analisis isi pesan akhlak dalam novel · 2015. 5. 11. · analisis isi pesan akhlak dalam novel...

98
ANALISIS ISI PESAN AKHLAK DALAM NOVEL KHADIJAH “KETIKA RAHASIA MIM TERSINGKAP” KARYA SIBEL ERASLAN Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi (S.Kom.I) Oleh Alfia Nurlayla 1110051000057 JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1435 H./2014M.

Upload: others

Post on 23-Oct-2020

8 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • ANALISIS ISI PESAN AKHLAK DALAM NOVEL

    KHADIJAH “KETIKA RAHASIA MIM TERSINGKAP”

    KARYA SIBEL ERASLAN

    Skripsi

    Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

    Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi (S.Kom.I)

    Oleh Alfia Nurlayla 1110051000057

    JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM

    FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

    UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

    SYARIF HIDAYATULLAH

    JAKARTA

    1435 H./2014M.

  • i

    ABSTRAK Alfia Nurlayla

    Analisis Isi Pesan Akhlak dalam Novel Khadijah “Ketika Rahasia Mim Tersingkap” karya Sibel Eraslan.

    Akhlak merupakan perbuatan nyata dari refleksi sikap yang terlahir dari Iman dan Islam sebagai bentuk penghambaan manusia kepada Allah SWT. Akhlak dijadikan sebagai arahan manusia untuk melakukan suatu perbuatan yang baik atau yang buruk didalam kehidupan. Novel adalah salah satu media yang banyak diminati oleh berbagai kalangan. Dengan membaca novel kita bisa mengambil nilai-nilai pada isi pesan yang terkandung didalamnya. Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk menganalisis novel Khadijah “Ketika Rahasia Mim Tersingkap” karya Sibel Eraslan sebagai salah satu novel Islami yang didalamnya mengandung pesan akhlak.

    Rumusan masalah penelitian ini adalah Bagaimana isi pesan akhlak yang terkandung dalam novel Khadijah “Ketika Rahasia Mim Tersingkap” episode sebelum Islam? Dan Pesan akhlak apa yang paling dominan dalam novel Khadijah “Ketika Rahasia Mim Tersingkap”?

    Metodologi penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis isi (content analysis) melalui pendekatan kuantitatif dengan teknik analisis data menggunakan format deskriptif. Menurut Bereslon analisis isi merupakan suatu metode untuk mempelajari dan menganalisis komunikasi secara sistematik, objektif, dan kuantitatif terhadap pesan yang tampak. Dalam menganalisis data peneliti membuat kategorisasi pesan akhlak yang terdapat pada paragraf dalam novel, kemudian membuat lembar koding yang akan dinilai oleh tiga juri yang sudah ditetapkan. Selanjutnya, hasil perolehan nilai kesepakatan tim juri dijadikan sebagai hasil presentase dan kemudian dicari pesan akhlak apa yang paling dominan dalam novel tersebut.

    Dalam novel Khadijah “Ketika Rahasia Mim Tersingkap” memiliki tema-tema yang berjumlah 40 tema, namun peneliti membuat batasan masalah hanya pada 3 tema pesan akhlak pada episode sebelum Islam. Kategorisasi yang dianalisis dari pesan akhlak meliputi akhlak terhadap Allah, akhlak terhadap sesama manusia dan akhlak terhadap lingkungan. Setelah dilakukan penghitungan data maka dapat diketahui bahwa pesan akhlak episode sebelum Islam yang paling dominan dalam novel ini adalah pesan akhlak terhadap sesama manusia sebanyak 84%, diikuti pesan akhlak terhadap Allah sebanyak 14%, kemudian pesan akhlak terhadap lingkungan yang menjadi urutan terendah sebanyak 2%. Termasuk didalamnya akhlak baik dengan hasil presentase tertinggi sebanyak 94% dan akhlak buruk menduduki posisi terendah hanya 6%. Kata kunci: Analisis Isi, Pesan Akhlak, Novel, Kategorisasi, Dominan.

  • ii

    KATA PENGANTAR

    Alhamdulillah wasyukurillah peneliti panjatkan kehadirat Allah SWT yang

    telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga peneliti dapat menyelesaikan

    skripsi ini. Serta shalawat salam teruntuk kepada nabi besar Muhammad Saw serta

    pengikutnya sampai akhir zaman. Tersusunnya skripsi ini tidak lepas dari bantuan

    moril maupun spiritual dari berbagai pihak. Untuk semua itu tidak ada balasan yang

    sanggup peneliti berikan kecuali ucapan terima kasih sebesar-besarnya kepada:

    1. Bapak. Dr. H. Arief Subhan, MA, sebagai Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu

    Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

    2. Bapak. Rachmat Baihaky, MA, sebagai Ketua Jurusan Komunikasi dan Penyiaran

    Islam UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Serta Ibu Fita Fathurrokhmah, M.Si,

    sebagai Sekertaris jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam UIN Syarif

    Hidayatullah Jakarta.

    3. Bapak Drs. Jumroni, M.Si, selaku dosen pembimbing dalam penulisan skripsi.

    Terima kasih telah memberikan bimbingan dan arahannya selama proses

    menyelesaikan skripsi ini. Semoga Allah SWT memberikan keberkahan di setiap

    aktivitas.

    4. Seluruh Dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif

    Hidyatullah Jakarta yang telah memberikan ilmu dan pengetahuannya dengan

    kesabaran dan keikhlasan.

  • iii

    5. Bapak dan ibu tercinta (Purwanto dan Sri Wahyuti) serta Annisa Purwaning

    Sayekti (kakak) yang telah memberikan semangat dan doa yang tiada hentinya

    kepada peneliti untuk dapat menyelesaikan skripsi ini.

    6. Teman-teman mahasiswa KPI angkatan 2010, kelas KPI B, khususnya teman-

    teman seperjuangan Ais Muflihah, Andari Novianti, Miftakhul Aida, Safitri,

    Diana Nopiana dan Ishmatun Nisa. Kebersamaan kalian tidak akan aku lupa,

    semoga kesuksesan dan kebahagiaan selalu menyertai kita.

    7. Pihak penerbit buku Islami Kaysamedia, yang dengan keramahannya membantu

    memberikan informasi-informasi penting terkait novel Khadijah sehingga

    penelitian skripsi ini bisa diselesaikan.

    8. Perpustakaan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi serta Perpustakaan

    Utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

    9. Seluruh kerabat, dan pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu. Terima kasih

    atas dukungan dan bantuannya. Semoga semua pihak yang telah membantu

    mendapat balasan dan menjadi ladang amal disisi Allah SWT.

    Demikianlah yang dapat peneliti sampaikan, semoga karya tulis ini dapat

    bermanfaat khususnya bagi penulis dan umumnya bagi siapa saja yang membacanya.

    Jakarta, 22 Agustus 2014

    Peneliti

  • iv

    DAFTAR ISI

    LEMBAR PENGESAHAN

    LEMBAR PERNYATAAN SKRIPSI

    ABSTRAK .......................................................................................... i

    KATA PENGANTAR ....................................................................... ii

    DAFTAR ISI ...................................................................................... iv

    DAFTAR TABEL .............................................................................. vi

    BAB I. PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang Masalah ..................................................... 1

    B. Batasan dan Rumusan Masalah ........................................... 5

    C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ........................................... 6

    D. Metodelogi Penelitian ......................................................... 7

    E. Teknik Pengolahan Data ..................................................... 9

    F. Teknik Analisis Data .......................................................... 11

    G. Tinjauan Pustaka ................................................................ 13

    H. Sistematika Penulisan ......................................................... 15

    BAB II. LANDASAN TEORI

    A. Pengertian Analisis Isi ....................................................... 17

    B. Akhlak .............................................................................. 21

    1. Pengertian Akhlak....................................................... 21

    2. Tujuan dan Posisi Displin Ilmu Akhlak ....................... 26

    3. Ruang Lingkup Akhlak ............................................... 26

  • v

    4. Nilai-nilai Kriteria Muslim .......................................... 28

    C. Novel ............................................................................... 31

    1. Pengertian Novel ........................................................ 31

    2. Sejarah Novel Indonesia ............................................. 33

    3. Jenis-jenis Novel ......................................................... 34

    4. Unsur-unsur Novel ...................................................... 35

    D. Kerangka Berpikir Penelitian ............................................ 37

    BAB III. GAMBARAN UMUM

    A. Sinopsis Novel Khadijah “Ketika Rahasia Mim Tersingkap”

    ..................................................................................... …….38

    B. Sekilas Biografi Sibel Eraslan ....................................... 43

    BAB IV.TEMUAN DAN ANALISIS DATA

    A. Pesan Akhlak dalam Novel Khadijah

    “Ketika Rahasia Mim Tersingkap” karya Sibel Eraslan 45

    B. Kategorisasi Pesan yang Paling Dominan dalam Novel

    Khadijah “Ketika Rahasia Mim tersingkap” ................. 63

    BAB V PENUTUP

    A. Kesimpulan ................................................................... 67

    B. Saran ............................................................................. 68

    DAFTARPUSTAKA .......................................................................... 70

    LAMPIRAN

  • vi

    DAFTAR TABEL

    Tabel 1 Kategorisasi Pesan .................................................................. 10

    Tabel 2 Operasionalisasi Konsep.......................................................... 11

    Tabel 3 Daftar Tema-tema Cerita didalam novel Khadijah “Ketika

    RahasiaMim Tersingkap” ....................................................... 45

    Tabel 4 Kategori Pesan Akhlak yang diteliti dalam novel Khadijah “Ketika

    Rahasia Mim Tersingkap” ..................................................... 47

    Tabel 5 Tema-tema Cerita yang diteliti dalam novel Khadijah

    “Ketika Rahasia Mim Tersingkap” ......................................... 47

    Tabel 6 Pesan Akhlak dalam Tema Satu “Nama adalah Takdir” ......... 50

    Tabel 7 Pesan Akhlak dalam Tema Dua “Jalan Kepedihan”................ 54

    Tabel 8 Pesan Akhlak Dalam Tema Empat “ Pasar” ........................... 59

    Tabel 9 Pesan Akhlak dalam novel Khadijah “Ketika Rahasia Mim

    Tersingkap” ............................................................................ 66

    Tabel 10 Macam-macam Pesan Akhlak dalam novel Khadijah

    “Ketika Rahasia Mim Tersingkap” ........................................ 66

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang Masalah

    Islam sebagai agama memberikan petunjuk kepada manusia tentang

    peraturan untuk tata hidup dan kehidupan yang diakui kebenarannya oleh

    sang Maha Pecipta.1 Allah Swt berfirman dalam Q.S At-Tin (95): 4, 5, dan 6,

    Allah berfirman:

    Artinya:“Sungguh, kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya, Kemudian kami kembalikan dia ke tempat yang serendah-rendahnya, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan; maka mereka akan mendapat pahala yang tidak ada putus-putusnya”.

    Ayat tersebut menyatakan bahwa untuk mencapai kebahagian dan

    mencapai martabat kemanusiaan yang tinggi didalam hidup maka seharusnya

    manusia sesuai dengan fitrahnya sebagai khilafah harus beriman dan

    mengerjakan amal-amal kebajikan.

    Akhlak merupakan perbuatan nyata dari refleksi sikap yang terlahir

    dari Iman dan Islam sebagai bentuk penghambaan manusia kepada Allah

    SWT. Akhlak yang serasi akan menciptakan keadaan harmonis dalam

    1Anwar Arifin, Dakwah Kontemporer; Sebuah Studi Komunikasi, (Yogyakarta: Graha

    Ilmu, 2011), Cet. 1, h. 6.

  • 2

    hubungan dengan lingkungan sosialnya, khususnya hubungan dengan sesama

    manusia itu sendiri.2 Diwujudkannya dengan selalu menyerukan al-khayr,

    amar maruf dan nahy munkar.

    Dalam pandangan ahli bidang akhlak terdahulu dan terkemuka yaitu,

    Al-Ghazali dan Ibnu Maskawaih menjelaskan bahwa akhlak adalah sifat atau

    perbuatan yang bersumber pada kualitas jiwa. Jika jiwa itu bersih, maka

    akhlak pun akan baik. Tapi, jika jiwa itu kotor, maka akhlak pun akan jadi

    buruk. Sebab jiwa yang kotor tidak akan memancarkan akhlak yang baik

    karena kualitas akhlak sangat ditentukan oleh kondisi jiwa.3 Hal ini, sudah

    Allah SWT tuliskan didalam Al-Quran yang berbunyi:

    Artinya:“Barangsiapa yang melakukan sesuatu kebaikan dengan kerelaan hati, maka sesungguhnya Allah Maha mensyukuri kebaikan lagi Maha Mengetahui.” (Q.S al-Baqarah: 158).

    Jika ingin akhlak yang baik, maka seharusnya manusia memiliki

    kualitas jiwa yang baik, dengan cara meniatkan hati untuk melahirkan

    kebaikan didalam dirinya. Dengan hati yang bersih akan menciptakan akhlak

    mulia dalam berhubungan baik kepada Allah SWT maupun kepada sesama

    makhluk baik itu manusia, binatang ataupun tumbuh-tumbuhan untuk

    mencapai kebahagian hidup didunia dan diakhirat.

    Akhlak termasuk kedalam tiga pilar kajian ajaran Islam yakni, aqidah,

    syariah dan akhlak. Dan ternyata akhlak itu sudah ada sejak manusia

    2Anwar Arifin, Dakwah Kontemporer; Sebuah Studi Komunikasi, h. 10. 3Asep Usman Ismail, Tasawuf Menjawab Tantangan Global; Upaya Membangun

    Karakter Muslim, (Jakarta: Trans Pustaka, 2012), Cet. 1. h. 34.

  • 3

    dilahirkan. Mulai dari manusia pertama yaitu nabi Adam as. Akhlak sebelum

    Islam adalah akhlak yang dimiliki oleh orang-orang pada masa jahiliyah.

    Zaman kebodohan sebelum datangnya Islam membuat akhlak pada masa itu

    sangat memprihatinkan. Mereka hidup tanpa mengenal Allah dan mereka

    hanya mempercayai dan menyembah berhala, menyembah matahari, bulan,

    dan binatang. Dalam zaman ini mereka mempunyai sifat baik seperti

    memiliki perasaan ingin kasih sayang, berani, rajin, keras dan tegas, akan

    tetapi semua itu dikalahkan oleh sifat buruk yang mereka miliki karena

    keberadaan mereka diliputi dengan kedzaliman.

    Beda dengan Akhlak sesudah Islam. Islam yang datang dibawa oleh

    nabi Muhammad Saw mengajak manusia kepada kepercayaan bahwa Allah

    SWT adalah sumber segala sesuatu di seluruh alam semesta, dengan

    kekuasaanNya isi seluruh alam semesta ini dapat berjalan secara beraturan.

    Tidak diragukan lagi bahwa nabi Muhammad Saw adalah guru besar dalam

    bidang akhlak. Bahkan keutusannya ke muka bumi ini adalah untuk

    menyempurnakan akhlak. Akhlak terpuji tercermin pada pribadi nabi

    Muhammad Saw yang harus diteladani oleh umat muslim.

    Dalam Islam akhlak dijadikan sebagai pedoman, arahan, atau petunjuk

    untuk mendorong manusia melakukan suatu perbuatan yang baik atau yang

    buruk didalam kehidupan. Jika mengerjakan perbuatan yang baik secara terus

    menerus, maka akhlak itu akan menjadi kebiasaan yang akan membentuk

    individu dengan akhlak yang baik dalam semua aspek kehidupan. Sebaliknya

  • 4

    jika kebiasaan mengerjakan perbuatan yang buruk secara terus menerus tanpa

    sadar akan membentuk individu dengan akhlak yang buruk.

    Novel best seller dunia yang merupakan salah satu dari serial 4 wanita

    penghuni surga karya Sibel Eraslan yang berjudul Khadijah: Ketika Rahasia

    Mim Tersingka terjual lebih dari 50.000 eksemplar di Negaranya Turki dalam

    waktu setahun. Kemudian novel ini diterjemahkan ke dalam beberapa bahasa,

    termasuk ke dalam bahasa Indonesia oleh Ahmad Saefudin, Hyunisa

    Rahmanadia, dan Erwin Putra. Di Indonesia, novel ini sangat di minati oleh

    para pembaca terbukti sudah melakukan 2 kali cetakan, cetakan pertama pada

    bulan Februari 2013 dengan total penjualan sampai bulan Desember 2013

    sebesar 4.442 eksemplar, dan cetakan kedua pada bulan Februari 2014 yang

    sampai bulan April sudah terjual 1827 eksemplar.4

    Novel ini memberitahukan kepada para pembaca, mengenai kisah

    kehidupan tentang salah satu istri Rasulullah saw, yakni ibunda mulia

    Khadijah binti Khuwaylid yang dengan kisah-kisah perjalanan kehidupan

    beliau didalam novel ini mampu memberikan gambaran untuk kita mengenal

    sosok beliau khususnya untuk mengetahui akhlak yang beliau miliki.

    Untuk itu peneliti sangat tertarik untuk mencari dan mengetahui isi

    pesan akhlak yang terkandung didalam novel Khadijah “Ketika Rahasia Mim

    Tersingka.” Sehingga dapat di simpulkan bahwa peneliti mengangkat judul

    skripsi yaitu, Analisis Isi Pesan Akhlak dalam Novel Khadijah “Ketika

    Rahasia Mim Tersingkap” karya Sibel Eraslan.

    4Dokumen pribadi [email protected], .pada tanggal 8 Mei 2014.

  • 5

    B. Pembatasan dan Perumusan Masalah

    1. Pembatasan Masalah

    Merujuk pada latar belakang di atas, pada novel khadijah “ketika

    Rahasia Mim Tersingkap” yang didalamnya memiliki tema-tema cerita

    yang berjumlah 40 tema, kemudian peneliti membagi menjadi 2 episode

    yakni, pertama, episode akhlak sebelum Islam, yakni akhlak dalam

    kehidupan khadijah sebelum bertemu Rasulullah Saw. Kedua, episode

    akhlak sesudah Islam, yakni akhlak dalam kehidupan khadijah setelah

    bertemu Rasulullah Saw. Dengan demikian peneliti memfokuskan batasan

    masalah penelitian yang dianalisis ini hanya pada pesan akhlak episode

    sebelum Islam yang ditemukan hanya ada tiga tema dari 40 tema-tema

    cerita yang ada di dalam novel, yakni, (1) Nama Adalah Takdir, (2) Jalan

    Kepedihan, dan (4) Pasar.

    2. Perumusan Masalah

    Adapun rumusan masalah yang diangkat dalam penelitian skripsi

    ini adalah:

    a. Bagaimana isi pesan akhlak terhadap Allah yang terkandung dalam

    novel Khadijah “Ketika Rahasia Mim Tersingkap” episode sebelum

    Islam?

    b. Bagaimana isi pesan akhlak terhadap sesama manusia yang

    terkandung dalam novel Khadijah “Ketika Rahasia Mim Tersingkap”

    episode sebelum Islam?

  • 6

    c. Bagaimana isi pesan akhlak terhadap lingkungan yang terkandung

    dalam novel Khadijah “Ketika Rahasia Mim Tersingkap” episode

    sebelum Islam?

    d. Pesan akhlak apa yang paling dominan dalam novel Khadijah “Ketika

    Rahasia Mim Tersingkap”?

    C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

    1. Tujuan Penelitian

    a) Untuk mengetahui pesan akhlak terhadap Allah yang terkandung

    dalam novel Khadijah “Ketika Rahasia Mim Tersingkap” episode

    sebelum Islam.

    b) Untuk mengetahui pesan akhlak terhadap sesama manusia yang

    terkandung dalam novel Khadijah “Ketika Rahasia Mim Tersingkap”

    episode sebelum Islam.

    c) Untuk mengetahui pesan akhlak terhadap lingkungan yang terkandung

    dalam novel Khadijah “Ketika Rahasia Mim Tersingkap” episode

    sebelum Islam.

    d) Untuk mengetahui pesan akhlak yang paling mendominasi yang

    terkandung dalam novel tersebut.

    2. Manfaat Penelitian

    a. Manfaat Akademis

    Penelitian ini diharapkan dapat menjadi sebuah kajian ilmiah bagi

    mahasiswa Komunikasi dan Penyiaran Islam dalam menyampaikan

  • 7

    tentang kajian akhlak yang akan dapat memberikan kontribusi yang

    positif pada khazanah keilmuan dalam bidang dakwah melalui karya

    sastra yang berupa novel.

    b. Manfaat Praktis

    Penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan dan menambah

    wawasan mendalam bagi mahasiswa Komunikasi dan Penyiaran

    Islam, khususnya para wanita tentang bagaimana kita seharusnya

    meneladani tingkah laku dan sifat mulia ibunda Khadijah sebagai

    panutan yang mampu untuk kita amalkan dalam menjalani kehidupan

    sehari-hari.

    D. Metodologi Penelitian

    1. Paradigma Penelitian

    Penelitian ini menggunakan paradigma positivism. Paradigma ini

    berpandangan bahwa hubungan antara peneliti dengan realitas yang diteliti

    dibuat jaraknya sejauh mungkin dan berada diluar diri peneliti.5 Penelitian

    dilakukan dengan data apaadanya tanpa ada campur tangan dari peneliti.

    Alat ukur dalam penelitian ini melalui pengukuran objektif yang harus

    dijaga keobjektifannya agar tidak ada penilaian yang subjektif dalam

    penelitian ini.

    5Andi Prastowo, Memahami Metode-Metode Penelitian: Suatu Tinjauan Praktis dan

    Teoritis (Yogyakarta: ArRuzz Media, 2011), h. 51.

  • 8

    2. Pendekatan Penelitian

    Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan

    kuantitatif. Pendekatan kuantitatif merupakan suatu pendekatan yang

    menggambarkan suatu masalah dengan hasil yang dapat digeneralisasikan

    dan sifat riset olahan data berupa angka-angka yang bertujuan untuk

    menguji teori.

    3. Metode Penelitian

    Penelitian ini menggunakan metode analisis isi (content analysis),

    yaitu metode yang lebih memfokuskan pada isi atau teks pada pesan

    komunikasi yang tampak. Menurut Bereslon dan Kerlinger analisis isi

    adalah suatu metode untuk mempelajari dan menganalisis isi komunikasi

    secara sistematik, objektif, dan kuantitatif terhadap pesan yang tampak.6

    Fokus penelitian dalam penelitian ini adalah peneliti akan menganalisis

    pada paragraf-paragraf yang tersurat dari ketiga tema yang menjadi fokus

    penelitian yang ada didalam novel Khadijah “Ketika Rahasia Mim

    Tersingkap”.

    4. Unit Analisis

    Unit analisis dalam penelitian ini adalah paragraf-paragraf dari tiga

    tema dalam novel, dan yang menjadi unit pengamatannya adalah isi pesan

    akhlak episode sebelum Islam yang berupa narasi dan dialog pada novel

    tersebut.

    6Rachmat Kriyantono, Teknik Praktis Riset Komunikasi: Disertai Contoh Praktis Riset Media, Public Relations, Advertising, Komunikasi Organisasi, Komunikasi Pemasaran (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2006), Cet.2, h.228.

  • 9

    5. Teknik Pengumpulan Data

    a. Observasi, peneliti membaca dan mengamati pesan akhlak pada ketiga

    tema di setiap paragraf yang terkandung di dalam novel. Setelah itu

    peneliti melakukan data koding dengan mencatat isi paragraf

    berdasarkan kategori pesan akhlak sebagai Coding sheet, yaitu tabel

    yang berisi kategori-kategori pesan yang menjadi objek penelitian.7

    b. Studi dokumentasi, dengan mengumpulkan data-data berupa buku-

    buku yang menunjang penulisan skripsi ini, seperti buku penelitian,

    buku seputar akhlak, buku seputar novel, dan literatur-literatur yang

    ada relevansinya dengan materi penelitian, sehingga bisa dijadikan

    informasi tambahan bagi penelitian ini.

    6. Teknik Penulisan Penelitian

    Untuk keperluan skripsi, peneliti mengacu pada buku Pedoman

    Penulisan Karya Ilmiah (Skripsi, Tesis, dan Disertasi) UIN Syahid Jakarta

    (Jakarta: CeQDA, 2007)

    E. Teknik Pengolahan Data

    a. Kategorisasi Pesan

    Penyusunan kategori pesan akhlak yang diteliti meliputi tiga

    kategori yaitu akhlak terhadap Allah, akhlak terhadap sesama manusia, dan

    akhlak terhadap lingkungan. Data tersebut dibuat dalam bentuk

    7 Nanang Martono, Metode Penelitian Kuantitatif: Analisis Isi dan Analisis Data

    Sekunder (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2011), hal. 102

  • 10

    codingsheet untuk memperoleh validitas dan reliabilitas kategori-kategori

    isi pesan yang di mintakan pengujian kategori kepada tiga orang juri atau

    koder.

    Tabel 1 Kategorisasi Pesan

    Konsep

    Definisi Konseptual

    Definisi Operasional

    Akhlak

    Sifat yang tertanam pada jiwa seseorang yang mendorongnya untuk melakukan perbuatan baik (perbuatan yang akan menyelamatkan manusia) atau perbuatan buruk (perbuatan yang akan menghancurkan manusia) tanpa membutuhkan pemikiran dan pertimbangan terlebih dahulu.

    . Bentuk-bentuk akhlak: Akhlak terhadap Allah,

    sikap atau perbuatan yang seharusnya dilakukan manusia sebagai penghambaan makhluk Allah.

    Akhlak terhadap sesama manusia, sikap atau perbuatan yang dilakukan manusia untuk menempatkan dirinya dan menempatkan diri orang lain pada posisi yang tepat.

    Akhlak terhadap lingkungan, sikap atau perbuatan yang dilakukan manusia dalam berinteraksi dengan sesuatu yang ada disekitarnya.

    b. Operasionalisasi Konsep

    Selanjutnya masing-masing konsep di operasionalkan sebagai

    berikut untuk memudahkan pengukurannya:

  • 11

    Tabel 2

    Operasionalisasi Konsep

    F. TeknikAnalisis Data

    Data akan di analisis menggunakan metode kuantitatif dengan format

    deskriptif. Format deskriptif bertujuan untuk menjelaskan dan meringkaskan

    berbagai situasi, berbagai kondisi atau berbagai variabel yang timbul di

    masyarakat yang menjadi objek penelitian itu berdasarkan apa yang terjadi,

    kemudian mengangkat ke permukaan karakter atau gambaran tentang

    kondisi, situasi atau variabel tersebut.8 Dalam penelitian ini Kegiatan

    deskriptif dilakukan dengan menjelaskan dan menganalisis isi terhadap pesan

    akhlak yang bertujuan untuk pengamatan yang cermat mengenai isi pesan

    8Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Kuantitatif: Komunikasi, Ekonomi, dan Kebijakan Publik serta ilmu-ilmu Sosial Lainnya (Jakarta: Kencana, 2008), h.36.

    No Dimensi Indikator 1 Akhlak terhadap Allah Tauhid

    Tawakal Ridha Allah

    Berdoa Beribadah

    2 Akhlak terhadap sesama manusia Sabar Ikhlas Displin Pemaaf Berbagi Cerdas

    Peduli Sosial Tanggung Jawab

    Persaudaraan 3 Akhlak terhadap lingkungan Peduli Lingkungan

    Menjaga kebersihan Menciptakan Kententraman

    Menyayangi binatang Melestarikan tanaman

  • 12

    akhlak episode sebelum Islam didalam novel dan untuk memperoleh validitas

    dan reliabilitas dari kategori-kategori isi teks yang berbentuk paragraf-

    paragraf di mintakan pengujian nilai kepada tiga juri atau koder. Juri I Mita

    Anggraini (Mahasiswa), Juri II Ulva Lathifah (Guru ngaji), Juri III Sofia

    Nabila (Ustadzah muda). Hasil kesepakatan nilai (koefisien reliabilitas) dari

    tim juri pada 50 item secara keseluruhan dari ketiga tema yang dianalisis,

    dengan rumus dari Holisty9, yaitu:

    Koefisien Reliabilitas = 2M N1 + N2

    Antar Juri Item Kesepakatan Ketidaksepakatan Nilai Ke 1 & 2 50 44 6 0,88 Ke 1 & 3 50 43 7 0,86 Ke 2 & 3 50 47 3 0,94

    Dari tabel tersebut menjelasan bahwa koefisien reliabilitas antar juri 1

    & 2 adalah 0,88 (nilai kesepakatan antar juri tinggi), antar juri 1 & 3 adalah

    0,86 (nilai kesepakatan antar juri cukup tinggi), dan antar juri 2 & 3 adalah

    0,94 (nilai kesepakatan antar juri sangat tinggi).

    Setelah itu diperoleh rata-rata perbandingan nilai dari keputusan antar

    juri (komposit reliabilitas) dari hasil penghitungan dengan menggunakan

    rumus:

    Komposit Reliabilitas = N ( X antar Juri) 1 + (N-1) (X antar Juri)

    9 Rachmat Kriyantono, Teknik Praktis Riset Komunikasi: Disertai Contoh Praktis Riset

    Media, Public Relations, Advertising Komunikasi, Komunikasi Organisasi, Komunikasi pemasaran, hal. 235.

  • 13

    Antar Juri Nilai Ke 1 dan 2 0,88 Ke 1 dan 3 0,86 Ke 2 dan 3 0,94

    Total 2,68

    Nilai rata-rata (X) = 2,68 : 3 = 0,89

    Komposit reliabilitas = 3 x 0,89 = 2,67 = 0,96 1 + 2 x 0,89 2,78

    Dari hasil perolehan yang ditemukan bahwa rata-rata tingkat

    kesepakatan antar juri untuk ketiga tema ini yaitu sebesar 0,96 berarti terjadi

    tingkat kesepakatan yang sangat tinggi diantara para juri.

    G. Tinjauan Pustaka

    Dalam menyusun skripsi ini, telah dilakukan tinjauan pustaka oleh

    peneliti di Perpustakaan Fakultas Ilmu Dakwah dan Komunikasi serta di

    Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, ternyata peneliti

    menemui ada beberapa mahasiswa/i yang sudah membuat penelitian dengan

    tema analisis isi akan tetapi dengan judul yang berbeda. Peneliti menjadikan

    skripsi berikut sebagai referensi yaitu:

    1. Analisis isi pesan dakwah dalam novel “Penakluk Badai” karya

    Aguk Irawan MN yang di tulis oleh Fadli Rosyad

    (109051000137), 2013. Di ketahui bahwa pesan yang paling

    dominan yaitu pesan syariah sebanyak 50%, diikuti pesan akhlak

    34,25%, dan pesan Aqidah 15,75%.

  • 14

    2. Analisis isi pesan dakwah pada novel “99 Cahaya di Langit

    Eropa” karya Hanum Salsabiela Rais yang ditulis oleh Renita

    Azhari (108051000151), 2013. Di ketahui pesan dakwah yang

    paling dominan yaitu pesan Akhlak sebanyak 85%, diikuti pesan

    Aqidah 7,5%, dan pesan Syariah 7,5%.

    3. Analisis pesan dakwah dalam novel “Tuhan, Izinkan Aku Menjadi

    Pelacur!”Karya Muhidin M. Dahlan yang ditulis oleh Sisilia

    Yulianty Hariputri, 2010. Di ketahui pesan dakwah yang paling

    dominan yaitu pesan Akhlak sebanyak 0,44%, diikuti pesan

    Syariah 0,40%, dan pesan Aqidah 0,09%.

    4. Analisis isi pesan dakwah dalam novel “Perempuan Berkalung

    Sorban” karya Abidah El-Khalueqy yang ditulis oleh Siti Rizkia

    Kamilah, 2010. Diketahui pesan dakwah yang paling dominan

    yaitu pesan Syariah 39,26%, diikuti pesan Akhlak 37,04%, dan

    pesan Aqidah 23,70%.

    Dari sekian banyak skripsi yang membahas tentang analisis isi, belum

    terdapat skripsi yang membahas tentang analisis isi terhadap pesan akhlak

    dalam novel Khadijah “Ketika Rahasia Mim Tersingkap” karya Sibel

    Eraslan. Oleh karena itu peneliti mengajukan judul tersebut.

  • 15

    H. Sistematika Penulisan

    Agar penulisan skripsi ini lebih sistematis sehingga antara bab satu

    dengan bab lainnya saling berhubungan, maka penulisan skripsi ini disusun

    kedalam lima bagian:

    BAB I Pendahuluan

    Dalam bab ini, berisiskan pemaparan peneliti tentang latar

    belakang masalah, pembatasan dan perumusan masalah,

    tujuan dan manfaat penelitian, metodologi penelitian, kajian

    pustaka, dan sistematika penulisan.

    BAB II Landasan teori

    Dalam bab ini, berisikan tentang keseluruhan konsep

    penelitian, diantaranya, pengertian analisis isi dan sejarah.

    Pengertian akhlak, ruang lingkup akhlak dan nilai-nilai

    kriteria muslim. Pengertian novel, sejarah novel, jenis novel

    dan unsur-unsur novel. Serta kerangka berpikir penelitian.

    BAB III Gambaran umum

    Dalam bab ini, berisikan pemaparan tentang gambaran

    umum dari novel Khadijah “Ketika Rahasia Mim

    Tersingkap”, dan biografi sekilas tentang penulis Sibel

    Eraslan beserta karya-karyanya.

    BAB IV Temuan dan Analisis Data

    Dalam bab ini, berisikan pemaparan analisis isi pesan

    akhlak episode sebelum Islam dalam novel Khajidah:

  • 16

    Ketika Rahasia Mim Tersingkap yang terdiri dari tiga tema

    yakni, Nama Adalah Takdir, Jalan Kepedihan, dan Pasar

    yang disesuaikan dengan kategori-kategori pesan akhlak

    yang terdiri dari akhlak terhadap Allah, akhlak terhadap

    sesama manusia dan akhlak terhadap lingkungan. Serta

    kategorisasi pesan akhlak yang paling mendominasi

    didalam novel Khadijah “Ketika Rahasia Mim Tersingkap”

    karya Sibel Eraslan.

    BAB V Penutup

    Dalam bab ini, berisikan tentang kesimpulan dan saran.

  • 17

    BAB II

    LANDASAN TEORI

    A. Pengertian Analisis Isi

    Analisis isi (content analysis) adalah salah satu metode utama dalam

    bidang ilmu komunikasi untuk mempelajari isi media.1 Metode ini tidak

    menggunakan manusia sebagai objek penelitian, melainkan menggunakan

    simbol atau teks yang ada dalam media tertentu untuk mengungkap berbagai

    informasi dibalik data yang di sajikan di media tersebut kemudian simbol-

    simbol atau teks tersebut diolah dan dianalisis.2

    Secara umum analisis isi dapat didefinisikan sebagai suatu teknik

    penelitian ilmiah yang ditujukan untuk mengetahui gambaran karakteristik isi

    dan menarik inferensi yang valid dari isi.3 Penelitian ini ditujukan untuk

    mengidentifikasi secara sistematis isi pesan komunikasi yang tampak, dan

    dilakukan secara objektif.

    Menurut Bereslon (1952) Analisis isi adalah suatu metode untuk

    mempelajari dan menganalisis komunikasi secara sistematika objektif, dan

    kuantitatif terhadap pesan yang tampak (manifest).4 Sedangkan Neuman

    menyebutkan pengertian analisis isi bukan hanya tulisan atau gambar saja,

    1Eriyanto, Analisis Isi: Pengantar Metodologi untuk Penelitian Ilmu Komunikasi dan

    Ilmu-ilmu sosial lainnya (Jakarta: Kencana, 2011), h. 11. 2Nanang Martono, Metode Penelitian Kuantitatif: Analisis Isi dan Analisis Data

    Sekunder (Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2010), h. 110. 3.Eriyanto, Analisis Isi: Pengantar Metodologi untuk Penelitian Ilmu Komunikasi dan

    Ilmu-ilmu sosial lainnya, h. 15. 4Rachmat Kriyantono, Teknik Praktis Riset Komunikasi: Disertai contoh Praktis Riset

    Media, Public Relations, Advertising, Komunikasi Organisasi, Komunikasi Pemasaran (Jakarta: Kencana, 2007), h. 228.

  • 18

    melainkan juga ide, tema, pesan, arti maupun simbol-simbol yang terdapat

    dalam teks, baik dalam bentuk tulisan (buku, novel, majalah, koran, puisi dan

    lainnya), gambar (film, foto, lukisan).5

    Sementara Hostli (1969) mendefinisikan analisis isi sebagai teknik

    penelitian untuk membuat inferensi yang dilakukan secara objektif dan

    identifikasi sistematis dari karakteristik pesan. Sedangkan menurut Riffe, lacy

    dan Fico (1998) adalah pengujian yang sistematis dan dapat direplikasi

    (ditiru) dari simbol-simbol komunikasi, di mana simbol ini diberikan nilai

    numerik berdasarkan pengukuran yang valid, dan analisis menggunakan

    metode statistik untuk menggambarkan isi komunikasi, menarik kesimpulan,

    dan memberikan konteks baik produksi ataupun konsumsi.6

    Meskipun beberapa ahli menyajikan definisi analisis isi yang

    beragam, tetapi tetap ada persamaan di antaranya dari berbagai definisi

    tersebut, maka muncullah prinsip analisis isi:

    a) Prinsip sistematik

    Ada perlakuan yang sama pada semua isi yang dianalisis. Periset tidak

    dibenarkan menganalisis hanya pada isi yang sesuai dengan perhatian

    dan minatnya, tetapi harus pada keseluruhan isi yang telah ditetapkan

    untuk diriset.

    5Bambang Prasetyo dan Lina Miftahul Jannah, Metode Penelitian Kuantitatif: Teori

    dan Aplikasi (Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2005), h. 165. 6Eriyanto, Analisis Isi: Pengantar Metodologi untuk Penelitian Ilmu Komunikasi dan

    Ilmu-ilmu sosial lainnya (Jakarta: Kencana, 2011), h. 15.

  • 19

    b) Prinsip Objektif

    Hasil analisis tergantung pada produser riset bukan pada orangnya.

    Kategori yang sama bila digunakan untuk isi yang sama dengan produser

    yang sama, maka hasilnya harus sama, walaupun risetnya beda.

    c) Prinsip kuantitatif

    Mencatat nilai-nilai bilangan atau frekuensi untuk melukiskan berbagai

    jenis isi yang didefinisikan. Diartikan juga sebagai prinsip digunakannya

    metode deduktif.

    d) Prinsip isi yang nyata

    Yang diriset dan dianalisis adalah isi yang tersurat (tampak) bukan

    makna yang dirasakan periset. Perkara hasil akhir dari analisis nanti

    menunjukkan adanya sesuatu yang tersembunyi, hal itu sah-sah saja.

    Namun semuanya bermula dari analisis terhadap isi yang tampak.7

    Dengan demikian, peneliti menarik kesimpulan bahwa mengunakan

    metode analisis isi berupaya untuk mempelajari secara sistematis isi pesan

    dari media (surat kabar, majalah, radio, film, televisi, iklan, novel, dan buku),

    yang mana melalui analisis isi bertujuan untuk membantu peneliti mengetahui

    dan mendeskripsikan gambaran isi, karakteristik isi, dan perkembangan isi

    pesan yang disampaikan dari proses komunikasi.

    Sejarah analisis isi di perkenalkan oleh Neuendrof (2002: 31) yang

    menyatakan bahwa analisis isi telah dipakai sejak 4000 tahun lalu pada masa

    Romawi kuno. Konsepsi Aristoteles mengenai retorika adalah salah satu

    7Rachmat Kriyantono, Teknik Praktis Riset Komunikasi: Disertai contoh Praktis Riset

    Media, Public Relations, Advertising, Komunikasi Organisasi, Komunikasi Pemasaran, h. 229.

  • 20

    pemanfaatan analisis isi di mana pesan dibentuk dan disesuaikan dengan

    kondisi khalayak. Sementara Krippendorff (2004: 4) melihat penggunaan

    analisis isi pertama kali dapat dilacak hingga abad XVIII di Swedia.

    Krippendroff menguraikan sebuah peristiwa menyangkut sebuah buku

    populer yang berisi 90 himne berjudul Nyanyian Zion (Song of Zion). Buku

    ini lolos dari sensor negara tetapi menimbulkan kontroversi di kalangan

    gereja ortodoks di Swedia. Kalangan gereja kemudian mengumpulkan

    sejumlah sarjana untuk membuat penelitian mengenai nyanyian (himne) ini.

    Sebagian para sarjana menghitung simbol-simbol agama yang ada dalam

    nyanyian. Sementara sarjana yang lain menghitung simbol-simbol yang sama

    yang terdapat dalam buku nyanyian resmi, dan membandingkannya dengan

    yang terdapat dalam buku Nyanyian Zion. Ternyata dari hasil penelitian ini

    tidak ada perbedaan simbol di antara keduanya. Peristiwa ini merupakan salah

    satu peristiwa awal bagaimana analisis isi dipakai untuk menyelidiki isi

    dengan jalan menguraikan isi, melakukan kategorisasi, dan menghitung

    karateristik dari isi ini.8

    Perkembangan penting dari metode analisis isi ini diperkenalkan oleh

    Harold Laswell pada tahun 1927 sebagai sebuah metode sistematik untuk

    mempelajari media massa. Metode ini mulai populer sebagai metodologi riset

    selama tahun 1920 dan 1930-an untuk menyelidiki isi komunikasi dalam

    film-film yang mengalami perkembangan sangat cepat saat itu. Inilah saat di

    mana analisis isi telah menarik minat para ilmuwan sosial dan menaikkan

    8Eriyanto, Analisis Isi: Pengantar Metodologi untuk Penelitian Ilmu Komunikasi dan

    Ilmu-ilmu sosial lainnya, h. 5.

  • 21

    status pengakuan analisis isi sebagai suatu metode ilmiah. Pada fase

    berikutnya perkembangan metode analisis isi sangat dipengaruhi oleh

    pendekatan kuantitatif yang di tawarkan Bernad Berelson, yakni tuntutan

    objektivitas dan sistematika merupakan prinsip yang lazim dipakai di dalam

    analisis isi. Objektivitas menuntut agar kategori-kategori pada analisis ini

    didefinisikan secara jelas dan operasional sehingga peneliti lain dapat

    mengikutinya dengan tingkat realibilitas yang tinggi.9

    B. Akhlak

    1. Pengertian Akhlak

    Manusia merupakan obyek yang menarik dalam hal menyangkut

    pencapaian kesempurnaan diri, kepuasan batin, dan kebahagian dalam

    hidup. Abu al-‘Ala al-Ma’arri dan Thaha Husayn adalah dua sastrawan

    dan pemikir yang tunanetra, tetapi kekurangannya tersebut tidak

    menyebabkan keduanya tidak sempurna dalam kemanusiaan. Dengan

    demikian dapat dimengerti bahwa kesempurnaan manusia yang

    sebenarnya ialah yang terletak pada kepribadiannya, bukan pada

    fisiknya.10 Ungkapan Muthahhari (seorang tokoh filsafat) menarik untuk

    dikutip:

    “Betapa mudahnya menjadi sarjana dan betapa sukarnya menjadi manusia, sebab menjadi manusia memerlukan kualitas-kualitas kepribadian yang tidak sedikit, karena kualitas-kualitas itulah yang akan memancarkan nilai manusia. Ketinggian nilai itu akan menjadikan seseorang sebagai manusia yang sempurna.”

    9Jumroni, Metode-metode Penelitian Komunikasi (Jakarta: UIN JakartaPress, 2006),

    h. 70. 10Yunasrril Ali, Manusia Citra Illahi, (Jakarta: Paramadina, 1997), h. 5.

  • 22

    Manusia memiliki potensi kesempurnaan untuk bisa meraih

    keridhaan Allah SWT, tetapi ketika seseorang terjatuh dan mencoba

    menduakan Allah SWT, maka kesempurnaan itu akan berkurang. Untuk

    itu, jalan pencapaian kesempurnaan itu ialah kembali kepada Allah SWT

    dengan iman dan akhlakul karimah, berikut bunyi haditsnya:

    Artinya: “Orang Mukmin yang sempurna keimanannya adalah orang yang paling baik akhlaknya” (Hadist Riwayat Tirmidzi).

    Dari segi kebahasaan, kata akhlak berasal dari bahasa arab dalam

    bentuk jamak dari kata khuluq yang berarti (as-sajiyyah) perangai, (ath-

    thabi’ah) watak, (al-’adah) kebiasaan dan (ad-din) keteraturan. Jadi

    secara kebahasaan, istilah akhlak mengacu kepada sifat-sifat manusia

    secara universal, perangai, watak, kebiasaan, keteraturan, baik sifat

    terpuji ataupun sifat yang tercela. Menurut Ibnu Mazhur, akhlak pada

    hakikatnya adalah dimensi esoteris manusia yang berkenaan dengan jiwa,

    sifat dan karakteristiknya secara khusus yang baik (hasanah) maupun

    yang buruk (qabihah), pahala dan hukuman lebih banyak tergantung

    kepada dimensi esoteris manusia dibandingkan dengan ketergantungan

    kepada bentuk lahiriahnya.11

    Dari segi istilah, pengertian akhlak merujuk pada berbagai para ahli

    di bidang akhlak. Ibnu Maskawaih yang dikenal sebagai pakar bidang

    akhlak terkemuka dan terdahulu yang secara singkat mendefinisikan

    bahwa akhlak adalah sifat yang tertanam pada jiwa seseorang yang

    11Asep Usman Ismail, Tasawuf Menjawab Tantangan Global: Upaya membangun

    karakter muslim (Jakarta: Trans Pustaka, 2012), h. 224.

  • 23

    mendorongnya untuk melakukan suatu perbuatan tanpa membutuhkan

    pemikiran dan pertimbangan terlebih dahulu.12

    Sementara Imam Al-Ghazali yang dikenal dengan sebutan Hujjatul

    Islam (pembela Islam), karena kepiawannya dalam membela Islam dari

    berbagai paham yang dianggap menyesatkan, mengatakan akhlak adalah

    sifat yang tertanam dalam jiwa yang menimbulkan macam-macam

    perbuatan dengan gampang dan mudah tanpa memerlukan pemikiran dan

    pertimbangan.13 Sejalan dengan pendapat tersebut diatas, dalam Mu’jam

    al-Wasith, Ibrahim Anis mendefinisikan bahwa akhlak adalah sifat yang

    tertanam dalam jiwa, yang dengannya lahirlah macam-macam perbuatan,

    baik atau buruk, tanpa membutuhkan pemikiran dan pertimbangan.

    Selanjutnya di dalam kitab Dairatul Ma’arif yang secara singkat

    mengartikan, bahwa akhlak adalah sifat-sifat manusia yang terdidik.14

    Keseluruhan pengertian akhlak di atas dapat ditarik kesimpulan

    bahwa akhlak merupakan perbuatan yang telah tertanam di dalam jiwa

    seseorang sehingga menjadi kebiasaan didalam kepribadiannya serta

    dilakukan dengan mudah tanpa harus mempertimbangkan atau

    memikirkannya terlebih dahulu, karena akhlak itu sendiri pun timbul dari

    dalam diri secara murni atas kemauan sendiri, tanpa paksaan dan tekanan

    dari luar orang yang mengerjakannya. Dan perbuatan itu dilakukan

    12Asep Usman Ismail, Tasawuf Menjawab Tantangan Global: Upaya membangun

    karakter muslim, h. 227. 13Abudin Nata, Akhlak Tasawuf (Jakarta: Rajawali Press, 2010), h. 3. 14Abudin Nata, Akhlak Tasawuf, h. 4.

  • 24

    dengan bersungguh-sungguh karna akhlak itu adalah perbuatan yang

    nyata dalam kehidupan sosial seseorang yang mengerjakannya.

    Allah menyatakan mengenai kedudukan akhlak yang sangat

    penting dalam kehidupan manusia. Allah mengutus nabi Muhammad

    Saw sebagai suri teladan bagi umat-Nya dan menentukan agama Islam

    sebagai agama untuk manusia, oleh karena itu Allah memerintahkan

    kepada manusia untuk menghiasi agama Islam dengan akhlak mulia,

    sebagaimana yang dijelaskan dalam al-Quran pada surah yang berbunyi:

    Artinya: “Barang siapa mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan akan Kami beri balasan dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan” (Q. S al-Nahl:97).

    Akhlak mulia merupakan suatu bentuk amal-amal saleh manusia.

    Akhlak pada diri manusia akan terwujud ketika iman yang dimiliki oleh

    orang itu benar dan Islam dilaksanakan dengan sempurna sesuai dalam

    ajaran agama Islam. Dari iman akan terealisasi nyata dalam pelaksanaan

    syariat Islam yang dilakukan secara terus-menerus dalam keadaan

    khusyu sehingga akan mewujudkan suatu perbuatan akhlak yang mulia.15

    Dengan demikian, pengertian akhlak mengacu kepada sifat

    manusia secara umum tanpa mengenal perbedaan antara laki dan

    15Heny Narendrany Hidayati, Pengukuran Akhlakul Karimah Mahasiswa, (Jakarta: UIN

    Press, 2009), h. 2.

  • 25

    perempuan dan juga tanpa mengenal sifat yang baik maupun sifat yang

    buruk. Itulah sebabnya, akhlak terbagi menjadi dua yakni, akhlak yang

    baik (al-akhlaq al-hasanah) atau akhlak terpuji (al-akhlaq al-mahmudah)

    dan akhlak yang buruk (al-akhlaq al-qabihah) atau akhlak tercela (al-

    akhlaq madzmumah). Menurut Al-Ghazali, sifat terpuji manusia adalah

    sifat yang akan menyelamatkan (al-munjiyat), sedangkan sifat manusia

    yang tercela adalah sifat yang akan menghancurkan (al-muhlikat).16

    Pada dasarnya manusia memiliki kedua potensi baik dan buruk,

    sebagaimana yang termaktub dalam al-Qur’an:

    Artinya:” Maka kami telah memberikan petunjuk (kepada) nya (manusia) dua jalan mendaki (baik dan buruk)” (Q.S. al-Balad: 10).

    Didalam tafsir al-Maragi, Allah menamankan kedua jalan (baik dan

    buruk) ini dengan sebutan al-Najdain, sebab tampak jelas sekali

    bagaimana dua jalur jalan yang tinggi ini dapat dilihat oleh setiap

    manusia. Kedua jalan itu memiliki liku-liku sendiri yang sangat berat

    ditempuh, dan tidak akan mampu berlaku sabar dalam menempuhnya,

    kecuali yang berusaha sekuat tenaga dan bersungguh-sungguh untuk

    memilih kedua jalan mana yang akan membawanya kedalam kesuksesan

    didunia dan di akhirat.17

    16Asep Usman Ismail, Tasawuf Menjawab Tantangan Global: Upaya Membangun

    Karakter Muslim, h. 225. 17Heny Narendrany Hidayati, Pengukuran Akhlakul Karimah Mahasiswa, (Jakarta: UIN

    Press, 2009), h. 8.

  • 26

    2. Tujuan dan Posisi Disiplin Ilmu Akhlak

    Ibnu Maskawaih menyebutkan tujuan akhlak ini adalah agar

    manusia menjalankan perilaku yang baik dan santun tanpa unsur

    ketertekanan maupun keberatan. Hal ini terjadi ketika moralitas yang

    baik ini telah menjadi makalah (talenta) yang menancap kokoh dalam

    diri hingga menjadi karakter dirinya.18

    Merujuk pada posisi ilmu akhlak diantara displin ilmu-ilmu

    lainnya, Ibnu Maskawaih menyebutkan bahwa ilmu ini merupakan

    disiplin ilmu yang paling afdhal mengingat substansi manusia memiliki

    perilaku istimewa yang tak dimiliki oleh entitas-entitas lain di alam

    semesta hingga manusia merupakan entitas alam semesta yang paling

    unggul. Dan mengingat ilmu ini bertumpu pada visi pelurusan perilaku

    perbuatan manusia hingga seluruh perilaku perbuatannya menjadi

    sempurna sesuai dengan keluhuran substansi dirinya yang jauh dari

    derajat keternistaan yang layak mendapat murka Allah dan siksa yang

    pedih. Maka ia pun menjadi displin ilmu yang paling mulia dan luhur.19

    3. Ruang Lingkup Akhlak

    Ruang lingkup akhlak Islam berkaitan dengan pola hubungan.

    Hubungan yang dimaksud adalah hubungan manusia dalam konteks

    akhlak pada proses penyesuaian dirinya dengan berbagai aspek yaitu

    dimulai dari akhlak terhadap Allah, akhlak terhadap manusia, dan akhlak

    18 Muhammad Fauqi Hajjaj, Tasawuf Islam dan Akhlak, (Jakarta: Amzah, 2011), h. 224. 19Muhammad Fauqi Hajjaj, Tasawuf Islam dan Akhlak, h. 224.

  • 27

    terhadap lingkungan seperti binatang, tumbuh-tumbuhan dan benda-

    benda tak bernyawa.20 Diuraikan sebagai berikut:

    a. Akhlak terhadap Allah

    Akhlak kepada Allah SWT dapat diartikan sebagai sikap atau

    perbuatan yang seharusnya dilakukan oleh manusia sebagai makhluk

    kepada Tuhan sebagai Khalik.21 Sebagai makhluk yang dianugerahi

    akal sehat, manusia sudah seharusnya wajib menunjukkan akhlak

    kepada Allah dan menempatkan dirinya pada posisi yang tepat, yakni

    sebagai penghamba dan menempatkan Allah SWT sebagai satu-

    satunya zat yang kita sembah.

    Bentuk-bentuk perbuatan yang termasuk dalam berakhlakul

    karimah kepada Allah, diantaranya bertauhid hanya kepada Allah,

    beribadah hanya kepada Allah, berdoa hanya kepada Allah dan

    mencari keridhaan hanya pada Allah disetiap langkah kehidupan.

    b. Akhlak terhadap sesama manusia

    Akhlakul karimah terhadap sesama manusia berkaitan dengan

    perlakuan terhadap sesama manusia. Petunjuk mengenai hal ini bukan

    hanya dalam bentuk larangan melakukan hal-hal yang negatif seperti

    membunuh menyakiti badan, melainkan juga sampai kepada

    menyakiti hati.22 Pada dasarnya bertolak dari perintah Allah SWT

    yang menyatakan bahwa setiap orang hendaknya didudukkan secara

    20Abudin Nata, Akhlak Tasawuf, h. 149. 21 Abudin Nata, Akhlak Tasawuf, h. 149. 22 Abudin Nata, Akhlak Tasawuf, h. 151.

  • 28

    wajar sehingga akan terwujud kondisi keharmonisan dan kerukunan

    diantaranya.

    Adapun bentuk-bentuk akhlak terhadap sesama manusia adalah

    ikhlas, berbagi, displin, cerdas, pemaaf, tanggung jawab, sabar,

    persaudaraan dan peduli sosial.

    c. Akhlak terhadap Lingkungan

    Pada dasarnya akhlak yang diajarkan al-Quran terhadap

    lingkungan bersumber dari fungsi manusia sebagai khalifah.

    Kekhalifahan yang dimaksud dalam arti pengayoman, pelestarian,

    pemeliharaan serta bimbingan, agar setiap makhluk mencapai tujuan

    penciptaannya.23 Kekhalifahan menuntut adanya interaksi antara

    manusia dengan sesamanya dan manusia terhadap alam seperti

    binatang, tumbuh-tumbuhan dan benda-benda yang tak bernyawa.

    Adapun bentuk-bentuk akhlak terhadap lingkungan adalah

    peduli lingkungan dengan cara memelihara tumbuh-tumbuhan,

    menyayangi hewan, menjaga kebersihan dan menciptakan

    ketentraman di sekitar lingkungannya.

    4. Nilai-nilai Karakter Muslim

    Dari uraian bentuk-bentuk akhlak di atas dapat dirumuskan

    beberapa karakter seorang muslim, diantaranya tauhid, ibadah, ikhlas,

    ridha allah, tawakal, rendah hati, jujur, tanggung jawab, sabar,

    23 Abudin Nata, Akhlak Tasawuf, h. 152.

  • 29

    persaudaraan, peduli sosial, dan peduli lingkungan sekitar.24 Berikut

    penjelasan singkat dari karakter-karakter muslim tersebut:

    a) Tauhid, yaitu meyakini Allah satu-satunya Tuhan yang berhak

    diibadahi dan meyakini Allah sebagai satu-satunya Tuhan yang

    memelihara alam semesta termasuk manusia, hewan dan

    tetumbuhan.

    b) Doa, yaitu suatu bentuk sikap berhubungan hamba dengan

    Tuhannya. Dalam berdoa orang dapat dengan bebas mengemukakan

    masalah yang dihadapi, sehingga masalah itu dapat disalurkan dan

    diadukan kepada Allah.

    c) Ridha Allah, yaitu sikap bahwa dalam hidup ini tidak ada yang dicari

    dan diharapkan selain keridhaan Allah dunia dan akhirat.

    d) Tawakal, yaitu mewakilkan dan menyerahkan semua persoalam

    hidup ini kepada Allah setelah berikhtiar dan berusaha seoptimal

    mungkin.

    e) Sabar, yaitu memiliki daya tahan, ulet, dan tangguh dalam

    menghadapi segala rintangan dan kesulitan hidup.

    f) Ikhlas, yaitu sikap bahwa hidup ini karunia Allah yang harus

    diterima dan dijalani dengan prinsip dari Allah, oleh Allah, dan

    untuk Allah.

    g) Berbagi, yaitu sikap kedermawanan terhadap kaum dhu’afa dengan

    memberikan perhatian, pendampingan, penguatan, dan bantuan.

    24 Asep Usman Ismail, Tasawuf Menjawab Tantangan Global: Upaya Membangun

    Karakter Muslim, h. 242.

  • 30

    h) Cerdas, yaitu sikap mengoptimalkan kemampuan intelek, emosi, dan

    ruhani secara seimbang dalam menjalani kehidupan ini agar meraih

    prestasi gemilang lahir batin.

    i) Displin, yaitu sikap dan tekad untuk hidup teratur dan mengikuti

    keteraturan dengan tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan

    patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan.

    j) Pemaaf, yaitu kesadaran bahwa manusia itu adalah satu nuktah kecil

    di balik kebesaran Allah, yang memiliki kelebihan dan kekurangan

    sehingga dalam hidup pasti ada saja kesalahan yang dibuatnya.

    Untuk itu perlu saling menasehati, saling memafkan, saling memberi

    dan menerima saran dari pihak lain.

    k) Persaudaraan, yaitu sikap membangun dan menguatkan solidaritas

    atas dasar kesamaan iman, tanah air, dan kemanusiaan.

    l) Tanggung Jawab, yaitu menjalankan tugas pokok dan fungsi hidup

    dengan baik, benar, dan sungguh-sungguh serta bersedia

    menanggung segala akibat dalam menjalankan tugas pokok dan

    fungsi tersebut.

    m) Peduli Sosial, yaitu sikap ketertarikan untuk membantu orang lain

    atau tindakan selalu memberi bantuan kepada orang lain dan

    masyarakat yang membutuhkan.

    n) Peduli Lingkungan, yaitu sikap dan tindakan yang selalu berupaya

    mencegah kerusakan pada lingkungan alam sekitar, dan berupaya

  • 31

    memperbaiki kerusakan serta menciptakan kelestraian alam yang

    sudah terjadi.25

    Dengan demikian, penanaman nilai-nilai karakter muslim sangatlah

    penting dalam mewujudkan akhlak yang mulia. Bersumber dari ajaran al-

    Qur’an dan sunnah nabi mendorong manusia untuk melakukan perbuatan

    yang baik dalam mewujudkan nilai-nilai itu didalam kehidupan. Akhlak

    merupakan bagian dari ajaran Islam, karna mengarahkan manusia pada

    pencapaian hakikat kemanusiaan yang tinggi dalam rangka

    mengaktualisasikan dirinya sebagai bentuk penghambaan kepada Allah

    SWT yang sejati.

    C. Novel

    1. Pengertian Novel

    Istilah novel dalam bahasa Indonesia berasal dari istilah novel

    dalam bahasa Inggris. Sebelumnya istilah novel dalam bahasa inggris

    berasal dari bahasa Itali, yaitu novella, yang dalam bahasa Jerman novelle.

    Novella diartikan sebuah barang baru yang kecil, kemudian diartikan

    sebagai cerita pendek dalam bentuk prosa. Dewasa ini, istilah novella atau

    novelle mengandung pengertian yang sama dengan istilah novelette dalam

    bahasa Inggris yang berarti sebuah karya prosa fiksi yang panjangnya

    cukup, tidak terlalu panjang, namun tidak terlalu pendek.26

    25Asep Usman Ismail, Tasawuf Menjawab Tantangan Global: Upaya Membangun

    Karakter Muslim, h. 242-244. 26Antilan Purba, Sastra Indonesia Kontemporer (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2012), h. 62.

  • 32

    Ada banyak para pakar sastra Indonesia memberikan istilah novel

    diantaranya yakni H.B. Jassin berpengertian bahwa novel adalah cerita

    mengenai salah satu episode dalam kehidupan manusia, suatu kejadian

    yang luar biasa dalam kehidupan itu, sebuah krisis yang memungkinkan

    terjadinya perubahan nasib pada manusia. Lain halnya dengan penuturan

    Panuti Sudjiman yang berpengertian bahwa novel adalah prosa rekaan

    yang panjang yang menyuguhkan tokoh-tokoh dan menampilkan

    serangkaian peristiwa dan latar secara tersusun. 27

    Adapun dalam kamus istilah sastra, menurut Abdul Rozak Zaidan,

    Anita K. Rustapa dan Hani’ah menyatakan bahwa novel adalah jenis prosa

    yang mengandung unsur tokoh, alur, latar rekaan yang menggelarkan

    kehidupan manusia atas dasar sudut pandang pengarang dan mengandung

    nilai hidup, diolah dengan teknik kisahan dan ragaan yang menjadi dasar

    konvensi penulisan.28

    Dapat ditarik kesimpulan bahwa novel adalah sebuah karya sastra

    yang berbentuk prosa, ditulis secara naratif yang biasanya menceritakan

    tentang realita kehidupan dengan penggunaan kata yang indah dan gaya

    bahasanya yang menarik untuk mengarahkan pembaca kepada gambaran-

    gambaran cerita yang terkandung di dalam novel.

    27Antilan Purba, Sastra Indonesia Kontemporer, h. 63. 28Antilan Purba, Sastra Indonesia Kontemporer, h. 63.

  • 33

    2. Sejarah Novel Indonesia

    Novel merupakan sastra yang cukup tua disamping puisi dalam

    perjalanan sejarah kesusastraan Indonesia kalau dibandingkan dengan

    bentuk-bentuk karya sastra lainnya seperti cerpen, esai, kritik dan drama.

    Novel Indonesia di dalam kesusatraan Indonesia modern muncul pada

    tahun 1920-anketika terbit novel Merari Siregar “Azab dan Sengsara”.

    Novel Indonesia pada awalnya muncul pada angkatan Balai Pustaka,

    seperti novelnya antara lain Siti Nurbaya, Salah Asuhan, Pertemuan

    Jodoh, Surapati, Apa Dayaku Karena Aku Perempuan. Tema-tema novel

    itu mencakup masalah politik, perkawinan, konflik sosial, konflik

    psikologis sesuai dengan zaman yang dialami oleh novelis.29

    Novel Indonesia berkembang lagi pada angkatan tahun 1945. Tokoh

    yang menonjol pada angkatan ini adalah Pramoedya Ananta Toer, Achdiat

    Kartamihardja, Utuy Tatang Sontani dan Muchtar Lubis. Angkatan ini

    menunjukkan sikap, visi dan orientasi budaya yang universal. Dengan

    realisme sosialisnya dengan semangat Indonesia yang menunjukkan

    keanekaragaman masyarakat Indonesia. Umumnya novelis zaman ini

    menggarap novel mereka dari kenyataan fisik saat itu. Perkembangan

    novel pada angkatan 1966 boleh dikatakan hanyalah penerus angkatan

    1945. Ciri yang menonjol adalah kembalinya novelis-novelis itu pada tema

    romantik dan mite serta legenda. Beberapa tokoh pendukung angkatan

    1966 adalah Toha Muchtar dengan novelnya Bulang dan Daerah Tak

    29Antilan Purba, Sastra Indonesia Kontemporer, h. 65.

  • 34

    Bertuan, Trisnoyono dengan novelnya Pagar Kawat Berduri dan

    Petualang, Ramadhan KH dengan novelnya Royan Revolusi, Ali Audah

    dengan novelnya Jalan Terbuka, Nasyah Djamin dengan novelnya Gairah

    untuk Hidup dan untuk Mati, N.H. Dini dengan novelnya Pada Sebuah

    Kapal.30

    3. Jenis-Jenis Novel

    Novel digolongkan kedalam beberapa jenis novel diantaranya yaitu:

    a. Novel populer, adalah jenis sastra populer yang menyuguhkan

    problematika kehidupan yang berkisar pada cinta, asmara yang

    bertujuan untuk menghibur.

    b. Novel Picisan, adalah jenis karya sastra yang menyuguhkan cerita

    tentang percintaan yang terkadang tidak menjurus pornografi, jenis

    karya sastra ini bernilai rendah, ceritanya cenderung cabul, alurnya

    datar.

    c. Novel absurd, adalah jenis karya sastra yang ceritanya menyimpang

    dari logika, irasional, realitas bercampur angan-angan atau mimpi.

    Tokoh-tokoh ceritanya “anti tokok” seperti orang mati bisa hidup

    kembali, mayat bisa bicara, dsb. Secara nalar logika hal tersebut tidak

    akan terjadi. Inilah jenis novel yang dalam cerita pengarang

    membungkus dengan hal yang diluar nalar manusia.31

    30Antilan Purba, Sastra Indonesia Kontemporer, h. 66. 31Anne Ahira, Berkenalan Dengan Jenis-jenis Novel, 2012, diakses melalui

    http://anneAhira.com, pada tanggal 9 Agustus 2014, pukul 19:20.

  • 35

    Ada pun jenis novel yang digunakan dalam penelitian ini adalah

    jenis novel populer karena novel ini mengandung problematika kehidupan

    yang berfungsi untuk menghibur masyarakat.

    4. Unsur-unsur Novel

    Sebuah novel merupakan sebuah totalitas yang harus mempunyai

    unsur-unsur yang saling berkaitan satu dengan yang lain secara erat.

    Unsur-unsur pembangun sebuah novel meliputi, unsur-unsur penting dan

    unsur-unsur tidak penting. Unsur-unsur penting menyangkut tema, alur,

    tokoh, latar, tempat, latar waktu, dan peristiwa-peristiwa, unsur-unsur

    penting ini yang akan membangun cerita. Sedangkan unsur-unsur tidak

    penting yang diperlukan hanya sebagai unsur pendukung seperti ilustrasi,

    deskripsi atau sekedar untuk memperpanjang (misalnya, cerita detektif),

    agar cerita itu enak dibaca.32

    Adapun penjelasanya sebagai berikut:

    a. Tema adalah dasar cerita atau gagasan umum dari sebuah novel.

    Gagasan umum inilah yang tentunya telah ditentukan sebelumnya oleh

    pengarang yang digunakan untuk mengembangkan cerita. Tema dalam

    sebuah cerita dapat dipahami sebagai sebuah makna yang mengikat

    keseluruhan unsur cerita.

    b. Alur merupakan rangkaian peristiwa dalam sebuah cerita, atau lebih

    jelasnya, alur merupakan peristiwa-peristiwa yang disusun satu

    32Melani Budianta, dkk., Membaca Sastra: Pengantar Memahami Sastra untuk

    Perguruan Tinggi, (Magelang: Indonesia Tera, 2003), h. 85.

  • 36

    persatu dan saling berkaitan menurut hukum sebab akibat dari awal

    sampai akhir cerita.

    c. Penokohan adalah mencakup masalah siapa tokoh cerita, bagaimana

    perwatakan, dan bagimana penempatan dan pelukisannya dalam

    sebuah cerita sehingga sanggup memberikan gambaran yang jelas

    kepada pembaca. Penokohan sekaligus menyaran pada teknik

    perwujudan dan pengembangan tokoh dalam sebuah cerita.

    d. Latar adalah lingkungan yang melingkupi sebuah peristiwa dalam

    cerita, semesta yang berinteraksi dengan peristiwa-peristiwa yang

    sedang berlangsung. Latar atau sering disebut juga sebagai landas

    tumpu menyaran pada pengertian tempat, hubungan waktu dan

    lingkungan sosial tempat terjadinya peristiwa di mana peristiwa-

    peristiwa itu diceritakan.

    e. Sudut pandang, point of view merupakan salah satu unsur fiksi yang

    oleh Stanton digolongkan sebagai sarana cerita. Walau demikian, hal

    itu tidak berarti bahwa perannya dalam fiksi tidak penting. Sudut

    pandang haruslah diperhitungkan kehadirannya, bentuknya, sebab

    pemilihan sudut pandang akan berpengaruh terhadap penyajian cerita.

    Reaksi afektif pembaca terhadap sebuah karya fiksi pun dalam banyak

    hal akan dipengaruhi oleh bentuk sudut pandang.33

    33Burhan Nurgiyantoro, Teori Pengkajian Fiksi, (Yogyakarta: Gajah Mada University

    Press, 2010), h. 23.

  • 37

    D. Kerangka Berpikir Penelitian

    Novel Khadijah: “Ketika RahasiaMim

    Tersingkap”

    AKHLAK

    ANALISIS ISI

    Presentase Frekuensi

    1. Akhlak Baik

    2. Akhlak Buruk

    Bentuk-Bentuk Akhlak:

    1. Akhlak terhadap Allah

    2. Akhlak terhadap sesama manusia

    3. Akhlak terhadap lingkungan

  • 38

    BAB III

    GAMBARAN UMUM

    A. Sinopsis Novel Khadijah “Ketika Rahasia Mim Tersingkap”

    Dalam novel ini mengisahkan perjalanan hidup seorang perempuan

    dari garis keturunan cucu nabiyullah Ibrahim dengan ibunda Hajar yang

    disebut dengan generasi keturunan Jurhum, yaitu Qusay bin Kilab yang

    bernama Khadijah binti Khuwaylid yang lahir pada dinasti Quraisy, anak

    pertama dari keluarga yang terkenal jiwa ksatria di kota Mekah.

    Lewat sang ayah Khuwaylid bin Asad turun kepandaian berkuda,

    berhitung, dan aritmatika. Lebih dari itu, ia juga dengan mahir mewarisi

    kemampuan bertahan dalam terik dan badai padang pasir, keahlian untuk

    tetap bertahan dan tidak mudah menyerah terhadap aturan rimba padang pasir

    sehingga membuatnya dapat sampai tujuan.

    Ketika khadijah berusia lima belas tahun, dirinya menyaksikan

    ayahnya tewas berperang dalam melawan serangan pasukan gajah untuk

    membela keadilan dan memperjuangkan hak orang-orang yang teraniaya,

    semenjak peristiwa itu Khadijah merasa sangat sedih jika teringat serangan

    pasukan gajah yang sangat kejam dan penuh kebengisan hingga menewaskan

    ayahnya, ia selalu teringat amanah ayahnya bahwa“keberanian bukan berarti

    tidak takut, keberanian adalah sabar menanti pada tempat yang semestinya

    meski dalam keadaan takut sekalipun”. Aturan padang pasir yang tidak akan

    pernah memberi hak hidup kepada orang yang tidak sabar, sabar adalah

    sumber air kehidupan bagi penduduk padang pasir. Dengan nyawa yang telah

  • 39

    bersemayam di hati padang sahara, ia akan memulai awal langkah

    perjalanannya untuk menjadi ratu padang pasir, begitulah apa yang

    ditakdirkan dengan namanya.

    Tabiat padang pasir telah menjadikan Khadijah keras dan tahan pukul,

    seolah-olah dirinya berotot kawat dan bertulang besi karena kerasnya

    pekerjaan dan kehidupan yang dihadapinya, yang tidak keras maka tidak akan

    mungkin kuat untuk bertahan hidup ditengah-tengah padang pasir yang luas

    dengan gunung-gunung yang mengitari ibarat benteng alami yang akan

    menjaga padang sahara. Dalam keadaan seperti itu, khadijah masih memiliki

    jiwa kelembutan yang ia warisi dari sang ibu Fatimah binti Zaidah, dirinya

    yang memiliki pelukan tangan hangat yang penuh kasih sayang untuk

    menjaga dan melindungi keempat saudara perempuannya, anak-anaknya dan

    menyayangi kaum wanita bani Kinanah yang ditinggal mati suaminya

    berjihad membantu ayahandanya Khuwalid bin Asad melawan serangan

    pasukan gajah.

    Pernikahan pertamanya terjadi saat dirinya masih berusia dua puluh

    tahun. Ia menikah dengan Abu Hala bin Zurara seorang saudagar bangsawan

    Mekah yang terkenal berakhlak mulia. Pernikahan ini menciptakan keadaan

    harmonis dan bahagia dalam rumah tangga, dan lahir dua anak yang bernama

    Hala dan Hindun. Tetapi takdir berkata lain, kebahagian itu berubah menjadi

    kesedihan hati Khadijah karena sang suami menderita sakit sekembalinya dari

    syam, hingga akhirnya sang suami pergi meninggalkannya ke alam baka.

  • 40

    Meski teramat sedih, Khadijah tetap harus berjalan walaupun jalan itu

    ia tempuh dengan penuh kepedihan dan rintangan. Terlebih dalam

    pemahaman anak-anaknya yang masih kecil dan sangat butuh figur seorang

    ayah yang kuat sebagaimana kebutuhan akan seorang ibu. Khadijah akan

    memulai kehidupan baru untuk berupaya keluar dari medan api ini. Ia akan

    memerhatikan anak-anak dan urusan bisnisnya dengan segala kemampuan

    yang dimilikinya.

    Urusan bisnis yang ia jalani merupakan sebuat wasiat dari sang suami

    bahwa masalah perdagangan harus diteruskan olehnya sendiri tidak boleh

    ditugaskan pada orang lain, hal itu memang tidak mudah bagi seorang janda.

    Seringkali para pedagang atau karyawan yang dimintai untuk mengurusi

    harta dagangannya justru membuatnya merugi. Kepercayaan dan keamanan

    perdagangan di kota Mekah telah menurun. Kondisi seperti inilah yang

    membuat hatinya menjadi khawatir dan ingin mencari teman hidup yang

    dapat dipercaya, terutama dalam urusan perdagangan.

    Setelah bermusyawarah dengan keluarga dan kerabatnya, kemudian ia

    memutuskan untuk kembali membina rumah tangga dengan seorang

    bangsawan terkenal bernama Atik bin Aziz. Meski pada dua tahun awal

    terbina keluarga yang berbahagia dan dikarunia seorang putri. Atik adalah

    tipe laki-laki Mekah yang memiliki sifat keras, kekerasannya itu tidak hanya

    ditunjukkan kepada para budak dan para pekerja, melainkan juga kepada

    anggota keluarga. Dalam keadaan seperti itu, harapan awal Khadijah untuk

    mendapatkan seorang pendamping hidup agar dapat memikul amanah ketiga

  • 41

    anaknya justru mulai berubah menjadi kekhawatiran, setidaknya untuk

    melindungi anak-anaknya dari amukan sang ayah tirinya.

    Pada suatu hari, “cukup!” kata Khadijah tanpa sedikit marah, tanpa

    berteriak dan tanpa menimbulkan keretakan “aku pergi sekarang” hanya

    sebatas itu saja. Kepergiannya meninggalkan rumah Atik adalah cara bicara

    dan cerainya Khadijah untuk tetap bisa bertahan hidup dan menata kembali

    seluruh kehidupannya dengan penuh kesabaran. Jalan kehidupan bagi

    Khadijah adalah jalan yang penuh dengan kepedihan dan rintangan yang

    harus ditempuhnya. Ia percaya bahwa kata sandi dari teka-teki perjalanan

    hidupnya itu tergenggam erat di tangannya.

    Khadijah sangat sedikit tidur, ia teringat akan nasihat ayahnya yang

    telah membuatnya enggan terhadap kantuk. Terutama pada saat-saat

    kesendiriannya. Sebagaimana ia paham benar bahwa rajin adalah sifat mulia

    kaum ibu, sementara kantuk akan mengurangi usianya karena kemulian

    wanita akan terlihat pada bangun awalnya. Demikian petuah ratu padang pasir

    itu. Ia adalah ratunya padang pasir, yang telah mengubah padang pasir

    menjadi lautan cinta dengan irama yang indah. “Rumah Khadijah seperti

    surga”, ucap para budak dan pelayan, semua berlomba untuk bisa bekerja

    dirumahnya. Meskipun berjumlah banyak atau sedikit, khadijah tak pernah

    berlaku buruk terhadap wanita hamil, para budak dan para pelayannya. Dia

    menghormati hak seseorang, bahkan ia kerap memerdekakan para budak dan

    menikahkan mereka.

  • 42

    Ia adalah wanita yang diciptaan Allah SWT menjadi wanita pertama

    yang akan memeluk utusan terakhir, manusia yang paling kamil. Dengan

    pelukan tangan hangatnya dan hati yang penuh dengan kasih sayang itu yang

    akan menjadikannya dermaga tempat berteduh dan berlabuh bagi Rasulullah

    yang paling aman. Hati Khadijah adalah rumah Rasulullah, pakaian baginya.

    Khadijah adalah tempat bagi sang utusan Allah, dan Allah telah

    menjadikannya sebagai kekasih bagi kekasih-Nya.

    Khadijah merupakan seorang istri dan juga ibu, segala kebaikan yang

    ada di lingkungannya ia lahirkan. Puncaknya cinta di dunia bagi sang kekasih

    dan surga yang dijadikan Allah di dunia bagi kekasih-Nya. Dalam hati

    Khadijah yang hangat akan diterangkan semangat kekasih Allah yang

    membara. Ia seorang wanita yang sabar, pekerja keras, penuh cinta dan giat

    berusaha. Kisahnya kisah, badan bagi badan, kulit bagi kulit, ruh bagi ruh dan

    hati bagi jiwa.

    Suatu hari, Rasulullah Saw mengamati kembali gamis istrinya yang

    warnanya telah pudar. Gamis yang mengingatkannya pada sebuah selendang

    atau muka bumi yang seolah-olah membungkus semua umat muslim.

    Khadijah merupakan pakaian para dermawan. Saat tak seorang pun

    mempercayai Rasullah, ia percaya. Saat tak satu pun manusia mendukungnya,

    ia mendermakan seluruh harta yang dimiliki. Saat semua orang menutup

    pintunya, wanita suci itu menjadi rumah bagi Rasulullah Saw, juga bagi

    seluruh kaum muslimin.

  • 43

    B. Sekilas Biografi Sibel Eraslan

    Sibel Eraslan lahir dikota Uskudur, Istanbul pada tahun 1967. Setelah

    lulus dari SMA pada tahun 1985 dengan hobi menulisnya Sibel aktif menulis

    di berbagai berita dan bergabung dalam komunitas dunia wartawan. Setelah

    lulus dari Fakultas Hukum Universitas Istanbul ia berpartisipasi aktif dalam

    organisasi non-pemerintah yang berkerja untuk memperjuangkan hak-hak

    asasi manusia. Khususnya dalam hak kaum perempuan, seperti halnya pada

    hak-hak dalam bidang pendidikan, bidang sosial, bidang ekonomi, bidang

    budaya dan bidang pemberian jaminan kerja.

    Sibel merasakan dirinya semakin gencar mengoyangkan penanya

    dalam menulis, dengan keinginan yang kuat ia pun ikut berpartisipasi dalam

    menulis artikel di beberapa majalah seperti Singanture majalah, Teklif, Imza,

    Mostar, Heje dan Dergah.1 Dimajalah Dergah tulisan-tulisan artikel yang ia

    buat selalu mendapat tanggapan yang positif dan banyak digemari oleh para

    pembacanya. Hingga akhiranya, pada 18 Februari 2011 sampai sekarang

    Sibel tercatat sebagai kolumnis di Koran Star karna tulisan didalam artikel-

    artikel yang dibuatnya sangat berharga.2 Selain itu, keterampilan menulisnya

    pun semakin ia kembangkan dengan tak hanya menulis artikel, atau berita

    saja tetapi ia mencoba untuk menulis karya fiksi yang berupa novel.

    Sibel Eraslan telah menulis tujuh novel, novel pertama berjudul “Fil

    Yazilari/Gajah bisa menulis” (Birun Yayinlari, Istanbul 2002), novel

    1 Dokumen Pribadi [email protected], diambil pada tanggal 8Mei 2014,

    jam 16:16. 2 Dokumen Pribadi [email protected], diambil pada tanggal 8Mei 2014,

    jam 16:16.

  • 44

    kedua“Balik ve Tango/Ikan dan Tango” (Dergah Yayinlari, Istanbul 2006),

    novel ketiga “Can Parcasi Hz.Fatima/Fatimahaz-Zahra: Keriduan Dari

    Karbala” (Selis Kitplar, Istanbul 2006), novel keempat “Cennet Kadinlarinin

    Sultani Siret-I Meryem/Siti Maryam: Bunda Suci Sang Nabi” (Istanbul 2008),

    novel kelima “Col/Deniz: Hz. Hatice/Khadijah: ketika Rahasia Mim

    Tersingkap” (Timas Yayinlari, Istanbul 2009), novel keenam “Kadin

    Sultanlar/Wanita dari Seorang Sultan” (Istanbul 2011), novel ketujuh “Ni’in

    Melikesi Hazreti Asiye/Asiyah:Ratu Sungai Nil” (Timas Yayinlari, Istanbul

    2011), novel kedelapan “Kadin Oradaydi incide “Zuleyha”/Wanita yang ada

    disana itu adalah Zulaikha” (Istanbul 2012).

    Novel-novel yang ia tulis dengan riset yang mendalam, mendapatkan

    sambutan positif di negaranya dan dari negara-negara lain termasuk

    Indonesia, karena itu tidak heran jika karyanya masuk kategori best seller

    dunia.3

    Beberapa novel yang ditulis Sibel Eraslan dan pernah diterbitkan

    antara lain, yaitu:

    1. Fil Yazilari (Birun Yayinlari, Istanbul 2002)

    2. Balik ve Tango (Dergah Yayinlari, Istanbul 2006)

    3. Can Parcasi Hz. Fatima (Selis Kitplar, Istanbul 2006)

    4. Cennet Kadinlarinin Sultani “Siret-I Meryem” (Istanbul 2008)

    5. Col/Deniz: Hz. Hatice (Timas Yayinlari, Istanbul 2009)

    6. Kadin Sultanlar (Istanbul 2011)

    7. Ni’in Melikesi Hazreti Asiye (Timas Yayinlari, Istanbul 2011)

    8. Kadin Oradaydi incide “Zuleyha” (Istanbul 2012)

    3 Dokumen Pribadi [email protected], diambil pada tanggal 8Mei 2014, jam 16:16.

  • 45

    BAB IV

    TEMUAN DAN ANALISIS DATA

    A. Pesan Akhlak dalam Novel Khadijah “Ketika Rahasia Mim Tersingkap”

    karya Sibel Eraslan.

    Pada pembahasan bab ini, peneliti akan menguraikan hasil analisis isi

    pesan akhlak yang terkandung didalam novel Khadijah “Ketika Rahasia Mim

    Tersingkap” karya Sibel Eraslan. Data yang dianalisis berupa narasi dan

    dialog dalam bentuk paragraf-paragraf yang mendukung pada pesan akhlak.

    Novel Khadijah “Ketika Rahasia Mim tersingkap” ini memiliki tema-tema

    yang berjumlah empat puluh tema yang masing-masing disetiap tema tersebut

    menceritakan kisah perjalanan hidup ibunda mulia Khadijah binti Khuwaylid.

    Untuk lebih jelasnya disajikan dalam bentuk tabel di bawah ini:

    Tabel 3 Daftar Tema-tema Cerita

    Dalam Novel Khadijah “Ketika rahasia Mim tersingkap” Urutan Tema

    Tema Urutan Tema

    Tema

    1 Nama Adalah takdir 16 Sebuah Jejak Kaki 2 Jalan kepedihan 17 Hikayat Sebuah Kendi 3 Tabir Mimpi 18 Al-Amin 4 Pasar 19 Ayah dari Anak-anak Wanita 5 Musim Semi 20 Melihat yang Tidak Terlihat 6 Pertemuan 21 Kesedihan 7 Merindukan Mimpi 22 Kisah Sebuah Kekerabatan 8 Rahasia Mim 23 Yang Datang dan Tak Pergi 9 Penantian 24 Mendaki Gunung Hira 10 Pernikahan 25 Kelahiran Fatimah 11 Khadijah adalah Rumah Kita 26 Dan Wahyu pun Turun 12 Penghuni Rumah 27 Detik Kehidupan 13 Jubah Sang Kekasih 28 Hikayat Seekor Rusa 14 Barakah 29 Kisah Padang Pasir 15 Kabar Gembira 30 Wahyu yang Tertunda

  • 46

    Urutan Tema

    Tema Urutan Tema

    Tema

    31 Wudhu Pertama 36 Matahari dan Bulan jadi Saksi 32 Shalat Pertama 37 Kapal Pertama dari Mekkah 33 Seperti Lautan 38 Kisah Sang Kunang-kunang 34 Yang terdekat Yang Terjatuh 39 Menggantikan Tujuh Puisi 35 Kisah Empat Puluh Darwis 40 Lautan Mekkah

    Berdasarkan keempat puluh tema di atas, sesuai dengan batasan

    masalah yang telah peneliti tentukan serta terkait dengan tujuan penelitian

    yaitu ingin mengetahui pesan akhlak episode sebelum Islam didalam novel

    ini, karena peneliti ingin mengetahui akhlak sebelum Islam Khadijah yang

    hidup pada masa jahiliyah yakni sebelum Islam yang keadaan akhlaknya

    masih sangat memprihatinkan, mereka hidup tanpa mengenal Allah. Beda

    ketika Islam datang yang dibawa oleh nabi Muhammad Saw, seketika itu

    kebiasaan buruk mereka lambat laun menghilang dengan ajaran Islam yang

    membawa akhlak mulia pada kehidupan mereka.

    Akhlak pada diri seseorang akan terwujud ketika iman yang

    dimilikinya itu benar dan Islam dilaksanakan dengan sempurna sehingga akan

    tereralisasi akhlak yang mulia. Al-Ghazali salah satu pakar akhlak terdahulu

    membagi akhlak itu menjadi dua macam yakni, akhlak baik dan akhlak

    buruk. Kemudian dari macam-macam akhlak tersebut dihubungkan dengan

    bentuk objeknya yakni, akhlak terhadap Allah, akhlak terhadap sesama

    manusia dan akhlak terhadap lingkungan.

    Konsep pesan akhlak inilah yang akan dianalisis dalam setiap paragraf

    dari ketiga tema yang disesuaikan dengan kategori-kategori yang dibuat oleh

    peneliti untuk menganalisis perolehan validitas dan reliabilitas tentang isi

  • 47

    pesan akhlak dalam novel Khadijah “Ketika Rahasia Mim Tersingkap”.

    Untuk lebih jelasnya bisa lihat tabel di bawah ini:

    Tabel 4 Kategori Pesan Akhlak yang diteliti

    Dalam Novel Khadijah “Ketika Rahasia Mim Tersingkap” Akhlak Baik Akhlak Buruk

    Akhlak terhadap Allah Akhlak terhadap sesama manusia Akhlak terhadap lingkungan

    Akhlak terhadapa Allah Akhlak terhadap sesama manusia Akhlak terhadap lingkungan

    Dengan pemaparan diatas, maka untuk mengetahui isi pesan akhlak

    episode sebelum Islam peneliti hanya mengambil 3 tema yang mengarah pada

    pesan akhlak didalam novel ini untuk dianalisis. Ketiga tema tersebut adalah

    tema pertama “Nama adalah Takdir” yang didalamnya terdapat paragraf-

    paragraf berjumlah 57 paragraf, dan ditemukan 10 paragraf yang

    mengandung pesan akhlak. Tema kedua “Jalan Kepedihan” terdapat

    paragraf-paragraf yang berjumlah 74 paragraf dan ditemukan 20 paragraf

    yang didalamnya mengandung pesan akhlak. Selanjutnya, tema keempat

    “Pasar” yang memiliki paragraf-paragraf berjumlah 111 paragraf, kemudian

    ditemukan paragraf yang mengandung pesan akhlak berjumlah 20 paragraf.

    Untuk lebih jelasnya disajikan dalam tabel di bawah ini:

    Tabel 5 Tema Cerita yang diteliti

    Dalam Novel Khadijah “Ketika Rahasia Mim Tersingkap”

    Urutan Tema

    Tema Cerita Total Paragraf Paragraf yang mengandung Pesan Akhlak

    1 Nama adalah Takdir 57 10 2 Jalan Kepedihan 74 20 4 Pasar 111 20

  • 48

    Berdasarkan data-data diatas untuk memperoleh nilai kesepakatan

    antar tim juri tentang isi pesan akhlak pada paragraf yang ada dalam tiga tema

    tersebut, maka peneliti melakukan pengujian yang melibatkan tiga tim juri

    sebagai koder untuk memberikan penilaian secara objektif, karena kalau

    hanya satu juri saja maka perolehan hasil pada penilaiannya akan sangat tidak

    objektif. Berikut ini adalah hasil perolehan nilai kesepakatan antar ketiga tim

    juri pada paragraf-paragraf yang ada di ketiga tema dalam novel Khadijah

    “Ketika rahasia Mim Tersingkap”:

    1. Pesan Akhlak sebelum Islam pada tema pertama “Nama adalah

    Takdir”.

    Tema ini mengisahkan tentang masa-masa kecil Khadijah. Sejak

    kecil sang ayah selalu mengajarkannya kemampuan untuk bertahan

    dalam terik dan badai padang pasir, karena kondisi padang pasir kala itu

    menjadi medan kekalahan bagi siapa saja yang tidak sabar dalam

    mengarunginya. Siapa saja yang tidak ramah tindak-tanduknya maka

    padang sahara tak akan membiarkan seorang pun hidup di atasnya.

    Padang pasir tidak akan pernah memberi hak hidup kepada orang yang

    tidak sabar. Demikaianlah, sabar adalah sumber air kehidupan bagi

    penduduk padang pasir. Ketika Khadijah berusia 15 tahun sang ayah

    pergi untuk selamanya dalam peristiwa serangan melawan pasukan gajah.

    Semenjak itu, Khadijah tumbuh menjadi gadis yang mandiri, dengan jiwa

    keras berhati baja tetapi ia memiliki hati yang lembut yang diwarisi dari

  • 49

    sang ibu. Dengan kelembutan hati dan jiwa ksatria yang ada didalam

    dirinya, Khadijah memulai kehidupannya sebagai ratu padang pasir

    berbekal dua warisan yang paling berharga dari mendiang ayahnya yakni

    sabar dan berpuisi yang tidak akan mungkin membuatnya untuk mudah

    menyerah terhadap aturan rimba padang pasir.

    Pada tema “Nama adalah Takdir” ini didalamnya terdapat

    paragraf-paragraf yang berjumlah 57 paragraf dan peneliti menemukan

    10 paragraf yang mengandung pesan akhlak sesuai dengan kategorisasi,

    untuk lebih jelasnya rincian paragraf-paragraf yang mengandung pesan

    akhlak bisa dilihat dalam tabel 1.1 di lampiran. Dari 10 paragraf tersebut

    ditemukan perolehan nilai kesepakatan antar tim juri sangat tinggi

    sebesar 0,98, perolehan data tersebut dapat dilihat pada tabel 1.2

    dilampiran.

    Dari nilai kesepakatan tim juri tersebut diperoleh pesan akhlak

    pada tema “Nama adalah Takdir” ini paling banyak adalah pesan akhlak

    terhadap sesama manusia dengan presentase sebanyak 80%, sedangkan

    presentase pesan akhlak terhadap Allah yang hanya 10%, diikuti pesan

    akhlak terhadap lingkungan dengan presentase hanya 10%. Untuk lebih

    jelasnya disajikan pada tabel di bawah ini:

  • 50

    Tabel 6 Pesan Akhlak

    Dalam Tema Satu “Nama adalah Takdir”

    No Kategori Pesan Akhlak Frekuensi Presentase 1 Akhlak terhadap Allah 1 10 2 Akhlak terhadap sesama manusia 8 80 3 Akhlak terhadap lingkungan 1 10

    Jumlah 10 100

    Berdasarkan perolehan data tersebut berikut ini adalah uraian dari

    kutipan paragraf-paragraf yang mengandung pesan akhlak di dalam tema

    satu “Nama adalah Takdir”.

    Paragraf ini mengandung pesan akhlak terhadap sesama manusia

    dalam hal kepedulian sosial, berikut kutipannya:

    Mereka berasal dari keluarga Hasyim yang bersambung dengan garis keturunan Qusay bin Kilab, Luay bin Galib. Sebuah keluarga yang sangat terkenal dimekah dengan jiwa kesatria dan dermawan. Saat mekah dalam kondisi terpuruk, Qusay dan anak keturunannya mengirimkan berpuluh-puluh kuda ke al-Quds untuk membeli gandum yang akan dibagi-bagikan kepada masyarakat, hasilnya masyarakat pun terhindar dari bencana kelaparan. Sejak saat itu, nama keluarga ini selalu dikenang dan dipanjatkan dalam setiap doa. P.2.

    Hikmah yang dapat kita ambil yaitu, ketika ada saudara kita yang

    sedang terkena musibah dan kita mampu untuk membantunya, maka kita

    wajib membantunya karna bantuan kita bisa meringankan beban mereka.

    Allah SWT menjanjikan kepada umatnya bagi siapa yang membantu

    meringankan kesusahan-kesusahan saudaranya di dunia maka Allah akan

    meringankan pula kesusahan-kesusahannya baik di dunia atau pun di

    akhirat.

  • 51

    Selanjutnya, paragraf ini mengandung pesan akhlak terhadap

    sesama manusia dalam hal memaafkan, berikut kutipannya:

    Tanpa disadari, tangannya terluka saat mengumpulkan serpihan-serpihan botol kaca yang berserakan di lantai. “Tuan putri, mohon maaf sekali, beribu-ribu maaf kalo saya sudah membuat kaget.Sunguh, saya tidak bermaksud menganggu. Saya hanya ingin meyampaikan kalau cucu paman Anda, Hamla dan teman-temannya sudah datang dari Yaman. Mereka saya persilahkan beristirahat di taman rumah tamu bagian dalam.” “Siapa?Hamla datang?Kesatria Hamla datang1?” “Ya Tuan putri.Malah mereka saling berkata kalau sudah waktunya membawa anda ke rumah peristirahatan yang ada di Yaman.” “Saya juga sebenarnya sedang memandangi Yaman dari jendela. Kebetulan sekali tolong mereka dijamu dulu. Aku akan siap-siap sebelum ke sana.” P.48.

    Sifat pemaaf yang dimilik Khadijah mencerminkan akhlak

    terhadap sesama manusia yang tidak luput dari amarah. Memaafkan

    kesalahan orang lain dapat membuat kita tetap merasakan kehidupan

    yang damai dan tidak akan pernah memiliki musuh didalam hidup kita.

    Allah SWT berfirman dalam surah yang berbunyi:

    Artinya: “(yaitu) orang yang berinfak, baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan orang lain). Dan Allah mencintai orang yang berbuat kebaikan.” (Q.S. Ali-Imran: 134).

    Selanjutnya, paragraf ini mengandung pesan akhlak terhadap

    lingkungan dalam hal pelestarian lingkungan, berikut kutipannya:

    Dengan membawa nama yang telah bersemayam di hati padang sahara, Khadijah akan memulai awal langkah perjalananya untuk menjadi ratu padang pasir. Begitulah apa yang ditakdirkan dengan namanya. P.14.

  • 52

    Alam dengan segala isinya telah Allah tundukkan kepada

    manusia, sehingga kita dengan mudah dapat memanfaatkannya.

    Sebaiknya manusia itu tidak mencari keuntungan dalam pemanfaatan

    alam yang dapat merusak alam itu sendiri, melainkan kita harus

    bersahabat dengan alam agar terciptanya keselarasan alam.

    Selanjutnya, paragraf ini mengandung pesan akhlak terhadap

    Allah dalam hal berdoa, berikut kutipannya:

    Hati Khadijah juga terasa pedih mendapati semua kejadian ini. Kembali ini berdoa dengan Zat yang menguasai kakbah. P.42.

    Paragraf tersebut menjelaskan tentang keadaan K