analisis kinerja dan kelayakan investasi pada perusahaan

13
ANALISIS KINERJA DAN KELAYAKAN INVESTASI PADA PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM (PDAM) KABUPATEN PASURUAN Disusun Oleh: Ulfa Romadhani Nurkholis, Ph.D., Ak., CA Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Brawijaya, Jl. M. T. Haryono 165, Malang. Email: [email protected] ABSTRAK Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk menganalisis kinerja PDAM Kabupaten Pasuruan secara keseluruhan dengan menggunakan penilaian aspek keuangan, aspek operasional, dan aspek administrasi menurut Keputusan Menteri Dalam Negeri No.47 Tahun 1999. Hasil penelitian ini dapat memberikan rekomendasi perbaikan bagi kinerja PDAM Kabupaten Pasuruan. Untuk menganalisis tingkat kesehatan Perusahaan Daerah Air Minum Kabupaten Pasuruan secara keseluruhan digunakan penilaian BPPSPAM, yaitu menggunakan aspek keuangan, aspek pelayanan, aspek operasi, dan aspek SDM. Sedangkan untuk menganalisis kelayakan investasi diukur dari dampak investasi yang dilakukan terhadap kinerja PDAM Kabupaten Pasuruan. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif, yaitu penelitian yang berusaha untuk menjelaskan pemecahan masalah berdasarkan data yang diperoleh. Dengan kata lain penelitian ini menyajikan, menganalisa, dan menginterpretasikan data. Penilaian kelayakan investasi PDAM Kabupaten Pasuruan dilakukan dengan cara membandingkan antara hasil proyeksi perhitungan indikator kinerja dan kesehatan sesudah dilakukan investasi dengan tren hasil perhitungan indikator kinerja dan kesehatan setelah dilakukan investasi. Pada penelitian ini perbandingan antara hasil proyeksi perhitungan indikator kinerja dan kesehatan tahun 2014 dengan rata-rata hasil realisasi kinerja dan kesehatan dimulai dari tahun 2009 sampai dengan tahun 2013. Indikator kinerja dan kesehatan yang terkait langsung dengan investasi PDAM Kabupaten Pasuruan, yakni meliputi cakupan layanan administratif, cakupan layanan teknis, pertumbuhan pelanggan, konsumsi air domestik, tingkat kehilangan air, dan kontinuitas pelayanan. Kata Kunci: Investasi, Kesehatan, Kinerja, PDAM

Upload: others

Post on 03-Nov-2021

7 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: ANALISIS KINERJA DAN KELAYAKAN INVESTASI PADA PERUSAHAAN

ANALISIS KINERJA DAN KELAYAKAN INVESTASI PADA

PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM (PDAM) KABUPATEN

PASURUAN

Disusun Oleh:

Ulfa Romadhani

Nurkholis, Ph.D., Ak., CA

Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis,

Universitas Brawijaya, Jl. M. T. Haryono 165, Malang.

Email: [email protected]

ABSTRAK

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk menganalisis

kinerja PDAM Kabupaten Pasuruan secara keseluruhan dengan menggunakan

penilaian aspek keuangan, aspek operasional, dan aspek administrasi menurut

Keputusan Menteri Dalam Negeri No.47 Tahun 1999. Hasil penelitian ini dapat

memberikan rekomendasi perbaikan bagi kinerja PDAM Kabupaten Pasuruan.

Untuk menganalisis tingkat kesehatan Perusahaan Daerah Air Minum Kabupaten

Pasuruan secara keseluruhan digunakan penilaian BPPSPAM, yaitu menggunakan

aspek keuangan, aspek pelayanan, aspek operasi, dan aspek SDM. Sedangkan

untuk menganalisis kelayakan investasi diukur dari dampak investasi yang

dilakukan terhadap kinerja PDAM Kabupaten Pasuruan. Jenis penelitian yang

digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif, yaitu penelitian yang

berusaha untuk menjelaskan pemecahan masalah berdasarkan data yang diperoleh.

Dengan kata lain penelitian ini menyajikan, menganalisa, dan menginterpretasikan

data.

Penilaian kelayakan investasi PDAM Kabupaten Pasuruan dilakukan

dengan cara membandingkan antara hasil proyeksi perhitungan indikator kinerja

dan kesehatan sesudah dilakukan investasi dengan tren hasil perhitungan indikator

kinerja dan kesehatan setelah dilakukan investasi. Pada penelitian ini

perbandingan antara hasil proyeksi perhitungan indikator kinerja dan kesehatan

tahun 2014 dengan rata-rata hasil realisasi kinerja dan kesehatan dimulai dari

tahun 2009 sampai dengan tahun 2013. Indikator kinerja dan kesehatan yang

terkait langsung dengan investasi PDAM Kabupaten Pasuruan, yakni meliputi

cakupan layanan administratif, cakupan layanan teknis, pertumbuhan pelanggan,

konsumsi air domestik, tingkat kehilangan air, dan kontinuitas pelayanan.

Kata Kunci: Investasi, Kesehatan, Kinerja, PDAM

Page 2: ANALISIS KINERJA DAN KELAYAKAN INVESTASI PADA PERUSAHAAN

ANALYSIS OF PERFORMANCE AND INVESTMENT FEASIBILITY IN

WATER SUPPLY CORPORATION (PDAM) KABUPATEN PASURUAN

Author by:

Ulfa Romadhani

Nurkholis, Ph.D., Ak., CA

Major of Accounting, Faculty of Economic and Bussiness,

University of Brawijaya, Jl. M. T. Haryono 165, Malang.

Email: [email protected]

ABSTRACT

The goal of this research is to analyze the performance of a Water Supply

Corporation (PDAM) Kabupaten Pasuruan, overall by using valuation of financial

aspect, operational aspect, and administrative aspect according to the Decree of

Home Affair 47, 1999 (Keputusan Menteri Dalam Negeri No.47 Tahun 1999).

The result of this research can provides some improvement recommendations for

Water Supply Corporation (PDAM) Kabupaten Pasuruan performance. To

analyze the whole soundness of PDAM Pasuruan, it uses BPPSPAM valuation

through using financial aspect, service aspect, operational aspect, and human

resources aspect. Meanwhile, feasibility investment measured by the impact of the

investment towards the performance of PDAM Pasuruan. The type used in this

research is descriptive research which explains the problem solving based on the

data obtained. In other words, this study presents, analyze, and interpret data.

The feasibility investment of PDAM Kabupaten Pasuruan valuated by

comparing the result of performance and soundness indicators measurement

projection after investment is made toward the trend resulted by calculation of

performance and soundness indicators after the investment is made. In this study

the comparison between the results of the projections calculation performance

indicators and soundness by 2014, with an average performance and soundness

objectives starting from 2009 to 2013. Performance and soundness indicators that

directly related to the PDAM Kabupaten Pasuruan investment consist of

administrative service scope, technical service scope, customer growth, domestic

water consumption, the level of water loss, and continuity of service.

Keyword: Investment, Soundness, Performance, Water Supply Corporation

Page 3: ANALISIS KINERJA DAN KELAYAKAN INVESTASI PADA PERUSAHAAN

1. Pendahuluan

Kinerja Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) dinilai masih di bawah

standar. Pola pengelolaan lebih banyak tidak mencerminkan efektivitas dan

efesiensi kerja. Salah satu instansi yang merupakan BUMD adalah Perusahan

Daerah Air Minum (PDAM) yang berfungsi sebagai pelayan masyarakat,

utamanya untuk memenuhi kebutuhan air bersih.

PDAM Kabupaten Pasuruan adalah kinerja internal maupun eksternal

kurang efektif, seperti tingkat pelayanan yang rendah, tingkat kebocoran air

tinggi, konsumsi air yang rendah, laba yang kurang optimal, kurangnya jumlah

pelanggan, tarif yang belum menutupi biaya produksi, dan keterbatasan

pembiayaan mengakibatkan rendahnya investasi dalam penyediaan air minum

(www.beritametro.co.id, 2013).

Kinerja PDAM dapat diukur dari aspek keuangan dan aspek non

keuangan. Alat yang tepat untuk mengukur kinerja Perusahaan Daerah Air Minum

Kabupaten Pasuruan adalah menurut Keputusan Menteri Dalam Negeri No.47

Tahun 1999 tentang pedoman penilaian kinerja PDAM terdiri dari aspek

keuangan, aspek operasional, dan aspek administrasi dan juga penilaian

pengukuran tingkat kesehatan kinerja menurut BPPSPAM yang terdiri dari aspek

keuangan, aspek pelayanan, aspek operasional, dan aspek SDM.

Selain menyangkut masalah penilaian kinerja, untuk mencapai target

MDGs, investasi juga membutuhkan dukungan pendanaan yang cukup. Sumber

pendanaan PDAM antara lain dapat diperoleh dari pemerintah, pendapatan

PDAM, pinjaman perbankan, hibah, Kerjasama Pemerintah Swasta (KPS) dan

Business to Business (B to B), dan Pusat Investasi Pemerintah (PIP).

2. Kajian Pustaka

2.1.Pengertian pengukuran kinerja

Kinerja memiliki beberapa pengertian yang berbeda-beda. Hal itu dapat

dipengaruhi oleh perbedaan sudut pandang penilai dalam menyikapi maksud dan

tujuan dari pengertian itu sendiri. Menurut (Cahyani, 2009), Kinerja adalah suatu

tampilan keadaan secara utuh atas perusahaan selama periode waktu tertentu yang

merupakan hasil atau prestasi yang dipengaruhi oleh kegiatan operasional

perusahaan dalam memanfaatkan sumber-sumber daya yang dimiliki. Sedangkan

menurut Sulistiyani (2003:223), kinerja merupakan kombinasi dari kemampuan,

usaha, dan kesempatan yang dapat dinilai dari hasil kerjanya. Dari pendapat-

pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa, kinerja secara kualitas dan kuantitas

yang dilakukan atas kombinasi beberapa faktor seperti kemampuan, kesempatan

maupun usaha seseorang dibandingkan dengan standar yang ditetapkan oleh

perusahaan maupun instansi.

Sedangkan penilaian kinerja adalah penentuan secara periodik efektivitas

operasi suatu organisasi, bagian organisasi dan personelnya, berdasarkan sasaran,

standar dan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya. Oleh karena organisasi

pada dasarnya dioperasikan oleh sumber daya manusia, maka pengukuran kinerja

sesungguhnya merupakan penilaian atas perilaku manusia dalam melaksanakan

peran yang mereka mainkan dalam organisasi (Mulyadi, 2001). Penilaian kinerja

dapat digunakan untuk menekan perilaku yang tidak semestinya dan untuk

merangsang serta menegakkan perilaku yang semestinya diinginkan, melalui

Page 4: ANALISIS KINERJA DAN KELAYAKAN INVESTASI PADA PERUSAHAAN

umpan balik hasil kinerja pada waktunya memeberikan penghargaan, baik yang

bersifat intrinsik maupun ekstrinsik.

Pengukuran kinerja pada dasarnya merupakan kegiatan manusia dalam mencapai

tujuan organisasi. Mulyadi (2001:419) mendefinisikan pengukuran kinerja sebagai

penentuan secara periodik efektivitas operasional suatu organisasi, bagian

organisasi, dan pekerjanya berdasarkan sasaran, standar, dan kriteria yang telah

ditetapkan sebelumnya. Karena organisasi pada dasarnya dioperasikan oleh

sumber daya manusia maka penilaian kinerja sesungguhnya merupakan penilaian

atas perilaku manusia dalam melaksanakan peran yang mereka mainkan dalam

organisasi.

Hansen dan Mowen (2004:493) melihat bahwa pengukuran kinerja atas

aktivitas adalah menaksir seberapa baik aktivitas dan proses yang dilakukan

sebagai landasan bagi usaha manajemen untuk memperbaiki profitabilitas. Ukuran

kinerja aktivitas muncul dalam bentuk keuangan dan non keuangan. Ukuran ini

dirancang untuk menilai seberapa baik suatu aktivitas dikerjakan dan hasil yang

dicapai. Ukuran kinerja aktivitas berpusat pada tiga dimensi utama yaitu, efisiensi,

kualitas, dan waktu. Efesiensi memfokuskan hubungan antara masukan dengan

keluaran aktivitas. Kualiatas berkaitan dengan apakah sejak pertama kali aktivitas

telah dilaksanakan dengan benar. Waktu digunakan dalam menjalankan aktivitas.

Waktu ini sangat penting, karena semakin lama waktu yang diperlukan oleh suatu

aktivitas, maka semakin banyak sumber daya yang dikonsumsi oleh aktivitas

tersebut (Mulyadi dan Setyawan, 2001:629).

2.2 Pengukuran Kinerja PDAM

Pengukuran Kinerja Menurut Kepmendagri No. 47 tahun 1999 tentang

Pedoman Penilaian Kinerja Perusahaan Daerah Air Minum. Penilaian Kinerja

PDAM meliputi 3 (tiga) aspek, yaitu : penilaian aspek keuangan, aspek

operasional, dan penilaian aspek administrasi. Tiga aspek tersebut memiliki

indikator dengan penilaian masing-masing. Penilaian Kinerja ini bertujuan untuk

mengetahui tingkat keberhasilan perusahaan dalam menjalankan operasinya,

sehingga dapat diketahui keberhasilan PDAM tersebut dalam bentuk katagori

kinerja sangat baik, cukup, kurang atau tidak baik.

2.3. Penilaian Kelayakan Investasi Investasi adalah pengeluaran untuk mengadakan barang dan modal pada

saat sekarang dengan tujuan untuk menghasilkan keluaran barang dan jasa agar

dapat diperoleh manfaat yang lebih besar dimasa yang akan datang, selama dua

tahun atau lebih (Haming dan Basalamah, 2003:3). Sementara itu, menurut Halim

(2005:4) investasi hakekatnya merupakan penempatan sejumlah dana pada saat ini

dengan harapan memperoleh keuntungan dimasa mendatang. Investasi adalah

penundaan konsumsi sekarang untuk digunakan didalam produksi yang efesien

selama periode waktu tertentu (Jogiyanto, 2003:5). Berdasarkan pengertian-

pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa investasi merupakan pengelolaan dana

atau modal pada masa sekarang guna mendapatkan keuntungan bagi perusahaan

di masa yang akan datang dengan cara menempatkan dana pada alokasi yang

diperkirakan akan memberikan tambahan keuntungan.

Page 5: ANALISIS KINERJA DAN KELAYAKAN INVESTASI PADA PERUSAHAAN

Tujuan investasi adalah untuk memperoleh manfaat finansial seperti

memperoleh keuntungan atau meningkatkan likuiditas keuengan perusahaan dan

manfaat makro seperti menciptakan lapangan kerja baru (Sutojo, 2002:11).

2.4 Penilaian Kelayakan Investasi di PDAM

UU No. 7 Tahun 2004 tentang Sumberdaya Air, sebagai titik tolak

reformasi penyediaan air bersih bagi masyarakat, secara tersirat menyebutkan

bahwa meskipun air diakui sebagai komoditas ekonomi, penguasaan air ada

ditangan negara dan pengelolaan air harus mempertimbangkan fungsi sosial dan

lingkungan. Dengan kata lain, penyediaan air bersih bagi masyarakat termasuk

dalam lingkup pelayanan publik yang harus diselenggarakan oleh pemerintah. Hal

ini membawa dampak pada keharusan penyelenggara layanan penyediaan air

untuk mengutamakan fungsi sosialnya terlebih dahulu dibandingkan pada tujuan

usahanya yang berfokus pada indikator-indikator ekonomis. Termasuk dalam hal

ini adalah kebijakan-kebijakan yang direncanakan dan dilaksanakan oleh

perusahaan.

Mengacu pada uraian di atas, investasi yang dilaksanakan oleh PDAM

haruslah mendahulukan paradigma sosial (layanan kepada masyarakat) dalam

perencanaannya. Investasi, sebagai bentuk keputusan perusahaan, bagaimanapun

harus memberikan manfaat bagi perusahaan. Sehingga rumusan tujuan investasi

yang dilaksanakan PDAM pada akhirnya adalah bagaimana investasi yang

dilaksanakan mampu secara simultan mampu memperbaiki pelayanan kepada

masyarakat dan memperbaiki kinerja perusahaan

3. METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Penelitian deskriptif merupakan penelitian yang berusaha untuk

menjelaskan pemecahan masalah berdasarkan data yang diperoleh, dengan kata

lain penelitian ini menyajikan, menganalisa, serta menginterpretasikan data.

Penelitian dengan pendekatan studi kasus adalah bertujuan untuk menarik

kesimpulan dari suatu analisa tentang objek penelitian tanpa bermaksud untuk

menarik kesimpulan yang berlaku umum.

3.2 Fokus Penelitian 1. Penilaian kinerja PDAM Kabupaten Pasuruan selama Tahun 2014 yang

diukur berdasarkan Kepmendagri No.47 Tahun 1999 dari aspek keuangan,

aspek operasional dan aspek administrasi.

2. Penilaian kesehatan PDAM Kabupaten Pasuruan selama Tahun 2014 yang

diukur berdasarkan BPPSPAM dari aspek keuangan, aspek pelayanan, aspek

operasi dan aspek SDM.

3. Investasi berupa perbaikan sumber-sumber dalam jangka panjang untuk

menghasilkan laba dimasa yang akan datang. Penilaian kelayakan investasi

dari Investasi yang diukur kelayakannya dilihat dari daftar anggaran investasi

aktiva tetap tahun 2014

3.3 Teknik Analisis Data Tahapan dalam menganalisis data-data yang berkaitan dengan penelitian

yang penulis susun antara lain :

Page 6: ANALISIS KINERJA DAN KELAYAKAN INVESTASI PADA PERUSAHAAN

1. Peneliti melakukan pengumpulan dan pengelompokan data dari laporan

anggaran PDAM Kabupaten Pasuruan tahun 2014.

2. Peneliti menghitung indikator–indikator kinerja berdasarkan Kepmendagri

No.47 Tahun 1999 dan menghitung indikator kesehatan perusahaan

berdasarkan rumusan BPPSPAM.

3. Peneliti melakukan pembobotan berdasarkan petunjuk penggolongan tingkat

keberhasilan dan penghitungan nilai kinerja serta tingkat kesehatan PDAM

Kabupaten Pasuruan.

4. Peneliti membandingkan hasil pembobotan dengan standar ukuran kinerja

dan tingkat kesehatan perusahaan berdasarkan kedua standar yang telah

ditetapkan.

5. Peneliti menginterpretasikan hasil perhitungan kuantitatif kinerja periode

2009–2013 dan hasil wawancara.

6. Peneliti melakukan wawancara kepada kepala bagian keuangan PDAM

Kabupaten Pasuruan mengenai sumber pendanaan yang diperoleh.

7. Peneliti menganalisis hasil wawancara mengenai sumber pendanaan yang

diperoleh dan aspek kelayakan investasi yang meliputi aspek ekonomi dan

sosial, dan aspek keuangan.

8. Peneliti melakukan penilaian kelayakan investasi berdasarkan dampak

investasi yang dilakukan terhadap perbaikan kinerja dan perbaikan tingkat

kesehatan perusahaan.

9. Menarik kesimpulan dari hasil wawancara dan perhitungan kuantitatif yang

telah dilakukan.

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1.Penilaian Kinerja PDAM berdasarkan Kepmendagri Nomor 47 Tahun

1999

1. Aspek Keuangan

Nilai kinerja Aspek Keuangan tahun 2014 adalah sebesar 26,25, dengan

titik fokus pada indikator-indikator kinerja berikut:

- Laba tahun 2014 sebesar Rp. 201.228.992,34, penjualan tahun 2014 adalah

sebesar Rp.19.783.626.460,00 sedangkan rasio laba terhadap aktiva

produktif 8,59. Rasio laba tehadap penjualan rasio pada tahun 2014 adalah

6,79%.

- Peningkatan laba berpengaruh pula pada peningkatan ekuitas, hal ini

meningkatkan nilai indikator rasio utang jangka panjang terhadap ekuitas.

2. Aspek Operasional

Nilai kinerja aspek operasional tahun 2014 sebesar 17,02. Beberapa

indikator kinerja operasional yang menjadi fokus adalah:

Cakupan pelayanan pada tahun 2014 adalah sebesar 6,47%, atau sebanyak

101.585 orang dari keseluruhan jumlah penduduk Kabupaten Pasuruan sebanyak

1.569.500 orang. Selain itu terdapat sekitar 817.611 penduduk dilayani melalui

HIPPAM dan proyek air bersih lainnya. Dengan demikian cakupan pelayanan air

bersih secara keseluruhan sebanyak 919.196 penduduk atau sebesar 58,56% dari

jumlah penduduk Kabupaten Pasuruan. Kondisi tersebut masih dibawah target

nasional yaitu mampu memberikan pelayanan air minum sebanyak 62,5%.

Page 7: ANALISIS KINERJA DAN KELAYAKAN INVESTASI PADA PERUSAHAAN

3. Aspek Administrasi

Nilai yang diperoleh aspek administrasi tahun 2014 adalah sebesar 11,67%.

Nilai ini diambil dari Laporan Hasil Audit Kinerja PDAM Kabupaten Pasuruan

Tahun Anggaran 2013. Indikator-indikator dalam penilaian kinerja aspek

adminsitrasi dalam Kepmendagri Nomor 47 Tahun 1999 merupakan indikator

yang berbasiskan keberadaan dokumen, serta kesesuaian dan keselarasan antar

dokumen. Sehingga perbaikannya sangat tergantung pada niat dan komitmen

manajemen. Mempertimbangkan subyektivitas tersebut sebagai batasan penulisan

skripsi, dalam pengukuran kinerja ini digunakan nilai kinerja tahun lalu.

Rincian hasil penilaian tersebut beserta ringkasan uraian untuk indikator

yang terkait dengan investasi, sebagai berikut:

Tabel 4.1

Penilaian Kinerja Perusahaan Daerah Air Minum Kabupaten Pasuruan

berdasarkan KEPMENDAGRI No.47 Tahun 1999 tahun 2014

Uraian Kinerja Tahun 2014

Aspek Keuangan 26,25

Aspek Operasional 17,02

Aspek Administrasi 11,67

Jumlah 54,94

Sumber : Data sekunder PDAM Kab. Pasuruan (diolah), 2014

4.2 Penilaian Tingkat Kesehatan PDAM berdasarkan Indikator yang

Disusun BPPSAM (1) Aspek Keuangan

a. Rentabilitas

Tingkat pengembalian ekuitas tahun 2014 sebesar 25,37% dan rasio operasi

masih dibawah angka ideal yaitu kurang dari 50% .

b. Kemampuan perusahaan membayar kewajiban jangka pendek dalam tahun

2014 masih sangat rendah. Rasio kas perusahaan hanya mencapai 17,72%.

c. Solvabilitas

Kinerja solvabilitas yang diukur dengan perbandingan total aktiva dengan

total utang mencapai 130,60% karena adanya penambahan investasi atau

penurunan utang jangka panjang. Namun demikian kondisi ini masih dibawah

capaian ideal yaitu diatas 200%.

(2) Aspek Pelayanan

Perusahaan telah merespon seluruh pengaduan pelanggan sebanyak 1.144

dalam tahun 2014. Jumlah penduduk terlayani dalam tahun 2014 sebanyak

101.585 orang atau 11,60% dari jumlah penduduk di wilayah teknis sebanyak

875.523. apabila dibandingkan dengan jumlah penduduk di wilayah administratif

maka cakupan pelayanannya adalah 6,47% dari jumlah penduduk sebanyak

1.569.500. sementara itu pertumbuhan pelanggan baru hanya mencapai 1,75% dan

konsumsi air domestik mencapai 2,82mᶟ per bulan.

(3) Aspek Operasi

Perusahaan telah mampu melayani pelanggan rata – rata 22 jam layanan

setiapa harinya. Namun demikian perusahaan harus tetap meningkatkan jam

layanan operasinya menjadi 24 jam sehari. Tingkat kehilangan air sebesar

29,42%, tingginya kehilangan air tersebut terutama karena kebocoran pipa

Page 8: ANALISIS KINERJA DAN KELAYAKAN INVESTASI PADA PERUSAHAAN

distribusi, kurang akuratnya pencatatan meter pelanggan dan kurang akuratnya

pencatatan distribusi yang hanya berdasarkan taksasi akibat tidak dilakukannya

peneraan atau perbaikan meter air secara periodik. Penggantian meter air

pelanggan telah rutin dilakukan namun jumlahnya masih dibawah standar yang

ditetapkan. Dalam tahun 2014, perusahaan telah melakukan penggantian terhadap

754 meter air pelanggan atau sekitar 3,38% dari jumlah pelanggan. Kemampuan

perusahaan dalam memproduksi air hanya sebesar 59,88% dari kapasitas

terpasangnya. Hal ini disebabkan karena keterbatasan jam operasi pompa dan

menyesuaikan dengan ijin SIPA/SIPMA. Sementara itu tekanan air pada

sambungan pelanggan belum mencapai 1 bar.

(4) Aspek Sumber Daya Manusia

Perusahaan dapat mempertahankan komposisi pegawai dalam jumlah yang

ideal untuk melayani pelanggan. Dengan jumlah pegawai sebanyak 149 orang dan

jumlah pelanggan sebanyak 22.280 maka setiap satu pegawai dapat melayani

sekitar 149 pelanggan. Jumlah ini sudah ideal menurut BPPSPAM yang

menetapkan jumlah minimal sebanyak 167 pelanggan yang dapat dilayani satu

orang pegawai. Untuk mempertahankan dan meningkatkan pengetahuan, keahlian,

dan kemampuan seluruh pegawainya, perusahaan harus mengupayakan

pendidikan dan pelatihan yang berkelanjutan. Upaya ini sudah terlihat di tahun

2014. Hal ini terlihat dari jumlah pegawai yang ikut diklat sudah mencapai 50,3%

dari jumlah seluruh pegawai dan rasio biaya diklat terhadap jumlah biaya pegawai

hanya sebesar 0,28%.

Indikator ini merupakan pengukuran tingkat kesehatan PDAM yang

ditetapkan dengan ukuran yang di buat oleh Badan Pendukung Pengembangan

Sistem Penyediaan Air Minum (BPPSPAM), dengan pengelompokan kriteria dan

nilai sebagai berikut

Tabel 4.2

Kriteria Kinerja Perusahaan Daerah Air Minum berdasarkan BPPSPAM

Kriteria Nilai

Sehat > 2,8

Kurang Sehat > 2,2 s/d 2,8

Sakit ≤ 2,2

Sumber : BPPSPAM, 2014

Keterkaitan Investasi dengan Kinerja dan Kesehatan Perusahaan

PDAM Kabupaten Pasuruan dalam Rencana Kerja dan Anggaran tahun

2014 merencanakan akan melakukan investasi senilai total Rp2.850.233.000,00

yang dirupakan dalam bentuk aktiva, dengan uraian sebagai berikut:

Page 9: ANALISIS KINERJA DAN KELAYAKAN INVESTASI PADA PERUSAHAAN

Tabel 4.3

Rincian Investasi per Jenis Aktiva

No. Uraian Jumlah (Rp)

1. Tanah 175.000.000,00

2. Instalasi Transmisi

dan Distribusi 1.979.283.000,00

3. Bangunan/Gedung 342.500.000,00

4. Peralatan dan

Perlengkapan 95.000.000,00

5. Inventaris Kantor 258.450.000,00

Total 2.850.233.000,00

Sumber :PDAM Kab. Pasuruan , 2014

Investasi yang direncanakan oleh perusahaan pada tahun 2014 sebagian

besar merupakan investasi pada instalasi ini. Hal ini menunjukkan bahwa

perusahaan memilih upaya ekspansif dalam pengembangan jangkauan distribusi

pelayanannya. Rincian investasi instalasi transmisi dan distribusi per jenis aset,

sebagai berikut :

Tabel 4.4

Rincian Investasi Instalasi Transmisi dan Distribusi

No. Uraian Jumlah (Rp)

1. Pipa Transmisi dan

Distribusi 792.835.000,00

2. Pipa Dinas 704.158.000,00

3. Water Meter Air yang

Terpasang 482.300.000,00

Total 1.979.283.000,00

Sumber :PDAM Kab. Pasuruan , 2014

Penilaian Kelayakan Investasi PDAM Kabupaten Pasuruan Tahun

Anggaran 2014

Secara keseluruhan, perhitungan proyeksi capaian kinerja berdasarkan

Kepmendagri Nomor 47 tahun 1999 adalah 54,94. Capaian tersebut berada di atas

rata-rata capaian pada periode tahun 2009-2013 yang sebesar 53,45. Sedangkan

capaian tingkat kesehatan berdasarkan indikator yang ditetapkan BPPSPAM

untuk tahun 2014 adalah 3,14. Capaian ini juga berada di atas capaian rata-rata

tahun 2009-2013 yang sebesar 3,03.

Perbandingan antara hasil proyeksi dengan rata-rata hasil kinerja antara

tahun 2009 sampai dengan 2013 atas indikator-indikator kunci di atas dapat

dilihat pada tabel berikut:

Page 10: ANALISIS KINERJA DAN KELAYAKAN INVESTASI PADA PERUSAHAAN

Tabel 4.5

Perbandingan Proyeksi dan Tren Indikator Kinerja dan Kesehatan

Perusahaan

Indikator Proyeksi

(2014)

Rata-Rata

(2009-2013)

Di Bawah/

Di Atas

1 6,47% 12,63% Di Bawah

2 11,60% 22,63% Di Bawah

3 1,75% 3,37% Di Bawah

4 33,88 24,06 Di Atas

5 29,43% 26,81% Di Bawah

6 22 22 Di Bawah

Sumber : Data sekunder PDAM Kab. Pasuruan, 2014

5. Kesimpulan dan Saran

5.1. Kesimpulan

Investasi yang dilakukan oleh PDAM Kabupaten Pasuruan tidak semata

bertujuan pokok untuk memperoleh laba tetapi juga mengutamakan mutu

pelayanannya terhadap masyarakat. Investasi yang dilakukan oleh PDAM

Kabupaten Pasuruan juga diharapkan mampu berperan untuk meningkatkan

kinerja keuangan dan menunjang kegiatan operasional perusahaan.

Pada tahun 2014, proyeksi penilaian kinerja PDAM Kabupaten Pasuruan

berdasarkan Kepmendagri Nomor 47 Tahun 1999 setelah

memperhitungkan investasi yang dilakukan di tahun berjalan adalah

sebesar 54,94 yang berarti cukup.

Proyeksi tingkat kesehatan PDAM Kabupaten Pasuruan yang dinilai

berdasarkan BPPSPAM untuk tahun 2014 setelah memperhitungkan

dampak dari investasi yang dilakukan pada tahun berjalan tergolong sehat

dengan memperoleh nilai 3,14.

Indikator kinerja dan kesehatan yang terkait langsung dengan investasi

yang dilaksanakan perusahaan pada tahun 2014 yaitu: cakupan layanan

administratif, cakupan layanan teknis, pertumbuhan pelanggan, konsumsi air

domestik, tingkat kehilangan air, dan kontinuitas pelayanan. Perbandingan antara

hasil proyeksi dengan rata-rata hasil kinerja antara tahun 2009 sampai dengan

2013 atas indikator-indikator kunci di atas dapat dilihat pada uraian berikut:

a. Pengembangan luasan layanan belum mampu mengimbangi pertumbuhan

jumlah penduduk yang harus dilayani. Hal ini lebih jauh juga mempengaruhi

indikator pertumbuhan pelanggan sebagai indikator kunci selanjutnya.

b. Investasi pada jaringan transmisi dan distribusi yang dimiliki mampu

mendorong konsumsi air rumah tangga. Investasi yang dilakukan

memungkinkan pelanggan untuk memperoleh akses yang lebih luas atas air

yang disalurkan perusahaan.

c. Investasi yang dilakukan belum mampu menurunkan tingkat kehilangan air.

Investasi pada jaringan transmisi dan distribusi serta pada peralatan dan

perlengkapan yang dilaksanakan oleh PDAM Kabupaten Pasuruan pada tahun

2014 belum mampu meminimalisir risiko yang terjadi sebagai dampak dari

umur jaringan yang makin menua.

d. Investasi yang dilakukan pada tahun berjalan belum mampu menambah

waktu layanan kepada masyarakat. Perencanaan investasi yang dilakukan

Page 11: ANALISIS KINERJA DAN KELAYAKAN INVESTASI PADA PERUSAHAAN

perusahaan secara komprehensif belum memperhitungkan keterkaitan fungsi

antar aset, sehingga investasi tidak member manfaat optimal bagi perusahaan.

5.2 Keterbatasan dan Saran Penelitian

Ditinjau dari aspek keuangan, tidak semua indikator diikutsertakan dalam

pengukuran tingkat kesehatan berdasarkan aspek keuangan tersebut. Peneliti

hanya menggunakan beberapa indikator saja, yakni return on equity (rentabilitas),

cash ratio, dan solvabilitas. Hal ini atas pertimbangan peneliti bahwa hanya tiga

indikator tersebut yang berelasi terhadap penilaian kelayakan investasi yang

dilakukan oleh PDAM Kabupaten Pasuruan. Untuk penelitian selanjutnya,

indikator pengukur dapat ditambahkan sesuai dengan cakupan luas penelitian

yang diinginkan.

DAFTAR PUSTAKA

Andries Yudi, Afriana. 2011. Analisis Kinerja Perusahaan Daerah Air Minum

(PDAM) Kabupaten Brebes.

Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian. Yogyakarta: Rhineka Cipta.

Air untuk Generasi, Bukan untuk Kepentingan Lima Tahun. 2013.

http://tekno.kompas.com/read/2013/03/05/03091995/air.untuk.generasi.buka

n.untuk.kepentingan.lima.tahun, diakses pada 20 januari 2014

Badan Koordinasi Penanaman Modal. 2013. Identifikasi Peluang Investasi Watter

Supply.

http://regionalinvestment.com/newsipid/userfiles/ppi/IDENTIFIKASI/

PELUANG/INVESTASI/TAHUN/2013.pdf, diakses pada 5 september 2014

Badan Pendukung Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum (BPPSPAM)

Direktorat Jenderal Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum tentang

Pengukuran Kinerja Tingkat Kesehatan PDAM.

http://www.bppspam.com/index.php?option=com_content&view=article&id

=600&Itemid=93, diakses pada 2 maret 2014

Bastian, Indra (2001). Akuntansi Sektor Publik di indonesia. Yogyakarta: BPFE

UGM.

Cahyani, Nuswandari. 2009. Pengaruh Corporate Governance Perception Index

Terhadap Kinerja Perusahaan pada Perusahaan yang terdaftar di Bursa

Efek Indonesia. Jurnal Bisnis dan Ekonomi,Volume 16 Nomor 2

Gaspersz, Vincent. 2006. Sistem Pengukuran Kinerja Terintegrasi Balanced

Scoreccard dengan Six Sigma untuk Organisasi Pemerintah. Jakarta:

Gramedia Pustaka.

Halim, Abdul. 2009. Analisis Kelayakan Investasi Bisnis. Yogyakarta: Graha

Ilmu.

Page 12: ANALISIS KINERJA DAN KELAYAKAN INVESTASI PADA PERUSAHAAN

Haming, Murdifin dan Salim Basalamah. 2003. Studi Kelayakan Investasi Proyek

dan Bisnis. Jakarta: PPM.

Hansen, Don R. dan Mowen, Maryanne M. 2004. Management Accounting Buku

1 Edisi 7, Terjemahan oleh Ancella A. Hermawan. Jakarta: Salemba Empat.

Husnan, Suad dan Suwarsono Muhammad. 2005. Studi Kelayakan Proyek.

Yogyakarta: UPP AMP YKPN.

Jogiyanto Hartono, 2003. Teori Portofolio dan Analisis Investasi. Edisi 3.

Yogyakarta : BPFE Fakultas Ekonomi Universitas Gadjah Mada.

Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 47 Tahun 1999 tentang Pedoman

Penilaian Kinerja PDAM.

Komisi C Soroti Pelayanan PDAM Pasuruan. 2013.

http://www.beritametro.co.id/jawa-timur/komisi-c-soroti-pelayanan-pdam-

pasuruan, diakses pada 20 Januari 2014

Mediaty, 2010. Pengaruh Partisipasi Penyusunan Anggaran, dan Gaya

Kepemimpinan Terhadap Kinerja Aparatur Pemerintah Daerah Provinsi

Sulawesi Selatan. Jurnal Ekonomi Tahun XX, Nomor 3

Minarti, Sri. 2012. Analisis kinerja keuangan perusahaan daerah air minum kota

samarinda.

Moleong, Lexy J. 2011. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja

Rosdakarya.

Mulyadi, 2001. Akuntansi Manajemen. Edisi 3. Jakarta: Salemba Empat.

Munawir, 1995. Pengukuran Kinerja Perusahaan.

http://jurnalsdm.blogspot.com/2009/12/kinerja-keuangan-perusahaan-

pengertian.html, diakses pada 2 April 2014

Rivai, Veithzal dan Basri. 2004. Manfaat Penilaian Kinerja.

http://jurnalsdm.blogspot.com/2009/04/penilaian-kinerja-karyawan

definisi.html, diakses 2 April 2014

Rusli, Lutan. 2000. Pengertian Pengukuran dan Psikometri.

http://www.scribd.com/doc/38888805/Pengertian-Pengukuran-dan-

Psikometri, diakses pada 28 Maret 2014

Sridadi. 2007. Pengertian Pengukuran dan Psikometri.

http://www.scribd.com/doc/38888805/Pengertian-pengukuran-dan-

psikometri, diakses pada 1 April 2014

Sulistiyani, Ambar T dan Rosidah. 2003. Penilaian Kinerja.

(http://blogsweathoney.blogspot.com/. diakses 1 April 2014

Supriyono, R.A. Akt. 1999. Sistem Pengendalian Manajemen. Edisi Pertama

BPFE Yogyakarta.

Page 13: ANALISIS KINERJA DAN KELAYAKAN INVESTASI PADA PERUSAHAAN

Susanto, Slamet, dan Ningsih, Cristina. 2010. Manajemen aset berbasis resiko

pada perusahaan air minum. www.google.com/artikel/manajemenasset/.

diakses pada 10 januari 2014

Sutojo, Suwanto. 2002. Study Kelayakan Proyek Konsep, Teknik, dan Kasus.

Jakarta: PT. Damar Mulia Pustaka.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya

Air.