analisis kinerja guru ips smp bersertifikat pendidik di ...digilib.unila.ac.id/56615/3/skripsi tanpa...
TRANSCRIPT
ANALISIS KINERJA GURU IPS SMP BERSERTIFIKAT PENDIDIK
DI KOTA METRO TAHUN AJARAN 2017/2018
(Skripsi)
Oleh:
Aganta Muliantami
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2019
ABSTRAK
ANALISIS KINERJA GURU IPS SMP BERSERTIFIKAT PENDIDIK
DI KOTA METRO TAHUN AJARAN 2017/2018
Oleh
Aganta Muliantami
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) kemampuan merencanakan
pembelajaran, (2) kemampuan melaksanakan pembelajaran , (3) kemampuan
mengevaluasi pembelajran guru IPS pada SMP Negeri dan Swasta di Kota Metro
Tahun Ajaran 2017/2018.
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif. Penelitian ini adalah penelitian yang
menggunakan random sederhana yang diambil secara undian, pengambilan sampel
sebanyak 50% guru IPS yaitu 41 guru IPS. Pengumpulan data dilakukan dengan
melakukan teknik kuesioner, dokumentasi, wawancara dan observasi. Teknik analisis
data menggunakan presentase.
Hasil penelitian menunjukkan kinerja guru yang dimiliki oleh guru IPS dengan
indikator sebagai berikut: (1) Guru IPS sudah memiliki kemampuan merencanakan
pembelajaran dengan baik sebanyak 36,58%, (2) Guru IPS memiliki kemampuan
melaksanakan pembelajaran dengan kriteria cukup sebanyak 36, 58%, (3) Guru IPS
memiliki kemampuan mengevaluasi pembelajaran dengan kriteria cukup sebanyak
36,58%.
Kata Kunci: Kinerja guru, guru IPS.
ABSTRACT
THE PERFORMANCE ANALYSIS OF CERTIFIED SOCIAL STUDIES
TEACHERS IN CITY OF METRO 2017/2018 ACADEMIC YEAR
By
Aganta muliantami
This study aims to determine: (1) the ability to design a learning plan, (2) the ability
to carry out learning, (3) the ability to evaluate the learning of social studies teachers
at Public and Private Middle Schools in Metro City 2017/2018 Academic Year
This research uses a descriptive method. This study is a simple randomized study
taken by drawing, taking a sample of 50% of social studies teachers, 41 social studies
teachers. Data collection is done by doing questionnaire techniques, documentation,
interviews, and observations. Data analysis techniques use percentages.
The results of the study show the teacher's performance possessed by social studies
teachers with the following indicators: (1) Social studies teachers already have the
ability to design the learning plan well as much as 36.58%, (2) Social studies teachers
have the ability to carry out learning with sufficient criteria as much as 36,58%, ( 3)
Social studies teachers have the ability to evaluate learning with sufficient criteria as
much as 36.58%.
Keywords: Teacher’s performance, Social Studies teachers
ANALISIS KINERJA GURU IPS SMP BERSERTIFIKAT PENDIDIK
DI KOTA METRO TAHUN AJARAN 2017/2018
Oleh
Aganta Muliantami
(Skripsi)
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar
SARJANA PENDIDIKAN
Pada
Program Studi Pendidikan Geografi
Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2019
RIWAYAT HIDUP
Penulis Menempuh pendidikan formal di TK Sari Teladan yang diselesaikan pada
tahun 2002, SD Negeri 2 Beringin Raya yang diselesaikan 2008, SMP Negeri 26
Bandar Lampung yang diselesaikan pada tahun 2011, dan SMA Negeri 7 Bandar
Lampung yang diselesaikan pada Tahun 2014.
Tahun 2014 penulis terdaftar sebagai Mahasiswa Universitas Lampung pada
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial,
Program Studi Pendidikan Geografi melalui Seleksi Bersama Masuk Perguruan
Tinggi Negeri (SBMPTN). Pada febuari – maret tahun 2017, Penulis
melaksanakan Kuliah Kerja Lapangan (KKL) Terpadu di Kebumen, Pacitan, DI
Yogyakarta dan Bali. Pada bulan Juli – September tahun 2017 penulis melaksakan
Kuliah Kerja Nyata Tematik Ter-Integrasi (KKN-KT) di Desa Sukananti
Kecamatan Way Tenong Kabupaten Lampung Barat dan Program Pengalaman
Lapangan (PPL) di SMA Negeri 2 Way Tenong.
Penulis bernama Aganta Muliantami, dilahirkan di Kalianda
pada tanggal 28 Juni 1996. Penulis adalah anak ketiga dari
empat bersaudara, dari pasangan Bapak M. Lias dan Ibu
Nurlaila.
MOTO
Keberhasilan ditentukan oleh 99% perbuatan dan hanya 1% pemikiran.
(Albert Einstein)
Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahala
mereka tanpa batas.
(Q.S Al-Baqarah:155 )
PERSEMBAHAN
Dengan rasa syukur yang tiada terhingga
Kepada Allah SWT dan junjungan-Nya Nabi Muhammad SAW
Dengan rasa hormat dan kasih sayang
Ku persembahkan skripsi ini untuk:
Ayahku tercinta M. Lias dan Ibuku tercinta Nurlaila.
yang tak pernah lelah memberikan kasih sayangnya
dan selalu memberi motivasi pada diriku serta do’a yang tak pernah usai
terucap tulus untukku.
Guru-guruku dan dosen-dosenku yang namanya tidak bisa disebutkan satu per
satu, terima kasih telah ikhlas mentransferkan ilmu yang bermanfaat
kepada mahasiswanya.
sahabatku yang telah memberikanku penguatan, meluangkan waktu, serta
semangat yang tak kunjung redup.
Keluarga Besar Pendidikan Geografi Angkatan 2014
Keluarga Besar Pendidikan Geografi
Almamater Universitas Lampung
SANWACANA
Bismillahirrohmanirrohim
Alhamdulillah, puji syukur atas kehadirat Allah SWT karena kasih sayang dan
rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini sebagai salah
satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Geografi di Universitas
Lampung. Penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada
Bapak Dr. Sumadi, M.S., sebagai pembimbing utama yang telah banyak
memberikan saran, masukan, pendidikan, dan pengarahan selama penulis
menyelasaikan skripsi maupun studi di Program Studi Pendidikan Geografi
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung. Bapak Drs.
Zulkarnain, M.Si., selaku pembimbing pembantu yang telah banyak memberikan
bimbingan, pengarahan, dan motivasi selama penulis menyelasaikan punyusunan
skripsi, dan kepada Bapak Dr. Sugeng Widodo, M.Pd., selaku Penguji yang telah
meluangkan waktu untuk membimbing, memberi saran dan pengarahan selama
penulis menyelesaikan penyusunan skripsi. Semoga Allah SWT membalas jasa-
jasa beliau.
Ucapan terima kasih juga tidak lupa penulis haturkan kepada semua pihak yang
telah membantu, baik moral maupun materil, yaitu kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Patuan Raja, M.Pd., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.
2. Bapak Dr. Sunyono, M.Si., selaku Wakil Dekan Bidang Akademik dan
Kerjasama Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.
3. Bapak Drs. Supriyadi, M.Pd., selaku Wakil Dekan Bidang Umum dan
Keuangan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.
4. Ibu Dr. Riswanti Rini, M.Si., selaku Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan
dan Alumni Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.
5. Bapak Drs. Tedi Rusman, M.Si., selaku ketua Jurusan Pendidikan Ilmu
Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas
Lampung terima kasih atas izin dan pelayanan yang telah diberikan.
6. Bapak Drs. I Gede Sugiyanta, M.Si., selaku Ketua Program Studi Pendidikan
Geografi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung
terima kasih atas izin dan pelayanan yang telah diberikan.
7. Bapak dan Ibu Dosen di Lingkungan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
khususnya Program Studi Pendidikan Geografi yang telah memberikan ilmu
pengetahuan yang berharga kepada penulis.
8. Bapak Budi, selaku Sekertaris Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Metro
dan segenap staf yang telah memberikan bantuan serta informasi dalam
melaksanakan penelitian.
9. Bapak-Bapak dan Ibu-Ibu Guru IPS SMP Negeri dan Swasta Kota Metro
yang telah bersedia memberikan bantuan dan kerjasama dalam penyusunan
skripsi ini.
10. Teristimewa untuk kedua orang tuaku yang sangat aku cintai dan sayangi,
terimakasih atas keikhlasan, kesabaran, dan cinta kasih sayangnya, do’a,
motivasi, moral serta finansial yang tidak akan terbayarkan olehku.
11. Kedua abangku tersayang, kakak iparku dan adikku, terimakasih selalu
mengingatkanku untuk menyelesaikan studi.
12. Terima kasih M. Dimastya Baskara yang selalu mengisi hari-hariku dan
memberikan motivasi dan semangat serta selalu setia membantu dalam
penyusunan skripsi ini.
13. Sahabatku Salas, Sabri, Rezky, Putu, Rara, Rinty, Nunu dan Eva yang tiada
henti memberiku kasih sayang, saran, kritik, dan motivasi.
14. Keluarga Geografi Angkatan 2014 yang tidak disebutkan satu persatu terima
kasih selalu memberiku semangat, nasehat, dan warna yang indah dalam
masa penyelesaian studi.
15. Keluarga KKN-KT Desa Sukananti, Lusi, Fega, Rudi, Nabila, Bayu, Aldo,
Diana, Yuli, Eka, Nena, Jehan yang selalu memberi motivasi, kasih sayang,
saran dan kritik dalam penyelesaian studi.
Akhir kata penuh dengan penuh harapan semoga skripsi ini dapat bermanfaat dan
Allah SWT akan selalu memberikan kekuatan kepada kita semua, Amin.
Bandar Lampung, Febuari 2019
Penulis,
Aganta Muliantami
NPM.1413034003
i
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR ISI .................................................................................................. i
DAFTAR TABEL .......................................................................................... iii
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... v
DAFTAR LAMPIRAN.......................................................................... ........ vi
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .................................................................................. 1
B. Identifikasi Masalah ......................................................................... 7
C. Rumusan Masalah............................................................................. 8
D. Tujuan Penelitian .............................................................................. 8
E. Kegunaan Penelitian ......................................................................... 9
F. Ruang Lingkup Penelitian ................................................................ 9
II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR
A. Deskripsi Teori ................................................................................. 11
1. Guru ............................................................................................ 11
2. Kompetensi Guru ........................................................................ 12
3. Kinerja Guru ............................................................................... 14
4. Indikator Kinerja Guru ............................................................... 20
5. Sertifikasi Guru........................................................................... 25
6. Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial ...................................... 28
7. Karakteristik Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial ............. 29
8. Tujuan Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial ......................... 29
9. Teori Belajar .............................................................................. 30
10. Teori Belajar Orang Dewasa ...................................................... 31
B. Kerangka Pikir .................................................................................. 34
III. METODE PENELITIAN
A. Metode Penelitian............................................................................... 35
B. Populasi dan Sampel .......................................................................... 35
C. Definisi Operasional Variabel ............................................................ 36
1. Kemampuan Merencanakan Pembelajaran .................................. 37
2. Kemampuan Melaksanakan Pembelajaran .................................. 37
3. Kemampuan Mengevaluasi Pembelajaran ................................... 38
D. Teknik Pengumpulan Data ................................................................. 39
1. Teknik Kuesioner ......................................................................... 39
2. Dokumentasi ................................................................................ 39
ii
3. Wawancara ................................................................................... 39
4. Observasi ...................................................................................... 40
E. Taknik Analisis Data .......................................................................... 40
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Tinjauan Umum Daerah Penelitian .................................................... 43
1. Gambaran Umum Kota Metro .................................................... 43
2. Topografi Kota Metro............................................................... 44
3. Keadaan Iklim Kota Metro........................................................... 46
4. Keadaan Demografis Kota Metro ................................................ 46
5. Pendidikan Kota Metro ................................................................ 46
B. Deskripsi Hasil dan Analisis Penelitian ............................................. 49
1. Penilaian Terhadap Kinerja Guru IPS Bersertifikat Pendidik di SMP
Negeri dan Swasta Kota Metro Tahun 2017/2018 ........................... 49
a. Kemampuan Merencanakan Pembelajaran ............................ 49
b. Kemampuan Melaksanakan Pembelajaran ............................ 52
c. Kemampuan Mengevaluasi Pembelajran ............................... 59
2. Pembahasan Hasil Penelitian ....................................................... 62
V. SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan ............................................................................................. 83
B. Saran ................................................................................................... 85
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 86
LAMPIRAN .................................................................................................... 89
iii
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Jumlah Sekolah SMP dan Guru IPS Bersertifikat Pendidik
di Kota Metro ........................................................................................... 5
2. Jumlah Sampel Guru IPS Bersertifikat Pendidik
di Kota Metro .......................................................................................... 36
3. Daftar SMP Negeri dan Swasta
di Kota Metro tahun 2017/2018 .............................................................. 47
4. Distribusi Frekuensi dari Indikator
Kemampuan Merencanakan Pembelajaran ............................................. 51
5. Distribusi Frekuensi dari Indikator
Kemampuan Melaksanakan Pembelajaran ............................................. 54
6. Distribusi Frekuensi Observasi dari
Indikator Kemampuan Melaksanakan Pembelajaran .............................. 58
7. Distribusi Frekuensi dari Indikator
Kemampuan Mengevaluasi Pembelajaran ............................................. 61
8. Daftar Guru IPS SMP Bersertifikat Pendidik
di Kota Metro Tahun 2017 ........................................................................ 89
9. Distribusi Kuesioner
Kemampuan Merencanakan Pembelajaran ............................................. 104
10. Distribusi Kuesioner
Kemampuan Melaksanakan Pembelajran ............................................... 105
11. Skor Observasi
Kemampuan Melaksanakan Pembelajaran ............................................. 106
12. Distribusi Kuesioner
Kemampuan Mengevaluasi Pembelajaran............................................ .. 107
iv
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Bagan Kerangka Pikir Penelitian ............................................................... 34
2. Peta Administratif Kota Metro ................................................................... 45
3. Peta Sebaran Sekolah
SMP Negeri dan Swasta Kota Metro .......................................................... 48
4. Diagram Indikator
Kemampuan Merencanakan Pembelajaran ................................................ 51
5. Diagram Indikator
Kemampuan Melaksanakan Pembelajaran .................................................. 55
6. Diagram Indikator Observasi
Kemampuan Melaksanakan Pembelajaran .................................................. 58
7. Diagram Indikator
Kemampuan Mengevaluasi Pembelajaran .................................................. 61
v
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Daftar Guru IPS SMP di Kota Metro .......................................................... 89
2. Pedoman Wawancara Kepala Sekolah ........................................................ 93
3. Hasil Wawancara Kepala Sekolah ............................................................. 94
4. Kisi-Kisi Kuesioner ..................................................................................... 100
5. Kuesioner Kinerja Guru .............................................................................. 101
6. Distribusi Kuesioner Kinerja Guru .............................................................. 104
7. Lembar Observasi Kinerja Guru ................................................................ 108
8. Foto Penelitian ............................................................................................. 110
9. Surat-Surat penelitian .................................................................................. 115
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Guru merupakan komponen yang berperan sangat penting dalam pembelajaran di
sekolah. Guru sangat menentukan keberhasilan peserta didik, terutama dalam
kaitannya dengan pembelajaran. Guru merupakan komponen yang paling
berpengaruh terhadap terciptanya proses dan hasil pendidikan yang berkualitas.
Oleh karena itu, upaya perbaikan apapun yang dilakukan untuk meningkatkan
kualitas pendidikan tidak akan memberikan sumbangan yang signifikan tanpa
didukung oleh guru yang profesional dan berkualitas. Begitu pentingnya peran
guru dalam pendidikan, guru dituntut meningkatkan wawasan, pengetahuan dan
kinerja dalam mengajar untuk mencapai hasil yang optimal. Untuk menjawab
peran seorang guru maka diperlukan guru yang profesional.
Guru profesional adalah guru yang memiliki kompetensi yang dipersyaratkan
untuk melakukan tugas pendidikan dan pengajaran. Kompetensi disini meliputi
pengetahuan, sikap, dan ketrampilan profesional, baik yang bersifat pribadi, sosial
maupun akademis. Dengan kata lain pengertian guru profesional adalah orang
yang memiliki kemampuan dan keahlian khusus dalam bidang keguruan sehingga
ia mampu melakukan tugas dan fungsinya sebagai guru dengan kemampuan
maksimal.
2
Menurut Yamin dan Martinis (2009:135) mengatakan bahwa sebagai guru yang
profesional, setidaknya harus memiliki latar belakang pendidikan yang relevan
dengan keahlian, dan pengalaman mengajar serta penggunaan kompetensi dan
kewenangan guru di ruang kelas yang meliputi: (a) Menguasai bahan; (b)
Mengelola program belajar mengajar; (c) Mengelola kelas; (d) Penggunaan
media/sumber; (e) Menguasai landasan pendidikan; (f) Mengelola interaksi
belajar mengajar; (g) Menilai prestasi siswa untuk kepentingan pengajaran; (h)
Mengenal fungsi dan program bimbingan dan penyuluhan di sekolah; (i)
Mengenal dan menyelenggarakan administrasi sekolah; dan (j) Memahami
prinsip-prinsip dan hasil penelitian pendidikan.
Menurut Rusma (2011:51) guru profesional seharusnya memiliki empat
kompetensi yaitu, kompetensi pedagogik, kompetensi kognitif, kompetensi
personaliti, kompetensi sosial, yang dapat dibuktikan melalui proses sertifikasi.
Oleh karena itu, selain terampil mengajar, seorang guru juga memiliki
pengetahuan yang luas, bijak, dan dapat bersosialisasi dengan baik.
Seorang guru harus terus meningkatkan profesionalismenya melalui berbagai
kegiatan yang dapat mengembangkan kemampuannya dalam mengelola
pembelajaran maupun kemampuan lain dalam upaya menjadikan peserta didik
memiliki keterampilan belajar, mencakup dalam memperoleh pengetahuan
(learning to know), keterampilan dalam pengembangan diri (learning to be),
keterampilan dalam pelaksanaan tugas-tugas tertentu (learning to do), dan
keterampilan untuk dapat hidup berdampingan dengan sesama secara harmonis
(learning live together). Kegiatan pengembangan profesi guru bertujuan untuk
3
meningkatkan mutu guru agar lebih profesional dalam pelaksanaan tugas dan
tanggung jawabnya.
Guru merupakan agen pembelajaran yang dituntut untuk mampu melaksanakan
proses pembelajaran dengan sebaik-baiknya. Guru mempunyai fungsi dan peran
yang sangat strategis dalam pembangunan bidang pendidikan, oleh karena itu
perlu dikembangkan sebagai profesi yang bermartabat. Undang-Undang No. 14
tahun 2005 tentang Guru dan Dosen pasal 4 menegaskan bahwa guru sebagai agen
pembelajaran berfungsi untuk meningkatkan mutu pendidikan nasional. Untuk
dapat melaksanakan fungsinya dengan baik, maka sebaiknya guru meningkatkan
kinerjanya.
Kinerja diartikan sebagai ungkapan kemampuan yang didasari oleh pengetahuan,
sikap, keterampilan dan motivasi untuk menghasilkan sesuatu. Kinerja guru pada
dasarnya merupakan kinerja atau unjuk kerja yang dilakukan oleh guru dalam
melaksanakan tugasnya sebagai pendidik, dan kualitas guru akan
sangat menentukan kualitas hasil pendidikan, karena guru di lembaga pendidikan
paling banyak bersentuhan dengan peserta didik dan proses pembelajaran,
sehingga banyak hal yang berpengaruh dalam meningkatkan kinerja guru tidak
hanya ditentukan oleh satu faktor saja.
Ukuran kinerja secara umum yang diartikan ke dalam penilaian perilaku secara
mendasar meliputi: (1) mutu kerja; (2) kuantitas kerja; (3) pengetahuan tentang
pekerjaan; (4) pendapat atau pernyataan yang disampaikan; (5) keputusan yang
diambil; (6) perencanaan kerja; dan 7) daerah organisasi kerja. Sedang kinerja
untuk tenaga guru umumnya dapat diukur melalui: (1) kemampuan membuat
4
perencanaan; (2) kemampuan melaksanakan rencana pembelajaran; (3)
kemampuan melaksanakan evaluasi.
Berkaitan dengan kinerja kerja yang baik, maka pemerintah berupaya untuk
meningkatkan kesejahteraan guru dengan mengadakan program sertifikasi guru.
Guru yang sudah lulus sertifikasi diberi sertifikat profesional sehingga ia berhak
mendapatkan tunjangan profesi sebesar gaji pokok setiap bulannya. Sertifikasi
bagi guru ini diadakan dengan tujuan untuk menghasilkan guru-guru yang
berkompeten dalam bidang tugasnya masing-masing dan meningkatkan
kesejahteraan guru.
Program sertifikasi ini ternyata dapat dikatakan sebagai salah satu motivasi
seorang guru untuk dapat meningkatkan kinerjanya dalam bekerja. Pelaksanaan
program sertifikasi guru dilaksanakan sejak tahun 2007 setelah diterbitkannya
Peraturan Mendiknas Nomor 18 Tahun 2007 tentang Sertifikasi Bagi Guru Dalam
Jabatan. Program sertifikasi ini dilaksanakan dengan tujuan untuk meningkatkan
kompetensi guru sebagai tenaga pendidik yang profesional. Melalui sertifikasi ini
guru dituntut agar bersungguh-sungguh menjalankan tugasnya sebagai guru dan
mengerahkan segala pemikiran serta kreatifitasnya bagi pendidikan.
Sertifikasi merupakan bentuk penghargaan dari pemerintah atas pencapaian
kinerja guru. Program sertifikasi menuntut para guru untuk dapat melaksanakan
kewajibannya sebagai tenaga pendidik yang profesional. Jika para guru tidak
dapat memenuhi kewajibannya, maka secara otomatis pemerintah akan
memberhentikan tunjangan sertifikasinya. Sertifikasi guru sebagai upaya
5
peningkatan mutu guru diharapkan dapat meningkatkan mutu pembelajaran dan
mutu pendidikan di Indonesia secara berkelanjutan.
Melalui program sertifikasi yang diadakan oleh pemerintah ini, para guru
akhirnya lebih termotivasi untuk meningkatkan profesionalismenya dalam
bekerja. Enam syarat utama untuk mengikuti program sertifikasi adalah guru
harus memiliki kualifikasi akademik yang telah ditetapkan oleh pemerintah.
Setelah lulus dari uji kompetensi program sertifikasi, apabila guru lulus dalam
persyaratan dan ujian sertifikasi, maka guru akan mempunyai sertifikat sebagai
bukti keprofesionalannya sebagai tenaga pengajar. Manfaat yang diharapkan
dengan diadakannya program sertifikasi adalah memunculkan keinginan para guru
untuk meningkatkan kualitas dirinya sebagai tenaga profesional.
Tabel 1. Jumlah Sekolah SMP dan Guru IPS Bersertifikat Pendidik di Kota Metro
No
Kriteria sekolah
Jumlah
Kriteria Guru
Jumlah SMP
Negeri
SMP
Swasta
Bersertifika
si
Tidak
Bersertifikasi
1 10 16 26 83 13 96
Sumber: Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Metro tahun 2017
Berdasarkan tabel diatas jumlah guru IPS baik di negeri maupun swasta di Kota
Metro sebanyak 83 guru sudah bersertifikasi pendidik dan 13 guru belum
bersertifikasi pendidik. Menurut hasil survey dan wawancara dengan kepala
sekolah pada tiga SMP Negeri di Kota Metro yaitu, SMP Negeri 5 Metro, SMP
Negeri 4 Metro dan SMP Negeri 2 Metro. Bapak Suyono selaku kepala sekolah
SMP Negeri 5 Metro mengatakan bahwa masih banyak guru SMP di Kota Metro
kurang menunjukkan optimalisasi kinerjanya sebagai guru setelah mereka
bersertifikat pendidik. Hal ini sama dengan pernyataan bapak Sunanto selaku
6
Kepala sekolah SMP Negeri 4 dan Suyitno selaku kepala sekolah SMP Negeri 2
Metro yang mengatakan bahwa masih ada guru yang telah bersertifikat pendidik
namun belum menunjukkan perubahan yang signifikan sebelum mereka
bersertifikat pendidik dan sesudah mereka bersertifikat pendidik. Hal ini dapat
dilihat juga dari rata-rata skor IPKG yaitu skor tertinggi yang diperoleh guru IPS
SMP adalah 60 dan skor terendah 42 dengan nilai kemungkinan tertinggi yang
bisa diperoleh yaitu 68. Jika dikonversikan dengan nilai IPKG = 100, ini berarti
kinerja guru masih belum mencapai nilai maksimum.
Dengan diberikannya tunjangan sertifikasi dimaksudkan agar kinerja guru dapat
menjadi lebih baik sehingga lebih fokus pada tugas pembelajaran. Namun pada
kenyataannya kegiatan pembelajaran yang mencakup perencanaan, pelaksanaan,
dan evaluasi pembelajaran masih menunjukkan kinerja guru yang belum
maksimal.
Bukti di lapangan tentang kemampuan merencanakan pembelajaran menunjukkan
fakta yang tidak sesuai harapan, dimana guru tidak mengembangkan perangkat
pembelajaran yang dimiliki, hal ini terbukti dari temuan dilapangan bahwa
dokumen perangkat pembelajaran yang di miliki guru tidak lengkap ketika di cek
di bagian kurikulum. Perangkat pembelajaran inilah yang akan digunakan guru
sebagai pedoman dalam kegiatan pembelajaran sehingga pembelajaran akan
berlangsung secara terarah sesuai dengan tujuan pembelajaran dan indikator yang
harus dicapai. Fakta yang ditemukan di sekolah-sekolah dalam pelaksanaan
pembelajaran ternyata guru masih menggunakan cara mengajar konvesional yakni
pembelajaran yang berpusat pada guru walaupun disekolah sudah menerapkan
Kurikulum 2013 yang menuntut pembelajaran berpusat pada pesert didik, dengan
7
alasan untuk mencapai target kurikulum karena waktu jam tatap muka di kelas
tidak mencukupi karena digunakan untuk kegiatan sekolah. Pada Kemampuan
evaluasi masih ada sebagian guru yang memberikan nilai tambahan pada siswa
tidak sesuai dengan yang diperoleh siswa. Guru juga memberikan soal-soal ujian
kepada siswa, namun soal-soal tersebut tidak sesuai dengan materi yang telah
disampaikan kepada siswanya selama pembelajaran di kelas. Hal inilah yang
melatarbelakangi perlunya dilakukan penelitian pada guru-guru IPS SMP di
Negeri maupun Swasta yang telah lulus sertifikasi di Kota Metro.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas maka dapat diidentifikasi
masalah sebagai berikut:
1. Masih ada guru bersertifikat pendidik yang kurang memahami
merencanakan pembelajaran.
2. Masih ada guru bersertifikat pendidik yang kurang memahami
melaksanakan pembelajaran.
3. Masih ada guru bersertifikat pendidik yang kurang memahami evaluasi
pembelajaran.
8
C. Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang diajukan dalam penelitian ini adalah: Bagaimanakah
analisis kinerja guru SMP bersertifikat pendidik dalam pembelajaran IPS di Kota
Metro: Permasalahan dan upaya pemecahannya. Dengan rincian pertanyaan
penelitian sebagai berikut:
1. Bagaimanakah kinerja guru SMP dalam kemampuan merencanakan
pembelajaran IPS di Kota Metro?
2. Bagaimanakah kinerja guru SMP dalam kemampuan melaksanakan
pembelajaran IPS di Kota Metro?
3. Bagaimanakah kinerja guru SMP dalam kemampuan mengevaluasi
pembelajaran IPS di Kota Metro?
D. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk menganalisis
kinerja guru IPS bersertifikat pendidik dalam pembelajaran IPS SMP di Kota
Metro sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui kinerja guru SMP dalam kemampuan merencanakan
pembelajaran IPS di Kota Metro.
2. Untuk mengetahui kinerja guru SMP dalam kemampuan melaksanakan
pembelajaran IPS di Kota Metro.
3. Untuk mengetahui kinerja guru SMP dalam kemampuan mengevaluasi
pembelajaran IPS di Kota Metro.
9
E. Kegunaan Penelitian
Penelitian ini dapat diharapkan dapat berguna baik secara teoritis maupun praktis:
1. Kegunaan Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memperkaya wawasan pengembangan
ilmu pengetahuan dibidang pendidikan dalam rangka meningkatkan kualitas
sumber daya manusia dan dapat digunakan sebagai bahan acuan untuk
penelitian selanjutnya.
2. Kegunaan Praktis
a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan informasi dan bahan
pengembangan bagi Dinas Pendidikan dalam meningkatkan kinerja guru
IPS SMP yang sudah lulus sertifikasi di Kota Metro.
b. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan referensi bagi
penelitian sejenis khususnya tentang kinerja guru IPS yang sudah lulus
sertifikasi.
F. Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup penelitian ini adalah:
1. Ruang lingkup objek penelitian adalah kinerja guru IPS pada SMP di Kota
Metro.
2. Ruang lingkup subyek penelitian adalah guru IPS pada SMP di Kota Metro.
3. Ruang lingkup tempat penelitian adalah SMP Negeri dan Swasta di Kota
Metro.
4. Ruang lingkup waktu penelitian pada tahun ajaran 2017/2018.
5. Ruang lingkup ilmu dalam penelitian ini adalah pendidikan IPS.
10
Menurut Sapriya (2009:9) menyatakan IPS adalah penyederhanaan atau
disiplin ilmu-ilmu sosial humaniora serta kegiatan dasar manusia yang
diorganisasikan dan disajikan secara ilmiah dan pedagogis/psikologis untuk
tujuan pendidikan.
II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR
A. Deskripsi Teori
1. Guru
Pengertian guru menurut Undang-Undang tentang guru dan dosen No. 14 Tahun
2005 pasal 1 ayat (1) menyebutkan bahwa guru adalah pendidik profesional
dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih,
menilai, dan mengevaluasi, peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur
pendidikan formal, pendidikan dasar dan pendidikan menengah.
Sedangkan pendapat lain tentang guru bahwa guru memegang peranan dan
tanggung jawab yang penting dalam pelaksanaan program pengajaran di sekolah.
Menurut (Depdiknas, 2003:3) guru merupakan pembimbing siswa sehingga
keduanya dapat menjalin hubungan emosional yang bermakna selama proses
penyerapan nilai-nilai dari lingkungan sekitar. Kondisi ini memudahkan mereka
untuk menyesuaikan diri dalam kehidupan di masyarakat.
Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa guru adalah setiap orang
yang berwenang dan bertanggung jawab yang memiliki kualitas dalam hal ilmu
pengetahuan tertentu yang mempunyai tugas mengajar, mendidik, membimbing,
membina dan ingin mengamalkan ilmunya dengan sungguh-sungguh kepada anak
12
didik baik di sekolah maupun di luar sekolah. Gurulah yang berada di grada
terdepan dalam menciptakan kualitas sumber daya manusia. Guru berhadapan
langsung dengan para peserta didik di kelas melalui proses belajar mengajar. Di
tangan gurulah akan dihasilkan peserta didik yang berkualitas, baik secara
akademis, skill, kematangan emosional, dan moral spiritual. Dengan demikian,
akan dihasilkan generasi masa depan yang siap hidup dengan tantangan
zamannya. Oleh karena itu, diperlukan sosok guru yang mempunyai kualifikasi,
kopetensi, dan dedikasi yang tinggi dalam menjalankan tugas profesionalnya.
2. Kompetensi Guru
Kunci yang harus dimiliki oleh setiap guru adalah kompetensi. Kepmendiknas No.
045/U/2002 tentang Kurikulum Inti Pendidikan Tinggi pasal 1 mengatakan bahwa
kompetensi adalah seperangkat tindakan cerdas, penuh tanggungjawab yang
dimiliki seseorang sebagai syarat untuk dianggap mampu oleh masyarakat dalam
melaksanakan tugas-tugas di bidang pekerjaan tertentu. Jadi, kompetensi guru
dapat dimaknai sebagai kebulatan pengetahuan, keterampilan dan sikap yang
berwujud tindakan cerdas dan penuh tanggung jawab dalam pembelajaran.
Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan pasal 28
ayat 3 menyatakan kompetensi sebagai agen pembelajaran pada jenjang
pendidikan dasar dan menengah serta pendidikan anak usia dini meliputi:
a. Kompetensi pedagogik
b. Kompetensi kepribadian
c. Kompetensi profesional
d. Kompetensi sosial
13
Kompetensi pedagogik adalah kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran
dan peserta didik yang meliputi pemahaman terhadap peserta didik, merancang
dan melaksanakan pembelajaran, evaluasi pembelajaran dan pengembangan
peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya.
Kompetensi ini berhubungan dengan tugas-tugas pendidikan dan keguruan.
Kompetensi kepribadian merupakan kompetensi personal seorang guru.
Kompetensi ini meliputi sikap positif terhadap keseluruhan tugasnya sebagai guru
dan terhadap keseluruhan situasi pendidikan beserta unsur-unsurnya, meliputi
kemampuan kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif, berwibawa, menjadi
teladan bagi peserta didik dan berakhlak mulia. Seorang guru sebaiknya memiliki
kepribadian yang berkarakter serta pantas menjadi panutan bagi siswa maupun
masyarakat.
Kompetensi profesional adalah kemampuan penguasaan materi pembelajaran
secara luas dan mendalam yang memungkinkannya membimbing peserta didik
memenuhi standar kompetensi yang telah ditentukan. Kompetensi ini merupakan
kompetensi yang berhubungan dengan bidang akademik.
Kompetensi sosial adalah kemampuan guru sebagai bagian dari masyarakat dalam
berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik,
tenaga kependidikan, orang tua atau wali peserta didik, dan masyarakat sekitar.
Seorang guru adalah makhluk sosial yang dalam kehidupannya tidak terlepas dari
kehidupan masyarakat dan lingkungannya, untuk itu guru dituntut memiliki
kompetensi sosial yang baik, terutama yang berkaitan dengan pendidikan, tidak
hanya terbatas dalam pembelajaran di sekolah saja namun juga pada pendidikan
yang berlangsung di masyarakat.
14
Berdasarkan uraian di atas disimpulkan bahwa kompetensi guru terdiri dari
kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi profesional, dan
kompetensi sosial. Guru diharapkan dapat memenuhi keempat kompetensi guru
dengan baik sehingga guru dapat melaksanakan tugas sebagai tenaga pendidik
yang profesional.
3. Kinerja Guru
Istilah kinerja berasal dari kata “Job Performance” atau “Actual Performance”
(prestasi kerja/prestasi sesungguhnya yang dicapai seseorang). Menurut Anwar
Prabu Mangkunegara (2012:9) kinerja adalah hasil prestasi kerja atau output baik
secara kualitas maupun kuantiatas yang dicapai oleh SDM persatuan periode
waktu dalam melaksanakan tugasnya sesuai kerjanya dengan tanggung jawab
yang diberikan kepadanya. Menurut Mulyasa (2005:136) kinerja atau
performance dapat diartikan sebagai prestasi kerja, pelaksanaan kerja, pencapaian
kerja, hasil kerja atau unjuk kerja.
Menurut Nainggolan (1983:105) faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kinerja
atau prestasi kerja antara lain:
a. Pendidikan
b. Perbaikan penghasilan dan sistem pengupahan yang dapat menjamin
perbaikan gizi dan kesehatan
c. Penghasilan dalam arti imbalan atau penghargaan yang merupakan
pendorong dan insentif untuk bekerja lebih baik lagi
d. Jaminan sosial dan lain sebagainya.
Selanjutnya tentang kinerja guru, Jalal (2001:293) menjelaskan kemampuan guru
untuk meningkatkan efektifivitas mengajarnya, mengatasi persoalan-persoalan
praktis dalam proses pembelajaran.
15
Kinerja guru merupakan batas tuntutan minimal yang harus dipenuhi oleh
seseorang pada waktu menampilkan kerjanya. Menurut A.W Wijaya (1996:71)
kinerja guru dikatakan tinggi jika:
a. Memiliki rasa tanggung jawab dan disiplin kerja yang tinggi
b. Memegang teguh rahasia jabatan
c. Membela kepentingan organisasi
d. Kepentingan organisasi lebih diutamakan daripada kepentingan diri sendiri
e. Memiliki rasa solidaritas dan semangat tinggi
f. Menghormati dan mengahargai atasan.
Seorang guru dikatakan kinerjanya rendah apabila:
a. Rasa tanggungjawab terhadap pekerjaan rendah
b. Mau membocorkan rahasia jabatan
c. Masa bodoh terhadap organisasi
d. Rasa solidaritas rendah dan kerjasama sulit dicapai
e. Mau menjelekan atasan dan sesama rekan.
Kinerja guru pada dasarnya merupakan kinerja yang dilakukan oleh guru dalam
melaksanakan tugasnya sebagai pendidik. Kualitas pendidikan ditentukan oleh
kinerja guru, karena guru merupakan pihak yang paling banyak bersentuhan
langsung dengan peserta didik dalam proses pembelajaran di sekolah. Menurut
Gibson dalam Suharsaputra (2010:147) banyak faktor yang mempengaruhi kinerja
guru baik faktor internal maupun eksternal. Diantaranya faktor individu (meliputi
kemampuan, keterampilan, mental, fisik, latar belakang keluarga, tingkat sosial,
pengalaman), faktor organisasi (meliputi sumber daya, kepemimpinan, imbalan,
16
struktur desain pekerjaan), dan faktor psikologi (meliputi persepsi, sikap,
kepribadian, belajar, dan motivasi).
Menurut Supardi (2014: 50) kinerja sangat dipengaruhi oleh karakteristik individu
yang terdiri atas pengetahuan, keterampilan, kemampuan, motivasi, kepercayaan,
nilai-nilai serta sikap. Karakteristik individu dipengaruhi oleh karakteristik
organisasi (imbalan, kepemimpinan, struktur organisasi, latihan dan
pengembangan, seleksi) dan karakteristik pekerjaan (penilaian kerja, umpan balik
prestasi, jadwal pekerjaan, desain pekerjaan). Berkaitan dengan kinerja guru,
pelaksanaan tugas profesional guru memerlukan bimbingan dari berbagai pihak.
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan apabila guru melaksanakan
tugasnya penuh dengan tanggung jawab, disiplin kerja yang tinggi dan profesional
maka dapat dikatakan seorang guru tersebut memiliki kinerja yang tinggi.
Komponen sekolah seperti kepala sekolah, staff sekolah, guru, serta peserta didik
dapat menjadi faktor pendorong bagi pengoptimalan kinerja guru.
Kinerja guru dalam melaksanaan tugasnya menurut Oemar Hamalik (2002:25)
guru perlu memiliki tiga kemampuan dasar agar kinerjanya tercapai sebagai
berikut:
a. Kemampuan pribadi meliputi hal-hal yang bersifat fisik seperti tampang,
suara, mata atau pandangan, kesehatan, pakaian, pendengaran, dan hal
yang bersifat psikis seperti humor, ramah, intelek, sabar, sopan, rajin,
kreatif, kepercayaan diri, optimis, kritis, objektif, dan rasional.
b. Kemampuan sosial antara lain bersifat terbuka, disiplin, memiliki dedikasi,
tanggungjawab, suka menolong, bersifat membangun, tertib, bersifat adil,
pemaaf, jujur, demokratis, dan cinta anak didik.
c. Kemampuan profesional sebagaimana dirumuskan oleh P3G yang meliputi
10 kemampuan profesional guru yaitu: menguasai bidang studi dalam
kurikulum sekolah dan menguasai bahan pengalaman/aplikasi bidang
studi, mengelola program belajar mengajar, mengelola kelas,
menggunakan media dan sumber, menguasai landasan-landasan
kependidikan, mengelola interaksi belajar mengajar, menilai prestasi
belajar siswa untuk kepentingan pendidikan, mengenal fungsi dan program
17
bimbingan penyuluhan, mengenal dan menyelenggarakan administrasi
sekolah, memahami prinsip.
Selain itu hal yang perlu diperhatikan untuk mencapai kinerja guru yang tinggi
diperlukan adanya faktor yang mempengaruhi kinerja guru, sehingga pemerintah
menyelenggarakan program sertifikasi guru sebagai upaya untuk meningkatnya
mutu dan martabat guru dan profesionalisme guru untuk meningkatkan kinerjanya
secara utuh.
Berkaitan dengan kinerja guru yang dimaksud atau yang menjadi indikatornya
adalah kegiatan guru dalam mengelola pembelajaran, yang dimulai dari
bagaimana seorang guru merencanakan pembelajaran, melaksanakan kegiatan
pembelajaran, mengevaluasi pembelajaran.
Menurut Mulyasa (2008:28) menyebutkan program pembelajaran tidak lain
adalah suatu proyeksi guru mengenai kegiatan yang harus dilakukan siswa selama
pembelajaran berlangsung. Dalam kegiatan tersebut secara terperinci dijelaskan
kemana siswa itu akan dibawa (tujuan), apa yang harus dipelajari (isi bahan
pelajaran) dan bagaimana kita mengetahui bahwa siswa telah mencapainya
(penilaian).
Seorang guru yang memiliki kompetensi profesional, harus dapat memilih
berbagai metode pembelajaran yang disesuaikan dengan tujuan atau indikator
yang ingin dicapai, kesesuaian dengan bahan pembelajaran. Sebagaimana
pendapat yang dikemukakan oleh Nurdin (2005:65) bahwa penggunaan suatu
metode mengajar yang efektif harus berdasarkan tujuan khusus yang hendak
dicapai. Demikian pula kesesuaiannya dengan bahan pelajaran. Fathurrahman
(2010:4) menjelaskan bahwa evaluasi yang baik haruslah didasarkan pada tujuan
18
pembelajaran (instructional) yang ditetapkan oleh pendidik dan kemudian benar-
benar diusahakan pencapaiannya oleh pendidik dan peserta didik.
Ukuran kinerja guru terlihat dari rasa tanggung jawab menjalankan amanah,
profesi yang diembannya, rasa tanggung jawab moral dipundaknya. Semua itu
akan terlihat kepada kepatuhan dan loyalitas di dalam menjalankan tugas
keguruannya didalam kelas dan tugas kependidikannya di luar kelas. Sikap ini
akan dibarengi pula dengan rasa tanggung jawabnya mempersiapkan segala
perlengkapan pengajaran sebelum melaksanakan proses pembelajaran. Selain itu,
guru juga sudah mempertimbangkan akan metodologi yang akan digunakan,
termasuk alat media pendidikan yang akan dipakai, serta alat penilaian apa yang
akan digunakan dalam pelaksanaan evaluasi.
Kinerja guru dari hari ke hari, minggu ke minggu, dan tahun ke tahun harus terus
ditingkatkan. Guru punya komitmen untuk terus belajar, tanpa itu maka guru akan
kerdil dalam ilmu pengetahuan, akan tetap tertinggal akan akselerasi zaman
semakin tidak menentu apalagi kondisi kini kita dihadapkan pada era global,
semua serba cepat, serba dinamis, dan serba kompetitif. Adapun langkah-langkah
yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kinerja guru sebagai berikut:
a. Mengetahui adanya kekurangan dalam kinerja.
b. Memperbaiki kekurangan dan memiliki keseriusan.
c. Mengidentifikasi hal-hal yang mungkin menjadi penyebab kekurangan
baik yang berhubungan dengan pegawai itu sendiri.
d. Mengembangkan rencana tindakan.
19
e. Melakukan evaluasi apakah masalah tersebut sudah selesai atau belum.
f. Mulai dari awal apabila perlu.
Langkah-langkah tersebut di atas dapat terlaksana dengan baik bukan hanya guru
saja yang meningkatkan kinerjanya, tapi seluruh komponen harus bekerja sama
dengan baik seperti kepala sekolah, lingkungan kerja, dan tidak kalah pentingnya
adalah pemerintah yang harus selalu memperhatikan hak-hak guru.
Menurut Hamid Darmadi (2010:60-61), ukuran kinerja guru terlihat dari rasa
tanggung jawabnya menjalankan amanah, profesi yang diembannya, rasa
tanggung jawab moral dipundaknya. Semua itu akan terlihat kepada kepatuhan
dan loyalitasnya di dalam kelas dan tugas keguruan didalam kelas dan tugas
kependidikannya di luar kelas. Sikap ini akan dibarengi pula dengan rasa
tanggung jawabnya mempersiapkan segala perlengkapan pengajaran sebelum
melaksanakan proses pembelajaran.
Adapun ukuran penilaian kerja yang dapat digunakan digunakan untuk menilai
kinerja secara kuantitatif, antara lain:
a. Ukuran Kinerja Unggul
Adalah ukuran kinerja yang hanya menggunakan satu ukuran penilaian.
Dengan digunakannya hanya satu ukuran kinerja, karyawan dan
manajemen akan cenderung untuk memusatkan usahanya pada kriteria
tersebutdan mengabaikan kriteria yang lainnya, yang mungkin sama
pentingnya dalam menentukan sukses tidaknya perusahaan atau bagian
tertentu.
20
b. Ukuran Kinerja Beragam
Adalah ukuran kinerja yang menggunakan berbagai macam ukuran untuk
menilai kerja. Ukuran kinerja beragam merupakan cara untuk mengatasi
kelemahan kriteria kinerja tunggal. Berbagai aspek kinerja manajer dicari
ukuran kriterianya sehingga manejer diukur kinerjanya dengan berbagai
kriteria.
c. Ukuran Kinerja Gabungan
Dengan adanya kesadaran beberapa kriteria lebih penting bagi perusahaan
secara keseluruhan dibandingkan dengan tujuan lain, maka perusahaan
melakukan pembobotan terhadap ukuran kinerjanya (Veithzal Rivai dan
Ella Jauvani Sagala, 2009:605).
Berdasarkan pandapat di atas, untuk mengukur penilaian kerja secara kuantitatif,
dapat dibagi menjadi ukuran kinerja unggul, ukuran kinerja beragam, dan ukuran
kinerja gabungan. Dari ketiga ukuran kinerja tersebut mempunyai porsi dan
fungsinya masing-masing sesuai dengan kondisi dan kebutuhan.
4. Indikator Kinerja Guru
Ada beberapa indikator yang dapat dilihat sebagai peran guru dalam
meningkatkan kemampuan peserta didik agar dapat menerima materi
pembelajaran dengan baik melalui proses belajar-mengajar yang diadakannya.
Indikator-indikator kinerja tersebut adalah:
a. Kemampuan Merencanakan Pembelajaran
Sebelum melaksanakan kegiatan pembelajaran, guru dituntut menyusun rencana
pembelajaran, fungsi perencanaan pembelajaran ialah untuk mempermudah guru
21
dalam melaksanakan tugas selanjutnya, sehingga proses belajar mengajar akan
benar-benar terskenario dengan efektif dan efesien. Menurut Abdul Majid (2005:
15) perencanaan adalah menyusun langkah-langkah yang akan dilaksanakan
untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan.
Menurut Hidayat dalam Abdul Majid (2005: 21) perangkat yang harus
dipersiapkan dalam perencanaan pembelajaran antara lain:
1. Memahami kurikulum
2. Menguasai bahan ajar
3. Menyusun program pengajaran
4. Melaksanakan program pengajaran
5. Menilai program pengajaran dan hasil proses belajar mengajar yang telah
dilaksanakan
Dalam merencanakan pembelajaran, guru mempersiapkan perangkat yang harus
disiapkan. Komponen-komponen tersebut penting dalam pembelajaran. Adapun
komponen yang harus disiapkan sebagai berikut:
1. Penetapan KI/KD
2. Silabus
3. RPP
4. Program semester
5. Program tahunan
6. Bahan ajar
7. LKPD
8. Media pembelajaran
22
b. Kemampuan Melaksanakan Pembelajaran
Setelah menyusun rencana pembelajaran, tugas guru selanjutnya adalah
melaksanakan pembelajaran yang merupakan aktivitas utama di sekolah. Guru
harus menunjukkan penampilan yang terbaik bagi para peserta didiknya,
penjelasan materi harus mudah dipahami, penguasaan keilmuannya benar,
menguasai metodologi, dan seni pengendalian siswa.
Pembelajaran atau proses belajar mengajar adalah proses yang diatur dengan
tahapan-tahapan tertentu, agar pelaksanaannya mencapai hasil yang diharapkan.
Tahapan-tahapan kegiatan pembelajaran menurut Abdul Majid (2005:104)
meliputi kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan penutup. Menurut Rusman
(2012: 10) pelaksanaan pembelajaran merupakan implementasi dari rencana
pelaksanaan pembelajaran. Pelaksanaan pembelajaran meliputi:
1. Kegiatan pendahuluan
Guru harus memperhatikan hal-hal berikut yaitu menyiapkan peserta didik
secara psikis dan fisik untuk mengikuti proses pembelajaran, mengajukan
pertanyaan-pertanyaan yang mengaitkan pengetahuan sebelumnya dengan
materi yang akan dipelajari, menjelaskan tujuan pembelajaran atau
kompetensi dasar yang akan dicapai, menyampaikan cakupan materi dan
penjelasan uraian kegiatan sesuai silabus.
2. Kegiatan inti
Pelaksanaan kegiatan inti merupakan proses pembelajaran untuk mencapai
kompetensi dasar yang dilakukan secara interaktif, inspiratif,
menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi
aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreatifitas, dan
kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta
psikologis peserta didik. Kegiatan inti merupakan metode yang
disesuaikan dengan karakteristik peserta didik dan mata pelajaran, yang
dapat meliputi proses eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi.
3. Kegiatan penutup
Dalam kegiatan penutup, guru harus memperhatikan hal-hal berikut yaitu
bersama-sama dengan peserta didik atau sendiri membuat
rangkuman/kesimpulan pelajaran, melakukan penilaian atau refleksi
terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan secara konsisten dan
terprogram, memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil
pembelajaran, merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk
23
pembelajaran remedi, program pengayaan, layanan konseling atau
memberikan tugas, baik tugas individual maupun kelompok sesuai dengan
hasil belajar peserta didik, menyampaikan rencana pembelajaran pada
pertemuan berikutnya.
c. Kemampuan Mengevaluasi Pembelajaran
Langkah guru berikutnya adalah mengevaluasi hasil pembelajaran. Segala sesuatu
yang terencana harus dievaluasi agar dapat diketahui apakah yang telah
direncanakan sesuai dengan realisasinya dan tujuan yang ingin dicapai, serta
untuk mengetahui apakah siswa telah dapat mencapai standar kompetensi yang
ditetapkan, juga dapat mengetahui apakah metode ajaranya telah tepat sasaran.
Dalam melakukan kegiatan evaluasi, seorang guru harus memperhatikan tujuan
pembelajaran yang telah ditetapkan serta harus memperhatikan soal-soal evaluasi
yang digunakan agar dapat dapat mengukur kemampuan siswa. Menurut
Suryosubroto (2005: 44) kemampuan mengevaluasi hasil pembelajaran ini
meliputi:
1. Evaluasi Formatif
2. Evaluasi Sumatif
3. Pelaporan Hasil Evaluasi
4. Pelaksanaan Perbaikan dan Pengayaan
Adapun penilaian yang digunakan untuk menilai evaluasi pembelajaran , antara
lain:
1. Evaluasi Formatif
Evaluasi formatif adalah penilaian yang dilakukan guru setelah satu pokok
bahasan selesai dipelajari oleh peserta didik. Penilaian ini berfungsi untuk
24
mengetahui sejauh mana ketercapaian tujuan instruksional khusus yang
telah ditentukan dalam setiap rencana pembelajaran. Evaluasi formatif
meliputi pretes dan juga postes.
2. Evaluasi Sumatif
Evaluasi sumatif adalah penilaian yang dilakukan oleh guru setelah satu
jangka waktu tertentu. Penilaian sumatif berguna untuk memperoleh
informasi tentang keberhasilan belajar siswa yang dipakai sebagai
masukan utama untuk menentukan nilai akhir.
3. Pelaporan hasil Penilaian
Setelah memberi evaluasi formatif dan sumatif setiap guru harus mengolah
nilai akhir. Penilaian yang dilakukan terhadap proses pembelajaran
berfungsi sebagai berikut:
a. Untuk mengetahui tercapai tidaknya tujuan pembelajaran.
b. Untuk mengetahui keefektifan proses pembelajaran oleh guru.
Rendahnya hasil belajar siswa tidak semata-mata disebabkan kurang
berhasilnya guru mengajar, namun melalui penilaian berarti menilai
kemampuan guru itu sendiri dan hasilnya dapat dijadikan bahan dalam
memperbaiki tindakan mengajar berikutnya.
4. Pelaksanaan Perbaikan dan Pengayaan
Tujuan ulangan perbaikan adalah agar siswa memperoleh penguasaan
yang baik terhadap tujuan instruksional yang harus dicapai. Program
perbaikan dan pengayaan dalam pembelajaran sangat diperlukan dalam
rangka pelaksanaan pola belajar tuntas. Ketuntasan belajar adalah
25
pencapaian taraf penguasaan minimal yang ditetapkan bagi setiap unit
bahan pelajaran baik secara perorangan maupun kelompok.
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan
kinerja guru adalah hasil kerja yang tampak secara nyata yang dicapai melalui
usaha-usaha tertentu. Kinerja seorang guru diukur berdasarkan indikator yaitu,
kemampuan merencanakan pembelajaran, kemampuan melaksanakan
pembelajaran, dan kemampuan mengevaluasi pembelajaran. Melalui indikator
tersebut dapat dilihat apakah tujuan pembelajaran telah tercapai sesuai dengan
yang diharapkan.
5. Sertifikasi Guru
Pada hakikatnya, program sertifikasi guru merupakan program dari pemerintah
sebagai upaya untuk mendapatkan guru yang profesional. Kedudukan guru
sebagai tenaga profesional berfungsi untuk mengangkat martabat guru serta
perannya sebagai agen pembelajaran untuk meningkatkan mutu pendidikan
nasional. Sebagai tenaga profesional tentunya guru tersebut memiliki kopetensi
dalam bidangnya.
Sertifikasi secara yuridis menurut ketentuan pasal 1 ayat (11) UUD adalah proses
pemberian sertifikat pendidik untuk guru atau dosen. Adapun yang berkaitan
dengan sertifikasi guru dijelaskan dalam pasal 1 ayat (7) bahwa sertifikasi adalah
proses pemberian sertifikat pendidik untuk guru. Sertifikasi guru merupakan
pemenuhan kebutuhan untuk meningkatkan kompetensi profesional.
Sementara selanjutnya berdasarkan Undang-undang tentang Guru dan Dosen No.
14 Tahun 2005 pada Pasal 1 ayat 11 yang dimaksud dengan sertifikasi adalah
26
pemberian sertifikat pendidik untuk guru dan dosen. Kemudian pada ayat 12,
sertifikat pendidik adalah bukti formal sebagai pengakuan yang diberikan kepada
guru dan dosen sebagai tenaga profesional.
Sertifikasi diberikan kepada guru yang telah dinyatakan lulus uji kompentensi
yang diselenggarakan oleh lembaga sertifikasi. Adapun persyaratan untuk
memperoleh sertifikat pendidikan menurut pasal 9 adalah guru tersebut harus
memiliki kualifikasi pendidikan tinggi minimal program Strata Satu (S1) atau
program Diploma Empat (D4).
Dibalik pemberian sertifikasi pendidik, guru juga dituntut untuk meningkatkan
kinerjanya lebih baik lagi. Melalui program sertifikasi pendidik diharapkan
kinerja guru sebagai agen pembelajaran akan meningkat sesuai standar yang
ditetapkan. Kinerja maupun kualitas pem-belajaran yang meningkat diharapkan
akan bermuara akhir pada terjadinya peningkatan prestasi hasil belajar peserta
didiknya.
Menurut E. Mulyasa dalam Wahyudi (2012:132), sertifikasi guru dapat
diartikan sebagai suatu proses pemberian pengakuan bahwa seorang telah
memiliki kompetensi untuk melaksanakan pelayanan pendidikan pada
satuan pendidikan tertentu, setelah lulus uji kompetensi yang
diselenggarakan oleh lembaga sertifikasi.
Oleh karena itu lewat sertifikasi ini diharapkan guru menjadi pendidik yang
profesional, yaitu yang berpendidikan minimal D-4/S-1 dan berkompetensi
sebagai agen pembelajaran yang dibuktikan dengan pemilikan sertifikat pendidik
setelah dinyatakan lulus uji kompetensi.
Menurut Wibowo dalam E. Mulyasa dalam Wahyudi (2012:133),
mengungkapkan bahwa tujuan sertifikasi guru adalah:
27
a. Melindungi profesi pendidik dan tenaga kependidikan.
b. Melindungi masyarakat dari praktik-praktik yang tidak kompeten,
sehingga merusak citra pendidik dan tenaga kependidikan.
c. Membantu dan melindungi lembaga penyelenggara pendidikan, dengan
menyediakan rambu-rambu dan instrument untuk melakukan seleksi
terhadap pelamar yang kompeten.
d. Membangun citra masyarakat terhadap profesi pendidik dan tenaga
kependidikan.
Berdasarkan pendapat di atas tujuan sertifikasi untuk melindungi profesi pendidik
dan tenaga kependidikan dari oknum-oknum yang merusak citra pendidik dan
tenaga kependidikan serta membantu membangun citra yang baik.
Farida Sarimaya (2008:25) mengungkapkan proses mendapatkan sertifikat
pendidik guru adalah:
a. Proses pendidikan profesi terlebih dahulu yang dilanjutkan dengan uji
sertifikasi (bila lulus dalam uji sertifikasi)
b. Uji sertifikasi langsung sebagai bentuk pengukuran kompetensi
keprofesian guru sebagai agen pembelajaran oleh perguruan tinggi
terakreditasi yang ditetapka oeh pemerintah (bila lulus dalam ujian
sertifikasi).
Berdasarkan pemaparan di atas sertifikasi merupakan jaminan dari pemerintah
bahwa seseorang telah memiliki kualifikasi akademik, kompetensi serta
kemampuan dibidangnya.
Menurut Muslich (2007: 9), manfaat uji sertifikasi antara lain sebagai berikut.
a. Melindungi profesi guru dari praktik layanan pendidikan yang tidak
kompeten sehingga dapat merusak citra profesi guru itu sendiri.
b. Melindungi masyarakat dari praktik pendidikan yang tidak berkualitas dan
profesional yang akan menghambat upaya peningkatan kualitas pendidikan
dan penyiapan sumber daya manusia di negeri ini.
c. Menjadi wahana penjamin mutu bagi LPTK yang bertugas mempersiapkan
calon guru dan juga berfungsi sebagai kontrol mutu bagi pengguna layanan
pendidikan.
d. Menjaga lembaga penyelenggara pendidikan dari keinginan internal dan
eksternal yang potensial dapat menyimpang dari ketentuan yang berlaku.
28
Sertifikasi guru merupakan bagian dari peningkatan mutu guru dan peningkatan
kesejahteraannya sehingga diharapkan kualitas guru dalam mengajar menjadi
lebih baik serta guru lebih termotivasi untuk memberikan yang terbaik dalam
kegiatan pembelajaran.
6. Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial
Menurut Sapriya (2009: 19) Ilmu Pengetahuan Sosial yang disingkat IPS,
merupakan nama mata pelajaran di tingkat sekolah dasar dan menengah atau nama
program studi di perguruan tinggi identik dengan istilah “social studies”. IPS di
sekolah merupakan mata pelajaran yang memadukan disiplin-disiplin ilmu seperti
antropologi, arkeologi, ekonomi, geografi, sejarah, hukum, filsafat, ilmu politik,
psikologi, agama, dan sosiologi, sama seperti serasinya ilmu humaniora,
matematika, dan ilmu alam.
Geografi, sejarah, dan antropologi merupakan disiplin ilmu yang memiliki
keterpaduan yang tinggi. Pembelajaran geografi memberikan ilmu yang berkaitan
dengan wilayah-wilayah, sedangkan sejarah memberikan ilmu yang berkaitan
dengan peristiwa-peristiwa dari berbagai periode. Antropologi meliputi ilmu yang
berkaitan dengan nilai-nilai, kepercayaan, struktur sosial, aktivitas-aktivitas
ekonomi, organisasi politik, ekspresi-ekspresi dan spiritual, teknologi, dan benda-
benda budaya dari budaya-budaya terpilih. Ilmu politik dan ekonomi tergolong ke
dalam ilmu yang berkaitan tentang kebijakan pada aktivitas-aktivitas yang
berkenaan dengan pembuatan keputusan. Sosiologi dan psikologi sosial
merupakan ilmu yang berkaitan tentang perilaku seperti konsep peran, kelompok,
29
institusi, proses interaksi dan kontrol sosial. Konsep seperti ini biasa digunakan
pada ilmu sosial dan studi sosial.
7. Karakteristik Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial
Trianto (2010:174-175) mengemukakan beberapa karakteristik dari mata pelajaran
Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) sebagai berikut:
1. Ilmu Pengetahuan Sosial merupakan gabungan dari unsur-unsur geografi,
sejarah, ekonomi, hukum, dan politik, kewarganegaraan, sosiologi, bahkan
juga bidang humaniora, pendidikan dan agama.
2. Standar Kompetansi dan Kompetensi Dasar IPS berasal dari struktur
keilmuan geografi, sejarah, ekonomi dan sosiologi yang dikemas
sedemikian rupa sehingga menjadi pokok bahasan atau topik (tema)
tertentu.
3. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar IPS juga menyangkut berbagai
masalah sosial yang dirumuskan dengan pendekatan interdisipliner dan
multidisipliner.
4. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar menyangkut peristiwa dan
perubahan kehidupan masyarakat dengan prinsip sebab akibat,
kewilayahan, adaptasi dan pengelolaan lingkungan, struktur, proses dan
masalah sosial serta upaya-upaya perjuangan hidup agar survive seperti
pemenuhan kebutuhan, kekuasaan, keadilan dan jaminan keamanan.
Berdasarkan karakteristik di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran IPS di
SMP mencakup mengenai konsep manusia, tempat, perilaku/budaya, waktu dan
suatu perubahan yang merupakan satu kesatuan sebagai sumber ilmu-ilmu sosial
untuk kepentingan pendidikan. Dalam proses pembelajaran tentunya melibatkan
antara pendidik dengan peserta didik secara timbal balik yang berlangsung dalam
belajar mengajar untuk mencapai tujuan pendidikan.
8. Tujuan Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial
Tujuan IPS menurut Trianto (2010:176) ialah untuk mengembangkan potensi
peserta didik agar peka terhadap masalah sosial yang terjadi di masyarakat,
memiliki sikap mental positif terhadap perbaikan segala ketimpangan yang terjadi
30
dan terampil mengatasi setiap masalah yang terjadi sehari-hari, baik yang
menimpa dirinya sendiri maupun yang menimpa masyarakat.
Permendiknas No. 22 Tahun 2006 tentang standar isi menyatakan bahwa mata
pelajaran IPS bertujuan agar siswa mempunyai kemampuan sebagai berikut:
a. Mengenal konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan
lingkungannya.
b. Memiliki kemampuan dasar untuk berfikir logis dan kritis, rasa ingin tahu,
inkuiri, memecahkan masalah, dan keterampilan dalam kehidupan sehari-
hari (sosial).
c. Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan
kemanusiaan.
d. Memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerjasama dan berkompetisi
dalam masyarakat yang majemuk, ditingkat lokal, nasional, global.
Berdasarkan dua pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan pembelajaran
IPS adalah disiplin ilmu yang dapat mengembangkan kemampuan peserta didik
untuk mengatasi setiap masalah yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari, baik
yang menimpa dirinya sendiri maupun yang menimpa masyarakat. Serta memiliki
kemampuan berkomunikasi dan bekerjasama dalam masyarakat baik ditingkat
lokal, nasional, dan global serta memiliki nilai-nilai sosial dan kemanusiaan.
9. Teori Belajar
Definisi belajar menurut Slameto (2003:2), belajar adalah suatu proses usaha yang
dilakukan individu untuk memperoleh perubahan tingkah laku yang lain secara
keseluruhan sebagaimana pengalaman individu itu sendiri dalam berinteraksi
dengan lingkungan.
Sedangkan menurut Oemar Hamalik (2002:28) belajar adalah modifikasi atau
memperteguh kelakuan melalui pengalaman. Selanjutnya menurut Suryabrata
dalam Nurfuadi (2012:21) belajar adalah suatu proses yang menghasilkan
31
perubahan perilaku yang dilakukan dengan sengaja untuk memperoleh
pengetahuan, kecakapan, dan pengalaman baru ke arah yang lebih baik.
Dari beberapa pendapat di atas tentang belajar, pada dasarnya mengacu pada suatu
tujuan yaitu belajar merupakan proses perubahan bagi individu yang belajar,
proses perubahan tersebut dalam bentuk tingkah laku yang diperoleh dari latihan,
pengalaman yang mengarah pada perubahan tingkah laku yang lebih baik atau ada
juga yang mengarah pada perubahan tingkah laku yang lebih buruk.
Selanjutnya faktor-faktor yang mempengaruhi belajar menurut Slameto (2003:54)
adalah sebagai berikut:
1. Faktor Intern
a. Faktor Jasmaniah (kesehatan, cacat tubuh)
b. Faktor Psikologis (intelegensi, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan,
dan kesiapan).
c. Faktor Kelelahan
2. Faktor Ekstern
a. Faktor Keluarga (cara orang tua mendidik, relasi antara anggota keluarga,
suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga, pengertian orang tua, latar
belakang kebudayaan).
b. Faktor Sekolah (metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa,
relasi siswa dengan siswa, disiplin secular alat pelajaran, waktu sekolah,
keadaan gedung, metode belajar, tugas rumah).
c. Faktor Masyarakat (kegiatan siswa dalam masyarakat, mass media, teman
bergaul, bentuk kehidupan, masyarakat).
10. Teori Belajar Orang Dewasa
Pendidikan orang dewasa telah dirumuskan dan diorganisasikan secara sistematis
sejak tahun 1920. Pendidikan orang dewasa menurut Pannen dalam Suprijanto
(2007: 11) dirumuskan sebagai suatu proses yang menumbuhkan keinginan untuk
32
bertanya dan belajar secara berkelanjutan sepanjang hidup. Belajar bagi orang
dewasa berhubungan dengan bagaimana mengarahkan diri sendiri untuk bertanya
dan mencari jawabannya.
Menurut Basleman dan Mappa (2011:16) pada hakikatnya, semua orang dewasa
cenderung memperlihatkan keunikan gaya belajar di dalam ia melakukan kegiatan
belajar. Keunikan itu berlatar pengalaman belajar yang telah diperolehnya sejak
lahir. Perilaku orang dewasa dalam belajar merupakan hasil pengalaman
belajarnya pada masa lalu. Belajar pada dasarnya merupakan proses perubahan
potensi penampilan sebagai hasil interaksi seseorang dengan lingkungannya, baik
interaksi dengan sesama di dalam masyarakat, maupun dengan lingkungan alam
dan budayanya.
Menurut Suprijanto (2007: 11) mengungkapkan bahwa pendidikan orang dewasa
(andragogy) berbeda dengan pendidikan anak-anak (paedagogy). Pendidikan
anak-anak berlangsung dalam bentuk identifikasi dan peniruan, sedangkan
pendidikan orang dewasa berlangsung dalam bentuk pengarahan diri sendiri untuk
memecahkan masalah.
Knowles dalam Nursalam (2009) mengembangkan konsep andragogy atas tiga
asumsi pokok yang berbeda dengan paedagogy:
a. Asumsi pertama, seseorang tumbuh dan matang bermula dari konsep diri
dan ketergantungan total menuju ke arah pengarahan diri sendiri. Secara
singkat dapat dikatakan pada anak-anak konsep dirinya masih tergantung,
sedang pada orang dewasa konsep dirinya sudah mandiri. Karena
kemandirian konsep dirinya inilah orang dewasa membutuhkan
33
penghargaan orang lain sebagai manusia yang dapat mengarahkan diri
sendiri. Apabila dia menghadapi situasi dimana dia tidak memungkinkan
dirinya menjadi self directing maka akan timbul reaksi tidak senang atau
menolak.
b. Asumsi kedua, sebagaimana individu tumbuh matang akan banyak
pengalaman dimana hal ini menyebabkan dirinya menjadi sumber belajar
yang kaya, dan pada waktu yang sama memberikan dasar yang luas untuk
belajar sesuatu yang baru. Oleh sebab itu dalam teknologi andragogi
terjadi penurunan penggunaan teknik transmital seperti yang dipakai dalam
pendidikan tradisional dan lebih mengembangkan teknik pengalaman
(experimental technique). Maka penggunaan teknik diskusi, kerja
laboratorium, simulasi, pengalaman lapangan, dan lainnya lebih banyak
dipakai.
c. Asumsi ketiga, pendidikan secara langsung atau tidak langsung, secara
implisit atau eksplisit, pasti memainkan peran besar dalam mempersiapkan
anak dan orang dewasa untuk memperjuangkan eksistensinya di tengah
masyarakat. Karena itu, kampus dan pendidikan menjadi sarana ampuh
untuk melakukan proses integrasi maupun disintegrasi sosial di tengah
masyarakat. Sejalan dengan itu, kita berasumsi bahwa setiap individu
menjadi matang, maka kesiapan untuk belajar kurang ditentukan oleh
paksaan akademik dan perkembangan biologisnya, tetapi lebih ditentukan
oleh tuntutan-tuntutan tugas perkembangan untuk melakukan peranan
sosialnya. Dengan kata lain, orang dewasa belajar sesuatu karena
membutuhkan tingkatan perkembangan mereka yang harus menghadapi
34
peranannya apakah sebagai perawat, orang tua, pimpinan suatu organisasi,
dan lain-lain. Kesiapan belajar mereka bukan semata-mata karena paksaan
akademik, tetapi karena kebutuhan hidup dan untuk melaksanakan tugas
peran sosialnya. Hal ini dikarenakan belajar bagi orang dewasa seolah-olah
merupakan kebutuhan untuk menghadapi masalah hidupnya.
B. Kerangka Pikir
Guru-guru yang telah mendapatkan sertifikasi adalah guru-guru yang telah
memiliki keahlian pada bidang pendidikannya masing-masing sehingga disebut
sebagai guru profesional. Guru yang telah memiliki sertifikat diharapkan untuk
dapat meningkatkan keprofesionalannya melalui berbagai kegiatan yang diadakan
oleh pemerintah. Berbagai kegiatan yang dilakukan oleh guru yang telah
bersertifikasi merupakan bentuk komitmen guru untuk terus dapat meningkatkan
mutu dirinya. Komitmen guru untuk meningkatkan mutu dirinya dapat
ditunjukkan melalui peningkatan kinerja yang konsisten atau kearah yang lebih
baik sesuai dengan harapan dan tujuan pendidikan nasional.
Gambar 1. Kerangka Pikir Penelitian
Guru IPS SMP Bersertifikat Pendidik
1. Merencanakan Pembelajaran.
2. Melaksanakan Pembelajaran.
3. Mengevaluasi Pembelajaran.
III. METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif yang bertujuan untuk
menggambarkan keadaan atau fenomena serta untuk mengetahui hal-hal yang
berhubungan dengan keadaan. Dengan menggunakan penelitian deskriptif ini
diharapakan permasalahan dalam penelitian ini yang dikemukakan dapat terjawab
dengan analisis berdasarkan data yang terkumpul. Menurut Sumadi Suryabrata
(2003:19), metode deskriptif adalah suatu metode yang bertujuan untuk
memecahkan masalah, menyusun data-data, menjelaskan, menganalisis, dan
menafsirkan. Dengan menggunakan metode deskriptif ini diharapkan
permasalahan dari penelitian ini yang dikemukakan dapat terjawab dengan
analisis berdasarkan data yang terkumpul.
B. Populasi dan Sampel
Menurut Suharsimi Arikunto (2010:173) populasi adalah keseluruhan subjek
penelitian. Sedangkan menurut Moh. Pabundu Tika (2005:24), populasi adalah
himpunan individu atau subjek yang banyaknya terbatas atau tidak terbatas.
Berdasarkan pendapat tersebut populasi dalam penelitian ini adalah seluruh guru
36
IPS bersertifikat pendidik pada SMP Negeri dan Swasta di Kota Metro yang
berjumlah 83 orang maka diambil jumlah responden sebanyak 50% yaitu 41
orang, diambil secara random sederhana dengan cara undian. Menurut Iskandar
(2008:70) pengambilan sampel dilakukan secara random atau undian dari populasi
dan setiap individu berpeluang untuk menjadi sampel penelitian. Sampel dapat
dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 2. Jumlah Sampel Guru IPS Bersertifikat Pendidik di Kota Metro
No. Asal Sekolah Sampel Guru IPS
1 SMP Negeri 1 Metro 7
2 SMP Negeri 2 Metro 4
3 SMP Negeri 3 Metro 9
4 SMP Negeri 4 Metro 4
5 SMP Negeri 5 Metro 7
6 SMP Muhammadiyah 1 Metro 4
7 SMP Muhammadiyah 3 Metro 4
8 SMP Kristen 1 Metro 2
Jumlah 41
Teknik pengundiannya yaitu dengan menulis nama responden pada kertas kecil
yang digulung sesuai dengan jumlah populasi yang ada, kemudian nama
responden dimasukkan ke dalam kotak undian, lalu dikocok dan dikeluarkan
sesuai dengan jumlah yang dibutuhkan, nama yang keluar diambil sebagai sampel,
kemudian nama yang keluar tersebut dimasukkan dan diikutkan kembali dalam
undian, begitu seterusnya sampai dengan jumlah sampel yang diinginkan.
C. Definisi Operasional Variabel
Definisi operasional variabel menurut Masri Singarimbun (2006: 46) adalah unsur
penelitian yang memberitahukan bagaimana cara mengukur suatu variabel.
37
Definisi operasional dapat dikatakan sebagai petunjuk pelaksana bagaimana cara
mengukur suatu variabel.
Kinerja guru adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh seorang guru untuk
melaksanakan tugas dan tanggung jawab sesuai dengan harapan dan tujuan yang
telah ditetapkan. Penilaian terhadap kinerja guru SMP bersertifikasi pendidik
dalam pembelajaran IPS di Kota Metro meliputi:
1. Kemampuan Merencanakan Pembelajaran
Kemampuan merencanakan pembelajaran dalam penelitian ini adalah seberapa
mengerti dan paham guru IPS tentang merencanakan pembelajaran. Adapun
indikatornya yaitu penetapan KI/KD, silabus, RPP, program semester, pogram
tahunan, bahan ajar, LKPD dan media pembelajaran. Untuk memperoleh data
tentang kemampuan merencanakan pembelajaran yang dimilki guru IPS dengan
menggunakan kuesioner yang dijawab oleh responden.
Adapun untuk mengetahui kemampuan merencanakan pembelajaran guru IPS
dapat diketahui melalui kuesioner dengan daftar pertanyaan yang dibuat
berjumlah 40 soal, untuk menentukan kriteria digunakan skor nilai, jika skor 5
menunjukkan kriteria sangat baik, skor 4 menunjukkan kriteria baik, skor 3
menunjukkan kriteria cukup, skor 2 menunjukkan kriteria kurang , dan skor 1
menunjukkan kriteria sangat kurang.
2. Kemampuan Melaksanakan Pembelajaran
Kemampuan melaksanakan pembelajaran terdapat tiga kegiatan yang harus
dilakukan guru yaitu, Kegitan pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup.
Untuk memperoleh data tentang kemampuan melaksanakan pembelajaran yang
38
dimilki guru IPS dengan menggunakan kuesioner yang dijawab oleh responden
dan dengan melakukan observasi terhadap guru IPS.
Adapun untuk mengetahui kemampuan melaksanakan pembelajaran guru IPS
dapat diketahui melalui kuesioner dengan daftar pertanyaan yang dibuat
berjumlah 40 soal, untuk menentukan kriteria digunakan skor nilai, jika skor 5
menunjukkan kriteria sangat baik, skor 4 menunjukkan kriteria baik, skor 3
menunjukkan kriteria cukup, skor 2 menunjukkan kriteria kurang, dan skor 1
menunjukkan kriteria sangat kurang. Observasi dilakukan kepada responden
dengan cara observasi dengan ceklis, ceklis yang tersedia pada observasi
kemampuan melaksanakan pembelajaran ada YA dan TIDAK, dengan
menggunakan skala Guttman menurut Sugiyono (2014: 140 ) YA diberikan nilai
1 dan TIDAK diberikan nilai O.
3. Kemampuan Mengevaluasi Pembelajaran
Kemampuan mengevaluasi pembelajaran dalam penelitian ini adalah seberapa
paham guru IPS tentang mengevaluasi pembelajaran. Adapun indikatornya yaitu
evaluasi formatif, evaluasi sumatif, pelaporan hasil penilaian, pelaksanaan
perbaikan dan pengayaan.
Adapun untuk mengetahui kemampuan mengevaluasi pembelajaran guru IPS
dapat diketahui melalui kuesioner dengan daftar pertanyaan yang dibuat
berjumlah 40 soal, untuk menentukan kriteria digunakan skor nilai, jika skor 5
menunjukkan kriteria sangat baik, skor 4 menunjukkan kriteria baik, skor 3
menunjukkan kriteria cukup, skor 2 menunjukkan kriteria kurang, dan skor 1
menunjukkan kriteria sangat kurang.
39
D. Teknik Pengumpulan Data
1. Teknik Kuesioner
Menurut Sugiyono (2010:199), kuesioner merupakan teknik pengumpulan data
yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan
tertulis kepada responden untuk dijawabnya.
Kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh
informasi dari guru IPS dalam arti laporan tentang kinerjanya. Kuesioner ini
diberikan kepada guru IPS bersertifikat pendidik. Data yang dikumpulkan untuk
menilai kinerja guru SMP bersertifikat pendidik dalam pembelajaran IPS di Kota
Metro.
2. Dokumentasi
Menurut Suharsimi Arikunto (2010: 274) dokumentasi digunakan untuk mencari
data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, surat
kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, lengger, agenda, dan sebagainya.
Dokumentasi digunakan untuk mengetahui jumlah guru IPS yang berstatus PNS
dan honorer pada SMP negeri dan swasta di Kota Metro tahun 2017. Data ini
didapat dari staf tata usaha Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Metro.
3. Wawancara
Wawancara merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide
melalui tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topik
tertentu. Wawancara digunakan apabila ingin dilakukan studi pendahuluan untuk
menemukan permasalahan yang harus diteliti. Menurut Sugiyono (2009:72)
Untuk mendapatkan data yang representatif baik data primer maupun sekunder,
40
digunakan teknik wawancara dalam teknik pengumpulan data tujuannya sebagai
bentuk komunikasi yang bertujuan untuk memperoleh informasi. Penelitian ini
menggunakan wawancara untuk memperoleh data dan informasi dari sumbernya
langsung yaitu kepala sekolah SMP Negeri maupun Swasta di Kota Metro untuk
mengetahui bagaimana kinerja guru yang telah memiliki sertifikat pendidik.
4. Observasi
Teknik observasi digunakan agar memperoleh data yang diinginkan dengan cara
mengamati secara langsung objek yang akan diteliti. Menurut Subagyo (2006:63)
observasi adalah pengamatan yang dilakukan secara sengaja, sistematis mengenai
fenomena sosial dengan gejala-gejala psikis untuk kemudian dilakukan
pencatatan. Pada dasarnya teknik observasi digunakan untuk melihat atau
mengamati perubahan fenomena sosial yang tumbuh dan berkembang yang
kemudian dapat dilakukan penilaian atas perubahan tersebut . Pendapat lain dari
Husaini Usman dan Purnomo Setiady Akbar (2009:52) bahwa observasi adalah
pengamatan dan pencatatan yang sistematis terhadap gejala-gejala yang diteliti.
Dalam penelitian ini peneliti melakukan pengamatan secara langsung terhadap
objek yang akan diteliti yaitu guru yang telah bersertifikat pendidik. Observasi
hanya dilakukan pada kemampuan melaksanakan pembelajaran karena untuk
memperkuat kuesioner yang telah diisi oleh guru bersertifikat pendidik.
E. Teknik Analisis Data
Dari data yang diperoleh melalui skor Tes dan Observasi, untuk mengetahui
kriteria sangat baik, baik, cukup, kurang, dan sangat kurang serta frekuensi yang
diperoleh digunakan rumus Sturge, yaitu sebagai berikut.
41
k = 1 + 3,3 log n
Keterangan:
n = jumlah pengamatan
k = jumlah interval kelas
(Moh Nazir, 2009: 379)
Untuk mengetahui rentang (range) dapat dicari sebagai dengan rumus berikut.
R = X1 – X2
Keterangan:
R = rentang yang dicari
X1 = nilai tertinggi dalam distribusi
X2 = nilai terendah dalam distribusi
Dengan menggunakan rumus range dan besar interval kelas, jumlah interval kelas
dapat dicari sebagai berikut.
k = R
i
i = R
k
Keterangan:
k = jumlah interval kelas
i = besar interval kelas
R = range
(Moh. Nazir, 2009: 380)
42
Kemudian untuk mengetahui tingkat presentase yang digunakan rumus sebagai
berikut:
P =
x 100%
Dengan Keterangan :
P : presentase
F : jumlah jawaban yang diperoleh
N : jumlah responden
(Moh. Nazir, 2009: 203)
Untuk menafsirkan banyaknya presentase yang diperoleh digunakan kriteria
sebagai berikut:
0% - 20% = Sangat Kurang
21% - 40% = Kurang
41% - 60% = Cukup
61% - 80% = Baik
81% - 100% = Sangat baik
(Riduwan, 2007: 14)
83
V. SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan analisis data dan pembahasan yang telah diuraikan dapat
disimpulkan bahwa Analisis Kinerja Guru IPS SMP Bersertifikat Pendidik Di
Kota Metro Tahun Ajaran 2017/2018 adalah sebagai berikut:
1. Kinerja guru tentang kemampuan merencanakan pembelajaran guru IPS pada
SMP Negeri dan Swasta di Kota Metro Tahun Ajaran 2017/2018 menunjukan
bahwa sebanyak 15 responden (36,58%) yang masuk dalam kategori baik,
lalu sebanyak 8 responden (19,51%) yang masuk dalam kategori cukup,
selanjutnya sebanyak 7 responden (17,07%) pula yang masuk dalam kategori
kurang , kemudian sebanyak 6 responden (14,63%) yang masuk dalam
kategori sangat kurang, dan sebanyak 5 responden (12,19%) memiliki
kemampuan merencanakan pembelajaran yang sangat baik.
2. Kinerja guru tentang kemampuan melaksanakan pembelajaran guru IPS pada
SMP Negeri dan Swasta di Kota Metro Tahun Ajaran 2017/2018 menunjukan
bahwa sebanyak 15 responden (36,58%) yang masuk dalam kategori cukup,
lalu sebanyak 9 responden (21,95%) yang masuk dalam kategori baik,
selanjutnya sebanyak 8 responden (19,51%) yang masuk kategori sangat baik,
kemudian sebanyak 6 responden (14,63%) pula yang masuk dalam kategori
84
kurang, dan sebanyak 3 responden (7,31%) memiliki kemampuan
merencanakan pembelajaran yang sangat kurang.
Berdasarkan observasi bahwa kinerja guru tentang kemampuan melaksanakan
pembelajaran guru IPS pada SMP Negeri dan Swasta di Kota Metro Tahun
Ajaran 2017/2018 menunjukan sebanyak 18 responden (43,90%) yang
masuk kedalam kategori cukup, lalu sebanyak 7 responden (17,07%) yang
masuk dalam kategori kurang, selanjutnya sebanyak 6 (14,63%) responden
masuk dalam kategori sangat kurang , kemudian sebanyak 5 responden
(12,19%) masuk kedalam kategori baik, dan sebanyak 5 responden (12,19%)
memiliki kemampuan melaksanakan pembelajaran yang sangat baik. Jadi dari
hasil angket dan observasi memiliki hasil yang sama dimana kemampuan
melaksanakan pembelajaran guru hanya masuk kategori cukup.
3. Kinerja guru tentang kemampuan mengevaluasi pembelajaran guru IPS pada
SMP Negeri dan Swasta di Kota Metro Tahun Ajaran 2017/2018 menunjukan
bahwa sebanyak 15 responden (36,58%) yang masuk dalam kategori cukup,
lalu sebanyak 14 responden (34,14%) yang masuk dalam kategori sangat
baik, selanjutnya sebanyak 4 responden (9,75%) yang masuk dalam kategori
baik, kemudian sebanyak 4 responden (9,75%) pula yang masuk dalam
kategori kurang, dan sebanyak 4 responden (9,75%) memiliki kemampuan
mengevaluasi pembelajaran yang sangat kurang.
Berdasarkan hasil penelitian Analisis Kinerja Guru IPS SMP Bersertifikat
Pendidik Di Kota Metro Tahun Ajaran 2017/2018 dapat disimpulkan bahwa sudah
menunjukkan hasil yang masih cukup. Sehingga guru harus terus belajar agar
dapat menjadi lebih baik dalam kinerjanya.
85
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian tentang Analisis Kinerja Guru IPS SMP Bersertifikat
Pendidik Di Kota Metro Tahun Ajaran 2017/2018. Maka penulis dapat
menyarankan hal-hal sebagai berikut:
1. Bagi Bapak/Ibu guru IPS sebaiknya dalam perencanaan pembelajaran harus
lebih ditingkatkan karena melalui perencanaan pembelajaran yang baik maka
pengelolaan pembelajaran dikelas akan tercapai dengan baik.
2. Bagi Bapak/Ibu guru IPS sebaiknya dalam pelaksanaan pembelajaran agar
ditingkatkan lagi dengan memperhatikan prinsip-prinsip pembelajaran,
sehingga dapat mempengaruhi kemampuan siswa untuk belajar secara
optimal.
3. Bagi Bapak/Ibu guru IPS sebaiknya dalam evaluasi hasil belajar agar
ditingkatkan lagi dengan menggunakan alat evaluasi yang sesuai dengan
indikator pembelajaran.
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Majid. 2005. Perencanaan Pembelajaran Mengembangkan Standar
Kompetensi Guru. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Anwar P. Mangkunegara. 2012. Evaluasi Kinerja SDM. Bandung: PT Refika
Aditama.
Andi Prastowo. 2011. Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif:
Menciptakan Metode Pembelajaran yang Menarik dan Menyenangkan.
Yogyakarta: Diva Press.
A. W. Wijaya. 1996. Administrasi Kepegawaian. Jakarta: Pt Cipta Adi Pustaka.
Badan Pusat Statistik Kota Metro. 2017. Metro Dalam Angka. BPS Kota Metro.
Metro.
Darmadi Hamid. 2010. Kemampuan Dasar Mengajar : Konsep Dasar Teori dan
Praktek. Bandung: Alfabeta.
Daryono, M.. 2007. Psikologi Pendidikan. Jakarta : Rineka Cipta.
Depdiknas. 2006. Undang-Undang Guru Dan Dosen (Uu Ri No. 14 Th. 2005).
Jakarta: Sinar Grafika.
Etin Solihatin dan Raharjo. 2007. Coperative Learning Analisis Model
Pembelajaran IPS.Jakarta: Bumi Aksara.
Farida Sarimaya. 2008. Sertifikasi Guru Apa, Mengapa Dan Bagaimana.
Bandung: Cv Yrama Widya.
Fathurrahman, Pupuh Dan Sobry Sutikno. 2010. Strategi Belajar Mengajar
Melalui Penanaman Konsep Umum Dan Konsep Islam, Bandung: Refika
Aditama.
Husaini Usman dan Purnomo Setiady Akbar. 2009. Metode Penelitian Sosial.
Jakarta: PT Bumi Aksara.
Imam Wahyudi. 2012. Mengejar Profesionalisme Guru. Jakarta: Prestasi Pustaka.
87
Iskandar.2008. Metodologi Penelitian Pendidikan dan Sosial kuantitatif dan
kualitatif. Jakarta : Gaung Persada Press.
Martinis Yamin. 2009. Sertifikasi Profesi Keguruan di Indonesia, Jakarta: Gaung
Persada Press.
Masur Muslich. 2007. KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan) Dasar
Pemahaman dan Pengembangan. Jakarta: Bumi Aksara.
Masnur muslich. 2007. Sertifikasi Guru Menuju Profesionalisme Pendidik.
Jakarta: Bumi Aksara.
Masri Singarimbun. 2006. Metode Penelitian Survey. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.
Moh. Nazir. 2009. Metode penelitian. Ghalia Indonesia. Jakarta.
Moh. Pabundu Tika. 2005. Metode Penelitian Geografi. Bumi Aksara: Jakarta.
Mulyasa. 2005. Menjadi Guru Profesional. Bandung: Penerbit Rosdakarya.
Mulyasa. 2008. Menjadi Guru Profesional Menciptakan Pembelajaran Kreatif
dan Menyenangkan. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.
Mulyasa. 2010. Menjadi Guru Profesional (Menciptakan Pembelajaran Kreatif
dan Menyenangkan). Bandung: Rosdakarya.
Mutmainah. 2012. Pengaruh Sertifikasi Terhadap Profesionalisme Guru Di Mts
Muhammadiyah Blimbing Tahun Pelajaran 2011/2012.
Http://Eprints.Ums.Ac.Id/20526/16/11._Naskah_Publikasi.Pdf. Diakses
Pada 17 Oktober 2017
Nainggolan. 1983. Pembinaan Pegawai Negri Sipil. Jakarta: PT. Indra
Numan Soemantri. 2001. Menggagas Pembaharuan Pendidikan IPS. Bandung:
PT. Remaja Rosdakarya.
Muhammad Nurdin. 2005. Kiat Menjadi Guru Profesional, Jogjakarta: Prisma
Sophie.
Oemar Hamalik. 2001. Proses Belajar Mengajar. Bandung: Bumi Aksara.
Rusman. 2011. Model-model Pembelajaran: Mengembangkan Profesionalisme
Guru. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Rusman. 2012. Model-Model Pembelajaran. Jakarta: PT Rajagrafindo persada.
Riduwan. 2007. Skala Pengukuran Variabel-Variabel Penelitian. Alfabeta.
Bandung.
Sadiman. 2002. Media Pendidikan. Jakarta: RajaGrafindo Persada.
88
Sais Jalal. 2001. Reformasi Pendidikan Dalam Konteks Otonomi Daerah.
Yogyakarta: Adi Cita.
Sapriya. 2009. Pendidikan ips. Bandung: PT Remaja Rosda Karya.
Subagyo P. Joko. 2006. Metode Penelitian Dalam Teori dan Praktek. Jakarta: PT.
Asdi Mahasaty.
Sugiyono. 2010. Metode penelitian pendidikan pendekatan kuantitatif. Bandung:
Alfabeta.
Suharsimi Arikunto. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.
Jakarta: Rineka Cipta.
Sumadi Suryabrata. 2000. Metodologi Penilitian Sosial. Jakarta: Rineka Cipta.
Sumiati dan Asra.2007. Metode Pembelajaran. Bandung: CV Wacana Prima.
Supardi. 2014. Kinerja Guru. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.
Suprijanto. 2007. Pendidikan Orang Dewasa. Jakarta: Bumi Aksara.
Suryosubroto. 2005. Proses Belajar Mengajar Di Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta.
Thomas Wibowo A.S. 2005. Pendayagunaan media pembelajaran, (jurnal
pendidikan penaburNo.04/ Th.IV/ Juli 2005) Dalam http;//pendayagunaan-
mediapembelajaran.html. Diakses pada tanggal 11 November Agustus
2017.
Trianto. 2010. Model Pembelajaran Terpadu. Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Uhar Suharsaputra. 2010. Administrasi Pendidikan. Bandung. PT. Refika
Aditama.
Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru Dan Dosen.
Veithzal Rivai dan Ella Jauvani Sagala.2009. Manajemen Sumber Daya Manusia
untuk Perusahaan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Wibowo. 2008. Manajemen Kinerja. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Widjajanti. 2008. Teknik-teknik penyusuan soal test. Bandung. PT Rtemaja
Rosdakarya.
Yamin, Martinis (2009). Sertifikasi Profesi Keguruan di Indonesia, Jakarta:
Gaung Persada Press.