analisis kualitas produk seal air duct dengan …

19
1 ANALISIS KUALITAS PRODUK SEAL AIR DUCT DENGAN MENGGUNAKAN METODE DMAIC (DEFINE, MEASURE, ANALYZE, IMPROVE, CONTROL) PADA PERUSAHAAN YANG MEMPRODUKSI KARET DI CIKARANG BEKASI INDONESIA Necolev Hidayat, ST, M,Eng Universitas Mitra Karya Email ABSTRAK Perusahaan pada Plant 3 merupakan perusahaan yang bergerak di bidang industri manufaktur, khususnya produksi seal karet seperti seal air duct. Selain tuntutan untuk menghasilkan produk sesuai schedule, perusahaan juga dituntut untuk menjaga kualitas produk dengan cara meminimalisir pembuatan produk reject. Dalam proses produksi masih terdapat reject cukup banyak yang dihasilkan, jenis reject yang dihasilkan cukup bervariasi. Selain tuntutan untuk menghasilkan produk sesuai schedule, perusahaan juga dituntut untuk menjaga kualitas produk dengan cara meminimalisir pembuatan produk reject. Reject produk merupakan salah satu item yang masuk dalam penilaian KPI (Key Performance Indicator) di setiap departemennya. Reject menjadi bagian yang harus di kendalikan oleh semua departemen, mulai dari departemen mixing sampai finishgood. Tujuan dari penelitian ini guna mencari tahu penyumbang reject terbesar pada proses extruder dan mengetahui penyebab terjadinya reject dengan menggunakan metode DMAIC (Define, Metode, Analyze, Improve, Control) pada six sigma. Hasil dari pengolahan data tersebut akan menghasilkan suatu usulan dan solusi perbaikan serta proses control agar hasil dari perbaikan bisa meningkatkan kualitas produk dan memberikan suatu keuntungan untuk perusahaan. Kata kunci: Kualitas, Produksi, Extruder, Reject,Six Sigma, DMAIC I.PENDAHULUAN Di era persaingan industri yang semakin kompetitif, dunia industri baik sektor manufaktur maupun jasa dituntut untuk mengembangkan mutu prosesnya. Setiap perusahaan saling berkompetisi untuk memenangkan persaingan pangsa pasar.

Upload: others

Post on 01-Oct-2021

7 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: ANALISIS KUALITAS PRODUK SEAL AIR DUCT DENGAN …

1

ANALISIS KUALITAS PRODUK SEAL AIR DUCT DENGAN

MENGGUNAKAN METODE DMAIC (DEFINE, MEASURE,

ANALYZE, IMPROVE, CONTROL)

PADA PERUSAHAAN YANG MEMPRODUKSI KARET DI

CIKARANG BEKASI INDONESIA

Necolev Hidayat, ST, M,Eng

Universitas Mitra Karya

Email

ABSTRAK

Perusahaan pada Plant 3 merupakan perusahaan yang bergerak di bidang industri

manufaktur, khususnya produksi seal karet seperti seal air duct. Selain tuntutan untuk

menghasilkan produk sesuai schedule, perusahaan juga dituntut untuk menjaga kualitas

produk dengan cara meminimalisir pembuatan produk reject. Dalam proses produksi

masih terdapat reject cukup banyak yang dihasilkan, jenis reject yang dihasilkan cukup

bervariasi. Selain tuntutan untuk menghasilkan produk sesuai schedule, perusahaan juga

dituntut untuk menjaga kualitas produk dengan cara meminimalisir pembuatan produk

reject. Reject produk merupakan salah satu item yang masuk dalam penilaian KPI (Key

Performance Indicator) di setiap departemennya. Reject menjadi bagian yang harus di

kendalikan oleh semua departemen, mulai dari departemen mixing sampai finishgood.

Tujuan dari penelitian ini guna mencari tahu penyumbang reject terbesar pada proses

extruder dan mengetahui penyebab terjadinya reject dengan menggunakan metode

DMAIC (Define, Metode, Analyze, Improve, Control) pada six sigma. Hasil dari

pengolahan data tersebut akan menghasilkan suatu usulan dan solusi perbaikan serta

proses control agar hasil dari perbaikan bisa meningkatkan kualitas produk dan

memberikan suatu keuntungan untuk perusahaan.

Kata kunci: Kualitas, Produksi, Extruder, Reject,Six Sigma, DMAIC

I.PENDAHULUAN

Di era persaingan industri yang semakin kompetitif, dunia industri baik sektor

manufaktur maupun jasa dituntut untuk mengembangkan mutu prosesnya. Setiap

perusahaan saling berkompetisi untuk memenangkan persaingan pangsa pasar.

Page 2: ANALISIS KUALITAS PRODUK SEAL AIR DUCT DENGAN …

2

Salah satu strategi yang dilakukan oleh perusahaan adalah meningkatkan mutu

proses produksi maupun mutu produk yang dihasilkan.

Karakteristik lingkungan dunia usaha saat ini ditandai oleh perkembangan

yang serba cepat di segala bidang. Persaingan bukan hanya mengenai seberapa

tinggi tingkat produktivitas perusahaan dan seberapa rendahnya tingkat harga

produk maupun jasa, namun lebih pada kualitas produk atau jasa tersebut,

kenyamanan, kemudahan, serta ketepatan dan kecepatan waktu dalam

pencapaiannya. Persaingan ekonomi dunia usaha tersebu t menjadi semakin ketat

sehingga menuntut kepiawaian manajemen dalam mengantisipasi setiap

perubahan yang terjadi dalam aktivitas ekonomi dunia.

Sementara itu, untuk menjaga konsistensi kualitas produk dan jasa yang

dihasilkan dan sesuai dengan tuntutan kebutuhan pasar, perlu dilakukan

pengendalian kualitas (quality control) atas aktivitas proses yang dijalani. Dari

pengendalian kualitas yang berdasarkan inspeksi dengan penerimaan produk yang

memenuhi syarat dan penolakan yang tidak memenuhi syarat sehingga banyak

bahan, tenaga, dan waktu yang terbuang, muncul pemikiran untuk menciptakan

Page 3: ANALISIS KUALITAS PRODUK SEAL AIR DUCT DENGAN …

3

sistem yang dapat mencegah imbulnya masalah mengenai kualitas agar kesalahan

yang pernah terjadi tidak terulang lagi. Istilah Kualitas memang tidak terlepas dari

manajemen kualitas yang mempelajari setiap area dari manajemen operasi dari

perencanaan lini produk dan fasilitas, sampai penjadwalan dan memonitor hasil.

Plant 3 perusahaan ini bergerak di bidang industri manufaktur, khususnya

produksis seal karet seperti seal air duct . Selain tuntutan untuk menghasilkan

produk sesuai schedule, perusahaan juga dituntut untuk menjaga kualitas produk

dengan cara meminimalisir pembuatan produk reject. Reject produk merupakan

salah satu item yang masuk dalam penilaian KPI (Key Performance Indicator) di

setiap departemennya. Reject menjadi bagian yang harus di kendalikan oleh

semua departemen, mulai dari departemen mixing sampai finishgood.

1. Department Mixing : Departemen yang bertugas mengolah

bahan utama karet dan beberapa bahan kimia menjadi kompound

yang nanti nya akan di supply ke bagian produksi material.

2. Departemen Material : Departemen yang membuat material seal

yang berupa karet kompond.

3. Departemen Laboratorium : Departemen yang mengecheck

karet kompon dengan cara mooney test.

4. Departemen Extruder : Departemen yang memasak seal

karet setengah jadi, proses ini dilakukan dalam waktu yang telah

ditentukan sesuai dengan spesifikasi dan schedule produksi.

5. Departemen Final Inspection : Departemen ini menerima barang

jadi dari proses sebelumnya dan memeriksa barang sampai benar-

benar baik kualitasnya, kemudian barang bisa dikirim ke gudang.

6. Departement Finish Good : Departemen ini bertugas

menyimpan barang hasil produksi dalam jumlah dan rentang waktu

tertentu yang kemudian didistribusikan ke lokasi yang dituju

berdasarkan permintaan.

Pada proses produksi extruder tidak jarang menghasilkan reject yang

mengakibatkan jumlah produk yang mengalami reject setiap bulannya bervariasi.

Page 4: ANALISIS KUALITAS PRODUK SEAL AIR DUCT DENGAN …

4

Dalam hal ini maka sangat lah dibutuhkan suatu metode, dimana metode untuk

menjaga kestabilan kualitas. Six Sigma merupakan suatu sistem yang

komprehensif dan fleksibel untuk mencapai, memberi dukungan dan

memaksimalkan proses usaha, yang berfokus pada pemahaman akan kebutuhan

pelanggan dengan menggunakan fakta, data, dan analisis statistik serta terus

menerus memperhatikan pengaturan, perbaikan dan mengkaji ulang proses usaha.

Diamana Implementasi Six Sigma berokus pada proses, baik itu pada proses

produksi atau jasa. Apabila tercapai, maka Six Sigma akan dapat memastikan

bahwa keseluruhan proses produksi berjalan pada efisiensi yang optimal. Untuk

itu Six sigma paling tepat didefinisikan sebagai metode peningkatan proses bisnis

yang bertujuan untuk menemukan dan mengurangi faktor-faktor penyebab

kecacatan dan kesalahan, mengurangi waktu siklus dan biaya operasi,

meningkatkan produktifitas, memenuhi kebutuhan pelanggan dengan lebih baik,

mencapai tingkat pendayagunaan asset yang lebih tinggi, serta mendapatkan imbal

hasil atas investasi yang lebih baik dari segi produksi maupun pelayanan. Metode

ini disusun berdasarkan sebuah metodologi penyelesaian yang sederhana DMAIC,

yang merupakan singkatan dari define (merumuskan), measure (mengukur),

analyze (menganalisa), improve (meningkatkan/memperbaiki), dan control

(mengendalikan) yang menggabungkan bermacam-macam perangkat statistik

serta pendekatan perbaikan proses lainnya.

Dari data yang ada maka penelitian ini akan dilakukan untuk

mengendalikan dan melakukan perbaikan kualitas dengan menggunakan DMAIC

(Define, Measure, Analyze, Improve, Control) pada six sigma.

Performansi (performance), keandalan (reliability), mudah dalam

penggunaan (easy of use), estetika (esthetic), dan sebagainya. Sedangkan definisi

strategic menyatakan bahwa kualitas adalah segala sesuatu yang mampu

memenuhi keinginan atau kebutuhan pelanggan (meeting the needs of customers).

Salah satu definisi kualitas yang sering digunakan yang mendefinisikan Quality is

conformance to requirement or specifications yang diartikan bahwa kualitas

adalah suatu kesesuaian untuk memenuhi persyaratan atau spesifikasi. Definisi

yang lebih umum dari kualitas adalah definisi yang dikemukakan yaitu Quality is

Page 5: ANALISIS KUALITAS PRODUK SEAL AIR DUCT DENGAN …

5

fitness for use dimana definisi ini menekankan pada poin penting yaitu pengendali

dibalik penentuan level kualitas yang harus dipenuhi oleh produk atau jasa yaitu

konsumen[4]. Akibatnya, apabila keinginan konsumen berubah maka kualitas yang

ditetapkan juga berubah. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat beberapa elemen

yang menentukan level dari kualitas produk atau jasa yang dinamakan

karakteristik kualitas.

Ada beberapa dimensi kualitas industri manufaktur dan jasa, Dimensi ini

digunakan untuk melihat dari sisi manakah kualitas itu dinilai. Tentu saja

perusahaan ada yang menggunakan salah satu dari sekian banyak dimensi kualitas

yang ada, namun ada kalanya yang membatasi hanya ada salah satu dimensi

Page 6: ANALISIS KUALITAS PRODUK SEAL AIR DUCT DENGAN …

6

tertentu. Yang dimaksud dimensi kualitas tersebut untuk industri manufaktur

meliputi :

a. Performance, yaitu kesesuaian produk dengan fungsi

utama produk sendiri atau karakteristik operasi dari suatu

produk.

b. Feature, yaitu ciri khas produk yang membedakan produk

dari produk lain yang merupakan karakteristik pelengkap

dan mampu menimbulkan kesan yang baik bagi

pelanggan.

c. Reliability, yaitu kepercayaan pelanggan terhadap produk

karena kehandalannya atau karena kemungkinan

kerusakan yang rendah.

d. Conformance, yaitu kesesuaian produk dengan syarat atau

ukuran tertentu atau sejauh mana karakteristik desain dan

operasi memenuhi standart yang telah ditetapkan.

e. Durability, yaitu tingkat ketahanan produk atau lama

umur produk.

f. Serviceability, yaitu kemudahan produk itu bila akan

diperbaiki atau kemudahan memperoleh komponen

produk tersebut.

g. Aesthetic, yaitu keindahan atau daya tarik produk tersebut.

Perception, yaitu fanatisme konsumen akan merk suatu produk

tertentu karena citra atau reputasi produk itu sendiri. Tiap produk mempunyai

sejumlah unsur yang bersama-sama menggambarkan kecocokan

penggunaannya. Parameter-parameter ini biasanya dinamakan cirri-ciri

kualitas. Ciri-ciri kualitas ada beberapa jenis :

a. Fisik, panjang, berat, kekentalan.

b. Indera, rasa, penampilan, dan warna.

c. Orientasi waktu, keandalan (dapat dipercaya), dapat

dipelihara, dan dapat dirawat.

Page 7: ANALISIS KUALITAS PRODUK SEAL AIR DUCT DENGAN …

7

Six Sigma adalah sebuah metoda pemecahan masalah yang terstruktur dan

sistematis menggunakan proses standard DMAIC (define, measure, analysis,

improve dan control) sebagai alur prosesnya. DMAIC merupakan proses untuk

peningkatan terus – menerus menuju target Six Sigma. DMAIC dilakukan secara

sistematik, berdasarkan ilmu pengetahuan dan fakta (systematic, scientic and fact

based). Proses closed-loop ini (DMAIC) menghilangkan langkahlangkah proses

yang tidak produktif, sering berfokus pada pengukuran-pengukuran baru dan

menerapkan teknologi untuk peningkatan kualiatas menuju target Six Sigma.

Six Sigma membantu untuk mengidentifikasi limbah tersembunyi dan

biaya, menghilangkan Cacat, meningkatkan margin keuntungan, kepuasan

pelanggan, kepuasan karyawan dan komitmen, dan memperluas bisnis . Metode

Six Sigma memiliki alat-alat yang bisa digunakan untuk mengidentifikasi masalah

dan menyelesaikannya. Alat yang digunakan seperti pareto diagram, fishbone

diagram dan alat hitung statistik yang lain. Metoda pengukuran kualitas yang

tradisional adalah berdasarkan nilai rata-rata dari proses atau produk dan

deviasinya dari nilai target. Tetapi aktualnya pelanggan tidaklah menilai kualitas

produk atau servis dari nilai rata-rata. Pelanggan tidaklah pernah merasakan nilai

rata-rata. Tapi juga berdasarkan variasi setiap transaksi dalam proses atau dalam

pemakaian produk. Pengurangan variasi adalah tujuan dari Six Sigma. Pehitungan

produk cacat dalam Six Sigma dihitung dalam DMPO (reject per million

opportunites). DMPO artinya banyaknya kemungkinan kesalahan dalam

sepersejuta kemungkinan. Sebelum dan sesudah perbaikan dibandingkan dengan

cara pengukuran ini. Menggunakan tabel, jumlah prosentase cacat tersebut bisa

ditentukan level sigmanya.

Ada enam aspek yang perlu diperhatikan dalam penerapan konsep Six

Sigma dibidang manufactur:

1. Identifikasi karakteristik produk yang akan memuaskan

pelanggan (sesuai kebutuhan dan ekspektasi pelanggan).

2. Mengklasifikasikan karakteristik kualitas yang akan dianggap

sebagai CTQ (Critical to Quality).

Page 8: ANALISIS KUALITAS PRODUK SEAL AIR DUCT DENGAN …

8

3. Menentukan apakah setiap CTQ itu dapat dikendalikan melalui

pengendalian material, mesin, proses-proses kerja, dan lain-lain.

4. Menentukan batas maksimum toleransi untuk setiap CTQ sesuai

yang dinginkan pelanggan (menentukan nilai Upper

Specification Limit dan Lower Specification Limit dari setiap

CTQ).

5. Menentukan maksimum variasi proses untuk setiap CTQ

(menentukan nilai maksimum standart deviasi untuk setiap

CTQ).

6. Mengubah desain produk dan atau proses sedemikian rupa agar

mampu mencapai nilai target Six Sigma yang berarti memiliki

indeks kemampuan proses, Cp minimum sama dengan dua (Cp

≥ 2) atau 3,4 DPMO.

Dari beberapa definisi yang telah disebutkan maka dapat diambil

kesimpulan bahwa Six sigma merupakan suatu sistem yang komprehensif dan

fleksibel untuk mencapai, mempertahankan, dan memaksimalkan sukses bisnis.

Six Sigma secara unik dikendalikan oleh pemahaman yang kuat terhadap

kebutuhan pelanggan, pemakaian yang disiplin terhadap fakta, data, dan analisis

statistik, dan perhatian yang cermat untuk mengelola, memperbaiki, dan

menanamkan kembali proses bisnis. Didefinisikan secara luas sebagai 3,4 DPMO.

Didalam penerapan Six Sigma ada 5 langkah yang disebut DMAIC

(Define, Measure, Analyze, Improve, Control . Berikut perincian dari tahapan

DMAIC :

Gambar Siklus DMAIC

Page 9: ANALISIS KUALITAS PRODUK SEAL AIR DUCT DENGAN …

9

Pada Gambar menjelaskan bahwa tahap-tahap dari proses DMAIC dapat

mulai dari tahap Define (Identifikasi masalah), tahap Measure (Pengukuran),

tahap Analyze (Penganalisaan), tahap improve (Peningkatan) dan yang terakhir

tahap Control (Pengendalian).

Define adalah penetapan sasaran dari aktivitas peningkatan kualitas Six Sigma.

Langkah ini untuk mendefinisikan rencana-rencana tindakan yang harus dilakukan

untuk melaksanakan peningkatan dari setiap tahap proses bisnis kunci.

Tujuan dari langkah define pada pendekatan DMAIC adalah untuk

mengidentifikasi tahap untuk menentukan pokok permasalahan, tujuan penelitian,

dan lingkup pada proses. Dalam tahapan ini memerlukan pendefinisian terhadap

beberapa hal yang terkait dengan: Satu, kriteria pemilihan proyek. Dua,

mendifinisikan peranperan orang yang terlibat dalam proyek Six Sigma. Terdapat

beberapa orang atau kelompok dengan peran genetic serta gelar yang dipakai

dalam proyek Six Sigma, Tiga, mendefinisikan proses kunci beserta pelanggan

dari proyek Six Sigma. Empat, setiap proyek Six Sigma yang telah ditentukan,

haruslah mendefinisikan proses kunci, proses beserta interaksinya, serta

pelanggan yang terlibat dalam setiap proses. Dalam pengukuran ini menggunakan

metode SIPOC (Suppliers, Inputs, Processes, Outputs, Customers].

a. SIPOC Diagram

Diagram SIPOC adalah peta yang digunakan untuk menentukan

batasan proyek dengan cara mengidentifikasi proses yang sedang

dipelajari, input dan output proses tersebut serta pemasok dan

pelanggannya.

Supplier :Orang atau kelompok orang yang memberikan informasi kunci,

material atau sumber daya lain kepada proses. Jika suatu

proses terdiri dari beberapa subproses sebelumnya dapat

dianggap sebagai pemasok internal.

Page 10: ANALISIS KUALITAS PRODUK SEAL AIR DUCT DENGAN …

10

Input : Segala sesuatu yang diberikan oleh pemasok (supplier) kepada

proses untuk menghasilkan output.

Process : Merupakan sekumpulan langkah yang mentransformasi dan

serta ideal menambah nilai kepada input (proses transformasi

nilai tambah kepada input). Suatu proses biasanya terdiri dari

beberapa subproses.

Output : Merupakan produk dari suatu proses, dalam industri

manufaktur, output dapat berupa barang setengah jadi

maupun barang jadi (final product). Termasuk didalam

output adalah informasi-informasi kunci dari proses.

Customer : Merupakan orang atau kelompok orang atau subproses yang

menerima output.

CTQ adalah atribut-atribut yang sangat penting untuk diperhatikan karena

berkaitan langsung dengan kebutuhan dan kepuasan pelanggan. CTQ

merupakan elemen dari suatu produk, proses, atau spesifikasi lain yang

berhubungan langsung kepada kepuasan pelanggan.

Dalam tahap ini diukur besaran penyimpangan yang mempengaruhi mutu

output (critical to quality/CTQ). Untuk mengetahui besarnya penyimpangan

yang terjadi harus dibandingkan dengan standar baku mutu perusahaan.

Dengan diketahuinya CTQ, kemudian bisa ditentukan berapa target yang

ingin dicapai dari proses atau produk yangv ingin diperbaiki. Baseline

kinerja dalam Six Sigma ditetapkan dengan menggunakan satuan

pengukuran DPMO (Reject per Million Opportunities) dan tingkat

kapabilitas Sigma (Sigma Level). Berikut penentuan nilai DPMO dan Sigma

Level[10]:

a. Menghitung Reject Per Opprotunities (DPO)

Page 11: ANALISIS KUALITAS PRODUK SEAL AIR DUCT DENGAN …

11

= ......................................................................

(2.1)

b. Menghitung DPMO

= 𝐷𝑃𝑂𝑥 1.000.000........................................................ (2.2)

c. Mengkonversi nilai DPMO ke nilai sigma berdasarkan table.

Tabel Level Sigma

Presentase yang

memenuhi spesifikasi DPMO

Level

Sigma Keterangan

31,0% 691462 1-sigma Sangat tidak kompetitif

69,29% 308538 2-sigma Rata-rata Industri

Indonesia 93,32% 66807 3-sigma

93,379% 6210 4-sigma Rata-rata Industri USA

99,977% 233 5-sigma

99,9997% 3,4 6-sigma Industri Kelas Dunia

Dalam proses analyze, adalah proses dimana dilakukan upaya-upaya

memahami alasan-alasan yang mengakibatkan masalah bisa terjadi (root

cause).Root cause ini berdasarkan hipotesa atau asumsi dugaan-dugaan

faktor-faktor penyebab terjadinya permasalahan. Faktor-faktor penyebab ini

kemudian diuji, dan ditentukan faktor-faktor penyebab yang paling

dominan. Karena dari sekian banyak faktor penyebab, pasti ada faktor yang

dominan sebagai sebab timbulnya suatu masalah. Tools Six Sigma yang

digunakan dalam tahap ini adalah:

Rating Severity dalam FMEA

Efek Ranking Kriteria

Berbahaya tanpa

ada peringatan 10

Dapat membahayakan operator (mesin atau

peralatan) tanpa adanya peringatan

Berbahaya dengan 9 Dapat membahayakan operator dengan peringatan

Page 12: ANALISIS KUALITAS PRODUK SEAL AIR DUCT DENGAN …

12

peringatan

Gangguan bersifat

mayor 8

Seluruh Komponen (100%) yang dihasilkan tidak

dapat digunakan (scrap)

Gangguan yang

signifikan 7

Seluruh Komponen (<100%) yang dihasilkan tidak

dapat digunakan (scrap)

Gangguan yang

bersifat sedang 6

Seluruh (100%) komponen yang dihasilkan perlu

dilakukan pengerjaan ulang secara off-line dan

diterima (rework)

Gangguan yang

bersifat sedang 5

Seluruh (<100%) komponen yang dihasilkan perlu

dilakukan pengerjaan ulang secara off-line dan

diterima (rework)

Gangguan yang

bersifat sedang

4

Seluruh (100%) komponen yang dihasilkan perlu

dilakukan pengerjaan ulang in-station sebelum

menuju proses selanjutnya

3

Seluruh (100%) komponen yang dihasilkan perlu

dilakukan pengerjaan ulang in-station sebelum

menuju proses selanjutnya

Gangguan bersifat

minor 2 Efek yang kecil pada proses, operasi atau operator

Tidak ada 1 Tanpa efek

II.METODE PENELITIAN

Berdasarkan sifatnya, maka penelitian ini digolongkan sebagai penelitian

deskriptif (descriptif research) yaitu penelitian yang melakukan pemecahan

terhadap suatu masalah yang ada sekarang secara sistematis dan factual

berdasarkan data yang ada. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juli sampai

dengan bulan Agustus 2019, pada perusahaan yang berlokasi di Jl. Raya Setu No.

02 Mekarwangi, Cikarang Barat, Bekasi (17530) Indonesia. Metode pengolahan

Page 13: ANALISIS KUALITAS PRODUK SEAL AIR DUCT DENGAN …

13

MATERIAL LABORATORIUM

EXTRUDER

FINAL

INSPECTION

MIXING

FINISH

GOOD

data yang digunakan pada penelitian ini yaitu dengan menganlisis data hasil defect

produk menggunakan metode DMAIC Six Sigma.

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. HASIL

Perusahaan ini berlokasi di Bekasi, Jawa Barat berkecimpung dalam bisnis

karet Indonesia sejak tahun 1994 dengan tujuan memasarkan karet kompon dan

berbagai jenis produk karet lainnya yang bermutu baik dan dapat dibentuk sesuai

permintaan.

Seiring dengan berkembangannya potensi karet, prosfek karet Indonesia

dan persaingan dengan berbagai macam produk karet, bahkan hampir semua jenis

karet kompon sudah dapat di produksi untuk kebutuhan industri karet pabrik karet

ataupun pengguna karet untuk lokal karet Indonesia ataupun kebutuhan karet di

luar Indonesia. Plant 3 memiliki beberapa departemen yang mendukung jalannya

proses produksi. Berikut ilustrasi flow proses produksi pembuatan seal air duct:

Tabel. Jumlah Reject Produk Seal Air duct periode Juli-Desember 2019

Page 14: ANALISIS KUALITAS PRODUK SEAL AIR DUCT DENGAN …

14

No Periode Hasil Produksi

(pcs)

Total Reject

(pcs)

Presentase

(%)

1 Juli 156000 503 0.32%

2 Agustus 109000 1320 1.21%

3 September 135000 1300 0.96%

4 Oktober 165000 1050 0.64%

5 November 105000 1425 1.36%

6 Desember 150000 1250 0.83%

Rata-rata 136000 1141 0.88%

Six sigma merupakan sebuah metodologi terstruktur untuk memperbaiki

proses yang difokuskan pada usaha mengurangi variasi proses (process

variances) sekaligus mengurangi reject produk dengan menggunakan statistik

problem solving tools secara intensif. Six Sigma terdiri dari tahapan yang disebut

DMAIC (define, measure, analyze, improve dan control).

Data Reject Seal Air Duct periode Juli-Desember 2019

No Jenis Reject Total Reject Presentase (%)

1 Diameter Under 2953 43%

2 Diameter Over 1480 22%

3 Pin Hole 1572 23%

4 Bubble 839 12%

Total 6844 100%

Dari tabel terlihat bahwa jenis reject terbanyak yaitu diameter under

sebesar 43 % dan jenis reject paling sedikit yaitu diamet bubble yaitu 12%. Dari

target yang ingin dicapai perusahaan, jumlah reject yan dihasilkan sudah

Page 15: ANALISIS KUALITAS PRODUK SEAL AIR DUCT DENGAN …

15

melebihi dari target yang ingin dicapai sehingga perlu dilakukan adanya

perbaikan dan pengendalian guna untuk mengurangi jumlah reject dan

menambah jumlah produk yang dihasilkan. Salah satu metode yang dapat

diterapkan untuk mengatasi permasalahan ini yaitu DMAIC (Define-Measure-

Analyze-Improve-Control).

Perhitungan Nilai Sigma

No. Periode

Hasil

Produksi

Total

reject CTQ DPO DPMO

Nilai

Sigma

(Pcs) (Pcs)

1 Juli 156000 503 1 0,003224 3.224 4,2

2 Agustus 109000 1320 1 0,012110 12.110 3,7

3 September 135000 1300 1 0,009629 9.629 3,9

Page 16: ANALISIS KUALITAS PRODUK SEAL AIR DUCT DENGAN …

16

4 Oktober 165000 1050 1 0,006363 6.363 4,0

5 November 105000 1425 1 0,013571 13.571 3,7

6 Desember 150000 1250 1 0,008333 8.333 3,9

Rata-rata 136000 1141 1 0,008871 8.870 3,9

B. PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan pada proses produksi seal air

duct di Plant 3, maka dapat diambil uraian sebagai berikut:

1. Berdasarkan pengumpulan data yang sudah dilakukan di lokasi penelitian

maka dapat diketahui terdapat 4 jenis reject yang terjadi pada proses

produksi seal air duct yaitu diameter under, diameter over, pin hole

(bolong), dan bubble (gelembung). Kemudian berdasarkan analisa

dengan diagram pareto diantara ke 4 jenis reject yang ada jenis reject

diameter under yang merupakan reject terbanyak dengan persentase

43%.

2. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dengan metode six sigma

DMAIC dapat menurunkan reject terhadap produk seal air duct dari

periode Juli-Desember 2019 dengan presentase rata-rata 0.88% menjadi

0,18% dalam presentase rata-rata di periode Februari-Juli 2020.

3. Faktor – faktor yang mempengaruhi kualitas seal air duct diantaranya

adalah faktor manusia yang meliputi kurangnya kontrol dari operator

dalam pembuatan produk, faktor mesin yaitu tidak normalnya dies mesin

dan cooling bath yang digunakan dalam membuat produk, faktor metode

yaitu setting temperatur yang terlalu rendah dan setting speed yang

Page 17: ANALISIS KUALITAS PRODUK SEAL AIR DUCT DENGAN …

17

terlalu cepat. faktor material yang kurang baik kualitasnya saat

digunakan, dimana faktor mesin merupakan faktor utama penyabab

kegagalan / reject berdasarkan pengukuran metode FMEA.

4. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan usulan rekomendasi

perbaikan untuk mengurangi reject pada proses extruder yaitu, membuat

standarisasi setting temperatur dan speed mesin, memberikan

pengawasan lebih terhadap kualitas produk.

IV.KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan pada proses produksi seal air

duct di Plant 3, maka dapat diambil kesimpulan adalah sebagai berikut:

1. Berdasarkan pengumpulan data yang sudah dilakukan di lokasi

penelitian maka diameter under yang merupakan reject terbanyak

dengan persentase 43%.

2. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan usulan rekomendasi

perbaikan untuk mengurangi reject pada proses extruder yaitu, membuat

standarisasi setting temperatur dan speed mesin, memberikan

pengawasan lebih terhadap kualitas produk.

3. Meningkatkan maintenance dies mesin dan cooling bath pada proses

extruder agar tools mesin tidak cepat rusak dan proses produksi berjalan

efektif.

4. Membuat standarisasi setting temperatur dan speed mesin, sehingga

proses produksi berjalan efektif dan produk yang dihasilkan berkualitas

baik.

Page 18: ANALISIS KUALITAS PRODUK SEAL AIR DUCT DENGAN …

DAFTAR PUSTAKA

1) Assauri. S. 2004. Manajemen Pemasaran. Jakarta: Rajawali Press.

2) Caesaron, D. 2015. Penerapan Metode Six Sigma Dengan Pendekatan

DMAIC Pada Proses Handling Painted Body BMW X3 (Studi Kasus: PT.

Tjahja Sakti Motor). Jurnal PASTI Volume IX No 3, 248-256. Universitas

Bunda Mulia.

3) Chakrabortty, Kumar Tarun, Iraj Ahmed, 2013. Reducing Process Variability

By Using DMAIC Model. International Journal for Quality Research 7(1) 127–

140 ISSN 18006450.

4) Gaspersz, V. 2001. Total Quality Management. Jakarta: PT Gramedia Pustaka

Utama.

5) Gaspersz, V. 2002. Pedoman Implementasi Program Six Sigma. Jakarta:

Gramedia Pustaka Utama

6) Gasperz, V. 2005. Total Quality Management. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka

Utama.

7) Kabir Enamul, Boby Mahbubul, Lutfi Mostafa, 2013. Productivity

Improvement by using Six-Sigma. International Journal of Engineering and

Technology. Volume 3 No. 12, December, 2013. ISSN 2049-3444.

8) Kholil, M dan Tri Pambudi. 2014. Implementasi lean six sigma dalam

peningkatan kualitas dengan mengurangi produk cacat NG drop di mesin final

test produk HL 4.8 di PT. Ssi. Jurnal PASTI Volume VIII No 1, 14 – 29.

Universitas Mercu Buana, Jakarta.

9) Kumar, S. 2014. Impact of Six-Sigma DMAIC approach on Manufacturing

Industries. International Journal of Engineering and Technology Vol. 3, Issue

5, May 2014 ISSN: 2319-8753.

10) Lauhmahfudz, M. 2014. Usulan penerapan metode six sigma pada

pengendalian kualitas sepatu all star tipe chuck taylor low cut di CV. Cikupa

inti rubber. Jurnal PASTI Volume VIII No 3, 399 – 410. Universitas Mercu

Buana, Jakarta.

11) Muhaemin, A. 2012. Analisis Pengendalian Kualitas Produk Dengan Metode

Six Sigma Pada Harian Tribun Timur. Makasar: Universitas Hasanuddin

Page 19: ANALISIS KUALITAS PRODUK SEAL AIR DUCT DENGAN …

12) Ramanan L, Kumar M, Ramanakumar Kpv, 2014. SIX SIGMA - DMAIC

Framework for Enhancing Quality in Engineering Educational Institutions.

International Journal of Business and Management Invention Volume 3 Issue

1 January 2014.

13) Rimantho, D. 2017. Penerapan Metode Six Sigma Pada Pengendalian

Kualitas Air Baku Pada Produksi Makanan. Jakarta: Universitas Pancasila.

14) Sindha, N dan Suthar Kinjal, 2017. Review on Implementation of Six Sigma

DMAIC Methodology in Manufacturing Industries. International Journal of

Science Technology & Engineering Volume 3 Issue 08 February 2017 ISSN

(online): 2349784X.

15) Susetyo, J. 2011. Aplikasi Six Sigma DMAIC dan Kaizen sebagai metode

pengendalian dan perbaikan Kualitas Produk. Yogyakarta: Institut Sains

&Teknologi AKPRIND.