jalur pendakian

23
Master Luyut Presents – Jalur Pendakian GUNUNG AGUNG - Bali Island - Jalur Pura Besakih : Jalur ini sering dipakai pendaki, selain melewati kompleks Pura Besakih yang terkenal, kita akan melihat pemandangan yang sangat mengesankan di sepanjang perjalanan. Di sepanjang jalur ini tidak terdapat mata air sehingga pendaki harus membawa bekal air yang banyak. Menjelang batas hutan terakhir sebenarnya terdapat mata air yang disucikan oleh masyarakat, namun tidak boleh sembarang orang untuk ke sana. Perjalanan diawali dari Pura Puseh lewat Pura Plawangan ke Pura Telaga Mas kemudian perjalanan dilanjutkan ke Tirta Dasar sampai di batas hutan terakhir atau dinamakan Hutan Pengubengan. Melewati kompleks Pura Jalanan tertata rapi, kemudian kita memasuki kawasan hutan yang agak landai sekitar 1/2 jam, selebihnya jalur terus menanjak. Jalur yang dilewati sempit dengan sisi kiri kanan jurang, jalur ini terdiri dari tanah bercampur pasir dan kerikil sehingga sangat licin, bila hujan jalur akan semakin parah. Terdapat banyak tanjakan terjal melalui akar-akar pohon dengan berpegangan menggunakan akar. Dalam kawasan hutan ini jalur sempit sehingga bila berjumpa dengan pendaki lain harus minggir, juga hampir tidak ada tempat yang cukup luas untuk membuka tenda. Itulah sebabnya para pendaki sangat mengganggu masyarakat yang sedang mengadakan upacara di gunung. Menjelang batas akhir hutan jalur berupa pasir yang sangat licin dan mudah merosot. Perkemahan dapat dilakukan pada ketinggian 2.500 meter atau setelah 5 jam pendakian melalui kawasan hutan. Di sini menjadi batas akhir hutan dan jalur agak lega dan terdapat tempat yang sedikit terbuka. Banyak terdapat monyet yang pemalu, mereka mengikuti pendaki namun tidak berani mendekat, berbeda dengan monyet di gunung Rinjani yang sangat berani dan mengganggu pendaki. Di siang hari tampak monyet-monyet bermain-main di lereng- lereng yang sangat terjal. Dari titik ini pendaki dapat melakukan point atau terus mendaki selama 3 jam sampai ke puncak kawah Gunung Agung sebelah Tenggara. Jalur berikutnya berupa tebing curam dengan batu-batu besar, pendaki harus merangkak dan memanjat tebing ini, pendaki harus mencari sendiri sisi tebing yang mana yang nyaman dipanjat. Selain sangat curam juga sangat berbahaya karena dibawahnya batu-batu besar siap menyambut kita bila sampai tergelincir kebawah, bisa-bisa pendaki akan menggelinding ke jurang yang lebih dalam lagi. Setelah berhasil memanjat tebing, meskipun tanpa peralatan panjat tebing, kita akan disambut oleh lereng terjal dan tandus. Disini pendaki harus merangkak mendaki ke atas karena keterjalannya yang sangat curam. Pendaki akan tertipu seolah-olah disinilah puncak Gunung Agung, setelah bersusah payah memanjat tebing ini pendaki akan kecewa karena setelah sampai di puncak tebing tampak menjulang tinggi bukit pasir dan batuan yang jauh lebih tinggi dan lebih berbahaya. Puncak Tertinggi berada di sebelah Barat Daya, yakni sebuah bukit berbatu yang tandus dari batu gunung berapi yang runcing. Untuk menuju kawah Gunung Agung kita melewati beberapa puncak gunung yang berpasir dan jalur sangat sempit dan memanjang. Jalur ini sangat curam dan berbahaya, lebih-lebih jika ada angin kencang dan badai akan semakin membahayakan pendaki. Kawah Gunung Agung lebar melingkar dan sangat curam disisi luar, dan tegak lurus kecuramannya di sisi dalam kawah. 1

Upload: adhijayo-aji-nugroho

Post on 25-Jun-2015

266 views

Category:

Documents


6 download

DESCRIPTION

http://masterluyut.blogspot.com

TRANSCRIPT

Page 1: Jalur Pendakian

Master Luyut Presents – Jalur Pendakian

GUNUNG AGUNG- Bali Island -

Jalur Pura Besakih : Jalur ini sering dipakai pendaki, selain melewati kompleks Pura Besakih yang terkenal, kita akan melihat pemandangan yang sangat mengesankan di sepanjang perjalanan. Di sepanjang jalur ini tidak terdapat mata air sehingga pendaki harus membawa bekal air yang banyak. Menjelang batas hutan terakhir sebenarnya terdapat mata air yang disucikan oleh masyarakat, namun tidak boleh sembarang orang untuk ke sana. Perjalanan diawali dari Pura Puseh lewat Pura Plawangan ke Pura Telaga Mas kemudian perjalanan dilanjutkan ke Tirta Dasar sampai di batas hutan terakhir atau dinamakan Hutan Pengubengan. Melewati kompleks Pura Jalanan tertata rapi, kemudian kita memasuki kawasan hutan yang agak landai sekitar 1/2 jam, selebihnya jalur terus menanjak. Jalur yang dilewati sempit dengan sisi kiri kanan jurang, jalur ini terdiri dari tanah bercampur pasir dan kerikil sehingga sangat licin, bila hujan jalur akan semakin parah. Terdapat banyak tanjakan terjal melalui akar-akar pohon dengan berpegangan menggunakan akar. Dalam kawasan hutan ini jalur sempit sehingga bila berjumpa dengan pendaki lain harus minggir, juga hampir tidak ada tempat yang cukup luas untuk membuka tenda. Itulah sebabnya para pendaki sangat mengganggu masyarakat yang sedang mengadakan upacara di gunung. Menjelang batas akhir hutan jalur berupa pasir yang sangat licin dan mudah merosot. Perkemahan dapat dilakukan pada ketinggian 2.500 meter atau setelah 5 jam pendakian melalui kawasan hutan. Di sini menjadi batas akhir hutan dan jalur agak lega dan terdapat tempat yang sedikit terbuka.

Banyak terdapat monyet yang pemalu, mereka mengikuti pendaki namun tidak berani mendekat, berbeda dengan monyet di gunung Rinjani yang sangat berani dan mengganggu pendaki. Di siang hari tampak monyet-monyet bermain-main di lereng-lereng yang sangat terjal. Dari titik ini pendaki dapat melakukan point atau terus mendaki selama 3 jam sampai ke puncak kawah Gunung Agung sebelah Tenggara. Jalur berikutnya berupa tebing curam dengan batu-batu besar, pendaki harus merangkak dan memanjat tebing ini, pendaki harus mencari sendiri sisi tebing yang mana yang nyaman dipanjat. Selain sangat curam juga sangat berbahaya karena dibawahnya batu-batu besar siap menyambut kita bila sampai tergelincir kebawah, bisa-bisa pendaki akan menggelinding ke jurang yang lebih dalam lagi. Setelah berhasil memanjat tebing, meskipun tanpa peralatan panjat tebing, kita akan disambut oleh lereng terjal dan tandus. Disini pendaki harus merangkak mendaki ke atas karena keterjalannya yang sangat curam. Pendaki akan tertipu seolah-olah disinilah puncak Gunung Agung, setelah bersusah payah memanjat tebing ini pendaki akan kecewa karena setelah sampai di puncak tebing tampak menjulang tinggi bukit pasir dan batuan yang jauh lebih tinggi dan lebih berbahaya.

Puncak Tertinggi berada di sebelah Barat Daya, yakni sebuah bukit berbatu yang tandus dari batu gunung berapi yang runcing. Untuk menuju kawah Gunung Agung kita melewati beberapa puncak gunung yang berpasir dan jalur sangat sempit dan memanjang. Jalur ini sangat curam dan berbahaya, lebih-lebih jika ada angin kencang dan badai akan semakin membahayakan pendaki. Kawah Gunung Agung lebar melingkar dan sangat curam disisi luar, dan tegak lurus kecuramannya di sisi dalam kawah.

1

Page 2: Jalur Pendakian

Master Luyut Presents – Jalur Pendakian

Setiap tahun diadakan upacara dengan sesaji kerbau yang diceburkan ke dalam kawah melewati jalur selat (sisi selatan ), karena tidak mungkin untuk melalui jalur Pura Besakih. Pendaki bisa berjalan di sepanjang sisi kawah untuk menuju jalur pendakian yang lain. Tidak terdapat pos khusus untuk para pendaki, namun pendaki wajib melaporkan diri di kantor polisi di pintu gerbang Pura Besakih. Untuk kelengkapan surat-surat sebaiknya siapkan surat jalan dari sekolah/kampus atau RT/RW. Tidak dikenakan biaya administrasi tetapi sebaiknya kita memberi secara suka rela. Kita dapat juga bermalam di pos polisi ini jika kemalaman pada saat turun gunung.

Tidak banyak informasi yang dapat diperoleh dari petugas (polisi) tentang gunung, kecuali catatan kecelakaan yang terjadi di Gunung. Bila hendak menyewa Ranger (guide) biayanya berkisar Rp. 400.000,-. Dari para guide lokal inilah informasi tentang gunung baru bisa diperoleh. Agar selamat sebaiknya pendaki singgah di Pura untuk berdoa, pantangan bagi pendaki agar tidak membawa daging sapi dalam bentuk apapun. Pada saat ada upacara besar biasanya pendaki dilarang naik karena menurut kepercayaan dan pengalaman masyarakat setempat biasanya sering terjadi kecelakaan pada saat ada upacara besar. Pendakian menuju puncak Gunung Agung ini akan melewati tempat-tempat ibadah orang Bali, sehingga bagi para pendaki yang ketika akan mendaki mendapati upacara keagamaan disarankan agar menunda pendakiannya untuk menghormati ritual keagamaan tersebut. Disamping itu jalur yang dilalui sempit apa bila berjumpa dengan iring-iringan masyarakat yang hendak mengadakan upacara di gunung, keberadaan para pendaki sangat mengganggu perjalanan mereka yang membawa berbagai sesaji. Selain itu pantangan lain untuk mendaki gunung ini adalah, membawa makanan yang berasal dari daging sapi, atau barang dan peralatan yang terbuat dari kulit sapi. Dilarang membawa perhiasan yang terbuat dari emas. Bagi perempuan yang sedang datang bulan dilarang keras untuk mendaki. Gunung ini tidak tertutup bagi orang asing.

2

Page 3: Jalur Pendakian

Master Luyut Presents – Jalur Pendakian

GUNUNG ARJUNO (3.339 mdpl)- East Java -

Gunung ini terletak di propinsi Jawa Timur, bertype Strato dengan ketinggian 3.339 m dpl. Biasanya gunung ini dicapai dari dua titik pendakian yang cukup dikenal yaitu dari TRETES dan BATU. Gunung Arjuno bersebelahan dengan Gunung Welirang. Puncak Gunung Arjuno terletak pada satu punggungan yang sama dengan puncak Gunung Welirang. Selain dari dua tempat diatas Gunung Arjuno dapat didaki dari berbagai arah yang lain. Gunung yang terletak di sebelah Barat Batu Malang-Jawa Timur ini juga merupakan salah satu tujuan pendakian. Disamping tingginya yang telah mencapai lebih dari 3.000 meter, di gunung ini terdapat beberapa objek wisata. Salah satunya adalah objek wisata air terjun "Kakek Bodo" yang juga merupakan salah satu jalur pendakian menuju puncak Gunung Arjuno. Selain objek wisata air terjun Kakek Bodo terdapat pula air terjun lain, tetapi para wisatawan jarang yang mendatangi air terjun lainnya, mungkin karena letak dan sarana wisatanya kurang mendukung. Gunung Arjuno dapat didaki dan berbagai arah; arah Utara (Tretes) melalui Gunung Welirang, dan arah Timur (Lawang) dan dari arah Barat (Batu-Selecta).

RUTE TRANSPORTASI RUTE ANGKUTAN DARI SURABAYA: Angkutan mulai dari Surabaya (terminal Bungurasih/Purbaya) Naik bis jurusan Malang dari Bungurasih (turun di Pandaan). Naik angkutan lokal dari terminal Pandaan turun di Tretes (turun Hotel Tanjung). Ijin pendakian pada posko (jalan kurang lebih 30 meter dari Hotel Tanjung) Untuk Arjuna.

RUTE PENDAKIAN DARI TRETES: Tretes merupakan tempat Wisata dan Hutan Wisata serta terdapat air terjun yang indah yaitu Air terjun Kakek Bodo. Di Tretes banyak tersedia hotel maupun Losmen, hawanya sejuk dan merupakan tempat peristirahatan yang nyaman. Dari Pos PHPA Tretes kita dapat langsung rnendaki Gunung Welirang dan juga Gunung Arjuna. Setelah berjalan antara 4-5 jam ke arah Barat Daya dari Tretes kita dapat berhenti dan bermalam di pondok tempat orang mencari bijih belerang, disini terdapat air yang cukup melimpah untuk memasak atau mandi, Hampir setiap hari sekitar 20-30 orang buruh mencari dan membawa batu belerang ke Tretes. Keesokan paginya pendakian dapat dilanjutkan ke puncak Welirang atau berbelok kita langsung kearah Gunung Arjuna. Perjalanan dari pondok sampai ke puncak Gunung Welirang, akan melewati hutan Cemara yang jalannya berbatu. Setelah berjalan 3 jam kita akan sampai di puncak Gunung Welirang. Di bawah puncak Welirang ada sebuah kawah yang menyemburkan gas belerang. Perjalanan dari Tretes sampai ke puncak Welirang memakan waktu 7-8 jam. Bila kita akan melanjutkan penjalanan menuju Gunung Arjuna maka setelah sesampai di puncak Gunung Welirang kita berjalan turun ± 10 menit tepatnya ke arah Selatan. Hutan yang dilalui adalah hutan cemara dengan melewati sebuah jurang dan pinggiran Gunung Kembar I dan Gunug Kembar II. Setelah berjalan 6-7 jam kita akan sampai di puncak Arjuna. Tetapi sebelumnya kita akan melewati tempat yang dinamakan “Pasar Dieng”, ketinggiannya hampir sama dengan puncak Gunung Arjuna dan terdapat batu yang sebagian tersusun rapi seperti pagar dan tanahnya rata agak luas.

3

Page 4: Jalur Pendakian

Master Luyut Presents – Jalur Pendakian

Dari sini untuk ke Puncak Gunung Arjuna hanya memakan waktu ± 10 menit. Untuk mencapai Gunung Arjuna dan Gunung Welirang dibutuhkan waktu 5 sampai 6 jam. Puncak Gunung Arjuna anginnya sangat kencang dan suhunya antara 5-10 derajat celcius. Disini kita dapat menikmati suatu Panorama yang sangat indah terutama bila malam hari, kita dapat melihat ke bawah, kota-kota seperti Surabaya, Malang, Batu, Pasuruan serta laut utara dengan kerlipan lampu- lampu kapal. Puncak Gunung Arjuna disebut juga dengan Puncak ‘Ogal-Agil’ atau ‘Puncak Ringgit. Disekitar puncak bisa mendirikan tenda untuk bermalam. Rute turun dapat ke kota Lawang atau ke arah Timur dengan melewati Hutan Cernara, Hutan tropis dan perdu, setelah itu kita akan melewati Perkebunan Teh Wonosari bagian Utara. Turun ke arah Lawang lebih dekat dan menyingkat waktu daripada kembali ke arah Gunung Welirang/Tretes. Perjalanan turun ke arah Lawang kurang lebih 6 jam.

RUTE PENDAKIAN DARI LAWANG: Mendaki Gunug Arjuno dari kota Lawang merupakan awal pendakian yang praktis karena kota Lawang mudah sekali kita tempuh baik dari arah Surabaya maupun Malang, selain itu Puncak Gunung Arjuno dapat langsung kita tuju dari arah ini. Bila kita menginginkan mendaki dari kota Lawang, dari arah Surabaya kita naik bus jurusan Malang dan turun di Lawang (kira-kira 76 Km) dan bila dari Malang, dari Terminal Arjosari kita naik bus menuju Lawang dengan jarak 18 Km. Dari Lawang kita naik kendaraan umum (angkutan desa) menuju desa Wonorejo sejauh 13 km. Pendakian ke puncak dimulai dari desa ini menuju ke Perkebunan Teh desa Wonosari sejauh 3 km. Di sini kita melapor pada petugas PHPA dan juga meminta ijin pendakian, persediaan air kita persiapkan juga di desa terakhir ini. Dari desa Wonosari terus berjalan dan melewati kebun teh Wonosari serta terus naik selama 3-4 jam perjalanan kita akan sampai di “Oro-Oro Ombo” yang merupakan tempat berkemah. Dari ”Oro-oro Ombo” menuju ke puncak dibutuhkan waktu 6-7 jam perjalanan dengan melewati hutan lebat yang disebut hutan “Lali Jiwo” untuk menuju puncak terakhir ini. Setelah kita melewati Hutan Lali Jiwo kita akan melalui padang rumput yang jalannya menanjak (curam) sekali. Mendekati puncak, kita akan berjalan melewati batu-batu yang sangat banyak dan menjumpai tanaman yang sangat indah, setelah itu kita akan mencapai puncak Gunung Arjuna.

RUTE SELECTA : Rute pendakian lainnya yaitu dari kota Batu lewat Selecta yang terletak di sebelah Barat Gunung Welirang. Kota Batu merupakan tempat wisata yang memiliki sumber air hangat dari kaki Gunung Welirang dan keadaannva tidak berbeda jauh dengan Tretes. Dari arah Kediri atau Malang untuk menuju Batu kita dapat naik bus/colt, selanjutnya perjalanan dari Batu menuju Selecta menggunakan Colt (angkutan pedesaan). Selecta adalah salah satu tempat wisata yang ada di kota Batu dengan ketinggian 1.200 m dari permukaan laut. Setelah tiba di Selecta kita dapat bermalam di Hotel maupun Losmen. Besok paginya dengan colt, kita menuju desa Kebonsari. Di desa ini kita harus menyiapkan air secukupnya untuk perjalanan ke puncak dan kembalinya. Kita memulai pendakian dengan melewati ladang sayur-sayuran dan jalan setapak menuju ke arah Timur Laut dan terus naik melewati hutan tropika. Dalam perjalanan ini samar-samar akan terlihat puncak Arjuna. Mendaki selama 5-6 jam akan mengantarkan kita pada punggungan gunung yang menghubungkan Puncak Gunung Welirang dan Gunung Arjuno, tepatnya sebelah Tenggara Gunung Kembar I. Kita masih harus menempuh perjalanan 1-2 jam lagi untuk menuju puncak Gunung Welirang ke arah kiri atau Gunung Arjuno ke arah kanan selama 4-5 jam.

4

Page 5: Jalur Pendakian

Master Luyut Presents – Jalur Pendakian

GUNUNG CIREMAI (3.078 mdpl)- West Java -

Untuk menuju Puncak Gunung Ciremai, dari Terminal Bus Kampung Rambutan Jakarta kita naik bus menuju Cirebon, kemudian dilanjutkan dengan angkot menuju Cilimus. Dari Cilimus jalan kaki menuju Linggarjati (Posko PPGC). Gunung Ciremai yang terletak di wilayah Kuningan Jawa Barat memiliki cirri khas tersendiri dibandingkan dengan gunung-gunung lainnya. Gunung Ciremai merupakan Gunung tertinggi di Jawa Barat dengan ketinggian 3.078 mdpl dengan medan yang sangat menantang untuk kita daki. Perjalanan Menuju Cirebon juga dapat kita tempuh dari terminal bus Pulo Gadung Jakarta Timur, karena di Pulo Gadung cukup tersedia angkutan menuju Cirebon atau Kuningan atau kita bisa naik bus Luragung Jaya yang memang sudah cukup dikenal. Perjalanan menuju Cirebon cukup mengasikkan juga karena kita melawati jalan tol Cikampek dan jalan Pantura kira-kira 4-5 jam kita sampai di terminal Cirebon. Dari Cirebon kita lanjukan lagi dengan naik angkot atau bus mini jurusan Kuningan dan turun di Pertigaan Cilimus. Dari Cilimus ini kita dapat melanjutkan lagi ke desa Linggarjati berjarak sekitar 4-5 km dari Cilimus, dengan berjalan kaki atau dapat pula dengan menyewa angkot atau ojeg. Jika dari Cilimus ke Linggarjati kita memutuskan untuk berjalan kaki, maka kita akan dapat menikmati sejuknya udara dan pemandangan yang tersaji di hadapan kami yaitu Gunung Ciremai yang menjulang tinggi.

Selama perjalanan, kita melewati jalan aspal yang cukup halus dan lebar dan juga melewati taman wisata Linggarjati yang berudara sejuk karena tepat di bawah kaki Gunung Ciremai. Setelah melewati taman wisata Linggarjati, kita melewati kembali Gedung Naskah Linggarjati yang menjadi tempat bersejarah antara Indonesia-Belanda yaitu perjanjian Linggarjati. Tidak lama melewati Gedung Naskah Linggarjati kita dapat mendaftarkan diri pada petugas PPGC atau Pengelola Pendakian Gunung Ciremai dengan mencatat nama dan alamat untuk keperluan administrasi dan perlindungan asuransi Wana Artha. Posko PPGC Linggarjati tersebut rumah dari Pak Ahmad, yaitu seorang juru kunci Gunung Ciremai yang saat ini telah berusia lanjut dan sebelum berdirinya PPGC banyak pendaki yang mampir untuk melaporkan diri di rumah tersebut. Dengan adanya PPGC kita harapkan manajemen pengelolaan Gunung Ciremai semakin baik terutama dari segi keselamatan.

Setelah melapor pada petugas PPGC di Pos Pendaftaran, perjalanan dilanjutkan menuju Cibunar kira-kira 1/2 jam perjalanan sampai disana, dimana terdapat lokasi berkemah yang cukup baik untuk beristirahat bila kita lelah setelah ataupun sebelum mendaki Puncak Ciremai. Bila cuaca baik dan kondisi memungkinkan, kita dapat melanjutkan perjalanan menuju punggungan gunung yang ditumbuhi oleh pohon pinus yang lebat dengan jalan setapak yang bisa dibilang agak mudah walau terkadang menanjak tapi bonusnya masih agak banyak sehingga nafas tidak terlalu terengah-engah. Melewati pohon pinus, kita mulai memasuki hutan dengan pohon yang tinggi dan agak rapat dan dari kejauhan nampak pemandangan dibawah yaitu sawah, rumah penduduk dan lading. Di jalur ini barulah jalan mulai menampakkan keasliannya yaitu menanjak dan hanya ada tanjakan-tanjakan di hadapan kita.

5

Page 6: Jalur Pendakian

Master Luyut Presents – Jalur Pendakian

Selain itu saat ini di Gunung Ciremai memiliki Pos untuk beristirahat dan telah diberi nama antara lain Pos Cibunar, Pos Pinus, Pos Condang Amis, Pos Kuburan Kuda, Pos Ceblokan, Pos Pengalap, Pos Tanjakan Bin Bin, Pos Tanjakan Seruni, Pos Baba Tere, Pos Batu Lingga, Pos Sangga Buana I, Pos Sangga Buana II dan Pengasinan. Di Pos II kita bisa mendirikan tenda bila terpaksa harus bermalam ditempat tersebut. Jangan lupa untuk membawa persediaan air karena sangat jarang ditemukan mata air, sehingga kita harus bersiap-siap membawa air dari bawah untuk mengantisipasi jika kita tidak menjumpai sumber air lagi di perjalanan menuju puncak. Disarankan juga agar tidak terlalu membawa barang bawaan yang berlebihan, bawa saja sesuatu yang vital untuk kita, sehingga perjalanan kita dapat lebih cepat dan tidak terhambat oleh bawaan yang berat menuju kea rah Puncak Ciremai.

6

Page 7: Jalur Pendakian

Master Luyut Presents – Jalur Pendakian

GUNUNG LAWU (3.245 m dpl)- Central Java and East Java -

Gunung Lawu berada dalam wilayah administrasi Karang Anyar dan Magetan, dan terletak di sebelah Timur Laut kota Solo, berjarak kurang lebih 2 jam perjalanan berkendaraan. Puncaknya berada pada ketinggian 3.245 m dpl bernama Hargo Dumilah. Gunung ini bukanlah termasuk gunung berapi, tapi di gunung ini dapat ditemukan sebuah tempat yang diberi nama Alun-Alun yang sebenarnya merupakan bekas kawah yang sudah mati. Tempat ini berada tepat di bawah puncak Hargo Dumilah. Gunung Lawu termasuk gunung yang unik di Indonesia, karena di sini anda masih bisa menemukan sebuah warung yang terletak di kawasan dekat puncak. Warung ini buka sepanjang tahun dan menjual masakan dan minuman sederhana. Karenanya hampir sepanjang tahun gunung ini ramai dikujungi oleh para pendaki dan peziarah. Bahkan pada saat Tahun Baru Jawa (1 Suro), di setiap pos pendakian dapat ditemukan warung-warung lainnya. Pada saat itu, banyak sekali para pendaki dan peziarah yang mendaki Gunung Lawu, sehingga terkadang terjadi antrian di sepanjang jalur dan daerah sekitar puncak tampak seperti pasar malam. Ada beberapa tempat menarik yang terletak di sekeliling Hargo Dumilah, yaitu Sendang Drajat, Sumur Jolotundo dan Hargo Dalem. Tempat-tempat ini merupakan tempat yang dikeramatkan oleh penduduk di sekitar Gunung Lawu. Sendang Drajat adalah sebuah mata air yang berbentuk kolam dan berada pada ketiggian 3.171 m dpl. Di dekat sumber air ini terdapat beberapa buah kamar mandi yang biasa digunakan oleh para peziarah untuk mensucikan diri agar memberikan berkah bagi mereka.

Para pendaki biasanya mengambil air untuk persediaan selama di perjalanan di mata air ini, namun sayangnya kualitas air di sini kurang baik, karena warnanya terkadang keruh, dan kebersihannya tidak terjamin. Jolo Tundo juga merupakan sumber air yang berbentuk sumur dan berada pada ketinggian 3.177 m dpl, letaknya agak turun dari jalur utama. Seperti halnya Sendang Drajat, tempat ini pun dianggap keramat. Hargo Dalem merupakan sebuah komplek yang terdiri dari pondok-pondok yang terbuat dari seng yang digunakan oleh para peziarah untuk menginap. Pada Tahun Baru Jawa tempat ini biasanya dipenuhi oleh para peziarah. Hargo dalem berada pada ketinggian 3.167 m dpl dan berjarak 4.5 km dari Sendang Drajat. Di tempat ini dapat anda temukan sebuah WC umum.

Ada dua gerbang utama untuk mendaki gunung ini, yaitu melewati Cemoro Sewu dan Cemoro Kandang. Selain itu ada lagi beberapa pintu masuk alternatif seperti melalui Candi Ceto. Biasanya para pendaki, memulai perjalanan melalui Cemoro Sewu, yang memiliki rute lebih pendek sehingga lebih cepat mencapai puncak. Kemudian turun melalui Cemoro Kandang. Di sekitar pintu masuk, ada warung-warung yang menjual perlengkapan logistik pendakian dengan harga yang tak jauh berbeda dengan harga barang di kota. Perkebunan sayur mendominasi pemandangan di sepanjang jalur menuju Pos I jika melalui gerbang Cemoro Sewu. Setelah itu pemandangan berganti dengan hutan yang tidak rapat, batu-batu besar juga menghias jalur ini sampai ke puncak. Dibandingkan jalur Cemoro Kandang, jalur ini lebih terjal. Sedangkan hutan yang cukup rapat dan jalan tanah yang berlubang akan banyak ditemui pada jalur Cemoro Kandang.

Akses dan Transportasi : Untuk mencapai Gunung Lawu dari Jakarta bisa menggunakan kereta api atau bus malam. Jika menggunakan kereta api, kita turun di Stasiun Solo Balapan untuk Kelas Bisnis dan Eksekutif, jika menggunakan Kereta

7

Page 8: Jalur Pendakian

Master Luyut Presents – Jalur Pendakian

Ekonomi turun stasiun Solo Jebres. Dari kedua stasiun ini perjalanan dilanjutkan menuju terminal Tirtonadi. Bagi yang menggunakan bus malam akan berhenti di terminal Tirtonadi ini. Dari terminal Tirtonadi, perjalanan dilanjutkan menggunakan bus besar menuju Tawangmangu. Perjalanan ini memakan waktu kurang lebih 2 jam. Alam pedesaan dengan sawahnya yang subur menjadi pemandangan yang dapat dinikmati sebelum Tawangmangu. Di dekat terminal Tawangmangu terdapat pasar tradisional.

Dari terminal ini, perjalanan dapat dilajutkan dengan menggunakan angkutan pedesaan berupa mobil colt menuju Cemoro Sewu atau Cemoro Kandang. Gerbang Cemoro Kandang ditemui lebih dulu daripada gerbang Cemoro Sewu. Keduanya hanya berjarak kurang lebih 10 menit berkendaraan. Yang perlu diperhatikan, angkutan ini tersedia dari pukul 06 pagi sampai 4 sore di hari kerja, dan sampai pukul 6 sore di hari Minggu dan Libur. Ongkos dan lama perjalanan Transportasi Umum : Jakarta Solo : Bus Ekonomi Rp 65.000 12 jam. Bus AC Rp 85.000. 12 jam. Kereta Ekonomi Rp 35.000 12 jam. Kereta Bisnis Rp 70.000 10 jam. Angkutan Kota di Kota Solo Rp 1.000 30 menit. Bus Ekonomi Solo-Tawangmangu Rp 3.000 2 jam. Angkot Tawangmangu-Gerbang Rp 1.500 30 menit [Data Tahun 2004].

Perijinan : Untuk mendaki, para pendaki harus mendaftar di Pos Penjagaan yang terletak di Cemoro Sewu dan Cemoro Kandang dengan membayar karcis masuk sebesar Rp 2.000,-. Akomodasi : Tawangmangu merupakan daerah resort perbukitan, karena ada banyak penginapan yang dapat ditemui di Tawangmangu dengan fasilitas beragam. Sedangkan di Cemoro Sewu dan Cemoro Kandang di beberapa warung menyediakan tempat bagi para pendaki untuk beristirahat, walaupun amat sederhana dan hanya berupa tikar yang dihamparkan.

Jalur Pendakian : Jalur Cemoro Sewu berada pada ketinggian 1.818 m pada posisi 07° 39' 52" LS dan 111° 11' 29" BT. Cemoro Sewu sudah termasuk dalam wilayah propinsi Jawa Timur. Di Cemoro Sewu tersedia kamar mandi umum yang sederhana dan masjid. Cemoro Sewu ke Pos I (Wesen-Wesen) 2,9 km 45 menit. Pos I ke Pos II (Watu Gedeg) 5,2 km 1,25 jam. Pos II ke Pos III (Watu Gede) 6,2 km 1,5 jam. Pos III ke Pos IV (Watu Kapur) 3,6 km 1 jam. Pos IV ke Pos V (Jolo Tundo) 2 km 30 menit. Pos V ke Sendang Darajat 4,1 km 30 menit. Sendang Darajat ke Puncak 30 menit. Jalur Cemoro Kandang berada pada ketinggian 1.946 m dpl dan pada posisi 07° 39' 49" LS dan 111° 11' 14 " BT. Cemoro Kandang berada di wilayah Jawa Tengah. Di dekat pintu masuk tersedia kamar mandi umum sederhana, mushola dan toko souvenir. Cemoro Kandang ke Pos I 9,9 km 1,5 jam (Taman Sari Bawah). Pos I ke Pos II 8,4 km 1,25 jam (Taman Sari Atas). Pos II ke Pos III (Penggik) 28,7 km 4 jam. Pos III ke Pos IV (Cokro Suryo). Pos IV ke Pos V (Perapatan). Pos V Puncak.

8

Page 9: Jalur Pendakian

Master Luyut Presents – Jalur Pendakian

Tempat Menarik : Ada beberapa tempat menarik yang terdapat di sekitar Gunung Lawu. Baik yang berada di kaki maupun lerengnya, antara lain :

1. Air Terjun Grojogan Sewu : Air terjun ini terletak di sebalah utara dari terminal bis Tawangmangu. Dan dapat dicapai dengan menggunakan angkutan pedesaan. Ketinggian ai terjun ini mencapai 40 meter. Dengan membayar karcis masuk seharga Rp 1500, anda dapat menikamati keindahan air terjun ini dari pukul 08.00 – 16.30 WIB.

2. Tawangmangu : Tawangmangu adalah sebuah resort perbukitan yang terletak 12 km dari kaki gunng lawu. Resort ini memiliki pemandangan yang indah berlatar belakang gunung Lawu, alam pedesaan dan persawahan yang subur. Resort ini memliki luas sekitar 1 km persegi di sekeliling terminal bis. Penginapan banyak tersedia pada resort ini

3. Candi Sukuh : Candi Sukuh merupakan candi Hindu yang terletak di lereng gunung Lawu pada ketinggian 910 m dpl. Tepatnya di desa Berjo dalam wilayah kabupaten Karang Anyar, Jawa Tengah. Candi ini diperkirakan dibangun pada abad ke 15 oleh masyarakat Hindu Tatrayana. Bentuk candi ini mirip sebuah pyramid bangsa Maya, di dindingnya terdapat relief-relief. Di komplek sekitarnya dapat pula ditemukan beberapa buah patung garuda.

9

Page 10: Jalur Pendakian

Master Luyut Presents – Jalur Pendakian

GUNUNG MERAPI [ 2.911 mdpl ]- Yogyakarta -

Bagi pendaki gunung. ada dua jalur utama untuk mendaki G. Merapi. Jalur yang pertama dan selatan, Kaliurang. Kita mulai dan teminal Yogjakarta kita naik bus menuju Kaliurang (1.300 m ), tempat ini merupakan daerah wisata yang sangat menarik dan banyak sekali penginapan baik Hotel maupun Losmet Dari Kaliurang kita masuk menuju desa Kinaharjo dengan terlebih dahulu membayar tiket masuk yang relatif murah. Desa Kinaharjo rnerupakan desa terakhir, dari sini air harus sudah dipersiapkan secukupnya untuk persediaan mendaki maupun turun. Perjalanan dari Kinaharjo menuju puncak Merapi memakan waktu 6 jam, jalan yang dilewati merupakan jalan setapak sampai Kendit, yang merupakan batas vegetasi.

Kemudian kita melewati banyak batuan besar maupun kecil yang labil. Setibanya di puncak, kita dapat berjalan-jalan untuk melihat kawah belerang dan puncak tertingginya dinamakan Puncak Garuda, yang suhunva antara 10 C - 15 C Jalur yang kedua, melalui jalur utara yaitu dengan melewati desa Selo Kabupaten Boyolali (1.500 rn. dari permukaan air laut).

Dari Yogyakarta naik bus kejurusan Magelang dan kemudian ganti bus lagi ke jurusan Boyolali lewat Selo dan kita turun disini. Di Selo kita bisa bermalam. disini telah tersedia hotel serta pondok peristirahatan. Biasanya para pcndaki berangkat dan Selo sekitar pukul 2 atau 3 pagi yang memakan waktu selama 4-5 jam perjalanan. Kebanyakan turis asing lebih menyukai lewat Selo karena lebih dekat. Di Selo persediaan air harus dicukupi, karena dalam perjalanan rnenuju puncak sudah tidak ada mata air. Jalan setapak dan Selo terus menanjak dan akan ditemui hutan Pinus, setelah perjalanan 2 sampai 3 jam kita akan sampai diperbatasan hutan dan daerah berpasir Dari sini kita benjalan langsung ke Puncak Garuda selama 1 - 2 jam.

Turun dan Puncak Garuda sampai desa Selo memakan waktu antara 3 - 4 jam. Biasanya G. Merapi ramai pada hari Sahtu. Mendaki G. Merapi lewat Selo tidak ada tempat untuk mendirikan Tenda & kemah, kecuali bila mendaki lewat Kaliurang. Jika lewat Selo pemandangannva lebih indah bila dihandingkan dengan lewat Kaliurang tetapi cukup berbahaya. G. Merapi seningkali meminta korban. bahkan bisa dikatakan hampir setiap tahun terjadi korban, baik terjatuh maupun terkena longsoran batu. Karena G. Merapl rnemiliki batuan volkanis yang sangat labil serta tajam, maka diharapkan para pendaki mempersiapkan pcndakian dengan sebaik-baiknya, fisik mental dalam pendakian.

10

Page 11: Jalur Pendakian

Master Luyut Presents – Jalur Pendakian

GUNUNG MERBABU (3.142 mdpl)- Central Java -

Gunung Merbabu terletak di Propinsi Jawa Tengah dengan ketinggian 3.142 mdpl pada puncak Kenteng Songo. Gunung Merbabu berasal dari kata "meru" yang berarti gunung dan "babu" yang berarti wanita. Gunung ini dikenal sebagai gunung tidur meskipun sebenarnya memiliki 5 buah kawah: kawah Condrodimuko, Kombang, Kendang, Rebab, dan Sambernyowo. Terdapat dua buah puncak yakni puncak Syarif (3.119 mdpl) dan puncak Kenteng Songo (3.142 mdpl). Puncak Gunung Merbabu dapat ditempuh dari Kopeng (Salatiga) atau dari Selo (Boyolali). Perjalanan akan sangat menarik bila kita berangkat dari Kopeng kembali lewat jalur Selo. Pemandangan yang sangat indah dapat disaksikan disepanjang perjalanan. Banyak terdapat gunung disekitar gunung Merbabu, diantaranya Gunung Merapi, Gunung Telomoyo, dan Gunung Ungaran. Dari Jakarta bisa naik kereta api atau bus ke Semarang, Yogya, atau Solo. Dilanjutkan dengan bus jurusan Solo-Semarang turun di kota Salatiga, dilanjutkan dengan bus kecil ke Kopeng. Dari Yogya naik bus ke Magelang, dilanjutkan dengan bus kecil ke Kopeng. Dari kopeng terdapat banyak jalur menuju ke Puncak, namun lebih baik melewati desa Tekelan karena terdapat Pos yang dapat memberikan informasi maupun berbagai bantuan yang diperlukan. Pos Tekelan dapat ditempuh melalui Bumi Perkemahan Umbul Songo. Di Bumi Perkemahan Umbul Songo kita dapat beristirahat menunggu malam tiba, karena pendakian akan lebih baik dilakukan malam hari tiba dipuncak menjelang matahari terbit. Kita juga dapat beristirahat di Pos Tekelan yang menyediakan tempat untuk tidur, terutama bila tidak membawa tenda. Dapat juga berkemah di Pos Pending karena di tiga tempat ini kita bisa memperoleh air bersih.

Masyarakat disekitar Merbabu mayoritas beragama Buddha sehingga akan kita temui beberapa Vihara disekitar Kopeng. Penduduk sering melakukan meditasi atau bertapa dan banyak tempat-tempat menuju puncak yang dikeramatkan. Pantangan bagi pendaki adalah tidak buang air di Watu Gubug dan sekitar Kawah. Juga pendaki tidak diperkenankan mengenakan pakaian warna merah dan hijau. Pada Tahun Baru Jawa 1 Suro, penduduk melakukan upacara tradisional di kawah Gunung Merbabu. Pada bulan Sapar penduduk Selo (lereng Selatan Merbabu) mengadakan upacara tradisional. Anak-anak wanita di desa Tekelan dibiarkan berambut gimbal untuk melindungi diri dan agar memperoleh keselamatan. Pos IV Gunung Watu Tulis, beberapa gunung disambung dengan Jembatan Setan.

Perjalanan dari Pos Tekelan yang berada ditengah perkampungan penduduk, dimulai dengan melewati kebun penduduk dan hutan pinus. Dari sini kita dapat menyaksikan pemandangan yang sangat indah ke arah Gunung Telomoyo dan Rawa Pening. Di Pos Pending kita dapat menemukan mata air, juga kita akan menemukan sungai kecil (Kali Sowo). Sebelum mencapai Pos I kita akan melewati Pereng Putih, kita harus berhati-hati karena sangat terjal. Kemudian kita melewati sungai kering dan melihat pemandangan yang sangat indah ke bawah melihat kota Salatiga terutama di malam hari. Watu Gubug yang dikeramatkan masyarakat penuh dengan coretan para "Pecinta Alam". Dari Pos I kita akan melewati hutan campuran menuju Pos II, menuju Pos III jalur mulai terbuka dan jalan mulai menanjak curam. Kita mendaki gunung Pertapan, hempasan angin yang kencang sangat terasa, apalagi berada di tempat terbuka. Kita dapat berlindung di Watu Gubug, sebuah batu berlobang yang dapat dimasuki 5 orang. Konon merupakan pintu gerbang menuju kerajaan makhluk gaib.

11

Page 12: Jalur Pendakian

Master Luyut Presents – Jalur Pendakian

Menuju Kenteng Songo jalur selebar 1 meter kiri-kanan jurang Bila ada badai sebaiknya tidak melanjutkan perjalanan karena sangat berbahaya. Mendekati Pos IV kita mendaki Gunung Watu Tulis dengan jalur agak curam dan banyak pasir maupun kerikil kecil sehingga licin, angin kencang membawa debu dan pasir sehingga harus siap menutup mata bila ada angin kencang. Menuju Pos V jalur menurun, pos ini dikelilingi bukit dan tebing yang indah. Kita dapat turun menuju kawah Condrodimuko. Dan disini terdapat mata air, bedakan antara air minum dan air belerang. Perjalanan dilanjutkan dengan melewati tanjakan yang sangat terjal serta jurang disisi kiri dan kanannya. Tanjakan ini dinamakan Jembatan Setan. Kemudian kita akan sampai di persimpangan, ke kiri menuju Puncak Syarif (Gunung Pregodalem) dan ke kanan menuju puncak Kenteng Songo (Gunung Kenteng Songo) yang memanjang.

Puncak Gunung Merbabu dengan latar belakang Gunung Merapi Dari puncak Kenteng Songo kita dapat memandang Gunung Merapi dengan puncaknya yang mengepulkan asap setiap saat, nampak dekat sekali. Ke arah Barat tampak Gunung Sumbing dan Sindoro yang kelihatan sangat jelas dan indah, seolah-olah menantang untuk di daki. Lebih dekat lagi tampak Gunung Telomoyo dan Gunung Ungaran. Dari kejauhan ke arah Timur tampak Gunung Lawu dengan puncaknya yang memanjang. Menuju Puncak Kenteng Songo ini jalurnya sangat berbahaya, selain sempit hanya berkisar 1 meter lebarnya dengan sisi kiri kanan jurang bebatuan tanpa pohon, juga angin sangat kencang siap mendorong kita setiap saat. Di puncak ini terdapat batu kenteng/lumpang/berlubang dengan jumlah 9 menurut penglihatan paranormal.

Menuruni gunung Merbabu lewat jalur menuju Selo menjadi pilihan yang menarik. Kita akan melewati padang rumput dan hutan Edelweiss, juga bukit-bukit berbunga yang sangat indah dan menyenangkan seperti di film India yang sangat menghibur kita sehingga lupa akan segala kelelahan, kedinginan dan rasa lapar. Di sepanjang jalan kita dapat menyaksikan Gunung Merapi yang kelihatan sangat dekat dengan puncak yang selalu mengeluarkan asap.

Jalur Selo menuruni dan mendaki beberapa gunung kecil. Kita akan menuruni dan mendaki beberapa gunung kecil yang dilapisi rumput hijau tanpa pepohonan untuk berlindung dari hempasan angin. Di sepanjang jalur tidak terdapat mata air dan pos peristirahatan. Kabut dan badai sering muncul dengan tiba-tiba, sehingga sangat berbahaya untuk mendirikan tenda. Jalur menuju Selo ini sangat banyak dan tidak ada rambu penunjuk jalan, sehingga sangat membingungkan pendaki. Banyak jalur yang sering dilalui penduduk untuk mencari rumput dipuncak gunung, sehingga pendaki akan sampai diperkampungan penduduk. Sambutan yang sangat ramah dan meriah diberikan oleh penduduk Selo bagi setiap pendaki yang baru saja turun Gunung Merbabu. Apabila kita tidak bisa berbahasa Jawa, ucapkan saja terima kasih. Dari Selo dapat dilanjutkan dengan bus kecil jurusan Boyolali-Magelang, bila ingin ke Yogya ambil jurusan Magelang, dan bila hendak ke Semarang atau Solo ambil jurusan Boyolali.

12

Page 13: Jalur Pendakian

Master Luyut Presents – Jalur Pendakian

Rute Kopeng : [Semarang/Solo – Salatiga] [Salatiga - Kopeng (Umbul Songo) 12 km] [Umbul Songo-Tekelan (Base Camp) 1 km 30 menit] [Tekelan-Pos Pending 1,2 km 1 jam] [Pos Pending - Pos I Gumuk 1,5 km 1,5 jam] [Pos I - Pos II Lempong Sampan 785 m 1 jam] [Pos II - Pos III Watu Gubug (Gunung Pertapan) 724 m 1 jam] [Pos III - Pos IV (Gunung Watu Tulis) 453 m 45 menit] [Pos IV - Pos V ( Helipad ) 630 m 30 menit] [Pos V - Persimpangan ( Geger Sapi ) 627 m 45 menit] [Persimpangan-Puncak Syarif ( Gn. Pregodalem ) 130 m 10 menit] [Persimpangan - Puncak Gunung Kenteng Songo 443 m 45 menit]. Rute Selo : [Solo/Semarang/Yogya-Boyolali] [Boyolali-Selo (Pasar)] [Pasar-Base Camp (Pak Sunarto)] [Base Camp-Shelter I (Balong)] [Shelter I - Shelter II (Pentur)] [Shelter II - Shelter III] [Shelter III - Shelter IV] [Shelter IV - Shelter V (Puncak Kenteng Songo)]

13

Page 14: Jalur Pendakian

Master Luyut Presents – Jalur Pendakian

GUNUNG PANGRANGO [ 3.018 mdpl ]- West Java -

Gunung Pangrango dan G.Gede terletak di provinsi Jawa Barat. Puncak-puncaknya dapat terlihat dengan jelas dari Cibodas. G.Pangrango berbemtuk segitiga runcing sedangkan G.Gede berbentuk kubah. Jalur yang dapat dilalui antara lain dari desa Gunung Putri dan Cibodas. Namun yang paling populer adalah lewat Cibodas. Dari bogor atau Cianjur naik bis ke arah Cipanas, turun di depan jalan masuk Cibodas yang terletak kurang lebih 2 Km arah Barat dari Cipanas. Dari sini naik angkot ke pintu Kebon Raya Cibodas. Di Wisma Cinta Alam yang terletak di sebelah kanan pintu gerbang, kita mendaftarkan diri untuk masalah perijinan pendakian. G. Pangrango dan G.Gede berada dalam kawasan Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (TNGP), disinilah kita dapat menikmati keindahan alam asli. Peta-pandu Taman Nasional dapat diperoleh dari Wisma Cinta Alam. Kita masuk melalui pintu sebelah kanan Kebon Raya, lalu terus menuju Pos Jaga dan harus mencatat identitas diri disini. Di tempat ini kita juga dapat menginap.

Pendakian ke puncak dimulai dari belakang pos tersebut, dengan melalui hutan tropis yang sangat indah, kita menuju Pondok Kandang Badak (4 jam) yang sebelumnya melewati pertigaan ke arah Air Terjun. Di perjalanan, berturut-turut kita akan menemui 2-3 pondok, mata air dan air panas. Kita dapat bermalam di Pondok Kandang Badak, disini pun tersedia mata air yang cukup dingin. Naik sedikit dari Pondok Kandang Badak, jalan akan bercabang yaitu ke kanan menuju puncak G. Pangrango dan ke arah kiri menuju puncak G.Gede.

Untuk ke puncak gunung pangrango, kita terus naik selama lebih kurang 3 jam menjelajahi (lagi-lagi) hutan alam hingga elevasi mencapai 1000 mdpl. Puncaknya berada dalam hutan berlumut, jadi kita tidak dapat memandang sekeliling karena terhalang pepohonan. Namun jika kita turun sedikit ke arah Barat, terdapat hamparan bunga Edelweis yang biasa disebut taman Mandalawangi. Di sebelah selatan terdapat sebuah pondok inap, dan disekitar taman tersebut terdapat lokasi memadai untuk mendirikan tenda. Munuju puncak G.Gede kita harus mendaki selam 2 jam, di mana terbentang panorama alam nan indah dan dinding kaldera kawah aktif G.Gede dapat terlihat secara jelas. Puncak G.gede memiliki pemandangan alam amat indah, dari sini kita dapat melihat kota-kota terdekat dan tentu taman Edelweis Alun-alun Suryakencana di bawahnya. Dari puncak G.Gede kita turun ke Cipanas ke arah Utara atau menuju Sukabumi ke arah selatan.

14

Page 15: Jalur Pendakian

Master Luyut Presents – Jalur Pendakian

GUNUNG RINJANI (3.726 m)- Lombok Island -

Gunung Rinjani dengan ketinggian 3.726 mdpl, mendominasi sebagian besar luas pulau Lombok. Terletak disebelah timur pulau Bali, dapat ditempuh dengan bus langsung Jakarta-Mataram dengan menyeberang menggunakan ferry dua kali (selat bali dan selat lombok). Dapat juga ditempuh dengan menggunakan pesawat terbang dari Bali. Gunung Rinjani adalah gunung tertinggi ke dua di Indonesia di luar pegunungan Irian Jaya. Gunung Rinjani masuk dalam kawasan Taman Nasional Gunung Rinjani, dengan luas taman sekitar 40.000 hektar. Dikelilingi oleh hutan dan semak belukar seluas 76.000 hektar. Gunung Rinjani memiliki kawah dengan lebar sekitar 10 km, terdapat danau kawah yang disebut danau Segara Anak dengan kedalaman sekitar 230m. Air yang mengalir dari danau ini membentuk air terjun yang sangat indah, mengalir melewati jurang yang curam. Danau Segara Anak ini banyak terdapat ikan mas dan mujair, sehingga sering digunakan untuk memancing. Dengan warna airnya yang membiru, danau ini bagaikan anak lautan, karena itulah disebut "Segara Anak".

Danau segara anak menyimpan berbagai misteri dan dan kekuatan gain, itulah sebabnya manusia merasa betah tinggal lama di tempat ini. Disinilah komunitas mahkluk gaib yang disebut Jin bermukim dalam jumlah yang sangat banyak. Keyakinan masyarakat apabila Danau Segara Anak terlihat luas menandakan bahwa umur orang orang yang melihat itu masih panjang. Sebaliknya jika tampak sempit maka menandakan umur si penglihat pendek, untuk itu harus melakukan bersih diri artinya harus berjiwa tenang, bangkitkan semangat hidup, pandang kembali danau sepuas-puasnya.

Setiap tahun diadakan upacara adat di danau ini baik oleh masyarakat yang beragama Hindu Bali atau pun Islam masyarakat Sasak. Masyarakat Hindu Bali dua kali setahun mengadakan upacara agama di danau ini. Masyarakat Sasak bisa beberapa kali mengadakan perjalanan dalam satu tahun. Terdapat air terjun kokok putih dan juga air panas yang sering dikunjungi orang untuk tujuan pengobatan. Jalur yang biasa digunakanan para pendaki ialah jalur Sembalun Lawang yang panjang dan jalur Senaru yang lebih pendek namun lebih terjal. Desa Senaru terletak di wilayah Lombok Barat, berjarak sekitar 80 km dari kota Mataram, berada di sebelah utara lereng Rinjani. Terdapat juga air terjun yang sangat menarik, yakni air terjun Sinanggile. Di desa inilah terdapat kantor Rinjani Trek Center yang berada pada ketinggian 601 mdpl. Curah hujan yang terjadi berkisar antara 2.000 - 4.000 mm/tahun. Pada bulan desember - januari biasanya ombak di selat lombok sangat besar sehingga sangat menyiksa bagi yang mabuk laut. Perjalanan ferry dari Bali ke Lombok bisa lebih lama bila sedang musim ombak besar lebih dari 2 jam.

Disebelah selatan dan barat Gunung Rinjani di tumbuhi hutan hujan semi selalu hijau primer. Pada ketinggian 1.000 - 2.000 meter banyak ditumbuhi Dysoxylum sp, pterospermum, dan Ficus superba. Pada ketinggian 2.000 - 3.000 meter banyak ditumbuhi cemara gunung Casuarina junghuhniana. Pada ketinggian diatas 3.000 meter yang miskin akan tumbuhan, hanya ditumbuhi rumput dan Edelweiss ( Anaphalis javanica ). Di sebelah timur gunung yang bertiup angin musim kering, banyak ditumbuhi Pohon Acasia. Puncak Gunung Rinjani diyakini oleh masyarakat Lombok sebagai tempat bersemayam ratu jin, penguasa gunung Rinjani yang bernama Dewi Anjani. Dari puncak ke arah tenggara terdapat sebuah kaldera lautan

15

Page 16: Jalur Pendakian

Master Luyut Presents – Jalur Pendakian

debu yang dinamakan Segara Muncar. Pada saat-saat tertentu dengan kasat mata dapat terlihat istana Ratu Jin. Pengikutnya adalah golongan jin yang baik-bauk. Menurut kisah masyarakat Lombok Dewi Anjani adalah seorang putri raja yang tidak diijinkan oleh ayahnya menikah dengan kekasih pilihannya, maka ia pun menghilang di sebuah mata air yang bernama Mandala, dan akhirnya dia menjadi penguasa dunia gaib

Diantara 109 jenis burung yang tercatat di gunung Rinjani, terdapat beberapa diantaranya adalah jenis burung yang ada di Australia. Terdapat monyet perak yang berasal dari bali, rusa, dan landak. Di Pelawangan Sembalun terdapat monyet ekor panjang yang suka menggangu kemah para pendaki, mereka sangat pandai membuka tenda untuk mengambil makanan, jangan pernah meninggalkan tenda tanpa penjaga, selain itu monyet-monyet sangat garang dan berani. Jalur Senaru : Senaru – Pos II 2 Jam. Pos II – Pos III (Camp Area) 2 Jam. Pos III-Plawangan I 2 Jam. Plawangan 1 - Perkemahan 2 Jam. Perkemahan - Plawangan 2 3 Jam. Plawanagn 2 - Puncak 3 Jam. Jalur Sembalun Lawang Sembalun Lawang - Pos I 5 jam Pos I - Pos II 1 jam Pos II - Jembatan Bolong. Jembatan Bolong – Persimpangan Persimpangan - Bukit penyesalan Bukit penyesalan - Pos III Pos III - Plawangan 2 Plawangan 2 - Puncak Rinjani 3 jam Plawangan 2 - Danau Segara.

16

Page 17: Jalur Pendakian

Master Luyut Presents – Jalur Pendakian

GUNUNG SEMERU [ 3.676 mdpl ]- East Java -

Untuk menuju Gunung yang tertinggi di Pulau Jawa yaitu G. Semeru (3.676 m dpl) ~ paling mudah dicapai adalah dari arah Malang dengan naik Colt jurusan Tumpang, kemudian menuju desa Ranupane (2.200 m) dengan melewati desa Gubug Klakah (1.100 m) dan Ngadas (2.000 m) dengan Truk atau Jeep ongkosnya Rp. 6.000 sampai Rp. 10.000,- per orang (tahun 1999). Desa Ranupane (2.100 m) adalah desa terakhir dan tempat pemeriksaan serta pos untuk melapor bagi para pendaki untuk naik, dan juga terdapat pondok pendaki untuk bermalam dan beristirahat. Ranu Pane mempunyai penduduk sekitar 60 orang yang merupakan perkampungan kecil, pekerjaan mereka pada umumnya bertani sayur-sayuran. Selain terdapat Ranu (danau) Pane, disebelahnya tendapat ranu lagi yang namanya Ranu Regulo.

Perjalanan ke Puncak G. Semeru dimulai dan desa Ranupane menuju Ranu Kumbolo pagi harinya pukul 7.00 melalui jalan setapak, jaraknya 13 Km., tidak terlalu terjal dengan memakan waktu sekitar 3-4 jam perjalanan. Di Ranu Kumbolo ada Pondok Pendaki untuk istirahat dan memasak. Daerah ini airnya melimpah dan berada pada ketinggian 2.400 m dari permukaan laut. Ranu Kumbolo memiliki pemandangan yang sangat indah terlebih pada pagi hari bila kita dapat melihat matahani terbit dari celah-celah bukit.

Dari Ranu Kumbolo perjalanan dilanjutkan menuju Kalimati (2.700 m) melalui hutan cemara dimana kadang kita jumpai burung dan kijang. Penjalanan ini ditempuh 2 - 3 jam / 10 Km. Disini kita dapat mendirikan tenda, dan apabila kita membutuhkan air dapat menuju Sumbermani, kearah barat menelusuri pinggiran hutan Kalimati dengan menempuh perjalanan 1 jam pulang pergi. Tetapi dianjurkan kebutuhan air telah dipersiapkan di Ranu Kumbolo. Sebenarnya kita dapat juga berkemah di Ancopodo 1 jam perjalanan dari Kalimati ke arah puncak G. Semeru. tetapi kondisi tanahnya kurang stabil dan sering tenjadi tanah longsor di kawasan tersebut.

Dari Kalimati biasanya para pendaki memulai pendakian menuju puncak pagi-pagi sekali, yaitu sekitar pukul 2 - 3 pagi dengan melalui hutan cemara 1 jam dan bukit pasir selama 2 - 3 jam untuk sampai di puncaknya, dengan keadaan jalan yang terjal menanjak. Puncak Semeru yang biasa didaki adalah Puncak “Mahameru”. Dari puncak ini akan terlihat kawah yang disebut “Jonggring Saloka” dan yang uniknya setiap 10-15 menit sekali menyemburkan batuan vulkanis dengan didahului asap yang membumbung tinggi.

Suhu di puncak Mahameru dingin sekali yaitu 0-4 C yang kadang-kadang berkabut tebal disertai badai angin. Pada saat badai dianjurkan untuk menunda pendakian ke puncak. Panorama dari Puncak Mahameru tak akan pernah terlupakan indahnya, dimana terlihat puncak-puncak gunung di Jawa Timur, pesisir dan pantai, serta matahani terbit di ufuk timur.

Mendaki G. Semeru sebaiknva dimusim kemarau yaitu pada bulan-bulan Juni, Juli, Agustus dan September. Pendaki juga dianjurkan untuk tidak mendaki pada musim hujan di bulan Januani dan Februari, dimana sering terjadi badai dan tanah longsor. Dari puncak turun kembali ke kemah (Kalimati) dibutuhkan waktu 1 jam, dan 3 jam untuk sampai di Ranu Kumbolo dan diperlukan 3 jam lagi untuk mencapai Ranu Pane.

17

Page 18: Jalur Pendakian

Master Luyut Presents – Jalur Pendakian

Bila sampai di Ranu Pane menjelang sore, kalau ada mobil kita bisa terus turun ke Gubug Klakah atau ke Tumpang, atau kita bisa bermalam di Ranu Pane dan besok paginya kita dapat turun kembali ke Tumpang. Turun dari Ranupane ke arah Tumpang kita dapat juga menuju ke kawasan G. Bromo, melalui pertigaan Jempiang (2 Km sebelum desa Ngadas) ke arah kanan.

18

Page 19: Jalur Pendakian

Master Luyut Presents – Jalur Pendakian

GUNUNG SLAMET (3.432 mdpl)- Central Java -

Gunung Slamet adalah gunung tertinggi di Jawa Tengah dan merupakan gunung tertinggi kedua di P. Jawa dengan ketinggian 3.432m. Pada masa penjelajahan dunia yang pertama Sir Frances Drake ketika melihat Gunung Slamet, segera mengarahkan perahunya dan berlabuh di Cilacap. Gn. Slamet dapat didaki melalu 3 jalur, lewat jalur sebelah Barat Kaliwadas, lewat jalur sebelah selatan Batu Raden dan lewat jalur sebelah timur Bambangan. Dari ketiga jalur tersebut yang terdekat adalah lewat Bambangan, selain pemandangannya indah juga banyaknya kera liar yang dapat ditemui dalam perjalanan menuju ke puncak slamet.

JALUR BAMBANGAN

Jalur Bambangan adalah jalur yang sangat populer dan merupakan jalur yang paling sering didaki. Route Bambangan merupakan route terpendek dibandingkan route Batu Raden dan Kali Wadas. Dari kota Purwokerto naik bus ke tujuan Purbalingga dan dilanjutkan dengan bus dengan tujuan Bobot sari turun di Serayu. Perjalanan disambung menggunakan mobil bak angkutan pedesaan menuju desa Bambangan, desa terakhir di kaki gunung Slamet. Di dusun yang berketinggian 1279 mdpi ini para pendaki dapat memeriksa kembali perlengkapannya dan mengurus segala administrasi pendakian. Pertama-tama menuju pos Payung dengan keadaan medan terjal dengan arah belok kanan. Pendaki akan melewati ladang penduduk selama 1 jam. Pos Payung merupakan pos pendakian yang menyerupai payung raksasa dan masih berada di tengah-tengah perkebunan penduduk. Selepas pos Payung pendakian dilanjutkan menuju pondok Walang dengan jalur yang sangat licin dan terjal di tengah-tengah lingkungan hutan hujan tropis, selama kurang lebih2 jam. Selepas pondok Walang, medan masih seperti sebelumnya, jalur masih tetap menanjak di tengah panorama hutan yang sangat lebat dan indah, selama kira-kira 2 jam menuju Pondok Cemara. Sebagaimana namanya, pondok Cemara dikelilingi oleh pohon cemara yang diselimuti oleh lumut. Selepas pondok Cemara pendakian dilanjutkan menuju pos Samaranthu. Selama kira-kira 2 jam dengan jalur yang tetap menanjak dan hutan yang lebat. Samaranthu merupakan pos ke 4. Kira-kira 15 menit dari pos ini terdapat mata air bersih yang berupa sungai kecil.

Selepas Samaranthu, medan mulai terbuka dengan vegetasi padang rumput. Pendaki akan melewati Sanghiang Rangkah yang merupakan semak-semak yang asri dengan Adelweiss di sekelilingnya, dan sesekali mendapati Buah Arbei di tengah-tengah pohon yang menghalangi lintasan pegunungan. Pendaki juga akan melewati Sanghiang Jampang yang sangat indah untuk melihat terbitnya matahari. Kira-kira 30 menit kemudian pendaki akan tiba di Plawangan. Plawangan (lawang-pintu) merupakan pintu menuju puncak Slamet. Dari tempat ini pendaki akan dapat menikmati panorama alam yang membentang luas di arah timur. Selepas Plawangan lintasan semakin menarik sekaligus menantang, selain pasir dan bebatuan sedimentasi lahar yang mudah longsor pada sepanjang lintasan, di kanan kiri terdapat jurang dan tidak ada satu pohon pun yang dapat digunakan sebagai pegangan. Di daerah ini sering terjadi badai gunung, oleh karena itu pendaki disarankan untuk mendaki di pagi hari. Kebanyakan pendaki meninggalkan barang-barang mereka di bawah, untuk memperingan beban.

19

Page 20: Jalur Pendakian

Master Luyut Presents – Jalur Pendakian

Dari Plawangan sampai di puncak dibutuhkan waktu 30- 60 menit. Dari sini pendaki dapat melihat puncak Slamet yang begitu besar dan hamparan kaldera yang sangat luas dan menakjubkan, yang biasa disebut dengan Segoro Wedi. Letusan yang pernah tercatat yakni tahun 2000, 1989, 1988, 1974?, 1973, 1969, 1967, 1966, 1960-61, 1958, 1958, 1957, 1955, 1953, 1951-52, 1951, 1948, 1944, 1943-44, 1943?, 1940, 1939, 1939, 1937, 1934?, 1933, 1932, 1930, 1929, 1928, 1927, 1926, 1923, 1904, 1890, 1885, 1875, 1875, 1860, 1849, 1835, 1825, 1772. Apabila kita ingin turun menuju jalur lain, misalnya Guci, pendaki harus melewati kompleks kawah untuk memilih jalur yang diinginkan.

JALUR KALIWADAS

Kaliwadas merupakan sebuah dusun yang berketinggian 1850 mdpi dan masuk wilayah Desa Dawehan, Kecamatan Sirampog, Kabupaten Brebes, atau tepatnya berada pada barat daya lereng Gunung Slamet. Untuk menuju Kaliwadas dapat ditempuh dari kota Bumiayu menuju Pangasinan dengan menggunakan Angkutan Pedesaan jenis Colt yang memakan waktu 2 jam. Setiba di Pasar Pangasinan, perjalanan dilanjutkan menuju Kaliwadas dengan menggunakan Jeep Hardtop atau menggunakan angkutan umum jenis kendaraan terbuka yang beroperasi hingga pukul 18.00. Pendaki dapat menyiapkan segala perbekalan dan perizinan dari Kaliwadas ini. Kira -kira 300 m selepas jalan desa, pendaki diarahkan menuju jalan setapak. Satu jam kemudian pendaki akan melewati Tuk Suci yang oleh penduduk setempat diartikan sebagai mata air suci. Di Tuk Suci ini terdapat aliran air yang dibendung, yang berfungsi sebagai pengairan desa di bawahnya.

Selepas Tuk Suci, medan mulai menanjak menembus lorong-lorong tumbuhan Bambu yang berukuran kecil. Penduduk sekitar menyebutnya Pringgodani. Enam puluh menit kemudian pendaki akan tiba di pondok Growong. Pondok Growong merupakan tempat yang cocok untuk mendirikan tenda. Di sekitar area ini banyak ditemukan pohon besar yang di bawahnya terdapat lubang berukuran cukup besar. Selepas pondok Growong lintasan relatif datar sampai pada sebuah jembatan kecil yang bemama taman Wlingi, yang berada di ketinggian 1953 mdpl. Di daerah ini terdapat persimpangan, lintasan yang lurus dan lebar menuju ke Sumur Penganten. Berjarak 500 m dari area terdapat sumber air, yang juga merupakan sebuah tempat keramat di mana banyak peziarah yang datang untuk meminta berkah. Jalur ke kiri merupakan lintasan yang menuju ke puncak. Keadaan lintasan semakin menanjak. Di sepanjang lintasan mulai banyak dijumpai pohon tumbang dan pohon penyengat. Lintasan kadang tertutup oleh semak belukar sehingga pendaki harus waspada agar tidak tersesat. Lintasan mulai kembali melebar ketika pendaki melewati persimpangan Igir Manis yang berada di ketinggian 2600 mdpl. Di sekitar area ini akan didapati tetumbuhan Adelweiss dan tetumbuhan Arbei.

Setelah itu pendaki akan sampai di Igir Tjowek yang berada di ketinggian 2750 mdpl. Daerah ini masuk kawasan Gunung Malang. Di sini terjadi pertemuan jalaur ini dengan jalur Baturaden. Beberapa meter kemudian barulah pendaki tiba di Plawangan. Plawangan merupakan sebuah tanah yang cukup datar di daerah terbuka, sekaligus merupakan batas vegetasi. Untuk menuju puncak dibutuhkan waktu kira-kira 2 jam. Pendaki dapat berangkat pagi agar dapat menikmati keadaan puncak dan sekitamya dalam keadaan cuaca cerah. Selepas Plawangan lintasan semakin tajam hingga mencapai sudut pendakian 60. Selanjutnya keadaan lintasan semakfn parah dengan medan bebatuan vulkanik yang mudah longsor. Bau belerang terasa menyengat dari kawah ketika pendaki tiba di puncak bayangan. Setiba di

20

Page 21: Jalur Pendakian

Master Luyut Presents – Jalur Pendakian

daerah ini, pendaki tinggal melipir pada gigir kawah menuju arah timur. Setelah melewati Tugu Surono yang berupa tumpukan batu, pendaki akan sampai di puncak tertinggi Gunung Slamet yang ditandai dengan patok triangulasi dan tower. Dulu tempat ini juga digunakan sebagai pemantauan aktivitas gunung api ini. Di puncak tertinggi kedua se-Jawa ini pendaki dapat menyaksikan pemandangan pada arah timur. Tampak beberapa puncak seperti Gunung Sumbing, Sundoro, Merbabu, Merapi, dan puncak Ciremai di arah barat. Semuanya berdiri kokoh sekan-akan menjadi pasak bumi Pulau Jawa.

JALUR BATU RADEN

Dari kota Purwokerto menuju tempat wisata Batu Raden menempuh jarak 15 km arah utara dan dapat ditempuh selama 30 menit dengan menggunakan Angkutan umum. Batu Raden yang merupakan daerah wisata yang terkenal dengan Pancuran Telu dan Pitu ini berada di ketinggian 760 mdpl. Pancuran tersebut merupakan aliran mata air panas yang mengandung belerang. Jalur ini merupakan jalur tersulit dan jarang dilalui pendaki.

Selepas pal Taman Wisata Batu Raden, lintasan berbelok ke kanan dan menurun. Dalam perjalanan menuju pos I banyak ditemui cabang lintasan, yang merupakan jalan tikus yang banyak dibuat oleh penduduk setempat. Di tengah perjalanan pendaki akan melewati sebuah sungai. Setelah itu lintasan kembali datar dengan sajian jurang yang menganga pada sisi kanan lintasan. Untuk sampai di pos I dibutuhkan waktu selama 3 jam. Selepas pos I lintasan mulai menanjak dengan sajian hutan yang rimbun dan asri, selama 2 jam. Untuk sampai di pos III dibutuhkan waktu selama 3 jam dengan lintasan yang tidak begitu menanjak. Vegetasi di pos III masih dalam kungkungan hutan hujan Tropis.

Selepas itu pendaki akan melipir pada sebuah punggungan tipis yang berada di ketinggian 1664 mdpl. Daerah tersebut bemama Igir Leiangar. Selepas pos IV, tepatnya di puncak Gunung Malang, akan ditemui persimpangan dengan jalur Kaliwadas. Kemudian perjalanan dilanjutkan menuju ke Plawangan, lalu berbelok ke kanan menuju puncak Slamet.

21

Page 22: Jalur Pendakian

Master Luyut Presents – Jalur Pendakian

GUNUNG SUMBING [ 3.371 mdpl ]- Central Java -

Gunung Sindoro dan G. Sumbing serupa sekali, berapi dan berbentuk kerucut. Diperkirakan gunung-gunung itu berasal dari sumber dan masa yang sama. G. Sindoro dan G. Sumbing dipisahkan oleh sebuah jalan raya yang menghubungkan kota Wonosobo dan kota Magelang.Untuk menuju ke G. Sindoro, dari Magelang kita naik bis ke arah Wonosobo dan turun di jalan raya tertinggi di desa Kledung. Setelah tiba di desa Kledung kita harus ke Kepala Desa untuk memperoleh informasi dan kita dapat bermalam di rumah kepala desa ini. Air harus dipersiapkan di sini, karena sepanjang perjalanan ke puncak yang dimulai dari jalan di belakang rumah Kepala Desa, melalui kebun sayur dan hutan pinus, tidak tersedia sumber mata air. Dari desa Kledung menuju puncak memakan waktu 8 jam dan turunnya membutuhkan waktu 4 jam.

Setiap tanggal 1 Suro, banyak penduduk yang naik menuju puncak G. Sindoro ini untuk melakukan upacara selamatan memperingati Tahun Baru dalam kalender Jawa dan Islam. Untuk menuju puncak G. Sumbing, kita turun dari bus di depan gapura desa Garung, dimana jalan mulai menurun ke kota Wonosobo. Dari gapura desa ke pusat desa Garung perjalanan ditempuh dalam waktu 1 jam. Di desa Garung/Butuh ini tidak ada losmen untuk bermalam, jadi para pendaki bila igin bermalam dapat ke rumah kepala desa, sekaligus mendapatkan informasi mengenai G. Sumbing.

Dari belakang desa, perjalanan dilanjutkan dengan mengikuti jalur yang langsung menanjak, terus melalui kebun sayur dan jalan menanjak seperti dalam saluran air. Kita kemudian melewati kebun akasia dan tiba di padang rumput, dari sini kita dapat melihat puncak G. Sumbing. Perjalanan sampai ke punggung gunung, makin lama makin curam dan di sini terdapat sebuah batu besar tempat berlindung dari hembusan angin yang keras. Dari tempat ini menuju puncak masih diperlukan waktu 1 jam lagi.

Puncak G. Sumbing berbentuk caldera kecil yang bergaris tengah 800 meter, dengan kedalaman 50-100 m dan beberapa puncak yang runcing. Untuk menuju puncak tertinggi harus turun lagi ke arah kanan dan kemudian naik lagi. Di kaldera banyak kawah kecil yang berasap belerang, yang merupakan pemandangan yang menarik. Dari desa Garung/Butuh ini menuju puncak memakan waktu 8 jam dan untuk turun memakan waktu kurang lebih 5 jam.

22

Page 23: Jalur Pendakian

Master Luyut Presents – Jalur Pendakian

GUNUNG TANGGAMUS [2.100 mdpl- Lampung Province -

Sebagai salah satu gunung tinggi di Lampung, Gunung Tanggamus memiliki variasi tanaman yang beragam. Salah satunya jamur yang banyak tumbuh di batang-batang pohon yang bertumbangan di dasar hutan. Gunung Tanggamus di Kabupaten Tanggamus memang unik dan memiliki tantangan tersendiri. Menuju lokasi itu saja sudah punya cerita khusus, apalagi jalur pendakian ke tempat peristirahatan pertama hingga puncak. Dari kejauhan, gunung setinggi 2.100 mdpl itu seolah menyimpan misteri. Kabut tebal bak tidak berhenti menutupi puncaknya. Tempat itu paling mudah dicapai dari Kota Bandar Lampung melewati kota Pringsewu, Kabupaten Tanggamus. Setelah menempuh jarak 90 kilometer melalui jalan berkelok dan naik turun, perjalanan selama dua jam berakhir di Desa Gisting. Dari pertigaan Pasar Gisting, pendaki masih harus menempuh perjalanan sekitar 5 kilometer untuk bisa sampai titik awal pendakian.

Di rumah Pak Kidi, salah satu penduduk yang sudah biasa disinggahi para pendaki, kita dapat mempersiapkan perbekalan serta mengecek ulang semua persiapan sebelumnya. Perjalanan pertama dimulai dari rumah Pak Kidi hingga hutan pertama atau Base Camp Sonokeling terbentang jarak kurang lebih 5 kilometer. Jalur pendakian pendek itu terjal, bahkan diselingi dua tanjakan berat. Kejutan perjalanan awal dibayar dengan hamparan perkebunan sayur yang luar biasa indah. Sejauh mata memandang, perkebunan kol, tomat, cabai, dan terung mendominasi kawasan itu. Lebih menyenangkan lagi, pendaki juga bisa melihat bulir-bulir biji kopi robusta yang tumbuh menghijau ditingkahi suara berbagai jenis burung. Syang, tanaman kebun yang indah itu tumbuh di dalam kawasan hutan lindung.

Pagi yang cerah menghidupkan suasana di tempat peristirahatan pertama dengan ketinggian 700 mdpl. Bagi pendaki professional, perjalanan menuju ke puncak dapat ditempuh dalam kurun waktu tidak kurang dari empat jam. Ada beberapa jalur menuju puncak, dan pilihan bisa lewat jalur yang biasa dilewati pendaki pada umumnya, yaitu jalur yang langsung terjal naik dengan kemiringan yang hampir sama dengan perjalanan pertama, bahkan di beberapa tempat ada yang memiliki kemiringan ekstrim. Mendekati puncak, vegetasi seperti semak, hutan sonokeling dan kebun penduduk mulai ditinggalkan dan beralih ke vegetasi khas hutan hujan tropis. Di sepanjang jalur ini, pohon-pohon khas hutan hujan tropis seperti meranti, kruing, balau, rotan dan pakis hutan tumbuh merapat.

Dari kejauhan, kera-kera dan siamang saling bersahutan. Tidak jarang pula kita jumpai pacet yang berada pada alas hutan yang kita lewati. Mendekati ketinggian 1.700 mdpl, batang-batang pohon mulai terselimuti lumut. Kawasan itu disebut Kawasan Hutan Lumut. Menjelang hutan lumut kita dapat menjumpai tempat peristirahatan. Semakin mendekat ke puncak, kelembaban semakin tinggi dan hawa dingin makin menusuk. Menjelang tengah hari, kabut perlahan-lahan turun, hingga sampai ketinggian 1.900 mdpl kabut akan semakin tebal dan membuat jarak pandang semakin pendek. Di kawasan puncak, kita dapat menjumpai hujan angin. Oleh karena itu, diwajibkan bagi setiap pendaki untuk mempersiapkan semua perlengkapan pendukungnya agar dapat mengantisipasi kejadian tersebut dengan sebaik-baiknya. Bukankah kita menikmati alam juga tidak mau mati konyol ?

Good Adventures !!!

23