analisis kadar abu
TRANSCRIPT
Muhammad Banagung
0610 3040 0374
ANALISIS KADAR ABU BATUBARA
Seperti yang telah kita ketahui, batubara adalah mineral organik yang dapat terbakar,
terbentuk dari sisa tumbuhan purba yang mengendap yang selanjutnya berubah bentuk akibat
proses fisika dan kimia yang berlangsung selama jutaan tahun. Oleh karena itu, batubara
termasuk dalam kategori bahan bakar fosil. Batubara mengandung sejumlah unsur pembentuk
yang mendominasi komposisi batubara secara keseluruhan, yaitu Carbon (C), Hidrogen (H),
Oxygen (O), Nitrogen (N), dan Sulphur (S).
Secara umum, parameter kualitas batubara yang lazim digunakan adalah kalori, kadar
kelembaban, kandungan zat terbang, kadar abu, kadar karbon, kadar sulfur, ukuran, tingkat
ketergerusan yang dicover menjadi sebuah pengujian secara fisik yang disebut proksimat,
sementara untuk parameter lain seperti analisis untur yang terdapat dalam abu (SiO2, Al2O3,
P2O5, Fe2O3, dll), analisis komposisi sulfur (pyritic sulfur, sulfate sulfur, organic sulfur), dan titik
leleh abu (Ash Fasion Temperature) yang dicover menjadi sebuah analisis secara kimia yang
disebut dengan analisis ultimat.
Salah satu analisis proksimat, ash content (kadar abu), merupakan tujuan dari percobaan
minggu ini. Abu juga merupakan hasil pembakaran batbara. Abu batubara adalah bagian dari
sisa pembakaran batubara pada boiler terbentuk partikel halus amorf dan bersifat pazzoland,
yang menandakan abu tersebut dapat bereaksi dengan kapur pada suhu normal dengan
menjadilah air sebagai media pembentuk senyawa yang bersifat mengikat. Dengan adanya sifat
pozzoland tersebut abu terbang mempunya prospek untuk digunakan berbagai keperluan
bangunan.
Abu terbentuk dari perubahan bahan mineral (mineral matter) karena proses
pembakaran. Pada saat pembakaran batubara dalam pembangkit tenaga listrik terbentuk dua
jenis abu, yaitu abu terbang (fly ash) dan abu dasar (bottom ash). Komposisi antara abu terbang
dan abu dasar tergantung sistem pembakarannya. Dalam tungku pulverized coal wet system
antara 45-55%, dan tungku underfeed stroker 30-80% dari total abu batubara.
Sifat dan komposisi kimia dari fly ash dipengaruhi oleh jenis batubara yang dibakar.
Pembakaran batubara lignit dan sub-bituminus menghasilkan fly ash dengan kalsium dan
magnesium oksida lebih banyak daripada jenis bituminus. Namun, memiliki silika, alumina dan
karbon lebih sedikit dari bituminus. (Refalowsky, 2003).
Analisis komposisi abu berguna dalam seksripsi total kontitas batubara, dengan juga
penting untuk penggunaan batubara sebagai bahan bakar tergantung pada komposisi abu,
pengolahan komposis dan diperlukan juga untuk memproduksi prilaku abu dan terak dinong
pembakaran.