analisis jalur tentang faktor biopsikososial …

15
94 ANALISIS JALUR TENTANG FAKTOR BIOPSIKOSOSIAL EKONOMI PADA MASA GESTASI DENGAN KEJADIAN STUNTING DAN PERKEMBANGAN PADA BALITA DI PUSKESMAS BAGOR KABUPATEN NGANJUK Erike Yunicha Viridula Program Studi DIV Bidan Pendidik, Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Kadiri Jalan Selomangleng No.1 Kota Kediri, Jawa Timur Email: [email protected] Sebagian balita sering mengalami stunting dan respon keluarga terhadap penanganan stunting akan berdampak pada perkembangan balitayang sesuai.Tujuanuntuk menganalisis jalur tentang hubungan antara faktor biopsikososial ekonomi pada masa gestasi dengan Kejadian Stunting dan Perkembangan pada Balita Di Puskesmas Bagor Kabupaten Nganjuk Tahun 2016. Desain penelitian yang dilakukan menggunakan penelitian analitik komparasi dengan pendekatan cross sectional.Populasisemua balita yang berada di Puskesmas Bagor Kabupaten Nganjuk Tahun 2016. Hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa ada hubungan antara pendapatan keluarga dengan perkembangan balita yaitu secara tidak langsung, melalui Lila Ibu dan BBLR. Perkembangan berhubungan dengan bertambahnya status mental yang semuanya berkaitan dengan status gizi, kemampuan motorik, kemampuan verbal serta sosialisasi serta kemandirian..Hasil penelitian memahami pentingnya perawatan pada masa gestasi terutama pemenuhan asupan nutrisi selama masa gestasi dalam mengoptimalkan pertumbuhan dan perkembangan janin didalam kandungan sehingga tidak terjadi masalah atau gangguan pertumbuhan dan perkembangan selama golden age period pada balita. Selain itu kaum perempuan juga harus menyadari pentingnya gizi bagi mereka sendiri dalam mempersiapkan kehamilannya untuk melahirkan bayi dengan kualitas tumbuh kembang yang baik. Kata kunci: biopsikososial, ekonomi, gestasi, stunting, perkembangan balita

Upload: others

Post on 07-Nov-2021

14 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: ANALISIS JALUR TENTANG FAKTOR BIOPSIKOSOSIAL …

94

ANALISIS JALUR TENTANG FAKTOR BIOPSIKOSOSIAL EKONOMI PADA

MASA GESTASI DENGAN KEJADIAN STUNTING DAN PERKEMBANGAN

PADA BALITA DI PUSKESMAS BAGOR KABUPATEN NGANJUK

Erike Yunicha Viridula

Program Studi DIV Bidan Pendidik, Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Kadiri

Jalan Selomangleng No.1 Kota Kediri, Jawa Timur

Email: [email protected]

Sebagian balita sering mengalami stunting dan respon keluarga terhadap penanganan

stunting akan berdampak pada perkembangan balitayang sesuai.Tujuanuntuk menganalisis

jalur tentang hubungan antara faktor biopsikososial ekonomi pada masa gestasi dengan

Kejadian Stunting dan Perkembangan pada Balita Di Puskesmas Bagor Kabupaten Nganjuk

Tahun 2016. Desain penelitian yang dilakukan menggunakan penelitian analitik komparasi

dengan pendekatan cross sectional.Populasisemua balita yang berada di Puskesmas Bagor

Kabupaten Nganjuk Tahun 2016. Hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa ada hubungan

antara pendapatan keluarga dengan perkembangan balita yaitu secara tidak langsung,

melalui Lila Ibu dan BBLR. Perkembangan berhubungan dengan bertambahnya status

mental yang semuanya berkaitan dengan status gizi, kemampuan motorik, kemampuan

verbal serta sosialisasi serta kemandirian..Hasil penelitian memahami pentingnya perawatan

pada masa gestasi terutama pemenuhan asupan nutrisi selama masa gestasi dalam

mengoptimalkan pertumbuhan dan perkembangan janin didalam kandungan sehingga tidak

terjadi masalah atau gangguan pertumbuhan dan perkembangan selama golden age period

pada balita. Selain itu kaum perempuan juga harus menyadari pentingnya gizi bagi mereka

sendiri dalam mempersiapkan kehamilannya untuk melahirkan bayi dengan kualitas tumbuh

kembang yang baik.

Kata kunci: biopsikososial, ekonomi, gestasi, stunting, perkembangan balita

Page 2: ANALISIS JALUR TENTANG FAKTOR BIOPSIKOSOSIAL …

95

PENDAHULUAN

Pertumbuhan dan perkembangan

mengalami peningkatan yang pesat pada

usia balita. Masa ini sering juga disebut

sebagai fase ”Golden Age”. Golden age

merupakan masa yang sangat penting

untuk memperhatikan tumbuh kembang

anak secara cermat agar sedini mungkin

dapat terdeteksi apabila terjadi kelainan.

Pada usia balita, aspek kognitif, fisik,

motorik, dan psikososial seorang anak

berkembang secara pesat (Welasasih dan

Wirjatmadi, 2012).

Hambatan pertumbuhan yang terjadi

sebelum usia kehamilan 20 minggu

berpotensi mempengaruhi pertumbuhan

otak dan pertumbuhan somatik, dan bayi

sering kali gagal menyusul tingkat

pertumbuhan yang seharusnya dia capai

pada usianya setelah lahir. Masalah-

masalah yang dihadapi oleh ibu sebelum

dan selama kehamilan akan

meningkatkan risiko kejadian stunting

pada anak, dimana bayi memiliki panjang

badan lahir pendek dan pertumbuhan

masa balita juga lambat (Anugraheni,

2012).

Stunting berkaitan dengan

peningkatan risiko kesakitan dan

kematian serta terhambatnya

pertumbuhan kemampuan motorik dan

mental. Balita yang mengalami stunting

memiliki risiko terjadinya penurunan

kemampuan intelektual, produktivitas,

dan peningkatan risiko penyakit

degeneratif di masa mendatang. Hal ini

dikarenakan anak dengan kejadian

stunting cenderung lebih rentan terhadap

penyakit infeksi, sehingga berisiko

mengalami penurunan kualitas belajar di

sekolah (Yunitasari, 2012).

Jawa Timur merupakan salah satu

provinsi yang memiliki prevalensi

stunting tinggi pada tahun 2015 yaitu

sebesar 34.8% (Dinkes Jatim, 2016).

Salah satu kabupaten di Jawa Timur yang

memiliki prevalensi stunting lebih dari

20% pada tahun 2015 adalah Kabupaten

Nganjuk yaitu sebesar 20.66%.

Sedangkan Kecamatan Bagor pada tahun

2015 merupakan kecamatan dengan

prevalensi stunting tertinggi di kawasan

Kabupaten Nganjuk yaitu sebesar 26.3%

(Dinkes Nganjuk, 2016).

Tujuan penelitian untuk menganalisis

jalur tentang hubungan antara faktor

biopsikososial ekonomi pada masa

gestasi dengan Kejadian Stunting dan

Perkembangan pada Balita Di Puskesmas

Bagor Kabupaten Nganjuk Tahun 2016.

METODE PENELITIAN

Jenis penelitian ini adalahanalitik

komparasi dengan pendekatan cross

sectional.

Populasi pada penelitian ini adalah

semua balita yang berada di Puskesmas

Bagor Kabupaten Nganjuk Tahun 2016.

Teknik sampling yang digunakan dalam

penelitian ini adalah simple random

sampling.

Variabel yang digunakan dalam

penelitian ini Variabel independen faktor

biopsikososial ekonomi pada masa gestasi.

Variabel dependen kejadian stunting dan

perkembangan balita. Jumlah responden

adalah semua balita yang berada di

Puskesmas Bagor Kabupaten Nganjuk

Tahun 2016. Uji bivariat yang di gunakan

dalam penilitian ini adalahchi-square.

Instrumen berupa kuesioner untuk

mengumpulkan data tentang Pemberian

Asi Eksklusif dan Non Asi Eksklusif.

Tabel Deskripsi Variabel Penelitian

Variabel n %

Kejadian Stunting Stunting 50 33.3

Tidak stunting 100 66.7

Perkembangan Balita Sesuai 120 80

Meragukan 27 18

Page 3: ANALISIS JALUR TENTANG FAKTOR BIOPSIKOSOSIAL …

96

Penyimpangan 3 2

TB Ibu < 145 cm 10 6.7

≥ 145 cm 140 93.3

LILA Ibu Saat Hamil < 23,5 cm 11 7.3

≥ 23,5 cm 139 92.7

Pendidikan Ibu Dasar (Rendah) 122 81.3

Lanjutan (Tinggi) 28 18,7

Pendapatan Keluarga < Rp 1.411.000/bln 71 47.3

≥ Rp 1.411.000/bln 79 52.7

BBLR < 2500 gram 15 10

≥ 2500 gram 135 90

Dukungan Keluarga Lemah 71 47.3

Kuat 79 52.7 Sumber : Data Primer, 2016.

Berdasarkan tabel didapatkan 50

(33.3%) responden adalah balita stunting

dan 100 responden (66.7%) adalah balita

normal. Dari 150 responden diketahui

hampir seluruhnya responden yaitu 120

responden (80%) perkembangannya

sesuai. Tinggi badan ibu hampir

seluruhnya yaitu sebesar 140 responden

(93.3%) ≥ 145 cm. LILA ibu saat hamil

hampir seluruhnya responden yaitu sebesar

139 responden (92.7%) ≥ 23,5 cm.

Pendidikan ibu hampir seluruhnya dasar

yaitu sebesar 122 responden (81.3%).

Pendapatan keluarga responden sebagian

besar ≥ Rp 1.411.000/bln yaitu sebanyak

79 responden (52.7). Riwayat BBLR

hampir seluruhnya responden tidak BBLR

yaitu sebanyak 135 responden (90%).

Dukungan keluarga pada sebagian besar

responden adalah kuat yaitu sebanyak 79

responden (52.7%).

Tabel Distribusi Frekuensi Analisis Bivariat Faktor Biopsikososial Ekonomi Masa Gestasi dengan

Kejadian Stunting

Variabel Kasus Kontrol OR p

n % n %

TB Ibu

0.04 <0.001 < 145 cm 1 (10%) 9 (90%)

≥ 145 cm 99 (70.7%) 41 (29.3%)

LILA Ibu

0.25 0.027 < 23.5 cm 4 (36.4%) 7 (63.6%)

≥ 23.5 cm 96 (69.1%) 43 (30.9%)

Pendidikan Ibu

0.13 <0.001 Dasar (< SMA) 9 (30%) 21 (70%)

Lanjutan (≥ SMA) 91 (75.8%) 29 (24.2%)

Pendapatan Keluarga

0.27 <0.001 <Rp 1.411.000/bln 37 (52.1%) 34 (47.9%)

≥ Rp 1.411.000/bln 63 (79.7%) 16 (20.3%)

BBLR

2.53 0.083 < 2500 gram 7 (46.7%) 8 (53.3%)

≥ 2500 gram 93 (68.9%) 42 (31.1%)

Dukungan Keluarga 0.52 0.064

Lemah 42 (59.2%) 29 (40.8%)

Page 4: ANALISIS JALUR TENTANG FAKTOR BIOPSIKOSOSIAL …

97

Kuat 58 (73.4%) 21 (26.6%)

Sumber : Data Primer, 2018.

Tabel Distribusi Frekuensi Analisis Bivariat Faktor Biopsikososial Ekonomi Masa Gestasi dengan

Perkembangan Balita

Variabel Kasus Kontrol OR p

n % n %

TB Ibu

2.92 0.102 < 145 cm 4 (40%) 6 (60%)

≥ 145 cm 26 (18.6%) 114 (81.4%)

LILA Ibu

2.48 0.159 < 23.5 cm 4 (36.4%) 7 (63.6%)

≥ 23.5 cm 26 (18.7%) 113 (81.3%)

Pendidikan Ibu

8.65 <0.001 Dasar (< SMA) 16 (53.3%) 14 (46.7%)

Lanjutan (≥ SMA) 14 (11.7%) 106 (88.3%)

Pendapatan Keluarga

1.35 0.462 <Rp 1.411.000/bln 16 (22.5%) 55 (77.5%)

≥ Rp 1.411.000/bln 14 (17.7%) 65 (82.3%)

BBLR

0.45 0.174 < 2500 gram 5 (33.3%) 10 (66.7%)

≥ 2500 gram 25 (18.5%) 110 (81.5%)

Dukungan Keluarga

1.14 0.744 Lemah 15 (21.1%) 56 (78.9%)

Kuat 15 (19%) 64 (81%)

Sumber : Data Primer, 2018.

Tabel Hasil Analisis Jalur Tentang Faktor Biopsikososial Ekonomi Masa Gestasi dengan Kejadian

Stunting dan Perkembangan Balita

Variabel

Endogen

Variabel Eksogen Koefisien

Jalur

CI (95%)

p Batas

Bawah

Batas

Atas

Direct Effect

Stunting BBLR 0.99 -1.40 1.60 0.897

TB Ibu -2.58 -4.91 -2.59 0.029

Pendidikan -1.55 1.23 3.09 0.002

Pendapatan -1.30 -0.97 0.83 0.002

Perkembangan BBLR -0.76 -2.06 0.54 0.253

Pendidikan 2.16 -0.97 0.83 0.883

Page 5: ANALISIS JALUR TENTANG FAKTOR BIOPSIKOSOSIAL …

98

Variabel

Endogen

Variabel Eksogen Koefisien

Jalur

CI (95%)

p Batas

Bawah

Batas

Atas

Pendapatan -0.07 -0.82 0.80 0.976

Indirect Effect

LILA Ibu TB Ibu 3.16 1.63 4.68 <0.00

1

Pendapatan 0.83 -0.59 2.26 0.253

BBLR LILA Ibu -4.60 -6.34

-2.86 <0.00

1

Dukungan Keluarga 0.52 -0.97 2.01 0.492

N Observasi = 150

Log likelihood = -398.678

AIC = 827.357

BIC = 872.517

Keterangan : Dihubungkan

Keluarga dengan status ekonomi

tinggi dapat memberikan pengasuhan lebih

memadai dan menjamin kebutuhan yang

diperlukan oleh anak seperti memenuhi

kebutuhan gizi anak yang diperlukan untuk

pertumbuhan, menyediakan lingkungan

aman, mencegah dari penyakit dan

melindungi dari paparan patogen (Astari et

al, 2005). Seiring meningkatnya

pendapatan perorangan, terjadilah

perubahan-perubahan dalam susunan

makanan. Akan tetapi, pengeluaran uang

yang lebih banyak untuk pangan tidak

menjamin lebih beragamnya konsumsi

pangan. Kadang-kadang perubahan utama

yang terjadi dalam kebiasaan makanan

adalah pangan yang dimakan itu lebih

mahal. Akan tetapi, karena bukti

menunjukkan bahwa kebiasaan makan

cenderung berubah bersama dengan

naiknya pendapatan, maka masa

pertumbuhan pendapatan merupakan saat

yang baik untuk mempromosikan

diversifikasi pangan (Suhardjo, 1999).

Status ekonomi rumah tangga dipandang

memiliki dampak yang signifikan terhadap

probabilitas seorang anak menjadi pendek

dan kurus. Dengan demikian hasil

penelitian ini dapat dikatakan sejalan

dengan penelitian di atas.

Page 6: ANALISIS JALUR TENTANG FAKTOR BIOPSIKOSOSIAL …

99

HASIL PENELITIAN

Hasil uji hipotesis menunjukkan

bahwa ada hubungan antara pendapatan

keluarga dengan perkembangan balita

yaitu secara tidak langsung, melalui Lila

Ibu dan BBLR. Perkembangan

berhubungan dengan bertambahnya status

mental yang semuanya berkaitan dengan

status gizi, kemampuan motorik,

kemampuan verbal serta sosialisasi serta

kemandirian. Pada penelitian Rukmana

dan Indawati (2014) didapatkan bahwa

ada hubungan antara kondisi sosial

ekonomi termasuk di dalamnya adalah

pendapatan terhadap perkembangan balita.

PEMBAHASAN

Hasil uji hipotesis menunjukkan

bahwa ada hubungan antara tinggi badan

ibu dengan kejadian stunting yaitu secara

langsung dan diketahui pengaruh

hubungan secara langsung tersebut

signifikan dan bernilai positif.

Hasil uji hipotesis menunjukkan

bahwa ada hubungan antara LILA ibu saat

hamil dengan kejadian stunting yaitu

secara tidak langsung. Dimana pengaruh

hubungan secara tidak langsung tersebut

dapat dijelaskan sebagai berikut: pertama,

pengaruh hubungan yang bernilai negatif

antara LILA ibu saat hamil dengan BBLR.

Kedua, pengaruh hubungan yang bernilai

positif antara BBLR dengan stunting. Jadi

dapat disimpulkan bahwa hubungan antara

LILA ibu saat hamil dengan BBLR

signifikan dan bernilai negatif, sedangkan

hubungan antara BBLR dengan kejadian

stunting tidak signifikan dan bernilai

positif.

Hasil uji hipotesis menunjukkan

bahwa ada hubungan antara dukungan

keluarga dengan kejadian stunting yaitu

secara tidak langsung. Dimana pengaruh

hubungan secara tidak langsung tersebut

dapat dijelaskan sebagai berikut: pertama,

pengaruh hubungan yang bernilai positif

antara dukungan keluarga dengan LILA

Ibu. Kedua, pengaruh hubungan yang

bernilai negatif antara LILA ibu

denganBBLR. Ketiga, pengaruh hubungan

yang bernilai positif antara BBLR dengan

stunting.

Hasil uji hipotesis menunjukkan

bahwa ada hubungan antara BBLR

dengan kejadian stunting yaitu secara

langsung. Dimana pengaruh hubungan

yang bernilai positif antara BBLR dengan

kejadian stunting. Jadi dapat disimpulkan

bahwa hubungan antara BBLR dengan

kejadian stunting mendekati signifikan

dan bernilai positif serta berpengaruh

secara langsung.

Hasil uji hipotesis menunjukkan

bahwa ada hubungan antara pendidikan

ibu dengan kejadian stunting yaitu secara

tidak langsung, melalui pekerjaan,

pendapatan, LILA ibu dan BBLR.

Hasil uji hipotesis menunjukkan

bahwa ada hubungan antara pendapatan

keluarga dengan kejadian stunting yaitu

secara tidak langsung, melalui LILA Ibu

dan BBLR. Hubungan bersifat negatif

karena sebagian besar dari responden

penelitian hanya bekerja sebagai ibu

rumah tangga, sehingga pendapatan

keluarga hanya berasal dari pengahasilan

suami. Totalitas pendapatan keluarga

tidak semuanya digunakan untuk

memenuhi kebutuhan akan makan. Tidak

ada kecenderungan bahwa pendapatan

keluarga yang tinggi dialokasikan untuk

pemenuhan kebutuhan pangan yang tinggi

pula, demikian juga sebaliknya tidak ada

kecenderungan bahwa dengan pendapatan

yang rendah alokasi untuk kebutuhan

pangan juga rendah. Berat badan lahir

akan berpengaruh terhadap pertumbuhan.

KESIMPULAN

1. Ada hubungan yang signifikan dan

langsung antara tinggi badan ibu

dengan kejadian stunting (b=-2.58; CI

95% = -4.91 sd -0.26; p=0.029). Serta

ada hubungan yang signifikan dan

tidak langsung antara tinggi badan ibu

dengan perkembangan pada balita

melalui LILA ibu (b= 3.16; CI= 1.63

Page 7: ANALISIS JALUR TENTANG FAKTOR BIOPSIKOSOSIAL …

100

sd 4.68; p= <0.001) dan BBLR (b= -

4.60; CI= -6.34 sd -2.86; p= <0.001).

2. Ada hubungan yang signifikan dan

tidak langsung antara LILA ibu saat

hamil dengan kejadian stunting (b=--

4.64; CI 95% = -6.40 sd -2.87;

p<0.001), melalui BBLR (b= 0.99; CI

95% = -1.40 sd 1.60; p=0.897). Serta

ada hubungan yang siginifikan dan

tidak langsung antara LILA ibu saat

hamil dengan perkembangan balita

(b=--4.64; CI 95% = -6.40 sd -2.87;

p<0.001), melalui BBLR (b=-0.76; CI

95% = -2.06 sd 0.54; p=0.253).

3. Ada hubungan yang tidak signifikan

dan tidak langsung antara dukungan

keluarga dengan kejadian stunting

(b=0.53; CI 95% = -0.44 sd -2.92;

p=0.150) melalui BBLR (b= 0.99; CI

95% = -1.40 sd 1.60; p=0.897). Serta

ada hubungan yang tidak signifikan

dan tidak langsung antara dukungan

keluarga dengan perkembangan balita

melalui BBLR (b=-0.76; CI 95% = -

2.06 sd 0.54; p=0.253).

4. Ada hubungan yang mendekati tidak

signifikan dan langsung antara BBLR

dengan kejadian stunting (b= 0.99; CI

95% = -1.40 sd 1.60; p=0.897). Serta

ada hubungan yang tidak signifikan

dan langsung antara BBLR dengan

perkembangan balita (b=-0.76; CI

95% = -2.06 sd 0.54; p=0.253).

5. Ada hubungan yang signifikan dan

langsung antara pendidikan ibu

dengan kejadian stunting (b=-1.55;

CI 95% = -2.52 sd -0.58; p=0.002).

Serta ada hubungan yang signifikan

dan langsung antara pendidikan

dengan perkembangan balita (b=2.16;

CI 95% = 1.23 sd 3.09; p<0.001).

6. Ada hubungan yang signifikan dan

langsung antara pendapatan ibu

dengan kejadian stunting (b=-1.55; CI

95% = -2.52 sd -0.58; p=0.002). Serta

ada hubungan yang tidak signifikan

dan langsung antara pendapatan ibu

dengan perkembangan balita (b=-

0.07; CI 95% = -0.97 sd 0.83;

p=0.883).

SARAN

1. Bagi Pendidikan

Direrkomendasikan pada tempat

penelitian agar memberikan

intervensi langsung dalam

menurunkan kejadian stunting yang

harus dimulai secara tepat yaitu

sebelum kelahiran dengan pelayanan

pranatal dan gizi ibu, selama masa

gestasi dan berlanjut hingga usia

balita.

2. Bagi penyedia layanan kesehatan dan

petugas kesehatan

Diharapkan perlu memberikan

konseling gizi yang memadai. Selain

itu peran dukungan sosial dari

keluarga sangat diperlukan karena

keluarga seringkali tidak memiliki

pengetauhan yang baik tentang gizi

dan perilaku kesehatan khususnya

dalam hal perawatan selama masa

gestasi sehingga tempat penelitian

bisa menggerakkan peran keluarga di

lingkungan masyarakat.

3. Bagi Responden

Direkomendasikan responden

untuk memahami pentingnya

perawatan pada masa gestasi terutama

pemenuhan asupan nutrisi selama

masa gestasi dalam mengoptimalkan

pertumbuhan dan perkembangan

janin didalam kandungan sehingga

tidak terjadi masalah atau gangguan

pertumbuhan dan perkembangan

selama golden age period pada balita.

Selain itu kaum perempuan juga

harus menyadari pentingnya gizi bagi

mereka sendiri dalam mempersiapkan

kehamilannya untuk melahirkan bayi

dengan kualitas tumbuh kembang

yang baik.

4. Bagi Peneliti selanjutnya

Disarankan peneliti selanjutnya

meneliti faktor-faktor atau pengaruh

lain yang mempengaruhi kejadian

Page 8: ANALISIS JALUR TENTANG FAKTOR BIOPSIKOSOSIAL …

101

stunting dan perkembangan balita

serta bisa menggunakan metode

penelitian yang berbeda sehingga

mampu meneliti secara lebih

mendalam lagi.

DAFTAR PUSTAKA

Almatsier. (2012). Prinsip Dasar Ilmu

Gizi. PT. Gramedia Pustaka

Utama. Jakarta.

Andre M Rehman. (2000). Acute

Malnutrition in Bangladeshi

Children: Level and Determinan.

Australia: National Center for

Social and Economic Modelling

(NATSEM)

Anisa, Paramitha. (2012). Faktor-faktor

Yang Berhubungan Dengan

Kejadian Stunting Pada Balita

Usia 25-60 Bulan Di Keluarahan

Kalibaru Depok Tahun 2012.

Skripsi. Departemen Gizi

Kesehatan Masyarakat. fakultas

Kesehatan Masyarakat.

Universitas Indonesia

Anindita P. 2012. Hubungan Tingkat

Pendidikan Ibu, Pendapatan

Keluarga, Kecukupan Protein

Dan Zinc Dengan Stunting Pada

Balita Usia 6 – 35 Bulan Di

Kecamatan Tembalang Kota

Semarang. Jurnal Kesehatan

Masyarakat. 1(2) : 617 – 626.

Anugraheni, HS. 2012. Faktor Risiko

Kejadian Stunting pada Anak

Usia 12-36 Bulan di Kecamatan

Pati, Kabupaten Pati. Program

Studi Ilmu Gizi Fakultas

Kedokteran Universitas

Diponegoro. Semarang.

Arifin DZ, Irdasari SY dan Sukandar H.

(2012). Analisis Sebaran Dan

Faktor Risiko Stunting Pada

Baduta di Kabupaten Purwakarta

2012 [manuscript on internet].

Bandung: Universitas Padjajaran

[cited 2016 Nov 24]. Available

from:

http://pustaka.unpad.ac.id/wp-

content/uploads/2013/07/pustaka

_unpad_analisis_sebaran_dan_fa

ktor_risiko_stu nting.pdf

Arisman. (2010). Buku Ajar Ilmu Gizi:

Gizi Dalam Daur Kehidupan

Edisi 2. Jakarta: EGC

Astari LD, Nasoetion A, dan Dwiriani

CM. (2005). Hubungan

Karakteristik Keluarga, Pola

Pengasuhan dan Kejadian

Stunting Anak Usia 6-12 Bulan.

Media Gizi & Keluarga, 29 (2) :

40-46

Barros AJ, Matijasevich A, Santos IS dan

Halpern R. (2008). Child

development in a birth cohort:

effect of child stimulation is

stronger in less educated mothers.

International Journal off

Epidemiology. Vol 39 (1): 285-

294

Berg A, Muscat RJ. (1985). Faktor Gizi

(Di-Indonesiakan oleh Achmad

Djaeni Sediaoetama). Jakarta:

Bhratara Karya Aksara

Black RE, Allen LH, Bhutta ZA,

Caulfield LE, de Onis M, Ezzati

M, Mathers C, River J. (2008).

Maternal And Child

Undernutrition: Global And

Regional Exposures And Health

Consequences. Lancet, 371, 243-

260.

Brown JE. (2008). Nutrition Through The

Life Cycle, Fourth Edition.

Belmont: Thomson Wadswoth

Chaudhury RH. Determinants Of Dietary

Intake And Dietary Adequacy

Page 9: ANALISIS JALUR TENTANG FAKTOR BIOPSIKOSOSIAL …

102

For Pre-School Children In

Bangladesh. Bangladesh Institute

of Development Studies.

[accessed Nov, 2016]. Available

from: URL:

http://archive.unu.edu/unupress/f

ood/8F064e/8F064E04.htm

Cheng E, Park H, Wisk L, Mandell K,

Wakeel F, Litzelman K, Chatterje

D and Witt W. (2016).

Examining the link between

women’s exposure to stressful

life events prior to conception

and infant and toddler health: the

role of birth weight. Journal

Epidemiol Community, [online]

70, pp.245-252. Available at:

http://jech.bjm.com [Accessed 15

May 2016].

Creswell, J. (2014). Research Design4th

Edition. Yogyakarta: Pustaka

Pelajar.

Damayanti M. (2006). Kuesioner Pra

Skrining Perkembangan (KPSP)

Anak. Sari Pediatri 8 (1)

Depkes RI. (1996). Makanan Ibu Hamil.

Direktorat Bina Gizi Masyarakat.

Jakarta.

_________. (2011). Keputusan Menteri

Kesehatan Republik Indonesia

Nomor:

1995/Menkes/SK/XII/2010

Tentang Standar Antropometri

Penilaian Status Gizi Anak.

Direktorat Jenderal Bina Gizi dan

Kesehatan Ibu dan Anak.

Direktorat Bina Gizi.

_________. (2014). Riset Kesehatan

Dasar Riskesdas 2013. Jakarta:

Departemen Kesehatan RI.

Diana, Fivi Melva. (2006). Hubungan

Pola Asuh Dengan Status Gizi

Anak Batita Di Kecamatan

Kuranji Kelurahan Pasar

Ambacang Kota Padang Tahun

2004. Jurnal Kesehatan

Masyarakat, I (1).

Dinkes Jatim. (2016). Informasi Cakupan

Gizi Balita Provinsi Jawa Timur.

http://dinkes.jatimprov.go.id/

Diakses Desember 2016

Dinkes Nganjuk. (2016). Informasi

Cakupan Gizi Balita Kabupaten

Nganjuk.

http://www2.nganjukkab.go.id/?p

age_id=301 Diakses Juni 2016

Disnakertransduk. (2016). Peraturan

Gubernur Jawa Timur Nomor 68

Tahun 2015 tentang Upah

Minimum Kabupaten/Kota

(UMK) di Jawa Timur Tahun

2016.

http://disnakertransduk.jatimprov

.go.id/disnaker-

new/index.php/umk/umk-

2016.html Diakses Desember

2016

Donal, Nababan. (2015). Mother and

Child Nutrition (A Review of

Stunting Studies). International

Journal of Sciences: Basic and

Applied Research, 2015 22 (1)

El Taquri, Betilmal, Mahmud SM,

Monem Ahmed A, Goulet O,

Galan P, Hercberg S. (2008).

Risk Factors For Stunting Among

Underfives in Libya. Public

Health Nutrition; 12 (8) 1141-

1149

Febrianto ID. (2012). Hubungan Tingkat

Penghasilan, Tingkat Pendidikan

Dan Tingkat Pengetahuan Orang

tua Tentang Makanan Bergizi

Dan Status Gizi Siswa Tk Islam

Zahrotul Ulum Karang Ampel

Indramayu. Skripsi. Universitas

Negeri Yogyakarta. Yogyakarta.

Page 10: ANALISIS JALUR TENTANG FAKTOR BIOPSIKOSOSIAL …

103

Fertman CI, Allenswort DD. (2010).

Health Promotion Programs

from Theory to Practice. Jossey –

Bass. San Francisco.

Francis. (2005). Gizi Dalam Kesehatan

Reproduksi. Jakarta. EGC

Frost MB, Forste R, Haas DW. (2005).

Maternal Education and Child

Nutritional Status in Bolivia:

finding the links. Social Science

and Medicine, 60, 395-407.

Ghozali. (2013). Aplikasi Analisis

Multivariate Dengan Program

SPSS, Ed 3. Semarang:

Universitas Diponegoro.

Gibney MJ, Margetts BM, Kearney JM,

Arab L. (2009). Gizi Kesehatan

Masyarakat. Jakarta: EGC.

Gibson, RS. (2005). Principles of

Nutritional Assessment. Second

Edition. New York: Oxford

University Press Inc.

Gittelson Joel, Haberle Heather, Vastine

Amy, Dyckman William, Palofox

Neal. (2003). Macro and

Microlevel Processes Affect

Food Choice And Nutritional

Status in The Republic of The

Marshall Islands. The Journal of

Nutrition 133. 110S-313S.

Green LW dan Kreuter MW. (1992).

Health Program Planning: An

Educational and Ecological

Approach. Fourth Edition. New

York: McGraw-Hill

Hadi, Hamam. 2005. Beban Ganda

Masalah Gizi dan Implikasinya

terhadap Kebijakan

Pembangunan Kesehatan

Nasional. Pidato Pengukuhan

Jabatan Guru Besar Fakultas

Kedokteran Universitas Gajah

Mada

Henningham dan McGregor. (2008).

Public Health Nutrition editor

M.J. Gibney, et al (alih bahasa:

Andry Hartono). Jakarta: EGC

Hermandez Diaz S, Peterson DE, Dixit S,

Hermandez B, Parra S, Barquera

S, Sepulveda J, Rivera JA.

(1999). Association of Maternal

Short Stature With Stunting in

Mexican Children: Common

Genes vs Common Environment.

Eur J. Clin. Nutr. 938-945

Herry ZP, Lumongga Lubis Namora.

(2011). Pengantar Psikologi

Untuk Kebidanan. Jakarta: KDT.

Hien NN, S. Kam. (2008). Nutritional

Status and The Characteristics

Related to Malnutrition in

Children Under Five Years of

Age in Nghean, Vietnam.

Journal Prev Med Public Health,

41 (4): 232-240

Hizni A, Julia M, Gamayanti IL. Status

stunted dan hubungannya dengan

perkembangan anak balita di

Wilayah Pesisir Pantai Utara

Kecamatan Lemahwungkuk Kota

Cirebon. Jurnal Gizi Klinik

Indonesia. 2010; 6 (3): 131-7.

Jitowiyono, Kristiyanasari Weni. (2010).

Asuhan Keperawatan Neonatus

Dan Anak. Nuha Medika.

Cetakan I: Jakarta

Kosim SM, Ari Yunanto, Rizalya Dewi,

Gatot IS, Ali Usman. (2008).

Buku Ajar Neonatologi. Ikatan

Dokter Anak Indonesia. Jakarta

Krisdiyanto E, Arwani, dan Purnomo.

(2013). Hubungan Pola Asuh

Orang Tua Terhadap

Page 11: ANALISIS JALUR TENTANG FAKTOR BIOPSIKOSOSIAL …

104

Perkembangn Motorik Anak Usia

3-5 Tahun. Pp.2

Kuh D, Shlomo Y, Lynch J, Hallqvist J,

Power C. (2003). Life course

epidemiology. Journal Epidemiol

Community Health, [online] 57,

pp.778-783. Available at:

http://www.ncbi.nlm.nih.gov

Diakses Mei 2016

Kusharisupeni. (2004). Peran Status

Kelahiran Terhadap Stunting

pada Bayi. Jurnal Kedokteran

Trisakti, Volume 23: 73-80.

Kusmiyati, Yeni. (2010). Perawatan Ibu

Hamil. Yogyakarta: Fitamaya

Kusuma, Kukuh Eka. (2013). Faktor

Risiko Kejadian Stunting pada

Anak Usia 2-3 Tahun (Studi di

Kecamatan Semarang

Timur).Semarang: Program Studi

Ilmu Gizi Fakultas Kedokteran

Universitas Diponegoro.

Levy, Teresa Shamah. (2008). Maternal

Characteristic Determine

Stunting in Children of Less than

Five Years of Age Results from a

National Probabilistic Survei.

Clinical Medicine: Pediatrics, 1,

43-52

Lin CM, Chen CW, Chen PT, Lu TH, Li

CY. (2007). Risks And Causes Of

Mortality Among Low

Birthweight Infants In Childhood

And Adolescence. Paediatric and

Perinatal Epidemiology. 21: 465-

72.

Lubis. (2003). Status Gizi Ibu Hamil Serta

Pengaruhnya Terhadap Bayi

Yang Dilahirkan. Pengantar

Falsafah Sains (PPS702) Program

Pasca Sarjana S3 IPB November

2003. Bogor.

Mamabolo RL, Alberts M, Steyn NP, re-

van de Wall HAD, dan Levitt

NS. 2005. Prevalence and

determinants of stunting and

overweight in 3-year-old black

South African children residing

in the Central Region of Limpopo

Province, South Africa. Public

Health Nutrition, 8(5), 501—508

Mardani RAD, Wetasin K,

Suwanwaiphatthana W. (2015).

Faktor Prediksi Yang

Mempengaruhi Terjadinya

Stunting Pada Anak Usia

Dibawah Lima Tahun. Jurnal

Kesehatan Masyarakat. 2015; 11

(1): 1-7.

Masithah T, Soekirman, dan D. Martianto.

(2005). Hubungan Pola Asuh

Makan dan Kesehatan Dengan

Status Gizi Anak batita Di Desa

Mulya Harja. Media Gizi

Keluarga, 29 (2): 29-39

Maxwell, Stephanie. 2011. Module 5:

Cause of Malnutrition. Tersedia:

www.unscn.org Diakses

Desember 2016

Medhin, Girma. (2010). “Prevalence and

Predictors of Undernutrition

Among Infants Aged Six and

Twelve Month In Butajira,

Ethiopia: The P-MaMiE Birth

Cohort”. BMC Public Health,

10:27.

Meilyasari, Friska. (2014). Faktor Risiko

Kejadian Stunting Pada Balita

Usia 12 Bulan Di Desa

Purwokerto Kecamatan Patebon,

Kabupaten Kendal.

http://eprints.undip.ac.id/44216/1

/612_FRISKA_MEILYASARI.p

df Diakses Desember 2016

Murti, B. (2011). Validitas Dan

Reliabilitas Pengukuran. Internet

Page 12: ANALISIS JALUR TENTANG FAKTOR BIOPSIKOSOSIAL …

105

available from

fk.uns.ac.id/index.php/download/f

ile/61 Diakses Juni 2016.

_______. (2013). Desain Dan Ukuran

Sampel Untuk Penelitian

Kuantitatif dan Kualitatif di

Bidang Kesehatan. Yogyakarta:

Gadjah Mada University Press.

Narendra MB. 2002. Tumbuh Kembang

Anak dan Remaja. Jakarta:

Sagung Seto

Noor, ANA. (2014). Faktor-Faktor

Penentu Kreatifitas Belajar

Siswa Sekolah Menengah

Pertama. Tesis, Program Studi

Teknologi Pendidikan, Program

Pascasarjana. Universitas Sebelas

Maret Surakarta

Notobroto HB, Wahyuni CU. (2002).

Penggunaan Pertambahan Berat

Badan Dan Ukuran Lingkar

Lengan Atas Ibu Hamil Untuk

Memprediksi Berat Badan Lahir

Bayi. Laporan Penelitian Fakultas

Kedokteran Airlangga 2002, 36

halaman. Surabaya.

Oktavia, Rita. (2011). Hubungan

Pengetahuan Sikap dan Perilaku

Ibu Dalam Pemberian ASI

Eksklusif Dengan Status Gizi

Baduta di Puskesmas Biaro

Kecamatan Ampek Angkek

Kabupaten Agam tahun 2011

(Skripsi). Depok: FKM UI.

Pantaleon, Maria G. (2015). Hubungan

Stunting Dengan Perkembangan

Anak Usia 6 – 23 Bulan Di

Kecamatan Sedayu Kabupaten

Bantul Yogyakarta. Tesis.

[Yogyakarta] : Universitas

Gadjah Mada

Potter PA, Perry AG. (2005). Buku Ajar

Fundamental Keperawatan:

Konsep, Proses, dan Praktik.

Edisi 4. Volume 2. Alih Bahasa:

Renata Komalasari,dkk. Jakarta:

EGC.

Prawihardjo, Sarwono. (2002). Pelayanan

Kesehatan Maternal dan

Neonatal. Jakarta : Yayasan Bina

Pustaka Sarwono Prawihardjo.

__________________. (2007). Ilmu

Kandungan. Jakarta. Yayasan

Bina Pustaka Sarwono

Prawirohardjo

Proverawati, Atikah. (2009). Buku Ajar

Gizi Untuk Kebidanan. Nuha

Medika: Jakarta.

Purnama. (2012). Hubungan Antara

Status Ibu Bekerja Atau Ibu

Tidak Bekerja Dengan Status

Gizi Anak Balita di Kecamatan

Medan Tembung.

(http://repository.usu.ac.id/handle

/1 23456789/32433)

Rahayu L.S, Sofyaningsih M. 2011.

Pengaruh BBLR (Berat Badan

Lahir Rendah) dan Pemberian

ASI Eksklusif Terhadap

Perubahan Status Stunting Pada

Balita di Kota dan Kabupaten

Tangerang Provinsi Banten.

Prosiding Seminar Nasional

“Peran Kesehatan Masyarakat

dalam Pencapaian MDG’s di

Indonesia”; Desember 2016

Rahmad AH, Miko A, Hadi A. (2013).

Kajian Stunting Pada Anak Balita

Ditinjau Dari Pemberian ASI

Eksklusif, MP-ASI, Status

Imunisasi Dan Karakteristik

Keluarga Di Kota Banda Aceh.

Jurnal Kesehatan Ilmiah

Nasuwakes. 2013; 6 (2): 169-84

Ramli, Agho KE, Inder KJ, Bowe SJ,

Jacobs J, Dibley MJ. (2009).

Page 13: ANALISIS JALUR TENTANG FAKTOR BIOPSIKOSOSIAL …

106

“Prevalence and Risk Factor for

Stunting and Severe Stunting

Among Under Fives in North

Maluku Province of Indonesia”.

BMC Pediatrics. Press, Inc.

Florida. Page. 147-198.

Reksoprayitno, Soediyono. (2000).

Pengantar Ekonomi Mikro.

Yogyakarta: IKAPI

Riskesdas. (2011). Laporan Hasil Riset

Kesehatan Dasar Indonesia

Tahun 2010. Jakarta: Departemen

Kesehatan RI.

________. (2013). Laporan Hasil Riset

Kesehatan Dasar Indonesia

Tahun 2012. Jakarta: Departemen

Kesehatan RI.

Riyadi H, A Khomsan, S Dadang, A

Faisal dan ES Mudjajanto.

(2006). Studi tentang Status Gizi

pada Rumah Tangga Miskin dan

Tidak Miskin. Gizi Indonesia, 1.

Riyadi, Sujono dan Sukarmin. (2009).

Asuhan Keperawatan Pada Anak.

Edisi 1. Yogyakarta : Graha Ilmu

Rohmatun, Nining Yuliani. (2014).

Hubungan Tingkat Pendidikan

Ibu Dan Pemberian Asi Eksklusif

Dengan Kejadian Stunting Pada

Balita Di Desa Sidowarno

Kecamatan Wonosari Kabupaten

Klaten. Naskah Publikasi.

Surakarta: Program Studi Gizi

Fakultas Ilmu Kesehatan

Universitas Muhammadiyah

Surakarta.

Rukmana, Umu Komariah, Rachmah

Indawati. (2014). Kondisi

Sosioekonomi dan Demografi

Keluarga Pra Sejahtera dan

Sejahtera I Di Kota Mojokerto.

Departemen Biostatistika dan

Kependudukan Fakultas

Kesehatan Masyarakat

Universitas Airlangga Surabaya

Saimin. (2006). Hubungan Antara Berat

Badan Lahir Dengan Status Gizi

Ibu Berdasarkan Ukuran Lingkar

Lengan Atas. Bagian Obstetri dan

Ginekologi Fakultas Kedokteran

Universitas Hasanuddin.

Makasar.

Santoso S, Ranti AL. (2009). Kesehatan

dan Gizi. PT. Asdi Masatya:

Jakarta.

Semba RD dan MW Bloem. (2001).

Nutrition and Health in

Developing Countries. New

Jersey: Humana Press.

Semba RD, de Pee S, Sun K, Sari M,

Akhter N, dan Bloem MW. 2008.

Effect of Parental Formal

Education on Risk of Child

Stunting in Indonesia and

Bangladesh: a cross-sectional

study. Lancet, 371, 322—328.

Soetjiningsih. (2012). Buku Ajar I: Ilmu

Perkembangan Anak Dan

Remaja. Jakarta: Sagungseto. Pp

86-90.

___________. (2014). Tumbuh Kembang

Anak Edisi 2. Jakarta : EGC

Solihin, Anwar, Sukandar . 2013. Kaitan

Antara Status Gizi,

Perkembangan Kognitif, Dan

Perkembangan Motorik Pada

Anak Usia Prasekolah. Jurnal

Penelitian Gizi dan Makanan, 36

(1), 62—72.

Suhardjo. (1999). Sosio Budaya Gizi.

Bogor: IPB PAU Pangan dan

Gizi

Supariasa IDN, Bakri B, Fajar I. (2012).

Penilaian Status Gizi. Jakarta:

EGC.

Page 14: ANALISIS JALUR TENTANG FAKTOR BIOPSIKOSOSIAL …

107

Suryanto, Purwandari, dan Mulyono.

(2014). Dukungan Keluarga dan

Sosial dalam Pertumbuhan dan

Perkembangan Personal Sosial,

Bahasa dan Motorik Pada Balita

di Kabupaten Banyumas. Jurnal

Kesehatan Masyarakat, [online]

10 (1), pp.103-109. Available at:

http://portalgaruda.org Diakses

Desember 2016

Susanti. (2008). Psikologi Kehamilan.

EGC; Jakarta.

Taguri EA, Betilmal I, Mahmud SM,

Monem A, Goulet O, Galan P,

Hercberg S. (2008). Risk Factor

For Stunting Among Under Five

In Libya. Public Health

Nutrition, 12 (8), 1141-1149.

Tehsome B, Kogi Wambui, Getahun

Zewditu, Taye Girum. (2009).

Magnitude and Determinants of

Stunting In Children Under Five

Years of Age In Food Surplus

Region of Ethiopia: The Case Of

West Gojam Zone. Ethiop.

Journal. Health Dev., 23(2): 98-

106.

Tirtarahardja, Umar. (2005). Pengantar

Pendidikan. Jakarta: Rineka

Cipta

UNICEF. (2009). The World Bank.

UNICEF-WHO-World Bank

Joint Child Malnutrition

Estimates. UNICEF, New York;

WHO, Geneva; The World Bank,

Washington, DC.

UU NO 20 Tahun 2003. (2003). Sistem

Pendidikan Nasional. Jakarta:

Kementerian Pendidikan dan

Kebudayaan

Victoria, G Cesar. (2008). Maternal and

Child Undernutrition 2 Maternal

and Chils Undernutrition:

Consequences For Adult Health

and Human Capital. Lamcet

Community Health, 55 (6), 394-8

Wahyutomo AH. (2010). Hubungan

Karakteristik Dan Peran Kader

Posyandu Dengan Pemantauan

Tumbuh Kembang Balita Di

Puskesmas Kalitidu-Bojonegoro.

Surakarta: Universitas Sebelas

Maret. (http://eprints.uns.ac.id).

Diakses Desember 2016

Walker SP, Chang SM, Powell CA, &

McGregor SM. (2005). Effects of

early childhood psychosocial

stimulation and nutritional

supplementation on cognition and

education in growth stunted

Jamaican children: prospective

cohort study. Lancet, 366,

1804—1807

Welasasih, BD dan Wirjatmadi, RB.

(2012). Beberapa Faktor yang

Berhubungan dengan Status Gizi

Balita Stunting. The Indonesian

Journal of Public Health, 8 (3)

Maret 2012: 99–104.

Whitney.E, DeBruyne KL., Pinna K dan

Rolfes RS. (2007). Makanan

Kesehatan dan Kesehatan. Edisi

Ketiga .United Serikat: Thomson.

257-266.

WHO. (2010). Nutrition Landscape

Information System (NLIS)

Country Profile Indicators:

Intrepretation Guide. Geneva

Yimer G. (2000). Malnutrition Among

Children in Shouthern Ethiopia:

Levels and Risk Factors. Ethiop.

J. Health Dev, 14 (3): 283-292

Yunitasari L. 2012. Perbedaan

Intellegence Quotient (IQ) Antara

Anak Stunting dan Tidak

Stunting Umur 7-12 tahun di

Page 15: ANALISIS JALUR TENTANG FAKTOR BIOPSIKOSOSIAL …

108

Sekolah Dasar (Studi pada Siswa

SD Negeri Buara 04 Kecamatan

Ketanggungan Kabupaten

Brebes). Jurnal Kesehatan

Masyarakat 2012; 1 (2) Halaman

586-595

Zareian E, Saeedi F, dan Rabbani V.

(2014). The Role of Birth Order

and Birth Weight in the Balance

of Boys Aged 9-11 Years Old.

Ann Appl Sport Sci. 2(2) : 51-53

Zaveira, Ferdinand. (2008). Mengenali

dan Memahami Tumbuh

Kembang Anak. Jogjakarta :

Katahati

Zere, Diane McIntyre. (2003). Inequities

In Under Five Child Malnutrition

In South Africa. Internasional

Journal for Equity in Health, 2:7.

Zottarelli LK, Sunil TS, Rajaram S.

(2007). Influence of Parental and

Socioeconomics Factors on

Stunting in Children Under 5

Years in Egypt. Eastern

Mediterranean Health Journal.

Tersedia di:

http://www.emro.who.int/emhj/1

306 Diakses Desember 2016