analisis kualitas sistem informasi manajemen …

191
1 ANALISIS KUALITAS SISTEM INFORMASI MANAJEMEN RUMAH SAKIT DI RSUD dr. FAUZIAH BIREUEN TAHUN 2018 TESIS DARMAWANTI 1602011243                PROGRAM STUDI S2 ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT INSTITUT KESEHATAN HELVETIA MEDAN 2018

Upload: others

Post on 16-Nov-2021

4 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: ANALISIS KUALITAS SISTEM INFORMASI MANAJEMEN …

1

ANALISIS KUALITAS SISTEM INFORMASI MANAJEMEN RUMAH SAKIT DI RSUD dr. FAUZIAH BIREUEN

TAHUN 2018

TESIS

DARMAWANTI 1602011243

  

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

PROGRAM STUDI S2 ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

INSTITUT KESEHATAN HELVETIA MEDAN

2018

Page 2: ANALISIS KUALITAS SISTEM INFORMASI MANAJEMEN …

2

ANALISIS KUALITAS SISTEM INFORMASI MANAJEMEN RUMAH SAKIT DI RSUD dr. FAUZIAH BIREUEN

TAHUN 2018

TESIS

Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memeroleh Gelar Magister Kesehatan Masyarakat (M.K.M.)

pada Program Studi S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat Minat Studi Manajemen Rumah Sakit

Fakultas Kesehatan Masyarakat Institut Kesehatan Helvetia  

DARMAWANTI 1602011243

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

PROGRAM STUDI S2 ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAoS KESEHATAN MASYARAKAT

INSTITUT KESEHATAN HELVETIA MEDAN

2018 

Page 3: ANALISIS KUALITAS SISTEM INFORMASI MANAJEMEN …

3

Page 4: ANALISIS KUALITAS SISTEM INFORMASI MANAJEMEN …

4

Telah di uji pada tanggal: 03 Juli 2019

PANITIA PENGUJI TESIS

Ketua : Dr.Ismail Efendy, M.Si Anggota : 1. Anto, SKM, M.Kes, MM 2. Dr. Ns. Asyiah Simanjorang, S.Kep, M.Kes 3. dr. Jamaluddin, MARS

Page 5: ANALISIS KUALITAS SISTEM INFORMASI MANAJEMEN …

5

Page 6: ANALISIS KUALITAS SISTEM INFORMASI MANAJEMEN …

6

Page 7: ANALISIS KUALITAS SISTEM INFORMASI MANAJEMEN …

7

ABSTRAK

ANALISIS KUALITAS SISTEM INFORMASI MANAJEMEN RUMAH SAKIT DI RSUD dr. FAUZIAH BIREUEN

TAHUN 2018

DARMAWANTI 1602011243

Program Studi S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat

Sistem informasi manajemen rumah sakit (SIMRS) merupakan sebuah

sistem yang menyediakan informasi untuk menunjang pengambilan keputusan. RSUD dr. Fauziah Bireuen menerapkan SIMRS sejak Januari 2018, keterlambatan penerapan sistem ini karena perangkat dan sarana prasarana baru terpenuhi. Sehingga penggunaan SIMRS belum menyeluruh, hanya pada bagian loket pendaftaran dan laboratorium saja, sedangkan pada bagian lain masih menggunakan HMIS. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kualitas sistem informasi manajemen di Rumah Sakit di RSUD dr. Fauziah Bireuen Tahun 2018.

Jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif dengan metode wawancara. Informan utama dalam penelitian ini adalah direktur, kepala instalasi SIMRS, Staf SIMRS dan operator SIMRS sedangkan informan triangulasi adalah penerima pelayanan kesehatan. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan tahapan reduksi data, penyajian data dan kesimpulan atau verifikasi data.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak meratanya persediaan komputer, kabel konektor, sarana dan prasarana, kurangnya tenaga programmer, gangguaan server, kurangnya anggaran, ketidaksesuaian aplikasi, tidak ada pelatihan rutin, ketidakdisiplinan petugas , tidak adanya reward dan punishment, adanya SOP dan kerja sama rumah sakit dengan Telkom

Dari hasil penelitian dapat disimpulkan kurangnya kualitas SIMRS di tinjau dari infrastruktur dan SDM. Disarankan pihak manajemen mengalokasikan dana khusus pada RBA atau kolaborasi dengan APBD dalam menyediakan segala kekurangan infrastruktur, melakukan rekrutment tenaga, adanya ketegasan dari pihak manajemen untuk meningkatkan kedisiplinan, memberikan reward bagi yang menjalankan tugasnya dengan baik dan punishment bagi yang melalaikan tugasnya. Kata kunci : Kualitas, Sistem Informasi, Manajemen Rumah Sakit, Sarana MmmmmmmiPrasarana

Page 8: ANALISIS KUALITAS SISTEM INFORMASI MANAJEMEN …

8

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat dan

anugerah-Nya yang berlimpah sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal

tesis yang berjudul “Analisis Kualitas Sistem Informasi Manajemen di Rumah

Sakit di RSUD dr. Fauziah Bireuen Tahun 2018”.

Proposal tesis ini disusun dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk

mendapatkan gelar Magister Kesehatan Masyarakat (M.K.M.) pada Program

Studi S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat Institut Kesehatan Helvetia. Penulis

menyadari sepenuhnya bahwa proposal tesis ini tidak dapat diselesaikan tanpa

bantuan berbagai pihak, baik dukungan moril, materil dan sumbangan pemikiran.

Untuk itu, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Dr. dr. Hj. Razia Begum Suroyo, M.Sc., M.Kes., selaku ketua Pembina

Institut Helvetia Medan.

2. Iman Muhammad, S.E, S.Kom, M.M, M.Kes, selaku Ketua Yayasan

Helvetia Medan

3. Dr. Ismail Efendi, M.Si., selaku Rektor Institut Kesehatan Helvetia Medan

sekaligus pembimbing 1 yang telah memberikan bimbingan dan mencurahkan

waktu, perhatian, ide, dan motivasi selama penyusunan proposal tesis ini.

4. Dr. Ns. Asriwati, S.Pd, S.Kep, M.Kes, selaku Dekan Fakultas Kesehatan

Masyarakat Institut Kesehatan Helvetia.

5. Anto, SKM, M.Kes, MM, selaku Ketua Program Studi S2 Ilmu Kesehatan

Masyarakat Institut Kesehatan Helvetia sekaligus pembimbing II yang telah

Page 9: ANALISIS KUALITAS SISTEM INFORMASI MANAJEMEN …

9

meluangkan waktu dan memberikan pemikiran dalam membimbing penulis

selama penyusunan proposal tesis ini.

6. Dr. Ns. Asyiah Simanjorang, S.Kep, M.Kes, selaku Dosen Penguji yang telah

meluangkan waktu untuk memberikan saran dan kritikan yang lebih

membangun.

7. dr. Jamaluddin, MARS, selaku Dosen Penguji yang telah meluangkan waktu

untuk memberikan saran dan kritikan yang lebih membangun.

8. dr. Mukthar, MARS, selaku pimpinan RSUD dr.Fauziah Bireuen yang telah

memberikan izin kepada penulis untuk melakukan rancangan penelitian di

rumah sakit tersebut.

9. Seluruh Dosen Program Studi S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat yang telah

mendidik dan mengajarkan berbagai ilmu yang bermanfaat bagi penulis.

10. Teristimewa kepada Ayahanda dan Ibunda yang selalu memberikan

pandangan, mendukung baik moril maupun materil, mendoakan dan selalu

memotivasi penulis dalam penyelesaian tesis ini.

Penulis menyadari bahwa tesis ini masih memiliki banyak kekurangan.

Oleh karena itu, penulis menerima kritik dan saran demi kesempurnaan tesis ini.

Semoga Allah SWT selalu memberikan rahmat dan Hidayah-Nya atas segala

kebaikan yang telah diberikan.

Medan, Maret 2019 Penulis,

Darmawanti

Page 10: ANALISIS KUALITAS SISTEM INFORMASI MANAJEMEN …

10

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Penulis bernama Darmawanti, lahir di Blang Pulo tanggal 05 November 1977,

beragama islam. Orang tua penulis bernama Mahyuddin.HS dan Zainabon. Anak

ke 1 (satu), beralamat di Aceh Utara. Pada tahun 1984-1989 penulis

berpendidikan di SD Negri Paloh, tahun 1989-1992 penulis melanjutkan

pendidikan di SMP Negri Kreung Geukueh, tahun 1992-1995 penulis melanjutkan

pendidikan di  SMA Negri Kreung Geukueh, tahun 1995-2004 penulis

melanjutkan pendidikan di Kedokteran Universitas Malahayati Bandar Lampung,

dan pada Tahun 2017 sampai dengan Selesai penulis melanjutkan pendidikan di

S2 Magister Kesehatan Masyarakat Institut Helvetia Medan.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 11: ANALISIS KUALITAS SISTEM INFORMASI MANAJEMEN …

11

DAFTAR ISI Halaman LEMBARAN PENGESAHAN ABSTRACT ......................................................................................................... i ABSTRAK .......................................................................................................... ii KATA PENGANTAR ......................................................................................... iii DAFTRA RIWAYAT HIDUP ........................................................................... v DAFTAR ISI ........................................................................................................ vi DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... viii DAFTAR TABEL .............................................................................................. ix DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... x BAB I PENDAHULUAN ................................................................................. 1

1.1. Latar Belakang ................................................................................. 1 1.2. Tujuan penelitian ........................................................................... 8 1.3. Permasalahan ................................................................................. 9 1.4. Manfaat Penelitian ........................................................................... 10

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................ 12

2.1. Tinjauan Peneliti Terdahulu ............................................................. 12 2.2. Telaah Teori ..................................................................................... 28

2.2.1. Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIMRS) ........... 28 2.2.2. Standar SIMRS pada rumah sakit kelas B ............................. 43 2.2.3. Faktor- Faktor Yang Memengaruhi Sistem Informasi

Manajemen nRumah Sakit ................................................... 46 2.2.3.1. Infrastruktur.............................. ................................. 46 2.2.3.2. SDM .................................. ...................................... 54 2.2.3.3. Prosedur .................................. ................................ 63

2.3. Landasan teori ................................................................................ 67 2.4. Kerangka konsep ............................................................................ 68 2.5. Kerangka berfikir ............................................................................ 68

BAB III METODE PENELITIAN...................................................................... 70 3.1. Desain Penelitian ............................................................................. 70

3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian ........................................................... 70 3.2.1. Lokasi Penelitian .................................................................... 70 3.2.2. Waktu Penelitian .................................................................... 70

3.2.3. Populasi dan Sampel .............................................................. 70 3.2.3.1. Subyek penelitian ..................................................... 70 3.2.3.2. Informan penelitian .................................................. 71

3.2.4.Metode pengumpulan data ..................................................... 72 3.2.4.1. Jenis data ................................................................... 72 3.3. Tehnik pengumpulan data .............................................................. 72

3.3.1 Definisi operasional penelitian .............................................. 73 3.3.2. Metode Analisa Data ........................................................... 73

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................... 76

Page 12: ANALISIS KUALITAS SISTEM INFORMASI MANAJEMEN …

12

4.1. Deskripsi Lokasi Penelitian ............................................................. 76 4.2. Analis Data Penelitian ..................................................................... 80

4.2.1. Gambaran tentang kualitas SIMRS ........................................ 81 4.2.2. Karakteristik Informan utama/ kunci ..................................... 81 4.2.3. Karakteristik Informan Pendukung/ triagulasi ....................... 81

4.3. Pembahasan ..................................................................................... 100 4.3.1. Infrastruktur ........................................................................... 100 4.3.2. SDM ....................................................................................... 107 4.3.3. Prosedur ................................................................................. 110 4.3.4. Implikasi Penelitian ............................................................... 114 4.3.5. Keterbatasan Penelitian……………………………………. 115

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................... 116

5.1. Kesimpulan ..................................................................................... 116 5.2 Saran ................................................................................................. 117

DAFTAR PUSTAKA

 

Page 13: ANALISIS KUALITAS SISTEM INFORMASI MANAJEMEN …

13

DAFTAR GAMBAR

No Judul Halaman

Gambar 2.1 Standar SIMRS pada rumah sakit kelas B ............................. 45

Gambar 2.2 Kerangka fishbone................................................................... 54

Gambar 2.3. Bagan organisasi rekam medis………………. ...................... 59

Gambar 2.4 Kerangka Teori ....................................................................... 67

Gambar 2.5. Kerangka Konsep ................................................................... 68

Gambar 2.6. Kerangka Berfikir .................................................................. 69

Gambar 4.1 peta hasil penelitian ................................................................. 99

 

Page 14: ANALISIS KUALITAS SISTEM INFORMASI MANAJEMEN …

14

DAFTAR TABEL

No Judul Halaman Tabel 4.1. Karakteristik Informan utama/kunci ........................................ 82 Tabel 4.2. Karakteristik Informan Pendukung/ triagulasi ......................... 82

Tabel 4.3. Matrik analisis informan kunci tentang kelengkapan

perangkat komputer di setiap ruangan di RSUD Fauziah Bireuen Tahun 2018 ................................................................. 83

Tabel 4.4. Matrik analisis informan triagulasi tentang kelengkapan

perangkat komputer di setiap ruangan di RSUD Fauziah Bireuen Tahun 2018 ................................................................. 89

Tabel 4.5. Matrik analisis tentang infrastruktur SIMRS di RSUD

dr.Fauziah Bireuen Tahun 2018 ............................................... 89 Tabel 4.6. Matrik analisis informan kunci tentang SDM di RSUD

Fauziah Bireuen Tahun 2018 ................................................... 91 Tabel 4.7. Matrik analisis informan triagulasi tentang SDM di RSUD

Fauziah Bireuen Tahun 2018 ................................................... 95 Tabel 4.8. Matrik analisis tentang infrastruktur SIMRS di RSUD

dr.Fauziah Bireuen Tahun 2018 ............................................... 95 Tabelii4.9 Matrik analisis informan kunci tentang prosedur SIMRS di

RSUD Fauziah Bireuen Tahun 2018 ....................................... 97 Tabel 4.10. Matrik analisis informan triagulasi tentang prosedur

pelaksanaan SIMRS di RSUD Fauziah Bireuen Tahun 2018 .......................................................................................... 98

Page 15: ANALISIS KUALITAS SISTEM INFORMASI MANAJEMEN …

15

DAFTAR LAMPIRAN 

No Judul Halaman

Lampiran 1 : Pedoman wawancara ..................................................... 122

Lampiran 2 : Jawaban responden ....................................................... 131

Lampiran 3 : Surat survei awal ........................................................... 153

Lampiran 4 : Balasan surat survei awal .............................................. 154

Lampiran 5 : Surat izin penelitian ...................................................... 155

Lampiran 6 : Balasan surat izin penelitian .......................................... 156

Lampiran 7 : Dokumentasi ................................................................. 156

Page 16: ANALISIS KUALITAS SISTEM INFORMASI MANAJEMEN …

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Penyelenggaraan rumah sakit pada zaman modern tidak sesederhana

seperti dulu lagi. Kebutuhan untuk mengelola rumah sakit dengan prinsip bisnis

tidak lagi dapat dielakkan. Penyelenggaraan rumah sakit masa sekarang

membutuhkan modal yang cukup besar terutama dengan makin banyaknya

teknologi baru yang harus disediakan, tenaga yang cukup banyak sehingga

memerlukan pengorganisasian yang lebih profesional, dan tersedianya tenaga-

tenaga teknis yang mahir untuk menangani alat-alat yang makin canggih.

Ditambah lagi dengan adanya perubahan tuntutan dari masyarakat pemakai jasa

rumah sakit berupa kenyamanan dan kemudahan dalam pelayanan kesehatan (1).

Sistem informasi manajemen sebagai dasar dan alat bantu perputaran

informasi serta pengambilan keputusan menjadi penting keberadaannya terutama

terkait dengan peningkatan kualitas pelayanan dalam rumah sakit. Informasi yang

terintegrasi dan termodifikasi sesuai kebutuhan rumah sakit tidak hanya berperan

dalam penyederhanaan proses pelayanan serta prosedur operasional seluruh

aktivitas rumah sakit melainkan juga dalam proses pengambilan keputusan untuk

pengembangan dan kemajuan rumah sakit (1).

Rumah sakit merupakan salah satu sarana pelayanan kesehatan dengan

memberdayakan berbagai kesatuan personel terlatih dan terdidik dalam

menghadapi dan menangani masalah medik untuk pemulihan dan pemeliharaan

kesehatan yang baik. Teknologi informasi memiliki peran penting dalam

Page 17: ANALISIS KUALITAS SISTEM INFORMASI MANAJEMEN …

2

pelayanan kesehatan saat ini. Dimana kualitas pengolahan informasi merupakan

faktor penting bagi keberhasilan institusi pelayanan kesehatan. Sistem informasi

yang baik dapat mendukung alur kerja klinis dengan berbagai cara yang akan

memberikan kontribusi untuk perawatan pasien yang lebih baik (1).

Sistem informasi mempunyai 3 peranan penting dalam mendukung proses

pelayanan kesehatan, yaitu: mendukung proses dan operasi pelayanan kesehatan,

mendukung pengambilan keputusan staf dan manajamen serta mendukung

berbagai strategi untuk keunggulan kompetitif (2). Sistem informasi rumah sakit

(SIMRS) dapat dicirikan dengan fungsinya melalui informasi dan jenis layanan

yang ditawarkan. Untuk mendukung perawatan pasien dan administrasinya,

SIMRS mendukung penyediaan informasi, terutama tentang pasien, dalam cara

yang benar, relevan dan terbarukan, mudah diakses oleh orang yang tepat pada

tempat/lokasi yang berbeda dan dalam format yang dapat digunakan. Transaksi

data pelayanan dikumpulkan, disimpan, diproses, dan didokumentasikan untuk

menghasilkan informasi tentang kualitas perawatan pasien dan tentang kinerja

rumah sakit serta biaya. Ini mengisyaratkan bahwa sistem informasi rumah sakit

harus mampu mengkomunikasikan data berkualitas tinggi antara berbagai unit di

rumah sakit (3).

Selain komunikasi, tujuan penting lain dari SIMRS adalah pertukaran data

elektronik antar penyedia layanan kesehatan (dokter praktik, fasilitas primer dan

rumah sakit) sehingga dapat menjamin ketersediaan informasi pasien secara

komprehensif dan efisiensi pelayanan (4). Dalam upaya untuk memenuhi

kebutuhan akan hal itu, pemerintah maupun pihak swasta berupaya menyediakan

pelayanan kesehatan masyarakat yang dinilai cukup lengkap yaitu rumah sakit.

Page 18: ANALISIS KUALITAS SISTEM INFORMASI MANAJEMEN …

3

Rumah sakit merupakan hal yang paling utama sebagai sarana pelayanan

kesehatan maupun sebagai bagian dari mata rantai rujukan pelayanan kesehatan

(5).

Informasi merupakan data yang diolah menjadi bentuk yang lebih berguna

dan lebih berarti bagi yan menerimanya. Adapun kualitas informasi tergantung

dari 3 hal yang sangat dominan yaitu relevansi, ketepatan waktu, dan keakuratan

informasi. Ketiga hal tersebut dapat dijelaskan seperti berikut. Relevansi berarti

bahwa informasi harus memberikan manfat bagi pemakai, sebab informasi ini

akan digunakan untuk pengambilan suatu keputusan dalam pemecahan suatu

permasalahan. Ketepatan waktu menyatakan usia dari sebuah data yang sesuai

dengan pengambilan keputusan. Informasi yang diterima harus tepat waktunya,

sebab kalau informasi yang diterima terlambat maka informasi tersebut sudah

tidak berguna lagi dalam pengambilan keputusan. Keakuratan informasi

menunjukan derajat kebenaran dari suatu informasi dan menentukan kehandalan

atau reliabiltas informasi. Informasi akurat merupakan informasi yang bebas dari

kesalahan-kesalahan dan tidak menyesatkan bagi orang yang menerima informasi

tersebut (6).

Sistem informasi manajemen bukanlah sekedar suatu perkembangan

teknologis. Menurut Davis dalam karya tulis Wicaksono SIM juga berhubungan

dengan organisasi dan dengan manusia pengolahnya. Sistem informasi

manajemen adalah sebuah sistem antara manusia & mesin yang terpadu

(terintegrasi) untuk menyajikan informasi guna mendukung fungsi operasional,

manajemen dan pengambilan keputusan untuk menyajikan informasi manajemen.

Sistem informasi manajemen Rumah Sakit (SIM-RS) merupakan sistem informasi

Page 19: ANALISIS KUALITAS SISTEM INFORMASI MANAJEMEN …

4

manajemen yang diterapkan di rumah sakit. Tujuan dan manfaat sistem informasi

manajemen rumah sakit secara umum yaitu dapat memberikan informasi yang

akurat, tepat waktu untuk pengambilan keputusan diseluruh tingkat administrasi

dalam perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, pengendalian dan penilaian

(evaluasi) di rumah sakit (6).

Penerapan sistem informasi dalam suatu manajemen akan mampu dengan

cepat mengetahui hal apa saja yang dibutuhkan dan yang terjadi pada rumah sakit

dalam waktu singkat. Informasi yang cepat akan membuat pihak rumah sakit

dapat mengambil keputusan yang tepat atas apa yang telah terjadi. Pada akhirnya

keputusan yang tepat, akan memotong banyak

biaya yang tidak diperlukan dan memperbesar keuntungan. Sistem informasi

manajemen (SIM) adalah sistem informasi yang digunakan untuk mendukung

operasi, manajemen dan pengambilan keputusan dalam sebuah organisasi

biasanya, sistem informasi manajemen menyediakan informasi untuk operasi

organisasi (6).

Sistem informasi manajemen sebagai dasar dan alat bantu perputaran

informasi serta pengambilan keputusan menjadi penting keberadaannya

terutama terkait dengan peningkatan kualitas pelayanan dalam rumah sakit.

Informasi yang terintegrasi dan termodifikasi sesuai kebutuhan rumah sakit

tidak hanya berperan dalam penyederhanaan proses pelayanan serta prosedur

operasional seluruh aktivitas rumah sakit melainkan juga dalam proses

pengambilan keputusan untuk pengembangan dan kemajuan rumah sakit (6).

mmmmUntuk penunjang kinerja pelayanan rumah sakit saat ini, banyak

rumah sakit yang sudah menggunakan komputerisasi. Komputerisasi ini

Page 20: ANALISIS KUALITAS SISTEM INFORMASI MANAJEMEN …

5

berpusat dalam sistem informasi. Sistem informasi digunakan oleh organisasi

untuk membantu operasi organisasi menjadi lebih efisien sampai dengan

perannya sebagai alat untuk memenangkan kompetisi. Selain untuk membantu

operasi rutin rumah sakit agar menjadi lebih efisien, sistem informasi juga

merupakan faktor pembeda kompetitif yang utama. Sistem informasi

digunakan untuk menyediakan informasi bagi manajemen dalam mengambil

keputusan dan juga untuk menjalankan operasional, dimana sistem tersebut

merupakan kombinasi dari orang-orang, teknologi informasi dan prosedur-

prosedur yang terorganisasi. Sistem informasi mempunyai 3 peranan penting

dalam mendukung proses pelayanan kesehatan, yaitu: mendukung proses dan

operasi pelayanan kesehatan, mendukung pengambilan keputusan staf dan

manajamen serta mendukung berbagai strategi untuk keunggulan kompetitif

(7).

Sistem Informasi Manajemen (SIM) merupakan sebuah sistem mesin

pemakai yang terintegrasi yang menyediakan informasi untuk menunjang

operasi manajemen dan fungsi-fungsi pengambilan keputusan didalam sebuah

organisasi Sistem tersebut memanfaatkan perangkat keras dan lunak

komputer, dan prosedur-prosedur manual seperti model-model untuk analisis,

perencanaan pengawasan, pengambilan keputusan dan suatu database. Sistem

informasi rumah sakit (SIMRS) dapat dicirikan dengan fungsinya melalui

informasi dan jenis layanan yang ditawarkan. Untuk mendukung perawatan

pasien dan administrasinya, SIMRS mendukung penyediaan informasi,

terutama tentang pasien, dalam cara yang benar, relevan dan terbarukan,

mudah diakses oleh orang yang tepat pada tempat atau lokasi yang berbeda

Page 21: ANALISIS KUALITAS SISTEM INFORMASI MANAJEMEN …

6

dan dalam format yang dapat digunakan Transaksi data pelayanan

dikumpulkan, disimpan, diproses, dan didokumentasikan untuk menghasilkan

informasi tentang kualitas perawatan pasien dan tentang kinerja rumah sakit

serta biaya. Ini mengisyaratkan bahwa sistem informasi rumah sakit harus

mampu mengkomunikasikan data berkualitas tinggi antara berbagai unit di

rumah sakit (7). Untuk kelancaran tersebut, maka terdapat komponen yang

mendasari implementasi SIMRS yaitu perangkat instrument, perangkat SDM

dan sarana prasarana. Komponen tersebut merupakan faktor utama dalam

menjalankan SIMRS. Perangkat teknologi berperan pada tingkat

kesulitan/kemudahan dalam penerapan serta manfaat bagi individu maupun

rumah sakit, sehingga masing-masing komponen dapat menjadi masalah dan

menyebabkan gangguan dalam implementasi SIMRS.

Setiap kelas rumah sakit mempunyai karakteristik yang berbeda. Pada

rumah sakit kelas A mampu memberikan pelayanan kedokteran spesialis dan

subspesialis luas oleh pemerintah, rumah sakit ini telah ditetapkan sebagai

tempat pelayanan rujukan tertinggi (top referral hospital) atau disebut juga

rumah sakit pusat. Pada rumah sakit kelas B mampu memberikan pelayanan

kedokteran medik spesialis luas dan subspesialis terbatas. Direncanakan

rumah sakit kelas B didirikan disetiap ibukota propinsi (provincial hospital)

yang menampung pelayanan rujukan dari rumah sakit kabupaten. Sedangkan

pada rumah sakit kelas C mampu memberikan pelayanan kedokteran

subspesialis terbatas. Terdapat empat macam pelayanan spesialis disediakan

yakni pelayanan penyakit dalam, pelayanan bedah, pelayanan kesehatan anak,

serta pelayanan kebidanan dan kandungan. Akan tetapi, dari ketiga kelas

Page 22: ANALISIS KUALITAS SISTEM INFORMASI MANAJEMEN …

7

rumah sakit tersebut terdapat kesamaan terhadap pendaftaran pasien baru

rawat jalan dengan standar sistem manajemen rumah sakit (SIMRS). Setiap

pasien baru diterima di tempat loket pendaftaran, diwawancarai oleh petugas

guna mendapatkan data identitas yang akan diisikan pada formulir ringkasan

riwayat klinik. Setiap pasien baru akan memperoleh nomor pasien yang akan

digunakan sebagai kartu pengenal, yang harus dibawa pada setiap kunjungan

berikutnya ke rumah sakit yang sama. Setelah selesai dalam proses

pendaftaran, pasien baru dipersilahkan menunggu di poliklinik yang dituju

dan petugas rekam medis mempersiapkan berkas rekam medisnya kemudian

dikirim ke poliklinik tujuan pasien. Pada proses pendaftaran tersebut, data

pasien terdaftar dengan menggunakan SIMRS, sehingga data pasien terekam

semua bidang pelayanan seperti laboratorium, fisiotrapi, radiologi dan

sebagainya (7).

Rumah Sakit Umum dr. Fauziah Bireuen merupakan rumah sakit

regional untuk wilayah utara dan tengah Aceh dengan kelas B, berkomitmen

untuk meningkatkan mutu pelayanan, salah satu upayanya dengan

mengimplementasikan. Berdasarkan hasil wawancara yang telah dilakukan

penulis terhadap petugas SIMRS RSUD dr. Fauziah Bireuen didapatkan

informasi bahwa SIMRS berfungsi sejak Januari 2018, keterlambatan

penerapan sistem ini dikarenakan perangkat instrument dan sarana prasarana

baru terpenuhi. Seharusnya penerapan SIMRS di rumah sakit tersebut harus

sejalan. Akan tetapi pada kenyataannya, SIMRS pada rawat jalan hanya

berlaku sebatas loket pendaftaran saja, pada UGD SIMRS belum berfungsi

Page 23: ANALISIS KUALITAS SISTEM INFORMASI MANAJEMEN …

8

maximal, pada penunjang SIMRS hanya berfungsi pada laboratorium

sedangkan pada radiologi dan fisiotrapi sistem belum berfungsi, sedangkan

pada rawat inap belum sama sekali menerapkan SIMRS tersebut, mereka

masih menggunakan sistem lama yaitu HMIS (Healht Management Informasi

System). Hal ini yang menghambat proses dan integrasi seluruh alur layanan

kesehatan dalam bentuk jaringan koordinasi, pelaporan dan prosedur

administrasi untuk memperoleh informasi secara cepat, tepat dan akurat.

mmmmBerdasarkan uraian diatas, peneliti tertarik untuk mengambil judul

“Analisis Kualitas Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit di RSUD dr.

Fauziah Bireuen Tahun 2018”.

1.2. Tujuan Penelitian

1.2.1 Tujuan Umum

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran kualitas sistem

informasi manajemen di Rumah Sakit di RSUD dr. Fauziah Bireuen Tahun

2018

1.2.2. Tujuan Khusus

1. Untuk menilai gambaran kualitas sistem informasi manajemen rumah

sakit berdasarkan infrastruktur di RSUD dr. Fauziah Bireuen Tahun

2018

2. Untuk menilai gambaran kualitas sistem informasi manajemen rumah

sakit berdasarkan SDM di RSUD dr. Fauziah Bireuen Tahun 2018

Page 24: ANALISIS KUALITAS SISTEM INFORMASI MANAJEMEN …

9

3. Untuk menilai gambaran kualitas sistem informasi manajemen rumah

sakit berdasarkan prosedur di RSUD dr. Fauziah Bireuen

tahun 2018

1.3. Permasalahan

Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIMRS) adalah sebuah sistem

informasi yang terintegrasi yang disiapkan untuk menangani keseluruhan proses

manajemen rumah sakit, mulai dari pelayanan diagnosa dan tindakan untuk

pasien, medical record, apotek, gudang farmasi, penagihan, database personalia,

penggajian karyawan, proses akuntansi sampai dengan pengendalian oleh

manajemen.

Penggunaan SIMRS di rumah sakit dapat mengatasi hambatan–hambatan

dalam pelayanan kesehatan di rumah Sakit, keberadaan SIMRS sangat

dibutuhkan, sebagai salah satu strategik manajemen dalam meningkatkan mutu

pelayanan kesehatan dan memenangkan persaingan bisnis. Sistem informasi

manajemen merupakan prosedur pemprosesan data berdasarkan teknologi

informasi yang terintegrasi dan diintergrasikan dengan prosedur manual dan

prosedur yang lain untuk menghasilkan informasi yang tepat waktu dan efektif

untuk mendukung proses pengambilan keputusan manajemen.

Akan tetapi, ada beberapa permasalahan dalam penelitian ini yang

memengaruhi kualitas sistem informasi manajemen rumah sakit di RSUD dr.

Fauziah Bireuen Tahun 2018 yaitu perangkat infrastruktur, perangkat SDM dan

prosedur (tata cara). Pada RSUD dr. Fauziah Bireuen 3 perangkat tersebut baru

terpenuhi, seharusnya penerapan SIMRS di rumah sakit harus sejalan dengan

perkembangan 3 perangkat tersebut. Hal ini yang menyebabkan SIMRS pada

Page 25: ANALISIS KUALITAS SISTEM INFORMASI MANAJEMEN …

10

rawat jalan hanya berlaku sebatas loket pendaftaran dan laboratorium, sedangkan

pada rawat inap menggunakan sistem lama yaitu HMIS (Healht Management

Informasi System). Hal ini yang menghambat proses dan integrasi seluruh alur

layanan kesehatan dalam bentuk jaringan koordinasi, pelaporan dan prosedur

administrasi untuk memperoleh informasi secara cepat, tepat dan akurat.

Seharusnya, sebagai standar rumah sakit kelas B semua sistem harus

menggunakan SIMRS. Oleh karena itu, untuk mendapatkan informasi yang lebih

lanjut dalam penelitian ini maka informan yang akan diwawancarai peneliti adalah

Direktur, kepala instalasi SIMRS, staf SIMRS, operator SIMRS dan penerima

pelayanan kesehatan.

Berdasarkan hal tersebut rumusan masalah dapat digambarkan sebagai

berikut: “Bagaimana Gambaran Kualitas Sistem Informasi Manajemen Rumah

Sakit berdasarkan input, proses, output di RSUD dr.Fauziah Bireuen ? “

1.4 Manfaat penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan berguna dan bermanfaat secara teoritis

maupun secara praktis, yaitu:

1.4.1. Secara Teoritis

1) Bagi informan

Sebagai bahan tolak ukur apa saja yang telah diketahui oleh informan

tentang pelaksanaan Informasi Manajemen Rumah Sakit

Page 26: ANALISIS KUALITAS SISTEM INFORMASI MANAJEMEN …

11

2) Penelitian selanjutnya

Penelitian selanjutnya dapat meneruskan penelitian ini dengan meneliti

lebih lanjut untuk pengembangan ilmu khususnya tentang sistem

Informasi Manajemen Rumah Sakit.

1.4.2. Secara Praktis

1) Manajerial

Sebagai masukan bagi manajerial dan pejabat yang berwewenang di

RSUD dr. Fauziah, meningkatkan kualitas pelayanan untuk mencapai hasil

yang optimal dan sebagai masukkan untuk mengembangkan SIMRS di

RSUD dr.Fauziah Bireuen.

2) Organisasi

Sebagai masukan bagi organisasi untuk mengetahui kendala dalam

penerapan SIMRS

3) Operasional

Sebagai masukan bagi operasional terhadap kendala dan inspirasi dalam

penanganan SIMRS agar dapat meningatkan kelancaran sistem dan

kualitas pelayanan rumah sakit

4) Umum

Sebagai masukan dan pengetahuan tentang tata cara kinerja SIMRS dalam

meningkatkan pelayanan rumah sakit

Page 27: ANALISIS KUALITAS SISTEM INFORMASI MANAJEMEN …

12

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Tinjauan Peneliti Terdahulu

1) Eko Nugroho, “Penggunaan Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit

(SIMRS) di Yogyakarta”, metode penelitian ini menggunakan Penelitian

deskriptif kuantitatif dilakukan dengan melibatkan 66 rumah sakit yang ada di

DI Yogyakarta. Pengambilan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner

yang diadopsi dari EMRAMtool Healthcare Information and Management

Systems Society (HIMSS) untuk menilai pengelolaan sistem informasi rumah

sakit, penggunaan dan kedalaman sistem informasi di rumah sakit, serta

pertukaran data elektronik. Hasil penelitian disimpulkan bahwa penggunaan

sistem informasi manajemen rumah sakit sudah diimplementasikan di 48

rumah sakit di DIY. Penggunaan sistem ini masih terfokus pada fungsi

administrasi walaupun sudah mengarah pada fungsi klinis. Peran organisasi

(ketersediaan unit sistem informasi) dan sumber daya manusia dengan latar

belakang TI sangat mendukung terhadap pengembangan dan keberlangsungan

SIMRS (2).

2) Sri rahayu, Pengembangan model sistem informasi rumah sakit pada instalasi

radiologi rawat jalanuntuk mendukung evaluasi pelayanan di rumah sakit

paru dr. Ario wirawan salatiga. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan

bahwa pengembangan model sistem informasi instalasi radiologi mampu

mengatasi permasalahan pada sistem informasi sebelum dikembangkan. Hasil

analisis menunjukkan skor rata-rata tertimbang sebelum pengembangan

Page 28: ANALISIS KUALITAS SISTEM INFORMASI MANAJEMEN …

13

sistem adalah 1,95 dan sesudah dilakukan pengembangan sistem adalah 3,40,

artinya ada peningkatan persepsi informan terhadap sistem informasi sesudah

dilakukan pengembangan. Dari sisi kualitas informasi antara sistem lama dan

sistem yang dikembangkan mempunyai perbedaan yang signifikan, hal ini

ditunjukkan dengan hasil uji statistik Sign Test, dimana probabilitas 0,0001

(p<0,05), artinya ada perbedaan kualitas informasi ya g signifikan antara

sistem yang lama dengan sistem yang baru (6).

3) Renita khilfida khaula, evaluasi sistem informasi kesehatan ditinjau dari

kualitas data di unit rekam medis asri medical center universitas

muhammadiyah yogyakarta (amc umy). Metode penelitian ini adalah

penelitian kualitatif studi kasus (case study). Populasi objek penelitian ini

adalah aplikasi sistem informasi kesehatan AMC UMY sedangkan populasi

subjek adalah petugas rekam medis, petugas pendaftaran dan petugas

Teknologi Informasi AMC UMY. Hasipenelitian menunjukkan sistem

informasi kesehatan di AMC UMY tidak berkualitas karena tidak

ditemukannya unsur akurat, mudah akses, ajeg, menyeluruh, up to date, tepat,

definisi, relevant pada sistem informasi kesehatan (7).

4) Andreasta Meliala. Analisis Sistem Dan Teknologi Informasi Sebagai Acauan

Dalam Perancangan Rencana Strategis Sistem Informasi Dan Teknologi

Informasi (RENSTRA SI/TI) Di Rumah Sakit Islam Yogyakarta PDHI .

Pengambilan data dalam penelitian ini menggunakan metode wawancara,

FGD kepada manajemen dan observasi, serta telaah dokumen.Rumah Sakit

Islam Yogyakarta PDHI sudah menerapkan SIMRS, namun sistem informasi

yang ada belum di dukung dengan dokumen legal yang digunakan sebagai

Page 29: ANALISIS KUALITAS SISTEM INFORMASI MANAJEMEN …

14

arahan organisasi dalam pengembangan SI/TI, selain itu RSIY PDHI belum

menyesuaikan dengan standar dan protokol arsitektur SI/TI, serta

pengembangan SIM-RS yang berlaku. Berdasarkan hasil tersebut,

menunjukkan bahwa masih ada kesenjangan antara kondisi SI/TI di RSIY

PDHI dengan standar tata kelola dan arsitektur SI/TI, serta standar

pengelolaan SIMRS. Sehingga berdasarkan hasil analisis tersebut, maka

RSIY PDHI harus menyusun Rencana Strategis SI/TI yang disesuaikan

dengan kondisi dan kebutuhan pengembangan SIM-RS, baik dari segi tata

kelola dan standar yang berlaku (8).

5) Misfariyan,”Analisis Penerimaan Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit

Umum Daerah Bangkinang Menggunakan Metode Technology Acceptance

Model (Tam)”, untuk mengetahui Variabel yang paling mempengaruhi dari

kemudahan penggunaan penerimaan Sistem Informasi Manajemen rumah

Sakit (SIMRS). Analisis data dilakukan dengan SEM (Structural Equatio

Modelling) dengan software AMOS (Analysis of Moment Structure). Dari

hasil penilaian dan pengujian dapat disimpulkan bahwa terdapat 3 Hipotesis

diterima dari 4 Hipotesis yang diajukan. Variabel Peou mempengaruhi PU,

Variabel PU mempengaruhi IT, Variabel IT mempengaruhi AS (9).

6) Dedy Setyawan,“Analisis Implementasi Pemanfaatan Sistem Informasi

Manajemen Rumah Sakit (SIMRS) Pada RSUD Kardinah Tegal”, Jenis

penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan metode penelitian

deskriptif yaitu menemukan gambaran yang lebih dalam tentang pemanfaatan

sistem informasi manajemen rumah sakit (SIMRS) di RSUD Kardinah Tegal.

Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa SDM user penginput data SIM

Page 30: ANALISIS KUALITAS SISTEM INFORMASI MANAJEMEN …

15

RS sebagian besar dari tenaga D3 Keperawatan, peran SDM user penginput

data SIM RS di masing – masing unit pelayanan di RSUD Kardinah Tegal

belum semua SDM melakukan input data pada SIMRS, dan memahami

tentang SIMRS, Dilihat dari efisiensi, yaitu membantu pekerjaan menjadi

lebih cepat seperti melakukan entry data. Data dan dokumen mengena telah

auditable dan accountable yaitu dapat diperiksa dan dipertanggung jawabkan

apabila terdapat kesalahan serta didokumentasikan sesuai Standar

Operasional Prosedur (SOP) (10).

7) Indra Gunawan, ”Evaluasi Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit

(SIMRS) RSUD Brebes Dalam Kesiapan Penerapan Sistem Informasi Rumah

Sakit (SIRS) Online Kemenkes RI Tahun 2013”, Penelitian ini merupakan

jenis penelitian dengan pendekatan deskriptif kualitatif. Penelitian deskriptif

dilakukan mengenai fenomena yang ditemukan dalam mengevaluasi sistem

informasi manajemen rumah sakit (SIMRS) RSUD Brebes dalam mendukung

kesiapan pelaporan SIRS online Kemenkes RI. Dari hasil penelitian dapat

disimpulkan bahwa SDM user penginput data SIM RS sebagian besar dari

tenaga D3 Keperawatan. Peran SDM user penginput data SIM RS di masing

– masing unit pelayanan di RSUD Brebes belum semua SDM melakukan

input data pada SIM RS, dan memahami tentang SIM RS yang terintegrasi

dan pelaporan SIRS online Kemenkes RI. Sistem komputerisasi SIM RS

RSUD Brebes, untuk input data belum dilakukan secara maksimal, untuk

proses dan output data SIM RS, didalam proses pembuatan laporan RL masih

manual karena SIM RS belum terintegrasi dengan fitur pelaporan SIRS online

yang ada di menu SIM RS. Sedangkan feedback SIMRS juga belum pernah

Page 31: ANALISIS KUALITAS SISTEM INFORMASI MANAJEMEN …

16

dilakukan oleh mananajemen rumah sakit. Menu Inputan yang di SIM RS

belum sesuai dengan hasil ouputan yang ada SIRS online. Persiapan SIM RS

di masing – masing unit pelayanan RSUD Brebes untuk dapat terintegrasi

dengan laporan SIRS On Line, dari sisi SDM (Sumber Daya Manusia), sarana

prasarana, Standar Operasional Prosedur (SOP) dan Kebijakan direktur

rumah sakit dinilai belum siap secara keseluruhan (11).

8) Chanif Kurnia Sari,” Analisis Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit Di

Rumah Sakit Amal Sehat Wonogiri 2012”, Metode yang digunakan dalam

penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Dari hasil penelitian dapat

disimpulkan bahwa Rumah sakit Amal Sehat Wonogiri sudah memberikan

pelayanan yang cepat dan akurat, memberikan pelayanan kesehatan yang

lebih baik serta meminimalisir kesalahan yang dilakukan oleh petugas.

Pelaksanaan sistem informasi manajemen Rumah Sakit Amal Sehat Wonogiri

menggunakan software Khansa HMS menggunakan jaringan LAN (local area

network) menggunakan kabel UTP cat-6 yang sudah disertai dengan buku

panduanya. Kendala dalam pelaksanaan SIMRS amal sehat wonogiri adalah

petugas SIMRS pada bangsal tidak tertib menginput data pasien ke SIMRS

(12).

9) Muhammad Kurniawan Akbar ,”Sistem Informasi Manajemen Pada Rumah

Khusus Paru-Paru Palembang”, Metode yang digunakan dalam penelitian ini

adalah deskriptif kualitatif. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa

Dengan adanya sistem informasi manajemen pada rumah sakit khusus paru

dapat mempermudah pihak rumah sakit paru-paru dalam penyampaian

informasi mengenai rekam medik pasien secara cepat dan tepat. Dengan

Page 32: ANALISIS KUALITAS SISTEM INFORMASI MANAJEMEN …

17

adanya sistem informasi manajemen pada rumah sakit khusus paru dapat

mempermudah pihak rumah sakit paru-paru dalam penyampian informasi

mengenai jenis penyakit paru-paru terbanyak untuk pasien berdasarkan jenis

pelayanan atau jaminan tiap tahunnya dan dengan adanya sistem informasi

manajemen pada rumah sakit khusus paru (13).

10) Herti Suherti Rachmi Dewi, ”Analisis Pengaruh Sistem Informasi

Manajemen Terhadap Efektivitas Kerja Pegawai Pada Bidang Sumber Daya

Kesehatan Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat”, Metode yang digunakan

dalam penelitian ini adalah explanatory survey. Metode ini digunakan untuk

menjelaskan fenomena sosial yang dalam hal ini digunakan untuk meneliti

pengaruh Sistem Informasi Manajemen (X) sebagai variabel bebas terhadap

Efektivitas Kerja Pegawai (Y) sebagai variabel terikat. Dari hasil penelitian

dapat disimpulkan bahwa Hasil penelitian menunjukkan bahwa bahwa Sistem

Informasi Manajemen berpengaruh positif terhadap Efektivitas Kerja Pegawai

pada Bidang Sumber Daya Kesehatan Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat.

Bahwa secara menyeluruh Sistem Informasi Manajemen telah dilaksanakan

dan dijalankan sesuai dengan ukuran-ukuran Efektivitas Kerja Pegawai (14).

11) Vivi Wahyuni, “Evaluasi Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit

(SIMRS) Menggunakan Metode Unified Theory Of Acceptance And Use Of

Technology (UTAUT)”. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah

deskriptif kualitatif. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa

kesenjangan antara harapan manajemen dan kenyataan yang diterima

diperoleh gap sebesar -1,4. Untuk mengatasi GAP, maka pihak manajemen

harus melakukan evaluasi dan monitoring mengenai penerapan SIMRS pada

Page 33: ANALISIS KUALITAS SISTEM INFORMASI MANAJEMEN …

18

RSUD Arifin Achmad. Variabel-variabel yang berpengaruh terhadap sikap

penggunaan teknologi (attitude toward using technology) adalah ekspektansi

kinerja (performace expectancy) sedangkan ekpektansi usaha (effort

expectancy) dan pengaruh sosial (social influence) tidak berpengaruh pada

niat dalam memanfaatkan (behavior intention). Variabel niat dalam

memanfaatkan (behaviour intention) adalah kondisi-kondisi pemfasilitasi

(facilitating condition) berpengaruh terhadap sikap penggunaan teknologi

(use bahavior). Berdasarkan hasil penelitian didapat faktor penghambat dari

pengimplementasian SIMRS adalah SIMRS sering mengalami permasalahan

seperti duplikasi data, fitur yang belum berfungsi dan masalah tersebut hanya

diselesaikan secara reaktif dan juga belum adanya dilakukan evaluasi dan

monitoring terhadap pengggunaan SIMRS di RSUD Arifin Achmad (14).

12) Evy Hariana, “Penggunaan Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit

(SIMRS) Di DIY”, metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah

deskriptif kualitatif. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa

penggunaan sistem informasi manajemen rumah sakit sudah

diimplementasikan di 48 rumah sakit di DIY. Penggunaan sistem ini masih

terfokus pada fungsi administrasi walaupun sudah mengarah pada fungsi

klinis. Peran organisasi (ketersediaan unit sistem informasi) dan sumber daya

manusia dengan latar belakang TI sangat mendukung terhadap

pengembangan dan keberlangsungan SIMRS (15).

13) Reni Murnita, “Evaluasi Kinerja Sistem Informasi Manajemen Farmasi Di Rs

Roemani Muhammadiyah Dengan Metode Hot Fit Model,“ Jenis penelitian

ini adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Dari hasil

Page 34: ANALISIS KUALITAS SISTEM INFORMASI MANAJEMEN …

19

penelitian dapat disimpulkan bahwa Kinerja SIM farmasi dikatagorikan baik

karena sudah dapat memenuhi kebutuhan dari aspek ketepatan waktu

penerimaan informasi dan kelengkapan informasinya, dan dari aspek kualitas

informasi bisa dikatakan bahwa sistem informasi farmasi sudah memenuhi

kriteria kelengkapan dan relevansinya tetapi belum dapat memenuhi

keakuratan informasinya seperti halnya pada data jumlah obat yang terekap

pada sistem belum sama seperti data jumlah obat yang ada di gudang. Dari

aspek kecepatan waktu penyediaan informasinya belum terpenuhi karena

pada saat dilihat pada sistem data yang ada tidak akurat dan harus menunggu

akhir bulan setelah penyamaan data obat dengan perhitungan manual baru

dapat dilihat data obat yang akurat. Kinerja SIM farmasi itu dikatagorikan

baik hanya dari aspek technology sedangkan dari aspek human dan

organization dikatagorikan kurang baik seperti halnya belum adanya program

pelatihan tentang sistem informasi pada petugas farmasi, tidak adanya SPO

pada petugas farmasi dan petugas SIM yang menyebabkan keterlambatan

pembetulan jika terjadi masalah pada sistem, tidak adanya masterplan sistem

informasi farmasi dan tidak adanya supervisi pada bagian farmasi oleh kepala

farmasi sehingga tidak bisa melakukan pengawasan pada petugas farmasi.

Dari hal tersebutlah yang menyebabkan belum terpenuhinya kebutuhan

keakuratan dan kecepatan penyediaan informasi (16).

14) Hafis Nur Wicaksono, “Analisis Kesuksesan Sistem Informasi Manajemen

Menggunakan Pendekatan Updated D&M Is Success Model Di Rumah Sakit

Umum Kaliwates Jember”, Penelitian ini merupakan penelitian analitik. Dari

hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh kualitas informasi

Page 35: ANALISIS KUALITAS SISTEM INFORMASI MANAJEMEN …

20

terhadap intensi memakai. Ada pengaruh kualitas informasi terhadap

kepuasan pengguna dengan. Ada pengaruh kualitas sistem terhadap intense

memakai. ada pengaruh kualitas sistem terhadap kepuasan. Ada pengaruh

kualitas pelayanan terhadap intensi memakai. Ada pengaruh kualitas

pelayanan terhadap kepuasan. Ada pengaruh intensi memakai terhadap

pemakaian. Ada pengaruh pemakaian terhadap kepuasan pengguna. Ada

pengaruh kepuasan pengguna terhadap intensi memakai. Ada pengaruh

pemakaian terhadap manfaat-manfaat bersih. Ada pengaruh manfaat-manfaat

bersih terhadap intensi memakai. Ada pengaruh manfaat-manfaat bersih

dengan kepuasan pengguna. Ada pengaruh kepuasan pengguna terhadap

manfaat-manfaat bersih (17).

15) Erna Yulianti,“Perancangan Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit

Modul Farmasi”, metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah

deskriptif kualitatif. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa sistem

informasi yang terintegrasi antara satu modul dengan modul yang lainnya

terbukti dengan adanya pertukaran data antar modul. Perancangan Modul

Farmasi terdiri atas Proses Manajemen Master Data, Manajemen Inventory

Obat, Peracikan Obat, Harga Jual, Penjualan, dan Pelaporan. Rancangan

dibuat dalam bentuk Diagram Konteks, Physical Data Model, Diagram

Berjenjang, Overview Diagram, Diagram Alir Data, Desain User Interface,

dan Relasi Antar Modul. Rancangan dapat dijadikan pedoman bagi

programmer dalam membangun dan mengembangkan Sistem Informasi

Farmasi menggantikan sistem konvensional yang berjalan (25).

Page 36: ANALISIS KUALITAS SISTEM INFORMASI MANAJEMEN …

21

16) Windi Kisdianata, “Evaluasi Kinerja Sistem Informasi Manajemen Dalam

Mendukung Proses Manajemen di Rumah Sakit Gigi dan Mulut UMY”.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Dari

hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa sejak penggunaan sistem di RSGM

UMY, sangat membantu sekali dengan adanya sistem ini. Kemudahan dalam

menggunakan dapat membantu kinerja dari setiap pengguna. Penentuan

skoring pada criteria obyektif hasil penelitian berpedoman pada aturan

Gutman dengan didapatkan hasil setiap aspek dalam PIECES. Kategori baik

meliputi aspek information, economic, control, dan service. Sedangkan

kategori sedang meliputi performance dan efficiency (19).

17) Alexander Harsono, “Analisis Implementasi Sistem Informasi Manajemen

Rumah Sakit Umum Daerah (SIM-RSUD) Terintegrasi Di Provinsi

Kalimantan Barat”. Penelitian ini merupakan penelitian analitik. Dari hasil

penelitian dapat disimpulkan bahwa SIM rumah sakit (SIMRS) terintegrasi

dirancang untuk mengintegrasi fungsi utama rumah sakit ke dalam satu

sistem terpadu yang disimpan dalam pusat database. Namun, tidak banyak

rumah sakit umum daerah (RSUD) di tingkat Kabupaten yang telah

mengimplementasi SIMRS untuk dapat meningkatkan pelayanan medis

karena berbagai alasan. Di antaranya, pemahaman-manfaat dan implementasi

SIMRS yang masih kurang. Penelitian lapangan (ground research) dilakukan

untuk mengumpulan data, analisis, dan pemetaan sampai pada implementasi

SIMRS dengan metodologi air terjun. Temuan menunjukan bahwa sistem

perangkat lunak SIMRS yang kostumais, pemahaman fungsi dan infrastuktur

Teknologi informasi serta pemetaan yang baik merupakan kunci sukses

Page 37: ANALISIS KUALITAS SISTEM INFORMASI MANAJEMEN …

22

implementasi SIMRS. Hasil studi ini diharapkan dapat berkontribusi untuk

rumah sakit dan akademik, khususnya bagi pihak yang tertarik dengan

implementasi SIMRS tipe C untuk memperbaiki layanan kesehatan

masyarakat di tingkat Kabupaten-Provinsi (20).

18) Nunung Aini Rahmah, “Hubungan Antara Kualitas Sistem Informasi,

Kualitas Pelayanan Sistem Informasi, Dan Kualitas Informasi (Studi Kasus di

RSU Cibabat Kota Cimahi)”. Metode yang digunakan dalam penelitian ini

adalah deskriptif kualitatif. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa

terdapat hubungan yang erat signifikan antara variabel Kualitas Sistem

Informasi, kualitas Pelayanan Sistem Informasi, dan kualitas Informasi.

Koefisien Korelasi masing-masing variabel yang menggambarkan hubungan

antara Kualitas Sistem Informasi, Kualitas Pelayanan Sistem Informasi, dan

Kualitas Informasi adalah: koefisien Korelasi antara Kualitas Sistem

Informasi dan Kualitas Pelayanan Sistem sebesar 0,723, koefisien Korelasi

antara Kualitas Sistem Informasi dan Kualitas Informasi sebesar 0,707, dan

koefisien Korelasi antara Kualitas Pelayanan Sistem Informasi (X2) dan

Kualitas Informasi (X3) sebesar 0,909 (21).

19) Tri Haryati, “Pengaruh Karakteristik Informasi Manajemen Rumah Sakit

Terhadap Kinerja Manajerial Di Rumah Sakit Ortopedi Prof. Dr. R. Soeharso

Surakarta”. Jenis penelitian adalah penelitian deskriptif analitik. Rancangan

dalam penelitian ini adalah crosssectional. Dari hasil penelitian dapat

disimpulkan bahwa Terdapat pengaruh secara signifikan antara karakteristik

broadscope (p value = 0,027) dan clarity (p value = 0,004) terhadap kinerja

manajerial di Rumah Sakit Ortopedi Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta; 2.

Page 38: ANALISIS KUALITAS SISTEM INFORMASI MANAJEMEN …

23

Tidak terdapat pengaruh secara signifikan antara karakteristik aggregation (p

value = 0,761), integration (p value = 0,515),timeliness (p value = 0, 284),

dan accuracy (p value = 0,812) terhadap kinerja manajerial di Rumah Sakit

Ortopedi Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta, dan terdapat pengaruh secara

signifikan antara karakteristik informasi broadscope, aggregation,

integration, timeliness, accuracy dan clarity secara bersama-sama terhadap

kinerja manajerialdi Rumah Sakit Ortopedi Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta

(p value = 0,000) (22).

20) Fathoni,“PengembangannModelnSistemnInformasi Rumah Sakit”. Jenis

penelitian adalah penelitian deskriptif analitik. Dari hasil penelitian dapat

disimpulkan bahwa peningkatan kualitas layanan dan manajemen rumah sakit

sangat penting dalam usaha meningkatkan status kesehatan masyarakat,

karena saat ini rumah sakit dituntut bukan hanya melaksanakan upaya kuratif

danrehabilitatif tetapi juga upaya preventif dan promotif. Untuk menilai

peningkatan kinerja rumah sakit tersebut diperlukan suatu model sistem yang

di dasarkan pada 4 dimensi utama pengukuran kinerja, yaitu faktor kinerja

pertumbuhan dan pembelajaran yang akan mempengaruhi faktor kinerja

proses bisnis internal, selanjutnya faktor kinerja proses bisnis internal akan

berpengaruh kepada faktor kinerja pelanggan. Pada akhirnya ketiga faktor

tersebut akan mempengaruhi kepada faktor kinerja keuangan. Pada akhirnya,

model sistem sistem penilaian kinerja rumah sakit akan semakin lengkap

dengan menambahkan faktor pelayanan kedalam model sistem yang

dihasilkan. Pemanfatan teknologi informasi sebagai alat bantu dalam

pemroresan penilaian kinerja rumah sakit akan dapat mempercepat serta

Page 39: ANALISIS KUALITAS SISTEM INFORMASI MANAJEMEN …

24

menghindari kesalahan seminimal mungkin serta dapat menghasilkan

informasi tentang tingkat kesehatan rumah sakit, variabel penilaian yang

belum memenuhi target dan variabel penilaian yang harus dipertahankan,

sehingga membantu manajemen dalam pengambilan kebijakan yang akan

dijalankan rumah sakit (23).

21) Flourensia Sapty Rahayu, “Analisa Implementasi Sistem Informasi dan

Perencanaan Strategis E-Business di RS.X“. Jenis penelitian adalah penelitian

deskriptif analitik. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa analisa

yang dilakukan terhadap RS.X selain berdasarkan input dari strategi bisnis

dan kondisi bisnis saat ini, juga menitikberatkan pada konfigurasi dan

spesifikasi dari teknologi informasi yang dimiliki perusahaan, karena pada

hakekatnya untuk pengembangan teknologi informasi di masa mendatang

dibangun di atas infrastruktur yang dimiliki saat ini (baseline), bukan

membuat sesuatu yang sama sekali baru (paling tidak jika diputuskan untuk

sama sekali tidak menggunakan infrastruktur yang ada sekarang, tetap saja

diperlukan strategi untuk facing out (24).

22) Adhi Susano, “Pengembangan Sistem Informasi Rekam Medis Dengan

Menggunakan Pendekatan Fast (Framework For The Application Of System

Techniques) Untuk Mendukung Evaluasi Pelayanan Rumah Sakit Umum Di

Tangerang”. Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian kualitatif dan

kuantitatif. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa sistem informasi

rekam medis untuk mendukung evaluasi pelayanan yang ada saat ini terdapat

masalah-masalah yaitu: dalam input data (data pasien yang ditulis oleh

petugas tidak lengkap), proses (pengelolaan data masih dilakukan secara

Page 40: ANALISIS KUALITAS SISTEM INFORMASI MANAJEMEN …

25

manual dan belum menggunakan SMBD) dan output (laporan/informasi

hanya berupa rasio kunjungan pasien lama dan baru, rasio kunjungan pasien

poli umum dan spesialis) sehingga kegiatan evaluasi pelayanan yang

dilakukan oleh manajer khususnya untuk mengetahui produktivitas pelayanan

menjadi terhambat. Informasi untuk mendukung evaluasi pelayanan yang

dibutuhkan oleh pihak manajemen yaitu: a) Laporan pemeriksaan pasien

sesuai data hasil pemeriksaan, b) Sensus harian, c) Laporan kunjungan

pasien, d) Laporan sepuluh besar penyakit, e) Laporan pemakaian obat dan

reagen, f) Laporan pemeriksaan penunjang, dan g) Laporan kegiatan rumah

sakit untuk evaluasi pelayanan. Basis data sistem informasi rekam medis

untuk mendukung evaluasi pelayanan yang dikembangkan adalah: pasien,

bagian pelayanan, bagian registrasi, dokter, penyakit, pemeriksaan, transaksi

pemeriksaan, jadwal, barang/obat, grup barang, golongan barang, grup

farmakologi, produsen, bentuk sediaan, standar unit. Proses yang terjadi

berupa pengolahan data dari sumber data dan jenis data yang ada menjadi

informasi berupa laporan. Output yang dihasilkan berupa: laporan

pemeriksaan pasien sesuai data hasil pemeriksaan, laporan kunjungan pasien

per bulan, laporan sepuluh besar penyakit, laporan pemakaian obat per bulan,

laporan pemakaian reagen per bulan, laporan pemeriksaan penunjang, laporan

kegiatan rumah sakit untuk evaluasi pelayanan. Sistem informasi rekam

medis yang digunakan untuk mendukung evaluasi pelayanan saat ini belum

berjalan dengan baik karena petugas yang mengelola bagian rekam medis

terbatas dengan tugas yang komplek, sehingga untuk mengevaluasi pelayanan

Page 41: ANALISIS KUALITAS SISTEM INFORMASI MANAJEMEN …

26

kesehatan dengan kegiatan pengumpulan, pengolahan dan pelaporan data

masih sulit dilaksanakan (25).

23) Ayuliana, “Perancangan Sistem Informasi Manajemen Pada Klinik Skala

Kecil”. Metode penelitian yang digunakan yaitu dengan metode analisis yang

meliputi studi kepustakaan, pemeriksaan dokumentasi, observasi, dan

wawancara. Sedangkan dalam perancangan, metode yang digunakan adalah

meliputi perancangan aplikasi menggunakan metode waterfall model,

perancangan basis data, serta perancangan layar aplikasi menggunakan State

Transition Diagram. Hasil yang dicapai dari penelitian ini adalah sebuah

aplikasi basis data manajemen rumah sakit. Dengan aplikasi basis data, semua

data dan informasi dapat diintegrasikan dengan baik sehingga dapat

membantu meningkatkan kualitas pelayanan klinik serta mempermudah

dalam penyimpanan dan pengaksesan data. Simpulan yang didapat dari

penelitian ini yaitu dengan adanya aplikasi basis data manajemen rumah sakit

membantu dalam menghasilkan informasi yang cepat dan akurat yang

digunakan untuk mendukung kegiatan operasional dan dalam pengambilan

keputusan pada Klinik (26).

24) Heru Cahya Rustamaji, ”Sistem Informasi Rumah Sakit Berbasis Web

Menggunakan Java Server Pages”. Jenis penelitian adalah penelitian

deskriptif analitik. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa sistem

komputerisasi dalam segala bidang khususnya bagian rekam medis. Dengan

bantuan komputerisasi tersebut, dapat meningkatkan mutu serta mempercepat

pelayanan medis. Sistem informasi rumah sakit ini menggunakan metode

pengembangan GRAPPLE (Guidelines for Rapid APPLication Engineering)

Page 42: ANALISIS KUALITAS SISTEM INFORMASI MANAJEMEN …

27

yang terdiri dari 5 tahapan yaitu :requirement gathering, analysis, design,

developnment, dan deployment. Tahapan dalam GRAPPLE tidak disusun

dalam bentuk statis sehingga tahapan dapat dikerjakan berulang kali dengan

urutan kerja yang tidak harus sesuai dengan urutan yang ada. Teknologi yang

dipakai untuk membangun sistem informasi berbasis web ini adalah

menggunakan JSP dan apache Tomcat. Tomcat merupakan servlet engine

open source yang termasuk dalam proyek Jakarta yang dikerjakan oleh

Apache Software Foundation (27).

25) Mohamad Topan, “Perancangan Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit

Berbasis Web Studi Kasus : Rumah Sakit TNI AU Lanud Sam Ratulangi”.

Jenis penelitian adalah penelitian deskriptif analitik. Dari hasil penelitian

dapat disimpulkan bahwa Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit berbasis

web yang telah dihasilkan pada perancangan ini dapat digunakan untuk

mengelola data pasien rawat jalan, rawat inap, pelayanan apotik dan

pelayanan kasir. Adapun setiap bagian pelayanan dapat merekap seluruh data

pasien maupun data keuangan untuk bagian kasir dan apotik. Untuk

menghasilkan sistem informasi manajemen yang sesuai dengan kebutuhan

manajemen rumah sakit, harus dilakukan komunikasi yang baik dengan pihak

manajemen sebelum sistem diterjemahkan kedalam bahasa pemrograman.

Komunikasi yang baik akan menghasilkan informasi-informasi yang

diperlukan untuk analisa kebutuhan manajemen rumah sakit. Dalam

perancangan suatu sistem informasi manajemen rumah sakit berbasis web ,

sangat diperlukan kemampuan bahasa pemrograman web seperti PHP,

Page 43: ANALISIS KUALITAS SISTEM INFORMASI MANAJEMEN …

28

HTML, CSS dan javascript agar sistem dapat diselesaikan dengan lebih

efisien baik dari segi waktu maupun kode sumber sistem (28).

2.2. Telaah Teori

2.2.1. Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIMRS)

Sistem informasi manajemen rumah sakit adalah kumpulan dari sub-sub

sistem yang saling berhubungan satu sama lain dan bekerja sama secara harmonis

untuk mencapai satu tujuan yaitu mengolah data menjadi informasi yang

diperlukan untuk mendukung melaksanakan fungsi pelayanan rumah sakit dan

pengambilan keputusan manajemen (29).

Selain itu, Sistem informasi manajemen rumah sakit (SIMRS) merupakan

himpunan atau kegiatan dan prosedur yang terorganisisasikan, saling berkaitan

serta saling ketergantungan dan dirancang sesuai dengan rencana dalam usaha

menyajikan info yang akurat dan tepat waktu dirumah sakit.

Selain itu, sistem ini berguna untuk menunjang proses fungsi-fungsi

manajemen dan pengambilan keputusan dalam memberikan pelayanan kesehatan

di rumah sakit. Sistem tersebut, saat ini ditujukan untuk menunjang fungsi

perencanaan dan evaluasi dari penampilan kerja rumah sakit antara lain adalah

jaminan mutu pelayanan rumah sakit yang bersangkutan, pengendalian keuangan

dan perbaikan hasil kerja rumah sakit tersebut, kajian dalam penggunaan dan

penaksiran permintaan pelayanan kesehatan rumah sakit oleh masyarakat,

perencanaan dan evaluasi program rumah sakit, penyempurnaan laporan rumah

sakit serta untuk kepentingan pendidikan dan pelatihan (30).

Page 44: ANALISIS KUALITAS SISTEM INFORMASI MANAJEMEN …

29

Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia NOMOR

1171/MENKES/PER/VI/2011 Sistem Informasi Rumah Sakit (SIRS) adalah suatu

proses pengumpulan, pengolahan dan penyajian data rumah sakit se-Indonesia.

Sistem Informasi ini mencakup semua Rumah Sakit umum maupun khusus, baik

yang dikelola secara publik maupun privat sebagaimana diatur dalam Undang-

Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit. Sistem

Informasi Rumah Sakit haruslah meliputi:

a. data identitas rumah sakit.

b. data ketenagaan yang bekerja di rumah sakit.

c. data rekapitulasi kegiatan pelayanan.

d. data kompilasi penyakit/morbiditas pasien rawat inap.

e. data kompilasi penyakit/morbiditas pasien rawat jalan.

2.2.1.1. Fungsi SIMRS

Fungsi sistem informasi manajemen dalam rumah sakit adalah:

1. Mendukung fungsi pelayanan, yaitu mampu memberikan informasi yang

dibutuhkan dalam pelayanan rumah sakit sehari-hari, misalnya informasi

kualitas dan kuantitas pelayanan kepada pasien, informasi yang mendukung

pengendalian biaya, informasi yang mendukung pengendalian pendapatan dan

sebagainya.

2. Mendukung fungsi pengambilan keputusan, yaitu memberikan informasi yang

cepat, tepat dan akurat yang akan digunakan oleh user dalam hal ini

manajemendalam mengambil keputusan atau dokter dalam menentukan

diagnosis dan terapi, atau oleh pasien untuk mengambil keputusan menerima

atau menolak tindakan medis/pelayanan rumah sakit yang ditawarkan.

Page 45: ANALISIS KUALITAS SISTEM INFORMASI MANAJEMEN …

30

3. Mendukung fungsi komunikasi, yaitu memberikan suatu informasi yang cepat,

tepat dan akurat dalam proses komunikasi/konsultasi, dengan teman sejawat

dokter atau dengan pasien yang sedang dilayani.

4. Mendukung fungsi hukum, yaitu menyimpan data transaksi pelayanan yang

diberikan kepada pasien secara objektif dan kronologis, sehingga dapat

dijadikan bahan bukti yang sah.

5. Mendukung fungsi perencanaan, yaitu memberikan informasi tentang

permasalahan yang terdapat dalam pelayanan, masalah logistik, masalah

keuangan, masalah sumber daya rumah sakit, dan sebagainya untuk dilakukan

suatu perencanaan kegiatan/program yang dapat mengatasi permasalahan

tersebut dengan tepat.

6. Mendukung fungsi pendidikan dan penelitian, yaitu memberikan data penyakit

yang diderita pasien secara kronologis, akurat dan up to date, sehingga dapat

dipelajari dan diteliti untuk pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi

khususnya di bidang kesehatan (30).

2.2.1.2. Tujuan SIMRS

Tujuan sistem informasi manajemen dalam rumah sakit adalah menyiapkan

informasi bagi manajer dan dokter serta pasien sebagai pengambil keputusan atau

sebagai penentu diagnosis, dengan analisis data yang seefisien mungkin sehingga

dapat memberikan kontribusi terhadap mutu pelayanan rumah sakit. Sistem

informasi yang digunakan dalam rumah sakit harus dapat berperan dalam

menerapkan strategi rumah sakit:

a. Strategi biaya

b. Strategi diferensiasi (membuat produk yang unik)

Page 46: ANALISIS KUALITAS SISTEM INFORMASI MANAJEMEN …

31

c. Strategi inovasi (32).

Sistem informasi manajemen harus berperan dalam meningkatkan kualitas

produk dan jasa yang dihasilkan perusahaan, dalam hal ini jasa rumah sakit. Jasa

rumah sakit adalah jasa memberikan pelayanan kesehatan yang prima termasuk

pemeriksaan penunjang terhadap pasien sebagai

kesesuaian antara spesifikasi yang dibutuhkan dibandingkan dengan spesifikasi

yang dihasilkan oleh rumah sakit. Sistem informasi manajemen dalam rumah sakit

harus dapat memperkecil kesenjangan persepsi mutu pelayanan kesehatan antara

dokter yang memberikan pelayanan kesehatan dengan pasien yang menerima

pelayanan kesehatan. Sehingga dapat memperkecil kemungkinan timbulnya

tuntutan hukum akibat ketidakpuasan pasien atas mutu pelayanan kesehatan yang

diberikan tenaga medis di rumah sakit. J. R. Griffith dalam buku the Well

Managed Community Hospital seperti yang dikutip oleh Tjandra Yoga Aditama

menyatakan bahwa sistem informasi mempunyai peranan penting dalam sistem

pengawasan melalui tiga pendekatan:

1) Sistem informasi manajemen akan mempercepat dan meningkatkan akurasi

transaksi karena semuanya terekam dan terkomunikasikan antar berbagai unit.

2) Sistem informasi manajemen dapat menyajikan data mutahir yang ada, dan

membandingkannya dengan ekspektasi/rencana/standar.

3) Sistem informasi manajemen dapat merekam data yang besar sehingga

memungkinkan pemahaman yang menyeluruh untuk penyesuaian bila

diperlukan (32).

Page 47: ANALISIS KUALITAS SISTEM INFORMASI MANAJEMEN …

32

Selanjutnya, J. R. Griffith menyatakan bahwa sistem informasi manajemen

rumah sakit amat berperan dalam akuntansi manajemen dan juga audit medik.

Dalam hal akuntansi manajemen, sistem informasi meliputi:

a. Penagihan pembayaran pasien.

b. Pembayaran gaji dan insentif sesuai beban kerja.

c. Pemesanan logistik rumah sakit.

d. Pengurusan dengan pihak ketiga dalam asuransi.

e. Perencanaan keuangan.

Dalam hal audit medik, sistem informasi manajemen rumah sakit amat

diperlukan mengingat terjadi tiga hal penting di rumah sakit:

1) Teknologi kedokteran kini makin berkembang, makin kompleks, makin kuat,

makin mempunyai risiko bahaya dan makin mahal, karena itu memerlukan

pengawasan yang ketat.

2) Teknologi sistem informasi pun kian canggih sehingga memungkinkan

melakukan pengawasan ketat dengan biaya yang wajar.

3) Situasi lingkungan yang mengharuskan pelayanan kesehatan di rumah sakit

dilakukan seefektif dan seefisien mungkin (33).

Rowland dan Rowland dalam buku Hospital Administration Handbook

seperti yang dikutip oleh Tjandra Yoga Aditama menyatakan bahwa ada berbagai

manfaat yang akan didapat dari pelaksanaan sistem informasi manajemen di

rumah sakit, antara lain:

a. Penggunaan tenaga secara lebih patut (reliable).

b. Penghematan bahan: formulir, obat-obatan, makanan.

c. Perbaikan manajemen.

Page 48: ANALISIS KUALITAS SISTEM INFORMASI MANAJEMEN …

33

d. Perbaikan keuangan: perbaikan biling dan penagihan.

e. iPerbaikan umum: penurunan lama hari rawat, perbaikan jadwal kerja

karyawan mpemanfaatan ruangan/alat lebih optimal.

Pada dasarnya, efektifitas sistem informasi terpadu dapat memberikan

peranan yang meliputi:

1. General (pada umumnya )

a. Reporting (laporan) di semua level management lebih tepat waktu dan

akurat.

b. Minimalisasi proses antar subsistem.

c. Minimalisasi dokumen berjalan.

2. Operational Control (mengontrol secara operasional)

a. Subsistem admission (sub sistem administrasi) memudahkan :

1) Pencarian nomor rekam medis dan pembuatan nomor baru.

2) Status kamar: isi atau kosong terupdate secara langsung pada proses

registrasi, mutasi (pemindahan) dan invoicing. (dokumen yang digunakan

sebagai suatu bukti)

b. Subsistem rekam medis terintegrasi dengan subsistem admission dan invoicing,

nnsehingga :

1) Mencegah duplikasi nomor rekam medis karena hanya satu master pasien.

2) Jumlah pasien lama/baru, jumlah pasien per spesialis, jumlah resep dan

jumlah pasien per business unit serta jumlah tingkat hunian langsung

tercreate.

3) Klasifikasi penyakit (ICD) (merupakan singkatan dari International

Statistical Classification of Diseases and Related Health Problems dimana

Page 49: ANALISIS KUALITAS SISTEM INFORMASI MANAJEMEN …

34

memuat klasifikasi diagnostik penyakit dengan standar internasional yang

disusun berdasarkan sistem kategori dan dikelompokkan dalam satuan

penyakit menurut kriteria yang telah disepakati pakar internasional.per

pasien menghasilkan laporan morbiditas)

c. Subsistem inventory terintegrasi dengan subsistem invoicing dan purchasing,

nnsehingga :

1) Penambahan dan pengurangan stock terjadi otomatis.

2) Kartu stock dan mutasi stock langsung tercreate tidak ada retype (banyak

tipe transaksi) transaksi.

3) Posisi stock selalu up to date.

4) Klasifikasi slow moving, fast moving dan dead stock dapat dianalisis.

5) Dengan fixed stock (min dan max) dan suatu formula maka dapat dicreate

purchase request ( permintaan pembelian) secara otomatis.

d. Subsistem piutang terintegrasi dengan subsistem invoicing (dokumen yang

mndigunakan sebagai suatu bukti) sehingga :

1) Penambahan dan pelunasan piutang terjadi otomatis.

2) Kartu piutang per pasien atau perusahaan penjamin langsung tercreate

tidak ada retype transaksi (jenis transaksi).

3) Posisi piutang selalu up to date.

4) Total transaksi tagihan dapat dimonitor setiap saat sehingga

memungkinkan untuk meminta tambahan uang muka pasien untuk

memperkecil bad debt (rawat inap).

5) Umur piutang (A/R Aging) (Piutang usaha) sebagai data untuk prediksi

pendapatan ke depan (cash flow).

Page 50: ANALISIS KUALITAS SISTEM INFORMASI MANAJEMEN …

35

e. Subsistem hutang terintegrasi dengan sub sistem purchasing sehingga :

1) Penambahan dan pelunasan hutang terjadi otomatis.

2) Kartu hutang per supplier langsung tercreate tidak ada retype transaksi

3) Posisi hutang selalu up to date.

4) Umur hutang (A/P Aging) (hutang usaha ) sebagai data untuk prediksi

pengeluaran ke

2) depan (cash flow).

f. Subsistem treasury/finance terintegrasi dengan subsistem invoicing, A/R dan

nnA/P, sehingga :

1) Pemasukan dan pengeluaran cash/bank terjadi otomatis.

2) Cash and bank book langsung tercreate tidak ada retype transaksi.

g. Subsistem payroll dan jasa dokter terintegrasi dengan subsistem invoicing,

niinmenghasilkan keluaran:

1) Slip gaji karyawan dan pajak penghasilan.

2) Jasa dokter dan jasa pihak ketiga.

3) Rekapitulasi gaji per departemen dan business unit.

4) Pajak tahunan/SPT form 1721-A1 dan 1721-A.

h.iSubsistem fixed assets terintegrasi dengan subsistem /P menghasilkan

nnkeluaran:

1) Proses depresiasi dilakukan otomatis oleh sistem.

2) Daftar fixed asset (aset tetap) dengan nilai bukunya.

i. Subsistem general ledger merupakan muara semua subsistem menghasilkan

mnkeluaran:

1) Financial statement (Laporan keuangan)

Page 51: ANALISIS KUALITAS SISTEM INFORMASI MANAJEMEN …

36

2) Relatif hampir tidak ada proses retype journal.

3. Management control

a. Time-efficient and cost-effective (Hemat waktu dan hemat biaya.)

b. Gross profit per business unit ( Laba kotor per unit bisnis)

c. Pricing strategy ( Strategi penetapan harga)

d. Cash flow ( Arus kas)

4. Strategic Planning (Perencanaan strategis)

Memberikan gambaran kinerja intenal untuk mendukung proses evaluasi

dengan lingkungan luar organisasi untuk penetapan kebijakan dan strategi ke

depan. Dengan demikian, sistem informasi dapat digunakan sebagai sarana

strategis untuk memberikan pelayanan luas yang berorientasi kepada kepuasan

pelanggan. Pelanggan rumah sakit sendiri bukan hanya pasien saja. Pelanggan

rumah sakit dapat berupa pelanggan internal dan juga eksternal. Pelanggan

internal adalah pemilik, pemimpin dan seluruh karyawan rumah sakit itu

sendiri. Sementara, pelanggan eksternal dapat mulai dari pasien, keluarganya,

rekanan pemasok dan juga masyarakat luas. Sistem informasi rumah sakit

sangat berperan dalam memadukan berbagai kepentingan dari berbagai

pelanggan rumah sakit. Sistem informasi manajemen dalam rumah sakit

diharapkan dapat berfungsi memadukan kepentingan pelanggan dalam derap

bersama mencapai visi dan misi rumah sakit. Informasi yang dihasilkan sistem

informasi manajemen dalam rumah sakit merupakan sarana potensial untuk

memberdayakan pelanggan internal dan eksternal suatu rumah sakit (34).

Page 52: ANALISIS KUALITAS SISTEM INFORMASI MANAJEMEN …

37

Sistem informasi yang dibutuhkan manajemen rumah sakit adalah:

1. Sistem informasi akuntansi keuangan

2. Sistem informasi alat dan bahan/inventori (Farmasi, Laboratorium,

Radiologi,

3. OK, ICU, Psikhoterapi, Ruangan, Umum, Laundry, Katering)

4. Sistem informasi asset

5. Sistem informasi admition

6. Sistem informasi medical record (rekam medis)

7. Sistem informasi sumber daya manusia

8. Sistem informasi pemasaran

9. Sistem informasi executive

Subsistem-subsistem tersebut harus saling berhubungan satu sama lain dan

bekerja sama secara harmonis, sehingga terintegrasi membentuk satu sistem

informasi manajemen di rumah sakit. Masing-masing subsistem tersebut memiliki

komponen perangkat keras (hardware), perangkat lunak (software), manusia

(brainware), prosedur (procedure), basis data (database) dan jaringan komunikasi

(comunication network). Antara komponen-komponen ini ada hubungan saling

mempengaruhi sehingga harus terintegrasi secara harmonis pula (36).

Pengembangan sistem informasi manajemen di rumah sakit dapat dilakukan

dengan cara membeli jadi, membuat sendiri, atau membuat dibantu pihak lain

(outsourcing). Cara manapun yang dipilih, ada beberapa syarat yang harus

dipenuhi pemasok:

Page 53: ANALISIS KUALITAS SISTEM INFORMASI MANAJEMEN …

38

1. Efektifitas, yaitu kemampuannya untuk menyediakan sistem yang sesuai

kebutuhan rumah sakit.

2. Produk komparatif, yaitu variabilitas produk yang luas.

3. Kompatibilitas, yaitu kemampuannya untuk dihubungkan dengan sistem

lain.

4. Kemampuan pemeliharaan sehingga sistem dapat terus berjalan baik.

5. Harga yang wajar dan bersaing.

Sistem informasi yang diperlukan harus dapat dipercaya, dapat

meningkatkan informasi manajemen secara baik, tidak terlalu meningkatkan

biaya serta cukup fleksibel terhadap bentuk pelayanan baru dan peningkatan

jumlah pelayan yang berarti (5).

Rowland dan Rowland dalam buku Hospital Administration Handbook

seperti yang dikutip oleh Tjandra Yoga Aditama, menyatakan bahwa tahap

pertama dalam menentukan kebutuhan dan bentuk sistem informasi manajemen

di rumah sakit adalah dengan membentuk semacam komite/kepanitiaan khusus.

Komite ini kemudian perlu melakukan lima tahapan kegiatan:

1. Menentukan tujuan organisasi rumah sakit dan kaitannya terhadap sistem

informasi yang diperlukan.

2. Menentukan berbagai kebutuhan informasi yang dibutuhkan untuk berbagai

jenjang kepegawaian.

3. Menentukan keadaan sistem informasi yang kini berjalan.

4. Menentukan sistem informasi yang akan dipakai.

5. Mengembangkan sistem yang ada dan melihat hubungannya dengan

perkembangan rumah sakit.

Page 54: ANALISIS KUALITAS SISTEM INFORMASI MANAJEMEN …

39

Greer dan Howard dalam tulisan Management Decision Support Systems

for a Medical Group Practice (Sistem Pendukung Keputusan untuk Praktek Grup

Medis ) menyarankan sistem informasi manajemen dengan lima subsistem yaitu:

1. Registration-billing system. Sistem biling pendaftaran

2. Financial control system. Sistem kontrol keuangan.

3. Time management system. Sistem manajemen waktu

4. Medical record tracking system. Sistem pelacakan rekam medis

5. External data data gathering system. Sistem pengumpulan data data eksternal

Agar sistem informasi manajemen di rumah sakit berhasil maka selain

pihak internal perlu pula mempertimbangkan pihak eksternal. Dengan demikian,

sistem informasi manajemen di rumah sakit harus mengakomodasi para

stakeholders-nya. Pauloudi dalam penelitian Information Technology for

Collaborative Advantage in Healthcare Revisited mengunakan stakeholder

analysis, dengan stakeholders yang mencakup:

1. National Health Service executive. Eksekutif Layanan Kesehatan Nasional

2. Doctors.

3. Hospitals.

4. Health agencies.

5. Local communication management groups. Grup manajemen komunikasi lokal.

6. The Prescription Pricing Authority. Otoritas Penentuan Harga Resep.

7. Patients. Pasien

8. The Data Protection Registrar. Registrar Perlindungan Data.

9. Insurance and pharmaceutical companies. Perusahaan asuransi dan farmasi.

Page 55: ANALISIS KUALITAS SISTEM INFORMASI MANAJEMEN …

40

10. Suppliers of computer systems and telecomunication services. Pemasok sistem

komputer dan layanan telekomunikasi

11. Consultants on computing and security issues. Pemasok sistem komputer dan

layanan telekomunikasi. Konsultan pada masalah komputasi dan keamanan.

Pengelolaan data yang sangat besar baik berupa data medis pasien

(medical record) maupun data administrasi yang dimiliki oleh Rumah Sakit

mengakibatkan beberapa hambatan / kendala, antara lain:

1. Redudansi Data, pencatatan data yang berulang-ulang menyebabkan duplikasi

data sehingga kapasitas yang di perlukan membengkak dan pelayanan menjadi

lambat, tumpukan filing sehingga memerlukan tempat filing yang cukup luas.

2. Unintegrated Data, penyimpanan data yang tidak terpusat menyebabkan data

tidak sinkron, informasi pada masing-masing bagian mempunyai asumsi yang

berbeda-beda sesuai dengan kebutuhan masing-masing unit /Instalasi

3. Human Error, proses pencatatan yang dilakukan secara manual menyebabkan

terjadinya kesalahan pencatatan yang semakin besar dan tidak singkrong dari

unit satu ke yang lainya dan akan menimbulkan banyaknya perubahan data

(efeknya banyak pelayanan akan berdasarkan sesuka perawat/dokter sehinga

dokter / perawat bisa menambah bahkan mengurangi data/tarif sesuai dengan

kondisi saat itu, misal yang berobat adalah saudaranya maka dengan seenaknya

dokter/perawat memberikan diskon tanpa melalu prosedur yang tepat, sehingga

menimbulkan kerugian pada pihak rumah sakit.

4. Terlambatnya Informasi, dikarenakan dalam penyusunan informasi harus

direkap secara manual maka penyajian informasi menjadi terlambat dan kurang

dapat dipercaya kebenarannya.

Page 56: ANALISIS KUALITAS SISTEM INFORMASI MANAJEMEN …

41

Untuk mengatasi hambatan–hambatan dalam pelayanan kesehatan di

Rumah Sakit, keberadaan aplikasi Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit

sangat dibutuhkan, sebagai salah satu langkah strategis dalam meningkatkan mutu

pelayanan kesehatan dan memenangkan persaingan bisnis. Rumah Sakit sebagai

institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan

perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan,

dan gawat darurat sudah seharusnya menerapkan Sistem Informasi Manajemen

Rumah Sakit untuk mendukung proses pelayanan.

Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit yang selanjutnya disingkat

SIMRS adalah suatu sistem teknologi informasi komunikasi yang memproses dan

mengintegrasikan seluruh alur proses pelayanan Rumah Sakit dalam bentuk

jaringan koordinasi, pelaporan dan prosedur administrasi untuk memperoleh

informasi secara tepat dan akurat, dan merupakan bagian dari Sistem Informasi

Kesehatan. Adapun keberadaan SIMRS sendiri telah diatur dalam Peraturan

Menteri Kesehatan No 82 Tahun 2013. Pengaturan SIMRS ini bertujuan untuk

meningkatkan efisiensi, efektivitas, profesionalisme, kinerja, serta akses dan

pelayanan Rumah Sakit.

2.3. Standar SIMRS Pada Rumah Sakit Kelas B

Rumah Sakit kelas B adalah rumah sakit yang mampu memberikan

pelayanan kedokteran medik spesialis luas dan subspesialis terbatas.

Direncanakan rumah sakit tipe B didirikan di setiap ibukota propinsi (provincial

Page 57: ANALISIS KUALITAS SISTEM INFORMASI MANAJEMEN …

42

hospital) yang menampung pelayanan rujukan dari rumah sakit kabupaten. Rumah

sakit pendidikan yang tidak termasuk tipe A juga diklasifikasikan sebagai rumah

sakit tipe B. Berdasarkan Jumlah Tempat Tidur, Pemilik, dan Pengelola Rumah

sakit kelas B memiliki 400-1000 tempat tidur. Kelas B II mempunyai fasilitas dan

kemapuan pelayanan medik spesialistik luas dan sub-spesialistik terbatas. Kelas B

I mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan medik spesialistik sekurang-

kurangnya 11 jenis spesialistik (36).

Dalam menjalankan fungsi pembinaan upaya kesehatan, direktorat jendral

yang menyelenggarakan urusan dibidang upaya kesehatan kementrian kesehatan

yang membutuhkan informasi yang handal, tepat, cepat dan terbaru (up to date)

untuk mengdukung proses pengambilan keputusan dan penetapan kebijakan

secara merata. Sebagai salah satu bentuk fasilitas pelayanan kesehatan yang

menyelanggarakan upaya kesehatan, rumah sakit sering mengalami kesulitan

dalam pengelolaan informasi melalui sistem pelayanan dengan memanfaatkan

teknologi informasi melalui penggunaan sistem sistem informasi berbasis

computer. Pesatnya kemajuan teknologi di bidang informasi telah melahirkan

perubahan tatanan kehidupan bermasyarakat, beebangsa dan bernegara. Dalam

kaiatan ini, peran dan fungsi pelayanan darta dan informasi dilaksanaakan oleh

runah sakit sebagai salah satu unit kerjan pengelolaan data dan informasi dituntut

untuk mampu melakukan berbagai penyesuaian dan perubahan.

Sistem informasi dapat dimanfaatkan untuk kegiatan pelayanan data dan

informasi dengan lebig produktif, transparan, tertib, cepat, mudah, akura, terpadu,

aman dan efisien, khusunya membantu dalam melancarkan dan mempermudah

pembentukan kebijakan dalam meningkatkan sistem pelayanan kesehatan

Page 58: ANALISIS KUALITAS SISTEM INFORMASI MANAJEMEN …

43

khususnya dalam bidang penyelenggaraan rumah sakit d Indonesia. Banyak

rumah sakit yang berupaya untuk membangun dan mengembangkan sistem

informasi, namun sebagian mengalami kegagalan, dan sebagaian rumah sakit

memilih untuk melakukan kerja sama operasional dengan biaya relative besar yag

pada akhirnya ikut membebani biaya kesehatan bagi pasien/masyarakat.

Berdasarakan hal tersebut diatas, direktorat jenderal yang

menyelenggarakan urusan di bidang upaya kesehatan kementrian kesehatan

memandang perkunya membangun kerangka acuan kerja dan perangkat lunak

aplikasi sistem informasi rumah sakit yang bersifat sumber terbuka umum untuk

rumah sakit. Dengan adanya software aplikasi sistem manajemen rumah sakit

(SIMRS) diharapkan rumah sakit dapat menggunakan, mengembangkan,

mengimplentasi dan memelihara sendiri. Sehingga akan terdapat keseragaman

data yang dikirim.

Setiap rumah sakit memiliki prosedur yang unik (berbeda satu dengan

lainnya), tetapi secara unum memiliki prosedur pelayanan terintegrasi yang sama

yaitu pendaftaran, proses rawat (jalan dan inap) dan proses pulang. Data yang

dimasukkan pada proses awal akan digunakan pada proses rawat dan pulang.

Selama proses perawatan, pasien akan menggunakan sumber daya, mendapat

layanan dan tindakan dari unit unit seperti farmasi, laboratorium, radiologi, gizi,

bedah dan lainnya. Unit tersebut mendapat order/pesanan dari dokter (misalnya

berupa resep untuk farmasi, formulir lab dan sejenisnya) dan perawat. Jadi

petugas kesehatan sebagai SDM inti pada rumah sakit (11).

Page 59: ANALISIS KUALITAS SISTEM INFORMASI MANAJEMEN …

44

Rawat jalan

Rawat inap

Registrasi IGD

Kas

Farmasi

Pasien Laboratorium

Radiologi

Biaya pengeluaran

Rekam medis

Fisiotrapi

Instalasi gizi

Kamar operasi

Gambar 2.1 Matrik standar SIMRS tipe B

Berdasarkan gambar diatas menunjukkan bahwa SIMRS yang berjalan di

rumah sakit harus saling berkaitan untuk mendapatkan data yang akurat. Akan

tetapi yang terjadi di RSUD dr.Fauziah Bireuen, SIMRS hanya berlaku pada

loket pendaftaran /register dan laboratorium. Oleh karena itu, untuk mendukung

pelayanan tersebut, maka infrastruktur jaringan komunikasi data yang disyaratkan

adalah meningkatkan unjuk kerja yang memudahkan untuk melakukan

manajemen lalu lintas pada jaringan komputer seperti segmen jaringan dan

memiliki jalur fiber optic yang memperkuat kinerja jaringan. Adapun keamanan

SIMRS adalah keamanan jaringan untuk mencegah penyalahgunaan sumber daya

yang tidak sah yang perlu dikontrol oleh petugas keamanan/ administrator

jaringan, informasi (data) hanya bisa diakses oleh pihak yang memiliki

wewenang, informasi hanya dapat di ubah oleh pihak yang berwenang dan

pengirim suatu inforasmi dapat di identifikasi dengan benar dan ada jaminan

bahwa identitas tidak dapat dipalsukan.

Page 60: ANALISIS KUALITAS SISTEM INFORMASI MANAJEMEN …

45

2.2.3 Beberapa hal yang Memengaruhi kualitas Sistem Informasi mmm

mmmiManajemen Rumah Sakit

2.2.3.1. Infrastruktur

Infrastruktur dapat didefinisikan sebagai kebutuhan dasar fisik

pengorganisasian sistem struktur yang diperlukan untuk jaminan publik dan sektor

privat . Istilah ini umumnya merujuk kepada hal infrastruktur teknis atau fisik

yang mendukung jaringan struktur seperti fasilitas antara lain terdapat

pengelolahan telekomunikasi (37).

Infrastruktur memiliki kegunaan untuk mendukung dalam melakukan

upaya pelayanan kesehatan terhadap pasien di rumah sakit, alat kesehatan yang

disediakan oleh rumah sakit sebagai sarana pendukung penyelenggaraan

pelayanan kesehatan. Infrastruktur digunakan di rumah sakit baik peralatan medis

dan nonmedis harus memenuhi standar pelayanan mutu, keamanan, keselamatan

dan digunakan sesuai dengan indikasi medis pasien yang pengoperasian dan

pemeliharaannya dilakukan oleh petugas yang mempunyai kompetensi

dibidangnya (3). Pada SIMRS yang termasuk infrastruktur adalah perangkat

instrument, perangkat input dan perangkat penyimpanan.

2.2.3.1.1. Perangkat instrument

Perangkat instrument yang merupakan software atau perangkat lunak pada

program komputer yang berfungsi sebagai sarana interaksi (penghubung) antara

pengguna (user) dan perangkat keras (hardware). Software bisa juga dikatakan

sebagai "penerjemah" perintah-perintah yang dijalankan pengguna komputer

untuk diteruskan atau diproses oleh perangkat keras (hardware). Software adalah

Page 61: ANALISIS KUALITAS SISTEM INFORMASI MANAJEMEN …

46

program komputer yang isi intruksinya dapat diubah dengan mudah. Software

pada umumnya digunakan untuk mengontrol perangkat keras (yang sering disebut

device driver), melakukan proses perhitungan, berinteraksi dengan software yang

lain dan lebih mendasar (seperti sistem operasi, dan bahasa pemrograman), dan

lain-lain (37).

Salah satu bentuk software yang mendukung jalannya SIMRS adalah

server. Web server adalah sebuah aplikasi server yang melayani permintaan HTTP

atau HTTPS dari browser dan mengirimkannya kembali dalam bentuk halaman-

halaman web. Halaman-halaman web yang dikirim oleh web server biasanya

berupa file-file HTML yang nantinya akan diparsing atau ditata oleh browser

sehingga menjadi halaman-halaman web yang bagus dan mudah dibaca. Cara

kerja dari web server sebenarnya sangat mudah kita pahami. Contoh paling mudah

seperti berikut; kita akan membuka sebuah halaman website, yang biasanya

berupa URL http://www.wikipedia.org/home.htm. Kita akan mengetikkan URL

tersebut di peramban atau browser kemudian menekan tombol enter, tanpa kita

ketahui proses yang terjadi di belakanglayar atau di dalam browser itu sendiri,

maka akan muncullah halaman website di layar monitor komputerkita. Proses

yang akan terjadi pada browser adalah browser akan membentuk koneksi dengan

web server, meminta halaman website dan menerimanya. Web server kemudian

mengecek permintaan tersebut apakah tersedia atau tidak. Apabila tersedia, maka

web server akan mengirimkan data kepada browser. Apabila permintaan tidak

ditemukan atau terjadi error maka web server akan mengirimkan pesan error

kepada browser (12).

Page 62: ANALISIS KUALITAS SISTEM INFORMASI MANAJEMEN …

47

Salah satu contoh software yang digunakan pada SIMRS adalah

Complete Medical Software Management atau disingkat CMSM merupakan

software rumah sakit dengan berbagai modul yang lengkap, dapat bekerja secara

individual atau terintegrasi secara penuh. Dikembangkan dengan pemrograman

Java Desktop dan database MySQL Server, menjadikan Software Rumah Sakit –

CMSM menjadi program yang dapat diandalkan selama 24 Jam Non Stop, kami

memberikan jaminan UpTime program mencapai 99.95% selama 1 tahun atau

total waktu DownTime selama 1 tahun hanya selama 10 menit. Aplikasi CMSM

memiliki fitur XEngine, adalah sebuah fitur dimana setiap transaksi yang bersifat

write (insert, delete, update) akan dicatat dalam Log Database: nama user, IP PC

yang digunakan, tanggal, jam transaksi dan versi program yang digunakan,

sehingga rumah sakit dapat melakukan Audit IT dengan mudah.

CMSM juga memiliki fitur ASFS (Auto Switching Failure Server), fitur

ini dapat memindah atau mengarahkan ke alamat IP dari server backup apabila

server utama sedang bermasalah, untuk dapat menggunakan fitur ini dibutuhkan 2

buah PC Server dengan spesifikasi yang sama. Aplikasi CMSM juga

menyediakan mobile support untuk smartphone Android, ada 3 jenis aplikasi yang

disediakan adalah aplikasi yang ditujukan kepada Manajemen, Dokter atau

Pasien. Masing-masing aplikasi memiliki user interface dan kegunaan yang

berbeda-beda sesuai peruntukkannya, berikut adalah contoh gambar aplikasi

Dashboard yang ditujukan untuk manajemen. Selain itu aplikasi juga support

untuk bridging dengan BPJS Kesehatan dan dapat terintegrasi dengan alat

laboratorium seperti Sysmex, Urit, dan juga memiliki fitur Display Antrian, SMS

Gateway, dan Informasi Billing Rawat Inap, informasi lebih lengkap silahkan link

Page 63: ANALISIS KUALITAS SISTEM INFORMASI MANAJEMEN …

48

berikut ini Integration System. Berikut adalah modul-modul yang tersedia pada

aplikasi :

- Registrasi (papendaftaran baik rawat inap atau rawat jalan)

- Kasir (support single kasir atau multi kasir misal Kasir rawat jalan dan kasir

rawat inap)

- Apotek (support single farmasi atau multifarmasi misal: apotek rawat jalan

dan rawat inap)

- Gudang Logistik (support single gudang atau multigudang misal : gudang

medis, gudang non medis)

- Rekam Medis

- UGD/IGD

- Rawat Jalan (support hingga 100 jenis spesialisasi)

- Rawat Inap

- Kardiologi

- Laboratorium (support bridging LIS dengan SYSMEX, METROLAB 2300

PLUS dan URIT-300)

- Radiologi

- Kamar Operasi

- VK

- Keuangan (Laporan Keuangan Terpadu)

- Akuntansi (Sistem Informasi Akuntansi dengan autojurnal atau jurnal

manual)

- Penjamin (support Bridging BPJS dan bridging dengan asuransi lainnya)

- Boga (Dapur)

Page 64: ANALISIS KUALITAS SISTEM INFORMASI MANAJEMEN …

49

- Gizi

- Administrator

- dan lainnya (37).

2.2.3.1.2. Perangkat Input

Perangkat input adalah alat yang digunakan untuk memasukan data untuk

diolah oleh computer. Contoh alat input computer adalah sebagai berikut :

a. Keyboard

Keyboard adalah sebuah papan kunci yang terdiri dari deretan huruf dan angka.

Keyboard QWERTY adalah keyboard yang susunan hurufnya diambil dari

susunan huruf QWERT yang berada di sebelah kiri.Tata letak ini ditemukan

oleh Scholes, Glidden dan Soule pada tahun 1878, dan kemudian menjadi

standar mesin tik komersial pada tahun 1905. Keyboar QWERTY memiliki

beberapa tombol yaitu tombol fungsi,tombol alfanumerik, tombol control dan

tombol numerik.

b. Mouse

Mouse adalah alat yang digunakan untuk menggerakan kursor dan menunjuk

aplikasi program pada layar monitor .

c. Monitor

Monitor adalah alat yang digunakan untuk menampilkan hasil pengolahan data

berupa grafis. Monitor sendiri terbagi menjadi 2 jenis yaitu :

- Monitor CRT (Cathode ray Tube)

- LCD (Liquid Crystal Display)

d. Printer

Page 65: ANALISIS KUALITAS SISTEM INFORMASI MANAJEMEN …

50

Printer adalah alat yang digunakan untuk mencetak hasil pengolahan pada

komputer menjadi hardcopy (38).

2.2.3.1.3. Prangkat Proses

Alat proses adalah alat yang digunakan untuk melakukan pengolahan data

pada computer. Berikut adalah alat-alat proses yang ada pada computer :

a. Processor

Processor adalah sebuah chip yang berfungsi untuk mengontrol dan mengolah

data pada computer.

b. Motherboard

Motherboard adalah sebuah papan induk dimana semua komponen alat proses

di installkan. Yang perlu di perhatikan adalah antara motherboard untuk

processor intel dan processor AMD adalah berbeda. Karena setiap motherboard

dibuat khusus untuk processor tertentu.

c. RAM (Random Acces Memory)

RAM adalah sebuah memori yang bersifat volatile (sementara) yang berfungsi

membantu kecepatan eksekusi pada pengolahan data. Semakin tinggi RAM

yang digunakan maka semakin baik pula computer akan berjalan.

d. VGA

Video Graphic Adapter adalah perangkat keras computer yang berfungsi untuk

mengolah grafis pada computer. Semakin tinggi resolusi suatu VGA makan

tampilan akan semakin baik. VGA pertama kali di produksi dan dipasarkan

oleh IBM pada tahun 1987.

e. Power Supply

Page 66: ANALISIS KUALITAS SISTEM INFORMASI MANAJEMEN …

51

Power supply adalah suatu perangkat keras computer yang berfungsi memasok

daya listrik ke seluruh komponen perangkat keras computer (39).

2.2.3.1.4. Perangkat Penyimpanan

Alat penyimpanan adalah alat yang digunakan untuk menyimpan data

hasil yang merupakan suatu pengolahan agar dapat kembali dibuka jika

diperlukan.

Berikut adalah media penyimpanan yang sering digunakan pada computer :

a. Disket

Disket adalah media penyimpanan yang terbuat dari bahan yang bersifat

magnetic.

b. Optical Disc

Optical disc adalah media penyimpanan yang dapat menampung data cukup

besar biasanya optical disc menggunakan media penyimpanan CD (Compact

Disc) yang memiliki kapasitas penyimpanan sekitar 700 MB dan DVD (Digital

Video Disc)

c. Flashdisk

Flashdish adalah media penyimpanan yang sangat popular dikalangan

masyarakat saat ini selain praktis dan mudah digunakan flashdish dapat

menampung data yang cukup besar dari 512 MB, 1 GB, 2 GB, 4 GB sampai

sekarang masih terus berkembang (40).

Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor 24

Tahun 2016 tentang Persyaratan Teknis Bangunan dan Prasarana Rumah Sakit

menjelaskan bahwa pengadaan perangkat komputer disesuaikan dengan jumlah

kebutuhan rumah sakit. Oleh karena itu, jika rumah sakit terkendala dalam

Page 67: ANALISIS KUALITAS SISTEM INFORMASI MANAJEMEN …

52

menjalankan operasional maka pihak manajemen rumah sakit dapat melakukan

pengadaan sesuai dengan kebutuhan dengan biayanya dibebankan pada RBA

(Rencana Bisnis dan Anggaran) (59). Begitu pula kebutuhan ruangan di ruang

disesuaikan dengan jenis dan kebutuhan pelayanan serta ketersediaan SDM di

Rumah Sakit.

Berikut adalah diagram fishbone SIMRS Berbasis komputer di RSUD

dr.Fauziah Bireuen. Diagram tulang ikan atau fishbone adalah salah satu metode /

tool di dalam meningkatkan kualitas (41). Berdasarkan analisis fishbone

ditemukan beberapa akar masalah yang menjadi penyebab belum berjalannya

SIMRS berbasis komputer di RSUD dr.Fauziah Bireuen.

Gambar 2.2 Kerangka fishbone RSU dr.Fauziah Bireuen

Man Methode

Enviroment Material Machine

Tidak sesuai 

aplikasi yang 

tersedia 

Tidak ada pelatihan 

rutin  

Kurangnya 

kedisiplinan 

Kurangnya sarana dan 

prasarana lainnya  

Belum lengkap 

sarana komputer di  

setiap unit 

Tidak tersedianya 

kabel‐kabel konektor 

Adanya masalah pada 

server

Tidak sesuai aplikasi yang 

tersedia 

Kurangnya 

Programmer 

Tidak ada 

reward and 

punisment 

Page 68: ANALISIS KUALITAS SISTEM INFORMASI MANAJEMEN …

53

2.2.3.2 SDM

Sumber daya manusia (SDM) merupakan salah satu faktor yang sangat

penting dalam suatu perusahaan ataupun instansi pemerintahan. Oleh karena itu,

SDM harus dikelola dengan baik untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi

kinerja. Berdasarkan definisi manajemen SDM diatas merupakan keseluruhan

penentuan dan pelaksanaan berbagai aktivitas dan program yang bertujuan untuk

mendapatkan tenaga kerja, pengembangan dan pemeliharaan dalam usaha

meningkatkan dukungannya terhadap peningkatan efektivitas organisasi dengan

cara yang etis dan sosial dapat dipertanggungjawabkan artinya semua aktivitas

dilakukan dengan tidak bertentangan dengan norma-norma dalam masyarakat

yang berlaku (42).

Peran manajemen sangat mendukung terhadap berjalannya SIMRS,

keterlibatan manajemen pada SIMRS yaitu direktur, wakil direktur administrasi

umum dan keuangan, bagian perencanaan dan pengembangan, sub bagian rekam

medis monitoring dan evaluasi dan kepala instalasi SIMRS, sedangkan teknisi

yang terlibat dalam menjalankan SIMRS yaitu staf perencanaan dan strategi, staf

operasional, staf jaringan dan infrastruktur beserta seluruh operator SIMRS yang

bertugas (43).

Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor 56

tahun 2014 tentang klasifikasi dan perizinan rumah sakit, pada pasal 23

disebutkan bahwa jumlah dan kualifikasi tenaga kesehatan lain dan tenaga

nonkesehatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21 huruf d dan huruf e

disesuaikan dengan kebutuhan pelayanan Rumah Sakit (60). Oleh karena itu,

Page 69: ANALISIS KUALITAS SISTEM INFORMASI MANAJEMEN …

54

jumlah kebutuhan tenaga dan kualifikasi pendidikan pada SIMRS bisa

disesuaikan dengan kebutuhan rumah sakit. Akan tetapi, untuk menunjang

kompetensi tenaga SIMRS perlu dilakukan pelatihan rutin seperti :

Tata kelola SIM-RS

1. Standarisasi data, integrasi dan interoperabilitas system (Standarisasi data,

integrasi dan sistem interoperabilitas

2. Laboratory information management system (Sistem manajemen informasi

laboratorium)

3. Picture archiving dan communications sytem (Pengarsipan gambar dan

sistem komunikasi)

4. Electronic medical record (Rekam medis elektronik)

5. Clinical decision support system (Sistem pendukung keputusan klinis)

6. Alih media digital dan digitasi pelayanan rumah saki

7. Sistem admission discharge dan transfer rumah sakit

Tujuan penelitian SIMRS ini untuk menggembangkan implementasi dan

tata kelola sistem informasi manajemen rumah sakit (SIM-RS), yang disesuaikan

dengan pendekatan-pendekatan yang lebih sederhana dan praktis, serta

mempertimbangkan kondisi dan kebutuhan rumah sakit untuk meningkatkan

manajemen dan pelayanan yang lebih efektif dan efisien.

Selain itu, di rumah sakit memerlukan SDM pelayanan informasi dari

pengumpulan dan pengolahan data untuk keperluan manajemen dan

kesinambungan pelayanan kesehatan lainnya. Rekam medis merupakan bagian

penting dari sistem pengelolaan rumah sakit dengan kinerjanya dilakukan khusus

oleh staf SIMRS. Berikut penjelasan tentang rekam medis .

Page 70: ANALISIS KUALITAS SISTEM INFORMASI MANAJEMEN …

55

2.2.3.2.1. Pengertian rekam medis

Rekam medis adalah keterangan, data dan informasi mengenai demografis

pasien, sejarah medis pasien serta tindakan tindakan medis yang pernah diberikan

kepada pasien bersangkutan. Rekam medis bukan hanya merupakan suatu

pencatatan tapi suatu sistem yang berjalan meliputi proses perekaman ,

penyimpanan serta penyajian rekam medis tersebut kepada pihak-pihak yang

membutuhkan. Pada dasarnya struktur rekam medis terdiri dari 2 bagian pokok

yaitu pencatat atau penangkap data dan pengolah data. Ditinjau dari cara

memperoleh data pasien dan mengolah data sampai memperoleh informasi yang

dibutuhkan rumah sakit maka beberapa tempat di luar dan di dalam rekam medis

yang berfungsi sebagai perangkat dan penghasil data rekam medis (44).

2.2.3.2.2.Manfaat Rekam Medis

Manfaat penggunaan rekam medis tidak hanya manfaat administratif.

Manfaat yang dirasakan dokter dan petugas kesehatan adalah kemudahan dalam

mengakses informasi pasien yang pada akhirnya membantu dalam pengambilan

keputusan klinis. Penggunaan rekam medis elektronik berpotensi memberikan

manfaat besar bagi pelayanan kesehatan seperti fasilitas pelayanan dasar maupun

rujukan (rumah sakit). Salah satu manfaat yang dirasakan setelah penggunaan

rekam medis elektronik adalah meningkatkan ketersediaan catatan elektronik

pasien di rumah sakit (44).

Hal ini juga bermanfaat bagi pasien karena meningkatkan efisiensi dalam

proses pelayanan kesehatan. Selain itu bagi tenaga administratif, penggunaan

rekam medis dapat mempermudah retrieval informasi pasien. Sehingga petugas

kesehatan mudah dalam mengakses informasi pasien. Dokter dan petugas

Page 71: ANALISIS KUALITAS SISTEM INFORMASI MANAJEMEN …

56

kesehatan juga diuntungkan dalam melakukan pelayanan kesehatan atas

kemudahannya dalam mengakses informasi pasien yang pada akhirnya membantu

dalam pengambilan keputusan klinis seperti penegakan diagnosa, pemberian

terapi, menghindari terjadinya reaksi alergi dan duplikasi obat (44).

Dari aspek efisiensi, penggunaan rekam medis memberikan dampak

penurunan biaya operasional dan peningkatan pendapatan di fasilitas pelayanan

kesehatan terutama bagi rumah sakit. Mewujudkan penerapan rekam medis,

sebelumnya diperlukan proses migrasi rekam medis kertas ke rekam medis

elektronik yaitu dengan serangkaian proses yang dimulai dengan pengenalan

rekam medis elektronik berikut manfaatnya, pelatihan penggunaan rekam medis

elektronik pada users (pengguna) sehingga mereka mampu menggunakan saat

memberikan pelayanan kepada pasien. Motivasi kepada users sangat diperlukan

agar mereka memahami pentingnya menggunakan sistem dan senantiasa

menggunakan sistem dalam aktivitas pelayanan kepada pasien, motivasi berupa

penjelasan tentang manfaat sistem, akibat jika tidak menerapkan sistem sehingga

users menganggap sistem adalah suatu kebutuhan (44).

Dukungan manajemen mutlak diperlukan dalam hal pemenuhan kebutuhan

penerapan rekam medis elektronik serta dapat merumuskan kebijakan terkait

dengan penerapan rekam medis elektronik.Penelitian ini bertujuan untuk menilai

manfaat penggunaan sistem berbasis elektronik dari aspek waktu dan kelengkapan

catatan medis pasien pada fasilitas pelayanan kesehatan dasar. Aspek sosio-teknis

dalam penerapan pencatatan medis berbasis elektronik juga dinilai untuk melihat

penerimaan pengguna terhadap cara baru dokumentasi medis pasien dan menelaah

aspek sosio-teknis yang mendukung penerapan rekam medis elektronik (44).

Page 72: ANALISIS KUALITAS SISTEM INFORMASI MANAJEMEN …

57

Wadir administrasi umum dan keuangan 

Operator ruangan 

Jaringan dan 

infrastruktur 

Bagian perencanaan dan pengembangan 

Sub bagian monitoring rekam medis dan 

evaluasi

Kepala Instalasi 

SIMRS

Direktur

OperasionalPerencanaan dan 

startegi

Pelayanan Rekam Medis merupakan bagian dari pelayanan rumah sakit

(institusi pelayanan kesehatan), dan untuk melaksanakan pengelolaan rekam

medis secara efektif dan efisien, maka perlu adanya suatu manajemen dan

administrasi yang baik. Salah satunya dengan adanya pengorganisasian untuk

pengelolaan rekam medis. Pengorganisasian rekam medis pada suatu rumah sakit

akan berbeda - beda tergantung pada Kelas dan Struktur Organisasi serta Tata

Kerja Rumah Sakit tersebut. Keberadaan Organisasi / Unit / Departemen Rekam

Medis di Rumah Sakit sudah menjadi keharusan seperti pada instrumen akreditasi

versi 2002 mengharuskan pengelolaan rekam medis tersebut ada dalam unit kerja,

serta berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan RI No.

983/MENKES.SK/XI/1992 tentang pedoman organisasi Rumah Sakit Umum

(RSU). Berikut adalah bagan organisasi rekam medis :

Gambar 2.3 Bagan organisasi rekam medis

Page 73: ANALISIS KUALITAS SISTEM INFORMASI MANAJEMEN …

58

Sistem informasi bertujuan untuk meringankan beban administratif, baik

dari banyaknya tumpukan kertas, lamanya proses dan sulitnya perhitungan. Sering

kita rasakan dalam pembayaran biaya pasien pulang dimana kecepatan proses dan

keakuratan memakan waktu yang lama jika dalam pelaksanaannya masih

menggunakan pola manual, bayangkan jika setiap hari, sebuah rumah sakit masih

menggunakan metode manual, berapa banyak waktu dan biaya yang dihabiskan

untuk menyelesaikan 1 (satu) kwitansi tagihan pasien (45).

Penggunaan teknologi informasi dirumah sakit dimulai dari Billing System

yang hanya bisa menyediakan data tentang pembayaran sampai kepada yang

terbaru Sistem Informasi Rumah Sakit (SIMRS) berbasis Generik Open Source

yang diluncurkan Kementerian Kesehatan. Pelaksanaan SIMRS di Rumah Sakit

merupakan amanat Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang rumah sakit,

dimana ketentuan Pasal 52 ayat (1) rumah sakit disebutkan rumah sakit wajib

melakukan pencatatan dan pelaporan tentang semua kegiatan penyelenggaraan

rumah sakit dalam bentuk sistem informasi manajemen rumah sakit, hal ini

dipertegas dengan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor

1171/MENKES/PER/VI/2011 tentang Sistem Informasi Rumah Sakit.

Sistem Informasi merupakan bagian dari proses efisiensi pelaksanaan yang

berhubungan dengan pencatatan, perhitungan dan pelaporan. Sistem akan semakin

dibutuhkan bila rumah sakit makin besar, makin banyak pasien dan makin banyak

proses administrasi yang diperlukan (46).

2.2.3.2.3. Sistem Informasi Administrasi

Sistem informasi administrasi adalah sistem informasi yang berperan

dalam proses administrasi. Proses administrasi disini adalah proses catat mencatat,

Page 74: ANALISIS KUALITAS SISTEM INFORMASI MANAJEMEN …

59

perhitungan dan surat menyurat. Proses administrasi dirumah sakit biasanya yang

tercakup dengan :

1. Keuangan rumah sakit, baik dari pasien dan untuk kepentingan rumah sakit.

2. Kepegawaian.

3. Penerimaan pasien.

4. Administrasi umum lainnya.

Sistem informasi ini dikembangkan untuk memperoleh kemudahan proses,

mengurangi beban kerja, mengurangi jumlah kertas dan mempercepat proses

dengan beberapa karakteristik antara lain :

1. Menangani pencatatan, sistem informasi administrasi berusaha menangani

pencatatan yang semakin rumit dan komplek seperti penagihan pada pasien,

karena banyaknya pelayanan, maka semakin rumit dan lama, dilain pihak

pasien butuh kecepatan.

2. Menangani perhitungan, seperti pada jumlah barang yang beredar dirumah

sakit sangat banyak jenis dan jumlahnya, monitoring stock obat akan jadi

masalah, maka sistem informasi akan menolong perhitungan secara cepat.

3. Menangani pengarsipan, adanya arsip yang bertumpuk dari kertas-kertas

dapat dikurangi dengan adanya sistem informasi administrasi sehingga akan

menghemat tempat dan kertas.

Pemanfaatan sistem informasi administrasi pada tahap implementasi seperti

keuangan (mengatur akuntansi hutang dan piutang, cost accomuting, Budget

Comparations dan Inventory), kepegawaian (Payroll Accounting) dan penerimaan

pasien. Secara nyata akan member manfaat terhadap kemudahaan proses,

mengurangi beban kerja, mengurangi penggunaan kertas dan tumpukan arsip serta

Page 75: ANALISIS KUALITAS SISTEM INFORMASI MANAJEMEN …

60

mempercepat proses. Proses ini akan memberikan efisiensi rumah sakit dari segi

biaya, waktu dan pola tata kelola (47).

2.2.3.2.4. Sistem Informasi Klinik

Sistem ini merupakan interaksi langsung antara pasien dengan petugas

kesehatan (dokter, perawat, bidan dan tenaga penunjang medik) secara umum

konsep sistem informasi klinik merupakan interaksi antara pasien dengan petugas

kesehatan dalam rangka pelayanan. Konsep ini sudah ada sejak dahulu dimana

semuanya dilakukan secara manual, dengan catatan dan ingatan seperti catatan

dokter dilembaran status pasien, ada 3 komponen penting dalam pelaksanaan

sistem informasi klinik yaitu pengguna terdiri dari dokter, perawat dan tenaga

kesehatan lainnya, sistem yang digunakan serta output bagi kepentingan pasien.

Sistem informasi klinik mirip dengan sistem informasi administrasi,

dimana perbedaan ada pada data yang digunakan, sistem informasi klinik akan

terkait dengan peningkatan efektivitas pelayanan dan peningkatan mutu pelayanan

terutama aspek-aspek yang sifatnya tulis menulis, kegiatan yang berulang,

pencarian data dan keterkaitan data akan sangat dipercepat dan dipermudah.

Sistem informasi klinik yang baik akan memperhatikan beberapa komponen yang

terkait baik secara langsung dengan pasien maupun tidak seperti pada efektifitas,

efisiensi, peningkatan mutu dan pencapaian harapan, komponen ini tidak terkait

langsung dengan pasien. Informasi pasien, informasi dokter, kemampuan dokter

merupakan komponen yang terkait langsung dengan pasien dan merupakan pokok

dari sistem informasi klinik yang diterapkan. Sistem informasi klinik terkait

Page 76: ANALISIS KUALITAS SISTEM INFORMASI MANAJEMEN …

61

komponen langsung terutama aspek kerahasian data, keamanan data harus

diperhatikan.

Sistem informasi klinik sangat ditentukan oleh kerjasama berbagai pihak

yang terkait sehingga faktor yang dapat mendorong dan dapat menghambat dapat

diselesaikan secara bersama, diantaranya terkait pelayanan, terkait sistem, terkait

waktu, terkait pemanfaatan sehingga secara bertahap dapat dilakukan perbaikan

yang terus menerus. Beberapa faktor pendorong keberhasilan seperti kejelasan

konsep, dukungan, fokus, ketegasan dan komunikasi merupakan kunci

keberhasilan dalam pelaksanaannya. Sistem informasi klinik harus mendapat

perhatian dari segi jadwal, mana yang lebih dulu dan keterkaitan dengan proses

yang lainnya, jajaran dokter dan perawat serta penyesuaian antara data dan tulisan

(48).

2.2.3.2.5. Sistem Informasi Manajemen

Sistem informasi manajemen merupakan hal baru, rumah sakit di

Indonesia sedang berlomba membuat aplikasi sistem informasi manajemen baik

dikembangkan sendiri atau lewat vendor. Kementerian Kesehatan melalui

Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1171/MENKES/PER/VI/2011, tentang

SIMRS menjelaskan bahwa sistem informasi manajemen merupakan satu

kesatuan dengan SIMRS secara keseluruhan, adanya anggapan bahwa sistem

informasi manajemen harus terkomputerisasi padahal secara manualpun bisa,

cuma karena sistem informasi administrasi dan klinik dibuat terkomputerisasi

maka kebanyakan rumah sakit di Indonesia menggabungkannya dengan Local

Area Network.

Page 77: ANALISIS KUALITAS SISTEM INFORMASI MANAJEMEN …

62

Beberapa rumah sakit besar di Indonesia seperti RSCM dan Sardjito

membuat sistem aplikasi manajemen yang komplek, hal ini sangat baik dan tidak

ada permasalahan, tetapi bagi rumah sakit yang baru berkembang sistem ITnya,

perlu memilah informasi apa saja yang dibutuhkan sesuai dengan kondisi dan

kemampuan rumah sakitnya. Ada beberapa hal penting yang perlu diperhatikan

dalam sistem informasi manajemen ini :

1. Pengadaan sistem informasi itu apakah secara keseluruhan atau

masingmasing bagian.

2. Dalam rangka transfer informasi, apakah harus terkait keseluruhan atau tiap

area tertentu.

3. Siapa saja petugas yang boleh menggunakannya, sebatas mana kerahasiaan

data.

Sistem informasi manajemen bertujuan untuk penentuan tujuan dan

rancangan jangka panjang, kebutuhan dan penyediaan pelayanan, alokasi SDM

dan matrik pembiayaan, penilaian kinerja, pengendalian mutu dan evaluasi

program. Kondisi lingkungan rumah sakit yang berubah dengan cepat

memerlukan adanya informasi yang handal yang dapat dipergunakan untuk

perencanaan jangka panjang sehingga menghasilkan terobosan yang sesuai

dengan kebutuhan masyarakat sehingga menghindari adanya pemborosan

anggaran (49).

2.2.3.3. Prosedur

2.2.2.3.3.1 Pengertian

Page 78: ANALISIS KUALITAS SISTEM INFORMASI MANAJEMEN …

63

SIMRS (Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit) adalah prosedur pemrosesan

data-data baik data umum rumah Sakit maupun data-data medik pasien sehingga

mendukung proses pengambilan keputusan manajemen.

2.2.3.3.2. Tujuan

Tujuan Umum : Penerapan SIMRS Adalah meningkatkan pelayanan kesehatan

dan keperawatan kepada pasien secara optimal.

Tujuan Khusus a.l :

1. Merubah cara konvensional menjadi cara yang modern

2. Agar dapat bersaing secaraglobal

3. Mengurangi kekeliruan dalam segala aspek pelayanan kesehatan

4. Memotivasi pekerja bekerja lebih praktis

5. Meningkatkan kinerja pekerja

6. Menjadikan rumah sakit pilihan pasien diantara rumah sakit yang lain

7. Efisien dan efektif dalam kebutuan tenaga

8. Mengurangi biaya yang berlebihan

2.2.3.3.3. Kebijakan

Penyelenggaraan SIMRS ini telah tercantum dalam UU Nomor 44 tahun 2009

tentang Rumah Sakit dan PERMENKES RI No 82 tahun 2013 tentang SIMRS

menindaklanjuti hal tersebut maka dikeluarkanlah SK Direktur RSUD Fauziah

Bireuen tahun 2016 tentang pembentukan SIMRS di RSUD Fauziah Bireuen.

2.2.3.3.4. Prosedur

Persyaratan : struktur organisasi yang terdiri dari Ketua SIMRS dan Staf

Informasidan Teknologi Fungsional serta

Adanya SDM ;

Page 79: ANALISIS KUALITAS SISTEM INFORMASI MANAJEMEN …

64

1. Staf analis sistem

2. Staf programmer

3. Staf gardware

4. Staf maintannance jaringan

Peralatan :

1. Alat kerja :

a. Software SIMRS

b. Hardware (komputer, printer dll)

c. Networking (jaringan LAN, Wireless dll)

d. SOP (Standar operasional prosedur)

e. Komitmen (semua unit bekerjasama input data)

f. SDM (sumber daya manusia) sebagai penginput data

2. Alat ukur :

Bisa dilihat dengan adanya data inputan dari masing masing ruangan, baik itu

data kunjungan pasien maupun data tindakan yang dilakukan di masing-masing

ruangan serta kelengkapan data dan kecocokan data antar ruangan tersebut.

Cara kerja :

1. Persiapan

a. Pembentukan struktur organisasi

b. Penyediaan SDM

c. Penyediaan alat yang dibutuhkan

d. Mengadakan pelatihan untuk pengoprasian SIMRS

e. Penepatan masing-masing SDM yang telah terlatih mengoprasikan

mmSIMRS di ruangan masing-masing seperti front office dan back office.

Page 80: ANALISIS KUALITAS SISTEM INFORMASI MANAJEMEN …

65

2. Melakukan pengawasan, menemukan kelemahan dalam penginputan data dan

mmmencari solusinya serta melakukan perbaikan secara bertahap (45).

2.3 Landasan Teori

Pada penelitian ini, faktor-faktor yang memengaruhi kualitas sistem

informasi manajemen rumah sakit di RSUD dr.Fauziah Bireuen yaitu

infrastruktur, perangkat SDM, dan prosedur. Dalam penelitian ini tiga elemen

tersebut dibagi dalam tiga faktor yaitu predisposisi, pendukung dan pendorong.

Faktor predisposisi antara lain: infrastruktur, faktor pendukung antara lain:

perangkat SDM, faktor pendorong antara lain: prosedur. Berdasarkan uraian

tersebut diatas, kerangka teori menurut Lawrence green dapat dilihat pada bagan

dibawah ini :

Gambar 2.4 Kerangka Teori

Faktor presdisposisi: Infrastruktur  

Faktor pendukung : SDM

Faktor pendorong: Prosedur

Kualitas sistem informasi manajemen rumah sakit di RSUD dr.Fauziah  

Page 81: ANALISIS KUALITAS SISTEM INFORMASI MANAJEMEN …

66

2.4. Kerangka Konsep

Kerangka konsep penelitian merupakan suatu hubungan atau kaitan antara

konsep satu terhadap konsep yang lainnya dari masalah yang ingin diteliti.

Kerangka konsep ini gunanya untuk menghubungkan atau menjelaskan secara

panjang lebar tentang suatu topik yang akan dibahas. Berikut kerangka konsep

menurut Notoadmodjo pada penelitian ini:

Gambar 2.5 Kerangka Konsep

2.5. Kerangka Berfikir

Kerangka berfikir merupakan model berfikir atau pendapat tentang

bagaimana teori berhubungan dengan berbagai faktor yang telah diidentifikasi

sebagai masalah yang penting. Kerangka berfikir yang baik akan menjelaskan

secara teoritis pertautan antar variabel yang diteliti. Informasi tentang pelaksanaan

SIMRS yang sangat berguna untuk kinerja agar mendapatkan pelayanan yang

optimal, yaitu bagaimana presdisposisi, pendukung dan pendorong dalam kualitas

sistem informasi manajemen rumah sakit. Berikut kerangka berfikir menurut

Notoatmodjo dalam penelitian ini:

Sistem

1. Infrastruktur 2. Perangkat SDM 3. Prosedur

Informan : 1. Direktur 2. Kepala

instalasi SIMRS 

3. Staf SIMRS 4. Operator

SIMRS 5. Penerima

pelayanan kesehatan 

Page 82: ANALISIS KUALITAS SISTEM INFORMASI MANAJEMEN …

67

Gambar 2.6 Kerangka Berfikir

Sistem informasi

Informator

Informasi a. SDM b. pelatihan SIMRS c. Kedisiplinan d. Adanya SPO menjalankan SIMRS e. Masalah pada server/ koneksi f. Reward ataupun punishment g. Sarana prasarana di ruangan h. Server i. SIMRS Software j. Adanya kabel-kabel konektor antar

ruangan k. Masalah pada server l. Kerjasama dengan pihak lain

Page 83: ANALISIS KUALITAS SISTEM INFORMASI MANAJEMEN …

68

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Desain Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif yaitu metode

penelitian yang dilakukan dengan tujuan utama untuk membuat gambaran atau

deskripsi tentang suatu keadaan secara objektif, (52). dengan metode wawancara

semi terstruktur yaitu jenis wawancara yang sudah termasuk dalam kategori in

depth interview yang direkam menggunakan tape recorder dimana dalam

pelaksanaannya lebih bebas bila dibandingkan dengan wawancara tersruktur (43).

3.2. Lokasi dan Waktu penelitian

3.2.1 Lokasi Penelitian

Penelitian ini akan dilakukan di Rumah Sakit Umum dr.Fauziah Bireuen.

3.2.2 Waktu Penelitian

Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Maret 2019

3.2.3. Populasi dan Sampel

3.2.3.1. Subyek Penelitian

Penentuan subyek dalam penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan

data. Triangulasi diartikan sebagai teknik pengumpulan data yang bersifat

menggabungkan dari berbagai teknik pengumpulan data dan sumber data yang

telah ada (43). Dalam penelitian ini subyek dibagi dua kategori yaitu informan

utama dan informan triangulasi. Karateristik informan utama (informan kunci)

Page 84: ANALISIS KUALITAS SISTEM INFORMASI MANAJEMEN …

69

adalah direktur, kepala Instalasi SIMRS, Staf SIMRS dan operator SIMRS

sedangkan informan triangulasi adalah pelayan kesehatan. Adapun subyek dalam

penelitian ini adalah petugas medis berjumlah 5 orang.

3.2.3.2. Informan Penelitian

Penelitian kualitatif tidak dipersoalkan jumlah informan, tetapi bisa

tergantung dari tepat tidaknya pemilihan informan kunci, dan komplesitas dari

keragaman fenomena sosial yang diteliti. Proses penentuan informan berdasarkan

informan sebelumnya tanpa menentukan jumlahnya secara pasti dengan menggali

informasi terkait topik penelitian yang diperlukan. Pencarian informan akan

dihentikan setelah informasi penelitian dianggap sudah memadai, yang menjadi

Informan dalam penelitian ini yang memiliki kriteria antara lain : seluruh tenaga

kesehatan yang bekerja di RSUD dr.Fauziah yang terlibat dalam pelaksanaan

SIMRS.

Informan penelitian adalah orang yang dimanfaatkan untuk memberikan

informasi tentang situasi dan kondisi latar belakang. Informan pada penelitian

merupakan orang yang benar-benar mengetahui permasalahan yang akan diteliti.

Dalam penelitian ini terdapat informan 5 informan yaitu:

1. Informan utama (kunci) yaitu orang-orang yang sangat memahami

permasalahan yang diteliti. Adapun yang dimaksud sebagai informan kunci

dalam penelitian ini adalah direktur 1 orang, kepala Instalasi SIMRS1 orang,

Staf SIMRS 1 orang dan operator SIMRS 1 orang.

2. Informan triangulasi yaitu orang-orang yang diwawancara untuk memperoleh

kebenaran informasi yang handal dan gambaran yang utuh mengenai

Page 85: ANALISIS KUALITAS SISTEM INFORMASI MANAJEMEN …

70

informasi tertentu. Adapun yang dimaksud sebagai informan triangulasi dalam

penelitian ini adalah penerima pelayanan kesehatan 1 orang

3.2.4. Metode Pengumpulan Data

3.2.4.1. Jenis Data

Data pada penelitian ini adalah :

1) Data primer dalam penelitian ini didapat dari jawaban subyek melalui

wawancara mendalam maupun dengan observasi.

2) Data Sekunder dalam penelitian ini diperoleh dari Rumah Sakit Umum

dr.Fauziah Bireuen, meliputi data jumlah kunjungan pasien serta referensi

perpustakaannya yang berhubungan dengan penelitian serta literatur yang

terkait lainnya.

3) Data tertier dalam penelitian ini adalah data yang didapat dari studi

kepustakaan dan jurnal

3.3 Teknik Pengumpulan Data

1) In-depth interview

Wawancara secara mendalam terhadap informan mengenai kualitas sistem

manajemen rumah sakit di RSUD dr. Fauziah Bireuen

2) Observasi

Untuk melihat kelengkapan perangkat instrument, sarana dan prasarana serta

informan yang di wawancarai tentang sistem informasi manajemen rumah

sakit.

Page 86: ANALISIS KUALITAS SISTEM INFORMASI MANAJEMEN …

71

3.3.1. Definisi Operasional Penelitian

1) Infrastruktur adalah perangkat pada program komputer yang berfungsi

sebagai sarana interaksi (penghubung) antara pengguna (user) dan perangkat

keras (hardware)

2) SDM adalah keseluruhan penentuan dan pelaksanaan berbagai aktivitas yang

bertujuan untuk meningkatkan efektivitas SIMRS

3) Prosedur adalah suatu acuan yang mendukung dalam melakukan upaya

pelayanan kesehatan terhadap pasien di rumah sakit.

3.3.2. Metode Analisis Data

Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan

deskriptif kualitatif. Analisis data kualitatif menurut Bogdan dan Bilken

merupakan upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, memilah-

milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola, mensintesiskannya, mencari dan

menentukan pola, menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari, dan

memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain (54).

Pada penelitian ini data yang diperoleh dilapangan dianalisis

menggunakan model Miles dan Huberman. Pada model analisis data ini meliputi

pengolahan data dengan tahapan data reduction, data display, dan conclusion or

verification.

1) Data reduction (reduksi data)

Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok,

memfokuskan pada hal-hal yang penting, mencari tema dan pola sehingga akan

Page 87: ANALISIS KUALITAS SISTEM INFORMASI MANAJEMEN …

72

memberikan gambaran jelas, dan mempermudah peneliti untuk melakukan

pengumpulan data selanjutnya, dan mencarinya bila diperlukan.

2) Data display (penyajian data)

Penyajian data akan mempermudah untuk memahami apa yang terjadi,

merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa yang telah dipahami. Dalam

kualitatif, penyajian data dapat dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan,

dan hubungan antar kategori.

3) Conclusion or verification (kesimpulan atau verifikasi data)

Kesimpulan dalam penelitian kualitatif merupakan temuan baru yang

sebelumnya belum pernah ada. Temuan dapat berupa deskripsi atau gambaran

suatu objek yang sebelumnya masih remang remang atau gelap sehingga

setelah diteliti menjadi jelas, dan dapat berhubungan kausal atau interaktif,

hipotesis atau teori. Kesimpulan awal masih bersifat sementara dan akan

berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat yang mendukung pada

tahap pengumpulan data berikutnya. Tetapi apa bila kesimpulan yang

dikemukakan pada tahap awal didukung oleh bukti-bukti valid dan konsisten

maka kesimpulan yang dikemukakan merupakan kesimpulan yang kredibel.

Ketiga komponen tersebut saling interaktif yaitu saling memengaruhi dan

saling terkait satu sama lain. Pertama-tama peneliti melakukan penelitian di

lapangan dengan mengadakan observasi yang disebut dengan tahap

pengumpulan data. Karena data yang terkumpul banyak maka perlu dilakukan

tahap reduksi data untuk merangkum, memilih hal pokok, memfokuskan

padahal yang penting, mencari tema, dan polanya. Setelah direduksi kemudian

Page 88: ANALISIS KUALITAS SISTEM INFORMASI MANAJEMEN …

73

diadakan penyajian data dengan teks yang bersifat naratif. Apabila kedua tahap

tersebut telah selesai dilakukan, maka diambil suatu keputusan atau verifikasi.

4) Triangulasi

Triangulasi merupakan salah satu cara melakukan konfirmasi ulang terhadap

hasil penelitian kualitatif. Triangulasi dalam penelitian ini membandingkan

informasi dari informan yang satu dengan informan yang lain sehingga

informasi yang diperoleh kebenarannya (54).

Page 89: ANALISIS KUALITAS SISTEM INFORMASI MANAJEMEN …

74

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

4.1.1 Sejarah dan Perkembangan RSUD dr. Fauziah Bireuen

Rumah Sakit Umum Bireuen mulai dibangun sejak tahun 1929 (pada masa

Kolonial Belanda) di Kewedanaan Bireuen. Pada tanggal 1 Desember 1971 sesuai

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia bahwa setiap Kecamatan

seluruh Indonesia harus memiliki 1 (satu) Puskesmas Induk, maka berubah status

menjadi Puskesmas Jeumpa, yaitu pada masa kepemimpinan dr. Ali Yazir

Hasibuan.

Berkat terobosan-terobosan yang dilakukan baik oleh Bupati Aceh Utara

(pada saat itu Bireuen masih dalam wilayah Kabupaten Aceh Utara), maupun

Kepala Puskesmas Jeumpa berserta stafnya, maka status Puskesmas Jeumpa

berubah menjadi Rumah Sakit Umum Daerah Bireuen sesuai dengan Keputusan

Bupati Aceh Utara Nomor 69 Tahun 1992 dan Persetujuan Direktorat Jenderal

Pelayanan Medik Nomor : 283/YANMED/RS.UMDIK/YANKES/II/1992 tanggal

1 Maret 1992 kemudian disempurnakan dengan Keputusan Bupati Aceh Utara

Nomor II Tahun 1994 tanggal 16 Mei 1994 dengan status kelas D serta telah

mendapat persetujuan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia dengan

Teleknya Nomor : 061/1575/SJ tanggal 4 Mei 1995 dan Persetujuan Menteri

Pendayagunaan Aparatur Negara Republik Indonesia Nomor : 310/ I/1996 tanggal

29 Maret 1996 serta surat Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia

Nomor 514/Menkes/SK/IV/1996 tanggal 5 Juni 1996 tentang peningkatan kelas

76

Page 90: ANALISIS KUALITAS SISTEM INFORMASI MANAJEMEN …

75

RSUD Bireuen dari kelas D menjadi kelas C dan telah diPerdakan dengan Nomor

12 Tahun 1996.

Pada tanggal 11 Juni 2001 Rumah Sakit Umum Daerah Bireuen

diresmikan namanya menjadi Rumah Sakit Umum Daerah dr. Fauziah Bireuen

sesuai dengan Surat Keputusan Bupati Bireuen Nomor 017 Tahun 2001 Tanggal

27 Januari 2001 Tentang Pemberian/Pengukuhan Nama Rumah Sakit Umum

Daerah Bireuen menjadi Rumah Sakit Umum Daerah dr. Fauziah Bireuen.

Qanun Kabupaten Bireuen Nomor 28 Tahun 2004 memberikan perubahan

kepada Rumah Sakit Umum Daerah dr. Fauziah Bireuen, dari sebuah organisasi

UPT Dinas Kabupaten Bireuen menjadi sebuah organisasi berbentuk Badan

dengan nama BLU RSUD dr. Fauziah Bireuen. Keputusan Bupati Bireuen Nomor

561 Tahun 2009 menyetujui pelaksanaan status Pola Pengelolaan Keuangan

Badan Layanan Umum (PPK-BLU) pada Rumah Sakit Umum Daerah dr. Fauziah

Bireuen, sehingga rumah sakit dapat mengelola keuangan secara mandiri.

Keputusan Menteri Kesehatan Nomor HK.02.03/I/2402/2014 Tahun 2014

menetapkan bahwa Rumah Sakit Umum Daerah dr. Fauziah Bireuen sebagai

Rumah Sakit Umum Kelas B. Izin operasional tetap Rumah Sakit Umum Kelas B

ditetapkan dalam Keputusan Gubernur Aceh Nomor : 445.1/BP2T/2836/2014.

Selanjutnya perubahan Susunan organisasi dari Kelas C ke Kelas B, diatur dalam

Qanun Kabupaten Bireuen Nomor 1 Tahun 2015. Berdasarkan Keputusan

Direktur Jenderal Bina Upaya Kesehatan Nomor HK.02.03/I/0363/2015 tentang

Penetapan Rumah Sakit Rujukan Provinsi dan Rumah Sakit Rujukan Regional

pada tanggal 13 Februari RSUD dr. Fauziah Bireuen ditetapkan sebagai salah satu

Rumah Sakit Regional di Provinsi Aceh.

Page 91: ANALISIS KUALITAS SISTEM INFORMASI MANAJEMEN …

76

4.1.2 Profil RSUD dr. Fauziah Bireuen

Nama Rumah Sakit : Rumah Sakit Umum Daerah dr. Fauziah Bireuen

Kode Rumah Sakit : 1110075

Kelas Rumah Sakit : B Non Pendidikan

Nama Direktur : dr. Mukhtar, MARS

Status Kepemilikan Rumah Sakit : Pemerintah Daerah Kabupaten Bireuen

Status Kelembagaan : Lembaga Teknis Daerah (Badan)

Status Penggunaan : Non Pendidikan

Status Pengelolaan : Non Swadana

Luas Tanah : 25.461 M (2,5 Ha)

Luas Bangunan : 5.499 M

Surat Ijin Operasional :

Nomor surat ijin : No. 445.1/BP2T/2835

Tanggal surat ijin diterbitkan : 30 November 2014

Surat ijin dari : Gubernur Aceh

Sifat surat ijin : Perpanjang

Masa berlaku surat ijin :5 tahun

Nama Penyelenggara : Pemerintah Daerah Kabupaten Bireuen

Alamat Lengkap : Jalan Mayjen T.Hamzah Bendahara No.13

Nomor Telpon : (0644) 21228

Faximile : (0644) 21228

E-Mail : [email protected]

4.1.3 Visi, Misi, Falsafah, Motto dan Kebijakan Mutu Bireuen

Page 92: ANALISIS KUALITAS SISTEM INFORMASI MANAJEMEN …

77

4.1.3.1 Visi

Visi RSUD dr. Fauziah Bireuen adalah “Menjadi Rumah Sakit Rujukan Regional

Wilayah Utara Provinsi Aceh yang Berkualitas dengan Pelayanan Prima,

Professional dan Mandiri”.

4.1.3.2 Misi

Misi Rumah Sakit Umum Daerah dr. Fauziah Bireuen adalah :

a. Memberikan pelayanan kesehatan bermutu, berorientasi pada kecepatan,

ketepatan dan keselamatan berdasarkan etika dan profesionalisme;

b. Menyediakan peralatan/fasilitas dan sarana prasarana pendukung yang

mutakhir;

c. Menyediakan sumber daya manusia yang mempunyai kompetensi di

bidangnya;

d. Meningkatkan aksesibilitas pelayanan penduduk miskin dan orang-orang

terlantar.

4.1.3.3 Falsafah

Falsafah RSUD dr. Fauziah Bireuen adalah “Pelayanan Kesehatan Diselenggarakan

dengan Berdasarkan Etika dan Profesionalisme”.

4.1.3.4 Motto

B : Bersih

I : Islami

R : Ramah Tamah

E : Efektif

U : Unggul

E : Efisien

Page 93: ANALISIS KUALITAS SISTEM INFORMASI MANAJEMEN …

78

N : Nyaman

4.1.3.5 Kebijakan Mutu

“Kepuasan Pelanggan Adalah Tujuan Kami Bekerja”.

4.2. Analis Data Penelitian

Pengumpulan data dari informan menggunakan metode indepth interview

(wawancara mendalam). Pemilihan subjek penelitian dilakukan dengan

menemukan informan terlebih dahulu, yaitu dengan menyerahkan surat izin

penelitian ke RSUD dr.Fauziah Bireuen. Surat tersebut di disposisi dan di arahkan

ke bagian Diklat RSUD dr.Fauziah Bireuen.

Setelah mendapatkan izin, peneliti mengunjungi informan pada ruang

direktur, instalasi SIMRS, loket pendaftaran dan ruang rawat inap serta memulai

perkenalan dan memberikan penjelasan mengenai tujuan dari kunjungan peneliti.

Sebelum melakukan wawancara mendalam dengan informan, peneliti

menanyakan nama, umur, dan profesi. Peneliti sering berkunjung ke ruang

informan tersebut untuk menjalin keakraban. Hal tersebut dilakukan untuk

membangun kepercayaan agar informan dapat memberikan informasi secara

terbuka dengan peneliti.

Kegiatan wawancara mendalam dilakukan di ruang informan utama dan

informan triagulasi sesuai dengan keinginan informan. Waktu wawancara

disesuaikan dengan waktu luang yang diberikan oleh informan. Waktu yang

ditetapkan oleh informan I Direktur, informan II kepala instalasi SIMRS,

informan III staf SIMRS, informan IV operator SIMRS dan informan V penerima

pelayanan kesehatan, wawancara dilakukan sekitar jam 14.00 WIB sampai dengan

Page 94: ANALISIS KUALITAS SISTEM INFORMASI MANAJEMEN …

79

jam 16.00 WIB karena pagi hari informan sibuk dengan kegiatan yang lain, oleh

karena itu wawancara dilakukan pada hari yang berbeda.

4.2.1. Gambaran Tentang Kualitas SIMRS

Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIMRS) adalah sebuah sistem

informasi yang terintegrasi yang disiapkan untuk menangani keseluruhan proses

manajemen rumah sakit, mulai dari pelayanan diagnosa dan tindakan untuk

pasien, medical record, apotek, gudang farmasi, penagihan, database personalia,

penggajian karyawan, proses akuntansi sampai dengan pengendalian oleh

manajemen. Berdasarkan data survei awal terdapat beberapa permasalahan

terhadap kualitas SIMRS diantaranya kurangnya infrastruktur dan kurangnya

SDM khususnya programer.

4.2.2. Karakteristik Informan Utama/ Kunci

Informan dalam penelitian ini berjumlah 4 orang yaitu 1 orang direktur, 1

orang instalasi, 1 orang staf SIMRS dan 1 orang operator SIMRS. Semua

informan berada di lingkungan RSUD dr.Fauziah Bireuen. Sejumlah tenaga

kesehatan terkait yang disebutkan diatas mempunyai keterlibatan langsung dalam

pelaksanaan SIMRS . Berikut karakteristik responden :

Page 95: ANALISIS KUALITAS SISTEM INFORMASI MANAJEMEN …

80

Tabel 4.1 Karakteristik Informan utama/kunci

Informan Nama Umur Jabatan Pendidikan 1 MU 52 Direktur RSUD

dr.Fauziah Bireuen

Dokter umum dan magister manajemen

rumah sakit

2 ZU 42 Kepala Instalasi SIMRS

Sarjana kesehatan masyarakat

3 AG 32 Staf SIMRS

Sarjana komputer

4

ER 32 Operator SIMRS Sarjana komputer

Adapun identitas informan pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

Informan pertama bernama MU berumur 52 tahun, jabatan sebagai Direktur

RSUD dr.Fauziah Bireuen, berpendidikan dokter umum dan magister manajemen

rumah sakit, berperan sebagai evaluasi hasil pelaksanaan SIMRS. Informan kedua

bernama ZU berumur 42 tahun, berprofesi sebagai kepala instalasi SIMRS,

berpendidikan sarjana kesehatan masyarakat, berperan sebagai penanggungjawab

pelaksanaan SIMRS. Informan ketiga bernama AG berumur 32 tahun, berprofesi

sebagai staf SIMRS, berpendidikan sarjana sarjana komputer, berperan sebagai

koordinator pelaksanaan SIMRS. Informan keempat bernama ER berumur 32

tahun, berprofesi sebagai staf SIMRS, berpendidikan sarjana komputer, berperan

sebagai pelaksanaan SIMRS

4.2.3 Karakteristik Informan Pendukung/ triagulasi

Tabel 4.2 Karakteristik Informan Pendukung/ triagulasi

Informan Nama Umur Status Pendidikan 1 WH 30 Penerima pelayanan

kesehatan SMA

Page 96: ANALISIS KUALITAS SISTEM INFORMASI MANAJEMEN …

81

Informan pendukung pada penelitian ini merupakan seorang pasien yang

berada dilingkungan RSUD dr.Fauziah Bireuen. Informan pendukung adalah

informan yang ditentukan dengan dasar pertimbangan memiliki pengetahuan dan

sering berhubungan baik secara formal maupun informal dengan para informan

utama. Informan ke lima bernama WH berumur 30 tahun berpendidikan SMA,

berstatus sebagai pasien dan berperan sebagai penerima pelayanan kesehatan.

4.2.4. Matrik Penelitian

4.2.4.1. Insfrastruktur

Hasil wawancara mendalam dengan direktur, kepala instalasi SIMRS, staf

SIMRS dan operator SIMRS mengenai infrastruktur, SDM dan prosedur untuk

menunjang terlaksananya SIMRS, maka disajikan dalam bentuk matrik yang

merupakan reduksi dari hasil wawancara tersebut.

Tabel 4.3 Matrik analisis informan kunci tentang Infrastruktur di RSUD Fauziah Bireuen Tahun 2018

No Nama Lampiran Keterangan 1 MU

Informan 1 (Direktur )

Menurut direktur perencanaan kedepan dalam memaksimalkan SIMRS RSUD dr.Fauziah Bireuen dengan menambah anggaran untuk pengadaan perangkat dan kapasitas lainnya serta menambah jumlah tenaga kerja ataupun staf sesuai dengan angka kebutuhan kerja. Penambahan anggaran tersebut disesuaikan dengan income rumah sakit, jika incomenya besar, tentu alokasi dana dalam sesuatu kegiatan juga besar, hanyanya untuk sekarang rumah sakit sedang dalam defisit sehingga banyak hal yang terkendala. Direktur mewacanakan anggaran untuk SIMRS pada tahun 2020 sebesar Rp 100.000.000, pada tahun 2019 jumlah anggaran yang disediakan hanya Rp 40.000.000, dan masih banyak kekurangan pengadaan infrastruktur, oleh karena itu,

Infrastruktur untuk kelancaran SIMRS di RSUD dr.Fauziah Bireuen.

Page 97: ANALISIS KUALITAS SISTEM INFORMASI MANAJEMEN …

82

tahun depan anggaran di tambah Rp 60.000.000. Untuk proses penambahan anggran tersebut akan di bahas dalam forum rapat manajemen rumah sakit pada bulan Oktober 2019 sekalian dengan pembentukan RBA untuk tahun 2020.

2 ZU Informan 2 (Kepala instalasi SIMRS)

Kepala instalasi SIMRS mengatakan bahwa belum ada kelengkapan komputer di setiap ruangan, ada beberapa komputer yang rusak serta membutuhkan waktu yang lama untuk proses perbaikan, tidak tersedianya kelengkapan sarana dan prasarana disetiap ruangan, seperti wifi, adanya masalah server seperti jaringan lelet kalau aksesnya lagi memadat dan jaringan koneksi wifinya tidak bagus, persediaan kabel konektor disesuaikan dengan persediaan computer disetiap ruangan, aplikasi yang dijalankan tidak sesuai karena seluruh bagian rumah sakit tidak menggunakan SIMRS, masih ada yang menggunakan HMIS, aplikasi tersebut perlu di update selama 4 bulan sekali. Semua kendala ataupun keterlambatan rumah sakit menggunakan SIMRS karena kurangnya anggaran, kurangnya tenaga kompeten (programmer) dalam membuat program aplikasi SIMRS, seharusnya standarisasi rumah sakit yang menggunakan SIMRS adalah mempunyai infrastruktur yang bagus, lengkap, adanya tenaga yang kompeten dan jumlah SDM yang cukup. Oleh karena itu, informan menyarankan agar semua tingkatan manajemen (Operasional, teknisi dan Strategis) berkomitmen untuk bersama-sama mewujudkan SIMRS yang ideal yakni sistem yang dapat meningkatkan kinerja rumah sakit dan pelayanan yang cepat dan nyaman bagi customer, dan sesuai dengan Permenkes RI no 1171/ Menkes/ Per/ VI/ 2011.

3 AG Informan 3 (staf SIMRS)

Staf SIMRS mengatakan bahwa masih banyak kekurangan infrastruktur di rumah sakit, diantaranya: ketidakkelengkapan komputer dari setiap ruangan, tidak ada kelengkapan sarana prasarana lainnya di

Page 98: ANALISIS KUALITAS SISTEM INFORMASI MANAJEMEN …

83

setiap ruangan karena tidak semua ruangan tersedia akses WIFI, adanya masalah pada server seperti kurangnnya kapasitas internet, sehingga susah untuk mengakses, tidak semua sistem di rumah sakit menggunakan menggunakan aplikasi SIMRS, hanya pada ruang laboratorium dan loket pendaftaran, sedangkan yang lainya masih menggunakan aplikasi lama yaitu HMIS. Keterlambatan menggunakan SIMRS karena kurangnya anggaran terhadap penyesuaian komputer, seperti pemakaian komputer menggunakan prosesor Core I-V sedangkan di rumah sakit ini rata-rata komputer menggunakan prosesor Dual Core. Selain itu,  kendala dalam menjalankan SIMRS di RSUD dr.Fauziah Bireuen belum berjalan maksimal karena programer SIMRS hanya 1 orang mengakibatkan program SIMRS tidak kunjung selesai. Seharusnya standarisasi rumah sakit yang baik dalam menjalankan SIMRS adalah adanya infrastrukstur memadai, SDM yang kompeten, pelatihan rutin serta adanya tenaga yang ahli pada bidang programmer. Staf SIMRS mengetahui bahwa adanya bentuk perhatian dan kepedulian dari pihak manajemen terhadap kelancaran SIMRS ini, hanya saja semua rencana yang diwacanakan tidak bisa berjalan dengan lancar karena kurangnya anggaran.

4 ER Informan 4 (operator SIMRS)

Staf SIMRS mengatakan bahwa beberapa ruangan yang tidak tersedia perangkat komputer dengan lengkap, adanya kendala server seperti koneksi wifi yang lelet karena sulit untuk mengakses, seharusnya penyediaan kabel-kabel konektor antar ruangan sesuaikan dengan pengadaan komputer. Aplikasi yang tersedia tidak sesuai, karena ada beberapa ruang masih menggunakan HMIS yang merupakan aplikasi lama, sedangkan SIMRS sekarang baru berjalan pada loket pendaftaran dan laboraturium, sedangkan pada ruang rawat inap, poli, farmasi dan penunjang medis lainnya masih menggunakan HMIS.

Page 99: ANALISIS KUALITAS SISTEM INFORMASI MANAJEMEN …

84

Seharusnya Standarisasi rumah sakit yang baik dalam menjalankan SIMRS adanya infrastruktur yang lengkap, anggaran yang tercukupi, mudah di akses dan tidak ada kendala pada server. Pihak manajemen menanggapi masalah SIMRS memberikan dan solusi yang baik untuk bisa memaksimalkan SIMRS pada rumah sakit. Keterlambatan penggunaan SIMRS karena anggaran dan pengadaan infrastruktur yang tidak mendukung serta kurangnya SDM yang kompeten seperti programer.

Berdasarkan reduksi/kesimpulan diatas menjelaskan bahwa informan

kunci (direktur) menyatakan bahwa proses perencanaan dalam memaksimalkan

SIMRS di rumah sakit dengan menambah alokasi dana untuk pengadaan

perangkat dan kapasitas lainnya. Peserdiaan anggaran disesuaikan dengan income.

Jika incomenya besar, tentu alokasi dana dalam sesuatu kegiatan juga besar,

hanyanya untuk sekarang rumah sakit sedang dalam defisit anggaran, sehingga

banyak hal yang terkendala. Anggaran yang diwacanakan pada tahun 2020

sebesar Rp 100.000.000, pada tahun 2019 jumlah anggaran yang disediakan hanya

Rp 40.000.000, dan masih banyak kekurangan pengadaan infrastruktur, oleh

karena itu, tahun depan anggaran di tambah Rp 60.000.000. Untuk proses

penambahan anggran tersebut akan di bahas dalam forum rapat manajemen rumah

sakit pada bulan Oktober 2019 sekalian dengan pembentukan RBA untuk tahun

2020.

Standar kebutuhan tenaga yang pada SIMRS sesuaikan dengan jumlah

permintaan tenaga pada bagian masing-masing. Kebijakan dalam memaksimalkan

kinerja SIMRS yaitu dengan mengeluarkan regulasi-regulasi sesuai dengan

kaidahnya, dan menerapkan kebijakan tersebut sesuai dengan penyelenggaraan

Page 100: ANALISIS KUALITAS SISTEM INFORMASI MANAJEMEN …

85

rumah sakit dalam bentuk Sistem Informasi Manajemen Rumah terkait

pelaksanaan SIMRS dapat sesuai kebutuhan dan standar pendidikan.

Reduksi tersebut berkesinambungan dengan reduksi dari informan kunci

(kepala instalasi SIMRS, Staf SIMRS dan operator SIMRS) mengetahui bahwa

penyediaan perangkat komputer tidak merata disetiap ruangan dan adanya

komputer rusak yang membutuhkan waktu lama untuk proses perbaikannya.

Penyediaan saran dan prasarana, kabel konektor dan wifi disesuaikan dengan

jumlah pengadaan komputer dari setiap ruangan. Pada saat menjalankan SIMRS

sering terjadi masalah pada server, terutama jika akses lagi memadat maka server

sering lelet.

Aplikasi yang dijalankan belum sesuai karena seluruh bagian rumah sakit

belum menggunakan SIMRS. SIMRS hanya aktif pada bagian loket pendaftaran

dan laboratorium, sedangkan pada rawat inap dan bagian penunjang medis,

farmasi dan manajemen lainnya menggunakan aplikasi HMIS (health manajemen

information system). Aplikasi ini masih berbasis sistem lama, sehingga perlu di

update aplikasinya setiap 4 bulan sekali. Akan tetapi tuntutan sekarang

menggunakan aplikasi SIMRS yang berbasis web dan database, yang merupakan

sebuah sistem informasi yang terintegrasi untuk menangani keseluruhan proses

manajemen rumah sakit, mulai dari pelayanan diagnosa dan tindakan untuk

pasien, medical record, apotek, gudang farmasi, penagihan, proses akuntansi

sampai dengan pengendalian oleh manajemen.

Pada saat ini, RSUD dr.Fauziah Bireuen sedang dalam pemograman

SIMRS supaya tidak hanya berjalan pada 2 bagian rumah sakit saja, akan tetapi

secara merata rumah sakit bisa menggunakan aplikasi SIMRS tersebut.

Page 101: ANALISIS KUALITAS SISTEM INFORMASI MANAJEMEN …

86

Keterlambatan pemograman ini karena terhambatnya dana khusus untuk

pengadaan dan pembaharuan komputer, perlunya tenaga khusus (programmer).

Akan tetapi, SIMRS sejauh ini belum berfungsi dengan maksimal. Saran dari

informan agar semua tingkatan manajemen (Operasional, teknisi dan Strategis)

berkomitmen untuk bersama-sama mewujudkan SIMRS yang ideal yakni sistem

yang dapat meningkatkan kinerja rumah sakit dan pelayanan yang cepat dan

nyaman bagi customer, dan sesuai dengan Permenkes RI no 1171/ Menkes/ Per/

VI/ 2011.

Kendala dalam menjalankan SIMRS di RSUD dr.Fauziah Bireuen adalah

kurangnya anggaran sehingga terbatasnya penyediaan komputer dan proses

pemograman aplikasi SIMRS yang membutuhkan waktu yang lama. Dalam

menjalankan sistem ini, adanya kerjasama rumah sakit dengan PT.Telkom untuk

pengadaan wifi. Standarisasi rumah sakit yang baik dalam menjalankan SIMRS

adanya infrastrukstur memadai, SDM yang kompeten dan adanya pelatihan rutin.

Pihak manajemen menanggapi masalah SIMRS memberikan dan solusi yang baik

untuk bisa memaksimalkan SIMRS pada rumah sakit. Selain itu, adanya kebijakan

dari manajemen untuk memperbaiki SIMRS hanya saja karena defisit anggaran

maka semuanya tidak berjalan dengan lancar.

Page 102: ANALISIS KUALITAS SISTEM INFORMASI MANAJEMEN …

87

Tabel 4.4 iiMatrik analisis informan triagulasi tentang dampak dari ketidaklengkapan infrastruktur di setiap ruangan di RSUD Fauziah Bireuen Tahun 2018

No Nama Lampiran Keterangan 1 WH

Informan 5 (penerima pelayanan kesehatan)

a. Pasien merasa lama menunggu ketika datanya sedang di entri oleh petugas.

b. Adanya kendalanya pada sistem, dan hal itu sering terjadi ketika jumlah kunjungan pasiennya ramai, jadi servernya lelet, itu yang sering di sampaikan oleh petugas

Dampak dari ketidaklengkapan infrastruktur

Berdasarkan reduksi/kesimpulan diatas menjelaskan bahwa informan

triagulasi (penerima pelayanan kesehatan) merasakan lamanya menunggu ketika

datanya sedang di entri oleh petugas terutama jika jumlah kunjungan pasiennya

ramai jadi servernya lelet.

Tabel 4.5 Matrik analisis tentang infrastruktur SIMRS di RSUD mmmmmmndr.Fauziah Bireuen Tahun 2018

Topic Dokumen Observasi Wawancara Analisis Infrastruktur SIMRS

belum berjalan maksimal di rumah sakit.

Kurangnya anggaran, infrastrukturdan programmer

Direktur, kepala instalasi SIMRS, staf SIMRS dan operartor SIMRS mengetahui kurangnya infrastruktur dan anggaran, sehingga SIMRS hanya berjalan pada loket pendaftaran dan laboratorium, sedangkan pada bagian lain masih menggunakan HMIS dan

Berdasarkan kesimpulan diatas, informan kunci mengetahui penyebab SIMRS tidak berjalan dengn semestinya, sedangkan informan triagulasi merasakan lamanya pelayanan (proses pengentrian data) terutama jika kunjungan pasien lagi banyak.

Page 103: ANALISIS KUALITAS SISTEM INFORMASI MANAJEMEN …

88

gangguan pada server yang menyebabkan pasien harus mengantri lama.

Berdasarkan telaah dokumen, observasi, wawancara mendalam di

dapatkan bahwa SIMRS belum berjalan maksimal. Hal ini dibuktikan dengan

adanya penyampaian informasi dari informan bahwa penyediaan infrastruktur

tidak memadai, komputer, kabel konektor, sarana dan prasarana lainnya belum

merata disetiap ruangan, perlu penyesuaian prosesor komputer dari Dual Core ke

Core I-V hal ini yang menyebabkan banyaknya anggaran yang dibutuhkan oleh

rumah sakit, belum lagi ada beberapa komputer yang harus diperbaiki dan

perlunya penambahan programmer supaya proses pemograman dapat berlangsung

lebih cepat dan bisa diaplikasikan di seluruh bagian rumah sakit sehingga dapat

meningkatkan kualitas pelayanan rumah sakit.

4.2.4.2. SDM

Hasil wawancara mendalam dengan direktur, kepala instalasi SIMRS, staf

SIMRS dan operator SIMRS mengenai SDM untuk menunjang terlaksananya

SIMRS, maka disajikan dalam bentuk matrik yang merupakan reduksi dari hasil

wawancara tersebut.

Page 104: ANALISIS KUALITAS SISTEM INFORMASI MANAJEMEN …

89

Tabel 4.6 Matrik analisis informan kunci tentang SDM di RSUD Fauziah Bireuen Tahun 2018

No Nama Lampiran Keterangan 1 MU

Informan 1 (Direktur )

Menurut direktur jumlah SDM sudah mencukupi, hanya saja kekurangan 1 orang programmer. Tindakan direktur dari kekurangan tersebut adalah dengan melakukan rekrutmen ketenagaan dengan kualifikasi pendidikan yang di butuhkan, jika calon yang di terima adalah non PNS, maka calon tersebut akan di kontrak khusus dengan honorarium dibebankan pada anggaran RBA dan jika calon adalah PNS, maka akan di berikan tunjangan khusus.Cara penrekrutannya yaitu identifikasi Kebutuhan akan Suatu Posisi, merencanakan Perekrutan untuk posisi yang diinginkan, mengpublikasikan lowongan, meninjau lamaran yang masuk., wawancara kandidat berkualitas, memeriksa referensi dan latar belakang, pilih orang yang paling berkualitas, membuat penawaran dan memberikan informasi kepada kandidat yang belum berhasil, kualifikasi pendidikan yang dibutuhkan pada SIMRS menguasai komputer, bisa menjalankan beberapa aplikasi yang berkaiatan dengan SIMRS dan mengerti tentang pemograman, standar pendidikan yang kami butuhkan D3 ataupun S1 komputer. Untuk membayar honorarium tenaga khusus seperti programmer non PNS maka akan dibebankan pada RBA. Selain itu, untuk meningkatkan kedisiplinan petugas maka adanya peraturan tegas namun tetap manusiawi. Selama ini kita cenderung menilai bahwa kedisplinan dapat ditingkatkan melalui pemberlakuan sejumlah aturan. Hal itu tidak salah. Peraturan memang harus diciptakan, serta diberlakukan secara tegas dan mengikat Namun, perlu digarisbawahi: tidak seharuyas memberlakukan aturan secara ketat dan berlebihan hingga membuat staf merasa terkekang, hanya saja, apabila di langgar maka adanya pemotong pada jasa

Jumlah SDM SIMRS di RSUD dr.Fuaziah Bireuen.

Page 105: ANALISIS KUALITAS SISTEM INFORMASI MANAJEMEN …

90

BPJS yang di terima. Hasil kedipsiplinan akan di evaluasi oleh kepala unit.

2 ZU Informan 2 (Kepala instalasi SIMRS)

Menurut kepala instalasi SIMRS jumlah SDMnya sudah memadai. Selain dari tenaga PNS, juga terdapat tenaga kontrak dan bakti. Hanya saja pada programmer kekurangan tenaga. Untuk meningkatkan kualitas SDM perlunya pengadaan pelatihan. Akan tetapi, pada rumah sakit pelatihan diadakan oleh pihak lain, staf SIMRS menjadi peserta pelatihan 1 atau 2 orang yang nantinya mereka mengajari rekan-rekan kerja yang lainnya dan tidak ada pelatihan rutinnya. Tingkat kedisiplinan SDM terhadap SIMRS hanya 85% karena beberapa staf masih ada yang kurang disiplin dan melalaikan tanggungjawabnya. Contohnya ketidakdisiplinan SDM seperti keterlambatan dalam mengentri data, tidak masuk kerja tanpa pemberitahuan sebelumnya. Akan tetapi, sejauh ini, tidak ada reward dan punishment, bagi yang tidak menjalankan kewajibannya dengan baik.

3 AG Informan 3 (staf SIMRS)

Menurut staf SIMRS jumlah operator dan stafnya sudah memadai, hanya saja kurang tenaga programmer. Namun, tidak adanya pelatihan rutin di rumah sakit. Staf dalam menjalankan tugasnya masing-masing seperti yang telah ditentukan pada uraian tugas akan tetapi, adanya ketidakdisiplinan SDM dalam menjalankan tanggungjawabnya karena masih ada staf yang kadang telat mengentri, jadinya ketika akhir bulan kerjaan numpung dan tidak bisa diselesaikan tepat waktu. Hal ini sering terjadi pada operator rawat inap. Dalamk menjalankan tugas, jika ada yang melanggar peraturan hanya di tegur saja, tidak ada reward ataupun punishment

4 ER Informan 4 (operator SIMRS)

Menurut operator SIMRS, jumlah SDM dalam menjalankan SIMRSnya sudah sesuai, kecuali programmer, pihak rumah sakit memutuhkan 1 orang lagi. Tidak ada pelatihan rutin kecuali kalau ada pelatihan di luar, maka adanya perwakilan dari operator

Page 106: ANALISIS KUALITAS SISTEM INFORMASI MANAJEMEN …

91

yang mengikutin pelatihan tersebut. SDM selalu peduli dan menjalankan kewajibannya serta menjaga semua sarana dan prasarana rumah sakit. Akan tetapi, SDM masih kurang disiplin karena tidak menyelesaikan tugas tepat waktu, sehingga pekerjaannya terbengkalai. Namun, tidak ada reward ataupun punishment, jika ada SDM yang tidak disiplin.

Berdasarkan reduksi/kesimpulan diatas menjelaskan bahwa informan kunci

(direktur) menyatakan bahwa Jumlah SDMnya sudah mencukupi, hanya saja

jumlah programmernya yang masih kurang, di RSUD dr.Fauziah hanya ada 1

orang, dan kami butuh 1 orang programmer lagi supaya mempercepat

penyelesaian SIMRS di seluruh bagian rumah sakit. Tindakan dari kekurangan

tersebut adalah dengan melakukan rekrutmen ketenagaan dengan kualifikasi

pendidikan yang di butuhkan, jika calon yang di terima adalah non PNS, maka

calon tersebut akan di kontrak khusus dengan honorarium dibebankan pada

anggaran RBA dan jika calon adalah PNS, maka akan di berikan tunjangan

khusus. Cara penrekrutannya yaitu indentifikasi kebutuhan Akan Suatu Posisi,

merencanakan Perekrutan untuk posisi yang diinginkan, mengpublikasikan

Lowongan, meninjau lamaran yang masuk., wawancara Kandidat Berkualitas,

memeriksa Referensi dan Latar Belakang, pilih Orang yang Paling Berkualitas,

membuat Penawaran dan memberikan Informasi Kepada Kandidat yang Belum

Berhasil. Anggaran RBA dibebankan untuk membayar honorarium tenaga khusus

seperti programmer. Kualifikasi pendidikan yang dibutuhkan pada SIMRS

menguasai komputer, bisa menjalankan beberapa aplikasi yang berkaiatan dengan

SIMRS dan mengerti tentang pemograman, standar pendidikan yang kami

butuhkan D3 ataupun S1 komputer. Kebijakan meningkatkan kedisiplinan petuga

Page 107: ANALISIS KUALITAS SISTEM INFORMASI MANAJEMEN …

92

dengan membuat aturan sewajarnya, tegas namun tetap manusiawi. Selama ini

kita cenderung menilai bahwa kedisplinan dapat ditingkatkan melalui

pemberlakuan sejumlah aturan. Hal itu tidak salah. Peraturan memang harus

diciptakan, serta diberlakukan secara tegas dan mengikat Namun, perlu

digarisbawahi: tidak seharuyas memberlakukan aturan secara ketat dan berlebihan

hingga membuat staf merasa terkekang, hanya saja, apabila di langgar maka

adanya pemotong pada jasa BPJS yang di terima. Hasil kedipsiplinan akan di

evaluasi oleh kepala unit.

Reduksi diatas berkesinambungan dengan reduksi dari informan kunci

(kepala instalasi SIMRS, Staf SIMRS dan operator SIMRS) menyatakan bahwa

jumlah SDM yang mengelola SIMRS (terdiri dari staf dan operator ruangan) yang

memadai. Selain tenaga PNS terdapat pula tenaga kontrak dan bakti. Hanya saja,

rumah sakit kekurangan tenaga programmer dan sampai saat ini rumah sakit

masih membutuhkan 1 orang lagi tersebut, supaya program SIMRS dapat

terselsaikan dengan segera. Di RSUD dr.Fauziah Bireuen belum pernah diadakan

pelatihan rutin untuk meningkat kualitas SDM akan tetapi jika pihak lain

mengadakan pelatihan, maka staf SIMRS selalu aktif menjadi peserta.

SDM rumah sakit selalu peduli terhadap pelaksanaan SIMRS, semua staf

menjalankan kewajibannya seperti yang telah ditentukan pada uraian tugas dan

menjaga semua sarana dan prasarana rumah sakit. Akan tetapi, ada beberapa dari

SDM kurang disiplin, tidak ada pemberitahuan jika tidak masuk dinas, masih ada

staf yang kadang telat mengentri data sehingga ketika akhir bulan kerjaan numpuk

dan tidak bisa diselesaikan tepat waktu. Hal ini terjadi karena belum ada reward

ataupun punishment dalam menjalankan tugas SIMRS, sehingga jika ada yang

Page 108: ANALISIS KUALITAS SISTEM INFORMASI MANAJEMEN …

93

melanggar etika kedisiplinan hanya di tegur saja, tanpa diberikan sanki yang

berat.

Tabel 4.7 Matrik analisis informan triagulasi tentang SDM di RSUD Fauziah Bireuen Tahun 2018

No Nama Lampiran Keterangan 1 WH

Informan 5 (pemenerima pelayanan kesehatan)

Kurangnya pelayanan dari SDM karena tidak malayani tepat waktu, khususnya pada siang hari.

Pelayanan SDM SIMRS di RSUD dr.Fuaziah Bireuen.

Berdasarkan reduksi/kesimpulan diatas menjelaskan bahwa informan

triagulasi (penerima pelayanan kesehatan) mengatakan bahwa kurangnya

pelayanan dari SDM karena tidak malayani tepat waktu, khususnya pada siang

hari. Hal ini merupakan dampak dari kurangnya kedisiplinan petugas.

Tabel 4.8 Matrik analisis tentang SDM SIMRS di RSUD mmmmmmnmdr.Fauziah Bireuen Tahun 2018

Topic Dokumen Observasi Wawancara Analisis SDM SDM sudah

mencukupi kecuali programer, kurangnya kedisiplinan SDM, tidak ada reward dan pusnismet

Perlunya rekrutmen tenaga dan perlunya reward dan pusnismet agar SIMRS bisa berjalan dengan maksimal.

Kepala instalasi, staf dan operator mengetahui bahwa adanya ketidak disiplinan pegawai sama halnya yang disampaikan oleh penerima pelayanan. Selain itu, jumlah SDM khususnya programmer kurang, begitu pula dengan direktur, sehingga direktur mengupaya kan penrekrutan SDM.

Berdasarkan kesimpulan diatas, informan kunci mayoritas mengetahui tentang ketidak disiplinan SDM, sehingga menyebabkan pekerjaan menunpuk dan tidak bisa terselesaikan dengan tepat waktu, informan triagulasi juga menyatakan

Page 109: ANALISIS KUALITAS SISTEM INFORMASI MANAJEMEN …

94

kurangnya kedisiplinan SDM sehingga kualitas pelayanan berkurang.

Berdasarkan telaah dokumen, observasi, wawancara mendalam di

dapatkan bahwa adanya ketidakdisplinan SDM . Hal ini dibuktikan dengan

adanya penyampaian informasi dari informan kunci (kepala instalasi SIMRS, staf

SIMRS, dan operator SIMRS) bahwa adanya petugas yang melalaikan

tanggungjawabnya, hal ini yang menyebabkan menumpuknya kerjaan di akhir

bulan, sehingga mereka tidak dapat menyelesaikan kerjaan tepat waktu, hal ini

sering terjadi pada operator rawat inap. Perlunya ketegasan dari pihak atasan

ataupun manajemen untuk memberikan punishment, sehingga petugas lebih

disiplin dan memberikan reward kepada petugas yang mampu menjalankan

tanggungjawabnya dengan maksimal. Pada informan triagulasi (penerima

pekayanan kesehatan) menyatakan kurangnya kedisplinan SDM karena kurangnya

pelayanan dari SDM karena tidak melayani tepat waktu, khususnya pada siang

hari. Oleh karena itu, untuk memaksimalkan kinerja tersebut, direktur melakukan

penrekrutan tenaga programmer untuk memaksimalkan SIMRS pada rumah sakit

sedangkan untuk tingkat kedisiplinan SDM, direktur akan mencanangkan

kebijakan agar kedisiplinan dapat dipertegaskan, dengan punishment jika SDM

tidak disiplin maka uang jasa BPJS SDM akan kurangkan.

Page 110: ANALISIS KUALITAS SISTEM INFORMASI MANAJEMEN …

95

4.2.4.3. Prosedur

Hasil wawancara mendalam dengan Direktur, kepala instalasi SIMRS, staf

SIMRS dan operator SIMRS mengenai prosedur untuk menunjang terlaksananya

SIMRS, maka disajikan dalam bentuk matrik yang merupakan reduksi dari hasil

wawancara tersebut.

Tabel 4.9 Matrik analisis informan kunci tentang prosedur SIMRS di RSUD Fauziah Bireuen Tahun 2018

No Nama Lampiran Keterangan 1 MU

Informan 1 (Direktur )

Menurut Direktur, SDM masih menggunakan SPO yang sama dikarenakan direktur tidak mengeluarkan kebijakan yang baru.  

Prosedur pelaksanaan SIMRS di RSUD dr.Fauziah Bireuen 2 ZU

Informan 2 (Kepala instalasi SIMRS)

Menurut kepala instalasi SIMRS, adanya SPO dan mereka selalu menggunakannya sebagai pedoman kerja, selain itu, adanya tupoksi kerja dan mereka membagikannya berdasarkan uraian tugas yaitu sebagai perencanaan dan strategi, jaringan dan infrastruktur, operasional yang dibawahi oleh operator ruangan.

3 AG

Informan 3 (staf SIMRS)

Menurut staf SIMRS, adanya SOP, dan mereka selalu menggunakan sebagai panduan kerja. Selain itu, tupoksi kerja disesuaikan sesuai dengan uraian tugas, ada di bagian infrastrukrur, perencanaan dan operasional yang membawahi seluruh operator ruangan.

4 ER Informan 4 (operator SIMRS)

Menurut operator SIMRS, adanya SPO sebagai panduan kinerja dan tupoksi kerja, setiap staf mempunyai tugas masing-masing seperti perencanaan dan strategi, jaringan dan infrastruktur, dan operasional yang membawahi semua operator ruangan

Berdasarkan reduksi/kesimpulan diatas menjelaskan bahwa informan

kunci (direktur, kepala instalasi SIMRS, Staf SIMRS dan operator SIMRS)

Page 111: ANALISIS KUALITAS SISTEM INFORMASI MANAJEMEN …

96

mengetahui bahwa adanya SOP dalam menjalankan SIMRS. Pada umumnya

mereka menggunakan SOP sebagai pedoman kerja dalam menjalankan tugasnya

ataupun tanggung jawab. Selain itu, dalam menjalankan hal tersebut juga terdapat

tupoksi tugas. Setiap petugas terdapat beberapa bagian, seperti staf instalasi

SIMRS yang bertugas memantau kinerja operator dan evaluasi setiap kerjaan

operator ruangan, programmer SIMRS yang membuat program dan menanggapi

kendala pada jaringan SIMRS, operator SIMRS yang terdiri dari loket

pendaftaran, penunjang medis dan rawat inap, akan tetapi ada beberapa ruang pula

yang tidak operatornya, karena penyediaan komputernya belum merata seperti

fisiotrapi dan poli.

Tabel 4.10 Matrik analis tentang Prosedur pelaksanaan SIMRS di RSUD mmmmmmdr.Fauziah Bireuen Tahun 2018

Topic Dokumen Observasi Wawancara Analisis SPO Adanya

SPO sebagai pedoman dalam menjalan kan tugas

Petugas menjalankan tugas sesuai dengan SPO dan adanya tupoksi pekkerjaan masing-masing

Adanya SPO dan tupoksi kerja.

Berdasarkan kesimpulan diatas, informan kunci dan informan triagulasi mengetahui adanya SPO sebagai pedoman kerja dan topuksi pekerjaan sesuai dengan uraian tugas. .

Berdasarkan telaah dokumen, observasi, wawancara mendalam di

dapatkan bahwa adanya SPO dan tupoksi pekerjan . Hal ini dibuktikan dengan

adanya penyampaian informasi dari informan kunci (kepala instalasi SIMRS, staf

Page 112: ANALISIS KUALITAS SISTEM INFORMASI MANAJEMEN …

97

SIMRS dan operator SIMRS) bahwa SPO yang digunakan sebagai pedoman kerja

dan tupoksi pekerjaan yang sesuai dengan uraian tugas. Dalam menjalankan tugas

SIMRS terdapat beberapa bagian, seperti staf instalasi SIMRS yang bertugas

memantau kinerja operator dan evaluasi setiap kerjaan operator ruangan,

programmer SIMRS yang membuat program  dan menanggapi kendala pada

jaringan SIMRS, operator SIMRS yang terdiri dari loket pendaftaran, penunjang

medis dan rawat inap, akan tetapi ada beberapa ruang pula yang tidak ada

operatornya, karena penyediaan komputernya belum merata seperti fisiotrapi dan

poli.

Infrastruktur: Informan mengatakan bahwa tidak merata persediaan komputer, kabel konektor, sarana dan prasarana lainnya disetiap ruangan, adanya permasalahan pada server, kurangnya anggaran, ketidaksesuaian aplikasi, dan ada kerjasama rumah sakit dengan PT.Telkom dalam pengadaan wifi

SOP: Adanya SOP dalam menjalankan tugas dan adanya tupoksi pekerjaan sesuai dengan uraian tugas.

Kurangnya kualitas SIMRS di RSUD dr.Fauziah Bireuen

SDM : Informan mengatakan bahwa jumlah SDM memadai kecuali programmer, tidak ada pengadaan pelatihan rutin untuk meningkatkan kompetensi SDM, ketidakdisiplinan petugas , tidak adanya reward dan punisment

Gambar 4.1 Peta Konsep Hasil Penelitian

Page 113: ANALISIS KUALITAS SISTEM INFORMASI MANAJEMEN …

98

4.3. Pembahasan

Dari hasil penelitian diketahui faktor yang paling dominan dalam

memengaruhi kualitas SIMRS adalah infrastruktur dan SDM. Berikut pembahasan

hasil wawancara dengan informan terhadap analisis kualitas SIMRS di RSUD

dr.Fauziah Bireuen:

4.3.1 Infrastruktur

Dari hasil wawancara yang dilakukan dengan informan kunci dan

triagulasi mengenai analisis infrastruktur SIMRS menunjukkan bahwa penyediaan

perangkat komputer tidak merata disetiap ruangan dan adanya komputer rusak

yang membutuhkan waktu lama untuk proses perbaikannya. Penyediaan sarana

dan prasarana, kabel konektor dan wifi disesuaikan dengan jumlah pengadaan

komputer di setiap ruangan. Hal tersebut sesuai dengan hasil pengamatan

langsung oleh peneliti ketika melakukan wawancara dengan responden,

penyediaan komputer tidak merata dan banyak perangkat komputer yang rusak.

Sehingga pada saat menjalankan SIMRS sering terjadi masalah pada server,

terutama jika akses lagi memadat maka server sering lelet. Seharusnya penyedian

komputer dan sarana prasarana lainya diadakan sesuai dengan kebutuhan agar

SIMRS dapat terlaksana dengan baik.

Selain itu, adanya ketidaksesuaian aplikasi, karena seluruh bagian rumah

sakit ini belum menggunakan SIMRS. SIMRS hanya aktif pada bagian loket

pendaftaran dan laboratorium, sedangkan pada rawat inap dan bagian penunjang

medis, farmasi dan manajemen lainnya belum memakai SIMRS, masih

menggunakan aplikasi yaitu HMIS (Health Manajemen Information System).

yang sebenarnya aplikasi masih berbasis sistem lama, sehingga perlu di update

Page 114: ANALISIS KUALITAS SISTEM INFORMASI MANAJEMEN …

99

setiap 4 bulan sekali. Akan tetapi untuk tuntutan sekarang, semua harus

menggunakan yang aplikasi SIMRS yang berbasis web dan database, yang

merupakan sebuah sistem informasi yang terintegrasi untuk menangani

keseluruhan proses manajemen rumah sakit, mulai dari pelayanan diagnosa dan

tindakan untuk pasien, medical record, apotek, gudang farmasi, penagihan, proses

akuntansi sampai dengan pengendalian oleh manajemen. Oleh karena itu, rumah

sakit sedang dalam pemograman agar SIMRS tidak hanya berjalan pada 2 bagian

rumah sakit saja, akan tetapi secara merata rumah sakit bisa menggunakan

aplikasi SIMRS ini.

SIMRS adalah sebuah sistem informasi terpadu yang digunakan untuk

melaksanakan segala bentuk kegiatan maupun transaksi yang terjadi di Rumah

Sakit untuk meningkatkan kualitas Pelayanan dan memudahkan Manajemen

Rumah Sakit dalam berbagai rutinitas transaksi yang dilaksanakan. SIMRS

diajukan untuk dapat diaplikasikan dan memenuhi kebutuhan Rumah Sakit

dengan sistem yang diharapkan dapat memberikan solusi sesuai harapan Rumah

Sakit.

Adapun manfaat SIMRS adalah kecepatan penyelesaian pekerjaan-

pekerjaan administrasi rumah sakit (pengadaan barang atau alat kesehatan),

kecepatan dalam melacak data pasien baik data rekam medis, maupun data history

kesehatan yang diperlukan pada proses diagnosis, kecepatan pelayanan (untuk

menyelesaikan administrasi rawat inap ataupun rawat jalan), kecepatan dalam

penysusn laporan bagi manjemen rumah sakit. Secara umum, SIMRS dapat

meningkatkan kualitas pelayanan, menjaga standar praktek medis yang baik dan

benar, menjadi alat koordinasi yang sangat efektif, mendukung fungsi kontrol

Page 115: ANALISIS KUALITAS SISTEM INFORMASI MANAJEMEN …

100

yang konsisten, dan pada akhirnya dapat meningkatkan pendapatan rumah sakit.

Penerapan suatu Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIMRS) merupakan

solusi penerapan teknologi Informasi bidang kesehatan, yang mampu

mengelolaan data dan menyajian informasi degan baik untuk mendukung kegiatan

rumah sakit. Sistem ini dapat mengintegrasikan seluruh alur proses bisnis layanan

kesehatan rumah sakit itu dalam suatu jaringan koordinasi sejak pelaporan dan

proses administrasi dan penyediaan informasi secara cepat, tepat dan akurat.

Tentu sistem ini harus berbasis komputer merupakan sarana pendukung utama

sistem. Banyak rumah sakit yang menggunakan administrasi konvensional

merasa kehilangan peluang memperoleh keuntungan-keuntungan akibat

lemahnya atau lambatnya koordinasi antar departemen maupun kurangnya

dukungan informasi yang cepat, tepat, akurat, dan terintegrasi.

Perbedaan SIMRS dengan HMIS sangat terlihat jelas pada proses dan

aplikasinya. Aplikasi HMIS membutuhkan update data setiap 4 bulan sekali,

jumlah rekapan data terbatas , data yang belum terintegrasi atau masih tersebar,

pencatatan data masih dilakukan secara bertahap sehingga banyak terdapat

kesalahan dan informasi terlambat disebarkan.

Berdasarkan telaah dokumen, observasi, wawancara mendalam di

dapatkan kurangnya infrastruktur yang memadai perlu penyesuaian prosesor

komputer dari Dual Core ke Core I-V hal ini yang menyebabkan banyaknya

anggaran yang dibutuhkan oleh rumah sakit, belum lagi ada beberapa komputer

yang harus diperbaiki dan perlunya penambahan programmer supaya proses

pemograman dapat berlangsung lebih cepat dan bisa diaplikasikan di seluruh

bagian rumah sakit sehingga dapat meningkatkan kualitas pelayanan rumah sakit.

Page 116: ANALISIS KUALITAS SISTEM INFORMASI MANAJEMEN …

101

mmmmmKekurangan infrastruktur tersebut juga diketahui oleh direktur

berdasarkan laporan dari bawahannya, sehingga direktur menyatakan bahwa

proses perencanaan dalam memaksimalkan SIMRS di rumah sakit dengan

menambah alokasi dana untuk pengadaan perangkat dan kapasitas lainnya yang

selama ini menjadi kendala besar, dengan hal ini SIMRS dapat berjalan dengan

maksimal. Anggaran disesuaikan dengan incomenya juga, jika incomenya besar,

tentu alokasi dana dalam sesuatu kegiatan juga besar, hanya saja untuk sekarang

rumah sakit sedang dalam defisit anggaran, sehingga banyak hal yang terkendala.

Direktur mewacanakan anggaran untuk SIMRS pada tahun 2020 sebesar Rp

100.000.000, pada tahun 2019 jumlah anggaran yang disediakan hanya Rp

40.000.000, dan masih banyak kekurangan pengadaan infrastruktur. Oleh karena

itu, tahun depan anggaran di tambah Rp 60.000.000. Untuk proses penambahan

anggran tersebut akan di bahas dalam forum rapat manajemen rumah sakit pada

bulan Oktober 2019 sekalian dengan pembentukan RBA untuk tahun 2020.

Sedangkan untuk standar kebutuhan tenaga yang pada SIMRS sesuaikan

dengan jumlah permintaan tenaga pada bagian masing-masing. Kebijakan dalam

memaksimalkan kinerja SIMRS yaitu dengan mengeluarkan regulasi-regulasi

sesuai dengan kaidahnya, dan menerapkan kebijakan tersebut sesuai dengan

penyelenggaraan rumah sakit dalam bentuk Sistem Informasi Manajemen Rumah

terkait pelaksanaan SIMRS dapat sesuai kebutuhan dan standar pendidikan.

Selain itu, hasil penelitian ini menggambarkan mayoritas informan

mengetahui tentang tidak tersedianya kelengkapan perangkat komputer di setiap

ruangan, tidak tersedianya kelengkapan sarana prasarana lainya di setiap ruangan,

adanya masalah pada server, tidak tersedianya kabel-kabel konektor antar

Page 117: ANALISIS KUALITAS SISTEM INFORMASI MANAJEMEN …

102

ruangan, tidak ada kesesuaian aplikasi yang tersedia, adanya permasalahan dan

kendala dalam penerapan SIMRS dan adanya kerja sama rumah sakit dengan

pihak lain tetapi hanya dengan PT.Telkom saja.

Infrastruktur merupakan kebutuhan dasar fisik pengorganisasian sistem

struktur. Istilah ini umumnya merujuk kepada hal infrastruktur teknis atau fisik

yang mendukung jaringan struktur seperti fasilitas perlengkapan komputer, kabel

konektor, server dan sarana prasarana lainnya. SIMRS saat ini merupakan sumber

daya utama, yang mempunyai nilai strategis dan mempunyai peranan yang sangat

penting sebagai daya saing serta kompetensi utama sebuah organisasi dalam

menyongsong era Informasi ini, di bidang kesehatan terutama rumah sakit sangat

membutuhan Sistem Informasi Manajemen untuk meningkatkan kualitas

pelayanan (37).

Penelitian ini sejalan dengan temuan Suyanto dkk (2017), yang

menyatakan bahwa hampir semua aspek SIMRS terkendala jika infrastruktur tidak

terpenuhi dengan baik, karena infrastruktur merupakan kebutuhan yang paling

utama seperti perangkat komputer, kabel konektor, jaringan WIFI dan

kelengkapan sarana dan prasarana lainnya (55).

Dewi Satria Larinse (2015) menemukan hal yang sama bahwa kesuksesan

penerapan SIMRS dipengaruhi oleh faktor system quality dan system use. system

quality yang diterapkan di RSUD-Talaud memiliki hubungan yang searah (positif)

terhadap system use. Hal ini berarti system quality memberi pengaruh terhadap

system use untuk menggunakan sistem SIMRS yang telah diterapkan di RSUD-

Talaud. Yang termasuk System Quality yaitu adanya perangkat infrastruktur yang

memadai (56).

Page 118: ANALISIS KUALITAS SISTEM INFORMASI MANAJEMEN …

103

Menurut asumsi peneliti, puncak pemasalahan dari insfrastruktur di RSUD

dr.Fauziah Bireuen adalah kurangnya anggaran sehingga pengadaan infrastruktur

tidak sesuai dengan standarisasi. Jika dikait dengan Peraturan Menteri Kesehatan

Republik Indonesia nomor 24 Tahun 2016 tentang Persyaratan Teknis Bangunan

dan Prasarana Rumah Sakit menjelaskan bahwa pengadaan perangkat komputer

disesuaikan dengan jumlah kebutuhan rumah sakit. Oleh karena itu, jika rumah

sakit terkendala dalam menjalankan operasional maka pihak manajemen rumah

sakit dapat melakukan pengadaan sesuai dengan kebutuhan dengan biayanya

dibebankan pada RBA (Rencana Bisnis dan Anggaran). Begitu pula kebutuhan

ruangan disesuaikan dengan jenis dan kebutuhan pelayanan serta ketersediaan

SDM di Rumah Sakit.

Oleh karena itu, jika anggaran RSUD dr.Fauziah Bireuen menjadi kendala

atau desifit, maka pihak manajemen harus lebih kritis dalam menginspirasikan

kepada pejabat daerah tentang pentingnya SIMRS terhadap pelayanan rumah

sakit, dengan tujuan mereka memberi bantuan berupa alokasi dana APBD untuk

melengkapi segala kebutuhan infrastruktur SIMRS pada rumah sakit. Jika anggara

terpenuhi maka pihak manajemen khususnya kasubbag perencanaan dan

pengembangan perlunya mengalokasi dana khusus untuk menyediakan segala

kekurangan infrastruktur seperti, penyedia komputer dengan basis prosesot core I-

V, kerjasama dengan rekanan supaya mempercepat perbaikan komputer,

penyediaan kabel konektor dan sarana prasarana lainya, penambahan kapasitas

wifi supaya akses aplikasi lancar dan menge-lock password wifi agar tidak

sembarangan digunakan, karena pada kenyataan kapasitas wifi banyak sekali

digunakan oleh staf yang ada di rumah sakit, sebenarnya ini adalah pemborosan

Page 119: ANALISIS KUALITAS SISTEM INFORMASI MANAJEMEN …

104

karena mereka tidak menggunakan wifi untuk kepentingan kerja, akan tetapi

untuk kepentingan pribadi misalnya menggunakan sosmed untuk nonton youtube,

game online dan sebagainya.

Untuk menganalis perencanaan pengadaan infrastruktur maka perlunya

analisis komprehensif terhadap semua aspek RSUD yang berkaitan dengan

rencana, perancangan dan pengembangan perangkat lunak SIMRS yang sesuai

dengan kebutuhan RSUD serta implementasi SIMRS, termasuk anggaran (budget)

belanja untuk keseluruhan pengadaan barang, SIMRS, dan pekerjaan pemasangan

networking. Di antaranya seperti data struktur organisasi, modul, denah bangunan

rumah sakit, jenis/kebutuhan perangkat keras/lunak, dan infrastruktur teknologi

informasi. Berdasarkan data/dokumen/informasi yang sudah dikumpulkan, lalu

membuat rencana dan pemetaan jenis/jumlah perangkat keras/lunak, peripheral,

kabel data/network, dan rencana lokasi/posisi antena/alat komunikasi dan rencana

pengadaan semua sarana yang diperlukan serta rencana/jadwal kerja pada tahap

awal ini merupakan prasyarat untuk implementasi SIMRS.

Analisis terhadap proses implementasi aplikasi SIMRS menunjukan

bahwa kesuksesan implemenasi SIMRS ini tidak terlepas dari adanya infrastruktur

yang baik dan perangkat lunak ini sangat fleksibel, dimana fitur, modul dan sub

modulnya dapat disesuaikan dengan kebutuhan RSUD setempat. Aplikasi SIMRS

yang fleksibel dan cocok ini membuat petrugas di lapangan menjadi sangat lancar.

Implementasi aplikasi SIMRS ini menyebabkan perubahan manajemen dan

struktur organisasi yang lebih sesuai dengan sistem Modul SIMRS. Struktur

organisasi RSUD ini terdiri dari dua fungsi utama, yakni fungsi bisnis dan fungsi

klinis

Page 120: ANALISIS KUALITAS SISTEM INFORMASI MANAJEMEN …

105

Pemanfaatan teknologi informasi sangat penting bagi institusi penyedia

layanan kesehatan seperti rumah sakit (RS). Ada beberapa manfaat SIMRS bagi

rumah sakit : pertama, pengelolaan sistem manajemen di RS yang terpadu dan

terkontrol, kedua, sebagai jawaban terhadap semakin tingginya tuntutan

masyarakat akan peningkatan kualitas layanan publik semakin meluas di berbagai

sektor termasuk di institusi penyedia layanan kesehatan seperti RS. Teknologi

informasi diharapkan bisa memberikan solusi-solusi terhadap masalah kerumitan

birokrasi dan transparansi serta meningkatkan produktivitas dan kualitas layanan

dalam hal efektivitas, efisiensi, fleksibilitas dan kecepatan. Guna mengatasi

hambatan–hambatan dalam pelayanan kesehatan di Rumah Sakit, keberadaan

“Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit” sangat dibutuhkan, sebagai salah

satu strategik manajemen dalam meningkatkan mutu pelayanan dan

memenangkan persaingan bisnis.

4.3.2. SDM

Dari hasil wawancara yang dilakukan dengan informan kunci dan

triagulasi menunjukkan bahwa tenaga SDM di rumah sakit sudah memadai, hanya

saja rumah sakit kekurangan tenaga programmer dan sampai saat ini rumah sakit

masih membutuhkan 1 orang lagi tersebut, supaya program SIMRS dapat

terselsaikan dengan segera dan secara umum kurangnya kedisiplinan serta tidak

adanya reward ataupun punishment.

Berdasarkan telaah dokumen, observasi, wawancara mendalam di

dapatkan bahwa adanya ketidakdisplinan SDM . Hal ini dibuktikan dengan

adanya penyampaian informasi dari informan kunci (kepala instalasi SIMRS, staf

SIMRS, dan operator SIMRS) bahwa adanya petugas yang melalaikan

Page 121: ANALISIS KUALITAS SISTEM INFORMASI MANAJEMEN …

106

tanggungjawabnya, hal ini yang menyebabkan menumpuknya kerjaan di akhir

bulan, sehingga mereka tidak dapat menyelesaikan kerjaan tepat waktu, hal ini

sering terjadi pada operator rawat inap. Perlunya ketegasan dari pihak atasan

ataupun manajemen untuk memberikan punishment, sehingga petugas lebih

disiplin dan memberikan reward kepada petugas yang mampu menjalankan

tanggungjawabnya dengan maksimal. Pada informan triagulasi (penerima

pekayanan kesehatan) menyatakan kurangnya kedisplinan SDM karena kurangnya

pelayanan dari SDM karena tidak melayani tepat waktu, khususnya pada siang

hari. Oleh karena itu, untuk memaksimalkan kinerja tersebut, direktur melakukan

penrekrutan tenaga programmer untuk memaksimalkan SIMRS pada rumah sakit

sedangkan untuk tingkat kedisiplinan SDM, direktur akan mencanangkan

kebijakan agar kedisiplinan dapat dipertegaskan, dengan punishment jika SDM

tidak

Sumber daya manusia (SDM) merupakan salah satu faktor yang sangat

penting dalam suatu perusahaan ataupun instansi pemerintahan. Oleh karena itu,

SDM harus dikelola dengan baik untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi

kinerja. Oleh karena itu, di rumah sakit memerlukan SDM pelayanan informasi

dari pengumpulan dan pengolahan data. Rekam medis merupakan bagian penting

dari sistem pengelolaan rumah sakit dengan kinerjanya dilakukan khusus oleh staf

SIMRS.

Penelitian ini sejalan dengan temuan Suyanto dkk (2017), yang

menyatakan bahwa SDM sebagai pengguna SIMRS merupakan faktor utama

dalam penerimaan sebuah teknologi baru. Proses adopsi dalam penerapan SIMRS

merupakan bagian perilaku manusia dan menentukan kelancaran penerapan

Page 122: ANALISIS KUALITAS SISTEM INFORMASI MANAJEMEN …

107

SIMRS. Oleh karena itu perlunya kedisiplinan dan kompetensi SDM yang sesuai

(55).

Astianurdin (2017) menemukan hal yang sama bahwa kualitas sistem

informasi manajemen dapat ditingkatkan dengan efektifitas kerja petugas dan

operator SIMRS. Jika sistem informasi manajemen baik maka akan meningkatkan

efektifitas kerja pegawai. Hal ini menunjukkan bahwa, jika infrastruktur memadai

dan mudah diakses maka meningkatkan kualitas kinerja petugas, seperti tidak

macetnya server sehingga petugas bisa menyelesaikan tugas dengan tepat waktu.

Menurut asumsi peneliti, kurangnya SDM pada rumah sakit dapat di rekrut

sesuai dengan kebutuhan, hal ini berkaitan dengan Peraturan Menteri Kesehatan

Republik Indonesia nomor 56 tahun 2014 tentang klasifikasi dan perizinan rumah

sakit, pada pasal 23 disebutkan bahwa jumlah dan kualifikasi tenaga kesehatan

lain dan tenaga nonkesehatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21 huruf d dan

huruf e disesuaikan dengan kebutuhan pelayanan Rumah Sakit (56).

. Oleh karena itu, jumlah kebutuhan tenaga dan kualifikasi pendidikan

pada SIMRS bisa disesuaikan dengan kebutuhan rumah sakit.

Selain itu, ketidakdisiplinan petugas bukan hanya penyebab dari individu,

melainkan dari infrastruktur rumah sakit, seperti yang telah dijelaskan pada

penelitian sebelumnya, jika infrastrukturnya tidak baik (khususnya server) maka

mengakibatnya lamanya operator mengentri data sehingga operator jenuh dan

tidak menyelesaikan tugasnya dengan baik. Oleh karena itu, perlu peningkatan

kualitas server.

Terkait ketidakhadiran petugas tanpa pemberitahuan kepada atasan dan

kurang kedisipilinan jam kerja, maka perlunya penegakan kedisiplinan yang ketat

Page 123: ANALISIS KUALITAS SISTEM INFORMASI MANAJEMEN …

108

terhadap petugas / operator SIMRS agar dapat bekerja dengan maksimal. Untuk

mendukung hal ini, perlu pemberian reward bagi yang mampu meningkatkan

kualitas kerja dan tanggungjawab, begitu pula sebaliknya, perlu adanya

punishment bagi yang tidak disiplin/ melalaikan tugasnya. Dengan adanya reward

dan punismenr maka petugas akan lebih maksimal dalam menjalankan

tanggungjawabnya. Selain itu, untuk menunjang kualitas/kompetensi petugas,

pihak rumah sakit juga perlu melakukan pelatihan rutin atau mengwajibkan bagi

yang mengikuti pelatiha di luar rumah sakit, maka dia berhak melakukan

sosialisasi kepada SDM lain.

4.3.3. Prosedur

Dari hasil wawancara yang dilakukan dengan informan kunci dan

triagulasi menunjukkan bahwa adanya SPO yang digunakan sebagai pedoman

kerja dan tupoksi pekerjaan yang sesuai dengan uraian tugas. Dalam menjalankan

tugas SIMRS terdapat beberapa bagian, seperti staf instalasi SIMRS yang

bertugas memantau kinerja operator dan evaluasi setiap kerjaan operator ruangan,

programmer SIMRS yang membuat program dan menanggapi kendala pada

jaringan SIMRS, operator SIMRS. Berdasarkan telaah dokumen, observasi,

wawancara mendalam mendapatkan informasi yang sama, bahwa informan kunci

dan informan triagulasi mengetahui adanya SPO sebagai pedoman kerja dan

topuksi pekerjaan sesuai dengan uraian tugas.

Hasil penelitian ini menggambarkan mayoritas informan mengetahui

tentang adanya SPO dalam menjalankan SIMRS yang berguna sebagai suatu

pedoman atau acuan untuk melaksanakan tugas atau pekerjaan berdasarkan

indikator-indikator teknis, administratif dan prosedural serta dokumen tersebut

Page 124: ANALISIS KUALITAS SISTEM INFORMASI MANAJEMEN …

109

berkaitan dengan prosedur dilakukan secara kronologis untuk menyelesaikan

suatu pekerjaan yang bertujuan untuk memperoleh hasil kerja yang paling efektif.

informan mengetahui tentang adanya tupoksi kerja petugas yang merupakan

sasaran utama atau pekerjaan yang dibebankan kepada setiap staf untuk mencapai

hasil kerja yang maksimal.

Berdasarkan telaah dokumen, observasi, wawancara mendalam di

dapatkan bahwa adanya SPO dan tupoksi pekerjan . Hal ini dibuktikan dengan

adanya penyampaian informasi dari informan kunci (kepala instalasi SIMRS, staf

SIMRS dan operator SIMRS) bahwa SPO yang digunakan sebagai pedoman kerja

dan tupoksi pekerjaan yang sesuai dengan uraian tugas. Dalam menjalankan tugas

SIMRS terdapat beberapa bagian, seperti staf instalasi SIMRS yang bertugas

memantau kinerja operator dan evaluasi setiap kerjaan operator ruangan,

programmer SIMRS yang membuat program  dan menanggapi kendala pada

jaringan SIMRS, operator SIMRS yang terdiri dari loket pendaftaran, penunjang

medis dan rawat inap, akan tetapi ada beberapa ruang pula yang tidak ada

operatornya, karena penyediaan komputernya belum merata seperti fisiotrapi dan

poli.

Sistem informasi manajemen merupakan prosedur pemprosesan data

berdasarkan teknologi informasi yang di intergrasikan dengan prosedur manual

dan prosedur yang lain untuk menghasilkan informasi yang tepat waktu dan

efektif untuk mendukung proses pengambilan keputusan manajemen, sehingga

dalam tahapannya akan membuat beberapa SOP baru guna menunjang kelancaran

penerapan sistem yang tertata dengan rapi dan baik.

Page 125: ANALISIS KUALITAS SISTEM INFORMASI MANAJEMEN …

110

Penelitian ini sejalan dengan temuan Tri Muryanti (2018), yang

menunjukkan bahwa adanya SPO untuk kegiatan rutin SIMRS seperti

pengendalian, pengawasan SIMRS sehingga pemeliharaan asset rumah sakit serta

kebutuhan sumber daya yang menjalankan sistem harus selalu di pantau dan

selalu ada perawatan berskala demi menjaga keakuratan sistem tersebut (58).

Selain itu, penelitian ini sejalan juga dengan temuan Suyanto (2017) yang

menyatakan bahwa dalam menjalankan SIMRS perlunya SPO, supaya setiap

kinerja dapat terkendali dengan baik, sebagai acuan dalam pelaksanaan kegiatan

tertentu bagi sesama pekerja, dan supervisor, untuk menghindari kegagalan atau

kesalahan (dengan demikian menghindari dan mengurangi konflik), keraguan,

duplikasi serta pemborosan dalam proses pelaksanaan kegiatan, parameter untuk

menilai mutu pelayanan, dmenjamin penggunaan tenaga dan sumber daya secara

efisien dan efektif, menjelaskan alur tugas, wewenang dan tanggung jawab dari

petugas yang terkait dan sebagai dokumen yang akan menjelaskan dan menilai

pelaksanaan proses kerja bila terjadi suatu kesalahan atau dugaan mal praktek dan

kesalahan administratif lainnya, sehingga sifatnya melindungi rumah sakit dan

petugas.

Menurut asumsi peneliti, dengan adanya SOP ini terdapat kegiatan proses

pengolahan SIMRS sesuai dengan target kinerja performa dan pembuatan SOP

mampu melengkapi dan mengembangkan SIMRS sesuai tujuan sehingga SIMRS

dapat digunakan sepenuhnya. Untuk dapat mempercepat pelayanan dapat

terkoneksi maka dibutuhkan kebutuhan teknologi yang lengkap seperti wifi dan

jaringan. Untuk kinerja dapat diharapkan dilakukannya pembagian tanggung

jawab khusus untuk pengolahan SIMRS yang sesuai dengan kemampuan dalam

Page 126: ANALISIS KUALITAS SISTEM INFORMASI MANAJEMEN …

111

mengelolah komputerisasi dan diharapkan terdapat SPO yang menyatakan bahwa

kinerja harus memperhatikan kondisi SIMRS sehingga dalam kegiatan proses

tersebut berjalan dengan baik dan sesuai rencana. Sehingga dapat mengetahui

sejauh mana proses yang telah diimplementasikan menggunakan proses yang

telah ditetapkan dan mampu mencapai hasil yang diinginkan dari proses tersebut.

SPO SIMRS memuat peraturan yang telah ditetapkan dari pemerintah

sehingga pihak rumah sakit dapat menjalankan standar yang telah ditetapkan dari

pemerintah dan memberikan wewenang bagi yang bertugas untuk bertanggung

jawab dalam SIMRS dan memenuhi sumber informasi dalam pemenuhan

peraturan eksternal dengan cara peduli dan selalu melakukan komunikasi kepada

pihak yang menyangkut tentang peraturan eksternal sehingga RSUD dr.Fauziah

Bireuen dapat memahami, melaksanakan dan memenuhi peraturan yang dibuat

oleh pemerintah dengan baik. Untuk dapat menjalankan proses sesuai persyaratan

eksternal sehingga dapat naik kelevel berikutnya dengan dapat mengetahui sejauh

mana proses yang telah diimplementasikan menggunakan proses yang telah

ditetapkan sehingga mampu mencapai hasil yang diinginkan dari proses itu.

4.3.4. Implikasi Penelitian

Implikasi dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Implikasi terhadap direktur

Hasil penelitian ini berimplikasi untuk memberi informasi kepada

direktur untuk lebih mengoptimalkan alokasi anggaran pada RBA untuk

pengadaan infrastruktur dan mengeluarkan suatu kebijakan agar petugas dalam

pelaksanaan SIMRS sebagaiman standar rumah sakit hendaknya diteruskan dan

dievaluasi untuk diperbaiki sehingga terdapat pengendalian kualitas pelayanan

Page 127: ANALISIS KUALITAS SISTEM INFORMASI MANAJEMEN …

112

2. Implikasi terhadap kepala instalasi SIMRS

Hasil penelitian ini berimplikasi untuk memberi informasi kepada kepala

instalasi SIMRS untuk lebih memberikan masukan dan saran terhadap

berjalannya aplikasi SIMRS yang baru.

3. Implikasi terhadap Staf SIMRS

Hasil penelitian ini berimplikasi untuk memberi informasi kepada staf

SIMRS agar SIMRS yang sedang dibuat sebagaimana standar ketentuan rumah

sakit tipe B sehingga pengendalian kualitas pelayanan. Rumah Sakit perlu

memberikan informasi yang seluas-luasnya sehingga koordinasi penanganan

pasien berjalan dengan lancar.

4. Implikasi terhadap operator SIMRS

Hasil penelitian ini berimplikasi untuk memberi informasi kepada

operator SIMRS agar mereka lebih disiplin dalam melaksanakan tugas sesuai

dengan ketentuan yang berlaku.

5. Implikasi terhadap penerima pelayanan kesehatan

Hasil penelitian ini berimplikasi untuk memberi informasi kepada

penerima pelayanan kesehatan bahwa SIMRS terus meningkatkan kualitas

untuk mendapatkan hasil pelayanan yang maksimal

4.3.4. Keterbatasan Penelitian

1. Sulitnya peneliti berkomunikasi dengan informan, karena padatnya waktu

jam dinas sehingga peneliti harus membuat janji dengan informan.

2. Kepadatan waktu informan menyebabkan informan terburu-terburu dalam

memberikan informasi

Page 128: ANALISIS KUALITAS SISTEM INFORMASI MANAJEMEN …

113

3. Sulitnya peneliti berkomunikasi dengan informan, karena banyaknya petugas

kesehatan ataupun petugas kesehatan lainnya sehingga suasana menjadi tidak

kondusif.

4. Kurangnya partispasi informan, sehingga peneliti harus lebih melakukan

pendekatan untuk dapat menggali jawaban yang diharapkan.

\

Page 129: ANALISIS KUALITAS SISTEM INFORMASI MANAJEMEN …

114

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian tentang Analisis Kualitas Sistem Informasi

Manajemen Rumah Sakit di RSUD dr. Fauziah Bireuen, maka dapat diperoleh

beberapa kesimpulan sebagai berikut:

1. Kualitas SIMRS ditinjau dari infrastruktur didapatkan bahwa informan

mengatakan bahwa tidak merata persediaan komputer, kabel konektor, sarana

dan prasarana lainnya disetiap ruangan, adanya permasalahan pada server,

kurangnya anggaran, ketidaksesuaian aplikasi, akan tetapi ada kerjasama

rumah sakit dengan PT.Telkom dalam pengadaan wifi. Hal ini dikarenakan

kurangnya kepedulian dari pihak manajemen. Seharusnya pihak terkait lebih

meningkatkan kepedulian terhadap SIMRS, jika anggaran RSUD dr.Fauziah

Bireuen menjadi kendala atau desifit, maka pihak manajemen harus lebih

kritis dalam menginspirasikan kepada pejabat daerah tentang pentingnya

SIMRS terhadap pelayanan rumah sakit, dengan tujuan mereka memberi

bantuan berupa alokasi dana APBD untuk melengkapi segala kebutuhan

infrastruktur SIMRS pada rumah sakit.

2. Kualitas SIMRS ditinjau dari SDM didapatkan bahwa informan mengatakan

bahwa  jumlah SDM memadai kecuali programmer, tidak ada pengadaan

pelatihan rutin untuk meningkatkan kompetensi SDM, ketidakdisiplinan

petugas , tidak adanya reward dan punisment. Seharusnya pihak terkait lebih

meningkatkan kepedulian terhadap SDM SIMRS. Jika SDM SIMRS

Page 130: ANALISIS KUALITAS SISTEM INFORMASI MANAJEMEN …

115

khususnya programmer kurang, maka rumah sakit bisa melakukan

pengrekrutan sesuai dengan kebutuhan dan kualifikasi pendidikan.

3. Kualitas SIMRS ditinjau dari prosedur didapatkan bahwa informan

mengatakan adanya SOP dalam menjalankan tugas dan adanya tupoksi pekerjaan

sesuai dengan uraian tugas masing-masing SDM

5.2. Saran

1. Direktur

Perlu muafakat direktur dan manajemen lainnya untuk mengalokasikan dana

khusus pada RBA untuk menyediakan segala kekurangan infrastruktur seperti

komputer, kabel konektor, saran dan prasarana lainya. Meningkat kerjasama

rumah sakit, tidak hanya dengan PT.Telkom, tapi dengan perusahaan lainnya

dalam bidang aplikasi dan programmer sehingga ada kolaborasi sistem

ataupun pengetahuan sehingga rumah sakit dengan menyeluruh bisa

menerapkan SIMRS tanpa menggunakan HIMS.

2. Kepala instalasi SIMRS

Perlu ketegasan kepada stafnya agar senantiasa menerapkan kedisiplinan dan

selalu berkomunikasi dengan manajemen agar SIMRS tidak terkendala dan

terkoordinasi dengan baik

3. Operator dan staf SIMRS

Diharapkan kepada Operator dan staf SIMRS agar terus menggunakan SPO

sebagai dokumen yang berkaitan dengan prosedur yang dilakukan secara

kronologis untuk menyelesaikan suatu pekerjaan yang bertujuan untuk

memperoleh hasil kerja yang paling efektif.

Page 131: ANALISIS KUALITAS SISTEM INFORMASI MANAJEMEN …

116

DAFTAR PUSTAKA 1. Simrs S, Diy DI, Farmako J, Utara S, Fax T. Penggunaan Sistem Informasi

Manajemen Rumah. 2013;2–4. 2. Informasi S, Informasi DANK. No Title. :11–21. 3. Hakam F, Nugroho E, Meliala A. ISSNPrint : 2085-1588 ISSNOnline : 2355-

4614 4. No Title. 2009;1–228. 5. Pascasarjana F, Pasundan U, Suherti H, Dewi R. Analisis pengaruh sistem

informasi manajemen terhadap efektivitas kerja pegawai pada bidang sumber daya kesehatan dinas kesehatan provinsi jawa barat. 2013;

6. Wicaksono HN, Utami S, Witcahyo E. Analisis Kesuksesan Sistem Informasi Manajemen Menggunakan Pendekatan Updated D & M Is Success Model Di Rumah Sakit Umum Kaliwates Jember ( The Successed Analysis of Management Information System by Updated D & M IS Success Model Approached at The Kaliwates Jember Hospital ).

7. Kisdianata W, Pribadi F. Evaluasi Kinerja Sistem Informasi Manajemen Dalam Mendukung Proses Manajemen di Rumah Sakit Gigi dan Mulut UMY. 2016;2(2).

8. Setyawan D. Analisis Implementasi Pemanfaatan Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (Simrs) Pada RSUD Kardinah Tegal. IJCIT (Indonesian J Comput Inf Technol. 2016;1(2).

9. Gunawan I. Evaluasi Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit ( SIMRS ) RSUD Brebes Dalam Kesiapan Penerapan Sistem Informasi Rumah Sakit ( Sirs ) Online Kemenkes Ri Tahun 2013. 2013;

10. Sari CK. Surya Medika Analisis Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit Di Rumah Sakit Amal Sehat Wonogiri 2012. 2013;9(2).

11. Akbar MK. Sistem Informasi Manajemen Pada Rumah Sakit Khusus Paru-Paru Palembang. :1–8.

12. Wahyuni V, Maita I. Evaluasi Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIMRS) Menggunakan Metode Unified Theory Of Acceptance And Use Of Technology (UTAUT). J Ilm Rekayasa dan Manaj Sist Inf. 2015;1(1):55–61.

13. Indonesia MK. Evaluasi Kinerja Sistem Informasi Manajemen Farmasi Di Rs Roemani Muhammadiyah Dengan Metode Hot Fit Model Evaluation of the Performance of Pharmacy Management Information System. 2016;4(1).

14. Yulianti E, Sudana AAKO, Mandenni NMIM. Perancangan Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit Modul Farmasi. Lontar Komput J Ilm Teknol Inf. :96–107.

15. Harsono A. Sakit Umum Daerah ( SIM-RSUD ) Terintegrasi Di Provinsi. :11–22.

16. Haryati T, Sugiarsi S, Suswardany DL, Gordon B. Sakit terhadap kinerja manajerial di rumah sakit ortopedi prof . Dr . R . Soeharso surakarta effect of characteristics information managemen hospitals on perfomance managerial in ortopedic hospital prof . DR . R . management information system , and Pendahuluan. 2010;97–113.

17. Sakit R, Pertumbuhan K. Pengembangan Model Sistem Informasi Penilaian

Page 132: ANALISIS KUALITAS SISTEM INFORMASI MANAJEMEN …

117

Kinerja. 2002; 18. Rahayu FS. Analisa Implementasi Sistem Informasi dan Perencanaan

Strategis E-Business di RS. X. 19. Tangerang DI, Susano A. Pengembangan Sistem Informasi Rekam Medis

Dengan Menggunakan Pendekatan Fast ( Framework For The Application Of System Techniques ) Untuk Mendukung Evaluasi Pelayanan Rumah Sakit Umum. 2013;6(4):320–32.

20. Wijaya SS, Lawunugraha LS, Iswanto IA. Pada Klinik Skala Kecil ( Studi Kasus : Klinik Dr . Jonni ). :1059–72.

21. Rustamaji HC, Yulianti F. Sistem Informasi Rumah Sakit Berbasis Web. 2010;6(2):11–20.

22. Topan M, Wowor HF, Najoan XBN, Studi P, Informatika T, Teknik F, et al. Perancangan Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit Berbasis Web Studi Kasus : Rumah Sakit TNI AU Lanud Sam Ratulangi. 2015;6(1):1–6.

23. Prasarana SDAN, Gambar D. Rumah Sakit Kelas C. 2007; 24. Ii BAB, Umum T, Sakit R. promotif , preventif , kuratif ,. 2009;(44). 25. Bab I, II BAB, III BAB, IV BAB, Bab V, VI BAB. Pedoman teknis bangunan

rumah sakit kelas b. 2012; 26. Rahman W, Alfaizi F. Mengenal Berbagai Macam Software. Surya Univ

Tangerang. 2014; 27. Meirianti W, Palu B, Urip J, Km S, Ii K. Kualitas Informasi pada Sistem

Informasi Manajemen dalam Pelayanan Jaminan Kesehatan Public Health Faculty Universitas Muslim Indonesia Address : Email : Phone : Article history : Received 31 May 2018 Accepted 24 July 2018

28. Potters G, Pasternak TP, Guisez Y, Palme KJ, Jansen MAK. Stress-induced morphogenic responses: growing out of trouble? Trends Plant Sci. 2007;12(3):98–105.

29. Khafidhoh MS, Setyo N, Hikmah F. Penilaian Teknologi pada Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit Rawat Inap dengan Metode Teknometrik dan Smart di Rumah Sakit Paru Jember. J Manaj Inf Kesehat Indones. 2014;2(1).

30. Hariana E, Sanjaya GY, Rahmanti AR, Murtiningsih B, Nugroho E. Penggunaan sistem Informasi manajemen rumah sakit (SIMRS) di DIY. SESINDO 2013. 2013;2013.

31. Mukhtar M. Penggunaan Aktual Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIMRS) Di RSUD Dr. Adnaan WD Payakumbuh. Universitas Gadjah Mada; 2007.

32. Hennings A, Semouchkina E, Semouchkin G, Lanagan M. Novel compact band-pass filters with horse-shoe microstrip resonators. In: 34th European Microwave Conference, 2004. IEEE; 2004. p. 637–40.

33. Sudaryanto S, Budiman F. Model Driven Architecture (MDA) Untuk Customization dan Integrasi Layanan Fungsionalitas SIMRS. Semantik. 2013;3(1).

34. Putra rhb. Kajian kelengkapan da ta external causes pada simrs gawat darurat pasien kasus kecelakaan lalu lintas untuk pembuatan laporan rl 4b (penyebab cedera) di rsup dr. Sardjito yogyakarta. Universitas Gadjah Mada; 2014.

35. Palupi R. Hubungan Persepsi Manfaat, Persepsi Kemudahan Pengggunaan dan

Page 133: ANALISIS KUALITAS SISTEM INFORMASI MANAJEMEN …

118

Sikap Pengguna dengan Penggunaan Aktual Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIMRS). UNS (Sebelas Maret University); 2015.

36. Suci RY. Hubungan Human, Organization Dan Technology Dengan User Satisfaction Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit Islam Siti Rahmah Padang Tahun 2015. Universitas Andalas; 2015.

37. Ambawani S. Grammatical Errors On Indonesian–English Translation By Google Translate. In Yogyakarta: Seminar Nasional Aplikasi Sains dan Teknologi; 2014.

38. Budi Permana, S.Kom. Perangkat Keras Komputer. Komunitas eLearning IlmuKomputer.Com Copyright © 2017 IlmuKomputer.Com

39. Yang QX, Yuan SS, Zhao L, Chun L, Peng S. Faster algorithm of string comparison. Pattern Anal Appl. 2003;6(2):122–33.

40. Wijaya A. Faktor Penghambat Penerapan SIMRS Di Rumah Sakit. Median blogspot com(9 April 2015). 2010;

41. GUNAWAN I. Evaluasi Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIMRS) RSUD Brebes Dalam Kesiapan Penerapan Sistem Informasi Rumah Sakit (SIRS) Online Kemenkes RI Tahun 2013. J Rekam Medis. 2013;83(6).

42. Priyono. 2010. Manajemen sumber daya manusia. Jakarta: zifatama Publisher 43. H EFIKAL DS. Peran SIMRS Dalam Peningkatan Pelayanan Di RS 44. Wahyuni V, Maita I. Evaluasi Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit

(SIMRS) Menggunakan Metode Unified Theory Of Acceptance And Use Of Technology (UTAUT). J Ilm Rekayasa dan Manaj Sist Inf. 2015;1(1):55–61.

45. Afra IL. Evaluasi penerapan sistem komputerisasi registrasi dan rawat jalan di RSU Mayjen HA Thalib Kabupaten Kerinci. Universitas Gadjah Mada; 2008.

46. Kristianto E, Susanto A. Evaluasi Penerapan Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta Dengan Menggunakan HOT-Fit. Universitas Gadjah Mada; 2007.

47. Abda’u PD, Winarno WW, Henderi H. Evaluasi Penerapan SIMRS Menggunakan Metode HOT-Fit di RSUD dr. Soedirman Kebumen. INTENSIF J Ilm Penelit dan Penerapan Teknol Sist Inf. 2018;2(1):46–56.

48. Zhao L, Yuan SS, Yang QX, Peng S. Dynamic similarity for fields with null values. In: International Conference on Data Warehousing and Knowledge Discovery. Springer; 2002. p. 161–9.

49. SPO. SIMRS (Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit) 50. Rahman. Mengenal Berbagai Macam Software. Serpong: Surya University.

2014. 51. Notoatmodjo, S. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Renika

Cipta 52. Lexy J. Moeleong, Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : Remaja Rosdakarya. 2010 53. Sugiono, Metode penelitian pendekatan kuantitatif, kualitatif, dan RND.

Bandung : Alfa Beta. 2017 54. Sugiono, Memahami Penelitian Kualitatif . Bandung : Alfa Beta, 2010 55. Suyanto. Faktor Penghambat Implementasi Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit di RSUD Blambangan Banyuwangi

Page 134: ANALISIS KUALITAS SISTEM INFORMASI MANAJEMEN …

119

56. Dewi Satria Larinse. Evaluasi Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIMRS) Menggunakan Metode HOT-Fit Pada Pengguna Akhir SIMRS di RSUD-Talaud. tahun 2015;

57. Astianurdin. Pengaruh Sistem Informasi Manajemen Terhadap Efektifitas Kerja Pegawai Rekam Medik. Kajian Pada Rumah Sakit Umum Daerah Lasinrang Kabupaten Pinrang Tahun 2017

58. Tri muryanti. Evaluasi Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIMRS) Pada RSIA Bunda Arif Purwokerto Menggunakan Framework Cobit 5. Jurnal Pro Bisnis Vol. 11 No. 2 Februari 2018; 59. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor 24 Tahun 2016 60. Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor 56 tahun 2014

Page 135: ANALISIS KUALITAS SISTEM INFORMASI MANAJEMEN …

120

PEDOMAN WAWANCARA

ANALISIS KUALITAS SISTEM INFORMASI MANAJEMEN RUMAH SAKIT DI RSUD dr. FAUZIAH BIREUEN

TAHUN 2018

Draf wawancara informan

Nama :

Umur :

Jabatan : Kepala instalasi SIMRS

I. Infrastruktur

1. Bagaimana kelengkapan perangkat komputer di setiap ruangan?

2. Bagaimana kelengkapan sarana prasarana lainya di setiap ruangan ?

3. Apa saja masalah pada server ?

4. Bagaimana ketersedian kabel-kabel konektor antar ruangan?

5. Apakah ada kesesuaian aplikasi yang tersedia ? jika tidak, kenapa ?

6. Menurut anda, apakah SIMRS di RSUD dr.Fauziah Bireuen sudah berfungsi

maksimal ? jika belum, berikan saran anda!

7. Menurut anda, apa yang menjadi permasalahan / kendala dalam menjalankan

sehingga SIMRS di RSUD dr.Fauziah Bireuen belum berjalan maksimal ?

8. Apakah RSUD dr.Fauziah Bireuen mempunyai kerja sama dengan pihak lain

dalam menjalankan SIMRSnya ?

9. Bagaimana standarisasi rumah sakit yang baik dalam menjalankan SIMRS ?

berikan contohnya

Page 136: ANALISIS KUALITAS SISTEM INFORMASI MANAJEMEN …

121

II. SDM

1. Apakah jumlah staf pada SIMRS telah mencukupi ? jika tidak, apa

alasannya?

2. Pelatihan apa saja yang dilakukan untuk meningkatkan kompetensi SDM ?

3. Bagaimana kepedulian SDM terhadap tanggungjawabnya ?

4. Bagaimana kedisiplinan SDM dalam menjalankan tanggungjawabnya?

5. Apa saja reward dan punishment SDM dalam menjalankan SIMRS ?

III. Prosedur

1. Bagaimana SPO dalam menjalankan SIMRS ?

2. Bagaimana tupoksi petugas SIMRS dalam menjalankan tugas?

Page 137: ANALISIS KUALITAS SISTEM INFORMASI MANAJEMEN …

122

PEDOMAN WAWANCARA

ANALISIS KUALITAS SISTEM INFORMASI MANAJEMEN RUMAH SAKIT DI RSUD dr. FAUZIAH BIREUEN

TAHUN 2018

Draf wawancara informan

Nama :

Umur :

Jabatan : Direktur

I. Infrastruktur

1. Bagaimana proses perencanaan bapak kedepan dalam memaksimalkan

SIMRS di rumah sakit ini ?

2. Bagaimana dengan anggaran yang dibutuhkan dalam memaksimalkan SIMRS

di rumah sakit ini?

3. Bagaimana kebijakan bapak dalam memaksimalkan kinerja SIMRS?

4. Bagaimana kesepakatan kerja sama SIMRS dengan pihak lain?

5. Bagaimana standar kebutuhan tenaga yang pada SIMRS pada rumah sakit

ini?

II. SDM

1. Apakah jumlah staf pada SIMRS telah mencukupi ? jika tidak, apa

alasannya?

2. Bagaimana tindakan direktur terhadap kurangnya tenaga programmer ?

3. Bagaimana cara pihak manajemen Rumah sakit melakukan rekrutmet

terhadap tenaga programer ?

Page 138: ANALISIS KUALITAS SISTEM INFORMASI MANAJEMEN …

123

4. Apakah pada anggaran RBA di bebankan untuk membayar honorarium

tenaga khusus ?

5. Bagaimana kualifikasi pendidikan yang dibutuhkan pada SIMRS

6. Bagaimana kebijakan bapak supaya meningkatkan kedisiplinan petugas

III. Prosedur

1. Selain dari SOP yang sudah dijalankan oleh pihak rumah sakit, apakah ada

kebijakan lain dari bapak untuk meningkatkan kinerja staf dalam

memaksimalkan SIMRS

Page 139: ANALISIS KUALITAS SISTEM INFORMASI MANAJEMEN …

124

PEDOMAN WAWANCARA

ANALISIS KUALITAS SISTEM INFORMASI MANAJEMEN RUMAH SAKIT DI RSUD dr. FAUZIAH BIREUEN

TAHUN 2018

Draf wawancara informan

Nama :

Umur :

Jabatan :Staf SIMRS

I. Infrastruktur

1. Apakah persediaan komputer lengkap di setiap ruangan?

2. Apakah persediaan kelengkapan sarana prasarana lainya lengkap di setiap

ruangan ?

3. Menurt anda, apa yang menjadi masalah pada server ?

4. Bagaimana ketersedian kabel-kabel konektor pada antar ruangan?

5. Apakah aplikasi yang tersedia sesuai dengan tuntutan SIMRS terbaru?

6. Menurut anda, apakah SIMRS di RSUD dr.Fauziah Bireuen sudah berfungsi

maksimal ? jika belum, berikan saran anda!

7. Menurut anda, apa yang menjadi permasalahan / kendala dalam menjalankan

sehingga SIMRS di RSUD dr.Fauziah Bireuen belum berjalan maksimal ?

8. Apakah RSUD dr.Fauziah Bireuen mempunyai kerja sama dengan pihak lain

dalam menjalankan SIMRSnya ?

9. Menurut anda, bagaimana standarisasi rumah sakit yang baik dalam

menjalankan SIMRS ? berikan contohnya

Page 140: ANALISIS KUALITAS SISTEM INFORMASI MANAJEMEN …

125

10. Menurut pendapat anda, bagaimana pihak manajemen menanggapi masalah

SIMRS pada rumah sakit ini ?

11. Adakah kebijakan dari manajemen untuk memperbaiki SIMRS ini ?

II. SDM

1. Apakah jumlah staf pada SIMRS telah mencukupi ? jika tidak, apa

alasannya?

2. Apakah RSUD dr.Fauziah Bireuen mengadakan pelatihan rutin untuk

meningkatkan kompetensi SDM ?

3. Apakah SDM mendapatkan reward ataupun punishment dalam menjalankan

SIMRS ?

III. Prosedur

1. Menurut pengamatan anda, apakah SIMRS berjalan sesuai dengan SPO?

Page 141: ANALISIS KUALITAS SISTEM INFORMASI MANAJEMEN …

126

PEDOMAN WAWANCARA

ANALISIS KUALITAS SISTEM INFORMASI MANAJEMEN RUMAH SAKIT DI RSUD dr. FAUZIAH BIREUEN

TAHUN 2018

Draf wawancara informan

Nama :

Umur :

Jabatan : Operator SIMRS

I. Infrastruktur

1. Apakah persediaan komputer lengkap di setiap ruangan?

2. Apakah persediaan kelengkapan sarana prasarana lainya lengkap di setiap

ruangan ?

3. Menurut anda, apa yang menjadi masalah pada server ?

4. Bagaimana ketersedian kabel-kabel konektor pada antar ruangan?

5. Apakah aplikasi yang tersedia sesuai dengan tuntutan SIMRS terbaru?

6. Menurut anda, apakah SIMRS di RSUD dr.Fauziah Bireuen sudah berfungsi

maksimal ? jika belum, berikan saran anda!

7. Menurut anda, apa yang menjadi permasalahan / kendala dalam menjalankan

sehingga SIMRS di RSUD dr.Fauziah Bireuen belum berjalan maksimal ?

8. Apakah RSUD dr.Fauziah Bireuen mempunyai kerja sama dengan pihak lain

dalam menjalankan SIMRSnya ?

9. Menurut anda, bagaimana standarisasi rumah sakit yang baik dalam

menjalankan SIMRS ? berikan contohnya

Page 142: ANALISIS KUALITAS SISTEM INFORMASI MANAJEMEN …

127

10. Menurut pendapat anda, bagaimana pihak manajemen menanggapi masalah

SIMRS pada rumah sakit ini ?

11. Adakah kebijakan dari manajemen untuk memperbaiki SIMRS ini ?

II. SDM

1. Apakah RSUD dr.Fauziah Bireuen mengadakan pelatihan rutin untuk

meningkatkan kompetensi SDM ?

2. Apakah SDM mendapatkan reward ataupun punishment dalam menjalankan

SIMRS ?

III. Prosedur

1. Menurut pengamatan anda, apakah SIMRS berjalan sesuai dengan SPO?

Page 143: ANALISIS KUALITAS SISTEM INFORMASI MANAJEMEN …

128

PEDOMAN WAWANCARA

ANALISIS KUALITAS SISTEM INFORMASI MANAJEMEN RUMAH SAKIT DI RSUD dr. FAUZIAH BIREUEN

TAHUN 2018

Draf wawancara informan

Nama :

Umur :

Jabatan : Penerima pelayanan kesehatan

I. Infrastruktur

1. Apakah anda merasa lama menunggu ketika data anda sedang di entri oleh

petugas ?

2. Pernahkah petugas menjelaskan ke pada anda bahwa ada kendala pada saat

pengentrian data ?

II. SDM

1. Apakah petugas melakukan pelayanan dengan baik ?

2. Apakah petugas melayani anda tepat pada jam kerja ?

Page 144: ANALISIS KUALITAS SISTEM INFORMASI MANAJEMEN …

129

HASIL WAWANCARA INFORMAN

ANALISIS KUALITAS SISTEM INFORMASI MANAJEMEN RUMAH SAKIT DI RSUD dr. FAUZIAH BIREUEN

TAHUN 2018

Nama : M U

Umur : 52 tahun

Jabatan : Direktur RSUD dr.Fauziah Bireuen

P Assalamu'alaikum Wr,Wb

I Walaikum salam Wr, Wb

P

Perkenalkan pak, saya Darmawanti, saya mahasiswa S2 yang sedang

melakukan penelitian di rumah sakti ini, judul penelitian saya analisis

kualitas sistem informasi manajemen rumah sakit di RSUD dr. Fauziah

Bireuen. Oleh karena itu, saya ingin menanyakan beberapa pertanyaan

tentang Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIMRS)

I Iya buk, silahkan..apa yang ingin ibu tanyakan.

Infrastruktur

P : Bagaimana proses perencanaan bapak kedepan dalam memaksimalkan

SIMRS di rumah sakit ini ?

I : Proses perencanaan saya kedepan dengan menambah alokasi dana untuk

pengadaan perangkat dan kapasitas lainnya serta menambah jumlah

tenaga kerja ataupun staf sesuai dengan angka kebutuhan kerja, intinya

itu, saya penuhi semua kekurangan yang selama ini menjadi kendala

besar, dengan hal ini saya yakin SIMRS dapat berjalan dengan

maksimal.

Page 145: ANALISIS KUALITAS SISTEM INFORMASI MANAJEMEN …

130

P Berapa jumlah anggaran yang akan bapak alokasikan untuk SIMRS

tersebut ?

I Saya targetkan sekitar Rp 100.000.000, karena alokasi dana pada tahun

ini hanya Rp 40.000.000 dan tidak cukup untuk menjalankan SIMRS,

masih banyak sekali yang harus ditambah untuk kelancaran tersebut,

seperti insfrastuktur dan honorarium tenaga programmer, maka oleh

karena itu, pada tahun 2020 nanti akan saya tambah Rp 60.000.000,-

lagi.

P Jadi, kapan kira-kira hal ini bapak wacanakan dalam forum rapat

manajemen ?

I Saya perkirakan rapat pada bulan oktober nanti, sekalian penyusunan

RBA untuk tahun 2020.

P : Bagaimana dengan anggaran yang dibutuhkan dalam memaksimalkan

SIMRS di rumah sakit ini?

I : Terkait masalah anggaran, walaupun adanya penambahan anggaran

untuk tahun depan, akan tetapi tetap kita sesuaikan dengan incomenya

juga, jika income nya besar, ya tentunya alokasi dana dalam sesuatu

kegiatan juga besar, hanyanya untuk sekarang rumah sakit sedang

dalam defisit anggaran, sehingga banyak hal yang terkendala, tetapi

saya masih berharap semoga anggaran untuk SIMRS ini tetap

terprioritaskan.

p Apa penyebab rumah sakit mengalami defisit anggaran pak ?

i Hal ini disebabkan karena adanya perubahan peraturan dari pemerintah

Page 146: ANALISIS KUALITAS SISTEM INFORMASI MANAJEMEN …

131

yang menyebabkan kurangnya kunjungan pasien pada rumah sakit,

dengan demikian dana BPJS berkurang sehingga berdampak pada

kurangnya income rumah sakit.

P : Bagaimana standar kebutuhan tenaga yang pada SIMRS di rumah sakit

ini?

I : Untuk standar tenaga, kita akan sesuaikan dengan jumlah permintaan

tenaga pada bagian masing-masing,

P : Bagaimana kebijakan bapak dalam memaksimalkan kinerja SIMRS?

I : Menerapkan regulasi ataupun SOP dan sesuai dengan penyelenggaraan

SIMRS dalam bentuk Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit.

SDM

P : Apakah jumlah staf pada SIMRS telah mencukupi ? jika tidak, apa

alasannya?

I : Jumlah SDMnya sudah mencukupi, hanya saja, programmernya yang

masih kurang, di rumah sakit ini hanya ada 1 orang, dan kami butuh 1

orang programer lagi supaya mempercepat penyelesaian SIMRS di

seluruh bagian rumah sakit ini

P : Bagaimana tindakan bapak terhadap kurangnya tenaga programmer ?

I : Melakukan rekrutmen ketenagaan dengan kualifikasi pendidikan yang di

butuhkan, jika calon yang di terima adalah non PNS, maka calon

tersebut akan di kontrak khusus dengan honorarium dibebankan pada

anggaran RBA dan jika calon adalah PNS, maka akan di berikan

tunjangan khusus, karena yang bisa menjadi programmer ini sangat

Page 147: ANALISIS KUALITAS SISTEM INFORMASI MANAJEMEN …

132

langka tenaganya buk.

P : Bagaimana cara bapak menyikapi tentang kurangnya tenaga programmer

pada SIMRS rumah sakit ini ?

I : Terkait hal tersebut pihak rumah sakit akan mengadakan rekrutmen

dengan criteria dan kualifikasi pendidikan yang sesuai serta mahir di

bidangnya.

P : Kapan kira-kira rekrutmen ini akan dilakukan ?

I : Rekrutmen akan dilakukan bulan depan, berbarengan dengan

rekrutemen tenaga laiun yang dibutukan

P : Berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk rekrutmen tersebut ?

I : Kami tidak memberikan batas waktu tertentu, hanya saja , jika adanya

pelamar, kami langsung proses

P : Bagaimana cara pihak manajemen Rumah sakit melakukan rekrutmet

terhadap tenaga programmer ?

I : Cara penrekrutannya yaitu Identifikasi Kebutuhan Akan Suatu Posisi,

merencanakan Perekrutan untuk Posisi yang Diinginkan,

mengpublikasikan Lowongan, meninjau lamaran yang masuk.,

wawancara Kandidat Berkualitas, memeriksa Referensi dan Latar

Belakang, pilih Orang yang Paling Berkualitas, membuat Penawaran

dan memberikan Informasi Kepada Kandidat yang Belum Berhasil.

P : Bagaimana kualifikasi pendidikan yang dibutuhkan pada SIMRS

I : Yang pastinya dia menguasai komputer, bisa menjalankan beberapa

aplikasi yang berkaiatan dengan SIMRS dan mengerti tentang

Page 148: ANALISIS KUALITAS SISTEM INFORMASI MANAJEMEN …

133

pemograman, standar pendidikan yang kami butuhkan D3 ataupun S1

komputer.

P : Apakah pada anggaran RBA dibebankan untuk membayar honorarium

tenaga khusus ?

I : Ya, tentu saja, seperti yang saya jelaskan tadi, anggarannya di bebankan

pada RBA dan kami kalkulasikan pembayaran honorarium selama

setahun, dengan honorarium yang kami bayarkan sesuai dengan UMR

P Maaf pak, Bisa bapak sebutkan berapa jumlah honorarium perbulan ?

I Ya,, honorariumnya Rp 1.500.000 perbulan dan belum jasa BPJSnya

P : Bagaimana kebijakan bapak supaya meningkatkan kedisiplinan petugas

Dengan membuat aturan sewajarnya, tegas namun tetap manusiawi.

Selama ini kita cenderung menilai bahwa kedisplinan dapat ditingkatkan

melalui pemberlakuan sejumlah aturan. Hal itu tidak salah. Peraturan

memang harus diciptakan, serta diberlakukan secara tegas dan

mengikat Namun, perlu digarisbawahi: tidak seharuyas memberlakukan

aturan secara ketat dan berlebihan hingga membuat staf merasa

terkekang, hanya saja, apabila di langgar maka adanya pemotong pada

jasa BPJS yang di terima. Hasil kedipsiplinan akan di evaluasi oleh

kepala unit.

P : Bagaimana bapak menyikapi terhadap staf yang melanggar kedisiplanan?

I Yang pertama dilakukan adalah terguran berupa surat panggilan, jika

yang bersangkutan masih melanggar, maka panggilan kedua pembinaan,

dan hal ini sering dilakukan pada sub bagian kepegawaian rumah sakit

Page 149: ANALISIS KUALITAS SISTEM INFORMASI MANAJEMEN …

134

untuk menertibkan kinerja para staf.

Prosedur

P : Selain dari SOP yang sudah dijalankan oleh pihak rumah sakit, apakah

ada kebijakan lain dari bapak untuk meningkatkan kinerja staf dalam

memaksimalkan SIMRS

I : Belum ada, sejauh ini masih menggunakan SPO karena merupakan

sistem yang disusun untuk memudahkan, merapihkan dan menertibkan

pekerjaan serta sudah sesuai dengan standar kinerja.

P : Per berapa bulan atau priode SPO itu di perbaharui ?

I : hal ini tidak dapat dipastikan perbulan atau gimana, karena untuk

pembaharuan pihak rumah sakit selalu mengikuti perkembangan

evidence base dan regulasi dari pemerintah juga.

P : Baiklah pak , terimakasi atas informasinya,

I : Iya buk, sama-sama

Page 150: ANALISIS KUALITAS SISTEM INFORMASI MANAJEMEN …

135

Nama : ZU

Umur : 42 tahun

Jabatan : Kepala Instalasi SIMRS

P : Assalamu'alaikum Wr,Wb

I : Walaikum salam Wr, Wb

P : Perkenalkan pak, saya Darmawanti, saya mahasiswa S2 yang sedang

melakukan penelitian di rumah sakti ini, judul penelitian saya analisis

kualitas sistem informasi manajemen rumah sakit di RSUD dr. Fauziah

Bireuen. Oleh karena itu, saya ingin menanyakan beberapa pertanyaan

tentang Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIMRS)

I : Iya buk, silahkan..apa yang ingin ibu tanyakan.

Infrastruktur

P : Bagaimana kelengkapan perangkat komputer di setiap ruangan?

I : Sejauh ini, belum ada kelengkapan perangkat komputer di setiap

ruangan, di tambah lagi ada beberapa komputer yang rusak, dan masih

dalam proses perbaikan. Untuk proses perbaikan kadang berlangsung

lama, tergantung pada tingkat kerusakan pada perangkat komputer

tersebut.

P Apa penyebab hal itu bisa terjadi ?

I Karena kurangnya anggaran rumah sakit, jadi untuk pengadaan

komputer sangatlah terbatas

P : Bagaimana kelengkapan sarana prasarana lainya di setiap ruangan ?

I : Itupun belum lengkap, hanya ruangan-ruangan yang sangat penting saja

Page 151: ANALISIS KUALITAS SISTEM INFORMASI MANAJEMEN …

136

yang dilengkapi, seperti koneksi wifi. Hal ini dilihat juga sesuai dengan

kebutuhan dari pemakaian.

P : Apa saja masalah pada server ?

I : Masalah server selalu ada, yang sering terjadi, ya jaringannya lelet

kalau aksesnya lagi memadat, kadang juga jaringan koneksi wifinya

tidak bagus.

P : Sekita jam berapa server SIMRS sering memadat ?

I : Seringnya sekitar jam 8 pagi sampai jam 11, karena banyak pasien rawat

jalan untuk dientri data sehingga server memadat dan menjadi lelet.

P : Bagaimana ketersedian kabel-kabel konektor antar ruangan?

I : Persediaan kabel-kabel konektor antar ruangan belum tersediaan

lengkap, karena disesuaikan dengan persediaan komputer, kadang ada

pula komputer ada, tapi tabel konektornya belum ada, jadi masi ada

ketidaksesuaian dalam hal itu.

P : Apakah ada kesesuaian aplikasi yang tersedia ? jika tidak, kenapa ?

I : Tidak ada kesesuaian, karena seluruh bagian rumah sakit ini belum

menggunakan SIMRS. SIMRS hanya aktif pada bagian loket pendaftaran

dan laboratorium, sedangkan pada rawat inap dan bagian penunjang

medis, farmasi dan manajemen lainnya belum memakai SIMRS, masih

menggunakan aplikasi yaitu HMIS (health manajemen information

system) yang sebenarnya aplikasi masih berbasis sistem lama, sehingga

perlu di update aplikasinya setiap 4 bulan sekali. Akan tetapi untuk

tuntutan sekarang, kita semua harus menggunakan yang aplikasi SIMRS

Page 152: ANALISIS KUALITAS SISTEM INFORMASI MANAJEMEN …

137

yang berbasis web dan database, yang merupakan sebuah sistem

informasi yang terintegrasi untuk menangani keseluruhan proses

manajemen Rumah Sakit, mulai dari pelayanan diagnosa dan tindakan

untuk pasien, medical record, apotek, gudang farmasi, penagihan, proses

akuntansi sampai dengan pengendalian oleh manajemen. Oleh karena

itu, rumah sakit kita ini sedang dalam pemograman agar SIMRS tidak

hanya berjalan pada 2 bagian rumah sakit saja, akan tetapi secara

merata rumah sakit bisa menggunakan aplikasi SIMRS ini.

P : Menurut anda, apakah SIMRS di RSUD dr.Fauziah Bireuen sudah

berfungsi maksimal ? jika belum, berikan saran anda!

I : Belum, ya seperti yang telah saya sampaikan tadi. Bagaimana bisa

maksimal jika berlaku disemua bagian rumah sakit. Saran saya agar

semua tingkatan manajemen (Operasional, teknisi dan Strategis)

berkomitmen untuk bersama-sama mewujudkan SIMRS yang ideal yakni

sistem yang dapat meningkatkan kinerja rumah sakit dan pelayanan yang

cepat dan nyaman bagi customer, dan sesuai dengan Permenkes RI no

1171/ Menkes/ Per/ VI/ 2011 bahwa setiap rumah sakit wajib

melaksanakan Sistem Informasi Rumah Sakit yang bertujuan untuk

merumuskan kebijakan di bidang perumahsakitan.

P : Menurut anda, apa yang menjadi permasalahan/kendala dalam

menjalankan sehingga SIMRS di RSUD dr.Fauziah Bireuen belum

berjalan maksimal ?

I : Kendalanya anggaran sehingga terbatasnya penyediaan komputer dan

Page 153: ANALISIS KUALITAS SISTEM INFORMASI MANAJEMEN …

138

lainnya dan proses pemograman aplikasi SIMRS yang membutuhkan

waktu yang lama

P : Apakah RSUD dr.Fauziah Bireuen mempunyai kerja sama dengan pihak

lain dalam menjalankan SIMRSnya ?

I : Ada, kerja rumah sakit kami dangan PT.Telkom dalam penyediaan WIFI

P : Bagaimana standarisasi rumah sakit yang baik dalam menjalankan

SIMRS ? berikan contohnya

I : Standarnya ya kelengkapan infrastrukturnya yang bagus, lengkap,

adanya tenaga yang kompeten dan jumlah SDM yang cukup.

SDM

P : Apakah jumlah staf pada SIMRS telah mencukupi ? jika tidak, apa

alasannya?

I : Tidak, Untuk jumlah SDMnya sudah memadai, karena selain dari tenaga

PNS, juga terdapat tenaga kontrak dan bakti. Hanya untuk programer

hanya 1 orang, kami masih membutuhkan 1 orang lagi. Supaya proses

pemograman SIMRS cepat selesai dan segara di aplikasikan

P : Pelatihan apa saja yang dilakukan untuk meningkatkan kompetensi SDM

?

I : Pelatihan ada, namun bukan pelatihan rutin dan itupun pihak lain yang

mengadakan dan kami hanya berpartispasi menjadi peserta pelatihan,

dan kami mengutuskan 1 atau 2 orang untuk mengikuti pelatihan

tersebut, yang nanti mereka mengajari rekan-rekan kerja yang lainnya.

P : Bagaimana kepedulian SDM terhadap tanggungjawabnya ?

Page 154: ANALISIS KUALITAS SISTEM INFORMASI MANAJEMEN …

139

I : Kalau kepedulian sekitar 85% lah, karena beberapa staf masih ada yang

kurang disiplin dan melalaikan tanggungjawab, akan tetapi saya selaku

pimpinan, langsung menyikapi hal tersebut, agar tidak menjadi budaya

kepada staf-staf yang lain.

P : Bagaimana kedisiplinan SDM dalam menjalankan tanggungjawabnya?

I : Masih ada yang kurang disiplin, contoh keterlambatan dalam mengentri

data, sehingga memberikan efek-efek yang tidak bagus, kadang ada

yang tidak masuk kerja, tetapi tidak ada pemberitahuan sebelumnya.

P Apa saja reward dan punishment SDM dalam menjalankan SIMRS ?

I Kalau reward dan punishment belum ada, palingan kalau ada yang tidak

menjalankan kewajibannya dengan baik, yang bersangkutan di tegur dan

di nasehati, apabila berulang kembali, maka kami mengembalikannya ke

bagian kepegawaian untuk di bina.

Prosedur

P : Bagaimana SPO dalam menjalankan SIMRS ?

I : SPO nya teratur, kami SPO tersebut sebagai panduan kinerja kami

P : Apakah dengan adanya SPO dapat mempersulit kenirja anda ?

I : Sama sekali tidak buk, karena SPO di buat sesuai dengan proses kerja

kita sehari-hari

P : Bagaimana tupoksi petugas SIMRS dalam menjalankan tugas?

I : Tupoksi kerja ada, kami membaginya berdasarkan uraian tugas yaitu

sebagai perencanaan dan strategi, jaringan dan infrastruktur,

operasional yang dibawahi oleh operator ruangan.

Page 155: ANALISIS KUALITAS SISTEM INFORMASI MANAJEMEN …

140

P : Baiklah pak, hanya itu saja yang saya tanyakan, terima kasih atas

informasinya

I : Iya buk, sama-sama buk

Page 156: ANALISIS KUALITAS SISTEM INFORMASI MANAJEMEN …

141

Nama : AG

Umur : 29 tahun

Jabatan : Staf SIMRS

P Assalamu'alaikum Wr,Wb

I Walaikum salam Wr, Wb

P

Perkenalkan buk, saya Darmawanti, saya mahasiswa S2 yang sedang

melakukan penelitian di rumah sakti ini, judul penelitian saya analisis

kualitas sistem informasi manajemen rumah sakit di RSUD dr. Fauziah

Bireuen. Oleh karena itu, saya ingin menanyakan beberapa pertanyaan

tentang Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIMRS)

I Iya buk, silahkan..apa yang ingin ibu tanyakan.

Infrastruktur

P : Apakah ada kelengkapan perangkat komputer di setiap ruangan?

I : Tidak ada, beberapa ruangan yang tidak mempunyai kelengkapan

perangkat komputer

P Apa penyebab hak itu bisa terjadi ?

I Karena kurangnya anggaran buk, kami sudahh melapor kepada atasan

akan tetapi tidak ada perubahan.

P : Apakah persediaan kelengkapan sarana prasarana lainya lengkap di setiap

ruangan ?

I : Tidak juga, karena tidak semua ruangan tersedia akses WIFI

P : Apakah ada masalah pada server ?

I : Ada, masalah pada server yang sering terjadi adalah kurangnya

Page 157: ANALISIS KUALITAS SISTEM INFORMASI MANAJEMEN …

142

kapasitas internet, sehingga kalau lagi banyak yang akses jaringannya

lelet

Menurut anda, apa solusi yang baik terhadap kasus ini ?

Solusinya menurut saya meningkatkan kapasitas internet,

P : Bagaimana ketersedian kabel-kabel konektor pada antar ruangan?

I : Ada, tapi disesuaikan dengan jumlah kelengkapan komputer pada

ruangan, jika ruangan gak ada komputer, maka tidak disediakakan kabel

konektornya.

P : Apakah aplikasi yang tersedia sesuai dengan tuntutan SIMRS terbaru?

I : Ada yang sesuai ada yang gak,, yang sesuai itu jika menggunakan

aplikasi SIMRS seperti pada ruang laboratorium dan loket pendaftaran,

sedangkan yang tidak sesuai itu yang masih menggunakan aplikasi lama

yaitu HMIS, aplikasi lama tersebut masih banyak kendalanya, karena

sebentar-bentar harus update ataupun maintenance.

p : Kenapa aplikasi SIMRS terbaru baru di programkan sekarang

I : Kurangnya anggaran, karena dalam menjalankan aplikasi SIMRS baru

perlu penyesuaian komputer, seperti pemakaian komputer menggunakan

prosesor Core I-V, di rumah sakit ini rata-rata komputer menggunakan

prosesor Dual Core, jadi komputer yang ada harus di gantikan dengan

prosesor yang baru, supaya aplikasi SIMRS mudah di jalankan, selain

itu, belum ada tenaga khusus yang mampu membuat program SIMRS ini.

P : Menurut anda, apakah SIMRS di RSUD dr.Fauziah Bireuen sudah

berfungsi maksimal ? jika belum, berikan saran anda!

Page 158: ANALISIS KUALITAS SISTEM INFORMASI MANAJEMEN …

143

I : Belum maksimal, karena tidak semua bagian rumah sakit menggunakan

aplikasi SIMRS yang baru seperti ruang rawat inap, poli, farmasi,

penunjang medis kecuali laboratorium dan manajemen.

P : Menurut anda, apa yang menjadi permasalahan/kendala dalam

menjalankan sehingga SIMRS di RSUD dr.Fauziah Bireuen belum

berjalan maksimal ?

I : Kendalanya karena programer SIMRS hanya 1 orang mengakibatkan

program SIMRS yang baru tidak kunjung selesai, terbatasnya kapasitas

WIFI jadi kalau lagi banyak yang akses jaringannya jadi lelet,

terbatasnya jumlah perlengkapan komputer, dan kurangnya sorotan

manajemen terhadap kelancaran SIMRS di rumah sakit ini.

P : Apakah RSUD dr.Fauziah Bireuen mempunyai kerja sama dengan pihak

lain dalam menjalankan SIMRSnya ?

I : Ada,, kerjasamanya dilakukan dengan PT.Telkom pada penyediaan

jaringan WIFI

p Menurut anda, apakah kerja sama kedua pihak ini sudah maksimal?

I Belum maksimal, karena kita lihat masih ada kendala ataupun hambatan

pada proses kinerja, seharusnya pihak rumah sakit mengajukan

penambahan kapasitas internet

P : Menurut anda, bagaimana standarisasi rumah sakit yang baik dalam

menjalankan SIMRS ? berikan contohnya

Page 159: ANALISIS KUALITAS SISTEM INFORMASI MANAJEMEN …

144

I : Jumlah infrastrukstur memadai, SDM yang kompeten dan adanya

pelatihan rutin serta ada tenaga-tenaga yang ahli pada bidang

programmer, ya contohnya, seperti pada rumah sakit di luar negeri, yang

dengan mudah dapat diakses dan kualitasnya sangat baik

p Menurut pendapat anda, bagaimana pihak manajemen menanggapi

masalah SIMRS pada rumah sakit ini ?

i Manajemen mengetahui tentang kendala, akan tetapi sejauh ini belum

ada penanganan apa-apa

p Adakah kebijakan dari manajemen untuk memperbaiki SIMRS ini ?

Ada, hal ini sering di bahas pada forum rapat, hanya saja belum

terjalankan, karena defistnya anggaran

SDM

P : Apakah di RSUD dr.Fauziah Bireuen mempunyai jumlah SDM yang

memadai dalam menjalankan SIMRS?

I : Untuk jumlah operator dan stafnya sudah memadai, hanya saja kurang

tenaga programmernya saja

P : Apa peran programmer terhadap SIMRS ?

I : Membuat program SIMRS, karena dulu kita masih menggunakan HMIS,

maka perluya perombakan sistem yang berupa aplikasi databes

P : Apakah RSUD dr.Fauziah Bireuen mengadakan pelatihan rutin untuk

meningkatkan kompetensi SDM ?

I : Pelatihan rutin tidak ada. Palingan pelatihan di luar, jika itu diadakan

ada beberapa diantar kami yang di utuskan mewakili rekan-rekan yang

Page 160: ANALISIS KUALITAS SISTEM INFORMASI MANAJEMEN …

145

lainya

P Apakah SDM mendapatkan reward ataupun punishment dalam

menjalankan SIMRS ?

I Kalau reward ataupun punishment tidak ada, palingan kalau ada yang

melanggar peraturan hanya di tegur saja, dan tidak ada sanksi yang

memberatkan.

Prosedur

P : Menurut pengamatan anda, apakah SIMRS berjalan sesuai dengan SPO?

I : Sesuai buk, staf selalu menggunakan SPO sebagai acuan kerja

P : Baiklah buk, hanya itu saja yang saya tanyakan, terima kasih atas

informasinya

I : Iya buk, sama-sama buk

Page 161: ANALISIS KUALITAS SISTEM INFORMASI MANAJEMEN …

146

Nama : ER

Umur : 32 tahun

Jabatan : Operator SIMRS

P : Assalamu'alaikum Wr,Wb

I : Walaikum salam Wr, Wb

P

:

Perkenalkan buk, saya Darmawanti, saya mahasiswa S2 yang sedang

melakukan penelitian di rumah sakti ini, judul penelitian saya analisis

kualitas sistem informasi manajemen rumah sakit di RSUD dr. Fauziah

Bireuen. Oleh karena itu, saya ingin menanyakan beberapa pertanyaan

tentang Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIMRS)

I Iya buk, silahkan..apa yang ingin ibu tanyakan.

Infrastruktur

P : Apakah ada kelengkapan perangkat komputer di setiap ruangan?

I : Ada beberapa ruangan yang tidak tersedia perangkat komputer dengan

lengkap, seperti ada komputer, tapi tidak ada printernya,

P : Apakah ada kelengkapan sarana prasarana lainnya di setiap ruangan ?

I : Tidak merata, karena mengikuti pengadaan komputernya,, kalau

komputernya lengkap, maka sarana dan prasarana juga tersediakan

P : Apakah ada masalah pada server ?

I : Masalah tentu ada , kadang koneksi wifinya lelet buk, jadinya sulit untuk

akses, leletnya pun karena lagi memadat servernya

P : Apakah ada ketersedian kabel-kabel konektor antar ruangan?

I : Ada, Cuma disesuaikan dengan persediaan jumlah computer pada

ruangan

Page 162: ANALISIS KUALITAS SISTEM INFORMASI MANAJEMEN …

147

P : Apakah ada kesesuaian aplikasi yang tersedia ?

I : Tidak sesuai, karena ada beberapa ruang masih menggunakan HMIS

yang merupakan aplikasi lama, sedangkan SIMRS sekarang baru

berjalan pada loket pendaftaran dan laboraturium, sedangkan pada

ruang rawat inap, poli, farmasi dan penunjang medis lainnya masih

menggunakan HMIS.

P : Menurut anda, apakah SIMRS di RSUD dr.Fauziah Bireuen sudah

berfungsi maksimal ? jika belum, berikan saran anda!

I : Belum maksimal, karena belum ada keseragaman dalam pemakaian

aplikasi SIMRS ini.

P : Menurut anda, apa yang menjadi permasalahan/kendala dalam

menjalankan sehingga SIMRS di RSUD dr.Fauziah Bireuen belum

berjalan maksimal ?

I : Kendalanya, anggaran, SDM yang kompeten tentang programer, dan

pembaharuan infrastruktur lainnya.

P : Apakah RSUD dr.Fauziah Bireuen mempunyai kerja sama dengan pihak

lain dalam menjalankan SIMRSnya ?

I : Ada, kerjasamanya dengan PT.Telkom dalam pengadaan jaringan WIFI

P : Menurut anda, bagaimana standarisasi rumah sakit yang baik dalam

menjalankan SIMRS ? berikan contohnya

I : Standarnya itu ya,,, semua infrastrukturnya lengkap, di perbaharui

sesuai dengan kebutuhan, anggarannya tercukupi, mudah di akses, tidak

ada kendala pada server. Variasi SIMRS dioptimalkan untuk fungsi

Page 163: ANALISIS KUALITAS SISTEM INFORMASI MANAJEMEN …

148

klinis dan mendukung pelayanan pasien secara komprehensif. Untuk

mencapai hal tersebut, perlunya dukungan SDM yang kompeten.

Contohnya seperti rumah sakit zainal Abidin banda Aceh.

P Menurut pendapat anda, bagaimana pihak manajemen menanggapi

masalah SIMRS pada rumah sakit ini

I Mereka mencoba memberikan solusi yang baik untuk bisa

memaksimalkan SIMRS pada rumah sakit.

P Adakah kebijakan dari manajemen untuk memperbaiki SIMRS ini ?

I Ada, hanya saja karena defisit anggaran maka semuanya tidak berjalan

dengan lancar.

SDM

P : Apakah RSUD dr.Fauziah Bireuen mengadakan pelatihan rutin untuk

meningkatkan kompetensi SDM ?

P Apakah SDM mendapatkan reward ataupun punishment dalam

menjalankan SIMRS ?

I Tidak ada, kalau SDMnya tidak disiplin palingan hanya di tegur saja

sama atasan.

Prosedur

P Menurut pengamatan anda, apakah SIMRS berjalan sesuai dengan SPO?

I Sesuai, karena SPO merupakan acuan kami berkerja.

P : Baiklah buk, hanya itu saja yang saya tanyakan, terima kasih atas

informasinya

I : Iya buk, sama-sama buk

Page 164: ANALISIS KUALITAS SISTEM INFORMASI MANAJEMEN …

149

Nama : WH

Umur : 30 tahun

Jabatan : Penerima pelayanan kesehatan

P : Assalamu'alaikum Wr,Wb

I : Walaikum salam Wr, Wb

P : Perkenalkan buk, saya Darmawanti, saya mahasiswa S2 yang sedang

melakukan penelitian di rumah sakti ini, judul penelitian saya analisis

kualitas sistem informasi manajemen rumah sakit di RSUD dr. Fauziah

Bireuen. Oleh karena itu, saya ingin menanyakan beberapa pertanyaan

tentang Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIMRS)

I Iya buk, silahkan..apa yang ingin ibu tanyakan.

Infrastruktur

P : Apakah anda merasa lama menunggu ketika data anda sedang di entri

oleh petugas ?

I : Kadang lama juga buk, saya sering berobat kemari, kadang saya untuk

mengantri pada loket pendaftaran sampai 30 menit, petugas bilang

adanya gangguan pada sistem.

P : Pernahkah petugas menjelaskan ke pada anda bahwa ada kendala pada

saat pengentrian data ?

I : Pernah, katanya gangguan pada sistem, dan hal itu sering terjadi ketika

jumlah kunjungan pasiennya ramai, jadi servernya lelet, itu yang sering

di sampaikan oleh petugas

SDM

Page 165: ANALISIS KUALITAS SISTEM INFORMASI MANAJEMEN …

150

P : Apakah petugas melakukan pelayanan dengan baik ?

I : Iya buk, saya rasa mereka mencoba melakukan yang terbaik, Cuma kalo

lagi lelet jaringan, keberatan juga saya, karena harus lama menunggu

P : Apakah petugas melayani anda tepat pada jam kerja ?

I : Kadang gak buk, apa lagi kalau siang, sudah jam 2, tetapi petugas blum

ada diruangan… mereka adanya sekitar jam 3 gitu

P : Baiklah buk, hanya itu yang ingin saya tanyakan, terimakasi

informasinya

I : Iya buk, sama-sama

Page 166: ANALISIS KUALITAS SISTEM INFORMASI MANAJEMEN …

151

Page 167: ANALISIS KUALITAS SISTEM INFORMASI MANAJEMEN …

152

Page 168: ANALISIS KUALITAS SISTEM INFORMASI MANAJEMEN …

153

Page 169: ANALISIS KUALITAS SISTEM INFORMASI MANAJEMEN …

154

Page 170: ANALISIS KUALITAS SISTEM INFORMASI MANAJEMEN …

155

Page 171: ANALISIS KUALITAS SISTEM INFORMASI MANAJEMEN …

156

Page 172: ANALISIS KUALITAS SISTEM INFORMASI MANAJEMEN …

157

Page 173: ANALISIS KUALITAS SISTEM INFORMASI MANAJEMEN …

158

Page 174: ANALISIS KUALITAS SISTEM INFORMASI MANAJEMEN …

159

Page 175: ANALISIS KUALITAS SISTEM INFORMASI MANAJEMEN …

160

Page 176: ANALISIS KUALITAS SISTEM INFORMASI MANAJEMEN …

161

Page 177: ANALISIS KUALITAS SISTEM INFORMASI MANAJEMEN …

162

Page 178: ANALISIS KUALITAS SISTEM INFORMASI MANAJEMEN …

163

DOKUMENTASI

Page 179: ANALISIS KUALITAS SISTEM INFORMASI MANAJEMEN …

164

Page 180: ANALISIS KUALITAS SISTEM INFORMASI MANAJEMEN …

165

Page 181: ANALISIS KUALITAS SISTEM INFORMASI MANAJEMEN …

166

Page 182: ANALISIS KUALITAS SISTEM INFORMASI MANAJEMEN …

167

Page 183: ANALISIS KUALITAS SISTEM INFORMASI MANAJEMEN …

168

Page 184: ANALISIS KUALITAS SISTEM INFORMASI MANAJEMEN …

169

Page 185: ANALISIS KUALITAS SISTEM INFORMASI MANAJEMEN …

170

Page 186: ANALISIS KUALITAS SISTEM INFORMASI MANAJEMEN …

171

Page 187: ANALISIS KUALITAS SISTEM INFORMASI MANAJEMEN …

172

Page 188: ANALISIS KUALITAS SISTEM INFORMASI MANAJEMEN …

173

Page 189: ANALISIS KUALITAS SISTEM INFORMASI MANAJEMEN …

174

Page 190: ANALISIS KUALITAS SISTEM INFORMASI MANAJEMEN …

175

Page 191: ANALISIS KUALITAS SISTEM INFORMASI MANAJEMEN …

176