pemilihan jalur pendakian berdasarkan faktor kepopuleran, kondisi jalur, dan fasilitas di gunung...

119
HUBUNGAN PERSEPSI UPAH DENGAN MOTIVASI BEKERJA ANAK KANDANG PADA PETERNAKAN RAKYAT AYAM BROILER DI KECAMATAN TEMPEL Oleh : Reza Purwantara Firdaus 08/269798/PT/05493 SKRIPSI Diserahkan guna memenuhi sebagian syarat yang diperlukan untuk mendapatkan gelar SARJANA PETERNAKAN pada FAKULTAS PETERNAKAN

Upload: surah-khaurroziqin-suthohar

Post on 10-Jul-2016

41 views

Category:

Documents


15 download

DESCRIPTION

pemilihan jalur pendakian berdasarkan faktor kepopuleran, kondisi jalur, dan fasilitas di gunung Merbabu

TRANSCRIPT

Page 1: pemilihan jalur pendakian berdasarkan faktor kepopuleran, kondisi jalur, dan fasilitas di gunung Merbabu

HUBUNGAN PERSEPSI UPAH DENGAN MOTIVASI BEKERJA ANAK KANDANG PADA PETERNAKAN

RAKYAT AYAM BROILER DI KECAMATAN TEMPEL

Oleh :Reza Purwantara Firdaus

08/269798/PT/05493

SKRIPSI

Diserahkan guna memenuhi sebagian syarat yang diperlukan untuk mendapatkan gelar

SARJANA PETERNAKAN

pada

FAKULTAS PETERNAKANUNIVERSITAS GADJAH MADA

YOGYAKARTA2013

Page 2: pemilihan jalur pendakian berdasarkan faktor kepopuleran, kondisi jalur, dan fasilitas di gunung Merbabu

HALAMAN PERSETUJUAN

Skripsi yang berjudul

HUBUNGAN PERSEPSI UPAH DENGAN MOTIVASI BEKERJA ANAK KANDANG PADA PETERNAKAN RAKYAT AYAM BROILER

DI KECAMATAN TEMPEL

Disusun oleh:

Reza Purwantara Firdaus

08/269798/PT/05493

Disetujui pada tanggal: 23 Juli 2013

Pembimbing Pendamping

Budi Guntoro, S.Pt., M.Sc., Ph.D.NIP. 197008291996011001

Pembimbing

Siti Andarwati, S.Pt., MPNIP. 197407162002122001

Page 3: pemilihan jalur pendakian berdasarkan faktor kepopuleran, kondisi jalur, dan fasilitas di gunung Merbabu

PENGESAHAN

Skripsi yang berjudul

HUBUNGAN PERSEPSI UPAH DENGAN MOTIVASI BEKERJAANAK KANDANG PADA PETERNAKAN RAKYAT AYAM

BROILER DI KECAMATAN TEMPEL

yang disusun olehReza Purwantara Firdaus

08/269798/PT/05493

Telah dipertahankan di depan dewan pengujipada tanggal 22 Agustus 2013

dan dinyatakan telah memenuhi syarat

SUSUNAN DEWAN PENGUJI

Pembimbingsebagai Ketua

Budi Guntoro, S.Pt., M.Sc., Ph.D.NIP. 197008291996011001

Anggota

Ir. Heru Sasongko, MP.NIP.196107251987031002

Anggota

Mujtahidah Anggriani U. M., S.Pt., MP., Ph.D.NIP. 197611072003122004

Fakultas PeternakanUniversitas Gadjah Mada

Dekan

Prof. Dr. Ir. Ali Agus, DAA, DEA.NIP. 196608221990101001

Page 4: pemilihan jalur pendakian berdasarkan faktor kepopuleran, kondisi jalur, dan fasilitas di gunung Merbabu

Kupersembahkan karya ini,tidak untuk menyombongkan diri,pada mereka yang telah dengan setiapenuh kesabaran menatapku.

Karya ini tidak besar, hanya buktikebulatan tekadku.

Bunda, AyahCinta dan baktiku untukmu.

Page 5: pemilihan jalur pendakian berdasarkan faktor kepopuleran, kondisi jalur, dan fasilitas di gunung Merbabu

HUBUNGAN PERSEPSI UPAH DENGAN MOTIVASI BEKERJA ANAK KANDANG PADA PETERNAKAN RAKYAT AYAM

BROILER DI KECAMATAN TEMPEL

Reza Purwantara Firdaus08/269798/PT05493

INTISARI

Usaha peternakan merupakan bidang yang tidak dapat lepas dari kehidupan sehari-hari masyarakat Indonesia yang merupakan salah satu negara tropis. Perusahaan ayam broiler merupakan salah satu usaha yang menjadi penghidupan bagi sebagian masyarakat Kecamatan Tempel bahkan menjadi pekerjaan utama dalam memenuhi kebutuhan hidup. Perusahaan peternakan ayam broiler memiliki anak kandang yang bekerja dan diupah. Persepsi upah dan motivasi bekerja anak kandang menarik untuk diteliti beserta hubungan antara keduanya. Penelitian dilakukan di Kecamatan Tempel melibatkan 30 responden dari peternakan ayam broiler yang berbeda. Cara perhitungan upah tiap perusahaan berbeda namun terpolakan seragam. Rata-rata upah per periode secara keseluruhan yang diterima anak kandang di Kecamatan Tempel adalah Rp2.253.867,00. Persepsi terhadap upah tergolong tinggi yakni 93,3%, begitu pula motivasi bekerja responden yang mencapai 80% bermotivasi tinggi. Hasil analisis hubungan antara persepsi upah dengan motivasi bekerja anak kandang menunjukkan tidak adanya hubungan antara keduanya.

(Kata kunci: Hubungan, Persepsi Upah, Motivasi, Upah, Anak Kandang)

Page 6: pemilihan jalur pendakian berdasarkan faktor kepopuleran, kondisi jalur, dan fasilitas di gunung Merbabu

CORRELATION BETWEEN WAGE PERCEPTIONS WITH WORKING MOTIVATION ON RURAL BROILER FARMS WORKER IN

TEMPEL DISTRICT

Reza Purwantara Firdaus08/269798/PT/05493

ABSTRACT

Farm was an economic sector from agriculture economic that cannot be separated from Indonesian rural community daily life. Broiler farmer was the business that became a livelihood for part of people in Tempel District, even it became one of the main job to make ends meet needs of life. Broiler farmers had worker who worked and paid by farmers to take care of their birds. Perception of wage and worker motivation of works were interesting to study, along with the correlation between of them. This research was conducted in the Tempel District and involved 30 respondents from different broiler farms. The method that used to calculated the wages by farmers were different but had a similar form. Overall average of wages that worker received on one period in Tempel District was Rp2.253.3867, 00. Worker perception of wages were high rank with 93% had high perception of wages. Working motivation also high with 80% of worker had high motivation. The result of correlation among wages perception and working motivational of worker showed both didn’t have relationship.

(Key word: Correlation, Wage Perception, Motivation, Wage, Worker)

Page 7: pemilihan jalur pendakian berdasarkan faktor kepopuleran, kondisi jalur, dan fasilitas di gunung Merbabu

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ............................................................................ i

HALAMAN PERSETUJUAN .............................................................. ii

PENGESAHAN .................................................................................. iii

LEMBAR PERSEMBAHAN ............................................................... iv

INTISARI ............................................................................................ v

ABSTRACT ........................................................................................ vi

DAFTAR ISI ....................................................................................... vii

DAFTAR TABEL ................................................................................ ix

DAFTAR GAMBAR .......................................................................... xi

DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................ xii

PENDAHULUAN ................................................................................ 1Latar Belakang ........................................................................... 1Manfaat Penelitian ...................................................................... 4

TINJAUAN PUSTAKA ....................................................................... 5Persepsi Upah ............................................................................ 5Motivasi bekerja .......................................................................... 8Peternakan Ayam Broiler ............................................................ 11

LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS ............................................... 14Landasan Teori ........................................................................... 14Hipotesis ..................................................................................... 15

MATERI DAN METODE ..................................................................... 16Materi ......................................................................................... 16Metode ........................................................................................ 16

HASIL DAN PEMBAHASAN .............................................................. 29Keadaan Umum Wilayah Penelitian ........................................... 29Karakteristik Responden ............................................................ 30Upah ........................................................................................... 31Persepsi Upah ............................................................................ 36Motivasi Bekerja ......................................................................... 40

Page 8: pemilihan jalur pendakian berdasarkan faktor kepopuleran, kondisi jalur, dan fasilitas di gunung Merbabu

Hubungan Persepsi Upah Dengan Motivasi Bekerja .................. 51

KESIMPULAN DAN SARAN .............................................................. 53Kesimpulan ................................................................................. 53Saran .......................................................................................... 53

RINGKASAN ...................................................................................... 54

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................... 57

UCAPAN TERIMAKASIH ................................................................... 59

LAMPIRAN ......................................................................................... 61

Page 9: pemilihan jalur pendakian berdasarkan faktor kepopuleran, kondisi jalur, dan fasilitas di gunung Merbabu

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Profil usaha peternakan ayam broiler Kabupaten Slemantahun 2010...................................................................................... 13

2. Daftar Perusahaan yang memenuhi kriteria penelitian................... 18

3. Distribusi hasil uji validitas kuesioner persepsi upah dan motivasi bekerja.............................................................................. 21

4. Hasil uji reliabilitas variabel kuesioner persepsi upah dan motivasi bekerja............................................................................. 23

5. Kriteria kategori variabel persepsi upah anak kandang.................. 25

6. Kriteria kategori variabel motivasi bekerja anak kandang............... 25

7. Karakteristik Responden anak kandang Kecamatan Tempel............................................................................................ 30

8. Rata-rata komponen upah anak kandang peternakan ayam broiler di Kecamatan Tempel per periode............................. 32

9. Persentase komponen upah responden anak kandang ayam broiler Kecamatan Tempel.................................................... 33

10. Sebaran penerimaan komponen upah responden anakkandang di Kecamatan Tempel.................................................... 33

11. Distribusi jawaban responden terhadap item persepsiupah............................................................................................. 38

12. Distribusi responden dalam kategori persepsi upah..................... 40

13. Distribusi jawaban responden terhadap motivasi akan pemenuhan kebutuhan badaniah................................................. 41

14. Distribusi jawaban responden terhadap motivasi akan kebutuhan keamanan................................................................... 42

15. Distribusi jawaban responden terhadap motivasi akan kebutuhan sosial........................................................................... 43

16. Distribusi jawaban responden terhadap motivasi akan pemenuhan kebutuhan penghargaan........................................... 45

Page 10: pemilihan jalur pendakian berdasarkan faktor kepopuleran, kondisi jalur, dan fasilitas di gunung Merbabu

17. Distribusi jawaban responden terhadap motivasi pemenuhan kebutuhan akan kepuasan diri.................................. 48

18. Distribusi responden dalam kategori motivasi bekerja.................. 51

Page 11: pemilihan jalur pendakian berdasarkan faktor kepopuleran, kondisi jalur, dan fasilitas di gunung Merbabu

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Kerangka berpikir penelitian........................................................... 14

2. Wawancara dengan responden...................................................... 19

3. Salah satu fasilitas yang diterima oleh anak kandang.................... 35

Page 12: pemilihan jalur pendakian berdasarkan faktor kepopuleran, kondisi jalur, dan fasilitas di gunung Merbabu

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Kuesioner karakteristik responden................................................. 61

2. Kuesioner pendataan upah............................................................. 62

3. Kuesioner persepsi upah................................................................ 63

4. Kuesioner motivasi kerja................................................................. 64

5. Karakteristik responden penelitian.................................................. 66

6. Tabulasi upah anak kandang perusahaan ayam broiler di Kecamatan Tempel per periode.................................................. 67

7. Hasil uji validitas kuesioner persepsi upah dengan Product Moment Pearson.............................................................. 68

8. Hasil uji validitas kuesioner motivasi kerja dengan Product Moment Pearson............................................................... 69

9. Hasil uji reliabilitas kuesioner persepsi upah dengan Alpha Cronbach.............................................................................. 72

10. Hasil uji reliabilitas kuesioner motivasi kerja dengan Alpha Cronbach............................................................................ 73

11. Hasil analisis korelasi Spearman Rho.......................................... 74

Page 13: pemilihan jalur pendakian berdasarkan faktor kepopuleran, kondisi jalur, dan fasilitas di gunung Merbabu

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Bidang peternakan merupakan bidang yang tidak bisa lepas dari

kehidupan sehari-hari masyarakat Indonesia yang merupakan salah satu

negara tropis. Zaman yang berkembang membuat peternakan ikut

berkembang dari kondisi semula yang konvensional menjadi modern.

Perkembangan tersebut membuat sumber daya manusia yang ada di

sektor peternakan ikut berkembang mengingat sumber daya manusia

sangatlah penting dalam menjalankan usaha peternakan. Seluruh

kegiatan dari pemeliharaan hingga pengolahan diatur oleh manusia,

hewan ternak lebih menjadi obyeknya.

Lokasi peternakan pada umumnya berada di wilayah pedesaan

merupakan peluang bagi masyarakat desa untuk berkiprah dalam industri

peternakan. Usaha peternakan pun telah dekat dengan kehidupan

masyarakat desa, sehingga kegiatan usaha peternakan mudah untuk

dijalankan. Pekerjaan dalam industri peternakan yang beragam membuat

penghasilan tiap individu pun beragam. Salah satu perusahaan

peternakan yang diminati oleh masyarakat desa yang memiliki kecukupan

penghasilan adalah memiliki perusahaan ayam broiler.

Perusahaan ayam broiler merupakan satu usaha yang menjadi

penghidupan bagi sebagian masyarakat di Kecamatan Tempel. Menurut

data Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Sleman tahun 2010 ada

1

Page 14: pemilihan jalur pendakian berdasarkan faktor kepopuleran, kondisi jalur, dan fasilitas di gunung Merbabu

113 perusahaan ternak ayam broiler dengan jumlah tenaga kerja 126

orang termasuk anak kandang. Banyaknya perusahaan peternakan ayam

broiler di Kecamatan Tempel haruslah diimbangi dengan kesejahteraan

tenaga kerjanya khususnya anak kandang.

Usaha peternakan ayam broiler memiliki banyak komponen yakni:

Day Old Chick (DOC), pakan, kandang, anak kandang, dan obat, vitamin

serta vaksin yang terintegrasi dan saling membutuhkan satu sama lain

sehingga ketiadaan salah satu komponen akan menghambat gerak usaha

peternakan ayam broiler. Anak kandang merupakan salah satu komponen

dalam peternakan ayam broiler yang memiliki peranan penting, hal ini

merujuk pada tugas anak kandang yang menjaga dan merawat ternak

ayam broiler selama masa produksi.

Setiap anak kandang yang bekerja pastilah memiliki dorongan dalam

diri untuk melakukan pekerjaan tersebut. Dorongan tersebut dapat

diartikan sebagai motivasi, sebagaimana dikatkan oleh Wiratmo (1995)

bahwa motivasi didefinisikan sebagai keadaan dalam diri individu yang

menyebabkan mereka berperilaku dengan cara yang menjamin

tercapainya suatu tujuan. Motivasilah yang membuat anak kandang

membentuk perilakunya dalam berprestasi.

Upah yang diterima anak kandang merupakan salah satu wujud

apresiasi yang dilakukan perusahaan dalam menghargai pengorbanan

dan jasa yang dilakukan oleh anak kandang. Sebagai manusia, anak

kandang memiliki dorongan dalam melakukan pekerjaan demi mencapai

2

Page 15: pemilihan jalur pendakian berdasarkan faktor kepopuleran, kondisi jalur, dan fasilitas di gunung Merbabu

tujuan yang diinginkan, sehingga dirasa hubungan antara persepsi upah

anak kandang pada peternakan ayam broiler dengan motivasi bekerjanya

menarik untuk diteliti.

Permasalahan yang akan menjadi kajian utama penelitian ini

meliputi:

1. Berapa besaran upah yang diterima anak kandang dan bagaimana

sistem pembayaran upah yang diterima oleh anak kandang pada

peternakan ayam broiler di Kecamatan Tempel?

2. Bagaimana persepsi anak kandang perusahaan peternakan ayam

broiler di Kecamatan Tempel terhadap upah yang diterima?

3. Bagaimana motivasi bekerja anak kandang pada peternakan ayam

broiler di Kecamatan Tempel?

4. Adakah hubungan antara persepsi upah dengan motivasi bekerja

anak kandang pada peternakan ayam broiler di Kecamatan Tempel?

Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui :

1. Besarnya upah yang diterima oleh anak kandang dan sistem

pembayaran upah yang diterima.

2. Persepsi anak kandang terhadap upah yang diterima.

3. Motivasi bekerja anak kandang.

4. Hubungan persepsi upah dengan motivasi bekerja anak kandang

pada peternakan ayam broiler di Kecamatan Tempel.

3

Page 16: pemilihan jalur pendakian berdasarkan faktor kepopuleran, kondisi jalur, dan fasilitas di gunung Merbabu

Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan bermanfaat sebagai bahan masukan bagi

perusahaan untuk mengetahui sejauh mana hubungan pemberian upah

dengan motivasi bekerja anak kandang dan informasi bagi penelitian

berikutnya, khususnya mengenai penelitian yang terkait dengan sumber

daya manusia pada industri peternakan.

4

Page 17: pemilihan jalur pendakian berdasarkan faktor kepopuleran, kondisi jalur, dan fasilitas di gunung Merbabu

TINJAUAN PUSTAKA

Persepsi Upah

Suatu cara departemen personalia meningkatkan prestasi kerja,

motivasi dan kepuasan kerja karyawan adalah melalui upah. Upah adalah

segala sesuatu yang diterima para karyawan sebagai balas jasa untuk

kerja mereka. Masalah upah mungkin merupakan fungsi manajemen

personalia yang paling sulit dan membingungkan. Tidak hanya karena

pemberian upah merupakan salah satu tugas yang paling kompleks, tetapi

juga salah satu aspek yang paling berarti baik bagi karyawan maupun

organisasi. Meskipun upah harus mempunyai dasar yang logis, rasional

dan dapat dipertahankan, hal ini menyangkut banyak faktor emosional dari

sudut pandang para karyawan (Handoko, 2001).

Ranupandjojo dan Husnan (2002) mengutip pendapat Dewan

Penelitian Pengupahan Nasional, memberikan definisi upah sebagai

berikut: Upah ialah suatu penerimaan sebagai suatu imbalan dari

pemberian kerja kepada penerima kerja untuk suatu pekerjaan atau jasa

yang telah dan akan dilakukan, berfungsi sebagai jaminan kelangsungan

kehidupan yang layak bagi kemanusiaan dan produksi, dinyatakan atau

dinilai dalam bentuk uang yang ditetapkan menurut suatu persetujuan,

undang-undang dan peraturan dan dibayarkan atas dasar suatu perjanjian

kerja antara pemberi kerja dan penerima kerja.

5

Page 18: pemilihan jalur pendakian berdasarkan faktor kepopuleran, kondisi jalur, dan fasilitas di gunung Merbabu

Menurut Permen no.1 Th. 1999 Pasal 1 ayat 1, Upah Minimum

adalah upah bulanan terendah yang terdiri dari upah pokok termasuk

tunjangan tetap. Upah ini berlaku bagi mereka yang lajang dan memiliki

pengalaman kerja 0-1 tahun, berfungsi sebagai jaring pengaman,

ditetapkan melalui Keputusan Gubernur berdasarkan rekomendasi dari

Dewan Pengupahan dan berlaku selama 1 tahun berjalan (Anonim,

2012)a.

Apabila kita merujuk ke Pasal 94 Undang-Undang (UU) no.13 tahun

2003 tentang Ketenagakerjaan, komponen upah terdiri dari upah pokok

dan tunjangan tetap, maka besarnya upah pokok sedikit-dikitnya 75% dari

jumlah upah pokok dan tunjangan tetap. Definisi tunjangan tetap di sini

adalah tunjangan yang pembayarannya dilakukan secara teratur dan tidak

dikaitkan dengan kehadiran atau pencapaian prestasi kerja, contohnya:

tunjangan jabatan, tunjangan komunikasi, tunjangan keluarga, tunjangan

keahlian/profesi. Beda halnya dengan tunjangan makan dan transportasi,

tunjangan itu bersifat tidak tetap karena penghitungannya berdasarkan

kehadiran atau performa kerja (Anonim, 2012)a.

Upah minimum kabupaten yang ditetapkan melalui Surat Keputusan

(SK) Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) bernomor

370/KEP/2012 tentang upah minimum kabupaten/kota tahun 2013 di DIY

didapati bahwa upah terendah adalah Rp1.026.181,00. Ketentuan

tersebut merupakan upah terendah per bulan yang terdiri atas upah pokok

dan tunjangan tetap.

6

Page 19: pemilihan jalur pendakian berdasarkan faktor kepopuleran, kondisi jalur, dan fasilitas di gunung Merbabu

Pendapatan merupakan sejumlah uang yang diterima oleh

seseorang sebagai balas jasa sesuai dengan apa yang dilakukannya

(Nasrudin, 2011). Menurut Siagian (2004), dengan mengabdikan tenaga,

waktu, pengetahuan dan ketrampilannya, seseorang mengharapkan

berbagai jenis imbalan. Imbalan yang diterimanya dapat digolongkan pada

dua jenis utama, yaitu imbalan yang bersifat finansial dan non finansial.

Imbalan finansial atau renumerasi yang diterima oleh seseorang bagi

jasa-jasa yang diberikannya kepada organisasi dapat mengambil berbagai

bentuk seperti upah atau gaji, bonus, premi, tunjangan istri, tunjangan

anak, biaya pengobatan, biaya pendidikan anak, pembayaran dana

asuransi, liburan yang dibayar oleh organisasi dan mungkin bentuk-bentuk

lainnya (Siagian, 2004).

Imbalan non finansial dari berbagai teori motivasi diketahui bahwa

kebutuhan manusia tidak terbatas hanya pada kebutuhan yang bersifat

kebendaan, meskipun harus diakui bahwa kebutuhan tersebut merupakan

kebutuhan dasar atau primer. Kebutuhan yang bersifat non materiil juga

sangat nyata terutama dikaitkan dengan harkat, martabat dan harga diri

seseorang. Karena merupakan kebutuhan yang sangat nyata, setiap

pekerja pun akan berusaha memuaskannya bersamaan dengan

pemenuhan kebutuhan yang bersifat kebendaan (Siagian, 2004).

Persepsi terhadap upah adalah proses bagaimana seseorang

memandang, menafsirkan, dan memberi arti terhadap upah di dalam

perusahaan, terdiri dari kecukupan upah dalam pemenuhan kebutuhan

7

Page 20: pemilihan jalur pendakian berdasarkan faktor kepopuleran, kondisi jalur, dan fasilitas di gunung Merbabu

hidup anak kandang secara materiil maupun non materiil. Ada hubungan

positif yang signifikan antara persepsi terhadap upah dengan motivasi

bekerja (Suparto, 2008).

Motivasi bekerja

Konsep motivasi merupakan konsep yang banyak dibicarakan orang

dalam berbagai aspek kehidupan. Motivasi memiliki pengertian dasar

yang sama namun memiliki definisi yang bervariasi, tergantung pada

kehidupan apa motivasi ini digunakan. Berkaitan dengan hal tersebut,

berikut teori-teori motivasi yang dapat digunakan sebagai acuan motivasi

seorang anak kandang dalam bekerja: teori kebutuhan sebagai hierarki

(A.H. Maslow), teori Existence, Relatedness, Growth (ERG) (Clayton

Alderfer), teori motivasi dan teori X dan teori Y (Douglas Mc Gregor).

Maslow (1984) berpendapat bahwa tindakan atau tingkah laku suatu

organisme pada suatu saat tertentu biasanya ditentukan oleh

kebutuhannya yang paling mendesak. Maslow menyatakan bahwa ada

suatu hierarki kebutuhan sampai kebutuhan itu terpenuhi. Jika kebutuhan

pertama telah terpenuhi maka kebutuhan kedua akan memegang

peranan, demikian seterusnya.

Maslow membagi kebutuhan menjadi beberapa tingkatan yang

pertama adalah kebutuhan badaniah (Physiological needs), yaitu

kebutuhan paling mendasar bagi manusia yang meliputi kebutuhan

8

Page 21: pemilihan jalur pendakian berdasarkan faktor kepopuleran, kondisi jalur, dan fasilitas di gunung Merbabu

sandang, pangan, kebutuhan akan perlindungan (perumahan), kebutuhan

seks, dan kebutuhan fisik lainnya.

Kedua adalah kebutuhan keamanan (safety needs), yaitu kebutuhan

yang meliputi kebutuhan akan keamanan dalam arti luas. Tidak hanya

dalam arti keamanan fisik baik harta maupun jiwa, meskipun hal ini

merupakan aspek yang sangat penting, tetapi juga keamanan yang

bersikap psikologis, termasuk perlakuan adil dalam pekerjaan seseorang.

Ketiga adalah kebutuhan sosial (social needs), yaitu kebutuhan yang

berkisar pada pengakuan akan keberadaan seseorang sebagai makhluk

sosial dan penghargaan atas harkat dan martabatnya. Kebutuhan sosial

biasanya tercermin pada empat bentuk perasaan yaitu keebutuhan

perasaan diterima orang lain dengan siapa saja ia bergaul dan

berinteraksi, kebutuhan perasaan dihormati, kebutuhan perasaan maju

atau berprestasi dan kebutuhan perasaan partisipasi.

Keempat adalah kebutuhan penghargaan (esteem needs), yaitu

kebutuhan akan pengakuan atas keberadaan dan status seseorang oleh

orang lain. Kebutuhan ini meliputi kebutuhan keinginan untuk dihormati,

dihargai atas prestasi seseorang, pengakuan atas keahlian dan

kemampuan seseorang.

Kelima adalah kebutuhan kepuasan diri (self actualization needs),

yaitu kebutuhan untuk menunjukkan kemampuan, keahlian dan potensi

yang dimiliki seseorang. Aktualisasi diri dimaksud berkaitan dengan

9

Page 22: pemilihan jalur pendakian berdasarkan faktor kepopuleran, kondisi jalur, dan fasilitas di gunung Merbabu

proses pengembangan akan potensi sesungguhnya dari seseorang, dan

merupakan proses yang berlangsung terus menerus.

Nasrudin (2011) mengatakan bahwa teori motivasi (teori hierarki

kebutuhan) dari Maslow telah dimodifikasi oleh Clayton Alderfer, yang

dianggap lebih mendekati penelitian empirik yang disebut sebagai teori

ERG. Alderfer berargumentasi bahwa sebetulnya ada tiga kelompok

kebutuhan dasar yang pertama adalah kebutuhan akan keberadaan

(existence), yaitu suatu keperluan-keperluan material pokok agar tetap

bisa hidup atau kebutuhan fisik.

Kedua adalah Kebutuhan berhubungan (relatedness), yaitu suatu

keinginan yang dimiliki untuk menjalin hubungan-hubungan penting antar

manusia dan bekerjasama dengan orang lain.

Ketiga adalah Kebutuhan untuk berkembang (growth), yaitu suatu

kebutuhan yang berhubungan dengan keinginan intrinsik dari seseorang

untuk mengembangkan diri.

Berbeda dengan teori hierarki kebutuhan, teori ERG

mendemonstrasikan bahwa lebih dari satu kebutuhan dapat dilakukan

dalam waktu yang bersamaan, artinya tidak selalu harus berjenjang.

Selain itu, jika kepuasan terhadap kebutuhan urutan lebih tinggi menjadi

terganggu, keinginan untuk memperoleh kepuasan terhadap kebutuhan

urutan-urutan lebih rendah akan semakin meningkat (Muchlas, 2005).

Teori motivasi Alderfer ini mendasarkan pendekatan atas faktor-

faktor kebutuhan dan kepuasan individu, yang menyebabkan berperilaku

10

Page 23: pemilihan jalur pendakian berdasarkan faktor kepopuleran, kondisi jalur, dan fasilitas di gunung Merbabu

dengan cara tertentu. Teori ini memusatkan perhatian dalam diri individu

yang menguatkan, mengarahkan, mendukung dan memperhatikan

perilakunya. Teori ini mencoba menjawab pertanyaan kebutuhan apa

yang memuaskan dan mendorong semangat kerja seseorang adalah

untuk memenuhi kebutuhan dan kepuasan materiil maupun non materiil

yang diperoleh dari hasil pekerjaannya (Hasibuan, 1996).

Dalam penelitian sebelumnya, Suryaningsih (2009), menyatakan

bahwa dari ketiga variabel independen yang digunakan dalam penelitian,

yaitu upah, keahlian dan motivasi bekerja ternyata variabel motivasi

bekerja mempunyai pengaruh yang lebih besar terhadap prestasi kerja

karyawan yang artinya ada hubungan yang positif.

Peternakan Ayam Broiler

Menurut Keputusan Menteri Pertanian Republik Indonesia

No.940/Kpts/OT.210/10/97, usaha peternakan adalah suatu usaha

pembibitan atau budidaya peternakan dalam bentuk perusahaan

peternakan atau peternakan rakyat, yang dilakukan secara teratur dan

terus menerus pada suatu tempat dan dalam jangka waktu tertentu untuk

tujuan komersial atau sebagai usaha sampingan untuk menghasilkan

ternak bibit/ternak potong, telur, susu, serta menggemukkan suatu jenis

ternak termasuk mengumpulkan, mengedarkan dan memasarkan

(Maulana, 2008).

11

Page 24: pemilihan jalur pendakian berdasarkan faktor kepopuleran, kondisi jalur, dan fasilitas di gunung Merbabu

Peternakan rakyat menurut Keputusan Menteri pertanian nomor:

404/kpts/OT.210/6/2002 adalah usaha peternakan yang diselenggarakan

sebagai usaha sampingan dengan jumlah maksimum usahanya untuk tiap

jenis ternak. Usaha peternakan ayam broiler berkapasitas di bawah atau

sama dengan 15.000 ekor per siklus masuk dalam peternakan rakyat.

Peternakan rakyat hanya wajib melakukan pendaftaran ke pihak terkait

dalam hal ini adalah dinas pertanian atau dinas peternakan yang ada di

wilayah masing-masing, pemilikan izin usaha peternakan tidak wajib

dimiliki oleh peternakan rakyat.

Maulana (2008) mengutip Rasyaf (2004) mengatakan bahwa standar

produksi bagi ayam pedaging bertumpu pada pertambahan berat badan

ayam, konsumsi pakan dan konversi pakan. Standar produksi atau

sasaran produksi adalah mortalitas, konsumsi pakan dan pertambahan

produksi dengan membandingkan atau memeriksa kenaikan dan

penurunan mana yang tajam dari semua kelompok ayam yang

dibudidayakan.

Peternakan broiler di Kabupaten Sleman diusahakan di setiap

kecamatan. Kondisi tersebut dimungkinkan karena faktor lingkungan yang

mendukung berlangsungnya usaha. Profil usaha peternakan broiler

berdasar data yang didapat dari Bidang Peternakan Dinas Pertanian dan

Kehutanan Kabupaten Sleman tahun 2010 dapat diamati dalam tabel 1.

Jumlah pengusaha peternakan ayam broiler di Kecamatan Tempel adalah

113 pengusaha degan jumlah tenaga kerja mencapai 126 orang. Populasi

12

Page 25: pemilihan jalur pendakian berdasarkan faktor kepopuleran, kondisi jalur, dan fasilitas di gunung Merbabu

ayam broiler terbesar berada di Kecamatan Pakem, sedang tenaga kerja

terbanyak berada di Kecamatan Seyegan.

Tabel 1. Profil usaha peternakan ayam broiler Kabupaten Sleman tahun 2010

Kecamatan JumlahNilai Investasi

dalam juta (Rp.)Pengusaha (orang)

Tenaga Kerja

(orang)

Ternak (ekor)

Minggir 9 9 23.200 417,60Moyudan 24 36 146.800 2.643,40Godean 9 9 6.300 113,40Gamping 8 8 43.300 779,40Tempel 113 126 507.359 9.132,46Seyegan 19 33 138.800 2.498,40Mlati 15 15 77.600 1.396,80Sleman 19 24 118.500 2.133,00Ngaglik 24 29 143.500 2.583,00Turi 51 49 245.304 4.415,47Pakem 81 119 597.308 10.751,54Cangkringan 22 25 122.500 2.205,00Ngemplak 28 48 237.597 4.276,75Depok 2 2 7.000 126,00Berbah 24 51 256.300 4.613,40Kalasan 48 73 365.204 6.555,67Prambanan 5 7 37.000 666,00Jumlah 563 975 3.072.572 55.306,30Sumber : Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Sleman, 2010

13

Page 26: pemilihan jalur pendakian berdasarkan faktor kepopuleran, kondisi jalur, dan fasilitas di gunung Merbabu

Persepsi upah anak kandang

Kecukupan upah dalam memenuhi kebutuhan:a. Materiil

b. Non Materiil

(X)

Motivasi anak kandang

a. Kebutuhan badaniah/fisiologisb. Kebutuhan akan rasa aman

c. Kebutuhan sosiald. Kebutuhan akan penghargaane. Kebutuhan kepuasan diri

(Y)

LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS

Landasan Teori

Pemberian upah adalah suatu cara yang dilakukan pemilik usaha

untuk meningkatkan prestasi kerja, motivasi dan kepuasan kerja

karyawan. Upah adalah sejumlah uang ataupun segala sesuatu yang

diterima karyawan yang dalam penelitian ini adalah anak kandang

perusahaan peternakan ayam broiler sebagai balas jasa atas kerja yang

dilakukannya. Upah yang diterima anak kandang terdiri dari nilai nominal

berupa uang tunai, imbalan lain non finansial berupa beras, lauk pauk,

listrik dan air, serta tunjangan yang diberikan oleh perusahaan kepada

anak kandang. Persepsi terhadap upah adalah proses bagaimana

seseorang memandang, menafsirkan, dan memberi arti terhadap upah di

dalam perusahaan, terdiri dari kecukupan upah dalam pemenuhan

kebutuhan hidup anak kandang secara materiil maupun non materiil.

14

Gambar 1. Kerangka berpikir penelitian

Page 27: pemilihan jalur pendakian berdasarkan faktor kepopuleran, kondisi jalur, dan fasilitas di gunung Merbabu

Motivasi adalah daya pendorong yang mengakibatkan seseorang

anggota organisasi mau dan rela untuk mengerahkan kemampuan (dalam

bentuk keahlian atau ketrampilan) tenaga dan waktunya untuk

menyelenggarakan berbagai kegiatan yang menjadi tanggung jawabnya

dan menunaikan kewajibannya, dalam rangka pencapaian tujuan dan

berbagai sasaran perusahaan yang telah ditentukan sebelumnya.

Hipotesis

Persepsi upah anak kandang pada peternakan rakyat ayam broiler di

Kecamatan Tempel berkorelasi positif terhadap motivasi bekerja.

15

Page 28: pemilihan jalur pendakian berdasarkan faktor kepopuleran, kondisi jalur, dan fasilitas di gunung Merbabu

MATERI DAN METODE

Materi

Materi dalam penelitian ini adalah 30 anak kandang pada peternakan

rakyat ayam broiler dengan total populasi ayam di bawah atau sama

dengan 15.000 ekor per siklus di Kecamatan Tempel yang telah bekerja

minimal satu tahun. Metode pemilihan responden dilakukan dengan cara

purpossive sampling yakni dengan pengambilan sampel dengan kriteria

tertentu. Diambil 30 responden dari perusahaan peternakan broiler di

Kecamatan Tempel dengan syarat responden telah bekerja minimal satu

tahun dan merupakan anak kandang pada peternakan rakyat ayam

broiler. Pengambilan responden dengan cara menyusun rute termudah

yang dapat dijangkau dari satu perusahaan peternakan ayam broiler ke

perusahaan ayam broiler lainnya yang terdekat dengan

mempertimbangkan kriteria yang telah dibuat. Kecamatan Tempel dipilih

dengan pertimbangan memiliki jumlah perusahaan ayam broiler terbanyak

di Kabupaten Sleman daripada kecamatan lainnya di kabupaten yang

sama dan merupakan kecamatan yang tidak terkena dampak dari letusan

Gunung Merapi 2010.

Metode

Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah survei,

yaitu dengan wawancara kepada anak kandang sesuai dengan kuesioner

yang dibuat. Ada dua tahap yang dilakukan dalam mengumpulkan data

16

Page 29: pemilihan jalur pendakian berdasarkan faktor kepopuleran, kondisi jalur, dan fasilitas di gunung Merbabu

yakni persiapan survei dan survei. Tahap persiapan survei dilakukan

untuk mendapatkan lokasi peternak sedang tahap survei dilakukan untuk

mendapatkan data yang diinginkan dalam penelitian.

Metode Pengambilan Sampel

Sampel daerah. Penelitian ini menggunakan sampel dalam satu

kecamatan yang dipilih secara purpossive sampling yang artinya

kecamatan tersebut sengaja dipilih oleh peneliti dengan

mempertimbangkan kriteria tertentu. Kecamatan Tempel dipilih karena

memiliki jumlah pengusaha ayam broiler yang terbesar dibanding

kecamatan lainnya di Kabupaten Sleman dengan jumlah pengusaha

sebanyak 113 pengusaha dan memiliki tenaga kerja sebanyak 126 orang

serta populasi sebanyak 507.359 ekor ayam broiler. Menurut Soeratno

dan Arsyad (1999) purpossive sampling adalah pengambilan sampel yang

didasari dari penilaian atau pertimbangan dari sudut pandang peneliti, bisa

melalui ciri-ciri khusus yang dimiliki sampel sehingga relevan dengan

rancangan penelitian. Desa yang digunakan dalam penelitian ini adalah

Desa Pondok Rejo, Sumber Rejo, Margo Rejo, Banyu Rejo dan Merdiko

Rejo. Desa-desa tersebut diketahui memiliki pengusaha peternakan rakyat

ayam broiler terbanyak di Kecamatan Tempel.

Sampel responden. Responden yang digunakan dalam penelitian ini

sebanyak 30 orang tenaga kerja (anak kandang) yang telah bekerja di

perusahaan ayam broiler selama kurang lebih satu tahun di Kecamatan

Tempel. Jumlah perusahaan peternakan rakyat ayam broiler di

17

Page 30: pemilihan jalur pendakian berdasarkan faktor kepopuleran, kondisi jalur, dan fasilitas di gunung Merbabu

Kecamatan Tempel yang memiliki kapasitas produksi kurang dari sama

dengan 15.000 ekor sebanyak 114 perusahaan, hanya diambil 21

perusahaan yang memiliki anak kandang sesuai dengan kriteria.

Pemilihan responden menggunakan metode purpossive sampling, tabulasi

responden yang memenuhi kriteria tersaji dalam Tabel 2.

Tabel 2. Daftar Perusahaan yang memenuhi kriteria penelitian

No

Nama perusahaan /pemilik

Kapasitasper siklus

Jumlahanak kandang

1 Andre 5.000 12 Sadali 9.000 23 Supardi 11.000 34 Priyo A 3.300 15 Tukiman 7.000 26 Joyo 5.000 27 Tejo A 2.300 18 Tejo B 3.500 19 Agung dan Wisnu 10.000 2

10 Mandala 5.500 111 Sukri 4.000 112 Suhadi 3.000 113 Santoso A 5.000 114 Pusaka 6.500 115 Priyo B 4.000 116 Santoso B 4.500 117 Kamto 6.500 118 Kardi 11.000 319 Edi 9.000 220 Joko 5.000 121 Danu 3.000 1

Total anak kandang 30

Sumber data. Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini ada dua

macam yakni data primer dan sekunder. Data primer didapat dengan

mewawancarai responden dengan alat bantu kuesioner sebagaimana

18

Page 31: pemilihan jalur pendakian berdasarkan faktor kepopuleran, kondisi jalur, dan fasilitas di gunung Merbabu

terlihat pada Gambar 2, sedang data sekunder didapat dari literatur dan

informasi dinas terkait yang memiliki hubungan dengan penelitian.

Data primer terdiri dari identitas responden, nominal gaji dan

tunjangan, persepsi upah dan motivasi bekerja. Data sekunder terdiri dari

daftar perusahaan ayam broiler di Kecamatan Tempel Kabupaten Sleman.

Gambar 2. Wawancara dengan responden

Pengujian Instrumen

Sampel responden. Kuesioner diujikan di Kecamatan Turi,

pemilihan Kecamatan Turi berdasarkan alasan geografis yang memiliki

letak bersebelahan dengan Kecamatan Tempel dan masih memiliki kultur

serta karakteristik sosial yang sama. Sebanyak 30 responden dipilih

secara purpossive sampling dalam penelitian ini yang telah bekerja

minimal satu tahun.

Uji validitas. Validitas oleh Neuman dan Lawrence (2006) diartikan

sebagai sebuah kejujuran. Validitas berarti benar-benar adanya. Peneliti

lebih tertarik terhadap keotentikan data daripada ide dari kebenaran

tunggal. Keotentikan itu sendiri berarti adil, jujur, dan perhitungan yang

19

Page 32: pemilihan jalur pendakian berdasarkan faktor kepopuleran, kondisi jalur, dan fasilitas di gunung Merbabu

seimbang dari kehidupan sosial dari sudut pandang seseorang yang hidup

setiap hari (dalam suatu keadaan tertentu). Product Moment Pearson

digunakan sebagai alat uji validitas data yang diperoleh dengan

mengkorelasikan skor masing-masing item dengan total skor.

r=n∑ xy−∑ x .∑ y

√n∑ x2−(∑ x)2√n∑ y2−(∑ y )2

r = Angka korelasi produk momentx = Skor masing-masing variabely = Skor totaln = Jumlah responden

Pernyataan tentang persepsi upah dan motivasi ditabulasikan ke

dalam SPSS dengan menyesuaikan jumlah pernyataan. Setelah

ditabulasikan kemudian di lakukan analisis dengan terlebih dulu

menjumlahkan total skor pada pernyataan yang dijawab oleh masing-

masing responden. Total skor akan dibandingkan dengan skor masing-

masing pernyataan. Analisis dilakukan dengan menggunakan sub menu

correlation pada menu analyze lalu dipilih Product Moment Pearson untuk

uji korelasinya. Jumlah item valid dan tidak tersaji dalam Tabel 3.

Setelah semua korelasi untuk setiap pertanyaan dengan skor total

diperoleh, nilai-nilai tersebut dilihat signifikansinya dengan melihat pada

nilai Sig pada hasil SPSS, jika nilainya kurang dari 0,05 maka pernyataan

dinyatakan valid, sebaliknya jika nilainya lebih dari 0,05 maka pernyataan

dinyatakan tidak valid.

Sebanyak 12 pernyataan tentang persepsi upah yang berhubungan

dengan pemenuhan kebutuhan baik materiil maupun non materiil, setelah

20

Page 33: pemilihan jalur pendakian berdasarkan faktor kepopuleran, kondisi jalur, dan fasilitas di gunung Merbabu

melalui uji validitas didapat 11 pernyataan yang valid, dinyatakan valid

karena memiliki korelasi hitung di atas r tabel sebesar 0,361 dengan nilai

Sig dibawah 0,05 untuk responden sebanyak 30 orang dengan taraf

signifikansi 5% sebagaimana tersaji pada Lampiran 7.

Pada variabel motivasi bekerja terdapat 35 pernyataan yang

mewakili kebutuhan badaniah, kebutuhan keamanan, kebutuhan sosial,

kebutuhan penghargaan dan kebutuhan kepuasan diri. Pernyataan yang

valid sebanyak 23 butir sebagaimana tersaji pada Lampiran 8,

dikarenakan seluruh butir yang valid memiliki nilai korelasi lebih tinggi dari

nilai korelasi tabel sebesar 0,361 dengan nilai Sig dibawah 0,05.

Tabel 3. Distribusi hasil uji validitas kuesioner persepsi upah dan motivasi bekerja

Variabel Jumlah butir Jumlah Valid Jumlah gugurPersepsi Upah 12 11 1Motivasi bekerja 35 23 12

Jumlah 47 34 13Sumber : Data primer terolah (2013).

Uji reliabilitas. Neuman dan Lawrence (2006) mengartikan

reliabilitas sebagai kemandirian dan konsistensi dari sebuah instrumen

penelitian. Dikatakan oleh Neuman dan Lawrence (2006), reliabilitas

berarti dependabilitas atau konsistensi. Peneliti ingin menjadi konsisten

dalam bagaimana dan berkali-kali dalam melakukan observasinya, sejalan

dengan ide tentang stabilitas reliabilitas. Untuk mencapai hal tersebut,

dilakukan uji reliabilitas dengan menggunakan metode Alpha Cronbach

diukur berdasarkan skala Alpha Cronbach 0 sampai 1. Berikut rumus

Alpha Cronbach:

21

Page 34: pemilihan jalur pendakian berdasarkan faktor kepopuleran, kondisi jalur, dan fasilitas di gunung Merbabu

r=[ k(k−1 ) ][1−∑ σ b

2

σ t2 ]

r = Koefisien reliabilitas instrumen (Alpha Cronbach)k = Banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal

∑ σb2 = Total variansi butir

σ t2 = Total variansi

Jika skala itu di kelompokkan ke dalam lima kelas dengan interval

yang sama, maka ukuran kemantapan alpha dapat diinterprestasikan

sebagai berikut :

Nilai Alpha Cronbach 0,00 sampai dengan 0,20, berarti kurang

reliabel, jika nilai Alpha Cronbach 0,21 sampai dengan 0,40, berarti agak

reliabel. Apabila nilai Alpha Cronbach 0,42 sampai dengan 0,60, berarti

cukup reliabel, sedangkan nilai Alpha Cronbach 0,61 sampai dengan 0,80,

berarti reliabel. Nilai Alpha Cronbach 0,81 sampai dengan 1,00, berarti

sangat reliabel (Budi, 2007).

Uji reliabilitas menggunakan SPSS dengan menabulasikan

jawaban responden terhadap pernyataan yang diberikan sesuai dengan

jumlah pernyataan. Kemudian dilakukan analisis alpha cronbach dengan

memilih analyze lalu pilih scale dan memilih reliability analysis. Dihasilkan

keluaran seperti tersaji pada Lampiran 9 untuk persepsi upah dan

Lampiran 10 untuk motivasi kerja.

Hasil uji reliabilitas kuesioner yang diuji cobakan di Kecamatan Turi

memiliki hasil sebagai mana tersaji dalam Tabel 4. Nilai alpa cronbach

yang diperoleh untuk persepsi upah sebesar 0,743 sedang untuk variabel

motivasi bekerja diperoleh nilai sebesar 0,866. Nilai Alpha Cronbach

22

Page 35: pemilihan jalur pendakian berdasarkan faktor kepopuleran, kondisi jalur, dan fasilitas di gunung Merbabu

variabel persepsi upah masuk dalam kategori reliabel sedang untuk

variabel motivasi bekerja masuk dalam kategori sangat reliabel, nilai

tersebut mengartikan bahwa kuesioner dapat digunakan untuk responden

di Kecamatan Tempel sebagai obyek utama dalam penelitian.

Tabel 4. Hasil uji reliabilitas variabel kuesioner persepsi upah dan motivasi bekerja

Variabel Nilai Alpha CronbachPersepsi Upah 0,743Motivasi bekerja 0,866

Sumber: Data primer terolah (2013).

Analisis Data

Data yang diperoleh dalam penelitian ini terbagi menjadi dua yakni

data kuantitatif dan kualitatif. Berikut analisis data yang dilakukan:

Analisis besar upah. Besaran upah yang didapat oleh anak

kandang dicatat dengan menggunakan kuesioner (Lampiran 2) kemudian

ditabulasikan ke dalam program Microsoft Excel. Tabulasi dilakukan guna

mengetahui total upah yang diterima anak kandang tiap periodenya, upah

perperiode dijumlahkan dengan item upah lainnya yang meliputi beras,

lauk pauk, bonus baik dari Feed Convertion Ratio (FCR) maupun dari

penjualan ekskreta, tunjangan transportasi dan fasilitas lain yang dapat

berupa gas, air, listrik, kamar atau rumah (Lampiran 6).

Upah anak kandang dihitung dengan menjumlahkan total upah per

periode selama enam periode dalam setahun lalu dibagi dengan 12 bulan

sehingga didapat total upah per bulan. Total upah per bulan yang didapat

dibandingkan dengan UMR DIY.

23

Page 36: pemilihan jalur pendakian berdasarkan faktor kepopuleran, kondisi jalur, dan fasilitas di gunung Merbabu

Analisis persepsi upah. Guna memperoleh gambaran mengenai

persepsi upah maka digunakan skala Likert yang dapat mengukur objek

penelitian yang bersifat kualitatif sebagaimana yang dikatakan oleh

Supranto (1997) bahwa skala Likert merupakan salah satu pengukuran

yang sering digunakan untuk mengukur atribut-atribut objek penelitian

yang bersifat kualitatif. Skala ini terdiri dari 5 kategori, yaitu : sangat setuju

dengan skor lima, setuju dengan skor empat, ragu-ragu dengan skor tiga,

tidak setuju dengan skor dua dan sangat tidak setuju dengan skor satu.

Persepsi upah yang diukur adalah pemenuhan kebutuhan hidup secara

materiil maupun non materiil.

Skor yang diperoleh dari kuesioner dijumlah dalam tiap pernyataan,

kemudian dicari skor maksimum dan minimumnya. Pengkategorian

persepsi upah dilakukan dengan menentukan batas interval kategori yang

diperoleh melalui rumus berikut:

Interval kategori= [Nilai maksimal - nilai minimaljumlah kategori ]

(Azwar, 2002)

Berdasarkan rumus di atas maka kategori dalam persepsi upah

dibagi menjadi dua kategori yakni tinggi dan rendah. Nilai maksimal untuk

persepsi upah adalah 11 x 5 = 55 dan nilai minimal adalah 11 x 1 = 11.

Maka persepsi upah kategori rendah adalah dengan rentang skor 11

sampai 32 sedang untuk kategori tinggi adalah dengan rentang skor 33

sampai 35 (Tabel 5).

24

Page 37: pemilihan jalur pendakian berdasarkan faktor kepopuleran, kondisi jalur, dan fasilitas di gunung Merbabu

Analisis motivasi bekerja. Analisis yang digunakan guna

mengungkap motivasi bekerja responden adalah sama dengan persepsi

upah yakni menggunakan skala Likert. Terdapat 23 pernyataan dengan

rincian tiga pernyataan mewakili kebutuhan badaniah, tiga pernyataan

mewakili kebutuhan keamanan, tiga pernyataan mewakili kebutuhan

sosial, empat pernyataan mewakili kebutuhan penghargaan dan enam

pernyataan mewakili kebutuhan kepuasan diri.

Responden dikategorikan menjadi dua yakni motivasi rendah dan

tinggi. Pengkategorian dilakukan dengan rumus yang sama sehingga

diperoleh responden dengan motivasi bekerja rendah memiliki rentang

skor 23 sampai 69 dan motivasi bekerja tinggi memiliki rentang skor 70

sampai 115 (Tabel 6).

Tabel 5. Kriteria kategori variabel persepsi upah anak kandang

Kategori SkorRendah 11 - 32Tinggi 33 - 55

Sumber : Data primer terolah (2013).

Tabel 6. Kriteria kategori variabel motivasi bekerja anak kandang

Kategori SkorRendah 23 – 69Tinggi 70 – 115

Sumber : Data primer terolah (2013).

Analisis hubungan persepsi upah dengan motivasi bekerja.

Variabel persepsi upah dan motivasi bekerja dilihat hubungannya

menggunakan perangkat korelasi rank order atau lebih dikenal sebagai

25

Page 38: pemilihan jalur pendakian berdasarkan faktor kepopuleran, kondisi jalur, dan fasilitas di gunung Merbabu

Spearman Rho yang dikembangkan oleh Charles Spearman. Korelasi ini

mencari koefisien korelasi antara data ordinal dengan data ordinal lainnya.

Berikut rumus korelasi Spearman Rho:

r s=1−6∑ d2

N (N2−1)

Keterangan:r s= Koefisien korelasi Spearman Rho1 = Bilangan konstan6 = Bilangan konstand = Perbedaan antara pasangan jenjang∑ = JumlahN = Jumlah individu di dalam sampel

(Bungin, 2005).

Analisis hubungan persepsi upah dengan motivasi bekerja

menggunakan alat bantu SPSS dengan terlebih dulu menabulasikan

jawaban dari pernyataan yang telah dinyatakan valid. Persepsi upah

sebagai satu variabel dijumlahkan total skor dari masing-masing

pernyataan, sedang motivasi bekerja yang memiliki lima kategori terlebih

dulu dirata-ratakan tiap kategorinya untuk kemudian dijumlahkan menjadi

satu variabel. Sehingga bobot antara persepsi upah dan motivasi bekerja

sama.

Setelah jumlah skor masing-masing variabel didapat maka dihitung

nilai korelasinya melalui menu analyze kemudian correlation, pilih bivariate

lalu pilih Spearmans sebagai alat uji, didapat hasil sebagaimana tersaji

dalam Lampiran 11.

26

Page 39: pemilihan jalur pendakian berdasarkan faktor kepopuleran, kondisi jalur, dan fasilitas di gunung Merbabu

Ada tiga penafsiran hasil analisis korelasi, meliputi: pertama,

melihat kekuatan hubungan dua variabel; kedua, melihat signifikansi

hubungan; dan ketiga, melihat arah hubungan. Untuk melakukan

interpretasi kekuatan hubungan antara dua variabel dilakukan dengan

melihat angka koefisien korelasi hasil perhitungan dengan menggunakan

kriteria sebagai berikut:

Jika angka koefisien korelasi menunjukkan nol, maka kedua

variabel tidak mempunyai hubungan, apabila angka koefisien korelasi

mendekati satu, maka kedua variabel mempunyai hubungan semakin

kuat. Angka koefisien korelasi mendekati nol, maka kedua variabel

mempunyai hubungan semakin lemah dan jika angka koefisien korelasi

sama dengan satu, maka kedua variabel mempunyai hubungan linier

sempurna positif. Angka koefisien korelasi sama dengan -1, maka kedua

variabel mempunyai hubungan linier sempurna negatif (Anonim, 2013).

Batasan Operasional

Upah

Upah yang diamati dalam penelitian ini merupakan nilai nominal

berupa uang tunai, imbalan lain non finansial dan tunjangan yang

diberikan oleh perusahaan kepada anak kandang. Nilai nominal terdiri dari

gaji pokok, bonus FCR dan jasa angkut ayam, penggantian perjalanan

dan penjualan ekskreta, sedangkan yang termasuk imbalan lain non

finansial berupa beras, lauk pauk, air, listrik, dan kamar atau rumah.

27

Page 40: pemilihan jalur pendakian berdasarkan faktor kepopuleran, kondisi jalur, dan fasilitas di gunung Merbabu

Persepsi Upah

Penelitian ini membatasi persepsi upah hanya sebatas pada

pemenuhan kebutuhan responden sehari-hari baik kebutuhan materiil

maupun non materiil.

Motivasi bekerja

Motivasi bekerja yang diteliti terdiri dari motivasi akan pemenuhan

kebutuhan badaniah, kebutuhan akan keamanan, kebutuhan sosial,

kebutuhan terhadap penghargaan dan kebutuhan akan kepuasan diri.

28

Page 41: pemilihan jalur pendakian berdasarkan faktor kepopuleran, kondisi jalur, dan fasilitas di gunung Merbabu

HASIL DAN PEMBAHASAN

Keadaan Umum Wilayah Penelitian

Wilayah Kabupaten Sleman sebelah utara berbatasan dengan

Kabupaten Boyolali, Propinsi Jawa Tengah, sebelah timur berbatasan

dengan Kabupaten Klaten, Propinsi Jawa Tengah, sebelah barat

berbatasan dengan Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta

(DIY) dan Kabupaten Magelang, Propinsi Jawa Tengah dan sebelah

selatan berbatasan dengan Kota Yogyakarta, Kabupaten Bantul dan

Kabupaten Gunung Kidul, DIY (Anonim, 2012)b.

Luas Wilayah Kabupaten Sleman adalah 57.482 Ha atau 574,82

km2 atau sekitar 18% dari luas DIY 3.185,80 km2, dengan jarak terjauh

utara-selatan 32 km, timur-barat 35 km. Secara administratif terdiri 17

wilayah kecamatan, 86 desa, dan 1.212 dusun (Anonim, 2012)b.

Kecamatan Tempel merupakan salah satu kecamatan yang terletak

di Kabupaten Sleman yang berbatasan langsung dengan Provinsi Jawa

Tengah. Letak ibukota kecamatan berada di Padukuhan Tempel,

Lumbungrejo, Tempel, Sleman. Kecamatan Tempel terbagi dalam

delapan desa dan 98 padukuhan (Anonim, 2012)c.

Empat sektor perekonomian di Kecamatan Tempel yang secara

proporsional menyerap tenaga kerja paling banyak pada tahun 2009

adalah sektor pertanian bersama-sama di dalamnya termasuk peternakan

29

Page 42: pemilihan jalur pendakian berdasarkan faktor kepopuleran, kondisi jalur, dan fasilitas di gunung Merbabu

dan perikanan (30,76%), perdagangan (24,52%), jasa-jasa (16,82%), dan

industri (11,81%) (Anonim, 2012)c.

Karakteristik Responden

Responden yang digunakan dalam penelitian ini berjumlah 30

orang. Responden merupakan anak kandang perusahaan ayam broiler

yang telah bekerja minimal satu tahun. Perusahaan ayam broiler yang

dipilih adalah perusahaan yang memiliki kapasitas usaha kurang dari atau

sama dengan 15.000 ekor ayam broiler. Karakteristik responden yang

diamati adalah jenis kelamin saja, 93,33% anak kandang yang menjadi

responden adalah pria sedang sisanya adalah wanita.

Tabel 7. Karakteristik Responden anak kandang Kecamatan Tempel

Karakteristik responden NilaiJenis kelamin (%)

- laki-laki- perempuan

Rata-rata umur (tahun)Pendidikan (%)

- SD- SMP- SMA

Rata-rata lama bekerja (tahun)

93,336,67

28,6±9,08

16,6720

63,335,73±6,56

Sumber: Data primer terolah (2013).

Anak kandang perusahaan ayam broiler di Kecamatan Tempel di

dominasi oleh tenaga kerja pria. Hal ini wajar karena anak kandang

merupakan pekerjaan yang lebih banyak menggunakan tenaga daripada

pikiran sehingga lebih cocok dilakukan oleh laki-laki.

30

Page 43: pemilihan jalur pendakian berdasarkan faktor kepopuleran, kondisi jalur, dan fasilitas di gunung Merbabu

Rentang umur responden yang bekerja sebagai anak kandang

adalah 19 tahun hingga 55 tahun, rata-rata umur yang didapat adalah 28,6

tahun. Masih banyak responden yang berada pada rentang usia produktif.

Latar belakang pendidikan dari masing-masing responden berbeda-

beda, namun dapat dikelompokkan sebagaimana tersaji dalam tabel 6.

Terlihat bahwa 63,66% anak kandang berpendidikan SMA, 20% anak

kandang berpendidikan SMP dan 16,67% anak kandang yang memiliki

pendidikan terakhir SD.

Pengalaman kerja responden sebagai anak kandang memiliki rata-

rata 5,73 tahun. Angka tersebut menunjukkan bahwa responden memiliki

pengalaman yang cukup dalam bekerja sebagai anak kandang

perusahaan ayam broiler.

Upah

Nominal upah

Upah anak kandang dihitung berdasarkan gaji pokok, bonus dari

FCR atau jasa angkut ayam, penggantian perjalanan dan penjualan

ekskreta (Tabel 8). Didapat bahwa gaji pokok terendah anak kandang di

Kecamatan Tempel sebesar Rp850.000,00 sedangkan gaji pokok tertinggi

sebesar Rp2.500.000,00 per periode. Rata-rata gaji pokok yang diterima

anak kandang adalah Rp1.320.000±507.631 selama satu periode dengan

lama periode 56 hari terdiri dari tujuh hari persiapan day old chick (DOC)

masuk, 35 hari pemeliharaan dan 14 hari istirahat kandang. Satu tahun

siklus perusahaan peternakan ayam broiler terdapat enam periode.

31

Page 44: pemilihan jalur pendakian berdasarkan faktor kepopuleran, kondisi jalur, dan fasilitas di gunung Merbabu

Total upah perperiode yang diterima responden memiliki rata-rata

sebesar Rp2.253.867±686.905. Rata-rata total upah per bulan anak

kandang sebesar Rp1.239.627±377.798, berdasarkan rata-rata tersebut

hanya 73,33% responden saja yang mendapat upah di atas UMR DIY

sedangkan 26,67% lainnya mendapatkan upah di bawah UMR DIY.

Tabulasi perhitungan upah tersaji pada Lampiran 6. Terlihat bahwa tidak

semua pengusaha ayam broiler di Kecamatan Tempel mematuhi regulasi

pemerintah tentang upah.

Tabel 8. Rata-rata komponen upah anak kandang peternakan ayam broiler di Kecamatan Tempel per periode

Komponen upah Rata-rata (Rp)Gaji pokok 1.320.000 ±507.631Beras 282.167 ±146.603Lauk pauk 215.467 ±150.729Penggantian perjalanan 16.000 ±39.269Bonus 147.000 ±103.795Penjualan ekskreta dan litter 78.448 ±137.049Tempat tinggal, air, listrik dan gas 197.400 ±114.090Total upah 2.253.867 ±686.905

Sumber: Data primer terolah (2013).

Komponen upah sebagaimana tersaji pada Tabel 9 menerangkan

bahwa komponen upah terbesar yang diterima oleh anak kandang adalah

gaji pokok sebesar 58% sedang beras hanya 13%, lauk pauk 10%,

penggantian uang perjalanan 1%, bonus 6%, penjualan ekskreta dan litter

3% serta fasilitas penunjang lain termasuk listrik, gas dan tempat tinggal

sebesar 9%. Standar deviasi yang besar disebabkan oleh perbedaan

perusahaan yang tentunya memiliki manajemen upah yang berbeda

termasuk pemberian fasilitas yang berbeda kepada tiap anak kandang.

32

Page 45: pemilihan jalur pendakian berdasarkan faktor kepopuleran, kondisi jalur, dan fasilitas di gunung Merbabu

Gaji pokok diterima oleh seluruh responden namun tidak untuk

komponen upah lainnya sebagaimana terlihat pada Tabel 10. Sebanyak

96,67% responden menerima beras dan hanya satu responden saja yang

tidak menerima beras. Responden sebanyak 66,67% menerima lauk pauk

baik berupa uang tunai maupun dalam bentuk barang. Responden

sebesar 33,33% menerima penggantian perjalanan. Bonus diterima oleh

80% responden. Hasil penjualan ekskreta dan litter diterima oleh 36,67%

responden sedang total responden yang mendapatkan fasilitas lain

sebesar 70%. Perbedaan ini diakibatkan oleh berbedanya manajemen

tiap-tiap perusahaan ayam broiler di Kecamatan Tempel.

Tabel 9. Persentase komponen upah responden anak kandang ayam broiler Kecamatan Tempel

Komponen upah Persentase (%)Gaji pokok 58Beras 13Lauk pauk 10Penggantian perjalanan 1Bonus 6Penjualan ekskreta dan litter 3Tempat tinggal, air, listrik dan gas 9

Sumber: Data primer terolah (2013).

Tabel 10. Sebaran penerimaan komponen upah responden anak kandang di Kecamatan Tempel

Komponen upah PenerimaAnak Kandang Persentase (%)

Gaji pokok 30 100Beras 29 96,67Lauk pauk 23 66,67Penggantian perjalanan 8 33,33Bonus 25 80Penjualan ekskreta dan litter 11 36,67Tempat tinggal, air, listrik dan gas 23 70

Sumber: Data primer terolah (2013).

33

Page 46: pemilihan jalur pendakian berdasarkan faktor kepopuleran, kondisi jalur, dan fasilitas di gunung Merbabu

Beras didapatkan oleh anak kandang baik berupa uang tunai

maupun dalam bentuk beras, beberapa anak kandang juga mendapatkan

makan sebanyak dua kali yang ditanggung langsung oleh perusahaan.

Hanya satu anak kandang yang tidak mendapatkan beras dan lauk pauk

hal ini dikarenakan perhitungan upah yang diterima oleh anak kandang

tersebut telah termuat komponen makan.

Tidak semua responden anak kandang mendapatkan penggantian

uang perjalanan karena pekerjaan anak kandang merupakan pekerjaan

dengan sedikit perjalanan. Biaya pulang pergi anak kandang dibebankan

pada gaji pokok yang diterima anak kandang. Pemberian penggantian

perjalanan merupakan kebijakan masing-masing perusahaan ayam

broiler.

Perusahaan ayam broiler di Kecamatan Tempel memberikan bonus

pada anak kandang dengan cara yang beragam. Ada dua cara yang

teramati yakni dengan memperhitungkan FCR ayam dan pengganti uang

angkut ayam. Tidak semua anak kandang menerima bonus, hanya lima

orang anak kandang saja yang tidak mendapatkan bonus tiap panen.

Pengaturan bonus merupakan kewenangan dari perusahaan ayam broiler.

Bonus FCR terbesar adalah Rp400.000,00 per panen sedang untuk

angkut ayam sebesar Rp100.000,00 per panen. Rata-rata bonus yang

diterima oleh anak kandang perusahaan ayam broiler di Kecamatan

Tempel sebesar Rp147.000,00 per periode dengan rata-rata satu periode

adalah 35 hari.

34

Page 47: pemilihan jalur pendakian berdasarkan faktor kepopuleran, kondisi jalur, dan fasilitas di gunung Merbabu

Hasil penjualan ekskreta dan litter tidak selalu diberikan kepada

anak kandang. Perusahaan ayam broiler tertentu saja yang memberikan

hasil penjualan ekskreta dan litter kepada anak kandangnya. Hanya 11

anak kandang saja yang mendapatkan hasil penjualan ekskreta dan litter.

Besaran penjualan bervariasi, penjualan ekskreta dan litter secara umum

menggunakan hitungan rit yakni ukuran bak truk kecil atau dengan

hitungan bak pikap L300, untuk satu rit dihargai Rp200.000,00 hingga

Rp250.000,00 sedang untuk satu bak pikap seharga Rp75.000,00 hingga

Rp150.000,00.

Anak kandang perusahaan ayam broiler di Kecamatan Tempel

sebanyak 70% merupakan tenaga dari luar daerah sehingga

mendapatkan fasilitas berupa tempat tinggal, listrik dan gas serta air

seperti yang terlihat pada Gambar 3. Fasilitas tersebut hampir seluruhnya

disatukan perhitungannya dengan pengeluaran kandang. Bagi anak

kandang yang berasal dari Kecamatan Tempel memilih untuk tidak tinggal

di area kandang.

Gambar 3. Salah satu fasilitas yang diterima oleh anak kandang

35

Page 48: pemilihan jalur pendakian berdasarkan faktor kepopuleran, kondisi jalur, dan fasilitas di gunung Merbabu

Persepsi Upah

Anak kandang peternakan ayam broiler memiliki persepsi upah

yang baik, hal ini ditunjukkan oleh hasil yang didapat dari survei (Tabel

11). Sebanyak 93,3% (28 orang) responden memiliki persepsi upah

tinggi, hanya 6,7% (dua orang) responden yang memiliki persepsi upah

rendah. Anak kandang perusahaan ayam broiler di Kecamatan Tempel

mayoritas memiliki persepsi terhadap upah yang tinggi karena bagi anak

kandang upah adalah sesuatu yang dapat memenuhi kebutuhan dasar

bagi anak kandang. Menurut responden, upah yang didapat cukup untuk

memenuhi dasar seperti makan dan sandang serta upah dirasa cukup

untuk memenuhi keinginan pribadi responden.

Terlihat bahwa sebanyak 17 responden sangat setuju bahwa

pendapatannya telah memenuhi standar UMR Yogyakarta, pada

pernyataan pertama ini 13 responden lainnya menjawab setuju.

Pernyataan kedua tentang bonus yang diberikan perusahaan sebanyak

60% responden menyatakan bahwa bonus diberikan oleh perusahaan jika

hasil panen maksimal.

Responden yang menyatakan sangat setuju jika upah yang didapat

mampu untuk memenuhi kebutuhan makan sehari-hari sebanyak 47%,

23% responden menyatakan setuju, hanya 3,3% saja yang menyatakan

sangat tidak setuju. Kebutuhan makan anak kandang secara umum

ditanggung oleh perusahaan namun tidak semua anak kandang menerima

uang makan atau berupa beras dan lauk.

36

Page 49: pemilihan jalur pendakian berdasarkan faktor kepopuleran, kondisi jalur, dan fasilitas di gunung Merbabu

Tidak semua perusahaan yang memberikan kompensasi saat anak

kandang sakit, terlihat dari 13% responden saja yang sangat setuju akan

pernyataan tersebut. Diperkuat dengan pendapat responden sebesar 33%

yang menyatakan setuju bahwa perusahaan memberikan ganti rugi jika

anak kandang sakit. Besaran penggantian biaya pengobatan bervariasi

tiap perusahaan tergantung sakit yang diderita oleh anak kandang, namun

menurut penuturan responden sakit yang diderita secara umum adalah flu

dan batuk.

Responden berpendapat bahwa upah yang diterima telah

sebanding dengan hasil panen dan seluruh jerih payah yang dikeluarkan.

Sebanyak 43% responden menyatakan sangat setuju, didukung 50%

lainnya yang menyatakan setuju bahwa upah telah sesuai dengan hasil

panen yang ada, hanya 3,3% atau sebanyak satu responden saja yang

berpendapat bahwa upah yang diterima tidak sebanding dengan jerih

payah yang didapat. Sebanyak 27% menyatakan sangat setuju dan 60%

setuju bahwa upah yang diterima telah sesuai dengan jerih payah yang

dikeluarkan.

Upah yang diterima oleh responden telah mencukupi untuk

memenuhi keinginan pribadi responden. Terungkap dari 47% responden

menyatakan setuju dan 27% menyatakan sangat setuju. Responden yang

kurang sependapat sebanyak 20%.

Responden menyatakan bahwa upah yang diterima dapat untuk

membeli pulsa telepon, terlihat dari distribusi pernyataan responden yang

37

Page 50: pemilihan jalur pendakian berdasarkan faktor kepopuleran, kondisi jalur, dan fasilitas di gunung Merbabu

47% di antaranya menyatakan sangat setuju sedang 43% lainnya

menyatakan setuju. Sebanyak 10% lainnya menyatakan tidak setuju.

Tabel 11. Distribusi jawaban responden terhadap item persepsi upah

Pernyataan JawabanSS S RR TS STS

A. Persepsi Upah (%) (%) (%) (%) (%)1. Upah total yang saya peroleh antara

Rp 892,660 hingga Rp 1.200.000 per periode produksi sesuai dengan UMR yang berlaku

57 43 0 0 0

2. Jika hasil panen maksimal maka saya mendapat bonus dari perusahaan

60 23 3,3 10 3,3

3. Kebutuhan Makan sehari-hari saya terpenuhi dari upah yang saya dapat 47 53 0 0 0

4. Jika saya sakit, perusahaan memberikan ganti rugi biaya pengobatan yang saya keluarkan

13 33 30 13 10

5. Perusahaan memberikan upah kepada saya sesuai dengan hasil panen yang ada

43 50 3,3 3,3 0

6. Tenaga dan pikiran yang saya curahkan kepada perusahaan sebanding dengan hasil atau upah yang saya dapatkan

27 60 3,3 6,7 3,3

8. Upah yang saya terima cukup untuk memenuhi keinginan pribadi saya 27 47 3,3 20 3,3

9. Pulsa dapat saya beli dari upah yang saya terima 47 43 0 10 0

10. Upah yang saya terima cukup untuk memenuhi kebutuhan keluarga saya. 13 40 10 30 6,7

11. Saya dapat berekreasi menggunakan upah yang saya terima 20 27 3,3 40 10

12. Anak-anak saya dapat bersekolah dari upah yang saya terima 10 27 17 37 10

Sumber : Data primer terolah (2013).

Sebanyak 40% responden menyatakan setuju bahwa upah yang

diterima dapat memenuhi kebutuhan keluarga, 30% lainnya menyatakan

tidak setuju. Perbedaan persepsi ini terjadi karena responden ada yang

38

Page 51: pemilihan jalur pendakian berdasarkan faktor kepopuleran, kondisi jalur, dan fasilitas di gunung Merbabu

telah berkeluarga dan ada yang belum berkeluarga. Responden yang

berkeluarga ada yang mengajak keluarganya untuk membantu

pekerjaannya dan ada pula yang tidak. Responden yang belum

berkeluarga memiliki kecenderungan untuk menyatakan tidak setuju

bahwa upah yang diterima mampu memenuhi kebutuhan keluarga.

Rekreasi memang diperlukan untuk membuat pikiran segar kembali

dan relaksasi, memang untuk melakukan rekreasi diperlukan sejumlah

besar biaya. Responden menyatakan bahwa upah yang diterima tidak

cukup untuk digunakan berekreasi, terlihat dari distribusi penyataan

responden yang sebanyak 40% menyatakan tidak setuju. Meski begitu

20% responden menyatakan setuju dan 27% lainnya menyatakan sangat

setuju.

Tidak semua responden memiliki anak sehingga sulit bagi

responden untuk membayangkan biaya sekolah anak dapat tercukupi dari

upah yang diterimanya atau tidak. Sebanyak 37% responden menyatakan

bahwa upah yang diterima dirasa tidak cukup untuk menyekolahkan anak,

diimbangi dengan pernyataan setuju sebanyak 20% dan sangat setuju

17%.

Persepsi upah secara keseluruhan dibagi menjadi dua kategori

yakni persepsi upah kategori rendah dan persepsi upah kategori tinggi.

Responden dengan kategori tinggi sebanyak 93,3% sedangkan

responden dengan persepsi upah kategori rendah hanya 6,67%. Hal ini

39

Page 52: pemilihan jalur pendakian berdasarkan faktor kepopuleran, kondisi jalur, dan fasilitas di gunung Merbabu

menjelaskan bahwa responden yang merupakan anak kandang ayam

broiler di Kecamatan Tempel memiliki persepsi upah yang baik.

Tabel 12. Distribusi responden dalam kategori persepsi upah

Kategori persepsi upah Persentase (%)Tinggi 93,33Rendah 6,67

Sumber: Data primer terolah (2013).

Motivasi Bekerja

Responden menunjukkan motivasi yang beragam, motivasi bekerja

yang diamati dalam penelitian mencakup lima kebutuhan yakni motivasi

untuk pemenuhan kebutuhan badaniah, motivasi untuk pemenuhan akan

rasa aman, motivasi untuk pemenuhan kebutuhan sosial, motivasi untuk

kebutuhan penghargaan, dan motivasi untuk kepuasan diri. Kelima

kebutuhan tersebut terangkum dalam hierarki motivasi oleh Maslow.

Motivasi untuk pemenuhan kebutuhan badaniah memiliki tiga butir

pernyataan (Tabel 13). Sebanyak 50% responden menyatakan setuju

bahwa pakaian baru bisa didapat jika mereka menjadi anak kandang, 23%

lainnya menyatakan sangat setuju. Hanya 16,7% saja yang tidak setuju

dan 6,7% sangat tidak setuju.

Anak kandang yang tidak setuju jika jaminan hari tua akan

terpenuhi jika bekerja sebagai anak kandang sebesar 40%, didukung

oleh 26,7% lainnya yang menyatakan sangat tidak setuju, akan tetapi

masih ada beberapa anak kandang yang beranggapan bahwa bekerja

sebagai anak kandang mampu memberikan jaminan hari tua. Terbukti

40

Page 53: pemilihan jalur pendakian berdasarkan faktor kepopuleran, kondisi jalur, dan fasilitas di gunung Merbabu

dari 13,3 % responden menyatakan setuju didukung oleh 10% lainnya

menyatakan sangat setuju.

Merenovasi rumah dari upah yang didapat dari bekerja sebagai

anak kandang nampaknya kurang disetujui oleh responden. Terlihat dari

33,3% persen responden yang menyatakan ketidaksetujuannya dan

diperkuat oleh 20% lainnya yang menyatakan sangat tidak setuju. Upah

anak kandang yang masih dikisaran UMR nampaknya memang belum

memungkinkan jika digunakan untuk merenovasi rumah. Namun

sebanyak 26,7% responden beranggapan sebaliknya, yakni upah yang

didapatkan bisa digunakan untuk merenovasi rumah, 10% lainnya juga

menyatakan sangat setuju.

Tabel 13. Distribusi jawaban responden terhadap motivasi akan pemenuhan kebutuhan badaniah

B. Motivasi SS S RR TS STSb. 1. Kebutuhan Badaniah (%) (%) (%) (%) (%)14. Untuk mendapatkan pakaian baru

saya perlu menjadi anak kandang 23 50 3,3 17 6,7

16. Menjadi anak kandang adalah satu-satunya harapan saya untuk memiliki jaminan hari tua

10 13 10 40 27

17. Untuk merenovasi rumah saya perlu menjadi anak kandang 10 27 10 33 20

Sumber : Data primer terolah (2013).

Kebutuhan akan keamanan memiliki tiga butir pernyataan yang

masing-masing memiliki persepsi berbeda terhadap masing-masing

responden sebagaimana tersaji pada tabel 14.

Sebanyak 40% responden menyatakan bahwa menjadi anak

kandang bukan karena responden tidak memiliki modal untuk usaha

41

Page 54: pemilihan jalur pendakian berdasarkan faktor kepopuleran, kondisi jalur, dan fasilitas di gunung Merbabu

dibidang lainnya. Artinya meski tidak menjadi anak kandang responden

memiliki modal untuk bekerja atau berusaha dibidang lainnya. Namun

sebanyak 30% responden tidak menyetujuinya, didukung oleh 17%

lainnya yang menyatakan sangat tidak setuju. Hal ini menunjukkan bahwa

mayoritas responden tidak memiliki modal untuk berusaha dibidang lain

sehingga lebih memilih menjadi anak kandang.

Tabel 14. Distribusi jawaban responden terhadap motivasi akan kebutuhan keamanan

B. Motivasi SS S RR TS STSb. 2. Kebutuhan Keamanan (%) (%) (%) (%) (%)23. Saya menjadi anak kandang bukan

karena tidak ada modal untuk usaha lain

3,3 40 10 30 17

24. Walaupun membosankan saya tetap akan menjadi anak kandang 13 47 0 17 23

25. Saya merasa bahwa lingkungan kerja saya kondusif untuk bekerja 27 47 13 10 3,3

Sumber : Data primer terolah (2013).

Rasa bosan yang dirasakan oleh responden cukup mempengaruhi

kinerja responden. Terlihat dari 30% responden menyatakan tidak setuju

untuk tetap menjadi anak kandang saat bosan terhadap pekerjaan

muncul, hal ini diperkuat dengan 17% lainnya yang menyatakan sangat

tidak setuju. Namun tidak sedikit pula responden yang mencoba bertahan

menjadi anak kandang meski bosan, terbukti dari 40% responden

menyatakan setuju.

Guna mendapatkan hasil maksimal dalam berproduksi maka

lingkungan kerja dituntut untuk senyaman mungkin bagi pekerjanya.

Sebanyak 47% anak kandang menyatakan bahwa lingkungan kerja telah

42

Page 55: pemilihan jalur pendakian berdasarkan faktor kepopuleran, kondisi jalur, dan fasilitas di gunung Merbabu

kondusif atau sesuai sehingga responden merasa nyaman dalam bekerja,

hal ini didukung oleh 27% responden lainnya yang menyatakan sangat

setuju. Ada pula responden yang merasa lingkungan kerjanya belum

kondusif, terlihat masih adanya responden yang tidak setuju sebesar 10%

dan 3,3% lainnya yang menyatakan sangat tidak setuju.

Empat butir pernyataan mewakili motivasi akan kebutuhan sosial

tersaji pada Tabel 15. Responden anak kandang juga merupakan makhluk

sosial yang tak luput dari kegiatan sosial.

Tabel 15. Distribusi jawaban responden terhadap motivasi akan kebutuhan sosial

B. Motivasi SS S RR TS STSb. 3. Kebutuhan Sosial (%) (%) (%) (%) (%)28. Walaupun orang lain tidak bergaul

dengan saya karena saya seorang anak kandang saya tetap tidak mempedulikannya

47 30 10 10 3,3

31. Saya berusaha mengumpulkan modal, jaringan, dan pengalaman karena akan membuat peternakan ayam sendiri nantinya

23 30 27 13 6,7

32. Saya merasa lebih terpandang jika menjadi anak kandang ayam dibanding bekerja di peternakan lain

3,3 43 30 23 0

33. Anak kandang adalah pekerjaan yang paling mudah saya lakukan 27 40 17 17 0

Sumber : Data primer terolah (2013).

Responden cenderung tidak peduli terhadap pendapat orang lain

mengenai dirinya sebagai anak kandang. Hal ini terlihat dari 47%

responden yang menyatakan sangat setuju bahwa meskipun orang lain

tidak menghiraukan responden, responden tetap akan menjadi anak

kandang.

43

Page 56: pemilihan jalur pendakian berdasarkan faktor kepopuleran, kondisi jalur, dan fasilitas di gunung Merbabu

Tidak sedikit anak kandang yang berusaha untuk mengumpulkan

modal dan jaringan agar nantinya mampu untuk membuat peternakan

ayam sendiri. Sebanyak 30% responden berpikir demikian dan didukung

oleh 23% responden yang menyatakan sangat setuju. Namun tidak sedikit

pula yang masih ragu-ragu terlihat dari 27% responden yang memilihnya

dan 13% lainnya menyatakan tidak setuju. Pada butir pernyataan ini dapat

dikatakan bahwa sebagian responden optimis akan mampu mendirikan

peternakan ayam sendiri dan sebagian lainnya pesimis akan hal tersebut.

Responden yang merupakan anak kandang pada perusahaan

ayam broiler merasa lebih terpandang bekerja di perusahaan peternakan

ayam broiler dibanding dengan menjadi anak kandang pada perusahaan

dengan ternak lainnya, responden yang menyatakan persetujuannya

sebanyak 40% didukung oleh 3,3% lainnya yang menyatakan sangat

setuju. Namun sebanyak 30% responden menyatakan ragu-ragu,

responden berargumen bahwa akan sama saja rasanya apabila menjadi

anak kandang pada perusahaan peternakan selain ayam broiler.

Sebanyak 23% lainnya menyatakan tidak setuju karena menurut

responden tidak ada yang bisa dibanggakan dari pekerjaan sebagai anak

kandang di perusahaan manapun.

Pekerjaan sebagai anak kandang perusahaan ayam broiler

merupakan suatu hal yang mudah dilakukan, setidaknya begitulah apa

yang dinyatakan oleh 40% responden dengan dukungan dari 27% lainnya

dengan menyatakan sangat setuju. Banyaknya responden yang ragu-ragu

44

Page 57: pemilihan jalur pendakian berdasarkan faktor kepopuleran, kondisi jalur, dan fasilitas di gunung Merbabu

dan tidak setuju adalah sama yakni sebesar 17%, yang mana responden

beranggapan bahwa pekerjaan anak kandang tidak mudah dilakukan dan

masih ada pekerjaan lain yang lebih mudah dikerjakan dari pada bekerja

sebagai anak kandang.

Seorang pekerja butuh untuk merasa dihargai dan penghargaan

dari atasan bagi pekerja merupakan sesuatu yang sangat berarti.

Pemenuhan kebutuhan akan penghargaan dapat dilihat pada tabel 16.

Tabel 16. Distribusi jawaban responden terhadap motivasi akan pemenuhan kebutuhan penghargaan

B. Motivasi SS S R TS STSb. 4. Kebutuhan Penghargaan (%) (%) (%) (%) (%)34. Saya merasa dihargai menjadi anak

kandang daripada saya menganggur

63 30 3,3 3,3 0

35. Hasil panen sesuai target membuat saya merasa puas dan ingin bekerja lebih giat lagi

53 43 3,3 0 0

36. Saya rajin bekerja agar hasil panen maksimal 60 37 3,3 0 0

37. Agar menjadi contoh bagi keluarga saya, saya akan menjadi anak kandang

13 27 27 17 17

38. Saya akan bekerja giat agar mendapat penghargaan dari atasan saya

27 47 13 13 0

39. Pujian akan hasil kerja saya membuat saya terpacu untuk berprestasi

20 47 10 20 3,3

Sumber : Data primer terolah (2013).

45

Page 58: pemilihan jalur pendakian berdasarkan faktor kepopuleran, kondisi jalur, dan fasilitas di gunung Merbabu

Responden menyatakan sangat dihargai bekerja sebagai anak

kandang daripada menganggur. Terbukti dari distribusi jawaban sebanyak

63% responden menyatakan sangat setuju didukung oleh 30% lainnya

yang menyatakan setuju. Jumlah responden yang ragu-ragu akan

pernyataan tersebut hanya satu orang, begitu pula responden yang

menyatakan ketidaksetujuannya hanya satu orang saja.

Hampir seluruh responden menyatakan bahwa responden rajin

bekerja agar hasil yang didapat maksimal, distribusi jawaban diperoleh

60% responden menyatakan sangat setuju, 37% responden menyatakan

setuju dan hanya 3,3% responden menyatakan ragu-ragu. Jika responden

rajin bekerja dan hasil panen maksimal maka responden akan

mendapatkan bonus dari perusahaan sebagai penghargaan atas kinerja

responden.

Hasil panen yang maksimal ternyata memacu responden untuk

bekerja lebih giat lagi. Terlihat dari distribusi pernyataan responden yang

menjawab sangat setuju sebanyak 53% diperkuat dengan 43% lainnya

yang berpendapat setuju, hanya 3,3% saja yang menyatakan ragu-ragu.

Responden menyatakan bahwa bekerja sebagai anak kandang

dapat dijadikan contoh bagi anggota keluarga yang lain. Terlihat dari

distribusi jawaban responden yang menyatakan setuju sebanyak 27% dan

sangat setuju sebanyak 13%. Namun jumlah responden yang ragu-ragu

juga cukup besar yakni 27% dari responden, sedang yang menyatakan

46

Page 59: pemilihan jalur pendakian berdasarkan faktor kepopuleran, kondisi jalur, dan fasilitas di gunung Merbabu

tidak setuju sebesar 17%, didukung 17% lainnya yang menyatakan sangat

tidak setuju.

Responden rajin bekerja agar mendapat penghargaan dari atasan,

47% menyatakan setuju didukung oleh 27% lainnya yang menyatakan

sangat setuju. Penghargaan yang diberikan atasan secara umum berupa

bonus yang diberikan jika hasil panen maksimal. Namun 13% responden

yang menyatakan tidak setuju beranggapan bahwa rajin tidaknya

responden dalam bekerja tidak dihargai lebih oleh perusahaan.

Pujian dari atasan atas hasil kerja responden nampaknya

merupakan salah satu faktor yang dapat memacu responden dalam

meningkatkan prestasinya. Sebanyak 47% responden menyatakan setuju

didukung 20% lainnya yang menyatakan sangat setuju. Responden yang

tidak setuju sebanyak 20%, hanya 3,3% yang menyatakan sangat tidak

setuju dan sebesar 10% menyatakan ragu-ragu. Responden yang

menyatakan setuju dan sangat setuju dapat dikatakan menyukai pujian

sedang responden yang menyatakan tidak setuju dan sangat tidak setuju

tidak menyukai pujian dan bagi mereka pujian bukan merupakan suatu hal

yang dapat memacu prestasi mereka.

Pemenuhan kepuasan diri responden dalam bekerja diperoleh hasil

yang beragam pula. Seseorang bekerja pastilah ingin memuaskan dirinya

sendiri dengan hasil kerjanya, responden yang berprofesi sebagai anak

kandang pun demikian. Distribusi pernyataan responden terhadap

pemenuhan kepuasan diri tersaji pada Tabel 17. Responden menyatakan

47

Page 60: pemilihan jalur pendakian berdasarkan faktor kepopuleran, kondisi jalur, dan fasilitas di gunung Merbabu

mampu menjadi anak kandang sehingga menekuni profesi sebagai anak

kandang, sebanyak 33% setuju dan didukung oleh 23% lainnya yang

menyatakan sangat setuju. Responden yang menyatakan tidak setuju

sebanyak 30%, responden beranggapan bahwa pekerjaan lain masih bisa

dilakukan selain anak kandang namun keadaan memaksa responden

untuk menjadi anak kandang.

Tabel 17. Distribusi jawaban responden terhadap motivasi pemenuhan kebutuhan akan kepuasan diri

B. Motivasi SS S R TS STSb. 5. Kebutuhan Kepuasan Diri (%) (%) (%) (%) (%)41. Saya mampu menjadi anak kandang

sehingga saya akan menekuni profesi anak kandang

23 33 13 30 0

42. Saya masih akan terus menjadi anak kandang agar keterampilan beternak ayam broiler meningkat

23 50 13 10 3,3

43. Saya menjadi anak kandang supaya kehidupan saya terjamin 13 37 17 20 13

44. Saya menjadi anak kandang karena merupakan pekerjaan yang mudah 33 40 13 6,7 6,7

45. Saya lebih senang menjadi anak kandang daripada pekerjaan yang lain

10 30 23 23 13

46. Saya puas dengan keadaan saya saat ini sebagai anak kandang 17 50 10 13 10

47. Saya puas dengan kinerja saya selama menjadi anak kandang 20 57 3,3 13 6,7

Sumber : Data primer terolah (2013).

Kepuasan diri lain dari suatu pekerjaan adalah apabila pekerjaan

tersebut dinilai mampu memberikan keahlian atau keterampilan khusus

kepada pelakunya. Responden meyakini bahwa selama menjadi anak

kandang keterampilan beternak ayam broiler meningkat. Sebanyak 50%

responden menyatakan setuju akan hal tersebut, diikuti oleh 23%

48

Page 61: pemilihan jalur pendakian berdasarkan faktor kepopuleran, kondisi jalur, dan fasilitas di gunung Merbabu

responden yang menyatakan sangat setuju. Meski begitu, responden yang

menyatakan ketidaksetujuannya tetap ada yakni sebesar 10% diikuti

dengan 3,3% responden yang menyatakan sangat tidak setuju. Jumlah

tersebut cukup besar dibanding dengan responden yang memilih ragu-

ragu. Terlihat bahwa tidak semua responden mendapatkan keterampilan

lebih dalam beternak ayam broiler, hal ini dapat terjadi karena tidak semua

responden menyukai pekerjaannya sehingga responden pun bekerja

hanya sesuai dengan perintah atasan tanpa menggali potensi diri sendiri.

Responden yang menyatakan bahwa dengan menjadi anak

kandang kehidupannya dapat terjamin adalah sebesar 37% didukung oleh

13% lainnya yang menyatakan sangat setuju. Terlihat seimbang dengan

responden yang menyatakan ragu-ragu dan tidak setuju. Bagi sebagian

responden upah yang didapat dari bekerja sebagai anak kandang telah

mampu menjamin hidup mereka, namun responden lainnya meragukan

akan hal itu. Perbedaan seperti ini dapat terjadi karena besaran gaji pokok

yang diterima oleh masing-masing responden berbeda-beda, bonus yang

diterima oleh masing-masing responden pun berbeda-beda.

Sebanyak 40% dari responden menyatakan bahwa menjadi anak

kandang adalah pekerjaan yang mudah, 33% responden lainnya

mendukung dengan menyatakan sangat setuju. Keragu-raguan

dinyatakan oleh 13% responden sedang sisanya menyatakan tidak setuju

dan sangat tidak setuju. Bekerja sebagai anak kandang memang cukup

mudah namun memerlukan ketelitian dan ketekunan, hal ini yang masih

49

Page 62: pemilihan jalur pendakian berdasarkan faktor kepopuleran, kondisi jalur, dan fasilitas di gunung Merbabu

belum dimiliki banyak anak kandang. Menurut responden bekerja sebagai

anak kandang cukup menyita waktu, tenaga dan pikiran.

Responden yang menyatakan senang menjadi anak kandang

perusahaan ayam broiler sebanyak 30%, didukung oleh 10% lainnya

dengan menyatakan sangat setuju. Diimbangi dengan ketidaksetujuan

yang dinyatakan oleh 23% responden dan didukung oleh 13% lainnya

dengan pernyataan sangat tidak setuju.

Responden yang menyatakan puas dengan keadaannya sekarang

sebanyak 50% didukung 17% lainnya dengan menyatakan sangat setuju.

Ada pula responden yang tidak puas dengan keadaannya saat ini

ditunjukkan oleh pernyataan tidak setuju 13% responden dan dukungan

10% responden dengan pernyataan sangat tidak setuju. Jumlah

responden yang memilih ragu-ragu cukup kecil yakni hanya 10% saja.

Responden menyatakan telah puas dengan kinerjanya selama

menjadi anak kandang. Terlihat dari 57% responden menyatakan setuju

dengan dukungan dari 20% lainnya yang menyatakan sangat setuju.

Responden yang tidak setuju sebanyak 13%, didukung oleh 6,7% yang

menyatakan sangat tidak setuju. Banyaknya responden yang telah puas

dengan kinerjanya menunjukkan bahwa apa yang mereka kerjakan telah

sesuai dengan harapan sedangkan responden yang tidak sependapat

beranggapan bahwa mereka belum bekerja secara maksimal.

50

Page 63: pemilihan jalur pendakian berdasarkan faktor kepopuleran, kondisi jalur, dan fasilitas di gunung Merbabu

Secara keseluruhan motivasi bekerja responden terbagi menjadi

dua kategori yakni kategori rendah dengan rentang skor 19 sampai 56 dan

kategori tinggi dengan rentang skor 57 sampai 95.

Responden yang memiliki motivasi bekerja tinggi cukup banyak

yakni 80% dari total responden sedang 20% lainnya masuk dalam

kategori motivasi rendah. Motivasi bekerja yang tinggi menunjukkan

bahwa responden beranggapan telah mampu memenuhi kebutuhannya

dengan bekerja sebagai anak kandang (Tabel 18).

Tabel 18. Distribusi responden dalam kategori motivasi bekerja

Kategori motivasi bekerja Persentase (%)Tinggi 80Rendah 20

Sumber: Data primer terolah (2013).

Hubungan Persepsi Upah Dengan Motivasi Bekerja

Melalui uji dengan metode korelasi Spearman Rho didapatkan hasil

rs sebesar 0,204 dengan signifikansi statistik sebesar 0,279. Hasil tersebut

menyatakan bahwa hubungan antara persepsi upah dengan motivasi

bekerja anak kandang perusahaan ayam broiler di Kecamatan Tempel

tidak tampak dikarenakan bias data yang tinggi, terlihat dari hasil yang

didapat dari olah data menggunakan SPSS (lampiran 11).

Tidak adanya hubungan antara persepsi upah dengan motivasi

bekerja dikarenakan responden tidak dapat mempengaruhi besarnya upah

meski motivasi bekerja tinggi. Bonus yang diterima oleh responden

dengan kerja maksimal juga belum dapat memenuhi semua kebutuhan

51

Page 64: pemilihan jalur pendakian berdasarkan faktor kepopuleran, kondisi jalur, dan fasilitas di gunung Merbabu

responden. Upah yang didapat oleh responden merupakan sesuatu yang

besarannya diatur oleh perusahaan sedang motivasi merupakan dorongan

yang muncul dari dalam diri masing-masing responden.

Atas dasar tersebut maka hipotesis dari penelitian ditolak, bahwa

tidak ada hubungan atau korelasi antara persepsi upah dengan motivasi

bekerja. Pernyataan hubungan ini berarti jika persepsi upah meningkat

tidak akan meningkatkan motivasi bekerja. Dikarenakan manajemen

perusahaan ayam broiler yang berbeda-beda serta kapasitas

pemeliharaan yang berbeda-beda pula membuat upah masing-masing

responden tidak sama.

52

Page 65: pemilihan jalur pendakian berdasarkan faktor kepopuleran, kondisi jalur, dan fasilitas di gunung Merbabu

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Rata-rata besarnya upah yang diterima oleh anak kandang

perperiode adalah Rp2.253.867±686.905 dibayarkan dalam bentuk uang

dan dalam bentuk barang berupa beras, lauk pauk dan fasilitas lainnya

yang diberikan selama bekerja. Rata-rata total upah per bulan yang

diterima anak kandang sebesar Rp1.239.627±377.798 telah memenuhi

UMR di kabupaten/kota DIY. Persepsi upah anak kandang perusahaan

peternakan ayam broiler di Kecamatan Tempel tinggi (93,3%) begitu pula

motivasi bekerja yang dimiliki (80%). Tidak terdapat hubungan yang

antara persepsi upah dengan motivasi bekerja anak kandang perusahaan

ayam broiler di Kecamatan Tempel. Hasil analisis ini menolak hipotesis

yang menyatakan adanya hubungan positif antara keduanya.

Saran

Perusahaan yang belum memberikan upah berdasarkan UMR

diharapkan dapat memenuhi regulasi pemerintah DIY akan besaran UMR

yang telah ditetapkan. Persepsi upah dengan motivasi bekerja memiliki

arti besar bagi perusahaan dan anak kandang, maka sebaiknya

kesejahteraan anak kandang lebih diperhatikan lagi agar produktivitas

perusahaan meningkat. Penyeragaman kapasitas pemeliharaan perlu

dilakukan agar tidak menjadi variabel pengganggu dalam penelitian.

53

Page 66: pemilihan jalur pendakian berdasarkan faktor kepopuleran, kondisi jalur, dan fasilitas di gunung Merbabu

RINGKASAN

Penelitian ini berjudul “Hubungan persepsi upah dengan motivasi

bekerja anak kandang pada peternakan rakyat ayam broiler di Kecamatan

Tempel”. Kecamatan Tempel dipilih karena memiliki jumlah pengusaha

ayam broiler terbesar di Kabupaten Sleman, yang berarti anak kandang

pun banyak di kecamatan tersebut. Penelitian ini dilakukan pada bulan

Maret 2013 hingga Mei 2013. Responden yang digunakan ditentukan

dengan metode purpossive sampling, yakni pemilihan responden

didasarkan atas kriteria tertentu yang telah dibuat oleh peneliti. Kriteria

tersebut mensyaratkan responden harus memiliki pengalaman bekerja

minimal satu tahun pada perusahaan peternakan rakyat ayam broiler.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui besaran upah yang

diterima oleh anak kandang perusahaan ayam broiler, sistem

pembayarannya, persepsi upah anak kandang, motivasi bekerja anak

kandang dan hubungan antara persepsi upah dengan motivasi bekerja

anak kandang.

Besaran upah dihitung dari upah per periode (56 hari) yang didapat

oleh anak kandang ditambah dengan tunjangan, bonus dan fasilitas

lainnya yang didapat selama satu periode pemeliharaan. Persepsi upah

didasarkan cara pandang apakah upah yang didapat oleh responden

dapat mencukupi kebutuhan baik materiil maupun non materiil. Motivasi

bekerja mengacu pada teori Maslow yang membagi motivasi menjadi lima

54

Page 67: pemilihan jalur pendakian berdasarkan faktor kepopuleran, kondisi jalur, dan fasilitas di gunung Merbabu

kebutuhan yakni kebutuhan badaniah, kebutuhan akan keamanan,

kebutuhan sosial, kebutuhan akan penghargaan, dan kebutuhan akan

kepuasan diri.

Data yang diperoleh dari penelitian ini berupa data primer dan

sekunder. Data primer diperoleh dengan cara survei yang dilakukan

kepada 30 orang responden menggunakan kuesioner dan data sekunder

diperoleh dari data Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Sleman.

Kuesioner diuji terlebih dahulu validitas dan reliabilitasnya. Pengujian

validitas dan reliabilitas dilakukan di Kecamatan Pakem yang memiliki

karakter mirip dengan Kecamatan Tempel. Hasil dari pengujian validitas

didapat 11 pernyataan valid dari 12 pernyataan tentang persepsi upah dan

sebanyak 23 pernyataan valid dari 35 pernyataan tentang motivasi

bekerja.

Persepsi upah dianalisis dengan mengelompokkan responden

menjadi dua bagian yakni responden dengan persepsi upah tinggi dan

rendah. Hasil penelitian mengungkapkan bahwa sebesar 93,3%

responden memiliki persepsi yang tinggi terhadap upah yang diterima

sedang 6,67% yang memiliki persepsi terhadap upah rendah. Motivasi

bekerja juga dikelompokkan menjadi dua yakni responden dengan

motivasi bekerja tinggi dan rendah. Sebanyak 80% responden memiliki

motivasi bekerja tinggi sedang 20% lainnya memiliki motivasi bekerja

rendah.

55

Page 68: pemilihan jalur pendakian berdasarkan faktor kepopuleran, kondisi jalur, dan fasilitas di gunung Merbabu

Digunakan analisis Spearman Rho untuk mengetahui korelasi atau

hubungan antara persepsi upah dengan motivasi bekerja. Diperoleh nilai rs

sebesar 0,204 dengan signifikansi statistik sebesar 0,279 yang memiliki

arti bahwa antara persepsi upah dengan motivasi bekerja tidak memiliki

hubungan.

56

Page 69: pemilihan jalur pendakian berdasarkan faktor kepopuleran, kondisi jalur, dan fasilitas di gunung Merbabu

DAFTAR PUSTAKA

Anonima. 2012. Pengertian Upah Minimum. Available at: http://www.gajimu.com/ main/gaji/Gaji-Minimum. Diakses 18 April 2012.

Anonimb. 2012. Geografis Kabupaten Sleman. Available at : http://www.slemankab.go.id/215/geografis.slm. Diakses 15 April 2013

Anonimc. 2012. Monografi Kecamatan Tempel Tahun 2011. Available at: http://tempelkec.slemankab.go.id/monografi. Diakses 20 April 2013.

Anonim. 2013. Teori Analisis Korelasi: Mengenal Analisis Korelasi. Available at: http://www.jonathansarwono.info/korelasi/korelasi.htm. Diakses 6 Mei 2013.

Bidang Peternakan Dinas Pertanian dan Kehutanan Sleman. Yogyakarta.

Budi, Triton Prawira. 2007. SPSS 13.0 Terapan: Riset Statistik Parametrik. Penerbit Andi. Yogyakarta.

Handoko, T. Hani. 2001. Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia. BPFE. Yogyakarta.

Hasibuan, H. M. 1996. Organisasi Dan Motivasi: Dasar Peningkatan Produktivitas. Bumi Aksara, Jakarta.

Nasrudin, 2011. Hubungan Etos Kerja, Motivasi dan Sikap Inovatif dengan Pendapatan Peternak Kerbau Di Kabupaten Manggarai Barat. Tesis, Program Pasca Sarjana Fakultas Peternakan Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta.

Neuman, William Lawrence. 2006. Social Research Methods: Qualitative and Quantitative Approaches. Sixth editions. Pearson International Edition. Allyn and Bacon. USA

Maulana, Muhamad Lucky. 2008. Analisis Pendapatan Peternak Ayam Ras Pedaging Pola Kemitraan Inti-Plasma (Studi Kasus Peternak Plasma dari tunas Mekar Farm di Kecamatan Nanggung Kabupaten Bogor, Jawa Barat). Skripsi Sarjana Peternakan. Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor.

Maslow, Abraham H. 1984. Motivasi dan Kepribadian. PT Gramedia. Jakarta.

Muchlas, M., 2005. Perilaku Organisai. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.

57

Page 70: pemilihan jalur pendakian berdasarkan faktor kepopuleran, kondisi jalur, dan fasilitas di gunung Merbabu

Ranupandojo, Heidjrachman dan Suad Husnan. 2002. Manajemen Personalia. Edisi keempat. BPFE-Yogyakarta. Yogyakarta.

Siagian, Sondang P. 2004. Teori Motivasi dan Aplikasinya. Rineka Cipta. Jakarta.

Suparto, Hernadhi Tyas Susilo (2008) Hubungan Antara Persepsi Terhadap Upah Dengan Motivasi Kerja Pada Karyawan PT. Pos Klaten. Skripsi, Universitas Muhammadiyah Surakarta. Surakarta

Supranto, J. M.A. 1997. Metode Riset, Aplikasinya Dalam Pemasaran. Edisi revisi. Rineka Cipta. Jakarta.

SK Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor: 370/KEP/2012 tentang upah minimum kabupaten/kota tahun 2013 di DIY.

SK Menteri Pertanian Nomor: 404/kpts/OT.210/6/2002 tentang Pedoman Perizinan Dan Pendaftaran Usaha Peternakan.

Soeratno dan Arsyad, L. 1999. Metodologi Penelitian untuk Ekonomi dan Bisnis. UPP AMP YKPN. Yogyakarta.

Suryaningsih, Eka Wardani. 2009. Pengaruh Upah, Keahlian Dan Motivasi Kerja Terhadap Prestasi Kerja Karyawan Pada PT. Pembangkitan Jawa Bali Unit Pembangkitan Muara Tawar. Skripsi Sarjana Ekonomi, Fakultas Ekonomi, Jurusan Manajemen, Universitas Gunadarma.

58

Page 71: pemilihan jalur pendakian berdasarkan faktor kepopuleran, kondisi jalur, dan fasilitas di gunung Merbabu

UCAPAN TERIMAKASIH

Penulis panjatkan puji syukur atas rahmat Tuhan Yang Maha Esa

dan atas karunia-Nya memberikan semangat kepada penulis sehingga

skripsi ini dapat tersusun sebagaimana mestinya.

Skripsi ini disusun atas dasar kewajiban penulis untuk memberikan

laporan dari hasil penelitian yang dilakukan di Kecamatan Tempel,

Sleman, Yogyakarta. Tak lupa terimakasih penulis haturkan kepada:

1. Prof. Ir. Ali Agus, DAA, DEA selaku Dekan Fakultas Peternakan

Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.

2. Budi Guntoro, S.Pt., M.Sc., Ph.D selaku Wakil Dekan Bidang

Akademik, Fakultas Peternakan Universitas Gadjah Mada,

Yogyakarta dan pembimbing pendamping.

3. Bunda Trami Winarsih dan Ayahanda Alfat Ketut Sukaryawan yang

dengan sabar dan penuh kasih sayang dalam membimbing dan

memberi dukungan.

4. Siti Andarwati, S.Pt., MP selaku pembimbing pembimbing utama

dari penulis.

5. Ir. Edi Suryanto, M.Sc., Ph.D. selaku pembimbing akademik.

6. Ir. Heru Sasongko, MP. selaku penguji.

7. Mujtahidah Anggriani Ummul Muzayyanah, S,Pt., M.Sc., Ph.D.

selaku penguji.

8. Seluruh dosen dan staf Fakultas Peternakan UGM.

59

Page 72: pemilihan jalur pendakian berdasarkan faktor kepopuleran, kondisi jalur, dan fasilitas di gunung Merbabu

9. Tri Sunu Dane Wibawa beserta keluarga yang telah membantu dan

menerima saya.

10.Keluarga besar Bapak Dasimin Mulyo Utomo.

11.Ribut Nur Abidin, S.Pt., Ari Wibowo, S.Pt., Na’imatun Munawaroh,

S.Pt., Islamona Mutihan Anggi Mahanta, S.Pt., yang menemani dari

semester satu hingga lulus.

12.Cahyadi Tri Putra, kawan yang mengajarkan banyak hal.

13.Rekan-rekan Caravan Mountaineering Club yang memberikan

kekeluargaannya.

14.Rekan-rekan BPPM Gallusia, kenangan tak terlupakan.

15.Rahmat Winugraha sang enumerator.

16.Rekan-rekan SOSEK CREW 2007 hingga 2012.

17.Rekan-rekan KKN Bencana Merapi 2010 dan Posko Fapet UGM.

18.Tompel, kawan-kawan Tiga Che Multimedia dan GM Production

atas kesempatan berkarir.

19.Seluruh rekan yang terlibat baik dalam penelitian maupun dalam

penyusunan skripsi ini.

Penulis berharap semoga laporan ini dapat bermanfaat bukan

hanya bagi penulis melainkan bagi semua yang membutuhkan.

Yogyakarta, 19 Juni 2013

Penulis

60

Page 73: pemilihan jalur pendakian berdasarkan faktor kepopuleran, kondisi jalur, dan fasilitas di gunung Merbabu

Lampiran 1. Kuesioner karakteristik responden

Bagian I

Pernyataan pada bagian I merupakan pernyataan yang

berhubungan dengan identitas responden. Berilah tanda cek pada kotak

yang sesuai dengan pilihan Anda.

Nama : ................................................................. (boleh tidak diisi)

Alamat : ................................................................. (boleh tidak diisi)

Usia saat ini : ...... tahun

Lama bekerja di perusahaan ini: ............. (tahun/bulan)*

1. Jenis kelamin

a. Laki-laki

b. Perempuan

2. Status tingkat pendidikan

a. SD (Lulus/Tidak, Kelas ..........)*

b. SMP (Lulus/Tidak, Kelas ..........)*

c. SMU (Lulus/Tidak, Kelas ..........)*

d. Sarjana (Lulus/Tidak, Kelas ..........)*

e. Lainnya (................................)

61

Page 74: pemilihan jalur pendakian berdasarkan faktor kepopuleran, kondisi jalur, dan fasilitas di gunung Merbabu

Lampiran 2. Kuesioner pendataan upah

No Nama Responden/Perusahaan

Gaji Tunai Lain-lain **

RpWaktu Pembayaran*

(minggu/bulan/periode)

Beras Lauk Transport Bonus** Lain-lain

62

Page 75: pemilihan jalur pendakian berdasarkan faktor kepopuleran, kondisi jalur, dan fasilitas di gunung Merbabu

Lampiran 3. Kuesioner persepsi upah

Pernyataan JawabanSS S RR TS STS

B. Persepsi Upah1. Upah total yang saya peroleh antara Rp

892,660 hingga Rp 1.200.000 per periode produksi sesuai dengan UMR yang berlaku

2. Jika hasil panen maksimal maka saya mendapat bonus dari perusahaan

3. Kebutuhan Makan sehari-hari saya terpenuhi dari upah yang saya dapat

4. Jika saya sakit, perusahaan memberikan ganti rugi biaya pengobatan yang saya keluarkan

5. Perusahaan memberikan upah kepada saya sesuai dengan hasil panen yang ada

6. Tenaga dan pikiran yang saya curahkan kepada perusahaan sebanding dengan hasil atau upah yang saya dapatkan

7. Perusahaan memberikan saya libur yang cukup agar pikiran saya segar kembali dalam bekerja

8. Upah yang saya terima cukup untuk memenuhi keinginan pribadi saya

9. Pulsa dapat saya beli dari upah yang saya terima

10. Upah yang saya terima cukup untuk memenuhi kebutuhan keluarga saya.

11. Saya dapat berekreasi menggunakan upah yang saya terima

12. Anak-anak saya dapat bersekolah dari upah yang saya terima

63

Page 76: pemilihan jalur pendakian berdasarkan faktor kepopuleran, kondisi jalur, dan fasilitas di gunung Merbabu

Lampiran 4. Kuesioner motivasi bekerja

Pernyataan JawabanSS S RR TS STS

C. Motivasib. 1. Kebutuhan Badaniah13. Saya menjadi anak kandang karena untuk

memenuhi kebutuhan makan dan minum sehari-hari

14. Untuk mendapatkan pakaian baru saya perlu menjadi anak kandang

15. Saya menjadi anak kandang agar memiliki modal jika sewaktu-waktu saya sakit

16. Menjadi anak kandang adalah satu-satunya harapan saya untuk memiliki jaminan hari tua

17. Untuk merenovasi rumah saya perlu menjadi anak kandang

18. Menjadi anak kandang mampu membiayai saya atau anak saya menikah

19. Menjadi anak kandang mampu mensejahterakan kehidupan saya

b. 2. Kebutuhan Keamanan20. Saya menjadi anak kandang bukan karena

tidak ada pekerjaan lain21. Saya menjadi anak kandang karena risiko

tidak sebesar peternak22. Saya menjadi anak kandang untuk

bertahan hidup23. Saya menjadi anak kandang bukan karena

tidak ada modal untuk usaha lain24. Walaupun membosankan saya tetap akan

menjadi anak kandang25. Saya merasa bahwa lingkungan kerja saya

kondusif untuk bekerja26. Saya merasa bahwa saya diperlakukan

sama adil dengan anak kandang lainnyab. 3. Kebutuhan Sosial

27. Saya menjadi anak kandang lebih baik daripada jadi pengangguran

28. Walaupun orang lain tidak bergaul dengan saya karena saya seorang anak kandang saya tetap tidak mempedulikannya

29. Saya bisa menjalin hubungan dengan orang lain meski saya seorang anak kandang

30. Saya bisa berbagi ilmu yang saya dapat

64

Page 77: pemilihan jalur pendakian berdasarkan faktor kepopuleran, kondisi jalur, dan fasilitas di gunung Merbabu

selama bekerja di kandang dengan sesama anak kandang atau orang lain

31. Saya berusaha mengumpulkan modal, jaringan, dan pengalaman karena akan membuat peternakan ayam sendiri nantinya

32. Saya merasa lebih terpandang jika menjadi anak kandang ayam dibanding bekerja di peternakan lain

33. Anak kandang adalah pekerjaan yang paling mudah saya lakukan

b. 4. Kebutuhan Penghargaan34. Saya merasa dihargai menjadi anak

kandang daripada saya menganggur35. Hasil panen sesuai target membuat saya

merasa puas dan ingin bekerja lebih giat lagi

36. Saya rajin bekerja agar hasil panen maksimal

37. Agar menjadi contoh bagi keluarga saya, saya akan menjadi anak kandang

38. Saya akan bekerja giat agar mendapat penghargaan dari atasan saya

39. Pujian akan hasil kerja saya membuat saya terpacu untuk berprestasi

40. Pujian adalah penghargaan bagi saya atas kinerja saya

b. 5. Kebutuhan Kepuasan Diri41. Saya mampu menjadi anak kandang

sehingga saya akan menekuni profesi anak kandang

42. Saya masih akan terus menjadi anak kandang agar keterampilan beternak ayam broiler meningkat

43. Saya menjadi anak kandang supaya kehidupan saya terjamin

44. Saya menjadi anak kandang karena merupakan pekerjaan yang mudah

45. Saya lebih senang menjadi anak kandang daripada pekerjaan yang lain

46. Saya puas dengan keadaan saya saat ini sebagai anak kandang

47. Saya puas dengan kinerja saya selama menjadi anak kandang

65

Page 78: pemilihan jalur pendakian berdasarkan faktor kepopuleran, kondisi jalur, dan fasilitas di gunung Merbabu

Lampiran 5. Karakteristik responden penelitian

Responden

Usia (tahun)

Lama Bekerja(tahun)

Jenis Kelamin

Pendidikan

1 20 2 Laki-laki SMA2 23 2 Laki-laki SMA3 23 2 Laki-laki SMA4 25 5 Laki-laki SMA5 34 10 Laki-laki SMP6 36 12 Laki-laki SD7 45 20 Laki-laki SD8 55 25 Laki-laki SD9 31 5 Laki-laki SMP

10 34 8 Laki-laki SMP11 27 3 Laki-laki SMA12 25 2 Laki-laki SMA13 25 2 Laki-laki SMA14 29 2 Laki-laki SMA15 20 1 Laki-laki SMA16 20 1 Laki-laki SMA17 20 1 Laki-laki SMA18 26 2 Laki-laki SMA19 32 3 Laki-laki SMP

20 42 18Perempuan SD

21 47 17 Laki-laki SD22 22 1 Laki-laki SMP23 19 1 Laki-laki SMA24 19 1 Laki-laki SMA25 36 12 Laki-laki SMP26 25 4 Laki-laki SMA27 25 3 Laki-laki SMA28 24 2 Laki-laki SMA29 23 2 Laki-laki SMA30 26 3 Laki-laki SMA

66

Page 79: pemilihan jalur pendakian berdasarkan faktor kepopuleran, kondisi jalur, dan fasilitas di gunung Merbabu

Lampiran 6. Tabulasi upah anak kandang perusahaan ayam broiler di Kecamatan Tempel per periode

Gaji Tunai

Rp Beras (Rp) Lauk (Rp) Transport (Rp)

Bonus(Rp)

Kotoran(Rp)

Tempat Tinggal, Listrik, Air, Gas

(Rp)

1 1.000.000 450.000 - - - - - 1.450.000 9.570.000 797.500 2 2.500.000 500.000 324.000 50.000 150.000 75.000 250.000 3.849.000 25.403.400 2.116.950 3 2.500.000 500.000 324.000 50.000 150.000 75.000 250.000 3.849.000 25.403.400 2.116.950 4 2.500.000 250.000 324.000 50.000 150.000 75.000 250.000 3.599.000 23.753.400 1.979.450 5 1.500.000 250.000 240.000 50.000 200.000 - 250.000 2.490.000 16.434.000 1.369.500 6 1.200.000 - - - - 500.000 250.000 1.950.000 12.870.000 1.072.500 7 1.200.000 125.000 126.000 - 200.000 400.000 250.000 2.301.000 15.186.600 1.265.550 8 1.200.000 125.000 126.000 - 200.000 400.000 250.000 2.301.000 15.186.600 1.265.550 9 900.000 125.000 165.000 - 100.000 - 250.000 1.540.000 10.164.000 847.000

10 900.000 125.000 165.000 - 100.000 - 250.000 1.540.000 10.164.000 847.000 11 850.000 640.000 - - 150.000 - 250.000 1.890.000 12.474.000 1.039.500 12 2.100.000 640.000 - - 200.000 272.000 3.212.000 21.199.200 1.766.600 13 800.000 250.000 400.000 - - - - 1.450.000 9.570.000 797.500 14 1.000.000 495.000 - - - - 250.000 1.745.000 11.517.000 959.750 15 1.200.000 250.000 400.000 - 400.000 100.000 - 2.350.000 15.510.000 1.292.500 16 1.100.000 250.000 400.000 - 100.000 - 250.000 2.100.000 13.860.000 1.155.000 17 900.000 240.000 - 40.000 50.000 - - 1.230.000 8.118.000 676.500 18 1.200.000 250.000 400.000 - 400.000 150.000 250.000 2.650.000 17.490.000 1.457.500 19 1.200.000 250.000 270.000 200.000 300.000 - 400.000 2.620.000 17.292.000 1.441.000 20 1.100.000 250.000 400.000 - 150.000 150.000 - 2.050.000 13.530.000 1.127.500 21 1.100.000 250.000 400.000 - 200.000 150.000 - 2.100.000 13.860.000 1.155.000 22 1.000.000 250.000 400.000 - 250.000 - 250.000 2.150.000 14.190.000 1.182.500 23 1.200.000 250.000 400.000 - 200.000 200.000 250.000 2.500.000 16.500.000 1.375.000 24 950.000 250.000 200.000 20.000 100.000 - 250.000 1.770.000 11.682.000 973.500 25 1.000.000 250.000 200.000 20.000 100.000 - 250.000 1.820.000 12.012.000 1.001.000 26 1.500.000 250.000 - - - - - 1.750.000 11.550.000 962.500 27 1.200.000 250.000 200.000 - 120.000 - 250.000 2.020.000 13.332.000 1.111.000 28 2.200.000 250.000 200.000 - 200.000 - 250.000 3.100.000 20.460.000 1.705.000 29 1.400.000 250.000 200.000 - 120.000 - 250.000 2.220.000 14.652.000 1.221.000 30 1.200.000 250.000 200.000 - 120.000 - 250.000 2.020.000 13.332.000 1.111.000

1.320.000 ±507.631 282.167 ±146.603 215.467 ±150.729 16.000 ±39.269 147.000 ±103.795 78.448 ±137.049 197.400 ±114.090 2.253.867 ± 686.905 14.875.520 1.239.627±377.798

Total Per Tahun

(6 periode)Total Per BulanNo

Lain-lain

Total Perperiode(Rp)

ҧݔ

67

Page 80: pemilihan jalur pendakian berdasarkan faktor kepopuleran, kondisi jalur, dan fasilitas di gunung Merbabu

Lampiran 7. Hasil uji validitas kuesioner persepsi upah dengan Product Moment Pearson

CorrelationsTotal Skor Upah

Upah 1 Pearson Correlation 0,455Sig. (2-tailed) 0,011N 30

Upah 2 Pearson Correlation 0,476Sig. (2-tailed) 0,008N 30

Upah 3 Pearson Correlation 0,605Sig. (2-tailed) 0,000N 30

Upah 4 Pearson Correlation 0,564Sig. (2-tailed) 0,001N 30

Upah 5 Pearson Correlation 0,486Sig. (2-tailed) 0,006N 30

Upah 6 Pearson Correlation 0,498Sig. (2-tailed) 0,005N 30

Upah 7 Pearson Correlation -0,185Sig. (2-tailed) 0,328N 30

Upah 8 Pearson Correlation 0,561Sig. (2-tailed) 0,001N 30

Upah 9 Pearson Correlation 0,680Sig. (2-tailed) 0,000N 30

Upah 10 Pearson Correlation 0,658Sig. (2-tailed) 0,000N 30

Upah 11 Pearson Correlation 0,847Sig. (2-tailed) 0,000N 30

Upah 12 Pearson Correlation 0,605Sig. (2-tailed) 0,000N 30

68

Page 81: pemilihan jalur pendakian berdasarkan faktor kepopuleran, kondisi jalur, dan fasilitas di gunung Merbabu

Lampiran 8. Hasil uji validitas kuesioner motivasi bekerja dengan Product Moment Pearson

CorrelationsTotal Skor Motivasi

Motivasi 1 Pearson Correlation 0,302Sig. (2-tailed) 0,105N 30

Motivasi 2 Pearson Correlation 0,385Sig. (2-tailed) 0,036N 30

Motivasi 3 Pearson Correlation 0,152Sig. (2-tailed) 0,423N 30

Motivasi 4 Pearson Correlation 0,511Sig. (2-tailed) 0,004N 30

Motivasi 5 Pearson Correlation 0,652Sig. (2-tailed) 0,000N 30

Motivasi 6 Pearson Correlation 0,350Sig. (2-tailed) 0,058N 30

Motivasi 7 Pearson Correlation 0,298Sig. (2-tailed) 0,110N 30

Motivasi 8 Pearson Correlation 0,126Sig. (2-tailed) 0,506N 30

Motivasi 9 Pearson Correlation 0,276Sig. (2-tailed) 0,140N 30

Motivasi 10 Pearson Correlation 0,318Sig. (2-tailed) 0,087N 30

Motivasi 11 Pearson Correlation 0,458Sig. (2-tailed) 0,011N 30

Motivasi 12 Pearson Correlation 0,733Sig. (2-tailed) 0,000N 30

Motivasi 13 Pearson Correlation 0,394Sig. (2-tailed) 0,031N 30

69

Page 82: pemilihan jalur pendakian berdasarkan faktor kepopuleran, kondisi jalur, dan fasilitas di gunung Merbabu

Motivasi 14 Pearson Correlation 0,072Sig. (2-tailed) 0,706N 30

Motivasi 15 Pearson Correlation 0,256Sig. (2-tailed) 0,171N 30

Motivasi 16 Pearson Correlation 0,435Sig. (2-tailed) 0,016N 30

Motivasi 17 Pearson Correlation 0,325Sig. (2-tailed) 0,079N 30

Motivasi 18 Pearson Correlation 0,159Sig. (2-tailed) 0,401N 30

Motivasi 19 Pearson Correlation 0,398Sig. (2-tailed) 0,029N 30

Motivasi 20 Pearson Correlation 0,406Sig. (2-tailed) 0,026N 30

Motivasi 21 Pearson Correlation 0,606Sig. (2-tailed) 0,000N 30

Motivasi 22 Pearson Correlation 0,435Sig. (2-tailed) 0,016N 30

Motivasi 23 Pearson Correlation 0,418Sig. (2-tailed) 0,021N 30

Motivasi 24 Pearson Correlation 0,503Sig. (2-tailed) 0,005N 30

Motivasi 25 Pearson Correlation 0,491Sig. (2-tailed) 0,006N 30

Motivasi 26 Pearson Correlation 0,432Sig. (2-tailed) 0,017N 30

Motivasi 27 Pearson Correlation 0,368Sig. (2-tailed) 0,045N 30

70

Page 83: pemilihan jalur pendakian berdasarkan faktor kepopuleran, kondisi jalur, dan fasilitas di gunung Merbabu

Motivasi 28 Pearson Correlation 0,328Sig. (2-tailed) 0,077N 30

Motivasi 29 Pearson Correlation 0,585Sig. (2-tailed) 0,001N 30

Motivasi 30 Pearson Correlation 0,609Sig. (2-tailed) 0,000N 30

Motivasi 31 Pearson Correlation 0,806Sig. (2-tailed) 0,000N 30

Motivasi 32 Pearson Correlation 0,534Sig. (2-tailed) 0,002N 30

Motivasi 33 Pearson Correlation 0,539Sig. (2-tailed) 0,002N 30

Motivasi 34 Pearson Correlation 0,580Sig. (2-tailed) 0,001N 30

Motivasi 35 Pearson Correlation 0,368Sig. (2-tailed) 0,045N 30

71

Page 84: pemilihan jalur pendakian berdasarkan faktor kepopuleran, kondisi jalur, dan fasilitas di gunung Merbabu

Lampiran 9. Hasil uji reliabilitas kuesioner persepsi upah dengan Alpha Cronbach

Item-Total StatisticsScale

Mean if Item

Deleted

Scale Variance if

Item Deleted

Corrected Item-Total Correlation

Cronbach's Alpha if

Item Deleted

Soal 1 42,00 36,069 0,387 0,732Soal 2 42,20 33,890 0,343 0,730Soal 3 42,07 35,099 0,549 0,722Soal 4 43,37 31,620 0,408 0,723Soal 5 42,10 35,541 0,411 0,729Soal 6 42,43 33,909 0,377 0,727Soal 7 42,57 42,185 -0,339 0,808Soal 8 42,87 31,706 0,405 0,723Soal 9 42,33 31,885 0,590 0,703Soal 10 43,33 30,161 0,522 0,705Soal 11 43,47 25,706 0,758 0,660Soal 12 43,50 31,224 0,463 0,715

Reliability StatisticsCronbach's

AlphaN of

Items,743 12

72

Page 85: pemilihan jalur pendakian berdasarkan faktor kepopuleran, kondisi jalur, dan fasilitas di gunung Merbabu

Lampiran 10. Hasil uji reliabilitas kuesioner motivasi bekerja dengan Alpha Cronbach

Reliability StatisticsCronbach's Alpha N of Items

0,866 35Item-Total Statistics

Scale Mean if

Item Deleted

Scale Variance

if Item Deleted

Corrected Item-Total Correlation

Cronbach's Alpha if

Item Deleted

Motivasi 1 125,27 221,030 0,271 0,865Motivasi 2 125,87 214,120 0,321 0,864Motivasi 3 126,07 221,513 0,078 0,870Motivasi 4 127,30 207,390 0,444 0,861Motivasi 5 127,03 200,447 0,595 0,857Motivasi 6 127,00 215,448 0,287 0,865Motivasi 7 126,70 216,769 0,229 0,866Motivasi 8 126,10 222,714 0,065 0,869Motivasi 9 125,50 219,569 0,227 0,866Motivasi 10 125,50 219,362 0,276 0,865Motivasi 11 126,67 211,333 0,396 0,862Motivasi 12 126,60 195,903 0,684 0,853Motivasi 13 125,80 215,476 0,341 0,864Motivasi 14 125,57 224,254 0,014 0,870Motivasi 15 125,10 221,403 0,221 0,866Motivasi 16 125,67 211,747 0,371 0,863Motivasi 17 125,13 220,189 0,291 0,865Motivasi 18 125,37 223,275 0,127 0,867Motivasi 19 126,23 213,082 0,331 0,864Motivasi 20 126,53 215,361 0,355 0,863Motivasi 21 126,03 207,826 0,560 0,859Motivasi 22 125,20 216,372 0,394 0,863Motivasi 23 125,30 218,562 0,386 0,864Motivasi 24 125,17 217,109 0,474 0,863Motivasi 25 126,53 208,602 0,424 0,862Motivasi 26 125,90 213,197 0,374 0,863Motivasi 27 126,30 213,114 0,293 0,865Motivasi 28 126,13 215,982 0,262 0,866Motivasi 29 126,33 206,299 0,531 0,859Motivasi 30 125,93 208,133 0,565 0,859Motivasi 31 126,40 198,110 0,776 0,852Motivasi 32 125,83 210,420 0,484 0,860Motivasi 33 126,63 208,447 0,482 0,860Motivasi 34 126,13 206,051 0,523 0,859Motivasi 35 126,10 214,438 0,303 0,865

73

Page 86: pemilihan jalur pendakian berdasarkan faktor kepopuleran, kondisi jalur, dan fasilitas di gunung Merbabu

Lampiran 11. Hasil analisis korelasi Spearman Rho

Correlations

Persepsi Upah Motivasi

Spearman's rho

Persepsi Upah

Correlation Coefficient 1,000 ,204

Sig. (2-tailed) . ,279

N 30 30

Motivasi

Correlation Coefficient ,204 1,000

Sig. (2-tailed) ,279 .

N 30 30

74