analisis iklim investasi_tara
TRANSCRIPT
-
7/24/2019 Analisis Iklim Investasi_tara
1/8
ANALISIS IKLIM INVESTASI HUTAN TANAMAN
Perkembangan kebijakan nasional dalam mendukung pertumbuan in!estasi utan
tanaman di Indonesia
Paket kebijakan investasi yang diterbitkan pemerintah melalui Inpres nomor 3 tahun 2006dilakukan dengan pendekatan yang sistemik, telah diikuti oleh departemen teknis,
termasuk Departemen Kehutanan melalui kebijakan percepatan pertumbuhan investasi
hutan tanaman !al tersebut, bagi sektor kehutanan, memberikan peluang bagi tumbuhdan berkembangnya investasi baru maupun percepatan investasi yang telah lama idle
dalam melakukan akti"itas pengusahaan hutan tanaman
#danya "akta ekses demand kayu bulat oleh industri serta "enomena penurunan investasiindustri pengolah kayu bulat, terutama jenis komoditas kayu pertukangan, merupakan
peluang besar bagi pertumbuhan investasi hutan tanaman untuk menggantikan peran
hutan alam, yang telah menunjukan penurunan kapasitas produksi $ambar%gambar
diba&ah ini menunjukkan peran hutan tanaman terhadap pemenuhan kebutuhan industribaik pertukangan maupun untuk pulp masih rendah Penurunan peran hutan alam dimasa
mendatang untuk pemenuhan kayu bulat konsumsi industri memaksa perlunya prosessubstitusi oleh kayu dari hutan tanaman melalui serangkaian perubahan kebijakan yang
kondusi" bagi pertumbuhan investasi hutan tanaman
'umber( Dephut 200) dan #P!I 200), diolah
$ambar * +kses permintaan kayu bulat untuk industri pertukangan nasional
-
7/24/2019 Analisis Iklim Investasi_tara
2/8
'umber( Dephut 200) dan #P!I 200), diolah
$ambar 2 Kontribusi kayu bulat ' dari hutan tanaman terhadap konsumsi industri
-alaupun sebelumnya prakarsa untuk mendorong percepatan pertumbuhan investasi
hutan tanaman telah dimulai pada tahun 200. melalui 'K /enhut nomor *0*Kpts%II200. yang diperbaiki oleh P 23/enhut%II200) dan terakhir disempurnakan dengan
Peraturan /enteri nomor P ../enhut%II200), maka kebijakan Inpres tersebut lebih
mendorong dalam menciptakan iklim yang semakin baik bagi perkembangan investasisektor kehutanan ke depan Kebijakan Inpres tersebut juga telah memberikan ruang
gerak bagi Departemen Kehutanan untuk melakukan tindakan evaluasi terhadap
kebijakan investasi hutan tanaman sebelumnya yang diduga merupakan penghambatpertumbuhan investasi hutan tanaman
+valuasi terhadap hambatan%hambatan pertumbuhan investasi hutan tanaman dilakukanoleh Dephut melalui pembentukan task force untuk menge"ektipkan kebijakan serta
melalui penyelenggaraan berbagai diskusi dalam semiloka serta upaya merevisi kebijakanpada tingkat Peraturan Pemerintah 1PP 3. tahun 2002 Dalam amandemen PP 3.2002
tidak lagi diterapkan pelarangan ekspor kayu bulat yang dihasilkan dari hutan tanaman,yang menjadi sorotan banyak pihak sebagai salah satu "aktor penghambat tumbuhnya
investasi hutan tanaman iat pemerintah dalam memperbaiki distorsi pasar kayu bulat
baik ' maupun pertukangan dari hutan tanaman tersebut memberikan indikasi kuatbah&a viabilitas "inansial investasi tersebut akan membaik di masa datang Demikian
juga dorongan percepatan investasi tidak hanya bagi calon investor baru tetapi juga bagi
unit%unit hutan tanaman yang selama ini idle 1tidak melakukan akti"itas pengelolaan4ntuk unit%unit hutan tanaman idle tersebut pemerintah mendorong skema Kerjasama
5perasi 1K'5, terutama bagi unit%unit yang tidak memiliki likuiditas yang cukup
Disamping itu skema divestasi unit hutan tanaman yang idle juga merupakan pilihan%pilihan yang diberikan keleluasaan oleh pemerintah untuk mengatasi hambatan%hambatanpercepatan investasi Keseluruhan upaya dan proses ini diharapkan akan memberikan
solusi yang dapat mendorong pertumbuhan investasi hutan tanaman sehingga program
kebijakan percepatan hutan tanaman dengan target ) juta hektar 1periode 200)%200yang diterbitkan pemerintah dapat secara progresi" segera terlaksana
-
7/24/2019 Analisis Iklim Investasi_tara
3/8
Pasca terbitnya Inpres nomor 3 tahun 2006 merupakan titik tolak penting dalam
menciptakan gairah investasi hutan tanaman yang diartikan sebagai komitmen besar
pemerintah 5perasionalisasi kebijakan tersebut tidak lepas dari kinerja yang sinergiantara pemerintah dengan ank Indonesia, sebagai otoritas moneter dalam meningkatkan
stabilitas makroekonomi "undamental !al tersebut telah secara kongkrit menunjukan
progres yang signi"ikan, terlihat dari evaluasi kinerja moneter pada semester a&al periodetahun 2006 7ingkungan kebijakan tersebut diringkas sebagai berikut(
A" Paket Kebijakan In!estasi melalui Instruksi Presiden Nomor # Taun $%%&
Paket kebijakan perbaikan iklim investasi yang digulirkan melalui Inpres nomor 3 tahun
2006 merupakan komitmen pemerintah secara kongkrit dalam mendorong pertumbuhan
investasi nasional Paket kebijakan tersebut dilakukan dengan metode sistematik%holistikterhadap hambatan%hambatan pertumbuhan investasi di Indonesia /odel pendekatan
tersebut memaksa departemen teknis untuk mengambil inisiati" dalam menentukan
prioritas komoditas yang menjadi "okus pengembangan 'esuai dengan lima 1) program
prioritas departemen kehutanan maka investasi hutan tanaman merupakan salah satuprioritas komoditas yang secara inheren menjadi rencana pengembangan kebijakan sektor
kehutanan
5utline kebijakan Inpres 3 tahun 2006 berisi sejumlah paket kebijakan pemerintah yang
sesuai untuk memecahkan berbagai persoalan hambatan pertumbuhan investasi hutantanaman di Indonesia Paket kebijakan yang berpengaruh langsung terhadap dukunganpenciptaan iklim investasi hutan tanaman meliputi kebijakan deregulasi perijinan
investasi, sinkronisasi kebijakan pusat dan daerah yang sering merupakan penyebab
ancaman keamanan investasi hutan tanaman, insentif perpajakan serta perijinanketenagakerjaan. Paket kebijakan yang tertuang dalam Inpres tersebut diringkas sebagai
berikut(
* Kebijakan 4mum, meliputi(
a memperkuat kelembagaan investasi, terutama dalam mempercepat administrasiproses perijinan dan penanaman modal serta pembentukan perusahaan
b 'inkronisasi peraturan%peraturan pusat dan daerah, terutama peninjauan kembali
peraturan daerah yang menghambat proses pertumbuhan investasi
c Kejelasan mengenai ke&ajiban #nalisa Dampak 7ingkungan 1#D#7
2 Kebijakan kepabeanan dan cukai, meliputi
a percepatan arus barang
b pengembangan ka&asan berikat 18empat Penimbunan erikat, 8P
c pemberantasan penyelundupand debirokratisasi dibidang cukai
3 Perpajakan, meliputi(
-
7/24/2019 Analisis Iklim Investasi_tara
4/8
a insenti" perpajakan untuk investasi, terutama penurunan pajak daerah yang
menghambat investasi
b melaksanakanself assessment secara konsistenc perubahan Pajak Pertambahan ilai 1PP untuk promosi ekspor
d melindungi &ajib pajak
e mempromosikan transparansi dan disclosure
. Ketenaga kerjaan, meliputi(
a menciptakan hubungan industrial yang mendukung perluasan lapangan kerjab perlindungan dan penempatan 8KI di luar negeri
c penyelesaian berbagai perselisihan hubungan industrial secara cepat, murah dan
berkeadilan
d /empercepat proses perijinan ketenagakerjaane Penciptaan pasar tenaga kerja yang "leksibel dan produkti"
" 8erobosan paradigma trasmigrasi dalam rangka perluasan lapangan kerja
) 4saha kecil, menengah dan koperasi, meliputi pemberdayaan usaha kecil,menengah dan koperasi
'" Stabilitas Ekonomi Makro
5perasionalisasi paket kebijakan pemerintah melalui Inpres omor 3 8ahun 2006 sangat
dipengaruhi oleh kebijakan moneter yang merupakan otoritas ank Indonesia 1I 'alah
satu kebijakan I yang digulirkan tahun 2006 adalah mempererat koordinasi dengan
pemerintah, terutama dalam penetapan target in"lasi 'etting pertumbuhan ekonomiyang tinggi, yang menjadi target kebijakan ekonomi pemerintah, dapat menyebabkan
overheatting ekonomi yang memicu tingkat in"lasi yang tinggi 'edangkan tingkat in"lasi
yang tinggi atau bahkan tidak terkendali dapat menimbulkan instabilitas harga%hargadomestik yang mengganggu pertumbuhan investasi Dengan demikian maka program
koordinasi yang erat antara I 1otoritas moneter dengan pemerintah merupakan prioritas
penting yang mengindikasikan komitmen pemerintah maupun I untuk mendorongperbaikan iklim investasi dalam negeri
'ejak 9uli tahun 200) ank Indonesia 1I telah memulai upaya secara sistematik
stabilisasi moneter melalui Inflation Targeting Framework (ITFdengan empat sasaranyaitu : 1a menggunakan penurunan suku bunga 1I rate, 1b proses perumusan
kebijakan moneter yang antisipati", 1c strategi komunikasi yang lebih transparan, dan 1d
penguatan koordinasi kebijakan dengan pemerintah, terutama dalam menetapkan nilaitarget in"lasi
/elalui 44 nomor 23 tahun *, I telah menetapkan target in"lasi sebagai sasaranakhir kebijakan moneter bekerja sama dengan pemerintah 8ujuan tersebut berupa
penurunan target in"lasi secara progresi" dan gradual 1gradual disinflation untuk
meningkatkan stabilitas "luktuasi harga%harga dalam negeri dan dalam jangka panjang
dengan melakukan penyesuaian dengan tingkat in"lasi pada negara%negara tetangga
-
7/24/2019 Analisis Iklim Investasi_tara
5/8
Penguatan program penerapan Inflation Targeting Framework (ITF ditujukan untuk
mendorong pertumbuhan ekonomi melalui peningkatan kesetimbangan 1striking the
optimal balance sebagai paradigma dalam penetapan in"lasi /elalui program tersebutmaka gejolak yang disebabkan oleh "aktor eksternal maupun ketidakpastian domestik
yang menghambat pertumbuhan dapat diatasi secara "leksibel 4ntuk itu maka
koordinasi dengan pemerintah menjadi penting untuk memperoleh ekpektasipertumbuhan ekonomi yang stabil
Pada a&al 'eptember 2006, program tersebut mulai tampak dengan adanya keputusan Iuntuk menurunkan I rate sebesar )0 basis poin dari **,;)< menjadi **,2)3 dan tetap terjaga dengan kecenderungan menguat !al ini menunjukkan
adanya penguatan sebesar ),.6< dari tahun sebelumnya 8ingkat laju in"lasi dari 9anuari2006 sampai dengan #gustus 2006 tercatat sebesar 3,6;< 1ytd
=apat De&an $ubernur 1=D$ telah menyimpulkan bah&a kebijakan penurunan I rate
selama ini telah direspon positi" oleh pelaku ekonomi dengan terjadinya penurunan sukubunga dana dan suku bunga kredit yang selanjutnya diikuti oleh peningkatan penyaluran
kredit usaha Di pasar saham, I!'$ terdorong meningkat yang dipengaruhi olehmasuknya saham asing yang disebabkan persepsi positi" penurunan I rate terhadap
perekonomian 'edangkan persepsi tersebut tampak sama pada pasar obligasi pemerintah
yang tampak dari penurunan imbal hasil 1yield '4 serta meningkatnya permintaanasing Kedua hal tersebut mendorong stabilitas valuta asing di pasar valas
eberapa perkembangan indikator ekonomi makro tahun 200)%2006 disajikan dalam
gambar%gambar berikut 1sumber 7aporan I, 2006(
-
7/24/2019 Analisis Iklim Investasi_tara
6/8
-
7/24/2019 Analisis Iklim Investasi_tara
7/8
-
7/24/2019 Analisis Iklim Investasi_tara
8/8
'umber data( ank Indonesia, 200) dan 2006