analisis kerjasama jepang - malaysia dalam...

94
ANALISIS KERJASAMA JEPANG-MALAYSIA DALAM PENGEMBANGAN INDUSTRI PARIWISATA HALAL TAHUN 2018 Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S. Sos) Oleh: Amalia Hanifa Unsi 11151130000099 PROGRAM STUDI HUBUNGAN INTERNASIONAL FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2019

Upload: others

Post on 27-Feb-2020

21 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

Page 1: ANALISIS KERJASAMA JEPANG - MALAYSIA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49643/1/AMALIA HANIFA UNSI.FISIP.pdfwilayah (wilayah persekutuan), yang meliputi kota

ANALISIS KERJASAMA JEPANG-MALAYSIA

DALAM PENGEMBANGAN INDUSTRI PARIWISATA

HALAL TAHUN 2018

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S. Sos)

Oleh:

Amalia Hanifa Unsi

11151130000099

PROGRAM STUDI HUBUNGAN INTERNASIONAL

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2019

Page 2: ANALISIS KERJASAMA JEPANG - MALAYSIA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49643/1/AMALIA HANIFA UNSI.FISIP.pdfwilayah (wilayah persekutuan), yang meliputi kota
Page 3: ANALISIS KERJASAMA JEPANG - MALAYSIA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49643/1/AMALIA HANIFA UNSI.FISIP.pdfwilayah (wilayah persekutuan), yang meliputi kota
Page 4: ANALISIS KERJASAMA JEPANG - MALAYSIA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49643/1/AMALIA HANIFA UNSI.FISIP.pdfwilayah (wilayah persekutuan), yang meliputi kota
Page 5: ANALISIS KERJASAMA JEPANG - MALAYSIA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49643/1/AMALIA HANIFA UNSI.FISIP.pdfwilayah (wilayah persekutuan), yang meliputi kota

v

ABSTRAK

Skripsi ini bertujuan untuk menganalisis alasan Jepang melakukan

kerjasama dengan Malaysia dalam pengembangan industri pariwisata halal tahun

2018. Masalah penelitian dalam skripsi ini bermula dari momen kerjasama

pengembangan industri pariwisata halal yang telah disepakati oleh kedua negara

melalui penandatanganan Memorandum of Cooperation (MoC) mengenai industri

halal. Sebagai sebuah negara minoritas muslim tentu menarik melihat fenomena

kerjasama yang dilakukan oleh Jepang dan Malaysia yang merupakan negara

mayoritas muslim. Kerjasama yang dilakukan juga merupakan kerjasama yang

memiliki nilai Islam (mengenai pariwisata halal).

Skripsi ini menggunakan metode penelitian kualitatif dan deskriptif analisis

mengenai topik yang dibahas, teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara

melakukan studi pustaka. Melalui bantuan dua kerangka konseptual yakni Konsep

Kerjasama Internasional dan Kepentingan Nasional setidaknya telah ditemukan

alasan mengapa Jepang melakukan kerjasama dengan Malaysia. Alasan hasil

analisis dari Konsep Kerjasama Internasional memunculkan hasil mengenai adanya

kesamaan kepentingan, prospek di masa depan serta timbal balik untuk kedua

negara. Konsep Kepentingan Nasional memberikan hasil analisis mengenai

kepentingan Jepang secara ekonomi untuk masuk ke dalam Pasar Pariwisata Halal

Global kemudian dari segi kepentingan budaya, Jepang untuk melakukan nation

branding sebagai negara Muslim Friendly Travel (MFT) dan dalam kepentingan

politik Jepang ingin meningkatkan hubungan baik dengan Malaysia dalam bidang

lain seperti pariwisata halal.

Kata kunci: Jepang, Malaysia, MoC, kerjasama internasional, kepentingan

nasional, pariwisata halal.

Page 6: ANALISIS KERJASAMA JEPANG - MALAYSIA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49643/1/AMALIA HANIFA UNSI.FISIP.pdfwilayah (wilayah persekutuan), yang meliputi kota

vi

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrrahim, puji serta syukur penulis ucapkan kepada Allah

SWT atas segala limpahan rahmat dan nikmat-Nya sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi yang berjudul “Analisis Kerjasama Jepang-Malaysia

dalam Pengembangan Industri Pariwisata Halal Tahun 2018". Shalawat serta

salam tak lupa diucapkan kepada Baginda Nabi Muhammad SAW selaku tauladan

bagi seluruh umat manusia.

Penulisan Skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat untuk

menyelesaikan program S1 Program Studi Ilmu Hubungan Internasional Fakultas

Ilmu Sosial dan Ilmu Politik di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Penulis kemudian

menyadari bahwa skripsi ini dapat terselesaikan atas bantuan dari berbagai pihak.

Oleh sebab itu, disini penulis sampaikan rasa terima kasih sedalam-dalamnya

kepada:

1. Allah SWT, terimakasih atas limpahan rahmat dan karunia atas

kelancaran dalam mengerjakan skripsi ini,

2. Kedua orangtua penulis, Drs. H. Mahyudin dan Hj. Dini Agus

Susilowati yang selalu memberikan dukungan serta doa yang tiada

henti. Kemudian adik penulis, Annida Fathiya Unsi yang juga selalu

memberi dukungan dan doa untuk penulis,

3. Mbah Kakung, Om, Tante, dan Sepupu penulis.

Page 7: ANALISIS KERJASAMA JEPANG - MALAYSIA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49643/1/AMALIA HANIFA UNSI.FISIP.pdfwilayah (wilayah persekutuan), yang meliputi kota

vii

4. Bapak Febri Dirgantara Hasibuan, MM selaku Dosen

Pembimbing penulis yang telah membimbing, membantu, dan

memberi dukungan tiada henti dalam menyelesaikan skripsi ini,

5. Bapak Ahmad Alfajri, MAIR selaku Kepala Program Studi Hubungan

Internasional yang telah membimbing dan membantu penulis selama

proses perkuliahan berlangsung.

6. Segenap jajaran staff dan dosen Prodi HI UIN Jakarta yang telah

memberikan ilmu dan wawasan yang bermanfaat bagi penulis dan

mahasiswa HI lainnya,

7. Teman-teman seperjuangan di HI, yaitu Fira Sintia, Anita Chania,

Nisaul Adla, Nabila Febrina, Dwisyifa Febriyanti, Mohammad Ilham,

Muthia Al-Jufri, Annisa Asti, Putri Sarah Balqis, Renni Damayanti,

Diaz Lutfika, Musyfiq Amrullah dan seluruh temah-teman HI-C lain,

8. Teman-Teman ISC,

9. Teman-teman KKN 182 2018,

10. Teman-teman Winter Project di Republik Ceko 2019, Shifa Veronica,

Farah Auliya, Bryan Bennaldi, Mahdy Al-Muhdhor, Bella Sugiarto,

11. Keluarga di Ostrava, Lenca Lazarova, Nina Katrusak, Kristyna

Tomsu, Gabca Macudova, Johanka Vitaskova,

12. Teman-teman di Deputi 4 INAPGOC,

13. Senior di HI UIN, Yaqub Al-Abror, Karizabella Putri, Diah Andam

Suri, Widya Astri, Allyn Phita, Zsahwa Maula, Jaka Haritstyo,

Page 8: ANALISIS KERJASAMA JEPANG - MALAYSIA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49643/1/AMALIA HANIFA UNSI.FISIP.pdfwilayah (wilayah persekutuan), yang meliputi kota

viii

14. Teman-teman penulis Titiana Rahma, Karina Adadiyah, Iftarry

Nurrafida, Annada Mufida, Bella Amanda, Alia Satia, Shabrina

Chaalishah, Aida Salsabila, Suha Yumna, Shabrina Hanum, Fahmaiar

Nur Oktavena, Naufal Aji.

Jakarta, 06 Oktober 2019

Amalia Hanifa Unsi

Page 9: ANALISIS KERJASAMA JEPANG - MALAYSIA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49643/1/AMALIA HANIFA UNSI.FISIP.pdfwilayah (wilayah persekutuan), yang meliputi kota

ix

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ............................................................................................................. v

KATA PENGANTAR .......................................................................................... vi

DAFTAR ISI ......................................................................................................... ix

DAFTAR TABEL................................................................................................. xi

DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xii

DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xiii

DAFTAR SINGKATAN .................................................................................... xiv

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ........................................................................... 1

1.2 Pertanyaan Penelitian ................................................................. 6

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian................................................... 6

1.4 Tinjauan Pustaka ........................................................................ 7

1.5 Kerangka Konseptual ................................................................. 11

1.5.1 Konsep Kerjasama Internasional ....................................... 11

1.5.2 Konsep Kepentingan Nasional .......................................... 16

1.6 Metode Penelitian ....................................................................... 18

1.7 Sistematika Penulisan ................................................................. 19

BAB II HUBUNGAN BILATERAL JEPANG DENGAN MALAYSIA

2.1 Sejarah Hubungan Bilateral Jepang dan Malaysia ..................... 21

2.2 Peningkatan Hubungan Kerjasama Bilateral Jepang dan

Malaysia ..................................................................................... 24

2.3 Hubungan Kemitraan Strategis Jepang dan Malaysia ................ 26

2.4 Hubungan Pariwisata Jepang dan Malaysia ............................... 28

BAB III INDUSTRI PARIWISATA HALAL DI JEPANG 3.1 Industri Pariwisata Halal ............................................................ 30

3.2 Industri Halal di Jepang .............................................................. 34

3.3 Industri Pariwisata Halal di Jepang ............................................ 35

BAB IV ANALISIS KERJASAMA JEPANG-MALAYSIA DALAM

INDUSTRI PARIWISATA HALAL TAHUN 2018

4.1 Kerjasama Industri Pariwisata Halal Jepang dan Malaysia........ 44

4.1.1 Kesamaan Kepentingan Jepang dan Malaysia .................. 45 4.1.2 Prospek Masa Depan jepang dan Malaysia ....................... 46

4.1.3 Aktor Kerjasama Jepang dan Malaysia.............................. 46

4.1.4 Resiprokal antara Jepang dan Malaysia ............................. 48

4.1.5 Institusi Kerjasama Jepang dan Malaysia .......................... 49

Page 10: ANALISIS KERJASAMA JEPANG - MALAYSIA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49643/1/AMALIA HANIFA UNSI.FISIP.pdfwilayah (wilayah persekutuan), yang meliputi kota

x

4.2 Kepentingan Nasional ................................................................ 50

4.2.1 Kepentingan Ekonomi dalam Kerjasama Pariwisata

Halal ........................................................................................... 50

4.2.2 Kepentingan Budaya dalam Kerjasama Pariwisata

Halal ........................................................................................... 54

4.2.3 Kepentingan Politik dalam Kerjasama Pariwisata

Halal ........................................................................................... 66

BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan ................................................................................. 68

5.2 Saran ........................................................................................... 69

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... xv

Lampiran

Page 11: ANALISIS KERJASAMA JEPANG - MALAYSIA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49643/1/AMALIA HANIFA UNSI.FISIP.pdfwilayah (wilayah persekutuan), yang meliputi kota

xii

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel IV.1 Kedatangan Wisatawan Muslim Periode 2010 sampai 2020...............55

Page 12: ANALISIS KERJASAMA JEPANG - MALAYSIA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49643/1/AMALIA HANIFA UNSI.FISIP.pdfwilayah (wilayah persekutuan), yang meliputi kota

xii

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar III.1Permintaan serta Penawaran Industri Pariwisata Halal .....................31

Gambar IV.1 Momen Penandatanganan MoU antara Jepang dan Malaysia .........42

Gambar IV.2 Diagram Global Halal Industry, 2016/17 .........................................51

Gambar IV.3 Rumah Makan Halal di Jepang, Hanasakaji-san ..............................61

Page 13: ANALISIS KERJASAMA JEPANG - MALAYSIA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49643/1/AMALIA HANIFA UNSI.FISIP.pdfwilayah (wilayah persekutuan), yang meliputi kota

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

1. Lampiran 1 MoCJepangMalaysiadalamBidangIndustriHalalTahun2018

Page 14: ANALISIS KERJASAMA JEPANG - MALAYSIA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49643/1/AMALIA HANIFA UNSI.FISIP.pdfwilayah (wilayah persekutuan), yang meliputi kota

xiv

DAFTAR SINGKATAN

ASEAN Association of Southeast Asian Nations

COMCEC Committee for Economic and Trade Cooperation

EAEC East Asian Economic Caucus

GMTI Global Muslim Travel Index

HJC Halal Japan Corporation

ICJ Islamic Center Japan

JAKIM Jabatan Kemajuan Islam Malaysia

JHA Japan Halal Association

JIT Japan Islamic Trust

JMEPA Japan-Malaysia Economic Partnership Agreement

LEP Look East Policy

LNG Liquified Natural Gas

METI Menteri Ekonomi, Perdagangan dan Industri

MFT Muslim Friendly Travel

MHC Malaysia Halal Association

MIHA Malaysia's International Halal Educational Organization

MNC Multinational Corporation

MoC Memorandum of Cooperation

NAHA Nippon Asia Halal Association

NGO Non-Government Organization

OIC Organization of Islamic Cooperation

SLOC Sea Lanes of Communication

UN United Nations

Page 15: ANALISIS KERJASAMA JEPANG - MALAYSIA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49643/1/AMALIA HANIFA UNSI.FISIP.pdfwilayah (wilayah persekutuan), yang meliputi kota

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Tujuan setiap negara di dunia ini pastinya memiliki perbedaan. Kemampuan

yang dimiliki sebuah negara juga pasti berbeda satu dengan lainnya, hal tersebut

dapat dipengaruhi oleh banyak hal. Keterbatasan yang dimiliki oleh setiap negara

akan berpengaruh terhadap langkah yang akan diambil untuk memenuhi tujuan

negara tersebut. Adanya perbedaan keadaan dan batasan kemampuan sebuah negara

memunculkan kerjasama internasional untuk melengkapi negara tersebut dalam

pemenuhan tujuannya. Pentingnya menjaga kerjasama internasional antar negara

akan membuat masing-masing negara merasakan manfaat yang akan berpengaruh

terhadap keadaan negaranya masing-masing.1

Jepang merupakan sebuah negara kepulauan di pesisisr timur Benua Eurasia

di belahan bumi bagian utara. Kepulauannya membentang dari timur laut ke barat

daya sejajar dengan garis pantai. Ketinggian tanah berada sekitar 20 hingga 45

derajat lintang utara dan antara sekitar 123 hingga 154 derajat bujur timur. Terdiri

dari pulau Hokkaido, Honshu, Shikoku, Kyushu, Okinawa dan masih banyak lagi.

Total populasi di Jepang tahun 2017 adalah 126,71 juta jiwa. Populasi tersebut

1 Zulkifli, “Kerjasama Internasional Sebagai Solusi Pengelolaan Kawasan

Perbatasan Negara,” (Studi Kasus Indonesia) (Jakarta: Universitas Indonesia, 2012), 18.

Page 16: ANALISIS KERJASAMA JEPANG - MALAYSIA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49643/1/AMALIA HANIFA UNSI.FISIP.pdfwilayah (wilayah persekutuan), yang meliputi kota

2

berada di peringkat ke sebelas di dunia dan mengambil 1,7 persen dari total manusia

di dunia.2

Malaysia merupakan salah satu negara yang terletak di kawasan Asia

Tenggara. Negara ini terdiri dari dua wilayah, yaitu Semenanjung Malaysia di barat

yang terletak antara Thailand dan Singapura dan negara bagian Sabah dan Serawak

yang terletak di sebelah timur Thailand di sebuah pulau yang dibagi dengan

Indonesia. Kedua wilayah negara ini dipisahkan oleh Laut Cina Selatan. Malaysia

merupakan negara federal yang terdiri dari 13 negara bagian dalam satu federal

wilayah (wilayah persekutuan), yang meliputi kota Kuala Lumpur sebagai ibukota

Malaysia, Labuan serta Putrajaya.3

Hubungan Jepang dan Malaysia dapat tergolong stabil dan bersahabat

dengan baik. Selama bertahun-tahun kedua negara ini fokus kepada hubungan

mengenai kerjasama ekonomi antar kedua negara. Hubungan khusus antar Jepang

dan Malaysia adalah pada sektor manufaktur. Perkembangan hubungan terjadi

seieing berjalannya waktu. Saat ini hubungan yang dijalin antar kedua negara tidak

hanya pada sektor ekonomi namun meluas ke sektor budaya, pariwisata, pendidikan

serta keamanan. Selama tiga dekade ke belakang, Jepang merupakan salah satu

mitra ekonomi Malaysia yang pada tahun 2014 mencapai RM 137,45 miliar atau

USD 42 miliar. Terdapat 1.400 perusahaan jepang yang beroperasi di Malaysia.4

2 Statistics Bureau, “Statictical Handbook of Japan,” (Tokyo: Ministry of Internal

Affairs and Communications, 2018), 2.

3 FAO AQUASTAT Reports, “Coutry Profile-Malaysia,” (Rome: Food and

Agriculture Organization of the United Nations (FAO), 2011), 1.

4 Zarina Zainuddin, "Malaysia-Japan Relations: Heading Towards Stronger Ties?,"

ISIS Journal hal. 13 [jurnal online] tersedia di https://isis.org.my/wp-

content/uploads/2015/10/files_IF_2015_IF9_ISIS_Focus_9_-_2015_Index_3.pdf;

Internet; diunduh pada Senin, 09 September 2019 pukul 20.51 WIB.

Page 17: ANALISIS KERJASAMA JEPANG - MALAYSIA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49643/1/AMALIA HANIFA UNSI.FISIP.pdfwilayah (wilayah persekutuan), yang meliputi kota

3

Investasi Jepang telah meluas masuk ke dalam sektor industri pariwisata

halal, teknologi hijau, properti, perhotelan serta logistik. Turis-turis asal Malaysia

memiliki jumlah yang stabil di Jepang. Melihat banyaknya turis Malaysia yang

merupakan umat muslim membuat Jepang yang sedang melakukan perluasan

investasi ke industri pariwisata halal lebih ingin mengembangkan potensi

negaranya tersebut.5

Peningkatan jumlah wisatawan muslim ke Jepang tidak sebanding dengan

para pelaku pariwisata di Jepang yang mengerti mengenai industri pariwisata halal.

Hal tersebut karena Jepang bukan merupakan negara mayoritas muslim.

Masyarakat Jepang sebanyak 51,2% menganut agama Shinto yang menjadi

populasi agama terbesar kemudian Budha sebanyak 43% serta Kristen 1%. Letak

geografis Jepang pun terletak jauh dari negara-negara mayoritas muslim.

Pemerintah Jepang berupaya secara maksimal untuk meningkatkan industri

pariwisata halal karena melihat antusiasme wisatawan muslim yang berdatangan ke

Jepang. Jepang mengupayakan faslitias yang semakin membaik untuk menjamu

para wisatawan muslim sehingga merasa nyaman ketika sedang berlibur di negara

sakura tersebut.6

Industri pariwisata halal sendiri jika diartikan merupakan industri yang

menganut konsep halal. Halal merupakan istilah bagi sesuatu yang tidak dilarang

oleh Islam yang terdapat dalam Al-Qur'an, perkataan nabi ataupun ijma dari ulama-

5 Zainuddin, "Malaysia-Japan Relations: Heading Towards Stronger Ties?", 13.

6 Eka D. Satriana dan Hayyun D. Faridah, "Wisata Halal: Perkembangan, Peluang,

dan Tantangan," Journal of Halal Product and Research (JHPR) Vol. 01 No. 02, Mei-

November 2018 hal. 37 [jurnal online]; tersedia di

https://e-journal.unair.ac.id/JHPR/article/download/10509/5804; Internet; diunduh pada

Senin, 22 April 2019 pukul 22.02 WIB.

Page 18: ANALISIS KERJASAMA JEPANG - MALAYSIA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49643/1/AMALIA HANIFA UNSI.FISIP.pdfwilayah (wilayah persekutuan), yang meliputi kota

4

ulama.7 Arti dari kata halal adalah diizinkan, disahkan, disetujui, sah atau berlisensi.

Halal melingkupi banyak aspek dalam Islam. Aspek-aspek yang dapat

dikategorikan apakah hal tersebut halal atau haram, diantaranya adalah mengenai

makanan, minuman, produk-produk pertanian, kosmetik, perbankan dan banyak

industri lain.8

Pada tanggal 26 November 2018, Jepang dan Malaysia menandatangani

Memorandum of Cooperation (MoC) Kerjasama Industri Halal. Penandatanganan

ini dilakukan oleh Menteri Ekonomi, Perdagangan dan Industri (METI) Jepang,

Hiroshige Seko dan Menteri Pengembangan Wirausaha Malaysia, H.E. Mohd.

Redzuan Md Yusof. Penandatanganan ini terjadi di kantor perdana menteri di

Tokyo.9

Pemilihan Jepang atas Malaysia sebagai mitra dalam kerjasama industri

pariwisata halal melalui beberapa alasan penting. Terdapat banyak negara yang

memiliki kapabilitas dalam pengembangan industri pariwisata halal, diantaranya

7 Imam Salehudin, "Halal Literacy: A Concept Exploration and Measurement

Validation," ASEAN MARKETING JOURNAL Vol. II No. 1, Juni 2010 hal. 2 [jurnal

online]; tersedia di http://journal.ui.ac.id/index.php/amj/article/view/1987; Internet;

diunduh pada Senin, 22 April 2019 pukul 20.33 WIB.

8 Jusmaliani dan Hanny Nasution, "Religiosity Aspect in Consumer Behaviour:

Determinants of Halal Meat Consumption," ASEAN MARKETING JOURNAL Vol. I No.

2, Desember 2009 hal. 2 [jurnal online]; tersedia di

http://journal.ui.ac.id/index.php/amj/article/view/1977; Internet; diunduh pada Senin, 22

April 2019 pukul 20.35 WIB.

9 Ministry of Economic, Trade and Industry Japan, "Japan and Malaysia Sign

Memorandum of Cooperation on Halal," [situs resmi]; tersedia di

https://www.meti.go.jp/english/press/2018/1127_002.html; Internet; diakses pada Senin,

09 September 2019 pukul 13.35 WIB.

Page 19: ANALISIS KERJASAMA JEPANG - MALAYSIA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49643/1/AMALIA HANIFA UNSI.FISIP.pdfwilayah (wilayah persekutuan), yang meliputi kota

5

United Emirates Arab dan Indonesia dan yang menjadi saingan Malaysia dalam

peringkat teratas Global Muslim Travel Index 2017.10

Indonesia merupakan negara yang masyarakatnya mayoritas muslim.

Masyarakat muslim Indonesia mencapai 87,18%. Kondisi geografis Indonesia juga

strategis yang menjadikan negara ini memiliki begitu banyak kekayaan alam.

Kekayaan alam yang dimiliki Indonesia merupakan potensi besar bagi Indonesia

dalam pengembangan industri pariwisata. Indonesia juga memiliki Majelis Ulama

Indonesia (MUI) sebagai sertifikasi halal yang membuat makanan serta minuman

di Indonesia terjamin halal dan aman bagi wisatawan muslim. Indonesia juga

mendapat penghargaan dalam World Halal Tourism di Abu Dhabi tahun 2016.11

Negara lain yang memiliki potensi dalam pengembangan pariwisata halal

adalah Uni Emirat Arab (UEA). UEA mengakui bahwa Islam merupakan agama

utama. Sejak 2017 UEA mulai fokus terhadap perkembangan pariwisata halal

sebagai salah satu pendapatan negara. Tahun 2013, UEA memperkuat eksistensinya

sebagai negara muslim dengan memperkenalkan bahwa negara tersebut merupakan

"Ibukota Ekonomi Islam".12

10 Crescent Rating, Global Muslim Travel Index 2017," [situs resmi]; tersedia di

https://www.crescentrating.com/reports/mastercard-crescentrating-global-muslim-travel-

index-gmti-2017.html; Internet; diakses pada Sabtu, 02 November 2019 pukul 22.10 WIB. 11 Eka D. Satriana dan Hayyun D. Faridah, "Wisata Halal: Perkembangan, Peluang,

dan Tantangan", 35. 12 Abdulla Alhammadi, Samer Ali, Abulhadi dan Nuruliza, "Halal Tourism

Destination in UAE: The Opportunities, Threats and Future Research," [International

Journal of Innovative Technology and Exploring Engineering Vol. 8, April 2019 [jurnal

online] hal. 789; tersedia di laman https://www.ijitee.org/wp-

content/uploads/papers/v8i6s4/F11580486S419.pdf; Internet; diakses pada Senin, 11

November 2019 pukul 18.47 WIB.

Page 20: ANALISIS KERJASAMA JEPANG - MALAYSIA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49643/1/AMALIA HANIFA UNSI.FISIP.pdfwilayah (wilayah persekutuan), yang meliputi kota

6

Peningkatan industri pariwisata halal yang dilakukan oleh Jepang serta

pemilihan Malaysia sebagai mitra kerjasama industri pariwisata halal tahun 2018

menarik untuk dibahas meliat bahwa terdapat dua negara lain yang memiliki

potensi kuat, yaitu Indonesia dengan populasi muslim yang lebih banyak daripada

Malaysia dan UEA yang memang menjadikan Islam sebagai agama utama di

negaranya. Skripsi ini akan menganalisis alasan mengapa Jepang melakukan

kerjasama dengan Malaysia untuk dapat mengembangkan industri pariwisata halal

di Jepang.

1.2 Pertanyaan Penelitian

Mengingat Jepang bukan merupakan negara mayoritas muslim namun

memiliki keinginan untuk mengembangkan industri pariwisata halal maka salah

satu upaya yang dilakukan pemerintah adalah dengan melakukan kerjasama

pariwisata halal dengan Malaysia. Poin-poin yang ada dalam perjanjian tersebut

merupakan poin-poin yang dapat mengembangkan pariwisata halal di Jepang.

Sesuai dengan pernyataan masalah yang telah dijabarkan sebelumnya,

muncul hal yang menarik penulis. Berikut adalah pertanyaan penelitian yang

menjadi pokok bahasan dalam penulisan skripsi ini:

Mengapa Jepang melakukan kerjasama dengan Malaysia dalam

pengembangan industri pariwisata halal tahun 2018?

1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Adapun tujuan dilakukannya penelitian adalah sebagai berikut:

1. Menganalisis alasan mengapa Jepang melakukan kerjasama dengan

Malaysia dalam pengembangan industri pariwisata halal tahun 2018

Page 21: ANALISIS KERJASAMA JEPANG - MALAYSIA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49643/1/AMALIA HANIFA UNSI.FISIP.pdfwilayah (wilayah persekutuan), yang meliputi kota

7

Adapun manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Mempeluas serta memperkaya wawasan keilmuan bagi mahasiswa

hubungan internasional, khususnya dalam bidang kajian kerjasama

internasional di Asia

2. Penelitian ini dapat dimanfaatkan untuk menambah bahan dan

informasi mata kuliah.

1.4 Tinjauan Pustaka

Jurnal pertama yang dijadikan tinjauan pustaka oleh penulis adalah "The

Development of Halal Market in Japan: An Exploratory Study" yang ditulis oleh

Shazlinda Md Yusof yang berasal dari Fakultas Ekonomi dan Manejemen

Universiti Kebangsaan Malaysia dan Noriyuki Shutto yang berasal dari Sekolah

Bisnis Universitas Kyushu.13 Jurnal tersebut menerangkan mengenai apa itu konsep

halal dalam Islam. Pembahasan mengenai konsep halal lebih difokuskan kepada

makanan serta minuman yang dikonsumsi seorang muslim. Jepang sebagai negara

yang bukan mayoritas muslim dan awalnya tidak memperhatikan hal tersebut,

setelah terjadi kenaikan wisatawan muslim yang berkunjung ke Jepang menjadikan

perusahaan-perusahaan pelaku usaha pariwisata di negara tersebut tertarik untuk

ikut serta dalam mengadakan makanan serta minuman halal. Industri pariwisata

halal dianggap sebagai suatu pasar baru yang sangat strategis bagi negara Jepang.14

13 Shazlinda Md Yusof dan Noriyuki Shutto, "The Development of Halal Food

Market in Japan: An Exploratory Study," Procedia - Social and Behavioral Sciences 121:

253-261, September 2012 hal. 253 [jurnal online]; tersedia di

https://www.sciencedirect.com/science/.../S18770428140114; Internet; diunduh pada

Senin, 22 April 2019 pukul 23.15 WIB.

14 Shazlinda Md Yusof dan Noriyuki Shutto, “The Development of Halal Food

Market in Japan: An Exploratory Study”, 254.

Page 22: ANALISIS KERJASAMA JEPANG - MALAYSIA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49643/1/AMALIA HANIFA UNSI.FISIP.pdfwilayah (wilayah persekutuan), yang meliputi kota

8

Dijelaskan pula di dalam jurnal mengenai bagaimana Islam pertama kali

masuk ke dalam negara tersebut. Awal mula ketika Islam masuk hanya dikenal

sebagai sebuah pengetahuan serta sejarah. Beberapa saat setelah itu Turki Utsmani

mengirim kapal angkatan laut ke Jepang untuk mengadakan hubungan diplomatik.

Seiring berjalannya waktu, terbentuklah komunitas muslim di Jepang dan adanya

pembangunan Masjid Kobe sebagai masjid pertama di Jepang yang kemudian

diikuti pembangunan-pembangunan masjid lain.15

Jurnal tersebut juga menggambarkan bagaimana pasar makanan halal di

Jepang. Jumlah penduduk muslim Jepang yang tergolong ke dalam kategori

minoritas membuat jumlah toko makanan halal, tempat ibadah serta fasilitas lain

untuk aktivitas umat muslim terbatas. Keterbatasan mengenai makanan halal pun

sangat dirasakan oleh muslim yang tinggal jauh dari kota besar, mereka harus

memesan bahan makanan dari kota-kota besar untuk mendapatkan bahan makanan

halal. Sertifikasi halal yang ada pada bahan makanan pun saat itu bukan merupakan

sertifikasi resmi dari pemerintah atau badan sertifikasi halal Jepang melainkan dari

negara asal bahan makanan tersebut. Sampai tahun 2012 tidak ada sertifikasi halal

yang resmi dari pemerintah atau instansi di Jepang.16

Perbedaan jurnal tersebut dengan fokus penelitian dalam skripsi ini adalah

tidak adanya pembahasan mengenai kerjasama Jepang dengan Malaysia dalam

mengembangkan industri pariwisata halal Jepang tahun 2018, namun adanya

15 Shazlinda Md Yusof dan Noriyuki Shutto, "The Development of Halal Food

Market in Japan: An Exploratory Study", 254.

16 Shazlinda Md Yusof dan Noriyuki Shutto, "The Development of Halal Food

Market in Japan: An Exploratory Study", 255.

Page 23: ANALISIS KERJASAMA JEPANG - MALAYSIA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49643/1/AMALIA HANIFA UNSI.FISIP.pdfwilayah (wilayah persekutuan), yang meliputi kota

9

pembahasan mengenai bagaimana awal mula Islam dapat masuk ke Jepang serta

kesadaran masyarakat Jepang terkait industri halal menjadikan jurnal ini dapat

dijadikan salah satu referensi untuk penulisan skripsi ini.

Tinjauan pustaka selanjutnya adalah jurnal milik Khadija Md Khalid, Jason

Loh Seong Wei, Ayame Suzuki yang berjudul "Three Decades of Malaysia-Japan

Relations (1981-2011): Crossed Interests and Missed Opportunities". Jurnal

tersebut menerangkan bahwa hubungan Malaysia dan Jepang sejak tahun 1981

memiliki banyak peluang kerjasama yang hilang atau hubungan bilateral kedua

negara tersebut dapat dinilai tidak mencapai potensi yang optimal bahkan pada

masa Look East Policy (LEP). Perbaikan-perbaikan kebijakan antara kedua negara

mengenai LEP terjadi pada masa pemerintahan Najib Razak (2009). Hal tersebut

menjadi penanda bahwa Malaysia dan Jepang akan memperkuat kemitraan

mereka.17

Hal tersebut menjadikan awal baru kembali bagi kedua negara untuk dapat

menyelaraskan kepentingan nasional mereka serta memanfaatkan peluang-peluang

yang ada. Jurnal ini mengatakan bahwa LEP tidak secara resmi mengubah

hubungan bilateral antara Malaysia dan Jepang. Keuntungan yang didapat oleh

kedua pihak dinilai terbatas dan terkendala. Malaysia selalu memperbaharui LEP

secara berkala namun tidak ada perubahan yang dilakukan oleh Jepang. Jurnal ini

menjelaskan bagaimana LEP di mata Malaysia dan Jepang.18

17 Khadija Md Khalid, Jason Loh Seong Wei, Ayame Suzuki, "Three Decades of

Malaysia-Japan Relations," Journal of Asia Pacific Studies Vol. 4 No. 1, 73-100 hal. 73

[jurnal online]; tersedia di https://www.japss.org/upload/6. JAPS - IASS.pdf; Internet;

diunduh pada Selasa, 10 September 2019 pukul 13.25 WIB.

18 Khadija Md Khalid, Jason Loh Seong Wei, Ayame Suzuki, "Three Decades of

Malaysia-Japan Relations", 73.

Page 24: ANALISIS KERJASAMA JEPANG - MALAYSIA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49643/1/AMALIA HANIFA UNSI.FISIP.pdfwilayah (wilayah persekutuan), yang meliputi kota

10

Penulis menganggap terdapat kesamaan pada bagaimana sejarah hubungan

bilateral Malaysia dan Jepang namun skripsi ini berbeda dengan jurnal tersebut

karena jurnal tersebut tidak membahas mengenai kerjasama industri pariwisata

halal Malaysia dan Jepang tahun 2018 melainkan lebih kepada dasar hubungan

bilateral Malaysia dan Jepang.

Jurnal selanjutnya adalah "The Global Development of Halal Food Industry:

A Survey" karya Rininta Nurrachmi. Jurnal ini memiliki tujuan untuk mengamati

adanya industri makanan halal di negara-negara maju dan berkembang serta

bagaimana masyarakat non-muslim dapat menerima pemahaman mengenai

makanan halal. Menurut jurnal ini, negara-negara maju seperti Jepang, Australia

dan Inggris memiliki permintaan yang tinggi untuk produk halal karena faktor

kenyamanan konsumsi. Mayoritas agama di negara-negara tersebut adalah non-

Islam tetapi mereka menganggap bahwa makanan halal lebih aman untuk

dikonsumsi. Terlebih untuk daging halal yang memiliki banyak permintaan di

Inggris.19

Malaysia dengan populasi masyarakat muslim sebanyak 29,8 juta jiwa

merupakan konsumen makanan halal tertinggi. Malaysia mendalami fokus kepada

industri halal dengan bergerak cepat untuk maju dalam industri ini. Malaysia

memiliki kekayaan sumber daya alam serta kemampuan menghasilkan produk halal

karena permintaan di kedua negara tersebut sangat tinggi. Industri halal dapat

19 Rininta Nurrachmi, "The Global Development of Halal Food Industry: A

Survey," Tazkia Islamic Finance and Business Review Vol. 11 No 1, 2017 hal. 42 [jurnal

online]; tersedia di https://media.neliti.com/media/publications/271324-the-global-

development-of-halal-food-ind-17b89c7a.pdf; Internet; diunduh pada Selasa, 10

September 2019 pukul 14.52 WIB.

Page 25: ANALISIS KERJASAMA JEPANG - MALAYSIA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49643/1/AMALIA HANIFA UNSI.FISIP.pdfwilayah (wilayah persekutuan), yang meliputi kota

11

dijadikan sebagai sumber pendapatan alternatif sebuah negara. Industri halal dinilai

dapat mengembangkan industri lain20

Jurnal ini dapat menjadi referensi bagaimana ketika sebuah negara non-

muslim ingin meningkatkan potensi negaranya namun tidak dapat bergerak sendiri

karena keadaan negaranya sehingga diharuskan untuk melakukan kerjasama

dengan negara lain yang memiliki potensi yang diinginkan. Perbedaannya adalah

tidak adanya pembahasan mengenai kerjasama industri pariwisata halal Malaysia

dan Jepang pada tahun 2018.

1.5 Kerangka Konseptual

1.5.1 Konsep Kerjasama Internasional

Kerjasama internasional menurut Keohane dapat dilihat sebagai upaya

negara untuk memenuhi kebutuhanya dalam sistem internasional. Pada dasarnya

kerjasama seharusnya mengarah pada keuntungan yang akan diperoleh negara-

negara yang melakukanya. Serupa dengan konflik, kerjasama juga harus

melibatkan dua negara atau lebih. Kerjasama internasional kuat kaitanya dengan

pemikiran liberalisme yang memandang positif tentang hubungan internasional.

Hal ini dikarenkan adnaya bentuk hubungan antara masyarakat selain dari

pemerintah.21

Terdapat beberapa bentuk kerjasama internasional. Pertama, kerjasama

bilateral, kerjasama ini dilakukan antara dua negara. Kedua, kerjasama multilateral,

20 Rininta Nurrachmi, "The Global Development of Halal Food Industry: A

Survey", 49.

21 Jackson dan Sorensen, “Introduction to International Relation: Theories and

Approaches”, (London: Oxford University Press, 2013), 63-65.

Page 26: ANALISIS KERJASAMA JEPANG - MALAYSIA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49643/1/AMALIA HANIFA UNSI.FISIP.pdfwilayah (wilayah persekutuan), yang meliputi kota

12

kerjasama ini dilakukan antara beberapa negara yang saling membantu tanpa

dibatasi wilayah tertentu sehingga negara di luar sebuah kawasan dapat tergabung

dalam kerjasama ini. Ketiga, kerjasama regional, kerjasama ini terdiri dari negara

di kawasan tertentu yang mementingkan keadaan negara dalam kawasan tersebut.

Negara dilihat bukanlah satu-satunya aktor dalam hubungan internasional

namun institusi dianggap sangat penting sebagai penghubung antara aktor satu dan

aktor yang lainya. Dalam kajian mengenai kerjasama internasional fokus utama dari

paham ini ialah mengenai ekonomi politik internasional. Kerjasama internasional

secara umum dapat terjadi ketika terdapat kesamaan kepentingan ataupun masalah

antar negara. Selain itu terdapat kesamaan tujuan dan usaha yang pada akhirnya

membentuk suatu kelompok atau wadah untuk melakukan kerjasama. Cakupannya

pun dapat berupa bilateral, multilateral, regional.22

Lebih jauh lagi, menurut Keohane dalam kerjasama internasional terdapat

aspek-aspek penting yang dapat dilihat. Untuk itu diperlukan berbagai aktor tidak

hanya negara dalam melakukanya. Adanya interdependensi antar negara membuat

kerjasama merupakan pilihan rasional negara untuk dapat bertahan dan maju.23

Terdapat tiga aspek penting dalam kerjasama internasional, diantaranya

adalah:

22 Jackson dan Sorensen, "Introduction to International Relation: Theories and

Approaches", 67.

23 Robert O. Keohane, "Power and Governance in Partially Globalized World",

(London: Routledge, 2002), 3-5.

Page 27: ANALISIS KERJASAMA JEPANG - MALAYSIA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49643/1/AMALIA HANIFA UNSI.FISIP.pdfwilayah (wilayah persekutuan), yang meliputi kota

13

Kesamaan Kepentingan (Mutuality of Interest)

Keohane melihat pada dasarnya tidak ada kepentingan yang sama natar

negara meskipun negara-negara tersebut memiliki karakteristik yang sama.

Namun, tidak berarti kerjasama tidak bisa dicapai. Dalam konteks ini

Keohane melihat kesamaan kepentingan merujuk pada adanya kebutuhan

antar negara yang saling komplementer.24

Prospek di Masa Depan (Shadow of The Future)

Keohane melihat aspek adanya ketidakstabilan internasional merupakan

faktor pendorong adanya kerjasamaa. Negara-negara yang terlibat dalam

kerjasama tersebut perlu memandang ke depan mengenai kepentingan

masing-masing yang akan mudah dicapai apabila saling bekerjasama.

Aspek ini lah yang membedakan kerjasama antara ekonomi dan sosial

dengan kerjasma militer, dimana isu politik dan ekonomi lebih mudah

dilakukan kerjasama dibandingkan dengan isu keaamanan internasional.25

Aktor dalam Kerjasama (Numbers and Character of Player)

Keohane berpandangan dalam membentuk sebuah kerjasama, selain

memperhatikan aspek kepentingan dan struktur kerjasama, negara juga

melihat aspek siapa yang akan melakukan kerjasama. Negara

memperhatikan karateristik dan kepentingan mitra dalam kerjasama. Dalam

24 Robert Axelrod dan Robert O. Keohane, "Achieving Cooperation under

Anarchy: Strategies and Institutions, World Politics Vol. 38 No. 1, Oktober 1985 hal. 228

[jurnal online]; tersedia di https://www.jstor.org/stable/2010357?seq=1 -

page_scan_tab_contents; Internet; diunduh pada Rabu, 02 Oktober 2019 pukul 13.35 WIB

25 Robert Axelrod dan Robert O. Keohane, "Achieving Cooperation under

Anarchy: Strategies and Institutions”, 232.

Page 28: ANALISIS KERJASAMA JEPANG - MALAYSIA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49643/1/AMALIA HANIFA UNSI.FISIP.pdfwilayah (wilayah persekutuan), yang meliputi kota

14

aspek ini karakteristik yang dipertimbangkan antara lain, sejauh mana

negara dapat terjadi peluang kerjasama, baik adanya kesamaan karakteristik

negara serta keuntungan material dan kapabilitas negara yang akan menjadi

mitra kerjasama.26

Reciprocity atau asas resiprokal antar negara.

Walaupun negara memiliki karakter yang egoistik namun asas ini menurut

Keohane sangat krusial dalam mendukung adanya kerjasama. Resiprokal

atau asas timbal balik berupa keuntungan dan dukungan yang diberikan

antar negara dalam kerjasama yang di dalamnya terdapat ketentuan yang

berlaku.27

Keohane dalam melihat kerjasama haruslah didukung oleh adanya institusi

sebagai jembatan kepentingan, Keohane membaginya ke dalam tiga bentuk yaitu:

28

Institusi formal

Intitusi formal merujuk pada organisasi formal baik dalam bentuk

pemerintah maupun non-pemerintah seperti United Nation (UN) atau

Association of Southeast Asian Nation (ASEAN), namun juga termasuk

26 Robert Axelrod dan Robert O. Keohane, "Achieving Cooperation under

Anarchy: Strategies and Institutions”, 234.

27 Robert Axelrod dan Robert O. Keohane, "Achieving Cooperation under

Anarchy: Strategies and Institutions”, 244.

28 Robert O. Keohane, "International Institutions: Two Approaches," International

Studies Quarterly Vol. 32 No. 4, Desember 1988 hal. 382 [jurnal online]; tersedia di

https://edisciplinas.usp.br/pluginfile.php/161137/mod_resource/content/1/Keohane 1988 -

International Institutions - two approaches.pdf; Internet; diunduh pada Rabu, 02 Oktober

2019 pukul 13.40 WIB.

Page 29: ANALISIS KERJASAMA JEPANG - MALAYSIA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49643/1/AMALIA HANIFA UNSI.FISIP.pdfwilayah (wilayah persekutuan), yang meliputi kota

15

aktor transnasional seperti Non-Government Organization (NGO) dan

Multinational Corporation (MNC).

Rezim

Rezim merupakan wujud dari upaya sekelompok negara untuk secara

bersama menyelesaikan suatu masalah yang spesifik dalam kondisi

internasional, seperti proliferasi nuklir, perdagangan internasional, dan

perubahan iklim.

Konvensi/perjanjian

Konvensi atau perjanjian merupakan seperangkat aturan untuk melakukan

suatu tindakan oleh yang terikat dalam konvensi tersebut. Menurut

Keohane, Konvensi merupakan bentuk wadah interaksi timbal balik

mengenai urusan internasional. Keohane berpendapat bahwa konvensi

memiliki kualitas dan kemampuan seperti institusi dalam mengontrol aktor-

aktor yang terlibat.

Konsep kerjasama internasional menurut Keohane dipilih penulis

karena penulis merasa poin-poin yang ada dapat menganalisis kerjasama

antara Jepang dan Malaysia dalam kerjasama industri pariwisata halal tahun

2018. Alasan kerjasama antara kedua negara ini dapat dilihat dari kesamaan

kepentingan, prospek di masa depan, pemilihan mitra kerjasama serta

institusi yang digunakan dalam proses kerjasama. Penulis menganggap

konsep ini dapat menganalisis bahasan yang diteliti dalam skripsi ini.

Page 30: ANALISIS KERJASAMA JEPANG - MALAYSIA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49643/1/AMALIA HANIFA UNSI.FISIP.pdfwilayah (wilayah persekutuan), yang meliputi kota

16

1.5.2 Konsep Kepentingan Nasional

Scott Burchill menjabarkan mengenai konsep kepentingan nasional

memiliki pandangan yang optimis dan positif terhadap politik internasional dan

kepentingan suatu negara.29 Burchill tidak menyangkal adanya aspek kompetisi

dalam aspek hubungan internasional namun intensitas yang muncul bukanlah

konfik namun ialah kolaborasi dan kerjasama. Burchill melihat terdapat tiga aspek

penting dalam kepentingan nasional:

Kepentingan Ekonomi

Kepentingan nasional mengedepankan aspek pengejaran keuntungan

material pribadi suatu negara. Hal ini dapat dilakukan dengan mendukung adanya

insdustrialisasi dan pergadangan internasional negara. Kepentingan ekonomi

dilihat sebagai salah satu kepentingan dasar suatu negara. Negara berkepentingan

untuk masuk dan bersaing dalam pasar internasional untuk mendukung tujuan-

tujuan negara tersebut.30

Kepentingan Budaya

Suatu negara memiliki kepentingan untuk melakukan penyebaran

demokrasi di seluruh dunia. Hal tersebut dapat dicapai dengan adanya upaya

meningkatkan kerjasama dan pemahaman antara masyarakat dunia dan mendorong

persahabatan internasional, pemikiran dan pemahaman kosmopolitan.31 Iklim

politik internasional yang damai akan mendukung adanya kepentingan negara-

29 Scott Burchill, “The National Interest in International Relations Theory”, (New

York: Pal-grave Macmillan, 2005), 104.

30 Scott Burchill, "The National Interest in International Relations Theory", 119.

31 Scott Burchill, "The National Interest in International Relations Theory", 112.

Page 31: ANALISIS KERJASAMA JEPANG - MALAYSIA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49643/1/AMALIA HANIFA UNSI.FISIP.pdfwilayah (wilayah persekutuan), yang meliputi kota

17

negara untuk dapat bekerjasama dan memajukan negaranya. Negara tidak hanya

berkepentingan dalam mendukung perdamaian antar negara tetapi juga bagi

kelompok masyarakat, bisnis dan semua aspek kehidupan. Salah satu upaya yang

dapat dilakukan ialah dengan lebih mengedepankan pada aspek soft power seperti

nation branding.32

Kepentingan Politik

Globalisasi membuat segala aspek politik internasional semakin

multidimensional dan interdepnden. Negara memiliki kepentingan untuk semakin

melakukan kerjasama baik secara formal maupun informal melalui institusi dan

penguatan aktor non-negara. Hal tersebut dikarenakan negara memiliki

kepentingan untuk menciptakan iklim internasional yang damai dan bebas dari

konflik. Kooperasi merupakan instrumen penting dalam kepentingan negara. Hal

ini membuat negara berkepentingan untuk semakin mendukung adanya aktor-aktor

non-negara dan penghilangan batas antar negara baik dalam aspek politik, ekonomi,

sosial, dan sebagainya.33

Dari pemaparan diatas dapat dilihat bahwasanya kepentingan nasional

menurut Burchill melihat adanya pandangan mengenai iklim internasional yang

kooperatif dan multidimensional membuat negara memiliki kepentingan nasional

yang menitikberatkan pada aspek perdamanain, ekonomi dan kerjasama

internasional. Penelitian mengenai hubungan kerjasama antara Jepang dan

Malaysia dapat diamati dengan aspek kepentingan nasional yang mengedepankan

32 Scott Burchill, "The National Interest in International Relations Theory", 114.

33 Scott Burchill, "The National Interest in International Relations Theory", 123.

Page 32: ANALISIS KERJASAMA JEPANG - MALAYSIA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49643/1/AMALIA HANIFA UNSI.FISIP.pdfwilayah (wilayah persekutuan), yang meliputi kota

18

aspek kerjasama. Terdapat karakter-karakter kepentingan nasional kedua negara

yang dapat dianalisis melalui konsep ini. Adanya kondisi globalisasi membuat

kedua negara khususnya Jepang melaukan kejasama untuk medukung kepentingan

ekonomi, perdamanian dan kerjasama internasional.

Pemilihan konsep ini menurut penulis dapat menjadi alat untuk

menganalisis bahasan skripsi ini. Alasan mengapa Jepang melakukan kerjasama

dengan Malaysia dalam industri pariwisata halal tahun 2018 dapat dilihat dari

kepentingan ekonomi, budaya serta politik Jepang.

1.6 Metode Penelitian

Penelitian jika diartikan secara luas merupakan proses pengumpulan data,

informasi atau fakta untuk menambah pengetahuan. Penelitian juga dapat diartikan

sebagai suatu penyelidikan atau penemuan yang dilakukan secara kritis dalam

mencari suatu fakta yang sebelumnya belum didapatkan. Penelitian juga adalah

penyelidikan yang bersifat empiris, sistematis serta terkontrol dalam prosesnya.

Penelitian bersifat objektif.34 Dalam skripsi ini, penulis menggunakan metode

penelitian kualitatif dalam meneliti alasan mengapa Jepang melakukan kerjasama

dengan Malaysia dalam mengembangkan industri pariwisata halal Jepang tahun

2018.

Penelitian kualitatif merupakan penelitian yang mencari makna atau

pemahaman mengenai suatu fenomena. Penelitian ini bersifat naratif dan penulis

34 Muri Yusuf, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif & Penelitian Gabungan,

(Jakarta: Kencana, 2017), 25-26

Page 33: ANALISIS KERJASAMA JEPANG - MALAYSIA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49643/1/AMALIA HANIFA UNSI.FISIP.pdfwilayah (wilayah persekutuan), yang meliputi kota

19

akan mengumpulkan data secara bertahap yang kemudian akan disimpulkan.35 Cara

yang akan penulis lakukan untuk dapat menyusun skripsi ini adalah dengan

deskriptif analisis mengenai topik yang dibahas kemudian dilakukan studi pustaka

melalui sumber sekunder yang berasal dari buku, jurnal, berita resmi pemerintahan

dan berita online.

1.7 Sistematika Penulisan

BAB I PENDAHULUAN

Bagian ini akan membahas mengenai latar belakang masalah yang

mencakup fokus masalah serta proses bagaimana masalah tersebut muncul.

Terdapat pula pertanyaan penelitian yang dilanjutkan dengan tujuan serta manfaat,

tinjauan pustaka, kerangka konseptual, metode penelitian dan yang terakhir

sistematika penulisan.

BAB II KERJASAMA JEPANG-MALAYSIA

Bagian ini akan membahas bagaimana sejarah umum hubungan antara

kedua negara, Jepang dan Malaysia. Bahasan berikutnya akan fokus kepada

peningkatan hubungan kerjasama bilateral Jepang dan Malaysia.

BAB III INDUSTRI HALAL DI JEPANG

Bagian ini akan membahas mengenai bagaimana konsep halal menurut

ajaran Islam secara umum yang bahasan pertama akan menjelaskan sejarah secara

singkat serta perkembangan Islam di Jepang. Bahasan selanjutnya adalah mengenai

institusi sertifikasi halal di Jepang.

35 Muri Yusuf, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif & Penelitian Gabungan,

328

Page 34: ANALISIS KERJASAMA JEPANG - MALAYSIA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49643/1/AMALIA HANIFA UNSI.FISIP.pdfwilayah (wilayah persekutuan), yang meliputi kota

20

BAB IV ANALISIS KERJASAMA JEPANG-MALAYSIA DALAM

PENGEMBANGAN INDUSTRI PARIWISATA HALAL TAHUN 2018

Bagian ini berisi analisis alasan Jepang bekerjasama dengan Malaysia

dalam pengembangan industri pariwisata halal tahun 2018. Analisis dalam bab ini

juga akan diperkuat dengan konsep yang telah dijabarkan dalam kerangka

konseptual.

BAB V PENUTUP

Bagian akhir dari skripsi ini akan menjelaskan jawaban penulis mengenai

pertanyaan penelitian yang ada. Jawaban penelitian tersebut didapat dari analisis

yang terdapat pada bab sebelumnya.

Page 35: ANALISIS KERJASAMA JEPANG - MALAYSIA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49643/1/AMALIA HANIFA UNSI.FISIP.pdfwilayah (wilayah persekutuan), yang meliputi kota

21

BAB II

HUBUNGAN BILATERAL JEPANG DENGAN MALAYSIA

2.1 Sejarah Hubungan Bilateral Jepang dan Malaysia

Malaysia berhasil merdeka dari Inggris pada tahun 1957 kemudian negara

tersebut langsung memperkuat ekonomi serta melakukan hubungan diplomatik

dengan Jepang. Hubungan kedua negara tersebut kemudian lebih diperkuat dengan

adanya Look East Policy (LEP) yang dicetuskan oleh Perdana Menteri Malaysia

Datuk Seri Dr. Mahathir bin Mohamad awal tahun 1980. Menurut Malaysia bukan

hanya negara-negara di Barat yang menjadi panutan tetapi juga belajar dari East

Asian Develompment Model yang telah dibentuk untuk kemajuan ekonomi negara-

negara di Asia Timur seperti Jepang dan Korea Selatan.36

Sejak pengenalan LEP terjalin hubungan melalui pertukaran budaya melalui

pengiriman pemuda Malaysia untuk dapat belajar serta mendapatkan gelar sarjana

di Lembaga Pendidikan Jepang. Tahun 1990-an, Dr. Mahathir mencetuskan

gagasan mengenai pembentukan daerah kawasan yang baru bernama East Asian

Economic Caucus (EAEC). Tujuan dari adanya EAEC adalah untuk memperkuat

ekonomi serta hubungan diplomatik antara negara-negara yang berada di dalam

kawasan tersebut.37

36 Fumitaka Furuoka, "Economic Relations between Malaysia and Japan from

Look East Policy to The New Miyazawa Initiative," hal, 753 [jurnal online]; tersedia di

tersedia di laman

https://www.ums.edu.my/fpep/files/75_OTHERS_2003.pdf; Internet; diunduh pada

Selasa, 17 September 2019 pukul 23.41 WIB

37 Fumitaka Furuoka, "Economic Relations between Malaysia and Japan from

Look East Policy to The New Miyazawa Initiative", 753.

Page 36: ANALISIS KERJASAMA JEPANG - MALAYSIA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49643/1/AMALIA HANIFA UNSI.FISIP.pdfwilayah (wilayah persekutuan), yang meliputi kota

22

LEP diperkenalkan pada awal 1980 yang merupakan serangan politik untuk

melawan Barat. pengenalan dari LEP kemudian diikuti dengan adanya kampanye

Buy British Lash. Kampanye tersebut dapat diartikan sebagai pembalasan

pemerintah Malaysia kepada putusan dari pemerintah Inggris. Kebijakan LEP

merupakan landasan hubungan Malaysia dengan Jepang. Malaysia percaya bahwa

Jepang dan Korea Selatan merupakan dua negara di Asia Timur yang telah

mencapai kesuksesan dalam sektor ekonomi.38

LEP diperkenalkan sebagai upaya untuk lebih fokus pada peningkatan

hubungan Malaysia dengan Jepang. Pemerintah saat itu mendorong warga Malaysia

untuk belajar etika serta nilai-nilai kerja Jepang. Pemerintah kemudian memberikan

program berupa beasiswa untuk pemuda Malaysia agar dapat bersekolah di Jepang.

LEP juga memberikan promosi mengenai etika serta nilai kerja Jepang terhadap

masyarakat Malaysia.39

Inisisatif selanjutnya terkait hubungan Jepang dengan Malaysia adalah

dengan adanya EAEC. Kawasan ini didirikan untuk melindungi kawasan Asia dari

kepentingan-kepentingan Barat. Jepang didorong untuk dapat memimpin EAEC

namun pemerintah Jepang enggan untuk melakukannya karena ingin menjaga

hubungan baik, baik dengan kawasan Asia maupun dengan negara-negara Barat.40

38 Fumita Furuoka, "Malaysia-Japan Relations under The Mahathir

Administration: Case Studies of The Look East Policy and Japanese Investment in

Malaysia," Asian Survey Vol. 47 No. 3, Mei/Juni 2007, hal. 508; tersedia di

https://www.jstor.org/stable/10.1525/as.2007.47.3.505?seq=1 - page_scan_tab_contents;

Internet; diunduh pada Rabu, 18 September 2019 pukul 14.15 WIB.

39 Fumita Furuoka, "Malaysia-Japan Relations under The Mahathir

Administration: Case Studies of The Look East Policy and Japanese Investment in

Malaysia", 509.

40 Fumitaka Furuoka, "Economic Relations between Malaysia and Japan from

Look East Policy to The New Miyazawa Initiative", 757.

Page 37: ANALISIS KERJASAMA JEPANG - MALAYSIA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49643/1/AMALIA HANIFA UNSI.FISIP.pdfwilayah (wilayah persekutuan), yang meliputi kota

23

Malaysia dan Jepang mempertahankan hubungan ekonomi antar kedua

negara tersebut. Jepang merupakan salah satu mitra perdagangan utama Malaysia.

Malaysia merupakan penyedia bahan baku yang kemudian diekspor ke Jepang.

Bahan baku yang diekspor berupa bahan-bahan dasar seperti karet, timah, kelapa

sawit dan kayu. Tahun 1980 juga bahan ekspor Malaysia ke Jepang bertambah

dengan adanya Liquified Natural Gas (LNG). Jepang sangat membutuhkan LNG

untuk digunakan sebagai sumber energi alternatif minyak bumi. Hingga saat ini

LNG merupakan ekspor utama Malaysia ke Jepang.41

Malaysia juga merupakan pasar yang penting untuk pemasaran barang-

barang manufaktur dari Jepang. Saat ini perusahaan, kantor serta pabrik Jepang

dapat ditemukan di hampir setiap bagian di Malaysia seperti Kelantan, Terengganu,

Perlis, Sabah dan Serawak. Terdapat 1.400 perusahaan Jepang di Malaysia, 850

diantaranya merupakan perusahaan manufaktur. Perusahaan seperti Sony dan

Panasonic telah beroperasi di Malaysia selama lebih dari 20 tahun. Perusahaan

tersebut memberikan lapangan pekerjaan bagi karyawannya yang merupakan warga

Malaysia serta menjadi media untuk transfer teknologi.42

Sektor ekonomi merupakan fokus hubungan antara Jepang dan Malaysia.

Terjadi pula perkembangan bahwa kedua negara tidak hanya ingin fokus terhadap

kerjasama ekonomi namun hubungan bilateral tersebut diperluas. Seperti kerjasama

lingkungan, budaya serta pertahanan dan keamanan. Tahun 2006 Jepang dan

41 Fumitaka Furuoka, "Economic Relations between Malaysia and Japan from

Look East Policy to The New Miyazawa Initiative", 754.

42 Fumitaka Furuoka, "Economic Relations between Malaysia and Japan from

Look East Policy to The New Miyazawa Initiative", 755.

Page 38: ANALISIS KERJASAMA JEPANG - MALAYSIA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49643/1/AMALIA HANIFA UNSI.FISIP.pdfwilayah (wilayah persekutuan), yang meliputi kota

24

Malaysia kemudian membuat sebuah perjanjian. Pejanjian tersebut adalah Japan-

Malaysia Economic Partnership Agreement (JMEPA). Perjanjian ini memiliki

jangka waktu selama 10 tahun. Tujuan dari perjanjian ini adalah untuk memberikan

fasilitas perdagangan barang serta jasa antara Jepang dan Malaysia.43

Setelah perjanjian tersebut dilaksanakan terdapat manfaat yang dapat

dirasakan oleh kedua negara. Adanya peningkatan perdagangan dua arah, investasi

serta akses pasar yang lebih baik. JMEPA merupakan kelanjutan dari hubungan

baik ekonomi antar kedua negara tersebut yang telah terjalin sejak tahun 1970.44

2.2 Peningkatan Hubungan Kerjasama Bilateral Jepang dan Malaysia

Pada bulan April tahun 2010 Perdana Menteri Malaysia, Najib Tun Razak

berkunjung ke Jepang untuk membahas mengenai Echanched Partnership for A

New Frontier yang merupakan bagian dari upaya untuk meningkatkan, revitalisasi

serta menegaskan kembali hubungan antara Jepang dan Malaysia.45 Pertemuan

tersebut juga bertujuan untuk membahas mengenai eksplorasi kerjasama baru.

Kerjasama tersebut memperlihatkan perkembangan hubungan Jepang dan

Malaysia yang semula seperti hubungan mentor menjadi hubungan kemitraan.

Pernyataan bersama antara Perdana Menteri Jepang dan Malaysia fokus pada 4

bidang, yaitu:46

43 Zarina Zainuddin, "Malaysia-Japan Relations: Heading Towards Stronger

Ties?", 13-14.

44 Zarina Zainuddin, "Malaysia-Japan Relations: Heading Towards Stronger

Ties?", 14.

45 Zarina Zainuddin, Malaysia-Japan Relations: Heading Towards Stronger Ties?",

14.

46 Zarina Zainuddin, Malaysia-Japan Relations: Heading Towards Stronger Ties",

14.

Page 39: ANALISIS KERJASAMA JEPANG - MALAYSIA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49643/1/AMALIA HANIFA UNSI.FISIP.pdfwilayah (wilayah persekutuan), yang meliputi kota

25

1. Kerjasama perdamaian dan keamanan, kedua negara sepakat untuk

melakukan kerjasama yang berkelanjutan serta komitmen untuk menjaga

keamanan di berbagai daerah seperti Filipina Selatan, Semenanjung Korea

dan Timur Tengah. Pembangunan perdamaian, navigasi kelautan serta

kerjasama untuk melawan terorisme.

2. Kerjasama perdamaian dan keamanan, kedua negara sepakat untuk

melakukan kerjasama yang berkelanjutan serta komitmen untuk menjaga

keamanan di berbagai daerah seperti Filipina Selatan, Semenanjung Korea

dan Timur Tengah. Pembangunan perdamaian, navigasi kelautan serta

kerjasama untuk melawan terorisme.

3. Kerjasama untuk memperkuat daya saing perkembangan yang

berkelanjutan, kemitraan terjalin antara sektor swasta kedua negara yang

meliputi perluasan investasi di Malaysia oleh perusahaan Jepang di

Malaysia dalam bidang keuangan Islam dan promosi industri halal.

Kerjasama baru untuk sektor teknologi lingkungan, teknologi energi yang

diperbarui, bioteknologi serta teknologi informasi dan komunikasi.

4. Kerjasama dalam bidang lingkungan dan energi, Perdana Menteri Jepang

dan Malaysia mengumumkan inisiatif kerjasama antara kedua negara dalam

bidang lingkungan serta energi dan sepakat untuk pengelolaan hutan secara

berkelanjutan juga konservasi serta pemanfaatan keanekaragaman hayati

secara berkelanjutan.

5. Kerjasama pengembangan sumber daya manusia dan promosi pertukaran

people to people. Dalam hal ini kebijakan LEP memiliki peran untuk

Page 40: ANALISIS KERJASAMA JEPANG - MALAYSIA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49643/1/AMALIA HANIFA UNSI.FISIP.pdfwilayah (wilayah persekutuan), yang meliputi kota

26

pengembangan sumber daya manusia di Malaysia melakui pertukaran

pendidikan. Kedua negara juga melakukan promosi people to people di

semua lapisan masyarakat.

2.3 Hubungan Kemitraan Strategis Jepang dan Malaysia

Pertemuan Bilateral Tingkat Tinggi ini terjadi pada 25 Mei 2015 antara

Jepang dan Malaysia untuk meningkatkan kerjasama mereka menjadi kemitraan

yang strategis. Terdapat 5 bidang yang menjadi fokus dalam pernyataan bersama

antara Perdana Menteri Shinzo Abe dan Perdana Menteri Najib Razak, yaitu:47

1. Kerjasama untuk perdamaian serta stabilitas kedua negara. Kedua perdama

menteri menegaskan kembali mengenai komitmen mereka dalam kerjasama

keamaan untuk memastikan perdamaian serta stabilitas kawasan. Bahasan

selanjutnya adalah mengenai bantuan kemanusiaan dan upaya bantuan jika

terjadi bencana juga negosiasi mengenai kerjasama dalam pengiriman

peralatan dan teknologi untuk pertahanan

2. Kerjasama untuk keamanan laut yang sebelumnya ada dalam kerjasama

untuk perdamaian dan keamanan namun pada pertemuan ini menjadi salah

satu fokus penting karena menjadi respon terhadap ketegangan yang terjadi

di Laut Cina Selatan. Penekanan pentingnya Sea Lanes of Communication

(SLOC) dalam sebuah kawasan. Jepang dalam hal ini mengingatkan

Malaysia untuk selalu memastikan keamanan zona maritim Malaysia

terutama SLOC di Selat Malaka dan Laut Cina Selatan.

47 Zarina Zainuddin, Malaysia-Japan Relations: Heading Towards Stronger Ties?",

16.

Page 41: ANALISIS KERJASAMA JEPANG - MALAYSIA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49643/1/AMALIA HANIFA UNSI.FISIP.pdfwilayah (wilayah persekutuan), yang meliputi kota

27

3. Investasi masa depan melalui LEP 2.0 dan kerjasama ekonomi. LEP telah

berhasil melakukan transfer teknologi lewat pertukaran mahasiswa

Malaysia yang menempuh studi di Jepang. Malaysia berharap LEP 2.0 akan

mengarah pada transfer teknologi yang lebih efektif dalam penelitian serta

pengembangan. Hal lain yang dibahas adalah mengenai Shinkansen Jepang

dalam High Speed Railway Project antara Kuala Lumpur dan Singapura.

Bahasan lain adalah tentang perubahan iklim dan berbagai kemitraan

ekonomi multilateral

4. Perluasan kerjasama dalam bidang pertukaran budaya dan people to people.

Bidang kerjasama baru tersebut adalah kesehatan, ilmu pengetahuan,

teknologi dan inovasi, informasi dan komunikasi. Hubungan baik antara

masyarakat kedua negara tersebut akan menjadi fondasi yang kuat untuk

hubungan bilateral Jepang dan Malaysia. Pertukaran budaya dan people to

people akan dipromosikan melalui program pariwisata, pertukaran

pendidikan termasuk JENESYS serta bantuan pendidikan bahasa Jepang

dan kerjasama dalam program Sport for Tomorrow

5. Kontribusi terhadap kawasan dan global. Kedua perdana menteri

menegaskan pentingnya sentralitas Association of Southeast Asian Nations

(ASEAN) serta perkembangan kawasan. Mengatasi berbagai masalah-

masalah yang ada seperti masalah Laut Cina Selatan, reformasi United

Nations (UN) dengan melihat keadaan geopolitik dari abad ke-21,

perlucutan senjata, non-proliferasi serta energi nuklir

Hubungan bilateral antara Jepang dan Malaysia menurut penulis merupakan

Page 42: ANALISIS KERJASAMA JEPANG - MALAYSIA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49643/1/AMALIA HANIFA UNSI.FISIP.pdfwilayah (wilayah persekutuan), yang meliputi kota

28

hubungan yang tidak hanya fokus pada satu sektor saja melainkan ke berbagai

sektor hingga sektor seperti lingkungan, pariwisata, industri halal, energi juga

masuk ke dalam kerjasama bilateral antara kedua negara tersebut.

2.4 Hubungan Pariwisata Jepang dan Malaysia

Jepang merupakan pasar penting bagi Malaysia dalam bidang pariwisata.

Wisatawan Jepang ke Malaysia mencapau 392.277 jiwa pada tahun 2017. Halm

tersebut menjadikan Jepang sebagai negara dalam peringkat 10 terbanyak dalam

menyumbang kunjungan wisatawan ke Malaysia. Program yang diberikan

Malaysia untuk dapat menarik wisatawan Jepang yang menyukai pantai-pantai

serta pulau-pulau di Malaysia adalah Malaysia Homestay, Malaysia Second Home

serta tempat-tempat bersejarah di Malaysia.48

Program Malaysia Homestay lebih menekankan pada pengalaman hidup

yang akan didapat bila tinggal langsung dengan penduduk lokal. Mempelajari

bagaimana penduduk Malaysia menjalani kehidupan sehari-hari, gaya hidup

masyarakat yang fokus pada kegiatan budaya serta ekonomi.49

Program lain adalah Malaysia My Second Home yang merupakan cara

pemerintah mempromosikan Malaysia yang memungkinkan orang asing yang

memenuhi kriteria untuk dapat tinggal di Malaysia selama mungkin dengan izin

kunjungan yang banyak. Jangka waktu yang diberikan adalah 10 tahun namun dapat

48 Tourism Malaysia, "Malaysia Promotes Sustainable and Inclusive Tourism at

Tourism Expo Japan 2018" [situs resmi]; tersedia di

https://www.tourism.gov.my/media/view/malaysia-promotes-sustainable-and-inclusive-

tourism-at-tourism-expo-japan-2018; Internet; diakses pada Rabu, 06 November 2019

pukul 13.34 WIB.

49 Ministry of Tourism, Arts and Culture Malaysia, "Malaysia Homestay

Programme" [situs resmi]; tersedia di laman http://www.motac.gov.my/en/faqs/malaysian-

homestay-programme; Internet; diakses pada Rabu, 06 November 2019 pukul 13.44 WIB.

Page 43: ANALISIS KERJASAMA JEPANG - MALAYSIA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49643/1/AMALIA HANIFA UNSI.FISIP.pdfwilayah (wilayah persekutuan), yang meliputi kota

29

diperbarui jika telah habis masa tinggalnya.50

Hubungan pariwisata kedua negara ini juga meningkat karena kedua negara

terhubung dengan baik melalui penerbangan langsung dari bandara-bandara besar

di Tokyo, Osaka dan Spporo ke Malaysia dengan total 62 penerbangan langsung

mingguan berisi 18.373 kursi melalui Malaysia Airlines, AirAsia, Japan Airlines

dan All Nippon Airways.51 Kedutaan Besar serta Konsuler Jepang yang berada di

Malaysia terus berupaya mempromosikan Jepang sebagai tujuan pariwisata yang

baik untuk wisatawan Malaysia. Kedutaan Besar Jepang di Malaysia juga

memberikan penghargaan kepada agen perjalanan yang berkontribusi dalam

mencapai rekor kedatangan wisatawan tertinggi ke Jepang tahun 2014.52

50 Official Portal Malaysia My Second Home Program, "About MM2H

Programme" [situs resmi]; tersedia di laman

http://www.mm2h.gov.my/index.php/en/home/programme/about-mm2h-programme;

Internet; diakses pada Rabu, 06 November 2019 pukul 13.51 WIB.

51 Tourism Malaysia, “Malaysia Promotes Sustainable and Inclusive Tourism at

Tourism Expo Japan 2018.”

52 Chok Sim Yee, Malaysian Visitors in Japan Rank Second [berita online];

tersedia di laman https://www.theborneopost.com/2015/03/19/malaysian-visitors-in-

japan-rank-second/; Internet; diakses pada Rabu, 06 November 2019 pukul 14.02 WIB.

Page 44: ANALISIS KERJASAMA JEPANG - MALAYSIA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49643/1/AMALIA HANIFA UNSI.FISIP.pdfwilayah (wilayah persekutuan), yang meliputi kota

30

BAB III

INDUSTRI PARIWISATA HALAL DI JEPANG

3.1 Industri Pariwisata Halal

Industri pariwisata halal merupakan sebuah industri yang menyediakan

permintaan serta pelayanan yang berlandas kepada konsep halal dalam Islam.

Industri tersebut berisi produk serta jasa yang tidak bertentangan dengan syariat

Islam. Terdapat banyak pengertian mengenai pariwisata halal. Pariwisata halal

merupakan sebuag kegiatan umat Islam bepergian serta tinggal di tempat yang

berada di luar lingkungan mereka yang tidak lebih dari datu tahun untuk

menjalankan kegiatan-kegiatan yang berlandas kepada Islam. Pengertian lain dari

pariwisata halal adalah paket pariwisata yang dirancang khusus untuk memenuhi

kebutuhan muslim. Pariwisata halal juga didefinisikan sebagai pariwisata yang

berlandas kepada ajaran Islam yang perjalanan tersebut dilakukan secara individu

atau dengan yang memiliki hubungan darah untuk memberikan kemanan. Salah

satu indikator pariwisata dikatakan halal adalah dengan adanya penyediaan

makanan halal di tempat pariwisata.53

Konsep dari pariwisata halal terdiri dari tiga komponen utama, yaitu:54

1. Kebutuhan utama yang berdasar pada agama. Pariwisata halal harus

berlandas pada konsep halal menurut Islam sehingga wisatawan muslim dapat

menjalankan kewajibannya dalam beribadah.

53 Comcec Coordination Office, "Muslim Friendly Tourism: Understanding The

Demand and Supply Sides in The OIC Member Countries", 17.

54 Comcec Coordination Office, "Muslim Friendly Tourism: Understanding The

Demand and Supply Sides in The OIC Member Countries", 18.

Page 45: ANALISIS KERJASAMA JEPANG - MALAYSIA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49643/1/AMALIA HANIFA UNSI.FISIP.pdfwilayah (wilayah persekutuan), yang meliputi kota

31

2. Adanya permintaan (alasan dan motivasi) dari seorang muslim. Terdapat

permintaan dari masyarakat muslim sehingga tercipta pariwisata halal.

3, Adanya penawaran (layanan serta fasilitas perjalanan) untuk seorang

muslim. Para pelaku pariwisata menyediakan layanan serta fasilitas yang dapat

menjamu para wisatawan muslim sehingga para wisatawan merasa nyaman dalam

perjalanan pariwisata.

Gambar III.1Permintaan serta Penawaran Industri Pariwisata Halal

Sumber: COMCEC, 201655

Gambar tersebut menjelaskan bahwa terdapat permintaan serta penawaran

yang ada dalam sebuah pariwisata yang didasarkan pada kebutuhan dasar dari

sebuah pariwisata halal. Kebutuhan dasar tersebut adalah 6 faith based needs yang

dibuat oleh Committee for Economic and Trade Cooperation (COMCEC), untuk

pariwisata halal:56

55 Comcec Coordination Office, "Muslim Friendly Tourism: Understanding The

Demand and Supply Sides in The OIC Member Countries", 18.

56 Comcec Coordination Office, "Muslim Friendly Tourism: Understanding The

Demand and Supply Sides in The OIC Member Countries", 2.

Page 46: ANALISIS KERJASAMA JEPANG - MALAYSIA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49643/1/AMALIA HANIFA UNSI.FISIP.pdfwilayah (wilayah persekutuan), yang meliputi kota

32

1. Makanan halal

2. Tempat ibadah yang layak

3. Toilet yang memadai terdapat air untuk bersuci

4. Layanan serta fasilitas selama bulan Ramadhan

5. Fasilitas pariwisata yang bebas dari kegiatan non-halal

6. Tersedia fasilitas pariwisata privat

Kebutuhan pertama dari pariwisata halal adalah tersedianya makanan halal.

Makanan merupakan hal terpenting yang merupakan kebutuhan sehari-hari

manusia. Jenis makanan halal sendiri di berbagai negara berbeda-beda. Terdapat

beberapa jenis standarisasi halal di antaranya adalah rumah makan yang memiliki

sertifikat halal yang diberikan oleh sebuah lembaga sertifikasi halal. Sertifikasi

halal diberikan bagi rumah makan yang tidak menyediakan serta mengolah

makanan dengan bahan-bahan haram. Terdapat pula rumah makan yang hanya

memiliki sertifikasi halal untuk dapur saja. Dapur rumah makan sudah bebas dari

sesuatu yang haram namun dalam penyajiannya masing terdapat hal-hal yang tidak

sesuai seperti penyediaan minuman beralkohol. Jenis sertifikasi ini tidak dapat

diterima oleh semua kalangan muslim.57

Penerimaah seorang muslim atas sertifikasi yang ada di rumah makan

beragam tergantung daimana asal muslim tersebut. Muslim dari Asia Tenggara dan

Eropa Barat sangat mencari tumah makan yang memang memiliki sertifikasi halal

yang lengkap tanpa adanya penyajian sesuatu yang haram. Sertifikasi halal untuk

57 Comcec Coordination Office, "Muslim Friendly Tourism: Understanding The

Demand and Supply Sides in The OIC Member Countries", 20.

Page 47: ANALISIS KERJASAMA JEPANG - MALAYSIA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49643/1/AMALIA HANIFA UNSI.FISIP.pdfwilayah (wilayah persekutuan), yang meliputi kota

33

makanan umumnya diberikan oleh badan sertifikasi lokal yang telah diizinkan

melakukan sertifikasi di negara tersebut.58

Kebutuhan kedua adalah tempat untuk shalat. Shalat merupakan kewajiban

setiap muslim dalam keadaan apapun. Saat bepergian dimungkinkan bagi seorang

muslim untuk menggabungkan shalat dengan syarat-syarat tertentu. Kewajiban

tersebut yang mengharuskan sebuah tempat pariwisata memiliki ruang untuk shalat.

Tempat shalat idealnya dipisah antara pria dan wanita dan terdapat tempat untuk

berwudhu. Kebutuhan selanjutnya adalah layanan untuk bulan Ramadhan.

Meskipun tidak cukup banyak yang melakukan perjalanan selama Ramadhan, tetapi

tidak menutup kemungkinan adanya wisatawan saat bulan tersebut. Kebutuhan

yang sangat perlu disediakan adalah layanan untuk sahur.59

Layanan ketiga adalah toilet yang memadai untuk bersuci. Air sangat

dibutuhkan untuk bersuci sehingga hal tersebut sangat penting ada di dalam toilet.

Kebersihan dari toilet juga sangat diperhatikan karena hal tersebut akan

berpengaruh pada kesucian wisatawan muslim untuk melakukan ibadah.

Tersedianya fasilitas toilet yang lengkap merupakan sebuah kemudahan bagi

wisatawan muslim yang harus tersedia dalam sebuah tempat pariwisata. Layanan

selanjutnya adalah tidak adanya kegiatan non-halal. Hal tersebut sangat diperlukan,

wisatawan muslim pasti menghindari kegiatan-kegiatan yang dapat menjerumus

kepada dosa seperti diskotik dan kasino.60

58 Comcec Coordination Office, "Muslim Friendly Tourism: Understanding The

Demand and Supply Sides in The OIC Member Countries", 20.

59 Comcec Coordination Office, "Muslim Friendly Tourism: Understanding The

Demand and Supply Sides in The OIC Member Countries", 21.

60 Comcec Coordination Office, "Muslim Friendly Tourism: Understanding The

Demand and Supply Sides in The OIC Member Countries", 22.

Page 48: ANALISIS KERJASAMA JEPANG - MALAYSIA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49643/1/AMALIA HANIFA UNSI.FISIP.pdfwilayah (wilayah persekutuan), yang meliputi kota

34

Layanan yang terakhir adalah tersedianya fasilitas dengan ruang privasi.

Ruang privasi merupakan pemisahan ruang antara pria dan wanita dalam sebuah

tempat pariwisata sehingga tidak menimbulkan kerancuan. Contoh ruang privasi

tersebut adalah tersedia kolam renang dan pusat kebugaran yang memisahkan

antara area pria dan wanita. Contoh lain adalah pantai yang menyediakan area

terpisah antara pria dan wanita sehingga masing-masing memiliki ruang privasi.61

3.2 Industri Halal di Jepang

industri halal mulai masuk ke Jepang jauh sebelum adanya peningkatan

jumlah wisatawan yang berkunjung ke Jepang. Industri halal di Jepang mulai

berkembang karena adanya peningkatan jumlah imigran muslim di masyarakat

Jepang tahun 1980-an. Tahun 1985, makanan halal mulai muncul eksistensinya.

Munculnya toko makanan halal di Jepang adalah pada tahun 1992.62

Muncul pula toko bahan makanan halal. Tokto memiliki 20 toko halal,

prefektur Gunma 18 toko halal, prefektur Kanagawa 10 toko halal, prefektir Aichi

dan Saitama 8 toko halal, prefektur Chiba 5 toko halal, prefektur Ibaraki 4 toko

halal, prefektir Tochigi 3 toko halal dan di prefektir Toyama, Shizuoka, Hyogo,

Fukuoka masing-masing 1 toko halal.63

Pemaparan di atas menjelaskan bahwa bisnis mengenai halal pertama kali

muncul konsep mengenai halal adalah tahun 1980-an karena peningkatan jumlah

61 Comcec Coordination Office, "Muslim Friendly Tourism: Understanding The

Demand and Supply Sides in The OIC Member Countries", 22.

62 Yoza Achmad Adidaya, "Halal in Japan: History, Issues and Problems,"

University of Oslo, Juni 2016, hal. 17 [tesis]; tersedia di laman

https://www.duo.uio.no/handle/10852/52149; Internet; diunduh pada Selasa, 17 September

2019 pukul 22.39 WIB

63 Yoza Achmad Adidaya, "Halal in Japan: History, Issues and Problems", 17.

Page 49: ANALISIS KERJASAMA JEPANG - MALAYSIA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49643/1/AMALIA HANIFA UNSI.FISIP.pdfwilayah (wilayah persekutuan), yang meliputi kota

35

migran muslim ke Jepang namun belum ada mengenai pariwisata halal seperti saat

ini. Kemunculan halal di Jepang tidak lepas karena adanya Halal boom yang

merupakan maraknya kemunculan produk-produk halal. Halal boom kemudian

diketahui oleh masyarakat jepang lewat penyebaran media dengan tujuan agar

masyarakat Jepang lebih terbiasa dengan konsep halal.64

Penyebaran halal di Jepang menurut penulis tidak terlepas dari upaya

pemerintah untuk meingkatkan ekonomi. Adanya halal di Jepang menguntungkan

pihak masyarakat muslim yang dapat dengan mudah mendapatkan produk serta jasa

halal dan para pelaku bisnis yang dapat mengembangkan industri mereka.

3.3 Industri Pariwisata Halal di Jepang

Industri pariwisata halal telah berkembang secara pesat di Jepang dalam

beberapa tahun terakhir. Pengembangan industri pariwisata tersebut ditujukan

untuk menarik wisatawan muslim dari berbagai negara. Munculnya industri

pariwisata halal di Jepang bermula ketika mulai terbentuk komunitas-komunitas

muslim dalam skala yang kecil dan terdapat permintaan makanan halal. Perusahaan

maupun pemerintah saat itu belum merasa perlu untuk mengembangkan sektor

tersebut karena perkembangannya bukan dalam skala yang besar, hanya sebatas di

kalangan imigran saja.65

Memasuki tahun 2000 kedatangan wisatawan asing termasuk dari negara-

negara muslim terus meningkat. Hal tersebut juga meningkatkan industri halal yang

ada di Jepang karena permintaan mengenai produk serta jasa halal meningkat.

64 Yoza Achmad Adidaya, "Halal in Japan: History, Issues and Problems", 18.

65 Yoza Achmad Adidaya, "Halal in Japan: History, Issues and Problems", 2.

Page 50: ANALISIS KERJASAMA JEPANG - MALAYSIA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49643/1/AMALIA HANIFA UNSI.FISIP.pdfwilayah (wilayah persekutuan), yang meliputi kota

36

Perkembangan industri pariwisata halal di Jepang dipicu oleh meningkatnya

kunjungan wisatawan muslim ke Jepang dan upaya Jepang untuk dapat menjadi

produsen produk halal ke negara-negara Islam.66

Olimpiade yang akan dilaksanakan di Tokyo pada tahun 2020 juga menjadi

sebuah tujuan yang ingin dicapai oleh Jepang dalam pengembangan industri

pariwisata halal. Wisatawan muslim yang akan datang khususnya pada sata

Olimpiade akan cukup besar jumlahnya sehingga pemerintah Jepang mendukung

para pelaku usaha pariwisata lokal untuk dapat memberikan pelayanan terkait

fasilitas yang dibutuhkan oleh seorang wisatawan muslim. Meningkatnya jumlah

wisatawan muslim yang umumnya berasal dari Asia Tenggara masuk ke Jepang

dikarenakan peraturan mengenai pembebasan visa untuk sebagian besar warga

ASEAN. 67

Ketertarikan perusahaan Jepang untuk dapat masuk ke dalam industri halal

dengan melakukan ekspor produk halal buatan Jepang. Kebutuhan dari produk halal

kemudian memunculkan lembaga sertifikasi halal di Jepang. Peningkatan industri

halal, sertifikasi halal serta pariwisata halal membuat Jepang mulai memperhatikan

industri tersebut. Fenomena tersebut tidak hanya memberikan manfaat fasilitas

66 Yoza Achmad Adidaya, "Halal in Japan: History, Issues and Problems", 2.

67 Comcec Coordination Office, "Muslim Friendly Tourism: Developing and

Marketing MFT Products and Services in The OIC Member Countries," hal. 77 [situs

resmi]; tersedia di

http://www.sbb.gov.tr/wp-

content/uploads/2018/11/Muslim_Friendly_Tourism_MFT_Developing_and_Ma

rketi ng_MFT_Products_and_Services_in_the_OIC_Member_States.pdf; Internet;

diakses pada Senin, 11 November 2019 pukul 20.57 WIB.

Page 51: ANALISIS KERJASAMA JEPANG - MALAYSIA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49643/1/AMALIA HANIFA UNSI.FISIP.pdfwilayah (wilayah persekutuan), yang meliputi kota

37

untuk wisatawan yang berkunjung ke Jepang tetapi juga kepada masyarakat muslim

lokal yang tinggal di Jepang.68

Contoh dari dukungan pemerintah atas pelaku pariwisata lokal adalah

pemerintah daerah kota Aichi menerbitkan buku panduan untuk para pelaku

pariwisata dalam bahasa Jepang mengenai bagaimana cara melayani wisatawan

muslim untuk dapat mengembangkan industri pariwisata mereka ke dalam industri

pariwisata halal. Buku tersebut berisi mengenai kesulitan apa saja yang dihadapi

oleh wisatawan muslim yang berkunjung ke Jepang sehingga para pelaku usaha

pariwisata dapat mengerti hal apa yang harus lebih dikembangkan dalam upaya

memberikan pelayanan barang serta jasa untuk wisatawan muslim.69

Pengembangan industri pariwisata halal Jepang memang belum dalam

tahap sempurna tetapi telah terjadi perkembangan. Perkembangan-perkembangan

tersebut selaras dengan 6 faith based yang telah disebutkan dalam sub-bab

sebelumnya. Jepang mulai menmbangun ruang untuk shalat di area-area publik

seperti bandara. Terdapat pula hotel yang ramah terhadap wisatawan muslim karena

hotel tersebut memisahkan antara pria dan wanita yang bukan keluarga. Hotel

tersebut juga menyajikan fasilitas untuk sahur pada bulan Ramadhan. 70

Rumah makan di Jepang juga telah sadar untuk ikut melakukan standarisasi

halal agar para wisatawan muslim tidak ragu untuk datang ke rumah makan

tersebut. Sertifikasi halal di Jepang dilakukan oleh berbagai lembaga seperti Japan

68 Yoza Achmad Adidaya, "Halal in Japan: History, Issues and Problems", 3.

69 Comcec Coordination Office, "Muslim Friendly Tourism: Developing and

Marketing MFT Products and Services in The OIC Member Countries", 78.

70 Comcec Coordination Office, "Muslim Friendly Tourism: Developing and

Marketing MFT Products and Services in The OIC Member Countries", 78.

Page 52: ANALISIS KERJASAMA JEPANG - MALAYSIA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49643/1/AMALIA HANIFA UNSI.FISIP.pdfwilayah (wilayah persekutuan), yang meliputi kota

38

Islamic Trust (JIT), Islamic Center Japan (ICJ), Nippon Asia Halal Association

(NAHA), Japan Halal Association (JHA) dan Malayasia Halal Corporation (MHC).

Tempat hiburan serta perbelanjaan di Jepang juga mulai menyediakan ruang untuk

shalat dan tidak menyediakan minuman beralkohol dalam tempat hiburan. Terdapat

pula agen perjalanan pariwisata halal dan aplikasi untuk memberikan petunjuk

rumah makan, hotel serta pariwisata yang menyediakan fasilitas untuk wisatawan

muslim.71

Industri pariwisata yang ada di Jepang menggambarkan bahwa pemerintah

turut mendukung pengembangan industri pariwisata halal untuk dapat melayani

para wisatawan muslim. Adanya permintaan dari wisatawan muslim yang

berkunjung ke Jepang memicu kesadaran pemerintah serta para pelaku industri

pariwisata halal untuk lebih mengembangkan industri ini.72 Promosi pemerintah

Jepang dalam mengembangkan industri pariwisata halal dilakukan dengan cara

membuat Japan National Tourism Organization (JNTO). JNTO dalam perannya

melakukan penyediaan fasilitas mengenai informasi pariwisata secara umum dan

juga pariwisata halal. Terdapat daftar rumah makan halal di Jepang dalam panduan

perjalanan tersebut.73

Perkembangan industri pariwisata halal di Jepang tidak serta

menghilangkan keaslian kebudayaan Jepang. Rumah makan di Jepang, salah

71 Comcec Coordination Office, "Muslim Friendly Tourism: Developing and

Marketing MFT Products and Services in The OIC Member Countries", 78.

72 Comcec Coordination Office, "Muslim Friendly Tourism: Developing and

Marketing MFT Products and Services in The OIC Member Countries", 81.

73 Takumi Asatsuma, "Halal Industry Activates Japanese Tourism Market", hal. 28

[jurnal online]; tersedia di

http://human.kanagawa-u.ac.jp/gakkai/student/pdf/i11/110320.pdf; Internet; diakses pada

Senin, 11 November 2019 pukul 22.15 WIB.

Page 53: ANALISIS KERJASAMA JEPANG - MALAYSIA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49643/1/AMALIA HANIFA UNSI.FISIP.pdfwilayah (wilayah persekutuan), yang meliputi kota

39

satunya yang berada di Tokyo, yaitu rumah makan Yakuniku, menyediakan

hidangan Jepang yang otentik namun memiliki sertifikasi halal, sehingga para

wisatawan muslim tidak perlu ragu untuk dapat merasakan hidangan asli Jepang

yang terlah berinovasi sehingga aman untuk dikonsumsi muslim.74

Perusahaan penyedia makanan di Jepang, seperti Ajinomoto, Asahi, Kewpie

dan Umakane telah mengembangkan produknya menjadi produk yang memiliki

standarisasi halal sehingga dapat dikonsumsi oleh para wisatawan muslim yang

sedang berkunjung ke Jepang ataupun para penduduk lokal yang beragama Islam.

Adanya industri pariwisata halal ini mendorong Jepang untuk menjadi negara yang

ramah terhadap muslim baik itu penduduk lokal ataupun wisatawan yang sedang

berkunjung ke Jepang.75

Rumah makan yang memiliki logo standarisasi halal di depan pintunya lebih

diminati oleh para muslim dibandingkan yang tidak ada. Ruang-ruang shalat yang

ada juga telah mulai dilengkapi dengan penunjuk arah shalat atau kiblat sehingga

para muslim dapat dengan mudah melakukan ibadah. Toilet yang ada di ruang

shalat juga telah dilengkapi dengan fasilitas yang memadai sehingga para muslim

dapat bersuci dengan baik dan sempurna.76

Pemerintah Kyoto juga turut mengembangkan industri pariwisata halal

dengan menyelenggarakan seminar mengenai halal dan ramah muslim sebagai

topik bahasannya. Seminar tersebut diadakan setiap bulan pada tahun 2015 untuk

memberikan pemahaman mengenai Islam dan pariwisata halal. Peserta yang

74 Takumi Asatsuma, "Halal Industry Activates Japanese Tourism Market", 29.

75 Takumi Asatsuma, "Halal Industry Activates Japanese Tourism Market", 29.

76 Takumi Asatsuma, "Halal Industry Activates Japanese Tourism Market", 29.

Page 54: ANALISIS KERJASAMA JEPANG - MALAYSIA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49643/1/AMALIA HANIFA UNSI.FISIP.pdfwilayah (wilayah persekutuan), yang meliputi kota

40

mengikuti seminar tersebut adalah para pelaku usaha pariwisata seperti manajer

hotel, pemilik rumah makan dan pengusaha lain yang ada dalam bidang

pariwisata.77

Saat ini terdapat lebih dari 90 konsultan halal yang aktif di Jepang. Latar

belakang mereka adalah penduduk muslim serta akademisi muslim yang memiliki

keahlian dalam bidang pangan. Beberapa konsultan sudang mulai fokus terhadap

kebutuhan sumber daya manusia yang memiliki pengetahuan serta pengalaman

dalam bidang pariwisata halal dan penanganan wisatawan muslim di Jepang.

Konsultan-konsultan tersebut kemudian mulai mengadakan pelatihan mengenai

pariwisata halal yang di dalamnya mengajarkan tentang pariwisata halal melalui

kursus, pelatihan, pameran internasional, seminar dan konferensi.78

Tidak ada peraturan yang mengatur mengenai standarisasi halal untuk

produk serta jasa di Jepang. Standar halal beragam tergantung lembaga yang

mengeluarkan sertifikat halal tersebut. Standar halal secara dasar adalah tidak

tersedianya produk yang mengandung kadungan haram yang dapat mengganggu

kegiatan muslim. Lembaga sertifikasi halal di Jepang pada dasarnya merupakan

lembaga swasta dan siapapun dapat menerbitkan sertifikasi halal di Jepang. Hal

77 Yoza Achmad Adidaya, "Halal in Japan: History, Issues and Problems", 33.

78 Shin Yasuda, “Managing Halal Knowledge in Japan: Developing

Knoeledge Platforms for Halal Tourism in Japan,” Asian Journal of Tourism

Research Vol. 2, No. 2, September 2017, hal, 72 [jurnal online]; tersedia di

https://pdfs.semanticscholar.org/9d6f/9fcc3e23e3e8f647f68f521f664bb10b95b6.p

df; Internet; diakses pada Senin, 11 November 2019 pukul 23.54 WIB.

Page 55: ANALISIS KERJASAMA JEPANG - MALAYSIA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49643/1/AMALIA HANIFA UNSI.FISIP.pdfwilayah (wilayah persekutuan), yang meliputi kota

41

tersebut membuat pemerintah sulit utuk mengidentifikasi jumlah perusahaan yang

memiliki sertifikat halal di Jepang.79

79 Su Aziz, "Halal Influence's Japan Tourism," 04 Januari 2019 [berita online];

tersedia di https://infocus.wief.org/halal-influences-japans-tourism/; Internet; diakses pada

Selasa, 12 November 2019 pukul 00.10 WIB.

Page 56: ANALISIS KERJASAMA JEPANG - MALAYSIA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49643/1/AMALIA HANIFA UNSI.FISIP.pdfwilayah (wilayah persekutuan), yang meliputi kota

42

BAB IV

ANALISIS KERJASAMA JEPANG-MALAYSIA DALAM

PENGEMBANGAN INDUSTRI PARIWISATA HALAL TAHUN 2018

Sesuai dengan penjabaran penulis pada bab-bab sebelum bab ini maka

terangkum mengenai alur berpikir yang ada di dalam skripsi ini. Telah dituliskan

pada Bab I bahwa tanggal 26 November 2018 telah terjadi penandatanganan MoC

di kantor perdana menteri di Tokyo mengenai kerjasama industri halal oleh Menteri

Ekonomi, Perdagangan dan Industri (METI) Jepang, Hiroshige Seko dan Menteri

Pengembangan Wirausaha Malaysia, H.E. Mohd. Redzuan Md Yusof.

Gambar IV.1 Momen Penandatanganan MoU antara Jepang dan Malaysia

Sumber: Ministry of Economic, Trade and Industry Japan, 201880

Kerjasama mengenai industri halal oleh kedua negara tersebut menurut

penulis menarik untuk dibahas dalam skripsi ini. Alasan penulis menganggap

bahwa kerjasama industri pariwisata halal ini menarik dibahas dapat dilihat pada

80 Ministry of Economic, Trade and Industry Japan, "Japan and Malaysia Sign

Memorandum of Cooperation on Halal," [situs resmi]; tersedia di

https://www.meti.go.jp/english/press/2018/1127_002.html; Internet; diakses pada Senin,

09 September 2019 pukul 23.16 WIB.

Page 57: ANALISIS KERJASAMA JEPANG - MALAYSIA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49643/1/AMALIA HANIFA UNSI.FISIP.pdfwilayah (wilayah persekutuan), yang meliputi kota

43

pernyataan masalah. Penulis telah menyebutkan bahwa Jepang adalah negara

minoritas muslim sedangkan Malaysia merupakan negara mayoritas muslim.

Jepang ingin meningkatkan industri pariwisata halalnya dikarenakan persaingan

global saat ini namun terhalang kurangnya informasi mengenai industri halal

sehingga mengharuskan Jepang mencari informasi dengan melakukan kerjasama

dengan Malaysia dalam bidang industri halal sehingga hal tersebut dapat menjadi

faktor pendorong pengembangan pariwisata halal Jepang.

Hal tersebut memicu pertanyaan mengenai hal yang menjadi latar belakang

mengapa kedua negara tersebut melakukan kerjasama bilateral. Pembahasan

mengenai kerjasama bilateral antara kedua negara telah penulis jabarkan pada Bab

II. Sesuai dengan penjabaran tersebut, selama ini kedua negara belum pernah

melakukan kerjasama dalam isu ini, yaitu mengenai kerjasama industri pariwisata

halal. Jepang dan malaysia awalnya melakukan kerjasama lebih kepada isu-isu

ekonomi.

Permasalahan mengenai industri pariwisata halal yang telah disebutkan di

dalam Bab III bahwa sebuah pariwisata halal merupakan pariwisata yang tidak

mengandung unsur keburukan bagi wisatawan yang berkunjung ke tempat tersebut.

Penulis menganggap bahwa pariwisata halal merupakan suatu hal yang memiliki

hubungan dengan nilai-nilai yang terdapat di dalam ajaran agama Islam.

Pertanyaan besar yang kemudian muncul bagi penulis adalah "mengapa

Jepang melakukan kerjasama dengan Malaysia dalam pengembangan industri

pariwisata halal tahun 2018?". Konsep-konsep yang telah penulis jabarkan di pada

Bab I akan menjadi pisau analisis penulis dalam menjawab pertanyaan besar

Page 58: ANALISIS KERJASAMA JEPANG - MALAYSIA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49643/1/AMALIA HANIFA UNSI.FISIP.pdfwilayah (wilayah persekutuan), yang meliputi kota

44

tersebut. Berikut merupakan penjelasan mengenai jawaban penulis sesuai dengan

teori yang telah penulis jabarkan sebelumnya.

4.1 Kerjasama Industri Pariwisata Halal Jepang dan Malaysia

Analisis pembuka penulis mulai dari adanya penandatanganan MoC

kerjasama antara Jepang dan Malaysia yang merupakan kerjasama bilateral karena

terjadi antara dua negara dalam bidang pengembangan industri pariwisata halal

tahun 2018. Pertama penulis mulai dari definisi kerjasama internasional. menurut

Robert Keohane, Kerjasama internasional dapat dilihat sebagai upaya negara untuk

memenuhi kebutuhanya dalam sistem internasional. Pada dasarnya kerjasama

seharusnya mengarah pada keuntungan yang akan diperoleh negara-negara yang

melakukanya.81

Kerjasama internasional dapat terjadi karena faktor kemampuan setiap

negara berbeda satu dengan yang lainnya sehingga keadaan di setiap negara juga

akan berbeda. Perbedaan faktor di setiap negara tersebut yang kemudian

menjadikan suatu negara melakukan sebuah kerjasama internasional. Keadaan

antara satu negara dan negara lain yang melakukan kerjasama cenderung tidak sama

untuk melengkapi keadaan satu sama lain. Hal tersebut yang membuat suatu negara

mencari kelengkapan untuk negaranya dengan cara melakukan kerjasama dengan

negara lain yang dianggap mampu untuk melengkapi hal tersebut.82

81 Jackson dan Sorensen, "Introduction to International Relation: Theories and

Approaches", 63-65.

82 Zulkifli, "Kerjasama Internasional sebagai Solusi Pengelolaan Kawasan

Perbatasan Negara (Studi Kasus Indonesia)", 18.

Page 59: ANALISIS KERJASAMA JEPANG - MALAYSIA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49643/1/AMALIA HANIFA UNSI.FISIP.pdfwilayah (wilayah persekutuan), yang meliputi kota

45

Keterkaitan penjelasan mengenai kerjasama internasional tersebut dengan

kerjasama antara Jepang dan Malaysia dalam bidang industri halal yang merupakan

penunjang dari pengembangan pariwisata halal sesuai dengan poin-poin dari

kerjasama tersebut maka dapat kita lihat Jepang, sebagai sebuah negara minoritas

muslim tidak memiliki cukup informasi untuk dapat mengembangkan industri

pariwisata halal karena halal merupakan sebuah konsep yang berasal dari Islam.

Keadaan tersebut membuat Jepang melakukan kerjasama dengan negara lain untuk

dapat memenuhi kekurangannya tersebut.

Poin yang ada dalam MoC kerjasama tersebut adalah keahlian mengenai

halal, promosi perdagangan dan investasi untuk produk serta layanan antar negara,

pengembangan sertifikat halal, pengembangan pariwisata ramah muslim di Jepang

dan pengembangan makanan halal di Jepang. 83

4.1.1 Kesamaan Kepentingan Jepang dan Malaysia

Merujuk kepada tiga aspek penting dalam sebuah kerjasama internasional

menurut Keohane maka sebuah kerjasama harus memiliki kesamaan kepentingan.

Pada dasarnya tidak ada kepentingan yang sama natar negara meskipun negara-

negara tersebut memiliki karakteristik yang sama. Namun, tidak berarti kerjasama

tidak bisa dicapai. Dalam konteks ini Keohane melihat kesamaan kepentingan

merujuk pada adanya kebutuhan antar negara yang saling komplementer. 84

83 Ministry of Economic, Trade and Industry Japan, "Japan and Malaysia Sign

Memorandum of Cooperation on Halal".

84 Robert Axelrod dan Robert O. Keohane, "Achieving Cooperation under

Anarchy: Strategies and Institutions", 226-254.

Page 60: ANALISIS KERJASAMA JEPANG - MALAYSIA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49643/1/AMALIA HANIFA UNSI.FISIP.pdfwilayah (wilayah persekutuan), yang meliputi kota

46

Malaysia dan Jepang dalam kerjasama industri halal tahun 2018 memiliki

kesamaan kepentingan yaitu Jepang ingin meningkatkan industri pariwisata halal

dan Malaysia ingin meningkatkan ekspor makanan halal ke Jepang.

4.1.2 Prospek Masa Depan Jepang dan Malaysia

Prospek masa depan yang menjadi poin selanjutnya merupakan faktor

pendorong adanya kerjasamaa. Negara-negara yang terlibat dalam kerjasama

tersebut perlu memandang ke depan mengenai kepentingan masing-masing yang

akan mudah dicapai apabila saling bekerjasama. Aspek ini lah yang membedakan

kerjasama ekonomi dan sosial dengan kerjasma militer, dimana isu politik dan

ekonomi lebih mudah dilakukan kerjasama dibandingkan dengan isu keaamanan

internasional. 85

Jika dikaitkan dengan kerjasama antara Jepang dan Malaysia dalam

pengembangan industri pariwisata halal maka hal tersebut masih memiliki

hubungan dengan kesamaan kepentingan yang telah penulis jabarkan sebelumnya.

Adanya kerjasama ini yang berlandas kepada kesamaan kepentingan kedua negara

akan menjadikan kedua negara mendapatkan keuntungan dari kerjasama tersebut

dan akan membuat kedua negara berkembang untuk masa depan keduanya.

4.1.3 Aktor Kerjasama Jepang dan Malaysia

Poin ketiga adalah mengenai aktor kerjasama dalam kerjasama

internasional. Sebuah negara melihat aspek siapa yang akan bekerjasma. Negara

memperhatikan karakteristik dan kepentingan mitra dalam kerjasamanya. Dalam

85 Robert Axelrod dan Robert O. Keohane, "Achieving Cooperation under

Anarchy: Strategies and Institutions", 226-254.

Page 61: ANALISIS KERJASAMA JEPANG - MALAYSIA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49643/1/AMALIA HANIFA UNSI.FISIP.pdfwilayah (wilayah persekutuan), yang meliputi kota

47

aspek ini karakteristik yang dipertimbangkan antara lain, sejauh mana antara negara

tersebut dapat terjadi peluang kerjasama, baik adanya kesamaan karakteristik

negara serta keuntungan material dan kapabilitas negara yang akan dijadikan mitra

kerjasama.86

Pemilihan Malaysia sebagai mitra kerjasama Jepang dalam kerjasama

industri pariwisata halal tahun 2018 memiliki pertimbangan yang matang yang

menimbang kepada kapabilitas yang dimiliki oleh Malaysia. Berikut alasan Jepang

memilih Malaysia sebagai mitra pengembangan industri pariwisata halal:

1. Malaysia merupakan sebuah negara muslim yang memiliki agama resmi

Islam. Populasi muslim di Malaysia mencapai 60% dari keseluruhan

masyarakat negara tersebut.87

2. Malaysia merupakan satu-satunya di dunia yang telah memiliki standar

halal yang dikelola dengan baik dan sangat ketat.88

3. Malaysia menempati peringkat pertama dalam Global Muslim Travel

Index.89

86 Robert Axelrod dan Robert O. Keohane, "Achieving Cooperation under

Anarchy: Strategies and Institutions", 226-254.

87 Halal Japan Corporation Collaboration with JAKIM, "Rapidly Growing Halal

Market," [situs resmi]; tersedia di https://www.jp-halal.com/english-top; Internet; diakses

pada Rabu, 11 September 2019 pukul 14.49 WIB.

88 Halal Japan Corporation Collaboration with JAKIM, "Rapidly Growing Halal

Market".

89 Crescent Rating, Global Muslim Travel Index 2016," [situs resmi], tersedia di

https://www.crescentrating.com/reports/mastercard-crescentrating-global-muslim-travel-

index-gmti-2016.html; Internet; diakses pada Sabtu, 19 Oktober 2019 pukul 12.22 WIB.

Page 62: ANALISIS KERJASAMA JEPANG - MALAYSIA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49643/1/AMALIA HANIFA UNSI.FISIP.pdfwilayah (wilayah persekutuan), yang meliputi kota

48

4.1.4 Resiprokal antara Jepang dan Malaysia

Faktor lain yang ada dalam kerjasama internasional di samping ketiga poin

yang telah penulis jabarkan adalah harus terdapat resiprokal atau asas resiprokal

antar negara. Walaupun negara memiliki karakter yang egoistik namun asas ini

menurut Keohane sangat krusial dalam mendukung adnaya kerjasma. Resiprokal

atau asal timbal balik balik berupa keuntungan dan dukungan yang diberikan antar

negara dalam kerjasama.

Kerjasama yang dilakukan oleh Jepang dan Malaysia dalam industri

pariwisata halal tahun 2018 memberikan keuntungan bagi kedua negara. Jepang

yang dalam hal ini ingin mengebangkan potensi pariwisata halal mendapatkan

keuntungan sesuai dengan poin-poin yang ada di dalam MoC, yaitu keahlian

mengenai halal untuk persiapan Olimpiade 2020 serta Paralimpiade 2020, promosi

perdagangan dan investasi untuk produk serta layanan antar negara, pengembangan

sertifikat halal, pengembangan pariwisata ramah muslim di Jepang dan

pengembangan makanan halal di Jepang. 90

Malaysia dalam hal ini juga mendapatkan keuntungan dari kerjasama

tersebut. Keuntungan yang di dapat oleh Malaysia adalah peningkatan ekspor

makanan halal ke Jepang. Hal tersebut dilakukan mengingat pada tahun 2020 akan

ada Olimpiade di Jepang sehingga Malaysia ingin menjadi pemasok makanan halal

90 Ministry of Economic, Trade and Industry Japan, "Japan and Malaysia Sign

Memorandum of Cooperation on Halal".

Page 63: ANALISIS KERJASAMA JEPANG - MALAYSIA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49643/1/AMALIA HANIFA UNSI.FISIP.pdfwilayah (wilayah persekutuan), yang meliputi kota

49

di Jepang untuk membantu ketersediaan pangan serta kebutuhan sehari-hari karena

jumlah wisatawan yang meningkat.91

Ekspor produk halal Malaysia ke Jepang tahun 2016 naik sebanyak 2,67

persen dari tahun sebelumnya mencapai 2,67 miliar ringgit ($690 juta). Kenaikan

tersebut akan terus terjadi terlebih saat Olimpiade di Jepang tahun 2020. Produk

yang diekspor Malaysia ke Jepang semakin luas dengan adanya pengiriman

Brahim's Food Japan Co, Bunga Raya dan Manhattan Fish Market yaitu rumah

makan halal yang beroperasi secara global.92

Tahun 2016 kategori produk halal yang diekspor Malaysia ke Jepang

menempatkan bahan-bahan makanan dalam urutan pertama diikuti oleh makanan

dan minuman selanjutnya hasil olahan sawit serta produk farmasi.93

4.1.5 Institusi dalam Kerjasama Industri Pariwisata Jepang dan

Malaysia Tahun 2018

Faktor lain yang dilihat dalam sebuah kerjasama internasional adalah

institusi yang menjadi penyambung antara kerjasama tersebut. Kerjasama antara

Jepang dan Malaysia dalam pengembangan industri pariwisata halal termasuk

kepada konvensi/perjanjian yang dalam hal ini institusi yang melakukan kerjasama

91 Teo Boon Kiat, "Malaysia to Expand Halal Exports to Japan Ahead of 2020

Tokyo Games", [artikel online]; tersedia di

https://www.japantimes.co.jp/news/2018/04/04/business/malaysia-expand-halal-exports-

japan-ahead-2020-tokyo-games/ - .XZRamKeB00o; Internet; diakses pada Minggu, 29

September 2019 pukul 14.12 WIB.

92 Teo Boon Kiat, "Malaysia to Expand Halal Exports to Japan Ahead of 2020

Tokyo Games".

93 Teo Boon Kiat, "Malaysia to Expand Halal Exports to Japan Ahead of 2020

Tokyo Games".

Page 64: ANALISIS KERJASAMA JEPANG - MALAYSIA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49643/1/AMALIA HANIFA UNSI.FISIP.pdfwilayah (wilayah persekutuan), yang meliputi kota

50

adalah antara Kementerian Ekonomi, Perdagangan dan Industri (METI) Jepang,

dan Kementerian Pengembangan Wirausaha Malaysia.94

` Berdasarkan MoC yang ada mengenai kerjasama industri pariwisata halal

tahun 2018 maka point-poin yang akan dikembangkan adalah keahlian dalam

persiapan Olimpiade 2020, promosi perdagangan serta investasi untuk produk serta

jasa halal antar negara, pengembangan sertifikasi halal, pengembangan pariwisata

ramah muslim di Jepang serta pengembangan pasokan produk halal di Jepang.

Metode yang akan dipakai adalah people to people, bantuan teknis, dukungan

dalam perdagangan dan investasi serta pengadaan seminar.95

4.2 Kepentingan Nasional

Tiga aspek penting menurut Burchill dalam kepentingan nasional sebuah

negara adalah Kepentingan Ekonomi, Kepentingan Budaya serta Kepentingan

Politik.96

4.2.1 Kepentingan Ekonomi Jepang dalam Kerjasama Pariwisata Halal

Kepentingan nasional tidak terlepas dari keuntungan yang didapat oleh

sebuah negara. Hal ini dapat bersumber dari pengembangan industri pariwisata

halal yang dilakukan oleh Jepang. Kerjasama yang dilakukan oleh Jepang dan

Malaysia akan memberikan keuntungan untuk kedua negara. Dalam hal ini Jepang

ingin masuk ke dalam Pasar Pariwisata Halal Global yang hal tersebut dapat dicapai

dengan cara mengembangkan industri pariwisata halal Jepang. Industri halal

94 Ministry of Economic, Trade and Industry Japan, "Japan and Malaysia Sign

Memorandum of Cooperation on Halal".

95 Ministry of Economic, Trade and Industry Japan, "Japan and Malaysia Sign

Memorandum of Cooperation on Halal,"

96 Scott Burchill, "The National Interest in International Relations Theory", 104.

Page 65: ANALISIS KERJASAMA JEPANG - MALAYSIA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49643/1/AMALIA HANIFA UNSI.FISIP.pdfwilayah (wilayah persekutuan), yang meliputi kota

51

merupakan tren terbaru yang terdapat dalam pasar dunia. Populasi muslim yang

mencapai 3 miliar jiwa menjadikan industri ini menjadi bisnis yang memiliki

perkembangan yang cukup pesat di pasar global. Sektor-sektor yang ada dalam

industri halal ini adalah sektor keuangan, pariwisata, transportasi dan makanan.

Jepang sebagai negara dengan masyarakat minoritas muslim yang mengandalkan

elektronik serta otomotif dalam pergerakan ekonominya merasa tertarik dengan

tren pariwisata halal yang dianggap dapat menjadi alternatif pemasukan ekonomi

negara.97

Pariwisata merupakan salah satu sektor penting yang melibatkan hampir

seluruh masyarakat dunia. Sektor pariwisata dapat menggerakan perekonomian

suatu negara. Sektor ini juga dapat membuka lapangan kerja bagi masyarakat di

sekitar objek pariwisata.98

Gambar IV.2 Diagram Global Halal Industry, 2016

Sumber: State of The Global Islamic Report 2016/1799

97 Rininta Nurrachmi, "The Global Development of Halal Food Industry: A

Survey", 42.

98 Alfian Nurdiansyah, “Halal Certification and Its Impact on Tourism in Southeast

Asia: A Case Study Halal Tourism in Thailand”, [Artikel Online] tersedia di

file:///Users/amaliahnf/Downloads/2323-Article%20Text-12082-2-10-20180529.pdf;

Internet; diakses pada Jum'at 13 September 2019 pukul 22.50 WIB.

99 State of The Global Islamic Report 2016/17, [berita resmi]; tersedia di

https://ceif.iba.edu.pk/pdf/ThomsonReuters-

Page 66: ANALISIS KERJASAMA JEPANG - MALAYSIA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49643/1/AMALIA HANIFA UNSI.FISIP.pdfwilayah (wilayah persekutuan), yang meliputi kota

52

Berdasarkan pada laporan The Global Islamic Report tahun 2016, sebesar

43% dari pasar halal global didominasi oleh produk makanan, 23% oleh media,

23% oleh produk pakaian, 8% oleh pariwisata, 7% oleh farmasi dan 5% oleh

kosmetik.100

Pertumbuhan wisatawan muslim merupakan hal yang sangat berpengaruh

terhadap industri pariwisata global. Populasi muslim dapat meningkat hingga 2,2

miliar jiwa pada tahun 2030. Kedatangan wisatawan muslim sebanyak 116 juta jiwa

pada tahun 2014 dan diperkirakan akan naik menjadi 178 juta jiwa pada tahun 2020

yang merupakan 11,4% dari total kedatangan wisatawan. Kenaikan jumlah populasi

muslim membuat para pelaku sektor pariwisata juga meningkatkan kualitasnya.101

Jepang merupakan negara pengekspor ke 4 terbesar di dunia. Pada tahun

2017, nilai ekspor Jepang mencapai $694 miliar dan nilai impor Jepang $632

miliar.102 Data tersebut menunjukkan bahwa Jepang memiliki kekuatan ekonomi

yang tidak main-main. Hal tersebut juga dapat menunjukan bahwa Jepang telah siap

untuk bersaing dengan negara lain dalam pasar pariwisata halal global. Kekurangan

yang dimiliki Jepang adalah informasi mengenai Islam dan halal. Kurangnya ilmu

pengetahuan mengenai Islam dan halal di Jepang yang kemudian melakukan

stateoftheGlobalIslamicEconomyReport201617.pdf; Internet; diakses pada Jum'at 13

September 2019 pukul 23.05 WIB.

100 State of The Global Islamic Report 2016/17.

101 Comcec Coordination Office, "Muslim Friendly Tourism: Understanding The

Demand and Supply Sides in The OIC Member Countries," [situs resmi]; tersedia di

http://www.sbb.gov.tr/wp-

content/uploads/2018/11/Muslim_Friendly_Tourism_Understanding_the_Demand_and_

Supply_Sides_in_the_OIC_Member_Countries.pdf; Internet; diakses pada Sabtu 14

September 2019 pukul 00.07 WIB.

102 The Observatory of Economic Complexity, "Japan," [situs resmi]; tersedia di

https://oec.world/en/profile/country/jpn/ - Exports; Internet; diakses pada Senin, 16

September 2019 pukul 12.54 WIB.

Page 67: ANALISIS KERJASAMA JEPANG - MALAYSIA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49643/1/AMALIA HANIFA UNSI.FISIP.pdfwilayah (wilayah persekutuan), yang meliputi kota

53

kerjasama dengan Malaysia. Alasan mengapa Jepang memilih Malaysia sebagai

mitra pengembangan industri pariwisata halal karena Malaysia telah maju lebih

dahulu dalam pengembangan industri halal.103

Malaysia juga merupakan salah satu tujuan favorit bagi pengunjung muslim

dari seluruh dunia. Malaysia memiliki potensi dalam hal transportasi, infrastruktur

akomodasi, perhotelah, makanan dan minuman yang fokus pada layanan pariwisata

halal.104 Terdapat 366 hotel serta resor di Malaysia yang telah memperoleh

sertifikat halal untuk makanan yang disajikan dan 20 hotel bersertifikat halal dari

seluruh hotel yang ada di malaysia sebanyak 1574 hotel.105

Malaysia dipilih sebagai mitra untuk pengembangan industri pariwisata

halal Jepang juga karena memiliki Jabatan Kemajuan Islam Malaysia (JAKIM)

yang merupakan satu-satunya departemen untuk menetapkan standar halal di

Malaysia yang telah diakui negara-negara lain di dunia. JAKIM dikelola secara

ketat oleh pemerintah Malaysia.106

Pada tahun 2017 kedatangan turis di Malaysia memberikan kontribusi

sebanyak RM 82,1 miliar pada pendapatan sektor pariwisata. Malaysia merupakan

103 Rininta Nurrachmi, "The Global Development of Halal Food Industry: A

Survey", 49.

104 Azren Hamiza, "Muslim Friendly Tourism: Concept, Practices and Challenges

in Malaysia," International Journal of Academic Reseacrh in Business and Social Sciences

Vol. 8 No. 11, November 2018, hal. 360 [jurnal online]; tersedia di

http://hrmars.com/hrmars_papers/Muslim_Friendly_Tourism_Concept,_Practices_and_C

hallenges_in_Malaysia.pdf; Internet; diunduh pada Senin, 16 September 2019 pukul 13.38

WIB.

105 Lee Shi Yan dkk, Halal Tourism, "A New World for Tourism

Industry,"International Journal of Asian Science Vol. 7 No. 8, 2017, hal. 645 [jurnal

online]; tersedia di

https://pdfs.semanticscholar.org/215b/ecc1ac8bc6e05e7bfdd2846a11115ce350b5.pdf

diakses pada Senin, 16 September 2019 pukul 13.54 WIB.

106 Halal Japan Corporation Collaboration with JAKIM, "Why Malaysia".

Page 68: ANALISIS KERJASAMA JEPANG - MALAYSIA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49643/1/AMALIA HANIFA UNSI.FISIP.pdfwilayah (wilayah persekutuan), yang meliputi kota

54

salah satu negara yang mengembangkan ekosistem terbaik untuk perjalanan halal.

Perkembangan populasi muslim dunia akan mempengaruhi perkembangan

pariwisata halal. Perkiraan pasar pariwisata halal akan mencapai $ 220 miliar dan

meningkat hingga $ 300 miliar pada tahun 2036.107

Melihat keadaan Jepang dan Malaysia sesuai dengan yang telah dijabarkan,

penulis menganggap bahwa alasan Jepang melakukan kerjasama dengan Malaysia

dalam bidang industri pariwisata halal karena ingin masuk ke dalam Pasar

Pariwisata Halal Global yang dapat dicapai dengan cara melakukan kerjasama

dalam pemberian informasi mengenai halal dan Islam dari negara yang memiliki

kemampuan akan hal tersebut sehingga Jepang dapat ikut serta bersaing dalam

Pasar Pariwisata Halal Global.

4.2.2 Kepentingan Budaya Jepang dalam Kerjasama Pariwisata Halal

Sebuah perdamaian dapat dicapai dengan cara kerjasama antar negara.

Keadaan hubungan internasional yang damai akan membuat negara-negara yang

masing-masing memiliki kepentingan tersendiri melakukan kerjasama dalam

mencapai kepentingan tersebut. Salah satu cara yang ditempuh oleh Jepang dalam

menciptakan prospect for peace adalah dengan melakukan kerjasama dengan

Malaysia. Tujuan Jepang melakukan pengembangan industri pariwisata halal tidak

terlepas dari persiapan Jepang dalam menyambut Olimpiade tahun 2020. Jepang

kemudian melakukan beberapa nation branding yang terdapat pula dalam prospect

for peace untuk dapat mencapai kepentingan nasionalnya.108

107 Azren Hamiza, "Muslim Friendly Tourism: Concept, Practices and Challenges

in Malaysia", 359.

108 Scott Burchill, "The National Interest in International Relations Theory", 107.

Page 69: ANALISIS KERJASAMA JEPANG - MALAYSIA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49643/1/AMALIA HANIFA UNSI.FISIP.pdfwilayah (wilayah persekutuan), yang meliputi kota

55

Tabel IV.1 Kedatangan Wisatawan Muslim Periode 2010 sampai 2020.

Sumber: COMCEC, 2016109

Sesuai data yang tersedia di tabel tersebut, tahun 2014 jumlah wisatawan

muslim secara keseluruhan mencapai 116 juta jiwa. Jumlah tersebut akan terus

bertambah hingga tahun 2020 akan mencaoai 180 juta jiwa. Meningkatnya jumlah

wisatawan muslim setip tahunnya tentu membuat negara-negara tertarik untuk

mengembangkan pariwisata halal yang dapat melayani secara baik para wisatawan

muslim.110

Bertambahnya jumlah wisatawan muslim memunculkan banyak istilah baru

untuk sektor pariwisata halal. Istilah yang cukup dikenal saat ini adalah Muslim

Friendly Travel (MFT) yang berarti keadaan dimana wisatawan sadar akan halalnya

sesuatu yang akan dikonsumsi baik barang maupun jasa saat melakukan pariwisata

ke suatu tempat.111

Ketertarikan Jepang yang merupakan negara minoritas Islam terhadap

industri pariwisata halal membuat negara tersebut mengintensifkan upaya untuk

mengembangkan hal-hal yang dapat membantu terwujudnya Jepang sebagai negara

MFT. Hal-hal mengenai MFT berkembang dengan pesat di Jepang. Upaya tersebut

109 Comcec Coordination Office, "Muslim Friendly Tourism: UnderstandingThe

Demand and Supply Sides in The OIC Member Countries", 1.

110 Comcec Coordination Office, "Muslim Friendly Tourism: Understanding The

Demand and Supply Sides in The OIC Member Countries", 1.

111 Comcec Coordination Office, "Muslim Friendly Tourism: Understanding The

Demand and Supply Sides in The OIC Member Countries", 2.

Page 70: ANALISIS KERJASAMA JEPANG - MALAYSIA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49643/1/AMALIA HANIFA UNSI.FISIP.pdfwilayah (wilayah persekutuan), yang meliputi kota

56

dilakukan untuk menarik minat wisatawan muslim dari Asia Tenggara khususnya.

Pemerintah Jepang terus mendukung para pelaku bisnis pariwisata lokal sehingga

dapat menyediakan barang serta jasa yang MFT.112

Faktor utama yang menjadi daya tarik wisatawan untuk mengunjungi

Jepang menurut penulis karena perubahan secara bertahap dari masyarakat Jepang

yang homogen menjadi lebih multikultural karena peningkatan jumlah imigran.

Adanya layanan yang menggunakan istilah halal di Jepang untuk menarik perhatian

wisatawan muslim disebut Halal Boom. Halal Boom tidak hanya dilakukan oleh

pemerintah daerah namun juga para pelaku pariwisata untuk mulai menyediakan

kebutuhan muslim yang berlandas kepada aspek halal.113

Sebagai contoh, salah satu lembaga Pariwisata Kyoto mengadakan seminar

dengan topik halal dan pelayanan untuk muslim (Omotenashi Mirai Juku). Seminar

tersebut diadakan setiap bulannya di tahun 2015 yang bertujuan untuk memberikan

pemahaman mengenai Islam serta pariwisata halal kepada orang-orang yang

bekerja dalam bidang pariwisata, seperti manajer hotel, pemilik rumah makan dan

para pelaku usaha lain yang berkaitan dengan pelayanan wisatawan. Bermunculan

pula agen-agen yang menawarkan paket pariwisata halal untuk pelanggan. Seperti

salah satu agen wisata halal pertama di Jepang yaitu Miyako International Tourists.

Pada saat didirikan tahun 1989 perusahaan ini merupakan perusahaan pariwisata

biasa. Pengenalan mengenai pariwisata halal terjadi tahun 2011 ketika saat itu

112 Comcec Coordination Office, "Muslim Friendly Tourism: Understanding The

Demand and Supply Sides in The OIC Member Countries", 77.

113 Yoza Achmad Adidaya, "Halal in Japan: History, Issues and Problems,"

University of Oslo, Juni 2016, hal. 33. [tesis]; tersedia di laman

https://www.duo.uio.no/handle/10852/52149; Internet; diunduh pada Selasa, 17 September

2019 pukul 18.24 WIB.

Page 71: ANALISIS KERJASAMA JEPANG - MALAYSIA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49643/1/AMALIA HANIFA UNSI.FISIP.pdfwilayah (wilayah persekutuan), yang meliputi kota

57

direktur Miyako yang juga merupakan wakil ketua JHA, Matsui Hideshi masuk

Islam.114

Layanan ramah muslim tersebut disambut baik oleh wisatawan muslim

yang umumnya berasal dari Asia Tenggara. Tercatat pada tahun 2014 sebanyak

13,4 juta wisatawan muslim, wisatawan Asia Tenggara merupakan yang jumlahnya

paling banyak di antara yang lain. Wisatawan dari negara-negara Islam lain juga

terus meningkat. Miyako International Tourists awalnya mempekerjakan 4 orang

staf muslim dari Jepang serta warga negara lain yang memiliki spesialisasi dalam

hal pelayanan terhadap tamu muslim. Dua faktor penting untuk dapat melayani

wisatawan muslim adalah ruang makan serta ibadah.115

Langkah awal yang ditempuh untuk memberikan kenyamanan kepada

wisatawan muslim adalah dengan menyediakan makanan halal, memberikan tanda

arah kiblat di setiap kamar hotel serta menyediakan sajadah. Ketersediaan rumah

makan halal di tempat-tempat publik juga merupakan salah satu indikator yang

dapat menjadi tolak ukur bahwa peminatan terhadap makanan halal untuk

menunjang pariwisata halal meningkat.116

Melalui penjabaran mengenai Miyako International Tourists terlihat

bagaimana perusahaan Jepang peduli terhadap pentingnya produk serta jasa halal

yang mendukung industri pariwisata halal. Meningkatnya jumlah wisatawan

muslim di Jepang juga membuat para pelaku pariwisata Jepang yang berada di desa

114 Yoza Achmad Adidaya, "Halal in Japan: History, Issues and Problems", 34.

115 Yoza Achmad Adidaya, "Halal in Japan: History, Issues and Problems", 34.

116 Yoza Achmad Adidaya, "Halal in Japan: History, Issues and Problems", 34.

Page 72: ANALISIS KERJASAMA JEPANG - MALAYSIA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49643/1/AMALIA HANIFA UNSI.FISIP.pdfwilayah (wilayah persekutuan), yang meliputi kota

58

ingin melakukan inovasi sehingga kemajuan akan perhatian terhadap pariwisata

halal tidak hanya terjadi di kota-kota besar saja.117

Para pelaku bisnis pariwisata diminta untuk secara aktif mengembangkan

bisnis mereka ke sektor industri pariwisata halal sehingga bisnis tersebut dapat

bergerak cepat dan ikut bersaing di pasar travel secara global. Pemerintah kemudian

melakukan pameran berupa Halal Expo Japan yang bertujuan untuk menyebarkan

pemahaman mengenai Islam dan halal serta menyebarkan produk-produk dan

layanan yang terkait dengan halal yang memiliki target wisatawan muslim seluruh

dunia.118

Halal Expo Japan merupakan ajang untuk bertukar informasi juga

pengembangan industry untuk memberikan peningkatan fasilitas terhadap

wisatawan muslim di Jepang. Produk-produk buatan Jepang yang dapat mendorong

peningkatan fasilitas tersebut juga dipamerkan di dalam ajang ini. Tujuan dari ajang

ini adalah untuk menciptakan keadaan masyarakat yang tidak diskriminasi oleh

perbedaan agama, suku dan ras.119

Upaya Jepang untuk meningkatkan MFT yang lain juga sesuai dengan 6

faith based needs yang dibuat oleh COMCEC guna mengembangkan industri

pariwisata halal.120 Poin-poin yang ada dalam kerjasama antara Jepang dengan

117 Halal Expo Japan, "Encourage Inbound Tourism of Muslim," [situs resmi]

tersedia di laman https://halalexpo.jp/en/ diakses; Internet; diakses pada Selasa, 17

September 2019 pukul 11.30 WIB.

118 Halal Expo Japan, "Encourage Inbound Tourism of Muslim". 119 Halal Expo Japan Achievement Report, “Purpose” [situs resmi] tersedia di

laman https://halalexpo.jp/wp-content/uploads/2017/12/report_2017en.pdf; Internet;

diakses pada Rabu, 06 Desember 2019 oukul 22.42 WIB.

120 Comcec Coordination Office, "Muslim Friendly Tourism: Understanding The

Demand and Supply Sides in The OIC Member Countries", 78.

Page 73: ANALISIS KERJASAMA JEPANG - MALAYSIA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49643/1/AMALIA HANIFA UNSI.FISIP.pdfwilayah (wilayah persekutuan), yang meliputi kota

59

Malaysia terkait industri halal tahun 2018 juga merupakan poin yang dapat

mendukung pengembangan industri pariwisata Jepang untuk menjadi negara yang

MFT.

1. Fasilitas Bandara yang Ramah Muslim

Bandara-bandara yang ada di Jepang telah berusaha untuk menjadi tempat

yang ramah terhadap wisatawan muslim. Terlihat dari adanya tempat makanan

halal di samping mushala agar wisatawan muslim tidak kesusahan untuk beribadah

serta mencari makanan halal. Sebagai contoh, didirikan mushala pada tahun 2006

di Bandara Kansai serta menambahkan lagi 2 buah mushala pada tahun 2014.121

Penambahan rumah makan halal menjadi 16 toko yang bebas dari babi serta

alkohol. Contoh lain adalah Bandara Narita di Tokyo yang menyediakan mushala

di Terminal 1 serta Terminal 2. Mushala dibangun secara layak menggunakan

karpet dan terdapat arah penunjuk kiblat di langit-langit. Awalnya mushala yang

terdapat di bandara disebut dengan silence room tetapi berubah menjadi mushala

dengan diberikan tanda bahwa ruang tersebut dipergunakan untuk shalat.

Bandara Haneda di Tokyo juga membangun mushala pada tahun 2014 dan

Bandara Osaka membuka banyak rumah makan halal agar wisatawan mudah

mencari makanan.122

121 MV Media, "Airports in Japan Becoming Muslim Friendly," 27 Desember 2013

[berita online]; tersedia di laman https://muslimvillage.com/2013/12/27/47845/airports-in-

japan-becoming-muslim-friendly/; Internet; diakses pada Selasa, 17 September 2019 pukul

19.41 WIB.

122 Comcec Coordination Office, "Muslim Friendly Tourism: Understanding The

Demand and Supply Sides in The OIC Member Countries", 78.

Page 74: ANALISIS KERJASAMA JEPANG - MALAYSIA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49643/1/AMALIA HANIFA UNSI.FISIP.pdfwilayah (wilayah persekutuan), yang meliputi kota

60

2. Fasilitas Hotel yang Ramah Muslim

Hotel-hotel di Jepang saat ini telah meningkatkan pelayanannya kepada

wisatawan muslim. Hal mendasar dari pelayanannya adalah tersedianya makanan

halal di hotel. Ryokan, yang merupakan penginapan tradisional Jepang yang

awalnya menyediakan makanan bergaya Jepang mulai memberikan pilihan

makanan halal dalam penyajiannya.123 Hotel-hotel di Tokyo, seperti Park Hyatt dan

Hotel Sakura menawarkan pilihan makanan halal serta menghilangkan alkohol dari

kamar-kamar yang diisi oleh wisatawan muslim untuk kenyamanan wisatawan

muslim itu sendiri. Park Hyatt juga telah menyediakan fasilitas toilet yang ramah

muslim dengan sprayer/shower genggam untuk dapat memudahkan wisatawan

muslim. Hotel Sakura mempekerjakan staf muslim juga memberikan penunjuk

kiblat dan menawarkan sajadah untuk wisatawan muslim.

Hotel Granvia di Kyoto memberikan sajian makanan yang telah memiliki

sertifikasi halal oleh Malaysia Halal Corporation yang terbuat dari bumbu-bumbu

halal. Hotel ini menggunakan peralatan terpisah antara makanan halal dengan non-

halal agar menghindari tercampurnya makanan halal dengan non-halal. Hotel ini

juga memberikan arah kiblat di kamar dan menawarkan sajadah. Terdapat pula

ruangan untuk shalat berjamaah di hotel ini.124

123 Mariko Takemura, "Doing Business inThe Halal Market" (London:

Euromonitor International, 2015), 36.

124 Hotel Gravia Kyoto, "A Commitment to Being a Muslim friendly Hotel," [situs

resmi]; tersedia di https://www.granviakyoto.com/dining/MuslimFriendly(Hotel Granvia

Kyoto).pdf; Internet; diakses pada Selasa, 17 September 2017 pukul 19.34 WIB.

Page 75: ANALISIS KERJASAMA JEPANG - MALAYSIA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49643/1/AMALIA HANIFA UNSI.FISIP.pdfwilayah (wilayah persekutuan), yang meliputi kota

61

3. Fasilitas Rumah Makan yang Ramah Muslim

Upaya untuk membuat wisatawan muslim dapat menikmati makanan khas

Jepang dengan tetap berdasar kepada agama Islam yang mewajibkan memakan

makanan yang halal maka semakin banyak rumah makan yang menyajikan

makanan Jepang halal. Salah satu rumah makan di Shibuya, Hanasakaji-san,

menyajikan makanan khas Jepang dengan menyediakan shabu-shabu halal yang

berisi daging sapi yang diiris tipis-tipis. Hidangan lain yang disajikan yaitu ramen

serta kari yang umumnya menggunakan ekstrak daging babi diubah menjadi

makanan yang memiliki sertifikasi halal agar dapat disantap oleh wisatawan

muslim.125

Gambar IV.3 Rumah Makan Halal di Jepang, Hanasakaji-san

Sumber: Matcha, 2016126

Salah satu daerah di Tokyo, yaitu Taito didukung oleh pemerintah untuk

lebih MFT. Terdapat 17 rumah makan MFT dengan sertifikasi halal yang semula

hanya terdapat rumah makan India yang menyediakan menu halal. Sushi Ken juga

125 Mariko Takemura, "Doing Business inThe Halal Market", 37.

126 Yoshihito Oshima, "The First Halal Hot Pot Restaurant, "Hanaka Ji-san" in

Shibuya,", 23 Juni 2016 [berita online]; tersedia di https://matcha-jp.com/en/911; Internet;

diakses pada Selasa, 17 September 2019 pukul 22.43 WIB.

Page 76: ANALISIS KERJASAMA JEPANG - MALAYSIA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49643/1/AMALIA HANIFA UNSI.FISIP.pdfwilayah (wilayah persekutuan), yang meliputi kota

62

membuat bumbu sendiri untuk makanannya agar dapat dipastikan bahwa bahan-

bahan pembuatan makanan memakai bahan yang halal. Rumah makan yang

menyediakan menu daging panggang juga ikut untuk melakukan inovasi untuk

dapat menjadi MFT dengan tidak hanya mengganti bahan makanannya saja yang

memiliki sertifikasi halal tetapi juga membuat dapur baru yang berbeda agar tidak

tercampur dengan makanan non-halal.127

4. Fasilitas Tempat Hiburan serta Tempat Belanja yang Ramah Muslim

Tempat karaoke serta bar di Jepang secara tradisional memang menyajikan

makanan dan minuman yang mengandung alkohol tanpa adanya menu makanan

halal. Sebagai upaya untuk mewujudkan MFT agar wisatawan muslim tertarik

untuk berkunjung adalah dengan memberikan pelayanan yang sesuai dengan

syari'at Islam. Salah satu contoh Karaoke Honpo Maneki di Tokyo mulai

menawarkan pilihan makanan halal dan menyediakan ruang shalat bagi pengunjung

muslim.128

Takashimaya yang merupakan salah satu department store terkenal di

Tokyo menyediakan ruangan untuk shalat untuk dapat memberikan ruang ibadah

kepada wisatawan muslim yang jumlahnya semakin meningkat terlebih

pengunjung Asia Tenggara yang menanyakan mengenai tempat shalat. Ruangaan

127 Miciyo Ishida, "Japan's Restaurant Look to Cater to The Halal Food Industry,",

03 Januari 2016 [berita online]; tersedia di

https://www.todayonline.com/world/asia/japans-restaurants-look-cater-halal-food-

industry; Internet; diakses pada Selasa, 17 September 2019 pukul 19.58 WIB.

128 Mariko Takemura, "Doing Business inThe Halal Market", 38.

Page 77: ANALISIS KERJASAMA JEPANG - MALAYSIA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49643/1/AMALIA HANIFA UNSI.FISIP.pdfwilayah (wilayah persekutuan), yang meliputi kota

63

untuk shalat tersebut dilengkapi dengan fasilitas tempat untuk berwudhu dan

penunjuk arah kiblat.129

5. Fasilitas Agen Pariwisata yang Ramah Muslim

Seperti contoh yang telah disebutkan sebelumnya bahwa Miyako

International Tourists memberikan penyesuaian layanan mereka terhadap

wisatawan muslim. Agen pariwisata ini memiliki penduan untuk wisatawan muslim

dan memberikan rancangan perjalanan yang dapat memberikan fasilitas yang sesuai

dengan kebutuhan muslim terlebih dalam menemukan makanan halal dan ruang

untuk shalat. Terdapat pula pilihan untuk mengunjungi masjid-masjid serta situs-

situs yang berkaitan dengan Islam di Jepang.130

Agen Pariwisata selanjutnya adalah Travelience. Agen ini mengembangkan

paket khusus yang terdiri dari Pariwisata satu hari di Kota Tokyo untuk muslim

yang bergabung dengan paket pariwisata lain. Perbedaannya adalah tempat makan

yang mereka kunjungi akan berbeda. Agen pariwisata ini kemudian melakukan

kerjasama dengan pemilik rumah makan lokal yang memiliki sertifikasi halal di

Tokyo. Travelience juga menyediakan paket khusus muslim yang mencakup wisata

standar tetapi makan di rumah makan halal dan berkunjung ke masjid

melaksanakan shalat.131

129 Haruka Nuga, "Japan Tries to Tap Growing Muslim Tourist Market", 12

November 2014 [artikel online]; tersedia di

https://www.japantimes.co.jp/news/2014/11/12/national/japan-tries-to-tap-growing-

muslim-tourist-market/ - .XYDaKKeB2u4; Internet; diakses pada Selasa, 17 September

2019 pukul 20.06 WIB.

130 Comcec Coordination Office, "Muslim Friendly Tourism: Understanding The

Demand and Supply Sides in The OIC Member Countries", 79.

131 Michael Penn, "Japan Embraces Muslim Visitors to Bolster Tourism", 17

Desember 2015 [berita online]; tersedia di

Page 78: ANALISIS KERJASAMA JEPANG - MALAYSIA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49643/1/AMALIA HANIFA UNSI.FISIP.pdfwilayah (wilayah persekutuan), yang meliputi kota

64

Agen pariwisata lain yaitu Feel Japan with K juga menyediakan paket untuk

wisatawan muslim terlebih dalam hal ruangan untuk shalat dan makanan halal.

Terdapat pula paket untuk mengunjungi rumah makan halal di tokyo, hiroshima

dan kota-kota lain di Jepang.132

6. Fasilitas Aplikasi serta Situs Web Pariwisata yang Ramah Muslim

Terdapat sebuah aplikasi yang bernama "HalalMinds" untuk membantu

warga muslim lokal serta wisatawan yang ada di Jepang. Aplikasi ini membantu

untuk menemukan produk-produk halal di Jepang. Aplikasi ini juga menyediakan

pilihan-pilihan rumah makan halal di Jepang serta dapat memberikan petunjuk

kiblat dan terdapat juga Al-Qur'an di dalamnya.133

Situs web Japan Travel Guide juga memberikan daftar hotel serta rumah

makan yang MFT di berbagai kota yang ada di Jepang. Panduan hotel mencakup

arah kiblat di dalam ruangan, pengiriman makanan halal ke hotel serta daftar rumah

makan halal dan masjid di suatu daerah yang sedang kita tempati. Situs ini juga

memberi tahu wisatawan apakah di hotel tersebut terdapat staf muslim atau tidak

serta toilet dilengkapi dengan sprayer/shower.134

https://www.aljazeera.com/indepth/features/2015/12/japan-embraces-muslim-visitors-

bolster-tourism-151215112245391.html; Internet; diakses pada Selasa, 17 September 2019

pukul 20.22 WIB.

132 Feel Japan with K, "About Us," [situs resmi]; tersedia di

http://www.feeljapank.com/about.html; Internet; diakses pada Selasa, 17 September 2019

pukul 20.26 WIB.

133 Quigley, "Hold The Pork-This Apps Helps Muslims in Japan Find Halal

Products," 21 Mei 2014 [berita online]; tersedia di https://www.techinasia.com/hold-pork-

app-helps-muslims-japan-find-elusive-halal-products; Internet; diakses pada Selasa, 17

September 2019 pukul 20.44 WIB.

134 Japan Muslim Guide, "Muslim Friendly Hotels," [situs resmi]; tersedia di

https://muslim-guide.jp/hotel/; Internet; diakses pada Selasa, 17 September 2019 pukul

20.49 WIB.

Page 79: ANALISIS KERJASAMA JEPANG - MALAYSIA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49643/1/AMALIA HANIFA UNSI.FISIP.pdfwilayah (wilayah persekutuan), yang meliputi kota

65

Nation branding yang dilakukan oleh Jepang merupakan salah satu cara

untuk mencapai kepentingannya yaitu dengan melakukan kerjasama dengan

Malaysia untuk pengembangan industri pariwisata halal tahun 2018. Jepang

menjadikan Malaysia sebagai mitra kerjasama menurut penulis karena Malaysia

telah lebih dulu mendalami pariwisata halal sehingga Jepang dengan kerjasama

tersebut mendapatkan informasi mengenai bagaimana pengelolaan MFT. Nation

branding yang dilakukan Jepang juga tidak terlepas dengan peran MHC sebagai

salah satu sertifikasi halal yang diakui di Jepang.

Nation branding yang dilakukan Jepang dengan melakukan kerjasama

bersama Malaysia dapat menciptakan sebuah citra bahwa Jepang merupakan negara

yang ramah bagi wisatawan muslim. Hal tersebut akan menciptakan keamanan

serta kedamaian bagi wisatawan muslim yang berkunjung ke Jepang terlebih nanti

pasa saat Olimpiade dan Paralimpiade 2020 yang pasti akan mendatangkan banyak

wisatawan muslim dari berbagai negara ke Jepang. Kepentingan Jepang dalam hal

budaya ini juga ingin meningkatkan citra produk serta jasa pariwisata Jepang.

Pemilihan Malaysia sebagai mitra Jepang dalam melakukan nation

branding dibanding dengan Indonesia yang memiliki jumlah penduduk muslim

lebih banyak adalah karena jumlah wisatawan dari Malaysia jumlahnya lebih

banyak dibanding dengan Indonesia. Kemampuan masyarakat Malaysia untuk

dapat berkunjung ke Jepang lebih tinggi dibandingkan Indonesia. Pada tahun 2014

jumlah wisatawan Indonesia hanya 158,688 sedangkan Malaysia sebanyak

Page 80: ANALISIS KERJASAMA JEPANG - MALAYSIA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49643/1/AMALIA HANIFA UNSI.FISIP.pdfwilayah (wilayah persekutuan), yang meliputi kota

66

249,534.135 Jumlah kunjungan wisatawan Malaysia selalu lebih unggul jika

dibandingkan dengan Indonesia maka dari itu menurut penulis Malaysia dipilih

sebagai mitra karena memang kemampuan wisatawan Malaysia lebih tinggi untuk

dapat berkunjung ke Jepang walaupun jumlah muslim Indonesia jauh lebih banyak

daripada Malaysia.

4.2.3 Kepentingan Politik Jepang dalam Kerjasama Pariwisata Halal

Kepentingan politik Jepang dalam kerjasama industri pariwisata

halal tahun 2018 tidak terlepas dari politik luar negeri Jepang. Politik luar negeri

Jepang yang menganut Doktrin Fukuoda sejak berakhirnya Perang Dunia II

menjadi simbol persahabatan serta kerjasama antara Jepang dan negara-negara lain.

Jepang memiliki komitmen untuk menciptakan perdamaian dan menolak peran

kekuatan militer, meningkatkan hubungan kepercayaan dengan cara heart to

heart.136

Perkembangan politik Jepang mengalami perkembangan antara lain

menjadi Free rider's, yaitu masa dimana Jepang memberikan perhatian penuh

untuk meningkatkan ekonominya.137 Kerjasama yang dilakukan oleh Jepang

135 Nor Zafir, "Developing The Non-Muslim Tourist Destination for Muslim

Tourist: A Case Study of Akita Prefecture Japan" hal. 2 [jurnal online]; tersedia di

http://web.aiu.ac.jp/iasrc/wp-content/uploads/2015/03/final-report-Muslim-tourist-in-

Akita.pdf; Internet; diakses pada Selasa, 12 November 2019 pukul 00.33 WIB.

136 Kei Koga, "Trascending The Fukuoda Doctrine," Center for Strategic &

International Studies, hal. 1 [jurnal online]; tersedia di

file:///Users/amaliahnf/Downloads/170401_Japan_SEAsia%20(1).pdf; Internet; diunduh

pada Sabtu, 19 Oktober 2019 pukul 12.05 WIB.

137 Inoguchi Takashi, "Japan Images and Options: Not a Challenger, but a

Supporter," The Journal of Japanese Studies Vol. 12 No. 1, Winter 1986, hal. 95 [jurnal

online]; internet; tersedia di

https://www.jstor.org/stable/132448?seq=1#page_scan_tab_contents; Internet; diunduh

pada Sabtu, 19 Oktober 2019 pukul 12.35 WIB.

Page 81: ANALISIS KERJASAMA JEPANG - MALAYSIA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49643/1/AMALIA HANIFA UNSI.FISIP.pdfwilayah (wilayah persekutuan), yang meliputi kota

67

dengan Malaysia jika dilihat dari kepentingan politik Jepang merupakan hasil dari

Politik Luar Negeri Jepang yang ingin meningkatkan sektor ekonomi sehingga

Jepang menjalin kerjasama dengan Malaysia dalam pengembangan industri

pariwisata halal 2018.

Kerjasama kedua negara ini tidak benar-benar negara berperan sebagai

aktor utama di kerjasama pengembangan pariwisata halal tahun 2018.

Penandatanganan memang dilakukan oleh METI Jepang, dan Kementerian

Pengembangan Wirausaha Malaysia.138 Kedua negara dalam pengaplikasian

mengajak Halal Japan Corporation (HJC) sebagai aktor non-negara dan JAKIM

sebagai aktor negara untuk mendukung kerjasama tersebut dalam memberikan

standar halal di Jepang. Peran aktor non-negara dalam hal ini cukup dilihat

eksistensinya namun tetap peran negara memegang kendali terbesar dalam

kerjasama internasional yang terjadi.139

Peningkatan hubungan yang selalu terjalin antara Jepang dan Malaysia yang

telah penulis jabarkan di bab II akan terus meluas ke sektor-sektor yang dapat

menjadi pendukung hubungan baik antara kedua negara. Dalam hal ini kepentingan

politik Jepang dalam kerjasama industri pariwisata halal adalah untuk lebih

meningkatkan hubungan kemitraan strategis Jepang dan Malaysia sesuai dengan

poin dalam Politik Luar Negeri Jepang untuk melakukan kerjasama yang tidak

menggunakan kekuatan militer tetapi lebih kepada untuk meningkatkan hubungan

sosial, budaya dan ekonomi. Adanya aktor-aktor non-negara seperti HJC yang

138 Ministry of Economic, Trade and Industry Japan, "Japan and Malaysia Sign

Memorandum of Cooperation on Halal".

139 Halal Japan Corporation with JAKIM, "About HJC".

Page 82: ANALISIS KERJASAMA JEPANG - MALAYSIA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49643/1/AMALIA HANIFA UNSI.FISIP.pdfwilayah (wilayah persekutuan), yang meliputi kota

68

berperan dalam mendukung kerjasama ini sesuai dengan pengertian kepentingan

politik menurut Keohane yang menerangkan bahwa aktor-aktor non-negara mulai

muncul untuk dapat mendukung negara.

Page 83: ANALISIS KERJASAMA JEPANG - MALAYSIA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49643/1/AMALIA HANIFA UNSI.FISIP.pdfwilayah (wilayah persekutuan), yang meliputi kota

69

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Pertama sebagai dari kesimpulan skripsi ini penulis ingin membuka dengan

sejarah hubungan bilateral antara Jepang dan Malaysia. Dimulai dari kemerdekaan

Malaysia pada tahun 1957 yang kemudian mempererat hubungan diplomatik

dengan Jepang dalam bidang ekonomi. Perkembangan kerjasama antar kedua

negara kemudian menghasilkan LEP, EAEC, Enchanched Partnership for A New

Frontier serta peningkatan hubungan kemitraan strategis antara Jepang dan

Malaysia. Kerjasama yang terjalin antar kedua negara tidak hanya sebatas

kerjasama ekonomi dan keamanan melainkan meluas hingga tahun 2018 Jepang

dan Malaysia menandatangani kerjasama industri halal.

Penulis melihat, Jepang sebagai sebuah negara minoritas muslim yang

kemudian menjalin kerjasama dengan Malaysia yang merupakan negara muslim

merupakan langkah yang berani. Pertanyaan besar dalam hal ini adalah mengapa

Jepang melakukan kerjasama dengan Malaysia dalam hal pengembangan industri

pariwisata halal? karena kerjasama tersebut merupakan kerjasama yang

berlandaskan Islam, yaitu pariwisata halal.

Menurut penulis terdapat 2 konsep yang dapat menjawab pertanyaan ini.

Konsep pertama adalah kerjasama internasional yang di dalamnya terdapat faktor

kesamanan kepentingan antara Jepang dan Malaysia. Faktor selanjutnya adalah

mengenai prospek masa depan Jepang dan Malaysia lalu aktor yang terlibat dalam

Page 84: ANALISIS KERJASAMA JEPANG - MALAYSIA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49643/1/AMALIA HANIFA UNSI.FISIP.pdfwilayah (wilayah persekutuan), yang meliputi kota

70

kerjasama antara Jepang dan Malaysia. Terdapat timbal balik antara kedua negara

sehingga terjalin kerjasama antar keduanya.

Konsep kedua untuk menganalisis alasan Jepang melakukan kerjasama

pariwisata halal dengan Malaysia pada tahun 2018 adalah dengan menggunakan

Kepentingan Nasional. Tiga aspek yang memperngaruhi Jepang adalah

kepentingan ekonomi, budaya dan politik.

5.2 Saran

Jika melihat usaha Jepang dalam upaya mengembangkan industri pariwisata

halal dengan melakukan kerjasama dengan Malaysia tentu menjadi sebuah

peringatan bagi Indonesia yang merupakan negara mayoritas muslim terbesar di

dunia. Hal tersebut karena jepang lebih memilih melakukan kerjasama dengan

malaysia daripada dengan Indonesia. Indonesia seharusnya lebih fokus lagi dalam

pengembangan industri pariwisata halal sehingga lebih dikenal dan diakui oleh

negara-negara lain di dunia.

Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta sebagai mahasiswa dari

universitas yang berlandaskan ajaran Islam terutama Program Studi Hubungan

Internasional mau untuk lebih memperhatikan perkembangan dari industri

pariwisata halal Indonesia. Semoga ide tersebut dapat diterima dan dijalankan.

Page 85: ANALISIS KERJASAMA JEPANG - MALAYSIA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49643/1/AMALIA HANIFA UNSI.FISIP.pdfwilayah (wilayah persekutuan), yang meliputi kota

xv

DAFTAR PUSTAKA

Buku

Burchill, Scott. 2005. The National Interest in International Relations Theory. New York: Pal-

grave Macmillan.

Bureau, Statistics.2018. Statictical Handbook of Japan. Tokyo: Ministry of Internal Affairs

and Communications.

Jackson dan Sorensen. 2013. Introduction to International Relation: Theories and

Approaches. London: Oxford University Press.

Keohane, Robert O. 2002. Power and Governance in Partially Globalized World. London:

Routledge.

Reports, FAO AQUASTAT. 2011. Coutry Profile-Malaysia. Rome: Food and Agriculture

Organization of the United Nations (FAO).

Takemura, Mariko. 2015. Doing Business in The Halal Market. London: Euromonitor

International.

Zulkifli. 2012. Kerjasama Internasional Sebagai Solusi Pengelolaan Kawasan Perbatasan

Negara (Studi Kasus Indonesia). Jakarta: Universitas Indonesia.

Tim Penyusun, 2015. Panduan Penyusunan Proposal dan Penulisan Skripsi. Jakarta: Fakultas

Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jurnal

Adinugraha, Hendri Hermawan, Mila Sartika, dan Ana Kadarningsih, "Desa Wisata Halal:

Konsep Dan Implementasinya di Indonesia," Human Falah Vol. 5 No. 1, Januari-Juni

2018, [jurnal online]; Internet: tersedia di file:///Users/amaliahnf/Downloads/1336-

4187-1-PB.pdf; diunduh pada Rabu, 24 Juli 2019.

Asatsuma, Takumi, "Halal Industry Activates Japanese Tourism Market", [jurnal online];

tersedia di %20http:/human.kanagawa-u.ac.jp/gakkai/student/pdf/i11/110320.pdf;

Internet; diakses pada Senin, 11 November 2019.

Axelrod, Robert dan Robert O. Keohane, "Achieving Cooperation under Anarchy:

Strategies and Institutions," World Politics Vol. 38 No. 1, Oktober 1985 [jurnal

online]; tersedia di https://www.jstor.org/stable/2010357?seq=1 -

page_scan_tab_contents; Internet; diunduh pada Rabu, 02 Oktober 2019.

Destiawan, Farhan Azhar, "Islam in Japan," Faculty of Tarbiyah and Teaching Training State

Islamic University of North Sumatra, 2019, hal. 8 [jurnal online]; Internet; tersedia di

https://www.academia.edu/38737237/Islam_in_Japan; diakses pada Rabu, 11

September 2019.

Page 86: ANALISIS KERJASAMA JEPANG - MALAYSIA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49643/1/AMALIA HANIFA UNSI.FISIP.pdfwilayah (wilayah persekutuan), yang meliputi kota

xvi

Furuoka, Fumitaka, "Economic Relations between Malaysia and Japan from Look East Policy

to The New Miyazawa Initiative," [jurnal online]; tersedia di tersedia di laman

https://www.ums.edu.my/fpep/files/75_OTHERS_2003.pdf; Internet; diunduh pada

Selasa, 17 September 2019.

Furuoka, Fumitaka, "Malaysia-Japan Relations under The Mahathir Administration: Case

Studies of The Look East Policy and Japanese Investment in Malaysia," Asian Survey

Vol. 47 No. 3, Mei/Juni 2007 [jurnal online]; Internet; tersedia di laman

https://www.jstor.org/stable/10.1525/as.2007.47.3.505?seq=1 -

page_scan_tab_contents; diunduh pada Rabu, 18 September 2019.

Hamiza, Azren, "Muslim Friendly Tourism: Concept, Practices and Challenges in Malaysia,"

International Journal of Academic Reseacrh in Business and Social Sciences Vol. 8

No. 11, November 2018 [jurnal online]; tersedia di

http://hrmars.com/hrmars_papers/Muslim_Friendly_Tourism_Concept,_Practices_an

d_Challenges_in_Malaysia.pdf; Internet; diunduh pada Senin, 16 September 2019.

Hasanah, Syarifah, "Significant Overview of Japan Tourism: Muslim Friendly Destination and

Social Media" [jurnal online]; tersedia di laman https://www.atlantis-

press.com/proceedings/ebic-17/25891521; Internet; diunduh pada Rabu, 06 November

2019 pukul 14.28 WIB.

Jaelani, Aan, "Halal Tourissm Industry in Indonesia: Potential and Prospects," International

Review of Management and Marketing Vol. 7 No. 3, 2017 [jurnal online]; Internet;

tersedia di https://econjournals.com/index.php/irmm/article/view/4352/pdf;

diunduh pada Rabu, 24 Juli 2019.

Jusmaliani dan Hanny Nasution, "Religiosity Aspect in Consumer Behaviour: Determinants of

Halal Meat Consumption," ASEAN MARKETING JOURNAL Vol. I No. 2, Desember

2009 [jurnal online]; tersedia di

http://journal.ui.ac.id/index.php/amj/article/view/1977; Internet; diunduh pada

Senin, 22 April 2019.

Keohane, Robert O., "International Institutions: Two Approaches," International Studies

Quarterly Vol. 32 No. 4, Desember 1988 [jurnal onlie]; tersedia di

https://edisciplinas.usp.br/pluginfile.php/161137/mod_resource/content/1/Keohan e

1988 - International Institutions - two approaches.pdf; Internet; diunduh pada

Rabu, 02 Oktober 2019.

Khalid, Khadija Md, Jason Loh Seong Wei dan Ayame Suzuki, "Three Decades of Malaysia-

Japan Relations," Journal of Asia Pacific Studies Vol. 4 No. 1, 73-100 [jurnal

online] tersedia di https://www.japss.org/upload/6. JAPS - IASS.pdf; Internet;

diunduh pada Selasa, 10 September 2019.

Koga, Kei, "Trascending The Fukuoda Doctrine," Center for Strategic & International Studies,

[jurnal online]; tersedia di

file:///Users/amaliahnf/Downloads/170401_Japan_SEAsia%20(1).pdf; Internet;

diunduh pada Sabtu, 19 Oktober 2019.

Page 87: ANALISIS KERJASAMA JEPANG - MALAYSIA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49643/1/AMALIA HANIFA UNSI.FISIP.pdfwilayah (wilayah persekutuan), yang meliputi kota

xvii

Nouh, Abdel Hamid, "Understanding Islam in Japan," The International Conference on Islam

in Asia and Oceania, Oktober 2012 [jurnal onlie]; Internet; tersedia

https://www.academia.edu/24228217/Understanding_Islam_in_Japan_-

_a_historical_perspective; diunduh pada Rabu, 11 September 2019.

Nurrachmi, Rininta, "The Global Development of Halal Food Industry: A Survey," Tazkia

Islamic Finance and Business Review Vol. 11 No 1, 2017 [jurnal online] tersedia di

https://media.neliti.com/media/publications/271324-the-global- development-of-

halal-food-ind-17b89c7a.pdf; Internet; diunduh pada Selasa, 10 September 2019.

Salehudin, Imam, "Halal Literacy: A Concept Exploration and Measurement Validation,"

ASEAN MARKETING JOURNAL Vol. II No. 1, Juni 2010 [jurnal online]; tersedia di

http://journal.ui.ac.id/index.php/amj/article/view/1987; Internet; diunduh pada

Senin, 22 April 2019.

Salehudin dan Mukhlis, "Pemasaran Halal: Konsep, Implikasi dan Temuan di Lapangan,"

Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi UI, 2012 [jurnal online]; Internet; tersedia di

http://staff.ui.ac.id/system/files/users/imams/material/pemasaran_halal.pdf; diunduh

pada Rabu, 24 Juli 2019.

Satriana, Eka D. dan Hayyun D. Faridah, "Wisata Halal: Perkembangan, Peluang, dan

Tantangan," Journal of Halal Product and Research (JHPR) Vol. 01 No. 02, Mei-

November 2018 [jurnal online]; tersedia di

https://e-journal.unair.ac.id/JHPR/article/download/10509/5804; Internet; diunduh

pada Senin, 22 April 2019.

Shazlinda Md Yusof dan Noriyuki Shutto, "The Development of Halal Food Market in Japan:

An Exploratory Study," Procedia - Social and Behavioral Sciences 121: 253-261,

September 2012 [jurnal online]; tersedia di

https://www.sciencedirect.com/science/.../S18770428140114; Internet; diunduh

pada Senin, 22 April 2019.

Syahraeni, Andi, "Islam di Jepang", Jurnal Rihlah Vol. 5 No. 2, 2017 [jurnal online];

Internet; tersedia di

http://journal.uin- alauddin.ac.id/index.php/rihlah/article/view/4163/3863;

diunduh pada Rabu, 24 Juli 2019.

Takashi, Inoguchi, "Japan Images and Options: Not a Challenger, but a Supporter," The Journal

of Japanese Studies Vol. 12 No. 1, Winter 1986, hal. 95 [jurnal online]; internet;

tersedia di https://www.jstor.org/stable/132448?seq=1#page_scan_tab_contents;

Internet; diunduh pada Sabtu, 19 Oktober 2019.

Yan, Lee Shi dkk, "Halal Tourism, A New World for Tourism Industry," International Journal

of Asian Science Vol. 7 No. 8, 2017 [jurnal online]; tersedia di

https://pdfs.semanticscholar.org/215b/ecc1ac8bc6e05e7bfdd2846a11115ce350b5.pdf

diakses pada Senin, 16 September 2019.

Yasuda, Shin, "Managing Halal Knowledge in Japan: Developing Knowledge Platforms for

Page 88: ANALISIS KERJASAMA JEPANG - MALAYSIA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49643/1/AMALIA HANIFA UNSI.FISIP.pdfwilayah (wilayah persekutuan), yang meliputi kota

xviii

Halal Tourism in Japan," Asian Journal of Tourism Research Vol. 2, No. 2, September

2017, [jurnal online]; tersedia di

https://pdfs.semanticscholar.org/9d6f/9fcc3e23e3e8f647f68f521f664bb10b95b6.pdf;

Internet; diakses pada Senin, 11 November 2019.

Nor Zafir, "Developing The Non-Muslim Tourist Destination for Muslim Tourist: A Case

Study of Akita Prefecture Japan" [jurnal online]; tersedia di

http://web.aiu.ac.jp/iasrc/wp-content/uploads/2015/03/final-report-Muslim-

tourist-in-Akita.pdf; Internet; diakses pada Selasa, 12 November 2019.

Zainuddin, Zarina, "Malaysia-Japan Relations: Heading Towards Stronger Ties?," ISIS

Journal, September 2015 [jurnal on-line]; tersedia di https://isis.org.my/wp-

content/uploads/2015/10/files_IF_2015_IF9_ISIS_Focus_9_-_2015_Index_3.pdf;

Internet; diunduh pada Senin, 09 September 2019.

Berita

Aziz, Su, "Halal Influence's Japan Tourism," 04 Januari 2019 [berita online]; tersedia di

https://infocus.wief.org/halal-influences-japans-tourism/; Internet; diakses pada

Selasa, 12 November 2019.

Benner, Tom, "Halal Product Draw More Muslims to Japan," Juli 2015 [berita online];

tersedia di https://journal.accj.or.jp/faith-in-numbers/; Internet; diakses pada

Minggu, 06 Oktober 2019.

Foster, Katie, "New Fukoka-born App HalalMinds Helps Muslims Find Halal Food in Japan,"

28 Mei 2014 [berita online]; tersedia di https://www.fukuoka-

now.com/en/halalminds/; Internet; diakses pada Selasa, 17 September 2019.

Fujisaki, "Tersedia Tempat Shalat di Bandara Internasional Narita," 16 Januari 2016 [berita

online] tersedia di laman https://www.halalmedia.jp/id/archives/8741/prayer-

room-narita-airport/; Internet; diakses pada Selasa, 17 September 2019.

Ishida, Miciyo, "Japan's Restaurant Look to Cater to The Halal Food Industry," 03 Januari 2016

[berita online]; tersedia di https://www.todayonline.com/world/asia/japans-

restaurants-look-cater- halal-food-industry; diakses pada Selasa, 17 September

2019.

MV Media, "Airports in Japan Becoming Muslim Friendly," 27 Desember 2013 [berita online];

tersedia di laman https://muslimvillage.com/2013/12/27/47845/airports-in-

japan-becoming-muslim- friendly/; Internet; diakses pada Selasa, 17 September

2019.

Oshima, Yoshihito, "The First Halal Hot Pot Restaurant, "Hanaka Ji-san" in Shibuya," 23 Juni

2016 [berita online]; tersedia di laman https://matcha-jp.com/en/911; Internet;

diakses pada Selasa, 17 September 2019.

Penn, Michael, "Japan Embraces Muslim Visitors to Bolster Tourism", 17 Desember 2015

[berita online]; tersedia di https://www.aljazeera.com/indepth/features/2015/12/japan-

Page 89: ANALISIS KERJASAMA JEPANG - MALAYSIA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49643/1/AMALIA HANIFA UNSI.FISIP.pdfwilayah (wilayah persekutuan), yang meliputi kota

xix

embraces- muslim-visitors-bolster-tourism-151215112245391.html; diakses pada

Selasa, 17 September 2019.

Quigley, "Hold The Pork-This Apps Helps Muslims in Japan Find Halal Products," 21 Mei

2014 [berita online]; tersedia di https://www.techinasia.com/hold-pork-app-helps-

muslims-japan-find- elusive-halal-products; Internet; diakses pada selasa, 17

September 2019.

Ryall, Julian, "Why are so Many Muslims Suddenly Visiting Japan?," 07 Mei 2017 [berita

online]; tersedia di https://www.scmp.com/week-asia/society/article/2092664/why-

are-so-many-muslims-suddenly-visiting-japan; Internet; diakses pada Minggu, 06

Oktober 2019.

State of The Global Islamic Report 2016/17, [berita resmi]; Internet; tersedia di

https://ceif.iba.edu.pk/pdf/ThomsonReuters-

stateoftheGlobalIslamicEconomyReport201617.pdf; diakses pada Jum'at 13 September

2019.

Wira, Ni Nyoman, "Japan to Become More Popular in 2018: Muslim Travel Index," 08

Desember 2017 [berita online]; tersedia di laman

https://www.thejakartapost.com/travel/2017/12/08/japan-to-become-more- popular-in-

2018-muslim-travel-index.html; Internet; diakses pada Minggu, 06 Oktober 2019.

Yee, Chok Sim, "Malaysian Visitors in Japan Rank Second" 19 Maret 2015, [berita online];

tersedia di laman https://www.theborneopost.com/2015/03/19/malaysian-visitors-in-

japan-rank-second/; Internet; diakses pada Rabu, 06 November 2019 pukul 14.02 WIB.

Situs Resmi

Comcec Coordination Office, "Muslim Friendly Tourism: Understanding The Demand and

Supply Sides in The OIC Member Countries," [situs resmi]; tersedia di

http://www.sbb.gov.tr/wp-

content/uploads/2018/11/Muslim_Friendly_Tourism_Understanding_the_Demand_an

d_Supply_Sides_in_the_OIC_Member_Countries.pdf; Internet; diakses pada Sabtu 14

September 2019.

Comcec Coordination Office, "Muslim Friendly Tourism: Developing and Marketing MFT

Products and Services in The OIC Member Countries," [situs resmi]; tersedia di

http://www.sbb.gov.tr/wp-

content/uploads/2018/11/Muslim_Friendly_Tourism_MFT_Developing_and_Marketi

ng_MFT_Products_and_Services_in_the_OIC_Member_States.pdf; Internet; diakses

pada Senin, 11 November 2019.

Crescent Rating, Global Muslim Travel Index 2016," [situs resmi], tersedia di

https://www.crescentrating.com/reports/mastercard-crescentrating-global-muslim-

travel-index-gmti-2016.html; Internet; diakses pada Sabtu, 19 Oktober 2019.

Crescent Rating, "Muslim Travel Market Growth Projections," [situs resmi]; tersedia di

https://www.crescentrating.com/download/thankyou.html?file=hJGfOCBy_2019040

Page 90: ANALISIS KERJASAMA JEPANG - MALAYSIA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49643/1/AMALIA HANIFA UNSI.FISIP.pdfwilayah (wilayah persekutuan), yang meliputi kota

xx

6_MC-CR_GMTI_2019_Interactive.pdf; Internet; diakses pada Minggu, 06 Oktober

2019.

Crescent Rating, "Muslim Visitors Arrival to Japan to Reach 1 Million by 2020," [situs resmi];

tersedia di

https://www.crescentrating.com/magazine/press-releases/3835/muslim-visitor-

arrivals-to-japan-to-reach-1-million-by-2020.html; Internet; diakses pada Minggu, 06

Oktober 2019.

Feel Japan with K, "About Us," [situs resmi]; tersedia di

http://www.feeljapank.com/about.html; Internet; diakses pada Selasa, 17 September

2019.

Halal Expo Japan, "Encourage Inbound Tourism of Muslim," [situs resmi] tersedia di laman

https://halalexpo.jp/en/ diakses; Internet; diakses pada Selasa, 17 September 2019.

Halal Japan Corporation Collaboration with JAKIM, "Rapidly Growing Halal Market," [situs

resmi]; Internet; tersedia di https://www.jp-halal.com/english-top; diakses pada Rabu,

11 September 2019.

Halal Verified Engine, "Japan Halal Association," [situs resmi]; tersedia di

https://www.halalverified.com/Halnet/Details/57; Internet; diakses pada Kamis, 12

September 2019.

Hotel Gravia Kyoto, "A Commitment to Being a Muslim friendly Hotel," [situs resmi]; tersedia

di

https://www.granviakyoto.com/dining/MuslimFriendly(Hotel Granvia Kyoto).pdf;

Internet; diakses pada Selasa, 17 September 2019.

Islamic Center Japan, ICJ as a Halal Certification Organization, [situs resmi]; tersedia di

https://www.islamcenter.or.jp/halal/; Internet; diakses pada Rabu 11 September 2019.

Japan Halal Association, "Business Support Towards Companies," [situs resmi]; tersedia di

https://jhalal.com/enterprise/; Internet; diakses pada Kamis, 12 September 2019.

Japan Islamic Trust, "About Us," [situs resmi]; tersedia di

http://www.islam.or.jp/en/halalfood/about-us/; Internet; diakses pada Rabu, 11

September 2019.

Japan Muslim Guide, "Muslim Friendly Hotels," [situs resmi]; tersedia di https://muslim-

guide.jp/hotel/; Internet; diakses pada Selasa, 17 September 2019.

Kobe Beef, "About Halal Kobe Beef," [situs resmi]; tersedia di

https://www.kobebeef.co.jp/fs/kobebeef/c/halal-en; Internet; diakses pada Rabu, 11

September 2019.

Malaysia Halal Corporation, "About," [situs resmi]; tersedia di

https://mhalalc.jp/wp/english/about.html; Internet; diakses pada Kamis, 12 September

2019.

Page 91: ANALISIS KERJASAMA JEPANG - MALAYSIA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49643/1/AMALIA HANIFA UNSI.FISIP.pdfwilayah (wilayah persekutuan), yang meliputi kota

xxi

Ministry of Economic, Trade and Industry Japan, "Japan and Malaysia Sign Memorandum of

Cooperation on Halal," [situs resmi]; tersedia di

https://www.meti.go.jp/english/press/2018/1127_002.html; Internet; diakses pada

Senin, 09 September 2019.

Ministry of Tourism, Arts and Culture Malaysia, Malaysia Homestay Programme [sius resmi];

tersedia di laman http://www.motac.gov.my/en/faqs/malaysian-homestay-programme;

Internet; diakses pada Rabu, 06 November 2019 pukul 13.44 WIB.

Nippon Asia Halal Association, "Our Services," [situs resmi]; Internet; tersedia di

https://web.nipponasia-halal.org/en/service; Internet; diakses pada Kamis, 12

September 2019.

Official Portal Malaysia My Second Home Program, About MM2H Programme [situs resmi];

tersedia di laman http://www.mm2h.gov.my/index.php/en/home/programme/about-

mm2h-programme; Internet; diakses pada Rabu, 06 November 2019 pukul 13.51 WIB.

The Observatory of Economic Complexity, "Japan," [situs resmi]; tersedia di

https://oec.world/en/profile/country/jpn/ - Exports; Internet; diakses oada Senin, 16

September 2019.

Tourism Malaysia, Malaysia Promotes Sustainable and Inclusive Tourism at Tourism Expo

Japan 2018 [situs resmi]; tersedia di

https://www.tourism.gov.my/media/view/malaysia-promotes-sustainable-and-

inclusive-tourism-at-tourism-expo-japan-2018; Internet; diakses pada Rabu, 06

November 2019 pukul 13.34 WIB.

Artikel

Kiat, Teo Boon, "Malaysia to Expand Halal Exports to Japan Ahead of 2020 Tokyo Games",

[artikel online]; tersedia di

https://www.japantimes.co.jp/news/2018/04/04/business/malaysia-expand-halal-

exports-japan-ahead-2020-tokyo-games/ - .XZRamKeB00o; Internet; diakses pada

Minggu, 29 September 2019.

Nuga, Haruka, "Japan Tries to Tap Growing Muslim Tourist Market", 12 November 2014

[artikel online]; tersedia di

https://www.japantimes.co.jp/news/2014/11/12/national/japan-tries-to-tap- growing-

muslim-tourist-market/ - .XYDaKKeB2u4; Internet; diakses pada Selasa, 17

September 2019.

Tesis

Adidaya, Yoza Achmad, "Halal in Japan: History, Issues and Problems," University of Oslo,

Juni 2016 [tesis]; tersedia di laman https://www.duo.uio.no/handle/10852/52149;

Internet; diunduh pada Selasa, 17 September 2019.

Page 92: ANALISIS KERJASAMA JEPANG - MALAYSIA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49643/1/AMALIA HANIFA UNSI.FISIP.pdfwilayah (wilayah persekutuan), yang meliputi kota

xxii

Page 93: ANALISIS KERJASAMA JEPANG - MALAYSIA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49643/1/AMALIA HANIFA UNSI.FISIP.pdfwilayah (wilayah persekutuan), yang meliputi kota

10/6/2019 Japan and Malaysia Sign Memorandum of Cooperation on Halal Cooperation

https://www.meti.go.jp/english/press/2018/1127_002.html 1/2

Japan and Malaysia Sign Memorandum of Cooperation on Halal Cooperation

November 27, 2018

External Economic Policy

On November 26, 2018, the Ministry of Economy, Trade and Industry (METI) and the government ofMalaysia signed a Memorandum of Cooperation on Halal Cooperation.

1. Outline

On November 26, 2018, Mr. Hiroshige Seko, Minister of Economy, Trade and Industry, and H.E. Mr. MohdRedzuan Md Yusof, Minister of Entrepreneur Development, Malaysia, signed a Memorandum ofCooperation on Halal Certification.

Date and time: 18:20, November 26 (Mon.), 2018Venue: The Prime Minister’s Office in TokyoAttendees:Japanese side: Minister Seko and other officialsMalaysian side: Minister Redzuan Md Yusof and other officials

2. Key points of the MOC

1) Cooperation fields

Assistance regarding halal expertise in the preparation of the Tokyo 2020 Olympic and ParalympicGames;Trade and investment promotion for halal products and services between the countries;Facilitation in the development of halal certification;Facilitation in the development of Muslim-friendly tourism in Japan;Collaboration in the development of halal supply chain and eco-system in Japan.

2) Methods of cooperation

People-to-people exchange, technical assistance, support in trade and investments, holding seminars andworkshops, etc.

Page 94: ANALISIS KERJASAMA JEPANG - MALAYSIA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49643/1/AMALIA HANIFA UNSI.FISIP.pdfwilayah (wilayah persekutuan), yang meliputi kota

10/6/2019 Japan and Malaysia Sign Memorandum of Cooperation on Halal Cooperation

https://www.meti.go.jp/english/press/2018/1127_002.html 2/2

Division in Charge

Asia and Pacific Division, Trade Policy Bureau

Related website

Regional Affairs / Malaysia