analisis kinerja dan penyerapan tenaga … cenita meliani. analisis kinerja dan penyerapan tenaga...

76
ANALISIS KINERJA DAN PENYERAPAN TENAGA KERJA INDUSTRI KECIL MOCHI DI KOTA SUKABUMI OLEH CENITA MELIANI H14103045 DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2007

Upload: lethuan

Post on 06-Mar-2019

233 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: ANALISIS KINERJA DAN PENYERAPAN TENAGA … CENITA MELIANI. Analisis Kinerja dan Penyerapan Tenaga Kerja Industri Kecil Mochi di Kota Sukabumi (dibimbing oleh MANUNTUN PARULIAN HUTAGAOL)

ANALISIS KINERJA DAN PENYERAPAN TENAGA KERJA INDUSTRI

KECIL MOCHI DI KOTA SUKABUMI

OLEH

CENITA MELIANI

H14103045

DEPARTEMEN ILMU EKONOMI

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2007

Page 2: ANALISIS KINERJA DAN PENYERAPAN TENAGA … CENITA MELIANI. Analisis Kinerja dan Penyerapan Tenaga Kerja Industri Kecil Mochi di Kota Sukabumi (dibimbing oleh MANUNTUN PARULIAN HUTAGAOL)

DEPARTEMEN ILMU EKONOMI

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Dengan ini kami menyatakan bahwa skripsi yang ditulis oleh :

Nama Mahasiswa : Cenita Meliani

NRP : H14103045

Departemen : Ilmu Ekonomi

Judul Skripsi : Analisis Kinerja dan Penyerapan Tenaga Kerja

Industri Kecil Mochi di Kota Sukabumi

Dapat diterima sebagai syarat kelulusan untuk memperoleh gelar Sarjana

Ekonomi pada Departemen Ilmu Ekonomi Fakultas Ekonomi dan Manajemen

Institut Pertanian Bogor

Menyetujui, Dosen Pembimbing

Dr. Ir. Manuntun Parulian Hutagaol, MS NIP. 131 284 623

Mengetahui, Ketua Departemen Ilmu Ekonomi Fakultas Ekonomi dan Manajemen

Dr. Ir. Rina Oktaviani, M.S NIP. 131 846 872

Tanggal Lulus :

Page 3: ANALISIS KINERJA DAN PENYERAPAN TENAGA … CENITA MELIANI. Analisis Kinerja dan Penyerapan Tenaga Kerja Industri Kecil Mochi di Kota Sukabumi (dibimbing oleh MANUNTUN PARULIAN HUTAGAOL)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Sukabumi tanggal 31 Mei 1985 dan merupakan putri

ketiga dari tiga bersaudara dari pasangan H. Kusna Kurhana, M.Si dan Hj. Titim

Partini, Spd. Pada tahun 1997, penulis menyelesaikan pendidikan dasar di SDN

IPK. Nyomplong Kota Sukabumi, Jawa barat. Pada tahun yang sama penulis

melanjutkan sekolah ke SLTP Islam Al-Azhar 7 Kota Sukabumi hingga tahun

2000. Pada tahun 2000 penulis melanjutkan sekolah di SMUN 1 Kota Sukabumi

dan lulus tahun 2003. Penulis diterima sebagai mahasiswa IPB pada tahun 2003

melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI) dan tercatat sebagai

Mahasiswi Fakultas Ekonomi dan Manajemen.

Bogor, Agustus 2007

Penulis

Page 4: ANALISIS KINERJA DAN PENYERAPAN TENAGA … CENITA MELIANI. Analisis Kinerja dan Penyerapan Tenaga Kerja Industri Kecil Mochi di Kota Sukabumi (dibimbing oleh MANUNTUN PARULIAN HUTAGAOL)

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrohiim,

Puji syukur dipanjatkan atas kehadirat Allah SWT berkat rahmat dan

anugerah-Nya penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini yang merupakan syarat

kelulusan program sarjana. Selanjutnya hasil penelitian itu dituliskan dalam

skripsi yang berjudul “Analisis Kinerja dan Penyerapan Tenaga Kerja

Industri Kecil Mochi di Kota Sukabumi”.

Penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua

pihak yang telah membantu penyelesaian skripsi ini, terutama kepada Bapak Dr.

Ir. Manuntun P Hutagaol M.S yang telah memberikan bimbingan yang baik secara

teknis maupun teoritis dalam proses pembuatan skripsi ini sehingga dapat

diselesaikan dengan baik. Ucapan terima kasih juga penulis tujukan kepada Ibu

Sahara, SE, M.Si, yang telah menguji hasil karya ini. Semua saran dan kritikan

beliau merupakan hal yang sangat berharga dalam penyempurnaan skripsi ini.

Selain itu, penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Fifi Diana Thamrin,

SP, M.Si terutama atas perbaikan tata cara penulisan skripsi ini. Penulis

menyadari skripsi ini tentu belum sempurna dan masih banyak terdapat

kekurangan dan kesalahan yang perlu mandapat perbaikan.

Akhirnya penulis mengucapkan terimaksih yang sebesar-besarnya kepada

orang tua penulis, yaitu Bpk. Kusna Kurhana S.Ip M.Si dan ibundaku (alm) Titim

Partini S.pd serta Ibu Ira, saudara-saudara penulis. Kesabaran dan dorongan

mereka sangat besar artinya dalam penyelesaian skripsi ini. Penulis berharap

semoga tulisan ini memberikan sumbangan yang berarti dan bermanfaat bagi

pembaca. Terima kasih

Puji Syukur Kehadirat Allah SWT atas segala rahmat, hidayah, dan

anugerah yang telah mengiringi langkah penulis selama menyelesaikan skripsi ini.

Pada kesempatan ini penulis juga ingin menyampaikan terima kasih kepada :

1. Keluarga besar tercinta, Ayahanda Kusna dan Ibunda Titim (alm) tersayang,

Ibu Ira, A Opep, A Yona, A Adam Saba Anggara SKH juga dede Nahra atas

Page 5: ANALISIS KINERJA DAN PENYERAPAN TENAGA … CENITA MELIANI. Analisis Kinerja dan Penyerapan Tenaga Kerja Industri Kecil Mochi di Kota Sukabumi (dibimbing oleh MANUNTUN PARULIAN HUTAGAOL)

semua do’a, kerja keras, kesabaran, dorongan semangat dan bantuan dalam

meraih cita-cita penulis.

2. Dr. Ir. Manuntun Parulian Hutagaol, MS sebagai dosen pembimbing skripsi

terbaik yang dengan kesabarannya telah membimbing, mengarahkan,

memberikan masukan, saran dan kritik dalam penyelesaian skripsi ini.

3. Sahara SE, M.Si selaku penguji dan sarannya dan Fifi Diana Thamrin SP,

M.Si atas perbaikan tata cara penulisan skripsi ini

4. Teman-teman yang selalu mendukung, Abang, Ani, Onye, Beby, Madu,

Henry, Upe, Weni, Halida dan semua angkatan 40 IE yang tidak bisa

disebutkan satu persatu atas segala bantuan dan kebersamaannya selama ini.

Bogor, Agustus 2007

Penulis

Page 6: ANALISIS KINERJA DAN PENYERAPAN TENAGA … CENITA MELIANI. Analisis Kinerja dan Penyerapan Tenaga Kerja Industri Kecil Mochi di Kota Sukabumi (dibimbing oleh MANUNTUN PARULIAN HUTAGAOL)

RINGKASAN

CENITA MELIANI. Analisis Kinerja dan Penyerapan Tenaga Kerja Industri Kecil Mochi di Kota Sukabumi (dibimbing oleh MANUNTUN PARULIAN HUTAGAOL)

Sejak krisis ekonomi yang menyebabkan sektor industri besar dan sedang mengalami kemunduran disebabkan mahalnya harga bahan baku produksi. Industri yang ada mem-PHK sebagian besar karyawannya menyebabkan pengangguran meningkat. Hal ini mengakibatkan terjadinya perubahan struktur ekonomi dari industri besar ke industri yang berorientasi usaha atau industri kecil. Industri kecil merupakan salah satu sektor yang mampu bertahan di tengah krisis ekonomi karena tidak membutuhkan persyaratan tertentu seperti tingkat pendidikan, keahlian (keterampilan) pekerja dan penggunaan modal usaha relatif sedikit serta teknologi yang digunakan cenderung sederhana.

Mochi adalah salah satu alternatif industri kecil yang mempunyai potensi untuk dikembangkan menjadi peluang usaha dan salah satu alternatif mengatasi masalah tenaga kerja yang mempunyai pendidikan yang rendah. Hal ini diharapkan dapat memberikan lapangan kerja baik sektor produksi maupun distribusinya. Timbulnya industri kecil mochi di Kota Sukabumi karena adanya kebutuhan dan pemanfaatan sumber daya lokal dan sebagai usaha melestarikan makanan khas masyarakat Kota Sukabumi.

Untuk mengetahui seberapa besar kinerja industri kecil mochi di Kota Sukabumi, dilakukan analisis kinerja usaha mochi. Analisis ini bertujuan untuk mengetahui kondisi umum perkembangan usaha mochi serta berapa besar keuntungan yang diperoleh dan faktor-faktor yang mempengaruhi. Alat analisis yang digunakan adalah Ordinary Least Square (OLS) dengan menggunakan data primer. Selain itu juga digunakan analisis kinerja industri kecil dengan indicator ROI, dan Rasio R/C

Hasil penelitian menunjukkan bahwa hanya volume penjualan mempunyai pengaruh signifikan terhadap keuntungan pengusaha industri kecil mochi di Kota Sukabumi, setiap kenaikan harga mochi sebesar satu rupiah akan meningkatkan keuntungan sebesar 3.53 rupiah (cateris paribus). Modal dan upah tidak berpengaruh signifikan terhadap keuntungan usaha mochi di Kota Sukabumi, yaitu peningkatan harga mochi sebesar satu rupiah akan menurunkan keuntungan pengusaha sebesar 8.32 rupiah dan 4.58 rupiah

Hasil kinerja industri kecil mochi, masing-masing perusahaan mochi mempunyai pengembalian atas investasi yang bernilai lebih dari satu, hal tersebut menggambarkan bahwa usaha mochi disukai oleh investor untuk dikembangkan, dan menguntungkan untuk dijalankan.

Industri kecil mochi lebih banyak menyerap tenaga kerja dari luar keluarga dan besarnya pendapatan yang diterima pekerja didasarkan atas upah sistem waktu seperti jam, hari, minggu, atau bulan. Besarnya upah didasarkan atas lamanya bekerja tidak dikaitkan dengan prestasi kerja. Curahan kerja pekerja akan meningkat apabila terjadi peningkatan jumlah permintaan mochi. Hal ini akan meningkatkan jumlah volume penjualan usaha mochi.

Page 7: ANALISIS KINERJA DAN PENYERAPAN TENAGA … CENITA MELIANI. Analisis Kinerja dan Penyerapan Tenaga Kerja Industri Kecil Mochi di Kota Sukabumi (dibimbing oleh MANUNTUN PARULIAN HUTAGAOL)

PERNYATAAN

DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI INI ADALAH

BENAR-BENAR HASIL KARYA SAYA SENDIRI YANG BELUM PERNAH

DIGUNAKAN SEBAGAI SKRPSI ATAU KARYA ILMIAH PADA

PERGURUAN TINGGI ATAU LEMBAGA MANAPUN

Bogor, Agustus 2007

Cenita Meliani H 14103045

Page 8: ANALISIS KINERJA DAN PENYERAPAN TENAGA … CENITA MELIANI. Analisis Kinerja dan Penyerapan Tenaga Kerja Industri Kecil Mochi di Kota Sukabumi (dibimbing oleh MANUNTUN PARULIAN HUTAGAOL)

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL ..................................................................................... IV

DAFTAR GAMBAR................................................................................. V

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................. VI

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang ..................................................................................... 1

1.2. Permasalahan ....................................................................................... 3

1.3. Tujuan Penelitian ................................................................................. 5

1.4. Manfaat Penelitian ............................................................................... 6

1.5. Ruang Lingkup dan Batasan Masalah................................................... 6

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pengertian dan Kriteria Industri ........................................................... 7 2.2. Kinerja Ekonomi Industri..................................................................... 9

2.2.1Pendapatan Industri Kecil .......................................................... 11 2.2.2.Return of Investment (ROI) ....................................................... 13 2.2.3.Struktur Penerimaan dan Biaya Usaha Industri Kecil............... 15

2.3. Tenaga Kerja............................................................................... 17 2.4. Penelitian Terdahulu ............................................................................ 18

III. KERANGKA PEMIKIRAN

3.1. Kerangka Konseptual ........................................................................... 20

3.2. Hipotesis............................................................................................... 23

IV. METODOLOGI PENELITIAN

4.1. Lokasi Penelitian dan Waktu Penelitian .............................................. 24

4.2. Jenis dan Sumber Data ......................................................................... 24

4.3. Metode Pengambilan Data ................................................................... 25

4.4. Analisis Pendapatan Usaha .................................................................. 25

4.4.1. Return of Investment (ROI)...................................................... 26 4.4.2. Rasio R/C ................................................................................. 27

4.5. Penyerapan tenaga kerja....................................................................... 28

4.6. Peubah dan pengukurannya ................................................................. 28

4.6.1. Koefisien Determinasi (R2) ...................................................... 30 4.6.2. Pengujian untuk Masing-masing Parameter Regresi ............... 31 4.6.3. Pengujian terhadap Model Penduga......................................... 32

Page 9: ANALISIS KINERJA DAN PENYERAPAN TENAGA … CENITA MELIANI. Analisis Kinerja dan Penyerapan Tenaga Kerja Industri Kecil Mochi di Kota Sukabumi (dibimbing oleh MANUNTUN PARULIAN HUTAGAOL)

4.6.4. Heteroskedastisitas................................................................... 33 4.6.5. Multikolinearitas ...................................................................... 34

V. GAMBARAN UMUM KOTA SUKABUMI 5.1. Laju Pertumbuhan Penduduk .............................................................. 36

5.2. Angkatan Kerja dan Pengangguran..................................................... 37

5.3. Keadaan Umum Industri Kecil Mochi di Sukabumi........................... 38

VI. KARAKTERISTIK SOSIAL EKONOMI INDUSTRI KECIL MOCHI

DI KOTA SUKABUMI

6.1. Kepemilikan Modal............................................................................. 40

6.2. Pendidikan........................................................................................... 41

6.3. Usia ..................................................................................................... 41

6.4. Pengalaman Kerja ............................................................................... 42

6.5. Jenis Kelamin ...................................................................................... 43

6.6. Sumber Pasokan.................................................................................. 43

VII. ANALISIS KINERJA DAN KEUNTUNGAN USAHA MOCHI

7.1. Analisis Kinerja Industri Kecil Mochi Kota Sukabumi ...................... 44

7.3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keuntungan Mochi ..................... 49

7.3.1.Uji Validasi Model.................................................................... 49

7.3.1.1.Uji Statistik ................................................................... 50 7.3.1.2.Uji Ekonometrik............................................................ 50

7.3.2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keuntungan Mochi .......... 52

VIII. ANALISIS PENYERAPAN TENAGA KERJA DAN PENDAPATAN

INDUSTRI KECIL MOCHI

8.1. Penyerapan Tenaga Kerja Industri Kecil Mochi................................ 55

8.2. Pendapatan Pekerja Usaha Mochi...................................................... 57

IX. KESIMPULAN

9.1. Kesimpulan ......................................................................................... 61

9.2. Saran ................................................................................................... 62

DAFTAR PUSTAKA................................................................................ 63

Page 10: ANALISIS KINERJA DAN PENYERAPAN TENAGA … CENITA MELIANI. Analisis Kinerja dan Penyerapan Tenaga Kerja Industri Kecil Mochi di Kota Sukabumi (dibimbing oleh MANUNTUN PARULIAN HUTAGAOL)

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Krisis moneter dan ekonomi yang melanda Indonesia sejak pertengahan

tahun 1998 menyebabkan sektor industri mengalami kebangkrutan, khususnya

industri besar dan menengah yang menggunakan bahan baku impor. Industri

terpaksa melakukan Pemutusan Hubungan Kerja terhadap sebagian karyawannya

mengakibatkan angka pengangguran meningkat. Pada tahun1998 sekitar 5.5 juta

orang kehilangan kesempatan kerja sementara setiap tahunnya angkatan kerja

bertambah 2.5 juta orang, angka tersebut menunjukkan jumlah pengangguran di

Indonesia sangat memprihatinkan (Kompas, 2007).

Di sisi lain, jatuhnya sebagian usaha industri besar dan menegah serta

adanya keterbatasan yang dimiliki tenaga kerja menjadi momentum bagi

perubahan struktur ekonomi yang berorientasi pada usaha kecil. Sektor industri

kecil merupakan sektor yang masih bertahan ditengah-tengah krisis ekonomi dan

perlu untuk dikembangkan, karena sektor industri kecil merupakan usaha yang

bersifat padat karya, tidak membutuhkan persyaratan tertentu seperti tingkat

pendidikan, keahlian (keterampilan) pekerja dan penggunaan modal usaha relatif

sedikit serta teknologi yang digunakan cenderung sederhana.

Perkembangan kinerja industri kecil nasional secara umum dilihat dari

jumlah industri kecil meningkat dengan laju pertumbuhan rata-rata 11.1% per

tahun sampai tahun 2001. Kedua jumlah tenaga kerja pada industri kecil yang

meningkat tiap tahunnya sekitar 7.592,51 ribu orang, ketiga kinerja sumbangan

nilai tambah, dimana kontribusi terbesar dari industri kecil berasal dari industri

Page 11: ANALISIS KINERJA DAN PENYERAPAN TENAGA … CENITA MELIANI. Analisis Kinerja dan Penyerapan Tenaga Kerja Industri Kecil Mochi di Kota Sukabumi (dibimbing oleh MANUNTUN PARULIAN HUTAGAOL)

makanan, minuman dan tembakau dengan total output Rp. 31.310.440 juta dan

nilai tambah sekitar Rp. 9.155.728 juta dan keempat dari tingginya produktivitas

tenaga kerja dan penyediaan modal (Departemen Perindustrian dan Perdagangan

RI, 2002)

Dalam konstelasi inilah, perhatian untuk menumbuh kembangkan kinerja

ekonomi industri kecil perlu ditingkatkan. Karena perkembangan pada industri

kecil dan rumah tangga menyerap banyak tenaga kerja, umumnya menjadikan

usaha industri kecil lebih intensif menggunakan sumber daya lokal, sehingga

dapat memberikan dampak positif terhadap peningkatan jumlah tenaga kerja,

pengurangan jumlah kemiskinan, pemerataan dalam distribusi pendapatan dan

pembangunan ekonomi didaerahnya. Dari sisi kebijakan pemerintah, industri kecil

perlu mendapat perhatian karena tidak hanya memberikan penghasilan bagi

sebagian angkatan kerja namun juga merupakan ujung tombak dalam upaya

pengentasan kemiskinan, memberikan tambahan pendapatan bagi keluarga juga

berfungsi sebagai strategi mempertahankan hidup (survival strategy) ditengah

krisis ekonomi.

Perkembangan industri kecil menggunakan sumber daya lokal akan

membantu penciptaan kesempatan kerja (job creation), khususnya bagi angkatan

kerja yang berpendidikan rendah dan kurang mempunyai keahlian dan

keterampilan. Industri kecil yang bergerak di industri pangan banyak terdapat di

Indonesia, tetapi kemampuan dalam penyerapan teknologi, pengelolaan dan

strategi usaha masih kurang. Kemajuan teknologi pengolahan pangan yang

didukung dengan ketersediaan peralatan modern, pergeseran pola makan dan gaya

Page 12: ANALISIS KINERJA DAN PENYERAPAN TENAGA … CENITA MELIANI. Analisis Kinerja dan Penyerapan Tenaga Kerja Industri Kecil Mochi di Kota Sukabumi (dibimbing oleh MANUNTUN PARULIAN HUTAGAOL)

hidup modern serba praktis serta keterbatasan waktu telah mendorong

berkembangnya industri makanan jadi. Salah satu industri makanan jadi yang

perkembangannya cukup pesat adalah industri Mochi. Hal ini dapat dilihat dari

bertambahnya jumlah unit usaha mochi tiap tahunnya.

Sukabumi adalah sentra produksi mochi yang dapat memberi peluang

usaha bagi masyarakat Sukabumi dalam membuka usaha sendiri dan

keberadaannya mampu memberikan peningkatan nilai tambah dari produk mochi

yang dihasilkan. karena dalam penyediaan modal yang dibutuhkan tidak terlalu

besar, bahan baku (Input) mudah didapat dengan cara pengolahan yang sederhana.

Selain itu industri tersebut akan memberikan peningkatan kesempatan kerja baik

dalam penyediaan bahan baku, pengolahan dan pemasaran dan peningkatan nilai

tambah yang pada akhirnya akan berpengaruh terhadap peningkatan pendapatan

keluarga, masyarakat dan pemerintah.

1.2. Permasalahan.

Sebagaimana diketahui Kota Sukabumi merupakan sentra produksi

komoditi unggulan dan khas yaitu mochi. Dimana selama proses produksi mochi

tersebut menghasilkan nilai tambah sehingga dapat dikembangkan menjadi usaha

yang menggunakan bahan baku lokal dan banyak melibatkan banyak orang.

Secara umum aktivitas industri mochi dilaksanakan pada skala kecil dan

merupakan wadah kegiatan ekonomi yang digeluti banyak orang dan secara

tradisional merupakan potensi rakyat yang memiliki dampak positif seperti

sumbangan terhadap peningkatan pendapatan keluarga, penyerapan tenaga kerja

Page 13: ANALISIS KINERJA DAN PENYERAPAN TENAGA … CENITA MELIANI. Analisis Kinerja dan Penyerapan Tenaga Kerja Industri Kecil Mochi di Kota Sukabumi (dibimbing oleh MANUNTUN PARULIAN HUTAGAOL)

baik dari keluarga maupun bukan keluarga dan memberikan kontribusi dalam

mendorong ekonomi lokal. Keberadaan industri mochi dalam perkembangannya

saat ini, mengalami peningkatan tiap tahunnya pada akhir tahun 2006 jumlah

industri kecil mochi berjumlah sembilan unit, dimana dapat dilihat pada Tabel 1.1.

Tabel 1.1. Perkembangan Industri Mochi Di Kota Sukabumi Tahun 2001 – 2006

Tahun Jumlah Unit Usaha/ Persentase (%) Jumlah tenaga kerja (orang) Persentase (%)

2001 5 12.8 40 13.2

2002 5 12.8 43 14.2

2003 6 15.4 45 14.9

2004 7 17.9 50 16.5

2005 7 17.9 57 18.8

2006 9 23.1 68 22.4

Sumber : Dinas Perindustrian Kota Sukabumi, 2006

Perkembangan industri mochi ini mengarahkan pada kinerja usaha yang

memperhitungkan aspek pengeluaran dan penerimaan dalam rangka menciptakan

keuntungan. Keuntungan yang diperoleh akan menjadi imbalan bagi setiap faktor

produksi yang digunakan dalam industri kecil mochi tersebut. Besar kecilnya

keuntungan yang diperoleh sangat ditentukan oleh nilai jual hasil produksi dan

biaya yang dikeluarkan. Artinya, keuntungan optimal hanya bisa dicapai apabila

pengusaha mampu meningkatkan produktivitas produksinya atau menekan biaya

produksi seminimal mungkin.

Terkait dengan pencapaian kinerja usaha terdapat berbagai kegagalan

dalam perkembangan industri kecil diduga kuat kurangnya pemahaman yang

memadai terutama tentang karakteristik dan permasalahan serta faktor-faktor yang

mempunyai hubungan dengan kinerja usaha, maka pengusaha harus memahami

Page 14: ANALISIS KINERJA DAN PENYERAPAN TENAGA … CENITA MELIANI. Analisis Kinerja dan Penyerapan Tenaga Kerja Industri Kecil Mochi di Kota Sukabumi (dibimbing oleh MANUNTUN PARULIAN HUTAGAOL)

faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja usaha industri kecil mochi baik faktor

eksternal (lingkungan usaha) dan faktor internal pada industri kecil mochi. Dalam

konteks inilah penelitian ini penting dilakukan.

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka dirumuskan permasalahan

sebagai berikut :

1. Bagaimana kinerja industri kecil mochi di Kota Sukabumi?

2. Faktor-faktor apakah yang mempengaruhi keuntungan industri kecil mochi di

Kota Sukabumi?

3. Bagaimana penyerapan tenaga kerja pada industri kecil mochi di Kota

Sukabumi?

1.3. Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah di atas, maka

penelitian ini bertujuan untuk :

1. Menganalisis kinerja usaha dari industri kecil mochi di Kota Sukabumi

2. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi keuntungan industri kecil

mochi di Kota Sukabumi

3. Menganalisis besarnya penyerapan tenaga kerja pada industri kecil mochi di

Kota Sukabumi

1.4. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan memberikan informasi tentang keadaan

kesempatan kerja di industri kecil mochi. Penelitian ini diharapkan bermanfaat

Page 15: ANALISIS KINERJA DAN PENYERAPAN TENAGA … CENITA MELIANI. Analisis Kinerja dan Penyerapan Tenaga Kerja Industri Kecil Mochi di Kota Sukabumi (dibimbing oleh MANUNTUN PARULIAN HUTAGAOL)

sebagai bahan rujukan bagi pengambilan kebijakan di sektor usaha kecil,

khususnya industri kecil mochi di Kota Sukabumi. Acuan pengambilan kebijakan

pemerintah menangani pemberdayaan usaha kecil dan menengah

1.5. Ruang Lingkup dan Batasan Masalah

Fokus perhatian penelitian ini adalah menganalisis kinerja industri kecil

mochi. Metode analisis ini merupakan salah satu alat ukur untuk dapat mengukur

produktivitas suatu usaha serta melihat faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi

keuntungan industri kecil mochi di Kota Sukabumi.

Page 16: ANALISIS KINERJA DAN PENYERAPAN TENAGA … CENITA MELIANI. Analisis Kinerja dan Penyerapan Tenaga Kerja Industri Kecil Mochi di Kota Sukabumi (dibimbing oleh MANUNTUN PARULIAN HUTAGAOL)

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pengertian dan Kriteria Industri Kecil

Industri adalah unit (kesatuan) usaha yang melakukan kegiatan ekonomi

yang bertujuan menghasilkan barang atau jasa, terletak pada suatu bangunan atau

lokasi tertentu dan mempunyai catatan administratif tersendiri mengenai produksi

dan struktur biaya serta ada seorang atau lebih yang bertanggung jawab atas usaha

tersebut. Industri pengolahan adalah suatu kegiatan ekonomi yang melakukan

kegiatan mengubah barang jadi atau setengah jadi, atau mengubah barang dari

yang kurang nilainya menjadi barang yang lebih tinggi nilainya dengan maksud

mendekatkan produk tersebut kepada konsumen akhir, termasuk dalam kegiatan

industri dan pekerjaan perakitan (BPS, 1998). Pengelompokan perusahaan atau

usaha industri pengolahan dibagi dalam empat kategori yaitu industri kerajinan,

industri kecil, sedang, dan industri besar. Dengan demikian industri kecil

merupakan suatu kegiatan usaha yang menghasilkan barang-barang melalaui

proses pengolahan dengan menggunakan keterampilan atau teknologi sederhana,

atau modern dalam skala kecil.

Kriteria mengenai industri kecil berbeda antara instansi satu dengan yang

lainnya. Menurut Badan Pusat Statistik (BPS). Industri kecil didefinisikan sebagai

unit usaha yang memperkerjakan antara 5-19 orang tenaga kerja, jika jumlahnya

kurang dari lima orang atau antara 1-4 orang maka termasuk dalam kategori

industri rumah tangga.

Industri kecil adalah badan usaha yang menjalankan proses produksi untuk

menghasilkan barang dan jasa dalam skala kecil. Apabila dilihat dari sifat dan

Page 17: ANALISIS KINERJA DAN PENYERAPAN TENAGA … CENITA MELIANI. Analisis Kinerja dan Penyerapan Tenaga Kerja Industri Kecil Mochi di Kota Sukabumi (dibimbing oleh MANUNTUN PARULIAN HUTAGAOL)

bentuknya, maka industri kecil mempunyai karakteristik yaitu : (1) Berbasis pada

sumber daya lokal sehingga dapat memanfaatkan potensi secara maksimal dan

memperkuat kemandirian; (2) Dimiliki dan dilaksanakan oleh masyarakat lokal

sehingga mampu mengembangkan sumberdaya manusia; (3) Menerapkan

teknologi lokal sehingga dapat dilaksanakan dan dikembangkan oleh tenaga lokal

dan (4) Tersebar dalam jumlah yang banyak sehingga merupakan alat pemerataan

pembangunan yang efektif.

Berdasarkan Keputusan Menteri Perindustrian dan perdagangan Republik

Indonesia Nomor. 256/MPP/Kep/7/97, industri kecil dibedakan atas tiga yaitu :

(1) Semua jenis industri dalam kelompok industri kecil dengan nilai investasi

perusahaan seluruhnya dibawah Rp. 5.000.000,00 tidak termasuk tanah dan

bangunan tempat usaha, tidak wajib memperoleh tanda daftar industri kecil jika

dikehendaki oleh perusahaan yang bersangkutan; (2) Semua jenis industri dalam

kelompok industri kecil dengan nilai investasi perusahaan seluruhnya sebesar

Rp.5.000.000,00 sampai dengan Rp. 20.000.000,00 tidak termasuk tanah dan

bangunan tempat usaha dan wajib memperoleh tanda daftar industri; (3) Semua

jenis industri dalam kelompok industri kecil dengan nilai investasi perusahaan

seluruhnya diatas Rp. 200.000.000,00 tidak termasuk tanah dan bangunan tempat

usaha dan wajib memperoleh izin usaha industri. Kriteria pertama adalah industri

kecil non formal, sedangkan kriteria kedua dan ketiga adalah industri kecil formal

yang bermodal kecil dan menengah dimana menurut Departemen Tenaga Kerja

berdasarkan undang-undang No.3 Tahun 1992 pada ketentuan umum pasal 2

bahwa industri kecil adalah unit sosial dan usaha-usaha yang tidak berbentuk

Page 18: ANALISIS KINERJA DAN PENYERAPAN TENAGA … CENITA MELIANI. Analisis Kinerja dan Penyerapan Tenaga Kerja Industri Kecil Mochi di Kota Sukabumi (dibimbing oleh MANUNTUN PARULIAN HUTAGAOL)

perusahaan diperlakukan sama dengan perusahaan, apabila mempunyai pengurus

atau badan usaha yang tidak berbadan hukum

2.2. Kinerja Ekonomi Industri

Kinerja dalam kaitannya dengan ekonomi memiliki banyak aspek, namun

para ekonom biasanya memusatkan hanya pada tiga aspek pokok yaitu efisiensi,

kemajuan teknologi dan keseimbangan dalam distribusi(Hasibuan, 1993).

Pengertian efisiensi usaha adalah menghasilkan suatu nilai output yang

maksimum dengan menggunakan sejumlah input tertentu, baik secara kuantitas

fisik maupun nilai ekonomis. Atau secara singkat tidak ada sumber daya yang

tidak digunakan dan terbuang, serta berusaha menggunakan input seminimum

mungkin. efisiensi dikategorikan menjadi dua golongan. Pertama, efisiensi

internal dapat diperoleh melalui pengelolaan yang baik dalam perusahaan. Para

pengusaha melakukan berbagai macam cara untuk memacu para pekerja, menekan

biaya produksi dan mengawasi segala kegiatan produksi. Kedua adalah alokasi

efisien yang menentukan kondisi ekuilibrium, menunjukkan hubungan antara

biaya dan output. Artinya sumber daya yang dialokasikan sedemikian rupa

sehingga baik jumlah dan jenis barang yang diproduksi tepat dan selaras dengan

keinginan konsumen.

Berkaitan dengan kemajuan teknologi, melalui penemuan dan

pembaharuan teknologi orang dapat membuat suatu produk yang baru serta

meningkatkan produktivitas suatu barang yang telah ada. Jika hal ini bekerja

dengan baik maka produksi-produksi baru ditawarkan, biaya-biaya menurun, dan

Page 19: ANALISIS KINERJA DAN PENYERAPAN TENAGA … CENITA MELIANI. Analisis Kinerja dan Penyerapan Tenaga Kerja Industri Kecil Mochi di Kota Sukabumi (dibimbing oleh MANUNTUN PARULIAN HUTAGAOL)

harga-harga yang akan turun akan memperbesar keuntungan (Jaya, 2001). Namun

penggunaan teknologi ini tergantung dari penggunaan suatu industri.

Pengertian dari keseimbangan dalam distribusi adalah keadilan (equity).

Keadilan mempunyai tiga dimensi pokok yaitu kesejahteraan, pendapatan dan

kesempatan kerja. Kesejahteraan berpola sangat erat dan dapat diukur dalam nilai,

pendapatan diukur dari besarnya pendapatan yang diterima pengusaha dan

keluarga (industri kecil) serta pendapatan yang diterima oleh tenaga kerja industri.

Sedangkan kesempatan kerja diukur dengan peluang yang dimiliki setiap orang

untuk dapat bekerja dalan suatu industri (Jaya, 2001). Keseimbangan dalam

distribusi pendapatan dapat dilihat dalam pemenuhan kebutuhan dan keinginan

untuk memenuhi harapan yang nyata dan bernilai.

Elemen-elemen yang terdapat didalam kinerja menurut Legowo (1996)

yaitu :

1. Efisiensi dalam produksi yaitu kemampuan berproduksi dengan efisien

2. Efisiensi dalam penyaluran yaitu kemampuan mendistribusikan hasil

produksi dengan biaya rendah

3. Dapat mengalokasikan sumber daya sehingga harga yang dikenakan

kepada konsumen rendah sesuai dengan biaya produksi termasuk

keuntungan yang normal bagi produsen.

4. Kinerja berupa mutu, harga, dan jumlah (variasi produk) yang sesuai dan

bisa memuaskan konsumen.

Kinerja pada suatu industri dapat diukur dengan indikator Return of

Investment (ROI), Rasio R/C. Industri yang memiliki kinerja yang baik akan

Page 20: ANALISIS KINERJA DAN PENYERAPAN TENAGA … CENITA MELIANI. Analisis Kinerja dan Penyerapan Tenaga Kerja Industri Kecil Mochi di Kota Sukabumi (dibimbing oleh MANUNTUN PARULIAN HUTAGAOL)

mampu meningkatkan volume penjualan yang ditandai dengan semakin

rendahnya biaya yang dicapai industri dalam proses produksi. Dengan demikian,

keuntungan yang diperoleh industri semakin besar.

2.2.1. Pendapatan Industri Kecil

Pendapatan dapat didefinisikan dari dua pendekatan yaitu : pendapatan

menurut ilmu ekonomi didefinisikan sebagai nilai maksimum yang dapat

dikonsumsi oleh seseorang dalam satu periode dengan mengharapkan keadaan

yang sama pada akhir periode seperti keadaan semula, definisi tersebut

menitikberatkan pada total kuantitatif pengeluaran terhadap konsumsi selama satu

periode. Dengan kata lain, pendapatan merupakan jumlah harta kekayaan awal

periode ditambah keseluruhan hasil yang diperoleh selama satu periode, bukan

hanya dikonsumsi. Secara garis besar pendapatan diartikan sebagai jumlah harta

kekayaan awal periode ditambah perubahan nilai yang bukan diakibatkan

perubahan modal dan hutang.

Pendapatan merupakan selisih dari penerimaan yang diperoleh dengan

biaya yang dikeluarkan (Tjakrawiralaksana, 1987). Besarnya pendapatan yang

diterima merupakan balas jasa atas tenaga kerja, modal keluarga yang dipakai dan

pengelolaan yang dilakukan anggota keluarga. Analisis kinerja industri umumnya

digunakan untuk mengevaluasi kegiatan usaha dalam satu tahun.

Soekartiwi (1986), mengemukakan beberapa definisi yang berkaitan

dengan pendapatan dan keuntungan, yaitu :

a. Penerimaan tunai, yaitu nilai uang yang diterima dari penjualan produk

Page 21: ANALISIS KINERJA DAN PENYERAPAN TENAGA … CENITA MELIANI. Analisis Kinerja dan Penyerapan Tenaga Kerja Industri Kecil Mochi di Kota Sukabumi (dibimbing oleh MANUNTUN PARULIAN HUTAGAOL)

b. Pengeluaran tunai, yaitu jumlah uang yang dibayarkan untuk pembelian

barang dan jasa bagi industri.

c. Pendapatan tunai, yaitu selisih antara penerimaan tunai dengan pengeluaran

tunai

d. Penerimaan kotor, yaitu produk total usaha dalam jangka waktu tertentu, baik

yang dijual maupun yang tidak dijual.

e. Pengeluaran total usaha, yaitu nilai semua masukan yang habis terpakai atau

dikeluarkan dalam produksi termasuk biaya yang diperhitungkan.

f. Pendapatan bersih usaha, yaitu selisih antara penerimaan kotor usaha dan

pengeluaran total usaha.

Menurut Sucipto (2003), pendapatan merupakan tujuan utama dari setiap

kegiatan usaha baik usaha dagang, industri dan jasa. Sehingga mereka bersaing

untuk meningkatkan pendapatan karena dengan meningkatnya pendapatan maka

laba (keuntungan) yang diperoleh juga akan meningkat. Pendapatan disebabkan

oleh kegiatan industri dalam memanfaatkan faktor-faktor produksi untuk

mempertahankan diri dan pertumbuhan ekonomi. Pendapatan diperoleh dari hasil

penjualan barang atau jasa yang berhubungan dengan kegiatan utama industri.

Tujuan dari analisa kinerja yaitu untuk menggambarkan keadaan sekarang dari

suatu kegiatan, dan menggambarkan keadaan yang akan datang dari perencanaan

atau tindakan yang akan dilakukan.

2.2.2. Return of Investment (ROI)

Page 22: ANALISIS KINERJA DAN PENYERAPAN TENAGA … CENITA MELIANI. Analisis Kinerja dan Penyerapan Tenaga Kerja Industri Kecil Mochi di Kota Sukabumi (dibimbing oleh MANUNTUN PARULIAN HUTAGAOL)

Analisa return of investment dalam analisa keuangan merupakan salah satu

teknik analisa yang bersifat menyeluruh. Analisa ROI sudah merupakan teknik

analisa lazim yang digunakan oleh perusahaan untuk mengukur efektivitas dari

keseluruhan operasi perusahaan. ROI sendiri adalah salah satu bentuk dari rasio

profitabilitas yang mengukur kemampuan perusahaan dengan keseluruhan dana

yang ditanamkan dalam aktiva yang digunakan untuk operasi perusahaan untuk

menghasilkan keuntungan. Dengan demikian rasio ini menghubungkan

keuntungan yang diperoleh dari operasi suatu industri dengan jumlah investasi

atau aktiva yang digunakan untuk menghasilkan keuntungan tersebut.

Nilai ROI akan ditentukan oleh dua faktor yaitu marjin laba bersih (net

profit margin) dan tingkat perputaran aktiva total (total assest turnover).

Perubahan dari marjin laba bersih dan tingkat perputaran aktiva. Baik masing-

masing atau keduanya akan menentukan nilai ROI

Analisis ROI memiliki beberapa kelebihan antara lain :

1. Sebagai salah satu kelebihannya yang prinsipil yaitu sifatnya yang

menyeluruh. Industri yang sudah menjalankan praktek akuntansi yang baik

maka manajemen dengan menggunakan analsisi ROI dapat mengukur efisiensi

penggunaan modal yang bekerja, efisiensi produksi dan efisiensi bagian

penjualan.

2. Bila industri memiliki data rasio maka dengan analisis ROI dapat

diperbandingkan efisiensi penggunaan modal pada industrinya dengan industri

yang sejenis, sehingga dapat diketahui apakah industri berada di bawah, sama

atau sama diatas rata-rata industri.

Page 23: ANALISIS KINERJA DAN PENYERAPAN TENAGA … CENITA MELIANI. Analisis Kinerja dan Penyerapan Tenaga Kerja Industri Kecil Mochi di Kota Sukabumi (dibimbing oleh MANUNTUN PARULIAN HUTAGAOL)

Langkah-langkah yang diperlukan untuk menghitung ROI adalah :

1. Menghitung net provit marjin (marjin laba bersih) Industri

Marjin laba bersih merupakan rasio antara laba bersih yang diperoleh

perusahaan dengan tingkat penjualan yang dicapai dalam periode yang sama.

Marjin laba bersih merupakan hasil pembagian antara laba bersih dengan

tingkat penjualan industri. Rasio ini menggambarkan laba bersih yang

diperoleh industri untuk setiap rupiah penjualan.

2. Menghitung total asset turnover (tingkat perputaran aktiva total) Industri

Tingkat perputaran aktiva total merupakan rasio antara jumlah aktiva yang

digunakan dalam operasi terhadap penjualan yang dicapai industri dalam

periode yang sama. Tingkat perputaran aktiva total merupakan hasil

pembagian antara penjualan dengan total aktiva industri. Rasio ini mengukur

seberapa sering aktiva dipergunakan dalam kegitan industri.

3. Menghitung ROI

Imbalan terhadap investasi digunakan untuk mengukur tingkat pengembalian

yang akan diperoleh atas penghasilan yang didapat dari total aktiva. Dalam

penghitungan ROI diperhitungkan imbalan tenaga kerja pada suatu industri

kecil yaitu imbalan tenaga kerja keluarga dan tenaga kerja bukan keluarga.

2.2.3. Struktur Penerimaan dan Biaya Usaha Industri Kecil

Penerimaan usaha adalah nilai produk total usaha dalam jangka waktu

tertentu baik dijual maupun dikonsumsi sendiri (Soekartiwi et,al. 1986).

Penerimaan merupakan hasil perkalian antara jumlah produk dengan tingkat harga

Page 24: ANALISIS KINERJA DAN PENYERAPAN TENAGA … CENITA MELIANI. Analisis Kinerja dan Penyerapan Tenaga Kerja Industri Kecil Mochi di Kota Sukabumi (dibimbing oleh MANUNTUN PARULIAN HUTAGAOL)

yang sedang berlaku. Produk yang diperhitungkan bukan hanya produk yang

dijual tetapi juga produk yang dikonsumsi sendiri dengan mengalikannya terhadap

harga yang berlaku dipasar. Penerimaan usaha tidak mencakup pinjaman untuk

keperluan usaha. Bila produk yang dihasilkan lebih dari satu komoditi, maka ;

TR = P x Q

Dimana :

TR = Penerimaan total

P = Harga

Q = Jumlah produk dijual maupun dikonsumsi sendiri

Biaya adalah korbanan yang dicurahkan dalam proses produksi yang

semula fisik, kemudian diberi nilai rupiah. Biaya adalah pengorbanan yang diduga

sebelumnya dan dapat dihitung secara kuantitatif, secara ekonomis tidak dapat

dihindarkan dan berhubungan dengan proses produksi tertentu. Biaya usaha dapat

dibedakan menjadi dua bagian berdasarkan perilakunya terhadap volume

produksi, yaitu biaya yang berperilaku tetap dan berperilaku variabel.

Biaya tetap (Fixed Cost) adalah biaya yang tidak ada kaitannya dengan

jumlah barang yang diproduksi, pengusaha harus tetap membayarnya berapapun

jumlah komoditi yang dihasilkan usahanya. Biaya yang tetap adalah lahan, mesin,

pajak, gaji pekerja dan pemeliharaan peralatan serta pajak. Tiap tambahan

investasi hanya dapat dibenarkan apabila pengusaha mampu membelinya dan

dalam jangka panjang dapat memberikan arus keuntungan. Keuntungan ini terjadi

karena berkurangnya biaya tidak tetap (Variabel Cost) atau meningkatnya

produksi pada saat waktu yang bersamaan, atau berkurangnya biaya tetap untuk

setiap satuan komoditi yang dihasilkan

Page 25: ANALISIS KINERJA DAN PENYERAPAN TENAGA … CENITA MELIANI. Analisis Kinerja dan Penyerapan Tenaga Kerja Industri Kecil Mochi di Kota Sukabumi (dibimbing oleh MANUNTUN PARULIAN HUTAGAOL)

Biaya tidak tetap (Variabel Cost) adalah biaya yang berubah apabila skala

usaha berubah. Biaya ini ada apabila ada komoditas yang diproduksi. Biaya yang

tidak tetap adalah biaya tenaga kerja, bahan baku, dan biaya lain yang mendukung

produksi seperti listrik dan biaya air.

Penentuan apakah suatu biaya tergolong biaya tetap atau variabel

tergantung sebagian kepada sifat dan waktu pengambilan keputusan itu

dipertimbangkan dalam jangka panjang sebagian besar biaya adalah biaya

variabel.

2.3. Tenaga Kerja

Tenaga kerja merupakan faktor produksi yang unik. Tenaga kerja berbeda

dengan faktor produksi lainnya seperti modal. Perbedaan yang utama adalah

sumberdaya tenaga kerja tidak dapat dipisahkan secara fisik dari tenaga kerja itu

sendiri. Tenaga kerja mencakup penduduk yang sudah atau sedang bekerja, yang

mencari pekerjaan, dan yang melakukan kegiatan lain seperti bersekolah dan

mengurus rumah tangga (Simanjuntak, 1998).

Besarnya penawaran (supply) tenaga kerja dalam masyarakat adalah

jumlah yang menawarkan jasanya untuk proses produksi. Diantara tenaga kerja ini

sebagian sudah aktif dalam kegiatan yang menghasilkan barang atau jasa yang

dinamakan dengan golongan yang bekerja (Employed person). Sebagian lainnya

tergolong yang siap bekerja atau sedang berusaha mencari pekerjaan yang

dinamakan pencari kerja atau pengangguran. Sedangkan menurut Simanjuntak

(1998) penyediaan tenaga kerja merupakan sejumah usaha atau jasa yang tersedia

Page 26: ANALISIS KINERJA DAN PENYERAPAN TENAGA … CENITA MELIANI. Analisis Kinerja dan Penyerapan Tenaga Kerja Industri Kecil Mochi di Kota Sukabumi (dibimbing oleh MANUNTUN PARULIAN HUTAGAOL)

dalam masyarakat untuk menghasilkan barang atau jasa. Jumlah satuan kerja

tergantung pada : (1) Besarnya jumlah penduduk, (2) Persentase penduduk yang

memilih berada dalam angkatan kerja, (3) Jam kerja yang ditawarkan oleh

anggota angkatan kerja. Ketiga komponen ini dipengaruhi oleh upah pasar.

Jumlah orang yang bekerja tergantung dari besarnya permintaan (demand) dalam

masyarakat. Permintaan tenaga kerja dipengaruhi oleh kegiatan ekonomi dan

tingkat upah.

2.4. Penelitian Terdahulu

Penelitian tentang industri emping melinjo yang dilakukan Chodijah

(1997). Penelitian ini mengkaji keragaan ekonomi, kesempatan kerja dan

distribusi pendapatan pada industri kecil emping melinjo di Kabupaten Cirebon.

Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa dari keragaan ekonomi industri kecil

emping melinjo aspek pengadaan bahan baku, permodalan dan pemasaran masih

merupakan kendala utama. Tingkat pengembalian (R/C) industri pada saat bahan

baku melimpah sebesar 1,20 dan pada saat bahan baku jarang tingkat

pengembalian pendapatannya sebesar 1,30 dan 1,08

Dalam hal kesempatan kerja industri ini mampu menyerap tenaga kerja

dari dalam keluarga per unit satu orang. Jika dilihat dari curahan waktu tenaga

kerjanya maka kecenderungan industri ini telah menggunakan jam kerja normal

menurut kriteria BPS. Tingkat pendapatan masing-masing pemilik faktor produksi

terbesar diperoleh oleh pemilik bahan baku biji melinjo, yaitu petani melinjo.

Sedangkan distribusi pendapatan diantara pengusaha dan pemilik modal dan pihak

Page 27: ANALISIS KINERJA DAN PENYERAPAN TENAGA … CENITA MELIANI. Analisis Kinerja dan Penyerapan Tenaga Kerja Industri Kecil Mochi di Kota Sukabumi (dibimbing oleh MANUNTUN PARULIAN HUTAGAOL)

pekerja belum tercapai pembagian yang merata. Secara keseluruhan industri ini

mampu dijadikan alternatif dalam pemecahan masalah kesempatan kerja dan

pemerataan pendapatan. Hal ini dapat dilihat dari tingkat keuntungan yang

diperoleh dari kemampuannya dalam menyerap tenaga kerja.

Penelitian lain tentang industri mochi pernah dilakukan oleh Erliasna

(2006), yang melakukan penelitian mengenai rencana pengembangan binis

peningkatan kapasitas mochi pada PD. Mochi lampion. Hasil penelitiannya

mengemukakan bahwa aspek-aspek penting dari manjemen industri mochi adalah

penyediaan sarana produksi, proses produksi dan pemasaran. Penyediaan

kebutuhan dapat dipenuhi secara lokal, begitu pula dengan tenaga kerja yang

digunakan pada umumnya tenaga kerja keluarga.

Dari analisis SWOT (Streng Weaknes Opportunity Threats) diperoleh

kekuatan industri mochi terdapat sumber daya manusia yang mempunyai

keterampilan teknis yang tinggi, harga yang murah, beraneka rasa dan produksi

yang berkualitas, sehingga mempunyai daya saing dari industri lainnya yang

sejenis. Adapun kelemahannya adalah belum mampu memenuhi permintaan

konsumen dan memanfaatkan peluang eksternal yaitu tersedianya tenaga kerja

yang membantu direkrut untuk membantu kegiatan produksi.

Page 28: ANALISIS KINERJA DAN PENYERAPAN TENAGA … CENITA MELIANI. Analisis Kinerja dan Penyerapan Tenaga Kerja Industri Kecil Mochi di Kota Sukabumi (dibimbing oleh MANUNTUN PARULIAN HUTAGAOL)

III. KERANGKA PEMIKIRAN

3.1. Kerangka Konseptual

Alur pemikiran konseptual dalam penelitian ini berawal sejak krisis

ekonomi yang menyebabkan sektor industri besar dan sedang mengalami

kemunduran disebabkan mahalnya harga bahan baku produksi. Industri yang ada

mem-PHK sebagian besar karyawannya menyebabkan pengangguran meningkat.

Hal ini mengakibatkan terjadinya perubahan struktur ekonomi dari industri besar

ke industri yang berorientasi usaha atau industri kecil. Industri kecil merupakan

salah satu sektor yang mampu bertahan di tengah krisis ekonomi karena tidak

membutuhkan persyaratan tertentu seperti tingkat pendidikan, keahlian

(keterampilan) pekerja dan penggunaan modal usaha relatif sedikit serta teknologi

yang digunakan cenderung sederhana.

Mochi adalah salah satu alternatif industri kecil yang mempunyai potensi

untuk dikembangkan menjadi peluang usaha dan salah satu alternatif mengatasi

masalah tenaga kerja yang mempunyai pendidikan yang rendah. Hal ini

diharapkan dapat memberikan lapangan kerja baik sektor produksi maupun

distribusinya. Timbulnya industri kecil mochi di Kota Sukabumi karena adanya

kebutuhan dan pemanfaatan sumber daya lokal dan sebagai usaha melestarikan

makanan khas masyarakat Kota Sukabumi.

Kinerja industri kecil mochi masih menghadapi keterbatasan dalam

perkembangan usahanya yang ditentukan oleh faktor eksternal (lingkungan usaha)

dan faktor internal (dalam usaha). Faktor eksternal adalah faktor yang berada

Page 29: ANALISIS KINERJA DAN PENYERAPAN TENAGA … CENITA MELIANI. Analisis Kinerja dan Penyerapan Tenaga Kerja Industri Kecil Mochi di Kota Sukabumi (dibimbing oleh MANUNTUN PARULIAN HUTAGAOL)

diluar kendali seorang pengusaha seperti kebijakan dan peraturan pemerintah,

birokrasi dan politik keamanan. Sedangkan faktor internal adaah faktor yang

berada dalam kendali pengusaha baik faktor kewirausahaan, segi permodalan,

bahan baku, pemasaran dan pengendalian manajemen usaha.

Keterbatasan pada industri kecil mochi mendorong para pengusaha mochi

di Kota Sukabumi untuk dapat memahami pelaksanaan usaha kecil secara lebih

baik. Pemahaman tersebut meliputi kinerja industri mochi dilihat dari pendapatan

dan keuntungan, kondisi sosial ekonomi usaha mochi, dan peranannya dalam

penyerapan tenaga kerja sehingga akan sangat membantu bagi upaya

pengembangan industri kecil yang bersifat kerakyatan.

Pendapatan yang diperoleh pengusaha industri kecil mengalami perubahan

seiring dengan semakin banyaknya jumlah unit usaha mochi yang berkembang

dan dengan adanya biaya operasional yang terdiri dari biaya retribusi, biaya

tenaga kerja bukan keluarga, biaya pengadaan bahan baku, pajak dan lainnya di

Kota Sukabumi, dalam penelitian ini hal-hal yang dianalisis adalah kinerja

ekonomi pada industri kecil mochi dari sisi pendapatan dengan indikator variabel

Return of Investment (ROI), Rasio R/C, besarnya imbalan pendapatan yang

diterima oleh tenaga kerja industri mochi yang terdiri dari tenaga kerja harian

serta berapa besar penyerapan tenaga kerja pada industri kecil mochi.

Keterkaitan dari analisis tersebut terwujud dalam penentuan jumlah total

pendapatan yang diperoleh pemilik industri kecil mochi. Pada akhirnya

diharapkan industri kecil mochi dapat meningkatkan kesejahteraan bagi

Page 30: ANALISIS KINERJA DAN PENYERAPAN TENAGA … CENITA MELIANI. Analisis Kinerja dan Penyerapan Tenaga Kerja Industri Kecil Mochi di Kota Sukabumi (dibimbing oleh MANUNTUN PARULIAN HUTAGAOL)

masyarakat lokal, sehingga dalam perkembangannya industri mochi dapat

menggerakkan roda perekonomian Kota Sukabumi.

Potensi Industri Kecil Mochi: Krisis Ekonomi : • Menciptakan Lapangan

Kerja baru • Industri besar dan sedang

mengalami stagnasi • Penggunaan teknologi

sederhana • Pengangguran meningkat

• Menggunakan sumber daya lokal

• Tenaga Kerja non Pentingnya Kinerja Industri

Kecil Mochi : Return of

Faktor-faktor yang

mempengaruhi

keuntungan industri

mochi terdiri dari :

Penyerapan dan

pendapatan

Gambar 2. Kerangka Analisis Pemikiran.

3.2. Hipotesis

Dari uraian latar belakang dan permasalahan diatas maka penulis mencoba

untuk mengemukakan hipotesis-hipotesis sebagai berikut :

1. Diduga bahwa modal memiliki pengaruh positif terhadap keuntungan industri

kecil mochi di Kota Sukabumi.

Page 31: ANALISIS KINERJA DAN PENYERAPAN TENAGA … CENITA MELIANI. Analisis Kinerja dan Penyerapan Tenaga Kerja Industri Kecil Mochi di Kota Sukabumi (dibimbing oleh MANUNTUN PARULIAN HUTAGAOL)

2. Volume penjualan diduga berpengaruh positif terhadap keuntungan industri

kecil mochi di Kota Sukabumi.

3. Upah pekerja diduga memiliki pengaruh negatif terhadap keuntungan industri

kecil mochi di Kota Sukabumi.

Page 32: ANALISIS KINERJA DAN PENYERAPAN TENAGA … CENITA MELIANI. Analisis Kinerja dan Penyerapan Tenaga Kerja Industri Kecil Mochi di Kota Sukabumi (dibimbing oleh MANUNTUN PARULIAN HUTAGAOL)

IV. METODE PENELITIAN

4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian

Daerah yang menjadi sasaran penelitian adalah Kota Sukabumi, Provinsi

Jawa Barat. Pemilihan lokasi dilakukan secara sengaja dengan pertimbangan

bahwa Kota Sukabumi merupakan sentra penghasil mochi di Indonesia.

Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Febuari hingga Agustus 2007

meliputi kegiatan pengumpulan data, pengolahan data, hingga penulisan laporan

dalam bentuk skripsi

4.2. Jenis dan Sumber Data

Data yang dibutuhkan dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan data

sekunder. Data primer berkaitan dengan data yang dikumpulkan untuk memenuhi

kebutuhan penelitian yang dilakukan dan diperoleh dengan wawancara langsung

serta melakukan pengisian kuisioner oleh para pengusaha dan pekerja di industri

kegiatan produksi mochi. Data primer diperlukan untuk mengetahui besarnya

pendapatan pengusaha dan pekerja serta penggunaan tenaga kerja dalam industri

kecil serta hal-hal lainnya yang berhubungan dengan penelitian. Data sekunder

merupakan data pelengkap diperoleh dengan cara pencatatan (penggunaan data

sekunder terlebih dahulu sebelum menentukan pengumpulan data primer),

pengumpulan data-data dari literatur atau bahan bacaan yang ada dan dari

instansi-instansi seperti Badan Pusat Statistika, Dinas Perindustrian dan

Perdagangan, Dinas Tenaga Kerja dan sebagainya.

Page 33: ANALISIS KINERJA DAN PENYERAPAN TENAGA … CENITA MELIANI. Analisis Kinerja dan Penyerapan Tenaga Kerja Industri Kecil Mochi di Kota Sukabumi (dibimbing oleh MANUNTUN PARULIAN HUTAGAOL)

4.3. Metode Pengambilan Data

Metode penelitian adalah metode sensus. Dimana penetapan lokasi

penelitian dipilih dilaksanakan pada semua lokasi industri kecil mochi dimana

terdapat sembilan produsen mochi yang tersebar di berbagai wilayah di Kota

Sukabumi. Data yang diperoleh berasal dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan

Kota Sukabumi.

Penentuan responden dalam penelitian ini adalah pengusaha dan pekerja

industri kecil mochi. Pekerja merupakan responden untuk menghitung besarnya

penyerapan tenaga kerja yang terserap pada industri kecil mochi. Total responden

pekerja mochi berdasarkan Dinas Perindustrian Sukabumi berjumlah 68 orang,

responden yang akan dijadikan sample dalam penelitian ini adalah sebanyak 35

orang. Responden adalah pekerja yang masih aktif pada saat penelitian dilakukan

serta bersedia diwawancarai

4.4. Analisis Pendapatan Usaha

Pendapatan yang diukur adalah pendapatan atas biaya tunai dan

pendapatan atas biaya total. Pendapatan atas biaya tunai diperoleh dari

penerimaan total dikurangi dengan biaya tunai ditambah dengan yang benar-benar

dikeluarkan baik biaya variabel maupun biaya tetap dan merupakan ukuran

kemampuan usaha untuk menghasilkan uang tunai. Termasuk biaya tunai adalah

tenaga kerja keluarga maupun upahan, biaya bahan baku dan fasilitas / peralatan.

Page 34: ANALISIS KINERJA DAN PENYERAPAN TENAGA … CENITA MELIANI. Analisis Kinerja dan Penyerapan Tenaga Kerja Industri Kecil Mochi di Kota Sukabumi (dibimbing oleh MANUNTUN PARULIAN HUTAGAOL)

Sedangkan biaya total adalah biaya tunai ditambah dengan biaya yang

diperhitungkan.

Pendapatan atas biaya total adalah pendapatan yang diperoleh dari total

penerimaan dikurangi dengan biaya tunai termasuk biaya-biaya yang

diperhitungkan adalah penggunaan tenaga kerja keluarga, biaya imbangan atas

sewa lahan milik sendiri. Ukuran pendapatan mencakup nilai transaksi barang dan

perubahan nilai inventaris atau kekayaan usaha (Soekartiwi, 1988).

Penerimaan usaha adalah nilai produk total usaha dalam jangka waktu

tertentu baik dijual maupun dikonsumsi sendiri (Soekartiwi et,al. 1986).

Penerimaan merupakan hasil perkalian antara jumlah produk dengan tingkat harga

yang sedang berlaku. Produk yang diperhitungkan bukan hanya produk yang

dijual tetapi juga produk yang dikonsumsi sendiri dengan mengalikannya terhadap

harga yang berlaku dipasar. Penerimaan usaha tidak mencakup pinjaman untuk

keperluan usaha. Bila produk yang dihasilkan lebih dari satu komoditi

4.4.1. Return of Investment (ROI)

Pengembalian atas investasi (ROI) adalah perbandingan antara pemasukan

(income) per tahun terhadap dana investasi yang memberikan indikasi probabilitas

suatu investasi. Semakin besar nilai ROI, maka akan semakin disukai industri

tersebut oleh investor. Digunakan rumus :

%100/TAxNBROI =................................................................................................................................ (

4.1)

Dimana :

Page 35: ANALISIS KINERJA DAN PENYERAPAN TENAGA … CENITA MELIANI. Analisis Kinerja dan Penyerapan Tenaga Kerja Industri Kecil Mochi di Kota Sukabumi (dibimbing oleh MANUNTUN PARULIAN HUTAGAOL)

ROI = Tingkat pengembalian atas investasi/total aktiva (%)

NB = Pendapatan bersih setelah pajak (Rp/thn)

TA = total aktiva /aktiva lancar dan aktiva tetap (Rp/thn)

4.4.2. Rasio R/C

Analisis Return Cost Ratio atau R/C adalah perbandingan (nisbah) antara

penerimaan dan biaya. Return Cost Ratio digunakan untuk mengukur efisiensi

usaha terhadap setiap penggunaan setiap input. Analisis imbangan penerimaan

dan biaya digunakan untuk mengetahui relatif kinerja usaha berdasarkan

perhitungan finansial.

TCTRCR // =................................................................................................................................ (

4.2)

Dimana :

TR = Total Penerimaan

TC = Total pengeluaran

Kriteria :

R/C > 1, usaha menguntungkan

R/C = 1, usaha tidak untung dan tidak rugi

R/C < 1, usaha tidak menguntungkan atau rugi

Apabila R/C bernilai lebih dari satu, berarti penerimaan yang diperoleh

lebih besar daripada tiap unit biaya yang dikeluarkan untuk menerima penerimaan

tersebut. Apabila nilai R/C tersebut kurang dari satu maka tiap unit biaya yang

dikeluarkan lebih besar daripada penerimaan yang diperoleh.

Page 36: ANALISIS KINERJA DAN PENYERAPAN TENAGA … CENITA MELIANI. Analisis Kinerja dan Penyerapan Tenaga Kerja Industri Kecil Mochi di Kota Sukabumi (dibimbing oleh MANUNTUN PARULIAN HUTAGAOL)

4.5. Penyerapan Tenaga Kerja

Penyerapan tenaga kerja adalah jumlah tenaga kerja dalam dan luar

keluarga yang digunakan secara produktif dalam usaha industri kecil mochi.

Penggunaan tenaga kerja dihitung dalam satuan hari orang kerja (HOK), dimana

sekitar delapan jam kerja yaitu jumlah pendapatan yang diperoleh dibagi dengan

jumlah hari kerja.

Untuk mengetahui persentase tenaga kerja yang terserap pada usaha mochi

terhadap jumlah tenaga kerja yang tersedia dalam keluarga, perlu diketahui

potensi kerja. Potensi kerja dihitung dengan menghitung jumlah tenaga kerja yang

tersedia dalam rumah tangga dikonversikan hari orang kerja (HOK) dan dikalikan

300 atau jumlah hari kerja dalam setahun. Dengan demikian akan diperoleh angka

ketersediaan tenaga kerja pertahun dalam rumah tangga. Curahan jam kerja untuk

kegiatan mochi berdasarkan alokasi jam tenaga kerja bukan keluarga dalam sehari

untuk kegiatan usaha mochi.

4.6 Peubah dan pengukurannya

Metode kuadrat terkecil biasa dikemukakan oleh Carl Friedrich Gauss,

seorang ahli matematika bangsa jerman. Dengan asumsi-asumsi tertentu, metode

Ordinary Least Square (OLS) mempunyai sifat statistik yang sangat menarik yang

membuatnya menjadi satu analisis regresi yang paling populer.

Analisis yang berkenaan dengan tingkat keuntungan industi kecil mochi

menggunakan analisis regresi linier. Model regresi linier merupakan model yang

Page 37: ANALISIS KINERJA DAN PENYERAPAN TENAGA … CENITA MELIANI. Analisis Kinerja dan Penyerapan Tenaga Kerja Industri Kecil Mochi di Kota Sukabumi (dibimbing oleh MANUNTUN PARULIAN HUTAGAOL)

paling sederhana dan yang paling sering digunakan. Lebih jelasnya analisis ini

dapat ditunjukkan pada persamaan berikut :

Y = i α + Xβ 1 1 + X +β 2 2 β 3X3

+ei.,...………………….......................……(4.3)

Dimana : Y = Keuntungan usaha (Rp/bln) α = Konstanta

... β 1 β n = Koefisien variabel X = Modal (Rp/thn) 1

X = Volume penjualan (Rp/bln) 2 X = Upah tenaga kerja (Rp/bln) 3

Model diatas digunakan untuk mengetahui nilai dari masing-masing faktor

dapat digunakan analisis regresi linier sederhana dengan menggunakan metode

Ordinary Least Square (OLS). Menurut Gauss dalam Gujarati (1995) OLS dapat

menjadi suatu metode analisis regresi yang kuat dengan menggunakan beberapa

asumsi yaitu :

1. Nilai rata-rata hitung dari bias yang berhubungan dengan setiap

variabel independen harus sama dengan nol

2. Tidak ada kolinearitas ganda (multikolineritas) antar setiap variabel

dalam model.

3. Tidak ada korelasi antara koefisien error dengan variabel independen

4. Tidak ada Heteroskerdatisitas

Menurut Teorema Gauss-Markov, dengan melihat asumsi model regresi

linier klasik, penaksir kuadrat terkecil, dalam kelas penaksir linear tak bias

mempunyai varians minimum yaitu, penaksir bersifat BLUE (Best Linear

Unbiased estimator).

Page 38: ANALISIS KINERJA DAN PENYERAPAN TENAGA … CENITA MELIANI. Analisis Kinerja dan Penyerapan Tenaga Kerja Industri Kecil Mochi di Kota Sukabumi (dibimbing oleh MANUNTUN PARULIAN HUTAGAOL)

Pengolahan model dalam penelitian ini merupakan salah satu pengolahan

data dari ekonometrika, dimana terdapat dua variabel yaitu variabel eksogen

(bebas) X dan variabel endogen (terikat) Y. Variabel eksogen akan mempengaruhi

variabel endogennya. Data yang digunakan dalam penelitian ini bersumber dari

wawancara dan pengamatan langsung. Wawancara dilakukan dengan berpedoman

pada kuesioner yang telah dipersiapkan, meliputi : identitas pengusaha,

karakteristik usaha mochi, penggunaan faktor produksi, harga atau biaya

pengadaan faktor produksi tetap maupun variabel, dan kapasitas produksi (output)

yang dihasilkan, dan lain-lain. Pengamatan secara langsung dilakukan untuk

memperoleh jumlah input produksi yang digunakan dan produksi mochi per

keranjang per hari.

4.6.1. Koefisien Determinasi (R2).

Besaran ini yang paling lazim digunakan untuk mengukur kenaikan-suai

(goodness of fit) garis regresi. Dengan kata lain untuk mengukur proporsi (bagian)

atau persentase total varians dalam Y yang dijelaskan oleh model regresi.

Meskipun R2 dapat dihitung secara lebih cepat dari rumus berikut :

( ) 10 2

^

2 ≤≤=−

⎟⎠⎞

⎜⎝⎛ −

=∑∑

rbatasJKGJKT

YYj

YYjR

dimana :

JKT = Jumlah Kuadrat Total JKG = Jumlah Kuadrat Galat Y = Y rata-rata Y = Y Aktual j

Page 39: ANALISIS KINERJA DAN PENYERAPAN TENAGA … CENITA MELIANI. Analisis Kinerja dan Penyerapan Tenaga Kerja Industri Kecil Mochi di Kota Sukabumi (dibimbing oleh MANUNTUN PARULIAN HUTAGAOL)

Dalam melihat kebaikan suatu model digunakan kebaikan sesuai (goodnes

of fit =R2) yang memperlihatkan persentase variasi total dari peubah terikat yang

dapat dijelaskan oleh peubah-peubah penjelas atau peubah bebas. Jika R2 tinggi

maka model yang digunakan cukup baik. Namun demikian, nilai R2 yang kecil

bukan berarti bahwa suatu persamaan tidak layak.

4.6.2. Pengujian untuk Masing-masing Parameter Regresi

Pengujian koefisien regresi antara individual dilakukan untuk mengetahui

apakah peubah-peubah yang digunakan per variabel berpengaruh nyata terhadap

besarnya peubah terikat atau tak bebas :

Pengujian hipotesa adalah sebagai berikut :

Ho : = 0 i = 1,2,3.......,6 iβ

H : ≠ 0 iβ1

Uji yang di gunakan adalah uji t, yaitu :

thitung = bi – 0 Sbi

Dimana : bi = salah satu variabel bebas (Modal, volume penjualan/bln, upah

tenaga kerja/bln).

Kriteria pengujiannya adalah :

thitung < ttabel ( α/2 ; n-k) Ho diterima

thitung > ttabel ( α/2 ; n-k) Ho ditolak

dimana : n = jumlah populasi produsen mochi

k = jumlah variabel

Page 40: ANALISIS KINERJA DAN PENYERAPAN TENAGA … CENITA MELIANI. Analisis Kinerja dan Penyerapan Tenaga Kerja Industri Kecil Mochi di Kota Sukabumi (dibimbing oleh MANUNTUN PARULIAN HUTAGAOL)

Jika Ho ditolak berarti bahwa peubah yang digunakan berpengaruh nyata

terhadap peubah tak bebas dan sebaliknya apabila Ho diterima berarti peubah

yang digunakan tidak berpengaruh nyata. Sedangkan bila bi lebih besar dari nol

(bi>0) maka peningkatan dari peubah i akan mengakibatkan meningkatnya

peubah terikat. Sebaliknya jika bi lebih kecil dari nol maka peningkatan dari

peubah i akan mengakibatkan menurunnya tingkat peubah terikat.

4.6.3. Pengujian terhadap Model Penduga

Dalam menghitung apakah peubah bebas yang digunakan pada model

mempunyai pengaruh atau tidak terhadap peubah yang dijelaskan, maka dilakukan

uji hipotesa bagi koefisien regresi secara serentak. Dalam hal ini uni statistik yang

dipakai adalah uji F, yaitu :

Fhitung = Jumlah Kuadrat Tengah Regresi / (k-1) Jumlah Kuadrat sisa /(n-k)

Dimana : n = jumlah pengamatan dan k = jumlah variabel bebas

Prosedur pengujian kesesuaian model digunakan analisis ragam bagi

model regresi dengan hipotesa :

0^

3

^

2

^

1 === βββ=Ho

=1H minimal ada satu variabel eksogen yang berpengaruh terhadap variabel

dependennya

4.6.4. Heteroskedastisitas

Page 41: ANALISIS KINERJA DAN PENYERAPAN TENAGA … CENITA MELIANI. Analisis Kinerja dan Penyerapan Tenaga Kerja Industri Kecil Mochi di Kota Sukabumi (dibimbing oleh MANUNTUN PARULIAN HUTAGAOL)

Gujarati (1995) bahwa suatu model regresi linier harus memiliki varians

yang sama. Jika asumsi ini tidak dipenuhi maka akan terdapat masalah

heteroskedastisitas. Heteroskedastisitas tidak merusak sifat ketakbiasan dan

konsistensi dari penaksir OLS, tetapi penaksir yang dihasilkan tidak lagi

mempunyai varians yang minimum (efisien).

Konsekuensi bila terjadi heteroskedastisitas, maka akan berakibat :

o Estimasi dengan menggunakan OLS tidak akan memiliki varians yang

minimum atau estimator tidak efisien

o Prediksi (nilai Y untuk X ) dengan estimator dari data yang sebenarnya akan

mempunyai varians yang tinggi, sehingga prediksi menjadi tidak efisien.

o Tidak dapat diterapkannya uji nyata tidaknya koefisien atau selang

kepercayaan dengan menggunakan formula yang berkaitan dengan nilai

varians.

Untuk memeriksa keberadaan heteroskedastisitas ditunjukkan dengan

menggunakan uji Hal White yang tidak perlu asumsi normalitas dan relatif

mudah. Kriteria uji yang digunakan :

o Apabila nilai probability obs*R-Square-nya > taraf nyata ( )α yang

digunakan, maka tidak terdapat heteroskedastisitas

o Apabila nilai probability obs*R-Square-nya < taraf nyata ( )α yang

digunakan, maka terdapat heteroskedastisitas.

Solusi dari masalah heteroskedastisitas adalah mencari transformasi model asal

sehingga model yang baru akan memiliki error-term dengan varians yang

konstan.

Page 42: ANALISIS KINERJA DAN PENYERAPAN TENAGA … CENITA MELIANI. Analisis Kinerja dan Penyerapan Tenaga Kerja Industri Kecil Mochi di Kota Sukabumi (dibimbing oleh MANUNTUN PARULIAN HUTAGAOL)

4.6.5. Multikolineritas.

Uji multikolinearitas merupakan pengujian yang dilakukan untuk melihat

apakah terdapat hubungan linear antara variabel-variabel bebas dalam model

regresi. Menurut Gujarati (1995) tanda-tanda penyebabnya adalah :

o Tanda tidak sesuai dengan yang diharapkan

o R2-nya tinggi tetapi uji individu tidak banyak yang nyata atau bahkan tidak

ada yang nyata

o Korelasi sederhana antar variabel individu tinggi (rij tinggi)

o R2-nya < rij2 menunjukan adanya multikolinearitas

Untuk melihat adanya muoltikol dapat dilihat dengan menghitung

koefisien parsial. Disamping itu untuk melihat variabel eksogen mana yang saling

berkorelasi dilakukan dengan meregresi tiap variabel eksogen dengan sisa variabel

eksogen yang lain dan menghitung nilai R2 yang cocok. Dalam model regresi :

mXXX nn ++++=Υ αααα .......22110

yang lain kemudian menghitung R2dilakukan regresi setiap Xi dari setiap

hasil regresi dan dinyatakan dengan simbol R2Ni. Fornula untuk masing-masing

hasil regresi tersebut dan dinyatakan sebagai berikut :

)1/()1()2(...

..12

12

1 +−−−= knnnR

knnRFk

kn

dimana: n = jumlah obesrvasi k = jumlah variabel bebas

Jika Fni lebih besar dari F tabel pada status level of significance tertentu,

maka dapat diartikan bahwa variable bebas (ni) tertentu mempunyai korelasi

dengan variabel bebas yang lain. Jika Fni lebih kecil dari F tabel pada status level

Page 43: ANALISIS KINERJA DAN PENYERAPAN TENAGA … CENITA MELIANI. Analisis Kinerja dan Penyerapan Tenaga Kerja Industri Kecil Mochi di Kota Sukabumi (dibimbing oleh MANUNTUN PARULIAN HUTAGAOL)

of significance tertentu, maka dapat diartikan bahwa variable bebas (ni) tertentu

tidak mempunyai korelasi dengan variabel bebas yang lain

Menurut Gujarati (1995), tindakan yang dapat dilakukan untuk perbaikan

dari masalah ini adalah:

o Menggunakan extraneous atau informasi sebelumnya

o Mengkombinasikan data cross-sectional dan data deretan waktu

o Meningkatkan variabel yang sangat berkorelasi

o Mentransformasikan data, dan

o Mendapatkan tambahan data baru.

Page 44: ANALISIS KINERJA DAN PENYERAPAN TENAGA … CENITA MELIANI. Analisis Kinerja dan Penyerapan Tenaga Kerja Industri Kecil Mochi di Kota Sukabumi (dibimbing oleh MANUNTUN PARULIAN HUTAGAOL)

V. GAMBARAN UMUM KOTA SUKABUMI

5.1. Laju Pertumbuhan Penduduk

Pertumbuhan ekonomi biasanya diukur melalui indikator pertumbuhan

PDRB atas dasar harga konstan, karena dengan dasar ini kita dapat melihat

perkembangan ekonomi secara nyata (rill) tanpa dipengaruhi oleh perubahan

harga. Pada tabel 5 terlihat bahwa, pada tahun 2005 pertumbuhan tertinggi dicapai

oleh kelompok sektor sekunder yaitu sekitar 9,84 % diikuti oleh kelompok sektor

tersier yaitu sebesar 6,40 %. Kondisi ini berbeda dengan sektor primer yang

mengalami pertumbuhan negatif yaitu sebesar 8,84 %.

Tabel 5.1. Laju Pertumbuhan PDRB Kota Sukabumi Menurut Kelompok Sektor Tahun 2003-2005 (Persen) KELOMPOK SEKTOR 2003* 2004** 2005*** Atas Dasar Harga Berlaku 1.Sektor Primer 6,18 14,81 13,56 2.Sektor Sekunder 25,60 10,40 23,31 3.sektor Tersier 14,78 13,81 29,42 PDRB KOTA SUKABUMI 15,41 13,47 27,81 Atas Dasar Harga Konstan 2000 1.Sektor Primer 1,01 8,70 8,84 2.Sektor Sekunder 9,41 3,97 9,84 3.sektor Tersier 5,30 5,83 6,40 PDRB KOTA SUKABUMI 5,39 5,77 5,93

Sumber : BPS Kota Sukabumi, 2003 Catatan : * Angka Sementara **Angka Sangat sementara *** Angka sangat-sangat sementara

Gambaran pertumbuhan kelompok sektor tersebut, memperlihatkan

adanya kekuatan kelompok sektor sekunder. Kelompok ini disamping memiliki

kontribusi terbesar kedua terhadap PDRB Kota Sukabumi juga mampu tumbuh

cukup signifikan. Kondisi inilah yang mendongkrak pertumbuhan ekonomi Kota

Page 45: ANALISIS KINERJA DAN PENYERAPAN TENAGA … CENITA MELIANI. Analisis Kinerja dan Penyerapan Tenaga Kerja Industri Kecil Mochi di Kota Sukabumi (dibimbing oleh MANUNTUN PARULIAN HUTAGAOL)

Sukabumi sebesar 5,93%. Apalagi kalau kita perhatikan adanya pertumbuhan

negatif yang cukup besar dikelompok sektor primer

Data kependudukan yang disajikan dari Registrasi penduduk, Survei

Sosial Ekonomi Nasional dan Estimasi Penduduk. Berdasarkan hasil registrasi

penduduk akhir tahun 2005 jumlah penduduk Kota Sukabumi tercatat sebanyak

263.369 jiwa yang terdiri dari 130.939 penduduk laki-laki (49,72%) dan 132.430

penduduk perempuan (50,28%). Berdasarkan data tersebut maka sex ratio

(perbandingan penduduk laki-laki dengan perempuan) Kota Sukabumi sebesar

98,87%. sedangkan penduduk WNA di Kota Sukabumi tercatat sebanyak 300

jiwa, terdiri dari 105 laki-laki dan 195 perempuan.

5.2. Angkatan Kerja dan Pengangguran

Ketenagakerjaan merupakan aspek yang sangat mendasar dalam

kehidupan masyarakat, karena mencakup dimensi ekonomi dan sosial. Oleh

karenanya, setiap upaya pembangunan diarahkan pada perluasan kesempatan kerja

dan lapangan usaha, dengan harapan penduduk memperoleh manfaat langsung

dari pembangunan.

Berdasarkan data yang dikeluarkan oleh Kantor Sosial dan Tenaga Kerja

Kota Sukabumi, tercatat pencari kerja yang terdaftar mencapai 3.310 orang, yang

terdiri dari 1.806 pencari kerja laki-laki dan 1.504 perempuan. Sedangkan pencari

kerja yang berhasil ditempatkan sebanyak 459 orang.

Sementara itu, berdasarkan Susenas Tahun 2004 diketahui bahwa

penduduk berumur 10 tahun keatas yang bekerja tercatat sekitar 35,52%,

Page 46: ANALISIS KINERJA DAN PENYERAPAN TENAGA … CENITA MELIANI. Analisis Kinerja dan Penyerapan Tenaga Kerja Industri Kecil Mochi di Kota Sukabumi (dibimbing oleh MANUNTUN PARULIAN HUTAGAOL)

sedangkan yang mencari kerja sekitar 11,56% dengan Tingkat Partispasi

Angkatan Kerja (TPAK) sebesar 49,08% dan Tingkat Pengangguran Terbuka

(TPT) sebesar 11,56%.

Persentase penduduk yang berumur 10 tahun keatas yang bekerja menurut

lapangan usaha tercatat bahwa penduduk yang bekerja disektor perdagangan,

hotel dan restoran menempati urutan pertama yaitu sekitar 39,64%, disusul

kemudian yang bekerja disektor jasa-jasa yaitu sekitar 19,51% dan

pengangkutan/komunikasi sebesar 12,60 %.

Dari jumlah penduduk yang bekerja dilihat dari status pekerjaan utamanya,

sebesar 46,51% diantaranya berstatus berusaha sendiri tanpa bantuan orang lain,

41,46% sebagai buruh/karyawan, 4,88% berusaha dengan buruh tetap, 4,01 %

sebagai pekerja keluarga dan 3,14% berusaha dengan dibantu anggota rumah

tangga/buruh tidak tetap.

5.4. Keadaan Umum Industri Kecil Mochi di Kota Sukabumi

Kota Sukabumi merupakan salah satu wilayah di Provinsi Jawa Barat yang

merupakan tempat wisata sekaligus sentra produsen mochi di Sukabumi. Industri

Mochi tersebar di beberapa kecamatan diantaranya kecamatan Cikole dan

Citamiang yang merupakan sentra produsen mochi.

Kegiatan usaha industri mochi yaitu mengolah campuran bahan baku

tepung ketan, gula, kacang tanah, tepung tapioka dan bahan penolong menjadi

mochi. Mochi adalah makanan ringan yang bentuknya bulat kecil. Pembuatan

mochi melalui proses sederhana dan secara keseluruhan dikerjakan oleh tenaga

Page 47: ANALISIS KINERJA DAN PENYERAPAN TENAGA … CENITA MELIANI. Analisis Kinerja dan Penyerapan Tenaga Kerja Industri Kecil Mochi di Kota Sukabumi (dibimbing oleh MANUNTUN PARULIAN HUTAGAOL)

kerja manusia. Kegiatan ini telah berlangsung cukup lama dan dapat

meningkatkan pendapatan masyarakat serta dapat menyerap tenaga kerja. Mochi

merupakan makanan khas industri kecil di Kota Sukabumi.

Industri mochi yang ada di Kota Sukabumi secara umum tergolong ke

dalam skala rumah tangga, dan kecil. Industri mochi yang berada di Sukabumi

pada umumnya masih sangat sederhana baik dari segi teknologi maupun

manajemennya. Dalam perkembangannya industri mochi tidak diikuti oleh

perkembangan teknologi yang cukup berarti. Sedangkan dari segi manajemen

dalam industri mochi masih menggunakan manajemen tradisional, dimana

pengusaha tidak melakukan pencatatan dalam proses produksinya.

Page 48: ANALISIS KINERJA DAN PENYERAPAN TENAGA … CENITA MELIANI. Analisis Kinerja dan Penyerapan Tenaga Kerja Industri Kecil Mochi di Kota Sukabumi (dibimbing oleh MANUNTUN PARULIAN HUTAGAOL)

VI. KARAKTERISTIK SOSIAL EKONOMI INDUSTRI KECIL MOCHI

Penyebaran kuesioner yang dilakukan kepada 9 orang pengusaha industri

kecil mochi menghasilkan data mengenai karateristik pengusaha industri kecil

mochi. Berikut disajikan kinerja industri kecil mochi mengenai kepemilikan

modal, pengalaman kerja, jenis kelamin, lokasi berdagang, dan sumber pasokan.

6.1. Kepemilikan Modal

Modal adalah jumlah dana yang dipakai untuk menjalankan usaha

berdagang. Modal yang digunakan bervariasi, ada yang besar dan ada juga yang

kecil tergantung pada kemampuan pedagang itu sendiri. Biasanya modal yang

digunakan dalam industri ini berasal dari modal sendiri dan keluarga.

Tabel 6.1. Kepemilikan Modal Kepemilikan Modal (Rp) Frekuensi Persentase

Rp. 3000.000,- - Rp. 5.000.000,- - -

>Rp. 6000.000,- - Rp. 8.000.000,- 4 44.40

>Rp. 8.000.000,- 5 55.50

Sumber : Data primer

Berdasarkan tabel 6.1, kepemilikan modal untuk memulai usaha industri

mochi dibedakan menjadi tiga kategori. Penggunaan modal terbesar berkisar

antara Rp. 6000.000,- - Rp. 8.000.000,- yaitu sebanyak 4 orang (44.40 persen) dan

terbesar sebanyak lima orang (55.50 persen).

6.2. Pendidikan

Page 49: ANALISIS KINERJA DAN PENYERAPAN TENAGA … CENITA MELIANI. Analisis Kinerja dan Penyerapan Tenaga Kerja Industri Kecil Mochi di Kota Sukabumi (dibimbing oleh MANUNTUN PARULIAN HUTAGAOL)

Pendidikan merupakan hal yang penting dalam menunjang suatu

pekerjaan. Akan tetapi pendidikan formal tidak begitu diutamakan untuk bekerja

sebagai pengusaha industri kecil mochi. Berdasarkan data survei, tidak terdapat

perbedaan berarti bagi mereka yang berpendidikan Sekolah Dasar (SD), Sekolah

Menengah Pertama (SMP), Sekolah Menengah Umum (SMU/SMK). Dalam

Tabel 6.2 dapat kita lihat frekuensi pengusaha industri kecil mochi berdasarkan

latar belakang pendidikan.

Tabel 6.2. Frekuensi Responden Berdasarkan Latar Belakang Pendidikan Pendidikan Lamanya sekolah (tahun) Persentase

SD - -

SMP 3 33,30

SMU 6 66,60

Sumber : Data Primer

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa 33.30 persen pengusaha industri kecil

mochi duduk di bangku SMP, 66.60 persen berpendidikan SMU

6.3. Usia

Untuk menjadi seorang pengusaha industri kecil mochi, usia bukanlah

suatu penghalang. Hasil survei, menunjukkan usia mereka berkisar antara 20

tahun sampai 70 tahun yang terdiri dari laki-laki dan perempuan. Dapat dilihat

pada Tabel 6.3 dimana frekuensi terbesar berada pada usia >45 tahun – 70 tahun

Tabel 6.3. Frekuensi Responden Berdasarkan Latar Belakang Usia Usia (tahun) Frekuensi Persentase

20 - 45 3 33.30

Page 50: ANALISIS KINERJA DAN PENYERAPAN TENAGA … CENITA MELIANI. Analisis Kinerja dan Penyerapan Tenaga Kerja Industri Kecil Mochi di Kota Sukabumi (dibimbing oleh MANUNTUN PARULIAN HUTAGAOL)

>45 - 70 6 66.60

Sumber : Data Primer

6.4. Pengalaman Kerja

Seorang pengusaha industri mochi dalam memasarkan dagangannya

dibutuhkan keterampilan tertentu agar dapat banyak mendatangkan pembeli. Para

pengusaha umumnya telah menekuni usaha ini berkisar antara 1 tahun sampai 30

tahun. Berdasarkan Tabel 6.4, pengusaha yang telah bekerja lebih dari 20 tahun

adalah 2 orang (22.20 persen), >10 – 20 tahun sebanyak (33.30 persen), dan yang

telah bekerja 1-10 tahun sebanyak 4 orang (44.40 persen).

Tabel 6.4. Frekuensi Responden Berdasarkan Latar Belakang Pengalaman Kerja

Pengalaman Kerja (tahun) Frekuensi Persentase

1 – 10 4 44.40

>10 – 20 3 33.30

>20 - 30 2 22.20

Sumber : Data Primer

6.5. Jenis Kelamin

Berdasarkan hasil survei, ditemukan bahwa laki-laki mendominasi usaha

industri mochi. Dapat dilihat dalam Tabel 6.5, dimana jumlah laki-laki yang

bekerja sebesar 6 (66.60persen) sedangkan pengusaha wanita hanya sebesar 44.40

persen

Page 51: ANALISIS KINERJA DAN PENYERAPAN TENAGA … CENITA MELIANI. Analisis Kinerja dan Penyerapan Tenaga Kerja Industri Kecil Mochi di Kota Sukabumi (dibimbing oleh MANUNTUN PARULIAN HUTAGAOL)

Tabel 6.5. Frekuensi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis Kelamin Frekuensi Persentase

Laki-laki 6 66.70

Perempuan 3 33.30

Sumber : Data Primer

6.6. Sumber Pasokan

Berdasarkan hasil survei, didapatkan bahwa pasokan barang seluruh

pengusaha mendapat dari satu kota, yaitu Kota Sukabumi. Hal ini dikarenakan

karena jarak antara toko produsen dengan pasar yang tidak terlalu jauh, sehingga

terjangkau oleh pengusaha. Semakin besar biaya transportasi maka harga suatu

barang yang diperjualbelikan akan semakin tinggi.

Page 52: ANALISIS KINERJA DAN PENYERAPAN TENAGA … CENITA MELIANI. Analisis Kinerja dan Penyerapan Tenaga Kerja Industri Kecil Mochi di Kota Sukabumi (dibimbing oleh MANUNTUN PARULIAN HUTAGAOL)

VII. ANALISIS KINERJA DAN KEUNTUNGAN USAHA MOCHI

7.1. Analisis Kinerja Usaha Industri Mochi Kota Sukabumi

Kinerja usaha yang diteliti dalam penelitian ini adalah kinerja industri

kecil mochi di Kota Sukabumi. Analisis kinerja industri mochi ini dapat dilihat

dari indikator yaitu Return of Investment (ROI), Rasio imbangan penerimaan R/C

dan tingkat keuntungan. Hasil analisis secara keseluruhan dapat dilihat dalam

Tabel 7.1.

Tabel 7.1. Kinerja Industri Kecil Mochi Tahun 2007 Keuntungan

(Rp/thn) ΠPerusahaan Mochi ROI(%) Rasio R/C

1. Bahagia 22.67 1.33 409.149.600

2. Arjuna 15.16 1.70 711.575.200

3. Berkah 17.45 1.32 559.427.200

4. Bakat 6.50 1.57 226.944.000

5. Hapiness 16.80 1.40 865.044.000

6. Mandiri 15.33 1.81 493.089.600

7. Cecep 17.07 1.38 425.300.800

8. Kaswari 31.20 1.38 1.025.887.200

9. Rezeki 5.00 1.00 1.240.000

Sumber : Data Primer (olah)

7.1.1. Return of Investment (ROI)

Page 53: ANALISIS KINERJA DAN PENYERAPAN TENAGA … CENITA MELIANI. Analisis Kinerja dan Penyerapan Tenaga Kerja Industri Kecil Mochi di Kota Sukabumi (dibimbing oleh MANUNTUN PARULIAN HUTAGAOL)

Pengembalian atas investasi (ROI) memberikan indikasi probabilitas suatu

investasi. Dengan analisis ini akan dapat diketahui industri mochi yang dilakukan

disukai atau tidak oleh investor, dan berapa besar tingkat pengembalian modal

industri kecil mochi di Kota Sukabumi.

Hasil penelitian pada Tabel 7.1 terlihat nilai tingkat pengembalian modal

berkisar antara 5,00 persen sampai 31,20 persen. Hal ini membuktikan bahwa

pemilik modal mochi lebih memilih memperoleh modalnya sendiri karena tingkat

pengembalian modal yang tinggi daripada meminjam kepada pihak bank atau

rentenir, karena pemilik modal enggan mengikuti prosedur yang berbelit-belit,

serta penentuan bunga bank berkisar 15 persen perbulan. Selain itu dapat dilihat

rata-rata industri kecil mochi pada Tabel 7.2.

Tabel 7.2. Rata-rata Kinerja Industri Kecil Mochi Berdasarkan ROI Tahun2007 Kriteria/uraian Nilai Rata-rata ROI/thn

(persen/thn) Standar Deviasi

ROI ( %/thn) 16,35 7,38

Sumber : (olah data)

Rata-rata ROI industri mochi sebesar 16,35 persen mengindikasikan rata-

rata tingkat pengembalian modal sebesar 16,35 persen per tahun. Misalnya ada

suatu industri mochi yang mempunyai modal dalam satu bulan sebesar Rp.

6.000.000,- dalam satu tahun modal tersebut sebesar Rp. 72.000.000,-. Maka

tingkat pegembalian modal per tahun sebesar kurang lebih sebesar

Rp.12.000.000,- Serta nilai standar deviasi yaitu 7,38 menunjukkan bahwa tingkat

pengembalian modal industri kecil mochi di Kota Sukabumi cukup beragam.

7.1.2. Rasio R/C

Page 54: ANALISIS KINERJA DAN PENYERAPAN TENAGA … CENITA MELIANI. Analisis Kinerja dan Penyerapan Tenaga Kerja Industri Kecil Mochi di Kota Sukabumi (dibimbing oleh MANUNTUN PARULIAN HUTAGAOL)

Analisis penerimaan atas biaya menunjukkan industri kecil mochi yang

dilakukan menguntungkan atau tidak. Usaha yang dikatakan menguntungkan jika

nilai R/C yang didapat lebih dari satu dan jika tidak menguntungkan jika nilai R/C

yang didapat adalah kurang dari satu.

Biaya yang dikeluarkan terdiri dari biaya tunai dan biaya tidak tunai. R/C

yang dihitung adalah R/C atas biaya tunai total. Berdasarkan Tabel 7.1 diperoleh

R/C antara 1.00 sampai 1.81, artinya untuk setiap rupiah biaya tunai yang

dikeluarkan akan diperoleh penerimaan sebesar Rp. 1.00 dan Rp. 1.81

meunjukkan bahwa industri kecil mochi di Kota Sukabumi menguntungkan

untukdikembangkan. Selain itu dapat dilihat rata-rata imbangan penerimaan atas

biaya pada Tabel 7.3.

Tabel 7.3. Rata-rata Kinerja Industri Kecil Mochi Berdasarkan R/C Kriteria/Uraian Nilai rata-rata R/C per

tahun (persen/thn) Standar Deviasi

Rasio R/C 1,43 0,234 Sumber : (Olah Data)

Rata-rata R/C industri mochi sebesar 1,43 persen per tahun

mengindikasikan rata-rata imbangan penerimaan untuk setiap rupiah yang

dikeluarkan industri kecil mochi di Kota Sukabumi sebesar 1,43 persen per tahun

dan keragamannya sebesar 0,234 menunjukkan bahwa rata-rata imbangan

penerimaan atas biaya cukup beragam.

7.1.3. Keuntungan

Dalam kegiatan perusahaan, keuntungan ditentukan dengan cara

mengurangkan berbagai biaya yang dikeluarkan dari hasil penjulan yang

diperoleh. Biaya yang dikeluarkan meliputi pengeluaran untuk bahan baku (input),

Page 55: ANALISIS KINERJA DAN PENYERAPAN TENAGA … CENITA MELIANI. Analisis Kinerja dan Penyerapan Tenaga Kerja Industri Kecil Mochi di Kota Sukabumi (dibimbing oleh MANUNTUN PARULIAN HUTAGAOL)

pembayaran upah, pembayaran bunga, sewa tanah, dan lain sebagainya. Apabila

hasil penjualan yang diperoleh dikurangi dengan biaya-biaya tersebut nilainya

positif maka diperoleh keuntungan atau pendapatan para pengusaha mochi sebagai

pembayaran dari melakukan kegiatan menghadapi risiko ketidakpastian di masa

yang akan datang, melakukan inovasi/pembaruan di dalam kegiatan produksi.

Mendirikan dan menjalankan kegiatan perusahaan adalah kegiatan ekonomi yang

dipenuhi oleh berbagai risiko. Tidak terdapat jaminan bahwa sesuatu usaha akan

pasti berhasil. Setiap tahun banyak perusahaan baru akan muncul, tetapi ada pula

perusahaan yang gulung tikar dan pemiliknya mengalami kerugian dalam bentuk

uang maupun tenaga yang dikeluarkan.

Dalam perekonomian biasanya terdapat banyak industri yang

menghasilkan barang yang sejenis seperti mochi, sehingga industri-industri

tersebut harus saling bersaingan untuk mendapatkan pasaran, dan melakukan

kegiatan produksi yang biaya rata-rata dibawah harga pasar. Sampai dimana

keuntungan yang diperoleh, atau kerugian yang dialami sangat tergantung kepada

usaha-usaha perusahaan/industri untuk meluaskan pasaran dan meminimumkan

biaya.

Kegiatan perusahaan/industri mochi dalam melakukan inovasi, yaitu

mengadakan pembauran dalam manajemen, pemasaran, teknik memproduksi

memegang peranan penting di dalam menjamin kesuksesan usaha tersebut.

Dengan melakukan inovasi, teknik memproduksi yang baru dapat diperkenalkan,

mutu produksi dapat diperbaiki, biaya produksi dapat diturunkan lebih lanjut, dan

barang baru diperkenalkan. Langkah-langkah seperti itu disatu pihak dapat

Page 56: ANALISIS KINERJA DAN PENYERAPAN TENAGA … CENITA MELIANI. Analisis Kinerja dan Penyerapan Tenaga Kerja Industri Kecil Mochi di Kota Sukabumi (dibimbing oleh MANUNTUN PARULIAN HUTAGAOL)

meningkatkan hasil penjualan (volume penjualan) dan dilain pihak menurunkan

biaya per unit produksi. Kedua perubahan ini akan meingkatkan keuntungan

perusahaan, keberhasilan suatu usaha selain dapat diukur dengan besarnya

pendapatan yang dicapai tetapi dengan melihat kinerja usaha dilihat dari

efisiensinya merupakan penerimaan untuk tiap rupiah yang dikeluarkan (revenue

cost ratio).

Dari hasil analisis keuntungan usaha industri kecil mochi maka rata-rata

keuntungan para pemilik usaha industri kecil mochi yaitu sebesar

Rp.524.184.177,78/thn. Selain itu dapat dilihat pada Tabel 7.4.

Tabel 7.4. Rata-rata Kinerja Industri Kecil Mochi Berdasarkan Keuntungan Kriteria/Uraian Rata-rata keuntungan

(Rp/%/thn) Standar Deviasi

Keuntungan (Rp/thn) Rp. 511.961.955.6,- Rp. 295.265.266,1

Sumber : (Olah Data)

Rata-rata keuntungan industri mochi sebesar Rp. 511.961.955.6,- per

tahun mengindikasikan rata-rata imbangan penerimaan untuk setiap rupiah yang

dikeluarkan industri kecil mochi di Kota Sukabumi sebesar Rp. 511.961.955.6,-

persen per tahun dan keragamannya sebesar Rp. 295.265.266,1/thn menunjukkan

bahwa rata-rata keuntungan yang diperoleh cukup beragam.

7.2. Faktor –Faktor yang Mempengaruhi Keuntungan Industri Kecil

Mochi

7.2.1. Uji Validasi Model

Untuk menganalisis keuntungan para pemilik industri kecil mochi di Kota

Sukabumi, digunakan variabel-variabel eksogen berupa modal (K), volume

Page 57: ANALISIS KINERJA DAN PENYERAPAN TENAGA … CENITA MELIANI. Analisis Kinerja dan Penyerapan Tenaga Kerja Industri Kecil Mochi di Kota Sukabumi (dibimbing oleh MANUNTUN PARULIAN HUTAGAOL)

penjualan (V), dan upah tenaga kerja (W). Penelitian ini mengestimasi model

dengan menggunakan model ekonometrika dengan menggunakan metode kuadrat

terkecil (ordinary least square). Perangkat software yang digunakan dalam

penelitian ini adalah eviews 4.1 dan Microsoft Excell. Berdasarkan hasil estimasi

model secara keseluruhan, penduga dan pengujian model dengan kriteria statistik

yang ada menunjukkan hasil yang cukup memuaskan dimana parameter-

parameter dalam setiap persamaan memberikan tanda yang sesuai dengan teori

dan keadaan dilapangan. Hasil estimasi ditunjukkan pada Tabel 7.5.

Tabel 7.5. Hasil Estimasi Model Keuntungan Industri Kecil Mochi di Kota

Sukabumi Dependent Variable: UNTUNG Method: Least Squares Date: 05/15/07 Time: 00:31 Sample: 1 9 Included observations: 9

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

Konstanta 1.11E+08 1.98E+08 0.559139 0.6002MODAL (X1) -8.315972 23.52787 -0.353452 0.7382

VOLUME**(X2) 3.529283 0.848462 4.159625 0.0088**UPAH (X3) -4.515049 15.64361 -0.288619 0.7845

R-squared 0.861082 Prob(F-statistic) 0.013905 ** Keterangan : = signifikan, α = 10 %

7.2.1.1.Uji Statistik

Uji statistik meliputi goodness of fit, uji F, dan uji t. Nilai R-square sebesar

0.861082 menunjukkan uji ketepatan perkiraan (goodness of fit) dari model

persamaan adalah baik. Hal ini berarti bahwa 86.11 persen keragaman dari

variabel endogen bisa dijelaskan oleh keragaman variabel-variabel eksogen

(bebas) di dalam model, sedangkan sisanya sebesar 13.89 persen dijelaskan oleh

variabel lain diluar model.

Page 58: ANALISIS KINERJA DAN PENYERAPAN TENAGA … CENITA MELIANI. Analisis Kinerja dan Penyerapan Tenaga Kerja Industri Kecil Mochi di Kota Sukabumi (dibimbing oleh MANUNTUN PARULIAN HUTAGAOL)

Uji F menunjukkan hasil yang baik. Hal ini ditunjukkan dengan angka

probablitas F statistik sebesar 0.01 yang lebih kecil dari α = 0.1. Artinya bahwa

minimal ada satu variabel eksogen berpengaruh signifikan terhadap variabel

endogen.

Uji t dapat dilihat dari probabilitas t-Statistik. Berdasarkan uji tersebut

menunjukkan bahwa hanya volume penjulan yang berpengaruh secara signifikan

terhadap keuntungan pengusaha industri kecil mochi di Kota Sukabumi, dengan

taraf nyata α = 0.1.

7.2.1.2.Uji Ekonometrik

Pendugaan parameter regresi dengan teknik OLS harus memenuhi enam

asumsi klasik. Pengujian diperlukan untuk melihat apakah keenam asumsi tersbut

terpenuhi. Pengujian ini dimaksudkan untuk mendeteksi ada tidaknya pelanggaran

asumsi yang terjadi akan menghasilkan dugaan yang tidak valid. Pengujian

estimasi tersebut meliputi uji Autokorelasi, uji Heteroskedastisitas dan uji

Multikolineritas.

Pengujian autokoeralsi pada eviews 4.1 dapat ditunjukkan dengan

Breusch-Godfrey serial correlation LM. Obs *R-Squared statistik dijadikan acuan

untuk menerima atau menolak H0 : tidak ada auotokorelasi. Kesimpulan diambil

jika prob dari Obs *R-Squared statistik lebih kecil dari alpha (α ) maka tolak

hipotesis H0. tetapi karena penelitian ini menggunakan data cross section

sehingga autokorelasi tidak perlu diuji.

Page 59: ANALISIS KINERJA DAN PENYERAPAN TENAGA … CENITA MELIANI. Analisis Kinerja dan Penyerapan Tenaga Kerja Industri Kecil Mochi di Kota Sukabumi (dibimbing oleh MANUNTUN PARULIAN HUTAGAOL)

Pengujian heteroskedastisitas bertujuan untuk melihat apakah variabel

pengganggu memiliki varians yang sama (homoskedastisitas). Hal ini dapat

diketahui melalui White Heteroskedastisitas. Nilai Obs *R-Squared statistik

dijadikan acuan unutk menerima atau menolak H0 : Homoskedastisitas.

Kesimpulan yang diambil jika prob dari Obs *R-Squared statistik lebih kecil dari

alpha (α ) maka tolak hipotesis H0. Hasil uji menunjukkan bahwa model

persamaan terbebas dari masalah heteroskedastisitas, yang dapat dilihat pada

Tabel 7.5. dimana nilai Obs *R-Squared statistik dari model tersebut sebesar

0.319061 yang berarti nilai lebih besar dari α yang digunakan

Tabel 7.6. Uji Heteroskedastisitas White Heteroskedasticity Test: F-statistic 1.181325 Probability 0.525579

Obs*R-squared 7.019355 Probability 0.319061

Uji multikolineritas dilakukan dengan melihat koefisien korelasi antar

variabel eksogen pada correlation matrix (Tabel 7.4). Model persamaan regresi

tingkat keuntungan ini tidak terdapat masalah multikolineritas antar variabel-

variabel penjelas di dalamnya. Hal ini ditunjukkan nilai output koefisien korelasi

setiap variabel eksogennya, seperti yang disajikan pada Tabel 7.6, dimana nilai

koefisien korelasinya lebih kecil dari nilai koefisien R-squared (0.861082).

kesimpulan yang diambil bahwa model regresi ini bebas dari maslah

multikolineritas.

Tabel 7.5. Uji Multikolinearitas MODAL UPAH VOLUME

MODAL 1.000000 0.312852 0.602666 UPAH 0.312852 1.000000 0.566767

VOLUME 0.602666 0.566767 1.000000

Page 60: ANALISIS KINERJA DAN PENYERAPAN TENAGA … CENITA MELIANI. Analisis Kinerja dan Penyerapan Tenaga Kerja Industri Kecil Mochi di Kota Sukabumi (dibimbing oleh MANUNTUN PARULIAN HUTAGAOL)

Pengujian normalitas menunjukkan bahwa error term model terdistribusi

secara normal. Hal ini terlihat bahwa nilai probabilitasnya yang lebih besar dari

taraf nyata sepuluh persen, terlihat pada Tabel 7.6

Tabel 7.6. Uji Kenormalan Varibel Dependen Jarque - Bera Probability

D (Laba) 0.840266 0.656959

7.2.2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keuntungan Industri Kecil Mochi

Kota Sukabumi

Faktor-faktor yang mempengaruhi keuntungan usaha industri kecil mochi

Kota Sukabumi, maka secara matematis dapat diperoleh persamaan sebagai

berikut :

Y = 1.1100000- 8.315972 M+ 3.529283 V- 4.515049U

Persamaan diatas menunjukkan bahwa faktor yang memiliki pengaruh

paling besar dalam mempengaruhi keuntungan pengusaha industri kecil mochi di

Kota Sukabumi adalah volume penjulan (V) sebesar 3.529283. Artinya setiap

terjadi kenaikan volume penjualan sebesar satu rupiah akan meningkatkan laba/

keuntungan sebesar 3.529283 rupiah.

Modal dalam penelitian ini memberikan pengaruh negatif terhadap

keuntungan usaha industri kecil mochi sebesar -8.315972. Artinya setiap

peningkatan modal sebesar satu rupiah akan menurunkan keuntungan sebesar

8.315972 rupiah.

Page 61: ANALISIS KINERJA DAN PENYERAPAN TENAGA … CENITA MELIANI. Analisis Kinerja dan Penyerapan Tenaga Kerja Industri Kecil Mochi di Kota Sukabumi (dibimbing oleh MANUNTUN PARULIAN HUTAGAOL)

Modal dan pengaruh negatif dan tidak nyata terhadap keuntungan

pengusaha industri kecil mochi. Hal ini disebabkan pada umumnya kondisi

perkembangan usaha industri kecil mochi kurang baik. Kurangnya cara mengatur

keuangan yang baik, pengaturan upah tenaga kerja yang tidak sesuai sehingga

kesejahteraan yang diterima tenaga kerja. Hal ini sesuai dilapangan umumnya

kondisi perusahaan mochi dalam hal permodalan yang relatif kecil, tenaga kerja

yang tidak terampil, produk yang dihasilkan merupakan oleh-oleh atau jajanan

sehingga perolehan yang diiterima oleh setiap pengusaha berbeda kapasitasnya.

Perbedaan perolehan ini dipengaruhi oleh daya saing pengusaha dalam menarik

minat pasar. Sehingga besarnya volume penjualan sangat berpengaruh dalam

meningkatkan keuntungan.

Dalam penelitian ini variabel modal tidak sesuai dengan asumsi, namun

variabel volume penjualan mempunyai pengaruh signifikan meningkatkan

keuntungan industri kecil mochi di Kota Sukabumi. Kinerja industri yang semakin

baik dilihat dari meningkatnya permintaan akan mochi di pasar, permintaan ini

akan meningkatkan volume penjualan sehingga akan meningkatkan keuntungan

dari industri kecil mochi.

Page 62: ANALISIS KINERJA DAN PENYERAPAN TENAGA … CENITA MELIANI. Analisis Kinerja dan Penyerapan Tenaga Kerja Industri Kecil Mochi di Kota Sukabumi (dibimbing oleh MANUNTUN PARULIAN HUTAGAOL)

VIII. ANALISIS PENYERAPAN TENAGA KERJA DAN PENDAPATAN

INDUSTRI KECIL MOCHI

8.1. Penyerapan Tenaga Kerja Industri Kecil Mochi

Untuk membangun suatu bisnis, ketersediaan sumber daya manusia

(SDM) perlu direncanakan dan dianalisis. Sumber daya manusia perusahaan

merupakan tenaga kerja (human resource) yang menjadi kekuatan untuk

mendukung kegiatan perusahaan dalam menjalankan usaha Struktur penggunaan

tenaga kerja industri kecil mochi akan dilihat dari besarnya tenaga kerja yang

berasal dari dalam wilayah Kota Sukabumi. Hal-hal yang dianalisis adalah jenis

pekerjaan, waktu pekerjaan, tenaga pelaksana dan lainnya.

Sumber daya manusia yang dimiliki oleh perusahaan merupakan tenaga

kerja yang umumnya berasal dari dalam Kota Sukabumi, sedangkan tenaga kerja

yang berasal dari luar Sukabumi jarang sekali ditemukan pada industri kecil

mochi. Tenaga kerja yang dimiliki bervariasi dari segi pendidikan, jumlah dan

kualitas. Tenaga kerja yang digunakan perusahaan tidak banyak dan apabila

berkurang akan berpengaruh terhadap kelancaran proses produksi. Tenaga kerja

yang diserap pada usaha mochi hanya terdiri dari satu komponen, yaitu dari luar

keluarga. Tenaga kerja dalam keluarga pada usaha mochi pada sembilan industri

tidak ditemukan adanya penggunaan tenaga kerja dalam keluarga. Pada umumnya

penyerapan tenaga kerja luar keluarga usaha mochi lebih tinggi. Curahan kerja

pada penelitian ini dikelompokkan yaitu curahan kerja hanya pada industri kecil

mochi tidak terdapat curahan kerja diluar industri tersebut misalnya sebagai buruh

Page 63: ANALISIS KINERJA DAN PENYERAPAN TENAGA … CENITA MELIANI. Analisis Kinerja dan Penyerapan Tenaga Kerja Industri Kecil Mochi di Kota Sukabumi (dibimbing oleh MANUNTUN PARULIAN HUTAGAOL)

atau petani, dengan jam kerja per hari sekitar 8 jam sehari dalam satu tahun

dikonversikan 2400 jam/hari daam satu tahun.

Tabel 8.1. Jumlah Pekerja Industri Kecil Mochi Tahun 2007 Perusahaan Mochi Jumlah Pekerja Industri Kecil Mochi

1. Bahagia 13

2. Arjuna 14

3. Berkah 15

4. Bakat 12

5. Hapiness 10

6. Mandiri 4

7. Cecep 9

8. Kaswari 21

9. Rezeki 10

Sumber : Data Primer (olah)

Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan penulis, pada umumnya

tenaga kerja lebih banyak berasal dari dalam Kota Sukabumi, hal ini

mengindikasikan besarnya penyerapan tenaga kerja pada industri kecil mochi,

peluang kesempatan kerja lebih terbuka bagi penduduk Kota Sukabumi terutama

pada lingkungan sekitar industri mochi. Dari segi pendidikan umumnya tidak

diperlukan persyaratan tertentu kebanyakan pekerja merupakan lulusan SD dan

SMP karena pekerjaan yang dilakukan hanya membutuhkan keterampilan pekerja.

Dapat dilihat pada Tabel 8.2.

Tabel 8.2. Rata-rata Penyerapan TenagaKerja Industri Kecil Mochi Tahun 2007 Kriteria/Uraian Rata-rata tenaga kerja/thn Standar Deviasi

Page 64: ANALISIS KINERJA DAN PENYERAPAN TENAGA … CENITA MELIANI. Analisis Kinerja dan Penyerapan Tenaga Kerja Industri Kecil Mochi di Kota Sukabumi (dibimbing oleh MANUNTUN PARULIAN HUTAGAOL)

Jumlah Populasi/tahun/unit usaha

12 4,42

Sumber : (Olah Data)

Rata-rata penyerapan tenaga kerja industri kecil mochi sebesar 12 tenaga

kerja/tahun atau sekitar 11 persen mengindikasikan rata-rata tenaga kerja yang

terserap oleh industri kecil mochi sekitar 12 tenaga kerja dalam satu tahun, serta

keragamannya sebesar 4,42 menunjukkan tingkat penyerapan tenaga kerja pada

industri kecil mochi cukup beragam.

Hari Orang Kerja (HOK) tenaga kerja industri kecil mochi selama delapan

jam sehari, kegiatan jam kerja pekeja sesuai dengan jam kerja berdasarkan Badan

Pusat Statistik selama delapan jam sehari atau sekitar 2400 jam dalam setahun.

8.2. Pendapatan Pekerja Usaha Mochi

Pendapatan tenaga kerja harian usaha mochi bisa diartikan dengan

besarnya upah yang diterima oleh pekerja harian. Upah didefinisikan sebagai

balas jasa dalam mencapai tujuan dari suatu perusahaan. Upah merupakan

imbalan finansial langsung yang dibayarkan kepada pekerja berdasarkan jam

kerja, jumlah barang yang dihasilkan atau banyaknya pelayanan yang diberikan.

Jadi tdak seperti gaji yang jumlahnya relatif tetap, besarnya upah bisa berubah-

ubah. Penggolongan upah pada usaha mochi ini berdasarkan sistem waktu yang

diterapkan kepada pekerja. Dalam sistem waktu, besarnya upah ditetapkan

berdasarkan standar waktu seperti jam, hari, minggu, atau bulan. Besarnya upah

didasarkan kepada lamanya bekerja bukannya dengan prestasi kerjanya.

Page 65: ANALISIS KINERJA DAN PENYERAPAN TENAGA … CENITA MELIANI. Analisis Kinerja dan Penyerapan Tenaga Kerja Industri Kecil Mochi di Kota Sukabumi (dibimbing oleh MANUNTUN PARULIAN HUTAGAOL)

Analisis pendapatan pekerja dalam usaha industri kecil mochi adalah

pendapatan pekerja usaha industri kecil per hari kerja dalam satu tahun. Dalam

penelitian ini pendapatan pekerja usaha industri kecil mochi diperoleh dari hasil

perhitungan pendapatan pekerja per hari kerja yang ditetapkan per hari kerja

dalam satu tahun adalah 300 hari. Pemberian upah pekerja sudah ditentukan oleh

masing-masing perusahaan mochi dalam satu minggu, besarnya upah tergantung

dari pendapatan yang diperoleh setiap perusahaan . Pada umumnya upah yang

diberikan kepada pekerja sebesar Rp. 25.000 per hari. Pendapatan pekerja dalam

satu tahun paling banyak diterima oleh pekerja perusahaan mochi Kaswari sebesar

Rp. 178.285.714,3/thn, sedangkan yang terkecil diterima oleh pekerja perusahaan

mochi Bakat sebesar Rp. 52.000.00/thn. Hal ini berhubungan dengan semakin

meningkatnya jumlah penjualan dalam satu tahun maka pendapatan yang

diperoleh oleh pekerja juga semakin meningkat.

Tabel 8.3. Pendapatan Pekerja Industri Kecil Mochi Tahun 2007 Perusahaan Mochi Pendapatan Pekerja (Rp/thn)

1. Bahagia 125.538.461,5

2. Arjuna 123.428.571,4

3. Berkah 153.600.000

4. Bakat 52.000.000

5. Hapiness 302.400.000

6. Mandiri 276.000.000

7. Cecep 170.666.666,7

8. Kaswari 178.285.714,3

Page 66: ANALISIS KINERJA DAN PENYERAPAN TENAGA … CENITA MELIANI. Analisis Kinerja dan Penyerapan Tenaga Kerja Industri Kecil Mochi di Kota Sukabumi (dibimbing oleh MANUNTUN PARULIAN HUTAGAOL)

9. Rezeki 54.000.000

Sumber : Data Primer (olah)

Kualitas tenaga kerja dilihat berdasarkan lamanya pekerja itu bekerja,

semakin lama bekerja berarti pengalaman yang dimiliki semakin baik akhirnya

kualitas tenaga kerja juga akan meningkat. Berdasarkan hasil wawancara pada

pengusaha mochi, tingkat keluar masuk tenaga kerja cukup tinggi yang dapat

mempengaruhi sistem kerja dan produktivitas yang dihasilkan.oleh sebab itu pada

tiap perusahaan perlu adanya perbaikan manajemen dengan meningkatkan upah

pekerja sesuai dengan standar UMR daerah Sukabumi sekitar Rp.650.000 per/bln

dengan curahan waktu jam kerja per hari 8 jam, biasanya diawali dari jam 8 pagi

sampai jam 3 sore. Apabila pada hari tertentu (libur) jumlah permintaan

meningkat perusahaan mochi biasanya mengadakan lembur sekitar kurang lebih 4

jam dengan upah lembur Rp. 5000,-. Sedangkan upah per hari sekitar Rp. 25.000,-

/hari bila dikonversikan dalam satu bulan sekitar Rp. 750.000,-/bln, pemberian

upah ini sudah berada diatas UMR Kota Sukabumi. Namun, hanya beberapa

perusahaan mochi yang sudah mengikuti pemberian upah yang sesuai dan layak

bagi kesejahteraan pekerja dalam menghidupi kebutuhan hidupnya. Dapat dilihat

pada Tabel 8.4.

Tabel 8.4. Rata-rata Imbalan Tenaga Kerja Industri Kecil Mochi Kriteria/Uraian Rata-rata Imbalan

tenaga kerja Standar Deviasi

1.Total Pengeluaran upah/thn/unit usaha

Rp. 14.274.444,4 Rp. 88.341.617,46

2.Upah Setahun (Rp/orang/thn)

Rp. 104.944.444,4 Rp. 1.046.778,74

Sumber : (Olah Data)

Page 67: ANALISIS KINERJA DAN PENYERAPAN TENAGA … CENITA MELIANI. Analisis Kinerja dan Penyerapan Tenaga Kerja Industri Kecil Mochi di Kota Sukabumi (dibimbing oleh MANUNTUN PARULIAN HUTAGAOL)

Rata-rata total pengeluaran upah pekerja industri kecil mochi sebesar Rp.

14.274.444,4/thn/unit usaha mengindikasikan rata-rata tenaga kerja yang terserap

oleh industri kecil mochi sekitar Rp. 14.274.444,4 yang dikeluarkan industri

mochi dalam pembayaran tenaga kerja dalam satu tahun, serta keragamannya

sebesar Rp. 88.341.617,46 menunjukkan tingkat total pengeluaran upah/thn/unit

usaha pada industri kecil mochi cukup beragam.

Sedangkan, rata-rata Upah setahun industri kecil mochi sebesar Rp.

104.944.444,4/org/thn mengindikasikan rata-rata pemberian upah setahun oleh

industri kecil mochi sekitar Rp. 104.944.444,4/org/thn yang dikeluarkan industri

mochi dalam pembayaran tenaga kerja dalam satu tahun, serta keragamannya

sebesar Rp. 1.046.778,74 menunjukkan tingkat total pengeluaran upah/thn/unit

usaha pada industri kecil mochi cukup beragam.

Page 68: ANALISIS KINERJA DAN PENYERAPAN TENAGA … CENITA MELIANI. Analisis Kinerja dan Penyerapan Tenaga Kerja Industri Kecil Mochi di Kota Sukabumi (dibimbing oleh MANUNTUN PARULIAN HUTAGAOL)

IX. KESIMPULAN

9.1.Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian mengenai analisis kinerja dan penyerapan

tenaga kerja industri kecil mochi di Kota Sukabumi, dapat disimpulkan :

1. Hasil kinerja industri kecil mochi sangat bagus ditunjukkan oleh Return of

Investment (ROI), Rasio R/C dan tingkat keuntungan industri kecil kochi

di Kota Sukabumi

2. Namun, keuntungan yang diperoleh industri kecil mochi sangat

dipengaruhi oleh besarnya volume penjualan, oleh karena itu penting

untuk meningkatkan volume penjualan

3. Usaha di sektor industri kecil mochi ternyata memberikan pendapatan

yang cukup bagi para pengusaha dan pekerja. Hal ini terlihat dari rata-rata

pendapatan yang lebih tinggi dari pengeluaran

4. Pengusaha industri kecil mochi lebih banyak menyerap tenaga kerja dari

luar keluarga dan besarnya pendapatan yang diterima pekerja didasarkan

atas upah sistem waktu seperti jam, hari, minggu, atau bulan. Besarnya

upah didasrkan atas lamanya bekerja tidak dikaitkan dengan prestasi kerja.

Curahan kerja pekerja akan meningkat apabila terjadi peningkatan jumlah

permintaan mochi. Hal ini akan meningkatkan jumlah volume penjualan

usaha mochi.

9.2. Saran

Page 69: ANALISIS KINERJA DAN PENYERAPAN TENAGA … CENITA MELIANI. Analisis Kinerja dan Penyerapan Tenaga Kerja Industri Kecil Mochi di Kota Sukabumi (dibimbing oleh MANUNTUN PARULIAN HUTAGAOL)

Saran yang dapat diberikan sebagai bahan pertimbangan menunjang

keberhasilan pengembangan usaha pada industri kecil mochi di kota Sukabumi

adalah :

1. Perusahaan harus meningkatkan jumlah produksi dan penjualan (volume

penjualan) untuk memperoleh keuntungan yang lebih tinggi. Peningkatan

ini harus didukung dengan kualitas produk yang menarik minat konsumen.

2. Peningkatan promosi seperti pemberian bonus kepada konsumen yang

membeli dalam jumlah besar, agar loyalitas tetap terjaga dan produsen

mampu menghadapi persaingan.

3. Maka untuk penelitian selanjutnya, disarankan untuk menganalisis

masalah produktivitas dan efisiensi tenaga kerja, karena apabila

produktivitas industri kecil dapat ditingkatkan dan penggunaan tenaga

kerja dalam proses produksi sudah optimal, maka pendapatan pengusaha

dan pekerja dapat lebih ditingkatkan.

Page 70: ANALISIS KINERJA DAN PENYERAPAN TENAGA … CENITA MELIANI. Analisis Kinerja dan Penyerapan Tenaga Kerja Industri Kecil Mochi di Kota Sukabumi (dibimbing oleh MANUNTUN PARULIAN HUTAGAOL)

DAFTAR PUSTAKA Adriyanto, E. 2003. Analisis Kesempatan Kerja dan Nilai Tambah produksi Jamu

Pada KOJAI Sukoharjo, Jawa Tengah. Skripsi. Jurusan Ilmu-ilmu Sosial Ekonomi Pertanian. Fakultas Pertanian IPB. Bogor

Amalia, Nanda C. 2006. Nilai Tambah, Pendapatan dan Kesempatan Kerja dalam

Agroindustri Keripik Pisang di Kecamatan Panjang Bandar Lampung. Skripsi. Jurusan Ilmu-ilmu Sosial Ekonomi Pertanian. Fakultas Pertanian IPB. Bogor

Badan Pusat Statistik. 2002. Kota Sukabumi Dalam Angka 2002. BPS Kota

Sukabumi.Sukabumi . 2003. Kota Sukabumi Dalam Angka 2003. BPS Kota

Sukabumi.Sukabumi . 2004. Kota Sukabumi Dalam Angka 2004. BPS Kota

Sukabumi.Sukabumi Chodijah, Ida. 1997. Keragaman Ekonomi, Kesempatan Kerja, dan Distribusi

Pendapatan pada Industri Kecil Emping Melinjo. Skripsi. Jurusan Ilmu-ilmu Sosial Ekonomi Pertanian. Fakultas Pertanian IPB. Bogor

Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Sukabumi. 2005. Potensi

Perindustrian dan Perdagangan Sukabumi. Sukabumi. Girsang, Dewi Yuliati. 2004. Analisis Nilai Tambah dan Faktor-faktor yang

Mempengaruhi Pendapatan Pekerja Pada Industri Kecil manisan Pala, Kabupaten Bogor. Skripsi. Jurusan Ilmu-ilmu Sosial Ekonomi Pertanian. Fakultas Pertanian IPB. Bogor

Gujarati, Damodar N. 1995. Ekonometrika Dasar. Zain, Sumarna, Penerjemah.

Jakarta :Erlangga Hasibuan, Nurmansjah. 1993. Ekonomi Industri : Persaingan, Monopoli dan

Regulasi. LP3S. Jakarta. Jaya, Wihana K. 2001. Ekonomi Industri. Edisi Kedua. Yogyakarta : BPFE. Legowo. 1996. Persaingan Usaha dan Pengambilan Keputusan Manajerial.

Jakarta : UI-Press

Page 71: ANALISIS KINERJA DAN PENYERAPAN TENAGA … CENITA MELIANI. Analisis Kinerja dan Penyerapan Tenaga Kerja Industri Kecil Mochi di Kota Sukabumi (dibimbing oleh MANUNTUN PARULIAN HUTAGAOL)

Simanjuntak, Payaman. 1998. Pengantar Ekonomi Sumberdaya Manusia. Jakarta. Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Uniersitas Indonesia.

Sri, Kristiyar Gunawan. 1997. Keragaan Usaha dan Penggunaan Faktor Produksi

Industri Kecil-Menengah Pengecoran Logam. Skripsi. Jurusan Ilmu-ilmu Sosial Ekonomi Pertanian. Fakultas Pertanian IPB. Bogor

Soekartiwi. 1986. Ilmu Usahatani dan penelitian untuk pengembangan Petani

Kecil. UI Pers. Jakarta. Sucipto. 2003. Analisis PSAK No.23 Tentang Pendapatan. Fakultas Ekonomi.

Universitas Sumatera Utara. Medan Tjakrawiraklaksana, A.1983. Usaha Tani. Departemen Pendidikan dan

Kebudayaan. Jakarta.

Page 72: ANALISIS KINERJA DAN PENYERAPAN TENAGA … CENITA MELIANI. Analisis Kinerja dan Penyerapan Tenaga Kerja Industri Kecil Mochi di Kota Sukabumi (dibimbing oleh MANUNTUN PARULIAN HUTAGAOL)

Lampiran 1. Kuesioner Penelitian

KUESIONER PENELITIAN

ANALISIS KINERJA USAHA DAN PENYERAPANTENAGA

USAHA INDUSTRI KECIL MOCHI DI KOTA SUKABUMI

Kuesioner ini digunakan dalam rangka penyusunan bahan penelitian untuk skripsi oleh

Cenita Meliani, mahasiswa Program Sarjana Ekonomi, Institut Pertanian Bogor. Mohon

Bapak/Ibu berkenan mengisi kuesioner dengan jujur dan objektif sesuai dengan kondisi

yang sebenarnya, karena hal ini sangat membantu keberhasilan penelitian ini. Terimaksih.

I. IDENTITAS RESPONDEN 1. Nama Lengkap : ............................................................................................... 2. Alamat Lengkap : ............................................................................................. ..............................................................................................

II. KARAKTERISTIK RESPONDEN 1. Jenis Kelamin : (1) laki-laki (2) perempuan 2. Umur :................................................................................................................ 3. Status : (1) Bujangan (2) menikah (3) janda/duda 4. Jumlah anggota keluarga: .................................................................................. org 5. Pekerjaan utama ................................................................................................

III. INFORMASI UMUM USAHA 1. Jenis Usaha : ...................................................................................................... 2. Lama Berusaha: ................................................................................................. thn 3. Lokasi Usaha : (1) lingkungan masyarakat (2) pasar tradisional (3) kaki lima (4)

keliling dan mengapa anda memilih tempat tersebut?....................................... 4. Wilayah pemasaran usaha : (1) wilayah kota sukabumi (2) wilayah kabupaten

sukabumi (3) wilayah luar kota sukabumi 5. Konsumen produk mochi : (1) rumah tangga (2) pegawai/karyawan

(3)mahasiswa/pelajar (4) pedagang dan jelaskan pilihan mana yang mendominasi? 6. Usaha Mochi merupakan pekerjaan utama atau sambilan?............................... 7. Bagaimana prospek usaha mochi (1) menguntungkan (2) rugi (3) ................... 8. Adakah pesaing (1) dalam wilayah kota sukabumi (2) luar kota sukabumi 9. Bagaimana kondisi pesaing tersebut dari dua aspek yaitu :

Keunggulan .......................................................................................................

Kelemahan.........................................................................................................

Page 73: ANALISIS KINERJA DAN PENYERAPAN TENAGA … CENITA MELIANI. Analisis Kinerja dan Penyerapan Tenaga Kerja Industri Kecil Mochi di Kota Sukabumi (dibimbing oleh MANUNTUN PARULIAN HUTAGAOL)

10. Apa kelebihan produk mochi anda? .................................................................. ...........................................................................................................................

11. Jelaskan kemudahan dan kesulitan dalam mengembangkan usaha mochi anda ...........................................................................................................................

...........................................................................................................................

...........................................................................................................................

IV. PERMODALAN 1. Bagaimana memperoleh modal usaha: (1) sendiri (2) keluarga (3) pinjaman

Berapa besar Rp.................................................................................................

2. Berapa modal awal yang dibutuhkan dalam usaha ini Rp................................. 3. Berapa lama usaha anda mengalami kondisi impas (Break Even Point)

...........................................................................................................................

V. KETENAGAKERJAAN 1. Darimana pengetahuan anda tentang pengolahan mochi?................................. 2. Berapa besar jumlah tenaga kerja dalam industri anda berdasarkan jenis pekerjaan 3. Berapa rataan jam per hari? (bedakan antara pria, wanita dewasa, dan anak-anak) 4. Berapa besarnya upah/gaji untuk pria dewasa, wanita dewasa dan anak-anak 5. Bagaimana cara pembayaran upah/gaji? Sebutkan apabila jika lebih dari satu cara dan

adakah bonus/premi? 6. Bagaimana cara merekrut tenaga kerja (jelaskan kriteria apa yang mendai pilihan)? 7. Dari mana saja asal pekerja tersebut?

Dari luar kota.............................................................................. orang(L/P

atau anak-anak)

Dari dalam kota .......................................................................... orang(L/P

atau anak-anak)

8. Apakah pendidikan/keterampilan khusus tertentu yang diberikan kepada pekerja? Atau adakah keterampilan khusus yang harus dimiliki oleh pekerja?

9. Apakah ada pekerja yang memiliki pekerjaan lain? 10. Adakah perlindungan tenaga kerja?dan bagaimana bentuknya? 11. Apa masalah ketenagakerjaan yang dihadapi?

VI. PEROLEHAN INPUT 1. Dari mana anda mendapatkan bahan baku mochi (1) pasar tradisional (2) tersedia

sendiri (3) luar kota 2. Bagaimana cara anda mengetahui tempat yang menyediakan bahan baku mochi? 3. Berapa jumlah dan harga bahan baku yang dibutuhkan, terperinci di bawah ini ?

No Bahan Baku Satuan Jumlah kebutuhan Harga satuan Total harga

(Rp)

1 Tepung ketan Kg

2 Gula pasir Kg

Page 74: ANALISIS KINERJA DAN PENYERAPAN TENAGA … CENITA MELIANI. Analisis Kinerja dan Penyerapan Tenaga Kerja Industri Kecil Mochi di Kota Sukabumi (dibimbing oleh MANUNTUN PARULIAN HUTAGAOL)

3 Kacang tanah Kg

4 Tepung gula Kg

5 Tepung tapioka Kg

6 Flavour Botol

7 Besek Kotak

8 Label Lembar

9 Minyak tanah Liter

10 Plastik mika Kg

11 Kertas bekas Kg

12 Tali rapia gulung

Total

4. Bagaimana sarana transportasi yang ada?jelaskan!

VII. PRODUKSI 1. Bahan baku utama atau penunjang? 2. Jumlah produksi pada awal berproduksi? 3. Bagaimana perkembangan jumlah produksi? 4. Rataan kapasitas produksi sekarang? 5. Produksi secara kontinu atau secara pesanan? 6. Produksi tertinggi dan terendah terjadi kapan dan berapa? 7. Jenis produk yang dihasilkan (utama dan sampingan) 8. Berapa jam kerja industri sehari, hari kerja industri dalam satu bulan dan berapa lama

dalam satu tahun? 9. Sebutkan tahap-tahap proses produksi dan jumlah tenaga kerja yang terlibat dalam

setiap tahap menurut jenis kelamin dan lama setiap tahap produksi? 10. Gambarkan bagan produksi anda? 11. Masalah/hambatan yang dirasakan dalam proses produksi (bahan baku, tenaga kerja,

modal dan peralatan)? 12. Pernakah kesukaran dalam mendapatkan bahan baku? Apabila ada sejak kapan dan

kenapa? 13. Pernakah mengalami kelebihan bahan baku (kapan dan mengapa)? 14. Peralatan apa saja yang diperlukan dalam proses produksi?

VIII. PEMASARAN OUTPUT 1. Adakah proses promosi dalam kegiatan pemasaran output? 2. Jumlah output yang djual......................................Kg/hari 3. Harga jual per keranjang Rp............................... 4. Output dijual kemana? Sebutkan alasannya! 5. Apakah penjualan output hanya kepada orang tertentu/langganan atau berubah-ubah

meurut harga? 6. Dimanakah penyerahan barang dilakukan? 7. Adakah biaya bongkar muat dan biaya angkut? 8. Bagaimana fluktuasi harga output?

Page 75: ANALISIS KINERJA DAN PENYERAPAN TENAGA … CENITA MELIANI. Analisis Kinerja dan Penyerapan Tenaga Kerja Industri Kecil Mochi di Kota Sukabumi (dibimbing oleh MANUNTUN PARULIAN HUTAGAOL)

Berapa harga tertinggi dan kapan hal ini terjadi?

Berapa harga terendah dan kapan hal ini terjadi?

Berapa harga rataan?

9. Siapa dan bagaimana yang menentukan harga output? 10. Bagaimana cara pembayaran yang dilakukan oleh pembeli? 11. Jika barang/output disimpan?

Dimana disimpannya?

Berapa lama disimpan?

Berapa biaya penyimpanan?

12. Adakah permasalahan/kesulitan dalam pemasaran output, jelaskan? 13. Apakah terdapat hubungan antara pengusaha dengan pabrik, atau pedagang parantara

(misalnya, ikatan hutang dan kontrak)? Dan bagaimana aturan mainnya

IX. ANALISIS PENDAPATAN USAHA Jawablah pertanyaan dibawah ini sesuai dengan keadaan yang sebenarnya.

Pendapatan Usaha Industri Mochi

1. Penerimaan Rata-rata Per hari Rp.........................................................................................................

Per minggu Rp...................................................................................................

Per bulan Rp

2. Pengeluaran Usaha Jenis Pengeluaran Per hari/minggu Per bulan Per tahun

Bahan baku/bahan pelengkap

Upah tenaga kerja

Listrik, Air, Telepon

Biaya Transportsi pembelian bahan

baku

Pajak, retribusi

Tabungan

Gaji lembur

Biaya pemeliharaan peralatan

Biaya lainnya

Total Pengeluaran

Page 76: ANALISIS KINERJA DAN PENYERAPAN TENAGA … CENITA MELIANI. Analisis Kinerja dan Penyerapan Tenaga Kerja Industri Kecil Mochi di Kota Sukabumi (dibimbing oleh MANUNTUN PARULIAN HUTAGAOL)

Dependent Variable: UNTUNG Method: Least Squares Date: 05/15/07 Time: 00:31 Sample: 1 9 Included observations: 9

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic

Prob. C 1.11E+08 1.98E+08 0.559139 0.6002

MODAL -8.315972 23.52787 -0.353452

0.7382 VOLUME 3.529283 0.848462 4.159625 0.0088

UPAH -4.515049 15.64361 -0.288619

0.7845 R-squared 0.861082 Mean dependent var 5.24E+08 Adjusted R-squared 0.777732 S.D. dependent var 3.14E+08

S.E. of regression 1.48E+08 Akaike info criterion 40.76654 Sum squared resid 1.10E+17 Schwarz criterion 40.85420 Log likelihood -179.4494 F-statistic 10.33084 Durbin-Watson stat 2.448568 Prob(F-statistic) 0.013905

Hasil Estimasi Model dengan menggunakan metode OLS

Uji Multikolinearitas MODAL UPAH VOLUME

MODAL 1.000000 0.312852 0.602666 UPAH 0.312852 1.000000 0.566767

VOLUME 0.602666 0.566767 1.000000 Uji Heteroskedastisitas White Heteroskedasticity Test: F-statistic 1.181325

Probability 0.525579

Obs*R-squared 7.019355 Probability

0.319061