analisis karakter tokoh pendidik yang...

92
ANALISIS KARAKTER TOKOH PENDIDIK YANG TERDAPAT PADA NOVEL DUNIA KECIL KARYA YOYON INDRA JONI SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S. Pd.) Oleh Rusmiatun Fitriah 109013000084 JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2013

Upload: vuque

Post on 02-Jul-2018

238 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: ANALISIS KARAKTER TOKOH PENDIDIK YANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24693/1... · 1. Nurlena Rifa’i, M.A., Ph. D. Dekan FITK UIN Jakarta yang telah ... Jannah,

ANALISIS KARAKTER TOKOH PENDIDIK YANG

TERDAPAT PADA NOVEL DUNIA KECIL KARYA YOYON

INDRA JONI

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S. Pd.)

Oleh

Rusmiatun Fitriah

109013000084

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2013

Page 2: ANALISIS KARAKTER TOKOH PENDIDIK YANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24693/1... · 1. Nurlena Rifa’i, M.A., Ph. D. Dekan FITK UIN Jakarta yang telah ... Jannah,

ANALISIS KARAKTER TOKOH PENDIDIK YANG

TERDAPAT PADA NOVEL DUNIA KECIL KARYA YOYON

INDRA JONI

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S. Pd.)

Oleh

RUSMIATUN FITRIAH

NIM. 109013000084

Drs. Cecep Suhendi, M. Pd.

NIP. 196010171987031001

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2013

Page 3: ANALISIS KARAKTER TOKOH PENDIDIK YANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24693/1... · 1. Nurlena Rifa’i, M.A., Ph. D. Dekan FITK UIN Jakarta yang telah ... Jannah,

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI

Skripsi yang berjudul Analisis Karakter Tokoh Pendidik yang Terdapat pada

Novel Dunia Kecil Karya Yoyon Indra Joni disusun oleh Rusmiatun Fitriah, NIM

109013000084, Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu

Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri (UIN) SyarifHidayatullah Jakarta.

Telah melalui bimbingan dan dinyatakan sah sebagai karya ilmiah yang berhak untuk

diujikan pada sidang munaqasah sesuai ketentuan yang ditentukan dan ditetapkan

oleh Fakultas.

Jakarta, November 2013

Yang Mengesahkan

Drs. Cecep Suhendi, M.Pd

NIP. 196010171987031001

Page 4: ANALISIS KARAKTER TOKOH PENDIDIK YANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24693/1... · 1. Nurlena Rifa’i, M.A., Ph. D. Dekan FITK UIN Jakarta yang telah ... Jannah,

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN MUNAQASAH

Skripsi berjudul “Analisis Karakter Tokoh Pendidik yang Terdapat pada

Novel Dunia Kecil karya Yoyon Indra Joni” diajukan kepada Fakultas Ilmu

Tarbiyah dan Keguruan (FITK) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, dan telah

dinyatakan lulus dalam Ujian Munaqasah pada tanggal 13 Desember 2013 di

hadapan dewan penguji. Oleh karena itu, penulis berhak memperoleh gelar

Sarjana Pendidikan (S. Pd.) dalam bidang Pendidikan Bahasa dan Sastra

Indonesia.

Ciputat, 13 Desember 2013

Panitia Ujian Munaqasah

Page 5: ANALISIS KARAKTER TOKOH PENDIDIK YANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24693/1... · 1. Nurlena Rifa’i, M.A., Ph. D. Dekan FITK UIN Jakarta yang telah ... Jannah,

LEMBAR PERNYATAAN KARYA SENDIRI

Saya yang bertanda tangan di bawah ini,

Nama : Rusmiatun Fitriah

NIM : 109013000084

Jurusan/Prodi : Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Judul Skripsi : “Analisi Karakter Tokoh Pendidik yang Terdapat pada

Novel Dunia Kecil Karya Yoyon Indra Joni”

Dosen Pembimbing : Drs. Cecep Suhendi M.Pd.

Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang saya buat benar-benar hasil karya

sendiri dan saya bertanggung jawab secara akademis atas apa yang saya tulis/

pernyataan ini dibuat sebagai salah satu syarat menempuh ujian munaqasah.

Ciputat, November 2013.

Mahasiswa Ybs.

Rusmiatun Fitriah

NIM. 109013000084

Page 6: ANALISIS KARAKTER TOKOH PENDIDIK YANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24693/1... · 1. Nurlena Rifa’i, M.A., Ph. D. Dekan FITK UIN Jakarta yang telah ... Jannah,

i

ABSTRAK

RUSMIATUN FITRIAH; 10901300084: Program Studi Bahasa danSastra

Indonesia, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta. Judul Skripsi, Analisis Karakter Tokoh Pendidik yang Terdapat pada

Novel Dunia Kecil Karya Yoyon Indra Joni.

Pendidikan memiliki kedudukan penting dalam rangka meningkatkan

sumber daya manusia yang berkualitas.Pembentukan karakter peserta didik dapat

dilakukan dengan mengenalkan karya sastra yang mengedepankan kehidupan

seorang pendidik.Pendidik adalah seorang yang membimbing, mengarahkan,

mengajarkan, melatih, dan mengevaluasi anak didik.Seorang pendidik haruslah

berkarakter, karena tugas seorang pendidik tidak hanya mentransfer ilmu

pengetahuan saja tetapi harus mampu membimbing dan mendidik anak

didiknya.Pendidik yang baik mampu merangsang anak didiknya untuk

menyenangi mata pelajaran yang diampunya.Novel Dunia Kecil merupakan

sebuah karya sastra yang mampu menginspirasi semua kalangan masyarakat

termasuk di dalamnya para guru dengan menampilkan karakter tokoh guru yang

baik dalam mendidik anak didiknya.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui karakter tokoh guru

(pendidik) yang digambarkan dalam novel Dunia Kecil.Metode yang digunakan

dalam penelitian adalah metode kualitatif deskriptif.Pengumpulan data dilakukan

dengan membaca novel Dunia Kecil dan dokumentasi.Analisis data dilakukan

dengan menganalisis isi bacaan kemudian menarik kesimpulan.Hasil penelitian

menunjukkan bahwa karakter tokoh pendidik yang terdapat dalam novel Dunia

Kecil adalah ketulusan, kesabaran, konsisten, religius, penuh kasihs ayang,

ketegasan disiplin, berwibawa, bertanggung jawab, keteladanan, bersahabat, dan

menghargai.

Kata Kunci: Pendidikan, Pendidik, Karakter, Novel Dunia Kecil

Page 7: ANALISIS KARAKTER TOKOH PENDIDIK YANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24693/1... · 1. Nurlena Rifa’i, M.A., Ph. D. Dekan FITK UIN Jakarta yang telah ... Jannah,

ii

ABSTRACT

Rusmiatun Fitriah; 109013000084: Character Analysis of Education Figure in

the Novel Titled Dunia Kecil Written by Yoyon Indra Joni. Skripsi of Language

and Indonesian Literature, at Faculty of Tarbiyah and Teachers’ Training of State

Islamic University Syarif Hidayatullah.

Education has an important position in order to improve the quality of

human resources. To establish learners characteristic can be done by introducing

some literature work that describe teacher’s life. Teacher is someone who leading,

educating, directing, teaching, training, and evaluating the learner. An educator

should have a good character, because teachers’ duty is not only to transfer the

knowledge to the learner but they also should be able to leas and educate their

students. A good educator can stimulate their students to be interested in their

course. Dunia Kecil is one of novel that can inspire the whole level of society

included teachers by presenting a good character of an educator figure in teaching

the students.

The purpose of this study is to know the character of a teacher figure that

was described in the Dunia Kecil novel. The method that is used in this research is

descriptive qualitative method. The data collection was done by reading the Dunia

Kecil novel and documentation. The data analysis was done by analyze the

content of the novel and get the conclusion.The result of the research showed that

the teacher figure in the Dunia Kecil novel was honesty, endurance, consistent,

religious, full of caring, firmness, discipline, having an authority in his attitude,

responsible, can be a good role model to his students, friendly and appreciative.

Keyword: Education, Educator, Character, Dunia Kecil novel

Page 8: ANALISIS KARAKTER TOKOH PENDIDIK YANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24693/1... · 1. Nurlena Rifa’i, M.A., Ph. D. Dekan FITK UIN Jakarta yang telah ... Jannah,

iii

KATA PENGANTAR

Segala puji hanya bagi Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan

karunia-Nya sehingga penulis mendapatkan kemudahan dalam menyelesaikan

skripsi yang berjudul “Analisis Karakter Tokoh Pendidik yang Terdapat pada

Novel Dunia Kecil Karya Yoyon Indra Joni”. Selawat dan salam semoga

tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW yang menjauhkan kita dari jalan

kegelapan.

Skripsi ini, penulis susun untuk memenuhi salah satu syarat mendapatkan

gelar sarjana pendidikan pada Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra

Indonesia, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan. Penulis berharap skripsi ini

dapat bermanfaat bagi kepentingan pembacanya. Dalam penulisan skripsi ini,

penulis tidak luput dari berbagai hambatan dan rintangan. Tanpa bantuan dan

peran serta berbagai pihak, skripsi ini tidak mungkin terwujud. Oleh karena itu,

pada kesempatan ini penulis menyampaikan rasa terima kasih kepada:

1. Nurlena Rifa’i, M.A., Ph. D. Dekan FITK UIN Jakarta yang telah

mempermudah dan melancarkan penyelesaian skripsi ini;

2. Dra. Mahmudah Fitriyah Z.A., M.Pd. Ketua Jurusan Pendidikan Bahasa

dan Sastra Indonesia dan selaku dosen pembimning PPKT yang telah

memberikan ilmu dan bimbingan yang sangat berharga bagi penulis

selama ini;

3. Drs. Cecep Suhendi, M.Pd. Dosen pembimbing skripsi yang sangat

membantu dalam penyelesaian skripsi ini. Terima kasih atas arahan,

motivasi, bimbingan, dan kesabaran Bapak selama ini;

4. Yoyon Indra Joni. Penulis Novel Dunia Kecil yang telah memberikan

informasi dan pandangan hidupnya dalam pembuatan novel Dunia Kecil

ini;

5. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra

Indonesia yang selama ini telah membekali penulis berbagai ilmu

pengetahuan;

Page 9: ANALISIS KARAKTER TOKOH PENDIDIK YANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24693/1... · 1. Nurlena Rifa’i, M.A., Ph. D. Dekan FITK UIN Jakarta yang telah ... Jannah,

iv

6. Hj. Siti Emmi Nasution, ibunda penulis yang telah merawat, mendidik

penulis dengan kasih sayang tulus dan sudah memberikan dorongan baik

moril maupun materil. Ahmad Tarmizi Purba dan Muhammad Rasyid

Ridho Purba selaku kakak dan adik penulis, yang telah membantu dalam

hal penyelesaian skripsi ini;

7. Seluruh mahasiswa PBSI khususnya kelas C angkatan 2009, terima

kasihatas pengalaman dan pembelajaran berharga yang penulis dapatkan

selamaini. Terima kasih secara khusus penulis sampaikan kepada Midi

Hardiani, Seli Mauludani, Bunga Pramita, Meidyal Fioleta, Siti

Nurhasana, Nani Frigiyawati, yang telah mendukung penulis untuk segera

menyelesaikan skripsi;

8. Sahabat-sahabat tercinta; Nurfaizah, Srinelvia Edwitri, Tita Miftahul

Jannah, Hikmah Anggara Sari, Emiria Farahdina, Maryam Fauziahdan

Rachmayanti Nurfadillah yang telah menyemangati penulis dalam

menyelesaikan skripsi ini;

9. Ayu Vika Juari, Nazar Asmawi Lubis, WulanWiranti, Mey Sari Utami

Harahap, Iga Adrikni Aduha, dan Ilmal Bani Hasyim yang selalu

mendukung terselesaikannya skripsi ini;

10. Teman-teman PPKT MAN 11Jakarta angkatan 2013; Nurfaizah,

Muhammad Zul Akmal, Ali Umar, Laili Khoirun Nisa, Riyana Muntika

Sari, Yanita Pratiwi, Riska Pridamulia , dan Ika Eliza Cholistyana;

11. Teman-teman Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) dan Komunitas

Mahasiswa Sumatera Utara (KMSU) yang selalu mendukung

terselesaikannya skripsi ini.

Semoga semua bantuan, dukungan, dan partisipasi yang diberikan kepada

penulis, mendapat pahala yang berlipat ganda dari Allah Swt. Amin.

Ciputat, November 2013

Penulis

Page 10: ANALISIS KARAKTER TOKOH PENDIDIK YANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24693/1... · 1. Nurlena Rifa’i, M.A., Ph. D. Dekan FITK UIN Jakarta yang telah ... Jannah,

v

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN MUNAQOSAH

SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI

ABSTRAK ........................................................................................................... i

ABSTRACT ......................................................................................................... ii

KATA PENGANTAR ......................................................................................... iii

DAFTAR ISI ........................................................................................................ v

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................. 1

A. Latar Belakang .............................................................................. 1

B. Identifikasi Masalah ...................................................................... 5

C. Batasan Masalah............................................................................ 5

D. Rumusan Masalah ......................................................................... 5

E. Tujuan Penelitian .......................................................................... 6

F. Manfaat Penelitian ........................................................................ 6

BAB II LANDASAN TEORI ........................................................................ 7

A. Pengertian Pendekatan Struktural ................................................ 7

B. Hakikat Novel .............................................................................. 9

1. Pengertian Novel .................................................................... 9

2. Unsur-Unsur Pembangun Novel ............................................ 11

C. Hakikat Karakter .......................................................................... 19

1. Pengertian Karakter ................................................................ 19

D. Hakikat Guru ................................................................................ 21

1. Pengertian Guru ..................................................................... 21

2. Syarat-Syarat Menjadi Guru .................................................. 23

3. Kompetensi Guru ................................................................... 24

Page 11: ANALISIS KARAKTER TOKOH PENDIDIK YANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24693/1... · 1. Nurlena Rifa’i, M.A., Ph. D. Dekan FITK UIN Jakarta yang telah ... Jannah,

vi

4. Peran Guru ............................................................................. 26

5. Sifat atau Kriteria Guru Ideal (Baik) ...................................... 27

E. Penelitian Relevan ........................................................................ 31

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ..................................................... 33

A. Metode Penelitian......................................................................... 33

B. Jenis dan Pendekatan Penelitian................................................... 34

C. Data dan Sumber Data ................................................................. 34

D. Objek Penelitian ........................................................................... 35

E. Teknik Pengumpulan Data ........................................................... 35

F. Teknik Validitas Data .................................................................. 36

G. Teknik Analisis Data .................................................................... 36

BAB IV ANALISIS DAN HASIL PEMBAHASAN .................................... 38

A. Biografi Yoyon Indra Joni .......................................................... 38

B. Sinopsis ....................................................................................... 38

C. Tanggapan Pengarang ................................................................. 39

D. Tanggapan Pembaca.................................................................... 40

E. Analisis Struktural ....................................................................... 43

F. Temuan Penelitian dan Hasil Analisis Penokohan Guru dalam

Novel Dunia Kecil....................................................................... 60

BAB V PENUTUP ......................................................................................... 72

A. Simpulan ...................................................................................... 72

B. Saran ............................................................................................. 72

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 74

LAMPIRAN

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Page 12: ANALISIS KARAKTER TOKOH PENDIDIK YANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24693/1... · 1. Nurlena Rifa’i, M.A., Ph. D. Dekan FITK UIN Jakarta yang telah ... Jannah,

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Novel merupakan bagian dari karya sastra. Novel adalah karya sastra yang

dibangun oleh dua unsur yaitu unsur instrinsik dan ekstrinsik. Unsur instrinsiknya

yaitu tema, alur, latar, penokohan, gaya bahasa, sudut pandang dan amanat,

sedangkan unsur ekstrinsiknya yaitu latar belakang tokoh, ideologi,nilai

pendidikan, sosial, budaya, dan agama. Penulis memadukan semua unsur tersebut

agar cerita yang ingin disampaikan dapat hidup atau nyata dan menarik untuk

dibaca oleh pembaca. Novel ingin dihadirkan harus menarik pembaca seperti

lewat pengolahan bahasa yang digunakan oleh penulis agar pembaca dengan

mudah memahami cerita yang ada di dalam novel.

Novel mampu memberi pelajaran serta juga dapat menambah wawasan

kepada pembacanya. Pembaca dapat belajar tentang kebudayaan yang terdapat di

dalam cerita.Bukan hanya kebudayaan saja, pembaca dapat megetahui letak

geografis, karekter,dan bahasa yang dipaparkan oleh penulis.

Novel merupakan salah satu karya sastra yang mengungkapan segala

aspek kehidupan manusia secara mendalam dan disajikan menggunakan bahasa

yang halus.Novel adalah salah satu bentuk karya sastra yang sangat popular di

dunia.Bentuk ini banyak beredar, karena komunikasinya yang luas pada

masyarakat. Sebuah novel mampu menampilkan tokoh-tokoh dan peristiwa-

peristiwa nyata, tetapi penampilan tersebut biasanya hanya berfungsi sebagai

bumbu belaka dan mereka dimasukkan dalam rangkaian cerita yang bersifat

rekaan atau dengan detail rekaan. Peristiwa dan tokoh-tokohnya bersifat rekaan

mereka memiliki kemiripan dengan kehidupan sebenarnya.Mereka merupakan

“cerminan kehidupan nyata”.

Saat ini novel lebih banyak diminati masyarakat, tidak hanyaitu novel

merupakan salah satu karya sastra yang paling luas dibaca dibandingkan oleh

karya sastra lainnya.Dewasa ini banyak novel yang dapat dijumpai, misalnya

novel anak-anak, remaja, dan novel popular yang memiliki mutu yang cukup baik.

Page 13: ANALISIS KARAKTER TOKOH PENDIDIK YANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24693/1... · 1. Nurlena Rifa’i, M.A., Ph. D. Dekan FITK UIN Jakarta yang telah ... Jannah,

2

Seorang pendidik dapat dengan mudah menentukan pilihan bacaan untuk siswa.

Adanya novel akan dapat meningkatkan minat membaca siswa secara pribadi dan

dapat berkelanjutan untuk meningkatkan semangat mereka untuk menekuni bahan

bacaan mereka secara mendalam. Masih ada yang beranggapan bahwa ada

beberapa buah novel dianggap kurang berharga atau bias dikatakan dapat merusak

moral anak-anak. Perlu diketahui bahwa pada kenyataan yang ada kalau novel

banyak mengandung pengalaman yang memiliki nilai pendidikan yang positif.

Pendidikan memiliki kedudukan yang penting dalam rangka meningkatkan

sumber daya manusia yang berkualitas. Berdasarkan Undang-UndangNomor 20

Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab I pasal 1, yang dimaksud

dengan pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untu mewujudkan suasana

belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan

dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,

kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan

dirinya, masyarakat, bangsa,da nnegara.

Pendidikan merupakan sarana yang sangat baik dalam mengangakat harkat

dan martabat bangsa. Melalui pendidikan, seseorang akan memiliki bekal ilmu

pengetahuan untuk melanjutkan atau memasuki lapangan pekerjaan. Pendidikan

menjadikan sesorang berilmu pengetahuan. Dengan ilmu dan iman, seseorang

akan terangkat derajatnya sebagaimana yang dijanjikan oleh Allah SWT dalam

Q.S. Al-Mujadalah (58: 11), yang artinya “… niscaya Allah akan meninggikan

orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu

pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan”

Bangsa yang peduli dan mengutamakan pendidikan akan melahirkan

peradaban yang tinggi serta tidak mudah dijajah oleh bangsa lain. Karena,

pendidikan itu akan berdampak pada kemajuan suatu bangsa. Sebab, dengan

adanya pendidikan maka seseorang atau suatu bangsa akan memiliki kemapuan

dan keterampilan dalam menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi. Salah satu

faktor penentu keberhasilan dan majunya pendidikan pada suatu bangsa

ditentukan oleh pendidik atau pendidik.

Page 14: ANALISIS KARAKTER TOKOH PENDIDIK YANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24693/1... · 1. Nurlena Rifa’i, M.A., Ph. D. Dekan FITK UIN Jakarta yang telah ... Jannah,

3

Di dalam Undang-Undang RI Nomor 14 Tahun 2005 tentang Pendidik dan

Dosen ditetapkan.Pendidik (guru) adalah pendidik professional dengan tugas

utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan

mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan

formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. Masayarakat umum

beranggapan bahwa pendidi adalah orang yang melaksanakan pendidikan di

tempat-tempat tertentu, seperti pada lembaga formal, informal, maupun

nonformal. Dalam hal ini pendidik dapat dikatakan sebagai pendidik yang

diangkat secara resmi dengan surat keputusan oleh suatu lembaga atau yayasan

untuk mengajar atau mendidik di lembaga pendidikan formal.

Menjadi seorang pendidik itu tidak mudah dan tidak sembarang orang

dapat menjadi seorang pendidik, karena pendidik sangat dipercaya oleh orang tua

peserta didik untuk mendidik anaknya. Siapapun pasti sependapat bahwa pendidik

adalah unsur utama dalam suatu pendidikan. Pendidik merupakan titik utama atau

awal dalam suatu pendidikan, seperti yang dilakukan oleh negara Jepang. Pada

saat Hirosima dan Nagasaki diluluhlantakan oleh bom pada Perang Dunia II tahun

1945. Kaisar Jepang bertanya,“Masih adakah pendidik yang masih hidup?”

Perhatian kaisar Jepang sangat besar terhadap pendidikan dan pentingnya peran

seorang pendidik dalam pembangunan suatu bangsa.Setelah peristiwa itu, dunia

mengakui kemajuan Jepang dalam berbagi bidang kehidupan. Dari cerita tersebut

dapat disimpulkan bahwa peran seorang pendidik sangat begitu penting dalam

pembangunan suatu bangsa, tanpa pendidik yang memiliki kualitas dan

profesional, pendidikan tidak akan berhasil, karena dibutuhkan sumber daya

manusia dalam yang berkualitas dan professional dalam mengolah sumber daya

alam agar manusia di dunia makmur dan sejahtera.

Peran seorang pendidik sangat penting tidak hanya dalam pendidikan saja,

tetapi penting juga dalam upaya membentuk watak bangsa dan mengembangkan

potensi siswa dalam mewujudkan pembangunan pendidikan di

Indonesia.Tampaknya kehadiran pendidik sampai sekarang hingga akhir hayat

nanti tidak dapat digantikan oleh yang lain, walaupun zaman sekarang sudah maju

Page 15: ANALISIS KARAKTER TOKOH PENDIDIK YANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24693/1... · 1. Nurlena Rifa’i, M.A., Ph. D. Dekan FITK UIN Jakarta yang telah ... Jannah,

4

dan canggih, kehadiran teknologi tidak mampu menggantikan tugas seorang

pendidik yang cukup kompleks dan unik.

Fungsi pendidik sebagai pendidik merupakan salah satu faktor penentu

keberhasilan tujuan pendidikan, karena pendidik secara langsung berhubungan

dengan peserta didik untuk memberikan motivasi, membentuk karakter siswa, dan

memberikan bimbingan yang akan menghasilkan lulusan yang diharapkan.

Pendidik merupakan sumber utama manusia yang menjadi perencana, pelaku, dan

penentu pencapaian tujuan pendidikan. Pendidik harus berhubungan baik dengan

kepala sekolah, pendidik yang lain, masyarakat, dan peserta didik.

Pendidik merupakan orang yang paling bertanggung jawab atas

pendidikan anak di sekolah. Seperti apa masa depan anak, pendidik turut

menentukan. Seorang pendidik harus seorang yang mampu memberikan motivasi

kepada peserta didik agar ia mampu menjadi yang lebih baik untuk masa

mendatang. Apapun yang dilakukan seorang pendidik kepada peserta didiknya

selama itu mendidik maka dapat diperbolehkan asalkan hal itu tidak berhubungan

dengan kekerasan. Akhir-akhir ini banyak berita yang beredar di media cetak dan

media elektronik yang memberitahukan tentang kekerasan yang dilakukan

pendidik kepada peserta didiknya dengan dalih untuk mendidik dan memberikan

pelajaran kepada anak agar mereka disiplin dan lebih bertanggung jawab. Untuk

memberikan disiplin tidak harus dengan kekerasan yang dapat menimbulkan luka

dan cacat fisik. Tidak semua persoalan yang dapat diselesaikan dengan

kekerasan.Kekerasan akan menimbulkan rasa trauma dan ketakutan yang

berkepanjangan. Hal itu juga menimbulkan rasa dendam dan benci peserta didik

kepada pendidik.

Pendidik merupakan figur yang dapat dicontoh dan diteladani peserta

didik. Pendidik yang baik tidak akan menjerumuskan peserta didiknya ke hal yang

tidak baik. Seorang pendidik dalam memberikan ilmu kepada anak didknya harus

dituntut untuk memiliki kejujuran dengan menerapkan apa yang diajarkan dalam

kehidupan pribadinya. Seorang pendidik harus konsisten dan memiliki komitmen

dalam menjaga ucap dan tindakan.

Page 16: ANALISIS KARAKTER TOKOH PENDIDIK YANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24693/1... · 1. Nurlena Rifa’i, M.A., Ph. D. Dekan FITK UIN Jakarta yang telah ... Jannah,

5

Belakangan ini banyak novel yang terbit. Novel dapat dijadikan sebagai

sebuah pendidikan, bukan hanya buku bacaan yang dibaca saat dibutuhkan dan

diperlukan. Makna yang terdapat di dalam novel dapat dijadikan sebagai pelajaran

bagi para pembaca. Novel Dunia Kecil adalah novel yang baru terbit pada tahun

2012 dan memunculkan beberapa pendidik dan siswa yang memilki bakatnya

masing-masing. Novel ini belum banyak yang membaca tetapi dengan novel ini

diharapkan kepada pendidik dan peserta didik untuk mencontoh mereka.

Dari latar belakang di atas, maka penulis mengangkat skripsi yang

berjudul “Analisis Karakter Tokoh Pendidik yang Terdapat pada Novel Dunia

Kecil Karya Yoyon Indra Joni”. Penulis berharap novel ini mampu memahami

pengaruh karakter seorang pendidik yang dapat memberikan motivasi dan

membentuk karakter peserta didik agar dapat menjadi manusia yang lebih baik di

dalam lingkungan masyarakat.

B. Identifikasi Masalah

Permasalahan yang berkaitan dengan karakter ideal tokoh seorang

pendidik dalam membentuk karakter dan memotivasi siswa, masalah tersebut

adalah sebagai berikut:

1. Masih buruknya karakter siswa dalam bertindak.

2. Karakter seorang pendidik dapat dicontoh dan berpengaruh terhadap

karakter, motivasi dan minat siswa kepada mata pelajaran tersebut.

3. Upaya untuk menunjukkan karakter tokoh seorang pendidik yang dapat

berpengaruh dalam membangun karakter dan motivasi siswa.

C. Batasan Masalah

Pembatasan masalah pada skripsi ini fokus kepada analisis karakter tokoh

pendidik yang terdapat pada novel Dunia Kecil karya Yoyon Indra Joni.

D. Rumusan Masalah

Untuk mendapatkan hasil yang terarah, maka diperlukan suatu perumusan

masalah dalam penelitian ini, adapun perumusan masalah dari skripsi ini, sebagai

berikut.

Page 17: ANALISIS KARAKTER TOKOH PENDIDIK YANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24693/1... · 1. Nurlena Rifa’i, M.A., Ph. D. Dekan FITK UIN Jakarta yang telah ... Jannah,

6

Bagaimanakah karakter tokoh pendidik yang terdapat dalam novel Dunia

Kecil karya Yoyon Indra Joni?

E. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian diharapkan jelas agar tepat sasaran dan tujuan sesuai

dengan input dan pengetahuan yang bersifat teoretis dan praktis, antara lain

sebagai berikut:

Mendeskripsikan atau mengetahui karakter tokoh pendidik yang

digambarkan dalam novel Dunia Kecil karya Yoyon Indra Joni.

F. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memiliki manfaat yang mencakup

aspek teoretis maupun praktis.

1. Manfaat teoretis hasil penelitian ini diharapkan mampu mengetahui

pengaruh karakter pendidik terhadap siswa.

2. Secara praktis, hasil penilitian ini diharapkan bermanfaat bagi:

a. Pendidik

Hasil penelitian ini dapat memberikan contoh teladan bagi siswa dan

pedoman untuk pendidik agar memperhatikan sikapnya saat berhubungan atau

berhadapan langsung dengan siswa.

b. Peneliti

Hasil penelitian ini dapat menjawab dari masalah yang dirumuskan. Selain

itu, dengan selesainya penelitian ini diharapkan dapat menjadi motivasi bagi

peneliti agar mencontoh karakter tokoh dan memiliki karakter yang ideal untuk

dicontoh siswa.

c. Peneliti yang Lain

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan inspirasi bahan pijakan

peneliti lain untuk melakukan penelitian yang mendalam.

Page 18: ANALISIS KARAKTER TOKOH PENDIDIK YANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24693/1... · 1. Nurlena Rifa’i, M.A., Ph. D. Dekan FITK UIN Jakarta yang telah ... Jannah,

7

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Pengertian Pendekatan Struktural

“Pendekatan struktural dipelopori oleh kaum Formalis Rusia

danStrukturalisme Praha.”1 Secara etmologis struktur berasal dari bahasa Latin,

yaitu structura yang berarti bentuk atau bagunan, tugas analisis struktur

membongkar unsur-unsur tersembunyi di baliknya. Analisis struktur akan

melibatkan tiga komponen utama, yaitu pencerita, karya sastra, dan pendengar.

Struktur merupakan suatu bentuk keseluruhan yang komplek yang setiap

unsur memiliki hubungan. “Sesuai dengan apa yang didefinisikan oleh Jean

Piaget, struktur adalah tatanan entitas-entitas yang secara mendasar mewujudkan

tiga gagasan yang fundamental, yaitu (a) gagasan mengenai keseluruhan, (b)

gagasan mengenai transformasi, dan (c) gagasan mengenai regulasi diri.”2Gagasan

mengenai keseluruhan mengandung pengertian adanya kepaduan internal di antara

unsur-unsur pembangun struktur.Kepaduan setiap unsur-unsur tersebut

menyebabkan adanya kaidah yang mengaturnya, sehingga masing-masing unsure

tunduk kepadanya.Gagasan transformasi mengandung struktur yang tidak statis

sehingga menyebabkan hukum struktur tersebut tidak membentuk struktur yang

mati tetapi masih terbuka untuk melakukan pembentuk aspek-aspek yang baru di

dalam struktur tersebut.Penyebab terjadinya transformasi dikarenakan adanya

struktur dalam yang harus dipahami dalam mengkaji, agar mampu berkarya atau

melakukan pengkajian. Sedangkan gagasan regulasi diri yang berkaitan dengan

struktur yang dapat berdiri sendiri dengan cara lepasa dari entitas lain, sebab

struktur itu memiliki hukum-hukum intrinsiknya yang transformatif, yang

mengatur saling berhubungan antar unsur internalnya, sehingga selain membentuk

kepaduan, juga mampu menghasilkan aspek-aspek baru.

1Burhan Nurgiyantoro,Teori Pengkajian Fiksi (Yogyakarta: Gajah Mada University

Press, 2005), h. 36. 2Faruk., Metode Penelitian Sastra Sebuah Penjelajahan Awal (Yogyakarta: Pustaka

Pelajar, 2010), h. 173.

Page 19: ANALISIS KARAKTER TOKOH PENDIDIK YANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24693/1... · 1. Nurlena Rifa’i, M.A., Ph. D. Dekan FITK UIN Jakarta yang telah ... Jannah,

8

“Secara defenitif strukturalisme membahas mengenai unsur-unsur struktur

itu sendiri dengan mekanisme antarhubungannya antar unsur satu dengan unsur

lainnya, dipihak yang lain hubungan antar unsu dengan totalitasnya.”3Secara

defenitif strukturalisme memberikan perhatian terhadap analisis unsure-unsur

karya.Karya-karya sastra memiliki ciri-ciri yang khas, otonom, bisa

digeneralisasikan.Unsur-unsur pokok yang terkandung dalam ketiga jenis karya

seperti prosa, puisi, dan drama.

Pandangan Abrams dalam Burhan Nurgiantoro, kaum strukturalisme

berpendapat bahwa sebuah karya sastra fiksi atau puisi adalah sebuah totalitas

yang dibangun secara koherensif oleh berbagai unsur pembangunnya, struktur

karya sastra dapat diartikan sebagai susunan, penegasan, dan gambaran semua

bahan dan bagian yang menjadi komponennya secara bersama akan membentuk

kebulatan yang indah. Struktur karya sastra juga mengarah pada pengertian

hubungan antar unsur (intrinsik) yang bersifat timbale balik, saling menentukan,

mempengaruhi, yang secara bersama membentuk atau sebuah kesatuan yang utuh.

“Analisis struktural karya sastra dalam fiksi dapat diidentifikasikan dengan

mengkaji dan mendeskripsikan fungsi dan hubungan antarunsur intrinsik.Setelah

diidentifiksi dan dideskripsikan serta dijelaskan fungsi masing-masing unsur

tersebut untuk menunjang makna keseluruhannya dan hubungan antarunsur secara

bersama akan membentuk sebuah totalitas kemaknaan yang padu.”4Adapun unsur-

unsur tersebut seperti peristiwa, plot, tokoh, penokohan, latar, sudut pandang, dan

lain-lain.

Istilah struktur dalam sastra diadopsi dari khazanah antropologi structural

yang dipelopori oleh Levi-Strauss.Beliaulah yang mempopulerkan ide

strukturalisme, yaitu teori tentang struktur. Baginya strukturalisme yang

disebutkan Foley dalam Siswantoro adalah:

“Doktrin pokok strukturalisme adalah bahwa hakikat benda tidaklah

terletak pada benda itu sendiri, tetapi terletak pada hubungan-hubungan di

dalam benda itu.Tidak ada unsur yang mempunyai makna pada dirinya

3Nyoman. Kutha Ratna, S.U.,Teori, Metode, dan Teknik Penelitian Sastra dan

Strukturalisme Hingga Postrukturalisme Perspektif Wacana Naratif (Yogyakarta: Pustaka Pelajar,

2007), h. 91. 4Nurgiyantoro, Op. Cit., h. 37.

Page 20: ANALISIS KARAKTER TOKOH PENDIDIK YANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24693/1... · 1. Nurlena Rifa’i, M.A., Ph. D. Dekan FITK UIN Jakarta yang telah ... Jannah,

9

secara otonom, kecuali terkait dengan makna semua unsur di dalam sistem

struktur yang bersangkutan.”5

Teori struktural memandang karya sastra sebagai struktur yang terdiri dari

unsur-unsur yang saling berjalin erat sehingga unsur yang satu tidak akan

memiliki fungsi atau makna tersendiri jika terlepas dari yang lainnya dan makna

setiap unsur ditemukan dalam hubungan dengan unsur-unsur lain secara

keseluruhan.Dalam hal ini fiksi, dapat dilakukan dengan mengidentifikasi,

mengkaji, dan mendeskripsikan fungsi dan hubungan antrunsur intrinsik fiksi

yang bersangkutan serta bertujuan untuk memaparkan secermat mungkin fungsi

dan keterkaitan antarberbagai unsur karya sastra yang secara bersama

menghasilkan sebuah kemenyeluruhan.

B. Hakikat Novel

1. Pengertian Novel

“Kata novel berasal dari bahasa Itali novella yang secara harfiah berarti

“sebuah barang baru yang kecil” dan kemudian diartikan sebagai „cerita pendek

dalam bentuk prosa‟.”6Dalam bahasa Latin kata novel berasal novellus yang

diturunkan pula dari kata noveis yang berarti baru.Novel adalah cerita yang

disusun dengan kata yang tercetak di atas lembaran kertas yang bisa dibawa

kemana-mana sembarang waktu.Ia bisa dibaca kapan saja dan dalam situasi yang

sama sekali ditentukan oleh pembaca.7“Menurut Rahmanto, novel seperti halnya

bentuk prosa cerita yang lain, sering memiliki struktur yang kompleks dan

biasanya dibangun dari unsur-unsur yang dapat didiskusikan seperti berikut ini:

(a) Latar, (b) Perwatakan, (c) Cerita, (d) Teknik cerita, (e) Bahasa, (f) tema.”8

Novel merupakan bentuk prosa rekaan yang lebih pendek daripada

roman.“Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, novel diartikan sebagai karangan

prosa yang panjang, menagandung rangkaian cerita kehidupan seseorang dengan

5Siswantoro, Metode Penelitian Sastra Analisis Struktur Puisi (Yogyakarta: Pustaka

Pelajar, 2010), h. 13. 6Ibid., h. 9.

7 Sapardi Djoko Damono, Sastra Bandingan Pengantar Ringkas (Ciputat: Editum, 2009),

h. 130. 8 B. Rahmanto, Metode Pengajaran Sastra (Yogyakarta: Kanisius, 1988), h. 70.

Page 21: ANALISIS KARAKTER TOKOH PENDIDIK YANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24693/1... · 1. Nurlena Rifa’i, M.A., Ph. D. Dekan FITK UIN Jakarta yang telah ... Jannah,

10

orang-orang disekelilingnya dengan menonjolkan watak dan sifat setiap

pelaku.”9Pada dasarnya novel bercerita tentang peristiwa yang terjadi pada masa-

masa tertentu.Bahasa yang digunakanpun relatif mudah untuk dipahami karena

bahasanya lebih mirip menggunakan bahasa sehari-hari. “Menurut Furqonul dan

Abdul, novel merupakan sebuah genre sastra yang memiliki bentuk utama prosa,

dengan panjang yang kurang lebih bisa untuk mengisi satu atu dua volume kecil,

yang menggambarkan kehidupan nyata dalam satu plot yang cukup kompleks.”10

Novel adalah cerita, dan cerita digemari manusia sejak kecil.dan tiap kali

manusia senang pada cerita, entah faktual, untuk gurauan, atau sekedar ilustrasi

dalam percakapan. Bahasa novel juga bahasa denotatif, tingkat kepadatan dan

makna gandanya sedikit.Jadi novel “mudah” dibaca dan dicernakan.Juga novel

kebanyakan mengandung suspense dalam alur ceritanya, yang gampang

menimbulkan sikap penasaran bagi pembacanya. “Data menunjukkan bahwa

bentuk sastra novel paling banyak dibaca dari bentuk yang lain. Novel Salah

Asuhan selama 50 tahun telah dicetak ulang 11 kali.Siti Nurbaya selama 57 tahun

dicetak ulang 12 kali.”11

“Novel merupakan sebuah karya yang diciptakan dengan melibatkan

segenap daya imajinasi pengarang.”12

Novel yang disajikan biasanya berfungsi

sebagai sarana hiburan bagi pembaca.Apabila cerita dari novel itu menarik maka

novel itu memberikan kesan kepada pembaca. Pembaca yang membaca novel

yang ceritanya panjang akan membuat pembaca untuk terus mengulang-ulang

kembali membacanya agar selesai dan setiap kali membaca pembaca hanya

menyelesaikan bacaannya beberapa episode saja serta akan memaksa pembaca

untuk mengingat kembali cerita yang dibacanya sehingga menyebabkan

pemahaman pembaca akan bacaannya terputus-putus. Novel juga merupakan hasil

perenungan pengarang yang mana pengarang dapat berimajinasi ke tempat dan ke

9 Wahyudi Siswanto, Pengantar Teori Sastra (Jakarta: PT Grasindo, 2008), h. 141.

10Furqonul Aziez, dan Abdul Hasim, Menganalisis Fiksi Sebuah Pengantar (Bogor:

Ghalia Indonesia, 2010), h. 7. 11

Jakob Sumardjo, Konteks Sosial Novel Indonesia 1920-1977 (Bandung: Penerbit

Alumni, 1999), h. 11. 12

Furqonul dan Abdul.Loc.Cit.

Page 22: ANALISIS KARAKTER TOKOH PENDIDIK YANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24693/1... · 1. Nurlena Rifa’i, M.A., Ph. D. Dekan FITK UIN Jakarta yang telah ... Jannah,

11

masa apa pun, biasanya novel menggandung pesan-pesan apa saja yang ingin

disampaikan pengarang kepada khalayak pembacanya.

Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa novel adalah sebuah

karya sastra yang merupakan cerita fiktif dan berusaha untuk menggambarkan

kehidupan tokohnya melalui latar.Novel bukan hanya berfungsi sebagai hiburan

semata tetapi dapat juga sebagai bentuk seni yang dapat dipelajari oleh pembaca

agar mengetahui nilai-nilai moral kehidupan yang terkandung di dalam novel

tersebut sehingga dapat mengarahkan pembaca dapat berprilaku budi pekerti yang

luhur.Di dalam novel juga terdapat kemungkinan cerita yang terjadi dan ada juga

yang hanya imajinasi saja.Tetapi pengarang biasanya ingin menunjukkan realita

yang terjadi dalam kehidupan melalui cerita yang terkandung di dalam novel.

2. Unsur-Unsur Pembangun Novel

Unsur-unsur pembangun sebuah novel yang kemudian secara bersama

membentuk sebuah totalitas itu disamping unsur formal bahasa, masih banyak lagi

macamnya.Namun, secara garis besar berbagai macam unsur tersebut secara

tradisional dapat dikelompokkan menjadi dua bagian, walau pembagian ini tidak

benar-benar pilah.Pembagian unsur yang dimaksud adalah unsur intrinsik dan

ekstrinsik.Kedua unsur inilah yang sering banyak disebut para kritikus dalam

rangka mengkaji atau membicarakan novel atau karya sastra ada umumnya.

“Unsur intrinsik (intrinsic) adalah unsur-unsur yang pembangun dari

dalam karya sastra itu sendiri. Unsur-unsur inilah yang menyebabkan karya sastra

hadir sebagai karya sastra, unsur-unsur yang secara faktual akan dijumpai jika

orang membaca karya sastra. Unsur intrinsik sebuah novel adalah unsur-unsur

yang (secara langsung) turut serta membangun cerita.Kepaduan antarberbagai

unsur intrinsik inilah yang membuat sebuah novel berwujud.Unsur yang

dimaksud, untuk menyebut sebagian saja, misalnya, peristiwa, cerita, plot,

penokohan, tema, latar, sudut pandang penceritaan, bahasa atau gaya bahasa, dan

lain-lain.”13

“Sedangkan, unsur ekstrinsik (extrinsic) adalah unsur-unsur yang

membangun karya sastra yang berada di luar karya sastra itu, tetapi secara tidak

langsung mempengaruhi bagunan atau organisme karya sastra.Unsur ini secara

13Burhan Nurgiyantoro, Teori Pengkajian Fiksi (Yogyakarta: Gadjah Mada University

Press, 2005), h. 23.

Page 23: ANALISIS KARAKTER TOKOH PENDIDIK YANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24693/1... · 1. Nurlena Rifa’i, M.A., Ph. D. Dekan FITK UIN Jakarta yang telah ... Jannah,

12

lebih khusus dapat dikatakan sebagai unsur-unsur yang mempengaruhi bangunan

cerita sebuah karya sastra, namun sendiri tidak ikut menjadi bagian di

dalamnya.Pemahaman unsur ekstrinsik suatu karya, bagaimanapun, akan

membantu dalam hal pemahaman makna karya itu mengingat bahwa karya sastra

tak muncul dari situasi kekosongan budaya.”14

Unsur ekstrinsik membahasa alam

pikiran pengarang yang ditentukan oleh pengaruh susunan pemerintahan, situasi

politik, ekonomi, sosial, kebudayaan, kemanaan, dan pengaruh hubungan luar

negeri, persilangan pariwisata atau perdagangan.

a. Tema

“Tema adalah ide yang mendasari suatu cerita.Tema berperan sebagai

penagkal tolak pengarang dalam memaparkan karya rekaan yang

diciptakannya.Tema merupakan kaitan hubungan antar makna dengan tujuan

pemaparan prosa rekaan oleh pengarangnya.”15

“Tema juga merupakan aspek

cerita sejajar dengan „makna‟ dalam pengalaman manusia; sesuatu yang

menjadikan suatu pengalaman begitu diingat.”16

Kadangkala kita merasa bahwa

pengalaman yang didapatkan secara keseluruhan akan memperjelas masalah yang

akan kita coba untuk dilacak.“Tema (theme), menurut Stanton dan Kenny, adalah

makna yang dikandung oleh sebuah cerita. Namun, ada banyak makna yang

dikandung dan ditawarkan oleh cerita (novel) itu, maka masalahnya adalah:

makna khusus yang mana yang dapat dinyatakan sebagai tema itu.”17

Untuk menentukan makna pokok sebuah novel, kita perlu memiliki

kejelasan pengertian tentang makna pokok, atau tema, itu sendiri.Tema

merupakan gagasan dasar umum yang menopang sebuah karya sastra dan yang

terkandung di dalam teks sebagai struktur semantis dan menyangkut persamaan-

persamaan atau perbedaan-perbenadaan.Tema disaring dari motif-motif yang

terdapat dalam karya yang bersangkutan yang menentukan hadirnya peristiwa-

peristiwa, konflik, dan situasi terntentu.Tema dalam banyak hal bersifat

14

Ibid., h. 23-24. 15

Wahyudi Siswanto, Pengantar Teori Sastra (Jakarta: PT Grasindo, 2008), h. 161. 16

Robert Stanton, Teori Fiksi Robert Stanton ( Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2007), h. 36. 17

Nurgiyantoro, Op. Cit., h. 67.

Page 24: ANALISIS KARAKTER TOKOH PENDIDIK YANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24693/1... · 1. Nurlena Rifa’i, M.A., Ph. D. Dekan FITK UIN Jakarta yang telah ... Jannah,

13

“mengikat” kehadiran atau ketidakhadiran peristiwa-konflik-situasi tertentu,

termasuk berbagai unsur intrinsik yang lain, karena hal-hal tersebut haruslah

bersifat mendukung kejelasan tema yang ingin disampaikan.

Tema menjadi dasar pembangun seluruh cerita, maka ia pun bersifat

menjiwai seluruh bagian cerita itu. Dengan demikian, untuk menemukan tema

sebuah karya fiksi, ia harus disimpulkan dari keseluruhan cerita, tidak hanya

berdasarkan bagian tertentu cerita. “Tema, walau sulit ditentukan secara pasti,

bukanlah makna yang “disembunyikan”, walau belum tentu juga dilukiskan secara

eksplisit.Tema sebagai makna pokok sebuah karya fiksi tidak (secara sengaja)

disembunyikan karena justru hal inilah yang ditawarkan kepada pembaca.Namun,

tema merupakan makna keseluruhan yang didukung cerita, dengan sendirinya ia

akan “tersembunyi” dibalik cerita yang mendukungnya.”18

b. Tokoh dan Penokohan

Tokoh merupakan istilah yang menunjuk pada orang atau pelaku cerita,

baik itu protagonis dan antagonis,.“Dalam Burhan Nurgiantoro, Abrams

berpendapat bahwa tokoh cerita adalah orang-orang yang ditampilkan dalam suatu

karya naratif atau drama yang ditafsirkan oleh para pembacanya sesuai dengan

kualitas moral yang disampaikan dengan ekspresi dalam ucapan dan tindakan.

Tokoh cerita menempati posisi strategis sebagai pembawa dan pencapai pesan,

amanat, moral, atau sesuatu yang ingin disampaikan kepada para pembaca.”19

Sedangkan watak, perwatakan, atau karakter merupakan istilah yang

menunjukkan pada sifat atau sikap para tokoh seperti yang ditafsirkan para

pembaca yang menunjukkan pada kualitas pribadi seorang tokoh.Penokohan dan

karakteristik sering disamakan artinya dengan karakter dan perwatakan yang

menunjukkan watak tokoh-tokoh yang digambarkan dalam sebuah cerita.“Seperti

yang dikatakan Jones dalam Burhan Nurgiantoro, penokohan adalah pelukisan

gambaran yang jelas tentang seseorang yang ditampilkan dalam sebuah

18Nurgiyantoro.Loc. Cit., h. 68.

19

Ibid., h. 165-167.

Page 25: ANALISIS KARAKTER TOKOH PENDIDIK YANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24693/1... · 1. Nurlena Rifa’i, M.A., Ph. D. Dekan FITK UIN Jakarta yang telah ... Jannah,

14

cerita.”20

Penokohan sekaligus menyaran pada teknik pewujudan dan

pengembangan tokoh dalam sebuah cerita.“Penokohan adalah cara sastrawan

menampilkan tokoh.”21

“Menurut Aminuddin, dilihat dari watak yang dimiliki oleh tokoh, dapat

dibedakan atas tokoh protagonis, dan tokoh antagonis. Tokoh protagonis adalah

tokoh yang wataknya disukai pembacanya.Biasanya, watak tokoh semacam ini

adalah watak yang baik dan positif, seperti dermawan, jujur, rendah hati, pembela,

cerdik, pandai, mandiri, dan setia kawan.Sedangkan tokoh antagonis adalah tokoh

yang wataknya dibenci pembacanya. Tokoh ini biasanya digambarkan sebagai

tokoh yang berwatak buruk dan negatif, seperti pendendam, culas, pembohong,

menghalalkan sehala cara, sombong, iri, suka pamer, dan ambisius.”22

Biasanya seorang pembaca lebih tertarik akan penafsiraan, presepsi, dan

pemahaman tokoh-tokoh yang dihadirkan pengarang.”Jika kita membaca sebuah

novel, bagian yang paling penting yang harus dilakukan ialah usaha untuk

mencari nilai yang disuguhkan pengarang pada setiap tokoh.”23

“Pelukisan

karakter yang baik kalau pengarang menggambarkannya dalam setiap tahap dalam

ceritanya, sehingga pembaca melihat jelas watak pelakunya melalui semua tindak

tanduknya dalam sebuah cerita, semua yang diucapkannya dalam seluruh cerita,

semua sikap-sikapnya dalam seluruh cerita.”24

c. Latar Cerita / Setting

Setting diterjemahkan sebagai latar cerita.Latar cerita adalah tempat dan

waktu dimana cerita itu terjadi.Sebuah cerita harus jelas di mana berlangsungnya

suatu kejadian dan kapan.Pemilihan setting yang dilakukan oleh pengarang

mempertimbangkan unsur-unsur watak tokoh-tokohnya dan persoalan atau tema

yang digarapnya.Sebuah cerita menjadi kuat kalau settingnya tidak gegabah saja

dipilih oleh pengarangnya.Penggambaran setting yang baik memberi pengetahuan

20

Ibid., h. 165.

21

Wahyudi Siswanto, Pengantar Teori Sastra (Jakarta: PT Grasindo, 2008), h. 142. 22

Ibid. 23

B. Rahmanto, Metode Pengajaran Sastra (Yogyakarta: Kanisius, 1988), h. 70. 24

Jakob Sumardjo, Memahami Kesusastraan (Bandung: Penerbit Alumni, 1984), h. 57.

Page 26: ANALISIS KARAKTER TOKOH PENDIDIK YANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24693/1... · 1. Nurlena Rifa’i, M.A., Ph. D. Dekan FITK UIN Jakarta yang telah ... Jannah,

15

untuk pembaca tentang kehidupan masyarakat tertentu. “Untuk menggambarkan

setting dengan tepat dan benar, dengan sendirinya pengarang harus mengetahui

benar setting yang dipakainya dalam cerita, pengarang harus banyak membaca

agar mengetahui kehidupan cerita yang akan digambarkan dalam cerita.”25

“Menurut Aminuddin memberi batasan setting sebagai latar peristiwa

dalam karya fiksi baik berupa tempat, waktu maupun peristiwa, serta memiliki

fungsi fisikal dan fungsi psikologis.Menurut Abrams, mengemukakan latar cerita

adalah tempat umum (general locale), waktu kesejarahan (historical time), dan

kebiasaan masyarakat (social circumtances) dalam setiap episode atau bagian-

bagian tempat.”26

Dia juga mengemukakan bahwa latar atau setting yang disebut

juga sebagai landas tumpu, menyaran pada pengertian tempat, hubungan waktu,

dan lingkungan sosial tempat terjadinya persitiwa-persitiwa yang diceritanya.

“Menurut Kenny, mengungkapkan cakupan latar cerita dalam cerita fiksi yang

meliput penggambaran lokasi geografis, pemandangan, perincian perlengkapan

sebuah ruangan, pekerjaan atau kesibukan sehari-hari para tokoh, waktu

berlakunya kejadian, masa sejarahnya, musim terjadinya, sebuah tahun,

lingkungan agama, moral, intelektual, sosial, dan emosional para tokoh.”27

“Latar memberikan pijakan cerita secara konkret dan jelas.Hal ini penting

untuk memberikan kesan realistis kepada pembaca, menciptakan suasana tertentu

seolah-olah sungguh-sungguh ada dan terjadi. Pembaca, dengan demikian, merasa

dipermudah untuk “mengoperasikan” daya imajinasinya, di samping

dimungkinkan untuk berperan serta secara kritis sehubungan dengan

pengetahuannya tentang latar. Pembaca dapat merasakan dan menilai kebenaran,

ketepatan, dan aktualisasi latar yang diceritakan sehingga merasa lebih

akrab.Pembaca seolah-olah merasa menemukan dalam cerita itu sesuatu yang

sebenarnya menjadi bagian dirinya.hal ini akan terjadi jika latar mampu

mengangkat suasana setempat, warna lokal, lengkap dengan perwatakannya ke

dalam cerita.”28

Jadi, latar adalah tempat, waktu dan susana terjadinya peristiwa yang ada

di dalam cerita. Pengarang harus tahu bagaimana gambar cerita yang

akandiceritakan. Latar mencakup kedalam penggambaran lokasi geografis,

25

Ibid., h. 60. 26

Wahyudi Siswanto, Pengantar Teori Sastra (Jakarta: PT Grasindo, 2008), h. 149. 27

Ibid.

28

Burhan Nurgiyantoro, Teori Pengkajian Fiksi (Yogyakarta: Gadjah Mada University

Press, 2005), h.217.

Page 27: ANALISIS KARAKTER TOKOH PENDIDIK YANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24693/1... · 1. Nurlena Rifa’i, M.A., Ph. D. Dekan FITK UIN Jakarta yang telah ... Jannah,

16

pemandangan, perincian perlengkapan sebuah ruangan, pekerjaan atau kesibukan

sehari-hari para tokoh, waktu berlakunya kejadian, masa sejarahnya, musim

terjadinya, sebuah tahun, lingkungan agama, moral, intelektual, social, dan

emosional para tokoh.

d. Alur/ Plot

“Menurut Stanton misalnya, mengemukakan bahwa plot adalah cerita yang

berisi urutan kejadian, namun tiap kejadian itu hanya dihubungkan secara akrab,

peristiwa yang satu disebabkan atau menyebabkan terjadinya peristiwa yang lain.

Sedangkan menurut Kenny mengemukakan plot sebagai peristiwa-peristiwa yang

ditampilkan dalam cerita yang tidak bersifat sederhana, karena pengarang

menyusun peristiwa-peristiwa itu berdasarkan kaitan sebab akibat.”29

“Dan

menurut Abrams, alur adalah rangakian cerita yang dibentuk oleh tahapan-tahapan

persitiwa sehingga menjalin sebuah cerita yang dihadirkan oleh para pelaku dalam

suatu cerita.Ada berbagai pendapat tentang tahapan-tahapan persitiwa dalam suatu

cerita.“Menurut Aminuddin membedakan tahapan-tahapan persitiwa atas

pengenalan, konflik, komplikasi, klimaks, peleraian, dan penyelesaian.”30

Pengenalan adalah tahap peristiwa dalam suatu cerita rekaan atau drama

yang memperkenalkan tokoh-tokoh atau latar cerita. Yang dikenalkan dari tokoh

ini, misalnya, nama, asal,ciri fisik, dan sifatnya. Konflik aatau tikaian adalah

ketegangan atau pertentangan antara dua kepentingan atau kekuatan di dalam

cerita rekaan atau drama.Pertentangan ini dapat terjadi dalam diri tokoh, antara

dua tokoh, antara tokoh dan masyarakat atau lingkungannya, antara tokoh dan

alam, serta antara tokoh dan Tuhan.Ada konflik lahir dan konflik

batin.Komplikasi atau rumitan adalah bagian tengah alur cerita rekaan atau drama

yang mengembangkan tikaian.Dalam hal ini, konflik yang terjadi semakin tajam

karena berbagai sebab dan berbagai kepentingan yang berbeda dari setiap tokoh.

Klimaks adalah bagian alur cerita rekaan atau drama yang melukiskan

puncak ketegangan, terutama di apndang dari segi tanggapan emosional

29Ibid, h. 113.

30

Wahyudi Siswanto, Pengantar Teori Sastra (Jakarta: PT Grasindo, 2008), h. 159.

Page 28: ANALISIS KARAKTER TOKOH PENDIDIK YANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24693/1... · 1. Nurlena Rifa’i, M.A., Ph. D. Dekan FITK UIN Jakarta yang telah ... Jannah,

17

pembaca.Klimaks merupakan puncak rumitan, yang diikuti oleh krisis atau titik

balik.Leraian adalah bagian struktur alur sesudah tercapai klimaks.Pada tahap ini

persitiwa-peristiwa yang terjadi menunjukkan perkembangan lakuan ke arah

selesaian.Dan selesaian adalahtahap akhir suatu cerita rekaan atau drama.Dalam

tahap ini semua masalah dapat diuraikan, kesalahpahaman dijelaskan; rahasia

dibuka. Ada dua macam selesaian: tertutup dan terbuka. Selesaian yang tertutup

adalah bentuk penyelesaian cerita yang diberikan oleh sastrawan.Selesaian

terbuka adalah bentuk penyelesaian cerita yang diserahkan kepada pembaca.

e. Gaya Bahasa

“Menurut Aminuddin, gaya adalah cara seorang pengarang menyampaikan

gagasannya dengan menggunakan media bahasa yang indah dan harmonis serta

mampu menuntaskan makna dan suasana yang dapat menyentuh daya intelektual

dan emosi pembaca. Dari segi kata, karya sastra menggunakan pilihan kata yang

mengandung makna padat, reflektif, asosiatif, dan bersifat konotatif, sedangkan

kalimat-kalimatnya menunjukkan adanya variasi dan harmoni sehingga mampu

menuansakan keindahan dan bukan nuansa makna tertentu saja. Alat gaya

melibatkan masalah kiasan dan majas: majas kata, majas kalimat, majas pikiran,

majas bunyi.”31

“Seorang pengarang mungkin mempunyai gaya membawakan cerita-

ceritanya secara lembut, penuh perasaan, suka melukiskan hal-hal kecil tetapi

berarti, selalu memandang dunia ini dengan cerita kasih, ungkapan bahasanya

sopan, teratur, berirama, dan lembut, susana ceritanya pun juga penuh kelembutan

dan cinta kasih. Sebaliknya ada gaya pengarang yang pemberontak, penuh bahasa

yang keras, tegas dan susaana ceritanya penuh pergolakan.”32

Seorang pengarang

yang sudah berpengalaman akan mempunyai gayanya sendiri dalam mengolah

bahasanya ke dalam cerita agar disukai oleh pembaca.

“Stile, (style, gaya bahasa), adalah cara pengucapan bahasa dalam prosa,

atau bagaimana seorang pengarang mengungkapkan sesuatu yang akan

31

Ibid, h. 158. 32

Jakob Sumardjo, Memahami Kesusastraan (Bandung: Penerbit Alumni, 1984), h. 62.

Page 29: ANALISIS KARAKTER TOKOH PENDIDIK YANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24693/1... · 1. Nurlena Rifa’i, M.A., Ph. D. Dekan FITK UIN Jakarta yang telah ... Jannah,

18

dikemukakan, Abrams. Stile ditandai oleh ciri-ciri formal kebahasaan seperti

pilihan kata, struktur kalimat, bentuk-bentuk bahasa figuratif, penggunaan kohesi,

dan lain-lain. Makna stile, menurut Leech & Short, suatu hal yang pada umumnya

tidak lagi mengandung sifat kontroversial, menyaran pada pengertian cara

penggunaan bahasa dalam konteks tertentu, oleh pengarang tertentu, untuk tujuan

tertentu, dan sebagainya. Dengan demikian, stile dapat bermacam-macam

sifatnya, tergantung konteks di mana dipergunakan, selera pengarang, namun juga

tergantung apa tujuan penuturan itu sendiri.”33

f. Sudut Pandang/ Titik Pandang/ Point of View

“Titik pandang adalah tempat sastrawan memandang ceritanya.Dari

tempat itulah sastrawan bercerita tentang tokoh, peristiwa, tempat, waktu dengan

gayanya sendiri.”34

Sudut pandang, point of view, menyaran pada cara sebuah

cerita dikisahkan. Ia merupakan cara dan atau pandangan yang dipergunakan

pengarang sebagai sarana untuk menyajikan tokoh, tindakan, latar, berbagai

peristiwa yang membentuk cerita dalam sebuah karya fiksi kepada pembaca yang

dikemukakan oleh Abrams. Dengan demikian, sudut pandang pada hakikatnya

merupakan strategi, teknik, siasat, yang secara sengaja dipilih pengarang untuk

mengemukakan gagasan dan ceritanya.Segala sesuatu yang dikemukakan dalam

karya fiksi, memang, milik pengarang, pandangan hidup dan tafsirannya terhadap

kehidupan.Namun, kesemuanya itu dalam karya fiksi disalurkan lewat sudut

pandang tokoh, lewat kacamata tokoh cerita.35

Macam-macam sudut pandang:

Sudut Pandang Persona

Ketiga (Dia)

Sudut Pandang Persona

Pertama (Aku)

Sudut Pandang

Campuran

Dia Mahatahu Aku Tokoh Utama -

33

Burhan Nurgiyantoro, Teori Pengkajian Fiksi (Yogyakarta: Gadjah Mada University

Press, 2005), h.276. 34

Wahyudi Siswanto, Pengantar Teori Sastra (Jakarta: PT Grasindo, 2008), h. 151. 35

Burhan Nurgiyantoro. Op.Cit. h. 248.

Page 30: ANALISIS KARAKTER TOKOH PENDIDIK YANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24693/1... · 1. Nurlena Rifa’i, M.A., Ph. D. Dekan FITK UIN Jakarta yang telah ... Jannah,

19

Dia Terbatas Aku Tokoh Tambahan -

Dia Pengamat - -

g. Amanat/ Moral

Moral dalam karya sastra biasanya mencerminkan pandangan hidup

pengarang yang bersangkutan, pandangannya tentangan nilai-nilai kebenaran, dan

hal itulah yang ingin disampaikan pembaca.“Moral dalam cerita, menurut Kenny

biasanya dimaksudkan sebagai suatu saran yang berhubungan dengan ajaran

moral tertentu yang bersifat praktis, ang dapat diambil (dan ditafsirkan) lewat

cerita yang bersangkutan oleh pembaca.Ia merupakan “petunjuk” yang sengaja

diberikan oleh pengarang tentang berbagai hal yang berhubungan dengan masaah

kehidupan, seperti sikap, tingkah laku, dan sopan santun pergaulan.

Ia bersifat praktis sebab “petunjuk” itu dapat ditampilkan, atau ditemukan

modelnya, dalam kehidupan nyata, sebagaimana model yang ditampilkan cerita

itu lewat sikap dan tingkah laku tokoh-tokohnya.”36

“Amanat adalah gagasan yang

mendasari karya sastra: pesan yang ingin disampaikan pengarang kepada pembaca

atau pendengar. Di dalam karya sastra modern amanat ini biasanya tersirat; di

dalam karya sastra lama pada umumnya amanat tersurat.”37

C. Hakikat Karakter

1. Pengertian Karakter

Akar kata “karakter” berasal dari kata dalam bahasa Latin, yaitu

“kharakter,” “kharassein,” dan “kharax,” yang memiliki makna “tool for

marking,” “to engrave,” dan “pointed stake.”Pada abad ke-14 kata ini mulai

banyak digunakan ke dalam bahasa Prancis sebagai “caractere”.Ketika masukn

ke dalam bahasa Inggris, kata “caractere” berubah menjadi “character.”

Selanjutnya, dalam bahasa Indonesia kata “character” ini menjadi “karakter.”

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) karakter memiliki arti tabiat, sifat-

36

Ibid.,h. 321. 37

Wahyudi Siswanto, Pengantar Teori Sastra (Jakarta: PT Grasindo, 2008), h. 162.

Page 31: ANALISIS KARAKTER TOKOH PENDIDIK YANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24693/1... · 1. Nurlena Rifa’i, M.A., Ph. D. Dekan FITK UIN Jakarta yang telah ... Jannah,

20

sifat kejiwaan, akhlak atau budi pekerti yang membedakan seseorang dengan yang

lain.

“Menurut Thomas Lickona (dalam Agus dan Hamrin) karakter itu

merupakan sifat alami seseorang dalam merespons situasi secara bermoral.Sifat

alami itu dimanifestasikan dalam tindakan nyata melalui tingkah laku yang baik,

jujur, bertanggung jawab, menghormati dan menghargai orang lain, dan karakter-

karakter mulia lainnya.”38

Setiap orang memiliki karakter yang dapat berbeda-beda

dengan yang lainnya.Karakter dapat dikatakan sebagai penanda

seseorang.“Sedangkan menurut Tadzkiroatun Musfiroh (dalam Nurla), karakter

mengacu pada serangkaian sikap (attitudes), perilaku (behaviors), motivasi

(motivations), dan keterampilan (skills).”39

Seseorang yang memiliki karakter

yang baik akan terlihat dari dirinya yang sadar untuk berbuat yang terbaik atau

unggul, serta mampu bertindak sesuai dengan potensi dan kesadarannya. Karakter

atau karakteristik adalah perkembangan positif dalam hal intelektual, emosional,

social, etika, dan perilaku.

“Karakter menurut Ki Hadjar Dewantara (dalam Agus dan Hamrin) adalah

sebagai sifatnya jiwa manusia mulai dari angan-angan hingga terjelma sebagai

tenaga. Dengan adanya budi pekerti , lanjut Ki Hajar Dewantara, manusia akan

menjadi pribadi yang merdeka sekaligus berkeprinadian, dan dapat

mengendalikan diri sendiri (mandiri, zelfbeheersching).”40

“Menurut Gordon W. Allport karakter merupakan suatu organisasi yang

dinamis dari sistem psiko-fisik individu yang menentukan tingkah laku dan

pemikiran individu secara khas.Interaksi psiko-fisik mengarahkan tingkah laku

manusia. Karakter bukan sekedar sebuah kepribadian (personality) karena

karakter sesungguhnya adalah kepribadian yang ternilai (personality

evaluated).”41

38

Agus Wibowo, dan Hamrin, Menjadi Guru Berkarakter : Strategi Membangun

Kompetensi & Karakter Guru (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2012), h. 42. 39

Nurla Isna Aunillah, Panduan Menerapkan Pendidikan Karakter di Sekolah

(Jogjakarta: Laksana, 2011), h. 19. 40

Agus dan Hamrin.Loc.Cit.

41

Sri Narwanti, Pendidikan Karakter (Yogyakarta: Familia, 2011), h. 1-2.

Page 32: ANALISIS KARAKTER TOKOH PENDIDIK YANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24693/1... · 1. Nurlena Rifa’i, M.A., Ph. D. Dekan FITK UIN Jakarta yang telah ... Jannah,

21

“Pengertian karakter menurut Pusat Bahasa Depdiknas adalah bawaan,

hati, jiwa, kepribadian, budi pekerti, prilaku, personalitas, sifat, tabiat,

temperamen, dan watak.”42

“Senada dengan pengertian karakter, Suyono, dalam

waskitamandiribk.wordpress.com, menulis bahwa karakter adalah cara berpikir

dan berprilaku yang menjadi ciri khas tiap individu untuk hidup dan bekerja sama,

baik dalam lingkup keluarga, masyarakat, bangsa, dan negara.”43

Berdasarkan penjelasan di atas penulis mencoba untuk memakai

pernyataan seorang yang bernama Suyono karena beliau menyatakan bahwa

karakter adalah cara berpikir dan berprilaku yang menjadi ciri khas tiap individu

untuk hidup dan bekerja sama, baik dalam lingkup keluarga, masyarakat, bangsa,

dan negara.

D. Hakikat Guru

1. Pengertian Guru

“Guru menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) memiliki arti

orang yang mengajar. Dengan demikian, orang-orang yang profesinya mengajar

disebut guru. Baik itu guru di sekolah maupun di tempat lain.”44

Dalam paradigma

Jawa, pendidik diidentikan dengan (gu dan ru) yang berarti “digugu dan ditiru”.

Dikatakan digugu (dipercaya) karena guru mempunyai seprangkat ilmu yang

memadai, yang karenanya ia memiliki wawasan dan pandangan yang luas dalam

melihat kehidupan ini. Dikatakan ditiru (diikuti) karena guru mempunyai

kepribadian yang utuh, yang karenanya segala tindak tanduknya patut dijadikan

panutan dan suri tauladan oleh peserta didiknya. “Guru adalah pendidik

profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan,

melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini

jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.”45

42Aunillah. Loc.Cit.

43

Akhmad Muhamimin Azzet, Urgensi Pendidikan Karakter di Indonesia: Revitalisasi

Pendidikan Karakter terhadap Keberhasilan Belajar dan Kemajuan Bangsa (Jogjakarta: Ar-Ruzz

Media, 2011), h. 16.

44

Najib Sulhan, Karakter Guru Masa Depan (Surabaya : Jaringpena, 2011), h. 1.

45

Kunandar, Guru Profesional Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

(KTSP) dan Sukses dalam Sertifikasi Guru (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2007), h. 54.

Page 33: ANALISIS KARAKTER TOKOH PENDIDIK YANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24693/1... · 1. Nurlena Rifa’i, M.A., Ph. D. Dekan FITK UIN Jakarta yang telah ... Jannah,

22

“Dalam pengertian sederhana yang dikemukan oleh Syaiful, guru adalah

orang yang memberikan ilmu pengetahuan kepada anak didiknya. Guru dalam

pendangan masyarakat adalah orang yang melaksanakan pendidikan di tempat-

tempat tertentu, tidak mesti di lembaga pendidikan formal, tetapi bisa juga di

mesjid, di surau (musala, di rumah, dan sebagainya.”46

Masyarakat memberikan

kepercayaan yang harus diemban oleh guru, maka dari itu guru diberikan tugas

dan tanggung jawab yang berat.“Dalam buku “Menjadi Guru Inspiratif,” Ahmad

Fuadi berpendapat bahwa baginya guru yang baik bagai petani.Mereka

menyiapkan bahan dan lahan belajar di kelas, memelihara baik-baik bibit penerus

bangsa, menyiram mereka dengan ilmu dan memupuk jiwa mereka dengan

karakter yang luhur. Bila tiba masa kelulusan, guru akan tersenyum bahagia ketika

anak didiknya meninggalkan sekolah, tumbuh besar, dan memberi manfaat buat

oaring lain. Guru yang ikhlas adalah petani mencetak peradaban.”47

“Mahmud Khalifah menuliskan (2009) tentang guru yang dirindukan:

„Guru adalah orang yang bersamudrakan ilmu pengetahuan. Ia adalah cahaya yang

menerangi kehidupan manusia, ia adalah musuh kebodohan, dan penghapus

kejahiliyahan. Ia juga mencerdaskan akal dan mencerahkan akhlak.‟”48

Guru

merupakan orang yang berhak mendapat penghargaan dan penghormatan. Sebagai

seorang pengajar dan juga pendidik, maka guru berada di garis depan. Guru

mampu memberikan nilai lebih. Guru tidak sama dengan profesi-profesi lainnya.

Itu karena, guru bisa menentukan masa depan anak didiknya. Bahkan gurulah

yang mampu membangun sebuah bangsa menjadi lebih bermartabat.Oleh karena

itu, sebaiknya seorang guru harus lebih diperhatikan lagi kehidupannya.

Seorang guru haruslah memiliki empat kompotensi.Keempat kompetensi

itu adalah kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi

professional, dan kompetensi sosial.“Melalui keempat kompetensi yang

dimilikinya tersebut harus menjadi panutan dan mampu membangun karakter dan

46

Syaiful Bahri Djamarah, Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif (Jakarta: PT

Rineka Cipta, 2000), h. 31. 47

A. Fuadi, dkk.,Menjadi Guru Inspiratif: Menyemai Bibit Bangsa (Yogyakarta: PT

Bentang Pustaka, 2012), h. 1-2.

48

_____________, Modul Pendidikan dan Latihan Profesi Guru Rayon 9 Universitas

Negeri Jakarta (Jakarta: Universitas Negeri Jakarta, 2012), h. 4.

Page 34: ANALISIS KARAKTER TOKOH PENDIDIK YANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24693/1... · 1. Nurlena Rifa’i, M.A., Ph. D. Dekan FITK UIN Jakarta yang telah ... Jannah,

23

jati dirinya. Sebagaimana visi guru yang dirumuskan Ki Hajar Dewantara, bahwa

seorag pendidik itu hendak mempunyai kepribadian: di depan menjadi teladan, di

tengah membangun karsa, dan di belakang memberi dorongan, tutu wuri

handayani.”49

Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahawa guru adalah

suatu profesi yang memiliki tugas utama seperti mendidik, membimbing,

mengarahkan, mengajar, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik baik itu

pada pendidikan usia dini, pendidikan dasar dan menengah. Guru harus mampu

memahami hakikat dirinya dalam mengemban amanah suci untuk mencerdaskan

anak bangsa.

2. Syarat-Syarat Menjadi Guru

Pekerjaan menjadi seorang pendidik tidaklah mudah, tetapi merupakan

tugas yang mulia.Tugas guru tidak hanya mengajar tetapi juga mendidik. Guru

berusaha membimbing anak didiknya agar menjadi manusia yang berguna bagi

nusa dan bangsa di kemudian hari. Sebagai guru (pendidik) yang harus memenuhi

syarat-syarat yang di dalam “Undang-Undang no, 12 tahun 1954 tentang Dasar-

Dasar Pendidikan dan Pengajaran di sekolah untuk seluruh Indonesia, pada pasal

15 dinyatakan tentang guru sebagai berikut: “„Syarat utama untuk menjadi guru,

selain ijazah dan syarat-syarat yang mengenai kesehatan jasmani dan rohani, ialah

sifat-sifat yang perlu untuk dapat memberi pendidikan dan pengajaran seperti

yang dimaksud dalam pasal 3, pasal 4, dan pasal 5 udang-undang ini.‟ Dapat

disimpulkan, maka syarat-syarat untuk menjadi guru adalah sebagai berikut: (a)

berijazah, (b) sehat jasmani dan rohani, (c) takwa kepada Tuhan YME dan

berkelakuan baik, (d) bertanggung jawab, dan (e) berjiwa nasional.”50

“Selain itu, menurut Oemar Hamalik dalam bukunya “Proses Belajar

Mengajar” menjelaskan bahwa syarat-syarat menjadi guru adalah sebagai berikut:

(1) harus memiliki bakat sebagai guru, (2) harus memiliki keahlian sebagai guru,

49

Kirania Maida, Kitab Suci Guru: Motivasi Pembakar Semangat untuk Guru

(Yogyakarta: Araska, 2012), h. 16. 50

M. Ngalim Purwanto, Ilmu Pendidkan Teoretis dan Praktis (Bandung: PT Remaja

Rosdakarya, 2011), h. 139.

Page 35: ANALISIS KARAKTER TOKOH PENDIDIK YANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24693/1... · 1. Nurlena Rifa’i, M.A., Ph. D. Dekan FITK UIN Jakarta yang telah ... Jannah,

24

(3) memiliki kepribadian yang baik dan terintegrasi, (4) memiliki mental yang

sehat, (5) berbadan sehat, (6) memiliki pengalaman dan pengetahuan yang luas,

(7) guru adalah manusia berjiwa Pancasila, dan (8) guru adalah seorang warga

negara yang baik.”51

“Sedangkan menurut Prof. Dr. Zakiah Daradjat dan kawan-

kawan (dalam Syaiful Bahri Djamarah) tidak sembarangan, tetapi harus

memenuhi beberapa persyaratan seperti di bawah ini: (1) takwa kepada Allah

SWT, (2) Berilmu, (3) sehat jasmani, dan (4) berkelakuan baik.”52

3. Kompetensi Guru

Pengertian kompetensi guru berdasarkan Undang-Undang Republik

Indonesia nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen Pasal 1, butir c, adalah

sebagai berikut: “Kompetensi adalah seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan

perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh guru atau dosen dalam

melakukan tugas.” Selanjutnya jenis kompetensi guru tersebut lebih ditegaskan

pada pasal 10: (1) Kompetensi guru sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8

meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan

kompetensi professional yang diperoleh melalui pendidikan profesi. (2) Ketentuan

lebih lanjut mengenai kompetensi guru sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

diatur dengan Peraturan Pemerintah.

“Kompetensi kepribadian merupakan kemampuan personal yang

mencerminkan kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan berwibawa,

menjadi teladan bagi peserta didik, dan berakhlak mulia.”53

“Menurut Zakiah

Daradjat, kepribadian yang sesungguhnya adalah abstrak (maknawi), sukar dilihat

atau diketahui secara nyata, yang dapat diketahui adalah penampilan atau

bekasnya dalam segala segi dan aspek kehidupan. Misalnya dalam tindakannya,

ucapan, caranya bergaul, berpakaian dan dalam menghadapi setiap persoalan atau

masalah, baik yang ringan maupun yang berat.”54

51

Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2003), h. 118. 52

Syaiful Bahri Djamarah, Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif (Jakarta: PT

Rineka Cipta, 2000), h. 32.

53_________________, Modul Pendidikan dan Latihan Profesi Guru Rayon 9 Universitas

Negeri Jakarta (Jakarta: Universitas Negeri Jakarta, 2012), h. 10.

54 Zakiah Daradjat, Kepribadian Guru( Jakarta: PT Bulan Bintang, 2005), h. 9.

Page 36: ANALISIS KARAKTER TOKOH PENDIDIK YANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24693/1... · 1. Nurlena Rifa’i, M.A., Ph. D. Dekan FITK UIN Jakarta yang telah ... Jannah,

25

Menjadi guru harus memiliki pribadi yang baik, perasaan dan emosinya

tidak goyah. Karena, bila emosinya tidak stabil maka dia akan mudah marah,

cemas, pemurung, penakut, dan penyedih. Pribadi peserta didiknya akan ikut-

ikutan tidak stabil dan mudah terombang - ambing, karena pertumbuhan jiwanya

masih dalam keadaan yang tidak stabil. Emosi yang tidak stabil itu juga akan

membuat peserta didik kurang paham akan pelajaran yang akan diajarkan karena

konsentrasinya diganggu oleh perasaannya yang tidak stabil. Dan, bila guru itu

pemarah dan kasar kepada peserta didiknya, maka peserta didikya akan

menyebabkan ketakutan, ketakuan itu dapat berkembang menjadi kebencian.

Apabila peserta didik membenci gurunya, maka dia tidak akan berhasil mendapat

bimbingan dan pendidikan dari guru tersebut, selanjutnya ia akan menjadi bodoh

walaupun dia memiliki kecerdasan yang tinggi.

Penampilan lain dari kepribadian seorang guru pada umumnya adalah

tingkah laku dan moralnya. Bagi peserta didk yang umurnya masih kecil

beranggapan guru adalah contoh teladan yang sangat penting dalam

pertumbuhannya, dan guru juga merupakan orang pertama setelah orang tua yang

memiliki pengaruh dalam pembinaan kepribadian peserta didik.Apabila dia dia

bertemu dengan guru yang bertingkah laku tidak baik, maka rusaklah akhlak

peserta didik tersebut karena peserta didik mudah terpengaruh oleh orang

dikaguminya.Bisa juga peserta didik menjadi cemas dan gelisah karena dia

menumukan contoh yang berlawanan dengan orang tuanya di rumah selama ini.

Guru harus memperlakukan dan mencurahkan perhatian yang sama atau

adil terhadap peserta didik lainnya. Karena sikap pilih kasih yang ditunjukkan

oleh guru akan dengan cepat dirasakan oleh peserta didik. Semua peserta didik

mengharapkan perhatian dan kasih sayang gurunya. Guru tidak boleh membenci

peserta didiknya karena alasan kelakuannya yang nakal atau kurang baik. “Guru

yang memilki kepribadian yang bijaksana tidak akan membeci peserta didiknya

yang nakal. Dia akan memperhatikannya dan berusaha mengetahui latar belakang

peserta didiknya. Selanjutnya berusaha memperbaikinya secara individual

Page 37: ANALISIS KARAKTER TOKOH PENDIDIK YANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24693/1... · 1. Nurlena Rifa’i, M.A., Ph. D. Dekan FITK UIN Jakarta yang telah ... Jannah,

26

mungkin dengan mengajaknya bicara di kantor atau di luar jam sekolah bahkan

menghubungi orang tuanya dan sebagainya.”55

4. Peran Guru

Banyak peranan yang diperlukan dari guru sebagai pendidik, atau siapa

saja yang telah menerjunkan diri menjadi guru.Semua peranan yang diharapkan

dari guru diuraikan di bawah ini.

(1) korektor, guru harus bisa membedakan mana nilai yang baik dan mana

nilai yang buruk; (2) inspirator, guru harus dapat memberikan ilham

yang baik bagi kemajuan belajar anak didik; (3) informator, guru harus

dapat memberikan informasi perkembangan ilmu pengetahuan, dan

teknologi, selain sejumlah bahan pelajaran, untuk setiap mata pelajaran

yang telah diprogramkan dalam kurikulum: (4) organisator, guru

memiliki kegiatan pengelolaan kegiatan akademik, menyusun tata

tertib sekolah, menyusun kalender akademik, dan sebagainya; (5)

motivator, guru hendaknya mendorong anak didik agar bergairah dan

aktif belajar;(6) inisiator, guru harus dapat menjadi pencetus ide-ide

kamajuan dalam pendidikan dan pengajaran;(7) fasilitator, guru

hendaknya dapat menyediakan fasilitas yang memugkinkan

kemudahan kegiatan belajar anak didik, (8) pembimbing, kehadiran

guru di sekolah adalah untuk membimbing anak didik menjadi

manusia dewasa susila yang cakap; (9) demonstator, untuk pelajaran

yang sukar dipahami anak didik, guruharus berusaha dengan

membantunya dnegan cara memperagakan apa yang diajarkan secara

didaktis; (10) pengelola kelas, guru hendaknya dapat mengelola kelas

dengan baik, karena kelas adalah tempat berhimpun semua anak didik

dan guru dalam rangka menerima bahan pelajaran dari guru; (11)

mediator, guru hendaknya memiliki pengetahuan dan pemahaman

yang cukup tentang media pendidikan dalam berbagai bentuk dan

jenisnya, baik media nonmaterial maupun material; (12) supervisor,

guru hendaknya dapat membantu, memperbaiki, dan menilai secara

kritis terhadap prosese pengajaran; dan (13) evaluator, guru dituntut

untuk menjadi seorang evaluator yang baik dan jujur, dengan

memberikan penilaian yang menyentyk aspek ekstrinsik dan

intrinsik.56

Pandangan modern seperti yang dikemukakan oleh Adams & Dickley

bahwa peran guru sesungguhnya sangat luas, meliputi: guru sebagai pengajar

55 Zakiah, Op.Cit,.h. 12.

56Syaiful Bahri Djamarah, Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif (Jakarta: PT

Rineka Cipta, 2000), h. 43.

Page 38: ANALISIS KARAKTER TOKOH PENDIDIK YANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24693/1... · 1. Nurlena Rifa’i, M.A., Ph. D. Dekan FITK UIN Jakarta yang telah ... Jannah,

27

(teacher as aninstructor), guru sebagai pembimbing (teacher as a counselor),

guru sebagai ilmuan (teacher as a scientist), dan guru sebagai pribadi (teacher as

a person). “Bahkan dalam arti yang lebih luas, dimana sekolah

merupakan/berfungsi juga sebagai penghubung antara ilmu dan teknologi dengan

masyarakat, dimana sekolah merupakan lembaga yang turut mengembangkan

tugas memodernisasi masyrakat dan di mana sekolah turut secara aktif dalam

pembangunan. Maka dengan demikian peranan guru menjadi lebih luas, meliputi

juga: (a) guru sebagai penghubung (teacher as a communicator), guru sebagai

modernisator, dan guru sebagai pembangun (teacher as a constructor).”57

Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa peran seorang

guru tidak hanya membimbing dan mendidik tapi lebih dari itu yaitu: korektor,

fasilitator, motivator, inspirator, supervisor, demonstrator, informator, evaluator,

mediator, pengelola kelas, inisiator, organisiator, dan pembimbing. Selain itu

peran guru juga sebagai penghubung, modernisator, pembangun, pengajar,

pembimbing, ilmuan, dan sebagai pribadi.

5. Sifat atau Kriteria Guru Ideal (Baik)

Imam Ghozali memandang bahwa pekerjaan sebagai guru lebih mulia

dibandingkan lainnya.Untuk itu beliau memberikan kriteria bagi seorang guru.

Imam Al-Ghozali mengklasifikasikan sifat-sifat terpuji yang harus dimiliki olh

seorang guru adalah: (1) Rasa cinta terhadap murid, (2) Ikhlas dalam menjalankan

tugas, (3) Lapang jiwa dan kemuliaan, (4) Dapat memberi petunjuk dan nasehat

kepada anak didiknya, (5) Berpegang teguh terhadap prinsip serta

melaksanakannya. Guru bukan pekerjaan pelarian. Guru bukan pekerjaan asal

mau. Guru yang diserahi tugas mengajar secara umum memiliki kriteria yang

cerdas, sehat akal, memiliki akhlak yang baik, dan kuat fisiknya. “Selain sifat-sifat

secara umum, Imam Ghozali memberikan sifat-sifat guru ideal, sebagaimana yang

ditulis Dr. H. Abuddin Nata, MA dalam bukunya, Pemikiran Para Tokoh

Pendidikan Islam. Sifat-sifat tertentu sebagai berikut:

57

Departemen Agama RI, Wawasan Tugas Guru dan Tenaga Kependidikan (Jakarta:

Direktorat Jenderal Kelembagaan Agama Islam, 2005), h. 71.

Page 39: ANALISIS KARAKTER TOKOH PENDIDIK YANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24693/1... · 1. Nurlena Rifa’i, M.A., Ph. D. Dekan FITK UIN Jakarta yang telah ... Jannah,

28

1. Seorang guru harus memiliki sifat kasih sayang.

2. Seorang guru tidak terlalu banyak menuntut upah.

3. Seorang guru harus membangun komunikasi yang harmonis sesama reka

kerja.

4. Seorang guru menggunakan pendekatan ramah guru ramah anak, penuh

simpatik, tidak menggunakan kekerasan, cacian kepada anak.

5. Seorang guru harus bisa memberikan teladan yang baik di depan

muridnya.

6. Seorang guru harus memiliki prinsip mengakui ada perbedaan potensi dan

kecerdasan yang dimiliki murid secara individual, dan memperlakukannya

sesuai dengan tingkat perbedaan yang dimiliki murid tersebut.

7. Seorang guru memahami bakat, tabiat, keiiwaan muridnya sesuai dengan

tingkat perbedaan usianya.

8. Seorang guru harus bisa menjadi model, apa yang diucapkan harus sesuai

dengan perbuatannya.”58

Menurut Gilbert H. Hunt dalam bukunya Effective Teaching menyatakan

bahwa guru yang baik itu harus memanuhi tujuh criteria (dalam buku Dede

Rosyada), yaitu:

sifat yang baik harus dimiliki oleh seorang guru; pengetahuan yang

memadai dalam mata pelajaran yang diampunya, dan mengaikuti

kemajuan dalam bidang ilmunya; apa yang disampaikan harus menjamin

bahwa materi yang disampaikannya mencakup semua unit bahasan yang

diharapkan siswa (anak didiknya) secara maksimal; bagaimana mengajar

mengenai penjelasan tetang informasi yang dijelaskan haruslah jelas, dan

terang, memberikan layanan yang variatif, menciptakan dan memelihara

momentum, menggunakan kelompok kecil secara efektif, mendorong

semua siswa (anak didik) untuk berpartisipasi, dan melibatkan anak didik

dalam pengajaran sebaya; harapan; reaksi guru terhadap siswa (anak

didik), harus bisa menerima resiko, dan tantangan, selala memberikan

dukungan kepada siswanya (anak didik); management, harus mampu

menunjukkan keahlian dalam perencanaan, dll.59

58

Najib Sulhan, Karakter Guru Masa Depan (Surabaya: Jaringpena, 2011), h. 3-4. 59

Dede Rosyada, Paradigma Pendidikan Demokrasi “Sebuah Model Pelibatan

Masyarakat dalam Penyelenggaraan Pendidikan”(Jakarta: Kencana, 2004), h. 113-114.

Page 40: ANALISIS KARAKTER TOKOH PENDIDIK YANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24693/1... · 1. Nurlena Rifa’i, M.A., Ph. D. Dekan FITK UIN Jakarta yang telah ... Jannah,

29

Ibn Sina memberikan konsep tentang guru yang baik.menurutnya guru

yang baik adalah guru yang cerdas, beragama, mengetahui cara mendidik akhlak,

cakap dalam mendidik anak, berpenampilan tenang, jauh dari kata berolok-olok

dan main-main dihadapan muridnya, tidak bermuka masam, sopan santun, bersih

dan senantiasa suci.60

“Selain itu sifat guru yang ideal (baik) adalah seorang guru haruslah adil,

misalnya memperlakukan siswanya (anak didik) harus dengan cara yang sama;

percaya dan suka kepada murid-muridnya (anak didik), bahwa guru harus

mengakui dan menginsafi bawa anak-anak adalah makhluk yang mempunyai

kemauan, mempunyai kata hati sebagai daya jiwa untuk menyesali perbuatannya

yang buruk dan menimbulkan kemauan untuk mencegah perbuatan yang buruk;

sabar dan rela berkorban; memiliki perbawa (gezag) terhadap anak-anak;

penggembira, guru hendaklah memiliki sifat suka tertawa dan suka memberi

kesempatan tertawa kepada murid-muridnya (anak didik) sifat ini berguna untuk

memikat perhatian anak-anak (anak didik) pada waktu mengajar agar anak-anak

(anak didik) tidak cepat merasa bosan dan lelah; bersikap baik terhadap guru-guru

lainnya, setiap guru harus menjaga nama baik dan kehormatan teman sejawatnya;

bersikap baik terhadap masyarakat; benar-benar menguasai mata pelajarannya;

suka kepada mata pelajaran yang diberikannya; dan berpengetahuan luas.”61

“Sementara itu, dengan mengadaptasi teori Peter G. Beidler, dalam buku

Inspiring Teaching yang diedit oleh John K. Roth, terdapat sepuluh (10) criteria

guru yang baik (dalam Dede Rosyada), yaitu seorang guru yang baik harus benar-

benar berkeinginan untuk menjadi guru yang baik, seorang guru yang baik berani

mengambil resiko, seorang guru yang baik memiliki sifat positif, seorang guru

yang baik selalu tidak pernah punya waktu yang cukup, guru yang baik berpikir

bahwa mengajar adalah sebuah tugas menjadi orang tua siswa (anak didik), guru

yang baik harus selalu mencoba membuat siswanya (anak didik) percaya diri,

seorang guru yang baik juga selalu membuat posisi tidak seimbang antar siswa

(anak didik) dengan dirinya, seorang guru yang baik selalu mencoba memotivasi

siswa-siswanya untuk hidup mandiri, seorang guru yang baik tidak percaya penuh

terhadap evaluasi yang diberikan siswanya, dan seorang guru yang baik senantiasa

mendengarkan terhadap pernyataan-pernyataan siswanya (anak didik).”62

60Sulhan.Loc.Cit.

61M. Ngalim Purwanto, Ilmu Pendidkan Teoretis dan Praktis (Bandung: PT Remaja

Rosdakarya, 2011), h. 143-148. 62

Rosyada, Op. Cit., h. 115-117.

Page 41: ANALISIS KARAKTER TOKOH PENDIDIK YANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24693/1... · 1. Nurlena Rifa’i, M.A., Ph. D. Dekan FITK UIN Jakarta yang telah ... Jannah,

30

Seorang guru harus memiliki sifat yang baik, karena guru merupakan suri

tauladan bagi peserta didik. Peserta didik akan mencontoh sikap, prialaku, sifat,

serta gaya dalam berpenampilan pada saat di sekolah. Maka dari itu, semua hal itu

mesti diperhatikan. Karena masih banyaknya masalah yang harus diperbaiki,

terutama pada masalah membangun mental bangsa yang sehat, membangun

karakter bangsa yang akan membawa kedamaian. Masalah yang berhubungan

dengan pendidikan adalah beban berat yang mesti dipanggul oleh semua guru.

Perilaku guru yang tidak baik, korupsi yang terjadi di lingkungan pendidikan,

premanisme yang berkembang di sekolah. Hal itu membuat orang tua peserta

didik dan masyarakat kecewa mendengarnya.Hendaknya, perilaku guru dapat

memberikan pengaruh baik kepada peserta didiknya, yang dapat mempengaruhi

dan merubah kehidupan anak ke arah yang lebih baik.

“Sedangkan menurut Fu‟ad bin Abdul Aziz asy-Syalhub dalam bukunya

yang berjudul Al-Mu’allim al- Awwal (Qudwah Likulli Mu’allim wa Mu’allimah)

yang diterjemahkan oleh Jamaluddin dengan edisi Indonesia “Begini Seharusnya

Menjadi Guru: Panduan Lengkap Metodologi Pengajaran Cara Rasulullah SAW”,

yaitu: mengikhlaskan ilmu untuk Allah, jujur, serasi anatar ucapan dan perbuatan,

bersikap adil dan tidak berat sebelah, berakhlak mulia dan terpuji, tawadhu‟,

pemberani, bercanda bersama anak didiknya, sabar dan menahan emosi,

menghindari perkataan keji yang tidak pantas, dan berkonsultasi dengan orang

lain.”63

Sifat-sifat atau karakteristik guru-guru yang disenangi oleh murid adalah

guru-guru yang demokratis, suka bekerja sama, baik hati, sabar, adil, konsisten,

bersifat terbuka, suka menolong, ramah-tamah, suka humor, memiliki bermacam

ragam minat, menguasai bahan pelajaran, fleksibel, dan menaruh minat yang baik

kepada siswa.64

Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa ada sifat atau

karakter yang ideal yang harus dimiliki oleh seorang pendidik.Karakter tersebut

63

Jamaluddin, Begini Seharusnya Menjadi Guru: Panduan Lengkap Metodologi

Pengajaran Cara Rasulullah SAW (Jakarta: Darul Haq, 2008), h. 5-49.

64 Kunandar, Guru Profesional Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

(KTSP) dan Sukses dalam Sertifikasi Guru (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2007), h. 62.

Page 42: ANALISIS KARAKTER TOKOH PENDIDIK YANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24693/1... · 1. Nurlena Rifa’i, M.A., Ph. D. Dekan FITK UIN Jakarta yang telah ... Jannah,

31

dapat menimbulkan peserta didik tersebut menyukai diri kita tapi ada juga peserta

didik yang tidak menyukai kita karena prilaku kita sendiri yang menyebabkan

peserta didik tersebut tidak menyukai kita.

E. Penelitian Relevan

Penelitian yang relevan bertujuan untuk mengetahui keaslian sebuah

karya ilmiah. Pada dasarnya suatu penelitian tidak beranjak dari awal, akan tetapi

umumnya telah ada acuan yang mendasarinya. Hal ini bertujuan sebagai titik tolak

untuk mengadakan suatu penelitian.Oleh karena itu, dirasakan perlu sekali

meninjau penelitian yang telah ada. Untuk mengetahui keaslian penelitian ini akan

dipaparkan beberapa penelitian relevan yang telah dimuat dalam bentuk skripsi

yang menyinggung tentang nilai-nilai moral sebagai acuan dalam penelitian ini,

diantaranya adalah penelitian (skripsi, tesis, ataupun jurnal) sebagai berikut.

Penelitian Lucky Maulana Hakim (2012) dengan judul “The great

Teacher: Mendedah Aspek-Aspek Kepribadian Guru Ideal dan Pembentukan

Perilaku Siswa dalam Novel “Pertemuan Dua Hati” Karya NH. Dini” yang

membahas mengenai tentang aspek-aspek kepribadian guru ideal terhadap

pengelolaan perilaku dalam novel “Pertemuan Dua Hati” karangan Nh. Dini.

Meskipun penelitian ini merupakan analisis terhadap sebuah karya sastra yang

ditulis lebih dari satu decade yang lalu, tetapi pemikiran, pandangan den persepsi

imajinatif Nh. Dini dalam karyanya “Pertemuan Dua Hati” sangat relevan konteks

situasinya dewasa ini. Novel ini menjelaskan sekaligus mempresentasikan bahwa

tugas utama seorang guru (pendidik sejati) adalah mampu mengubah perilaku,

sikap, dan kebiasaan buruk siswa menjadi perilaku dan sikap yang

baik.Kepribadian unggul adri seorang guru ideal merupakan poin yang sangat

penting dalam memahami bagaimana sejatinya menjadi seorang

pendidik.Penelitian ini menggunakan metode analisis isi dengan mendasarkan

pada isi teks yang terdapat dalam novel “Pertemuan Dua Hati” karangan

NH.Dini.65

65 Lucky Maulana Hakim, The Great Teacher: Mendedah Aspek-Aspek Kepribadian

Guru Ideal dan Pembentukan Perilaku Siswa dalam Novel “Pertemuan Dua Hati” Karya Nh.

Dini, Jurnal Pendidikan Dompet Dhuafa, Vol. 2, No 1. Mei 2012, h.1.

Page 43: ANALISIS KARAKTER TOKOH PENDIDIK YANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24693/1... · 1. Nurlena Rifa’i, M.A., Ph. D. Dekan FITK UIN Jakarta yang telah ... Jannah,

32

Selanjutnya penelitian Habibah (2012) yang berjudul “Penokohan Guru

dalam Novel Laskar Pelangi Karya Andrea Hirata” yang membahasa

permasalahan pendidikan yang terdapat di dalam novel Laskar Pelangi karya

Andrea Hirata dengan menyoroti penokohan guru dan mengapresiasi setiap

langkah yang dihasilkan oleh Bu Mus dan Pak Harpan dalam mendidik peserta

didiknya dengan pendidikan pedagogik dan pendidikan budi pekerti. Penelitian ini

menggunakan metode kualitatif deskriptif, dilanjutkan dengan membaca novel

Laskar Pelangi secara cermat, terarah, teliti, dan mengambil kutipan yang

berkaitan tentang penokohan Pak Harfan dan Bu Mus.66

Penelitian Iim Hilman (2010) yang berjudul “Profil Guru Ideal (Studi

Tokoh Muslimah dalam Novel Laskar Pelangi Karya Andrea Hirata) akan

berfokus membahas Profil Guru Ideal, yang studi pembahasannya tertuju pada

tokoh Muslimah dalam novel Laskar Pelangi. Penelitian ini menggunakan metode

penelitian kepustakaan (library research) dan objek penelitian ini adalah idealism

Muslimah sebagai seorang guru dalam novel Laskar Pelangi.67

Sepengetahuan peneliti, penelitian dengan judul “Analisis Karakter Tokoh

Pendidik yang Terdapat dalam Novel Dunia Kecil Karya Yoyon Indra Joni”

belum pernah dilakukan oleh peneliti sebelumnya.Skripsi ini membahas tentang

karakter tokoh pendidik yang terdapat di dalam novel Duni Kecil karya Yoyon

Indra Joni.Dalam skripsi ini menggunakan pendekatan sturktural.Penelitian ini

menggunakan metode kualitatif deskriptif.Adapun persamaan skripsi ini dengan

skripsi dan jurnal dari peneliti adalah terletak pada objek penelitian, yaitu sama-

sama mengkaji tentang karakter tokoh pendidik.Sedangkan perbedaannya terletak

pada subjek penelitian, yaitu penulis mengkaji novel Dunia Kecil karya Yoyon

Indra Joni.

66 Habibah, Penokohan Guru dalam Novel Laskar Pelangi Karya Andrea Hirata,”

Skripsi pada UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Jakarta, 2012, h. 41.

67

Iim Hilman, “ Profil Guru Ideal (Studi Tokoh Muslimah dalam Novel Laskar Pelangi

Karya Andrea Hirata),” Skripsi pada UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, Yogyakarta, 2010, h.

9,tidak dipublikasikan.

Page 44: ANALISIS KARAKTER TOKOH PENDIDIK YANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24693/1... · 1. Nurlena Rifa’i, M.A., Ph. D. Dekan FITK UIN Jakarta yang telah ... Jannah,

33

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Dalam penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif.Penelitian

kualitatif selalu bersifat deskriptif, artinya data yang dianalisis dan hasil

analisisnya berbentuk deskripsi fenomena, tidak berupa angka – angka atau

koefisien tentang.Metode kualitatif memberikan perhatian terhadap data alamiah,

data dalam hubungannya dengan konteks keberadaannya. Cara-cara inilah yang

mendorong motode kualitatif dianggap sebagai multimetode sebab penelitian pada

gilirannya melibatkan sejumlah besar gejala sosial yang relevan.“Dalam penelitian

karya sastra, misalnya, akan dilibatkan pengarang, lingkungan sosial di mana

pengarang berada, termasuk unsur-unsur kebudayaan pada umumnya.”1“Metode

kualitatif sebagai produser penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa

kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat

diamati.”2Paparan data yang disajikan dalam penelitian ini ditegaskan dalam

bentuk lampiran table pemaparan data yang diperoleh dari pemahaman makna

yang terdapat pada setiap kata, kalimat, paragraf, teks dan juga unsur

pengembangan karya sastra. Pemahaman makna secara keseluruhan, dilakukan

penafsiran dan pengkategorian data yang terkandung dalam novel Dunia Kecil,

yang selanjutnya data-data tersebut dianalisis berdasarkan pengkategoriannya.

“Metode kualitatif mempunyai sebelas ciri, yaitu: (1) latar pelaksanaan

penelitian kualitatif adalah alamiah, sesuai dengan konteks yang alami; (2)

instrument penelitian kualitatif adalah manusia atau peneliti; (3) ada tiga metode

yang diterapkan oleh peneliti kualitatif, yaitu: (a) pengamatan: (b) wawancara; (c)

telaah dokumen; (4) metode menganalisis data dalam penelitian ada dua, yaitu

deduktif (diterapkan dalam penelitian kualitatif) dan induktif (diterapkan pada

penelitian alamiah); (5) menurut penelitian kualitatif, teori lahir dari data, bukan

teori melahirkan data; (6) deskriptif adalah sifat data penelitian kualitatif. Wujud

datanya berupa deskriptif objek penelitian; (7) proses lebih dipentingkan dalam

penelitian kualitatif; (8) batas ditentukan oleh fokus dalam penelitian kualitatif;

1 Nyoman. Kutha Ratna, S.U, Teori, Metode, dan Teknik Penelitian Sastra dan

Strukturalisme Hingga Postrukturalisme Perspektif Wacana Naratif (Yogyakarta: Pustaka Pelajar,

2007), h. 47. 2 Muhammad, Metode Penelitian Bahasa (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2011), h. 30.

Page 45: ANALISIS KARAKTER TOKOH PENDIDIK YANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24693/1... · 1. Nurlena Rifa’i, M.A., Ph. D. Dekan FITK UIN Jakarta yang telah ... Jannah,

34

(9) validitas, reliabilitas, dan objekvitas penelitian kualitatif berbeda dengan

kuantitatif; (10) desain penelitian kualitatif bersifat sementara; (11) hasil

penelitian berupa pengertian dan interpretasi yang dihasilkan melalui kesepakatan

sumber data dan informan.”3

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan dua ciri, yaitu: instrument

penelitian kualitatif adalah manusia atau peneliti manusia sebagai alat atau

instrumen, maksudnya peneliti sendiri atau dengan bantuan orang lain

merupakan alat pengumpul data utama dan ciri kedua, deskriptif, yakni data yang

dikumpulkan berupa kata-kata, dan penelitian kualitatif, teori lahir dari data,

bukan teori melahirkan data. Peneliti terlibat secara penuh dan aktif dalam

mengapresiasi isi novel dan menemukan data-data utama yang menunjukkan

pada permasalahan sesuai dengan rumusan masalah.

B. Jenis dan Pendekatan Penelitian

Jenis penelitian ini merupakan penelitian kepustakaan (library research)

yaitu penelitian yang pengumpulan datanya dilakukan dengan menghimpun data

dari berbagai literatur. Data dan informasi diperoleh dengan bantuan berbagai

macam data kepustakaan berupa buku, majalah, jurnal, dan beberapa tulisan lain

yang memiliki keterkaitan dengan pembahasan penelitian ini. Subjek penelitian

ini adalah novel karya Yoyon Indra Joni.Objek penelitian ini adalah karakter guru

seorang guru dalam novel Dunia Kecil.

“Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan

struktural atau pendekatan objektif.Pendekatan struktural, bertolak dari asumsi

dasar bahwa karya sastra sebagai karya kreatif memiliki otonomi penuh yang

harus dilihat sebagai suatu sosok yang berdiri sendiri terlepas dari hal-hal lain

yang berada di luar dirinya, hal yang harus dikaji dan diteliti adalah aspek yang

membangun karya tersebut, seperti, tema, alur, latar, penokohan, gaya penulisan,

dan gaya bahasa.”4

C. Data dan Sumber Data

Data dikumpulkan dengan banyak cara seperti observasi, wawancara,

dokumentasi, dan merekam dengan menggunakan tape dan lain-lain, yang

3Ibid.

4 M. Atar Semi, MetodePenelitianSastra (Bandung: CV Angkasa, 2012), h. 84.

Page 46: ANALISIS KARAKTER TOKOH PENDIDIK YANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24693/1... · 1. Nurlena Rifa’i, M.A., Ph. D. Dekan FITK UIN Jakarta yang telah ... Jannah,

35

biasanya diproses sebelum semuanya siap digunakan. Data pada dasarnya adalah

bahan mentah yang dikumpulkan peneliti dari dunia yang dipelajarinya. Dengan

demikian, data verbal dapat difahami baik melalui alur peristiwa secara

kronologis, narasi, maupun dialog yang dituangkan Yoyon Indra Joni dalam

novelnya Dunia Kecil harus disikapi sebagai kesatuan tutur yang lebih lengkap

berupa kata, kalimat, serta paragraph sehingga membentuk suatu wacana yang

utuh.

Adapun sumber data yang ada dalam penelitian, menggunakan dua

sumber, yaitu data primer dan data sekunder.

Sumber data primer merupakan sumber data yang berlangsung dari sumber data

oleh penyelidik untuk keperluan penelitian.Sumber data primer dalam penelitian

ini adalah novel Dunia Kecil karya Yoyon Indra Joni yang diterbitkan oleh Diva

Press.

Sumber data sekunder merupakan data pelengkap yang digunakan dalam

penelitian ini misalnya makalah, karya-karya tulis ilmiah, buku-buku, artikel-

artikel di media massa, artikel-artikel di situs internet (online) yang berkaitan

dengan objek penelitian. Data yang diambil adalah data yang berhubungan dengan

penelitian ini sebagai pelengkap dan penunjang.

D. Objek Penelitian

Objek penelitian sastra adalah pokok atau topic penelitian sastra.Objek

penelitian dapat berupa individu, benda, bahasa, karya sastra, budaya, perilaku

dan sebagainya.Objek dalam penelitian ini adalah karakter tokoh guru dalam

novel Dunia Kecil karya Yoyon Indra Joni.

E. Teknik Pengumpulan Data

Ada beberapa teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitia

adalah sebagai berikut: (1) teknik observasi, (2) teknik komunikasi, (3) teknik

pengukuran, (4) tekinik wawancara, dan (5) teknik telaah dokumen. Dari kelima

teknik pengumpulan data tersebut, peneliti menggunakan teknik telaah dokumen

atau biasa disebut dengan studi dokumentasi. Dokumentasi berasal dari kata

Page 47: ANALISIS KARAKTER TOKOH PENDIDIK YANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24693/1... · 1. Nurlena Rifa’i, M.A., Ph. D. Dekan FITK UIN Jakarta yang telah ... Jannah,

36

dokumen, yang artinya barang-barang tertulis. Keuntungan telaah dokumen ini

ialah bahwa bahan itu telah ada, telah tersedia dan siap pakai. Menggunakan

bahan ini tidak memerlukan biaya, hanya memerlukan waktu untuk

mempelajarinya. Banyak yang dapat ditimba pengetahuan dari bahan itu bila

dianalisis dengan cermat yang berguna bagi penelitian yang dijalankan.Dalam

melaksanakan studi dokumentasi ini peneliti memilih novel Dunia Kecil sebagai

bahan dalam pengumpulan data tersebut.

Langkah yang dapat dilakukan dalam pengumpulan data yaitu penulis

membaca novel Dunia Kecil karya Yoyon Indra Joni secara keseluruhan,

kemudian mempelajari hal-hal yang terdapat dalam novel yang berhubungan

dengan objek penelitian.

F. Teknik Validitas Data

Validitas data atau keabsahan data dalam penelitian ini dilakukan dengan

cara mengunpulkan data dengan berbagai teknik yang benar-benar sesuai dan

tepat untuk menggali data yang benar-benar diperlukan bagi penelitian. Ketepatan

data tersebut tidak hanya tergantung dari ketepatan sumber data dan teknik

pengumpulannya, tetapi juga diperlukan teknik pengembangan validitas datanya.

Data yang telah berhasil digali, dikumpulkan dan dicatat dalam kegiatan

peneliti, harus diusahakan kemantapan dan kebenarannya.Oleh karena itu, setiap

penelti harus bias memilih dan menentukan cara-cara yang tepat untuk

mengembangkan validitas data yang diperolehatauditemukannya.Cara

pengumpulan data dengan beragam tekniknya yang harus benar-benar untuk

menggali atau mencari data yang benar-benar diperlukan bagi penelitiannya.

G. TeknikAnalisis Data

Analisis data merupakan suatu proses mengatur urutan data,

mengorganisasikannya kedalam suatu pola, kategori, dan satuan uraian dasar. Hal

ini kita lakukan ketika menganalisis menurut pengertian ini adalah data diurutkan,

dikelompokkan sesuai dengan pola, kategori, dan satuannya. Dengan aktivitas

analisis, diharapkan dapat menemukan kaidah-kaidah atau aturan-aturan.

Page 48: ANALISIS KARAKTER TOKOH PENDIDIK YANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24693/1... · 1. Nurlena Rifa’i, M.A., Ph. D. Dekan FITK UIN Jakarta yang telah ... Jannah,

37

Dalam penelitian ini metode analisis yang digunakan adalah analisis

konten. Analisis konten merupakan model kajian sastra yang tergolong baru.

“Analisis konten digunakan apabila si peneliti hendak mengungkap, memahami

dan mengungkap pesan karya sastra.”5

Komponen penting dalam analisis konten adalah adanya masalah yang

dikonsultasikan lewat teori. Itulah sebabnya, karya sastra yang akan dibedah

lewat content analysis harus memenuhi syarat-syarat: memuat nilai-nilai dan

pesan yang jelas.

“Prosedur analisis konten dalam bidang sastra hendaknya memenuhi syarat-

syarat: (a) teks sastra perlu diproses secara sistematis, menggunakan teori yang

telah dirancang sebelumnya, (b) teks tersebut dicari unit-unit analisis dan

dikategorikan sesuai acuan teori, (c) proses analisis harus mampu

menyumbangkan kepemahaman teori, (d) proses analisis mendasarkan pada

deskripsi, dan (e) analisis dilakukan secara kualitatif.”6Adapun langkah awal

dalam menganalisis novel Dunia Kecil karya Yoyon Indra Joni dalam penelitian

ini adalah dengan pembacaan awal.Menganalisis pengertian karakter dan karakter

yang harus dimiliki oleh guru.

5Suwardi Endarswara, Metodologi Penelitian Sastra (Yogyakarta: Pustaka Widyatama,

2003), h. 160. 6Ibid., h. 162.

Page 49: ANALISIS KARAKTER TOKOH PENDIDIK YANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24693/1... · 1. Nurlena Rifa’i, M.A., Ph. D. Dekan FITK UIN Jakarta yang telah ... Jannah,

38

BAB IV

ANALISIS DAN HASIL PEMBAHASAN

A. Biografi Yoyon Indra Joni

Yoyon Indra Joni adalah seorang guru matematika dan penulis yang

mengajar di SMAN 3 Bengkulu Selatan..Ia lahir di Sumatera Barat, lebih 32 tahun

lalu. Tepatnya pada 6 Februari 1981 di sebuah negeri kecil yaitu Koto Taratak,

Pesisir Selatan.Tahun 1994, ialuluskan di SDN 47 Koto Taratak. Kemudian, ia

melanjutkan pendidikandi SMPN 2 Lembang Jaya Solok dan lulus tahun 1997.

Selanjutnya, ia melanjutkan pendidikan di SMAN 1 Lembang Jaya Solok dan

lulus tahun 2000. Setelah ia tamat SMA, ia langsung melanjutkan kuliah di

Jurusan Matematika di Universitas Negeri Padang dan lulus tahun 2005. Pemuda

yang biasa dipanggil Yoyon ini memiliki hobi membaca, menulis, dan bercerita.

Beberapa tulisan yang sudah diterbitkan di antaranya: “Dunia Kecil (Oktober

2012, Diva Press), Puisi Hati (Desember 2012, Diva Press), dan Pelangi Itu Indah

(Februari 2013, Diva Press).”

B. Sinopsis

Cerita ini berkisah tentang masa kecil dan mimpi.Di sebuah pelosok negeri

yang tidak juga berkenan muncul di peta, peserta didik SD Koto di Nagari

Taratak, Padang, mereka menjalani kehidupan di sana. Ada Asrul yang gemar

duduk di lapau demi mendengarkan percakapan orang dewasa hingga tanpa sadar

ia pun paham gelagat orang lain. Ada pula Ikal yang berjuang menghafal isi buku

IPA untuk menghadapi diskusi yang mempertaruhkan kebutuhan pangan.Epon

yang mencoba mengamalkan pakasiah saat menghadapi cinta pertama.

Bersama kawan-kawan sekelas lainnya, mereka belajar tentang

persahabatan, kasih sayang, tanggung jawab, perpisahan, dan perjuangan.Masing-

masing berproses hingga akhirnya potensi terpendam mereka pun muncul.Sebuah

pengalaman yang membentuk karakter mereka.

Page 50: ANALISIS KARAKTER TOKOH PENDIDIK YANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24693/1... · 1. Nurlena Rifa’i, M.A., Ph. D. Dekan FITK UIN Jakarta yang telah ... Jannah,

39

Kenakalan kecil pun sering terjadi, mulai dari merubah nilai rapor,

bertengkar dengan teman yang mengakibatkan mereka tinggal kelas sampai

menyembuyikan buku catatan teman-teman.Tapi kenakalan itu masih dalam batas

kewajaran yang dilakukan oleh anak sekolah dasar.Di balik kenakalan mereka

tersimpan semangat dan kehebatan atau kemampuan yang dimiliki setiap

anak.Seperti aku yang memiliki kemampuan dalam memahami gelagat orang-

orang, Empus yang ahli dalam pelajaran matematika, Ikal yang jago dengan

pelajaran IPA, Ijap dan Idul sangat terobsesi dengan mata pelajaran Bahasa

Indonesia.Mereka selalu menciptakan akronim yang tidak sesuai. Akibat

kelakukan mereka yang sering membuat akronim aneh, lalu ditegur oleh Bu Ema,

guru bahasa Indonesia. Ijal yang ahli dalam mata pelajaran IPS, berawal hasil

karya peta Sumatera yang dipajang di dinding kelas.dan Awir yang hafal semua

lagu nasional.

Akhir cerita, mereka harus berpisah untuk melanjutkan cita-cita

mereka.Ada rasa sedih di hati mereka, karena selama enam tahun mereka

bersama.Mereka dinyatakan lulus dalam ujian akhir sekolah yang waktu itu

bernama EBTANAS.Usai dari pengumuman kelulusan, Deli memberi ide untuk

jalan-jalan dulu ke Pantai Bilatelong.Akhirnya diceritakan tentang nasib-nasib

yang mengantarkan mereka. Aku menjadi salah satu guru matematika di sebuah

SMP yang berjarak sekitar seratus lima puluh meter dari pusat kota Manna,

Kabupaten Bengkulu Selatan. Lalu, Ikal Hendrianto si master IPA yang menjadi

peladang gambir di kampung adalah bahwa Aspayondri si pemilik tulisan indah

menjadi tukang cukur di tanah Jawa.Naswir yang cinta lagu nasional menjadi

perantau di tanah Jiran, berdua dengan Japrimanedi Caniago.Masrijal yang

mengerti letak dunia menjadi seorang petani di kampung bersama dengan Aprikal

yang jago menggocek bola dan Haristo Empus yang pintar matematika.

C. Tanggapan Pengarang

Berdasarkan hasil wawancara penulis terhadap pengarang maka menurut

beliau: “Secara pribadi, penulis menyelesaikan menulis novel Dunia Kecil dalam

waktu setahun penuh. Penulis berharap semoga novel Dunia Kecil dapat menjadi

Page 51: ANALISIS KARAKTER TOKOH PENDIDIK YANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24693/1... · 1. Nurlena Rifa’i, M.A., Ph. D. Dekan FITK UIN Jakarta yang telah ... Jannah,

40

inspirasi bagi orang lain yang membacanya. Tentu, secara pribadi, penulis

berharap semoga novel Dunia Kecil mendapat tempat di tengah masyarakat.

Kemudian, sebagai salah satu novel yang bicara mengenai dunia pendidikan,

banyak hal yang harus menjadi tugas bersama, bagaimana sebenarnya proses

pendidikan itu berlangsung. Ia butuh dukungan dari semua pihak tentu saja. Mulai

dari keluarga (orang tua, kakak, siapa saja), guru, kemudian lingkungan

sekitar.Karena memang tidak dapat dipungkiri, terbentuknya jati diri sesorang

dipengaruhi besar oleh lingkungan.Maka kearifan lokal menjadi sebuah slogan

yang harus diperkenalkan. Kita tentu tidak dapat melepaskan kearifan lokal,

karena dari sanalah sebagian dari kita belajar, apalagi pikiran anak-anak yang

senang pada hal-hal baru dan berbau wilayah tempat ia berdomisili. Satu yang

perlu kita catat bersama bahwa kita, siapa pun, dalam novel Dunia Kecil adalah

semacam sosok guru. Tempat ia menimba pengalaman, ilmu, kenangan, dan hal-

hal yang menjadi modal ia kelak di masa depan. Tentu, tokoh pusat yang menjadi

idola mereka tidak bisa terlepas. Maka, seorang anak akan mencari sosok yang

mereka idolakan. Itu adalah tugas guru.Maka guru harus sanggup menjadi idola

bagi anak didiknya.”

D. Tanggapan Pembaca

Tanggapan pembaca yang penulis peroleh dari pengarang bertujuan untuk

mengetahui pendapat mereka terhadap novel Dunia Kecil yang telah dibaca oleh

mereka. Adapun tanggapan pembaca yang penulis peroleh dari pengarang adalah

sebagai berikut:

Judul : Dunia Kecil

Penulis : Yoyon Indra Joni

Penerbit : Diva Press, Jogjakarta, Oktober 2012

Tebal : 435 halaman

ISBN : 978-602-769-601-3

Peresensi : Zitur Rahem, Dosen STITA Tarate Pandian Sumenep

Page 52: ANALISIS KARAKTER TOKOH PENDIDIK YANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24693/1... · 1. Nurlena Rifa’i, M.A., Ph. D. Dekan FITK UIN Jakarta yang telah ... Jannah,

41

Oase Perjuangan dari Nol

Meraih mimpi dengan kaki-tangan sendiri mulia.Kemuliaan yang didapat

dari jerih payah dan keringat bercucuran ibarat menemukan intan di laut lepas

sangat menyenangkan dan memuaskan. Perjuangan yang dilakukan dari nol akan

membuahkan hasil sempurna. Seseorang yang mampu meraih mimpi-mimpinya

dengan keringat sendiri jauh lebih membanggakan dibanding dengan bantuan

orang lain.

Buku dengan judul Dunia Kecil ini menawarkan dahaga, jerih payah anak

manusia dalam meraih mimpinya.Suratan takdir Tuhan memang pasti.Namun,

usaha seseorang dalam meraih mimpi itu harus dimulai dari jerih payah.Ibarat

pepatah berakit-berakit ke hulu, berenang-renang ke tepian.Bersakit-sakit dahulu

dalam meraih cita-cita baru kemudian meraih kemenangan.Buku ini sangat

inspiratif.Karena dalam ulasan buku ini menceritakan secercah perjuangan anak

manusia yang luar biasa.Tidak sekedar perjuangan.Akan tetapi, usaha serius

dalam mencapai puncak kesuksesan.

Dalam buku ini, semangat perjuangan itu terwakili dari sejumlah tokoh.

Para tokoh itu adalah Ikal (nama lengkapnya, Ikal Hendriyanto), Asrul, Epon,

Ijap, Idul, Bu Sal, Pak Mawardi, dan sejumlah tokoh bergengsi lainnya. Para

tokoh dalam ulasan novel fenomenal ini seperti menjadi sosok hidup.Sangat dekat

dengan kehidupan pembaca yang membaca karya ini.Dengan latar tempat wilayah

pedesaan kecil, tepatnya di sebuah pelosok negeri yang tidak terlalu terkenal di

peta, Nagari Taratak Kota Padang.

Di pelosok kecil tanah Padang ini Ikal, Asrul dan temannya yang lain

mencoba bengkit menata cita-cita. Mimpi masa depan yang diwarnai dengan

cerita penderitaan. Tokoh dalam cerita fiksi ini sangat komunikatif dan

inspiratif.Mereka seperti sangat dekat dengan realitas kebanyakan warga di

pedalaman.Komunitas yang berjalan tertatih membangun semangat namun tegas

menghadapi hidup dengan segala tantangannya. Ikal, Asrul, Epon, dan sejumlah

tokoh lainnya belajar bersama bagaimana mewujudkan mimpi masa depan.

Bersama, mereka belajar tentang persahabatan, kasih sayang, dan

tanggung jawab dalam mengemban amanat kehidupan.Masing-masing berproses

hingga potensi yang ada pada diri mereka akhirnya mampu terkuak, menjadi

kenyataan.Sebuah pengalaman yang membentuk karakter pantang menyerah pada

diri anak-anak pedalaman.

Novel ini juga menghadirkan fragmen masa kanak-kanak yang bermental

baja.Anak-anak Indonesia yang mau berjuang keras di tengah keterbatasan materi

dan sarana-prasarana.Intinya, mereka berjuang dari nol dan akhirnya meraih

mimpi dengan gemilang.Karya ini sangat bergengsi dan patut mendapat apresiasi

terbaik.1

Sejak meledaknya tetralogi Laskar Pelangi yang notabene novel motivasi

bagi anak-anak dan remaja, akhir-akhir ini marak bermunculan novel-novel

bergenre serupa dari penulis-penulis anak negeri. Salah satunya adalah Dunia

1http://www.rimanews.com/read/20130217/92313/oase-perjuangan-dari-nol, diunduh

pada tanggal 17 Juli 2013

Page 53: ANALISIS KARAKTER TOKOH PENDIDIK YANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24693/1... · 1. Nurlena Rifa’i, M.A., Ph. D. Dekan FITK UIN Jakarta yang telah ... Jannah,

42

Kecil: Mimpi Hidup di Mata Si Kecil karya Yoyon Indra Joni. Sekilas kubaca

synopsis yang tertera di cover belakang buku ini, dan kurasa cukup menjanjikan

petualangan seru, hingga aku tak segan-segan merogoh kocek untuk

menambahkan buku ini sebagai koleksi baruku.

Sederhana, satu kata ini mewakili sekian banyak kesanku ketika selesai

membaca buku ini. Berlawanan dengan cerita Laskar Pelangi yang demikian

heroik melalui tokoh lintang si jenius bernasib malang, tokoh-tokoh dalam novel

hidup di dunia anak-anak sebagaimana wajarnya anak-anak menghabiskan masa

kecilnya. Semua tokoh yang disebutkan dengan nama panggilan seperti Ijap, Isap,

Igun, dan masih banyak lagi itu menjalani hari-hari di sekolah dasar dengan

kenakalan-kenakalan khas anak-anak di pelosok yang jauh dari hingar binger

modernisasi perkotaan. Perkelahian yang diwakili saling mengejek, mengganti

angka di rapor saking inginnya mendapat angka keramat 8, membuat gaduh kelas,

dan kenakalan lain yang diganjar dengan harus mengulang di kelas yang sama

nyaris dialami seluruh tokoh dalam novel ini.

Aku dibuat terkikik sepanjang waktu membaca bab-bab yang

menceritakan keseharian anak-anak tersebut. Persaingan di kelas yang pada

akhirnya membentuk ahli bahasa, ahli IPA, ahli musik, ahli IPS, ahli gambar ini

meresahkan si tokoh utama yang terjebak di tengah-tengah akibat setelah sekian

lama belum juga menemukan bakatnya. Tapi jangan mengira ahli-ahli disini bak

Lintang yang dengan fasih membahasa dalil-dalil fisika tingkat universitas, anak-

anak disini menjadi ahli di bidangnya sebatas pengetahuan wajar anak SD. Ahli

bahasa misalnya, menjadi kaya kosakata lengkap dengan kata serapan akibat

kegemaran mereka akan akronim sehingga dengan rajin membaca Koran, majalah,

buku untuk mencari akronim baru. Ahli musik mengetahui macam-macam lagu

nasional lengkap dengan pencipta dan sejarah di baliknya karena berusaha untuk

mendapat pujian dari guru kelas yang tiap hari menyuruh anak menyanyikan lagu

nasional di depan kelas. Ahli IPS bermula dari kegemarannya menggambar peta

sehingga berlanjut dengan mempelajari daerah-daerah yang digambarnya.

Tokoh-tokoh di sini menjalani keseharian dengan wajar, berpegang pada

norma agama dan adat istiadat, patuh pada bapak ibu guru dan orang tua di rumah.

Keseharian yang demikian berbeda dengan kondisi anak-anak sekarang.Hampir

serupa dengan Laskar Pelangi, nasib anak-anak di Dunia Kecil ini terbentuk

dengan kondisi ekonomi yang pas-pasan. Meskipun terkendala biaya, tokoh-tokoh

di Dunia Kecil ini bisa dengan wajar bangun sebelum subuh sekolah, bermain,

membantu orang tua, belajar, dan istirahat demikian berulang hingga semua lulus

sekolah dasar. Meskipun demikian, banyak pelajaran yang bisa dipetik dari novel

ini. Kesderhanaan berpikir anak-anak desa, kepolosan, dan ketaatan akan nasehat

orang tuda dan guru demikian kental dengan novel ini menyadarkan betapa

pudarnya disiplin, semangat dan sopan santun saat ini. Sebuah novel yang bukan

hanya sekedar bercerita tentang masa kecil, namun juga memberikan contoh

perilaku yang terpuji dan perilaku yang tidak seharusnya dilakukan.2

2http://airatezuka.blogspot.com/2013/01/dunia-kecil.html, diunduh pada tanggal 17 Juli

2013

Page 54: ANALISIS KARAKTER TOKOH PENDIDIK YANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24693/1... · 1. Nurlena Rifa’i, M.A., Ph. D. Dekan FITK UIN Jakarta yang telah ... Jannah,

43

E. Analisis Struktural

Berikut akan disajikan analisis structural yang dibatasi hanya unsur tema,

tokoh, dan penokohan, alur, serta latar dalam novel Dunia Kecil.

1. Tema

Tema merupakan makna yang terkandung di dalam cerita.Tema adalah

pokok pembicaraan dalam sebuah cerita.Cerita bukan hanya sekedar bagan, tetapi

susunan bagan itu sendiri harus mempunyai maksud tertentu.3Setelah melalui

beberapa tahap penelusuran fakta-fakta dalam mempelajari novel, kadangkala kita

merasa bahwa pengalaman yang didapatkan secara keseluruhan akan memperjelas

masalah yang kita coba untuk di lacak. Fakta-fakta dalam cerita itu nampak

berperan sebagai model tentang problem-problem universal yang dihadapi oleh

manusia.Bahkanhasil analisis fakta-fakta cerita dapat memberikan saran untuk

memecahkan problem yang ada.4Pengarang meleburkan fakta dan temanya ke

dalam satu pengalaman.Secara tidak langsung pengarang menceritakan

pengalaman-pengalamannya ke dalam cerita. Tema memberi kekuatan dan

menegaskan kebersatuan kejadian-kejadian yang diceritakan sekaligus

mengisahkan kehidupan dalam konteksnya yang paling umum. Pengarang

memanfaatkan tema sejauh tema memberi makna pada pengalaman.Tema bisa

berwujud satu fakta dari pengalaman kemanusiaan yang digambarkan atau

dieksplorasi oleh cerita seperti keberaniaan, ilusi, dan masa tua.Bahkan, tema juga

dapat berupa gambaran kepribadian salah satu tokoh.5

Kisah Dunia Kecil bercerita tentang perjalanan hidup yang penuh dengan

semangat perjuangan dimasa kecil para siswa SD Koto Taratak yang terletak di

Padang.Mereka menjalani masa-masa kecil mereka dengan penuh cerita yang

pernah dilakukan anak kecil dimasanya. Seperti bertengkar sesama teman sekelas,

tinggal kelas karena masalah sepele, dan masih banyak lagi kejadian yang pernah

dilakukan pada saat berada di masa itu. Para tokoh Dunia Kecil mempunyai

semangat belajar yang tinggi dengan disertai bakat mereka masing-masing yang

3 Jakob Sumardjo, Memahami Kesusastraan (Bandung: Penerbit Alumni, 1984), h. 57.

4 B. Rahmanto, Metode Pengajaran Sastra (Yogyakarta: Kanisius, 1988),h.75.

5 Robert Stanton, Teori Fiksi Robert Stanton (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2007), h. 7-8.

Page 55: ANALISIS KARAKTER TOKOH PENDIDIK YANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24693/1... · 1. Nurlena Rifa’i, M.A., Ph. D. Dekan FITK UIN Jakarta yang telah ... Jannah,

44

sangat luar biasa. Setiap anaknya memiliki bakatnya tersendiri seperti Ikal yang

sangat terobesi dan menguasai mata pelajaran IPA, Ijap dan Idul sangat terobsesi

dengan mata pelajaran Bahasa Indonesia. Mereka selalu menciptakan akronim

yang tidak sesuai.Akibat kelakukan mereka yang sering membuat akronim ditegur

oleh Bu Ema, guru Bahasa Indonesia.Empus yang sangat menguasai pelajaran

Matematika.Dia bisa mngerjakan soal tanpa lelah atau pusing.Terakhir, Awir

seoarang siswa yang sangat terobsesi dengan lagu nasional, hampir seluruh lagu

nasional dia hapal.Pada saat upacara bendera Awir tidak sanggup menahan haru

saat lagu Indonesia Raya dinyayikan. Ada tetes bening melumuri bola matanya

yang hitam, matanya berkaca-kaca menatap kibaran sang merah putih.

Kecintaannya kepada Indonesia tidak hanya dia tunjukkan dengan hapal semua

lagu nasional saja tapi dia juga hapal pembukaan UUD 1945.Dia selalu mendapat

nilai sembilan untuk bidang studi kesenian.

Semangat perjuangan dapat dilihat dari kerja keras mereka dalam latihan

gerak jalan, berkat kerja keras mereka mendapatkan hasil yang tidak sia-sia.SD

Koto mendapat juara tiga sebagai peserta terbaik.Dan pertandingan sepak bola

persahabatan melawan SD Pasir yang cukup tenar.SD Koto dapat mengalahkan

SD Pasir dengan skor 4-3.Semua itu juga tidak lepas berkat Pak Ruslan yang

melatih mereka.Pak Ruslan juga tidak lupa memberi semangat dan nasehat untuk

mereka.“Semua Geliat yang sedang berlangsung itu adalah satu bentuk aplikasi

nyata dari sikap cinta tanag air.Menurut Pak Ruslan, dengan menyambut 17

Agustus, diharapkan semua siswa bisa memahami dan memaknai dengan baik arti

dari kerja sama, kera keras, disiplin, dan tawakal.”6 “Sesungguhnya dalam meraih

kesuksesan hidup empat hal itulah kuncinya,” begitu lanjut Pak Ruslan, guru kelas

kami.7

2. Tokoh dan Penokohan (Perwatakan)

Tokoh yang ditampilkan dalam cerita bertujuan untuk mengetahui karakter

apa yang dimiliki si tokoh dan menghidupkan cerita. Terma „karakter‟ biasanya

dipakai dalam dua konteks.Konteks pertama, karakter merujuk pada individu-

6 Yoyon Indra Joni, Dunia Kecil ( Jogjakarta: Diva Press, 2012), h. 227.

7Ibid., h. 228.

Page 56: ANALISIS KARAKTER TOKOH PENDIDIK YANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24693/1... · 1. Nurlena Rifa’i, M.A., Ph. D. Dekan FITK UIN Jakarta yang telah ... Jannah,

45

individu yang muncul dalam cerita.Konteks kedua, karakter merujuk pada

pencampuran dari berbagai kepentingan, keinginan emosi, dan prinsip moral dari

individu-individu tersebut.

Berikut akan disebutkan tokoh berserta karakternya masing-masing:

a. Asrul (Aku)

Asrul (Aku) adalah tokoh yang pintar di kelas, terhadap neneknya di

sangat patuh dan sayang karena dia dibesarkan oleh neneknya karena ibunya

bekerja di Malaysia.Terkadang emosinya tidak bisa dikontrol, dikarenakan dia

masih anak-anak yang belum bisa mengontrol emosi, akibat emosi yang tidak

terkontrol membuat dia berkelahi dengan teman sekelasnya dan dia bersama

temannya itu dihukum oleh kepala sekolah, tinggal kelas.Salah satu karakternya

dapat dilihat dari kutipan “Aku ranking satu, bukan rangking lima seperti yang

diteriakkan Aan yang tercenung di sudut bangku.”8

b. Gunendra (Igun)

Gunendra (Igun) adalah tokoh yang tidak bisa menyebutkan R. Dia anak

laki-laki yang terkenal jujur. Raut wajahnya polos dan berkulit lebih dekat ke

warna kuning.Dia juga anak yang percaya diri.Salah satu karakternya dapat dilihat

dari kutipan “Hanya sepuluh soal, Ghul,” jawabnya pelan, jujur luar

biasa.9“Bukan, Bu. MTK pelajaghan kita sekahgang,” bantah Igun dengan percaya

diri.10

c. Ijal

Ijal dideskripsikan sebagai tokoh yang memiliki badan padat berisi serta

bermata elang.Tatapannya berapi-api.Rambut tersisir rapi ke belakang seirama

dengan keningnya yang sedikit menonjol ke dapan.Dia adalah anak yang tekun

dan pantang menyerah.Pada cerita bagian keempat, dia diceritakan memiliki

kemapuan dalam bidang IPS.Dia membuat suatu karya besar yaitu gambar peta

Sumatera yang dipajang di dinding kelas.

8Ibid., h. 31.

9Ibid., h. 71.

10Ibid., h. 74.

Page 57: ANALISIS KARAKTER TOKOH PENDIDIK YANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24693/1... · 1. Nurlena Rifa’i, M.A., Ph. D. Dekan FITK UIN Jakarta yang telah ... Jannah,

46

d. Dani

Dani dideskripsikan sebagai tokoh yang memiliki tatapan yang beringas

namun dingin.Walaupun sikapnya lentur karena tubuhnya kurus tinggi, namun

tatapan mata tajam menusuk ulu hati. Alisnya sedikit lebat ke samping, sepadan

dengan wajah santainya yang dingin

e. Ikal

Ikal adalah siswa yang memiliki kemampuan dalam mata pelajaran

IPA.Dia juga siswa yang pintar, baik hati, dan tidak banyak bicara.Dia sosok

teman yang selalu memberikan masukan.

f. Deli

Deli adalah siswa yang memiliki jiwa sebagai seorang pemimpin, pintar,

berwibawa, bertanggung jawab, sabar dan tegas.Dia ditunjuk Pak Ruslan untuk

memimpin lomba gerak jalan.Pada saat latihan gerak jalan kesabarannya diuji

oleh kelakuaan teman-temannya yang sulit diatur. Suara Deli paling keras dan

tegas dibandingkan suara anggota kelas yang lain. Dia juga seorang yang pekerja

keras, berkat kerja kerasnya ia sukses menjadi ketua kelas panutan.

g. Nenek

Nenek adalah seorang wanita yang sudah tua dan memiliki banyak

pengalaman. Dia seorang nenek yang memiliki kepribadian yang

tegas,penyayang, taat beragama, dan berdisplin tinggi. Nenek sangat menyayangi

cucunya terutama Asrul.Beliau juga selalu memberi petuah yang bermakna.Selain

itu, nenek pandai bertutur ketika memberi pelajaran hidup. Sebagian petuah yang

disampaikan nenek tersisip dalam dogeng pengantar tidur, dan pesan moral yang

disampaikan nenek sangatlah luar biasa indah.

…kilat cermin sampai ke muka, kilat beliung sampai ke kaki (pikirkan

masak-masak apa yang akan diucapkan. Tertib saat sedang makan, suap

nasi usah diperbesar. Jangan sepantun bak orang sebulan tak makan

(jangan makan seperti orang kelaparan).Tertib saat berjalan, jangan sperti

orang memanah langit biru (jangan melangkah di muka bumi ini dengan

angkuh sehingga tidak lagi melihat orang di sekeliling).Jangan angkuh dan

sombong saat berjalan, bak ayam jantan panjang ekor (jangan berjalan

Page 58: ANALISIS KARAKTER TOKOH PENDIDIK YANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24693/1... · 1. Nurlena Rifa’i, M.A., Ph. D. Dekan FITK UIN Jakarta yang telah ... Jannah,

47

melenggak-lenggok karena merasa dirinyalah yang paling tampan, gagah,

dan rupawan). Jangan menyerobot masuk dalam acara helat orang, tidak

sopan! Jangan lama-lama bermain yang menyita waktu, pikiran jadi

tumpul! Jangan lupa pada ayam sekandang yang harus diberi makan pagi

dan petang.Jangan lupa pada sapi yang mesti dipindahkan tambatannya.

Dan tentu saja, yang paling sering yang kudengar, tidak boleh duduk

berlama-lama di lapau!11

h. Pak Mawardi

Pak Mawardiadalah bapak kepala sekolah.Beliau memiliki kepribadian

yang tegas, teguh pendirian, dan disiplin. Perawakannya tinggi sekitar seratus

enam puluh lima sentimeter dengan badan sedikit gemuk. Beliau juga memiliki

aura wibawa yang membuat takut para siswa.Beliau sangat mudah tersenyum tapi

tawanya sangat irit.Seirit kata-kata yang beliau ucapkan. Makanya tidak heran

mayoritas siswanya sangat ingin mendengar suara tawa beliau. Oleh karena itu,

tertanam di memori setiap siswa tentang Pak Mawardi adalah aura kening yang

mengkilap, wajah bercahaya penuh simpati dan begitu mempesona, serta raut

senyum yang terang dengan gigi depan tertata rapi. Garis senyum itu tegas, tulus,

santun, dan penuh daya magis yang dapat membuat seluruh siswa tenteram.

Senyumnya itu sedikit melebar ke samping kiri, terlihat berseri-seri

“Semua siswa diharap tenang.”Suara Pak Mawardi membuat seluruh siswa

terdiam.Pak Mawardi menyampaikan kedatangan guru dari

Padang.Pemberitahuan yang tidak lama.Namun cukup untuk membuat

barisan kembali tenang.Ternyata bukan tukang suntik yang

datang.“Namanya Bu Asmanizar, cukup kalian panggil Bu Ema,” ucap

Pak Mawardi berwibawa. Semua bernapas lega.Tak lama setelah

perkenalan singkat, giliran guru baru itu yang berbicara.12

Pak Mawardi memiiki sikap nasionalis, beliau menyuruh anak didiknya

untuk menghafal pembukaan UUD‟45.“Bapak cemas.Kalau tidak dihafal, maka

suatu saat kelak, isinya akan diubah-ubah orang.”13

Itu adalah alasan mengapa Pak

Mawardi menyuruh anak didiknya menghafal UUD‟45, karena beliau takut suatu

saat isinya akan diubah. Beliau menanamkan cinta tanah air kepada anak

didiknya.

11

Ibid., h. 33-34. 12

Ibid., h. 51. 13

Ibid., h. 216.

Page 59: ANALISIS KARAKTER TOKOH PENDIDIK YANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24693/1... · 1. Nurlena Rifa’i, M.A., Ph. D. Dekan FITK UIN Jakarta yang telah ... Jannah,

48

i. Pak Muaz

Pak Muaz adalah guru agama dan PMP yang disenangi oleh anak didiknya

karena beliau sering bercerita dan pembawaannya yang santai.Beliau selalu

mendidik agar anak didiknya memiliki disiplin tinggi.Beliau juga memiliki

kharisma yang membuat siswa segan dengannya.Kharismanya terlihat pada kumis

lebatnya yang melintang rapi.Dalam menyampaikan cerita, beliau selalu

menceritakan ceritanya runut mulai dari awal sampai akhir.

“Coba ingat kisah Nabi Sulaiman dengan segerombolan semut di lembah

an-Naml, tepatnya di Askalan.Raja semut waktu itu berpidato di hadapan

rakyatnya karena Nabi Sulaiman dan balatentaranya akan melewati tempat

itu,” ucap Pak Muaz menjawab keraguan menggelayut dibenakku.14

“Kemudian, bukankah burung Hud-hud yang bernama Anbar itu yang

memberitahukan pada Nabi Sulaiman bahwa ada seorang ratu bernama

Bilqis dari negeri Saba‟ yang menyembah matahari?” sambung Pak

Muaz.15

Lalu Pak Muaz pun melanjutkan ceritanya mengenai kisah Nabi Sulaiman

setelah Ikal bertanya mengani burung Hud-hud kepada Pak Muaz.

“Burung Hud-hud itu memiliki paruh yang runcing dan panjang,

Kal.Burung Hud-hud sangat cantik.Di kepelanya bertengger mahkota dari

bulu dihiasi garis-garis puith hitam.Kepala dan lehernya berwarna

cokelat.Paruh dan kakinya berwarna hitam.Sementara, di tengah-tengah

bulu ekornya ada garis puith kecil.Salah satu keahliannya adalah saat

makan bisa melemparkan makanan ke udara, kemudian meraihnya lagi

dengan paruh.Nah, sampailah ke tembolok yang berfungsi melunakkan

biji-bijian tadi sebelum masuk lambung yang disebut empedal atau

verticulus,” urai Pak Muaz.16

Begitulah Pak Muaz bercerita secara runut mengenai cerita Nabi Sulaiman

dan penjelasan mengenai burung Hud-hud.Beliau adalah guru yang suka memuji

siswanya, selain itu beliau merupakan sosok guru yang selalu memberikan nasihat

kepada siswanya.Setiap perkataannya memiliki pengaruh yang sangat besar,

karena kata-kata yang disampaikannya mengandung arti yang dapat dimengerti

siswa.

14

Ibid., h. 135 15

Ibid. 16

Ibid., h. 136.

Page 60: ANALISIS KARAKTER TOKOH PENDIDIK YANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24693/1... · 1. Nurlena Rifa’i, M.A., Ph. D. Dekan FITK UIN Jakarta yang telah ... Jannah,

49

Kata petuah/ nasihat yang diberikan Pak Muaz menggambarkan karakter

seorang guru yang sangat bijaksana dan arif dalam mengajar dan mendidik anak

didiknya untuk selalu memberikan semangat dan dukungan sebagai seorang guru

atau pendidik yang sangat berperan penting dalam membentuk karakter dan

kecerdasan murid-muridnya.

j. Bu Sal

Bu Sal yang bernama lengkap Salmaniar adalah wali kelas satu.Beliau

adalah guru yang sangat penyayang, perhatian, jarang marah, dan selalu

memanggil siswa-siswanya dengan “Ananda”.Apabila siswa-siswanya melakukan

kesalahan beliau hanya mengusap kepala siswanya dengan penuh sayang.Beliau

juga adalah guru yang sabar dalam mendidik anak didiknya, karena kesabarannya

itulah makanya beliau jarang marah kepada siswanya dan siswanya pun menjadi

menganggap remeh beliau.Walaupun begitu Bu Sal tetap sabar mendidik anak

didiknya.

Ketika itu, wali kelas kami Bu Sal. Lengkapnya, Salmaniar. Tingginya

sekitar seratus enam puluh sentimenter dengan kulit hitam dan rambut

hitam sebahu.Beliau sangat penyayang, jarang marah, dan selalu

memanggil kami dengan “Ananda”.Kalau kami ketahuan berbuat salah,

beliau selalu mengusap kepala kami penuh kasih.Entah disadari atau tidak,

dengan perlakuan seperti itu tingkah kami berempat malah membandel dan

sering menganggap sepele aturan sekolah.17

Saat itu, tanganku masih sussah memegang pensil.Jadi, aku lebih memilih

menjawab pertanyaan Bu Sal secara langsung.Ketika disuruh mengerjakan

di buku catatan, butuh perhatian khusus dari Bu Sal agar aku mau

memegang pensil.Begitu tidak mendapat perhatian khusus lagi, pensil

yang sudah diarut runcing itu kembali tergeletak di atas buku.18

Bu Sal memiliki karakter yang sangat perhatian dalam mengajarkan

siswanya agar bisa menulis, beliau lakukan dengan penuh kasih dan tulus.Beliau

mencurahkan semua perhatiannya untuk anak didiknya yang belum bisa menulis

agar bisa menulis.Beliau dengan sabar membimbing dan menghadapi kelakukan

anak didiknya yang bandel.

17

Ibid., h. 20. 18

Ibid., h. 21.

Page 61: ANALISIS KARAKTER TOKOH PENDIDIK YANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24693/1... · 1. Nurlena Rifa’i, M.A., Ph. D. Dekan FITK UIN Jakarta yang telah ... Jannah,

50

k. Bu It

Bu It, lengkapnya Farida Witmi adalah guru yang dideskripsikan

“berbadan padat, tinggi sekitar seratus enam puluh sentimeter, wajah putih

membujur telur, raut muka tegas, rambut hitam sebahu, dan selalu memakai

sepatu yang runcing seukuran kelingking di bagian tumit.”19

Beliau adalah guru

yang disiplin dan tegas, karena karakternya itu tak heran jika beliau akrab di hati

dan mulut anak didiknya sebagai guru sekaligus orang tua.Setiap hal-hal yang

tidak berkenan selalu lapor kepada Bu It. Meskipun itu kejadiannya berada di luar

lingkungan sekolah.Apabila ada salah satu anak didiknya yang ketahuan berbuat

salah Bu It hanya mengucapkan “Jadilah anak baik.” “Diiringi sebuah cubitan

kecil yang dapat ditentukan di tiga tempat berbeda: bahu, paha, atau pantat.”20

Tak heran jika beliau akrab di hati dan mulut kami sebagai guru sekaligus

orang tua. ada yang berkelahi, lapor Bu It. Ada yang belum mandi pagi,

lapor Bu It. Ada yang au buang hajat, lapor Bu It. Ada yang tidak

membawa buku gambar, lapor Bu It. Pokoknya, semua, lapor Bu It. Tiga

kata itu menjadi satu kata utuh yang dapat terucap secara reflex ketika ada

yang melakukan hal-hal yang tidak berkenan. Meskipun, kejadiannya

terjadi di luar lingkungan sekolah.Misal, terjadi adu mulut ketika sedang

berjalan pulang sekolah.Atau, pengambilan buah rambutan yang menjulur

ke jalan.Atau, ketika asyik main kelereng petang hari dan ada yang berlaku

curang.Maka, lapor Bu It adalah kata-kata ampuh yang dapat

mengamankan dan menenteramkan situasi.21

Dalam memberikan nilai Bu It termasuk konsisten.Beliau sulit sekali

memberikan nilai delapan kepada anak didiknya.Angka delapan merupakan angka

yang keramat bagi anak didiknya.Pemberian angka delapan sangat irit diberikan

oleh Bu It sehingga bisa dihitung dengan jari bagi yang mendapatkan nilai

delapan. “Hal yang paling aku sukai dari Bu It adalah angka delapan yang terlihat

indah dan paling bisa menambah motivasi dibanding angka lain. Di mataku, angka

itu sungguh keramat.Angka itu terpatri di alam pikiranku.Apa pun tugas yang

dikumpulkan, selain matematika, angka itulah yang aku usahakan.”22

19

Ibid., h. 23. 20

Ibid., h. 24. 21

Ibid. 22

Ibid., h. 25.

Page 62: ANALISIS KARAKTER TOKOH PENDIDIK YANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24693/1... · 1. Nurlena Rifa’i, M.A., Ph. D. Dekan FITK UIN Jakarta yang telah ... Jannah,

51

l. Bu Ema

Bu Ema adalah guru baru yang datang dari Padang.Nama lengkapnya

Asmanizar.Beliau ditunjuk langsung oleh kepala sekolah sebagai guru kelas

empat.Beliau adalah guru yang ramah, adil, dan menghargai pendapat yang

disampaikan oleh anak didiknya.Setelah perkenalan selesai Bu Ema meminta anak

didiknya untuk merubah posisi tempat duduk, alasan beliau membuat kebijakan

itu karena beliau menganggap tidak bagus dilihat dan tidak bernilai seni.Tapi anak

didknya tidak ingin pindah posisi duduk.Akhirnya Bu Ema pun minta penjelasan

dari anak didiknya mengapa mereka tidak ingin pindah posisi duduknya.“Karena,

kami kemarin subuh sudah ke sini menentukan tempat duduk,” jawab Ija

jujur.23

Bu Ema menghargai pendapat yang disampaikan oleh anak

didiknya.Beliau memahami kondisi kelas.Akhirnya tempat duduk pun tidak

diubah. Karena Bu Ema paham sekali kalau “Posisi tempat duduk menentukan

seberapa kuat keinginan untuk pintar. Manusia pemalaslah yang mencari celah

utuk dapat duduk di belakang orang lain.”24

Masalah tidak hanya sampai disitu.Muncul lagi masalah yang disebabkan

oleh kedua anak didik Bu Ema yang memperebutkan posisi duduk di sebelah

kanan.Terjadi keributan antara Ijal dan dani yang memperebutkan posisi duduk di

sebelah kanan.Bu Ema memberikan ususlan untuk mereka berdua agar keributan

dapat diselesaikan.“Atau, siapa yang bisa menjawab pertanyaan Ibu lebih dulu,

dialah yang berhak untuk duduk di bagian kanan,” kata Bu Ema lagi.25

Bu Ema

berusaha adil untuk masalah yang terjadi antara Ijal dan Dani.Agar permasalahan

mereka cepat terselesaikan, Bu Ema memberi usulan yang disepakati oleh

mereka.Apa yang telah Bu Ema lakukan adalah cerminan seorang guru yang harus

bersikap adil dalam menyelesaikan maslah. Bu Ema juga merupakan guru yang

cerdas dalam memberikan usulan untuk mereka.Usulan itu tidak hanya untuk

menentukan siapa yang berhak duduk di bagian kanan saja tetapi juga dapat

melatih dan mengetahui kemampuan anak didiknya dalam pelajaran

Matematika.Bu Ema sangat suka dengan kesenian.“Siapa yang mau

23

Ibid., h. 55. 24

Ibid., h. 56. 25

Ibid., h. 57.

Page 63: ANALISIS KARAKTER TOKOH PENDIDIK YANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24693/1... · 1. Nurlena Rifa’i, M.A., Ph. D. Dekan FITK UIN Jakarta yang telah ... Jannah,

52

menyanyi?”Bu Ema kembali menawarkan.26

Beliau menawarkan anak didiknya

untuk menyanyi, di samping itu Bu Ema ingin melatih kepercayaan diri anak

didiknya agar mau tampil ke depan untuk menyanyi. Bu Emajuga ingin melihat

sikap percaya diri yang dimiliki anak didiknya.

Kini, Bu Ema sering menyuruh kami tampil dengan satu lagu untuk

dibawakan di depan kelas. Semuanya, setiap dua minggu sekali, dengan

jadwal yang tidak baku. Kebijakan baru itu membuat seluruh kelas

pontang-panting menghafal lagu untuk dibawakan sebaik mungkin di

depan Bu Ema. Minimal,empat lagu nasional yang harus dihafal.Sejak

kebijakan itu dibuat, kemampuan kami dalam lagu nasional meroket.27

Secara diam-diam Bu Ema menanamkan sikap nasionalisme kepada anak

didiknya dengan menyuruh mereka menghapal empat lagu nasional.Kebijakan

yang dilakukan Bu Ema sangatlah baik karena untuk menumbuhkan sikap

nasionalisme mereka terhadap tanah air.Bu Ema tidak ingin anak didiknya

melupakan lagu nasional.Maka dari itu, beliau membuat kebijakan seperti itu.

m. Pak Ruslan

Pak Ruslan adalah guru olah raga dan wali kelas enam.Pak Ruslan

merupakan tokoh yang memiliki sifat disiplin, tegas, bertanggung jawab.Beliau

tidak lupa memberikan kata-kata dan nasehat yang dapat membangun semangat

dan percaya diri sisiwa.Kata-kata beliau selalu diingat oleh siswanya.Pak Ruslan

memberikan nasehat pada saat Asrul diberi kepercayaan oleh Deli untuk membuat

pribahasa, kemudian Pak Ruslan datang memberikan nasehat kepada Asrul agar

amanah yang telah diberikan kepadanya dapat dilaksanakan.

Kulihat Pak Ruslan sedang menantapku.Lalu, beliau berkata, “Amanah Itu

harus dilaksanakan.Kalau teman-temanmu menjatuhkan pilihan pada mu

berarti kamu dianggap sanggup mengembannya.Jangan kecewakan

mereka.”“Kau harus paham, Rul. Kalau seandainya kau tahu mau

mengemban tugas yang telah diamanahkan dan dipercayakan itu, berarti

kau telah membunag satu kesempatan emas untuk bisa melangkah lebih

maju. Percayalah, Rul, kesempatan itu jarang datang untuk kedua kalinya.

26

Ibid., h. 58 27

Ibid., h. 63.

Page 64: ANALISIS KARAKTER TOKOH PENDIDIK YANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24693/1... · 1. Nurlena Rifa’i, M.A., Ph. D. Dekan FITK UIN Jakarta yang telah ... Jannah,

53

Sekali kesempatan itu kau buang percuma, kadang, selamanya tak akan

kembali lagi. Pikirkan itu baik-baik, Rul,” ucap Pak Ruslan28

Beliau memberikan masukan kepada Asrul bahwa amanah yang telah

diberikan kepadanya sebaiknya harus dilaksanakan karena kesempatan itu tidak

akan datang kembali apabila tidak dipergunakan sebaik-baiknya. Begitulah Pak

Ruslan memberikan motivasi dan masukan kepada Asrul.

Sebagai tokoh protagonis yang merupakan tokoh yang sangat dikagumi,

Pak Mawardi, Pak Muaz, Pak Ruslan, Bu It, dan Bu Ema harsulah memberikan

nilai-nilai dan norma-norma yang positif kepada para pembacanya, kelima tokoh

ini berfungsi untuk menghidupkan cerita dan mempengaruhi seluruh peristiwa dan

mempengaruhi perjalanan yang dirasakan oleh para siswa dalam menempuh

pendidikan sekolah dasar dan mempengaruhi pola pikir mereka dalam mencari jati

diri sebagai siswa SD Koto Taratak.

Identitas tokoh guru yang terdapat dalam novel Dunia Kecil terlihat dari

dialog-dialog langsung.Sebagai protagonis, setiap guru memiliki peran yang

sangat penting dalam pembentukan karakter siswa-siswanya sehingga menjadi

anak-anak yang dapat menemukan jati dirinya, serta mencapai cita-citanya.

…Yang aku tahu, menjadi guru adalah seni tersendiri. Itu makna tersirat

yang ditampilkan semua sosok guru-guru hebatku.Menjadi guru harus

dimaknai sebuah jiwa, sebuah hati.Sebagaimana yang diteladankan Pak

Mawardi, menjadi guru merupakan idealism, pendirian, serta prinsip-

prinsip agung yang lebih dari sekedar dakwah bebas yang ada dalam kelas.

Setiap mengingat sosok guru-guru hebat itu dan prinsip agung yang

membuat kami mayoritas tinggal kelas, berlinang air mataku. Prinsip yang

sanggup menghadirkan orang-orang jenius yang jarang hadir secara

serentak.29

Di telinggaku kembali mengiang kata-kata Pak Muaz bertahun-tahun yang

lalu. Menjadi apa pun kamu maknailah dengan hatimu. Sebuah filosofi

yang butuh waktu bertahun-tahun untuk menemukan makna yang pas

selama menyusuri jalan hidup yang panjang.30

28

Ibid., h. 222. 29

Ibid., h. 450. 30

Ibid.

Page 65: ANALISIS KARAKTER TOKOH PENDIDIK YANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24693/1... · 1. Nurlena Rifa’i, M.A., Ph. D. Dekan FITK UIN Jakarta yang telah ... Jannah,

54

3. Latar

Latar adalah situasi yang tergambar dalam cerita yang mencakup tempat,

suasana lingkungan atau suasana hati tokoh dan waktu terjadinya peristiwa

tersebut.Di dalam sebuah novel tentu terdapat latar yang sangat kompleks. Kota

Padang tepatnya di Koto Taratak merupakan salah satu latar secara umum yang

melatarbelakangi peristiwa yang terjadi tepatnya di desa terpencil yang belum

terdaftar di peta, latar pada karya sastra Dunia Kecil itu termasuk realitas objektif

yaitu benar-benar dialami oleh pengarang dan pembaca mengetahui latar

tempatnya. Di samping itu dengan mengetahui latar, pembaca mempunyai

presepsi tentang peristiwa.Berdasarkan dari cerita sudah jelas pengarang

menuliskan latar dimana para tokoh pelaku yang diceritakan.Pengarang

menyebutkan latar dimana cerita itu terjadi sehingga pembaca tidak perlu

bertanya-tanya atau menemukan latar cerita itu terjadi.Maka dari itu, pembaca

tinggal merasakan dan mengimajinasikan setiap latar yang diceritakan oleh

pengarang.

Latar suasana yang digambarkan pengarang membuat pembaca merasa

berada di kala kita memakai seragam merah putih.Pembaca kembali merasakan

setiap kelakuan dan kenakalan yang pernah dilakukan pada waktu menjadi siswa

sekolah dasar. Suasana yang ditampilkan pengarang pun begitu beragam mulai

susana mencekam dan menakutkan saat berada di ruangan kepala sekolah akibat

masalah sepele sehingga mengakibatkan beberapa siswa tinggal kelas dan

kelakukan Isep yang membuat angka merah yang ada di rapot mengakibatkannya

tinggal kelas, suasana haru saat lulus dan berpisah dengan teman-teman, suasana

bahagia pada saat memenangkan perlombaan gerak jalan dan pertandingan sepak

bola melawan SD Pasir, dan suasana memalukan pada saat Asrul ditertawakan

dan dikatakan sebagai sosok fenomenal akibat membuat asbak rokok yang

merupakan hasil kerajinan tangan yang dibuatnya. Kita dapat merasakan setiap

suasana yang diceritakan oleh pengarang.

Latar waktu yang ditampilkan pengarang juga dengan mudah diketahui

pengarang karena pengarang dengan secara jelas menceritakan waktu terjadinya

Page 66: ANALISIS KARAKTER TOKOH PENDIDIK YANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24693/1... · 1. Nurlena Rifa’i, M.A., Ph. D. Dekan FITK UIN Jakarta yang telah ... Jannah,

55

cerita yang terjadi pada novel Dunia Kecil.Kita dapat mengetahui dari penggalan

cerita yang menceritakan bahwa pada waktu itu Desa Koto Taratak belum

mendapatkan listrik. Pembaca dapat menemukan penggalan itu dari cerita yang

disampaikan tokoh bahwa si tokoh masih menggunakan penerang yang berisikan

minyak tanah dan ditempeli sumbu damar untuk menerangi tokoh dalam

menghapal pelajaran yang akan diujikan. Dan akhirnya masyarakat desa Koto

mendapatkan arus listrik melalui kabel besar di tonggak-tonggak besar. Selain itu

pada waktu itu orang-orang menggunakan sepeda ontel tua sebagai kendaraan.

4. Alur

Plot atau alur adalah kontruksi yang dibaut pembaca mengenai sebuah

deretan peristiwa, mempunyai kaitan erat antara peristiwa satu dengan yang lain.

Alau bagian dari unsur intrinsik suatu karya sastra, alur merupakan pola

pengembangan cerita yang terbentuk oleh hubungan sebab akibat. Secara

structural alur sangat erat kaitannya dengan penokohan dalam menonjolkan tema

ceita.Perbuatan-perbuatn itu menimbulkan peristiwa-peristiwa.Rangkaian

peristiwa yang saling berhubungan berdasarkan sebab akibat menimbulkan

alur.Disamping itu, juga ditemukan hubungan sebab akibat antarperistiwa di

dalamnya.

Alur Dunia Kecil bisa dikatakan tersusun sangat rapi dan maju kedepan,

dalam arti peristiwa-peristiwa disusun secara kronologis berdasarkan waktu

kejadiannya, akan tetapi tidak jarang ada terjadi pengulangan kembali (flashback)

untuk memperjelas permasalahan pokoknya. Tiap-tiap peristiwa mempunyai

makna dalam fungsinya untuk menjelaskan konflik-konflik antara pengarang

dengan linkungannya sehingga terwujud tema cerita yang mendasarinya.Jadi

dapat dikatakan adanya keterjalinan antara penokohan membentuk peristiwa-

peristiwa yang akhirnya membentuk sebuah tema.

Secara ringkas alur Dunia Kecil dapat dikemukakan sebagai berikut.Cerita

dibuka dengan pengenalan situasi kehidupan SD Koto yang terletak di

Padang.Sekolah yang memiliki peraturan yang tegas dan disiplin serta terdapat

siswa yang hebat di dalam sekolah itu.Seperti yang tertera pada kutipan berikut.

Page 67: ANALISIS KARAKTER TOKOH PENDIDIK YANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24693/1... · 1. Nurlena Rifa’i, M.A., Ph. D. Dekan FITK UIN Jakarta yang telah ... Jannah,

56

Tepat sebelum lonceng yang tergantung di depan kantor dipukul, aku

menginjakkan kaki di sekolah. Kabut tipis yang mengapung lembut di

udara, sisa embun semalam, masih terasa dingin. Hari masih pagi.Sinar

matahari menancap miring dan lurus bagai panah cahaya, menerobos celah

rindang daun batang roda-roda, begitu aku menyebut batang kalpataru.

Aku mengambil jalan ke kiri, melewati perpustakaan dan kantor sekaligus

ruang guru. Selanjutnya, berturut-turut melewati ruan kelas enam, kelas

lima, dan WC siswa. Kemudian, berbelok tepat di penyiku sekolah dari

kiri ke kanan, melewati ruang kelas empat.Maka, sampailah aku di kelas

tiga, kelasku.Aku berdiri tepat di mulut pintu yang berhadapan langsung

dengan sinar matahari yang terbit di ufuk timur.Beberapa siswa terlihat

berlarian riang di halaman sekolah yang lapang dan datar.31

Di dalam pengenalan situasi kehidupan SD Koto diceritakan bahwa ada

beberapa siswa masih berada di kelas tiga karena masalah yang sepele sehingga

membuat mereka berkelahi dan mengakibatkan mereka dipanggil ke ruang kepala

sekolah, dan akhirnya mereka tinggal kelas.Pada saat itu Bu Sal adalah wali kelas

mereka yang digambarkan seorang guru yang peyanyang, sabar, tulus, perhatian,

dan jarang marah.Setelah itu pengarang juga mengenalkan beberapa temannya

yang memiliki kemampuan dibidangnya masing-masing.Mereka memiliki

kemampuan yang berbeda-beda.Ada yang jago Matematika, Keseniaan terutama

dalam menghafal lagu nasional, IPS, IPA, dan Bahasa Indonesia.

Setelah itu mulai menuju pada konflik, ini hanya sebagian contoh kecil

dari keseluruhan konflik yang ditimbulkan. Ijap dan Idul membuat akronim dan

kosa kata aneh yang tidak dimengerti oleh teman-temannya.Isep yang dengan

berani dan lancang mengganti nilai merah yang ada di rapot dengan angka

delapan.Akan tetapi, yang jelas konflik bermula ketika perlombaan gerak jalan

yang dipimpin oleh Deli.Para anggota gerak jalan harus mengikuti aturan yang

telah diberlakukan oleh Pak Ruslan. Saat latihan gerak jalan berlangsung yang

dipimpin oleh Deli membuatnya frustasi atas kelakuan anggota gerak jalan yang

susah untuk diatur dan belum menunjukkan perkembangan.

Konflik ini memuncak pada peristiwa saat perlombaan gerak jalan, peserta

gerak jalan dari SD Koto Taratak sudah datang lebih awal.Tetapi acara belum juga

di mulai, panita pelaksanaan perlombaan juga belum datang.Padahal waktu sudah

31

Ibid., h. 19.

Page 68: ANALISIS KARAKTER TOKOH PENDIDIK YANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24693/1... · 1. Nurlena Rifa’i, M.A., Ph. D. Dekan FITK UIN Jakarta yang telah ... Jannah,

57

menunjukkan pukul sembilan tetapi panita juga belum kunjung menampakan

batang hidungnya.Pada saat itu Isal sudah berada di angkutan desa, dia marah dan

bosan karena sudah lama menunggu kedatangan panitia.Sedangkan anggota gerak

jalan yang dipimpin oleh Deli sudah pergi sekedar jalan-jalan sambil menunggu

panitai.Lalu, tiba-tiba panita datang dan dengan wajah tanpa dosa (bersalah)

menyuruh peserta perlombaan gerak jalan untuk mempersiapkan barisannya. Deli

panik karena Empus dan Isep hilang, tidak berapa lama lagi tim SD Koto akan

maju setelah menunggu dua tim di depan bergerak. Deli dan Aku pun berusaha

mencari dua temannya itu.Akhirnya mereka ditemukan sedang asyik ngobrol

dengan dua orang anak perempuan, letak mereka tidak jauh dari sumber

suara.Aku marah atas kelakukan mereka. Setelah perlombaan gerak jalan selesai,

akhirnya diumumkan kalau SD Koto mendapat juara tiga sebagai peserta terbaik

dan tim paling disiplin dan kompak, tidak sia-sia semua usaha, kerja keras, dan

perjuangan mereka selama latihan, yang telah menyita waktu, hati, tenaga dan

pikiran.

Akhir cerita, pada bagian ini berisi penjelasan tentang nasib yang dialami

para tokoh setelah mengalami peristiwa puncak itu, konflik atau pertentangan

yang terjadi telah mengantarkan para tokoh mengalami perubahan nasib.Berawal

dari situlah timbul kesadaran baru. Aku (Asrul) yang menjadi guru matematika di

sebuah SMP yang berjarak sekitar seratus lima puluh meter dari pusat kota

Manna, Kabupaten Bengkulu Selatan, Ikal Hendrianto master IPA menjadi

peladang gambir di kampong, Aspayondri si pemilik tulisan indah menjadi tukang

cukur di tanah Jawa, Naswir yang cinta lagu nasional menjadi perantau di tanah

Jiran, berdua dengan Japrimanedi Caniago, Masrijal yang mengerti letak dunia

menjadi petani di kampong bersama Aprikal yang jago menggocek bola dan

Haristo Empus yang pintar matematika.

5. Amanat

Amanat adalah pesan yang disampaikan pengarang terhadap pembaca

melalui tulisan-tulisannya agar pembaca bisa menarik kesimpulan dari apa yang

telah pembaca nikmati. Karena karya sastra yang baik adalah karya yang

Page 69: ANALISIS KARAKTER TOKOH PENDIDIK YANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24693/1... · 1. Nurlena Rifa’i, M.A., Ph. D. Dekan FITK UIN Jakarta yang telah ... Jannah,

58

memberikan sumbangsih dan pesan nilai-nilai, etika, moral.Terutama dalam ranah

pendidikan yang kiranya sangat membutuhkan inspirasi untuk lebih maju lagi,

terutama dalam meningkatkan keprofesionalan seorang guru.Adapun pelajaran

atau amanat yang dapat dikumpulkan dan dibingkai indah dalam novel Dunia

Kecil karya Yoyon Indra Joni.

Seperti pesan yang disampaikan oleh Pak Muaz “Jangan berhakim kepada

beruk.”Yang menjelaskan bahwa sifat tamak alias serakah yang dapat merusak

budi pekerti.Sifat yang tak pernah merasa puas dengan pemberian yang

dianugerahkan Allah SWT.Sifat tidak pernah mau bersyukur. Tamak hanya akan

menghilangkan ilmu di hati. Walaupun berkali-kali menghafal dan memahami

ilmu yang tengah dipelajari, tetap saja ilmunya dangkal.Sebab, nuraninya

tumpul.Jangan sampai meminta pertimbangan kepada orang yang tamak.

Selanjutnya Pak Muaz juga berpesan kepada salah satu anak didiknya “Minat

tidaklah sama dengan bakat,” nasihat Pak Muaz. “Aku teringat kata Pak Muaz

bahwa masa depan itu hanya bisa direncanakan. Tidak sepantasnya manusia

menetapkan kepastian masa depan. Kata Pak Ruslan, kalau ingin menjadi orang

sukses, maka sekolah adalah tempatnya.”32

…kata Pak Muaz, orang yang tidak punya cita-cita adalah orang-orang

dungu.Janganlah tidak punya cita-cita, berhenti bercita-cita saja

merupakan sebuah tragedy terbesar yang pernah ada dalam sejarah

manusia.“Orang-orang pesimislah yang akan berhenti berharap.Pesimis

yang identik dengan mendahului nasib.Orang yang mendahului nasib

adalah orang-orang yang takabur, buah dari penyakit hati

sombong.”Begitu kata Pak Muaz.33

Aku masih mengingat pesan yang sudah bertahun-tahun lamanya yang

disampaikan Pak Muaz bahwa “Menjadi apa punkamu, maknailah dengan

hatimu.”34

Dan pesan yang disampaikan Aku bahwa “Hidup itu harus siap pada

kemungkinan terburuk yang bakaldan bisa saja terjadi.”35

32

Ibid., h. 444. 33

Ibid., h. 445. 34

Ibid.,h. 450. 35

Ibid.,h. 451.

Page 70: ANALISIS KARAKTER TOKOH PENDIDIK YANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24693/1... · 1. Nurlena Rifa’i, M.A., Ph. D. Dekan FITK UIN Jakarta yang telah ... Jannah,

59

6. Sudut Pandang

Sudut pandang yang digunakan dalam novel Dunia Kecil yaitu

menggunakan sudut pandang orang pertama atau pencerita akuan, karena novel

Dunia Kecil ditulis oleh pengarang dan secara tidak langsung pengarang ikut

terlibat di dalam cerita. Tetapi pengarang tidak menggunakan nama aslinya,

pengarang menceritakan setiap kisah dan perjalanan hidupnya secara detail.

Teriakan itu membuat jantungku seakan berhenti berdenyut.Aku menoleh

padanya, pada mulutnya yang masih menganga itu. Tak lama setelah itu, ia

tertawa terbahak-bahak, menertawakan perubahan ekspresi wajahku. Aku

melihat jam yang tergantung di dinding kantor yang berhadapan langsung

dengan pintu masuk dan membiarkan Aan sibuk tertawa. Jam kantor itu

menunjukkan pukul sembilan.36

7. Bahasa

Novel Dunia Kecil pada umumnya menggunakan bahasa Indonesia yang

sehari-hari digunakan oleh masyarakat ditempat tersebut. Selain bahasa Indonesia,

pengarang juga menggunakan beberapa kata, ungakapan dan peribahasa bahasa

Padang. Bahasa yang digunakan pengarang sangatlah indah.Walaupun begitu

novel ini masih bisa dipahami maksud yang ingin disampaikan oleh

pengarang.Pembaca dapat mengetahui arti dari istilah bahasa Padang yang

digunakan pengarang lewat cerita dan pegarang juga tidak lupa mencantumkan

catatan kaki untuk menerjemahkannya.Seperti kata Uan yang diartikan sebagai

panggilan kepada paman.Lebih harus kepada kakak atau adik laki-laki dari ibu.

Atau bisa juga, dipergunakan kepada laki-laki sesuku derajat atau kedudukannya

hampir sama dengan paman. “Suara gaduh itu mengundang Uan Erman, penjaga

sekolah yang juga tinggal di lingkungan sekolah, sampai di depan kelas. Beliau

sudah lama menjadi penjaga sekolah. Tidak heran jika kami segan padanya….”37

“… Begitulah sibuknya Anya tiap pagi.Terlambat sedikit saja ke lapau Pak

Daliang, terimalah nasib naas.Tak lagi kebagian pical Anya yang lezat.Aku

36

Ibid., h. 27. 37

Ibid., h. 39.

Page 71: ANALISIS KARAKTER TOKOH PENDIDIK YANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24693/1... · 1. Nurlena Rifa’i, M.A., Ph. D. Dekan FITK UIN Jakarta yang telah ... Jannah,

60

sedang duduk di palanta panjang sambil menunggu sepiring pical dari Anya.”

Pengarang menggunakan beberapa bahasa padang yang artinya lapau adalah

warung, pical artinya hampir sama dengan pecel. Makanan dari sayuran yang

digabungkan dalam piring, kemudian diberi kuah kacang, dan palanta artinya

bangku panjang dengan atau sandaran yang biasanya diletakan di depan meja

panjang lapau.

“Bagai memantik api di tengah ilalang tandus, sebukit bisa

kebakaran.Bagai menaburi kata-kata keji pada sosok legendaris, sekampung bisa

huru-hara.”38

Ada lagi kata Ayek yang berarti kakek.Selain bahasa Minang.Pengarang

juga mencantumkan bahasa kompeni (Belanda), pengarang sedikit banyaknya

mengetahui bahasa itu.Seperti kata perdome yang dari kata verdomme.Artinya ,

terkutuk kau. Rotsoi dari kata rotzooi, artinya brengsek.Dan pereik dari kata

Verrekt, artinya keseleolah kamu, umpatan dalam bahasa Belanda.

Seperti kutipan“ „… Hei! Perdome, kamu!‟ teriak Ijal sambil tiarap di

antara tetumbuhan pakis kea rah Awir yang sibuk menghindari

tembakan.”39

“Sini! Hei, rotsoi, sahabatku,” Tidak dengar kata Jenderal,

hah?! Lieutenant?!”40

“ „Pereik …. Kena tembak kau, ya?Seperti orang

mati saja.Hayo, jawab!‟ teriak Ial emosi pada Dani yang tak menyahut-

nyahut di balik rambutan.”41

F. Temuan Penelitian dan Hasil Analisis Penokohan Guru dalam

Novel Dunia Kecil

Berikut adalah kutipan-kutipan karakter tokoh dalam novel Dunia Kecil

yang akan dianalisis dan dipaparkan secara detail. Adapun karakter tersebut

ditampilkan dalam sosok guru terdapat di dalam novel Dunia Kecil yang berperan

38

Ibid., h. 49. 39

Ibid., h. 250. 40

Ibid. 41

Ibid.

Page 72: ANALISIS KARAKTER TOKOH PENDIDIK YANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24693/1... · 1. Nurlena Rifa’i, M.A., Ph. D. Dekan FITK UIN Jakarta yang telah ... Jannah,

61

penting dalam pembentukan akhlak, mental, dan tentunya dalam keberhasilan

cita-cita yang diraih oleh anak-anak didiknya.

Pendidik yang memiliki semangat tinggi akan selalu berusaha mendidik

peserta didiknya dengan tulus guru-guru yang terdapat dalam novel Dunia Kecil

merupakan cerminan guru hakiki yang mengatasnamakan pahlawan tanpa tanda

jasa. Keikhlasan dan ketulusannya dalam mendidik tidak membuat mereka putus

asa dalam mencari mutiara-mutiara di dasar lautan yang akan menjadi mutiara

indah apabila sudah ditatanya.

1. Karakter tokoh guru ditinjau dari profil guru yang baik

Analisis karakter tokoh guru yang terdapat dalam novel Dunia Kecil karya

Yoyon Indra Joni ini dikategorikan berdasarkan tokoh guru beserta penggambaran

penokohan yang disandang masing-masing guru dalam novel ini, seperti Pak

Mawardi, Pak Muaz, Bu It, Bu Ema, Bu Sal dan Pak Ruslan. Analisis karakter

tokoh guru di bawah ini akan dikategorikan berdasarkan nilai-nilai yang ditansfer

masing-masing guru. Adapun profil guru yang baik haruslah berakhlak

mulia.Guru juga harus menumbuhkan dimensi moral, dan guru harus memiliki

peranan untuk merangsang dan memotivasi siswa untuk belajar.Berikut ini

kutipan-kutipan penokahan guru dalam novel Dunia Kecil karya Yoyon Indra Joni

yang menggambarkan profil guru yang baik.

a. Ketulusan

Pak Mawardi adalah kepala SD Koto yang sangat tegas, berwibawa, baik

hati, serta memiliki kepribadian yang baik.beliau adalah tokoh yang amat tegas

dalam mendidik anak didiknya. Karena ketegasaannya maka beliau disegani oleh

anak didiknya.Walaupun begitu beliau amat tulus dalam mendidik anak

didiknya.Itu tercermin dari senyuman yang tulus kepada anak didik.Senyum tulus

itu berkharismatik.Seperti kutipan di bawah ini.

“… Aku tak tahu harus marah pada siapa.Pak Mawardi yang tiba-tiba

lewat sedang mengulum pula.Sebenarnya senyuman itu bukan mengarah

padaku, tapi pada Pak Ruslan yang tepat berjalan di samping Pak

Mawardi.Senyum tulus yang kharismatik itu cukup menjadi penghalalan

Page 73: ANALISIS KARAKTER TOKOH PENDIDIK YANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24693/1... · 1. Nurlena Rifa’i, M.A., Ph. D. Dekan FITK UIN Jakarta yang telah ... Jannah,

62

sepihak oleh teman-temanku yang kebanyakan senewen itu untuk tertawa

sepuas hati.Kelas kembali menggemuruh.”42

“Pak Muaz, siapa yang yang bersungguh-sungguh akan berhasil dan siapa

yang menanam akan menuai…”43

Ketulusan Pak Muaz dapat diketahui dari nasihat beliau yang sering

disampaikan kepada ank didiknya.Beliau begitu tulus mendidik anak didiknya

agar menjadi orang berhasil kelak.Maka dari itu, saat pelajarannya, beliau tidak

lupa memberikan nasihat agar anak didiknya dapat mengingat setiap nasihat yang

disampaikan oleh beliau.

b. Kesabaran

Bu Sal adalah seorang guru yang sabar dalam mendidik anak

didiknya.Beliau juga jarang marah kepada anak didiknya.Karena beliau jarang

marah maka anak didiknya sepele dan meremehkannya.Apabila ada anak didiknya

yang melakukan kesalahan, beliau hanya mengusap kepala anak didiknya.Beliau

benar-benar sabar dalam mendidik anak didiknya, terlihat dari caranya yang sabar

dalam mendidik untuk memegang pensil agar anak didiknya menulis dan

mengerjakan tugas di buku catatan.Seperti kutipan di bawah ini.

“Saat itu, tanganku masih susah memegang pensil.Jadi, aku lebih memilih

menjawab pertanyaan Bu Sal secara langsung.Ketika disuruh mengerjakan

di buku catatan, butuh perhatian khusus dari Bu Sal agar aku mau

memegang pensil.Bagitu tidak mendapat perhatian khusus lagi, pensil

yang sudah diraut runcing itu kembali tergeletak di atas buku.”44

c. Konsisten

Bu It adalah guru yang sangat disiplin, tegas dan konsisiten.Dalam

memberikan nilai beliau terbilang konsisten untuk memberikan nilai delapan

kepada anak didiknya.Angka delapan dianggap menjadi keramat bagi anak didik

yang mendapatkannya.Apabila ada anak didik yang mendapatkan nilai delapan

alangkah sangat bahagia, hebat dan beruntungnya. Karena beliau memberi angka

delapan terbilang sangat irit, dapat dihitung dengan jari yang pernah

42

Ibid., h. 380. 43

Ibid., h. 284. 44

Ibid., h. 21.

Page 74: ANALISIS KARAKTER TOKOH PENDIDIK YANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24693/1... · 1. Nurlena Rifa’i, M.A., Ph. D. Dekan FITK UIN Jakarta yang telah ... Jannah,

63

mendapatkannya.“Hal yang paling aku sukai dari Bu It adalah angka delapan yang

terlihat indah dan paling bisa menambah motivasi dibanding angka lain. Di

mataku, angka itu sungguh keramat.Angka itu terpatri di alam pikiranku.Apa pun

tugas yang dikumpulkan, selain matematika, angka itulah yang aku usahakan.”45

d. Religius

Religius adalah sikap dan perilaku yang patuh dalam melaksanakan ajaran

agama yang dianutnya, toleran terhadap pelaksanaan ibadah agama lain, dan

hidup rukun dengan pemeluk agama lain.46

Setiap pemimpin itu akan diminta

pertanggungjawabannya terhadap apa pun yang ia pimpin. Di dunia maupun

diakhirat.” ucap Pak Muaz tegas.“Semua anggota tubuh pun akan dimintai

pertanggungjawabannya.Makanya untuk menjadi pemimpin yang baik, belajarlah

terlebih dulu memimpin diri sendiri.”47

Kutipan di atas menjelaskan bahwa Pak Muaz memberikan pelajaran

tentang tanggung jawab kepada ank didiknya. Dalam agama juga dijelaskan

bahwa setiap pemimipin akan diminta pertanggungjawabannya. Pak Muaz

menjelaskan kepada anak didiknya agar anak didiknya dapat mengetahui tentang

pelajaran yang disampaikan Pak Muaz.Dan kelak suatu saat anak didiknya

menjadi seorang pemimpin dapat menjalankan tanggung jawab atau tugas yang

diberikan kepadanya.Pak Muaz berharap agar anak didiknya dapat

mengamalkannya suatu saat kelak.

e. Penuh Kasih Sayang

Pak Muaz adalah guru yang sangat mengharagai dan menyayangi anak

didiknya, ketulusan beliau dalam mendidik dan mengajar sangatlah terlihat dalam

memperlakukan anak didiknya dengan sangat penuh penghargaan dan kasih

sayang. Disaat anak didknya sedang menghadapi masalah Pak Muaz memberikan

semangat untuknya dengan cara mengusap kepalanya dengan penuh kasih agar

45

Ibid., h. 25. 46

Sri Narwanti S.Pd., Pendidikan Karakter (Yogyakarta: Familia, 2011),h. 29. 47

Yoyon Indra Joni, Dunia Kecil( Jogjakarta: Diva Press, 2012), h. 166.

Page 75: ANALISIS KARAKTER TOKOH PENDIDIK YANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24693/1... · 1. Nurlena Rifa’i, M.A., Ph. D. Dekan FITK UIN Jakarta yang telah ... Jannah,

64

energy positif yang dialirkan dapat menghilangkan masalah yang sedang dihadapi

anak didiknya. Seperti kutipan dibawah.

“Pak Muaz menghampiri Aprikal, lalu mengusap kepalanya.Mengalirkan

energi positif, mengalirkan tenaga tambahan buatannya yang sedang kehilangan

senyum jreeng”.48

Tambah lagi, setelah mendengar nasihat Bu It yang mengingatkan

kami.“Lidah memang tidak bertulang, tapi ketajamannya lebih dari

pedang.Makanya, hati-hatilah kalau bicara.Pandai-pandai menjaga lidah.

Pikir dulu apa yang mau disampaikan. Kata orang bijak, “pikir itu pelita

hati.”49

Bu It sangat sayang dengan anak didik, maka dari itu dia memberikan

nasihat agar anak didiknya pandai menjaga lisan/ lidah mereka. Karena beliau

tidak ingin kelak anak didiknya dapat mengatakan hal-hal yang tidak baik kepada

orang lain. Beliau menasihati anak didiknya dengan penuh kasih agar nasihat yang

disampaikan dapat tertanam di hati sanubari mereka. Bu It berharap agar anak

didiknya kelak menjadi orang yang dapat menjaga lisannya, agar orang lain tidak

tersinggung atau tersakiti dengan kata-kata yang diucapkan oleh mereka.

f. Ketegasan disiplin

Pak Ruslan begitu tegas dalam memberikan aturan agar anak didiknya

dapat disiplin dalam latihan gerak jalan.Beliau tidak ingin melihat anak didiknya

bermain-main pada saat latihan. Makanya,beliau memberikan sanksi kepada anak

didiknya agar mengikuti aturannya, apabila mereka tidak mengikuti aturannya

maka mereka yang tidak mematuhi itu akan tidak diikutkan dalam perlombaan

gerak jalan. Pak Ruslan berharap agar anak didiknya dapat memenagkan

perlombaan gerak jalan itu.Karena ketegasannya dalam membuat peraturan, maka

usaha Pak Ruslan membuahkan hasil.anak didiknya memenagkan juara tiga lomba

gerak jalan.

48

Ibid., h. 150. 49

Ibid., h. 166.

Page 76: ANALISIS KARAKTER TOKOH PENDIDIK YANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24693/1... · 1. Nurlena Rifa’i, M.A., Ph. D. Dekan FITK UIN Jakarta yang telah ... Jannah,

65

“Harus ikut aturan.Kalau tidak, tidak akan diikutkan!” begitu ancam Pak

Ruslan.50

“Ketua kelas yang sekarang, bukan dulu!” jawab Pak Rusalan

lebih tegas lagi.51

Pak Mawardi adalah kepala sekolah yang harus bersikap tegas dalam

menegakkan perarturan.Beliau tidak ingin anak didiknya tidak disiplin. Itu terlihat

dari kelakuan anak didiknya yang berkelahi pada saat jam pelajaran olahraga. Pak

Mawardi tidak ingin dan berharap agar kejadian itu terulang lagi. Akibat

kelakauan mereka maka Pak Mawardi memberikan sanksi kepada semua anak

didiknya yang kelas lima disuruh berdiri di lapangan dan menghadap matahari

terbit yang pada waktu itu sudah lebih dari sepenggal tingginya. Pak Mawardi

adalah sosok kepala sekolah yang sangat tegas dan sangat berwibawa.Beliau ingin

mengajarkan anak didiknya agar disiplin, baik itu disiplin dalam belajar dan

peraturan sekolah. Selain itu ketegasan beliau juga terlihat pada saat salah seorang

anak didiknya yang mengubah angka merah di rapotnya. Akibat perbuatannya itu,

dia tinggal kelas.Beliau tidak ingin melihat anak didiknya berbuat curang dan

tidak jujur. Pak Mawardi juga tidak ingin melestarikan bibit pembohong dan

pengkhianat dalam diri anak didiknya. Beliau ingin menciptakan dan

mempersiapkan generasi muda yang jauh dari perbuatan yang tidak bermoral

itu.Seperti terdapat dalam kutipan di berikut.

Pak Mawardi berdiri di depan. “ „Sekali lagi kejadian tabiat Barbar ini

terulang, semua anggota kelas akan dikenakan sanksi tegas!‟ ucap beliau

singkat.”52

“Bu Ema mengatakan pada Pak Mawardi bahwa tindakan itu adalah

perilaku anak-anak. Tapi, apa boleh buat. Ternyata, Pak Mawardi yang teguh

pendirian tak berkenan memaafkan pengubahan nilai rapor yang dilakukan salah

satu anak didiknya itu.”53

“… Dengan pembawaan santai, beliau selalu mendidik

agar kami memiliki disiplin tinggi…”54

50

Ibid., h. 229. 51

Ibid. 52

Ibid., h. 164. 53

Ibid.,h. 115. 54

Ibid., h. 133.

Page 77: ANALISIS KARAKTER TOKOH PENDIDIK YANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24693/1... · 1. Nurlena Rifa’i, M.A., Ph. D. Dekan FITK UIN Jakarta yang telah ... Jannah,

66

“Maka, tidak heran jika kedisiplinan menjadi hal yang lumrah bagi kami.

Jarang kami terlambat masuk walaupun hanya selangkah dari guru, kecuali

bagi yang menjemput guru ke kantor. Pernah Ikal terlambat masuk, tidak

terlalu lama, sekitar sepuluh langkah.Terlambatnya Ikal menjadi bahan

empuk untuk ditertawakan selama satu minggu lebih. “Inilah orang yang

ketinggalan kereta,” kata Pak Muaz tepat ketika Ikal berada di mulut

kelas…”55

Dari kutipan di atas, dijelaskan bahwa Pak Muaz juga begitu tegas dalam

hal disiplin. Beliau ingin membiasakan anak didiknya agar disiplin, tidak

terlambat masuk ke kelas.karena bila terlambat maka dia akan ketinggalan

pelajaran atau penjelasan yang disampikan oleh guru. Maka dari itu, apabila ada

anak didiknya yang terlambat, beliau hanya berkata “Inilah orang yang

ketinggalan kereta.”Beliau berharap dengan perkataan itu anak didiknya tidak

mengulanginya lagi.

g. Berwibawa

Gezag berasal dari kata zeggen yang berarti “berkata”. Siapa yang

perkataannya mempunyai kekuatan mengikat terhadap orang lain, berarti

mempunyai kewibawaan atau gezag terhadap orang lain. 56

“… Rambutnya di bagian depan jarang, membuat keningnya terlihat lebih

lebar dibandingkan dengan kening guru-guru lain. Kening itu selalu

mengkilap.Aura wibawanya membuat takut kalau beliau mendapati ada

kelas yang masih belum piket.”57

“Namanya Bu Asmanizar, cukup kalian

panggil Bu Ema,” ucap Pak Mawardi berwibawa.58

Kutipan di atas menjelaskan bahwa Pak Mawardi adalah guru yang

memiliki wibawa yang kharismatik. Itu dapat dilihat dari ucapan beliau yang

berwibawa. Selain itu juga beliau sudah memiliki aura wibawa sehingga membuat

anak didiknya begitu takut kepadanya.

55

Ibid. 56

Drs. M. Ngalim Purwanto, MP.,Ilmu Pendidikan Teoretis dan Praktis

(Bandung:Remaja Rosdakarya, 2011), h. 48. 57

Yoyon Indra Joni, Dunia Kecil( Jogjakarta: Diva Press, 2012), h. 47. 58

Ibid., h. 51.

Page 78: ANALISIS KARAKTER TOKOH PENDIDIK YANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24693/1... · 1. Nurlena Rifa’i, M.A., Ph. D. Dekan FITK UIN Jakarta yang telah ... Jannah,

67

h. Bertanggung jawab

Pak Ruslan begitu bertanggung jawab dalam melaksanakan tugas dan

kewajibannya sebagai guru olahraga.Beliau membawa anak didiknya ke lapangan

untuk belajar atau memperaktikan pelajaran tentang bermain kasti.Beliau ingin

menjelaskan n memperaktikan secara langsung tentang bermain kasti kepada anak

didiknya. Belajar tidak hanya di dalam kelas dan mencatat buku di buku catatan,

tetapi belajar juga bisa di luar kelas dan langsung mempraktikkan apa yang sudah

didapatkan di dalam kelas. Maka dari itu Pak Ruslan membawa aak didiknya ke

lapangan, beliau ingin melihat langsung pelajaran apa yang sudah didapatkan anak

didiknya.

“Pak Ruslan membawa kami ke lapangan.Sebagai guru olahraga, beliau

sering membawa kami ke lapangan sekolah yang cukup luas untuk

belajar.Dan, belajar seperti itu membuat kami senang.Saat ini, permainan

yang diajarkan adalah kasti.Setelah sebelumnya mendengarkan cara-cara

memainkan olahraga tersebut di kelas, kami tinggal mempraktikkannya.

Mulai dari cara memegang pemukul, bagaimana posisi kaki sebaiknya,

seberapa kuat tenaga yang digunakan untuk memukul, sampai bagaimana

cara bisa memukul bola dengan tepat tanpa meleset. Kami dipanggil satu

persatu.Deli mendapat tugas baru, melempar bola.Tugas yang

istimewah.Sebab, tidak semua siswa mendapat tugas yang sedikit

bergengsi itu.Masing-masing berdiri tak jauh dari Pak Ruslan, menunggu

giliran.”59

Selain itu, beliau juga adalah guru yang bertanggung jawab dalam

mendidik anak didiknya.Beliau bertanggung jawab dalam sikap anak didiknya

yang tidak baik, seperti perkelahian anak didiknya.Sebagai guru yang baik,

seharusnya bertanggung jawab dalam melerai anak didik yang berkelahi.Guru

(pendidik) tidak hanya bertanggung jawab dalam menyampaikan mata pelajaran

yang diampunya tetapi bertanggung jawab dalam mendidik karakter anak

didiknya agar tercipta karakter yang baik.

“Apa-apaan ini?!Hentikan!!” lerai Pak Ruslan di tengah pergumulan yang

masih berlangsung.60

59

Yoyon Indra Joni, Dunia Kecil( Jogjakarta: Diva Press, 2012), h. 162. 60

Ibid., h. 164.

Page 79: ANALISIS KARAKTER TOKOH PENDIDIK YANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24693/1... · 1. Nurlena Rifa’i, M.A., Ph. D. Dekan FITK UIN Jakarta yang telah ... Jannah,

68

i. Keteladanan

Pak Mawardi merupakan sosok yang diteladani oleh anak

didiknya.Walaupun beliau seorang kepala sekolah, beliau sangat bertanggung

jawab dalam mendidik anak didiknya, beliau berperan penting dalam membentuk

karakter anak didiknya agar menjadi lebih baik.Beliau adalah sosok yang sangat

disegani dan di takut anak didiknya.Masih ada anak didiknya yang takut melihat

beliau karena kewibawaannya.Ucapaannya memberi pengaruh yang sangat besar

kepada anak didiknya. Keteladaannya dapat dilihat dari caranya senyum,berjalan,

berbicara, dansemua tindak tanduknya ditiru oleh anak didiknya, bukan hanya itu

saja model sisiran beliau juga ditiru mereka.

“Begitu besar pengaruh ucapan orang sekaliber kepala sekolah setingkat

Pak Mawardi.Sosok yang paling kami segani dan takuti.Semua tindak

tanduknya digugu dan ditiru.Cara senyum yang hanya menampakan

giginya yang putih itu sudah dengan sangat mati-matian diupayakan

Aprikal yang setengah memaksa agar menjelma secepatnya di bibirnya.

Walau sadar tidak akan pernah sama. Belumlagi cara Pak Mawardi

berjalan, berbicara, dan memberikan perintah. Bahkan, model sisiran

rambut beliau yang lurus tersibak ke samping kanan itu, mayoritas anggota

kelas menirunya.Termasuk Aprikal yang nyata-nyata berambut ikal.”61

j. Bersahabat

“Anak-anak sekalian, Ibu bangga dengan kalian yang mau menerima Ibu

sebagai pendidik dan pengajar di sini.” Beliau memuji dan mengatakan

senang melihat sekolah kami, cara sambutan kami, dan tingkah laku kami

yang lucu-lucu. Kemudian, ditutup dengan salam. Perkenalan yang

singkat”62

“Bu Ema masih menceritakan hal-hal lain yang tidak aku pahami secara

detail.Dalam pembicaraan yang singkat itu, aku hanya menangkap bahwa

Bu Ema telah ditunjuk langsung oleh kepala sekolah sebagai guru kelas

empat, kelas kami.”63

Kutipan di atas, menjelaskan bahwa Bu Ema mencoba untuk bersahabat

dan dekat kepada anak didiknya, selain itu beliau juga ingin jauh lebih mengenal

61

Ibid., h. 194. 62

Ibid., h. 51. 63

Ibid., h. 54.

Page 80: ANALISIS KARAKTER TOKOH PENDIDIK YANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24693/1... · 1. Nurlena Rifa’i, M.A., Ph. D. Dekan FITK UIN Jakarta yang telah ... Jannah,

69

mereka.Sebagai guru baru, Bu Ema memulai pendekatan ke anak didiknya dengan

cara memuji anak didiknya. Sebaiknya guru harus bersikap ramah dan bersahabat

kepada anak didiknya agar anak didiknya dapat menyenangi mata pelajaran yang

akan diajarkan.

k. Menghargai

Bu Ema adalah guru baru yamg berasal dari kota Padang. Beliau

ditugaskan mengajar di SD Koto Taratak, sebuah negeri yang belum terdaftar di

peta dan jauh dari hiruk pikuk serta kerlap kerlip lampu seperti di kota. Beliau

ditugaskan langsung oleh kepala sekolah untuk menjadi guru kelas empat.Pada

saat perkenalan selesai, beliau meminta untuk pindah posisi duduk karena beliau

melihat tidak seragam, tidak cocok, dan tidak bernilai seni.Tapi anak didiknya

tidak mau pindah posisi duduk.Dan akhirnya Bu Ema meminta penjelasan dari

salah satu anak didiknya.Akhirnya Bu Ema menerima penjelsan dari salah satu

anak didiknya.Beliau sungguh menghargai pendapat anak didiknya, padahal

beliau adalah guru baru dan baru mengenal anak didiknya.Bu Ema memahami

kondisi kelas.tempat duduk pun tidak jadi diubah, beliau tahu bahwa posisi tempat

duduk menentukan seberap kuat keinginan untuk pintar. Seorang guru haruslah

menghargai pendapat yang disampaikan oleh anak didik, apabila pendapat itu

kurang baik sebaiknya diperbaiki atau diluruskan.Seperti kutipan berikut.“ „Biar

kelas kita bagus,‟ kata Bu Ema sedikit memaksa. Bu Ema minta kejelasan dari Ija

yang tempat duduknya persisi di depan meja sakral. „Karena, kami kemarin subuh

sudah ke sini menentukan tempat duduk,‟ jawab Ija jujur.”64

64

Ibid., h. 55.

Page 81: ANALISIS KARAKTER TOKOH PENDIDIK YANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24693/1... · 1. Nurlena Rifa’i, M.A., Ph. D. Dekan FITK UIN Jakarta yang telah ... Jannah,

70

2. Tabel karakter tokoh pendidik yang tedapat pada novel Dunia Kecil karya

Yoyon Indra Joni

Tokoh

Karakter

Pak

Mawardi

Pak

Muaz

Pak

Ruslan

Bu

Salmaniar

(Sal)

Bu

Farida

Witmi

(It)

Bu

Asmanizar

(Ema)

Ketulusan √ √ - - - -

Kesabaran - - - √ - -

Konsisten - - - - √ -

Religius - √ - - - -

Penuh kasih

sayang - √ - - √ -

Ketegasan

disiplin √ √ √ - - -

Berwibawa √ - - - - -

Bertanggung

jawab - - √ - - -

Keteladanan √ - - - - -

Bersahabat - - - - - √

Menghargai - - - - - √

Tabel di atas dapat disimpulkan bahwa Pak Mawardi dan Pak Muaz

memiliki karakter tokoh protagonis yang lebih banyak / dominan adalah. Pak

Mawardi adalah kepala sekolah di SD Koto Taratak, walaupun beliau seorang

kepala sekolah bukan tokoh pendidik (guru), tetapi sosoknya sangat berpengaruh

dalam pembentukan karakter peserta didik. Kepala sekolah juga termasuk seorang

tokoh pendidik dan pemimpin di sekolah. Kepala sekolah sangat besar

pengaruhnya dalam pembentukan karakter peserta didik dan tokoh pendidik

(guru). Beliau adalah sosok kepala sekolah yang sangat sabar, tulus, berwibawa,

tegas dalam disiplin dan dapat dijadikan teladan untuk tokoh pendidik (guru) dan

peserta didik di sekolah dasar Koto Taratak.

Page 82: ANALISIS KARAKTER TOKOH PENDIDIK YANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24693/1... · 1. Nurlena Rifa’i, M.A., Ph. D. Dekan FITK UIN Jakarta yang telah ... Jannah,

71

Selanjutnya Pak Muaz memiliki karakter tokoh pendidik yang baik. itu

dapat dilihat dari tabel. Beliau adalah sosok guru yang tulus, religius, penuh kasih

sayang dan sangat tegas dalam disiplin. Pak Muaz mengajar mata pelajaran

Agama Islam. Saat mengajar, sosoknya sangat ditunggu oleh peserta didik, karena

beliau selalu bercerita dan pembawaannya sangat santai dalam mengajarkan mata

pelajaran yang diampunya. Setiap beliau mengajar, beliau selalu memberikan

petuah / nasihat agar anak didiknya tidak salah dalam bertindak.

Selian itu, Pak Ruslan memiliki karakter tegas dalam disiplin dan

bertanggung dalam mendidik anak didiknya, tidak hanya beliau saja yang

memiliki karakter baik dalam novel Dunia Kecil. Bu Sal berkarakter sabar, Bu It

berkarakter konsisten dan penuh kasih sayang, dan terakhir adalah Bu Ema

memiliki karakter bersahabat dan sangat menghargai pendapat peserta didiknya.

Oleh karena itu, seorang tokoh pendidik haruslah memiliki karakter tulus, sabar,

konsisten, religius, penuh kasih sayang, tegas dalam disiplin, berwibawa,

bertanggung jawab, teladan, bersahabat, dan menghargai. Sosok pendidik sangat

besar pengaruhnya dalam pembentukan karakter peserta didik, karena karakter

pendidik akan ditiru oleh peserta didik. Apabila pendidik memiliki karakter buruk

maka peserta didik akan meniru karakternya dan bisa juga peserta didik tidak

menyukainya. Selain itu, karakter pendidik juga sangat berpengaruh pada saat

seorang pendidik mengajar anak didiknya. Apabila karakter pendidiknya buruk

maka anak didiknya tidak menyukai mata pelajarannya dan begitu juga

sebaliknya. Oleh karena itu, seorang pendidik harus memiliki karakter yang baik

agar peserta didiknya dapat menyukai mata pelajaran yang diampunyai dan dapat

meniru karakter pendidik tersebut, bukan hanya itu saja sosok pendidik dapat juga

dijadikan sosok inspirasi dalam hidup peserta didik.

Page 83: ANALISIS KARAKTER TOKOH PENDIDIK YANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24693/1... · 1. Nurlena Rifa’i, M.A., Ph. D. Dekan FITK UIN Jakarta yang telah ... Jannah,

72

BAB V

PENUTUP

A. Simpulan

Setelah membaca pemaparan analisis karakter tokoh guru dalam novel

Dunia Kecil karya Yoyon Indra Joni, dapat disimpulkan bahwa karakter tokoh

guru yang dikategorikan tokoh protagonis.

Adapun simpulan yang dapat dijelaskan adalah sebagai berikut.

1. Karakter tokoh protagonis yang terdapat pada tokoh guru dalam novel

Dunia Kecil merupakan guru yang sangat ideal apabila diukur sebagai

seorang pengajar dan pendidik, mereka bukan saja memberikan atau

mentransfer ilmu-ilmu pengetahuan saja, mereka juga mengajarkan nilai-

nilai

2. Adapun karakter tokoh guru yang terdapat dalam novel Dunia Kecil

digambarkan dalam nilai-nilai seperti: ketulusan, kesabaran, konsisten,

religius, penuh kasih sayang, ketegasan disiplin, berwibawa,

bertanggungjawab, keteladanan, bersahabat, danmenghargai.

3. Pak Mawardi dan Pak Muaz adalah sosok tokoh pendidik yang memiliki

karakter tokoh protagonis yang lebih banyak / dominan dalam novel Dunia

Kecil.

B. Saran

Berdasarkan simpulan di atas penulis menyampaikan saran dari pesan-

pesan dan nilai-nilai yang terdapat dalam“Analisis Karakter Tokoh Pendidik yang

terdapat pada Novel Dunia Kecil karya Yoyon Indra Joni” karena novel Dunia

Kecil merupakan novel insipiarsi bagi pendidikan yang harus dibaca oleh guru

maupun siswa. Apalagi di dalamnya banyak terdapat nilai-nilai positif yang dapat

dipetik dari kisah-kisahnya.

Page 84: ANALISIS KARAKTER TOKOH PENDIDIK YANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24693/1... · 1. Nurlena Rifa’i, M.A., Ph. D. Dekan FITK UIN Jakarta yang telah ... Jannah,

73

1. Para pendidik atau guru hendaklah membaca karya ini dan memahami

karakter tokoh guru sebagai bahan refrensi dan cerminan sebagai guru

yang baik dan ideal.

2. Untuk para pengarang karya sastra hendaklah membuat dan menghasilkan

karya sastra yang bertema pendidikan agar dapat dinikmati oleh para

pelajar guru, dan praktisi pendidikan

3. Untuk para pendidik, hendaklah sadar dan memahami tugas dan tanggung

jawabnya sebagai pendidik yang bukan hanya memberikan teori saja,

tetapi harus mentransfer nilai-nilai agama dan sosial.

Page 85: ANALISIS KARAKTER TOKOH PENDIDIK YANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24693/1... · 1. Nurlena Rifa’i, M.A., Ph. D. Dekan FITK UIN Jakarta yang telah ... Jannah,

74

DAFTAR PUSTAKA

Aunillah, Nurla Isna. Panduan Menerapkan Pendidikan Karakter di Sekolah.

Jogjakarta: Laksana. 2011.

Aziez, Furqonul dan Abdul Hasim.Menganalisis Fiksi Sebuah Pengantar . Bogor:

Ghalia Indonesia. 2010.

Azzet, Akmad Muhamimin. Urgensi Pendidikan Karakter di Indonesia

:Revitalisasi Pendidikan Karakter Terhadap Keberhasilan Belajar dan

Kemajuan Bangsa. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media. 2011.

Damono, Sapardi Djoko. Sastra Bandingan Pengantar Ringkas. Ciputat: Editum.

2009.

Darajat, Zakiah. Kepribadian Guru. Jakarta: Bulan Bintang. 2005.

Departemen Agama RI. Wawasan Tugas Guru dan Tenaga Kependidikan.

Jakarta: Direktorat Jenderal Kelembagaan Agama Islam. 2005.

Djamarah, Syaiful Bahari. Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif.

Jakarta: RinekaCipta. 2000.

Endarswara, Suwardi. Metodologi Penenlitian Sastra. Yogyakarta: Pustaka

Widyatama. 2003.

Faruk. Metode Penelitian Sastra Sebuah Penjelajahan Awal. Yogyakarta: Pustaka

Pelajar. 2010.

Fuadi, A, dkk. Menjadi Guru Inspiratif: Menyemai Bibit Bangsa. Yogyakarta:

Bentang Pustaka. 2012.

Habibah. Penokohan Guru dalam Novel Laskar Pelangi Karya Andrea Hirata.

Skripsi pada UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 2012.

Hakim, Lucky Maulana. The Great Teacher: Mendedah Aspek-Aspek

Kepribadiaaan Guru Ideal dan Pembentukan Perilaku Siswa dalam Novel

“Pertemuan Dua Hati” Karya Nh. Dini. Jurnal Pendidikan Dompet

Dhuafa, Vol.2, No.1 Mei 2012.

Hamalik, Oemar. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara. 2003.

Hilaman, Iim. Profil Guru Ideal (Studi Tokoh Muslimah dalam Novel Laskar

Pelangi Karya Andrea Hirata). Skripsi pada UIN Sunan Kalijaga

Yogyakarta. 2012. Tidak Dipublikasikan.

Page 86: ANALISIS KARAKTER TOKOH PENDIDIK YANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24693/1... · 1. Nurlena Rifa’i, M.A., Ph. D. Dekan FITK UIN Jakarta yang telah ... Jannah,

75

Jamaluddin. Begini Seharusnya Menjadi Guru: Panduan Lengkap Metodologi

Pengajaran Cara Rasulullah SAW. Jakarta: Darul Haq. 2008.

Joni, Yoyon Indra. Dunia Kecil. Jogjakarta: Diva Press. 2012.

Kunandar.Guru Profesional Implementasi Kurikulum Tingkat SatuanPendidikan

(KTSP) dan Sukses dalam Sertifikat Guru. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

2007.

Maida, Kirania. Kitab Suci Guru: Motivasi Pembakar Semangat untuk Guru.

Yogyakarta: Araska. 2012.

Muhammad. Metodologi Penelitian Bahasa. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media. 2011.

Nurgiyantoro, Burhan. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gajah Mada

University Press. 2005.

Purwanto, M. Ngalim. Ilmu Pendidikan Teoretis dan Praktis. Bandung: Remaja

Rosda Karya. 2011.

Rahmanto, B. Metode Pengajaran Sastra. Yogyakarta: Kanisius. 1988.

Ratna, Nyoman Kutha. Teori, Metode, dan Teknik Penelitian Sastra dan

Strukturalisme Hingga Postrukturalisme Perspektif Wacana Naratif.

Yogyakarta: Pustaka Pelajar. 2007.

Rosyada, Dede. Paradigma Pendidikan Demokrasi Sebuah Model Pelibatan

Masyarakat dalam Penyelenggaraan Pendidikan. Jakarta: Kencana. 2004.

Semi, M. Atar.Metode Penelitian Sastra. Bandung: Angkasa. 2012.

Siswantoro. Metode Penelitian Sastra Analisis StrukturPuisi. Yogyakarta: Pustaka

Pelajar. 2010.

Siswanto, Wahyudi. Pengantar Teori Sastra. Jakarta: Grasindo. 2008.

Sulhan, Najib. Karakter Guru Masa Depan. Surabaya: Jaringpena. 2011.

Sumardjo, Jakob. Konteks Sosial Novel Indonesia 1920-1977. Bandung: Penerbit

Alumni. 1999.

Sumardjo, Jakob. Memahami Kesusastraan. Bandung: Penerbit Alumni. 1984.

Sri Narwanti. Pendidikan Karakter. Yogyakarta: Familia. 2011.

Stanton, Robert. Teori Fiksi Robert Stanton. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. 2007.

Page 87: ANALISIS KARAKTER TOKOH PENDIDIK YANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24693/1... · 1. Nurlena Rifa’i, M.A., Ph. D. Dekan FITK UIN Jakarta yang telah ... Jannah,

76

Wibowo, Agus dan Hamrin. Menjadi Guru Berkarakter: Strategi Membangun

Kompetensi dan Karakter Guru. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. 2012.

________________________. Modul Pendidikan dan Latihan Profesi Guru

Rayon 9 Universitas Negeri Jakarta. Jakarta: Universitas Negeri Jakarta.

2012.

Zitur Rahem, “Oase Perjuangan dari Nol”,

http://www.rimanews.com/read/20130217/92313/oase-perjuangan-dari-

nol, 17 Juli 2013.

Tezuka_in, “Dunia Kecil”, http://airatezuka.blogspot.com/2013/01/dunia-

kecil.html, 17 Juli 2013

Page 88: ANALISIS KARAKTER TOKOH PENDIDIK YANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24693/1... · 1. Nurlena Rifa’i, M.A., Ph. D. Dekan FITK UIN Jakarta yang telah ... Jannah,
Page 89: ANALISIS KARAKTER TOKOH PENDIDIK YANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24693/1... · 1. Nurlena Rifa’i, M.A., Ph. D. Dekan FITK UIN Jakarta yang telah ... Jannah,

LEMBAR UJI REFERENSI

Nama : RusmiatunFitriah

NIM : 109013000084

Jurusan : Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Fakultas : Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Judul Skripsi :Analisis Karakter Tokoh Pendidik yang Terdapat pada Novel Dunia Kecil

Karya Yoyon Indra Joni

Dosen Pembimbing : Drs. Cecep Suhendi M.Pd.

Mengetahui

DosenPembimbing

Drs. CecepSuhendi, M. Pd.

NIP.196010171987031001

Page 90: ANALISIS KARAKTER TOKOH PENDIDIK YANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24693/1... · 1. Nurlena Rifa’i, M.A., Ph. D. Dekan FITK UIN Jakarta yang telah ... Jannah,
Page 91: ANALISIS KARAKTER TOKOH PENDIDIK YANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24693/1... · 1. Nurlena Rifa’i, M.A., Ph. D. Dekan FITK UIN Jakarta yang telah ... Jannah,
Page 92: ANALISIS KARAKTER TOKOH PENDIDIK YANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24693/1... · 1. Nurlena Rifa’i, M.A., Ph. D. Dekan FITK UIN Jakarta yang telah ... Jannah,

DAFTAR RIWAYAT HDUP

RUSMIATUN FITRIAH, yang biasa dipanggil dengan

Fitri ini adalah anak kedua dari tiga bersaudara. Ia

menuntaskan pendidikan dasarnya di SD Negeri 163099

Tebing Tinggi, kemudian melanjutkan pendidikannya di

SMP Negeri 2 Tebing Tinggi. Setelah itu, ia melanjutkan

pendidikannya di SMA Negeri 2 Tebing Tinggi, Sumatera

Utara. Setelah lulus dari SMA pada tahun 2009, ia memilih

untuk melanjutkan pendidikannya di UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan

Keguruan dengan memilih Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia.

Dunia pendidikan adalah dunia yang sangat ia gemari dan senangi. Selain kuliah,

penulis berkecimpung dalam organisasi Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah

(IMM) Komisariat Tarbiyah, pernah menjadi Sekretaris Bidang Ekonomi, Sosial,

dan Budaya. Dan Komunitas Mahasiswa Sumatera Utara, sekarang menjabat

sebagai Ketua Bidang Pemberdayaan Perempuan sampai sekarang.

Dunia pendidikan adalah suatu yang sangat penting. Pendidikan

merupakan ciri dari sebuah bangsa, maka setiap warga berhak untuk mendapatkan

pendidikan. Oleh karena itu, sebagai tenaga pendidik, penulis berkeinginan untuk

menjadi pendidik yang inovatif, kreatif dan profesional dalam mengajar. Pendidik

berharap agar setiap materi yang disampaikan mampu dipahami dan diamalkan

oleh setiap peserta didik yang ia ajarkan. Baginya, seorang pendidik haruslah

seorang yang mencintai dunia pendidikan dan tulus mencintai peserta didik yang

diajarkannya. Seorang pendidik juga harus mampu berpikir di luar kebiasaan,

karena setiap peserta didik yang akan dihadapi adalah orang-orang yang sangat

luar biasa. Selain itu seorang pendidik juga harus mampu menjadi tokoh yang

dapat memotivasi anak didiknya agar berkarakter dan berakhlak baik.