analisis kebijakan impor tepung gandum...

35
Analisis Kebijakan Impor Tepung Gandum Disusun sebagai Tugas Akhir Matrikulasi Mata Kuliah Sistem Agribisnis dan Agroindustri Dosen Prof. Dr. Ir. Bunasor Sanim, Msc. 2014 Disusun Oleh : Attar Asmawan Donny Kristiyanto Dudy Budiana Madellia Fahreni Zakiah Muhammad Rizal Andriyanto Novri Rulyasri Angkatan E50 PROGRAM STUDI MANAJEMEN DAN BISNIS SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2014

Upload: dinhhanh

Post on 01-Feb-2018

222 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Analisis Kebijakan Impor Tepung Gandum Indonesiadonny50e.blogstudent.mb.ipb.ac.id/files/2014/10/MB-IPB-E50...import... · anggapan bahwa ekspor lebih penting dari impor namun pada

Analisis Kebijakan Impor Tepung Gandum

Disusun sebagai Tugas Akhir Matrikulasi Mata Kuliah Sistem Agribisnis dan Agroindustri

Dosen Prof. Dr. Ir. Bunasor Sanim, Msc.

2014

Disusun Oleh :

Attar Asmawan Donny Kristiyanto

Dudy Budiana Madellia Fahreni Zakiah

Muhammad Rizal Andriyanto Novri Rulyasri

Angkatan E50

PROGRAM STUDI MANAJEMEN DAN BISNIS

SEKOLAH PASCASARJANA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2014

Page 2: Analisis Kebijakan Impor Tepung Gandum Indonesiadonny50e.blogstudent.mb.ipb.ac.id/files/2014/10/MB-IPB-E50...import... · anggapan bahwa ekspor lebih penting dari impor namun pada

i

Kata

Pengantar

Seperti diketahui bersama bahwa Padi dalam negeri belum

dapat memenuhi kebutuhan pangan penduduk Indonesia.

Untuk memenuhi pangan bagi penduduk, Indonesia harus

mengimpor bahan pangan alternatif dalam jumlah cukup

besar. Salah satunya adalah Gandum. Indonesia adalah salah

satu negara pengimpor gandum terbesar ketiga dunia.

Ada 3 alasan suatu negara melakukan impor komoditi yaitu

pertama Produksi dalam negeri terbatas, sedangkan

kebutuhan domestik tinggi, kedua Impor lebih murah

dibandingkan harga dalam negeri, ketiga dari sisi neraca

perdagangan, Impor lebih menguntungkan karena produksi

dalam negeri bisa digunakan untuk ekspor dengan asumsi

harga ekspor di pasar luar negeri lebih tinggi daripada harga

impor yang harus dibayar. Kebutuhan Gandum Indonesia

sangat tinggi, karena sudah menjelma menjadi bahan pokok

yang dibutuhkan oleh hampir semua produk olahan seperti

roti, mie, kue, snack, gorengan, dan lain-lain.

Makalah ini menyajikan informasi terkait “Analisis

Kebijakan Impor Tepung Gandum”, dimana untuk saat ini

industri pengolahan tepung gandum merupakan salah satu

industri yang mampu menunjang perekonomian nasional.

Tim Penyusun menyadari bahwa penulisan makalah ini masih

jauh dari sempurna. Namun, dengan segala keterbatasan yang

ada, Tim Penyusun mengharapkan makalah ini dapat

bermanfaat bagi pihak-pihak yang membutuhkan guna

mendukung pengembangan dan kemajuan industri ketahanan

pangan nasional.

Jakarta, Oktober 2014

Tim Penyusun

Page 3: Analisis Kebijakan Impor Tepung Gandum Indonesiadonny50e.blogstudent.mb.ipb.ac.id/files/2014/10/MB-IPB-E50...import... · anggapan bahwa ekspor lebih penting dari impor namun pada

ii

Daftar

Isi

Kata Pengantar………………………………………………….……... i

Daftar Isi………………………………………………………..……... ii

Daftar Lampiran………………………………………………….……. iii

BAB I. PENDAHULUAN……………....…………………………….. 1

I.1 Latar Belakang...............……………………………………. 1

I.2 Perumusan Masalah………………………………………… 2

I.3 Tujuan Penyusunan Makalah………………………………. 2

I.4 Manfaat Penyusunan Makalah……………………………... 3

I.5 Ruang Lingkup……………………………………………... 3

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA.……………………………………... 4

II.1 Gambaran Umum Komoditi…,……………………………. 4

II.1.1 Ciri-Ciri Fisiologi Gandum….………………............ 4

II.1.2 Hasil Gandum dan Manfaatnya….……………......... 7

II.1.3 Pembudidayaan Gandum….…..........…………......... 8

II.1.4 Luas areal lahan Gandum...................….…..…......... 10

II.2 Industri hasil olahan Tepung Terigu Indonesia...…...……... 11

II.2.1 Pohon Industri Distribusi Tepung Terigu....….…….. 13

II.2.2 Standar Mutu Tepung Terigu.....………...….....……. 13

II.2.3 Produksi Tepung Terigu..………...…...……….…… 14

BAB III. METODOLOGI…………………………….……………….. 16

III.1 Pasar Permintaan dan Penawaran......................................... 16

III.2 Konsep Teori Ekonomi......................................................... 17

BAB IV. PEMBAHASAN……………………………………………. 22

IV.1 Kondisi Permintaan dan Penawaran Tepung Gandum

Indonesia.…….............................................................................. 22

IV.2 Kebijakan Pembatasan Impor Gandum dan Tepung

Terigu........................................................................................... 23

BAB V. PENUTUP…………………………………………………... 27

V.1 Kesimpulan……………………………………………….. 27

V.2 Saran……………………………………………………… 27

Daftar Pustaka………………………………………………….…….... 28

Lampiran………………………………………………….……............ 29

Page 4: Analisis Kebijakan Impor Tepung Gandum Indonesiadonny50e.blogstudent.mb.ipb.ac.id/files/2014/10/MB-IPB-E50...import... · anggapan bahwa ekspor lebih penting dari impor namun pada

iii

Daftar

Lampiran

Lampiran 1. Negara Produsen Utama Gandum Dunia....................................... 29

Lampiran 2. Data Impor Gandum Indonesia......................................................… 29

Lampiran 3.Data Impor Tepung Terigu Indonesia.............................................. 30

Page 5: Analisis Kebijakan Impor Tepung Gandum Indonesiadonny50e.blogstudent.mb.ipb.ac.id/files/2014/10/MB-IPB-E50...import... · anggapan bahwa ekspor lebih penting dari impor namun pada

Analisis Kebijakan Impor Tepung Gandum Indonesia

Sistem Agribisnis & Agroindustri, E50, MB – IPB, 2014 1 1 1

BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Komoditas pangan sangat terkait dengan aspek-aspek sosial, keamanan, dan politik di

setiap negara, karena pangan adalah kebutuhan yang sangat penting dan vital bagi kelangsungan

hidup masyarakat di negara tersebut. Namun diantara itu ada keterkaitan yang kuat juga dengan

kebijakan pemerintah, Oleh karena itu, tiap negara berusaha memenuhi kebutuhan pangan

masyarakatnya dalam menjaga ketentraman negaranya melalui kebijakan pemerintah yang

mendukung keselarasan sosial masyarakat. Mayoritas petani Indonesia menanam padi yang

merupakan bahan makanan pokok rakyat Indonesia. Namun sampai saat ini produksi padi dalam

negeri belum dapat memenuhi kebutuhan pangan penduduk Indonesia. Untuk memenuhi pangan

bagi penduduk. Indonesia harus mengimpor bahan pangan dalam jumlah cukup gandum 4,8 juta

ton/tahun (Khudori, 2003).

Gandum merupakan tanaman pangan lahan kering yang memiliki potensi besar

dikembangkan di Indonesia. Gandum juga merupakan bahan makanan pokok terpenting kedua

setelah beras di mana masyarakat mengkonsumsi dalam bentuk mie, bakso, roti dan sebagainya

dalam jumlah yang sangat besar. Seluruh kebutuhan gandum Indonesia dipasok dari impor dan

jumlah impor biji gandum saat ini melebihi 10 juta ton per tahun. Padahal, tanaman gandum

dapat tumbuh dan berproduksi dengan baik di Indonesia, khususnya di daerah-daerah dataran

tinggi bersuhu sejuk. Karena sebagia penyebab itu karena kebijakan pemerintah dengan memilih

impor gandum maka untuk memvisualisasikan dan implementasi masyarakat mandiri dan

terampil jadi lebih sulit.

Upaya peningkatan produksi dan kualitas gandum Indonesia telah dicapai melalui berbagai

cara di antaranya melalui program pemuliaan tanaman. BATAN telah melakukan pemuliaan

tanaman gandum dengan teknik mutasi radiasi. Tujuan pemuliaan tanaman adalah memperbaiki

varietas/genotip gandum yang ada sehingga genetik tanaman akan menjadi lebih unggul,

misalnya selain memiliki produksi biji dan kualitas yang tinggi dan gandum dapat menjadi lebih

adaptif pada daerah dataran rendah bersuhu tinggi.

Page 6: Analisis Kebijakan Impor Tepung Gandum Indonesiadonny50e.blogstudent.mb.ipb.ac.id/files/2014/10/MB-IPB-E50...import... · anggapan bahwa ekspor lebih penting dari impor namun pada

Analisis Kebijakan Impor Tepung Gandum Indonesia

Sistem Agribisnis & Agroindustri, E50, MB – IPB, 2014 2

Dalam hukum ekonomi jika negara melakukan impor itu karena belum dapat memproduksi

kebutuhannya sendiri atau terjadi inefisiensi dalam hal ini adalah gandum. Tetapi banyak

anggapan bahwa ekspor lebih penting dari impor namun pada faktanya bahwa impor berperan

penting juga untuk kelangsungan kegiatan produksi. Negara tidak bisa memenuhi kebutuhannya

jika bahan baku tersebut ketersediaannya sedikit dalam kasus ini adalah komoditas gandum.

Tanaman gandum (Triticum aestivum L.) sebetulnya dapat tumbuh dan berproduksi dengan

baik di Indonesia, terutama di daerah dataran tinggi bersuhu sejuk. Pada zaman Belanda gandum

ditanam di beberapa daerah dingin di Jabar, Jateng,Jatim, dan Sumut. Setelah merdeka, litbang

gandum mulai dilakukan pada tahun 1969 dan penanamannya terbatas hanya pada daerah dataran

tinggi. Sejak itu, diperkenalkan plasma nutfah gandum dari luar negeri di antaranya dari India,

Thailand dan China (Jusuf, 2002). Kebijakan pemerintah Orde Baru, yang terlalu fokus pada

produksi dan swasembada beras (padi), menyebabkan litbang tanaman pangan lain termasuk

gandum menjadi terbatas. Penanaman dan produksi gandum nasional masih sangat rendah

bahkan petani masih mengalami kesulitan budidaya terutama menyangkut ketersediaan benih

gandum.

Konsumen tepung gandum tersebut dari berbagai macam instrumen, mulai dari organisasi

atau perusahaan sampai industri rumah tangga, sehingga tepung gandum tersebut sebenarnya

menjadi pasar yang menarik untuk dikembangkan didalam negeri, ekspor maupun impor. Namun

diantara itu jika nasional mempunyai produsen domestik sendiri yang berpotensi maka

seharusnya anggaran pemerintah bisa lebih hemat.

I.2 Perumusan Masalah

Beberapa permasalahan yang Akan di bahas dalam makalah ini, diantaranya:

1. Bagaimana upaya pemerintah dalam memenuhi kebutuhan Gandum nasional dengan tidak terlalu

mengalami ketergantungan terhadap impor dan ketentuan harga dari luar negeri?

2. Bagaimana upaya pemerintah agar masyarakat terus mengembangkan produksi Gandum nasional

yang sesuai dengan karakteristik geografis negara Indonesia?

Page 7: Analisis Kebijakan Impor Tepung Gandum Indonesiadonny50e.blogstudent.mb.ipb.ac.id/files/2014/10/MB-IPB-E50...import... · anggapan bahwa ekspor lebih penting dari impor namun pada

Analisis Kebijakan Impor Tepung Gandum Indonesia

Sistem Agribisnis & Agroindustri, E50, MB – IPB, 2014 3

I.3 Tujuan Penyusunan Makalah

Berdasarkan permasalahan yang hendak dijawab, maka penyusunan makalah ini secara spesifik

bertujuan untuk:

1. Melakukan evaluasi pengaruh kebijakan impor terhadap kinerja industri olahan gandum di

Indonesia.

I.4 Manfaat Penyusunan Makalah

Adapun manfaat dari penyusunan makalah ini adalah:

1. Pihak-pihak yang berkepentingan dalam proses pengambilan keputusan maupun kebijakan

impor tepung gandum dari luar negeri.

2. Bagi Tim Penyusun sendiri, dapat menambah pengetahuan dan wawasan mengenai seberapa

besar tepat pemerintah dalam menentukan kebijakan impor komoditi gandum hingga saat ini.

3. Bagi pembaca, makalah ini diharapkan dapat menjadi bahan acuan dalam melakukan studi

lanjutan, pembuatan karya ilmiah dan juga diharapkan dapat menjadi sumber informasi bagi

pihak-pihak yang memerlukan informasi tentang pengaruh kebijakan impor terhadap industri

olahan tepung gandum.

1.5 Ruang Lingkup

Ruang lingkup dalam makalah ini terbatas pada menganalisis pengaruh kebijakan pemerintah

dalam pembatasan kuota impor tepung gandum nasional dengan acuan Peraturan Menteri Perdagangan

Nomor 23/M-DAG/PER/4/2014 tentang Ketentuan Pengenaan Kuota Dalam Rangka Tindakan

Pengamanan Perdagangan Terhadap Impor Tepung Gandum.

Page 8: Analisis Kebijakan Impor Tepung Gandum Indonesiadonny50e.blogstudent.mb.ipb.ac.id/files/2014/10/MB-IPB-E50...import... · anggapan bahwa ekspor lebih penting dari impor namun pada

Analisis Kebijakan Impor Tepung Gandum Indonesia

Sistem Agribisnis & Agroindustri, E50, MB – IPB, 2014 4

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

II.1 Gambaran Umum Komoditi

Gandum (Triticum aestivum L.) berasal dari daerah subtropik dan salah satu serealia dari family

Gramineae (Poaceae). Komoditas ini merupakan bahan makanan penting di dunia sebagai sumber

kalori dan protein. Gandum merupakan bahan baku tepung terigu yang banyak digunakan untuk

pembuatan berbagai produk makanan seperti roti, mie, kue biskuit, dan makanan ringan lainnya

(Wiyono, 1980).

Gandum biasanya digunakan untuk memproduksi tepung terigu, pakan ternak, ataupun

difermentasi untuk menghasilkan alkohol. Pada umumnya, biji gandum (kernel) berbentuk opal dengan

panjang 6–8 mm dan diameter 2–3 mm. Seperti jenis serealia lainnya, gandum memiliki tekstur yang

keras. Biji gandum terdiri dari tiga bagian yaitu bagian kulit (bran), bagian endosperma, dan bagian

lembaga (germ).

II.1.1 Ciri-Ciri Fisiologi Kelapa Sawit

Gandum dapat digolongkan berdasarkan 3 hal, yaitu berdasarkan pada tekstur kernel, warna

bran dan musim tanam (Samuel,1972). Berdasarkan tekstur kernel gandum dibedakan menjadi :

1. Gandum Keras (Hard Wheat)

Gandum keras berwarna merah kecoklatan, memiliki biji yang keras dengan tingkat kekerasan

20-25 psi, kadar protein tinggi (minimal 14%), dan mempunyai daya serap air yang tinggi.

Gandum yang termasuk dalam golongan gandum keras adalah Australian Prime Hard,

Australian Hard, Canada Western Extra Strong, Polish Wheat, Kazach 13, Kazach 14, dan

Kazach 15.

2. Gandum Lunak (Soft Wheat)

Gandum lunak berwarna putih kekuningan, memiliki biji yang lunak dengan tingkat kekerasan

9-13 psi, kadar protein lebih rendah dari gandum keras yaitu antara 10% - 12%, dan mempunyai

daya serap air yang rendah. Gandum lunak dapat digunakan untuk campuran grist agar didapat

Page 9: Analisis Kebijakan Impor Tepung Gandum Indonesiadonny50e.blogstudent.mb.ipb.ac.id/files/2014/10/MB-IPB-E50...import... · anggapan bahwa ekspor lebih penting dari impor namun pada

Analisis Kebijakan Impor Tepung Gandum Indonesia

Sistem Agribisnis & Agroindustri, E50, MB – IPB, 2014 5

tepung terigu jenis medium wheat. Gandum yang termasuk dalam golongan gandum lunak

antara lain adalah Australian Extra Soft, Ukraine Wheat, dan Chinese Wheat.

3. Gandum Durum (Durum Wheat)

Gandum durum berwarna merah kecoklatan dengan endosperm berwarna kuning, memiliki biji

yang keras dengan tingkat kekerasan 25 psi sehingga dapat digolongkan sebagai gandum sangat

keras (very hard), kadar protein tinggi (minimal 14%), dan mempunyai daya serap air yang

tinggi. Gandum durum digunakan sebagai bahan baku pembuatan pasta, couscous, dan roti

Mediterania. Gandum yang termasuk dalam golongan gandum durum adalah Australian

Durum, dan Canada Western Amber Durum.

Perbedaan tingkat kekerasan kernel gandum ditentukan oleh tekstur dari endosperm, kandungan

protein dan pati di dalamnya. Semakin keras kernel gandum semakin tinggi pula kandungan

proteinnya. Hal ini karena semakin banyaknya protein yang menyelimuti pati dalam kernel gandum.

Berdasarkan warna bran gandum dibedakan menjadi dua macam yaitu Red dan White.

Sedangkan berdasarkan musim tanam dibedakan menjadi dua yaitu winter dan spring (Samuel,1972).

1. Red Winter Wheat

Red winter wheat mempunyai bran berwarna merah dan ditanam pada musim dingin. Gandum

yang termasuk dalam golongan ini dapat berasal dari gandum keras maupun gandum lunak.

Gandum tersebut antara lain adalah Hard Red Winter, Soft Red Winter, danCanada Western

Red Winter.

2. White Winter Wheat

White winter wheat mempunyai bran berwarna putih dan ditanam pada musim dingin. Gandum

yang termasuk dalam golongan ini dapat berasal dari gandum keras maupun gandum lunak.

Gandum tersebut antara lain adalah Australian Premium White, Australian Standard White,

Hard White Winter, dan Soft White Winter.

3. Red Spring Wheat

Red spring wheat mempunyai bran berwarna merah dan ditanam pada musim semi. Gandum

yang termasuk dalam golongan ini dapat berasal dari gandum keras maupun gandum lunak.

Gandum tersebut antara lain adalah Hard Red Spring, Soft Red Spring, Dark North Spring, dan

Canada Western Red Spring.

4. White Spring Wheat

Page 10: Analisis Kebijakan Impor Tepung Gandum Indonesiadonny50e.blogstudent.mb.ipb.ac.id/files/2014/10/MB-IPB-E50...import... · anggapan bahwa ekspor lebih penting dari impor namun pada

Analisis Kebijakan Impor Tepung Gandum Indonesia

Sistem Agribisnis & Agroindustri, E50, MB – IPB, 2014 6

White spring wheat mempunyai bran berwarna putih dan ditanam pada musim semi. Gandum

yang termasuk dalam golongan ini dapat berasal dari gandum keras maupun gandum lunak.

Gandum tersebut antara lain adalah Hard White Spring, Soft White Spring, Dark North Spring,

dan Canada Western Soft White Spring.

Biji gandum terdiri dari endosperm, bran dan germ. Bagian-bagian ini adalah bagian utama biji

gandum dimana besarnya komposisi tiap bagian endosperm 83%, bran 14.5% dan germ 2.5%.

Endosperm merupakan bagian dalam biji gandum berupa butiran (granula) pati (starch) yang tersusun

oleh butir-butir glukosa. Di sekitar pati (starch) dikelilingi protein yang sifatnya tidak larut air

(insoluble). Protein tersebut adalah glutenin dan gliadin. Glutenin adalah protein yang mempengaruhi

kekuatan meregang dari adonan. Sedangkan gliadin adalah protein yang mempengaruhi kemampuan

meregang (elastisitas) dari adonan. Glutenin dan gliadin adalah komponen pembentuk gluten ketika

didalam tepung gandum ditambahkan air dan dilakukan pengadukan (Shellen, 1971).

Menurut Kent NL (1975) Bran merupakan kulit luar gandum dan terdapat sebanyak 14,5% dari

total keseluruhan gandum. Bran terdiri dari 5 lapisan yaitu epidermis (3,9%), epikarp (0,9%), endokarp

(0,9%), testa (0,6%), dan aleuron (9%). Bran memiliki granulasi lebih besar dibanding pollard, serta

memiliki kandungan protein dan kadar serattinggi sehingga baik dikonsumsi ternak besar. Epidermis

merupakan bagian terluar biji gandum, mengandung banyak debu yang apabila terkena air akan

menjadi liat dan tidak mudah pecah. Fenomena inilah yang dimanfaatkan pada penggilingan gandum

menjadi tepung terigu agar lapisan epidermis yang terdapat pada biji gandum tidak hancur dan

mengotori tepung terigu yang dihasilkan. Kebanyakan protein yang terkandung dalam bran adalah

protein larut (albumin dan globulin).

Menurut Jones (1967) Endosperma merupakan bagian yang terbesar dari biji gandum (80-83%)

yang banyak mengandung protein, pati, dan air. Pada proses penggilingan, bagian inilah yang akan

diambil sebanyak- banyaknya untuk diubah menjadi tepung terigu dengan tingkat kehalusan tertentu.

Pada bagian ini juga terdapat zat abu yang kandungannya akan semakin kecil jika mendekati inti dan

akan semakin besar jika mendekati kulit. Lembaga (germ) terdapat pada biji gandum sebesar 2,5-3%.

Lembaga merupakan cadangan makanan yang mengandung banyak lemak dan terdapat bagian yang

selnya masih hidup bahkan setelah pemanenan. Di sekeliling bagian yang masih hidup terdapat sedikit

molekul glukosa, mineral, protein, dan enzim. Pada kondisi yang baik, akan terjadi perkecambahan

yaitu biji gandum akan tumbuh menjadi tanaman gandum yang baru. Perkecambahan merupakan salah

Page 11: Analisis Kebijakan Impor Tepung Gandum Indonesiadonny50e.blogstudent.mb.ipb.ac.id/files/2014/10/MB-IPB-E50...import... · anggapan bahwa ekspor lebih penting dari impor namun pada

Analisis Kebijakan Impor Tepung Gandum Indonesia

Sistem Agribisnis & Agroindustri, E50, MB – IPB, 2014 7

satu hal yang harus dihindari pada tahap penyimpanan biji gandum. Perkecambahan ini dipengaruhi

oleh beberapa faktor, di antaranya kondisi kelembapan yang tinggi, suhu yang relatif hangat dan

kandungan oksigen yang melimpah.

Gambar 1. Karakteristik biji gandum

Tepung terigu merupakan tepung/bubuk halus yang berasal dari biji gandum, dan digunakan

sebagai bahan dasar pembuat kue, mi dan roti. Kata terigu dalam Bahasa Indonesia diserap dari bahasa

Portugis trigo yang berartigandum. Tepung terigu mengandung banyak zat pati, yaitu karbohidrat

kompleks yang tidak larut dalam air. Tepung terigu juga mengandung protein dalam bentuk gluten,

yang berperan dalam menentukan kekenyalan makanan yang terbuat dari bahan terigu (Anonim, 2007).

II.1.2 Hasil Gandum dan Manfaatnya

Gandum Sebagai tanaman serealia penting di dunia, memiliki peran strategis dalammendukung

ketahanan pangan dan pemenuhan kebutuhan pangan manusia. Menurut Wittenberg (2004) bahwa

gandum sebagai sumber pangan, dikonsumsi sekitar dua milyar penduduk di dunia (sekitar 36% dari

total penduduk dunia).

Ditinjau dari kandungan nutrisi, gandum merupakan tanaman serealia yang memiliki komposisi

nutrisi lebih tinggi dibanding tanaman serealia lain. Komposisi protein Gandum (13%), jagung dan

Oats (10%), Padi (8%), Barley dan Rye (12%), sedang karbohidrat gan- dum (69%), padi (65%),

Jagung (72%) Barley (63%) dan Rye (71%). Namun yang paling penting adalah gandum memiliki

kandungan glutein yang tinggi yang mencapai 80%. Kandungan glutein yang tinggi merupakan

Page 12: Analisis Kebijakan Impor Tepung Gandum Indonesiadonny50e.blogstudent.mb.ipb.ac.id/files/2014/10/MB-IPB-E50...import... · anggapan bahwa ekspor lebih penting dari impor namun pada

Analisis Kebijakan Impor Tepung Gandum Indonesia

Sistem Agribisnis & Agroindustri, E50, MB – IPB, 2014 8

karakter kandungan fitokimia yang khas untuk gandum dibanding serealia lain. Glutein adalah protein

yang bersifat kohesif dan liat yang berperan sebagai zat penentu elastisitas adonan berbasis tepung

(Sleper dan Poehlman 2006).

Tepung terigu sebagai produk olahan dari biji gandum sebagai bahan baku makanan yang tidak

asing lagi di Indonesia, konsumsi terbesar adalah untuk 40% untuk konsumsi rumah tangga baik dalam

bentuk mie basah atau mie kering, 25% untuk industri roti, 20% industri mie instant, 15% untuk

industri cake dan biskuit, sisanya 5% untuk gorengan. Jenis-jenis makanan tersebut sangat disukai oleh

masyarakat mulai dari anak-anak sampai kalangan orang dewasa/orang tua, baik dari kalangan bawah

sampai tingkat atas. Beragamnya produk olahan berbasis terigu menyebabkan produksi terigu dan

permintaan gandum meningkat sebanding dengan tingkat konsumsi masyarakat terkait dengan tingkat

pendapatan dan laju pertambahan penduduk yang selalu meningkat (Adnyana, 2006).

Berdasarkan data Asosiasi Produsen Tepung Terigu Indonesia (APTINDO), konsumsi terigu

Indonesia meningkat sangat signifikan dari 9,9 kg per kapita pada 2002, menjadi 17,11 kg per kapita

pada 2007 atau sekitar 12% dari konsumsi pangan Indonesia dan pada tahun 2009 mencapai 17,7 kg

per kapita. Karena itu, impor gandum juga terus mengalami peningkatan di mana pada tahun 2003

hanya sekitar 3,736 juta ton, pada tahun 2005 mencapai 4,5 juta ton, kemudian mengalami peningkatan

mencapai 4.770.000 ton (US$697.524.000) pada tahun 2007 dan pada tahun 2010 mencapai level 5 juta

ton.

Data BPS menunjukkan bahwa impor biji gandum tahun 2011 telah mencapai 5,4 juta ton

dengan sumber utama dari Australia sebanyak 3,7 juta ton, Canada 982.200 ton dan Amerika Serikat

747.900 ton. Sedangkan impor tepung terigu tahun 2011, mencapai 680.100 ton dengan nilai 281,7 juta

dolar AS (BPS 2012). Pengekspor tepung terigu impor utamanya berasal dari Turki sebanyak 387.400

ton dan Sri Lanka 207.800 ton serta sisanya dari Ukraina, Belgia, dan Australia. Asosiasi Produsen

Tepung Terigu Indonesia (Aptindo) pada tahun 2012 naik 6 persen dibanding 2011 yang mencapai 4,7

juta ton (Aptindo 2012).

II.1.3 Pembudidayaan Gandum

Waktu tanam yang tepat untuk gandum adalah pada awal musim kemarau atau akhir musim

hujan, yang pada sebagian besar wilayah di Pulau Jawa, Sumatera dan Sulawesi jatuh pada bulan

Page 13: Analisis Kebijakan Impor Tepung Gandum Indonesiadonny50e.blogstudent.mb.ipb.ac.id/files/2014/10/MB-IPB-E50...import... · anggapan bahwa ekspor lebih penting dari impor namun pada

Analisis Kebijakan Impor Tepung Gandum Indonesia

Sistem Agribisnis & Agroindustri, E50, MB – IPB, 2014 9

April-Mei. Pada waktu tersebut curah hujan tidak terlalu tinggi sehingga tanaman dapat tumbuh

optimal.

Berikut beberapa proses/tahapan pembudidayaan gandum:

1. Pembenihan

Benih gandum yang baik memiliki ciri sebagai berikut:

a) Berasal dari malai yang matang pada batang Utama.

b) Mempunyai bentuk dan warna yang seragam.

c) Bebas dari hama dan penyakit.

d) Mempunyai bobot yang tinggi dan seragam.

e) Benih gandum mempunyai masa dormansi yang tidak terlalu lama antara 0 - 4 bulan.

f) Sebelum ditebar seyogyanya benih direndam beberapa menit dalam air.

g) Kotoran atau biji yang telah rusak, karena beratnya lebih ringan akan terapung. Benih yang

telah bersih itu kemudian diuji daya tumbuhnya.

Sebelum benih ditanam, sebaiknya diberi perlakuan benih terlebih dahulu, untuk mencegah

kerusakan dan serangan hama-penyakit, baik yang berasal dari dalam tanah atau dari benih itu

sendiri.Fungisida yang dapat digunakan antara lain Ceresan.

Banyaknya benih per lubang tergantung dari daya tumbuh benih. Benih yang berdaya tumbuh 95 %

cukup dua butir per lubang. Untuk jarak tanam 20 x 10 cm diperlukan 30 kg benih/ha.

Benih yang berdaya tumbuh kurang dari 95 persen sebaiknya lebih dari dua butir per lubang atau 35 kg

benih/ha.Kelembaban tanah selama perkecambahan dipertahankan pada RH tanah mendekati kapasitas

lapang.

2. Pengolahan Tanah

Pengolahan tanah untuk tanaman gandum hampir sama dengan pada padi gogo atau palawija

lainnya. Apabila memungkinkan, tanah diolah sempurna sampai gembur. Namun apabila terdapat

pertanaman sebelumnya , maka pengolahan tanah minimum juga dapat diterapkan. Sebaiknya

lahan dibuat dalam bentuk bedengan dengan lebar 2m dan panjang menyesuaikan kondisi lahan.

Jarak antar bedengan yang dianjurkan adalah 50 cm.

3. Penanaman

Page 14: Analisis Kebijakan Impor Tepung Gandum Indonesiadonny50e.blogstudent.mb.ipb.ac.id/files/2014/10/MB-IPB-E50...import... · anggapan bahwa ekspor lebih penting dari impor namun pada

Analisis Kebijakan Impor Tepung Gandum Indonesia

Sistem Agribisnis & Agroindustri, E50, MB – IPB, 2014 10

Setelah bedengan selesai dibuat maka tahapan selanjutnya adalah membuat alur/larikan pada

bedengan. Kedalaman alur/larikan sekitar 5 cm dengan jarak antar larikan 25 cm. Selanjutnya benih

disebar merata dalam larikan dan ditutup dengan tanah. Untuk mencegah hama maka sebelum ditutup

dengan tanah, disekitar benih ditaburi Furadan secukupnya.

4. Pemupukan

Agar dapat berproduksi maksimal, gandum perlu di beri pupuk secara teratur. Kebutuhan pupuk

gandum adalah urea 200 kg/ha, SP36 200 kg/ha serta KCl 100 kg/ha. Pemupukan dilakukan 2 kali

yaitu pada saat tanaman berumur ±10 hari setelah tanam (hst) sebanyak 100 kg urea,100 kg SP36 dan

50 kg KCl. Pemupukan kedua dilakukan pada saat tanaman berumur ±30 hst dengan dosis yang sama

yaitu 100 kg urea, 100 kg SP36 dan 50 kg Kcl. Pada saat gandum sudah mulai berisi maka dianjurkan

juga memberikan pupuk daun.

5. Penyiangan dan Pengairan

Penyiangan dilakukan sebanyak dua kali, yaitu pada umur 15 dan 28-30 dan seterusnya.

Penyiangandilakukan secara manual (hand weeding). Adapun pemberian air/irigasi dilakukan

dengan menyesuaikan kondisi hujan. Gandum tergolong tanaman yang tidak memerlukan banyak air.

Kisaran kebutuhan air per musim adalah 254-400 mm.

Pemberian air dilakukan apabila tidak ada hujan, yaitu dengan cara menggenangi saluran

disekeliling bedengan sehingga tanah di atas bedengan cukup lembab. Pemberian air dilakukan setiap

2-3 minggu. Pada umur tanaman 45-65 hari, kondisi tanah harus dijaga cukup lembab/basah karena

proses pengisian biji berlangsung pada fase tersebut.

II.1.4 Luas Areal lahan Gandum

Kementerian Pertanian Republik Indonesia (Kementan RI) sudah mempunyai program

pengembangan gandum di dalam negeri. Program itu terdiri dari jangka pendek (2008-2010), jangka

menengah (2011-2015) dan jangka panjang (2025). Dalam jangka pendek telah dilakukan peningkatan

produksi dan produktivitas serta penguatan kelembagaan dan penerapan teknologi, sedang dalam

jangka menengah, gandum diharapkan dapat berperan dalam diversifikasi dan ketahanan pangan.

Page 15: Analisis Kebijakan Impor Tepung Gandum Indonesiadonny50e.blogstudent.mb.ipb.ac.id/files/2014/10/MB-IPB-E50...import... · anggapan bahwa ekspor lebih penting dari impor namun pada

Analisis Kebijakan Impor Tepung Gandum Indonesia

Sistem Agribisnis & Agroindustri, E50, MB – IPB, 2014 11

Sementara dalam jangka panjang sudah berdiri Desa Industri di Desa Mandiri Pangan dan tumbuhnya

industri tepung dipedesaan.

Menurut Hasil Sembiring, Direktur Serealia, Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, Kementan,

potensi lahan gandum di Indonesia sekitar 49 juta hektar. Potensi ini terdiri dari lahan kering semusim

46 juta hektar dan lahan kering dataran tinggi iklim kering sekitar 3 juta hektar. Angka tersebut

berdasarkan data dari Balai Besar Sumber Lahan Pertanian 2008. Luas lahan tersebar di Sumatera,

Jawa dan Bali, Nusa Tenggara, Kalimantan, Sulawesi, Maluku, dan Papua. Menurut Sembiring, pada

2013, realisasi luas tanam yang tercatat dari laporan monitoring ke daerah hanya sebesar 67 hektar

dengan luas panen 44 hektar. Angka ini menunjukkan penurunan dibanding tahun sebelumnya dengan

luas tanam 86 hektar dengan luas panen 63 hektar. Menurut Sembiring, jika semua petani gandum

melaporkan hasil panennya, data luas panen tersebut pasti akan lebih besar. Meski potensinya sudah

tinggi, dia tetap berharap lahan untuk gandum ini terus bertambah. Pasalnya, gandum yang cocok untuk

lahan di atas ketinggian 900 mdpl sangat terbatas. Sembiring mengungkapkan Kementan saat ini

tengah melaksanakan konsorsium mengenai pengembangan gandum. Dia mengatakan konsorsium ini

dikoordinasi oleh Badan Penelitian dan Pengembangan (Litbang) Kementan bersama dengan Badan

Tenaga Atom Nasional (Batan), perguruan tinggi, dan pihak swasta yang bergerak di bidang gandum.

Konsorsium dilaksanakan untuk mencari varietas gandum yang bisa ditanam di ketinggian 300 hingga

400 mdpl.

Menurut Sembiring, gandum memang cocok ditanam di ketinggian dengan suhu ideal di bawah

nol derajat. Di Indonesia sendiri, penanaman gandum baru bisa dilakukan di atas ketinggian 900 mdpl.

Namun, dia mengatakan bahwa di ketinggian tersebut lahan yang tersedia sempit. Untuk meningkatkan

prodiktivitasnya, gandum perlu dikembangkan untuk dapat ditanam di ketinggian yang lebih rendah di

mana lahannya tersedia lebih luas.

II.2 Industri Tepung Terigu Indonesia

Industri tepung Terigu mulai dibangun dibawah regulasi yang ketat melalui SK Menteri P

erdagangan No.21 tahun 1971. Surat keputusan Menteri Perdagangan ini ditetapkan pada tanggal 9 Juli

1971 dan memutuskan Bulog sebagai satu-satunya distributor dan importir gandum dan tepung Terigu.

Untuk melakukan fungsi tersebut, Bulog diberi kewenangan untuk:

1. Menentukan pelaku usaha pada industri penggilingan tepung terigu.

Page 16: Analisis Kebijakan Impor Tepung Gandum Indonesiadonny50e.blogstudent.mb.ipb.ac.id/files/2014/10/MB-IPB-E50...import... · anggapan bahwa ekspor lebih penting dari impor namun pada

Analisis Kebijakan Impor Tepung Gandum Indonesia

Sistem Agribisnis & Agroindustri, E50, MB – IPB, 2014 12

2. Menentukan besarnya kapasitas terpasang pabrik dan tingkat produksinya.

3. Menetapkan harga penyerahan gandum kepada perusahaan penggiling tepung terigu.

4. Menentukan harga tepung terigu berdasarkan komponen biaya yang ditentukan Bulog dan

diberlakukan sama di seluruh wilayah pemasaran.

5. Mengendalikan harga jual di tingkat konsumen.

6. Mengatur volume penjualan.

7. Mengatur daerah pemasaran dan menentukan alokasi setiap pengecer.

8. Mengatur distribusi dan pemasaran dengan membagi wilayah pemasaran berdasarkan lokasi

pabrik.

9. Mengatur distributor tepung terigu.

10. Melakukan operasi pasar.

Gambar 2. Struktur industri pengguna tepung terigu Nasional

Sumber: Aptindo, (2013)

Page 17: Analisis Kebijakan Impor Tepung Gandum Indonesiadonny50e.blogstudent.mb.ipb.ac.id/files/2014/10/MB-IPB-E50...import... · anggapan bahwa ekspor lebih penting dari impor namun pada

Analisis Kebijakan Impor Tepung Gandum Indonesia

Sistem Agribisnis & Agroindustri, E50, MB – IPB, 2014 13

II.2.1 Pohon Industri Distribusi Tepung Terigu

Berikut merupakan pohon industri distribusi tepung terigu nasional:

Gambar 3. Pohon Industri Distribusi Tepung Terigu

Sumber: Aptindo, (2014)

II.2.2 Standar Mutu Tepung Terigu

Tepung terigu sebagai bahan makanan adalah tepung yang dibuat dari endosperma biji gandum

Triticum aestivum L.(Club wheat) dan/atau Triticum compactum Host atau campuran keduanya dengan

penambahan Fe, Zn, Vitamin B1, Vitamin B2 dan asam folat sebagai fortifikan. Standar ini

menetapkan syarat mutu, pengambilan contoh dan cara uji untuk tepung terigu sebagai bahan makanan.

Standar ini tidak berlaku untuk:

1. tepung terigu yang dibuat dari gandum jenis durum (Triticum durum Desf).

2. Produk gandum keseluruhan (whole meal) dan semolina (Farina).

3. Tepung terigu yang ditunjukan untuk penggunaan bir (Brewing adjuct) atau untuk

pembuatan pati dan/atau gluten.

4. Tepung untuk keperluan non makanan.

5. Tepung terigu yang telah mengalami perlakuan khusus, selain perlakuan pengeringan,

pemucatan.

Page 18: Analisis Kebijakan Impor Tepung Gandum Indonesiadonny50e.blogstudent.mb.ipb.ac.id/files/2014/10/MB-IPB-E50...import... · anggapan bahwa ekspor lebih penting dari impor namun pada

Analisis Kebijakan Impor Tepung Gandum Indonesia

Sistem Agribisnis & Agroindustri, E50, MB – IPB, 2014 14

II.2.3 Produksi Tepung Terigu Indonesia

Asosiasi Pengusaha Terigu Indonesia (Aptindo) mencatat ada tambahan 5 pabrik terigu baru

yang mulai berproduksi mulai tahun 2014 ini. Pabrik baru tersebut akan menambah kapasitas produksi

sekaligus meningkatkan impor gandum sebagai bahan baku terigu. Ketua Umum Aptindo Franciscus

Welirang mengatakan saat ini produksi terigu di dalam negeri mencapai 5,4 juta ton per tahun atau

setara 7 juta ton gandum per tahun. Dengan ditambahnya investasi lima perusahaan itu, maka impor

gandum akan bertambah menjadi 9,7 juta ton gandum per tahun atau meningkat 38%. Gandum

merupakan bahan pangan yang 100% diimpor oleh Indonesia. Ketua Umum Aptindo Franciscus

Welirang juga mengatakan, pertumbuhan industri tepung terigu tahun ini diperkirakan mencapai 6%,

dan menjadikan Indonesia sebagai salah satu pemain industri tepung terigu di Asia.

(sumber : http://finance.detik.com tgl. 14/04/2014)

Konsumsi tepung terigu 2014 secara nasional equivalen dengan 7 juta ton gandum. Dari data

tersebut, tampak jelas Indonesia masih surplus tepung terigu. Indonesia sangat siap tanpa terigu impor.

Dari data Aptindo hingga Kuartal pertama tahun 2012, kapasitas produksi terpasang tepung terigu

nasional sudah mencapai 7,61 juta ton per tahun atau 25.375 ton per hari. Sementara, konsumsi tepung

terigu nasional pada tahun 2011 adalah sebesar 4,75 juta ton. Jumlah itu terdiri dari produksi domestik

sebesar 4,07 juta ton dan 679 ribu ton dari impor. Kelebihan produksi itu diekspor ke luar negeri seperti

ekspor Timor Leste, Korea Selatan, Filipina, Singapura, dan Jepang.

Meskipun produksi berlebih, tapi faktanya Indonesia masih mengimpor tepung terigu. Untuk

apa impor itu? Sebenarnya, selama ini penggunaan terigu impor hanya 10% dari konsumsi terigu

nasional. Jadi bisa dikatakan sedikit sekali. Saat ini pertumbuhan permintaan tepung terigu dari pasar

domestik mencapai 6 - 7 % per tahun. Potensi value added tumbuh karena downstream industri terigu

dan pertumbuhan investasi yang kondusif. Pertumbuhan konsumsi tepung terigu karena industri

makanan seperti mie instan, biskuit, roti dan produk lain yang berbasis tepung terigu juga menunjukan

tren positif. Bahkan industri makanan sudah melakukan ekspor. Pertumbuhan industri makanan dengan

angka yang konservatif mencapai sebesar 26%.

Page 19: Analisis Kebijakan Impor Tepung Gandum Indonesiadonny50e.blogstudent.mb.ipb.ac.id/files/2014/10/MB-IPB-E50...import... · anggapan bahwa ekspor lebih penting dari impor namun pada

Analisis Kebijakan Impor Tepung Gandum Indonesia

Sistem Agribisnis & Agroindustri, E50, MB – IPB, 2014 15

Gambar 4. Peningkatan Produksi Tepung Terigu di Indonesia Tahun 2009-2012

Page 20: Analisis Kebijakan Impor Tepung Gandum Indonesiadonny50e.blogstudent.mb.ipb.ac.id/files/2014/10/MB-IPB-E50...import... · anggapan bahwa ekspor lebih penting dari impor namun pada

Analisis Kebijakan Impor Tepung Gandum Indonesia

Sistem Agribisnis & Agroindustri, E50, MB – IPB, 2014 16

BAB III

METODOLOGI

III.1 Pasar Permintaan dan Penawaran

Berkaitan dengan produk turunandari tepung tepung gandum, maka Indonesi berada dalam

suatu dilema, permasalahan yang dihadapi pemerintah adalah:

1. Produk-produk turunan tepung gandum sangat berperan dalam perkembangan ekonomi di

Indonesia, berperan dalam pemenuhan makanan pokok rakyat, meningkatkan lapangan

kerja bahkan memberikan keuntungan ekspor negara dalam jumlah yang signifikan. Produk-

produk mie instan Indonesia misalnya, telah menembus pasar dunia dan bersaing ketat

denga mie instan dari Jepang, China dan Korea.

2. Sifat alami gandum sebagai tanaman sub tropis sangat sulit untuk dikembangkan di

Indonesia yang notabene beriklim tropis. Sehingga untuk memenuhi kebutuhan dalam

negeri hampir seluruhnya dipenuhi oleh produk impor. Saat ini Indonesia termasuk dalam

tiga besar negara pengimpor tepung gandum terbesar dunia, bahkan grafiknya terus

meningkat. Dominasi nilai impor yang tidak diimbangi produksi lokal akan menimbulkan

ketergantungan dan nantinya akan mengurangi ketahanan pangan Negara.

Dalam menghadapi permasalahan yang berkaitan dengan produksi dan konsumsi tepung

gandum dan produk-produk turunannya di Indonesia maka pemerintah telah menerapkan beberapa

kebijakan, baik di tingkat nasional maupun tingkat daerah. Kebijakan-kebijakan tersebut diharapkan

memberikan pemecahan masalah di sisi hulu maupun hilir. Beberapa kebijakan tersebut adalah:

1. Melakukan pengembangan pertanian tepung gandum di Indonesia.

Sebagai tanaman yang secara alamiah tumbuh di Negara sub- tropis, tanaman gandum tidak

memiliki potensi yang cukup besar di Indonesia. Tepung gandum bisa tumbuh di dataran

tinggi. Potensi pengembagan tepung gandum di Indonesia sangat besar. Dalam hal ini

peningkatan teknologi pertanian diharapkan dapat memberikan solusi dalam peningkatan

pertanian tepung gandum. Peran serta Perguruan Tinggi dan Lembaga Penelitian sangat

dibutuhkan, begitu juga dukungan dari Pemerintah dan pihak swasta, terutama produsen

dari produk-produk turunan tepung gandum.

Page 21: Analisis Kebijakan Impor Tepung Gandum Indonesiadonny50e.blogstudent.mb.ipb.ac.id/files/2014/10/MB-IPB-E50...import... · anggapan bahwa ekspor lebih penting dari impor namun pada

Analisis Kebijakan Impor Tepung Gandum Indonesia

Sistem Agribisnis & Agroindustri, E50, MB – IPB, 2014 17

2. Menerapkan kebijakan ekonomi, terutama kebijakan fiskal dalam membatasi import tepung

gandum dan melindungi produk tepung gandum lokal.

a. Tariff barrier

Hal ini bisa berupa peningkatan bea masuk spesifik untuk produk tepung gandum.

b. Non tariff barriers

Dengan semakin ketatnya peraturan dari World Trade Organization (WTO) tentang

penerapan tariff barrier makan non-tariff barrier menjadi alternatif yang digunakan

negara-negara dunia untuk melindungi produk-produk lokalnya. Hal ini bisa berupa

kebijakan-kebijakan berikut antara lain :

Penerapan lisensi (ijin) khusus impor

Kuota atau pembagian kuota (quota shares)

Embargo

Peningkatan standard barang atau spesifikasi barang impor

3. Meningkatkan barang substitusi tepung gandum yang berasal dari produk lokal.

Produk-produk turunan tepung gandum berupa roti, kue dan mie sangat terbuka untuk

dikembangkan secara kreatif. Selera masyarakat Indonesia sangat terbuka untuk hal-hal

yang sifatnya baru dan berbeda. Di beberapa daerah telah berhasil dikembangkan produk-

produk seperti kue bolu singkong, mie jagung atau roti yang berbahan dasar kentang.

Kreatifitas masyarakat semakin berkembang dan didukung oleh sarana informatika yang

semakin maju seperti televisi dan internet. Hal ini membuka lebar terbukanya cabang-

cabang bisnis kuliner baru yang memanfaatkan produk-produk asli daerah.

Kebijakan pertama dan ketiga merupakan kebijakan di sektor produksi hulu dan sifatnya

jangka panjang sedangkan kebijakan kedua adalah kebijakan fiskal yang mempunyai

pengaruh langsung dan secara jangka pendek bisa dirasakan oleh industri hilir.

III.2 Konsep Teori Ekonomi

Berdasarkan teori ekonomi, Pasar adalah tempat bertemunya permintaan dan penawaran.

Berikut adalah penjelasan mengenai penawaran dan permintaan tepung gandum dan hal-hal yang

mempengaruhi keduanya.

1. Permintaan

Page 22: Analisis Kebijakan Impor Tepung Gandum Indonesiadonny50e.blogstudent.mb.ipb.ac.id/files/2014/10/MB-IPB-E50...import... · anggapan bahwa ekspor lebih penting dari impor namun pada

Analisis Kebijakan Impor Tepung Gandum Indonesia

Sistem Agribisnis & Agroindustri, E50, MB – IPB, 2014 18

Permintaan pasar adalah penjumlahan seluruh permintaan individual untuk suatu barang

atau jasa tertentu. Dalam hal ini, permintaan produk tepung gandum adalah penjumlahan

dari permintaan perusahaan-perusahaan kecil maupun besar yang menyerap produk tepung

gandum sebagai salah satu bahan bakunya. Secara teori, nilai dan kecenderungan

permintaan dipengaruhi oleh beberapa determinan.

a. Harga Pasar

Harga pasar tepung gandum dunia dinilai dalam satuan per bushel tepung gandum atau

setara 27,2 kilogram. Produk tepung gandum di Indonesin didominasi produk impor dari

Negara-negara penghasil gandum, dalam hal ini tentu saja Indonesia tidak memiliki nilai

tawar yang cukup baik karena kita bukan Negara produsen. Perubahan harga pasar akan

mempengaruhi volume permintaan di sepanjang kurva permintaan. Semakin tinggi

harga produk maka semakin kecil permintaan terhadap produk tersebut.

b. Pendapatan konsumen

Pendapatan konsumen mempengaruhi jumlah konsumsi produk-produk turunan tepung

gandum. Naiknya pendapatan konsumen akibat naiknya angka kemakmuran secara

umum akan menaikkan daya beli konsumen. Hal ini secara psikologis akan

meningkatkan keinginan dan kemampuan masyarakan untuk melakukan belanja produk

secara umum. Pendapatan konsumen akan menggeser kurva permintaan.

c. Harga barang lain

Berdasarkan sifatnya barang lain bisa dibedakan :

Barang Substitusi (pengganti)

Barang ini sifatnya berhubungan secara positif artinya bila harga tepung gandum

naik makan permintaan atas barang substitusi akan naik juga. Contoh barang

pengganti tepung gandum adalah beras, singkong dan jagung.

Barang Komplementer (pelengkap)

Hubungan barang ini adalah negative dengan tepung gandum, artinya bila harga

tepung gandum naik maka permintaan barang komplementer akan turun. Contoh

barang pelengkap adalah selai, margarine atau coklat sebagai pelengkap roti.

Page 23: Analisis Kebijakan Impor Tepung Gandum Indonesiadonny50e.blogstudent.mb.ipb.ac.id/files/2014/10/MB-IPB-E50...import... · anggapan bahwa ekspor lebih penting dari impor namun pada

Analisis Kebijakan Impor Tepung Gandum Indonesia

Sistem Agribisnis & Agroindustri, E50, MB – IPB, 2014 19

d. Selera

Faktor selera sifatnya menggeser kurva permintaan. Selera akan produk tepung gandum

di Indonesia dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu:

Secara historis budaya Negara kita dipengaruhi oleh budaya asing misalnya India,

Tiongkok dan budaya colonial eropa , budaya-budaya tersebut telah

memperkenalkan kita akan produk-produk turunan tepung gandum seperti mie dan

roti.

Adanya iklan dan reklame media massa dan keterbukaan mengajak masyaraat kita

untuk mencoba produk-produk yang baru dan berasal dari luar Indonesia, misalnya

pizza dan pasta dari Italia atau Burger dari Amerika.

Penemuan-penemuan dan ide kreatif yang menghasilkan produk makanan baru yang

digemari oleh masyarakat.

e. Ekspektasi pasar

Hal ini terutama pengaruh dari rumor-rumor yang beredar baik secara global misalnya

isu kenaikan harga karena kekeringan, atau yang sifatnya nasional misalnya isue

pergantian kabinet atau pejabat yang ditengarai akan mengubah kebijakan pasar.

2. Penawaran

Jumlah yang ditawarkan adalah jumlah barang yang ingin dan mampu dijual oleh penjual.

Kurva penawaran dipengaruhi oleh beberapa determinan.

a. Harga Pasar

Naiknya harga pasar produk tepung tepung turunan dari gandum akan menaikkan

jumlah penawaran terhadap prduk tersebut, begitu juga sebaliknya. Kurva penawaran

memiliki kemiringan yang positif. Naik dan turunnya harga yang disebabkan oleh

penawaran akan menyebabkan pergeseran penawaran di sepanjang kurva.

b. Harga Input

Dalam industri tepung terigu input produksi meliputi beberapa hal antara lain:

Bahan baku

Bahan penunjang

Tenaga kerja

Fasilitas produksi

Page 24: Analisis Kebijakan Impor Tepung Gandum Indonesiadonny50e.blogstudent.mb.ipb.ac.id/files/2014/10/MB-IPB-E50...import... · anggapan bahwa ekspor lebih penting dari impor namun pada

Analisis Kebijakan Impor Tepung Gandum Indonesia

Sistem Agribisnis & Agroindustri, E50, MB – IPB, 2014 20

Naik turunnya biaya barang-barang tersebut akan mempengaruhi penawaran produk.

Hal ini misalnya kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM), tarif dasar listrik (TDL) atau

kenaikan upah minimum regional (UMR) buruh. Perubahan harga input sifatnya menggeser

kurva penawaran.

c. Teknologi

Penemuan-penemuan baru yang menerapkan teknologi terkini cenderung meningkatkan

efisiensi dan efektifitas pekerjaan, hal ini akan mengurangi biaya langsung maupun

tidak langsung. Dengan adanya teknologi maka biaya bisa ditekan sehingga aka

mengurangi harga.

d. Ekspektasi

Ekspektasi adalah penilaian penjual atau produsen terhadap perubahan yang terjadi di

pasar, penilaian tersebut akan menghasilkan kesimpulan dari sisi produsen terhadap

volume dan harga produk yang akan mereka tawarkan kepada konsumen. Ekspektasi

bisa dipengaruhi oleh beberapa hal antara lain kebijakan pemerintah atau kondisi social-

politik regional. Misalnya dengan adanya isu pergantian presiden dan tentu saja jajaran

kabinet maka akan menimbulkan spekulasi di kalangan produsen tentang kebijakan

birokrasi yang akan dibuat. Kebijakan tersebut akan memberi pengaruh langsung atau

tidak langsung kepada produsen atau kepada konsumen. Atas dasar hal tersebut maka

produsesn atau penjual akan mengambil keputusan tentang produk yang akan mereka

tawarkan. Ekspektasi akan menggeser grafik penawaran.

e. Jumlah Produsen

Perubahan jumlah produsen akan mempengaruhi jumlah produk yang akan ditawarkan

ke pasar. Semakin banyak produsen berarti semakin banyak produk yang ditawarkan

maka akan cenderung menurunkan harga produk tersebut di pasar.

Page 25: Analisis Kebijakan Impor Tepung Gandum Indonesiadonny50e.blogstudent.mb.ipb.ac.id/files/2014/10/MB-IPB-E50...import... · anggapan bahwa ekspor lebih penting dari impor namun pada

Analisis Kebijakan Impor Tepung Gandum Indonesia

Sistem Agribisnis & Agroindustri, E50, MB – IPB, 2014 21

Gambar 5. Grafik Permintaan dan Penawaran

Titik E adalah titik keseimbangan (equilibrium) dimana permintaan bertemu atau sesuai

dengan permintaan.

Page 26: Analisis Kebijakan Impor Tepung Gandum Indonesiadonny50e.blogstudent.mb.ipb.ac.id/files/2014/10/MB-IPB-E50...import... · anggapan bahwa ekspor lebih penting dari impor namun pada

Analisis Kebijakan Impor Tepung Gandum Indonesia

Sistem Agribisnis & Agroindustri, E50, MB – IPB, 2014 22

BAB IV

PEMBAHASAN

IV.1 Kondisi Permintaan dan Penawaran Gandum Indonesia

Sejak pertama kali komoditi Gandum diperkenalkan di Indonesia, sudah terjadi beberapa

regulasi/kebijakan yang mengatur terkait pasar permintaan dan penawaran.

1. Regulasi Tepung Gandum di era Order Baru

Pada era 1970-an, Indonesia merupakan negara pengimpor beras terbesar ketiga di dunia.

Dengan tingginya impor beras, berarti sumber devisa pemerintah menjadi banyak yang

dikeluarkan sehingga dapat menganggu kestabilan neraca pembayaran. Untuk menekan

tingginya impor beras, maka pemerintah mulai mencanangkan program diversifikasi

pangan, dengan mencoba memperkenalkan kepada masyarakat makanan alternatif

pengganti beras diantaranya yaitu bahan pangan berbasis gandum atau tepung terigu. Untuk

itu, pemerintah mendorong berdirinya pabrik-pabrik pengolah gandum agar produksi tepung

terigu serta makanan-makanan alternatif berbasis tepung terigu dapat diperoleh masyarakat

dengan harga yang terjangkau dengan jumlah pasokan yang banyak. Sifat hubungan yang

saling menggantikan (substitusi) antara beras dan tepung terigu sebagai bahan makanan

yang berkarbohidrat tinggi, pernah dibuktikan juga oleh hasil penelitian yang dilakukan

oleh FAO pada tahun 1985, bahwa beras dan tepung terigu memiliki hubungan substitusi

yang sangat kuat. Dapat disimpulkan bahwa pada masa orde baru pasar tepung gandum

tidak mengikuti pola pasar bebas karena impor dilakukan oleh bulog, sedangkan rantai

produksi barang turunan gandum dan distribusinya diserahkan kepada swasta dengan

system monopoli.

2. Pasar Gandum pada masa Reformasi

Liberalisasi pangan mulai dilaksanakan sesuai Keppres RI No. 19 Tahun 1998 tanggal 21

Januari 1998, dimana tugas pokok Bulog hanya mengelola beras saja. Tugas pokok BULOG

kembali diperbaharui melalui Keppres No. 29 Tahun 2000 tanggal 26 Pebruari yaitu

melaksanakan tugas umum pemerintahan dan pembangunan di bidang manajemen logistik

melalui pengelolaan persediaan, distribusi, pengendalian harga beras dan usaha jasa logistik

sesuai dengan peraturan perundang-undngan yang berlaku. Hal ini mengubah paradigma

Page 27: Analisis Kebijakan Impor Tepung Gandum Indonesiadonny50e.blogstudent.mb.ipb.ac.id/files/2014/10/MB-IPB-E50...import... · anggapan bahwa ekspor lebih penting dari impor namun pada

Analisis Kebijakan Impor Tepung Gandum Indonesia

Sistem Agribisnis & Agroindustri, E50, MB – IPB, 2014 23

impor tepung gandum dari Bulog (pemerintah) ke swasta, Dari system monopoli ke system

pasar terbuka.

Berdasarkan press release APTINDO (2005), deregulasi tepung terigu membawa perubahan

terutama dalam hal:

a. Kebebasan dalam pembelian gandum dan penjualan tepung terigu.

b. Persaingan bebas antar sesama produsen tepung terigu nasional dengan tepung terigu

impor.

c. Terjadi inovasi dalam pengembangan produk, merek dan promosi.

d. Kontribusi tanggung jawab sosial dari industri tepung terigu nasional

IV.2 Kebijakan Pembatasan Kuota Impor Gandum dan Tepung Terigu

Gandum mulai dikenalkan ke pasar domestik Indonesia sejak diterima dan diberlakukannya

program kerjasama ekonomi antara RI dan pemerintah Amerika Serikat dengan nama PL480 pada

tahun 1969. PL (public law) 480 adalah kebijakan Amerika untuk memberikan produk pangan kepada

negara-negara berkembang lewat berbagai pendekatan : lewat negara ("Government to Government"),

bantuan hibah (humanitarian food needs), dan kredit konsesional. Pada awal tahun 1969 skema impor

gandum dimula dengan metode kerjasama antar pemerintah dengan tujuan membantu pembangunan

ekonomi jangka panjang. Amerika memanfaatkan kebijakan Indonesia yang saat itu ingin mencari

bahan pangan alternatif pengganti beras, yang pada saat itu harganya sedang tinggi di pasaran

internasional. (www.antara news.com).

Kondisi itu berlangsung terus menerus hingga saat ini dan menciptakan ketergantungan lewat

impor besar-besaran karena tidak dibarengi dengan pemberdayaan potensi lokal. Atas kondisi itu,

Kementerian Perdagangan telah membatasi izin impor tepung terigu dengan menerapkan sistem kuota.

Hal tersebut dilakukan dengan tujuan agar industri tepung terigu lokal tidak terganggu dengan serbuan

produk impor tepung terigu. Pada tanggal 28 April 2014, pemerintah Indonesia mengeluarkan

Peraturan menteri Perdagangan Republik Indonesia Nomor 23/M-DAG/PER/4/2014 tentang

Ketentuan pengenaan kuota dalam rangka tindakan pengamanan perdagangan terhadap impor tepung

terigu. Peraturan tersebut mengacu pada ketentau pasal 70 peraturan pemerintah nomor 34 tahun 2011

tentang tindakan anti dumping, tindakan imbalan dan tindakan pengamanan perdagangan, terhadap

barang impor yang mengalami lonjakan jumlah impor, dapat dikenakan bea masuk tindakan

Page 28: Analisis Kebijakan Impor Tepung Gandum Indonesiadonny50e.blogstudent.mb.ipb.ac.id/files/2014/10/MB-IPB-E50...import... · anggapan bahwa ekspor lebih penting dari impor namun pada

Analisis Kebijakan Impor Tepung Gandum Indonesia

Sistem Agribisnis & Agroindustri, E50, MB – IPB, 2014 24

pengamanan dan/atau kuota. Kebijakan tersebut menimbang hasil penyelidikan Komite Pengamanan

Perdagangan Indonesia (KPPI) yang membuktikan adanya kerugian serius yang dialami oleh industri

dalam negeru sebagai akibat lonjakan impor gandum dan merekomendasikan untuk dikenakan tindakan

pengamanan perdagangan berupa bea masuk tindakan pengamananan atau kuota. Dalam pasal 4

disebutkan bahwa kuota terhadap gandum dilakukan dengan alokasi sebagai berikut :

1. Turki dengan kuota sebesar 251.450 Ton.

2. Sri Lanka dengan kuota sebesar 136.754 Ton.

3. Ukraina denga kuota sebesar 22.057 Ton.

4. Negara lainnya dengan kuota sebesar 30.880 Ton.

Negara lain dalan hal ini meliputi seluruh Negara maju yang menjadi anggota Worl Trade Organization

(WTO) dan Negara berkembang yang ekspor gandum ke Indonesia di atas 3% berdasarkan pangsa

impor tahun 2011.

Gambar 6. Daftar negara-negara lain yang dikenai kuota impor Gandum

Page 29: Analisis Kebijakan Impor Tepung Gandum Indonesiadonny50e.blogstudent.mb.ipb.ac.id/files/2014/10/MB-IPB-E50...import... · anggapan bahwa ekspor lebih penting dari impor namun pada

Analisis Kebijakan Impor Tepung Gandum Indonesia

Sistem Agribisnis & Agroindustri, E50, MB – IPB, 2014 25

Kebijakan kuota yang ditetapkan oleh Kemendag tersebut merupakan pembatasan yang sifatnya non

barrier tariffs, hal tersebut bisa dilakukan dengan beberapa tujuan:

1. Melindungi produsen lokal dari tekanan produk produk asing sehingga mereka bisa tetap

berproduksi.

2. Mengurangi konsumsi suatu produk di pasar supaya produk substitusinya masih laku di pasaran

Kebijakan yang dilakukan pemerintah ini bertujuan untuk mengurangi penawaran di dalam pasar dalam

negeri, rekayasa ini akan menyebabkan kurva penawaran begeser kearah negatif. Ditinjau dari

perspektif Penawaran dan Permintaan maka kondisi pasar tepung gandum dengan diberlakukan

kebijakan kuota akan mengalami hal berikut:

Gambar 7. Kebijakan impor berpengaruh terhadap kurva penawaran

Dalam hal ini kurva penawaran bergeser ke arah negative (kiri) sedangkan kurva permintaan tetap. Hal

ini menyebabkan terjadinya titik equilibrium baru (E2) dengan kondisi:

1. Volume produk di pasar akan menurun (V2 <V1)

2. Harga produk akan naik (P2>P1)

Dalam kasus produk tepung gandum ini pemerintah memiliki kepentingan untuk menjaga konsumsi

gandum supaya tidak melonjak, hal ini karena gandum sulit dikembangkan di Indonesia sehingga

hampir seluruh permintaan dipenuhi dari impor. Pemerintah perlu menjaga produk gandum supaya

tetap elastis, dengan kata lain masyarakat tidak boleh tergantung dengan produk ini. Ketergantungan

Page 30: Analisis Kebijakan Impor Tepung Gandum Indonesiadonny50e.blogstudent.mb.ipb.ac.id/files/2014/10/MB-IPB-E50...import... · anggapan bahwa ekspor lebih penting dari impor namun pada

Analisis Kebijakan Impor Tepung Gandum Indonesia

Sistem Agribisnis & Agroindustri, E50, MB – IPB, 2014 26

terhadap tepung gandum bisa diartikan sebagai ketergantungan terhadap impor. Hal tersebut selain

merugikan neraca perdagangan juga akan mengganggu ketahanan pangan kita.

Hal-hal yang bisa dilakukan pemerintah untuk menjaga elastisitas produk gandum:

1. Menjaga Jumlah atau volume produk yang beredar di pasar

2. Mengembangkan produk-produk substitusi

Page 31: Analisis Kebijakan Impor Tepung Gandum Indonesiadonny50e.blogstudent.mb.ipb.ac.id/files/2014/10/MB-IPB-E50...import... · anggapan bahwa ekspor lebih penting dari impor namun pada

Analisis Kebijakan Impor Tepung Gandum Indonesia

Sistem Agribisnis & Agroindustri, E50, MB – IPB, 2014 27

BAB V

PENUTUP

V.1 Kesimpulan

Berdasarkan uraian dan pembahasan, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Penetapan Kebijakan Pembatasan Kuota Impor Tepung Gandum berdampak ke harga, dimana harga

akan naik ketika penawaran di turunkan, hal itu berdampak pula volume pasar yang dipasar akan

menurun. Dengan kebijakan tersebut pula maka sangat berdampak pada kinerja perusahaan-

perusahaan yang berkonsentrasi pada industry tepung gandum, sehingga kebijakan tersebut membatasi

operasional perusahaan yang seharusnya bisa mencukupi kebutuhan masyarakat Indonesia dengan

pengolahannya.

.

V.2 Saran

Berdasarkan hasil pembahasan, maka dapat dirumuskan saran sebagai berikut :

1. Pemerintah harus menjaga jumlah atau volume produk yang beredar di pasar.

2. Mengembangkan produk-produk subtitusi lain seperti jagung, Singkong, dll

Page 32: Analisis Kebijakan Impor Tepung Gandum Indonesiadonny50e.blogstudent.mb.ipb.ac.id/files/2014/10/MB-IPB-E50...import... · anggapan bahwa ekspor lebih penting dari impor namun pada

Analisis Kebijakan Impor Tepung Gandum Indonesia

Sistem Agribisnis & Agroindustri, E50, MB – IPB, 2014 28

DAFTAR PUSTAKA

Witternberg H. 2004. The inheritance and moleculer mapping of genes for post- anthesis drought

tolerance (PADT) in wheat [Disertation]. Martin Luther Universitat.

Sleeper DA, Poehlman JM 2006. Breeding Field Crops. 5th eds. USA: Iowa State University Press.

Adnyana MO, Subiksa M, Argosubekti N, Hakim L, Pabbage MS. 2006. Prospek dan arah

pengembangan agribisnis gandum. Badan Peneliti- an dan Pengembangan Pertanian. Departemen

Pertanian.

Wiyono, T.N. 1980, Budidaya Tanaman Gandum, PT. Karya Nusantara, Jakarta.

Samuel, W.J. 1972. Bakery Technology and Engineering. Second ed. The AVI Publishing co. Inc, West

Port, Conecticut.

Shellen Burger, J.A. 1971. Production and Utilization of Wheat. In Y. Pomeranz.

Wheat Chemistry and Technology. The AACC Ind., St. Paul.

Kent, N.L. 1975. Technology of Cereal with Special Reference to Wheat. Pergamon Press Inc., Oxford.

Budi Utomo, SPd. 2006. Memilih Tepung Terigu Yang Benar Untuk Membuat Roti, Cake Dan

Kue Kering

Page 33: Analisis Kebijakan Impor Tepung Gandum Indonesiadonny50e.blogstudent.mb.ipb.ac.id/files/2014/10/MB-IPB-E50...import... · anggapan bahwa ekspor lebih penting dari impor namun pada

Analisis Kebijakan Impor Tepung Gandum Indonesia

Sistem Agribisnis & Agroindustri, E50, MB – IPB, 2014 29

LAMPIRAN

Lampiran 1. Negara Produsen Utama Gandum Dunia

Sumber: Aptindo (2014)

Lampiran 2. Data impor Gandum Indonesia

Negara asal 2010 (Jumlah,Nilai) 2011 (Jumlah,Nilai) 2012 (Jumlah,Nilai) % of

Origin

Metric Ton 000 USD

Metric

Ton 000 USD

Metric

Ton 000 USD

Australia 3.159.131 907.680 3.612.432 1.355.789 4.420.922 1.482.238 70.7%

Canada 758.313 251.285 982.156 447.678 930.619 389.464 14.9%

United States 633.112 195.970 747.813 307.193 686.380 256.395 11.0%

India 0 0 1.493 399 107.462 34.255 1.7%

Russia Federation 72.625 18.226 5.410 1.602 34.650 12.611 0.6%

Pakistan 0 0 27.249 9.313 35.897 11.163 0.6%

Turkey 0 0 14.164 4.326 1.102 322 0.0%

Kazakhstan 0 0 0 0 1.037 351 0.0%

Others 46.293 12.988 0 0 32.421 67.503 0.5%

Sumber: Aptindo (2014)

Page 34: Analisis Kebijakan Impor Tepung Gandum Indonesiadonny50e.blogstudent.mb.ipb.ac.id/files/2014/10/MB-IPB-E50...import... · anggapan bahwa ekspor lebih penting dari impor namun pada

Analisis Kebijakan Impor Tepung Gandum Indonesia

Sistem Agribisnis & Agroindustri, E50, MB – IPB, 2014 30

Lampiran 3. Data impor Tepung Terigu Indonesia

Negara asal 2010 (Jumlah,Nilai) 2011 (Jumlah,Nilai) 2012 (Jumlah,NIlai) % of

Origin Metric Ton

000 USD

Metric Ton

000 USD

Metric Ton

000 USD

Turkey 454.768 137.312 387.406 139.879 181.722 62.407 45.2%

Srilanka 166.919 66.201 207.790 105.720 172.633 79.062 42.9%

Ukraina 21.457 6.391 31.449 11.209 21.340 7.327 5.3%

Belgia 58.724 20.912 22.138 11.047 9.425 4.227 2.3%

Australia 57.626 24.658 14.906 7.258 6.173 2.722 1.5%

Malaysia 473 142 3.325 1.129 3.769 1.864 0.9%

Singapore 3.451 706 4.096 1.586 1.905 490 0.5%

Jepang 5.093 2.176 4.285 1.990 1.349 880 0.3%

Others 7.024 2.755 4.730 1.941 3.660 1.523 0.9%

Sumber: Sumber: Aptindo (2014)

Page 35: Analisis Kebijakan Impor Tepung Gandum Indonesiadonny50e.blogstudent.mb.ipb.ac.id/files/2014/10/MB-IPB-E50...import... · anggapan bahwa ekspor lebih penting dari impor namun pada

Analisis Kebijakan Impor Tepung Gandum Indonesia

Sistem Agribisnis & Agroindustri, E50, MB – IPB, 2014

1 1 31