analisis kekar pada sungai wonosegoro

3
Analisis Kekar pada Sungai Wonosegoro, Boyolali, Jawa Tengah Yani Kusumastuti 1 21100114120026 1 Teknik Geologi Universitas Diponogoro, Semarang, Indonesia 1 Abstract Pendahuluan struktur geologi adalah struktur yang terbentuk akibat proses deformasi atau sebagai akibat proses tektonik, gaya endogen dari dalam bumi. Kawasan sungai Wonosegoro merupakan daerah yang diindikasikan terdapat struktur geologi salah satunya kekar. Kekar adalah struktur rekahan pada batuan dimana tidak ada atau relatif sedikit sekali terjadi pergeseran. ekar adalah suatu retakan pada batuan yang tidak/belum mengalami pergerakan. Kekar dapat menjadi tempat tersimpannya sumber mineral industri tertentu, atau sebagai jalan bagi aliran air tanah. Geologi Regional Berdasarkan Peta Geologi Lembar Salatiga yang disusun oleh Sukardi danBudhitrusna (1992) litologi di Kecamatan Ampel dan sekitarnya terdiri dari beberapa satuan batuan yaitu : a.Formasi Kerek (Tmk) Formasi Kerek merupakan sedimen tipe flysh yang berselang-seling terdiri dari perselang-selingan batu lanau, batulempung, batu pasir gampingan, dan batu gamping pasiran yang mengandung bahan vulkanik. Sifat fisik batuan : - Bersifat mudah hancur - Ada batuan kedap (Napal, Lempung) - Ada batuan porus (batu pasir, batugamping, batu pasir kerikilan) Batuan ini tersingkap di wilayah Kecamatan Juwangi, Karanggede, Klego, Wonosegoro, Andong, Kemusu, Nogosari, Simo dan Sambi. b. Formasi Kalibeng (Pliosen) Formasi ini terdiri dari batu gamping koral, batu gamping globigerina, dan napal pasiran dengan glaukonite dan foraminifera kecil. Sifat fisik: - Batuan bersifat porus - Sebagian bersifat agak kedap c. Formasi Notopuro (Pleistosen). Formasi ini terdiri dari batuan breksi andesit dan agglomerat dan secara lokal terdapat endapan lahar. Sifat fisik : - batuan bersifat porus - mudah mololoskan air d. Formasi Kabuh (Pleistosen) Formasi ini terdiri dari batu pasir silang-siur, kerikil

Upload: irvan-sakti

Post on 18-Feb-2016

16 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

DSADASD

TRANSCRIPT

Page 1: Analisis Kekar Pada Sungai Wonosegoro

Analisis Kekar pada Sungai Wonosegoro, Boyolali, Jawa Tengah

Yani Kusumastuti1

211001141200261Teknik Geologi Universitas Diponogoro, Semarang, Indonesia1

Abstract

Pendahuluan struktur geologi adalah struktur yang terbentuk akibat proses deformasi atau sebagai akibat proses tektonik, gaya endogen dari dalam bumi. Kawasan sungai Wonosegoro merupakan daerah yang diindikasikan terdapat struktur geologi salah satunya kekar. Kekar adalah struktur rekahan pada batuan dimana tidak ada atau relatif sedikit sekali terjadi pergeseran. ekar adalah suatu retakan pada batuan yang tidak/belum mengalami pergerakan. Kekar dapat menjadi tempat tersimpannya sumber mineral industri tertentu, atau sebagai jalan bagi aliran air tanah.

Geologi RegionalBerdasarkan Peta Geologi Lembar Salatiga

yang disusun oleh Sukardi danBudhitrusna (1992) litologi di Kecamatan Ampel dan sekitarnya terdiri dari beberapa satuan batuan yaitu :a.Formasi Kerek (Tmk)

Formasi Kerek merupakan sedimen tipe flysh yang berselang-seling terdiri dari perselang-selingan batu lanau, batulempung, batu pasir gampingan, dan batu gamping pasiran yang mengandung bahan vulkanik.Sifat fisik batuan :- Bersifat mudah hancur- Ada batuan kedap (Napal, Lempung)- Ada batuan porus (batu pasir, batugamping, batu pasir kerikilan)

Batuan ini tersingkap di wilayah Kecamatan Juwangi, Karanggede, Klego, Wonosegoro, Andong, Kemusu, Nogosari, Simo dan Sambi.

b. Formasi Kalibeng (Pliosen)Formasi ini terdiri dari batu gamping koral,

batu gamping globigerina, dan napal pasiran dengan glaukonite dan foraminifera kecil.Sifat fisik:- Batuan bersifat porus- Sebagian bersifat agak kedap

c. Formasi Notopuro (Pleistosen).Formasi ini terdiri dari batuan breksi andesit

dan agglomerat dan secara lokal terdapat endapan lahar.

Sifat fisik :- batuan bersifat porus- mudah mololoskan air

d. Formasi Kabuh (Pleistosen)Formasi ini terdiri dari batu pasir silang-siur,

kerikil sisipan tuf andesit, dan konglomerat basalSifat fisik :- batuan bersifat porus- mudah mololoskan air

e. Batuan Vulkanik KuarterBatuan vulkanik kuarter terdiri dari:

i) Batuan Gunung Api Merbabu berupa breksi gunung api, lava, tuf, dan breksi lahar. Sifat fisik :- Bersifat porus (breksi, breksi lahar)- Ada yang bersifat kedap (lava)Batuan ini tersingkap di wilayah Kecamatan Selo, Cepogo, Ampel, Karanggede, Klego, Wonosegoro, Sambi, Simo, Nogosari, dan Ngemplak.

ii) Batuan Gunung Api Merapi berupa breksi gunung api, lava, tuf, dan breksi lahar (pasir lepas sampai pasir agak padu). Sifat fisik :- Bersifat porus- Sebagian kedap pada lavaBatuan ini tersingkap di wilayah Kecamatan Selo, Cepogo, Banyudono,Ampel, Kota Boyolali, Mojosongo, Sawit, dan Teras.

f. Endapan alluvial Terdiri dari lempung, lanau dan pasir.

Termasuk didalamnya alluvial yang berupa lempung, lanau, pasir dan kerikil sampaiboulder batuan beku yang bersifat lepas. Batuan ini tersingkap di wilayah Kecamatan Ngemplak, Sambi, Simo, Mojosongo, Sawit, Teras.

MetodologiMetodologi yang digunakan dalam paper ini

adalah studi pustaka melalui website, megadakan observasi ke lapangan yaitu mencari 25 pasang kekar tarik dan mengitung masing-masing strike dan dip dari masing-masing kekar guna memperoleh data yang selanjutnya akan dibahas.

Page 2: Analisis Kekar Pada Sungai Wonosegoro

PembahasanBerdasarkan data yang diperoleh maka

diinterpretasikan bahwa gaya tegasan utama untuk kekar berasal dari arah.Berdasarkan genesanya maka kekar yang ada berupa kekar gerus yaitu kekar yang terbentuk oleh gaya kompresi. Biasanya berpasangan, kekar yang ada pada daerah wonosegoro berada pada litologi batuan sedimen, bidang kekar lurus dan rata. Batuan akan menjadi terkoyak atau menjadi rapuh. Dibuktikan pada lapangan sebagian besar kekar yang ditemui telah terisi oleh mineral kalsit. Mineral kalsit tersebut terbentuk ketika ada rekahan atau kekar yang dilewati oleh fluida yang mengandung pelarutan dari mineral kalsit sebelumnya akan mengendapkan kalsit ditempat kekar tersebut.

Kekar pada daerah ini diinterpretasikan berasal dari proses tektonik sebagai akibat proses pergerakan bumi. Adanya struktur geologi lainnya yang ditemukan pada daerah yang sama seperti lipatan dan sesar menunjukkan proses ednogen lebih dominan dibandingkan eksogen. Kekar yang ada terlihat lebih tegas bidang rekahannya, hal tersebut berbeda dengan kekar yang terbentuk akibat proses eksogen seperti erosi. Pada daerah observasi ditemukan tiga jenis kekar berdasarkan kedudukan terhadap bidang lain. Dip joint, Jurusnya relatif sejajar dengan arah kemiringan lapisan batuan. Strike joint, Jurusnya sejajar dengan arah kemiringan lapisan batuan. Diagonal joint, Jurusnya memotong miring bidang perlapisan batuan sekitarnya

KesimpulanBerdasarkan data yang diperoleh maka dapat

disimpulkan bahwa gaya tegasan utama berasal dari. Referensi[1]h http://www.volcanodiscovery.com/id/muria.html

(diakses pada hari jumat tanggal 7 November 2014 pukul 19.00 WIB)

[2] http://repository.upnyk.ac.id/1871/

Lampiran