analisis kematangan tata kelola teknologi … · pemasaran online dapat bekerja dengan lancar maka...

6
Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Multimedia 2017 STMIK AMIKOM Yogyakarta, 4 Februari 2017 ISSN : 2302-3805 1.2-127 ANALISIS KEMATANGAN TATA KELOLA TEKNOLOGI INFORMASI DALAM BISNIS PEMASARAN ONLINE Sandy Kosasi Sistem Informasi, STMIK Pontianak Jl. Merdeka No. 372 Pontianak, Kode Pos:78112 Email : [email protected] & [email protected] Abstrak Ketersediaan dan kesiapan teknologi informasi dalam bisnis pemasaran online melalui teknologi media sosial sangat bergantung kepada kehandalan dari tata kelola teknologi informasinya. Penyediaan layanan informasi penting untuk menjamin bisnis pemasaran online dapat beroperasi dengan lancar dalam melakukan proses transformasi transaksi bisnis. Tujuan penelitian untuk mengetahui kesenjangan dan merekomendasikan tata kelola teknologi informasi dari perspektif implikasi manajerial untuk keterkaitan antar proses dari setiap objektif kontrol dari domain DS (Deliver and Support). Responden penelitian diambil sebanyak 35 perusahaan pemasaran online di Kalimantan Barat dengan teknik purposive sampling menggunakan kerangka kerja COBIT 4.1. Hasil penelitian memperlihatkan nilai kesenjangan kematangan saat ini yang terendah ada pada proses DS4 (memastikan layanan berkelanjutan) yaitu 2,256. Tata kelola teknologi informasi DS4 memiliki hubungan keterkaitannya yaitu masukan objektif kontrol terdiri dari PO2, PO3, PO9, AI2, DS1 dan hasil objektif kontrol terdiri dari DS8; DS7; ME1; AI6; PO9; DS11. Meningkatkan nilai kematangan pada proses DS4 juga harus bersamaan dengan proses seperti DS1, DS2, DS5 dan DS8. Semua proses membutuhkan koordinasi secara akurat dalam rangka memperbaiki kesenjangan untuk mencapai pada tingkat ditetapkan (define). Keywords: Tata Kelola Teknologi Informasi, Deliver and Support, Nilai Kematangan, COBIT 4.1. 1. Pendahuluan Model bisnis pemasaran online (e-commerce) semakin berkembang seiring dengan kemajuan teknologi informasi khususnya perkembangan media sosial dalam kehidupan masyarakat. Pemasaran online melalui media sosial memberikan implikasi penting dalam merumuskan strategi bisnis. Kompleksitas dan ketidakpastian bisnis semakin dinamis dengan cara baru melakukan transaksi elektronik secara online. Media sosial membuat pasar menjadi lebih transparan dengan segala kemudahannya [1]. Mendorong pertumbuhan ekonomi, mengurangi persediaan barang, pengurangan hambatan masuk pasar, meningkatkan efisiensi dan efektivitas, dan menghemat waktu operasional [2]. Membuka peluang baru bagi setiap bisnis dapat mengakses pasar sasaran lebih luas [3] Kesempatan menumbuhkan bisnis, meningkatkan omset penjualan, perluasan ceruk pasar dan segmentasi pelanggan, kemudahan mencari produk/jasa, mengurangi biaya, dan meningkatkan pendapatan [4]. Bisnis pemasaran online juga memberikan kemudahan untuk menelusuri berbagai saluran yang tersedia dalam memilih target konsumennya. Telah menjadi program penting tindakan inovasi bisnis dalam memaksimalkan pendapatan. Model komunikasi dalam bisnis pemasaran online melalui media sosial dapat membangun kedekatan hubungan dengan pelanggan [5]. Memberikan jaminan hubungan personalisasi kepada konsumen secara lebih intensif dan interaktif sehingga dapat meningkatkan nilai-nilai kepuasan konsumen. Selanjutnya juga meningkatkan kolaborasi berbasis kolektivisme yang dapat memperkuat kohesi organisasi untuk menjadi lebih lincah dalam mencapai tujuan bisnis [6]. Keberhasilan bisnis pemasaran online sangat bergantung kepada kesiapan teknologi aplikasi media sosialnya [7] dan menumbuhkan sifat komunikasi interaktif melalui jejaring media sosial [8]. Kondisi ini penting mengingat dalam memenuhi kebutuhan produk/jasa tidak lagi fokus pada kualitas namun lebih kepada nilai-nilai estetika produk/jasa [9]. Pernyataan ini didukung oleh McKinsey [10], dimana hasil risetnya memperlihatkan banyak perusahaan berhasil memperoleh keuntungan melalui teknologi media sosial. Menjalin hubungan komunikasi interaktif konsumen melalui media sosial dalam pemasaran online membutuhkan jaminan layanan teknologi informasi yang handal. Oleh karena itu, untuk menjamin bisnis pemasaran online dapat bekerja dengan lancar maka perlu menganalisis tingkat kematangan tata kelola teknologi informasinya. Analisis kematangan tata kelola teknologi informasi memiliki peran penting untuk menjamin pencapaian tujuan bisnis dan mencegah resiko kegagalan dan ketidaksesuaian proses bisnis [11]. Untuk analisis tingkat kematangannya menggunakan kerangka kerja COBIT 4.1 (Control Objectives for Information and Related Technology) dengan fokus pada sisi domain DS (Deliver and Support). Domain DS memiliki 13 objektif kontrol dalam pengukurannya. Domain DS menekankan keselarasan layanan teknologi informasi dengan prioritas pada bisnis, kemampuan menggunakan teknologi informasi secara produktif dan aman, optimalisasi biaya operasional dan investasi,

Upload: trannguyet

Post on 03-Mar-2019

221 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: ANALISIS KEMATANGAN TATA KELOLA TEKNOLOGI … · pemasaran online dapat bekerja dengan lancar maka perlu menganalisis tingkat kematangan tata kelola teknologi informasinya. Analisis

Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Multimedia 2017STMIK AMIKOM Yogyakarta, 4 Februari 2017

ISSN : 2302-3805

1.2-127

ANALISIS KEMATANGAN TATA KELOLA TEKNOLOGI INFORMASIDALAM BISNIS PEMASARAN ONLINE

Sandy Kosasi

Sistem Informasi, STMIK PontianakJl. Merdeka No. 372 Pontianak, Kode Pos:78112

Email : [email protected] & [email protected]

Abstrak

Ketersediaan dan kesiapan teknologi informasi dalambisnis pemasaran online melalui teknologi media sosialsangat bergantung kepada kehandalan dari tata kelolateknologi informasinya. Penyediaan layanan informasipenting untuk menjamin bisnis pemasaran online dapatberoperasi dengan lancar dalam melakukan prosestransformasi transaksi bisnis. Tujuan penelitian untukmengetahui kesenjangan dan merekomendasikan tatakelola teknologi informasi dari perspektif implikasimanajerial untuk keterkaitan antar proses dari setiapobjektif kontrol dari domain DS (Deliver and Support).Responden penelitian diambil sebanyak 35 perusahaanpemasaran online di Kalimantan Barat dengan teknikpurposive sampling menggunakan kerangka kerjaCOBIT 4.1. Hasil penelitian memperlihatkan nilaikesenjangan kematangan saat ini yang terendah adapada proses DS4 (memastikan layanan berkelanjutan)yaitu 2,256. Tata kelola teknologi informasi DS4memiliki hubungan keterkaitannya yaitu masukanobjektif kontrol terdiri dari PO2, PO3, PO9, AI2, DS1dan hasil objektif kontrol terdiri dari DS8; DS7; ME1;AI6; PO9; DS11. Meningkatkan nilai kematangan padaproses DS4 juga harus bersamaan dengan proses sepertiDS1, DS2, DS5 dan DS8. Semua proses membutuhkankoordinasi secara akurat dalam rangka memperbaikikesenjangan untuk mencapai pada tingkat ditetapkan(define).

Keywords: Tata Kelola Teknologi Informasi, Deliverand Support, Nilai Kematangan, COBIT 4.1.

1. Pendahuluan

Model bisnis pemasaran online (e-commerce) semakinberkembang seiring dengan kemajuan teknologiinformasi khususnya perkembangan media sosial dalamkehidupan masyarakat. Pemasaran online melalui mediasosial memberikan implikasi penting dalam merumuskanstrategi bisnis. Kompleksitas dan ketidakpastian bisnissemakin dinamis dengan cara baru melakukan transaksielektronik secara online. Media sosial membuat pasarmenjadi lebih transparan dengan segala kemudahannya[1]. Mendorong pertumbuhan ekonomi, mengurangipersediaan barang, pengurangan hambatan masuk pasar,meningkatkan efisiensi dan efektivitas, dan menghematwaktu operasional [2]. Membuka peluang baru bagisetiap bisnis dapat mengakses pasar sasaran lebih luas

[3] Kesempatan menumbuhkan bisnis, meningkatkanomset penjualan, perluasan ceruk pasar dan segmentasipelanggan, kemudahan mencari produk/jasa, mengurangibiaya, dan meningkatkan pendapatan [4].

Bisnis pemasaran online juga memberikan kemudahanuntuk menelusuri berbagai saluran yang tersedia dalammemilih target konsumennya. Telah menjadi programpenting tindakan inovasi bisnis dalam memaksimalkanpendapatan. Model komunikasi dalam bisnis pemasaranonline melalui media sosial dapat membangun kedekatanhubungan dengan pelanggan [5]. Memberikan jaminanhubungan personalisasi kepada konsumen secara lebihintensif dan interaktif sehingga dapat meningkatkannilai-nilai kepuasan konsumen. Selanjutnya jugameningkatkan kolaborasi berbasis kolektivisme yangdapat memperkuat kohesi organisasi untuk menjadi lebihlincah dalam mencapai tujuan bisnis [6].

Keberhasilan bisnis pemasaran online sangat bergantungkepada kesiapan teknologi aplikasi media sosialnya [7]dan menumbuhkan sifat komunikasi interaktif melaluijejaring media sosial [8]. Kondisi ini penting mengingatdalam memenuhi kebutuhan produk/jasa tidak lagi fokuspada kualitas namun lebih kepada nilai-nilai estetikaproduk/jasa [9]. Pernyataan ini didukung oleh McKinsey[10], dimana hasil risetnya memperlihatkan banyakperusahaan berhasil memperoleh keuntungan melaluiteknologi media sosial.

Menjalin hubungan komunikasi interaktif konsumenmelalui media sosial dalam pemasaran onlinemembutuhkan jaminan layanan teknologi informasi yanghandal. Oleh karena itu, untuk menjamin bisnispemasaran online dapat bekerja dengan lancar makaperlu menganalisis tingkat kematangan tata kelolateknologi informasinya. Analisis kematangan tata kelolateknologi informasi memiliki peran penting untukmenjamin pencapaian tujuan bisnis dan mencegah resikokegagalan dan ketidaksesuaian proses bisnis [11].

Untuk analisis tingkat kematangannya menggunakankerangka kerja COBIT 4.1 (Control Objectives forInformation and Related Technology) dengan fokus padasisi domain DS (Deliver and Support). Domain DSmemiliki 13 objektif kontrol dalam pengukurannya.Domain DS menekankan keselarasan layanan teknologiinformasi dengan prioritas pada bisnis, kemampuanmenggunakan teknologi informasi secara produktif danaman, optimalisasi biaya operasional dan investasi,

Page 2: ANALISIS KEMATANGAN TATA KELOLA TEKNOLOGI … · pemasaran online dapat bekerja dengan lancar maka perlu menganalisis tingkat kematangan tata kelola teknologi informasinya. Analisis

Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Multimedia 2017STMIK AMIKOM Yogyakarta, 4 Februari 2017

ISSN : 2302-3805

1.2-128

menjamin kerahasiaan, integritas dan ketersediaaninformasi [12]. Substansi domain DS dalam pemasaranonline adalah penting dalam menjembatani kebutuhanpenyampaian dan dukungan informasi ke konsumensecara cepat dan tepat.

Penelitian sebelumnya belum ada yang secara spesifikmenganalisis kematangan tata kelola teknologi informasidalam bisnis pemasaran online di Indonesia. Meskipunbanyak perusahaan yang menjalankan bisnis pemasaranonline telah mengklaim memiliki teknologi informasiyang baik dalam memanfaatkan media sosial. Namunsampai dengan saat ini belum ada analisis pengukuranmengenai tingkat kematangan tata kelola teknologiinformasi dalam bisnis pemasaran online. Kebanyakanlebih mengarah sebagai media promosi untuk perluasanbisnis dan ekspansi pasar sasaran [13]. Kenaikaninvestasi teknologi informasi belum diikuti dengan tatakelola teknologi informasinya sehingga mengakibatkandukungan dan sistem layanan belum memberikanjaminan kepastian dan kepatuhan informasinya [14].

Permasalahan penelitian menitikberatkan lebih kepadadomain DS ini yakni (a) bagaimana nilai kesenjangantingkat kematangan tata kelola teknologi informasidalam bisnis pemasaran online melalui media sosial? (b)bagaimana implikasi bagi pihak manajerial agar bisnispemasaran online dapat memenuhi kebutuhankonsumen? (c) bagaimana model usulan dari tata kelolateknologi informasi mengatasi kesenjangan tersebut?

Tujuan penelitian untuk mengetahui nilai kesenjangantingkat kematangan tata kelola teknologi informasi yangsudah ada dan sedang digunakan dengan yangdiharapkan dalam bisnis pemasaran online dari sisidomain DS. Berdasarkan hasil analisis dilanjutkandengan mengusulkan sebuah rekomendasi tata kelolateknologi informasi sesuai indikator kinerja perusahaan.Selanjutnya mendeskripsikan hasil analisis denganimplikasinya melalui suatu hubungan antara keterkaitanproses dengan proses teknologi informasi lainnya darisisi domain DS.

2. Pembahasan

Penelitian berbentuk survei dengan metode research anddevelopment (R&D). Dalam mengukur dan menilaitingkat kematangan domain DS menggunakan metodekerangka kerja COBIT 4.1. Responden penelitiandiambil sebanyak 35 perusahaan (tanpa membedakantiap jenis produknya) di Kalimantan Barat. Semuaresponden ini menjalankan bisnis pemasaran onlinemelalui teknologi media sosial. Pengambilan sampeldengan teknik purposive sampling. Instrumen penelitiandengan menggunakan angket dan dikelompokkanberdasarkan masing-masing proses, setiap proses dibagimenurut tingkatannya, dan setiap tingkat di sajikanberdasarkan butir-butir pertanyaan dengan menggunakanskala Guttman. Responden dapat menjawab denganmemberikan tanda centang (√) pada kolom yang ada.Setelah semua hasil kuesioner dimasukkan dalam tabel

dan kemudian baru dihitung tingkat kematangan daritiap-tiap proses untuk setiap responden.

Hasil tingkat kematangan tiap proses dari 35 respondenkemudian dicari rata-ratanya, dan hasil rata-rata tersebutakan menjadi nilai tingkat kematangan tiap prosesteknologi informasi. Untuk pengolahan data respondendiawali dengan menghitung tingkat kematangan.Kemudian mengolah tingkat kematangan masing-masingproses bisnis. Selanjutnya menghitung agregasi tingkatkematangan melalui rata-rata aritmatik. Terakhir hasilagregasi disajikan dalam bentuk tabel dan grafik radarmenggunakan perangkat lunak Microsoft Excel.

Kerangka kerja COBIT 4.1 memiliki empat domainutama, yaitu PO (Plan and Organize), AI (Acquire andImplement), DS (Deliver and Support), dan ME(Monitor and Evaluate). Sehubungan ketersediaanlayanan dan dukungan teknologi informasi makadifokuskan pada domain DS. Faktor kritis sukses DSmeliputi keselarasan layanan dan dukungan teknologiinformasi dengan prioritas pada semua proses bisnis,optimalisasi biaya teknologi informasi, kemampuanpengguna menggunakan sistem teknologi informasisecara produktif, kerahasiaan, kepatuhan, integritas danketersediaan informasi [12].

Proses teknologi informasi domain DS, terdiri dari: DS1(Mendefinisikan dan mengelola tingkat layanan), DS2(Mengelola layanan pihak ketiga), DS3 (Mengelolakinerja dan kapasitas), DS4 (Memastikan layananberkelanjutan), DS5 (Me mastikan keamanan sistem),DS6 (Mengidentifikasi dan mengalokasikan biaya), DS7(Mendidik dan melatih pengguna), DS8 (Mengelolaservice desk dan insiden), DS9 (Mengelola konfigurasi),DS10 (Mengelola permasalahan), DS11 (Mengeloladata), DS12 (Mengelola lingkungan fisik), DS13(Mengelola operasi) [12,15].

Untuk menilai dan melakukan analisis tingkatkematangan teknologi informasi akan berbeda di tiapproses bisnis teknologi informasi dengan masing-masingkriteria pemenuhannya. Perhitungan nilai indexkematangan untuk masing-masing objektif hasilpenelitian dengan rumus: Nilai Index = {∑ (jumlahjawaban x nilai kematangan): (jumlah pertanyaan xjumlah responden)}, dan skala pembulatan indeks bagipemetaan ke tingkat model kematangan. Tabel 1menunjukkan skala pembulatan indeks untuk setiaptingkatan model kematangan mulai dari tingkat 0(nol/non-existent) hingga tingkat 5 (optimised) [15].

Tabel 1. Skala Pembulatan IndeksSkala Tingkat Model Kematangan (Maturity)4,51 – 5,00 5 – Dioptimalisasi (Optimised)3,51 – 4,50 4 – Diatur (Managed and Measurable)2,51 – 3,50 3 – Ditetapkan (Define)1,51 – 2,50 2 – Dapat diulang (Repeatable but intuitive)0,51 – 1,50 1 – Inisialisasi (Initial/Ad Hoc)0,00 – 0,50 0 – Tidak Ada (Non-Existent)

Page 3: ANALISIS KEMATANGAN TATA KELOLA TEKNOLOGI … · pemasaran online dapat bekerja dengan lancar maka perlu menganalisis tingkat kematangan tata kelola teknologi informasinya. Analisis

Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Multimedia 2017STMIK AMIKOM Yogyakarta, 4 Februari 2017

ISSN : 2302-3805

1.2-129

Gambar 1 menunjukkan bahwa model kematanganmemiliki tingkatan pengelompokkan kapabilitaspengelolaan proses teknologi informasi dari tingkat 0(nol/non-existent) hingga tingkat 5 (optimised) dalambentuk grafis. Tabel 2 menunjukkan model kematanganuntuk setiap level (tingkatan) dari tingkat 0 (nol/non-existent) hingga tingkat 5 (optimised).

Gambar 1. Grafik Model Kematangan

Hasil penilaian tingkat kematangan dapat dijadikansebagai bahan pertimbangan dalam penentuan kriteriatersebut. Peningkatan tingkat kematangan bukandimaksudkan bahwa pemenuhan di tingkat bawah akandapat memungkinkan naik ke tingkat yang lebih tinggi,dan diidentifikasikan sebagai pemenuhan terhadapbeberapa kriteria kematangan dalam beberapa tingkatwalaupun untuk proses yang sama [16,17].

Tabel 2. Model Kematangan

Level Kriteria Kematangan

0Non

existent

Kekurangan yang menyeluruh terhadap prosesapapun yang dapat dikenali. Perusahaan bahkantidak mengetahui bahwa terdapat permasalahan-permasalahan yang harus diatasi.

1Initial/Ad Hoc

Terdapat bukti bahwa perusahaan mengetahuiadanya permasalahan yang harus diatasi.Bagaimanapun juga tidak terdapat proses standar,namun menggunakan pendekatan ad hoc yangcenderung diberlakukan secara individu atauberbasis per kasus. Secara umum pendekatan kepadapengelolaan proses tidak terorganisasi.

2Repeatablebut intuitive

Proses dikembangkan ke dalam tahapan yangprosedur serupa diikuti oleh pihak-pihak yangberbeda untuk pekerjaan yang sama. Tidak terdapatpelatihan formal atau pengomunikasian prosedurstandar dan tanggung jawab diserahkan kepadaindividu masing-masing. Terdapat kepercayaan yangtinggi terhadap pengetahuan individu sehinggakemungkinan kesalahan besar dapat terjadi.

3Defined

Prosedur distandarisasi dan didokumentasikankemudian dikomunikasikan melalui pelatihan.Selanjutnya diamanatkan proses-proses tersebutharus diikuti. Namun penyimpangan tidak mungkindapat terdeteksi. Prosedur sendiri tidak lengkapnamun sudah memformalkan praktek yang berjalan.

4Managed

andMeasurable

Manajemen mengawasi dan mengukur kepatutanterhadap prosedur dan mengambil tindakan jikaproses tidak dapat dikerjakan secara efektif. Prosesberada di bawah peningkatan yang konstan danpenyediaan praktek yang baik. Otomatisasi dan

Level Kriteria Kematanganperangkat digunakan dalam batasan tertentu.

5Optimised

Proses telah dipilih ke dalam tingkat praktek yangbaik, berdasarkan hasil dari perbaikan berkelanjutandan pemodelan kedewasaan dengan perusahaan lain.Teknologi informasi digunakan sebagai caraterintegrasi untuk mengotomatisasi alur kerja,penyediaan alat untuk peningkatan kualitas danefektivitas serta membuat perusahaan cepatberadaptasi.

Melalui hasil pengukuran tingkat kematangan tata kelolateknologi informasi ini selain akan diketahui penilaiantentang kondisi saat ini juga dapat mengetahui kondisitata kelola teknologi informasi yang diharapkan. Tabel 3menunjukkan hasil rekapitulasi nilai kematangan tatakelola teknologi informasi domain DS dalam bisnispemasaran online melalui teknologi media sosial.

Tabel 3. Rekapitulasi Nilai Kematangan

Domain Proses CurrentMaturity

LevelDS1 Mendefinisikan dan mengelola tingkat

layanan2,351

DS2 Mengelola layanan pihak ketiga 2,422DS3 Mengelola kinerja dan kapasitas 2,675DS4 Memastikan layanan yang berkelanjutan 2,256DS5 Memastikan keamanan sistem 2,298DS6 Mengidentifikasi dan mengalokasikan

biaya2,575

DS7 Mendidik dan melatih pengguna 2,864DS8 Mengelola service desk dan insiden 2,356DS9 Mengelola konfigurasi 2,567

DS10 Mengelola permasalahan 2,551DS11 Mengelola data 2,886DS12 Mengelola lingkungan fisik 2,586DS13 Mengelola operasi 2,835

Rata – Rata Domain 2,556

Nilai rata-rata kematangan teknologi informasi domainDS ini memiliki nilai 2,556, dan berada dalam skalatingkat kematangan dari 2,51 – 3,50. Nilai kematanganmemperlihatkan tidak semua proses berada pada level ke3 (ditetapkan/define) dan sebagian masih berada padaposisi ke 2 (dapat diulang/repeatable but intuitive).Untuk proses DS1, DS2, DS4, DS5 dan DS8 memilikinilai kematangan dibawah nilai 2,51. Sementara untukDS3, DS6, DS7, DS9, DS10, DS11, DS12, DS13memiliki nilai kematangan diatas nilai 2,51 (Tabel 3).

Tingkat kematangan saat ini (current maturity level)yang tertinggi dalam domain DS berada pada prosesDS11 dalam hal ini yaitu mengelola data dengan nilaitingkat kematangannya adalah 2,886. Hal inidikarenakan dalam internal organisasi sudah menyadaribahwa kebutuhan untuk mengelola data secara efektifmembutuhkan identifikasi kebutuhan akan kecukupandan ketersediaan data. Proses manajemen data jugamencakup pembentukan prosedur yang efektif untukmengelola media cadangan dan kebutuhan pemulihandata. Termasuk prosedur penyediaan data dari mediayang digunakan. Melalui manajemen data yang efektif

Page 4: ANALISIS KEMATANGAN TATA KELOLA TEKNOLOGI … · pemasaran online dapat bekerja dengan lancar maka perlu menganalisis tingkat kematangan tata kelola teknologi informasinya. Analisis

Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Multimedia 2017STMIK AMIKOM Yogyakarta, 4 Februari 2017

ISSN : 2302-3805

1.2-130

dapat membantu memastikan kualitas, ketepatan waktudan ketersediaan informasi untuk keperluan pihakmanajemen dalam proses pengambilan keputusan. Nilaikematangan perlu ditingkatkan melalui pembenahanprosedur cara dan fungsi kerja dalam pengaturan datateknologi informasi. Sistem pengawasannya harusdilaksanakan secara konsisten dalam mengantisipasipenyediaan layanan dengan keamanan yang baik danberkelanjutan. Gambar 2 menunjukkan grafik modelkematangan untuk saat ini dan yang diharapkan melaluirepresentasi grafik radar.

Gambar 2. Grafik Model Kematangan

Tingkat kematangan saat ini yang terendah dalamdomain DS pada proses DS4 yang mewakili prosesmemastikan layanan yang berkelanjutan yaitu 2,256. Halini terjadi karena kebanyakan bisnis pemasaran onlinebelum memiliki suatu konsep pengembangan yang jelasmengenai ketahanan produk tersebut. Dalam situasi ataukondisi tertentu, sejumlah sistem teknologi informasitidak boleh mengalami kerusakan yang berakibat padaterinterupsinya aktivitas-aktivitas terkait.

Sistem harus dapat berjalan secara terus menerus danberkesinambungan. Oleh karena itu, membutuhkansejumlah mekanisme untuk memastikan sistem selaludapat bekerja dengan lancar harus menerapkan modelback-up, menggunakan jaringan secara redundansi,mengembangkan BCP (Business Continuity Plan) danDRP (Disaster Recovery Plan), menyediakan generatorlistrik tambahan, dan lain sebagainya. Perlu diingatbahwa keberadaan sistem cadangan atau penunjangkebersinambungan tersebut harus direncanakan,dikembangkan dan diujicobakan. Penting agar jika nantiterjadi hal yang tidak diinginkan, sistem cadangantersebut dapat berjalan sebagaimana mestinya.

Semuanya ini perlu dilanjutkan dengan mendefinisikandan mengelola tingkat layanan, jaminan layanan pihakketiga, memastikan keamanan sistem, dan mengelolaservice desk dan insiden untuk kebutuhan integritasinformasi dan proses manajemen keamanan untukmelindungi aset teknologi informasi. Pelaksanaan danpengawasan manajemen keamanan belum dilakukansecara periodik dari waktu ke waktu dan masih

bergantung kepada masing-masing unit kerja. Tindakankorektif masih bersifat reaktif dan penanganannya belummemiliki integrasi secara menyeluruh dan masih rentanterhadap insiden yang mungkin terjadi.

Iimplikasi hasil penelitian dari perspektif manajerialmemperlihatkan semua rincian proses tersebut memilikinilai dari tipe prioritas yang berbeda dari sisi kebutuhanuntuk segera dilakukan perbaikan. Selanjutnya untukproses-proses lainnya yang perlu diperbaiki adalah rata-rata proses tata kelola teknologi informasi dengan tipeprioritas. Hasil pengukuran ini membawa kebutuhanakan pendefinisian tingkat kematangan proses yangmengindikasikan bahwa semakin baik hasil pengukurankinerja atau semakin terpenuhinya ukuran kinerja yangdidefinisikan, maka tingkat kematangan setiap prosesjuga akan mengalami peningkatan kinerjanya.

Pihak manajemen kemudian meninjau hasil pengukurankinerja dan tingkat kematangan tiap proses kemudiandengan mengacu kepada standar framework COBIT 4.1mengarahkan kepada pemenuhan objektif kontrol dalamtiap proses teknologi informasi. Hal ini dapat dilakukandengan mendefinisikan kebijakan hingga prosedur,mengubah nilai indikator kinerja, penambahan objektifkontrol berikut kontrolnya maupun penyempurnaanproses teknologi informasi hingga diperoleh jaminanbahwa pengelolaan proses telah dilakukan memenuhistandar pengelolaan teknologi informasi yang baik.Teknologi informasi harus dapat memastikan untukmemberikan layanan yang berkelanjutan dan dapatmemastikan minimal dampak terhadap perguruan tinggiapabila terjadi interupsi layanan teknologi informasitersebut.

Selain peningkatan kinerja proses, pihak manajemenperlu melakukan tindakan perbaikan terhadapketidaksesuaian proses yang telah ada terhadap standarsehingga tidak akan terjadi hal serupa di masamendatang. Oleh karena pentingnya peningkatanpengelolaan proses, kemampuan penentuan indikatorpengukuran kinerja dan pemahaman kondisi bisnispemasaran online. Melalui media sosial dalam bisnispemasaran online menjadi kritis penentu langkah yangharus dilakukan pihak manajemen dalam perbaikanberkelanjutan. Lebih jauh lagi dibutuhkan keterlibatanyang berkesinambungan antara pihak manajemen denganpengguna yang terlibat dalam proses teknologiinformasi.

Untuk meningkatkan nilai kematangan khususnya padaDS4 (memastikan layanan yang berkelanjutan), makaperusahaan dalam menjalankan bisnis pemasaran onlineharus menjamin keberlangsungan operasional teknologiinformasi di tingkat organisasi tertinggi yang sesuai agartindakan pengelolaan keamanan selaras dengankebutuhan bisnis. Mengembangkan kerangka menjaminkeberlangsungan layanan. Membuat perencanaanteknologi informasi berdasarkan kerangka sebelumnyayang dirancang untuk mengurangi dampak gangguanutama pada proses dan fungsi bisnis utama. Memberikanfokus utama pada item tertentu untuk sumber daya

Page 5: ANALISIS KEMATANGAN TATA KELOLA TEKNOLOGI … · pemasaran online dapat bekerja dengan lancar maka perlu menganalisis tingkat kematangan tata kelola teknologi informasinya. Analisis

Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Multimedia 2017STMIK AMIKOM Yogyakarta, 4 Februari 2017

ISSN : 2302-3805

1.2-131

teknologi informasi yang kritis. Juga mempertimbangkankehandalan, daya tanggap, dan kebutuhan perbaikanuntuk deretan bertingkat yang berbeda, misalnya satusampai empat jam, empat sampai 24 jam, lebih dari 24jam, dan periode operasional bisnis kritis. Memeliharaperencanaan kelancaran teknologi informasi untukmemastikan bahwa perencanaan kelancaran tetap terjagadan terbaru dan terus-menerus mencerminkan kebutuhanbisnis sebenarnya. Pengujian perencanaan kelancaranteknologi informasi secara teratur. Melakukan pelatihanperencanaan kelancaran mengenai prosedur-prosedur,peran dan tanggung jawabnya apabila terjadi masalahatau bencana, serta terdistribusi dan tersedia bagi siapayang yang membutuhkan dan kapan saja. Menetapkantindakan yang diambil pada waktu tertentu ketikateknologi informasi sedang dalam proses perbaikan, danlayanan tetap harus tersedia, dan salah satunya denganaktivasi backup. Mengatur penyimpanan cadangan data.Penyimpanan pada lokasi lain di semua media backup,dokumentasi, dan kebutuhan sumber daya teknologiinformasi untuk kelancaran bisnis dan pada saatperbaikan teknologi informasi.

Fokus dalam tata kelola DS ini merujuk kepada prosesmendefinisikan kebijakan, prosedur, dan standarkeamanan teknologi informasi, serta mengawasi,mendeteksi, melaporkan dan menyelesaikan kerentanankeamanan dan insiden. Proses memastikan keamanansistem ini harus menjadi tanggung jawab bersama pihakmanajemen dan semua fungsi bisnis atau unit kerja yangterlibat untuk mencapai suatu sistem terintegrasi. Insidenkeamanan harus ditangani dengan prosedur responsinsiden yang formal dan didukung oleh alat-alat yangterotomatisasi. Melakukan analisa resiko dan dampakkeamanan teknologi informasi dilakukan secarakonsisten. Senantiasa melakukan penilaian keamanandan dilaksanakan secara periodik untuk mengevaluasiefektivitas implementasi dari rencana keamanan.

Selanjutnya merumuskan keterkaitan proses DS4 denganproses lainnya dalam tata kelola teknologi informasimembutuhkan kesiapan sumberdaya manusia danketersediaan infrastruktur teknologi informasi agarmenjadi lebih stabil dan lancar saat melakukan koneksiinternet. Hal ini penting mengingat penggunaan sistemyang mudah dipahami dan dapat dipercaya terutamadalam transaksi pembayaran akan dapat bertahan danmemiliki pelanggan yang tetap dan pasti. Memastikanlayanan provider internet adalah faktor yang jugapenting dalam mempertahankan eksistensi dalam bisnispemasaran online melalui teknologi media sosial.

Selain peningkatan proses, pihak manajemen perlumelakukan tindakan perbaikan terhadap ketidaksesuaianproses yang telah ada terhadap standar sehingga tidakakan terjadi hal serupa di masa mendatang. Oleh karenapentingnya peningkatan pengelolaan proses, kemampuanpenentuan indikator pengukuran kinerja dan pemahamankondisi eksisting perusahaan-perusahaan ritel melaluipenentuan tingkat kematangan, menjadi hal kritis

penentu langkah yang harus dilakukan pihak manajemendalam perbaikan berkelanjutan. Lebih jauh lagidibutuhkan keterlibatan yang berkesinambungan antarapihak manajemen dengan pengguna yang terlibat dalamproses teknologi informasi untuk memastikan bahwalangkah yang diambil sesuai dengan kejadian aktual.

Untuk keterkaitan objektif kontrol dari setiap prosestersebut dapat dilihat pada rekomendasi model tatakelola teknologi informasi melalui keterkaitan prosesDS4 dengan proses lainnya. Gambar 3 menunjukkanketerkaitan proses DS4 dengan proses lainnya.Keterkaitan ini penting untuk mencerminkan suatuhubungan yang kuat antar proses input dan output.

Gambar 3. Keterkaitan proses DS4 dengan proseslainnya

Indikator kinerja utama dari domain DS terkait objektifkontrol untuk setiap prosess DS4 yaitu memastikanlayanan yang berkelanjutan dalam tata kelola teknologiinformasi. Setiap proses memiliki keterkaitan denganobjektif kontrol yang lain. Untuk objektif kontrol inputterdiri dari PO2, PO9, AI2, AI4, DS1. Selanjutnyaobjektif kontrol output terdiri dari PO9, DS1, DS8, DS9,DS11, dan ME1.

Untuk meningkatkan nilai kematangan pada proses DS4juga harus bersamaan dengan proses seperti DS1, DS2,DS5 dan DS8. Semua proses saling mempengaruhi danmembutuhkan koordinasi secara akurat dalam rangkamemperbaiki kesenjangan untuk mencapai pada tingkatditetapkan (define). Memperbaiki sistem layananberkelanjutan membutuhkan keikutsertaan pihak ketigauntuk memastikan kelancaran penyediaan informasi.Harus memiliki sistem pengelolaan yang baik denganjaminan sistem keamanan dalam melakukan transaksibisnis pemasaran online melalui media sosial.

Page 6: ANALISIS KEMATANGAN TATA KELOLA TEKNOLOGI … · pemasaran online dapat bekerja dengan lancar maka perlu menganalisis tingkat kematangan tata kelola teknologi informasinya. Analisis

Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Multimedia 2017STMIK AMIKOM Yogyakarta, 4 Februari 2017

ISSN : 2302-3805

1.2-132

3. Kesimpulan

Tata kelola teknologi informasi harus dapat memastikanuntuk memberikan layanan yang berkelanjutan dan dapatmemastikan minimal dampak terhadap perguruan tinggiapabila terjadi interupsi layanan teknologi informasitersebut. Pembangunan dan pemeliharaan (peningkatan)darurat teknologi informasi. Pelatihan dan pengujianrencana darurat teknologi informasi. Penyimpanansalinan data dan rencana darurat teknologi informasi dilokasi luar.

Tingkat kematangan tata kelola teknologi informasi padabisnis pemasaran online melalui media sosialmenunjukkan bahwa nilai rata-rata domain DS adalah2,556. Sementara untuk masing-masing proses DS, nilaipaling rendah terdapat pada proses DS4 (Memastikanlayanan yang berkelanjutan) dengan nilai hasil pengujian2,256. Hasil pengukuran semua proses DS menunjukkanbahwa sebagian proses sudah berada pada posisi ke 3(ditetapkan/define) yakni DS3, DS6, DS7, DS9, DS10,DS11, DS12, dan DS13. Namun masih terdapat beberapaproses yang nilainya masih berada di bawah 2,51 yakniDS1, DS2, DS4, DS5 dan DS8.

Evaluasi tingkat kematangan harus diukur secaraperiodik dengan melibatkan semua proses domain PO,AI dan ME. Keterlibatan semua domain ini penting agarmemiliki kesatuan informasi yang jelas dan terukurdalam perumusan tata kelola teknologi informasi.Mengingat untuk meningkatkan nilai kematangan prosessetiap proses dalam masing-masing membutuhkankeselarasan strategi bisnis pemasaran online dan strategiteknologi informasi dalam mencapai tingkat kematanganyang diharapkan.

Daftar Pustaka[1] A. Mutaz M., E, Ramzi, & A. David, "Defining the business

model in the new world of digital business," Proceedings of theFourteenth Americas Conference on Information Systems,Toronto, ON, Canada, pp. 1-11, August 14th-17th 2008.

[2] B. Andromachi, & F. Panos, “Online Trust: The Influence ofPerceived Company’s Reputation on Consumers’ Trust and theEffects of Trust on Intention for Online Transactions,” Journal ofService Science and Management, Issue 5, pp. 365-372, 2012.

[3] A. Raj, D.Rebecca, H. Michael, & K. Michael, “Social media:Influencing customer satisfaction in B2B sales,” IndustrialMarketing Management, pp. 1-9, 2015.

[4] Y. Peter, “Impact of the Internet on Marketing StrategyFormulation,” International Journal of Business and SocialScience, Vol. 2, No. 18, pp. 1-7, October 2011.

[5] B. Filiz B., & O. Cemre, “Strategic Approach in Social MediaMarketing and a Study on Successful Facebook Cases,” EuropeanScientific Journal, Vol.12, No.7, pp. 261-274, March 2016.

[6] Mardi, Arief, A. Furinto, & R. Kumaradjaja, “SustainingOrganizational Performance Through OrganizationalAmbidexterity by Adapting Social Technology,” J Knowl Econ,Springer, 2016.

[7] H. Geraint & R. Jennifer, “Business to business digital contentmarketing: marketers’ perceptions of best practice,” Journal ofResearch in Interactive Marketing, Vol. 8, No. 4, pp. 269-293,2014.

[8] B. Pierre R., P. Leyland F., P. Kirk, & S. Daniel, “Marketingmeets Web 2.0, social media, and creative consumers:Implications for international marketing strategy,” BusinessHorizons, Elsevier, Issue 55, pp. 261-271, 2012.

[9] K. Jan H., H. Kristopher, M. Ian P., & S. Bruno S., “Socialmedia? Get serious! Understanding the functional building blocksof social media,” Business Horizons, Elsevier, Issue 54, pp. 241-251, 2011.

[10] J. Bughin, & M. Chui, “Evolution Of The Networked Enterprise:McKinsey Global Survey Results,” McKinsey Quarterly, pp. 1-10, 2013.

[11] S. Gad. J., “Implementing Effective IT Governance and ITManagement: A Practical Guide to World Class Current andEmerging Best Practices,” 2nd Edition, Van Haren, 2015.

[12] IT Governance Institute, “COBIT 4.1: Framework, Objektifkontrols, Management Guidelines,” Maturity Models, ITGI, 2007.

[13] M. Alireza, R. Taher, H. Tahmoures, F. Fereshteh, H. Shadi, “ASurvey of the Effect of Social Media Marketing on OnlineShopping of Customers by Mediating Variables,” Journal ofService Science and Management, Issue 7, pp. 368-376, 2014.

[14] R. Vaishali, “IT Strategy and Governance: Frameworks and BestPractice,” International Journal of Research in Economics &Social Sciences, Vol 2, Issue 3, pp. 49-59, March 2012.

[15] D. Roger S, & G. Glen L, “IT Governance and Process Maturity:A Multinational Field Study,” Journal of Information Systems,Vol.27, No.1, pp. 157-188, Spring 2013.

[16] N. Rezaei, “The Evaluation of Implementing IT GovernanceControls,” Journal of Applied Business and Finance Researches,Vol.2, Issue 3, pp. 82-89, 2013.

[17] R. A. Khther, & M. Othman, “Cobit Framework as A Guidelineof Effective IT Governance in Higher Education: A Review,”International Journal of Information Technology Convergenceand Services (IJITCS), Vol.3, No.1, pp. 21-29, February 2013.

Biodata Penulis

Sandy Kosasi. Dosen Tetap STMIK Pontianak (Lektor KepalaSistem Informasi). Lulus S1 Program Studi Manajemen dariUniversitas Panca Bhakti Pontianak. Lulus S2 MagisterManajemen Sistem Informasi di Universitas Bina NusantaraJakarta dan Magister Komputer Program Studi TeknikInformatika di STMIK Eresha Jakarta. Lanjut kuliah S3 (Dr.)Business Information System di Binus University, Jakarta.