analisis-kebutuhan-pelatihan
DESCRIPTION
dfsfsfTRANSCRIPT
ANALISIS KEBUTUHAN PELATIHAN KARYAWAN
BIDANG PELAYANAN PADA PT TASPEN (PERSERO)
KANTOR CABANG BOGOR
Oleh
KHORI PROBOSEMI
H24076066
PROGRAM SARJANA ALIH JENIS MANAJEMEN
DEPARTEMEN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2011
ABSTRAK
KHORI PROBOSEMI. H24076066. Analisis Kebutuhan Pelatihan KaryawanBidang Pelayanan Pada PT Taspen (Persero) Kantor Cabang Bogor. Di bawahbimbingan ERLIN TRISYULIANTI.
Kompetisi yang meningkat dalam segala bidang, baik yang bergerak dalambidang jasa maupun yang menghasilkan barang menuntut perusahaan untuk bekerjalebih efektif dan efisien serta menghasilkan kualitas layanan prima. Tingkatkompetisi yang tinggi menuntut pula suatu perusahaan mengoptimalkan danmeningkatkan kualitas sumberdaya manusia yang dimilikinya, hal ini disebabkanoleh pengaruh yang kuat dari sumberdaya manusia terhadap efektifitas dan efisiensiperusahaan. Mendapatkan dan mempertahankan sumberdaya manusia yangberkualitas tidak terlepas dari peran manajemen sumberdaya manusia, dan salah satuaspek manajemen sumberdaya manusia yang perlu diperhatikan dan dilaksanakanperusahaan adalah aspek pengembangan sumberdaya manusia. Pengembangansumberdaya manusia yang berkualitas salah satunya dapat dicapai dengan pendidikandan pelatihan (Diklat).
Penelitian ini dilaksanakan di PT Taspen (Persero) Kantor Cabang Bogoryang beralamat di Jalan Pajajaran No. 99, Bogor. Metode yang digunakan untukanalisis data adalah metode Training Need Assesment Tool (TNA-T), untukmengetahui terjadinya suatu kesenjangan antara Kemampuan Kerja Jabatan (KKJ)dan Kemampuan Kerja Pribadi (KKP).
Hasil penelitian, yaitu pelaksanaan pelatihan yang dilakukan oleh PTTaspen (Persero) Kantor Cabang Bogor hanya berdasarkan formulir yang disediakanoleh perusahaan bagi karyawan yang ingin mengajukan pelatihan, serta berdasarkanketetapan dari kantor pusat apabila ada materi baru yang perlu disampaikan untukkaryawan. Hal tersebut tidak menunjukkan kesenjangan kinerja antara KKJ dan KKPsehingga tidak dapat menentukan suatu prioritas kebutuhan pelatihan. Tingkatpengetahuan, keterampilan serta sikap yang dimiliki karyawan PT Taspen (Persero)Kantor Cabang Bogor berdasarkan hasil KKJ untuk setiap subjek analisismendapatkan kategori peringkat tinggi. Pada KKP untuk bidang penetapan klim padasubjek analisis pelayanan peserta, dan pengelolaan data peserta dan pemasaranhasilnya mendapatkan kategori peringkat sedang, artinya karyawan masihmembutuhkan pelatihan untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan sikapdalam pekerjaannya. Sedangkan untuk bidang data peserta dan pemasaran hasilnyayaitu subjek analisisnya mendapatkan kategori peringkat tinggi, dapat dikatakanbahwa hasil pekerjaannya umumnya tanpa memerlukan perbaikan/pembetulan,karyawan merasa sangat puas dengan dirinya, dan tidak memerlukan bimbingan dariorang yang lebih ahli, dan oleh orang lain dipandang sebagai ahli/dapat melatih.Kebutuhan pelatihan yang berdasarkan analisis KKJ dan KKP yang mengacu padauraian pekerjaan karyawan PT Taspen (Persero) Kantor Cabang Bogor, padakaryawan bidang penetapan klim yaitu pelatihan untuk meningkatkan teknikpelayanan peserta, dan manajemen pengelolaan data peserta, sedangkan untukkaryawan bidang data peserta dan pemasaran yaitu pelatihan untuk meningkatkanmanajemen pengelolaan data peserta.
ANALISIS KEBUTUHAN PELATIHAN KARYAWAN
BIDANG PELAYANAN PADA PT TASPEN (PERSERO)
KANTOR CABANG BOGOR
SKRIPSI
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
SARJANA EKONOMI
pada Program Sarjana Alih Jenis Manajemen
Departemen Manajemen
Fakultas Ekonomi dan Manajemen
Institut Pertanian Bogor
Oleh
KHORI PROBOSEMI
H24076066
PROGRAM SARJANA ALIH JENIS MANAJEMEN
DEPARTEMEN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2011
Judul skripsi : Analisis Kebutuhan Pelatihan Karyawan Bidang Pelayanan pada
PT Taspen (Persero) Kantor Cabang Bogor
Nama : Khori Probosemi
NIM : H24076066
Menyetujui:Dosen Pembimbing
(Erlin Trisyulianti, S.TP, M.Si)NIP 19730712 199702 2001
Mengetahui:Ketua Departemen
(Dr. Ir. Jono M. Munandar, M.Sc)NIP 19610123 198601 1002
Tanggal Lulus :
RIWAYAT HIDUP
Penulis merupakan buah hati dari pasangan Bapak Poerwono Widodo, dan
Ibu Sutami. Penulis dilahirkan pada tanggal 16 Februari 1986 di Kota Bogor, Jawa
Barat sebagai anak ketiga dari empat bersaudara.
Tahun 1998 penulis menamatkan pendidikan dasarnya di SDN Polisi IV
Bogor. Jenjang pendidikan menengah pertama diselesaikan di SMPN 12 Bogor pada
tahun 2001, tahun 2004 lulus dari SMUN 10 Bogor, dan pada tahun yang sama lulus
seleksi masuk IPB melalui jalur reguler untuk program Diploma III. Program
diploma yang dipilih adalah Program Studi Diploma III, Jurusan Inventarisasi dan
Pengelolaan Sumberdaya Lahan, Fakultas Pertanian. Pada tahun 2004 penulis
mengikuti kegiatan mahasiswa paduan suara (Agria Swara).
Tahun 2007 penulis melanjutkan jenjang pendidikan ke Program Sarjana Alih
Jenis Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, IPB. Selama mengikuti
perkuliahan, penulis aktif di organisasi EXOM (Extension of Management) pada
Divisi Entertainment periode 2008-2009. Selain itu, penulis juga aktif dalam
berbagai kegiatan kepanitiaan dan kemahasiswaan, dan juga sering mengikuti
berbagai seminar dan pelatihan.
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahi robbil ’alamin, segala puji dan syukur penulis panjatkan
kepada Allah SWT yang senantiasa memberikan rahmat dan hidayah-Nya yang
Maha luas, dan Maha memberi tanpa batas. Atas izin-Nya pula penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini dalam waktu yang telah ditentukan.
Skripsi yang ditulis mengambil topik mengenai Analisis Kebutuhan Pelatihan
Karyawan Bidang Pelayanan pada PT Taspen (Persero) Kantor Cabang Bogor.
Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pelaksanaan pelatihan karyawan pada
Bidang Pelayanan yang selama ini dijalankan, mengidentifikasi tingkat pengetahuan,
keterampilan serta sikap karyawan Bidang Pelayanan berdasarkan Kemampuan
Kerja Jabatan (KKJ) dan Kemampuan Kerja Pribadi (KKP), dan menganalisis
Kebutuhan Pelatihan bagi karyawan PT Taspen (Persero) Kantor Cabang Bogor
Bidang Pelayanan, serta jenis pelatihan yang perlu dilakukan berdasarkan analisis
KKJ dan KKP.
Penelitian ini merupakan hasil maksimal yang dapat dikerjakan oleh penulis.
Semoga dengan skripsi ini, mampu meningkatkan pengetahuan penulis, dan
pembaca, bermanfaat bagi yang memerlukan, dan memberikan insipirasi baru bagi
peneliti lainnya.
Bogor, Februari 2011
Penulis
UCAPAN TERIMA KASIH
Alhamdulillahi robbil ‘alamin. Segala puji bagi Allah SWT yang telah
memberikan pencerahan, meluaskan ilmu dan pengetahuan, serta memberikan
kemudahan dalam penulisan skripsi ini. Shalawat serta salam kita tunjukkan pada
nabi besar Muhammad SAW, beserta keluarga, dan kita serta umatnya. Penyelesaian
penulisan skripsi ini pun tak lepas dari bantuan segala pihak. Pada kesempatan ini
penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih, dan penghargaan sebesar-besarnya
kepada:
1. Ibu Erlin Trisyulianti, S.TP, M.Si selaku dosen pembimbing yang telah
meluangkan waktu dan memberikan bimbingan, arahan, solusi, dan saran
kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi.
2. Ibu Dra. Siti Rahmawati, M.Pd, dan Ibu Ir. Anggraini Sukmawati, MM sebagai
dosen penguji. Terima kasih atas kritik, saran, dan wawasan baru yang
diberikan untuk kesempurnaan skripsi.
3. Bapak Dr. Ir. Jono M. Munandar, M.Sc selaku Ketua Departemen Manajemen,
seluruh staf dosen pengajar, dan karyawan/wati Program Sarjana Alih Jenis
Manajemen, Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen,
Institut Pertanian Bogor.
4. Ibu Hardiana Widyastuti, S.Hut, MM selaku dosen QC (Quality Control)
penulis yang telah bersedia meluangkan waktu.
5. Ibu Sri Supambudi selaku Kepala Seksi Umum, Ibu Siti Suprapti selaku Kepala
Seksi Personalia, dan seluruh karyawan PT Taspen (Persero) Kantor Cabang
Bogor yang telah membantu dalam pengumpulan data bagi skripsi ini.
6. Mama, Papa, kakak, saudara kembaranku, dan adikku tercinta yang telah
memberikan dukungan, do’a dan menemani dalam penyelesaian skripsi.
7. Nurul Wahyu Ramadhani, Safitri, Isma Yanti Surachman, Eka Putri Nur Utami,
Mustika Prajna Paramitha, Dwi Ratnaning Diah, Fika Nursanti, Ana
Mangopang, Nita Januar Kusuma, dan Vonny Tiara Narundana sahabat setiaku,
terima kasih selama ini atas dukungan, dan semangat yang selalu diberikan
selama penyelesaian skripsi.
8. Enrico, Anto, Flora, dan Eri sebagai teman satu bimbingan. Terima kasih telah
memberikan masukan, dan dorongan semangat yang tiada henti-hentinya selama
penyelesaian skripsi.
9. Teman-teman EXOM periode 2008-2009, khususnya Departemen
Entertainment.
10. Teman-teman khususnya angkatan 3 di Ekstensi Manajemen IPB, dan IPSL
41, terima kasih atas dukungan, semangat, suka, dan duka dalam pertemanan
selama, dan setelah kuliah.
11. Semua pihak yang turut membantu dalam penyusunan skripsi ini yang tak dapat
disebutkan satu per satu.
Akhirnya, semoga amal baik Bapak/Ibu, dan rekan-rekan sekalian mendapat
kebaikan yang lebih dari Allah SWT. Amin.
Bogor, Februari 2011
Penulis
DAFTAR ISI
HalamanRINGKASAN
RIWAYAT HIDUP ....................................................................................... iii
KATA PENGANTAR .................................................................................. iv
UCAPAN TERIMA KASIH ........................................................................ v
DAFTAR TABEL ......................................................................................... ix
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... x
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xi
I. PENDAHULUAN1.1. Latar Belakang ................................................................................. 11.2. Perumusan Masalah ......................................................................... 21.3. Tujuan Penelitian .............................................................................. 41.4. Kegunaan Penelitian ........................................................................ 4
II. TINJAUAN PUSTAKA2.1. Manajemen Sumberdaya Manusia .................................................... 52.2. Pendidikan dan Pelatihan.................................................................. 6
2.2.1 Tujuan dan Manfaat Pelatihan.................................................... 82.2.2 Prinsip-Prinsip Pelatihan ............................................................ 92.2.3 Langkah-Langkah Pelatihan....................................................... 102.2.4 Metode Pelatihan ........................................................................ 102.2.5 Analisis Kebutuhan Pelatihan..................................................... 12
2.3. Penelitian Terdahulu ......................................................................... 16
III. METODE PENELITIAN3.1. Kerangka Pemikiran ......................................................................... 213.2. Lokasi dan Waktu Penelitian ............................................................ 233.3. Jenis dan Sumber Data...................................................................... 233.4. Metode Pengambilan Sampel ........................................................... 233.5. Metode Pengumpulan Data............................................................... 243.6. Pengolahan dan Analisis Data ......................................................... 24
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN4.1. Sejarah dan Perkembangan PT Taspen (Persero) ............................. 29
4.1.1 Tujuan PT Taspen (Persero) ....................................................... 304.1.2 Visi dan Misi .............................................................................. 304.1.3 Lima Nilai Semangat Kerja PT Taspen (Persero) ...................... 324.1.4 Produk dan Jasa PT Taspen (Persero) ........................................ 324.1.5 Struktur Organisasi Perusahaan.................................................. 334.1.6 Penyelenggaraan Pendidikan dan Pelatihan Bidang Pelayanan
pada PT Taspen (Persero) Kantor Cabang Bogor ...................... 384.2. Karakteristik Responden.................................................................. 39
4.2.1 Usia .......................................................................................... 394.2.2 Jenis Kelamin ............................................................................. 404.2.3 Tingkat Pendidikan..................................................................... 404.2.4 Masa Kerja Responden ............................................................ 41
4.3. Analisis Data Hasil Pengisian Kuesioner ......................................... 414.4. Hasil Analisis Kebutuhan Pelatihan (AKP) ...................................... 42
4.4.1 Kemampuan Kerja Jabatan (KKJ).............................................. 434.4.2 Kemampuan Kerja Pribadi (KKP).............................................. 444.4.3 Analisis Kesenjangan KKJ dan KKP ......................................... 454.4.4 Penentuan Kebutuhan Pelatihan ................................................. 474.4.5 Prioritas Pelatihan....................................................................... 484.4.6 Implikasi Manajerial................................................................... 48
KESIMPULAN DAN SARAN1. Kesimpulan .......................................................................................... 522. Saran ................................................................................................... 53
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 54
LAMPIRAN .................................................................................................. 56
DAFTAR TABEL
No. Halaman1. Perbandingan antara pendidikan dan pelatihan ....................................... . 72. Data pegawai bidang pelayanan pada PT Taspen (Persero) Kantor
Cabang Bogor .......................................................................................... . 243. Subjek analisis penelitian ........................................................................ . 254. Skala likert untuk KKJ ............................................................................ . 255. Skala rating untuk pemberian bobot........................................................ . 266. Kategori peringkat untuk nilai peubah KKP ........................................... . 267. Ikhtisar penafsiran diagram peringkat kebutuhan pelatihan .................. . 288. Pelatihan bidang pelayanan tahun 2008-2010 pada PT Taspen
(Persero) Kantor Cabang Bogor .............................................................. . 399. Karakteristik usia responden ................................................................... . 3910. Karakteristik jenis kelamin responden ................................................... . 4011. Tingkat pendidikan .................................................................................. . 4012. Masa kerja responden .............................................................................. . 4113. Skala, peringkat dan indikator kemampuan kerja jabatan (KKJ)............ . 4314. Nilai kemampuan kerja jabatan (KKJ) .................................................... . 4415. Skala, peringkat dan indikator kemampuan kerja pribadi (KKP) ........... . 4416. Nilai kemampuan kerja pribadi (KKP).................................................... . 4517. Analisis kesenjangan KKJ dan KKP ....................................................... . 4618. Penentuan kebutuhan pelatihan karyawan............................................... . 4819. Prioritas pelatihan bagi karyawan............................................................ . 4820. Bentuk-bentuk pelatihan sebagai rekomendasi ....................................... . 49
DAFTAR GAMBAR
No. Halaman1. Model proses pelatihan.............................................................................. . 142. Kerangka pemikiran penelitian ................................................................. . 223. Diagram peringkat kebutuhan pelatihan KKJ dan KKP............................ . 274. Diagram penentuan kebutuhan pelatihan bagian penetapan klim ............. . 465. Diagram penentuan kebutuhan pelatihan bagian data peserta dan
pemasaran .................................................................................................. . 47
DAFTAR LAMPIRAN
No. Halaman1. Struktur organisasi ................................................................................... . 572. Kuesioner kemampuan kerja jabatan (KKJ)............................................ . 583. Kuesioner kemampuan kerja pribadi (KKP) untuk bidang klim............. . 614. Kuesioner kemampuan kerja pribadi (KKP) untuk bidang pengelola
data dan pemasaran.................................................................................. . 635. Hasil kemampuan kerja jabatan (KKJ).................................................... . 656. Hasil kuesioner bidang penetapan klim................................................... . 667. Hasil kuesioner bidang data peserta dan pemasaran ............................... . 678. Nilai kemampuan kerja pribadi (KKP).................................................... . 689. Bobot kuesioner kemampuan kerja pribadi (KKP) ................................. . 6910. Hasil olah data uji normalitas .................................................................. . 71
I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Era globalisasi saat ini menuntut perusahaan dalam segala bidang, baik
perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa maupun yang menghasilkan barang
untuk bekerja lebih efektif dan efisien serta menghasilkan kualitas layanan prima.
Tingkat kompetisi yang tinggi menuntut pula suatu perusahaan mengoptimalkan dan
meningkatkan kualitas sumberdaya manusia yang dimilikinya, hal ini disebabkan
oleh pengaruh yang kuat dari sumberdaya manusia terhadap efektifitas dan efisiensi
perusahaan. Pendekatan untuk meningkatkan daya saing melalui peningkatan
produktivitas karyawan dalam era kompetisi yang semakin meningkat menjadi salah
satu upaya kunci keberhasilan organisasi.
Sumberdaya manusia mempunyai peran besar bagi kesuksesan suatu organisasi,
karena unsur manusia dalam suatu organisasi dapat memberikan keunggulan
bersaing dengan membuat sasaran, strategi, inovasi, dan mencapai tujuan organisasi.
Sumberdaya manusia merupakan salah satu unsur yang paling penting dalam
organisasi, maka salah satu persiapan mengahadapi perubahan-perubahan di masa
yang akan datang yaitu dengan mempersiapkan sumberdaya manusia yang
berkualitas.
Mendapatkan dan mempertahankan sumberdaya manusia yang berkualitas tidak
terlepas dari peran manajemen sumberdaya manusia, dan salah satu aspek
manajemen sumberdaya manusia yang perlu diperhatikan dan dilaksanakan
perusahaan adalah aspek pengembangan sumberdaya manusia. Pengembangan
sumberdaya manusia yang berkualitas salah satunya dapat dicapai dengan pendidikan
dan pelatihan (Diklat). Pendidikan dan pelatihan (Diklat) pada karyawan bertujuan
tercapainya kinerja perusahaan yang maksimum, meningkatnya pengetahuan, sikap,
keterampilan, dan pengembangan karir. Program pendidikan dan pelatihan tidak
hanya bermanfaat pada individu karyawan tetapi juga pada perusahaan. Program
pendidikan dan pelatihan merupakan salah satu kegiatan yang penting dan dijadikan
salah satu investasi perusahaan dalam hal sumberdaya manusia. Dalam pencapaian
harapan, tujuan dan hasil pendidikan dan pelatihan harus dapat diamati dan diukur,
spesifik, dengan lamanya waktu pendidikan dan pelatihan, dan upaya pencapaiannya
dapat dikelola dengan baik. Oleh karena itu, hal tersebut tidak bisa ditunda-tunda lagi
oleh perusahaan yang sangat mengutamakan SDM yang berkualitas, karena pada era
masa depan salah satu indikator daya saing tinggi adalah penguasaan SDM bermutu.
PT Taspen (Persero) merupakan Tabungan dan Asuransi Pegawai Negeri,
dengan fungsinya adalah menyelenggarakan asuransi sosial termasuk asuransi dana
pensiun dan tabungan hari tua bagi pegawai negeri sipil. Tahun 2008 PT Taspen
(Persero) berhasil menduduki peringkat 4 sebagai salah satu institusi pelayanan
publik di Indonesia yang bergerak dalam bidang jasa, dalam hal pelayanan kepada
peserta Taspen versi Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), dan 10 years award
untuk sertifikat ISO 9001-2000 (Taspen, 2010), sehingga hal tersebut mendorong PT
Taspen (Persero) untuk terus meningkatkan pelayanan yang terbaik kepada
pesertanya, dan meningkatkan kualitas sumberdaya manusianya.
Bidang pelayanan merupakan salah satu bidang yang terdapat pada struktur
organisasi PT Taspen (Persero). Bidang pelayanan merupakan bidang yang berkaitan
langsung dengan pembayaran Dana Pensiun dan pengelolaan THT (Tabungan Hari
Tua). Melalui motto perusahaan yaitu layanan dan kinerja selalu ditingkatkan (better
service through better performance), dan dalam pelaksanaan pelayanan dengan target
mutu pelayanan (5T) yang meliputi tepat orang, tepat jumlah, tepat waktu, tepat
tempat dan tepat administrasi (Taspen, 2010), maka perusahaan menyadari bahwa
kelangsungan dan perkembangannya tidak terlepas dari peran sumberdaya manusia.
Oleh karena itu, perusahaan perlu memperhatikan aspek pengembangan sumberdaya
manusia melalui pendidikan dan pelatihan untuk meningkatkan kemampuan dan
keahlian yang diperlukan dalam bekerja, dan dengan adanya pelatihan diharapkan
kesenjangan yang timbul antara kemampuan yang diharapkan perusahaan dengan
kemampuan yang dimiliki karyawan dapat diatasi.
1.2. Perumusan Masalah
Suatu organisasi tentu tidak akan berjalan tanpa sumberdaya manusia (SDM)
handal yang menanganinya. Tanpa kemampuan yang baik dari karyawan, tujuan
yang ditetapkan perusahaan tidak akan pernah tercapai. Melibatkan karyawan
menjadi penting, apabila diikuti dengan peningkatan kualitas karyawan. Salah satu
cara untuk meningkatkan kualitas karyawan, yaitu dengan memberikan pendidikan
dan pelatihan. Semakin berkualitas SDM yang ada akan semakin menjamin kualitas
perusahaan, dalam keadaan biasa pun peningkatan kualitas SDM yang ada harus
tetap dilakukan. Peningkatan kualitas SDM harus bisa di kelola dengan bagus guna
meningkatkan kualitas perusahaan. Ada tiga kelemahan yang melekat pada
kemampuan kerja Indonesia (karyawan yang bekerja pada suatu perusahaan).
Pertama adalah skill atau penguasaan keahlian spesifik sesuai dengan kebutuhan
pasar kerja. Kedua, sempitnya pengetahuan dan wawasan yang membuat para
pekerja kurang adaptif dengan perubahan di tempat kerja. Ketiga, adalah lemahnya
tingkat kemampuan (ability) dalam mengatasi masalah pekerjaan (Irianto, 2001).
Pada kenyataannya bahwa kemampuan dan keterampilan yang dimiliki
karyawan belum tentu sesuai dengan yang diharapkan organisasi, karena biasanya
program pengembangan sumberdaya manusia yang diimplementasikan dalam bentuk
pelatihan tidak dilakukan secara benar, hanya menghabiskan anggaran yang
disediakan, dan program yang dilakukan tidak berdasarkan analisis kebutuhan
pelatihan. Oleh karena itu, sebelum dilakukan pelatihan, sebaiknya melakukan
identifikasi kebutuhan pelatihan, agar pelatihan nantinya tepat dan sesuai siapa yang
membutuhkan pelatihan, mengapa mereka membutuhkan pelatihan, serta lebih
efisiensi dalam alokasi dana program pelatihan dan efektifitas dalam pelaksanaan
pelatihan.
Berdasarkan laporan penyelesaian SPP Klim tahun 2009, penyelesaian SPP
Klim langsung hanya dapat dicapai sebesar 9,63 persen dengan jumlah klim
(pengajuan SPP) sebesar 19,296 berkas, sedangkan untuk penyelesaian SPP Klim
tidak langsung hanya dapat dicapai sebesar 24,9 persen, dengan jumlah klim
(pengajuan SPP) sebesar 13,818 berkas dari target penyelesaian SPP Klim tahun
2009 yaitu 80 persen baik untuk yang surat permintaan pembayaran (SPP) yang
diurus langsung dengan sistem pelayanan 1 jam selesai, maupun 2 jam untuk SPP
tidak langsung. Melihat hasil kinerja pelayanan dalam penyelesaian SPP Klim
menunjukkan bahwa karyawan bidang pelayanan belum bisa mencapai target yang
telah ditentukan. Hal tersebut diantaranya terjadi karena kurangnya kemampuan yang
dimiliki oleh sumberdaya manusia pada bidang pelayanan sehingga belum bisa
memenuhi kemampuan yang diharapkan PT Taspen (Persero) Kantor Cabang Bogor.
Berdasarkan uraian di atas, maka permasalahan penelitian dapat dirumuskan
sebagai berikut:
1. Bagaimana pelaksanaan pelatihan karyawan pada Bidang Pelayanan?
2. Bagaimana tingkat pengetahuan, keterampilan serta sikap yang dimiliki
karyawan Bidang Pelayanan dilihat dari Kemampuan Kerja Jabatan (KKJ) dan
Kemampuan Kerja Pribadi (KKP)?
3. Bagaimana kebutuhan pelatihan bagi karyawan PT Taspen (Persero) Kantor
Cabang Bogor Bidang Pelayanan, serta jenis pelatihan yang perlu dilakukan
berdasarkan analisis KKJ dan KKP?
1.3. Tujuan Penelitian
1. Mempelajari pelaksanaan pelatihan karyawan pada Bidang Pelayanan yang
sudah dilakukan PT Taspen (Persero) Kantor Cabang Bogor.
2. Mengidentifikasi tingkat pengetahuan, keterampilan serta sikap karyawan
Bidang Pelayanan berdasarkan Kemampuan Kerja Jabatan (KKJ) dan
Kemampuan Kerja Pribadi (KKP).
3. Menganalisis Kebutuhan Pelatihan bagi karyawan PT Taspen (Persero) Kantor
Cabang Bogor Bidang Pelayanan, serta jenis pelatihan yang perlu dilakukan
berdasarkan analisis KKJ dan KKP.
1.4. Kegunaan Penelitian
Kegunaan penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi:
1. Pihak perusahaan, diharapkan dari hasil penelitian ini akan dapat berguna dan
bermanfaat serta memberi masukan mengenai pelatihan yang dibutuhkan oleh
Bidang Pelayanan pada PT Taspen (Persero) Kantor Cabang Bogor.
2. Pembaca, agar dapat mengembangkan dan mengaplikasikan penelitian ini serta
dapat dijadikan sebagai salah satu bahan rujukan untuk mengadakan penelitian-
penelitian selanjutnya.
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Manajemen Sumberdaya Manusia
Manajemen sumberdaya manusia adalah proses untuk memperoleh, melatih,
menilai, dan memberikan kompensasi pada karyawan, memerhatikan hubungan
kerja, kesehatan, keamanan, dan masalah keadilan (Dessler, 2006).Kebijakan dan
praktik menentukan aspek ‘manusia’ atau sumberdaya manusia dalam posisi
manajemen, termasuk merekrut, menyaring, melatih, memberi penghargaan, dan
penilaian.
Menurut Sofiyandi (2008), manajemen sumberdaya manusia didefinisikan
sebagai suatu strategi dalam menerapkan fungsi-fungsi manajemen, yaitu planning,
organizing, leading, and controlling, dalam setiap aktivitas/fungsi operasional SDM
mulai dari proses penarikan, seleksi, pelatihan dan pengembangan, penempatan yang
meliputi promosi, demosi dan transfer, penilaian kinerja, pemberian kompensasi,
hubungan industrial, hingga pemutusan hubungan kerja, yang ditunjukkan bagi
peningkatan kontribusi produktif dari SDM organisasi terhadap pencapaian tujuan
organisasi secara lebih efektif dan efisien.Tujuan dari manajemen sumberdaya
manusia adalah sebagai penyeimbang tantangan-tantangan yang dihadapi oleh
organisasi yang meliputi fungsi-fungsi manajemen sumberdaya manusia, masyarakat,
dan karyawan yang dipengaruhi oleh tantangan-tantangan tersebut.Kegagalan dalam
menetapkan tujuan dapat membahayakan kinerja perusahaan, tingkat laba, dan
bahkan kelangsungan hidup organisasi. Tujuan-tujuan manajemen sumberdaya
manusia terdiri dari empat tujuan yaitu:
1. Tujuan Organisasional
Ditunjukkan untuk dapat mengenali keberadaan sumberdaya manusia dalam
memberikan kontribusi pada pencapaian efektivitas organisasi. Walaupun secara
formal suatu departemen sumberdaya manusia diciptakan untuk dapat membantu
para manajer, namun demikian para manajer tetap bertanggungjawab terhadap
kinerja karyawannya. Keberadaan departemen sumberdaya manusia adalah
untuk membantu para manajer dalam mencapai tujuan-tujuan organisasi, dan
membantu menangani hal-hal yang berhubungan dengan sumberdaya manusia.
2. Tujuan Fungsional
Ditunjukkan untuk mempertahankan kontribusi departemen pada tingkat yang
sesuai dengan kebutuhan organisasi. Sumberdaya manusia menjadi tidak
berharga jika manajemen sumberdaya manusia memiliki kriteria yang lebih
rendah dari tingkat kebutuhan organisasi.
3. Tujuan Sosial
Ditunjukkan untuk secara etis dan sosial merespon terhadap kebutuhan-
kebutuhan dan tantangan-tantangan masyarakat melalui tindakan meminimisasi
dampak negatif terhadap organisasi. Kegagalan organisasi dalam menggunakan
sumberdayanya bagi keuntungan masyarakat dapat menyebabkan hambatan-
hambatan.
4. Tujuan Personal
Ditunjukkan untuk membantu karyawan dalam pencapaian tujuannya, minimal
tujuan-tujuan yang dapat mempertinggi kontribusi individual terhadap
organisasi. Tujuan personal karyawan harus dipertimbangkan jika para karyawan
harus dipertahankan, dipensiunkan, atau dimotivasi. Jika tujuan personal tidak
dipertimbangkan, kinerja dan kepuasan karyawan dapat menurun dan karyawan
dapat meninggalkan organisasi.
Rachmawati (2008), menyatakan manajemen sumberdaya manusia merupakan
konsep yang luas tentang filosofi, kebijakan, prosedur, dan praktik yang digunakan
untuk mengelola individu atau manusia melalui organisasi. Penggunaan konsep dan
sistem sumberdaya manusia adalah kontrol secara sistematis, dari proses jaringan
fundamental organisasi yang mempengaruhi dan melibatkan semua individu dalam
organisasi, termasuk proses perencanaan sumberdaya manusia, desain pekerjaan,
susunan kepegawaian, pelatihan dan pengembangan, representasi dan perlindungan
tenaga kerja, serta pengembangan organisasi.
2.2. Pendidikan dan Pelatihan
Menurut Suwatno dan Rasto (2003), mengemukakan bahwa pendidikan dan
pelatihan memberikan bantuan kepada karyawan agar dapat meningkatkan
kemampuan kerja dan menumbuhkan pengertian tentang status dirinya dan tujuan
perusahaan. Selanjutnya ada yang membedakan antara pendidikan dan pelatihan,
yaitu: pendidikan merupakan tugas untuk meningkatkan pengetahuan umum dan
sikap karyawan sehingga mereka dapat lebih menyesuaikan dengan lingkungan
kerjanya. Pendidikan biasanya lebih banyak menekankan pada teori. Sedangkan
pelatihan merupakan pendidikan dalam arti sempit dengan tujuan meningkatkan
kecakapan. Pelatihan lebih banyak menekankan pada praktik atau lebih bersifat
praktis daripada teoritik.
Notoatmodjo (2003), mengemukakan bahwa pendidikan dan pelatihan adalah
suatu proses yang akan menghasilkan suatu perubahan perilaku sasaran pendidikan
dan pelatihan. Secara konkret perubahan perilaku itu berbentuk peningkatan
kemampuan dari sasaran pendidikan dan pelatihan. Kemampuan ini mencakup
kognitif, afektif, maupun psikomotor. Apabila dilihat dari pendekatan sistem, maka
proses pendidikan dan pelatihan itu terdiri dari input (sasaran diklat) dan output
(perubahan perilaku), dan faktor yang mempengaruhi proses tersebut.
Pendidikan dan pelatihan adalah unsur sentral dalam pengembangan karyawan.
Pelatihan dalam bentuk yang kompleks diberikan untuk membantu karyawan
mempelajari keterampilan yang akan meningkatkan kinerja mereka di mana akan
membantu perusahaan atau organisasi mencapai sasarannya. Sementara kegiatan
pendidikan diberikan untuk memperoleh pengetahuan yang akan meningkatkan
kinerja karyawan serta akan membantu organisasi mencapai sasaran (Rachmawati,
2008). Tabel 1 memuat tentang perbandingan antara pendidikan dan pelatihan.
Tabel 1. Perbandingan antara pendidikan dan pelatihan
Peubah Pendidikan Pelatihan1. Pengembangan
Kemampuan
2. Jangka Waktu Pelaksanaan
3. Materi yang Diberikan
4. Penghargaan Akhir Proses
Menyeluruh (Overall)
Panjang (Long Term)
Lebih Umum (General)
Gelar (Degree)
Khusus (Specific)
Pendek (Short Term)
Lebih Khusus
(Special)
Sertifikat(NonDegree)
Sumber: Rachmawati (2008)
Hariandja (2007) menyatakan terdapat beberapa alasan pentingnya pelatihan
dilakukan, diantaranya:
1. Pegawai yang baru direkrut sering kali belum memahami secara benar
bagaimana melakukan pekerjaan.
2. Perubahan-perubahan dalam lingkungan kerja dan tenaga kerja. Perubahan-
perubahan disini meliputi perubahan-perubahan dalam teknologi proses seperti
munculnya teknologi baru atau munculnya metode kerja baru, dimana
perusahaan secara proaktif harus menyesuaikan keterampilan pegawainya untuk
dapat menggunakan teknologi tersebut untuk menghindari keusangan pegawai
(employee obsolence). Perubahan dalam tenaga kerja seperti semakin
beragamnya tenaga kerja yang memiliki latar belakang keahlian, nilai, dan sikap
yang berbeda yang memerlukan pelatihan untuk menyamakan sikap dan perilaku
mereka terhadap pekerjaan.
3. Meningkatkan daya saing perusahaan dan memperbaiki produktivitas.
Sebagaimana dipahami pada saat ini, daya saing perusahaan tidak bisa lagi
hanya mengandalkan aset berupa modal yang dimiliki sebab modal bukan lagi
kekuatan daya saing yang langgeng, dan sumberdaya manusia merupakan
elemen yang paling penting untuk meningkatkan daya saing sebab sumberdaya
manusia merupakan aspek penentu utama daya saing yang langgeng.
Selanjutnya, dengan meningkatkan kemampuan seseorang, dengan asumsi faktor
lain seperti gaji dan lingkungan kerja berada dalam kondisi yang baik,
kemampuan akan dapat meningkatkan produktivitas pegawai.
4. Menyesuaikan dengan peraturan-peraturan yang ada, misalnya standar
pelaksanaan pekerjaan yang dikeluarkan oleh asosiasi industri dan pemerintah,
untuk menjamin kualitas produksi atau keselamatan dan kesehatan kerja.
2.2.1 Tujuan dan Manfaat Pelatihan
Mangkunegara (2002), mengemukakan tujuan pelatihan dan pengembangan,
antara lain:
1. Meningkatkan penghayatan jiwa dan ideologi
2. Meningkatkan produktivitas kerja
3. Meningkatkan kualitas kerja
4. Meningkatkan ketetapan perencanaan sumberdaya manusia
5. Meningkatkan sikap moral dan semangat kerja
6. Meningkatkan rangsangan agar pegawai mampu berprestasi secara maksimal
7. Meningkatkan kesehatan dan keselamatan kerja
8. Menghindari keusangan (obsolence)
9. Meningkatkan perkembangan karyawan
Menurut Siagian (2008), tujuh manfaat dari penyelenggaraan program
pelatihan dan pengembangan, antara lain:
1. Meningkatkan produktivitas kerja organisasi
2. Terwujudnya hubungan yang serasi antara atasan dan bawahan
3. Terjadinya proses pengambilan keputusan yang lebih cepat dan tepat
4. Meningkatkan semangat kerja seluruh tenaga kerjadalam organisasi
5. Mendorong sikap keterbukaan manajemen
6. Memperlancar jalannya komunikasi yang efektif
7. Penyelesaian konflik secara fungsional
2.2.2 Prinsip-Prinsip Pelatihan
Sofiyandi (2008) mengemukakan lima prinsip pelatihan sebagai berikut:
1. Participation, artinya dalam pelaksanaan pelatihan para peserta harus ikut aktif
karena dengan partisipasi peserta maka akan lebih cepat menguasai dan
mengetahui berbagai materi yang diberikan.
2. Repetition, artinya senantiasa dilakukan secara berulang karena dengan
ulangan-ulangan ini peserta akan lebih cepat untuk memahami dan mengingat
apa yang telah diberikan.
3. Relevance, artinya harus saling berhubungan sebagai contoh para peserta
pelatihan terlebih dahulu diberikan penjelasan secara umum tentang suatu
pekerjaan sebelum mereka mempelajari hal-hal khusus dari pekerjaan tersebut.
4. Transference, artinya program pelatihan harus disesuaikan dengan kebutuhan-
kebutuhan yang nantinya akan dihadapi dalam pekerjaan yang sebenarnya.
5. Feedback, artinya setiap program pelatihan yang dilaksanakan selalu
dibutuhkan umpan balik yaitu untuk mengukur sejauh mana keberhasilan dari
program pelatihan tersebut.
2.2.3 Langkah-Langkah Pelatihan
Menurut Dessler (2006), lima langkah pelatihan, yaitu:
1. Analisis kebutuhan, yaitu mengetahui keterampilan dan kebutuhan calon yang
akan dilatih, dan mengembangkan pengetahuan khusus yang terukur serta
tujuan prestasi.
2. Merencanakan instruksi, yaitu untuk memutuskan, menyusun, dan
menghasilkan isi program pelatihan, termasuk buku kerja, latihan, dan
aktivitas.
3. Validasi, di mana orang-orang yang terlibat membuat sebuah program
pelatihan dengan menyajikannya kepada beberapa pemirsa yang dapat
mewakili.
4. Menerapkan program, yaitu melatih karyawan yang ditargetkan.
5. Evaluasi dan tindak lanjut, di mana manajemen menilai keberhasilan atau
kegagalan program pelatihan.
2.2.4 Metode Pelatihan
Menurut Rachmawati (2008), ada dua metode yang digunakan perusahaan
untuk pelatihan, yaitu:on the job training dan off the job training.
1. On the job training
Pelatihan pada karyawan untuk mempelajari bidang pekerjaannya sambil
sambil benar-benar mengerjakannya. Beberapa bentuk pelatihan on the job training,
yaitu:
a. Couching/understudy
Bentuk pelatihan danpengembangan ini dilakukan di tempat kerja oleh atasan
atau karyawan yang berpengalaman. Metode ini dilakukan dengan pelatihan
secara informal dan tidak terencana dalam melakukan pekerjaan seperti
menyelesaikan masalah, partisipasi dengan tim, kekompakan, pembagian
pekerjaan, dan hubungan dengan atasan atau teman kerja.
b. Pelatihan magang/Apprenticeship training
Pelatihan yang mengkombinasikan antara pelajaran di kelas dengan praktik di
tempat kerja setelah beberapa teori diberikan pada karyawan. Karyawan akan
dibimbing untuk mempraktikkan dan mengaplikasikan semua prinsip belajar
pada keadaan pekerjaan sesungguhnya.
Keuntungan metode on the job training menurut Dessler (2006), yaitu:
1. Metode ini relatif tidak mahal; orang yang dilatih belajar sambil bekerja.
2. Tidak membutuhkan fasilitas di luar kantor yang mahal seperti ruang kelas atau
peralatan belajar tertentu.
3. Metode ini juga memberikan pembelajaran, karena orang yang dilatih belajar
sambil melakukannya dan mendapatkan timbal balik yang cepat atas prestasi
mereka.
2. Off the job training
Pelatihan yang menggunakan situasi di luar pekerjaan. Dipergunakan apabila
banyak pekerja yang harus dilatih dengan cepat seperti halnya dalam penguasaan
pekerjaan. Beberapa bentuk pelatihan off the job training, yaitu:
a. Lecture
Teknik seperti kuliah dengan presentasi atau ceramah yang diberikan
penyelia/pengajar pada kelompok karyawan. Dilanjutkan dengan komunikasi
dua arah dan diskusi. Hal ini digunakan untuk memberikan pengetahuan umum
pada peserta.
b. Presentasi dengan video
Teknik ini menggunakan media video, film, atau televisi sebagai sarana
presentasi tentang pengetahuan atau bagaimana melakukan suatu pekerjaan.
Metode ini dipakai apabila peserta cukup banyak dan masalah yang
dikemukakan cukup kompleks.
c. Vesibule training
Pelatihan dilakukan di tempat yang dibuat seperti tempat kerja yang
sesungguhnya dan dilengkapi fasilitas peralatan yang sama dengan pekerjaan
sesungguhnya.
d. Bermain peran (Role playing)
Teknik pelatihan ini dilakukan seperti simulasi dimana peserta memerankan
jabatan atau posisi tertentu untuk bertindak dalam situasi yang khusus.
e. Studi kasus
Teknik ini dilakukan dengan memberikan sebuah atau beberapa kasus
manajemen untuk dipecahkan dan didiskusikan di kelompok atau tim di
mana masing-masing tim akan saling berinteraksi dengan anggota tim yang
lain.
f. Self study
Merupakan teknik pembelajaran sendiri oleh peserta di mana peserta dituntut
untuk proaktif melalui media bacaan, materi, video, dan kaset.
g. Program pembelajaran
Pembelajaran ini seperti self study, tapi kemudian peserta diharuskan membuat
rangkaian pertanyaan dan jawaban dalam materi sehingga dalam pertemuan
selanjutnya rangkaian pertanyaan tadi dapat disampaikan pada penyelia atau
pengajar untuk diberikan umpan balik.
h. Laboratory training
Latihan untuk meningkatkan kemampuan melalui berbagai pengalaman,
perasaan, pandangan, dan perilaku di antara para peserta.
i. Action learning
Teknik ini dilakukan dengan membentuk kelompok atau tim kecil dengan
memecahkan permasalahan dan dibantu oleh seorang ahli bisnis dari dalam
perusahaan atau luar perusahaan.
2.2.5 Analisis Kebutuhan Pelatihan
Menurut Mangkunegara (2003), Training Need Analysis (TNA) adalah suatu
studi sistematis tentang suatu masalah pendidikan dengan pengumpulan data dan
informasi dari berbagai sumber, untuk mendapatkan pemecahan masalah atau saran
tindakan selanjutnya. TNA merupakan sebuah analisis kebutuhan workplace yang
secara spesifik dimaksudkan untuk menentukan apa sebetulnya kebutuhan pelatihan
yang menjadi prioritas. Informasi kebutuhan tersebut akan dapat membantu
perusahaan dalam menggunakan sumberdaya (waktu, dana, dan lain-lain) secara
efektif sekaligus menghindari kegiatan pelatihan yang tidak perlu.
Analisis kebutuhan pelatihan adalah suatu diagnosa untuk menentukan masalah
yang dihadapi saat ini dan tantangan di masa mendatang yang harus dihadapi saat ini
dan tantangan di masa mendatang yang harus dipenuhi oleh program pelatihan dan
pengembangan (Rivai dan Sagala, 2009). Hariandja (2007), mengemukakan
analisis kebutuhan pelatihan dan pengembangan sangat penting, rumit, dan sulit.
Sangat penting sebab di samping menjadi landasan kegiatan selanjutnya seperti
pemilihan metode pelatihan yang tepat, biaya pelatihannya tidak murah sehingga jika
pelatihan tidak sesuai dengan kebutuhan, selain tidak meningkatkan kemampuan
organisasi juga akan menghabiskan banyak biaya. Selanjutnya dikatakan rumit dan
sulit sebab perlu mendiagnosis kompetensi organisasi pada saat ini dan kompetensi
yang dibutuhkan sesuai dengan kecenderungan perubahan situasi lingkungan yang
sedang dihadapi dan yang akan dihadapi pada masa yang akan datang.
Tujuan dari analisis kebutuhan menurut Panggabean (2004) sebagai berikut:
1. Mengindentifikasi keterampilan prestasi kerja khusus yang dibutuhkan untuk
memperbaiki kinerja dan produktivitas.
2. Menganalisis karakteristik peserta untuk menjamin bahwa program tersebut
cocok untuk tingkat pendidikan, pengalaman, dan keterampilan begitu juga
sikap dan motivasi seseorang.
3. Mengembangkan pengetahuan khusus yang dapat diukur dan objektif. Dalam
tahap ini harus ada keyakinan bahwa penurunan kinerja dapat ditingkatkan
melalui pelatihan dan bukan disebabkan ketidakpuasan terhadap kompensasi.
Hardjana (2001), mengemukakan bahwa kebutuhan training muncul bila:
1. Kinerja dan prestasi mereka belum sesuai dengan standar yang sudah
ditentukan karena faktor-faktor yang ada pada mereka.
2. Lembaga menetapkan sasaran-sasaran baru, produk baru atau pasar baru.
3. Lembaga mengadakan perluasan atau perampingan usaha sehingga perlu
dibentuk struktur kerja baru.
4. Lembaga mengadakan moderinisasi dibidang peralatan, struktur organisasi dan
manajemen baru.
5. Terbit dan berlaku perundang-undangan pemerintah yang baru yang menuntut
penyesuaian dan perubahan pada lembaga.
Agar kebutuhan training nyata, artinya merupakan kebutuhan sungguh-
sungguh dan program training dapat memenuhi kebutuhan training tersebut, perlu
diadakan analisis kebutuhan pelatihan atau training need analysis. Tujuannya agar
dapat ditentukan siapa yang membutuhkan pelatihan atau pelatihan dibidang apa, dan
mengapa mereka membutuhkan pelatihan itu. Kebutuhan training dapat ditentukan
melalui teknik wawancara, mengedarkan kuesioner, mengadakan tes atau audit
lembaga pada unit-unitnya dengan mempelajari kegiatan, masukan, keluaran, biaya
atau efisiensi dan efektifitasnya masing-masing.
Dalam tahap penilaian ini, kebutuhan pelatihan dari perusahaan, pekerjaan, dan
kebutuhan individual perlu dianalisis terlebih dahulu. Jenis informasi dan metode
pengumpul yang berbeda dapat digunakan pada tiap tingkat. Adapun sumber untuk
memperoleh kebutuhan pelatihan menurut Mangkuprawira (2003), yaitu: sumber
tertulis berupa dokumen karyawan, uraian pekerjaan, spesifikasi pekerjaan, laporan
analisis pekerjaan, catatan batas waktu akhir yang hilang, keluhan pelanggan,
peralatan untuk memperbaiki permohonan, dan tes pekerjaan, sedangkan sumber
informasi lain para karyawan, para pelanggan, manajemen, dan konsultan. Berikut
model proses pelatihan yang dapat dilihat pada Gambar 1.
Tahap Assesment Tahap Pelatihan Tahap Evaluasi
Umpan Balik
Umpan Balik
Gambar 1. Model proses pelatihan (Mangkuprawira, 2003).
Ada tiga tipe analisis yang diperlukan dalam analisis kebutuhan pelatihan
menurut Arep dan Tanjung (2002), yaitu: analisis organisasional, analisis operasional
dan analisis individu.
a. Analisis organisasional adalah analisis terhadap segala permasalahan
organisasi yang lebih difokuskan pada permasalahan organisasi yang lebih
difokuskan pada permasalahan internal organisasi/perusahaan.
b. Analisis operasional adalah analisis yang diperlukan untuk menentukan standar
operasi yang tepat dalam melakukan suatu pekerjaan. Orang yang dibutuhkan
dalam analisis operasional ini adalah seorang ahli/pakar yang dapat
Penilaian KebutuhanOrganisasi
Mengukur HasilPelatihan
Penilaian KebutuhanTugas
Penilaian KebutuhanKaryawan
PengembanganTujuan Pelatihan
PengembanganKriteria Evaluasi
Pelatihan
Merancang dan MenyeleksiProsedur Pelatihan
Pelatihan MembandingkanHasilnya dengan
Kriteria
menentukan standar operasi yang mencakup perilaku standar pemegang
jabatan.
c. Analisis individu adalah analisis yang dilakukan secara personal untuk
menentukan apakah terdapat kesenjangan antara kebutuhan-kebutuhan kerja
dan organisasi yang teridentifikasi (standar yang ditentukan) dengan perilaku
dan karakteristik masing-masing karyawan. Jika terdapat perbedaan antara
kinerja yang diharapkan dengan kinerja sesungguhnya, maka pelatihan
individu menjadi kebutuhan.
Menurut Arep dan Tanjung (2002), menyatakan metode Training Need
Assesment Tool (TNA-T) digunakan untuk menganalisis kesenjangan Kemampuan
Kerja Jabatan (KKJ) dan Kemampuan Kerja Pribadi (KKP) pegawai, yaitu
kemampuan kerja yang dimiliki seorang pegawai dalam melakukan pekerjaan yang
ditugaskan kepadanya.
Apabila kesenjangan Kemampuan Kerja Jabatan (KKJ) dengan Kemampuan
Kerja Pribadi (KKP) disebabkan oleh rendahnya pengetahuan, keterampilan dan
sikap, maka solusinya adalah dengan pelatihan. Metode TNA-T memiliki
keunggulan dan kelemahan, keunggulannya yaitu dalam hal memperkecil penilaian
yang bersifat subjektif dari pihak yang memberikan penilaian maupun pihak yang
dinilai, sedangkan kelemahannya adalah apabila yang memberikan penilaian atau
yang dinilai tidak memberikan informasi yang jujur (sebenarnya) sehingga hasilnya
akan bias.
Selisih antara Kemampuan Kerja Jabatan (KKJ) dengan Kemampuan Kerja
Pribadi (KKP) merupakan kekurangan kemampuan yang perlu dilatih, dengan kata
lain, Kemampuan Kerja Jabatan (KKJ) adalah Kemampuan Kerja Pribadi (KKP)
ditambah dengan pelatihan.Sehingga disimpulkan bahwa pelatihan dilakukan untuk
mengatasi kekurang-mampuan kerja yang dilatih.
KKJ – KKP = Kekurangan kemampuan kerja yang perlu dilatih
KKP + Pelatihan = KKJ
Pelatihan = Mengatasi kekurangan kemampuan kerja yang
memerlukan pelatihan
Dua instrumen yang digunakan dalam penelaahan kebutuhan pelatihan, yaitu:
1. Instrumen yang digunakan untuk mengukur kemampuan kerja dari sasaran
yang akan ditelaah kebutuhan pelatihannya.
2. Instrumen yang digunakan untuk menafsirkan data kemampuan kerja yang
telah dikumpulkan dan telah diolah.
2.3.Penelitian Terdahulu
Penelitian mengenai analisis kebutuhan pelatihan dilakukan oleh Ramadhan
(2008), dengan skripsinya yang berjudul Analisis Kebutuhan Pelatihan Karyawan
pada Departemen Seismic Data Acquistion (SDA) PT Elnusa Geosains. Menyatakan
bahwa berdasarkan analisis kebutuhan pelatihan dengan menggunakan metode TNA-
T, kondisi karyawan pada saat ini menunjukkan adanya kesenjangan antara
kemampuan aktual yang dimiliki karyawan dengan yang diinginkan perusahaan
sehingga diperlukan adanya pelatihan. Subjek analisis yang diteliti meliputi tingkat
motivasi, tingkat kedisiplinan, team work, tingkat komunikasi dan koordinasi, tingkat
analisis dan pemecahan masalah, pengambilan keputusan, seputar pekerjaan, dan
penguasaan materi pekerjaan. Subjek analisis untuk team work dan tingkat
komunikasi dan koordinasi memiliki nilai kesenjangan kurang dari satu, sehingga
berada pada daerah pelatihan C, yang mengindikasikan tidak diperlukannya suatu
pelatihan. Sementara untuk subjek analisis yang memiliki nilai kesenjangan lebih
dari satu dan berada pada daerah pelatihan B dan mengindikasikan dibutuhkannya
suatu pelatihan, yaitu tingkat motivasi, tingkat kedisiplinan, tingkat analisis dan
pemecahan masalah, pengambilan keputusan, seputar pekerjaan, dan penguasaan
materi pekerjaan.
Penelitian tentang Analisis Kebutuhan Pelatihan bagi Pegawai Administrasi
Pada PT Indonesia Power UBP Saguling Cimahi, dilakukan oleh Putri (2005) dengan
menggunakan metode TNA-T. Subjek penelitian yang digunakan untuk
mengevaluasi kemampuan kerja pegawai pasca diklat berdasarkan job description
dan Formulir Penilaian Kinerja Pegawai Non Manajerial/FPK2 meliputi mutu hasil
kerja, ketelitian, komunikasi dan koordinasi kerja, penguasaan materi pekerjaan dan
team work. Hasil analisis kebutuhan pelatihan yang dilakukan terhadap kelima jenis
kemampuan yang menjadi subjek penelitian menunjukkan bahwa pegawai jenjang
administrasi pada PT Indonesia Power ‘UBP’ Saguling masih memerlukan pelatihan,
dan pelaksanaan program diklat yang dilakukan oleh perusahaan belum sepenuhnya
efektif dalam meningkatkan kemampuan kerja para pegawainya, sebab masih
terdapat kesenjangan antara kemampuan kerja aktual pegawai dengan kemampuan
kerja yang ditetapkan perusahaan.
Ramadhani(2007), menggunakan metode TNA-T untuk mengkaji kebutuhan
pelatihan karyawan PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk Divisi Carrier
Interconnection Service Centre (CISC). Subjek analisis yang diteliti meliputi
motivasi kerja, kedisiplinan dalam kerja, kemampuan komunikasi dan koordinasi,
perencanaan dan pengorganisasian pekerjaan, kemampuan menganalisis dan
memecahkan masalah, kemampuan mengambil keputusan, kualitas kerja,
keterampilan dan pengetahuan kerja. Hasil analisisnya menunjukkan bahwa
karyawan membutuhkan adanya pelatihan untuk semua jenis kemampuan. Ini terjadi
karena seluruh jenis kemampuan karyawan seperti tingkat motivasi kerja,
kedisiplinan dalam kerja, kemampuan komunikasi dan koordinasi, perencanaan dan
pengorganisasian pekerjaan, kemampuan menganalisis dan memecahkan masalah,
kemampuan mengambil keputusan, kualitas kerja, keterampilan dan pengetahuan
kerja berada pada daerah pelatihan B, yaitu daerah butuh pelatihan, dan juga terdapat
kesenjangan atau selisih lebih besar satu antara KKJ dan KKP.
Jambak (2006) melakukan penelitian mengenai Analisis Kebutuhan Pelatihan
Karyawan pada Tingkat Supervisor di PT Jakaranatama Kantor Ciawi, Kabupaten
Bogor. Jenis kemampuan yang diteliti meliputi: tingkat motivasi, tingkat
kedisiplinan, tingkat kepemimpinan, team work, tingkat komunikasi dan koordinasi,
perencanaan dan pengorganisasian pekerjaan, analisis dan pemecahan masalah,
pengambilan keputusan, keterampilan dan pengetahuan kerja, dan kualitas kerja.
Hasil analisis kebutuhan pelatihan terhadap sepuluh jenis kemampuan yang
memerlukan pelatihan dan berada pada daerah pelatihan C untuk karyawan
supervisor meliputi: kemampuan mengambil keputusan, perencanaan dan
pengorganisasian pekerjaan serta kemampuan dalam menganalisis dan memecahkan
masalah.
Analisis Kebutuhan Pelatihan Staf Direktorat Tanaman Hias pada Direktorat
Jenderal Bina Produksi Hortikultura Departemen Pertanian RI, Jakarta oleh Inayati
(2005). Metode yang digunakan untuk analisis dan pengolahan data adalah Training
Needs Assesment Tools (TNA-T). Responden untuk mengukur KKJ, yaitu kepala sub
bagian, kepala sub direktorat, dan kepala seksi. Sedangkan untuk mengukur KKP
yang menjadi responden, yaitu staf sub bagian tata usaha dan sub direktorat teknis.
Subjek analisis dalam penelitian ini adalah motivasi kerja, kedisiplinan dalam kerja,
team work, kemampuan komunikasi dan koordinasi kerja, perencanaan dan
pengorganisasian kerja, kemampuan menganalisis dan memecahkan masalah,
kemampuan mengambil keputusan, keterampilan dan pengetahuan kerja,
keterampilan dan pengetahuan tentang tanaman anggrek, dan pengetahuan pertanian
non tanaman anggrek. Hasil yang diperoleh dari analisis kesenjangan antara KKJ dan
KKP untuk sub bagian tata usaha dan sub direktorat tanaman hias bunga terdapat
selisih antara KKJ dan KKP bernilai lebih dari satu pada semua subjek analisis, hal
ini menunjukkan staf sub bagian tata usaha masih memerlukan pelatihan untuk
semua jenis kemampuan.
Pada sub direktorat tanaman anggrek masih diperlukannya pelatihan untuk
subjek analisis motivasi kerja, kedisiplinan dalam kerja, team work, kemampuan
komunikasi dan koordinasi kerja, perencanaan dan pengorganisasian kerja,
kemampuan menganalisis dan memecahkan masalah, kemampuan mengambil
keputusan, keterampilan dan pengetahuan kerja, dan pengetahuan pertanian non
tanaman anggrek, karena selisih nilai antara KKJ dan KKP lebih dari satu. Sub
direktorat tanaman hias daun, terdapat selisih nilai lebih dari satu antara KKJ dan
KKP yang mengindikasikan masih diperlukannya pelatihan untuk beberapa subjek
analisis yaitu motivasi kerja, kedisiplinan dalam kerja, kemampuan komunikasi dan
koordinasi kerja, kemampuan menganalisis dan memecahkan masalah, keterampilan
dan pengetahuan kerja, keterampilan dan pengetahuan tentang tanaman hias daun,
dan pengetahuan pertanian non tanaman hias daun. Sedangkan untuk sub direktorat
tanaman hias perdu dan pohon masih diperlukannya pelatihan untuk subjek analisis
motivasi kerja, team work, kemampuan komunikasi dan koordinasi kerja,
perencanaan dan pengorganisasian kerja, kemampuan menganalisis dan memecahkan
masalah, kemampuan mengambil keputusan, keterampilan dan pengetahuan kerja,
pengetahuan pertanian non tanaman perdu dan pohon, karena selisih nilai antara KKJ
dan KKP lebih dari satu.
Analisis Pelaksanaan Pelatihan dalam Meningkatkan Produktivitas Kerja
Karyawan Bagian Penjualan pada PT X di Jakarta oleh Rahardjo (2008). Metode
yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode desain deskriprif. Penelitian ini
dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui apakah terjadi kenaikan produktivitas
kerja karyawan bagian penjualan setelah dilakukan pelatihan. Pelaksanaan pelatihan
pada PT X di Jakarta dilaksanakan rutin setiap tahunnya, dan disusun berdasarkan
tahap penyusunan program pelatihan, yaitu analisis kebutuhan, penetapan tujuan
pelatihan, pelaksanaan pelatihan, dan evaluasi pelatihan.
Hasil analisisnya yaitu rata-rata produktivitas kerja karyawan bagian penjualan 5
tahun terakhir sebelum mengikuti pelatihan adalah sebesar 124.046,04 unit atau
sebesar 1,8025 persen dan kenaikan tingkat produktivitas kerja karyawan tidak
teratur, serta belum mencapai standar yang telah ditetapkan perusahaan yaitu sebesar
2 persen. Setelah mengikuti pelatihan hasil produktivitas meningkat menjadi
279.934,43 unit atau sebesar 2,4375 persen. Jadi dapat disimpulkan bahwa terjadi
peningkatan produktivitas kerja karyawan pada 5 tahun terakhir sebesar 0,635 persen
(2,4375 persen-1,8025 persen). Peningkatan tersebut disebabkan mutu pelatihan yang
semakin baik, dimana metode pelatihan yang digunakan sudah sesuai dengan
kebutuhan perusahaan, pelatih/instruktur merupakan orang-orang yang sudah
berpengalaman dan benar-benar menguasai materi yang disampaikan dan
mempraktikkan dalam kegiatan perusahaan serta fasilitas-fasilitas untuk pelatihan
sudah tersedia sudah dengan baik.
Pengaruh Pendidikan, Pelatihan dan Pengalaman Kerja terhadap Kualitas
Penyajian Informasi Akuntansi pada PT Bank Negara Indonesia Tbk (Studi pada
Kantor Cabang BNI di Propinsi Sulawesi Selatan) oleh Naszrruddin (2008). Metode
analisis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu uji validitas dengan
menggunakan korelasi Rank Spearman dan uji reliabilitas dengan menggunakan
metode Alpha Cronbach. Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan
analisis regresi berganda (Multiple Regression Analysis). Penelitian ini dilakukan
dengan tujuan untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh antara pendidikan,
pelatihan, dan pengalaman kerja terhadap kualitas penyajian informasi akutansi pada
PT Bank Negara Indonesia Tbk.
Berdasarkan hasil penelitian dengan uji hipotesis secara parsial untuk faktor
pendidikan, hasil perhitungan diperoleh nilai t-hitung untuk faktor pendidikan
sebesar 2,652, faktor pelatihan sebesar 3,366, dan faktor pengalaman kerja sebesar
2,391 dan diperoleh nilai t-tabel untuk seluruh faktor = 1,740. Dengan kriteria
pengujian satu sisi pihak kanan (positif) adalah tolak Ho jika t-hitung>t-tabel, karena
nilai t-hitung untuk koefisien seluruh variabel lebih besar dari t-tabel, maka pada
tingkat signifkansi 5 persen Ho ditolak, dan dapat disimpulkan bahwa dengan tingkat
kepercayaan 95 persen terdapat pengaruh positif yang signifikan dari faktor
pendidikan, pelatihan, dan pengalaman kerja terhadap kualitas penyajian informasi
akuntansi pada PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk wilayah Sulawesi Selatan.
III. METODE PENELITIAN
3.1. Kerangka Pemikiran
Karyawan tidak seperti faktor produksi lain yang nilai ekonomisnya semakin
merosot bila semakin lama digunakan, karena karyawan dapat dikembangkan
keterampilan serta kemampuannya dalam bekerja, baik dengan dilatih maupun
dididik. Strategi dalam pengembangan sumberdaya manusia melalui pelatihan dan
pendidikan merupakan hal penting, yang menghasilkan peningkatan produktivitas
pada karyawan yang juga salah satu aspek tercapainya visi dan misi PT Taspen
(Persero).
Pelatihan dimaksudkan untuk mengatasi kesenjangan antara Kemampuan Kerja
Jabatan (KKJ) dan Kemampuan Kerja Pribadi (KKP). Analisis kebutuhan pelatihan
tahap awal yang dilakukan dengan menyusun instrumen untuk mengukur
kemampuan kerja dengan menggunakan kuesioner berdasarkan uraian pekerjaan
karyawan bidang pelayanan, pengukurannya menggunakan skala pengukuran untuk
mengukur Kemampuan Kerja Jabatan (KKJ) dan Kemampuan Kerja Pribadi (KKP).
Kemampuan Kerja Jabatan (KKJ) adalah kemampuan kerja yang harus dimiliki
karyawan saat ini, sedangkan Kemampuan Kerja Pribadi (KKP) adalah kemampuan
kerja yang dimiliki karyawan saat ini. Setelah dilakukan penyebaran kuesioner
kepada karyawan, selanjutnya menganalisis dengan membandingkan hasil dari
kuesioner KKJ dan KKP untuk mengetahui terdapat kesenjangan atau tidak. Apabila
terdapat kesenjangan antara KKJ dan KKP lebih besar dari 1 (KKJ-KKP>1) maka
perusahaan perlu melakukan tindakan perbaikan pada sumberdaya manusia dengan
mengadakan pelatihan untuk karyawan bidang pelayanan.
Menetapkan peringkat kebutuhan pelatihan ke dalam diagram kebutuhan
pelatihan, yaitu gambar titik potong antara garis KKJ berada pada garis datar
(horizontal) sedangkan KKP berada pada garis tegak (vertikal). Kemudian dapat
diketahui tingkat kebutuhan pelatihan pada masing-masing kelompok karyawan
apakah kelompok sangat mendesak untuk dilatih (wilayah A), kelompok mendesak
untuk dilatih (wilayah B), kelompok yang tidak perlu dilatih (wilayah C), atau
kelompok pengembangan (wilayah D).
Penentuan kebutuhan pelatihan dilakukan berdasarkan hasil analisis
Kemampuan Kerja Jabatan (KKJ) dan Kemampuan Kerja Pribadi (KKP) pada
karyawan yang diperoleh dari pengisian kuesioner. Kemudian dari hasil analisis
kebutuhan pelatihan dirumuskan kebutuhan pelatihan yang sesuai dengan kebutuhan
karyawan bidang pelayanan, yang hasilnya direkomendasikan kepada
perusahaan/bidang pelayanan PT Taspen (Persero) Kantor Cabang Bogor. Alur
kerangka pemikiran ini dapat dilihat pada Gambar 2.
Gambar 2. Kerangka pemikiran penelitian.
Visi, Misi PT Taspen (Persero)Kantor Cabang Bogor
KKJ(Kemampuan Kerja Jabatan)
Analisis KesenjanganKKJ dan KKP
Penetapan Kebutuhan Pelatihan
Rekomendasi
Analisis Kebutuhan Pelatihan
PT Taspen (Persero)
Peringkat Kebutuhan Pelatihan
KKP(Kemampuan Kerja Pribadi)
3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di PT Taspen (Persero) Kantor Cabang Bogor yang
beralamat di Jl. Pajajaran No. 99, Bogor. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan
secara sengaja (purposive) dengan pertimbangan bahwa adanya kesediaan pihak
perusahaan untuk memberikan informasi dan data yang diperlukan sesuai dengan
penelitian, serta bahwa PT Taspen (Persero) merupakan perusahaan asuransi pegawai
negeri terkemuka di Indonesia. Penelitian ini dilaksanakan selama tiga bulan, yaitu
pada bulan April hingga Juni 2010.
3.3. Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini juga dapat dibagi menjadi data
primer dan data sekunder. Data primer merupakan data yang diperoleh langsung oleh
pengumpul data dari objek risetnya melalui: 1) pengamatan langsung, dilakukan
untuk mengetahui kondisi fisik perusahaan, dan 2) wawancara langsung dengan
kepala cabang, kepala bidang, dan kepala seksi untuk mengetahui permasalahan dan
pengisian kuesioner. Kuesioner dalam penelitian ini terdapat dua jenis, yaitu
kuesioner Kemampuan Kerja Jabatan (KKJ) yang diberikan dan dijawab oleh kepala
cabang, kepala bidang pelayanan, kepala seksi penetapan klim, dan kepala seksi data
peserta dan pemasaran, dan kuesioner Kemampuan Kerja Pribadi (KKP) yang
diberikan dan dijawab oleh karyawan bidang pelayanan. Data sekunder merupakan
semua data yang diperoleh secara tidak langsung dari objek yang diteliti, yaitu:
artikel, skripsi, dan publikasi lainnya. Beberapa sumber data yang dapat
dipergunakan untuk membantu dalam memperoleh data, baik data primer maupun
data sekunder adalah: 1) dokumen perusahaan, memberikan data tentang profil
perusahaan, data ketenagakerjaan perusahaan, dan sebagainya, dan 2) beberapa buku
yang memuat teori-teori dan literatur kepustakaan.
3.4. Metode Pengambilan Sampel
Responden pada penelitian ini adalah semua karyawan bidang pelayanan yang
ada di PT Taspen (Persero) Kantor Cabang Bogor. Metode pengambilan sampel
dilakukan dengan menggunakan metode sensus, yaitu dengan mengambil seluruh
karyawan bidang pelayanan sebagai responden.
Tabel 2. Data pegawai bidang pelayanan pada PT Taspen (Persero) KantorCabang Bogor
Bidang Jumlah Pegawai (orang)Penetapan Klim
Data Peserta dan Pemasaran
19
13Total 32
Sumber: PT Taspen (Persero) Kantor Cabang Bogor
3.5. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan dengan cara wawancara
secara langsung dengan kepala cabang, kepala bidang, dan kepala seksi PT Taspen
(Persero) Kantor Cabang Bogor, dan materi wawancara meliputi pertanyaan-
pertanyaan yang terkait dengan penelitian ini. Wawancara dilakukan dengan dua
cara: wawancara tidak terstruktur atau secara lisan, dan wawancara terstruktur yaitu
dengan instrumen kuesioner untuk mengetahui Kemampuan Kerja Jabatan (KKJ) dan
Kemampuan Kerja Pribadi (KKP). Studi kepustakaan diperoleh dan dikumpulkan
dengan cara membaca, mempelajari dan mengutip pendapat dan teori-teori dari
berbagai sumber buku, penelitian terdahulu serta dokumen perusahaan yang
berkaitan dengan penelitian ini.
3.6. Pengolahan dan Analisis Data
Metode deskriptif dan metode Training Need Assesment Tool (TNA-T)
merupakan metode yang digunakan dalam penelitian ini. Metode deskriptif ini dalam
mengumpulkan datanya digunakan teknik wawancara. Penggunaan metode deskriptif
ini adalah untuk memberikan gambaran tentang kondisi lingkungan dan
perkembangan PT Taspen (Persero) Kantor Cabang Bogor. Data yang telah diperoleh
baik dari data primer maupun sekunder kemudian diolah dengan menggunakan
program Microsoft office excel 2007 dan software SPSS 16.0 for windows, sedangkan
analisis kebutuhan pelatihan dalam penelitian ini menggunakan metode TNA-T.
Hasil dari kuesioner tersebut digunakan untuk menilai Kemampuan Kerja Jabatan
(KKJ) dan Kemampuan Kerja Pribadi (KKP) karyawan. Adapun langkah-langkah
yang diperlukan dalam analisis kebutuhan pelatihan menurut Arep dan Tanjung
(2002), terdiri dari:
1. Menyusun uraian pekerjaan.
Pada tahap ini membuat uraian pekerjaan setiap karyawan berdasarkan
kebutuhan organisasi sesuai dengan peraturan-peraturan dan kebijakan-kebijakan
yang berlaku dalam organisasi (subjek analisis).
2. Menyusun instrumen untuk mengukur kemampuan kerja.
Instrumen yang dilakukan dengan menggunakan kuesioner, yang berisi data
karyawan dan uraian pekerjaan seorang karyawan dan skala pengukuran untuk
mengukur Kemampuan Kerja Jabatan (KKJ) dan Kemampuan Kerja Pribadi (KKP)
karyawan. Instrumen yang digunakan untuk menilai KKJ adalah kuesioner yang
berisi penilaian subjek analisis, penilaian KKJ dilakukan oleh Kepala Cabang,
Kepala Bidang Pelayanan, Kepala Seksi Bidang Klim, dan Kepala Seksi Peserta Data
dan Pemasaran. Subjek analisis dalam penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 3.
Tabel 3. Subjek analisis penelitianNo. Bidang Subjek Analisis
1. Penetapan Klim
Pelayanan PesertaPengelolaan Data PesertaKeuanganHasil Kerja (Laporan)
2. Peserta Data dan PemasaranPengelolaan Data PesertaPelayanan PesertaHasil Kerja (Laporan)
3. Melaksanakan pengukuran peringkat kerja.
Pengukuran peringkat kerja dilakukan dengan membuat peringkat Kemampuan
Kerja Jabatan (KKJ), dengan menggunakan skala kisaran nilai dari 0-9 yang dibagi
menjadi tiga peringkat (Tabel 4).
Tabel 4. Skala Likert untuk KKJSkala Kategori Peringkat
1-3
4-6
7-9
Rendah
Sedang
Tinggi
Sumber: Mc. Cann dan Tashima (1990)
Sedangkan untuk pengukuran peringkat kerja pada Kemampuan Kerja Pribadi
(KKP) dilakukan dengan pembobotan pada setiap subjek analisis dalam kuesioner.
Masing-masing subjek analisis bernilai total maksimum 20 poin. Pengukuran KKP
dinilai oleh karyawan Bidang Penetapan Klim, serta Bidang Data Peserta dan
Pemasaran atas kemampuan yang dimiliki karyawan saat ini (aktual), dengan
menggunakan skala rating.
Tabel 5. Skala rating untuk pemberian bobotBobot Kategori
4
3
2
1
0
Sangat setuju
Setuju
Kurang setuju
Ragu-ragu
Tidak setujuSumber: Umar (2004)
Skala rating untuk pemberian bobot dapat dilihat pada Tabel 5. Selanjutnya,
nilai-nilai tiap variabel yang didapatkan dari kuesioner dikonversikan ke dalam skala
penilaian KKP sesuai distribusi pada Tabel 6.
Tabel 6. Kategori peringkat untuk nilai peubah KKPNilai Peubah Kategori Peringkat
0-1
2-3
4-6
7-8
9-10
11-13
14-15
16-17
18-20
Rendah (skala1)
Rendah (skala 2)
Rendah (skala 3)
Sedang (skala 1)
Sedang (skala 2)
Sedang (skala 3)
Tinggi (skala 1)
Tinggi (skala 2)
Tinggi (skala 3)Sumber: Mc. Cann dan Tashima (1990)
Hasil yang diperoleh dikonversikan ke dalam pola skala penilaian KKP dan
dibandingkan dengan penilaian KKJ dari atasan (manajer).
4. Mengolah dan menafsirkan data hasil pengukuran.
Setelah melakukan pengisian kuesioner KKJ dan KKP, selanjutnya mengolah
data dengan menggunakan TNA-T dengan menggunakan langkah-langkah sebagai
berikut:
a. Menghitung nilai KKJ.
KKJ = .........................................................................(1)
dimana:
KKJ = Kemampuan Kerja Jabatani = Nilai skalani = Jumlah responden yang menilai skala iN = Jumlah responden keseluruhan
b. Menghitung nilai KKP.
KKP = ............................................................................(2)
dimana:
KKP = Kemampuan Kerja Pribadii = Nilai skalani = Jumlah responden yang menilai skala iN = Jumlah responden keseluruhan
c. Menentukan kebutuhan pelatihan.
Penentuan perlu tidaknya diberikan pelatihan ditentukan dengan menghitung
selisih antara KKJ dan KKP, yaitu: KKJ-KKP>1, maka diperlukan pelatihan.
d. Menetapkan peringkat kebutuhan pelatihan.
Peringkat kebutuhan pelatihan ditentukan dengan menggunakan Diagram
Peringkat Kebutuhan Pelatihan (PKP). Peringkat kebutuhan pelatihan didasarkan
pada titik potong antara nilai KKJ dengan nilai KKP.
Titik perpotongan tersebut akan berada di antara bidang A, B, C, atau D.
Berdasarkan titik potong ini, dapat ditentukan peringkat kebutuhan pelatihan
berdasarkan lokasi titik potong.
D
CB
A
Gambar 3. Diagram peringkat kebutuhan pelatihan KKJ dan KKP(Arep dan Tanjung, 2002).
Keterangan:A = Daerah kebutuhan pelatihan kritisB = Daerah yang perlu pelatihanC = Daerah pelatihan cukupD = Daerah pengembangan karir
Tabel 7. Ikhtisar penafsiran diagram peringkat kebutuhan pelatihan
Letak titik potong
KKJ-KKP dalam
Diagram PKP
Imbangan antara
KKJ dan KKPPKP
Daerah A KKJ jauh di bawah KKPSangat mendesak/sangatperlu untuk pelatihan
Daerah BKKJ dan KKP tidak jauhberbeda
Mendesak/perlu pelatihan
Daerah C KKJ dan KKP seimbangTidak perlu dilakukanpelatihan
Daerah DKKP menyamai ataumelebihi KKJ
Pengembangan/
kemajuan karirSumber: Arep dan Tanjung (2002)
Tinggi
Sedang
Rendah
9
1 2 3 4 5 6 7 8 9
876
54
3
2
1
KKP
KKJ
Rendah Sedang Tinggi
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Sejarah dan Perkembangan PT Taspen (Persero)
Taspen merupakan Badan Usaha Milik Negara yang diberi tugas untuk
mengelola Program Asuransi Sosial yang terdiri dari Tabungan Hari Tua (THT) dan
Program Dana Pensiun.Taspen didirikan pada tanggal 17 April 1963 berdasarkan
Peraturan Pemerintah Nomor 15/1963. Kemudian status hukum PN Taspen
disesuaikan menjadi Perum Taspen berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan
Republik Indonesia nomor 749/MK/IV/1.
Pendirian Taspen dilatar belakangi keinginan untuk meningkatkan kesejahteraan
Pegawai Negeri dan keluarganya yang dirintis melalui Konferensi Kesejahteraan
Pegawai Negeri pada tanggal 25-26 Juli 1960 di Jakarta. Hasil konferensi tersebut
dituangkan dalam Keputusan Menteri Pertama RI Nomor 388/MP/1960 tanggal 25
Agustus 1960 yang antara lain menetapkan perlunya pembentukan jaminan sosial
bagi Pegawai Negeri dan keluarganya pada saat mengakhiri pengabdiannya kepada
negara. Pada tahun 1970 PN Taspen mendapat peningkatan status menjadi
Perusahaan umum (Perum) berdasarkan Surat Keputusan Menteri Keuangan RI
Nomor: Kep/749/MK/IV/11/1970 sehingga menjadi Perum Taspen. Tahun 1981
Perum Taspen mendapat peningkatan status lagi menjadi Perseroan Terbatas
berdasarkan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor: 26 tahun 1981 dengan nama
“Perusahaan Perseroan (Persero) PT Dana Tabungan dan Asuransi Pegawai Negeri”
disingkat menjadi PT Taspen (Persero).
Sejak awal berdirinya PT Taspen (Persero) mengelola Program Tabungan Hari
Tua bagi Pegawai Negeri dan sejak tahun 1987 mulai mendapat tugas untuk
mengelola Program Pensiun Pegawai Negeri Sipil (PNS), dengan demikian PT
Taspen (Persero) telah sepenuhnya mengelola Program Asuransi Sosial sesuai PP
Nomor 25 tahun 1981 yaitu Asuransi Sosial Pegawai Negeri Sipil termasuk THT dan
Dana Pensiun. Selain mengelola Program Asuransi Sosial yang kepesertaannya
bersifat wajib bagi PNS, saat ini PT Taspen (Persero) mengelola Program THT, THT
Multiguna, dan THT Ekaguna untuk pegawai BUMN/BUMD yang kepesertaannya
bersifat sukarela sebagai upaya untuk memudahkan peserta PT Taspen (Persero)
yang tersebar di seluruh Indonesia dalam mengurus haknya. Sebagai upaya untuk
memudahkan peserta Taspen yang tersebar di seluruh Indonesia dalam mengurus
haknya, sejak tahun 1987 PT Taspen (Persero) membuka Kantor Cabang di semua
Propinsi dan beberapa Kabupaten/Kota yang saat ini seluruhnya berjumlah 42 Kantor
Cabang. Salah satunya adalah PT Taspen (Persero) Kantor Cabang Bogor.
PT Taspen (Persero) Kantor Cabang Bogor didirikan pada tahun 1991 dibangun
di atas lahan seluas 2.647 m², dan diresmikan pada tanggal 24 Desember
1992 yang beralamat di Jl. Raya Pajajaran No. 99 Bogor. PT Taspen (Persero)
Kantor Cabang Bogor mempunyai wilayah kerja meliputi empat Pemerintahan Kota
(Pemkot) dan lima Pemerintahan Kabupaten (Pemkab) yang terdiri dari: Pemkot
Bogor, Pemkot Depok, Pemkot Bekasi, Pemkot Sukabumi, Pemkab Bogor, Pemkab
Cianjur, Pemkab Sukabumi, Pemkab Karawang, dan Pemkab Bekasi.
Dalam menjalankan tugasnya PT Taspen (Persero) Kantor Cabang Bogor
memberlakukan sistem 5 (lima) hari kerja dengan jadwal jam kerja sebagai berikut:
1. Hari biasa, yaitu Senin sampai dengan Kamis.
Pukul 07.45 sampai dengan pukul 16.30 Masuk.
Pukul 12.00 sampai dengan pukul 12.45 Istirahat.
2. Hari Jumat.
Pukul 07.30 sampai dengan pukul 16.30 Masuk.
Pukul 11.30 sampai dengan pukul 13.30 Istirahat, Sabtu dan Minggu libur.
4.1.1 Tujuan PT Taspen (Persero)
Tujuan dari PT Taspen (Persero) adalah meningkatkan kesejahteraan bagi para
Pegawai Negeri Sipil beserta para keluarganya yaitu dengan memberikan jaminan
keuangan bagi para peserta pada waktu mencapai usia pensiun ataupun bagi para ahli
warisnya yaitu suami, istri, anak, ataupun orang tua pada waktu peserta meninggal
dunia dimasa aktif bekerja.
4.1.2 Visi dan Misi
Visi PT Taspen (Persero), yaitu: Taspen menjadi perusahaan pengelola dana
pensiun dan THT berkelas dunia yang bersih, sehat dan benar dengan pelayanan
tepat orang, tepat waktu, tepat jumlah, tepat tempat dan tepat administrasi (5T).
Secara lebih rinci yang dimaksud 5T adalah sebagai berikut:
1. Tepat Orang
Manfaat dibayarkan kepada peserta yang berhak atau ahli warisnya yang sah
sesuai dengan identitas penerima yang dibuktikan dengan KTP/SIM, kartu
pegawai, dan sesuai dengan identitas peserta yang meliputi NIP, nama, tanggal
lahir, jenis kelamin, status, penghasilan, instansi dan domisili yang tercantum
pada kartu peserta Taspen/KPT, Kartu Identitas Pensiun/KARIP, Karpeg dan
dokumen kepegawaian lainnya yang sah.
2. Tepat Waktu
Manfaat dibayarkan kepada peserta atau ahli warisnya setelah permohonan
klaim diterima dan dinyatakan memenuhi syarat serta dibayarkan kepada
pemohon dalam waktu tidak lebih dari satu jam untuk Syarat Permohonan
Pembayaran (SPP) langsung dan tidak lebih dari 2 (dua) jam untuk SPP tidak
langsung.
3. Tepat Jumlah
Manfaat dibayarkan kepada peserta atau ahli warisnya setelah dihitung
berdasarkan persyaratan, jumlah dan tata cara pembayaran manfaat yang telah
ditetapkan oleh Menteri Keuangan/Ketentuan yang berlaku dan jumlah yang
dibayarkan sesuai dengan jumlah yang tertera pada tanda penerimaan uang
(tanpa dikurangi oleh biaya-biaya lain atau dalam bentuk apapun).
4. Tepat Tempat
Manfaat dibayarkan kepada peserta atau ahli warisnya pada kantor bayar yang
sesuai dengan keinginan pemohon atau klaim.
5. Tepat Administrasi
Setiap permohonan klaim diterima, diperiksa, dibayarkan dan
diadministrasikan menurut prinsip-prinsip kearsipan dan dokumentasi sehingga
mudah dan cepat ditemukan, serta aman dari bahaya kebakaran, kebanjiran,
dan kehilangan.
Misi PT Taspen (Persero), yaitu: Mewujudkan hari–hari yang indah bagi
peserta melalui pengelolaan Dana Pensiun dan THT (Tabungan Hari Tua) secara
profesional dan akuntabel dengan berlandaskan etika dan integritas yang tinggi.
4.1.3 Lima Nilai Semangat Kerja PT Taspen (Persero)
a. Tumbuh: Taspen mengembangkan diri dan mampu mengikuti tuntutan
perubahan yang terjadi, baik karena tuntutan lingkungan internal maupun
eksternal.
b. Etika: Taspen melayani peserta dan keluarganya dengan ramah, santun, rendah
hati, sabar, dan manusiawi.
c. Profesional: Taspen bekerja dengan terampil dan mampu memberikan solusi
berdasarkan 5 T: Tepat Orang, Tepat Waktu, Tepat Jumlah, Tepat Tempat dan
Tepat Administrasi.
d. Akuntabilitas: Taspen dalam melaksanakan pekerjaan dapat ditelusuri
rangkaian prosesnya berdasarkan sistem dan produser kerja yang dapat
dipertanggungjawabkan.
e. Integritas: Taspen senantiasa konsisten dalam memegang amanah dan
melaksanakan janjinya sebagaimana yang dituangkan dalam visi dan misi
perusahaan.
4.1.4 Produk dan Jasa PT Taspen (Persero)
1. Tabungan Hari Tua (THT)
Program THT merupakan program asuransi yang meliputi Asuransi Dwiguna
yang terkait dengan usia pensiun dan Asuransi Kematian (Askem). Asuransi
Dwiguna adalah suatu jenis asuransi yang memberikan jaminan keuangan bagi
peserta Taspen pada saat yang bersangkutan mencapai usia pensiun atau bagi ahli
warisnya apabila peserta meninggal dunia sebelum mencapai usia pensiun. Asuransi
Kematian (Askem) adalah asuransi yang memberikan jaminan keuangan kepada
peserta Taspen bila istri/suami/anak meninggal dunia atau kepada ahli warisnya bila
peserta meninggal dunia. Asuransi Kematian tergolong asuransi jiwa seumur hidup
bagi PNS pesertaTaspen dan istri atau suaminya kecuali bagi janda atau duda PNS
yang menikah lagi. Bagi anak PNS, Asuransi Kematian merupakan asuransi
berjangka yang dibatasi usia anak hingga dengan usia 25 tahun maksimal berusia 25
tahun. Peserta Program THT meliputi pegawai negeri sipil, tidak termasuk PNS
Departemen Hankam, Pejabat Negara, pegawai BUMN/BUMD. Kewajiban Peserta
Program THT meliputi membayar iuran wajib peserta (IWP/premi) sebesar 3,25
persen dari penghasilannya setiap bulan selama masa aktif, memberikan keterangan
mengenai data diri dan keluarganya, menyampaikan perubahan data penghasilan,
perubahan data diri dan keluarganya. Tujuan Program THT adalah untuk
meningkatkan kesejahteraan Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan keluarganya dengan
memberikan jaminan keuangan pada waktu mencapai usia pensiun atau bagi ahli
warisnya (suami/istri/anak/orang tua) pada waktu peserta meninggal dunia sebelum
usia pensiun.
2. Program Pensiun
Program Pensiun adalah jaminan hari tua dan sebagai penghargaan atas jasa-
jasa Pegawai Negeri Sipil selama bertahun-tahun bekerja dalam dinas Pemerintah.
Program Pensiun diadakan berdasarkan undang-undang Nomor: 11 tahun 1969
tentang pensiun pegawai dan Pensiun Janda atau Duda Pegawai. Orang yang berhak
menerima pensiun adalah penerima pensiun PNSP/DO, penerima pensiun Pejabat
Negara, Penerima Tunjangan Veteran, penerima Tunjangan PKRI/KNIP, penerima
Uang Tunggu Pensiun PNSP/DO, penerima pensiun ABRI yang pensiunnya
dilaksanakan sebelum 1 April 1989. Jenis pembayaran yang dapat diterima meliputi
pembayaran Pensiun Pegawai/Janda/Duda/Yatim-Piatu, pembayaran Pensiun
Lanjutan, pembayaran Uang Duka Wafat, pembayaran Pensiun tiga bulan berturut-
turut tidak diambil, pembayaran uang kekurangan pensiun. Tujuan Program Pensiun,
yaitu: 1) untuk memberikan jaminan hari tua bagi pegawai negeri/peserta Taspen
pada saat mencapai usia pensiun, 2) sebagai penghargaan atas jasa-jasa pegawai
negeri/peserta setelah yang bersangkutan memberikan pengabdian kepada Negara.
4.1.5 Struktur Organisasi Perusahaan
Penelitian ini dilakukan pada PT Taspen (Persero) Kantor Cabang Bogor yang
bertempat di Jl. Pajajaran No. 99 Bogor. PT Taspen (Persero) Kantor Cabang Bogor
dipimpin oleh seorang Kepala Cabang, dan masing-masing bidang dipimpin oleh
seorang kepala bidang, yaitu kepala bidang pelayanan, kepala bidang persum
(personalia dan umum), dan kepala bidang keuangan. Selain itu, kepala cabang
membawahi unit fungsional yang terdiri dari empat karyawan. Unit fungsional
bertindak dalam melakukan pengawasan mengenai kinerja karyawan di perusahaan.
Kedudukan unit fungsional setara dengankepala bidang. Setiap bidang membawahi
pelaksana-pelaksana yang bertugas melakukan pekerjaan di setiap bidang.
Masing-masing bidang terdiri dari dua seksi yang dipimpin oleh kepala seksi, yaitu
bidang pelayanan terdiri dari seksi penetapan klim yang dipimpin oleh kepala seksi
penetapan klim, dan seksi data peserta dan pemasaran dipimpin oleh kepala peserta
data dan pemasaran. Selanjutnya bidang persum (personalia dan umum) terdiri dari
seksi umum yang dipimpin oleh kepala seksi umum, dan seksi personalia yang
dipimpin oleh kepala seksi personalia, sedangkan bidang keuangan terdiri dari seksi
keuangan yang dipimpin oleh kepala seksi keuangan, dan seksi administrasi
keuangan yang dipimpin oleh kepala seksi administrasi. Hal ini digambarkan secara
jelas, dan dapat dilihat pada Lampiran 1, dari keterangan struktur organisasi tersebut
dapat diperoleh keterangan uraian pekerjaan karyawan mengenai tugas-tugas,
wewenang dan tanggung jawab. Berikut uraian pekerjaan untuk karyawan PT Taspen
(Persero) bagian Kepala Cabang, Penetapan Klim, dan Data Peserta dan Pemasaran.
1. Kepala Cabang
Bertanggung jawab kepada : Kepala Kantor Cabang Utama
Membawahi langsung : Kepala Bidang Pelayanan
Kepala Bidang Personalia dan Umum
Kepala Bidang Keuangan Fungsional
Tugas dan tanggung jawab:
a. Membantu direksi serta bertanggung jawab atas pelaksanaan seluruh kegiatan
operasional di Kantor Cabang.
b. Bertindak untuk dan atas nama direksi dalam melaksanakan operasional Kantor
Cabang dengan pihak lain atas persetujuan PT Taspen (Persero).
c. Membantu menjabarkan kebijakan perusahaan yang menyangkut kegiatan Kantor
Cabang.
d. Memberikan pengarahan serta pembinaan kepada jajaran di bawahnya yang
menjadi tanggung jawab.
e. Bertanggung jawab terhadap Pembinaan Usaha Kecil dan koperasi di unit
kerjanya.
f. Bertindak atas nama direksi, selaku Manajeman Kantor Cabang melaksanakan
tugas yang dapat mendukung sistem Mutu Pelayanan demi kepuasan peserta
dengan melaksanakan:
1. Tinjauan Manajemen
2. Audit Mutu Internal
3. Tindakan Koreksi dan Pencegahan
4. Kontrol Dokumen dan Data
5. Teknik Statistik
6. Pengendalian Catatan Mutu
g. Bertanggung jawab terhadap penyelesaian dan pencatatan identifikasi masalah
yang berkaitan dengan mutu.
h. Melaksanakan tugas/kebijakan lain yang dibebankan oleh direksi.
i. Bertanggung jawab atas penilaian, pembinaan dan peningkatan mutu pegawai
yang berada di unit kerjanya.
2. Kepala Bidang Pelayanan
Bertanggung jawab kepada : Kepala Kantor Cabang
Membawahi langsung : Kepala Seksi Penetapan
Kepala Seksi Data Peserta dan Pemasaran.
Uraian tugas:
a. Merencanakan dan mengkoordinasikan pelaksanaan kegiatan bidang pelayanan.
b. Mengkoordinasikan kegiatan pengumpulan, pengelolaan, dan penyajian data
Peserta Program Taspen.
c. Menyetujui keabsahan dan pembayaran manfaat klaim yang diajukan.
d. Menyetujui besarnya tagihan premi peserta Program Taspen.
e. Bertanggung jawab atas terselenggaranya kegiatan di bidang pelayanan.
f. Bertanggung jawab atas pelaksanaan pembinaan dan peningkatan mutu pegawai
pada unit di lingkungannya.
g. Melaksanakan pelayanan sesuai dengan prosedur yang ditetapkan memverifikasi
dan melaporkan kepada Manajemen Kantor Cabang.
h. Bertanggung jawab atas peningkatan kualitas pelayanan kepada peserta.
i. Bertanggung jawab dan menindaklanjuti terhadap keluhan pelayanan yang
diterima dengan tindakan koreksi dan pencegahan guna memperbaiki mutu
pelayanan.
j. Bertanggung jawab atas penilaian pembinaan dan peningkatan mutu karyawan
yang di bawahnya.
3.Kepala Seksi Penetapan Klim
Bertanggung jawab kepada : Kepala Bidang Pelayanan
Membawahi langsung : Pelaksana
Tugas Pokok: Membantu Kepala Bidang Pelayanan serta bertanggung jawab atas
pelaksanaan seluruh kegiatan Seksi Penetapan Klim.
Uraian Tugas:
a. Mengesahkan kebenaran pengajuan klim manfaat program Taspen.
b. Menetapkan besarnya klaim manfaat Program Taspen.
c. Bertanggung jawab atas terselenggaranya kegiatan seksi penetapan klim.
d. Bertanggung jawab atas pelaksanaan pembinaan dan peningkatan mutu pegawai
pada unit di lingkungannya.
e. Melaksanakan pelayanan sesuai dengan prosedur yang ditetapkan, menverifikasi
dan melaporkan kepada manajemen perusahaan.
f. Bertanggung jawab atas peningkatan kualitas pelayanan kepada peserta.
4. Pelaksana Penetapan Klim
Tugas dan tanggung jawab:
a. Memberikan informasi dan formulir SPP kepada peserta sesuai kebutuhan peserta
b. Melakukan pelayanan pro aktif
c. Menerima dan memeriksa perlengkapan berkas SPP
d. Melakukan proses penyelesaian SPP Klim sesuai SOP
e. Melakukan update data peserta
f. Menghitung hak dana peserta
g. Menghitung ulang pensiun dan kekurangan iuran
h. Menghitung UKP pensiun 13, Dahor 4
i. Membuat perhitungan proyeksi klim setiap hari dan bulan
j. Mencetak voucher/karip
k. Memeriksa hasil proses perhitungan hak dana peserta
l. Melakukan pengendalian ketelanjuran bayar
m. Melakukan evaluasi kegiatan seksi
n. Membuat laporan penyelesaian SPP Klim setiap bulan
o. Membuat laporan manajemen setiap bulan
p. Melakukan pelaksanaan Komite Anggaran sesuai RKAP
q. Melaksanakan wawancara terhaap Spp klim Veteran dan AKT 2/3
r. Melakukan investigasi pensiunan
s. Melakukan ketepatan proses penyelesaian Dapem induk
t. Melakukan ketepatan proses penyelesaian Dapem susulan
u. Melakukan pengelolaan Dapem Induk, Susulan dan MGS
5. Kepala Seksi Data Peserta dan Pemasaran
Bertanggung jawab kepada : Kepala Bidang Pelayanan
Membawahi langsung : Pelaksana
Tugas Pokok : Membantu kepala Bidang Pelayanan/Kepala Kantor Cabang
sertabertanggung jawab atas pelaksanaan seluruh kegiatan Seksi
Data Peserta danPemasaran.
Uraian Tugas:
a. Melaksanakan kegiatan pengadministrasian dan pemeliharan data peserta Program
Taspen.
b. Melaksanakan komunikasi data.
c. Menetapkan besarnya tagihan premi peserta Program Taspen.
d. Melakukan kegiatan pemasaran produk Program Taspen.
e. Bertanggung jawab atas terselenggaranya kegiatan Seksi Administrasi Peserta dan
Pemasaran.
f. Bertanggung jawab atas pelaksanaan pembinaan dan peningkatan mutu pegawai
pada unit kerja di lingkungan.
g. Membantu Kepala bidang Pelayanan serta bertanggung jawab atas pelaksanaan
seluruh kegiatan Seksi Data peserta dan Pemasaran.
h. Mengkoordinasi kegiatan pengadministrasian dan pemeliharaan data peserta
Program Taspen.
i. Mengkoordinasikan pengiriman atau penerimaan data ke atau dari Kantor Pusat
dan antar Kantor cabang dan atau instansi terkait sesuai kebutuhan.
6. Pelaksana Data Peserta dan Pemasaran
Uraian tugas dan tanggung jawab:
a. Menghubungi atau melakukan ke instansi peserta atau instansi pengolah data
peserta untuk memperoleh data kepesertaan dalam bentuk dokumen
b. Mengelompokkan, memeriksa, menetapkan dan mengesahkan item data yang
diperlukan sesuai dengan jenis mutasi dan memasukan data dengan media
komputer
c. Menyimpan dokumen yang telah dipergunakan dalam peremajaan data sesuai
dengan tata kearsipan yang ditetapkan
d. Mengelola data mutasi jiwa
e. Mengelola data mutasi alamat
f. Mengelola mutasi pokok pensiun
g. Membuat laporan secara berkala kepada atasan langsung
4.1.6 Penyelenggaraan Pendidikan dan Pelatihan Bidang Pelayanan padaPT Taspen (Persero) Kantor Cabang Bogor
Sistem penentuan kebutuhan pelatihan di bidang pelayanan PT Taspen
(Persero) Kantor Cabang Bogor, pihak perusahaan belum melakukan tahap analisis
organisasi, pekerjaan, dan pribadi secara baik. Kegiatan pelatihan untuk di luar
perusahaan, identifikasi calon peserta pelatihan yang akan ikut pelatihan ditunjuk
langsung oleh kepala cabang, sedangkan untuk pelatihan di dalam perusahaan
karyawan mengajukan usulan pelatihan yang diinginkan dengan menggunakan
formulir yang disediakan oleh perusahaan, kemudian usulan tersebut diserahkan ke
bagian personalia/umum untuk disesuaikan dengan anggaran yang ada, apabila
pelatihan tersebut dirasakan sangat dibutuhkan bagi karyawan dalam melakukan
pekerjaannya dan penting dilakukan tetapi tidak ada anggaran, maka pelatihan tidak
dilakukan. Identifikasi calon peserta pelatihan di dalam perusahaan dilakukan dengan
penunjukkan oleh kepala cabang/atasan masing-masing, dengan demikian sistem
identifikasi kebutuhan pelatihan terhadap calon peserta pelatihan masih kurang baik.
Kegiatan penunjukkan langsung tidak menunjukkan kesenjangan kinerja sebagai
alasan dibutuhkannya suatu pelatihan terhadap karyawan tersebut. Berikut daftar
pelatihan bidang pelayanan PT Taspen (Persero) Kantor Cabang Bogor tahun 2008-
2010.
Tabel 8. Pelatihan bidang pelayanan Tahun 2008-2010 pada PT Taspen(Persero) Kantor Cabang Bogor
No. Tahun Bulan Pelatihan
1. 2008November-Desember
Pelatihan dan Pemantapan
Soft Competency
2. 2009 April Diklat Mandiri
Agustus Diklat Hard Competency Bidang Pelayanan
OktoberPra Seleksi Pengembangan Karier
Pelatihan Audit Mutu Internal (AMI)
Desember Sosialisasi ISO dan Pencerahan Rohani
3. 2010 MaretSosialisasi dan Simulasi Pengisian SPT TahunanPajak
AprilCorporate Leadership Training (CLC) leveladvance
Karyawan bidang pelayanan pada PT Taspen (Persero) Kantor Cabang Bogor
dapat mengikuti seluruh pelatihan di atas. Proses perekrutan seleksi pelatihan
dilakukan oleh kantor pusat dan kantor cabang, yaitu melalui penunjukkan peserta
oleh kepala cabang/kepala bagian kepegawaian dilihat dari data karyawan yang
dimiliki.
4.2. Karakteristik Responden
Analisis karakteristik responden meliputi usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan,
dan pengalaman bekerja. Karakteristik responden penting dilakukan karena akan
mempengaruhi kemampuan bekerja responden. Pada penelitian kali ini responden
berjumlah total 36 orang, yang meliputi 1 orang Kepala Cabang, 1 orang Kepala
Bidang, dan 2 orang Kepala Seksi untuk mengukur Kemampuan Kerja Jabatan
(KKJ), dan 32 orang karyawan bidang pelayanan untuk mengukur Kemampuan
Kerja Pribadi (KKP).
4.2.1 Usia
Karakteristik usia merupakan hal yang penting dilakukan, karena usia
mempengaruhi kemampuan responden dalam menyerap informasi dan pengetahuan
dalam pekerjaan. Kelompok umur bidang pelayanan yang menjadi responden dalam
penelitian ini diterangkan pada Tabel 9.
Tabel 9. Karakteristik usia respondenUsia Responden (tahun) Jumlah (orang) Persentase (%)
20-29 1 2,7830-39 - 0
40 tahun ke atas 35 97,22
Tabel 9, menunjukkan bahwa berdasarkan hasil survey lapangan usia
responden kelompok usia 20-29 tahun sebanyak (1 orang) 2,78 persen, dan di atas
empat puluh tahun sebanyak (35 orang) 97,22 persen. Responden bidang pelayanan
yang berusia di atas empat puluh tahun merupakan karyawan lama yang sudah
mengabdi pada perusahaan lama, sehingga lebih banyak pengalaman dalam bekerja
meskipun tingkat pendidikan mereka cenderung lebih rendah dibandingkan
karyawan dengan usia 20-29 tahun.
4.2.2 Jenis Kelamin
Selanjutnya karakteristik jenis kelamin, terdiri dari laki-laki dan perempuan
(Tabel 10). Karyawan pada bidang pelayanan PT Taspen (Persero) sebanyak (25
orang) 69 persen didominasi oleh laki-laki, dan sebanyak (11 orang) 31 persen
responden perempuan.
Tabel 10. Karakteristik jenis kelamin respondenJenis Kelamin Responden Jumlah (orang) Persentase (%)
Laki-laki 25 69Perempuan 11 31
Berdasarkan Tabel 10 disimpulkan pada dasarnya hasil responden untuk
karakteristik jenis kelamin tidak terdapat perbedaan yang terlalu jauh dan tidak
mempengaruhi pekerjaan, karena yang lebih penting adalah ketepatan dan ketelitian
seseorang dalam bekerja, pengetahuan dan penguasaan materi kerja, dan tanggung
jawab terhadap pekerjaan dan hal tersebut berlaku untuk semua bidang pada PT
Taspen (Persero) Kantor Cabang Bogor.
4.2.3 Tingkat Pendidikan
Karakteristik tingkat pendidikan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah
pendidikan formal yang telah ditamatkan oleh para responden, pendidikan formal
tersebut meliputi Sekolah Menengah Atas (SMA) atau sederajat, Diploma Tiga (D3),
Sarjana (S1), dan S2.
Tabel 11. Tingkat pendidikan respondenTingkat Pendidikan Jumlah (orang) Persentase (%)
SMA 21 58,33D3 7 19,44S1 6 16,67S2 2 5,56
Pada Tabel 11 menunjukkan bahwa responden yang tingkat pendidikan formal
didominasi SMA/SMEA sebanyak (21 orang) 58,33 persen, D3 sebanyak (7 orang)
19,44 persen, S1 sebanyak (6 orang) 16,67 persen, dan S2 sebanyak (2 orang) 5,56
persen. Pendidikan terendah adalah SMA/SMEA ini terjadi karena responden adalah
orang-orang yang sudah lama bekerja pada perusahaan, dan persyaratan pada awal
berdirinya PT Taspen (Persero) yaitu pendidikan minimum SMA bagi karyawan,
meskipun saat ini persyaratan kerja yang ditetapkan oleh perusahaan berubah, yaitu
syarat pendidikan minimum Diploma Tiga (D3).
4.2.4 Masa Kerja Responden
Karakteristik yang juga dianalisis dalam penelitian ini adalah masa kerja
responden. Semakin lama masa kerja seseorang pada pekerjaan yang sama
dijalaninya maka pengalaman yang dimiliki semakin banyak, dan akan memberikan
efek peningkatan terhadap penguasaan pekerjaannya sehingga dapat meningkatkan
kemampuan kerja karyawan.
Tabel 12. Masa kerja responden
Masa Kerja Responden (tahun) Jumlah (orang) Persentase (%)1-5 1 2,78
16-20 5 13,89Di atas 20 30 83,33
Berdasarkan Tabel 12 terlihat bahwa masa kerja responden bidang pelayanan
selama bekerja pada PT Taspen (Persero), yaitu masa kerja 1-5 tahun sebanyak (1
orang) 2,78 persen, masa kerja 16-20 tahun sebanyak (5 orang) 13,89 persen, dan
masa kerja di atas dua puluh tahun sebanyak (30 orang) 83,33 persen. Responden
bidang pelayanan sebagian besar memiliki masa kerja lebih lama yaitu di atas dua
puluh tahun, hal ini berarti responden merupakan karyawan lama yang memiliki
banyak pengalaman, dan loyalitas yang tinggi terhadap perusahaan.
4.3. Analisis Data Hasil Pengisian Kuesioner
Analisis data dari hasil pengisian kuesioner, dihitung menggunakan SPSS 16.0
for Window. Adapun uji statistik yang digunakan, yaitu uji normalitas data dengan
menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov. Uji normalitas data bertujuan untuk
mendeteksi distribusi data dalam suatu variabel yang akan digunakan dalam
penelitian. Data yang baik dan layak untuk membuktikan model-model penelitian
tersebut adalah data yang memiliki distribusi normal. Data-data yang diuji adalah
data subjek analisis bidang penetapan klim, dan data subjek analisis bidang data
peserta dan pemasaran.
Hipotesis yang diajukan adalah sebagai berikut:
H0 : Data berdistribusi normal
H1 : Data tidak berdistribusi normal
Pengambilan keputusan:
Jika Sig. (p) >0,05 maka H0 diterima
Jika Sig. (p) <0,05 maka H1 ditolak
Berdasarkan hasil output (Lampiran 10) dapat disimpulkan bahwa secara
keseluruhan untuk subjek analisis pada bidang penetapan klim, dan subjek analisis
pada bidang data peserta dan pemasaran terdistribusi secara normal. Terdistribusi
secara normal karena dilihat dari nilai Most Extreme Differences Absolute
merupakan nilai statistik D pada uji Kolmogorov-Smirnov (K-S), nilai D pada uji
terhadap masing-masing variabel mayoritas adalah p>0,05, maka cukup bukti untuk
menerima H0, dimana data terdistribusi secara normal. Pada nilai Z dan
Asymp.Sig.(2-tailed) mayoritas nilainya juga berturut-turut p>0,05, maka H0 dapat
diterima bahwa data terdistribusi secara normal, dan menolak H1.
4.4. Hasil Analisis Kebutuhan Pelatihan (AKP)
Setiap pelatihan harus dirancang dan direncanakan sedemikian rupa agar efektif,
yaitu mencapai tujuan dan sasaran yang ingin dicapai. Sebuah program pelatihan
harus mencakup sebuah pengalaman belajar dan harus merupakan sebuah kegiatan
organisasional yang direncanakan dan dirancang sebagai jawaban atas kebutuhan
organisasi yang spesifik. Analisis kebutuhan pelatihan (AKP) adalah langkah awal
dalam aktivitas manajemen pelatihan yang merupakan langkah strategis untuk
mengetahui program pelatihan yang tepat bagi organisasi dan karyawan. Analisis
kebutuhan pelatihan sangat penting karena menyediakan informasi mengenai tingkat
keahlian (skill) dan pengetahuan (knowledge) sumberdaya manusia organisasi,
dengan informasi ini manajer dapat mengetahui gap antara kebutuhan organisasidan
kapabilitas karyawan. Pada penelitian kali ini metode yang digunakan adalah
Training Need Assesment Tool (TNA-T). Metode ini digunakan untuk menganalisis
kesenjangan Kemampuan Kerja Jabatan (KKJ) dengan Kemampuan Kerja Pribadi
(KKP).
4.4.1 Kemampuan Kerja Jabatan (KKJ)
Kemampuan Kerja Jabatan (KKJ) adalah kemampuan kerja karyawan yang
diharapkan oleh perusahaan yang harus dimiliki dan dipenuhi oleh para karyawan.
Nilai KKJ didapat dari hasil pengisian kuesioner yang diberikan kepada Kepala
Cabang, Kepala Bidang, dan Kepala Seksi, dengan memberikan penilaian pada
masing-masing bidang, yaitu penetapan klim, dan data peserta dan pemasaran.
Penilaian yang diberikan oleh Kepala Cabang, Kepala Bidang, dan Kepala Seksi
terdiri dari peringkat rendah dengan skala 0-3, peringkat sedang dengan skala 4-6,
dan peringkat tinggi dengan skala 7-9, kemudian pada setiap peringkat memiliki
indikator yang menyatakan keterampilan dan pengetahuan yang dimiliki karyawan.
Berikut skala, peringkat, dan indikator Kemampuan Kerja Jabatan (KKJ) yang dapat
dilihat pada Tabel 13.
Tabel 13. Skala, peringkat dan indikator kemampuan kerja jabatan (KKJ)
Skala Peringkat Indikator
0-3 Rendah
1. Keterampilan dan pengetahuan jarang digunakan dalammelaksanakan pekerjaan.
2. Keterampilan dan pengetahuan tidak menjadi bagianpenting dari pekerjaan.
3. Penggunaan keterampilan dan pengetahuan jarang tampaksebagai dari pekerjaan.
4. Penggunaan keterampilan dan pengetahuan mempunyainilai kecil bagi organisasi/unit kerja.
4-6 Sedang
1. Keterampilan dan pengetahuan kadang-kadang digunakandalam melaksanakan pekerjaan.
2. Keterampilan dan pengetahuan meningkatkan kinerja,tetapi tidak mutlak atau tidak diharuskan.
3. Penggunaan keterampilan dan pengetahuan kadang-kadangtampak nyata.
4. Penggunaan keterampilan dan pengetahuan mempunyai
arti tertentu bagi organisasi/unit kerja.
7-9 Tinggi
1. Keterampilan dan pengetahuan sering digunakan dalammelaksanakan pekerjaan.
2. Keterampilan dan pengetahuan menjadi bagian pentingdari pekerjaan.
3. Penggunaan keterampilan dan pengetahuan jelas sekalitampak sebagai bagian dari pekerjaan.
4. Penggunaan keterampilan dan pengetahuan sangat pentingbagi organisasi/unit kerja.
Hasil pengolahan data KKJ yang dilakukan (Lampiran 5), menghasilkan nilai
KKJ yang dapat dilihat pada Tabel 14. Pada Tabel 14 dapat dilihat bahwa nilai KKJ,
yang terdiri dari pelayanan peserta, pengelolaan data peserta, keuangan, dan hasil
kerja (laporan) seluruhnya berada pada kategori peringkat tinggi. Hal ini artinya
bahwa dalam melakukan setiap pekerjaan memerlukan keterampilan dan
pengetahuan yang harus dimiliki karyawan.
Tabel 14. Nilai kemampuan kerja jabatan (KKJ)
No. Bidang Subjek Analisis Nilai KKJKategoriPeringkat
1. Penetapan Klim
Pelayanan Peserta 9 Tinggi
Pengelolaan Data Peserta 9 Tinggi
Keuangan 9 Tinggi
Hasil Kerja (Laporan) 8,75 Tinggi
2.Data Peserta danPemasaran
Pengelolaan Data Peserta 9 Tinggi
Pelayanan Peserta 9 Tinggi
Hasil Kerja (Laporan) 8,75 Tinggi
4.4.2 Kemampuan Kerja Pribadi (KKP)
Kemampuan Kerja Pribadi (KKP) adalah kemampuan kerja yang dimiliki
karyawan saat ini. Nilai KKP didapat dari penilaian kuesioner yang terdiri dari 4
subjek analisis dan diberikan kepada 32 karyawan bidang pelayanan. Kategori skala
dan peringkat untuk KKP terdiri dari peringkat rendah dengan skala 0-3, peringkat
sedang dengan skala 4-6, dan peringkat tinggi dengan skala 7-9. Berikut skala,
peringkat, dan indikator Kemampuan Kerja Pribadi (KKP) yang dapat dilihat pada
Tabel 15.
Tabel 15. Skala, peringkat dan indikator kemampuan kerja pribadi (KKP)
Skala Peringkat Indikator
0-3 Rendah
1. Oleh orang lain dipandang sebagai orang yang sedangbelajar (trainee), masih canggung.
2. Masih senantiasa memerlukan bimbingan, selalu memintabantuan orang lain.
3. Merasa cemas, tidak puas, kecewa terhadap dirinya.4. Hasil pekerjaannya sering dikembalikan untuk dibetulkan,
banyak kesalahan.
4-6 Sedang
1. Oleh orang lain dipandang keterampilannya cukup.2. Memerlukan bimbingan tetapi berangsur-angsur mampu
bekerja sendiri.3. Merasa dirinya cukup, tetapi tidak berlebihan.4. Hasil pekerjaannya memerlukan sedikit perbaikan, tidak
seberapa.
7-9 Tinggi
1. Oleh orang lain dipandang sebagai ahli/dapat melatih.2. Tidak memerlukan bimbingan.3. Sangat puas dengan dirinya.4. Hasil umumnya tanpa memerlukan perbaikan/pembetulan.
Hasil dari pengolahan nilai KKP (Lampiran 8), menghasilkan nilai KKP yang
dapat dilihat pada Tabel 16. Nilai KKP pada Tabel 16 menggambarkan bahwa
kemampuan kerja yang dimiliki oleh karyawan, untuk subjek analisis pelayanan
peserta, dan pengelolaan data peserta berada pada kategori peringkat sedang, indikasi
terhadap karyawan bahwa hasil pekerjaannya memerlukan sedikit perbaikan, merasa
dirinya cukup tetapi tidak berlebihan, memerlukan bimbingan dari orang yang lebih
ahli tetapi berangsur-angsur mampu mengerjakan pekerjaannya sendiri tanpa bantuan
dari orang lain, dan oleh orang lain dipandang keterampilannya cukup. Sedangkan
untuk subjek analisis keuangan, dan hasil kerja (laporan) berada pada kategori
peringkat tinggi, indikasi terhadap karyawan bahwa hasil pekerjaannya umumnya
tanpa memerlukan perbaikan/pembetulan, karyawan merasa sangat puas dengan
dirinya, dan tidak memerlukan bimbingan dari orang yang lebih ahli, dan oleh orang
lain dipandang sebagai ahli/dapat melatih.
Tabel 16. Nilai kemampuan kerja pribadi (KKP)
No. Bidang Subjek Analisis Nilai KKPKategoriPeringkat
1. Penetapan Klim
Pelayanan Peserta 6,9 Sedang
Pengelolaan Data Peserta 6,5 Sedang
Keuangan 8,2 Tinggi
Hasil Kerja (Laporan) 8,3 Tinggi
2.Data Peserta danPemasaran
Pengelolaan Data Peserta 8 Tinggi
Pelayanan Peserta 8,3 Tinggi
Hasil Kerja (Laporan) 8,6 Tinggi
4.4.3 Analisis Kesenjangan KKJ dan KKP
Analisis kesenjangan KKJ dan KKP pada Tabel 17 menunjukkan bahwa hasil
selisih antara KKJ dan KKP bernilai (> 1), maka subjek analisis tersebut
mengindikasikan dibutuhkannya pelatihan. Subjek analisis dengan hasil selisih
bernilai (> 1) pada bidang penetapan klim, yaitu subjek analisis pelayanan peserta,
dan pengelolaan data peserta sehingga dapat dikatakan bahwa karyawan belum dapat
memenuhi keinginan dari perusahaan. Sedangkan untuk subjek analisis keuangan,
dan hasil kerja (laporan) hasil selisihnya bernilai (< 1), yang artinya bahwa subjek
analisis tersebut sudah cukup untuk memenuhi keinginan perusahaan. Hasil analisis
kesenjangan KKJ dan KKP untuk bidang data peserta dan pemasaran yang terdapat
pada Tabel 17 dapat dilihat bahwa subjek analisis yang hasil selisihnya lebih dari
satu terdapat pada subjek analisis pengelolaan data peserta, dan yang hasil selisihnya
bernilai (< 1) terdapat pada subjek analisis pelayanan peserta, dan hasil kerja
(laporan).
Tabel 17. Analisis kesenjangan KKJ dan KKP
No. Bidang Subjek AnalisisNilaiKKJ
NilaiKKP
Selisih
1. Penetapan Klim
Pelayanan Peserta 9 6,9 2,1
Pengelolaan Data Peserta 9 6,5 2,5
Keuangan 9 8,2 0,8
Hasil Kerja (Laporan) 8,75 8,3 0,45
2.Data Peserta danPemasaran
Pengelolaan Data Peserta 9 8 1
Pelayanan Peserta 9 8,3 0,7
Hasil Kerja (Laporan) 8,75 8,6 0,1
Berdasarkan Tabel 17 diketahui bahwa terdapat selisih antara KKJ dan KKP
bernilai (> 1) pada bidang penetapan klim, dan bidang data peserta dan pemasaran.
Hal ini berarti karyawan bidang pelayanan memerlukan pelatihan untuk subjek
analisis pelayanan peserta, dan pengelolaan data peserta, untuk mengetahui apakah
mendesak/tidak pelatihan tersebut dapat dilihat pada diagram penentuan kebutuhan
pelatihan (PKP) berikut ini.
D
CB
A
Gambar 4. Diagram penentuan kebutuhan pelatihan bidang penetapan klim.
Keterangan:1. Pelayanan Peserta : Daerah B (Daerah perlu pelatihan)2. Pengelolaan Laporan : Daerah B (Daerah perlu pelatihan)3. Keuangan : Daerah C (Daerah pelatihan cukup)4. Hasil Kerja (Laporan) : Daerah C (Daerah pelatihan cukup)
Tinggi
Sedang
Rendah
9
1 2 3 4 5 6 7 8 9
876
54
3
2
1
KKP
KKJ
2
3
4
1
Rendah Sedang Tinggi
D
C
B
A
Gambar 5. Diagram penentuan kebutuhan pelatihan bidang data peserta danpemasaran.
Keterangan:1. Pengelolaan Laporan : Daerah B (Daerah perlu pelatihan)2. Pelayanan Peserta : Daerah C (Daerah pelatihan cukup)3. Hasil Kerja (Laporan) : Daerah C (Daerah pelatihan cukup)
4.4.4 Penentuan Kebutuhan Pelatihan
Suatu pelatihan dibutuhkan jika terdapat kesenjangan yang jumlahnya lebih
dari satu antara KKJ dan KKP. Berdasarkan Tabel 18, pada bidang penetapan klim
untuk subjek analisis pelayanan peserta, dan pengelolaan data peserta berada pada
daerah B, yaitu daerah yang membutuhkan pelatihan, ini terjadi karena adanya
kesenjangan atau selisih lebih dari satu antara KKJ dan KKP. Sedangkan untuk
subjek analisis keuangan, dan hasil kerja (laporan) berada pada daerah C yang
mengindikasikan tidak diperlukannya pelatihan (daerah pelatihan cukup). Pada
bidang data peserta dan pemasaran subjek analisis yang berada pada daerah B, yaitu
Rendah Sedang Tinggi
Tinggi
Sedang
Rendah
9
1 2 3 4 5 6 7 8 9
8
7
6
5
4
3
2
1
KKP
KKJ
1
23
subjek analisis pengelolaan data peserta, dan untuk subjek analisis pelayanan peserta
serta hasil kerja (laporan) berada pada daerah C.
Tabel 18. Penentuan kebutuhan pelatihan karyawan
No. Bidang Subjek Analisis SelisihDaerah
Pelatihan
1. Penetapan Klim
Pelayanan Peserta 2,1 BPengelolaan Data Peserta 2,5 B
Keuangan 0,8 C
Hasil Kerja (Laporan) 0,45 C
2.Data Peserta danPemasaran
Pengelolaan Data Peserta 1 BPelayanan Peserta 0,7 C
Hasil Kerja (Laporan) 0,1 C
4.4.5 Prioritas Pelatihan
Prioritas pelatihan dapat diketahui berdasarkan nilai kesenjangan antara KKJ
dan KKP, semakin besar nilai kesenjangan maka semakin mendesak pula kebutuhan
akan pelatihan. Berdasarkan Tabel 19, dapat kita lihat bahwa prioritas utama yang
membutuhkan pelatihan pada bidang penetapan klim, yaitu pengelolaan data peserta,
dengan selisih sebesar 2,5. Selanjutnya untuk nilai selisih yang terkecil, yaitu
keuangan, dan hasil kerja (laporan) yang berada pada daerah pelatihan cukup bukan
berarti tidak membutuhkan pelatihan, pelatihan tetap diperlukan jika terdapat materi
baru yang diperlukan karyawan dalam pekerjaannya. Pada bidang data peserta dan
pemasaran yang menjadi prioritas utama, yaitu pengelolaan data peserta dengan
selisih sebesar 1, sedangkan untuk nilai selisih terkecil adalah pelayanan peserta, dan
hasil kerja (laporan).
Tabel 19. Prioritas pelatihan bagi karyawan
No. Bidang Subjek AnalisisNilaiKKJ
NilaiKKP
Selisih
1. Penetapan Klim
Pengelolaan Data Peserta 9 6,5 2,5
Pelayanan Peserta 9 6,9 2,1
Keuangan 9 8,2 0,8
Hasil Kerja (Laporan) 8,75 8,3 0,45
2.Data Peserta danPemasaran
Pengelolaan Data Peserta 9 8 1
Pelayanan Peserta 9 8,3 0,7
Hasil Kerja (Laporan) 8,75 8,6 0,1
4.4.6 Implikasi Manajerial
Hasil penelitian yang dilakukan pada PT Taspen (Persero) Kantor Cabang
Bogor mengenai analisis kebutuhan pelatihan menunjukkan bahwa untuk bidang
penetapan klim masih dibutuhkannya pelatihan untuk meningkatkan kinerja
karyawan mengenai pelayanan peserta dan pengelolaan data peserta, sedangkan
untuk bidang data peserta dan pemasaran masih dibutuhkannya pelatihan mengenai
pengelolaan data peserta. Sedangkan untuk subjek analisis keuangan, dan hasil kerja
(laporan) yang menunjukkan pelatihan sudah cukup pelaksanaannya bagi karyawan,
maka untuk meningkatkan produktivitas karyawan dapat dilakukan pelatihan untuk
mengembangkan keterampilan, pengetahuan dan sikap karyawan.
Pelatihan akan lebih baik apabila dilakukan pada karyawan bidang pelayanan
yang berusia produktif, yaitu berusia kurang dari 50 tahun baik untuk laki-laki
maupun perempuan, karena dengan begitu karyawan akan mudah menyerap
informasi, dan pengetahuan yang diajarkan serta memungkinkan karyawan untuk
mengembangkan karirnya. Agar pelatihan dapat berjalan secara efektif dan tepat
sasaran sebaiknya atasan melakukan analisis kebutuhan pelatihan terlebih dahulu,
pendekatan ini merupakan cara yang konsisten dan fleksibel untuk menganalisis
sumberdaya manusia organisasi. Perusahaan dapat menghemat waktu, dana, dan
usaha untuk mengatasi masalah yang tepat. Selanjutnya pelatihan akan lebih baik
jika dilakukan secara kontinyu, yaitu 3-6 bulan setiap tahun jika terdapat materi baru
yang perlu diberikan kepada karyawan untuk menunjang pekerjaannya.
Berdasarkan hasil analisis kebutuhan pelatihan yang dilakukan, maka
dibutuhkan pelatihan yang mampu menunjang dan meningkatkan kemampuan
pengetahuan dan keterampilan bagi karyawan sehingga bisa menghasilkan pekerjaan
yang optimal, efektif dan efisien. Adapun bentuk formulasi pelatihan yang dapat
direkomendasikan dalam penelitian kali ini dapat dilihat pada Tabel 20.
Tabel 20. Bentuk-bentuk pelatihan sebagai rekomendasi
SubjekAnalisis
MateriPelatihan
MetodePelatihan
Peserta Pelatihan
PengelolaanData Peserta
Manajemen
PengelolaanData Peserta
On The JobTraining:
- Seminar- Simulasi
Karyawan BidangPelayanan
(Bidang Penetapan Klim,dan Bidang Data Pesertadan Pemasaran)
PelayananPeserta
TeknikPelayananPeserta
Off The JobTraining:
- Role Playing
Karyawan BidangPelayanan (BidangPenetapan Klim)
Teknik pelayanan peserta pada dasarnya adalah suatu usaha yang dilakukan
untuk memenuhi kebutuhan peserta, dan memberikan kepuasan kepada peserta.
Tujuan pelatihan ini yaitu membangun mentalitas dasar karyawan dan memotivasi
untuk lebih bersedia melayani peserta, dengan pelatihan ini diharapkan karyawan
peduli pada peserta dengan memberikan layanan terbaik untuk memfasilitasi
kemudahan pemenuhan kebutuhan dan mewujudkan kepuasannya, agar mereka
selalu loyal kepada organisasi atau perusahaan, misalnya dengan memberikan
senyuman, dan berbicara dengan nada suara yang lembut terhadap peserta, sehingga
peserta merasa puas terhadap pelayanan yang diberikan. Selanjutnya karyawan
diharapkan dapat memiliki pengetahuan dan praktik untuk menangani situasi/peserta
yang sulit, memecahkan masalah dan mengambil keputusan yang terkait dengan
masalah pelanggan, membangun hubungan baik dengan pelanggan, serta
pengetahuan dan praktik mengenai penampilan yang harus dimiliki oleh seorang
karyawan, seperti rambut yang tidak berantakan, berpakaian rapi, berdiri dengan
tegap, dan perlunya kontak mata pada peserta.
Metode pelatihan yang dapat dipakai adalah off the job training, dapat
dilakukan dengan role playing, metode digunakan apabila sasaran pelatihan bukan
terutama peningkatan keterampilan, melainkan yang menyangkut keperilakuan,
terutama yang berwujud kemampuan menumbuhkan sikap empati dan melihat
sesuatu dari “kaca mata” orang lain. Tekniknya yaitu dengan mengharuskan peserta
pelatihan (karyawan) terlibat dalam suatu “permainan” di mana seseorang
memainkan peranan pihak lain tertentu yang, misalnya seorang karyawan memahami
kebutuhan peserta Taspen, dengan role playing seorang karyawan yang mengikuti
pelatihan “berperan sebagai peserta Taspen” dan menyelesaikan masalah tertentu
dengan orang lain yang berperan sebagai karyawan lain.
Manajemen Pengelolaan Data Peserta merupakan pelatihan untuk bidang
penetapan klim, dan data peserta dan pemasaran. Jenis pelatihan ini bertujuan untuk
memberikan pengetahuan dan praktik dasar dalam hal pengelolaan data. Pelatihan ini
memberikan pengetahuan dan praktik terhadap karyawan agar pekerjaan dapat
diselesaikan secara baik dan efisien, seperti pengetahuan dan praktik mengenai input
data peserta ke dalam komputer, mengolah data dengan menggunakan komputer,
memberikan kode-kode untuk dokumen-dokumen perusahaan berdasarkan tingkat
kepentingannya, serta cara menghasilkan output data yang baik. Diharapkan dengan
pelatihan ini karyawan dapat mengelola data peserta, mengolah data peserta,
menghasilkan pekerjaan yang lebih baik, serta mampu memecahkan masalah di
dalam pekerjaan dengan lebih cepat terselesaikan, teliti, dan lebih efektif.
Metode pelatihan yang dapat dipakai adalah metode on the job training yaitu
langsung di tempat kerja karyawan, karena selain hemat biaya pelatihan, metode ini
juga cenderung tidak menganggu jam kerja karyawan. Tekniknya dapat dilakukan
dengan empat tahapan. Pertama peserta pelatihan memperoleh informasi tentang
pekerjaannya yang menjadi tanggung jawabnya dan hasil yang diharapkan. Kedua
pelatih mendemonstrasikan cara yang baik melaksanakan pekerjaan tertentu,
kemudian dicontoh oleh karyawan yang dilatih. Ketiga peserta pelatihan (karyawan)
mempraktikkan langsung cara yang baru saja didemonstrasikan oleh pelatih.
Keempat karyawan menunjukkan kemampuan bekerjanya menurut cara yang telah
dipelajarinya, dipersilakan melakukan pekerjaannya tanpa pelatih, meskipun pelatih
masih menyediakan diri untuk memberikan penjelasan tambahan atau untuk
menjawab pertanyaan apabila diperlukan.
KESIMPULAN DAN SARAN
1. Kesimpulan
a. Pelaksanaan pelatihan yang dilakukan oleh PT Taspen (Persero) Kantor Cabang
Bogor hanya berdasarkan formulir yang disediakan oleh perusahaan bagi
karyawan yang ingin mengajukan pelatihan, serta berdasarkan ketetapan dari
kantor pusat apabila ada materi baru yang perlu disampaikan untuk karyawan.
Hal tersebut tidak menunjukkan kesenjangan kinerja antara KKJ dan KKP
sehingga tidak dapat menentukan suatu prioritas kebutuhan pelatihan.
b. Tingkat pengetahuan, keterampilan serta sikap yang dimiliki karyawan PT
Taspen (Persero) Kantor Cabang Bogor berdasarkan hasil KKJ untuk setiap
subjek analisis mendapatkan kategori peringkat tinggi. Pada KKP untuk bidang
penetapan klim pada subjek analisis pelayanan peserta, dan pengelolaan data
peserta dan pemasaran hasilnya mendapatkan kategori peringkat sedang, artinya
karyawan masih membutuhkan pelatihan untuk meningkatkan pengetahuan,
keterampilan, dan sikap dalam pekerjaannya. Sedangkan untuk bidang data
peserta dan pemasaran hasilnya yaitu subjek analisisnya mendapatkan kategori
peringkat tinggi, dapat dikatakan bahwa hasil pekerjaannya umumnya tanpa
memerlukan perbaikan/pembetulan, karyawan merasa sangat puas dengan
dirinya, dan tidak memerlukan bimbingan dari orang yang lebih ahli, dan oleh
orang lain dipandang sebagai ahli/dapat melatih.
c. Kebutuhan pelatihan yang berdasarkan analisis KKJ dan KKP yang mengacu
pada uraian pekerjaan karyawan PT Taspen (Persero) Kantor Cabang Bogor,
pada karyawan bidang penetapan klim yaitu pelatihan untuk meningkatkan
teknik pelayanan peserta, dan manajemen pengelolaan data peserta, sedangkan
untuk karyawan bidang data peserta dan pemasaran yaitu pelatihan untuk
meningkatkan manajemen pengelolaan data peserta.
2. Saran
Pada pelaksanaan pelatihan sebaiknya perusahaan melakukan analisis kebutuhan
pelatihan terlebih dahulu, bukan hanya berdasarkan adanya keinginan dari
karyawan atau berdasarkan ketetapan kantor pusat saja, karena dengan analisis
kebutuhan pelatihan akan dapat diketahui jenis pelatihan yang dibutuhkan oleh
karyawan serta tingkat prioritas kebutuhan pelatihan.
Pelaksanaan pelatihan sebaiknya juga dilakukan secara kontinyu 3 atau 6 bulan
dalam setahun, sehingga manfaat dari pelatihan tersebut tidak hanya dirasakan
dalam beberapa waktu saja kemudian hilang seketika, tetapi tetap tertanam
dalam budaya organisasi.
DAFTAR PUSTAKA
Arep, H. I dan Tanjung. 2002. Manajemen Sumber daya Manusia. UniversitasTrisakti. Jakarta.
Atmodiwirio, S. 2002. Manajemen Pelatihan. PT Ardadizya Jaya. Jakarta.
Cahayani, A. 2009. Strategi dan Kebijakan Manajemen Sumber Daya Manusia. PTIndeks. Jakarta.
Dessler, G. 2006. Manajemen Sumber Daya Manusia. PT Indeks. Jakarta.
Hardjana, A. M. 2001. Training Sumberdaya Manusia yang Efektif. Kanisius.Yogyakarta.
Hariandja, E. T. M. 2007. Manajemen Sumberdaya Manusia. PT GramediaWidiasarana Indonesia. Jakarta.
Inayati, D. R. 2005. Analisis Kebutuhan Pelatihan Staf Direktorat Tanaman Hiaspada Direktorat Jenderal Bina Produksi Hortikultura Departemen Pertanian RI,Jakarta. Skripsi pada Departemen Ilmu-Ilmu Sosial Ekonomi Pertanian,Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Irianto, J. 2001. Prinsip-Prinsip Dasar Manajemen Pelatihan. Insan Cendikia.Surabaya.
Jambak, A. A. 2006. Analisis Kebutuhan Pelatihan Karyawan pada TingkatSupervisor di PT Jakaranatama Kantor Ciawi, Kabupaten Bogor. Skripsi padaDepartemen Ilmu-Ilmu Sosial Ekonomi Pertanian, Fakultas Pertanian, InstitutPertanian Bogor. Bogor.
Mangkunegara, A. P. 2002. Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan. PTRemaja Rosdakarya. Bandung.
Mangkunegara, A. P. 2003. Perencanaan dan Pengembangan Sumberdaya Manusia.PT Refika Aditama. Bandung.
Mangkuprawira, S. 2003. Manajemen Sumber Daya Manusia Strategik. CetakanKedua. Ghalia Indonesia. Jakarta.
Mc.Cann, A. T. dan Tashima J. 1990. Training Needs Assesment Tool: TrainerGuide. Organization Design and Development, Inc.,
Naszrruddin, F. 2008. Pengaruh Pendidikan, Pelatihan dan Pengalaman Kerjaterhadap Kualitas Penyajian Informasi Akuntansi pada PT Bank NegaraIndonesia Tbk (Studi pada Kantor Cabang BNI di Propinsi Sulawesi Selatan).Jurnal Ichsan Gorontalo. Vol. 3 No. 1.
Nazir, M. 2003. Metode Penelitian. Ghalia Indonesia. Jakarta.
Notoatmodjo, S. 2003. Pengembangan Sumberdaya Manusia. PT Rineka Cipta.Jakarta.
Panggabean, S. M. 2004. Manajemen Sumberdaya Manusia. Ghalia Indonesia.Bogor.
Putri, E. D. F. 2005. Analisa Kebutuhan Pelatihan bagi Pegawai Administrasi padaPT. Indonesia Power UBP Saguling Cimahi. Skripsi pada DepartemenManajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor.Bogor.
Rachmawati, I. K. 2008. Manajemen Sumber Daya Manusia. Andi. Yogyakarta.
Rahardjo, M. 2008. Analisis Pelaksanaan Pelatihan dalam MeningkatkanProduktivitas Kerja Karyawan Bagian Penjualan pada PT X di Jakarta. JurnalManajemen. No. 2: 176-190.
Ramadhan, H. 2008. Analisa Kebutuhan Pelatihan Karyawan pada DepartemenSeismic Data Acquisition (SDA) PT. Elnusa Geosains. Skripsi padaDepartemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut PertanianBogor. Bogor.
Ramadhani, M. 2007. Kajian Kebutuhan Pelatihan Karyawan PT TelekomunikasiIndonesia, Tbk Divisi Carrier Interconnection Service Centre (CISC). Skripsipada Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, InstitutPertanian Bogor. Bogor.
Rivai, E. dan Sagala, J. E. 2009. Manajemen Sumberdaya Manusia untukPerusahaan. Rajawali Pers. Jakarta.
Sofiyandi, H. 2008. Manajemen Sumber Daya Manusia. Graha Ilmu. Yogyakarta.
Siagian, P. S. 2008. Manajemen Sumberdaya Manusia. PT Bumi Aksara. Jakarta.
Sumarsono, S. 2004. Riset Sumber Daya Manusia. Graha Ilmu. Yogyakarta.
Suwatno dan Rasto. 2003. Manajemen Perusahaan Suatu Pendekatan Operatif danSistem Informasi. UPI. Bandung.
Taspen. 2010. Sejarah dan Prestasi PT Taspen (Persero). http://www.taspen.com
Umar, H. 2006. Metode Penelitian untuk Skripsi dan Tesis Bisnis. PT Raja Grafindo.Jakarta.
Lampiran 1. Struktur organisasi PT Taspen (Persero) Kantor Cabang Bogor
Sumber: Taspen (2010)
KEPALA CABANG
KEPALA BIDANGKEUANGAN
KEPALA BIDANGPERSUM
KEPALA BIDANGPELAYANAN
FUNGSIONALPENGENDALI
KEPALA SEKSIDATA PESERTA
DANPEMASARAN
KEPALA SEKSIADM.
KEUANGAN
KEPALA SEKSIKEUANGAN
KEPALA SEKSIPERSONALIA
KEPALA SEKSIUMUM
KEPALA SEKSIPENETAPAN
KLIM
Lampiran 6. Hasil kuesioner bidang penetapan klim
Responden I1 I2 I3 I4 I5 Total II1 II2 II3 II4 II5 Total III1 III2 III3 III4 III5 Total IV1 IV2 IV3 IV4 IV5 Total
1 3 2 2 3 3 13 3 2 2 1 2 10 3 3 3 3 3 15 3 4 3 3 4 17
2 3 2 2 3 3 13 2 3 3 3 1 12 3 3 3 3 4 16 3 4 3 4 4 18
3 1 2 3 3 3 12 3 3 3 4 3 16 4 4 4 4 3 19 4 3 4 3 3 17
4 2 3 3 4 4 16 3 2 3 3 4 15 3 3 3 3 3 15 4 3 3 3 3 16
5 3 2 1 3 2 11 3 3 3 4 3 16 4 4 4 4 3 19 3 3 4 3 3 16
6 2 3 3 4 3 15 3 2 3 3 4 15 3 3 3 3 3 15 4 3 3 3 3 16
7 2 3 1 4 2 12 3 2 4 4 3 16 4 4 4 4 3 19 4 3 4 3 4 18
8 2 3 4 3 3 15 2 2 4 3 2 13 4 4 4 4 2 18 3 4 4 2 4 17
9 3 2 3 2 4 14 3 3 3 4 3 16 4 4 4 4 3 19 4 4 4 3 3 18
10 2 3 3 3 4 15 2 1 2 3 1 9 3 3 3 3 3 15 3 3 3 3 4 16
11 3 4 3 3 3 16 4 3 3 2 1 13 4 4 4 4 4 20 3 4 4 4 3 18
12 3 3 4 3 3 16 3 3 2 2 2 12 4 4 4 4 3 19 3 4 4 3 4 18
13 3 3 1 3 2 12 4 2 3 3 3 12 3 3 3 3 4 16 3 3 3 4 4 17
14 2 3 3 3 3 14 4 2 3 3 3 15 3 3 3 3 4 16 3 3 3 4 3 16
15 3 3 3 3 4 16 4 3 3 2 1 13 4 4 4 4 4 20 3 3 4 4 3 17
16 2 3 4 3 3 15 3 2 2 4 1 12 4 4 4 4 3 19 3 4 4 3 4 18
17 3 1 3 2 3 12 2 3 3 3 2 13 3 3 3 3 4 16 4 4 3 4 3 18
18 3 2 3 4 3 15 2 3 3 3 3 14 3 3 3 3 2 14 4 3 3 2 3 15
19 3 3 4 2 3 15 2 3 2 3 1 11 3 3 3 3 4 16 2 4 3 4 4 17
Keterangan: I = Subjek Analisis Pelayanan PesertaII = Subjek Analisis Pengelolaan Data PesertaIII = Subjek Analisis KeuanganIV = Subjek Analisis Hasil Kerja (Laporan)
Lampiran 7. Hasil kuesioner bidang data peserta dan pemasaran
Responden I1 I2 I3 I4 I5 Total II1 II2 II3 II4 II5 Total III1 III2 III3 III4 III5 Total
1 3 4 4 4 4 19 3 3 4 4 4 18 3 4 3 3 4 17
2 3 3 3 3 3 15 3 4 3 3 3 16 4 3 4 3 3 17
3 3 2 4 3 4 16 3 3 3 2 3 14 3 3 3 4 4 17
4 2 3 2 3 4 14 3 3 2 4 3 15 3 4 3 3 4 17
5 3 3 4 3 4 17 2 4 2 3 3 14 2 3 4 4 4 17
6 4 4 3 4 4 19 3 4 3 4 4 18 3 4 4 3 4 18
7 4 4 3 3 4 18 4 3 3 4 3 17 4 4 3 3 4 18
8 3 4 3 4 3 17 4 4 4 3 4 19 4 4 4 4 3 19
9 3 3 3 4 4 17 4 4 3 3 4 18 4 4 4 4 4 20
10 3 4 4 4 3 18 4 3 3 4 4 18 4 4 3 4 3 18
11 3 3 3 4 4 17 4 4 4 4 4 20 4 4 4 4 4 20
12 3 3 3 3 3 15 3 4 4 4 3 18 4 4 4 3 3 18
13 2 3 4 3 4 16 3 4 3 3 3 16 4 3 4 4 4 19Keterangan: I = Subjek Analisis Pengelolaan Data Peserta
II = Subjek Analisis Pelayanan PesertaIII = Subjek Analisis Hasil Kerja (Laporan)
Lampiran 5. Hasil kemampuan kerja jabatan (KKJ)
No. Subjek Analisis
Tingkat Kemampuan yang Seharusnya Dimiliki
Total Rata-rataRendah Sedang Tinggi
1 2 3 4 5 6 7 8 9Penetapan Klim
1. Pelayanan Peserta 4x9 36 9
2. Pengelolaan Data Peserta 4x9 36 9
3. Keuangan 4x9 36 9
4. Hasil Kerja (Laporan) 1x8 3x9 35 8,75
Data Peserta dan Pemasaran
1. Pengelolaan Data Peserta 4x9 36 9
2. Pelayanan Peserta 4x9 36 9
3. Hasil Kerja (Laporan) 1x8 3x9 35 8,75
Lampiran 2. Kuesioner kemampuan kerja jabatan (KKJ)
ANALISIS KEBUTUHAN PELATIHAN KARYAWANBIDANG PELAYANAN PADA PT TASPEN (PERSERO)
KANTOR CABANG BOGOR
Kepada Responden yang Terhormat,
Saya mohon kesediaan Bapak/Ibu/Saudara (i) untuk menjawab pertanyaan kuesioner ini
dalam rangka penyelesaian tugas akhir saya,
Nama : Khori Probosemi
NRP : H24076066
Departemen : Manajemen
Fakultas : Ekonomi dan Manajemen
Universitas : Institut Pertanian Bogor
Saya mengharapkan Bapak/Ibu/Saudara (i) menjawab pertanyaan kuesioner dengan jujur
dan benar. Semoga hasil penelitian ini dapat memberikan masukan bagi perusahaan.
Terima kasih atas kesediaannya mengisi kuesioner ini. Kuesioner ini dibuat untuk
kepentingan penelitian.
I. Identitas Responden
1. Umur : ……….
2. Jenis Kelamin :
a. Laki-Laki b. Perempuan
3. Status :
a. Menikah b. Belum Menikah
4. Pendidikan Terakhir :
a. SD b. SMP c. SMA
d. Diploma e. S1 f. Lainnya (sebutkan) ……….
5. Jabatan : ………..
6. Lama bekerja di perusahaan (tahun) : ……….
Petunjuk: untuk dapat menjawab pertanyaan kuesioner ini dengan benar, anda dimohon
memberikan tanda (√) dari masing-masing subjek analisis di bawah ini berdasarkan peringkat
kepentingannya, semakin penting subjek analisis tersebut dalam melaksanakan tugas, maka
semakin besar pula nilai yang diberikan.
Lanjutan Lampiran 2.
Analisis kemampuan kerja jabatan bidang penetapan klim
No. Subjek AnalisisNilai/ Bobot KKJ
Rendah Sedang Tinggi1 2 3 4 5 6 7 8 9
1.
Pelayanan Peserta:1. Memberikan informasi secara akurat
kepada peserta2. Memberikan formulir SPP yang
dibutuhkan peserta3. Memberikan pelayanan pro aktif
kepada peserta4. Meningkatkan kualitas pelayanan
kepada peserta5. Menindaklanjuti keluhan pelayanan
dari peserta dengan tindakan koreksidan pencegahan guna memperbaikimutu pelayanan
2.
Pengelolaan Data Peserta:1. Melakukan penyelesaian SPP Klim
sesuai SOP2. Melakukan penyelesaian Dapem
induk, dan Dapem susulan3. Melakukan pengelolaan Dapem
induk, Dapem susulan, dan MGS4. Melakukan update data peserta5. Memastikan formulir SPP dari
peserta terisi dengan lengkap danbenar
3.
Keuangan:1. Melakukan perhitungan proyeksi
Klim rutin dan non rutin2. Menghitung hak dana peserta3. Menghitung UKP Pensiun 13,
Dahor 44. Menghitung ulang pensiun untuk
mengendalikan ketelanjuran bayar5. Melakukan pemeriksaan/
pengecekkan identitas pesertadengan voucher yang akandibayarkan
4.
Hasil Kerja (Laporan):1. Membuat laporan penyelesaian SPP
Klim rutin dan non rutin denganbenar dan tepat waktu
2. Membuat laporan sesuai SOPperusahaan
3. Menjamin kebenaran data dan tulisanuntuk memperkecil kesalahan
4. Memeriksa ulang laporan yang telahdikerjakan sebelum diserahkankepada atasan
5. Memperbaiki dan menyelesaikanhasil pemeriksaan laporan dari atasan(Kabid/Kasie)
Lanjutan Lampiran 2.
Analisis kemampuan kerja jabatan bidang data peserta dan pemasaran
No. Subjek AnalisisNilai/ Bobot KKJ
Rendah Sedang Tinggi1 2 3 4 5 6 7 8 9
1.
Pengelolaan Data Peserta:1. Menjamin kebenaran mutasi data
peserta2. Mengelompokkan, menetapkan dan
mengesahkan item data yangdiperlukan sesuai dengan jenismutasi
3. Menyimpan dokumen yang telahdipergunakan dalam peremajaan datasesuai dengan tata kearsipan yangditetapkan
4. Menghubungi atau melakukan keinstansi peserta atau instansipengolah data peserta untukmemperoleh data kepesertaan dalambentuk dokumen
5. Memeriksa ulang setiap data yangsudah saya kerjakan untukmemperkecil kesalahan
2.
Pelayanan Peserta:1. Memberikan informasi secara akurat
kepada peserta2. Menerima dan mendengarkan
keluhan dari peserta3. Memberikan pelayanan pro aktif
kepada peserta4. Meningkatkan kualitas pelayanan
kepada peserta5. Menindaklanjuti keluhan pelayanan
dari peserta dengan tindakan koreksidan pencegahan guna memperbaikimutu pelayanan
3.
Hasil Kerja (Laporan):1. Membuat laporan berkala kepada
atasan langsung secara tepat waktu2. Membuat laporan sesuai SOP
perusahaan3. Menjamin kebenaran data dan tulisan
yang dikerjakan4. Memeriksa ulang laporan yang telah
dikerjakan sebelum diserahkankepada atasan
5. Memperbaiki dan menyelesaikanhasil pemeriksaan laporan dari atasan(Kabid/Kasie)
Lampiran 3. Kuesioner kemampuan kerja pribadi (KKP) untuk bidangpenetapan klim
ANALISIS KEBUTUHAN PELATIHAN KARYAWANBIDANG PELAYANAN PADA PT TASPEN (PERSERO)
KANTOR CABANG BOGOR
Kepada Responden yang Terhormat,Saya mohon kesediaan Bapak/Ibu/Saudara (i) untuk menjawab pertanyaan kuesioner ini
dalam rangka penyelesaian tugas akhir saya,Nama : Khori ProbosemiNRP : H24076066Departemen : ManajemenFakultas : Ekonomi dan ManajemenUniversitas : Institut Pertanian Bogor
Saya mengharapkan Bapak/Ibu/Saudara (i) menjawab pertanyaan kuesioner dengan jujurdan benar. Semoga hasil penelitian ini dapat memberikan masukan bagi perusahaan.
Terima kasih atas kesediaannya mengisi kuesioner ini. Kuesioner ini dibuat untukkepentingan penelitian.
I. Identitas Responden1. Umur : ……….2. Jenis Kelamin:
a. Laki-Laki b. Perempuan3. Status:
a. Menikah b. Belum Menikah4. Pendidikan Terakhir:
a. SD b. SMP c. SMAd. Diploma e. S1 f. Lainnya (sebutkan) ……….
5. Jabatan: ………..6. Lama bekerja di perusahaan (tahun): ……….
Petunjuk: untuk dapat menjawab pertanyaan kuesioner ini dengan benar, anda dimohonmemberikan tanda (√) pada salah satu kotak pilihan jawaban yang telah tersedia dengan tepatsesuai pilihan anda.Keterangan: 0 = tidak setuju 1 = kurang setuju 2 = cukup setuju
3 = setuju 4 = sangat setuju
No. Subjek AnalisisJawaban
0 1 2 3 4
PELAYANAN PESERTA
1.Senantiasa memberikan informasi secara akuratkepada peserta
2.Senantiasa memberikan formulir SPP yangdibutuhkan peserta
3.Senantiasa memberikan pelayanan pro aktif kepadapeserta
4.Senantiasa meningkatkan kualitas pelayanan kepadapeserta
5.Senantiasa menindaklanjuti keluhan pelayanan daripeserta dengan tindakan koreksi dan pencegahanguna memperbaiki mutu pelayanan
Lanjutan Lampiran 3.
No. Subjek AnalisisJawaban
0 1 2 3 4
PENGELOLAAN DATA PESERTA
1.Senantiasa melakukan penyelesaian SPP Klim sesuaiSOP
2.Senantiasa melakukan penyelesaian Dapem induk,dan Dapem susulan
3.Senantiasa melakukan pengelolaan Dapem induk,Dapem susulan, dan MGS
4. Senantiasa melakukan update data peserta
5.Senantiasa memastikan formulir SPP dari pesertaterisi dengan lengkap dan benar
KEUANGAN
1.Senantiasa melakukan perhitungan proyeksi Klimrutin dan non rutin
2. Senantiasa menghitung hak dana peserta
3. Senantiasa menghitung UKP Pensiun 13, Dahor 4
4.Senantiasa menghitung ulang pensiun untukmengendalikan ketelanjuran bayar
5.Senantiasa melakukan pemeriksaan/pengecekkanidentitas peserta dengan voucher yang akandibayarkan
HASIL KERJA (LAPORAN)
1.Senantiasa membuat laporan penyelesaian SPP Klimrutin dan non rutin dengan benar dan tepat waktu
2. Senantiasa membuat laporan sesuai SOP perusahaan
3.Senantiasa menjamin kebenaran data dan tulisanuntuk memperkecil kesalahan
4.Senantiasa memeriksa ulang laporan yang telahdikerjakan sebelum diserahkan kepada atasan
5.Senantiasa memperbaiki dan menyelesaikan hasilpemeriksaan laporan dari atasan (Kabid/Kasie)
Lampiran 4. Kuesioner kemampuan kerja pribadi (KKP) untuk bidangdata peserta dan pemasaran
ANALISIS KEBUTUHAN PELATIHAN KARYAWANBIDANG PELAYANAN PADA PT TASPEN (PERSERO)
KANTOR CABANG BOGORKepada Responden yang Terhormat,
Saya mohon kesediaan Bapak/Ibu/Saudara (i) untuk menjawab pertanyaan kuesioner inidalam rangka penyelesaian tugas akhir saya,Nama : Khori ProbosemiNRP : H24076066Departemen : ManajemenFakultas : Ekonomi dan ManajemenUniversitas : Institut Pertanian Bogor
Saya mengharapkan Bapak/Ibu/Saudara (i) menjawab pertanyaan kuesioner dengan jujurdan benar. Semoga hasil penelitian ini dapat memberikan masukan bagi perusahaan.
Terima kasih atas kesediaannya mengisi kuesioner ini. Kuesioner ini dibuat untukkepentingan penelitian.
I. Identitas Responden1. Umur : ……….2. Jenis Kelamin:
a. Laki-Laki b. Perempuan3. Status:
a. Menikah b. Belum Menikah4. Pendidikan Terakhir:
a. SD b. SMP c. SMAd. Diploma e. S1 f. Lainnya (sebutkan) ……….
5. Jabatan: ………..6. Lama bekerja di perusahaan (tahun): ……….
Petunjuk: untuk dapat menjawab pertanyaan kuesioner ini dengan benar, anda dimohonmemberikan tanda (√) pada salah satu kotak pilihan jawaban yang telah tersedia dengan tepatsesuai pilihan anda.Keterangan: 0 = tidak setuju 1 = kurang setuju 2 = cukup setuju
3 = setuju 4 = sangat setuju
No. Subjek AnalisisJawaban
0 1 2 3 4
PENGELOLAAN DATA PESERTA
1. Senantiasa menjamin kebenaran mutasi data peserta
2.Senantiasa mengelompokkan, menetapkan danmengesahkan item data yang diperlukan sesuaidengan jenis mutasi
3.Senantiasa menyimpan dokumen yang telahdipergunakan dalam peremajaan data sesuai dengantata kearsipan yang ditetapkan
4.Senantiasa menghubungi atau melakukan ke instansipeserta atau instansi pengolah data peserta untukmemperoleh data kepesertaan dalam bentuk dokumen
5.Senantiasa memeriksa ulang setiap data yang sudahsaya kerjakan untuk memperkecil kesalahan
Lanjutan Lampiran 4.
No. Subjek AnalisisJawaban
0 1 2 3 4
PELAYANAN PESERTA
1.Senantiasa memberikan informasi secara akuratkepada peserta
2.Senantiasa menerima dan mendengarkan keluhan daripeserta
3.Senantiasa memberikan pelayanan pro aktif kepadapeserta
4.Senantiasa meningkatkan kualitas pelayanan kepadapeserta
5.Senantiasa menindaklanjuti keluhan pelayanan daripeserta dengan tindakan koreksi dan pencegahanguna memperbaiki mutu pelayanan
HASIL KERJA (LAPORAN)
1.Senantiasa membuat laporan berkala kepada atasansecara tepat waktu
2. Senantiasa membuat laporan sesuai SOP perusahaan
3.Senantiasa menjamin kebenaran data dan tulisanyang dikerjakan
4.Senantiasa memeriksa ulang laporan yang telahdikerjakan sebelum diserahkan kepada atasan
5.Senantiasa memperbaiki dan menyelesaikan hasilpemeriksaan laporan dari atasan (Kabid/Kasie)
Lampiran 8. Nilai kemampuan kerja pribadi (KKP)
Penetapan Klim
Respondenke-i
Subjek AnalisisPelayanan
PesertaPengelolaanData Peserta Keuangan
Hasil Kerja(Laporan)
1 13 10 15 172 13 12 16 183 12 16 19 174 16 15 15 165 11 16 19 166 15 15 15 167 12 16 19 188 15 13 18 179 14 16 19 18
10 15 9 15 1611 16 13 20 1812 16 12 19 1813 12 12 16 1714 14 15 16 1615 16 13 20 1716 15 12 19 1817 12 13 16 1818 15 14 14 1519 15 11 16 17
Data Peserta dan Pemasaran
Respondenke-i
Subjek AnalisisPengelolaanData Peserta
PelayananPeserta
Hasil Kerja(Laporan)
1 19 18 172 15 16 173 16 14 174 14 15 175 17 14 176 19 18 187 18 17 188 17 19 199 17 18 20
10 18 18 1811 17 20 2012 15 18 1813 16 16 19
Lampiran 9. Bobot kuesioner kemampuan kerja pribadi (KKP)
Penetapan Klim
Respondenke-i
Subjek AnalisisPelayanan
PesertaPengelolaanData Peserta Keuangan
Hasil Kerja(Laporan)
1 6 5 7 82 6 6 8 93 6 8 9 84 8 7 7 85 6 8 9 86 7 7 7 87 6 8 9 98 7 6 9 89 7 8 9 9
10 7 5 7 811 8 6 9 912 8 6 9 913 6 6 8 814 7 7 8 815 8 6 9 816 7 6 9 917 6 6 8 918 7 7 7 719 7 6 7 8
Jumlah 130 124 155 158Rata-rata 6,9 6,5 8,2 8,3
Lanjutan Lampiran 9.
Data Peserta dan Pemasaran
Respondenke-i
Subjek AnalisisPengelolaanData Peserta
PelayananPeserta
Hasil Kerja(Laporan)
1 9 9 82 7 8 83 8 7 84 7 7 85 8 7 86 9 9 97 9 8 98 8 9 99 8 9 9
10 8 9 911 8 9 912 7 9 913 8 8 9
Jumlah 104 108 112Rata-rata 8 8,3 8,6
Lampiran 10. Hasil olah data uji normalitas
Penetapan Klim
I1 I2 I3 I4 I5
N 19 19 19 19 19
NormalParametersa
Mean 2.53 2.63 2.79 3.05 3.05
Std. Deviation .612 .684 .976 .621 .621
Most ExtremeDifferences
Absolute .360 .337 .322 .323 .323
Positive .226 .242 .204 .323 .323
Negative -.360 -.337 -.322 -.308 -.308
Kolmogorov-Smirnov Z 1.567 1.467 1.404 1.409 1.409
Asymp. Sig. (2-tailed) .015 .027 .039 .038 .038
a. Test distribution is Normal.
II1 II2 II3 II4 II5
N 19 19 19 19 19
NormalParametersa
Mean 2.74 2.53 2.79 3.00 2.26
Std. Deviation .806 .612 .631 .816 1.046
Most ExtremeDifferences
Absolute .260 .360 .315 .289 .233
Positive .214 .226 .264 .237 .202
Negative -.260 -.360 -.315 -.289 -.233
Kolmogorov-Smirnov Z 1.132 1.567 1.373 1.262 1.016
Asymp. Sig. (2-tailed) .154 .015 .046 .083 .253
a. Test distribution is Normal.
III1 III2 III3 III4 III5
N 19 19 19 19 19
NormalParametersa
Mean 3.47 3.47 3.53 3.47 3.26
Std. Deviation .513 .513 .513 .513 .653
Most ExtremeDifferences
Absolute .348 .348 .348 .348 .288
Positive .348 .348 .321 .348 .288
Negative -.321 -.321 -.348 -.321 -.239
Kolmogorov-Smirnov Z 1.519 1.519 1.519 1.519 1.255
Asymp. Sig. (2-tailed) .020 .020 .020 .020 .086
a. Test distribution is Normal.
Lanjutan Lampiran 10.
IV1 IV2 IV3 IV4 IV5
N 19 19 19 19 19
NormalParametersa
Mean 3.32 3.47 3.47 3.26 3.47
Std. Deviation .582 .513 .513 .653 .513
Most ExtremeDifferences
Absolute .338 .348 .348 .288 .348
Positive .338 .348 .348 .288 .348
Negative -.248 -.321 -.321 -.239 -.321
Kolmogorov-Smirnov Z 1.472 1.519 1.519 1.255 1.519
Asymp. Sig. (2-tailed) .026 .020 .020 .086 .020
a. Test distribution is Normal.
Data Peserta dan Pemasaran
I1 I2 I3 I4 I5
N 13 13 13 13 13
NormalParametersa
Mean 3.00 3.31 3.31 3.46 3.69
Std. Deviation .577 .630 .630 .519 .480
Most ExtremeDifferences
Absolute .346 .303 .303 .352 .431
Positive .346 .303 .303 .352 .261
Negative -.346 -.249 -.249 -.312 -.431
Kolmogorov-Smirnov Z 1.248 1.091 1.091 1.268 1.555
Asymp. Sig. (2-tailed) .089 .185 .185 .080 .016
a. Test distribution is Normal.
II1 II2 II3 II4 II5
N 13 13 13 13 13
NormalParametersa
Mean 3.31 3.62 3.15 3.46 3.46
Std. Deviation .630 .506 .689 .660 .519
Most ExtremeDifferences
Absolute .303 .392 .281 .331 .352
Positive .303 .272 .281 .219 .352
Negative -.249 -.392 -.258 -.331 -.312
Kolmogorov-Smirnov Z 1.091 1.412 1.012 1.194 1.268
Asymp. Sig. (2-tailed) .185 .037 .257 .116 .080
a. Test distribution is Normal.
Lanjutan Lampiran 10.
III1 III2 III3 III4 III5
N 13 13 13 13 13
NormalParametersa
Mean 3.54 3.69 3.62 3.54 3.69
Std. Deviation .660 .480 .506 .519 .480
Most ExtremeDifferences
Absolute .373 .431 .392 .352 .431
Positive .242 .261 .272 .312 .261
Negative -.373 -.431 -.392 -.352 -.431
Kolmogorov-Smirnov Z 1.345 1.555 1.412 1.268 1.555
Asymp. Sig. (2-tailed) .054 .016 .037 .080 .016
a. Test distribution is Normal.
Keterangan:Penetapan Klim: I = Subjek Analisis Pelayanan Peserta
II = Subjek Analisis Pengelolaan Data PesertaIII = Subjek Analisis KeuanganIV = Subjek Analisis Hasil Kerja (Laporan)
Data Peserta dan Pemasaran: I = Subjek Analisis Pengelolaan Data PesertaII = Subjek Analisis Pelayanan Peserta
III = Subjek Analisis Hasil Kerja (Laporan)