analisis kinerja petugas program gizi di puskesmas...
TRANSCRIPT
ANALISIS KINERJA PETUGAS PROGRAM GIZI
DI PUSKESMAS PADANG BULAN MEDAN
TAHUN 2019
TESIS
Oleh
ELISABETH WAWORUNTU
1602011132
PROGRAM STUDI S2 ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
INSTITUT KESEHATAN HELVETIA
MEDAN
2019
ANALISIS KINERJA PETUGAS PROGRAM GIZI DI
PUSKESMAS PADANG BULAN MEDAN
TAHUN 2019
TESIS
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat
Untuk Memperoleh Gelar Magister Kesehatan Masyarakat (M.K.M)
Pada Program Studi S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat Minat Studi
Kebijakan dan Manajemen Pelayanan Kesehatan
Fakultas Kesehatan Masyarakat Institut Kesehatan Helvetia
Oleh:
ELISABETH WAWORUNTU
1602011132
PROGRAM STUDI S2 ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
INSTITUT KESEHATAN HELVETIA
MEDAN
2019
HALAMAN PENGESAHAN
Judul Tesis : Analisis Kinerja Petugas Program Gizi di
Puskesmas Padang Bulan Medan Tahun 2019
NamaMahasiswa : Elisabeth Waworuntu
Nomor Induk Mahasiswa : 1602011132
Minat Studi : Kebijakan dan Manajemen Pelayanan
Kesehatan
Menyetujui
Komisi Pembimbing :
Medan, 25 April 2019
Pembimbing I Pembimbing II
(Dr.Tri Niswati Utami, M.Kes) (Iman Muhammad, S.E, S.Kom, M.M,M.Kes)
Fakultas Kesehatan Masyarakat
Institut Kesehatan Helvetia
Dekan,
(Dr. Asriwati, S.kep, Ns, S.Pd, M.Kes)
Telah diuji pada Tanggal : 25 April 2019
PANITIA PENGUJI TESIS
Ketua : Dr. Tri Niswati Utami, M.Kes
Anggota : 1. Iman Muhammad, S.E., S.Kom., M.M., M.Kes
2. Prof. Dr. Ir. Evawany Yunita Aritonang, M.Si
3. Wanda Lestari, M.Gz
i
ABSTRACT
ANALYSIS OF THE PERFORMANCE OF NUTRITION PROGRAM
OFFICERS AT PADANG BULAN HEALTH CENTER
MEDAN IN 2019
ELISABETH WAWORUNTU 1602011132
Performance is an illustration of the level of achievement of the
implementation of an activity program or policy in realizing the goals, objectives,
vision, and mission of the organization as outlined through the strategic planning
of an organization.
The purpose of this study was to analyze the performance of nutrition
program officers at Padang Bulan Health Center Medan. The type of research
used in this study is qualitative research with a case study method. The study was
conducted from July 2018 to January 2019. The informants in this study were 3
people.
The results showed that the performance of informants in the nutrition
program both inside and outside the building was good enough, the informants
also had sufficient ability to carry out tasks or daily activities both in making
reports and also carrying out activities, informants had high motivation and its
performance is quite good. The problem in the performance of officers was the
lack of support from the head of the Health Center in implementing the nutrition
program at the Health Center.
It is suggested to the head of the Health Center to pay attention to the
nutrition program, both in the implementation and also in the planning that had
been arranged by program officers.
Keywords: Performance, Nutritional Program Officer, Health Center
References: 21Books, 14 Journals
The Legitimate Right by:
Helvetia Language Center
ii
ABSTRAK
ANALISIS KINERJA PETUGAS PROGRAM GIZI DI PUSKESMAS
PADANG BULAN MEDAN TAHUN 2019
ELISABETH WAWORUNTU 1602011132
Kinerja merupakan gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan
suatu program kegiatan atau kebijakan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, visi,
misi organisasi yang dituangkan melalui perencanaan strategis suatu organisasi.
Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis kinerja petugas program
gizi di Puskesmas Padang Bulan Medan. Jenis penelitian yang digunakan dalam
penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan metode studi kasus. Penelitian
dilakukan mulai juli 2018 sampai dengan januari 2019. Informan dalam penelitian
ini sebanyak 3 orang.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kinerja informan pada program gizi
baik kegiatan didalam gedung maupun diluar gedung sudah cukup baik, informan
juga mempunyai kemampuan cukup baik dalam melaksanakan tugas ataupun
kegiatan-kegiatan sehari-hari baik dalam pembuatan laporan dan juga pelaksanaan
kegiatan, informan mempunyai motivasi yang tunggi dan kinerjanya cukup baik.
Yang menjadi masalah dalam kinerja petugas adalah kurangnya dukungan dari
pimpinan Puskesmas dalam pelaksanaan program gizi di Puskesmas.
Disarankan kepada kepala Puskesmas agar memberikan perhatian terhadap
program gizi, baik dalam pelaksanaan dan juga dalam perencaan yang sudah di
susun oleh petugas program.
Kata Kunci : Kinerja, Petugas Program Gizi, Puskesmas
Daftar Pustaka : Buku 21, jurnal 14
iii
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat dan
karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan proposal ini yang berjudul “Analisis
Kinerja Petugas Program Gizi di Puskesmas Padang Bulan Medan Tahun
2019” untuk mendapatkan gelar Magister Kesehatan Masyarakat (MKM) pada
program studi S2 Ilmu Kesehatan Masyrakat Institut Kesehatan Helvetia.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa tesis ini tidak dapat diselesaikan
tanpa bantuan berbagai pihak, baik dukungan moril, materil dan sumbangan
pemikiran. Untuk itu, penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar – besarnya
kepada :
1. Dr.dr. Hj. Razia Begum Suroyo, M.Sc, M.Kes, Selaku Pembina Yayasan
Institut Kesehatan Helvetia Medan
2. Iman Muhammad, S.E., S.Kom., M.M., M.Kes., selaku Ketua Yayasan
Institut Kesehatan Helvetia Medan sekaligus Dosen pembimbing II yang
telah memberikan perhatian dengan meluangkan banyak waktunya
membimbing, memberikan pemahaman-pemahaman, masukan-masukan dan
arahan kepada penulis dalam menyelesaikan tesis ini.
3. Dr.H. Ismail Efendy, M.Si,. selaku Rektor Institut Kesehatan Helvetia
Medan.
4. Dr. Asriwati, S.Kep, Ns, S.Pd, M.Kes selaku Dekan Fakultas Kesehatan
Masyrakat Institut Kesehatan Helvetia Medan.
5. Anto, SKM, M.Kes, M,M, selaku Ketua Program Studi S2 Ilmu Kesehatan
Masyarakat Institut Kesehatan Helvetia Medan.
6. Dr. Tri Niswati Utami, M.Kes, selaku pembimbing I yang telah memberikan
perhatian dengan meluangkan banyak waktunya membimbing, memberikan
pemahaman-pemahaman, masukan-masukan dan arahan kepada penulis
dalam menyelesaikan tesis ini.
7. Seluruh Dosen Program Studi S2 Institut Kesehatan Helvetia Medan yang
telah banyak memberikan ilmu yang bermanfaat kepada penulis dalam masa
pendidikan.
iv
8. Seluruh Staf Institut Kesehatan Helvetia dan Staf Program Studi S2
Kesehatan Masyarakat Institut Kesehatan Helvetia yang telah banyak
membantu dalam pengurusan surat-surat untuk kelengkapan berkas selama
peneliti kuliah.
9. Prof. Dr. Evawany Yunita Aritonang, M.Si, selaku penguji yang telah
meluangkan waktunya dan memberikan masukan-masukan dan koreksi yang
membangun dalam penyempurnaan tesis ini.
10. Ibu Wanda Lestari, STP, M.Gizi Selaku Penguji I yang telah meluangkan
waktunya dan memberikan masukan-masukan dan koreksi yang membangun
dalam penyempurnaan tesis ini.
11. Semua teman-teman Peminatan KMPK yang tidak dapat dituliskan satu
persatu yang sudah menjadi teman-teman sekelas yang baik, semoga apa yang
menjadi cita-cita dan harapan kita bisa tercapai. Amiin
12. Teman-teman yang tidak dapat penulis tuliskan satu persatu yang sudah baik,
peduli, dan banyak membantu mulai dari hal kecil sampe yang besar baik
dalam perkuliahan maupun dalam menyelesaikan tesis ini.
13. Iwayan Eka Naradwidya Biantara untuk dukungan dan waktunya.
14. Teristimewa kepada kedua orang tua, Alm. Papa Sonny Waworuntu yang
menjadi alasan dan motivasi, Mama Hamelin Pangalo yang mendukung baik
dalam do’a dan materil kepada penulis dalam menyelesaikan tesis ini.
Penulis menyadari bahwa proposal ini masih memiliki banyak
kekurangan. Oleh karena itu, penulis menerima kritik dan saran demi
kesempurnaan tesis ini. Semoga Tuhan selalu memberikan rahmat dan Hidayah-
Nya atas segala kebaikan yang telah diberikan
Medan, 25 April 2019
Penulis
Elisabeth Waworuntu
v
RIWAYAT HIDUP
Penulis bernama Elisabeth Waworuntu, dengan nomor induk mahasiswa
1602011132, tempat tanggal lahir Popayato 13 Desember 1990, berusia 29 tahun
di tahun 2019 ini. Penulis anak kedua dari dua orang bersaudara dari pasangan
Alm. Sonny Waworuntu dan Hamelin Pangalo, yang bertempat tinggal di Dusun
I, Desa Popayato, Kec. Popayato, Kab. Pohuwato, Prov. Gorontalo.
Riwayat Pendidikan formal penulis, dimulai pada tahun 1996-2002 masuk
sekolah dasar di SD Negeri 3 Popayato, pada tahun 2002-2005 masuk sekolah
menengah pertama di SMP Negeri 1 Popayato, pada tahun 2005-2008 masuk
sekolah menengah atas di SMA Negeri 1 Popayato, pada tahun 2009-2013
menempuh pendidikan S-1 Keperawatan di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
Surabaya dan pada tahun 2016 sampai dengan penulisan tesis ini penulis masih
terdaftar sebagai Mahasiswi Program S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat di Institut
Kesehatan Helvetia Medan.
vi
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN
LEMBAR PANITIA PENGUJI
LEMBAR PERNYATAAN
ABSTRACT ..................................................................................................... i
ABSTRAK ...................................................................................................... ii
KATA PENGANTAR .................................................................................... iii
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ...................................................................... v
DAFTAR ISI ................................................................................................... vi
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... viii
DAFTAR TABEL........................................................................................... ix
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. x
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................ 1
1.1. Latar belakang .......................................................................... 1
1.2. Fokus Penelitian ........................................................................ 5
1.3. Permasalahan ............................................................................ 5
1.4. Tujuan Penelitia ............................................................ 5
1.5. Manfaat Penelitian ........................................................ 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ................................................................... 7
2.1. Penelitian Terdahulu ................................................................. 7
2.2. Telaah Teori ............................................................................. 8
2.2.1. Pengertian Kinerja ........................................................ 8
2.2.2. Indikator Kinerja ........................................................... 11
2.2.3. Penlilaian Kinerja ......................................................... 13
2.2.4. Manfaat Penilaian Kinerja ............................................ 15
2.2.5. Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja ............................ 17
2.2.6. Program Gizi ................................................................. 21
2.2.7. Indikator Pelaksanaan Program Gizi Puskesmas
Padang Bulan ................................................................ 21
2.2.8. Tugas dan Tanggungjawab Petugas Gizi Puskesmas ... 23
2.2.9. Pengertian Puskesmas .................................................. 24
2.2.10. Fungsi Puskesmas ......................................................... 25
2.2.11. Jangkauan Puskesmas ................................................... 26
2.3. Landasan Teori ......................................................................... 26
2.4. Kerangka Berfikir ..................................................................... 28
BAB III METODOLOGI PENELITIAN .................................................... 29
3.1. Desain Penelitian ...................................................................... 29
3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian .................................................... 29
3.2.1. Lokasi Penelitian ......................................................... 29
3.2.2. Waktu Penelitian ......................................................... 29
3.3. Subyek Penelitian dan Informan .............................................. 29
3.3.1. Subyek Penelitian ........................................................ 29
vii
3.3.2. Informan Penelitian ..................................................... 30
3.4. Metode Pengumpulan Data ...................................................... 30
3.4.1. Jenis Data ..................................................................... 30
3.4.2. Teknik Pengumpulan Data .......................................... 30
3.5. Metode Analisa Data ................................................................ 31
BAB IV HASIL PENELITIAN ..................................................................... 33 4.1. Gambaran Lokasi Penelitian ..................................................... 33
4.1.1. Gambaran Proses Penelitan .......................................... 35
4.1.2. Karakteristik Informan ................................................. 37
4.2. Hasil Penelitian ........................................................................ 37
4.2.1. Karakteristik Individu ................................................... 37
4.2.2. Pengetahuan Informan .................................................. 38
4.2.3. Keterampilan Informan ................................................ 40
4.2.4. Motivasi Informan ........................................................ 42
4.2.5. Kinerja Informan .......................................................... 43
BAB V PEMBAHASAN ............................................................................... 46
5.1. Karakteristik Individu ............................................................... 46
5.2. Pengetahuan Informan .............................................................. 48
5.3. Keterampilan ............................................................................. 50
5.4. Motivasi .................................................................................... 52
5.5. Kinerja....................................................................................... 55
5.6. Implikasi Penelitian .................................................................. 57
5.7. Keterbatasan Penelitian ............................................................. 57
BAB VI KESIMPULAN ................................................................................ 58
6.1. Kesimpulan ............................................................................... 58
6.2. Saran ......................................................................................... 59
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
viii
DAFTAR GAMBAR
Gambar Judul Halaman
2.2. Kerangka Berfikir...................................................................... 28
ix
DAFTAR TABEL
Tabel Judul Halaman
4.1. Karakteristik Informan ............................................................... 37
x
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Judul Halaman
1. Pedoman Wawancara ............................................................... 65
2. Hasil Wawancara ...................................................................... 68
3. Dokumentasi ............................................................................. 79
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.3. Latar Belakang
Keberhasilan pembangunan kesehatan di Indonesia terutama dibidang
pelayanan kesehatan tidak terlepas dari partisipasi aktif masyarakat dan swasta
dalam penyelenggaraan upaya kesehatan masyarakat strata pertama yang
diwujudkan melalui berbagai upaya kesehatan yang bersumberdaya masyarakat
(UKBM). Salah satu upaya pemerintah di bidang kesehatan yang sedang
digalakkan untuk menjembatani antara upaya-upaya pelayanan kesehatan
profesional dan non profesional yang dikembangkan oleh masyarakat dan
keluarga (1).
Sehubungan dengan pembangunan dan peningkatan sumber daya manusia,
maka salah satu faktor yang harus diperhatikan adalah masalah kinerja. Kinerja
adalah kuantitas dan kualitas pencapaian tugas-tugas, baik yang dilakukan
individu, kelompok maupun organisasi (2). Upaya peningkatan kinerja tenaga
kesehatan di Puskesmas sangat penting karena adanya berbagai aspek yang
berhubungan dengan upaya peningkatan pelayanan kesehatan. Puskesmas dalam
melaksanakan fungsinya dapat mewujudkan empat misi pembangunan kesehatan
yaitu menggerakkan pembangunan kecamatan yang berwawasan pembangunan,
mendorong kemandirian masyarakat dan keluarga untuk hidup seha, memelihara
dan meningkatkan pelayanan kesehatan yang bermutu, merata dan terjangkau
2
serta memelihara dan meningkatkan kesehatan individu, kelompok dan
masyarakat.
Kinerja tenaga kesehatan sebagai konsekuensi tuntutan masyarakat
terhadap kebutuhan aaakan pelayanan prima atau pelayanan yang bermutu tinggi.
Melalui kinerja tenaga kesehatan diharapkan dapat menunjukkan kontribusi
profesionalnya secara nyata dalam meningkatkan pelayanan kesehatan yang
berdampak terhadap pelayanan kesehatan secara umum pada organisasi tempatnya
bekerja, dan dampak akhir bermuara pada kualitas hidup dan kesejahteraan
masyarakata. Dengan mengandalkan kemampuan dan keterampilan seseorang
termasuk beban kerja, sumberdaya, lingkungan kerja dan motivasi seseorang
sangat berpengaruh pada kinerjanya (3).
Tenaga kesehatan merupakan sumberdaya manusia kesehatan yang pada
satu sisi adalah unsur penunjang utama dalam pelayanan kesehatan, pada sisi lain
ternyata kondisi kualitas saat ini masih kurang. Kemampuan sumber daya
manusia (SDM) kesehatan dalam membuat perencanaan pelayanan kesehatan
serta sikap perilaku dalam mengantisipasi permasalahan kesehatan yang terjadi
ternyata tidak sesuai dengan harapan masyarakat. Hal ini dapat dilihat bahwa
masih lemahnya tingkat kinerja aparatur pelayanan publik dalam pelayanan
kesehatan (3).
Puskesmas merupakan fasilitas pelayanan kesehatan yang
menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan
perseorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan
preventif untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya,
3
dengan tujuan 1) Untuk mewujudkan masyarakat yang memiliki perilaku sehat
yang meliputi kesadaran, kemauan, dan kemampuan sehat, 2) Mampu
menjangkau pelayanan ksehatan yang bermutu, 3) Hidup dalam lingkungan yang
sehat, 4) Memiliki derajat kesehatan yang optimal, baik individu, keluarga,
kelompok dan masyarakat (4).
Motivasi kerja merupakan salah satu faktor yang memengaruhi pencapaian
kinerja (prestasi kerja). Selain motivasi yang tinggi, karakteristik seseorang juga
memengaruhi kinerjanya, karakteristik individu antara lain adalah umur dan lama
bekerja. Umur sangat memengaruhi kinerja seseorang, dalam melakukan setiap
aktfitas setiap orang akan dipengaruhi oleh kebugaran fisik dan kesehatan jiwa
individu yang bersangkutan, kebugaran fisik membuat orang mampu dan tahan
lama bekerja keras. Demikian juga pengalaman bekerja dapat memperdalam dan
memperluas kemampuan kerja. Semakin banyak macam pekerjaan yang dilakukan
seseorang, pengalaman kerjanya semakin banyak dan luas, dan memungkinkan
peningkatan kinerja (5).
Selain motivasi kerja, dan karakteristik individu, faktor lain yang
mempengaruhi kinerja pegawai adalah kemampuan (pengetahuan dan
keterampilan) kerja. Apabila pegawai memiliki pendidikan yang memadai untuk
jabatan dan terampil dalam mengerjakan pekerjaan sehari-hari, maka ia akan
lebih mudah mencapai kinerja yang diharapkan, oleh karena itu, pegawai perlu
ditempatkan pada pekerjaan yang sesuai dengan keahliannya (6).
4
Unit Pelaksana Teknis Puskesmas Padang Bulan adalah salah satu tempat
layanan kesehatan milik Pemerintah yang berfungsi untuk menggerakkan dan
memberdayakan masyarakat untuk hidup sehat, meningkatkan akses masyarakat
terhadap pelayanan kesehatan yang berkualitas, dengan membuat evaluasi
dibidang kesehatan dan menyampaikan hasil pelaksanaan kegiatan pembangunan
kesehatan, UPT Puskesmas Padang Bulan sebagai fasilitas pelayanan kesehatan
tingkat pertama yang merupakan Puskesmas rawat jalan, yang menyelenggarakan
upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perorangan. Puskesmas
melakukan upaya kesehatan dengan mengedepankan usaha promotif dan
preventif, upaya kesehatan di Puskesmas Padang Bulan adalah upaya kesehatan
wajib Berdasarkan survey awal yang diperoleh di UPT Puskesmas Padang Bulan
Medan diketahui bahwa pencapaian kinerja dari petugas program gizi termasuk
dalam kategori kurang, karena berdasarkan data pencapaian kinerja petugas
program gizi menunjukkan bahwa pencapaian kinerjanya kurang baik dengan
pencapaian kinerja 66,4%, sementara sesuai dengan capaian yang ditentukan oleh
Dinas Kesehatan sebesar 85%. Adapun program-program gizi yang tidak tercapai
adalah Inisiasi Menyusui Dini dengan persentase (2,1%) dan ASI Ekslusif dengan
persentase (1,2%). Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan peneliti terhadap
salah satu petugas program gizi di Puskesmas Padang Bulan Medan diketahui
bahwa petugas memberikan pernyataan bahwa adanya program-program kegiatan
program gizi yang tidak di dukung penuh oleh pimpinan/Kepala Puskesmas
dengan maksimal, dan petugas program gizi menyatakan bahwa kurangnya
dukungan pimpinan terhadap program-program gizi seperti Inisiasi Menyusui
5
Dini dan ASI Ekslusif menimbulkan konflik antara petugas program gizi dengan
pimpinan puskesmas sehingga menimbulkan ketidaknyamanan. Berdasarkan
permasalahan diatas peneliti tertarik ingin melakukan penelitian tentang “Analisis
kinerja petugas program gizi di UPT Puskesmas Padang Bulan Medan tahun
2019”.
1.2. Permasalahan
Berdasarkan latar belakang dan gejala-gejala yang ditemui, maka ditarik
permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimana kinerja petugas program gizi
di Puskesmas Padang Bulan Medan?
1.3. Tinjauan Pustaka
Tujuan penelitian ini adalah menganalisis kinerja petugas program gizi di
Puskesmas Padang Bulan Medan tahun 2019.
1.4. Manfaat Penelitian
Penelitian ini nantinnya diharapkan dapat memberi manfaat antara lain:
1) Manfaat Teoritis
1. Sebagai sarana penambah pengetahuan penulis tentang kinerja petugas
program gizi di Puskesmas Padang Bulan Medan.
2. Sebagai sarana pengetahuan bagi peneliti dan tenaga akademik dalam
pengembangan ilmu.
6
2) Manfaat Praktis
1. Dinas Kesehatan Kota Medan
Hasil penelitian ini dapat menjadi masukan bagi Dinas Kesehatan Kota
Medan agar dapat mengadakan pelatihan-pelatihan yang berhubungan
dengan program-program kesehatan yang ada di Puskesmas yang
bertujuan untuk meningkatkan kinerja petugas kesehatan yang ada di
Puskesmas Padang Bulan Medan.
2. Bagi Puskesmas
Penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan evaluasi terhadap kinerja
petugas program gizi di Puskesmas Padang Bulan Medan agar dapat
meningkatkan kinerja.
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Tinjauan Penelitian Terdahulu
Penelitian IGK Wijaya tentang “ Hubungan Motivasi Kerja Dan Kinerja
Petugas Pelayanan Resep Obat Jadi di Instalasi Farmasi RSUD Cengkareng”
Hasil penelitian menunjukkan bahwa motivasi kerja petugas Intalasi Farmasi
memiliki motivasi kerja kurang, kinerja petugas sebagian besar rendah sebesar
(7).
Penelitian Palupi Noviarini tentang “ Hubungan motivasi dengan Kinerja
Petugas Rekam Medis di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Sragen” Hasil
penelitian menunjukkan motivasi petugas rekam medis di RSUD Sragen adalah
terdapat pada kategori tinggi (8).
Penelitian Riza Zulfina tentang “ Faktor-Faktor Yang Berhubungan
Dengan Kinerja Petugas Pelaksana Farmasi di Puskesmas Induk Kabupaten Aceh
Selatan” Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan tingkat pendidikan,
pengetahuan, motivasi dan kepemimpinan dengan kinerja petugas pelaksana
farmasi (9).
Penelitian Indah Dewi tentang “ Hubungan Motivasi Dengan Kinerja
Petugas Kesehatan di Puskesmas Batua Kecamatan Manggala Kota Makssar”
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan psiologis, keamanan kerja,
dan penghargaan terhadap kinerja petugas Puskesmas Batua Kecamatan Manggala
Kota Makassar (10).
8
2.2. Telaah Teori
2.2.1. Pengertian Kinerja
Istilah kinerja berasal dari kata job performance atau actual performance
(prestasi kerja atau prestasi sesungguhnya yang dicapai oleh seseorang).Kinerja
adalah penampilan hasil karya personil baik kuantitas maupun kualitas dalam
suatu organisasi. Kinerja dapat merupakan penampilan individu maupun
kelompok kerja personel. Penampilan hasil karya tidak terbatas kepada personel
yang memangku jabatan fungsional maupun struktural, tetapi juga kepada
keseluruhan jajaran personel di dalam organisasi (5).
Penilaian kinerja adalahproses menilai hasil karya personel dalam suatu
organisasi melalui instrument penilaian kinerja. Pada hakikatnya,penilaian kinerja
merupakan suatu evaluasi dan penampilan kerja personel dan membandingkannya
dan standar baku penampilan. Melalui penilaian ini dapat diketahui apakah
pekerjaan itu sudah sesuai atau belum dan uraian pekerjaan yang telah disusun
sebelumnya (5).
Sedangkan menurut Mangkunegara kinerja juga berarti hasil suatu proses
pelaksanaan kerja yang telah direncanakan, menyangkut waktu, tempat, pelaksana
atau karyawan dari suatu institusi, kemampuan dan keterampilan memainkan
peran penting dalam perilaku dan kinerja individu (6).
Menurut Wibowo kinerja adalah performance atau hasil kerja dna prestasi
kerja. Kinerja juga merupakan hasil pekerjaan yang mempunyai hubungan kuat
dengan tujuan strategis organisasi, kepuasan konsumen dan memberikan
9
kontribusi, dan dengan demikian kinerja adalah tentang melakukan pekerjaan dan
hasil yang di capai dari pekerjaan tersebut (7).
Menurut Moeheriono, kinerja atau performance merupakan gambaran
mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan suatu program kegiatan atau kebijakan
dalam mewujudkan sasaran, tujuan, visi, misi organisasi yang dituangkan melalui
perencanaan strategis suatu organisasi (8).
Menurut Mathis dan Jacson kinerja pada dasarnya adalah apa yang
dikerjakan dan tidak dikerjakan oleh karyawan. Kinerja karyawan memengaruhi
seberapa banyak mereka memberikan kontribusi kepada organisasi, kinerja
seseorang yang dilihat adalah kuantitas output, kualitas output, jangka waktu
output, kehadiran di tempat kerja dan sikap kooperatif. (14) Standar kinerja
tersebut ditetapkan berdasarkan kriteria pekerjaan yaitu menjelaskan apa-apa saja
yang diberikan oorganisasi untuk dikerjakan oleh karyawannya, oleh karena itu
kinerja individual dalam kriteria pekerjaan harus di ukur, dibandingkan dengan
standar yang ada dan hasilnya harus di komunikasikan kepada seluruh karyawan
dan standar kinerja dapat berupa output produksi atau lebih dikenal dengan
standar kinerja numerik dan standar kinerja non numerik (9).
Berdasarkan penjelasan dari teori-teori dapat disimpulkan bahwa kinerja
adalah 1) Hasil kerja atau pencapaian seseorang atas kinerjanya, 2)Prestasi yang
dicapai seseorang dalam tugas atau pekerjaan yang dilakukan sesuai dengan
tujuan suatu organisasi/perusahaan, 3)Penampilan hasil karya personil baik dari
kuantitas dan kualitasnya, 4) Tingkat keberhasilan seseorang secara keseluruhan
selama periode tertentu dalam melaksanakan tugas, 5) Kombinasi antara
10
kemampuan, kemauan, usaha serta dukungan dari lingkungan sehingga dapat
menghasilkan kinerja yang baik, 6)Kelakuan atau kegiatan yang berhubungan
dengan tujuan organisasi, dimana organisasi tersebut merupakan keputusan dari
pimpinan.
Adapun tujuan dari penilaian kinerjatersebut adalah :
1. Untuk mengenali Sumber Daya Manusia (SDM) yang perlu dilakukan
pembinaan.
2. Untuk menentukan kriteria tingkat pemberian kompensasi.
3. Untuk memperbaikikualitas pelaksanaan pekerjaan.
4. Untuk bahan perencanaan manajemen program SDM masamendatang.
5. Untuk memperoleh umpan balik atas hasilprestasipersonel.
Pengetahuan mengenai kinerja organisasi menjadi penting sebagaimana
yang dikemukakan oleh MCMann dan Nanni sebagai berikut:
1. Menelusuri kinerja organisasi terhadap harapan pelanggan sehingga akan
membawa organisasi dekat dengan pelanggannya dan membuat seluruh
anggota organisasi terlibat dalam upaya memberikan kepuasan kepada
pelanggan.
2. Memotivasi pegawai untuk melakukan pelayanan kepada para pelanggan
secara maksimal.
3. Mengidentifikasi berbagai faktor yang ada, yang secara langsung
mempengaruhi hasil kinerja organisasi yang dapat dicapai.
4. Membuat suatu tujuan strategis yang dapat dicapai untuk mempertinggi
kepuasan pelanggan yang dapat dicapai.
11
2.2.2. Indikator Kinerja
Menurut Anita indikator kinerja adalah : (10).
a. Kualitas
Kualitas kerja di ukur dari persepsi karyawan terhadap kualitas pekerjaan
yang dihasilkan serta kesempurnaan tugas terhadap keterampilan dan
kemampuan karyawan.
b. Kuantitas
Merupakan jumlah yang dihasilkan dinyatakan dalam istilah seperti jumlah
unit, jumlah siklus aktivitas yang diselesaikan.
c. Ketepatan waktu
Merupakan tingkat aktivitas diselesaikan pada awal waktu yang dinyatakan,
dilihat dari sudut koordinasi dengan hasil output serta memaksimalkan waktu
yang tersedia untuk aktivitas lain.
d. Efektifitas
Merupakan tingkat penggunaan sumber daya organisasi (tenaga, uang,
teknologi, bahan baku) dimaksimalkan dengan maksud menaikkan hasil dari
setiap unit dalam penggunaan sumber daya.
e. Kemandirian
Merupakan tingkat seseorang karyawan yang nantinya akan dapat
menjalankan fungsi kerjanya komitmen kerja Merupakan suatu tingkat
dimana karyawan mempunyai komitmen kerja dengan instansi dan tanggung
jawab karyawan terhadap kantor.
12
Sedangkan menurut Mangkunegara adapun indikator mengenai kinerja adalah
sebagai berikut:
1. Kualitas Kerja
Faktor ini meliputi akurasi ketelitian, kerapian dalam melaksanakan tugas,
mempergunakan/memelihara alat kerja dan kecakapan melakukan pekerjaaan.
2. Kuantitas
Faktor ini meliputi output atau keluaran dan target kerja dalam kuantitas
kerja.
3. Kehandalan
Merupakan kemampuan seseorang pegawai di nilai mengenai sesuatu hal
yang berhubungan dengan tugas dan prosedur kerja, penggunaan alat kerja
maupun teknis atas pekerjaannya. Kehandalan juga ditinjau dari kemampuan
pegawai dalam melaksanakan tugas di luar pekerjaan maupun adanya tugas
baru, kecepatan berfikir dan bertindak dalam pekerjaan.
4. Kerjasama
Kerjasama atau hubungan kerja yang penilaiannya berdasarkan sikap pegawai
terhadap sesama rekan kerja dan sikap pegawai terhadap atasan serta
kemudian menerima perubahan dalam bekerja.
5. Tanggung jawab dan inisiatif kerja
Tanggung jawab dan inisiatif kerja dilaksanakan apabila pegawai mempunyai
ide dan berani mengemukakan dan bisa mempertanggung jawabkan setiap
pekerjaan yang dilakukan.
13
Berdasarkan penjelasan dari teori dapat disimpulkan bahwa indikator
kinerja tidak terlepas dari kuantitas kerja, kualitas kerja, tanggung jawab kerja,
efektifitas kerja, kehandalan kerja, kerjasama sesama rekan kerja, kemandirian
dan ketepatan waktu dalam bekerja guna untuk meningkatkan kinerja
karyawan/pegawai dalam suatu Perusahaan/di tempat pelayanan kesehatan.
2.2.3. Penilaian Kinerja
Penilaian kinerja adalah proses menilai hasil karya personel dalam suatu
organisasi melalui instrument penilaian kinerja. Pada hakikatnya penilaian kinerja
merupakan suatu evaluasi dan penampilan kerja personel dan membandingkannya
dan standar baku penampilan. Melalui penilaian ini dapat diketahui apakah
pekerjaan itu sudah sesuai atau belum dan uraian pekerjaan yang telah disusun
sebelumnya (11).
Adapun tujuan dari penilaian kinerjatersebut adalah :
1. Untuk mengenali sumber daya manusia (SDM) yang perlu dilakukan
pembinaan.
2. Untuk menentukan kriteria tingkat pemberian kompensasi
3. Untuk memperbaikikualitas pelaksanaan pekerjaan
4. Untuk bahan perencanaan manajemen program SDM masamendatang.
5. Untuk memperoleh umpan balik atas hasilprestasipersonel
Pengetahuan mengenai kinerja menjadi penting sebagaimana yang
dikemukakan oleh MCMann dan Nanni sebagai berikut:
1. Menelusuri kinerja organisasi terhadap harapan pelanggan sehingga akan
membawa organisasi dekat dengan pelanggannya dan membuat seluruh
14
anggota organisasi terlibat dalam upaya memberikan kepuasan kepada
pelanggan.
2. Memotivasi pegawai untuk melakukan pelayanan kepada para pelanggan
secara maksimal.
3. Mengidentifikasi berbagai faktor yang ada, yang secara langsung
mempengaruhi hasil kinerja organisasi yang dapat dicapai.
4. Membuat suatu tujuan strategis yang dapat dicapai untuk mempertinggi
kepuasan pelanggan yang dapat dicapai.
Sedangakan Menurut Danim penilaian kinerja pada dasarnya merupakan
faktor kunci guna mengembangkan suatu organisasi secara efektif dan efisien,
karena adanya kebijakan atau program yang lebih baik atas sumber daya manusia
yang ada dalam organisasi. Penilaian kinerja individu sangat bermanfaat bagi
dinamika pertumbuhan organisasi secara keseluruhan, melalui penilaian tersebut
maka dapat diketahui kondisi sebenarnya tentang bagaimana kinerja karyawan
(12).
Menurut Sedermayati penilaian kinerja adalah sistem formal untuk
memeriksa/mengkaji dan mengevaluasi secara berkala kinerja seseorang,
penilaian kinerja disebut juga sebagai performance appraisal, performace
evaluation, developmen review, performance review and develoment. Penilaian
kinerja merupakan kegiatan untuk menilai keberhasilan atau kegagalan seorang
pegawai dalam melaksanakan tugasnya. Oleh karena itu penilaian kinerja harus
berpedoman pada ukuran-ukuran yang telah disepakati bersama standar kerja (13).
15
Penilaian kinerja adalah cara yang dilakukan suatu Puskesmas dalam
menilai kinerja petugas dengan tujuan untuk melihat bagaimana hasil kinerja dari
petugas atau untuk melihat suatu kegagalan atau keberhasilan petugas dalam
melaksanakan pekerjaannya. Berdasarkan teori penilaian kinerja adalah proses
menilai, memeriksa, mengkaji dan mengevaluasi suatu keberhasilan dan
kegagalan seorang pegawai dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya
dengan tujuan dapat mengenali sumber daya manusianya apakah perlu dilakukan
pelatihan, untuk memperbaiki kualitas kerja, untuk menentukan kriteria
pemberian kompensasi, Untuk bahan perencanaan manajemen program SDM
masamendatang, Membuat suatu tujuan strategis yang dapat dicapai untuk
mempertinggi kepuasan pelanggan yang dapat dicapai dan Mengidentifikasi
berbagai faktor yang ada, yang secara langsung mempengaruhi hasil kinerja
organisasi yang dapat dicapai (14).
2.2.4. Manfaat Penilaian Kinerja
Manfaat penilaian kinerja menurut adalah sebagai berikut: (15).
1. Perbaikan prestasi kerja atau kinerja
Umpan balik pelaksanaan kerja memungkinkan karyawan, manajer dan
departemen personalia dapat memperbaiki kegiatan-kegiatan mereka untuk
meningkatkan prestasi.
2. Penyesuaian-penyesuaian kompensasi
Evaluasi prestasi kerja membantu para pengambil keputusan dalam
menentukan kenaikan upah, pemberian bonus dan bentuk kompensasi lainnya.
16
3. Keputusan-keputusan penempatan
Promosi dan transfer biasanya didasarkan atas prestasi kerja atau kinerja masa
lalu atau antisipasinya.
4. Perencanaan kebutuhan latihan dan pengembangan
Prestasi kerja atau kinerja yang jelek mungkin menunjukkan perlunya
latihan.Demikian pula sebaliknya, kinerja yang baik mungkin mencerminkan
potensi yang harus dikembangkan.
5. Perencanaan dan pengembangan karir
Umpan balik prestasi mengarahkan keputusan-keputusan karir, yaitu tentang
jalur karir tertentu yang harus diteliti.
6. Mendeteksi penyimpangan proses staffing
Prestasi kerja yang baik atau buruk adalah mencerminkan kekuatan atau
kelemahan prosedur staffing departemen personalia.
7. Melihat ketidakakuratan informasional Prestasi kerja yang jelek mungkin
menunjukkan kesalahan-kesalahan dalam informasi analisis jabatan, rencana
sumber daya manusia, atau komponen-komponen lain sistem informasi
manajemen personalia. Menggantungkan pada informasi yang tidak akurat
dapat menyebabkan keputusan-keputusan personalia tidak tepat.
8. Mendeteksi kesalahan-kesalahan desain pekerjaan.
Prestasi kerja yang jelek mungkin merupakan tanda kesalahan dalam desain
pekerjaan.Penilaian prestasi membantu diagnosa kesalahan-kesalahan tersebut.
17
9. Menjamin kesempatan kerja yang adil Penilaian prestasi kerja yang akurat
akan menjamin keputusan-keputusan penempatan internal diambil tanpa
diskriminasi.
10. Melihat tantangan-tantangan eksternal.
Kadang-kadang prestasi seseorang dipengaruhi oleh faktor-faktor di luar
lingkungan kerja, seperti keluarga, kesehatan, dan masalah-masalah pribadi
lainnya.
2.2.5. Faktor yang Mempengaruhi Kinerja
Menurut Robert L. Mathis dan Jhon H. Jacson, faktor yang mempengauhi
kinerja adalah : (15).
1. Pengetahuan
Pengetahuan dapat diartikan sebagai suatu hasil dari proses mengetahui.
Pengetahuan ada diawali dari kecenderungan psikis manusia sebagai bawaan
kodrat manusia, yaitu dorongan ingin tahu yang bersumber dari kehendak atau
kemauan, yang merupakan salah satuunsur kejiwaan. Adapun unsur lainnya
adalah akal pikiran (ratio) dan perasaan (emotion). Ketiganya berada dalam satu
kesatuan, dan secara terbuka bekerja saling mempengaruhi menurut situasi dan
keadaan. Seseorang dikatakan memiliki Pengetahuan, karakteristik, apabila ia
mempunyai kepastian tentang sesuatu hal, dan bahwa apa yang dipikirkan di
dalam pernyataan-pernyataan adalah sungguh- sungguh merupakan apa yang ada
dalam dirinya (16).
Konsep pengetahuan berorientasi pada inteligensi, daya pikir dan
penguasaan ilmu, serta luas sempitnya wawasan yang dimiliki seseorang demikian
18
pengetahuan merupakan akumulasi hasil pendidikan, baik yang diperoleh secara
formal maupun nonformal, yang memberikan kontribusi pada seseorang dalam
pemecahan masalah, berkarya, termasuk dalam melakukan atau menyelesaikan
pekerjaan.Dan pengetahuan yang luas dan pendidikan yang tinggi, seorang
pegawai diharapkan mampu melakukan pekerjaan dan baik (17).
Ada beberapa metode dalam memperoleh pengetahuan yaitu: (18).
1. Metode Empirik (Empirisme)
Metode empiric adalah metode memperoleh pengetahuan melalui pengalaman
indrawi. Sedangkan akal pikiran dipandang sebagai penampung segala apa
yang dialami. Cara ini mengandung beberapa unsur, yaitu subjek yang
mengetahui dan objek yang diketahui, dan proses bagaimana subjek dan objek.
2. Metode Rasional (Rationalism)
Metode rasional adalah metode memperoleh pengetahuan bersumber dari akal
pikiran. Pengalaman dipandang sebagai perangsang akal pikiran. Kebenaran
bukan terletak dari kebenaran sesuatu, melainkan pada ide.Akal pikiran secara
deduktif bekerja mendapatkan pengetahuan yang pasti.
3. Metode Fenomenologik
Metode fenomenologik adalah metode memperoleh pengetahuan yang
meyakini bahwa apa yang dapat diketahui tentang sesuatu hal itu hanyalah
gejala-gejalanya saja, bukan halnya sendiri. Adapun gejala-gejala itu ada pada
yang pasti antara sebab dan akibat.
4. Metode Ilmiah
Metode ilmiah adalah metode memperoleh pengetahuan yang benar dan
19
objektif melalui cara, seperti melakukan pendekatan (approach) untuk
menentukan lingkupan studi (scope),untuk menentukan metode yang cocok.
2. Karakteristik individu
Menurut kamus Besar Bahasa Indonesia karakteristik adalah ciri khusus
atau mempunyai sifat khas sesuai danperwatakan tertentu.Karakteristik adalah ciri
khas seseorang dalam meyakini, bertindak ataupun merasakan.Berbagai teori
pemikiran dari karakteristik tumbuh untuk menjelaskan berbagai kunci
karakteristik manusia (19).
Karakteristik adalah ciri-ciri dari individu yang terdiri dari demografi
seperti umur, jenis kelamin, tingkat pendidikan, pekerjaan, ras, status ekonomi,
dan sebagainya (20).
Ada 3 faktor yang perlu diperhatikan dalam karakteristik individu yaitu minat
(interest), sikap (attitudes), dan kebutuhan (needs).
Minat merupakan sesuatu yang menarik perhatian seseorang untuk
berbuat, biasanya dimulai dari rangsangan ekternal (misalnya : uang makan) yang
selanjutnya mempengaruhi perilaku dalam bekerja. Besar kecilnya minat
seseorang melakukan tersebut, rasa puas melakukan pekerjaan dan perasaan aman
bila bekerja di tempat tersebut sehingga tidak terlintas untuk pindah. Karakteristik
setiap orang akan dipengaruhi oleh kebugaran fisik dan kesehatan jiwa individu
yang bersangkutan, pendidikan, akumulasi pelatihan, dan pengalaman kerjanya.
Kebugaran fisik membuat orang mampu dan tahan bekerja keras dan lama.
Sementara pendidikan dan pelatihan merupakan bagian dari investasi sumberdaya
manusia (humaninvestment). Semakin lama waktu yang digunakan seseorang
20
untuk pendidikan dan pelatihan, semakin tinggi kemampuan atau kompetensinya
melakukan pekerjaan, dan dandemikian semakin tinggi kinerjanya.
Demikian juga dan pengalaman kerja, dapat memperdalam dan
memperluas kemampuan kerja. Semakin sering seseorang melakukan pekerjaan
yang sama, semakin terampil dan semakin cepat diabila menyelesaikan pekerjaan
tersebut. Semakin banyak macam pekerjaan yang dilakukan seseorang
,pengalaman kerjanya semakin lamadan luas, dan memungkinkan peningkatan
kinerja (21).
3. Keterampilan Kerja
Keterampilan adalah keahlian dalam penguasaan teknis operasional
mengenai bidang tertentu yang menghasilkan karya. Keterampilan diperoleh
melalui proses belajar dan berlatih. Keterampilan berkaitan dan kemampuan
seseorang untuk melakukan atau menyelesaikan pekerjaan-pekerjaan yang bersifat
teknis, seperti keterampilan komputerdan lain sebagainya (22).
Pekerjaan paling ideal bagi diri kita akan kita dapatkan jika pekerjaan
tersebut merupakan gabungan dari unsur-unsur keterampilan, kesenangan/hobi
dan bakat. Konsep ini pertama kali dicetuskan oleh Jim Collins pengarang Good
to Great dan Build to Last. Mereka yang mendapat ketiga hal tersebut dalam
pekerjaan (tidak peduli apakah mereka bekerja sendiri atau bekerja untuk orang
orang lain) akan bekerja penuh danenergy, vitalitas dan kesenangan. Keterampilan
yang diperoleh seseorang sesuai dankesenangan/hobi dan bakat yang
memungkinkan peningkatan kinerja seseorang.
21
2.2.6. Program Gizi
Program merupakan serangkaian kegiatan yang memiliki durasi waktu
tertentu serta dibuat untuk mendukung tercapainya tujuan yang telah
diterapkan.(23). Sedangkan Sujianto, 2008 program adalah suatu kompleks dari
prosedur-prosedur, peraturan-peraturan, pemberian tugas, dan langkah-langkah
yang harus diambil. Sumber-sumber yang harus dimanfaatkan dan elemen-elemen
lain yang diperlukan untuk melaksanakan arah tindakan tertentu.
2.2.7. Indikator Pelaksanaan Program Gizi Puskesmas Padang Bulan Medan
1. Penimbangan Berat Badan
Penimbangan berat badan anak dilakukan setiap bulan di posyandu.
penimbangan merupakan salah satu pemantauan pertumbuhan anak, dengan
adanya penimbangan maka diperoleh cakupan balita yang naik berat badannya
dan yang berada di BGM (Bawah Garis Merah).
Penelitian Lubis menunjukkan bahwa secara teknis kemampuan kader
dalam melakukan penimbangan dan penilaian status pertumbuhan bayi
berdasarkan kartu menuju sehat (KMS). masih belum ditemukan kesalahan yang
sering ditemukan adalah penggunaan timbangan yang tidak layak (seperti angka
penunjuk di timbangan yang sudah kabur) kesalahan dalam pemasangan
timbangan dan pembacaan hasil. Dalam penilaian umumnya kader menilai
berdasarkan kenaikan berat badan absolut. Dengan kata lain balita tersebut naik
berat badannya apabila apabila berat badan bulan ini lebih berat dibandingkan
dengan bulan lalu.
22
2. Pemberian Vit A
Vit A terbagi atas 2 jenis yaitu : Vit A kapsul biru (mengandung vitamin
A 100.000 IU) yang diberikan pada bayi usia 6-11 bulan dan vitamin A kapsul
merah (mengandung vitamin A 200.000 IU) diberikan pada balita usia 12-59
bulan. Di Puskesmas Padang Bulan Medan pemberian vitamin A pada bayi dan
balita diberikan sebanyak 2 kali dalam satu tahun yaitu bulan februari dan bulan
Agustus(Profil Puskesmas Padang Bulan).
Vitamin A tidak hanya diberikan pada bayi dan balita akan tetapi pada ibu
Nifas juga diberikan Vit A kapsul merah pasca melahirkan yaitu sebanyak 2 kali
paada rentang waktu 0-42 hari setelah melahirkan dan 1 kapsul 24 jam setelah
pemberian pertama.
3. Pemberian tablet besi (90 tablet)
Pelaksanaan program pemberian tablet Fe (besi) di Indonesia telah
dilakukan sejak tahun 1970 oleh Departemen Kesehatan dengan menginstruksikan
kepada seluruh Dinas Kesehatan Provinsi dan memberikan tablet Fe pada ibu
hamil di setiap Puskesmas. Puskesmas Padang Bulan Medan telah melakukan
pemberian tablet besi kepada ibu hamil, dan program pemberian tablet Fe ini
sudah berhasil dilaksanakan.
4. Pemberian PMT Pada Gizi Kurang
Salah satu upaya yang dilakukan untuk memperbaiki gizi masyarakat di
Puskesmas Padang Bulan yaitu dengan melakukan program PMT. Program ini
sudah berjalan sejak tahun 2007, namun keberhasilannya untuk menurunkan
masalah gizi masih kurang optimal.
23
5. IMD
Program IMD di Puskesmas Padang Bulan belum berjalan karena
Puskesmas Padang Bulan belum menerima persalinan. Data IMD yang diperoleh
Puskesmas berasal dari wilayah kerja Puskesmas seperti Dokter spesialis
kandungan, Bidan, Praktek persalinan dan tempat pelayanan kesehatan lainnya
yang menerima persalinan.
6. Asi Eksklusif
Program ASI Eksklusif di Puskesmas Padang Bulan belum berjalan
dengan baik, dari beberapa petugas menyatakan bahwa program ASI Eksklusif
belum termasuk program yang prioritas di Puskesmas. Salah satunya juga
dipengaruhi karena tidak ada anggaran khusus, perencanaan khusus serta petugas
khusus untuk program ASI Eksklusif, perhatian dari pemimpin juga masih kurang
pada program tersebut (24).
2.2.8. Tugas dan Tanggung Jawab Petugas Program Gizi Puskesmas Padang
Bulan Medan
1. Bersama koordinator UPKG membuat perencanaan kegiatan program
gizi,bersama petugas lintas program dan lintas sektoral terkait.
2. Bersama koordinator UPGK melaksanakan kegiatan dalam rangka UPKG
(Usaha perbaikan gizi keluarga) mengkoordinir kegiatan penimbangan dan
penyuluhan gizi di Puskesmas.
3. Bersama koordinator UPGK melaksanakan pendataan sasaran dan distribusi
vitamin A, kapsul Yodiol dan tablet besi (fe)
4. Bersama koordinator UPGK melaksanakan PSG (Pemanfaatan status gizi)
24
5. Bersama dengan petugas lintas program dan lintas sektoral melaksanakan
SKPG (Sistem kewaspadaan pangan dan gizi)
6. Bersama koordinator UPGK melaksanakan pemantauan garam beryodium
7. Bersama koordinator UPGK mendeteksi dan melaporkan adanya balita KEP
8. Bersama koordinator UPGK mengkoordinir pelaksanaan PMT penyuluhan
dan PMT pemulihan Balita KEP
9. Bersama koordinator UPGK melaksanakan konseling gizi di klinik Gizi
maupun di posyandu.
10. Bersama koordinator UPGK membina gizi institusi (penduduk pesantren,
panti asuhan pelaksanaan PMT-ASI.
2.2.9. Puskesmas
Puskesmas merupakan fasilitas pelayanan kesehatan yang
menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan
perseorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan
preventif untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya,
dengan tujuan (1)untuk mewujudkan masyarakat yang memiliki perilaku sehat
yang meliputi kesadaran, kemauan, dan kemampuan sehat, (2)mampu
menjangkau pelayanan ksehatan yang bermutu, (3) hidup dalam lingkungan yang
sehat, (4) memiliki derajat kesehatan yang optimal, baik individu, keluarga,
kelompok dan masyarakat (25).
Visi puskesmas adalah tercapainya kecamatan sehat menuju Indonesia
sehat.Indikator utama adalah (1) lingkungan sehat, (2)Perilaku sehat, (3) Cakupan
pelayanan kesehatan yang bermutu, 4) Derajat kesehatan penduduk kecamatan.
25
Misi puskesmas yaitu (a)Menggerakkan pembangunan berwawasan kesehatan di
wilayah kerjanya, (b)Mendorong kemandirian hidup sehat bagi keluarga dan
masyarakat di wilayah kerjanya, (c)Memelihara dan meningkatkan mutu,
pemerataan dan keterjangkauan pelayanan kesehatan yang diselenggarakan,
(d)Memelihara dan meningkatkan kesehatan perorangan, keluarga dan masyarakat
berserta lingkungannya (25).
2.1.10. Fungsi Puskesmas
Menurut MENKES/RI Fungsi dari Puskesmas adalah :
1. Sebagai pusat pembangunan kesehatan masyarakat di wilayah kerjanya,
2. Membina peran serta masyarakat di wilayah kerjanya dalam rangka
kemampuan untuk hidup sehat.
3. Memberikan pelayanan kesehatan secara menyeluruh dan masyarakat di
wilayah kerjanya. Untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud
Pasal 31, Puskesmas mempunyai fungsi :
a) Penggerak pembangunan berwawasan kesehatan ditingkat kecamatan
b) Pemberdayaan masyarakat dan keluarga dalam pembangunan kesehatan
c) Pelayanan kesehatan tingkat pertama
d) Penyuluhan dan pembinaan kesehatan masyarakan
e) Pembina teknis Puskesmas Pembantu dan Polindes
f) Pembina Teknis Unit Pelayanan Kesehatan swasta dan kader
pembangunan kesehatan
g) Pengembangan kegiatan swadaya kesehatan masyarakat
h) Penyelenggaraan urusan tata usaha Puskesmasi
26
i) Pengembangan kegiatan swadaya kesehatan masyarakat
j) Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas
2.2.11. Jangkauan Puskesmas
Sesuai dengan keadaan geografi, luas wilayah, sarana perhubungan, dan
kepadatan penduduk dalam wilayah kerja Puskesmas.Agar jangkauan pelayanan
Puskesmas lebih merata dan meluas, Puskesmas perlu ditunjang dengan
Puskesmas pembantu, penempatan bidan di desa yang belum terjangkau oleh
pelayanan yang ada, dan Puskesmas keliling.Disamping itu pergerakkan peran
serta masyarakat untuk mengelola posyandu (26).
2.3. Landasan Teori
Menurut Robert L. Mathis dan Jhon H. Jacson, faktor yang mempengauhi
kinerja adalah : (15).
1. Pengetahuan
Konsep pengetahuan berorientasi pada inteligensi, daya pikir dan penguasaan
ilmu, serta luas sempitnya wawasan yang dimiliki seseorang. Dan demikian
pengetahuan merupakan akumulasi hasil pendidikan, baik yang diperoleh
secara formal maupun nonformal, yang memberikan kontribusi pada
seseorang dalam pemecahan masalah, berkarya, termasuk dalam melakukan
atau menyelesaikan pekerjaan. Dan pengetahuan yang luas dan pendidikan
yang tinggi, seorang pegawai diharapkan mampu melakukan pekerjaan
danbaik.
27
2. Karakteristik individu
Menurut kamus Besar Bahasa Indonesia karakteristik adalah ciri khusus
atau mempunyai sifat khas sesuai danperwatakan tertentu.Karakteristik adalah
ciri khas seseorang dalam meyakini, bertindak ataupun merasakan.Berbagai teori
pemikiran dari karakteristik tumbuh untuk menjelaskan berbagai kunci
karakteristik manusia.Karakteristik adalah ciri-ciri dari individu yang terdiri dari
demografi seperti umur, tingkat pendidikan, dan sebagainya.
3. Keterampilan Kerja
Keterampilan adalah keahlian dalam penguasaan teknis operasional
mengenai bidang tertentu yang menghasilkan karya. Keterampilan diperoleh
melalui proses belajar dan berlatih. Keterampilan berkaitan dan kemampuan
seseorang untuk melakukan atau menyelesaikan pekerjaan-pekerjaan yang bersifat
teknis, seperti keterampilan computer dan lain sebagainya.
4. Motivasi
Motivasi terbentuk dari sikap (attitude) seseorang dalam menghadapi
situasi (situasion) kerja. Motivasi merupakan kondisi yang menggerakkan diri
pegawai terarah untuk mencapai tujuan kerja. Sikap mental merupakan kondisi
mental yang mendorong seseorang untuk berusaha mencapai potensi kerja secara
maksimal.
2.4. Kerangka Berpikir
Secara teoristis dan terbukti bahwa kinerja seseorang sangat dipengaruhi
oleh berbagai faktor dimana hal tersebut memungkinkan terjadi juga pada lokus
penelitian, sehingga berdasarkan teori tersebut maka disusunlah kerangka pikir
28
penelitian yang memungkinkan terjadi di lapangan. Adapun kerangka pikir yang
menjadi alur konsep penelitian ini dapat dilihat pada skema berikut ini:
Gambar 2.1 Kerangka Berpikir
1. Karakteristik
Individu
2. Pengetahuan
3. Keterampilan
4. Motivasi
Kinerja Petugas Program
Gizi
Faktor Lain Yang Ditemukan
Kurangnya Dukungan Dari
Pimpinan Puskesmas
29
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Desain Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan metode deskriptif
yang menggambarkan suatu masalah dengan batasan terperinci, memiliki
pengambilan data yang mendalam, dan menyertakan berbagai sumber informasi.
Penelitian ini dibatasi oleh waktu dan tempat, dan kasus yang dipelajari berupa
program, peristiwa, aktivitas atau individu (27).
Adapun maksud penulis menggunakan penelitian dengan metode ini
adalah untuk mendeskripsikan dan memperoleh pemahaman menyeluruh dan
mendalam secara natural tentang kinerja petugas program gizi melalui
pelaksanaan kegiatan program gizi, serta keterkaitannya dengan pencapaian
kinerja petugas program gizi di puskesmas padang bulan medan.
3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian
3.2.1. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Unit Pelaksana Teknis Puskesmas Padang
Bulan Medan yang beralamat di Jalan Jamin Ginting N0.31, Kecamatan Medan
Baru, Kelurahan Padang Bulan, Kota Medan.
3.2.2. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada bulan juli 2018 sampai dengan bulan februari
2019. Adapun tahapan penelitian dimulai dari survey awal, pengumpulan data,
analisis dan tesis.
30
3.3. Subyek Penelitian dan Informan Penelitian
3.3.1. Subyek Penelitian
Penentuan subyek dalam penelitian ini didasarkan pada suatu
pertimbangan tertentu yang dibuat oleh peneliti sendiri, berdasarkan ciri atau
sifat-sifat populasi yang sudah diketahui sebelumnya. Subyek dipilih berdasarkan
apa yang diteliti yaitu Analisis kinerja petugas program gizi.
3.3.2. Informan Penelitian
1. Informan Kunci (Utama)
Dalam penelitian ini yang menjadi informan kunci (utama) adalah
penanggungjawab program gizi 1 orang, pelaksana gizi 1 orang, Sehingga
total informan utama adalah 2 orang.
2. Informan Pendukung
Dalam penelitian ini yang menjadi informan pendukung adalah Kepala
Puskesmas, yang mengetahui tentang kinerja dari petugas program gizi
yang ada di Puskesmas Padang Bulan Medan.
3.4. Metode Pengumpulan Data
3.4.1. Jenis Data
Data dalam penelitian ini adalah:
1. Data primer dalam penelitian ini diperoleh dari jawaban informan melalui
wawancara mendalam maupun dengan observasi.
2. Data sekunder dalam penelitian ini diperoleh dari Puskesmas Padang
Bulan Medan yang meliputi data-data tentang pelaksanaan program gizi.
31
3. Data tersier dalam penelitian ini yaitu data yang diperoleh dari
kepustakaan, jurnal dan text book.
3.4.2. Teknik Pengumpulan Data
1. Observasi
Kegiatan observasi meliputi pengamatan, pencatatan secara sistimatik
kejadian-kejadian, perilaku, objek-objek yang dilihat dan hal-hal lain yang
diperlukan dalam mendukung penelitian yang sedang dilakukan. Observasi
yang peneliti lakukan adalah mengamati bagaimana pelaksanaan kegiatan
program gizi yang dilakukan oleh petugas program gizi di Puskesmas
Padang Bulan.
2. In-depth interview
Dengan menggunakan pedoman wawancara dan pertanyaan-pertanyaan
secara terstruktur dan bersifat terbuka secara mendalam terhadap informan
mengenai kinerja petugas program gizi terkait pengetahuan, karakteristik
individu, keterampilan dan motivasi. Kegiatan wawancara tersebut
direkam menggunakan alat perekam, selanjutnya hasil rekaman tersebut
dituliskan dalam bentuk verbatim (kata demi kata).
3.5. Uji Keabsahan Data
Data yang telah berhasil diperoleh pada lokasi penelitian, dikumpulkan
dan dicatat dalam penelitian, harus diusahakan bukan hanya untuk kedalaman
dan kebenarannya tetapi juga bagi kemantapan dan ketepatannya. Triangulasi
32
merupakan cara yang paling umum digunakan bagi peningkatan validitas data
dalam desain penelitian kualitatif.
Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang
memanfaatkan sesuatu yang lain. Dalam penelitian ini, peneliti akan
menggunakan teknik triangulasi data (sering kali juga disebut dengan triangulasi
sumber), yaitu cara membandingkan dan memeriksa kembali derajat kepercayaan
suatu informasi atau data yang telah diperoleh melalui wawancara dengan data
sekunder berupa dokumen-dokumen terkait, dan hasil observasi. Dari sini, peneliti
akan sampai pada salah satu kemungkinan data yang diperoleh ternyata konsisten,
tidak konsisten, atau berlawanan. Dengan cara begini peneliti kemudian dapat
mengungkapkan gambaran penelitian yang lebih memadai (beragam perspektif)
mengenai gejala yang diteliti (28).
3.6. Metode Analisa Data
Menurut Mile dan Huberman dalam Ilahiyah (2017) menyebutkan ada tiga
langkah pengolahan data kualitatif (29).
1. Reduksi data (data reduction), dalam tahap ini peneliti melakukan
pemilihan, dan pemusatan perhatian untuk penyederhanaan data kasar
yang diperoleh.
2. Penyajian data (data display). Peneliti mengembangkan sebuah deskripsi
informasi tersusun untuk menarik kesimpulan dan pengambilan tindakan.
Display yang digunakan pada langkah ini adalah dalam bentuk teks
naratif.
33
3. Penarikan kesimpulan dan verifikasi (conclusion drawing and
verification). Peneliti berusaha menarik kesimpulan dan melakukan
verifikasi dengan mencari makna setiap gejala yang diperoleh dari
lapangan, mencatat keteraturan dan konfigurasi yang mungkin ada, alur
kausalitas dari fenomena, dan proposisi.
34
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Deskripsi Lokasi Penelitian
UPT Puskesmas Padang Bulan terletak di Jalan Jamin Ginting, Kelurahan
Padang Bulan, Kecamatan Medan Baru yang meliputi 6 Kelurahan yaitu : Titi
Rantai, Padang Bulan, Merdeka, Babura, Petisah Hulu, Darat. Data Geografis
UPT Puskesmas Padang Bulan adalah sebagai berikut :
1. Luas Wilayah : 540 Ha
2. Jumlah Kelurahan : 6 Kelurahan
3. Jumlah Lingkungan : 64 Lingkungan
4. Jumlah KK : 11.349 KK
5. Batas Wilayah
Utara : Kecamatan Medan Petisah
Selatan : Kecamatan Medan Johor dan Kecamatan Medan Selayang
Timur : Kecamatan Medan Sunggal dan Medan Selayang
Barat : Kemcamatan Medan Polonia dan Medan Johor
Penduduk Kecamatan Medan Baru adalah 43.118 jiwa, dengan Kelurahan
Titi Rantaipaling banyak sebanyak 2.398 KK dan 8.798 jiwa. Unit pelaksana
teknis Puskesmas Padang Bulan Medan terletak di jalan jamin ginting padang
Bulan Medan kecamatan Medan Selayang. Unit Pelaksana Teknis Puskesmas
Padang Bulan sebagi fasilitas pelayanan kesehatan tingkat pertama di wilayah
kerja Medan Baru, menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya
35
kesehatan perorangan. Puskesmas melalukan upaya kesehatan dengan
mengedepankan usaha promotif dan preventif. Untuk itu upaya kesehatan
dikelompokkan menjadi Upaya Kesehatan Wajib dan Upaya Kesehatan
Pengembangan. Upaya Kesehatan Wajib terdiri dari : Upaya Promosi Kesehatan,
Upaya Kesehatan Lingkungan, Upaya KIA / KB, Upaya Perbaikan Gizi dan
Upaya Pengendalian Penyakit Menular dan Tidak Menular. Upaya Kesehatan
Pengembangan terdiri dari Upaya Kesehatan Usia Lanjut, Upaya Kesehatan Mata,
Upaya Kesehatan THT, Upaya Kesehatan Jiwa, Upaya Kesehatan Sekolah, Upaya
Pembinaan Kesehatan Tradisional, Upaya Kesehatan Gigi dan Mulut,
Laboratorium Sederhana.
Visi dan Misi Puskesmas Padang Bulan adalah :
Visi : Mewujudkan Masyarakat Kecamatan Medan Baru yang Sehat
Mandiri
dan Berkeadilan
Misi :
1. Memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu dan terjangkau untuk
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat Kecamatan Medan Baru.
2. Meningkatkan kualitas SDM kesehatan yang profesional dan berkomitmen
tinggi.
3. Meningkatkan tata kelola Puskesmas yang baik melalui perbaikan sistem
informasi dan manajemen Puskesmas yang profesional, akuntabel, efektif dan
efisien.
36
4. Mewujudkan pembangunan kesehatan yang berintegrasi lintas program dan
lintas sektoral.
5. Meningkatkan peran serta masyarakat demi tercapainya kemandirian
masyarakat dalam hidup sehat.
4.1.1. Gambaran Umum Proses Penelitian
Pengumpulan data dari informan menggunakan metode indepth interview
(wawancara mendalam). Pemilihan subjek penelitian dilakukan dengan
menemukan informan terlebih dahulu, yaitu ke Puskesmas Padang Bulan Medan.
Pertama sekali yang dilakukan peneliti adalah dengan mengajukan surat yang
telah di terima dari Institut pendidikan, lalu mengajukan surat penelitian ke Dinas
Kesehatan, kemudaian setelah Dinas Kesehatan memberi tanggapan, lalu peneliti
mengantar surat tersebut ke Puskesmas Padang Bulan Medan. Setelah surat di
tanggapi, lalu peneliti menyusun gambaran informan yang sesuai dengan
penelitian.
Kemudia peneliti menentukan siapa-siapa saja yang menjadi informan
dalam penelitian, setelah itu peneliti mendatangi informan untuk menanyakan
apakah informan tersebut bersedia dilakukan wawancara serta meminta waktu
yang tepat untuk melakukan wawancara tersebut. Peneliti selanjutnya mendatangi
Informan untuk meminta kesiapan waktu untuk di lakukan wawancara sesuai
dengan penelitian. Pada minggu pertama peneliti mendatangi Informan I yaitu
penanggungjawab program gizi, lalu saya menanyakan informan apakah bersedia
untuk dilakukan wawancara? lalu informan menyatakan bersedia untuk di
kunjungi dan membuat janji dengan informan. Pada hari hari berikutnya peneliti
37
menemui pelaksana program gizi, lalu saya membuat janji dengan informan. dan
hari berikutnya peneliti mendatangi informan pendukung yaitu Kepala Puskesmas
untuk menanyakan apakah informan bersedia dilakukan wawancara dan meminta
waktunya, lalu pada saat itu juga informan membuat janji dengan peneliti untuk
dilakukan wawancara.
Setelah melakukan permohonan kepada semua informan, lalu pada tanggal
dan waktu yang sudah ditentukan peneliti menemui kembali informan, yang
pertama peneliti wawancarai adalah penanggung jawab program gizi, pada saat
itu peneliti bertemu di ruang kerja informan lalu informan langsung mengajak
peneliti masuk kedalam ruangannya dan kami melakukan wawancara langsung
yang di bantu oleh 1 orang teman peneliti, dan wawancara berlangsung dengan
baik dan informasi diperoleh oleh peneliti dengan jelas. Yang kedua adalah
pelaksana program gizi, pada saat itu juga informan sudah bersedia dan kami
melakukan wawancara yang di bantu oleh 1 orang teman peneliti dan pada saat
wawancara peneliti mendapat informasi yang jelas. Dan informan pendukung di
peneliti temui di ruang kerjanya, dan pada saat itu peneliti berhasil memperoleh
informasi dari informan sesuai dengan yang di inginkan oleh peneliti. Pada
minggu berikutnya peneliti datang ke Puskesmas yaitu untuk mengamati serta
observasi tentang bagaimana kinerja dari petugas program gizi, peneliti ingin
membandingkan apa yang disampaikan informan sesuai dengan tindakan sehari-
harinya. Setelah peneliti memperoleh informasi, lalu peneliti menyusun hasil dari
wawancara, lalu meringkas serta menyimpulkannya.
38
Tabel 4.1 Karakteristik Informan
No Nama Umur Pendidikan
Pekerjaan/Jabatan
1
2
Lidia Sinaga
Delila Sari
50 Tahun
39
Tahun
D3 Gizi
D3 Gizi
PNS/Penanggung
jawab Program Gizi
Pelaksana Program
Gizi
3 drg. Sigi Sufania 59 Tahun S-1 PNS/Kepala Puskesmas
Berdasarkan karakteristik diatas diketahui, informan utama 1(pertama)
adalah bernama ibu Lidia Sinaga, umur 50 tahun, dengan latar belakang
pendidikan D3 ilmu gizi, pekerjaan PNS dengan jabatan sebagai penanggung
jawab program gizi, dan informan utama ke -2(dua) adalah bernama Delila Sari,
umur 39 tahun, pendidikan terakhir D3 Gizi, pekerjaan PNS, jabatan pelaksana
program gizi. Dan informan pendukung adalah drg. Sigi Sufania, umur 59 tahun,
pendidikan terakhir adalah S-1, pekerjaan PNS dengan jabatan Kepala Puskesmas.
4.2. Analisa Data Penelitian
4.2.1. Karakteristik Individu
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan terhadap informan,
diketahui rekapannya sebagai berikut:
Informan I : Umur saya 50 tahun, pendidikan D3 Ahli Gizi dan saya bekerja
disini sudah 12 tahun.
Informan II :Umur saya 39 tahun, pendidikan terkahir D3 Ahli gizi, dan lama
kerja 5 tahun.
Informan III : Umur saya 59 tahun, pendidikan terakhir S-1 kedokteran gigi,
dan lama bekerja di Puskesmas ini sudah 31 tahun.
39
Berdasarkan hasil wawancara diatas tersebut maka dapat disimpulkan
bahwa pendidikan petugas program gizi masih program di ploma dan informan
pendukung (Kepala Puskesmas) pendidikan Sarjana kedokteran gigi. Dan
berdasarkan hasil observasi diketahui bahwa karakteristik informan seperti lama
bekerja akan berpengaruh pada kinerja petugas, karena petugas yang lebih lama
bekerja mempunyai kemampuan yang lebih baik dari pada petugas lainnya.
4.2.2. Pengetahuan Informan
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan terhadap informan,
diketahui rekapannya sebagai berikut:
Informan I : (1) Kegiatan-kegiatan dari program gizi itu adalah posyandu,
memantau SKDN, pemantauan balita, pemantauan gizi buruk,
penjaringan anka sekolah, penyuluhan dan penanggulangan gizi.
(2) itulah yang berjalan yang saya kasih tau tadi.. tapi yah kadang
tidak maksimal, (3) menjalankan semua tugas-tugas yang
berkaitan dengan program gizi tentunya. Tanggung jawab saya
menjalankan dan harus maksimal untuk mencapai sesuai dengan
target pencapaian kita.. itu tanggung jawab kita. Kalau ngga
tercapai ya harus bagaimana caranya buat RTL(Rencana Tindak
Lanjut)nya lagi kedepan supaya tercapai, (4) kalau tahun 2017
memang tidak tercapai sesuai target karena banyak perencanaan
yang tidak disetujui oleh pimpinan.
Informan II : (1) kalau Kegiatan-kegiatan dari program gizi itu seperti
posyandu, memantau SKDN, pemantauan balita, pemantauan gizi
40
buruk, penjaringan anak sekolah, penyuluhan dan penanggulangan
gizi buruk dan kurang, (2) iya lah dek semua itu kita jalankan tapi
yah kadang tidak maksimal, (3) Yang pastinya menjalankan semua
tugas-tugas yang berkaitan dengan program gizi, seperi
pengumpulan data mentah dilapangan dan memantau kendala
yang ada disetiap posyandu, (4)kalau tahun 2017 memang tidak
tercapai sesuai target, itu bukan karena kami tidak mampu
melakukan tugas yah, tapi bisa saja terjadi pada masyarakatnya
dan yang kami rasakan bahwa pimpinan kurang memberikan
perhatian terhadap kegiatan-kegiatan program yang sudah di
rencanakan dan kadang kegiatan yang diajukan tidak disetujui.
Informan III : Kalau yang saya lihat sih pengetahuan mereka sudah cukup
baik khususnya yang berhubungan dengan program gizi, karena
petugas gizi juga sudah mempunyai cukup pengalaman dan
pengalaman kerja juga sudah cukup, selain itu petugas gizi kita
juga sudah mendapatkan pelatihan-pelatihan terkait program
gizi.
Berdasarkan hasil wawancara diatas, diketahui bahwa pengetahuan dari
petugas program gizi baik penanggungjawab program gizi, pelaksana gizi sudah
termasuk baik, dimana infoman benar-benar mengetahui apa-apa saja yang
menjadi tugas dan tanggungjawabnya dan infoman juga mengetahui apa-apa saja
kegiatan-kegiatan yang dilakukan pada program gizi. Sedangkan berdasarkan
observasi yang diperoleh peneliti diketahui bahwa pengetahuan informan terhadap
41
pelaksaanaan program gizi sudah baik, dimana peneliti melihat bahwa petugas
program gizi mampu melaksanakan tugas dan tanggungjawab dengan baik,
petugas mempunyai semangat yang tinggi untuk melaksanakan kegiatan program-
program yang sudah disusun.
4.2.3. Keterampilan Informan
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan terhadap informan,
diketahui rekapannya sebagai berikut:
Informan I : (1) Pasti apalagi sekarang ibu lagi semangat untuk bekerja
karena pimpinannya baru berganti yang memberikan dukungan
pada program-program kita, kita bermitra dibantu dengan
jejaring dan klinik, dan juga UKS, (2) tergantung masalahnya
contoh gizi buruk misalnya tidak bisa beli makanan atau beli
beras nggak mungkin saya yang beli berasnya kan, nggak bisa
beli buah atau sayuran nah ini juga nggak mungkin saya yang
belikan, karena di wilayah kerja kita ini dek masih banyak kita
temukan yang tidak bisa makan dengan teratur, bahkan di
pinggiran sungai sana masih banyak masyarakat yang tidak
makan, ada juga yang makanannya indomie setiap hari, ada juga
di suatu rumah kita temui tidak ada kompor di rumahnya, jadi
ketika ada bantuan dari Puskesmas misalnya ada bantuan beras
5kg, ada bantuan susu bayi nah ini malah dijual kembali. Nah
saya sebagai tenaga gizi yang dapat saya atasi pada masyarakat
adalah melalui pengetahuan, misalnya saya memberikan
42
penyuluhan-penyuluhan kepada masyarakat tentang apa-apa saja
makanan-makanan yang bergizi, namun masalah ekonomi pada
masyarakat sehingga dapat menimbulkan gizi buruk yah ini saya
tidak bisa atasi, (3) laporan itu sudah pasti karena itu sebagai
salah satu bukti kerja, (4) iya pastinya sesuai Tupoksi.
Informan II : (1) sejauh ini mampu, (2) iya seperti yang ibu Lidia katakan
bahwa tergantung masalahnya seperti gizi buruk misalnya tidak
bisa beli makanan atau beli beras nggak mungkin saya yang beli
berasnya, jadi yang bisasaya atasi pada masyarakat adalah
melalui pengetahuan, misalnya saya memberikan penyuluhan-
penyuluhan kepada masyarakat tentang apa-apa saja makanan-
makanan yang bergizi, namun kalau masalah ekonominya yah
tidak bisa, (3) kalau laporan itu harus ya karena itu sebagai
salah satu bukti kerja, (4) iya lah pastinya sesuai Tupoksi.
Informan III : Menurut saya keterampilan petugas program gizi sudah cukup
baik, namun mengapa bisa terjadi pencapaian target itu tidak
tercapai terkadang bukan karena kinerjanya petugas saja, akan
tetapi adanya masalah gizi yang terjadi pada masyarakat yang
tidak dapat diselesaikan sendiri oleh petugas, di wilayah kerja
kita ini masih ada ditemui masyarakat yang bisa hanya makan
pake nasi dan indomie, bahkan untuk makan nasi juga masih
sulit, nah ini adalah masalah ekonomi, sehingga hal ini tidak
43
dapat terselesaikan, sehingga pencapaian program gizi bisa
dikatakan kurang.
Berdasarkan hasil wawancara diatas diketahui bahwa keterampilan dari
petugas program gizi sudah tergolong baik khususnya setelah adanya pergantian
pemimpin (Kepala Puskesmas) yang sudah mendukung kegiatan-kegiatan
program gizi, dimana pemimpin sebelumnya kurang memberikan perhatian pada
program gizi sehingga petugas tidak semangat dalam melaksanakan tugasnya,
informan mampu menyelesaikan tugas dan tanggungjawabnya dengan baik,
mampu mengatasi masalah sesuai dengan Tupoksinya dan mampu membuat
laporan-laporan program gizi. Dan menurut informan pendukung bahwa
keterampilan petugas program gizi sudah baik, akan tetapi tidak tercapainya target
program gizi disebabkan status ekonomi pada masyarakat yang masih rendah
sehingga tidak mampu memenuhi gizi keluarga. Berdasarkan hasil observasi yang
diperoleh peneliti diketahui bahwa petugas program gizi mempunyai keterampilan
yang baik dalam melaksanakan tugas dan tanggungjawabnya. Petugas mampu
terampil dalam kegiatan-kegiatan dilapangan, dan kegiatan-kegiatan di dalam
gedung dan petugas juga mampu membuat laporan-laporan kegiatan dengan baik.
4.2.4. Motivasi Informan
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan terhadap informan,
diketahui rekapannya sebagai berikut:
Informan I : (1) oh tidak ada, (2) kalau sarana sih ada mendukung di sediain
juga seperti kreta Dinas dan komputer, (3) kalau yang sebelum-
sebelumnya tidak ada tapi yang sekarang baguslah, mendukung
44
kinerja kita, yang sekarang iya dihargai misalnya dengan pujian,
di dukung, (4) Yah begitulah dek..
Informan II : (1) penghargaan nggak ada, paling pujian gitu, (2) kalau sarana
mendukung di sediain juga seperti kreta Dinas, (3) kalau yang
sebelum-sebelumnya memang kurang tapi yang sekarang
memang mendukung, mendukung kinerja kita, kalau pemimpin
sekarang sangat menghargai setiap kinerja kita, (4) Kadang
dihargai kadang tidak gitu lah dek.
Informan III : Yang saya lihat motivasi petugas gizi yah bagus.. pokoknya
bertanggungjawab dengan tugas dia dengan baik. yah saya fikir
motivasinya baik.
Berdasarkan hasil wawancara diatas diketahui bahwa motivasi dari
petugas program gizi sudah termasuk baik setelah bergantinya pemimpin (Kepala
Puskesmas), dimana informan menyatakan bahwa pemimpin untuk saat ini jauh
lebih mendukung kegiatan-kegiatan petugas program gizi dibandingkan dengan
pemimpin sebelumnya. Dan menurut informan pendukung yaitu Kepala
Puskesmas bahwa motivasi dari petugas program sudah baik. Berdasarkan hasil
observasi yang diperoleh diketahui bahwa petugas juga mempunyai motivasi yang
baik dalam melaksanakan tugas dan tanggungjawabnya, petugas mempunyai
semangat yang tinggi agar program yang dijalankan dapat tercapai dengan baik
dan petugas mempunyai motivasi agar program gizi dapat mencapai target sesuai
dengan ketentuan yang berlaku.
45
4.2.5. Kinerja Informan
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan terhadap informan,
diketahui rekapannya sebagai berikut:
Informan I : Kalau menurut saya, kinerja saya baik. saya melakukan tugas
saya dengan penuh tanggungjawa, tapi mengapa di laporan
kinerja itu kurang, yah itu dia tadi dek karena tidak banyak
kegiatan yang kami lakukan sehingga pencapaian kinerja tidak
mencapai target ataupun kurang ditambah lagi banyak masalah
yang ditemukan pada masyarakat yang tidak dapat diselesaikan
oleh petugas ataupun Puskesmas gitu.
Informan II : Menurut saya yah baik, saya bekerja sesuai dengan peraturan
yang ada di puskesmas dan sesuai dengan tanggungjawab selaku
petugas program gizi, kalau untuk tingkat pencapain program bisa
saja tidak tercapai akan tetapi bukan berarti petugasnya yang
tidak mampu melaksanakan tugas dan tanggungjawab. Jadi kalau
masalah kinerja saya fikir kita sudah melakukannya dengan baik,
akan tetapi memang pada tahun lalu pencapaian kinerja program
gizi kurang itu disebabkan tidak terlaksananya semua program
kegiatan yang sudah kita buat, nah hal ini karena tidak disetujui
oleh pimpinan.
Informan III : Untuk kinerjanya petugas program gizi sejauh ini saya rasa
cukup baik, itu penilaian saya saat ini yah. Petugas program ini
juga seperti yang sudah kita bicarakan tadi bahwa mereka mampu
46
melakukan tugas dan tanggungjawabnya dengan baik, petugas
juga mempunyai kemampuan/pengetahuan di bidangnya,
mempunyai motivasi yang baik juga dan salah satu dari petugas
sudah tergolong lama dalam bidang ini, sehingga pengalamannya
dalam menangani masalah-masalah pada program gizi sudah
cukup baik.
Berdasarkan hasil wawancara diatas dapat disimpulkan bahwa kinerja dari
informan/ petugas program gizi sudah tergolong baik, dimana informan utama
menyatakan bahwa informan sudah melakukan tugas dan tanggungjawabnya
dengan baik akan tetapi pencapaian kinerja yang kurang pada tahun sebelumnya
di sebabkan karena adanya kegiatan yang tidak dilakukan karena kurangnya
dukungan dari pimpinan/kepala Puskesmas. Sementara informan pendukung juga
menyatakan bahwa kinerja dari petugas program gizi sudah cukup baik, informan
pendukung juga menyatakan bahwa petugas program gizi mampu melakukan
tugas dan tanggungjawabnya dan mempunyai motivasi yang baik.
4.3. Pembahasan
1. Karakteristik Individu
Karakteristik setiap orang akan dipengaruhi oleh kebugaran fisik dan
kesehatan jiwa individu yang bersangkutan, pendidikan, akumulasi pelatihan,dan
pengalaman kerjanya. Kebugaran fisik membuat orang mampu dan tahan bekerja
keras dan lama.Sementara pendidikandan pelatihan merupakan bagian dari
investasi sumber daya manusia (humaninvestment). Semakin lama waktu yang
47
digunakan seseorang untuk pendidikan dan pelatihan, semakin tinggi kemampuan
atau kompetensinya melakukan pekerjaan, dan demikian semakin tinggi
kinerjanya.
Berdasarkan hasil wawancara diketahui bahwa pendidikan petugas
program gizi adalah diploma III dan informan pendukung (Kepala Puskesmas)
pendidikan Sarjana kedokteran gigi, umur informan utama 1 orang sudah
tergolong tua dan 1 orang masih tergolong muda, dan informan pendukung sudah
termasuk usia tua, rata-rata informan sudah mempunyai lama kerja diatas 5 tahun.
Pengalaman kerja dapat memperdalam dan memperluas kemampuan kerja.
Semakin sering seseorang melakukan pekerjaan yang sama, semakin terampil dan
semakin cepat dia bila menyelesaikan pekerjaan tersebut. Semakin banyak macam
pekerjaan yang dilakukan seseorang, pengalaman kerjanya semakin lama dan luas,
dan memungkinkan peningkatan kinerja (21).
Berdasarkan pengamatan peneliti diketahui bahwa pendidikan petugas gizi
yang belum sampai dengan tingkat Sarjana tidak begitu berpengaruh pada
pengetahuan informan, akan tetapi karakteristik seperti pengalaman bekerja
ataupun lama kerja serta usia informan berpengaruh pada tingkat pengetahuan
informan (petugas) tersebut untuk mengetahui banyak hal tentang program-
program gizi khususnya yang ada di Puskesmas ataupun masyarakat. Karena
pengalaman selama bekerja dapat meningkatkan ilmu pengetahuan, keterampilan
dan kemampuan informan selain pendidikan formal yang diperoleh dari jenjang
pendidikan yang lebih tinggi lagi. Informan yang bekerja lama di suatu tempat
ataupun di suatu bidang semakin alama akan semakin terampil terhadap pekerjaan
48
tersebut, begitu juga dengan usia semakin lama bekerja maka pengetahuannya
semakin meningkat. Sehingga peneliti menyimpulkan bahwa tingat pendidikan
tidak selamanya memengaruhi kinerja dari petugas program gizi, akan tetapi
karakteristik individu seperti umur dan pengalaman kerja sangat berpengaruh
terhadap kinerja petugas. Dimana pernyataan ini sesuai dengan kenyataan yang
diperoleh peneliti dari informan tersebut, dimana informan mengetahui banyak hal
tentang program gizi yang ada di Puskesmas Padang Bulan Medan, informan
mengetahui kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan, informan mengetahui masalah-
masalah serta kendala-kendala yang terjadi pada program gizi bahkan informan
juga mengetahui bagaimana cara menyelesaikan masalah yang terjadi.
2. Pengetahuan
Pengetahuan dapat diartikan sebagai suatu hasil dari proses mengetahui.
Pengetahuan ada diawali dari kecenderungan psikis manusia sebagai bawaan
kodrat manusia,yaitu dorongan ingin tahu yang bersumber dari kehendak atau
kemauan, yang merupakan salah satu unsur kejiwaan. Adapun unsur lainnya
adalah akal pikiran (ratio) dan perasaan (emotion). Ketiganya berada dalam satu
kesatuan, dan secara terbuka bekerja saling mempengaruhi menurut situasi dan
keadaan. Seseorang dikatakan memiliki Pengetahuan, karakteristik, apabila ia
mempunyai kepastian tentang sesuatu hal, dan bahwa apa yang dipikirkan di
dalam pernyataan-pernyataan adalah sungguh- sungguh merupakan apa yang ada
dalam dirinya (16).
Berdasarkan hasil wawancara diketahui bahwa pengetahuan dari petugas
program gizi baik penanggungjawab program gizi, pelaksana gizi sudah termasuk
49
baik, dimana informan benar-benar mengetahui apa-apa saja yang menjadi tugas
dan tanggungjawabnya dan infoman juga mengetahui apa-apa saja kegiatan-
kegiatan yang dilakukan pada program gizi. Sehingga pengetahuan informan yang
baik dapat meningkatkan kinerja informan yang semakin baik.
Pengetahuan tentang tugas merupakan domain yang sangat penting bagi
setiap staf/tenaga kesehatan untuk memberikan memberikan pelayanan kepada
pasien. Pengetahuan yang baik tentang tugas di dalam diri seorang petugas
cenderung akan meningkatkan kualitas pekerjaannya. Peningkatan pengetahuan
dapat diperoleh dari pendidikan dan pelatihan sesuai dengan profesinya,
disamping itu dengan majunya ilmu pengetahuan dan teknologi dapat dijadikan
media dalam menimba ilmu pengetahuan tentang ilmu-ilmu yang berkembang di
dunia luar sehingga dapat menyelesaikan tugas-tugasnya dan mampu berinovasi
melalui ilmu yang dimilikinya serta mampu menyelesaikan masalah melalui ilmu
yang dimilikinya serta mampu menyelesaikan masalah melalui pemikiran dalam
setiap pemecahan masalah (29).
Konsep pengetahuan berorientasi pada inteligensi, daya pikir dan
penguasaan ilmu,serta luas sempitnya wawasan yang dimiliki seseorang. Dan
demikian pengetahuan merupakan akumulasi hasil pendidikan, baik yang
diperoleh secara formal maupun nonformal, yang memberikan kontribusi pada
seseorang dalam pemecahan masalah, berkarya, termasuk dalam melakukan atau
menyelesaikan pekerjaan. Dan pengetahuan yang luas dan pendidikan yang tinggi,
seorang pegawai diharapkan mampu melakukan pekerjaan dan baik (17).
Pengetahuan tentang tugas merupakan domain yang sangat penting bagi
50
setiap petugas untuk memberikan pelayanan kepada pasien. Pengetahuan yang
baik tentang tugas dan tanggungjawab di dalam suatu organisasi cenderung akan
meningkatkan kualitas pekerjaannya (30).
Penelitian ini sejalan dengan penelitian Sri tentang “ Analisis Kinerja
petugas promosi kesehatan puskesmas dalam meningkatkan cakupan PHBS
rumah tangga di wilayah kerja dinas kesehatan kota palembang” hasil penelitian
menunjukkan bahwa pengetahuan petugas promosi kesehatan dalam
meningkatkan cakupan PHBS rumah tangga sudah tergolong baik dengan tingkat
persentase 55,3%.
Penelitian ini sejalan dengan penelitian Riza tentang “ Faktor-Faktor Yang
Berhubungan Dengan Kinerja Petugas Pelaksana Farmasi di Puskesmas Induk
Kabupaten Aceh Selatan” Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan
tingkat pengetahuan dengan kinerja petugas pelaksana farmasi, dimana diketahui
bahwa pengetahuan petugas farmasi sudah termasuk baik dalam melaksanakan
tugas dibagian farmasi (10).
Berdasarkan hasil pengamatan peneliti bahwa petugas program gizi
mempunyai pengetahuan yang baik tentang program gizi, baik berdasarkan tugas-
tugasnya, kegiatan-kegiatan yang dilakukan, dan apa saja kegiatan yang sudah
dilakukan dan yang tidak dilakukan, dan bagaimana cara mengatasi masalah
tentang gizi sudah diketahui oleh petugas gizi. Dan menurut peneliti bahwa
pengetahuan petugas program gizi didasari dari pengalaman kerja yang sudah
lama dan sesuai dengan kenyataan-kenyataan yang terjadi dilapangan. Namun
peneliti mengamati bahwa rendahnya kinerja petugas program gizi disebabkan
51
karena tidak ada dukungan dari pimpinan Puskesmas, sehingga petugas terlihat
tidak melaksanakan tugasnya dengan baik, akan tetapi petugas tidak
melaksanakan tugas karena tidak adanya dukungan pemimpin terhadap kegiatan-
kegiatan yang dilakukan.
3. Keterampilan
Keterampilan adalah keahlian dalam penguasaan teknis operasional
mengenai bidang tertentu yang menghasilkan karya. Keterampilan diperoleh
melalui proses belajar dan berlatih. Keterampilan berkaitan dan kemampuan
seseorang untuk melakukan atau menyelesaikan pekerjaan-pekerjaan yang bersifat
teknis,seperti keterampilan komputerdan lain sebagainya (22).
Berdasarkan hasil wawancara diketahui bahwa keterampilan dari petugas
program gizi sudah tergolong baik khususnya setelah adanya pergantian
pemimpin (Kepala Puskesmas) yang sudah mendukung kegiatan-kegiatan
program gizi, dimana pemimpin sebelumnya kurang memberikan perhatian pada
program gizi sehingga petugas tidak semangat dalam melaksanakan tugasnya,
informan mampu menyelesaikan tugas dan tanggungjawabnya dengan baik,
mampu mengatasi masalah sesuai dengan Tupoksinya dan mampu membuat
laporan-laporan program gizi. Dan menurut informan pendukung bahwa
keterampilan petugas program gizi sudah baik, akan tetapi tidak tercapainya target
program gizi disebabkan status ekonomi pada masyarakat yang masih rendah
sehingga tidak mampu memenuhi gizi keluarga.
Pekerjaan paling ideal bagi diri kita akan kita dapatkan jika pekerjaan
tersebut merupakan gabungan dari unsur-unsur keterampilan, kesenangan/hobi
52
dan bakat. Konsep ini pertama kali dicetuskan oleh Jim Collins pengarang Good
to Great dan Build to Last. Mereka yang mendapat ketiga hal tersebut dalam
pekerjaan (tidak peduli apakah mereka bekerja sendiri atau bekerja untuk orang
orang lain) akan bekerja penuh dan energy, vitalitas dan kesenangan.
Keterampilan yang diperoleh seseorang sesuai dan kesenangan/hobi dan bakat
yang memungkinkan peningkatan kinerja seseorang (22).
Keterampilan merupakan kemampuan seseorang menerapkan pengetahuan
kedalam bentuk tindakan.Keterampilan seseorang diperoleh melalui pendidikan
dan latihan.Pelatihan memberikan pegawai baru atau yang ada sekarang
keterampilan yang mereka butuhkan untuk melaksanakan pekerjaan.
Keterampilan merupakan kecakapan yang berhubungan dengan tugas yang
dimiliki dan dipergunakan oleh seseorang pada waktu yang tepat. Perilaku
profesional dapat ditunjukkan dari memiliki/menerapkan ilmu pengetahuan ilmiah
dan teknologi (30).
Penelitian ini sejalan dengan penelitian Iing tentang Pengaruh
Pengetahuan, Keterampilan, Dan Sikap Terhadap Kinerja Perawat di RSUP
HJ.Adam Malik Medan, hasil penelitian menunjukkan bahwa keterampilan
perawat termasuk dalam kategori baik dan keterampilan perawat dapat
mempengaruhi kinerja perawat tersebut (35).
Berdasarkan pengamatan peneliti bahwa keterampilan dari petugas
program gizi di Puskesmas Padang Bulan sudah baik, dimana petugas program
gizi sudah terampil dalam melaksanakan tugas dan tanggungjawabnya, petugas
mampu membuat laporan-laporan kegiatan dengan baik, namun yang menjadi
53
masalah terhadap petugas program gizi adalah bahwa ada ketidak cocokan antara
pemimpin dengan petugas program gizi dengan alasan kurangnya perhatian
pemimpin (Kepala Puskesmas) terhadap kegiatan-kegiatan yang diajukan oleh
petugas gizi, sehingga dengan demikian petugas gizi tidak menjalankan tugasnya
dengan maksimal karena tidak ada dukungan dari pemimpin, namun setelah
pimpinan (Kepala Puskesmas) berganti petugas gizi mempunyai semangat yang
lebih untuk melaksanakan tugasnya dengan baik. Sehingga peneliti
menyimpulkan bahwa tidak tercapainya program gizi disebabkan karena
kurangnya dukungan dari pemimpin (Kepala Puskesmas).
4. Motivasi
Motivasi terbentuk dari sikap (attitude) seseorang dalam menghadapi
situasi (situasion) kerja. Motivasi merupakan kondisi yang menggerakkan diri
pegawai terarah untuk mencapai tujuan kerja. Sikap mental merupakan kondisi
mental yang mendorong seseorang untuk berusaha mencapai potensi kerja secara
maksimal.
Berdasarkan hasil wawancara diketahui bahwa motivasi dari petugas
program gizi sudah termasuk baik setelah adanya pergantian pemimpin (Kepala
Puskesmas), dimana informan menyatakan bahwa pemimpin untuk saat ini jauh
lebih mendukung kegiatan-kegiatan petugas program gizi dibandingkan dengan
pemimpin sebelumnya. Dan menurut informan pendukung yaitu Kepala
Puskesmas bahwa motivasi dari petugas program sudah baik.
Motivasi sebagai suatu unsur yang diperlukan oleh semua organisasi dan
keberadaannya dipandang sebagai konsep sentral untuk meningkatkan kinerja
54
dalam suatu organisasi. Dengan demikian, keberadaan motivasi dalam kaitannya
dengan kinerja dalam suatu organisasi menunjukkan bahwa suatu pekerjaan yang
tidak dilandasi oleh motivasi yang baik dengan sendirinya tidak akan mencapai
kinerja yang diharapkan organisasi. Oleh sebab itu keberadaan motivasi
senantiasa menjadi salah satu aspek penting yang terus ditumbuh kembangkan
baik individu pegawai maupun oleh pimpinan dalam suatu organisasi secara
keseluruhan.Upaya pengembangan motivasi tersebut tetunya sangatlah beralasan
karena pada hakekatnya motivasi secara umum mengandung suatu makna sebagai
pendorong atau penggerak terhadap seseorang, sehingga orang tersebut mau
bekerja.Faktor-faktor yang menyebabkan seseorang mau berperilaku, berbuat
ataupun bertindak terkait dengan motif, keinginan, kebutuhan, dorongan ataupun
tujuan dari individu tersebut berada (31).
Motivasi yang tinggi pada petugas akan menumbuhkan semangat untuk
meningkatkan dan mencapai kinerja petugas dalam melakukan peran sebagai
petugas promosi kesehatan dan sebaliknya. Orang yang memiliki motivasi yang
tinggi akan mampu menguatkan dirinya untuk menghadapi asalah yang dihadapi
dalam bekerja dan senantiasa mendorong dirinya untuk menjadi lebih baik dari
sebelumnya. Motivasi kerja merupakan dorongan dan keinginan yang kuat
sehingga seseorang melakukan sesuatu pekerjaan dengan berpartisipasi penuh dan
aktif guna mencapai tujuan yang telah ditentukan (32).
Petugas yang merasakan hubungan timbal balik antara apa yang
dikerjakan dan balasan yang diterima yang dipenuhi secara baik oleh organisasi
akan merasa bersemangat untuk menghadapi dan menjalankan yang diberikan
55
sehingga kerja dapat dilakukan dengan maksimal dan menghasilkan kinerja yang
baik (32).
Penelitian ini sejalan dengan tentang “ Pengaruh motivasi dan kompetensi
tenaga kesehatan terhadap kinerja pusat kesehatan masyarakat” hasil penelitian
menunjukkan bahwa untuk mendapatkan kinerja yang tinggi, motivasi pegawai
harus ditingkatkan terlebih dahulu untuk mendorong kompetensi pegawai sebagai
dasar keberhasilan dalam bekerja (31).
Penelitian ini sejalan dengan penelitian Sri tentang “ Analisis Kinerja
petugas promosi kesehatan puskesmas dalam meningkatkan cakupan PHBS
rumah tangga di wilayah kerja dinas kesehatan kota palembang” hasil penelitian
menunjukkan bahwa motivasi petugas promosi kesehatan dalam meningkatkan
cakupan PHBS rumah tangga sudah tergolong baik dengan persentase 52,6%.
Penelitian ini sejalan dengan penelitian IGK Wijaya tentang “ Hubungan
Motivasi Kerja Dan Kinerja Petugas Pelayanan Resep Obat Jadi di Instalasi
Farmasi RSUD Cengkareng” Hasil penelitian menunjukkan bahwa motivasi kerja
petugas Intalasi Farmasi memiliki motivasi kerja kurang, kinerja petugas sebagian
besar rendah (8).j tugas dan tanggungjawabnya dan mempunyai motivasi yang
baik.
Hal utama yang menentukan keberhasilan suatu organisasi adalah kinerja
pegawai/karyawan. Seberapa baik kerja karyawan akan mempengaruhi
produktivitas dan kinerja organisasi secara signifikan. Penilaian kinerja seseorang
dapat dilihat berdasarkan evaluasi terhadap penampilan kerja dibandingkan
56
dengan standar baku yang ada dan dinilai berdasarkan pelaksanaan pekerjaan
seseorang (33)
Penelitian ini sejalan dengan penelitian Sri tentang “ Analisis Kinerja
petugas promosi kesehatan puskesmas dalam meningkatkan cakupan PHBS
rumah tangga di wilayah kerja dinas kesehatan kota palembang” hasil penelitian
menunjukkan bahwa kinerja petugas promosi kesehatan dalam meningkatkan
cakupan PHBS rumah tangga sudah tergolong baik, dengan tingkat persentase
57,9% (34).
Penelitian Iing tentang Pengaruh Pengetahuan, Keterampilan, Dan Sikap
Terhadap Kinerja Perawat di RSUP HJ.Adam Malik Medan, hasil penelitian
menunjukkan bahwa kinerja perawat termasuk dalam kategori baik dan perawat
mampu melakukan kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan kinerjanya(35).
Berdasarkan pengamatan peneliti bahwa kinerja informan pada program
gizi sudah cukup baik, dimana peneliti mengamati bagaimana kinerja petugas baik
kegiatan di dalam gedung maupun kegiatan di luar gedung.Informan melakukan
kegiatan-kegiatan sehari-hari dengan baik, informan juga mempunyai kemampuan
dalam melaksanakan tugas ataupun kegiatan-kegiatan yang dilakukan, baik dalam
pembuatan laporan dan juga pelaksanaan kegiatan.Informan mempunyai motivasi
yang tinggi dan kinerjanya cukup baik. Pencapaian kinerja sebelumnya dikatakan
kurang baik disebabkan karena kurangnya perhatian pimpinan/kepala Puskesmas
pada program-program kegiatan yang sudah di rencanakan oleh petugas program
gizi. Sehingga dengan kurangnya perhatian pimpinan terhadap program gizi maka
akan menimbulkan efek pada petugas program gizi, petugas menjadi kurang
57
semangat dalam melaksanakan tugasnya, tidak banyak program yang sudah
dijalankan karena tidak di setujui pimpinan. Kurangnya kerjasama yang baik
antara pimpinan dan petugas program gizi akan mengakibatkan kinerja petugas
program gizi tidak baik juga. Hal ini bukan karena kurangnya pengetahuan,
kurangnya kemampuan dan kurangnya kmotivasi petugas akan tetapi kurangnya
perhatian dari pimpinan, karena petugas tidak dapat menjalankan tugas tanpa ada
persetujuan dari pimpinan. Peneliti juga mengamati bahwa ketika ada pergantian
pemimpin, petugas program gizi sangat semangat dalam melaksanakan tugasnya
dan petugas sendiri menyatakan bahwa rencana kerja yang sudah di susun oleh
petugas dapat di setujui oleh pimpinan dan hal ini membuat petugas lebih aktif
dalam tugas dan tanggungjawabnya, sehingga peneliti menyimpulkan bahwa
dukungan pimpinan/Kepala Puskesmas sangat penting dalam pencapaian kinerja
petugas program gizi.
Implikasi Penelitian
Implikasi dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Implikasi terhadap Dinas Kesehatan
Hasil penelitian ini berimplikasi untuk memberikan informasi tentang
kinerja petugas program gizi di Puskesmas Padang Bulan Medan.
2. Implikasi Terhadap Puskesmas
Hasil penelitian ini berimplikasi untuk memberikan informasi tentang
kinerja petugas program gizi dan dapat memberikan informasi untuk
meningkatkan kinerjanya.
58
Keterbatasan Peneliti
Pelaksanaan penelitian ini telah dilakukan sebaik mungkin, hal ini
dilakukan agar memperoleh hasil dan kesimpulan yang benar-benar merupakan
kondisi yang sesungguhnya terjadi. Namun demikian pelaksanaan penelitian ini
tidak terlepas dari kekurangan dan keterbatasan yang meliputi:
1. Keterbatasan subyektivitas yang ada pada peneliti. Penelitian ini sangat
tergantung kepada interpetasi peneliti tentang makna yang tersirat dalam
wawancara sehingga kecenderungan untuk bias masih tetap ada.
2. Keterbatasan waktu, terutama waktu yang begitu relatif singkat untuk
melakukan penelitian dikarenakan pelaksanaan penelitian dilakukan
disela-sela waktu petugas program gizi dan kepala puskesmas.
61
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian maka dapat disimpulkan bahwa :
1) Pengetahuan informan sudah tergolong baik, dimana informan mengetahui
apa- apa saja yang menjadi tugas dan tanggungjawabnya seperti membuat
perencanaan, melakukan penyuluhan, pelayanan bumil dan balita seperti
distribusi BMT, konsul gizi buruk dan kurang dan mengetahui masalah-
masalah gizi yang ada pada masyarakat, dan mengetahui cara mengatasi
masalah gizi tersebut.
2) Keterampilan informan sudah cukup baik, dimana informan mampu
melaksanakan tugas dan tanggungjawabnya, mampu melaksanakan tugas
sesuai dengan Tupoksi, mampu membuat laporan-laporan, mampu
membuat kegaitan-kegiatan yang berhubungan dengan program gizi.
3) Motivasi informan sudah cukup baik setelah adanya pergantian pemimpin
(Kepala Puskesmas), karena pemimpin pada saat ini mendukung penuh
kegiatan-kegiatan dari program gizi.
4) Kinerja petugas program gizi berdasarkan hasil penelitian dan pengamatan
sudah tergolong baik, namun pada tingkat pencapaian kinerja program gizi
di Puskesmas masih kurang baik. Hal ini disebabkan kurangnya kerjasama
yang baik antara pimpinan dan petugas program gizi sehingga
menimbulkan komplik dan mengakibatkan petugas program gizi kurang
62
semangat dalam melaksanakan tugasnya karena hal ini juga disebabkan
karena pemimpin tidak menyetujui program-program yang sudah disusun
oleh petugas gizi. Sehingga hal ini membuat petugas program tidak dapat
memperoleh pencapaian kinerja yang baik. Adapun masalah yang
menyebabkan rendahnya kinerja petugas program gizi pada tahun 2017
disebabkan karena kurangnya dukungan serta perhatian dari pemimpin
lama (Kepala Puskesmas) sehingga petugas tidak dapat melaksanakan
tugasnya dengan maksimal.
5.2. Saran
1) Bagi Kepala Puskesmas
Diharapkan kepada kepala puskesmas agar tetap memberikan dukungan-
dukungan, serta motivasi, sehingga petugas juga dapat melaksanakan
tugasnya dengan baik, dan dengan demikian dapat meningkatkan kinerja
dari petugas tersebut.
2) Bagi Petugas Program Gizi
Diharapkan kepada petugas program gizi agar tetap melaksanakan tugas
dan tanggungjawabnya secara maksimal. Dan dapat meningkatkan
kinerjanya dengan baik.
3) Bagi Peneliti Selanjutnya
Diharapkan bagi peneliti selanjutnya agar melakukan penelitian lanjutan
tentang kinerja petugas program di tempat pelayanan kesehatan terpadu
lainnya.
61
DAFTAR PUSTAKA
1. Zainul A. Manajemen Pelayanan Publik. Jakarta: Erlangga; 2014.
2. Siagian SP. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Bumi Aksara;
2012.
3. Rahmi T. Pengaruh Karakteristik Individu Terhadap Kinerja Perawat di
Rumah Sakit Fatima Kabupaten Tana Toraja. 2013;
4. Kementrian Kesehatan RI. PERMENKES No 75 Tahun 2016 Pedoman
Tentang Puskesmas. 2016;
5. Muninjaya AAG. Manajemen kesehatan. Jakarta: EGC; 2012.
6. Mangkunegara AAAP. Evaluasi kinerja SDM. Jakarta: EGC; 2012.
7. Profil Puskesmas Padang Bulan Medan. 2017.
8. IGK Wijaya. Hubungan Antara Motivasi Kerja Dan Kinerja Petugas
Pelayanan Resep Obat Jadi Di Instalasi Farmasi RSUD Cengkareng.
2015;12.
9. Noviarini P. Hubungan motivasi dengan Kinerja Petugas Rekam Medis di
Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Sragen. 2012;
10. Zulfina R. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kinerja Petugas
Pelaksana Farmasi di Puskesmas Induk Kabupaten Aceh Selatan. 2012;
11. Anugrah ID. Hubungan Motivasi dengan Kinerja Petugas Kesehatan di
Puskesmas Batua Kecamatan Manggalakota Makasar. 2013.
12. Wibowo. Manajemen kinerja. Jakarta: Raja Grafindo Persada; 2007.
13. Moeheriono E. Pengukuran Kinerja Berbasis Kompetensi. Jakarta: Ghalia
Indonesia; 2014.
14. Sedarmayanti H. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Reflika
Aditama; 2010.
15. Mathis RL, Jackson JH. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta:
Selemba Empat; 2006.
16. Mathis RL, Jackson JH. Human Research Management. Jakarta: Salemba
Empat; 2010.
17. Anita. Manajemen Pelayanan Kesehatan. Yogyakarta: Sinergi Publishing;
2013.
18. Sugi, P. Analisis Pengaruh Karakteristik Individu, Fasilitas, Supervisi, Dan
Motivasi Terhadap Kinerja Petugas Pelaksana Pelayanan Rogram MTBS di
Kabupaten Banyumas: Jurnal Kesehatan Masyarakat Vol.1 No.5; 2014.
19. Asmaria. Hubungan Karakteristik, Pengetahuan, keterampilan dan motivasi
terhadap kinerja petugas program SP2TP di Puskesmas Pakpak Bharat.
2017: Jurnal Kesehatan Masyarakat; 2017.
20. Muhammad, I. Pengaruh Kompetensi Petugas Terhadap Kinerja Pelayanan
Kesehatan di Puskesmas Paureumeue Aceh Barat; 2017.
21. Riza Zulfina. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kinerja Petugas
Pelaksana Farmasi di Puskesmas Induk Kabupaten Aceh Selatan: Jurnal
Kesehatan Vol.II No.I; 2013.
22. Ilyas Y. Kinerja: Teori, Penilaian dan Penelitian. Jakarta: Pusat Kajian
Ekonomi Kesehatan FKM UI, jakarta; 2013.
62
23. Nindy, S. Pelaksanaan Program Perbaikan Gizi Masyarakat Oleh Dinas
Kesehatan Kota Pekan Baru. JOM Fisip Vol. 5 No.1; 2018.
24. Sutrisno. Manajemen Sumber Daya Manusia. Surabaya: Kencana Media
Group; 2009.
25. Profil Puskesmas Padang Bulan. 2017.
26. Kementrian Kesehatan RI. Permenkes No 75 Tahun 2014 Tentang
Pedoman Puskesmas. 2014;
27. Saryono. Metodologi Penelitian Kualitatif Dalam Bidang Kesehatan; 2011.
28. Meleong JL. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja
Rosdakaya; 2009.
29. Ilahiyah, ME. Rancangan Balanced Scorecard Sebagai Alat Eksekusi
Startegi Pada Perguruan Tinggi Swasta X di Surabaya; 2017.
30. Muhammad I. Pengaruh Kompetensi Petugas Terhadap Kinerja Pelayanan
Kesehatan di Puskesmas Peureumeue Kabupaten Aceh Barat; 2017.
31. Iing, Y. Pengaruh Pengetahuan, Keterampilan Dan Sikap Terhadap Kinerja
Perawat Dalam Penatalaksanaan Kasus Flu Burung Di RSUP. H. Adam
Malik; Tesis; 2017.
32. MUH, N. Pengaruh Motivasi dan Kompetensi Tenaga Kesehatan Terhadap
Kinerja Pusat Kesehatan Masyarakat; Jurnal Kesehatan Vol. xxviii No. 1;
2012.
33. Sri Lestari, dkk. Analisis Kinerja Petugas Promosi Kesehatan Puskesmas
Dalam Meningkatkan Cakupan PHBS Rumah Tangga di Wilayah Kerja
Dinas Kesehatan Kota Palembang; Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat
Vol.7 No.3;2016.
34. Sri Lestari. Analisis Kinerja Petugas Promosi Kesehatan Puskesmas Dalam
Meningkatkan Cakupan PHBS Rumah Tangga di Wilayah Kerja Dinas
Kesehatan Kota Palembang: Jurnal Kesehatan Masyarakat Vol.1; 2016.
65
Lampiran 1
PEDOMAN WAWANCARA
ANALISIS KINERJA PETUGAS PROGRAM GIZI DI PUSKESMAS
PADANG BULAN MEDAN TAHUN 2018
I. Wawancara Terhadap Informan Utama
Nama :
Umur :
Pekerjaan/Jabatan :
Lama Bekerja :
Pendidikan :
1) Pengetahuan Informan
1. Apa-apa saja kegiatan dari program gizi?
2. Apa saja program gizi yang berjalan?
3. Apa saja tugas dan tanggungjawab Bapak/Ibu dalam program gizi?
4. Bagaimana pencapaian kerja pada program gizi?
2) Keterampilan
1. Apakah Bapak/ibu mampu menyelesaikan pekerjaan ibu dengan baik?
2. Apakah Bapak/Ibu dapat menyelesaikan masalah yanga da pada program
gizi?
3. Apakah Bapak/Ibu membuat laporan setiap kegiatan program gizi?
4. Apakah ibu bekerja sesuai Tupoksi
3) Motivasi
1. Apakah pimpinan/Kepala Puskesmas memberikan penghargaan terhadap
kinerja Bapak/Ibu?
2. Apakah sarana mendukung kinerja Bapak/Ibu?
66
3. Apakah Kepala Puskesmas selalu memberikan semangat atau arahan
kepada Bapak/ibu?
4. Apakah setiap kinerja dari petugas dihargai dengan baik?
4) Kinerja
1. Menurut Ibu sendiri, bagaimana kinerja Ibu selama ini? Apakah Ibu sudah
melakukan tugas Ibu dengan baik?
67
II. Wawancara Terhadap Informan Pendukung (Kepala Puskesmas)
Nama :
Umur :
Pekerjaan/Jabatan :
Lama Bekerja :
Pendidikan :
1. Sebagai kepala puskesmas, apakah ibu sudah melaksanakan tugas dan
tanggungjawab ibu sebagai kepala Puskesmas?
2. Menurut ibu, bagaimana pengetahuan dari petugas program gizi yanga da di
Puskesmas ini/
3. Menurut Bapk/Ibu bagaimana keterampilan dari petugas program gizi dalam
melaksanakan tugasnya?
4. Menurut Bapak/Ibu bagaimana Motivasi dari petugas program gizi dalam
melaksanakan tugasnya?
5. Menurut Bapak/Ibu bagaimana kinerja petugas program gizi selama ini?
68
Lampiran 2
HASIL WAWANCARA TERHADAP INFORMAN
ANALISIS KINERJA PETUGAS PROGRAM GIZI DI PUSKESMAS
PADANG BULAN MEDAN TAHUN 2018
1. Informan I (Penanggungjawab Program )
Peneliti : Selamat pagi bu..
Informan : Selamat pagi..
Peneliti : Apa kabar bu? apakah ibu sedang sibuk?
Informan : Baik..oh tidak..kenapa itu dek?
Peneliti : Saya yang ingin melakukan wawancara itu bu, mahasiswa Institut
Kesehatan Helvetia yang sudah buat janji kemaren dengan ibu.
Informan : Oh iya..silahkan-silahkan..
Peneliti : iya bu..terimakasih..
Informan : Apa saja yang mau ditanya?
Peneliti : Nama ibu?
Informan : Nama saya Lidia sinaga
Peneliti : Umur berapa bu?
Informan : Umur 50 tahun..sudah tua kan..hehee
Peneliti : Pendidikan ibu terkahir?
Informan : Pendidikan D3 Gizi
Peneliti : Sudah berapa lama bekerja disini bu?
Informan : Bekerja disini sudah 12 tahun
Peneliti : Jadi saya ingin tanya tentang program gizi ya bu..pertama
apakah kegiatan-kegiatan dari program gizi bu?
69
Informan : Kegiatan-kegiatan dari program gizi itu adalah posyandu,
memantau SKDN, pemantauan balita, pemantauan gizi buruk,
penjaringan anka sekolah, penyuluhan dan penanggulangan gizi.
Peneliti : Apa saja program gizi yang berjalan?
Informan : Itulah yang berjalan yang saya kasih tau tadi.. tapi yah kadang
tidak maksimal.
Peneliti : Apa saja tugas dan tanggungjawab Bapak/Ibu dalam program
gizi?
Informan : Menjalankan semua tugas-tugas yang berkaitan dengan program
gizi tentunya. Tanggung jawab saya menjalankan dan harus
maksimal untuk mencapai sesuai dengan target pencapaian kita..
itu tanggung jawab kita. Kalau ngga tercapai ya harus bagaimana
caranya buat RTL(Rencana Tindak Lanjut)nya lagi kedepan
supaya tercapai.
Peneliti : Bagaimana pencapaian kerja pada program gizi?
Informan : kalau tahun 2017 memang tidak tercapai sesuai target karena
banyak perencanaan yang tidak disetujui oleh pimpinan.
Peneliti : Apakah ibu mampu menyelesaikan pekerjaan ibu dengan baik?
Informan : Pasti apalagi sekarang ibu lagi semangat untuk bekerja karena
pimpinannya baru berganti yang memberikan dukungan pada
program-program kita, kita bermitra dibantu dengan jejaring kita
dilapangan seperti klinik dan juga UKS (Usaha Kesehatan
Sekolah).
Peneliti : Apakah Bapak/Ibu dapat menyelesaikan masalah yang ada pada
program gizi?
70
Informan : Tergantung masalahnya contoh gizi buruk misalnya tidak bisa beli
makanan atau beli beras nggak mungkin saya yang beli berasnya
kan, nggak bisa beli buah atau sayuran nah ini juga nggak
mungkin saya yang belikan, karena di wilayah kerja kita ini dek
masih banyak kita temukan yang tidak bisa makan dengan teratur,
bahkan di pinggiran sungai sana masih banyak masyarakat yang
tidak makan, ada juga yang makanannya indomie setiap hari, ada
juga di suatu rumah kita temui tidak ada kompor di rumahnya, jadi
ketika ada bantuan dari Puskesmas misalnya ada bantuan beras
5kg, ada bantuan susu bayi nah ini malah dijual kembali. Nah saya
sebagai tenaga gizi yang dapat saya atasi pada masyarakat adalah
melalui pengetahuan, misalnya saya memberikan penyuluhan-
penyuluhan kepada masyarakat tentang apa-apa saja makanan-
makanan yang bergizi, namun masalah ekonomi pada masyarakat
sehingga dapat menimbulkan gizi buruk yah ini saya tidak bisa
atasi.
Peneliti : Apakah Bapak/Ibu membuat laporan setiap kegiatan program
gizi?
Informan : Laporan itu sudah pasti karena itu sebagai salah satu bukti kerja.
Peneliti : Apakah ibu bekerja sesuai Tupoksi?
Informan : Iya pastinya sesuai Tupoksi
Peneliti : Apakah pimpinan/Kepala Puskesmas memberikan penghar gaan
terhadap kinerja Ibu?
71
Informan : oh tidak ada
Peneliti : Apakah sarana mendukung kinerja Ibu?
Informan : Kalau sarana sih ada mendukung di sediain juga seperti kreta
Dinas dan komputer.
Peneliti : Apakah Kepala Puskesmas selalu memberikan semangat atau
arahan kepada ibu?
Informan : Kalau yang sebelum-sebelumnya tidak ada tapi yang sekarang
mendukung kinerja kita. Ya tengok saya aja.. untuk sekarang
senang sekali.. di dukung.
Peneliti : Apakah setiap kinerja dari petugas dihargai dengan baik?
Informan : Yah begitulah dek..
Peneliti : Menurut ibu sendiri, bagaimana kinerja ibu selama ini? Apakah
ibu sudah melakukan tugas ibu dengan baik?
Informan : Kalau menurut saya, kinerja saya baik. saya melakukan tugas saya
dengan penuh tanggungjawa, tapi mengapa di laporan kinerja itu
kurang, yah itu dia tadi dek karena tidak banyak kegiatan yang
kami lakukan sehingga pencapaian kinerja tidak mencapai target
ataupun kurang ditambah lagi banyak masalah yang ditemukan
pada masyarakat yang tidak dapat diselesaikan oleh petugas
ataupun Puskesmas gitu.
Peneliti : Baiklah bu, itu saja yang ingin saya tanyakan..terimakasih ya bu
buat waktunya..
Informan : Iya sama-sama
72
1. Informan II (Pelaksana Program Gizi)
Peneliti : Selamat pagi bu..
Informan : Selamat pagi..
Peneliti : Apa kabar bu? apakah ibu sedang sibuk?
Informan : Baik..oh tidak..kenapa itu dek?
Peneliti : Saya yang ingin melakukan wawancara itu bu, mahasiswa Institut
Kesehatan Helvetia yang sudah buat janji kemaren dengan ibu.
Informan : Oh iya..silahkan-silahkan..
Peneliti : iya bu..terimakasih..
Informan : Apa saja yang mau ditanya?
Peneliti : Nama ibu?
Informan : Nama saya Delila Sari
Peneliti : Umur berapa bu?
Informan : Umur 39 tahun
Peneliti : Pendidikan ibu terkahir?
Informan : Pendidikan D3 Gizi
Peneliti : Sudah berapa lama bekerja disini bu?
Informan : Bekerja disini masih 5 tahun.
Peneliti : Jadi saya ingin tanya tentang program gizi ya bu..pertama
apakah kegiatan-kegiatan dari program gizi bu?
Informan : Kalau Kegiatan-kegiatan dari program gizi itu seperti posyandu,
memantau SKDN, pemantauan balita, pemantauan gizi buruk,
73
penjaringan anak sekolah, penyuluhan dan penanggulangan gizi
buruk dan kurang.
Peneliti : Apa saja program gizi yang berjalan?
Informan : Semua itu kita jalankan tapi yah kadang tidak maksimal.
Peneliti : Apa saja tugas pelaksana program gizi?
Informan : Yang pastinya menjalankan semua tugas-tugas yang berkaitan
dengan program gizi, seperi pengumpulan data mentah dilapangan
dan memantau kendala yang ada disetiap posyandu.
Peneliti : Bagaimana pencapaian kerja pada program gizi?
Informan : Kalau tahun 2017 memang tidak tercapai sesuai target, itu bukan
karena kami tidak mampu melakukan tugas yah, tapi bisa saja
terjadi pada masyarakatnya dan juga pada pimpinan.
Peneliti : Apakah ibu mampu menyelesaikan pekerjaan ibu dengan baik?
Informan : Sejauh ini mampu.
Peneliti : Apakah Ibu dapat menyelesaikan masalah yang ada pada program
gizi?
Informan : Iya seperti yang ibu Lidia katakan bahwa tergantung masalahnya
seperti gizi buruk misalnya tidak bisa beli makanan atau beli beras
nggak mungkin saya yang beli berasnya, jadi yang bisasaya atasi
pada masyarakat adalah melalui pengetahuan, misalnya saya
memberikan penyuluhan-penyuluhan kepada masyarakat tentang
apa-apa saja makanan-makanan yang bergizi, namun kalau
masalah ekonominya yah tidak bisa.
74
Peneliti : Apakah Ibu membuat laporan setiap kegiatan program gizi?
Informan : Kalau laporan itu harus ya karena itu sebagai salah satu bukti
kerja.
Peneliti : Apakah ibu bekerja sesuai Tupoksi?
Informan : Iya lah pastinya sesuai Tupoksi
Peneliti : Apakah pimpinan/Kepala Puskesmas memberikan penghargaan
terhadap kinerja Ibu?
Informan : penghargaan nggak ada, paling pujian gitu
Peneliti : Apakah sarana mendukung kinerja Ibu?
Informan : Kalau sarana sih mendukung di sediain juga seperti kereta Dinas.
Peneliti : Apakah Kepala Puskesmas selalu memberikan semangat atau
arahan kepada ibu?
Informan : kalau yang sebelum-sebelumnya memang kurang tapi yang
sekarang memang mendukung, mendukung kinerja kita, kalau
pemimpin sekarang sangat menghargai setiap kinerja kita.
Peneliti : Apakah setiap kinerja dari petugas dihargai dengan baik?
Informan : Kadang dihargai..kadang tidak gitu lah dek..
Peneliti : Menurut ibu sendiri, bagaimana kinerja ibu selama ini? Apakah
ibu sudah melakukan tugas ibu dengan baik?
Informan : Menurut saya yah baik, saya bekerja sesuai dengan peraturan
yang ada di puskesmas dan sesuai dengan tanggungjawab selaku
petugas program gizi, kalau untuk tingkat pencapain program bisa
saja tidak tercapai akan tetapi bukan berarti petugasnya yang
75
tidak mampu melaksanakan tugas dan tanggungjawab. Jadi kalau
masalah kinerja saya fikir kita sudah melakukannya dengan baik,
akan tetapi memang pada tahun lalu pencapaian kinerja program
gizi kurang itu disebabkan tidak terlaksananya semua program
kegiatan yang sudah kita buat, nah hal ini karena tidak disetujui
oleh pimpinan.
Peneliti : Baik bu, itu saja yang mau saya tanya
Informan : oh itu aja?
Peneliti : iya bu..terimkasih ya bu buat waktunya..
Informan : iya..semoga cepat selesai ya..
Peneliti : iya bu..terimkasih
2. Informan 3(Kepala Puskesmas)
Peneliti : Selamat pagi bu..
Informan : Selamat pagi..
Peneliti : Apa kabar bu? apakah ibu sedang sibuk?
Informan : Baik..oh tidak,silahkan duduk
Peneliti : Saya yang ingin melakukan wawancara itu bu, mahasiswa Institut
Kesehatan Helvetia yang sudah buat janji kemaren dengan ibu.
Informan : Oh iya
Peneliti : iya bu..terimakasih..
Informan : penelitian disini ya?
Peneliti : Iya bu..
76
Informan : Ya sudah silahkan..sekarang aja ya sebentar lagi saya mau
keluar..
Peneliti : Iya bu
Peneliti : Nama ibu?
Informan : Nama saya Sigi Sufania
Peneliti : Umur berapa bu?
Informan : Umur 59 tahun.
Peneliti : Pendidikan ibu terkahir?
Informan : Pendidikan S-1 Kedokteran gigi
Peneliti : Sudah berapa lama bekerja disini bu?
Informan : Bekerja disini sudah cukup lama 31 tahun.
Peneliti : Jadi saya ingin tanya tentang petugas program gizi ya bu..yang
pertama Sebagai kepala puskesmas, apakah ibu sudah
melaksanakan tugas dan tanggungjawab ibu sebagai kepala
Puskesmas?
Informan : Maksudnya tugas saya sebagai kepala Puskesmas?
Peneliti : Iya bu..
Informan : Memenage staff dalam pekerjaan agar segala program yang ada
dipuskesmas agar dilihat tercapai atau tidak, sesuai dengan
aturannya. Jadi, memenage pelayanan yang ada dan pencapaian
program di wilayah kerjanaya kecamatan Medan Baru.
Peneliti : Menurut ibu, bagaimana pengetahuan dari petugas program gizi
yang ada di Puskesmas ini?
77
Informan : Kalau yang saya lihat sih pengetahuan mereka sudah cukup baik
khususnya yang berhubungan dengan program gizi, karena
petugas gizi juga sudah mempunyai cukup pengalaman dan
pengalaman kerja juga sudah cukup, selain itu petugas gizi kita
juga sudah mendapatkan pelatihan-pelatihan terkait program gizi.
Peneliti : Menurut Ibu bagaimana keterampilan dari petugas program gizi
dalam melaksanakan tugasnya?
Informan : Menurut saya keterampilan petugas program gizi sudah cukup
baik, namun mengapa bisa terjadi pencapaian target itu tidak
tercapai terkadang bukan karena kinerjanya petugas saja, akan
tetapi adanya masalah gizi yang terjadi pada masyarakat yang
tidak dapat diselesaikan sendiri oleh petugas, di wilayah kerja kita
ini masih ada ditemui masyarakat yang bisa hanya makan pake
nasi dan indomie, bahkan untuk makan nasi juga masih suli, nah
ini adalah masalah ekonomi, sehingga hal ini tidak dapat
terselesaikan, sehingga pencapaian program gizi bisa dikatakan
kurang.
Peneliti : Menurut Ibu bagaimana Motivasi dari petugas program gizi
dalam melaksanakan tugasnya?
Informan : Yang saya lihat motivasi petugas gizi yah bagus.. pokoknya
bertanggungjawab dengan tugas dia dengan baik. yah saya fikir
motivasinya baik.
78
Peneliti : Menurut ibu sendiri, bagaimana kinerja petugas program gizi
selama ini? Apakah petugas program sudah melakukan tugasnya
dengan baik?
Informan : Untuk kinerjanya petugas program gizi sejauh ini saya rasa
cukup baik, itu penilaian saya saat ini yah. Petugas program ini
juga seperti yang sudah kita bicarakan tadi bahwa mereka mampu
melakukan tugas dan tanggungjawabnya dengan baik, petugas
juga mempunyai kemampuan/pengetahuan di bidangnya,
mempunyai motivasi yang baik juga dan salah satu dari petugas
sudah tergolong lama dalam bidang ini, sehingga pengalamannya
dalam menangani masalah-masalah pada program gizi sudah
cukup baik.
Peneliti : Baik bu, itu saja yang ingin saya tanyakan dari ibu..terimkasih ya
bu buat waktunya dan informasinya..
Informan : Iya sama-sama
68
Lampiran 3
Dokumentasi wawancara mendalam bersama Penanggungjawab Program
Gizi Puskesmas Padang Bulan Medan Ibu Lidia Sinaga
69
Dokumentasi wawancara mendalam bersama Pelaksana Program Gizi
Puskesmas Padang Bulan Medan Ibu Delila Sari
70
Dokumentasi wawancara mendalam bersama Kepala Puskesmas Padang
Bulan Medan Ibu drg. Sigi Sufania
71
Dokumentasi Pelayanan Ibu Hamil dan Balita di Puskesmas
Padang Bulan Medan
72
73
Dokumentasi Pelayanan Ibu Hamil dan Balita di Puskesmas
Padang Bulan Medan
74
Dokumentasi Kegiatan Petugas Mengerjakan Pekerjaan Lain di Puskesmas
Padang Bulan Medan
75
okumentasi pelayanan posyandu di Cempaka IV Jl.Mandolin
76
77
78
79
80
81
82
83
84
85
86
87
88
89