analisis kualitas batubara berdasarkan nilai hgi dengan ... · pdf filesimetri, jurnal ilmu...

Download Analisis Kualitas Batubara Berdasarkan Nilai HGI dengan ... · PDF fileSIMETRI, Jurnal Ilmu Fisika Indonesia Volume 1 Nomor 1(D) Mei 2012 Analisis Kualitas Batubara Berdasarkan Nilai

If you can't read please download the document

Upload: trinhhuong

Post on 06-Feb-2018

231 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

  • SIMETRI, Jurnal Ilmu Fisika Indonesia Volume 1 Nomor 1(D) Mei 2012

    Analisis Kualitas Batubara Berdasarkan Nilai HGIdengan Standar ASTM

    Arif Ismul Hadi, Refrizon, dan Erlena Susanti

    Jurusan Fisika, FMIPA, Universitas Bengkulu, Bengkulu, Indonesia;

    e-mail: [email protected]

    Intisari: Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kualitas batubara berdasarkan nilai Hardgrove GrindabilityIndex (HGI). Metode yang dipakai adalah menggunakan standar American Society for Testing and Material (ASTM).

    Penelitian ini menggunakan 10 sampel batubara dari lokasi yang berbeda-beda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai

    HGI yang paling tinggi di daerah Pasar Baru-Kembang Seri dengan nilai 68 dan nilai HGI yang paling rendah terdapat

    di daerah Seluang dengan nilai 42. Berdasarkan nilai HGI tersebut kualitas batubara yang paling baik di daerah Seluang

    yang memiliki nilai HGI paling rendah, sedangkan kualitas yang paling rendah di daerah Pasar Baru-Kembang Seri

    memiliki nilai HGI tinggi.

    Kata kunci: kualitas batubara, HGI, ASTM

    Abstract: The research had goal to analyze the coal quality based on Hardgrove Grindability Index (HGI). Themethod that used was by comparing HGI number base on American Society for Testing and Material (ASTM) standard.

    This research using 10 samples of coal taken from different locations. The research showed that the highest HGI number

    was in Pasar Baru-Kembang Seri area with 68 in value and the lowest HGI number was in Seluang area with 42 in value.

    The HGI numbers the best coal quality was in Seluang area and the lowest quality coal was in Pasar Baru Kembang

    Seri area which own high value of HGI.

    Keywords: coal quality, HGI, ASTM

    Received : 5 Februari 2012; Accepted : 10 Maret 2012

    1 PENDAHULUAN

    B atubara adalah bahan bakar hidrokarbon padatyang terbentuk dari tumbuhan dalam lingku-ngan bebas oksigen yang dipengaruh oleh panas dantekanan yang berlangsung lama di alam dengan kom-posisi yang komplek [1]. Proses pembentukan batubaradapat melalui proses sedimentasi dan skala waktu ge-ologi. Pada proses sedimentasi, batubara terbentukdari material tumbuh-tumbuhan, yang terendapkandi dalam suatu cekungan pada kondisi tertentu danmengalami kompaksi serta transformasi baik secarafisik, kimia dan biokimia. Pada saat pengendapan,awalnya material ini selalu membentuk lapisan-lapisanyang horizontal pada cekungan bumi [2]. Proses se-dimentasi, kompaksi, transformasi yang dialami olehmaterial dasar pembentuk sedimen menjadi batuansedimen berjalan selama jutaan tahun. Untuk da-pat memahami lamanya kisaran waktu dari pemben-tukan batuan sedimen tersebut, maka dikenal skalawaktu yang disebut skala waktu geologi. Kedua kon-sep tersebut merupakan bagian dari proses pemben-tukan batubara, yang mencakup proses: pembusukanoleh aktivitas bakteri anaerob, pengendapan dimana

    material halus hasil pembusukan terakumulasi danmengendap membentuk lapisan gambut, dekomposisipada lapisan gambut, geotektonik berupa pelipatandan patahan, erosi berupa pengangkatan, sehinggapermukaan batubara yang ada menjadi terkupas danakan terlihat muncul pada permukaan [3].

    Menurut Hermawan [4], beberapa faktor yang ber-pengaruh dalam pembentukan batubara di antaranyaadalah (1) material dasar, yakni flora atau tum-buhan yang tumbuh beberapa juta tahun yang lalu,kemudian terakumulasi pada suatu lingkungan de-ngan iklim dan topografi tertentu. Jenis dari tum-buhan sangat berpengaruh terhadap tipe batubarayang terbentuk, (2) lingkungan pengendapan, yaknilingkungan pada saat proses sedimentasi dari materialdasar menjadi material sedimen, (3) proses dekom-posisi, yakni proses transformasi biokimia dari ma-terial dasar pembentuk batubara menjadi batubara.Dalam proses ini, sisa tumbuhan yang terendapkanakan mengalami perubahan baik secara fisika maupunkimiawi, (4) umur geologi, yakni skala waktu (dalamjutuaan tahun) yang menyatakan berapa lama mate-rial dasar yang diendapkan mengalami transformasidan (5) posisi geotektonik, yang dapat mempengaruhi

    c 2012 SIMETRI 1109-37

  • Arif I. H., dkk./Analisis Kualitas Batubara . . . SIMETRI Vol.1 No.1(D) Mei12

    proses pembentukan suatu lapisan batubara. Keselu-ruhan faktor di atas berpengaruh terhadap bentuk,ketebalan maupun kualitas lapisan batubara.

    Batubara dapat diperoleh di daerah pertambangandari kualitas yang baik sampai kualitas yang rendah.Pertambangan batubara merupakan kegiatan yangkhas karena kegiatannya tergantung ada tidaknyasumber daya batubara pada suatu lokasi. Sumberdaya batubara tidak terdapat di semua tempat. Halini dapat memberikan keunggulan komparatif yangkhas, sehingga mempunyai dampak yang khusus pula,di antaranya adalah dampak terhadap pertumbuhanekonomi daerah setempat. Salah satu produk ung-gulan sub-sektor pertambangan di Provinsi Bengkuluadalah batubara.

    Untuk pemanfaatan batubara, perlu diketahui sifat-sifat yang yang berkaitan dengan sifat kimiawi, fisikdan mekanis. Sifat-sifat ini dapat dilihat dari datakualitas batubara hasil analisis dan pengujiannya.Dari sekian banyak parameter kualitas batubara, bi-asanya hanya beberapa saja yang bermakna untuk ke-manfaatan tertentu, salah satunya adalah nilai Hard-grove Grindability Index (HGI). Pada pemanfaatan-nya, batubara harus diketahui terlebih dulu kualitas-nya agar spesifikasi mesin atau peralatan yang me-manfaatkan batubara sebagai bahan bakarnya sesuaidengan mutu batubara yang akan digunakan, sehinggamesin-mesin tersebut dapat berfungsi secara optimaldan tahan lama.

    Penelitian ini bertujuan menganalisis kualitasbatubara berdasarkan nilai HGI dengan standarAmerican Society for Testing and Material (ASTM).HGI adalah suatu tolok ukur secara laboratorium darimudah atau sulitnya batubara digerus atau di pul-verizing. ASTM merupakan metode uji baku un-tuk ketergilingan batubara dengan cara mesin hard-grove. Metode ini dipakai untuk menentukan tingkatketergilingan relatif atau kemudahan penghancuranbatubara, dengan membandingkan terhadap batubarayang dipilih sebagai standar. Nilai indeks ketergili-ngan menentukan waktu dan tenaga yang diperlukanuntuk menggiling batubara sampai pada kehalusantertentu.

    Uji ini ditentukan dengan menyiapkan ukuran bu-tir tertentu digerus menggunakan mesin dalam kon-disi standar dan jumlah batubara yang tergerus di-bandingkan secara linieritas standar batubara. Ni-lai standar HGI yang telah disertifikasi berdasarkanstandar ASTM yaitu 32, 49, 65, dan 95. Se-makin tinggi nilai HGI maka semakin lunak batubarayang berarti semakin mudah batubara tersebut un-tuk dihancurkan. Indeks ini sangat membantu dalammemperkirakan kapasitas mill yang digunakan untukmenggiling batubara sampai ukuran yang diperlukanuntuk umpan ke furnace. Adapun prinsip kerja alat(HGI machine) termasuk semangkuk penggilingan

    stasioner besi cor, dengan delapan bola baja dipoles,bola didorong oleh grinding cincin yang berputar se-cara otomatis selama 22 putaran dan digerakan olehmotor listrik (Gambar 1).

    Gambar 1: Seperangkat alat kerja HGI Machine

    2 METODE PENELITIAN

    Penelitian ini dilakukan di Laboratorium PT. Su-cofindo, KM 6,5 Kota Bengkulu dengan menggunakanalat dan bahan sebagai berikut:

    1. Rotap sieve shaker digunakan untuk pengayakansampel.

    2. Coffe mill digunakan untuk menggiling sampel.

    3. Balance PJ 3000 digunakan untuk menimbangsampel.

    4. HGI machine digunakan untuk mengerus sampel.

    5. Mesh 16 merupakan saringan dengan diameter 18mm.

    6. Mesh +30 merupakan saringan dengan diameter600m.

    7. Mesh +200 merupakan saringan dengan diameter75m.

    8. Buku kerja digunakan untuk mencatat hasil data.

    9. Stopwatch digunakan untuk menghitung waktuyang diperlukan.

    10. Batubara sebagai sampel uji.

    Sampel batubara yang digunakan yaitu 10 macamyang terdapat di lokasi: Kab. Bengkulu Tengah, Kab.Bengkulu Utara, Kab. Seluma dan Kota Bengkulu.Sampel-sampel tersebut kemudian diproses melaluibeberapa tahapan yaitu:

    1109-38

  • Arif I. H., dkk./Analisis Kualitas Batubara . . . SIMETRI Vol.1 No.1(D) Mei12

    Tahap awal Sampel ditimbang sebanyak 1 kg, ke-mudian dimasukan kedalam seperangkat ayakan yaitumesh 16, mesh +30, mesh 30. Selanjutnya dile-takkan pada alat pengayakan rotap sieve shaker se-lama 10 menit. Hasil ayakan dalam masing-masingmesh (16 dan +30) ditimbang kembali kemudiandiangin-anginkan di nampan, mesh 30 ditimbangkemudian dibuang karena tidak digunakan dalampengambilan nilai HGI.

    Tahap kedua Hasil penimbangan mesh 16 daritahap awal dimasukan ke dalam coffe mill untuk digi-ling, setelah digiling dilakukan lagi pengayakan meng-gunakan ketiga mesh selama 7 menit. Proses ini di-lakukan selama 5 kali pengulangan sampai sampelbatubara masuk semua ke dalam mesh +30. Hasil daripangayakan dari mesh +30 dan mesh 30 kemudianditimbang kembali.

    Tahap ketiga Hasil dari pengayakan tahap awaldan kedua dari mesh +30 dicampur sampai homogen,kemudian diambil sampel sebanyak 120 g dan diayakkembali menggunakan ketiga mesh. Untuk tes peng-gerusan mengunakan HGI machine dilakukan 2 kalites sampel yaitu diambil sebanyak 50 g dan 50 g,kemudian sampel sebanyak 50 g digerus ke dalamHGI machine yang akan berhenti otomatis selama 22putaran. Setelah itu diayak kembali mengunakan ro-tap sieve shaker dengan mesh +200 dan mesh 200selama 5 menit dan hasil pengayakan ditimbang kem-bali. Untuk sampel 50 g selanjutnya dilakukan per-lakuan yang sama.

    Data hasil analisis batubara dengan 10 sampel yangtelah diperoleh kemudian diolah menggunakan per-samaan:

    Y = a + bX (1)

    dengan Y = HGI; a = Y axis intercept (13,3013)dan b = slove of the regression (16,0560). Hasil-hasilini diplot ke dalam grafik nilai HGI terhadap lokasimasing-masing. Selanjutnya hasilnya dibandingkandengan data kalibrasi dari satu set contoh acuan yangtelah disertifikasi berdasarkan nilai HGI denga