analisis kinerja keuangan bank syariah

23
ANALISIS KINERJA KEUANGAN BANK SYARIAH Berdasarkan Peraturan Bank Indonesia Nomor 9/1/PBI/2007 PENDAHULUAN Laporan keuangan merupakan alat yang sangat penting untuk memperoleh informasi sehubungan dengan posisi keuangan dan hasil yang telah dicapai oleh perusahaan atau badan usaha yang bersangkutan. Laporan keuangan sangat berkaitan erat dengan proses akutansi yang merupakan kegiatan mencatat, mengklasifikasikan data keuangan dari satu badan usaha dimana aktifitasnya berhubungan dengan produksi barang dan jasa. Laporan keuangan perusahaan lazimnya diterbitkan secara periodik, tahunan, semester, triwulan, bulanan bahkan harian. Ditinjau dari sudut pandang manajemen, laporan keuangan merupakan media untuk mengkomunikasikan performance keuangan perusahaan yang telah dikelola kemudian ditunjukan kepada pihak-pihak yang berkepentingan, sedangkan ditinjau dari sudut pandang pemakai, informasi akutansi diharapkan dapat digunakan sebagai dasar untuk pengambilan keputusan yang rasional dalam praktek bisnis yang sehat.

Upload: taufiq-rahman

Post on 08-Dec-2015

24 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

sw

TRANSCRIPT

Page 1: Analisis Kinerja Keuangan Bank Syariah

ANALISIS KINERJA KEUANGAN BANK SYARIAH

Berdasarkan Peraturan Bank Indonesia Nomor 9/1/PBI/2007

PENDAHULUAN

Laporan keuangan merupakan alat yang sangat penting untuk memperoleh

informasi sehubungan dengan posisi keuangan dan hasil yang telah dicapai oleh perusahaan

atau badan usaha yang bersangkutan. Laporan keuangan sangat berkaitan erat dengan proses

akutansi yang merupakan kegiatan mencatat, mengklasifikasikan data keuangan dari satu

badan usaha dimana aktifitasnya berhubungan dengan produksi barang dan jasa. Laporan

keuangan perusahaan lazimnya diterbitkan secara periodik, tahunan, semester, triwulan,

bulanan bahkan harian. Ditinjau dari sudut pandang manajemen, laporan keuangan

merupakan media untuk mengkomunikasikan performance keuangan perusahaan yang telah

dikelola kemudian ditunjukan kepada pihak-pihak yang berkepentingan, sedangkan ditinjau

dari sudut pandang pemakai, informasi akutansi diharapkan dapat digunakan sebagai dasar

untuk pengambilan keputusan yang rasional dalam praktek bisnis yang sehat.

` Laporan keuangan menyediakan informasi mengenai posisi keuangan perusahaan,

laporan kinerja, perubahan komposisi keuangan, dan laporan aliran kas. Laporan keuangan

akan lebih bermanfaat sebagai dasar pengambilan keputusan ekonomi, apabila yang

dihasilkan mempunyai daya prediksi apa yang akan terjadi di masa yang akan datang.

Perbankan Syariah sebagai salah satu sistem perbankan nasional memerlukan

berbagai sarana pendukung agar dapat memberikan kontribusi yang maksimum bagi

pengembangan ekonomi nasional. Perkembangan perbankan syariah selama satu tahun

terakhir, sampai dengan bulan oktober 2012 cukup menggembirakan, terlihat dari

pertumbuhan asetnya serta pertumbuhan bank syariah itu sendiri. Dari sisi preferensi

masyarakat terhadap produk perbankan syariah, masyarakat cenderung memilih produk yang

memberikan imbal hasil yang tinggi, seperti deposito, mudharabah, musyarakah, murabahah,

istisna, qardh, dan pembiayaan ijarah.

Page 2: Analisis Kinerja Keuangan Bank Syariah

Bank syariah tidak rentan terhadap fluktuasi tingkat suku bunga karena bank syariah

tidak beroperasi dengan sistem bunga, eksposure pembiayaan perbankan syariah lebih

diarahkan kepada akivitas perekonomian domestik sehingga belum memiliki tingkat integrasi

yang tinggi dengan sistem keuangan global. Bank Indonesia menilai tingkat kesehatan bank

dengan menggunakan pendekatan kualitatif atas berbagai aspek yang berpengaruh terhadap

kondisi suatu bank. Analisis CAMELS digunakan untuk menganalisis dan mengevaluasi

kinerja keuangan bank umum di Indonesia. CAMELS merupakan kepanjangan dari Capital

(C), Asset Quality (A), Management (M), Earning (E), Liability dan Liquidity (L). Analisis

CAMELS diatur dalam Peraturan Bank Indonesia Nomor 6/10/PBI/2004 perihal sistem

penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum dan Peraturan Bank Indonesia. Dan kemudian

diperbaiki dan dievaluasi kembali dengan Peraturan Bank Indonesia Nomor 9/1/PBI/2007

Tentang Sistem Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum Berdasarkan Prinsip Syariah.

Eskposure pembiayaan perbankan syariah yang masih lebih diarahkan kepada

aktivitas perekonomian domestik, sehingga belum memiliki tingkat integrasi yang tinggi

dengan sistem keuangan global dan belum memiliki tingkat sofistikasi transaksi yang tinggi.

Perbankan syariah nasional mengalami pertumbuhan yang akan dapat dipenuhi, antara lain:

realisasi konversi beberapa UUS (Unit Usaha Syariah) menjadi BUS (Bank Umum Syariah),

implementasi Undang-Undang No. 21 Tahun 2008 tentang perbankan syariah sebagai

kepastian hukum berhasil mendorong peningkatan kapasitas bank-bank syariah tentang

SBSN mampu memberikan semangat industri untuk meningkatkan kinerjanya.

Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) Al-Mabrur Ponorogo adalah salah satu

perbankan syariah yang ada di Jawa Timur dan berdiri paling lama (pertama kali) di

Karisedenan Ponorogo, Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) Al-Mabrur Ponorogo

dengan semua usahanya menyediakan produk tabungan dan pembiayaan dengan membawa

misi yang harus diemban, yaitu sebagai bank penyedia dana untuk fasilitas kredit

(pembiayaan), serta menjalankan bisnis dengan prinsip syariah.

Salah satu fenomena tersebut adalah terkait dengan Simpanan Tabungan dan

Simpanan Deposito, dimana depositonya menggunakan sistem nisbah bagi hasil

(mudharabah) atau bonus wadiah dan bukan dengan sistem bunga, terkait dengan pembiayaan

(kredit), ternyata di dalam sistem kinerja pembiayaan BPRS Al-Mabrur Ponorogo, untuk

angsuran pembiayaannya hanya menerapkan nilai margin 1,5% dari jumlah pokok

pembiayaan yang diberikan pihak BPRS Al-Mabrur Ponorogo dengan kesepakatan akad di

awal, tanpa ada pinalti meskipun masuk jatuh tempo. terkait dengan pendapatan BPRS Al-

Mabrur Ponorogo, dimana modal BPRS Al-Mabrur Ponorogo mayoritas berasal dari

Page 3: Analisis Kinerja Keuangan Bank Syariah

pengumpulan simpanan Dana Pihak Ketiga (DPK) ini lebih sering mendapatakan keuntungan

(pendapatan) yang selalu bertambah (mengalami peningkatan) setiap tahunnya, yang

didominasi dari hasil produk pembiayaan.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis kinerja keuangan BPR

Syariah Al-Mabrur Ponorogo Periode 2010-2012 didasarkan pada Peraturan Bank Indonesia

Nomor 9/1/PBI/2007 tanggal 24 Januari 2007 tentang Sistem Penilaian Tingkat Kesehatan

Bank Umum Berdasarkan Prinsip Syariah.

KAJIAN PUSTAKA

Kinerja Keuangan

Kinerja keuangan adalah suatu analisis yang dilakukan untuk melihat sejauh mana

suatu perusahaan telah melaksanakan dengan menggunakan aturan – aturan pelaksanaan

keuangan secara baik dan benar (Fahmi, 2011;2) kinerja keuangan adalah gambaran kondisi

keuangan bank pada suatu periode tertentu baik mencakup aspek penghimpunan dana

maupun penyaluran dananya. Kinerja menunjukkan suatu yang berhubungan dengan

kekuatan serta kelemahan suatu perusahaan (Kusumo, 2008)

Rasio merupakan alat ukur yang digunakan perusahaan untuk menganalisis laporan

keuangan. Rasio menggambarkan suatu hubungan atau pertimbangan antara suatu jumlah

tertentu dengan jumlah yang lain. Dengan menggunakan alat analisa berupa rasio keuangan

dapat menjelaskan dan memberikan gambaran kepada penganalisa tentang baik atau

buruknya keadaan atau posisi keuangan suatu perusahaan dari suatu periode ke periode

berikutnya.

Laporan Keuangan Perbankan

Laporan keuangan bank adalah Laporan keuangan bank menunjukkan kondisi bank

secara keseluruhan (Kasmir, 2003:239). Laporan keuangan melaporkan prestasi historis dari

suatu perusahaan dan memberikan dasar, bersama dengan analisis bisnis dan ekonomi, untuk

membuat proyeksi dan peramalan untuk masa depan. Laporan keuangan merupakan media

komunikasi yang digunakan untuk menghubungkan pihak-pihak yang berkepentingan

terhadap perusahaan. Pentingnya laporan keuangan bahwa laporan keuangan merupakan

sarang mempertanggung jawabkan apa yang telah dilakukan manajer atas sumber daya

pemilik.

Page 4: Analisis Kinerja Keuangan Bank Syariah

Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 1 paragraf 1 menyatakan

tujuan laporan keuangan bertujuan umum untuk memberikan informasi tentang posisi

keuangan, kinerja dan arus kas perusahaan yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan

pengguna laporan dalam rangka membuat keputusan keputusan ekonomi serta menunjukkan

pertanggung jawaban manajemen atas penggunaan sumber sumber daya yang dipercayakan

kepada mereka. Laporan keuangan meliputi neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan

equitas, laporan arus kas, dan catatan atas laporan keuangan (PSAK, 2010)

Analisa Kinerja Keuangan didasarkan pada Peraturan Bank Indonesia

Peraturan Bank Indonesia Nomor 9/1/PBI/2007 tanggal 24 Januari 2007 tentang

sistem penilaian tingkat kesehatan bank umum berdasarkan prinsip syariah (lembaran negara

republik indonesia tahun 2007 nomor 31, tambahan lembaran negara republik indonesia

nomor 4699), perlu diatur ketentuan pelaksanaan dalam suatu Surat Edaran Bank Indonesia,

yaitu: (1) dengan meningkatnya jenis produk dan jasa perbankan syariah memberikan

pengaruh terhadap kompleksitas usaha dan profil risiko bank berdasarkan prinsip syariah, (2)

perhitungan tingkat kesehatan bank telah memperhitungkan risiko melekat (inherent risk)

dari aktivitas bank, (3) tingkat kesehatan bank merupakan hasil penilaian kualitatif atas

berbagai aspek yang berpengaruh terhadap kondisi atau kinerja bank dengan melakukan

penilaian terhadap faktor finansial dan faktor manajemen, (4) penilaian faktor finansial

dilakukan dengan melakukan pembobotan terhadap peringkat faktor permodalan, kualitas

aset, rentabilitas, likuiditas dan sensitivitas atas risiko pasar, (5) penilaian terhadap faktor

permodalan, kualitas aset, rentabilitas, likuiditas dan sensitivitas atas risiko pasar dilakukan

dengan menggunakan penilaian kuantitatif dan kualitatif serta judgement, (6) rasio-rasio yang

digunakan untuk menghitung peringkat faktor permodalan, kualitas aset, rentabilitas,

likuiditas dan sensitivitas atas risiko pasar dibedakan menjadi rasio utama, rasio penunjang

dan rasio pengamatan (observed), (7) penilaian terhadap faktor manajemen dilakukan dengan

menggunakan penilaian kualitatif untuk setiap aspek dari manajemen umum, manajemen

risiko dan manajemen kepatuhan.

Rasio (Capital)

Penilaian permodalan dimaksudkan untuk menilai kecukupan modal Bank dalam

mengamankan eksposur risiko posisi dan mengantisipasi eksposur risiko yang akan muncul.

Page 5: Analisis Kinerja Keuangan Bank Syariah

Penilaian kecukupan pemenuhan kewajiban penyediaan modal minimum dihitung

menggunakan rasio

Keterangan:

Mtier1: Modal inti = Modal disetor + Cadangan umum + Laba ditahan + Laba tahun berjalan.

*modal disetor = Modal dasar – Modal yang belum disetor.

Mtier2: Modal Pelengkap = Cadangan umum + Modal pinjaman.

Mtier3: Modal pelengkap tambahan = Agio.

Penyertaan: Penanaman dana bank = Modal dasar - Modal belum disetor.

ATMR: Aktiva Tertimbang Menurut Resiko = Penempatan pada bank lain + Piutang +

(Tanah dan gedung – Akumulasi penyusutan gedung) + (inventaris – Akumulasi

penyusutan inventaris) + Rupa-rupa aktiva.

Nilai KPMM mempunyai beberapa peringkat untuk menentukan apakah bank

tersebut dikatakan baik apa tidak, peringkat tersebut adalah : (1) Peringkat 1 : KPMM

≥ 12%, (2) Peringkat 2 : 9% ≤ KPMM < 12%, (3) Peringkat 3 : 8% ≤ KPMM < 9%,

(4) Peringkat 4 : 6% < KPMM < 8%, (5) Peringkat 5 : KPMM ≤ 6%.

Rasio (Asset quality)

Penilaian kualitas aset dimaksudkan untuk menilai kondisi aset bank, termasuk

antisipasi atas risiko gagal bayar dari pembiayaan (credit risk) yang akan muncul. Penilaian

kualitas aktiva produktif bank syariah menggunakan rasio:

KAP= ¿

: Aktiva Produktif Yang

Diklasifikasikan

DPK : Dalam Perhatian

Khusus

KL : Kurang Lancar

D : Diragukan

M : Macet

Page 6: Analisis Kinerja Keuangan Bank Syariah

Nilai KAP mempunyai beberapa peringkat untuk menentukan apakah bank tersebut

dikatakan baik apa tidak, peringkat tersebut adalah : (1) Peringkat 1 : KAP > 0,99, (2)

Peringkat 2 : 0,96 < KAP ≤ 0,99, (3) Peringkat 3 : 0,93 < rasio KAP ≤ 0,96, (4) Peringkat 4 :

0,90 < rasio KAP ≤ 0,93, (5) Peringkat 5 : KAP ≤ 0,90.

Rasio (Earnings).

Penilaian rentabilitas dimaksudkan untuk menilai kemampuan bank dalam

menghasilkan laba. Penilaian pendapatan operasional bersih (Net Operating Margin, NOM)

dihitung menggunakan rasio :

Keterangan:

PO : Pendapatan

Operasional

DBH : Distribusi bagi hasil

BO : Beban Operasional

Rata2 AP :

Saldo awal + Saldo akhir tahun

2

Nilai NOM mempunyai beberapa peringkat untuk menentukan apakah bank tersebut

dikatakan baik apa tidak, peringkat tersebut adalah : (1) Peringkat 1 : NOM > 3%, (2)

Peringkat 2 : 2% < NOM ≤ 3%, (3) Peringkat 3 : 1,5% < NOM ≤ 2% , (4) Peringkat 4 : 1% <

NOM ≤ 1,5%, (5) Peringkat 5 : NOM ≤ 1%

Rasio (Liquidity)

Penilaian likuiditas dimaksudkan untuk menilai kemampuan bank dalam memelihara

tingkat likuiditas yang memadai termasuk antisipasi atas risiko likuiditas yang akan muncul.

Penilaian besarnya aset jangka pendek dibandingkan dengan kewajiban jangka pendek

menggunakan rasio :

Page 7: Analisis Kinerja Keuangan Bank Syariah

Keterangan:

Akt jgk pendek:

(Aktiva jangka pendek = Kas + Penempatan bank Indonesia + Penempatan pada bank lain +

Piutang + Pembiayaan + Pembiayaan Ijarah)

Kew jgk pendek:

(Kewajiban jangka pendek = Kewajiban segera + Tabungan pihak ketiga + Deposito pihak

ketiga)

Nilai STM mempunyai beberapa peringkat untuk menentukan apakah bank tersebut

dikatakan baik apa tidak, peringkat tersebut adalah : (1) Peringkat 1 : STM > 25%, (2)

Peringkat 2 : 20% < STM ≤ 25%, (3) Peringkat 3 : 15% < STM ≤ 20%, (4) Peringkat 4 : 10%

< STM ≤ 15%, (5) Peringkat 5 : STM ≤ 10%.

METODE

Pendekatan penelitian yang akan dipakai adalah pendekatan deskriptif yang memakai

data-data kuantitatif. Model penelitian ini adalah mempelajari aspek dari suatu topik yang

sederhana atau rumit dari situasi yang berbeda, dimana pendekatan ini menyatakan sesuatu

distribusi atau keberadaan suatu variabel (Emory, 1996:131). Penelitian ini tergolong dalam

kategori penelitian case study (studi kasus), penelitian studi kasus artinya melakukan

penelitian pada lokus atau subyek tertentu yang memang memiliki keunikan tertentu yang

berbeda dengan lokus atau subyek yang lain pada umumnya.

Data penelitian ini diperoleh melalui studi lapangan, sumber data primer yang

digunakan dalam penelitian ini adalah laporan keuangan BPR Syariah Al-Mabrur Ponorogo

pada periode 2010-2012. Populasi dalam penelitian ini adalah fokus pada laporan keuangan

Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Syariah Al-Mabrur Ponorogo pada periode 2010–2012.

Maka ruang lingkup subyek penelitian ini meliputi tentang semua data laporan keuangan

yang digunakan sebagai analisa kinerja keuangan Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Syariah

Al-Mabrur Ponorogo yaitu dengan menggunakan data laporan keuangan tahunan BPR

Syariah Al-Mabrur Ponorogo dari tahun 2010-2012 berubah menjadi 2010-2012 karena

keterbatasan data yang ada.

Page 8: Analisis Kinerja Keuangan Bank Syariah

Data yang digunakan penelitian ini data kualitatif berdasarkan pada pendekatan

teoritis dan pemikiran logis. Model data ini menggunakan keterangan-keterangan yang

terperinci berdasarkan informasi lisan dari narasumber, data kuantitatif dalam bentuk

kumpulan angka-angka dari hasil observasi dan dokumentasi yang sifatnya dapat dihitung

dengan metode statistik. Data kuantitatif dalam penelitian ini, berupa rasio dari laporan

keuangan BPR Syariah Al-Mabrur Ponorogo pada periode 2010-2012. Teknik pengumpulan

data dengan dokumentasi yaitu dengan cara mencari data mengenai variabel atau hal-hal yang

berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, dan sebagainya. Teknik dokumentasi

pada penelitian ini adalah data berupa dokumen laporan keuangan yang meliputi neraca dan

laporan laba rugi periode 2010-2012 yang diterbitkan oleh BPR Syariah Al-Mabrur Ponorogo

pada periode 2010-2012

Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah rasio-rasio penilaian kesehatan

bank syariah dengan didasarkan pada Peraturan Bank Indonesia Nomor 9/1/PBI/2007 tanggal

24 Januari 2007 tentang Sistem Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum Berdasarkan

Prinsip Syariah. Rasio yang dipergunakan untuk menilai kinerja keuangan Kasus BPR

Syariah Al-Mabrur Ponorogo Periode 2010 -2012 adalah (1) Permodalan (capital), (2)

Kualitas aset (Asset quality), (3) Rentabilitas (Earnings), (4) Likuiditas (Liquidity).

Aspek Permodalan (capital), penilaian permodalan dimaksudkan untuk menilai

kecukupan modal bank dalam mengamankan eksposur risiko posisi dan mengantisipasi

eksposur risiko yang akan muncul. Rasio yang digunakan untuk menilai aspek permodalan

adalah kecukupan pemenuhan kewajiban penyediaan modal minimum.

Aspek Kualitas Aset Produktif (Asset quality) penilaian kualitas aset dimaksudkan

untuk menilai kondisi aset bank, termasuk antisipasi atas risiko gagal bayar dari pembiayaan

(credit risk) yang akan muncul. Rasio yang digunakan untuk menilai aspek kualitas aset

adalah kualitas aktiva produktif.

Aspek Rentabilitas (Earnings), penilaian rentabilitas dimaksudkan untuk menilai

kemampuan bank dalam menghasilkan laba. Rasio yang digunakan untuk menilai aspek

rentabilitas adalah pendapatan operasional bersih.

Aspek Likuiditas (Liquidity) penilaian likuiditas dimaksudkan untuk menilai kemampuan

bank dalam memelihara tingkat likuiditas yang memadai termasuk antisipasi atas risiko

likuiditas yang akan muncul. Rasio yang digunakan untuk menilai aspek likuiditas adalah

Besarnya aset jangka pendek dibandingkan dengan kewajiban jangka pendek.

Teknik Analisa data yang digunakan adalah teknik analisis deskriptif interpretatif

yang berpijak pada formula Peraturan Bank Indonesia Nomor 9/1/PBI/2007 tanggal 24

Page 9: Analisis Kinerja Keuangan Bank Syariah

Januari 2007 tentang sistem penilaian tingkat kesehatan bank umum berdasarkan prinsip

syariah, dengan langkah atau tahapan penghitungan rasio-rasio penilaian kesehatan (kinerja

keuangan) BPR Syariah.

HASIL

Perbankan Syariah merupakan bank yang mempunyai aturan dan ketentuan

berdasarkan prinsip syariah, dalam tahun 2010-2012 BPR Syariah Al-Mabrur mempunyai

hasil dalam setiap tahunnya.

Tabel 1. Hasil perhitungan rasio capital, asset, earning, liquidity tahun 2010-2012

RAS

IO

2010 2011 2012

KP

MM

8.41 6.15 41.10

KAP 0.967433

006

0.979662

788

0.977275

576

NO

M

655281.7

12

605932.5

87

697867.6

63

STM 2.474 0.234 0.179

Sumber: diolah oleh peneliti

Hasil perhitungan rasio setiap tahun pada laporan keuangan BPR Syariah Al-Mabrur

pada rasio KPMM setiap tahun 2010-2012 mengalami peningkatan dan hasil tertinggi berada

pada tahun 2012 dengan hasil 41.10 sedangkan pada tahun 2011 mengalami penurunan

menjadi 6.15 dikarenakan pada tahun ini penyertaan dari bank meningkat. Rasio KAP pada

tahun 2010-2012 pada setiap tahun nya mengalami peningkatan dan hasil tertinggi pada tahun

2011 dengan nilai0 0.979662788. Rasio NOM pada tahun 2010-2012 pada setiap tahunnya

mengalami naik turun dan hasil tertinggi berada pada tahun 2012 dengan nilai 697867.663

hal ini desebabkan karena nilai pendapatan operasional mengalami peningkatan. Rasio STM

pada tahun 2010-2012 pada setiap tahun nya mengalain naik turun dan hasil tertinggi berada

pada tahun 2010 dengan hasil 2.474.

PEMBAHASAN

Hasil Perhitungan Kecukupan Pemenuhan Kewajiban Persediaan Modal Minimum

Page 10: Analisis Kinerja Keuangan Bank Syariah

Nilai KPMM dari BPR Syariah Al-Mabrur Ponorogo selama periode 2010-2012

mengalami fluktuasi dengan persentase berkisar antara 8.41-41.10. Dari nilai persentase

tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa nilai KPMM (Kecukupan Pemenuhan Kewajiban

Modal Minimum dari BPR Syariah Al-Mabrur Ponorogo selama periode 2008-2012

tergolong tinggi karena memiliki prosentase di atas 8%.

Tabel 2. Perhitungan Rasio KPMM

Variabe

l2010 2011 2012

Mtier13,145,2

64

3,195,6

84

3,731,9

93

Mtier2 245,000 52,845 79,477

Mtier3 102,900 102,900 133,650

Penyert

aan

2386,00

0

2,386,0

00

2796,00

0

ATMR13,161,

048

15,698,

260

22,806,

578

KPMM 8.41 6.15 41.10

Sumber: diolah oleh peneliti

Pada tahun 2010 nilai KPMM dari BPR Syariah Al Mabrur Ponorogo yaitu senilai

8.41 Hal ini terjadi dikarenakan pada tahun ini nilai ATMR yang tinggi sehingga dapat

dikatakan BPR Syariah Al Mabrur Ponorogo memiliki modal yang cukup untuk menjalankan

aktivitasnya. Pada tahun 2011 nilai KPMM kembali mengalami penurunan yaitu menjadi

6.15. Hal ini terjadi dikarenakan pada tahun ini akumulasi modal inti dari bank tetap serta

nilai ATMR meningkat. Pada tahun 2012 nilai KPMM bank kembali mengalami peningkatan

yang cukup drastis yaitu menjadi 41.10. Dimana akumulasi modal inti dan pelengkap dari

bank mengalami peningkatan serta nilai penyertaan yang juga mengalami peningkatan.

Dari uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa nilai KPMM dari BPR Syariah Al-

Mabrur Ponorogo tertinggi terjadi pada tahun 2012 dengan prosentase sebesar 14.10,

sedangkan nilai KPMM terendah terjadi pada tahun 2010 dengan nilai 8.41. Pada hasil

penelitian ini menunjukkan bahwa KPMM menghasilkan nilai 8.41-41.10. Hasil ini dapat

disimpulkan bahwa nilai KPMM tergolong sangat rendah yakni dibawah peringkat 3,4 dan 5.

Dapat diartikan bahwa kinerja keuangan BPR Syari’ah Al-Mabrur sangat tidak baik karena

Page 11: Analisis Kinerja Keuangan Bank Syariah

hasil perhitungan dari rasio KPMM ini menunjukkan hasil nya jauh sangat rendah dari batas

yang ditetapkan Bank Indonesia.

Hasil Perhitungan Kualitas Aktiva Produktif

Kualitas Aktiva Produktif (KAP) dari BPR Syariah Al-Mabrur Ponorogo selama

periode 2010-2012 adalah relative konstan yaitu di atas 0,9. Nilai ini mencerminkan kualitas

aset dari bank kurang baik dengan risiko portofolio yang sangat minimal. Kebijakan dan

prosedur pemberian pembiayaan dan pengelolaan resiko dari pembiayaan telah dilaksanakan

sesuai dengan skala usaha bank, serta sangat mendukung kegiatan operasioanal yang aman

dan sehat dan didokumentasikan dan diadministrasikan dengan sangat baik.

Tabel 3. Perhitungan Rasio KAP

Variabe

l2010 2011 2012

DPK 0 0 0

KL113,00

059,258 28,553

D143,70

121,800 39,141

M 31,960138.35

2

301,91

9

Aktiva

Produkt

ivitas

8,863,6

06

10,788,

598

16,265,

011

KAP0.9674

33006

0.9796

62788

0.9772

75576

Sumber: diolah oleh peneliti

Berdasarkan tabel 3 diketahui bahwa nilai KAP lebih dari 0.9. Sementara itu nilai

aktiva produktif yang sudah maupun yang mengandung potensi tidak memberikan

penghasilan dan nilainya sangat kecil.

Pada hasil penelitian ini menunjukkan bahwa KAP menghasilkan nilai diatas 0.9 hal

ini menunjukkan dalam peringkat 2. Nilai ini mencerminkan kualitas aset dari bank yang baik

dengan resiko portofolio yang sangat minimal. Nilai KAP sebesar lebih dari 0,9 juga

disebabkan karena jumlah aktiva produktif yang nilainya sangat besar yang berkisar antara

0.967433006-0.979662788 sementara itu nilai APYD atau aktiva produktif yang sudah

Page 12: Analisis Kinerja Keuangan Bank Syariah

maupun yang mengandung potensi tidak memberikan penghasilan nilainya sangat kecil.

Dapat diartikan bahwa kinerja keuangan BPR Syari’ah Al-Mabrur kinerjanya baik atau sehat

bisa dilihat bahwa KAP yang ditetapkan Bank Indonesia adalah 0,9.

Hasil Net Operating Margin

Nilai Nett Operating Margin (NOM) dari BPR Syariah Al-Mabrur Ponorogo selama

periode 2010-2012 mengalami fluktuasi dengan prosentase berkisar antara 605932.587-

697867.663. Dari nilai persentase tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa nilai NOM dari

BPR Syariah Al-Mabrur Ponorogo selama periode 2010-2012 tergolong peringkat 1 karena

memiliki persentase di atas 3%. Tingginya nilai NOM ini mencerminkan bahwa pendapatan

operasional setelah distribusi bagi hasil dalam 12 (dua belas) bulan terakhir jauh melebihi

rata-rata aktiva produktifnya atau dapat dikatakan bahwa kinerja keuangan dari BPR Syariah

Al-Mabrur Ponorogo selama periode 2010-2012 adalah sangat baik.

Tabel 4. Perhitungan Rasio NOM

Variab

el2010 2011 2012

PO2,243,28

2

2,241,41

5

2,700,20

5

DBH1,586,46

9

1,634,21

1

2,001,35

6

BO1,042,80

7

1,054,00

1

1,227,65

3

Rata-

rata

AP

681 829 1,251

NOM655281.

712

605932.

587

697867.

663

Sumber: diolah oleh peneliti

Pada tahun 2010 nilai NOM dari BPR Syariah Al Mabrur Ponorogo adalah sebesar

655281.712, hal ini menunjukkan bahwa jumlah pendapatan operasional nilainya hampir 3

kali lebih besar dari pada rata rata aktiva produktif. Dengan kata lain BPR Syariah Al-Mabrur

Ponorogo dapat dikatakan telah memiliki pendapatan operasional yang sangat baik. Pada

Page 13: Analisis Kinerja Keuangan Bank Syariah

tahun 2011 nilai NOM kembali mengalami penurunan yaitu menjadi 605932.587. Hal ini

terjadi dikarenakan pada tahun ini terjadi penurunan nilai pendapatan operasional.

Pada tahun 2012 nilai NOM bank kenaikan yaitu menjadi 697867.663. Hal ini terjadi

karena nilai pendapatan operasional dari bank mengalami kenaikan, distribusi bagi hasil,

biaya operasional dan rata-rata aktiva nya mengalami kenaikan. Dari uraian di atas maka

dapat disimpulkan bahwa nilai NOM (Nett Operating Margin) dari BPR Syariah Al-Mabrur

Ponorogo tertinggi terjadi pada tahun 2012 dengan persentase sebesar 697867.663.

Sedangkan nilai NOM terendah terjadi pada tahun 2010 dengan persentase sebesar

605932.587.

Pada hasil penelitian ini menunjukkan bahwa NOM menghasilkan nilai antara

655281.712-697867.663 dari nilai prosentase, dapat disimpulkan bahwa nilai NOM dari BPR

Syari’ah Al-Mabrur selama periode 2010-2012 tergolong peringkat 1 karena memiliki

persentase lebih dari 3%. Dapat dilihat peraturan yang diberikan Bank Indonesia untuk NOM

adalah 3% dan hasil perhitungan adalah lebih dari 3% maka dapat diartikan bahwa kinerja

keuangan BPR Syari’ah Al-Mabrur tahun 2010-2012 adalah sangat baik.

Hasil Sort Term Mismatch

Nilai STM yang merupakan rasio aktiva jangka pendek terhadap kewajiban jangka

pendek dari BPR Syariah Al-Mabrur Ponorogo selama periode 2010-2012 mengalami

fluktuasi dengan prosentase berkisar antara 0.234-2.474.

Tabel 5. Perhitungan Rasio STM

Variabe

l2010 2011 2012

Aktiva

Jangka

Pendek

14,597,

356

1,654,

938

1,527,

500

Kewaji

ban

Jangka

Pendek

5,900,8

00

7,073,

965

8,516,

614

STM 2.474 0.234 0.179

Sumber : Diolah oleh peneliti

Page 14: Analisis Kinerja Keuangan Bank Syariah

Berdasarkan nilai rasio STM masing-masing tahun, dapat disimpulkan bahwa STM

tahun 2010-2011 tergolong peringkat 5 karena nilai rasio yang didapatkan jauh lebih kecil,

artinya dapat dikatakan bahwa nilai aktiva jangka pendek dari bank belum memenuhi syarat

minimum. Pada tahun 2010 nilai STM dari BPR Syariah Al-Mabrur Ponorogo adalah sebesar

2.474 hal ini menunjukkan bahwa nilai aktiva jangka pendek sangat kecil. Pada tahun 2011

nilai STM mengalami penurunan yang sangat drastis yaitu menjadi 0.234 Hal ini terjadi

dikarenakan pada tahun ini nilai aktiva jangka pendek dari bank mengalami kenaikan dan

kewajiban jangka pendek juga mengalami kenaikan.

Pada tahun 2012 nilai STM mengalami penurunan yaitu menjadi 0.179. Hal ini terjadi

dikarenakan pada tahun 2012 nilai aktiva produktif mengalami penurunan. Keadaan yang lain

yang menyebabkan penurunan STM adalah meningkatnya kewajiban jangka pendek dari

bank yaitu dari angka 7073965 di tahun 2011 menjadi 8516614 pada tahun 2012. Dari uraian

di atas maka dapat disimpulkan bahwa nilai STM tertinggi dari BPR Syariah Al-Mabrur

Ponorogo terhjadi pada tahun 2010 dengan persentase sebesar 2.474, sedangkan nilai STM

terendah terjadi pada tahun 2012 dengan prosentase sebesar 0.179.

Pada hasil penelitian ini menunjukkan bahwa STM menghasilkan nilai 0.179 – 2.474

ini tergolong peringkat 5 karena nilai rasio yang didapatkan sangat rendah artinya dapat

dikatakan bahwa nilai aktiva jangka pendek dari bank belum memenuhi syarat minimum.

Dapat diartikan bahwa kinerja keuangan BPR Syari’ah tidak baik. Karena belum memenuhi

syarat yang ditetapkan oleh Bank Indonesia yaitu 25%.

KESIMPULAN

Berdasarkan analisis data pada bab sebelumnya, maka kinerja keuangan BPR Syariah

Al-Mabrur dapat disimpulkan bahwa ditinjau dari aspek KPMM hasilnya tidak baik, ditinjau

dari aspek KAP hasilnya baik, ditinjau dari aspek NOM hasilnya baik, ditinjau dari aspek

STM hasilnya tidak baik. Dan hasil kinerja keuangan BPR Syariah Al-Mabrur ditinjau dari

rasio KPMM, KAP, NOM, STM dapat dinyatakan cukup baik.

Dari perhitungan rasio KPMM yang telah dilakukan penulis, disarankan bagi pihak Al-

Mabrur agar dapat meningkatkan modal nya agar tidak mengalami penurunan dari tahun

berikutnya.

Dari perhitungan analisis KAP diketahui bahwa hasil selama periode 2010-2012 memiliki

peringkat ke 2, maka penulis menyarankan pada Al-Mabrur agar mempertahankan kualitas

Page 15: Analisis Kinerja Keuangan Bank Syariah

aset agar tetap melaksanakan kegiatan operasional dengan baik agar mendapatkan hasil yang

baik pula.

Dari perhitungan analisis NOM diketahui bahwa Al-Mabrur mengalami fluktuasi yang

semakin tinggi dan dari nilai tersebut pendapatan operasional membawa kinerja keuangan Al-

Mabrur menjadi sangat baik.

Dari perhitungan rasio STM yang merupakan aktiva jangka pendek Al-Mabrur

mengalami fluktuasi menurun dalam setiap tahunnya berada pada perhatian khusus, yang

artinya kinerja keuangan bank Al-Mabrur ini berada pada posisi tidak baik.

DAFTAR PUSTAKA

Bank Indonesia. 2007. Peraturan Bank Indonesia No. 9/1/PBI/2007 tentang Sistem Penilaian

Tingkat Kesehatan Bank Umum Berdasarkan Prinsip Syariah. Jakarta: Bank Indonesia.

Cooper,D.R. dan Emory,C.W. 1996 Bussiness Research Methods. 5 thet. Richard D. Irwin

Inc. New York.

Fahmi, Irham. 2011. Analisis Kinerja Keuangan. Bandung : Alfabeta.

Ikatan Akuntan Indonesia. 2010. Pernyataan Standar Akutansi Keuangan. Jakarta: Salemba

Empat.

Kasmir, 2003. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya. Jakarta : PT Raja Grafindo Pustaka.

Kusumo, Yunanto Adi. 2008.”Analisis Kinerja Keuangan Bank Syariah Mandiri Periode

2002 – 2007 (dengan Pendekatan PBI No. 9/1/PBI/2007)”. Jurnal Ekonomi Islam II

(1):109-131

Undang-Undang No. 21 tentang Perbankan Syariah. 2008. Jakarta: Bank Indonesia