan Metode Per Connection Classifier (PCC) Dengan Failover Berbasis

Mikrotik Router (Studi Kasus PT. Sumber Rejeki Power)”. Jurnal Seminar

Nasional Inovasi dan Tren (SNIT), pp 230-238

Telegram,n.d. 2013. “Telegram FAQ”. Available at: https://telegram.org/faq. [Akses:

27 Juli 2020]

Widia, I Dewa Made., dan Pradipta, Pramudy Atma. (2017). “Manajemen Bandwidth

Router MikroTik di PT. Laser Jaya Sakti”, Jurnal Vokasi Universitas Brawijaya,

pp. 28-41.

Page 121: ANALISIS LOAD BALANCING MENGGUNAKAN METODE PER …

Lampiran 1. Daftar Riwayat Hidup Penulis

Almira Aubin

Lulus dari SD Negeri CBU 05 Pagi Jakarta Timur pada tahun

2010, SMP Swasta Barunawati I Jakarta pada tahun 2013,

SMA Negeri 24 Jakarta pada tahun 2016, CCIT UI pada tahun

2018 dan menjadi mahasiswi di Politeknik Negeri Jakarta

pada tahun 2016 Jurusan Teknik Informatika dengan program

studi Teknik Multimedia dan Jaringan.

Page 122: ANALISIS LOAD BALANCING MENGGUNAKAN METODE PER …

Lampiran 2. Surat Persetujuan dan Perizinan PT. Reliance Sekuritas Indonesia Tbk

SURAT PERSETUJUAN DAN PERIZIAN PT. RELIANCE

SEKURITAS INDONESIA TBK

Gambar 1. Surat Keterangan Penelitian

Page 123: ANALISIS LOAD BALANCING MENGGUNAKAN METODE PER …

Lampiran 3. Petunjuk Penghubung Internet dengan VMware

PETUNJUK PENGHUBUNG INTERNET DENGAN VMWARE

1. Ketika VMware Workstation terbuka, klik pada

MikroTik yang digunakan lalu pada Tab Edit

pilih Virtual Network Editor.

Gambar 2. Akses Virtual Network Editor

2. Setelah itu, akan muncul tab Virtual Network

Editor. Pada bagian kanan bawah klik Change

Setting.

Gambar 3. Tab Virtual Network Editor

3. Allow access untuk merubah settingan Network,

lalu klik ‘Add Network’ untuk menambah

Network baru lalu pilih VMnet yang ingin

digunakan lalu klik OK.

Gambar 4. Tambah Network baru

4. Setelah menambahkan Network baru pada

Virtual Network Editor pada kolom VMnet

Information pilih setting Bridged dan pilih

Network Adapter dari komputer yang ingin

digunakan. Pada penelitian ini Network Adapter

yang digunakan adalah Qualcom Atheros

AR956x Wireless Network Adapter dan Realtek

PCI GBE Family Controller. Seperti gambar

berikut.

Gambar 5. Pengaturan Network Editor

5. Kembali ke tab utama lalu klik pada ‘Edit

Virtual Machine Settings’ pada MikroTik yang

digunakan lalu akan mucul tab Virtual Machine

Settings.

Gambar 6. Akses edit virtual machine setting

6. Setelah itu pada kolom ‘Network Connection’

pilih Custom dan pilih VMnet yang ingin

ditambahkan misalkan VMnet0 yang terhubung

dengan Network Wireless.

Gambar 7. Network Connection

Page 124: ANALISIS LOAD BALANCING MENGGUNAKAN METODE PER …

Lampiran 4. Petunjuk Membuat Grup Chat pada Telegram

PETUNJUK MEMBUAT GRUP CHAT PADA TELEGRAM

1. Klik tiga garis atau menu yang berada di

bagian atas kiri di Telegram. Pilih ‘New

Group’ atau ‘Grup Baru’ pada menu

Telegram.

Gambar 8. Tab Menu Telegram

2. Setelah itu akan mucul tab baru yang

digunakan untuk membuat chat grup baru.

Nama grup yang digunakan pada penelitian

ini adalah ‘Network_Reliance’ lalu tekan

Next untuk menlanjutkan.

Gambar 9. Nama Grup Chat

3. Setelah itu, tambahkan kontak Telegram

Bot yang dibuat sebagai member atau

anggota dari group chat yang

Network_Reliance lalu tekan Create.

Gambar 9. Tambah anggota grup

Page 125: ANALISIS LOAD BALANCING MENGGUNAKAN METODE PER …

Lampiran 5. Hasil Skenario Pengujain Pertama

HASIL PENGUJIAN PERTAMA

Hasil pengujian bagian pertama pada pengujian

skenario pertama:

Gambar 10. Hasil Pengujian kedua

Gambar 11. Hasil Pengujian ketiga

Hasil pengujian bagian kedua pada pengujian

skenario pertama:

Gambar 12. Hasil Pengujian kedua

Gambar 13. Hasil Pengujian ketiga

Hasil pengujian bagian ketiga pada pengujian

skenario pertama:

Gambar 14. Hasil Pengujian kedua

Gambar 15. Hasil Pengujian ketiga

Page 126: ANALISIS LOAD BALANCING MENGGUNAKAN METODE PER …

Lampiran 6. Hasil Skenario Kedua

HASIL PENGUJIAN KEDUA

Hasil pengujian bagian pertama pada pengujian

skenario kedua:

Gambar 16. Hasil Pengujian kedua

Gambar 17. Hasil Pengujian ketiga

Hasil pengujian bagian kedua pada pengujian

skenario kedua:

Gambar 18. Hasil Pengujian kedua

Gambar 19. Hasil Pengujian ketiga

Hasil pengujian bagian ketiga pada pengujian

skenario kedua:

Gambar 20. Hasil Pengujian kedua

Gambar 21. Hasil Pengujian ketiga

Page 127: ANALISIS LOAD BALANCING MENGGUNAKAN METODE PER …

Lampiran 7. Hasil Skenario Keempat

HASIL PENGUJIAN KEEMPAT

Hasil pengujian bagian pertama pada pengujian

skenario keempat:

Gambar 22. Hasil Pengujian kedua

Gambar 23. Hasil Pengujian ketiga

Hasil pengujian bagian kedua pada pengujian

skenario keempat:

Gambar 25. Hasil Pengujian kedua

Gambar 26. Hasil Pengujian ketiga

Page 128: ANALISIS LOAD BALANCING MENGGUNAKAN METODE PER …

Lampiran 8 Pesan notifikasi dari Telegram

PESAN TELEGRAM

Gambar 27. Pesan pada koneksi ISP 1

Gambar 28. Pesan pada koneksi ISP 2

Gambar 29. Pesan pada koneksi LAN

Gambar 30. Pesan yang dikirimkan menggunakan scheduler.