analisis jawaban alergine

12
1. Alergine mengalami sakit kepala yang tidak hilang dan terus menerus (persistent) selama dua minggu terakhir a) Apa etiologi dari sakit kepala dalam kasus ini? Sakit kepala yang mengikuti serangan sinus, biasanya disebabkan karena rongga udara di sekitar hidung, mata dan pipi meradang dan dipenuhi lendir. b) Bagaimana pathogenesis dan mekanisme dari sakit kepala pada kasus ini? Pada umumnya, jalur nyeri untuk struktur struktur di atas tentorium serebeli melalui N. trigeminus dan nyeri biasanya disalurkan ke daerah tengkorak bagian frontal, temporal dan parietal. Jalur nyeri untuk struktur-struktur dibawah tentorium serebeli melalui N. glossofaringeus, N. vagus dan akar saraf servikal bagian atas. Nyeri dirasakan didaerah oksipital dari kepala. Impuls-impuls dari kepala disalurkan melalui serat sensorik saraf otak yang bersinap dengan neuron di nuclei sensorik trigeminus, terutama subnukleus kaudalis . Rasa nyeri untuk struktur-struktur diatas tentorium serebeli melalui nervus trigeminus, sedangkan yang dari bawah tentorium serebeli melalui nervus glosofaringeus, nagus dan tiga akar saraf servikal bagian atas. Impuls-impuls dari arteria meningea media disalurkan melalui nervus trigeminus cabang pertama. Dari sinus sagitalis superior melalui kedua belah nervus trigeminus cabang pertama. Dari dura fosa anterior melalui cabang pertama dan kedua nervus trigeminus. Dari dura fosa kranii media melalui cabang kedua dan ketiga nervus trigeminus. Sedangkan dari dura fosa posterior melalui nervus trigeminus dan nervus vagus. c) Apa saja struktur anatomi yang terganggu pada sakit kepala? Sakit kepala akibat sinus ditandai oleh rasa sakit pada sinus-sinus muka, di daerah tulang-dagu bagian atas, dahi, pelipis dan lekukan hidung. d )Mengapa dalam kasus ini sakit kepala terjadi secara persistent? Infeksi yang sudah meluas hingga ke sinus menyebabkan pembengkakan dan penumpukan cairan di sinus sehingga menekan dinding-dinding sinus dan menyebabkan sakit kepala dan rasa nyeri. Sakit kepala akan tetap terasa bila cairan masih menumpuk di sinus (persistent). 1

Upload: karina-attaya-suwanto

Post on 25-Nov-2015

44 views

Category:

Documents


6 download

DESCRIPTION

Alergen

TRANSCRIPT

1. Alergine mengalami sakit kepala yang tidak hilang dan terus menerus (persistent) selama dua minggu terakhira) Apa etiologi dari sakit kepala dalam kasus ini?Sakit kepala yang mengikuti serangan sinus, biasanya disebabkan karena rongga udara di sekitar hidung, mata dan pipi meradang dan dipenuhi lendir.b) Bagaimana pathogenesis dan mekanisme dari sakit kepala pada kasus ini? Pada umumnya, jalur nyeri untuk struktur struktur di atas tentorium serebeli melalui N. trigeminus dan nyeri biasanya disalurkan ke daerah tengkorak bagian frontal, temporal dan parietal. Jalur nyeri untuk struktur-struktur dibawah tentorium serebeli melalui N. glossofaringeus, N. vagus dan akar saraf servikal bagian atas. Nyeri dirasakan didaerah oksipital dari kepala. Impuls-impuls dari kepala disalurkan melalui serat sensorik saraf otak yang bersinap dengan neuron di nuclei sensorik trigeminus, terutama subnukleus kaudalis . Rasa nyeri untuk struktur-struktur diatas tentorium serebeli melalui nervus trigeminus, sedangkan yang dari bawah tentorium serebeli melalui nervus glosofaringeus, nagus dan tiga akar saraf servikal bagian atas.Impuls-impuls dari arteria meningea media disalurkan melalui nervus trigeminus cabang pertama. Dari sinus sagitalis superior melalui kedua belah nervus trigeminus cabang pertama. Dari dura fosa anterior melalui cabang pertama dan kedua nervus trigeminus. Dari dura fosa kranii media melalui cabang kedua dan ketiga nervus trigeminus. Sedangkan dari dura fosa posterior melalui nervus trigeminus dan nervus vagus.

c) Apa saja struktur anatomi yang terganggu pada sakit kepala?Sakit kepala akibat sinus ditandai oleh rasa sakit pada sinus-sinus muka, di daerah tulang-dagu bagian atas, dahi, pelipis dan lekukan hidung.d )Mengapa dalam kasus ini sakit kepala terjadi secara persistent?Infeksi yang sudah meluas hingga ke sinus menyebabkan pembengkakan dan penumpukan cairan di sinus sehingga menekan dinding-dinding sinus dan menyebabkan sakit kepala dan rasa nyeri. Sakit kepala akan tetap terasa bila cairan masih menumpuk di sinus (persistent).

2. Hasil pemeriksaan oleh dokter mata menyatakan tidak ada masalah pada penglihatan Alerginea) Bagaimana anatomi dan fisiologi mata?Struktur mata dibagi menjadi struktur internal dan eksternal.Struktur Internal (Bola Mata) Terletak pada bagian anterior orbit. Terdiri dari :1. Lapisan Luar merupakan lapisan fibrsous yang menyangga mata, terdiri dari : Sklera dan Kornea. SKLERA Jaringan padat, berwarna putih. Pada orang dewasa atau lansia, deposit lemak dapat memberikan warna kuning pada sklera. KORNEA Lapisan padat, avaskuler dan transparan yang bersambung dengan sklera. Tersusun atas: Epitelium, Membrana Bowman, Stroma, Membrana Descement, Endotelium.2. Lapisan Tengah (Uvea) Uvea, lapisan kedua dari bola mata, merupakan lapisan bervaskuler dan berpigmen. Lapisan ini berisi : Koroid, Badan siliar dan Iris. KOROID Membran coklat tua, terletak antara sklera dan retina. Bagian terbesar dari lapisan tengah, dilapisi oleh sebagian besar sklera. Berisi banyak pembuluh darah yang menyuplai nutrien ke retina dan badan vitreus. Mencegah refleksi internal cahaya BADAN (KORPUS) SILIARE Menghubungkan koroid dengan iris. Pada permukaan dalam korpus siliare terdapat prosesus siliaris yang menghasilkan akueos humor melalui proses dialisis dan sekresi. Prosesus ini banyak mengandung pembuluh darah dan serabut saraf. IRIS Perpanjangan korpus siliare ke anterior dan merupakan bagian mata yang berwarna serta menampakkan karakteristik biru, hijau, hazel, abu-abu atau cokelat. Pada titik perlekatan ini iris relatif tipis sehingga dapat robek karena trauma pada mata. Fungsi iris: mengatur jumlah cahaya yang masuk ke mata. 3. Lapisan Dalam RETINA Struktur tipis, halus dan bening tempat serat-serat saraf optik didistribusikan. Berisi pembuluh darah yang menyuplai nutrisi ke jaringan retina dan dua kelas fotoreseptor yang disebut rhod (batang) dan cones (kerucut). FUNDUS OPTIK Didalamnya terdapat diskus optikus yang merupakan daerah berwarna putih merah muda-krem pada retina. Diskus optik kadang-kadang disebut sebagai titik buta (blind spot) karena hanya mengandung serabut saraf tanpa sel-sel fotoreseptor dan tidak sensitif terhadap sinar. Pada bagian lateral dan temporal diskus optik terdapat area kecil, oval, merah muda kekuningan yang disebut makula lutea (bintik kuning) berdiameter 1 mm, merupakan daerah yang paling jelas untuk melihat. Bagian sentral makula yang agak ke dalam disebut fovea sentralis tempat terjadi pandangan akut terbesar. Jika bagian ini rusak, tajam penglihatan (acuity) berkurang dan dapat terjadi kebutaan sentral. AKUEOS HUMOR Cairan jernih yang mengisi ruang anterior dan posterior mata. Komposisi serupa dengan plasma tetapi memiliki konsentrasi askorbat, piruvat dan laktat yang lebih tinggi serta protein, urea dan glukosa yang lebih rendah. LENSA Struktur sirkuler, lunak dan bikonveks, avaskular, tidak berwarna dan hampir transparan sempurna. Tidak ada serat nyeri, pembuluh darah atau saraf di lensa Lensa tetap berada ditempatnya karena dari depan ditekan oleh akueos humor, dari belakang ditekan oleh vitreus humor dan digantung zonula atau ligamen suspensorium.

Struktur Eksternal ORBITA Struktur tulang yang mengelilingi mata dan memberikan proteksi paling besar pada mata terutama untuk segmen posterior. Orbita berhubungan dengan sinus frontalis di atas, sinus maksiliaris di bawah serta sinus etmoidalis dan sfenoidalis di medial. KONJUNGTIVA Membran mukosa tipis dan transparan yang melapisi bagian posterior kelopak mata dan melipat ke bola mata untuk melapisi bagian anterior bola mata sampai limbus tempat konjungtiva berbatasan dengan kornea. Konjungtiva memberikan proteksi pada sklera dan pelumasan pada bola mata yang dilakukan oleh kelenjar mukosa dan serosa. KELOPAK MATA Susunan kulit yang halus, tipis dan mudah digerakkan. Pada saat menutup melindungi mata dari masuknya benda asing, melindungi cahaya selama tidur dan membantu pergerakan air mata untuk menjaga kelembapan BULU MATA Bulu mata sangat sensitif terhadap sentuhan dan melindungi bola mata dari debu atau partikel kecil. ALIS MATA Lipatan kulit yang menebal pada bagian atas orbita yang ditutupi rambut berbentuk garis. Melindungi mata dari perspirasi (keringat) dahi dan menangkap partikel organik dan anorganik. APARATUS LAKRIMALIS Air mata diproduksi oleh kelenjar lakrimal yang terletak pada bagian temporal atas masing-masing orbit. Fungsi air mata adalah mencuci dan membasahi permukaan kornea.

Persarafan: Otot ekstraokuler dipersarafi oleh kranial okulomotoris (N.III), trokhlearis (N.IV) dan abdusen (N.VI). Saraf mata (N.II) adalah saraf penglihatan yang menghubungkan diskus optikus ke otak. Bagian oftalmikus dari trigeminal (N.V) menginervasi bagian sensori dari refleks berkedip, refleks ini terangsang jika kornea disentuh. Nervus fasialis (N.VII) mempersarafi kelenjar lakrimal dan otot-otot yang terlibat dalam penutupan kelopak mata.

b) Bagaimana anatomi orbital mata? ORBITA Struktur tulang yang mengelilingi mata dan memberikan proteksi paling besar pada mata terutama untuk segmen posterior. Digambarkan sebagai piramid berdinding empat yang berkonvergensi ke arah belakang. Dinding medial orbita kiri dan kanan terletak paralel dan dipisahkan oleh hidung. Orbita berhubungan dengan sinus frontalis di atas, sinus maksiliaris di bawah serta sinus etmoidalis dan sfenoidalis di medial.

c) Apa relevansi antara sakit kepala dengan mata?Jalur nyeri saat sakit kepala akan melalui N. trigeminus kemudian disalurkan ke daerah tengkorak bagian frontal, temporal dan parietal. Jalur nyeri untuk struktur-struktur dibawah tentorium serebeli melalui N. glossofaringeus, N. vagus dan akar saraf servikal bagian atas. Nyeri dirasakan didaerah oksipital dari kepala. Impuls-impuls dari kepala disalurkan melalui serat sensorik saraf otak yang bersinap dengan neuron di nuclei sensorik trigeminus. Perjalanan saraf tersebut akan mempengaruhi mata karena saraf tersebut turut mempersarafi mata.

3. Alergine mengalami demam dan hidungnya tersumbat, serta adanya sensitifitas yang tidak biasa pada pipi kanan di bawah orbit, setelah sebulan sebelumnya dia mendapat hadiah kucinga) Bagaimana anatomi dan fisiologi hidung?

A. ANATOMI HIDUNG

1. Hidung Luar

Hidung luar berbentuk piramid dengan bagian bagiannya dari atas ke bawah :1. Pangkal hidung (bridge)2. Dorsum nasi3. Puncak hidung4. Ala nasi5. Kolumela6. Lubang hidung (nares anterior)Hidung luar dibentuk oleh kerangka tulang dan tulang rawan yang dilapisi kulit, jaringan ikat dan beberapa otot kecil yaitu M. Nasalis pars transversa dan M. Nasalis pars allaris.Kerja otot otot tersebut menyebabkan nares dapat melebar dan menyempit. Batas atas nasieksternus melekat pada os frontal sebagai radiks (akar), antara radiks sampai apeks (puncak)disebut dorsum nasi. Lubang yang terdapat pada bagian inferior disebut nares, yang dibatasi oleh :- Superior : os frontal, os nasal, os maksila-Inferior : kartilago septi nasi, kartilago nasi lateralis, kartilago alaris mayor dankartilago alaris minor.Dengan adanya kartilago tersebut maka nasi eksternus bagian inferior menjadi fleksibel.

2. Kavum Nasi

Dengan adanya septum nasi maka kavum nasi dibagi menjadi dua ruangan yang membentang dari nares sampai koana (apertura posterior). Kavum nasi ini berhubungandengan sinus frontal, sinus sfenoid, fossa kranial anterior dan fossa kranial media.

Batas batas kavum nasi :

Posterior : berhubungan dengan nasofaring

Atap : os nasal, os frontal, lamina kribriformis etmoidale, korpus sfenoidale dan sebagian os vomer Lantai : merupakan bagian yang lunak, kedudukannya hampir horisontal, bentuknya konkafdan bagian dasar ini lebih lebar daripada bagian atap. Bagian ini dipisahnkan dengan kavumoris oleh palatum durum.

Medial : septum nasi yang membagi kavum nasi menjadi dua ruangan (dekstra dan sinistra), pada bagian bawah apeks nasi, septum nasi dilapisi oleh kulit, jaringan subkutan dankartilago alaris mayor. Bagian dari septum yang terdiri dari kartilago ini disebut sebagai septum pars membranosa = kolumna = kolumela.

Lateral : dibentuk oleh bagian dari os medial, os maksila, os lakrima, os etmoid, konkanasalis inferior, palatum dan os sfenoid. 3. Mukosa HidungRongga hidung dilapisi oleh mukosa yang secara histologik dan fungsional dibagi atas mukosa pernafasan dan mukosa penghidu. Mukosa pernafasan terdapat pada sebagian besarrongga hidung dan permukaannya dilapisi oleh epitel torak berlapis semu yang mempunyaisilia dan diantaranya terdapat sel sel goblet. Pada bagian yang lebih terkena aliran udara mukosanya lebih tebal dan kadang kadang terjadi metaplasia menjadi sel epital skuamosa.Dalam keadaan normal mukosa berwarna merah muda dan selalu basah karena diliputi olehpalut lendir (mucous blanket) pada permukaannya. Palut lendir ini dihasilkan oleh kelenjarmukosa dan sel goblet.Silia yang terdapat pada permukaan epitel mempunyai fungsi yang penting. Dengan gerakan silia yang teratur, palut lendir di dalam kavum nasi akan didorong ke arah nasofaring.Dengan demikian mukosa mempunyai daya untuk membersihkan dirinya sendiri dan jugauntuk mengeluarkan benda asing yang masuk ke dalam rongga hidung. Gangguan padafungsi silia akan menyebabkan banyak sekret terkumpul dan menimbulkan keluhan hidung tersumbat. Gangguan gerakan silia dapat disebabkan oleh pengeringan udara yangberlebihan, radang, sekret kental dan obat obatan.Mukosa penghidu terdapat pada atap rongga hidung, konka superior dan sepertiga bagianatas septum. Mukosa dilapisi oleh epitel torak berlapis semu dan tidak bersilia (pseudostratified columnar non ciliated epithelium). Epitelnya dibentuk oleh tiga macamsel, yaitu sel penunjang, sel basal dan sel reseptor penghidu. Daerah mukosa penghiduberwarna coklat kekuningan.

B. Fisiologi hidung

1. Sebagai jalan nafas

2. Pengatur kondisi udara (air conditioning)

3. Sebagai penyaring dan pelindungFungsi ini berguna untuk membersihkan udara inspirasi dari debu dan bakteri dan dilakukan oleh:a. Rambut (vibrissae) pada vestibulum nasib. b. Siliac. c. Palut lendir (mucous blanket). Debu dan bakteri akan melekat pada palut lendir danpartikel partikel yang besar akan dikeluarkan dengan refleks bersin. Palut lendir ini akan dialirkan ke nasofaring oleh gerakan siliad. Enzim yang dapat menghancurkan beberapa jenis bakteri, disebut lysozime

4. Indra penghirup5. Resonansi suara6. Proses bicara7. Refleks nasalMukosa hidung merupakan reseptor refleks yang berhubungan dengan saluran cerna,kardiovaskuler dan pernafasan. Contoh : iritasi mukosa hidung menyebabkan refleks bersindan nafas terhenti. Rangsang bau tertentu menyebabkan sekresi kelenjar liur, lambung danpankreas.

b) Bagaimana etiologi demam pada kasus ini?Dalam kasus ini, demam terjadi karena perubahan pengaturan homeostatik suhu normal pada hipotalamus yang disebabkan oleh inflamasi (peradangan) pada sinus. Demam menunjukkan bahwa infeksi telah menyebar ke luar sinus.

c) Bagaimana patofisiologi demam pada kasus ini?Suhu tubuh secara normal dipertahankan pada rentang yang sempit, walaupun terpapar suhu lingkungan yang bervariasi. Suhu tubuh diatur oleh hipotalamus yang mengatur keseimbangan antara produksi panas dan kehilangan panas. Produksi panas tergantung pada aktivitas metabolik dan aktivitas fisik. Kehilangan panas terjadi melalui radiasi, evaporasi, konduksi dan konveksi. Dalam keadaan normal termostat di hipotalamus selalu diatur pada set point sekitar 37 C, setelah informasi tentang suhu diolah di hipotalamus selanjutnya ditentukan pembentukan dan pengeluaran panas sesuai dengan perubahan set point.Hipotalamus posterior bertugas meningkatkan produksi panas dan mengurangi pengeluaran panas. Bila hipotalamus posterior menerima informasi suhu luar lebih rendah dari suhu tubuh maka pembentukan panas ditambah dengan meningkatkan metabolisme dan aktivitas otot rangka dalam bentuk menggigil dan pengeluaran panas dikurangi denganvasokontriksi kulit dan pengurangan produksi keringat sehingga suhu tubuh dipertahankan tetap. Hipotalamus anterior mengatur suhu tubuh dengan cara mengeluarkan panas. Bila hipotalamus anterior menerima informasi suhu luar lebih tinggi dari suhu tubuh maka pengeluaran panas ditingkatkan dengan vasodilatasi kulit dan menambah produksi keringat.Umumnya peninggian suhu tubuh terjadi akibat peningkatan set point. Tanpa memandang etiologinya, jalur akhir penyebab demam yang paling sering adalah adanya pirogen, yang kemudian secara langsung mengubah set-point di hipotalamus, menghasilkan pembentukan panas dan konversi panas.Pirogen adalah suatu zat yang menyebabkan demam, terdapat 2 jenis pirogen yaitu pirogen eksogen dan pirogen endogen. Pirogen eksogen berasal dari luar tubuh seperti toksin, produk-produk bakteri dan bakteri itu sendiri mempunyai kemampuan untuk merangsang pelepasan pirogen endogen yang disebut dengan sitokin yang diantaranya yaitu interleukin-1 (IL-1), Tumor Necrosis Factor (TNF), interferon (INF), interleukin-6 (IL-6) dan interleukin-11 (IL-11). Sebagian besar sitokin ini dihasilkan oleh makrofag yang merupakan akibat reaksi terhadap pirogen eksogen. Dimana sitokin-sitokin ini merangsang hipotalamus untuk meningkatkan sekresi prostaglandin, yang kemudian dapat menyebabkan peningkatan suhu tubuh.

d) Apa etiologi dari sensitifitas yang tidak biasa pada pipi kanan dan di atas orbita pada kasus ini?Adanya bahan iritan yang menyebabkan terjadinya pembengkakan pada ostia (lubang kecil yang menghubungkan antara rongga sinus dengan rongga hidung) sehingga lubang drainase menjadi buntu dan mengganggu aliran udara sinus serta pengeluaran cairan mukus. Pembengkakan tersebut menimbulkan sensasi nyeri di daerah sinus maxillaris (pipi kanan) dan sinus frontalis (di atas orbita).e) Bagaimana histofisiologi sinus?Dinding sinus dibentuk oleh sel sel penghasil cairan mucus dan silia. Partikel kotoran yang masuk ditangkap oleh lendir lalu disapu oleh silia ke rongga hidung. Udara masuk ke dalam sinus melalui sebuah lubang kecil yang menghubungkan antara rongga sinus dengan rongga hidung yang disebut dengan ostia. Jika karena suatu sebab lubang ini buntu, udara tidak akan bisa keluar masuk dan cairan mukus yang diproduksi di dalam sinus tidak akan bisa dikeluarkan.f) Bagaimana hubungan kucing dengan sinusitis?Dalam kasus ini, bulu kucing merupakan factor alergen yang menyebabkan peradangan pada selaput lender hidung (rhinitis allergica). Rhinitis allergica memicu terjadinya sinusitis paranasal karena adanya hubungan antara rongga hidung dengan rongga sinus (ostia), infeksi yang awalnya di rongga hidung dapat meluas ke rongga sinus.5. Ayah Alergine menderita asma, sementara kakaknya alergi terhadap aspirin a) Bagaimana pathogenesis alergi?Alergi adalah sebuah reaksi yang dilakukan tubuh terhadap masuknya sebuah benda asing. Ketika sebuah substansi tak dikenal masuk, antigen, tubuh serta merta akan meningkatkan daya imunitasnya untuk bekerja lebih giat. Normalnya, sistem kekebalan tubuh akan memproteksi tubuh dari daya rusak yang dilakukan benda asing tersebut, bakteri atau racun. Akan tetapi, jika tubuh melakukan reaksi berlebihan atas substansi pelemah tersebut, terjadi hipersensivitas. 1. Pencetus suatu alergi disebut allergen. Debu, pollen, tumbuh-tumbuhan tertentu, obat-obatan, jenis makanan spesifik, bulu serangga, virus, atau bakteri, tergolong dalam hal ini. 2. Reaksi yang terjadi bisa timbul di satu titik, seperti di kulit, bulu mata, atau mungkin juga di sekujur tubuh. 3. Biasanya timbul satu atau beberapa gejala pengiring yang mengikuti reaksi alergi.Dalam tubuh kita dikenal lima jenis antibodi atau imunoglobulin yaitu imunoglobulin G,A,M,E dan D. Imunoglobulin E adalah antibodi yang banyak dan berperan pada reaksi alergi. Dalam tubuh penderita alergi, imunoglobulin E terdapat dalam kadar yang tinggi terutama imunoglobalin E yang spesifik terhadap zat-zat tertentu yang menimbulkan reaksi alergi (zat alergen) . Misalnya debu, bulu binatang, serbuk bunga atau makanan tertentu seperti telur, susu, ikan laut dan lain-lain. Gejala alergi ini dapat mengenai sistim saluran napas ( asma, rinitis ), saluran cerna ( diare, muntah ), kulit ( biduran, eksim ), mata ( konjungtivitas alergika ) serta susunan saraf (sakit kepala dll.) Dalam kasus Alergine, yang menjadi allergen adalah bulu kucing dan gejala alerginya mengenai system pernafasan. Bulu kucing memicu terjadinya rhinitis alergika pada Alergine karena keluarganya memiliki riwayat alergi yang menurun kepadanya.b) Bagaimana pathogenesis dari asma?Pada asma, reaksi allergen antibodi terjadi dalam bronkiolus paru-paru. Di sini, hasil paling penting yang dikeluarkan dari mast cell merupakan zat anafilaktik reaksi lambat yang menyebabkan spasme (kejang) otot polos bronchiolus. Akibatnya, orang mengalami kesukaran bernafas. Gejala yang biasa ditimbulkan oleh asma antara lain: nafas yang berbunyi (wheezing, mengi, bengek), nafas pendek (biasanya hanya terjadi ketika sedang berolahraga), rasa sesak di dada, dan batuk-batuk hanya pada malam hari.c) Bagaimana relevansi antara ayah Alergine yang menderita asma dan kakaknya yang alergi terhadap aspirin dengan alergi yang dialami Alergine? Riwayat alergi seperti pada keluarga Alergine membuatnya menjadi lebih rentan alergi terhadap benda-benda yang berpotensi menjadi allergen, dalam hal ini bulu kucing. Keadaan seperti ini dapat disebut sebagai pasien atopi (predisposisi genetik yang memiliki reaksi hipersensitivitas terhadap allergen)d) Bagaimana hubungan alergi dengan kekebalan sistem imun pada kasus ini?Sel darah putih merupakan sistem imunitas tubuh paling utama. 1. Saat antigen memasuki tubuh, secara otomatis seluruh jaringan tubuh akan melakukan suatu proses kompleks untuk mengenali benda asing tersebut. 2. Sel darah putih menghasilkan antibodi spesifik untuk melawan antigen. Proses ini disebut sensitisasi.3. Antibodi bekerja dengan mendeteksi dan merusak substansi yang menyebabkan penyakit. Pada reaksi alergi, antibodi dikenal sebagai immunoglobulin E, atau IgE. Antibodi ini memerintah para mediator untuk memproduksi semacam zat yang mampu mengurangi kadar kimia dan hormon yang dimiliki antigen. 1. Mediator yang umum dikenal diantaranya adalah Histamine.2. Mediator mempunyai efek meningkatkan aktivitas sel darah putih. Inilah yang memungkinkan terjadinya gejala yang mengikuti. 3. Jika hadirnya mediator dirasa sudah cukup, reaksi alergi bisa dikatakan telah berakhir.Tubuh sudah pasti akan mengenali antigen jika sewaktu-waktu menyerang kembali.

9