analisis kelayakan usaha ternak sapi potong pada berbagai skala kepemilikan di desa ... ·...

75
ANALISIS KELAYAKAN USAHA TERNAK SAPI POTONG PADA BERBAGAI SKALA KEPEMILIKAN DI DESA SAMANGKI KECAMATAN SIMBANG KABUPATEN MAROS SKRIPSI OLEH : A.RIANI TRI UTARI I31110260 JURUSAN SOSIAL EKONOMI PETERNAKAN FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2015

Upload: phamkhanh

Post on 06-May-2019

270 views

Category:

Documents


13 download

TRANSCRIPT

Page 1: ANALISIS KELAYAKAN USAHA TERNAK SAPI POTONG PADA BERBAGAI SKALA KEPEMILIKAN DI DESA ... · 2017-03-05 · Apabila sebagian atau seluruhnya dari skripsi ini, ... Kepala Kecamatan Simbang,

i

ANALISIS KELAYAKAN USAHA TERNAK SAPI POTONG PADA

BERBAGAI SKALA KEPEMILIKAN DI DESA SAMANGKI

KECAMATAN SIMBANG KABUPATEN MAROS

SKRIPSI

OLEH :

A.RIANI TRI UTARI

I31110260

JURUSAN SOSIAL EKONOMI PETERNAKAN

FAKULTAS PETERNAKAN

UNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR

2015

Page 2: ANALISIS KELAYAKAN USAHA TERNAK SAPI POTONG PADA BERBAGAI SKALA KEPEMILIKAN DI DESA ... · 2017-03-05 · Apabila sebagian atau seluruhnya dari skripsi ini, ... Kepala Kecamatan Simbang,

i

ANALISIS KELAYAKAN USAHA TERNAK SAPI POTONG PADA

BERBAGAI SKALA KEPEMILIKAN DI DESA SAMANGKI

KECAMATAN SIMBANG KABUPATEN MAROS

OLEH :

A.RIANI TRI UTARI

I31110260

Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana pada

Fakultas Peternakan Universitas Hasanuddin

Makassar

FAKULTAS PETERNAKAN

UNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR

2015

Page 3: ANALISIS KELAYAKAN USAHA TERNAK SAPI POTONG PADA BERBAGAI SKALA KEPEMILIKAN DI DESA ... · 2017-03-05 · Apabila sebagian atau seluruhnya dari skripsi ini, ... Kepala Kecamatan Simbang,

ii

PERNYATAAN KEASLIAN

1. Yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : A. Riani Tri Utari

Nim : I 311 10 260

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa :

a. Karya skripsi saya adalah asli

b. Apabila sebagian atau seluruhnya dari skripsi ini, terutama dalam Bab Hasil

dan Pembahasan, tidak asli atau plagiasi maka bersedia dibatalkan dan

dikenakan sanksi akademik yang berlaku.

2. Demikian pernyataan keaslian ini dibuat untuk dapat digunakan seperlunya.

Makassar, Februari 2015

A. Riani Tri Utari

Page 4: ANALISIS KELAYAKAN USAHA TERNAK SAPI POTONG PADA BERBAGAI SKALA KEPEMILIKAN DI DESA ... · 2017-03-05 · Apabila sebagian atau seluruhnya dari skripsi ini, ... Kepala Kecamatan Simbang,

iii

Page 5: ANALISIS KELAYAKAN USAHA TERNAK SAPI POTONG PADA BERBAGAI SKALA KEPEMILIKAN DI DESA ... · 2017-03-05 · Apabila sebagian atau seluruhnya dari skripsi ini, ... Kepala Kecamatan Simbang,

iv

ABSTRAK

A. RIANI TRI UTARI (I 311 10 260). Analisis Kelayakan Usaha Ternak Sapi

Potong pada Berbagai Skala kepemilikan di Desa Samangki Kecamatan Simbang

Kabupaten Maros. Dibawah Bimbingan Prof.Dr.Ir.H. Ahmad R. Siregar, M.S

sebagai Pembimbing Utama dan Dr.Ir.Hj. St.Rohani, M.Si sebagai Pembimbing

Anggota.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kelayakan usaha ternak sapi potong pada

berbagai skala kepemilikan dan untuk mengetahui apakah usaha ternak sapi potong

dengan berbagai skala usaha dapat membantu kehidupan keluarga peternak dalam

memenuhi kebutuhan pokok masyarakat di Desa samangki Kecamatan Simbang

Kabupaten Maros. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis

penelitian kuantitatif deskriptif dengan menggunakan data kuantitatif dan kualitatif,

yang dimulai sejak Oktober sampai dengan bulan November 2014 di Desa

Samangki, Kecamatan Simbang, Kabupaten Maros. Pengumpulan data dilakukan

melalui observasi dan wawancara dengan bantuan kuisioner. Analisis data yang

digunakan adalah statistik deskriptif dengan menghitung mean pendapatan rata-

rata.

Hasil penelitian yang diperoleh yaitu kelayakan usaha ternak sapi potong pada

berbagai skala kepemilikan baik itu skala kecil, menengah dan juga besar di Desa

Samangki Kecamtan Simbang Kabupaten Maros layak dari segi pendapatan,

penerimaan maupun finansialnya, akan tetapi pada skala kecil tidak layak di sisi net

present value. Usaha ternak sapi potong di Desa Samangki Kecamatan Simbang

Kabupaten Maros dengan berbagai skala usaha dapat membantu kehidupan

keluarga peternak dalam memenuhi kebutuhan pokoknya dengan pendapatan rata-

rata yang diterima oleh peternak berskala kecil yakni Rp.1.453.448 pada peternak

berskala menengah yakni Rp.27.540.770 dan pada peternak yang berskala besar

yakni Rp. 209.107.360.

Kata Kunci : Analisis Kelayakan Usaha, Sapi Potong, Berbagai Skala

Kepemilikan.

Page 6: ANALISIS KELAYAKAN USAHA TERNAK SAPI POTONG PADA BERBAGAI SKALA KEPEMILIKAN DI DESA ... · 2017-03-05 · Apabila sebagian atau seluruhnya dari skripsi ini, ... Kepala Kecamatan Simbang,

v

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Alhamdulillahirabbil’alamin dan kepada-Nya kami memohon bantuan atas

segala urusan duniawi dan agama, sholawat dan salam penulis panjatkan kepada

junjungan kita Nabi Besar Muhammad S.A.W, serta seluruh keluarga dan

sahabatnya.

Skripsi yang berjudul “Analisis Kelayakan Usaha Ternak Sapi Potong

pada Berbagai Skala Kepemilikan di Desa Samangki Kecamatan Simbang

Kabupaten Maros” ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

S-1 pada Jurusan Sosial Ekonomi Peternakan di Fakultas Peternakan, Universitas

Hasanuddin, Makassar.

Penulis menghaturkan terima kasih yang tak terhingga dan sembah sujud

kepada Allah SWT yang telah memberikan segala kekuasaan-Nya dan kemurahan-

Nya juga kepada Ayahanda A. Bachtiar Pasommengi, S.Sos serta Ibunda A.

Zainab Mattalitti, A.Md yang telah melahirkan, membesarkan, mendidik yang

diiringi dengan segala do’anya, cintanya, kasihnya, kesabarannya, serta dukungan

moril dan materilnya, tak bisa saya sebutkan satu persatu dan tak akan pernah bisa

saya menggantinya dengan apapun dalam seluruh hidup saya.

Pada kesempatan ini, kendati belum setimpal penulis ingin mengucapkan

rasa terima kasih yang setinggi-tingginya dengan segala keikhlasan hati kepada :

Page 7: ANALISIS KELAYAKAN USAHA TERNAK SAPI POTONG PADA BERBAGAI SKALA KEPEMILIKAN DI DESA ... · 2017-03-05 · Apabila sebagian atau seluruhnya dari skripsi ini, ... Kepala Kecamatan Simbang,

vi

1. Bapak Prof.Dr.Ir.H. Ahmad Ramadhan Siregar, MS selaku pembimbing

utama yang telah memberikan nasehat, arahan, petunjuk dan bimbingan serta

dengan sabar dan penuh tanggungjawab meluangkan waktunya mulai dari

penyusunan hingga selesainya skripsi ini.

2. Ibu Dr.Ir.St.Rohani M.Si selaku pembimbing anggota yang berkenan

meluangkan tenaga, waktu dan fikiran untuk memberikan arahan dan bimbingan

kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.

3. Ibu Dr. Aslina Asnawi S.Pt, M.Si, Ibu Kasmiyati Kasim, S.Pt, M.Si dan

Bapak Dr. Palmarudi M,SU selaku penguji yang telah berkenan mengarahkan

dan memberi saran kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

4. Ibu Dr. Agustina Abdullah, S.Pt, M.Si. selaku penasehat akademik atas

bantuannya dalam memberikan arahan selama mengikuti pendidikan di FAPET

UnHas.

5. Bapak Prof.Dr.Ir.H. Sudirman Baco, M.Sc selaku Dekan Fakultas Peternakan.

6. Ibu Dr. Sitti Nurani Sirajuddin, S.Pt, M.Si selaku Ketua Jurusan Sosial

Ekonomi Peternakan.

7. Dosen Pengajar Fakultas Peternakan Universitas Hasanuddin yang telah

banyak memberi ilmu yang sangat bernilai bagi penulis.

8. Seluruh Staf dalam lingkungan Fakultas Peternakan Universitas Hasanuddin,

yang selama ini telah banyak membantu dan melayani penulis selama menjalani

kuliah hingga selesai. Terima Kasih atas bantuan dan informasi yang sangat

bermanfaat dan bernilai bagi penulis.

Page 8: ANALISIS KELAYAKAN USAHA TERNAK SAPI POTONG PADA BERBAGAI SKALA KEPEMILIKAN DI DESA ... · 2017-03-05 · Apabila sebagian atau seluruhnya dari skripsi ini, ... Kepala Kecamatan Simbang,

vii

9. Saudara-saudaraku Tercinta A.Rian Puspitasari, S.KM, A.Riansyah Dwi

Gautama, S.Hut, A.Rizani Catur wulandari, dan A.Rizandi Syah Putra

yang telah mencurahkan kasih sayang, perhatian, pengorbanan, doa dan motivasi

yang kuat serta segala jerih payahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan

tugas akhir ini.

10. Keluarga om Andi Faharuddin, tante Djamilah yang selalu menerima dan

mengizinkan penulis beristirahat, mengusir lelah saat selesai mengambil data,

terimakasih dan maafkan saya selalu membuat repot semuanya.

11. Bapak abd. Hamid kakak Tomo, kakak Nur Kadri S.Hut, Andi Malsari

Kharisma dan jabal yang senantiasa menemani, membantu penulis dalam

pengambilan data, Bapak Bupati Maros, Bapak Ka. Dinas Kesbang Pemkab

Maros, Bapak Ka. Badan Penyuluhan Pertanian dan Ketahanan Pangan Pemkab

Maros, Kepala Kecamatan Simbang, Kepala Desa Samangki yang telah memberi

izin untuk meneliti di wilayah pemerintahannya.

12. Buat para sahabat Febrindah Gunawan S.Pt, A. Fitri Faharuddi S.Pt, Aulia

Uswa Noor Kh S.Pt thanks for your friendship story, with tears I had know the

meaning of friend, Ita Puspitasari S.Pt you're like an angel without a wings,

Lydia Devega Bahar S.Pt, dan Nidia Desi Utami S.Pt I know where you make

friends where opponents.

13. Buat teman seperjuangan penelitian Indriani Sikombong S.Pt, Himaya

Susanti Palabiran S.Pt setiap perjalanan pasti ada cerita tersendiri, teman

seperjuangan dari proposal sampai meja A.Faika El Fandari S.Pt, Fadly Rian

Page 9: ANALISIS KELAYAKAN USAHA TERNAK SAPI POTONG PADA BERBAGAI SKALA KEPEMILIKAN DI DESA ... · 2017-03-05 · Apabila sebagian atau seluruhnya dari skripsi ini, ... Kepala Kecamatan Simbang,

viii

Saputra, S.Pt dan seperjuanga anak bimbingannya prof. Irwanto Suyono S.Pt

kalian bertiga luar biasa.

14. Sahabatku yang tidak hentinya memberikan saya dukungan baik moril dan

materil beserta motivasi A. Nurjuliana Syam S.M terimakasih banyak atas

semua perhatiannya saying.

15. Nurana S.Pt yang selalu membantu dan menemani begadanng saat saya

memulai menghitung dan merubah perhitungan karena kesalahan menghitung.

16. Teman-teman seperjuangan “SITUASI 10” Indrawirawan S.Pt, Angga

Nugraha S.Pt, Irvan S.Pt, Fitriah Amiruddin S.Pt, Irwansyah S.Pt, Andi

Anita Ariani Murpa P S.Pt, Nourmawati Dewi S.Pt, Sumarni S.Pt, hidup

bukan hanya terhenti sampai di sini kawan, dan buat teman-temanku yang masih

berjuang Boris Calvin T, Wahyu Kusmawan, M. Nur Mustakin, Abd Muis,

Moh. Rizal Effendi, Zulkarnain, Ilham Syarif, Sarifuddin, Rezki Yudha

Prawira, Sarifuddin, Ansar Rustam, Ari Kusnadi Qais Muhammad Taslim,

Zainabriani dan Zuhraini terimakasih banyak atas rasa kekeluargaanya kawan

untuk 4 tahun kemarin yang terlalu indah di lupakan dan terlalu sedih untuk di

tinggalkan saya bukan siapa-siapa tanpa kalian yang selalu mengingatkan

semoga kekeluargaan ini tidak sampai disini saja.

17. Teman-teman KKN Belopa 85 terkhusus Kelurahan Senga Siti Zilal Zalilah

Hamdan, Fatma Faharuddin S.H, Nasruddin Bahrul dan Muhammad

Furqan terimakasih untuk pengalamannya.

18. Semua pihak yang tidak sempat penulis sebutkan namanya yang telah banyak

memberikan bantuannya dalam rangka penyelesaian skripsi ini.

Page 10: ANALISIS KELAYAKAN USAHA TERNAK SAPI POTONG PADA BERBAGAI SKALA KEPEMILIKAN DI DESA ... · 2017-03-05 · Apabila sebagian atau seluruhnya dari skripsi ini, ... Kepala Kecamatan Simbang,

ix

Penulis sangat menyadari bahwa hasil penelitian maih jauh dari

kesempurnaan. Oleh karena itu, saran dan kritik yang bersifat membangun sangat

diperlukan oleh penulis kearah yang lebih baik di masa yang akan datang. Semoga

bantuan dari semua pihak mendapatkan balasan yang besar dari Allah SWT.

Penulis berharap semoga tulisan ini dapat menjadi bahan bacaan yang baik dan

memberi manfaat. Amin Ya Rabbal Alamin

Wassalumualaikum Wr.Wb.

Makassar, Februari 2015

Penulis

Page 11: ANALISIS KELAYAKAN USAHA TERNAK SAPI POTONG PADA BERBAGAI SKALA KEPEMILIKAN DI DESA ... · 2017-03-05 · Apabila sebagian atau seluruhnya dari skripsi ini, ... Kepala Kecamatan Simbang,

x

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL .................................................................................... i

PERNYATAAN KEASLIAN ...................................................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN ...................................................................... iii

ABSTRAK ..................................................................................................... iv

KATA PENGANTAR .................................................................................. v

DAFTAR ISI ................................................................................................. ix

DAFTAR TABEL ......................................................................................... xi

DAFTAR GAMBAR ................................................................................... xii

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................ xiii

BAB I PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang ............................................................................. 1

I.2. Rumusan Masalah ........................................................................ 4

I.3. Tujuan Penelitian ........................................................................ 4

I.4. Kegunaan Penelitian..................................................................... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II.1. Tinjauan Umum Usaha Ternak Sapi Potong ............................. 6

II.2. Konsep Biaya ............................................................................. 9

II.3. Penerimaan ................................................................................. 11

II.4. Pendapatan ................................................................................. 12

II.5. Analisis Kelayakan Finansial ..................................................... 13

II.5.1. Return Cost Ratio............................................................... 13

II.5.2. Benefict Cost Ratio ........................................................... 14

II.5.3. Net Present Value ............................................................. 15

II.5.4. Internal Rate Return .......................................................... 16

II.5.5. Break Even Point .............................................................. 17

II.5.6. Payback Period ................................................................. 18

II.6. Skala Kepemilikan ..................................................................... 18

II.7. Kerangka Pikir ........................................................................... 19

BAB III METODE PENELITIAN

III.1. Waktu dan Tempat .................................................................... 20

III.2. Jenis Penelitian .......................................................................... 20

III.3. Populasi dan Sampel.................................................................. 20

III.4. Jenis dan Sumber Data .............................................................. 22

III.3.1 Jenis Data .......................................................................... 22

III.3.2 Sumber Data ..................................................................... 22

III.5. Metode Pengumpulan Data ....................................................... 23

III.6. Analisa Data .............................................................................. 23

III.7. Konsep Operasional................................................................... 23

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

IV.1 Letak dan Keadaan Geografis .................................................... 26

IV.2 Luas Wilayah dan Penggunaan Lahan ....................................... 26

Page 12: ANALISIS KELAYAKAN USAHA TERNAK SAPI POTONG PADA BERBAGAI SKALA KEPEMILIKAN DI DESA ... · 2017-03-05 · Apabila sebagian atau seluruhnya dari skripsi ini, ... Kepala Kecamatan Simbang,

xi

IV.3 Keadaan Penduduk ..................................................................... 27

IV.4 Mata Pencaharian ....................................................................... 29

IV.5 Sarana Prasarana ......................................................................... 29

IV.6 Keadaan Peternakan ................................................................... 32

BAB V KEADAAN UMU RESPONDEN

V.1 Umur Responden ......................................................................... 33

V.2 Jenis Kelamin ............................................................................... 34

V.3 Tingkat Pendidikan Responden ................................................... 35

BAB VI HASIL DAN PEMBAHASAN

VI.1 Aspek Finansial .......................................................................... 37

VI.1.1 Investasi Usaha ................................................................. 37

VI.1.2 Biaya Produksi ................................................................. 38

VI.1.2.1 Biaya Tetap .......................................................... 38

VI.1.2.2 Biaya Variabel ..................................................... 40

VI.1.3 Penerimaan dan Pendapatan ............................................. 41

VI.1.3.1 Penerimaan ........................................................... 41

VI.1.3.1 Pendapatan ........................................................... 42

VI.2 Analisis Finansial Usaha ............................................................ 43

VI.2.1 Return Cost Ratio ............................................................. 43

VI.2.2 Benefit Cost Ratio ............................................................. 44

VI.2.3 Net Present Value ............................................................. 46

VI.2.4 Internal Rate Return ......................................................... 48

VI.2.5 Analisa Break Even Point................................................. 50

VI.2.5 Payback Period ................................................................ 52

BAB VII PENUTUP

VII.1 Kesimpulan ............................................................................... 54

VII.2 Saran .......................................................................................... 54

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 55

LAMPIRAN

Page 13: ANALISIS KELAYAKAN USAHA TERNAK SAPI POTONG PADA BERBAGAI SKALA KEPEMILIKAN DI DESA ... · 2017-03-05 · Apabila sebagian atau seluruhnya dari skripsi ini, ... Kepala Kecamatan Simbang,

xii

DAFTAR TABEL

No Halaman

Teks

1. Tabel 1 Variabel Penelitian dan Instrumen Variabel ......................... 22

2. Tabel 2 Luas Wilayah Masing-masing desa ...................................... 27

3. Tabel 3 Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin ..................... 28

4. Tabel 4 Struktur Umur Penduduk ...................................................... 28

5. Tabel 5 Sarana Pendidikan ................................................................ 30

6. Tabel 6 Jenis dan Populasi Ternak yang diPelihara .......................... 32

7. Tabel 7 Klasifikasi Responden Berdasarkan Umur ........................... 33

8. Tabel 8 Klasifikasi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ............. 34

9. Tabel 9 Klasifikasi Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan ..... 36

10. Tabel 10 Biaya Investasi .................................................................... 37

11. Tabel 11 Biaya Penyusutan Peralatan dan Perkandangan ................. 39

12. Tabel 12 Biaya Variabel .................................................................... 40

13. Tabel 13 Penerimaan ......................................................................... 41

14. Tabel 14 Pendapatan ......................................... 42

15. Tabel 15 Return Cost Ratio ............................................................... 44

16. Tabel 16 Benefit Cost Ratio ............................................................... 45

17. Tabel 17 Net Present Value Skala Kecil............................................ 46

18. Tabel 18 Net Present Value Skala Menengah ................................... 47

19. Tabel 19 Net Present Value Skala Besar ........................................... 48

20. Tabel 20 Break Even Point ................................................................ 51

21. Tabel 21 Payback Period................................................................... 52

Page 14: ANALISIS KELAYAKAN USAHA TERNAK SAPI POTONG PADA BERBAGAI SKALA KEPEMILIKAN DI DESA ... · 2017-03-05 · Apabila sebagian atau seluruhnya dari skripsi ini, ... Kepala Kecamatan Simbang,

xiii

DAFTAR GAMBAR

No Halaman

Teks

1. Gambar Skema Kerangka Pikir ...................................................... 19

Page 15: ANALISIS KELAYAKAN USAHA TERNAK SAPI POTONG PADA BERBAGAI SKALA KEPEMILIKAN DI DESA ... · 2017-03-05 · Apabila sebagian atau seluruhnya dari skripsi ini, ... Kepala Kecamatan Simbang,

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Halaman

Teks

1. Jadwal Pelaksanaan penelitian ......................................................... 59

2. Kuisioner Penelitian ........................................................................ 60

3. Investasi ............................................................................................ 61

4. Biaya Tetap ...................................................................................... 62

5. Biaya Variabel .................................................................................. 63

6. Penerimaan Ternak yang Masih Ada ............................................... 64

7. Penerimaan Ternak yng Terjual ....................................................... 65

8. Total Penerimaan.............................................................................. 66

9. Pendapatan ....................................................................................... 67

10. Return Cost Ratio .............................................................................

11. Benefit Cost Ratio.............................................................................

12. Internal Rate-Return Skala Kecil .....................................................

13. Internal Rate-Return Skala Menengah .............................................

14. Internal Rate-Return Skala Besar ....................................................

15. Break Even Point ..............................................................................

16. Payback Period ................................................................................

Page 16: ANALISIS KELAYAKAN USAHA TERNAK SAPI POTONG PADA BERBAGAI SKALA KEPEMILIKAN DI DESA ... · 2017-03-05 · Apabila sebagian atau seluruhnya dari skripsi ini, ... Kepala Kecamatan Simbang,

1

BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Ternak sapi, khususnya sapi potong merupakan salah satu sumber daya

penghasil bahan makanan berupa daging, disamping ikutan lainnya seperti pupuk

kandang, kulit, tulang dan lain sebagainya. Daging sangat besar manfaatnya bagi

pemenuhan gizi berupa protein hwani. Sapi merupakan hewan pemakan rumput

yang sangat berperan sebagai pengumpul bahan bergizi rendah yang diubah

menjadi bahan bergizi tinggi , kemudian diteruskan kepada manusia dalam bentuk

daging (Sugeng, Y.B, 1992).

Saat ini usaha penggemukan sapi potong biasanya di dominasi oleh peternak

besar maupun kecil. Ada juga beberapa peternak perorangan di beberapa pedesaan

di Indonesia. Masih sangat jarang perorangan di kota-kota besar yang

mengalokasikan investasi mereka pada business ini karena mereka mengganggap

bisnis ini awam dan tidak memberikan keuntungan yang besar, padahal pada

kenyataannya bisnis ini tidak terlalu sulit dan memberikan keuntungan yang cukup

besar (Priyono, 2013).

Studi kelayakan proyek adalah penelitian yang menyangkut berbagai aspek

baik itu dari aspek hukum, sosial ekonomi dan budaya, aspek pasar dan pemasaran,

aspek teknis dan teknologi sampai dengan aspek manajemen dan keuangannya,

dimana itu semua digunakan untuk dasar penelitian studi kelayakan dan hasilnya

digunakan untuk mengambil keputusan apakah suatu proyek atau bisnis dapat

dikerjakan atau ditunda dan bahkan tidak dijalankan. Studi kelayakan merupakan

Page 17: ANALISIS KELAYAKAN USAHA TERNAK SAPI POTONG PADA BERBAGAI SKALA KEPEMILIKAN DI DESA ... · 2017-03-05 · Apabila sebagian atau seluruhnya dari skripsi ini, ... Kepala Kecamatan Simbang,

2

pedoman kerja bagi pelaksana proyek (dalam produksi, pemasaran, penanaman

investasi, jumlah tenaga kerja, jumlah pimpinan). Usaha/proyek dikatakan layak

bila kegiatan usaha/proyek tersebut dilaksanakan berdasarkan kegiatan yang telah

diatur dalam kelayakan usaha.

Dalam menjalankan usaha peternakan dibutuhkan biaya-biaya dalam proses

pemeliharaannya. Biaya yang mesti di keluarkan tidak hanya biaya pakan dan obat-

obatan saja, melainkan juga perkandangannya, penyusutan kandang pertahunnya,

peralatan kandang, lahan untuk kandang dan lahan pakan, dan masih banyak lagi

lainnya.

Skala usaha dapat juga disebut jumlah kepemilikan ternak. Jumlah

kepemilikan sapi potong merupakan indikator keberhasilan suatu usaha peternakan

sapi. Dengan meningkatnya jumlah sapi yang dimiliki seorang peternak, maka

jumlah sapi yang dapat dijual per tahun akan semakin meningkat pula, dengan

demikian akan meningkatkan pendapatan peternak (Murwanto, 2008).

Dalam suatu usaha peternakan baik ternak besar maupun ternak kecil masing-

masing mempunyai standar skala usaha kepemilikan baik skala peternakan rakyat

maupun skala peternakan perusahaan. Dimana tingkat perusahaan mulai dari kecil,

menengah, dan besar. Menurut Sudono (1999) peternakan sapi potong akan

menguntungkan jika jumlah minimal sapi potong yang dimiliki oleh peternak

adalah 10 ekor dengan persentase produktivitas sapi >60%. Persentase jumlah

produktivitas merupakan faktor penting yang tidak dapat diabaikan dalam

tatalaksana suatu peternakan sapi potong untuk menjamin pendapatan. Banyaknya

jumlah ternak yang dimiliki menunjukkan pula skala usaha pemeliharaan yang

Page 18: ANALISIS KELAYAKAN USAHA TERNAK SAPI POTONG PADA BERBAGAI SKALA KEPEMILIKAN DI DESA ... · 2017-03-05 · Apabila sebagian atau seluruhnya dari skripsi ini, ... Kepala Kecamatan Simbang,

3

dimiliki. Menurut Salmi (2008), yang termasuk dalam skala kecil yaitu apabila

jumlah ternak sapi yang dimiliki yaitu berjumlah 1-5 ekor, skala sedang ditandai

dengan jumlah sapi yang berjumlah 6-10 ekor, sedangkan skala besar apabila

jumlah ternak sapi berjulah di atas 10 ekor.

Berdasarkan data yang diperoleh pada tahun 2013 di Kecamatan Simbang

Kabupaten Maros, jumlah total ternak sapi potong yaitu 5.565 ekor dimana sapi

jantan berjumlah 1.665 ekor dan betina berjumlah 3.900 ekor sedangkan jumlah

total ternak kerbau yaitu 115 ekor dimana kerbau jantan berjumlah 36 ekor dan

betina berjumlah 79 ekor. Desa Samangki merupakan salah satu desa yang

memiliki populasi ternak sapi potong yang paling banyak di Kecamatan Simbang

Kabupaten Maros. Jumlah populasi ternak di Desa Samangki yaitu 1.551 ekor

dengan jantan berjumlah 408 ekor dan betina berjumlah 1.143 ekor (BPS

Kabupaten Maros, 2013).

Usaha ternak sapi potong yang dilakukan pada Desa Samangki ini diharapkan

dapat memberikan keuntungan maka diperlukan studi kelayakan untuk mengetahui

layak tidaknya suatu usaha tersebut di jalankan. Usaha di katakan berhasil ketika

pemilik usaha sudah mendapatkan pendapatan yang layak untuk usaha yang

dijalaninya dengan berbagai skala ke pemilikannnya baik dalam skala kecil,

menengah dan besar. Maka dari itu peneliti mengangkat judul penelitian mengenai

“Analisis Kelayakan Usaha Ternak Sapi Potong Pada Berbagai Skala

Kepemilikan di Desa Samangki, Kecamatan Simbang, Kabupaten Maros”.

Page 19: ANALISIS KELAYAKAN USAHA TERNAK SAPI POTONG PADA BERBAGAI SKALA KEPEMILIKAN DI DESA ... · 2017-03-05 · Apabila sebagian atau seluruhnya dari skripsi ini, ... Kepala Kecamatan Simbang,

4

I.2 Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah yang diangkat pada penelitian ini adalah sebagai

berikut :

1. Bagaimana kelayakan usaha ternak sapi potong pada berbagai skala

kepemilikan di Desa Samangki Kecamatan Simbang Kabupaten Maros?

2. Apakah usaha ternak sapi potong dengan berbagai skala usaha dapat

membantu kehidupan keluarga peternak dalam memenuhi kebutuhan

pokok masyarakat di Desa Samangki Kecamatan Simbang Kabupaten

Maros?

I.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui kelayakan usaha ternak sapi potong pada berbagai

skala kepemilikan di Desa samangki Kecamatan Simbang Kabupaten

Maros.

2. Untuk mengetahui apakah usaha ternak sapi potong dengan berbagai

skala usaha dapat membantu kehidupan keluarga peternak dalam

memenuhi kebutuhan pokok masyarakat di Desa samangki Kecamatan

Simbang Kabupaten Maros.

Page 20: ANALISIS KELAYAKAN USAHA TERNAK SAPI POTONG PADA BERBAGAI SKALA KEPEMILIKAN DI DESA ... · 2017-03-05 · Apabila sebagian atau seluruhnya dari skripsi ini, ... Kepala Kecamatan Simbang,

5

I.4 Kegunaan Penelitian

Adapun kegunaan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Agar usaha ternak sapi potong yang di dirikan peternak sudah layak atau

tidak dikembangkan.

2. Agar usaha ternak sapi potong yang dijalankan sudah mampu membiayai

keluarganya (peternak) dalam bentuk sandang, pangan dan papan.

Page 21: ANALISIS KELAYAKAN USAHA TERNAK SAPI POTONG PADA BERBAGAI SKALA KEPEMILIKAN DI DESA ... · 2017-03-05 · Apabila sebagian atau seluruhnya dari skripsi ini, ... Kepala Kecamatan Simbang,

6

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

II.1 Tinjauan Umum Usaha Ternak Sapi Potong

Sapi sebagai salah satu hewan piaraan, disetiap daerah atau Negara berbeda

sejarah penjinakannya, di Mesir, India, Mesopotamia 8000 tahun SM telah

mengenal sapi piaraan. Akan tetap, di daratan Eropa dan Cina baru dikenal pada

sekitar 6000 tahun SM. Hal ini disebabkan karena disetiap daerah atau Negara

perkembangannya berbeda-beda. Pada umumnya bangsa sapi yang tersebar di

seluruh penjuru belahan dunia berasal dari bangsa sapi primitive yang telah

mengalami domestikasi (penjinakan). Pada garis besarnya sapi dapat digolongkan

menjadi tiga kelompok yaitu :

1. Bos indicus (zebu/sapi berponok)

Bos indicus berkembang di India dan akhirnya menyebar ke berbagai

Negara, terlebih daerah tropis seperti Asia tenggara (termasuk Indonesia),

Afrika, Amerika, dan Australia.

2. Bos Taurus

Bos Taurus adalah bangsa sapi yang menurunkan bangsa-bangsa sapi

potong dan perah di Eropa. Golongan ini akhirnya menyebar ke seluruh

penjuru dunia, terlebih Amerika, Australia, dan Selandua Baru. Belakangan ini

keturunan Bos Taurus telah banyak diternakkan dan dikembangkan di

Indonesia.

Page 22: ANALISIS KELAYAKAN USAHA TERNAK SAPI POTONG PADA BERBAGAI SKALA KEPEMILIKAN DI DESA ... · 2017-03-05 · Apabila sebagian atau seluruhnya dari skripsi ini, ... Kepala Kecamatan Simbang,

7

3. Bos sondaicus (Bos bibos)

Golongan sapi ini merupakan sumber asli bangsa-bangsa sapi di

Indonesia. Sapi yang kini ada merupakan keturunan banteng (Bos bibos),

dewasa ini kita kenal dengan nama sapi Bali, sapi Madura, sapi Sumaatra, dan

sapi lokal lainnya (Wariyanto, A. Dalam Arbi 2009).

Jenis sapi potong yang banyak dikembangkan di Indosnesia adalah sapi bali

yang merupakan ternak sapi potong andalan Indonesia. Sapi bali merupakan sapi

hasil keturunan dari sapi liar yang sudah mengalami proses yang cukup lama. Sapi

bali memiliki bulu halus, pendek-pendek, dan mengkilp. Pada saat muda warna

bulunya yang coklat akan berubah menjadi hitam. Sapi bali dapat mencapai bobot

badan jantan dewasa 350-400 kg dan betina dewasa antara 250-300 kg. Hewan ini

memiliki persentase karkas yang tinggi lemaknya sedikit, serta perbandingan tulang

sangat rendah. Selama ini sapi potong dijual untuk memenuhi kebutuhan pasar

lokal seperti rumah tangga, hotel, restaurant, industri pengolahan daging serta pasar

atau pulau terutama untuk pasar kota-kota besar (Bandini dalam Salmi, 2012).

Sapi potong merupakan salah satu komponen usaha yang cukup berperan

dalam agribibisnis pedesaan, utamanya dalam sistem integrasi dengan subsektor

pertanian lainnya, sebagai rantai biologis dan ekonomis sistem usaha tani . Terkait

dengan penyediaan pupuk, maka sapi dapat berfungsi sebagai "pabrik kompos".

Seekor sapi dapat menghasilkan kotoran sebanyak 8-10 kg/hari yang apabila

diproses akan menjadi 4-5 kg pupuk organik. Potensi pupuk organik ini diharapkan

dapat dimanfaatkan secara optimal untuk mernpertahankan kesuburan lahan,

melalui siklus unsur hara secara sempurna (Mariyono dkk. 2010 : 2).

Page 23: ANALISIS KELAYAKAN USAHA TERNAK SAPI POTONG PADA BERBAGAI SKALA KEPEMILIKAN DI DESA ... · 2017-03-05 · Apabila sebagian atau seluruhnya dari skripsi ini, ... Kepala Kecamatan Simbang,

8

Kendala utama yang dihadapi petani dalam meningkatkan produktivitas sapi

adalah tidak tersedianya pakan secara memadai terutama pada musim kemarau di

wilayah yang padat ternak. Untuk itu peternak di beberapa lokasi di Indonesia telah

mengembangkan sistem integrasi tanaman ternak (Crops Livestock System, CLS).

Pada saat ini telah dikembangkan berbagai model integrasi antara lain Ternak –

Padi, Ternak – Hortikultura dan Ternak – Sawit (Anonim, 2010).

Menurut Kariyasa dan Kasryno (2004), menyatakan bahwa usaha ternak sapi

akan efisien jika manajemen pemeliharaan diintegrasikan dengan tanaman sebagai

sumber pakan bagi ternak itu sendiri. Ternak sapi menghasilkan pupuk untuk

meningkatkan produksi tanaman, sedangkan tanaman dapat menyediakan pakan

hijauan bagi ternak.

Peternakan sapi potong merupakan suatu industri di bidang agribisnis dengan

rantai kegiatannya tidak hanya terbatas pada kegiatan on farm, tetapi juga meluas

hingga kegiatan di hulu dan hilir sebagai unit bisnis pendukungnya. Di hulu,

produksi bibit, pakan, sapronak merupakan kegiatan besar yang sangat mendukung

tercapainya produktivitas sapi potong yang hebat, sementara di hilir, penanganan

pascapanen memegang peranan yang sangat kuat untuk meningkatkan kualitas dan

nilai tambah (value added) bagi daging sapi. Kegiatan-kegiatan tersebut perlu

dilakukan secara integritas agar terbentuk sistem industri peternakan sapi potong

yang kuat (Rianto dan Purbowati, 2009).

Page 24: ANALISIS KELAYAKAN USAHA TERNAK SAPI POTONG PADA BERBAGAI SKALA KEPEMILIKAN DI DESA ... · 2017-03-05 · Apabila sebagian atau seluruhnya dari skripsi ini, ... Kepala Kecamatan Simbang,

9

II.2 Konsep Biaya

Menurut Harnanto (1993) biaya dalam arti sempit adalah harga pokok

(merupakan harga pertukaran dari sumber ekonomi yang dikorbankan atau

diserahkan untuk mendapatkan suatu barang dan jasa) dan beban (merupakan

pengorbanan yang diperlukan dalam rangka merealisasikan pendapatan).

Soekertawi (1995), mengemukakan bahwa biaya usahatani dapat

diklasifikasikan menjadi dua yaitu:

1. Biaya tetap (Fixed Cost)

Biaya yang relative tetap jumlahnya dan harus dikeluarkan walaupun produk

yang dihasilkan banyak atau sedikit.

2. Biaya tidak tetap (Variable cost)

Biaya tidak tetap yang sifatnya berubah-ubah tergantung dari besar kecilnya

produksi yang dihasilkan.

Biaya sebagai suatu nilai tukar, pengeluaran atau pengorbanan yang

dilakukan untuk menjamin perolehan manfaat (Carter William, 2009). Biaya dalam

kegiatan usahatani dikeluarkan oleh petani dengan tujuan untuk menghasilkan

pendapatan yang tinggi bagi usahatani yang dikerjakan. Dengan mengeluarkan

biaya maka pertanian mengharapkan pendapatan yang setinggi-tingginya melalui

peningkatan produksi.

Biaya sebagai suatu sumberdaya yang dikorbankan atau dilepaskan untuk

mencapai tujuan tertentu. Suatu biaya biasanya diukur dalam unit uang yang harus

dikeluarkan dalam rangka mendapatkan barang dan jasa (Horngren Charles et.al,

2008).

Page 25: ANALISIS KELAYAKAN USAHA TERNAK SAPI POTONG PADA BERBAGAI SKALA KEPEMILIKAN DI DESA ... · 2017-03-05 · Apabila sebagian atau seluruhnya dari skripsi ini, ... Kepala Kecamatan Simbang,

10

Konsep biaya merupakan konsep yang terpenting dalam akuntansi

manajemen dan akuntansi biaya. Adapun tujuan memperoleh informasi biaya

digunakan untuk proses perencanaan, pengendalian dan pembuatan keputusan

(Sudayat, 2009).

Biaya dapat digolongkan menjadi beberapa golongan atas dasar, yakni

sebagai berikut :

i. Obyek pengeluaran.

ii. Fungsi-fungsi pokok perusahaan.

iii. Hubungan biaya dengan sesuatu yang dibiayai.

iv. Atas dasar tingkah lakunya terhadap perubahan volume kegiatan

v. Jangka waktu ( Anonim, 2014).

Klasifikasi Biaya

Elemen dari produk (product cost) :

1. Bahan Baku

a. Bahan baku langsung

b. Bahan baku tidak langsung

2. Tenaga kerja

a. Tenaga kerja tidak langsung

b. Tenaga kerja tidak langsung

3. Overhead Pabrik : Bahan baku tidak langsung, tenaga kerja tidak langsung

dan biaya manufakturing lainnya.

Page 26: ANALISIS KELAYAKAN USAHA TERNAK SAPI POTONG PADA BERBAGAI SKALA KEPEMILIKAN DI DESA ... · 2017-03-05 · Apabila sebagian atau seluruhnya dari skripsi ini, ... Kepala Kecamatan Simbang,

11

II.3 Penerimaan

Siregar (2009), menyatakan bahwa penerimaan merupakan nilai produk total

usaha tani dalam jangka waktu tertentu, baik yang dijual maupun yang tidak dijual

sedangkan menurut Soeharjo dan Patong (1973) menyatakan bahwa penerimaan

merupakan hasil perkalian dari produksi total dengan harga per satuan. Produksi

total adalah hasil utama dan sampingan, sedangkan harga adalah harga pada tingkat

usaha tani atau harga jual petani.

Penerimaan adalah hasil dari perkalian jumlah produksi dengan harga jual

sedangkan pendapatan yaitu selisih dari total penerimaan dengan total biaya dengan

rumus Pd = TR – TC, dimana Pd adalah Pendapatan, TR yaitu total penerimaan dan

TC adalah total biaya (Soekartawi, 1995).

Bentuk umum penerimaan dari penjualan yaitu TR = P x Q ; dimana TR

adalah total revenue atau penerimaan, P adalah Price atau harga jual perunit produk

dan Q adalah Quantity atau jumlah produk yang dijual. Dengan demikian besarnya

penerimaan tergantung pada dua variabel harga jual dan variabel jumlah produk

yang dijual (Rasyaf, 2003 : 12).

Penerimaan dapat diartikan sebagai nilai produk total dalam jangka waktu

tertentu baik yang dipasarkan maupun tidak (Soekartawi, 2002). Penerimaan juga

dapat didefinisikan sebagai nilai uang yang diterima dari penjualan. Penerimaan

usahatani yaitu penerimaan dari semua sumber usahatani meliputi nilai jual hasil,

penambahan jumlah inventaris, nilai produk yang dikonsumsi petani dan

keluarganya. Penerimaan adalah hasil perkalian antara produksi yang diperoleh

dengan harga jual produk. Pernyataan ini dapat dituliskan sebagai berikut:

Page 27: ANALISIS KELAYAKAN USAHA TERNAK SAPI POTONG PADA BERBAGAI SKALA KEPEMILIKAN DI DESA ... · 2017-03-05 · Apabila sebagian atau seluruhnya dari skripsi ini, ... Kepala Kecamatan Simbang,

12

TR = Y . Py

Dimana:

TR = Total Revenue (penerimaan usahatani)

Y = Output (produksi yang diperoleh)

Py = Price (harga output)

II.4 Pendapatan

Kadarsan (1995) menerangkan bahwa, pendapatan adalah selisih antara

penerimaan total perusahaan dengan pengeluaran. Untuk menganalisis pendapatan

diperlukan dua keterangan pokok, yaitu keadaan pengeluaran dan penerimaan

dalam jangka waktu tertentu.

Rasyaf (2002) menambahkan bahwa pendapatan adalah sejumlah uang yang

diperoleh setelah semua biaya variabel dan biaya tetap tertutupi. Hasil pengurangan

positif berarti untung, hasil pengurangan negatif berarti rugi.

Soekarno et al. (1986) menyatakan bahwa pendapatan kotor usahatani

merupakan hasil perolehan total sumber daya yang digunakan dalam usahatani

sedangkan pendapatan bersih usahatani merupakan selisih antara pendapatan

kotordan pengeluaran total usahatani.

Analisis pendapatan berfungsi untuk mengukur berhasil tidaknya suatu

kegiatan usaha, menentukan komponen utama pendapatan dan apakah komponen

itu masih dapat ditingkatkan, atau tidak. Kegiatan usaha dikatakan berhasil apabila

pendapatannya memenuhi syarat cukup untuk memenuhi semua sarana produksi.

Analisa usaha tersebut merupakan keterangan yang rinci tentang penerimaan dan

Page 28: ANALISIS KELAYAKAN USAHA TERNAK SAPI POTONG PADA BERBAGAI SKALA KEPEMILIKAN DI DESA ... · 2017-03-05 · Apabila sebagian atau seluruhnya dari skripsi ini, ... Kepala Kecamatan Simbang,

13

pengeluaran selama jangka waktu tertentu (Aritonang, 1993 dalam Siregar, 2009 :

32).

Dalam meningkatkan pendapatan, maka petani harus berusaha meningkatkan

hasil - hasil produksiagar memperoleh peningkatan pendapatan dengan

memaksimalkan input-input faktor yang mempengaruhi (Soekartawi, 1995).

Menurut Harnanto (1993), ada beberapa ukuran pendapatan petani yaitu:

a. Pendapatan kerja petani (operator labor income); diperoleh dengan menghitung

semua penerimaan yang berasal dari penjualan yang dikonsumsi keluarga dan

kenaikan nilai inventaris. Setelah itu dikurangi dengan semua pengeluaran baik

yang tunai maupun yang tidak diperhitungkan.

b. Penghasilan kerja petani (operator farm labor earning); diperoleh dari

menambah pendapatan kerja petani ditambah dengan penerimaan tidak tunai.

c. Pendapatan kerja keluarga(family farm labor earning); merupakan hasil balas

jasa dari petani dan anggota keluarga.

d. Pendapatan keluarga (family income); yaitu dengan menjumlahkan semua

pendapatan petani dan keluarganya dari berbagai sumber.

II.5 Analisis Kelayakan Finansial

II.5.1 Return Cost Ratio (R/C)

R/C adalah perbandingan antara penerimaan penjualan dengan biaya-biaya

yang dikeluarkan selama proses produksi hingga menghasilkan produk. Usaha

peternakan akan menguntungkan apabila nilai R/C > 1. Semakin besar nilai R/C

semakin besar pula tingkat keuntungan yang akan diperoleh dari usaha tersebut.

Page 29: ANALISIS KELAYAKAN USAHA TERNAK SAPI POTONG PADA BERBAGAI SKALA KEPEMILIKAN DI DESA ... · 2017-03-05 · Apabila sebagian atau seluruhnya dari skripsi ini, ... Kepala Kecamatan Simbang,

14

Rumus :

II.5.2 Benefict Cost Ratio (B/C)

Benefit Cost Ratio (BCR) adalah perbandingan antara present value manfaat

dengan present value biaya, dengan demikian benefit cost ratio menunjukkan

manfaat yang diperoleh setiap penambahan satu rupiah pengeluaran. BCR akan

menggambarkan keuntungan dan layak dilaksanakan jika mempunyai BCR > 1.

Apabila BCR = 1, maka usaha tersebut tidak untung dan tidak rugi, sehingga

terserah kepada penilai pengambil keputusan dilaksanakan atau tidak. Apabila BCR

< 1 maka usaha tersebut merugikan sehingga lebih baik tidak dilaksanakan

(Gittinger, 1986).

Net B/C merupakan perbandingan antara present value dari net benefit yang

positif dengan present value dari net benefit yang negatif. Net B/C digunakan untuk

melihat seberapa besar manfaat bersih yang diterima (Gittinger, 1986). Rumus

perhitunganya adalah sebagai berikut:

Keterangan:

Bt : Penerimaan total pada tahun ke-t (Rp)

Ct : Biaya total pada tahun ke-t (Rp)

n : Umur proyek (tahun)

t : Tahun ke 1, 2. 3,…,n

Page 30: ANALISIS KELAYAKAN USAHA TERNAK SAPI POTONG PADA BERBAGAI SKALA KEPEMILIKAN DI DESA ... · 2017-03-05 · Apabila sebagian atau seluruhnya dari skripsi ini, ... Kepala Kecamatan Simbang,

15

i : Discount rate (%)

Kriteria kelayakan dari Net B/C:

a. Net B/C > 1, maka bisnis layak untuk dilaksanakan, artinya setiap pengeluaran

akan menghasilkan penerimaan yang lebih besar dari pengeluaran tersebut.

b. Net B/C < 1, maka bisnis tidak layak untuk dilaksanakan, artinya setiap

pengeluaran akan menghasilkan penerimaan yang lebih kecil dari pengeluaran

tersebut.

II.5.3 Analisis Net Present Value (NPV)

NPV merupakan selisih antara present value dari benefit dan peresent value

dari biaya. Menurut Gittinger (1986), suatu usaha dinyatakan layak jika NPV > 0.

jika NPV = 0, berarti usaha tersebut tidak untung maupun rugi. Jika NPV < 0 ,

maka usaha tersebut merugikan sehingga lebih baik tidak dilaksanakan.

Net Present Value dapat diartikan sebagai nilai sekarang penerimaan bersih

kas. Selain itu, juga merupakan ukuran besarnya manfaat bersih tambahan yang

diterima proyek pada akhir periode jangka hidup proyek tersebut (Gittinger, 1986).

Rumus perhitungan sebagai berikut :

Keterangan:

Bt : Penerimaan total pada tahun ke-t (Rp)

Ct : Biaya total pada tahun ke-t (Rp)

n : Umur proyek (tahun)

t : Tahun ke 1, 2. 3,…,n

i : Discount rate (%)

Page 31: ANALISIS KELAYAKAN USAHA TERNAK SAPI POTONG PADA BERBAGAI SKALA KEPEMILIKAN DI DESA ... · 2017-03-05 · Apabila sebagian atau seluruhnya dari skripsi ini, ... Kepala Kecamatan Simbang,

16

Metode Penilaian NPV, ada tiga kriteria penialian kelayakan dari NPV. Jika

nilai NPV suatu bisnis lebih besar dari nol (NPV > 0), maka proyek layak untuk

dilaksanakan. Jika nilai NPV yang dihasilkan suatu bisnis lebih kecil dari nol

(NPV < 0), maka proyek tidak layak untuk dilaksanakan. Sedangkan jika

perhitungan cashflow menghasilkan nilai NPV sama dengan nol (NPV = 0), maka

proyek tidak menguntungkan dan tidak merugikan, tetapi proyek masih layak untuk

dilaksanakan.

II.5.4 Internal Rate Return (IRR)

Internal Rate of Return adalah tingkat rata-rata keuntungan intern tahun bagi

perusahaan yang melakukan investasi dan dinyatakan dalam satuan persen

(Gittinger, 1986). IRR merupakan perhitungan tingkat suku bunga yang

menyamakan nilai sekarang investasi dengan nilai sekarang penerimaan kas bersih

di masa mendatang. IRR mencerminkan tingkat suku bunga maksimal yang dapat

dibayar proyek untuk sumber daya yang digunakan. Suatu rencana investasi

dikatakan layak jika memiliki nilai IRR lebih besar dari tingkat suku bunga bank

yang berlaku. Jika terjadi sebaliknya, maka rencana investasi tersebut dianggap

tidak layak untuk direalisasikan.

Rumus perhitunganya adalah sebagai berikut:

Keterangan:

i` : discount rate yang menghasilkan NPV positif

i`` : discount rate yang menghasilkan NPV negatif

NPV` : NPV bernilai positif

Page 32: ANALISIS KELAYAKAN USAHA TERNAK SAPI POTONG PADA BERBAGAI SKALA KEPEMILIKAN DI DESA ... · 2017-03-05 · Apabila sebagian atau seluruhnya dari skripsi ini, ... Kepala Kecamatan Simbang,

17

NPV``: NPV bernilai negatif

Kriteria Kelayakan dari IRR:

a.IRR > Opportunity Cost of Capital atau Discount Rate maka bisnis layak untuk

dilaksanakan.

b.IRR < Opportunity Cost of Capital atau Discount Rate maka bisnis tidak layak

untuk dilaksanakan.

II.5.5 Analisa Break Even Point

Break Even Point (BEP) adalah titik pulang pokok dimana total penerimaan

sama dengan total biaya (Nurmalina, 2010). Nilai BEP menjadi nilai patokan

jumlah minimum hasil produksi suatu usaha dikatakan ekonomis. Nilai titik impas

berfungsi sebagai jumlah produk minimum yang harus dihasilkan dan harga jual

terendah produk. Rumus dari BEP adalah sebagai berikut:

Hasil volume penjualan tetap sama dengan biaya total atau BEP akan tercapai

pada volume penjualan dimana contribution margin (CM) sama besarnya

dengan biaya tetap. Dalam mengadakan analisa Break Even (BE) digunakan asumsi

dasar sebagai berikut:

1). Biaya didalam perusahaan terdiri dari biaya variable dan biaya tetap

2). Biaya variable secara totalitas berubah-ubah secara proporsional dengan

volume produksi

3). Biaya tetap secara totalitas tidak berubah meskipun ada perubahan

volume penjualan. Jadi biaya tetap perunit berubah-ubah

4). Harga jual perunit tidak berubah-ubah selama periode yang dianalisa

Page 33: ANALISIS KELAYAKAN USAHA TERNAK SAPI POTONG PADA BERBAGAI SKALA KEPEMILIKAN DI DESA ... · 2017-03-05 · Apabila sebagian atau seluruhnya dari skripsi ini, ... Kepala Kecamatan Simbang,

18

5). Perusahaan hanya memproduksi 1 macam produk

II.5.6 Payback Period (PP)

Payback Period merupakan jangka waktu pengembalian investasi yang

dikeluarkan, melalui keuntungan yang diperoleh dari suatu proyek (Umar, 2003).

Semakin pendek waktu yang dibutuhkan untuk mengembalikan nilai investasi yang

dikeluarkan maka bisnis semakin layak diusahakan. Rumus perhitunganya adalah

sebagai berikut:

Keterangan:

PP : Waktu yang diperlukan untuk mengembalikan modal (tahun)

I : Jumlah modal investasi (Rp)

Ab : Manfaat hasil bersih rata-rata per tahun periode (Rp)

II.6 Skala Kepemilikan Usaha

Skala usaha dapat juga disebut jumlah kepemilikan ternak. Jumlah

kepemilikan sapi potong merupakan indikator keberhasilan suatu usaha peternakan

sapi. Dengan meningkatnya jumlah sapi yang dimiliki seorang peternak, maka

jumlah sapi yang dapat dijual per tahun akan semakin meningkat pula, dengan

demikian akan meningkatkan pendapatan peternak (Murwanto, 2008).

Menurut Sudono (1999) peternakan sapi potong akan menguntungkan jika

jumlah minimal sapi potong yang dimiliki oleh peternak adalah 10 ekor dengan

persentase produktivitas sapi > 60%. Persentase jumlah produktivitas merupakan

Page 34: ANALISIS KELAYAKAN USAHA TERNAK SAPI POTONG PADA BERBAGAI SKALA KEPEMILIKAN DI DESA ... · 2017-03-05 · Apabila sebagian atau seluruhnya dari skripsi ini, ... Kepala Kecamatan Simbang,

19

faktor penting yang tidak dapat diabaikan dalam tatalaksana suatu peternakan sapi

potong untuk menjamin pendapatan.

II.7 Kerangka Pikir

Gambar 2. Skema Kerangka Pikir

Studi kelayakan peroyek atau bisnis adalah penelitihan yang menyangkut

berbagai aspek baik itu dari aspek hukum, sosial ekonomi dan budaya, aspek pasar

dan pemasaran, aspek teknis dan teknologi sampai dengan aspek manajemen dan

keuangannya, dimana itu semua digunakan untuk dasar penelitian studi kelayakan

dan hasilnya digunakan untuk mengambil keputusan apakah suatu proyek atau

bisnis dapat dikerjakan atau ditunda dan bahkan ditadak dijalankan (Anonim,

2014). Melalui salah satu aspek manajemen dan keuangan inilah yang menganalisis

kelayakan usaha melalui analisis finansial dan analisis non finansial.

Return Cost Ratio (R/C)

Benefict Cost Ratio (B/C)

Break Even Point (BEP)

Internal Rate Return (IRR)

Payback Period (PP)

Net Present Value (NPV) Analisis Kelayakan

Page 35: ANALISIS KELAYAKAN USAHA TERNAK SAPI POTONG PADA BERBAGAI SKALA KEPEMILIKAN DI DESA ... · 2017-03-05 · Apabila sebagian atau seluruhnya dari skripsi ini, ... Kepala Kecamatan Simbang,

20

BAB III

METODE PENELITIAN

III.1 Waktu dan Tempat

Penelitian ini direncanakan akan dilaksanakanpada bulan Oktober sampai

dengan bulan November 2014. Adapun jadwal pelaksanaan penelitian ini dapat

dilihat pada lampiran 1. Pengambilan data bertempat di Desa Samangki, Kecamatan

Simbang, Kabupaten Maros. Alasan pemilihan lokasi ini sebagai lokasi penelitian

ini yaitu karena di Desa Samangki Kecamatan Simbang banyak terdapat ternak sapi

potong dengan berbagai skala usaha.

III.2 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis penelitian

kuantitatif deskriptif yaitu jenis penelitian yang sifatnya hanya menggambarkan

atau mendeskripsikan variabel penelitian tanpa melakukan uji hipotesis. Dalam hal

ini yaitu memberikan gambaran mengenai kelayakan usaha ternak sapi potong

melalui Return Cost Ratio (R/C), Benefict Cost Ratio (B/C), Net Present Value

(NPV), Internal Rate Return (IRR), Break Even Point (BEP), Payback Period (PP),

yang ada di Desa Samangki Kecamatan Simbang Kabupaten Maros.

III.3 Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh peternak sapi potong di Desa

Samangki, Kecamatan Simbang, Kabupaten Maros, sebanyak 376 peternak.

Populasi tersebut belum terbagi dalam berbagai skala usaha. Pembagian populasi

tersebut yakni untuk skala besar 1 peternak, skala menengah 13 peternak,

sedangkan skala kecil sisa dari jumlah populasi sebesar 362. Berhubung karena

Page 36: ANALISIS KELAYAKAN USAHA TERNAK SAPI POTONG PADA BERBAGAI SKALA KEPEMILIKAN DI DESA ... · 2017-03-05 · Apabila sebagian atau seluruhnya dari skripsi ini, ... Kepala Kecamatan Simbang,

21

populasi skala kecil cukup besar, maka dilakukan pengambilan sampel. Untuk

megukur besarnya sampel keseluruhan diukur dengan statistic deskriptif dengan

rumus slovin sebagai berikut :

Metode penentuan jumlah sampel dengan menggunakan rumus Slovin

Menurut Umar (2001). Adapun cara penentuan sampel dari populasi yang ada

digunakan rumus sebagai berikut:

n =

Dimana : n = jumlah sampel

N = jumlah populasi

e = tingkat kelonggaran (10%)

Sehingga didapatkan hasil sebagai berikut:

n =

n =

n = 39,58 = 40

Berdasarkan hasil perhitungan tersebut maka jumlah dari sampel skala kecil

yaitu 40 orang peternak, maka sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah

sebanyak 54 orang responden yang di jumlahkan dengan skala menengah dan skala

besar. Adapun pengambilan sampel yaitu Stratified Random Sampling yang

merupakan bagian dari probability sampling, dimana populasi kita bagi kedalam

sub populasi (strata), karena mempunyai karakteristik yang heterogen dan

heterogenitas.

Page 37: ANALISIS KELAYAKAN USAHA TERNAK SAPI POTONG PADA BERBAGAI SKALA KEPEMILIKAN DI DESA ... · 2017-03-05 · Apabila sebagian atau seluruhnya dari skripsi ini, ... Kepala Kecamatan Simbang,

22

III.4 Jenis dan Sumber Data

III.4.1 Jenis Data

Jenis data yang digunakan pada penelitian ini yaitu jenis data kuantitatif yang

meliputi Return cost-ratio, Benefict cost-ratio, Net present value, Internal rate-

return, Break even point, dan Payback period. Adapun jenis data yang bersifat

kualitatif yaitu tingkat kelayakan usaha peternak dengan berbagai skala

kepemilikan, jenis data (variabel) penelitian dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 1. Variabel Penelitian dan Indikator Pengukuran Variabel

No. Variabel Sub Variabel Instrumen

1. Kelayakan

Usaha Pada

Berbagai Skala

Kepemilikan

Return Cost Ratio Kuesioner

Benefit Cost Ratio Kuesioner

Net Present Value Kuesioner

Internal Rate-Return Kuesioner

Break Even Point Kuesioner

Payback Period Kuesioner

III.4.2 Sumber Data

Sumber data yang digunakan pada penelitian ini sebagai berikut :

1. Data primer adalah data yang bersumber dari wawancara langsung dengan

responden dengan menggunakan kuisioner untuk mengetahui data

identitas responden serta tanggapan responden terhadap variabel

penelitian.

Page 38: ANALISIS KELAYAKAN USAHA TERNAK SAPI POTONG PADA BERBAGAI SKALA KEPEMILIKAN DI DESA ... · 2017-03-05 · Apabila sebagian atau seluruhnya dari skripsi ini, ... Kepala Kecamatan Simbang,

23

2. Data sekunder adalah data yang diperoleh dari instansi-instansi terkait

seperti data monografi desa, data populasi ternak sapi potong di Desa

Samangki Kecamatan Simbang Kabupaten Maros.

III.5 Metode Pengambilan Data

Metode pengambilan data yang dilakukan pada penelitian ini yaitu :

1. Observasi, yaitu melakukan pengamatan secara langsung terhadap situasi dan

kondisi peternak dalam usaha sapi potongnya tersebut di Desa Samangki

Kecamatan Simbang, Kabupaten Maros.

2. Wawancara, yaitu melakukan tanya jawab langsung kepada peternak yang

memiliki usaha ternak sapi potong dengan bantuan kuesioner atau daftar

pertanyaan di desa Samangki, Kecamatan Simbang, Kabupaten Maros.

III.6 Analisis Data

Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu analisis statistik

deskriptif yaitu statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara

mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana

adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau

generalisasi, dengan menghitung mean pendapatan rata-rata dimana rumus mean

yakni = dan finansial.

III.7 Konsep Oprasional

1. Peternak adalah orang atau badan hukum dan atau buruh peternakan,

yang mata pencahariannya sebagian atau seluruhnya bersumber kepada

peternakan.

Page 39: ANALISIS KELAYAKAN USAHA TERNAK SAPI POTONG PADA BERBAGAI SKALA KEPEMILIKAN DI DESA ... · 2017-03-05 · Apabila sebagian atau seluruhnya dari skripsi ini, ... Kepala Kecamatan Simbang,

24

2. Ternak sapi potong adalah ternak ruminansia besar yang dipelihara oleh

peternak yang didominasi oleh sapi pedaging bangsa sapi bali, untuk

dimanfaatkan hasilnya seperti daging.

3. Studi kelayakan proyek adalah penelitian yang menyangkut berbagai

aspek baik itu dari aspek hukum, sosial ekonomi dan budaya, aspek pasar

dan pemasaran, aspek teknis dan teknologi sampai dengan aspek

manajemen dan keuangannya.

4. Skala usaha kepemilikan ternak adalah standar skala usaha kepemilikan

baik skala peternakan rakyat maupun skala peternakan perusahaan,

dimana tingkat perusahaan mulai dari kecil : 1-5 ekor, menengah : 6-10

ekor, dan besar : ≥ 10 ekor.

5. Biaya adalah suatu sumberdaya yang dikorbankan atau dilepaskan untuk

mencapai tujuan tertentu yang biasanya diukur dalam unit uang yanng

harus dikeluarkan dalam rangka mendapatkan barang dan jasa.

6. R/C adalah perbandingan antara penerimaan penjualan dengan biaya-

biaya yang dikeluarkan selama proses produksi hingga menghasilkan

produk dengan rumus :

7. Benefit Cost Ratio (BCR) adalah perbandingan antara present value

manfaat dengan present value biaya, dengan demikian benefit cost ratio

menunjukkan manfaat yang diperoleh setiap penambahan satu rupiah

pengeluaran dengan rumus :

Page 40: ANALISIS KELAYAKAN USAHA TERNAK SAPI POTONG PADA BERBAGAI SKALA KEPEMILIKAN DI DESA ... · 2017-03-05 · Apabila sebagian atau seluruhnya dari skripsi ini, ... Kepala Kecamatan Simbang,

25

8. NPV merupakan selisih antara present value dari benefit dan peresent

value dari biaya dengan rumus :

9. IRR merupakan perhitungan tingkat suku bunga yang menyamakan nilai

sekarang investasi dengan nilai sekarang penerimaan kas bersih di masa

mendatang dengan rumus :

10. Break Even Point (BEP) adalah titik pulang pokok dimana total

penerimaan sama dengan total biaya dengan rumus :

11. Payback Period merupakan jangka waktu pengembalian investasi yang

dikeluarkan, melalui keuntungan yang diperoleh dari suatu proyek dengan

rumus :

Page 41: ANALISIS KELAYAKAN USAHA TERNAK SAPI POTONG PADA BERBAGAI SKALA KEPEMILIKAN DI DESA ... · 2017-03-05 · Apabila sebagian atau seluruhnya dari skripsi ini, ... Kepala Kecamatan Simbang,

26

BAB IV

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

IV.1 Letak dan Keadaan Geografis

Desa Samangki merupakan salah satu desa dari 6 desa yang berada di

Kecamatan Simbang Kabupaten Maros. Desa Samangki memiliki batas-batas

wilayah sebagai berikut :

a. Sebelah utara berbatasan dengan kelurahan Kalabbirang Kecamatan

Bantimurung

b. Sebelah timur berbatasan dengan Desa Labuaja Kecamatan Cenrana

c. Sebelah selatan berbatasan dengan Desa Sambueja

d. Sebelah barat berbatasan dengan Desa Jenetaesa

Jarak desa Samangki dari ibukota kecamatan adalah 14 km dan jarak dari ibukota

Kabupaten adalah 15 km. Desa Samangki Kecamatan Simbang Kabupaten maros memiliki

ketinggian dari permukaan laut yaitu 500 meter.

IV.2 Luas Wilayah dan Penggunaan Lahan

Kecamatan Simbang Kabupaten Maros memiliki luas wilayah 105,31 ha,

sedangkan Desa Samangki memiliki luas wilayah 43,62 ha. Adapun desa-desa yang

terdapat di Kecamatan Simbang Kabupaten Maros beserta luas wilayah dari

masing-masing desa tersebut dapat di lihat pada tabel 2.

Page 42: ANALISIS KELAYAKAN USAHA TERNAK SAPI POTONG PADA BERBAGAI SKALA KEPEMILIKAN DI DESA ... · 2017-03-05 · Apabila sebagian atau seluruhnya dari skripsi ini, ... Kepala Kecamatan Simbang,

27

Tabel 2. Luas Wilayah Masing-Masing Desa Di Kecamatan Simbang

Kabupaten Maros

No. Desa Luas (Ha)

1. Bontotallasa 7,56

2. Tanete 12,02

3. Simbang 12,36

4. Jenetaesa 10,08

5. Sambueja 19,67

6. Samangki 43,62

Total 105,31

Sumber : Data Sekunder Kantor BPS Maros, 2014.

Tabel 2 menunjukkan bahwa dari 6 desa yang terdapat di Kecamatan

Simbang Kabupaten Maros, desa Samangki yang memiliki luas lahan terluas yaitu

43,62 ha. Desa Samangki sendiri terdiri dari 6 dusun. Berdasarkan table tersebut

diketahui bahwa desa Samangki memiliki lahan yang terluas dari seluruh desa yang

berada di kecamatan Simbang. Luas lahan tersebut dimanfaatkan masyarakat

sebagai lahan pertanian, peternakan dan pemukiman masyarakat setempat. Adapun

luas lahan pertanian yang dimanfaatkan masyarakat di Desa Samangki yaitu

sebagai lahan padi sawah diluas 633 ha, luas padi lading 200 ha, luas tegalan 410

ha, dan luas ladang jagung 50 ha.

IV.3 Keadaan Penduduk

Keadaan penduduk merupakan suatu gambaran tentang kependudukan pada

suatu wilayah baik secara kuantitatif maupun kualitatif yang dapat dijadikan

sebagai dasar pengembangan wilayah dalam konteks pembangunan agar tepat

sasaran. Keadaan penduduk dapat digambarkan dengan banyaknya jumlah

penduduk berdasarkan jenis kelamin dan kepadatan penduduk disuatu wilayah.

Jumlah penduduk yang ada di Desa Samangki Kecamatan Simbang berdasarkan

jenis kelamin dapat dilihat pada tabel 3.

Page 43: ANALISIS KELAYAKAN USAHA TERNAK SAPI POTONG PADA BERBAGAI SKALA KEPEMILIKAN DI DESA ... · 2017-03-05 · Apabila sebagian atau seluruhnya dari skripsi ini, ... Kepala Kecamatan Simbang,

28

Tabel 3. Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin di Desa Samangki

Kecamatan Simbang, Kabupaten Maros

No. Jenis Kelamin Frekuensi Persentase (%)

1. Laki-Laki 2359 48,44

2. Perempuan 2510 51,56

Jumlah 4869 100

Sumber : Data Sekunder Kantor BPS Maros, 2014.

Dari tabel 3 diketahui bahwa jumlah penduduk di Desa Samangki

Kecamatan Simbang berdasarkan jenis kelamin yaitu berjumlah 4.869 jiwa, yang

terdiri dari 2.359 jiwa laki-laki dengan frekuensi 48,44% dan jenis kelamin

perempuan 2.510 jiwa dengan frekuensi 51,56%. Banyaknya jumlah penduduk

yang berada di Desa Samangki Kecamatan Simbang diikuti dengan banyaknya

jumlah rumah tangga sebanyak 1.102 rumah tangga dengan kepadatan penduduk

112 jiwa/km2. Berdasarkan jumlah jiwa yang telah diketahui berdasarkan jenis

kelamin bisa dikelompokkan struktur umur penduduk di Desa Samangki

Kecamatan Simbang, yang dapat dilihat pada tabel 4.

Tabel 4. Struktur Umur Penduduk di Desa Samangki Kecamatan Simbang,

Kabupaten Maros

No. Umur (Tahun) Jumlah (Jiwa) Persentase (%)

1. 0 – 14 1539 31,61

2. 15 – 64 3080 63,26

3. 65 + 250 5,13

Total 4869 100

Sumber : Data Sekunder Kantor BPS Maros, 2014.

Tabel 4 terlihat bahwa sebagian besar penduduk yang berada di Desa

Samangki Kecamatan Simbang berada pada rentang umur 15 – 64 tahun yang

berjumlah 3.080 jiwa dengan persentase 63,26 % yang merupakan usia produktif.

Sedangkan pada rentang umur 0 – 14 tahun yang merupakan usia belum produktif

berjumlah 1.539 jiwa dengan persentase 31,62 %, dan usia diatas 65 tahun yang

Page 44: ANALISIS KELAYAKAN USAHA TERNAK SAPI POTONG PADA BERBAGAI SKALA KEPEMILIKAN DI DESA ... · 2017-03-05 · Apabila sebagian atau seluruhnya dari skripsi ini, ... Kepala Kecamatan Simbang,

29

merupakan usia sudah tidak produktif lagi berjumlah 250 jiwa dengan persentase

5,13%. Hal ini menunjukkan bahwa setiap usia produktif menaggung beban

sebanyak 4 orang yang berusia tidak produktif.

IV.4 Mata Pencaharian

Demi mempertahankan hidupnya, penduduk butuh makanan dan ini semua

dapat diperoleh dengan cara bekerja, demikian halnya dengan masyarakat yang ada

di Desa Samangki Kecamatan Simbang Kabupaten Maros yang bekerja untuk

memenuhi kebutuhan hidup mereka. Masyarakat di Desa Samangki sebagian besar

bermata pencaharian sebagai petani untuk mempertahankan hidup mereka, selain

dari bertani mereka juga beternak untuk membiayai kehidupan anggota keluarga.

Kehidupan seperti ini sudah sejak lama di tekuni oleh masyarakat setempat. Mata

pencaharian sebagai petani peternak ini juga di dukung oleh keadaan wilayah

setempat.

IV.5 Sarana dan Prasarana

Perkembangan dan kemajuan suatu daerah dapat dilihat dengan adanya

pembangunan sarana dan prasarana yang dapat membantu aktivitas masyarakat

setempat. Sarana dan prasaran umum yang perlu dikembangkan di suatu daerah

yaitu sarana pendidikan, kesehatan, sarana peribadatan dan lain-lain. Adapun jenis

sarana dan prasarana yang terdapat di Desa Samangki, Kecamatan Simbang

Kabupaten Maros yaitu sarana pendidikan, kesehatan peribadatan dan sarana social,

meskipun keberadaan sarana dan prasarana tersebut masih terbilang kurang. Akses

untuk mencapai Desa Samangki sendiri sudah mudah terjangkau karena jalan-jalan

sudah diaspan dan pengecoran, kendaraan umum yang digunakan untuk mencapai

Page 45: ANALISIS KELAYAKAN USAHA TERNAK SAPI POTONG PADA BERBAGAI SKALA KEPEMILIKAN DI DESA ... · 2017-03-05 · Apabila sebagian atau seluruhnya dari skripsi ini, ... Kepala Kecamatan Simbang,

30

daerah tersebut dengan menggunakan kendaraan umum yang biasa disebut pete-

pete.

a. Sarana dan Prasarana Pendidikan

Peranan pendidikan bagi suatu negara/daerah sangat menentukan, dalam

rangka mencapai kemajuan di suatu negara bidang kehidupan, utamanya

peningkatan kesejahteraan rakyatnya. Pendidikan memperkuat kemampuan untuk

memenuhi kebutuhan diri sendiri dan kebutuhan keluarga melalui peningkatan

produktivitas dan potensi untuk mencapai standar hidup yang tinggi. Kenyataan

membuktikan bahwa pendidikan meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan dengan

demikian memungkinkan sasaran lain dari pembangunan yang akan dicapai. Dalam

kaitan itu tingkat pendidikan merupakan salah satu indikator dari kualitas

penduduk. Keberadaan sekolah merupakan hal penting bagi penduduk untuk

memperoleh pendidikan formal. Fasilitas pendidikan yang ada di Desa Samangki

Kecamatan Simbang Kabupaten Maros dapat dilihat pada tabel 5.

Tabel 5. Sarana pendidikan di Desa Samangki Kecamatan Simbang

Kabupaten Maros

No Sarana Pendidikan Jumlah (Unit) Persentase (%)

1.

2.

3.

TK

SD/Sederajat

SMP/Sederajat

1

4

3

12,5

50

37,5

Jumlah 8 100

Sumber : Data Sekunder Kantor BPS Maros, 2014.

Pada tabel 5 terlihat bahwa terdapat 8 unit sarana pendidikan yang ada di

Desa Samangki Kecamatan Simbang Kabupaten Maros, yang terdiri dari 1 unit TK,

4 unit SD/Sederajat dan 3 unit SMP/Sederajat. Jumlah sarana tersebut dapat

dikatakan cukup meskipun sarana pendidikan untuk tingkat menengah atas masih

belum ada.

Page 46: ANALISIS KELAYAKAN USAHA TERNAK SAPI POTONG PADA BERBAGAI SKALA KEPEMILIKAN DI DESA ... · 2017-03-05 · Apabila sebagian atau seluruhnya dari skripsi ini, ... Kepala Kecamatan Simbang,

31

b. Sarana dan Prasarana Kesehatan

Pembangunan di bidang kesehatan bertujuan agar semua lapisan masyarakat

mendapatkan akses pelayanan yang murah, mudah, dan merata untuk pencapaian

derajat kesehatan masyarakat yang lebih baik, adalah tersedianya jumlah sarana dan

tenaga kesehatan. Sarana kesehatan bagi masyarakat merupakan salah satu jenis

sarana sosial yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat. Selain itu sarana kesehatan

yang ada juga bertujuan memberikan pengobatan serta penyuluhan bagi

masyarakat dalam peningkatan derajat kesehatan masyarakat. Adapun sarana

kesehatan yang ada di Desa Samangki Kecamatan Simbang Kabupaten Maros yaitu

1 unit poskesdes dan 1 unit posyandu. Jumlah sarana kesehatan ini masih sangat

kurang, sebab masyarakat masih harus perlu ke Desa tetangga hingga Kecamatan

tetangga untuk mendapatkan perawatan medis jika mengalami gangguan kesehatan.

c. Sarana dan Prasarana Peribadatan dan Sosial

Ketersediaan sarana peribadatan merupakan hal yang sangat dibutuhkan

oleh setiap manusia. Sarana peribadatan yang terdapat disuatu daerah

menunjukkan agama yang di anut oleh masyarakat tersebut. Sarana peribadatan

yang terdapat di Desa Samangki Kecamatan Simbang Kabupaten Maros yaitu 7

unit masjid dan tidak terdapat sarana peribadatan lainnya, hal ini dikarenakan oleh

karena mayoritas penduduk di Desa Samangki menganut agama Islam.

Kegiatan sosial kemasyarakatan semakin berkembang di tengah masyarakat

yang dapat diartikan bahwa kesejahteraan sosial penduduk relatif meningkat.

Karang Taruna sebagai wadah pembinaan generasi muda, PKK/Arisan, gotong

Page 47: ANALISIS KELAYAKAN USAHA TERNAK SAPI POTONG PADA BERBAGAI SKALA KEPEMILIKAN DI DESA ... · 2017-03-05 · Apabila sebagian atau seluruhnya dari skripsi ini, ... Kepala Kecamatan Simbang,

32

royong, Gudep Pramuka merupakan aktivitas yang masih sering dilakukan di

Samangki Kecamatan Simbang Kabupaten Maros.

IV.6 Keadaan Peternakan

Sebagian besar masyarakat di Desa Samangki Kecamatan Simbang

Kabupaten Maros menjadikan usaha peternakan sebagai pekerjaan sampingan dan

sebagian lainnya menjadikannya pekerjaan pokok. Jenis ternak yang banyak

dipelihara di Desa Samangki Kecamatan Simbang Kabupaten Maros yaitu sapi,

kerbau, kuda, kambing, ayam buras dan itik. Adapun populasi ternak dapat dilihat

pada tabel 6.

Tabel 6. Jenis dan Populasi Ternak yang diPelihara di Desa Samangki

Kecamatan Simbang, Kabupaten Maros

No. Jenis Ternak Populasi (Ekor) Persentase (%)

1. Sapi 1.520 4,72

2. Kerbau 2 0.006

3. Kuda 51 0.158

4. Kambing 78 0.242

5. Ayam Buras 25.933 80.46

6. Itik 4.648 14,42

Total 32.232 100

Sumber : Data Sekunder Kantor BPS Maros, 2014.

Tabel 6 menunjukkan jenis-jenis ternak serta populasi ternak yang ada di

Desa Samangki Kecamatan Simbang Kabupaten Maros. Populasi ternak terbanyak

yaitu jenis ternak ayam buras dengan jumlah populasi 25.933 ekor, kemudian jenis

ternak itik dengan jumlah populasi 4.648 ekor, selanjutnya jenis ternak sapi yaitu

1.520 ekor serta jenis ternak selanjutnya yaitu kambing, kuda dan kerbau.

BAB V

KEADAAN UMUM RESPONDEN

Page 48: ANALISIS KELAYAKAN USAHA TERNAK SAPI POTONG PADA BERBAGAI SKALA KEPEMILIKAN DI DESA ... · 2017-03-05 · Apabila sebagian atau seluruhnya dari skripsi ini, ... Kepala Kecamatan Simbang,

33

V.1 Umur Responden

Umur merupakan usia responden pada saat dilakukan penelitian yang

dihitung dalam satuan tahun. Umur merupakan salah satu faktor yang dapat

mempengaruhi produktifitas seseorang dalam melakukan aktivitas. Berdasarkan

hasil penelitian yang dilakukan kisaran umur responden sangat bervariasi dimulai

dari umur 27 tahun yang merupakan umur termuda dari 54 reponden hingga umur

47 tahun yang merupakan umur tertua. Adapun pengelompokan responden

berdasarkan tingkat umur di Desa Samangki Kecamatan Simbang Kabupaten

Maros dapat dilihat pada tabel 7.

Tabel 7. Klasifikasi Responden Berdasarkan Umur di Desa Samangki,

Kecamatan Simbang, Kabupaten Maros

No. Umur (tahun) Jumlah (orang) Persentase (%)

1. 21 – 30 16 29,63

2. 31 – 40 14 25,93

3. 41 – 50 17 31,48

4. 51 – 60 7 12,96

Jumlah 54 100

Sumber : Data Primer yang Telah Diolah, 2014.

Tabel 7 menunjukkan bahwa sebagian besar responden berada pada kisaran

umur 41 tahun hingga 50 tahun dengan jumlah 17 orang atau 31,48%. Setelah itu

disusun dengan umur 21 – 30 tahun dengan jumlah 16 orang atau 29,63%. Keadaan

seperti ini memberikan gambaran bahwa responden secara umum masih sangat

aktif baik secara fisik maupun pemikiran dalam pengembangan usahanya. Hal ini

berarti bahwa rata-rata peternak yang berada pada Desa Samangki Kecamatan

Simbang Kabupaten Maros berada pada kelompok usia produktif. Umur peternak

berkaitan erat dengan proses adopsi inovasi yang sangat penting dalam upaya

Page 49: ANALISIS KELAYAKAN USAHA TERNAK SAPI POTONG PADA BERBAGAI SKALA KEPEMILIKAN DI DESA ... · 2017-03-05 · Apabila sebagian atau seluruhnya dari skripsi ini, ... Kepala Kecamatan Simbang,

34

peningkatan produktivitas. Hal ini sesuai dengan pendapat Notoadmodjo (2003)

yang menyatakan bahwa bertambahnya umur seseorang dapat berpengaruh pada

pertambahan pengetahuan yang diperolehnya, akan tetapi pada umur-umur tertentu

atau menjelang usia lanjut kemampuan penerimaan atau mengingat sesuatu akan

berkurang.

V.2 Jenis Kelamin

Jenis kelamin hanya menggambarkan seberapa besar pekerjaan yang

mampu dilakukan oleh peternak. Perbedaan jenis kelamin dengan ciri masing-

masing menjadi gambaran tingkat kesulitan dari pekerjaan yang digeluti seseorang.

Adapun klasifikasi responden berdasarkan jenis kelamin di Desa Samangki

Kecamatan Simbang Kabupaten Maros dapat dilihat pada tabel 8.

Tabel 8. Klasifikasi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin di Desa

Samangki, Kecamatan Simbang, Kabupaten Maros

No. Jenis Kelamin Jumlah (orang) Persentase (%)

1. Laki-Laki 48 88,89

2. Perempuan 6 11,11

Jumlah 54 100

Sumber : Data Primer yang Telah Diolah, 2014.

Tabel 8 menunjukkan banyaknya jumlah responden berdasarkan jenis

kelamin yang berjumlah 54 responden dengan jumlah responden yang berjenis

kelamin laki-laki sebanyak 48 orang dengan persentase 88,89%, sedangkan

responden yang berjenis kelamin perempuan berjumlah 6 orang dengan persentase

11,11%. Hal ini menunjukkan jumlah responden laki-laki lebih banyak dibanding

dengan jumlah responden yang berjenis kelamin perempuan. Hal ini sesuai dengan

pendapat Notoadmodjo (2003) menyatakan bahwa pengetahuan seseorang

Page 50: ANALISIS KELAYAKAN USAHA TERNAK SAPI POTONG PADA BERBAGAI SKALA KEPEMILIKAN DI DESA ... · 2017-03-05 · Apabila sebagian atau seluruhnya dari skripsi ini, ... Kepala Kecamatan Simbang,

35

dipengaruhi oleh jenis kelaminnya dan hal ini sudah tertanam sejak jaman

penjajahan.

V.3 Tingkat Pendidikan Responden

Pendidikan sangat dibutuhkan dalam menjalankan suatu usaha tidak

terkecuali dalam menjalankan usaha tani ternak. Tingkat pendidikan turut

mempengaruhi pola pikir masyarakat. Masyarakat dengan tingkat pendidikan

relative tinggi umumnya lebih dinamis dan kreatif dalam memperhitungkan tingkat

keuntungan dan kerugian. Dengan menyempurnakan kemampuan untuk

memperoleh dan menggunakan informasi, maka pendidikan memperdalam

pemahaman seseorang atas diri pribadinya dan lingkungannya, memperkaya

kecerdasan pikiran dengan memperluas baik konsumen, produsen, maupun sebagai

warga negara.

Pendidikan memperkuat kemampuan untuk memenuhi kebutuhan diri

sendiri dan kebutuhan keluarga melalui peningkatan produktivitas dan potensi

untuk mencapai standar hidup yang tinggi, pendidikan akan melipatgandakan

prestasi perorangan maupun prestasi masyarakat. Untuk mengetahui tingkat

pendidikan responden dapat dilihat pada tabel 9.

Tabel 9. Klasifikasi Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan di Desa

Samangki, Kecamatan Simbang, Kabupaten Maros

No. Pendidikan Jumlah (orang) Persentase (%)

1. Tidak Sekolah 12 22,22

2. SD 11 20,37

3. SMP 17 31,48

4. SMA 14 25,93

Jumlah 54 100

Sumber : Data Primer yang Telah Diolah, 2014.

Page 51: ANALISIS KELAYAKAN USAHA TERNAK SAPI POTONG PADA BERBAGAI SKALA KEPEMILIKAN DI DESA ... · 2017-03-05 · Apabila sebagian atau seluruhnya dari skripsi ini, ... Kepala Kecamatan Simbang,

36

Pada tabel 9 dapat diketahui bahwa lebih banyak responden yang tingkat

pendidikannya hanya lulusan SMP, yaitu sebanyak 17 orang dengan persentase

31,48%, jumlah responden yang lulusan SMA ada 14 orang dengan persentase

25,93%, jumlah responden tidak sekolah sebanyak 12 orang dengan persenntase

22,22%, jumlah responden yang lulusan SD sebanyak 11 orang dengan persentase

20,37%, sedangkan responden yang melanjutkan pendidikan hingga perguruan

tinggi tidak ada. Mayoritas responden masih berada pada pendidikan yang rendah,

namun tidak membatasi mereka untuk bagaimana caranya bisa membantu

perekonomian peternak agar dapat menghidupi keluarganya. Hal ini sesuai dengan

pendapat Lukman (2008) yang menyatakan bahwa pendidikan adalah suatu

kegiatan atau proses pembelajaran untuk mengembangkan atau meningkatkan

kemampuan tertentu sehingga sasaran pendidikan itu dapat berdiri sendiri. Tingkat

pendidikan turut pula menentukan mudah tidaknya seseorang menyerap dan

memahami pengetahuan yang mereka peroleh, pada umumnya semakin tinggi

pendidikan seseorang makin semakin baik pula pengetahuanya.

Page 52: ANALISIS KELAYAKAN USAHA TERNAK SAPI POTONG PADA BERBAGAI SKALA KEPEMILIKAN DI DESA ... · 2017-03-05 · Apabila sebagian atau seluruhnya dari skripsi ini, ... Kepala Kecamatan Simbang,

37

BAB VI

HASIL DAN PEMBAHASAN

VI.1 Aspek Finansial

Analisis aspek finansial pada usaha ternak sapi potong pada berbagai skala

kepemilikan di Desa Samangki Kecamatan Simbang Kabupaten Maros dilakukan

untuk mengetahui kelayakan usaha dengan berbagai macam kepemilikan ternaknya,

sehingga output yang diharapkan dapat menjadi pertimbangan bagi usaha

kepemilikan kecil dapat mengembangkan investasi skala kepemilikannya.

VI.1.1 Investasi Usaha

Biaya investasi yang ada pada usaha ternak sapi potong pada berbagai skala

kepemilikan di Desa Samangki Kecamatan Simbang Kabupaten maros dikeluarkan

pada saat usaha di jalankan baik itu pada usaha sapi potong dengan skala kecil,

skala menengah dan skala besar. Biaya ini merupakan dana dalam pengadaan

barang-barang investasi. Adapun investasi usaha berdasarkan jumlah kepemilikan

ternak di Desa Samangki Kecamatan Simbang Kabupaten Maros dapat dilihat pada

tabel 10.

Tabel 10. Biaya Investasi Usaha Ternak Sapi Potong dengan Berbagai Skala

kepemilikan

No

Skala Usaha

(ekor)

Investasi Kandang

(Rp)

Investasi peralatan

(Rp)

jumlah investasi

(Rp)

1 1-5 500.000-5.000.000 354.500-534.500 904.500-2.534.500

2 6-10 2.000.000-4.000.000 450.500-516.000 2.450.500-4.500.500

3 >10 50.000.000 702.250 50.702.250

Sumber : Data Primer yang Telah Diolah, 2014

Pada tabel.10 dapat diketahui bahwa biaya investasi peternak di Desa

Samangki Kecamatan Simbang Kabupaten Maros untuk biaya kandang pada skala

kecil berkisar antara Rp.500.000 – Rp.5.000.000, biaya investasi peralatan berkisar

Page 53: ANALISIS KELAYAKAN USAHA TERNAK SAPI POTONG PADA BERBAGAI SKALA KEPEMILIKAN DI DESA ... · 2017-03-05 · Apabila sebagian atau seluruhnya dari skripsi ini, ... Kepala Kecamatan Simbang,

38

antara Rp. 354.500 – Rp.534.500 sehingga jumlah investasi yang dikeluarkan oleh

peternak mulai dari investasi perkandangan sampai dengan investasi peralatan pada

skala kecil yakni berkisar antara Rp.904.500 – Rp.2.534.500. Biaya investasi

kandang pada skala menengah berkisar antara Rp.2.000.000 – Rp.4.000.000 dan

biaya investasi peralatannya yakni berkisar antara Rp.450.500 – Rp.516.000

sehingga jumlah yang dikeluarkan oleh peternak skala menengah terhitung mulai

dari investasi perkandangan sampai dengan investasi peralatan yakni berkisar

antara Rp.2.450.500 – Rp.4.500.500, sedanngkan biaya investasi kandang pada

skala besar yakni sebesar Rp.50.000.000 dan untuk invetasi peralatan sebesar

Rp.702.250 sehingga jumlah yang mesti dikeluarkan oleh peternak dengan skala

besar terhitung mulai dari investasi perkandangan hingga investasi peralatan yakni

sebesar Rp.50.702.250. Hal ini sesuai dengan pendapat Sunariyah (2003:4):

“Investasi adalah penanaman modal untuk satu atau lebih aktiva yang dimiliki dan

biasanya berjangka waktu lama dengan harapan mendapatkan keuntungan di masa-

masa yang akan datang”, untuk mengetahui rincian yang diperoleh dari nilai

investasi yang dikeluarkan oleh peternak baik mulai dari skala kecil, skala

menengah dan juga skala kecil dapat dilihat pada lampiran.2

VI.1.2 Biaya Produksi

VI.1.2.1 Biaya Tetap

Biaya tetap merupakan komponen terakhir dalam biaya oprasional setelah

biaya variabel. Tidak seperti variabel besaran biaya tetap yang dikeluarkan tidak

dipengaruhi jumlah ternak yang dijual. Komponen tersebut hanya berupa

penyusutan peralatan dan penyusutan kandang. Adapun biaya penyusutan peralatan

Page 54: ANALISIS KELAYAKAN USAHA TERNAK SAPI POTONG PADA BERBAGAI SKALA KEPEMILIKAN DI DESA ... · 2017-03-05 · Apabila sebagian atau seluruhnya dari skripsi ini, ... Kepala Kecamatan Simbang,

39

dan perkandangan berdasarkan jumlah kepemilikan ternak di Desa Samangki

Kecamatan Simbang Kabupaten Maros dapat dilihat pada tabel 11.

Tabel 11. Biaya Penyusutan Peralatan dan Perkandangan Usaha Ternak Sapi

Potong dengan Berbagai Skala kepemilikan

No

Skala Usaha

(Ekor)

B.Penyusutan

Kandang (Rp)

B.Penyusutan

Peralatan (Rp)

Total Biaya Tetap

(Rp)

1 1-5 125.000-1.666.667 160.583-398.250 354.750-1.888.917

2 6-10 666.667-1.000.000 131.125-213.917 812.375-1.163.417

3 >10 8.333.333 199.979 8.533.313

Sumber : Data Primer yang Telah Diolah, 2014

Pada tabel.11 diketahui bahwa biaya penyusutan kandang pada skala usaha

kecil sebesar Rp.125.000 - Rp.1.666.667 dan biaya penyusutan peralatannya yakni

berkisar antara Rp.160.583 – Rp.398.250 sehingga total biaya yang dikeluarkan

oleh peternak berskala kecil berkisar antara Rp.354.750 – Rp.1.888.917, pada skala

usaha menengah dengan biaya penyusutan kandang yang di keluarkan peternak

berkisar antara Rp.666.667 – Rp.1.000.000 dan biaya penyusutan peralatan berkisar

antara Rp.131.125 – Rp213.917 sehingga total biaya yang mesti dikeluarkan

peternak berskala menengah berkisar antara Rp.812.375 – Rp.1.163.417, sedangkan

pada skala usaha besar dengan biaya penyusutan kandang yang dikeluarkan sebesar

Rp.8.333.333 sedangkan biaya penyusutan peralatan sebesar Rp.199.979 sehingga

total yang dikeluarkan peternak dengan skala besar yakni Rp. 8.533.313. Hal ini

sesuai pendapat Utamy (2013) yang menyatakan bahwa Biaya tetap atau juga

disebut fixed cost adalah biaya yang umumnya selalu konstan, bahkan di masa

sulit. Biaya tetap tidak terpengaruh oleh perubahan-perubahan dalam aktivitas

operasi sampai pada kondisi tertentu, kondisi dimana sesuai dengan kapasitas yang

tersedia, untuk mengetahui rincian yang diperoleh dari nilai total biaya tetap yang

Page 55: ANALISIS KELAYAKAN USAHA TERNAK SAPI POTONG PADA BERBAGAI SKALA KEPEMILIKAN DI DESA ... · 2017-03-05 · Apabila sebagian atau seluruhnya dari skripsi ini, ... Kepala Kecamatan Simbang,

40

dikeluarkan oleh peternak baik mulai dari skala kecil, skala menengah dan juga

skala besar dapat dilihat pada lampiran.3.

VI.1.2.2 Biaya Variabel

Biaya variabel merupakan salah satu komponen biaya oprasional dalam

kegiata bisnis. Biaya variabel yang dikeluarkan oleh para peternak baik itu peternak

yang berskala kecil, menengah hingga besar terdiri dari bibit sapi, vaksin dan pakan

ternak. Adapun biaya variabel berdasarkan jumlah kepemilikan ternak di Desa

Samangki Kecamatan Simbang Kabupaten Maros dapat dilihat pada tabel 12.

Tabel 12. Biaya Variabel Usaha Ternak Sapi Potong dengan Berbagai Skala

kepemilikan.

No. Skala Usaha (Ekor) Total Variabel (Rp)

1 1 – 5 4.969.904-36.519.328

2 6 – 10 36.479.544-75.939.592

3 >10 205.859.328

Sumber : Data Primer yang Telah Diolah, 2014

Pada tabel.12 dapat dilihat bahwa biaya variabel yang dikeluarkan oleh para

peternak dengan berbagai skala usaha mulai dari skala kecil, menengah dan juga

besar berbeda-beda. Biaya variabel yang dikeluarkan peternak berskala kecil

berkisar antara Rp.4.969.904 – Rp.36.519.328, peternak skala menengah

mengeluarkan biaya variabel berkisar antara Rp.36.479.544 – Rp.75.939.592

sedangkan peternak dengan skala besar menegluarkan biaya sebesar

Rp.205.859.328. Hal ini sesuai pendapat Utamy (2013) yang menyatakan bahwa

Biaya variabel atau juga disebut variable cost adalah biaya yang umumnya

berubah-rubah sesuai dengan volume bisnis. Makin besar volume penjualan anda,

makin besar pula biaya yang harus anda keluarkan. Kalau contoh yang gampang,

biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja dalam pembuatan sebuah produk adalah

Page 56: ANALISIS KELAYAKAN USAHA TERNAK SAPI POTONG PADA BERBAGAI SKALA KEPEMILIKAN DI DESA ... · 2017-03-05 · Apabila sebagian atau seluruhnya dari skripsi ini, ... Kepala Kecamatan Simbang,

41

biaya variabel. Untuk mengetahui rincian yang diperoleh dari nilai total variabel

yang dikeluarkan oleh peternak baik mulai dari skala kecil, skala menengah dan

juga skala besar dapat dilihat pada lampiran.4.

VI.1.3 Penerimaan dan Pendapatan

VI.1.3.1 Penerimaan

Penerimaan adalah hasil perkalian jumlah produksi dengan harga jual. Bentuk

umum penerimaan dari penjualan yaitu TR = P x Q ; dimana TR adalah total

revenue atau penerimaan, P adalah Price atau harga jual perunit produk dan Q

adalah Quantity atau jumlah produk yang dijual. Adapun total penerimaan yang

diterima oleh para peternak berdasarkan jumlah kepemilikan ternak di Desa

Samangki Kecamatan Simbang Kabupaten Maros dapat dilihat pada tabel 13.

Tabel 13. Penerimaan Usaha Ternak Sapi Potong dengan Berbagai Skala

kepemilikan

No

Skala Usaha

(ekor)

Ternak yang

Masih Ada (Rp)

Ternak yang Terjual

(Rp)

Total Penerimaan

(Rp)

1 1-5 7.000.000-28.000.000 7.000.000-14.000.000 7.000.000-39.000.000

2 6-10 38.000.000-68.000.000 13.000.000-60.000.000 51.000.000-118.500.000

3 >10 243.500.000 180.000.000 423.500.000

Sumber : Data Primer yang Telah Diolah, 2014

Pada tabel.13 dapat dilihat bahwa penerimaan yang diperoleh oleh para

peternak dengan berbagai skala baik itu skala kecil, menengah dan juga besar

berbeda-beda. Mulai dari skala keci total biaya penerimaan yang di peroleh

peternak yakni berkisar antara Rp.7.000.000 – Rp.39.000.000, pada peternak

berskala menengah memiliki total biaya penerimaan yakni berkisar antara

Rp.51.000.000 – Rp.118.500.000, sedangkan total biaya penerimaan yang diterima

oleh peternak yang berskala besar yajni sebesar Rp.423.500.000. Nilai penerimaan

ini diperoleh dari jumlah ternak yang masih ada dengan jumlah ternak yang sudah

Page 57: ANALISIS KELAYAKAN USAHA TERNAK SAPI POTONG PADA BERBAGAI SKALA KEPEMILIKAN DI DESA ... · 2017-03-05 · Apabila sebagian atau seluruhnya dari skripsi ini, ... Kepala Kecamatan Simbang,

42

terjual. Hal ini sesuai dengan pendapat Kadarsan (1995) menerangkan bahwa,

pendapatan adalah selisih antara penerimaan total perusahaan dengan pengeluaran.

Untuk menganalisis pendapatan diperlukan dua keterangan pokok, yaitu keadaan

pengeluaran dan penerimaan dalam jangka waktu tertentu. Rasyaf (2002)

menambahkan bahwa pendapatan adalah sejumlah uang yang diperoleh setelah

semua biaya variabel dan biaya tetap tertutupi. Hasil pengurangan positif berarti

untung, hasil pengurangan negatif berarti rugi. Untuk mengetahui rincian yang

diperoleh dari nilai total penerimaan yang diterima oleh peternak baik mulai dari

skala kecil, skala menengah dan juga skala besar dapat dilihat pada lampiran.5,

lampiran.6 dan juga lampiran.7.

VI.1.3.2 Pendapatan

Pendapatan yaitu selisih dari total penerimaan dengan total biaya dengan

rumus Pd = TR – TC, dimana Pd adalah Pendapatan, TR yaitu total penerimaan dan

TC adalah total biaya. Adapun total pendapatan yang diterima oleh para peternak

berdasarkan jumlah kepemilikan ternak di Desa Samangki Kecamatan Simbang

Kabupaten Maros dapat dilihat pada tabel 14.

Tabel 14. Pendapatan Usaha Ternak Sapi Potong dengan Berbagai Skala

kepemilikan

No

Skala Usaha

(ekor)

Total Penerimaan

(Rp)

Total Biaya

(Rp)

Pendapatan

(Rp)

1 1-5 7.000.000-39.000.000 5.716.071-37.563.661 150.596-4.400.991

2 6-10 51.000.000-118.500.000 37.360.127-76.983.217 5.700.789-56.111.057

3 >10 423.500.000 214.392.641 209.107.360

Sumber : Data Primer yang Telah Diolah, 2014

Pada tabel.14 dapat dilihat bahwa pedapatan yang diterima para peternak

dengan berbagai skala usaha mulai dari skala kecil, menengah dan juga besar

sangat berbeda. Mulai dari skala usaha kecil, pendapatan yang diterima yakni

Page 58: ANALISIS KELAYAKAN USAHA TERNAK SAPI POTONG PADA BERBAGAI SKALA KEPEMILIKAN DI DESA ... · 2017-03-05 · Apabila sebagian atau seluruhnya dari skripsi ini, ... Kepala Kecamatan Simbang,

43

berkisar antara Rp.150.596 – Rp.4.400.991, pada skala usaha ternak menengah

memperoleh pendapatan berkisar antara Rp.5.700.789 – Rp.56.111.057, sedangkan

pada peternak yang memiliki skala usaha besar memiliki pendapatan sebesar

Rp.209.107.360, jumlah penerimaan yang didapatkan oleh para peternak ini melalui

perhitungan yakni selisi antara total penerimaan dikurang dengan total biaya. Hal

ini sesuai dengan pendapat Aritonang, 1993 dalam Siregar, 2009 : 32 yang

menyatakan bahwa Analisis pendapatan berfungsi untuk mengukur berhasil

tidaknya suatu kegiatan usaha, menentukan komponen utama pendapatan dan

apakah komponen itu masih dapat ditingkatkan, atau tidak. Kegiatan usaha

dikatakan berhasil apabila pendapatannya memenuhi syarat cukup untuk memenuhi

semua sarana produksi. Analisa usaha tersebut merupakan keterangan yang rinci

tentang penerimaan dan pengeluaran selama jangka waktu tertentu. Untuk

mengetahui rincian yang diperoleh dari nilai total penerimaan yang diterima oleh

peternak baik mulai dari skala kecil, skala menengah dan juga skala besar dapat

dilihat pada lampiran.8.

VI.2 Analisis Finansial Usaha

VI.2.1 Return Cost Ratio (R/C)

R/C adalah perbandingan antara penerimaan penjualan dengan biaya-biaya

yang dikeluarkan selama proses produksi hingga menghasilkan produk. Usaha

ternak sapi potong dengan berbagai skala usaha di Desa Samangki Kec. Simbang

Kab. Maros akan menguntungkan apabila nilai R/C > 1. Semakin besar nilai R/C

semakin besar pula tingkat keuntungan yang akan diperoleh dari usaha tersebut.

Adapun return cost ratio yang diperoleh para peternak berdasarkan jumlah

Page 59: ANALISIS KELAYAKAN USAHA TERNAK SAPI POTONG PADA BERBAGAI SKALA KEPEMILIKAN DI DESA ... · 2017-03-05 · Apabila sebagian atau seluruhnya dari skripsi ini, ... Kepala Kecamatan Simbang,

44

kepemilikan ternak di Desa Samangki Kecamatan Simbang Kabupaten Maros dapat

dilihat pada tabel 15.

Tabel 15. Return Cost Ratio Usaha Ternak Sapi Potong dengan Berbagai

Skala kepemilikan

No

Skala Usaha

(ekor)

Total Penerimaan

(Rp)

Total Biaya

(Rp)

R/C

(%)

1 1-5 7.000.000-39.000.000 5.716.071-37.563.661 0,50402-1,39956

2 6-10 51.000.000-118.500.000 37.360.127-76.983.217 1,10499-1.98633

3 >10 423.500.000 214.392.641 1,97535

Sumber : Data Primer yang Telah Diolah, 2014

Pada tabel.15 dapat diketahui bahwa baik skala kecil, menengah maupun

besar memiliki nilai return cost ratio (R/C) >1 terlihat pada skala kecil jumlah R/C

yang di dapatkan berkisar antar 0,50402 - 1,39956, pada skala menengah

memperoleh R/C berkisar antara 1,10499 - 1.98633 dan paada skala besar

memperoleh nilai R/C sebesar 1,97535 itu artinya baik skala kecil, menengah

maupun skala besar mendapatkan keuntungan. Hal ini sesuai dengan pendapat

Soekartawi (2002) yang menyatakan bahwa R/C adalah singkatan dari Return Cost

Rati, atau dikenal sebagai perbandingan (nisbah) antara Penerimaan dan biaya.

Kriteria uji: jika R/C >1, layak untuk diusahakan, jika R/C <1 maka tidak layak

untuk diusahakan. Untuk mengetahui rincian yang diperoleh dari nilai total

penerimaan yang diterima oleh peternak baik mulai dari skala kecil, skala

menengah dan juga skala besar dapat dilihat pada lampiran.9

VI.2.2 Benefit Cost Ratio (B/C)

B/C adalah perbandingan antara tingkat keuntungan yang diperoleh dengan

total biaya yang dikeluarkan. Usaha ternak sapi potong dengan berbagai skala usaha

di Desa Samangki Kec. Simbang Kab. Maros akan menguntungkan apabila nilai

B/C > 1. Semakin besar nilai B/C semakin besar pula manfaat yang akan diperoleh

Page 60: ANALISIS KELAYAKAN USAHA TERNAK SAPI POTONG PADA BERBAGAI SKALA KEPEMILIKAN DI DESA ... · 2017-03-05 · Apabila sebagian atau seluruhnya dari skripsi ini, ... Kepala Kecamatan Simbang,

45

dari usaha tersebut. Adapun benefit cost ratio yang diperoleh para peternak

berdasarkan jumlah kepemilikan ternak di Desa Samangki Kecamatan Simbang

Kabupaten Maros dapat dilihat pada tabel 16.

Tabel 16. Benefit Cost Ratio Usaha Ternak Sapi Potong dengan Berbagai

Skala kepemilikan

No

Skala Usaha

(ekor)

Pendapatan

(Rp)

Total Biaya

(Rp)

B/C

(%)

1 1-5 150.596-4.400.991 5.716.071-37.563.661 0,02199-0,39956

2 6-10 5.700.789-56.111.057 37.360.127-76.983.217 0,10499-0,98633

3 >10 209.107.360 214.392.641 0,97535

Sumber : Data Primer yang Telah Diolah, 2014

Pada tabel.16 dapat diketahui bahwa baik skala kecil, menengah maupun

besar memiliki nilai benefit cost ratio (B/C) >1 terlihat pada skala kecil jumlah B/C

yang di dapatkan berkisar antar 0,02199-0,39956, pada skala menengah

memperoleh B/C berkisar antara 0,10499-0,98633 dan paada skala besar

memperoleh nilai B/C sebesar 0,97535 itu artinya baik skala kecil, menengah

maupun skala besar mendapatkan keuntungan. Hal ini sesuai dengan pendapat

Gittinger (1986), yang menyatakan bahwa Benefit Cost Ratio (BCR) adalah

perbandingan antara present value manfaat dengan present value biaya. Dengan

demikian benefit cost ratio menunjukkan manfaat yang diperoleh setiap

penambahan satu rupiah pengeluaran. BCR akan menggambarkan keuntungan dan

layak dilaksanakan jika mempunyai BCR > 1. Apabila BCR = 1, maka usaha

tersebut tidak untung dan tidak rugi, sehingga terserah kepada penilai pengambil

keputusan dilaksanakan atau tidak. Apabila BCR < 1 maka usaha tersebut

merugikan sehingga lebih baik tidak dilaksanakan. Untuk mengetahui rincian yang

diperoleh dari nilai total penerimaan yang diterima oleh peternak baik mulai dari

skala kecil, skala menengah dan juga skala besar dapat dilihat pada lampiran.10.

Page 61: ANALISIS KELAYAKAN USAHA TERNAK SAPI POTONG PADA BERBAGAI SKALA KEPEMILIKAN DI DESA ... · 2017-03-05 · Apabila sebagian atau seluruhnya dari skripsi ini, ... Kepala Kecamatan Simbang,

46

VI.2.3 Net Present Value (NPV)

NPV merupakan selisih antara pengeluaran dan pemasukan yang telah

didiskon dengan menggunakan social opportunity cost of capital sebagai diskon

faktor, atau dengan kata lain merupakan arus kas yang diperkirakan pada masa

yang akan datang yang didiskonkan pada saat ini. Adapun net present value yang

diperoleh para peternak berdasarkan jumlah kepemilikan ternak di Desa Samangki

Kecamatan Simbang Kabupaten Maros dapat dilihat pada tabel 17, tabel 18 dan

tabel 19.

Tabel 17. Net Present Value Usaha Ternak Sapi Potong Skala Kecil

Tahun Investasi Net Benefit D.F. Present Value

(Rp) (Rp) 10% (Rp)

0 2.534.500 (2.534.500) 1 (2.534.500)

2013 1.436.339 0,9 1.292.705

Net Presen Value (NPV) (1.241.795)

Sumber : Data Primer yang Telah Diolah, 2014

Pada tabel.17 dapat dilihat bahwa hasil yang diperoleh net present value

dalam usaha ternak sapi potong pada skala kecil yaitu dengan bunga 10%. Net

present Value yang diperoleh usaha ternak sapi potong di Desa Samangki

Kecamatan Simbang Kabupaten Maros pada skala kecil yakni (1.241.795) dimana

NPV yang diperoleh negative maka, usaha ternak kecil pada tidak bermanfaat dari

sisi perhitungan NPV dan tidak layak di teruskan dalam masa peminjaman dari

bank. Hal ini sesuai dengan pendapat Gittinger (1986), yang menyatakan bahwa

suatu usaha dinyatakan layak jika NPV > 0. jika NPV = 0, berarti usaha tersebut

Page 62: ANALISIS KELAYAKAN USAHA TERNAK SAPI POTONG PADA BERBAGAI SKALA KEPEMILIKAN DI DESA ... · 2017-03-05 · Apabila sebagian atau seluruhnya dari skripsi ini, ... Kepala Kecamatan Simbang,

47

tidak untung maupun rugi. Jika NPV < 0, maka usaha tersebut merugikan sehingga

lebih baik tidak dilaksanakan.

Tabel 18. Net Present Value Usaha Ternak Sapi Potong Skala Menengah

Tahun Investasi Net Benefit D.F. Present Value

(Rp) (Rp) 10% (Rp)

0 4.000.500 (4.000.500) 1 (4.000.500)

2013 34.016.783 0,9 30.615.605

Net Presen Value (NPV) 26.614.605

Sumber : Data Primer yang Telah Diolah, 2014

Pada tabel 18 dapat dilihat bahwa NPV yang diperoleh peternak di Desa

Samangki Kecamatan Simbang Kabupaten Maros yakni 26.614.605. Nilai yang

diperoleh peternak berskala menengah melebihi dari 0 yang artinya usaha ternak

skala menengah bermanfaat dan dapat diteruskan. Hal ini sesuai dengan pendapat

Ross, et all. (2008) yang menyatakan bahwa Ada 3 (tiga) sifat mendasar dari Net

Present Value adalah (1) menggunakan arus kas, arus kas ini dapat digunakan untuk

keperluan lain seperti pembayaran dividen, capital budgeting proyek yang lain atau

untuk membayar bunga pinjaman, (2) menggunakan semua arus kas dari proyek,

pendekatan yang lain mengabaikan arus kas diantara waktu tertentu, (3)

mendiskontokan arus kas dengan pantas, pendekatan yang lain mengabaikan nilai

waktu uang (time value of money) dari uang.

Tabel 19. Net Present Value Usaha Ternak Sapi Potong Skala Besar

Tahun Investasi Net Benefit D.F. Present Value

(Rp) (Rp) 10% (Rp)

0 50.702.250 (50.702.250) 1 (50.702.250)

2013 209.107.360 0,9 188.196.624

Page 63: ANALISIS KELAYAKAN USAHA TERNAK SAPI POTONG PADA BERBAGAI SKALA KEPEMILIKAN DI DESA ... · 2017-03-05 · Apabila sebagian atau seluruhnya dari skripsi ini, ... Kepala Kecamatan Simbang,

48

Net Presen Value (NPV) 137.494.374

Sumber : Data Primer yang Telah Diolah, 2014

Pada tabel 19 dapat dilihat nilai NPV yang didapatkan peternak dengan skala

besar yakni sebesar 137.494.374 itu berarti skala besar juga bermanfaat dan sangat

layak untuk diteruskan usahanya. Hal ini sesuai dengan pendapat Umar (2000),

yang menyatakan bahwa Net Present Value dari investasi dengan nilai sekarang

dari penerimaan-penerimaan kas bersi ( aliran kas oprasional maupun aliran kas

terminal) di masa yang akan datang.

VI.2.4 Internal Rate Return (IRR)

IRR adalah tingkat profitabilitas modal yang ditanam, baik modal

sendirimaupun modal pinjaman atau bunga maksimum seluruh modal yang

masihdapat dibayar oleh hasil proyek. IRR merupakan nilai discount rate yang

menyebabkan nilai NPV sama dengan nol. Adapun internal rate return yang

diperoleh para peternak berdasarkan jumlah kepemilikan ternak di Desa Samangki

Kecamatan Simbang Kabupaten Maros.

Adapun rumus IRR yaitu sebagai berikut :

Berdasarkan rumus diatas maka diperolehlah hasil usaha peternakan sapi

potong dengan skala kecil adalah sebagai berikut :

IRR = 10% + (1.241.795) / ((1.241.795) -(2.362.139)) x (12% - 10%)

IRR = 10+(1)*2 = 8

Berdasarkan hasil yang diperoleh dapat dikatakan bahwa return to capital

invested selama umur ekonomi usaha (1tahun) adalah 8 %, maka ini berarti bahwa

12

21

1

1 . iiNPVNPV

NPViIRR

Page 64: ANALISIS KELAYAKAN USAHA TERNAK SAPI POTONG PADA BERBAGAI SKALA KEPEMILIKAN DI DESA ... · 2017-03-05 · Apabila sebagian atau seluruhnya dari skripsi ini, ... Kepala Kecamatan Simbang,

49

nilai IRR lebih besar dari nilai tingkat suku bunga maka usaha ini dinyatakan layak.

Hal ini sesuai dengan pendapat Umar (2000) yang menyatakan bahwa metode

internal rate return digunakan untuk mencari tingkat bunga yang menyamakan

nilai sekarang dari arus kas yang diharapkan di masa datang atau penerimaan kas,

dengan mengeluarkan investasi awal.

Hasil usaha peternakan sapi potong dengan skala menengah adalah sebagai

berikut :

IRR = 10% + 26.614.605 /(26.614.605 -81.514) x (12% - 10%)

IRR = 10 + 1 * 2 = 12

Berdasarkan hasil yang diperoleh dapat dikatakan bahwa return to capital

invested selama umur ekonomi usaha (1tahun) adalah 12 %, maka ini berarti bahwa

nilai IRR lebih besar dari nilai tingkat suku bunga maka usaha ini dinyatakan layak.

Hal ini sesuai dengan pendapat Umar (2000) yang menyatakan bahwa nilai IRR

dapat dicari dengan cara coba-coba (trial and error). Caranya, hitung nilai sekarang

dari arus suatu investasi dengan menggunakan suku bunga yang wajar, misalnya

10%, lalu bandingkan dengan biaya investasi, jika nilai investasi lebih kecil, maka

dicoba lagi dengan suku bunga yang lebih tinggi demikian seterusnya sampai biaya

investasi menjadi sama besar. Sebaliknya, dengan suku bunga wajar tadi nilai

investasi lebih besar, coba lagi dengan suku bunga yang lebih rendah sampai

mendapat nilai investasi yanng sama besar dengan nilai sekarang.

Hasil usaha peternakan sapi potong dengan skala besar adalah sebagai berikut

:

IRR = 10% + 137.494.374 / (137.494.374 -25.609.367) x (12% - 10%)

Page 65: ANALISIS KELAYAKAN USAHA TERNAK SAPI POTONG PADA BERBAGAI SKALA KEPEMILIKAN DI DESA ... · 2017-03-05 · Apabila sebagian atau seluruhnya dari skripsi ini, ... Kepala Kecamatan Simbang,

50

IRR = 10 + 1 * 2 = 12

Berdasarkan hasil yang diperoleh dapat dikatakan bahwa return to capital

invested selama umur ekonomi usaha (1tahun) adalah 12 %, maka ini berarti bahwa

nilai IRR lebih besar dari nilai tingkat suku bunga maka usaha ini dinyatakan layak.

Hal ini sesuai dengan pendapat Husnan (1997) yang menyatakan bahwa Decisión

rule metode ini adalah “terima bunga yang diharapkan memberikan IRR ≥ tingkat

bunga yang dipandang layak”. Kelemahan metode IRR ini adalah bahwa i yang

dihitung akan merupakan angka yang sama untuk setiap tahun usia ekonomis dan

bisa diperoleh i yang lebih dari satu angka. Kelemahan lainnya adalah pada saat

perusahaan harus memilih proyek yang bersifat mutually exclusive. Untuk

mengetahui rincian yang diperoleh dari nilai total penerimaan yang diterima oleh

peternak baik mulai dari skala kecil, skala menengah dan juga skala besar dapat

dilihat pada lampiran 11, 12 dan 13.

VI.2.5 Analisa Break Even Point (BEP)

Analisa ini menggunakan pendekatan untuk penetuan jumlah barang yang

dijual pada harga tertentu untuk menutupi biaya yang ada karena transaksi tersebut.

Adapun break even point yang diperoleh para peternak berdasarkan jumlah

kepemilikan ternak di Desa Samangki Kecamatan Simbang Kabupaten Maros dapat

dilihat pada tabel 20.

Tabel 20. Break Even Point Usaha Ternak Sapi Potong dengan Berbagai

Skala kepemilikan

No Nama

Jumlah Ternak

(Ekor)

BEP

Produksi

BEP

Harga

1 Baharuddin 5 3,411893455 7506165,6

2 H. Anwar 10 0,146551842 7693971,7

3 H. Hasan 40 1,190739506 5358327,775

Sumber : Data Primer yang Telah Diolah, 2014

Page 66: ANALISIS KELAYAKAN USAHA TERNAK SAPI POTONG PADA BERBAGAI SKALA KEPEMILIKAN DI DESA ... · 2017-03-05 · Apabila sebagian atau seluruhnya dari skripsi ini, ... Kepala Kecamatan Simbang,

51

Pada tabel.20 dapat dilihat perwakilan dari usaha ternak sapi potong dengan

berbagai skala kepemilikan. Pada skala kecil yang diwakilkan oleh bapak

Baharuddin dapat dilihat BEP produksinya yakni sebesar 3,411893455 dengan BEP

harga 7506165,6. Pada skala menengah yang diwakili perhitungannya oleh bapak

H. Anwar mendapatkan hasil BEP produksi sebesar 0,146551842 dengan BEP

harga 7693971,7. Sedangkan pada skala besar oelh pak H. Hasan mendapat BEP

produksi sebesar 1,190739506 dan BEP harga sebesar 5358327,775. Hal ini sesuai

dengan pendapat Fronthea (2011) yang menyatakan bahwa BEP adalah suatu alat

analisis yanng digunakan untuk mengetahui hubungan antara beberapa variabel di

dalam kegiatan perusahaan, seperti luas produksi atau tingkat prodduksi yang

dilaksanakan, biaya yang dikeluarkan, serta pendapatan yang diterima. Pendapatan

perusahaan merupakan penerimaan karena kegiatan perusahaan, sedangkan biaya

oprasinya merupakan pengeluaran yang juga karena kegiatan perusahaan. Biaya

oprasi ini terbagi atas tiga bagian, yaitu biaya tetap, biaya variabel, dan biaya semi

variabel. Untuk mengetahui rincian yang diperoleh dari nilai total penerimaan yang

diterima oleh peternak baik mulai dari skala kecil, skala menengah dan juga skala

besar dapat dilihat pada lampiran 14.

VI.2.6 Payback Period (PP)

Payback Period merupakan jangka waktu pengembalian investasi yang

dikeluarkan, melalui keuntungan yang diperoleh dari suatu proyek (Umar, 2003).

Semakin pendek waktu yang dibutuhkan untuk mengembalikan nilai investasi yang

dikeluarkan maka bisnis semakin layak diusahakan. Adapun payback period yang

Page 67: ANALISIS KELAYAKAN USAHA TERNAK SAPI POTONG PADA BERBAGAI SKALA KEPEMILIKAN DI DESA ... · 2017-03-05 · Apabila sebagian atau seluruhnya dari skripsi ini, ... Kepala Kecamatan Simbang,

52

diperoleh para peternak berdasarkan jumlah kepemilikan ternak di Desa Samangki

Kecamatan Simbang Kabupaten Maros dapat dilihat pada t abel 21.

Tabel 21. Payback Period Usaha Ternak Sapi Potong dengan Berbagai Skala

kepemilikan

No Nama

Modal

Investasi

PP

(tahun)

Jangka Pengembalian

Modal

1 Baharuddin 2.495.500 1,698575 20 bulan 7 hari

2 H. Anwar 3.995.500 0,117306 1 bulan 13 hari

3 H. Hasan 50.610.250 0,241961 2 bulan 20 hari

Sumber : Data Primer yang Telah Diolah, 2014

Pada tabel 21 dapat dilihat payback period yang diterima oleh para peternak

baik skala kecil, menengah dan juga besar sangat berbeda-beda, mulai dari peternak

dengan skala kecil payback period yang didapatkan yaitu 1,698575 dengan jangka

waktu pengembalian modal yakni 20 bulan 7 hari, pada ternak berskala menengah

payback period yang diterima yakni 0,117306 dengan jangka waktu pengembalian

modal 1 bulan 13 hari, sedangkan peternak berskala besar payback period yang

diterima yakni 0,241961 dengan jangka waktu pengembalian modal yaitu 2 bulan

20 hari. Hal ini sesuai dengan pendapat Rangkuti dalam Fronthea (2011), yang

menyatakan bahwa payback period adalah suatu periode yang diperlukan untuk

menutup kembali pengeluaran investasi (initial cash investment) yang

menggunakan aliran kass, dengan kata lain PP merupakan rasio antara initial cash

investment dengan cash inflow-nya, yang hasilnya merupakan satuan waktu.

Selanjutnya nilai rasio ini dibandingkan dengan maksimum PP yang dapat diterima.

Untuk mengetahui rincian yang diperoleh dari nilai total penerimaan yang diterima

oleh peternak baik mulai dari skala kecil, skala menengah dan juga skala besar

dapat dilihat pada lampiran 15.

Page 68: ANALISIS KELAYAKAN USAHA TERNAK SAPI POTONG PADA BERBAGAI SKALA KEPEMILIKAN DI DESA ... · 2017-03-05 · Apabila sebagian atau seluruhnya dari skripsi ini, ... Kepala Kecamatan Simbang,

53

BAB VII

PENUTUP

VII.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil pembahasan yang telah diperoleh maka dapat disimpulkan

sebagai berikut :

1. Kelayakan usaha ternak sapi potong pada berbagai skala kepemilikan baik itu

skala kecil, menengah dan juga besar di Desa Samangki Kecamtan Simbang

Kabupaten Maros layak dari segi pendapatan, penerimaan maupun

finansialnya, akan tetapi pada skala kecil tidak layak di sisi net present value.

2. Usaha ternak sapi potong di Desa Samangki Kecamatan Simbang Kabupaten

Maros dengan berbagai skala usaha dapat membantu kehidupan keluarga

peternak dalam memenuhi kebutuhan pokoknya dengan pendapatan rata-rata

yang diterima oleh peternak berskala kecil yakni Rp. 150.596 – Rp. 4.400.991

pada peternak berskala menengah yakni Rp. 5.700.789 – Rp. 56.111. 057 dan

pada peternak yang berskala besar yakni Rp. 209.107.360.

VII.2 Saran

Diharapkan para peternak sapi potong pada berbagai skala kepemilikan baik

itu skala kecil, menengah maupun besar agar kiranya bersungguh dalam

menjalankan usaha ternak sapi potong ini sehingga pendapatan ataupun keuntungan

yang didapatkan semakin besar dan berlipat ganda dari investasi yang ditanamkan

selain itu juga peternak dapat mensejahtrakan keluarganya dengan memenuhi

kebutuhan hidup keluarga peternak.

Page 69: ANALISIS KELAYAKAN USAHA TERNAK SAPI POTONG PADA BERBAGAI SKALA KEPEMILIKAN DI DESA ... · 2017-03-05 · Apabila sebagian atau seluruhnya dari skripsi ini, ... Kepala Kecamatan Simbang,

54

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 2010. Program Swasembada Daging Sapi 2014. Kementerian Pertanian

Direktorat Jenderal Peternakan.

______, 2014. Akuntansi biaya – konsep biaya. http://www.scribd.com/doc/

72660453/Akuntansi-Biaya-Konsep-Biaya-pdf.

______, 2014. Konsep dan klasifikasi akuntansi. http://www.stieykpn.ac.id/

images/artikel/Konsep%20dan%20Klasifikasi%20Akuntansi%20Biaya. Pdf

______, 2014. Studi Kelayakan Bisnis. http://id.wikipedia.org/wiki/Studi_

kelayakan_bisnis

Arbi Purnomo, 2009. Analisis Kelayakan dan Strategi Pengembangan Usaha

Ternak Sapi Potong, Skripsi. Fakultas Pertanian, Universitas Sumatra Utara.

Medan.

Badan Pusat Statistik. 2013. Maros dalam angka 2013. Badan Pusat Statistik,

Maros, Sulawesi Selatan.

Budiarto, A. 1991. Produktivitas Sapi Pototng di Jawa Timur Tahun 19988-1989.

Carter William, 2009. Akutansi Biaya – Buku I Edisi 14. Penerbit Salemba. Jakarta.

Gittinger, J.P. 1986. Analisa Ekonomi Proyek-proyek Pertanian. Edisi Kedua.

Universitas Indonesia. Jakarta.

Hernanto, 1993. Ilmu Usahatani. Departemen Sosial Ekonomi. Bandung.

Horngren Charles, Srikant Datar, dan George Foster, 2008. Biaya Akutansi –

Penekanan Managerial Edisi XI Jilid 1. Penerbit PT. Indeks. Jakarta.

Husnan, Suad. 1997. Manajemen Keuangan Teori dan Penerapan (keputusan

Jangka Panjang). BPFE. Yogyakarta.

Kariyasa, K. dan F. Kasryno. 2004. Dinamika pemasaran dan prospek

pengembangan ternak sapi di Indonesia. Prosiding Seminar Sistem

Kelembagaan Usaha Tani Tanaman- Ternak. Badan Penelitian dan

Pengembangan Pertanian, Jakarta.

Kadarsan, H. W. 1995. Keuangan Pertanian dan Pembiayaan Perusahaan

Agribisnis. PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Lukman, W. 2008. Pengetahuan Peternak Sebagai Prospek Pengembangan Usaha

Peternakan Sapi Potong di Kecamatan Surade Kabupaten Sukabumi. Fakultas

peternakan Institut pertanian Bogor. Bogor.

Page 70: ANALISIS KELAYAKAN USAHA TERNAK SAPI POTONG PADA BERBAGAI SKALA KEPEMILIKAN DI DESA ... · 2017-03-05 · Apabila sebagian atau seluruhnya dari skripsi ini, ... Kepala Kecamatan Simbang,

55

Mariyono, Anggraeni,Y., Rasyid,A., 2010. Rekomendasi Teknologi Peternakan

Dan Veteriner Mendukung Program Swasembada Daging Sapi (PSDS) Tahun

2014. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. 2010).

Murwanto, Agustinus. G. 2008. Karakteristik Peternak dan Tingkat Masukan

Teknologi Peternakan Sapi Potong di Lembah Prafi Kabupaten Manokwari

(Farmer Characteristic and Level of Technology Inputs of Beef Husbandry at

Prafi Valley, Regency of Manokwari). Jurnal Ilmu Peternakan, Vol. 3 No.1

hal. 8 – 15.

Notoatdmojo. 2003. Pengertian Pengetahuan. Fakultas Peternakan, Universitas

Diponegoro, Semarang

Priyono, Agoes. 2013. Analisis Usaha Budidaya Ternak Sapi.

http://agoespriyono.blogspot.com/2013/04/analisa-usaha-budidaya-ternak-

sapi.html.

Rianto, E dan Purbowati, E. 2009. Panduan Lengkap Sapi Potong. Penebar

Swadaya. Jakarta.

Rasyaf, 2003. Memasarkan Hasil Peternakan. Penebar Swadaya, Jakarta

Ross, S. Westerfield. R. D. And B. D. Jordan. 2008. Corporate Finance

Fundamentals. (8th ed.). McGraw-Hill.

Sudayat, Ridwan Iskandar. 2009. Pengertian Biaya. http://ridwaniskandar.

files.wordpress.com/2009/05/31-pengertian-biaya.pdf

Sugeng, Y, B. 1992. Sapi Potong. Penebar Swadaya, Jakarta.

Sunariyah, 2003. Pengantar Pengetahuan Pasar Modal. Penerbit AMP YKPN,

Yogyakarta

Soekartawi. 1995. Pengantar Ekonomi Sumber Daya Manusia. Jakarta: LPFEUI.

Soekartawi. 2002. Analisis Usaha Tani, UI – Press, Jakarta.

Soekarno et al, 1986. Analisis Kelayakan Finansial Usaha Peternakan Ayam Broiler

Abdul Djawad Farm Di Desa Banyu Resmi Kecamatan Cigudeg Kabupaten

Bogor. Program Studi Sosial Ekonomi Peternakan Fakultas Peternakan

Institut Pertanian Bogor. D08ssu,pdf.

Salmi, Nur. 2008. Analisis Pendapatan Usaha Ternak Sapi Potong Pada Berbagai

Skala Tingkat Kepemilikan di Desa Mattunreng Tellue KEC. Sinjai Tengah

KAB. Sinjai. Univesitas Hasanuddin, Makassar.

Sudono, A. 1999. Ilmu Produksi Ternak Perah. Jurusan Ilmu Produksi Ternak.

Fakultas Peternakan IPB. Bogor.

Swastawati, Fronthea. 2011. Studi Kelayakan dan Efisiensi Usaha Pengasapan

Ikan Dengan Asap Cair Limbah Pertanian. Jurnal. Fakultas Perikanan dan

Ilmu Kelautan. Universitas Diponegoro. Semarang

Siregar, Amri S. 2009. Analisis Pendapatan Peternak Sapi Potong di Kec. Stabat,

Kab. Langkat. Skripsi Fakultas Pertanian Univesrsitas Sumatera Utara.

Page 71: ANALISIS KELAYAKAN USAHA TERNAK SAPI POTONG PADA BERBAGAI SKALA KEPEMILIKAN DI DESA ... · 2017-03-05 · Apabila sebagian atau seluruhnya dari skripsi ini, ... Kepala Kecamatan Simbang,

56

Tesis Pascasarjana. Universitas Gajah Mada, Yogyakarta.

Umar, 2003. Analisis Ekonomi Proyek-Proyek Pertanian. Edisi Kedua. UI Press.

Jakarta.

Umar, Husein. 2000. Research Methods in Finance and Banking. PT. Gramedia

Pustaka Utama. Jakarta.

Utamy, Rahmi Setya, 2013. Defenisi dan Contoh Biaya Tetap, Biaya Variabel dan

Semi Variabel. http://rahmisetyautamy9.blogspot.com/2013/03/definisi-dan-

contoh-biaya-tetap.html.

Page 72: ANALISIS KELAYAKAN USAHA TERNAK SAPI POTONG PADA BERBAGAI SKALA KEPEMILIKAN DI DESA ... · 2017-03-05 · Apabila sebagian atau seluruhnya dari skripsi ini, ... Kepala Kecamatan Simbang,

57

Kuisioner Penelitian

Analisis Kelayakan Ternak Sapi Potong Pada Berbagai Skala Kepemilikan

Usaha di Desa Samangki, Kecamatan Simbang, Kabupaten Maros

Kuisioner I

A. Identitas Responden

1. Nama :

2. Umur :

3. Pendidikan :

4. Pekerjaan

a. Pokok :

b. Sampingan:

5. Jumlah Kepemilikan Ternak …….ekor

6. Lama Beternak/usaha : bulan/tahun

7. Jumlah tenaga kerja:

8. Luas area usaha :

9. Asal Ternak/bahan baku:

B. Penerimaan

1. Penjualan Ternak

Penjualan Ternak ………..ekor/minggu

Penjualan Ternak ………..ekor/periode

Harga jual Ternak ………ekor

Harga jual Telur ……….rak 2. Hasil Ikutan

Feses : - Jumlah feses : kg/periode

- Harga Jual : /kg

C. Biaya Investasi

Investasi bangunan

Investasi peralatan

Investasi Kendaraan Operasional

Pembelian tanah

Perizinan usaha

D. Biaya

1. Biaya Tetap

Biaya Penyusutan Bangunan

i. Biaya Pembuatan Bagunan : Rp

ii. Lama Pemakaian : Tahun

Biaya Penyusutan Peralatan

i. Jenis Peralatan yang digunakan :

ii. Biaya Pembelian Peralatan : Rp

iii. Lama Pemakaian : /Tahun

Biaya Penyusutan Kendaraan

Luas Lahan Usaha

i. Luas Lahan Kandang :

Page 73: ANALISIS KELAYAKAN USAHA TERNAK SAPI POTONG PADA BERBAGAI SKALA KEPEMILIKAN DI DESA ... · 2017-03-05 · Apabila sebagian atau seluruhnya dari skripsi ini, ... Kepala Kecamatan Simbang,

58

ii. Pajak Lahan Usaha

2. Biaya Variabel

Biaya Bibit (khusus budidaya ternak) a) Jumlah Bibit :

b) Harga Bibit : /ekor

Biaya Pakan

- Konsumsi pakan : ……………………. Kg/Ekor/Hari

- Harga pakan : Rp…………………. /kg

Biaya Vaksin - Jenis vaksin (merk) : ………………………

- Harga vaksin : Rp……………………..

- Frekuensi vaksinasi : ………………………... kali/bulan

Biaya Obat-obatan - Jenis obat (merk) : ………………………...

- Harga obat : Rp……………………..

Tingkat Kematian (Mortalitas) : ekor/tahun

Kuisioner II

1. Budidaya berternak/Penjualan sapi potong mendatangkan keuntungan yang

besar……

a. Setuju

b. Kurang Setuju

c. Tidak Setuju

2. Keuntungan yang didapatkan dari usaha peternakan/ Penjualan Sapi Potong

yang anda miliki mampu mensejahterahkan keluarga anda :

a. Setuju

b. Kurang Setuju

c. Tidak Setuju

3. Usahabudidaya peternakan/ Penjualan Sapi Potong tidak membutuhkan biaya

yang besar dari segi teknis seperti sarana dan prasarana……………..

a. Setuju

b. Kurang Setuju

c. Tidak Setuju

4. Usaha ternak/Penjualan Sapi Potong mampunyai potensi yang cukup besar dalam

mengembangkan usaha ini kedepannya………..

a. Setuju

b. Kurang Setuju

c. Tidak Setuju

5. Banyak orang yang dapat berpenghasilan besar dengan menjalankan usaha

peternakan/Penjualan Sapi Potong ……

a. Setuju

b. Kurang Setuju

c. Tidak Setuju

Page 74: ANALISIS KELAYAKAN USAHA TERNAK SAPI POTONG PADA BERBAGAI SKALA KEPEMILIKAN DI DESA ... · 2017-03-05 · Apabila sebagian atau seluruhnya dari skripsi ini, ... Kepala Kecamatan Simbang,

59

6. Perkembangan usaha budidaya ternak/Penjualan Sapi Potongmampu

meningkatkan strata social bagi peternak yang menekuninya……………….

a. Setuju

b. Kurang Setuju

c. Tidak Setuju

7. Usaha budidaya ternak/Penjualan Sapi Potong memiliki kerugian (resiko) yang

kecil………

a. Setuju

b. Kurang Setuju

c. Tidak Setuju

8. Usaha budidaya ternak/Penjualan Sapi Potong dapat menghasilkan produk

maksimal jika dilakukan dalam skala kecil……………

a. Setuju

b. Kurang Setuju

c. Tidak Setuju

9. Dalam biaya pemasaran ternak/Usaha Sapi Potong membutuhkan biaya yang

cukup besar, ……………..

a. Setuju

b. Kurang Setuju

c. Tidak Setuju

Page 75: ANALISIS KELAYAKAN USAHA TERNAK SAPI POTONG PADA BERBAGAI SKALA KEPEMILIKAN DI DESA ... · 2017-03-05 · Apabila sebagian atau seluruhnya dari skripsi ini, ... Kepala Kecamatan Simbang,

60

RIWAYAT HIDUP

A.Riani Tri Utari (I311 10 260) lahir di Ujung

Pandang, pada tanggal 01 Maret 1992, anak dari pasangan

bapak A.Bachtiar Pasommengi S.Sos dan ibu A.Zainab

Mattalitti A.Md anak ke tiga dari lima bersaudara.

Penulis memulai pendidikann formal pada tahun 1997-2003 di SD inpres

Kampus Unhas 1 Makassar lulus tahun 2003, kemudian pada tahun 2003-2006

melanjutkan sekolah menengah pertama di SMPN 12 Makassar lulus pada tahun

2006, setelah itu melanjutkan pendidikan ke tingkat menengah pada tahun 2006-

2009 atas di SMAN 1 Makassar dan lulus pada tahun 2009. Setelah menyelesaikan

ke tingkat menengah atas penulis di terima di Perguruan Tinggi Negeri (PTN)

melalui jalur Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) di

jurusan Sosial Ekonomi, Fakultas Peternakan, Universitas Hasanuddin, Makassar

dan lulus pada tahun 2015.