analisis kesesuaian ekosistem mangrove...

12
ANALISIS KESESUAIAN EKOSISTEM MANGROVE UNTUK PENGEMBANGAN EKOWISATA (Studi Kasus Sungai Pengudang Kecamatan Teluk Sebong Kepulauan Riau) MANGROVE ECOSYSTEM SUITABILITY ANALYSIS FOR ECOTOURISM DEVELOPMENT (Case Study River Pengudang Teluk Sebong Riau Island) Eko Triyadi 1 , Andi Zulfikar S.Pi, MP 2 , Fadhliyah Idris S.Pi, M.Si 2 Mahasiswa 1 , Dosen Pembimbing 2 Jurusan Ilmu Kelautan Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan, Universitas Maritim Raja Ali Haji e-mail : [email protected] ABSTRAK Penelitian ini dilaksanakan di Desa Pengudang, Kabupaten Bintan, Provinsi Kepulauan Riau, pada bulan Agustus sampai November 2014. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk: 1). Menganalisis kesesuaian pengembangan ekowisata mangrove yang terdapat di Desa Pengudang Kecamatan Teluk Sebong Kabupaten Bintan, 2). Mengetahui daya dukung kawasan ekosistem mangrove untuk pengembangan ekowisata di Desa Pengudang Kecamatan Teluk Sebong Kabupaten Bintan. Metode yang digunakan adalah metode survey. Metode Penentuan kesesuaian berdasarkan perkalian skor dan bobot yang di peroleh pada setiap parameter, terdiri dari 5 parameter : Ketebalan, Kerapatan, Jenis Mangrove, Pasang Surut, Obyek Biota. Berdasarkan dari hasil pengamatan di lapangan , kategori ekosistem mangrove di Desa Pengudang memiliki kategori kelayakan sesuai dengan nilai 60% - <80% dengan Indeks Kesesuaian Wisata 73%. Berdasarkan penilaian indeks kesesuaian wisata Desa Pengudang sesuai untuk dijadikan kawasan ekowisata, dengan daya dukung kawasan ini mampu menampung sebanyak 16.000 orang dengan asumsi waktu yang disediakan dalam pengembangan kawasan selama 8 jam / harinya. Kata Kunci: Ekowisata Mangrove, Ekosistem Mangrove, Desa Pengudang

Upload: leanh

Post on 31-Mar-2018

242 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: ANALISIS KESESUAIAN EKOSISTEM MANGROVE ...jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec...kerang. Pada saat surut wisatawan mampu melakukan aktifitas wisata untuk dilaluinya

ANALISIS KESESUAIAN EKOSISTEM MANGROVE UNTUK

PENGEMBANGAN EKOWISATA

(Studi Kasus Sungai Pengudang Kecamatan Teluk Sebong Kepulauan Riau)

MANGROVE ECOSYSTEM SUITABILITY ANALYSIS FOR ECOTOURISM

DEVELOPMENT

(Case Study River Pengudang Teluk Sebong Riau Island)

Eko Triyadi1, Andi Zulfikar S.Pi, MP

2, Fadhliyah Idris S.Pi, M.Si

2

Mahasiswa1, Dosen Pembimbing

2

Jurusan Ilmu Kelautan

Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan, Universitas Maritim Raja Ali Haji

e-mail : [email protected]

ABSTRAK

Penelitian ini dilaksanakan di Desa Pengudang, Kabupaten Bintan, Provinsi

Kepulauan Riau, pada bulan Agustus sampai November 2014. Tujuan dari

penelitian ini adalah untuk: 1). Menganalisis kesesuaian pengembangan ekowisata

mangrove yang terdapat di Desa Pengudang Kecamatan Teluk Sebong Kabupaten

Bintan, 2). Mengetahui daya dukung kawasan ekosistem mangrove untuk

pengembangan ekowisata di Desa Pengudang Kecamatan Teluk Sebong

Kabupaten Bintan. Metode yang digunakan adalah metode survey. Metode

Penentuan kesesuaian berdasarkan perkalian skor dan bobot yang di peroleh pada

setiap parameter, terdiri dari 5 parameter : Ketebalan, Kerapatan, Jenis Mangrove,

Pasang Surut, Obyek Biota.

Berdasarkan dari hasil pengamatan di lapangan , kategori ekosistem

mangrove di Desa Pengudang memiliki kategori kelayakan sesuai dengan nilai

60% - <80% dengan Indeks Kesesuaian Wisata 73%. Berdasarkan penilaian

indeks kesesuaian wisata Desa Pengudang sesuai untuk dijadikan kawasan

ekowisata, dengan daya dukung kawasan ini mampu menampung sebanyak

16.000 orang dengan asumsi waktu yang disediakan dalam pengembangan

kawasan selama 8 jam / harinya.

Kata Kunci: Ekowisata Mangrove, Ekosistem Mangrove, Desa Pengudang

Page 2: ANALISIS KESESUAIAN EKOSISTEM MANGROVE ...jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec...kerang. Pada saat surut wisatawan mampu melakukan aktifitas wisata untuk dilaluinya

ABSTRACK

This research was conducted in the village of Pengudang , Bintan regency , Riau

Islands Province , from August to November 2014. The objective of this study

was to : 1 ) . Analyze the suitability of mangrove ecotourism development located

in the village of Teluk Sebong Pengudang Bintan regency , 2 ) . Knowing the

mangrove ecosystem carrying capacity for tourism development in the village of

Teluk Sebong Pengudang Bintan regency . The method used is a survey method .

The determination of the suitability of the method is based on multiplication of

scores and weights were obtained for each parameter , consists of 5 parameters:

thickness , density , type Mangrove , Tidal , Object Biota .

Based on observations in the field, mangrove ecosystem in the village

category Pengudang have eligibility category according to the value of 60 % - <

80 % with 73 % Travel Suitability Index . Based on the assessment of conformity

index Pengudang tourist village in accordance to be ecotourism , with a carrying

capacity of the region is able to accommodate as many as 16,000 people assuming

the time provided in the development of the region for 8 hours / day.

Keywords : Ecotourism Mangrove, Mangrove Ecosystems ,Pengudang Village

PENDAHULUAN

Hutan mangrove adalah

hutan yang tumbuh di muara sungai

daerah yang mengalami pasang

surut. Hutan mangrove merupakan

salah satu ekosistem pesisir yang

memiliki krakteristik khas.

Keberadaan hutan mangrove di

kawasan pesisir secara ekologi dapat

berfungsi sebagai penahan lumpur,

dan bermacam-macam biota

perairan sebagai daerah asuhan dan

tempat mencari makan, daerah

pemijahan dan pembesaran. Hutan

mangrove juga memiliki fungsi

hutan mangrove dapat menjaga

kesetabilan pantai, melindungi pantai

dari abrasi, menahan angin langsung

dari pantai. Hutan mangrove sangat

besar manfaatnya bagi kehidupan,

terutama bagi kehidupan disekitar

pantai.

Desa Pengudang memiliki

berbagai sumberdaya perairan salah

satunya adalah ekosistem hutan

mangrove dengan luas kurang lebih

100 Ha (BAPPEDA, 2009) dengan

Page 3: ANALISIS KESESUAIAN EKOSISTEM MANGROVE ...jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec...kerang. Pada saat surut wisatawan mampu melakukan aktifitas wisata untuk dilaluinya

pemanfaatan oleh masyarakat

setempat sebagai tempat

pemancingan tradisional,

pemasanagan bubu, tempat rekreasi,

mencari nafkah, selain hutan

mangrove pantai yang ada di Desa

Pengudang tidak kalah cantiknya

dengan pantai-pantai yang ada di

daerah lain. Untuk mengetahui

kawasan ini sesuai atau tidaknya

untuk di jadikan kawasan ekowisata

perlu di kaji : Kesesuaian Ekowisata

mangrove, bagaimana daya dukung

kawasan ekosistem mangrove dan

dapat memberikan informasi tentang

pengembangan ekowisata mangrove

bagi masyarakat setempat,

Pemerintah Daerah dalam rangka

pengembangan ekonomi kreatif

berbasis ekosistem.

METODE PENELITIAN

Waktu dan Tempat

Penelitian dilaksanakan pada

bulan Agustus 2014 - November

2014. Berlokasi di Desa Pengudang

Kecamatan Teluk Sebong,

Kabupaten Bintan.

Alat dan Bahan

Adapun bahan yang

digunakan dalam penelitian ini dapat

dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Bahan yang digunakan

dalam penelitian

No. Bahan

1. Mangrove

2. Data Sheet

3. Tinta

4.

5.

6.

7.

8.

9.

10.

Literatur – literatur

yang mendukung

penelitian

GPS

Tali Rafia

Kamera

Rol Meter

Parang

Kayu

Buku Identifikasi

Sumber : Data Primer

Metode Penelitian

Metode yang digunakan

dalam penelitian ini adalah metode

survey yaitu dimana pengukuran

secara langsung di lapangan melalui

pendekatan kualitatif dan kuantitatif.

Page 4: ANALISIS KESESUAIAN EKOSISTEM MANGROVE ...jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec...kerang. Pada saat surut wisatawan mampu melakukan aktifitas wisata untuk dilaluinya

Analisis Data

Analisis Kesessuaian Ekowisata

Mangrove

Kegiatan wisata yang akan

dikembangkan hendaknya

disesuaikan dengan potensi

sumberdaya dan peruntukannya.

Setiap kegiatan wisata mempunyai

persyaratan sumberdaya dan

lingkungan yang sesuai objek wisata

yang akan dikembangkan. Rumus

yang digunakan untuk kesesuaian

wisata mangrove adalah (Yulianda,

2007):

IKW= ∑ ( Ni ) x 100 %

Nmax

IKW = Indeks Kesesuaian Wisata

Ni = Nilai Parameter ke I (bobot x

skor)

N Max = Nilai Maksimum dari Suatu

kategori wisata

Nilai maksimum = 76

S1 = Sangat sesuai, dengan nilai

80%-100%

S2 = Sesuai, dengan nilai 60%-<80%

S3 = Sesuai bersyarat, dengan nilai

35%-<60%

N = Tidak sesuai, dengan nilai <35%

Penentuan kesesuaian berdasarkan

perkalian skor dan bobot yang

diperoleh dari setiap parameter.

Kesesuaian kawasan dilihat dari

tingkat persentase kesesuaian yang

diperoleh penjumlah nilai dari

seluruh parameter. Kesesuaian

wisata pantai kategori wisata

mangrove mempertimbangkan 5

parameter dengan 4 klasifikasi

No

Parameter Bobot Kategori

S1

Skor Kategori

S2

Skor Kategori

S3

skor Kategori

N

Skor

1. Ketebalan

mangrove

(m)

5 > 500 4 > 200 -

500

3 50 – 200 2 < 50 1

2. Kerapatan

mangrove

(100 m2

)

4 > 15 -25 4 >10 – 15 3 5-10 2 < 5 1

3. Jenis

mangrove

4 > 5 4 3 – 5 3 1 – 2 2 0 1

4. Pasang

surut (m)

3 0 – 1 4 > 1 – 2 3 > 2 – 5 2 > 5 1

5. Obyek

biota

3 Ikan,

udang,

kepiting,

moluska,

reptil,

burung

4 Ikan,

udang,

kepiting,

moluska

3 Ikan,

moluska

2 Salah

satu

biota

air

1

Page 5: ANALISIS KESESUAIAN EKOSISTEM MANGROVE ...jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec...kerang. Pada saat surut wisatawan mampu melakukan aktifitas wisata untuk dilaluinya

penilaian. Parameter kesesuaian

wisata pantai kategori wisata

mangrove antara lain: ketebalan

mangrove, kerapatan mangrove, jenis

mangrove, pasang surut, dan obyek

biota.

Analsis Daya Dukung

Daya dukung kawasan adalah

jumlah maksimum pengunjung yang

secara fisik dapat di tampung oleh

kawasan yang di sediakan pada

waktu tertentu tanpa menimbulkan

gangguan pada alam dan manusia.

Perhitungan daya dukung dalam

bentuk rumus adalah sebagai berikut

(Yulianda, 2007).

𝐷𝐷𝐾 = 𝑘𝑥𝐿𝑝

𝐿𝑡𝑥Wt

𝑊𝑝

Keterangan:

DDK = Daya Dukung Kawasan.

K = Potensi ekologis

pengunjung per satuan unit area.

Lp = Luas area atau panjang area

yang dapat dimanfaatkan.

Lt = Unit area untuk kategori

tertentu.

Wt = Waktu yang disediakan oleh

kawasan untuk kegiatan

wisata dalam satu

hari.

Wp = Waktu yang dihabiskan

oleh pengunjung untuk setiap

kegiatan tertentu.

Tabel 5. Potensi ekologis

pengunjung (K) dan luas area

kegiatan (Lt) Jenis

Kegiatan

K

(Orang)

Unit

Area

(LT)

Keterangan

Wisata

Mangrove

1 50 m2 Di hitung

panjang

Track,

setiap 1

orng

sepanjang

50 m

Sumber: Yulianda (2007)

Tabel 6. Waktu yang dibutuhkan

untuk setiap kegiatan wisata

Jenis Kegiatan Waktu yang

dibutukan Wp

(jam)

total

Waktu 1

hari Wt

(jam)

Wisata

Mangrove

1 50 m2

Sumber: Yulianda (2007)

HASIL DAN PEMBAHASAN

Kondisi Ekosistem Mangrove

Jenis mangrove yang tumbuh

pada Desa Pengudang yaitu: jenis

Rhizophora mucronata, Bruguiera

gymnorhiza, Xylocarpus

moluccensis, Lumnitzera littorea,

Rhizophora stylosa, Rhizophora

apiculata, Bruguiera cilindrica,

Avecenia alba, Avecenia lannata,

Thespesia populnea, Hibiscus

Page 6: ANALISIS KESESUAIAN EKOSISTEM MANGROVE ...jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec...kerang. Pada saat surut wisatawan mampu melakukan aktifitas wisata untuk dilaluinya

tiliaceus. Ekosistem mangrove ini

juga di tumbuhi oleh beberapa jenis

angrek dari genus Dendrobium dan

Phalaenopsis.

Ketebalan

Daerah penelitian yaitu pada

Stasiun I, Stasiun II dan Stasiun III

merupakan daerah yang terlindung

dari pengaruh ombak dan angin.

Pengukuran ketebalan mangrove

diambil secara manual menggunakan

roll meter. Roll meter ditarik dari

bibir pantai hingga kedaratan.

Stasiun 1 ketebalan mangrove 133

m, stasiun 2 ketebalan mangrove

150, stasiun 3 ketebalan mangrove

163 m dengan nilai ketebalan rata-

rata 149 m.

Jenis Mangrove

Hasil penelitian yang

dilakukan di Desa Pengudang

ditemukan jenis mangrove dari 7

famili, yaitu famili Aviceniaceae,

Rhizophoraceae, Meliaceae,

Combretaceae, Areaceae,

Pandanaceae Asclepiadaceae.

Berdasarkan hasil pengamatan

bahwa jenis mangrove yang didapat

yaitu: Avicennia alba, Avicennia

lanata, Rhizophora stylosa,

Rhizophora apiculata, Rhizophora

mucronata, Bruguiera gymnorrhiza,

Bruguiera cilindrica, Xylocarpus

moluccensis, Lumnitzera littorea,

Thespesia populnea, Hibiscus

tiliaceu, Nypa fruticans, Pandanus

odoratissima.

Tabel.10 Spesies mangrove No Spesies Stasiun

I II III

1 Avicennia alba - - +

2 Avicennia lanata - - +

3 Rhizophora

stylosa

- + -

4 Rhizophora

apiculata

- + -

5 Rhizophora

mucronata

+ + +

6 Bruguiera

gymnorrhiza

+ + +

7 Bruguiera

cilindrica

- + -

8 Xylocarpus

moluccensis

+ + -

9 Lumnitzera

littorea

+ - -

10 Thespesia

populnea

- - +

11 Hibiscus tiliaceus - - +

12 Nypa fruticans - - +

13 Pandanus

odoratissima

- - +

Sumber : Data Primer (2014)

Keterangan : + = Ditemukan, - =

Tidak ditemukan

Kerapatan

Dari hasil yang dijumpai di

lokasi penelitian jenis Bruguiera

gymnorhiza yang mendominasi pada

semua stasiun di banding jenis-jenis

lainnya , hal ini di karenakan jenis

Bruguiera gymnorhiza

Page 7: ANALISIS KESESUAIAN EKOSISTEM MANGROVE ...jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec...kerang. Pada saat surut wisatawan mampu melakukan aktifitas wisata untuk dilaluinya

(ind/100m2)

No Species St.1 St.2 St.3

1 Avecenia alba - - 4.32

2 Avecenia lannata - - 2.53

3 Bruguiera Cilindrica - 4.67 -

4 Bruguiera gymnorhiza 21.34 15.68 9.02

5 Hibiscus tiliaceus - - 1.5

6 Lumnitzera littorea 2.2 - -

7 Nypa Fruticans - - 2.06

8 Pandanus odoratissima - - 1.82

9 Rhizopora Apiculata - 7.79 -

10 Rhizopora Mucronata 20.34 5.83 5.06

11 Rhizopora stylosa - 5.81 -

12 Thespesia populnea - - 1.79

13 Xylocarpus moluccensis 3.47 1.56 -

47.36/3=15.78 41.34/3=13.78 26.6/3=8.86

pertumbuhannya mengarah kedarat

sehingga sangat mendukung

pertumbuhan dari jenis mangrove

tersebut dan sesuai dengan zona dari

jenis Bruguiera gymnorhiza.

Tabel 11. Kerapatan mangrove di

Desa Pengudang

Sumber : Data Primer (2014)

Hasil pengukuran kerapatan jenis

mangrove Desa Pengudang

memiliki kerapatan mangrove yang

cukup tinggi. Tingginya kerapatan

mangrove menunjukan banyaknya

tegakan pohon yang berada dalam

kawasan tersebut. Dengan demikian

Desa Pengudang dapat menyuplai

oksigen sehingga para pengunjung

yang datang dapat menikmati udara

segar bebas dari polusi.

Pasang Surut

Tipe pasang surut di Desa

Pengudang adalah campuran

condong ke harian tunggal (mixed

diurnal tide) dengan tinggi pasang

surut yang diperoleh pada bulan

agustus 2014 berkisar 0,8 m sampai

Page 8: ANALISIS KESESUAIAN EKOSISTEM MANGROVE ...jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec...kerang. Pada saat surut wisatawan mampu melakukan aktifitas wisata untuk dilaluinya

dengan 1,6 dengan rata rata

ketinggian 1,21. Wisatawan dapat

memanfaatkan data pasang surut

untuk kepentingan meraka saat

kapan waktunya mereka ingin ikut

berpartisipasi memancing ikan,

kerang. Pada saat surut wisatawan

mampu melakukan aktifitas wisata

untuk dilaluinya sedangkan pada saat

pasang wisatawan akan sulit untuk

dilakukan kegiatan ekowisatanya

karena akan sulit untuk dilalui, akan

tetapi ada opsi lain yaitu dengan

melihat biota perairan yang tidak

bisa dilihat pada saat surut.

Biota

Jenis-jenis biota yang

ditemukan di Desa Pengudang yaitu

Tabel 12. Jenis Biota yang

ditemukan di Ekosistem Mangrove

Elang gondol (Haliastur Indus)

Burung bangau (Bubulcus ibis

kuntul)

Burung Wallet (Collucalia)

Ikan gelodok (Periophthalmodon

Scholosseri)

Ikan Bawal (Pampus Argenteus)

Ikan Belanak(mugil sp)

Kepiting bakau (Scylla Serata)

Kepiting Batu(Myomerippedangan)

Kerang bakau (Polymesoda

Bengalensis)

Kerang bulu (Anadra Antiquata)

Kerang darah (Anadra Granosa)

Siput Laut (Cerithidea cingulata)

Umang Bakau (Bakau Clibanarius)

Siput Laut ( DostiaVioalacea)

Siput laut (Telecopium Telescopium)

Biawak (Varanus Savator)

Kadal ( Emoia Atrocostata)

Ular Bakau (Chrysopelea sp)

Udang Putih (Panaeus Merguensis)

Sumber: Data Primer (2014)

Keberadaan biota berpengaruh

terhadap kegiatan ekowisata karena

biota menjadi daya tarik untuk

wisatawan selain menjadi daya tarik,

pengunjung juga dapat menjadi

potensi pengembangan alternative

wisata dalam ekositem mangrove

(Maulida, 2013).

Analisis Kesesuaian Ekowisata

Mangrove

Stasiun 1

No

Parameter Bobot

Hasil Skor BxS

1 Ketebalan 5 133 2 10

2 Kearapatan 4 15.8 4 16

3 Jenis

Mangrove

4 4 Jenis, Rhizophora

mucronata,

Bruguiera

gymnorhiza,

Xylocarpus

moluccensis,

Lumnitzera littorea

3 12

4 Pasang Surut 3 1.21 3 9

5 Objek Biota 3 Ikan,

moluska,udang,kepiting,reptile,burung,

4 12

Nilai Skor Hasil evaluasi (%) 78

Sumber: Data Primer (2004)

Page 9: ANALISIS KESESUAIAN EKOSISTEM MANGROVE ...jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec...kerang. Pada saat surut wisatawan mampu melakukan aktifitas wisata untuk dilaluinya

Stasiun 2 N

o

Parameter B

ob

ot

Hasil Skor Bx

S

1 Ketebalan 5 150 2 10

2 Kearapatan 4 13.8 3 12

3 Jenis

Mangrove

4 6 jenis,

Rhizophora stylosa,

Rhizophora

apiculata,

Rhizophora

mucronata.

Bruguiera gymnorrhiza,

Bruguiera

cilindrica, Xylocarpus

moluccensis

3 16

4 Pasang

Surut

3 1.21 3 9

5 Objek Biota 3 kepiting,reptile,bur

ung,moluska

3 9

Nilai Skor Hasil evaluasi (%) 73

Sumber: Data Primer (2004)

Stasiun 3 N

o

Parameter B

ob

ot

Hasil Skor Bx

S

1 Ketebalan 5 163 2 10

2 Kearapatan 4 8.8 2 8

3 Jenis

Mangrove

4 avecenia

alba,avecenia lanata,rhizopora

mucronata,brugue

ra gymnorhiza,thespe

sia

populnea,hibiscus tiliaceus,nypa

frutican,pandanus

4 16

4 Pasang

Surut

3 1.21 3 9

5 Objek Biota 3 kepiting,reptile,bur

ung,moluska

3 9

Nilai Skor Hasil evaluasi (%) 68

Sumber: Data Primer (2004)

Indeks Kesesuaian Wisata (%)

No Stasiun IKW

(%)

Kategori

Kelayakan

Nilai

1 I 78 S2 (sesuai) 60 %

<80

%

2 II 73 S2 (sesuai) 60 %

<

8

0

%

3 III 68 S2(sesuai) 60 %

< 80

%

Rata-rata 73 S2(sesuai) 60 %

– 80

%

Sumber: Data Primer (2004)

Berdasarkan matriks

kesesuaian untuk kategori ekowisata

ekosistem mangrove dari setiap

parameter yang di ukur di lapangan

maka Desa Pengudang tergolong

sesuai untuk dijadikan ekowisata

mangrove. Perlu adanya perhatian

pemerintah dalam pengembangan

sarana dan prasarana yang dapat

menunjang pengembangan kegiatan

ekowisata mangrove dan perlu

adanya keterlibatan masyarakat di

dalam mengelolah, menjaga dan

melindungi ekosistem mangrove

yang ada agar terjaga kelestarian

ekosistem mangrove sehingga

masyarakat dapat hidup dengan

sejatera.

Page 10: ANALISIS KESESUAIAN EKOSISTEM MANGROVE ...jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec...kerang. Pada saat surut wisatawan mampu melakukan aktifitas wisata untuk dilaluinya

Daya Dukung Kawasan

Kawasan dibuka 8 jam

Luas Area 20 ha

Luas Area untuk kegiatan wisata

mangrove 50m2

Waktu yang dibutuhkan untuk

Wisata mangrove 2 jam

Daya dukung = Luas Area atau

panjang yang dimanfaatkan/unit area

untuk kategori ekowisata mangrove

= 200.000/50=4000

Koefisien perputaran = 8jam/2jam

=4

Total pengunjung / hari = 4.000x4

= 16.000

Dalam setiap jamnya ekowisata

mangrove didesa pengudang mampu

menampung pengunjung 4000 orang

perjamnya dan dalam satu harinya

mampu menampung sebanyak

16.000 pengunjung perhari.

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Berdasarkan hasil kesesuaian

untuk kategori Ekosistem Mangrove

untuk Pengembangan Ekowisata

Mangrove di Desa Pengudang dari

setiap parameter yang diukur

dilapangan maka Desa Pengudang

masuk kategori kelayakan S2

(sesuai) dengan nilai 60% - <80%

dengan Indeks Kesesuaian Wisata

73%. Desa Pengudang sesuai untukdi

jadikan kawasan ekowisata.

Daya dukung ekowisata

mangrove di Desa Pengudang

mampu menampung pengunjung

4000 orang perjamnya dan dalam

satu harinya kurang lebih 16.000

pengunjung perhari.

Saran

Penelitian ini hanya mengkaji

akan kesesuian ekowisata mangrove

yang ada di Desa Pengudang, perlu

adanya penelitian lanjutan tentang

alternative-alternatif ekowisata

lainya. Adanya pembangunan

infrastruktur secara terencana untuk

menunjang dalam kegiatan

ekowisata. Perlunya pelibatan

masyarakat dalam menjaga

ekosistem mangrove yang ada di

Desa Pengudang serta pelibatan

pemerintah daerah dalam berbagai

perencanaan pelaksanaan

pengembangan ekowisata mangrove

di Desa Pengudang.

Page 11: ANALISIS KESESUAIAN EKOSISTEM MANGROVE ...jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec...kerang. Pada saat surut wisatawan mampu melakukan aktifitas wisata untuk dilaluinya

DAFTAR PUSTAKA

Dishidros. 2014. Daftar Pasang

Surut Tide Tables

Kepulauan Indonesia.

Jakarta. TNI AL

Feronika F.R. 2011. Studi

Kesesuaian Ekosistem

Mangrove Sebagai Objek

Ekowisata Di Pulau Kapota

Taman Nasional Wakatobi

Sulawesi Tenggara.

Universitas Hasanuddin.

Maulida, S. 2014. Kesesuaian

Pengembangan Ekowisata

Mangrove Berbasis

Masyarakat di Desa

Malang. Universitas

Maritim Raja Ali Haji.

Mukhtasor.2007. Pencemaran

pesisir dan laut.

Jakarta:Pradnya Paramit

PPSL 2010. Kajian Pengembangan

Ekowisata Bahari Sebagai

Mata Pencaharian

Alternatif bagi Masyarakat

di Kabupaten Bintan.

UMRAH

Romimohtarto. K dan Juwana. S.

2001. Biologi Laut, Ilmu

Pengetahuan Tentang

Bilogi Laut. Djambatan.

Jakarta.

Supriharyono. 2000. Pelestarian dan

Pongelolaan Sumberdaya

Alam di Wilayah Pesisir

Tropis. Gramedia. Pustaka

Utama. Jakarta

Tuwo, A., A. Faizal, Amaluddin, M.

Yunus, M. Alimin. 2006.

Potensi dan Prospek

Pengembangan Pulau-

Pulau Kecil dan Pesisir di

Pantai Timur Sulawesi

Selatan. Balitbangda

Sulawasi Selatan. Makassar

Yoeti, O.A. 2000. Ekowisata

Pariwisata Berwawasan

Lingkungan Hidup. P.t.

Pertja. Jakarta

Yulianda, F. 2007. Ekowisata

Bahari Sebagai Alternatif

Pemanfaatan Sumberdaya

Pesisir Berbasis

Konservasi.. Makalah

Seminar Sehari

Pengelolaan Sumberdaya

Pesisir dan Laut, Institut

Pertanian Bogor.

Wetland. 2009. Lahan Basah –

Spesies Mangrove.

http://indonesia.wetlands.org

Page 12: ANALISIS KESESUAIAN EKOSISTEM MANGROVE ...jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec...kerang. Pada saat surut wisatawan mampu melakukan aktifitas wisata untuk dilaluinya