analisis kelayakan finansial investasi pada · pdf filetangan karet dengan aplikasi teknologi...

8
Prosiding Seminar Nasional XXIII “Kimia dalam Industri dan Lingkungan” Hotel Phoenix Yogyakarta, 13 November 2014 ISSN :0854-4778 Mochamad Nasrullah, Mudjiono, Nuryanti 289 Jaringan Kerjasama Kimia Indonesia ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL INVESTASI PADA INDUSTRI SARUNG TANGAN KARET DENGAN APLIKASI TEKNOLOGI NUKLIR Mochamad Nasrullah, Mudjiono, Nuryanti Pusat Kajian Sistem Energi Nuklir (PKSEN)-BATAN, Jakarta ABSTRAK ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL INVESTASI PADA INDUSTRI SARUNG TANGAN KARET DENGAN APLIKASI TEKNOLOGI NUKLIR. Sebagai negara penghasil karet alam terbesar kedua di dunia, Indonesia diharapkan dapat menjadi pemasok bagi kebutuhan karet dunia yang terus meningkat. Aplikasi teknologi nuklir telah mampu menghasilkan karet alam/ lateks iradiasi yang kualitasnya lebih unggul dibanding lateks non radiasi. Salah satu industri berbahan baku lateks alam iradiasi yang cukup potensial untuk dikembangkan di Indonesia adalah industri sarung tangan. Penelitian ini ditujukan untuk melakukan perhitungan kelayakan finansial investasi pada industri sarung tangan karet iradiasi. Penelitian dilakukan dengan mengembangkan model perhitungan kelayakan berbasis spreadsheet, selanjutnya dilakukan perhitungan kelayakan finansial berdasar data masukan maupun parameter teknis dan ekonomi. Indikator kelayakan finansial yang digunakan dalam studi ini adalah Benefit Cost Ratio (BCR), Nilai Kini Bersih (NPV Net Present Value) dan Tingkat Pengembalian Internal (IRR-Internal Rate of Return). Hasil penelitian menunjukkan bahwa usulan investasi pada industri sarung tangan karet alam iradiasi dinilai layak, ditunjukkan oleh nilai NPV yang positif (Rp 405.201.223.797,61), nilai BCR (1,44) > 1 dan nilai IRR (17,78%) > MARR (8%). Kata-kata kunci: kelayakan finansial, sarung tangan karet alam iradiasi, NPV, IRR, BCR ABSTRACT FINANCIAL ASSESSMENT ANALYSIS ON RUBBER GLOVES INDUSTRY INVESTMENT WITH NUCLEAR TECHNOLOGY APPLICATIONS. As the country's second-largest producer of natural rubber in the world after Thailand, Indonesia is expected to become a supplier for rubber demand in the world that continues to be increase. Applications of nuclear technology has been able to produce irradiation rubber/ latex that the quality is superior compared to non radiation latex. One of the industries with irradiation natural latex as raw material that are sufficient potential to be developed in Indonesia is the glove industry. This study aimed to perform the calculation of the financial feasibility of the investment in the irradiation rubber gloves industry. Research carried out by developing a spreadsheet-based model of the feasibility calculation, and then the feasibility assessment was performed based on the data input and the technical and economic parameters. Financial assessment indicators used in this study are Benefit Cost Ratio (BCR), Net Present Value (NPV) and Internal Rate of Return (IRR). The results showed that proposed investment in the irradiation natural rubber gloves industry is considered feasible,indicated by a positive NPV (Rp 405,201,223,797.61), the value of BCR (1.44) > 1 and the value of IRR (17.78 %) > MARR (8%). Keywords: financial assessment, irradiation natural rubber gloves, NPV, IRR, BCR PENDAHULUAN rospek perdagangan karet alam di pasar dunia dinilai sangat cerah. Konsumsi karet alam dan karet sintetik dunia yang pada tahun 2004 baru mencapai 20,03 juta ton diproyeksikan akan meningkat mencapai 28,67 juta ton pada tahun 2020 [1] . Pada jangka panjang diperkirakan akan terdapat kekurangan pasokan karet alam. Hal ini tidak saja disebabkan oleh permintaan dunia yang meningkat dengan cepat, tetapi juga 2 diantara 3 negara penghasil karet alam yaitu Malaysia dan Thailand akan mengalami kendala peningkatan produksi di samping juga adanya kemungkinan mereka akan menjadi generasi baru dari Newly Industrialized Countries (NICs) yang akan cenderung meninggalkan agrobisnis karet di sektor hulu. Mengingat Indonesia merupakan negara penghasil karet terbesar kedua di dunia, maka Indonesia P

Upload: ngodang

Post on 06-Feb-2018

218 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL INVESTASI PADA · PDF fileTANGAN KARET DENGAN APLIKASI TEKNOLOGI NUKLIR Mochamad Nasrullah, Mudjiono, Nuryanti ... Nilai Kini Bersih (Net Present Value

Prosiding Seminar Nasional XXIII “Kimia dalam Industri dan Lingkungan”

Hotel Phoenix Yogyakarta, 13 November 2014 ISSN :0854-4778

Mochamad Nasrullah, Mudjiono, Nuryanti 289 Jaringan Kerjasama Kimia Indonesia

ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL INVESTASI PADA INDUSTRI SARUNG

TANGAN KARET DENGAN APLIKASI TEKNOLOGI NUKLIR

Mochamad Nasrullah, Mudjiono, Nuryanti

Pusat Kajian Sistem Energi Nuklir (PKSEN)-BATAN, Jakarta

ABSTRAK

ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL INVESTASI PADA INDUSTRI SARUNG TANGAN KARET

DENGAN APLIKASI TEKNOLOGI NUKLIR. Sebagai negara penghasil karet alam terbesar kedua di

dunia, Indonesia diharapkan dapat menjadi pemasok bagi kebutuhan karet dunia yang terus

meningkat. Aplikasi teknologi nuklir telah mampu menghasilkan karet alam/ lateks iradiasi yang

kualitasnya lebih unggul dibanding lateks non radiasi. Salah satu industri berbahan baku lateks alam

iradiasi yang cukup potensial untuk dikembangkan di Indonesia adalah industri sarung tangan.

Penelitian ini ditujukan untuk melakukan perhitungan kelayakan finansial investasi pada industri

sarung tangan karet iradiasi. Penelitian dilakukan dengan mengembangkan model perhitungan

kelayakan berbasis spreadsheet, selanjutnya dilakukan perhitungan kelayakan finansial berdasar data

masukan maupun parameter teknis dan ekonomi. Indikator kelayakan finansial yang digunakan dalam

studi ini adalah Benefit Cost Ratio (BCR), Nilai Kini Bersih (NPV – Net Present Value) dan Tingkat

Pengembalian Internal (IRR-Internal Rate of Return). Hasil penelitian menunjukkan bahwa usulan

investasi pada industri sarung tangan karet alam iradiasi dinilai layak, ditunjukkan oleh nilai NPV

yang positif (Rp 405.201.223.797,61), nilai BCR (1,44) > 1 dan nilai IRR (17,78%) > MARR (8%).

Kata-kata kunci: kelayakan finansial, sarung tangan karet alam iradiasi, NPV, IRR, BCR

ABSTRACT

FINANCIAL ASSESSMENT ANALYSIS ON RUBBER GLOVES INDUSTRY INVESTMENT WITH

NUCLEAR TECHNOLOGY APPLICATIONS. As the country's second-largest producer of natural

rubber in the world after Thailand, Indonesia is expected to become a supplier for rubber demand in

the world that continues to be increase. Applications of nuclear technology has been able to produce

irradiation rubber/ latex that the quality is superior compared to non radiation latex. One of the

industries with irradiation natural latex as raw material that are sufficient potential to be developed in

Indonesia is the glove industry. This study aimed to perform the calculation of the financial feasibility

of the investment in the irradiation rubber gloves industry. Research carried out by developing a

spreadsheet-based model of the feasibility calculation, and then the feasibility assessment was

performed based on the data input and the technical and economic parameters. Financial assessment

indicators used in this study are Benefit Cost Ratio (BCR), Net Present Value (NPV) and Internal Rate

of Return (IRR). The results showed that proposed investment in the irradiation natural rubber gloves

industry is considered feasible,indicated by a positive NPV (Rp 405,201,223,797.61), the value of BCR

(1.44) > 1 and the value of IRR (17.78 %) > MARR (8%).

Keywords: financial assessment, irradiation natural rubber gloves, NPV, IRR, BCR

PENDAHULUAN

rospek perdagangan karet alam di pasar

dunia dinilai sangat cerah. Konsumsi karet

alam dan karet sintetik dunia yang pada tahun

2004 baru mencapai 20,03 juta ton

diproyeksikan akan meningkat mencapai 28,67

juta ton pada tahun 2020[1]

. Pada jangka

panjang diperkirakan akan terdapat

kekurangan pasokan karet alam. Hal ini tidak

saja disebabkan oleh permintaan dunia yang

meningkat dengan cepat, tetapi juga 2 diantara

3 negara penghasil karet alam yaitu Malaysia

dan Thailand akan mengalami kendala

peningkatan produksi di samping juga adanya

kemungkinan mereka akan menjadi generasi

baru dari Newly Industrialized Countries

(NICs) yang akan cenderung meninggalkan

agrobisnis karet di sektor hulu. Mengingat

Indonesia merupakan negara penghasil karet

terbesar kedua di dunia, maka Indonesia

P

Page 2: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL INVESTASI PADA · PDF fileTANGAN KARET DENGAN APLIKASI TEKNOLOGI NUKLIR Mochamad Nasrullah, Mudjiono, Nuryanti ... Nilai Kini Bersih (Net Present Value

290 Prosiding Seminar Nasional XXIII “Kimia dalam Industri dan Lingkungan”

ISSN :0854-4778 Hotel Phoenix Yogyakarta, 13 November 2014

Jaringan Kerjasama Kimia Indonesia Mochamad Nasrullah, Mudjiono, Nuryanti

diharapkan dapat mengisi kekurangan pasok

kebutuhan karet alam dunia tersebut[2]

. Dari

proyeksi kebutuhan sejumlah 28,67 juta ton

pada pada tahun 2020, sebesar 11,5 juta ton

diantaranya adalah karet alam dan Indonesia

diharapkan dapat memasok sejumlah 3,5 juta

ton[1]

.

Sebagian besar produksi karet alam

Indonesia diekspor dalam bentuk bahan baku

(sekitar 85%) dan hanya sekitar 15% hasil

produksi yang digunakan oleh industry hilir di

Indonesia[3]

. Hal ini menunjukkan bahwa

industri barang-barang dari karet dalam negeri

belum berkembang dengan baik. Padahal

mengingat potensi yang cukup besar, industri

berbahan dasar karet alam ini sebenarnya

menjadi peluang yang dapat dikembangkan

untuk peningkatan nilai tambah (value added)

komoditas karet dan pada akhirnya diharapkan

mampu meningkatkan ekonomi masyarakat.

Teknologi nuklir dapat diaplikasikan dalam

industri berbahan dasar karet alam, yaitu

teknologi pengolahan getah karet alam atau

lateks dengan teknik iradiasi yang mampu

menghasilkan lateks alam dengan kualitas

yang lebih unggul dibanding lateks alam

proses belerang. Lateks alam iradiasi adalah

lateks alam yang divulkanisasi dengan

menggunakan teknologi nuklir, dan langsung

dapat digunakan untuk membuat barang karet

seperti sarung tangan, balon, topeng, bola,

produk dekorasi panggung/film, kondom, dan

lainnya. Alat yang digunakan dalam teknologi

iradiasi disebut irradiator, dimana didalamnya

digunakan sinar gamma Cobalt-60 atau berkas

elektron sebagai sumber energi[2]

.

Sebagai salah satu produk dari teknologi

lateks alam iradiasi, sarung tangan karet

merupakan produk yang banyak digunakan

untuk keperluan medis, kimia, klinik, industri

kimia dan makanan, serta keperluan rumah

tangga (house hold). Permintaan komoditas

sarung tangan karet dunia selalu meningkat

rata-rata 20% per tahun terutama di negara-

negara Afrika dan Asia[1]

. Mengingat pasar

yang masih cukup potensial, maka industri

sarung tangan karet iradiasi ini dinilai cukup

prospektif untuk dikembangkan. Salah satu

tahapan yang harus dilakukan sebelum

dibangunnya suatu pabrik atau industri,

termasuk industri sarung tangan karet iradiasi,

adalah studi kelayakan baik dari aspek teknis

maupun ekonomi. Penelitian ini bertujuan

untuk melakukan analisis kelayakan finansial

dari usulan investasi pada industri sarung

tangan karet dengan aplikasi teknologi nuklir.

Penelitian dilakukan dengan mengembangkan

model perhitungan kelayakan finansial

berbasis spreadsheet. Hasil penelitian ini

diharapkan dapat memberikan informasi bagi

masyarakat terkait aplikasi teknologi nuklir di

dunia industri.

TINJAUAN PUSTAKA

1. Lateks Alam Iradiasi

Terdapat dua cara atau teknik yang dapat

dilakukan dalam pengolahan lateks alam, yaitu

teknik konvensional (lateks alam proses

belerang) dan teknik iradiasi sebagaimana

dapat dilihat pada Gambar 1 dan 2. Secara

visual antara lateks alam proses belerang

dengan lateks alam iradiasi tidak dapat

dibedakan, baik warna, bau maupun bentuknya

sama, yaitu berupa cairan berwarna putih susu

atau berbau. Namun berdasar tinjauan kualitas,

lateks alam iradiasi dinilai memiliki berbagai

keunggulan dibandingkan lateks alam proses

belerang, diantaranya[2]

:

a. Melalui “Scanning Electron

Microscope” diketahui bahwa diameter

rata-rata partikel lateks alam iradiasi

lebih kecil dari pada lateks alam non

iradiasi.

b. Berdasar hasil uji fisik dan mekanik

diketahui bahwa modulus dan tegangan

putus film lateks alam iradiasi lebih kuat,

ulet dan elastis dibanding lateks alam non

radiasi.

c. Daya simpan lateks alam iradiasi lebih

tahan lama (hingga 6 bulan), sedangkan

lateks alam vulkanisasi belerang hanya

mampu disimpan sekitar 3 minggu.

d. Lateks alam iradiasi bebas nitrosamin

(bahan karsinogenik) dan rendah protein,

sehingga bila digunakan untuk barang

karet tidak menyebabkan kanker atau

alergi.

e. Vulkanisasi lateks alam dengan radiasi

lebih hemat bahan kimia, tidak perlu

diperam dan dipanaskan, serta langsung

dapat diproses menjadi produk industri

karet yang dikehendaki.

f. Produk karet dari lateks alam iradiasi

lebih mudah didegradasi oleh alam,

karena energi aktivitasnya lebih rendah,

sehingga tidak mencemari lingkungan.

Page 3: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL INVESTASI PADA · PDF fileTANGAN KARET DENGAN APLIKASI TEKNOLOGI NUKLIR Mochamad Nasrullah, Mudjiono, Nuryanti ... Nilai Kini Bersih (Net Present Value

Prosiding Seminar Nasional XXIII “Kimia dalam Industri dan Lingkungan” 291

Hotel Phoenix Yogyakarta, 13 November 2014 ISSN :0854-4778

Nama Jaringan Kerjasama Kimia Indonesia

Sulfur, anti oksidan, pencepat, pemantap

Dispersi

Dilakukan di dalam penggilingan selama

24 jam

Produk

PencampuranPemanasan

AwalPencelupan

Suhu 40 - 50 C selama 2 - 3 hari

Suhu 70 C selama 2 jam

PemanasanLanjutan

Suhu 100 C selama 1 jam

Gambar 1. Proses Vulkanisasi Lateks Alam dengan Belerang[2]

Gambar 2. Proses Vulkanisasi Lateks Alam dengan Radiasi[2]

Teknologi iradiasi mulai berkembang

ketika Pusat Aplikasi Teknologi Isotop dan

Radiasi (PATIR) - BATAN melakukan

penelitian tentang vulkanisasi lateks alam

iradiasi pada tahun 1974. Saat itu digunakan

sumber radiasi berkapasitas sekitar 6.000

Curie, yang mampu meradiasi 2 liter setiap 17

jam. Selanjutnya tahun 1979 didirikan

Iradiator Panoramic Serba Guna (Irpasena)

berkapasitas 80.000 Curie dan mampu

menghasilkan lateks alam iradiasi 400 kg

setiap 30 jam. Penelitian ini makin

berkembang pesat dengan didirikannya

iradiator lateks alam yang diresmikan pada

tanggal 8 Desember 1983. Iradiator lateks ini

menggunakan sumber radiasi Cobalt-60

berkapasitas 225.000 Curie serta dapat

meradiasi lateks alam sebanyak 1.500 ton

setahun (1.500 kg setiap 20 jam)[2]

.

Teknologi Lateks Alam Iradiasi adalah

suatu teknologi untuk memproduksi barang-

barang karet dari lateks alam iradiasi. Saat ini

ada lima cara membuat barang-barang karet

dari lateks alam iradiasi, yaitu dengan cara

celup, cara tuang, cara semprot, cara pelapisan

dan cara pembusaan. Sarung tangan karet

merupakan jenis produk dari teknologi lateks

alam iradiasi dengan cara celup. Teknik celup

dilakukan dengan memasukkan cetakan ke

dalam lateks alam iradiasi, kemudian lateks

yang menempel pada cetakan dikeringkan,

selanjutnya dilepas dari cetakannya. Barang-

barang karet yang dihasilkan dengan cara

celup ini mempunyai ketebalan di bawah 0,5

mm.

Indikator Kelayakan Finansial

Indikator kelayakan proyek yang

digunakan dalam analisis kelayakan finansial

investasi pada industri sarung tangan karet

dengan aplikasi teknologi nuklir ini antara lain:

Nilai Kini Bersih (Net Present Value – NPV),

Tingkat Pengembalian Internal (Internal Rate

of Return – IRR), dan Benefit Cost Ratio

(BCR).

Page 4: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL INVESTASI PADA · PDF fileTANGAN KARET DENGAN APLIKASI TEKNOLOGI NUKLIR Mochamad Nasrullah, Mudjiono, Nuryanti ... Nilai Kini Bersih (Net Present Value

292 Prosiding Seminar Nasional XXIII “Kimia dalam Industri dan Lingkungan”

ISSN :0854-4778 Hotel Phoenix Yogyakarta, 13 November 2014

Jaringan Kerjasama Kimia Indonesia Mochamad Nasrullah, Mudjiono, Nuryanti

a. Nilai Kini Bersih (Net Present Value –

NPV)

Metode NPV menghitung selisih antara nilai

kini dari investasi dengan nilai kini dari

penerimaan kas bersih yang akan terjadi

selama umur investasi. Formula untuk

menghitung NPV diberikan pada persamaan

1[4]

.

=

…………………………………………(1)

Keterangan:

CF0 = Initial Investment

CFt = Penerimaan kas bersih pada tahun ke - t

r = tingkat diskonto (discount rate),

ditetapkan sebesar 10%

n = umur proyek

Kriteria penilaian kelayakan proyek

berdasarkan NPV:

- Jika NPV > 0, maka usulan proyek layak

untuk dilaksanakan

- Jika NPV < 0, maka usulan proyek tidak

layak untuk dilaksanakan

- Jika NPV = 0, maka usulan proyek tidak

untung dan tidak rugi (impas)

b. Tingkat Pengembalian Internal (Internal

Rate of Return - IRR)

IRR menginformasikan tingkat

kemampuan cash flow investasi/pabrik dalam

mengembalikan investasi, yang dinyatakan

dalam prosentase[5]

. Nilai IRR dibandingkan

dengan MARR (Minimum Acceptable Rate of

Return), yaitu tingkat pengembalian minimal

yang masih dapat diterima oleh pelaku

proyek[6]

. Kriteria kelayakan berdasar nilai

IRR adalah:

- Jika IRR > MARR, maka usulan investasi

layak untuk dilaksanakan

- Jika IRR < MARR, maka usulan investasi

tidak layak untuk dilaksanakan

- Jika IRR = MARR, maka pilih usulan

investasi dengan resiko yang lebih kecil

Secara filosofi, IRR adalah nilai discount

rate yang menyebabkan nilai NPV = 0, artinya

nilai kini investasi sama dengan nilai kini

penerimaan kas bersih pada masa mendatang.

Formula untuk menghitung IRR diberikan

pada persamaan 2[4]

.

= 0 ............................................................... (2)

c. Benefit Cost Ratio (BCR)

Metode BCR memberikan penekanan

terhadap perbandingan antara sisi manfaat

(benefit) yang akan diperoleh dengan aspek

biaya yang ditanggung (cost) dengan adanya

investasi tersebut. Formula BCR diberikan

pada persamaan 3.

.........................................(3)

Cara perhitungan BCR ini berbeda dengan

cara perhitungan IRR. Pada perhitungan BCR,

tingkat diskonto yang dipakai adalah tertentu,

sedangkan pada perhitungan IRR yang dicari

adalah besaran tingkat diskonto tersebut.

Dengan demikian nilai IRR yang optimum

dapat diperoleh apabila

B – C = 0 .................................................(4)

dimana:

B = discounted benefits (total penerimaan atau

manfaat yang sudah didiskonto)

C = discounted cost (total biaya yang sudah

didiskonto)

METODOLOGI PENELITIAN

Studi dilakukan melalui langkah-langkah

berikut:

a. Menetapkan asumsi dan parameter yang

akan menjadi dasar perhitungan terkait

pembangunan pabrik sarung tangan karet

iradiasi.

b. Mengembangkan model perhitungan

kelayakan finansial terhadap usulan

investasi industri sarung tangan karet

iradiasi, yang mana sering disebut model

cash flow. Model ini mengakomodasi

semua biaya yang dikeluarkan meliputi

biaya investasi yang dikeluarkan untuk

pembangunan pabrik maupun biaya

operasional pembuatan sarung tangan

karet, sekaligus proyeksi penerimaan

yang akan diperoleh dari penjualan

produk sarung tangan. Dengan

Page 5: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL INVESTASI PADA · PDF fileTANGAN KARET DENGAN APLIKASI TEKNOLOGI NUKLIR Mochamad Nasrullah, Mudjiono, Nuryanti ... Nilai Kini Bersih (Net Present Value

Prosiding Seminar Nasional XXIII “Kimia dalam Industri dan Lingkungan” 293

Hotel Phoenix Yogyakarta, 13 November 2014 ISSN :0854-4778

Nama Jaringan Kerjasama Kimia Indonesia

membandingkan besarnya penerimaan

terhadap biaya-biaya yang dikeluarkan

selanjutnya dapat diketahui kelayakan

dari usulan investasi tersebut.

c. Mengumpulkan data-data (teknis &

ekonomi) yang diperlukan dalam analisis

kelayakan finansial pabrik sarung tangan

karet iradiasi.

d. Memasukkan data teknis dan ekonomi ke

dalam model perhitungan.

e. Analisis data, membuat penilaian dan

menarik kesimpulan.

DATA

Sebelum dilakukan perhitungan

kelayakan finansial investasi pada industri

sarung tangan karet iradiasi, maka perlu

didefinisikan terlebih dulu beberapa asumsi

dan parameter yang akan menjadi basis

perhitungan sebagaimana dapat dilihat pada

Tabel 1.

Tabel 1. Data Parameter Teknis dan Ekonomi Pabrik Sarung Tangan Karet Iradiasi

No Keterangan Satuan Nilai

1. Suku bunga pinjaman (untuk investasi maupun modal

kerja) % 8

2. Debt to Equity Ratio (DER) % 70 : 30

3. Kapasitas Produksi per tahun kg 2.634.000

4. Target Produksi per hari buah 320

5. Harga jual/ buah Rp 250

6.

Faktor kapasitas 6 tahunan (pola faktor kapasitas 6

tahunan relatif sama, bedanya pada tahun pertama operasi

kapasitasnya baru sebesar 70%) %

100, 87, 77, 67,

59, 52

7. Umur Teknis dan ekonomis Tahun 40

8. Weighted Average Cost of Capital (WACC) % 8

1. Sumber dan Penggunaan Dana

Sumber dan penggunaan dana perlu

dibahas untuk mengetahui darimana saja

sumber dana yang digunakan dalam investasi

serta untuk keperluan apa saja dana tersebut

dialokasikan. Sumber dana diperoleh dari

pinjaman Bank (debt) dan modal sendiri

(equity) dengan proporsi 70% : 30%. Dana

tersebut selanjutnya dibelanjakan untuk

investasi pembangunan pabrik sarung tangan

karet iradiasi. Dalam dunia akuntansi,

pembelanjaan untuk investasi pembangunan

pabrik ini diistilahkan sebagai pengeluaran

aktiva tetap. Aktiva tetap yang diperlukan

dalam investasi dapat diklasifikasikan menjadi

aktiva tetap berwujud (tangible asset) dan

tidak berwujud (intangible asset). Untuk

menaksir biaya ini, diperlukan informasi

tentang kebutuhan fisik investasi yang dapat

diperoleh dari detail rancangan dan

spesifikasinya, serta harga per komponen.

Tangible Asset mencakup tanah dan

pengembangan lokasi, bangunan dan

peralatannya, serta pabrik dan mesin.

Sedangkan yang termasuk dalam aktiva tetap

tidak berwujud adalah: aktiva terkait kekayaan

intelektual (patent, lisensi, engineering fees,

copyright dan goodwill), biaya pendahuluan

(studi pendahuluan, penyiapan pembuatan

laporan Feasibility Study, survey pasar dan

legal fee) dan biaya sebelum operasi

(mobilisasi karyawan, pelatihan, beban bunga,

biaya produksi percobaan). Rincian sumber

dan penggunaan dana dapat dilihat dalam

Tabel 2.

Tabel 2. Sumber dan Penggunaan Dana

Sumber Dana Rupiah

1. Pinjaman Bank

70% 63.153.323.204

2. Modal sendiri 30% 27.065.709.945

Total Sumber dana 90.219.033.148

Penggunaan Dana Rupiah

1. Peralatan dan

bangunan 51.371.492.889

2. Tanah dan perijinan 7.749.173.942

3. Engineering &

Construction 5.137.449.295

4. Biaya lain-lain 25.960.917.023

Total Penggunaan Dana 90.219.033.148

Page 6: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL INVESTASI PADA · PDF fileTANGAN KARET DENGAN APLIKASI TEKNOLOGI NUKLIR Mochamad Nasrullah, Mudjiono, Nuryanti ... Nilai Kini Bersih (Net Present Value

294 Prosiding Seminar Nasional XXIII “Kimia dalam Industri dan Lingkungan”

ISSN :0854-4778 Hotel Phoenix Yogyakarta, 13 November 2014

Jaringan Kerjasama Kimia Indonesia Mochamad Nasrullah, Mudjiono, Nuryanti

2. Biaya Investasi & Operasional

Biaya investasi merupakan pengeluaran

yang harus diadakan baik untuk investasi

pembangunan pabrik (menyangkut biaya

lahan, biaya perijinan, biaya bangunan untuk

iradiator dan bangunan biasa untuk pabrik,

serta biaya untuk infrastruktur yang

menunjang) maupun untuk modal kerja

(seperti tangki, sumber irradiator, dll). Rincian

biaya investasi dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3. Biaya Investasi

No Rincian Biaya Investasi Jumlah (Rp)

1 Tangki pengenceran, penampung, pengawet, pelarutan, penerimaan, pengen-

dapan, polimerisasi, penampung kotoran, iradiasi, 14.345.702.590

2 Pompa P-latex 229.652.369

3 Centrifuge 2.695.327.259

4 Bak penampung skim 27.642.053

5 Cetakan sarung tangan 4.492.212.098

6 Genset 1.210.023.400

7 Sumber irradiator 7.562.646.630

8 Bangunan biasa 5.011.134.488

9 Bangunan irradiator 12.297.152.000

10 Utilitas 3.500.000.000

11 Tanah 3.000.000

12 Perijinan 40.000.000

13 Fasilitas umum 7.706.173.942

14 Engineering and construction 5.137.449.295

15 Contractor fee 2.568.724.647

16 Contingency 15.412.347.885

17 Biaya start-up 7.979.844.490

Total Biaya Investasi 90.219.033.148

Sedangkan biaya operasional merupakan

pengeluaran yang harus dikeluarkan untuk

operasional pembuatan sarung tangan karet

iradiasi serta pemeliharaan instalasi pabrik.

Biaya operasional terdiri atas biaya operasional

langsung dan tak langsung. Rincian biaya

operasional dapat dilihat pada Tabel 4.

Tabel 4. Biaya Operasional Tahunan

No Rincian Jumlah (Rp)

A Biaya operasional langsung

1 Raw Material 64.487.700.00

2 Labor 49.900.000

3 Supervisi 5.000.000

4 Maintenance 1.643.983.774

5 Plant supplies 2.898.207.602

B Biaya operasional tidak langsung

1 Packaging 2.107.200.000

2 Depresiasi 1.196.787.324

3 Asuransi 821.991.887

4 Admnistrasi 112.000.000

5 Sales 3.160.800.000

Total Biaya Operasinal Tahunan 79.381.778.190

Page 7: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL INVESTASI PADA · PDF fileTANGAN KARET DENGAN APLIKASI TEKNOLOGI NUKLIR Mochamad Nasrullah, Mudjiono, Nuryanti ... Nilai Kini Bersih (Net Present Value

Prosiding Seminar Nasional XXIII “Kimia dalam Industri dan Lingkungan” 295

Hotel Phoenix Yogyakarta, 13 November 2014 ISSN :0854-4778

Nama Jaringan Kerjasama Kimia Indonesia

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pembuatan sarung tangan dari lateks

alam iradiasi yang dikerjakan oleh industri

dapat menghasilkan rata-rata 160 pasang

sarung tangan dengan harga per pasang Rp.

500. Dengan kapasitas produksi 2.634.000 kg

dan target produksi 320 buah per hari, maka

besarnya penerimaan dari penjualan produk

dapat dilihat pada Tabel 5.

Tabel 5. Kapasitas Produksi dan Penjualan

Tahun Kapasitas

Produksi Penjualan Tahun

Kapasitas

Produksi Penjualan

1 70% 147.504.000.000 7 100% 210.720.000.000

2 87% 183.326.400.000 8 87% 183.326.400.000

3 77% 162.254.400.000 9 77% 162.254.400.000

4 67% 141.182.400.000 10 67% 141.182.400.000

5 59% 124.324.800.000 11 59% 124.324.800.000

6 52% 109.574.400.000 12 52% 109.574.400.000

Dengan pola kapasitas produksi tahunan tersebut, diperoleh biaya operasional tahunan yang dapat

dilihat pada Tabel 6.

Tabel 6. Kapasitas Produksi dan Biaya Operasional

Tahun Kapasitas

Produksi Biaya Operasional Tahun

Kapasitas

Produksi Biaya Operasional

1 70% 60.035.468.190 7 100% 79.381.778.190

2 87% 70.998.377.190 8 87% 70.998.377.190

3 77% 64.549.607.190 9 77% 64.549.607.190

4 67% 58.100.837.190 10 67% 58.100.837.190

5 59% 52.941.821.190 11 59% 52.941.821.190

6 52% 48.427.682.190 12 52% 48.427.682.190

Berdasar data pada Tabel 5 dan Tabel 6

selanjutnya dapat dihitung indikator kelayakan

finansial seperti NPV, IRR dan BCR. Hasil

perhitungan indikator kelayakan finansial

pembangunan pabrik sarung tangan karet

iradiasi dapat dilihat pada Tabel 7.

Tabel 7. Hasil Perhitungan Kelayakan

Finansial Investasi pada Industri

Sarung Tangan Karet Iradiasi

Indikator Satuan Nilai

NPV Rp 405.201.223.797,61

IRR % 17,78

BCR 1,44

Berdasar Tabel 7 diketahui bahwa

investasi menghasilkan nilai NPV yang positif

(Rp 405.201.223.797,61). Karena nilai NPV >

0, maka investasi dinilai layak. Selain itu

diperoleh nilai IRR sebesar 17,78%. Nilai ini

selanjutnya dibandingkan dengan nilai WACC

sebagai nilai MARR (Minimum Acceptable

Rate of Return). Karena nilai WACC sebesar

8%, maka IRR > MARR. Berdasar tinjauan

IRR, investasi dinilai layak. Indikator terakhir

adalah nilai BCR, diketahui bahwa nilai BCR

sebesar 1,44 atau lebih besar dari 1. Dengan

memperhatikan ketiga nilai indikator

kelayakan finansial tersebut (NPV > 0, IRR >

MARR serta nilai BCR > 1), maka usulan

investasi pada industri sarung tangan karet

alam iradiasi dinilai layak pada harga jual

minimal sebesar Rp 500,- per pasang.

Berdasar hasil analisis kelayakan

finansial tersebut, mengingat potensi karet

alam Indonesia yang cukup besar, maka

industri sarung tangan karet alam dengan

aplikasi teknologi nuklir dinilai potensial untuk

dikembangkan di Indonesia sebagai salah satu

solusi bagi permasalahan ekonomi masyarakat.

Beberapa keuntungan yang dapat diperoleh

jika industri sarung tangan karet iradiasi

dikembangkan antara lain:

a. Menciptakan nilai tambah (value added)

bagi komoditas sektor agrobisnis. Akan

lebih menguntungkan jika diekspor

sebagai produk jadi (seperti sarung

tangan, ban, dll) dibandingkan jika harus

diekspor sebagai karet alam mentah.

b. Mampu menyerap tenaga kerja sehingga

mengurangi angka pengangguran[7]

.

c. Tingginya kualitas sarung tangan karet

alam iradiasi dibandingkan dengan

teknologi konvensional (lateks alam

Page 8: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL INVESTASI PADA · PDF fileTANGAN KARET DENGAN APLIKASI TEKNOLOGI NUKLIR Mochamad Nasrullah, Mudjiono, Nuryanti ... Nilai Kini Bersih (Net Present Value

296 Prosiding Seminar Nasional XXIII “Kimia dalam Industri dan Lingkungan”

ISSN :0854-4778 Hotel Phoenix Yogyakarta, 13 November 2014

Jaringan Kerjasama Kimia Indonesia Mochamad Nasrullah, Mudjiono, Nuryanti

proses belerang) diharapkan mampu

menciptakan kepuasan pelanggan dan

impak lanjutannya adalah terciptanya

keberlanjutan usaha pada sektor tersebut.

KESIMPULAN

Usulan investasi pada industri sarung

tangan karet alam dengan aplikasi teknologi

nuklir dinilai layak secara finansial,

ditunjukkan oleh nilai NPV yang bernilai

positif (yaitu sebesar Rp 405.201.223.797,61),

nilai IRR (17,78%) yang lebih besar dari

MARR (8%) serta nilai BCR (sebesar 1,44)

yang lebih besar dari 1.

DAFTAR PUSTAKA

1. _______, “Peluang Investasi Industri

Sarung tangan Karet Tahun

Anggaran 2007”, http:

//regionalinvestment.com/

2. _______, “Lateks Alam Iradiasi Sebagai

Bahan Baku Industri Rumah

Tangga Barang Jadi Karet”,

Pusat Diseminasi lptek Nuklir -

BATAN, Jakarta

3. _______, “Identifikasi Peluang Investasi

Sektor Agribisnis Strategis di

Indonesia, Tahun Anggaran

2013”, Badan Koordinasi

Penanaman Modal (BKPM) &

PT. Primakelola Agribisnis

Agroindustri.

4. BLANK & TARQUIN, “Engineering

Economy”, 6th, Mc Graw Hill,

Singapore, 2008

5. PERMATASARI, K.,”Analisis

Kelayakan Proyek Pembangunan

Pembangkit Listrik Tenaga

Panas Bumi oleh Pengembang

Panas Bumi di Indonesia”,

Skripsi, Jakarta: Program Studi

Teknik Industri Universitas

Indonesia, 2010.

6. MARTLAND, Carl D.,”Project

Evaluation Choosing a Discount

Rate”,

http://ocw.mit.edu/courses/civil-

and-environmental-

engineering/1-011-project

evaluation-spring-2011/lecture-

notes/MIT1_011S11_lec06.pdf

7. HERWINARNI, dkk, “Perhitungan

Tekno Ekonomi Produksi Lateks

Pekat Pravulkanisasi Radiasi”,

Prosiding Pertemuan dan

Presentasi Ilmiah Penelitian

Dasar Ilmu Pengetahuan dan

Teknologi Nuklir, P3TM-

BATAN Yogyakarta, 8 Juli

2003

TANYA JAWAB

Ikin Sodikin.

Apa yang berpotensi menjadi kendala

bagi pengembangan industri sarung

tangan karer dengan aplikasi tenaga

nuklir?

Mochamad Nasrullah

Yang menjadi kendala adalah munculnya

produk sejenis dari negara-negara

penghasil karet. Karena meraka juga

sudah mulai beralih ke sektor industri

nuklir produk ogrobisnis termasuk karet.

Oleh karena itu dukungan pemerintah

sangat diperlukan agaar industri di

Indonesia mampu menghasilkan produk

dengan harga yang bersaing, sehingga

tejadi keberlangsungan usaha.