analisis laporan keuangan departemen...

Download ANALISIS LAPORAN KEUANGAN DEPARTEMEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30560/1/TIARA... · Analisis laporan keuangan dilakukan agar dapat mengetahui kondisi keuangan

If you can't read please download the document

Upload: nguyenkhanh

Post on 06-Feb-2018

229 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

  • ANALISIS LAPORAN KEUANGAN DEPARTEMEN ASURANSI

    JIWA SYARIAH AJB BUMIPUTERA 1912

    SKRIPSI

    Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

    Gelar Sarjana Ekonomi Syariah (SE.Sy)

    Oleh

    TIARA FITRI YANTI

    NIM : 1111046200007

    KONSENTRASI ASURANSI SYARIAH

    PROGRAM STUDI MUAMALAT

    FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

    UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

    2015 M / 1436 H

  • ii

    ABSTRAK

    Tiara Fitri Yanti, NIM 1111046200007, Analisis Laporan Keuangan

    Departemen Asuransi Jiwa Syariah AJB Bumiputera 1912, Konsentrasi Asuransi

    Syariah, Program Studi Muamalat, Fakultas Syariah dan Hukum, Universitas

    Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, 2015 M/1436 H.

    Analisis laporan keuangan dilakukan agar dapat mengetahui kondisi keuangan

    dan memberi informasi kepada para pemakai laporan keuangan. Analisis pada

    laporan keuangan departemen syariah AJB Bumiputera 1912 berkaitan dengan

    masalah pada perusahaan induk AJB Bumiputera 1912 yang menurut Otoritas Jasa

    Keuangan (OJK) sejak tahun 2013 Risk Based Capital (RBC) yang dimiliki berada di

    bawah 120% dari total aset, artinya tidak memenuhi syarat yang telah ditetapkan dan

    tentunya berdampak pada kinerja perusahaan.

    Metode yang digunakan dalam penulisan skripsi ini menggunakan metode

    kuantitatif dengan format deskriptif. Dalam menganalisis, data diolah dengan

    Microsoft Excel lalu beberapa metode yang digunakan adalah metode analisis rasio

    keuangan, common size analysis dan komparatif-growth analysis.

    Tujuan penelitian ini adalah memanfaatkan analisis rasio keuangan asuransi

    untuk menilai kondisi keuangan AJB Bumiputera 1912 Departemen Syariah selama

    periode 2010-2014, dan untuk membandingkan laporan keuangan AJB Bumiputera

    1912 Departemen Syariah lebih dari satu periode sehingga dapat diketahui perubahan

    nilai yang terjadi baik itu kenaikan atau penurunan.

    Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa kondisi keuangan AJB

    Bumiputera 1912 departemen syariah belum cukup baik walaupun dari sisi RBC nya

    sudah baik karena mencapai nilai di atas 30% dan rasio likuiditasnya juga masuk

    kategori sehat sekali namun pada rasio solvabilitas masuk kategori kurang sehat

    dan rentabilitas nya pun tidak sehat. Perbandingan nilai pada komponen aset

    selama periode 2010-2014 cenderung fluktuatif dan pada 2014 mengalami kenaikan

    yang cukup baik. Dibandingkan dengan rata-rata aset industri asuransi syariah di

    Indonesia, aset yang dimiliki AJB Bumiputera 1912 departemen syariah masih harus

    ditingkatkan kembali agar dapat terus bersaing di tengah perkembangan industri

    asuransi syariah di Indonesia.

    Kata Kunci : Rasio Keuangan, Risk Based Capital (RBC), Kondisi Keuangan

    Pembimbing : Iim Qoimuddin, SE., M.Si., AAAIK

    Referensi : Tahun 1980 s.d. 2013

  • iii

    KATA PENGANTAR

    Puji syukur kepada Allaah SWT atas segala nikmat, karunia, kemudahan,

    keajaiban, dan segalanya yang telah diberikan. Sholawat serta salam semoga selalu

    tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW atas cinta yang begitu besar terhadap

    umatnya. Alhamdulillaah penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

    Penulis menyadari bahwa selama menyusun skripsi ini ditemui berbagai

    kesulitan dan kekurangan, namun semua itu dapat dilalui berkat dukungan dan

    bantuan dari berbagai pihak. Maka, penulis mengucapkan terima kasih kepada:

    1. Bapak Dr. Asep Saepudin Jahar, M.A, selaku Dekan Fakultas Syariah dan

    Hukum Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta beserta

    para pembantu dekan.

    2. Ketua Program Studi Muamalat bapak AM. Hasan Ali, M.A dan Bapak H.

    Abdurrauf, Lc., MA, selaku Sekretaris Program Studi Muamalat Fakultas

    Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah

    Jakarta beserta para staff lainnya yang telah meluangkan waktu sehingga

    penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan baik.

    3. Bapak Iim Qoimuddin, SE., M.Si, AAAIK, selaku dosen pembimbing yang

    telah banyak meluangkan waktu di tengah kesibukannya, serta sabar dalam

  • iv

    memberikan bimbingan, pengarahan, nasehat, solusi, dan motivasi bagi

    penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi dengan baik dan tepat waktu.

    4. AJB Bumiputera 1912 Departemen Syariah yang telah memberikan

    kesempatan bagi penulis melakukan penelitian, kak Riris, pak Surya, pak Adri

    yang telah membantu penulis mendapatkan data-data yang dibutuhkan untuk

    menyelesaikan skripsi ini.

    5. Para dosen atas pendidikan dan dukungan moril selama ini sehingga penulis

    dapat menyelesaikan studi di Prodi Muamalat Fakultas Syariah dan Hukum

    UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Kepada Pimpinan dan para staff

    Perpustakaan Fakultas Syariah dan Hukum dan Perpustakaan Utama UIN

    Syarif Hidayatullah Jakarta atas fasilitas untuk mendukung studi pustaka.

    6. Kepada orang tua tercinta Almh.Ummi Suryati dan Alm.Abi Samani, saudara-

    saudariku kak Mala, kak Uliyah, kak Uzan, kak Iki, kak Nita, kak Nopi, kak

    Hasan, kak Yani, dan para keponakan krucil, Bang Mai dan keluarga, terima

    kasih atas cinta, doa, dukungan moril serta materil. Semoga penulis dapat

    membanggakan kalian semua :)

    7. Sahabat-sahabat tersayang, Siti Anisa Amidha (mbnesyacemiwluph), Bilqis

    Jundiyah (yaa ukhti ), Hegsa Legsiana (sahabat shirothol mustaqim), Firda

    Mira Nissa Mila Ina Elsa Diah Devi (berpelukaaaaaaan), Muhammad Zubayr

    (si oncom yang mengaku ganteng), bersyukur bisa bersama kalian semua :)

  • v

    8. Kawan-kawan rasa keluarga di Asuransi Syariah 2011 (Tia, Aini, Iin, Meilia,

    Vina, Wawah, Oktovina, Ida, Tiwi, Dini, Sari, Ayu, Wini, Puput, Piper,

    Firman, Dito, Kinoy, Bagus, Ikrom, Peri, Icad, Deden, Arip, Pepe, Jaka,

    Agus, Guspur, Yunus, Fadli, Husni, Vikih, Ario, Dedi), dan juga para abang

    dan kakak di KBAS, thanks all!

    9. Teman-teman KKN PLUR 2014 (Bonita, Zilah, Habibi, Mampar, Puad,

    Asrul, Jek, Sadi, Kevin) saiiiik dah!

    Demikian ucapan terima kasih ini penulis sampaikan. Semoga Allah SWT

    membalas kebaikan kalian dan semoga skripsi ini pun dapat bermanfaat. Aamiin

    Allaahumma aamiin..

    Jakarta, Juni 2015 M

    Ramadhan 1436 H

    Tiara Fitri Yanti

  • vi

    DAFTAR ISI

    LEMBAR PERNYATAAN .................................................................................... i

    ABSTRAK ............................................................................................................. ii

    KATA PENGANTAR ......................................................................................... iii

    DAFTAR ISI ......................................................................................................... vi

    DAFTAR TABEL ................................................................................................. ix

    DAFTAR GRAFIK ................................................................................................ x

    BAB I PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang Masalah ................................................................... 1

    B. Identifikasi Masalah ......................................................................... 4

    C. Pembatasan dan Rumusan Masalah ................................................. 5

    D. Tujuan dan Manfaat Penelitian......................................................... 6

    E. Metode Penelitian ............................................................................. 7

    F. Sistematika Penulisan ..................................................................... 10

    Bab II KAJIAN KEPUSTAKAAN

    1. Landasan (Kerangka) Teori dan Konseptual

    A. Manajemen Keuangan.................................................................... 12

    1. Pengertian Manajemen Keuangan ............................................ 12

    2. Tujuan Manajemen Keuangan .................................................. 13

    3. Fungsi Manajemen Keuangan .................................................. 14

    B. Laporan Keuangan ......................................................................... 15

    1. Pengertian Laporan Keuangan ................................................. 15

    2. Tujuan dan Fungsi Laporan Keuangan .................................... 16

    3. Unsur-Unsur Laporan Keuangan.............................................. 17

    4. Sifat dan Keterbatasan Laporan Keuangan .............................. 19

    C. Analisis Laporan Keuangan ........................................................... 20

    1. Pengertian Analisis Laporan Keuangan ................................... 20

    2. Tujuan dan Manfaat Analisis Laporan Keuangan.................... 22

    3. Prosedur dan Jenis Analisis Laporan Keuangan ...................... 23

    4. Analisis Rasio Keuangan ......................................................... 28

    5. Analisis Perbandingan Laporan Keuangan .............................. 35

  • vii

    D. Metode Analisis Laporan Keuangan .............................................. 37

    1. Metode Komparatif .................................................................. 37

    2. Metode Analisis Tren ............................................................... 38

    3. Metode Indeks Time Series ...................................................... 38

    4. Common Size Financial Statement (Laporan Bentuk Awam) . 38

    5. Metode Rasio Laporan Keuangan ............................................ 39

    2. Tinjauan (Review) Studi Terdahulu ..40

    BAB III METODOLOGI PENELITIAN

    A. Jenis dan Pendekatan Penelitian ..................................................... 44

    B. Jenis dan Sumber Data Penelitian .................................................. 44

    C. Teknik Pengumpulan Data ............................................................. 45

    D. Teknik Pengolahan Data ................................................................ 45

    E. Teknik Analisis Data ...................................................................... 46

    BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

    A. Profil Perusahaan ........................................................................... 50

    1. Sejarah Perusahaan .................................................................. 50

    2. Visi dan Misi Perusahaan ......................................................... 51

    3. Garis Besar Manajemen Perusahaan ........................................ 52

    B. Kondisi Keuangan Departemen Syariah AJB Bumiputera 1912 ... 56

    1. Perbandingan Laporan Keuangan ............................................ 56

    2. Analisis Rasio Keuangan ......................................................... 60

    a. Rasio Tingkat Solvabilitas (RBC) ....................................... 61

    b. Rasio Likuiditas ................................................................... 63

    c. Rasio Solvabilitas ................................................................ 65

    d. Rasio Rentabilitas/Profitabilitas .......................................... 68

    e. Rasio Underwriting ............................................................. 72

    f. Rasio Retensi Sendiri .......................................................... 74

    3. Analisis Perbandingan Laporan Keuangan .............................. 76

    a. Common Size Analysis ......................................................... 77

  • viii

    b. Analisis Komparatif............................................................. 82

    BAB V PENUTUP

    A. Kesimpulan ..................................................................................... 85

    B. Saran .............................................................................................. 86

    DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 87

    LAMPIRAN

  • ix

    DAFTAR TABEL

    Tabel II.1. Tinjauan (Review) Kajian Terdahulu ......................................... 41

    Tabel IV.1. Neraca Perbandingan AJB Bumiputera 1912 unit syariah ........ 56

    Tabel IV.2. Laporan Laba Rugi Perbandingan ............................................. 58

    Tabel IV.3. Laporan Surplus (Defisit) Underwriting Dana Tabarru ........... 59

    Tabel IV.4. Rasio Pencapaian RBC .............................................................. 61

    Tabel IV.5. Rasio Likuiditas ......................................................................... 63

    Tabel IV.6. Total Debt to Equity Ratio ......................................................... 66

    Tabel IV.7. Total Debt to Asset Ratio ........................................................... 66

    Tabel IV.8. Return on Asset Ratio ................................................................ 69

    Tabel IV.9. Return on Equity Ratio .............................................................. 69

    Tabel IV.10.Underwriting Ratio ................................................................... 72

    Tabel IV.11. Rasio Retensi Sendiri ............................................................... 74

    Tabel IV.12. Common Size Analysis pada Komponen Aset ......................... 77

    Tabel IV.13. Common Size Analysis (Neraca Dana Investasi Peserta) ......... 79

    Tabel IV.14. Analisis Komparatif (Growth Analysis) pada Aset ................. 82

  • x

    DAFTAR GRAFIK

    Grafik II.1. Kerangka Konseptual ................................................................ 40

    Grafik IV.1. Rasio Pencapaian RBC .............................................................. 61

    Grafik IV.2. Rasio Likuiditas ......................................................................... 64

    Grafik IV.3. Rasio Solvabilitas ...................................................................... 67

    Grafik IV.4. Rasio Rentabilitas/Profitabilitas ................................................ 70

    Grafik IV.5. Rasio Underwriting ................................................................... 73

    Grafik IV.6. Rasio Retensi Sendiri ................................................................ 75

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang Masalah

    Indonesia kini semakin diramaikan oleh bisnis keuangan berbasis syariah,

    tidak terkecuali di bidang asuransi.1 Asuransi Syariah di Indonesia lebih dikenal

    dengan istilah Takaful (takafala-yatakafalu) yang berarti menjamin atau saling

    menanggung.2

    Asuransi Syariah memiliki prinsip utama yaitu taawuni (saling tolong

    menolong) dan at-tamin (rasa aman). Selain itu asuransi syariah juga memiliki

    prinsip menghindari unsur maisir, gharar, dan riba. Berdasarkan prinsip-prinsip

    tersebut asuransi syariah kian diminati oleh masyarakat Indonesia yang mayoritas

    penduduknya muslim.

    Seiring dengan perkembangan asuransi syariah, banyak perusahaan

    asuransi yang membuka divisi atau unit usaha syariah. Menurut Adi Pramana,

    Ketua Umum AASI (2014-2017) bahwa pertumbuhan asuransi syariah bisa

    1 Otoritas Jasa Keuangan, Laporan Triwulanan I 2014 (pdf version), diakses pada Jumat 30

    Januari 2015 di http://www.ojk.go.id/ 2Muhammad Syakir Sula, Asuransi Syariah (Life and General): Konsep dan Sistem

    Operasional, cet.1, (Jakarta: Gema Insani Press, 2004), h.32

  • 2

    mencapai lebih dari 30 persen dan di Indonesia sendiri rata-rata mencapai lebih

    dari 30 persen.3

    Perusahaan asuransi baik itu perusahaan asuransi syariah maupun

    perusahaan unit usaha asuransi syariah patut mempertahankan eksistensinya.

    Salah satu elemen penting bagi kelangsungan perusahaan yaitu keuangan. Kondisi

    dan kinerja keuangan yang baik dan sehat dapat menjamin perusahaan asuransi

    agar tetap diminati dan dipercaya melayani kebutuhan masyarakat sekaligus

    memberikan keuntungan bagi perusahaan itu sendiri.

    Untuk melihat kondisi keuangan maka digunakan laporan keuangan.

    Setelah laporan keuangan disusun berdasarkan data yang relevan, serta dilakukan

    dengan prosedur akuntansi dan penilaian yang benar, maka akan terlihat kondisi

    keuangan perusahaan yang sesungguhnya.4

    Metode yang lazim digunakan oleh pemerintah dalam hal ini Otoritas Jasa

    Keuangan (OJK) untuk menilai kondisi keuangan perusahaan asuransi yaitu

    dengan metode Risk Based Capital (RBC) dan juga menghitung penerimaan

    premi bruto sebagai indikator untuk mengetahui kinerja industri perasuransian.5

    Menurut Peraturan Pemerintah (PP) No.63 tahun 2004, Risk Based Capital (RBC)

    adalah suatu ukuran yang menginformasikan tingkat keamanan finansial atau

    3 Lucky, Pertumbuhan Asuransi Syariah 2015 dapat Mencapai 30 Persen, diakses pada

    Senin, 17 November 2014 di http://www.mediaasuransinews.com/ 4 Kasmir, Pengantar Manajemen Keuangan, (Jakarta: Kencana, 2010), h.90

    5 Otoritas Jasa Keuangan, Laporan Triwulanan I 2014 (pdf version), diakses pada Jumat 30

    Januari 2015 di http://www.ojk.go.id/

    http://www.mediaasuransinews.com/

  • 3

    kesehatan suatu perusahaan asuransi yang harus dipenuhi oleh perusahaan

    asuransi dengan rasio tertentu, yaitu minimal 120% bagi asuransi non syariah dan

    minimal 30% bagi asuransi syariah. Semakin besar rasio kesehatan Risk Based

    Capital sebuah perusahaan asuransi, semakin sehat kondisi finansial perusahaan

    tersebut.

    Sehubungan dengan ketentuan RBC tersebut, perusahaan AJB Bumiputera

    1912 sebagai perusahaan asuransi jiwa ternama ini rupanya sejak tahun 2013 lalu

    tengah mengalami masalah. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memprediksi Asuransi

    Jiwa Bersama (AJB) Bumiputera 1912 hanya akan mampu bertahan dalam dua

    tahun ke depan jika tidak segera dilakukan perbaikan. Pasalnya, Risk Based

    Capital (RBC) yang dimiliki sudah berada dibawah 120 persen dari total aset.6

    Hal ini tentunya akan berdampak pada kinerja perusahaan dalam jangka panjang.

    Perusahaan AJB Bumiputera 1912 sebagai salah satu perusahaan asuransi

    ternama dan tertua di Indonesia pun telah memiliki divisi syariah. Divisi syariah

    ini mulai didirikan pada tahun 2001, namun sejak Januari 2015 struktur organisasi

    divisi tersebut telah diubah menjadi departemen syariah yang tugasnya

    menangani pengelolaan dana dan administrasi syariah.

    Terkait masalah RBC pada perusahaan induk AJB Bumiputera 1912,

    maka perlu diketahui pula bagaimana kondisi keuangan departemen syariah AJB

    6 Dina Mirayanti Hutauruk, OJK: AJB Bumiputera Cuma Mampu Bertahan 2 Tahun Lagi,

    diakses pada 23 November 2014 di http://economy.okezone.com/read/

  • 4

    Bumiputera 1912 melalui analisis laporan keuangan. Karena kondisi keuangan

    AJB Bumiputera yang berada di bawah syarat OJK dikhawatirkan dapat

    berdampak pula pada kesehatan keuangan di departemen syariah.

    Kondisi keuangan yang tidak sehat tersebut patut segera dilakukan

    perbaikan karena mengingat dampaknya bagi kelangsungan perusahaan serta

    dapat mengurangi loyalitas para peserta asuransi dikarenakan apabila ada masalah

    terkait kondisi keuangan boleh jadi ada masalah pula dalam hal pengelolaan dana

    peserta. Oleh sebab itu, penting untuk dianalisa lebih lanjut kondisi keuangan di

    departemen syariah AJB Bumiputera 1912 untuk menjaga kelangsungan asuransi

    syariah yang kian diminati masyarakat.

    Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan tersebut maka

    penulis hendak menyusun skripsi dengan judul Analisis Laporan Keuangan

    Departemen Asuransi Jiwa Syariah AJB Bumiputera 1912

    B. Identifikasi Masalah

    Berdasarkan latar belakang tersebut maka dapat diidentifikasi beberapa

    permasalahan sebagai berikut:

    a. Perusahaan asuransi syariah yang semakin berkembang dan diminati

    masyarakat patut mempertahankan eksistensinya dengan memperhatikan

  • 5

    kondisi dan kinerja keuangan perusahaan. Salah satu penilaian kondisi

    keuangan perusahaan asuransi yang dilakukan oleh Otoritas Jasa

    Keuangan (OJK) yaitu dengan metode Risk Based Capital (RBC), yang

    harus dicapai yaitu minimal 30% bagi perusahaan asuransi syariah, dan

    minimal 120% bagi perusahaan asuransi non-syariah.

    b. Sementara AJB Bumiputera 1912 sejak 2013 lalu memiliki RBC dibawah

    120% dari total asset. Hal ini dikhawatirkan dapat berdampak pula pada

    kondisi kesehatan keuangan di departemen syariah sebagai unit usahanya.

    C. Pembatasan dan Rumusan Masalah

    1. Pembatasan Masalah

    Berdasarkan masalah yang teridentifikasi tersebut, penulis membatasi

    masalah dalam bentuk pernyataan sebagai berikut:

    a) Kondisi keuangan departemen syariah AJB Bumiputera 1912 periode

    2010-2014 dengan menggunakan analisis rasio.

    b) Perbandingan laporan keuangan departemen syariah AJB Bumiputera

    1912 periode 2010-2014 terkait komponen pengukuran tingkat RBC.

  • 6

    2. Rumusan Masalah

    Penulis merumuskan masalah dengan pertanyaan-pertanyaan sebagai

    berikut:

    a) Bagaimana kondisi keuangan departemen syariah AJB Bumiputera 1912

    dalam kurun waktu 2010-2014 berdasarkan analisis rasio?

    b) Apakah terjadi kenaikan atau penurunan nilai yang terdapat pada

    komponen pengukuran RBC berdasarkan analisis perbandingan antara

    laporan keuangan departemen syariah AJB Bumiputera 1912 periode

    2010-2014?

    D. Tujuan dan Manfaat Penelitian

    1. Tujuan Penelitian

    Adapun tujuan penelitian ini yakni sebagai berikut:

    a) Dapat memanfaatkan analisis rasio keuangan asuransi untuk menilai

    kondisi keuangan AJB Bumiputera 1912 Departemen Syariah dalam

    kurun 2010-2014.

    b) Untuk membandingkan laporan keuangan AJB Bumiputera 1912

    Departemen Syariah lebih dari satu periode sehingga dapat diketahui

    perubahan nilai pada komponen pengukuran RBC yang terjadi baik itu

    kenaikan atau penurunan.

  • 7

    2. Manfaat Penelitian

    Manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut:

    a) Bagi perusahaan: Sebagai input tambahan bagi perusahaan dalam menilai

    kondisi keuangan.

    b) Bagi akademisi atau masyarakat umum: Menambah literatur kepustakaan

    bagi hal-hal yang berkaitan dengan penelitian ini.

    c) Bagi penulis: Dapat menerapkan ilmu dan teori yang didapat selama studi

    di perguruan tinggi dengan praktek dan aplikasi yang nyata.

    E. Metode Penelitian

    1. Jenis dan Pendekatan Penelitian

    Jenis penelitian yang dilakukan penulis adalah penelitian

    ekonomi/bisnis. Pendekatan penelitian yang dilakukan yaitu penelitian

    kuantitatif dengan format deskriptif. Penelitian kuantitatif dengan format

    deskriptif bertujuan untuk menjelaskan, meringkaskan berbagai kondisi,

    situasi, atau berbagai variabel yang timbul di masyarakat yang menjadi objek

    penelitian itu berdasarkan apa yang terjadi. Format deskriptif ini dapat

    dilakukan pada penelitian studi kasus. Penelitian ini hanya menggunakan

  • 8

    kasus atau wilayah tertentu sebagai objek penelitian, sehingga bersifat

    kasuistik terhadap objek penelitian tersebut.7

    2. Jenis dan Sumber Data

    Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Data Sekunder. Data

    sekunder tersebut berupa data yang diperoleh dari laporan keuangan AJB

    Bumiputera 1912 (Departemen Syariah) periode 2010-2014 dan literatur

    kepustakaan seperti buku-buku dan sumber lain yang berhubungan dengan

    materi yang dibahas.

    3. Teknik Pengumpulan Data

    Teknik yang digunakan dalam memperoleh data adalah sebagai berikut:

    1. Studi Dokumentasi. Dengan melakukan studi dokumentasi data yang

    diperoleh adalah berupa data sekunder, yang berarti data yang

    diperlukan sudah tertulis atau diolah oleh orang/lembaga lain.

    Dokumen tertulis tersebut bisa berupa surat-surat, catatan, laporan,

    jurnal, dan bibliografi lain.8 Dalam penelitian ini penulis

    mengumpulkan data dari dokumen laporan keuangan AJB Bumiputera

    1912 Departemen Syariah periode 2010-2014.

    7 Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Kuantitatif: Komunikasi, Ekonomi, dan Kebijakan

    Publik serta Ilmu-ilmu Sosial Lainnya, (Jakarta: Kencana, 2005), h.36 8 Afifi Fauzi Abbas, Metodologi Penelitian, (Ciputat: ADELINA, 2010), h.153

  • 9

    2. Penelitian kepustakaan. Studi pustaka adalah pengumpulan data

    dengan cara mempelajari dan memahami buku-buku yang

    berhubungan dengan asuransi syariah dan analisa laporan keuangan,

    serta jurnal atau hasil penelitian lainnya yang berkaitan dengan

    penelitian.

    4. Metode Analisis Data

    Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan analisis

    rasio keuangan (rasio likuiditas, rentabilitas, dan solvabilitas) dan analisis

    perbandingan laporan keuangan yaitu membandingkan angka-angka yang

    merupakan variabel pengukuran RBC pada laporan keuangan dalam kurun

    waktu 5 tahun, serta dengan rasio rata-rata industri dan rasio normatif sebagai

    standar perbandingan.

    5. Teknik penulisan

    Adapun teknik penulisan skripsi ini mengacu pada buku Pedoman

    Penulisan Skripsi Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri

    Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2012, yang diterbitkan oleh Fakultas

    Syariah dan Hukum UIN Jakarta.

  • 10

    F. Sistematika Penulisan

    Untuk mendapatkan hasil penelitian yang terstruktur dan sesuai dengan

    kaidah penelitian, maka sistematika penulisan ini disusun sebagai berikut:

    BAB I PENDAHULUAN

    Bab ini memuat Latar Belakang Masalah, Pembatasan dan Perumusan

    Masalah, Tujuan dan Manfaat Penelitian, Kajian Studi Terdahulu,

    Kerangka Teori dan Konseptual, Metode Penelitian dan Sistematika

    Penulisan.

    BAB II KAJIAN KEPUSTAKAAN

    Bab ini membahas lebih mendalam teori-teori yang berhubungan

    dengan masalah dalam penelitian ini, yang meliputi manajemen

    keuangan, laporan keuangan, teknik dan tahapan analisis laporan

    keuangan, serta review studi terdahulu.

    BAB III METODOLOGI PENELITIAN

    Bab ini menjelaskan mengenai jenis dan pendekatan penelitian, jenis

    dan sumber data, teknik pengumpulan dan pengolahan data serta

    metode analisis yang digunakan.

  • 11

    BAB IV ANALISA dan PEMBAHASAN

    Bab ini berisikan tentang penjelasan hasil penelitian mengenai kondisi

    keuangan berdasarkan analisis rasio dan perbandingan antara laporan

    keuangan pada AJB Bumiputera 1912 (Departemen Syariah)

    BAB V PENUTUP

    Bab ini berisikan kesimpulan dari pembahasan yang telah diuraikan

    pada bab-bab sebelumnya dan memberikan saran-saran yang kiranya

    bermanfaat bagi pihak-pihak yang berkepentingan.

  • 12

    BAB II

    KAJIAN KEPUSTAKAAN

    1. Landasan (Kerangka) Teori dan Konseptual

    A. Manajemen Keuangan

    1. Pengertian Manajemen Keuangan

    James C. van Horne mendefinisikan manajemen keuangan adalah

    segala aktivitas yang berhubungan dengan perolehan, pendanaan, dan

    pengelolaan aktiva dengan beberapa tujuan menyeluruh. Sementara

    menurut Brigham, manajemen keuangan adalah seni dan ilmu untuk me-

    manage uang, yang meliputi proses, institusi/lembaga, pasar, dan

    instrumen yang terlibat dengan masalah transfer uang di antara individu,

    bisnis, dan pemerintah.1

    Dari pengertian ini dapat disimpulkan bahwa manajemen keuangan

    adalah seni, ilmu, dan segala aktivitas yang berkaitan erat dengan

    pengelolaan keuangan antara individu, bisnis, dan pemerintah serta

    instrumen keuangan lainnya.

    1 Kasmir, Pengantar Manajemen Keuangan, (Jakarta: Kencana, 2010), h.5-7

  • 13

    2. Tujuan Manajemen Keuangan

    Untuk mencapai tujuan perusahaan, maka bagian keuangan yang

    paling berkepentingan terhadap pengelolaan keuangan perusahaan dan

    memiliki tugas-tugas yang cukup berat. Praktiknya, untuk mencapai

    tujuan tersebut maka manajemen keuangan memiliki tujuan melalui dua

    pendekatan, yaitu:

    1) Profit risk approach; manajer keuangan tidak hanya sekadar

    mengejar maksimalisasi profit, akan tetapi juga harus

    mempertimbangkan risiko yang akan dihadapi, melakukan

    pengawasan dan pengendalian terhadap seluruh aktivitas yang

    dijalankan dan dengan prinsip kehati-hatian. Secara garis besar

    profit risk approach terdiri dari:

    - Maksimalisasi profit;

    - Minimalisasi risiko;

    - Maintain control; dan

    - Achieve flexibility (careful management of fund and activities).

    2) Liquidity and profitability; berhubungan dengan bagaimana

    seorang manajer keuangan mengelola likuiditas dan profitabilitas

    perusahaan. Manajer keuangan harus sanggup untuk menyediakan

    dana untuk membayar kewajiban yang sudah jatuh tempo secara

    tepat waktu, mampu meningkatkan laba dari waktu ke waktu,

    mampu mengelola dana yang dimiliki termasuk pencarian dana

  • 14

    serta mampu mengelola aset perusahaan sehingga terus

    berkembang dari waktu ke waktu.2

    Jadi manajemen keuangan bertujuan untuk memaksimalisasi profit,

    meminimalisasi risiko, mengelola likuiditas dan profitabilitas perusahaan,

    mengelola aset perusahaan, dan mampu melakukan pengawasan dan

    pengendalian terhadap seluruh aktivitas yang dijalankan.

    3. Fungsi Manajemen Keuangan

    Fungsi utama dari manajemen keuangan menurut J.Fred Weston

    adalah merencanakan, mencari dan memanfaatkan dana dengan berbagai

    cara untuk memaksimumkan efisiensi (daya guna) dari operasi-operasi

    perusahaan.3

    Ada tiga fungsi utama dalam manajemen keuangan menurut Bambang

    Riyanto, diantaranya adalah sebagai berikut:

    a. Keputusan Investasi

    Keputusan ini akan berpengaruh langsung terhadap besarnya

    rentabilitas investasi dan aliran kas perusahaan untuk waktu

    berikutnya. Keputusan investasi ini akan menentukan keseluruhan

    2 Ibid., h.13-14

    3 J.Fred Weston dan Eugene F.Brigham, Manajemen Keuangan, edisi 7, (Jakarta: Erlangga,

    1993), h.3

  • 15

    jumlah aktiva yang ada pada perusahaan, komposisi dari aktiva-

    aktiva beserta tingkat risiko perusahaannya.

    b. Keputusan Pemenuhan Kebutuhan Dana

    Hal ini berkaitan dengan penentuan sumber dana yang akan

    digunakan, penentuan pertimbangan yang terbaik atau penentuan

    struktur modal yang optimal.

    c. Keputusan Dividen

    Keputusan ini berkaitan dengan penentuan persentase dari

    keuntungan bersih/netto yang akan dibayarkan sebagai cash

    dividend, penentuan stock dividend pembelian kembali saham.4

    Fungsi manajemen keuangan secara ringkas adalah merencanakan,

    mencari, dan memanfaatkan dana untuk mengambil keputusan investasi,

    pemenuhan kebutuhan dana dan keputusan dividen untuk

    memaksimumkan daya guna dari operasi-operasi perusahaan.

    B. Laporan Keuangan

    1. Pengertian Laporan Keuangan

    Pengertian di dalam standar akuntansi keuangan, laporan keuangan

    adalah merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan dan laporan

    keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca, laporan laba rugi,

    4 Bambang Riyanto, Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan, ed.4, (Yogyakarta: BPFE

    Yogyakarta, 2001), h.10

  • 16

    laporan perubahan posisi keuangan (yang dapat disajikan dalam berbagai

    cara, seperti sebagai laporan arus kas), catatan, laporan keuangan lain, dan

    materi penjelasan yang bagian integral dari laporan keuangan.5

    Menurut James O.Gill dan Moira Chatton (2005) menyatakan bahwa

    laporan keuangan merupakan sarana utama membuat informasi keuangan

    pada orang-orang dalam perusahaan (manajemen dan karyawan) serta

    kepada masyarakat di luar perusahaan (bank, investor, pemasok dan lain-

    lain).6

    Secara ringkas laporan keuangan adalah sarana informasi keuangan

    bagi internal perusahaan (manajemen dan karyawan) serta eksternal

    perusahaan (investor, bank, masyarakat, pemerintah, dan lain-lain) yang

    menunjukkan kondisi keuangan perusahaan dalam periode tertentu.

    2. Tujuan dan Fungsi Laporan Keuangan

    Secara umum laporan keuangan bertujuan untuk memberikan

    informasi keuangan suatu perusahaan, baik pada saat tertentu maupun

    pada periode tertentu.

    Berdasarkan Prinsip Akuntansi Indonesia (1984) tujuan laporan

    keuangan adalah memberikan informasi keuangan, yang dapat dipercaya

    5 Abdullah Amrin, Bisnis, Ekonomi, Asuransi, dan Keuangan Syariah, (Jakarta: PT.Grasindo,

    2009), h.171 ,6 OGill James dan Chatton Moira, Memahami Laporan Keuangan, Cet.3, (Jakarta: PMM,

    2005), h.78

  • 17

    yang meliputi aktiva dan kewajiban, perubahan dalam aktiva netto,

    laba/profit, aktivitas pembiayaan dan investasi, maupun mengenai

    kebijakan akuntansi yang dianut perusahaan (Sofyan Syafri H., 2008,

    h.132).

    3. Unsur-unsur Laporan Keuangan

    Pada umumnya, laporan keuangan terdiri dari neraca, laporan laba

    rugi, serta laporan perubahan modal, tapi dalam praktik keseharian sering

    pula diikutsertakan kelompok lain yang sifatnya membantu memperoleh

    penjelasan, seperti laporan sumber dan penggunaan kas atau arus kas,

    laporan biaya produksi, dan lain-lain.7

    Unsur-unsur yang terdapat dalam laporan keuangan asuransi syariah

    yang lengkap terdiri dari:

    a. Laporan Posisi Keuangan (Neraca): adalah salah satu laporan

    keuangan yang paling penting dalam menghasilkan keputusan bisnis.

    Terdiri dari dua pos meliputi Aktiva dan Pasiva. Pos Aktiva terdiri dari

    satu kelompok akun yaitu harta atau aset dan pos pasiva terdiri dari

    dua kelompok akun yaitu kewajiban dan modal atau ekuitas.

    b. Laporan Surplus Defisit Underwriting Dana Tabarru: adalah laporan

    keuangan yang menginformasikan pendapatan yang berasal dari

    premi/kontribusi dan ujroh serta beban berupa pembayaran klaim. Ini

    7 Abdullah Amrin, Bisnis, Ekonomi, Asuransi, dan Keuangan Syariah, h.171

  • 18

    juga menginformasikan adanya surplus (defisit) pada dana Tabarrru

    dalam periode tertentu.

    c. Laporan Laba Rugi: laporan ini disusun secara sistematis tentang

    kondisi perusahaan tercakup di dalam pendapatan, biaya, serta laba

    atau rugi yang diperoleh yang mengungkap bagaimana kinerja

    perusahaan, apakah menghasilkan keuntungan atau kerugian.

    d. Laporan Perubahan Ekuitas: laporan ini menunjukkan perubahan

    modal disetor, cadangan, dan laba ditahan asuransi syariah dalam

    suatu periode tertentu.

    e. Laporan Perubahan Dana Tabarru: penyajian pada laporan ini

    mencakup pada pos-pos surplus atau defisit periode berjalan, bagian

    surplus yang didistribusikan ke peserta atau pengelola, surplus yang

    tersedia untuk dana tabarru, saldo awal dan saldo akhir.

    f. Laporan Arus Kas: menjelaskan arus kas masuk dan arus kas keluar

    cabang atau asuransi syariah dalam suatu periode tertentu

    g. Laporan Sumber Dan Penggunaan Dana Zakat: Penyajian laporan ini

    sesuai dengan PSAK 101 yang meliputi pos-pos sumber dana zakat,

    penggunaaan dana zakat, kenaikan atau penurunan dana zakat, saldo

    awal dan saldo akhir dana zakat.

    h. Laporan sumber dan penggunaan dana kebajikan: Disajikan sesuai

    PSAK 101 yang meliputi pos-pos sumber dana kebajikan,

  • 19

    penggunaaan dana kebajikan, kenaikan atau penurunan dana

    kebajikan, saldo awal dan saldo akhir dana kebajikan.

    i. Catatan atas laporan keuangan: entitas asuransi syariah menyajikan

    catatan atas laporan keuangan sesuai dengan PSAK 101 dan PSAK

    terkait.8

    4. Sifat dan Keterbatasan Laporan Keuangan

    Dalam praktiknya sifat laporan keuangan yang dibuat yaitu:

    1) Bersifat historis; artinya bahwa laporan keuangan dibuat dan disusun

    dari data masa lalu.

    2) Bersifat menyeluruh; maksudnya laporan keuangan dibuat selengkap

    mungkin. Artinya laporan keuangan disusun sesuai dengan standar

    yang telah ditetapkan. Pembuatan atau penyusunan yang tidak lengkap

    tidak akan memberikan informasi yang lengkap tentang keuangan

    suatu perusahaan.

    Beberapa keterbatasan laporan keuangan yang dimiliki perusahaan:

    1) Pembuatan laporan keuangan disusun berdasarkan sejarah (historis), di

    mana data-data yang diambil dari data masa lalu

    2) Laporan keuangan dibuat umum, artinya untuk semua orang, bukan

    hanya untuk pihak tertentu saja

    8 Abdullah Amrin, Ibid., h.172

  • 20

    3) Proses penyusunan tidak terlepas dari taksiran-taksiran dan

    pertimbangan-pertimbangan tertentu

    4) Laporan keuangan bersifat konservatif dalam menghadapi situasi

    ketidakpastian

    5) Laporan keuangan selalu berpegang teguh kepada sudut pandang

    ekonomi dalam memandang peristiwa-peristiwa yang terjadi bukan

    kepada sifat formalnya.9

    Laporan keuangan yang memiliki beberapa keterbatasan bukan berarti

    akan mengurangi nilai keuangan secara langsung walaupun sering terjadi

    perubahan kondisi dari berbagai sektor. Laporan keuangan dianggap telah

    memenuhi syarat apabila disusun sesuai dengan aturan yang ditetapkan.

    C. Analisis Laporan Keuangan

    1. Pengertian analisis laporan keuangan

    Analisis Laporan Keuangan terdiri dari dua kata yaitu Analisis dan

    Laporan Keuangan. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Analisis

    diartikan sebagai penguraian suatu pokok atas berbagai bagiannya dan

    9 Kasmir, Analisis Laporan Keuangan, h.11-17

  • 21

    penelaahan bagian itu sendiri, serta hubungan antar bagian untuk

    memperoleh pengertian yang tepat dan pemahaman arti keseluruhan. 10

    Sedangkan laporan keuangan adalah Neraca, Laba/Rugi, dan Arus Kas

    (Dana). Lebih lanjut analisis laporan keuangan adalah

    Menguraikan pos-pos laporan keuangan menjadi unit informasi yang

    lebih kecil dan melihat hubungannya yang bersifat signifikan atau yang

    mempunyai makna antara satu dengan yang lain baik antara data

    kuantitatif maupun data non-kuantitatif dengan tujuan untuk mengetahui

    kondisi keuangan lebih dalam yang sangat penting dalam proses

    menghasilkan keputusan yang tepat.11

    Jadi, analisis laporan keuangan berarti menguraikan pokok informasi

    dari pos-pos laporan keuangan yang bersifat signifikan untuk memahami

    lebih dalam mengenai kondisi keuangan agar menghasilkan keputusan

    yang tepat.

    10

    Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia ed.4, (Jakarta, Gramedia Pustaka Utama, 2008), h.58

    11 Sofyan Syafri Harahap, Analisis Kritis atas Laporan Keuangan, (Jakarta: PT RajaGrafindo

    Persada, 2006), h.189-190

  • 22

    2. Tujuan dan Manfaat Analisis Laporan Keuangan

    Secara umum dikatakan bahwa tujuan dan manfaat dari analisis

    laporan keuangan adalah:

    1) Mengetahui posisi keuangan perusahaan dalam satu periode tertentu,

    baik harta, kewajiban, modal, maupun hasil usaha yang telah dicapai

    untuk beberapa periode.

    2) Mengetahui kelemahan apa saja yang menjadi kekurangan

    perusahaan.

    3) Mengetahui kekuatan yang dimiliki.

    4) Mengetahui langkah-langkah perbaikan apa saja yang perlu dilakukan

    ke depan yang berkaitan dengan posisi keuangan perusahaan saat ini.

    5) Melakukan penilaian kinerja manajemen ke depan apakah perlu

    penyegaran atau tidak karena sudah dianggap berhasil atau gagal.

    6) Dapat juga digunakan sebagai pembanding dengan perusahaan sejenis

    tentang hasil yang mereka capai.12

    Dari sudut lain tujuan analisis Laporan Keuangan menurut Bernstein

    (1983) adalah sebagai berikut:

    1) Screening; analisis dilakukan dengan melihat secara analitis laporan

    keuangan dengan tujuan untuk memilih kemungkinan investasi atau

    merger.

    12

    Sofyan Syafri Harahap, Ibid., h.92

  • 23

    2) Forecasting; analisis digunakan untuk meramalkan kondisi keuangan

    perusahaan di masa yang akan datang.

    3) Diagnosis; analisis dimaksudkan untuk melihat kemungkinan adanya

    masalah-masalah yang terjadi baik dalam manajemen, operasi,

    keuangan atau masalah lain.

    4) Evaluation; analisis dilakukan untuk menilai prestasi manajemen,

    operasional, efisiensi, dan lain-lain.13

    Secara ringkas tujuan dan manfaat dari analisis laporan keuangan

    adalah untuk mengetahui posisi keuangan, mengetahui kelemahan dan

    kekuatan perusahaan, penilaian kinerja, meramalkan kondisi keuangan

    perusahaan di masa datang, melihat kemungkinan adanya masalah dari

    berbagai sektor (manajemen, keuangan, operasi, dan sebagainya), dan

    melihat secara analitis untuk memilih investasi.

    3. Prosedur dan Jenis Analisis Laporan Keuangan

    Ketika melakukan analisis laporan keuangan diperlukan metode dan

    teknik analisis yang tepat agar laporan keuangan tersebut dapat

    memberikan hasil yang maksimal dan mudah untuk

    menginterpretasikannya.

    13

    Ibid., h.197

  • 24

    Adapun prosedur yang dilakukan dalam analisis keuangan sebagai

    berikut:

    a. mengumpulkan data keuangan dan data pendukung yang diperlukan

    selengkap mungkin baik untuk satu periode maupun beberapa periode.

    b. melakukan pengukuran atau perhitungan dengan rumus-rumus

    tertentu, secara cermat dan teliti, sehingga hasil yang diperoleh benar-

    benar tepat.

    c. melakukan perhitungan dengan memasukkan angka-angka yang ada

    dalam laporan keuangan secara cermat.

    d. memberikan interpretasi terhadap hasil perhitungan dan pengukuran

    yang telah dibuat.

    e. membuat laporan tentang posisi keuangan perusahaan.

    f. memberikan rekomendasi yang dibutuhkan sehubungan dengan hasil

    analisis tersebut.14

    Dalam praktiknya terdapat dua macam metode analisis laporan

    keuangan yang biasa dipakai, yaitu:

    a. Analisis vertikal (statis); merupakan analisis yang dilakukan terhadap

    hanya satu periode laporan keuangan saja. Analisis dilakukan antara

    pos-pos yang ada, dalam satu periode. Informasi yang diperoleh hanya

    14

    Kasmir, Pengantar Manajemen Keuangan, h.95

  • 25

    untuk satu periode saja dan perkembangan dari periode ke periode

    tidak diketahui.

    b. Analisis horizontal (dinamis); merupakan analisis yang dilakukan

    dengan membandingkan laporan keuangan untuk beberapa periode.

    Dari hasil analisis ini akan terlihat perkembangan perusahaan dari

    periode yang satu ke periode yang lain.15

    Kemudian di samping metode yang digunakan untuk menganalisis

    laporan keuangan, terdapat beberapa jenis teknik analisis laporan

    keuangan yaitu sebagai berikut:

    a) Analisis Perbandingan antara Laporan Keuangan

    Merupakan analisis yang dilakukan dengan membandingkan

    laporan keuangan lebih dari satu periode. Secara umum dari hasil

    analisis ini akan terlihat antara lain berupa angka-angka dalam

    rupiah atau persentase, kenaikan atau penurunan jumlah baik

    dalam rupiah maupun dalam persentase.

    b) Analisis Tren

    Merupakan analisis laporan keuangan yang biasanya

    dinyatakan dalam persentase tertentu. Analisis dilakukan dari

    periode ke periode sehingga akan terlihat apakah perusahaan

    15

    Ibid, h.96

  • 26

    mengalami perubahan. Dengan analisis ini dapat diketahui

    tendensi atau posisi dan kemajuan keuangan perusahaan.

    c) Analisis Persentase per Komponen

    Merupakan analisis yang dilakukan untuk membandingkan

    antara komponen yang ada dalam suatu laporan keuangan, baik

    yang ada di neraca maupun laporan laba rugi. Analisis dilakukan

    untuk mengetahui persentase investasi, struktur permodalan,

    komposisi biaya terhadap penjualan.

    d) Analisis Sumber dan Penggunaan Dana

    Merupakan analisis yang dilakukan untuk mengetahui sumber-

    sumber dana perusahaan dan penggunaan dana dalam suatu

    periode.

    e) Analisis Sumber dan Penggunaan Kas

    Analisis yang digunakan untuk mengetahui sumber-sumber kas

    perusahaan dan penggunaan uang kas dalam suatu periode juga

    untuk mengetahui sebab-sebab berubahnya jumlah uang kas dalam

    periode tertentu.

  • 27

    f) Analisis Rasio

    Merupakan analisis yang digunakan untuk mengetahui

    hubungan pos-pos yang ada dalam satu laporan keuangan atau pos-

    pos antara laporan keuangan neraca dan laporan laba rugi.

    g) Analisis Laba Kotor

    Merupakan analisis yang digunakan untuk mengetahui jumlah

    laba kotor dari periode ke periode dan untuk mengetahui sebab-

    sebab berubahnya laba kotor tersebut antara periode.

    h) Analisis Titik Pulang Pokok atau Titik Impas (Break Even Point).

    Analisis ini bertujuan untuk mengetahui pada kondisi berapa

    penjualan produk dilakukan dan perusahaan tidak mengalami

    kerugian. Analisis ini berguna untuk menentukan jumlah

    keuntungan pada berbagai tingkat penjualan.16

    16

    Kasmir, Analisis Laporan Keuangan, h.70-72

  • 28

    4. Analisis Rasio Keuangan

    1) Pengertian Rasio Keuangan

    Rasio keuangan adalah angka yang diperoleh dari hasil perbandingan

    dari satu pos laporan keuangan dengan pos lainnya yang mempunyai

    hubungan yang relevan dan signifikan.17

    Rasio keuangan digunakan untuk

    menggambarkan suatu hubungan antara jumlah tertentu dengan jumlah

    lainnya yang hasilnya dapat menjelaskan tentang baik atau tidak posisi

    keuangan perusahaan. Angka rasio pada dasarnya digolongkan menjadi

    dua, yaitu berdasarkan sumber data keuangan dan berdasarkan tujuan yang

    diinginkan.

    2) Jenis-Jenis Rasio Keuangan

    Jenis rasio keuangan yang sering digunakan dalam bisnis adalah:

    a. Rasio Likuiditas: rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan

    untuk membayar kewajiban atau utang-utang jangka pendek. Jenis-

    jenis rasio likuiditas yaitu sebagai berikut:

    i) Current Ratio (Rasio Lancar)

    Rasio ini merupakan rasio yang paling umum dan sering

    digunakan dalam perhitungan modal kerja. Current ratio

    17

    Sofyan Syafri Harahap, Op.Cit, h.297

  • 29

    dihitung dengan membagi aktiva lancar dengan kewajiban

    lancar.

    Rasio ini menggambarkan kemampuan seluruh aktiva

    lancar dalam menjamin seluruh utang lancarnya atau rasio

    likuiditas menggambarkan kemampuan perusahaan untuk

    menyelesaikan kewajiban jangka pendeknya.

    ii) Quick Ratio (Rasio Cepat)

    Quick Ratio adalah rasio untuk mengukur kemampuan

    perusahaan dalam memenuhi kewajibannya terhadap jangka

    pendeknya. Pada rasio ini, pos persediaan dikeluarkan dari

    total aktiva lancar, dan hanya menyimpan pos-pos aktiva yang

    likuid saja yang akan dibagi dengan kewajiban lancar.

    iii) Cash Ratio (Rasio Kas)

    Rasio kas adalah jumlah kas dan setara kas yang

    perusahaan miliki dibandingkan dengan kewajiban lancar.

    Rasio Lancar (current ratio)=

    Quick Ratio=

  • 30

    Rasio ini menggambarkan kemampuan kas yang dimiliki

    dalam manajemen kewajiban lancar tahun yang bersangkutan.

    b. Rasio Solvabilitas: rasio yang menunjukkan kemampuan

    perusahaan melunasi kewajiban jangka panjangnya. Jenis-jenis

    rasio solvabilitas yaitu sebagai berikut:

    i) Debt to Equity Ratio (Rasio hutang modal)

    Debt to Equity Ratio adalah total hutang (hutang lancar dan

    hutang jangka panjang) dibandingkan dengan modal. Rasio ini

    menunjukkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi

    kewajiban menggunakan modal yang dimiliki.

    ii) Debt to Asset Ratio

    Debt to Asset Ratio merupakan perbandingan antara total

    kewajiban dengan keseluruhan aktiva yang dimiliki

    perusahaan. Rasio ini menyediakan informasi tentang

    kemampuan perusahaan dalam mengadaptasi kondisi

    pengurangan aktiva akibat kerugian. Nilai rasio yang tinggi

    Rasio Kas=

    Total debt to Equity Ratio=

  • 31

    menunjukkan peningkatan dari risiko berupa ketidakmampuan

    perusahaan dalam membayar semua kewajibannya.18

    c. Rasio Profitabilitas/Rentabilitas: rasio untuk mengukur efektivitas

    perusahaan dalam mendapatkan keuangan, dengan kata lain

    melihat kemampuan perusahaan memperoleh laba dengan

    menggunakan aset atau modal perusahaan. Jenis-jenis rasio

    profitabilitas adalah sebagai berikut:

    i) Return on Equity Ratio

    Return on Equity merupakan perbandingan antara laba

    bersih sesudah pajak dengan total ekuitas. Rasio ini

    menggambarkan sejauh mana perusahaan mengelola modal

    sendiri secara efektif dan mengukur tingkat keuntungan dari

    investasi yang telah dilakukan pemilik modal sendiri atau

    pemegang saham perusahaan.19

    18

    Chairul Marom, Pedoman Penyajian Laporan Keuangan, (Jakarta: PT.Grasindo, 2004),

    h.129 19

    Agnes Sawir, Analisa Kinerja Keuangan dan Perencanaan Keuangan Perusahaan,

    (Jakarta: PT.Gramedia Pustaka Utama, 2009), h.20

    Total Debt to Asset Ratio=

  • 32

    ii) Return on Asset

    Return on Asset adalah perbandingan antara laba sebelum

    pajak dengan total aktiva rata-rata. Merupakan rasio yang

    menggambarkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan

    profit atas aktiva.20

    iii) Return on Investment

    Merupakan perbandingan antara laba bersih setelah pajak

    dengan total aktiva. Return on investment merupakan rasio

    yang mengukur kemampuan perusahaan secara keseluruhan di

    dalam menghasilkan keuntungan dengan jumlah keseluruhan

    aktiva yang tersedia di dalam perusahaan.21

    20

    Veithzal Rivai, Bank and Financial Institution Management Ed-1, (Jakarta: PT.Raja

    Grafindo Persada, 2007), h.1061 21

    Lukman Syamsuddin, Manajemen Keuangan Perusahaan, (Jakarta: PT.Raja Grafindo

    Persada, 2001), h.63

    Return on Equity Ratio=

    Return on Asset Ratio=

  • 33

    d. Rasio Leverage: rasio yang menunjukkan seberapa besar

    perusahaan dalam menggunakan utang dari luar untuk membiayai

    operasi maupun ekspansi dirinya.

    e. Rasio Aktivitas: merupakan rasio yang dinyatakan sebagai

    perbandingan penjualan dengan berbagai aset. Rasio ini mengukur

    seberapa efektif perusahaan menggunakan sumber dananya.

    f. Rasio Pertumbuhan: adalah rasio yang mengukur kemampuan

    perusahaan dalam mempertahankan posisi ekonominya di dalam

    pertumbuhan ekonomi.

    g. Market Based (penilaian pasar): adalah rasio untuk mengukur

    kemampuan manajemen perusahaan menciptakan nilai pasar yang

    melampaui pengeluaran biaya investasi.

    h. Rasio Produktivitas: merupakan rasio perbandingan antara output

    dengan input perusahaan (Sofyan Syafri H., 2008, 301).

    Berdasarkan jenis-jenis rasio tersebut, rasio yang umum digunakan

    oleh perusahaan asuransi yaitu rasio likuiditas, rasio solvabilitas, dan rasio

    profitabilitas/rentabilitas. Selain itu ada pula

    ROI=

  • 34

    - rasio beban klaim terhadap premi netto/loss ratio: melihat tingkat

    kerugian asuransi

    - rasio retensi sendiri: melihat berapa persentase perusahaan dapat

    menanggung risiko dari modal sendiri

    - rasio underwriting: mengukur perbandingan antara hasil

    underwriting dengan pendapatan premi, dibutuhkan untuk nasabah

    dapat mengetahui pembagian surplus underwriting, merupakan

    penentu pokok dari posisi laba usaha perusahaan asuransi.

    - rasio beban komisi: melihat berapa persen biaya komisi yang

    dikeluarkan perusahaan untuk komisi perantara

    - rasio biaya manajemen: melihat efisiensi produk dan channel

    distribusi

    3) Keunggulan Analisis Rasio

    Analisis rasio memiliki keunggulan dibanding teknik analisis lainnya

    yaitu sebagai berikut:

    a. rasio merupakan angka-angka atau ikhtisar statistik yang lebih mudah

    dibaca dan ditafsirkan;

    b. merupakan pengganti yang lebih sederhana dari informasi yang

    disajikan laporan keuangan yang sangat rinci dan rumit;

    c. mengetahui posisi perusahaan di tengah industri lain;

  • 35

    d. sangat bermanfaat untuk bahan dalam mengisi model-model

    pengambilan keputusan dan model prediksi (Z-score);

    e. menstandarisir size perusahaan;

    f. lebih mudah memperbandingkan perusahaan dengan perusahaan lain

    atau melihat perkembangan perusahaan secara periodik atau time

    series;

    g. lebih mudah melihat tren perusahaan serta melakukan prediksi di masa

    yang akan datang.22

    5. Analisis Perbandingan Laporan Keuangan

    1) Pengertian Analisis Perbandingan

    Analisis perbandingan adalah teknik analisis laporan keuangan yang

    dilakukan dengan cara menyajikan laporan keuangan secara horizontal

    dan membandingkan antara satu dengan yang lain, dengan menunjukkan

    informasi keuangan atau data lainnya baik dalam rupiah atau dalam unit.23

    2) Tujuan analisis perbandingan

    Saat melakukan analisis laporan keuangan teknik perbandingan ini,

    kita dapat membandingkannya dengan angka-angka laporan keuangan

    tahun lalu, angka laporan keuangan perusahaan sejenis, rasio rata-rata

    22

    Sofyan Syafri Harahap, Op.Cit, h.298 23

    Ibid., h.227

  • 36

    industri, dan rasio normatif sebagai standar perbandingan (Sofyan Syafri

    H., 2006, h.227).

    Berdasarkan teknik perbandingan ini maka dapat diketahui pula

    adanya kenaikan dan penurunan nilai dalam rupiah atau unit serta dalam

    bentuk persentase maupun rasio.

    Perbandingan antar pos laporan keuangan dapat dilakukan melalui:

    a. perbandingan dalam dua atau beberapa tahun (horizontal)

    b. perbandingan dengan perusahaan yang dianggap terbaik

    c. perbandingan dengan angka-angka standar industri yang berlaku

    (Industrial Norm)

    d. perbandingan dengan budget (anggaran)

    e. perbandingan dengan bagian, divisi, atau seksi yang ada dalam suatu

    perusahaan.24

    Apabila melakukan perbandingan ini perlu diyakinkan bahwa:

    a. standar penyusunan laporan keuangan harus sama

    b. size dari perusahaan yang dibandingkan harus diperhatikan bukan

    berarti harus sama

    c. periode laporan yang dibandingkan harus sama khususnya untuk

    laporan laba rugi dan komponennya.25

    24

    Ibid., h.228

  • 37

    D. Metode Analisis Laporan Keuangan

    Analisis laporan keuangan memiliki beberapa metode diantaranya adalah

    sebagai berikut:

    1. Metode Komparatif

    Merupakan metode perbandingan angka-angka dalam laporan

    keuangan. Perbandingan tersebut dapat dilakukan dengan:

    a. perbandingan horizontal yaitu membandingkan angka dalam satu

    laporan keuangan di beberapa tahun yang berbeda misal laporan

    keuangan tahun 2000 dibandingkan dengan laporan keuangan tahun

    2001, 2001 dengan 2002.

    b. perbandingan vertikal yaitu membandingkan unsur-unsur pada laporan

    keuangan dalam satu tahun buku.

    c. perbandingan dengan perusahaan yang terbaik

    d. perbandingan dengan standar industri yang berlaku.

    e. perbandingan dengan anggaran perusahaan.

    25

    Loc.cit

  • 38

    2. Metode Analisis Tren

    Analisis ini menggunakan teknik perbandingan laporan keuangan

    beberapa tahun kemudian dapat digambarkan trennya. Analisis tren dapat

    dibuat melalui grafik. Maka diperlukan ilmu statistik seperti rumus chi-

    square, program linear, dan sebagainya.

    3. Metode Indeks Time Series

    Metode ini dihitung indeks dan digunakan untuk mengonversikan

    angka-angka laporan keuangan. Biasanya ditetapkan tahun dasar yang

    diberi indeks 100. Berdasarkan dari tahun dasar ini dibuat indeks tahun-

    tahun lainnya sehingga dapat dibaca dengan mudah perkembangan angka-

    angka laporan keuangan perusahaan tersebut pada periode lain.

    4. Common Size Financial Statement (Laporan Bentuk Awam)

    Merupakan metode analisis yang menyajikan laporan keuangan dalam

    bentuk persentase. Persentase itu dikaitkan dengan suatu jumlah yang

    dinilai penting misalnya aset untuk neraca, penjualan untuk laba rugi.

    Menurut Harahap (2006;243), analisis common size digunakan untuk

    melihat struktur keuangan perusahaan dengan mengkonversi laporan

    keuangan ke dalam laporan bentuk awam (common size) dengan

    menggunakan denominator persentase.

  • 39

    5. Metode Rasio Laporan Keuangan

    Merupakan metode perbandingan antara pos-pos tertentu dengan pos-

    pos lainnya yang memiliki hubungan signifikan. Metode ini hanya

    menyederhanakan hubungan antara pos tertentu dengan pos lainnya

    sehingga dapat diberikan penilaian.

  • 40

    Grafik II.1

    Kerangka Konseptual

    2. Tinjauan (Review) Kajian Terdahulu

    Menghindari terjadinya duplikasi penelitian serta untuk menguasai teori

    yang relevan dengan masalah penelitian dan rencana model analisis yang akan

    dipakai, maka penulis perlu melakukan kajian terdahulu. Berdasarkan

    pengamatan dan pengkajian yang telah dilakukan terhadap beberapa sumber

    kepustakaan terkait permasalahan yang akan diteliti, penulis mereview kajian

    terdahulu sebagai berikut:

  • 41

    Tabel II.1

    Tinjauan (Review) Kajian Terdahulu

    1 Penulis:

    Anna Zahara, tahun

    2010.

    Skripsi Jurusan Asuransi

    Syariah UIN Syarif

    Hidayatullah Jakarta.

    Judul:

    Analisis Ratio Keuangan

    pada PT Asuransi

    Takaful Keluarga

    Objek Penelitian:

    Annual Report PT Asuransi Takaful

    Keluarga periode 2004-2008

    Metode Penelitian:

    Content Analysis (Analisis Isi) dan Metode

    RLS (Rentabilitas, Likuiditas dan

    Solvabilitas) untuk menghitung nilai kondisi

    keuangan perusahaan asuransi.

    Hasil Penelitian:

    Berdasarkan metode RLS, dinyatakan bahwa

    tingkat kinerja keuangan PT Asuransi

    Takaful Keluarga memiliki nilai bobot nilai

    sebesar 44% (< 100%) sehingga dikatakan

    masuk dalam kategori kondisi keuangan

    tidak sehat.

    2 Penulis:

    Markustinus Jemi, dkk.

    Objek Penelitian:

    Laporan Keuangan periode 2007-2011 PT

  • 42

    tahun 2013.

    Jurnal Manajemen dan

    Bisnis Universitas Negeri

    Manado

    Judul:

    Analisis Profitabilitas

    Untuk Menilai Kinerja

    Keuangan PT (Persero)

    Asuransi

    Kredit Indonesia Cabang

    Manado

    ASKRINDO Cabang Manado.

    Metode Penelitian:

    Deskriptif. Analisis data menggunakan

    perhitungan Rasio Profitabilitas (rasio

    profitabilitas yang terdiri dari Gross profit

    Margin (GPM), Net Profit Margin (NPM),

    Return on equity (ROE), Income to total

    assets dan Gross income to total assets.

    Hasil Penelitian:

    Dengan analisis rasio Profitabilitas

    menunjukan bahwa dari tahun 2007 sampai

    2011 berfluktuasi, ini berarti bahwa kinerja

    keuangan PT ASKRINDO kurang baik.

    Penurunan GPM, NPM, ROE, Income to

    total Assets, Gross Income to total assets

    yang paling besar terjadi pada tahun 2010

    dan tahun 2011, karena pada tahun 2010 dan

    2011 terjadi penurunan laba bersih yaitu

    sebesar Rp 2.177.60 pada tahun 2009

  • 43

    menjadi Rp 1.803.94 pada tahun 2010 dan

    Rp 1.438.86 pada tahun 2011

    Perbedaan penelitian pada kali ini dengan penelitian sebelumnya

    adalah pada objek penelitian dan metode analisis yang digunakan. Pada

    penelitian kali ini objek penelitiannya adalah laporan keuangan AJB

    Bumiputera 1912 unit syariah periode 2010-2014 yang telah dipublikasi.

    Metode analisis laporan keuangan yang digunakan tidak hanya dengan metode

    RLS (Rentabilitas, Likuiditas, dan Solvabilitas) tetapi juga dengan analisis

    perbandingan laporan keuangan yang terdiri dari analisis komparatif-growth

    analysis dan analisis common size.

  • 44

    BAB III

    METODOLOGI PENELITIAN

    A. Jenis dan Pendekatan Penelitian

    Jenis penelitian yang dilakukan penulis adalah penelitian

    ekonomi/bisnis. Pendekatan penelitian yang dilakukan yaitu penelitian

    kuantitatif dengan format deskriptif. Penelitian kuantitatif dengan format

    deskriptif bertujuan untuk menjelaskan, meringkaskan berbagai kondisi,

    situasi, atau berbagai variabel yang timbul di masyarakat yang menjadi objek

    penelitian itu berdasarkan apa yang terjadi. Format deskriptif ini dapat

    dilakukan pada penelitian studi kasus. Penelitian ini hanya menggunakan

    kasus atau wilayah tertentu sebagai objek penelitian, sehingga bersifat

    kasuistik terhadap objek penelitian tersebut.1

    B. Jenis dan Sumber Data

    Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Data Sekunder. Data

    sekunder tersebut berupa data yang diperoleh dari laporan keuangan AJB

    Bumiputera 1912 periode 2010-2014 dan literatur kepustakaan seperti buku-

    buku dan sumber lain yang berhubungan dengan materi yang dibahas.

    1 Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Kuantitatif: Komunikasi, Ekonomi, dan Kebijakan

    Publik serta Ilmu-ilmu Sosial Lainnya, (Jakarta: Kencana, 2005), h.36

  • 45

    C. Teknik Pengumpulan Data

    Teknik yang digunakan dalam memperoleh data adalah sebagai berikut:

    1. Studi Dokumentasi. Dengan melakukan studi dokumentasi data yang

    diperoleh adalah berupa data sekunder, yang berarti data yang diperlukan

    sudah tertulis atau diolah oleh orang/lembaga lain. Dokumen tertulis

    tersebut bisa berupa surat-surat, catatan, laporan, jurnal, dan bibliografi

    lain.2 Dalam penelitian ini penulis mengumpulkan data dari dokumen

    laporan keuangan AJB Bumiputera 1912 Departemen Syariah periode

    2010-2014.

    2. Penelitian kepustakaan. Studi pustaka adalah pengumpulan data dengan

    cara mempelajari dan memahami buku-buku yang berhubungan dengan

    asuransi syariah dan analisa laporan keuangan, serta jurnal atau hasil

    penelitian lainnya yang berkaitan dengan masalah penelitian.

    D. Teknik Pengolahan Data

    Teknik pengolahan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

    dengan menggunakan program Microsoft Excel yaitu dengan menginput

    sejumlah angka-angka laporan keuangan yang dibutuhkan untuk kemudian

    dianalisis dengan beberapa metode sehingga dapat dideskripsikan hasil dan

    kesimpulan yang sifatnya kuantitatif.

    2 Afifi Fauzi Abbas, Metodologi Penelitian, (Ciputat: ADELINA, 2010), h.153

  • 46

    E.Teknik Analisis Data

    Teknik analisis yang dilakukan yaitu dengan metode analisis rasio

    keuangan dan analisis perbandingan laporan keuangan dalam kurun waktu 5

    tahun. Sebelum melakukan analisis dengan metode-metode tersebut ada

    beberapa tahapan yang dilakukan yaitu sebagai berikut:

    1. Mengelompokkan laporan keuangan dalam bentuk Neraca

    Perbandingan dan Laporan Laba Rugi Perbandingan

    2. Mengklasifikasi atau mengelompokkan akun-akun yang akan

    diperhitungkan dalam analisis

    3. Melakukan formulasi (rasio-rasio dan common size) sesuai dengan

    rumus perhitungan.

    Berikut ini beberapa metode analisis yang dilakukan:

    Metode analisis perbandingan laporan keuangan, yang digunakan

    diantaranya adalah sebagai berikut:

    a. Metode Komparatif

    Merupakan metode perbandingan angka-angka dalam laporan

    keuangan. Perbandingan tersebut dapat dilakukan dengan:

    - perbandingan horizontal yaitu membandingkan angka

    pertumbuhan/growth analysis dalam satu laporan keuangan di

  • 47

    beberapa tahun yang berbeda yaitu dari tahun 2010-2011, 2011-

    2012, 2012-2013, 2013-2014

    - perbandingan dengan perusahaan yang terbaik

    - perbandingan dengan standar industri yang berlaku.

    b. Common Size Financial Statement (Laporan Bentuk Awam)

    Merupakan metode analisis yang menyajikan laporan keuangan

    dalam bentuk persentase. Persentase itu dikaitkan dengan suatu

    jumlah yang dinilai penting misalnya aset untuk neraca, penjualan

    untuk laba rugi. Menurut Harahap (2006;243), analisis common

    size digunakan untuk melihat struktur keuangan perusahaan

    dengan mengkonversi laporan keuangan ke dalam laporan bentuk

    awam (common size) dengan menggunakan denominator

    persentase.

    c. Metode Rasio Laporan Keuangan

    Merupakan metode perbandingan antara pos-pos tertentu

    dengan pos-pos lainnya yang memiliki hubungan signifikan.

    Metode ini hanya menyederhanakan hubungan antara pos tertentu

    dengan pos lainnya sehingga dapat diberikan penilaian. Rasio-rasio

    yang diukur adalah sebagai berikut:

  • 48

    i. Rasio Likuiditas

    Semakin tinggi rasio nya maka semakin baik kondisi

    keuangan perusahaan dalam hal memenuhi kewajiban jangka

    pendek.

    ii. Rasio Solvabilitas

    Semakin kecil rasio nya maka semakin baik kondisi

    keuangan perusahaan untuk melunasi kewajiban jangka

    panjang.

    iii. Rasio Rentabilitas/Profitabilitas

    Rasio Kas=

    Rasio Lancar (current ratio)=

    Total debt to Equity Ratio=

    Total Debt to Asset Ratio=

    Return on Equity Ratio=

    Return on Asset Ratio=

  • 49

    Semakin tinggi rasio nya maka perusahaan semakin efektif

    dalam memperoleh laba.

    iv. Rasio Underwriting

    Analisa dari rasio keuntungan yang lain dapat

    menyebabkan hasil underwriting yang positif atau negatif.

    Rasio underwriting yang negatif mengindikasikan

    kemungkinan rate yang ditetapkan berada di bawah yang

    semestinya.

    v. Rasio Retensi Sendiri

    Semakin besar perusahaan maka semakin tinggi rasionya.

    Rasio digunakan sebagai dasar dalam membandingkan

    kemampuan perusahaan sebenarnya dengan dana/modal yang

    tersedia.

  • 50

    BAB IV

    ANALISIS DAN PEMBAHASAN

    A. Profil Perusahaan

    1. Sejarah Perusahaan1

    Bumiputera 1912 didirikan di Magelang pada tanggal 12 Februari

    1912 oleh perkumpulan Guru-Guru Hindia Belanda (PGHB). Pelopor

    berdirinya adalah seorang tokoh pergerakan nasional yaitu Bapak M. Ng.

    Dwidjosewojo (Sekretaris Boedi Oetomo). Sesuai dengan Perkumpulan yang

    mendirikannya, perusahaan asuransi jiwa ini diberi nama Onderlinge

    levensverzekering Maattschappij PGHB dan biasa disingkat dengan OL.Mij.

    PGHB.

    Adapun perintis dalam pembentukan perusahaan ini adalah :

    a) M. Ng. Dwidjosewojo Komisaris adalah seorang guru bahasa jawa pada

    Sekolah Pendidikan Guru (Kweekshool) di Yogyakarta

    b) M.K.H. Soebroto Direktur, adalah seorang guru bahasa melayu pada

    Sekolah Calon Pegawai (Opleding School Voor Inlandsche

    Ambtennaaren/ OSVIA) di Magelang.

    c) M. Adimidjojo - Bendahara, adalah seorang mantri guru pada Sekolah

    Dasar Hindia Belanda (Hollandsh Inlandsche School / HIS) di Magelang

    1 Data Asuransi Jiwa Syariah AJB Bumiputera 1912 Kantor Pusat Woltermonginsidi

  • 51

    Bumiputera yang berbentuk badan usaha mutual atau usaha bersama

    ini menganut bahwa semua pemegang polis adalah pemilik perusahaan yang

    mempercayakan wakil wakil mereka di Badan Perwakilan Anggota (BPA)

    untuk mengawasi jalannya perusahaan. Asas mutualisme, idealisme dan

    profesionalisme merupakan kekuatan utama bagi Bumiputera.

    Unit bisnis syariah Bumiputera secara resmi terbentuk sejak

    dikeluarkannya surat keputusan menteri keuangan No.kep.268/KM.6/2002

    tanggal 7 Nopember 2002 dalam bentuk cabang usaha asuransi jiwa syariah

    dan Fatwa Dewan Syariah Nasional No. 21/DSN-MUI/X/2001 tanggal 17

    Oktober 2001. Dalam rangka menjaga kemurnian pelaksanaan prinsip- prinsip

    syariah, maka berdasarkan keputusan Direksi No. SK/14/DIR/2002 tanggal 11

    November 2002 dibentuk Divisi Asuransi Jiwa Syariah dan Kantor Cabang

    Asuransi Syariah Jakarta. Namun, sejak Januari 2015 struktur organisasi

    divisi tersebut telah diubah menjadi departemen syariah yang tugasnya

    menangani pengelolaan dana dan administrasi syariah.

    2. Visi dan Misi Perusahaan

    a. Visi AJB Bumiputera 1912 :

    AJB Bumiputera 1912 menjadi perusahaan asuransi jiwa

    nasional yang kuat, modern dan menguntungkan didukung oleh Sumber

  • 52

    Daya Manusia (SDM) profesional yang menjunjung tinggi nilai-nilai

    idealisme serta mutualisme.2

    b. Misi AJB Bumiputera 1912 :

    a. Menyediakan pelayanan dan produk jasa asuransi jiwa berkualitas sebagai wujud partisipasi dalam pembangunan nasional melalui

    peningkatan kesejahteraan masyarakat Indonesia.

    b. Menyelenggarakan berbagai pendidikan dan pelatihan untuk menjamin pertumbuhan kompetensi karyawan, peningkatan

    produktivitas dan peningkatan kesejahteraan, dalam kerangka

    peningkatan kualitas pelayanan perusahaan kepada pemegang polis.

    c. Mendorong terciptanya iklim kerja yang motivatif dan inovatif untuk mendukung proses bisnis internal perusahaan yang efektif

    dan efisien.3

    3. Garis Besar Manajemen Perusahaan

    a. Bentuk dan Pengelolaan

    Asuransi Jiwa Syariah Bumiputera adalah cabang usaha AJB

    Bumiputera 1912 berbentuk Divisi (sekarang Departemen) yang beroperasi

    dengan prinsip syariah. Asuransi Jiwa Syariah Bumiputera akan menjadi

    lembaga keuangan syariah yang diperhitungkan dan dibanggakan dalam

    mensejahterakan masyarakat Indonesia melalui jasa asuransi jiwa syariah,

    dengan dukungan sumber daya insani yang amanah (dipercaya), fathonah

    (cerdas, skillfull, profesional), shiddiq (jujur dan benar), dan tabligh

    2 Ibid.

    3 Ibid.

  • 53

    (komunikatif, maupun melakukan tugas secara team work, dimana

    informasi merata diseluruh fungsi organisasi). Asuransi jiwa syariah

    Bumiputera menyelenggarakan kegiatan usaha yang mengikuti kaidah

    kepemimpinan yang baik (good governance).4

    b. Pemasaran

    a) Kegiatan pemasaran asuransi jiwa syariah Bumiputera dilakukan

    dengan membuka kantor cabang syariah sekaligus merekrut agen

    khusus syariah, serta dilakukan dengan bersinergi antara lini bisnis.

    b) Pertumbuhan pendapatan premi asuransi jiwa syariah Bumiputera

    di atas rata-rata industri asuransi jiwa syariah.

    c) Sasaran pasar meliputi segmen loyalist syariah market (segmen

    pasar dari umat muslim) dan segmen non loyalist syariah market

    (segmen pasar dari non muslim), serta portofolio AJB Bumiputera

    1912.5

    c. Keuangan dan Investasi

    a) Investasi yang dilakukan dengan prinsip-prinsip syariah.

    b) Investasi ditempatkan pada outlet-outlet yang menguntungkan,

    yang diarahkan pada deposito syariah, obligasi syariah, reksadana

    syariah, dan pembiayaan kesejahteraan karyawan dengan skim

    murabahah.

    4 Ibid.

    5 Ibid.

  • 54

    c) Hasil investasi diharapkan lebih tinggi dari asumsi yang diberikan

    kepada pemegang polis.

    d) Pengelolaan keuangan dan investasi mengikuti Keputusan Menteri

    Keuangan Republik Indonesia No. Kep. 424/KMK.06/2003

    tanggal 30 September 2003 tentang keuangan perusahaan asuransi

    dan perusahaan reasuransi.6

    d. Teknik dan Administrasi

    a) Produk dan layanan mengikuti tuntutan bisnis syariah.

    b) Penyajian informasi yang mutakhir dan relevan dengan kegiatan

    usaha, memadai, dan tepat waktu.

    c) Sistem aplikasi administrasi dan keuangan dapat menyajikan

    laporan keuangan di setiap Kantor Cabang Syariah.

    d) Pemegang polis dapat melihat dana tabungan dan hasil

    investasinya setiap saat di Kantor Cabang.7

    6 Ibid.

    7 Ibid.

  • 55

    e. Sumber Daya Manusia (SDM)

    a) Prioritas pemenuhan kebutuhan SDM organik diambil dari intern

    sedangkan untuk mitra kerja dari ekstern.

    b) Membentuk calon pemimpin, cabang syariah yang mempunyai

    kompetensi dan kapasitas yang tinggi, diprioritaskan dari AK

    Asuransi Perorangan (Asper), Asuransi Kumpulan (Askum).

    c) Membentuk SDM yang mempunyai moral dan etika tinggi

    (akhlakul karimah), dan mempunyai sifat sidiq, amanah, fathonah,

    dan tabligh.

    d) Membentuk SDM yang mempunyai etos kerja dan produktifitas

    yang tinggi, serta profesional di bidangnya.8

    8 Ibid.

  • 56

    B. Kondisi Keuangan Departemen Syariah AJB Bumiputera 1912

    1. Perbandingan Laporan Keuangan

    Tahapan yang dilakukan sebelum menganalisis laporan keuangan

    adalah dengan mengklasifikasikan akun-akun pada laporan keuangan yang

    akan diperhitungkan terkait metode analisis yang digunakan. Klasifikasi

    tersebut disajikan sebagai berikut:

    Tabel IV.1

    Neraca Perbandingan AJB Bumiputera 1912 unit yariah

    2014 2013 2012 2011 2010

    ASET (dalam jutaan rupiah)

    Kas dan Setara Kas 8,468.44 16,108.01 14,490.28 16,569.99 23,414.99

    Piutang Kontribusi - - - - -

    Tagihan Investasi - - - - -

    Piutang Hasil Investasi 2,570.34 2,545.59 1,307.21 1,543.62 1,189.33

    Tagihan Ujroh kepada Peserta - - - - -

    Piutang Reasuransi - - - - -

    Tagihan Qardh - - - - -

    Piutang

    a. Murabahah - - - - -

    b.Musyarakah - - - - -

    c. Salam - - - - -

    e. lain-lain - - - - -

    f. Istishna' - - - - -

    Investasi Pada Surat Berharga 888,124.26 720,210.77 673,411.23 533,637.23 391,336.28

    Pembiayaan

    a. Mudharabah - - - - -

    b.Musyarakah - - - - -

    Investasi pada Entitas Lain - - - - -

    Properti Investasi - - - - -

    Aset Lain 5,747.37 6,885.32 6,435.84 3,628.55 6,976.05

    Jumlah Aset 904,910.41 745,749.69 695,644.56 555,379.39 422,916.65

  • 57

    2014 2013 2012 2011 2010

    KEWAJIBAN (dalam jutaan rupiah)

    Penyisihan Kontribusi 42,854.32 35,094.55 24,422.02 - -

    Penyisihan Kontribusi yang

    Belum Menjadi Hak

    1,570.74 586.80 1,347.46 - -

    Penyisihan Teknis - - - 23,631.26 17,633.35

    Kontribusi yang belum menjadi

    hak

    - - - 42,544.86 20,049.55

    Utang Klaim 3,008.42 3,110.20 1,744.87 1,564.71 -

    Klaim yang Sudah Terjadi

    Tetapi belum dilaporkan

    314.15 117.36 214.72 - -

    Bagian Peserta atas Surplus

    Underwriting Dana Tabarru'

    yang Masih Harus Dibayar

    - - - - -

    Utang Komisi - - - 122.95 -

    Utang Pajak 129.14 260.39 356.97 266.02 394.23

    Utang Reasuransi 1,350.66 308.80 390.30 456.47 254.60

    Utang Dividen - - - - -

    Utang Lain 68,962.51 73,153.06 65,095.54 7,557.34 10,173.81

    Jumlah Kewajiban 118,189.94 112,631.16 93,571.88 76,143.61 48,505.54

    EKUITAS (dalam jutaan rupiah)

    Modal disetor 80,000.00 80,000.00 80,000.00 80,000.00 55,000.00

    Kenaikan (Penurunan) Surat

    Berharga

    24,271.05 (28,733.39) 6,019.91 (1,335.83) 8,665.70

    Saldo Laba (Rugi) 4,226.82 3,529.84 3,289.46 8,669.81 (19,472.32)

    Jumlah Ekuitas 108,497.87 54,796.45 89,309.37 87,333.98 44,193.38

  • 58

    Tabel IV.2

    Laporan Laba Rugi Perbandingan AJB Bumiputera 1912 unit syariah

    LABA RUGI 2014 2013 2012 2011 2010

    Pendapatan (dalam jutaan rupiah)

    Pendapatan Pengelolaan Operasi

    Asuransi

    33,194.40 44,665.05 46,449.48 53,064.43 36,954.23

    Pendapatan Pengelolaan Portofolio

    Investasi Dana Peserta

    10,410.33 10,273.73 13,073.37 11,398.57 6,742.14

    Pendapatan Pembagian Surplus

    Underwriting

    - - - - -

    Pendapatan Investasi 13,904.10 4,474.52 7,847.59 1,056.05 5,143.59

    Jumlah Pendapatan 57,508.83 59,413.30 67,370.44 65,519.05 48,839.96

    Beban

    Beban komisi 21,877.94 28,070.73 27,701.46 28,054.96 24,596.59

    Ujroh dibayar 640.38 339.00 356.93 377.22 -

    Beban umum dan administrasi 6,741.49 9,548.96 11,832.67 9,596.94 9,614.59

    Beban pemasaran 28,780.46 25,858.96 27,373.10 28,610.22 31,848.55

    Beban pengembangan - - - - -

    Jumlah Beban 58,040.27 63,817.66 67,264.16 66,639.34 66,059.73

    Laba Usaha (531.44) (4,404.36) 106.28 (1,120.29) (17,219.77)

    Pendapatan (beban) non usaha neto 1,228.43 4,644.74 (683.62) 29,262.43 (55,511.11)

    Laba sebelum pajak 696.99 240.38 (577.34) 28,142.14 (72,730.88)

    Beban pajak - - - - -

    Laba Neto 696.99 240.38 (577.34) 28,142.14 (72,730.88)

  • 59

    Tabel IV.3

    Laporan Surplus (Defisit) Underwriting Dana Tabarru

    AJB Bumiputera 1912 unit syariah

    2014 2013 2012 2011 2010

    PENDAPATAN ASURANSI (dalam jutaan rupiah)

    Kontribusi Bruto 60,392.29 75,199.09 64,731.19 71,047.86 61,866.26

    Ujroh Pengelola (33,194.40) (44,665.05) (46,449.48) (53,064.43) (36,954.23)

    Bagian Reasuransi (atas risiko) (3,216.90) (1,688.48) (1,246.67) (1,131.68) (1,149.66)

    Perubahan Kontribusi yang Belum Menjadi

    Hak

    983.94 (760.66) (335.41) 551.64 (539.98)

    Jumlah Pendapatan (pendapatan premi) 22,997.05 29,606.22 17,370.45 16,300.11 24,302.35

    Premi Neto 23,980.99 28,845.56 17,035.04 16,851.75 23,762.37

    BEBAN ASURANSI

    Pembayaran Klaim 14,366.85 16,268.48 20,213.45 18,702.58 9,317.93

    Klaim yang Ditanggung Reasuransi dan

    Pihak Lain

    (1,321.96) - - (197.67) -

    Klaim yang Masih Harus Dibayar - - - - -

    Klaim yang Masih Harus Dibayar yang

    Ditanggung Reasuransi dan Pihak Lain

    - - - - -

    Penyisihan Kontribusi 7,759.77 10,672.54 2,742.99 5,176.90 4,484.64

    Penyisihan Klaim 196.79 (97.36) (54.64) 269.37 -

    Beban Pengelolaan Asuransi - - - - -

    Jumlah Beban Asuransi 21,001.45 26,843.66 22,901.80 23,951.18 13,802.57

    Surplus (Defisit) Neto Asuransi 1,995.60 2,762.56 (5,531.35) (7,651.07) 10,499.78

    Pendapatan Investasi

    Total Pendapatan Investasi 5,450.61 (1,117.76) 2,117.10 2,963.05 1,174.59

    Dikurangi Beban Pengelolaan Portofolio

    Investasi

    (1,200.11) (968.90) (636.74) (888.91) (352.38)

    Pendapatan investasi neto 4,250.50 (2,086.66) 1,480.36 2,074.14 822.21

    Surplus (defisit) Underwriting Dana

    Tabarru'

    6,246.10 675.90 (4,050.99) (5,576.93) 11,321.99

  • 60

    2. Analisis Rasio Keuangan

    Rasio Risk Based Capital/RBC merupakan tolak ukur kesehatan

    keuangan perusahaan asuransi. Sesuai dengan Peraturan Menteri

    Keuangan (PMK) No.11/PMK.010/2011 tentang Kesehatan Keuangan

    Usaha Asuransi dan Usaha Reasuransi dengan Prinsip Syariah, bahwa

    Perusahaan harus menjaga Tingkat Solvabilitas Dana Tabarru paling

    rendah 30% dari dana yang diperlukan.

    Selain itu, sesuai dengan Keputusan Menteri Keuangan

    No.826/KMK.013/1992 tentang cara perhitungan nilai kondisi keuangan,

    tolak ukur yang digunakan dikenal dengan metode RLS (Rentabilitas,

    Likuiditas, dan Solvabilitas). Metode ini membagi kondisi keuangan

    perusahaan menjadi 4 (empat) golongan yaitu: Sehat sekali, sehat, kurang

    sehat dan tidak sehat.

    Cara perhitungan bobot nilai tersebut adalah sebagai berikut:

    No Kondisi

    Keuangan Rentabilitas Likuiditas Solvabilitas

    Total

    Bobot

    1 Sehat Sekali >12% >150% >200%

    Bobot Nilai > 75 > 12.5 > 12.5 >100

    2 Sehat > 8-12 % >100-150% >150-200%

    Bobot Nilai >50-75 >8.33-12.5 >9.38-12.5 >68-100

    3 Kurang Sehat >5-8% >75-100% >100-150%

    Bobot Nilai >31.5-50 >6.25-8.33 >6.25-9.38 >44-68

    4 Tidak Sehat

  • 61

    a. Rasio Tingkat Solvabilitas/ Risk Based Capital (RBC)

    Merupakan rasio yang mengukur tingkat kesehatan dan keamanan

    finansial perusahaan asuransi. Semakin besar rasio yang diperoleh

    maka semakin baik kondisi keuangan perusahaan asuransi tersebut.

    Rasio ini sangat penting terutama bagi peserta asuransi dalam hal

    pengajuan klaim, pun bagi perusahaan karena kewajiban dalam

    menjamin risiko dapat terjadi setiap saat.

    Tabel IV.4

    Rasio Pencapaian RBC

    Tahun 2014 2013 2012 2011 2010

    Rasio

    Pencapaian

    (%)

    97.98 % 57.07 % 107.43 % 74.33 % 97.92 %

    Sumber: Laporan Keuangan Departemen syariah AJB Bumiputera 1912

    Grafik IV.1

    Rasio Pencapaian RBC

    AJB Bumiputera 1912 departemen syariah

    0.00%

    50.00%

    100.00%

    150.00%

    2010 2011 2012 2013 2014

    Rasio Pencapaian RBC

    Rasio Pencapaian RBC

  • 62

    Rasio pencapaian tingkat solvabilitas/rasio Risk Based Capital

    (RBC) yang diperoleh AJB Bumiputera 1912 Departemen Syariah

    selama periode 2010 hingga 2014 sudah cukup baik karena sudah di

    atas 30% yang artinya sudah memenuhi syarat pada Peraturan Menteri

    Keuangan (PMK) No.11/PMK.010/2011 tentang Kesehatan Keuangan

    Usaha Asuransi dan Usaha Reasuransi dengan Prinsip Syariah.

    Pada tahun 2011 rasio RBC mengalami penurunan dari tahun

    sebelumnya dikarenakan pada tahun tersebut terjadi penurunan jumlah

    tingkat solvabilitas akibat bertambahnya angka kewajiban yang lebih

    besar dibanding pada kekayaan yang diperkenankan, namun

    meningkat di tahun 2012 dengan nilai yang cukup signifikan karena

    bertambahnya jumlah tingkat solvabilitas dan ada kelebihan dari batas

    tingkat solvabilitas. Kemudian, di tahun 2013 rupanya terjadi

    penurunan rasio RBC kembali. Hal ini dipengaruhi adanya masalah

    RBC pada perusahaan induk AJB Bumiputera 1912 dimana

    pencapaian rasio RBC nya kurang dari 120%. Penurunan tersebut

    cukup drastis karena bertambahnya angka kewajiban yang harus

    dipenuhi tidak seimbang dengan penambahan angka kekayaan yang

    diperkenankan sehingga ada kekurangan pada batas tingkat

    solvabilitas. Lalu, di tahun 2014 terjadi kenaikan rasio kembali yang

  • 63

    berarti bahwa ada perbaikan kinerja keuangan di departemen syariah

    AJB Bumiputera 1912.

    Secara garis besar selama periode 2010-2014 tidak ada

    masalah pada RBC di departemen syariah dan dapat dikatakan bahwa

    kondisi keuangan di departemen syariah AJB Bumiputera 1912 sudah

    sehat jika diukur dari perolehan Risk Based Capital (RBC).

    b. Rasio Likuiditas

    Merupakan rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan

    untuk membayar kewajiban atau utang-utang jangka pendek. Penilaian

    likuiditas perlu untuk mengantisipasi risiko likuiditas yang akan

    muncul.

    Menurut data di laporan keuangan, perolehan rasio likuiditas AJB

    Bumiputera departemen syariah adalah sebagai berikut:

    Tabel IV.5

    Rasio Likuiditas

    Tahun 2014 2013 2012 2011 2010

    Rasio

    Likuiditas 400.07% 392.16% 298.74% 315.35% 390.49%

    Sumber: Laporan Keuangan Departemen syariah AJB Bumiputera 1912

  • 64

    Grafik IV.2

    Rasio Likuiditas

    AJB Bumiputera 1912 departemen syariah

    Berdasarkan data perolehan rasio likuiditas tersebut dapat

    diketahui bahwa nilai rata-rata rasio likuiditas selama 2010-2014

    adalah 395.36%. Artinya, rasio likuiditas yang dimiliki AJB

    Bumiputera 1912 Departemen Syariah masuk kategori Sehat Sekali.

    Hal ini mengindikasikan tidak ada masalah dalam hal likuiditas. AJB

    Bumiputera 1912 Departemen Syariah mampu untuk mencairkan dana

    yang dimiliki dengan cepat dalam hal memenuhi kewajiban lancarnya

    terutama kewajiban terhadap peserta asuransi seperti pembayaran

    klaim dan sebagainya.

    Di tahun 2010 ke 2012 terjadi penurunan nilai rasio karena pada

    tahun tersebut jumlah kewajiban yang harus dipenuhi terus bertambah

    yang berupa utang lain, utang pajak, utang klaim dan penyisihan

    0.00%

    200.00%

    400.00%

    600.00%

    Rasio Likuiditas

    Rasio Likuiditas

  • 65

    kontribusi sedangkan bertambahnya jumlah kewajiban tersebut tidak

    diimbangi dengan penambahan jumlah aset lancar pada sisi kas yang

    bersifat mudah dicairkan yang justru terus berkurang, sedangkan

    asetnya bertambah pada sisi investasi pada surat berharga yang

    sifatnya tidak mudah dicairkan. Kemudian, di tahun 2013 hingga 2014

    ada kenaikan nilai yang cukup besar. Artinya ada perbaikan kinerja

    perusahaan dalam hal likuiditas yang dipengaruhi adanya perbaikan

    dari sisi aset lancar sebagai indikator pemenuhan kewajiban jangka

    pendek.

    c. Rasio Solvabilitas

    Rasio solvabilitas yang diukur dengan Total Debt to Equity Ratio

    menunjukkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban

    menggunakan modal yang dimiliki, sedangkan Total Debt to Asset

    Ratio menunjukkan kemampuan perusahaan dalam mengadaptasi

    kond