analisis kredit kepemilikan rumah (kpr) dengan akad...
TRANSCRIPT
ii
ii
ANALISIS KREDIT KEPEMILIKAN RUMAH (KPR) DENGAN AKAD
PEMBIAYAAN MURABAHAH DI BANK MUAMALAT KANTOR
CABANG PEMBANTU MAGELANG
TUGAS AKHIR
Diajukan untuk memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh
Gelar Ahli Madya Ekonomi Syari’ah (A.Md.E.Sy)
DISUSUN OLEH
DIMAS SETIA PRAYOGO
NIM : 201-13-018
JURUSAN PERBANKAN SYARIAH/EKONOMI SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
SALATIGA
2016
1
ANALISIS KREDIT KEPEMILIKAN RUMAH (KPR) DENGAN AKAD
PEMBIAYAAN MURABAHAH DI BANK MUAMALAT KANTOR
CABANG PEMBANTU MAGELANG
TUGAS AKHIR
Diajukan untuk memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh
Gelar Ahli Madya Ekonomi Syari’ah (A.Md.E.Sy)
DISUSUN OLEH
DIMAS SETIA PRAYOGO
NIM : 201-13-018
JURUSAN PERBANKAN SYARIAH/EKONOMI SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
SALATIGA
2016
iv
iv
v
v
vi
vi
vii
vii
MOTTO
Kesabaran itu dapat menolong segala pekerjaan
Dia yang tahu, tidak bicara. Dia yang bicara tidak tahu
Tiada doa yang lebih indah selain doa tugas akhir ini cepat selesai
Saya datang, saya bimbingan, saya ujian, saya revisi dan saya menang
viii
viii
PERSEMBAHAN
Tugas akhir ini penulis persembahkan untuk :
1. Allah SWT. atas segala nikmat, rahmat dan hidayah-Nya kepada penulis
sehingga dapat menyelesaikan tugas akhir Ini.
2. Ibu dan Bapakku tersayang yang senantiasa memberikan doanya dan selalu
memberikan dorongan motivasi dan perhatiannya.
3. Kakak perempuanku yang selalu menolongku ketika aku susah.
4. Saudara-saudaraku yang selalu memberi semangat untuk menyelesaikan tugas
akhir ini.
5. Dosen-dosen dan para staf DIII Perbankan Syariah
6. Teman-teman seperjuangan DIII Perbankan Syariah Angkatan 2013 yang telah
bersama berjuang selama ini.
7. Almamaterku IAIN Salatiga.
ix
ix
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Skema Murabahah ................................................................... 32
x
x
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 Jenis Dokumen Persyaratan ........................................................ 5
xi
xi
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam yang tiada pernah terjaga baik
malam maupun siang, curahan rahmat, karunia dan keberkahan terlimpahkan
kepada hambanya yang selalu berfikir memohon ampunan serta syafa‟at dihari
akhir.
Shalawat serta salam tak lupa kita curahkan kepada junjungan kita Nabi
Besar Nabi Muhammad SAW, yang telah membawa kita dari zaman kegelapan
menuju zama terang benderang yakni agama Islam. Amin.
Dalam penulisan Tugas Akhir ini banyak pihak yang telah membantu dan
memberikan bimbingan, maka selayaknya peneliti mengucapkan banyak terima
kasih kepada :
1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd selaku Rektor IAIN Salatiga beserta
wakil-wakilnya.
2. Bapak Dr. Anton Bawono M.Si selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Islam.
3. Bapak Drs. Alfred L., M.Si selaku Ketua Jurusan D III Perbankan Syariah.
4. Bapak Faqih Nabhan, M.M selaku dosen pembimbing yang telah
membimbing dan memberikan pengarahan dalam menyelesaikan Tugas
Akhir ini.
5. Ibu Sri EndahWidayati selaku Sub Branch Manager Bank Muamalat
Kantor Cabang Pembantu Salatiga.
xii
xii
6. Seluruh dosen dan staf D III Perbankan Syariah IAIN Salatiga yang telah
memberikan ilmu pengetahuan sebagai penulisan tugas akhir ini.
7. Ayah dan Ibu dan kakak perempuan ku yang selalu mendoakan saya agar
menjadi manusia yang berguna, sabar, serta menjadi sosok yang selalu
mengerti akan semua keadaan yang sedang terjadi, pengorbanan ayah dan
ibu tidak pernah terhingga dan selalu memberikan yang terbaik bagi saya
dengan segenap cinta dan kasih sayang, sehingga saya bisa menyelesaikan
segala tugas dan tanggung jawab terhadap diri sendiri.
8. Keluarga besar H. Bambang Yahya yang selalu membantu dan memberi
semangat kepada penulis agar dapat menyelesaikan tugas akhir ini dengan
tepat waktu.
9. Sahabat, teman, saudara saya yang tercinta yang selalu memberi semangat
untuk saya menyelesaikan tugas akhir ini dengan baik. Dan selalu
mengingatkan untuk tidak lupa dengan Tuhan yang Maha Esa walaupun
sedang dalam keadaan susah maupun senang dan selalu mengingatkan
untuk selalu beribadah dan berdoa agar diberi kemudahan dalam
mengerjakan tugas akhir ini.
10. Teman-teman D III Perbankan Syariah angkatan 2013
11. Serta semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan
Tugas Akhir ini.
Dalam penulisan Tugas Akhir ini penulis menyadari bahwa tidak ada sesuatu
apapun yang sempurna kecuali Allah SWT oleh karena itu, dengan senang hati
penulis menerima kritik dan saran yang bersifat membangun. Semoga Tugas
xiii
xiii
Akhir ini dapat bermanfaat bagi penulis pada khususnya dan bagi pembaca
pada umumnya.
Salatiga, Agustus 2016
Penulis
Dimas Setia Prayogo
xiv
xiv
ABSTRAK
Setia Prayogo, Dimas. 2016. Analisis Kredit Pemilikan Rumah (KPR) Dengan
Akad Pembiayaan Murabahah di Bank Mumalat Kantor Cabang
Pembantu Magelang. Tugas Akhir. Jurusan D III Perbankan Syariah.
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam. Institut Agama Islam Negeri
(IAIN) Salatiga. Pembimbing Dr. Faqih Nabhan, M.M.
Memiliki rumah sendiri adalah idaman semua orang, bahkan menjadi
kebutuhan pokok manusia yang harus dipenuhi. Dari hal tersebut, bank syariah
menyediakan bentuk pembiayaan berupa Kredit Pemilikan Rumah (KPR) yang
bisa dipilih sesuai dengan kebutuhan dan bebas dari bunga. Dalam memberikan
pembiayaan Bank Muamalat menggunakan akad murabahah yang terdapat pada
produk KPR iB Muamalat.
Tujuan penelitian ini yang pertama adalah untuk mengetahui pelaksanaan
pembiayaan KPR dengan akad murabahah di Bank Muamalat Kantor Cabang
Pembantu Magelang yang terdapat pada produk iB Muamalat. Kedua, untuk
mengetahui langkah penyelesaian jika terjadi pembiayaan bermasalah.
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif. Data yang
digunakan adalah data primer dan sekunder. Data primer dan sekunder didapat
dari hasil observasi, wawancara, dokumentasi, studi lapangan, dan dari literatur
yang ada.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dalam pelaksanaan pemberian
pembiayaannya, bank berhak menerima atau menolak pembiayaan yang diajukan
calon nasabah. Layak atau tidak layaknya calon nasabah untuk mendapatkan
pembiayaan tersebut tergantung pada penilaian bank. Non litigasi dan litigasi
merupakan langkah dalam menyelesaikan pembiayaan bermasalah di Bank
Muamalat Cabang Pembantu Magelang.
Kata kunci : Pembiayaan KPR Murabahah, Pelaksanaan, penyelesaian
pembiayaan bermasalah.
1
1
DAFTAR ISI
HALAMAN COVER .................................................................................. i
HALAMAN JUDUL ................................................................................... ii
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ......................................... iii
HALAMAN PENGESAHAN ..................................................................... iv
HALAMAN PERNYATAAN .................................................................... v
HALAMAN MOTTO ................................................................................. vi
HALAMAN PERSEMBAHAN.................................................................. vii
KATA PENGANTAR ................................................................................ viii
ABSTRAK .................................................................................................. xi
DAFTAR ISI ............................................................................................... xii
DAFTAR GAMBAR .................................................................................. xiv
DAFTAR TABEL ....................................................................................... xv
BAB I PENDAHULUAN
A.Latar belakang ....................................................................... 1
B.Rumusan masalah .................................................................. 4
C.Tujuan .................................................................................... 5
D.Manfaat............................................................................ 5
1
E.Metode penelitian .................................................................. 6
F.Sistematika penulisan............................................................. 10
BAB II LANDASAN TEORI
A.Telaah pustaka ....................................................................... 12
B.Kerangka teoritik ................................................................... 14
BAB III GAMBARAN OBJEK
A.Gambaran umum Bank Muamalat ........................................ 33
B.Identitas perusahaan .............................................................. 36
C.Visi dan misi perusahaan ....................................................... 36
D.Budaya perusahaan ................................................................ 37
E.Struktur organisasi Bank Muamalat Capem Magelang ......... 39
F.Produk dan layanan Bank Muamalat ..................................... 44
BAB IV ANALISIS DATA
A.Pelaksanaan pembiayaan KPR iB Muamalat ........................ 53
B.Penyelesaian masalah terjadi pembiayaan macet .................. 64
BAB V PENUTUP
A.Kesimpulan ............................................................................ 68
B.Saran ...................................................................................... 69
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
1
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sejarah perkembangan industri perbankan syariah di Indonesia di
awali dari aspirasi masyarakat Indonesia yang mayoritas penduduknya
beragama Islam untuk memiliki sebuah alternatif sistem perbankan yang
Islami. Perkembangan perbankan di Indonesia terus mengalami kenaikan
yang signifikan. Hal ini di tandai dengan berdirinya PT. Bank Muamalat
Indonesia, Tbk di Hotel Wahid Jaya berdasarkan Akte Notaris Yudo
Paripurno, S.H. dengan izin Menteri kehakiman Nomor C2.2413.T.01.01
Tanggal 21 Maret 1992/Berita Negara Republik Indonesia Tanggal 28
April 1992 Nomor 34, berdasarkan UU perbankan no.7 tahun 1992 dan PP
RI tahun 1992 tentang bank berdasarkan prinsip bagi hasil yang kemudian
dijabarkan dalam Surat Edaran BI No.25/4/BPPP.
Mengacu pada hukum Islam dan pemahamannya tentang
keharaman riba menjadikan lembaga keuangan syariah menjadi solusi
yang selama ini ditunggu dalam mengelola keuangan umat. Suatu kondisi
yang mencerminkan kemauan serta keinginan dan kesadaran umat untuk
“berhijrah” dalam pengelolaan keuangan yang merupakan pangsa pasar
strategis hal ini ditandai dengan berdirinya bank-bank konvensional yang
membuka unit-unit pelayanan syariah atau mengkonversi sistem mereka
kedalam syariah.
2
2
Para praktisi perbankan mengetahui bahwa perbankan syariah
memiliki produk-produk yang cukup bervariatif jika dibandingkan dengan
bank-bank konvensional yang produk mereka hanya berfokus kepada
tabungan, deposito, penyaluran dana secara kredit, bank syariah memiliki
produk yang beraneka ragam. Seperti mudharabah, musyarakah, ijarah dan
lain-lain.
Dalam menjalankan produk kredit kepemilikan rumah (KPR) bank
syariah menggabungkan dan menggali skim-skim transaksi yang
diperbolehkan dalam Islam dengan operasional perbankan konvensional.
Adapun skim-skim yang banyak digunakan oleh perbankan syariah di
Indonesia dalam menjalankan produk pembiayaan kredit kepemilikan
rumah (KPR) adalah skim murabahah, istisna‟ dan ijarah, khususnya
ijarah muntahiyah bi tamlik (IMBT).
PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk Kantor Cabang Pembantu
Magelang merupakan salah satu bank syariah di Indonesia yang
menjalankan konsep murabahah yaitu akad jual beli barang dengan
menyatakan harga perolehan dan keuntungan (margin) yang disepakati
oleh penjual dan pembeli. Bank Muamalat Kantor Cabang Pembantu
Magelang memberikan pelayanan pembiayaan murabahah kepada
nasabahnya yang berupa investasi, pembiayaan modal kerja, dan
pembiayaan konsumtif. Salah satu pembiayaan konsumtif Bank Muamalat
Kantor Cabang Pembantu Magelang adalah untuk kredit kepemilikan
rumah (KPR) berupa pemilikan rumah, baik membuat sendiri atau bekas,
3
kavling atau renovasi rumah yang lebih adil. KPR iB Muamalat
merupakan produk pembiayaan yang menggunakan akad murabahah di
Bank Muamalat. Yang membedakan dari bank konvensional adalah
selama masa pembiayaan, besarnya angsuran tetap dan tidak berubah
sampai lunas. Hal ini yang dirasa sangat membantu untuk kebutuhan
nasabah dan tidak memberatkan mereka. Bank Muamalat Kantor Cabang
Pembantu Magelang memberikat pembiayaan dalam bentuk pembayaran
secara kredit atau cicilan dan mempunyai beberapa sistem prosedur dan
persyaratan yang harus dipenuhi oleh calon penerima pembiayaan.
Ba‟i al-murabahah adalah jual beli barang pada harga asal yang
ditambah dengan keuntungan yang disepakati. Dalam transaksi ini, penjual
harus memberitahukan kepada pembeli tentang harga pokok barang yang
menjadi objek jual beli. Ba‟i al-murabahah dapat diterapkan pada
pembiayaan secara pesanan. Penjual tidak akan melakukan pengadaan
barang selama tidak ada pesanan dari calon pembeli (Ridwan, 2007 : 79).
Dasar hukum jual beli terdapat pada surat An-Nisa ayat 29
yang artinya: “ Hai orang-orang yang beriman, jangan kamu
memakan harta sesamamu dengan batil, kecuali dengan jalan perniagaan
yang berlaku suka sama suka diantara kamu. Dan janganlah kamu
4
membunuh dirimu sendiri, sesungguhnya Allah Maha Penyanyang
Kepadamu”
Tujuan dan maksud dengan adanya produk pembiayaan KPR iB
Muamalat ini salah satunya yaitu memberikan pemahaman kepada calon
nasabah atas fasilitas-fasilitas dan pelaksanaan pembiayaan KPR iB
Muamalat yang menggunakan akad pembiayaan murabahah. Produk
pembiayaan KPR iB Muamalat ini diharapkan akan menjadi salah satu
produk pembiayaan konsumtif yang mampu memenuhi kebutuhan
masyarakat sekaligus meningkatkan pertumbuhan Bank Muamalat secara
signifikan.
Dari tujuan dan pemaparan latar belakang diatas maka penulis
mengambil judul Analisis Kredit Pemilikan Rumah (KPR) Dengan
Akad Pembiayaan Murabahah di Bank Muamalat Kantor Cabang
Pembantu Magelang.
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang diatas maka penulis mengambil suatu poko
permasalahan yaitu :
1. Bagaimana analisis pelaksanaan pembiayaan akad murabahah di
dalam KPR pada Bank Muamalat Kantor Cabang Pembantu
Magelang?
2. Bagaimanakah langkah penyelesaian jika terjadi pembiayaan
bermasalah di Bank Muamalat Kantor Cabang Pembantu
Magelang?
5
C. Tujuan Penelitian
Setiap kegiatan yang dilakukan oleh manusia dengan sebuah
perencanaan kerja sudah dapat dipastikan memiliki tujuan sebagai cita-
cita kegiatan tersebut, termasuk dalam penelitian tugas akhir. Adapun
tujuan dari penelitian ini sebagai berikut :
a. Untuk mengetahui pelaksanaan kredit kepemilikan rumah (KPR)
dengan akad murabahah pada Bank Muamalat Kantor Cabang
Pembantu Magelang.
b. Untuk mengetahui langkah penyelesaian jika terjadi pembiayan
bermasalah.
D. Manfaat Penulisan
Manfaat dari penulisan tugas akhir ini adalah :
a. Bagi penulis
1. Untuk menambah wawasan dan mengetahui tentang perbankan
syariah di indonesia terutama tentang kredit pemilikan rumah
(KPR) dengan akad pembiayaan murabahah.
2. Untuk melengkapi dan syarat kelulusan DIII Perbankan
Syariah.
b. Bagi IAIN Salatiga
1. Dapat menambah referensi penulis yang akan datang dan
memberikan kontribusi praktis mengenai operasional Bank
Muamalat terutama mengenai kredit pemilikan rumah dengan
akad pembiayaan murabahah.
6
2. meningkatkan kerjasama antara lembaga IAIN Salatiga dengan
lembaga keuangan tersebut.
c. Bagi Bank Muamalat Capem Magelang
1. Membantu memasarkan produk-produk Bank Muamalat
Capem Magelang.
2. Hasil ini dapat dijadikan oleh Bank Syariah lain sebagai studi
perbandingan dan upaya mengembangkan produknya.
3. Untuk menambah jaringan kerjasama dengan pihak lain seperti
IAIN Salatiga.
E. Metode Penelitian
Metodologi dalam tugas akhir ini dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Jenis penelitian
Dalam penelitian tugas akhir ini, penulis menggunakan
jenis penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif adalah tata cara
penelitian yang menghasilkan data deskriptif. Yaitu apa yang
dinyatakan oleh responden secara tertulis atau lisan dan perilaku
nyata. Yang diteliti dan dipelajari adalah objek penelitian yang
utuh, sepanjang hal tersebut mengenai manusia atau sejarah
kehidupan manusia. Peneliti menggunakan data yang kualitatif
untuk mengetahui bagaimana kualitas pelayanan yang diberikan
bank syariah kepada para nasabah.
7
2. Tempat penelitian
Penelitian ini dilakukan di Bank Muamalat Kantor Cabang
Pembantu Magelang Jl. Jend A Yani No. 02A.
3. Sumber Data
a. Data primer
Data primer adalah data yang diperoleh peneliti dari sumber
asli. Dalam hal ini, maka proses pengumpulan datanya perlu
dilakukan dengan memperhatikan siapa sumber utama yang akan
dijadikan objek penelitian. Data yang digunakan dalam penelitian
ini adalah data yang diperoleh dari Bank Muamalat Kantor Cabang
Pembantu Magelang. Data primer penelitian ini juga didapat dari
hasil wawancara langsung dengan Ibu Marsela Tusinta selaku
Marketing Financing, Ibu Ayu Destya selaku Marketing Funding,
dan Bapak Luxman Haris selaku Customer Service Bank Muamalat
Kantor Cabang Pembantu Magelang.
b. Data sekunder
Data Sekunder adalah data yang mencakup buku-buku,
hasil penelitian dan seterusnya. Atau data yang mendukung
pembahasan. Yaitu data yang digunakan untuk melengkapi data
pokok perolehan dari keperpustakaan Bank Muamalat Indonesia
Cabang Pembantu Magelang, yang berisi mengenai sejarah dan
perkembangan Bank Muamalat, jenis-jenis produk yang
8
ditawarkan, visi misi perusahaan, struktur organisasi dan pelayan
pembiayaan.
Sumber lain, data sekunder adalah sumber-sumber yang
menjadi bahan penunjang dan melengkapi dalam suatu analisis,
selanjutnya data ini disebut juga data tidak langsung. Dalam hal
ini penulis melakukan penelitian dengan cara mengkaji literatur-
literatur yang relevan yang berkaitan dengan objek penelitian.
4. Metode pengumpulan data
a. Wawancara
Soehartono (2006:67), wawancara adalah pengumpulan
data dengan mengajukan pertanyaan secara langsung kepada
responden oleh peneliti atau pewawancara dan jawaban-
jawaban responden dicatat atau direkam dengan alat perekam.
Dalam wawancara ini penulis mengajukan pertanyaan secara
langsung oleh salah satu karyawan di Bank Muamalat Capem
Magelang untuk menjawab rumusan masalah yang telah dibuat.
Teknik wawancara (interview) adalah teknik pencarian
informasi atau data mendalam yang diajukan kepada responden
informan dalam bentuk pertanyan setelah teknik angket dalam
bentuk pertanyaan lisan, Hikmat (2001:79).
9
b. Observasi
Observasi atau pengamatan adalah setiap kegiatan untuk
melakukan pengukuran, dalam arti sempit pengamatan yang
dilakukan dengan menggunakan panca indera yang tidak
mengajukan pertanyaan-pertanyaan, Soehartono (2002:69).
Penulis secara langsung melakukan observasi selama kegiatan
magang di Bank Muamalat Kantor Cabang Pembantu
Magelang.
c. Dokumentasi
Teknik dokumentasi yaitu penelusuran dan perolehan data
yang diperlukan melalui data yang telah tersedia. Biasanya
berupa data statistik, agenda kegiatan, produk keputusan atau
kebijakan, sejarah, dan hal lainnya yang berkaitan dengan
penelitian. Kelebihan teknik dokumentasi ini adalah karena
tersedia, siap pakai serta hemat biaya dan tenaga kerja,
Meleong (1996:91).
Menurut (Sugiyono, 2013:240) dokumen merupakan
catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa berbentuk
gambar, tulisan atau karya-karya monumental dari seseorang.
Dokumen yang berbentuk tulisan misalnya catatan harian,
sejarah kehidupan (life histories), biografi, peraturan,
kebijakan. Dokumen yang berbentuk gambar misalnya foto,
gambar hidup, sketsa, dan lain-lain. Dokumen yang berbentuk
10
karya misalnya karya seni, yang dapat berupa gambar, patung
film dan lain-lain. Studi dokumen merupakan pelengkap dari
penggunaan metode observasi dan wawancara dalam penelitian
kualitatif.
F. Sitematika Penulisan
Merujuk pada semua tulisan dan metode yang digunakan serta
dalam rangka memudahkan tugas akhir, maka pembahasan dibagi menjadi
5 (lima) bab yang disusun sebagai berikut:
BAB I : Pendahuluan
Pada bab ini menjelaskan tentang latar belakang
masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat
penelitian, metode penelitian, serta sistematika penelitian.
BAB II : Landasan Teori
Pada bab ini menjelaskan telaah pustaka dan
kerangka teori. Telaah pustaka mencakup beberapa judul
penelitian yang hampir sama dengan judul penelitian yang
akan penulis teliti.
BAB III : Gambaran Obyek
Pada bab ini menjelaskan tentang gambaran umum
Bank Muamalat Kantor Cabang Pembantu Magelang
berupa informasi mengenai sejarah berdirinya perusahaan,
identitas perusahaan, visi dan misi perusahaan, budaya
11
perusahaan, struktur organisasi dan deskripsi jabatan (Job
Description).
BAB IV : Hasil Penelitian Dan Pembahasan
Pada bab ini berisi tentang hasil penelitian yang
telah dilakukan dan pembahasan permasalahan yakni
mengenai kredit pemilikan rumah dengan akad pembiayaan
murabahah, analisa kelayakan pembiayaan dan langkah
yang diambil dalam menghadapi resiko terjadinya
pembiayaan bermasalah.
BAB V : Penutup
Bab kelima merupakan bab penutup yang memuat
kesimpulan dari semua pembahasan dan sekaligus jawaban
dari permasalahan yang dikaji dan saran yang ditujukan
untuk peneliti selanjutnya.
12
12
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Telaah Pustaka
Penelitian mengenai Kredit Pemilikan Rumah (KPR) belum
banyak ditemui, maka dengan ini penulis mengabungkan beberapa teori
dari buku ekonomi dan literatur ekonomi syariah sebagai acuan penulisan
tugas akhir ini.
Menurut Yeni Puspitasari dalam tugas akhirnya yang berjudul
“Penerapan Prinsip Murabahah dalam pembiayaan Kepemilikan Rumah
Syariah di Bank Mandiri Syariah Cabang Solo” menyatakan bahwa bank
syariah bukan sekedar lembaga keuangan yang bersifat sosial, namun bank
syariah juga sebagai bisnis dalam rangka memperbaiki perekonomian
perekonomian umat. Sesuai dengan hal tersebut maka dana yang
dikumpulkan dari masyarakat harus disalurkan dalam bentuk pinjaman
kepada masyarakat yang mebutuhkan.
Menurut Innayah dalam tugas akhirnya yang berjudul “Mekanisme
Pembiayaan KPR Non Subsidi Pada Bank BTN Cabang Solo” pembiayaan
KPR digolongkan menjadi dua yaitu pembiayaan KPR perorangan. Yang
dimaksud dengan pembiayaan KPR perorangan adalah pembiayaan akan
kepemilikan rumah yang dilakukan nasabah secara perorangan.
Pembiayaan KPR kolektif adalah pembiayaan atas kepemilikan rumah
yang dilakkan nasabah secara kolektif.
13
Pada skripsi yang berjudul “Implementasi Akad Murabahah dalam
Pembiayaan Pemilikan Rumah Bersubsidi Secara Syariah di Bank
Tabungan Negara Kantor Cabang Syariah Surakarta”, yang dibuat oleh
Abdul Aziz Hermawanto (2009), bagaimana implementasi akad
murabahah, problematika-problematika dan solusi problematika dalam
pembiayaan pemilikan rumah bersubsidi secara syariah di Bank Tabungan
Negara Kantor Cabang Syariah Surakarta.
Menurut Taftazani (2004) dalam penelitiannya di Bank Syariah
Mandiri Cabang Klaten yang berjudul “ Sistem dan Mekanisme
Pembiayaan Murabahah dalam Prespektif Sistem Ekonomi Islam”.
Berkesimpulan bahwa bank syariah menggunakan pembiayaan dengan
prinsip jual-beli yang memperoleh keuntungan sesuai dengan yang
disepakati dan harus ada akad yaitu pengikat atau perjanjian.
Menurut Mia Septiana Zaeni (2009) dalam Penelitiannya di Bank
Muamalat Indonesia Cabang Solo yang berjudul “Prinsip Kehati-hatian
dalam Pemberian Pembiayaan Murabahah pada Bank Muamalat
Indonesia Cabang Solo”. Mengambil kesimpulan bahwa dalam pemberian
pembiayaan murabahah, pihak Bank Muamalat Indonesia menerapkan
prinsip kehati-hatian melalui: pertama, adalah adanya pengawasan secara
preventif dan pengawasan secara represif. Pengawasan terhadap
pembiayaan murabah dengan tujuan konsumtif biasanya hanya diterapkan
prinsip pengawasan secara preventif yaitu melalui analisa yang mendalam
terhadap 5C, yaitu watak, modal, kemampuan dalam hal pelunasan
14
pembiayaan, kondisi ekonomi dari usaha yang digunakan sebagai sumber
pelunasan dan terakhir adanya jaminan yang diberikan nasabah benar-
benar akan melunasi pembiayaan.
Adiwarman A. Karim dalam bukunya yang berjudul “ Ekonomi
Islam Suatu Kajian Kontemporer”. Murabahah dibedakan menjadi dua,
yaitu murabahah financing dan bai‟ bitsaman ajil financing. Bank
Muamalat pun mengambil istilah ini untuk nama produk pembiayaannya.
Produk pembiayaan murabahah didefinisikan sebagai kredit modal kerja
yang dapat terus bergulir. Bila seseorang mengambil produk ini, ia hanya
membayar cicilan keuntungannya setiap bulan dan baru membayar harga
beli bank pada saat pelunasan, sedangkan produk pembiayaan bai‟
bitsaman ajil untuk membedakan kegunaannya didefinisikan sebagai
kredit investasi yang cicilan keuntungan dan cicilan harga beli banknya
harus dibayar setiap bulan.
Jadi penelitian yang saat ini diambil oleh penulis mengenai “
Analisis Kredit Pemilikan Rumah (KPR) dengan Akad Pembiayaan
Murabahah di Bank Muamalat Kantor Cabang Pembantu Magelang”.
Belum pernah ada yang meneliti sebelumnya.
B. Kerangka Teoritik
1. Seputar Akad
a. Pengertian akad
15
Akad menurut bahasa berarti perikatan, perjanjian
(Burhanuddin Susanto, 2008 :223). Sedangkan secara terminologi,
pengertian akad adalah suatu perikatan yang ditetapkan dengan ijab
qabul berdasarkan ketentuan syara‟ yang menimbulkan akibat
hukum terhadap proyeknya.
b. Jenis-jenis akad
Dalam bukunya yang berjudul “Bank Syariah Teoritik,
Praktik, Kritik”, Ahmad Dahlan (2012), mengklasifikasikan akad
menjadi tiga macam yaitu :
1) „Aqd al-musammah
Yaitu akad bernama, atau akad yang diatur secara khusus
dalam fiqh dan diberi nama tertentu.
2) „Aqd ghair al-musammah
Yaitu akad yang tidak mendapat pengaturan khusus dalam
ketentuan fiqh dan tidak diberi nama tertentu karena akad
tersebut dibuat sesuai dengan kebutuhan para pihak sendiri
dalam rangka memenuhi hajat dan kepentingan bermuamalah.
3) Al „aqd al-murakabah
Al „aqd al-murakabah atau akad bertingkat atau hibryd
contract. Praktik „aqd al-murakabah berbeda dengan tawaran
dua akad untuk satu transaksi yang dilarang oleh fiqh. „aqd al-
murakabah dalam dunia perbankan banyak dipraktikkan pada
produk murabahah.
16
c. Tujuan akad
Tujuan akad yaitu :
1) Tamlik, contohnya jual-beli.
2) Perkongsian atau kerja sama antara beberapa pihak, contohnya
syrkah dan musyarakah.
3) Taitsiq, yaitu memperkokoh kepercayaan, contohnya rahn
(gadai syariah) dan kafalah.
4) Menyerahkan atau mewakilkan kekuasaan, contohnya wakalah
atau wasiat.
5) Mengadakan pemeliharaan, contohnya wadiah (titipan).
d. Syarat-syarat akad
Dalam pelaksanaanya, suatu akad harus memenuhi syarat-
syarat yang bertujuan untuk menentukan sah atau tidaknya sebuah
jual beli atau transaksi. Apabila tidak memenuhi syarat, maka suatu
akad menjadi batal. Berikut syarat-syarat agar suatu jual beli atau
transaksi menjadi sah
1) Adanya suatu akad atau perjanjian
Merupakan isi dan tujuan dari perjanjian. Dalam hal ini
harus ada persesuaian kehendak antara kedua belah pihak
berupa ijab atau penyerahan dan qabul yaitu menerima atau
kesediaan. Tidak adanya suatu unsur paksaan diantara kedua
belah pihak.
2) Adanya ijab qabul
17
Syarat ijab qabul menurut syara” :
a) Beriring-iringan antara ijab dan qabul
b) Sesuai antara ijab dan qabul
c) Tidak berta‟liq
d) Tidak dibatasi oleh waktu.
3) Objek transaksi
Objek transaksi suatu perjanjian harus memenuhi syarat-
syarat:
a) Barang apa saja yang dihalalkan.
b) Merupakan barang milik sendiri, jika barang merupakan
milik orang lain maka harus dengan persetujuan atau izin
pemiliknya.
c) Barang yang ada manfaatnya.
d) Barang harus diserahkan.
e) Tidak ada unsur penipuan terhadap barang yang
ditransaksikan.
4) Subjek Transaksi
a) Dilakukan oleh orang yang sudah dewasa (baligh)
b) Sehat akal dan mental
c) Dilakukan atas kehendak sendiri, tidak ada unsur paksaan.
d) Boleh menggunakan hartanya.
2. Pembiayaan
a. Pengertian pembiayaan
18
Pembiayaan merupakan istilah yang dipergunakan dalam
bank syariah, sebagaimana dalam bank konvensional disebut
dengan kredit (lending). Dalam kredit keuntungan berbasis pada
bunga (interest based), sedangkan dalam pembiayaan berbasis
pada keuntungan riil yang dikehendaki (margin) ataupun bagi hasil
(profit sharing), (Dahlan,2012 :162).
Pembiayaan adalah penyedian uang atau tagihan yang dapat
dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau
kesepakatan antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak
yang dibiayai untuk mengembalikan dengan imbalan atau bagi
hasil (Kasmir, 2004: 73).
Sedangkan pengertian kredit adalah penyediaan uang atau
tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan
persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank
dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam melunasi
utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga.
Yang menjadi perbedaan antara kredit yang diberikan oleh
bank konvensional dengan pembiayaan yang diberikan oleh bank
berdasarkan prinsip syariah adalah terletak pada keuntungan yang
diharapkan. Bagi bank berdasarkan prinsip konvensional
keuntungan yang diperoleh melalui bunga, sedangkan bagi bank
yang berdasarkan prinsip syariah berupa imbalan atau bagi hasil.
b. Jenis pembiayaan
19
1) Berdasarkan sifat tujuannya
Menurut Antonio, M.S (2001 :160), berdasarkan sifat
tujuannya, pembiayaan dibagi menjadi dua, yaitu :
a) Pembiayaan produktif, yaitu pembiayaan yang ditujukan
untuk memenuhi kebutuhan produksi dalam arti luas yaitu
peningkatan usaha, baik produksi, perdagangan maupun
investasi.
b) Pembiayaan konsumtif, yaitu pembiayaan yang dipakai
atau digunakan untuk memenuhi kebutuhan konsumsi, yang
akan habis digunakan memenuhi kebutuhan.
2) Berdasarkan segi kegunaannya
a) Pembiayaan investasi
Adalah pembiayaan yang digunakan untuk keperluan
perluasan usaha atau membangun proyek atau pabrik baru
dimana masa pemakaiannya untuk suatu periode yang
relatif lama, kegunaan pembiayaan ini sebagai bentuk
investasi.
b) Pembiayaan modal kerja
Pembiayaan yang digunakan untuk keperluan
meningkatkan produksi dalam operasionalnya. Misalnya
kredit modal kerja diberikan untuk membeli bahan atau
membayar gaji karyawan.
3) Berdasarkan jangka waktu
20
a) Pembiayaan jangka pendek
Pembiayaan jangka pendek atau short term ini merupakan
pembiayaan yang memiliki jangka waktu kurang dari satu
tahun atau paling lama satu tahun.
b) Pembiayaan jangka menengah atau intermediate
Pembiayaan ini merupakan pembiayaan yang memiliki
jangka watu satu tahun sampai tiga tahun dan biasanya
digunakan untuk modal kerja.
c) Long term atau pembiayaan jangka panjang
Pembiayaan yang masa pengembaliannya paling panjang
yaitu diatas tiga tahun dan lima tahun, biasa diperuntukkan
sebagai investasi.
4) Berdasarkan segi jaminan
a) Pembiayaan dengan jaminan
Pembiayaan ini merupakan pembiayaan yang diberikan
dengan menggunakan jaminan. Jaminan tersebut bisa
berbentuk barang berwujud dan barang tidak berwujud.
b) Pembiayaan tanpa jaminan
Pembiayaan ini diberikan dengan melihat prospek usaha,
karakter serta loyalitas si calon peminjam selama
berhubungan dengan bank yang bersangkutan.
Menurut Antonio, M.S (2001:171-174), pembiayaan dalam
perbankan syariah mencakup beberapa macam sebagai berikut :
21
a) Al-murabahah, yaitu adalah jual beli barang pada harga asal
dengan tambahan keuntungan yang disepakati bersama.
b) Bai‟ as-salam (in front payment sale), yaitu pembelian barang
yang diserahkan dikemudian hari, sedangkan pembayaran
dimuka.
c) Bai‟ al-istishna, yaitu kontrak penjualam anatara pembeli dan
pembuat barang, dalam kontrak ini pembuat barang menerima
pesanan dari pembeli. Pembuat barang kemudian berusaha
melalui orang lain untuk membuat atau membeli barang
menurut spesifikasi yang telah disepakati dan menjualnya.
Kebalikan dari bai‟ as-salam.
d) Al-mudharabah, yaitu kerjasama antara dua belah pihak
dimana pihak pertama berperan sebagai penyandang dana
(shahibul mal) sedangkan pihak lainnya menjadi pengelola
(mudharib). Keuntungan sesuai dengan akad yang dipersetujui
bersama.
e) Musyarakah, yaitu akad kerjasama antara dua belah pihak atau
lebih untuk suatu usaha tertentu dimana masing-masing pihak
memberikan kontribusi dana dengan kesepakatan bahwa
keuntungan dan kerugian akan ditanggung bersama sesuai akan
dan persetujuan bersama.
f) Ijarah, yaitu akad sewa menyewa. Bank-bank syariah lebih
banyak melaksanakan al ijarah al-muntahia bi-tamlik (IMBT),
22
dimana akan diakhiri dengan perpindahan kepemilikan dari
pihak bank kepada nasabah dengan cara hibah maupun janji
untuk melakukan jual beli di masa akhir sewa menyewa.
c. Unsur-unsur pembiayaan
Adapun unsur-unsur pembiayaan yang terkandung dalam
pemberin suatu fasilitas pembiayaan adalh sebagai berikut
(Kasmir,2001: 75-76) :
1) Antara si pemberi dan penerima pembiayaan harus ada
kesepakatan. Kesepakatan ini dituangkan dalam suatu
perjanjian dimana masing-masing pihak menandatangani hak
dan kewajibannya masing-masing.
2) Kepercayaan
Yaitu suatu keyakinan pemberian pembiayaan (bank) bahwa
pembiayaan yang diberikan oleh bank berupa uang, barang atau
jasa akan benar-benar diterima kembal di masa tertentu di masa
datang.
3) Jangka waktu
Penentuan jangka waktu didasarkan pada kemampuan nasabah
dalam mengangsur cicilan dari harga barang yang akan dibeli.
Serta jangka waktu perjanjian akan berpengaruh pada mark-up
price atau profit margin yang akan diambil oleh bank.
23
4) Setiap pembiayaan yang diberikan pasti memiliki jangka waktu
tertentu, jangka waktu ini mencakup masa pengambilan
pembiayaan yang telah disepakati.
5) Resiko
faktor nasabah tidak mau membayar pembiayaannya atau
kerugian yang diakibatkan nasabah sengaja tidak mau
membayar pembiayaannya, padahal mampu dan resiko
kerugian yang diakibatkan karena nasabah tidak sengaja.
Semakin panjang waktu suatu pembiayaan semakin besar
resikonya tertagih begutupun sebaliknya.
6) Balas jasa
Balas jasa atas kredit pada bank konvensional dalam bentuk
bunga, biaya provisi dan komisi serta biaya administrasi kredit
ini merupakan keuntungan bank. Sedangkan bagi bank syariah
atas pembiayaan yang diberikan balas jasanya ditentukan
dengan bagi hasil.
d. Prinsip-prinsip pembiayaan
Ada beberapa pinsip yang digunakan dalam melakukan
analisis pembiayaan yang dapat dilakukan oleh lembaga keuangan.
Menurut, Kasmir (2003 :93-94), prinsip pemberian pembiayaan itu
meliputi prinsip analisis 5C dan analisis 7P serta menggunakan
studi kelayakan usaha. Prinsip-prinsip tersebut dapat dijelaskan
sebagai berikut:
24
1) Analisis 5C
a) Character
Merupakan sifat atau watak seseorang atau calon debitur.
Tujuannya untuk memberikan keyakinan kepada lembaga
keuangan bahwa sifat dan watak dari orang yang akan
diberi pembiayaan benar-benar dapat dipercaya. Hal ini
dapat dilihat dari latar belakang pekerjaan maupun pribadi
dari calon nasabah.
b) Capacity
Merupakan analis untuk mengetahui calon nasabah dengan
kemampuannya membayar pembiayaan atau mengelola
usaha dan kemampuannya mencari laba.
c) Capital
Adalah analisis yang bertujuan untuk mengetahui sumber-
sumber pembiayaan yang dimiliki nasabah terhadap usaha
yang dibiayai oleh lembaga keuangan.
d) Collateral
Meruapakan jaminan yang diberikan calon nasabah baik
yang bersifat fisik mapun non fisik. Nilai jaminan
hendaknya melebihi nilai pembiayaan yang diberikan,
maka jaminan yang dititipkan dapat mengendalikan resiko
pembiayaan bermasalah.
e) Condition
25
Dalam memberikan pembiayaan hendaknya
mempertimbangkan kondisi ekonomi dan politik yang ada
dan prediksi untuk dimasa yang akan datang sesuai sektor
masing-masing.
2) Analisis 7P
a) Personality
Yaitu menilai nasabah dari segi kepribadiannya atau
tingkah lakunya, yang meliputi sikap, emosi, tingkah
lakuserta tindakan nasabah dalam menghadapi masalah dan
penyelesaiannya.
b) Purpose
Untuk mengetahui tujuan nasabah dalam mengambil
pembiayaan termasuk jenis pembiayaan yang diinginkan
nasabah, apakah untuk produktif atu konumtif.
c) Party
Mengklasifikasikan nasabah dalam klasifikasi tertentu atau
golongan tertentu berdasarkan modal, loyalitas serta
karakternya.
d) Prospect
Yaitu menilai usaha nasabah di masa yang akan datang
apakah menguntungkan atau tidak. Hal ini sangat penting
sebagai acuan dalam pemberian pembiayaan mengingat jika
suatu fasilitas pembiayaan diberikan tanpa adanya suatu
26
prospek yang baik maka bisa mengakibatkan kerugian bagi
pihak bank.
e) Payment
Merupakan ukuran bagaimana cara nasabah
mengembalikan pembiayaan yang telah diambi atau sumber
dari mana saja dana untuk pengembaliaan pembiayaan
diperolehnya.
f) Profitability
Sebagai analisa bagaimana nasabah dalam mencari laba.
Analisis ini diukur dari periode ke periode apakah akan
tetap sama atau mengalami peningkatan disetiap waktunya.
g) Protection
Tujuannya adalah bagaimana pembiayaan yang disalurkan
oleh lembaga keuangan melalui perlindungan berupa
jaminan barang atau jasa.
Sebelum fasilitas pembiayaan diberikan maka lembaga keuangan
harus merasa yakin bahwa pembiayaan yang dibeikan benar-benar
akan kembali. Keyakinan tersebut dapat diperoleh dari hasil penilaian
pembiayan dengan prinsip analisis untuk mendapatkan keyakinan
tentang nasabah dan usaha yang akan dibiayai.
e. Tujuan pembiayaan
Pembiayaan merupakan sumber pendapatan bagi bank
syariah. Tujuan pembiayaan yang dilakukan bank syariah terkait
27
dengan stake holder. Diantara stake holder tersebut adalah pemilik,
pegawai, masyarakat, pemerintah dan lembaga keuangan lainnya.
Secara rinci tujuan harus dijabarkan sejak awal, hal ini bertujuan
agar pendekatan logis terhadap akad yang dikaji dapat dicapai.
Berikut beberapa tujuan pembiayaan secara umum :
1) Pembiayaan dapat meningkatkan daya guna dari modal atau
uang.
Para penabung menyimpan uangnya di lembaga keuangan.
Uang tersebut dalam persentase tertentu ditingkatkan
kegunaannya oleh lembaga keuangan. Para pengusaha
menikmati pembiayaan dari bank untuk memperluas atau
memperlebar usahanya.
2) Pembiayaan meningkatkan daya guna suatu barang.
Produsen dengan bantuan pembiayaan dapat memproduksi
bahan jadi sehingga utility dari bahan tersebut meningkat.
3) Pembiayaan meningkatkan peredaran dan lalu lintas uang
Pembiayaan yang disalurkan melalui rekening-rekening koran,
pengusaha menciptakan pertambahan pertambahan uang giral
dan sejenisnya seperti cheque, bilyet giro, wesel dan lain
sebagainya.
4) Pembiayaan menambahkan gairah usaha masyarakat
Manusia adalah makhluk yang selalu melakukan kegiatan
ekonomi yaitu selalu berusaha memenuhi kebutuhannya.
28
Kegiatan usaha sesuai dengan dinamikanya akan selalu
meningkat. Akan tetapi, peningkatan usaha tidaklah selalu
diimbangi dengan peningkatan kemampuan.
3. Murabahah
a. Pengertian murabahah
Murabahah didefinisikan oleh para fuqaha sebagai
penjualan barang seharga biaya atau harga pokok (cost)barang
tersebut ditambah mark-up atau margin keuntungan yang
disepakati. Karakteristik murabahah adalah bahwa penjual harus
memberi tahu pembeli menegnai harga pembeliaan produk dan
menyatakan jumlah keuntungan yang ditambahkan pada biaya
(cost) tersebut (Wiroso, 2005 :13).
Menurut Muhammad (2000 :22), murabahah adalah
menjual dengan harga asal ditambah dengan margin keuntungan
yang telah disepakati bersama.
Dalam daftar istilah buku himpunan fatwa DSN (Dewan
Syariah Nasional) dijelaskan bahwa yang dimaksud dengan
murabahah adalah menjual suatu barang dengan menegaskan harga
belinya kepada pembeli dan pembeli membayarnya dengan harga
yang lebih sebagai laba. Sedangkan dalam PSAK 59 tentang
Akutansi Perbankan Syariah paragraf 52 dijelaskan bahwa
murabahah adalah akad jual beli barang dengan menyatakan harga
29
perolehah dan keuntungan (margin) yang disepakati oleh penjual
dan pembeli.
b. Syarat murabahah
Dalam pembiayaan murabahah dibutuhkan beberapa syarat, antara
lain :
1) Mengetahui harga pertama (harga pembelian)
2) Mengetahui besarnya keuntungan
3) Modal hendaknya berupa komoditas yang memiliki kesamaan
sejenis, seperti benda-benda yang ditukar, ditimbang dan
dihitung.
4) Bebas dari riba
5) Transaksi pertama haruslah sah secara syara‟.
c. Ketentuan pembiayaan murabahah
Dalam melaksanakan transaksi murabahah, ketentuan atau
aturan yang diberikan yaitu dalam Fatwa Dewan Syariah Nasional
dan Ketentuan Bank Indonesiayang tercantum dalam Peraturan
Bank Indonesia maupun Pedoman Akuntansi Perbankan Syariah
Indonesia.
Ketentuan mengenai murabahah sesuai dengan Fatwa
Dewan Syariah Nasional Nomor 04/DSN-MUI/IV/2000 tentang
murabahah yaitu sebagai berikut :
1) Bank dan nasabah harus melakukan akad murabahah yang
bebas riba.
30
2) Barang yang diperjualbelikan tidak diharamkan oleh syariat
Islam.
3) Bank membiayai sebagian atau seluruh harga pembelian barang
yang telah disepakati.
4) Bank membeli barang yang diperlukan nasabah atas nama bank
sendiri, dan pembelian ini harus sah dan bebas riba.
5) Bank harus menyampaikan semua hal yang berkaitan dengan
pembelian, misalnya jika pembelian dilakukan secara
berhutang.
6) Bank kemudian mejual barang tersebut kepada nasabah sesuai
dengan harga beli ditambah dengan keuntungan.
7) Nasabah membayar harga barang yang telah disepakati tersebut
sesuai dengan jangka waktu tertentu yang disepakati.
8) Untuk mencegah terjadinya penyalahgunaan atau kerusakan
akadtersebut, pihak bank dapat mengadakan perjanjian khusus
dengan nasabah.
9) Jika bank hendak mewakilkan kepada nasabah untuk membeli
barang dari pihak ketiga, akad jual beli murabahah harus
dilakukan setelah barang secara prinsip menjadi milik bank.
d. Fatwa murabahah
1) Fatwa Dewan Syariah Nasional No : 04/DSN-MUI/IV/2000
tentang murabahah
31
2) Fatwa Dewan Syariah Nasional No : 10/DSN-MUI/IV/2000
tentang wakalah
3) Fatwa Dewan Syariah Nasional No : 13/DSN-MUI/IX/2000
tentang uang muka dalam murabahah
4) Fatwa Dewan Syariah Nasional No : 16/DSN-MUI/ IX/2000
tentang diskon dalam murabahah
5) Fatwa Dewan Syariah Nasional No :23/DSN-MUI/III/2002
tentang potongan pelunasan dalam murabahah
6) Fatwa Dewan Syariah Nasional No : 45/DSN-MUI/II/2005
tentang potongan tagihan murabahah
7) Fatwa Dewan Syariah Nasional no :47/DSN-MUI/ II/2005
tentang penyelesaian piutang murabahah bagi nasabah yang
tidak mapu mebayar
8) Fatwa Dewan Syariah Nasional No : 48?DSN-MUI/II/2005
tentang penjadwalan kembali tagihan murabahah
9) Fatwa Dewan Syariah Nasional No : 49/DSN-MUI/II/2005
tentang konversi akad murabahah (Muhammad, 2014:48).
32
e. Skema proses murabahah
1. negosiasi dan persyaratan
Gambar 2.1
Skema proses murabahah
Bank Nasabah
3. pembelian 4. pengiriman
2. akad jual beli
5. terima barang
dan dokumen
Suplier
penjual
33
BAB III
OBYEK PENELITIAN
A. Gambaran Umum Perusahaan
Bank syariah adalah bank umum yang melaksanakan kegiatan usaha
berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa
dalam lalu lintas pembayaran. Sesuai dengan Undang-undang no. 10 tahun
2008 tentang perbankan syariah bahwa perbankan syariah merupakan segala
sesuatu yang menyangkut tentang bank syariah dan unit usaha syariah,
mencakup kelembagaan, kegiatan usaha serta cara dan proses melaksanakan
kegiatan usahanya. Bank Syariah adalah Bank yang menjalankan
kegiatan usahanya berdasarkan Prinsip Syariah dan menurut jenisnya
terdiri atas Bank Umum Syariah dan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah.
Bank Umum Syariah adalah Bank Syariah yang dalam kegiatannya
memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Bank Pembiayaan Rakyat
Syariah adalah Bank Syariah yang dalam kegiatannya tidak memberikan
jasa dalam lalu lintas pembayaran.
Sesuai dengan UU No. 7 Tahun 1992 tentang perbankan, Prinsip
syariah adalah aturan perjanjian berdasarkan hukum Islam antara bank dan
pihak lain untuk penyimpanan dana dan atau pembiayaan kegiatan usaha,
atau kegiatan lainnya yang dinyatakan sesuai dengan syariah antara lain
pembiayaan dengan prinsip bagi hasil (mudharabah), pembiayaan
berdasarkan prinsip penyertaan modal (musyarakah), prinsip jual beli
barang dengan keuntungan (murabahah) atau pembiayaan barang modal
34
berdasarkan prinsip sewa murni tanpa pilihan (ijarah), atau dengan adanya
pilihan pemindahan kepemilikan atas barang yang disewa dari pihak bank
oleh pihak lain (ijaroh wa iqtina).
Sejarah berdirinya Bank Muamalat Kantor Cabang Pembantu
Magelang tidak terlepas dari sejarah berdirinya Bank Muamalat Indonesia
pertama kali berdiri di Indonesia. Bank muamalat merupakan bank syariah
pertama di Indonesia yang berdiri pada tanggal 1 November tahun 1991
bertepatan dengan 24 Rabiuts Tsani 1412 H. Pendirinya digagas oleh
Majelis Ulama Indonesia (MUI), Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia,
serta pengusaha muslim dengan dukungan Pemerintah Republik Indonesia.
Modal awal diperoleh dari sejumlah pribadi dan pengusaha muslim dengan
nominal sebesar Rp 84 miliar. Tambahan modal awal diperoleh dari
masyarakat, sehingga jumlahnya menjadi sebesar Rp 106 miliar. Acara
pengumpulan modal dilakukan di Istana Presien Bogor, Jawa Barat.
Bank Muamalat mulai beroperasi pada tanggal 1 Mei Tahun 1992 atau
27 syawal 1412 H. Sejak beroperasi, Bank Muamalat telah menjadi pelopor
bisnis keuangan syariah lainnya seperti:
1. Asuransi syariah pertama (Asuransi Takaful);
2. Pemberian bantuan teknis dan bantuan modal kepada Bank Pembiayaan
Rakyat Syariah (BPRS);
3. Pusat Inkubasi Bisnis Usaha Kecil dan Menengah (PINBUK) yang
kemudian mendirikan lebih dari 3.000 Baitul Maal wat Tamwil (BMT);
4. Beraliansi dengan Perum Pegadaian dalam pendirian pegadaian syariah;
35
a. Mendirikan Muamalat Institute (MI) untuk pengembangan,
peningkatan, dan penyebarluasan pengetahuan mengenai lembaga
keuangan syariah;
b. Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK);
c. Baitulmaal Muamalat (BMM) sebagai kepanjangan tangan Bank
Muamalat untuk pengumpulan dan penyaluran zakat, Inak, Sedekah
(ZIS), serta dana tanggungjawab sosial perusahaan Bank Muamalat
melalui program pengembangan usaha mikro (Annual Report Bank
Muamalat 2014).
Kesuksesan Bank Muamalat ditandai dengan pembukaan kantor
cabang, kantor cabang pembantu dan kantor kas di seluruh wilayah
Indonesia. Salah satu kantor cabang yang telah didirikan adalah Kantor
Bank Muamalat Cabang Semarang. Atas pertimbangan untuk memperluas
jaringan dan menyiarkan dakwah Islam, Bank Muamalat Kantor Cabang
Semarang memeperluas Jaringannya dengan membuka kantor cabang
pembantu di Magelang. Magelang berada dalam dua wilayah yaitu
Kabupaten Magelang dan Kota Magelang.
Bank Muamalat kantor cabang pembantu magelang berada di kota
Magelang. Bank Muamalat Kantor Cabang Pembantu Magelang dibuka
pada tanggal 21 Maret 2005. Operasional kerja Bank Muamalat Kantor
Cabang Pembantu Magelang pertama kali berada di Jl. Daha No. 5
Magelang yang berjalan kurang lebih 4 tahun. Kemudian pada bulan
36
Oktober 2009, berpindah tempat di Jl. Jendral Ahmad Yani No. 02A
Magelang.
B. Identitas Perusahaan
Nama : PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk.
Bidang Usaha : Perbankan Syariah
Berdiri : 1 November 1991
Beroperasi : 1 Mei 1992
Website : www.bankmuamalat.co.id
Kantor Cabang Pembantu Magelang:
Alamat : Jl. Jend A Yani No. 02A Magelang
Tel : 0293-313358
Fax : 0293-314559
C. Visi dan Misi Perusahaan
1. Visi
“The Best Islamic Bank and Top 10 Bank in Indonesia with Strong
Regional Presence”.
2. Misi
Membangun lembaga keuangan syariah yang unggul dan
berkesinambungan dengan penekanan pada semangat kewirausahaan
berdasarkan prinsip kehati-hatian, keunggulan sumber daya manusia
yang Islami dan profesional serta orientasi investasi yang inovatif,
untuk memaksimalkan nilai kepada seluruh pemangku kepentingan.
37
D. Budaya perusahaan
Keberhasilan suatu perusahaan sangat dipengaruhi oleh kemampuan
sumber daya manusianya. Keunggulan produk atau jasa yang dijual,
jaringan, da teknologi yang unggul guna mendukung operational excellence.
Komponen trsebut bukanlah penentu yang menjadi kunci keberhasilan
suatu bisnis. Faktor pendorong yang sesungguhnya terletak pada kekuatan
visi dan misi serta nilai-nilai yang menjadi sumber inspirasi dan energi
budaya kerja perusahaan (Laporan Tahunan Bank Muamalat 2013).
Hal ini dibuktikan oleh Bank Muamalat yang memiliki visi menjadi
“The Best Islamic Bank and Top 10 Bank in Indonesia with strong Regional
Presence” dengan misi membagun lembaga keuangan syariah yang unggul
dan berkesinambungan dengan penekanan pada semangat kewirausahaan
berdasarkan prinsip kehati-hatian, keunggulan sumber daya manusia yang
islami dan profesional serta orientasi investasi yang inovatif, untuk
memaksimalkan nilai kepada seluruh pemangku kepentingan.
Pencapaian visi dan misi tersebut sangat didukung oleh nilai-nilai
yang tertanam dan ditubuhkankembangkan oleh individual serta positioning
Perseroan sebagai lembaga keuangan syariah, sehingga harus digerakkan
dengan sistem, akhlak, dan akidah sesuai prinsip syariah.
Bank Muamalat menjunjung praktik kejujuran sejak awal rekrutmen,
serta larangan menerima imbalan dalam betuk apapun dari para nasabah dan
38
mitra kerja. Selain itu Bank Muamalat juga sangat tegas dalam menyikapi
risiko reputasi yang ditimbulkan karyawan akibat perilaku yang tidak sesuai
dengan tatanan budaya, etika, dan hukum.
Penilaian kinerja terhadap karyawan mengacu kepada scoreboard
berdasarkan aspek-aspek finansial dan kepatuhan.Pengangkatan staff dan
pejabat yang akan memangku jabatan harus elalui prosesi sumpah jabatan
secara lisan dan tertulis tentang pernyataan tujuh perilaku sebagai pedoman
perilaku (code of conduct) yang harus dipertanggungjawabkan dengan janji
untuk:
1. Mentaati peraturan perundang-undangan dan ketentuan perusahaan
Memegang teguh rahasia bank dan perusahaan
2. Tidak menerima hadiah dalam bentuk apapun terkait tugas dan jabatan
3. Menjunjung kehormatan karyawan dan perusahaan
4. Bekerja sesuai dengan prinsip syariah
5. Berpegang teguh pada akhlak islam dalam menjalani kehidupan sehari-
hari
6. Bertanggung jawab terhadap kesalahan dan pelanggaran yang dilakukan
Bank Muamalat, senantiasa menjunjung tinggi etika bisnis yang
berorientasi kepada kemaslahatan, khususnya kepuasan nasabah dan
segenap pemangku kepentingan.
39
E. Struktur Organisasi Bank Muamalat Kantor Cabang Pembantu
Magelang
Banking Staff and Non Banking Staff
Gambar 3.1 Struktur Organisasi Bank Muamalat Kantor Cabang
Pembantu Magelang
1. Keterangan
SBM : Sri Endah Widayati
Front Office :
Customer Service : Lukman Rahim Haris
Sub Branch Manager (SBM)
Back Office Front Office Marketing
Marketing
Financing Marketing
Funding
Operational
1
Operational
2
Teller Customer
service (CS)
Security Office Boy Driver
40
Teller : Bayu Silvia Rini
Back Office :
Operational 1 : Muchtadin
Operational 2 : Muhammad Bachtiar Ripai
Marketing :
Marketing Funding : Ayu Dhestya Sari
Marketing Financing : Marselia Tusinta
Security : Muhammad Faqih
Office Boy : Slamet
Driver :
Driver 1 : Rismianto
Driver 2 : Mansur
2. Deskripsi Jabatan (Job Description)
a. Sub Branch Manager (SBM)
1) Mengkoordinasi dan menetapkan rencana kerja tahunan Bank
Muamalat Kantor Cabang Pembantu Magelang agar sesuai dengan
visi dan misi Bank Muamalat.
2) Mengendalikan dan mengevaluasi pelaksanaan rencana kerja untuk
memastikan tercapainya target Bank Muamalat Kantor Cabang
Pembantu Magelang yang telah ditetapkan.
3) Mengkoordinasi seluruh sarana dan kegiatan untuk mencapai target
yang telah ditetapkan da disepakati sejalan dengan visi dan misi.
41
4) Penanggung jawab Bank Muamalat Kantor Cabang Pembantu
Magelang secara umum.
5) menetapkan berbagai kebijakan-kebijakan dan pengambilan
keputusan-keputusan demi kemajuan Bank Muamalat Kantor
Cabang Pembantu Magelang.
b. Customer Service (CS)
1) Memberikan penjelasan ke nasabah tentang produk, syarat dan
tatacaranya secara langsung atau melalui telepon.
2) Melayani pembukaan rekening tabungan, giro dan deposito.
3) Melayani dan menyelesaikan keluhan nasabah dengan segera dan
benar.
4) Melayani permintaan nasabah untuk pemblokiran rekening.
5) Menawarkan kepada nasabah produk atau jasa lain (cross selling)
6) Mengerjakan instruksi yang diminta atasan yang berkaitan dengan
pekerjaannya.
c. Teller
1) Menerima setor dan tarik tunai dan warkat.
2) Melayani SKN dan RTGS.
3) Mengamankan dan menyimpan uang tunai, surat berharga dan
membuat laporan sesuai dengan bidangnya.
4) Menyusun daftar penerimaan dan pengeluaran uang tunai.
5) Melakukan pencocokan saldo dengan fisik uang dan saldo pada
neraca harian.
42
6) Melakukan pembayaran dan penerimaan yang berhubungan dengan
pembayaran biaya bank, biaya personalia dan umum melalui
counter bank.
7) Melakukan pekerjaan lain sesuai ketentuan pekerjaan
d. Back Office
1) Mengurus kepegawaian dan pemeliharaan kantor.
2) Melakukan instruksi pencairan deposito
3) Memeriksa setoran kliring
4) Rekruitmen karyawan.
5) Otorisasi data nasabah.
6) Melaksanakan transfer non tunai, kliring dan RTGS.
7) Membuat laporan bulanan.
8) Memberikan pelayanan yang baik kepada seluruh nasabah.
9) Bertanggungjawab dan memonitor aktivitas back office agar
berjalan dengan baik
e. Marketing
1) Mencari nasabah funding maupun lending
2) Membina hubungan saling menguntungkan antara pihak bank
dengan nasabah, seperti:
a) Mengidentifikasi kebutuhan nasabah
b) Melakukan komunikasi yang intensif dan membantu
memberikan solusi bagi nasabah yang berhubungan dengan
produk/jasa
43
c) Bertindak sebagai komite pembiayaan dalam upaya
pengambilan keputusan pembiayaan
d) Melakukan monitoring, evaluasi, review terhadap kualitas
porto folio pembiayaan yang telah diberikan dalam rangka
pengamanan atas setiap pembiayaan yang telah diberikan
e) Melayani, menerima tamu (calon nasabah atau nasabah) secara
aktif memerlukan pelayanan jasa perbankan
f) Menyusun strategi planning dan selaku marketing/solisitasi
nasabah baik dalam rangka penghimpunan sumber dana
maupun alokasi pemberian pembiayaan secara efektif dan
terarah
g) Berkewajiban untuk meningkatakan mutu pelayanan
perbankan terhadap nasabah maupun calon nasabah
h) Berkewajiban untuk meningkatkan pengetahuan dan
ketrampilan untuk membantu kelancaran tugas sehari-hari
f. Security
1) Membukakan pintu apabila ada nasabah yang datang
2) Menjaga keamanan dan tata tertib kantor
3) Pemeliharaan kantor dan pemeliharaan inventarisasi kantor serta
perlengkapan/perbekalan kantor
4) Membantu dalam melayani nasabah
g. OB (Office Boy)
1) Bertanggung jawab atas kebersihan kantor
44
2) Menyediakan minuman dan makanan bagi staf kantor
3) Pemeliharaan kantor dan pemeliharaan inventarisasi kantor serta
perlengkapan/perbekalan kantor
h. Driver
1) Mengantar jemput para kru dalam melaksanakan tugas
2) Menjaga agar kondisi kendaraan dinas kantor selalu dalm keadaan
siaga
F. Produk dan Layanan Bank Muamalat
1. Pendanaan
a. Giro Muamalat
1) Giro Ultima
Giro syariah dalam mata uang Rupiah dan US Dollar yang
memudahkan semua jenis kebutuhan transaksi bisnis maupun
transaksi keuangan personal nasabah. Giro ini diperuntukan
perorangan dengan usia 18 tahun ke atas.
2) Giro Attijary
Giro syariah dalam mata uang Rupiah dan US Dollar yang
memudahkan dan membantu semua jenis kebutuhan transaksi
bisnis perusahaan nasabah. Giro ini diperuntukan bagi institusi
yang memiliki legalitas badan.
b. Tabungan
1) Tabungan Muamalat
45
Tabungan dalam mata uang rupiah yang dapat digunakan
untuk beragam jenis transaksi, memberikan akses yang mudah,
serta manfaat yang luas. Tabungan muamalat kini hadir dengan
dua pilihan kartu ATM/Debit yaitu kartu Shar-E Reguler dan
Shar-E Gold.
2) Tabungan Muamalat Dollar
Tabungan dalam denominasi valluta asing US Dollar
(USD) dan Singapore Dollar (SGD) bertujuan untuk melayani
kebutuhan transaksi dan investasi yang lebih beragam.
3) Tabungan Haji Arafah
Tabungan haji dalam mata uang rupiah dan valuta asing
US Dollar yang dikhususkan bagi nasabah masyarakat muslim
Indonesia yang berencana menunaikan ibadah haji.
4) Tabungan Ib Muamalat Rencana
Tabungan iB Muamalat rencana merupakan tabungan
berjangka dalam mata uang rupiah, memiliki setoran rutin
bulanan dan tidak bisa ditarik sebelum jangka waktu berakhir
kecuali penutupan rekening serta pencairan dana hanya bisa
dilakukan ke rekening sumber dana. Tabugan iB muamalat
rencana membantu mewujudkan berbagai rencana nasabah
5) Tabungan Muamalat Umroh
46
Merupakan tabungan berencana dalam mata uang rupiah
yang akan membantu nasabah mewujudkan impian untuk
berangkat ibadah umroh.
6) Tabunganku
Tabungan syariah dalam mata uang Rupiah yang sangat
terjangkau bagi nasabah dari semua kalangan masyarakat.
7) Tabungan Ib Muamalat prima
Tabungan Ib muamalata prima merupakan tabungan
prioritas yang di desain bagi nasabah yang ingin mendapatkan
bagi hasil maksimal dan kebebasan bertransaksi di jaringan
ATM Bersama dan ATM Prima apabila saldo setelah
penarikan ≥ 5 juta.
c. Deposito
1) Deposito Mudharabah
Deposito syariah dengan mata uang Rupiah dan US Dollar
yang fleksibel dan memberikan hasil investasi yang optimal
bagi nasabah. Deposito mudharabah diperuntukan bagi
perorangan usia 18 tahun keatas dan institusi yang memiliki
legalitas badan, dan dapat digumakan sebagai jaminan
pembiayaan atau referensi Bank Muamalat.
2) Deposito Fulinves
Deposito syariah dalam mata uang Rupiah dan US Dollar
yang fleksibel dan memberikan hasil investasi yang optimal
47
serta perlindungan asuransi jiwa gratis bagi nasabah. Deposito
Fulinves merupakan jenis investasi yang dikhususkan bagi
nasabah perorangan dengan jangka waktu 6 dan 12 bulan.
Deposito Fulinves dapat diperpanjang secara otomatis
(automatic roll over) dan dapat dipergunakan sebagai jaminan
pembiayaan di Bank Muamalat. Deposito Fulinves
diperuntukan bagi perorangan usia 18 tahun ke atas.
3) Dana Pensiun Muamalat
Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK) Muamalat
dapat diikuti oleh nasabah yang berusia minimal 18 tahun, atau
sudah menikah, dengan pilihan usia pensiun dan iuran pensiun
yang terjangkau, yaitu minimal Rp 20.000 per bulan dan
pembayarannya dapat didebet secara otomatis dari rekening
bank muamalat atau dapat ditransfer dari bank lain.
2. Pembiayaan
a. KPR iB Muamalat
KPR iB Muamalat adalah produk pembiayaan yang akan
membantu nasabah untuk memiliki rumah tinggal, rumah susun,
apartemen dan condotel termasuk renovasi dan pembangunan..
Pembiayaan ini juga dapat digunakan untuk pengalihan take over
KPR dari bank lain, pembangunan, dan renovasi rumah tinggal.
Diperuntukan bagi perorangan (WNI) cakap hukum yang berusia
minimal 21 tahun atau maksimal 55 tahun untuk karyawan, dan 60
48
tahun untuk wiraswasta atau profesional pada saat jatuh tempo
pembiayaan. Dua pilihan akad yaitu akad murabahah (jual-beli)
atau musyarakah mutanaqishah (kerjasama sewa).
Konsep:
1) Konsep untuk pembeliaan properti baru dan second
(Ready Stock).
a) Bank dapat membeli properti langsung dengan cara
mengirimkan purchase order kepada developer.
Pembayaran ke developer akan dilakukan setelah
bank menjual properti yang telah dibeli dari developer
kepada nasabah.
b) Apabila dalam kondisi tertentu diperlukan adanya
wakalah untuk membeli properti dari developer, maka
akad wakalah dilakukan bersamaan dengan pemberian
offering letter pembiayaan kepada nasabah.
Pembayaran ke developer akan dilakukan setelah
bank menjual properti yang telah dibeli dari developer
kepada nasabah.
c) Setelah properti diserah terimakan maka kemudian
nasabah membayar angsuran cicilan murabahah
kepada bank sesuai dengan jangka waktu dan besar
angsuran yang disepakati.
2) Konsep untuk pembelian properti baru indent
49
Untuk pembelian properti baru dengan skema pembeli
indent dari developer yang telah terikat kerjasama dengan
bank. Bank memberikan fasilitas pembiayaan dengan
menggunakan akad murabahah. Untuk pembeliaan
material bangunan dan tanah. Bank hanya dapat
memberikan pembiayaan untuk rumah indent dengan
memenuhi persyaratan sebagai berikut:
a) Fasilitas pembiayaan KPR IB tersebut merupakan
fasilitas pertama bagi nasabah dari seluruh fasilitas
yang diterima baik di bank yang sama ataupun bank
lainnya.
b) Adanya perjanjian kerjasama antara bank dengan
developer yang paling kurang memuat kesanggupan
developer untuk menyelesaikan properti sesuai
dengan yang diperjanjikan dengan nasabah.
c) Adanya jaminan dari developer kepada bank bahwa
developer akan menyelesaikan kewajiban kepada
nasabah penerima fasilitas apabila properti tidak dapat
diselesaikan dan tidak dapat diserahterimakan sesuai
perjanjian.
d) Pencairan fasilitas hanya dapat diselesaikan secara
bertahap sesuai perkembangan pembangunan atau
progres yang menjadi agunan.
50
3) Konsep untuk pembangunan properti
Untuk penggunaan properti, bank hanya dapat membiayai
pembelian material sesuai dengan spesifikasi rincian
material untuk pembangunan properti diluar biaya tenaga
kerja. Pembelian material yang diinginkan untuk
pembangunan dapat diwakilkan kepada nasabah sesuai
dengan spesifikasi rincian biaya.
4) Konsep untuk renovasi rumah
Untuk penggunaan renovasi properti, bank hanya dapat
membiayaai pembelian material sesuai dengan spesifikasi
rincian meterial untuk renovasi properti diluar biaya
tenaga kerja. Pembelian material yang digunakan
renovasi dapat diwakilkan kepada nasabah sesuai dengan
spesifikasi rincian biaya dijual kembali kepada nasabah.
b. iB Muamalat Umroh
Fasilitas bagi para nasabah dengan tujuan membiayai
perjalanan ibadah umroh. Diperuntukan bagi perorangan (WNI)
cakap hukum yang berusia minimal 21 tahun atau maksimal 55
tahun pada saat jatuh tempo pembiayaan dengan jangka waktu
pembiayaan sampai dengan 36 bulan.
c. iB Muamalat Koperasi Karyawan
Pembiayaan yang diberikan kepada koperasi karyawan untuk
disalurkan kepada para anggotanya (pegawai BUMN/PNS/Swasta)
51
dengan tujuan pembelian barang halal. Diperuntukan bagi para
anggota koperasi karyawan secara berkelompok dengn penghasilan
minimum Rp 1.000.000.
d. iB Muamalat Multiguna
Pembiayaan untuk memenuhi kebutuhan nasabah dalam
pembelian barang halal (selain tanah, bangunan, mobil dan emas)
serta sewa jasa yang dibolehkan secara syariah (selain pembiayaan
haji dan umroh).
e. Dana Muamalat Pensiun
iB Muamalat pensiun adalah fasilitas pembiayaan yang
diberikan kepada pensiunan PNS dan BUMN untuk pembelian
barang konsumtif yang halal (termasuk rumah tinggal dan
kendaraan bermotor) atau sewa jasa halal (seperti keperluan
pendidikan anak, umroh, wisata, dan lainnya) dengan ketentuan
pembayaran manfaat pensiun wajib dialihkan melalui Bank
Muamalat.
3. Jasa Layanan
a. ATM
Layanan ATM yang memudahkan nasabah melakukan
penarikan tunai, pemindah bukuan antar rekening, pemeriksaan
saldo, pembayaran zakat infaq sedekah (hanya pada ATM
muamalat), dan tagihan telepon. Untuk penarikan tunai, kartu
muamalat dapat diakses 8.888 ATM di seluruh Indonesia
52
terdiri atas mesin ATM Muamalat, ATM BCA/Prima dan ATM
Bersama, yang bebas penarikan tunai.
b. SalaMuamalat
Merupakan jasa layanan phone banking 24 jam dan call
center yang memberikan kemudahan bagi nasabah, setiap saat
dimanapun nasabah berada untuk memperoleh informasi
mengenai produk, saldo dan infomasi transaksi, tranfer antara
rekening serta mengubah PIN.
c. Pembayaran Zakat Infaq Sodaqoh (ZIS)
d. Jasa yang memudahkan nasabah dalam membayar ZIS, baik ke
lembaga pengelola ZIS Bank Muamalat maupun lembaga-
lembaga ZIS lainnya yang bekerjasama dengan Bank
Muamalat, Melalui phone banking dan ATM Muamalat
diseluruh cabang Bank Muamalat.
4. Jasa-jasa lainnya
Bank Muamalat juga menyediakan jasa-jasa perbankan lainnya
kepada masyarakat luas, seperti transfer, collection, standing
instruction, bank draft, referensi bank.
53
BAB IV
ANALISIS DATA
A. Pelaksanaan Akad Murabahah Pada Kredit Pemilikan Rumah (KPR)
di Bank Muamalat Capem Magelang
Di dalam Bank Muamat Capem Magelang salah satu pembiayaan
yang menggunakan akad murabahah adalah produk KPR iB Muamalat.
KPR iB Muamalat adalah salah satu produk pembiayaan dari Bank
Muamalat yang dapat membantu nasabah untuk memiliki rumah idaman,
baik ready stock atau second, apartemen, ruko, kios atau take-over dari
bank lain. Disamping itu, KPR iB Muamalat ini juga dapat memberikan
pembiayaan untuk rumah indent, pembangunan maupun renovasi rumah.
Dari hasil wawancara yang telah dilakukan di Bank Muamalat
Kantor Cabang Pembantu Magelang pada hari kamis 21 januari 2016
dengan salah satu marketing financing maka penulis mendapatkan
beberapa analisis data yang berupa :
1. Pelaksanaan pembiayaan KPR iB Muamalat
Dalam melakukan pengajuan pembiayaan KPR iB Muamalat di Bank
Muamalat Capem Magelang, calon nasabah harus memenuhi beberapa
persyaratan yang sudah ditentukan oleh pihak Bank Muamalat,
persyaratan tersebut antara lain meliputi :
a. Usia produktif
1) Warga Negara Indonesia
2) Tidak cacat hukum
54
3) Minimal 21 tahun, jtuh tempo maksimal 55 tahun untuk
pegawai dan 60 tahun untuk wiraswasta
4) Jika pegawai ketentuan pensiun 55 tahun jatuh tempo tidak
melebihi umur pensiun instansi bersangkutan
5) Untuk pegawai instansi, umur saat pembiayaan jatuh tempo
dapat melebihi maksimal jika menyerahkan bukti akan tetap
bekerja di instansi yang sama atau ditempat lain dan bukti
diverifikasi dengan kewenangan pemutusan ada pada pejabat
pemegang kewenangan memutus pembiayaan sesuai unit
kewenangan.
b. Ketentuan pekerjaan sebagai berikut :
1) Fix income (pegawai)
Sumber penghasilan single income
a) Pegawai tetap di perusahaan saat ini,
i) Minimal kerja 1 tahun termasuk masa kerja sebelum
pegawai tetap atau,
ii) Jika diperusahaan sekarang belum ada 1 tahun,
minimal pengalaman 1 tahun diperusahaan terakhir.
b) Pekerja kontrak
i) Minimal pengalaan kerja 2 tahun diperusahaan saat
ini atau
ii) Minimal 1 tahun diperusahaan saat ini, dengan
pengalaman minimal 5 tahun di perusahaan terakhir
55
iii) Minimal 6 bulan di perusahaan dengan pengalaman
minimal 5 tahun di perusahaan terakhir.
Sumber pengembalian joint income
a) Nasabah dan pasangan pegawai perushaan saat ini
i) Minimal 1 tahun termasuk masa kerja sebelum
pegawai tetap
ii) Minimal 1 tahun diperusahaan saat ini dengan
pengalaman minimal 5 tahun di perusahaan
terakhir.
b) Nasabah pegawai pasangan kontrak
i) Minimal pengalaman kerja 2 tahun diperusahaan
saat ini
ii) Minimal 1 tahun di perusahaan saat ini dengan
pengalaman minimal 5 tahun di perusahaan terakhir
2) Wiraswasta atau profesional (non fix income)
a) Kategori 1
i) Perorangan dengan usaha berbentuk badan hukum
ii) Memilki pengalaman dibidang usaha minimal 2
tahun berturut-turut (bukti izin usaha atau praktik,
minimal SIUP)
iii) Memiliki penghasilan yang dapat diverifikasi
kebenarannya
iv) Telah beroperasional secara menguntungkan
56
v) Memiliki historical cash flow yang mampu
memenuhi kewajiban sewa atau angsuran.
b) Kategori 2
i) Perorangan usaha bentuk non badan hukum
ii) Memilki penghasilan yang dapat diverifikasi
kebenarannya
iii) Telah beroperasi secara menguntungkan
iv) Memiki historical cash flow yang mampu memnuhi
kewajiban sewa atau angsuran.
c. Ketentuan penghasilan sebagai berikut :
1) Penghasilan pegawai
a) Penghasilan pegawai yang diakui adalah gaji pokok diakui
sebesar 100%
b) Tunjangan yang bersifat
i) Tetap, yaitu tidak terkait dengan jabatan atau posisi
atau lokasi kerja, diakui sebesar 100%
ii) Tidak tetap, terkait dengan jabatan atau posisi atau
lokasi(tunjangan jabatan atau istilah sejenis lainnya)
atau terkait dengan lokasi kerja.
2) Penghasilan wiraswasta atau profesional
Penghasilan wiraswasta atau profesional dapat diverifikasi
kebenarannya, baik dari mutasi rekening keuangan usaha di
57
bank atau bank lain maupun dari pembukuan usaha atau catatan
transaksi usaha calon nasabah.
3) Diperkenankan joint income penghasilan nasabah (sebagai
pegawai atau wiraswasta) dengan penghasilan istri atau suami
nasabah (sebagai pegawai atau wiraswasta) dengan ketentuan :
a) Penghasilan istri atau suami nasabah
Diakui 100%, jika payroll penghasilan istri dan suami
nasabah dari perusahaannya setiap bulan distorkan ke
rekening istri atau suami nasabah tersebut di bank. Atau
jika payroll penghasilan istri atau suami nasabah tidak
disetorkan ke rekening istri atau suami nasabah tersebut di
bank, tetapi dapat dibuatkan standing instruction (minimal
selama masa pembiayaan) untuk transfer ke rekening
nasabah di bank.
b) Penghasilan istri atau suami nasabah tersebut di atas harus
dapat diverifikasi oleh bank dan tercermin dalam rekening
tabungan atau giro.
d. Bersedia membuak rekening tabungan di Bank Muamalat atas
nama yang bersangkutan.
e. Jenis dokumen yang dibutuhkan untuk pembiayaan KPR iB
Muamalat pembelian antara lain
58
Tabel 4.1
Jenis dokumen persyaratan
No
Jenis Dokumen Syarat pengajuan
(Dokumen fotocopy setelah dicek
dengan aslinya harus diberi stempel
sesuai asli oleh Cabang
Pegawai Pekerja
Profesi Wiraswasta
1 Asli Formulir Aplikasi diisi lengkap dan
benar
√ √ √
2 Fotocopy KTP calon nasabah dan
suami/istri
√ √ √
3 Fotocopy Kartu Keluarga (KK) √ √ √
4 Fotocopy Surat Nikah √ √ √
5 Fotocopy Sertifikat tanah obyek agunan √ √ √
6 IMB/IPMB/IPR/IPL? Ijin Pendahuluan
Mendirikan Bangunan/Surat Ijin sejenis
dari instansi setempat yang berwenang
√ √
√
7 PBB tahun terakhir √ √ √
8 Fotocopy Rekening Tabungan/Giro
(R/K) Pribadi 3 bulan terakhir yang
mencerminkan gaji/penghasilan
√ √ √
9 Laporan Keuangan Perusahaan (Neraca
dan Atau L/R) dan/atau Fotocopy
Bukti/Catatan transaksi bisnis a)
√ √
10 Asli slip gaji 3 bulan terakhir dan/atau
Surat keterangan penghasilan yang
sejenisnya b)
√
11 Fotocopy ijin-ijin praktik profesi √ √
12 Fotocopy Akte Pendirian Perusahaan
beserta perubahan dan izin-izin usaha :
TDP dan SIUP c)
√ √
13 Fotocopy NPWP Pribadi/SPT Pribadi d)
√ √ √
14 Asli surat keterangan kerja √
59
Keterangan :
1) Bukti atau catatan transaksi bisnis hanya diminta apabila
diperlukan oleh Anggota Komite ataupun Financing Risk Officer
untuk mendukung Proses Analisa
2) Slip gaji dapat digantikan dokumen sejenisnya yang
menginformasikan seluruh komponen gaji dan tunjangan dan dapat
diverifikasi
3) SIUP tidak berlaku bagi perusahaan yang dikecualikan sesuai
dengan Keputusan Menteri Perdagangan yang berlaku.
4) NPWP pribadi hanya untuk pemohonan pembiayaan diatas Rp. 50
juta (kecuali ditentukan lain secara tertulis oleh Kantor Bank
Indonesia setempat). Bagi calon nasabah yang tidak memiliki
NPWP pribadi harus menyerahkan dokumen sebagai berikut, copy
NPWP perusahaan, dan Surat pernyataan bahwa yang
bersangkutan bersedia menyerahkan NPWP pribadi jika suatu saat
diminta oleh Bank. Apabila pembiayaan di atas Rp.100 juta wajib
menyerahkan NPWP. Format surat pernyataan pada lampiran.
2. Penilaian Pembiayaan Murabahah KPR iB Muamalat
a. Tujuan
Dalam melakukan pembiayaan, nasabah harus menjelaskan
tujuan nya secara jelas untuk apa pembiayaan tersebut. Apakah
untuk pembiayaan kepemilikan rumah atau yang lainnya.
b. Penilaian dengan prinsip 5 C dan 7 P
60
Untuk memberikan pembiayaan yang diajukan oleh calon nasabah,
maka bank berhak mengetahui layak atau tidak layak seorang calon
nasabah menerima pembiayaan tersebut. Penilaian tersebut dapat
dilakukan dengan prinsip 5C dan 7 P.
1) Character
Karakter calon nasabah harus diketahui oleh bank, yang dapat
diperoleh dari tes wawancara seperti cara hidup, keadaan
keluarga sosialnya dan lain sebagainya. Orang yang memilki
karakter baik akan berusaha untuk membayar pembiayaannya
dengan baik.
2) Capacity
Untuk mengetahui kemampuan usaha dan kemampuan
pengembalian pembiayaan, maka bank dapat langsung
mengamati kegiatan usaha dan mengetahui kemampuan dalam
pengambilan pembiayaan yang diberikan kepada nasabah.
3) Capital
Mengetahui besar modal yang diajuka oleh nasabah dan berapa
keuntungan yang akan diperoleh.
4) Condition
Dapat diketahui dari hasil wawancara kondisi nasabah dan
dapat melihat kegitan langsung dilapangan.
5) Collateral
61
Bank meminta jaminan dari nasabah agar nasabah tidak
melanggar ketentuan-ketentuan yang telah disepakati.
Sedangkan dengan prinsip 7 P
1) Personality
Bank dapat menilai dari sisi kepribadiaannya apakah calon
nasabah baik atau tidak.
2) Party
Calon nasabah dibedakan dalam beberapa golongan. Golongan
tersebut berdasarkan modal dan seberapa banyak nasabah.
3) Purpose
Mengetahui tujuan nasabah dalam pengambilan pembiayaan.
4) Prospect
Menilai usaha nasabah di masa yang akan datang apakah akan
menguntungkan atau tidak.
5) Payment
Bank berhak mengetahui bagaimana cara nasabah
mengembalikan pembiayaan dan dari mana sumber dana yang
diperoleh untuk mengembalikan pembiayaannya.
6) Profitability
Dapat diukur dari aliran dana nasabah dari periode ke periode
apakah ada peningkatan atau tidak.
7) Protection
62
Tujuannya menjaga pembiayaan yang diberikan oleh bank
melalui suatu perlindungan.
c. Hubungan perbankan
1) BI cheking
Pengecekan dengan cara menanyakan keadaan atau
performance calon nasabah kepada bank atau lembaga
keuangan terkait atau non bank yang ditunjuk oleh bagian
marketing. Termasuk meneliti mutasi rekening koran, evaluasi
atas rekening koran untuk memastikan bahwa omset dalam satu
tahun telah sesuai. Bila BI cheking baik maka pembiayaan
layak untuk dilanjutkan.
2) Bank cheking
Untuk menilai apakah pembiayaan yang diberikan kepada
calon nasabah layak atau tidak selain cara yang disampaikan
diatas, salah satu cara yang lain adalah dengan bank cheking.
Dilakukan secara personal antara sesama officer bank, baik dari
bank yang sama maupun dari bank yang berbeda. Biasanya
setia officer mempunyai pengalaman tersendiri dalam
berhubungan dengan nasabah.
3. Keputusan pembiayaan
Keputusan pembiayaan harus mempertimbangkan kelayakan suatu
pembiayaan. Kesesuaian dengan kebijakan, mempetimbangkan
keamanan pembiayaan dan prosedur pembiayaan.
63
a. Rapat komite
Usulan pembiayaan yang telah disiapkan dipresentasikan komite
pembiayaan untuk mendapatkan persetujuan dari anggota komite
pembiayaan sesuai dengan batasan kewenangan memutusnya.
Lembaga komite yang terdiri dari Komisaris Direktur Utama,
General Manger (GM), Account Officer (AO), dan petugas
administrasi pembiayaan terhadap permohonan yang telah diajukan
oleh calon nasabah yang nantinya menjadi bahan pertimbangan
layak atau tidak layaknya disetuji.
b. Sirkulasi
Adalah proses pengambilan keputusan oleh para anggota komite
pembiayaan tanpa melaui rapat komite melainkan dengan
menyampaikan usulan pembiayaan beserta lampiran-lampirannya.
4. Perjanjian kontrak
Setelah mendapatkan persetujuan, tahap selanjutnya adalah Surat
Persetujuan Prinsip Pembiayaan yang berisikan :
a. Jenis fasilitas pembiyaan
b. Jumlah plafon fasilitas
c. Jangka waktu pembiayaan
d. Jaminan yang diberikan
e. Persyaratan-persyaratan
f. Penetapan batas waktu penawaran.
Kemudian menyiapkan akad pembiayaan yang meliputi :
64
a. Akta notaris
b. Akta dibawah tangan
5. Pencairan dana
a. Penandatanganan akad pembiayan beserta jaminan
b. Review terhadap kelengkapan dan kesempurnaan dokumen-
dokumen yang dipersyaratkan
c. Penerbitan memorandum droping pembiayaan
d. Droping pembiayaan
B. Langkah Penyelesaian Jika Terjadi Pembiayaan Macet
Setiap pembiayaan pastilah memiliki resiko akan tidak kembali
atau biasa disebut pembiayaan macet. Di dalam Bank Muamalat, upaya
dalam menyelesaikan masalah pembiayaan macet ini pun dilakukang
dengan beberapa cara, antara lain :
1. Langkah non litigasi
Upaya penyelesaian ini dilakukan Bank Muamalat dengan tanpa
melalui proses lembaga penyelesaian yang ada, yaitu :
a. Penagihan secara tatap muka
Penagihan melalui tatap mua dengan cara melakukan kunjungan
langsung kepada nasabah, pemilik jaminan, dan pihak terkait.
b. Penagihan melalui alat komunikasi
Penagihan melalui alat komunikasi dengan cara menggunakan
telepon seluler, telepon pesan singkat (short massaging, BBM,
65
WA, dan lain-lain) dan alat komunikasi lainnya kepada nasabah
pemilik jaminan dan pihak terkait lainnya.
c. Penagihan melalui korespondensi
Penagihan melalui korespondensi dengan cara menyampaikan
surat-surat kepada nasabah. Penagihan melalui korespondensi ini
bertujuan antara lain untuk :
1) Memenuhi kepentingan administrasi
Kelengkapan administratif berupa Surat Peringatan dan lainnya
sangat dibutuhkan saat proses penanganan selanjutnya seperti
identifikasi upaya yang telah dilakukan, hapus buku dan lain-
lain.
2) Menginformasikan nominal dan jatuh tempo pembayaran
kewajiban nasabah.
3) Menginformasikan sanksi kepada nasabah.
2. Langkah Litigasi
Upaya penyelesaian ini dilakukan oleh Bank Muamalat apabila
langkah non litigasi tidak tercapai.
a. Pengajuan gugatan
Dilaksanakan apabila nasabah pembiayaan yang dihadapi
sudah tidak ada harapan untuk diselesaikan secara tepat dan tuntas.
Melalui penggunaan hak preferen Bank Muamalat sebagai
pemegang hak tanggungan. Pelaksanaan dapat diajukan melalui
pengadilan negeri atau lembaga penggantinya. Apabila dilakukan
66
melalui Pengadilan Negeri wajib memperhatikan prosedur hukum
yang berlaku.
Yang harus diperhatikan dalam proses ini adalah :
1) Pihak yang digugat, nasabah pembiayaan atau pihak
yang terkait lainnya yang benar-benar tidak memiliki
iktikad baik dan tidak memiliki kemauan
menyelesaiakan kewajibannya sesuai ketentuan.
2) Yuridis hukum atau kewenangan pengadilan yang ada
pada pengadilan negeri atau Basyarnas.
b. Pengajuan pidana
Pengaduan kepada nasabah yang melakukan tindak pidana
yang menimbulkan kerugian pada pihak Bank Muamalat.
Tujuannya lebih mengutamakan penekanan psikologis kepada
pihak yang digugat agar mengakui kesalahannya. Dan selanjutnya
mengembalikan apa yang seharusnya menjadi kewajibannya.
c. Pengajuan eksekusi jaminan
Pada dasarnya suatu keputusan pengadilan yang telah
berkekuatan hukum, mempunyai sikap mengikat dan wajib
dilaksanakan bagi pihak yang bersangkutan. Karena jika keputusan
ini tidak dilaksanakan sebagaimana mestinya, maka pihak yang
dirugikan dapat mengajukan pelaksanaan pengadilan tersebut.
Untuk agunan berupa tanah, sertifikat hak atas tanah yang
sudah diakta pembenaran hak tanggunan yang dipersamakan
67
dengan suatu putusan pengadilan dalam sertifikat hak
tanggungannya, pelaksanaan eksekusi wajib memperhatikan acuan
hukum dan perundang undangan yang berlaku.
68
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Setelah dilakukan beberapa analisis melalui beberapa metode dapat
diambil kesimpulkan :
1. Untuk memperoleh suatu pembiayaan dengan menggunakan
akad murabahah yang disini merupakan produk KPR iB
Muamalat maka calon nasabah harus melengkapi berbagai
persyaratan yang sudah ditentukan oleh bank. Setelah berbagai
persyaratan terkumpul, pihak Bank Muamalat lalu melakukan
analisa terhadap pembiayaan yang diajukan. Dengan
mengunakan prinsip 5 C dan 7 P. Apakah nasabah tersebut
benar-benar layak untuk diberikan pembiayaan atau tidak.
Analisis kelayakan pembiayaan ini sangatlah penting demi
menimalisir terjadinya pembiayaan bermasalah.
2. Proses penyelesaian pembiayaan bermasalah atau pembiayaan
bermasalah di Bank Mualamat Capem Magelang ada dua jalur
yaitu jalur non litigasi dan jalur litigasi. Jalur non litigasi
ditempuh dengan berbagai cara. Pertama, bertatap muka atau
menemui nasabah secara langsung. Kedua, melalui alat
komunikasi berupa (telepon seluler, short massaging, BBM,
WA dan lain sebagainya). Ketiga, melalui korespondensi atau
berupa surat-surat kepada nasabah terkait. Selain jalur non
69
litigasi selanjutnya adalah jalur litigasi. Melalui jalur litigasi ini
Bank Muamalat dapat mengajukan gugatan, leporkan tindak
pidana dan eksekusi jaminan.
B. Saran
1. Dalam pemberian pembiayaan, Bank Muamalat Kantor Cabang
Pembantu Magelang harus lebih berhati-hati dalam menyeleksi calon
nasabah agar tidak terjadi pembiayaan bermasalah.
2. Pembiayaan yang sudah terealisasi harus mendapatkan porsi cukup
dalam pembinaan dan pemantauan kepada nasabah. Sebab dengan
pengontrolan kegiatan usaha dapat menjamin tercapainya tujuan
pembiayaan itu sendiri. Melalui pembinaan, nasabah dapat
mengoptimalkan kemampuannya untuk memenuhi kewajibannya
terhadap pihak bank.
DAFTAR PUSTAKA
Adiwarman A. Karim. 2001. Ekonomi Islam, Suatu Kajian Kontemporer. Jakarta:
Gema Insani Press.
Ahmad, Dahlan. 2012. Bank Syariah Teoritik, Praktik, Kritik. Yogyakarta: Teras.
Antonio, Muhammad Syafi‟i. 2001. Bank Syariah Dari Teori ke Praktik. Jakarta:
Gema Insani Press.
Burhanuddin, Susanto. 2008. Hukum Perbankan Syariah di Indonesia.
Yogyakarta: UII Press.
Hikmat, Mahi. 2001. Metode Penelitian. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Kasmir. 2001. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya. Jakarta: PT.Raja Grafindo
Persada.
Kasmir. 2003. Manajemen Perbankan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Kasmir. 2004. Dasar-Dasar Perbankan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Meleong, Lexy, J. 2005. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Rosdakarya.
Muhammad. 2000. Sistem dan Prosedur Operasional Bank Syariah. Yogyakarta:
UII Press.
Ridwan, Muhammad. 2007. Kontruksi Bank Syariah Indonesia. Yogyakarta:
Pustaka SM.
Soehartono, Irawan. 2006. Metode Penelitian Sosial. Bandung: PT. Remaja
Rosadakarya.
Sugiyono. 2013. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta.
Wiroso. 2005. Penghimpunan Dana dan Distribusi Hasil Usaha Bank Syariah.
Jakarta: PT. Grasindo.
Bank Muamalat Indonesia. 2013. Laporan Tahunan Bank Muamalat Indonesia.
Bank Muamalat Indonesia. 2014. Annual Report Bank Muamalat Indonesia.
Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 59 tentang Akuntansi
Perbankan Syariah.
Wawancara dengan Marsela Tusinta, Marketing Financing Bank Muamalat
Cabang Pembantu Magelang pada tanggal 27/01/2016.
Wawancara dengan Ayu Destya Sari, Marketing Funding Bank Muamalat Cabang
Pembantu Magelang pada tanggal 28/01/2016.
Wawancara dengan Lukman Haris, Customer Service Bank Muamalat Cabang
Pembantu Magelang pada tanggal 04/02/2016.
Skripsi:
Hermawanto, Abdul Aziz. 2009. “Implementasi Akad Murabahah dalam
Pembiayaan Pemilikan Rumah Bersubsidi Secara Syariah di Bank
Tabungan Negara Kantor Cabang Syariah Surakarta.
Inayah, Nur. 2009. Strategi Penanganan Pembiayaan Bermasalah Pada
Bembiayaan Murabahah.
Suyuti, 2012. Penanganan Pembiayaan Bermasalah Pada Murabahah di KJKS
Binama Semarang.
Situs Internet:
www.bankmuamalat.co.id