analisis kebijakan infrastruktur kuliah ke 3

72
Analisis Kebijakan INFRASTRUKTUR Edi santosa Pertemuan ke 3 (setelah anda mempelajari dan membuat catatan kritis Hand Out 1 Tentang Kebijakan Infrastruktur di Indonesia ....... Mari kita bahas Bagaimana Pendekatan Analisis yang dikemukakan Para Teoritisi )

Upload: fatnan-fathorikh

Post on 09-Apr-2016

128 views

Category:

Documents


12 download

DESCRIPTION

Dosen Edy Santosa

TRANSCRIPT

Analisis Kebijakan INFRASTRUKTUR

Edi santosaPertemuan ke 3

(setelah anda mempelajari dan membuat catatan kritis Hand Out 1 Tentang Kebijakan Infrastruktur di Indonesia ....... Mari kita bahas

Bagaimana Pendekatan Analisis yang dikemukakan Para Teoritisi )

Referensi William N Dunn, Introdution to public

policy analisis, (1988) Leslie A. Pall,(1986) Public policy analysis Randall Ripley, (1985) Policy analysisi in

Political science Edith Stokckey dan Richard Zachauser

(1978), A Primer for policy analysis Wayne parsons, 1998, Policy anslysis AG Subarsosno, (2003), Analisis Kebijakan

Publik

Analisis Retrospektif 1. Mengkaji dan memahami bagaimana

proses pembangunan Infrastruktur 2. Megetahui maksud, tujuan dan manfaat

Infrastruktur 3. Mengetahui kendala dan keuntungan

Infrastruktur

Penilaian 1. Ujian (kompetensi dasar 1-4) 2. Tugas-tugas kelompok 3. Tugas individual 4. presensi 5. Aktivitas di kelas

Fokus kajian Pembangunan: 1. Formulasi kebijakan Pembangunan

Infrastruktur 2. Implementasi Kebijakan Pembangunan

Infrastruktur 3. Evaluasi kebijakan Pembangunan 4. Manfaat kendala dan tantangan 5,Pembangunan Infrastruktur Masa Depan

Analisis kebijakan publik Berasal dari istilah “public policy analysis” Istilah analisa sering diartikan sebagai

penilaian, upaya memahami sesuatu secara lebih mendetail dsb

Dalam analisa kebijakan publik, istilah analisa lebih difokuskan pada upaya menciptakan pengetahuan tentang sesuatu hal

Apa itu analisa kebijakan publik ? Aktivitas menciptakan pengetahuan tentang dan

dalam proses pembuatan kebijakan publik (lasswell, 1987)

Kata “tentang” bermakna bahwa analisa kebijakan meneliti sebab, akibat dan kinerja kebijakan Pembangunan Infrastruktur. Ini berkaitan dengan fakta dan pengetahuan

Kata “dalam” menunjuk bahwa analisa kebijakan meneliti tentang prosedur, aktor dsb. Ini menunjuk adanya “tindakan”

Policy analysis is the use of reason and evidence to make the best policy choice (Mac Rae, 1983)

AKP : setiap jenis analisa yang menghasilkan dan menyajikan informasi sehingga dapat menjadi dasar bagi pengambil kebijakan dalam menguji pendapat mereka (ES Quade, 1983)

AKP : disiplin ilmu sosial terapan yang menggunakan metode dan argumen untuk menghasilkan dan memindahkan informasi yang relevan dengan kebijakan shg dapat digunakan di tingkat politik dalam memecahkan masalah kebijakan (William N Dunn, 2000)

Dunn secara tegas menyebut bukan saja pengetahuan akan tetapi disiplin ilmu sosial terapan, karena mempunyai Metodologi dan argumen yang bernalar.

AKP merupakan aktivitas intelektual yg dilakukan dalam proses politik. Merupakan proses kognitif dan bukan proses politik.

AKP adalah awal dan bukan akhir dari upaya memperbaiki proses pembuatan kebijakan.

Proses AKP adalah aktivitas intelektual yang dilakukan dalam proses politik

Aktivitas politik meliputi : agenda setting, formulasi kebijakan, adopsi kebijakan, implementasi kebijakan dan evaluasi kebijakan

Aktivitas intelektual meliputi : perumusan masalah, forecasting, rekomendasi kebijakan, monitoring dan evaluasi kebijakan

Metodologi dalam AKP Merupakan perpaduan dari berbagai disiplin ilmu

shg merupakan sintesis lintas disiplin. Bentuknya : Multiplisme kritis, yaitu suatu

metodologi yg dicirikan adanya triangulasi Sebagain bersifat deskriptif : yaitu mencari

pengetahuan tentang sebab dan akibat dari sebuah KP, sebagian bersifat normatif, yaitu melakukan kritik terhadap suatu kebijakan baik sekarang, masa lalu maupun y. a.d

Metodologi AKP (lanjutan) Bersifat moral, karena merupakan bentuk

etika terapan thd suatu KP Bisa menggunakan intuisi maupun

kebenaran empirik Tujuan Metodologi AKP : menciptakan,

menilai secara kritis dan mengkomunikasikan pengetahuan yang relevan dengan kebijakan

Metodologi AKP hampir sama dg metodologi dlm pmecahan masalah

Metodologi AKP(lanjutan) Perumusan masalah = definisi (menghasilkan

inf kondisi yg menghasilkan masalah Peramalan =prediksi (menghasilkan inf

konsekwensi di masa datang) Rekomendasi= preskripsi (menyediakan inf

tentang sifat dan kegunaan di masa depan Pemantauan = deskripsi (menghasilkan inf

konsekwesni sekarang dan masa lalu dari penerapan kebijakan

Evaluasi (menghasilkan inf konsekwensi pemecahan masalah

Informasi apa yang berkaitan dengan kebijakan Pembangunan Infrastruktur?

1. Masalah kebijakan (policy problem): nilai, kebutuhan atau kesempatan yang belum terpenuhi yg dapat dicapai dengan tindakan publik. Pertanyaan: apa hakekat masalahnya?

2. Masa depan kebijakan (policy future) : konsekwensi dari tindakan pencapaian nilai. Pertanyaan : Alternatif kebijakan apa yg digunakan untuk menjawab masalah

Informasi (lanjutan) 3. Tindakan kebijakan (policy action) yaitu searngkaian

tindakan yang dituntun oleh alternatif kebijakan untuk mencapai tujuan. Pertanyaan : Kebijakan apa yang sedang dan pernah dibuat untuk mengatasi masalah

4. Hasil Kebijakan (policy outcomes), yaitu konsekwensi yang dapat diamati dari aksi kebijakan yang dilakukan. Pertanyaan: Seberapa bermakna hasil tsb dalam memecahkan masalah?

Kinerja kebijakan (policy performance), yaitu derajad dimana hasil yang ada memberi konstribusi pada pencapaian nilai. Pertanyaan : Hasil apa yang telah dipeoleh dan diharapkan?

AKP tak hanya berhenti pd penggunaan metode untuk menghasilkan inf, tetapi juga penciptaan secara kritis pengetahuan atas dasar inf tsb sebagai bagian dari Argumen kebijakan yang diciptakan

Argumen kebijakan menggambarkan alasan mengapa berbagai pelaku kebijakan sepakat atau tidak sepakat thd suatu alternatif kebijakan tertentu.

Informasi dan argumen dalam AKP harus mencakup tiga hal, yaitu :

1. Nilai : berkaitan dg persoalan apakah masalah telah teratasi

2. Fakta : berkaitan dengan apakah keberadaannya dapat meningkatkan pencapaian nilai/ tujuan

3. Tindakan : berkaitan dg apa yang telah dilakukan dalam kaitannya dengan pencapaian nilai/tujuan

Untuk menghasilkan informasi yg demikian diperlukan pendekatan : 1. Pendekatan Empirik : yang menjelaskan sebab akibat dari suatu

kebijakan publik tertentu. Pertanyaannya tentu berkaitan dengan

Fakta. Informasi yang dihasilkan bersifat

deskriptif dan prediktif

2. Pendekatan Valuatif Menekankan pada bobot/ nilai/ manfaat

kebijakan publik Pertanyaannya berhubungan dengan nilai Informasi yang dihasilkan bersifat valuatif/

penilaian

3. Pendekatan normatif Menekankan pada rekomendasi tindakan

guna memecahkan masalah publik Pertanyaannya berhubungan dengan

tindakan yang telah, akan dan sedang dilakukan dalam mengatasi masalah

Informasi yg dihasilkan bersifat preskriptif/ rekomendasi atau designatif (anjuran)

Metodologi dalam AKP 1. Perumusan Masalah Metode ini menyediakan pengetahuan yang

mempersoalkan tentang asumsi-asumsi yang mendasari timbulnya masalah, melakukan pendefinisian masalah dsb.

Metode ini merupakan meta metode yaitu metode yang mengawali metode-metode sesudahnya.

Dalam policy proses sering diidentikkan dengan agenda setting

2. Forecasting (peramalan) Metode yg menyediakan pengetahuan

atau menghasilkan inf tentang hal-hal yang akan terjadi di masa depan sebagai akibat dipilihnya alternatif kebijakan ttt

Inf yg dihasilkan : tentang masa depan kebijakan.

Dalam policy process diidentikkan dg formulasi kebijakan

Dalam analisa umum : Prediksi (ex ante)

3. Rekomendasi Metode yang akibat yang menghasilkan

pengetahuan/ inf tentang kemungkinan serangkaian tindakan akan dapat menghasilkan akibat yg bermanfaat/ bernilai.

Membantu pembuat kebijakan dalam mengestimasi tingkat resiko dan ketidakpastian

Dalam proses kebijakan identik dengan adopsi kebijakan

Dalam analisa umum : preskripsi

4. Monitoring/ pemantauan: Metode ini menghasilkan inf tentang

akibat dari kebijakan yang diambil Identik dengan implementasi kebijakan Dalam analisa umum : deskripsi

5. Evaluasi: Metode ini menghasilkan inf tentang

kesesuaian antara kinerja kebijakan dengan hasil yg sebenarnya/ nilai kebijakan yang lalu dan Y.a.d.

Dalam proses kebijakan publik : evaluasi kebijakan

Dalam analisa umum = evaluasi

Metode AKP secara hierarkhis berhubungan dan saling bergantung. Namun demikian ada yg bisa digunakan secara sendirian, misalnya pemantauan, sementara yang lain harus didahului dengan penggunaan metode yang lain.

Kegiatan AKP bisa dilakukan secara menyeluruh guna memberikan gambaran selengkapnya terhadp kinerja kebijakan, akan tetapi juga bisa dilakukan sebagian-sebagian. Misalnya melakukan pemantauan,peramalan atau evaluasi saja dsb.

Kegiatan AKP bisa dilakukan dalam 3 bentuk yaitu : 1. Prospektif : AKP yang dilakukan sebelum aksi kebijakan

dilakukan. 2. Retrospektif : dilakukan sesudah aksi kebijkan 3. Terintegrasi : menggabungkan sebelum dan sesudah

aksi kebijakan.

Dalam melakukan AKP diperlukan argumen yang bernalar sebagai dasar melakukan pendekatan tentang isu-isu publik yang diangkat dalam masalah kebjk

Argumen yang disusun haruslah lengkap, artinya harus bersangkutan dengan beberapa elemen yaitu :

Elemen Argumen Kebijakan : 1. Information (I). Ini merupakan awal dari munculnya argumen

kebijakan. Argumen kebijakan tentu didasarkan adanya informasi yg berkembang dalam masyarakat, yang selanjutnya menjadi sebuah isu.

2. Claim (C)/ tuntutan : Ini merupakan kesimpulan akhir sebagai akibat

adanya masalah yg memunculkan argumen tsb. Biasanya diawali dengan kata: “maka/ karena itu”

Elemen argumen (lanjutan) 3. Warrant (W)/ pembenaran : Ini merupakan asumsi yg mendasari yg

memungkinkn seorang analis berpindah dari I(informasi) ke C(tuntutan)

Dapat terdiri atas berbagai bentuk asumsi spt otoritatif, intuitif, kausalitas, prgmatis dsb.

W ini berperanan membawa I pada C

4. Backing (B)/ dukungan: Ini merupakan asumsi tambahan

pendukung pembenaran (W) Dapat berupa hukum ilmiah,

pertimbangan pemegang otoritas dsb. Ini bisa mneguatkan W (pembenaran) atau

Rebuttal/ bantahan

5. Rebuttal ( R )/ bantahan Ini merupakan lawan dari pembenaran Jika ini kuat maka klaim (C) tak diterima

6. Qualifier (Q)/ kesimpulan: Ini merupakan derajad dimana analis

yakin terhadap tuntutannnya.

Skema Argumen kebijakan: I Q C

W R

B B

Kerangka kerja analisis kebijakan publik:

Merupakan suatu mekanisme bagaimana sebuah analisa kebijakan akan dilakukan.

Pada hakekatnya merupakan upaya menciptkan berbagai informasi yg berhubungan dg kebijakan publik, disertai metode untuk memperolehnya.

B iasanya dimulai dengan melihat permasalahan yang ada.

Untuk memperoleh informasi tentang masalah kebijakan : Digunakan metode perumusan masalah. Masalah dalam hal ini perlu diidentifikasi,

didefinisikan sehingga keberadaannya benar-benar dirasakan sebagai suatu masalah

Dalam hal ini diidentifikasi apa masalahnya, siapa yang mempermasalahkan, seberapa besar perhatian publik pada masalah tersebut dsb.

Merupakan langkah awal dalam proses analisa kebijakan publik

Berdasarkan masalah yg telah dirumuskan maka dapat diperkirakan apa yang akan terjadi dengan masa depan kebijakan. Dengan dmk inf yang diperoleh adalah informasi yang berkaitan dg apa yang akan terjadi dimasa depan jika pemerintah mengambil atau membiarkan suatu kebijakan.

Metode yang digunakan adalah Forecasting (peramalan)

Melalui forecasting dapat diperkirakan apa yang akan terjadi di masa yang akan datang

Dengan dapat diketahuinya masa depan kebijakan maka seorang analis akan dapat memberikan masukan guna mengantisipasi keadaan melalui pemberian masukan tentang apa yang sebaiknya dilakukan oleh Pemerintah sehubungan dengan masalah yang ada

Metode yang digunakan dalam hal ini adalah rekomendasi

Melalui metode ini diperoleh kemungkinan serangkaian tindakan / aksi di masa datang untuk menghasilkan konsekwensi yg berharga guna menyelesaikan masalah.

Setelah tindakan kebijkaan dilakukan maka perlu upaya untuk memperoleh informasi tentang hasil (output) kebijakan.

Untuk itu digunakan metode pemantauan/ monitoring

Informasi yang dihasilkan ini mrpk sumber informasi utama dalam melihat implementasi kebijakan

Dalam hal ini didiskripsikan operasionalisasi program dan hasil yang diperoleh

Aktivitas terakhir yangdilakukan analis adalah melakukan penilaian/ evaluasi yaitu melakukan upya memperoleh inf berkaitan dengan nilai dan manfaat sebuah kebijakan

Melalui evaluasi ini akan dihasilkan informasi tentang kinerja kebijakan, kritikan dan masukan pada pemerintah

Kerangka kerja AKP

Policy problemPolicy output

Policy performance

Policy future

Ppolicy action

Evaluasi

Monitoring

Forecasting

Recomendtion

Pm

Pm

Perumusan Masalah : Ciri-ciri masalah kebijakan : 1. interdependensi : Masalah kebijakan bukan

merupakan sesuatu yg berdiri sendiri akan tetapi merupakan sistem masalah (messes), shg pendekatan yg digunakan adalah pendekatan holistik bukan analitik

2. Subyektif : masalah kebijakan adalah hasil suatu pemikiran yg dibuat pada satu lingkungan tertentu.

3. Buatan : Ada jika manusia memikirkan. 4. Dinamis ; berubah setiap waktu.

Fase-fase perumusan masalah : 1. Pengenalan masalah : yaitu penentuan situasi

problematis atas masalah yg timbul 2. Problem search (Pencarian masalah) : dimulai

dengan adanya kesadaran terjadinya situasi masalah, seberapa besar respresentasinya bagi pelaku kebijakan, keterkaitan dengan masalah lain shg pemecahannya dapat lebih integratif. Ini merupakan proses merubah dari meta masalah (masalah yg lebih besar dan tak tertata) ke masalah substantif.

3. problem definition (pendefinisian masalah). Ini dilakukan dengan mengkategorikan masalah dari berbagai sudut pandang, misal ekonomi, politik, sosial dsb.

4. Problem spesification (spesifikasi masalah): merupakan proses merubah masalah substantif kedalam masalah formal yg lebih rinci dan spesifik. Dihiondari terjadinya kesalahan tipe ketiga (memecahkan masalah yang salah)

Tahap perumusan masalah Pendefinisian

masalah

Masalahsubstantif

Spesifikasimasalah

Masalahformal

Pengenalanmasalah

Situasi masalah

Pencarianmasalah

Meta masalah

Metode Perumusan masalah 1. Analisis batas 2. Analisis Klasifikasi: dengan membuat

klasifikasi terhadap pengalaman empirik secara induktif

3. Analisis hierarkhi:mengidentifikasi faktor penyebab (Possible causes, plausible causes dan actionable causes)

4. Synectics : merumuskan maslah melalui analogi-analogi

5. Brainstorming dsb.

Forecasting/ peramalan Menghasilkan inf tentang fakta di masa datang

atas dasar informasi yg telah ada tentang masalah kebijakan

Digunakan dalam rangka mengantisipasi akibat dan kemungkinan dari pilihan kebijakan tertentu (Dunn, 1981)

Berusaha menjawab pertanyaan : Apa yg akan terjadi bila ditetapkan suatu

kebijakan ? Apakah keb yg baru akan memperoleh dukungan dari aktor politik dsb.

Bentuk-bentuk Forecasting 1. Proyeksi (Dunn)/ extrapolasi (patton

Sawicki 2. Prediksi (Dunn)/ Theoriticals models

(Patton & Sawicki) Conjecture (Dunn)/ Intuitive prediction

(Patton Sawicki)

Proyeksi/ extrapolative forecasting Mrpk bentuk ramalan yg didasarkan atas

ekstrapolasi kecenderungan dari data historis Bisa dilakukan dengan data time series atau

perbandingan antar kasus Bentuk ini mengasumsikan bahwa apa yang

terjadi pada masa lampau akan juga terjadi di masa datang asal tak ada kebijakan baru atau perubahan yg mendadak

Basic ; logika induktif

Prediksi/ Theoritical forecasting Didasarkan atas asumsi teoritis dan

analogi Teoridan proposisi yang menggambarkan

hub sebab akibat dijadikan alat untuk meramal masa datang, demikian juga analogi yg sudah dikenal dalam masyarakat

Basic : logika deduktif

Conjecture/ intuitive forecasting Didasarkan atas intuisi atau pertimbangan

subyektif terutama yang sudah banyak berpengalaman

Didukung arguman dari pikiran dan motivasi

Basic : logika tretroduktif

Bentuk-bentuk masa depan 1. potensial futures : masa depan yang

mungkin terjadi (yg berbeda dg situasi sosial yang memang terjadi) kalau tindakan pemerintah tak dilakukan

2. Plausible futures : masa depan yang diyakini akan terjadi didasarkan atas pertimbangan teori sebab akibat

3. Normative futures : Masa depan yg seharusnya terjadi kalau ada kebijakan . Ini merupakan masa depan yang ingin dicapai

Begitu sulitnya melakukan forecasting maka perlu dirumuskan terlebih dahulu tentang goal (tujuan) dan obyective (sasaran) serta alternatif

Selanjutnya dipilih pendekatan peramalan antara lain meliputi: obyek ramalan, bagaimana membuat ramalan danmemilih tehnik yang paling tepat.

Rekomendasi Menghasilkan inf tentang kemungkinan

serangkain aksi di masa datang untukenghasilkan konsekwensi yang berharga bagi masyarakat

Hal yg diperlukan : 1. Inf tentang konsekwesni di masa depan

setelah dilaksanakn berbagai alternatif tindakan.

2. alternatif mana yg paling baik 3. berkaitan dengn moral dan etika

Rekomendasi pada dasarnya berupa pernytaan advokatif yang mempunyai ciri-ciri :

1. Dapat ditindaklanjuti 2. Prospektif, krn dibuat sbl tindakan

dilakukan (ex ante) 3. Ada muatan nilai

Model- model pernyataan advokatif : Model sederhana : Jika A1 menghasilakan

O1, A2 menghsilkan O2, dan O1 lebih baik dari O2 maka pilihannya adalah A1. jadil terdapat premis fakta dan premis nilai (membandingkan)

Model pilihan yg kompleks : model ini sangat kompleks sehingga sulit dalam menentukan pilihan

Untuk melakukan pilihan alternatif maka digunakan pertimbangan rsionalitas : Rasionalitas tehnis : membandingkan

kemampuan dalam memecahkan masalah Rasionalitas ekonomis : membandingkan

kemampuan memecahkan masalah secara efisien Rasionalitas legal : membandingkan kesesuian

dengan peraturan atau hukum Rasionalitas sosial : membandingkan kemampuan

dalam memeprtahankan institusi sosial yg bernilai

Rasionalitas substantif : menyangkut perbandingna berbagai bentuk rasionalitas diatas.

Dalam melakukan pilihan rasionalitas dikenal beberapa teori : 1. Rasional komprehansive 2. Inkremantal 3. Bounded rationality 4. Rasionalitas gabungan

Kriteria yg melandasi rekomendasi : 1. Evektivitas 2. Efisiensi 3. Kecukupan 4. Pemerataan atau keadilan 5. Responsivitas 6. kelayakan/ ketepatan/ appropriateness

Dua pendekatan utama dalam rekomendasi : 1. Analisis biaya manfaat 2. Analisis biaya efektivitas

Monitoring/ Pemantauan Memberikan inf tentang sebab dan akibat

kebijakan Mendeskripsikan operasionalisasi program

dan hasilnya Pernyataan yang dihasilkan bersifat

penjelasan (premis faktual

Fungsi Monitoring : 1. Kepatuhan 2. pemeriksaan (auditing ) apakah telah

sesuaipada kelompok sasaran 3. Akuntansi : penghitungan perubahan

sosial ekonomi setelah dilaks kebijakan 4. Eksplanasi : menjelasakan mrngapa

hasil kadang-kadang berbeda dengan program

Dalam memantau ada dua jenis akibat : 1. Outputs (keluaran) : barang, jasa ,

sumber dsb 2. Impact (dampak) :perubahan nyta

sikaop, perilaku krn keluaran tsb

Perlu dibedakan pula antara kelompok sasaran (individu, masy, orgs ayng hendak dipengaruhi) dan kelompok penerima (yg menerima manfaat)

Tindakan dalam monitoring 1. Regulatif (tindakan yg dirancang untuk

mematuhi aturan dan prosedur tertentu 2. Alokatif (tindakan yng berhubungan

dengan penggunaan barang, uang, waktu, personil dsb)

Keberhasilan melakukan monitoring tgt pada kapasitas membangun ukuran yang reliabel (cermat dan dapat diandalkan)dan valid (dapat dipertanggung jawabkan)

Dilakukan dengan menentukan definisi konsep dan definisi operasional

Pendekatan dalam monotoring 1. Akuntansi sistem sosial : pendektan yg

memungkinkan analis memantau perubahan kondisi sosial dari waktu ke waktu. Indikator : indikator sosial

2. Eksperimentasi sosial : dengan membuat kelompok kontrol

3. Pemeriksaan sosial : memantau hub antara input, proses, output serta dampak sehingga nampak bagian mana yang menyebabkan keberhasilan/ kegagalan

4. Sintesa riset dan praktek : dengan membandingkan hasil-hasil dari iomplementasi kebijakan di masa lalu

Evaluasi Menghasilkan inf mengenai nilai dan

manfaat kebijakan Pertanyaan : apa perbedaan yang terjadi

sebelum dan sesudah kebijakan diambil Pernyataan yg dihasilkan berupa

pernyataan evaluatif (premis nilai)

Karakteristik evaluasi : 1. Fokus nilai : bukan sekedar aksi tetapi

juga manfaat kebiajakan 2. Interdependensi fakta dan nilai.

(melihat hasil berkaitan dengan fakta, melihat manfaat berkaitan dengan nilai)

3. Orientasi masa kini dan masa lampau 4. Dualitas nilai, yaitu sebagai tujuan dan

cara

Fungsi evaluasi 1. Memberi inf tentang kinerja kebijakan

(seberapa jauh masalah tertangani) 2. Memberi sumbangan pada klarifikasi

dan kritik 3. Memberi sumbangan pada aplikasi

metode AKP termasuk Perumusan masalah dan rekomendasi

Kriteria evaluasi sama dengan kriteria rekomendasi. Perbedaannya hanya pada waktu kriteria tersebut diaplikasikan

Antara lain meliputi: Efektivitas, efisiensi, kecukupan,

pemerataan, responsivitas, ketepatan

Pendekatan Evaluasi1. Evaluasi Semu:

1. Inf tentang hasil kebijakan tanpa mempertanyakan tentang manfaat dari hasil tsb.

2. Metode: Quasi eksperimental, kuesioner, random sampling, statistik

3. Bentuk: Sama dengan pendekatan pemantauan

2. Evaluasi Formal:Mengevaluasi hasil atas dasar tujuan

formalDibagi 2:1. Evaluasi Sumatif: Untuk jangka waktu tertentu2. Evaluasi Formatif: Terus menerus

3. Evaluasi keputusan teoritis: Menilai hasil kebijkn oleh brbagai perilaku

kebijakan Berusaha memunculkn tujuan dan target

para pelaku kebijakan Asumsi: Tujuan dan target pelaku

kebijakan merupkn ukurn yang layak trhdp manfaat program

2 bentuk evaluasi tus teoritis:1. Penaksiran evaluabilitas: prosedur

menganalisis sistem pembuatan TVS brdsrkn kinerja

2. Analisis utilitas multiatribut: Prosedur untuk memperoleh penilaian subyektif dari brbagai pelaku tentang probabilitas kemunculan & nilai dari hasil kebijakn

Teknik dalam melakukan evaluasi hampir sama dengan teknik monitoring & rekomendasi