analisis kelayakan investasi penggantian ...repository.usd.ac.id/13537/2/002114095_full.pdfanalisis...
TRANSCRIPT
ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI PENGGANTIAN
AKTIVA TETAP
Studi Kasus pada PT. Windika Utama Semarang
S K R I P S I
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar sarjana ekonomi
Program Studi Akuntansi
Oleh :
Cornelius Untoro Prayogi NIM : 002114095
PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2007
ii
iv
HALAMAN PERSEMBAHAN
Kebahagiaan terbesar dalam hidup adalah melakukan segala sesuatu
yang kata orang lain tidak boleh dilakukan
(Walter Bagehot)
Skripsi ini kupersembahkan kepada yang tercinta:
Ayah dan Ibuku yang selalu mendoakanku Adikku, Kekasihku, dan Sahabat-sahabatku
v
vi
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Bapa di Surga atas segala
berkat dan rahmat-Nya dari awal hingga terselesaikannya penyusunan skripsi
yang berjudul “kelayakan Investasi Penggantian Aktiva Tetap”. Skripsi ini
disusun dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Ekonomi pada program studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas
Sanata Dharma Yogyakarta.
Penyusunan skipsi ini tidak mungkin dapat terlaksana dengan baik
tanpa bantuan dan kerjasama dari berbagai pihak yang terkait, oleh karena itu
penulis dengan kerendahan hati dalam kesempatan ini menyampaikan terima
kasih kepada:
1. Drs. Alex Kahu Lantum, M.S, selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas
Sanata Dharma Yogyakarta yang telah memberikan bantuan baik teknis
maupun non teknis.
2. Drs. Y.P. Supardiyono, M.Si., Akt. Sebagai Dosen Pembimbing I yang telah
berkenan untuk memberikan bimbingan, masukan, semangat, dan saran
kepada penulis dalam menulis skripsi ini.
3. E. Maryarsanto. P, SE. Akt, sebagai Dosen Pembimbing II yang telah
berkenan untuk memberikan bimbingan, masukan, semangat, dan saran
kepada penulis dalam menulis skripsi ini.
4. Seluruh dosen dan karyawan Fakultas Ekonomi yang telah memberikan
bimbingan dan bantuan selama belajar di Universitas Sanata Dharma.
vii
5. Sartono, SE selaku Manager Personalia dan Umum yang telah bersedia
meluangkan waktunya untuk membantu penulis dalam mencari data-data
yang dibutuhkan dalam penyusunan skripsi ini.
6. Ayah dan ibu tercinta yang dengan penuh perhatian selalu memberikan
dorongan dan semangat dalam doa serta telah mengorbankan segalanya demi
kelangsungan dan terselesaikannya studi penulis.
7. Bulik dan Om yang selalu memberikan dukungan dalam menyelesaikan
skripsi ini.
8. Kedua adeku Nonik dan Etta tersayang yang selalu memberikan dorongan
dan semangat sehingga penulis termotivasi dalam mengerjakan skripsi ini.
9. Pacarku Illuminata Ike Novida yang telah bersedia menemani dan memarahi,
saling berbagi suka maupun duka (thank’s for you support).
10. Anak-anak Gg Langgar Himawan, Edi, Sabar, Heru, Sigit, Ucok, Eko. Terima
kasih kebersamaan dan dukungannya..
11. Anak-anak Jembatan Merah II: Karno, Acong, Aan, Maun, Sigit, Ronce,
Simbah dan pendatang baru Wawan Suaeb atas kebersamaan dan suka
dukannya menjalani kerasnya sebagai anak kost..
12. Anak-anak Base camp kontrakan: Anto, Adi, Keye, Omex, Budi, Soni, Duo
Novan selamat datang di Yogyakarta. Terima kasih atas persahabatan dan
pengalamannya.
13. Anak-anak Ex BW3 (remi club): Celeng, Noel, Bebek, Acong, Yoga, Jampes,
Beler, Wahyu Sardono, Kucluk yang telah mau berbagi pengalamannya dan
membuat kenangan..
viii
14. Anak-anak Demakan Tegalrejo: Hari Gocengan, Yossi Putra Rwanda, Danoe
dan Mumun. Terima kasih atas dukungan dan hiburannya dikala saya sedang
penat.
15. RXZ Kuning dan Black Grand yang telah setia mengantar saya kemana-
mana, Bus Rosalia Indah yang bertenaga dengan nomer lambung 234 yang
selalu menemani saya dari Jogya-Jakarta, Komputer AMDku dikala suntuk,
ZEE-nemaX buat film gratis dan bermutunya, Ultras AS Roma all over the
world.
16. Teman-teman Akt’B 2000, 2001 dan semua teman yang tidak bisa saya
sebutkan satu per satu karena keterbatasan saya. Terima kasih atas semua jasa
yang telah diberikan.
Akhirnya, penulis menyadari masih banyak kekurangan yang ada
dalam penyusunan skripsi ini. Oleh karena itu penulis mengharapkan adanya
koreksi, kritik, dan saran yang membangun demi kesempurnaan skripsi ini, dan
semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan.
Yogyakarta, 19 September 2007
Penulis
Cornelius Untoro Prayogi
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING.............................................. ii
HALAMAN PENGESAHAN ......................................................................... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ...................................................................... iv
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA .......................................................... v
KATA PENGANTAR .................................................................................... vi
DAFTAR ISI ................................................................................................... ix
DAFTAR TABEL ........................................................................................... xii
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xiv
DAFTAR GRAFIK ......................................................................................... xv
ABSTRAK ....................................................................................................... xvi
ABSTRACT..................................................................................................... xvii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah....................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................... 2
C. Batasan Masalah .................................................................................. 3
D. Tujuan Penelitian ................................................................................ 3
E. Manfaat Penelitian ............................................................................... 3
F. Sistematika Penulisan........................................................................... 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Investasi ............................................................................................... 6
B. Aktiva Tetap ........................................................................................ 8
x
C. Pengertian dan Arti Penting Studi Kelayakan Investasi....................... 12
D. Keputusan Investasi Penggantian Aktiva Tetap................................... 13
E. Aspek-aspek Dalam Studi Kelayakan Investasi................................... 14
F. Metode Penilaian Investasi................................................................... 18
G. Konsep Aliran Kas ............................................................................... 23
H. Konsep Cost Of Capital (Biaya Pengeluaran Modal) .......................... 24
BAB III METODE PENELITIAAN
A. Jenis Penelitian ................................................................................. 26
B. Tempat dan Waktu Penelitian ........................................................... 26
C. Subyek dan Obyek Penelitian ........................................................... 26
D. Teknik Pengumpulan Data ................................................................ 27
E. Teknik Analisis Data ......................................................................... 28
BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
A. Sejarah Perusahaan ........................................................................... 32
B. Bidang Usaha .................................................................................... 35
C. Struktur Organisasi ........................................................................... 36
BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
A. Aspek Pasar ........................................................................................ 41
B. Aspek Keuangan ................................................................................ 46
BAB VI PENUTUP
A. Kesimpulan ....................................................................................... 78
B. Keterbatasan Penelitian .................................................................... 79
C. Saran …….. ....................................................................................... 79
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xi
DAFTAR TABEL
TABEL IV.1. Pejualan Perusahaan Tahun 2002-2006 .................................. 36
TABEL V.1. Volume Penjualan Tahun 2002-2006 ....................................... 43
TABEL V.2. Model Perkembangan Penjualan perusahaan Tahun 2007-2026 45
TABEL V.3. Proyeksi Penjualan Perusahaan Tahun 2007-2026 .................. 46
TABEL V.4. Produksi Perusahaan Perbulan Tahun 2002-2006..................... 47
TABEL V.5. Komponen Biaya Produksi Perusahaan Tahun 2006 ............... 49
TABEL V.6. Biaya Produksi Perusahaan Tahun 2002-2006 ......................... 49
TABEL V.7. Model Perkembangan Biaya Produksi Perusahaan Tahun 2007 - 2026
.................................................................................................. 51
TABEL V.8. Proyeksi Biaya Produksi Perusahaan Tahun 2007 - 2026 ...... 52
TABEL V.9. Komponen Biaya Overhead Pabrik Tahun 2006 ................... 53
TABEL V.10.Biaya Overhead Pabrik Tahun 2002 - 2006 ............................. 53
TABEL V.11.Model Perkembangan Biaya Overhead Pabrik Tahun 2007-2026 54
TABEL V.12.Proyeksi Biaya Overhead Pabrik Tahun 2007 - 2026 .............. 56
TABEL V.13.Komponen Biaya Pemasaran Tahun 2006 ................................ 56
TABEL V.14.Biaya Pemasaran Tahun 2002 - 2006........................................ 58
TABEL V.15.Model Perkembangan Biaya Pemasaran Tahun 2007 - 2026 ... 50
TABEL V.16.Proyeksi Biaya Pemasaran Perusahaan Tahun 2007 - 2026 ..... 61
TABEL V.17.Komponen Biaya Administrasi dan Umum Tahun 2006 ......... 62
TABEL V.18.Biaya adminstrasi dan Umum Tahun 2002 - 2006 .................. 62
TABEL V.19.Model Perkembangan Biaya Administrasi dan Umum Tahun
2007 - 2026 .............................................................................. 64
xii
TABEL V.20.Proyeksi Biaya Adminstasi dan Umum Perusahaan Tahun 2007-2026
....................................................................................................... 65
TABEL V.21.Komponen Gaji Karyawan Tahun 2006 .................................. 66
TABEL V.22.Biaya Gaji Karyawan Tahun 2002 - 2006................................ 66
TABEL V.23.Model Perkembangan Gaji Karyawan Tahun 2007 - 2026....... 68
TABEL V.24.Proyeksi Gaji Karyawan Tahun 2007-2026 .............................. 69
TABEL V.25.Rekapitulasi Proyeksi Biaya Tahun 2007-2026 ........................ 70
TABEL V.26.Nilai Depresiasi per Tahun ....................................................... 74
TABEL V.27.Proyeksi Total Biaya Tahun 2007 – 2026 .............................. 75
TABEL V.28.Proyeksi Laba Sebelum Bunga dan Pajak Tahun 2007 – 2026 76
TABEL V.29.Proyeksi Pajak per Tahun 2006 – 2026..................................... 79
TABEL V.30.Estimasi Keuntungan Setelah Pajak Tahun 2007 – 2026 ........ 80
TABEL V.31.Skedul Pembayaran Bunga dan Angsuran................................ 82
TABEL V.32.Perkiraan Aliran Kas ................................................................ 84
TABEL V.33.NPV Perusahaan ...................................................................... 87
xiii
DAFTAR GAMBAR
GAMBAR IV.1. Struktur Organisasi ............................................................. 41
xiv
DAFTAR GRAFIK
GRAFIK V.1. Penjualan Perusahaan Tahun 2002 - 2006 ............................... 43
xv
ABSTRAK
ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI PENGGANTIAN AKTIVA TETAP
Studi Kasus pada PT. Windika Utama Semarang
Cornelius Untoro Prayogi NIM : 002114095
Universitas Sanata Dharma
YOGYAKARTA 2007
Persaingan dalam dunia bisnis saat ini semakin ketat. Penggantian aktiva tetap
merupakan bagian dari keputusan investasi. Sebagai bagian dari keputusan investasi, perusahaan mengharapkan kegiatannya dapat berjalan secara ekonomis, efektif, dan efisien. Keputusan penggantian aktiva tetap merupakan keputusan yang penting yang harus diambil oleh pihak manajemen sebuah perusahaan. Jika tetap mempertahankan menggunakan aktiva tetap yang lama, maka perusahaan akan kalah bersaing dengan perusahaan lain. Dengan tidak terpenuhinya permintaan dari konsumen, konsumen akan berpindah kepada perusahaan pesaing. Keputusan mengganti aktiva tetap sebaiknya memperhitungkan kelayakan investasi. Kelayakan investasi dilakukan untuk menilai apakah suatu investasi layak dilakukan atau tidak ditinjau dari beberapa aspek seperti aspek pasar, manajemen, teknik, hukum, sosial ekonomi, dan keuangan. Seringkali dalam mengambil sebuah keputusan, manajemen mengabaikan hal ini sehingga terjadi kesalahan pengambilan keputusan.
Subyek penelitian yang dipilih untuk penelitian adalah PT. Windika Utama yang dilaksanakan pada bulan Januari 2007 sampai dengan Maret 2007. Metode pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara, pengamatan, kuesioner, dan dokumentasi. Teknik analisis data adalah menghitung forecast, NPV dan lain sebagainya.
Hasil penelitian adalah penggantian tersebut dinyatakan layak dan dapat diterima dari aspek pasar. Karena investasi penggantian mesin produksi lebih efisien sesuai dengan kapasitas poduksi. Dari aspek keuangan usulan tersebut dapat diterima. Karena syarat-syaratya telah terpenuhi semua, maka penggantian mesin dari PT. Windika Utama adalah layak. Dalam analisis investasi kelayakan tentang penambahan unit produksi di PT. Windika Utama, disimpulkan bahwa untuk investasi tersebut dinyatakan layak dan dapat diterima. Hal ini didasarkan pada hasil perhitungan net present value (NPV). Dari hasil uji tersebut yang didapat dengan membandingkan total PV proceeds terhadap besarnya outlay investasi didapat nilai NPV sebesar Rp 5.388.768.279,00, yang bernilai positif. Hal ini berarti bahwa hasil proyeksi arus kas yang telah di present value-kan untuk masa operasional sampai dengan tahun ke 20 umur produksi secara teknis dapat menutup besarnya biaya investasi.
xvi
ABSTRACT ANALYSIS LEGIBILITY INVESMENT REPLACEMENT OF PLANT
ASSET Case Study At PT. Windika Utama Semarang
Cornelius Untoro Prayogi NIM : 002114095
Sanata Dharma University
YOGYAKARTA 2007
Competition in business world at this time is progressively tight. Fixed asset
replacement is the part of investment decision. As the part of investment decision, the company expects its activities could be able to operate economically, effectively, and efficient ly. Investment decision of fixed asset replacement is an important decision and should be taken by the management of a company. If the company stays keeping the use of the old fixed asset, the company will fail to compete with another company. With the unfulfilling of consumer’s demand, consumer will move to competitor’s. The decision to replace the fixed asset should consider the feasibility of that investment. The investment feasibility is done to assess wether the investment is feasible or not to be done, viewed from some aspects such as market aspect, management aspect, technique aspect, law aspect, social economic, and financ ial aspect. Sometimes in making a decision, the management disregards this matter so it is caused a mistake in decision making.
PT Windika Utama was selected as the research subject for research which was carried out in January 2007 up to March 2007. The data collecting methods were interview, observation, questionnaire, and documentation. The data analys is techniques were is calculating the forecast, NPV and others
The results of research was the that replacement was said as feasible and could be accepted from market aspect. It was because the investment of production machine replacement was more efficient according to the production capacity. From financial aspect, the proposal could be accepted. Because all of the reguirements had been fulfilled, the machines replacement of PT. Windika Utama was feasibility. In the analysis of the investment feasibility regarding the addition of production units in PT. Windika Utama, it was concluded that for the investment was feasible and acceptable. That thing was based on the result of calculation of net present value (NPV). From the test result obtained by comparing the total of PV Proceeds with the amount of investment of outlay it was obtained the value of NPV as much as 5.388.768.279,00 rupiahs, which was positive. This matter meant that the result of cash flow projection which had been stated in present value for an operational period up to the 20th year of the production, was technically could secure the number of investment expense.
1
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Persaingan dalam dunia bisnis saat ini semakin ketat. Pergantian
pemerintahan dengan kebijakan ekonomi yang baru, membuat perusahaan
menyesuaikan keadaan tersebut agar bisa beroperasi dengan kapasitas penuh.
Persaingan dalam dunia bisnis pada saat ini membuat manajemen dari sebuah
perusahaan untuk berpikir, agar perusahaannya lebih unggul dari perusahaan
lain. Peningkatan mutu produk dan pelayanan oleh perusahaan menjadikan
kunci sukses untuk memenangkan persaingan bisnis. Produk yang bermutu
akan meningkatkan permintaan pasar sehingga mendorong perusahaan untuk
beroperasi pada tingkatan yang maksimal agar dapat memenuhi kebutuhan
yang diminta pasar. Jika kapasitas produksi perusahaan sudah tidak dapat
memenuhi permintaan pasar, dikarenakan tidak dapat beroperasi secara
maksimal, maka sebaiknya pihak manajemen memikirkan solusi atas masalah
tersebut. Salah satunya pihak dari manajemen dari sebuah perusahaan harus
mengambil kebijakan untuk mengganti aktiva tetap yang digunakan dalam
kegiatan produksi. Keputusan seperti ini membantu perusahaan untuk
memperluas operasi dan pangsa pasar dari suatu permintaan. Diharapkan
penggantian aktiva tetap tersebut akan mengatasi keterbatasan yang ada.
Perusahaan menganggap bahwa penggantian aktiva tetap
merupakan bagian dari keputusan investasi. Sebagai bagian dari keputusan
2
investasi, perusahaan mengharapkan kegiatannya dapat berjalan secara
ekonomis, efektif, dan efisien. Keputusan penggantian aktiva tetap merupakan
keputusan yang penting yang harus diambil oleh pihak manajemen sebuah
perusahaan. Perusahaan dihadapkan oleh suatu permasalahan untuk memenuhi
permintaan pasar dan memaksimalkan kegiataan operasional tetapi harus juga
memikirkan keuntungan yang akan didapatkanya. Jika tetap mempertahankan
menggunakan aktiva tetap yang lama, maka perusahaan akan kalah bersaing
dengan perusahaan lain. Dengan tidak terpenuhinya permintaan dari
konsumen, konsumen akan berpindah kepada perusahaan pesaing. Keputusan
mengganti aktiva tetap sebaiknya memperhitungkan kelayakan investasi.
Kelayakan investasi dilakukan untuk menilai apakah suatu investasi layak
dilakukan atau tidak ditinjau dari beberapa aspek seperti aspek pasar,
manajemen, teknik, hukum, sosial ekonomi, dan keuangan. Maksud dari
menilai aspek-aspek ini adalah mendeteksi kemungkinan adanya kegagalan
pada kegiatan yang ternyata tidak menguntungkan. Seringkali dalam
mengambil sebuah keputusan, manajemen mengabaikan hal ini sehingga
terjadi kesalahan pengambilan keputusan.
B. Rumusan Masalah
Sesuai dengan latar belakang masalah di atas maka rumusan
masalah yang diajukan dalam penelitian ini adalah: Apakah investasi
penggantian aktiva tetap layak dilakukan oleh Perusahaan “PT. Windika
Utama” ?
3
C. Batasan Masalah
Untuk melakukan penelitian studi kelayakan investasi, terlebih
dahulu harus menentukan aspek-aspek apa saja yang akan diteliti dan
mewakili sebuah studi kelayakan investasi. Banyak aspek yang dapat
mewakili sebuah studi kelayakan investasi, pada penelitian ini penulis
membatasi pada aspek pasar, dan aspek keuangan, karena kedua aspek
tersebut sangat cocok untuk studi kelayakan pengantian mesin baru. Jika
menggunakan semua aspek yang ada dalam studi kelayakan akan terlalu luas
dan cocoknya untuk pendirian pada sebuah pabrik baru
Analisis pasar untuk mengetahui perkembangan pasar berdasarkan
data histories yang ada berdasarkan persamaan trend dengan menggunakan
metode least square
Analisis keuangan yang digunakan untuk menilai investasi dalam
penelitian ini adalah menggunakan metode net present value. Aktiva tetap
yang akan dianalisis adalah aktiva tetap yang berhubungan langsung dengan
kegiatan usaha perusahaan.
Batasan data yang perlu diperhatikan dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut :
1. Estimasi penjualan selama umur investasi menggunakan trend linier
berdasarkan data penjualan tahun 2002-2006.
2. Tingkat suku bunga dan pajak tetap sama selama umur investasi
3. Kapasitas mesin selama umur investasi adalah kapasitas mesin maksimum.
4
D. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui Apakah investasi
penggantian aktiva tetap layak dilakukan oleh Perusahaan “PT. Windika
Utama”
E. Manfaat Penelitian
1. Bagi Perusahaan
Dengan adanya penelitian ini, perusahaan mendapatkan masukan
mengenai kelayakan investasi penggantian aktiva tetap. Perusahaan juga
dapat menggunakan hasil analisis penelitian ini sebagai bahan
pertimbangan khususnya kebijakan mengambil keputusan investasi
penggantian aktiva tetap.
2. Bagi Peneliti
Penelitian dapat mengunakan teori yang diperoleh dalam praktek
sesungguhnya, bagaimana melakukan melakukan analisis kelayakan
penggantian investasi di dalam perusahaan.
3. Bagi Universitas
Melalui penelitian ini, peneliti dapat memberikan sumbangan pengetahuan
yang berkenaan dengan analisis kelayakan investasi penggantian aktiva
tetap.
5
F. Sistematika Penulisan
BAB I. PENDAHULUAN
Bab ini menguraikan mengenai latar belakang masalah, batasan
masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian,
sistematika penulisan.
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini menguraikan teori yang digunakan sebagai landasan untuk
mengolah data. Teori yang berkaitan dengan kelayakan investasi
pengantian aktiva tetap terdiri dari: pengertian investasi, aktiva tetap,
pengertian dan arti pentingnya studi kelayakan investasi, keputusan
investasi pengantian aktiva tetap, aspek-aspek dalam studi kelayakan
investasi, dan metode penilaian investasi.
BAB III. METODE PENELITIAN
Bab ini berisi uraian mengenai jenis penelitian, tempat dan waktu
penelitian, subyek dan obyek penelitian, data yang dicari, teknik
pengumpulan data dan tehnik analisis data.
BAB IV. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
Bab ini menguraikan tentang sejarah singkat perusahaan, struktur
organisasi perusahaan, personalia, produksi perusahaan dan
pemasaran.
BAB V. ANALISIS DATA
Bab ini membahas hasil penelitian mengenai kelayakan investasi
penggantian aktiva tetap dengan menggunakan teknik analisis data.
6
BAB VI. PENUTUP
Bab ini berisi ringkasan hasil analisis data dan saran yang bisa
digunakan atau bermanfaat bagi perusahaan
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Investasi
1. Pengertian investasi
Investasi adalah penggunaan sumber dalam jangka panjang untuk
menghasilkan laba di masa akan datang (Mulyadi, 1992: 11). Dalam
bukunya Supriyono menyatakan (1995: 387) investasi adalah pemilikan
sumber-sunber dalam jangka panjang dan bermanfaat pada beberapa
periode akuntansi yang akan datang, sehingga kepemilikan atau komitmen
tersebut harus didasarkan pada tujuan perusahaan serta sebab akibat
ekonomisnya terhadap perusahaan dalam jangka panjang. Sedangkan
Sutrisno (1985: 11) mendefinisikan investasi sebagai usaha menanamkan
faktor- faktor produksi langka dalam proyek tertentu baik bersifat baru
sama sekali, perluasan proyek atau pabrik yang sudah ada. Investasi dapat
berbentuk saham atau obligasi, dapat juga berbentuk fisik.
2. Macam-macam usulan investasi
Terdapat bermacam-macam usulan investasi riil, diantaranya
adalah (Riyanto, 1999: 110):
a) Investasi penggantian
Investasi penggantian adalah investasi yang dilakukan karena
perusahaan menganggap perlu untuk mengganti aktiva yang sudah
usang dengan aktiva baru yang lebih menguntungkan.
8
b) Investasi penambahan kapasitas
Investasi penambahan kapasitas adalah investasi yang ditujukan
untuk memperluas kapasitas yang sudah ada.
c) Investasi penambahan jenis produk baru
Investasi penambahan jenis produk baru adalah suatu penanaman
modal dalam proyek yang benar-benar baru bagi investor di samping
tetap menghasilkan produk yang telah diproduksi pada saat ini.
d) Investasi lain- lain
Investasi lain- lain adalah investasi yang tidak termasuk dalam
ketiga investasi di atas, misalnya pemasangan alat pendingin, alat
pemanas, dan pemasangan sistem musik.
3. Resiko-resiko dalam investasi
Kesalahan dalam pengambilan keputusan investasi aktiva tetap di
perusahaan akan menyebabkan kefatalan bagi perusahaan dalam jangka
panjang. Sehingga dalam pengambilan keputusan investasi aktiva tetap
harus mengetahui resiko-resiko yang akan terjadi. Adapun resiko investasi
yang perlu diperhatikan adalah (Nitisemito, 1976: 106):
a) Resiko teknis
Resiko ini timbul apabila aktiva tetap yang dibeli sebagai
pengganti mengalami kerusakan sebelum umur ekonomisnya habis
dimana terkadang membutuhkan biaya tinggi.
9
b) Resiko ekonomis
Resiko ini muncul apabila aktiva tetap yang dibeli rusak sebelum
umur ekonomisnya dan tidak mungkin lagi diperbaiki namun apabila
dijual harga jualnya dibawah nilai pasar yang seharusnya
c) Resiko tertanam modal
Resiko ini terjadi karena dana yang tertanam pada aktiva tetap
mempunyai masa pengendalian dan jangka waktu yang panjang
B. Aktiva Tetap
1. Pengertian aktiva tetap
Aktiva tetap adalah aktiva berwujud yang digunakan dalam operasi
perusahaan dan tidak dimaksudkan untuk dijual dalam rangka kegiataan
normal perusahaan (Yusup, 1995: 153). SAK No. 16, menyebutkan aktiva
tetap adalah aktiva yang diperoleh dalam bentuk siap pakai atau dengan
dibangun terlebih dahulu, yang digunakan dalam operasi perusahaan, tidak
dimaksudkan untuk dijual dalam rangka kegiatan normal perusahaan dan
mempunyai manfaat lebih dari satu tahun (IAI, 1996: 16). Munawir (2001:
17) mendefinisikan aktiva tetap sebagai kekayaan yang dimiliki
perusahaan yang fisiknya nampak dan harus digunakan dalam operasi
yang bersifat permanen.
10
2. Klasifikasi aktiva tetap
Aktiva tetap biasanya digolongkan menjadi empat kelompok, yaitu
(Yusup, 1995: 155):
a) Tanah, seperti tanah yang digunakan sebagai tempat berdirinya
gedung-gedung perusahaan.
b) Perbaikan tanah, seperti jalan-jalan di seputar lokasi perusahaan yang
dibangun perusahaan, tempat parkir, pagar, dan saluran air bawah
tanah.
c) Gedung, seperti gedung yang digunakan untuk kantor, toko, pabrik,
dan gudang.
d) Peralatan, seperti peralatan kantor, mesin-mesin kendaraan dan
meubel.
3. Alasan penggantian aktiva tetap
Ada beberapa alasan yang mendasari penggantian aktiva tetap,
seperti yang dikemukakan Assauri (1980: 10). Alasan mengapa aktiva
tetap perlu diganti adalah:
a) Penggunaan mesin baru akan mendapat keuntungan potensial.
Contohnya, dengan mesin baru penggunaan bahan dan tenaga kerja
menjadi lebih sedikit, sehingga harga pokok produk menjadi lebih
rendah dan memberikan penghematan.
b) Mengganti mesin yang rusak atau sudah tidak bekerja sesuai dengan
kapasitasnya produksinya, dikarenakan rusak atau masa umur
ekonomisnya sudah habis. Apabila mesin ini tidak diganti dan terus
11
dipergunakan maka akan menimbulkan kerugian seperti: waktu
pengerjaan di mesin itu bertambah, produk perusahaan menurun
karena waktu satuan produksi bertambah, kualitas produksi menurun,
biaya tenaga kerja bertambah, biaya perawatan bertambah.
4. Metode depresiasi aktiva tetap
Yusup mendefinisikan (1995: 62) depresiasi sebagai proses
pengalokasian harga perolehan aktiva tetap menjadi biaya selama masa
manfaatnya dengan cara rasional dan sistematis. Depresiasi dapat dicatat
dan dilaporkan dengan menggunakan metode berikut (Yusup, 1995: 164):
a) Metode garis lurus
Dalam metode garis lurus, beban depresiasi periodik sepanjang
masa pemakaian aktiva adalah sama besarnya. Rumus perhitungannya
adalah:
Harga Perolehan Didepresiasi Biaya Depresiasi =
Masa Manfaat
b) Metode saldo menurun
Pada metode saldo menurun, biaya depresiasi dari tahun ke tahun
semakin menurun. Hal ini terjadi karena perhitungan biaya depresiasi
periodik didasar pada nilai buku aktiva yang semakin menurun dari
tahun ke tahun. Rumus perhitungannya adalah:
Biaya depresiasi = Nilai buku pada awal tahun ? Tarif depresiasi
12
c) Metode angka tahun
Metode jumlah angka tahun menghasilkan biaya depresiasi yang
lebih tinggi pada tahun awal dan semakin kecil pada tahun-tahun
ahkir. Tarif depresiasi metode angka tahun didasarkan pada suatu
pecahan yang:
1) Pembilangnya adalah tahun-tahun pemakaian aktiva yang masih
sisa sejak awal tahun.
2) Penyebutnya adalah jumlah tahun-tahun sejak tahun pertama
hingga tahun pemakaian terahkir.
Rumus perhitungannya adalah:
Biaya depresiasi = Harga perolehan awal tahun ? Pecahan
angka tahun
d) Metode satuan hasil
Dalam metode ini, masa pemakaian aktiva tidak dinyatakan
dengan jangka waktu, melainkan dengan jumlah satuan (unit) yang
dapat dihasilkan oleh aktiva yang bersangkutan. Rumus
penghitungannya adalah:
Harga perolehan didepresiasi Biaya depresiasi per satuan =
Jumlah satuan hasil
Biaya depresiasi = Biaya depresiasi persatuan ? Jumlah
Kegiatan tahun ini
13
C. Pengertian dan arti penting studi kelayakan investasi
1. Pengertian studi kelayakan investasi
Studi kelayakan investasi adalah penelitian tentang dapat tidaknya
suatu proyek investasi dilaksanakan agar berhasil, dengan tujuan untuk
menghindari keterlanjutan penanaman modal yang cukup besar pada
kegiatan yang ternyata tidak menguntungkan (Husnan dan Suwarsono
2000: 7). Sedangkan dalam bukunya Soetrisno (1987: 7)
mendefinisikannya studi kelayakan investasi sebagai studi atau pengkajian
apakah suatu proyek, apabila dilaksanakan, dapat berkembang atau tidak.
Studi kelayakan dinilai dalam berbagai aspek diantaranya aspek pasar,
teknik, manajemen, keuangan, hukum, dan sosial ekonomi. Banyak
sedikitnya aspek yang digunakan dalam studi kelayakan tergantung pada
besarnya dana yang ditanamkan dan tingkat ketidakpastian proyek
(Husnan dan Suwarsono, 2000: 8).
2. Arti penting studi kelayakan
Investasi terhadap aktiva tetap mengandung resiko yang cukup
besar dalam perusahaan, maka harus cukup banyak pertimbangan yang
harus diberikan sehubungan dengan keputusan yang akan diambil. Proyek
investasi umumnya memerlukan dana yang besar dan berpengaruh
terhadap perusahaan dalam jangka panjang. Oleh sebab itu, perlu
diadakan studi agar jangan sampai proyek tersebut, setelah dilaksanakan
dengan investasi dana yang sangat besar ternyata tidak menguntungkan.
14
Berbagai penyebab terjadinya kegagalan proyek adalah kesalahan
perencanaan, perencanaan proyek yang tidak terkendali, dan situasi
lingkungan yang berubah (politik), kesalahan dalam memperkirakan
kontinyuitas bahan baku, kesalahan dalam memperkirakan kebutuhan
tenaga kerja dengan tersedianya tenaga kerja yang ada.sehingga
penyelesaian proyek menjadi tertunda-tunda (Husnan dan Suwarsono,
2000: 6). Sehingga melakukan studi kelayakan adalah hal penting. Untuk
mengantisipasi keterlanjutan penanaman modal yang terlalu besar pada
kegiatan yang ternyata tidak menguntungkan.
D. Keputusan investasi penggantian aktiva tetap
Keputusan investasi terhadap aktiva tetap merupakan keputusan
yang memerlukan banyak pertimbangan dan resiko. Pertimbangan tersebut
tidak hanya yang berkenaan dengan aktiva tetap tetapi juga pengeluaran-
pengeluaran yang selanjutnya diperlukan oleh aktiva tetap tersebut. Dalam
pengambilan keputusan, seharusnya perusahaan melakukan studi kelayakan
investasi. Studi kelayakan menjadi hal yang sangat penting untuk
memperkirakan kemungkinan-kemungkinan yang terjadi jika ternyata hasil
dari investasi tidak sesuai dengan apa yang diharapkan (Husnan dan
Suwarsono, 2000: 7).
15
E. Aspek-aspek dalam studi kelayakan investasi
1. Aspek pasar
Di masa lalu jumlah perusahaan belum banyak, dan karenanya
tidak ada persaingan untuk memperebutkan konsumen dari perusahaan
yang menghasilkan produk yang sejenis, demikian pula persaingan antar
perusahaan untuk memperebutkan konsumen pada umumnya belum begitu
tajam. Pada saat ini banyak perusahaan bermunculan dan karenanya
persaingan antar mereka juga semakin tajam. Pada keadaan demikian
aspek pasar menempati kedudukan utama dalam pertimbangan kelayakan
investasi (Husnan dan Suwarsono, 2000: 30).
Analisis terhadap pasar bertujuan untuk mengetahui untuk
mengetahui prospek pasar dari proyek yang akan dilaksanakan. Dalam
pembahasan aspek ini dilakukan peramalan permintaan di masa yang akan
datang dan membandingkan kapasitas produksi yang telah ada. Metode
yang digunakan dalam meramal permintaan adalah seasonal. Metode ini
berasumsi bahwa apa yang terjadi pada masa yang akan datang tidak
terlepas dari dari apa yang terjadi pada masa lalu. Langkah-langkah dalam
membuat forecast permintaan adalah sebagai berikut (Subagyo, 2000: 34)
a) Menyusun data penjualan selama 5 tahun.
b) Menghitung pertambahan trend setiap bulan.
c) Mencari variasi musim (Vm).
d) Mencari rata-rata Vm setiap bulan.
e) Menghitung indeks musim.
16
f) Menghitung forecast permintaan.
2. Aspek teknis
Aspek teknis membahas tentang pemilihan teknologi. Dalam
menentukan teknologi perlu dikaji macam-macam penerapan teknologi,
kemudikan akan dipilih teknologi yang paling sesuai. Beberapa faktor
yang perlu dipertimbangkan dalam memilih jenis teknologi adalah
(Sutojo, 2001: 52):
a) Jenis teknologi yang diajukan harus dapat menghasilkan standar mutu
yang dikehendaki pasar.
b) Teknologi tersebut harus cocok dengan persyaratan yang diperlukan
mencapai kapasitas produksi yang telah ditentukan.
Pengkajian aspek teknis dimaksudkan untuk memberikan batasan
garis besar parameter-parameter teknis yang berkaitan dengan perwujudan
fisik teknis. Pengkajian aspek teknis erat hubungannya dengan aspek-
aspek lain, terutama aspek ekonomi, finansial dan pasar.
a) Maksud dan tujuan aspek teknis
Maksud dan tujuan pengkajian aspek teknis adalah sebagai berikut :
1) Pada tahap awal bertujuan untuk merumuskan gagasan yang timbul
ke dalam batasan yang konkret dari segi teknis.
2) Selanjutnya hasil pengkajian aspek teknis dipakai sebagai masukan
pengkajian aspek-aspek lain seperti finansial, ekonomi, AMDAL,
perkiraan biaya dan jadwal.
17
3) Akhirnya lingkup aspek teknis sampai kepada kegiatan desain
engineering terinci, menghasilkan cetak biru proyek ayng akan
dibangun.
Pengkajian aspek teknis mencakup hal-hal sebagai berikut :
1) Menentukan letak geografis lokasi.
2) Mencari dan memilih teknologi proses produksi.
3) Menentukan kapasitas produksi.
4) Denah atau tata letak instalasi.
5) Bangunan instalasi.
b) Kapasitas produksi
Kapasitas produksi memberikan arti batas atas produksi yang dapat
dicapai oleh suatu instalasi, atau batas atas beban yang dapat
ditampung oleh suatu fasilitas hasil produksi. Besar kapasitas produksi
merupakan parameter penting untuk dipakai sebagai masukan
perhitungan aspek finansial pada studi kelayakan dan dasar membuat
desain teknik di tahap-tahap berikutnya. Sedangkan pada masa operasi
dan produksi selalu dikaitkan antara kapasitas dan biaya operasi untuk
menghasilkan per satuan produk. Pada umumnya semakin besar
produksi semakin berkurang biaya produksi per unitnya. Oleh karena
itu, dalam menentukan kapasitas bahan mentah, dan ongkos produksi
sebelum sampai kepada penentuan angka kapasitas. Dalam kalangan
industri dibedakan antara kapasitas desain dengan kapasitas efektif.
18
1) Kapasitas desain
Kapasitas desain adalah kapasitas menurut rancangan desain
engineering, yaitu maksimum output yang dapat dicapai menurut
perhitungan.
2) Kapasitas efektif
Kapasitas efektif adalah kapasitas yang sesungguhnya setelah
memasukkan parameter-parameter seperti faktor servis,
pemeliharaan dan kondisi-kondisi lain yang dihadapi dalam
operasi.
Pada umumnya, kapasitas efektif lebih rendah dari kapasitas
desain. Lebih- lebih bila unit telah beroperasi dalam waktu cukup lama.
3. Aspek Manajemen
Aspek manajemen membahas tentang tentang pengelolaan proyek
dalam operasinya. Suatu proyek tidak dapat beroperasi dengan baik tanpa
dukungan staf manajemen yang ahli dan berpengalaman untuk
mengembangkan proyek. Staf manajemen adalah pengelola faktor-faktor
produksi yang dikerahkan untuk mencapai berbagai macam sasaran
proyek. Hal-hal yang dipelajari dalam aspek manajemen adalah (Husnan
dan Suwarsono, 2000: 150):
a) Jenis pekerjaan yang diperlukan untuk menjalankan evaluasi proyek.
b) Struktur organisasi yang dibutuhkan untuk melaksanankan tugas.
c) Persyaratan minimum yang harus dipenuhi.
d) Gambaran kemungkinan mendidik tenaga kerja yang ada
19
4. Aspek Keuangan
Dalam aspek keuangan, proyek yang dikatakan sehat atau layak
untuk dilaksanakan apabila dapat memberikan keuntungan yang layak dan
mampu memenuhi kewajiban finansialnya (Sutojo, 2001: 110).
Aspek keuangan mempelajari faktor seperti: (Husnan dan
Suwarsono, 2000: 19) dana yang diperlukan untuk investasi, sumber-
sumber pembelanjaan yang digunakan, taksiran penghasilan, biaya dan
laba atau rugi operasi, manfaat dan biaya, proyeksi keuangan.
Dalam proses mengkaji kelayakan proyek atau investasi dari aspek
keuangan, pendekatan konvensional yang dilakukan adalah dengan
menganalisis perkiraan aliran kas keluar dan masuk selama umur proyek
atau investasi. Yaitu menguji dengan memakai kriteria seleksi. Aliran kas
terbentuk dari perkiraan biaya pertama, modal kerja, biaya operasi, biaya
produksi dan revenue.
F. Metode Penilaian Investasi
Terdapat bermacam-macam metode untuk menilai investasi,
metode yang biasa digunakan dalam penilaian investasi adalah:
1. Payback period
Payback period adalah suatu periode yang diperlukan untuk dapat
menutup kembali pengeluaran investasi dengan menggunakan proceed
atau aliran kas neto (Riyanto, 1999: 124). Payback period dari suatu
investasi menggambarkan panjangnya waktu yang diperlukan agar dana
20
yang tertanam dalam suatu investasi dapat diperoleh kembali seluruhnya.
Dalam metode ini usulan investasi diterima jika payback period lebih
pendek dari maximum payback period. Rumus untuk menghitung payback
period adalah:
Investasi Payback period = X 1 tahun Laba tunai rata-rata
Kelemahan metode ini adalah:
a) Tidak memperhitungkan nilai waktu dan uang.
b) Tidak memperhatikan seluruh aliran kas setelah investasi tercapai.
2. Net present value
Metode net present value digunakan untuk mengetahui selisih nilai
sekarang investasi dengan nilai sekarang penerimaan kas bersih.Dalam
metode ini pertama-tama yang dihitung adalah nilai sekarang (present
value) dari proceeds yang diharapkan atas “discount rate” tertentu,
kemudian jumlah “present value” (PV) dari keseluruhan proceeds selama
usianya dikurangi dengan PV dari jumlah investasinya. Selisih PV dari
keseluruhan proceeds dengan PV dari pengeluaran modal dinamakan nilai
sekarang neto (net present value), apabila PV dari keseluruhan proceeds
yang diharapkan lebih besar daripada PV investasinya maka usul tersebut
diterima (Riyanto, 1999: 128).
21
Rumus untuk menghitung net present value adalah: (Riyanto,
1999: 128).
NPV = ∑= +
n
tkAt
01 )1(
Dimana:
k = discount rate
t = periode tertentu
n = periode terakhir cash flow diharapkan
1 = konstanta
At = cash flow.
Mulyadi (1999: 128) mengemukakan kelebihan menggunakan
metode NPV adalah sebagai berikut:
a) Memperhitungkan nilai waktu dan uamg.
b) Memperhitungkan aliran kas selama masa investasi.
Sedangkan kelemahan menggunakan metode NPV adalah :
(Mulyadi, 1998:128)
a) Membutuhkan perhitungan yang cermat dalam menentukan tarif.
b) Dalam membandingkan proyek investasi yang tidak sama
pengembalian jumlahnya, nilai tunai aliran kas bersih tidak dapat
dipakai sebagai pedoman.
3. Internal rate of return
Internal rate of return adalah tingkat bunga yang akan menjadikan
jumlah nilai sekarang dari proceeds yang akan diharapkan akan diterima
22
(PV of future proceeds) sama dengan jumlah nilai sekarang dari
pengeluaran modal (PV of capital outlays) (Riyanto, 1999: 129).
Dalam metode ini apabila rate return yang diinginkan lebih rendah
internal rate of return sebenarnya, maka usulan investasi akan diterima
(Riyanto,1999: 134).
Rumus perhitungannya adalah :
r = P 1- C1
1
1
2
2
c
P
c
P
−
−
Dimana :
R = internal rate of return yang dicari
P1 = tingkat bunga ke -1
P2 = tingkat bunga ke -2
C1 = NPV ke -1
C2 = NPV ke- 2
Kebaikan IRR adalah:
a) Secara konseptual lebih baik dibandingkan dengan payback period
atau ARR.
b) Tidak mengalirkan kas selama periode payback.
c) Memperhitungkan nilai waktu dan uang.
d) Hasilnya berupa prosentase, sehingga manajemen dapat menguji
atau memperkirakan waktu tidak diketahui secara pasti.
23
Kelemahan IRR adalah:
a) Perhitungannya rumit jika tidak memakai bantuan komputer.
b) Sering menghasilkan lebih dari satu tingkatan diskon.
4. Accounting rate of return
Accounting rate of return (AAR) adalah metode untuk
menunjukkan persentase keuntungan neto sesudah pajak dihitung dari
average investment atau initial investment (Riyanto, 1999: 134). Dalam
metode ini, usulan investasi diterima jika ARR lebih besar daripada
minimum ARR. Rumus untuk menghitungnya adalah:
EAT
AAR = X1 tahun
Initial Investment
Kebaikan dari metode ARR adalah
a) Sederhana dan mudah dimengerti.
b) Perhitungannya menggunakan data akuntansi yang tersedia, sehingga
tidak memerlukan perhitungan tambahan.
Kelemahan dari ARR adalah:
a) Tidak memperhatikan time value of money.
b) Menitikberatkan pada masalah akuntansi, dan kurang memperhatikan
data cash flow dari investasi yang bersangkutan.
c) Merupakan pendekatan jangka pendek dengan menggunakan angka-
angka menyesatkan.
d) Kurang memperhatikan panjangnya waktui investasi.
24
Pada penelitian ini, penulis akan mengunakan metode NPV,
karena metode Net Present Value mempunyai keunggulan lebih untuk
penilaian profitabilitas investasi.
Seperti yang dinyatakan oleh Husnan dan Pudjiastuti (2004:
97) bahwa penggunaan NPV akan memberikan hasil yang terbaik
dalam penilaian profitabilitas investasi.
G. Konsep aliran kas
Aliran kas dapat dikelompokan menjadi dua yaitu aliran kas masuk
dan aliran kas keluar. Aliran kas masuk adalah penerimaan atau penghematan
yang diperoleh secara tunai atau sepadan dengan tunai seperti piutang atau
aktiva lancar lainnya akibat diambilnya suatu kepemilikan investasi. Aliran
kas keluar adalah jumlah pengeluaran yang diperluakan untuk investasi baru,
termasuk didalamnya adalah harga beli aktiva tetap dan seluruh biaya yang
dikeluarkan untuk memperoleh aktiva tetap sampai siap dioperasikan
(Riyanto, 1999: 122).
Hal yang perlu diperhatikan dalam menaksir aliran kas adalah:
1. Taksiran arus kas harus didasarkan setelah pajak.
2. Informasi harus disampaikan atas dasar Incremental (kenaikan atau selisih
proyek)
3. Aliran kas tidak memasukan unsur bunga apabila direncanakan akan
dibelanjai dengan pinjaman karena biaya bunga tersebut sudah termasuk
25
tingkat suku bunga yang diisyaratkan untuk penilaian proyek, sehingga
tidak terjadi perhitungan ganda.
4. Untuk menghindari kesalahan dalam menaksir aliran kas maka cara
termudah yang digunakan adalah memperlakukan proyek tersebut sebagai
kegiatan yang terpisah dari kegiataan perusahaan.(Husnan dan Suwarsono,
1999: 185).
H. Konsep Cost Of Capital (Biaya Pengeluaran Modal)
1. Pengertian cost of capital
Konsep cost of capital merupakan merupakan konsep yang penting
dalam pembelanjaan perusahaan. Konsep ini dimaksudkan untuk
menentukan besarnya biaya secara riil dari penggunaan modal masing-
masing sumber dana untuk kemudian digunakan dalam menentukan biaya
modal rata-rata (average cost of capital) dari keseluruhan dana yang
digunakan dalam perusahaan yang merupakan tingkat biaya penggunaan
modal perusahaan (Riyanto, 1999: 261).
2. Fungsi cost of capital dalam penggunaan metode penilaian investasi
Dalam penilaian aspek keuangan yang menggunakan metode NPV,
cost of capital berfungsi sebagai discount rate yang digunakan untuk
menghitung nilai sekarang dari proceeds dan pengeluaran investasi
(Riyanto, 1999: 261). Apabila nilai sekarang dari proceeds atas discount
rate tersebut (yaitu seberat cost capital) lebih besar daripada nilai
26
sekarang dari pengeluaran investasi (NPV positif), maka usulan tersebut
diterima.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini akan dilakukan dengan menggunakan studi kasus,
dimana penelitian dapat melakukan penelitian secara langsung mengenai suatu
obyek tentang kelayakan investasi penggantian aktiva tetap perusahaan.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian PT Windika Utama
2. Penelitian akan dilakukan pada PT Windika Utama
3. Penelitian akan dilaksanakan pada bulan Januari 2007 sampai dengan
Maret 2007
C. Subyek dan Obyek Penelitin
1. Subyek Penelitian
Subyek penelitian adalah nara sumber dari penelitian yang akan
menerangkan tentang obyek dari penelitian. Adapun subyek penelitian ini
adalah :
a) Pimpinan
b) Bagian Keuangan
c) Bagian Pengembangan
d) Staf yang terkait
28
2. Obyek Penelitian
Obyek penelitian adalah merupakan sasaran yang menjadi obyek
dalam penelitian ini. Obyek dalam penelitian ini adalah :
a) Gambaran umum perusahaan.
b) Kapasitas produksi mesin baru.
c) Laporan keuangan perusahaan.
d) Pendapatan karena adanya mesin baru.
D. Teknik Pengumpulan Data
1. Wawancara
Peneliti mengadakan wawancara secara langsung dengan cara
mengadakan tanya jawab langsung dengan subyek penelitian tentang
obyek yang akan ditelti.
2. Pengamatan
Peneliti mengadakan pengamatan dan pencatatan secara langsung terhadap
kegiatan usaha perusahaan. Dengan pengamatan ini peneliti dapat melihat
fakta-fakta yang terjadi dalam perusahaan berkaitan dengan obyek yang
ditelti
3. Kuesioner
Peneliti dapat memberikan sejumlah pertanyaan tertulis yang harus
dijawab oleh subyek penelitian untuk memperoleh laba.
29
4. Dokumentasi
Untuk mendukung penelitian ini penulis mengadakan penelitian pustaka
sebagai acuan teori untuk mengolah data.
E. Teknik Analisis Data
Langkah- langkah yang dilakukan untuk menjawab permasalahan
mengenai kelayakan investasi penggantian aktiva tetap adalah sebagai berikut:
1. Menganalisis kelayakan investasi penggantian aktiva tetap berdasarkan
aspek pasar.
Untuk menganalisis aspek ini diperlukan data historis yang akan
digunakan untuk meramalkan permintaan pada masa yang akan datang.
Langkah- langkah yang diperlukan dalam aspek ini adalah: (Subagyo,
2000: 3)
a) Menyusun data penjualan selama 20 tahun sebelum penggantian aktiva
tetap dan serta menghitung rata-rata penjualan pertahun
b) Menghitung pertambahan trend dengan cara menghitungnya adalah:
Mencari persamaan trend dengan menggunakan metode least square.
Y’ = a +bx
Untuk mencari nilai a dan b menggunakan rumus:
a =n
y∑
30
b = ∑∑
2x
xy
Dimana:
y’ = Jumlah permintaan.
a = nilai trend periode dasar.
b = slope/koefisien kecenderungan garis trend.
y = data yang di dapat di lapangan.
x = nilai waktu yang dihitung dari periode dasar.
n = jumlah tahun yang diteliti.
c) Menghitung forecast permintaan penjualan.
d) Menarik kesimpulan penggantian aktiva tetap layak ditinjau dari segi
aspek pasar dilihat dari kriteria kedudukan produk di pasaran, dan
luasnya daerah pertumbuhan pemasaran (market share). (Husnan dan
Suwarsono, 1994 : 38). Jika market share setiap tahunnya berkembang
(meningkat) dan mesin produksinya stabil maka perusahaan perlu
mengganti dengan mesin produksi yang baru untuk mengimbangi
pertumbuhan pasar dengan perkembangan jumlah produksi.
2. Menganalisis kelayakan investasi penggantian aktiva tetap berdasarkan
aspek keuangan.
Untuk menganalisis aspek ini digunakan kriteria penilaian
investasi dengan metode net present value. Langkah- langkah dalam
menganalisis aspek ini adalah:
31
a) Menghitung perkiraan jumlah kebutuhan dana untuk rencana
penggantian aktiva tetap.
b) Mengetahui sumber-sumber pembelanjaan yang digunakan.
c) Mengestimasi pendapatan dan biaya selama umur ekonomis aktiva
tetap.
d) Mengestimasi cash flow untuk setiap tahun.
e) Menghitung net present value untuk investasi penggantian aktiva
tetap.
Rumus untuk menghitungnya adalah (Riyanto, 1999: 128):
NPV =∑= +
n
tkAt
01 )1(
Dimana:
K = discount rate.
t = periode tertentu.
n = periode terahkir cash flow diharapkan.
I = konstanta.
At = cash flow
f) Membuat kesimpulan dari analisis keuangan, jika NPV bernilai positif
maka investasi penggantian aktiva tetap dikatakan layak dari segi
aspek keuangan.
3. Membuat kesimpulan secara umum berkaitan dengan kelayakan investasi
penggantian aktiva tetap. Investasi penggantian aktiva tetap dikatakan
32
layak jika seluruh aspek dapat dipenuhi. Jika salah satu aspek tidak
dikatakan layak, maka sebaiknya investasi penggantian aktiva tetap
dibatalkan atau ditunda.
BAB IV
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
A. Sejarah Perusahaan
PT. Windika Utama merupakan perusahaan yang berstatus perseroan
terbatas swasta nasional yang didirikan pada tanggal 31 Januari 1992 oleh
Drs. Yana Heryana Rohiman, Ir. Aries Triwibowo, Hendro Mulono, dan Ery
Firmasyah, SE, Berdasarkan Akta Notaris no. 63 yang dikeluarkan oleh
Notaris Sri Hadini Soedjoko, SH di Semarang. Perusahaan ini berdomisili di
Jalan Beringin Raya 37 Ngaliyan Semarang. Kemudian Kata Perusahaan
tersebut didaftarkan dalam register umum di kapiniteraan pengadilan negeri
Semarang pada tanggal 13 Oktober 1992 Nomor 300/1992/II. Dan masuk
dalam lembaran negara nomor 6370 tertanggal 11 Desember 1992.
Perusahaan ini pada saat berdirinya mempunyai susunan pengurus sebagai
berikut :
Komisari Utamma : Hendro Mulono, SE
Komisari : Ery Firmansyah, SE
Ir. Hadi Taufik Rahayu
Drs. Tony Djoko Haryono
Hari Soerono Danurus Samsi
Direktur Utama : Drs. Yana Heryana Rohiman
Direktur : Ir. Aries Triwibowo
34
Dalam kegiatan operasinya perusahaan ini mengalami beberapa
tahap pengembangan, yang secara umum dapat dibagi dalam empat tahap
perkembangan yaitu :
1. Tahap I
Pada awalnya perusahaan ini yaitu mulai pada tahun 1992 sampai
tahun 1997 perusahaan ini merupakan pemborong bukan
bangunan/konstruksi yang beroperasi di daerah Semarang dan sekitarnya.
Dengan alamat Jl. Lempongsari Timur VII/3 Semarang. Dengan modal
setor pada saat itu adalah sebesar 45.000.000,-
2. Tahap II
Kemudian pada 23 September 1997, perusahaan ini mengalami
perubahan anggaran dasarnya sesuai dengan Akta Notaris Lenie. S
Hardjatno Lubis, SH Nomor 36. Perusahan pindah ke alamt Jl. Beringin
Raya 37 Ngaliyan Semarang. Di dalam akte perubahan anggaran dasar
tersebut untuk susunan pengurus juga mengalami perubahan sebgai
berikut
Komisaris Utama : Hendro Mulono, SE
Komisaris : Ery Firmansyah, SE
Direktur Utama : Drs. Yana Heryana Rohiman
Direktur : Ir. Aries Triwibowo
Drs. Tony Djoko Haryono
35
Perusahaan di lokasi yang baru ini sejak tahun 1997 perusahaan
mengalami perkembangan dan sampai tahun 2002 memiliki kemampuan
sebagai berikut :
a) Modal sendiri sebesar Rp. 11.115.576.996
b) Modal kredit bank dari BCA sebesar 2.000.000.000 (menjadi nasabah
BCA Cabang Semarang sejak tahun 1997 dengan kredit pertama
sebesar Rp. 500.000.000)
c) Tenaga penggerak PLN sebesar 865 KVA dan 555 KVA
d) Tenaga Kerja :
1) Karyawan yang berstatus harian berjumlah 342 orang yang terdiri
dari ;
• Produksi PP : 55 orang
• Operator produksi HD : 34 orang
• Operator produksi tali
dan plat : 18 orang
• Operator daur ulang/peller : 105 orang
• Supervisor : 11 orang
• Kepala regu : 37 orang
• Quality control dan etiket : 11 orang
• Dongkrak : 12 orang
• Gudang : 25 orang
• Bengkel : 16 orang
• Sopir : 9 orang
36
• Satpam : 9 orang
2) Karyawan yang berstatus borongan berjumlah 384 orang terdiri dari
• Beres dan Mesin potong PE : 205 orang
• Kemasan tali dan BS : 37 orang
• Mesin potong PP : 68 orang
• Timbangan : 49 orang
• Manual dan sablon : 25 orang
3) Karyawan yang berstatus bulanan/staf berjumlah 24 orang
B. Bidang Usaha
Untuk lebih mengenal bidang usaha perusahaan PT. Windika
Utama, maka di bawah ini akan diuraikan produk-produk yang di hasilkan :
1. Jenis Produk Poly Prophyline
Jenis plastik ini biasa digunakan untuk pembungkus yang terdiri dari
berbagai ukuran, mulai dari 0.5 ons, 0.25 ons, 1 kg, 1.5 kg, 2 kg, 2.5 kg, 4
kg, 5 kg. Kantong plastik termasuk dalam produk plastik jenis PP (Poly
Prophyline) yang menggunakan bahan baku utama Trilen HP10TQ dan
bahan baku pambantunya meliputi : regidex, OPP (Overlack Poly
Prophyline), afal PP dan brasfak. Ciri-ciri dari plastik PP ini adalah :
produk halus, tidak mudah pecah dan bening.
2. Jenis Plastik High Density Polyeteline
Jenis produk ini biasanya adalah produk pesanan khusus berupa
klem (brand type) untuk peti kemas tertentu, sehingga perusahaan tidak
37
menetapkan persediaan barang jadi. Bentuk lain dari jenis produk PE
adalah tas/kantong plastik yang mempunyai ciri-ciri getas atau mudah
pecah dan tidak bening.
3. Penjualan tahun 2002-2006
Perkembangan pnjualan per unit produksi Perusahaan Tahun 2002-
2006 dapat dilihat dalam tabel berikut :
Tabel IV.1 Penjualan Perusahaan
Tahun 2002-2006
Tahun Penjualan (Rp) 2002 4.159.539.270 2003 4.188.681.490 2004 4.441.373.372 2005 4.255.365.989 2006 4.539.539.270
Sumber : PT Windika Utama
C. Struktur Organisasi
Struktur organisasi yang diterapkan oleh PT. Windika Utama adalah
struktur organisasi garis. Dalam struktur organisasi ini, pimpinan perusahaan
dipegang langsung oleh Drs. Yana Heryana Rohiman sebagai pendiri
sekaligus Direktur Utama perusahaan. Struktur organisasi garis ini dipilih
dengan pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut :
1. Sederhana dan mudah dipahami.
2. Bersifat langsung, perintah, tugas wewenang, serta tanggung jawab
secara tegas dapat dibedakan sehingga pengaturan lebih mudah dan
lancar.
3. Jalur tugas dan tanggung jawab dapat dengan mudah diketahui
sumbernya.
38
4. Pemilik dan sekaligus pemimpin perusahaan memiliki kebebasan
membuat serta menentukan kebijaksanaan perusahaan tanpa
mengabaikan masukan dari karyawan.
Wewenang dan tanggung jawab dari masing-masing bagian/divisi
dapat dirinci sebagai berikut :
1. Direktur
a) Merupakan pimpinan tertinggi perusahaan yang bertanggung jawab
terhadap semua aktivitas perusahaan.
b) Menentukan kebijaksanaan perusahaan, baik ekstern maupun intern.
c) Mewakilkan wewenang dan tanggung jawab kepada bawahannya
untuk melakukan tugas rutin perusahaan.
d) Mengadakan hubungan dengan pihak-pihak luar perusahaan.
2. Bagian Marketing
a) Menjual hasil produksi.
b) Mengatur kelancaran hasil produksi.
c) Memimpin, mengawasi, mengarahkan dan meng-koordinasi semua
kegiatan dalam bagiannya.
d) Mengumpulkan data penjualan dan menganalisa teknik penjualan yang
telah digunakan, serta mengadakan penelitian daerah pemasaran.
e) Bekerja sama dengan bagian lain untuk melaksanakan kebijakan yang
telah ditetapkan oleh pimpinan perusahaan.
3. Bagian Keuangan
a) Memimpin, mengawasi, mengarahkan dan meng-koordinasi kegiatan
didalam bagiannya.
39
b) Menyelenggarakan administrasi keuangan dan membuat laporan
keuangan secara berkala ataupun insidentil.
c) Menyusun rencana anggaran pembelanjaan dan menyelenggarakan
pengawasannya.
d) Bekerja sama dengan bagian lain untuk melakukan kebijakan
perusahaan.
4. Bagian Produksi
a) Menyusun dan merencanakan kegiatan produksi.
b) Melaksanakan pengawasan dan mengadakan evaluasi dalam bidang
produksi dan menjaga kualitas produksi.
c) Bertanggung jawab atas kelancaran proses produksi.
d) Membuat laporan tentang hasil produksi sesuai dengan bentuk yang
telah ditentukan.
e) Bekerja sama dengan bagian lain untuk melakukan kebijakan
perusahaan.
5. Bagian Umum
a) Menyelenggarakan administrasi perusahaan, laporan bank dan
membuat laporan pajak.
b) Membukukan transaksi- transaksi yang terdapat pada perusahaan.
c) Melaksanakan administrasi ketenagakerjaan.
d) Melaksanakan undang-undang perburuhan dan keselamatan kerja.
e) Bekerja sama dengan bagian lain untuk melakukan kebijakan
perusahaan.
40
6. Bagian Logistik
a) Melaksanakan pengawasan terhadap bahan-bahan yang akan
digunakan dalam kegiatan produksi.
b) Menentukan sumber pembelian dan mengatur pembelian bahan-bahan.
c) Mengadakan administrasi yang berhubungan dengan masalah bahan-
bahan tersebut.
d) Melaporkan kekurangan dan kelebihan bahan baku.
e) Melaporkan kerusakan-kerusakan mesin dan alat transportasi.
7. Seksi Bengkel
a) Bertanggung jawab terhadap pengawasan dan perbaikan mesin-mesin
serta perlengkapan pabrik lainnya.
b) Mengurus administrasi yang berhubungan dengan peralatan
perbengkelan maupun suku cadang yang diperlukan.
8. Seksi Gudang
a) Mengatur dan mencatat keluar masuknya barang yang disimpan di
gudang.
b) Bertanggung jawab terhadap barang-barang yang disimpan dalam
gudang dari kerusakan maupun kehilangan.
9. Mandor
Bertugas mengawasi para pekerja pada masing-masing bagian
Mandor. Mandor yang mengawasi pemakaian bahan baku, mandor yang
mengawasi proses dan mandor yang mengawasi finishing produk. Masing-
masing mandor tersebut bertanggung jawab terhadap kepala mandor.
41
10. Karyawan/Pekerja
Karyawan/pekerja bertanggung jawab kepada mandor. Di bawah
pengawasan mandor, mereka bekerja dalam kegiatan produksi sehari-hari
sesuai dengan kegiatan masing-masing.
Gambar IV.1. Struktur Organisasi
Direktur Utama
Marketing Keuangan Produksi Logistik Umum
Ka. BENGKEL
Ka. GUDANG
MANDOR MANDOR
Ka. MANDOR
K A R Y A W A N
Komisaris
Direktur I
Direktur II
42
BAB V
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
A. Aspek Pasar
PT. Windika Utama adalah perusahaan yang memproduksi beberapa
jenis plastik. Ada tiga macam produk yang dihasilkan oleh perusahaan ini :
1. Kantong plastik dengan merk “Kidang”
2. Tas plastik dengan merk “Matahari”
3. Tas plastik dengan merk “Bintang”
Maksud dan tujuan pemberian merk tersebut adalah :
1. Membantu pengawasan terhadap produk yang dijual
2. Membantu program promosi penjualan
3. Mempermudah konsumen mengenal produk
4. Melindungi konsumen melalui keseragaman standar kualitas dan identitas
perusahaan.
Dalam pemasaran produknya, perusahan menggunakan saluran
distribusi sebagai berikut :
1. Produsen mendistribuskan ke Penyalur (perantara), dan dari penyalur terus
didistribusikan ke Konsumen
2. Produsen langsung mendistribusikan ke konsumen
Daerah pemasaran yang dilayani oleh perusahaan ini meliputi :
1. Jawa Tengah : Semarang, Tegal, Pekalongan, Brebes, Purwokerto,
Banyumas, Purbalingga, Cilacap dan Kebumen.
43
2. Jawa Barat : Cirebon dan Tasikmalaya.
Dengan luasnya daerah pemasaran, maka setiap hari tersedia
persediaan untuk masing-masing produk dan armada angkutannya.
Perusahaan mempunyai dua alternatif distribusi yaitu dengan diantar langsung
ke konsumen atau konsumen dapat memilih langsung ke perusahaan atau toko
yang dimiliki perusahaan untuk memilih sesuai kebutuhannya. Sistem
pembayaran yang digunakan adalah sistem pembayaran tunai dan kadang
dengan pembayaran kredit untuk meningkatkan penjualan.
Analisis awal dari studi kelayakan proyek adalah analisis tentang
aspek pasar. Pada aspek ini, hal-hal yang perlu dianalisa adalah peramalan
permintaan produk.
Perkembangan penjualan perusahaan secara tahunan selama
periode tahun 2002-2006 dapat dilihat dalam gambar berikut ini :
3900000000
4000000000
4100000000
4200000000
4300000000
4400000000
4500000000
4600000000
2002 2003 2004 2005 2006
Tahun
Per
min
taan
Grafik V.1 Penjualan Perusahaan tahun 2002-2006
Berdasarkan gambar diatas dapat diketahui bahwa perusahaan
mengalami pertumbuhan penjualan yang selalu naik pada tahun 2003, 2004,
dan 2006, tetapi pada tahun 2005 perusahaan mengalami penurunan
44
penjualan. Selama tahun 2002-2006, rata-rata penjualan perusahaan senilai
Rp. 4.316.899.878,00. kapasitas penjualan yang ada akan terus meningkat
setiap tahunnya bahkan akan melebihi kapasitas produksi saat ini yaitu
600.000 kg per tahun.
Untuk mengetahui permintaan di masa yang akan datang, kita
dapat melakukan peramalan. Walaupun hasil dari peramalan itu tidak pasti,
tetapi hasil peramalan itu dapat dijadikan acuan untuk melihat kemungkinan-
kemungkinan yang dapat terjadi di kemudian hari.
Tabel V.1. Volume Penjualan Tahun 2002-2006 (dalam Rupiah)
TAHUN VOLUME PENJUALAN (RP)
2002 4.159.539.270 2003 4.188.681.490 2004 4.441.373.372 2005 4.255.365.989 2006 4.539.539.270
Sumber : PT. Windika Utama 2006
Dari data historis tersebut maka peramalan penjualan dengan
metode least square adalah sebagai berikut:
Tahun Penjualan (Y) X XY X2 2002 4.159.539.270 -2 -7.319.078.540 4 2003 4.188.681.490 -1 -3.688.681.490 1 2004 4.441.373.372 0 0 0 2005 4.255.365.989 1 3.755.365.989 1 2006 4.539.839.270 2 8.079.678.540 4
21.584.799.391 0 827.284.499 10
45
Untuk menghitung perkiraan jumlah produksi selama 20 tahun
sesuai dengan umur ekonomis mesin yang akan datang digunakan analisis
trend linier. Persamaan trend linier yang digunakan adalah sebagai berikut:
Y= a+ bx
Dimana :
n
Ya ∑= ,
2X
XYb ∑=
21.584.799.391 a = 5
827.284.499 b = 10
a = 4.316.959.878
b = 82.728.450
Pengolahan data menggunakan program SPSS versi 10.
Pertumbuhan penjualan berdasarkan data historis tahun 2002-2006,
menggunakan pendekatan trend linier didapat persamaan sebagai berikut:
Y= 4.316.959.878 + 82.728.450X
Dimana :
Y = Penjualan periode t
X = Periode tahun t
Setelah persamaan trend linier diketahui, maka volume penjualan
untuk tahun 2007-2026 dapat dihitung dengan cara sebagai berikut:
46
Tabel V.2 Model Perkembangan Penjualan Perusahaan
Tahun 2007-2026 (dalam Rupiah)
TAHUN a B X VOLUME PENJUALAN
2007 4.316.959.878 82.728.450 0 4.316.959.878 2008 4.316.959.878 82.728.450 1 4.399.688.328 2009 4.316.959.878 82.728.450 2 4.482.416.778 2008 4.316.959.878 82.728.450 3 4.565.145.228 2010 4.316.959.878 82.728.450 4 4.647.873.678 2011 4.316.959.878 82.728.450 5 4.730.602.128 2012 4.316.959.878 82.728.450 6 4.813.330.578 2013 4.316.959.878 82.728.450 7 4.896.059.028 2014 4.316.959.878 82.728.450 8 4.978.787.478 2015 4.316.959.878 82.728.450 9 5.061.515.928 2016 4.316.959.878 82.728.450 10 5.144.244.378 2017 4.316.959.878 82.728.450 11 5.226.972.828 2018 4.316.959.878 82.728.450 12 5.309.701.278 2019 4.316.959.878 82.728.450 13 5.392.429.728 2020 4.316.959.878 82.728.450 14 5.475.158.178 2021 4.316.959.878 82.728.450 15 5.557.886.628 2022 4.316.959.878 82.728.450 16 5.640.615.078 2023 4.316.959.878 82.728.450 17 5.723.343.528 2024 4.316.959.878 82.728.450 18 5.806.071.978 2025 4.316.959.878 82.728.450 19 5.888.800.428 2026 4.316.959.878 82.728.450 20 5.971.528.878
Sumber Data : Olahan
Melalui model matematik diatas dapat dilakukan proyeksi
terhadap perkembangan penjualan per unit produksi selama umur proyek 20
tahun yaitu tahun 2007-2026 sebagai berikut :
47
Tabel V.3 Proyeksi Penjualan Perusahaan
Tahun 2007-2026 (dalam Rupiah)
Tahun
Ke Proyeksi Penjualan (Rp)
0 4.316.959.878 1 4.399.688.328 2 4.482.416.778 3 4.565.145.228 4 4.647.873.678 5 4.730.602.128 6 4.813.330.578 7 4.896.059.028 8 4.978.787.478 9 5.061.515.928 10 5.144.244.378 11 5.226.972.828 12 5.309.701.278 13 5.392.429.728 14 5.475.158.178 15 5.557.886.628 16 5.640.615.078 17 5.723.343.528 18 5.806.071.978 19 5.888.800.428 20 5.971.528.878
Sumber Data : Olahan
Dari tabel diatas terlihat perkembangan penjualan selama 20
tahun, maka perusahaan perlu melakukan pengantian 1 buah mesin extruder
dan 2 buah mesin cutter sealing untuk meningkatkan penjualan sesuai dengan
perencanaan.
48
B. Aspek Keuangan
1. Proyeksi Biaya Produksi
Perkembangan produksi Perusahaan secara bulanan selama
periode tahun 2002-2006 dapat dilihat dalam tabel berikut :
Tabel V.4 Produksi Perusahaan Per Bulan
Tahun 2002-2006 (dalam Kg)
BULAN Tahun 2002
Tahun 2003
Tahun 2004
Tahun 2005
Tahun 2006
Januari 23.471 27.353 40.129 46.145 42.655 Februari 10.685 44.467 44.677 38.126 38.05 Maret 43.523 60.448 51.555 35.902 56.288 April 42.543 54.217 45.418 29.858 68.752 Mei 39.745 58.378 52.547 39.956 44.733 Juni 60.440 49.125 65.746 75.606 81.488 Juli 46.845 54.589 49.699 38.049 56.726 Agustus 61.262 36.58 51.073 58.806 64.522 September 68.182 67.997 60.736 46.715 39.899 Oktober 39.386 70.276 71.145 65.253 59.663 November 39.242 65.209 60.508 29.033 27.205 Desember 29.615 47.775 71.244 87.953 54.375
total 504.939 636.414 664.477 591.402 634.356 Sumber : PT. Windika Utama 2006
Komponen biaya produksi terdiri dari biaya bahan baku dan bahan
pembantu. Komponen biaya produksi perusahaan per unit produksi tahun
2006 secara rinci dapat dilihat dalam tabel berikut :
49
Tabel V.5 Komponen Biaya Produksi Perusahaan
Tahun 2006 (dalam Rupiah)
No Keterangan Biaya/Bulan (Rp) Biaya/Tahun (Rp) 1 Biaya Bahan Baku 166.887.602,78 . 2.002.651.233,33
2 Biaya Bahan Pembantu
2.060.555,56 24.726.666,67
3 Biaya Tenaga Langsung 11.000.000,00 132.000.000,00
Total Biaya (Rp) 179.948.158,33 2.159.377.900,00 Sumber : PT. Windika Utama 2006
Perkembangan biaya produksi perusahaan tahun 2002-2006 dapat
dilihat dalam tabel berikut:
Tabel V.6 Biaya Produksi Perusahaan
Tahun 2002-2006 (dalam Rupiah)
Tahun Biaya Produksi (Rp) 2002 1.959.377.900,00 2003 1.910.534.353,00 2004 2.072.271.757,71 2005 2.045.330.780,75 2006 2.159.377.900,00
Sumber : PT. Windika Utama 2006
Proyeksi perkembangan biaya produksi perusahaan tahun 2002-
2006 dapat digunakan pendekatan dengan model metode least square
adalah sebagai berikut:
50
Tahun Biaya
Produksi(Y) X XY X2 2002 1.959.377.900 -2 -3.918.755.800 4 2003 1.910.534.353 -1 -1.910.534.353 1 2004 2.072.271.758 0 0 0 2005 2.045.330.781 1 2.045.330.781 1 2006 2.159.377.900 2 4.318.755.800 4
10.146.892.692 0 534.796.428 1000
Untuk menghitung perkiraan jumlah biaya produksi selama
Periode 20 tahun yang akan datang digunakan analisis trend linier.
Persamaan trend linier yang digunakan adalah sebagai berikut:
Y= a+ bx
Dimana :
n
Ya ∑=
, 2X
XYb ∑=
10.146.892.692 a = 5
534.796.428 b = 10
a = 2.029.378.538 b = 26.739.821
Pengolahan data menggunakan program SPSS versi 10.
Pertumbuhan biaya produksi berdasarkan data historis tahun 2002-2006,
menggunakan pendekatan trend linier didapat persamaan sebagai berikut:
Y= 2.029.378.538 + 26.739.821X
Dimana :
Y = Biaya Produksi periode t
X = Periode tahun t
51
Setelah persamaan trend linier diketahui, maka biaya produksi
untuk tahun 2007-2026 dapat dihitung dengan cara sebagai berikut
Tabel V.7 Model Perkembangan Biaya Produksi Perusahaan
Tahun 2007-2026 (dalam Rupiah)
TAHUN a B X BIAYA PRODUKSI
2007 2.029.378.538 26.739.821 0 2.029.378.538 2008 2.029.378.538 26.739.921 1 2.056.118.359 2009 2.029.378.538 26.739.921 2 2.082.858.180 2008 2.029.378.538 26.739.921 3 2.109.598.001 2010 2.029.378.538 26.739.921 4 2.136.337.822 2011 2.029.378.538 26.739.921 5 2.163.077.643 2012 2.029.378.538 26.739.921 6 2.189.817.464 2013 2.029.378.538 26.739.921 7 2.216.557.285 2014 2.029.378.538 26.739.921 8 2.243.297.106 2015 2.029.378.538 26.739.921 9 2.270.036.927 2016 2.029.378.538 26.739.921 10 2.296.776.748 2017 2.029.378.538 26.739.921 11 2.323.516.569 2018 2.029.378.538 26.739.921 12 2.350.256.390 2019 2.029.378.538 26.739.921 13 2.376.996.211 2020 2.029.378.538 26.739.921 14 2.403.736.032 2021 2.029.378.538 26.739.921 15 2.430.475.853 2022 2.009.378.538 26.739.921 16 2.457.215.674 2023 2.029.378.538 26.739.921 17 2.483.955.495 2024 2.029.378.538 26.739.921 18 2.510.695.316 2025 2.029.378.538 26.739.921 19 2.537.435.137 2026 2.029.378.538 26.739.921 20 2.564.174.958
Sumber Data : Olahan
52
Melalui model matematik diatas dapat dilakukan proyeksi
terhadap perkembangan biaya produksi selama umur proyek 20 tahun yaitu
tahun 2007-2026 sebagai berikut :
Tabel V.8 Proyeksi Biaya Produksi Perusahaan
Tahun 2007-2026 (dalam Rupiah)
Tahun
ke- Proyeksi Biaya Produksi
0 2.029.378.538 1 2.056.118.359 2 2.082.858.180 3 2.109.598.001 4 2.136.337.822 5 2.163.077.643 6 2.189.817.464 7 2.216.557.285 8 2.243.297.106 9 2.270.036.927 10 2.296.776.748 11 2.323.516.569 12 2.350.256.390 13 2.376.996.211 14 2.403.736.032 15 2.430.475.853 16 2.457.215.674 17 2.483.955.495 18 2.510.695.316 19 2.537.435.137 20 2.564.174.958
Sumber Data : Olahan
Biaya overhead pabrik komponen biaya overhead pabrik terdiri
dari biaya listrik industri, biaya tenaga kerja, biaya reparasi dan
pemeliharaan mesin, biaya perpacking, dan biaya pabrikase. Komponen
53
biaya overhead pabrik perusahaan per unit produksi tahun 2006 secara
rinci dapat dilihat dalam tabel berikut :
Tabel V.9 Komponen Biaya Overhead Pabrik
Tahun 2006 (dalam Rupiah)
No Keterangan Biaya / Bulan Biaya / Tahun 1 Biaya Listrik Industri 33.580.280,14 402.963.361,67 2 Biaya Tenaga Kerja 49.164.769,17 589.977.230,00 3 Bi. Rep dan Pemeliharaan Mesin 815.921,53 9.791.058,33 4 Bi. Perpacking 208.511,11 2.502.133,33 5 Bi. Pabrikase 340.863,06 4.090.356,67 Total 83.769.481,94 1.009.324.140,00
Sumber : PT. Windika Utama 2006
Perkembangan biaya overhead pabrik perusahaan tahun 2002-
2006 dapat dilihat dalam tabel berikut :
Tabel V.10 Biaya Overhead Pabrik
Tahun 2002-2006 (dalam Rupiah)
Tahun Biaya Overhead Pabrik (Rp) 2002 979.790.347 2003 972.779.864 2004 988.418.858 2005 986.839.800 2006 1.009.324.140
Sumber : PT. Windika Utama 2006
Proyeksi perkembangan biaya overhead pabrik perusahaan tahun
2002-2006 dapat didekati dengan model metode least square adalah
sebagai berikut:
54
Tahun Overhead Pabrik
(Y) X XY X2 2002 979.790.347 -2 -1.959.580.690 4 2003 972.779.864 -1 - 972.779.864 1 2004 988.418.858 0 0 0 2005 986.839.800 1 986.839.800 1 2006 1.009.324.140 2 2.018.648.280 4
4.937.153.009 0 73.127.522 10
Untuk menghitung perkiraan jumlah biaya overhead pabrik
selama Periode 20 tahun yang akan datang digunakan analisis trend
linier. Persamaan trend linier yang digunakan adalah sebagai berikut:
Y= a+ bx
Dimana :
n
Ya ∑= ,
2X
XYb ∑=
4.937.153.009 a = 5
73.127.522 b = 10
a = 987.430.602
b = 3.656.376
Pengolahan data menggunakan program SPSS versi 10.
Pertumbuhan biaya overhead pabrik berdasarkan data historis tahun
2002-2006, menggunakan pendekatan trend linier didapat persamaan
sebagai berikut:
Y= 987.430.602 + 3.656.376X
Dimana :
55
Y = Biaya overhead pabrik periode t
X = Periode tahun t
Setelah persamaan trend linier diketahui, maka biaya overhead
pabrik untuk tahun 2007-2026 dapat dihitung dengan cara sebagai berikut:
Tabel V.11 Model Perkembangan biaya overhead pabrik
Tahun 2007-2026 (dalam Rupiah)
TAHUN A B X BIAYA OVERHEAD PABRIK
2007 987.430.602 3.656.376 0 987.430.602 2008 987.430.602 3.656.376 1 991.086.978 2009 987.430.602 3.656.376 2 994.743.354 2008 987.430.602 3.656.376 3 998.399.730 2010 987.430.602 3.656.376 4 1.002.056.106 2011 987.430.602 3.656.376 5 1.005.712.482 2012 987.430.602 3.656.376 6 1.009.368.858 2013 987.430.602 3.656.376 7 1.013.025.234 2014 987.430.602 3.656.376 8 1.016.681.610 2015 987.430.602 3.656.376 9 1.020..337.986 2016 987.430.602 3.656.376 10 1.023.994.362 2017 987.430.602 3.656.376 11 1.031.650.738 2018 987.430.602 3.656.376 12 1.031.307.114 2019 987.430.602 3.656.376 13 1.034.963.490 2020 987.430.602 3.656.376 14 1.038.619.866 2021 987.430.602 3.656.376 15 1.042.276.242 2022 987.430.602 3.656.376 16 1.045.932.618 2023 987.430.602 3.656.376 17 1.049.588.994 2024 987.430.602 3.656.376 18 1.053.245.370 2025 987.430.602 3.656.376 19 1.056.901.746 2026 987.430.602 3.656.376 20 1.060.558.122
Sumber Data : Olahan
56
Melalui model matematik diatas dapat dilakukan proyeksi
terhadap perkembangan biaya overhead pabrik selama umur proyek 20
tahun yaitu tahun 2007-2026 sebagai berikut :
Tabel V.12 Proyeksi Biaya Overhead Pabrik Perusahaan
Tahun 2007-2026 (dalam Rupiah)
Tahun
ke- Proyeksi Biaya Overhead
Pabrik 0 987.430.602 1 991.086.978 2 994.743.354 3 998.399.730 4 1.002.056.106 5 1.005.712.482 6 1.009.368.858 7 1.013.025.234 8 1.016.681.610 9 1.020.337.986 10 1.023.994.362 11 1.031.650.738 12 1.031.307.114 13 1.034.963.490 14 1.038.619.866 15 1.042.276.242 16 1.045.932.618 17 1.049.588.994 18 1.053.245.370 19 1.056.901.746 20 1.060.558.122
Sumber Data : Olahan
2. Proyeksi Non Produksi
Biaya non produksi terdiri dari biaya pemasaran, biaya
administrasi umum dan gaji karyawan perusahaan.
57
a. Biaya Pemasaran
Komponen biaya pemasaran terdiri dari gaji supir, pajak
kendaraan, biaya reparasi dan pemeliharaan kendaraan, biaya
perpacking, biaya pengiriman dan transportasi, biaya parkir, biaya
perjalanan kanvas dan biaya iklan.
Komponen biaya pemasaran perusahaan per unit produksi tahun
2006 secara rinci dapat dilihat dalam tabel berikut :
Tabel V.13 Komponen Biaya Pemasaran Tahun 2006
(dalam Rupiah)
No Keterangan Biaya/Bulan Biaya/Tahun 1 Gaji Sopir Angkut 1.520.183,19 18.242.198,33 2 Pajak Kendaraan 430.988,19 5.171.858,33 3 Bi. Rep dan Pem. Kendaraan 191.341,66 2.269.100,00 4 Bi. Pengiriman dan Transportasi 395.267,22 4.743.206,67 5 Bi. Parkir 3.683,05 441.916,67 6 Bi. Perjalanan Kanvas 1.133.937,50 13.607.250,00 7 Bi. Iklan 855,55 10.266,67 Total 3.676.256,36 44.485.796,67
Sumber : PT. Windika Utama 2006
Perkembangan biaya pemasaran perusahaan tahun 2002-2006
dapat dilihat dalam tabel berikut :
58
Tabel V.14 Biaya Pemasaran Tahun 2002-2006
(dalam Rupiah)
Tahun Biaya Pemasaran (Rp) 2002 39.710.086,50 2003 39.045.590,83 2004 40.497.870,37 2005 43.072.763,88 2006 44.485.796,67
Sumber : PT. Windika Utama 2006
Proyeksi perkembangan biaya pemasaran Perusahaan tahun 2002-
2006 dapat didekati dengan model metode least square adalah sebagai
berikut:
Tahun Pemasaran
(Y) X XY X2 2002 39.710.087 -2 -79.420.174 4 2003 39.045.591 -1 - 39.045.591 1 2004 40.497.870 0 0 0 2005 43.072.764 1 43.072.764 1 2006 44.485.797 2 88.971.594 4
206.812.109 0 13.578.593 10
Untuk menghitung perkiraan jumlah biaya pemasaran selama
Periode 20 tahun yang akan datang digunakan analisis trend linier.
Persamaan trend linier yang digunakan adalah sebagai berikut:
Y= a+ bx
Dimana :
59
n
Ya ∑= ,
2X
XYb ∑=
206.812.109 a = 5
13.578.593 b = 10
a = 41.362.422
b = 678.930
Pengolahan data menggunakan trend linier. Pertumbuhan biaya
pemasaran berdasarkan data historis tahun 2002-2006, menggunakan
pendekatan trend linier didapat persamaan sebagai berikut:
Y= 41.362.422 + 678.930X
Dimana :
Y = Pemasaran periode t
X = Periode tahun t
Setelah persamaan trend linier diketahui, maka biaya pemasaran
untuk tahun 2007-2026 dapat dihitung dengan cara sebagai berikut:
60
Tabel V.15 Model Perkembangan Biaya Pemasaran
Tahun 2007-2026 (dalam Rupiah)
TAHUN a B X BIAYA PEMASARAN
2007 41.362.422 678.930 0 41.362.422 2008 41.362.422 678.930 1 42.041.352 2009 41.362.422 678.930 2 42.720.282 2008 41.362.422 678.930 3 43.399.212 2010 41.362.422 678.930 4 44.078.142 2011 41.362.422 678.930 5 45.757.072 2012 41.362.422 678.930 6 45.436.002 2013 41.362.422 678.930 7 46.114.932 2014 41.362.422 678.930 8 46.793.862 2015 41.362.422 678.930 9 47.472.792 2016 41.362.422 678.930 10 48.151.722 2017 41.362.422 679.930 11 48.830.652 2018 41.362.422 678.930 12 49.509.582 2019 41.362.422 678.930 13 50.188.512 2020 41.362.422 678.930 14 50.867.442 2021 41.362.422 678.930 15 51.546.372 2022 41.362.422 678.930 16 52.225.302 2023 41.362.422 678.930 17 53.904.232 2024 41.362.422 678.930 18 53.583.162 2025 41.362.422 678.930 19 54.262.092 2026 41.362.422 678.930 20 54.941.022
Sumber Data : Olahan
Melalui model matematik diatas dapat dilakukan proyeksi
terhadap perkembangan biaya pemasaran selama umur proyek 20 tahun
yaitu tahun 2007 -2025 sebagai berikut :
61
Tabel V.16 Proyeksi Biaya Pemasaran Perusahaan
Tahun 2007-2026 (dalam Rupiah)
Tahun
ke- Proyeksi Biaya Pemasaran
0 41.362.422 1 42.041.352 2 42.720.282 3 43.399.212 4 44.078.142 5 45.757.072 6 45.436.002 7 46.114.932 8 46.793.862 9 47.472.792 10 48.151.722 11 48.830.652 12 49.509.582 13 50.188.512 14 50.867.442 15 51.546.372 16 52.225.302 17 53.904.232 18 53.583.162 19 54.262.092 20 54.941.022
Sumber Data : Olahan
b. Biaya Administrasi dan Umum
Komponen biaya administrasi dan Umum tahun 2006 secara rinci
dapat dilihat dalam tabel berikut :
62
Tabel V.17 Komponen Biaya Administrasi dan Umum
Tahun 2006 (dalam Rupiah)
No Keterangan Biaya/Bulan Biaya/Tahun 1 Bi. Makan dan Minum 529.939,03 6.359.268,33 2 Bi. Rep. dan Pem. Kendaraan 113.640,28 1.363.683,33 3 Bi. Kantor dan Admnistrasi 287.897,92 3.454.775,00 4 Bi. Pos 9.726,39 116.716,67 5 Bi. Pemeliharaan Bangunan 269.805,56 3.237.666,67 6 Bi. Asuransi 1.538.548,00 18.462.576,00 7 Bi. Listrik dan Air Kantor 376.250,00 4.515.000,00 8 Bi. Telepon 657.083,33 7.885.000,00 9 Bi. Bahan bakar dan perjalanan 447.639,72 5.371.676,67 10 Bi. Umum dan Lain- lain 127.861,67 1.534.340,00 Total 4.358.391,89 52.300.702,67
Sumber : PT. Windika Utama 2006
Perkembangan biaya administrasi dan umum perusahaan tahun
2002-2006 dapat dilihat dalam tabel berikut :
Tabel V.18 Biaya Administrasi dan Umum
Tahun 2002-2006 (dalam Rupiah)
Tahun Biaya Administrasi Umum (Rp) 2002 44.915.737,80 2003 47.661.524,69 2004 40.544.600,92 2005 43.571.830,97 2006 52.300.702,67
Sumber : PT. Windika Utama 2006
Proyeksi perkembangan biaya administrasi dan umum perusahaan
tahun 2002-2006 dapat didekati dengan model metode least square adalah
sebagai berikut:
63
Tahun
Biaya Administrasi dan Umum
(Y) X XY X2 2002 44.915.738 -2 -89.831.476 4 2003 47.661.525 -1 - 47.661.525 1 2004 40.544.601 0 0 0 2005 43.571.831 1 43.571.831 1 2006 52.300.703 2 104.601.400 4
228.994.396 0 10.600.236 10
Untuk menghitung perkiraan jumlah biaya administrasi dan
umum periode 20 tahun yang akan datang digunakan analisis trend
linier. Persamaan trend linier yang digunakan adalah sebagai berikut:
Y= a+ bx
Dimana :
n
Ya ∑= ,
2X
XYb ∑=
228.994.396 a = 5
10.600.236 b = 10
a = 45.798.880
b = 534.012
Pengolahan data menggunakan program SPSS versi 10.
Pertumbuhan biaya administrasi dan umum berdasarkan data historis
tahun 2002-2006, menggunakan pendekatan trend linier didapat
persamaan sebagai berikut:
Y= 45.798.880 + 534.012X
Dimana :
64
Y = Biaya administrasi dan umum periode t
X = Periode tahun t
Setelah persamaan trend linier diketahui, maka biaya administrasi
dan umum untuk tahun 2007-2026 dapat dihitung dengan cara sebagai berikut:
Tabel V.19 Model Perkembangan Biaya adminstrasi dan Umum
Tahun 2007-2026 (dalam Rupiah)
TAHUN A B X ADMINTRASI DAN UMUM
2007 45.798.880 534.012 0 45.798.880 2008 45.798.880 534.012 1 46.332.892 2009 45.798.880 534.012 2 46.866.904 2008 45.798.880 534.012 3 47.400.916 2010 45.798.880 534.012 4 47.934.928 2011 45.798.880 534.012 5 48.468.940 2012 45.798.880 534.012 6 49.002.952 2013 45.798.880 534.012 7 49.536.964 2014 45.798.880 534.012 8 50.070.976 2015 45.798.880 534.012 9 50.604.988 2016 45.798.880 534.012 10 51.139.000 2017 45.798.880 534.012 11 51.673.012 2018 45.798.880 534.012 12 52.207.024 2019 45.798.880 534.012 13 52.741.036 2020 45.798.880 534.012 14 53.275.048 2021 45.798.880 534.012 15 53.809.060 2022 45.798.880 534.012 16 54.343.072 2023 45.798.880 534.012 17 54.877.084 2024 45.798.880 534.012 18 55.411.096 2025 45.798.880 534.012 19 55.945.108 2026 45.798,.880 534.012 20 56.479.120
Sumber Data : Olahan
65
Melalui model matematik diatas dapat dilakukan proyeksi
terhadap perkembangan biaya administrasi dan umum selama umur
proyek 20 tahun yaitu tahun 2007 – 2026 sebagai berikut :
Tabel V.20 Proyeksi Biaya Administrasi dan Umum Perusahaan
Tahun 2007-2026 (dalam Rupiah)
Tahun ke-
Proyeksi Biaya Administrasi dan Umum
0 45.798.880 1 46.332.892 2 46.866.904 3 47.400.916 4 47.934.928 5 48.468.940 6 49.002.952 7 49.536.964 8 50.070.976 9 50.604.988 10 51.139.000 11 51.673.012 12 52.207.024 13 52.741.036 14 53.275.048 15 53.809.060 16 54.343.072 17 54.877.084 18 55.411.096 19 55.945.108 20 56.479.120
Sumber Data : Olahan
c. Gaji Karyawan
Karyawan perusahaan digaji bulanan sebagai karyawan tetap.
Biaya karyawan terdiri dari biaya gaji karyawan bulanan, dan biaya gaji
tenaga kerja tak langsung. Biaya atau gaji karyawan yang merupakan
biaya tetap dapat dilihat dalam tabel berikut :
66
Tabel V.21 Komponen Gaji karyawan
Tahun 2006 (dalam Rupiah)
No Keterangan Biaya/Bulan Biaya/Tahun 1 Manager 1.200.000,00 144.000.000,00 2 HRD 900.000,00 10.800.000,00 3 Operasional 750.000,00 9.000.000,00 5 Bendahara 600.000,00 7.200.000,00 6 Kasir 500.000,00 6.000.000,00 7 Gaji Tenaga Kerja 450.000,00 5.400.000,00 8 Staff Keamanan 400.000,00 4.800.000,00 9 Staff Umum 400,000,00 4.800.000,00 Total 5.200.000,00 192.000.000,00
Sumber : PT. Windika Utama 2006
Perkembangan gaji karyawan perusahaan tahun 2002-2006 dapat
dilihat dalam tabel berikut :
Tabel V.22 Biaya Gaji Karyawan
Tahun 2002-2006 (dalam Rupiah)
Tahun Biaya Gaji Karyawan (Rp) 2002 156.385.200,00 2003 164.616.000,00 2004 173.280.000,00 2005 182.400.000,00 2006 192.000.000,00
Sumber : PT. Windika Utama 2006
Proyeksi perkembangan gaji karyawan Perusahaan tahun 2002-
2006 dapat didekati dengan model metode least square adalah sebagai
berikut:
67
Tahun Gaji Karyawan
(Y) X XY X2 2002 156.385.200 -2 -312.770.400 4 2003 164.616.000 -1 - 164.616.000 1 2004 173.280.000 0 0 0 2005 182.400.000 1 182.400.000 1 2006 192.000.000 2 384.000.000 4
868.681.200 0 89.013.600 10
Untuk menghitung perkiraan jumlah gaji karyawan selama
Periode 20 tahun yang akan datang digunakan analisis trend linier.
Persamaan trend linier yang digunakan adalah sebagai berikut:
Y= a+ bx
Dimana :
n
Ya ∑=
, 2X
XYb ∑=
868.681.200 a = 5
89.013.600 b = 10
a = 173.736.240
b = 4.450.680
Pengolahan data menggunakan trend linier. Pertumbuhan gaji
karyawan berdasarkan data historis tahun 2002-2006, menggunakan
pendekatan trend linier didapat persamaan sebagai berikut:
Y= 173.736.240 + 4.450.680X
Dimana :
Y = Gaji karyawan periode t
68
X = Periode tahun t
Setelah persamaan trend linier diketahui, maka gaji karyawan
untuk tahun 2007-2026 dapat dihitung dengan cara sebagai berikut:
Tabel V.23 Model Perkembangan Gaji Karyawan
Tahun 2007-2026 (dalam Rupiah)
TAHUN A B X GAJI KARYAWAN
2007 173.736.240 4.450.680 0 173.736.240 2008 173.736.240 4.450.680 1 178.186.920 2009 173.736.240 4.450.680 2 182.637.600 2008 173.736.240 4.450.680 3 187.088.280 2010 173.736.240 4.450.680 4 191.538.960 2011 173.736.240 4.450.680 5 195.989.640 2012 173.736.240 4.450.680 6 200.440.320 2013 173.736.240 4.450.680 7 204.891.000 2014 173.736.240 4.450.680 8 209.341.680 2015 173.736.240 4.450.680 9 213.792.360 2016 173.736.240 4.450.680 10 218.243.040 2017 173.736.240 4.450.680 11 222.693.720 2018 173.736.240 4.450.680 12 227.144.400 2019 173.736.240 4.450.680 13 231.595.080 2020 173.736.240 4.450.680 14 236.645.760 2021 173.736.240 4.450.680 15 240.496.440 2022 173.736.240 4.450.680 16 244.947.120 2023 173.736.240 4.450.680 17 249.397.800 2024 173.736.240 4.450.680 18 253.848.480 2025 173.736.240 4.450.680 19 258.299.160 2026 173.736.240 4.450.680 20 262.749.840
Sumber Data : Olahan
Kebijakan perusahaan selalu menaikkan gaji karyawan sesuai
kondisi. Hal ini juga dilakukan dengan mempertimbangkan kondisi dan
69
situasi lingkungan yang ada, baik lingkungan perusahaan maupun luar
perusahaan. proyeksi terhadap perkembangan gaji karyawan selama
umur proyek 20 tahun yaitu tahun 2007 - 2026 sebagai berikut :
Tabel V.24
Proyeksi Gaji Karyawan Tahun 2007-2026 (dalam Rupiah)
Tahun
ke- Proyeksi Gaji Karyawan
0 173.736.240 1 178.186.920 2 182.637.600 3 187.088.280 4 191.538.960 5 195.989.640 6 200.440.320 7 204.891.000 8 209.341.680 9 213.792.360 10 218.243.040 11 222.693.720 12 227.144.400 13 231.595.080 14 236.645.760 15 240.496.440 16 244.947.120 17 249.397.800 18 253.848.480 19 258.299.160 20 262.749.840
Sumber Data : Olahan
Tabel V.25 Rekapitulasi Proyeksi Biaya Tahun 2007-2026
(dalam Rupiah)
Biaya-biaya Tahun 1 Tahun 2 Tahun 3 Tahun 4 Tahun 5 Tahun 6 Biaya Produksi
Biaya Produksi
2.056.118.359,00
2.082.858.180,00
2.106.598.001,00
2.136.337.822,00
2.163.077.643,00
2.189.817.464,00
Biaya Overhead Pabrik
991.086.978,00
994.743.354,00
998.399.730,00
1.002.056.106,00
1.005.712.482,00
1.009.368.858,00 Biaya non Produksi
Biaya Pemasaran
42.041.352,00
42.720.282,00
43.399.212,00
44.078.142,00
44.757.072,00
45.436.002,00
Gaji Karyawan
178.186.920,00
182.637.600,00
187.088.280,00
191.538.960,00
195.989.640,00
200.440.320,00
Biaya Administrasi Umum
46.332.892,00
46.886.904,00
47.400.916,00
47.934.928,00
48.468.940,00
49.002.952,00
Rekapitulasi Biaya
3,313,766,501.00 3,349,846,320.00
3,382,886,139.00
3,421,945,958.00
3,458,005,777.00
3,494,065,596.00
Sumber Data: Olahan
70
Tabel V.25 Rekapitulasi Proyeksi Biaya Tahun 2007-2026
(dalam Rupiah)
Tahun 7 Tahun 8 Tahun 9 Tahun 10 Tahun 11 Tahun 12 Tahun 13
2.216.557.285,00
2.243.297.106,00
2.270.036.927,00
2.296.776.748,00
2.323.516.569,00
2.350.256.390,00
2.376.996.211,00
1.013.025.234,00
1.016.681.610,00
1.020.337.986,00
1.023.994.362,00
1.027.650.738,00
1.031.307.114,00
1.034.963.490,00
46.114.932,00
46.793.862,00
47.472.792,00
48.151.722,00
48.830.652,00
49.509.582,00
50.188.512,00
204.891.000,00
209.341.680,00
213.792.360,00
218.243.040,00
222.693.720,00
227.114.400,00
231.595.080,00
49.536.964,00
50.070.976,00
50.604.988,00
51.139.000,00
51.673.012,00
52.207.024,00
52.741.036,00
3.530.125.415,00
3.566.185.234,00
3.602.245.053,00
3.638.304.872,00
3.674.364.691,00
3.710.394.510,00
3.746.484.329,00
Sumber Data: Olahan
71
Tabel V.25 Rekapitulasi Proyeksi Biaya Tahun 2007-2026
(dalam Rupiah)
Tahun 14 Tahun 15 Tahun 16 Tahun 17 Tahun 18 Tahun 19 Tahun 20
2.403.736.032,00
2.430.475.853,00
2.457.215.674,00
2.483.955.495,00
2.510.695.316,00
2.537.435.137,00
2.564.174.958,00
1.038.619.866,00
1.042.276.242,00
1.045.932.618,00
1.049.588.994,00
1.053.245.370,00
1.056.901.746,00
1.060.558.122,00
50.867.442,00
51.546.201,00
52.225.302,00
52.904.232,00
53.583.162,00
54.262.092,00
54.941.022,00
236.045.760,00
240.496.440,00
244.947.120,00
249.397.800,00
253.848.480,00
258.299.160,00
262.749.840,00
53.275.048,00
53.809.060,00
54.343.072,00
54.877.084,00
55.411.096,00
55.945.108,00
56.479.120,00
3.782.544.148,00
3.818.603.796,00
3.854.663.786,00
3.890.723.605,00
3.926.783.424,00
3.962.843.243,00
3.998.903.062,00
Sumber Data: Olahan
72
73
3. Biaya Depresiasi
Untuk menghitung besarnya biaya depresiasi dalam upaya
peningkatan kapasitas ini digunakan metode garis lurus. Cara menentukan
besarnya biaya depresiasi adalah sebagai berikut :
Harga Perolehan – Nilai Residu = Depresiasi Umur Ekonomis
Umur ekonomis pabrik atau peralatan dalam peningkatan kapasitas
ini tidak ada nilai residu. Dalam hal ini biaya depresiasi dipengaruhi umur
ekonomis pabrik. Semakin lama umur ekonomis maka semakin kecil
biaya depresiasi, nilai residu setelah habis masa pakai tidak
diperhitungkan karena dianggap tidak ada.
a. Biaya Depresiasi Mesin Extruder Pertahun
Rp. 1.600.000000,00 = Rp. 80.000.000,00
20 tahun
b. Biaya Depresiasi Mesin Cutter Sealing Pertahun
Rp. 1.900.000,00 = Rp. 95.000,00 20 tahun
74
Tabel V.26 Nilai Depresiasi Pertahun
(dalam Rupiah)
No Nama Barang Harga mesin Jumlah Total Tahun Nilai
Depresiasi Pertahun
Depresiasi
Mesin Mesin Extruder 1.600.000.000 1 1.600.000.000 20 80,000,000.00
Mesin Cutter Sealing 950.000 2 1.900.000 20 95.000,00
1.601.900.000 80.095.000.00
Sumber Data : Olahan
Setelah diketahui depresiasi mesin baru selama 20 tahun maka dapat
dihitung total biaya dengan menambahkan rekapitulasi biaya dilihat pada tabel
V.27 dengan biaya depresiasi. Dari perhitungan ini juga maka akan diketahui
proyeksi keuntungan sebelum bunga dan pajak yang didapat dari selisih
pendapatan per tahun dengan total biaya. Hasil dari proyeksi keuntungan
sebelum bunga dan pajak dapat dilihat dari tabel V.28.
75
Tabel V.27
Proyeksi Total Biaya Tahun 2007-2026 (dalam Rupiah)
Tahun Rekapitulasi Biaya Biaya Depresiasi Total Biaya
1 2 1 + 2 = 3
2007
3.313.766.501,00 80.095.000,00 3.393.861.501,00
2008
3.349.826.320,00 80.095.000,00 3.429.921.320,00
2009
3.385.886.139,00 80.095.000,00 3.465.981.139,00
2010
3.421.945.958,00 80.095.000,00 3.502.040.958,00
2011
3.459.005.777,00 80.095.000,00 3.539.100.777,00
2012
3.494.065.596,00 80.095.000,00 3.574.160.596,00
2013
3.530.125.415,00 80.095.000,00 3.610.220.415,00
2014
3.566.185.234,00 80.095.000,00 3.646.280.234,00
2015
3.602.245.053,00 80.095.000,00 3.682.340.053,00
2016
3.638.304.872,00 80.095.000,00 3.718.399.872,00
2017
3.678.364.691,00 80.095.000,00 3.758.459.691,00
2018
3.710.394.510,00 80.095.000,00 3.790.489.510,00
2019
3.746.484.329,00 80.095.000,00 3.826.579.329,00
2020
3.783.144.148,00 80.095.000,00 3.863.239.148,00
2021
3.818.603.967,00 80.095.000,00 3.898.698.967,00
2022
3.854.663.786,00 80.095.000,00 3.934.758.786,00
2023
3.891.723.605,00 80.095.000,00 3.971.818.605,00
2024
3.926.783.424,00 80.095.000,00 4.006.878.424,00
2025
3.962.843.243,00 80.095.000,00 4.042.938.243,00
2026
3.998.903.062,00 80.095.000,00 4.078.998.062,00 Sumber Data: Olahan
76
Tabel V.28 Proyeksi Laba Sebelum Bunga dan Pajak
Tahun 2007-2026 (dalam Rupiah)
Tahun Proyeksi Pendapatan
per Tahun Total Biaya EBIT 1 2 1 – 2 = 3
2007
4.399.688.328,00 3.393.861.501,00
1.005.826.827,00
2008
4.482.416.778,00 3.429.921.320,00
1.052.495.458,00
2009
4.565.145.228,00 3.465.981.139,00
1.099.164.089,00
2010
4.647.873.678,00 3.502.040.958,00
1.145.832.720,00
2011
4.730.602.128,00 3.539.100.777,00
1.191.501.351,00
2012
4.813.330.578,00 3.574.160.596,00
1.239.169.982,00
2013
4.896.059.028,00 3.610.220.415,00
1.285.838.613,00
2014
4.978.787.478,00 3.646.280.234,00
1.332.507.244,00
2015
5.061.515.928,00 3.682.340.053,00
1.379.175.875,00
2016
5.144.244.378,00 3.718.399.872,00
1.425.844.506,00
2017
5.226.972.828,00 3.758.459.691,00
1.468.513.137,00
2018
5.309.701.278,00 3.790.489.510,00
1.519.211.768,00
2019
5.392.429.728,00 3.826.579.329,00
1.565.850.399,00
2020
5.475.158.178,00 3.863.239.148,00
1.611.919.030,00
2021
5.557.886.628,00 3.898.698.967,00
1.659.187.661,00
2022
5.640.615.078,00 3.934.758.786,00
1.705.856.292,00
2023
5.723.343.528,00 3.971.818.605,00
1.751.524.923,00
2024
5.806.071.978,00 4.006.878.424,00
1.799.193.554,00
2025
5.888.800.428,00 4.042.938.243,00
1.845.862.185,00
2026
5.971.528.878,00 4.078.998.062,00
1.892.530.816,00 Sumber Data: Olahan
77
4. Pajak Penghasilan
Pajak penghasilan merupakan pungutan yang diambil alih oleh
pemerintah atas penghasilan yang diperoleh seseorang atau badan usaha.
Pajak penghasilan ini merupakan sejumlah nilai yang diambil dari
penghasilan perusahaan. Berdasarkan UU RI No. 17 Tahun 2000 tentang
pengenaan tarif pajak bagi penghasilan atau badan usaha yang wajib
dibayarkan.
Ketentuan untuk pembayaran pajak menurut pasal 17 tarif pajak
dibebankan secara bertingkat menurut skala (range) penghasilan, yaitu :
a. Tarif pajak 10 % dibebankan kepada wajib pajak yang berpenghasilan
sampai dengan Rp 25.000.000
b. Tarif pajak 15 % dibebankan pada wajib pajak yang berpenghasilan
antara Rp 25.000.000 sampai dengan Rp 50.000.000
c. Tarif pajak 30 % dibebankan pada wajib pajak yang berpenghasilan
lebih dari Rp 50.000.000
Berdasarkan ketentuan diatas maka proyeksi pajak per tahun dapat
dihitung sebagai berikut:
Melihat EBIT Tahun 2007, maka penghasilan sampai dengan Rp.
25.000.000,00 maka dikenakan, tarif pajak 10%.
Rp. 25.000.000,00 x 10% = Rp. 2.500.000,00 ……………................................ (1)
78
Melihat EBIT Tahun 2007, maka penghasilan lebih dari Rp. 25.00.000,00
s/d 50.000.000,00 maka dikenakan, tarif pajak 15%.
Rp. 50.000.000,00 x 10% = Rp. 7.500.000,00 ……………................................ (2)
Sisa perhitungan:
Rp. 1.005.826.827,00 – Rp 25.000.000,00 – Rp. 50.000.000,00 =
Rp. 930.826.827,00
Maka terkena tarif 30% karena melebihi Rp. 50.000.000,00
Rp. 930.826.827,00 x 30% = Rp. 279.248.048,00 ...…………………………….. (3)
79
Tabel V.29 Proyeksi pajak per tahun
Tahun 2006-2026 (dalam Rupiah)
Tahun EBIT Tarif Pajak Pajak 10% 15% 30%
1 2 3 1 + 2 + 3 = 4
2007 1.005.826.827,00 2.500.000,00 7.500.000,00 279.248.048,00 289.248.048,00
2008 1.052.475.458,00 2.500.000,00 7.500.000,00 298.248.637,00 303.248.637,00
2009 1.102.164.089,00 2.500.000,00 7.500.000,00 307.249.227,00 317.249.227,00
2010 1.145.832.720,00 2.500.000,00 7.500.000,00 321.249.816,00 331.249.816,00
2011 1.192.501.351,00 2.500.000,00 7.500.000,00 335.250.450,00 345.250.405,00
2012 1.239.169.982,00 2.500.000,00 7.500.000,00 349.250.995,00 359.250.995,00
2013 1.285.838.613,00 2.500.000,00 7.500.000,00 363.251.584,00 373.251.584,00
2014 1.332.507.244,00 2.500.000,00 7.500.000,00 377.252.173,00 387.252.173,00
2015 1.379.175.875,00 2.500.000,00 7.500.000,00 391.252.763,00 401.252.763,00
2016 1.425.844.506,00 2.500.000,00 7.500.000,00 405.253.352,00 415.253.352,00
2017 1.472.512.137,00 2.500.000,00 7.500.000,00 419.253.941,00 429.253.941,00
2018 1.519.181.768,00 2.500.000,00 7.500.000,00 433.254.530,00 443.254.530,00
2019 1.565.850.399,00 2.500.000,00 7.500.000,00 447.255.120,00 457.255.120,00
2020 1.612.519.030,00 2.500.000,00 7.500.000,00 461.225.705,00 471.255.709,00
2021 1.659.187.823,00 2.500.000,00 7.500.000,00 475.256.298,00 485.256.296,00
2022 1.705.856.292,00 2.500.000,00 7.500.000,00 489.256.886,00 499.256.888,00
2023 1.752.524.923,00 2.500.000,00 7.500.000,00 503.257.477,00 513.257.477,00
2024 1.799.193.554,00 2.500.000,00 7.500.000,00 517.258.066,00 527.258.056,00
2025 1.845.862.185,00 2.500.000,00 7.500.000,00 531.258.656,00 541.258.656,00
2026 1.892.530.816,00 2.500.000,00 7.500.000,00 545.259.245,00 555.259.245,00
Sumber Data: Olahan
80
5. Proyeksi Laba Bersih Perusahaan Selama Tahun (2007-2026)
Hasil perhitungan proyeksi laba unit produksi baru (EAT) selama
umur proyek tahun 2006-2026 didapat dari EBIT - Pajak:
Tabel V.30 Estimasi keuntungan setelah pajak (EAT)
Tahun 2006-2026 (dalam Rupiah)
Tahun EBIT Pajak EAT 1 2 1 – 2 = 3
2007 1.005.826.827,00
289.248.048,00 716.578.779,00
2008 1.052475.458,00
303.248.637,00 749.226.821,00
2009 1.102.164.089,00
317.249.227,00 784.914.862,00
2010 1.145.832.720,00
331.249.816,00 814.582.904,00
2011 1.192.501.351,00
345.250.405,00 847.250.946,00
2012 1.239.169.982,00
359.250.995,00 879.918.987,00
2013 1.285.838.613,00
373.251.584,00 912.587.029,00
2014 1.332.507.244,00
387.252.173,00 945.255.071,00
2015 1.379.175.875,00
401.252.763,00 977.923.112,00
2016 1.425.844.506,00
415.253.352,00 1.010.591.154,00
2017 1.472.512.137,00
429.253.941,00 1.043.258.196,00
2018 1.519.181.768,00
443.254.530,00 1.075.927.238,00
2019 1.565.850.399,00
457.255.120,00 1.108.595.279,00
2020 1.612.519.030,00
471.255.709,00 1.141.263.321,00
2021 1.659.187.823,00
485.256.296,00 1.173.931.527,00
2022 1.705.856.292,00
499.256.888,00 1.206.599.404,00
2023 1.752.524.923,00
513.257.477,00 1.239.267.446,00
2024 1.799.193.554,00
527.258.056,00 1.271.935.498,00
2025 1.845.862.185,00
541.258.656,00 1.304.603.529,00
2026 1.892.530.816,00
555.259.245,00 1.337.271.571,00
81
6. Biaya Bunga dan Angsuran
Investasi perusahaan dibiayai dengan meminjam dana dari Bank
sebesar nilai investasi Rp. 1.601.900.000,00, tabel V.26. Dengan jangka
waktu pengembalian 5 tahun dengan bunga 10% (bunga kredit bank).
Perhitungan pembayaran biaya bunga dan pembayaran tahunan :
An R = IF
dimana, An = Present Value dari anuity
IF = Interest factor
maka perhitungannya :
1.601.900.000,00 R = = Rp. 422.577.184,42 ..........(1)
3,7907867
Bumga 10%: Sisa Angsuran x 10% 1.601.900.000,00 X 10% = Rp. 1.601.900.000 ..........(2)
Angsuran: Jumlah Pembayaran – Hasil perhitungan bunga 10 %
422.577.184,42 - 160.190.000,00 = Rp. 262.387.184,42..(3) Sisa Angsuran: Hasil dari investasi awal – Angsuran 1.601.900.000,00 - 262.387.184,42 = Rp. 1.339.512.815,58 ...................................................................................(4)
Untuk keterangan lebih lengkap maka disajikan dalam bentuk tabel V.31 berikut ini:
82
Tabel V.31 Skedul Pembayaran Bunga Dan Angsuran
(dalam Rupiah)
BUNGA
TAHUN JUMLAH
PEMBAYARAN 10% ANGSURAN SISA
ANGSURAN
1 2 3 4 1.601.900.000,00 1 422.577.184,42 160.190.000,00 262.387.184,42 1.339.512.815,58
2 422.577.184,42
133.951.281,56 288.625.902,86 1.050.886.912,72
3 422.577.184,42
105.088.691,27 317.488.493,15 733.398.419,57 4 422.577.184,42 73.339.841,96 349.237.342,46 384.161.077,11 5 422.577.184,42 38.416.107,71 384.161.076,71 0,40
Jumlah 2.112.885.922,10 510.985.922,50 1.601.899.999,60 Sumber Data : Olahan
83
7. Proyeksi Arus Kas Unit Produksi Baru Selama Umur Proyek (2007-2026)
Untuk menaksir aliran kas masuk setiap tahun selama rencana
umur proyek didasarkan pada pendapatan setelah pajak. Karena investasi
peningkatan laba ini dibiayai seluruhnya oleh modal sendiri maka
perhitungan proceeds adalah sebagai berikut :
PROCEEDS = EAT + DEPRESIASI + BUNGA (1-tax).
84
Tabel V.32 Perkiraan Aliran Kas (dalam Rp.)
Tahun EAT Depresiasi Investasi Hutang NCF Kumulatif NCF
-1 (44.485.796,67) 1.601.900.000,00 (1.646.385.796,67) (1.646.385.796,67)
1 716.578.778 ,90 80.095.000,00 - 422.577.184.42 374.096.594,48 (1.646.385.796,67)
2 749.246.820 ,60 80.095.000,00 - 422.577.184,42 406.764.636,18 (1.272.289.202,19.)
3 781.914.862.30 80.095.000,00 - 422.577.184,42 439.432.677,88 (426.091.888,12)
4 814.582.904 ,00 80.095.000,00 - 422.577.184,42 472.100.719,58 46.008.831,46
5 847.250.945,70 80.095.000,00 - 422.577.184,42 504.768.761,28 550.777.592,74
6 879.918.987 ,40 80.095.000,00 - 960.013.987,40 1.510.791.580,14
7 912.587.029 ,10 80.095.000,00 - 992.682.029,10 2.503.473.609,24
8 945.255.070 ,80 80.095.000,00 - 1.025.350.070,80 3.528.823.680,04
9 977.923.112 ,50 80.095.000,00 - 1.058.018.112,52 4.586.841.792,54
10 1.010.591.154,20 80.095.000,00 - 1.090.686.154,20 5.677.527.946,74
11 1.043.259.195,90 80.095.000,00 - 1.123.354.195,90 6.800.882.142,94
12 1.075.927.237,60 80.095.000,00 - 1.156.022.237,60 7.956.904.380,24
13 1.108.595.279,80 80.095.000,00 - 1.188.690.279,30 9.145.594.659,54
14 1.141.263.321,00 80.095.000,00 - 1.221.358.321,00 10.366.952.980,54
15 1.173.931.362,70 80.095.000,00 - 1.254.026.362,70 11.620.979.343,24
16 1.206.599.404,40 80.095.000,00 - 1.286.694.404,40 12.907.673.747,64
17 1.239.267.446,10 80.095.000,00 - 1.319.362.446,10 14.227.036.193,74
18 1.271.935.487,80 80.095.000,00 - 1.352.030.487,80 15.579.066.681,54
19 1.304.603.529,50 80.095.000,00 - 1.384.698.529,50 16.963.765.211,04
20 1.337.271.571,20 80.095.000,00 - 1.417.366.571,20 18.381.131.782,24
1,601,900,000.00
NPV AT, I = 10% : 4.858.438.620,45
IRR AT : 34% Payback Period : 5 Tahun
89
8. Analisis Evaluasi Investasi Aspek Keuangan
Evaluasi Investasi penambahan unit produksi PT. Windika Utama
akan dianalisis secara kuantitatif dengan alat ukur perhitungan NPV (Net
Present Value), berdasarkan data-data laporan rugi- laba PT. Windika
Utama. Analisa dilakukan dengan mengidentifikasi faktor lingkungan
eksternal dan internal yang berpengaruh terhadap kinerja PT. Windika
Utama.
Nilai bersih sekarang adalah nilai bersih sekarang aliran tunai
bersih (dilihat sebagai hasil laba) tahunan dikurangi pengeluaran awal
investasi. Perhitungan Nilai Bersih Sekarang investasi pengantian unit
produksi PT. Windika Utama memberikan ukuran nilai bersih investasi
dalam nilai uang saat sekarang. Karena semua aliran laba didiskontokan
kembali ke masa sekarang, maka dilakukan dengan membandingkan
selisih antara nilai sekarang arus laba tahunan dan pengeluaran investasi
menjadi tepat. Perbedaan antara nilai sekarang aliran laba tahunan dan
pengeluaran awal menentukan nilai bersih atas penerimaan investasi
dalam nilai uang saat sekarang.
Hasil Perhitungan NPV
Adapun rumus yang digunakan adalah sebagai berikut :
P(i) = t)i%,(P/F,AN
0tt∑
=
……………………………………………(5.1)
Dimana :
P (i) : Nilai sekarang dari keseluruhan aliran kas pada tingkat
bunga i%.
90
At : Aliran kas pada akhir periode t
i : MARR
N : Horizon perencanaan (periode)
P : Biaya awal
F : Nilai mendatang
Adapun kriteria kelayakan proyek adalah sebagai berikut :
NPV positif : investasi layak
NPV negatif : investasi tidak layak.
Berikut ilustrasi perhitungan NPV investasi pengantian unit produksi
PT. Windika Utama. Variabel nilai yang dipakai adalah :
Investasi awal = Rp. 1.601.900.000,00
Usia proyek yang diharapkan = 20 tahun
Tingkat suku bunga = 10 % (suku bunga kredit dari
bank)
91
Tabel V.33 NPV Perusahaan
DF=10%
TAHUN PROCEEDS DF = 10% PV PROCEEDS
1 374.096.594 0,909090909 340.087.813 2 406.764.636 0,826446281 336.169.121 3 439.432.678 0,751314801 330.152.275 4 472.100.720 0,683013455 322.451.144 5 504.768.761 0,620921323 313.421.687 6 960.013.987 0,56447393 541.902.868 7 992.682.029 0,513158118 509.402.842 8 1.025.350.071 0,46650738 478.333.375 9 1.058.018.113 0,424097618 448.702.962 10 1.090.686.154 0,385543289 420.506.728 11 1.123.354.196 0,350493899 393.728.793 12 1.156.022.238 0,318630818 368.344.311 13 1.188.690.279 0,28966438 344.321.232 14 1.221.358.321 0,263331254 321.621.819 15 1.254.026.363 0,239392049 300.203.941 16 1.286.694.404 0,217629136 280.022.191 17 1.319.362.446 0,197844669 261.028.826 18 1.352.030.488 0,17985879 243.174.567 19 1.384.698.530 0,163507991 226.409.274 20 1.417.366.571 0,148643628 210.682.509
PV PROCEEDS 6.990.668.279 OUTLAYS 1.601.900.000 NPV 5.388.768.279
Nilai NPV adalah Rp 5.388.768.279,00 (positif), NPV > 0. Hal ini
berarti usulan penggantian unit produksi baru pada PT. Windika
Utama berdasarkan perhitungan NPV diterima/layak dilakukan.
92
C. Pembahasan
Adapun pembahasan dari penelitian yang dilakukan pada PT.
Windika Utama adalah sebagai berikut:
1. Aspek pasar
Berdasarkan data historis diketahui bahwa perusahaan mengalami
pertumbuhan penjualan yang selalu naik pada tahun 2003, 2004, dan 2006,
tetapi pada tahun 2005 perusahaan mengalami penurunan penjualan.
Selama tahun 2002-2006, rata-rata penjualan perusahaan senilai Rp.
4.316.899.878,00. kapasitas penjualan yang ada akan terus meningkat
setiap tahunnya bahkan akan melebihi kapasitas produksi saat ini yaitu
600.000 kg per tahun. Sedangkan hasil proyeksi perkembangan per unit
produksi selama 20 tahun mengalami peningkatan.
2. Aspek keuangan
Pada studi kelayakan investasi aktiva tetap ini penulis menggunakan
perhitungan dengan metode NPV. Berdasarkan perhitungan NPV (Net
Present Value). Diperoleh NPV sebesar Rp 5.388.768.279,00 (positif) ;
NPV > 0. Hal ini berarti usulan investasi menurut NPV menguntungkan.
Penggantian unit produksi baru pada PT. Windika Utama berdasarkan
perhitungan NPV dapat diterima/layak dilakukan.
93
BAB VI
PENUTUP
Berdasarkan analisa data tentang analisis kelayakan investasi
pengantian aktiva tetap di PT. Windika Utama, dapat ditarik kesimpulkan sebagai
berikut :
A. Kesimpulan
1. Investasi pengantian aktiva tetap dinyatakan layak dan dapat diterima dari
aspek pasar dengan melihat hasil forecasting penjualan produk tersebut
dipasaran selama 20 tahun kedepan berdasarkan hasil peramalan dan
pertumbuhan pasar yang selalu mengalami kenaikan setiap tahunnya.
Untuk meningkatkan kinerja produksinya PT. Windika Utama
mengupayakan penggantian mesin lama dengan yang baru dan dari hasil
analisis terhadap aspek pasar, maka PT. Windika Utama layak melakukan
penggantian mesin lama dengan mesin baru (1 unit mesin extruder dan 2
unit mesin cutter sealing).
1. Dari hasil analisis investasi kelayakan tentang penambahan unit produksi
di PT. Windika Utama, disimpulkan bahwa untuk investasi tersebut
dinyatakan layak dan dapat diterima. Hal ini didasarkan pada hasil
perhitungan net present value (NPV). Dari hasil perhitungan tersebut yang
didapat dengan membandingkan total PV proceeds terhadap besarnya
outlay investasi didapat nilai NPV sebesar Rp 5.388.768.279,00, yang
bernilai positif. Hal ini berarti bahwa hasil proyeksi arus kas yang telah di
94
present value-kan untuk masa operasional sampai dengan tahun ke 20
umur produksi secara teknis dapat menutup besarnya biaya investasi.
Dari kedua aspek tersebut dapat dikatakankan bahwa perusahaan
layak melakukan investasi penggantian aktiva tetap.
B. Keterbatasan Penelitian
Penelitian yang dilakukan di PT. Windika Utama selama kurang
lebih satu bulan, kesulitan yang dialami penulis selama mengadakan
penelitian di sana antara lain adalah sulitnya untuk meminta sumber data dari
perusahaan tersebut karena memerlukan birokrasi cukup lama di dalam
perusahaan, kemudian data yang ada tidak bisa di foto copy semua harus
dicatat secara manual sesuai yang dibutuhkan saja.
C. Saran
Adapun saran yang dapat dipakai dalam perbaikan operasional
sebagai berikut:
1. Perusahaan harus selalu meningkatkan atau mempertahankan volume
penjualan yang ada. Hal ini dilakukan dengan mempertimbangkan bahwa
volume penjualan sangat sensitif terhadap perubahan NPV.
2. Investasi penggantian mesin produksi telah dilakukan ditunjukan untuk
mengurangi beban tetap perusahaan dan sekaligus dapat memperkecil
resiko penurunan jam operasional, oleh karena itu perlu dilakukan secara
terencana dan efektif.
95
3. Penggantian mesin produksi baru dapat segera dilakukan
mempertimbangkan aspek pasar yang menguntungkan dan kapasitas
produksi yang terbatas.