pengaruh laba rugi perusahaan, …digilib.unila.ac.id/56353/3/skripsi tanpa bab...
TRANSCRIPT
PENGARUH LABA RUGI PERUSAHAAN, KONVERGENSI IFRS, DAN
KOMPLEKSITAS OPERASI PERUSAHAAN TERHADAP LAMANYA
AUDIT (STUDI PADA PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI BURSA
EFEK INDONESIA TAHUN 2010-2017)
(SKRIPSI)
Oleh
Agnes Fitria Wulandari
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2019
ABSTRAK
PENGARUH LABA RUGI PERUSAHAAN, KONVERGENSI IFRS, DAN
KOMPLEKSITAS OPERASI PERUSAHAAN TERHADAP LAMANYA
AUDIT (STUDI PADA PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI BURSA
EFEK INDONESIA TAHUN 2010-2017)
Oleh
Agnes Fitria Wulandari
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh laba rugi perusahaan,
konvergensi IFRS, dan kompleksitas operasi perusahaan terhadap lamanya audit.
Laba rugi perusahaan, konvergensi IFRS, dan kompleksitas operasi dianggap
menjadi faktor yang dapat mempengaruhi lamanya audit. Adapun hal tersebut
dapat mempengaruhi waktu yang diperlukan auditor untuk menyelesaikan laporan
keuangan suatu perusahaan, dimana apabila lamanya waktu yang diperlukan lebih
panjang akan mengurangi nilai informasi yang dihasilkan dari laporan keuangan.
Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan data sekunder yang
diperoleh dari Bursa Efek Indonesia, penelitian ini memiliki 250 perusahaan
sebagai sampel berdasarkan metode purposive sampling pada tahun 2010-2017,
dengan tahun pengamatan selama delapan tahun memperoleh sampel sejumlah
2000. Analisis data menggunakan analisis regresi linier berganda dengan software
SPSS 23. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa laba rugi perusahaan
berpengaruh negatif terhadap lamanya audit. Sedangkan variabel konvergensi
IFRS dan kompleksitas operasi perusahaan tidak memiliki pengaruh terhadap
lamanya audit. Implikasi praktis dari penelitian ini sebagai pertimbangan bagi
perusahaan untuk mengetahui faktor apa saja yang mempengaruhi lamanya audit
sehingga dapat menyebabkan keterlambatnya publikasi laporan keuangan dan
bagi auditor sebagai upaya dalam mengoptimalkan kinerja dengan mengendalikan
faktor-faktor yang mempengaruhi lamanya audit.
Kata kunci: lamanya audit, laba rugi perusahaan, konvergensi IFRS, dan
kompleksitas operasi perusahaan
ABSTRACT
THE EFFECT OF CORPORATE INCOME, IFRS CONVERGENCE, AND
THE COMPLEXITY OF COMPANY’S OPERATIONS TO AUDIT REPORT
LAG (STUDIES ON COMPANIES LISTED ON THE INDONESIA STOCK
EXCHANGE 2010-2017)
By
Agnes Fitria Wulandari
This study aims to determine the effect of corporate income, IFRS convergence,
and the complexity of the company's operations toward audit report lag. The
company's profit and loss, IFRS convergence, and operational complexity are
considered to be factors that can influence the audit report lag. The matter can
affect the time required by the auditor to complete the financial statements of a
company, where if the length of time needed is longer it will reduce the value of
the information generated from these financial statements. This study using
quantitative methods with secondary data from the Indonesia Stock Exchange,
this study has 250 companies as samples based on the purposive sampling method
in 2010-2017, with eight years of observation obtaining 2000 samples. Data
analysis using multiple linear regression analysis with SPSS software 23. The
results of this study indicate that the company's profit and loss negatively affects
the audit report lag. While the IFRS convergence variable and the complexity of
the company's operations have no influence toward audit report lag. The practical
implications of this study as a consideration for companies to find out what
factors can influence the audit report lag so that it can cause the delay in the
publication of financial statements and for the auditor to be able to optimize the
auditor's performance by controlling these factors.
Keywords: audit report lag, corporate income, IFRS convegence, and the
complexity of company’s operations
PENGARUH LABA RUGI PERUSAHAAN, KONVERGENSI IFRS, DAN
KOMPLEKSITAS OPERASI PERUSAHAAN TERHADAP LAMANYA
AUDIT (STUDI PADA PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI BURSA
EFEK INDONESIA TAHUN 2010-2017)
Oleh
Agnes Fitria Wulandari
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar
SARJANA EKONOMI
Pada
Jurusan Akuntansi
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2019
Judul Skripsi : PENGARUH LABA RUGI PERUSAHAAN,
KONVERGENSI IFRS, DAN
KOMPLEKSITAS OPERASI PERUSAHAAN
TERHADAP LAMANYA AUDIT (STUDI
PADA PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR
DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN
2010-2017)
Nama Mahasiswa : Agnes Fitria Wulandari
Nomor Pokok Mahasiswa : 1511031011
Program Studi : Akuntansi
Fakultas : Ekonomi dan Bisnis
MENYETUJUI
1. Komisi Pembimbing
Dr. Agrianti Komalasari, S.E., M.Si, Akt. Agus Zahron Idris, S.E., M.Si., Akt., CA.
NIP 19700801 199512 2 001 NIP 19690811 199802 1 001
2. Ketua Jurusan Akuntansi
Dr. Farichah, S.E., M.Si., Akt.
NIP 19620612 199010 2 001
MENGESAHKAN
1. Tim Penguji
Ketua : Dr. Agrianti Komalasari, S.E., M.Si, Akt. ............
Sekretaris : Agus Zahron Idris, S.E., M.Si., Akt., CA. ............
Penguji Utama : Prof. Dr. Lindrianasari, S.E., M.Si., Akt ............
2. Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Prof. Dr. H. Satria Bangsawan, S.E., M.Si.
NIP 19610904 198703 1 011
Tanggal Lulus Ujian Skripsi : 12 Maret 2019
PERNYATAAN BEBAS PLAGIARISME
Saya yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama : Agnes Fitria Wulandari
NPM : 1511031011
Dengan ini menyatakan bahwa skripsi saya yang berjudul “Pengaruh Laba Rugi
Perusahaan, Konvergensi IFRS, dan Kompleksitas Operasi Perusahaan Terhadap
Lamanya Audit (Studi Pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia
Tahun 2010-2017)” adalah benar hasil karya saya sendiri. Dalam skripsi ini tidak
terdapat keseluruhan atau sebagian tulisan orang lain yang saya ambil dengan cara
menyalin atau meniru dalam bentuk rangkaian kalimat atau simbol yang
menunjukkan gagasan atau pendapat atau pemikiran dari penulis lain, yang saya
akui seolah-olah sebagai tulisan saya, selain itu atau yang saya ambil dari tulisan
orang lain tanpa memberikan pengakuan penulis aslinya. Apabila dikemudian hari
terbukti bahwa pernyataan saya ini tidak benar, maka saya siap menerima sanksi
sesuai dengan peraturan yang berlaku.
Bandar Lampung, 12 Maret 2019
Agnes Fitria Wulandari
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Bandar Lampung pada tanggal 19 Agustus
1997 dengan nama lengkap Agnes Fitria Wulandari dan
merupakan anak ketiga dari tiga bersaudara pasangan Bapak
Agus Nir dan Ibu Nurjanah. Penulis menempuh pendidikan
Sekolah Dasar (SD) di MIN 1 Tanjung Karang pada tahun 2004-2009, selanjutnya
penulis menyelesaikan pendidikan Sekolah Menengah Pertama (SMP) di SMP Al-
Huda Jati Mulyo Lampung Selatan pada tahun 2012, dan kemudian
menyelesaikan pendidikan Sekolah Menengah Atas (SMA) di SMAN 15 Bandar
Lampung pada tahun 2015.
Pada tahun 2015, penulis diterima sebagai mahasiswa S1 Jurusan Akuntansi
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung melalui jalur SNMPTN
(Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri). Selama menjadi mahasiswa
penulis terdaftar sebagai newbie yang kemudian menjadi board pada unit
organisasi Economic English Club, selain itu penulis terdaftar sebagai anggota
aktif HIMAKTA (Himpunan Mahasiswa Akuntansi) FEB Unila, dan penulis juga
aktif dalam organisasi eksternal Komunitas @Jago Akuntansi Indonesia dan
diamanahkan menjadi bagian staf keilmuan pada bidang SAK ETAP periode
2017/2018 serta staf pelaporan keuangan periode 2018-2019.
PERSEMBAHAN
Alhamdulillahirobbilalamin
Puji syukur kepada Allah SWT atas segala karunia, berkah dan rahmat yang
begitu besar kepada penulis.
Kupersembahkan skripsi ini kepada :
Kedua orangtuaku tercinta, Mama, Papa, Ibu, dan Bapak. Terimakasih atas
segala cinta dan kasih sayang yang tiada tara yang selalu memberikan doa tanpa
tiada henti, nasihat yang bermanfaat, kekuatan dalam segala kondisi, dan selalu
memberikan dukungan untuk cita-citaku. Semoga Allah SWT senantiasa
memberikan perlindungan di dunia maupun di akhirat untuk kalian semua, aamiin.
Abang ku Fitra Irawan, Mbak ku Winda Puspita, serta Kakak Ipar ku
Rustandi dan Lia. Terimakasih atas segala keceriaan, canda tawa, kasih sayang,
pengertian dan dukungannya selama ini.
Adik dan Kedua Keponakan ku, Gisela, Naufal, dan Al. Terimakasih atas
segala kebahagiaan dengan kehadiran kalian.
MOTTO
“Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi
(pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengatahui,
sedang kamu tidak mengetahui.”
(QS. Al-Baqarah: 216)
“Hanya orang-orang yang bersabarlah yang disempurnakan pahalanya tanpa
batas.”
(QS. Az-Zumar: 10)
“Bukan tentang seberapa banyak kebaikan yang akan kamu terima, tetapi tentang
seberapa banyak kamu bisa memberikan kebaikan untuk orang disekitar. Karena
kebaikan tak selamanya berbalas dengan kebaikan untuk waktu yang terdekat.”
(Agnes Fitria)
“No matter how much it hurts right now, one day you'll look back and realize it
changed your life for the better.”
(Anonymous)
SANWACANA
Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat
dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul
“Pengaruh Laba Rugi Perusahaan, Konvergensi IFRS, dan Komplekstias Operasi
Perusahaan Terhadap Lamanya Audit (Studi Pada Perusahaan yang Terdaftar di
Bursa Efek Indonesia Tahun 2010-2017)” sebagai salah satu syarat untuk
memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi
dan Bisnis Universitas Lampung.
Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak
yang telah memberikan bimbingan, dukungan, dan bantuan selama proses
penyusunan dan penyelesaian skripsi ini. Secara khusus, penulis mengucapkan
terima kasih kepada :
1. Bapak Prof. Dr. H. Satria Bangsawan, S.E., M.Si. selaku Dekan Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.
2. Ibu Dr. Farichah, S.E., M.Si., Akt. selaku Ketua Jurusan Akuntansi
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.
3. Ibu Yuztitya Asmaranti, S.E., M.Si., Akt. selaku Sekretaris Jurusan
Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.
4. Ibu Dr. Agrianti Komalasari, S.E., M.Si., Akt. selaku Dosen Pembimbing
Utama dan Bapak Agus Zahron Idris, S.E., M.Si., Akt., CA atas
kesediaannya memberikan waktu, bimbingan, saran dan nasihat yang
bermanfaat selama proses penyelesaian skripsi ini.
5. Ibu Prof. Dr. Lindrianasari, S.E., M.Si., Akt.. selaku Dosen Penguji Utama
yang telah memberikan saran-saran yang membangun mengenai
pengetahuan untuk penyempurnaan skripsi ini.
6. Bapak Drs. A. Zubaidi Indra, S.E., M.M., CA., CPA. Dosen Pembimbing
Akademik yang telah memberikan saran dan nasihat selama penulis
menjadi mahasiswa.
7. Seluruh Bapak/Ibu Dosen di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Lampung yang telah memberikan ilmu dan pengetahuannya, serta
pembelajaran selama proses perkuliahan berlangsung.
8. Seluruh karyawan di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.
Terimakasih telah memberikan bantuan dan pelayanan terbaik selama
penulis menempuh pendidikan di Universitas Lampung.
9. Kedua orang tuaku tercinta, Papa Agus Nir, Mama Nurjanah, Ibu Lely dan
Bapak Nandar yang telah memberikan kasih sayang yang paling tulus, doa
yang tiada henti, dukungan serta nasihat dalam pencapaian cita-citaku.
Terimakasih untuk segala kepercayaan yang tiada pernah henti. Sehat terus
ya Mah, Pah, Bu, Pak.
10. Abang dan Mbak ku, Fitra Irawan dan Winda Puspita. Terimakasih atas
kasih sayang yang diberikan, perhatian kecil yang sangat berarti untukku.
Sehat selalu kalian disana dan pulangah kerumah jika rindu.
11. Kakak ipar ku, Lia dan Rustandi. Terimakasih sudah menjadi pelengkap di
keluarga kecil ini, meskipun kita semua jauh tapi kasih sayang tersebut
sampai kesini.
12. Keponakan ku, Naufal dan Al. Terimakasih sudah membuat hari-hari
aunty lebih berwarna dengan segala tingkah laku mu yang begitu menguji
kesabaran. Tapi aunty sayaang dengan kalian.
13. Seluruh keluarga besar, yang tidak dapat disebutkan satu per satu.
Terimakasih atas doa, dukungan, motivasi, dan nasihat yang telah
diberikan.
14. Sahabatku, Ira dan Tya. Terimakasih sudah menjadi tempat ku untuk
kembali ketika ku mulai merasa jauh dari segalanya, terima kasih untuk
tidak pernah berubah meskipun jarak dan waktu yang membuat kita
semakin sulit untuk bertemu. Sukses selalu ya Nyok.
15. Sahabat kecilku, Debra dan Eka. Terimakasih sudah menjadi orang pance
yang sulit untuk bertemu, tapi ku yakin disetiap aktifitas yang kita lakukan
terselip doa untuk kita semua untuk dapat berkumpul kembali membahas
masa-masa indah kita.
16. Sahabat dari jaman SMP ku sampai sekarang, Elen, Ira, Chythia, Bagas,
Ilham, Fajar. Terimakasih canda tawa yang begitu indah, kasih sayang
yang tulus dan kebodohan yang membuat kita semua menjadi dewasa
sampai saat ini. Selalu kalian yang ada disaat lebaran, dan semoga kita
semua bisa sukses dalam segala hal yang kita lakukan, aamiin.
17. Sahabatku dari jaman SMA, Adis dan Nadia. Terimakasih tetap bertahan
dan selalu ada dalam kondisi apapun, kita memang sudah jarang untuk
bertemu dan berkumpul, tapi ku yakin cinta dan kasih sayang kita tak kan
pernah pudar.
18. Ribbon Squad, Adzkia Zahara, Ilma Athifa, Novira Al Qarina, Laili
Salma, dan Bella Octavia. Terimakasih untuk semua waktu dan momen
yang telah dilalui, terimakasih untuk semua pembelajaran hidup yang
berharga. Terimakasih untuk selalu mengerti mesti ego dan hati selalu
ingin mendahului. Semangat terus kawan.
19. Tim Sukses ku, Susi Agustin, Nuri Wulan, Nurhana, Merti Risayanti, dan
Yusi Herawati. Terimakasih sudah mau menjadi orang yang direpotkan
diakhir periode, support dan dukungan yang benar-benar nyata ku rasakan.
Semoga kita semua dilancarkan dalam segala urusan dan tetap ada
disampingku menjadi sahabat.
20. Calon Istri Sholehah, Susi Agustin. Terimakasih sudah menjadi tempat
untuk bertukar pikiran, menyediakan tempat ku untuk beristirahat dengan
membahas semua rencana yang akan kita lakukan kedepannya dan
pengalaman berharga yang selalu baru kita temui bersama.
21. Sobat Seperjuangan, Elly dan Risma. Terimakasih untuk semua momen
yang telah dilalui. Terimakasih untuk segala canda tawa dan dukungan
selama ini.
22. Seluruh teman terbaik yaitu Wuri, Ardita, Destty, Rona, Famela, Hana,
Nuri, Susi, Yusi, Elly, Dian serta seluruh teman-teman angkatanku, S1
Akuntansi 2015 lainnya yang tidak dapat disebutkan satu per satu.
Terimakasih atas kebersamaan dan canda tawa selama masa kuliah. Sukses
selalu kawan.
23. Keluarga KKN Desa Mulya Kencana, Kak Retno, Stevi, Nay, Didi,
Gentha, dan Bowo. Terimakasih untuk kerja sama dan pengalaman hidup
selama 40 hari. Semoga kesuksesan telah menanti kalian di kemudian hari.
24. Anggota Komunitas Jago Akuntansi Indonesia Chapter Lampung, Kak
Robert, Kak Faila, Kak Dewi, Kak Um, Kak Amel, Kak Tria, Kak Ruri,
Kak Devia, Kak Mey, Kak Arif, Ardita, Wuri, Famela, Rona, dan lainnya
yang tidak dapat disebutkan satu per satu. Terimakasih atas kebersamaan,
dan momen yang takkan terlupakan. Semoga kita menjadi besar karena
berjiwa besar.
25. Kakak-kakak ku, Boby Pratama, Umi Choirunnisa, Faila Suffah, Dewi K.
dan Amalia Pratiwi. Terimakasih sudah memberikan semangat dan tempat
bercerita tentang semua manis pahitnya dunia perkuliahan. Aku banyak
belajar dari kalian.
Atas bantuan dan dukungannya, penulis mengucapkan terimakasih, semoga
mendapat balasan dari Allah SWT. Penulis menyadari masih banyak kekurangan
dalam proses penulisan skripsi ini, maka penulis mengharapkan adanya kritik
ataupun saran yang dapat membantu penulis dalam menyempurnakan skripsi ini.
Demikianlah, semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi yang
membacanya.
Bandar Lampung, 12 Maret 2019
Penulis,
Agnes Fitria Wulandari
i
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR ISI .......................................................................................................... i
DAFTAR TABEL ................................................................................................ iv
DAFTAR GAMBAR .............................................................................................. v
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .............................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ........................................................................ 10
1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian .................................................... 11
1.3.1 Tujuan Penelitian ............................................................... 11
1.3.2 Manfaat Penelitian .......................................................... 11
1.3.2.1 Manfaat Teoritis ................................................... 11
1.3.2.2 Manfaat Praktis .................................................... 12
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Landasan Teori ............................................................................. 13
2.1.1 Teori Kepatuhan (Compliance Theory) ............................ 13
2.1.2 Laporan Keuangan .......................................................... 14
2.1.3 Audit dan Standar Auditing ............................................. 16
2.1.4 Lamanya Audit ................................................................ 19
2.1.5 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Lamanya Audit ....... 20
A. Laba Rugi Perusahaan ................................................ 20
B. Konvergensi IFRS ...................................................... 21
C. Kompleksitas Operasi Perusahaan ............................ 25
2.2 Penelitian Terdahulu .................................................................... 27
2.3 Kerangka Pemikiran .................................................................... 28
2.4 Hipotesis ....................................................................................... 31
2.4.1 Pengaruh Laba Rugi terhadap Lamanya Audit ................ 31
2.4.2 Pengaruh Konvergensi IFRS terhadap Lamanya Audit .. 32
2.4.3 Pengaruh Kompleksitas Operasi Perusahaan terhadap
Lamanya Audit ................................................................ 33
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Populasi dan Sampel .................................................................... 35
3.2 Data Penelitian ............................................................................ 35
3.2.1 Jenis dan Sumber Data ................................................... 36
3.2.2 Metode Pengumpulan Data ........................................... 36
ii
3.3 Operasional Variabel Penelitian .................................................. 36
3.3.1 Variabel Dependen .......................................................... 36
1. Lamanya Audit ........................................................... 36
3.3.2 Variabel Independen ........................................................ 37
1. Laba Rugi Perusahaan ................................................ 37
2. Konvergensi IFRS ...................................................... 37
3. Kompleksitas Operasi Perusahaan .............................. 38
3.4 Metode Analisis Data .................................................................. 38
3.4.1 Analisis Statistik Deskriptif ............................................. 38
3.4.2 Uji Asumsi Klasik ............................................................ 38
3.4.2.1 Uji Normalitas ...................................................... 39
3.4.2.2 Uji Multikolonieritas ............................................ 39
3.4.2.3 Uji Heteroskedastisitas ......................................... 40
3.4.2.4 Uji Autokorelasi ...................................................
41
3.4.4.1 Uji Koefisien Determinasi (R2) ............................ 41
3.4.4.2 Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F) ........... 42
3.4.4.3 Uji Signifikan Parameter Individual (Uji t) .......... 42
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Pemilihan Sampel ........................................................................
................................................ 44
4.2.1 Lamanya Audit ................................................................ 44
4.2.2 Laba Rugi Perusahaan ..................................................... 45
4.2.3 Konvergensi IFRS ............................................................ 46
4.2.4 Kompleksitas Operasi Perusahaan .................................. 47
4.3 Hasil Uji Asumsi Klasik ............................................................... 47
4.3.1 Uji Normalitas ................................................................... 47
4.3.2 Uji Multikolonieritas ......................................................... 48
4.3.3 Uji Heteroskedastisitas ...................................................... 49
4.3.4 Uji Autokorelasi ............................................................... 50
4.4 Hasil Uji Hipotestis ...................................................................... 52
4.4.1 Uji Koefisien Determinasi (R2) ......................................... 52
4.4.2 Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F) ........................ 53
4.4.3 Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik t) ...... 53
4.4.3.1 Hubungan Laba Rugi Perusahaan terhadap
Lamanya Audit ..................................................... 54
4.4.3.2 Hubungan Konvergensi IFRS terhadap Lamanya
Audit .................................................................... 55
4.4.3.3 Hubungan Kompleksitas Operasi Perusahaan
terhadap Lamanya Audit ..................................... 55
4.4.4 Analisis Regresi Linier Berganda .....................................
................................................. 57
4.5.1 Pengaruh Laba Rugi terhadap Lamanya Audit ................ 57
4.5.2 Pengaruh Konvergensi IFRS terhadap Lamanya Audit .... 58
4.5.3 Pengaruh Kompleksitas Operasi Perusahaan terhadap
Lamanya Audit ................................................................ 59
43
4.2 Hasil Analisis Statistik Deskriptif
41
3.4.4 Uji Hipotesis ....................................................................
40
3.4.3 Analisis Regresi Berganda ..............................................
55
4.5 Pembahasan Hasil Analisis Data
iii
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan ..................................................................................
................................................................
.............................................................................................
LAMPIRAN
63
DAFTAR PUSTAKA
5.3 Saran 5.2 Keterbatasan Penelitian
61
62
iv
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
Tabel 2.1 SAK Konvergensi ................................................................................. 22
Tabel 2.2 Penelitian Terdahulu ............................................................................. 27
Tabel 3.1 Pengukuran Autokorelasi Durbin Watson (DW-Test) ........................... 40
Tabel 4.1 Pengambilan Sampel dengan Purposive Sampling ............................... 43
Tabel 4.2 Hasil Analisis Statistik Deskriptif .......................................................... 44
Tabel 4.3 Tabel Distribusi Frekuensi Variabel Laba Rugi Perusahaan ................ 46
Tabel 4.4 Tabel Distribusi Frekuensi Variabel Konvergensi IFRS ...................... 46
Tabel 4.5 Hasil Uji Multikolonieritas .................................................................... 49
Tabel 4.6 Hasil Uji Heteroskedastisitas Uji Glejser ............................................. 49
Tabel 4.7 Pengukuran Autokorelasi Durbin Watson (DW-Test) ........................... 50
Tabel 4.8 Hasil Uji Autokorelasi ........................................................................... 51
Tabel 4.9 Hasil Uji Autokorelasi dengan Model Cocrane Orchut ........................ 51
Tabel 4.10 Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2) .................................................. 52
Tabel 4.11 Hasil Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F) ................................. 53
Tabel 4.12 Hasil Signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik t) ..................... 54
v
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
Gambar 2.1 Kerangka Penelitian ........................................................................... 31
Gambar 4.1 Hasil Uji Normalitas Model Regresi – P-P Plot ................................. 48
1
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Laporan keuangan merupakan suatu bentuk pertanggung jawaban pengelolaan
perusahaan oleh manajemen atas sumber daya yang dipercayakan kepadanya yang
bermanfaat untuk pengambilan keputusan perusahaan. Pengungkapan laporan
keuangan berarti harus memberikan informasi dan penjelasan yang cukup
mengenai hasil aktivitas suatu unit usaha (Ghozali dan Chariri, 2007). Dalam
pengungkapan pelaporan keuangan haruslah jelas dan lengkap serta dapat
dipertanggung jawabkan atas hasil yang di publikasikan, terutama dalam
menggambarkan urutan waktu atas kejadian-kejadian ekonomi yang mempunyai
pengaruh terhadap hasil operasi suatu perusahaan.
Ketika melakukan suatu audit atas laporan keuangan, tujuan auditor itu sendiri
untuk mendapatkan reasonable assurance bahwa laporan keuangan secara
keseluruhan bebas dari kesalahan penyajian material, baik yang disebabkan oleh
kecurangan atau kesalahan. Auditor memperoleh reasonable assurance dengan
memperoleh bukti audit yang cukup dan tepat untuk mengurangi risiko audit ke
tingkat rendah yang dapat diterima (SA 320). Dalam pelaksanaanya seorang
auditor menyipkan rencana audit yang berasal dari hasil penentuan resiko untuk
memperoleh pemahaman mengenai entitas (Messier et al., 2008).
2
Auditor membatasi risiko audit pada tingkat saldo akun dengan suatu cara,
sehingga pada akhir penugasan/perikatan (engagement), seorang auditor dapat
menyatakan pendapat atas laporan keuangan, sebagai kesatuan pada tingkat risiko
audit yang dapat diterima. Penentuan auditor atas risiko audit dan komponen
risikonya (IR, CR, dan DR) adalah masalah pertimbangan profesional, dimana
pada tahap penyelesaian audit tingkat risiko aktual tidak akan diketahui secara
pasti oleh seorang auditor, sebelum auditor merencanakan dan membuat prosedur
audit yang tepat (Messier et al., 2008).
Perencanaan suatu audit melibatkan penetapan strategi audit secara keseluruhan
untuk perikatan yang dilakukan dan pengembangan rencana audit itu sendiri (SA
300). Dimana agar dapat membuat perencanaan audit dengan baik, auditor harus
memahami bisnis klien dengan sebaik-baiknya (understanding client business)
termasuk sifat dan jenis usaha klien, struktur organisasinya, struktur permodalan,
metode produksi, pemasaran, distribusi, dan lain sebainya (Agoes, 2017).
Sebelum memulai perencanaan dalam audit, terdapat standar audit yang telah
ditetapkan dan disahkan oleh Institut Akuntan Publik Indonesia yang terdiri dari
sepuluh standar yang dikelompokkan menjadi tiga kelompok besar, yaitu : standar
umum, standar pekerja lapangan, dan standar pelaporan. Standar pertama
pekerjaan lapangan mensyaratkan bahwa audit untuk direncanakan dengan baik.
Jika audit tidak direncanakan dengan tepat, auditor bisa menerbitkan laporan audit
yang tidak benar atau melakukan audit yang tidak efisien (Messier et al., 2008).
Banyak informasi yang disajikan dan diungkapkan dalam laporan keuangan yang
diaudit sebagai bagian dari pengujian auditor pada tahap awal audit . Pengujian
audit yang dilakukan pada tahap awal sering kali tidak menyediakan bukti yang
3
memadai mengenai kewajiban kontijensi dan kejadian setelah tanggal neraca
(Elder et al., 2011). Auditor bertanggung jawab untuk menelaah kejadian setelah
tanggal neraca yang terjadi antara akhir tahun tutup buku laporan keuangan, hal
tersebut dapat terlihat pada tangungjawab auditor untuk membuat sebuah
pernyataan informasi peristiwa tertentu. Dimana seorang auditor dalam penugasan
dan penyelesaian laporan audit menetapkan waktu yang tepat dalam setiap
pekerjaanya dan mengungkapkan informasi yang sesuai pada laporan keuangan
yang dihasilkan untuk dapat diserahkan ke BAPEPAM (Komalasari dan
Suwardjono, 2004). Informasi yang menjadi tanggungjawab dari seorang auditor
berupa kejadian-kejadian dan transaksi-transaksi yang mempunyai pengaruh
material atas laporan keuangan yang terjadi setelah tanggal neraca tetapi sebelum
diterbitkannya laporan keuangan dan laporan audit (SA 560).
Menurut SA 315 dapat disimpulkan bahwa auditor harus memperoleh suatu
pemahaman atas pengendalian internal yang relevan dengan audit. Sehingga
proses dalam penyelesaian pekerjaan dapat berjalan sesuai dengan rencana audit
yang telah dibuat. Penyebab lamanya pemeriksaaan keuangan oleh auditor salah
satunya dikarenakan faktor ketidaksepakatan antara auditor dan manajemen klien
(Dyer dan Mchugh, 1975). Penolakan penasehat hukum untuk menjawab
pertanyaan yang diajukan oleh seorang audior akan menjadi pembatasan atas
lingkup auditor itu sendiri. Dalam situasi demikian, auditor bisa menyimpulkan
bahwa laporan keuangan dipengaruhi oleh ketidakpastian yang rentan terhadap
estimasi yang dilakukan pada tanggal neraca (Jusup, 2002).
Ketepatan waktu publikasi laporan keuangan itu sendiri merupakan salah satu
elemen pokok yang harus diperhatikan karena dapat mempengaruhi nilai
4
informasi yang tercantum dalam laporan keuangan (Dyer dan Mchugh, 1975).
Ketepatwaktuan penyampaian laporan keuangan akan mengurangi ketidakpastian
dalam melakukan keputusan investasi dan penyebaran informasi keuangan yang
tidak merata diantara para stakeholder di pasar modal (Yaputro dan Rudiawarni,
2012). McGee (2007) menyatakan kualitas informasi yang dilaporkan
berhubungan dengan interval waktu dari tanggal laporan keuangan tahunan hingga
tanggal dipublikasikannya laporan keuangan.
Jika terdapat penundaan yang tidak semestinya dalam pelaporan keuangan, maka
informasi yang diberikan akan kehilangan relevansinya. Dengan demikian,
informasi dikatakan relevan apabila memiliki nilai prediksi, nilai umpan balik,
dan tersedia tepat waktu (Hendriksen dan Breda, 2000). Dimana pada saat ini
keterlambatan dalam publikasi laporan keuangan dapat menimbulkan reaksi
negatif dari pelaku pasar modal, sebab laporan keuangan auditan yang didalamnya
memuat informasi laba yang dihasilkan oleh perusahaan bersangkutan dijadikan
sebagai salah satu dasar pengambilan keputusan pembelian atau penjualan
sekuritas yang dimiliki (Darmawan dan Widhiyani, 2017).
Lamanya audit dilihat dari rentang waktu antara tutup buku perusahaan sampai
diterbitkan laporan auditor yang menunjukkan waktu penyelesaian audit itu
sendiri dalam penyelesaian laporan audit suatu perusahaan (Soetedjo, 2006).
Dimana sebagai dampak dari lamanya audit yang diperlukan oleh seorang auditor,
ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan auditan menjadi salah satu
kriteria profesionalisme yang harus dimiliki. Adapun kriteria profesionalisme
seorang auditor dalam menjalankan tugasnya, haruslah mematuhi Standar
Professional Akuntan Publik (SPAP) yang telah ditetapkan, hal tersebut yang
5
terkadang menyebabkan lamanya suatu proses pengauditan dilakukan, sehingga
publikasi laporan keuangan menjadi terlambat. Sebab seorang auditor harus
mengikuti dan menjalankan semua standar dan prosedur yang ada, dengan
menyesuaikan keadaaan perusahaan guna menghasilkan laporan audit yang
relevan.
Sesuai Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 29/POJK.04/2016 tentang
Laporan Tahunan Emiten atau Perusahaan Publik, yang dinyatakan pada BAB III
perihal Penyampaian Laporan Tahunan, pada pasal 7 ayat (1) berbunyi :” Emiten
atau Perusahaan Publik wajib menyampaikan Laporan Tahunan kepada Otoritas
Jasa Keuangan paling lambat pada akhir bulan keempat setelah tahun buku
berakhir”. Hal tersebut menyatakan bahwa setiap perusahaan publik yang terdaftar
di Bursa Efek Indonesia wajib menyampaikan laporan keuangan tahunan yang
telah diaudit selambat-lambatnya 120 hari setelah tahun buku berakhir. Adapun
sanksi akan dijatuhkan kepada perusahaan yang melanggar ketentuan Peraturan
Otoritas Jasa Keuangan ini, termasuk pihak yang menyebabkan terjadinya
pelanggaran ketentuan tersebut, berupa: peringatan tertulis, denda dengan
kewajiban untuk membayar sejumlah uang tertentu, pembatasan kegiatan usaha,
pembekuan kegiatan usaha, pencabutan izin usaha, pembatalan persetujuan, dan
pembatalan pendaftaran.
Sebagaimana kasus yang terjadi hingga 29 Juni 2018 terdapat sepuluh perusahaan
tercatat pada Bursa Efek Indonesia yang belum menyampaikan laporan keuangan
auditan per 31 Desember 2017 atau bahkan belum melakukan pembayaran denda
atas keterlambatan penyampaian laporan keuangan tersebut. Hal ini
mengakibatkan Bursa Efek Indonesia memberhentikan sementara (suspend)
6
perdagangan sepuluh saham emiten terkait tunggakan kewajiban penyampaian
laporan keuangan auditan untuk periode 2017 (www.indopremier.com). Adapun
perusahaan tersebut diantaranya PT Apexindo Pratama Duta Tbk (APEX), PT
Bara Jaya Internasional Tbk (ATPK), PT Borneo Lumbung Energi dan Metal Tbk
(BORN), PT Capitalinc Investment Tbk (MTFN), PT Truba Alam Manunggal
Engineering Tbk (TRUB), PT Evergreen Invesco Tbk (GREN), PT Merck Sharp
Dohme Phrma Tbk (SCPI), PT Zebra Nusantara Tbk (ZBRA), dan PT Sunson
Textile Manufacturer Tbk (SSTM).
Dimana berdasarkan pada ketentuan II.6. Peraturan Nomor I-H tentang Sanksi,
khusus bagi perusahaan tercatat yang terlambat menyampaikan laporan keuangan
akan diberikan peringatan tertulis I sebagaimana dimaksudkan apabila
penyampaian laporan keuangan sampai 30 hari kalender terhitung sejak
lampaunya batas waktu penyampaian laporan keuangan. Peringatan tertulis II
yang disertai denda sebesar Rp50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah), apabila
mulai hari kalender ke-31 hingga hari kalender ke-60 sejak lampaunya batas
waktu penyampaian laporan keuangan. Peringatan tertulis III dengan disertai
denda sebesar Rp150.000.000,00 (seratur lima puluh juta rupiah), apabila mulai
hari kalender ke-61 hingga kalender ke-90 perusahaan tetap tidak memenuhi
kewajiban penyampaian laporan keuangan. Suspensi, apabila mulai hari kalender
ke-91 perusahaan tidak juga menyampaikan laporan keuangannya.
Faktor-faktor yang mempengaruhi lamanya audit bisa disebabkan dari faktor
internal perusahaan dan faktor eksternal perusahaan. Adapun faktor-faktor yang
berasal dari internal perusahaan yang mempengaruhi lamanya audit yaitu seperti
total pendapatan, tipe industri, kompleksitas laporan keuangan, umur perusahaan,
7
kualitas internal kontrol, kompleksitas operasi perusahaan, laba/rugi, kompleksitas
proses data elektronik, laba bersih tahun berjalan atau kerugian dividen
berdasarkan total aset, dan ukuran perusahaan. Sedangkan faktor yang berasal dari
eksternal perusahaan yang mempengaruhi lamanya audit yaitu opini auditor,
reputasi auditor, dan kualitas audior (Asthon et al., 1987). Selain faktor-faktor
tersebut salah satu faktor lain yang mempengaruhi yaitu konvergensi IFRS
(Margaretta dan Soepriyanto, 2012).
Dari berbagai faktor yang mempengaruhi lamanya audit, Chambers dan Penman
(1984) menunjukkan bahwa pengumuman laba yang terlambat menyebabkan
abnormal returns negatif, sedangkan pengumuman laba yang lebih cepat
menunjukkan hasil sebaliknya karena investor pada umumnya menganggap
keterlambatan pelaporan keuangan merupakan kondisi buruk bagi kesehatan
perusahaan. Kemudian perusahaan yang mengalami rugi menunjukkan kegagalan
keuangan perusahaan maupun kemungkinan terjadinya kecurangan manajemen
mengenai informasi tentang laba perusahaan, sehingga auditor akan cenderung
lebih berhati-hati selama proses audit untuk mendeteksi terjadinya hal tersebut
(Carslaw dan Kaplan, 1991). Dengan demikian, lamanya audit akan lebih singkat
pada perusahaan yang mengalami laba (Iskandar dan Trisnawati, 2010).
Sebagaimana penelitian yang dilakukan oleh Megayanti dan Budiartha (2016),
Puspitasari dan Sari (2012) pun menunjukkan bahwa laba rugi berpengaruh
negatif terhadap audit report lag, dimana perusahaan yang mengalami laba akan
cenderung lebih cepat mempublikasikan laporan keuangan yang telah diaudit,
sehingga waktu yang dibutuhkan cenderung lebih singkat. Akan tetapi perusahaan
yang mengalami kerugian, cenderung menunda dan memperlambat pekerjaan
8
auditor dalam menyelesaikan pekerjaannya, sehingga audit report lag menjadi
lebih panjang. Hasil tersebut tidak sejalan dengan penelitian Parwati dan
Suhardjo (2009), Wulansari dan Supriyati (2012), dan Indriyani dan Supriyati
(2012) yang menyatakan bahwa laba rugi perusahaan tidak berpengaruh
signifikan, karena tidak ada kecenderungan perusahaan yang memperoleh laba
untuk melaporkan lebih cepat. Hal tersebut disebabkan karena setiap perusahaan
memiliki target laba yang harus dicapai, sehingga bila target tidak tercapai maka
dapat memperlambat pelaporan.
Ketika menyusun suatu laporan keuangan, maka akan ada standar yang menjadi
acuan dalam penyusunan laporan keuangan tersebut. Dalam hal ini konvergensi
IFRS di beberapa negara juga menjadi salah satu faktor penyebab dari
keterlambatan dalam proses penyampaian laporan keuangan perusahaan. Hal ini
karena penerapan IFRS merupakan hal yang baru sehingga perlu dipelajari dan
dipahami terlebih dahulu termasuk oleh Auditor (Yacoob dan Ayoib, 2012). Scott
(2012) menyatakan bahwa perspektif pengukuran atas pelaporan keuangan
merupakan suatu pendekatan yang menekankan pada tanggungjawab perusahaan
untuk menyertakan nilai wajar ke dalam laporan keuangan. Dimana setelah
diberlakukannya penerapan IFRS sejak tahun 2005 terhadap pengungkapan nilai
wajar atas penilaian aset, diharapkan penerapan IFRS memperkuat peran
corporate governance dalam mempengaruhi integritas laporan keuangan
(Komalasari, 2017).
Hal tersebut berarti menerangkan bahwa penerapan IFRS memiliki dampak
terhadap standar yang diterapkan pada laporan keuangan, terutama dalam hal
integritas dalam pengungkapan informasi yang sebenarnya, baik yang dilakukan
9
oleh manajemen perusahaan maupun yang dilakukan oleh seorang auditor.
Sebagaimana dijelaskan pada penelitian Widyawati dan Anggraita (2013)
menyatakan bahwa konvergensi IFRS berpengaruh positif terhadap semakin
tingginya audit delay. Sebab seorang auditor memerlukan waktu yang lebih
banyak dalam memverifikasi penilaian yang diberikan akuntan dalam laporan
keuangan, dimana auditor juga perlu waktu untuk menelusuri bukti-bukti audit
yang menyebabkan waktu lebih panjang untuk mengeluarkan laporan audit.
Namun hal ini tidak sependapat dengan hasil penelitain Margaretta dan
Soepriyanto (2012), Haryani dan Wiratmaja (2014), Ratmono dan Septina (2015),
tentang pengaruh penerapan IFRS terhadap keterlambatan penyampaian laporan
keuangan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
yang menyatakan bahwa penerapan IFRS tidak berpengaruh secara signifikan
terhadap keterlambatan waktu penyampaian laporan keuangan perusahaan. Sebab
umumnya perusahaan baik yang menerapkan IFRS ataupun yang belum
menerapkan IFRS memiliki prosedur yang sama, terutama dalam pelaksanaan
prosedur audit yang ada.
Kompleksitas operasi sebuah perusahaan yang bergantung pada jumlah dan lokasi
unit operasinya (cabang) serta diversifikasi jalur produk dan pasarnya, lebih
cenderung akan mempengaruhi waktu yang dibutuhkan auditor untuk
menyelesaikan pekerjaan auditnya (Ariyani dan Budirtha, 2014). Dalam penelitian
Che-Ahmad dan Abidin (2008) jumlah anak perusahaan yang dimiliki perusahaan
mencerminkan bahwa perusahaan memiliki unit operasi yang lebih banyak yang
harus diperiksa dalam setiap transaksi dan catatan yang menyertainya, sehingga
auditor memerlukan waktu lebih lama untuk melakukan pekerjaan auditnya.
10
Penelitian tersebut sejalan dengan penelitian Darmawan dan Widhiyani (2017)
yang menyatakan bahwa kompleksitas operasi berpengaruh positif dan signifikan
terhadap audit report lag. Sebab semakin besar kompleksitas operasi perusahaan
maka semakin dalam mengungkap informasi dan meningkatkan biaya agensi
sehingga dapat meningkatkan lamanya proses audit.
Penelitian tersebut berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Butar-butar dan
Hadiprajitmo (2017), Darmiari dan Ulupui (2014) yang menyatakan kompleksitas
operasi perusahaan tidak berpengaruh terhadap audit delay. Sebab perusahaan
dengan struktur operasi yang kompleks cenderung akan memiliki sistem
pengendalian internal yang canggih untuk mengawasi keseluruhan perusahaan
cabangnya, yang mengurangi pekerjaan audit sehingga membuat waktu
penyelesaian audit semakin pendek.
Berdasarkan penjelasan diatas, maka penelitian ini mengambil judul ”Pengaruh
Laba Rugi Perusahaan, Konvergensi IFRS, dan Kompleksitas Operasi
Perusahaan Terhadap Lamanya Audit (Studi pada Perusahaan yang
Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2010-2017)”.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah:
1. Apakah laba rugi perusahaan mempengaruhi lamanya audit?
2. Apakah konvergensi IFRS mempengaruhi lamanya audit?
3. Apakah kompleksitas operasi perusahaan mempengaruhi lamanya audit?
11
1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian
1.3.1 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah, tujuan penelitian ini adalah:
1. Menyediakan bukti mengenai pengaruh laba rugi perusahaan terhadap lamanya
audit.
2. Menyediakan bukti mengenai pengaruh konvergensi IFRS terhadap lamanya
audit.
3. Menyediakan bukti mengenai pengaruh kompleksitas operasi terhadap lamanya
audit.
1.3.2 Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:
1.3.2.1 Manfaat Teoretis
1. Bagi penulis, penelitian ini bermanfaat sebagai sarana pengembangan bagi
ilmu pengetahuan.
2. Bagi pembaca, penelitan ini diharapkan dapat menambah wawasan mengenai
faktor-faktor yang mempengaruhi lamanya audit.
3. Bagi dunia akademik, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan bukti
mengenai faktof-faktor yang mempengaruhi lamanya audit pada perusahaan
publik di Indonesia dan dapat menjadi suatu referensi yang terus
dikembangkan pada penelitian selanjutnya dalam bidang kajian yang serupa.
12
1.3.2.2 Manfaat Praktis
1. Memberikan sumbangan pemikiran kepada auditor agar dapat
mengoptimalkan kinerja auditnya dengan mengendalikan faktor-faktor yang
mempengaruhi lamanya audit sehingga dapat ditekan seminimal mungkin
untuk mempercepat publikasi laporan keuangan.
2. Memberikan informasi bagi perusahaan mengenai faktor-faktor yang
mempengaruhi lamanya audit sehingga membantu perusahaan untuk
menyajikan laporan keuangan dengan tepat waktu.
13
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Landasan Teori
2.1.1 Teori Kepatuhan (Compliance Theory)
Kepatuhan berasal dari kata patuh, yang menurut Kamus Umum Bahasa
Indonesia patuh berarti suka menurut perintah, taat kepada perintah atau aturan
dan berdisiplin. Kepatuhan didefiniskan oleh Chaplin (1989) sebagai pemenuhan
mengalah tunduk dengan kerelaan: rela memberi, menyerah, mengalah, membuat
suatu keinginan konformitas sesuai dengan harapan atau kemauan orang lain.
Menurut Milgram (1963) kepatuhan terkait dengan ketaatan pada otoritas aturan-
aturan, dari hasil penelitiannya didapat bahwa kepatuhan muncul bukan karena
adanya keinginan dari pelaksana perintah untuk menyesuaikan diri, tetapi lebih
karena didasarkan akan kebutuhan untuk menjadi apa yang lingkungan harapkan
atau reaksi yang timbul untuk merespon tuntutan lingkungan sosial yang ada.
Sebagaimana diatur di dalam UU No. 21 tahun 2011, secara eksplisit telah
menyebutkan bahwa setiap perusahaan publik wajib memenuhi ketentuan dalam
undang-undang tersebut dan khususnya dalam penyampaian laporan keuangan
berkala secara tepat waktu kepada Otoritas Jasa Keuangan. Tuntutan akan
kepatuhan terhadap ketepatan waktu dalam penyampaian laporan keuangan
tahunan perusahaan publik telah diatur dalam Peraturan Otoritas Jasa Keuangan
14
Nomor 29/POJK.04/2016, dimana perusahaan wajib menyampaikan laporan
keuangan tahunan yang telah diaudit selambat-lambatnya 120 hari setelah tahun
buku berakhir. Hal ini berarti mengindikasikan lamanya waktu yang diperlukan
oleh seorang auditor untuk menyelesaiakan pekerjaannya secara tepat waktu,
sehingga seorang auditor harus patuh terhadap aturan serta prosedur yang telah
dibuat. Agar waktu yang diperlukan dalam penyelesaian pekerjaannya tidak
menjadi lebih panjang, yang akan berdampak pada keterlambatan penyampaian
laporan keuangan perusahaan.
2.1.2 Laporan Keuangan
Laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan. Dimana
pelaporan keuangan merupakan salah satu sumber informasi yang
mengkomunikasi keadaan keuangan hasil dari operasi perusahaan dalam periode
tertentu kepada pihak-pihak yang berkepentingan, sehingga manajemen
mendapatkan informasi yang bermanfaat (Kartika, 2009). Sedangkan menurut
Baridwan (2004), laporan keuangan merupakan ringkasan dari suatu proses
pencatatan atau merupakan suatu ringkasan dari transaksi-transaksi keuangan
yang terjadi selama tahun buku yang bersangkutan.
Laporan merupakan hal yang sangat penting dalam penugasan audit karena
mengkomunikasikan temuan-temuan auditor. Tujuan laporan keuangan menurut
Ikatan Akuntan Indonesia (2011:1.5-1.6) adalah :“Memberikan informasi
mengenai posisi keuangan, kinerja keuangan, dan arus kas entitas yang
bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan keuangan. Laporan
15
keuangan juga menunjukkan hasil pertanggungjawaban manajemen atas
penggunaan sumber daya yang dipercayakan kepada mereka”.
Para pemakai laporan keuangan mengandalkan laporan auditor untuk memberikan
kepastian atas laporan keuangan perusahaan. Dimana laporan audit adalah tahap
akhir dan hasil dari keseluruhan proses audit. Auditor kemungkinan besar akan
bertanggung jawab apabila menerbitkan laporan audit yang tidak tepat (Elder et
al., 2011) terutama waktu yang diperlukan dalam penyelesaiannya. Laporan
keuangan merupakan tanggung jawab manajemen, akan tetapi tanggung jawab
auditor adalah untuk menyatakan pendapat atas laporan keuangan tersebut.
Laporan keuangan yang diaudit adalah milik entitas, yang disusun oleh
manajemen entitas dengan pengawasan pihak yang bertanggung jawab atas tata
kelola (SA 200).
Karakteristik laporan keuangan sebagaimana yang dinyatakan dalam Pernyataan
Standar Akuntansi Keuangan (PSAK : 2009) No.1 adalah:
1. Dapat dipahami
Kualitas penting informasi dalam laporan keuangan adalah kemudahannya untuk
dapat dipahami oleh pengguna. Untuk maksud ini, pengguna diasumsikan
memiliki pengetahuan yang memadai mengenai aktivitas ekonomi dan bisnis,
akuntansi, serta kemauan untuk mempelajari informasi dengan ketekunan yang
wajar.
2. Relevan
16
Informasi harus relevan untuk memenuhi kebutuhan pengguna dalam proses
pengambilan keputusan. Informasi memiliki kualitas relevan apabila dapat
mempengaruhi keputusan ekonomi pengguna, dengan memebantu mengevaluasi
peristiwa masa lalu, masa kini, dan masa depan.
3. Keandalan
Informasi juga harus andal (reliable). Informasi memiliki kualitas andal jika bebas
dari pengertian yang menyesatkan, kesalahan material, dan dapat diandalkan
penggunaannya sebagai penyajian yang tulus atau jujur (faithful representation)
dari yang seharusnnya disajikan atau secara wajar diharapkan dapat disajikan.
4. Dapat dibandingkan
Pengguna harus dapat membandingkan laporan keuangan perusahaan antar
periode untuk mengidentifkasikan kecenderungan (trend) posisi dan kinerja
keuangan. Pengguna juga harus dapat memperbandingkan laporan keuangan antar
perusahaan untuk mengevaluasi posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi
keuangan secara relatif.
2.1.3 Audit dan Standar Auditing
Agoes (2017) mendefinisikan auditing adalah : “Suatu pemeriksaan yang
dilakukan secara kritis dan sistematis, oleh pihak yang independen, terhadap
laporan keuangan yang telah disusun oleh manajemen, beserta catatan-catatan
pembukuan dan bukti-bukti pendukungnya, dengan tujuan untuk dapat
memberikan pendapat mengenai kewajaran laporan keuangan tersebut”.
17
Menurut Elder et al. (2011) tujuan audit secara umum atas laporan keuangan
adalah untuk menyatakan pendapat atas kewajaran dalam semua hal yang
material, posisi keuangan, hasil usaha, dan arus kas yang sesuai dengan prinsip
akuntansi yang berlaku di Indonesia. Audit atas laporan keuangan terutama pada
perusahaan yang berbentuk Perseroan Terbatas (PT) atau dalam hal ini perusahaan
yang memperjual belikan sahamnya ke publik secara umum, sangat diperlukan.
Sebab untuk memperoleh kepercayaan terhadap umum, maka diperlukannya audit
atas laporan keuangan tersebut.
Adapun sebelum memulai mengaudit ada standar auditing yang harus dipatuhi.
Standar auditing itu sendiri adalah suatu ukuran pelaksanaan tindakan yang
merupakan pedoman umum bagi auditor dalam melaksanakan audit (Agoes,
2017). Standar audit mengandung pengertian sebagai suatu ukuran buku atas
suatu jasa audit. Standar auditing yang ditetapkan dan disahkan oleh Instiut
Akuntan Publik Indonesia terdiri dari sepuluh standar yang dikelompokkan
menjadi tiga kelompok besar, yaitu:
a. Standar Umum
1. Audit harus dilaksanakan oleh seorang atau lebih yang memiliki keahlian
dan pelatihan teknis yang cukup sebagai auditor.
2. Dalam semua hal yang berhubungan dengan perikatan, independensi
dalam sikap mental harus dipertahankan oleh auditornya.
3. Dalam pelakasanaan audit dan penyusunan laporannya, auditor wajib
menggunakan kemahiran profesionalnya dengan cermat dan saksama.
b. Standar Pekerjaan Lapangan
18
1. Pekerjaan harus direncanakan sebaik-baiknya dan jika digunakan asisten
harus disupervisi dengan semestinya.
2. Pemahaman yang memadai atas pengendalian intern harus diperoleh untuk
merencakan audit dan menentukan sifat, saat, dan lingkup pengujian yang
akan dilakukan.
3. Bukti audit kompeten yang cukup harus diperoleh melalui inspeksi,
pengamatan, permintaan keterangan, dan konfirmasi sebagai dasar
memadai untuk menyatakan pendapat atas laporan keuangan yang diaudit.
c. Standar Pelaporan
1. Laporan auditor harus menyatakan apakah laporan keuangan telah
disusun sesuai dengan standar akuntansi yang berlaku umum di
Indonesia.
2. Laporan auditor harus menunjukkan atau menyatakan, jika ada,
ketidakkonsistenan penerapan standar akuntansi dalam penyusunan
laporan keuangan periode berjalan dibandingkan dengan penerapan
standar akuntansi tersebut dalam periode sebelumnya.
3. Pengungkapan informatif dalam laporan keuangan harus dipandang
memadai, kecuali dinyatakan lain dalam laporan auditor.
4. Laporan auditor harus memuat suatu pernyataan pendapat mengenai
laporan keuangan secara keseluruhan atau suatu asersi bahwa pernyataan
demikian tidak dapat diberikan. Jika pendapat secara keseluruhan tidak
dapat diberikan, maka alasannya harus dinyatakan. Dalam hal nama
auditor dikaitkan dengan laporan keuangan, maka laporan auditor harus
memuat petunjuk yang jelas mengenai sifat pekerjaan audit yang
19
dilaksanakan, jika ada, dan tingkat tanggung jawab yang dipikul oleh
auditor.
2.1.4 Lamanya Audit
Lamanya audit merupakan rentang waktu yang diperlukan antara tanggal tahun
buku perusahaan berakhir sampai dengan tanggal laporan audit (Soetedjo, 2006).
Adapun dalam proses audit terdapat subsequent even, yaitu peristiwa atau
transaksi yang terjadi setelah tanggal laporan posisi keuangan (neraca) tetapi
sebelum diterbitkannya laporan audit, hal tersebut mempunyai akibat yang
material terhadap laporan keuangan perusahaan, sehingga memerlukan
penyesuaian atau pengungkapan dalam laporan tersebut (Agoes, 2017). Hal
tersebut yang menyebabkan lamanya waktu penyelesaian audit semakin panjang.
Semakin panjang lamanya audit, maka akan memberikan dampak buruk bagi
perusahaan sebab akan mempengaruhi ketepatan waktu dalam publikasi informasi
laporan keuangan auditan.
Menurut Dyer dan Mchugh (1975) menjelaskan tiga kriteria keterlambatan dalam
pelaporan keuangan antara lain:
1. Auditor’s report lag: interval jumlah hari antara tanggal laporan keuangan
sampai tanggal laporan auditor ditangani.
2. Preleminary lag: interval jumlah hari antara tanggal laporan keuangan
sampai penerimaan laporan akhir premiliary oleh bursa.
3. Total lag: interval jumlah hari antara tanggal laporan keuangan sampai
penerimaan laporan dipublikasikan di bursa.
20
Sebagaimana audit report lag dijelaskan menurut Knechel dan Payne (2001)
dibagi menjadi tiga komponen, yaitu: Pertama, sceduling lag yaitu selisih waktu
antara akhir tahun fiskal perusahaan dengan dimulainya pekerjaan lapangan
auditor. Kedua, fieldwork lag, yaitu selisih waktu antara dimulainya pekerjaan
lapangan dan saat penyelesaiannya. Ketiga, reporting lag yaitu selisih waktu
antara saat penyelesaian pekerjaan lapangan dengan tanggal laporan auditor.
Lamanya audit inilah yang akan berpengaruh terhadap proses penyelesaian audit
dalam hal ketepatan penyampaian informasi pada laporan keuangan yang
dipublikasi, sehingga akan berpengaruh terhadap pengambilan keputusan bagi
pengguna laporan keuangan.
2.1.5 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Lamanya Audit
A. Laba Rugi Perusahaan
Pada dasarnya laporan laba rugi memberitahu apa yang diperoleh perusahaan
tahun berjalan, apakah untung atau rugi (Raharjo, 2007). Carslaw dan Kaplan
(1991) menjelaskan ada dua alasan perusahaan mengalami kerugian cenderung
memiliki audit delay lebih panjang. Pertama, ketika terjadi kerugian perusahaan
ingin menunda kabar buruk sehingga perusahaan akan meminta auditor untuk
menjadwal ulang penugasan audit. Kedua, auditor akan lebih berhati-hati selama
proses audit jika percaya bahwa kerugian ini mungkin disebabkan karena
kegagalan keuangan perusahaan dan kecurangan manajemen.
Indiyani dan Supriyati (2012) menyatakan bahwa laba menunjukkan keberhasilan
perusahaan dalam melakukan kegiatan usahanya untuk mencari keuntungan. Para
21
investor akan menyukai perusahaan yang mengumumkan laba dibandingkan
perusahaan yang mengumumkan rugi. Agoes (2017) menyatakan bahwa laporan
laba rugi komprehensif (statement of comprehensive income) adalah suatu laporan
yang menggambarkan hasil usaha suatu perusahaan secara keseluruhan (beberapa
pendapat, beban dan laba atau rugi) untuk suatu periode tertentu.
B. Konvergensi International Financial Reporting Standards (IFRS)
International Financial Reporting Standards (IFRS) merupakan standar yang
dibuat oleh International Accounting Standards Boards (IASB) yang memiliki
tujuan tunggal pelaporan akuntansi untuk memberikan penekanan pada penilaian
profesional dengan disclosures yang jelas dan transparan mengenai substansi
ekonomis transaksi, penjelasan sampai mencapai kesimpulan tertentu. Adapun
pada saat ini Indonesia menggunakan prinsip-prinsip akuntansi berlaku umum
yang disusun oleh Ikatan Akuntansi Indonesia yang ditebitkan dalam bentuk SAK
(Standar Akuntansi Keuangan). Menurut DSAK sasaran konvergensi IFRS tahun
2012 yaitu dengan merevisi PSAK agar secara material sesuai dengan IFRS versi
1 Januari 2009. IFRS merupakan standar berbasis prinsip (principle based).
Terdapat 2 strategi dalam mengadopsi IFRS yang pertama big bang strategy,
dimana adopsi penuh dilakukan sekaligus tanpa ada masa transisi dan yang kedua
gradual strategy yaitu adopsi secara bertahap dengan masa transisi. Dimana
konvergensi IFRS di Indonesia sendiri dilakukan secara bertahap, yaitu:
1. Tahap adopsi (2008-2011), meliputi aktivitas dimana seluruh IFRS
diadopsi ke PSAK, persiapan infrastruktur yang diperlukan dan evaluasi
terhadap PSAK berbasis IFRS.
22
2. Tahap perisapan akhir (2011), dalam tahap ini dilakukan penyelesaian
terhadap persiapan infrastruktur yang diperlukan dan evaluasi terhadap
PSAK berbasis IFRS.
3. Tahap implementasi (2012), berhubungan dengan aktivitas penerapan
PSAK IFRS secara bertahap, kemudian dilakukan evaluasi terhadap
dampak penerapan PSAK secara komprehensif.
Konvergensi standar akuntansi dapat dibedakan menjadi 5 jenis, yaitu:
1. Full adoption = di mana suatu negara mengadopsi seluruh standar IFRS
dan menerjemahkan IFRS sama persis ke dalam bahasa yang negara
tersebut gunakan.
2. Adopted = di mana suatu negara mengadopsi IFRS namun disesuaikan
dengan kondisi di negara tersebut.
3. Piecemeal = di mana suatu negara hanya mengadopsi sebagian besar
nomor IFRS yaitu nomor standar tertentu dan memilih paragraf tertentu
saja.
4. Referenced = di mana standar yang diterapkan hanya mengacu pada IFRS
tertentu dengan bahasa dan paragraf yang disusun sendiri oleh pembuat
standar.
5. Not adopted at all = di mana suatu negara sama sekali tidak mengadopsi
IFRS.
SAK efektif per 1 Januari 2017, dimana mengadopsi secara penuh IFRS dalam
standar yang ada terdapat dalam tabel dibawah ini.
23
PSAK Tanggal Pengesahan
PSAK 1 : Penyajian Laporan Keuangan 28 Oktober 2015
PSAK 2 : Laporan Arus Kas 27 Agustus 2014
PSAK 3 : Laporan Keuangan Interim 28 September 2016
PSAK 4 : Laporan Keuangan Tersendiri 18 November 2016
PSAK 5 : Segmen Operasi 18 November 2016
PSAK 7 : Pengungkapan Pihak-pihak Berelasi 18 November 2015
PSAK 8 : Peristiwa Setelah Pelaporan 27 Agustus 2014
PSAK 10 : Pengaruh Perubahan Kurs Valas 27 Agustus 2014
PSAK 13 : Properti 18 November 2015
PSAk 14 : Persediaan 27 Agustus 2014
PSAK 15: Investasi pada Entitas Asosiasi dan Ventura
Bersama
18 November 2015
PSAK 16 : Aset Tetap 18 November 2015
PSAL 18 : Akuntansi dan Pelaporan Program Manfaat
Purnakarya
27 Agustus 2014
PSAK 19 : Aset Takberwujud 18 November 2015
PSAK 22 : Kombinasi Bisnis 18 November 2015
PSAK 23 : Pendapatan 27 Agustus 2014
PSAK 24 : Imbalan Kerja 28 September 2016
PSAK 25 : Kebijakan Akuntansi, Peubahan Estimasi
Akuntansi, dan Kesalahan
18 November 2015
PSAK 26 : Biaya Pinjaman 27 Agustus 2014
PSAK 28 : Akuntansi Kontrak Asuransi Kerugian 11 Desember 2012
PSAK 30: Sewa 27 Agustus 2014
PSAK 34 : Kontrak Konstruksi 27 Agustus 2014
PSAK 36 : Akuntansi Kontrak Asuransi Jiwa 11 Desember 2012
PSAK 38 : Kombinasi Bisnis Entitas Sepengendali 11 September 2012
PSAK 44 : Akuntansi Aktivitas Pengembangan Real
Estate
23 Desember 1997
PSAK 45 : Pelaporan Keungan Entitas Nirlaba 8 April 2011
PSAK 46 : Pajak Penghasilan 27 Agustus 2014
PSAK 48 : Penurunan Nilai Aset 29 April 2014
PSAK 50: Instrument Keuangan Penyajian 29 April 2014
PSAK 53 : Pembayaran Berbasis Saham 18 November 2015
PSAK 55 : Instrumen Keuangan; Pengkuan dan
Pengukuran
29 April 2014
PSAK 56 : Laba Per Saham 27 Agustus 2014
PSAK 57 : Provisi, Liabilitas Kontijensi, dan Aset
Kontijensi
18 November 2015
PSAK 58 : Aset tidak Lancar yang Dimiliki Untuk Dijual
dan Operasi yang Dihentikan
28 September 2016
PSAK 60 : Instrumen Keuangan; Pengungkapan 28 September 2016
PSAK 61: Akuntansi Hibah Pemerintah dan
Pengungkapan Bantuan
27 Agustus 2014
PSAK 62 : Kontak Asuransi 27 Agustus 2014
PSAK 63 : Pelaporan Keuangan dalam Ekonomi
Hiperinflasi
27 Agustus 2014
PSAK 64 : Aktivitas Eksplorasi dan Evaluasi pada
Pertambangan Sumber Daya Mineral
27 Agustus 2014
PSAK 65 : Laporan Keuangan Konsolidasian 18 November 2015
Tabel 2.1 SAK Konvergensi
24
PSAK 66 : Pengaturan Bersama 18 November 2015
PSAK 67 : Pengungkapan Kepentingan dalam Entitas
Lain
18 November 2015
PSAK 68 : Pengukuran Nilai Wajar 18 November 2015
PSAK 70 : Akuntansi Aset dan Liabilitas Pengapunan
Pajak
14 September 2016
ISAK 8 : Penentuan Apakah Suatu Perjanjian
Mengandung Suatu Sewa
27 Agustus 2014
ISAK 9 : Perubahan atas Liabilitas Aktivitas Purnaoperasi
Restorasi, dan Liabilitas Serupa
27 Agustus 2014
ISAK 10 : Program Loyalitas Pelanggan 27 Agustus 2014
ISAK 11 : Distribusi Aset Nonkas Kepada Pemilik 27 Agustus 2014
ISAK 13 : Lindung Nilai Investasi Neto dalam Kegiatan
Usaha Luar Negeri
27 Agustus 2014
ISAK 14 : Aset Tak berwujud- Biaya Situs Web 27 Agustus 2014
ISAK 15 PSAK 24- Batas Aset Imbalan Pasti, Persyaratan
Pendanaan Minimun dan Interaksinya
1 Oktober 2014
ISAK 16 : Perjanjian Konsesi Jasa 27 Agustus 2014
ISAK 17 : Laporan Keuangan Interim dan Penurunan
Nilai
27 Agustus 2014
ISAK 18 : Bantuan Pemerintah-Tidak ada Relasi Spesifik
dengan Aktivitas Operasi
27 Agustus 2014
ISAK 19 : Penerapan Pendekatan Penyajian Kembali
dalam PSAK 63 : Pelaporan Keuangan dalam Ekonomi
Hiperinflasi
27 Agustus 2014
ISAK 20 : Pajak Penghasilan Perubahan-perubahan dalam
Status Pajak Entitas atau Para Pemegang Saham
27 Agustus 2014
ISAK 21 : Perjanjian Konstruksi Real Estat 18 Mei 2011
ISAK 22 : Perjanjian Konsesi Jasa : Pengungkapan 27 Agustus 2014
ISAK 23 : Sewa Operasi – Intensif 27 Agustus 2014
ISAK 24 : Evaluasi Substansi Beberapa Transaksi Yang
Melibatkan Suatu Bentuk Legal Swasta
27 Agustus 2014
ISAK 25 : Hak atas Tanah 29 November 2011
ISAK 26 : Penilaian Kembali Derivatif Melekat 27 Agustus 2014
ISAK 27 : Pengalihan Aset dari Pelanggan 27 Agustus 2014
ISAK 28 : Pengakuan Liabilitas Keuangan dengan
Instrumen Ekuitas
27 Agustus 2014
ISAK 29 : Biaya Pengupasan Lapisan Tanah dalam Tahap
Produksi pada Tambang Terbuka
27 Agustus 2014
ISAK 30 : Pungutan 28 Oktober 2015
ISAK 31 : Interpretasi atas Ruang Lingkup PSAK 13:
Properti Investasi
18 November 2015
PPSAK 1 : Pencabutan PSAK 32: Akuntansi Kehutanan,
PSAK 35: Akuntansi Pendapatan Jasa Telekomunikasi,
dan PSAK 37 : Akuntansi Penyelenggaraan Jalan Tol
16 Juni 2009
PPSAK 2 : Pencabutan PSAK 41 : Akuntansi Waran dan
PSAK 43
5 Desember 2009
PPSAK 3 : Pencabutan PSAK 54 : Akuntansi
Restrukturisasi Utang Piutang Bermasalah
22 Desember 2009
PPSAK 4 : Pencabutan PSAK 31: Akuntansi Perbankan,
PSAK 42 : Akuntansi Perusahaan Efek, dan PSAK 49 :
15 Desember 2009
25
Akuntansi Perusahaan Reksa Dana
PPSAK 5 Pencabutan ISAK 6 : Interpretasi atas paragraf
12 dan 15 PSAK 55 (1999) tentang Instrumen Derivatif
Melekat pada Kontrak dalam Mata Uang Asing
15 Desember 2009
PPSAK 6 : Pencabutan PSAK 21: Akuntansi Ekuitas,
ISAK 1: Intepretasi atas Paragraf 23 PSAK No. 21
Tentang Penentuan Harga Pasar Dividen Saham, ISAK 2
Intepretasi Tentang Perlakuan Akuntansi atas Pemberian
Sumbangan atau Bantuan
1 Februari 2011
PPSAK 7 Pencabutan PSAK 44: Akuntansi Aktivitas
Pengembangan Real Estate
11 Agustus 2011
PPSAK 8 Pencabutan PSAK 27: Akuntansi
Pengkoperasian
8 April 2011
PPSAK 9 : Pencabutan ISAK 5: Interpretasi atas Paragraf
14 PSAK 50 (1998) Tentang Pelaporan Perubahan Nilai
Wajar Investasi Efek dlaam Kelompok Tersedia untuk
Dijual
20 Desember 2011
PPSAK 10 : Pencabutan PSAK 51: Akuntansi Kuasi
Reorganisasi
20 Desember 2011
PPSAK 11 : Pencabutan PSAK 39 : Akuntansi Kerja
Sama Operasi
28 Juni 2011
PPSAK 12 : Pencabutan PSAK 33: Aktivitas Pengupasan
Lapisan Tanah dan Pengelolaan Lingkungan Hidup pada
Pertambangan Umum.
12 Juli 2013
Sumber : Website IAI, 2017
C. Kompleksitas Operasi Perusahaan
Tingkat kompleksitas operasi sebuah perusahaan yang bergantung pada jumlah
dan lokasi unit operasinya (cabang) serta diversifikasi jalur produk dan pasarnya,
lebih cenderung mempengaruhi waktu yang dibutuhkan auditor untuk
menyelesaikan pekerjaan auditnya (Ariyani dan Budirtha, 2014). Sehingga hal
tersebut dapat mempengaruhi lamanya audit yang dibutuhkan. Hubungan tersebut
juga didukung oleh penelitian Ashton et al. (1987) yang menemukan bahwa
terdapat hubungan positif antara kompleksitas operasi perusahaan dengan audit
delay. Menurut Beams et al. (2009), apabila perusahaan memiliki anak
perusahaan didalam negeri maka transaksi yang dimiliki klien semakin rumit
karena ada laporan konsolidasi yang perlu di audit oleh auditor. Selain itu apabila
26
perusahaan memiliki anak perusahaan diluar negeri maka laporan tambahan yang
perlu di audit adalah laporan reasurement dan atau laporan-laporan transaksi.
Adapun pembagian tingkat kompleksitas operasi terhadap beberapa sektor
perusahaan yang terdaftar di BEI diantaranya, sektor industri jasa adalah sektor
yang menghasilkan produk berupa jasa. Sektor jasa merupakan sektor yang paling
sederhana, karena tidak melakukan kegiatan produksi serta tidak ada harga pokok
penjualan maupun akuntansi biaya yang berlaku. Sehingga tingkat kompleksitas
operasi pada sektor jasa diberikan dengan angka satu.
Sektor utama adalah industri penghasil bahan baku/ industri pengelola sumber
daya alam. Dimana sektor utama memiliki tingkatan yang cukup kompleks, salah
satunya karena adanya pengakuan biaya saat melakukan eksplorasi. Adapun biaya
eksplorasi diakui sebagai beban, kecuali apabila belum terdapat cadangan, izin
masih berlaku, dan kegiatan ekplorasi signifikan yang masih dilakukan serta
terdapat cadangan yang terbukti dan izin yang masih berlaku. Sehingga tingkat
kompleksitas operasi pada sektor utama diberikan dengan angka dua.
Sektor manufaktur adalah perusahaan industri pengolahan yang mengolah bahan
baku menjadi barang setengah jadi atau barang jadi. Kompleksitas operasi pada
sektor manufaktur merupakan sektor yang paling kompleks, karena sektor
manufaktur memiliki transaksi yang rumit dalam kegiatan produksi, hal tersebut
dapat terlihat dalam penentuan harga pokok produksi. Dimana dalam prosedur
penentuan harga pokok produksi dibagi kedalam beberapa metode, diantaranya
ialah metode harga pokok pesanan dan metode harga pokok proses (Supriyono,
1982). Dalam metode harga pokok pesanan ditentukan dengan mengumpulkan
biaya produksi langsung, sedangkan metode harga pokok proses dilakukan dengan
27
mengumpulkan data produksi tertentu dan mengumpulkan biaya-biaya terkait
yang kemudian menghitun harga pokok satuan setiap elemen biaya. Sehingga
tingkat kompleksitas operasi pada sektor manufaktur diberikan dengan angka tiga.
2.2 Penelitian Terdahulu
Adapun penelitian mengenai lamanya audit yang telah dilakukan oleh beberapa
peneliti terdahulu diringkas sebagai berikut.
Tabel 2.2 Penelitan Terdahulu
No Peneliti Judul Variabel Hasil
1. Yaacob dan
Che-Ahmad
(2012)
Adoption of
IFRS 138 and
Audit Delay in
Malaysia
Y : Audit Delay
X : Adopsi IFRS
Hasil penelitian
tersebut
menunjukkan
bahwa audit delay
meningkat secara
siginifikasn setelah
adopsi IFRS.
2. Tegangatin
dan Dewi
(2012)
Pengaruh
Adopsi IFRS
Terhadap
Audit Delay
Pada
Perusahaan
yang Terdaftar
di BEI
Y : Audit Delay
X : Adopsi IFRS
Hasil penelitian
tersebut
menunjukkan
bahwa adopsi IFRS
tidak
mempengaruhi
audit delay.
3. Sumartini
dan
Widhiyani
(2014)
Pengaruh
Opini Audit,
Solvabilitas,
Ukuran KAP,
dan Laba Rugi
Pada Audit
Report Lag
Y : Audit Report
Lag
X : Opini Audit,
Solvabilitas,
Ukuran KAP,
dan Laba Rugi
Hasil penelitan
tersebut
menunjukkan
bahwa opini audit
berpengaruh
negatif, solvabilitas
tidak berpengaruh,
ukuran KAP tidak
berpengaruh, dan
Laba/rugi tahun
berjalan
berpengaruh
negatif terhadap
28
audit report lag.
4. Daniswara
dan Kiswara
(2015)
Pengaruh
Konvergensi
International
Financial
Reporting
Standards dan
Audit Delay
(Studi Empiris
pada
Perusahaan
Manufaktur
yang Terdaftar
di BEI)
Y : Audit Delay
X : Konvergensi
IFRS, Ukuran
Perusahaan, dan
Kualitas Auditor
Hasil penelitian
tersebut
menunjukkan
bahwa konvergensi
IFRS tidak
mempengaruhi,
kualitas auditor
(KAP) berpengaruh
secara signifikan
dan ukuran
perusahaan (size)
juga tidak
berpengaruh
terhadap audit
delay.
5. Darmawan
dan
Widhiyani
(2017)
Pengaruh
Ukuran
Perusahaan,
Kompleksitas
Operasi
Perusahaan,
dan Komite
Audit pada
Audit Delay
Y : Audit Delay
X: Ukuran
Perusahaan,
Kompleksitas
Operasi
Perusahaan, dan
Komite Audit
Hasil penelitian
tersebut
menunjukkan
bahwa ukuran
perusahaan
berpengaruh
negatif tetapi tidak
signifikan, kompleksitas
operasi perusahaan
berpengaruh positif
signifikan dan
komite audit
berpengaruh
negatif terhadap
audit delay.
Sumber : Kumpulan Jurnal Periode 2012-2017
2.3 Kerangka Pemikiran
Sebelum melakukan prosedur audit, seorang auditor harus merencanakan berbagai
aspek dalam penyusunan laporan keuangan yang akan diaudit. Auditor dan klien
harus setuju terhadap syarat-syarat penugasan/perikatan (engagement) termasuk
jenis, lingkup, dan waktu perikatan (Messier et al., 2008). Dimana seorang auditor
29
harus mempertimbangkan informasi yang diperoleh dari proses penerimaan atau
keberlanjutan hubungan dengan klien relevan untuk mengidentifikasi risiko
kesalahan penyajian material (SA 315). Adapun dijelaskan dalam SA 210,
mengenai faktor dari dapat diterimanya kerangka laporan keuangan salah satunya
ialah sifat entitas dari suatu perusahaan yang akan diaudit untuk menghasilkan
laporan keuangan yang relevan sebagai contoh apakah entitas tersebut merupakan
sebuah usaha bisnis, entitas sektor publik, atau suatu organisasi nirlaba.
Mengenai waktu perikatan seorang auditor dengan kliennya, dimana fase pertama
proses audit yang berkaitan dengan perencanaaan audit tersebut ialah menerima
atau melanjutkan klien. Kantor akuntan publik harus menyelidiki klien prospektif
sebelum menerima suatu perikatan dan perlu mengevaluasi secara periodik
apakah akan tetap melayani klien yang ada (Messier et al., 2008). Sesuai dengan
Peraturan Menteri Keuangan No.17/PMK.01/2008 tentang Jasa Akuntan Publik
ayat (1), dimana dapat disimpulkan pemberian jasa audit umum atas laporan
keuangan dari suatu entitas oleh KAP paling lama untuk 6 (enam) tahun buku
berturut-turut dan oleh seorang Akuntan Publik paling lama untuk 3 (tiga) tahun
buku berturut-turut.
Perencanaan bukan merupakan suatu fase audit yang terpisah dari fase audit
lainnya, tetapi lebih merupakan suatu proses yang berkelanjutan dan berulang
yang sering dimulai seketika setelah atau dalam hubungannya dengan
penyelesaian audit periode sebelumnya dan berlanjut hingga penyelesaian
perikatan audit periode kini (SA 300). Auditor harus melaksanakan prosedur audit
yang dirancang untuk memperoleh bukti audit yang cukup kuat dan tepat, bahwa
seluruh peristiwa yang terjadi antara tanggal laporan keuangan dengan tanggal
30
laporan auditor yang mengharuskan penyesuaian atau pengungkapan dalam
laporan keuangan telah diidentifikasi (SA 560).
Dimana dalam prosesnya ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi
ketepatan waktu dalam proses penyusunan laporan keuangan auditan suatu
perusahaan. Keterlambatan waktu penyelesaian laporan keuangan audit yang
disampaikan oleh auditor kepada perusahaan dapat mempengaruhi kualitas
informasi dari laporan tersebut, karena panjangnya waktu tunda audit
menunjukkan bahwa kualitas dari laporan keuangan audit tersebut buruk dan
apabila laporan keuangan disajikan tidak tepat waktu maka informasi yang
terkandung didalamnya menjadi tidak relevan dalam pengambilan keputusan
(Dyer dan Mchugh, 1975).
Salah satu karakteristik kualitatif laporan keuangan adalah relevan (Keiso et al.,
2008). Perusahaan go public diwajibkan untuk mempublikasi laporan keuangan
beserta laporan auditor independen untuk dapat menarik bagi stakeholder dalam
menilai perusahaan tersebut, apakah dapat menghasilkan keuntungan atau justru
sebaliknya. Dalam melakukan pekerjaan audit, auditor memerlukan waktu untuk
menyelesaikan laporan keuangan yang telah diaudit. Kesulitan waktu, atau biaya
yang terlibat tidak dengan sendirinya merupakan suatu basis yang valid bagi
auditor untuk meniadakan suatu prosedur audit ketika tidak terdapat alternatif atau
menerima bukti yang kurang persuasif (SA 200).
Sebagai contoh ketika manajemen tidak mau mengakui tanggung jawabnya atau
tidak setuju untuk memberikan representasi tertulis, auditor dianggap tidak akan
dapat memperoleh bukti audit yang cukup dan relevan (SA 210). Apabila pihak
31
manajemen tidak memberikan bukti yang diperlukan untuk menyelesaikan
prosedur audit, maka auditor memerlukan waktu yang lebih panjang dalam
penyelesaian pekerjaannya. Adapun dalam hal ini terdapat beberapa faktor baik
faktor internal maupun faktor eksternal yang mempengaruhi lamanya audit,
diantaranya laba rugi perusahaan, kompleksitas operasi perusahaan (Asthon et al.,
1987), seiring perubahan standar kebijakan secara internasional maka terdapat
standar akuntansi yang berlaku secara umum yang telah diterapkan dalam
penyusunan di setiap laporan keuangan perusahaan. Oleh sebab itu konvergensi
IFRS pun dianggap telah mempengaruhi dari lamanya audit itu sendiri
(Margaretta dan Soepriyanto, 2012).
Gambar 1. Kerangka Pemikiran
Laba Rugi Perusahan
(X1)
Konvergensi IFRS
(X2)
Kompleksitas Operasi
Perusahaan
(X3)
2.4 Hipotesis
2.4.1 Pengaruh Laba Rugi terhadap Lamanya Audit
Laba rugi perusahaan memperlihatkan baik dan buruknya dari suatu kinerja
keuangan perusahaan, dimana laba ataupun rugi perusahaan memperlihatkan hasil
operasional yang diperoleh perusahaan dalam suatu periode. Para investor akan
Lamanya Audit
(Y)
32
menyukai perusahaan yang mengumumkan laba dibandingkan dengan perusahaan
yang mengumumkan rugi (Rosmawati dan Supriyati, 2010).
Penelitian yang dilakukan oleh Puspitasari dan Sari (2012), Megayanti dan
Budiartha (2016) membuktikan bahwa laba atau rugi tahun berjalan berpengaruh
negatif dan signifikan terhadap audit report lag. Hal tersebut dapat terlihat apabila
perusahaan yang mengalami baik laba ataupun rugi akan dapat mempengaruhi
dari waktu penyelesaian audit yang dilakukan oleh seorang auditor, terutama
untuk laporan keuangan yang wajib dilaporkan bagi perusahaan go public guna
menilai pencapaian yang diperoleh dari perusahaan. Seorang auditor cenderung
berhati-hati dalam melakukan prosedur audit, guna dapat memastikan nilai
kerugian dan laba yang diperoleh perusahaan yang akan mengakibatkan proses
audit yang dijalankan menjadi lebih panjang. Carslaw dan Kaplan (1991)
menjelaskan dua alasan perusahaan yang mengalami kerugian cenderung
memiliki audit delay lebih panjang. Pertama, ketika terjadi kerugian perusahaan
ingin menunda kabar buruk sehingga akan meminta auditornya untuk menjadwal
ulang penugasan audit. Kedua, auditor akan lebih berhati-hati selama prosedur
audit jika percaya kerugian ini mungkin disebabkan karena kegagalan keuangan
perusahaan dan kecurangan yang dilakukan oleh manajemen perusahaan itu
sendiri.
Berdasarkan paparan di atas, maka hipotesis dalam penelitian ini adalah :
H1 : Laba rugi perusahaan berpengaruh negatif terhadap lamanya audit.
33
Konvergensi dalam standar akuntansi dan dalam konteks standar internasional
berarti nantinya ditujukan hanya akan ada satu standar. Adopsi penuh IFRS
tersebut bukan berarti Indonesia tidak memiliki standar sendiri dan menggunakan
secara langsung IFRS. Dewan Standar Akuntansi Keuangan (DSAK) tetap
melakukan proses penerjemahan IFRS ke dalam bahasa Indonesia serta
melakukan analisis apakah IFRS dapat di terapkan di Indonesia dan sesuai dengan
kondisi hukum serta bisnis yang ada (Martani dkk, 2016). Sebagaimana penelitian
yang dilakukan oleh Carlin et al. (2009) menyatakan bahwa kompleksitas IFRS
tidak hanya terbatas pada perlakuan akuntansi, namun juga pada kesulitan untuk
mematuhi pelaporan yang terinci.
Penelitian Susianto (2017) yang menyatakan konvergensi IFRS berpengaruh
negatif terhadap audit delay, yang menjelaskan adanya penerapan PSAK berbasis
IFRS pada perusahaan justru mempercepat proses audit yang dilakukan oleh
auditor, daripada perusahaan yang tidak terkena dampak atas penerapan PSAK
berbasis IFRS. Hal tersebut berarti mengungkapkan bahwa auditor lebih cepat
dalam menyelesaikan pekerjaannya, yang dimana pengungkapan kebijakan
akuntansi yang diterapkan pada perusahaan sudah diungkapkan secara jelas pada
laporan keuangan. Sehingga lamanya audit yang diperlukan menjadi lebih cepat
pada perusahaan yang terkena dampak penerapan PSAK berbasis IFRS.
Berdasarkan paparan di atas, maka hipotesis dalam penelitian ini adalah :
H2 : Konvergensi IFRS berpengaruh negatif terhadap lamanya audit.
2.4.2 Pengaruh Konvergensi IFRS terhadap Lamanya Audit
34
Kompleksitas organisasi atau operasi merupakan akibat langsung dari pembagian
kerja dan pembentukan departemen yang berfokus pada jumlah unit yang berbeda
secara nyata (Darmawan dan Widhiyani, 2017). Tingkat kompleksitas operasi
sebuah perusahaan yang tergantung pada jumlah dan lokasi unit operasinya, dalam
hal ini anak cabang suatu perusaahaan serta diversifikasi jalur produk dan
pasarnya, lebih cenderung mempengaruhi waktu yang dibutuhkan auditor untuk
menyelesaikan pekerjaan auditnya (Ariyani dan Budhiartha, 2014).
Penelitian yang dilakukan OwusuAnsah (2000) menemukan bukti empiris bahwa
tingkat kompleksitas operasi sebuah perusahaan memiliki hubungan positif
sehingga akan berpengaruh terhadap audit report lag. Menurut Che-ahmad dan
Abidin (2008) jumlah anak perusahaan yang dimiliki perusahaan mencerminkan
bahwa perusahaan memliki unit operasi yang lebih banyak yang harus diperiksa
dalam setiap transaksi dan catatan yang menyertainya, sehingga auditor
memerlukan waktu lebih lama untuk melakukan pekerjaan auditornya. Lebih
lanjut dijelaskan, transaksi dengan pihak yang memiliki hubungan istimewa (anak
perusahaan) dapat meningkatkan risiko audit karena auditor bisa saja tidak
tanggap atas hubungan perusahaan dengan anak perusahaan yang tidak dimiliki
langsung oleh perusahaan (Widyawati dan Anggarita, 2013). Berdasarkan paparan
di atas, maka hipotesis yang dapat dirumuskan adalah :
H3: Kompleksitas perusahaan berpengaruh positif terhadap lamaya audit.
2.4.3 Pengaruh Kompleksitas Operasi Perusahaan terhadap Lamanya Audit
35
III. METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Populasi dan Sampel
Populasi dan sampel dari penelitian ini adalah seluruh perusahaan yang terdaftar
di Bursa Efek Indonesia tahun 2010-2017. Metode yang digunakan dalam
pemilihan sampel adalah metode purposive sampling. Adapun kriteria atas
sampel, yaitu:
1. Merupakan perusahaan go public yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
tahun 2010-2017.
2. Perusahaan yang telah menerbitkan laporan keuangan tahunan disertai
laporan auditor independen untuk tahun 2010-2017.
3. Memiliki data tanggal penyampaian laporan auditor independen yang telah
dipublikasikan pada website Bursa Efek Indonesia untuk tahun 2010-2017.
4. Menyediakan data yang lengkap sesuai dengan kebutuhan penelitian.
5. Menyajikan laporan keuangan dalam satuan mata uang Rupiah.
3.2 Data Penelitian
Data penelitian berisi mengenai bagaimana jenis data yang akan digunakan dalam
penelitian, sumber data tersebut, dan metode yang digunakan dalam pengumpulan
data.
36
3.2.1 Jenis dan Sumber Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, dimana data
diperoleh melalui laporan keuangan tahunan perusahaan go public yang terdaftar
di Bursa Efek Indonesia untuk tahun 2010-2017, yang merupakan rekaman
historis atas kondisi dan kinerja perusahaan. Data-data ini diakses melalui website
resmi IDX (ww.idx.co.id).
3.2.2 Metode Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan dengan metode dokumentasi yang diperoleh dari
penelusuran data dalam format elektronik melalui komputer. Data dalam format
elektronik yang diperoleh diataranya data dalam laporan keauangan tahunan
perusahaan go public yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2010-2017.
Selanjutnya data tersebut akan didokumentasikan sesuai kriteria pemilihan sampel
pada penelitan ini.
3.3 Operasional Variabel Penelitian
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah lamanya audit sebagai
variabel dependen dan beberapa variabel independen, yaitu : laba rugi perusahaan,
konvergensi IFRS, dan kompleksitas operasi perusahaan.
3.3.1 Variabel Dependen
1. Lamanya Audit
Variabel dependen merupakan variabel yang dijelaskan atau dipengaruhi oleh
variabel lain. Penelitian ini menggunakan variabel lamanya audit yang diukur
dalam jumlah satuan hari. Lamanya audit merupakan lama waktu penyelesaian
37
yang diperlukan dilihat dari rentang waktu antara tutup buku perusahaan sampai
diterbitkannya laporan auditor (Soetedjo, 2006).
3.3.2 Variabel Independen
1. Laba Rugi Perusahaan
Menurut penelitian Sumartini dan Widhiyani (2014) laba rugi perusahaan tahun
berjalan menerangkan kondisi perusahaan dimana perusahaan tersebut mengalami
laba ataupun rugi. Adapun variabel ini diberlakukan sebagai variabel dummy,
dimana apabila perusahaan melaporkan laba maka nilainya 1 dan apabila
perusahaan merugi maka nilainya 0.
2. Konvergensi IFRS
Pada tahun 2012 merupakan tahun awal dimana PSAK berbasis IFRS wajib
diterapkan oleh perusahaan yang memiliki akuntabilitas publik di Indonesia.
Pengaruh konvergensi IFRS terhadap PSAK dalam penelitian ini ditentukan dari
dampak dan tidak berdampak konvergensi dalam PSAK bagi semua perusahaan
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2010-2017. Pengukuran variabel ini
menggunakan variabel dummy, dengan kategori 1 untuk perusahaan yang terkena
dampak penerapan PSAK berbasis IFRS dan kategori 0 untuk perusahaan yang
tidak terkena dampak penerapan PSAK berbasis IFRS.
ARL = Tanggal Laporan Audit – Tanggal Laporan
38
3. Kompleksitas Operasi Perusahaan
Tingkat kompleksitas operasi perusahaan merupakan jumlah dan lokasi unit
operasi perusahaan yang berbeda. Variabel ini diukur dengan menghitung jumlah
kegiatan usaha yang dimiliki perusahaaan dan entitas anaknya. Pengukuran ini
juga digunakan dalam penelitian Ariyanti dan Budiartha (2014) serta Puspitasari
dan Latrini (2014). Dalam penelitian ini jumlah kegiatan usaha yang dimiliki
perusahaan dikalikan dengan pembobotan tingkat kompleksitas operasi
perusahaan. Pembobotan yang diberikan adalah 1 untuk perusahaan sektor jasa, 2
untuk perusahaan sektor utama, dan 3 untuk perusahaan sektor manufaktur.
3.4 Metode Analisis Data
3.4.1 Analisis Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan dan memberikan gambaran
tentang distribusi variabel-variabel dalam penelitian ini, dimana dengan melihat
nilai maksimum, minimum, rata-rata (mean) dan standar deviasi. Dimana
pengukuran variabel pada penelitian ini menggunakan skala nominal, adapun
variabel yang diteliti ialah laba rugi perusahaan, konvergensi IFRS, dan
kompleksitas operasi perusahaan.
3.4.2 Uji Asumsi Klasik
Sebelum dilakukan pengujian hipotesis, maka data yang telah diinput akan diuji
terlebih dahulu dengan uji asumsi klasik untuk mengetahui apakah data tersebut
memenuhi asumsi-asumsi dasar. Uji asumsi klasik yang digunakalan dalam
39
penelitian ini adalah uji normalitas, uji multikolinieritas, uji heteroskedastisitas,
dan uji autokorelasi.
3.4.2.1 Uji Normalitas
Menurut Ghozali (2016), uji normalitas bertujuan untuk menguji variabel
pengganggu atau residual memiliki distribusi normal atau tidak dalam model
regresi. Untuk mendeteksi normalitas data dapat dilakukan pula melalui analisis
P-P Plot. Data terdistribusi normal atau tidak dapat dilakukan dengan melihat
sebaran titik-titik yang ada pada gambar. Apabila sebaran titik-titik tersebut
mendekati atau rapat pada garis (diagonal) maka dikatakan bahwa (data) residual
terdistribusi normal, namun apabila sebaran titik-titik tersebut menjauhi garis
maka tidak terdistribusi normal.
3.4.2.2 Uji Multikolinieritas
Menurut Ghozali (2016) uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah
dalam model regresi ditemukan adanya kolerasi antar variabel bebas
(independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara
variabel independenya. Selanjutanya dijelaskan bahwa deteksi adanya
multikolinearitas dapat dilihat dari besaran Variance Inflation Factor (VIF) dan
tolerance, dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Jika nilai tolerance < 0,1 dan VIF > 10, terjadi multikolinearitas.
b. Jika nilai tolerance > 0,1 dan VIF < 10, tidak terjadi multikolinearitas.
40
3.4.2.3 Uji Heteroskedastisitas
Uji Heteroskedastisitas dengan Uji Glejser bertujuan untuk menguji apakah dalam
model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan yang
lain (Ghozali, 2016). Pada uji Glejser, nilai residual absolut diregresi dengan
variabel independen (Gujarati, 2003). Dasar pengambilan keputusan yang dapat
diambil dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Tidak tejadi heteroskedastisitas, jika nilai t hitung lebih kecil dari t tabel
dan nilai signifikansi lebih besar dari 0,05.
b. Terjadi heteroskedastisitas, jika nilai t hitung lebih besar dari t tabel dan
nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05.
3.4.2.4 Uji Autokorelasi
Menurut Ghozali (2016), uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam
model regresi linier ditemukan adanya korelasi antara kesalahan pengganggu pada
periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya), untuk
mengetahui ada atau tidak adanya autokorelasi digunakan Uji Durbin-Watson
(DW test), beberapa kriteria menurut Ghozali (2016) adalah sebagai berikut:
Tabel 3.1 Pengukuran Autokorelasi Durbin-Watson (DW Test)
Hipotesis Nol Keputusan Jika
Ada autokorelasi positif Tolak 0 <d<dl
Ada autokorelasi positif No decision dl≤d≤du
Ada korelasi negatif Tolak 4 -dl<d< 4
Ada korelasi negatif No decision 4 -du ≤d≤4 –dl
Tidak ada autokorelasi, positif
atau negative
Tidak ditolak du<d<4 –du
Sumber: Ghozali (2016)
41
3.4.3 Analisis Regresi Berganda
Analisis regresi linier berganda adalah alat analisis yang digunakan untuk
mengukur antara dua variabel atau lebih. Fungsi lain dari analisis regresi
digunakan sebagai alat untuk menunjukkan adanya arah hubungan positif atau
negatif variabel independen kepada variabel dependen (Ghozali, 2016). Model
rumus dalam penelitan ini adalah sebagai berikut:
Keterangan :
Y : Lamanya Audit PL : Laba Rugi Perusahaan
α : Konstanta IFRS : Konvergensi IFRS
β : Koefisien regresi OC : Kompleksitas Operasi
ԑ : Standard error
3.4.4 Pengujian Hipotesis
3.4.4.1 Uji Koefisien Determinasi (R2)
Pengujian R2 digunakan dalam penelitian ini untuk mengukur seberapa jauh
kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen (Ghozali,
2016). Nilai koefisien determinasi berkisar antara nol (0) sampai dengan satu (1).
Apabila nilai Rsquare semakin mendekati satu, maka variabel independen
memberikan semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variabel
dependen. Sebaliknya, semakin kecil nilai Rsquare maka kemampuan variabel
independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen semakin terbatas. Nilai
Rsquare mempunyai kelemahan yaitu nilai Rsquare akan meningkat setiap pada
Y = α + β1PL + β2IFRS + β3OC + ε
42
pertambahan satu variabel independen tersebut tidak berpengaruh signifikan
terhadap variabel dependen.
3.4.4.2 Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik f (f-test))
Uji signifikansi simultan digunakan untuk mengetahui apakah variabel
independen secara bersama-sama atau simultan mempengaruhi variabel dependen
(Ghozali, 2016). Pengujian dilakukan dengan level signifikansi 0,05 atau = 5%.
Dalam pengambilan keputusan dilakukan berdasarkan pengujian yaitu:
a. Jika terdapat nilai signifikansi ≤ 0,05 maka koefisien regresi bersifat signifikan
dan simultan variabel independen merupakan penjelas yang signifikan terhadap
variabel dependen.
b. Jika terdapat nilai signifikansi 0,05 maka berarti bahwa secara simultan
variabel independen bukan merupakan penjelas yang signifikan terhadap
variabel dependen.
3.4.3.3 Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik t)
Uji signifikansi parameter individual digunakan untuk mengetahui pengaruh
masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen (Ghozali, 2016).
Kriteria yang digunakan untuk menentukan ada atau tidaknya pengaruh yang
signifikan yaitu:
a. Jika nilai signifikansi lebih kecil dari 5% maka secara parsial variabel
independen berpengaruh terhadap variabel dependen.
b. Jika nilai signifikansi lebih besar sama dengan 5% maka secara parsial
variabel independen tidak berpengaruh terhadap variabel dependen.
61
V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh laba rugi, konvergensi IFRS,
dan kompleksitas operasi terhadap lamanya audit pada perusahaan yang terdaftar
di Bursa Efek Indonesia. Tahun pengamatan penelitian ini dimulai dari tahun
2010 sampai dengan 2017. Hasil pengujian statistik yang dilakukan dalam
penelitian ini menunjukkan bahwa:
1. Hipotesis pertama (H1) yang menyatakan bahwa laba rugi perusahaan
berpengaruh negatif terhadap lamanya audit terdukung. Hasil dalam
penelitian ini diperoleh bahwa laba rugi perusahaan berpengaruh negatif
terhadap lamanya audit. Hal ini menunjukkan bahwa semakin besar laba
atau semakin kecil kerugian yang diperoleh perusahaan maka akan
semakin pendek lamanya audit yang diperlukan.
2. Hipotesis kedua (H2) yang menyatakan bahwa konvergensi IFRS
berpengaruh negatif terhadap lamanya audit tidak terdukung. Konvergensi
IFRS tidak memiliki pengaruh terhadap lamanya audit. Hal ini
menunjukkan bahwa baik perusahaan yang terkena dampak atas penerapan
PSAK berbasis IFRS atau perusahaan yang tidak terkena dampak atas
62
penerapan PSAK berbasis IFRS tidak dapat menjadi indikator untuk
mengukur lamanya audit yang diperlukan.
3. Hipotesis ketiga (H3) menyatakan bahwa kompleksitas operasi perusahaan
berpengaruh positif terhadai lamanya audit tidak terdukung. Kompleksitas
operasi perusahaan tidak memiliki pengaruh terhadap lamanya audit. Hal
ini menunjukkan bahwa jumlah kegiatan usaha yang dimiliki perusahaan
tidak dapat menjadi indicator untuk mengukur lamanya audit yang
diperulukan.
5.2 Keterbatasan Penelitian
Penelitian ini menguji hipotesis dengan beberapa keterbatasan dan kelemahan.
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, keterbatasan dalam penelitian
ini adalah sebagai berikut:
1. Penelitian ini menggunakan tiga variabel independen sehingga
kemampuan variabel independen dalam menjelaskan variabel dependen
masih terbatas karena masih banyak variabel lainnya yang mampu
menjelaskan variabel dependen.
2. Tahun obeservasi dalam penelitian ini selama 8 periode, yaitu dari tahun
2010-2017, sehingga hasil yang diperoleh tidak dapat menjelaskan secara
keseluruhan, dikarenakan luasnya tahun pengamatan yang dilakukan pada
penelitian.
3. Variabel laba rugi perusahaan yang digunakan hanya mengkategorikan
laba dan ruginya saja, tidak melihat nominal yang diperoleh perusahaan.
63
Sehingga seberapa besar laba ataupun rugi yang diperoleh perusahaan
hanya akan memiliki angka 1 dan 0.
5.3 Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, saran yang dapat diajukan bagi
peneliti selanjutnya adalah sebagai berikut:
1. Menggunakan variabel independen yang lebih banyak dan variatif
sehingga diharapkan dapat lebih mencerminkan faktor-faktor apa saja
yang dapat mempengaruhi lamanya audit atau dalam hal ini dapat
menambahkan variabel moderating/variabel intervening untuk dapat
menghasilkan dan menjelaskan pengaruh terhadap lamanya audit.
2. Mempersempit tahun observasi agar dapat melihat kecenderungan yang
lebih spesifik terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi lamanya audit.
3. Mempersempit sub sektor perusahaan pengamatan yang dilakukan atau
dapat membandingkan dengan sektor tertentu yang memiliki waktu audit
lebih lama, sehingga mendapatkan hasil yang lebih spesifik.
DAFTAR PUSTAKA
Agoes, Sukrisno. 2017. Auditing Petunjuk Praktis Pemeriksaan Akuntan oleh
Akuntan Publik. Buku 1, edisi 5. Jakarta: Salemba Empat.
Angruningrum, Silvia & M. G. Wirakusuma. 2013. Pengaruh Prifitabilitas,
Leverage, Kompleksitas Operasi Perusahaan, Reputasi KAP, dan Komite
Audit Terhadap Audit Delay. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana. Vol.
5(2). pp. 251-270.
Ariyani, N. N. T. Dewi & I. K. Budiartha. 2014. Pengaruh Profitabilitas, Ukuran
Perusahaan, Kompleksitas Operasi Perusahaan, dan Reputasi KAP Terhadap
Audit Report Lag pada Perusahaan Manufaktur. E-Jurnal Akuntansi
Universitas Udayana. Vol. 8(2). pp. 217-230.
Ashton, R., J. Willingham & R. Elliott. 1987. Empirical Analysis of Audit Delay.
Journal of Accounting Research (autumn). pp. 275-292.
Baridwan, Zaki. 2004. Intermediate Accounting. Buku 1, edisi 8. BPFE:
Yogyakarta.
Beams, Floyd., A. Joseph., Robin P., & Suzanne H. 2009. Akuntansi Lanjutan
(Advance Accounting). Edisi 9. Jakarta: Erlangga.
Butar-butar, R. S. K. & P. B. Hadiprajitno. 2017. Analisis Faktor-faktor yang
Berpengaruh Terhadap Audit Report Lag (Studi Empiris pada Perusahaan
Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2012-2015).
Diponegoro Journal of Accounting. Vol. 6(3). pp. 1-2.
Carlin, T. M., Finnch C., & Laili N. H. 2009. Investigating Audit Quality among
Big Four Malaysian Firms. Asian Review of Accounting. Vol. 17(2). pp. 96-
114.
Carslaw, C. & S. Kaplan. 1991. An Examination of Audit Delay: Further
Evidence from New Zealand. Accounting and Business Research. Vol.
22(85). pp. 21-32.
Chambers A. E. & Stephen H. Penham. 1984. Timeliness of Reporting and the
Stock Price Reaction to Earnings Announcements. Journal of Accounting
Research. Vol. 22(1). pp. 21-47.
Chaplin, C. P. 1989. Kamus Lengkap Psikologi (diterjemahkan Kartini Kartono).
Jakarta: Rajawali Press.
Che-Ahmad, Ayoib & Shamharir Abidin. 2008. Audit Delay of Listed
Companies: A Case of Malaysia. International Business Research. Vol. 1(4).
Che-Ahmad, Ayoib & Yacoob. 2012. Adaptation of IFRS 138 and Audit Delay
ini Malaysia. International Journal of Economics and Finance. Vol. 4(1).
Darmawan, I. P. Yoga & N. L. S. Widhiyani. 2017. Pengaruh Ukuran Perusahaan,
Kompleksitas Operasi, dan Komite Audit pada Audit Delay. E-Jurnal
Akuntansi Universitas Udayana. Vol. 21(1). pp. 254-282.
Darmiari, N. P. D. & I. G. K. A. Ulupui. 2014. Karakteristik Perusahaan di Bursa
Efek Indonesia, Reputasi Kantor Akuntan Publik, dan Ketepatwaktuan
Pelaporan Keuangan. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana. Vol. 9(1). pp.
38-57.
Dyer, J. C. I. V. & A. J. McHugh. 1975. The Timeliness of The Australian Annual
Report. Journal of Accounting Research. Autumn. Vol. 13(2). pp. 204-219.
Elder, R. J., M. S. Beasley, A. A. Arens, & A. A. Jusuf. 2011. Jasa Audit dan
Assurance (Pendekatan Terpadu Adaptasi Indonesia). Buku 2. Jakarta:
Salemba Empat.
Ghozali, I & Chairi. 2007. Teori Akuntansi. Semarang: Badan Penerbit Undip.
Ghozali, I. 2016. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 23.
Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Gujarati, D. 2003. Basic Econometrics. Mc-Grawhill. NewYork
Gujarati, Damodar N dan Dawn C. Porter. 2012. Dasar-Dasar Ekonometrika.
Jakarta: Salemba Empat.
Haryani, J. & I. D. N. Wiratmaja. 2014. Pengaruh Ukuran Perusahaan, Komite
Audit, Penerapan International Financial Reporting Standards dan
Kepemilikan Publik pada Audit Delay. E-Jurnal Akuntansi Universitas
Udayana. Vol. 6(1). pp.63-78.
Hendriksen & Van Breda. 2000. Acounting Theory. McGraw Hill: International
Edition.
Hossain, M. A. & P.J. Taylor. 1998. An Examination of Audit Delay: Evidence
from Pakistan. Journal, http://www.hicbusiness.org/
Institut Akuntan Publik Indonesia. 2017. Standar Profesional Akuntan Publik
(SPAP). Diakses melalui www.iapi-lib.com/spap/1/login-home.php
Indiyani, R. E. & Supriyati. 2012. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perusahaan
Manufaktur di Indonesia dan Malaysia. The Indonesian Accounting Review.
Vol. 2(2). pp. 185-203.
Iskandar, M. J. & E. Trisnawati. 2010. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Audit
Report Lag pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Jurnal
Bisnis dan Akuntansi. Vol. 12(3). pp. 175-186.
Jusup, Al Haryono. 2002. Auditing. Buku 1, edisi 1. Sekolah Tinggi Ilmu
Ekonomi YKPN.Khairudin, & Wandita. (2017). Analisis Pengaruh Rasio
Profitabilitas, Debt To Equity Ratio (DER) dan Price To Book Value (PBV)
terhadap Harga Saham Perusahaan Pertambangan Di Indonesia. Jurnal
Akuntansi dan Keuangan, Vol. 8, No. 1 , 68-84.
Kartika, Andi. 2009. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Audit Delay di Indonesia:
Studi Empiris pada Perusahaan-perusahaan LQ45 yang Terdaftar di Bursa
Efek Indonesia Jakarta. Jurnal Bisnis dan Ekonomi. Vol. 16(1). pp. 1-17.
Keiso, D. E. & J. Weygant. 2008. Intermediate Accounting. Edisi 10, buku 1.
Jakarta: Erlangga.
Knchel, W. Robert & Jeff. L. Payne. 2001. Additional Evidence on Audit Report
Lag. A Journal of Practice and Theory. Vol. 20(1). pp. 137-146.
Keputusan Direksi PT Bursa Efek Indonesia, I-H Kep-308/BEJ/07-2004 Perihal
Sanksi. Diakses melalui http://www.idx.co.id, pada 28 Agustus 2018.
Komalasari, Agrianti. 2017. Implementation the International Financial Reporting
Standards as a Moderating Variable of the Relationship of Corporate
Governance with Earning Management. European Research Studies Journal.
Vol. XX(3A). pp. 259-277.
Komalasari, A. dan Suwardjono. 2004. The Factors Analysis Determining the
Public Companies Compliance to The Information Regulation in Indonesia.
SOSIOSAINS. Vol. 17(3). pp. 443-257.
Margaretta, S. & G. Soepriyanto. 2012. Penerapan IFRS dan Pengaruhnya
Terhadap Keterlambatan Penyampaian Laporan Keuangan. Binus Business
Review. Vol. 3(2). pp. 993-1009.
Martani, D., Sylvia V. S., Ratna W., Aria F., & Edward T. 2016. Akuntansi
Keuangan Menengah Berbasis PSAK. Edisi 2, buku 1. Jakarta: Salemba
Empat.
McGee, Robert W. 2007. Corporate Governance and The Timeliness of Corporate
Financial Reporting: A Case Study of The Russian Energy Sector. Andreas of
School and Bussiness Working Paper. Barry University USA.
Megayanti, P. & I. K. Budiartha. 2016. Pengaruh Pergantian Auditor, Ukuran
Perusahaan, Laba Rugi, dan Jenis Perusahaan pada Audit Report Lag. E-
Jurnal Akuntansi Universitas Udayana. Vol. 14(2). pp. 1481-1509.
Messier, William F., Steven M. G., & Douglas F. Prawit. 2008. Auditing and
Assurance Services A Systematic Approach. Edisi 4, buku 1. Jakarta: Salemba
Empat.
Milgram, Stanley. 1963. Behavioural Study of Obedience. Journal of Abnormal
and Social Psychology. Yale University. 67. pp. 371-378. (Online). Tersedia:
http://www.wordnik.com/words/obedience/definitions. Diakses 19 November
2018.
Owusu-Ansah, S. 2000. Timeliness of Corporate Financial Reporting in Emerging
Capital Market: Empirical Evidence from The Zimbabwe Stock Exchange.
Journal Accounting and Business Research. Vol. 30(3). pp. 59-62.
Parwati , L. A. & Y. Suhardjo. 2009. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Audit
Report Lag (ARL). SOLUSI. Vol. 8(3). pp. 29-42.
Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 29/POJK.04/2016 tentang Laporan
Tahunan Emiten atau Perusahaan Publik. Diakses pada 28 Agustus 2018,
melalui http://www.ojk.go.id.
Perusahaan yang Terlambat Menyampaikan Laporan Keuangan Audit 2017.
Diperoleh 02 Juli 2018, dari https://www.indopremier.com/ipotnews/>
(diakses 28 Agustus 2018).
Puspitasari, E. & A. N. Sari. 2012. Pengaruh Karakteristik Perusahaan Terhadap
Lamanya Waktu Penyelesaian Audit (Audit Delay) pada Perusahaan
Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Akuntansi dan
Auditing. Vol. 9(1). pp. 31-42.
Rahardjo, Budi. 2007. Keuangan dan Akuntansi untuk Manajer Non Keuangan.
Yogyakarta: Graha Ilmu.
Ratmono, D. & P. A. D. Septina. 2015. Dampak Konvergensi IFRS, Karakteristik
Perusahaan, dan Kualitas Auditor Terhadap Audit Delay. DOI:
10.18196/jai.2015.0034. Vol. 16(2). pp. 86-95.
Saleh, R. & I. Susilowati. 2004. Studi Empiris Ketepatan Wktu Pelaporan
Keuangan Manufaktur di Bursa Efek Jakarta. Jurnal Bisnis Strategi. Vol.
13. pp. 66-80.
Scott, W. R. 2012. Financial Accounting Theory. Canada: Prentice Hall Canada
Inc.
Standar Akuntansi Keuangan. 2017. Ikatan Akuntan Publik Indonesia. Diakses
melalui iaiglobal.or.id/v03/
Soetedjo, Soegeng. 2006. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Aduit Delay Log
(ARL). Jurnal Ventura. Vol. 9(2). pp.77-92.
Sumartini, N. K. A. & N. L. S. Widhiyani. 2014. Pengaruh Opini Audit,
Solvabilitas, Ukuran KAP, dan Laba Rugi pada Audit Report Lag. E-Jurnal
Akuntansi Universitas Udayana. Vol. 9(1). pp. 392-409.
Supriyono. 1982. Akuntansi Biaya: Perencanaan dan Pengendalian Biaya Serta
Pembuatan Keputusan. Edisi 6, buku 1. Jakarta: Erlangga.
Tegangatin & C. N. Dewi. 2012. Pengaruh Adopsi IFRS Terhadap Audit Delay
pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Review
Akuntansi Keuangan. Vol. 8(2). pp.15-29.
Tiono, I. & Jogi Y. 2012. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Audit Report Lag di
Bursa Efek Indonesia. Business Accounting Review. Vol. 2. pp. 286-298.
Undang-undang Nomor 21 tahun 2011 Tentang Otoritas Jasa Keuangan. Diakses
pada 28 Agustus 2018, melalui http://www.ojk.go.id.
Widyastuti, M. T. & Astika I. B. P. Pengaruh Ukuran Perusahaan, Kompleksitas
Operasi Perusahaan, dan Jenis Industri terhadap Audit Delay. E-Jurnal
Akuntansi Universitas Udayana Vol. 18(2). pp. 1082-1111
Widyawati, A. A. & Viska Anggraita. 2013. Pengaruh Konvergensi,
Kompleksitas Akuntansi, dan Profitabilitas Kebangkrutan Terhadap
Timeliness dan Manajemen Laba. Jurnal Akuntansi dan Auditing Indonesia.
Vol. 17(2). pp.135-155.
Wulansari, Anike & Supriyati. 2012. Pengujian Empiris atas Audit Delay pada
Perusahaan Perbankan Go Publik di BEI Jakarta Tahun 2005-2009. The
Indonesian Accounting Review. Vol. 2(1). pp. 25-34.
Yaputro, Jefrry W. dan Felizia A. Rudiawarni. 2012. Hubungan Antara Tingkat
Efektivitas Komite Audit Dengan Timeliness Laporan Keuangan Pada Badan
Usaha Go Public di BEI Tahun 2011. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas
Surabaya. Vol. 1 (1). pp. 1-16