analisis kinerja keuangan dalam memprediksi...

176
ANALISIS KINERJA KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI FINANCIAL DISTRESS PADA BANK UMUM SYARIAH PERIODE 2010-2016 SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Disusun Oleh: Zulfikar Hadad NIM : 11140810000117 JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF HIDAYAHTULLAH JAKARTA 1439 H / 2018 M

Upload: others

Post on 22-Jan-2020

9 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: ANALISIS KINERJA KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40734/1/ZULFIKAR... · ANALISIS KINERJA KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI FINANCIAL DISTRESS

ANALISIS KINERJA KEUANGAN DALAM

MEMPREDIKSI FINANCIAL DISTRESS PADA BANK

UMUM SYARIAH PERIODE 2010-2016

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Untuk Memenuhi Persyaratan

Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Disusun Oleh:

Zulfikar Hadad

NIM : 11140810000117

JURUSAN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF HIDAYAHTULLAH

JAKARTA

1439 H / 2018 M

Page 2: ANALISIS KINERJA KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40734/1/ZULFIKAR... · ANALISIS KINERJA KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI FINANCIAL DISTRESS

ii

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI

Page 3: ANALISIS KINERJA KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40734/1/ZULFIKAR... · ANALISIS KINERJA KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI FINANCIAL DISTRESS

iii

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF

Page 4: ANALISIS KINERJA KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40734/1/ZULFIKAR... · ANALISIS KINERJA KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI FINANCIAL DISTRESS

iv

Page 5: ANALISIS KINERJA KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40734/1/ZULFIKAR... · ANALISIS KINERJA KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI FINANCIAL DISTRESS

v

Page 6: ANALISIS KINERJA KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40734/1/ZULFIKAR... · ANALISIS KINERJA KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI FINANCIAL DISTRESS

vi

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

I. IDENTITAS PRIBADI

1. Nama : Zulfikar Hadad

2. Nama Panggilan : Fikar

3. Tempat & Tanggal Lahir : Jakarta, 6 April 1995

4. Jenis Kelamin : Laki-laki

5. Agama : Islam

6. Alamat : Komplek Caraka Buana Selatan No.33B

Pondok Aren, Tangerang Selatan

7. Status : Belum Menikah

8. Kewarganegaraan : Indonesia

9. Telepon : 081315182485

10. Email : [email protected]

II. PENDIDIKAN

1. 2001-2007 : SDI An-Najah Petukangan

2. 2007-2010 : MTsN 32 Jakarta

3. 2010-2013 : MAN 4 Jakarta

4. 2013-2016 : CEP-CCIT FTUI

5. S1 (2013-2017) : Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta

III. PENGALAMAN ORGANISASI

1. OSIS MTsN 32 Jakarta (Ketua Divisi Olahraga)

2. Almode Basketball (Sekretaris Ekskul Basket MAN 4 Jakarta)

3. Ballstar Indonesia (Anggota Komunitas Streetball Basket Ballstar

Indonesia Regional Depok)

4. DEMA FEB UIN Syarif Hidayatullah Jakarta th. 2016 (Anggota Divisi

Olahraga)

5. Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Ciputat Komisariat Fakultas

Ekonomi dan Bisnis (KAFEIS)

Page 7: ANALISIS KINERJA KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40734/1/ZULFIKAR... · ANALISIS KINERJA KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI FINANCIAL DISTRESS

vii

ABSTRACT

The purpose of this study is to analyze financial performance in predicting

financial distress in sharia banking in Indonesia period 2010 to 2016.

Assessment using RGEC model, Altman Z-Score Modification and

Multinomial Logit Regression. The RGEC model is measured by the ratio

of non-performing financing (NPF), good corporate governance (GCG),

return on assets (ROA), and capital adequacy ratio (CAR). While the ratio

of the model Altman Z-Score Modification using the ratio of working capital

to total assets (WCTA), retained earnings to total assets (RETA), earnings

before tax to total assets (EBITA), and book value of equity to total debt

(BVTD) . And combine the ratio of Altman Z-Score Modified model by using

statistical method of Multinomial Logit Regression to see the effect of the

Altman variable on the financial distress of sharia banking for the period

2010 to 2016. The results show the result of good ratio of non performing

financing (NPF) as well as good corporate governance (GCG) assessment

is also good. Furthermore, the ratio of return on assets (ROA) is quite good,

and the ratio of capital adequacy ratio (CAR) is very good. Furthermore the

Altman Z - Score model provides an assessment result that sharia banking

are in the distress zone. Then from the variable Altman Z-Score

Modification can be seen that the variable working capital to total assets

(WCTA), retained earnings to total assets (RETA), and book value of equity

to total debt (BVTD) significantly influence the financial distress of sharia

banking period 2010 to 2016.

Keywords: RGEC Ratio, Altman Z-Score Modification, Syariah Commercial

Bank, Financial Distress.

Page 8: ANALISIS KINERJA KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40734/1/ZULFIKAR... · ANALISIS KINERJA KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI FINANCIAL DISTRESS

viii

ABSTRAK

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis kinerja keuangan dalam

memprediksi financial distress pada bank umum syariah di Indonesia

periode 2010 hingga 2016. Penilaian menggunakan model RGEC, Altman

Z–Score Modifikasi dan Regresi Multinomial Logit. Model RGEC diukur

dengan rasio non performing financing (NPF), good corporate governance

(GCG), return on assets (ROA), dan rasio kecukupan modal (CAR).

Sedangkan rasio dari model Altman Z–Score Modifikasi menggunakan rasio

working capital to total assets (WCTA), retained earnings to total assets

(RETA), earnings before tax to total assets (EBITA), dan book value of

equity to total debt (BVTD). serta menggabungkan rasio model Altman Z-

Score Modifikasi tersebut dengan menggunakan metode statistik Regresi

Multinomial Logit untuk melihat pengaruh dari variabel Altman tersebut

terhadap financial distress bank umum syariah periode 2010 hingga 2016.

Hasil penelitian menunjukkan hasil dari perhitungan rasio non performing

financing (NPF) baik, begitupun dengan penilaian good corporate

governance (GCG) juga baik. Selanjutnya rasio return on assets (ROA)

cukup baik, dan rasio capital adequacy ratio (CAR) sangat baik. Selanjutnya

model Altman Z – Score memberikan hasil penilaian bahwa bank umum

syariah berada di zona distress. Lalu dari variabel Altman Z-Score

Modifikasi dapat dilihat bahwa variabel working capital to total assets

(WCTA), retained earnings to total assets (RETA), dan book value of equity

to total debt (BVTD) berpengaruh secara signifikan terhadap financial

distress bank umum syariah periode 2010 hingga 2016.

Kata kunci : Rasio RGEC, Altman Z-Score Modifikasi, Bank Umum Syariah,

Financial Distress.

Page 9: ANALISIS KINERJA KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40734/1/ZULFIKAR... · ANALISIS KINERJA KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI FINANCIAL DISTRESS

ix

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim,

Assalamualaikum Wr. Wb

Segala puji bagi Allah Subhanahu wata’alaa atas segala nikmat, rahmat,

karunia, hidayah, dan inayah-nya yang diberikan kepada kita semua. Shalawat serta

salam semoga selalu tercurahkan kepada baginda Nabi Muhammad Shalallahhu

‘Alayhi wa salam yang mengantarkan manusia dari zaman kegelapan ke zaman

yang terang benderang ini. Penyusunan skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi

sebagian syarat-syarat guna mencapai gelar Sarjana Ekonomi di Universitas Islam

Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Penulisan skripsi ini tidak akan terselesaikan tanpa banyak pihak yang

terulur memberikan bantuan. Ucapan rasa hormat dan terima kasih atas segala

kepedulian mereka yang telah memberikan bantuan, baik moril, kritik, saran,

masukan, dorongan semangat, doa, dukungan finansial maupun pemikiran dalam

penulisan skripsi ini. Ucapan khusus pertama penulis tujukan kepada kedua orang

tua yang telah memberikan segalanya serta mendidik penulis semenjak kecil,

hingga penulis bisa mencapai apa yang sudah dicapai sampai sekarang, termasuk

penulisan skripsi ini. Serta perkenankan penulis secara khusus mengucapkan terima

kasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Dede Rosyada, MA selaku Rektor Universitas Islam Negeri

Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Bapak Dr. M. Arief Mufraini, Lc., Msi selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan

Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Bapak Prof. Dr. Ahmad Rodoni, MM selaku dosen pembimbing skripsi yang

senantiasa meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan juga

masukan-masukan yang positif dan membantu menyempurnakan skripsi ini.

4. Ibu Dr. Muniaty Aisyah, ST., MM selaku dosen pembimbing akademik

5. Ibu Titi Dewi Warnida, SE., Msi selaku Ketua Jurusan Manajemen Fakultas

Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Page 10: ANALISIS KINERJA KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40734/1/ZULFIKAR... · ANALISIS KINERJA KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI FINANCIAL DISTRESS

x

6. Seluruh Bapak/Ibu dosen yang telah mencurahkan dan mengamalkan ilmu

yang tak ternilai hingga penulis menyelesaikan studi di Fakultas Ekonomi dan

Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

7. Seluruh Staf Tata Usaha dan Karyawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah membantu

penulis dalam mengurus segala kebutuhan administrasi dan lain-lain

8. Kakak dan adik penulis, Kak Aisa, Farhan, dan Audi yang terus memberi

semangat

9. Sahabat-sahabat penulis, Fajar, Adam, Syauqi (okay), Arif, Luthfi (Bule),

Zadana, Adhitya, Fariz, Akbar, Putra, Dito, AdityaFarry, dan Fadil yang

senantiasa memberikan energi positif dalam penyusunan skripsi ini.

10. Terkhusus yang senantiasa memberikan saran serta arahan kepada penulis,

Givari Prameswari Nastiti

11. Sahabat terbaik SMA yang selalu memberikan semangat dan kekuatan selama

proses penyusunan skripsi ini, Anwar, Zaki, Fachmi, Irvan, Taqy, Dana dan

Febry

12. Teman-teman manajemen MIPS 2014 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang

tak dapat saya sebutkan satu-satu namun tak mengurangi rasa bahagianya saya

diantara kalian.

Akhir kata, kesempurnaan skripsi ini memang semata-mata adalah berkat

karunia Allah SWT. Oleh karena itu, penulis berharap adanya saran dan kritik yang

membangun dari berbagai pihak untuk menyempurnakan skripsi ini. Penulis

berharap skripsi ini dapat bermanfaat dan semoga Allah SWT melimpahkan

rahmat-Nya kepada kita. Amin, Wassalamu’alaikum Wr. Wb

Jakarta, 29 November 2017

Zulfikar Hadad

Page 11: ANALISIS KINERJA KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40734/1/ZULFIKAR... · ANALISIS KINERJA KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI FINANCIAL DISTRESS

xi

DAFTAR ISI ABSTRACT ...................................................................................................................................... vii

ABSTRAK .....................................................................................................................................viii

KATA PENGANTAR ..................................................................................................................... ix

DAFTAR TABEL ..........................................................................................................................xiii

DAFTAR GAMBAR ...................................................................................................................... xv

BAB I ................................................................................................................................................ 1

PENDAHULUAN............................................................................................................................. 1

A. Latar Belakang Masalah ....................................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah .............................................................................................................. 16

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian .......................................................................................... 17

BAB II ............................................................................................................................................. 19

LANDASAN TEORI ...................................................................................................................... 19

A. Tinjauan Literatur ............................................................................................................... 19

1. Kinerja Keuangan ................................................................................................................ 19

2. Laporan Keuangan .............................................................................................................. 22

3. Financial Distress ............................................................................................................... 32

4. Bank Syariah .................................................................................................................. 41

B. Hubungan Antar Variabel .................................................................................................. 49

1. Hubungan Antara Working Capital to Total Assets Terhadap Financial Distrees .............. 49

2. Hubungan Antara Retained Earnings to Total Assets Terhadap Financial Distress ........... 49

3. Hubungan Antara Book Value of Equity to Total Debt Terhadap Financial Distress ......... 50

C. Penelitian Terdahulu .......................................................................................................... 51

D. Kerangka Pemikiran Teoritis .............................................................................................. 60

E. Hipotesis ............................................................................................................................ 62

BAB III ........................................................................................................................................... 63

METODE PENELITIAN ................................................................................................................ 63

A. Ruang Lingkup Penelitian .................................................................................................. 63

B. Metode Penentuan Sampel ................................................................................................. 64

C. Metode Pengumpulan Data ................................................................................................ 67

D. Metode Analisis Data ........................................................................................................ 68

1. Statistik Deskriptif ......................................................................................................... 68

2. Analisa Model Altman Z-Score Modifikasi ................................................................... 68

3. Analisa Model RGEC .................................................................................................... 69

4. Analisis Korelasi ............................................................................................................ 72

5. Regresi Multinomial Logit ............................................................................................. 73

E. Operasional Variabel Penelitian ......................................................................................... 76

BAB IV ........................................................................................................................................... 78

HASIL DAN PEMBAHASAN ....................................................................................................... 78

Page 12: ANALISIS KINERJA KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40734/1/ZULFIKAR... · ANALISIS KINERJA KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI FINANCIAL DISTRESS

xii

A. Gambaran Umum Objek Penelitian ................................................................................... 78

1. PT Bank Muamalat Indonesia Tbk ................................................................................ 78

2. PT Bank Victoria Indonesia ........................................................................................... 80

3. PT Bank BRISyariah ..................................................................................................... 82

4. PT Bank Jabar Banten Syariah ...................................................................................... 83

5. PT Bank BNI Syariah .................................................................................................... 86

6. PT Bank Syariah Mandiri .............................................................................................. 87

7. PT Bank Mega Syariah .................................................................................................. 89

8. PT Bank Panin Dubai Syariah Tbk ................................................................................ 92

9. PT Bank Syriah Bukopin ............................................................................................... 94

10. PT Bank BCA Syariah ................................................................................................... 95

B. Analisis dan Pembahasan ................................................................................................... 96

1. Analisis Deskriptif ......................................................................................................... 96

2. Penilaian Tingkat Kesehatan dengan Variabel Rasio RGEC ....................................... 102

3. Penilaian Financial Distress dengan Altman Z-Score Modifikasi............................... 119

4. Analisis Korelasi .......................................................................................................... 126

5. Analisis Multinomial Logit .......................................................................................... 128

6. Interpretasi Hasil .......................................................................................................... 132

BAB V........................................................................................................................................... 137

KESIMPULAN DAN SARAN ..................................................................................................... 137

A. Kesimpulan ...................................................................................................................... 137

B. Saran ................................................................................................................................ 139

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................... 140

LAMPIRAN .................................................................................................................................. 145

Page 13: ANALISIS KINERJA KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40734/1/ZULFIKAR... · ANALISIS KINERJA KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI FINANCIAL DISTRESS

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Jaringan Kantor Perbankan Syariah Tahun 2007 - 2013 ................................................... 6

Tabel 1.2 Pertumbuhan Bank Umum Syariah Tahun 2008 – 2016 ................................................. 10

Tabel 2.1 Jaringan Kantor Perbankan Syariah Tahun 2009 – Mei 2017 ......................................... 48

Tabel 2.2 Peringkat Komposit Penilaian GCG Menurut SEBI ....................................................... 39

Tabel 2.3 Peringkat Penilaian Rentabilitas Menurut PBI ................................................................ 40

Tabel 2.4 Penilaian Modal Minimum Menurut SEBI ..................................................................... 41

Tabel 2.5 Penelitian Terdahulu ....................................................................................................... 51

Tabel 3.1 Daftar Bank Umum Syariah yang Terpilih Purposive Sampling .................................... 67

Tabel 3.2 Tingkat Kesehatan Bank dengan NPF Menurut PBI ....................................................... 70

Tabel 3.3 Tingkat Kesehatan Bank dengan GCG Menurut SEBI ................................................... 71

Tabel 3.4 Tingkat Kesehatan Bank dengan ROA Menurut PBI ...................................................... 72

Tabel 3.5 Tingkat Kesehatan Bank dengan CAR Menurut SEBI ................................................... 72

Tabel 4.1 Hasil Pengujian Statistik Deskriptif NPF BUS Periode 2010-2016 ................................ 97

Tabel 4.2 Hasil Pengujian Statistik Deskriptif GCG BUS Periode 2010-2016 ............................... 97

Tabel 4.3 Hasil Pengujian Statistik Deskriptif ROA BUS Periode 2010-2016 ............................... 98

Tabel 4.4 Hasil Pengujian Statistik Deskriptif CAR BUS Periode 2010-2016 ............................... 99

Tabel 4.5 Hasil Pengujian Statistik Deskriptif WCTA BUS Periode 2010-2016............................ 99

Tabel 4.6 Hasil Pengujian Statistik Deskriptif RETA BUS Periode 2010–2016 .......................... 100

Tabel 4.7 Hasil Pengujian Statistik Deskriptif EBITA BUS Periode 2010-2016.......................... 101

Tabel 4.8 Hasil Pengujian Statistik Deskriptif BVTD BUS Periode 2010-2016 ........................... 102

Tabel 4.9 Nilai NPF Bank Umum Syariah periode 2010-2016 ..................................................... 103

Tabel 4.10 Keterangan Penilaian NPF Bank Umum Syariah Periode 2010-2016 ........................ 106

Tabel 4.11 Nilai GCG Bank Umum Syariah Periode 2010-2016 ................................................. 107

Tabel 4.12 Keterangan Penilaian GCG Bank Umum Syariah Periode 2010-2016 ....................... 109

Tabel 4.13 Nilai ROA Bank Umum Syariah Periode 2010-2016 ................................................. 111

Tabel 4.14 Keterangan Penilaian ROA Bank Umum Syariah Periode 2010-2016 ....................... 113

Tabel 4.15 Nilai CAR Bank Umum Syariah Periode 2010-2016 .................................................. 115

Tabel 4.16 Keterangan Penilaian CAR Bank Umum Syariah Periode 2010-2016........................ 117

Tabel 4.17 Nilai WCTA Bank Umum Syariah Periode 2010-2016 .............................................. 119

Tabel 4.18 Nilai RETA Bank Umum Syariah Periode 2010-2016 ............................................... 120

Tabel 4.19 Nilai EBITA Bank Umum Syariah Periode 2010-2016 .............................................. 121

Tabel 4.20 Nilai BVTD Bank Umum Syariah Periode 2010-2016 ............................................... 123

Tabel 4.21 Nilai Altman Z-Score Modifikasi Bank Umum Syariah 2010-2016 ........................... 124

Tabel 4.22 Hasil Uji Korelasi WCTA, RETA, EBITA, dan BVTD.............................................. 127

Tabel 4.23 Case Processing Summary Variabel Altman Z-Score Modifikasi............................... 128

Page 14: ANALISIS KINERJA KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40734/1/ZULFIKAR... · ANALISIS KINERJA KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI FINANCIAL DISTRESS

xiv

Tabel 4.24 Model Fitting Information Variabel Altman Z-Score Modifikasi ............................... 128

Tabel 4.25 Goodness-of-Fit Variabel Altman Z-Score Modifikasi ............................................... 129

Tabel 4.26 Pseudo R-Square Variabel Altman Z-Score Modifikasi ............................................. 129

Tabel 4.27 Likelihood Ratio Tests Variabel Altman Z-Score Modifikasi .................................... 130

Tabel 4.28 Klasifikasi Variabel Altman Z-Score Modifikasi ........................................................ 132

Page 15: ANALISIS KINERJA KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40734/1/ZULFIKAR... · ANALISIS KINERJA KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI FINANCIAL DISTRESS

xv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Persentase Pertumbuhan Bank Umum Syariah Tahun 2009-2016 ............................. 11

Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran .................................................................................................... 61

Gambar 4.1 Grafik Pertumbuhan NPF Bank Umum Syariah Periode 2010-2016…..…………...105

Gambar 4.2 Grafik Pertumbuhan GCG Bank Umum Syariah Periode 2010-2016 ....................... 110

Gambar 4.3 Grafik Pertumbuhan ROA Bank Umum Syariah Periode 2010-2016 ....................... 114

Gambar 4.4 Grafik Pertumbuhan CAR Bank Umum Syariah Periode 2010-2016 ....................... 118

Gambar 4.5 Parameter Estimates .................................................................................................. 131

Page 16: ANALISIS KINERJA KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40734/1/ZULFIKAR... · ANALISIS KINERJA KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI FINANCIAL DISTRESS

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Islam suatu agama yang sempurna, karena dalam islam bukan hanya

mengatur tentang hubungan manusia dengan sang penciptanya (ibadah) namun

juga mengatur hubungan antar sesama manusia (muamalah). Dalam hal ibadah dan

muamalah ini sudah jelas aturannya baik didalam alquran maupun hadis. Didalam

bermasyarakat seorang muslim haruslah mengikuti rambu-rambu yang berlaku

dalam beragama islam dan bernegara. Hal yang mencakup hubungan antara

manusia salah satunya adalah dalam aspek ekonomi. Sudah jelas dizaman sekarang

bahwa kegiatan ekonomi suatu negara sangatlah bersentral dengan perbankan.

Bank disuatu negara sangat dibutuhkan. Selain karena tempat untuk menabung

bagi sebagian masyrakat (funding), akan tetapi juga sebagai sarana meminjam dana

bagi masyarakat lain (financing). Dengan demikian diharapkan dengan kehadiran

bank masyrakat mampu sejahtera dengan fungsi-fungsi yang dimiliki oleh bank.

Tentulah sangat penting bagi para praktisi perbankan untuk mengatur segala aspek

dalam perbankan agar tetap berjalan sesuai jalur yang benar dan tidak mengalami

kebangkrutan. Karena sudah pasti bila terjadi kebankrutan pada suatu bank

efeknya bisa menjalar kedalam negara yang dinaunginya.

Perbankan bagaikan jantung ekonomi bagi sebuah negara. Indonesia

mempunyai pengalaman pahit dilanda krisis perbankan hebat pada tahun 1998.

Sektor perbankan rentan dengan berbagai risiko, terutama risiko sistemik, yakni

kegagalan bank yang berdampak terhadap ekonomi dalam jangka panjang

Page 17: ANALISIS KINERJA KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40734/1/ZULFIKAR... · ANALISIS KINERJA KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI FINANCIAL DISTRESS

2

Komisaris Independen PT Bank Mandiri Tbk, Goei Siauw Hong dalam Diskusi

Media Training: Memahami Industri Perbankan mengungkapkan, kegagalan

perbankan menyebabkan kerugian lebih besar kepada nasabah dibanding

pemegang saham atau pemilik modal. Lebih jauh dijelaskan Goei, guna

menghindari kegagalan bank, regulator membuat aturan yang mengatur kecukupan

modal dan likuiditas. Inilah kunci agar kesehatan perbankan terjaga dan terhindar

dari risiko sistemik. Kecukupan modal ini, diakuinya, dikaitkan dengan risiko yang

diambil bank. Semakin besar risiko yang diambil, maka besar pula modal yang

wajib dimiliki bank (www.liputan6.com).

Sudah bukan rahasia umum bahwasannya islam sebagai agama yang

kompleks memiliki sistem perekonomian sendiri yang bersih. Islam memiliki

sistem perbankan syariah yang diatur berdasarkan syariat Islam (alquran dan

hadis). Hal ini menjadikan bagi kaum muslim sebuah jaminan keselamatan baik di

dunia maupun di akhirat. Beberapa bukti telah terjadi bila menerapkan perbankan

syariah dengan syariat yang benar maka hasilnya akan baik. Bank syariah

mengharamkan transaksi yang mengandung unsur riba, maisir, dan gharar. Ketiga

unsur tersebut dilarang karena dalam islam hal itu akan mengantarkan manusia

kepada kehancuran. Itulah mengapa perbankan syariah dianggap sebagai suatu

sistem ekonomi yang cocok diterapkan oleh masyarakat.

Berdasarkan beberapa studi keuangan internasional, perbankan syariah

paling tahan krisis ekonomi global, dibanding bank konvensional. Mantan Menteri

Keuangan Bambang Brodjonegoro, mengungkapkan bahwa ketahanan bank

syariah akan krisis, karena kinerjanya lebih konservatif ketimbang bank

Page 18: ANALISIS KINERJA KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40734/1/ZULFIKAR... · ANALISIS KINERJA KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI FINANCIAL DISTRESS

3

konvensional dan lebih memegang kuat prinsip kehati-hatian. "Alasannya, karena

bank konvensional banyak bermain di area derivatif yang banyak aksi spekulatif,"

ujar Bambang, di kantornya. Namun, dia mengatakan, lebih tahan krisis, bukan

berarti menjadi yang terbaik. Sebab, daya tahan tersebut harusnya bisa

dimaksimalkan untuk mendorong perekonomian suatu negara (www.viva.co.id).

Hadirnya lembaga keuangan islam di Indonesia yang dikepalai dengan

Bank Muamalat yang muncul pada tahun 1991, membuat masyarakat menyadari

bahwa pentingnya berekonomi dengan menggunakan prinsip syariah. Sistem

perbankan syariah sudah membuktikan dirinya sebagai suatu sistem keuangan yang

tangguh melalui krisis ekonomi di Indonesia. Banyak sekali keunggulan yang

dimilikinya dibandingkan sistem perbankan konvensional sehingga dapat bertahan

menghadapi keadaan yang sangat sulit bagi dunia perbankan. Di antara

keunggulannya adalah pertumbuhan perbankan yang terkait dengan pertumbuhan

ekonomi riil, sehingga dalam kondisi krisis ekonomi pada tahun 1998 yang dimana

bank konvensional menderita negative spread, akan tetapi justru dalam kondisi

demikian bank umum syariah menunjukkan kondisi sebaliknya (Rivai dkk,

2013:39). Kekuatan perbankan syariah dalam menahan dampak krisis ekonomi

global di Indonesia telah terbukti pada 1998. Sekretaris Jenderal Masyarakat

Ekonomi Syariah (MES), Muhammad Syakir Sula mengungkapkan krisis ekonomi

global kala itu telah menyebabkan hampir semua bank konvensional bangkrut.

"Hanya Bank Muamalat sebagai satu-satunya bank syariah relatif kuat menahan

krisis. Meski hanya jalan di tempat, setidaknya bank itu tidak bangkrut," kata

Syakir. Bank konvensional yang bangkrut tersebut kemudian dibantu pemerintah

Page 19: ANALISIS KINERJA KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40734/1/ZULFIKAR... · ANALISIS KINERJA KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI FINANCIAL DISTRESS

4

melalui Bantuan Likuiditas Bank Indonesia (BLBI) senilai Rp 650 triliun. Bantuan

tersebut sepenuhnya diberikan ke bank konvensional. "Bank syariah ternyata

terbukti mampu bertahan hingga sekarang tanpa bantuan," ungkapnya

(www.republika.co.id).

Begitu juga ketika krisis global 2008, banyak institusi keuangan yang

bertumbangan. Bahkan lembaga keuangan sebesar Lehman Brothers yang telah

berusia lebih dari 100 tahun pun tak terselamatkan. Namun, ternyata lembaga

keuangan syariah bisa bertahan dan bahkan terus tumbuh di tengah terpaan krisis.

Berbagai studi menunjukkan bahwa lembaga keuangan syariah lebih tahan

banting. Bambang Brodjonegoro, Menteri Keuangan saat itu mengatakan, "Pada

2008-2009, ada studi yang membandingkan daya tahan antara islamic bank dengan

bank konvensional ketika hadapi global finansial crisis. Ada beberapa studi yang

mengatakan bahwa bank syariah punya daya tahan lebih kuat berhadapan dengan

krisis dibandingkan bank konvensional," jelasnya. Alasannya, kata Bambang,

perbankan syariah cenderung bermain 'aman'. Setiap transaksi dalam keuangan

syariah harus dilandaskan pada aset dasar (underlying aseet). Berbeda dengan

perbankan konvensional yang cenderung tidak pasti. "Kalau perbankan

konvensional banyak yang bermain pada tataran high spekulatif. Sedangkan

islamic bank tidak ada di area itu, cenderung lebih konservatif dan mengutamakan

kehati-hatian," papar Bambang (www.detik.com).

Bahkan ketika krisis ekonomi terus terulang hingga pada 2011 dan telah

menjangkau Amerika Serikat dan Eropa. Sekretaris Jenderal Masyarakat Ekonomi

Syariah (MES), Muhammad Syakir Sula menyatakan "Dengan berbagai

Page 20: ANALISIS KINERJA KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40734/1/ZULFIKAR... · ANALISIS KINERJA KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI FINANCIAL DISTRESS

5

pengalaman krisis itu, ekonomi syariah sudah terbukti bisa bertahan. Karenanya,

konversi ke ekonomi syariah untuk perbankan bisa jadi solusi Indonesia keluar dari

krisis ekonomi selanjutnya." ungkapnya (www.republika.co.id).

Perekonomian di Indonesia, lanjutnya, ditopang oleh sektor riil. Karena itu,

pemerintah seharusnya berpihak ke sektor riil dengan menyelamatkan pelaku

Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM). Dengan konversi perbankan ke syariah,

sektor riil ini akan otomotis terselamatkan. Alasannya, nilai Finance to Deposit

Ratio (FDR) perbankan syariah saat ini telah menembus 98 persen. Ini artinya,

dana pihak ketiga telah hampir seluruhnya disalurkan kembali ke masyarakat.

"FDR 95 persen ini hampir semua ke sektor riil, sementara bank konvensional

dengan LDR (Loan to Deposit Ratio) hanya 60-70 persen lebih banyak lari ke

modal, bukan sektor riil," ungkapnya. Lantaran hal itu, pemerintah harus mulai

pelan-pelan mengkonversi konsep syariah dalam perekonomian terutama

perbankan (www.republika.co.id).

Perkembangan perbankan islam di Indonesia sebenarnya tidak terlepas dari

perkembangan dan kemajuan perbankan islam di dunia. Awal 1980an merupakan

tonggak awal dimulainya diskusi pendirian bank islam sebagai pilar ekonomi

islam. Beberapa uji coba juga telah dilakukan, seperti di Bandung dan Jakarta,

yaitu Baitul Tamwil Salman, Bandung, dan Koperasi Ridho Gusti, Jakarta. Tahun

1990an sebagai tonggak baru yang secara khusus memprakarsai berdirinya bank

islam di Indonesia, yang prakarsai oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI). Prakarsa

khusus ini di awali dengan diselenggarakannya Lokakarya Bunga Bank dan

Perbankan di Cisarua, Bogor, Jawa Barat, pada Agustus 1990. Hasil lokakarya ini,

Page 21: ANALISIS KINERJA KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40734/1/ZULFIKAR... · ANALISIS KINERJA KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI FINANCIAL DISTRESS

6

kemudian diperdalam dalam Musyawarah Nasional IV MUI di Jakarta masih pada

bulan Agustus 1990. Hasil Munas ini, dibentuk kelompok kerja yang disebut Tim

Perbankan MUI untuk mendirikan bank islam di Indonesia, dengan tugas

melakukan pendekatan dan konsultasi dengan semua pihak terkait. Hasilnya, pada

November 1991 akhirnya ditandatangani pendirian PT Bnak Muamalat Indonesia

(BMI), yang mulai beroperasi pada Mei 1992. Selain BMI, pionir perbankan islam

yang lain adalah Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Dana Mardhatillah dan BPR

Berkah Amal Sejahtera yang didirikan pada tahun 1991 di Bandung, yang

diprakarsai oleh Institute for Sharia Economic Development (ISED) (Rivai dkk,

2013:40).

Data dari Bank Indonesia (BI) yang diambil dari tahun 2009 hingga tahun

2013 bisa dilihat dari tingkat perkembangan bank syariah di Indonesia, lihat table

berikut:

Tabel 1.1 Jaringan Kantor Perbankan Syariah Tahun 2007 - 2013

Jaringan Kantor Perbankan Syariah

Tahun 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013

BUS 3 5 6 11 11 11 11

Jumlah Kantor 401 581 711 1215 1401 1745 1998

UUS 26 27 25 23 24 24 23

Jumlah Kantor 196 241 287 262 336 517 590

BPRS 114 131 138 150 155 158 163

Jumlah Kantor 185 202 225 286 364 401 402

Total Kantor 782 1024 1223 1763 2101 2663 2990 Sumber: Bank Indonesia (BI), Statistik Perbankan Syariah, Des-13 (data diolah)

Dari table diatas dapat dilihat bahwa jumlah perbankan syariah terus

bertambah dari tahun 2007 sampai dengan 2013. Dari data untuk Bank Umum

Syariah (BUS) ditahun 2007 berjumlah 3 unit saja, bertambah hingga 11 unit

Page 22: ANALISIS KINERJA KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40734/1/ZULFIKAR... · ANALISIS KINERJA KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI FINANCIAL DISTRESS

7

ditahun 2010 jumlahnya tetap diangka 11 hingga tahun 2013. Lalu dengan jumlah

kantor ditahun 2007 berjumlah 196 unit, bertambah hingga 590 ditahun 2013.

Berbeda dengan BUS, Unit Usaha Syariah (UUS) yang dimiliki bank konvensional

berjumlah 26 ditahun 2007, namun berkurang hingga tahun 2013 hanya berjumlah

23 unit. Akan tetapi hal itu berbanding terbalik dengan jumlah kantor unit usaha

syariah yang terus meningkat dimana tahun 2007 berjumlah 196 bertambah hingga

590 ditahun 2013. Lalu selanjutnya jumlah Bank Pembiayaan Rakyat Syariah

(BPRS) ditahun 2007 berjumlah 114 unit dengan jumlah kantor 185 unit, jumlah

itu bertambah hingga tahun 2013 BPRS berjumlah 163 unit dan jumlah kantor 402.

Hal ini menandakan bahwa bank syariah banyak diminati oleh masyarakat

Indonesia sehingga berkembang dengan pesat (www.bi.go.id).

Selanjutnya pada tahun 2016, industri perbankan syariah nasional mencatat

pertumbuhan yang cukup pesat. Dampaknya, pangsa pasar perbankan syariah

nasional pun meningkat dari 5 persen menjadi 5.3 persen. Asosiasi Bank Syariah

Indonesia (Asbisindo) optimistis kinerja perbankan syariah akan terus meningkat

pada tahun 2017 mendatang. Total aset ditargetkan tumbuh 12 hingga 15 persen

atau Rp 35 triliun hingga Rp 40 triliun dari total aset per kuartal III 2016 yang

mencapai Rp 331.76 triliun. Selain itu, Asbisindo juga ingin memperbaiki rasio

pembiayaan bermasalah atau non performing financing (NPF) pada tahun 2017.

Sejalan dengan perlambatan pertumbuhan ekonomi, rasio NPF perbankan syariah

sempat menembus angka 5 persen pada tahun 2016 (www.bi.go.id).

Sekretaris Jenderal Asbisindo Achmad K Permana menyebut, pada tahun

2016, perbankan syariah bisa menurunkan NPF menjadi 4.7 persen. Adapun untuk

Page 23: ANALISIS KINERJA KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40734/1/ZULFIKAR... · ANALISIS KINERJA KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI FINANCIAL DISTRESS

8

tahun 2017, NPF gross ditargetkan berada pada kisaran 3.45 persen. "NPF hingga

Agustus 2016 itu 4.94 persen. Proyeksi kami NPF membaik menjadi 3.45 persen

secara gross pada 2017," ujar Permana pada konferensi pers di Jakarta, Senin

(21/11/2016). Per September 2016, pertumbuhan total aset perbankan syariah

ditopang adanya peningkatan dana pihak ketiga (DPK) sebesar 20.16 persen

menjadi Rp 263.52 triliun. Adapun pembiayaan perbankan syariah meningkat

12.91 persen menjadi Rp 235.01 triliun (www.kompas.com).

Meski demikian, bukan berarti perbankan syariah tanpa risiko. Bila

manajemen tidak berjalan dengan baik, maka ada kemungkinan bisa bermasalah

juga. Bambang Brodjonegoro, mantan Menteri Keuangan, dalam Seminar

Nasional Ekonomi Syariah di komplek Kementerian Keuangan mengatakan

"Pastikan manajemen terjaga. Jangan daya tahan baik tapi salah urus," tegasnya.

Bila ada bank syariah yang salah urus, tambah Bambang, akan merusak pandangan

masyarakat. Rencana untuk mengembangkan perbankan syariah pun bisa

terganggu."Kalau ada bank syariah kolaps langsung orang lihat ternyata bank

syariah nggak menjamin. Maka dalam konteks menjaga stabilitas keuangan

syariah, manajamen dan tata kelola harus dijaga sebaik-baiknya," sebut Bambang

(www.detik.com).

Sebagai contoh pada tahun 2016 Bank Muamalat Indonesia (BMI) yang di

nahkodai oleh Endi PR Abdurahman ini mulai menampakan tanda-tanda goyah.

Berdasarkan laporan keuangan yang di publikasikan Bank Muamalat dan data dari

OJK, BMI telah mengalami kontraksi bisnis sejak mengalami pergantian top

eksekutif saat ini. Di mulai dari penurunan laba secara drastis sampai 71.36 % per

Page 24: ANALISIS KINERJA KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40734/1/ZULFIKAR... · ANALISIS KINERJA KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI FINANCIAL DISTRESS

9

Juni 2016, yaitu Rp106.54 Milyar menjadi Rp30.51 Milyar. Yang naik tinggi

malah NPF gross sebesar 7.23% dari tahun sebelumnya sebesar 493% per Juni

2015. Indikator vital lainnya yang agak mengkwatirkan adalah penuruan CAR

yang signifikan, per Mei 2106 sudah di angka 11.71% padahal Desember 2015

masih di level 12.36%. Demikian halnya dengan modal juga tak kalah anjlok dari

Rp57.1 trilyun menjadi Rp53.71 trilyun (www.voa-islam.com).

Situasi ini diperparah oleh sikap unprofessional jajaran Direksi di bawah

komando Endi, Sumber di internal BMI menyebutkan telah terjadi “perampokan”

besar-besaran di bank syariah pertama di Indonesia tersebut. Nilainya mencapai

ratusan miliar rupiah dan ditengarai melibatkan pimpinan tertinggi di bank

tersebut. Modusnya dengan memberikan pembiayaan kepada debitur yang

sebenarnya tidak layak untuk mendapatkan pembiayaan. Berdasarkan penelusuran

mengindikasikan adanya kegagalan risk manejemen yang di sengaja oleh oknum

top eksekutif dan hal ini menguatkan dugaan aroma kredit fiktif semakin kuat

(www.voa-islam.com).

Salah satunya adalah pembiayaan modal kerja kepada PT Rockit Aldeway

dengan plafon 100 miliar rupiah. Dropping dilakukan pada bulan November 2015

sebesar 100 miliar rupiah dan langsung macet seketika pada bulan berikutnya yaitu

Desember 2015 (first payment default). Hingga Agustus 2016 tahun lalu sampai

sekarang, debitur tersebut tercatat tidak pernah melakukan pembayaran

sepeserpun. Inilah salah satu bentuk kesalahan fatal yang tampak seolah di sengaja,

padahal dalam tata kelola perbankan syariah dewan pengawas syariah telah

memberikan rambu rambu yang sangat jelas dan tegas perihal halal dan haramnya

Page 25: ANALISIS KINERJA KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40734/1/ZULFIKAR... · ANALISIS KINERJA KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI FINANCIAL DISTRESS

10

sektor bisnis yang harus di biayai oleh bank sekelas Bank Muamalat. Namun apa

daya, godaan untung besar di sektor industri ini di tengarai telah menggoyahkan

kebijakan direksi BMI (www.voa-islam.com).

Demikian juga dari data pertumbuhan perbankan syariah tahun 2008

hingga 2016, terjadi pasang naik turut dari NPF, assets, DPK, dan pembiayaan.

Berikut data mengenai perkembangan BUS:

Tabel 1.2 Pertumbuhan Bank Umum Syariah Tahun 2008 – 2016

Tahun Aset DPK Pembiayaan NPF

2009 66090 52271 46886 1882 (4.01%)

2010 97519 76036 68181 2061 (3.02%)

2011 145467 115415 102655 2588 (2.52%)

2012 195018 147512 147505 3269 (2.22%)

2013 242276 183534 184122 4828 (2.62%)

2014 204961 217858 199330 8632 (4.33%)

2015 213423 231175 212996 9248 (4.84%)

2016 254184 279335 248007 10928 (3.49%)

Sumber: Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Statistik Perbankan Syariah, 2016. (data diolah)

Dari tabel di atas menunjukan bank umum syariah mengalami

pertumbuhan dari tahun ke tahun, namun persentase pertumbuhannya cenderung

mengalami penurunan. Hal itu menjadi tantangan bagi manajemen untuk membuat

sebuah strategi yang tepat dalam mengatasi kondisi tersebut. Berikut ini persentase

pertumbuhan bank umum syariah sepanjang tahun 2009 – 2016:

Page 26: ANALISIS KINERJA KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40734/1/ZULFIKAR... · ANALISIS KINERJA KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI FINANCIAL DISTRESS

11

Gambar 1.1 Persentase Pertumbuhan Bank Umum Syariah Tahun 2009 -

2016

Tahun 2009 hingga 2011 bank umum syariah mengalami pertumbuhan

yang sangat baik dalam hal aset, dana pihak ketiga, dan pembiayaan. Pertumbuhan

tertinggi terjadi pada tahun 2011 dengan aset mengalami kenaikan 32.96%, dana

pihak ketiga 34.12% dan pembiayaan sebesar 33.58% kenaikan. Sedangkan NPF

mengalami penurunan nilai pertumbuhan dari 2009 ke 2010, namun pada tahun

2011 NPF mengalami kenaikan sebesar 20.36%. Dari tahun 2012 hingga 2012

aset, dana pihak ketiga dan pembiayaan mengalami penurunan nilai dalam

pertumbuhan yang sangat jauh. Hingga titik yang sangat terendah nilai

pertumbuhan aset sebesar 3.96%, dana pihak ketiga 5.76% dan pembiayaan 6.42%.

Nilai NPF dari tahun 2012 hingga 2014 justru mengalami peningkatan nilai

pertumbuhan hingga tahun 2014 memiliki nilai pertumbuhan sebesar 44.07%.

Namun pada tahun 2015 NPF mengalami penurunan nilai pertumbuhan yang

hanya 6.66%. Pada tahun 2016 aset, dana pihak ketiga, pembiayaan dan NPF

Page 27: ANALISIS KINERJA KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40734/1/ZULFIKAR... · ANALISIS KINERJA KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI FINANCIAL DISTRESS

12

mengalami kenaikan dalam nilai pertumbuhannya, yaitu aset sebesar 16.04%, dana

pihak ketiga 17.24%, pembiayaan 14.12%, dan NPF 15.37% (www.ojk.go.id).

Untuk menangani permasalahan yang dialami oleh perbankan syariah

kedepannya, pertama harus mengetahui rasio menghadapi kebangkrutan atau biasa

disebut financial distress. Financial distress mempunyai beberapa macam

pengertian, sulit untuk mendefinisikan arti dari financial distress, karena

banyaknya kejadian kejatuhan pada saat financial distress. Beberapa peristiwa

kejatuhan perusahaan yang dikarenakan oleh financial distress hampir tidak ada

habisnya seperti pengurangan dividen, penutupan perusahaan, kerugian-kerugian,

pemecatan, pengunduran diri direksi dan jatuhnya harga saham (Rodoni & Ali,

2014:185).

Menurut Karen Wruck (1990) dalam Ross (2005) financial distress

didefinisikan sebagai situasi saat arus kas operasional perusahaan tidak cukup,

dalam memenuhi kewajiban perusahaan dan perusahaan ditekan untuk melakukan

perbaikan. Definisi ini diperluas oleh Altman (1993) terkait ketidakmampuan

membayar hutang. Yang dirumuskan dalam Black’s Law Dictionary sebagai:

ketidakmampuan membayar utang, kondisi dari asset atau milik dan kewajiban

seseorang yang dahulunya tersedia menjadi tidak cukup untuk melunasi utang.

Dapat disimpulkan bahwa financial distress adalah keadaan dimana sebuah

perusahaan yang sudah berjalan, bergerak kearah kebangkrutan dilihat dari

berbagai macam faktor perusahaan tersebut baik itu faktor internal maupun

eksternal (Rodoni & Ali, 2014:186).

Page 28: ANALISIS KINERJA KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40734/1/ZULFIKAR... · ANALISIS KINERJA KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI FINANCIAL DISTRESS

13

Dalam menganalisis financial distress peneliti Nizar Baklouti, Frederic

Gautier, dan Habib Affes tahun 2016, dalam jurnalnya yang berjudul Corporate

Governance and Financial Distress of European Commercial Banks memakai

teknik binary logistic regression menggunakan variabel rasio Capital Adequacy,

Kualitas Aset, Management, Earnings dan Liquidity dengan objek penelitian

perbankan di Eropa. Sedangkan Altman mengembangkan model multivariate yang

cukup terkenal dalam menganalisis financial distress dengan menggunakan teknik

statistik analisis diskriminan (Mamduh, 2016:656). Model tersebut:

Z = a + 𝑎1𝑋1 + …… + 𝑎𝑛𝑋𝑛

Dimana Z nilai kebangkrutan, 𝑋1… 𝑋𝑛 adalah variabel bebas. Model yang

dikembangkan oleh Altman yang cocok digunakan di Indonesia (banyak

perusahaan yang belum go-public) menghasilkan persamaan:

𝑍𝑖 = 0.717 𝑋1 + 0.847 𝑋2 + 3.107 𝑋3 + 0.42 𝑋4 + 0.998 𝑋5

Dimana:

𝑋1 = (Aktiva Lancar – Utang Lancar) / Total Aktiva

𝑋2 = Laba yang Ditahan / Total Aset

𝑋3 = Laba Sebelum Bunga dan Pajak / Total Aset

𝑋4 = Nilai Buku Saham Biasa dan Saham Preferen / Nilai Buku Total Utang

𝑋5 = Penjualan / Total Aset

𝑍𝑖 = Overall Index

Kemudian Altman melakukan revisi terhadap modelnya itu dengan mengeliminasi

variabel Penjualan/Total Aset dan juga mengganti besarnya nilai koefisien dari

semua variabel yang digunakan dalam memprediksi kebangkrutan pada sebuah

Page 29: ANALISIS KINERJA KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40734/1/ZULFIKAR... · ANALISIS KINERJA KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI FINANCIAL DISTRESS

14

perusahaan (Irfan dan Yuniati, 2014:6). Analisis ini dinamai dengan Model

Altman Z–Score Modifikasi. Formula dari Model Altman Z–Score Modifikasi

(untuk semua perusahaan) adalah (Altman, 1995):

Z = 6.56𝑋1 + 3.26𝑋2 + 6.72𝑋3+ 1.05𝑋4

Dimana:

𝑋1 = working capital to total assets

𝑋2 = retained earning to total assets

𝑋3 = earning before interest and taxes to total assets

𝑋4 = book value of equity to book value of total debt

Z = overall index

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengeluarkan Peraturan Otoritas Jasa

Keuangan Nomor 8/POJK.03/2014 didalam bab III tentang mekanisme penilaian

tingkat kesehatan bank secara individual pada pasal 6 ayat 1 berisi: “Bank Umum

Syariah wajib melakukan penilaian Tingkat Kesehatan Bank secara individual

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (3), dengan cakupan penilaian terhadap

faktor-faktor sebagai berikut: a. profil risiko (risk profile); b. Good Corporate

Governance; c. rentabilitas (earnings); dan d. permodalan (capital)”. Faktor-faktor

ini dikenal juga dengan analisa model RGEC, yang menjadikannya acuan untuk

menilai tingkat kesehatan bank umum syariah menghadapi financial distress.

Dari Penjelasan di atas dapat dibuat identifikasi masalah bahwa Pertama

dari fenomena Bank Muamalat Indonesia pada tahun 2016 menggambarkan bahwa

Bank Muamalat Indonesia sedang mengalami penurunan laba hingga 70% lebih,

pengurangan CAR, dan pengurangan modal kerja.

Page 30: ANALISIS KINERJA KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40734/1/ZULFIKAR... · ANALISIS KINERJA KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI FINANCIAL DISTRESS

15

Kedua, Aset, DPK, Pembiayaan, dan NPF pada bank umum syariah

periode 2010 hingga 2016 mengalami pertumbuhan fluktuatif yang mayoritas

menurun. Hal tersebut sangat berbahaya jika dibiarkan karena bisa saja

pertumbuhan pertumbuhan Aset, DPK, Pembiayaan, dan NPF bank umum syariah

kedepannya menjadi penurunan Aset, DPK, Pembiayaan, dan NPF pada bank

umum syariah. Sehingga peneliti ingin mencari tahu variabel apa yang

menyebabkan bank umum syariah mengalami financial distress.

Dengan adanya analisis financial distress ini bisa menjadi “Early Warning

System” bagi perusahaan sebagai tanda darurat adanya masalah. Early Warning

Systems (EWS) merupakan upaya yang dilakukan manajemen untuk memprediksi

permasalahan yang berhubungan dengan bank dan lembaga simpanan lainnya.

Penelitian ini di harapkan menjadi EWS untuk bank umum syariah yang diteliti,

yaitu bank umum syariah yang terdata dalam website otoritas jasa keuangan.

Berdasarkan tulisan diatas maka dalam penelitian ini akan menganalisis

rasio keuangan untuk memprediksi financial distress pada bank umum syariah.

Rasio keuangan yang akan digunakan oleh peniliti adalah: model multiple

discriminant analysis Altman Z-Score modifikasi menggunakan rasio Working

Capital / Total Assets, rasio Retained Earnings / Total Assets, rasio EBIT /

Total Assets, dan rasio Book Value Equity / Total Liabilities. Untuk model

RGEC menggunakan rasio non performing financing, penilaian good corporate

governance, return on assets, dan capital adequacy ratio. Adanya hasil penelitian

ini menjadi informasi yang akan membantu banyak para praktisi dan akademisi

untuk mengevaluasi dan memperbaiki kinerja bank umum syariah tersebut serta

Page 31: ANALISIS KINERJA KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40734/1/ZULFIKAR... · ANALISIS KINERJA KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI FINANCIAL DISTRESS

16

akan mengambil tindakan yang perlu dilakukan untuk menghindari atau mungkin

mengatasi hal tersebut.

Peneliti akan mengangkat tema financial distress dengan menggunakan

variabel rasio keuangan model Altman Z-Score modifikasi dan juga penilaian

RGEC. Lalu menggunakan regresi multinomial logit untuk melihat pengaruh antar

variabel terhadap kondisi financial distress. Sampel penelitian ini adalah 10 bank

umum syariah yang terdata di OJK. Oleh karena itu penelitian ini diberi judul

“Analisis Kinerja Keuangan dalam Memprediksi Financial Distress pada

Bank Umum Syariah Periode 2010 - 2016”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas, penulis merumuskan

masalah penelitian sebagai berikut:

1. Apakah rasio working capital to total assets berpengaruh terhadap

financial distress bank umum syariah?

2. Apakah rasio retained earnings to total assets berpengaruh terhadap

financial distress bank umum syariah?

3. Apakah rasio book value of equity to boof value of total debt berpengaruh

terhadap financial distress bank umum syariah?

4. Bagaimana tingkat kesehatan bank syariah dinilai dengan penilaian risk

profile dengan rasio non performing financing?

5. Bagaimana tingkat kesehatan bank syariah dinilai dengan good corporate

governance?

Page 32: ANALISIS KINERJA KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40734/1/ZULFIKAR... · ANALISIS KINERJA KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI FINANCIAL DISTRESS

17

6. Bagaimana tingkat kesehatan bank syariah dinilai dengan penilaian

earnings dengan rasio return on assets?

7. Bagaimana tingkat kesehatan bank syariah dinilai dengan penilaian capital

dengan rasio capital adequacy ratio?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Tujuan Penelitian untuk:

1. Menganalisis dan menilai pengaruh rasio working capital to total

assets terhadap financial distress bank umum syariah.

2. Menganalisis dan menilai pengaruh rasio retained earnings to total

assets terhadap financial distress bank umum syariah.

3. Menganalisis dan menilai pengaruh rasio book value equity to book

value of total debt terhadap financial distress bank umum syariah.

4. Menganalisis dan menilai tingkat kesehatan bank umum syariah

dengan rasio non performing financing.

5. Menganalisis dan menilai tingkat kesehatan bank umum syariah

dengan nilai good corporate governance.

6. Menganalisis dan menilai tingkat kesehatan bank umum syariah

dengan rasio return on assets.

7. Menganalisis dan menilai tingkat kesehatan bank umum syariah

dengan rasio capital adequacy ratio.

Page 33: ANALISIS KINERJA KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40734/1/ZULFIKAR... · ANALISIS KINERJA KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI FINANCIAL DISTRESS

18

Manfaat Penelitian untuk:

1. Bagi manajemen, penelitian ini diharapkan memberikan informasi

yang dibutuhkan untuk membuat kebijakan perbankan syariahyang

bersangkutan.

2. Bagi pemerintah, penelitian ini dapat memberikan gambaran

mengenai kinerja keuangan perbankan syariah sehingga mampu

untuk mengambil langkah- langkah dan kebijakan sebagai upaya

mengantisipasi kebangkrutan perbankan syariah.

3. Bagi investor, penelitian ini dapat membantu pertimbangan dalam

mengambil keputusan investasi.

Page 34: ANALISIS KINERJA KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40734/1/ZULFIKAR... · ANALISIS KINERJA KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI FINANCIAL DISTRESS

19

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Literatur

1. Kinerja Keuangan

1.1 Pengertian Kinerja Keuangan

Kinerja keuangan merupakan gambaran kondisi keuangan perusahaan pada

suatu periode tertentu menyangkut aspek penghimpunan dana maupun penyaluran

dana, yang biasanya diukur dengan indikator kecukupan modal, likuiditas, dan

profitabilitas (Jumingan, 2006:239).

Penilaian kinerja menurut Srimindarti adalah “penentuan efektivitas

operasional, organisasi, dan karyawan berdasarkan sasaran, standar dan kriteria

yang telah ditetapkan sebelumnya secara periodik”. Ada dua macam kinerja, yakni

kinerja opeasional dan kinerja keuangan. Kinerja operasional lebih ditekankan

pada kepentingan internal perusahaan seperti kinerja cabang/divisi yang diukur

dengan kecepatan dan kedisiplinan. Sedangkan kinerja keuangan lebih kepada

evaluasi laporan keuangan perusahaan pada waktu dan jangka tertentu

(Srimindarti, 2006:34).

Untuk mengetahui kinerja keuangan perusahaan maka secara umum perlu

dilakukan analisis terhadap laporan keuangan, yang menurut Brigham dan Houston

mencakup (1) pembandingan kinerja perusahaan dengan perusahaan lain dalam

industri yang sama dan (2) evaluasi kecenderungan posisi keuangan perusahaan

sepanjang waktu. Laporan keuangan perusahaan melaporkan baik posisi

Page 35: ANALISIS KINERJA KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40734/1/ZULFIKAR... · ANALISIS KINERJA KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI FINANCIAL DISTRESS

20

perusahaan pada suatu waktu tertentu maupun operasinya selama beberapa periode

yang lalu (Brigham dan Houston, 2007:78).

Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa kinerja keuangan adalah

usaha formal yang telah dilakukan oleh perusahaan yang dapat mengukur

keberhasilan perusahaan dalam menghasilkan laba, sehingga dapat melihat

prospek, pertumbuhan, dan potensi perkembangan baik perusahaan dengan

mengandalkan sumber daya yang ada. Suatu perusahaan dapat dikatakan berhasil

apabila telah mencapai standar dan tujuan yang telah ditetapkan.

1.2 Pengukuran Kinerja Keuangan

Pengukuran kinerja digunakan perusahaan untuk melakukan perbaikan

diatas kegiatan operasionalnya agar dapat bersaing dengan perusahaan lain.

Analisis kinerja keuangan merupakan proses pengkajian secara kritis terhadap

review data, menghitung, mengukur, menginterprestasi, dan memberi solusi

terhadap keuangan perusahaan pada suatu periode tertentu (Jumingan, 2006:242).

Kinerja keuangan dapat dinilai dengan beberapa alat analisis. Berdasarkan

tekniknya, analisis keuangan dapat dibedakan menjadi 8 (delapan) macam,

menurut Jumingan (Jumingan, 2006:242), yaitu:

a. Analisis Perbandingan Laporan Keuangan, merupakan teknik analisis

dengan cara membandingkan laporan keuangan dua periode atau lebih

dengan menunjukkan perubahan, baik dalam jumlah (absolut) maupun

dalam persentase (relatif).

Page 36: ANALISIS KINERJA KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40734/1/ZULFIKAR... · ANALISIS KINERJA KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI FINANCIAL DISTRESS

21

b. Analisis Tren (tendensi posisi), merupakan teknik analisis untuk

mengetahui tendensi keadaan keuangan apakah menunjukkan kenaikan

atau penurunan.

c. Analisis Persentase per-Komponen (common size), merupakan teknik

analisis untuk mengetahui persentase investasi pada masing-masing

aktiva terhadap keseluruhan atau total aktiva maupun utang.

d. Analisis Sumber dan Penggunaan Modal Kerja, merupakan teknik

analisis untuk mengetahui besarnya sumber dan penggunaan modal kerja

melalui dua periode waktu yang dibandingkan.

e. Analisis Sumber dan Penggunaan Kas, merupakan teknik analisis untuk

mengetahui kondisi kas disertai sebab terjadinya perubahan kas pada

suatu periode waktu tertentu.

f. Analisis Rasio Keuangan, merupakan teknik analisis keuangan untuk

mengetahui hubungan di antara pos tertentu dalam neraca maupun

laporan laba rugi baik secara individu maupun secara simultan.

g. Analisis Perubahan Laba Kotor, merupakan teknik analisis untuk

mengetahui posisi laba dan sebab-sebab terjadinya perubahan laba.

h. Analisis Break Even, merupakan teknik analisis untuk mengetahui

tingkat penjualan yang harus dicapai agar perusahaan tidak mengalami

kerugian.

1.3 Tujuan Pengukuran Kinerja Keuangan

Menurut Munawir menyatakan bahwa tujuan dari pengukuran kinerja

keuangan perusahaan adalah (Munawir, 2012:31):

Page 37: ANALISIS KINERJA KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40734/1/ZULFIKAR... · ANALISIS KINERJA KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI FINANCIAL DISTRESS

22

1. Mengetahui tingkat likuiditas. Likuiditas menunjukkan kemampuan

suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangan yang harus

segera diselesaikan pada saat ditagih.

2. Mengetahui tingkat solvabilitas. Solvabilitas menunjukkan kemampuan

perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangannya apabia perusahaan

tersebut dilikuidasi, baik keuangan jangka pendek maupun jangka

panjang.

3. Mengetahui tingkat rentabilitas. Rentabilitas atau yang sering disebut

dengan profitabilitas menunjukkan kemampuan perusahaan untuk

menghasilkan laba selama periode tertentu.

4. Mengetahui tingkat stabilitas. Stabilitas menunjukkan kemampuan

perusahaan untuk melakukan usahanya dengan stabil, yang diukur

dengan mempertimbangkan kemampuan perusahaan untuk membayar

hutang-hutangnya serta membayar beban bunga atas hutang-hutangnya

tepat pada waktunya. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa

pengukuran kinerja keuangan memberikan penilaian atas pengelolaan

aset perusahaan oleh manajemen dan manajemen perusahaan dituntut

untuk melakukan evaluasi dan tindakan perbaikan atas kinerja keuangan

perusahaan yang tidak sehat.

2. Laporan Keuangan

Tidak hanya perusahaan dan perbankan saja yang mempunyai laporan

keuangan, pebankan syariah juga mempunyai laporan keuangan. Pernyataan Standar

Akuntansi Keuangan No. 1 (revisi 2009) paragraf 09 menyatakan bahwa laporan

Page 38: ANALISIS KINERJA KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40734/1/ZULFIKAR... · ANALISIS KINERJA KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI FINANCIAL DISTRESS

23

keuangan adalah suatu penyajian terstruktur dari posisi keuangan dan

kinerja keuangan suatu entitas. Laporan keuangan merupakan output dari

seluruh transaksi yang terjadi selama periode tertentu yang berisikan

seluruh informasi keuangan perusahaan dalam periode tertentu (Rodoni &

Ali, 2014:13).

Sudah seharusnya bahwa suatu lembaga keuangan haruslah memiliki

laporan keuangan. Djakman dari buku Arthur et al (1999) laporan keuangan

merupakan suatu informasi penting mengenai perusahaan yang dilaporkan

dalam bentuk laporan laba rugi, neraca dan arus kas (Widiyanto dkk,

2016:103). Laporan keuangan adalah sebuah laporan yang diterbitkan oleh

perusahaan untuk para pemegang saham. Laporan ini berisi laporan

keuangan dasar dan juga analisis manajemen atas operasi periode lalu dan

pendapat mengenai prospek-prospek perusahaan dimasa mendatang.

Didalam laporan keuangan ada dua jenis informasi yang disajikan. Pertama

bagian verbal yang sering disajikan sebagai surat dari direktur utama, yang

menguraikan hasil operasi perusahaan selama satu tahun dan membahas

perkembangan-perkembangan baru yang akan mempengaruhi operasi

dimasa mendatang. Lalu yang kedua, laporan tahunan yang menyajikan

empat laporan keuangan dasar laporan posisi keuangan, laporan laba-rugi

komprehensif, laporan perubahan ekuitas, dan laporan arus kas (Rodoni &

Ali, 2014:13).

Page 39: ANALISIS KINERJA KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40734/1/ZULFIKAR... · ANALISIS KINERJA KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI FINANCIAL DISTRESS

24

2.1 Macam Macam Laporan Keuangan

Ada tiga macam laporan keuangan pokok yang dihasilkan oleh

perusahaan atau organisasi:

2.1.1 Neraca

Neraca keuangan perusahaan mencoba untuk meringkaskan

kekayaan yang dimiliki oleh perusahaan pada waktu tertentu. Jadi dapat

disimpulkan bahwa neraca sebagai ‘snapshot’ gambaran kekayaan

perusahaan pada saat tertentu. Karena fokus pada titik tertentu, neraca

keuangan biasanya dinyatakan neraca per tanggal tertentu (Hanafi,

2016:28).

Neraca keuangan didasarkan pada accounting identity yang pada

dasarnya menggambarkan neraca sebagai kesamaan antara aset dengan

kewajiban dan modal saham, sebagai berikut ini:

Aktiva = Kewajiban + Modal Saham

Dari persamaan tersebut terlihat bahwa jumlah aset sama dengan jumlah

kewajiban dan modal saham. Bisa juga persamaan lainnya, misal modal

saham sama dengan aktiva dikurangi dengan kewajiban. Neraca disajikan

berdasarkan tiga bagian besar tersebut yaitu aset (aktiva), utang dan modal

saham (Hanafi, 2016:29).

2.1.2 Laporan Laba Rugi

Laporan laba-rugi meringkaskan aktivitas perusahaan selama

periode tertentu. Laporan laba-rugi sering dianggap laporan yang paling

penting dalam laporan tahunan. Laporan laba-rugi diharapkan bisa

Page 40: ANALISIS KINERJA KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40734/1/ZULFIKAR... · ANALISIS KINERJA KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI FINANCIAL DISTRESS

25

memberikan informasi yang berkaitan dengan tingkat keuntungan, risiko,

fleksibilitas keuangan dan kemampuan operasional perusahaan (Hanafi,

2016:30-31).

Laporan laba rugi menyajikan beberapa elemen pokok yaitu:

pendapatan operasional, beban operasional dan untung atau rugi. Laba

merupakan ukuran keseluruhan prestasi perusahaan, yang didefinisikan

sebagai berikut:

Laba = Penjualan – Biaya

Seorang manajer perlu memperhatikan item-item non-kas dalam laporan

laba-rugi dan melakukan penyesuaian yang diperlukan (Hanafi, 2016:32).

2.1.3 Laporan Aliran Kas

Laporan aliran kas meringkas aliran kas masuk dan keluar

perusahaan untuk jangka waktu tertentu. Laporan kas diperlukan karena

dalam beberapa situasi, laporan laba-rugi tidak cukup akurat

menggambarkan kondisi keuangan perusahaan.

Laporan aliran kas mempunyai dua tujuan: yang pertama,

memberikan informasi mengenai penerimaan dan pembayaran kas

perusahaan selama periode tertentu, dan yang kedua, memberikan

informasi mengenai efek kas dari kegiatan investasi, pendanaan, dan

operasi perusahaan selama periode tertentu. Dengan kata lain, laporan

aliran kas ingin melihat aliran dana, yaitu berapa besar kas masuk, sumber–

sumbernya, berapa kas keluar, dan kemana kas tersebut keluar. Karena itu

item–item dalam laporan aliran kas dikelompokkan ke dalam tiga bagian

Page 41: ANALISIS KINERJA KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40734/1/ZULFIKAR... · ANALISIS KINERJA KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI FINANCIAL DISTRESS

26

besar, yaitu: aliran kas dari kegiatan operasional, aliran kas dari kegiatan

investasi, dan aliran kas dari kegiatana pendanaan (Hanafi, 2016:33).

Di samping ketiga laporan pokok tersebut, dihasilkan juga laporan

pendukung seperti laporan laba yang ditahan, perubahan modal sendiri, dan

diskusi-diskusi oleh pihak manajemen.

2.2 Tujuan Laporan Keuangan

Setiap laporan keuangan yang dibuat memiliki tujuan tertentu.

Secara umum laporan keuangan bertujuan untuk memberikan informasi

keuangan suatu perusahaan, baik pada saat tertentu maupun pada periode

tertentu kepada pihak dalam dan luar perusahaan yang memiliki

kepentingan terhadap perusahaan (Kasmir, 2010:10).

Ada beberapa tujuan pembuatan atau penyusunan laporan keuangan,

yaitu (Kasmir, 2010:11):

a. Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah aktiva (harta) yang

dimiliki perusahaan pada saat ini.

b. Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah kewajiban dan

modal yang dimiliki perusahaan pada saat ini.

c. Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah pendapatan yang

diperoleh pada suatu periode tertentu.

d. Memberikan informasi tentang jumlah biaya dan jenis biaya yang

dikeluarkan perusahaan dalam suatu periode tertentu.

e. Memberikan informasi tentang perubahan–perubahan yang terjadi

terhadap aktiva, pasiva, dan modal perusahaan.

Page 42: ANALISIS KINERJA KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40734/1/ZULFIKAR... · ANALISIS KINERJA KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI FINANCIAL DISTRESS

27

f. Memberikan informasi tentang kinerja manajemen perusahaan

dalam suatu periode.

g. Memberikan informasi tentang catatan–catatan atas laporan

keuangan.

h. Informasi keuangan lainnya.

Dengan memperoleh laporan keuangan suatu perusahaan akan dapat

diketahui kondisi keuangan perusahaan secara menyeluruh dengan cara

membaca, mengerti serta memahami tentang posisi laporan keuangan

perusahaan dengan cara melakukan analisis keuangan dengan berbagai

rasio keuangan (Kasmir, 2010:11).

2.3 Analisa Laporan Keuangan

Laporan keuangan menyediakan data yang ‘relatif mentah’. Manajer

keuangan membutuhkan informasi (data mentah yang diolah). Informasi apa yang

dibutuhkan tergantung dari tujuan yang ingin dicapai. Tujuan yang ingin dicapai

akan tergantung dari siapa yang membutuhkan informasi, dan kapan informasi

tersebut dibutuhkan.

Pada waktu menganalisis laporan keuangan, beberapa hal perlu

diperhatikan (Hanafi, 2016:35-36).

1. Manajer keuangan perlu melihat trend atau perkembangan dalam laporan

keuangan. Laporan keuangan lima atau enam tahun ke belakang barangkali

bisa digunakan untuk melihat adanya trend-trend tersebut. Lebih spesifik

lagi, jika trend menunjukan perkembangan yang lebih baik, maka

perusahaan barangkali berada pada jalur yang tepat, dan sebaliknya.

Page 43: ANALISIS KINERJA KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40734/1/ZULFIKAR... · ANALISIS KINERJA KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI FINANCIAL DISTRESS

28

2. Angka-angka yang berdiri sendiri akan sulit ditentukan baik-tidaknya.

Angka pembanding diperlukan untuk melihat apakah angka tertentu itu baik

atau tidak baik.

3. Dalam analisis perusahaan, membaca dan menganalisis laporan keuangan

dengan hati-hati adalah penting. Diskusi atau pernyataan-pernyataan yang

melengkapi laporan keuangan seperti diskusi strategi perusahaan, diskusi

rencana ekspansi, atau restrukturisasi, merupakan bagian integral yang

harus dimasukkan ke dalam analisis.

4. Manajer keuangan barangkali memerlukan informasi tambahan yang tidak

tersedia di laporan keuangan. Informasi tambahan tersebut bisa membuat

analisis lebih tajam.

2.4 Analisa Rasio Keuangan

Untuk menilai kinerja keuangan suatu perusahaan mengalami

financial distress kita bisa menganalisa dari hasil analisa laporan

keuangan. Analisa dari laporan keuangan bersifat relatif karena didasarkan

pengetahuan dan menggunakan rasio atau nilai relatif rasio adalah suatu

metode perhitungan dan interprestasi rasio keuangan untuk menilai kinerja

dan status suatu perusahaan. Rasio keuangan yang dapat mempengaruhi

kondisi financial distress pada perusahaan adalah rasio likuiditas, rasio

leverage, rasio profit margin, rasio profitabilitas dan rasio aktivitas (Rodoni

& Ali, 2014:191).

Page 44: ANALISIS KINERJA KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40734/1/ZULFIKAR... · ANALISIS KINERJA KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI FINANCIAL DISTRESS

29

2.4.1 Rasio Likuiditas

Likuiditas adalah jumlah dana tunai yang diperlukan perusahaan

untuk membiayai pengeluarannya dan biasanya sangat tergantung pada

sifat bisnis perusahaan tersebut. Pada umumnya manajemen kurang

menyukai penggunaan benchmark tertentu untuk rasio likuiditasnya.

Walaupun begitu, perusahaan pada umunya kekurangan likuid aset segera

sebelum episode kepailitan terjadi dan biasanya perusahaan tersebut

meminjam lebih banyak lagi untuk mengelola kewajiban jangka pendeknya

(Rodoni & Ali, 2014:191).

Contoh rasio likuiditas:

Current Ratio = 𝐶𝑢𝑟𝑟𝑒𝑛𝑡 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡𝑠

𝐶𝑢𝑟𝑟𝑒𝑛𝑡 𝐿𝑖𝑎𝑏𝑖𝑙𝑖𝑡𝑖𝑒𝑠

WCTA = 𝑊𝑜𝑟𝑘𝑖𝑛𝑔 𝐶𝑎𝑝𝑖𝑡𝑎𝑙

𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡𝑠

2.4.2 Rasio Leverage

Rasio financial leverage adalah alat dalam mempertimbangkan

kemungkinan kelalaian perusahaan pada kontrak utang. Semakin tinggi

utang perusahaan maka semakin tinggi kemungkinan perusahaan tidak

dapat memenuhi kewajibannya. Dengan kata lain semakin banyak utang

dapat membawa perusahaan kepada kemungkinan insolvency dan

mengalami financial distress (Rodoni & Ali, 2014:191).

Contoh rasio leverage:

Debt Ratio = 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐿𝑖𝑎𝑏𝑖𝑙𝑖𝑡𝑖𝑒𝑠

𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡𝑠 X 100%

Page 45: ANALISIS KINERJA KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40734/1/ZULFIKAR... · ANALISIS KINERJA KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI FINANCIAL DISTRESS

30

RETA = 𝑅𝑒𝑡𝑎𝑖𝑛𝑒𝑑 𝐸𝑎𝑟𝑛𝑖𝑛𝑔𝑠

𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡𝑠

Book Value of Equity to Total Liabilities = 𝐵𝑜𝑜𝑘 𝑉𝑎𝑙𝑢𝑒 𝑜𝑓 𝐸𝑞𝑢𝑖𝑡𝑦

𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐿𝑖𝑎𝑏𝑖𝑙𝑖𝑡𝑖𝑒𝑠

2.4.3 Rasio Profit Margin

Rasio profit margin mengukur tingkat efektifitas manajemen

perusahaan yang tercermin dari hasil yang dicapai perusahaan dalam

penjualan dan investasi yang dilakukan perusahaan (Rodoni & Ali,

2014:191).

Contoh rasio profit margin:

Operating Profit Margin = 𝑂𝑝𝑒𝑟𝑎𝑡𝑖𝑛𝑔 𝐼𝑛𝑐𝑜𝑚𝑒

𝑁𝑒𝑡 𝑆𝑎𝑙𝑒𝑠

2.4.4 Rasio Profitabilitas

Profitabilitas perusahaan harus dilihat sebagai faktor pendorong

dalam memantau aspek likuiditas dan solvabilitas. Dalam jangka panjang,

perusahaan harus menghasilkan keuntungan yang cukup dari usahanya

sehingga mampu membayar kewajibannya. Kerugian yang terus-menerus

akan segera memperburuk aspek solvabilitas perusahaan dan apabila

perusahaan akan memperluas usahanya. Dalam jangka pendek, kerugian

segera akan menurunkan likuiditas perusahaan. Lebih lanjut, profitabilitas

perusahaan akan mempengaruhi kemampuan perusahaan untuk

mendapatkan pembiayaan dari luar (Rodoni & Ali, 2014:192).

Contoh rasio profitabilitas:

Net Income to Total Assets = 𝑁𝑒𝑡 𝐼𝑛𝑐𝑜𝑚𝑒

𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑘𝑡𝑖𝑣𝑎 X 100%

Page 46: ANALISIS KINERJA KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40734/1/ZULFIKAR... · ANALISIS KINERJA KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI FINANCIAL DISTRESS

31

EBIT to Total Aktiva = 𝐸𝐵𝐼𝑇

𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑘𝑡𝑖𝑣𝑎

2.4.5 Rasio Aktivitas

Rasio aktivitas menunjukan seberapa efektif perusahaan

menggunakan sumber daya (harta dan modal) yang dimilikinya.

Penggunaan sumber daya perusahaan untuk menghasilkan penjualan.

Sebaliknya jika rendah maka menandakan ketidakefektifan perusahaan

dalam menggunakan sumber daya, sehingga dapat dikatakan kinerja

perusaaan rendah (Rodoni & Ali, 2014:192).

Contoh rasio aktivitas:

Total Asset Turn Over Ratio = 𝑆𝑎𝑙𝑒𝑠

𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡

2.4.6 Good Corporate Governance

Secara umum istilah governance lebih ditujukan untuk sistem pengendalian

dan pengaturan perusahaan, dalam arti lebih ditunjukan pada tindakan yang

dilakukan eksekutif perusahaan agar tidak merugikan para stakeholder. Good

Corporate Governance umumnya menyangkut orang (moralitas), etika kerja, dan

prinsip-prinsip kerja yang baik. Ada 4 model pengendalian perusahaan yang

diterapkan (Rivai & Ismal, 2013:519-520):

1. Simple financial model: Di sini manajer perusahaan tidak mempunyai

saham sehingga berpotensi konflik internal dan dikhawatirkan manajer

akan banyak merugikan pemilik saham. Oleh karena itu, diperlukan

kontrak insentif bagi manajer, atau aturan-aturan yang melindungi

kepentingan pemilik.

Page 47: ANALISIS KINERJA KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40734/1/ZULFIKAR... · ANALISIS KINERJA KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI FINANCIAL DISTRESS

32

2. Stewardship model: Manajer dianggap steward sehingga tidak terlalu perlu

dikontrol.

3. Stakeholder model: Perusahaan merupakan suatu sistem dari stakeholder

dalam suatu sistem masyarakat yang lebih luas. Suara stakeholder

diakomodasi dalam struktur dewan direksi. Karyawan diusahakan bekerja

seumur hidup.

4. Political model: Pemerintah memiliki pengaruh besar, misalnya dalam

mengatur jumlah maksimum kepemilikan saham, dan lain-lain.

Pada praktiknya, Good Corporate Governance (GCG) dilaksanakan dengan

gabungan dari empat hal di atas. Tujuannya adalah bagaimana mengarahkan dan

mengontrol perusahaan melalui distribusi hak/tanggung jawab semua pihak dalam

perusahaan (Rivai & Ismal, 2013:520).

3. Financial Distress

Almilia dan Kristaji (2014) mendefinisikan financial distress pada

perusahaan yang dalam beberapa tahun mengalami laba bersih dan selama lebih

dari satu tahun tidak melakukan pembayaran dividen. Kemudian Almilia (2004)

mendefinisikan financial distress sebagai perusahaan yang mengalami delisted

akibat laba bersih dan nilai buku ekuitas negatif berturut-turut serta perusahaan

tersebut telah di merger. Almilia juga mendefinisikan financial distress sebagai

perusahaan yang selama dua tahun berturut-turut mengalami laba bersih negatif dan

nilai buku ekuitas negatif pada tahun 2006 (Rodoni & Ali, 2014:187).

Menurut Karen Wruck (1990) dalam Ross (2005) tentang financial distress

adalah keadaan dimana arus kas operasi perusahaan tidak cukup, untuk memenuhi

Page 48: ANALISIS KINERJA KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40734/1/ZULFIKAR... · ANALISIS KINERJA KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI FINANCIAL DISTRESS

33

kewajiban perusahaan dan perusahaan dituntut untuk melakukan perbaikan pada

perusahaan. Dan menurut Asquith, et.al. (1991) mendefinisikan financial distress

berdasarkan interest coverage ratio. Perusahaan yang diklasifikasikan mengalami

financial distress, jika dua tahun setelah issuing junk bonds, earning before interst,

taxes, depreciation and amortization (EBITDA), kurang dari interest expense, atau

dalam satu tahun EBITDA kurang dari 80 persen dari interest expense (Rodoni &

Ali, 2014:186).

Hampir semua pengertian tentang financial distress menjelaskan bahwa

situasi ini merupakan sebuah fase kemunduran sebuah perusahaan baik dalam

operasionalnya, kinerjanya atau dari hal lain, dan juga menyebabkan beberapa

rasio - rasio keuangan yang tidak mencapai standar yang telah ditentukan. Atau

terjadinya kendala kendala perusahaan yang menyebabkan keterpurukan sebuah

perusahaan. Financial distress ini tentunya dapat diprediksi dengan mencari

informasi laporan keuangan perusahaan tersebut.

Financial distress pada perusahaan dapat diatasi dengan berbagai macam

cara (Rodoni & Ali, 2014:187 - 188) yaitu:

1. Berhubungan dengan aset perusahaan yaitu dengan menjual aset-aset

utama, melakukan merger dengan perusahaan lain, menurunkan

pengeluaran dan biaya penelitian serta pengembangan.

2. Berhubungan dengan restrukturisasi keuangan yaitu dengan menerbitkan

sekuritas baru, mengadakan negosiasi dengan bank dan kreditor, dan

bangkrut. Financial distress dapat melibatkan restrukturisasi aset atau pun

restrukturisasi keuangan.

Page 49: ANALISIS KINERJA KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40734/1/ZULFIKAR... · ANALISIS KINERJA KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI FINANCIAL DISTRESS

34

3.1 Penyebab Financial Distress

Ditinjau dari aspek keuangan, terdapat tiga penyebab yang dapat terjadi

financial distress (Rodoni & Ali, 2014:189), yaitu:

1. Faktor tidak kecukupan modal, faktor ini terjadi ketika terjadinya ketidak

seimbangan penerimaan dana dalam penjualan dan piutang dengan

pengeluaran dana yang menyebabkan perusahaan atau organisasi

kekurangan modal. Hal ini tentu akan berdampak terjadinya financial

distress.

2. Besarnya beban utang dan bunga, masalah ini biasanya dimana saat

perusahaan meminjam uang kepada bank untuk menutupi biaya

kekurangan dana. Dalam peminjaman tentunya akan muncul kewajiban

untuk membayar dana yang pokok yang dipinjam dan pembayaran bunga

kredit. Bila perusahaan tidak mampu mengelola hutang-hutangnya bukan

tidak mungkin akan terjadi financial distress.

3. Menderita kerugian, perusahaan harus selalu berusaha meningkatkan

pendapatan dan mengendalikan biaya yang dikeluarkan. Lemahnya

perusahaan dalam menyeimbangkan pendapatan dan beban biaya yang

dikeluarkan biasanya yang menyebabkan terjadinya financial distress.

3.2 Cara Menganalisis Financial Distress

Ada beberapa indikator yang bisa dipakai untuk memprediksi

kebangkrutan. Indikator tersebut bisa berupa indikator internal dan indikator

eksternal perusahaan atau organisasi. Beberapa contoh indikator internal adalah

aliran kas perusahaan, strategi perusahaan, laporan keuangan, trend penjualan dan

Page 50: ANALISIS KINERJA KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40734/1/ZULFIKAR... · ANALISIS KINERJA KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI FINANCIAL DISTRESS

35

kemampuan manajemen. Analisis ini ingin melihat perusahaan ingin melihat

kekuatan perusahaan relatif terhadap pesaingnya. Sedangkan indikator eksternal

bisa diambil dari pasar keuangan, informasi dari pihak yang berkaitan dengan

pemasok, dealer dan konsumen (Hanafi, 2016:654).

3.2.1 Analisisis Multivariate

Analisis Multivariate menggunakan dua variabel atau lebih secara

bersama–sama ke dalam satu persamaan. Analisis ini bisa dipakai untuk

menghilangkan kelemahan analisis univariate yang mempunyai kemungkinan

konflik antarvariabel. Untuk membuat model multivariate, kita perlu

mendefinisikan variabel bebas dan variabel tidak bebas seperti berikut:

Y = a + 𝑎1 + …… + 𝑎𝑛𝑋𝑛

Variabel tidak bebas (Y) biasanya variabel yang dummy (0 untuk perusahaan yang

bangkrut atau 1 untuk perusahaan yang tidak bangkrut). Kemudian X1 sampai Xn

(Variabel bebas) adalah variabel yang diperkirakan mempengaruhi kebangkrutan

(Hanafi, 2016:656).

3.2.2 Altman Z-Score Modifikasi

Edward I Altman merupakan peneliti yang mengumumkan sebuah model

analisis Z – Score pertama kali. Metode analisis tersebut juga dikenal dengan istilah

Multiple Discriminant Analysis (MDA). Metode tersebut digunakan oleh Altman

untuk mengukur besarnya koefisien dari setiap variabel independen (parameter)

yang digunakan untuk memprediksi kemungkinan terjadinya kebangkrutan pada

suatu perusahaan. Akan tetapi model analisis dari Altman yang pertama ini hanya

Page 51: ANALISIS KINERJA KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40734/1/ZULFIKAR... · ANALISIS KINERJA KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI FINANCIAL DISTRESS

36

dapat diterapkan pada perusahaan yang bergerak dalam bidang manufaktur publik

yang berukuran besar (Irfan dan Yuniati, 2014:5-6).

Altman telah mengkombinasikan beberapa rasio menjadi model prediksi

dengan teknik analisis, dimana Altman memilih 5 rasio dari 22 rasio melalui

prosedur statistik, observasi dan judgement (Kusdiana, 2014:85). Formula MDA

dari Altman ini dapat disebut dengan Altman Z – Score Original. Rumus dari

Model Altman Z–Score Original (untuk perusahaan manufaktur go public) adalah

(Altman, 1968):

Z = 1.2𝑋1 + 1.4𝑋2 + 3.3𝑋3 + 0.6𝑋4 + 1.0𝑋5

Dimana:

𝑋1 = working capital to total assets

𝑋2 = retained earning to total assets

𝑋3 = earning before interest and taxes to total assets

𝑋4 = market value of equity to book value of total debt

X5 = sales to total assets

Z = overall index

Nilai Z adalah indeks keseluruhan fungsi multiple discriminant analysis.

Terdapat angka–angka cut off nilai Z yang dapat menjelaskan apakah perusahaan

akan mengalami kegagalan atau tidak pada masa mendatang datang. Nilai cut off

dibagi kedalam 3 kategori keadaan, yaitu (Altman, 1968):

a. Z < 1.81

Perusahaan masuk dalam kategori financial distress.

b. 1.81 < Z < 2.67

Page 52: ANALISIS KINERJA KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40734/1/ZULFIKAR... · ANALISIS KINERJA KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI FINANCIAL DISTRESS

37

Perusahaan masuk dalam kategori grey area (tidak dapat ditentukan

apakah perusahaan sehat ataupun mengalami financial distress).

c. Z > 2.67

Perusahaan masuk dalam kategori tidak financial distress.

Seiring dengan perkembangan zaman, dan juga perubahan kondisi

ekonomi, serta perilaku pasar, maka Altman memodifikasi model analisis

kebangkrutannya. Dalam model Z–Score ini Altman mengeliminasi variabel

Sales/Total Assets, yaitu rasio penjualan terhadap total aset dan juga mengganti

besarnya nilai koefisien dari semua variabel yang digunakan dalam memprediksi

kebangkrutan pada sebuah perusahaan (Irfan dan Yuniati, 2014:6). Analisis ini

dinamai dengan Model Altman Z–Score Modifikasi. Formula dari Model Altman

Z–Score Modifikasi (untuk semua perusahaan) adalah (Altman, 1995):

Z = 6.56𝑋1 + 3.26𝑋2 + 6.72𝑋3+ 1.05𝑋4

Dimana:

𝑋1 = working capital to total assets

𝑋2 = retained earning to total assets

𝑋3 = earning before interest and taxes to total assets

𝑋4 = book value of equity to book value of total debt

Z = overall index

Klasifikasi perusahaan yang sehat dan bangkrut didasarkan pada nilai Z-

Score, yaitu (Altman, 1995):

a. Z < 1.10

Perusahaan masuk dalam kategori financial distress

Page 53: ANALISIS KINERJA KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40734/1/ZULFIKAR... · ANALISIS KINERJA KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI FINANCIAL DISTRESS

38

b. 1.10 < Z < 2.60

Perusahaan masuk dalam kategori grey area (tidak dapat ditentukan apakah

perusahaan sehat ataupun mengalami financial distress).

c. Z > 2.60

Perusahaan masuk dalam kategori tidak financial distress.

3.2.3 Analisis RGEC

Dalam peraturan Otoritas Jasa Keuangan atau OJK No. 8 /POJK.03/2014

tentang penilaian tingkat kesehatan bank umum syariah dan unit usaha syariah

menjelaskan bahwa sistematika penilaian yang harus dilakukan oleh bank umum

syariah. Sebagaimana disebutkan di pasal 3 ayat 1 dalam aturan tersebut, yang mana

bank wajib melakukan penilaian sendiri (self assessment) atas tingkat kesehatan

bank sebagaimana diatur dalam pasal sebelumnya. Penilaian tersebut baik

dilakukan secara individual maupun secara konsolidasi. Kemudian hasil penilaian

tersebut diberikan kepada Otoritas Jasa Keuangan.

Dalam penilaian tingkat kesehatan bank umum syariah sebelumnya

sebagaimana diatur oleh Bank Indonesia (BI). Penilaian tingkat kesehatan bank

umum syariah menggunakan model CAMEL, Capital, Asset Quality, Management,

Earnings, dan Liquidity. Akan tetapi disebutkan dalam peraturan OJK tahun 2014

tersebut, dalam pasal 4 ayat 2 menjelaskan bahwa OJK melakukan pengkinian

penilaian tingkat kesehatan bank sewaktu-waktu jika diperlukan. Selanjutnya

dijelaskan lebih lanjut dalam pasal 6 ayat 1 mengatakan bahwa bank umum syariah

wajib melakukan penilaian tingkat kesehatan bank secara individual dengan

cakupan penilaian:

Page 54: ANALISIS KINERJA KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40734/1/ZULFIKAR... · ANALISIS KINERJA KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI FINANCIAL DISTRESS

39

a. Profil Risiko (Risk Profile)

Penilaian terhadap faktor profil risiko merupakan penilaian terhadap risiko

inhern dan kualitas penerapan manajemen risiko dalam operasional bank

sebagaimana diatur dalam pasal 7 ayat 1. Risiko-risiko yang digunakan

untuk mengukur risk profile diantaranya risiko kredit, pasar, likuiditas,

operasional, hukum, stratejik, kepatuhan, dan reputasi. Dalam Penelitian ini

profil risiko diwakilkan dengan variabel NPF atau Non Performing

Financing.

b. Good Corporate Governance

Pasal 7 ayat 2 menjelaskan bahwa penilaian terhadap good corporate

governance merupakan penilaian terhadap manajemen bank umum syariah

atas pelaksanaan prinsip-prinsip good corporate governance. Bank dapat

menilai secara self assessment yang mana dalam kegiatan GCG dapat

dilakukan sebagai evaluasi pelaksanaan prinsip-prinsip GCG. Selanjutnya

hasil peringkat penilaian tersebut diklasifikasikan kedalam komposit

berdasarkan Surat Edaran Bank Indonesia (SEBI) No.9/12/DPNP.

Tabel 2.1 Peringkat Komposit Penilaian GCG Menurut SEBI

Faktor Nilai Komposit

<1.5 1.5≤Nilai

Komposit<2.5

2.5≤Nilai

Komposit<3.5

3.5≤Nilai

Komposit<4.5

4.5≤Nilai

Komposit<5

GCG Sangat

Baik

Baik Cukup Baik Kurang Baik Tidak Baik

Sumber: Hasil olah data

Page 55: ANALISIS KINERJA KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40734/1/ZULFIKAR... · ANALISIS KINERJA KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI FINANCIAL DISTRESS

40

c. Rentabilitas (Earnings)

Penilaian rentabilitas sebagaimana dijelaskan dalam pasal 7 ayat 3 masih

dalam peraturan OJK No.8/POJK.03/2014 meliputi penilaian terhadap

kinerja rentabilitas, seumber-sumber rentabilitas, dan stabilitas rentabilitas

(sustainability earnings) bank umum syariah. Dalam Penelitian ini

rentabilitas diwakilkan dengan variabel ROA atau Return on Assets. Bank

yang sehat adalah bank yang tingkat rentabilitasnya meningkat, berikut ini

penilaian terhadap peringkat rentabilitas untuk bank berdasarkan Peraturan

Bank Indonesia (PBI) No.13/1/PBI/2011:

Tabel 2.2 Peringkat Penilaian Rentabilitas Menurut PBI

Faktor Peringkat

1 2 3 4 5

Rentabilitas

(Earnings)

Bank memiliki

efisiensi

operasi yang

sangat tinggi

dan stabil

sehingga

memiliki

potensi untuk

memperoleh

keuntungan

yang tinggi

Bank

memiliki

efisiensi

operasi yang

tinggi dan

stabil

sehingga

memiliki

potensi

untuk

memperoleh

keuntungan

yang tinggi

Bank memiliki

efisiensi

operasi yang

cukup

memadai dan

stabil sehingga

memiliki

potensi untu

memperoleh

keuntungan

yang memadai

Bank

memiliki

efisiensi

operasi

yang rendah

dan kurang

stabil

sehingga

memiliki

potensi

untuk

memperoleh

kerugian

Bank

memiliki

efisiensi

operasi yang

sangat

rendah

sehingga

memiliki

potensi

kerugian

yang tinggi

Sumber: Hasil olah data

d. Permodalan (Capital)

Dalam pasal 7 ayat 4 peraturan OJK No.8/POJK.03/2014 mengatakan

bahwa penilaian permodalan ini meliputi penilaian terhadap tingkat

kecukupan permodalan dan pengelolaan permodalan bank umum syariah.

Page 56: ANALISIS KINERJA KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40734/1/ZULFIKAR... · ANALISIS KINERJA KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI FINANCIAL DISTRESS

41

Dalam Penelitian ini Permodalan diwakilkan dengan variabel CAR atau

Capital Adequacy Ratio. Berikut penilaian kriteria tingkat kesehatan bank

berdasarkan permodalan bank syariah menurut Surat Edaran Bank

Indonesia (SEBI) No.9/24/Dpbs/2007:

Tabel 2.3 Penilaian Modal Minimum Menurut SEBI

Faktor Peringkat

CAR≥12% 9% ≤CAR <

12%

8% ≤CAR <

9%

6% ≤ CAR <

8%

CAR ≤ 6%

CAR Sangat

memadai, bank

mempunyai

modal yang

sangat kuat

untuk menutup

risiko kerugian

dan penurunan

kualitas aktiva

Bank

mempunyai

modal yang

memadai

untuk

menutup

risiko

kerugian dan

penurunan

kualitas

aktiva

Bank

mempunyai

modal yang

cukup

memadai untuk

menutup risiko

kerugian dan

penurunan

kualitas aktiva

Bank

mempunyai

modal yang

kurang

memadai

untuk

menutup

risiko

kerugian dan

penurunan

kualitas aktiva

Bank

mempunyai

modal yang

tidak

memadai

untuk

menutup

risiko

kerugian dan

penurunan

kualitas aktiva Sumber: Hasil olah data

4. Bank Syariah

Perbankan syariah dalam peristilahan internasional dikenal sebagai Islamic

Banking atau juga disebut dengan interest-free banking. Peristilahan dengan

menggunakan kata Islamic tidak dapat dilepaskan dari asal-usul sistem perbankan

syariah itu sendiri. Bank syariah pada awalnya dikembangkan sebagai suatu respons

dari kelompok ekonom dan praktisi perbankan Muslim yang berupaya

mengakomodasi desakan dari berbagai pihak yang menginginkan agar tersedia jasa

transaksi keuangan yang dilaksanakan sejalan dengan nilai moral dan prinsip-

Page 57: ANALISIS KINERJA KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40734/1/ZULFIKAR... · ANALISIS KINERJA KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI FINANCIAL DISTRESS

42

prinsip syariah Islam. Utamanya adalah berkaitan dengan pelarangan praktik riba,

kegiatan maisir (spekulasi), dan gharar (ketidakjelasan) (Muhamad, 2014:1).

Sejak awal kelahirannya, perbankan syariah dilandasi dengan kehadiran dua

gerakan renaissance Islam modern: neorevivalis dan modernis. Tujuan utama dari

pendirian lembaga keuangan berlandaskan etika ini adalah tiada lain sebagai upaya

kaum muslimin untuk mendasari segenap aspek kehidupan ekonominya

berlandaskan alquran dan hadis.

Upaya awal penerapan sistem profit dan loss sharing tercatat di Pakistan dan

Malaysia sekitar tahun 1940-an, yaitu adanya upaya mengelola dana jamaah haji

secara non-konvensional. Rintisan institusional lainnya adalah Islamic Rural Bank

di desa Mit Ghamr pada tahun 1963 di Kairo, Mesir.

Setelah dua rintisan awal yang cukup sederhana itu, bank Islam tumbuh

dengan sangat pesat. Sesuai dengan analisa Prof. Khursid Ahmad dan laporan

Internasional Association of Islamic Bank, hingga akhir 1999 tercatat lebih dari dua

ratus lembaga keuangan Islam yang beroperasi di seluruh dunia, baik di negara-

negara berpenduduk muslim maupun di Eropa, Australia, maupun Amerika

(Antonio, 2001:18).

4.1 Pengertian Bank Syariah

Bank Islam atau selanjutnya disebut dengan Bank Syariah adalah bank

yang beroperasi dengan tidak mengandalkan pada bunga. Bank Islam atau biasa

disebut dengan Bank Tanpa Bunga, adalah lembaga keungan/perbankan yang

operasional dan produknya dikembangkan berdasarkan pada alquran dan hadis.

Atau dengan kata lain, Bank Islam adalah lembaga keuangan yang usaha pokoknya

Page 58: ANALISIS KINERJA KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40734/1/ZULFIKAR... · ANALISIS KINERJA KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI FINANCIAL DISTRESS

43

memberikan pembiayaan dan jasa-jasa lainnya dalam lalu lintas pembayaran serta

peredaran uang yang pengoperasiannya disesuaikan dengan prinsip syariat Islam.

Antonio dan Perwataatmadja membedakan menjadi dua pengertian, yaitu Bank

Islam dan Bank yang beroperasi sesuai dengan prinsip syariah Islam (Muhamad,

2014:2).

Bank Islam adalah bank yang beroperasi sesuai dengan prinsip-prinsip

syariah Islam, tata cara beroperasinya mengacu kepada ketentuan-ketentuan

alquran dan hadis. Sementara bank yang beroperasi sesuai prinsip syariah Islam

adalah bank yang dalam beroperasinya itu mengikuti ketentuan-ketentuan syariah

Islam, khususnya yang menyangkut tata cara bermuamalat secara Islam. Dikatakan

lebih lanjut, dalam tata cara bermuamalat itu dijauhi prkatik-praktik yang

dikhawatirkan mengandung unsur-unsur riba untuk diisi dengan kegiatan-kegiatan

investasi atas dasar bagi hasil dan pembiayaan perdagangan (Muhamad, 2014:2).

Untuk menghindari pengoperasian bank dengan sistem bunga, Islam

memperkenalkan prinsip-prinsip muamalah Islam. Dengan kata lain, Bank Islam

lahir sebagai salah satu solusi alternatif terhadap persoalan pertentangan antara

bunga bank dengan riba. Dengan demikian, kerinduan umat Islam Indonesia yang

ingin melepaskan diri dari persoalan riba telah mendapat jawaban dari lahirnya

bank Islam. Bank Islam lahir di Indonesia, yang gencarnya, pada sekitar tahun 90-

an atau tepatnya setelah Undang-Undang No.7 tahun 1992, yang direvisi dengan

Undang-Undang Perbankan No.10 Tahun 1998, dalam bentuk sebuah bank yang

beroperasinya dengan sistem bagi hasil atau bank syariah (Muhamad, 2014:3).

Page 59: ANALISIS KINERJA KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40734/1/ZULFIKAR... · ANALISIS KINERJA KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI FINANCIAL DISTRESS

44

4.2 Karakteristik Bank Syariah

Bank syariah ialah bank yang berasaskan, antara lain, pada asas kemitraan,

keadilan, transparansi dan universal serta melakukan kegiatan usaha perbankan

berdasarkan prinsip syariah. Kegiatan bank syariah merupakan implementasi dari

prinsip ekonomi Islam dengan karakteristik, antara lain, sebagau berikut

(Muhamad, 2014:5):

1. Pelarangan riba dalam berbagai bentuknya;

2. Tidak mengenal konsep nilai waktu dari uang (time-value of money);

3. Konsep uang sebagai alat tukar bukan sebagai komoditas;

4. Tidak diperkenankan melakukan kegiatan yang bersifat spekulatif;

5. Tidak diperkenankan menggunakan dua harga untuk satu barang; dan

6. Tidak diperkenankan dua transaksi dalam satu akad.

Bank syariah beroperasi atas dasar konsep bagi hasil. Bank syariah tidak

menggunakan bunga sebagai alat untuk memperoleh pendapatan maupun

membebankan bunga atas penggunaan dana dan pinjaman karena bunga merupakan

riba yang diharamkan. Berbeda dengan bank non-syariah, bank syariah tidak

membedakan secara tegas antara sektor moneter dan sektor riil sehingga dalam

kegiatan usahanya dapat melakukan transaksi-transaksi sektor riil, seperti jual-beli

dan sewa-menyewa. Disamping itu, bank syariah juga dapat menjalankan kegiatan

usaha untuk memperoleh imbalan atas jasa perbankan lain yang tidak bertentangan

dengan prinsip syariah (Muhamad, 2014:5).

Page 60: ANALISIS KINERJA KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40734/1/ZULFIKAR... · ANALISIS KINERJA KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI FINANCIAL DISTRESS

45

4.3 Tujuan Bank Syariah

Tujuan utama dari pendirian bank Islam adalah untuk menyebarkan

kesejahteraan ekonomi dengan menerapkan kerangka islam dalam sektor bisnis.

Tujuan utamanya adalah sebagai berikut (Rivai & Ismal, 2013:25):

1. Menunjang pelaksanaan pembangunan nasional dalam rangka

meningkatkan keadilan, kebersamaan dan pemerataan kesejahteraan

rakyat.

2. Menawarkan jasa keuangan: Bank Islam memegang teguh peraturan dan

prinsip syariah Islam untuk transaksi keuangan, dimana riba dan gharar

semuanya merupakan hal yang dilarang dalam Islam. Kepercayaannya

ditunjukan pada pembiayaan yang berdasarkan pembagian risiko dan

berfokus pada aktivitas yang dihalalkan. Fokusnya adalah menawarkan

transaksi perbankan berlandaskan prinsip syariah islam dan menghindari

transaksi perbankan yang berbasiskan bunga.

3. Menstabilkan nilai uang: Dalam islam uang dianggap sebagai alat tukar

dan bukan sebagai komoditi/barang bisa dijual, dimana barang terdapat

harga untuk setiap kegunaannya. Oleh karena itu, sistem ‘bebas riba’

mengarah pada kestabilan nilai uang dan memudahkan pertukaran

menjadi unit account yang dapat diandalkan.

4. Pengembangan ekonomi: Bank islam turut serta memacu pertumbuhan

ekonomi melalui produk-produknya seperti musyarakah, mudharabah

dan lain-lain, di mana produk tersebut memiliki perbedaan dengan produk

konvensional, yaitu pembagian keuntungan maupun pembagian risiko

Page 61: ANALISIS KINERJA KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40734/1/ZULFIKAR... · ANALISIS KINERJA KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI FINANCIAL DISTRESS

46

antar bank, depositor dan pengusaha. Hal ini dibuktikan dengan penamaan

investasi bank ke dalam perusahaan milik pengusaha sehingga jika bisnis

berhasil maka perkembangan ekonomi niscaya juga akan maju.

5. Alokasi sumber daya secara optimal: Bank islam mengoptimasi alokasi

dari sumber daya yang langka melalui investasi dari sumber daya

keuangan menjadi proyek-proyek yang dianggap bisa memberikan profit

yang tinggi, yang dibolehkan secara agamawi dan menguntungkan secara

ekonomi.

6. Keseimbangan distribusi terhadap sumber daya: Bank Islam memastikan

adanya keseimbangan distribusi dari pendapatan dan sumber daya di

antara pihak yang berpartisipasi bank, depositor, pengusaha sebagai

contoh melalui pendekatan keuntungan.

7. Pendekatan optimis: Profit Sharing mendorong bank-bank kepada

proyek-proyek yang menghasilkan keuntungan dalam jangka panjang

termasuk jangka pendek. Ini mengarahkan bank untuk melakukan analisis

yang tepat sebelum mengambil projek-projek tersebut di mana yang

menjamin keamanan keduanya bank dan investor secara keseluruhan.

Hasil yang tinggi akan didistribusikan kepada shareholder sehingga

memaksimalkan keuntungan sosial dan membawa kesejahteraan

ekonomi.

4.4 Perkembangan Bank Syariah di Indonesia

Berkembangnya bank-bank syariah di negara-negara Islam berpengaruh ke

Indonesia. Pada awal periode 1980-an, diskusi mengenai bank syariah sebagai pilar

Page 62: ANALISIS KINERJA KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40734/1/ZULFIKAR... · ANALISIS KINERJA KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI FINANCIAL DISTRESS

47

ekonomi Islam mulai dilakukan. Para tokoh yang terlibat dalam kajian tersebut

adalah Karnaen A. Perwataatmadja, M. Darmawan Rahardjo, A.M. Saefuddin, M.

Amien Azis, dan lain-lain. Beberapa uji coba pada skala yang relative terbatas telah

diwujudkan. Diantaranya adalah Baitul Tamwil-Salman, Bandung, yang sempat

tumbuh mengesankan. Di Jakarta juga dibentuk lembaga serupa dalam bentuk

koperasi, yakni koperasi Ridho Gusti.

Akan tetapi, prakarsa lebih khusus untuk mendirikan bank islam di

Indonesia baru dilakukan pada tahun 1990. Majelis Ulama Indonesia (MUI) pada

tanggal 18-20 Agustus 1990 menyelenggarakan Lokakarya Bunga Bank dan

Perbankan di Cisarua, Bogor, Jawa Barat. Hasil lokakarya tersebut dibahas lebih

mendalam pada Musyawarah Nasional IV MUI yang berlangsung di Hotel Sahid

Jaya Jakarta, 22-25 Agustus 1990. Berdasarkan amanat Munas IV MUI, dibentuk

kelompok kerja untuk mendirikan Bank Islam di Indonesia. Tim kerja yang disebut

Tim Perbankan MUI, bertugas melakukan pendekatan dan konsultasi dengan semua

pihak terkait (Antonio, 2001:25).

Selanjutnya setelah pertemuan diatas lahirlah Bank Muamalat Indonesia

sebagai hasil kerja Tim Perbankan MUI tersebut. Akte pendirian PT Bank

Muamalat Indonesia ditandatangani pada tanggal 1 November 1991. Pada saat

penandatanganan akte pendirian ini terkumpul komitmen pembelian saham

sebanyak Rp84 miliar.

Pada tanggal 3 November 1991, dalam acara silaturahmi Presiden di Istana

Bogor, dapat dipenuhi dengan total komitmen modal disetor awal sebesar

Rp106.126.382.000.00. Dengan modal awal tersebut, pada tanggal 1 Mei 1992,

Page 63: ANALISIS KINERJA KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40734/1/ZULFIKAR... · ANALISIS KINERJA KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI FINANCIAL DISTRESS

48

Bank Muamalat Indonesia mulai beroperasi. Hingga September 1999, Bank

Muamalat Indonesia telah memiliki lebih 45 outlet yang tersebar di Jakarta,

Bandung, Semarang, Surabaya, Balikpapan, dan Makasar (Antonio, 2001:25-26).

Walaupun perkembangannya agak terlambat bila dibandingkan dengan

negara-negara muslim lainnya, perbankan syariah di Indonesia akan terus

berkembang. Bila pada periode tahun 1992-1998 hanya ada satu unit bank syariah,

maka pada tahun 2005, jumlah bank syariah di Indonesia telah bertambah jadi 20

unit, yaitu 3 bank umum syariah dan 17 unit usaha syariah. Sementara itu, jumlah

Bank Pembiayaan Rakyat Syariah hingga akhir tahun 2004 bertambah menjadi 88

buah (Karim, 2014:25).

Hingga akhirnya bank syariah berkembang sangat pesat hingga Mei 2017

berjumlah 201 buah, dimana 13 bank umum syariah, 21 unit usaha syariah, dan 167

bank pembiayaan rakyat syariah. Data perkembangannya disajikan sebagai berikut:

Tabel 2.4 Jaringan Kantor Perbankan Syariah Tahun 2009 – Mei 2017

Tahun 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 Mei-2017

BUS 6 11 11 11 11 12 12 13 13

Jumlah Kantor 711 1215 1401 1745 1998 2163 1990 1869 1850

UUS 25 23 24 24 23 22 22 21 21

Jumlah Kantor 287 262 336 517 590 320 311 332 335

BPRS 138 150 155 158 163 163 163 166 167

Jumlah Kantor 225 286 364 401 402 439 446 453 458

Total Kantor 1223 1763 2101 2663 2990 2922 2747 2654 2643 Sumber: Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Statistik Perbankan Syariah, Mei-17 (data diolah)

Dari tabel 2.1 dapat dilihat jumlah bank umum syariah yang terus berkembang dari

tahun 2009 hingga bulan Mei tahun 2017 yang mana naik hingga berjumlah 13 bank

umum syariah, Dengan jumlah kantor mencapai 1850 unit kantor. Begitupun

dengan unit usaha syariah masing masing bertambah dan berkembang hingga

Page 64: ANALISIS KINERJA KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40734/1/ZULFIKAR... · ANALISIS KINERJA KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI FINANCIAL DISTRESS

49

mencapai total perbankan syariah mencapai 2643 kantor yang tersebar diseluruh

Indonesia yang terdata di Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Meski melalui beberapa

pasang naik turun, namun perbankan syariah membuktikan bahwa peminatan akan

ekonomi secara syariah Islam banyak diminati masyarakat Indonesia.

B. Hubungan Antar Variabel

1. Hubungan Antara Working Capital to Total Assets (WCTA) Terhadap

Financial Distrees

Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan modal

kerja bersih dari total keseluruhan aktiva yang dimiliki oleh perusahaan. Modal

kerja bersih didapatkan berdasarkan perhitungan dari jumlah aktiva lancar

dikurangi dengan jumlah kewajiban lancar. Apabila perusahaan mempunyai modal

kerja bersih yang benilai positif, maka perusahaan tidak akan mengalami kesulitan

dalam memenuhi kewajibannya (Irfan dan Yuniati, 2014:11).

Ephreem et.al (2016), Pozzoli (2016) dan Samanyhia et.al. (2016)

mendapatkan hasil penelitian bahwa variabel working capital to total assets

memiliki signifikan positif terhadap financial distress

2. Hubungan Antara Retained Earnings to Total Assets (RETA) Terhadap

Financial Distress

Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba

yang ditahan dari total keseluruhan aktiva yang dimiliki oleh perusahaan. Laba

ditahan adalah besarnya laba yang tidak dibagikan kepada para pemegang saham

dalam bentuk dividen yang digunakan untuk pengembangan perusahaan. Semakin

rendah nilai dari rasio laba ditahan terhadap total aktiva, maka semakin kecil juga

peranan dari laba ditahan terhadap total aktiva perusahaan sehingga probabilitas

Page 65: ANALISIS KINERJA KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40734/1/ZULFIKAR... · ANALISIS KINERJA KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI FINANCIAL DISTRESS

50

perusahaan mengalami kondisi financial distress adalah semakin tinggi (Irfan dan

Yuniati, 2014:11-12).

Samanyhia et.al. (2016), Pozzoli (2016) dan Ephreem et.al (2016)

mendapatkan hasil penelitian bahwa variabel retained earnings to total assets

memiliki pengaruh terhadap financial distress.

3. Hubungan Antara Book Value of Equity to Total Debt (BVTD) Terhadap

Financial Distress

Rasio ini menggambarkan kemampuan suatu perusahaan dalam memenuhi

kewajiban dengan nilai buku ekuitas yang dimiliki oleh perusahaan. Nilai buku

ekuitas memberikan informasi mengenai besarnya nilai dari sumber daya atau

modal yang dimiliki oleh perusahaan. Nilai buku ekuitas dapat dihitung dengan

mengurangi jumlah total aset dengan jumlah total kewajiban. Sedangkan nilai buku

kewajiban memberikan informasi mengenai besarnya jumlah utang yang dimiliki

oleh perusahaan. Nilai buku kewajiban dapat dihitung dengan menjumlahkan total

kewajiban jangka pendek dengan total kewajiban jangka panjang. Jika nilai rasio

ini bersifat negatif (semakin kecil), hal tersebut menandakan semakin kecilnya

kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajibannya dari ekuitas, sehingga

probabilitas financial distress bagi perusahaan adalah semakin tinggi (Irfan dan

Yunianti, 2014:12).

Ephreem et.al (2016), Pozzoli (2016) dan Samanyhia et.al. (2016)

mendapatkan hasil penelitian bahwa variabel book value of equity to total debt

memiliki pengaruh terhadap financial distress.

Page 66: ANALISIS KINERJA KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40734/1/ZULFIKAR... · ANALISIS KINERJA KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI FINANCIAL DISTRESS

51

C. Penelitian Terdahulu

Terdapat beberapa penelitian yang telah dilakukan sebelumnya berkaitan

dengan variable-variabel yang diambil dalam penelitian ini, terutama dalam

membahas tentang financial distress. Beberapa diantaranya:

Tabel 2.5 Penelitian Terdahulu

No Peneliti Judul Metodologi Hasil Perbedaan

1. Imaduddin

Shidiq dan

Buddi

Wibowo

(2017)

Prediksi

Financial

Distress Bank

Umum di

Indonesia:

Analisis

Diskriminan

dan Regresi

Logistik

Analisis

Diskriminan

dan Regresi

Logistik

Variabel CAR,

NIM, IEL, dan

AGDP adalah

indikator yang

paling

mempengaruhi

probability of

distress suatu

bank.

Variabel yang

digunakan

menggunakan

Altman Z-

Score dan juga

Variabel yang

terdapat dalam

model RGEC.

2. Frederick

Anisom-

Yaansah,

Kofi

Mintah

Oware, dan

Solomon

Samanhyia

(2016)

Financial

Distress and

Bankruptcy

Prediction:

Evidence from

Ghana

The Altman Z-

Score dan

Boone

Indicator

Perusahaan yang

menerapkan

prinsip-prinsip

good corporate

governance

dipandang stabil

secara finansial

dan dengan jarak

yang jauh dari

keadaan financial

distress.

Selanjutnya,

ditemukan bahwa

board size yang

lebih kecil

berpengaruh

negatif terhadap

kinerja

perusahaan.

Perbedaan dari

variabel yang

digunakan dan

metodelogi

yang

digunakan,

memang

terdapat

variabel GCG

pada

penelitian ini,

akan tetapi itu

untuk

menerapkan

model

Variabel

RGEC

3. Bagher

Asgarnezha

d Nouri1

dan Milad

Soltani

(2016)

Designing a

bankruptcy

prediction

model based

on account,

market and

Logistic

Regression

variabel

kebangkrutan

berhubungan

negatif dengan

return on capital

yang digunakan,

Perbedaan

terdapat

variabel yang

digunakan dan

juga bentuk

perusahaan

Page 67: ANALISIS KINERJA KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40734/1/ZULFIKAR... · ANALISIS KINERJA KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI FINANCIAL DISTRESS

52

No Peneliti Judul Metodologi Hasil Perbedaan

macroeconom

ic variables

(Case Study:

Cyprus Stock

Exchange)

return on assets,

debt ratio,

working capital to

asset ratio, dan

rasio asset

turnover.

yang di

lakukan

sampel.

4. Neneng Sri

Suprihatin

& H.

Moch.

Mansur

(2016)

Pengaruh

Rasio

Keuangan dan

Reputasi

Underwriter

Terhadap

Financial

Distress Pada

Perusahaan

Manufaktur

yang Terdaftar

di Bursa Efek

Indonesia

(BEI) Periode

2005 – 2008

Logistic

Regression

Hasil penelitian

ini menunjukkan

rasio keuangan

dan reputasi

underwriter tidak

mempengaruhi

financial distress

yang positif

maupun parsial

secara bersamaan

Metode yang

digunakan dan

variabel yang

digunakan

5. Made

Aditya

Bayu

Pradhana &

I.D.G.

Dharma

Suputra

(2015)

Pengaruh

Audit Fee,

Going

Concern,

Financial

Distress,

Ukuran

Perusahaan,

Pergantian

Manajemen

Pada

Pergantian

Auditor

Logistic

Regression

Financial Distress

dan ukuran

perusahaan tidak

berpengaruh pada

pergantian auditor

perusahaan

manufaktur yang

terdaftar di Bursa

Efek Indonesia

periode 2008-

2013

Penempatan

variabel

financial

distress

sebagai

variabel

dependen, dan

juga

metodologi

yang

digunakan

6. I Gusti

Agung Ayu

Pritha

Cinantya &

Ni Ketut

Lely

Aryani

Merkusiwa

ti (2015)

Pengaruh

Corporate

Governance,

Financial

Indicators,

dan Ukuran

Perusahaan

Pada

Financial

Distress

Logistic

Regression

Kepemilikan

institusional dan

likuiditas

memiliki

pengaruh pada

kemungkinan

perusahaan

mengalami

financial distress.

Kepemilikan

Variabel yang

digunakan

hampir sama

akan tetapi

penelitian ini

tidak

menggunakan

ukuran

perusahaan

dan juga

Page 68: ANALISIS KINERJA KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40734/1/ZULFIKAR... · ANALISIS KINERJA KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI FINANCIAL DISTRESS

53

No Peneliti Judul Metodologi Hasil Perbedaan

institusional dan

likuiditas sama-

sama

menunjukkan

hasil statistik

negatif dan

signifikan.

Kemudian, hasil

pengujian untuk

kepemilikan

manajerial,

proporsi

komisaris

independen,

jumlah dewan

direksi, leverage,

dan ukuran

perusahaan tidak

berpengaruh

signifikan pada

kemungkinan

terjadinya

financial distress

menggunakan

variabel

altman

7. Azwar

(2015)

Model

Prediksi

Financial

Distress

dengan

Binary Logit

(Studi Kasus

Emiten

Jakarta Index)

Binary Logit mendapatkan

hasil rasio-rasio

keuangan yang

digunakan untuk

variabel X seperti

Current Ratio,

Operating Profit

Margin, Return of

Asset, Return on

Equity, dan Nilai

Beta Saham dapat

digunakan untuk

klasifikasi

perusahaan yang

mengalami

financial distress

atau tidak

financial distress.

Rasio keuangan

yang signifikan

memprediksi

Perbedaan

dalam

penggunaan

regresi, yang

mana

penelitian

yang

dilakukan

Azwar

menggunakan

Binary Logit

sedangan

penelitian ini

menggunakan

Multinomial

Logit. Dan

juga variabel

yang

digunakan

juga berbeda

Page 69: ANALISIS KINERJA KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40734/1/ZULFIKAR... · ANALISIS KINERJA KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI FINANCIAL DISTRESS

54

No Peneliti Judul Metodologi Hasil Perbedaan

kemungkinan

terjadinya

financial distress

emiten yaitu rasio

Return on Asset

dan rasio Return

on Equity. Rasio -

rasio tersebut

digunakan dalam

model prediksi

financial distress

berdasarkan

indikator Debt to

Total Asset Ratio

(model kedua)

dan terbukti layak

secara statistik

untuk digunakan

sebagai model

prediksi financial

distress yang baik

dengan tingkat

akurasi prediksi

yang tinggi yaitu

90,9%.

8. Matteo

Pozzoli

(2016)

An Overlook

at Bankruptcy

Prediction in

Italy in 2016:

an Aplication

of The

Altman’s

Model on

Failed Italian

Manufacturin

g Companies

in The 2016-

First Quarter

Multivariate

Discriminant

Analysis

Keefektifan

prediktif yang

baik pada Altman

Model. dalam

kaitannya dengan

perusahaan yang

bangkrut dengan

perbedaan yang

signifikan antara

entitas yuridis

yang dianalisis

secara berbeda.

Penelitian ini

selain

menggunakan

variabel

altman juga

menggunakan

variabel

RGEC

9. Dragana

Raden

(2015)

The Analysis

of The Effects

of Financial

Distress on

The Top

Management

Binary Logistic

Regression

Sebagian besar

perusahaan di

Republik Serbia,

financial distress

memberikan

dampak yang

Perbedaan

model

penelitian dan

juga

penempatan

variabel

Page 70: ANALISIS KINERJA KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40734/1/ZULFIKAR... · ANALISIS KINERJA KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI FINANCIAL DISTRESS

55

No Peneliti Judul Metodologi Hasil Perbedaan

in The

Republic of

Serbia

signifikan secara

statistic pada

struktur top

management.

Dalam 21

perusahaan yang

diteliti

menunjukan hal

tersebut setelah

setahun atau dua

tahun mengalami

financial distress.

financial

distress yang

berbeda antara

variabel

dependen

(penelitian ini)

dan juga

independen

(Dragen

Raden)

10. Md.

Shahnawaz

, Mostofa

Sonia

Rezina, dan

Md. Salim

Hasan

(2016)

Predicting the

Financial

Distress in the

Banking

Industry of

Bangladesh:

A Case Study

on Private

Commercial

Banks

Altman Z-

Score

Variabel Altman

berpengaruh

terhadap financial

distress, namun

laba sebelum

bunga dan pajak

(EBIT) terhadap

total rasio aset

mampu

memprediksi

financial distress

perusahaan lebih

akurat dari pada

variabel lainnya

Penelitian ini

selain

menggunakan

variabel

altman juga

menggunakan

variabel

RGEC

11. Ephrem

G.Selassie,

Ganfure

Tarekegn

dan

Andualem

Ufo (2016)

Analysis of

Financial

Distress and

its

Determinants

in Selected

SMEs in

Wolaita Zone

Multiple

Discriminant

Analysis,

Altman Z-

Score

Rasio variabel

Altman

berpengaruh

terhadap financial

distress, namun

penjualan, modal

kerja dan EBIT

menjadi variabel

yang paling

berpengaruh

terhadap kesehatan

keuangan

perusahaan yang

di teliti.

Penelitian ini

menggunakan

variabel

altman z-score

yang telah

dimodifikasi,

sehingga

menghapus

variabel

penjualan

12. Elijah

Kihooto,

Dr. Job

Omagwa,

Financial

Distress in

Commercial

and Services

Descriptive

Analysis (Data

Dipilih Dari

Perusahaan

Kenya Airways

memiliki

peningkatan nilai z

yang kuat di tahun

Penelitian

yang sedang

dibuat ini

menggunakan

Page 71: ANALISIS KINERJA KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40734/1/ZULFIKAR... · ANALISIS KINERJA KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI FINANCIAL DISTRESS

56

No Peneliti Judul Metodologi Hasil Perbedaan

Dr. Muturi

Wachira,

dan

Emojong

Ronald

(2016)

Listed at

Nairobi

Securities

Exchange,

Kenya

Yang Data

Analisisnya

Menggunakan

Model Altman

atau Z-score)

2010, namun nilai

tersebut berkurang

karena mengalami

kerugian besar

yang

menyebabkan

kesulitan dalam

hal keuangan

hasil dari

variabel

Altman untuk

melihat

pengaruh

antar variabel

terhadap

financial

distress

13. Mohamed

Sameh

Gameel &

Khairy El-

Geziry

(2016)

Predicting

Financial

Distress:

Multi

Scenarios

Modeling

Using Neural

Network

Multi

Scenarios

Modeling

Using Neural

Network

Hasilnya adalah

menunjukan bukti

scenario terbaik

untuk prediksi

kebangkrutan di

Mesir adalah jika

terjadi penurunan

likuiditas,

penurunan

penjualan dan

disertai kenaikan

pada penggunaan

sumber modal.

Pnelitian ini

menggunakan

model RGEC

dan

menggunakan

Altman Z-

Score

14. Hui Hu dan

Milind

Sathye

(2015)

Predicting

Financial

Distress in the

Hong Kong

Growth

Enterprises

Market from

the

Perspective of

Financial

Sustainability

Logistic

Regression,

Jackknife

Method dan the

Validation of

Logistic

Models

Model logistik

yang

menggunakan

variabel keuangan,

non finansial dan

makroekonomi

memiliki akurasi

prediktif sedikit

lebih tinggi untuk

financial distress

dari pada model

yang mengandung

non-keuangan

yang hanya

menggunakan

variabel makro

ekonomi

Penelitian

menggunakan

metodologi

yang berbeda

dan juga

variabel yang

digunakan

juga berbeda

15. A.John

William,

E.

Govindaraj,

dan

A Study on

Financial

Distress and

Firms

Performance

Multinomial

Logistic

dalam penelitian

ini membuktikan

bahwa rasio rasio

keuangan dan

variabel Altman Z-

Rasio yang

digunakan

dalam

penelitian

yang sedang

Page 72: ANALISIS KINERJA KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40734/1/ZULFIKAR... · ANALISIS KINERJA KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI FINANCIAL DISTRESS

57

No Peneliti Judul Metodologi Hasil Perbedaan

R.Santhosh

kumar

(2016)

with Special

Reference to

Tantea,

Coonoor

Score’s

berpengerauh dan

dapat menganalisis

perusahaan dalam

menghindari

kebangkrutan

dibuat ini

berbeda, dan

juga sampel

penelitian

berada di

industry yang

berbeda pula.

16. Quenfeng

Liao,

Seyed

Mehdian

(2016)

Measuring

Financial

Distress and

Predicting

Corporate

Bankruptcy:

an Index

Approach

Multivariat

Discriminant

dengan an

Index

Approach

(ABI)

Hasil empiris

makalah ini

menunjukkan

bahwa ABI

memiliki kekuatan

prediksi yang

relatif kuat dan

oleh karena itu

dapat diterapkan

bersamaan dengan

model berbasis

parametrik dan

non parametrik

lainnya untuk

memprediksi

kebangkrutan

perusahaan.

Berbeda

metodologi

yang

digunakan dan

juga penelitian

yang berbeda

maksud dan

tujuan

17. Mehdi

Feizi,

Esmaeil

Panahi,

Farzad

Keshavarz,

Saeideh

Mirzaee

and Sayed

Mohsen

Mosavi

(2016)

The Impact of

The Financial

Distress on

Tax

Avoidance in

Listed Firms:

Evidence from

Tehran Stock

Exchange

(TSE)

Multivariate

Regression - Kesulitan

keuangan

memiliki

dampak yang

signifikan

terhadap

Corporate Tax

Avoidance.

- Krisis keuangan

global memiliki

hubungan yang

signifikan

dengan

corporate tax

avoidance.

- Krisis keuangan

global memiliki

dampak positif

pada hubungan

antara financial

Berbeda

dalam

penggunaan

metedologi

dan juga

variabel yang

digunakan,

serta

penempatan

variabel

financial

distress yang

sebagai

variabel

dependen

Page 73: ANALISIS KINERJA KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40734/1/ZULFIKAR... · ANALISIS KINERJA KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI FINANCIAL DISTRESS

58

No Peneliti Judul Metodologi Hasil Perbedaan

distress dan

corporate tax

avoidance.

18. Ni Luh

Made Ayu

Widhiari,

Ni K. Lely

Aryani

Merkusiwa

ti (2015)

Pengaruh

Rasio

Likuiditas,

Leverage,

Operating

Capacity, dan

Sales Growth

Terhadap

Financial

Distress

Logistic

Regression

Hasil penelitian ini

menyimpulkan

rasio likuiditas,

operating

capacity, dan sales

growth

berpengaruh

negatif secara

signifikan

terhadap financial

distress pada

perusahaan

manufaktur yang

listing di BEI

tahun 2010-2013.

Berbeda

dalam hal

variabel yang

digunakan dan

juga sampel

yang diteliti,

penelitian ini

menggunakan

sampel bank

umum syariah

bukan

perusahaan

manufaktur

19. Nizar

Baklouti,

Frederic

Gautier,

Habib

Affes

(2016)

Corporate

Governance

and Financial

Distress of

European

Commercial

Banks

Binary Logistic

Regression

Agency theory

tidak membahas

selain

perlindungan

kepentingan

stakeholders dari

perusahaan,

termasuk

karyawan dan

kreditur. Tidak

memperhitungkan

aspek-aspek

tertentu dari

konteks

organisasi,

lingkungan

ekonomi, hukum

dan peraturan

bank yang secara

signifikan dapat

mengubah

kekuatan kontrol

dan membentuk

hubungan antar

manusia. Manajer

bank memiliki visi

Berbeda dari

variabel yang

digunakan dan

juga metode

yang

digunakan,

serta sampel

jenis usaha

perusahaan

yang diteliti

Page 74: ANALISIS KINERJA KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40734/1/ZULFIKAR... · ANALISIS KINERJA KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI FINANCIAL DISTRESS

59

No Peneliti Judul Metodologi Hasil Perbedaan

untuk jangka

pendek, untuk

mencapai

keuntungan yang

cepat dan

pengambilan

risiko yang

berlebih dengan

mengorbankan

solvabilitas bank

dan kemampuan

keuangan jangka

panjang. Hal ini

membawa

kerugian besar

selama krisis dan

dana talangan

yang diberikan

pemerintah

20. Ahmad

Khaliq,

Basheer

Hussein

Motawe

Altarturi,

Hassanudin

Mohd Thas

Thaker,

Md Yousuf

Harun,

Nurun

Nahar

(2014)

Identifying

Financial

Distress

Firms: a Case

Study of

Malaysia’s

Government

Linked

Companies

(GLC)

Multiple

Discriminant

Analysis dan

Altman Z-

Score

Penelitian ini

menunjukan

indikasi

keterkaitan yang

signifikan antara

kedua variabel

(current ratio dan

debt ratio) dan

dengan Nilai Z

yang menentukan

financial distress

di perusahaan

yang diteliti di

GLC Malaysia.

Beberapa

perusahaan GLC

yang diteliti

berada dibawah

titik financial

distress

Penelitian ini

menggunakan

model RGEC

dan Altman

untuk melihat

kemungkinan

terjadinya

kebangkrutan

pada bank

umum

syariah,

berbeda model

dan variabel

lain yang

digunakan

selain variabel

altman

21. Dwi

Nur’aini

Ihsan dan

Sharfina

Putri

Potensi

Kebangkrutan

Pada Sektor

Perbankan

Syariah Untuk

Penilaian

Altman Z –

Score

modifikasi dan

RGEC

Hasil yang didapat

dari penelitian ini

adalah bank umum

syariah yang

diteliti secara

Penelitian ini

selain

menggunakan

Altman Z –

Score

Page 75: ANALISIS KINERJA KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40734/1/ZULFIKAR... · ANALISIS KINERJA KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI FINANCIAL DISTRESS

60

No Peneliti Judul Metodologi Hasil Perbedaan

Kartika

(2015)

Menghadapi

perubahan

Lingkungan

Bisnis

umum dalam

keadaan baik atau

sehat dinilai dari

penilaian RGEC,

dan menurut

penilaian Altman

modifikasi bank

umum syariah

yang diteliti dalam

keadaan baik dan

tidak distress.

modifikasi

dan juga

RGEC, juga

menggunakan

Regresi

Multinomial

Logit.

22. Melan

Rahmaniah

dan Hendro

Wibowo

(2015)

Analisis

Potensi

Terjadinya

Financial

Distress Pada

Bank Umum

Syariah di

Indonesia

Penilaian

RGEC

Hasil penelitian ini

menunjukkan

bahwa pada tahun

2011 hingga 2013

dari ketiga bank

umum syariah

yang diteliti tidak

ada yang

dinyatakan tidak

sehat dan tidak

berpotensi

terjadinya high

financial distress.

Hasil Penelitian ini

juga menunjukkan

bahwa ketiga bank

umum syariah

tersebut

mengalami

penurunan dalam

kinerja earning

yang diukur dari

rasio ROA dan

ROE dan risiko

likuiditas yaitu

rasio FDR.

Penelitian ini

menggunakan

model Altman

Z – Score

modifikasi

juga, dan

regresi

multinomial

logit.

D. Kerangka Pemikiran Teoritis

Berdasarkan landasan teori diatas maka diperlukan sebuah analisis kinerja

keuangan dalam memprediksi financial distress pada bank umum syariah periode

Page 76: ANALISIS KINERJA KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40734/1/ZULFIKAR... · ANALISIS KINERJA KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI FINANCIAL DISTRESS

61

2010 hingga 2016, menggunakan model Rasio RGEC dan Altman Z-Score

modifikasi. Maka kerangka pemikiran dalam penelitian ini dapat digambarkan

sebagai berikut:

Kinerja Keuangan Bank Umum Syariah Tahun 2010-2016

Laporan Keuangan Bank Umum Syariah Tahun 2010-2016

Model Altman Z-Score Modifikasi

1. WCTA

2. RETA

3. EBTTA

4. BVTD

Penilaian Model RGEC

1.NPF

2. GCG

3. ROA

4. CAR

Hasil Analisa Altman Z-Score

Modifikasi

Variabel Altman Z-Score Modifikasi

yang berpengaruh terhadap

Financial Distress

Analisis Regresi Multinomial Logit:

X1: WCTA

X2: RETA

X3: BVTD

Tingkat Kesehatan Bank Umum

Syariah dengan model rasio RGEC

Uji Korelasi:

1. WCTA

2. RETA

3. EBTTA

4. BVTD

Y= Financial Distress

Analisis Statistik Deskriptif Variabel RGEC

Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran

Page 77: ANALISIS KINERJA KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40734/1/ZULFIKAR... · ANALISIS KINERJA KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI FINANCIAL DISTRESS

62

E. Hipotesis

Berdasarkan kerangka pemikiran yang digambarkan oleh penulis, maka

hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

H1: Variabel rasio WCTA berpengaruh positif terhadap financial distress pada bank

umum syariah.

H2: Variabel rasio RETA berpengaruh positif terhadap financial distress pada bank

umum syariah.

H3: Variabel rasio BVTD berpengaruh positif terhadap financial distress pada bank

umum syariah.

H4: Variabel rasio NPF menilai bank umum syariah dalam keadaan baik.

H5: Variabel GCG menilai bank umum syariah dalam keadaan baik.

H6: Variabel rasio ROA menilai bank umum syariah dalam keadaan baik.

H7: Variabel rasio CAR menilai bank umum syariah dalam keadaan baik.

Page 78: ANALISIS KINERJA KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40734/1/ZULFIKAR... · ANALISIS KINERJA KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI FINANCIAL DISTRESS

63

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini menggunakan data perbankan syariah yang terdapat di website

Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Sedangkan subjek penelitian ini adalah laporan

keuangan Bank Umum Syariah yang terdapat di website tersebut. Penelitian ini

menggunakan data kuantitatif, yang dapat diartikan sebagai metode penelitian yang

berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi

atau sampel tertentu, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian,

analisis dan bersifat kuantitatif / statistik, dengan tujuan untuk menguji hipotesis

yang telah ditetapkan (Sugiyono, 2014:8). Ruang lingkup penelitian ini adalah

membahas dua variabel, yang terdiri dari variabel independen yaitu Working

Capital to Total Asset, Retained Earnings to Total Assets, EBIT to Total Assets,

Book Value Equity to Total Liability, Non Performing Financing, Financing to

Deposit Ratio, Good Corporate Governance, Return on Assets, Capital Adequacy

Ratio dan variabel dependen yaitu financial distress.

Dalam penelitian ini menggunakan model RGEC juga model Altman Z-

Score modifikasi, kemudian regresi multinomial logit untuk menilai pengaruh

terhadap variabelnya. Penelitian ini bertujuan untuk melihat sejauh mana pengaruh

antar Variabel Altman Z-Score signifikan terhadap financial distress. Dan juga

menilai kesehatan bank umum syariah dengan variabel RGEC. Data yang

dihasilkan berupa data variabel bank umum syariah yang di uji dari tahun 2010–

2016.

Page 79: ANALISIS KINERJA KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40734/1/ZULFIKAR... · ANALISIS KINERJA KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI FINANCIAL DISTRESS

64

B. Metode Penentuan Sampel

Sampel (sample) adalah sebagian dari populasi. Sampel terdiri atas sejumlah

anggota yang dipilih dari populasi. Dengan kata lain, sejumlah tapi tidak semua

elemen populasi akan membentuk sampel (Sekaran, 2014:123). Untuk itu, sampel

yang diambil dari populasi harus betul–betul representatif (mewakili) (Sugiyono,

2014:81).

Penentuan sampel yang digunakan dengan menggunakan purposive

sampling yaitu teknik penentuan sampel dengan kriteria tertentu.

Kriteria yang digunakan dalam penentuan sampel penelitian ini adalah:

a. Bank umum syariah yang terdaftar dalam Otoritas Jasa Keuangan (OJK)

Berikut ini adalah daftar bank umum syariah yang terdaftar di Otoritas Jasa

Keuangan:

Tabel 3.1 Daftar Bank Umum Syariah yang Terdaftar di Otoritas Jasa

Keuangan

Sumber: Data diolah

No Nama Bank Umum Syariah

1 PT Bank Mega Syariah

2 PT Bank Muamalat Indonesia

3 PT Bank Panin Dubai Syariah

4 PT Bank BNI Syariah

5 PT Bank BRI Syariah

6 PT Bank Syariah Mandiri

7 PT Bank Aceh

8 PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Syariah

9 PT Bank BCA Syariah

10 PT Bank Jabar Banten Syariah

11 PT Bank Victoria Syariah

12 PT Bank Maybank Syariah Indonesia

13 PT Bank Syariah Bukopin

Page 80: ANALISIS KINERJA KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40734/1/ZULFIKAR... · ANALISIS KINERJA KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI FINANCIAL DISTRESS

65

Berdasarkan data di atas dapat dilihat bahwa bank umum syariah yang

terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan ada 13 bank umum syariah.

b. Memiliki laporan keuangan yang akan digunakan tahun 2010-2016

Berikut ini adalah daftar bank umum syariah yang memiliki laporan

keuangan yang akan digunakan tahun 2010-2016:

Tabel 3.2 Daftar Bank Umum Syariah yang Memiliki Laporan Keuangan

yang Akan Digunakan Tahun 2010-2016

Sumber: Data diolah

Dari data di atas dapat dilihat bahwa bank umum syariah yang memiliki

laporan keuangan yang akan digunakan tahun 2010 sampai 2016 ada 11 bank,

mengeliminasi PT Bank Aceh dan PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Syariah.

No Nama Bank Tahun

2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016

1 PT Bank Mega Syariah

2 PT Bank Muamalat

Indonesia

3 PT Bank Panin Dubai

Syariah

4 PT Bank BNI Syariah

5 PT Bank BRI Syariah

6 PT Bank Syariah

Mandiri

7 PT Bank Aceh X X X X X X

8 PT Bank Tabungan

Pensiunan Nasional

Syariah

X X X X

9 PT Bank BCA Syariah

10 PT Bank Jabar Banten

Syariah

11 PT Bank Victoria

Syariah

12 PT Bank Maybank

Syariah Indonesia

13 PT Bank Syariah

Bukopin

Page 81: ANALISIS KINERJA KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40734/1/ZULFIKAR... · ANALISIS KINERJA KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI FINANCIAL DISTRESS

66

c. Memiliki laporan GCG yang akan digunakan tahun 2010-2016

Berikuat ini adalah bank umum syariah yang memiliki laporan GCG yang

akan digunakan tahun 2010-2016:

Tabel 3.3 Daftar Bank Umum Syariah yang Memiliki Laporan GCG Tahun

2010-2016

Sumber: Data diolah

Dari data di atas dapat dilihat bahwa bank umum syariah yang memiliki

laporan GCG tahun 2010 hingga tahun 2016 berjumlah 10 bank, dengan

mengeliminasi PT Bank Maybank Syariah Indonesia.

Dari semua persyaratan-persyaratan peneliti total mengeliminasi 3 bank

umum syariah yang terdaftar di otoritas jasa keuangan. Yang dieliminasi yaitu PT

Bank Aceh, PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Syariah, dan PT Bank

Maybank Syariah Indonesia

No Nama Bank Tahun

2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016

1 PT Bank Mega Syariah

2 PT Bank Muamalat

Indonesia

3 PT Bank Panin Dubai

Syariah

4 PT Bank BNI Syariah

5 PT Bank BRI Syariah

6 PT Bank Syariah

Mandiri

7 PT Bank BCA Syariah

8 PT Bank Jabar Banten

Syariah

9 PT Bank Victoria

Syariah

10 PT Bank Maybank

Syariah Indonesia

X

11 PT Bank Syariah

Bukopin

Page 82: ANALISIS KINERJA KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40734/1/ZULFIKAR... · ANALISIS KINERJA KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI FINANCIAL DISTRESS

67

Berikut table bank umum syariah yang memenuhi persyaratan sampel:

Tabel 3.4 Daftar Bank Umum Syariah yang Terpilih Purposive Sampling

No Nama Bank Umum Syariah

1 PT. Bank Muamalat Indonesia

2 PT. Bank Victoria Syariah

3 PT. Bank BRISyariah

4 PT. Bank Jabar Banten Syariah

5 PT. Bank BNI Syariah

6 PT. Bank Syariah Mandiri

7 PT. Bank Mega Syariah

8 PT. Bank Panin Syariah

9 PT. Bank Syariah Bukopin

10 PT. BCA Syariah Sumber: Hasil olah data

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa sampel Bank umum syariah yang

diobservasi sebanyak 10 bank umum syariah dari tahun 2010 hingga 2016.

Sehingga data sampel yang digunakan sebanyak 70 sampel yang berupa data

laporan keuangan dan neraca bank umum syariah untuk kebutuhan penelitian ini.

C. Metode Pengumpulan Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini data sekunder, yaitu:

1. Data Sekunder (Secondary Data)

Data merupakan bagian yang terpenting dalam melakukan penelitian. Jika

peneliti tidak memiliki data maka tidak akan mendapatkan informasi yang

diingkan. Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan sumber

data sekunder. Sumber data sekunder merupakan sumber yang tidak langsung

memberikan data kepada pengumpul data, misalnya lewat orang lain atau lewat

dokumen (Sugiyono, 2014:137). Basis data keuangan yang sudah tersedia untuk

penelitian juga merupakan sumber data sekunder (Sekaran, 2006:65). Dalam hal ini

data yang ditelaah adalah dari laporan keuangan bank umum syariah yang diterima.

Page 83: ANALISIS KINERJA KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40734/1/ZULFIKAR... · ANALISIS KINERJA KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI FINANCIAL DISTRESS

68

D. Metode Analisis Data

Pengujian dalam penelitian ini dengan menggunakan regresi logit untuk

mengetahui kekuatan prediksi rasio keuangan terhadap penentuan financial distress

suatu perusahaan.

1. Statistik Deskriptif

Data yang sudah dikumpulkan, dikelompokkan, dan dihitung selanjutnya

akan diolah dan dianalisis dengan menggunakan statistik deskriptif oleh peneliti.

Pengujian statistik deskriptif ini menggunakan alat bantu software SPSS versi 23

untuk memudahkan peneliti untuk mendapatkan data dalam memberikan informasi

terkait variabel–variabel yang digunakan. Statistik deskriptif memberikan

gambaran atau deskripsi suatu data yang dilihat dari nilai rata–rata (mean), standar

deviasi, varian, maksimum, minimum, sum, range, kurtosis dan skewness

(kemencengan distribusi) (Ghozali, 2016:19).

2. Analisa Model Altman Z-Score Modifikasi

Analisis diskriminan Altman Z-Score salah satu teknik statistik untuk

memprediksi financial distress pada suatu perusahaan. Ramadhanidan Lukviarna

(2009 dalam Rahayu, et. al., 2016) mengungkapkan bahwa seiring berjalannya

waktu penyesuaian dalam berbagai macam perusahaan, Altman merevisi model

diskriminannya supaya mampu digunakan pada semua perusahaan, seperti

manufaktur, non-manufaktur, dan perusahaan penerbit obligasi di negara

berkembang. Dalam analisa z-score ini Altman mengeliminasi sales to total assets

karena sangat bervariatif pada industri dengan ukuran yang berbeda dan

berubahnya nilai serta bobot dari setiap variabel yang digunakan dalam persamaan

Page 84: ANALISIS KINERJA KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40734/1/ZULFIKAR... · ANALISIS KINERJA KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI FINANCIAL DISTRESS

69

tersebut dan nilai klasifikasinya. Formula dari Model Altman Z–Score Modifikasi

(untuk semua perusahaan) adalah (Altman, 1995):

Z = 6.56𝑋1 + 3.26𝑋2 + 6.72𝑋3+ 1.05𝑋4

Dimana:

𝑋1 = working capital to total assets

𝑋2 = retained earning to total assets

𝑋3 = earning before interest and taxes to total assets

𝑋4 = book value of equity to book value of total debt

Z = overall index

Klasifikasi perusahaan yang sehat dan bangkrut didasarkan pada nilai Z-Score,

yaitu (Altman, 1995):

a. Z < 1.10

Perusahaan masuk dalam kategori financial distress

b. 1.10 < Z < 2.60

Perusahaan masuk dalam kategori grey area (tidak dapat ditentukan apakah

perusahaan sehat ataupun mengalami financial distress).

c. Z > 2.60

Perusahaan masuk dalam kategori tidak financial distress.

3. Analisa Model RGEC

Analisis ini dikhususkan untuk penilaian kesehatan bank dilihat dari risk

profile, good corporate governance, earnings, dan capital. Sebagaimana dimuatkan

aturan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK), dalam menilai kesehatan bank syariah.

Peraturan Otoritas Jasa Keuangan nomor 8/POJK.03/2014 tentang Penilaian

Page 85: ANALISIS KINERJA KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40734/1/ZULFIKAR... · ANALISIS KINERJA KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI FINANCIAL DISTRESS

70

Tingkat Kesehatan Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah pada bab III

Mekanisme Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Secara Individual Pasal 6 ayat 1:

Bank Umum Syariah wajib melakukan penilaian Tingkat Kesehatan Bank secara

individual sebagaimana dimaksud dalam pasal 2 ayat 3 (Bank Umum Syariah wajib

melakukan penilaian Tingkat Kesehatan Bank baik secara individual maupun

secara konsolidasi), dengan cakupan penilaian terhadap faktor-faktor sebagai

berikut: a. profil risiko (risk profile); b. Good Corporate Governance; c. rentabilitas

(earnings); dan d. permodalan (capital).

Dalam penilaian terhadap risk profile peneliti menggunakan rasio NPF (Non

Performing Financing) untuk mengukur tingkat permasalahan pembiayaan yang

dihadapi oleh bank, semakin tinggi rasio ini menunjukan kualitas bank syariah

semakin buruk. Kriteria penilaian NPF berdasarkan Peraturan Bank Indonesia

(PBI) No.9/1/PBI/2007 tanggal 24 Januari 2007 adalah sebagai berikut:

Tabel 3.5 Tingkat Kesehatan Bank dengan NPF Menurut PBI

Peringkat Penilaian Keterangan

1 NPF < 2% Sangat Baik

2 2% ≤ NPF ≤ 5% Baik

3 5% ≤ NPF ≤ 8% Cukup Baik

4 8% ≤ NPF ≤ 12% Kurang Baik

5 NPF ≥ 12% Buruk Sumber: Peraturan Bank Indonesia (PBI) No.9/1/PBI/2007 tanggal 24 Januari 2007

Pada penilaian good corporate governance, periode penilaian, fungsi yang

memastikan atas pelaksanaan tata kelola yang baik (good corporate governance)

telah dijalankan melalui pemantauan dan evaluasi komitmen dan/atau pelaksanaan

kode etik manajemen oleh seluruh pihak (dewan direksi, pejabat eksekutif maupun

karyawan). Kode etik manajemen harus disusun berdasarkan nilai-nilai syariah.

Page 86: ANALISIS KINERJA KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40734/1/ZULFIKAR... · ANALISIS KINERJA KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI FINANCIAL DISTRESS

71

Fungsi yang memastikan atas pelaksanaan tata kelola yang baik (good corporate

governance) telah melakukan langkah-langkah yang dipandang perlu dalam setiap

kebijakan dewan direksi/pejabat eksekutif yang terkait dengan stakeholders dalam

rangka meminimalisir: a. Terjadinya pelanggaran kode etik. b. Terabaikannya hak

dan kepentingan stakeholders. c. Pelanggaran prinsip-prinsip syariah persaudaraan

(ukhuwah), keadilan ('adalah), kemaslahatan (maslahah), dan keseimbangan

(tawazun). Faktor ini akan dinilai berdasrkan nilai komposit dari self assessment

yang dilakukan oleh bank umum syariah masing-masing. Kriteria penilaian faktor

GCG ini juga diatur dalam Surat Edaran Bank Indonesia (SEBI) No.9/12/DPNP

sebagai berikut:

Tabel 3.6 Tingkat Kesehatan Bank dengan GCG Menurut SEBI

Peringkat Penilaian Keterangan

1 NK<1.5 Sangat Baik

2 1.5≤NK<2.5 Baik

3 2.5≤NK<3.5 Cukup Baik

4 3.5≤NK<4.5 Kurang Baik

5 4,5≤NK<5 Tidak Baik

Sumber: Surat Edaran Bank Indonesia (SEBI) No.9/12/DPNP

Selanjutnya dalam penilaian earning atau rentabilitas, penelitian ini

menggunakan rasio Return on Assets (ROA). ROA mengukur keberhasilan

manajemen dalam menghasilkan laba. Semakin kecil rasio ini mengindikasikan

kurangnya kemampuan manajemen bank dalam hal mengelola aktiva untuk

meningkatkan pendapatan dan atau menekan biaya. Kriteria penilaian ROA untuk

melihat tingkat kesehatan bank berdasarkan Peraturan Bank Indonesia (PBI)

No.9/1/PBI/2007 adalah sebagai berikut:

Page 87: ANALISIS KINERJA KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40734/1/ZULFIKAR... · ANALISIS KINERJA KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI FINANCIAL DISTRESS

72

Tabel 3.7 Tingkat Kesehatan Bank dengan ROA Menurut PBI

Peringkat Penilaian Keterangan

1 ROA>1.5 Sangat Baik

2 1.25<ROA≤1.5 Baik

3 0.5<ROA≤1.25 Cukup Baik

4 0%<ROA≤0.5 Kurang Baik

5 ROA≤0% Tidak Baik Sumber: Peraturan Bank Indonesia (PBI) No.9/1/PBI/2007

Selanjutnya dalam penilaian faktor capital, penelitian ini menggunakan

rasio CAR yaitu capital adequacy ratio. Rasio ini perbandingan antara total modal

dengan aktiva tertimbang menurut risiko. Kriteria tingkat kesehatan bank dengan

CAR menurut Surat Edaran Bank Indonesia (SEBI) No.9/24/Dbps/2007, sebagai

berikut:

Tabel 3.8 Tingkat Kesehatan Bank dengan CAR Menurut SEBI

Peringkat Penilaian Keterangan

1 CAR≥12% Sangat Baik

2 9%<CAR≤12% Baik

3 8%<CAR≤9% Cukup Baik

4 6%<CAR≤8% Kurang Baik

5 CAR≤6% Tidak Baik Sumber: Surat Edaran Bank Indonesia (SEBI) No.9/24/Dbps/2007

4. Analisis Korelasi

Analisis korelasi bertujuan untuk mengukur kekuatan asosiasi (hubungan)

linear antara dua variabel. Korelasi tidak menunjukan hubungan fungsional atau

dengan kata lain analisis korelasi tidak membedakan antara variabel dependen

dengan variabel independen (Ghozali, 2016:93).

Uji Multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi

ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Model regresi yang

Page 88: ANALISIS KINERJA KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40734/1/ZULFIKAR... · ANALISIS KINERJA KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI FINANCIAL DISTRESS

73

baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel independen. Untuk

mengetahui ada atau tidaknya multikolonieritas di dalam model regresi bisa dengan

menganalisis matrik korelasi variabel-variabel independen. Jika antar variabel

independen ada korelasi yang cukup tinggi (umumnya di atas 0.90), maka hal ini

merupakan indikasi adanya multikolonieritas. Tidak adanya korelasi yang tinggi

antar variabel independen tidak berarti bebas dari multikolonieritas.

Multikolonieritas dapat disebabkan karena adanya efek kombinasi dua atau lebih

variabel independen (Ghozali, 2016:103).

Sebenarnya analisis regresi logistik tidak ada pengujian multikolonieritas.

Tetapi tetap harus dilihat apakah ada korelasi antara variabel independen yang kuat

dengan melihat nilai korelasi pearson.

5. Regresi Multinomial Logit

Regresi logit adalah regresi yang digunakan untuk mencari persamaan

regresi jika variabel dependennya merupakan variabel yang berbentuk skala

ordinal atau variabel yang bersifat kualitatif (Purbayu & Ashari, 2005:92).

Penggunaan analisis regresi logistik adalah karena variabel dependen bersifat

dikotomi (tepat dan tidak tepat). Teknik analisis dalam mengolah data ini tidak

memerlukan lagi uji normalitas dan uji asumsi klasik pada variabel bebasnya

(Ghozali, 2011:225).

Regresi logistik sebetulnya mirip dengan analisis diskriminan yaitu

menguji apakah probabilitas terjadinya variabel terikat dapat diprediksi dengan

variabel bebasnya. Akan tetapi asumsi multivariate normal distribution tidak dapat

dipenuhi oleh analisis diskriminan karena variabel bebas merupakan campuran

Page 89: ANALISIS KINERJA KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40734/1/ZULFIKAR... · ANALISIS KINERJA KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI FINANCIAL DISTRESS

74

antara variabel kontinyu (metrik) dan kategorial (non-metrik). Dalam hal ini dapat

dianalisis dengan analisis regresi logistik karena tidak perlu asumsi normalitas data

pada variabel bebasnya. Jadi regresi logistik dipakai jika asumsi multivariate

normal distribution tidak dipenuhi (Ghozali, 2016:321).

Dalam analis regresi logistik dapat dibedakan menjadi 2 bentuk, yaitu

binary logistic (untuk 2 kategori) dan multinomial logistic (untuk kategori lebih

dari 2).

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan regresi multinomial logit

dengan memiliki 3 kategori, yaitu: distress zone (diberi kode = 0), grey zone

(diberi kode = 1) dan safe zone (diberi kode = 2).

a. Menilai Model Fit

Langkah pertama adalah menilai overall fit model terhadap data. Beberapa

test statistics diberikan untuk menilai hal ini. Hipotesis untuk menilai model fit

adalah (Ghozali, 2016:328).

H0: Model yang dihipotesakan fit dengan data

HA: Model yang dihipotesakan tidak fit dengan data

Dari hipotesis ini jelas bahwa kita tidak akan menolak hipotesa nol supaya

model fit dengan data.

b. Nilai -2 Log Likelihood

Statistik -2 Log Likelihood digunakan untuk menentukan jika variabel

bebas ditambahkan kedalam model apakah secara signifikan memperbaiki model

fit. Penilaian keseluruhan model regresi menggunakan nilai -2 Log Likelihood

dimana jika terjadi penurunan dalam nilai pada baris kedua (final) terhadap baris

Page 90: ANALISIS KINERJA KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40734/1/ZULFIKAR... · ANALISIS KINERJA KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI FINANCIAL DISTRESS

75

pertama (intercept only), maka dapat disimpulkan bahwa model regresi menjadi

lebih baik (Ghozali, 2016:340).

c. Nilai Goodness of Fit

Tes koefisien goodness of fit memberikan informasi apakah model kita fit

dengan data. Nilai Chi-square yang kecil menghasilkan probabilitas yang tidak

signifikan (α > 0.05). Model yang baik adalah model yang tidak dapat menolak

hipotesis nol yaitu model sesuai atau cocok dengan data empiris (Ghozali,

2016:340).

d. Nilai Pseudo R – Square

Didalam koefisien pseudo r – square terdapat tiga nilai yang dihasilkan,

yaitu Cox and Snell, Nagelkerke, dan McFadden. Cox and Snell’s R – Square

merupakan ukuran yang mencoba meniru ukuran R2 pada multiple regression

yang didasarkan pada teknik estimasi likelihood dengan nilai maksimum kurang

dari satu sehingga sulit diinterpretasikan. Sedangkan Nagelkerke’s R – Square

merupakan modifikasi dari koefisien Cox and Snell untuk memastikan bahwa

nilainya bervariasi dari nol hingga satu (Ghozali, 2016:329). Nilai Nagelkerke’s

R – Square menjelaskan seberapa besar variabel dependen yang dapat dijelaskan

oleh semua variabel independen.

e. Nilai Parameter Estimasi

Tabel klasifikasi menghitung nilai estimasi yang benar (correct) dan salah

(incorrect) (Ghozali, 2016:329). Pada kolom merupakan dua nilai prediksi dari

variabel dependen “Grey Zone” dengan kode 1 dan “Safe Zone” dengan kode 2,

Page 91: ANALISIS KINERJA KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40734/1/ZULFIKAR... · ANALISIS KINERJA KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI FINANCIAL DISTRESS

76

sedangkan pada baris menunjukkan nilai observasi sesungguhnya dari variabel

dependen “Grey Zone” dengan kode 1 dan “Safe Zone” dengan kode 2.

Model persamaan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

𝐿𝑛___________________= a +𝑏1𝑋1+ 𝑏2𝑋2 + 𝑏3𝑋3 + 𝑏4𝑋4

𝐿𝑛___________________= a + 𝑏1𝑋1 + 𝑏2𝑋2 + 𝑏3𝑋3 + 𝑏4𝑋4

E. Operasional Variabel Penelitian

Definisi operasional variabel memberikan batasan dan penjelasan mengenai

variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian (Sugiyono, 2008:86). Dalam

penelitian ini terdapat variabel X dan Y yang akan diteliti, yaitu:

Tabel 3.9 Operasional Variabel

No Variabsel Definisi Petunjuk Variabel Jenis

Data

Referensi

1 Working

Capital to

Total Assets

(X1)

Rasio ini menunjukkan

kemampuan perusahaan

dalam menghasilkan

modal kerja bersih dari

total keseluruhan aktiva

yang dimiliki oleh

perusahaan

Aktiva Lancar − Kewajiban Lancar

Total Aktiva

Rasio Irfan dan

Yuniati

(2014:11)

2 Retained

Earnings to

Total Assets

(X2)

Rasio ini menunjukkan

kemampuan perusahaan

dalam menghasilkan

laba yang ditahan dari

total keseluruhan aktiva

yang dimiliki oleh

perusahaan.

Laba Ditahan

Total Aktiva

Rasio Irfan dan

Yuniati

(2014:11)

3 Book Value

of Equity to

Total Debt

(X3)

Rasio ini

menggambarkan

kemampuan suatu

perusahaan dalam

memenuhi kewajiban

dengan nilai buku

ekuitas yang dimiliki

oleh perusahaan.

Nilai Buku Ekuitas

Total Kewajiban

Rasio Irfan dan

Yuniati

(2014:11)

Page 92: ANALISIS KINERJA KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40734/1/ZULFIKAR... · ANALISIS KINERJA KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI FINANCIAL DISTRESS

77

No Variabel Definisi Petunjuk Variabel Jenis

Data

Referensi

4 Financial

Distress

(Y)

Keadaan dimana arus

kas operasi perusahaan

tidak cukup, untuk

memenuhi kewajiban

perusahaan dan

perusahaan dituntut

untuk melakukan

perbaikan pada

perusahaan.

Z < 1.10 = Financial distress

1.10 < Z < 2.60 = Grey area

Z > 2.60 = Tidak financial

distress.

Skala

Ordinal

Altman

(1995)

Page 93: ANALISIS KINERJA KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40734/1/ZULFIKAR... · ANALISIS KINERJA KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI FINANCIAL DISTRESS

78

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Objek Penelitian

1. PT Bank Muamalat Indonesia Tbk

PT Bank Muamalat Indonesia Tbk. Bank Muamalat Indonesia memulai

perjalanan bisnisnya sebagai bank syariah pertama di Indonesia pada 1 November

1991 atau 24 Rabi’us Tsani 1412 H. Pendirian Bank Muamalat Indonesia digagas

oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI), Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia

(ICMI) dan pengusaha muslim yang kemudian mendapat dukungan dari

Pemerintah Republik Indonesia. Sejak resmi beroperasi pada 1 Mei 1992 atau 27

Syawal 1412 H, Bank Muamalat Indonesia terus berinovasi dan mengeluarkan

produk-produk keuangan syariah seperti Asuransi Syariah (Asuransi Takaful),

Dana Pensiun Lembaga Keuangan Muamalat (DPLK Muamalat) dan multifinance

syariah (Al-Ijarah Indonesia Finance) yang seluruhnya menjadi terobosan di

Indonesia. Selain itu produk Bank yaitu Shar-e yang diluncurkan pada tahun 2004

juga merupakan tabungan instan pertama di Indonesia. Produk Shar-e Gold Debit

Visa yang diluncurkan pada tahun 2011 tersebut mendapatkan penghargaan dari

Museum Rekor Indonesia (MURI) sebagai Kartu Debit Syariah dengan teknologi

chip pertama di Indonesia serta layanan e-channel seperti internet banking, mobile

banking, ATM, dan cash management. Seluruh produk-produk tersebut menjadi

pionir produk syariah di Indonesia dan menjadi tonggak sejarah penting di industri

perbankan syariah.

Page 94: ANALISIS KINERJA KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40734/1/ZULFIKAR... · ANALISIS KINERJA KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI FINANCIAL DISTRESS

79

Pada 27 Oktober 1994, Bank Muamalat Indonesia mendapatkan izin sebagai

Bank Devisa dan terdaftar sebagai perusahaan publik yang tidak listing di Bursa

Efek Indonesia (BEI). Pada tahun 2003, Bank dengan percaya diri melakukan

Penawaran Umum Terbatas (PUT) dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu

(HMETD) sebanyak 5 (lima) kali dan merupakan lembaga perbankan pertama di

Indonesia yang mengeluarkan Sukuk Subordinasi Mudharabah. Aksi korporasi

tersebut semakin menegaskan posisi Bank Muamalat Indonesia di peta industri

perbankan Indonesia.

Seiring kapasitas Bank yang semakin diakui, Bank semakin melebarkan

sayap dengan terus menambah jaringan kantor cabangnya di seluruh Indonesia.

Pada tahun 2009, Bank mendapatkan izin untuk membuka kantor cabang di Kuala

Lumpur, Malaysia dan menjadi bank pertama di Indonesia serta satu-satunya yang

mewujudkan ekspansi bisnis di Malaysia. Hingga saat ini, bank telah memiliki 363

kantor layanan termasuk 1 (satu) kantor cabang di Malaysia. Operasional Bank juga

didukung oleh jaringan layanan yang luas berupa 1.337 unit ATM Muamalat,

120.000 jaringan ATM Bersama dan ATM Prima, 103 Mobil Kas Keliling (mobile

branch) serta lebih dari 11.000 jaringan ATM di Malaysia melalui Malaysia

Electronic Payment (MEPS).

Menginjak usianya yang ke-20 pada tahun 2012, Bank Muamalat Indonesia

melakukan rebranding pada logo Bank untuk semakin meningkatkan awareness

terhadap image sebagai bank syariah islami, modern dan profesional. Bank pun

terus mewujudkan berbagai pencapaian serta prestasi yang diakui baik secara

nasional maupun internasional. Hingga saat ini, Bank beroperasi bersama beberapa

Page 95: ANALISIS KINERJA KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40734/1/ZULFIKAR... · ANALISIS KINERJA KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI FINANCIAL DISTRESS

80

entitas anaknya dalam memberikan layanan terbaik yaitu Al-Ijarah Indonesia

Finance (ALIF) yang memberikan layanan pembiayaan syariah, (DPLK Muamalat)

yang memberikan layanan dana pensiun melalui Dana Pensiun Lembaga Keuangan,

dan Baitul maal Muamalat yang memberikan layanan untuk menyalurkan dana

Zakat, Infak dan Sedekah (ZIS).

Sejak tahun 2015, Bank Muamalat Indonesia bermetamorfosa untuk

menjadi entitas yang semakin baik dan meraih pertumbuhan jangka panjang.

Dengan strategi bisnis yang terarah Bank Muamalat Indonesia akan terus melaju

mewujudkan visi menjadi “The Best Islamic Bank and Top 10 Bank in Indonesia

with Strong Regional Presence”.

2. PT Bank Victoria Indonesia

PT. Bank Victoria Syariah didirikan untuk pertaman kalinya dengan nama

PT Bank Swaguna berdasarkan Akta Nomor 9 tanggal 15 April 1966. Akta tersebut

kemudian diubah dengan Akta Perubahan Angggaran Dasar Nomor 4 tanggal 5

September 1967 yang telah memperoleh pengesahan dari Menteri Hukum dan Hak

Asasi Manusia (d/h Menteri Kehakiman) berdasarkan Surat Keputusan Nomor:

JA.5/79/5 tanggal 7 November 1967 dan telah didaftarkan pada Daftar Perusahaan

di Kantor Panitera Pengadilan Negeri I di Cirebon masing-masing di bawah Nomor

1/1968 dan Nomor 2/1968 pada tanggal 10 Januari 1968, serta telah diumumkan

dalam Berita Negara Republik Indonesia Nomor 42 tanggal 24 Mei 1968.

Tambahan Nomor 62.

Selanjutnya, PT Bank Swaguna diubah namanya menjadi PT Bank Victoria

Syariah sesuai dengan Akta Pernyataan Keputusan Pemegang Saham Nomor 5

Page 96: ANALISIS KINERJA KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40734/1/ZULFIKAR... · ANALISIS KINERJA KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI FINANCIAL DISTRESS

81

tanggal 6 Agustus 2009 yang dibuat dihadapan Erni Rohainin SH, MBA, Notaris

Daerah Khusus Ibukota Jakarta yang berkedudukan di Jakarta Selatan. Perubahan

tersebut telah mendapat persetujuan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia

berdasarkan Surat Keputusan Nomor: AHU-02731.AH.01.02 tahun 2010 tanggal

19 Januari 2010, Serta telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia

Nomor 83 tanggal 15 Oktober 2010. Tambahan Nomor 31425.

Terakhir, Anggaran Dasar PT Bank Victoria Syariah diubah degan Akta

Nomor 45 tanggal 30 Maret 2010 yang dibuat dihadapan Sugih Haryati, SH, MKn

sebagai pengganti dari Notaris Erni Rohaini, SH, MBA, Notaris Daerah Khusus

Ibukota Jakarta yang berkedudukan di Jakarta Selatan. Perubahan Anggaran Dasar

tersebut ditujukan untuk merubah pasal 10 ayat 3. Perubahan tersebut telah diterima

dan di catat dalam database Sisminbakum Departemen Hukum dan Hak Asasi

Manusia berdasarkan Surat Nomor: AHU-AH.01.10-16130 tanggal 29 Juni 2010.

Perubahan kegiatan usaha Bank Victoria Syariah dari Bank Umum

Konvensional menjadi Bank Umum Syariah telah mendapatkan izin dari Bank

Indonesia berdasarkan Keutusan Gubernur Bank Indonesia Nomor:

12/8/KEP.GBI/DpG/2010 tertanggal 10 Februari 2010. Bank Victoria Syariah

mulai beroperasi dengan prinsip syariah sejak tanggal 1 April 2010. Adapun

kepemilikan saham Bank Victoria pada Bank Victoria Syariah adalah sebesar

99.99% Dukungan penuh dari perusahaan induk PT Bank Victoria International

Tbk telah membantu tumbuh kembang Bank Victoria Syariah yang selalu terus

berkomitmen untuk membangun kepercayaan nasabah dan masyarakat melalui

Page 97: ANALISIS KINERJA KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40734/1/ZULFIKAR... · ANALISIS KINERJA KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI FINANCIAL DISTRESS

82

pelayanan dan penawaran produk yang sesuai dengan prinsip-prinsip syariah serta

memenuhi kebutuhan nasabah.

3. PT Bank BRISyariah

Berawal dari akuisisi PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk., terhadap

Bank Jasa Arta pada 19 Desember 2007 dan setelah mendapatkan izin dari Bank

Indonesia pada 16 Oktober 2008 melalui suratnya o.10/67/KEP.GBI/DpG/2008,

maka pada tanggal 17 November 2008 PT. Bank BRISyariah secara resmi

beroperasi. Kemudian PT. Bank BRISyariah merubah kegiatan usaha yang semula

beroperasional secara konvensional, kemudian diubah menjadi kegiatan perbankan

berdasarkan prinsip syariah Islam.

Dua tahun lebih PT. Bank BRISyariah hadir mempersembahkan sebuah

bank ritel modern terkemuka dengan layanan finansial sesuai kebutuhan nasabah

dengan jangkauan termudah untuk kehidupan lebih bermakna. Melayani nasabah

dengan pelayanan prima (service excellence) dan menawarkan beragam produk

yang sesuai harapan nasabah dengan prinsip syariah.

Kehadiran PT. Bank BRISyariah di tengah-tengah industri perbankan

nasional dipertegas oleh makna pendar cahaya yang mengikuti logo perusahaan.

Logo ini menggambarkan keinginan dan tuntutan masyarakat terhadap sebuah bank

modern sekelas PT. Bank BRISyariah yang mampu melayani masyarakat dalam

kehidupan modern. Kombinasi warna yang digunakan merupakan turunan dari

warna biru dan putih sebagai benang merah dengan brand PT. Bank Rakyat

Indonesia (Persero), Tbk.

Page 98: ANALISIS KINERJA KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40734/1/ZULFIKAR... · ANALISIS KINERJA KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI FINANCIAL DISTRESS

83

Aktivitas PT. Bank BRISyariah semakin kokoh setelah pada 19 Desember

2008 ditandatangani akta pemisahan Unit Usaha Syariah PT. Bank Rakyat

Indonesia (Persero), Tbk., untuk melebur ke dalam PT. Bank BRISyariah (proses

spin-off) yang berlaku efektif pada tanggal 1 Januari 2009. Penandatanganan

dilakukan oleh Bapak Sofyan Basir selaku Direktur Utama PT. Bank Rakyat

Indonesia (Persero), Tbk. dan Bapak Ventje Rahardjo selaku Direktur Utama PT.

Bank BRISyariah.

Saat ini PT. Bank BRISyariah menjadi bank syariah ketiga terbesar

berdasarkan aset. PT. Bank BRISyariah tumbuh dengan pesat baik dari sisi aset,

jumlah pembiayaan dan perolehan dana pihak ketiga. Dengan berfokus pada

segmen menengah bawah, PT. Bank BRISyariah menargetkan menjadi bank ritel

modern terkemuka dengan berbagai ragam produk dan layanan perbankan.

Sesuai dengan visinya, saat ini PT. Bank BRISyariah merintis sinergi

dengan PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk., dengan memanfaatkan jaringan

kerja PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk., sebagai Kantor Layanan Syariah

dalam mengembangkan bisnis yang berfokus kepada kegiatan penghimpunan dana

masyarakat dan kegiatan konsumer berdasarkan prinsip Syariah.

4. PT Bank Jabar Banten Syariah

Pendirian Bank BJB syariah diawali dengan pembentukan Divisi/Unit

Usaha Syariah oleh PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk.

pada tanggal 20 Mei 2000, dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat

Jawa Barat yang mulai tumbuh keinginannya untuk menggunakan jasa perbankan

syariah pada saat itu.

Page 99: ANALISIS KINERJA KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40734/1/ZULFIKAR... · ANALISIS KINERJA KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI FINANCIAL DISTRESS

84

Setelah 10 (sepuluh) tahun operasional Divisi/Unit Usaha syariah,

manajemen PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk.

berpandangan bahwa untuk mempercepat pertumbuhan usaha syariah serta

mendukung program Bank Indonesia yang menghendaki peningkatan share

perbankan syariah, maka dengan persetujuan Rapat Umum Pemegang Saham PT

Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk. diputuskan untuk

menjadikan Divisi/Unit Usaha Syariah menjadi Bank Umum Syariah.

Sebagai tindak lanjut keputusan Rapat Umum Pemegang Saham PT Bank

Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk. maka pada tanggal 15 Januari

2010 didirikan bank bjb syariah berdasarkan Akta Pendirian Nomor 4 yang dibuat

oleh Notaris Fathiah Helmi dan telah mendapat pengesahan dari Kementerian

Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor AHU.04317.AH.01.01 Tahun 2010 tanggal

26 Januari 2010.

Pada saat pendirian bank bjb syariah memiliki modal disetor sebesar

Rp.500.000.000.000 (lima ratus milyar rupiah), kepemilikan saham bank bjb

syariah dimiliki oleh PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk.

dan PT Global Banten Development, dengan komposisi PT Bank Pembangunan

Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk. sebesar Rp.495.000.000.000 (empat ratus

sembilan puluh lima milyar rupiah) dan PT Banten Global Development sebesar

Rp.5.000.000.000 (lima milyar rupiah).

Pada tanggal 6 Mei 2010 bank bjb syariah memulai usahanya, setelah

diperoleh Surat Ijin Usaha dari Bank Indonesia Nomor 12/629/DPbS tertanggal 30

April 2010, dengan terlebih dahulu dilaksanakan cut off dari Divisi/Unit Usaha

Page 100: ANALISIS KINERJA KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40734/1/ZULFIKAR... · ANALISIS KINERJA KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI FINANCIAL DISTRESS

85

Syariah PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk. yang menjadi

cikal bakal bank bjb syariah.

Kemudian, pada tanggal 21 juni 2011, berdasarkan akta No 10

tentang penambahan modal disetor yang dibuat oleh Notaris Popy Kuntari Sutresna

dan telah mendapat pengesahan dari Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia

nomor AHU-AH.01.10-23713 Tahun 2011 tanggal 25 Juli 2011, PT Banten Global

Development menambahkan modal disetor sebesar Rp. 7.000.000.000 (tujuh milyar

rupiah), sehingga saham total seluruhnya menjadi Rp. 507.000.000.000 (lima ratus

tujuh milyar rupiah), dengan komposisi PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat

dan Banten Tbk. sebesar Rp.495.000.000.000 (empat ratus Sembilan puluh lima

milyar rupiah) dan PT Banten Global Development sebesar Rp.12.000.000.000

(dua belas milyar rupiah).

Pada tanggal 31 Juli 2012, berdasarkan akta nomor 27 perihal Pelaksanaan

Putusan RUPS Lainnya Tahun 2012, PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat

dan Banten, Tbk dan PT Banten Global Development menambahkan model disetor

sehingga total modal PT Bank Jabar Banten Syariah menjadi sebesar Rp

609.000.000.000,- (enam ratus sembilan milyar rupiah), dengan komposisi PT

Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten, Tbk sebesar Rp

595.000.000.000,- (lima ratus sembilan puluh lima milyar rupiah) dan PT Banten

Global Development sebesar Rp 14.000.000.000,- (empat belas milyar rupiah).

Akta Pendirian PT. Bank Jabar Banten Syariah terakhir diubah dengan

Berita Acara Rapat Umum Pemegang Saham Lainnya nomor 03 tanggal 19

Februari 2014 yang dibuat dihadapan Notaris Maryanti Tirtowijoyo, S.H., M.kn,

Page 101: ANALISIS KINERJA KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40734/1/ZULFIKAR... · ANALISIS KINERJA KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI FINANCIAL DISTRESS

86

dan disahkan dengan Keputusan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia nomor

AHU-AH-04317.AH.01.10-10438.

Hingga saat ini bank bjb syariah berkedudukan dan berkantor pusat di Kota

Bandung, Jalan Braga No 135, dan telah memiliki 8 (delapan) kantor cabang,

44 (empat puluh empat) kantor cabang pembantu, 54 (empat puluh enam) jaringan

Anjungan Tunai Mandiri (ATM) yang tersebar di daerah Propinsi Jawa Barat,

Banten dan DKI Jakarta dan 49.630 jaringan ATM Bersama. Pada tahun 2013

diharapkan bank bjb semakin memperluas jangkauan pelayanannya yang tersebar

di daerah Propinsi Jawa Barat, Banten dan DKI Jakarta.

5. PT Bank BNI Syariah

Tempaan krisis moneter tahun 1997 membuktikan ketangguhan sistem

perbankan syariah. Prinsip Syariah dengan 3 (tiga) pilarnya yaitu adil, transparan

dan maslahat mampu menjawab kebutuhan masyarakat terhadap sistem perbankan

yang lebih adil. Dengan berlandaskan pada Undang-undang No.10 Tahun 1998,

pada tanggal tanggal 29 April 2000 didirikan Unit Usaha Syariah (UUS) BNI

dengan 5 kantor cabang di Yogyakarta, Malang, Pekalongan, Jepara dan

Banjarmasin. Selanjutnya UUS BNI terus berkembang menjadi 28 Kantor Cabang

dan 31 Kantor Cabang Pembantu.

Disamping itu nasabah juga dapat menikmati layanan syariah di Kantor

Cabang BNI Konvensional (office channelling) dengan lebih kurang 1500 outlet

yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia. Di dalam pelaksanaan operasional

perbankan, BNI Syariah tetap memperhatikan kepatuhan terhadap aspek syariah.

Dengan Dewan Pengawas Syariah (DPS) yang saat ini diketuai oleh KH.Ma’ruf

Page 102: ANALISIS KINERJA KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40734/1/ZULFIKAR... · ANALISIS KINERJA KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI FINANCIAL DISTRESS

87

Amin, semua produk BNI Syariah telah melalui pengujian dari DPS sehingga telah

memenuhi aturan syariah.

Berdasarkan Keputusan Gubernur Bank Indonesia Nomor

12/41/KEP.GBI/2010 tanggal 21 Mei 2010 mengenai pemberian izin usaha kepada

PT Bank BNI Syariah. Dan di dalam Corporate Plan UUS BNI tahun 2003

ditetapkan bahwa status UUS bersifat temporer dan akan dilakukan spin off tahun

2009. Rencana tersebut terlaksana pada tanggal 19 Juni 2010 dengan beroperasinya

BNI Syariah sebagai Bank Umum Syariah (BUS). Realisasi waktu spin off bulan

Juni 2010 tidak terlepas dari faktor eksternal berupa aspek regulasi yang kondusif

yaitu dengan diterbitkannya UU No.19 tahun 2008 tentang Surat Berharga Syariah

Negara (SBSN) dan UU No.21 tahun 2008 tentang Perbankan Syariah. Disamping

itu, komitmen Pemerintah terhadap pengembangan perbankan syariah semakin kuat

dan kesadaran terhadap keunggulan produk perbankan syariah juga semakin

meningkat.

Juni 2014 jumlah cabang BNI Syariah mencapai 65 Kantor Cabang, 161

Kantor Cabang Pembantu, 17 Kantor Kas, 22 Mobil Layanan Gerak dan 20

Payment Point.

6. PT Bank Syariah Mandiri

Kehadiran BSM sejak tahun 1999, sesungguhnya merupakan hikmah

sekaligus berkah pasca krisis ekonomi dan moneter 1997-1998. Sebagaimana

diketahui, krisis ekonomi dan moneter sejak Juli 1997, yang disusul dengan krisis

multi-dimensi termasuk di panggung politik nasional, telah menimbulkan beragam

dampak negatif yang sangat hebat terhadap seluruh sendi kehidupan masyarakat,

Page 103: ANALISIS KINERJA KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40734/1/ZULFIKAR... · ANALISIS KINERJA KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI FINANCIAL DISTRESS

88

tidak terkecuali dunia usaha. Dalam kondisi tersebut, industri perbankan nasional

yang didominasi oleh bank-bank konvensional mengalami krisis luar biasa.

Pemerintah akhirnya mengambil tindakan dengan merestrukturisasi dan

merekapitalisasi sebagian bank-bank di Indonesia.

Salah satu bank konvensional, PT Bank Susila Bakti (BSB) yang dimiliki

oleh Yayasan Kesejahteraan Pegawai (YKP) PT Bank Dagang Negara dan PT

Mahkota Prestasi juga terkena dampak krisis. BSB berusaha keluar dari situasi

tersebut dengan melakukan upaya merger dengan beberapa bank lain serta

mengundang investor asing.

Pada saat bersamaan, pemerintah melakukan penggabungan (merger) empat

bank (Bank Dagang Negara, Bank Bumi Daya, Bank Exim, dan Bapindo) menjadi

satu bank baru bernama PT Bank Mandiri (Persero) pada tanggal 31 Juli 1999.

Kebijakan penggabungan tersebut juga menempatkan dan menetapkan PT Bank

Mandiri (Persero) Tbk. sebagai pemilik mayoritas baru BSB.

Sebagai tindak lanjut dari keputusan merger, Bank Mandiri melakukan

konsolidasi serta membentuk Tim Pengembangan Perbankan Syariah.

Pembentukan tim ini bertujuan untuk mengembangkan layanan perbankan syariah

di kelompok perusahaan Bank Mandiri, sebagai respon atas diberlakukannya UU

No. 10 tahun 1998, yang memberi peluang bank umum untuk melayani transaksi

syariah (dual banking system).

Tim Pengembangan Perbankan Syariah memandang bahwa pemberlakuan

UU tersebut merupakan momentum yang tepat untuk melakukan konversi PT Bank

Susila Bakti dari bank konvensional menjadi bank syariah. Oleh karenanya, Tim

Page 104: ANALISIS KINERJA KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40734/1/ZULFIKAR... · ANALISIS KINERJA KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI FINANCIAL DISTRESS

89

Pengembangan Perbankan Syariah segera mempersiapkan sistem dan

infrastrukturnya, sehingga kegiatan usaha BSB berubah dari bank konvensional

menjadi bank yang beroperasi berdasarkan prinsip syariah dengan nama PT Bank

Syariah Mandiri sebagaimana tercantum dalam Akta Notaris: Sutjipto, SH, No. 23

tanggal 8 September 1999. Perubahan kegiatan usaha BSB menjadi bank umum

syariah dikukuhkan oleh Gubernur Bank Indonesia melalui SK Gubernur BI No.

1/24/ KEP.BI/1999, 25 Oktober 1999. Selanjutnya, melalui Surat Keputusan Deputi

Gubernur Senior Bank Indonesia No. 1/1/KEP.DGS/ 1999, BI menyetujui

perubahan nama menjadi PT Bank Syariah Mandiri. Menyusul pengukuhan dan

pengakuan legal tersebut, PT Bank Syariah Mandiri secara resmi mulai beroperasi

sejak Senin tanggal 25 Rajab 1420 H atau tanggal 1 November 1999.

PT Bank Syariah Mandiri hadir, tampil dan tumbuh sebagai bank yang

mampu memadukan idealisme usaha dengan nilai-nilai rohani, yang melandasi

kegiatan operasionalnya. Harmoni antara idealisme usaha dan nilai-nilai rohani

inilah yang menjadi salah satu keunggulan Bank Syariah Mandiri dalam kiprahnya

di perbankan Indonesia. BSM hadir untuk bersama membangun Indonesia menuju

Indonesia yang lebih baik.

7. PT Bank Mega Syariah

Berawal dari PT Bank Umum Tugu (Bank Tugu). Bank umum yang

didirikan pada 14 Juli 1990 melalui Keputusan Menteri Keuangan RI

No.1046/KMK/013/1990 tersebut, diakuisisi CT Corpora (d/h Para Group) melalui

Mega Corpora (d/h PT Para Global Investindo) dan PT Para Rekan Investama pada

2001. Sejak awal, para pemegang saham memang ingin mengonversi bank umum

Page 105: ANALISIS KINERJA KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40734/1/ZULFIKAR... · ANALISIS KINERJA KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI FINANCIAL DISTRESS

90

konvensional itu menjadi bank umum syariah. Keinginan tersebut terlaksana ketika

Bank Indonesia mengizinkan Bank Tugu dikonversi menjadi bank syariah melalui

Keputusan Deputi Gubernur Bank Indonesia No.6/10/KEP.DpG/2004 menjadi PT

Bank Syariah Mega Indonesia (BSMI) pada 27 Juli 2004, sesuai dengan Keputusan

Deputi Gubernur Bank Indonesia No.6/11/KEP.DpG/2004. Pengonversian tersebut

dicatat dalam sejarah perbankan Indonesia sebagai upaya pertama pengonversian

bank umum konvensional menjadi bank umum syariah.

Pada 25 Agustus 2004, BSMI resmi beroperasi. Hampir tiga tahun

kemudian, pada 7 November 2007, pemegang saham memutuskan perubahan

bentuk logo BSMI ke bentuk logo bank umum konvensional yang menjadi sister

company-nya, yakni PT Bank Mega, Tbk., tetapi berbeda warna. Sejak 2 November

2010 sampai dengan sekarang, melalui Keputusan Gubernur Bank Indonesia

No.12/75/KEP.GBI/DpG/2010, PT. Bank Syariah Mega Indonesia berganti nama

menjadi PT Bank Mega Syariah.

Untuk mewujudkan visi "Tumbuh dan Sejahtera Bersama Bangsa", CT

Corpora sebagai pemegang saham mayoritas memiliki komitmen dan tanggung

jawab penuh untuk menjadikan Bank Mega Syariah sebagai bank umum syariah

terbaik di industri perbankan syariah nasional. Komitmen tersebut dibuktikan

dengan terus memperkuat modal bank. Dengan demikian, Bank Mega Syariah akan

mampu memberikan pelayanan terbaik dalam menghadapi persaingan yang

semakin ketat dan kompetitif di industri perbankan nasional. Misalnya, pada 2010,

sejalan dengan perkembangan bisnis, melalui rapat umum pemegang saham

(RUPS), pemegang saham meningkatkan modal dasar dari Rp400 miliar menjadi

Page 106: ANALISIS KINERJA KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40734/1/ZULFIKAR... · ANALISIS KINERJA KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI FINANCIAL DISTRESS

91

Rp1.2 triliun dan modal disetor bertambah dari Rp150.060 miliar menjadi

Rp318.864 miliar. Saat ini, modal disetor telah mencapai Rp787.204 miliar.

Di sisi lain, pemegang saham bersama seluruh jajaran manajemen Bank

Mega Syariah senantiasa bekerja keras, memegang teguh prinsip kehati-hatian,

serta menjunjung tinggi asas keterbukaan dan profesionalisme dalam melakukan

kegiatan usahanya. Beragam produk juga terus dikembangkan sesuai dengan

kebutuhan masyarakat serta didukung infrastrukur layanan perbankan yang

semakin lengkap dan luas, termasuk dukungan sejumlah kantor cabang di seluruh

Indonesia.

Untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat sekaligus

mengukuhkan semboyan "Untuk Kita Semua", pada 2008, Bank Mega Syariah

mulai memasuki pasar perbankan mikro dan gadai. Strategi tersebut ditempuh

karena ingin berperan lebih besar dalam peningkatan perekonomian umat yang

mayoritas memang berbisnis di sektor usaha mikro dan kecil.

Sejak 16 Oktober 2008, Bank Mega Syariah telah menjadi bank devisa.

Dengan status tersebut, bank ini dapat melakukan transaksi devisa dan terlibat

dalam perdagangan internasional. Artinya, status itu juga telah memperluas

jangkauan bisnis bank ini, sehingga tidak hanya menjangkau ranah domestik, tetapi

juga ranah internasional. Strategi peluasan pasar dan status bank devisa itu akhirnya

semakin memantapkan posisi Bank Mega Syariah sebagai salah satu bank umum

syariah terbaik di Indonesia.

Selain itu, pada 8 April 2009, Bank Mega Syariah memperoleh izin dari

Departemen Agama Republik Indonesia (Depag RI) sebagai bank penerima setoran

Page 107: ANALISIS KINERJA KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40734/1/ZULFIKAR... · ANALISIS KINERJA KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI FINANCIAL DISTRESS

92

biaya penyelenggaraan ibadah haji (BPS BPIH). Dengan demikian, bank ini

menjadi bank umum kedelapan sebagai BPS BPIH yang tersambung secara online

dengan Sistem Komputerisasi Haji Terpadu (Siskohat) Depag RI. Izin itu tentu

menjadi landasan baru bagi Bank Mega Syariah untuk semakin melengkapi

kebutuhan perbankan syariah umat Indonesia.

8. PT Bank Panin Dubai Syariah Tbk

Panin Dubai Syariah Bank didirikan berdasarkan Akta Perseroan Terbatas

No. 12 tanggal 8 Januari 1972, yang dibuat oleh Moeslim Dalidd, Notaris di Malang

dengan nama PT Bank Pasar Bersaudara Djaja. Panin Dubai Syariah Bank telah

beberapa kali melakukan perubahan nama, berturut-turut menjadi PT Bank

Bersaudara Djaja, berdasarkan Akta Berita Acara Rapat No. 25 tanggal 8 Januari

1990, yang dibuat oleh Indrawati Setiabudhi, S.H., Notaris di Malang. Kemudian

menjadi PT Bank Harfa berdasarkan Akta Berita Acara No. 27 tanggal 27 Maret

1997 yang dibuat oleh Alfian Yahya, S.H., Notaris di Surabaya. Kemudian menjadi

PT Bank Panin Syariah sehubungan bank perubahan kegiatan usaha dari semula

menjalankan kegiatan usaha perbankan konvensional menjadi kegiatan usaha

perbankan syariah dengan prinsip bagi hasil berdasarkan syariat Islam, berdasarkan

Akta Berita Acara RUPS Luar Biasa No. 1 tanggal 3 Agustus 2009, yang dibuat

oleh Drs. Bambang Tedjo Anggono Budi, S,H., M.Kn., pengganti dari Sutjipto,

S.H., Notaris di Jakarta.

Selanjutnya, nama Panin Dubai Syariah Bank diubah kembali menjadi PT

Bank Panin Syariah Tbk, sehubungan dengan perubahan status Panin Dubai Syariah

Bank dari semula perseroan tertutup menjadi perseroan terbuka, berdasarkan Akta

Page 108: ANALISIS KINERJA KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40734/1/ZULFIKAR... · ANALISIS KINERJA KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI FINANCIAL DISTRESS

93

Berita Acara RUPS Luar Biasa No. 71 tanggal 19 Juni 2013 yang dibuat oleh

Fathiah Helmi, S.H., Notaris di Jakarta. Pada 2016, nama Panin Dubai Syariah

Bank berubah menjadi PT Bank Panin Dubai Syariah Tbk sehubungan dengan

masuknya Dubai Islamic Bank PJSC sebagai salah satu Pemegang Saham

Pengendali bank, berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan RUPS Luar Biasa No.

54 tanggal 19 April 2016, yang dibuat oleh Fathiah Helmi, Notaris di Jakarta, yang

berlaku efektif sejak 11 Mei 2016 sesuai Surat Keputusan Menteri Hukum dan Hak

Asasi Manusia RI No.AHU 0008935.AH.01.02.TAHUN 2016 tanggal 11 Mei

2016. Penetapan penggunaan izin usaha dengan nama baru PT Bank Panin Dubai

Syariah Tbk telah diterima dari Otoritas Jasa Keuangan (“OJK”), sesuai salinan

Keputusan Dewan Komisioner OJK No. Kep- 29/D.03/2016 tanggal 26 Juli 2016.

Sejak mengawali keberadaan di industri perbankan syariah di Indonesia,

Panin Dubai Syariah Bank secara konsisten menunjukkan kinerja dan pertumbuhan

usaha yang baik. Panin Dubai Syariah Bank berhasil mengembangkan aset dengan

pesat berkat kepercayaan nasabah yang menggunakan berbagai produk pembiayaan

dan menyimpan dananya.

Dukungan penuh dari perusahaan induk PT Bank Panin Tbk (“PaninBank”)

sebagai salah satu bank swasta terbesar di antara 10 (sepuluh) bank swasta terbesar

lainnya di Indonesia, serta Dubai Islamic Bank PJSC yang merupakan salah satu

bank Islam terbesar di dunia, telah membantu tumbuh kembang Panin Dubai

Syariah Bank. Panin Dubai Syariah Bank terus berkomitmen untuk membangun

kepercayaan nasabah dan masyarakat melalui pelayanan dan penawaran produk

yang sesuai dengan prinsip-prinsip syariah serta memenuhi kebutuhan nasabah.

Page 109: ANALISIS KINERJA KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40734/1/ZULFIKAR... · ANALISIS KINERJA KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI FINANCIAL DISTRESS

94

9. PT Bank Syriah Bukopin

PT Bank Syariah Bukopin (selanjutnya disebut Perseroan) sebagai bank

yang beroperasi dengan prinsip syariah yang bermula masuknya konsorsium PT

Bank Bukopin, Tbk diakuisisinya PT Bank Persyarikatan Indonesia (sebuah bank

konvensional) oleh PT Bank Bukopin, Tbk., proses akuisisi tersebut berlangsung

secara bertahap sejak 2005 hingga 2008, dimana PT Bank Persyarikatan Indonesia

yang sebelumnya bernama PT Bank Swansarindo Internasional didirikan di

Samarinda, Kalimantan Timur berdasarkan Akta Nomor 102 tanggal 29 Juli 1990

merupakan bank umum yang memperolah Surat Keputusan Menteri Keuangan

nomor 1.659/ KMK.013/1990 tanggal 31 Desember 1990 tentang Pemberian Izin

Peleburan Usaha 2 (dua) Bank Pasar dan Peningkatan Status Menjadi Bank Umum

dengan nama PT Bank Swansarindo Internasional yang memperoleh kegiatan

operasi berdasarkan surat Bank Indonesia (BI) nomor 24/1/UPBD/PBD2/Smr

tanggal 1 Mei 1991 tentang Pemberian Izin Usaha Bank Umum dan Pemindahan

Kantor Bank.

Pada tahun 2001 sampai akhir 2002 proses akuisisi oleh Organisasi

Muhammadiyah dan sekaligus perubahan nama PT Bank Swansarindo

Internasional menjadi PT Bank Persyarikatan Indonesia yang memperoleh

persetujuan dari (BI) nomor 5/4/KEP. DGS/2003 tanggal 24 Januari 2003 yang

dituangkan ke dalam akta nomor 109 Tanggal 31 Januari 2003. Dalam

perkembangannya kemudian PT Bank Persyarikatan Indonesia melalui tambahan

modal dan asistensi oleh PT Bank Bukopin, Tbk., maka pada tahun 2008 setelah

memperolah izin kegiatan usaha bank umum yang beroperasi berdasarkan prinsip

Page 110: ANALISIS KINERJA KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40734/1/ZULFIKAR... · ANALISIS KINERJA KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI FINANCIAL DISTRESS

95

syariah melalui Surat Keputusan Gubernur Bank Indonesia nomor

10/69/KEP.GBI/DpG/2008 tanggal 27 Oktober 2008 tentang Pemberian Izin

Perubahan Kegiatan Usaha Bank Konvensional Menjadi Bank Syariah, dan

Perubahan Nama PT Bank Persyarikatan Indonesia Menjadi PT Bank Syariah

Bukopin dimana secara resmi mulai efektif beroperasi tanggal 9 Desember 2008,

kegiatan operasional Perseroan secara resmi dibuka oleh Bapak M. Jusuf Kalla,

Wakil Presiden Republik Indonesia periode 2004 -2009. Sampai dengan akhir

Desember 2014 Perseroan memiliki jaringan kantor yaitu 1 (satu) Kantor Pusat dan

Operasional, 11 (sebelas) Kantor Cabang, 7 (tujuh) Kantor Cabang Pembantu, 4

(empat) Kantor Kas, 1 (satu) unit mobil kas keliling, dan 76 (tujuh puluh enam)

Kantor Layanan Syariah, serta 27 (dua puluh tujuh) mesin ATM BSB dengan

jaringan Prima dan ATM Bank Bukopin.

10. PT Bank BCA Syariah

Perkembangan perbankan syariah yang tumbuh cukup pesat dalam beberapa

tahun terakhir menunjukkan minat masyarakat mengenai ekonomi syariah semakin

bertambah. Untuk memenuhi kebutuhan nasabah akan layanan syariah, maka

berdasarkan akta Akuisisi No. 72 tanggal 12 Juni 2009 yang dibuat dihadapan

Notaris Dr. Irawan Soerodjo, S.H., Msi, .PT.Bank Central Asia, Tbk (BCA)

mengakuisisi PT Bank Utama Internasional Bank (Bank UIB) yang nantinya

menjadi PT. Bank BCA Syariah.

Selanjutnya berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan di Luar Rapat

Perseroan Terbatas PT Bank UIB No. 49 yang dibuat dihadapan Notaris Pudji

Rezeki Irawati, S.H., tanggal 16 Desember 2009, tentang perubahan kegiatan usaha

Page 111: ANALISIS KINERJA KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40734/1/ZULFIKAR... · ANALISIS KINERJA KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI FINANCIAL DISTRESS

96

dan perubahan nama dari PT Bank UIB menjadi PT Bank BCA Syariah. Akta

perubahan tersebut telah disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia

dalam Surat Keputusannya No. AHU-01929. AH.01.02 tanggal 14 Januari 2010.

Pada tanggal yang sama telah dilakukan penjualan 1 lembar saham ke BCA

Finance, sehingga kepemilikan saham sebesar 99.9997% dimiliki oleh PT Bank

Central Asia Tbk, dan 0.0003% dimiliki oleh PT BCA Finance.

Perubahan kegiatan usaha Bank dari bank konvensional menjadi bank

umum syariah dikukuhkan oleh Gubernur Bank Indonesia melalui Keputusan

Gubernur BI No. 12/13/KEP.GBI/DpG/2010 tanggal 2 Maret 2010. Dengan

memperoleh izin tersebut, pada tanggal 5 April 2010, BCA Syariah resmi

beroperasi sebagai bank umum syariah.

B. Analisis dan Pembahasan

1. Analisis Deskriptif

Data yang sudah dikumpulkan dan dihitung selanjutnya akan diolah dan

dianalisis dengan menggunakan statistik deskriptif oleh peneliti. Pengujian statistik

deskriptif ini menggunakan alat bantu software SPSS versi 23 untuk memudahkan

peneliti mendapatkan data dalam menjelaskan variabel-variabel yang digunakan.

Statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu data yang dilihat dari

nilai rata-rata (mean), standar deviasi, varian, maksimum, minimum, sum, range,

kurtosis dan skewness (kemencengan distribusi) (Ghozali, 2016:19).

Berikut ini adalah hasil dari pengujian statistik deskriptif:

Page 112: ANALISIS KINERJA KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40734/1/ZULFIKAR... · ANALISIS KINERJA KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI FINANCIAL DISTRESS

97

Tabel 4.1 Hasil Pengujian Statistik Deskriptif Non Performing Financing

Bank Umum Syariah Periode 2010-2016

Sumber: Hasil olah data

Berdasarkan hasil tabel 4.1 diatas, nilai N menunjukkan banyaknya jumlah

data yang digunakan dalam penelitian, yaitu sebanyak 70 data yang merupakan

jumlah sampel selama periode penelitian dari tahun 2010 sampai dengan 2016.

Untuk variabel non performing financing memiliki nilai minimum sebesar 0,00,

nilai maksimum 17,91, nilai rata–rata sebesar 3,3866 dan standart deviasi sebesar

2,68832.

Nilai mean dari nilai non performing financing bank umum syariah periode

2010-2016 sebesar 3,3866, hal ini membuktikan bahwa bank umum syariah periode

2010-2016 dalam keadaan baik dilihat dari nilai mean non performing financing.

Nilai tertinggi sebesar 17,91 dimiliki oleh Bank Jabar Banten Syariah tahun 2016.

Dan nilai terendah 0 dimiliki oleh Bank Panin Dubai Syariah tahun 2010.

Tabel 4.2 Hasil Pengujian Statistik Deskriptif Good Corporate Governance

Bank Umum Syariah Periode 2010-2016

Sumber: Hasil olah data

Berdasarkan hasil tabel 4.2 diatas, nilai N menunjukkan banyaknya jumlah

data yang digunakan dalam penelitian, yaitu sebanyak 70 data yang merupakan

jumlah sampel selama periode penelitian dari tahun 2010 sampai dengan 2016.

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

NPF 70 ,00 17,91 3,3866 2,68832

Valid N (listwise) 70

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

GCG 70 1,00 3,00 1,7629 ,42395

Valid N (listwise) 70

Page 113: ANALISIS KINERJA KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40734/1/ZULFIKAR... · ANALISIS KINERJA KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI FINANCIAL DISTRESS

98

Untuk variabel good corporate governance memiliki nilai minimum sebesar 1,00,

nilai maksimum 3,00, nilai rata–rata sebesar 1,7629 dan standart deviasi sebesar

0,42395.

Nilai mean dari nilai good corporate governance bank umum syariah

periode 2010-2016 sebesar 1,7629, hal ini membuktikan bahwa bank umum syariah

periode 2010-2016 dalam keadaan baik dilihat dari nilai mean good corporate

governance. Nilai tertinggi sebesar 3 dimiliki oleh Bank Muamalat Indonesia dan

Bank Victoria Syariah tahun 2015. Dan nilai terendah 1 dimiliki oleh Bank BCA

Syariah ditahun 2014, 2015, dan 2016, serta Bank Syariah Mandiri tahun 2016.

Tabel 4.3 Hasil Pengujian Statistik Deskriptif Return on Assets Bank Umum

Syariah Periode 2010-2016

Sumber: Hasil olah data

Berdasarkan hasil tabel 4.3 diatas, nilai N menunjukkan banyaknya jumlah

data yang digunakan dalam penelitian, yaitu sebanyak 70 data yang merupakan

jumlah sampel selama periode penelitian dari tahun 2010 sampai dengan 2016.

Untuk variabel return on assets memiliki nilai minimum sebesar -8,09, nilai

maksimum 6,93, nilai rata–rata sebesar 0,8560 dan standart deviasi sebesar

1,67660.

Nilai mean dari nilai return on assets bank umum syariah periode 2010-

2016 sebesar 0,8560, hal ini membuktikan bahwa bank umum syariah periode

2010-2016 dalam keadaan cukup baik dilihat dari nilai mean return on assets. Nilai

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

ROA 70 -8,09 6,93 ,8560 1,67660

Valid N (listwise) 70

Page 114: ANALISIS KINERJA KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40734/1/ZULFIKAR... · ANALISIS KINERJA KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI FINANCIAL DISTRESS

99

tertinggi sebesar 6,93 dimiliki oleh Bank Victoria Syariah tahun 2011. Dan nilai

terendah -8,09 dimiliki oleh Bank Jabar Banten Syariah tahun 2016.

Tabel 4.4 Hasil Pengujian Statistik Deskriptif Capital Adequacy Ratio Bank

Umum Syariah Periode 2010-2016

Sumber: Hasil olah data

Berdasarkan hasil tabel 4.4 diatas, nilai N menunjukkan banyaknya jumlah

data yang digunakan dalam penelitian, yaitu sebanyak 70 data yang merupakan

jumlah sampel selama periode penelitian dari tahun 2010 sampai dengan 2016.

Untuk variabel capital adequacy ratio memiliki nilai minimum sebesar 10,60, nilai

maksimum 195,14, nilai rata–rata sebesar 23,2829 dan standart deviasi sebesar

24,14978.

Nilai mean dari nilai capital adequacy ratio bank umum syariah periode

2010-2016 sebesar 23,2829, hal ini membuktikan bahwa bank umum syariah

periode 2010-2016 dalam keadaan sangat baik dilihat dari nilai mean capital

adequacy ratio. Nilai tertinggi sebesar 195,14 dimiliki oleh Bank Muamalat

Indonesia dan Bank Victoria Syariah tahun 2010. Dan nilai terendah 10,60 dimiliki

oleh Bank Syariah Mandiri ditahun 2010.

Tabel 4.5 Hasil Pengujian Statistik Deskriptif Working Capital to Total Assets

Bank Umum Syariah Periode 2010-2016

Sumber: Hasil olah data

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

CAR 70 10,60 195,14 23,2829 24,14978

Valid N (listwise) 70

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

WCTA 70 -,49 5,75 ,9982 1,28039

Valid N (listwise) 70

Page 115: ANALISIS KINERJA KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40734/1/ZULFIKAR... · ANALISIS KINERJA KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI FINANCIAL DISTRESS

100

Berdasarkan hasil tabel 4.5 diatas, nilai N menunjukkan banyaknya jumlah

data yang digunakan dalam penelitian, yaitu sebanyak 70 data yang merupakan

jumlah sampel selama periode penelitian dari tahun 2010 sampai dengan 2016.

Untuk variabel working capital to total assets memiliki nilai minimum sebesar -

0,49, nilai maksimum 5,75, nilai rata–rata sebesar 0,9982 dan standart deviasi

sebesar 1,28039.

Nilai mean dari nilai working capital to total assets bank umum syariah

periode 2010-2016 sebesar 0,9982, hal ini membuktikan bahwa bank umum syariah

periode 2010-2016 dalam keadaan cukup baik karena nilainya positif dilihat dari

nilai mean working capital to total assets. Nilai tertinggi sebesar 5,75 dimiliki oleh

Bank Victoria Syariah tahun 2011. Dan nilai terendah -0,49 dimiliki oleh Bank BRI

Syariah tahun 2013.

Tabel 4.6 Hasil Pengujian Statistik Deskriptif Retained Earnings to Total

Assets Bank Umum Syariah Periode 2010–2016

Sumber: Hasil olah data

Berdasarkan hasil tabel 4.6 diatas, nilai N menunjukkan banyaknya jumlah

data yang digunakan dalam penelitian, yaitu sebanyak 70 data yang merupakan

jumlah sampel selama periode penelitian dari tahun 2010 sampai dengan 2016.

Untuk variabel retained earnings to total assets memiliki nilai minimum sebesar -

0,31, nilai maksimum 0,17, nilai rata–rata sebesar 0,0340 dan standart deviasi

sebesar 0,08712.

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

RETA 70 -,31 ,17 ,0340 ,08712

Valid N (listwise) 70

Page 116: ANALISIS KINERJA KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40734/1/ZULFIKAR... · ANALISIS KINERJA KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI FINANCIAL DISTRESS

101

Nilai mean dari nilai retained earnings to total assets bank umum syariah

periode 2010-2016 sebesar 0,0340, hal ini membuktikan bahwa bank umum syariah

periode 2010-2016 dalam keadaan cukup baik karena nilainya positif dilihat dari

nilai mean retained earnings to total assets. Nilai tertinggi sebesar 0,17 dimiliki

oleh Bank Victoria Syariah tahun 2011. Dan nilai terendah -0,31 dimiliki oleh Bank

Syariah Bukopin tahun 2010.

Tabel 4.7 Hasil Pengujian Statistik Deskriptif Earnings Before Tax to Total

Assets Bank Umum Syariah Periode 2010-2016

Sumber: Hasil olah data

Berdasarkan hasil tabel 4.7 diatas, nilai N menunjukkan banyaknya jumlah

data yang digunakan dalam penelitian, yaitu sebanyak 70 data yang merupakan

jumlah sampel selama periode penelitian dari tahun 2010 sampai dengan 2016.

Untuk variabel earnings before tax to total assets memiliki nilai minimum sebesar

-0,49, nilai maksimum 0,28, nilai rata–rata sebesar 0,0446 dan standart deviasi

sebesar 0,09362.

Nilai mean dari nilai earnings before tax to total assets bank umum syariah

periode 2010-2016 sebesar 0,0446, hal ini membuktikan bahwa bank umum syariah

periode 2010-2016 dalam keadaan cukup baik karena nilainya positif dilihat dari

nilai mean earnings before tax to total assets. Nilai tertinggi sebesar 0,28 dimiliki

oleh Bank Victoria Syariah tahun 2011. Dan nilai terendah -0,49 dimiliki oleh Bank

Jabar Banten Syariah tahun 2016.

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

EBITA 70 -,49 ,28 ,0446 ,09362 Valid N (listwise) 70

Page 117: ANALISIS KINERJA KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40734/1/ZULFIKAR... · ANALISIS KINERJA KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI FINANCIAL DISTRESS

102

Tabel 4.8 Hasil Pengujian Statistik Deskriptif Book Value of Equity to Total

Debt Bank Umum Syariah Periode 2010-2016

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

BVTD 70 ,01 1,37 ,1362 ,20388

Valid N (listwise) 70

Sumber: Hasil olah data

Berdasarkan hasil tabel 4.8 diatas, nilai N menunjukkan banyaknya jumlah

data yang digunakan dalam penelitian, yaitu sebanyak 70 data yang merupakan

jumlah sampel selama periode penelitian dari tahun 2010 sampai dengan 2016.

Untuk variabel book value of equity to total debt memiliki nilai minimum sebesar

0,01, nilai maksimum 1,37, nilai rata–rata sebesar 0,1362 dan standart deviasi

sebesar 0,20388.

Nilai mean dari nilai book value of equity to total debt bank umum syariah

periode 2010-2016 sebesar 0,1362, hal ini membuktikan bahwa bank umum syariah

periode 2010-2016 dalam keadaan baik karena nilainya positif dilihat dari nilai

mean book value of equity to total debt. Nilai tertinggi sebesar 1,37 dimiliki oleh

Bank Panin Dubai Syariah tahun 2010. Dan nilai terendah 0,01 dimiliki oleh Bank

Victoria Syariah tahun 2016.

2. Penilaian Tingkat Kesehatan dengan Variabel Rasio RGEC

Penilaian tingkat kesehatan pada bank umum syariah penting untuk

dilakukan. Penting karena dari penilaian tingkat kesehatana bank maka akan

diketahui bagaimana hasil dari kinerja bank umum syariah tersebut dalam kegiatan

usahanya. Metode yang digunakan dalam menilai tingkat kesehatan bank umum

syariah adalah dengan menilai variabel rasio RGEC. Yang mana risk profile akan

Page 118: ANALISIS KINERJA KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40734/1/ZULFIKAR... · ANALISIS KINERJA KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI FINANCIAL DISTRESS

103

diwakili non performing financing, lalu ada penilaian good corporate governance,

earnings diwakili return on assets dan capital diwakili capital adequacy ratio.

2.1 Penilaian NPF

Dalam penilaian terhadap risk profile peneliti menggunakan rasio NPF

(Non Performing Financing) untuk mengukur tingkat permasalahan pembiayaan

yang dihadapi oleh bank, semakin tinggi rasio ini menunjukan kualitas bank

syariah semakin buruk.

Berikut hasil penilaian NPF bank umum syariah periode 2010-2016:

Tabel 4.9 Nilai NPF Bank Umum Syariah periode 2010-2016

Sumber: Hasil olah data

Data yang disajikan dari tabel diatas dapat dilihat rasio NPF tertinggi pada

tahun 2010 terjadi pada Bank Muamalat Indonesia yakni sebesar 4,32%. artinya

dari seluruh pembiayaan yang disalurkan pada Bank Muamalat Indonesia 4,32%

pembiayaannya bermasalah. Lalu selanjutnya NPF terendah jatuh pada Bank

Vctoria Syariah dan juga Bank Panin Dubai Syariah, hal ini disebabkan Karena

kedua bank tersebut masih baru terbentuk sehingga penyaluran pembiayaan yang

Nama Bank Tahun (%)

2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016

Bank Muamalat Indonesia 4,32 2,6 2,09 1,35 6,55 7,11 3,83

Bank Victoria Syariah 0,95 2,43 3,19 3,71 7,1 9,8 7,31

Bank BRI Syariah 3,19 2,77 3 4,06 4,6 4,86 4,57

Bank Jabar Banten Syariah 1,8 1,36 3,97 1,86 5,84 6,93 17,91

Bank BNI Syariah 3,59 3,62 2,02 1,86 1,86 2,53 2,94

Bank Syariah Mandiri 3,52 2,42 2,82 4,32 6,84 6,06 4,92

Bank Mega Syariah 3,52 3,03 2,67 2,98 3,89 4,26 3,3

Bank Panin Dubai Syariah 0 0,88 0,2 1,02 0,53 2,63 2,26

Bank Syariah Bukopin 3,8 1,74 4,57 4,27 4,07 2,99 3,17

Bank BCA Syariah 1,2 0,2 0,1 0,1 0,1 0,7 0,5

Page 119: ANALISIS KINERJA KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40734/1/ZULFIKAR... · ANALISIS KINERJA KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI FINANCIAL DISTRESS

104

dilakukan belum terlalu banyak. Sehingga jumlah pembiayaan bermasalah pada

bank tersebut ditahun 2010 belum ada.

Dari tahun 2011 sampai tahun 2013 nilai NPF pada bank umum syariah

cenderung naik turun. Pada tahun 2011 nilai NPF tertinggi dimiliki oleh Bank BNI

Syariah dengan nilai NPF 3,62% hal ini merupakan peningkatan pada jumlah

pembiayaan bermasalah pada Bank BNI Syariah yang mana pada tahun sebelumnya

nilai NPF Bank BNI Syariah sebesar 3,59%. selanjutnya nilai terendah pada tahun

2011 dimiliki Bank BCA Syariah sebesar 0,2%. Tahun 2012 nilai NPF tertinggi

dimiliki oleh Bank Syariah Bukopin sebesar 4,57% dan terendah dimiliki oleh Bank

BCA Syariah sebesar 0,1%. selanjutnya ditahun 2013 nilai NPF tertinggi dimiliki

oleh Bank Syariah Mandiri dengan nilai NPF 4,32% dan nilai NPF terendah

dimiliki oleh Bank BCA Syariah dengan nilai NPF 0,1%.

Ditahun 2014 dan 2015 terjadi peningkatan nilai NPF, yang mana nilai NPF

tertinggi ditahun 2014 dimiliki oleh Bank Syariah Mandiri dengan nilai 6,84% dan

nilai NPF terendah kembali dimiliki oleh Bank BCA Syariah sebesar 0,1%. Tahun

2015 nilai NPF tertinggi dimiliki oleh Bank Victoria Syariah dengan nilai 9,8% dan

nilai terendah dimiliki oleh Bank BCA Syariah dengan nilai 0,7%. ditahun 2016

sebenarnya pergerakan dari nilai NPF mulai stabil namun hal yang terjadi pada

Bank Jabar Banten Syariah adalah peningkatan nilai NPF yang sangata drastis

mencapai 17,91%, nilai tersebut menjadi nilai NPF tertinggi ditahun 2016.

Sedangka nilai terendah dimiliki Bank BCA Syariah dengan nilai NPF 0,5%.

Page 120: ANALISIS KINERJA KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40734/1/ZULFIKAR... · ANALISIS KINERJA KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI FINANCIAL DISTRESS

105

Dalam grafik perkembangan pertumbuhan non performing financing

banyak terjadi penurunan nilai pertumbuhan NPF dan juga kenaikan nilai

pertumbuhan NPF. Berikut grafik tersebut:

Gambar 4.1 Grafik Pertumbuhan NPF Bank Umum Syariah Periode 2010-

2016

Selanjutnya diketahui pertumbuhan nilai NPF bank umum syariah periode

2010 hingga 2016. Tahun 2011 kenaikan nilai pertumbuhan NPF tertinggi dialami

oleh Bank Panin Dubai Syariah, dan penurunan terendah nilai NPF dialami oleh

Bank Syariah Bukopin. Tahun 2012 kenaikan nilai pertumbuhan NPF tertinggi

dialami oleh Bank Jabar Banten Syariah, dan penurunan terendah nilai NPF dialami

oleh Bank Panin Dubai Syariah. Tahun 2013 kenaikan nilai pertumbuhan NPF

tertinggi dialami oleh Bank Panin Dubai Syariah, dan penurunan terendah nilai NPF

dialami oleh Bank Jabar Banten Syariah. Tahun 2014 kenaikan nilai pertumbuhan

Page 121: ANALISIS KINERJA KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40734/1/ZULFIKAR... · ANALISIS KINERJA KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI FINANCIAL DISTRESS

106

NPF tertinggi dialami oleh Bank Muamalat Indonesia, dan penurunan terendah nilai

NPF dialami oleh Bank Panin Dubai Syariah. Tahun 2015 kenaikan nilai

pertumbuhan NPF tertinggi dialami oleh Bank BCA Syariah, dan penurunan

terendah nilai NPF dialami oleh Bank Syariah Bukopin. Tahun 2016 kenaikan nilai

pertumbuhan NPF tertinggi dialami oleh Bank Jabar Banten Syariah, dan

penurunan terendah nilai NPF dialami oleh Bank Muamalat Indonesia.

Berikut ini keterangan penilaian NPF bank umum syariah periode 2010-

2016:

Tabel 4.10 Keterangan Penilaian NPF Bank Umum Syariah Periode 2010-

2016

Sumber: Hasil olah data

Kode

Bank

Tahun

2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016

BMI

Baik Baik Baik

Sangat

Baik

Cukup

Baik

Cukup

Baik Baik

BVS Sangat

Baik Baik Baik Baik

Cukup

Baik

Kurang

Baik

Cukup

Baik

BRIS Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik

BJBS Sangat

Baik

Sangat

Baik Baik

Sangat

Baik

Cukup

Baik

Cukup

Baik Buruk

BNIS

Baik Baik Baik

Sangat

Baik

Sangat

Baik Baik Baik

BSM

Baik Baik Baik Baik

Cukup

Baik

Cukup

Baik Baik

BMS Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik

BPS Sangat

Baik

Sangat

Baik

Sangat

Baik

Sangat

Baik

Sangat

Baik Baik Baik

BSB

Baik

Sangat

Baik Baik Baik Baik Baik Baik

BCAS Sangat

Baik

Sangat

Baik

Sangat

Baik

Sangat

Baik

Sangat

Baik

Sangat

Baik

Sangat

Baik

Page 122: ANALISIS KINERJA KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40734/1/ZULFIKAR... · ANALISIS KINERJA KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI FINANCIAL DISTRESS

107

Semakin rendah nilai NPF memberikan indikasi bank umum syariah

semakin baik dalam meminimalkan rasio gagal bayar dan berakibat pula

meningkatkan laba bank tersebut. Dari tabel keterangan penilaian diatas kita dapat

simpulkan bahwa rata-rata nilai NPF yang dimiliki bank umum syariah yang diteliti

dari tahun 2010 sampai tahun 2016 adalah Baik, meskipun pada tahun 2016 Bank

Jabar Banten Syariah memiliki nilai NPF yang buruk.

2.2 Penilaian GCG

Pada penilaian good corporate governance, periode penilaian, fungsi yang

memastikan atas pelaksanaan tata kelola yang baik (good corporate governance)

telah dijalankan melalui pemantauan dan evaluasi komitmen dan/atau pelaksanaan

kode etik manajemen oleh seluruh pihak (dewan direksi, pejabat eksekutif maupun

karyawan). Faktor ini akan dinilai berdasrkan nilai komposit dari self assessment

yang dilakukan oleh bank umum syariah masing-masing. Berikut hasil dari

penilaian GCG bank umum syariah periode 2010–2016:

Tabel 4.11 Nilai GCG Bank Umum Syariah Periode 2010-2016

Sumber: Hasil olah data

Nama Bank Tahun

2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016

Bank Muamalat Indonesia 1,4 1,3 1,7 1,15 2,5 3 2

Bank Victoria Syariah 1,75 1,69 2,07 1,66 1,93 3 1,97

Bank BRI Syariah 1,61 1,55 1,38 1,35 1,74 2 2

Bank Jabar Banten Syariah 1,5 1,6 2,53 1,78 2 2,5 2,54

Bank BNI Syariah 1,625 1,3 1,315 1,3 2,12 2 2

Bank Syariah Mandiri 1,35 2,35 1,675 1,85 2,12 2 1

Bank Mega Syariah 1,875 1,825 1,6 1,869 2 1,54 1,64

Bank Panin Dubai Syariah 2,2 1,95 1,35 1,35 1,45 2 2

Bank Syariah Bukopin 1,6 1,6 1,5 1,5 2 1,5 1,5

Bank BCA Syariah 2,1 1,9 1,8 1,55 1 1 1

Page 123: ANALISIS KINERJA KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40734/1/ZULFIKAR... · ANALISIS KINERJA KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI FINANCIAL DISTRESS

108

Data yang disajikan dari tabel diatas dapat dilihat nilai GCG tertinggi pada

tahun 2010 terjadi pada Bank Panin Dubai Syariah yakni sebesar 2,2. Lalu

selanjutnya nilai GCG terendah jatuh pada Bank Syariah Mandiri dengan nilai

komposit 1,35. Pada tahun 2011 nilai indeks komposit tertinggi dimiliki oleh Bank

Syariah Mandiri dengan nilai 2,35, dan nilai indeks komposit terendah dimiliki

oleh Bank BNI Syariah dan Bank Muamalat Indonesia dengan nilai 1,3. Tahun

2012 nilai indeks komposit tertinggi dimiliki oleh Bank Jabar Banten Syariah

dengan nilai indeks komposit 2,53 dan nilai indeks komposit terendah dimiliki

Bank BNI Syariah dengan nilai indeks komposit 1,315. Selanjutnya pada tahun

2013 nilai indeks komposit tertinggi dimiliki oleh Bank Mega Syariah dengan nilai

indeks komposit 1,869 dan nilai indeks komposit terendah dimiliki Bank

Muamalat Indonesia dengan nilai 1,15. Tahun 2014 nilai indeks komposit tertinggi

dimiliki oleh Bank Muamalat Indonesia dengan nilai 2,5 dan nilai terendah

dimiliki Bank BCA Syariah dengan nilai 1. Tahun 2015 Bank Muamalat Indonesia

dan Bank Victoria Syariah memiliki nilai Indeks komposit tertinggi dengan nilai 3

dan nilai terendah ditahun 2015 dimiliki oleh Bank BCA Syariah dengan nilai

indeks 1. Tahun 2016 bank yang memiliki nilai indeks komposit GCG tertinggi

dimiliki oleh Bank Jabar Banten Syariah dengan nilai indeks komposit 2,54.

Sedangkan nilai indeks komposit terendah dimiliki Bank BCA Syariah dan Bank

Syariah Mandiri.

Nilai indeks komposit yang didapat menerangkan bahwa semakin kecil

nilai indeks komposit maka semakin bagus atau baik suatu perusahaan dalam

mengatur tata kelola perusahaannya. Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa

Page 124: ANALISIS KINERJA KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40734/1/ZULFIKAR... · ANALISIS KINERJA KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI FINANCIAL DISTRESS

109

rata-rata nilai GCG tahun 2010 hingga tahun 2016 adalah baik artinya kelemahan

dalam penerapan GCG secara umum tidak terlalu berpengaruh pada kegiatan usaha

bank umum syariah dan kelemahan tersebut dapat diselesaikan dengan tindakan

normal oleh manajemen bank. Berikut tabel keterangan penilaian GCG:

Tabel 4.12 Keterangan Penilaian GCG Bank Umum Syariah Periode 2010-

2016

Sumber: Hasil olah data

Selanjutnya dalam grafik perkembangan pertumbuhan good corporate

governance banyak terjadi penurunan nilai pertumbuhan GCG dan juga kenaikan

nilai pertumbuhan GCG. Berikut grafik tersebut:

Kode

Bank

Tahun

2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016

BMI Sangat

Baik

Sangat

Baik Baik

Sangat

Baik

Cukup

Baik

Cukup

Baik Baik

BVS

Baik Baik Baik Baik Baik

Cukup

Baik Baik

BRIS

Baik Baik

Sangat

Baik

Sangat

Baik Baik Baik Baik

BJBS

Baik Baik

Cukup

Baik Baik Baik

Cukup

Baik

Cukup

Baik

BNIS

Baik

Sangat

Baik

Sangat

Baik

Sangat

Baik Baik Baik Baik

BSM Sangat

Baik Baik Baik Baik Baik Baik

Sangat

Baik

BMS Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik

BPS

Baik Baik

Sangat

Baik

Sangat

Baik

Sangat

Baik Baik Baik

BSB Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik

BCAS

Baik Baik Baik Baik

Sangat

Baik

Sangat

Baik

Sangat

Baik

Page 125: ANALISIS KINERJA KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40734/1/ZULFIKAR... · ANALISIS KINERJA KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI FINANCIAL DISTRESS

110

Gambar 4.2 Grafik Pertumbuhan GCG Bank Umum Syariah Periode 2010-

2016

Selanjutnya diketahui pertumbuhan nilai GCG bank umum syariah periode

2010 hingga 2016. Tahun 2011 kenaikan nilai pertumbuhan GCG tertinggi dialami

oleh Bank Syariah Mandiri, dan penurunan terendah nilai GCG dialami oleh Bank

BNI Syariah. Tahun 2012 kenaikan nilai pertumbuhan GCG tertinggi dialami oleh

Bank Jabar Banten Syariah, dan penurunan terendah nilai GCG dialami oleh Bank

Panin Dubai Syariah. Tahun 2013 kenaikan nilai pertumbuhan GCG tertinggi

dialami oleh Bank Mega Syariah, dan penurunan terendah nilai GCG dialami oleh

Bank Muamalat Indonesia. Tahun 2014 kenaikan nilai pertumbuhan GCG tertinggi

dialami oleh Bank Muamalat Indonesia, dan penurunan terendah nilai GCG dialami

Page 126: ANALISIS KINERJA KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40734/1/ZULFIKAR... · ANALISIS KINERJA KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI FINANCIAL DISTRESS

111

oleh Bank BCA Syariah. Tahun 2015 kenaikan nilai pertumbuhan GCG tertinggi

dialami oleh Bank Victoria Syariah, dan penurunan terendah nilai GCG dialami

oleh Bank Syariah Bukopin. Tahun 2016 kenaikan nilai pertumbuhan GCG

tertinggi dialami oleh Bank Mega Syariah, dan penurunan terendah nilai GCG

dialami oleh Bank Syariah Mandiri.

2.3 Penilaian ROA

Selanjutnya dalam penilaian earning atau rentabilitas, penelitian ini

menggunakan rasio Return on Assets (ROA). ROA mengukur keberhasilan

manajemen dalam menghasilkan laba. Semakin kecil rasio ini mengindikasikan

kurangnya kemampuan manajemen bank dalam hal mengelola aktiva untuk

meningkatkan pendapatan dan atau menekan biaya.

Berikut hasil ROA bank umum syariah periode 2010–2016:

Tabel 4.13 Nilai ROA Bank Umum Syariah Periode 2010-2016

Sumber: Hasil olah data

Dari hasil olah data yang disajikan pada tabel tersebut dapat dilihat ketika

tahun 2010 nilai return on assets tertinggi dimiliki oleh Bank Syariah Mandiri

dengan nilai 2,21%, dan nilai terendah dimiliki oleh Bank Panin Dubai Syariah

Nama Bank Tahun (%)

2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016

Bank Muamalat Indonesia 1,36 1,52 1,54 1,37 0,17 0,2 0,22

Bank Victoria Syariah 1,09 6,93 1,43 0,5 -1,87 -2,36 -2,19

Bank BRI Syariah 0,35 0,2 1,19 1,15 0,08 0,76 0,88

Bank Jabar Banten Syariah 0,72 1,23 0,67 0,91 0,72 0,25 -8,09

Bank BNI Syariah 0,61 1,29 1,48 1,37 1,27 1,43 1,44

Bank Syariah Mandiri 2,21 1,95 2,25 1,53 0,17 0,56 0,59

Bank Mega Syariah 1,9 1,58 3,81 2,33 0,29 0,3 2,63

Bank Panin Dubai Syariah -2,53 1,75 3,29 1,03 1,99 1,14 0,37

Bank Syariah Bukopin 0,74 0,52 0,55 0,69 0,27 0,79 0,76

Bank BCA Syariah 1,04 0,9 0,8 1 0,8 1 1,1

Page 127: ANALISIS KINERJA KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40734/1/ZULFIKAR... · ANALISIS KINERJA KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI FINANCIAL DISTRESS

112

dengan nilai -2,53%. Lalu pada tahun 2011 nilai return on assets tertinggi dimiliki

Bank Victoria Syariah dengan nilai 6,93% dan nilai terendah dimiliki oleh Bank

BRI Syariah dengan nilai 0,2%. Selanjutnya pada tahun 2012 nilai tertinggi ROA

terdapat pada Bank Mega Syariah dengan nilai return on assets 3,81% dan nilai

terendah terdapat pada Bank Syariah Bukopin dengan nilai 0,55%. Tahun 2013

nilai return on assets tertinggi kembali dimiliki oleh Bank Mega Syariah dengan

nilai 2,33% dan nilai terendah terdapat pada Bank Victoria Syariah dengan nilai

0,5%. Tahun 2014 nilai return on assets tertinggi dimiliki oleh Bank Panin Dubai

Syariah dengan nilai 1,99% dan nilai terendah dimiliki Bank Victoria Syariah

dengan nilai return on assets -1,87%. Pada tahun 2015 nilai return on assets

tertinggi dimiliki oleh Bank BNI Syariah dengan nilai 1,43%. dan nilai terendah

dimiliki oleh Bank Victoria Syariah dengan nilai -2,36%. Yang terakhir pada tahun

2016 nilai return on assets tertinggi dimiliki oleh Bank Mega Syariah dengan nilai

2,63% dan nilai terendah terdapat pada Bank Jabar Banten Syariah dengan nilai

mencapai -8,09%.

Jika dilihat dari hasil penilaian pada tabel nilai ROA, maka disimpulkan

penilaian seperti pada tabel penilaian ROA. Meskipun rata-rata dari penilaian ROA

tahun 2010 sampai tahun 2016 adalah “Cukup Baik”. Akan tetapi nilai ROA pada

bank umum syariah masih sangatlah rendah. Padahal semakin tinggi nilai rasio ini

berpotensi semakin besar bank umum syariah dalam menghasilkan pendapatan

dari pengelolaan aktiva yang dimiliki, semakin besar pendapatan yang dimiliki

semakin jauh juga bank umum syariah terhindar dari kondisi financial distress.

Page 128: ANALISIS KINERJA KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40734/1/ZULFIKAR... · ANALISIS KINERJA KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI FINANCIAL DISTRESS

113

Berikut tabel keterangan penilaian ROA pada bank umum syariah periode 2010-

2016:

Tabel 4.14 Keterangan Penilaian ROA Bank Umum Syariah Periode 2010-

2016

Kode

Bank

Tahun

2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016

BMI

Baik

Sangat

Baik

Sangat

Baik Baik

Kurang

Baik

Kurang

Baik

Kurang

Baik

BVS Cukup

Baik

Sangat

Baik Baik

Kurang

Baik

Tidak

Baik

Tidak

Baik

Tidak

Baik

BRIS Kurang

Baik

Kurang

Baik

Cukup

Baik

Cukup

Baik

Tidak

Baik

Cukup

Baik

Cukup

Baik

BJBS Cukup

Baik

Cukup

Baik

Cukup

Baik

Cukup

Baik

Cukup

Baik

Kurang

Baik

Tidak

Baik

BNIS Kurang

Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik

BSM Sangat

Baik

Sangat

Baik

Sangat

Baik

Sangat

Baik

Kurang

Baik

Cukup

Baik

Cukup

Baik

BMS Sangat

Baik

Sangat

Baik

Sangat

Baik

Sangat

Baik

Kurang

Baik

Kurang

Baik

Sangat

Baik

BPS Tidak

Baik

Sangat

Baik

Sangat

Baik

Cukup

Baik

Sangat

Baik

Cukup

Baik

Kurang

Baik

BSB Cukup

Baik

Cukup

Baik

Cukup

Baik

Cukup

Baik

Kurang

Baik

Cukup

Baik

Cukup

Baik

BCAS Cukup

Baik

Cukup

Baik

Cukup

Baik

Cukup

Baik

Cukup

Baik

Cukup

Baik

Cukup

Baik

Sumber: Hasil olah data

Selanjutnya dalam grafik perkembangan pertumbuhan return on assets

banyak terjadi penurunan nilai dari pertumbuhan penilaian return on assets dan juga

kenaikan nilai pertumbuhan penilaian return on assets. Kenaikan dan penurunan ini

berkaitan erat dengan pengelolaan bank umum syariah dalam memperoleh

pendapatan periode 2010 hingga 2016. Berikut grafik tersebut:

Page 129: ANALISIS KINERJA KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40734/1/ZULFIKAR... · ANALISIS KINERJA KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI FINANCIAL DISTRESS

114

Gambar 4.3 Grafik Pertumbuhan ROA Bank Umum Syariah Periode 2010-

2016

Selanjutnya diketahui pertumbuhan nilai ROA bank umum syariah periode

2010 hingga 2016. Tahun 2011 kenaikan nilai pertumbuhan ROA tertinggi dialami

oleh Bank Panin Dubai Syariah, dan penurunan terendah nilai ROA dialami oleh

Bank BRI Syariah. Tahun 2012 kenaikan nilai pertumbuhan ROA tertinggi dialami

oleh Bank BRI Syariah, dan penurunan terendah nilai ROA dialami oleh Bank

Victoria Syariah. Tahun 2013 kenaikan nilai pertumbuhan ROA tertinggi dialami

oleh Bank Jabar Banten Syariah, dan penurunan terendah nilai ROA dialami oleh

Bank Panin Dubai Syariah. Tahun 2014 kenaikan nilai pertumbuhan ROA tertinggi

dialami oleh Bank Victoria Syariah, dan penurunan terendah nilai ROA dialami

oleh Bank BRI Syariah. Tahun 2015 kenaikan nilai pertumbuhan ROA tertinggi

Page 130: ANALISIS KINERJA KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40734/1/ZULFIKAR... · ANALISIS KINERJA KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI FINANCIAL DISTRESS

115

dialami oleh Bank BRI Syariah, dan penurunan terendah nilai ROA dialami oleh

Bank Jabar Banten Syariah. Tahun 2016 kenaikan nilai pertumbuhan ROA tertinggi

dialami oleh Bank Jabar Banten Syariah, dan penurunan terendah nilai ROA

dialami oleh Bank Panin Dubai Syariah.

2.4 Penilaian CAR

Selanjutnya dalam penilaian faktor capital, penelitian ini menggunakan

rasio CAR yaitu capital adequacy ratio. Rasio ini perbandingan antara total modal

dengan aktiva tertimbang menurut risiko.

Berikut hasil penilaiannya:

Tabel 4.15 Nilai CAR Bank Umum Syariah Periode 2010-2016

Sumber: Hasil olah data

Dari hasil penilaian CAR dapat dilihat pada tabel diatas, tahun 2010 nilai

CAR tertinggi dimiliki oleh Bank Victoria Syariah dengan nilai 195,14% dan

terendah dimiliki oleh Bank Syariah Mandiri dengan nilai 10,6%. Tahun 2011 nilai

tertinggi dimiliki oleh Bank Panin Dubai Syariah dengan nilai 61,98% dan nilai

CAR terendah dimiliki Bank Muamalat Indonesia sebesar 12,01%. Selanjutnya

tahun 2012 nilai CAR tertinggi dimiliki Bank Panin Dubai Syariah dengan nilai

Nama Bank Tahun (%)

2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016

Bank Muamalat Indonesia 13,26 12,01 11,57 17,27 14,15 12,36 12,74

Bank Victoria Syariah 195,14 45,2 28,08 18,4 15,27 16,14 15,98

Bank BRI Syariah 20,62 14,74 11,35 14,49 12,89 13,94 11,91

Bank Jabar Banten Syariah 31,43 30,29 21,73 17,99 15,78 22,53 18,25

Bank BNI Syariah 27,68 20,67 14,22 16,54 16,26 15,48 14,92

Bank Syariah Mandiri 10,6 14,57 13,82 14,1 14,76 12,85 14,01

Bank Mega Syariah 13,14 12,03 13,51 12,99 19,26 18,74 23,53

Bank Panin Dubai Syariah 54,81 61,98 32,2 20,83 25,69 20,3 18,17

Bank Syariah Bukopin 11,51 15,29 12,78 11,1 15,85 16,31 17

Bank BCA Syariah 76,39 45,9 31,5 22,4 29,6 34,3 36,7

Page 131: ANALISIS KINERJA KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40734/1/ZULFIKAR... · ANALISIS KINERJA KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI FINANCIAL DISTRESS

116

32,2% dan nilai CAR terendah dimiliki oleh Bank Syariah Bukopin dengan nilai

11,1%. Lalu tahun 2013 nilai CAR tertinggi dimiliki oleh Bank BCA Syariah

dengan nilai 22,4% dan terendah dimiliki oleh Bank Syariah Bukopin dengan nilai

CAR 11,1%. Tahun 2014 nilai CAR tertinggi dimiliki oleh Bank BCA Syariah

dengan nilai 29,6% dan nilai CAR terendah dimiliki Bank BRI Syariah dengan nilai

12,89%. Begitu juga tahun 2015 dan 2016 nilai CAR tertinggi kembali dimiliki oleh

BCA Syariah dengan nilai tahun 2015 sebesar 34,3% dan tahun 2016 sebesar

36,7%. Dan nilai terendah CAR ditahun 2015 dimiliki Bank Muamalat Indonesia

dengan 12,36% selanjutnya tahun 2016 nilai terendah dimiliki Bank BRI Syariah

dengan nilai CAR 11,91%.

Nilai CAR ini merupakan nilai kewajiban minimum permodalan bank yang

telah ditetapkan oleh Bank Indonesia dan harus dipenuhi oleh seluruh bank yang

ada di Indonesia. Semakin tinggi nilai rasio CAR menunjukkan potensi modal bank

yang semakin kuat untuk mencover segala hal buruk yang mungkin terjadi pada

bank tersebut. Dari hasil penilaian rasio CAR dapat disimpulkan bahwa rata-rata

bank umum syariah pada periode 2010 hingga 2016 memiliki nilai CAR yang

tinggi. Hal ini membuktikan bahwa bank umum syariah periode 2010 hingga 2016

memiliki modal usaha yang sangat tinggi. Sehingga hasil penilaian

menggambarkan bahwa bank umum syariah memiliki penilaian yang sangat baik.

Dengan demikian menjauhkan bank umum syariah untuk terjadi financial distress.

Berikut tabel keterangan penilaian CAR pada bank umum syariah periode

2010-2016:

Page 132: ANALISIS KINERJA KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40734/1/ZULFIKAR... · ANALISIS KINERJA KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI FINANCIAL DISTRESS

117

Tabel 4.16 Keterangan Penilaian CAR Bank Umum Syariah Periode 2010-

2016

Kode

Bank

Tahun

2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016

BMI Sangat

Baik

Sangat

Baik Baik

Sangat

Baik

Sangat

Baik

Sangat

Baik

Sangat

Baik

BVS Sangat

Baik

Sangat

Baik

Sangat

Baik

Sangat

Baik

Sangat

Baik

Sangat

Baik

Sangat

Baik

BRIS Sangat

Baik

Sangat

Baik Baik

Sangat

Baik

Sangat

Baik

Sangat

Baik Baik

BJBS Sangat

Baik

Sangat

Baik

Sangat

Baik

Sangat

Baik

Sangat

Baik

Sangat

Baik

Sangat

Baik

BNIS Sangat

Baik

Sangat

Baik

Sangat

Baik

Sangat

Baik

Sangat

Baik

Sangat

Baik

Sangat

Baik

BSM

Baik

Sangat

Baik

Sangat

Baik

Sangat

Baik

Sangat

Baik

Sangat

Baik

Sangat

Baik

BMS Sangat

Baik

Sangat

Baik

Sangat

Baik

Sangat

Baik

Sangat

Baik

Sangat

Baik

Sangat

Baik

BPS Sangat

Baik

Sangat

Baik

Sangat

Baik

Sangat

Baik

Sangat

Baik

Sangat

Baik

Sangat

Baik

BSB

Baik

Sangat

Baik

Sangat

Baik Baik

Sangat

Baik

Sangat

Baik

Sangat

Baik

BCAS Sangat

Baik

Sangat

Baik

Sangat

Baik

Sangat

Baik

Sangat

Baik

Sangat

Baik

Sangat

Baik

Sumber: Hasil olah data

Selanjutnya dalam grafik perkembangan pertumbuhan capital adequacy

ratio (CAR). Sedikit terjadi penurunan nilai dari pertumbuhan penilaian rasio

permodalan atau capital adequacy ratio dan banyak terjadi kenaikan nilai

pertumbuhan penilaian capital adequacy ratio. Kenaikan dan penurunan ini

berkaitan erat dengan faktor permodalan yang dimiliki oleh bank umum syariah

periode 2010 hingga 2016. Semakin capital yang dimiliki bank umum syariah maka

semakin jauh bank umum syariah mengenai dampak dari financial distress. Berikut

grafik tersebut:

Page 133: ANALISIS KINERJA KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40734/1/ZULFIKAR... · ANALISIS KINERJA KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI FINANCIAL DISTRESS

118

Gambar 4.4 Grafik Pertumbuhan CAR Bank Umum Syariah Periode 2010-

2016

Selanjutnya diketahui pertumbuhan nilai CAR bank umum syariah periode

2010 hingga 2016. Tahun 2011 kenaikan nilai pertumbuhan CAR tertinggi dialami

oleh Bank Syariah Mandiri, dan penurunan terendah nilai CAR dialami oleh Bank

Victoria Syariah. Tahun 2012 kenaikan nilai pertumbuhan CAR tertinggi dialami

oleh Bank Mega Syariah, dan penurunan terendah nilai CAR dialami oleh Bank

Panin Dubai Syariah. Tahun 2013 kenaikan nilai pertumbuhan CAR tertinggi

dialami oleh Bank Muamalat Indonesia, dan penurunan terendah nilai CAR dialami

oleh Bank Panin Dubai Syariah. Tahun 2014 kenaikan nilai pertumbuhan CAR

tertinggi dialami oleh Bank Mega Syariah, dan penurunan terendah nilai CAR

dialami oleh Bank Muamalat Indonesia. Tahun 2015 kenaikan nilai pertumbuhan

Page 134: ANALISIS KINERJA KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40734/1/ZULFIKAR... · ANALISIS KINERJA KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI FINANCIAL DISTRESS

119

CAR tertinggi dialami oleh Bank Bank Jabar Banten Syariah, dan penurunan

terendah nilai CAR dialami oleh Bank Panin Dubai Syariah. Tahun 2016 kenaikan

nilai pertumbuhan CAR tertinggi dialami oleh Bank Mega Syariah, dan penurunan

terendah nilai CAR dialami oleh Bank Jabar Banten Syariah.

3. Penilaian Financial Distress dengan Altman Z-Score Modifikasi

3.1 Nilai Working Capital to Total Assets

Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan modal

kerja bersih dari total keseluruhan aktiva yang dimiliki oleh perusahaan. Modal

kerja bersih didapatkan berdasarkan perhitungan dari jumlah aktiva lancar

dikurangi dengan jumlah kewajiban lancar. Apabila perusahaan mempunyai modal

kerja bersih yang bernilai negatif, maka perusahaan akan mengalami kesulitan

dalam memenuhi kewajibannya. Berikut nilai yang didapat:

Tabel 4.17 Nilai WCTA Bank Umum Syariah Periode 2010-2016

Nama Bank Tahun

2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016

Bank Muamalat Indonesia 0,5651 1,1088 0,6003 0,3823 0,9293 0,6621 0,5644

Bank Victoria Syariah 5,4376 5,7470 5,2785 1,5870 1,1383 0,9412 0,6213

Bank BRI Syariah -0,0024 -0,2553 -0,3454 -0,4930 -0,3353 0,2813 0,4566

Bank Jabar Banten Syariah 5,6999 1,2673 1,0000 1,0272 0,5483 0,8889 1,2260

Bank BNI Syariah 2,0254 1,3050 0,3295 -0,2241 0,4003 0,5254 0,7116

Bank Syariah Mandiri 0,6611 0,6383 0,0186 0,2334 0,8632 0,7837 0,9383

Bank Mega Syariah 0,1616 -0,4059 -0,0325 0,1707 0,2382 0,3430 0,3786

Bank Panin Dubai Syariah 2,5609 1,6203 1,1567 1,6478 0,5302 0,5109 0,8737

Bank Syariah Bukopin 0,3870 0,5939 0,6364 0,4634 0,6316 0,6293 0,6821

Bank BCA Syariah 2,3609 1,7672 1,3171 1,0425 1,1105 1,4014 1,3618

Sumber: Hasil olah data

Rasio WCTA merupakan hasil perhitungan dari modal kerja dibagi dengan

total aset dan hasilnya dikalikan dengan bobot Z–Score X1 sebesar 6,56. Pada tahun

2010 nilai negatif dimiliki oleh Bank BRI Syariah dengan nilai -0,0024. pada tahun

Page 135: ANALISIS KINERJA KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40734/1/ZULFIKAR... · ANALISIS KINERJA KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI FINANCIAL DISTRESS

120

2011 nilai negatif dimiliki Bank BRI Syariah dengan nilai -0,2553 dan Bank Mega

Syariah dengan nilai -0,4059. Lalu pada tahun 2012 nilai WCTA negatif dimiliki

oleh Bank BRI Syariah dengan nilai -0,3454 dan Bank Mega Syariah dengan nilai

-0,0325. Selanjutnya tahun 2013 nilai WCTA negatif dimiliki oleh Bank BRI

Syariah dengan nilai -0,4930 dan Bank BNI Syariah dengan nilai -0,2241. Dari

tahun 204 hingga 2016 bank umum syariah yang diteliti hanya pada Bank BRI

Syariah tahun 2014 yang memiliki nilai negatif yakni sebesar -0,3353.

3.2 Nilai Retained Earnings to Total Assets

Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba

yang ditahan dari total aset yang dimiliki oleh perusahaan. Semakin tinggi nilai dari

rasio laba ditahan terhadap total aset, maka semakin besar juga peranan dari laba

ditahan terhadap total aset perusahaan sehingga probabilitas perusahaan mengalami

financial distress akan semakin rendah. Berikut nilai yang didapat:

Tabel 4.18 Nilai RETA Bank Umum Syariah Periode 2010-2016

Nama Bank Tahun

2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016

Bank Muamalat Indonesia 0,0676 0,0673 0,0815 0,0952 0,0358 0,0166 0,0142

Bank Victoria Syariah 0,1144 0,1644 0,1476 0,1148 0,0573 0,0060 -0,0311

Bank BRI Syariah -0,0114 -0,0036 0,0207 0,0411 0,0367 0,0470 0,0611

Bank Jabar Banten Syariah 0,0091 0,0235 -0,0073 0,0130 0,0119 0,0164 -0,1676

Bank BNI Syariah 0,0186 0,0265 0,0539 0,0629 0,0683 0,0860 0,0992

Bank Syariah Mandiri 0,1364 0,1279 0,1636 0,1719 0,1678 0,1502 0,1475

Bank Mega Syariah 0,0442 0,0684 0,1205 0,0535 0,0082 0,0147 0,0726

Bank Panin Dubai Syariah -0,0631 0,0011 0,0540 0,0209 0,0509 0,0688 0,0633

Bank Syariah Bukopin -0,3073 -0,2324 -0,1598 -0,1184 -0,0942 -0,0680 -0,0413

Bank BCA Syariah 0,0143 0,0284 0,0386 0,0506 0,0486 0,0510 0,0684

Sumber: Hasil olah data

Rasio RETA merupakan perhitungan dari laba ditahan dibagi dengan total

aset dan hasilnya dikalikan dengan bobot Z–Score X2 sebesar 3,26. Tahun 2010

Page 136: ANALISIS KINERJA KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40734/1/ZULFIKAR... · ANALISIS KINERJA KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI FINANCIAL DISTRESS

121

bank umum syariah yang memiliki nilai negatif adalah Bank BRI Syariah dengan

nilai -0,0114, Bank Panin Dubai Syariah dengan -0,0631 dan Bank Syariah

Bukopin dengan nilai -0,3073. Tahun 2011 bank umum syariah yang memiliki nilai

RETA negatif adalah Bank BRI Syariah dengan nilai -0,0036 dan Bank Syariah

Bukopin dengan nilai -0,2324. Selanjutnya tahun 2012 nilai RETA negatif dimiliki

Bank Jabar Banten Syariah dengan nilai -0,0073 dan Bank Syariah Bukopin dengan

nilai -0,1598. Lalu tahun 2013 hingga 2015 nilai RETA negatif hanya dimiliki oleh

Bank Syariah Bukopin yakni 2013 dengan nilai -0,1184, 2014 dengan nilai -0,0942,

dan 2015 dengan nilai -0,0680. Tahun 2016 bank umum syariah yang memiliki nilai

negative terjadi pada Bank Victoria Syariah dengan nilai -0,0311, Bank Jabar

Banten Syariah -0,1676 dan Bank Syariah Bukopin dengan nilai -0,0413.

3.3 Nilai Earnings Before Tax to Total Assets

Rasio ini menggambarkan kemampuan suatu peruahaan dalam

menghasilkan laba usaha dari total keseluruhan aset yang dimiliki oleh perusahaan.

Berikut nilainya:

Tabel 4.19 Nilai EBITA Bank Umum Syariah Periode 2010-2016

Nama Bank Tahun

2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016

Bank Muamalat Indonesia 0,0726 0,0769 0,0782 0,0803 0,0104 0,0128 0,0140

Bank Victoria Syariah 0,0601 0,2806 0,0743 0,0250 -0,1168 -0,1558 -0,1153

Bank BRI Syariah 0,0177 0,0100 0,0658 0,0710 0,0051 0,0469 0,0579

Bank Jabar Banten Syariah 0,0268 0,0608 -0,0360 0,0581 0,0378 0,0166 -0,4940

Bank BNI Syariah 0,0386 0,0708 0,0870 0,0821 0,0759 0,0899 0,0886

Bank Syariah Mandiri 0,1177 0,1033 0,1360 0,0929 0,0110 0,0357 0,0371

Bank Mega Syariah 0,1222 0,0870 0,2031 0,1471 0,0223 0,0202 0,1613

Bank Panin Dubai Syariah -0,1542 0,0820 0,1474 0,0484 0,1036 0,0710 0,0213

Bank Syariah Bukopin 0,0457 0,0370 0,0453 0,0422 0,0166 0,0469 0,0458

Bank BCA Syariah 0,0483 0,0494 0,0460 0,0553 0,0393 0,0493 0,0662

Sumber: Hasil olah data

Page 137: ANALISIS KINERJA KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40734/1/ZULFIKAR... · ANALISIS KINERJA KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI FINANCIAL DISTRESS

122

Semakin besar nilai dari rasio ini mencerminkan bahwa kemampuan

perusahaan dalam menghasilkan laba usaha dari aset yang digunakan semakin besar

sehingga probabilitas perusahaan terhadap financial distress yaitu semakin rendah.

Rasio ini merupakan hasil perhitungan dari laba sebelum pajak dibagi dengan total

aset dan hasilnya dikalikan dengan bobot Z–Score X3 sebesar 6,72. Tahun 2010

nilai EBITA negatif dimiliki Bank Panin Dubai Syariah dengan nilai -0,1542.

Tahun 2011 tidak ada bank umum syariah memiliki nilai EBITA negatif. Tahun

2012 nilai EBITA negatif dimiliki Bank Jabar Banten Syariah dengan nilai -0,0360.

Selanjutnya tahun 2013 tidak ada nilai negatif EBITA pada bank umum syariah.

Pada tahun 2014 hingga 2015 nilai EBITA hanya dimiliki oleh Bank Victoria

Syariah, masing masing nilainya ditahun 2014 sebesar -0,1168 dan ditahun 2015

sebesar -0,1558. Selanjutnya tahun 2016 nilai EBITA negatif dimiliki oleh Bank

Victoria syariah sebesar -0,1153 dan Bank Jabar Banten Syariah sebesar -0,4940.

3.4 Nilai Book Value of Equity to Total Debt

Rasio ini menggambarkan kemampuan suatu perusahaan dalam memenuhi

kewajiban dengan nilai buku ekuitas yang dimiliki oleh perusahaan. Nilai buku

memberikan informasi mengenai besarnya nilai dari sumber daya yang dimiliki

oleh perusahaan. Sedangkan nilai buku kewajiban memberikan informasi tentang

jumlah utang yang dimiliki oleh perusahaan. Total kewajiban didapat dari total

kewajiban. Jika rasio ini bernilai positif, maka menandakan semakin besarnya

kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajibannya dari ekuitas sehingga

probabilitas terhadap financial distress semakin rendah.

Page 138: ANALISIS KINERJA KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40734/1/ZULFIKAR... · ANALISIS KINERJA KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI FINANCIAL DISTRESS

123

Rasio ini merupakan hasil perhitungan dari nilai buku ekuitas dibagi dengan

total kewajiban dan hasilnya dikalikan dengan bobot Z–Score X4 sebesar 1,05. Dari

tahun 2010 hingga 2016 tidak ada satupun bank umum syariah yang bernilai negatif

hal ini menandakan bahwa seluruh bank umum syariah memiliki nilai BVTD yang

positif. Sehingga probabilitas financial distress bagi perusahaan semakin kecil.

Berikut tabel nilai dari book value of equity to book value of total debt:

Tabel 4.20 Nilai BVTD Bank Umum Syariah Periode 2010-2016

Nama Bank Tahun

2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016

Bank Muamalat Indonesia 0,0710 0,0780 0,0547 0,0923 0,2549 0,2808 0,2923

Bank Victoria Syariah 0,2961 0,2000 0,0881 0,1244 0,1584 0,1094 0,0075

Bank BRI Syariah 0,0813 0,0590 0,0377 0,0380 0,0284 0,0255 0,0175

Bank Jabar Banten Syariah 0,0067 0,0268 0,2588 0,2375 0,2842 0,3488 0,1908

Bank BNI Syariah 0,0301 0,0385 0,0468 0,0280 0,0377 0,0507 0,0481

Bank Syariah Mandiri 0,0766 0,0762 0,0852 0,0750 0,0914 0,1194 0,0910

Bank Mega Syariah 0,0516 0,0357 0,0255 0,0282 0,2345 0,3809 0,5209

Bank Panin Dubai Syariah 1,3666 0,9027 0,1242 0,0744 0,0352 0,0676 0,0867

Bank Syariah Bukopin 0,0225 0,0245 0,0183 0,0221 0,1023 0,1327 0,1109

Bank BCA Syariah 0,0777 0,0466 0,0277 0,0709 0,0653 0,1067 0,1270

Sumber: Hasil olah data

3.5 Penilaian ALTMAN Z-Score Modifikasi

Ramadhanidan Lukviarna (2009 dalam Rahayu, et. al., 2016)

mengungkapkan bahwa seiring berjalannya waktu penyesuaian dalam berbagai

macam perusahaan, Altman merevisi model diskriminannya supaya mampu

digunakan pada semua perusahaan, seperti manufaktur, non manufaktur, dan

perusahaan penerbit obligasi di negara berkembang. Dalam analisa z-score ini

Altman mengeliminasi sales to total asset karena sangat bervariatif pada industri

dengan ukuran yang berbeda dan berubahnya nilai serta bobot dari setiap variabel

yang digunakan dalam persamaan tersebut dan nilai klasifikasinya.

Page 139: ANALISIS KINERJA KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40734/1/ZULFIKAR... · ANALISIS KINERJA KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI FINANCIAL DISTRESS

124

Berikut hasil dari penilaian Altman Z–Score modifikasi:

Tabel 4.21 Nilai Altman Z-Score Modifikasi Bank Umum Syariah 2010-2016

Nama Bank Tahun

2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016

Bank Muamalat Indonesia 0,7762 1,3310 0,8147 0,6501 1,2303 0,9723 0,8850

Bank Victoria Syariah 5,9081 6,3921 5,5885 1,8512 1,2372 0,9008 0,4825

Bank BRI Syariah 0,0852 -0,1899 -0,2212 -0,3429 -0,2651 0,4007 0,5932

Bank Jabar Banten Syariah 5,7425 1,3784 1,2155 1,3359 0,8823 1,2707 0,7552

Bank BNI Syariah 2,1127 1,4408 0,5172 -0,0512 0,5823 0,7519 0,9474

Bank Syariah Mandiri 0,9917 0,9457 0,4033 0,5732 1,1334 1,0891 1,2139

Bank Mega Syariah 0,3796 -0,2148 0,3166 0,3995 0,5031 0,7587 1,1334

Bank Panin Dubai Syariah 3,7102 2,6061 1,4823 1,7915 0,7199 0,7183 1,0449

Bank Syariah Bukopin 0,1480 0,4230 0,5402 0,4092 0,6564 0,7409 0,7975

Bank BCA Syariah 2,5011 1,8915 1,4293 1,2192 1,2637 1,6084 1,6234

Sumber: Hasil olah data

Pada tahun 2010 bank umum syariah yang berada pada Distress Zone yaitu

Bank Muamalat Indonesia, Bank BRI Syariah, Bank Syariah Mandiri, Bank Mega

Syariah, dan Bank Syariah Bukopin karena memiliki nilai dibawah 1,10. Bank

umum syariah yang berada pada Grey Zone yaitu Bank BNI Syariah dan Bank BCA

Syariah karena memiliki nilai yang berada diantara 1,10 dan 2,60. Bank umum

syariah yang berada pada Safe Zone yaitu Bank Victoria Syariah dan Bank Panin

Dubai Syariah karena meiliki nilai diatas 2,60.

Pada tahun 2011 bank umum syariah yang berada pada Distress Zone yaitu

Bank BRI Syariah, Bank Syariah Mandiri, Bank Mega Syariah dan Bank Syariah

Bukopin karena memiliki nilai dibawah 1,10. Bank umum syariah yang berada pada

Grey Zone yaitu Bank Muamalat Indonesia, Bank Jabar Banten Syariah, Bank BNI

Syariah dan Bank BCA Syariah karena memiliki nilai yang berada diantara 1,10

Page 140: ANALISIS KINERJA KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40734/1/ZULFIKAR... · ANALISIS KINERJA KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI FINANCIAL DISTRESS

125

dan 2,60. Bank umum syariah yang berada pada Safe Zone yaitu Bank Victoria

Syariah dan Bank Panin Dubai Syariah karena meiliki nilai diatas 2,60.

Pada tahun 2012 bank umum syariah yang berada pada Distress Zone yaitu

Bank Muamalat Indonesia, Bank BRI Syariah, Bank BNI Syariah, Bank Syariah

Mandiri, Bank Mega Syariah, dan Bank Syariah Bukopin karena memiliki nilai

dibawah 1,10. Bank umum syariah yang berada pada Grey Zone yaitu Bank Jabar

Banten Syariah, Bank Panin Dubai Syariah dan Bank BCA Syariah karena memiliki

nilai yang berada diantara 1,10 dan 2,60. Bank umum syariah yang berada pada

Safe Zone yaitu Bank Victoria Syariah karena meiliki nilai diatas 2,60.

Pada tahun 2013 bank umum syariah yang berada pada Distress Zone yaitu

Bank Muamalat Indonesia, Bank BRI Syariah, Bank BNI Syariah, Bank Syariah

Mandiri, Bank Mega Syariah, dan Bank Syariah Bukopin karena memiliki nilai

dibawah 1,10. Bank umum syariah yang berada pada Grey Zone yaitu Bank

Victoria Syariah, Bank Jabar Banten Syariah, Bank Panin Dubai Syariah dan Bank

BCA Syariah karena memiliki nilai yang berada diantara 1,10 dan 2,60. Bank

umum syariah pada tahun ini tidak ada yang berada pada Safe Zone.

Pada tahun 2014 bank umum syariah yang berada pada Distress Zone yaitu

Bank BRI Syariah, Bank Jabar Banten Syariah, Bank BNI Syariah, Bank Mega

Syariah, Bank Panin Dubai Syariah dan Bank Syariah Bukopin karena memiliki

nilai dibawah 1,10. Bank umum syariah yang berada pada Grey Zone yaitu Bank

Muamalat Indonesia, Bank Victoria Syariah, Bank Syariah Mandiri dan Bank BCA

Syariah karena memiliki nilai yang berada diantara 1,10 dan 2,60. Bank umum

syariah pada tahun ini tidak ada yang berada pada Safe Zone.

Page 141: ANALISIS KINERJA KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40734/1/ZULFIKAR... · ANALISIS KINERJA KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI FINANCIAL DISTRESS

126

Pada tahun 2015 bank umum syariah yang berada pada Distress Zone yaitu

Bank Muamalat Indonesia, Bank Victoria Syariah, Bank BRI Syariah, Bank BNI

Syariah, Bank Syariah Mandiri, Bank Mega Syariah, Bank Panin Dubai Syariah

dan Bank Syariah Bukopin karena memiliki nilai dibawah 1,10. Bank umum

syariah yang berada pada Grey Zone yaitu Bank Victoria Syariah, Bank Jabar

Banten Syariah, dan Bank BCA Syariah karena memiliki nilai yang berada diantara

1,10 dan 2,60. Bank umum syariah pada tahun ini tidak ada yang berada pada Safe

Zone.

Pada tahun 2016 bank umum syariah yang berada pada Distress Zone yaitu

Bank Muamalat Indonesia, Bank Victoria Syariah, Bank BRI Syariah, Bank Jabar

Banten Syariah, Bank BNI Syariah, Bank Panin Dubai Syariah dan Bank Syariah

Bukopin karena memiliki nilai dibawah 1,10. Bank umum syariah yang berada pada

Grey Zone yaitu Bank Syariah Mandiri, Bank Mega Syariah dan Bank BCA Syariah

karena memiliki nilai yang berada diantara 1,10 dan 2,60. Bank umum syariah pada

tahun ini tidak ada yang berada pada Safe Zone.

4. Analisis Korelasi

Analisis korelasi bertujuan untuk mengukur kekuatan antar variabel –

variabel independen. Model regresi yang baik tidak terjadi korelasi diantara

variabel independen. Dalam melakukan analisis regresi logistik, sebenarnya tidak

ada pengujian multikolinieritas. Tetapi tetap harus dilihat apakah ada korelasi antar

variabel independen yang kuat dengan melihat nilai korelasi pearson.

Berikut ini adalah analisis korelasi dari variabel X Altman Z–Score

modifikasi:

Page 142: ANALISIS KINERJA KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40734/1/ZULFIKAR... · ANALISIS KINERJA KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI FINANCIAL DISTRESS

127

Tabel 4.22 Hasil Uji Korelasi Variabel WCTA, RETA, EBITA, dan BVTD

Sumber: Hasil olah data

Berdasarkan uji korelasi diatas, dapat dilihat bahwa terjadi hubungan

korelasi yang cukup kuat antara variabel RETA dan dengan EBITA sebesar 0.448

yang berarti variabel RETA sudah mewakili variabel EBITA atau sebaliknya.

Setelah melakukan percobaan antara variabel yang digunakan antara RETA dan

EBITA, maka hasil yang lebih baik dihasilkan oleh variabel RETA dibandingkan

hasil dari variabel EBITA. Oleh sebab itu peneliti mengeliminasi variabel EBITA

(Earning Before Tax to Total Assets) untuk membuat hasil regresi multinomial logit

yang baik.

WCTA RETA EBITA BVTD

WCTA Pearson Correlation 1 ,147 ,025 ,198

Sig. (2-tailed) ,225 ,834 ,101

N 70 70 70 70

RETA Pearson Correlation ,147 1 ,448** -,091

Sig. (2-tailed) ,225 ,000 ,452

N 70 70 70 70

EBITA Pearson Correlation ,025 ,448** 1 -,217

Sig. (2-tailed) ,834 ,000 ,071

N 70 70 70 70

BVTD Pearson Correlation ,198 -,091 -,217 1

Sig. (2-tailed) ,101 ,452 ,071

N 70 70 70 70

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Page 143: ANALISIS KINERJA KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40734/1/ZULFIKAR... · ANALISIS KINERJA KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI FINANCIAL DISTRESS

128

5. Analisis Multinomial Logit

Tabel 4.23 Case Processing Summary Variabel Altman Z-Score Modifikasi

Sumber: Hasil olah data

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa data yang diteliti lengkap dan tidak

terdapat data yang hilang (missing). Dengan jumlah data diolah sebanyak 70 atau

N = 70 (10 bank umum syariah selama 7 tahun). Data yang berada pada Distress

Zone sebanyak 41 atau 58,6%, data yang berada pada Grey Zone sebanyak 23 atau

32,9%, dan data yang berada pada Safe Zone sebanyak 6 atau 8,6%.

5.1 Menilai Model Fit

Tabel 4.24 Model Fitting Information Variabel Altman Z-Score Modifikasi

Sumber: Hasil olah data

Tabel ini menunjukan apakah dengan memasukan variabel independen

kedalam model hasilnya lebih baik dibandingkan dengan model yang hanya

N

Marginal

Percentage

Z Distress Zone 41 58,6%

Grey Zone 23 32,9%

Safe Zone 6 8,6% Valid 70

100.0% Missing 0 Total 70 Subpopulation

70a

a. The dependent variable has only one value observed in 70 (100.0%) subpopulations.

Model

Model Fitting

Criteria Likelihood Ratio Tests

-2 Log

Likelihood Chi-Square Df Sig.

Intercept Only 124,543

Final 9,613 114,930 6 ,000

Page 144: ANALISIS KINERJA KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40734/1/ZULFIKAR... · ANALISIS KINERJA KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI FINANCIAL DISTRESS

129

memasukan intersep saja. -2 Log Likelihood yang hanya memasukan intercept saja

bernilai 124,543, sedangkan dengan memasukan variabel independen maka -2 Log

Likelihood turun menjadi 9,613 atau terjadi penurunan Chi-Square sebesar 114,930

dan signifikan pada p=0,00 Jadi model dengan variabel independen memberikan

akurasi yang lebih baik untuk memprediksi financial distress.

5.2 Goodnes of Fit

Tabel 4.25 Goodness-of-Fit Variabel Altman Z-Score Modifikasi

Sumber: Hasil olah data

Hasil dari tabel di atas menunjukan bahwa Chi-Square sebesar 10,743 untuk

koefisien pearson dengan signifikansi 1,000 dan Chi-Square sebesar 9,613 untuk

koefisien deviance. Oleh karena nilai signifikansi pearson sebesar 1,000 atau lebih

besar daripada α (0,05), maka menunjukan bahwa model regresi multinomial logit

sesuai dengan data.

5.3 Pseudo R – Square

Tabel 4.26 Pseudo R-Square Variabel Altman Z-Score Modifikasi

Sumber: Hasil olah data

Dari tabel ini kita dapat melihat koefisien dari Nagelkerke senilai 0,970,

yang berarti variasi variabel dependen (financial distress) yang dapat dijelaskan

oleh semua variabel independen adalah sebesar 97,0% dan sisanya 3,0% dijelaskan

oleh variabel lain diluar model.

Chi-Square df Sig.

Pearson 10,743 132 1,000 Deviance 9,613 132 1,000

Cox and Snell ,806

Nagelkerke ,970

McFadden ,923

Page 145: ANALISIS KINERJA KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40734/1/ZULFIKAR... · ANALISIS KINERJA KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI FINANCIAL DISTRESS

130

5.4 Likelihood ratio test

Tabel 4.27 Likelihood Ratio Tests Variabel Altman Z-Score Modifikasi

Effect

Model Fitting

Criteria Likelihood Ratio Tests

-2 Log

Likelihood of

Reduced Model Chi-Square df Sig.

Intercept 147,981 138,367 2 ,000

WCTA 104,668 95,055 2 ,000

RETA 23,856 14,243 2 ,001

BVTD 32,485 22,872 2 ,000

The chi-square statistic is the difference in -2 log-likelihoods between

the final model and a reduced model. The reduced model is formed by

omitting an effect from the final model. The null hypothesis is that all

parameters of that effect are 0.

Sumber: Hasil olah data

Tabel Likelihood ratio test seperti yang tersaji diatas menunjukan kontribusi

setiap variabel independen terhadap model. Dilihat dari tabel di atas dapat

disimpulkan variabel yang memberikan kontribusi pada model adalah semua

variabel yang dianalisis dengan model multinomial logit. Yaitu variabel WCTA

(Working Capital to Total Assets) dengan nilai signifikansi 0.000 (p<0,05), RETA

(Retained Earnings to Total Assets) dengan nilai signifikansi 0.001 (p<0,05), dan

BVTD (Book Value of Equty to Book Value of Total Debt) dengan nilai signifikansi

0,000 (p<0,05).

5.5 Ketepatan Parameter Estimasi

Dari gambar tabel Parameter Estimates dapat disimpulkan bahwa variabel

WCTA mempengaruhi probabilitas bank umum syariah berada di Grey Zone lebih

tinggi dibandingkan dengan bank umum syariah yang mengalami financial distress

(Distress Zone) dengan nilai koefisien sebesar 22,621 yang menandakan bahwa

Page 146: ANALISIS KINERJA KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40734/1/ZULFIKAR... · ANALISIS KINERJA KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI FINANCIAL DISTRESS

131

WCTA berpengaruh positif karena nilai koefisiennya positif, dan signifikan pada

p<0,05 dengan nilai odd ratio 66696. Selanjutnya variabel RETA mempengaruhi

probabilitas bank umum syariah berada di Grey Zone lebih tinggi dibandingkan

dengan bank umum syariah mengalami financial distress (Distress Zone) dengan

nilai koefisien sebesar 46,614 yang menandakan bahwa RETA berpengaruh positif

karena nilai koefisiennya positif, dan signifikan pada p<0,05 dengan nilai odd ratio

1,754. Lalu variabel BVTD yang mempengaruhi probabilitas bank umum syariah

berada di Grey Zone lebih tinggi dibandingkan dengan bank umum syariah

mengalami financial distress (Distress Zone) dengan nilai koefisien 31,587 yang

menandakan bahwa BVTD berpengaruh positif karena nilai koefisiennya positif,

dan signifikan p<0,05 dan odd ratio 5,224, ketiga variabel tersebut membuktikan

mampu membedakan kondisi bank umum syariah yang berada di distress zone

dengan grey zone. Dalam kategori Safe Zone dapat dilihat tidak ada satupun

variabel independen yang berpengaruh terhadap financial distress (Distress Zone),

hal ini dikarenakan karena nilai signifikan lebih besar dari 0,05. Berikut gambar

tabel parameter estimasi tersebut:

Gambar 4.5 Parameter Estimates Variabel Altman Z-Score Modifikasi

Page 147: ANALISIS KINERJA KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40734/1/ZULFIKAR... · ANALISIS KINERJA KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI FINANCIAL DISTRESS

132

5.6 Tabel Klasifikasi

Tabel 4.28 Klasifikasi Variabel Altman Z-Score Modifikasi

Sumber: Hasil olah data

Dari tabel classification di atas dapat dilihat bahwa prediksi pada Distress

Zone sebesar 97,6% dengan 1 data kesalahan penempatan, pada Grey Zone 95,7%

dengan 1 data kesalahan penempatan, dan prediksi Safe Zone yang akurat 100%.

Kemampuan prediksi model secara keseluruhan adalah 97,1%.

6. Interpretasi Hasil Penelitian dan Pembahasan

Dari hasil analisis data atas dapat diintepretasikan bahwa:

1. Pengaruh Working Capital to Total Assets Terhadap Financial Distress

Dari nilai likelihood ratio test menunjukkan variabel WCTA (Working

Capital to Total Assets) berpengaruh terhadap variabel dependent financial

distress, yang menunjukkan kemampuan bank umum syariah dalam

menghasilkan modal kerja bersih dari total keseluruhan aktiva yang dimiliki

oleh bank umum syariah menjadi variabel atau bagian yang perlu diperhatikan

oleh praktisi bank umum syariah agar tidak menurun dan tetap stabil, sehingga

bank umum syariah mampu mengatasi financial distress. Variabel ini memiliki

tingkat signifikan 0,000 yang mana lebih kecil dari nilai α (0,050). Alpha sering

juga disebut dengan istilah taraf signifikan. Nilai alpha sendiri adalah batas

maksimal kesalahan yang dijadikan patokan oleh si peneliti, bila nilai 0,05 maka

Observed

Predicted

Distress Zone Grey Zone Safe Zone Percent Correct

Distress Zone 40 1 0 97,6%

Grey Zone 1 22 0 95,7%

Safe Zone 0 0 6 100,0%

Overall Percentage 58,6% 32,9% 8,6% 97,1%

Page 148: ANALISIS KINERJA KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40734/1/ZULFIKAR... · ANALISIS KINERJA KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI FINANCIAL DISTRESS

133

batas kesalahan peneliti adalah 5%, dengan demikian karena nilai WCTA 0,000

sehingga H1 diterima. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh

Ephreem et.al (2016), Pozzoli (2016) dan Samanyhia et.al. (2016) Yang

meneliti bahwa variabel WCTA memiliki signifikan positif terhadap financial

distress.

2. Pengaruh Retained Earnings to Total Assets Terhadap Financial Distress

Lalu variabel RETA (Retained Earnings to Total Assets) berpengaruh

signifikan positif terhadap variabel dependent financial distress, yang

menunjukan bahwa kemampuan bank umum syariah dalam menghasilkan laba

yang ditahan dari total keseluruhan aktiva yang dimiliki oleh bank umum

syariah harus diperhatikan oleh para pelaku kegiatan bank umum syariah.

Supaya indikator retained earnings ini meningkat atau paling tidak stabil tetap

berada dinilai positif dan tidak menurun. Agar kedepannya bank umum syariah

mampu menghadapi financial distress bila terjadi pada bank umum syariah.

Variabel ini memiliki tingkat signifikan 0,001 yang mana lebih kecil dari nilai

α (0,050) sesuai penjelasan sebelumnya, maka dengan demikian H2 diterima.

Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Samanyhia et.al. (2016),

Pozzoli (2016) dan Ephreem et.al (2016) Yang meneliti bahwa variabel RETA

memiliki pengaruh terhadap financial distress.

3. Pengaruh Book Value of Equity to Total Debt Terhadap Financial Distress

Selanjutnya penilaiain analisis multinomial logit dapat dilihat bahwa

variabel BVTD (Book Value of Equity to Total Debt) berpengaruh terhadap

variabel dependent financial distress, yang menggambarkan bahwa

Page 149: ANALISIS KINERJA KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40734/1/ZULFIKAR... · ANALISIS KINERJA KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI FINANCIAL DISTRESS

134

kemampuan bank umum syariah dalam memenuhi kewajiban dengan nilai buku

ekuitas yang dimiliki oleh bank umum syariah harus diperhatikan agar tetap

bernilai positif. Agar kedepannya bank umum syariah mampu mengatasi

financial distress bila terjadi pada bank umum syariah. Variabel ini tingkat

signifikan 0,000 yang mana lebih kecil dari nilai α (0,050), maka dengan

demikian H3 diterima. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh

Ephreem et.al (2016), Pozzoli (2016) dan Samanyhia et.al. (2016) Yang

meneliti bahwa variabel BVTD memiliki pengaruh terhadap financial distress.

4. Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum Syariah dengan Rasio NPF

Dari penilaian rasio NPF (Non Performing Financing) bahwa rata–rata

bank umum syariah periode 2010 hingga 2016 memiliki hasil penilaian baik,

tingkat permasalahan pembiayaan yang dihadapi oleh bank umum syariah

dalam keadaan baik, dan mampu mengelola pembiayaan yang dihadapi. Dapat

dikatakan pula bahwa dari penilaian NPF ini bank umum syariah dalam keadaan

sehat. Dengan demikian maka H4 diterima. Hal ini sesuai dengan penelitian

yang dilakukan oleh Ihsan dan Kartika (2015) dan juga sesuai dengan penelitian

Rahmaniah dan Wibowo (2015). Dimana penelitian terdahulu tersebut juga

menilai NPF pada bank umum syariah dan mendapati hasil baik dari nilai NPF

tersebut.

5. Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum Syariah dengan GCG

Selanjutnya hasil dari penilaian GCG (Good Corporate Governance)

bahwa rata-rata bank umum syariah periode 2010 hingga 2016 memiliki hasil

penilaian yang baik, yang menggambarkan bahwa bank umum syariah telah

Page 150: ANALISIS KINERJA KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40734/1/ZULFIKAR... · ANALISIS KINERJA KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI FINANCIAL DISTRESS

135

menjalankan fungsi yang memastikan atas pelaksanaan tata kelola yang baik

(good corporate governance) dan kode etik manajemen seluruh pihak (dewan

direksi, pejabat eksekutif maupun karyawan) telah sesuai nilai-nilai syariah, hal

ini smenjadikan bank umum syariah berada dalam keadaan sehat dilihat dari

penilaian good corporate goverance. Dengan hasil yang disampaikan maka H5

diterima. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Rahmaniah dan

Wibowo (2015) dan juga sesuai dengan penelitian Ihsan dan Kartika (2015).

Dimana keempat peneliti ini menilai bahwa GCG pada bank umum syariah

baik.

6. Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum Syariah dengan Rasio ROA

Lalu dari rasio ROA (Return On Assets) didapat hasil bahwa rata-rata

bank umum syariah periode 2010 hingga 2016 memiliki hasil penilaian yang

cukup baik meskipun nilai ROA rendah juga cukup banyak, yang

menggambarkan bahwa keberhasilan manajemen bank umum syariah dalam

menghasilkan laba cukup baik. Dan juga kemampuan manajemen bank umum

syariah dalam hal mengelola aktiva untuk meningkatkan pendapatan dan atau

menekan biaya yang cukup baik. Dari penilaian rasio ini maka dapat dikatakan

bank umum syariah dalam keadaan sehat, meskipun untuk kedepannya tingkat

ROA ini harus ditingkatkan lagi. Dengan hasil yang dipaparkan maka H6

diterima. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Ihsan dan

Kartika (2015), yang juga menilai tingkat ROA pada bank umum syariah

periode 2010 hingga 2014 cukup baik namun masih banyak yang memiliki nilai

rendah.

Page 151: ANALISIS KINERJA KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40734/1/ZULFIKAR... · ANALISIS KINERJA KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI FINANCIAL DISTRESS

136

7. Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum Syariah dengan Rasio CAR

Dari hasil rasio CAR (Capital Adequacy Ratio) didapat hasil bahwa rata-

rata bank umum syariah periode 2010 hingga 2016 memiliki hasil penilaian

yang sangat baik, Sangat memadai, bank umum syariah mempunyai modal yang

sangat kuat untuk menutup risiko kerugian dan penurunan kualitas aktiva, serta

dapat disimpulkan bank berada dalam kondisi sehat dilihat dari rasio ini.

Dengan hasil H7 diterima. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh

Rahmaniah dan Wibowo (2015), yang juga menilai tingkat kesehatan 3 bank

umum syariah periode 2011 sampai 2013.

Page 152: ANALISIS KINERJA KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40734/1/ZULFIKAR... · ANALISIS KINERJA KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI FINANCIAL DISTRESS

137

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka kesimpulan yang

didapatkan adalah sebagai berikut:

1. Hasil regresi multinomial logit Working Capital to Total Assets (WCTA),

berpengaruh signifikan positif terhadap penilaian financial distress bank umum

syariah periode 2010-2016. Dapat membedakan antara kondisi bank umum

syariah dalam kondisi distress zone dengan grey zone (rawan) Hal ini

membuktikan bahwa rasio WCTA merupakan variabel yang penting untuk

menilai financial distress pada bank umum syariah periode 2010-2016.

2. Retained Earnings to Total Assets (RETA) berpengaruh signifikan positif

terhadap penilaian financial distress bank umum syariah periode 2010-2016.

Dapat membedakan antara kondisi bank umum syariah dalam kondisi distress

zone dengan grey zone (rawan) Hal ini membuktikan bahwa rasio RETA

merupakan variabel yang penting untuk menilai financial distress pada bank

umum syariah periode 2010-2016.

3. Book Value of Equity to Total Debt (BVTD) berpengaruh signifikan positif

terhadap penilaian financial distress bank umum syariah periode 2010-2016.

Dan mampu membedakan antara kondisi bank umum syariah dalam kondisi

distress zone dengan grey zone (rawan). Sesuai hasil regresi multinomial logit.

Hal ini membuktikan bahwa rasio BVTD merupakan variabel yang penting

untuk menilai financial distress pada bank umum syariah periode 2010-2016.

Page 153: ANALISIS KINERJA KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40734/1/ZULFIKAR... · ANALISIS KINERJA KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI FINANCIAL DISTRESS

138

4. Hasil perhitungan variabel RGEC Non performing Financing (NPF)

disimpulkan resiko kerugian atas aktivitas usaha bank syariah dinilai rendah,

hal ini menyatakan bank umum syariah memiliki tingkat kesehatan yang baik,

karena penerapan manajemen resiko bank umum syariah yang baik. Sehingga

bank umum syariah terhindar dari terjadinya financial distress.

5. Perhitungan Variabel RGEC Good Corporate Governance (GCG) diketahui

bahwa bank umum syariah memiliki tingkat kesehatan yang baik, hal ini

mengartikan bahwa dalam penerapan good corporate governance secara umum

bank umum syariah sudah cukup baik sehingga bila terjadi kelemahan dari

sektor good corporate governance dapat diselesaikan secara normal oleh

manajemen bank, faktor ini juga mendorong bank umum syariah untuk

menghasilkan kinerja yang baik serta menjauhkan bank umum syariah dalam

keadaan financial distress.

6. Hasil Return on Assets (ROA) bank umum syariah memiliki tingkat kesehatan

yang cukup baik, dengan demikian bank memiliki efisiensi operasi yang cukup

memadai dan stabil sehingga memiliki potensi untu memperoleh keuntungan

yang memadai, dan juga menjauhkan bank umum syariah dari kondisi financial

distress.

7. Hasil rasio Capital Adequacy Ratio (CAR) dapat disimpulkan bahwa bank

umum syariah memiliki tingkat kesehatan yang sangat baik, bank memiliki

modal yang sangat memadai, bank mempunyai modal yang sangat kuat untuk

menutup risiko kerugian dan penurunan kualitas aktiva, sehingga membuat

bank umum syariah sangat jauh dari kondisi financial distress.

Page 154: ANALISIS KINERJA KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40734/1/ZULFIKAR... · ANALISIS KINERJA KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI FINANCIAL DISTRESS

139

B. Saran

Peneliti menyadari bahwa penelitian ini masih jauh dari kesempurnaan.

Untuk itu berdasarkan hasil penelitian, maka penulis memberikan saran sebagai

berikut:

1. Penelitian selanjutnya, dapat menggunakan metode – metode prediksi financial

distress lain yang ada.

2. Penelitian selanjutnya, diharapkan menggunakan jumlah sampel dan periode

penelitian yang lebih banyak lagi.

3. Penelitian selanjutnya, sebaiknya melakukan perbandingan perhitungan

berbagai macam model prediksi financial distress yang berbeda.

4. Penelitian selanjutnya, diharapkan untuk membuat metode prediksi financial

distress baru yang dapat memungkinkan digunakan di Indonesia.

Page 155: ANALISIS KINERJA KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40734/1/ZULFIKAR... · ANALISIS KINERJA KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI FINANCIAL DISTRESS

140

DAFTAR PUSTAKA

Altman, Edward I, “Corporate Financial Distress and Bankrupty: A Complete

Guide to Predicting & Avoiding Distress and Profiting from Bankrupty”.

New York: John Wiley and Sons. 1993.

Antonio, Muhammad Syafii, “Bank Syariah Dari Teori ke Praktik”. Jakarta: Gema

Insani Press. 2001.

Azwar, “Model Prediksi Financial Distress dengan Binary Logit (Studi Kasus

Emiten Jakarta Islamic Index)”, Jurnal BPPK, Volume 8, Nomor 1,

Halaman 21-40, 2015.

Baklouti, Nizar, Gautier, Frederic, dan Affes, Habib, “Corporate Governance and

Financial Distress of European Commercial Banks”, Journal of Business

Studies Quarterly, Vol 7, No.3, 2016.

Bank Indonesia. Perihal Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum. Surat Edaran

Bank Indonesia No.13/24/DPNP

Bank Indonesia. Perihal Sistem Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum Syariah

Berdasarkan Prinsip Syariah. Surat Edaran Bank Indonesia

No.9/24/Dpbs/2007

Bank Indonesia. Tentang Kewajiban Penyediaan Modal Minimum. Perarturan

Bank Indonesia No.15/12/PBI/2013

Bank Indonesia. Tentang Pelaksanaan GCG bagi Bank Umum. Perarturan Bank

Indonesia No.8/4/PBI/2006

Bank Indonesia. Tentang Pelaksanaan GCG bagi Bank Umum. Surat Edaran Bank

Indonesia No.12/13/Dpbs

Bank Indonesia. Tentang Pelaksanaan GCG bagi Bank Umum. Surat Edaran Bank

Indonesia No.9/12/DPNP

Bank Indonesia. Tentang Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum. Perarturan

Bank Indonesia No.13/1/PBI/2011

Brigham dan Houston, “Essentials of Financial Management: Dasar-dasar

Manajemen Keuangan”. Jakarta: Salemba Empat. 2011.

Page 156: ANALISIS KINERJA KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40734/1/ZULFIKAR... · ANALISIS KINERJA KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI FINANCIAL DISTRESS

141

Cinantya, I Gusti Agung Ayu Pritha, dan Merkusiwati, Ni Ketut Lely Aryani

“Pengaruh Corporate Governance, Financial Indicators, dan Ukuran

Perusahaan Pada Financial Distress”, E-Jurnal Akuntansi Universitas

Udayana, Vol. 10, No. 3, 2015.

Cokrohadisumarto, Widiyanto bin Mislan, Ismail, Abdul Ghafar., dan Wibowo,

Kartika A,”BMT: Praktik dan Kasus”. Jakarta: Rajawali Pers. 2016.

Fahmi, Irham, “Manajemen Keuangan Perusahaan dan Pasar Modal”. Jakarta:

Mitra Wacana Media. 2014.

Feizi, Mehdi, Panahi, Esmaeil, Keshavarz, Farzad, Mirzaee, Saeideh and Mosavi,

Sayed Mohsen, “The Impact of The Financial Distress on Tax Avoidance in

Listed Firms: Evidence from Tehran Stock Exchange (TSE)”, International

Journal of Advanced Biotechnology and Research (IJBR), Vol-7, Issue-1,

2016.

Gameel, Mohamed Sameh, El-Geziry, Khairy, “Predicting Financial Distress:

Multi Scenarios Modeling Using Neural Network”, International Journal of

Economics and Finance, Vol. 8, No. 11, 2016.

Ghazali, Imam, “Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program IBM SPSS 23

(edisi delapan)”. Semarang: Universitas Diponegoro. 2016.

Hanafi, Mamduh M, “Manajemen Keuangan”. Yogyakarta: BPFE-

YOGYAKARTA. 2016.

Hanafi, Mamduh M. dan Halim, Abdul. “Analisis Laporan Keuangan”.

Yogyakarta: UPP STIM YKPN. 2009.

Hu, Hui, dan Sathye, Milind, “Predicting Financial Distress in the Hong Kong

Growth Enterprises Market from the Perspective of Financial

Sustainability“, Open Access Sustainability, Vol. 7, 2015

Ihsan, Dwi Nur’aini, dan Kartika, Sharfina Putri, “Potensi Kebangkrutan Pada

Sektor Perbankan Syariah Untuk Menghadapi Perubahan Lingkungan

Bisnis”, Etikonomi, Vol 14, No 2, 2015.

Irfan, Mochamad dan Yuniati, Tri, “Analisis Financial Distress Dengan

Pendekatan Altman Z”-Score Untuk Memprediksi Kebangkrutan

Perusahaan Telekomunikasi”. Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3, No.

1, 2014.

Page 157: ANALISIS KINERJA KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40734/1/ZULFIKAR... · ANALISIS KINERJA KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI FINANCIAL DISTRESS

142

Jumingan, “Analisis Laporan Keuangan”. Jakarta: PT Bumi Aksara. 2006.

Karim, Adiwarman A.. “Bank Islam Analisis Fiqih dan Keuangan”. Jakarta: PT

Ragrafindo Persada. 2014.

Kasmir. “Analisis Laporan Keuangan”. Jakarta: Rajawali Pers. 2010.

Khaliq, Ahmad, Altarturi, Basheer Hussein Motawe, Thaker, Hassanudin Mohd

Thas, Harun, Md Yousuf, dan Nahar, Nurun, “Identifying Financial

Distress Firms: a Case Study of Malaysia’s Government Linked

Companies (GLC) ”, International Journal of Economics, Finance and

Management, Vol.3, No.3, April 2014.

Kihooto, Elijah, Omagwa, Job, Wachira, Muturi, dan Ronald, Emojong,

“Financial Distress in Commercial and Services Listed at Nairobi

Securities Exchange, Kenya”, European Journal of Business and

Management, Vol 8, No.27, 2016.

Liao, Quenfeng, dan Mehdian, Seyed, “Measuring Financial Distress and

Predicting Corporate Bankruptcy: an Index Approach”, Review of

Economic & Business Studies, Volume 9, Issue 1, pp.33-51, 2016.

Mostofa, Shahnawaz, Rezina, Sonia and Hasan, Salim, “Predicting the Financial

Distress in the Banking Industry of Bangladesh: A Case Study on Private

Commercial Banks“, Proceedings of Dhaka International Business and

Social Science Research Conference, Westin Hotel and Uttara University,

Dhaka, Bangladesh, 20-22 January, 2016.

Muhammad. “Manajemen Dana Bank Syariah”. Jakarta: Rajawali Pers. 2014.

Munawir, “Analisis Laporan Keuangan”. Yogyakarta: Liberti. 2011.

Nouri1, Bagher Asgarnezhad Milad Soltani, “Designing a bankruptcy prediction

model based on account, market and macroeconomic variables (Case

Study: Cyprus Stock Exchange)“. Iranian Journal of Management Studies

(IJMS), Vol. 9, No. 1, 2016.

Otoritas Jasa Keuangan. Tentang Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum

Syariah dan Unit Usaha Syariah. Perarturan Otoritas Jasa Keuangan

No.8/POJK.03/2014

Pozzoli, Matteo, “An Overlook at Bankruptcy Prediction in Italy in 2016: an

Aplication of The Altman’s Model on Failed Italian Manufacturing

Companies in The 2016-First Quarter”, International Journal of Accounting

and Financial Reporting, Vol 6, No.2, 2016.

Page 158: ANALISIS KINERJA KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40734/1/ZULFIKAR... · ANALISIS KINERJA KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI FINANCIAL DISTRESS

143

Pradhana, Made Aditya Bayu, dan Suputra, I.D.G. Dharma, “Pengaruh Audit Fee,

Going Concern, Financial Distress, Ukuran Perusahaan, Pergantian

Manajemen Pada Pergantian Auditor”, E-Jurnal Akuntansi Universitas

Udayana Vol. 11, No. 3, 2015.

Raden, Dragana, “The Analysis of The Effects of Financial Distress on The Top

Management in The Republic of Serbia”, The European Journal of

Applied Economics, Vol 12, No 1, 2015.

Rahmaniah, Melan, dan Wibowo, Hendro, “Analisis Potensi Terjadinya

Financial Distress Pada Bank Umum Syariah (BUS) di Indonesia”,

Jurnal Ekonomi dan Perbankan Syariah, Vol 3, No 1, 2015.

Rodoni, Ahmad dan Ali, Herni, “Manajemen Keuangan Modern”. Jakarat: Mitra

Wacana Media. 2014.

Samanhyia, Solomon, Oware, Kofi Mintah, dan Anisom-Yaansah, Frederick,

“Financial Distress and Bankruptcy Prediction: Evidence from Ghana”,

Expert Journal of Finance, Volume 4, pp.52-65, 2016.

Santosa, Budi Purbayu dan Ashari, “Analisis Statistik dengan Microsoft Axcel&

SPSS”. Yogyakarta: Andi Offset. 2005.

Sekaran, Uma. “ Metodologi Penelitian untuk Bisnis”. Jakarta: Salemba Empat.

2006.

Selassie, Ephrem G, Tarekegn, Ganfure, dan Ufo, Andualem, “Analysis of

Financial Distress and its Determinants in Selected SMEs in Wolaita

Zone”, Global Journal of Management and Business Research: C Finance,

Vol 16, Issue 8, Version 1.0, Year 2016.

Shidiq, Imaduddin, dan Wibowo, Buddi, “Prediksi Financial Distress Bank

Umum di Indonesia: Analisis Diskriminan dan Regresi Logistik”, Jurnal

Bisnis dan Manajemen, Vol. 7, No. 1, 2017.

Srimindarti, C, “Balanced Scorecard Sebagai Alternatif untuk Mengukur

Kinerja”. Semarang: STIE Stikubank. 2006.

Sugiyono. “Metode Penelitian Kunatitatif Kualitatif dan R&D”. Bandung:

Alfabeta. 2008.

Suprihatin, Neneng Sri, dan Mansur, H. Moch, “Pengaruh Rasio Keuangan dan

Reputasi Underwriter Terhadap Financial Distress Pada Perusahaan

Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Periode 2005 –

2008”, Jurnal Akuntansi, Vol 3, No.1, 2016.

Page 159: ANALISIS KINERJA KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40734/1/ZULFIKAR... · ANALISIS KINERJA KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI FINANCIAL DISTRESS

144

Widhiari, Ni Luh Made Ayu, dan Merkusiwati, Ni K. Lely Aryani, “Pengaruh

Rasio Likuiditas, Leverage, Operating Capacity, dan Sales Growth

Terhadap Financial Distress”, E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana

11.2, pp.456-469, 2015.

William, A.John, E.Govindaraj, R.Santhoshkumar, “A Study on Financial Distress

and Firms Performance with Special Reference to Tantea, Coonoor”,

International Journal of Business Quantitative Economics and Applied

Management Research, Volume 2, Issue 9, February 2016.

www.bi.go.id/ diakses pada 25 Juli 2017, 09:10.

www.detik.com/ diakses pada 20 Juli 2017, 15:25.

www.ojk.go.id/ diakses pada 25 Juli 2017, 09:30

www.kompas.com/ diakses pada 20 Juli 2017, 15:40.

www.konsultanstatistik.com/ diakses pada 16 Mei 2017, 21;45

www.liputan6.com/ diakses pada 20 Juli 2017, 16:45.

www.republika.co.id/ diakses pada 20 Juli 2017, 17:25.

www.viva.co.id/ diakses pada 20 Juli 2017, 16:03.

www.voa-islam.com/ diakses pada 20 Juli 2017, 16:25.

Page 160: ANALISIS KINERJA KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40734/1/ZULFIKAR... · ANALISIS KINERJA KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI FINANCIAL DISTRESS

145

LAMPIRAN

Lampiran 1

Kode Bank Umum Syariah

Nama Bank Umum Syariah Kode Bank Umum Syariah

Bank Muamalat Indonesia BMI

Bank Victoria Syariah BVS

Bank BRI Syariah BRIS

Bank Jabar Banten Syariah BJBS

Bank BNI Syariah BNIS

Bank Syariah Mandiri BSM

Bank Mega Syariah BMS

Bank Panin Dubai Syariah BPS

Bank Syariah Bukopin BSB

Bank BCA Syariah BCAS

Lampiran 2

Analisis Deskriptif

NPF (Non Performing Financing)

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

NPF 70 .00 17.91 3.3866 2.68832

Valid N (listwise) 70

GCG (Good Corporate Governance)

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

GCG 70 1.00 3.00 1.7629 .42395

Valid N (listwise) 70

Page 161: ANALISIS KINERJA KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40734/1/ZULFIKAR... · ANALISIS KINERJA KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI FINANCIAL DISTRESS

146

ROA (Return On Assets)

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

ROA 70 -8.09 6.93 .8560 1.67660

Valid N (listwise) 70

CAR (Capital Adequacy Ratio)

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

CAR 70 10.60 195.14 23.2829 24.14978

Valid N (listwise) 70

WCTA (Working Capital To Total Assets)

RETA (Retained Earnings to Total Assets)

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

WCTA 70 -.49 5.75 .9982 1.28039

Valid N (listwise) 70

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

RETA 70 -.31 .17 .0340 .08712

Valid N (listwise) 70

Page 162: ANALISIS KINERJA KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40734/1/ZULFIKAR... · ANALISIS KINERJA KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI FINANCIAL DISTRESS

147

EBITA (Earnings Before Tax to Total Assets)

BVTD (Book Value of Equity to Total Debt)

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

BVTD 70 .01 1.37 .1362 .20388

Valid N (listwise) 70

Lampiran 3

RGEC Rasio NPF

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

EBITA 70 -.49 .28 .0446 .09362 Valid N (listwise) 70

Kode Bank Tahun (%)

2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016

BMI 4.32 2.6 2.09 1.35 6.55 7.11 3.83

BVS 0.95 2.43 3.19 3.71 7.1 9.8 7.31

BRIS 3.19 2.77 3 4.06 4.6 4.86 4.57

BJBS 1.8 1.36 3.97 1.86 5.84 6.93 17.91

BNIS 3.59 3.62 2.02 1.86 1.86 2.53 2.94

BSM 3.52 2.42 2.82 4.32 6.84 6.06 4.92

BMS 3.52 3.03 2.67 2.98 3.89 4.26 3.3

BPS 0 0.88 0.2 1.02 0.53 2.63 2.26

BSB 3.8 1.74 4.57 4.27 4.07 2.99 3.17

BCAS 1.2 0.2 0.1 0.1 0.1 0.7 0.5

Page 163: ANALISIS KINERJA KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40734/1/ZULFIKAR... · ANALISIS KINERJA KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI FINANCIAL DISTRESS

148

Hasil Rasio GCG

Hasil Rasio ROA

Kode Bank Tahun

2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016

BMI 1.4 1.3 1.7 1.15 2.5 3 2

BVS 1.75 1.69 2.07 1.66 1.93 3 1.97

BRIS 1.61 1.55 1.38 1.35 1.74 2 2

BJBS 1.5 1.6 2.53 1.78 2 2.5 2.54

BNIS 1.625 1.3 1.315 1.3 2.12 2 2

BSM 1.35 2.35 1.675 1.85 2.12 2 1

BMS 1.875 1.825 1.6 1.869 2 1.54 1.64

BPS 2.2 1.95 1.35 1.35 1.45 2 2

BSB 1.6 1.6 1.5 1.5 2 1.5 1.5

BCAS 2.1 1.9 1.8 1.55 1 1 1

Kode Bank Tahun (%)

2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016

BMI 1.36 1.52 1.54 1.37 0.17 0.2 0.22

BVS 1.09 6.93 1.43 0.5 -1.87 -2.36 -2.19

BRIS 0.35 0.2 1.19 1.15 0.08 0.76 0.88

BJBS 0.72 1.23 0.67 0.91 0.72 0.25 -8.09

BNIS 0.61 1.29 1.48 1.37 1.27 1.43 1.44

BSM 2.21 1.95 2.25 1.53 0.17 0.56 0.59

BMS 1.9 1.58 3.81 2.33 0.29 0.3 2.63

BPS -2.53 1.75 3.29 1.03 1.99 1.14 0.37

BSB 0.74 0.52 0.55 0.69 0.27 0.79 0.76

BCAS 1.04 0.9 0.8 1 0.8 1 1.1

Page 164: ANALISIS KINERJA KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40734/1/ZULFIKAR... · ANALISIS KINERJA KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI FINANCIAL DISTRESS

149

Hasil Rasio CAR

Lampiran 4

Aset Lancar

2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016

BMI 4687443 9371763 11056545 10190014 15691045 12401896 11342655

BVS 623587 625410 918988 439663 333767 308073 384678

BRIS 1189921 1794388 2589901 3096763 4468851 7360464 9291739

BJBS 1917951 2805300 4045320 4459790 5838088 6150652 2317504

BNIS 2799811 2986276 2711516 3181601 4253227 5118545 7706835

BSM 8283308 11027050 8722166 12705589 16988354 18029589 22394411

BMS 1362015 1374913 1791655 1678652 1298046 975185 986872

BPS 199374 279602 586063 1420605 1393475 1397015 2185526

BSB 441207 597792 806457 867064 1226867 1335427 1944456

BCAS 426313 517559 578369 598387 830748 1323217 1459954

Kode BankTahun (%)

Kode Bank Tahun (%)

2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016

BMI 13.26 12.01 11.57 17.27 14.15 12.36 12.74

BVS 195.14 45.2 28.08 18.4 15.27 16.14 15.98

BRIS 20.62 14.74 11.35 14.49 12.89 13.94 11.91

BJBS 31.43 30.29 21.73 17.99 15.78 22.53 18.25

BNIS 27.68 20.67 14.22 16.54 16.26 15.48 14.92

BSM 10.6 14.57 13.82 14.1 14.76 12.85 14.01

BMS 13.14 12.03 13.51 12.99 19.26 18.74 23.53

BPS 54.81 61.98 32.2 20.83 25.69 20.3 18.17

BSB 11.51 15.29 12.78 11.1 15.85 16.31 17

BCAS 76.39 45.9 31.5 22.4 29.6 34.3 36.7

Page 165: ANALISIS KINERJA KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40734/1/ZULFIKAR... · ANALISIS KINERJA KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI FINANCIAL DISTRESS

150

Kewajiban Lancar

Total Assets

2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016

BMI 2843937 3881726 6951622 7002256 6849642 6631671 6542899

BVS 344518 62950 163042 119509 83903 110182 230755

BRIS 1192418 2230290 3331739 4404515 5508590 6321537 7364428

BJBS 240580 2254830 3399092 3724579 5328735 5278006 926715

BNIS 825369 1301983 2176760 3684105 3063685 3275105 4635556

BSM 5009831 6291136 8568628 10429685 8179953 9622779 11118763

BMS 1247796 1719267 1832048 1441339 1042338 684519 632808

BPS 20302 28434 209331 402609 891746 841347 1019129

BSB 311766 350619 455653 560256 729896 776454 1214534

BCAS 111538 189692 256688 273964 323824 394032 422924

Kode BankTahun (%)

2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016

BMI 21400793 32479506 44854413 54694020 62413310 57172587 55786397

BVS 336676 642026 939472 1323398 1439983 1379265 1625183

BRIS 6856386 11200823 14088914 17400914 20343249 24230247 27687188

BJBS 1930469 2849451 4239448 4695088 6093487 6439966 7441653

BNIS 6394923 8466887 10645313 14708504 19492112 23017667 28314175

BSM 32481873 48671950 54229395 63965361 66942422 70369708 78831722

BMS 4637730 5564662 8163668 9121575 7042486 5559819 6135241

BPS 458713 1016878 2136576 4052701 6207678 7134234 8757963

BSB 2193952 2730026 3616107 4343069 5161300 5827153 7019599

BCAS 874631 1217097 1602180 2041418 2994449 4349580 4995607

Kode BankTahun (%)

Page 166: ANALISIS KINERJA KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40734/1/ZULFIKAR... · ANALISIS KINERJA KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI FINANCIAL DISTRESS

151

Retained Earnings

Earnings Before Tax

2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016

BMI 443684 670640 1120895 1596742 684634 290593 243220

BVS 11811 32370 42534 46609 25315 2553 -15492

BRIS -23978 -12324 89564 219128 228843 349090 519299

BJBS 5393 20579 -9558 18758 22271 32312 -382599

BNIS 36512 68735 175967 283680 408500 607025 861547

BSM 1358881 1909952 2722183 3373422 3445201 3242501 3567915

BMS 62911 116778 301650 149739 17635 24994 136634

BPS -8882 351 35408 25995 96934 150456 169997

BSB -206804 -194595 -177297 -157750 -149088 -121587 -88877

BCAS 3826 10598 18959 31659 44609 68045 104862

Kode BankTahun (%)

2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016

BMI 231076 371670 521841 653621 96719 108910 116459

BVS 3013 26812 10394 4928 -25021 -31985 -27884

BRIS 18054 16701 138052 183942 15385 169069 238609

BJBS 7696 25769 -22694 40571 34313 15949 -547031

BNIS 36734 89256 137744 179616 220133 307768 373197

BSM 568732 747934 1097133 883836 109793 374126 434704

BMS 84352 72057 246728 199737 23319 16727 147247

BPS -10523 12410 46849 29162 95731 75372 27751

BSB 14919 15021 24354 27245 12770 40665 47833

BCAS 6285 8950 10961 16761 17498 31892 49241

Kode BankTahun (%)

Page 167: ANALISIS KINERJA KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40734/1/ZULFIKAR... · ANALISIS KINERJA KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI FINANCIAL DISTRESS

152

Book Value of Equity

Total Debt

2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016

BMI 208554 317399 422600 868257 2297070 2394218 2638165

BVS 10087 12317 13568 14171 12707 11583 1666

BRIS 92313 125327 123065 163163 151925 156188 140816

BJBS 1745 8927 141149 160886 160785 174425 170979

BNIS 23647 47720 97474 102349 110890 159759 214585

BSM 365261 511063 743598 787871 725405 1124136 973273

BMS 68718 61938 51403 51082 288660 339014 324460

BPS 26424 24446 24761 28527 29861 54139 84132

BSB 43994 57646 58393 85176 80808 110754 138779

BCAS 8250 8439 6766 18558 19994 40000 50725

Kode BankTahun (%)

2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016

BMI 3085416 4273429 8115487 9875162 9463142 8952097 9476756

BVS 35773 64653 161748 119634 84238 111207 232054

BRIS 1192418 2230290 3431739 4504515 5608590 6421537 8464428

BJBS 274568 350268 572583 711187 594012 525022 940848

BNIS 825369 1301983 2185658 3838672 3084547 3310505 4684758

BSM 5009834 7041139 9168631 11029685 8329956 9883107 11232796

BMS 1397796 1819268 2117051 1905341 1292342 934524 653977

BPS 20302 28436 209333 402609 891476 841347 1019132

BSB 2050386 2474252 3343035 4050449 829679 876238 1314314

BCAS 111540 190216 256793 275000 321416 393622 419533

Kode BankTahun (%)

Page 168: ANALISIS KINERJA KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40734/1/ZULFIKAR... · ANALISIS KINERJA KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI FINANCIAL DISTRESS

153

WCTA

Kode Bank Tahun

2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016

BMI 0.5651 1.1088 0.6003 0.3823 0.9293 0.6621 0.5644

BVS 5.4376 5.7470 5.2785 1.5870 1.1383 0.9412 0.6213

BRIS -0.0024 -0.2553 -0.3454 -0.4930 -0.3353 0.2813 0.4566

BJBS 5.6999 1.2673 1.0000 1.0272 0.5483 0.8889 1.2260

BNIS 2.0254 1.3050 0.3295 -0.2241 0.4003 0.5254 0.7116

BSM 0.6611 0.6383 0.0186 0.2334 0.8632 0.7837 0.9383

BMS 0.1616 -0.4059 -0.0325 0.1707 0.2382 0.3430 0.3786

BPS 2.5609 1.6203 1.1567 1.6478 0.5302 0.5109 0.8737

BSB 0.3870 0.5939 0.6364 0.4634 0.6316 0.6293 0.6821

BCAS 2.3609 1.7672 1.3171 1.0425 1.1105 1.4014 1.3618

RETA

Kode Bank Tahun

2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016

BMI 0.0676 0.0673 0.0815 0.0952 0.0358 0.0166 0.0142

BVS 0.1144 0.1644 0.1476 0.1148 0.0573 0.0060 -0.0311

BRIS -0.0114 -0.0036 0.0207 0.0411 0.0367 0.0470 0.0611

BJBS 0.0091 0.0235 -0.0073 0.0130 0.0119 0.0164 -0.1676

BNIS 0.0186 0.0265 0.0539 0.0629 0.0683 0.0860 0.0992

BSM 0.1364 0.1279 0.1636 0.1719 0.1678 0.1502 0.1475

BMS 0.0442 0.0684 0.1205 0.0535 0.0082 0.0147 0.0726

BPS -0.0631 0.0011 0.0540 0.0209 0.0509 0.0688 0.0633

BSB -0.3073 -0.2324 -0.1598 -0.1184 -0.0942 -0.0680 -0.0413

BCAS 0.0143 0.0284 0.0386 0.0506 0.0486 0.0510 0.0684

Page 169: ANALISIS KINERJA KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40734/1/ZULFIKAR... · ANALISIS KINERJA KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI FINANCIAL DISTRESS

154

EBITA

Kode Bank Tahun

2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016

BMI 0.0726 0.0769 0.0782 0.0803 0.0104 0.0128 0.0140

BVS 0.0601 0.2806 0.0743 0.0250 -0.1168 -0.1558 -0.1153

BRIS 0.0177 0.0100 0.0658 0.0710 0.0051 0.0469 0.0579

BJBS 0.0268 0.0608 -0.0360 0.0581 0.0378 0.0166 -0.4940

BNIS 0.0386 0.0708 0.0870 0.0821 0.0759 0.0899 0.0886

BSM 0.1177 0.1033 0.1360 0.0929 0.0110 0.0357 0.0371

BMS 0.1222 0.0870 0.2031 0.1471 0.0223 0.0202 0.1613

BPS -0.1542 0.0820 0.1474 0.0484 0.1036 0.0710 0.0213

BSB 0.0457 0.0370 0.0453 0.0422 0.0166 0.0469 0.0458

BCAS 0.0483 0.0494 0.0460 0.0553 0.0393 0.0493 0.0662

BVTD

Kode Bank Tahun

2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016

BMI 0.0710 0.0780 0.0547 0.0923 0.2549 0.2808 0.2923

BVS 0.2961 0.2000 0.0881 0.1244 0.1584 0.1094 0.0075

BRIS 0.0813 0.0590 0.0377 0.0380 0.0284 0.0255 0.0175

BJBS 0.0067 0.0268 0.2588 0.2375 0.2842 0.3488 0.1908

BNIS 0.0301 0.0385 0.0468 0.0280 0.0377 0.0507 0.0481

BSM 0.0766 0.0762 0.0852 0.0750 0.0914 0.1194 0.0910

BMS 0.0516 0.0357 0.0255 0.0282 0.2345 0.3809 0.5209

BPS 1.3666 0.9027 0.1242 0.0744 0.0352 0.0676 0.0867

BSB 0.0225 0.0245 0.0183 0.0221 0.1023 0.1327 0.1109

BCAS 0.0777 0.0466 0.0277 0.0709 0.0653 0.1067 0.1270

Page 170: ANALISIS KINERJA KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40734/1/ZULFIKAR... · ANALISIS KINERJA KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI FINANCIAL DISTRESS

155

Altman Z-Score modifikasi

Lampiran 5

Analisis Korelasi

WCTA RETA EBITDA BVTD

WCTA Pearson Correlation 1 .147 .025 .198

Sig. (2-tailed) .225 .834 .101

N 70 70 70 70

RETA Pearson Correlation .147 1 .448** -.091

Sig. (2-tailed) .225 .000 .452

N 70 70 70 70

EBITDA Pearson Correlation .025 .448** 1 -.217

Sig. (2-tailed) .834 .000 .071

N 70 70 70 70

BVTD Pearson Correlation .198 -.091 -.217 1

Sig. (2-tailed) .101 .452 .071

N 70 70 70 70

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed)

Kode Bank Tahun

2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016

BMI 0.7762 1.3310 0.8147 0.6501 1.2303 0.9723 0.8850

BVS 5.9081 6.3921 5.5885 1.8512 1.2372 0.9008 0.4825

BRIS 0.0852 -0.1899 -0.2212 -0.3429 -0.2651 0.4007 0.5932

BJBS 5.7425 1.3784 1.2155 1.3359 0.8823 1.2707 0.7552

BNIS 2.1127 1.4408 0.5172 -0.0512 0.5823 0.7519 0.9474

BSM 0.9917 0.9457 0.4033 0.5732 1.1334 1.0891 1.2139

BMS 0.3796 -0.2148 0.3166 0.3995 0.5031 0.7587 1.1334

BPS 3.7102 2.6061 1.4823 1.7915 0.7199 0.7183 1.0449

BSB 0.1480 0.4230 0.5402 0.4092 0.6564 0.7409 0.7975

BCAS 2.5011 1.8915 1.4293 1.2192 1.2637 1.6084 1.6234

Page 171: ANALISIS KINERJA KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40734/1/ZULFIKAR... · ANALISIS KINERJA KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI FINANCIAL DISTRESS

156

Analisis Multinomial Logit

Case Processing Summary

Model Fitting Information

Goodness-of-Fit

Page 172: ANALISIS KINERJA KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40734/1/ZULFIKAR... · ANALISIS KINERJA KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI FINANCIAL DISTRESS

157

Pseudo R-Square

Likelihood Ratio Tests

Page 173: ANALISIS KINERJA KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40734/1/ZULFIKAR... · ANALISIS KINERJA KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI FINANCIAL DISTRESS

158

Parameter Estimates

Classification

Page 174: ANALISIS KINERJA KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40734/1/ZULFIKAR... · ANALISIS KINERJA KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI FINANCIAL DISTRESS

159

Page 175: ANALISIS KINERJA KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40734/1/ZULFIKAR... · ANALISIS KINERJA KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI FINANCIAL DISTRESS

160

Page 176: ANALISIS KINERJA KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40734/1/ZULFIKAR... · ANALISIS KINERJA KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI FINANCIAL DISTRESS

161