5. akun– akun laba rugi

136

Upload: anjelina-ina

Post on 15-Nov-2015

142 views

Category:

Documents


22 download

DESCRIPTION

AKUNTANSI PAJAK

TRANSCRIPT

  • Suatu laporan sistematis, tentang penghasilan yang diperoleh dan biaya yang menjadi beban dari suatu perusahaan dalam usahanya selama satu periode.

  • Pos Pos Pendapatan meliputi :Pendapatan PenjualanPendapatan lain lainLaba dari Pos Luar BiasaPos Pos Biaya meliputi :Harga Pokok PenjualanBiaya Operasional terdiri dari Biaya umum & administrasi dan biaya marketingBiaya Lain lainRugi dari Pos Luar Biasa

  • Pendapatan operasional: pendapatan yang diperoleh dari kegiatan utama perusahaan yang biasanya merupakan pendapatan penjualanPendapatan non operasional: pendapatan yang diperoleh dari kegiatan diluar kegiatan utama perusahaan seperti pendapatan lain-lain dan laba dari pos luar biasa

  • Pengakuan pendapatan sebelum pengiriman barangPengakuan pendapatan sebelum pelaksanaan suatu jasaPengakuan pendapatan setelah pengiriman barang atau jasaPendapatan yang belum diakui pada saat penjualan

  • Telah direalisasikan atau dapat direalisasikanTelah diperoleh melalui penyelesaian sebagian besar aktivitas yang harus dilakukan untuk memperoleh pendapatan tersebut

  • Omzet pendapatan/penghasilan usaha diequalisasi dengan peredaran usaha atau penyerahan barang kena pajak atau jasa kena pajak (di laporan PPN)Pembayaran diterima di muka harus disesuaikanOmzet pendapatan/penghasilan usaha di analisis dengan arus kas, arus barang, arus produksiPendapatan yang telah dikenakan PPh final disesuaikan

  • Merupakan unsur pengurang penghasilan kena pajak yang paling besar, terutama untuk perusahaan industri maupun perdagangan.Untuk perusahaan jasa, relatif tidak menggunakan HPP, unsur HPPnya dipersamakan dengan biaya yang berkaitan langsung dengan kegiatan jasa tersebut.

  • PersediaanBiaya Overhead Biaya Berkaitan Produk

  • Catatan persediaan perlu memisahkan pencatatan antara DPP dan PPNPembelian yang diakui pada perhitungan HPP adalah sebesar DPP pembelian sedangkan piutang PPN atau pajak masukan akan diperhitungkan dengan utang PPN.Metode perhitungan persediaan yang diakui adalah metode Rata-rata dan FIFO.

  • Biaya-biaya yang berkaitan dengan biaya overhead pabrik, yang benar-benar berkaitan dengan usaha perusahaan untuk nmendapatkan atau untuk merawat penghasilan, dapat dikurangkan untuk mendapatkan penghasilan kena pajak.Biaya overhead pabrik meliputi penyusutan pabrik, perawatan pabrik, dan berbagai pengeluaran lain berkaitan dengan kegiatan produksi.

  • Besarnya overhead yang dapat diakui adalah yang berkaitan dengan penghasilan yang merupakan objek pajak, sedangkan yang berkaitan dengan penghasilan bukan objek pajak dan yang berkaitan dengan penghasilan yan g sudah dikenakan PPh final tidak dapat dibebankan sebagai pengurang penghasilan kena pajak, atau harus dilakukan koreksi fiskal apabila telah dibebankan ke HPP.

  • SE-22/PJ.42/1999Biaya overhead berupa gaji, upah dan sebagainya yang berkaitan dengan pembangunan pabrik selama masa konstruksi, dikapitalisasi ke harga perolehan pabrik, sehingga pembebanannya dilakukan melalui penyusutan.

  • Penghasilan atas imbalan jasa maklon pada BUT dikenakan PPh sebesar 5% dari Local Added Value (LAV) yang terdiri dari biaya overhead dan biaya tenaga kerja.

  • Biaya overhead diperhitungkan sesuai dengan jumlah yang diperhitungkan dalam besarnya PPh yang harus disetor saat penebusan premium, solar, pelumas, gas LPG, dan minyak tanah sesuai perjanjian kerjasama.

  • Pemotongan PPh atas penyaluran gula pasir dan tepung terigu dalam rangka perjanjian kerjasama telah diperhitungkan dengan biaya overhead masing-masing penyalur 30% dan untuk grosir 20%.

  • Biaya penelitan dan pengembanganharus dalam jumlah yang wajar dan dimaksudkan untuk menemukan teknologi atau sistem baru bagi pengembangan perusahaan, boleh dibebankan sebagai biaya.Biaya pengolahan limbahBiaya pengolahan limbah yang berkaitan dengan kegiatan usaha merupakan biaya yang dapat diperlakukan sebagai pengurang penghasilan.

  • Perlakuan akuntansi terhadap pemberian bantuan atau sumbangan dilihat dari 2 sudut:Bagi Penerima dapat diperlakukan sebagai:Bukan Obyek Pajak sepanjang TIDAK dalam rangka hubungan kerja, hub.usaha, kepemilikan dsbObyek Pajak sepanjang DALAM rangka hubungan kerja, hub. Usaha, kepemilikian dsb.Bagi Pemberi dapat diperlakukan sebagai :Bukan Biaya, Biaya

  • Rekening di NeracaApabila besarnya laba usaha tidak akan terpengaruh oleh adanya bantuan atau sumbangan tersebut dengan Mencatat:Aktiva xxxxBantuan atau sumbangan xxxxBantuan atau sumbanganxxxxDonasixxxxRekening di Laba RugiApabila besarnya laba usaha akan terpengaruh oleh adanya bantuan atau sumbangan tersebut. Dengan Jurnal sbb :Aktiva xxxxPenghasilan bantuan atau sumbangan xxxx

  • Berbagai bentuk sumbangan yang dikeluarkan oleh perusahaan tidak dapat dibebankan sebagai pengurang penghasilan bruto untuk dapat memperoleh Penghasilan Kena Pajak, kecuali sumbangan sbb:Dalam rangka penanggulangan bencana nasionalDalam rangka penelitian dan pengembangan yang dilakukan di IndonesiaFasilitas pendidikan, keagamaanPembinaan Olah Raga

  • Biaya dengan melakukan jurnal sbb :Biaya Sumbangan xxxxAktivaxxxxBukan Biaya dengan Jurnal sbb:Sumbangan xxxxAktivaxxxxMerupakan penghasilan bagi PemberiApabila aktiva tetap yang disumbangkan oleh pemberi, nilainya diakui lebih tinggi daripada nilai buku pada pemberi saat dilakukannya pemberian sumbangan tersebut

  • Bantuan atau sumbanganxxxxAktivaxxxxLaba selisih nilai bantuanxxxxSumbangan diakui sama dengan Nilai BukuSumbangan diakui Lebih Besar dari Nilai BukuSumbangan diakui Lebih Kecil dari Nilai Buku

  • Bukan Obyek PajakApabila yang menerima zakat tersebut adalah Bazis/Lazis yang disahkan oleh pemerintah.Obyek PajakPerlakuannya sama dengan pengakuan penghasilan pada bantuan atau sumbangan, apabila zakat tersebut diberikan bukan kepada selain Bazis/Lazis yang telah disahkan oleh Pemerintah

  • Zakat yang diterima oleh Bazis/Lazis yang sudah disahkan oleh pemerintah dicatat pada rekening Laba-rugi, bukan rekening Neraca, karena zakat yang diterima oleh Bazis dan Lazis tersebut pada prinsipnya harus segera didistribusikan oleh Bazis/Lazis kepada yang berhak.

  • Pada saat diterima Bazis/LazisKas/BankxxxPenerimaan ZakatxxxPada Saat didistribusikanPengeluaran ZakatxxxKas/BankxxxPenyesuaian pada akhir tahunPenerimaan ZakatxxxPengeluaran ZakatxxxZakat belum dibagixxx

  • Zakat yang diterima selain Bazis/Lazis yang sudah disahkan oleh pemerintah diperlakukan seperti pada bantuan/sumbangan sehingga dapat merupakan obyek pajak apabila antara yang menerima zakat dan yang memberi zakat terdapat hubungan kegiatan, usaha, kepemilikan, maupun penguasaan.

  • Zakat bagi yang memberi zakat secara fiskal dapat diperlakukan sebagai biaya atau bukan biaya.Diakui sebagai Biaya adalah zakat yang diterima oleh bazis/Lazis yang disahkan pemerintahTidak diakui sebagai biaya apabila yang menerima yang lainnya

  • Adalah zakat atas penghasilan yang nyata nyata dibayarkan oleh Wajib Pajak :Orang Pribadi pemeluk agama islamBadan dalam negeri yang memiliki oleh pemeluk agama islam kepada Badan Amil Zakat atau Lembaga Amil Zakat yang dibentuk atau disahkan oleh Pemerintah (Ps 9.UU PPh) Tidak perlu dilakukan koreksi fiskalJurnalBiaya ZakatxxxKas/Bankxxx

  • Bukan obyek Pajak apabila yang menerima hibah tersebut adalah :Keluarga sedarah dalam garis keturunan lurus satu derajatBadan Keagamaan, Pendidikan,SosialPengusaha KecilKoperasi yang ditetapkan oleh Menteri KeuanganObyek Pajak apabila yang menerima hibah selain dari yang disebutkan diatas

  • Bukan Obyek PajakAktivaxxxPenerimaan hibahxxxPenerimaan hibahxxxDonasixxxObyek PajakAkitvaxxxPenghasilan hibahxxxPenyesuaian bila adaDonasixxxPenghasilan hibahxxx

  • Secara fiskal tidak dapat diperlakukan sebagai biayaApabila wajib pajak mengakui hibah sebagai biaya, maka jurnal sbb:Biaya hibahxxxKas/Bankxxx(Pada waktu menghitung PPh terhutang dilakukan koreksi fiskal)

  • Apabila pengakuan nilai harta hibah pada penerima hibah lebih besar, dengan jurnal sbb:Pemberian hibahxxxSelisih nilai buku harta hibahxxxPenghasilan hibahxxxHarta/aktiva yang dihibahkanxxx

  • Dapat diperlakukan sbb:Bukan obyek pajakApabila warisan sudah diterima oleh ahli warisObyek PajakApabila warisan tersebut belum terbagi dan atas warisan tersebut didapat adanya penghasilanBagi Wajib Pajak perseorangan yang menerima warisan , jurnal pengakuannyaWarisan sudah dibagiWarisan belum dibagi

  • Sudah TerbagiAktivaxxxWarisanxxxWarisanxxxDonasixxxBelumTerbagi (sama tetapi bukan merupakan PKP)

  • Warisan, bagi yang memberikan, harus diperhitungkan terlebih dahulu kewajiban yang berkaitan dengan perpajakan. Apabila warisan sudah terbagi dan terdapat kewajiban perpajakan maka penyelesaian perpajakannya menjadi beban yang menerima warisan.Pemberian warisan berupa aktiva yang tidak sedang mempunyai penghasilan, perlakuannya sama dengan hibah.

  • Sama dengan aktiva, yang dapat berupa aktiva lancar maupun aktiva tetapHarta yang diterima oleh wajib pajak secara fiskal dapat diperlakukan sbb:Bukan obyek PajakSepanjang harta, termasuk setoran tunai yang diterima oleh badan itu mempunyai nilai tambah ekonomis bagi badan tersebut, diterima sebagai pengganti saham atau penyerahan modalObyek PajakApabila harta itu termasuk setoran tunai yang diterima oleh badan yang mempunyai tambahan ekonomis bagi badan tersebut, diterima bukan sebagai pengganti saham atau penyertaan modal

  • Wajib Pajak yang menerima penyerahan harta dapat mencatat harta yang diterima tersebut pada:Rekening Neraca (obyek pajak)Harta/AkitvaPenyerahan hartaRekening laba Rugi (bukan obyek pajak atau obyek pajak)

  • Dalam rangka sebagai pengganti saham atau penyertaan modal bukan merupakan biaya bagi wajib Pajak yang menyerahkan, tetapi diperlakukan sebagai investasi yang dicatat pada akitvaInvestasi pada..xxxHartaxxx

  • Harta perusahaan yang diperoleh dengan tujuan untuk tidak diperjualbelikan, dalam kenyataannya dapat dikeluarkan dari kepemilikan perusahaan dengan berbagai sebab sbb:Penjualan HartaPengalihan hartaKebakaran harta

  • Apabila dilakukan penjualan, maka selisih lebih antara harga jual yang wajar atau nilai pasar terhadap nilai buku aktiva yang dijual atau yang dialihkan merupakan Penghasilan Kena PajakJurnalKas/BankxxxAktiva/HartaxxxPenghasilan Penjualan hartaxxx

  • Keuntungan akibat pengalihan harta dapat terjadi pada kegiatan berikut:Keuntungan karena pengalihan harta pada perseroan, persekutuan, dan badan lainnya sebagai pengganti saham/penyerahan modalKeuntungan yang diperoleh perseroan, persekutuan, dan badan lainnya karena pengalihan harta kepada pemegang saham, sekutu, atau anggotaKeuntungan karena likuidasi, penggabunga, peleburan, pemekaran, pemecahan, atau pengambil-alihan usahaKeuntungan karena pengambil-alihan harta berupa hibah, bantuan, atau sumbangan

  • Keuntungan karena pembebasan utang, bagi wajib pajak yang mempunyai utang, dapat diperlakukan sebagai:Bukan Obyek Pajak, apabila yang dibebaskan utangnya tersebut adalah debitur kecil serta kredit lainnya sampai dengan jumlah tertentuObyek Pajak, selain yang disebut diatas maka menjadi obyek pajak

  • Utang bagi kreditur atau yang memberikan utang diakui sebagai piutangPiutang UangPiutang Dagang

  • Telah dibebankan sebagai biaya dalam laporan laba rugi komersialTelah diserahkan perkara penagihannya kepada Pengadila Negeri atau BUPLN atau adanya perjanjian tertulis mengenai penghapusan piutang/pembebasan utang antara kreditur dan debitur yang bersangkutanTelah dipublikasikan dalam penerbitan umum atau khususWajib pajak harus menyerahkan daftar piutang yang tidak ditagih kepada DirjenJurnal Kerugian penghapusan piutangxxxPiutangxxx

  • Gaji,upah, dan tunjangan dapat dibedakan sesuai peran dari WP:Bagi Penerima dapat diperlakukan sebagai:Penghasilan sebesar nilai kotor, atau nilai sebelum dikenakan PPh pasal 21Bagi Pemberi dapat diperlakukan sebagai :Biaya oleh perusahaan, sesuai bulan pembebanannya.

  • Bagi pemberi:Gaji bukan pengurang penghasilan brutoGaji pada karyawan asingBiaya tunjangan

  • Gaji yang dibayarkan kepada anggota CV yang modalnya tidak terbagi atas saham tidak diperkenankan sebagai pengurang Penghasilan Kena PajakGaji kepada pemilik pada perusahaan perorangan

  • Pembayaran gaji kepada karyawan asing yang dapat diakui sebagai biaya adalah pembayaran gaji termasuk PPh pasal 26 yang dibayar oleh pemberi kerja (gross up).

  • Honorarium Diterima Dewan Komisaris/PengawasHonorarium yang Diterima Tenaga AhliHonorarium kepada Pegawai Tidak TetapHonorarium kepada Tenaga LepasHonorarium kepada Pejabat Negara, PNS, dan Anggota TNI/POLRISemua honorarium diatas merupakan penghasilan bagi yang menerima, dan dikenakan PPh pasal 21

  • Biaya Honorarium Bagi Dewan Komisaris/PengawasBiaya Honorarium Bagi Tenaga AhliBiaya Honorarium Bagi Pegawai Tidak TetapBiaya Honorarium Bagi Tenaga LepasBiaya Honorarium Bagi Pejabat Negara, PNS, dan Anggota TNI/POLRISemua biaya diatas merupakan biaya sebesar biaya honorarium termasuk PPh pasal 21

  • Berbagai bentuk tunjangan kepada pegawai, seperti tunjangan jabatan, tunjangan perumahan, tunjangan kesehatan, dan berbagai macam bentuk tunjangan lain yang dibayarkan oleh perusahaan dan diakui sebagai penghasilan oleh pegawai yang menerima tunjangan serta sebagai dasar penghitungan PPh pasal 21, merupakan biaya bagi perusahaan.

  • Pembayaran bonus, THR, gratifikasi, dan jasa produksi kepada karyawan perusahaan termasuk dalam pengertian biaya untuk mendapatkan, menagih dan memelihara penghasilan, sehingga merupakan biaya untuk mendapatkan penghasilan kena pajakApabila bonus, THR, gratifikasi dan jasa produksi tersebut pembayarannya diambilkan dari laba ditahan, bukan merupakan biaya untuk menagih, mendaptakan dan memelihara penghasilan, maka biaya tersebut tidak dapat diperlakukan sebagai pengurang PKP

  • Tantiem adalah bagian keuntungan yang diberikan kepada direksi dan komisaris oleh pemegang saham yang didasarkan pada suatu persentase/jumlah tertentu dari laba perusahaan setelah kena pajak. Sehingga tidak dapat dibebankan sebagai biaya untuk mendapatkan penghasilan.

  • Uang pesangon dikenakan PPh pasal 21 yang bersifat final

  • Hadiah UndianHadiah PerlombaanHadiah PrestasiHadiah PekerjaanHadiah Pembelian

  • Semua hadiah yang diterima atau diperoleh perseorangan atau badan usaha dengan cara undian.Dikenakan PPh final 25% dari nilai bruto hadiah tersebut.

  • Hadiah yang diterima melalui suatu perlombaan atau adu ketangkasan, seperti perlombaan olahraga, perlombaan kesenian, dan yang lainnya.Dikenakan pajak sbb:WP Perseorangan DN, dikenakan tarif 15%WP LN 20% dari jumlah bruto bersifat finalWP Badan termasuk BUT, dikenakan PPh pasal 23 15%

  • Hadiah yang diperoleh karena adanya prestasi tertentu, yaitu prestasi penjualan, prestasi penemuan, dan yang lainnya.Dikenakan pajak sbb:WP Perseorangan DN, dikenakan PPh pasal 21 sesuai tarif pasal 17WP LN 20% dari jumlah bruto bersifat finalWP Badan termasuk BUT, dikenakan PPh pasal 23 15%

  • Hadiah yang diberikan berkaitan dengan pekerjaan, serta kegiatan lainnya dengan tanpa dilakukan undian terlebih dahulu.Dikenakan pajak sbb:WP Perseorangan DN, dikenakan PPh pasal 21 sesuai tarif pasal 17WP LN 20% dari jumlah bruto bersifat finalWP Badan termasuk BUT, dikenakan PPh pasal 23 15%

  • Hadiah yang diberikan langsung kepada semua pembeli/konsumen akhir tanpa diundi, konsumen akhir pada saat pembelian barang/jasa.Hadiah seperti ini termasuk obyek PPh yang harus dipotong PPh atas pemberian hadiah tersebut, dan merupakan penghasilan bagi yang menerimanya.

  • Pemberian termasuk tunjangan yang dibayarkan dalam bentuk natura atau kenikmatan, bukan merupakan penghasilan bagi pegawai, sehingga tidak dilakukan pemotongan PPh pasal 21.Penggantian biaya pengobatan, akan menjadi penghasilan bagi karyawan, sehingga atas penggantian biaya pengobatan tersebut dipotong PPh sesuai tarif pasal 17.

  • Penggantian atau imbalan sehubungan dengan pekerjaan atau jasa yang diberikan oleh perusahaan dalam bentuk natura atau kenikmatan kepada wajib pajak dapat diperlakukan sebagai:Bukan obyek pajakObyek pajak

  • Bagi yang memberi imbalan berupa natura dan kenikmatan akan diperlakukan sebagai:Bukan biayaBiaya

  • Pemberian natura dan kenikmatan yang diberikan dalam bentuk fisik, natura atau kenikmatan itu bukan merupakan obyek pajak. Pemberian natura dan kenikmatan tersbut antara lain adalah berupa:Beras, gula dan sejenisnyaPenggunaan mobil, rumah dinas, fasilitas pengobatan, dan sejenisnya.

  • Bagi WP tertentu, pemberian natura atau kenikmatan dapat merupakan biaya. Namun demikian pengeluaran natura dan kenikmatan yang dapat diperlakukan sebagai biaya untuk mendapatkan penghasilan kena pajak, bagi karyawan yang menerima tetap bukan merupakan penghasilan.

  • Pemberian natura yang dapat dikurangkan KMK No.466/KMK.04/2000:Keharusan dalam pekerjaanPada daerah tertentu

  • Perlengkapan untuk keselamatan kerja, seperti helm, sepatu dsbPakaian dan peralatan bagi pegawai pemadam kebakaran, proyek, pakaian seragam pabrik, hansip/satpam, seragam pegawai.Antar jemput pegawaiPenginapan untuk awak pesawat/kapalPenyediaan makanan dan minuman untuk seluruh pegawai termasuk komisaris dan direksi di tempat kerja.

  • Tempat tinggal, termasuk perumahan bagi pegawai dan keluarganyaPelayanan kesehatanPendidikan bagi pegawai dan keluarganyaPengangkutan bagi pegawai dan keluarganyaOlahraga bagi pegawai dan keluarganya, tidak termasuk golf, boating dan pacuan kuda.

  • BeasiswaMagangPelatihan

  • Beasiswa yang diterima atau diperoleh warga negara Indonesia dari WP pemberi beasiswa dalam rangka mengikuti pendidikan di dalam negeri pada tingkat pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi dikecualikan dari obyek pajak penghasilan, kecuali apabila penerima beasiswa itu mempunyai hubungan istimewa dengan pemilik, komisaris, direksi, pengurus dan WP yang memberikan beasiswa.

  • Calon karyawan yang melakukan magang yang berkaitan dengan jasa tenaga kerja atau jasa pelatihan atau yang dilakukan sendiri oleh calon karyawan, apabila mendapatkan uang saku atau berbagai bentuk pembayaran, akan diperlakukan sebagai penghasilan.

  • Bagi karyawan, kegiatan pelatihan biasanya tidaklah memberikan penghasilan padanya. Sedangkan bagi perusahaan, berbagai pengeluaran berkaitan dengan kegiatan pelatihan diperuntukkan bukan untuk karyawan bersangkutan, tetapi kepada perusahaan lain yang melakukan pelatihan tersebut.

  • BeasiswaMagangPelatihan

  • Beasiswa bagi perusahaan yang memberikan beasiswa, baik dalam rangka peningkatan SDM karyawan maupun bukan, merupakan biaya yang dapat mengurangi penghasilan bruto.

  • Biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan berkaitan dengan calon karyawan yang melakukan kegiatan magang diperlakukan sebagai biaya.

  • Biaya pendidikan/pelatihan oleh peserta pendidikan dibedakan menjadi:Pelatihan yang bersifat umumPelatihan ini tidak dikenakan PPh pasal 23Pelatihan yang bersifat khususPelatihan ini dikenakan PPh pasal 23 terhadap imbalan yang dibayarkan oleh perusahaan.

  • Biaya perjalanan yang diterima karyawan dalam kegiatan dinas berkaitan usaha perusahaan bukan merupakan penghasilan bagi karyawan, sehingga tidak perlu diperhitungkan PPh Pasal 21 berkaitan dengan penghasilan karyawan, seperti biaya untuk tiket perjalanan angkutan darat, laut, pesawat, biaya hotel, biaya akomodasi, dan uang makan.

  • Biaya perjalanan dinas yang dilakukan oleh karyawan yang berkaitan dengan kegiatan usaha perusahaan merupakan biaya bagi perusahaan. Sedangkan apabila dipergunakan untuk keperluan karyawan, komisaris, pemegang saham, dan keluarganya, bukan merupakan biaya untuk mendapatkan penghasilan kena pajak.

  • Premi asuransi yang dibayar perusahaan untuk karyawan, oleh karyawan bersangkutan diperlakukan sebagai:Penghasilan,apabila pembayaran premi asuransi tersebut diberikan kepada karyawan sebagai tunjangan asuransi bagi karyawanBukan penghasilan, apabila pembayaran premi asuransi tersebut diberikan kepada karyawan bukan sebagai tunjangan

  • Premi asuransi yang dibayar perusahaan untuk karyawan perusahaan, oleh perusahaan diperlakukan sebagai berikut:Diakui sebagai biaya, apabila pembayaran premi tersebut diberikan kepada karyawan sebagai tunjangan asuransi bagi karyawan, dan diakui sebagai penghasilan bagi karyawan.Bukan merupakan biaya, apabila pembayaran premi asuransi tersebut diberikan kepada karyawan bukan sebagai tunjangan yang juga bukan merupakan penghasilan bagi karyawan.

  • Biaya biaya yang muncul berkaitan dengan penjualan sbb:Biaya PromosiBiaya Penjualan

  • Biaya promosi yang dapat dikurangkan sebagai PKP adalah biaya iklan, papan reklame, dan sebagainya yang didukung dengan bukti buktiBiaya promosi perusahaan rokok/cerutu yang bisa diakui sebagai pengurang PKP adalah sebesar 2% dari peredaran bruto, yaitu harga pita cukai dikurangi dengan potongan yang diberikan kepada agen distributor (SE No.: 29/tahun 1990)Untuk menghitung besarnya PPh terutang, atas biaya promosi yang diakui sebagai biaya tersebut harus dilakukan koreksi fiskal

  • Komisi penjualan, termasuk rabat, potongan penjualan, dan berbagai macam bentuk sejenisnya, merupakan biaya yang dapat mengurangi penghasilan bruto untuk mendapatkan PKPPembayaran atas komisi penjualan harus dipotong PPh Pasal 21 dengan tarif sesuai Pasal 17 UU PPhKomisi penjualan juga terutang PPNKomisi penjualanxxxKas/ BankxxxUtang PPh Pasal 21xxx

  • Bagi Penerima, komisi penjualan merupakan penghasilan yang dipotong PPh Pasal 21Kas/BankxxxPiutang PPh Pasal 21xxxPenghasilan komisi penjualanxxxPenghasilan komisi penjualan yang diakui oleh penerima adalah termasuk PPh Pasal 21 yang dipotong

  • Kerugian diakui sebagai Pengurang Penghasilan brutoPengakuan kerugian dibedakan menjadi:Kerugian yang dibebankan sebagai biaya tahun berjalanKerugian yang dikompensasikan tahun berikutnya(Kerugian secara fiskal dapat dikompensasikan ke laba pada tahun berikutnya selama masa 5 tahun, dan apabila lewat dari 5 tahun tetapi kerugian belum habis dikompensasikan maka akan hangus

  • Kerugian atas Penjualan atau Pengalihan hartaDapat dikurangkan dari Penghasilan BrutoKerugian atas selisih kurs mata uang asingKarena terjadinya fluktuasi kurs sehari hari atau oleh kebijaksanaan pemerintah di bidang moneterKerugian atas kerusakan persediaan

  • Biaya administrasi perusahaan dapat dibebankan sebagai pengurang pendapatan bruto untuk memperoleh PKPMacam biaya administrasi menurut masa manfaatnya:Biaya administrasi yang mempunyai manfaat lebih dari satu tahunBiaya administrasi yang mempunyai manfaat kurang dari satu tahun

  • Biaya administrasi yang mempunyai masa manfaat lebih dari satu tahun, pembeban biayanya dilakukan dengan cara amortisasiBiaya pendirian perusahaanBiaya pengurusan berbagai izin kegiatan

  • Pembebanannya dilakukan sekaligus pada waktu diperolehnya biaya tersebutBiaya administrasi bank (seperti provisi)EntertainmentBiaya etertainment, representasi, jamuan tamu, dan sejenisnya untuk mendapatkan, menagih dan memlihara penghasilan merupakan Obyek PPh dan Tidak terkena PPh final sesuai SE-27/PJ.22/1986 dapat dikurangkan dari Penghasilan Bruto, dengan syarat dibuatkan daftar Normatif dan dilampirkan dalam SPT Tahunan PPh.Daftar Normatif berisikan : Nomor urut, Tanggal diberikan, Nama/Tempat diberikan, alamat, Jenis entertainment, Jumlah dan relasi, nama, posisi, nama perusahaan, jenis usaha.

  • Pada prinsipnya pajak bukan merupakan biaya, terutama PPhPajak yang dapat diperlakukan sebagai Biaya:Selisih antara Pajak Keluaran dan Pajak MasukanPajak masukan yang tidak dapat dikreditkanPajak DaerahPajak Bumi dan BangunanBea perolehan hak tanah dan bangunan

  • Perolehan Barang Kena Pajak atau Jasa Kena PajakPerolehan dan pemeliharaan kendaraan bermotor sedan, jeep, staion wagon, van, dan kombi, terkecuali merupakan barang dagangan atau disewakanPemanfaatan barang Kena Pajak tidak berwujud atau pemanfaatan Jasa Kena Pajak dari Luar daerah pabean

  • Pajak Daerah dan retribusi daerahPBB (Pajak Bumi dan Bangunan)BPHTB (Bea Peralihan Hak atas Tanah dan Bangunan)- Pajak yang dibayarkan dalam rangka memperoleh hak atas tanah dan bangunan pembebanan melalui sbb:Dibebankan sebagai biaya sekaligus pada saat pembayaran BPHTB tersebutDibebankan melalui amortisasi, sepanjang tanah tersebut dapat diamortisasi sesuai Undang Undang PPhDibebankan melalui Penyusutan

  • Pajak penghasilan yang terutang oleh wajib pajak yang bersangkutan bukan merupakan biaya untuk mendapatkan Penghasilan Kena Pajak (Pasal 9 UU PPh)Dibedakan menjadi:Pajak Penghasilan yang menjadi Hak Wajib PajakPajak Penghasilan yang menjadi Hak RekananPajak Penghasilan Menjadi Hak Rekanan yang ditanggung RekananPajak Penghasilan Menjadi Hak Rekanan yang ditanggung Wajib Pajak

  • Bunga berkaitan dengan pinjaman, bagi yang membayar dapat merupakan biaya,dan bagi yang menerima merupakan PKPBiaya BungaBerdasarkan Pasal 6 (1a) UU PPh, bunga yang dibayarkan oleh WP baik kepada lembaga perbankan atau yang lainnya, merupakan biaya dan sebagai pengurang Penghasilan BrutoBiaya Bunga dibedakan sbbBiaya Bunga yang sudah dikenakan PPh FinalBiaya Bunga yang belum dikenakan PPh Final

  • Pembayaran bunga yang dilakukan oleh perbankan, baik dari bunga tabungan, deposito, SBI, maupun obligasi dikenakan PPh Final sebesar 20%Pembayaran bunga simpanan anggota koperasi dikenakan PPh Final 15 %

  • Pembayaran bunga yang dilakukan bukan oleh perbankan, seperti pinjaman antarperusahaan, akan di potong PPh Pasal 23 sebesar 15%

  • Bunga yang atas pinjamannya diperuntukkan membeli sahamSelisih bunga yang dibayarkan ke pemilik sahamBunga yang terjadi selain mempunyai pinjaman juga mempunyai tabungan/depositoBunga yang dibayarkan pada tahapan Konstruksi

  • Tidak dapat diperlakukan sebagai biaya, sepanjang deviden yang diterima bukan merupakan obyek Pajak, dan biaya bunga tersebut dapat dikapitalisasi pada harga perolehan saham

  • Tidak Diperkenankan sebagai pengurang PKP

  • Sesuai SE-46/PJ.04/1995, tanggal 5-10-2005 sbb:Apabila jumlah rata rata pinjaman sama besar atau lebih kecil dari jumlah rata rata dana yang ditempatkan sebagai deposito/tabungan, maka seluruh biaya bunga tidak dapat dibebankan sebagai BIAYAApabila jumlah rata rata pinjaman lebih besar dari jumlah rata rata dana yang ditempatkan sebagai deposito/tabungan, maka biaya bunga yang dapat dikurangkan adalah biaya bunga rata rata pinjaman yang melebihi jumlah rata rata deposito

  • Berdasarkan SE Ditjen Pajak No: SE-22/PJ.42/1999 tanggal 27 Mei 1999 sbb:Dalam hal pinjaman yang dipergunakan untuk membiayai pembangunan pabrik/bangunan lain yang mempunyai manfaat lebih dari satu tahun, maka biaya yang timbul harus dikapitalisasi dalam harga pokok perolehan pabrik/bangunan, dan pembebannnya melalui penyusutanDalam hal pinjaman dipergunakan untuk membeli tanah yang bukan merupakan persediaan barang dagangan, maka biaya bunga dikapitalisasikan ke harga perolehan tanah dan tidak dapat disusutkan

  • Bunga termasuk premium, diskonto, dan imbalan karena pinjaman pengembalian utang merupakan PKPBunga bank yang sudah dikenakan PPh Pasal 4(2) yang bersifat final merupakan penghasilan tidak perlu diperhitungkan sebagai PKP, tetapi bunga yang belum dikenakan PPh Pasal 4(2) merupakan PKP

  • Royalti bagi yang menerima merupakan penghasilan dan bagi yang membayar merupakan biaya

  • Hak atas harta tak berwujudHak atas harta berwujudInformasiPenghasilan royalti dari WP dalam negeri atau BUT dipotong PPh Pasal 23 sebesar 15%, dan apabila dari luar negeri dipotong sesuai tarif yang berlaku di negara lain atau sesuai P3B

  • Berdasarkan pasal 6 (1a) UU PPh, royalti yang dibayarkan kepada pemegang hak paten oleh WP merupakan BIAYA yang dapat dikurangkan pada PKPBiaya royalti meliputi jasa maintenance yang mengikuti aktiva yang diakui biaya royaltinyaBagi WP dalam Negeri dipotong PPh Pasal 23 sebesar 15%Biaya Royalti BUT pada Kantor Pusatnya bukan sebagai BiayaBiaya Royalti pada perusahaan Luar Negeri (pg.230-231)

  • Royalti termasuk Barang Kena Pajak tidak berwujud, yang penyerahannya terutang PPNPPN atas Royalti terutang dan dipungut oleh orang pribadi atau badan yang memanfaatkan atau membayar royalti, dan merupakan pajak masukan atau sebagai piutang PPN

  • Dana Cadangan piutang tak tertagih pada perbankan dapat diperlakukan sebagai biaya untuk mengurangi PKPBesarnya cadangan Piutang tak tertagih pada perbankan dibedakan sbb:Cadangan Piutang Tak Tertagih pada Bank UmumKredit Lancar, Kredit dalam perhatian khusus, dan kredit kurang lancarKredit diragukan dan kredit macetCadangan Piutang Tak Tertagih pada BPR

  • Pembentukan dana cadanganPembebanan Kerugian

  • Untuk setiap akhir bulan dalam satu periode laporan di hitung berdasarkan :Ketentuan PerpajakanJumlah kredit yang digunakan sebagai dasar untuk membentuk dana cadangan adalah pokok pinjaman yang diberikan oleh bankPembentukan dan perhitungan dana cadangan piutang tak tertagih harus sama dengan jumlah yang telah diperhitungkan Laba Rugi Komersial dengan yang ada di Neraca.Ketentuan Bank IndonesiaMenurut Perpajakan sebesar 3%, Bank Indonesia sebesar 10% untuk pembentukan biaya cadangan dari BPR

  • Kerugian yang berasal dari piutang yang nyata nyata tidak dapat ditagih dibebankan pada perkiraan cadangan piutang tak tertagihJurnal PembebanannyaBesarnya kerugian samaKerugian piutang tak tertagihxxxDana CadanganxxxBesarnya kerugian lebih kecilKerugian piutang tak tertagihxxxPenghasilan cadanganxxxDana CadanganxxxBesarnya kerugian lebih besarKerugian Piutang tak tertagihxxxDana CadanganxxxBiaya Tambahan CadanganxxxBiaya Tambahan CadanganxxxPiutang Pinjamanxxx

  • Cadangan Pada Asuransi Kerugian Cadangan PremiCadangan KlaimCadangan Pada Asuransi Jiwa dan Kesehatan Asuransi Kecelakaan diri Asuransi Kesehatan ekawarsa Asuransi Kematian ekawarsa

  • Cadangan piutang yang tak tertagih pada sewa guna usaha, hanya sewa guna usaha dengan hak opsi yang boleh diperlakukan sebagai pengurang penghasilan bruto, yaitu sebesar 2,5% dari rata rata saldo awal dan saldo akhir piutang (KMK No.235 Tahun 1998)Apabila nyata nyata piutang tsb tidak dapat tertagih maka yang dibebankan pada cadangan penghapusan piutang ragu ragu dengan sbb:Bila Cadangan piutang tak tertagih tidak atau seluruhnya dipakai untuk menutup kerugian sebenarnyaBila Cadangan piutang tak tertagih belum cukup untuk menutup kerugian sebenarnya, maka sisanya merupakan biaya.

  • Besarnya dana cadangan reklamasi dihitung dengan menggunakan metode satuan produksi yang didasarkan pada jumlah taksiran biaya reklamasi, dan jumlah tersebut wajib disimpan pada ban Pemerintah.Mekanisme Pembebanannya sbbBiaya reklamasi yang sebenarnya dikeluarkan dibebankan pada perkiraan cadangan reklamasiApabila setelah masa kontrak berakhir atau penambangan selesai masih terdapat selisih antara jumlah cadangan biaya reklamasi dengan jumlah baiya reklamasi yang sebenarnya dikeluarkan, maka selisih tersebut merupakan penghasilan atau kerugian pada tahun pajak tersebut (SE No.20/tahun 1995)

  • ****************************************************************************************************************************************