analisis kesiapan kebijakan akuntansi akun beban berbasis …

51
i ANALISIS KESIAPAN KEBIJAKAN AKUNTANSI AKUN BEBAN BERBASIS AKRUAL PADA PEMERINTAH KOTA SALATIGA Oleh : SEPTYAN AHDIYATNA NIM : 232011208 KERTAS KERJA Diajukan kepada Fakultas Ekonomika dan Bisnis Guna Memenuhi Sebagian dari Persyaratan-persyaratan untuk Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi FAKULTAS : EKONOMIKA DAN BISNIS PROGRAM STUDI : AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA SALATIGA 2015

Upload: others

Post on 24-Oct-2021

11 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: ANALISIS KESIAPAN KEBIJAKAN AKUNTANSI AKUN BEBAN BERBASIS …

i

ANALISIS KESIAPAN KEBIJAKAN AKUNTANSI

AKUN BEBAN BERBASIS AKRUAL PADA

PEMERINTAH KOTA SALATIGA

Oleh :

SEPTYAN AHDIYATNA

NIM : 232011208

KERTAS KERJA

Diajukan kepada Fakultas Ekonomika dan Bisnis

Guna Memenuhi Sebagian dari

Persyaratan-persyaratan untuk Mencapai

Gelar Sarjana Ekonomi

FAKULTAS : EKONOMIKA DAN BISNIS

PROGRAM STUDI : AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS

UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA

SALATIGA

2015

Page 2: ANALISIS KESIAPAN KEBIJAKAN AKUNTANSI AKUN BEBAN BERBASIS …
Page 3: ANALISIS KESIAPAN KEBIJAKAN AKUNTANSI AKUN BEBAN BERBASIS …
Page 4: ANALISIS KESIAPAN KEBIJAKAN AKUNTANSI AKUN BEBAN BERBASIS …
Page 5: ANALISIS KESIAPAN KEBIJAKAN AKUNTANSI AKUN BEBAN BERBASIS …

ii

Page 6: ANALISIS KESIAPAN KEBIJAKAN AKUNTANSI AKUN BEBAN BERBASIS …

iii

Page 7: ANALISIS KESIAPAN KEBIJAKAN AKUNTANSI AKUN BEBAN BERBASIS …

iv

MOTTO

JADILAH ORANG YANG BISA MENASEHATI

DIRI SENDIRI

(H.R. Abu Dardah)

JADILAH ORANG YANG ALIM ATAU PANDAI

DAN JANGANLAH MENJADI ORANG KETIGA

ATAU ORANG YANG BODOH

(H.R Anas Bin Malik)

Page 8: ANALISIS KESIAPAN KEBIJAKAN AKUNTANSI AKUN BEBAN BERBASIS …

v

ABSTRACT

This study aimed to describe the readiness of the Government of Salatiga

in implementing accrual accounting in terms of accounting policies expense

account. Readiness account accounting policies may include policies contained in

the accounting policy and accounting system Salatiga city government consisting

of a definition and classification, recognition, measurement and disclosure. This

type of research is classified in qualitative research using judgment sampling

method with data collection methods include observation, interviews and

document study. This study is a descriptive analysis techniques. Informants in this

study is the treasurer on Regional Financial Management Officer (PPKD) and

some regional work units (SKPD) in Salatiga. The analysis showed that the

accounting policies expense account Salatiga City Government has prepared

accounting policies and contains most of the things that should be regulated in the

application of the accrual basis. But there are things that have not been included

in the Government's accounting policies Salatiga ie recording recognition of

expenses stemming from receivables load calculation, load inventory and

classification of load, load measurement of the exchange transaction, da

disclosure of the load at the end of the fiscal year has not been set further into

policies Government accounting expense account Salatiga. Based on these

results, the proposal given that the City Government adopted the Regulation of

the Minister of the Interior 64 in 2013 in accordance with the conditions that exist

in Salatiga and matters related to the application should be set up expense

accounts accrual-based accounting.

Keywords: Accrual Based Accounting Policies Accounting Treatment Expense.

Page 9: ANALISIS KESIAPAN KEBIJAKAN AKUNTANSI AKUN BEBAN BERBASIS …

vi

SARIPATI

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kesiapan Pemerintah Kota

Salatiga dalam menerapkan akuntansi berbasis akrual ditinjau dari kebijakan

akuntansi akun beban. Kesiapan kebijakan akuntansi akun yang dimaksud

meliputi kebijakan yang terdapat dalam kebijakan akuntansi serta sistem

akuntansi pemerintah Kota Salatiga yang terdiri dari definisi serta klasifikasi,

pengakuan, pengukuran dan pengungkapan. Jenis penelitian ini digolongkan pada

penelitian kualitatif yang menggunakan metode judgment sampling dengan

metode pengumpulan data yang meliputi observasi, wawancara dan studi

dokumen. Penelitian ini merupakan penelitian dengan teknik analisis deskriptif.

Informan dalam penelitian ini adalah bendahara pengeluaran pada Pejabat

Pengelola Keuangan Daerah (PPKD) dan beberapa Satuan Kerja Perangkat

Daerah (SKPD) di Kota Salatiga. Hasil analisis menunjukkan bahwa kebijakan

akuntansi akun beban Pemerintah Kota Salatiga sudah menyiapkan kebijakan

akuntansi dan memuat sebagian besar hal yang harusnya diatur dalam penerapan

basis akrual. Tetapi masih terdapat hal yang belum termuat dalam kebijakan

akuntansi Pemerintah Kota Salatiga yaitu pencatatan pengakuan beban yang

berasal dari perhitungan beban piutang, beban persediaan dan klasifikasi beban,

pengukuran beban dari transaksi pertukaran dengan,da pengungkapan beban pada

akhir tahun anggaran belum diatur lebih lanjut kedalam kebijakan akuntansi akun

beban Pemerintah Kota Salatiga. Berdasarkan hasil penelitian ini, usulan yang

diberikan yaitu Pemerintah Kota mengadopsi Peraturan Menteri Dalam Negeri

No.64 Tahun 2013 sesuai dengan kondisi yang ada di Kota Salatiga dan hal-hal

yang harusnya diatur terkait dengan penerapan akuntansi akun beban berbasis

akrual.

Kata kunci: Akuntansi Berbasis Akrual, Kebijakan Perlakuan Akuntansi Beban.

Page 10: ANALISIS KESIAPAN KEBIJAKAN AKUNTANSI AKUN BEBAN BERBASIS …

vii

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Allah SWT karena berkat rahmat dan karuniaNya

penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik guna memenuhi salah satu

syarat guna memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Strata 1 pada progdi

Akuntansi Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Kristen Satya Wacana.

Skripsi ini berjudul ANALISIS KESIAPAN KEBIJAKAN AKUNTANSI

AKUN BEBAN BERBASIS AKRUAL PADA PEMERINTAH KOTA

SALATIGA.

Penulis menyadari bahwa di dalam penelitian ini masih terdapat

kekurangan yang mungkin akan ditemukan. Oleh karena itu, penulis

mengharapkan segenap kritikan, masukan, dan saran yang membangun dari

pembaca.

Semoga penelitian ini dapat memberikan manfaat bagi para pembaca dan

pihak-pihak yang membutuhkan.

Salatiga, 31 Juli 2015

Penulis,

Septyan Ahdiyatna

Page 11: ANALISIS KESIAPAN KEBIJAKAN AKUNTANSI AKUN BEBAN BERBASIS …

viii

UCAPAN TERIMA KASIH

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyelesaian penulisan

skripsi ini banyak pihak yang telah turut membantu dan senantiasa turut

memberikan semangat dan motivasi kepada penulis selama masa perkuliahan di

Universitas Kristen Satya Wacana.

Oleh karena itu dengan terselesaikannya penulisan skripsi ini penulis

mengucapkan banyak terima kasih kepada:

Bapak Hari Sunarto, SE., MBA. PhD selaku Dekan Fakultas Ekonomika dan

Bisnis Universitas Kristen Satya Wacana.

Bapak Usil Sis Sucahyo, SE., MBA. selaku Ketua Program Studi Akuntansi

Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Kristen Satya Wacana.

Gustin Tanggulungan, SE, M.Ak selaku pembimbing yang telah meluangkan

waktu, tenaga, dan pikiran untuk memberikan masukan, bimbingan dan

saran-saran maupun kritik yang bermanfaat bagi penulis sehingga

penulisan skripsi ini dapat terselesaikan.

Bapak Dr. Gatot Sasongko, SE., MSi selaku wali studi yang membimbing,

mendidik dan memberi saran maupun kritik selama menempuh studi.

Ibuku Nanik Sudiharjani , Ayahku Suyoto, Adikku Harnawa Nurul Asna yang

selalu mendukung, memotivasi dan memberi restu.

Seluruh staf pengajar FEB-UKSW yang telah memberikan ilmu dan

pengetahuan kepada penulis selama menempuh studi.

Seluruh staf TU FEB-UKSW yang telah membantu penulis dalam pengurusan

persyaratan administrasi skripsi.

Bapak Siswo dan seluruh Bendahara Pengeluaran SKPD dan PPKD Kota

Salatiga yang telah membantu dalam perolehan data skripsi.

Ardhian, Riska, Raida, Yulius, Deni, Arya, Pandu, Wisnu, Koh Ian, Yoshua,

Andri, Dwi, Dodi, Ridfan, Alif, Davin, Dadang, Febri dan semua

teman-teman angkatan 2011, teman senasib seperjuangan. Terima

kasih untuk kebersamaannya, dan dukungannya selama ini.

Teman-teman kepanitiaan NASA 2013, EXCELLENT 2014, dan PESAKOM

2015

Page 12: ANALISIS KESIAPAN KEBIJAKAN AKUNTANSI AKUN BEBAN BERBASIS …

ix

Semua teman-temanku dan yang tidak dapat disebutkan namanya satu persatu

tetap semangat dan terima kasih atas bantuannya selama kuliah.

Pihak-pihak lain yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu, terima kasih telah

memberikan dukungan bagi penulis dalam penulisan skripsi ini.

Semoga Allah SWT senantiasa selalu melimpahkan karunia serta

rahmatNya kepada semua pihak yang telah membantu penulis dalam

menyelesaikan penulisan skripsi ini.

Salatiga, Juli 2015

Penulis

Page 13: ANALISIS KESIAPAN KEBIJAKAN AKUNTANSI AKUN BEBAN BERBASIS …

viii

DAFTAR ISI

Halaman Judul .................................................................................................... i

Surat Pernyataan Keaslian Kertas Kerja ............................................................. ii

Halaman Persetujuan/Pengesahan ..................................................................... iii

Motto .................................................................................................................. iv

Abstract .............................................................................................................. v

Saripati ................................................................................................................ vi

Kata Pengantar .................................................................................................... vii

Ucapan Terima Kasih ......................................................................................... viii

Daftar Isi ............................................................................................................. ix

PENDAHULUAN ............................................................................................. 1

TINJAUAN LITERATUR ............................................................................... 4

Akuntansi Berbasis Akrual ........................................................................ 4

Kebijakan Akuntansi Beban Pemerintah Daerah ....................................... 5

Definisi dan Klasifikasi Beban .......................................................... 6

Pengakuan Beban .............................................................................. 7

Pengukuran Beban ............................................................................. 13

Pengungkapan Beban ........................................................................ 13

METODA PENELITIAN ................................................................................. 14

ANALISIS DAN PEMBAHASAN .................................................................. 17

Kebijakan Akuntansi akun Beban Pemerintah Kota Salatiga ................... 17

Definisi dan Klasifikasi Beban .......................................................... 17

Pengakuan Beban .............................................................................. 18

Pengukuran Beban ............................................................................. 26

Pengungkapan Beban ........................................................................ 27

SIMPULAN DAN SARAN ............................................................................... 30

SIMPULAN ....................................................................................................... 30

SARA .................................................................................................................. 30

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 31

LAMPIRAN....................................................................................................... 32

Page 14: ANALISIS KESIAPAN KEBIJAKAN AKUNTANSI AKUN BEBAN BERBASIS …

ix

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Klasifikasi beban dalam Laporan Operasional ...................................... 17

Tabel 2 hal-hal yang perlu diatur dalam peraturan walikota .............................. 27

Page 15: ANALISIS KESIAPAN KEBIJAKAN AKUNTANSI AKUN BEBAN BERBASIS …

x

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 SP2D LS .......................................................................................... 33

Lampiran 2 .......................................................................................................... 34

Lampiran 3 Tabel hal-hal yang sudah diatur dalam kebijakan pada ipsas,peraturan

walikota,peraturan menteri dalam negeri .......................................................... 35

Page 16: ANALISIS KESIAPAN KEBIJAKAN AKUNTANSI AKUN BEBAN BERBASIS …

1

PENDAHULUAN

Sesuai dengan amanat Undang-Undang Nomor 17 tahun 2003 tentang Keuangan Negara,

Pemerintah telah menetapkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 24 Tahun

2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan. Standar Akuntansi Pemerintahan tersebut

menganut basis akrual untuk pengakuan transaksi pendapatan, belanja dan beban, dan basis

akrual untuk pengakuan asset, kewajiban, dan ekuitas dana.

Penerapan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2005 masih

bersifat sementara sebagaimana diamanatkan dalam Pasal 36 ayat (1) Undang-Undang

Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara yang menyatakan bahwa selama pengakuan

dan pengukuran pendapatan dan belanja berbasis akrual belum dilaksanakan, digunakan

pengakuan dan pengukuran berbasis kas.

Pengakuan dan pengukuran pendapatan dan belanja berbasis akrual menurut Pasal 36

ayat (1) Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 dilaksanakan paling lambat 5 (lima) tahun.

Oleh karena itu, Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2005 perlu

diganti. Diterbitkannya Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 71 tahun 2010

tentang Standar Akuntansi Pemerintahan yang menganut basis akrual secara penuh, yang

menggantikan Standar Akuntansi Pemerintahan Berbasis Kas Menuju Akrual menurut PP

Nomor 24 Tahun 2005 tersebut selambatnya pada tahun 2015.

Ditetapkannya PP No. 71 Tahun 2010 maka penerapan sistem akuntansi pemerintahan

berbasis akrual telah mempunyai landasan hukum. Dan hal ini berarti juga bahwa Pemerintah

mempunyai kewajiban untuk dapat segera menerapkan SAP yang baru yaitu SAP berbasis

akrual. Hal ini sesuai dengan pasal 32 UU No. 17 tahun 2003 yang mengamanatkaan bahwa

bentuk dan isi laporan pertanggungjawaban pelaksanaan APBN/APBD disusun dan disajikan

sesuai dengan SAP. Dan hal ini ditegaskan dalam pasal 4 ayat (1) PP No. 71 Tahun 2010

menyebutkan bahwa Pemerintah menerapkan SAP Berbasis Akrual. SAP tersebut disusun

oleh Komite Standar Akuntansi Pemerintahan (KSAP) yang independen dan ditetapkan

dengan PP setelah terlebih dahulu mendapat pertimbangan dari Badan Pemeriksa Keuangan

(BPK). Dengan demikian pada saat ini merupakan masa persiapan dan peralihan bagi instansi

pemerintah untuk melakukan perubahan penggunaan basis akuntansi dalam pencatatan dan

pelaporan keuangan sesuai dengan ketentuan Undang-Undang Keuangan Negara.

Akuntansi berbasis akrual dapat menghasilkan informasi yang lebih akuntabel dan

transparan dibandingkan dengan akuntansi berbasis kas. Akuntansi berbasis akrual mampu

mendukung terlaksananya perhitungan biaya pelayanan publik dengan lebih wajar. Nilai yang

Page 17: ANALISIS KESIAPAN KEBIJAKAN AKUNTANSI AKUN BEBAN BERBASIS …

2

dihasilkan mencakup seluruh beban yang terjadi, tidak hanya jumlah yang telah dibayarkan.

Dengan memasukkan seluruh beban, baik yang sudah dibayar maupun yang belum dibayar,

akuntansi berbasis akrual dapat menyediakan pengukuran kinerja yang lebih baik, pengakuan

yang tepat waktu, dan pengungkapan kewajiban di masa mendatang. Dalam rangka

pengukuran kinerja, informasi berbasis akrual dapat menyediakan informasi mengenai

penggunaan sumber daya ekonomi yang sebenarnya. Oleh karena itu, akuntansi berbasis

akrual merupakan salah satu sarana pendukung yang diperlukan dalam rangka transparansi

dan akuntabilitas pemerintah.

Tetapi, penelitian mengenai Akuntansi akrual di Indonesia diantaranya dilakukan oleh

Solikhin (2007) yang menunjukkan kesiapan pemerintah yang masih kurang atas penerapan

Standar Akuntansi Pemerintah. Sementara penelitian sebelumnya di beberapa negara

mengenai adopsi sistem akuntansi berbasis akrual pada organisasi sektor publik, menyatakan

bahwa implementasi dari sistem akuntansi berbasis akrual sering disertai dengan sejumlah

besar kelemahan dan masalah (masalah akuntansi, sumber daya manusia, organisasi dan

keuangan) yang menunda tingkat adopsi, sehingga transisi dari sistem akuntansi basis kas

menuju basis akrual tidak akan terjadi secara cepat dan lengkap (Christiaens, 2001; Guthrie,

1998; Carlin and Guthrie, 2003; Hodges and Mellet, 2003; Brusca, 1997). Penelitian ini

mengacu pada penelitian Stamatiadis, et al. (2009) di Yunani yang mengukur sampai sejauh

mana tingkat adopsi reformasi akuntansi akrual pada sektor publik dan menghubungkan

tingkat kepatuhan (compliance) akuntansi akrual dengan faktor-faktor kontigensi yang ada

pada organisasi sektor publik tersebut.

Di sisi lain hasil penelitian sebelumnya mengenai akuntansi akrual di negara-negara

lain belum menyediakanbukti yang cukup meyakinkan mengenai keberhasilan para

pengadopsi akuntansiakrual dalam meningkatkan akuntabilitas sektor publik (Cohen et al,

2007;Christiaens, 2001; Guthrie, 1998; Carlin and Guthrie, 2003; Hodges and Mellet, 2003;

Brusca, 1997). Penerapan sistem akuntansi berbasis akrual merupakan proses yang

berkesinambungan dan terpadu. Dampak yang dihasilkan dari penerapan sistem ini tidak

dapat dilihat dalam waktu yang singkat. Pemahaman tentang faktor-faktor yang

mempengaruhi keberhasilan atau kegagalan dalam pengenalan sistem akuntansi yang baru,

khususnya pada konteks pemerintahan adalah penting.

Ditinjau dari diskusi dengan Kepala Bagian Verifikasi dan Perbendaharaan (kabag

verbend) DPPKAD Kota Salatiga terdapat identifikasi kebijakan akuntansi Pemerintah Kota

Salatiga belum memadai dalam menerapkan akuntansi berbasis akrual. Pada sistem akuntansi

pengeluaran dalam Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010, Laporan Realisasi

Page 18: ANALISIS KESIAPAN KEBIJAKAN AKUNTANSI AKUN BEBAN BERBASIS …

3

Anggaran (LRA) menyebutnya dengan belanja, sedangkan Laporan Operasional (LO)

menyebut dengan beban. LRA disusun dan disajikan dengan menggunakan anggaran berbasis

kas, sedangkan LO disajikan dengan prinsip akrual yang disusun untuk melengkapi pelaporan

dari siklus akuntansi berbasis akrual (full accrual accounting cycle). Pemerintah Kota

Salatiga masih menggunakan akuntansi berbasis kas. Hal ini sesuai dengan hasil audit BPK

tahun 2012, bahwa kebijakan akuntansi yang digunakan dalam mengukur beban masih

menggunakan basis kas. Untuk mengetahui kesiapan Pemerintah Daerah Kota Salatiga dalam

menerapkan akuntansi berbasis akrual pada akuntansi beban, maka penelitian ini dilakukan.

Penelitian tentang kesiapan Pemerintah Daerah Kota Salatiga menerapkan akuntansi berbasis

akrual dilakukan secara bersama-sama dan difokuskan untuk menemukan permasalah yang

ada dalam penerapan akuntasi berbasis akrual pada akuntansi beban, sehingga rumusan

permasalahan “Bagaimana kesiapan kebijakan akun pada akuntansi beban di Pemerintah

Kota Salatiga untuk menerapkan akuntansi berbasis akrual.” dilihat dari sudah dibuatnya

kebijakan akuntansi akun beban berbasis akrual pada pemerintah daerah serta setidaknya

dalam kebijakan akuntansi akun beban tersebut terdapat pengakuan, pengukuran serta

pengungkapan yang terdapat dalam IPSAS, PP No 71 tahun 2010 maupun Permendagri No

64 tahun 2013.

Tujuan dari penelitian ini adalah mendeskripsikan kesiapan Pemerintah Kota Salatiga

dalam menerapkan akuntansi berbasis akrual ditinjau dari kebijakan akuntansi Beban.

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada Pemerintah Kota Salatiga dalam

mengidentifikasi kekurangan yang perlu dilengkapi dalam rangka implementasi Standar

Akuntansi Pemerintah berbasis akrual. Diharapkan pula penelitian ini dapat menjadi referensi

bagi pengembangan ilmu terkait.

Page 19: ANALISIS KESIAPAN KEBIJAKAN AKUNTANSI AKUN BEBAN BERBASIS …

4

TINJAUAN LITERATUR

Akuntansi Berbasis Akrual

IPSAS menyatakan terkait basis akrual sebagai berikut: ...the

transactions and events are recorded in the accounting records and recognized in

the financial statements of the periods to which they relate. The elements recognized

under accrual accounting are assets, liabilities, net assets/equity, revenue and

expenses.

Sementara Financial Accounting Standard Board (FASB) juga memaparkan

bahwa: Accrual accounting attempts to reflect the financial effects of transactions

and other events and circumstances that have cash (or other) consequences for an

entity’s resources and the claims to them in the periods in which they occur or arise.

Dapat disimpulkan bawa dalam akuntansi berbasis akrual, waktu pencatatan

sesuai dengan saat terjadinya arus sumber daya sehingga dapat menyediakan

informasi yang paling komprehensif karena seluruh arus sumber daya dicatat.

Pada KSAP (2006) Basis akuntansi akrual adalah basis akuntansi yang mengakui

pengaruh transaksi dan peristiwa lainnya pada saat transaksi dan peristiwa itu terjadi, tanpa

memperhatikan saat kas atau setara kas diterima atau dibayar. Beban menurut basis akrual

diakui pada saat timbulnya kewajiban atau pada saat diperoleh manfaat.

Basis akrual menurut PSAP (Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintahan) Nomor 01

adalah: “basis akuntansi yang mengakui pengaruh transaksi dan peristiwa lainnya pada saat

transaksi dan peristiwa itu terjadi, tanpa memperhatikan saat kas atau setara kas diterima atau

dibayar”. Komponen Laporan keuangan berbasis akrual menurut PP No 71 Tahun 2010

meliputi Laporan Realisasi Anggaran(LRA), Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih,

Neraca, Laporan Arus kas, Laporan Operasional, Laporan Perubahan Ekuitas, Catatan Atas

Laporan Keuangan.

Akuntansi berbasis akrual telah berhasil diterapkan di berbagai negara maju dan

membawa manfaat. Manfaat akuntansi berbasis akrual antara lain (Van Der Hoek, :2005),

pertama, mendukung manajemen kinerja, kedua menfasilitasi manajemen keuangan yang

lebih baik. Ketiga, memperbaiki pengertian akan biaya program. Keempat, memperluas dan

meningkatkan informasi alokasi sumber daya. Kelima, meningkatkan pelaporan keuangan.

Keenam, memfasilitasi dan meningkatkan manajemen aset (termasuk kas). Menurut

International Public Sector Accounting Standards (IPSAS) Board (IFAC, 2003: halaman 7)

memberikan kesimpulan tentang beberapa keuntungan dari penerapan basis akrual dalam

akuntansi dan penyusunan laporan keuangan di sektor publik, yaitu:

Page 20: ANALISIS KESIAPAN KEBIJAKAN AKUNTANSI AKUN BEBAN BERBASIS …

5

1. Basis akrual dapat menunjukkan bagaimana pemerintah membiayai kegiatannya dan

memenuhi kebutuhan kasnya

2. Basis akrual memungkinkan pembaca laporan keuangan mengevaluasi kemampuan

pemerintah untuk membiayai aktivitas-aktivitasnya dan untuk memenuhi kewajiban dan

komitmen-komitmennya

3. Akuntansi berbasis akrual menunjukkan posisi keuangan/kekayaan pemerintah dan

perubahan atas posisi keuangan tersebut

4. Memberikan kesempatan kepada pemerintah untuk menunjukkan keberhasilan mengelola

sumber daya yang dimiliki

5. Berguna dalam melakukan evaluasi atas kinerja pemerintah melalui service cost, efisiensi,

dan pencapaian kinerja

Penerapan akuntansi berbasis akrual di negara-negara berkembang harus

direncanakan secara realistis dan praktis sesuai dengan kemampuan sumber daya dan

kapasitas yang tersedia. Banyak penelitian menyimpulkan bahwa faktor-faktor yang dapat

mendukung keberhasilan penerapan akuntansi berbasis akrual adalah strategi implementasi

yang direncanakan dengan baik, komitmen, tujuan yang dikomunikasikan secara jelas,

sumber daya manusia yang andal, dan sistem informasi yang sesuai dengan kebutuhan.

KEBIJAKAN AKUNTANSI BEBAN PEMERINTAH DAERAH

Kebijakan Akuntansi merupakan prinsip, dasar, konvensi,peraturan dan praktik

tertentu yang diterapkan entitasdalam penyusunan dan penyajian laporan keuangan (PSAK).

Jadi, dapat dikatakan bahwa kebijakan akuntansi memuat aturan yang digunakan oleh suatu

entitas dalam melakukan penyusunan serta penyajian laporan keuangan. Dalam

Pemerintahan, menurut Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 64 tahun

2013, Kebijakan Akuntansi Pemerintah Daerah didefinisikan sebagai prinsip-prinsip, dasar-

dasar, konvensi-konvensi, aturan-aturan dan praktik-praktik spesifik yang dipilih oleh

pemerintah daerah sebagai pedoman dalam menyusun dan menyajikan laporan keuangan

pemerintah daerah untuk memenuhi kebutuhan pengguna laporan keuangan dalam rangka

meningkatkan keterbandingan laporan keuangan terhadap anggaran, antar periode maupun

antar entitas. Kebijakan akuntansi pemerintah daerah menurut Pasal 4 ayat 5 Permendagri No

64 tahun 2013 harus diatur dengan peraturan kepala daerah. Dalam pembuatan kebijakan

akuntansi pemerintah daerah, kepala daerah dapat mengambil unsur-unsur pokok dari SAP,

kemudian dapat mengembangkan dalam pilihan-pilihan metode baik dalam pengakuan,

pengukuran serta pengungkapan (Permendagri No 64 tahun 2013).

Page 21: ANALISIS KESIAPAN KEBIJAKAN AKUNTANSI AKUN BEBAN BERBASIS …

6

Dalam Pasal 4 Permendagri nomor 64 tahun 2013, kebijakan akuntansi pemerintah

daerah meliputi kebijakan akuntansi pelaporan keuangan yang memuat penjelasan atas unsur-

unsur laporan keuangan serta kebijakan akuntansi akun yang mengatur tentang definisi,

pengakuan, pengukuran, penilaian dan/atau pengungkapan transaksi atau peristiwa sesuai

dengan PSAP.Diantara pelaporan keuangan yang diwajibkan, maka laporan yang terkait

dengan beban pemerintah adalah laporan realisasi anggaran, laporan operasional, neraca,

laporan perubahan ekuitas, serta catatan atas laporan keuangan (Permendagri No 64 tahun

2013). Sehingga, dalam kebijakan perlakuan akuntansi beban yang dibuat oleh pemerintah

daerah setidaknya memuat tentang definisi serta pengklasifikasian beban, pengakuan beban,

pengukuran beban serta pengungkapan beban. Sesuai dengan Permendagri No 64 tahun 2013

dalam hal pengakuan beban selain dicantumkan dalam kebijakan akuntansi pemerintah

daerah juga diatur lebih lanjut ke dalam sistem akuntansi pemerintah daerah.

Untuk melihat kesiapan pemerintah daerah dalam menerapkan akuntansi berbasis

akrual ditinjau dari kebijakan akuntansi akun beban, maka pada pemerintah daerah membuat

peraturan kepala daerah yang mengatur tentang kebijakan akuntansi akun beban sebagai

tindak lanjut dari peraturan diatasnya dalam hal ini Permendagri No 64 tahun 2013 yang

menyebutkan bahwa kebijakan akuntansi pemerintah daerah diatur lebih lanjut dalam

peraturan kepala daerah. Kebijakan akuntansi akun beban pada pemerintah daerah tersebut

juga memuat secara memadai mengenai hal-hal yang seharusnya diatur dalam penerapan

akuntansi berbasis akrual. Apabila pada Pemerintah Kabupaten diatur melalui Peraturan

Bupati dan apabila pada pemerintah Kota diatur melalui Peraturan Wali Kota.

Definisi dan Klasifikasi Beban

IPSAS 1: Presentation of Financial Statements mendefinisikan beban (expenses)

sebagai berikut:

“Expenses are decreases in economicbenefits or service potential during the reporting

period in the form of outflows or consumption of assets or incurrences of liabilities that result

indecreases in netassets/equity, other than those relating to distributions to owners”.

Terjemahan dari pengertian tersebut adalah, beban merupakan penurunan manfaat ekonomi

atau layanan yang potensial yang terjadi selama periode pelaporan dalam bentuk arus keluar

atau konsumsi aset atau terjadinya kewajiban yang menyebabkan turunnya nilai bersih aset

atau ekuitas, selain yang berhubungan dengan kepemilikan pemilik (distribution of owners).

Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 Beban adalah penurunan manfaat

ekonomi atau potensi jasa dalam periode pelaporan yang menurunkan ekuitas, yang dapat

berupa pengeluaran atau konsumsi aset atau timbulnya kewajiban.

Page 22: ANALISIS KESIAPAN KEBIJAKAN AKUNTANSI AKUN BEBAN BERBASIS …

7

Jenis dan Klasifikasi Beban berdasarkan IPSAS mengatur standar akuntansi beban pada

beberapa standar berdasarkan transaksi yang menyebabkan terjadinya atau munculnya beban

tersebut. Beberapa standar IPSAS yang mengatur mengenai pembebanan adalah:

a. IPSAS1 Presentationof Financial Statement

b. IPSAS5 Borrowing Cost

c. IPSAS7 Investmentin Associates

d. IPSAS11 Construction Contract

e. IPSAS12 Inventories

f. IPSAS13 Leases

g. IPSAS17 Property, Plant, Equipment

Beban menurut peraturan pemerintah republik Indonesia nomor 71 tahun 2010

diklasifikasikan menurut klasifikasi ekonomi pada prinsipnya pengelompokan berdasarkan

jenis beaban. Klasifikasi ekonomi untuk pemerintah pusat yaitu beban pegawai, beban

barang, beban penyusutan aset tetap/amortisasi, beban transfer, dan beban lain-lain.

Klasifikasi ekonomi untuk pemerintah daerah terdiri dari beban pegawai, beban barang,

beban bunga, beban subsidi, beban hibah, beban sosial dan beban tak terduga.

Pengakuan

Pengakuan beban yang diatur dalam IPSAS 1 Secara umum prinsip pengakuan

akuntansi dapat diakui dengan tiga pendekatan yaitu pendekatan pertautan antara beban,

pengakuan segera/langsung, dan alokasi rasional. Oleh karena itu pengakuan beban pada

sektor pemerintah terkadang tidak memenuhi prinsip pertautan antara beban dan pendapatan

revenue matching cost. Pengakuan langsung (Recognize Immediately) Pada prinsip ini beban

langsung diakui pada suatu periode saat terjadinya beban meliputi seluruh beban yang

dikeluarkan. Biaya yang diakui dengan metode pengakuan ini adalah Biaya Pinjaman

(Borrowing Cost) yang lebih lanjut diatur dalam IPSAS 5 dan beban atas perlengkapan.

Pertautan antara pendapatan dan beban Pengakuan ini mendasarkan pada kenyataan bahwa

dalam memperoleh pendapatan pasti ada biaya yang dikeluarkan. Metode ini juga dikenal

dengan istilah hubungan sebab akibat. Biaya-biaya yang dikeluarkan secara umum dapat

diasosiakan pada suatu pendapatan. Pada kasus ini biaya-biaya dikeluarkan dapat

menghasilkan pendapatan.

Dalam akuntansi pemerintah, jenis pengakuan ini sebenarnya tidak diperbolehkan

namun tetap dimungkinkan. Ini terkait kegiatan pemerintah dalam memproduksi barang

Page 23: ANALISIS KESIAPAN KEBIJAKAN AKUNTANSI AKUN BEBAN BERBASIS …

8

atau jasa yang dibutuhkan masyarakat. Dimana atas penyerahan tersebut masyarakat

membayar sejumlah uang. Namun pengakuan ini tetap dilakukan modifikasi seusai tujuan

kegiatan pemerintah tersebut. Contoh penggunaan metode pengakuan beban ini adalah biaya

yang dikaitkan dengan produksi persediaan yang diatur dalam IPSAS 12. Biaya-biaya yang

dikeluarkan terkait produksi barang atau jasa seluruhnya dikapitalisasikan ke nilai persediaan.

Biaya tersebut antara lain biaya langsung dan biaya tidak langsung. Ketika persediaan dijual,

dipertukarkan atau didistribusikan, nilai tercatat (carrying amount ) diakui sebagai beban

pada periode di mana pendapatan terkait diakui. Jika tidak ada pendapatan yang terkait,

beban diakui pada saat barang atau jasa terkait telah diberikan.

Selanjutnya penurunan nilai realisasi bersih (net realizable value) diakui sebagai

beban pada periode kerugian atau penurunan terjadi. Pembalikan yang timbul dari kenaikan

nilai realisasi bersih diakui sebagai pengurang beban persediaan pada periode di mana

mereka terjadi. Penggunaan metode ini agaknya hanya terbatas pada transaksi penyerahan

barang atau jasa kepada masyarakat.

Alokasi Rasional dan sistematis Metode pengakuan ini ditujukan untuk

mengalokasikan sejumlah beban yang sebenaranya terjadi terkait dengan perolehan

pendapatan namun tidak memenuhi kriteria sebab akibat. Pada perusahaan swasta, pengakuan

beban jenis ini dilakukan pada alokasi beban penyusutan atas peralatan atau gedung. Dalam

akuntansi sektor publik / pemerintahan, standard yang digunakan adalah IPSAS 17 yang

menerangkan bahwa beban penyusutan dibebankan secara sistematis selama masa manfaat

aset. Adanya tambahan kata sistematis mengharuskan bahwa penyusutan dilakukan dengan

suatu metode tertentu yang sistematis untuk mengalokasikan beban. Tujuan pembebanan ini

tidak berkaitan dengan perolehan pendapatan sebagaimana yang terjadi pada sektor swasta

tetapi ditujukan untuk mengetahui dan mencerminkan manfaat ekonomis atau layanan

potensial aset di masa depan. Lebih lanjut mengenai metode dan teknis pembebanan ini diatur

dalam IPSAS 17.

Dalam rangka pencatatan atas pengakuan beban dapat menggunakan dua pendekatan yaitu

(Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 71 tahun 2010):

1. Metode pendekatan Beban

Dimana setiap pembelian barang dan jasa akan diakui/dicatat sebagai beban jika

pembelian barang dan jasa itu dimaksud untuk digunakan atau konsumsi segera mungkin.

2. Metode pendekatan Aset

Page 24: ANALISIS KESIAPAN KEBIJAKAN AKUNTANSI AKUN BEBAN BERBASIS …

9

Dimana setiap pembelian barang dan jasa akan diakui/dicatat sebagai persediaan jika

pembelian barang dan jasa itu dimaksud untuk digunakan dalam satu periode anggaran

atau untuk sifatnya berjaga-jaga.

Menurut (Permendagri No 64 tahun 2013) Pengakuan adalah proses penetapan

terpenuhinya kriteria pencatatan suatu kejadian atau peristiwa dalam catatan akuntansi

sehingga akan menjadi bagian yang melengkapi unsur aset, kewajiban, ekuitas, pendapatan-

LRA, belanja, pembiayaan, pendapatan-LO dan beban, sebagaimana akan termuat pada

laporan keuangan entitas pelaporan yang bersangkutan.

Pada Peraturan dalam mendagri Nomor 64 tahun 2010, beban diakui pada saat:

1. Beban

a. Beban dari tansaksi nonpertukaran diukur sebesar aset yang digunakan atau

dikeluarkan yang pada saat perolehan tersebut diukur denga nilai wajar.

b. Beban dari transaaksi pertukaran diukur dengan menggunakan harga sebenarnya

(actual price) yang telah dibayarkan ataupun yang menjadi taguhan sesuai dengan

perjanjian yangtelah membentuk harga.

Sebagai sebuah pedoman, SAPD menjelaskan siapa melakukan apa sekaligus

menegaskan transaksi apa dicatat bagaimana. Pedoman ini dapat diuraikan dalam sebuah

penjelasan langkah demi langkah yang dijelaskan melalui sebuah gambar diskriptif atau

bagan alur.

Menurut Permendagri No 64 tahun 2013 Beban adalah penurunan manfaat ekonomi

atau potensi jasa dalam periode pelaporan yang menurunkan ekuitas, yang dapat berupa

pengeluaran atau konsumsi aset atau timbulnya kewajiban dan belanja merupakan semua

pengeluaran oleh Bendahara Umum Negara/Bendahara Umum Daerah yang mengurangi

Saldo Anggaran Lebih dalam periode tahun anggaran bersangkutan yang tidak akan diperoleh

pembayarannya kembali oleh pemerintah.

Beban gaji dicatat jumlah brutonya, yaitu nilai sebelum potongan-potongan. Berbagai

potongan atas gaji dan tunjangan tidak dicatat oleh PPK-SKPD, karena akan dicatat oleh

Fungsi Akuntansi PPKD. Menurut PSAP Nomor 02 tentang akuntansi beban dalam Peraturan

Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010, beban diakui pada saat:

1. Timbulnya kewajiban

Saat timbulnya kewajiban adalah saat terjadinya peralihan hak dari pihak lain ke

pemerintah tanpa diikuti keluarnya kas dari kas umum daerah. Contohnya tagihan

rekening telepon dan rekening listrik seperti yang tertulis di atas.

Page 25: ANALISIS KESIAPAN KEBIJAKAN AKUNTANSI AKUN BEBAN BERBASIS …

10

2. Terjadinya konsumsi aset

Terjadinya konsumsi aset adalah saat pengeluaran kas kepada pihak lain yang tidak

didahului timbulnya kewajiban dan/atau konsumsi aset nonkas dalam kegiatan operasional

pemerintah.

3. Terjadinya penurunan manfaat ekonomi atau potensi jasa

Terjadinya penurunan manfaat ekonomi atau potensi jasa terjadi pada saat penurunan nilai

aset sehubungan dengan penggunaan aset bersangkutan/berlalunya waktu. Contohnya

adalah penyusutan atau amortisasi.

Pihak-pihak yang terkait dalam sistem akuntansi beban antara lain. Pejabat

Penatausahaan Keuangan SKPD (PPK-SKPD) dan Bendahara Pengeluaran SKPD.

(Permendagri No 64 tahun 2013). Sebagaimana disebutkan dalam modul sistem akuntansi

pemerintah daerah yang dibuat oleh permendagri, pihak-pihak yang terkait dalam sistem

akuntansi beban pada PPKD tersebut mempunyai tugas sebagai berikut :

a. Fungsi akuntansi PPKD yang bertugas sebagai berikut:

1. Mencatat transaksi/kejadian beban dan belanja berdasarkan bukti bukti transaksi yang

sah dan valid ke Buku Jurnal LRA dan Buku Jurnal LO dan Neraca.

2. Melakukan posting jurnal-jurnal transaksi/kejadian beban dan belanja kedalam Buku

Besar masing masing rekening (rincian objek).

3. Menyusun Laporan Keuangan, yang terdiri dari Laporan Realisasi Anggaran (LRA),

Laporan Operasional (LO), Neraca, Laporan Perubahan Ekuitas (LPE) , dan Catatan

atas Laporan keuangan.

b. Bendahara Pengeluaran SKPD

1. Mencatat dan membukukan semua pengeluaran beban dan belanja kedalam buku kas

umum SKPD.

2. Membuat SPJ atas beban dan belanja.

Dokumen yang digunakan adalah Daftar Gaji/SP2D, berita acara serah terima

BAST/SP2D, NPHD/SP2D/Dokumen, Bukti memorial/dokumen yang dipersamakan, Bukti

memorial/dokumen, SP2D.

Menurut Permendagri No 64 tahun 2013, pengakuan beban dibagi menjadi 2 yaitu

pengakuan beban pada Pejabat Pengelola Keuangan Daerah (PPKD) dan pengakuan beban

Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD).

1. Pengakuan beban pada PPKD

Page 26: ANALISIS KESIAPAN KEBIJAKAN AKUNTANSI AKUN BEBAN BERBASIS …

11

a. Beban bunga

Berdasarkan dokumen perjanjian utang, fungsi akuntansi PPKD membuat

bukti memorial terkait pengakuan beban bunga untuk diotorisasi oleh PPKD.

Berdasarkan bukti memorial unruk pengakuan beban tersebu. Selanjutnya

dilaksanakan proses penatausahaan untuk pembayaran beban bunga tersebut.

Berdasarka SP2D pengeluaran kas untuk pelunasan utang bunga tersebut. Sebagai

transaksi realsisasi anggaran terhadap belanja bunga.

b. Beban Subsidi

Berdasarkan tagihan dari penerima subsidi yang telah melaksanakan prestasi

sesuai persyaratan pemberian subsidi, fungsi akuntansi PPKD menyiapkan bukti

memorial terkait pengakuan beban subsidi. Setelah diotorisasi oleh PPKD, bukti

memorial tersebut menjadi dasar bagai fungsi akuntansi PPKD mencatat sebagai

beban subsidi. Selanjutnya dilaksankan proses penatausahaan untuk pembayaran

beban subsidi tersebut mulai dari pengajuan SPP, pembuatan SPM hingga

penerbitan SP2D. Berdasarkan SP2D pengeluaran kas untuk pelunasan utang

subsudi tersebut. Sebagai transaksi realisasai anggran terhadap belanja subsidi.

c. Beban hibah

PPKD dan pemerintah/pemerintah daerah lain/perusahaan

daerah/masyarakat/ormas bersama-sama melakukan penandatanganan naskah

perjanjian hibah daerah (NPHD). Pengakuan beban hibah sesuai NPHD dilakuakn

bersama dengan penyaluran belanja hibah, mengingat kepastian bebantersebut

belum dapat ditentukan berdasarkan NPHD karena mengingat masih perlu ditindak

lanjuti dengan penerbitan dokumen pencairan. Untuk itu atas pengakuan beban

hibah, fungsi akuntansi PPKD mencatat beban hibah. Sebagai transaksi realisasai

anggaran terhadap belanja hibah.

d. Beban Bantuan Sosial

Realisasi beban bantuan sosial dilakukan melalui proses penatausahaan yang

dimuali dari pengajiuan SPP, pembuatan SPM hingga penerbitan SP2D.

Berdasarkan SP2D pembayaran beban bantuan sosial tersebut, fungsi akuntansi

PPKD mencatat beban bantuan sosial. Sebagai transaksi realisasai anggaran

terhadap belanja hibah.

e. Beban Transfer

Pengakuan beban transfer bersamaan dengan penyaluran dana transfer dari

RKUD berdasarkan peraturan kepala daerah tentang penetapan belanja transfer

Page 27: ANALISIS KESIAPAN KEBIJAKAN AKUNTANSI AKUN BEBAN BERBASIS …

12

berdasarkan bukti penyaluran memorial tersebut. Fungsi akuntani PPKD mencatat

beba transfer. Sebagai transaksi realisasai anggaran terhadap belanja hibah.

2. Pengakuan beban pada SKPD

a. Beban pegawai

Beban pegawai menggunakan uang persediaan bendahara pengeluaran SKPD

menyerahkan bukti transaksi beban pegawai yang menggunakan uang persediaan.

Berdasarkan bukti transaksi tersebut, PPK-SKPD mencatat jurnal beban pegawai-

LO. Sebagai transaksi realisasi anggaran realisasi belanja pegawai.

b. Beban barang dan jasa

Beban barang dengan menggunakan uang persediaan. Pengakuan beban

barang yang menggunakan uang persediaan dilakukan berdasarkan bukti transaksi

beban barang. Kasus untuk pengadaan barang dan jasa berupa Beban barang dan

jasa menggunakan mekanisme LS pengakuan beban barang yang mengguanakan

mekanisme LS dilakukan berdasaraka berita acara serah terima barang. Berita

acara serah terima barang tersebut menjadi dasar bagi PPK-SKPD untuk mencatat

beban barang dan jasa. Selanjutnya dilaksanakan proses penatausahaan untuk

pembayaran beban barang tersebut. Berdasarkan SP2D pelunasan utang beban

tersebut, PPK-SKPD mencatat utang beban tersebut.

Transaksi pembayaran biaya sewa yang merasa manfaatnya lebih dari satu tahun

anggaran. Apabila SKPD melakukan pembayaran sewa yang masa manfaatnya

lebih dari satu tahun anggaran dicatat dengan pendekatan beban oleh pemerintah

daerah, PPK-SKPD akan mencatat beban sewa unuk mencatat beban tahun

berkenaan dengan beban sewa dibayar.

c. Pengembalian beban

Dalam kasus terjadi penerimaan kembali beban pada periode berjalan dan

mempengaruhi posisi kas. Sebagai transaksi untuk mengkoreksi realisasi anggaran,

PPK-SKPD mencatat estimasi perubahan SAL. Kasus pengembalian beban juga

dapat terjadi pada belanja-belanja yang terjadi di periode sebelumnya

(pengembalian dilakukan setelah pelaporan keuangan diterbitkan). Pada kasus

seperti ini harus diidentifikasi terlebih dahulu apakah pengembalian terjadi pada

belanja yang sifatnya berulang atau tidak berulang. Sebagai transaksi untuk

mengkoreksi realisasi anggaran. Dalam hal pengembaian belanja yang sifatnya

tidak berulang, PPK-SKPD tidak melakukan pencatatan. Pencatatan dilakuakan

oleh fungsi akuntansi PPKD.

Page 28: ANALISIS KESIAPAN KEBIJAKAN AKUNTANSI AKUN BEBAN BERBASIS …

13

Pengukuran

Menurut International Public Sector Accounting Standard (IPSAS) Beban diukur

dan dicatat sebesar beban yang terjadi selama periode pelaporan. Beban harus dapat diukur

secara andal. Pengukuran atas beban tidak dapat dipisahkan dari metode dan saat

pengakuannya. Pengukuran beban juga tidak terlepas dari pengukuran biaya karena beban

dapat dikatakan sebagai biaya yang telah terjadi, sehingga pengukurannya pun berdasarkan

hasil dari pengukuran biaya namun untuk bagian yang telah digunakan. Pengukuran

(measurement) adalah penentuan jumlah rupiah yang harus dilekatkan pada suatu objek yang

terlibat dalam suatu transaksi keuangan (Suwardjono, 2010).

Menurut peraturan dalam negeri nomor 64 tahun 2013 pengukuran beban dibagi

menjadi dua yaitu beban dari tranaksi nonpertukaran diukur sebesar aset yang digunakan atau

dikeluarkan yang pada saat perolehan tersebut diukur dengan nilai wajar dan beban dari

tranaksi pertukaran diukur dengan menggunakan harga sebenarnya (actual price) yang

dibayarkan ataupun yang menjadi tagihan sesuai dengan perjanjian yang telah membentuk

harga.

Pengungkapan

Menurut IPSAS 1 paragraf 106 informasi terkait beban yang akan disajikan baik di

laporan keuangan serta dalam catatan atas laporan keuangan. Ketika item beban material,

maka jumlahnya harus diungkapkan secara terpisah (IPSAS 1 paragraf 106). Kondisi yang

akan menimbulkan pengungkapan terpisah terkait item beban meliputi (IPSAS 1 paragraf

107). Entitas harus mengungkapkan baik di muka, atau dalam catatan laporan keuangan

mengenai jenis klasifikasi beban yang digunakan apakah menggunakan klasifikasi

berdasarkan sifat atau berdasarkan fungsi, yang manayang menyediakan informasi yang

dapat diandalkan dan lebih relevan. Entitas yang mengklasifikasikan beban berdasarkan

fungsi harus pula mengungkapkan informasi tambahan mengenai klasifikasi beban

berdasarkan sifatnya, termasuk depresiasi, beban amortisasi, dan beban layanan pegawai.

Pengungkapan adalah laporan keuangan yang menyajikan secara lengkap informasi

yang dibutuhkan oleh pengguna (Permendagri No 64 tahun 2013). Hal-hal yang harus

diungkapkan dalam Catatan atas Laporan Keuangan terkait dengan beban adalah:

1. Rincian beban per SKPD.

2. Penjelasan atas unsur-unsur beban yang disajikan dalam laporan keuangan lembar muka.

3. Informasi lainnya yang dianggap perlu.

Page 29: ANALISIS KESIAPAN KEBIJAKAN AKUNTANSI AKUN BEBAN BERBASIS …

14

METODA PENELITIAN

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data

primer diperoleh melalui wawancara. Objek penelitian ini adalah Pemerintah Kota Salatiga.

data yang diperoleh secara langsung dari Pemerintah Kota Salatiga.Wawancara dilakukan

terhadap informan yang dijadikan sumber penelitian yaitu kepala bagian keuangan pada

PPKD dan SKPD Kota Salatiga.

Data primer yaitu data yang diperoleh secara langsung dari Pemerintah Kota Salatiga,

berupa hasil wawancara kepada pihak-pihak SKPD dan PPKD. Kota Salatiga memiliki 26

SKPD dan dalam hal ini dipilih 12 (dua belas) SKPD berdasarkan kategori yang memiliki

belanja dengan jumlah yang besar, sedang, dan kecil. Sampel menurut pertimbangan peneliti

yang terpilih menjadi objek penelitian beban yang besar, sedang, dan kecil. Kegiatan tingkat

beban besar yaitu Dinas Pendidikan Pemuda dan Olah Raga, Dinas Kesehatan, Dinas

Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah, Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang,

yang memiliki kegiatan beban yang sedang yaitu Dinas Bina Marga dan Pengelolaan Sumber

Daya Air, Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan Usaha Mikro Kecil dan Menengah,

Sekretariat Daerah, dan yang memiliki kegiatan beban kecil yaitu Inspektorat Daerah, Dinas

Pertanian dan Perikanan, Kantor Lingkungan Hidup, Kecamatan Sidokmukti, Perpustakaan

Daerah yang terkait dengan beban di Pemerintah Kota Salatiga.

Sedangkan data sekunder diperoleh melalui peraturan tentang kebijakan dan prosedur

akuntasi beban pada Pemda Kota Salatiga yaitu Peraturan Walikota nomor 37 tahun 2013

dalam bentuk dokumentasi, berupa peraturan-peraturan Walikota tentang kebijakan akuntansi

dan prosedur akuntansi, Daftar Gaji/SP2D, berita acara serah terima BAST/SP2D,

NPHD/SP2D/Dokumen, Bukti memorial/dokumen yang dipersamakan, Bukti

memorial/dokumen, SP2D.

Langkah analisis data adalah sebagai berikut :

1. Mengidentifikasi hal-hal yang harus diatur dalam kebijakan akuntansi akun beb

berbasis akrual menurut berbagai sumber yang mencakup teori, IPSAS, Peraturan

Pemerintah maupun Peraturan Menteri Dalam Negeri.

2. Mengidentifikasi Peraturan Walikota Salatiga yang mengatur tentang kebijakan

akuntansi serta hal-hal yang diatur didalamnya.

3. Mengidentifikasi perbandingan Peraturan Walikota dengan hal-hal yang harus diatur

dalam kebijakan akuntansi akun Beban berbasis akrual.

Page 30: ANALISIS KESIAPAN KEBIJAKAN AKUNTANSI AKUN BEBAN BERBASIS …

15

4. Mengidentifikasi hal-hal yang masih perlu ditambahkan dalam Perwali Kota Salatiga

mengenai kebijakan akuntansi akun beban berbasis akrual.

5. Mengidentifikasi alternatif tindakan yang harus dilakukan Pemda Kota Salatiga untuk

dapat meningkatkan kesiapan menerapkan akuntansi beban berbasis akrual .

Untuk menilai kesiapan kebijakan akuntansi akun beban berbasis akrual pada

Pemerintah Daerah, maka hal-hal yang perlu diatur dalam penerapan akuntansi berbasis

akrual yang diperoleh dari berbagai sumber yaitu IPSAS, PP No 71 tahun 2010 serta

Permendagri No 64 tahun 2013 dapat dijabarkan sebagai berikut :

1. Definisi beban yang berisi pengertian dari beban berbasis akrual. Pada Pemerintah

Daerah yang ada di Indonesia.

2. Klasifikasi beban diklasifikasikan menurut klasifikasi ekonomi yaitu berdasarkan

jenisnya yang terdiri dari beban pegawai, beban persediaan, beban jasa, beban

pemeliharaan, beban perjalanan dinas, beban bunga, beban subsidi, beban hibah, beban

bantuan sosial, beban penyusutan, beban transfer, dan beban lain-lain.

3. Pengakuan beban secara umum yang diakui ketika timbulnya kewajiban, terjadinya

konsumsi aset, atau terjadinya penurunn manfaat ekonomi.

4. Pengakuan beban pada SKPD terkait beban pegawai yang diakui ketika diterbitkanya

SP2d atau pada saat timbulnya kewajiban pemerintah.

5. Pengakuan beban pada SKPD terkait beban barang yang diakui ketika bukti penerimaan

barang atau berita acara serah terima ditandatangani.

6. Pengakuan beban pada SKPD terkait beban hibah dan bantuan sosial

7. Pengakuan beban pada SKPD terkait beban penyusutan dan amortisasi diakui ketika

bukti memoril/dokumen yang dipersamakan atas bukti penyusutan dan amortisasi.

8. Pengakuan beban pada SKPD terkait dengan beban penyisihan piutang bukti

memoril/dokumen yang dipersamakan atas penyisihan piutang.

9. Pengakuan beban pada PPKD terkait dengan beban bunga yang diakui ketika bunga

tersebut jatuh tempo untuk dibayarkan.

10. Pengakuan beban pada PPKD terkait dengan beabn subsidi yang diakui ketika kewajiban

pemerintah daerah untuk memberikan subsidi telah timbul.

11. Pengakuan hibah pada PPKD terkait dengan beabn hibah yang diakui ketika telah

ditandatangani NPHD.

12. Pengakuan beban Penyisihan piutang pada PPKD diakui pada saat pencatatan prosentase

beban penyisihan piutang pada akhir tahun.

Page 31: ANALISIS KESIAPAN KEBIJAKAN AKUNTANSI AKUN BEBAN BERBASIS …

16

13. Pengakuan beban transfer pada PPKD diakui pada saat terbitnya SP2D pada akhir tahun

dimana sudah disalurkan ke daerah yang berhak menerima.

14. Pengukuran beban dari transaksi non pertukaran diukur sebesar aset yang digunakan tau

dikeluarkan.

15. Pengukuran beban dari transaksi pertukaran diukur menggunakan harga sebenarnya yang

menjadi tagihan sesuai dengan perjanjian yang telah membentuk harga.

16. Pengungkapan beban disajikan secara penuh (full cost)dalam laporan keuangan terpisah

untuk setiap jenis biaya. Rincian jenis biaya diungkapkan pada Catatan Atas Laporan

Keuangan.

Page 32: ANALISIS KESIAPAN KEBIJAKAN AKUNTANSI AKUN BEBAN BERBASIS …

17

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Analisis

Kebijakan Akuntansi akun Beban Pemerintah Kota Salatiga

Pada Pemerintah tingkat Kota yang ada di Indonesia, maka Pemerintah Kota Salatiga

tidak terlepas dari kewajiban untuk membuat kebijakan akuntansi berbasis akrual seperti

yang diamanatkan dalam Permendagri No 64 tahun 2013. Kebijakan akuntansi Pemerintah

Kota Salatiga dimuat dalam Peraturan Walikota Salatiga Nomor 37 Tahun 2013 tentang

Kebijakan Akuntansi Pemerintah Kota Salatiga. Dalam kebijakan akuntansi tersebut, di

dalamnya memuat mengenai kebijakan akuntansi akun beban. Sehingga, terlihat bahwa

Pemerintah Kota Salatiga sudah mempunyai kebijakan akuntansi akun beban berbasis akrual

yang diatur melalui Perwali. Kebijakan Akuntansi Akun Pemerintah Kota Salatiga tersebut

memuat tentang definisi dan klasifikasi pendapatan, pengakuan, pengukuran serta

pengungkapan yang termuat dalam lampiran yang merupakan bagian dari Perwali tersebut.

Definisi dan Klasifikasi Beban

Dalam Peraturan Walikota Salatiga nomor 37 tahun 2013, beban diklasifikasikan

menurut klasifikasi ekonomi yaitu berdasarkan jenisnya yang terdiri dari beban pegawai,

beban persediaan, beban jasa, beban pemeliharaan, beban perjalanan dinas, beban bunga,

beban subsidi, beban hibah, beban bantuan sosial, beban penyusutan, beban transfer, dan

beban lain-lain.

Klasifikasi beban dalam LO berdasarkan PSAP No 12 peraturan pemerintah 71 tahun 2010

dan kewenangan atas beban tersebut:

Tabel 1 Klasifikasi beban dalam Laporan Operasional

Kelompok Jenis Kewenagang

Beban operasi-LO Beban pegawai SKPD

Bebabn barang dan jasa SKPD

Beban bunga PPKD

Beban subsidi PPKD

Beban hibah PPKD &

SKPD

Beban bantuan sosial PPKD

Beban penyusutan amortisasi SKPD

Beban piutang SKPD

Beban lain-lain SKPD

Beban trensfer Beban transfer bagi hasil pajak daerah PPKD

Page 33: ANALISIS KESIAPAN KEBIJAKAN AKUNTANSI AKUN BEBAN BERBASIS …

18

Beban transfer bagi hasil pendapatan lainnya PPKD

Beban transfer bantuan keuangan ke pemerintah

daerah lainnya

PPKD

Beban transfer bantuan keuangan ke kelurahan PPKD

Beban transfer bantuan keuangan lainnya PPKD

Beban transfer dana otonomi khusus PPKD

Defisit non operasional PPKD

Beban luar biasa PPKD

Sumber : Beban dalam PSAP Nomor 12

Klasifikasi beban sudah mengacu pada peraturan pemerintah dalam negeri no 64

tahun 2013. Beban yang diatur dalam perwali terdapat empat kelompok yaitu bebn

operasional, beban transfer, beban defisit non operasional dan beban luar biasa.

Kelompok beban operasional terdiri dari beban pegawai, beban persediaan, beban

jasa, beban pemeliharaan, beban perjalanan dinas, beban bunga, beban subsidi, beban hibah,

beban bantuan sosial, beban penyusutan, beban transfer, dan beban lain-lain. Jenis tersebut

didasarkan pada kegiatan operasional pada SKPD dan PPKD.

Pada beban transfer terdiri dari beban transfer bagi hasil pajak daerah, beban transfer

bagi hasil pendapatan lainnya beban transfer bantuan keuangan ke pemerintah daerah lainnya,

beban transfer dana otonomi khusus, beban transfer bantuan keuangan lainnya, beban transfer

bantuan keuangan ke kelurahan beban non operasional dan beban luar biasa.

Klasifikasi beban pada praktiknya sudah sesuai dengan peraturan walikota. Pada dinas

koperasi dan umkm ada kegiatan pemberian subsidi pasar murah, tetapi peraturan walikota

belum mengatur tentang kebijakan beban subsidi pada SKPD.

Dalam kebijakan yang tercantum dalam Pewaturan Walikota Salatiga masih ada

kekuranga pada definisi beban itu sendiri padahal akuntansi berbasisi akrual harus terdapat

beban dalam Laporan Oprasional untuk Peraturan Walikota tentang kebijakan akuntansi

berbasisi akrual masih memuat jenis-jenis belanja dimuat dalam peraturan walikota.

Pengakuan

Menurut Permendagri No 64 tahun 2013, beban diakui pada saat timbulnya

kewajiban, terjadi konsumsi aset, atau terjadinya penurunan manfaat ekonomi atau potensi

jasa. Agar penerapan akuntansi berbasis akrual bisa diterapkan dengan baik, salah satu

tahapnya adalah melaksanakan prosedur sesuai Peremendagi. Oleh karena itu, pemerintah

daerah harus melakukan persiapan yang serius dalam penerapan akuntansi berbasis akrual.

Setelah dipaparkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan, maka dapat dianalisis dari kedua

Page 34: ANALISIS KESIAPAN KEBIJAKAN AKUNTANSI AKUN BEBAN BERBASIS …

19

rangkaian Peraturan Walikota. Analisis terhadap Kebijakan dan prosedur pada akuntansi

Beban.

Peraturan Walikota Salatiga nomor 37 tahun 2013, beban diakui pada saaat timbulnya

kewajiban, yaitu pada saat terjadinya peralihan hak dari pihak lain ke entitas akuntansi atau

entitas pelapor tanpa harus diikuti keluarnya kas umum daerah. Contohnya tagihan rekening

telepon dan rekening listrik yang belum dibayar entitas akuntansi.

Terjadinya konsumsi barang dan jasa, pengeluaran kas pada pihak lain tidak didahului

timbulnya kewajiban dan konsumsi barang/jasa non kas dalam kegiatan operasional

pemerintah. Dan terjadinya penurunan manfaat ekonomi atau potensi jasa, yaitu pada saat

penurunan nilai aset sehubungan dengan pengurangan aset bersangkutan atau berlakunya

waktu. Contoh penurunan manfaat ekonomi atau potensi jasa adalah penyusutan atau

amortisasi.

Menurut Permendagri No 64 tahun 2013, pengakuan beban dibagi menjadi 2 yaitu pengakuan

Beban pada PPKD dan pengakuan Beban pada SKPD.

1. Pengakuan Beban pada PPKD

Beban diakui pada saat timbulnya kewajiban, yaitu pada saat terjadinya peralihan hak

dari pihak lain ke entitas akuntansi atau entitas pelaporan tanpa harus diakui keluarnya kas

umum daerah. Contohnya tagihan rekening telepon dan rekening listrik yang belum dibayar

entitas akuntansi. Terjadinya konsumsi barang dan jasa, pengeluaran kas pada pihak lain

tidak didahului timbulnya kewajiban dan konsumsi barang/jasa non kas dalam kegiatan

operasional pemerintah. Dan terjadinya penurunan manfaat ekonomi atau potensi jasa, yaitu

pada saat penurunan nilai aset sehubungan dengan pengurangan aset bersangkutan atau

berlakunya waktu. Contoh penurunan manfaat ekonomi atau potensi jasa adalah penyusutan

atau amortisasi.

a. Beban Bunga

Beban bunga merupakan alokasi pengeluaran pemerintah daerah untuk membayar

bunga (interest) yang diakui atas kewajiban pengguna pokok utang (principal

outstanding) termasuk beban pembayaran biaya-biaya yang terkait denga pinjaman dan

hibah yang diterima pemerintah daerah seperti biaya commitmen fee dan biaya denda.

Beban bunga diakui saat bunga tersebut jatuh tempo untuk dibayarkan. Untuk

keperluan laporan keuangan, nilai beban bunga diakui sampai dengan tanggal pelaporan

Page 35: ANALISIS KESIAPAN KEBIJAKAN AKUNTANSI AKUN BEBAN BERBASIS …

20

walaupun saat jatuh tempo melewati tanggal pelaporan. Beban bunga meliputi beban

bunga pinjaman dan beban bunga obligasi.

b. Beban Subsidi

Beban subsudi merupakan pengeluaran atau alokasi anggaran yang berkaitan

pemerintah daerah kepada perusahaan/lembaga tertentu harga jual produksi/jasa yang

dihasilkan dapat terjangkau oleh masyarakat. Beban subsidi diakui pada saat kewajiban

pemerintah daerah utuk memberikan subsidi telah timbul.

c. Beban Hibah

Beban hibah merupakan beban pemerintah dalam bentuk utang, barang, atau jasa

kepada pemerintah, pemerintah daerah lainnya, perusahaan daerah, masyarakat, dan

organisasai kemasyarakatan, yang bersifat tidak wajib dan tidak mengikat.

Pengakuan beban hibah sesuai NPHD dilakukan bersamaan dengan penyaluran

belanja hibah, mengingat kepastian beban tersebut belum dapat ditentukan berdasarkan

NPHD karena harus dilakukan verifikasi atas persyaratan penyaluran hibah.

d. Beban bantuan sosial

Beban bantuan sosial merupakan bantuan pemerintah daerah dalam bentuk uang

atau barang yang diberikan kepada individu, keluarga, kelompok, dan /atau masyarakat

yang sifatnya tidak secara terus menerus dan selektif yang bertujuan untuk melindungi

kemungkinan terjadi resiko sosial.

Pengakuan beban bantuan sosial dilakukan bersama dengan penyaluran belanja

bantuan sosial, mengingat kepastian beban tersebut belum dapat ditentukan sebelum

dilakukan verifikasi atas persyaratan penyaluran bantuan sosial.

e. Beban penyisihan piutang

Beban penyisihan piutang merupakan cadangan yang harus dibentuk sebesar

presentase tertentu dari akun piutang terkait tertagih piutang. Beban penyisihan piutang

diakui saat akhir tahun.

f. Beban transfer

Beban transfer merupakan beban pengeluaran uang atau kewajiban untuk

mengeluarkan uang dari pemerintah kepada entitas pelaporan lain yang diwajibkan oleh

peraturan perundang-undangan. Beban transfer diakui saat terbitnya SP2D atau pada

saat timbulnya kewajiban pemerintah daerah (jika terdapat dokumen yang memadai).

Dalam hal ini pada akhir tahun anggaran terdapat pendapatan yang harus dibagihasilkan

tetapi belum disalurkan dan sudah diketahui daerah yang berhak menerima, maka nilai

tersebut dapat diakui sebagai beban.

Page 36: ANALISIS KESIAPAN KEBIJAKAN AKUNTANSI AKUN BEBAN BERBASIS …

21

2. Beban SKPD

a. Beban pegawai

Beban pegawai merupakan kompensasi terhadap pegawai baik dalam bentuk uang

atau barang, yang harus dibayarkan kepada pejabat negara, pegawai negeri sipil, dan

pegawai yang dipekerjakan oleh pemerintah daerah yang belum bersesatus PNS sebagai

imbalan atas pekerjaan yang telah dilaksanakan, kecuali pekerjaan yang berkaian

dengan pembentukan modal.

Pembayara atas beban pegawai dapat dilakukan melalui mekanisme UP/GU/TU

seperti honorarium non PNS, atau melalui mekanisme LS seperti beban gaji dan

tunjuangan. Beba pegawai yang pembayarannya melalui mekanisme LS, beban

pegawai diakui saat diterbitkan SP2D ata pada saat timbul kewajiban pemerintah

daerah (jika terdapat dokumen yang memadai). Beban pegawai yang pembayarannya

melalui mekanisme UP/GU/TU , beban pegawai diakui ketika bukti pembayaran beban

(misal: bukti pembayaran honor).

b. Beban barang

Beban barang merupakan penurunan manfaat ekonomi dalam priode

pelaporan yang menurunkan ekuitas, yang dapat berupa pengeluaran atau konsumsi aset

atau timbulnya kewajiban akibat transaksi pengadaan barang dan jasa yamg habis

dipakai, perjalanan dinas, pemeliharaan termsuk pembayaran honorarium kegiatan pada

non pegawai dan pemberian hadiah atas kegiatan tertentu terkait dengan suatu prestasi.

Beban barang diakui ketika bukti penerimaan barang atau berita acara serah terima

ditandatangani dalam hal pada akhir tahun masih terdapat barang persediaan yang

belum terpakai, maka dicatat sebagai pengurang beban.

Sistem akuntansi pemerintah SAPD merupakan instrumen penting yang harus

disiapkan dalam rangka implementasi SAPD berbasis akrual. SAPD sebagai alat untuk

mewujudkan prisip-prinsip dasar yang telah ditetapkan oleh SAPD dalam kebijakan

akuntansi menjadi serangkaian prosedur pencatatan dengan meggunakan akuntasi double

entry melauluai alat-alat berupa juranl, buku besar, neraca saldo, dan laporan keuangan itu

sendiri.

Pengakuan beban sesuai dengan peraturan walikota untuk SKPD mengacu pada

Peraturan Walikota Nomor 17 tahun 2014 tentang sistem akuntansi pemerintah. Pada

pengakuan SKPD dikalsifikasikan sebagai berikut :

a. Beban Pegawai

Page 37: ANALISIS KESIAPAN KEBIJAKAN AKUNTANSI AKUN BEBAN BERBASIS …

22

Pada saat pembayaran beban pegwai melalui meknisme LS dimana pembayaran

tersebut langsung ditransfer ke akun masing-masing PNSD. Berdasarkan SP2D Gaji

tunjangan..

Pada saat pembayaran beban pegawai melalui mekanisme LS dimana pembayaran

transfer ke bendahara pengeluaran kemudian oleh bendahara pengeluaran melakukan

pembayaran ke masing-masing PNSD. Pada saat beban pegawai yang pembayarannya

melalui mekanisme GU/TU dan pembayaran masing masing PNSD dilakukan oleh

bendahara pengeluaran

b. Beban barang dan /atau jasa

Pembelian barang dan/jasa yang pembayarannya melalui mekanisme LS

menggunakan pendekatan aset. Pendekatan aset diakui jika pembelian barang dan/jasa

tersebut akan digunakan/dikonsumsi dalam jangka waktu lama atau untuk berjaga-jaga

(persediaan).

Pada saat pembelian barang dan/atau jasa berupa ATK yang mana ATK tersebut tidak

langsung akan /dikonsumsi segera, tetapi sifatnya untuk digunakan dalam satu periode

atau sifatnya berjaga-jaga, serta atas pembelian tersebut belum dilakukan pembayaran

barang dan/atau jasa yang dibeli telah diterima dengan surat berita acara serah terima

barang dari penyedia barang dan/jasa.

Jika kemudian dilakukan pembayaran melalui mekanisme SP2D LS, kemudian

dilakukan pembayaran melalui mekanisme SP2D/GU/TU, maka berdasarkan SP2D

tersebut Apabila perhitungan persediaan menggunakan metode perperual maka pada akhir

periode akuntansi tidak perlu dilakukan jurnal penyesuaian. Selanjutnya apabila

perhitungan persediaan menggunakan metode periodik, maka fungsi akuntansi melakukan

penghitungan fisik (stock opname) terhadap barang yang dibeli dan belum digunakan..

c. Hibah dan bantuan sosial

Hibah dan bantuan sosial dalam bentuk barang, pengakuannya pada saat

penandatangan naskah perjanjian hibah daerah (NPHD)/ surat perjanjian bantuan sosial/

dokumen yang dipersamakan atau dapat juga pada saat penyerahan kepada penerima

hibah/bantuan sosial. Beban hibah dan bantuan sosial menggunakan pendekatan aset.

SKPD melakukan pembelian barang dan/jasa yang akan dihibahkan/diserahkan kepada

penerima hibah. Barang dan/atau jasa tersebut telah diterima dari penyedia barang

dan/atau jasa dengan berita acara serah terima dari penyedia barang dan/jasa ke SKPD,

akan tetapi belum dilakukan pembayaran, serta NPHD/surat perjanjian bantuan

sosial/dokumen yang dipersamakan telah ditandatangani tapi barang tersebut belum

Page 38: ANALISIS KESIAPAN KEBIJAKAN AKUNTANSI AKUN BEBAN BERBASIS …

23

diserahkan ke penerima hibah. Berdasarkan berita acara serah terima. Pada saat PPK

SKPD melakukan pembayaran kepada penyedia barang dan /atau jasa dengan mekanisme

LS. Setelah itu akan diserahkan kepada masyarakat oleh kepala SKPD, atas penyerahan

barang tersebut kepada penerima hibah/bantuan sosial berdasarkan NPHD/surat

perjanjian/dokumen yang dipersamakan yang telah ditadatangani penerima hibah dan

PPKD.

d. Beban penyusutan dan amortisasi

Beban penyusutan dan amortisasi adalah alokasi yang sistematis atas nilai aset yang

dapat disusutkan (deprreciable assets) selama manfaat aset yang bersangkutan. Adanya

bukti memorial/dokumen yang dipersamakan atas penghitungan dan amortisai aset tetap.

e. Beban penyisihan piutang

Beban penyisiahan piutang adalah taksiran nilai piutang yang tidak diterima

pembayarannya di masa yang akan datang dari seseorang dan/atau koorporasi dan/atau

entitas lain. Adanya bukti memorial/dokumen yang dipersamakan atas penyisihan piutang.

Dilihat dari penjelasan diatas beban pada SKPD Kota Salatiga pengakuan beban

pegawai diakui pada saat SP2D muncul dan daftar gaji, pada beban barang dan jasa

menggunakan mekanisme LS termasuk di dalam persdiaan pencatatan persediaan

menggunakan metode periodik dan pembelian barang yang langsung dikonsumsi bukan

untuk berjaga-jaga, pada beban hibah dan bantuan sosial diakui pada saat NPHD atau

dokumen yang dipersamakan ditandatangani, pada beban penyusutan dan amortisasi

diakui pada saat nilai aset yang disusutkan selama manfaat aset yang bersangkutan, pada

beban pentisihan piutang dapati diakui pada saat taksiran nilai piutang yang dapat diterima

dimasa yang akan datang.

Pegakuan akuntansi Beban di SKPD yang dibuat oleh Pemerintah Kota Salatiga terkait

dengan pencatatan sesuai dengan Peraturan Pemerintah No 71 tahun 2010 dan Peraturan

menteri dalam negeri No 64 tahun 2013. Pengakuan beban yang diatur dalam Permendagri

No 64 Tahun 2013 dengan menggunakan dokumen yang terkait sebagai dasar pengakuan

akuntansi beban.

Pengeluaran pemerintah Kota Salatiga terdiri dari program dan kegiatan pada setiap

SKPD seperti program pelayanan administrasi, program penigkatan sarana dan prasarana

aparatur, prorgam program peningkatan disiplin aparatur dan lain-lain sesuai dengan kegiatan

program di SKPD, terkait dengan beban pegawai terdapat biaya lembur yang seharusnya

berhak atas tambahan lembur sebesar satu kali gaji pokok yang dibagikan setiap akhir tahun,

Page 39: ANALISIS KESIAPAN KEBIJAKAN AKUNTANSI AKUN BEBAN BERBASIS …

24

perlu menghitung biaya lembur tersebut sejak bulan Januari. Untuk melakukan hal itu,

bendahara pengeluaran bisa melihat data tahun sebelumnya sebagai bahan untuk membuat

estimasi. Pernyataan pada dinas sekertariat daerah mengenai biaya lembur.

“Untuk perhitungan biaya lembur pada akhir periode belum disesuaikan karena saya

belum memahami perhitungan biaya lembur untuk akhir bulan masih menggunakan

pencatatan pada sesuai pengeluaran gaji”.

Pada pengakuan beban listrik, telepon, air di SKPD masih menggunakan basis kas

dilihat dari pernyataan bendahara pengeluarn di dinas Dinas Bina Marga dan Pengelolaan

Sumber Daya Air.

“Untuk pencatatan beban listik, telepon, air pengakuannya pada saat rekening

pembayaran muncul pada awal bulan berikutnya baru kami catat.”

Dilihat dari pernyataan diatas pengakuan beban listik, telepon, dan air pada bulan

berikutnya padahal konsumsi sudah dilakukan pada bulan yang bersangkutan jika pada akhir

tahun rekening baru keluar diawal tahun pembukuan maka pencatatanya menunggu rekening

itu muncul. Alternatif pengakuan beban tersebut menggunakan pengakuan beban bulan

sebelumnya lalu setiap awal tahun pembukuan dilakukan penyesuaian.

Dalam pencatatan beban persediaan di dinas Kesehatan masih belum akrual, dalam

praktiknya pencatatan persedian sesuai dengan pengeluaran yang dilakukan .

“Pencatatan persediaan obat-obatan kami mencatat sebesar belanja yang kami lakukan

belum menyesuaikan pencatatan beban yang kami konsumsi sebanya apa”.

Dari pernyataan diatas menjelaskan bahwa pencatatan persedia masih menggunakan

basis kas dan belum ada aturan tenatang pencatatan beban persediaan sesuai dengan

akuntansi akrual. Pencatatan beban persediaan seharusnya dicatat pada saat barang yang

dikonsumsi setiap bulan harus dicatat berapa yang dikonsumsi menggunaka metode

perpectual dimana setiap persediaan yang masuk dan keluar dicatat di pembukuan dan setiap

tahunnya harus melakukan penyesuaian.

Dalam pencatatan beban penyisihan piutang pada dinas Dinas Perindustrian

Perdagangan Koperasi dan Usaha Mikro Kecil dan badan perizinan terpadu dan penanaman

modal memberika pernyataan.

“Untuk saat ini mengenai perhitungan beban penyisihan piutang belum diatur dan

kami belum bisa mengestimasi piutang yang tak tertagih karena penggunaan metoe

yang sesuai juga belum ditetapkan.”

Page 40: ANALISIS KESIAPAN KEBIJAKAN AKUNTANSI AKUN BEBAN BERBASIS …

25

Dilihat dari hasil wawancara tersebut dapat diidentifikasi bahwa beban penyisihan

piutang belum bisa diakui karen pencatatan beban yang tidak tertagih belum ada. Sebetulnya

pada peraturan menteri dalam degeri sudah mengatur bagaimana perhitungan beban

penyisihan piutang akan tetapi pada perwali di salatiga belum mengatur tentang hal tersebut.

Pengakuan beban sesuai dengan peraturan walikota untuk PPKD mengacu pada

peraturan nomor 17 tahun 2014. Pada pengakuan PPKD dikalsifikasikan sebagai berikut :

a. Beban bunga

Pemerintah kota Salatiga menandatangani perjanjian utang dengan pihak ketiga,

dimana kosekuensi dari utang tersebut akan timbul adanya kewajiban bunga,

berdasarkan nota debit maka fungsi akuntansi PPKD membuat jurnal beban bunga

utang pinjaman di debit dan utang bunga kepada pemerintah di kredit. Pemerintah

kota Salatiga melakukan pembayaran bunga dengan mekanisme SP2D LS.

b. Beban subsidi

Pemerintah kota Salatiga menerbitkan surat keputusan kepala daerah/ perjanjian/

dokumen yang dipersamakan tentang pemberi subsidi kepada entitas lain.

Berdasarkan surat keputusan kepala daerah/perjanjian/dokumen yang dipersamakan,

fungsi akuntansi PPKD membuat jurnal beban subsidi kepda BUMD di debit dan

utang belanja subsidi BUMD di kredit. Pada saat pemerintah kota Salatiga melakukan

pencairan subsidi dengan diterbitkan SP2D LS dan dilakukan penyerahan kepada

yang berhak menerima subsidi..

c. Beban hibah

Pemerintah kota Salatiga menerbitkan SK tentang nama-nama penerima hibah

daerah dan telah menandatangani NPHD/dokumen yang dipersamakan tentang hibah

kepada kelompok masyarakat. Berdasarkan NPHD/dokumen yang dipersamakan

tersebut. Setelah itu Perintah Daerah melakukan pencairan bantuan hibah dengan

diterbitkan SP2D S dan diserahkan kepada yang berhak menerima hibah dalam bentuk

uang.

d. Beban bantuan sosial

Pemerintah kota Salatiga mengeluarkan surat keputusan kepala daerah tentang

penerima bantuan sosial berupa uang serta menandatangani surat perjanjian

pemberian bantuan sosial dengan penerima bantuan sosial. Berdasarkan surat

keputusan bantuan sosial, fungsi akuntansi PPKD membuat jurnal beban banuan

sosial kepada masyarakat di debit dan utang belanja lain-lain di kredit. Kemudian

pemerintah mengeluarkan pencairan bantuan sosial dengan diterbitkan SP2D LS dan

Page 41: ANALISIS KESIAPAN KEBIJAKAN AKUNTANSI AKUN BEBAN BERBASIS …

26

dilakukan pembayaran kepda yang berhak menerima bantuan sosial dalam bentuk

uang. Berdasarkan SP2D tersebut maka fungsi akuntansi PPKD membuat jurnal utang

belanja lain-lain di debit dan kas di kas daerah di kredit, belanja sosial kepda

organisasi kemasayarakatan di debit dan perubahan SAL di kerdit.

e. Beban transfer bantuan keuangan

Pemrintah kota Salatiga mengeluarkan surat keputusan kepala daerah tentang

bantuan sosial. Berdasarkan surat keputusan kepala daerah tentang bantuan keuangan,

fungsi akuntansi PPKD membuat jurnal beban transfer bantuan keuangan ke

kabupaten di debit dan utang transfer bantuan keuang di kredit. Kemudian Pemerinta

Kota Salatiga melakukan pencairan dana bantuan keuangan dengan diterbitkan SP2D

LS dan dilakukan pembauaran kepada yang berhak menerima. Berdasarkan SP2D

tersebut fungsi akuntansi PPKD membuat jurnal utang transfer bantuan keuangan di

debit dan kas di kas daerah di kredit, transfer bantuan keuangan dipemerintah

kabupaten di debit dan perubahan SAL di kredit.

Pada praktiknya pengakuan di PPKD sudah sesuai dengan perwali nomor 37

tahun 2013 dan ada beberapa kegiatan yang tidak ada dalam DPPKAD selaku PPDK

yaitu beban bunga dan beban transfer.

Pengukuran

Dalam Peraturan Walikota Salatiga nomor 37 tahun 2013 Beban dicatat sebesar:

1. Jumlah kas yang dibayarkan jika seluruh pengeluaran tersebut dibayar pada periode

berjalan.

2. Jumlah biaya periode berjalan yang harus dibayar pada masa yang akan datang.

3. Alokasi sistematis untuk periode berjalan atas biaya yang telah dikeluarkan.

Pada kebijakan pengukuran akuntansi Beban, pemerintah daerah maupun kota di beri

kewenangan membuat peraturannya sendiri selama tidak bertentangan dengan peraturan yang

berlaku. Melihat dari Permendagri No 64 tahun 2013 yang dijadikan sebagai acuan, maka

semestinya Pemerintah Kota Salatiga juga mengatur terkait dengan pengukuran beban yang

berasal transaksi pertukaran dan non pertukaran. Namun, pengukuran terkait transaksi

tersebut belum diatur di dalam kebijakan akuntansi Pemerintah Kota Salatiga. Menurut

pegawai bagian keuangan serta bagian verbend DPPKAD, Pemerintah Kota Salatiga belum

mengatur tentang pengukuran beban yang berkaitan dengan transaksi pertukaran dan non

pertukaran dikarenakan sifat transaksi tersebut sangat jarang terjadi pada Pemerintah Kota

Salatiga.

Page 42: ANALISIS KESIAPAN KEBIJAKAN AKUNTANSI AKUN BEBAN BERBASIS …

27

Pengungkapan

Pengungkapan yang termuat dalam Perwali Kota Salatiga No 37 tahun 2013

didefinisikan sebagai laporan keuangan yang menyajikan secara lengkap informasi yang

dibutuhkan oleh pengguna anggaran. Pada pengungkapan Beban disajikan secara penuh (full

cost) dalam laporan keuanga terpisa untuk setiap jenis biaya. Rincian biaya diungkapkan

pada catatan atas laporan keuangan sesuai dengan peraturan Walikota nomor 37 Tahun 2013

Pengungkapan Beban tahun berkenaan setelah tanggal berakhirnya tahun anggaran perlu

diungkapkan karena hal ini berkaitan dengan Beban yang seharusnya diuangkan pada tahun

pelaporan namun baru diterima pada saat sesudah tahun pelaporan keuangan.

Tetapi, pada kebijakan akuntansi Pemerintah Kota Salatiga terkait dengan

pengungkapan Beban sebaiknya memasukkan satu hal yang belum dituangkan tersebut ke

dalam kebijakan akuntansi terkait pengungkapan pada Persediaan disajikan di neraca bagian

aset lancar pada akhir tahun anggaran. Persediaan yang disajikan adalah jumlah persediaan

hasil opname fisik dikalikan dengan nilai per unit sesuai dengan metode penilaian yang

digunakan. Termasuk dalam persediaan tersebut adalah barang yang dibeli dengan belanja

hibah dan/atau belanja bantuan sosial yang belum didistribusikan sampai dengan akhir

periode pelaporan. Catatan atas Laporan Keuangan (CaLK) untuk persediaan,

mengungkapkan, antara lain kebijakan akuntansi yang digunakan dalam pengukuran

persediaan, penjelasan lebih lanjut atas persediaan, seperti barang atau perlengkapan yang

digunakan untuk pelayanan masyarakat, barang yang disimpan untuk dijual atau diserahkan

kepada masyarakat, dan barang yang masih dalam proses produksi yang dimaksudkan untuk

diajukan atau diserahkan kepada masyarakat. Penjelasan atas selisih antara pencatatan dengan

hasil inventarisasi fisik dan jenis, jumlah, dan nilai persediaan dalam kondisi rusak dan usang

juga dituangkan dalam CaLK.

Berikut merupakan tabel hal-hal yang belum diatur dalam Peraturan Menteri Dalam

Negeri No 64 tahun 2013 mengenai kebijakan akuntansi akun beban berbasis akrual serta hal-

hal yang belum diatur dalam Perwali Kota Salatiga No 37 tahun 2013 dan Perwali Kota

Salatiga No 17 tahun 2014 mengenai kebijakan akuntansi akun beban.

Tabel 2 hal-hal yang perlu diatur dalam peraturan walikota

Bagian Mengenai Permendagri No 64 tahun

2013

Perwali Kota Salatiga No

37 tahun 2013 dan Perwali

Kota Salatiga No 17 tahun

2014

Keterangan

Definisi macam- Terdapat definisi beban Hanya dicantumkan Terdapat definisi belanja

Page 43: ANALISIS KESIAPAN KEBIJAKAN AKUNTANSI AKUN BEBAN BERBASIS …

28

macam beban antara lain:

a. Beban pegawai

b. Beban barang dan jasa

c. Pengembalian beban

d. Beban penyisihan

piutang

e. Beban bantuan sosial

f. Beban hibah

g. Beban subsidi

definisi belanja saja

seperti:

a. Belanja hibah

b. Belanja bantuan sosial

c. Belanja bantuan

keuangan

d. Belanja tidak terduga

saja dan beban belum

dicantumkan

Klasifikasi beban Beban pada SKPD:

a. Beban pegawai

b. Beban barang dan jasa

c. Pengembalian beban

Beban pada SKPD:

a. Beban Pegawai

b. Beban barang dan /atau

jasa

c. Hibah dan bantuan sosial

d. Beban penyusutan dan

amortisasi

e. Beban penyisihan

piutang

f. Beban bantuan sosial

g. Beban transfer bantuan

keuangan

Pada beban subsidi di SKPD

belum mengatur padahal ada

kegiatan pemberian subsidi

pada kegiatan pasar murah

pada dinas umkm dan

koperasi

Pengakuan beban a. Beban penyisihan

piutang diakui pada saat

Fungsi akuntansi

PPKD/SPKD membuat

laporan cadangan

piutang tak tertagih.

b. Beban persediaan diakui

pada saat fungsi

akuntansi PPKD/SKPD

membuat laporan

persediaan.

a. Beban penyisihan

piutang diakui pada saat

adanya bukti

memorial/dokumen yang

dipersamakan atas

penyisihan piutang.

b. Beban persediaan diakui

pada saat perhitungan

persediaan

menggunakan metode

periodik atau perpetual,

maka fungsi akuntansi

melakukan perhitungan

fisik terdahdap barang

yang dibeli dan belum

digunakan.

a. Pada beban penyisihan

piutang belum diatur

tentang perhitunga

penyisihan piutang dengan

menggunakan metode

yang sesuai dengan

kondisi di Salatiga

b. Pada beban persediaan

belum diatur perhitungan

secara lengkap

penggunaan metode

persediaan yang ada.

Pengukuran beban a. Beban dari trasaksi non

pertukaran diukur

sebesar aset yang

digunakan atau

dikeluarkan yang pada

saat perolehan tersebut

diukur dengan nilai

wajar.

b. Beban dari transaksi non

pertukaran diukur

dengan menggunakan

harga sebenarnya (actual

price) yang dibayarkan

ataupun menjadi tagihan

sesuai dengan perjanjian

yang telah membentuk

harga.

a. Jumlah kas yang

dibayarkan jika seluruh

pengeluaran tersebut

dibayar pada periode

berjalan.

b. Jumlah biaya periode

berjalan yang harus

dibayar pada masa yang

akan datang.

c. Alokasi sistematis untuk

periode berjalan atas

biaya yang telah

dikeluarkan.

Pada peraturan walikota

belum megatur tentang

pengukuran dengan nilai

wajar. Belum mengatur

tentang pengukuran beban

yang berkaitan dengan

transaksi pertukaran dan non

pertukaran dikarenakan sifat

transaksi tersebut sangat

jarang terjadi pada

Pemerintah Kota Salatiga.

Pengungkapan beban pengungkapan Beban

disajikan secara penuh (full

cost) dalam laporan

pada kebijakan akuntansi

Pemerintah Kota Salatiga

terkait dengan

Page 44: ANALISIS KESIAPAN KEBIJAKAN AKUNTANSI AKUN BEBAN BERBASIS …

29

Sumber: Data primer diolah, Januari-Mei 2015

Pembahasan

Berdasarkan analisis di atas, maka kriteria yang sudah terdapat dalam peraturan

walikota semua sudah sesuai dengan peraturan menteri dalam negeri akan tetapi ada bebrapa

hal yang belum diatur dalam Peraturan Walikota yaitu difinisi macam-macam beban,

pengakuan beban subsidi pada SKPD, pengakuan beban perediaan pada SKPD pengukuran

beban.

Dari Pembahasan maka Pemerintah Kota Salatiga sudah siap dalam pembuatan

kebijakan akuntansi beban berbasis akrual dilihat dari jumlah enam belas kriteria hanya lima

kriteria saja yang belum diatur dalam kebijakan Walikota Salatiga yaitu:

Definisi beban pada Peraturan Walikota

1. Klasifikasi beban subsidi pada SKPD

2. Pengakuan beban penyisihan piutang

3. Pengakuan beban persediaan

4. Pengukuran beban

5. Pengungkaan beban terkait dengan pengungkapan persediaan di akhir tahun.

keuanga terpisa untuk

setiap jenis biaya.

pengungkapan Beban

sebaiknya memasukkan satu

hal yang belum dituangkan

tersebut ke dalam kebijakan

akuntansi terkait

pengungkapan pada

Persediaan disajikan di

neraca bagian aset lancar

pada akhir tahun anggaran

Page 45: ANALISIS KESIAPAN KEBIJAKAN AKUNTANSI AKUN BEBAN BERBASIS …

30

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Berdasarkan analisis tentang kesiapan Kota Salatiga dalam implementasi standar

akuntansi berbasis akrual dilihat pada kebijakan akuntansi akun beban sudah membuat

peraturan dalam bentuk peraturan walikota nomor 37 tahun 2013 tentang kebijakan akuntansi

kota salatiga dan peraturan walikota no 17 tahun 2014 tentang sistem akuntansi pemerintah

daerah yang memuat kebijakan akuntansi beban dan penerapan basis akrual.

Saran

Saran yang dapat diberikan pada penelitian ini yaitu walaupun tetap harus mengacu

pada Permendagri No.64 Tahun 2013, tetapi pemerintah kota sebaiknya membuat peraturan

yang sesuai dengan kondisi di Kota Salatiga terkait dengan akuntansi beban pada Kota

Salatiga kebijakan beban subsidi yang belum diatur dan difinisi beban, perhitungan

penyisihan piutang

Page 46: ANALISIS KESIAPAN KEBIJAKAN AKUNTANSI AKUN BEBAN BERBASIS …

31

DAFTAR PUSTAKA

Faradillah, Andi. 2013. Analisis Kesiapan Pemerintah Daerah Dalam Menerapkan Standar

Akuntansi Pemerintahan (Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010). Skripsi.

Program Sarjana Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Hasanuddin.

Makassar.

Halim, Abdul, dan Syam Kusufi. 2012. Teori, Konsep, dan Aplikasi Akuntansi Sektor Publik,

dari Anggaran Hingga Laporan Keuangan dari Pemerintah Hingga Tempat

Ibadah. Salemba Empat. Jakarta.

Hoek, M. Peter van der. 2005. Accrual-Based Budgeting and Accounting In The Publi Sector:

The Dutch Experience. http://mpra.ub.uni muenchen. de/5906/ MPRA Paper No.

5906, posted 29, November 2007 14:35 UTC. [30 Agustus 2013]

Ichsan, Muhammad. 2013. Manfaat Basis Akrual Akuntansi Pemerintahan : Pondasi

Manajemen Biaya Entitas Pemerintahan. Program Studi Magister Akuntansi,

Fakultas Ekonomi, Universitas Indonesia.

International Federation of Accountants (IFAC), (2003), Handbook of International Public

Sector Accounting Standards.

Modul Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah – Pendapatan. (online)

http://keuda.kemendagri.go.id/pages/view/20-modul-penerapan-akuntansi-

berbasis-akrual diakses tanggal 25 November 2014

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 64 tahun 2013 tentang Penerapan Standar

Akuntansi Pemerintahan berbasis Akrual Pada Pemerintah Daerah.

Peraturan Pemerintah Nomor 24 tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan.

_________________. Nomor 71 tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan.

Ritonga, Rahmansyah. Kas Basis Vs Akrual Basis. Widyaiswara BDK. Medan.

Undang-undang Nomor 17 tahun 2003 tentang Keuangan Negara.

Peraturan Pemerintah Kota Salatiga nomor 27 tahun 2013 Tentang Kebijakan Akuntansi

Pemerintah Kota Salatiga.

Peraturan Walikota Salaitga Nomor 17 tahun 2014 tentang Sistem Akuntansi Pemerintah

Daerah Dan Bagan Akun Standar.

Ritonga, Irwan Taufik. 2010. Akuntansi Pemerintah Daerah. Yogyakarta. Sekolah

Pascasarjana UGM.

Sugiri, Slamet, dan Sumiyana. 2005. Akuntansi Keuangan Menengah. Yogyakarta : Akademi

Manajemen Perusahaan YKPN.

Undang-undang Nomor 17 tahun 2003 tentang Keuangan Negara.

Page 47: ANALISIS KESIAPAN KEBIJAKAN AKUNTANSI AKUN BEBAN BERBASIS …

32

Wibowo, Christanto Heri. 2011. Strategi Transisi Akuntansi Akrual Plus.Seminar Akuntansi

Pemerintah. (online) http://id.scribd.com/doc/105829425/Strategi-Transisi-

Akuntansi-Akrual-Plus diakses tanggal 2 Desember 2014

www.bppk.kemenkeu.go.id diakses tanggal 24 November 2014

www.ifac.org diakses tanggal 25 November 2014

www.ksap.org diakses tanggal 25 November 2014

Page 48: ANALISIS KESIAPAN KEBIJAKAN AKUNTANSI AKUN BEBAN BERBASIS …

33

:

:

:

:

:

:

:

N

OJUMLAH

1 1.019.293.700,00

2 87.389.334,00

3 19.905.000,00

4 70.185.000,00

5 31.055.000,00

6 68.715.000,00

7 14.851.453,00

8 19.478,00

1.311.413.965,00

NO Keterangan

1

2

3

NO Keterangan

Rp.

Rp.

Rp.

:

PEMERINTAH KOTA SALATIGA

Nomor : 003/GJ/2014

SURAT PERINTAH PENCAIRAN DANA

(SP2D)

Nomor SPM 001/DKK/LS/I/2014 Dari Kuasa BUD

Tanggal 24 Desember 2013 Tahun Anggaran 2014

SKPD Dinas Kesehatan

Bank/Pos Bank Jateng

Hendaklah mencairkan / memindahbukukan dari buku Rekening

Nomor :

1-033-000-10-1

Uang sebesar Rp 1.311.413.965,00

SATU MILYAR TIGA RATUS SEBELAS JUTA EMPAT RATUS TIGA BELAS RIBU

SEMBILAN

RATUS ENAM PULUH LIMA RUPIAH

NPWP 00.382.072.7-505.000

No. Rekening Bank 2-033-06587-9

Bank/Pos Bank Jateng Cabang Salatiga

Keperluan Untuk Pembayaran Gaji DSB Bulan Januari 2014 untuk : 383 Pegawai + 249

Istri/Suami + 386 Anak = 1.018 Jiwa

KODE REKENING URAIAN

1.02.1.02.01.00.00.5.1.1.01.01 Gaji Pokok PNS/Uang Representasi

1.02.1.02.01.00.00.5.1.1.01.02 Tunjangan Keluarga

1.02.1.02.01.00.00.5.1.1.01.03 Tunjangan Jabatan

1.02.1.02.01.00.00.5.1.1.01.04 Tunjangan Fungsional

1.02.1.02.01.00.00.5.1.1.01.05 Tunjangan Fungsional Umum

1.02.1.02.01.00.00.5.1.1.01.06 Tunjangan Beras

1.02.1.02.01.00.00.5.1.1.01.07 Tunjangan PPh/Tunjangan Khusus

1.02.1.02.01.00.00.5.1.1.01.08 Pembulatan Gaji

Jumlah

Potongan-potongan:

Uraian (No. Rekening) Jumlah

2.1.1.01.01 Utang Taspen 110.668.212,00

2.1.1.05.01 Utang Taperum 2.465.000,00

Jumlah

2.1.3.01.01 Utang

Pemotongan PPh

14.851.453,00

Jumlah 127.984.665,00

Jumlah yang Dibayarkan 1.183.429.300,00

Uang Sejumlah SATU MILYAR SERATUS DELAPAN PULUH TIGA JUTA EMPAT

RATUS DUA PULUH SEMBILAN RIBU TIGA RATUS RUPIAH

Informasi: (tidak mengurangi jumlah pembayaran SP2D)

Uraian Jumlah

Lembar 1 : Bank Yang Ditunjuk

Lembar 2 : Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna

Anggaran

Lembar 3 : Arsip Kuasa BUD

Lembar 4 : DPKD

Salatiga, 02 Januari 2014

Kuasa Bendahara Umum Daerah

Drs. FAKRUROJI

NIP. 19610924 198903 1 004

SP2D yang dibayarkan

Jumlah yang Diminta 1.311.413.965,00

Jumlah Potongan 127.984.665,00

LAMPIRAN 1

Page 49: ANALISIS KESIAPAN KEBIJAKAN AKUNTANSI AKUN BEBAN BERBASIS …

34

LAMPIRAN 2

a. :

b. :

c. :

d. :

e. : Rp.

f. :

g. : Rp.

h. :

I. Rp.

Tanggal SPD

12/23/2013

II. Rp.

I - II. Rp.

III. Rp.

II - III. Rp.

PEMERINTAH KOTA SALATIGA

SURAT PERMINTAAN PEMBAYARAN LANGSUNG GAJI DAN TUNJANGAN

(SPP-LS-GAJI-TUNJANGAN)Nomor : 001/DKK/LS/I/2014 Tahun 2014

SURAT PENGANTAR

Kepada Yth.

Pengguna Anggaran / Kuasa Pengguna Anggaran

SKPD Dinas Kesehatan

Di Tempat

Dengan memperhatikan Peraturan Gubernur/Bupati/Walikota Nomor 45 Tahun 2014 tentang Penjabaran APBD,

bersama ini kami mengajukan Surat Permintaan Pembayaran Langsung Gaji dan Tunjangan sebagai berikut:

Urusan Pemerintahan 1.02 - KESEHATAN

SKPD 1.02.01 - Dinas Kesehatan

Tahun Anggaran 2014

Dasar Pengeluaran SPD Nomor 950/580/2013

Jumlah Sisa Dana SPD 3.920.251.052,00

TIGA MILYAR SEMBILAN

RATUS DUA PULUH JUTA

Nama Bendahara Pengeluaran ARIS SUSILA

Jumlah Pembayaran Yang Diminta 1.311.413.965,00

(terbilang: SATU MILYAR TIGA

RATUS SEBELAS JUTA

Nama dan Nomor Rekening Bank Bank Jateng Cabang Salatiga No. 2-033-06587-9

Salatiga, 24 Desember 2013

Bendahara Pengeluaran

ARIS SUSILA

NIP. 19730601 199403 1 008

PEMERINTAH KOTA SALATIGA

SURAT PERMINTAAN PEMBAYARAN LANGSUNG GAJI DAN TUNJANGANNomor : 001/DKK/LS/I/2014 Tahun 2014

RINGKASAN

RINGKASAN DPA-/DPPA-/DPAL-SKPD

Jumlah dana DPA-SKPD/DPPA-SKPD/DPAL-SKPD 49.440.707.000,00

RINGKASAN SPD

No Urut Nomor SPD Jumlah Dana

1 950/580/2013 3.920.251.052,00

Jumlah 3.920.251.052,00

45.520.455.948,00

RINGKASAN SP2D

SP2D Peruntukan UP 0,00

SP2D Peruntukan GU 0,00

SP2D Peruntukan TU 0,00

SP2D Peruntukan LS Pembayaran Gaji dan Tunjangan 0,00

SP2D Peruntukan LS Pengadaan Barang dan Jasa 0,00

Jumlah 0,00

3.920.251.052,00

Salatiga, 24 Desember 2013

Bendahara Pengeluaran

ARIS SUSILA

NIP. 19730601 199403 1 008

Page 50: ANALISIS KESIAPAN KEBIJAKAN AKUNTANSI AKUN BEBAN BERBASIS …

35

No Mengenai Perincian IPSAS PP No 71

tahun 2010

Permendagri

No 64 tahun

2013

Perwali Kota Salatiga

tentang Kebijakan

Perlakuan Akuntansi

beban

1 Definisi Pengertian Beban

Klasifikasi Beban

Pengertian pengakuan

Pengakuan beban pada SKPD terkait beban pegawai

yang diakui ketika diterbitkanya SP2D atau pada saat

timbulnya kewajiban pemerintah.

-

Pengakuan beban pada SKPD terkait beban barang

yang diakui ketika bukti penerimaan barang atau berita

acara serah terima ditandatangani.

Pengakuan beban pada SKPD terkait beban hibah dan

bantuan sosial

-

Pengakuan beban pada SKPD terkait beban

penyusutan dan amortisasi diakui ketika bukti

memoril/dokumen yang dipersamakan atas bukti

penyusutan dan amortisasi.

-

Pengakuan beban pada SKPD terkait dengan beban

penyisihan piutang bukti memoril/dokumen yang

dipersamakan atas penyisihan piutang.

-

- -

Pengakuan beban pada PPKD terkait dengan beban

bunga yang diakui ketika bunga tersebut jatuh tempo

untuk dibayarkan.

-

Pengakuan beban pada PPKD terkait dengan beabn

subsidi yang diakui ketika kewajiban pemerintah

daerah untuk memberikan subsidi telah timbul.

-

Page 51: ANALISIS KESIAPAN KEBIJAKAN AKUNTANSI AKUN BEBAN BERBASIS …

36

Pengakuan hibah pada PPKD terkait dengan beban

hibah yang diakui ketika telah ditandatangani NPHD. -

Pengakuan beban Penyisihan piutang pada PPKD

diakui pada saat pencatatan prosentase beban

penyisihan piutang pada akhir tahun.

- -

Pengakuan beban transfer pada PPKD diakui pada saat

terbitnya SP2D pada akhir tahun dimana sudah

disalurkan ke daerah yang berhak menerima.

-

3 Pengukuran Pengertian Pengukuran

Beban dari transaksi non pertukaran diukur sebsar aset

yang digunakan atau dikeluarkan yang pada saat

perolehan tersebut diukur dengan nilai wajar

Beban dari transaksi pertukaran diukur dengan

menggunakan harga sebenarnya (actual price) yang

dibayarkan ataupun yang menjadi tagihan sesuai

dengan perjanjian yang telah membentuk harga.

- - -

4 Pengungkapan Pengertian Pengungkapan

Hal yang diungkapkan mengenai beban pada tahun

berkenaan setelah tanggal berakhirnya tahun anggaran. - - -

: diatur