analisis kemampuan pemahaman konsep segiempat …mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/artikel...

15
ANALISIS KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP SEGIEMPAT SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 LUBUKLINGGAU TAHUN PELAJARAN 2017/2018 Ivan Sada Regi 1 , Sukasno 2 , Yufitri Yanto 3 Email: [email protected] Program Studi Pendidikan Matematika STKIP PGRI Lubuklinggau ABSTRAK Skripsi ini berjudul “Analisis Kemampuan Pemahaman Konsep Segiempat Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Lubuklinggau Tahun Pelajaran 2017/2018. Rumusan mabelum tepat penelitian ini adalah: (1) Bagaimana kemampuan pemahaman konsep segiempat siswa kelas VIII-8 di SMP Negeri 1 Lubuklinggau tahun pelajaran 2017/2018 (2) Faktor apa saja yang mempengaruhi kemampuan pemahaman konsep segiempat siswa kelas VIII-8 di SMP Negeri 1 Lubuklinggau. Jenis penelitian ini berbentuk deskriptif. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII-8 SMP Negeri 1 Lubuklinggau tahun pelajaran 2017/2018, yang terdiri dari 17 siswa laki-laki dan 18 perempuan. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik triangulasi yaitu observasi, wawancara dan dokumentasi. data hasil observasi kemudian dianalisis dan dilakukan wawancara guna mengetahui faktor penyebabnya dan pengumpulan dokumentasi sebagai bukti yang memperkuat hasil analisis. Berdasarkan analisis data dapat disimpulkan bahwa siswa kelas VIII-8 SMP negeri 1 Lubuklinggau berada pada kategori cukup yaitu dengan rata-rata skor setiap indikatornya sebesar 1,84. Faktor-faktor yang mempengaruhi kemampuan pemahaman konsep adalah: (1) tidak lengkapnya catatan siswa (2) soal-soal yang kurang bervariasi (3) kurangnya contoh soal tentang konsep (4) kurangnya pemahaman siswa terhadap konsep lain seperti phytagoras. Key Words: Analisis, Segiempat, Kemampuan Pemahaman Konsep PENDAHULUAN Matematika dikenal sebagai ilmu yang tersusun secara hierarkis dan terjalin dalam hubungan fungsional yang erat yang menekankan pada proses deduktif yang memerlukan penalaran logis dan aksimatik (Herdiana & Soemarmo, 2014:3). Sriyanto 1 Alumni STKIP PGRI Lubuklinggau 2, 3 Dosen STKIP PGRI Lubuklinggau (2007:15) dalam bukunya menyatakan secara umum diberikannya matematika disekolah adalah untuk membantu siswa mempersiapkan diri agar sanggup mengahadapi perubahan keadaan di dalam kehidupan dunia yang selalu berkembang, melalui latihan bertindak atas dasar pemikiran

Upload: others

Post on 28-Dec-2019

8 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

ANALISIS KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP SEGIEMPAT

SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 LUBUKLINGGAU

TAHUN PELAJARAN 2017/2018

Ivan Sada Regi1, Sukasno2, Yufitri Yanto3

Email: [email protected]

Program Studi Pendidikan Matematika

STKIP PGRI Lubuklinggau

ABSTRAK

Skripsi ini berjudul “Analisis Kemampuan Pemahaman Konsep Segiempat Siswa

Kelas VIII SMP Negeri 1 Lubuklinggau Tahun Pelajaran 2017/2018”. Rumusan

mabelum tepat penelitian ini adalah: (1) Bagaimana kemampuan pemahaman

konsep segiempat siswa kelas VIII-8 di SMP Negeri 1 Lubuklinggau tahun

pelajaran 2017/2018 (2) Faktor apa saja yang mempengaruhi kemampuan

pemahaman konsep segiempat siswa kelas VIII-8 di SMP Negeri 1 Lubuklinggau.

Jenis penelitian ini berbentuk deskriptif. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa

kelas VIII-8 SMP Negeri 1 Lubuklinggau tahun pelajaran 2017/2018, yang terdiri

dari 17 siswa laki-laki dan 18 perempuan. Pengumpulan data dilakukan dengan

teknik triangulasi yaitu observasi, wawancara dan dokumentasi. data hasil observasi

kemudian dianalisis dan dilakukan wawancara guna mengetahui faktor

penyebabnya dan pengumpulan dokumentasi sebagai bukti yang memperkuat hasil

analisis. Berdasarkan analisis data dapat disimpulkan bahwa siswa kelas VIII-8

SMP negeri 1 Lubuklinggau berada pada kategori cukup yaitu dengan rata-rata skor

setiap indikatornya sebesar 1,84. Faktor-faktor yang mempengaruhi kemampuan

pemahaman konsep adalah: (1) tidak lengkapnya catatan siswa (2) soal-soal yang

kurang bervariasi (3) kurangnya contoh soal tentang konsep (4) kurangnya

pemahaman siswa terhadap konsep lain seperti phytagoras.

Key Words: Analisis, Segiempat, Kemampuan Pemahaman Konsep

PENDAHULUAN

Matematika dikenal sebagai ilmu yang

tersusun secara hierarkis dan terjalin dalam

hubungan fungsional yang erat yang

menekankan pada proses deduktif yang

memerlukan penalaran logis dan aksimatik

(Herdiana & Soemarmo, 2014:3). Sriyanto

1 Alumni STKIP PGRI Lubuklinggau 2, 3 Dosen STKIP PGRI Lubuklinggau

(2007:15) dalam bukunya menyatakan secara

umum diberikannya matematika disekolah

adalah untuk membantu siswa

mempersiapkan diri agar sanggup

mengahadapi perubahan keadaan di dalam

kehidupan dunia yang selalu berkembang,

melalui latihan bertindak atas dasar pemikiran

logis, rasional, dan kritis. Serta

mempersiapkan siswa agar dapat

menggunakan matenatika dan pola pikir

matematika dalam kehidupan sehari-hari dan

dalam mempelajari berbagai ilmu

pengetahuan. Hal ini sesuai dengan pendapat

Agustina (2016:2) bahwa matematika tidak

ada artinya kalau hanya dihafalkan, belajar

matematika dengan pemahaman yang

mendalam dan bermakna akan membawa

siswa merasakan manfaat matematika dalam

kehidupan sehari-hari hal ini dikarenakan

pemahaman konsep merupakan hasil belajar

yang lebih tinggi dari pada pengetahuan.

Tujuan pembelajaran matematika di

dalam Permendiknas RI No 22 Tahun 2006

tentang Standar Kompetensi Kelulusan yaitu,

tujuan pertama dalam pembelajaran

matematika pada pendidikan menengah

adalah agar siswa memahami konsep

matematika, menjelaskan keterkaitan antar

konsep dan mengaplikasikan konsep atau

algoritma, secara luwes, akurat, efisien, dan

tepat dalam pemecahan. Sriyanto (2007:2)

menjelaskan matematika tidak mempelajari

objek yang secara langsung dapat ditangkap

oleh indera manusia dikarenakan objek

matematika adalah fakta, konsep, operasi dan

prinsip yang semuanya berperan membentuk

proses berpikir matematis. Untuk itu peranan

pemahaman konsep dalam pembelajaran

matematika sangat dibutuhkan, agar siswa

dapat mengaplikasikannya serta

mengkomunikasikan ide-ide atau konsep

matematika pada taraf berpikir yang lebih

tinggi.

Pemahaman konsep merupakan modal

awal didalam pembelajaran matematika

setelah pengetahuan, jika pemahaman siswa

akan konsep matematika masih dikategori

yang rendah tentunya ini akan menjadi

penghambat dalam menyelesaikan

permasalahan matematika pada tingkat

selanjutnya seperti soal matematika yang

membutuhkan penalaran, pemecahan masalah

hingga mengaplikasikan dan

mengkomunikasikan suatu konsep

matematika di dalam kehidupan sehari-hari.

Dengan pemahaman konsep matematika yang

baik, siswa akan mudah mengingat,

menggunakan, dan menyusun kembali suatu

konsep yang telah dipelajari serta dapat

menyelesaikan berbagai variasi soal

matematika. Martunis (2014:76) menyatakan

bahwa kurangnya kemampuan siswa dalam

memahami konsep matematika

mengakibatkannya sulit untuk

mengkomunikasikan ide-ide atau konsep

yang terdapat di dalam matematika secara

lisan maupun tulisan, sehingga

mengakibatkan siswa kesulitan mengerjakan

soal-soal dalam bentuk permasalahan

menyebabkan rendahnya prestasi siswa.

Berdasarkan temuan pada studi

pendahuluan di SMP Negeri 1 Lubuklinggau

melalui wawancara terhadap beberapa guru

matematika yang mengajar di kelas VIII

tentang hasil belajar siswa selama proses

pembelajaran dari 10 kelas, pada VIII-8

memiliki rata-rata hasil belajar yang masih

rendah dibandingkan kelas yang lainnya. Pada

studi pendahuluan ini siswa diberikan 18 soal

dimana terdapat 10 soal berbentuk pilihan

ganda, 5 soal berupa isi dan 3 soal dalam

bentuk esai. Setelah dilakukan tes

pendahuluan pada tanggal 13 April 2017 di

kelas VIII-8 mengenai kemampuan

pemahaman konsep didapatkan bahwa hasil

tes sebesar 3% siswa yang dikategorikan

memahami konsep dengan baik dan 17%

siswa dalam kategori cukup baik, sedangkan

80% masih mengalami kesulitan dalam

menyelesaikan soal yang diberikan.

Dari 18 soal yang diberikan kepada

siswa, salah satu kesulitan siswa dalam

pemahaman konsep aljabar terlihat pada soal

nomor 1 yang diambil dari buku matematika

kelas VIII karangan Dewi Nuharini dan Tri

Wahyuni Tahun 2008.

Kesalahan siswa dalam menentukan

jumlah variabel pada bentuk aljabar sangatlah

tinggi, ini dikarenakan siswa belum

memahami unsur-unsur yang terdapat pada

aljabar seperti suku, variabel, konstanta

maupun koefisien sehingga mereka cenderung

susah membedakan yang mana variabel

maupun suku yang terdapat didalam bentuk

aljabar. dari 36 siswa yang diujikan hanya 1

orang siswa yang menjawab dengan benar, 35

siswa menyatakan bahwa terdapat 3 variabel

pada bentuk aljabar tersebut. Tentunya ini

harus mendapatkan perhatian yang lebih

dalam meningkatkan pemahaman konsep

matematika siswa agar kesalahan tersebut

tidak terjadi secara berkelanjutan.

LANDASAN TEORI

1. Objek Matematika

Matematika sebagai ilmu yang terus

hidup ditengah kehidupan manusia tentunya

memiliki objek-objek yang terus menerus

akan dikembangkan sesuai dengan

perkembangan teknologi. Sriyanto (2007:2)

berpendapat bahwa salah satu ciri matematika

adalah memiliki objek yang abstrak.

Matematika tidak mempelajari objek yang

secara langsung dapat ditangkap oleh indera

manusia dikarenakan objek matematika

adalah fakta, konsep, operasi dan prinsip yang

semuanya berperan membentuk proses

berpikir matematika.

Berikut adalah pengertian dari objek-

objek yang terdapat di dalam matematika

(Wardhani, 2008:9-10).

a. Fakta adalah sebarang kemufakatan

dalam matematika.

b. Konsep adalah ide (abstrak) yang dapat

digunakan atau memungkinkan

seseorang untuk mengelompokkan atau

menggolongkan sesuatu objek.

c. Skill atau keterampilan dalam

matematika adalah kemampuan

Pada bentuk aljabar 2𝑥2 +3𝑥𝑦 − 𝑦2 terdapat…

variabel.

a.1 c. 3

b. 2 d. 4

pengerjaan (operasi) dan prosedur yang

harus dikuasai oleh siswa dengan

kecepatan dan ketepatan yang tinggi. d. Prinsip adalah rangkaian konsep-

konsep beserta hubungannya. 2. Kemampuan Pemahaman Konsep

Pemahaman konsep adalah

kemampuan untuk memahami, memaknai,

mengidentifikasi, serta mampu menjelaskan

kembali konsep tersebut secara terperinci

(Akmil, dkk 2012:25). Sedangkan menurut

Kilpatrik, dkk kemampuan pemahaman

konsep merupakan kemampuan yang

berkenaan dengan memahami ide-ide

matematika yang meyeluruh dan fungsional

(Lestari & Yudhanegara, 2015:81). Hal ini

sejalan dengan pendapat Saltifa, dkk

(2012:73) yang menyatakan bahwa

pemahaman konsep merupakan tingkat

kemampuan siswa yang paham tentang

konsep matematika serta dapat menjelaskan

dan menyatakan ulang dengan bahasa mereka

sendiri konsep-konsep tersebut.

3. Indikator Kemampuan Pemahaman

Konsep

Peraturan Dirjen Dikdasmen

Depdiknas Nomor 506/C/Kep/PP/2004

Tanggal 11 November 2004 (Wardani,

2008:10-11) menguraikan beberapa indikator

pemahaman konsep adalah mampu:

a. Menyatakan ulang sebuah konsep

b. Mengklasifikasi objek menurut sifat-

sifat tertentu sesuai dengan konsepnya,

c. Memberi contoh dan bukan contoh dari

suatu konsep,

d. Menyajikan konsep dalam berbagai

bentuk representasi matematika,

e. Mengembangkan syarat perlu atau

syarat cukup dari suatu konsep,

f. Menggunakan dan memanfaatkan serta

memilih prosedur atau operasi tertentu,

g. Mengaplikasikan konsep atau algoritma

pada pemecahan masalah.

4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi

Kemampuan Pemahaman Konsep

Pemahaman konsep berkaitan erat

terhadap proses pembelajaran yang dilakukan

oleh siswa, bukan hanya selama proses

pembelajaran di kelas tetapi juga luar sekolah.

Menurut Sari (2013:4) Adapun faktor yang

menyebabkan siswa mengalami kesulitan

dalam memahami konsep matematika

disebabkan oleh hal-hal seperti:

a. Siswa tidak bisa menangkap konsep

dengan benar dan tidak mengerti

lambang yang digunakan dalam bahasa

matematika serta menggunakannya.

b. Siswa tidak dapat memahami asal-usul

suatu rumus, artinya siswa tahu apa

rumus dan teorema namun tidak

mengetahui bagaimana rumus itu

digunakan.

c. Kurangnya pengetahuan siswa yang

pada akhirnya menghambat dalam

memecahkan masalah matematika,

sementara materi terus berlanjut sampai

selesai.

Sejalan dengan pendapat di atas Walid

di atas Van De Walle (Hadi, 2015:62)

menyatakan bahwa faktor-faktor yang

mempengaruhi pemahaman siswa tehadap

konsep matematika adalah:

a. Berpikir relatif siswa.

b. Interaksi.

c. Penggunaan model atau alat untuk

belajar (peraga, penggunaan simbol,

komputer, menggambar dan bahasa

lisan).

METODE PENELITIAN

1. Jenis Penelitian

Berdasarkan permasalahan yang

diteliti maka jenis penelitian ini adalah

penelitian deskriptif. Subjek dalam penelitian

ini adalah siswa kelas VIII-8 SMP Negeri 1

Lubuklinggau Tahun Pelajaran 2017/2018

dengan jumlah siswa adalah 35 orang. Siswa

laki-laki berjumlah 17 orang dan perempuan

berjumlah 18 orang.

2. Data dan Sumber Data Penelitian

Data yang digunakan dalam penelitian

ini adalah hasil tes kemampuan pemahaman

konsep, naskah wawancara dengan guru yang

mengajar dan dokumentasi catatan siswa

selama pada pembelajaran siswa di kelas.

Data dari dokumentasi catatan digunakan

untuk meningkatkan pemahaman atau

meyakinkan peneliti terhadap data hasil tes

siswa secara lebih mendalam. Data dalam

bentuk naskah wawancara digunakan untuk

merumuskan solusi terbaik dalam

meningkatkan kemampuan pemahaman

konsep siswa. Dalam memperoleh data

penelitian, peneliti mengumpulkan data

internal dari hasil jawaban siswa setelah

pemberian tes kemampuan pemahaman

konsep dengan materi segiempat, sedangkan

data eksternal berupa transkrip wawancara

terhadap siswa.

3. Prosedur Pengumpulan Data

Data yang di peroleh dalam penelitian

ini adalah dengan cara triangulasi yaitu

observasi, wawancara, dan dokumentasi.

Adapun teknik triangulasi yang digunakan

dalam pengumpulan data pada penelitian ini

adalah observasi dengan tes kemampuan

pemahaman konsep melalui soal berbentuk

uraian, wawancara terhadap siswa dan

dokumentasi terhadap bahan ajar dan catatan

siswa selama proses pembelajaran pada

materi pokok segiempat.

Observasi yang digunakan dalam

penelitian ini adalah observasi terhadap hasil

jawaban siswa pada tes yang diberikan oleh

peneliti terkait materi segiempat. Observasi

ini bertujuan untuk menganalisis dan

mengumpulkan data tentang kemampuan

siswa dalam setiap indikator pemahaman

konsep pada materi segiempat.

Wawancara akan dilakukan setelah

data dari hasil tes kemampuan pemahaman

konsep dihitung. Jenis wawancara yang

digunakan yaitu wawancara tak terstruktur.

Dokumentasi yang digunakan dalam

penelitian ini adalah berupa LKS, buku cetak

dan catatan siswa yang digunakan siswa

selama proses pembelajaran pada materi

pokok segiempat.

4. Prosedur Analisis Data

Tahapan aktifitas analisis data, yaitu

data reduction, data display, dan conclusion

drawing/verification. Sedangkan teknik

analisis data yang digunakan dalam penelitian

ini adalah teknik analisis data deskriptif

dengan menggunakan perhitungan rata-rata

skor. Analisis data dilakukan dengan langkah-

langkah sebagai berikut:

a. Memeriksa lembar jawaban siswa

sehingga didapatkan skor per indikator

pada setiap soal kemampuan pemahaman

konsep segiempat.

b. Menentukan pencapaian indikator

kemampuan pemahaman konsep yang

diperoleh siswa berdasarkan pedoman

penskoran kemampuan pemahaman

konsep siswa.

Tabel 1

Pedoman Penskoran Pemahaman Konsep 1.

No Indikator Ketentuan Jawaban Skor

1 Menyatakan ulang sebuah konsep

Tidak menjawab 0

Tidak dapat menyatakan ulang konsep 1

Dapat menyatakan ulang sebuah konsep tetapi

masih banyak kesalahan 2

Dapat menyatakan ulang konsep tetapi belum tepat

3

Menyatakan sebuah konsep dengan benar/tepat 4

2 Mengklasifikasi

objek menurut sifat tertentu sesuai

dengan konsepnya

Tidak menjawab 0

Tidak dapat mengklasifikasikan objek sesuai dengan konsep

1

Dapat menyebutkan sifat-sifat sesuai dengan

konsep tetapi masih banyak kesalahan 2

Mengklasifikasi objek menurut sifat tertentu tetapi tidak sesuai dengan konsepnya

3

Mengklasifikasi objek menurut sifat tertentu

sesuai dengan konsepnya 4

3 Memberikan contoh dan non

contoh dari konsep

Tidak menjawab 0

Tidak dapat memberikan contoh dan non

contoh 1

Dapat memberikan contoh dan non contoh

tetapi masih banyak kesalahan 2

Dapat memberikan contoh dan non contoh

tetapi belum tepat 3

Memberi contoh dan non contoh dengan

benar/benar 4

4 Menyajikan konsep

dalam bentuk

representasi

matematika

Tidak menjawab 0

Tidak dapat menyajikan konsep dalam bentuk

representasi matematika 1

Dapat menyajikan sebuah konsep dalam bentuk representasi matematika tetapi banyak

kesalahan

2

No Indikator Ketentuan Jawaban Skor

Dapat menyajikan sebuah konsep dalam

bentuk representasi matematika tetapi belum tepat

3

Dapat menyajikan konsep dalam bentuk

representasi matematika dengan benar 4

5 Mengembangkan syarat perlu atau

cukup dari suatu

konsep

Tidak menjawab 0

Tidak dapat menggunakan atau memilih

prosedur atau operasi yang digunakan 1

Dapat menggunakan atau memilih

prosedur/operasi yang digunakan tetapi masih banyak kesalahan

2

Dapat menggunakan atau memilih

prosedur/operasi yang digunakan tetapi masih

belum tepat

3

Dapat menggunakan atau memilih

prosedur/operasi yang digunakan dengan tepat 4

6 Menggunakan,

memanfaatkan dan memilih prosedur

tertentu

Tidak menjawab 0

Tidak dapat menggunakan, memanfaatkan dan memilih prosedur atau operasi

1

Dapat menggunakan, memanfaatkan dan

memilih prosedur atau operasi tetapi masih

banyak kesalahan

2

Dapat menggunakan, memanfaatkan dan

memilih prosedur tertentu tetapi belum tepat 3

Dapat menggunakan, memanfaatkan dan

memilih prosedur tertentu dengan benar 4

7 Mengaplikasikan

konsep/

algoritma kepemecahan

masalah

Tidak menjawab 0

Tidak dapat mengaplikasikan rumus sesuai prosedur dalam menyelesaikan soal

pemecahan masalah

1

Dapat mengaplikasikan rumus sesuai prosedur

dalam menyelesaikan soal pemecahan masalah tetapi banyak salah

2

Dapat mengaplikasikan rumus sesuai prosedur

dalam menyelesaikan soal pemecahan masalah tetapi belum tepat

3

Dapat mengaplikasikan rumus sesuai prosedur

dalam menyelesaikan soal pemecahan masalah

dengan tepat

4

Modifikasi Kasum (Mawaddah dan Maryanti, 2016:79-80)

c. Menentukan kategori kemampuan siswa

dalam setiap indikator pemahaman konsep

siswa seperti sangat baik, baik, cukup,

rendah, dan sangat rendah. Untuk

mengambil kesimpulan kategori

kemampuan pemahaman konsep subjek

penelitian secara keseluruhan dalam

penelitian ini, akan dicari rata-rata

keseluruhan subjek penelitian dalam setiap

indikator kemampuan pemahaman konsep.

Adapun pedoman dalam menentukan

kategori kemampuan pemahaman konsep

siswa dijelaskan pada tabel sebagai

berikut:

Tabel 2

Interpretasi Skor Kemampuan

Pemahaman Konsep

Rata-

rata Skor Kategori

3,3 – 4,0 Sangat Baik

2,5 – 3,2 Baik

1,7 – 2,4 Cukup

0,9 – 1,6 Rendah

0,0 – 0,8 Sangat Rendah Modifikasi (Mawaddah dan Maryanti, 2016:81)

d. Mendiagnosis lebih dalam subjek

penelitian dengan melakukan wawancara

kepada siswa untuk mengetahui faktor-

faktor yang dapat mempengaruhi

kemampuan pemahaman konsep siswa

terhadap materi segiempat.

e. Melakukan dokumentasi terhadap LKS,

buku cetak dan buku catatan yang siswa

digunakan selama proses pembelajaran di

kelas, untuk mengamati proses

pemahaman siswa dalam menerima materi

yang disampaikan guru.

f. Menetapkan kesimpulan dan menjawab

rumusan masalah yang telah ditetapkan.

Pemeriksaan keabsahan data dalam

penelitian ini menggunakan teknik triangulasi

untuk membuktikan kebenaran data yang

diperoleh. Dalam pemeriksaan keabsahan

data pada penelitian ini, triangulasi yang

dilakukan oleh peneliti adalah triangulasi

teknik.

Triangulasi teknik yang digunakan

oleh peneliti adalah observasi nonpartisipan

yaitu dengan memberikan soal tes pada materi

segiempat berbetuk uraian sebanyak 4 soal

yang diambil dari buku-buku cetak kelas VII,

wawancara terhadap siswa berdasarkan

tingkat kemampuan tinggi sedang dan rendah,

serta dokumentasi terhadap LKS dan buku

cetak yang digunakan selama proses

pembelajaran di kelas.

(Sugiyono, 2014:242)

Gambar. 1. Triangulasi Teknik

Pengumpulan Data

HASIL DAN PEMBAHASAN

a. Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil observasi terhadap

lembar jawaban siswa pada tes kemampuan

pemahaman konsep segiempat diperoleh data

sebagai berikut:

a. Kemampuan Pemahaman Konsep

Segiempat Siswa Berdasarkan Kategori

Tabel 3

Distribusi Frekuensi Kemampuan

Pemahaman Konsep Segiempat

No Kategori Frekuensi

Siswa Persentase

1 Sangat Baik 5 14%

2 Baik 1 3%

3 Cukup 6 17%

4 Rendah 22 63%

5 Sangat Rendah 1 3%

Jumlah 35 100%

Berdasarkan Tabel 3 dapat diketahui

bahwa skor yang paling banyak diperoleh

siswa berada pada kategori rendah yaitu

sebesar 63% (22 siswa dari 35 siswa) dan skor

yang paling sedikit diperoleh siswa berada

pada kategori baik 3% (1 siswa dari 35 siswa)

dan sangat rendah yaitu sebesar 3% (1 siswa

dari 35 siswa). Skor rata-rata yang diperoleh

siswa yaitu 1,84 pada kategori cukup.

b. Kemampuan Pemahaman Konsep

Segiempat Siswa Pada Soal Tes

Instrumen soal yang digunakan pada

tes kemampuan pemahaman konsep ini ada 4

soal, soal yang digunakan merupakan soal

pemahaman konsep terhadap materi

segiempat yang diambil dari buku pelajaran

matematika kelas 7 berbentuk uraian.

Tabel 4

Deskripsi Data Kemampuan Pemahaman

Konsep Segiempat Dalam Setiap Soal

No No Soal Rata-rata Kategori

1 1a 1,70 Rendah

2 1b 1,93 Cukup

3 1c 2,83 Baik

4 1d 1,74 Cukup

5 2a 2,74 Baik

6 2b 2,44 Baik

7 3 1,55 Rendah

8 4a 1,14 Rendah

9 4b 1,16 Rendah

c. Kemampuan Pemahaman Konsep

Segiempat Berdasarkan Indikator

Kemampuan pemahaman konsep

matematika pada penelitian ini diukur

berdasarkan pada tujuh indikator, terlihat pada

table berikut:

Tabel 5

Deskripsi Data Kemampuan Pemahaman

Konsep Matematika Berdasarkan

Indikator

No Indikator Rata-

rata Kategori

1 Menyatakan ulang

sebuah konsep. 2,30 Cukup

2 Mengklasifikasi objek

menurut sifat-sifat 1,94 Cukup

tertentu sesuai dengan

konsepnya

3

Memberikan contoh

dan bukan contoh dari

suatu konsep.

1,91 Cukup

4

Menyajikan konsep

dalam berbagai bentuk

representasi

matematika

1,90 Cukup

5

Mengembangkan

syarat perlu atau syarat

cukup dari suatu

konsep

1,56 Rendah

6

Menggunakan dan

memanfaatkan serta memilih prosedur atau

operasi

tertentu

1,76 Cukup

7

Mengaplikasikan

konsep atau algoritma

pada pemecahan

masalah

1,52 Rendah

Berdasarkan tabel 4.3 di atas diketahui

bahwa rata-rata tertinggi adalah 2,30 yaitu

pada indikator menyatakan ulang kembali

sebuah konsep, ini berarti bahwa sebagian

besar siswa mampu menyatakan ulang

data/informasi yang diberikan pada soal

tersebut. Rata-rata skor terendah adalah 1,52

pada indikator mengaplikasikan suatu konsep

atau algoritma ke dalam pemecahan masalah.

2. Pembahasan Hasil Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada siswa

yang telah mempelajari materi bangun datar

segiempat pada kelas VII. Adapun subjek dari

penelitian ini adalah siswa-siswi kelas VIII-8

Tahun Ajaran 2017/2018 semester ganjil,

siswa yang mengikuti tes kemampuan

pemahaman konsep berjumlah 35 orang siswa

dengan pelaksanaan tes kemampuan

pemahaman konsep pada tanggal 31 Juli 2017

dilanjutkan wawancara terhadap siswa pada

tanggal 24 Agustus 2017 sedangkan

dokumentasi dilakukan selama 7 hari setelah

pelaksanaan tes.

Penelitian ini mendeskripsikan

kemampuan siswa dalam memahami konsep

pada materi segiempat serta faktor-faktor

yang mempengaruhi kemampuan pemahaman

konsep segiempat. Data yang digunakan

dalam mendeskripsikan kemampuan

pemahaman konsep siswa yaitu data

berdasarkan indikator kemampuan

pemahaman konsep, yang diperoleh dari

menghitung rata-rata skor siswa setelah

diberikan soal yang berisi materi segiempat.

Sedangkan faktor-faktor yang mempengaruhi

kemampuan pemahaman konsep segiempat

melalui wawancara terhadap siswa setelah

dilakukan analisa terhadap hasil tes.

a. Menyatakan ulang sebuah konsep

Berdasarkan hasil analisis terhadap

jawaban tes kemampuan pemahaman konsep

segiempat pada indikator menyatakan ulang

kembali sebuah konsep rata-rata skor sebesar

2,30 atau dalam kategori cukup, hanya 3 (9%)

siswa dengan kategori sangat baik, 6 (17%)

siswa pada kategori baik dan 17 siswa (49%)

dalam kategori cukup sedangkan kategori

rendah 9 siswa (26%), tidak ada siswa yang

berada pada kategori sangat rendah.

Rendahnya jumlah siswa yang dapat

menyatakan ulang konsep disebabkan oleh

pola catatan siswa yang peneliti temui ada

beberapa siswa yang memiliki catatan yang

tidak lengkap tentang dua garis yang sejajar.

Sehingga 27 siswa tersebut tidak dapat

menjawab dengan tepat tentang dua garis

yang sejajar. Sedangkan dari hasil

dokumentasi peneliti terhadap buku bahan

ajar tentang memahami jenis dan sifat

segiempat tidak terdapat pembahasan tentang

kesejajaran pada materi segiempat. Hal ini

diperkuat berdasarkan hasil wawancara ketika

peneliti menanyakan tentang sifat dan jenis

segiempat ada siswa yang hanya menjawab

dengan menyebutkan nama-nama segiempat

namun ada juga yang mampu menjawab jenis

dan sifat-sifat segiempat.

b. Mengklasifikasikan sifat-sifat dari suatu

objek berdasarkan konsep

Dari hasil analisis terhadap jawaban

tes kemampuan pemahaman konsep

segiempat pada indikator mengklasifikasikan

objek menurut sifat-sifat tertentu sesuai

dengan konsepnya rata-rata skor sebesar 1,94

atau dalam kategori cukup, hanya 3 (9%)

siswa dengan kategori sangat baik, 6 (17%)

siswa pada kategori baik dan 17 siswa (49%)

dalam kategori cukup sedangkan kategori

rendah 9 siswa (26%), tidak ada siswa yang

berada pada kategori sangat rendah.

Berdasarkan hasil dokumentasi

peneliti dari buku bahan ajar yang digunakan

peneliti menemukan adanya pembahasan

mengenai garis yang sama panjang, hal ini

menyebabkan jumlah siswa yang

mendapatkan skor terendah menjadi sedikit.

Sedangkan sebagian siswa yang belum

mampu menjawab soal secara tepat

disebabkan kondisi siswa tersebut. Hal ini

diperkuat dari hasil wawancara saat peneliti

menanyakan apa yang menyebabkan siswa

masih bingung saat mengerjakan soal ada

siswa yang menjawab karena gugup,

kelelahan dan kondisi kelas yang kurang

kondusif sehingga mereka tidak fokus dalam

mengerjakan soal yang diberikan.

c. Memberikan contoh dan bukan contoh dari

suatu konsep

Dari hasil analisis terhadap jawaban

tes kemampuan pemahaman konsep

segiempat pada indikator memberikan contoh

dan bukan contoh dari suatu konsep rata-rata

skor sebesar 1,91 atau dalam kategori cukup,

hanya 3 (9%) siswa dengan kategori sangat

baik, 5 (14%) siswa pada kategori baik dan 18

siswa (51%) dalam kategori cukup sedangkan

kategori rendah 9 siswa (26%), tidak ada

siswa yang berada pada kategori sangat

rendah. Rendahnya jumlah siswa yang

mampu memberikan contoh dan bukan contoh

dari suatu konsep disebabkan oleh catatan

siswa yang kurang lengkap, sehingga siswa

belum mampu memberikan contoh dan bukan

contoh dari suatu konsep secara benar. Hal ini

diperkuat dengan hasil dokumentasi terhadap

bahan ajar yang siswa gunakan, peneliti tidak

menemukan pembahasan mengenai indikator

memberikan contoh dan bukan contoh dari

suatu konsep. Berdasarkan hasil wawancara

tentang soal yang diberikan saat tes, siswa

menjawab kurang memahami soal yang

diberikan karena biasanya diberikan soal

berupa mencari luas, keliling.

d. Menyajikan konsep dalam berbagai bentuk

representasi matematika

Pada hasil analisis terhadap jawaban

tes kemampuan pemahaman konsep

segiempat pada indikator menyajikan konsep

dalam berbagai bentuk representasi

matematika rata-rata skor sebesar 1,90 atau

dalam kategori cukup, hanya 4 (11%) siswa

dengan kategori sangat baik, 2 (6%) siswa

pada kategori baik dan 15 siswa (43%) dalam

kategori cukup sedangkan kategori rendah 11

siswa (31%), siswa yang berada pada kategori

sangat rendah sebanyak 3 (9%). Dari lembar

jawaban siswa diketahui bahwa siswa

mengetahui rumus bangun trapesium tersebut

namun tidak memahami hal apa saja yang

dapat dimasukkan ke dalam rumus karena

siswa tidak menyajikan informasi yang ada

sehingga kesulitan dalam mengerjakan soal

nomor 4b tersebut. Rendahnya jumlah siswa

yang mampu memberikan indikator

menyajikan konsep dalam berbagai bentuk

representasi matematika disebabkan oleh

catatan siswa yang kurang lengkap dan tidak

ditemuinya mengenai luas, sehingga 29 siswa

belum mampu menyajikan konsep dalam

berbagai bentuk representasi matematika

secara benar.

Berdasarkan hasil dokumentasi

peneliti dari buku bahan ajar yang digunakan

peneliti menemukan adanya pembahasan

mengenai panjang sisi persegi, namun hal ini

tidak menyebabkan meningkatnya jumlah

siswa yang mampu memberikan contoh dan

bukan contoh dari suatu konsep. Berdasarkan

hasil wawancara tentang soal yang diberikan

saat tes, siswa menjawab kurang memahami

soal yang diberikan karena biasanya diberikan

soal berupa mencari luas, keliling, atau

panjang jika telah diketahui yang lainnya.

e. Mengembangkan syarat perlu dan syarat

cukup dari suatu konsep

Pada hasil analisis terhadap jawaban

tes kemampuan pemahaman konsep

segiempat pada indikator mengembangkan

syarat perlu dan syarat cukup dari suatu

konsep diperoleh rata-rata skor sebesar 1,56

atau dalam kategori rendah, hanya 5 (14%)

siswa dengan kategori sangat baik, 1 (3%)

siswa pada kategori baik dan 2 siswa (6%)

dalam kategori cukup sedangkan kategori

rendah 23 siswa (66%), siswa yang berada

pada kategori sangat rendah sebanyak 4

(11%). Dari soal nomor 3 terlihat bahwa siswa

tidak dapat menentukan panjang setiap sisi

bangun layang-layang tersebut selain itu

kemampuan siswa dalam menggunakan

konsep phytagoras yang diperlukan untuk

menentukan sisi-sisi bangun layang-layang

tersebut selain itu juga terjadi kesalahan

rumus yang digunakan untuk menentukan

keliling bangun layang-layang, siswa tidak

menggunakan rumus keliling namun rumus

luas yang siswa gunakan.

Berdasarkan hasil dokumentasi

peneliti dari buku bahan ajar yang digunakan

peneliti menemukan adanya pembahasan

mengenai keliling layang-layang, namun

bentuk contoh soal yang diberikan pada buku

tersebut merupakan soal umum tanpa

menerapkan konsep lain. Sehingga hal ini

tidak menyebabkan adanya peningkatan

terhadap jumlah siswa yang mampu

mengembangkan syarat perlu dan syarat

cukup dari suatu konsep. Berdasarkan hasil

wawancara tentang soal yang diberikan saat

tes, siswa menjawab kurang memahami soal

yang diberikan, dan ketika ditanyakan

mengenai konsep phytagoras siswa menjawab

hanya sebatas mengenal tanpa tahu cara

menggunakannya.

f. Menggunakan atau memanfaatkan serta

memilih suatu prosedur atau operasi

tertentu

Pada hasil analisis terhadap jawaban

tes kemampuan pemahaman konsep

segiempat pada indikator menggunakan atau

memanfaatkan serta memilih suatu prosedur

atau operasi tertentu diperoleh rata-rata skor

sebesar 1,76 atau dalam kategori cukup, hanya

5 (14%) siswa dengan kategori sangat baik, 1

(2%) siswa pada kategori baik dan 6 siswa

(17%) dalam kategori cukup sedangkan

kategori rendah 20 siswa (57%), siswa yang

berada pada kategori sangat rendah sebanyak

3 (9%). Hasil analisis terhadap soal nomor 2a

diketahui bahwa siswa telah memahami soal

yang diberikan dan dapat menentukan hasil

jawaban namun tidak menggunakan prosedur

yang benar dalam penyelesaian soal tersebut,

hal ini disebabkan siswa lebih mengutamakan

hasil dari pada langkah-langkah penyelesaian

soal tersebut.

Berdasarkan hasil dokumentasi

peneliti dari buku bahan ajar yang digunakan

peneliti menemukan adanya pembahasan

mengenai diagonal belah ketupat serta

terdapat contoh soal yang serupa dengan soal

tes nomor 2a. Sehingga hal ini menyebabkan

adanya peningkatan terhadap jumlah siswa

yang mampu menggunakan atau

memanfaatkan serta memilih suatu prosedur

atau operasi tertentu. Berdasarkan hasil

wawancara tentang bentuk soal yang

diberikan oleh guru, siswa menjawab mencari

panjang atau lebar jika telah diketahui

luasnya.

g. Mengaplikasikan konsep atau algoritma

pada pemecahan masalah

Pada hasil analisis terhadap jawaban

tes kemampuan pemahaman konsep

segiempat pada indikator mengaplikasikan

konsep atau algoritma pada pemecahan

masalah diperoleh rata-rata skor sebesar 1,52

atau pada kategori rendah, hanya 5 (14%)

siswa dengan kategori sangat baik, 1 (3%)

siswa pada kategori baik dan 2 siswa (6%)

dalam kategori cukup sedangkan kategori

rendah 23 siswa (66%), siswa yang pada

kategori sangat rendah sebanyak 4 (11%).

Dari lembar jawaban siswa diketahui

bahwa siswa belum dapat mengaplikasikan

konsep phytagoras pada penyelesaian kedua

soal tersebut. Tingginya jumlah siswa yang

tidak mampu indikator mengaplikasikan

konsep atau algoritma pada pemecahan

masalah disebabkan oleh siswa yang belum

mempelajari konsep phytagoras, hal ini

mengakibatkan 15 siswa kesulitan dalam

menyelesaikan soal yang diberikan sehingga

tidak dapat indikator mengaplikasikan konsep

atau algoritma pada pemecahan masalah

dengan tepat.

Berdasarkan hasil dokumentasi

peneliti dari buku bahan ajar yang digunakan

peneliti menemukan adanya contoh soal dan

pembahasan mengenai konsep phytagoras

dalam menentukan sisi bangun segiempat.

Namun soal-soal yang diberikan oleh guru

tidak menggunakan konsep phytagoras

sehingga hal ini menyebabkan tingginya

jumlah siswa yang tidak dapat indikator

mengaplikasikan konsep atau algoritma pada

pemecahan masalah. Hal ini diperkuat dari

hasil wawancara terhadap siswa, saat peneliti

menanyakan apakah siswa mengerjakan soal

yang menggunakan konsep phytagoras siswa

menjawab tidak pernah dan soal yang

diberikan hanya tentang mencari luas, keliling

dan tinggi tanpa mengaplikasikan konsep lain.

SIMPULAN

1. Kemampuan Pemahaman Konsep

Berdasarkan hasil penelitian dan

pembahasan, secara keseluruhan dapat

disimpulkan bahwa rata-rata skor siswa kelas

VIII-8 SMP Negeri 1 Lubuklinggau pada

materi pokok segiempat pada setiap indikator

kemampuan pemahaman konsep adalah

sebagai berikut:

a. Indikator menyatakan ulang sebuah

konsep 2,30 dengan kategori cukup,

b. Indikator mengklasifikasikan objek

menurut sifat-sifat tertentu sesuai

konsepnya rata-ratanya 1,94 dengan

kategori cukup,

c. Indikator memberikan contoh dan

bukan contoh dari suatu konsep rata-

ratanya 1,91 dengan kategori cukup,

d. Indikator menyajikan konsep dalam

berbagai bentuk representasi

matematika rata-ratanya 1,90 dengan

kategori cukup,

e. Indikator mengembangkan syarat perlu

dan syarat cukup dari suatu konsep rata-

ratanya 1,56 dengan kategori rendah,

f. Indikator menggunakan atau

memanfaatkan serta memilih suatu

prosedur atau operasi tertentu rata-

ratanya 1,76 dengan kategori cukup,

g. Indikator mengaplikasikan konsep atau

algoritma pada pemecahan masalah

rata-ratanya 1,52 di kategori rendah.

Dari skor rata-rata setiap indikator di

atas, diketahui bahwa skor rata-rata secara

keseluruhan adalah 1,84 yaitu pada kategori

cukup.

1. Faktor-faktor yang Mempengaruhi

Kemampuan Pemahaman Konsep

Berdasarkan hasil wawancara dan

dokumentasi terhadap sumber belajar dan

catatan siswa diketahui bahwa kemampuan

pemahaman konsep siswa SMP Negeri 1

Lubuklinggau dipengaruhi oleh beberapa

faktor-faktor sebagai berikut ini:

a. Catatan siswa yang tidak lengkap

sehingga siswa cenderung lupa dengan

apa yang disampaikan oleh guru,

b. Soal-soal yang biasa dikerjakan oleh

siswa lebih pada memasukan informasi

pada rumus yang telah ada,

c. Kurangnya contoh soal pada sumber

belajar yang membahas mengenai

konsep-konsep dasar pada materi

segiempat,

d. Kurangnya pemahaman siswa terhadap

konsep lain seperti phytagoras dalam

menyelesaikan soal-soal segiempat.

DAFTAR PUSTAKA

Agustina, Lisna. 2016. Upaya Meningkatkan

Kemampuan Pemahaman Konsep dan

Pemecahan Masalah Matematika

Siswa SMP Negeri 4 Sipirok Kelas

VII Melalui Pendekatan Matematika

Realistik (PMR). Jurnal Eksakta. Vol

1 2016, Hal 1-12.

Akmil, dkk. 2012. Implementasi CTL Dalam

Meningkatkan Pemahaman Konsep

Matematika Siswa. Jurnal Pendidikan

Matematika. Vol 1 No 1, Hal 24-29.

Hadi, Sutarto & Kasum, M. U. 2015.

Pemahaman Konsep Matematika

Siswa SMP Melalui Penerapan Model

Pembelajaran Kooperatif Tipe

Memeriksa Berpasangan (Pair

Checks). EDU-MAT Jurnal

Pendidikan Matematika. Vol 3 No 1,

Hal 59 – 66.

Hedriana, Haris & Soemarmo, Utari. 2014.

Penilaian Pembelajaran Matematika.

Bandung: Refika Aditama.

Lestari, K.E & Yudhanegara, M.R. 2015.

Pelitian Pendidikan Matematika

Cetakan Kedua. Bandung: PT Refika

Aditama.

Martunis, dkk. 2014. Meningkatkan

Kemampuan Pemahaman dan

Komunikasi Matematis Siswa Sekolah

Menengah Atas melalui Model

Pembelajaran Generatif. Jurnal

Didaktik Matematika. ISSN: 2355-

4185 Vol 1 No 2, Hal 75-84.

Mawaddah, S & Maryanti, R. 2016.

Kemampuan Pemahaman Konsep

Matematis Siswa SMP dalam

Pembelajaran Menggunakan Model

Penemuan Terbimbing (Discovery

Learning). EDU-MAT Jurnal

Pendidikan Matematika. Vol 4 No 1,

Hal 76-85.

Nuharini, Dewi & Wahyuni, Tri. 2008.

Matematika Konsep dan Aplikasinya.

Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen

Pendidikan Nasional.

Saltifa, Poni, dkk. 2012. Penggunaan Lembar

Kegiatan Siswa (LKS) dalam

Memahami Konsep Matematika.

Jurnal Pendidikan Matematika, Vol 1

No 1, Hal 73-76.

Sari, A M 2013. Analisis Pemahaman Konsep

Matematika Siswa Dengan Model

Pembelajaran Problem Based

Learning Pada Pokok Bahasan

Segitiga Studi Deskriptif di Kelas VII

SMP Negeri 2 Plered Kab. Cirebon.

Cirebon: Fakultas Tarbiyah IAIN

Syekh Nurjati Cirebon. Tidak

Dipublikasikan.

Sriyanto. 2007. Strategi Sukses Menguasai

Matematika. Yogyakarta: Indonesia

Cerdas (Anggota IKAPI).

Sugiyono. 2014. Metode Penelitian

Kuantitatif, Kualitatif dan R&D.

Bandung: Alfabeta.

Wardhani, Sri. 2008. Analisis SI dan SKL

Mata Pelajaran Matematika

SMP/MTs Untuk Optimalisasi

Pencapaian Tujuan. Yogyakarta:

PPPPTK Matematika.