analisis fee audit, tenure audit dan skeptisme profesional ... · skeptisme profesional auditor...
TRANSCRIPT
ANALISIS FEE AUDIT, TENURE AUDIT DAN
SKEPTISME PROFESIONAL AUDITOR DALAM
HUBUNGAN DENGAN KUALITAS AUDIT
Studi Kasus di Kantor Akuntan Publik Yogyakarta
S K R I P S I
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Program Studi Akuntansi
Oleh:
Ni Putu Rusmitha Cintya Dewi
NIM: 122114048
PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2016
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
i
ANALISIS FEE AUDIT, TENURE AUDIT DAN
SKEPTISME PROFESIONAL AUDITOR DALAM
HUBUNGAN DENGAN KUALITAS AUDIT
Studi Kasus di Kantor Akuntan Publik Yogyakarta
S K R I P S I
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Program Studi Akuntansi
Oleh:
Ni Putu Rusmitha Cintya Dewi
NIM: 122114048
PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2016
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Dunia ini adalah dunia yang aneh
Dunia yang hijau tapi lucu
Dunia yang kotor tapi indah
Mungkin karena itulah saya telah jatuh cinta dengan kehidupan
dan saya akan mengisinya, membuat mimpi-mimpi yang indah
dan membius diri saya dalam segala-galanya
Semua dengan kesadaran
Setelah itu hati rasanya menjadi lega.
Dunia itu seluas langkah kaki
Jelajahilah dan jangan pernah takut melangkah
Hanya dengan itu kita bisa mengerti kehidupan
dan menyatu dengannya.
-Soe Hok Gie-
Ku persembahkan untuk:
Ayahku I Ketut Suartawan dan Ibuku Ni Nengah Sartini
Adikku Cinsya dan Icha
Keluarga besar di Pulau Dewata
Keluarga besar Mapasadha Yogyakarta
Serta sahabat-sahabat terbaikku
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
FAKULTAS EKONOMI
JURUSAN AKUNTANSI-PROGRAM STUDI AKUNTANSI
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS SKRIPSI
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya menyatakan bahwa Skripsi dengan judul:
ANALISIS FEE AUDIT, TENURE AUDIT DAN SKEPTISME PROFESIONAL
AUDITOR DALAM HUBUNGAN DENGAN KUALITAS AUDIT
Studi Kasus di Kantor Akuntan Publik Yogyakarta
dan dimajukan untuk diuji pada tanggal 26 Juli 2016 adalah hasil karya saya.
Dengan ini saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa dalam skripsi
ini tidak terdapat keseluruhan atau sebagian tulisan orang lain yang saya ambil
dengan cara menyalin, atau meniru dalam bentuk rangkaian kalimat atau simbol
yang menunjukkan gagasan atau pendapat atau pemikiran dari penulis lain yang
saya aku seolah-olah sebagai tulisan saya sendiri dan atau tidak terdapat bagian
atau keseluruhan tulisan yang saya salin, tiru, atau yang saya ambil dari tulisan
orang lain tanpa memberikan pengakuan pada penulis aslinya.
Apabila saya melakukan hal tersebut di atas, baik sengaja maupun tidak,
dengan ini saya menyatakan menarik skripsi yang saya ajukan sebagai hasil
tulisan saya sendiri ini. Bila kemudian terbukti bahwa saya ternyata melakukan
tindakan menyalin atau meniru tulisan orang lain seolah-olah hasil pemikiran saya
sendiri, berarti gelar dan ijasah yang telah diberikan oleh universitas batal saya
terima.
Yogyakarta, 26 Juli 2016
Yang membuat penyataan,
(Ni Putu Rusmitha Cintya Dewi)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma :
Nama : Ni Putu Rusmitha Cintya Dewi
Nomor Mahasiswa : 122114048
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan
Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :
ANALISIS FEE AUDIT, TENURE AUDIT DAN SKEPTISME
PROFESIONAL AUDITOR DALAM HUBUNGAN DENGAN KUALITAS
AUDIT
Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata
Dharma hak untuk menyimpan, me-ngalihkan dalam bentuk media lain,
mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan
mempublikasikannya di Internet atau media lain untuk kepentingan akademis
tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya
selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal : 31 Agustus 2016
Yang menyatakan
(Ni Putu Rusmitha Cintya Dewi)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
KATA PENGANTAR
Puji syukur dan terima kasih ke hadirat Sang Hyang Widhi Wasa yang
telah melimpahkan rahmat dan karunia kepada penulis sehingga dapat
menyelesaikan skripsi ini. Penulisan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah
satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pada Program Studi Akuntansi,
Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma.
Dalam menyelesaikan skripsi ini penulis mendapat bantuan, bimbingan
dan arahan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima
kasih yang tak terhingga kepada:
1. Bapak Rektor Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan kesempatan
untuk belajar dan mengembangkan kepribadian kepada penulis.
2. Dr. Herry Maridjo, M.Si. selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sanata
Dharma.
3. Drs. YP. Supardiyono, M.Si., Akt., QIA selaku Kepala Program Studi
Akuntansi Universitas Sanata Dharma.
4. Drs. YFM. Gien Agustinawan, M.M., Akt selaku Pembimbing I yang telah
sabar membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
5. Bapak dan Ibu Akuntan Publik di Yogyakarta, yang telah bersedia menjadi
responden dan meluangkan waktu guna mengisi kuesioner yang telah
dibagikan penulis.
6. Bapak dan Ibu yang peduli pada pendidikan anaknya, dan banyak mendorong
dan mendoakan penulis sehingga skripsi ini dapat selesai.
7. Adikku Cinsya dan Icha yang selalu mendoakan dan memberikanku semangat.
8. Keluarga Besar di Pulau Bali yang selalu memberikan dukungan.
9. Bapak dan Ibu Dosen, yang telah memberi bekal ilmu yang tak ternilai
harganya kepada penulis selama belajar di Universitas Sanata Dharma.
10. Keluarga Besar Mapasadha, yang telah membuat saya merasa memiliki
keluarga baru di Yogyakarta dan telah memberi saya banyak hal yang tak
ternilai harganya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
11. Sahabat-sahabat yang mendorong dan memberikan semangat penulis agar
segera menyelesaikan penulisan skripsi ini.
12. Teman-teman kelas MPAT atas kerjasama dan masukannya kepada penulis
dalam menyelesiakan skripsi ini.
13. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan, oleh karena
itu penulis mengharapkan kritik dan saran. Semoga skripsi ini dapat
bermanfaat bagi pembaca.
Yogyakarta, 26 Juli 2016
(Ni Putu Rusmitha Cintya Dewi)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ............................................................................................... I
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ..................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................... iii
HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN ................................................... iv
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS ................................v
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ............................. vi
HALAMAN KATA PENGANTAR ..................................................................... vii
HALAMAN DAFTAR ISI .................................................................................... ix
HALAMAN DAFTAR TABEL ............................................................................ xi
HALAMAN DAFTAR GAMBAR ....................................................................... xii
HALAMAN DAFTAR LAMPIRAN .................................................................. xiii
ABSTRAK ........................................................................................................... xiv
ABSTRACT ...........................................................................................................xv
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................1
A. Latar Belakang Permasalahan .........................................................1
B. Rumusan Masalah ............................................................................5
C. Batasan Masalah ..............................................................................5
D. Tujuan Penelitian .............................................................................5
E. Manfaat Penelitian ...........................................................................5
F. Sistematika Penulisan .......................................................................7
BAB II LANDASAN TEORI ...........................................................................8
A. Tinjauan Umum Audit .....................................................................8
B. Fee Audit .......................................................................................18
C. Tenure Audit ..................................................................................19
D. Skeptisme Profesinoal Auditor ......................................................20
E. Kualitas Audit ................................................................................21
F. Tinjauan Penelitian Terdahulu .......................................................26
G. Kerangka Pemikiran ......................................................................31
BAB III METODE PENELITIAN ...................................................................35
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
A. Jenis Penelitian ..............................................................................35
B. Subjek Dan Objek Penelitian .........................................................35
C. Tempat Dan Waktu Penelitian ...............................................35
D. Metode Penelitian ..........................................................................36
E. Populasi Dan Sampel .....................................................................36
F. Data ................................................................................................36
G. Teknik Pengumpulan Data ............................................................37
H. Definisi Operasional Variabel .......................................................37
I. Teknik Analisis Data .......................................................................72
BAB IV GAMBARAN UMUM KANTOR AKUNTAN
PUBLIK (KAP) DI YOGYAKARTA................................................77
A. KAP Kumalahadi, Kuncara, Sugeng Pramudji and Partners.........77
B. KAP Drs. Bismar, Muntalib & Yunus ...........................................78
C. KAP Drs. Soeroso Donosapoetro, Mm ..........................................78
D. KAP Drs. Hadiono .........................................................................79
E. KAP Indarto Waluyo .....................................................................79
BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN........................................80
A. Paparan Data ..................................................................................80
B. Deskripsi Responden .....................................................................81
C. Hasil Uji Instrumen Penelitian .......................................................84
1. Hasil Uji Validitas ......................................................................84
2. Hasil Uji Reabilitas ....................................................................87
D. Hasil Uji Hubungan Antar Variabel
(Korelasi Spearman) ......................................................................88
E. Pembahasan Hasil Penelitian .........................................................90
BAB VI PENUTUP ..........................................................................................95
A. Kesimpulan ....................................................................................95
B. Keterbatasan Penelitian..................................................................95
C. Saran ..............................................................................................96
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................97
LAMPIRAN .........................................................................................................101
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 5.1 Diskripsi Penyebaran Kuesioner ...............................................80
Tabel 5.2 Sampel dan Tingkat Pengembalian ...........................................81
Tabel 5.3 Data Responden Berdasarkan Jabatan Responden ....................81
Tabel 5.4 Data Responden Berdasarkan Lama Pengalaman
Kerja di Bidang Audit ...............................................................82
Tabel 5.5 Data Responden Berdasarkan Keahlian Khusus .......................82
Tabel 5.6 Data Responden Berdasarkan Lama
Menekuni Keahlian Khusus ......................................................83
Tabel 5.7 Data Responden Berdasarkan Tingkat
Pendidikan Formal.....................................................................83
Tabel 5.8 Data Responden Berdasarkan Sertifikat/
Gelar Profesi ..............................................................................84
Tabel 5.9 Hasil Uji Validitas Variabel Fee Audit .....................................85
Tabel 5.10 Hasil Uji Validitas Variabel Tenure Audit ................................86
Tabel 5.11 Hasil Uji Validitas Variabel Skeptisme
Profesional Auditor ...................................................................86
Tabel 5.12 Hasil Uji Validitas Variabel Kualitas Audit ..............................87
Tabel 5.13 Hasil Uji Reabilitas....................................................................88
Tabel 5.14 Hasil Uji Korelasi Spearman .....................................................89
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar I. Hirarki Kantor Akuntan Publik .................................................17
Gambar II. Kerangka Pemikiran ..................................................................34
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 Kuesioner .....................................................................................101
Lampiran 2 Surat Keterangan Penelitian .........................................................108
Lampiran 3 Hasil Tabulasi Data Isian Instrumen ............................................113
Lampiran 4a Hasil Uji Validitas Variabel Fee Audit ........................................118
Lampiran 4b Hasil Uji Validitas Variabel Tenure Audit ..................................119
Lampiran 4c Hasil Uji Validitas Variabel Skeptisme Audit .............................120
Lampiran 4d Hasil Uji Validitas Variabel Kualitas Audit ................................121
Lampiran 5a Hasil Uji Reabilitas Fee Audit .....................................................124
Lampiran 5b Hasil Uji Reabilitas Tenure Audit ................................................125
Lampiran 5c Hasil Uji Reabilitas Skeptisme Audit ..........................................126
Lampiran 5d Hasil Uji Reabilitas Kualitas Audit ..............................................127
Lampiran 6 Hasil Uji Korelasi Spearman .......................................................128
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
ABSTRAK
ANALISIS FEE AUDIT, TENURE AUDIT DAN SKEPTISME
PROFESIONAL AUDITOR DALAM HUBUNGAN DENGAN
KUALITAS AUDIT
Studi Kasus di Kantor Akuntan Publik Yogyakarta
Ni Putu Rusmitha Cintya Dewi
NIM : 122114048
Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta
2016
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui: (1) hubungan fee audit dengan
kualitas audit, (2) hubungan tenure audit dengan kualitas audit, dan (3) hubungan
skeptisme professional auditor dengan kualitas audit. Tempat penelitian ini di
Kantor Akuntan Publik yang berada di wilayah Yogyakarta.
Jenis penelitian adalah studi kasus. Data diperoleh dengan menyebarkan
kuesioner di Kantor Akuntan Publik di Yogyakarta. Model analisis data yang
digunakan adalah uji korelasi spearman.
Berdasarkan hasil analisis data, dapat disimpulkan bahwa adanya hubungan
yang signifikan antara fee audit dan kualitas audit dengan nilai koefisien korelasi
0,495>0,306 (rtabel) dan sig. (2-tailed) sebesar 0,005<0,025, adanya hubungan
yang signifikan antara tenure audit dan kualitas audit dengan nilai koefisien
korelasi sebesar 0,461>0,306 dan sig. (2-tailed) sebesar 0,010<0,025, dan adanya
hubungan yang signifikan antara skeptisme profesional auditor dan kualitas audit
dengan nilai koefisien korelasi sebesar 0,697>0,306 dan sig. (2-tailed) sebesar
0,000<0,025.
Kata kunci: Fee Audit, Tenure Audit, Skeptisme Profesional Auditor dan Kualitas
Audit.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
ABSTRACT
ANALISYS OF AUDIT FEE, AUDIT TENURE AND AUDITOR
PROFESSIONAL SKEPTICISM IN RELATIONSHIP
WITH AUDIT QUALITY
A Case Study at Public Accountant Firm in Yogyakarta
Ni Putu Rusmitha Cintya Dewi
Student Number: 122114048
Sanata Dharma University
Yogyakarta
2016
The aim of this research was: (1) to determine relationship between
auditor fee with audit quality, (2) to determine relationship between audit tenure
with audit quality, (3) to determine relationship between auditor professional
skepticism with audit quality. The location of this research was at Public
Accountant Firm in Yogyakarta.
The reseach was case study. The data was collected using questionnaire. The
data was analysed using Spearman correlation test.
Based on the result, it shows that there is significant relationship between
audit fee and audit quality with correlation coefficient 0,495 and sig. (2-tailed)
0,005. There is significant correlation between audit tenure and audit quality with
value of correlation coefficient 0,461 and sig. (2-tailed) 0,010. There is significant
correlation between auditor professional skepticism and audit quality with value
of correlation coefficient 0,697 and sig. (2-tailed) 0,000.
Keyword: Audit Fee, Audit Tenure, auditor professional skepticism and audit
quality.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Permasalahan
Profesi akuntan menjadi salah satu profesi yang berhubungan erat
dengan etika dan praktik bisnis. Profesi akuntan seharusnya dapat menjadi
suatu profesi yang terhormat yang berdiri tegak di atas landasan karakter
profesionalnya. Seorang akuntan yang profesional harus berani menolak suatu
yang bertentangan dengan profesionalisme akuntan dan melakukan hal yang
sejalan dengan moralitasnya sebagai seorang akuntan.
Banyaknya kasus-kasus skandal akuntansi yang terjadi sering dikaitkan
dengan kegagalan auditor dalam pengauditan laporan keuangan klien. Hal ini
akan mempengaruhi kredibilitas laporan keuangan. Situasi ini juga dapat
mempengaruhi persepsi masyarakat terhadap kualitas laporan keuangan dan
hasil auditnya. Kualitas laporan keuangan sangat penting bagi pengguna
laporan keuangan karena akan digunakan sebagai dasar dalam pengambilan
sebuah keputusan bisnis. Para pengguna laporan keuangan mengharapkan
bahwa laporan keuangan yang telah diaudit sudah bebas dari salah saji
material sehingga dapat diandalkan untuk pengambilan keputusan.
Seorang akuntan publik harus berpedoman pada standar audit yang
ditetapkan dan disahkan oleh Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI).
Standar tersebut terdiri dari standar umum, standar pekerjaan lapangan, dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
standar pelaporan. Standar ini harus dilakukan oleh setiap auditor karena jika
standar tesebut dijalankan maka kualitas dari hasil audit akan dapat terlihat.
Standar umum mengharuskan seorang auditor untuk memiliki keahlian dan
pelatihan teknis yang cukup dalam menjalankan prosedur audit. Standar
pekerjaan lapangan dan standar pelaporan mengatur auditor dalam hal
pengumpulan data dan kegiatan lainnya yang dilaksanakan selama melakukan
audit serta mewajibkan auditor untuk menyusun suatu laporan atas laporan
yang diauditnya secara keseluruhan.
Selain harus menjalankan ketiga standar tersebut seorang auditor pun
harus menaati kode etik profesi yang mengatur prilaku akuntan publik dalam
menjalankan tugasnya sebagai seorang auditor. Kode etik ini mengatur tentang
tanggung jawab profesi, kompetensi dan kehati-hatian profesional,
kerahasiaan, perilaku profesional serta standar teknis bagi seorang auditor
dalam menjalankan profesinya.
Salah satu yang diatur dalam standar umum adalah besaran fee audit
yang akan diterima oleh auditor tersebut dalam melakukan tugasnya. Fee audit
merupakan salah satu tanggung jawab auditor kepada kliennya. Besaran fee
inilah yang kadang membuat seorang auditor berada di dalam posisi dilematis,
di satu sisi auditor harus bersikap independen dalam memberi opini mengenai
kewajaran laporan keuangan yang berkaitan dengan kepentingan banyak
pihak, namun disisi lain auditor juga harus bisa memenuhi tuntutan yang
diinginkan oleh klien yang membayar fee atas jasanya agar kliennya puas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
dengan pekerjaannya dan tetap menggunakan jasanya diwaktu yang akan
datang. Posisi unik seperti itulah yang menempatkan auditor pada situasi yang
dilematis sehingga dapat mempengaruhi kualitas auditnya.
Pada tahun 2015 muncul lagi skandal akuntansi yaitu pada perusahaan
Toshiba yang menggegerkan dunia profesi akuntansi. Perusahaan yang telah
berusia 140 tahun itu tiba-tiba kehabisan akal untuk mempertahankan kinerja
keuangannya. Penggelembungan laba sebesar 151,8 miliar yen atau 1,22
miliar dolar AS ini yang awalnya ingin menciptakan investor’s
confidence ternyata telah mencoreng nama besar Toshiba selama ini. Profesi
akuntan dan auditor lagi–lagi dipertanyakan. Ternyata tidak cukup setelah
kasus Enron tahun 2001 yang juga telah membohongi publik dengan menutupi
kerugian sebesar 2 miliar dolar Amerika Serikat dengan menyatakan laba
sebesar 600 juta dolar Amerika Serikat. Mungkin masih terngiang di telinga
para akuntan dan auditor tentang kasus Enron yang dianggap sebagai the
biggest audit failure in the century, yang malangnya melibatkan Arthur
Anderson salah satu the big five accounting firms saat itu. Akademisi dan
profesi berdebat tentang apakah auditor harus diganti setelah beberapa lama
memberikan jasa audit kepada satu klien karena kasus Enron diduga terjadi
karena lama hubungannya dengan klien. Setahun setelah itu dunia akuntansi
dan audit dipaksa patuh kepada Sarbanes-Oxley Act/Sarbox/SOX yang
memperketat lagi peraturan laporan keuangan bagi perusahaan publik maupun
non-publik (Mukhlisin, 2015).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
Namun setelah muncul peraturan itu, mengapa masih ada lagi fraud di
mana–mana? Termasuk di perusahaan Toshiba yang terkenal dipandu oleh
prinsip-prinsip Komitmen Dasar Grup Toshiba "Berkomitmen untuk orang-
orang, Komitmen untuk Masa Depan", Toshiba mempromosikan operasi
global dengan mengamankan "Pertumbuhan Melalui Kreativitas dan Inovasi",
dan memberikan kontribusi terhadap pencapaian dunia di mana orang-orang
hidup dalam masyarakat aman, tenang dan nyaman. Ternyata pada tahun 2015
masyarakat tidak aman, tenang, dan nyaman hanya karena Toshiba telah gagal
menjalankan prinsip kebenaran dan tanggung jawab (Mukhlisin, 2015).
Masa perikatan auditor (tenure audit) yang panjang dapat menyebabkan
auditor dapat mengembangkan hubungan yang lebih nyaman serta kesetiaan
yang kuat atau hubungan emosional dengan klien mereka, yang dapat
mencapai tahap dimana independensi auditor terancam. Lamanya masa
perikatan juga bisa membuat seorang auditor lebih mementingkan kepentingan
kliennya dibandingkan dengan dengan kepentingan profesinya. Kartika juga
berpendapat bahwa masa perikatan auditor berpengaruh terhadap kualitas
audit. Apabila masa perikatan auditor bertambah lama maka kualitas audit
menjadi buruk.
Atas dasar latar belakang di atas, maka penulis akan memfokuskan
penelitian pada “Analisis Fee Audit, Tenure Audit dan Skeptisme Profesional
Auditor dalam Hubungan dengan Kualitas Audit”.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka permasalahan
yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah
1. Apakah fee audit berhubungan dengan kualitas audit?
2. Apakah tenure audit berhubungan dengan kualitas audit?
3. Apakah skeptisme profesional auditor berhubungan dengan kualitas audit?
C. Batasan Masalah
Penelitian ini terbatas pada persepsi auditor terhadap fee audit, tenure
audit, skeptisme profesional auditor dalam hubungan dengan kualitas audit.
Objek penelitian juga terbatas pada auditor yang bekerja di Kantor Akuntan
Publik (KAP) di Yogyakarta yang menjadi responden dalam penelitian
sehingga dimungkinkan adanya perbedaan hasil, pembahasan ataupun
kesimpulan untuk variabel dan objek penelitian yang berbeda.
D. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah, penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui:
1. Hubungan antara fee audit dengan kualitas audit.
2. Hubungan antara tenure audit dengan kualitas audit.
3. Hubungan antara skeptisme profesional auditor dengan kualitas audit.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
E. Manfaat Penelitian
Tujuan lain dari dibuatnya penelitian ini adalah untuk memberikan
manfaat terhadap:
1. Bagi Auditor Independen
Membantu auditor independen atau auditor eksternal dalam membuat
laporan audit atas laporan keuangan klien dengan pemahaman skeptisme
profesional. Auditor eksternal dapat memiliki kualitas jasa audit yang
lebih baik sehingga dapat meningkatkan kepercayaan para pemakai jasa
audit dan meningkatkan nilai profesi akuntan di dunia bisnis. Hasil
penelitian ini juga diharapkan dapat menjadi masukan pemikiran yang
dapat dipertimbangkan oleh auditor dalam melakukan penelitian.
2. Bagi Penulis
Menambah wawasan dan pengetahuan yang sangat berharga dalam
menganalisis persoalan-persoalan penerapan teori yang telah diperoleh di
bangku kuliah dengan praktik di dunia nyata.
3. Bagi Akademisi
Membantu orang-orang yang ingin mengetahui dan memperdalam
tentang audit dan dapat digunakan sebagai pengetahuan serta bahan
pertimbangan untuk peneliti berikutnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
4. Bagi Masyarakat
Adanya referensi bagi masyarakat atau pihak yang membutuhkan
agar penelitian ini dapat digunakan sebagai dokumentasi ilmiah yang
berguna untuk pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
5. Bagi Penulis Lain
Hasil penelitian ini dapat dijadikan acuan guna pengembangan
penelitian lebih lanjut dengan model analisis yang berbeda.
F. Sistematika Penulisan
Sistematika pembahasan dalam skripsi ini terdiri atas enam bab, masing-
masing urutan yang secara garis besar dapat diterangkan sebagai berikut.
Bab I Pendahuluan
Pada bab ini berisi tentang latar belakang masalah, rumusan
masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian,
dan sistematika penulisan.
Bab II Landasan Teori
Pada bab ini membahas tentang landasan teori yang digunakan
untuk membantu memecahkan masalah penelitian, yanng meliputi
teori dasar yang digunakan, pengertian audit, tujuan audit, tipe
audit, tipe auditor, pengertian akuntan publik, pengertian Kantor
Akuntan Publik (KAP), pengertian fee audit, pengertian tenure
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
audit, pengertian skeptisme profesional, pengertian kualitas audit,
tinjauan peneliti terdahulu, dan kerangka pemikiran.
Bab III Metode Penelitian
Pada bab ini menjelaskan mengenai jenis penelitian, subjek dan
objek penelitian, tempat dan waktu penelitian, metode penelitian
yang digunakan, populasi dan sampel, jenis dan sumber data,
metode pengumpulan data, definisi operasional variabel dan teknik
analisis data.
Bab IV Gambaran Umum Kantor Akuntan Publik di Yogyakarta
Pada bab ini menguraikan gambaran umum KAP di Yogyakarta
yang menjadi responden penelitian, seperti alamat, nomor
telepon/fax, emai/website, nomor register akuntan publik dan
daftar akuntan publik yang terdaftar.
Bab V Analisis Data dan Pembahasan
Pada bab ini menguraikan hasil-hasil pengolahan data penelitian
sekaligus pembahasannya.
Bab V Penutup
Pada bab ini menguraikan kesimpulan yang dapat ditarik
berdasarkan hasil pengolahan data, keterbatasan dalam penelitian,
dan saran yang berkaitan dengan penelitian sejenis dimasa
mendatang.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Umum Audit
1. Pengertian Audit
ASOBAC (A Statement of Basic Auditing Concept) dalam Halim
(2008: 1) mendefinisikan auditing sebagai:
Suatu proses sistematik untuk menghimpun dan mengevaluasi bukti-
bukti secara obyektif mengenai asersi-asersi tentang berbagai tindakan dan
kejadian ekonomi untuk menentukan tingkat kesesuaian antara asersi-
asersi tersebut dengan kriteria yang telah ditentukan dan menyampaikan
hasilnya kepada para pemakai yang berkepentingan.
Menurut Soekrisno (2012:4), “Auditing adalah suatu pemeriksaan
yang dilakukan secara kritis dan sistematis, oleh pihak yang independen,
terhadap laporan keuangan yang telah disusun oleh manajemen, beserta
catatan-catatan pembuktian dan bukti-bukti pendukungnya, dengan tujuan
untuk dapat memberikan pendapat mengenai kewajaran laporan keuangan
tersebut”.
Jadi Auditing adalah suatu proses pemeriksaan yang dilakukan secara
sistematis oleh pihak independen terhadap laporan keuangan yang telah
disusun oleh manajemen untuk membuktikan bahwa laporan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
keuangan yang telah disajikan secara wajar (bebas dari salah saji yang
material).
2. Tujuan Audit
Berdasarkan Standar Profesi Akuntan Publik (SPAP) (2011, 110: 1),
tujuan audit atas laporan keuangan oleh auditor independen pada
umumnya adalah untuk menyatakan pendapat tentang kewajaran, dalam
semua hal yang material, posisi keuangan, hasil usaha, perubahan ekuitas,
dan arus kas sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di
Indonesia. Laporan auditor merupakan sarana bagi auditor untuk
menyatakan pendapatnya, atau apabila keadaan mengharuskan, untuk
menyatakan tidak memberikan pendapat. Baik dalam hal auditor
menyatakan pendapat maupun menyatakan tidak memberikan pendapat, ia
harus menyatakan apakah auditnya telah dilaksanakan berdasarkan standar
auditing yang ditetapkan Institut Akuntan Publik Indonesia. Standar
auditing yang ditetapkan Institut Akuntan Publik Indonesia mengharuskan
auditor menyatakan apakah, menurut pendapatnya, laporan keuangan
disajikan sesuai dengan standar akuntansi keuangan di Indonesia dan jika
ada, menunjukkan adanya ketidakkonsistenan penerapan prinsip akuntansi
dalam penyusunan laporan keuangan periode berjalan dibandingkan
dengan penerapan prinsip akuntansi tersebut dalam periode sebelumnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
3. Tipe Audit
Menurut Mulyadi (2002: 30-32), auditing umumnya digolongkan
menjadi tiga golongan: audit laporan keuangan, audit kepatuhan, dan audit
operasional.
a. Audit Laporan Keuangan
Audit laporan keuangan (financial statement audit) adalah audit
yang dilakukan oleh auditor independen terhadap laporan keuangan
yang disajikan oleh kliennya untuk menyatakan pendapat mengenai
kewajaran laporan keuangan tersebut. Hasil auditing terhadap laporan
keuangan tersebut disajikan dalam bentuk tertulis berupa laporan audit
dan dibagikan kepada para pemakai informasi keuangan seperti
pemengang saham, kreditor dan Kantor Pelayanan Pajak.
b. Audit Kepatuhan
Audit kepatuhan (compliance audit) adalah audit yang tujuannya
untuk menentukan apakah yang diaudit sesuai dengan kondisi atau
peraturan tertentu. Hasil audit kepatuhan umumnya dilaporkan kepada
pihak yang berwenang membuat kriteria. Audit kepatuhan banyak
dijumpai dalam pemerintahan.
c. Audit Operasional
Audit operasional (operational audit) merupakan review secara
sistematik kegiatan organisasi, atau bagiandaripadanya, dalam
hubungannya dengan tujuan tertentu. Tujuan audit operasional adalah
untuk mengevaluasi kinerja, mengidentifikasi kesempatan untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
peningkatan, membuat rekomendasi untuk perbaikan atau tindakan
lebih lanjut. Hasil audit operasional diserahkan kepada pihak yang
meminta dilaksanakannya audit tersebut.
4. Tipe Auditor
Menurut Halim (2008: 11-12), pada umumnya auditor
diklasifikasikan dalam tiga kelompok yaitu Auditor Internal, Auditor
Pemerintah, dan Auditor Independen.
a. Auditor Internal
Auditor internal merupakan karyawan suatu perusahaan tempat
mereka melakukan audit. Tujuan audit internal adalah untuk membantu
manajemen dalam melaksanakan tanggung jawabnya secara efektif.
Auditor internal terutama berhubungan dengan audit operasional dan
audit kepatuhan.
b. Auditor Pemerintah
Auditor pemerintah adalah auditor yang bekerja di instansi
pemerintah yang tugas utamanya adalah melakukan audit atas
pertanggungjawaban keuangan dari berbagai unit organisasi dalam
pemerintahan. Auditing ini dilaksanakan oleh auditor pemerintah yang
bekerja di BPKP, BPK dan audior pemerintah yang bekerja di
Direktorat Jenderal Pajak.
c. Auditor Independen (Akuntan Publik)
Auditor independen (independen auditor) adalah para praktisi
individual atau anggota kantor akuntan publik yang memberikan jasa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
auditing profesional kepada klien. Klien dapat berupa perusahaan
bisnis yang beerorientasi jasa, organisasi nirlaba, badan-badan
pemerintah, maupun individu perseorangan.
5. Pengertian Akuntan Publik
Akuntan publik adalah akuntan yang telah memperoleh izin dari
Menteri Keuangan untuk memberikan jasa akuntan publik di Indonesia.
Ketentuan mengenai akuntan publik ini diatur dalam Undang-Undang
Dasar Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2011 tentang Akuntan Publik
dan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 17/PMK.01/2008 tentang Jasa
Akuntan Publik.
Izin menjadi akuntan publik dikeluarkan oleh Menteri Keuangan dan
berlaku selama 5 tahun dan dapat diperpanjang. Untuk mengajukan
permohonan menjadi akuntan publik, akuntan mengajukan permohonan
tertulis kepada Sekretaris Jenderal u.p Kepala pusat dengan memenuhi
persyaratan sebagai berikut:
a. Memiliki nomor register Negara untuk Akuntan.
b. Memiliki Sertifikat Tanda Lulus Ujian Sertifikasi Akuntan Publik
(USAP) yang sah yang diterbitkan oleh Institut Akuntan Publik
Indonesia (IAPI) atau perguruan tinggi yang terakreditasi IAPI untuk
menyelenggarakan pendidikan profesi akuntan publik.
c. Apabila tanggal kelulusan USAP telah melewati masa 2 tahun, maka
wajib menyerahkan bukti telah mengikuti Pendidikan Profesional
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
Berkelanjutan (PPL) paling sedikit 60 Satuan Kredit PPL (SKP) dalam
2 tahun terakhir.
d. Berpengalaman praktik di bidang audit umum atas laporan keuangan
paling sedikit 1000 jam dalam 5 tahun terakhir dan paling sedikit 500
(lima ratus) jam diantaranya memimpin dan/atau mensupervisi
perikatan audit umum, yang disahkan oleh Pemimpin/Pemimpin Rekan
KAP.
e. Berdomisili di wilayah Republik Indonesia yang dibuktikan dengan
Kartu Tanda Penduduk (KTP) atau bukti lainnya sesuai dengan
peraturan undang-undang yang berlaku.
f. Memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP).
g. Tidak pernah dikenakan sanksi pencabutan izin akuntan publik.
h. Tidak pernah dipidana yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap
karena melakukan tindak pidana kejahatan yang diancam dengan
pidana penjara 5 (lima) tahun atau lebih.
i. Menjadi anggota Institut Akuntan Publik Indonesia.
j. Tidak berada dalam pengampuan.
k. Membuat Surat Permohonan, melengkapi formulir Permohonan Izin
Akuntan Publik, membuat surat pernyataan tidak merangkap jabatan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 46, dan membuat surat pernyataan
bermeterai cukup yang menyatakan bahwa data persyaratan yang
disampaikan adalah benar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
6. Pengertian Kantor Akuntan Publik
Untuk melaksanakan tugasnya, seorang akuntan publik bekerja pada
kantor akuntan publik. Kantor Akuntan Publik (KAP) adalah bada usaha
yang telah mendapatkan izin dari Menteri Keuangan sebagai wadah bagi
akuntan publik dalam memberikan jasanya.
Badan usaha KAP dapat berbentuk:
a. Perseorangan – hanya dapat didirikan dan dijalankan oleh seorang
akuntan publik yang juga sekaligus bertindak sebagai pimpinan.
b. Persekutuan perdata atau persekutuan firma – hanya dapat didirikan
oleh paling sedikit 2 orang akuntan publik dan/atau 75% dari seluruh
sekutu adalah akuntan publik. Masing-masing sekutu disebut Rekan
(Partner) dan salah seorang sekutu bertindak sebagai Pemimpin Rekan.
c. Untuk mendirikan KAP, seseorang harus mendaftar pada Departemen
Keuangan RI sebagaimana diatur pada pasal 5 Undang-undang No. 5
tahun 2011 tentang Perizinan Akuntan Publik. Izin usaha KAP
dikeluarkan oleh Menteri Keuangan. KAP berbentuk badan usaha
perseorangan yang mengajukan permohonan untuk mendapatkan izin
usaha KAP harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:
1) Memiliki izin akuntan publik.
2) Menjadi anggota IAPI.
3) Mempunyai paling sedikit 3 orang auditor tetap dengan tingkat
pendidikan formal bidang akuntansi yang paling rendah berijazah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
setara Diploma III dan paling sedikit 1 orang diantaranya memiliki
register negara untuk akuntan.
4) Memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP). Memiliki rancangan
Sistem Pengendalian Mutu (SPM) KAP yang memenuhi SPAP dan
paling kurang mencakup aspek kebijakan atas seluruh unsur
pengendalian mutu.
5) Domisili Pemimpin KAP sama dengan domisili KAP.
6) Memiliki bukti kepemilikan atau sewa kantor, dan denah kantor
yang menunjukkan kantor terisolasi dari kegiatan lain.
7) Membuat Surat Permohonan, melengkapi formulir Permohonan
Izin Usaha Kantor Akuntan Publik, dan membuat surat pernyataan
bermeterai cukup yang menyatakan bahwa data persyaratan yang
disampaikan adalah benar.
Untuk KAP berbentuk badan usaha persekutuan, selain persyaratan-
persyaratan di atas, juga harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:
a. Memiliki NPWP KAP.
b. Memiliki perjanjian kerja sama yang disahkan oleh notaris.
c. Memiliki surat izin akuntan publik bagi Pemimpin Rekan dan Rekan
yang akuntan publik.
d. Memiliki tanda keanggotaan IAPI yang masih berlaku bagi Pemimpin
Rekan dan Rekan yang akuntan publik.
e. Memiliki surat persetujuan dari seluruh Rekan KAP mengenai
penunjukan salah satu Rekan menjadi Pemimpin Rekan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
f. Memiliki bukti domisili Pemimpin Rekan dan Rekan KAP.
KAP berbentuk badan usaha persekutuan dapat membuka Cabang
KAP di seluruh wilayah Indonesia dengan izin dari Menteri Keuangan.
KAP berbentuk badan usaha perseorangan menggunakan nama akuntan
publik yang bersangkutan. Untuk KAP berbentuk badan usaha
persekutuan, menggunakan nama seorang atau lebih Rekan akuntan publik
dan ada penambahan kata “& Rekan” di belakangnya apabila jumlah
akuntan publik pada KAP tersebut lebih banyak dari jumlah akuntan
publik yang namanya tercantum sebagai nama KAP. Nama KAP dilarang
menggunakan singkatan atau penggalan nama. KAP dapat melakukan
kerjasama dengan KAP atau organisasi audit asing. KAP dapat
mencantumkan nama KAP atau organisasi audit asing tersebut pada
dokumennya setelah mendapat persetujuan Menteri Keuangan. Penulisan
huruf nama KAP atau organisasi audit tidak boleh melebihi besarnya huruf
nama KAP.
Gambar I. Hirarki Kantor Akuntan Publik
Sumber: Halim (2008: 17)
Partner
Akuntan Senior
Manajer
Akuntan Yunior
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
Hirarki staf organisasi KAP pada umumnya seperti yang digambarkan
sebagai berikut:
a. Partner, merupakan top legal client relationship, yang bertugas mereview
(menelaah) pekerjaan audit, menandatangani laporan audit, menyetujui
masalah fee dan penagihannya, dan penanggungjawab atas segala hal yang
berkaitan dengan pekerjaan audit.
b. Manajer, merupakan staf yang banyak berhubungan dengan klien,
mengawasi langsung pelaksanaan tugas-tugas audit, me-review lebih rinci
terhadap pekerjaan audit, dan melakukan penagihan atas fee audit.
c. Akuntan senior, merupakan staf yang bertanggung jawab langsung
terhadap perencanaan dan pelaksanaan pekerjaan audit, dan me-review
pekerjaan para akuntan yunior di bawahnya.
d. Akuntan yunior, merupakan staf pelaksana langsung dan bertanggung
jawab atas pekerjaan lapangan.
B. Fee Audit
Menurut Soekrisno (2012: 46) dan Halim (2008: 36), besarnya fee yang
diterima oleh akuntan publik setelah melaksanakan jasa auditnya tergantung
antara lain: risiko penugasan, kompleksitas jasa yang diberikan, tingkat
keahlian yang diperlukan untuk melaksanakan jasa tersebut, struktur biaya
KAP yang bersangkutan dan pertimbangan profesional lainnya. Anggota KAP
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
tidak diperkenankan mendapatkan klien dengan cara menawarkan fee yang
dapat merusak citra profesi.
Menurut Soekrisno (2012: 47) dan Halim (2008: 37), komisi adalah
imbalan dalam bentuk uang atau barang atau bentuk lainnya yang diberikan
kepada atau diterima dari klien/pihak lain untuk memperoleh perikatan dari
klien/pihak lain. Anggota KAP tidak diperkenankan untuk
memberikan/menerima komisi apabila pemberian/penerimaan komisi tersebut
dapat mengurangi independensi.
Menurut SPAP Seksi 240.1 (2011), dalam hal melakukan negosiasi
mengenai jasa profesional yang diberikan. Praktisi dapat mengusulkan jumlah
imbalan jasa profesional yang dipandang sesuai. Fakta terjadinya jumlah
imbalan jasa profesional yang diusulkan oleh Praktisi yang satu lebih rendah
dari praktisi yang lain bukan merupakan pelanggaran terhadap kode etik
profesi. Namun demikian, ancaman terhadap kepatuhan pada prinsip dasar
etika profesi dapat saja terjadi dari besaran imbalan jasa profesional yang
diusulkan. Sebagai contoh, ancaman kepentingan pribadi terhadap kompetensi
serta sikap kecermatan dan kehati-hatian profesional dapat terjadi ketika
besaran imbalan jasa profesional yang diusulkan sedemikian rendahnya,
sehingga dapat mengakibatkan tidak dapat dilaksanakannya perikatan dengan
baik berdasarkan standar teknis dan standar profesi yang berlaku.
Jadi fee audit adalah biaya yang dikeluarkan oleh klien atau imbalan jasa
yang diterima oleh audior independen setelah melakukan audit.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
C. Tenure Audit
Tenure adalah lamanya waktu auditor tersebut telah melakukan
pemeriksaan terhadap suatu unit-unit usaha/perusahaan atau instansi
(Wijiastuti,2012). Di Indonesia masa pemberian jasa audit diatur dalam
Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nmor:17/PMK.01/2008
tentang jasa akuntan publik Pasal 3 Ayat 1 membatasi pemberian jasa audit
umum atas laporan keuangan dari suatu entitas yang dilakukan oleh KAP
paling lama untuk 6 (enam) tahun buku berturut-turut dan oleh seorang
Akuntan Publik paling lama untuk 3 (tiga) tahun buku berturut-turut.
Menurut Kartika, masa perikatan audit (tenure audit) adalah jangka
waktu seorang auditor secara berturut turut dalam melaksanakan tugasnya
mengaudit laporan keuangan kliennya.
Jadi dapat disimpukan bahwa jangka waktu seorang auditor dalam
mengaudit laporan keuangan klien disebut tenure audit dan di Indonesia
ketentuannya telah dimuat dalam Peraturan Menteri Keuangan.
D. Skeptisme Profesional Auditor
1. Pengertian Skeptisme Profesional Auditor
Skeptisme dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia berasal dari kata
skeptis yang berarti kurang percaya atau ragu-ragu. Menurut Tuanakota
(2013:321) skeptisme profesional adalah kewajiban auditor untuk
menggunakan dan mempertahankan skeptisme profesional, sepanjang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
periode penugasan. Terutama kewaspadaan atas kemungkinan terjadinya
kecurangan.
Menurut Tuanakota (2013:321) ada beberapa petunjuk ringkas
mengenai kewaspadaan profesional dalam menghadapi kemungkinan
kecurangan yaitu:
a. Sadari, manajemen selalu bisa membuat kecurangan
1) Manajemen berada dalam posisi meniadakan (override)
pengendalian intern yang baik.
2) Anggota tim audit harus mengesampingkan keyakinan/kepercayaan
mereka bahwa manajemen dan those charged with governance
(TCWG) jujur dan punya integritas, sekalipun pengalaman dalam
audit yang lalu menunjukan mereka jujur dan punya integritas.
b. Sikap berfikir yang senantiasa mempertanyakan
Buat penilaian kritis (critical assesment) tentang sah atau
validnya bukti audit yang diperoleh.
c. Waspada
1) Apakah bukti audit bertentangan dengan atau mempertanyakan
keandalan?
2) Dokumen dan tanggapan terhadap pertanyaan auditor?
3) Semua informasi lain yang diperoleh dari manajemen?
d. Terapkan kehati-hatian
Jangan:
1) Abaikan/sepelekan situasi aneh/luar biasa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
2) Menggeneralisasi kesimpulan mengenai mengamatan audit.
3) Gunakan asumsi keliru dalam menentukan sifat, waktu pelakanaan
dan luasnya prosedur audit dan dalam mengevaluasi hasil atau
temuannya.
4) Terima bukti audit yang kurang persuasif, dengan harapan atau
kepercayaan manajemen jujur dan punya integritas.
5) Terima representasi dari manajemen sebagai substitusi/pengganti
dari bukti audi yang cukup dan tepat yang seharusnya diperoleh.
E. Kualitas Audit
Menurut Soekrisno (2008: 43), Ikatan Akuntan Indonesia (IAI)
menyatakan bahwa audit yang dilakukan auditor dikatakan berkualitas, jika
memenuhi standar auditing dan standar pengendalian mutu. Akuntan publik
atau auditor independen dalam menjalankan tugasnya harus memegang
prinsip-prinsip profesi. Ada 8 (delapan) prinsip etika profesi Ikatan Akuntan
Indonesia yang harus dipatuhi yaitu:
1. Tanggung Jawab Profesi
Setiap anggota harus menggunakan pertimbangan moral dan
profesional dalam semua kegiatan yang dilakukannya.
2. Kepentingan Publik
Setiap anggota berkewajiban untuk senantiasa bertindak dalam
kerangka pelayanan kepada publik, menghormati kepercayaan publik dan
menunjukkan komitmen atas profesionalisme.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
3. Integritas
Setiap anggota harus memenuhi tanggung jawab profesionalnya
dengan intregitas setinggi mungkin.
4. Objektivitas
Setiap anggota harus menjaga objektivitasnya dan bebas dari
benturan kepentingan dalam pemenuhan kewajiban profesionalnya.
5. Kompetensi dan Kehati-Hatian Profesional.
Setiap anggota harus melaksanakan jasa profesionalnya dengan
kehati-hatian, kompetensi dan ketekunan serta mempunyai kewajiban
untuk mempertahankan pengetahuan dan keterampilan profesional pada
tingkat yang diperlukan untuk memastikan bahwa klien atau pemberi kerja
memperoleh manfaat dari jasa profesional yang kompeten berdasarkan
perkembangan praktik, legislasi dan teknik yang paling mutakhir.
6. Kerahasiaan
Setiap anggota harus menghormati kerahasiaan informasi yang
diperoleh selama melakukan jasa profesional dan tidak boleh memakai
atau mengungkapkan informasi tersebut tanpa persetujuan, kecuali bila ada
hak atau kewajiban profesional atau hukum untuk mrngungkapkannya.
7. Perilaku Profesional
Setiap anggota harus berperilaku yang konsisten dengan reputasi
profesi yang baik dan menjauhi tindakan yang dapat mendiskreditkan
profesi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
8. Standar Teknis
Setiap anggota harus melaksanakan jasa profesionalnya dengan
standar teknis dan standar profesional yang relevan. Selain itu akuntan
publik juga harus berpedoman pada Standar Auditing dalam Standar
Profesi Akuntan Publik (SPAP) yang ditetapkan oleh IAPI. Menurut SPAP
Seksi 150.1 (2011). Standar auditing terdiri dari standar umum, standar
pekerjaan lapangan dan standar pelaporan.
a. Standar Umum
1) Audit harus dilaksanakan oleh seorang atau lebih yang memiliki
keahlian dan pelatihan teknis yang cukup sebagai auditor.
2) Dalam semua hal yang berhubungan dengan perikatan,
independensi dalam sikap mental harus dipertahankan oleh auditor.
3) Dalam pelaksanaan audit dan penyusunan laporannya, auditor
wajib menggunakan kemahiran profesionalnya dengan cermat dan
seksama.
b. Standar Pekerjaan Lapangan
1) Pekerjaan harus direncanakan sebaik-baiknya dan jika digunakan
asisten harus disupervisi dengan semestinya.
2) Pemahaman memadai atas pengendalian intern harus diperoleh
untuk merencanakan audit dan menentukan sifat, saat, dan lingkup
pengujian yang akan dilakukan.
3) Bukti audit kompeten yang cukup harus diperoleh melalui inspeksi,
pengamatan, permintaan keterangan, dan konfirmasi sebagai dasar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
memadai untuk menyatakan pendapat atas laporan keuangan yang
diaudit.
c. Standar Pelaporan
1) Laporan auditor harus menyatakan apakah laporan keuangan telah
disusun sesuai dengan standar akuntansi keuangan di Indonesia.
2) Laporan auditor harus menunjukkan atau menyatakan, jika ada,
ketidakkonsistenan penerapan prinsip akuntansi dalam penyusunan
laporan keuangan periode berjalan dibandingkan dengan penerapan
prinsip akuntansi tersebut dalam periode sebelumnya.
3) Pengungkapan informatif dalam laporan keuangan harus dipandang
memadai, kecuali dinyatakan lain dalam laporan auditor.
4) Laporan auditor harus memuat suatu pernyataan pendapat
mengenai laporan keuangan secara keseluruhan atau suatu asersi
bahwa pernyataan demikian tidak dapat diberikan. Jika pendapat
secara keseluruhan tidak dapat diberikan, maka alasannya harus
dinyatakan. Dalam hal nama auditor dikaitkan dengan laporan
keuangan, maka laporan auditor harus memuat petunjuk yang jelas
mengenai sifat pekerjaan audit yang dilaksanakan, jika ada, dan
tingkat tanggung jawab yang dipikul oleh auditor.
Menurut Standar Pemeriksaan Keuangan Negara (SPKN)
unsur-unsur kualitas laporan adalah sebagai berikut:
a) Tepat waktu
b) Lengkap
c) Akurat
d) Objektif
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
e) Meyakinkan
f) Jelas
g) Ringkas
Jadi dapat disimpulkan bahwa kualitas audit adalah
kemampuan dari seorang auditor dalam melaksanakan tugasnya
dalam mengaudit dan melaporkan laporan keuangan dengan sebaik
mungkin dan bertanggung jawab pada kepercayaan masyarakat.
Kualitas ini sangat penting dalam hasil audit karena hasil dari audit
akan mempengaruhi keputusan para pengguna laporan keuangan.
F. Tinjauan Penelitian Terdahulu
1. Hamid (2013), dengan judul penelitian “Pengaruh Tenure KAP dan
Ukuran KAP Terhadap Kualitas Audit” yang melakukan penelitian
studi kasus pada perusahaan manufaktur di BEI. Dari penelitian
tersebut menunjukkan bahwa dengan masa perikatan 3 (tiga) tahun
tidak lebih berkualitas daripada KAP dengan masa perikatan kurang
dari 3 tahun. KAP Big Four atau Internasional lebih berkualitas
daripada KAP non Big Four atau non Internasional.
2. Indah (2014), dengan judul penelitian ”Pengaruh Integritas dan
Skeptisme Profesional Auditor Terhadap Kualitas Audit” yang
melakukan penelitian di Kantor Akuntan Publik di Wilayah Kota
Bandung yang terdaftar di BAPEPAM-LK. Dari penelitian tersebut
menunjukkan bahwa masih ada beberapa auditor pada Kantor Akuntan
Publik yang berada di kota Bandung yang terdaftar di BAPEPAM-LK
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
yang tidak selalu bersikap jujur dan berani, agar auditor harus selalu
berani dan jujur, sebaiknya dilakukan pengawasan agar setiap auditor
yang melaksanakan audit bisa menjaga kejujuran, keberanian dan tetap
patuh pada aturan yang ada, sehingga menghasilkan kualitas audit
yang baik. Ada beberapa auditor pada Kantor Akuntan Publik yang
berada di kota Bandung yang terdaftar di Badan Pengawas Pasar
Modal dan Lembaga Keuangan (BAPEPAM-LK) yang belum
memiliki sikap skeptisme, auditor harus lebih kritis, teliti, dan lebih
peka terhadap kecurangan yang dilakukan manajemen agar dapat
menemukan bukti-bukti yang akurat dan menghasilkan kualitas audit
yang baik. Selain itu seorang auditor diharuskan sering mengikuti
pelatihan dan melakukan evaluasi agar dapat menumbuhkan sikap
skeptisme profesionalnya dalam mendeteksi kecurangan dan
pelanggaran dalam laporan keuangan klien. Kualitas Audit pada
Kantor Akuntan Publik yang berada di kota Bandung yang terdaftar di
BAPEPAM-LK berada dalam kategori baik karena masih adanya
beberapa auditor yang belum memiliki integritas dan skeptisme
profesional auditor yang tinggi sehingga berpengaruh terhadap kualitas
audit yang dihasilkan. Maka auditor perlu meningkatkan sikap
kritis,teliti, jujur, tidak memihak, selalu objektif dan berani dalam
bertindak agar disetiap pelaksanaan audit tidak terjadi kecurangan dan
kesalahan yang menyebabkan kualitas audit dipertanyakan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
3. Wijiastuti (2012), dengan judul penelitian “Analisis Persepsi Auditor
atas Pengalaman Auditor dan Tenure Terhadap Kualitas Audit” yang
melakukan penelitian di KAP Yogyakarta. Dari hasil penelitian
menunjukkan bahwa pengalaman auditor, tenure audit berpengaruh
signifikan terhadap kualitas audit, serta pengelaman auditor dan tenure
audit secara bersama-sama juga berpengaruh signifikan terhadap
kualitas audit.
4. Nugraheni dan Suzan (2014), dengan judul penelitian “Pengaruh
Kompetensi, Independensi dan Audit Fee Terhadap Kualitas Audit”
yang melakukan penelitian studi kasus di Kantor Akuntan Publik di
Kota Bandung. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa kompetensi
dan independensi berpengaruh positif dan signifikan pada kualitas
audit akuntan publik di Kota Bandung, sedangkan Audit fee
berpengaruh positif tetapi tidak signifikan pada kualitas audit akuntan
publik di Kota Bandung.
5. Purba (2013), dengan judul penelitian “Pengaruh Fee Audit dan
Pengalaman Auditor Eksternal terhadap Kualitas Audit” yang
melakukan penelitian di KAP Wilayah Bandung. Dari hasil penelitian
menunjukkan bahwa fee audit berpengaruh terhadap Kualitas audit
pada Kantor Akuntan Publik di Wilayah Bandung, dimana fee audit
yang diterima tinggi maka akan membuat kualitas audit yang
dihasilkan menjadi baik. KAP yang menerima fee yang tinggi akan
cenderung melakukan audit dengan seksama dan benar sehingga akan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
menghasilkan kualitas audit yang baik. Sementara dengan pengalaman
auditor eksternal yang banyak dalam melakukan audit maka akan
menghasilkan kualitas audit yang baik pula pada Kantor Akuntan
Publik di Wilayah Bandung. Fee Audit dan Pengalaman Auditor
Eksternal secara bersama-sama berpengaruh terhadap kualitas audit
pada Kantor Akuntan Publik di Wilayah Bandung. Fee Audit yang
sesuai serta Pengalaman Auditor Eksternal yang banyak akan membuat
kualitas audit yang dihasilkan baik dan memuaskan. Namaun
kurangnya kesadaran atas resiko audit dan masih kurangnya
pengalaman bidang audit pada Kantor Akuntan Publik di Wilayah
Bandung akan membuat kualitas audit yang dihasilkan kurang baik.
6. Anugerah dan Akbar (2011), dengan judul penelitian “Pengaruh
Kompetensi, Kompleksitas Tugas dan Skeptisme Profesional Terhadap
Kualitas Audit” yang melakukan penelitian di Inspektorat Se-Provinsi
Riau. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa kompetensi dan
skeptisme professional auditor Inspektorat berpengaruh terhadap
kualitas auditnya, sementara kompleksitas tugas para auditor
Inspektorat tidak ada pengaruhnya terhadap kualitas audit mereka.
7. Adnyani, Atmaja dan Herawati (2014), dengan judul penelitian
“Pengaruh Skeptisme Profesional Auditor, Independensi, dan
Pengalaman Auditor Terhadap Tanggungjawab Auditor Dalam
Mendeteksi Kecurangan dan Kekeliruan Laporan Keuangan” yang
melakukan penelitiann studi kasus pada Kantor Akuntan Publik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
Wilayah Bali. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa skeptisme
professional, independensi dan pengalaman auditor berpengaruh
signifikan terhadap tanggungjawab auditor dalam mendeteksi
kecurangan dan kekeliruan laporan keuangan.
8. Anwar (2014), dengan judul penelitian “Pengaruh Fee Audit dan
Tekanan Anggaran Waktu Audit terhadap Kualitas Audit” yang
melakukan penelitian pada Kantor Akuntan Publik di Wilayah Kota
Bandung yang terdaftar di IAPI. Dari hasil penelitian menunjukkan
bahwa fee audit memberikan pengaruh yang positif dan signifikan
terhadap kualitas audit sementara sisanya dipengaruhi oleh faktor-
faktor lain seperti kompleksitas tugas yang dihadapi dan motivasi
auditor. Terdapat hubungan kuat antara fee audit dengan kualitas audit.
Hal ini berarti apabila fee audit yang diterima oleh auditor meningkat,
maka kualitas auditnya pun akan meningkat. Fee audit pada Kantor
Akuntan Publik di Wilayah Bandung yang terdaftar di IAPI berada
dalam kategori yang cukup tinggi. Tekanan anggaran waktu audit
memberikan pengaruh yang negatif dan signifikan terhadap kualitas
audit sementara sisanya dipengaruhi oleh faktor-faktor lain seperti
pengalaman auditor dan kompetensi auditor. Terdapat hubungan yang
sedang antara tekanan anggaran waktu audit dengan kualitas audit. Hal
ini berarti apabila tekanan anggaran waktu audit meningkat maka
kualitas auditnya akan menurun. Tekanan anggaran waktu audit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
dikategorikan tinggi pada Kantor Akuntan Publik di Wilayah Bandung
yang terdaftar di IAPI.
9. Rusyanti (2010), dengan judul penelitian “Pengaruh Sikap Skeptisme
Auditor, Profesionalisme Auditor, dan Tekanan Anggaran Waktu
terhadap Kualitas Audit” yang melakukan penelitian di KAP Wilayah
Jakarta Utara menyatakan bahwa skeptisme profesional seorang
auditor, profesionalisme auditor dan tekanan anggaran waktu
berpengaruh signifikan terhadap kualitas auditnya.
10. Saputri (2013), dengan judul penelitian “Pengaruh Skeptisme
Profesional, Pengalaman dan Fee Audit terhadap Kualitas Audit” yang
melakukan penelitian di KAP Yogyakarta. Dari hasil penelitian
menunjukkan bahwa ada pengaruh antara variabel skeptisme
profesional, pengalaman, fee audit terhadap kualitas audit, baik secara
parsial maupun simultan.
11. Taringan (2013), dengan judul penelitian “Pengaruh Kompetensi,
Etika dan Fee Audit Terhadap Kualitas Audit” yang melakukan
penelitian di KAP Wilayah Jakarta. Dari hasil penelitian menunjukkan
bahwa tidak ada pengaruh antara kompetensi dan kualitas audit, etika
profesi berpengaruh positif signifikan terhadap kualitas audit dan fee
audit juga berpengaruh positif signifikan terhadap kualitas audit.
Berdasarkan hasil penelitian terdahulu dapat disimpulkan bahwa
fee audit tidak selalu berpengaruh terhadap kualitas audit, namun
tenure audit dan skeptisme profesional auditor cenderung berpengaruh
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
terhadap kualitas audit sehingga semakin lama tenure audit KAP maka
kualitas auditnya semakin buruk dan sikap skeptisme audior pun bisa
berkurang.
G. Kerangka Pemikiran
1. Hubungan Fee Audit dengan Kualitas Audit
Menurut Soekrisno (2012: 46) menyatakan bahwa besarnya fee
yang diterima oleh akuntan publik berpengaruh terhadap kualitas audit
yang dinyatakan dalam kalimat berikut.
“Anggota Kantor Akuntan Publik tidak diperkenankan
mendapatkan klien dengan cara menawarkan fee yang dapat
merusak citra profesi”.
Menurut Kartika (2013) yang melakukan penelitian Survey di
Kantor Akuntan Publik wilayah Bandung menyatakan bahwa fee audit
berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit. Menurut Hartadi
(2009) dalam penelitiannya dengan judul penelitian Pengaruh Fee
Audit, Rotasi KAP, dan Reputasi Auditor Terhadap Kualitas Audit di
Bursa Efek Indonesia menunjukkan bahwa bahwa Fee audit
berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit.
2. Hubungan Tenure Audit dengan Kualitas Audit
Khususnya di Indonesia, masalah audit tenure atau lamanya
hubungan dengan klien telah diatur oleh Menteri Keuangan yang
dituangkan dalam Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
Nomor:17/PMK.01/2008 tentang jasa akuntan publik. Peraturan
Menteri Keuangan membatasi pemberian jasa audit umum atas laporan
keuangan dari suatu entitas yang dilakukan oleh Kantor Akuntan
Publik (KAP) paling lama untuk 6 (enam) tahun buku berturut-turut
dan oleh seorang Akuntan Publik paling lama untuk 3 (tiga) tahun
buku berturut-turut. Pembatasan ini dimaksudkan agar hubungan klien
dengan auditor tidak terlalu dekat sehingga dapat mencegah terjadinya
kasus kecurangan akuntansi.
Namun ada beberapa perbedaan penjelasan dalam hasil penelitian
terdahulu yang dinyatakan sebagai berikut. Menurut Kartika (2013)
yang melakukan penelitian Survey di Kantor Akuntan Publik (KAP)
wilayah Bandung menyatakan bahwa tenure audit berpengaruh
signifikan terhadap kualitas audit.
3. Hubungan Skeptisme Profesional Auditor dengan Kualitas Audit
Menurut Tuanakota (2013:321) skeptisme profesional adalah
kewajiban auditor untuk menggunakan dan mempertahankan
skeptisme profesional, sepanjang periode penugasan. Terutama
kewaspadaan atas kemungkinan terjadinya kecurangan.
Tuanakota (2011:94) menyatakan sikap skeptisme profesional
auditor akan mempengaruhi perilaku sikap skeptismenya dan pada
akhirnya akan meningkatkan kualitas audit.
Indah (2014) dengan judul ”Pengaruh Integritas dan Skeptisme
Profesional Auditor Terhadap Kualitas Audit” di Kantor Akuntan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
Publik di Wilayah Kota Bandung yang terdaftar di Badan Pengawas
Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (BAPEPAM-LK) menunjukkan
bahwa skeptisme professional auditor berpengaruh terhadap kualitas
audit. Ketika seorang auditor kehilangan skeptisme profesionalnya
maka hasil dari auditnya dapat dipertanyakan.
Berdasarkan uraian di atas, maka kerangka pemikiran dalam
penelitian ini sebagai berikut.
Gambar II. Kerangka Pemikiran
Sumber: Halim (1995), Soekrisno (2012), Wijiastuti (2012),
Noviyanti (2008), Rusyanti (2010), IAPI (2011), Tuanakotta (2013)
Fee Audit
(X1)
Tenure Audit (X2)
Skeptisme Auditor
(X3)
Kualitas Audit
(Y)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang dilakukan adalah studi kasus yaitu menggunakan
data yang diperoleh langsung dari auditor yang menjadi responden. Hasil dari
penelitian ini tidak dapat digeneralisasikan untuk mewakili seluruh auditor
yang ada di Indonesia karena penelitian ini menggunakan sampel auditor di
Kantor Akuntan Publik di Yogyakarta.
B. Subjek dan Objek Penelitian
1. Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah auditor yang bekerja di Kantor
Akuntan Publik yang berada di Yogyakarta.
2. Objek Penelitian
Objek dalam penelitian ini adalah mengenai fee audit, tenure (masa
perikatan) audit, skeptisme profesional auditor dan kualitas audit.
C. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Kantor Akuntan Publik yang berada di
Yogyakarta
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada bulan April-Mei 2016.
D. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan adalah metode kuantitatif, dimana
model analisisnya menggunakan analisis statistik.
E. Populasi dan sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh auditor yang bekerja di
Kantor Akuntan Publik yang berada di Yogyakarta. Sampel dalam penelitian
ini adalah auditor yang bekerja di Kantor Akuntan Publik di Yogyakarta.
Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah
metode convinience sampling (pengambilan sampel secara nyaman) yaitu
dengan cara memilih auditor–auditor secara bebas sekehendak peneliti
berdasarkan data yang diperoleh.
F. Data
Jenis data yang digunakan adalah data primer yang diperoleh dari
jawaban atas instrumen yang penelitian. Data primer dalam penelitian ini
diperoleh melalui kuesioner yang akan disebarkan kepada responden yang
akan menjadi sampel penelitian. Data sekunder juga meliputi dokumen-
dokumen Kantor Akuntan Publik seperti alamat dan nomor telepon.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
G. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah menggunakan
angket (kuesioner) yaitu dengan menyebarkan kuesioner yang akan diisi oleh
auditor di Kantor Akuntan Publik di Yogyakarta. Kuesioner terdiri dari dua
bagian. Bagian pertama terdiri dari sejumlah pertanyaan yang bersifat umum
atau yang berhubungan dengan identitas responden. Bagian kedua berisi
sejumlah pertanyaan yang berhubungan dengan fee audit, tenure audit,
skeptisme profesional auditor dan kualitas audit. Pengukuran variabel-variabel
menggunakan instrumen berbentuk pertanyaan dan pernyataan.
H. Definisi Operasional Variabel
Operasional Variabel adalah bagaimana menemukan dan mengukur
variabel-variabel tersebut di lapangan dengan merumuskan secara singkat dan
jelas serta tidak menimbulkan berbagai tafsiran. Pertanyaan dan pernyataan
dalam kuesioner untuk masing-masing variabel dalam penelitian ini diukur
dengan menggunakan skala likert. Jawaban yang didapat akan dibuat skor
tertinggi 5 (lima) dan terendah 1 (satu). Untuk jawabannya yaitu sangat tidak
setuju (STS) = skor 1, tidak setuju (TS) = skor 2, ragu-ragu (R) = skor 3,
setuju (S) = skor 4 dan sangat setuju (SS) = skor 5.
Variabel dalam penelitian ini diklasifikasikan menjadi dua, yaitu
variabel independen (bebas) dan variabel depeden (terikat). Definisi
operasional masing-masing variabel sebagai berikut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
1. Variabel Independen (X)
Variabel independen adalah variabel bebas dan mempengaruhi
variabel lain. Variabel independen dalam penelitian ini adalah fee audit
(X1), tenure audit (X2) dan skeptisme profesional auditor (X3).
a. Fee Audit (X1)
Biaya jasa audit menentukan kualitas audit yang dilakukan oleh
KAP (Rosnidah, 2010). Ada 4 (empat) faktor dominan yang
`menentukan fee audit yaitu keuangan, lingkungan, karakteristik
operasi dan kegiatan auditor eksternal (Halim, 1995).
Untuk mengetahui hubungan fee audit dengan kualitas audit
digunakan indikator berikut: (a) keuangan (struktur biaya KAP yang
bersangkutan), (b) lingkungan, (c) karakteristik operasi, (d) kegiatan
auditor eksternal, (e) risiko penugasan, (f) kompleksitas jasa yang
diberikan. (g) Tingkat keahlian yang diperlukan untuk melaksanakan
jasa audit. Instrumen yang digunakan untuk mengukur terdiri dari 6
(enam) item pertanyaan. Masing-masing item tersebut diukur
menggunakan skala likert 5 poin (Halim, 1995 dan Soekrisno, 2012).
Adapun penjelasan dari masing-masing indikator dan instrumen
penelitian sebagai berikut.
1) Keuangan (struktur biaya KAP yang bersangkutan)
Pertanyaan yang berkaitan dengan indikator yaitu: Struktur
keuangan KAP tempat saya bekerja menjadi auditor
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
mempengaruhi fee yang saya terima. Kriteria Gradasi dari
alternatif jawaban sebagai berikut.
a) Skor 1: Sangat Tidak Setuju (STS). Responden akan memilih
jawaban STS jika bagi responden struktur keuangan KAP yang
mengaudit sama sekali tidak mempengaruhi fee yang
responden diterima.
b) Skor 2: Tidak Setuju (TS). Responden akan memilih jawaban
TS jika bagi responden struktur keuangan KAP yang
mengaudit tidak mempengaruhi fee yang responden terima.
c) Skor 3: Ragu-ragu (R). Responden akan memilih jawaban R
jika bagi responden terkadang struktur keuangan KAP yang
mengaudit mempengaruhi fee yang responden terima dan
terkadang tidak mempengaruhi fee yang responden terima.
d) Skor 4: Setuju (S). Responden akan memilih jawaban S jika
bagi responden struktur keuangan KAP yang mengaudit
mempengaruhi fee yang responden terima.
e) Skor 5: Sangat Setuju (SS). Responden akan memilih jawaban
SS jika bagi responden struktur keuangan KAP yang mengaudit
sangat mempengaruhi fee yang responden terima.
2) Lingkungan
Pertanyaan yang berkaitan dengan indikator yaitu: Klien selalu
menyanggupi pembayaran fee yang saya tawarkan. Kriteria gradasi
dari alternatif jawaban sebagai berikut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
a) Skor 1: Sangat Tidak Setuju (STS). Responden akan memilih
jawaban STS jika klien tidak pernah menyanggupi pembayaran
fee sesuai yang responden tawarkan.
b) Skor 2: Tidak Setuju (TS). Responden akan memilih jawaban
TS jika klien tidak selalu menyanggupi pembayaran fee sesuai
yang responden tawarkan.
c) Skor 3: Ragu-ragu (R). Responden akan memilih jawaban R
jika klien terkadang menyanggupi pembayaran fee sesuai yang
responden tawarkan namun terkadang tidak.
d) Skor 4: Setuju (S). Responden akan memilih jawaban S jika
klien terkadang pernah menyanggupi pembayaran fee sesuai
yang responden tawarkan.
e) Skor 5: Sangat Setuju (SS). Responden akan memilih jawaban
SS jika selalu menyanggupi pembayaran fee sesuai yang
responden tawarkan namun terkadang tidak.
3) Kegiatan auditor eksternal
Pertanyaan yang berhubungan dengan indikator yaitu: Saya
melakukan audit sesuai dengan fee yang saya terima. Kriteria
gradasi dari alternatif jawaban sebagai berikut.
a) Skor 1: Sangat Tidak Setuju (STS). Responden akan memilih
jawaban STS jika responden selalu melakukan audit sesuai
dengan standar yang berlaku bukan berdasarkan fee yang
diterima.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
b) Skor 2: Tidak Setuju (TS). Responden akan memilih jawaban
TS jika responden melakukan audit sesuai dengan standar yang
berlaku bukan berdasarkan fee yang diterima.
c) Skor 3: Ragu-ragu (R). Responden akan memilih jawaban R
jika responden terkadang melakukan audit sesuai dengan
standar yang berlaku bukan berdasarkan fee yang diterima
namun pernah juga berdasarkan fee yang diterima.
d) Skor 4: Setuju (S). Responden akan memilih jawaban S jika
responden melakukan audit berdasarkan fee yang diterima.
e) Skor 5: Sangat Setuju (SS). Responden akan memilih jawaban
SS jika responden selalu melakukan audit berdasarkan fee yang
diterima.
4) Risiko penugasan
Pertanyaan yang berkaitan dengan indikator yaitu: Semakin besar
risiko penugasan yang saya hadapi, maka semakin tinggi fee yang
saya peroleh. Kriteria Gradasi dari alternatif jawaban sebagai
berikut.
a) Skor 1: Sangat Tidak Setuju (STS). Responden akan memilih
jawaban STS jika bagi responden semakin besarnya risiko
penugasan yang dihadapi sama sekali tidak mempengaruhi fee
yang diperoleh responden.
b) Skor 2: Tidak Setuju (TS). Responden akan memilih jawaban
TS jika bagi responden semakin besarnya risiko penugasan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
yang dihadapi tidak mempengaruhi fee yang diperoleh
responden.
c) Skor 3: Ragu-ragu (R). Responden akan memilih jawaban R
jika bagi responden terkadang semakin besarnya risiko
penugasan yang dihadapi mempengaruhi fee yang responden
terima dan terkadang tidak mempengaruhi fee yang responden
terima.
d) Skor 4: Setuju (S). Responden akan memilih jawaban S jika
bagi responden semakin besarnya risiko penugasan yang
dihadapi mempengaruhi fee yang responden terima.
e) Skor 5: Sangat Setuju (SS). Responden akan memilih jawaban
SS jika bagi responden semakin besarnya risiko penugasan
yang dihadapi sangat mempengaruhi fee yang responden
terima.
5) Kompleksitas jasa yang diberikan dan karakteristik operasi
Pertanyaan yang berhubungan dengan indikator yaitu: Sebagai
auditor, semakin bervariasi/kompleks jenis usaha klien saya maka
saya akan menawarkan fee yang lebih tinggi. Kriteria gradasi dari
alternatif jawaban sebagai berikut.
a) Skor 1: Sangat Tidak Setuju (STS). Responden akan memilih
jawaban STS jika bagi responden semakin bervariasi/kompleks
jenis usaha klien, auditor sama sekali tidak pernah menawarkan
fee yang lebih tinggi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
b) Skor 2: Tidak Setuju (TS). Responden akan memilih jawaban
TS jika bagi responden semakin bervariasi/kompleks jenis
usaha klien, auditor tidak menawarkan fee yang lebih tinggi.
c) Skor 3: Ragu-ragu (R). Responden akan memilih jawaban R
jika bagi responden terkadang semakin bervariasi/kompleks
jenis usaha klien maka auditor menawarkan fee yang lebih
tinggi namun pernah tidak menawarkan fee yang lebih tinggi.
d) Skor 4: Setuju (S). Responden akan memilih jawaban S jika
bagi responden terkadang semakin bervariasi/kompleks jenis
usaha klien maka auditor juga menawarkan fee yang lebih
tinggi.
e) Skor 5: Sangat Setuju (SS). Responden akan memilih jawaban
SS jika bagi responden terkadang semakin bervariasi/kompleks
jenis usaha klien maka auditor selalu menawarkan fee yang
lebih tinggi.
6) Tingkat keahlian yang diperlukan untuk melaksanakan jasa audit.
Pertanyaan yang berhubungan dengan indikator yaitu: Biasanya fee
yang saya dapatkan sesuai dengan tingkat keahlian yang saya
gunakan dalam mengaudit. Kriteria gradasi dari alternatif jawaban
sebagai berikut.
a) Skor 1: Sangat Tidak Setuju (STS). Responden akan memilih
jawaban STS jika bagi responden fee yang didapatkan sama
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
sekali tidak dipengaruhi oleh tingkat keahlian yang digunakan
untuk mengaudit.
b) Skor 2: Tidak Setuju (TS). Responden akan memilih jawaban
TS jika bagi responden fee yang didapatkan tidak dipengaruhi
oleh tingkat keahlian yang digunakan untuk mengaudit.
c) Skor 3: Ragu-ragu (R). Responden akan memilih jawaban R
jika bagi responden terkadang fee yang didapatkan dipengaruhi
oleh tingkat keahlian yang digunakan untuk mengaudit
terkadang tidak.
d) Skor 4: Setuju (S). Responden akan memilih jawaban S jika
bagi responden fee yang didapatkan biasanya dipengaruhi oleh
tingkat keahlian yang digunakan untuk mengaudit.
e) Skor 5: Sangat Setuju (SS). Responden akan memilih jawaban
SS jika bagi responden fee yang didapatkan selalu dipengaruhi
oleh tingkat keahlian yang digunakan untuk mengaudit.
b. Tenure Audit (X2)
Tenure adalah lamanya waktu auditor tersebut telah melakukan
pemeriksaan terhadap suatu unit-unit usaha/perusahaan atau instansi
(Wijiastuti, 2012). Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Republik
Indonesia Nomor:17/PMK.01/2008 tentang jasa akuntan publik Pasal 3
Ayat 1 membatasi pemberian jasa audit umum atas laporan keuangan
dari suatu entitas yang dilakukan oleh KAP paling lama untuk 6
(enam) tahun buku berturut-turut dan oleh seorang Akuntan Publik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
paling lama untuk 3 (tiga) tahun buku berturut-turut. Tujuan dari
adanya pembatasan ini agar akuntan publik tidak memiliki hubungan
terlalu dekat dengan klien dan mencegah terjadinya kecurangan
akuntansi.
Untuk mengetahui lama hubungan auditor dengan klien
digunakan indikator berikut: (1) Lama bekerja sebagai auditor; (2)
Lama auditor berhubungan dengan klien, (3) Lamanya mengaudit
klien. Instrumen yang digunakan untuk mengukur terdiri dari 7 (tujuh)
item pertanyaan. Masing-masing item tersebut diukur menggunakan
skala likert 5 poin (Wijiastuti,2012). Adapun penjelasan dari masing-
masing indikator dan instrumen penelitian sebagai berikut.
1) Lama bekerja sebagai auditor
Instrumen penelitian yang berhubungan dengan indikator yaitu:
a) Semakin banyak jumlah klien yang saya audit, menjadikan
audit yang saya lakukan semakin lebih baik. Kriteria gradasi
dari alternatif jawaban sebagai berikut.
Skor 1: Sangat Tidak Setuju (STS). Responden akan memilih
jawaban STS jika bagi responden semakin banyak jumlah klien
yang diaudit tidak pernah menjadikan audit yang saya lakukan
semakin lebih baik.
Skor 2: Tidak Setuju (TS). Responden akan memilih jawaban
TS jika bagi responden semakin banyak jumlah klien yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
diaudit tidak menjadikan audit yang saya lakukan semakin
lebih baik.
Skor 3: Ragu-ragu (R). Responden akan memilih jawaban R
jika bagi responden semakin banyak jumlah klien yang diaudit
terkadang menjadikan audit yang saya lakukan semakin lebih
baik.
Skor 4: Setuju (S). Responden akan memilih jawaban S jika
bagi responden semakin banyak jumlah klien yang diaudit
menjadikan audit yang saya lakukan semakin lebih baik.
Skor 5: Sangat Setuju (SS). Responden akan memilih jawaban
SS jika bagi responden semakin banyak jumlah klien yang
diaudit selalu menjadikan audit yang saya lakukan semakin
lebih baik.
b) Lama bekerja sebagai auditor, membuat saya semakin teliti
dalam melakukan audit. Kriteria gradasi dari alternatif jawaban
sebagai berikut.
Skor 1: Sangat Tidak Setuju (STS). Responden akan memilih
jawaban STS jika bagi responden lama bekerja sebagai auditor
tidak pernah membuat saya semakin teliti dalam melakukan
audit.
Skor 2: Tidak Setuju (TS). Responden akan memilih jawaban
TS jika bagi responden lama bekerja sebagai auditor pernah
membuat saya semakin teliti dalam melakukan audit.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
Skor 3: Ragu-ragu (R). Responden akan memilih jawaban R
jika bagi responden lama bekerja sebagai auditor terkadang
membuat saya semakin teliti dalam melakukan audit.
Skor 4: Setuju (S). Responden akan memilih jawaban S jika
bagi responden lama bekerja sebagai auditor membuat saya
semakin teliti dalam melakukan audit.
Skor 5: Sangat Setuju (SS). Responden akan memilih jawaban
SS jika bagi responden lama bekerja sebagai auditor selalu
membuat saya semakin teliti dalam melakukan audit.
2) Lama auditor berhubungan dengan klien
Instrumen penelitian yang berhubungan dengan indikator yaitu:
a) Saya berupaya tetap bersifat independen dalam melakukan
audit walaupun telah lama menjalin hubungan dengan klien
tersebut. Kriteria gradasi dari alternatif jawaban sebagai
berikut.
Skor 1: Sangat Tidak Setuju (STS). Responden akan memilih
jawaban STS jika responden sama sekali tidak pernah berupaya
tetap bersifat independen dalam melakukan audit ketika telah
lama menjalin hubungan dengan klien.
Skor 2: Tidak Setuju (TS). Responden akan memilih jawaban
TS jika responden tidak berupaya tetap bersifat independen
dalam melakukan audit ketika telah lama menjalin hubungan
dengan klien.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
Skor 3: Ragu-ragu (R). Responden akan memilih jawaban R
jika responden terkadang berupaya tetap bersifat independen
dalam melakukan audit ketika telah lama menjalin hubungan
dengan klien.
Skor 4: Setuju (S). Responden akan memilih jawaban S jika
responden pernah bersifat independen dalam melakukan audit
ketika telah lama menjalin hubungan dengan klien.
Skor 5: Sangat Setuju (SS). Responden akan memilih jawaban
SS jika selalu bersifat independen dalam melakukan audit
ketika telah lama menjalin hubungan dengan klien.
b) Tidak semua kesalahan klien yang saya temukan, saya laporkan
karena lamanya hubungan dengan klien tersebut. Kriteria
gradasi dari alternatif jawaban sebagai berikut.
Skor 1: Sangat Setuju (SS). Responden akan memilih jawaban
SS jika responden tidak pernah melaporkan semua kesalahan
klien yang ditemukan karena lamanya hubungan dengan klien.
Skor 2: Setuju (S). Responden akan memilih jawaban S jika
responden tidak melaporkan semua kesalahan klien yang
ditemukan karena lamanya hubungan dengan klien.
Skor 3: Ragu-ragu (R). Responden akan memilih jawaban R
jika responden terkadang melaporkan semua kesalahan klien
yang ditemukan karena lamanya hubungan dengan klien.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
Skor 4: Tidak Setuju (TS). Responden akan memilih jawaban
TS jika responden pernah melaporkan semua kesalahan klien
yang ditemukan karena lamanya hubungan dengan klien.
Skor 5: Sangat Tidak Setuju (STS). Responden akan memilih
jawaban STS jika responden selalu melaporkan kesalahan klien
yang ditemukan karena lamanya hubungan dengan klien.
c) Auditor sebaiknya memiliki hubungan dengan klien yang sama
paling lama 3 tahun. Kriteria gradasi dari alternatif jawaban
sebagai berikut.
Skor 1: Sangat Tidak Setuju (STS). Responden akan memilih
jawaban STS jika responden selalu memiliki hubungan dengan
klien lebih dari 3 tahun.
Skor 2: Tidak Setuju (TS). Responden akan memilih jawaban TS
jika responden memiliki hubungan dengan klien lebih dari 3 tahun.
Skor 3: Ragu-ragu (R). Responden akan memilih jawaban R jika
responden pernah memiliki hubungan dengan klien lebih dari 3
tahun namun pernah juga memiliki hubungan dengan klien paling
lama 3 tahun.
Skor 4: Setuju (S). Responden akan memilih jawaban S jika
responden pernah memiliki hubungan dengan klien paling lama 3
tahun.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
Skor 5: Sangat Setuju (SS). Responden akan memilih jawaban SS
jika responden selalu memiliki hubungan dengan klien paling lama
3 tahun.
3) Lamanya mengaudit klien
Instrumen penelitian yang berhubungan dengan indikator yaitu:
a) Sebagai auditor, saya mampu mengendalikan waktu dalam
melakukan tugas audit. Kriteria gradasi dari alternatif jawaban
sebagai berikut.
Skor 1: Sangat Tidak Setuju (STS). Responden akan memilih
jawaban STS jika bagi responden dia tidak pernah mampu
mengendalikan waktu dalam melakukan tugas audit.
Skor 2: Tidak Setuju (TS). Responden akan memilih jawaban
TS jika bagi responden dia tidak mampu mengendalikan waktu
dalam melakukan tugas audit.
Skor 3: Ragu-ragu (R). Responden akan memilih jawaban R
jika bagi responden dia terkadang mampu mengendalikan
waktu dalam melakukan tugas audit namun pernah juga tidak
mampu.
Skor 4: Setuju (S). Responden akan memilih jawaban S jika
bagi responden dia mampu mengendalikan waktu dalam
melakukan tugas audit.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
Skor 5: Sangat Setuju (SS). Responden akan memilih jawaban
SS jika bagi responden dia selalu mampu mengendalikan waktu
dalam melakukan tugas audit.
b) Menurut pendapat saya selaku auditor, lamanya mengaudit
klien sangat tergantung dari kesiapan klien dalam memberikan
data untuk keperluan audit. Kriteria gradasi dari alternatif
jawaban sebagai berikut.
Skor 1: Sangat Tidak Setuju (STS). Responden akan memilih
jawaban STS jika bagi responden lamanya mengaudit klien
sama sekali tidak tergantung dari kesiapan klien dalam
memberikan data untuk keperluan audit.
Skor 2: Tidak Setuju (TS). Responden akan memilih jawaban
TS jika bagi responden lamanya mengaudit klien tidak
tergantung dari kesiapan klien dalam memberikan data untuk
keperluan audit.
Skor 3: Ragu-ragu (R). Responden akan memilih jawaban R
jika bagi responden lamanya mengaudit klien tidak tergantung
dari kesiapan klien dalam memberikan data untuk keperluan
audit namun terkadang bisa tergantung dari kesiapan klien
memberikan data.
Skor 4: Setuju (S). Responden akan memilih jawaban S jika
bagi responden lamanya mengaudit klien tergantung dari
kesiapan klien dalam memberikan data untuk keperluan audit.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
Skor 5: Sangat Setuju (SS). Responden akan memilih jawaban
SS jika bagi responden lamanya mengaudit klien sangat
tergantung dari kesiapan klien dalam memberikan data untuk
keperluan audit.
c. Skeptisme Profesional Auditor (X3)
Skeptisme profesional auditor merupakan indikator dalam hal
kualitas audit seorang auditor dalam mengevaluasi bukti audit secara
terus menerus dan auditor tersebut mampu menemukan pelanggaran-
pelanggaran yang ada pada laporan keuangan (Rusyanti, 2010).
Instrumen yang digunakan untuk mengukur terdiri dari 6 (enam)
item pertanyaan. Masing-masing item tersebut diukur menggunakan
skala likert 5 poin (Rusyanti, 2010).
1) Auditor diharapkan mempunyai sikap skeptisme terhadap proses
audit. Kriteria gradasi dari alternatif jawaban.
a) Skor 1: Sangat Tidak Setuju (STS). Responden akan memilih
jawaban STS jika responden tidak pernah mempunyai sikap
skeptis terhadap proses audit.
b) Skor 2: Tidak Setuju (TS). Responden akan memilih jawaban
TS jika responden tidak mempunyai sikap skeptis terhadap
proses audit.
c) Skor 3: Ragu-ragu (R). Responden akan memilih jawaban R
jika responden terkadang pernah mempunyai sikap skeptis
terhadap proses audit.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
d) Skor 4: Setuju (S). Responden akan memilih jawaban S jika
responden mempunyai sikap skeptis terhadap proses audit.
e) Skor 5: Sangat Setuju (SS). Responden akan memilih jawaban
SS jika responden selalu mempunyai sikap skeptis terhadap
proses audit.
2) Sikap skeptisme berpengaruh dalam menemukan pelanggaran-
pelanggaran dalam laporan keuangan. Kriteria gradasi dari
alternatif jawaban sebagai berikut.
a) Skor 1: Sangat Tidak Setuju (STS). Responden akan memilih
jawaban STS jika bagi responden sikap skeptisme tidak pernah
berpengaruh dalam menemukan pelanggaran-pelanggaran
dalam laporan keuangan.
b) Skor 2: Tidak Setuju (TS). Responden akan memilih jawaban
TS jika bagi responden sikap skeptisme tidak berpengaruh
dalam menemukan pelanggaran-pelanggaran dalam laporan
keuangan
c) Skor 3: Ragu-ragu (R). Responden akan memilih jawaban R
jika bagi responden sikap skeptisme terkadang berpengaruh
dalam menemukan pelanggaran-pelanggaran dalam laporan
keuangan.
d) Skor 4: Setuju (S). Responden akan memilih jawaban S jika
bagi responden sikap skeptisme dalam menemukan
pelanggaran-pelanggaran dalam laporan keuangan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
e) Skor 5: Sangat Setuju (SS). Responden akan memilih jawaban
SS jika bagi responden sikap skeptisme selalu berpengaruh
dalam menemukan pelanggaran-pelanggaran dalam laporan
keuangan
3) Auditor dalam mengevaluasi temuan audit harus menggunakan
sikap skeptisme. Kriteria gradasi dari alternatif jawaban sebagai
berikut.
a) Skor 1: Sangat Tidak Setuju (STS). Responden akan memilih
jawaban STS jika bagi responden dalam mengevaluasi temuan
audit tidak selalu harus menggunakan sikap skeptisme.
b) Skor 2: Tidak Setuju (TS). Responden akan memilih jawaban
TS jika bagi responden dalam mengevaluasi temuan audit tidak
harus menggunakan sikap skeptisme.
c) Skor 3: Ragu-ragu (R). Responden akan memilih jawaban R
jika bagi responden dalam mengevaluasi temuan audit
terkadang harus menggunakan sikap skeptisme.
d) Skor 4: Setuju (S). Responden akan memilih jawaban S jika
bagi responden dalam mengevaluasi temuan audit harus
menggunakan sikap skeptisme.
e) Skor 5: Sangat Setuju (SS). Responden akan memilih jawaban
SS jika bagi responden dalam mengevaluasi temuan audit
selalu harus menggunakan sikap skeptisme.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
4) Tuntutan profesional seorang auditor dalam mengaudit
mengakibatkan tumbuhnya sikap skeptisme. Kriteria gradasi dari
alternatif jawaban sebagai berikut.
a) Skor 1: Sangat Tidak Setuju (STS). Responden akan memilih
jawaban STS jika bagi responden tuntutan profesional seorang
auditor dalam mengaudit tidak pernah mengakibatkan
tumbuhnya sikap skeptisme.
b) Skor 2: Tidak Setuju (TS). Responden akan memilih jawaban
TS jika bagi responden tuntutan profesional seorang auditor
dalam mengaudit tidak mengakibatkan tumbuhnya sikap
skeptisme.
c) Skor 3: Ragu-ragu (R). Responden akan memilih jawaban R
jika bagi responden tuntutan profesional seorang auditor dalam
mengaudit terkadang mengakibatkan tumbuhnya sikap
skeptisme.
d) Skor 4: Setuju (S). Responden akan memilih jawaban S jika
bagi responden tuntutan profesional seorang auditor dalam
mengaudit mengakibatkan tumbuhnya sikap skeptisme.
e) Skor 5: Sangat Setuju (SS). Responden akan memilih jawaban
SS jika bagi responden tuntutan profesional seorang auditor
dalam mengaudit selalu mengakibatkan tumbuhnya sikap
skeptisme.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
5) Auditor diharapkan mempunyai sikap skeptis terhadap temuan
audit yang berhubungan dengan wajar dan tidaknya laporan
keuangan. Kriteria gradasi dari alternatif jawaban sebagai berikut.
a) Skor 1: Sangat Tidak Setuju (STS). Responden akan memilih
jawaban STS jika bagi responden auditor tidak selalu
diharapkan mempunyai sikap skeptis terhadap temuan audit
yang berhubungan dengan wajar dan tidaknya laporan
keuangan.
b) Skor 2: Tidak Setuju (TS). Responden akan memilih jawaban
TS jika bagi responden auditor tidak diharapkan mempunyai
sikap skeptis terhadap temuan audit yang berhubungan dengan
wajar dan tidaknya laporan keuangan.
c) Skor 3: Ragu-ragu (R). Responden akan memilih jawaban R
jika bagi responden auditor terkadang diharapkan mempunyai
sikap skeptis terhadap temuan audit yang berhubungan dengan
wajar dan tidaknya laporan keuangan.
d) Skor 4: Setuju (S). Responden akan memilih jawaban S jika
bagi responden auditor diharapkan mempunyai sikap skeptis
terhadap temuan audit yang berhubungan dengan wajar dan
tidaknya laporan keuangan.
e) Skor 5: Sangat Setuju (SS). Responden akan memilih jawaban
SS jika bagi responden auditor selalu diharapkan mempunyai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
sikap skeptis terhadap temuan audit yang berhubungan dengan
wajar dan tidaknya laporan keuangan.
6) Bersikap cermat dan seksama dalam melaksanakan tugas audit
merupakan faktor sikap skeptisme. Kriteria gradasi dari alternatif
jawaban sebagai berikut.
a) Skor 1: Sangat Tidak Setuju (STS). Responden akan memilih
jawaban STS jika bagi auditor bersikap cermat dan seksama
dalam melaksanakan tugas audit sama sekali bukan merupakan
faktor sikap skeptisme.
b) Skor 2: Tidak Setuju (TS). Responden akan memilih jawaban
TS jika bagi auditor bersikap cermat dan seksama dalam
melaksanakan tugas audit bukan merupakan faktor sikap
skeptisme.
c) Skor 3: Ragu-ragu (R). Responden akan memilih jawaban R
jika bagi auditor bersikap cermat dan seksama dalam
melaksanakan tugas audit terkadang merupakan faktor sikap
skeptisme.
d) Skor 4: Setuju (S). Responden akan memilih jawaban S jika
bagi responden auditor bersikap cermat dan seksama dalam
melaksanakan tugas audit merupakan faktor sikap skeptisme.
e) Skor 5: Sangat Setuju (SS). Responden akan memilih jawaban
SS jika bagi responden auditor bersikap cermat dan seksama
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
dalam melaksanakan tugas audit selalu menjadi faktor sikap
skeptisme.
2. Variabel Dependen (Y)
Variabel dependen adalah variabel yang terikat atau yang
dipengaruhi variabel lain. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah
kualitas audit. Kualitas jasa sangat penting untuk meyakinkan bahwa
profesi bertanggungjawab kepada klien, masyarakat umum dan aturan –
aturan. Kualitas audit seorang auditor diharapkan dapat menemukan salah
saji material dalam laporan keuangan klien dan laporan keuangan bisa
diterima oleh pihak eksternal perusahaan atau para pemakai laporan
keuangan yang berkepentingan (Rusyanti,2010).
Kualitas audit adalah segala kemungkinan (probability) dimana
auditor pada saat mengaudit laporan keuangan klien dapat menemukan
pelanggaran yang terjadi dalam sistem akuntansi klien dan melaporkannya
dalam laporan keuangan auditan, dimana dalam melaksanakan tugasnya
tersebut auditor berpedoman pada standar auditing dan kode etik akuntan
publik yang relevan (Irawati, 2011).
Instrumen yang digunakan untuk mengukur terdiri dari 11 (sebelas)
item pertanyaan. Masing-masing item tersebut diukur menggunakan skala
likert 5 poin (Rusyanti, 2010).
a. Pendidikan yang berhubungan dengan profesi auditor dapat
meningkatkan kualitas audit. Kriteria gradasi dari alternatif jawaban
sebagai berikut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
1) Skor 1: Sangat Tidak Setuju (STS). Responden akan memilih
jawaban STS jika bagi responden pendidikan yang berhubungan
dengan profesi auditor tidak pernah dapat meningkatkan kualitas
audit
2) Skor 2: Tidak Setuju (TS). Responden akan memilih jawaban TS
jika bagi responden pendidikan yang berhubungan dengan profesi
auditor tidak dapat meningkatkan kualitas audit
3) Skor 3: Ragu-ragu (R). Responden akan memilih jawaban R jika
bagi responden pendidikan yang berhubungan dengan profesi
auditor terkadang dapat meningkatkan kualitas audit
4) Skor 4: Setuju (S). Responden akan memilih jawaban S jika bagi
responden pendidikan yang berhubungan dengan profesi auditor
dapat meningkatkan kualitas audit.
5) Skor 5: Sangat Setuju (SS). Responden akan memilih jawaban SS
jika bagi responden pendidikan yang berhubungan dengan profesi
auditor selalu dapat meningkatkan kualitas audit.
b. Pengalaman menjadi pelajaran yang baik bagi auditor dalam proses
audit. Kriteria gradasi dari alternatif jawaban sebagai berikut.
1) Skor 1: Sangat Tidak Setuju (STS). Responden akan memilih
jawaban STS jika bagi responden pengalaman tidak pernah
menjadi pelajaran yang baik bagi auditor dalam proses audit.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
2) Skor 2: Tidak Setuju (TS). Responden akan memilih jawaban TS
jika bagi responden pengalaman bukan pelajaran yang baik bagi
auditor dalam proses audit.
3) Skor 3: Ragu-ragu (R). Responden akan memilih jawaban R jika
bagi responden pengalaman terkadang menjadi pelajaran yang baik
bagi auditor dalam proses audit.
4) Skor 4: Setuju (S). Responden akan memilih jawaban S jika bagi
responden pengalaman menjadi pelajaran yang baik bagi auditor
dalam proses audit.
5) Skor 5: Sangat Setuju (SS). Responden akan memilih jawaban SS
jika bagi responden pengalaman selalu menjadi pelajaran yang baik
bagi auditor dalam proses audit.
c. Auditor dituntut memiliki integritas dalam meningkatkan kualitas
audit. Kriteria gradasi dari alternatif jawaban sebagai berikut.
1) Skor 1: Sangat Tidak Setuju (STS). Responden akan memilih
jawaban STS jika bagi responden auditor tidak pernah dituntut
memiliki integritas dalam meningkatkan kualitas audit.
2) Skor 2: Tidak Setuju (TS). Responden akan memilih jawaban TS
jika bagi responden auditor tidak dituntut memiliki integritas dalam
meningkatkan kualitas audit.
3) Skor 3: Ragu-ragu (R). Responden akan memilih jawaban R jika
bagi responden auditor terkadang dituntut memiliki integritas
dalam meningkatkan kualitas audit.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
4) Skor 4: Setuju (S). Responden akan memilih jawaban S jika bagi
responden auditor dituntut memiliki integritas dalam meningkatkan
kualitas audit.
5) Skor 5: Sangat Setuju (SS). Responden akan memilih jawaban SS
jika bagi responden auditor selalu dituntut memiliki integritas
dalam meningkatkan kualitas audit
d. Auditor ditutut menggunakan standar auditing dalam proses audit agar
tercipta kualitas audit. Kriteria gradasi dari alternatif jawaban sebagai
berikut.
1) Skor 1: Sangat Tidak Setuju (STS). Responden akan memilih
jawaban STS jika bagi responden auditor tidak pernah ditutut
menggunakan standar auditing dalam proses audit agar tercipta
kualitas audit.
2) Skor 2: Tidak Setuju (TS). Responden akan memilih jawaban TS
jika bagi responden auditor tidak ditutut menggunakan standar
auditing dalam proses audit agar tercipta kualitas audit.
3) Skor 3: Ragu-ragu (R). Responden akan memilih jawaban R jika
bagi responden auditor terkadang ditutut menggunakan standar
auditing dalam proses audit agar tercipta kualitas audit.
4) Skor 4: Setuju (S). Responden akan memilih jawaban S jika bagi
responden auditor ditutut menggunakan standar auditing dalam
proses audit agar tercipta kualitas audit.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
5) Skor 5: Sangat Setuju (SS). Responden akan memilih jawaban SS
jika bagi responden auditor selalu ditutut menggunakan standar
auditing dalam proses audit agar tercipta kualitas audit.
e. Auditor dituntut independen dalam proses audit. Kriteria gradasi dari
alternatif jawaban sebagai berikut.
1) Skor 1: Sangat Tidak Setuju (STS). Responden akan memilih
jawaban STS jika bagi responden auditor tidak pernah dituntut
independen dalam proses audit.
2) Skor 2: Tidak Setuju (TS). Responden akan memilih jawaban TS
jika bagi responden auditor tidak dituntut independen dalam proses
audit.
3) Skor 3: Ragu-ragu (R). Responden akan memilih jawaban R jika
bagi responden auditor terkadang dituntut independen dalam
proses audit.
4) Skor 4: Setuju (S). Responden akan memilih jawaban S jika bagi
responden auditor dituntut independen dalam proses audit.
5) Skor 5: Sangat Setuju (SS). Responden akan memilih jawaban SS
jika bagi responden auditor dituntut independen dalam proses
audit.
f. Auditor dituntut dapat mengetahui temuan yang bersifat material dan
tidak material. Kriteria gradasi dari alternatif jawaban sebagai berikut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
1) Skor 1: Sangat Tidak Setuju (STS). Responden akan memilih
jawaban STS jika bagi responden auditor tidak pernah dituntut
dapat mengetahui temuan yang bersifat material dan tidak material.
2) Skor 2: Tidak Setuju (TS). Responden akan memilih jawaban TS
jika bagi responden auditor tidak dituntut dapat mengetahui temuan
yang bersifat material dan tidak material.
3) Skor 3: Ragu-ragu (R). Responden akan memilih jawaban R jika
bagi responden auditor terkadang dituntut dapat mengetahui
temuan yang bersifat material dan tidak material.
4) Skor 4: Setuju (S). Responden akan memilih jawaban S jika bagi
responden auditor dituntut dapat mengetahui temuan yang bersifat
material dan tidak material.
5) Skor 5: Sangat Setuju (SS). Responden akan memilih jawaban SS
jika bagi responden auditor selalu dituntut dapat mengetahui
temuan yang bersifat material dan tidak material.
g. Auditor dituntut melakukan audit dengan cermat dan seksama. Kriteria
gradasi dari alternatif jawaban sebagai berikut.
1) Skor 1: Sangat Tidak Setuju (STS). Responden akan memilih
jawaban STS jika bagi responden auditor tidak pernah dituntut
melakukan audit dengan cermat dan seksama.
2) Skor 2: Tidak Setuju (TS). Responden akan memilih jawaban TS
jika bagi responden auditor tidak dituntut melakukan audit dengan
cermat dan seksama.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
3) Skor 3: Ragu-ragu (R). Responden akan memilih jawaban R jika
bagi responden auditor terkadang dituntut melakukan audit dengan
cermat dan seksama.
4) Skor 4: Setuju (S). Responden akan memilih jawaban S jika bagi
responden auditor dituntut melakukan audit dengan cermat dan
seksama.
5) Skor 5: Sangat Setuju (SS). Responden akan memilih jawaban SS
jika bagi responden auditor selalu dituntut melakukan audit dengan
cermat dan seksama.
h. Auditor dituntut objektif dalam hal mengungkap fakta atas kecurangan
yang terjadi dalam laporan keuangan. Kriteria gradasi dari alternatif
jawaban sebagai berikut.
1) Skor 1: Sangat Tidak Setuju (STS). Responden akan memilih
jawaban STS jika bagi responden auditor tidak penah dituntut
objektif dalam hal mengungkap fakta atas kecurangan yang terjadi
dalam laporan keuangan.
2) Skor 2: Tidak Setuju (TS). Responden akan memilih jawaban TS
jika bagi responden auditor tidak dituntut objektif dalam hal
mengungkap fakta atas kecurangan yang terjadi dalam laporan
keuangan.
3) Skor 3: Ragu-ragu (R). Responden akan memilih jawaban R jika
bagi responden auditor terkadang dituntut objektif dalam hal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
mengungkap fakta atas kecurangan yang terjadi dalam laporan
keuangan.
4) Skor 4: Setuju (S). Responden akan memilih jawaban S jika bagi
responden auditor dituntut objektif dalam hal mengungkap fakta
atas kecurangan yang terjadi dalam laporan keuangan.
5) Skor 5: Sangat Setuju (SS). Responden akan memilih jawaban SS
jika bagi responden auditor selalu dituntut objektif dalam hal
mengungkap fakta atas kecurangan yang terjadi dalam laporan
keuangan.
i. Auditor selalu mendahulukan kepentingan publik daripada
kepentingan pribadi. Kriteria gradasi dari alternatif jawaban sebagai
berikut.
1) Skor 1: Sangat Tidak Setuju (STS). Responden akan memilih
jawaban STS jika bagi responden auditor tidak selalu
mendahulukan kepentingan publik daripada kepentingan pribadi.
2) Skor 2: Tidak Setuju (TS). Responden akan memilih jawaban TS
jika bagi responden auditor tidak mendahulukan kepentingan
publik daripada kepentingan pribadi.
3) Skor 3: Ragu-ragu (R). Responden akan memilih jawaban R jika
bagi responden auditor terkadang mendahulukan kepentingan
publik daripada kepentingan pribadi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
4) Skor 4: Setuju (S). Responden akan memilih jawaban S jika bagi
responden auditor mendahulukan kepentingan publik daripada
kepentingan pribadi.
5) Skor 5: Sangat Setuju (SS). Responden akan memilih jawaban SS
jika bagi responden auditor selalu mendahulukan kepentingan
publik daripada kepentingan pribadi.
j. Auditor dapat memberikan pernyataan apakah wajar atau tidak laporan
keuangan tersebut. Kriteria gradasi dari alternatif jawaban sebagai
berikut.
1) Skor 1: Sangat Tidak Setuju (STS). Responden akan memilih
jawaban STS jika bagi responden auditor tidak pernah dapat
memberikan pernyataan apakah wajar atau tidak laporan keuangan
tersebut.
2) Skor 2: Tidak Setuju (TS). Responden akan memilih jawaban TS
jika bagi responden auditor tidak dapat memberikan pernyataan
apakah wajar atau tidak laporan keuangan tersebut.
3) Skor 3: Ragu-ragu (R). Responden akan memilih jawaban R jika
bagi responden auditor terkadang dapat memberikan pernyataan
apakah wajar atau tidak laporan keuangan tersebut.
4) Skor 4: Setuju (S). Responden akan memilih jawaban S jika bagi
responden auditor dapat memberikan pernyataan apakah wajar atau
tidak laporan keuangan tersebut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
5) Skor 5: Sangat Setuju (SS). Responden akan memilih jawaban SS
jika bagi responden auditor selalu dapat memberikan pernyataan
apakah wajar atau tidak laporan keuangan tersebut.
k. Auditor dituntut mempunyai rasa skeptisme terhadap temuan audit
sehingga dapat meningkatkan kualitas audit. Kriteria gradasi dari
alternatif jawaban sebagai berikut.
1) Skor 1: Sangat Tidak Setuju (STS). Responden akan memilih
jawaban STS jika bagi responden auditor tidak pernah dituntut
mempunyai rasa skeptisme terhadap temuan audit sehingga dapat
meningkatkan kualitas audit.
2) Skor 2: Tidak Setuju (TS). Responden akan memilih jawaban TS
jika bagi responden auditor tidak dituntut mempunyai rasa
skeptisme terhadap temuan audit sehingga dapat meningkatkan
kualitas audit.
3) Skor 3: Ragu-ragu (R). Responden akan memilih jawaban R jika
bagi responden auditor terkadang dituntut mempunyai rasa
skeptisme terhadap temuan audit sehingga dapat meningkatkan
kualitas audit.
4) Skor 4: Setuju (S). Responden akan memilih jawaban S jika bagi
responden auditor dituntut mempunyai rasa skeptisme terhadap
temuan audit sehingga dapat meningkatkan kualitas audit.
5) Skor 5: Sangat Setuju (SS). Responden akan memilih jawaban SS
jika bagi responden auditor selalu dituntut mempunyai rasa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
skeptisme terhadap temuan audit sehingga dapat meningkatkan
kualitas audit.
Adapun ringkasan dari definisi operasionel variabel sebagai berikut.
1. Variabel Independen (X) terdiri dari tiga variabel yaitu:
a. Fee Audit (X1)
Instrumen yang digunakan untuk mengukur fee audit terdiri
dari 6 (enam) item pertanyaan sebagai berikut.
1) Struktur keuangan KAP yang saya audit mempengaruhi fee
yang saya terima.
2) Semakin besar risiko penugasan yang saya hadapi, maka
semakin tinggi fee yang saya peroleh.
3) Sebagai auditor, semakin bervariasi/kompleks jenis usaha
klien saya maka saya akan menawarkan fee yang lebih
tinggi.
4) Biasanya Fee yang saya dapatkan sesuai dengan tingkat
keahlian yang saya gunakan dalam mengaudit.
5) Saya melakukan audit sesuai dengan fee yang saya terima.
6) Klien selalu menyanggupi pembayaran fee yang saya
tawarkan.
Instrumen di atas terdapat dalam pertanyaan pada kuesioner
nomor 1-6.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
b. Tenure Audit (X2)
Instrumen yang digunakan untuk mengukur tenure audit
terdiri dari 7 (tujuh) item pertanyaan sebagai berikut.
1) Sebagai auditor, saya mampu mengendalikan waktu dalam
melakukan tugas audit.
2) Menurut pendapat saya selaku auditor, lamanya mengaudit
klien sangat tergantung dari kesiapan klien dalam
memberikan data untuk keperluan audit.
3) Saya berupaya tetap bersifat independen dalam melakukan
audit walaupun telah lama menjalin hubungan dengan klien
tersebut.
4) Tidak semua kesalahan klien yang saya temukan, saya
laporkan karena lamanya hubungan dengan klien tersebut.
5) Auditor sebaiknya memilki hubungan dengan klien yang
sama paling lama 3 tahun.
6) Semakin banyak jumlah klien yang saya audit, menjadikan
audit yang saya lakukan semakin lebih baik.
7) Lama bekerja sebagai auditor, membuat saya semakin teliti
dalam melakukan audit.
Instrumen di atas terdapat dalam pertanyaan pada kuesioner
nomor 7-13.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
c. Skeptisme Profesional Auditor (X3)
Instrumen yang digunakan untuk mengukur skeptisme
profesional auditor terdiri dari 6 (enam) item pertanyaan sebagai
berikut.
1) Auditor diharapkan mempunyai sikap skeptisme terhadap
proses audit.
2) Sikap skeptisme berpengaruh dalam menemukan
pelanggaran-pelanggaran dalam laporan keuangan.
3) Auditor dalam mengevaluasi temuan audit harus
menggunakan sikap skeptisme.
4) Tuntutan profesional seorang auditor dalam mengaudit
mengakibatkan tumbuhnya sikap skeptisme.
5) Auditor diharapkan mempunyai sikap skeptis terhadap
temuan audit yang berhubungan dengan wajar dan tidaknya
laporan keuangan.
6) Bersikap cermat dan seksama dalam melaksanakan tugas
audit merupakan faktor sikap skeptisme.
Instrumen di atas terdapat dalam pertanyaan pada kuesioner
nomor 14-19.
2. Variabel Dependen (Y)
Variabel dependen penelitian ini adalah kualitas audit.
Instrumen yang digunakan untuk mengukur kualitas audit terdiri dari
11 (sebelas) item pertanyaan sebagai berikut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
1) Pendidikan yang berhubungan dengan profesi auditor dapat
meningkatkan kualitas audit.
2) Pengalaman menjadi pelajaran yang baik bagi auditor dalam
proses audit.
3) Auditor dituntut memiliki integritas dalam meningkatkan kualitas
audit.
4) Auditor ditutut menggunakan standar auditing dalam proses audit
agar tercipta kualitas audit.
5) Auditor dituntut independen dalam proses audit.
6) Auditor dituntut dapat mengetahui temuan yang bersifat material
dan tidak material.
7) Auditor dituntut melakukan audit dengan cermat dan seksama.
8) Auditor dituntut objektif dalam hal mengungkap fakta atas
kecurangan yang terjadi dalam laporan keuangan.
9) Auditor selalu mendahulukan kepentingan publik daripada
kepentingan pribadi.
10) Auditor dapat memberikan pernyataan apakah wajar atau tidak
laporan keuangan tersebut.
11) Auditor dituntut mempunyai rasa skeptisme terhadap temuan
audit sehingga dapat meningkatkan kualitas audit.
Instrumen di atas terdapat dalam pertanyaan pada kuesioner
nomor 20-30.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
I. Teknik Analisis Data
1. Uji Instrumen Penelitian
Setelah instrumen selesai disusun, selanjutnya harus diyakinkan
bahwa instrumen tersebut memang benar-benar dapat mengukur
senyatanya (actually) dan seakuratnya (accurately) terhadap konsep yang
diukur. Pengukuran konsep senyatanya berhubungan dengan validitas, dan
pengukuran seakuratnya berhubungan dengan reliabilitas (Wiyono, 2011:
111).
Pengujian validitas dan reabilitas dalam penelitian ini dilakukan
dengan bantuan program SPSS Statistic 23.
a. Uji Validitas
Instrumen yang valid artinya instrumen dapat digunakan untuk
mengukur apa yang seharusnya diukur. Konsep mengenai validitas
dikenal dengan adanya validitas eksternal dan validitas internal.
Pengukuran validitas eksternal berhubungan dengan hasil penelitian,
sedangkan validitas internal meliputi: validitas isi, validitas kriteria,
dan validitas konstruk (Wiyono, 2011: 111). Validitas dapat dihitung
dengan rumus berikut.
Keterangan:
Rxy = koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y
N = jumlah subjek
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
= jumlah skor item
= jumlah skor total
= jumlah perkalian x dan y
= kuadrat dari x
= kuadrat dari y
Hasil perhitungan rxy akan diuji validitasnya dengan taraf
kesalahan 0,05 atau 5%, jika rxy lebih besar dari rtabel maka item
soal tersebut valid (Wiyono, 2011: 119).
b. Uji Realibilitas
Uji reabilitas dimaksudkan untuk menguji konsistensi kuesioner
dalam mengukur suatu konstruk yang sama atau stabilitas koesioner
jika digunakan sari waktu ke waktu. Uji reabilitas dilakukan dengan
metode internal consistency. Reabilitas instrumen penelitian diuji
menggukanan rumus koefisien Cronbach’s Alpha. Data akan diuji
reabilitasnya dengan taraf signifikansi 0,05, artinya instrumen
dinyatakan reliabel bila nilai alpha lebih besar dari r kritis product
moment. (Wiyono, 2011: 124). Adapun rumus yang digunakan adalah:
Keterangan:
= Cronbach’s Coefficient Alpha reliabilitas instrumen
K = Jumlah pecahan atau banyak butir pertanyaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
= Total dari varian masing-masing pecahan
= Varian dari total skor
(Wiyono, 2011: 116).
2. Uji Hubungan Antar Variabel
Setelah diuji validitas dan reabilitas, maka untuk menguji
hubungan antar variabel digunakan uji korelasi spearman .
Korelasi spearman bisa digunakan untuk pengukuran korelasi
pada statistik non-parametrik (data bisa ordinal) (Santoso, 2012:
329). Korelasi ini juga digunakan untuk mencari hubungan atau
untuk menguji signifikansi hipotesis asosiatif bila masing-masing
variabel yang dihubungkan berbentuk ordinal, dan sumber data antar
variabel tidak harus sama (Sugiyono, 2009: 356).
Menurut Sanusi (2011: 151) untuk menyatakan kuat-tidaknya
hubungan antar peringkat, dapat digunakan aturan guilfford (guilfford’s
empirical rule) sebagai berikut.
Koefisien Korelasi Kekuatan Hubungan
0 < 0,2 dapat diabaikan
≥ 0,2 < 0,4 lemah
≥ 0,4 < 0,7 sedang
≥ 0,7 < 0,9 kuat
≥ 0,9 < 1,0 sangat kuat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
Adapun cara pengujian menggunakan korelasi spearman sebagai berikut.
1. Pembuatan hipotesis.
Menurut Kinney, Jr (1986) dalam buku Jogiyanto (2013) hipotesis
adalah prediksi tentang fenomena. Hipotesis dalam penelitian ini
sebagai berikut.
: Tidak terdapat hubungan antara fee audit dan kualitas audit.
: Terdapat hubungan antara fee audit dan kualitas audit.
: Tidak terdapat hubungan antara tenure audit dan kualitas audit.
: Terdapat hubungan antara tenure audit dan kualitas audit.
: Tidak terdapat hubungan antara skeptisme profesional auditor
dan kualitas audit.
: Terdapat hubungan antara skeptisme profesional auditor dan
kualitas audit.
2. Menentukan kriteria pengujian.
1) Koefisien korelasi dibandingkan dengan nilai rtabel (korelasi
tabel).
a) Apabila koefisien korelasi > rtabel, maka ada korelasi yang
signifikan (Ha diterima).
a. Apabila koefisien korelasi < rtabel, maka tidak ada korelasi
yang signifikan (Ho diterima) (Samian, 2008).
b. Melihat Pvalue (nilai Sig. 2-tailed) (Wiyono, 2011: 394).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
a) Apabila Pvalue (nilai Sig. 2-tailed) < 0,025 maka ada korelasi
yang signifikan (Ho ditolak).
b) Apabila Pvalue (nilai Sig. 2-tailed) < 0,025 maka tidak ada
korelasi yang signifikan (Ho diterima)
Koefisien korelasi peringkat spearman bernilai -1 < rs < 1. Nilai
1 menunjukkan korelasi positif sempurna antar peringkat dengan arah
yang sama, sedangkan nilai -1 menunjukkan korelasi negatif sempurna
antarperingkat dengan arah berlawanan. Adapun nilai koefisien
korelasi 0 menunjukkan tidak ada hubungan antar peringkat.
3. Melakukan pengujian.
Pengujian dilakukan dengan menggunakan bantuan Software
SPSS Statistics 23.
4. Membuat kesimpulan.
Pengambilan keputusan statistiknya dapat digunakan 2 cara yaitu
dengan melihat koefisien korelasi dan Pvalue (nilai Sig. 2-tailed)
(Wiyono, 2011: 394).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
BAB IV
GAMBARAN UMUM
KANTOR AKUNTAN PUBLIK DI YOGYAKARTA
Penelitian ini dilakukan di lima (5) Kantor Akuntan Publik (KAP) di
Yogyakarta yang terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan (OJK) per tanggal 31
Januari 2015 karena dari delapan (8) KAP yang ada tiga (3) KAP menolak
izin untuk dijadikan tempat penelitian. Adapun daftar KAP yang menjadi
responden sebagai berikut.
A. Kantor Akuntan Publik Kumalahadi, Kuncara, Sugeng Pramudji and
Partners (KKSP & PARTNERS)
Kumalahadi, Kuncara, Sugeng Pramudji and Partners (KKSP &
PARTNERS) adalah Kantor Akuntan Publik (KAP) yang berdiri di
Yogyakarta pada tahun 2015. KAP baru ini ada setelah merger antara KAP
Kumalahadi, KAP Kuncara dan KAP Sugeng Pramudji.
Sugeng Pramudji telah beroperasi sejak pertama kali di legalisasi
oleh Kementerian Keuangan (KEMENKEU) tahun 1985, Kumalahadi
mendapatkan lisensi pada tahun 1990 dan Kuncara telah berpengalaman
bekerja di Delloite lebih dari lima (lima) tahun di bidang Auditing dan juga
di KAP yang berada di Jakarta dan Yogyakarta. Adapun pelayanan yang
diberikan oleh KAP seperti Financial Statement Audit, Special Audit, Due
Diligence, Financial Accounting, System dan Process Assurance. Partner
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
dari KAP ini yaitu Kumalahadi, Kuncara, Soegeng Pramudji dan Tjoepit
Samiadji.
KAP ini berkedudukan di Jalan Kranji No.90 Serang Baru, Mudal,
Sariharjo, Ngaglik, Sleman. Email: [email protected],
[email protected], dan [email protected], website:
kksppartners.com. Land line: (0274) 446-3648, mobile: 0812-2796-796,
Pusat informasi: Jalan Godean Km.5 No.104 Godean Yogyakarta 55292,
land line: (0274) 530-5200 / 0813-2775-8927, email:
B. Kantor Akuntan Publik Drs. Bismar, Muntalib & Yunus
Kantor Akuntan Publik (KAP) Drs. Bismar, Muntalib & Yunus
berkedudukan di Jalan Soka No. 24, Baciro, Yogyakarta 55225. Telepon:
(0274) 551-813, fax: (0274) 589-079. Jumlah akuntan publik yang
terdaftar sebanyak satu orang yaitu Drs. Abdul Munthalib, Ak dengan
nomor register akuntan publik D-2355.
C. Kantor Akuntan Publik Drs. Soeroso Donosapoetro, MM
Kantor Akuntan Publik (KAP) Drs. Soeroso Donosapoetro didirikan
pada tanggal 25 Juni 2004 berdasarkan Surat Keputusan (SK) Menteri
Keuangan Republik Indonesia No.KEP-254/KM.6/2004 tanggal 25 Juni
2004. Kantor berkedudukan di Jalan Beo No. 49 Demangan Baru
Yogyakarta 55281. Telepon/fax: (0274) 589-283, email:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
[email protected]. Tujuan didirikannya KAP ini adalah memberikan
jasa atestasi maupun non-atestasi. Jumlah akuntan publik yang terdaftar
sebanyak satu orang yaitu Drs. Soeroso Donosapoetro, Ak dengan nomor
register akuntan publik D-788.
D. Kantor Akuntan Publik Drs. Hadiono
Kantor berkedudukan di Jalan Kusbini No. 27 Yogyakarta. Telepon:
(0274) 555-100, fax: (0274) 555-101. Jumlah akuntan publik yang
terdaftar sebanyak satu orang yaitu Drs. Hadiono dengan nomor register
akuntan publik D-6355.
E. Kantor Akuntan Publik Indarto Waluyo
Kantor berkedudukan di Jalan Ring Road Timur No. 33, Wonocatur,
Yogyakarta. Telepon: (0274) 927-6429, fax: (0274) 830-6123. Jumlah
akuntan publik yang terdaftar sebanyak satu orang yaitu Indarto Waluyo.
M.Acc.,Akt.,CPA dengan nomor register akuntan publik D-16292.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
BAB V
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
A. Paparan Data
Sampel diambil dengan metode convenience sampling dengan
mempertimbangkan waktu dan kemudahan memperoleh data. Penulis
menyebarkan 50 kuesioner ke 8 KAP di wilayah Yogyakarta. Namun izin
penelitian hanya diterima oleh 5 KAP.
Data penyebaran kuesioner, dideskripsikan pada tabel berikut.
Tabel 5.1
Deskripsi Penyebaran Kuesioner
No. Nama KAP Wilayah Jumlah
Kuesioner
1. Kuncara (KKSP dan Rekan) Yogyakarta 5
2. Soeroso Donosapoetro Yogyakarta 5
3. Drs. Hadiono Yogyakarta 10
4. BMY Yogyakarta 5
5. Indarto Waluyo Yogyakarta 5
6. Drs. Henry dan Sugeng Yogyakarta 8
7. Kumalahadi Yogyakarta 7
8. Doli, Bambang & Rekan Yogyakarta 5
Total 50
Sumber: Data yang diolah, 2016
Semua kuesioner yang disebar sebanyak 50 buah sedangkan yang ditolak
sebanyak 20 buah atau 40%. Kuesioner yang kembali dengan lengkap dan
dapat diolah yaitu sebanyak 30 buah atau 60%. Gambaran mengenai data
sampel dan tingkat pengembaliannya dapat dilihat pada tabel 5.2.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
Tabel 5.2
Sampel dan Tingkat Pengembalian
Keterangan Jumlah Persentase
Penyebaran Kuesioner 50 100%
Kuesioner yang kembali dan dapat diolah 30 60%
Kuesioner yang ditolak 20 40%
Sumber: Data yang diolah, 2016
B. Deskripsi Responden
Responden dalam penelitian ini adalah auditor yang bekerja di KAP
wilayah Yogyakarta. Berikut ini deskripsi profil responden terdiri dari jabatan,
lama pengalaman kerja di bidang audit, keahlian khusus, lama menekuni
keahlian khusus, tingkat pendidikan formal dan sertifikat/gelar profesi.
1. Deskripsi responden berdasarkan jabatan
Tabel 5.3
Data Responden Berdasarkan Jabatan Responden
Jabatan Jumlah Persentase
Partner 1 orang 3%
Auditor Senior 11 orang 37%
Auditor Junior 17 orang 57%
Lain-lain (IT) 1 orang 3%
Total 30 orang 100%
Sumber: Data yang diolah, 2016
Tabel 5.3 di atas menunjukkan bahwa mayoritas jabatan responden
adalah auditor junior sebanyak 17 orang atau 57% dan auditor senior
sebanyak 11 orang atau 37%. Responden yang menduduki jabatan partner
sebanyak 1 orang atau 3% dan yang menduduki jabatan lain-lain (IT)
sebanyak 1 orang atau 3%.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
2. Deskripsi responden berdasarkan lama pengalaman kerja di bidang audit
Tabel 5.4
Data Responden Berdasarkan Lama Pengalaman Kerja di Bidang Audit
Lama Pengalaman Kerja di
Bidang Audit Jumlah Persentase
< 1 tahun 13 orang 43%
1-2 tahun 5 orang 17%
2-3 tahun 3 orang 10%
3-4 tahun 6 orang 20%
>4 tahun 3 orang 10%
Total 30 orang 100%
Sumber: Data yang diolah, 2016
Berdasarkan tabel 5.4 di atas dapat diketahui bahwa lama
pengalaman kerja responden di bidang audit mayoritas < 1 tahun sebanyak
13 orang atau 43%. Responden yang memiliki lama pengalaman kerja di
bidang audit 1-2 tahun sebanyak 5 orang atau 17%, yang memiliki lama
pengalaman kerja di bidang audit 2-3 tahun sama dengan yang memiliki
lama pengalaman kerja > 4 tahun yaitu sebanyak 3 orang atau 10%.
Sisanya sebanyak 6 orang responden memiliki pengalaman kerja di bidang
audit selama 3-4 tahun.
3. Deskripsi responden berdasarkan keahlian khusus
Tabel 5.5
Data Responden Berdasarkan Keahlian Khusus
Keahlian Khusus Jumlah Persentase
Analisis Sistem 12 36%
Konsultan Pajak 5 15%
Konsultan Manajemen 1 3%
Tidak Memiliki Keahlian
Khusus
15 45%
Total 33 100%
Sumber: Data yang diolah, 2016
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
Berdasarkan tabel 5.5 di atas dapat dilihat bahwa ada responden yang
memiliki lebih dari satu keahlian khusus. Namun mayoritas responden
yang tidak memiliki keahlian khusus sebanyak 15 atau 45%. Responden
yang memiliki keahlian analisis sistem sebanyak 12 atau 36%, konsultan
pajak sebanyak 5 atau 15% dan konsultan manajemen sebanyak 1 orang
atau 3%.
4. Deskripsi responden berdasarkan lama menekuni keahlian khusus
Tabel 5.6
Data Responden Berdasarkan Lama Menekuni Keahlian Khusus
Lama Menekuni
Keahlian Khusus Jumlah Persentase
< 1 tahun 8 orang 40%
1-2 tahun 12 orang 60%
>3 tahun 0 orang 0%
Total 20 orang 100%
Sumber: Data yang diolah, 2016
Berdasarkan tabel 5.6 di atas dapat diketahui bahwa mayoritas
responden menekuni keahlian khusus selama 1-2 tahun sebanyak 12 orang
atau 60% sedangkan yang menekuni keahlian khusus <1 tahun sebanyak 8
orang atau 40%.
5. Deskripsi responden berdasarkan tingkat pendidikan formal
Tabel 5.7
Data Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan Formal
Lama Menekuni Keahlian Khusus Jumlah Persentase
D3 0 orang 0%
S1 30 orang 100%
S2 0 orang 0%
S3 0 orang 0%
Total 30 orang 100%
Sumber: Data diolah, 2016
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
Berdasarkan tabel 5.7 di atas diperoleh informasi bahwa semua
responden memiliki tingkat pendidikan formal Strata Satu (S1) sebanyak
30 orang atau 100% dan mayoritas bergelar Sarjana Ekonomi (SE).
6. Deskripsi responden berdasarkan sertifikat/gelar profesi
Tabel 5.8
Data Responden Berdasarkan Responden Berdasarkan
Sertifikat/Gelar Profesi
Sertifikat/Gelar Profesi Jumlah Persentase
CA 2 orang 7%
Akt 8 orang 27%
CPA - 0%
MAFIS - 0%
Tidak Memiliki Gelar
Profesi
20 orang 67%
Total 30 orang 100%
Sumber: Data diolah, 2016
Berdasarkan tabel 5.8 di atas diperoleh informasi bahwa sebagian
besar dari responden tidak memiliki gelar profesi sebanyak 20 orang atau
67%. Responden yang memiliki gelar Akt sebanyak 8 orang atau 27% dan
Chartered Accountant (CA) 2 orang atau 7%. Sedangkan tidak ada
responden yang memiliki gelar Certified Public Accountant (CPA) dan
Master of Accoutancy and Financial Information Systems (MAFIS).
C. Hasil Uji Instrumen Penelitian
1. Hasil Uji Validitas
Uji validitas dilakukan dengan cara mengkorelasikan skor item
pertanyaan dengan skor totalnya. Adapun ketentuannya jika rhitung>rtabel
maka item pertanyaan tersebut dikatakan valid (Wiyono, 2011: 119).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
Tabel-tabel dibawah ini menunjukkan hasil uji validitas dari empat
variabel yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu: fee audit, tenure audit,
skeptisme profesional auditor dan kualitas audit.
Pada tabel 5.9 berikut disajikan hasil uji validitas data hasil statistik
variabel fee audit.
Tabel 5.9
Hasil Uji Validitas Variabel Fee Audit
Butir
Pertanyaan rhitung rtabel Keterangan
Item1 0.818 0.361 Valid
Item2 0.903 0.361 Valid
Item3 0.686 0.361 Valid
Item4 0.794 0.361 Valid
Item5 0.895 0.361 Valid
Item6 0.922 0.361 Valid
Sumber: Data yang diolah, 2016
Berdasarkan hasil uji statistik pada tabel 5.9 menjelaskan bahwa
variabel fee audit terdiri atas 6 butir pertanyaan yang keseluruhannya
adalah valid dengan nilai rhitung>rtabel. Jadi dapat disimpulkan bahwa
masing-masing butir pertanyaan dapat disertakan dalam penelitian
berikutnya.
Pada tabel 5.10 berikut ini disajikan hasil uji validitas data hasil uji
statistik variabel tenure audit.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
Tabel 5.10
Hasil Uji Validitas Variabel Tenure Audit
Butir Pertanyaan Rhitung rtabel Keterangan
Item7 0,752 0,361 Valid
Item8 0,541 0,361 Valid
Item9 0,545 0,361 Valid
Item10 0,043 0,361 Tidak Valid
Item11 0,193 0,361 Tidak Valid
Item12 0,597 0,361 Valid
Item13 0,809 0,361 Valid
Sumber: Data yang diolah, 2016
Berdasarkan hasil uji statistik pada tabel 5.10 menjelaskan bahwa
variabel tenure audit terdiri atas 7 butir pertanyaan. Item 10 dan item 11
tidak valid karena memiliki rhitung<rtabel. Lima item pertanyaan yang
lain valid dengan nilai rhitung>rtabel. Jadi dapat disimpulkan bahwa lima
butir pertanyaan dapat disertakan dalam penelitian berikutnya sedangkan
yang lain tidak.
Pada tabel 5.11 berikut ini disajikan hasil uji validitas data hasil uji
statistik variabel skeptisme profesional auditor.
Tabel 5.11
Hasil Uji Validitas Variabel Skeptisme Profesional Auditor
Butir Pertanyaan Rhitung Rtabel Keterangan
Item14 0.704 0.361 Valid
Item15 0.877 0.361 Valid
Item16 0.877 0.361 Valid
Item17 0.878 0.361 Valid
Item18 0.913 0.361 Valid
Item19 0.755 0.361 Valid
Sumber: Data yang diolah, 2016
Berdasarkan hasil uji statistik pada tabel 5.11 menjelaskan bahwa
variabel skeptisme profesional auditor terdiri atas 6 butir pertanyaan yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
keseluruhannya adalah valid dengan nilai rhitung>rtabel. Jadi dapat
disimpulkan bahwa masing-masing butir pertanyaan dapat disertakan
dalam penelitian berikutnya.
Pada tabel 5.12 berikut ini disajikan hasil uji validitas data hasil uji
statistik variabel kualitas audit.
Tabel 5.12
Hasil Uji Validitas Variabel Kualitas Audit
Butir Pertanyaan rhitung Rtabel Keterangan
Item20 0.843 0.361 Valid
Item21 0.784 0.361 Valid
Item22 0.750 0.361 Valid
Item23 0.817 0.361 Valid
Item24 0.813 0.361 Valid
Item25 0.913 0.361 Valid
Item26 0.765 0.361 Valid
Item27 0.754 0.361 Valid
Item28 0.741 0.361 Valid
Item29 0.568 0.361 Valid
Item30 0.702 0.361 Valid
Sumber: Data yang diolah, 2016
Berdasarkan hasil uji statistik pada tabel 5.12 menjelaskan bahwa
variabel kualitas audit terdiri atas 11 butir pertanyaan yang keseluruhannya
adalah valid dengan nilai rhitung>rtabel. Jadi dapat disimpulkan bahwa
masing-masing butir pertanyaan dapat disertakan dalam penelitian
berikutnya.
2. Hasil Uji Reabilitas
Pengujian reabilitas menggunakan rumus Alpha. Adapun ketentuan
pengujian Cronbach’s Alpha, bahwa suatu instrumen dinyatakan reliabel
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
jika nilai alpha > r kritis product moment. Jadi, jika nilai alpha > rtabel
berarti instrumen reliabel dan jika nilai alpha < rtabel berarti instrumen tidak
reliabel (Wiyono, 2011: 126).
Tabel 5.13
Hasil Uji Reliabilitas
Variabel Jumlah Butir
Pertanyaan
Cronbach’s
Alpha rtabel Keterangan
Fee Audit (X1) 6 0,911 0,361 Reliabel
Tenure Audit (X2) 6 0,801 0,361 Reliabel
Skeptisme Profesional
Auditor (X2) 6 0,910 0,361 Reliabel
Kualitas Audit (Y) 11 0,921 0,361 Reliabel
Sumber: Data yang diolah, 2016
Berdasarkan tabel 5.13 menunjukkan bahwa instrumen untuk setiap
variabel penelitian adalah reliabel, karena α hitung > rtabel. Pada variabel
fee audit memiliki α hitung 0,911 > 0,361. Variabel tenure audit memiliki α
hitung 0,652 > 0,361. Variabel skeptisme profesional auditor memiliki α
hitung 0,910 > 0,361 dan variabel kualitas audit memiliki α hitung 0,921 >
0,361. Hasil tersebut mengindikasikan bahwa instrumen penelitian ini akan
menghasilkan data yang sama jika digunakan untuk mengukur objek yang
sama.
D. Hasil Uji Hubungan Antar Variabel (Korelasi Spearman)
Korelasi ini digunakan untuk mencari hubungan atau untuk menguji
signifikansi hipotesis asosiatif bila masing-masing variabel. Berikut tabel hasil
uji korelasi spearman menggunakan software spss 23.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
Tabel 5.14
Hasil Uji Korelasi Spearman
Correlations
Fee_Audit Tenure_Audit Skeptisme
_Auditor
Kualitas
_Audit
Spear
man's
rho
Fee_Au
dit
Correlation
Coefficient 1.000 .161 .583
** .495
**
Sig. (2-
tailed) . .394 .001 .005
N 30 30 30 30
Tenure
_Audit
Correlation
Coefficient .161 1.000 .640
** .461
*
Sig. (2-
tailed) .394 . .000 .010
N 30 30 30 30
Skeptis
me_Au
ditor
Correlation
Coefficient .583
** .640
** 1.000 .697
**
Sig. (2-
tailed) .001 .000 . .000
N 30 30 30 30
Kualita
s_Audit
Correlation
Coefficient .495
** .461
* .697
** 1.000
Sig. (2-
tailed) .005 .010 .000 .
N 30 30 30 30
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
Sumber: Data yang diolah, 2016
Pada tabel 5.14 di atas menunjukkan nilai koefisien korelasi fee audit
dengan kualitas audit sebesar 0,495>0,306(rtabel spearman) maka ada
korelasi yang signifikan antara fee audit dan kualitas audit, nilai koefisien
korelasi tenure audit dengan kualitas audit sebesar 0,461>0,306 maka ada
korelasi yang signifikan antara tenure audit dan kualitas audit, dan nilai
koefisien korelasi skeptisme profesional auditor dengan kualitas audit sebesar
0,697>0,306 maka ada korelasi yang signifikan antara skeptisme profesional
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
auditor dan kualitas audit. Jika melihat sig. (2-tailed) antara fee audit dan
kualitas audit sebesar 0,005<0,025 maka ada korelasi yang signifikan antara
fee audit dan kualitas audit, sig. (2-tailed) antara tenure audit dan kualitas
audit sebesar 0,010<0,025 maka ada korelasi yang signifikan antara tenure
audit dan kualitas audit, dan sig. (2-tailed) antara skeptisme profesional
auditor dan kualitas audit sebesar 0,000<0,025 maka ada korelasi yang
signifikan antara skeptisme profesional auditor dan kualitas audit. Semua
koefisien korelasi di atas memiliki tanda positif (+) hal ini menunjukkan
korelasi antar variabel memiliki arah yang sama.
E. Pembahasan Hasil Penelitian
Setelah menganalisis hubungan fee audit, tenure audit, skeptisme
profesional auditor dengan kualitas audit, maka penulis akan membahas hasil
dari pengujiannya.
1. Hubungan fee audit dengan kualitas audit
Dari hasil uji korelasi spearman, angka koefisien korelasi untuk
variabel fee audit dengan kualitas audit menunjukkan angka 0,495 lebih
besar dari 0,306 (rtabel spearman). Hal ini berarti kekuatan hubungan
antar variabel sedang, untuk menguji apakah hipotesis diterima atau
ditolak maka perlu dilakukan uji signifikansi. Pada hasil pengujian sig. (2-
tailed) menunjukkan 0,005. Angka ini lebih kecil dari nilai 0,025 sehingga
keputusan pengujiannya Ho ditolak, yaitu ada hubungan antara fee audit
dan kualitas audit. Seorang auditor disini dapat mengusulkan jumlah fee
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
atas jasanya kepada klien sesuai dengan tingkat kerumitan dan
pengeluaran yang dilakukan oleh Kantor Akuntan Publik ketika
melakukan audit agar tidak terjadi kerugiatan. Hasil ini membuktikan teori
dari SPAP.
Menurut SPAP Seksi 240.1 (2011) dinyatakan sebagai berikut.
“Dalam hal melakukan negosiasi mengenai jasa profesional yang
diberikan. Praktisi dapat mengusulkan jumlah imbalan jasa
profesional yang dipandang sesuai. Fakta terjadinya jumlah imbalan
jasa profesional yang diusulkan oleh Praktisi yang satu lebih rendah
dari praktisi yang lain bukan merupakan pelanggaran terhadap kode
etik profesi. Namun demikian, ancaman terhadap kepatuhan pada
prinsip dasar etika profesi dapat saja terjadi dari besaran imbalan jasa
profesional yang diusulkan. Sebagai contoh, ancaman kepentingan
pribadi terhadap kompetensi serta sikap kecermatan dan kehati-
hatian profesional dapat terjadi ketika besaran imbalan jasa
profesional yang diusulkan sedemikian rendahnya, sehingga dapat
mengakibatkan tidak dapat dilaksanakannya perikatan dengan baik
berdasarkan standar teknis dan standar profesi yang berlaku”.
Hasil di atas sejalan dengan Soekrisno (2012: 46) yang menyatakan
anggota KAP tidak diperkenankan mendapatkan klien dengan cara
menawarkan fee yang dapat merusak citra profesi. Hal ini didukung oleh
penelitian yang dilakukan oleh Taringan (2013), Hartadi (2009) yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
mengatakan bahwa fee audit berpengaruh positif signifikan terhadap
kualitas audit.
2. Hubungan tenure audit dengan kualitas audit
Dari hasil uji korelasi spearman, angka koefisien korelasi untuk
variabel tenure audit dengan kualitas audit menunjukkan angka 0,461
lebih besar dari rtabel (0,306). Hasil ini menunjukkan hubungan antar
kedua variabel sedang. Dilihat dari hasil uji sig. (2-tailed) menunjukkan
0,010. Angka ini lebih kecil dari nilai 0,025 sehingga keputusan
pengujiannya Ho ditolak artinya ada hubungan antara tenure audit dan
kualitas audit. Hasil ini membuktikan bahwa hipotesis yang berbunyi
terdapat hubungan antara tenure audit dan kualitas audit terbukti dan
diterima kebenarannya.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh
Wijiastuti (2012) menyatakan bahwa tenure audit berpengaruh signifikan
terhadap kualitas audit, Kartika yang melakukan penelitian Survey di
Kantor Akuntan Publik (KAP) wilayah Bandung juga menyatakan bahwa
tenure audit berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit. Namun hasil
penelitian yang dilakukan oleh Hamid (2013) tidak sejalan dengan hasil
dalam penelitian ini, dalam penelitiannya menyatakan bahwa tenure KAP
tidak berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit. KAP dengan masa
perikatan 3 (tiga) tahun tidak lebih berkualitas daripada KAP dengan masa
perikatan kurang dari 3 tahun.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
Namun lamanya hubungan auditor dengan klien di Indonesia telah
diatur oleh Menteri Keuangan yang dituangkan dalam Peraturan Menteri
Keuangan Republik Indonesia Nomor: 17/PMK.01/2008 tentang jasa
akuntan publik. Dalam peraturan tersebut membatasi pemberian jasa audit
umum atas laporan keuangan dari suatu entitas yang dilakukan oleh KAP
paling lama enam (6) tahun buku berturut-turut dan oleh seorang Akuntan
Publik paling lama tiga (3) tahun buku berturut-turut. Pembatasan ini
dimaksudkan agar hubungan klien dengan auditor tidak terlalu dekat
sehingga dapat mencegah terjadinya kasus kecurangan akuntansi.
3. Hubungan skeptisme profesional auditor dengan kualitas audit
Hasil uji korelasi spearman, angka koefisien korelasi untuk
variabel skeptisme profesional auditor dengan kualitas audit menunjukkan
angka 0,697 lebih besar dari 0,306. Hal ini menunjukkan bahwa hubungan
antar variabel sedang. Dilihat dari hasil uji sig. (2-tailed) menunjukkan
0,000. Angka ini lebih kecil dari nilai 0,025 sehingga keputusan
pengujiannya Ho ditolak artinya ada hubungan antara skeptisme
profesional auditor dan kualitas audit.
Hal ini sejalan dengan teori yang diungkapkan oleh Tuanakota
(2011) yang menyatakan, sikap skeptisme profesional auditor akan
mempengaruhi perilaku sikap skeptismenya dan pada akhirnya akan
meningkatkan kualitas audit.
Penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh
Adnyani, Atmaja dan Herawati (2014) yang menyatakan bahwa skeptisme
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
professional berpengaruh signifikan terhadap tanggungjawab auditor
dalam mendeteksi kecurangan dan kekeliruan laporan keuangan, Rusyanti
(2010) yang menyatakan bahwa skeptisme profesional seorang auditor
berpengaruh signifikan terhadap kualitas auditnya, Saputri (2013)
menyatakan bahwa ada pengaruh antara variabel skeptisme profesional
terhadap kualitas audit.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan, maka dapat
diperoleh kesimpulan sebagai berikut:
1. Ada hubungan yang signifikan antara fee audit dan kualitas audit. Hal
ini ditunjukkan dengan nilai sig. (2-tailed) sebesar 0,005<0,025.
Hubungan antara fee audit dengan kualitas audit ini merupakan
hubungan positif yang signifikan yang ditunjukkan dengan angka
korelasi spearman sebesar 0,495.
2. Ada hubungan yang signifikan antara tenure audit dan kualitas audit.
Hal ini ditunjukkan dengan nilai sig. (2-tailed) sebesar 0,010<0,025.
Hubungan antara tenure audit dengan kualitas audit ini merupakan
hubungan positif yang signifikan yang ditunjukkan dengan angka
korelasi spearman sebesar 0,461.
3. Ada hubungan yang signifikan antara skeptisme profesional auditor
dan kualitas audit. Ada hubungan yang signifikan antara tenure audit
dan kualitas audit. Hal ini ditunjukkan dengan nilai sig. (2-tailed)
sebesar 0,000<0,025. Hubungan antara tenure audit dengan kualitas
audit ini merupakan hubungan positif yang signifikan yang
ditunjukkan dengan angka korelasi spearman sebesar 0,697.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
B. Keterbatasan Penelitian
Keterbatasan dalam penelitian ini yaitu lamanya penulis mengumpukan
data karena pada saat pengumpulan data adalah bulan-bulan sibuknya
KAP untuk menyelesaikan laporannya. Hal ini menyebabkan auditor
kurang fokus untuk mengisi kuesoner dan bagian administrasi KAP juga
sibuk menyiapkan berbagai kebutuhan lain selain izin penelitian.
C. Saran
Berdasarkan hasil penelitian ini dan untuk penelitian-penelitian
selanjutnya, penulis memberi saran antara lain.
1. Penelitian selanjutnya sebaiknya melakukan pengumpulan data sekitar
bulan Juni-Oktober karena bukan bulan sibuk Kantor Akuntan Publik
untuk membuat laporan audit.
2. Penelitian selanjutnya diharapkan dapat menambah variabel
pengalaman atau kompetensi auditor terhadap kualitas audit.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
DAFTAR PUSTAKA
Anugerah dan Akbar. 2014. “Pengaruh Kompetensi, Kompleksitas Tugas dan
Skeptisme Profesional Terhadap Kualitas Audit”. Jurnal Akuntansi. Vol. 2
(April). No. 2 : 139-148. ISSN 2337-4314.
Anwar, Ahmad Nugraha Syaifupl.“Pengaruh Fee Audit dan Tekanan Anggaran
Waktu Audit terhadap Kualitas Audit”. Universitas Komputer Indonesia.
Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia, Surat Keputusan Nomor 01
Tahun 2007 Tentang Standar Pemeriksaan Keuangan Negara.
Boynton, William C., Johnson, Raymond N., Kell, Walter G. 2003. Modern
Auditing. Edisi Ketujuh. Jilid I. Penerbit Erlangga, Jakarta.
Hamid, Abdul. 2013. “Pengaruh Tenure KAP dan Ukuran KAP Terhadap
Kualitas Audit”. Skripsi Tidak Dipublikasikan. Universitas Negeri Padang.
Halim, Abdul. 1995. Auditing 1 (Dasar-dasar Audit Laporan Keuangan). Edisi
Pertama. AMP YKPN, Yogyakarta.
Halim, Abdul. 2008. Auditing (Dasar-dasar Audit Laporan Keuangan). Edisi
Keempat. Jilid 1. Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen YKPN, Yogyakarta.
Hartadi, Bambang. 2009. ““Pengaruh Fee Audit, Rotasi KAP, dan Reputasi
Auditor Terhadap Kualitas Audit di Bursa Efek Indonesia”. Jurnal Ekonomi
dan Keuangan. Akreditasi No. 110/DIKTI/Kep/2009, ISSN 1411-0393.
Herawati dkk. 2014. “Pengaruh Skeptisme Profesional Auditor, Independensi, dan
Pengalaman Auditor Terhadap Tanggungjawab Auditor Dalam Mendeteksi
Kecurangan dan Kekeliruan Laporan Keuangan”. Jurnal Akuntansi Program
S1. Volume 2 No. 1. e-Journal S1 AK Universitas Pendidikan Ganesha.
Hoitash, Markelevich, Barragato. 2007. “Autitor Fees and Audit Quality”.
Managerial Auditing Journal. Volume 22 No. 8, pp. 761-786. Emerald
Group Publishing Limited, 0268-6902.
Institut Akuntan Publik Indonesia. 2011. Standar Profesi Akuntan Publik.
Salemba Empat, Jakarta.
Ifsan L.H. 2015. Skandal Terungkap, CEO Toshiba Mundur.
http://bisnis.liputan6.com/read/2277114/skandal-terungkap-ceo-toshiba-
mundur. Diakses tanggal 23 November 2015.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
Indah, Herliandini Trirahayu. ”Pengaruh Integritas Dan Skeptisme Profesional
Auditor Terhadap Kualitas Audit”. Universitas Komputer Indonesia.
Irawati, ST Nur. 2011. “Pengaruh Kompetensi Dan Independensi Auditor
Terhadap Kualitas Audit Pada Kantor Akuntan Publik Di Makassar”. Skripsi
Tidak Dipublikasikan. Universitas Hasanuddin, Makasar.
Jogiyanto. 2013. Metodologi Penelitian Bisnis. BPFE, Yogyakarta.
Kamus Besar Bahasa Indonesia.Arti Kata Skeptisme. http://kbbi.web.id/. Diakses
tanggal 8 Desember 2015.
Kartika, Eka. “Pengaruh Fee Audit dan Masa Perikatan Auditor Terhadap
Kualitas Audit”. Universitas Komputer Indonesia.
Menteri Keuangan Republik Indonesia, Surat Keputusan Nomor 17/PMK.01/2008
Tentang Jasa Akuntan Publik.
Mulyadi. 2002. Auditing. Edisi 6. Buku 1. Salemba Empat, Jakarta.
Mukhlisin, Murniati. 2015. Skandal Akuntansi Toshiba dan Tantangan Bisnis
Syariah (1). http://www.republika.co.id/berita/jurnalisme-
warga/wacana/15/07/23/nrx7kl-skandal-akuntansi-toshiba-dan-tantangan-
bisnis-lembaga-syariah-1. Diakses tanggal 23 November 2015.
Nordiansyah, Eko. 2015. Terlibat Skandal Akuntansi, CEO Thosiba
Mundur.http://ekonomi.metrotvnews.com/read/2015/07/21/149344/terlibat-
skandal-akuntansi-ceo-toshiba-mundur. Diakses Tanggal 23 November
2015.
Noviyanti, Suzy. 2008.”Skeptisme Profesional Auditor dalam Mendeteksi
Kecurangan”. Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia. Volume 5 (Juni).
Nomor 1: 102-125.
Purba, Fitriani Kartika. “Pengaruh Fee Audit dan Pengalaman Auditor Eksternal
terhadap Kualitas Audit”. Universitas Komputer Indonesia.
Pramono, Emanuel Dian. 2012. “Pengaruh Kompetensi dan Independensi Auditor
Terhadap Kualitas Audit”. Skripsi Tidak Dipublikasikan. Universitas Sanata
Dharma, Yogyakarta.
Presiden Republik Indonesia, Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Nomor
5 Tahun 2011 tentang Akuntan Publik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
Raharjo, Sahid. 2014. “Cara Uji Korelasi Berganda dengan SPSS”.
http://www.konsistensi.com/2014/06/cara-uji-korelasi-berganda-dengan-
spss.html. Diakses tanggal 06 Juni 2016.
Rusyanti, Rina. 2010. “Pengaruh Sikap Skeptisme Auditor, Profesionalisme
Auditor, dan Tekanan Anggaran Waktu terhadap Kualitas Audit”. Skripsi
Tidak Dipublikasikan. Universitas Islam Syarif Hidayatullah, Jakarta.
Samian. 2008. “SPSS Korelasi dan Regresi”.
https://samianstats.files.wordpress.com/2008/10/korelasional-spss1.pdf.
Diakses tanggal 06 Juni 2016.
Santoso, Singgih. 2012. Panduan Lengkap SPSS Versi 20. Elex Media
Komputindo, Jakarta.
Sanusi, Anwar. 2011. Metodologi Penelitian Bisnis. Salemba Empat, Jakarta.
Saputri, Noviani. 2013. “Pengaruh Skeptisme Profesional, Pengalaman dan Fee
Audit terhadap Kualitas Audit”. Jurnal Imu Ekonomi, Sosial dan
Humaniora. Volume 6 (Oktober). , Nomor 2: ISSN 1829-7935
Simatauw, Nidya F. 2011. “Hubungan Antara Pengalaman Audit dan Batasan
Waktu dengan Kualitas Audit”. Skripsi Tidak Dipublikasikan. Universitas
Sanata Dharma, Yogyakarta.
Soekrisno, Agoes. 2012.Auditing Petunjuk Praktis Pemeriksaan Akuntan oleh
Akuntan Publik. Edisi 4. Buku 1. Salemba Empat, Jakarta.
Sukmana, Yoga. 2015. Bos Thosiba Dilaporkan Terlibat Skandal Akuntansi.
http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2015/07/21/161317026/.Bos.Toshib
a.Dilaporkan.Terlibat.Skandal.Penyimpangan.Akuntansi. Diakses tanggal 23
November 2015.
Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Bisnis. Alfabeta, Bandung.
Suzan dan Nugraheni. “Pengaruh Kompetensi, Independensi dan Audit Fee
Terhadap Kualitas Audit”. Universitas Telkom.
Taringan, Malem Ukur. 2013. “Pengaruh Kompetensi, Etika dan Fee Audit
Terhadap Kualitas Audit”. Jurnal Akuntansi. Volume 13 (April). Nomor 1:
803-832.
Trihendradi C.2009. Step by Step SPSS 16 Analisis Data Statistik. Andi Ofset, Yogyakarta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
100
Tuanakota, Theodorus M. 2013. Audit Berbasis ISA (International Standards on
Auditing). Salemba Empat, Jakarta.
Tuanakota, Theodorus M. 2011. Berpikir Kritis dalam Auditing. Jakarta: Salemba
Empat.
Wijiastuti, Dian Patrisia. 2012. “Analisis Persepsi Auditor atas Pengalaman
Auditor dan Tenure Terhadap Kualitas Audit”. Skripsi Tidak
Dipublikasikan. Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.
Wiyono, Gendro. (2011). 3 In One: Merancang Penelitian Bisnis Dengan Alat
Analisis SPSS 17.0 & SmartPLS 2.0. Edisi 1. UPP STIM YKPN,
Yogyakarta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
101
LAMPIRAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
102
Lampiran 1: Kuesioner
SURAT PENGANTAR KUESIONER
Yogyakarta, 21 Maret 2016
Kepada Yth. Bpk/Ibu/Sdr/i Responden
Di tempat
Dengan hormat,
Saya adalah mahasiswa Universitas Sanata Dharma, Fakultas Ekonomi,
Program Studi Akuntansi yang sedang menyusun skripsi dalam bidang kualitas
audit dengan judul “Analisis Fee Audit, Tenure Audit dan Skeptisme
Profesional Auditor dalam Hubungan dengan Kualitas Audit”. Dalam
penyusunan skripsi untuk meraih gelar sarjana ini, saya membutuhkan kerja sama
dari Bpk/Ibu/Sdr/i Responden untuk memberikan jawaban atas daftar pertanyaan
yang telah disusun guna melengkapi data yang saya perlukan.
Mengingat data yang diperoleh semata-mata hanya akan digunakan untuk
keperluan ilmiah maka saya akan sangat berterima kasih bila Bpk/Ibu/Sdr/i
Responden bersedia mengisi dengan sejujur-jujurnya. Saya berjanji tidak akan
menyalahgunakan keterangan yang telah diberikan untuk hal-hal di luar
penelitian.
Atas bantuan dan kerja sama Bpk/Ibu/Sdr/i Responden, saya ucapkan
terima kasih.
Hormat saya,
Ni Putu Rusmitha Cintya Dewi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
103
ANALISIS FEE AUDIT, TENURE AUDIT DAN SKEPTISME
PROFESIONAL AUDITOR DALAM HUBUNGAN DENGAN KUALITAS
AUDIT
IDENTITAS RESPONDEN
Berilah tanda (X) pada jawaban yang Bpk/Ibu/Sdr/i Responden pilih.
1. Nama Kantor Akuntan Publik:
……………………………………………….
2. Jabatan/posisi Anda pada KAP saat ini:
a. Partner
b. Auditor Senior
c. Auditor Junior
d. Lain-lain (sebutkan)
3. Lama pengalaman kerja di bidang audit sampai saat ini:
…….tahun…..bulan.
4. Keahlian khusus yang Anda miliki saat ini disamping audit:
a. Analisis Sistem
b. Konsultan Pajak
c. Konsultan Manajemen
d. Lain-lain (sebutkan)
5. Lama Anda menekuni keahlian tersebut (pertanyaan no. 4): ..........
tahun ......... bulan.
6. Tingkat pendidikan formal Anda
a. Pendidikan Pra Sarjana (setingkat D3 jika ada)
Program/bidang studi (akuntansi, manajemen, dll)
b. Pendidikan Sarjana (S1), gelar (missal : Drs, SE, dll)
Program/bidang studi (akuntansi, manajemen, dll)
c. Pendidikan Strata (S2), gelar (missal : MSi, MM, dll)
Program/bidang studi (akuntansi, manajemen, dll)
d. Pendidikan Strata (S3)
Program/bidang studi (akuntansi, manajemen, dll)
7. Apakah Anda mempunyai sertifikat/gelar profesional lain yang
menunjang bidang keahlian Anda (selain akuntan publik)
a. Ya, sebutkan ..........
b. Tidak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
104
PERTANYAAN PENELITIAN
Bapak/Ibu/Sdr/i dimohon untuk memberikan tanggapan yang sesuai atas
pertanyaan-pertanyaan berikut dengan memilih skor yang tersedia dengan cara
disilang (X). Jika menurut Bapak/Ibu/Sdr/i tidak ada jawaban yang tepat,
maka skor jawaban dapat diberikan pada pilihan yang paling mendekati. Skor
jawaban adalah sebagai berikut :
Skor 1: Sangat Tidak Setuju (STS)
Skor 2: Tidak Setuju (TS)
Skor 3: Ragu-ragu (R)
Skor 4: Setuju (S)
Skor 5: Sangat Setuju (SS)
1. Variabel Fee Audit
No. Pertanyaan/Pernyataan STS TS R S SS
1 Struktur keuangan KAP tempat saya
bekerja mempengaruhi fee yang saya
terima
2 Semakin besar risiko penugasan yang
saya hadapi, maka semakin tinggi fee
yang saya peroleh
3 Sebagai auditor, semakin
bervariasi/kompleks jenis usaha klien
saya maka saya akan menawarkan fee
yang lebih tinggi
4 Biasanya Fee yang saya dapatkan sesuai
dengan tingkat keahlian yang saya
gunakan dalam mengaudit
5 Saya melakukan audit sesuai dengan fee
yang saya terima
6 Klien selalu menyanggupi pembayaran
fee yang saya tawarkan
Sumber: Halim (1995), Soekrisno (2013)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
105
2. Variabel Tenure Audit
No. Pertanyaan/Pernyataan STS TS R S SS
7 Sebagai auditor, saya mampu
mengendalikan waktu dalam melakukan
tugas audit.
8 Menurut pendapat saya selaku auditor,
lamanya mengaudit klien sangat
tergantung dari kesiapan klien dalam
memberikan data untuk keperluan audit.
9 Saya berupaya tetap bersifat independen
dalam melakukan audit walaupun telah
lama menjalin hubungan dengan klien
tersebut.
10 Tidak semua kesalahan klien yang saya
temukan, saya laporkan karena lamanya
hubungan dengan klien tersebut.
11 Auditor sebaiknya memilki hubungan
dengan klien yang sama paling lama 3
tahun.
12 Semakin banyak jumlah klien yang saya
audit, menjadikan audit yang saya
lakukan semakin lebih baik.
13 Lama bekerja sebagai auditor, membuat
saya semakin teliti dalam melakukan
audit.
Sumber: Wijiastuti (2012)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
106
3. Variabel Skeptisme Profesional Auditor
No. Pertanyaan/Pernyataan STS TS R S SS
14 Auditor diharapkan mempunyai sikap
skeptisme terhadap proses audit.
15 Sikap skeptisme berpengaruh dalam
menemukan pelanggaran-pelanggaran
dalam laporan keuangan.
16 Auditor dalam mengevaluasi temuan
audit harus menggunakan sikap
skeptisme.
17 Tuntutan profesional seorang auditor
dalam mengaudit mengakibatkan
tumbuhnya sikap skeptisme.
18 Auditor diharapkan mempunyai sikap
skeptis terhadap temuan audit yang
berhubungan dengan wajar dan
tidaknya laporan keuangan.
19 Bersikap cermat dan seksama dalam
melaksanakan tugas audit merupakan
faktor sikap skeptisme.
Sumber: Noviyanti (2008)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
107
4. Variabel Kualitas Audit
No. Pertanyaan/Pernyataan STS TS R S SS
20 Pendidikan yang berhubungan dengan
profesi auditor dapat meningkatkan
kualitas audit.
21 Pengalaman menjadi pelajaran yang
baik bagi auditor dalam proses audit.
22 Auditor dituntut memiliki integritas
dalam meningkatkan kualitas audit.
23 Auditor ditutut menggunakan standar
auditing dalam proses audit agar
tercipta kualitas audit.
24 Auditor dituntut independen dalam
proses audit.
25 Auditor dituntut dapat mengetahui
temuan yang bersifat material dan tidak
material.
26 Auditor dituntut melakukan audit
dengan cermat dan seksama.
27 Auditor dituntut objektif dalam hal
mengungkap fakta atas kecurangan
yang terjadi dalam laporan keuangan.
28 Auditor selalu mendahulukan
kepentingan publik daripada
kepentingan pribadi.
29 Auditor dapat memberikan pernyataan
apakah wajar atau tidak laporan
keuangan tersebut.
30 Auditor dituntut mempunyai rasa
skeptisme terhadap temuan audit
sehingga dapat meningkatkan kualitas
audit.
Sumber: IAPI (2011), Rusyanti (2010)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
108
Lampiran 2: Surat Keterangan Izin Penelitian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
109
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
110
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
111
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
112
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
113
Lampiran 3: Hasil Tabulasi Data Isian Instrumen
Fee Audit
Responden Item1 Item2 Item3 Item4 Item5 Item6 Total
1 4 4 4 4 4 4 24
2 4 4 4 4 4 4 24
3 4 4 4 4 4 4 24
4 5 5 5 5 5 5 30
5 5 5 5 5 5 5 30
6 5 5 5 5 5 5 30
7 4 4 4 4 4 4 24
8 4 4 4 4 4 4 24
9 5 5 5 5 5 5 30
10 5 5 5 5 5 5 30
11 4 4 4 4 4 3 23
12 4 3 4 3 2 3 19
13 3 3 4 3 4 2 19
14 2 2 5 4 4 2 19
15 4 4 4 4 2 2 20
16 4 4 4 4 4 4 24
17 2 2 4 3 2 2 15
18 2 4 4 4 2 2 18
19 4 4 4 4 4 4 24
20 4 4 4 4 4 4 24
21 4 3 4 4 4 4 23
22 4 1 1 4 2 2 14
23 4 4 5 4 4 5 26
24 2 2 4 4 2 3 17
25 4 4 5 4 4 5 26
26 4 4 4 4 4 4 24
27 4 4 4 4 4 4 24
28 4 4 4 4 4 4 24
29 5 5 5 5 5 5 30
30 4 4 4 4 4 4 24
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
114
Tenure Audit
Responden Item7 Item8 Item9 Item10 Item11 Item12 Item13 Total
1 4 4 4 4 4 4 4 28
2 4 4 4 4 4 4 4 28
3 4 4 4 4 4 4 4 28
4 5 5 5 4 5 5 5 34
5 4 4 4 4 4 4 4 28
6 5 5 5 4 4 5 5 33
7 4 4 4 4 3 4 4 27
8 4 4 4 4 4 4 4 28
9 5 5 5 4 3 5 5 32
10 4 4 4 4 4 4 4 28
11 3 4 4 4 4 5 4 28
12 4 4 5 4 3 5 5 30
13 4 4 4 4 3 5 4 28
14 3 5 5 4 2 4 4 27
15 4 4 4 4 4 4 4 28
16 4 5 4 4 4 4 5 30
17 4 5 4 4 4 4 4 29
18 3 5 4 4 4 4 4 28
19 4 4 4 4 4 4 4 28
20 5 5 5 4 4 5 5 33
21 4 5 4 4 4 4 5 30
22 5 5 4 4 2 5 5 30
23 4 5 4 2 5 4 5 29
24 4 5 5 4 4 4 4 30
25 4 5 4 2 5 4 5 29
26 4 4 4 4 4 4 4 28
27 4 4 5 4 4 4 5 30
28 4 4 4 4 4 5 4 29
29 5 5 5 4 4 5 5 33
30 4 4 4 4 4 4 4 28
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
115
Skeptisme Profesional Auditor
Responden Item14 Item15 Item16 Item17 Item18 Item19 Total
1 5 4 4 5 5 5 28
2 4 4 4 5 5 5 27
3 4 4 4 4 4 4 24
4 5 5 5 5 5 5 30
5 4 4 4 5 5 5 27
6 5 5 5 5 5 5 30
7 4 4 4 4 4 4 24
8 4 4 4 4 4 4 24
9 5 5 5 5 5 5 30
10 4 4 4 5 5 5 27
11 4 4 4 3 4 3 22
12 5 5 5 5 5 4 29
13 4 4 4 4 4 4 24
14 4 4 4 4 4 4 24
15 4 4 4 4 4 4 24
16 5 4 4 4 4 4 25
17 4 4 4 4 4 4 24
18 4 3 3 3 4 4 21
19 4 4 4 4 4 4 24
20 5 5 5 5 5 5 30
21 5 4 4 3 4 4 24
22 5 5 5 4 5 4 28
23 5 4 4 4 4 4 25
24 4 4 4 3 4 4 23
25 5 4 4 4 4 4 25
26 4 4 4 4 4 4 24
27 5 5 5 5 5 4 29
28 4 4 4 4 4 4 24
29 5 5 5 5 5 5 30
30 4 4 4 4 4 4 24
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
6
Kualitas A
udit
R
esponden
Item
20
Item
21
Item
22
Item
23
Item
24
Item
25
Item
26
Item
27
Item
28
Item
29
Item
30
T
otal
1
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
55
2
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
55
3
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
44
4
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
55
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
55
6
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
55
7
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
44
8
4
4
4
4
4
4
4
4
4
5
4
45
9
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
55
10
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
55
11
4
4
4
4
5
4
4
5
5
4
4
47
12
5
4
5
5
5
4
5
4
4
2
5
48
13
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
44
14
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
44
15
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
44
16
4
5
5
4
4
4
4
5
3
4
4
46
17
4
4
4
4
4
4
5
4
4
4
4
45
18
4
5
5
5
5
4
5
4
4
4
3
48
19
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
44
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
7
20
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
55
21
4
5
5
4
4
4
4
5
3
4
4
46
22
4
5
5
5
5
4
5
5
3
3
4
48
23
5
4
4
5
4
4
5
4
4
4
5
48
24
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
4
54
25
5
4
4
5
4
4
5
4
4
4
5
48
26
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
44
27
5
4
5
5
5
4
5
4
4
2
5
48
28
4
4
5
4
4
5
4
5
5
4
4
48
29
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
55
30
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
44
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
118
Lampiran 4a: Hasil Uji Validitas Fee Audit
Correlations
Item1 Item2 Item3 Item4 Item5 Item6 Total
Item
1
Pearson
Correlation 1 .720
** .236 .662
** .681
** .774
** .818
**
Sig. (2-tailed) .000 .210 .000 .000 .000 .000
N 30 30 30 30 30 30 30
Item
2
Pearson
Correlation .720
** 1 .646
** .670
** .722
** .761
** .903
**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000
N 30 30 30 30 30 30 30
Item
3
Pearson
Correlation .236 .646
** 1 .447
* .600
** .566
** .686
**
Sig. (2-tailed) .210 .000 .013 .000 .001 .000
N 30 30 30 30 30 30 30
Item
4
Pearson
Correlation .662
** .670
** .447
* 1 .670
** .687
** .794
**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .013 .000 .000 .000
N 30 30 30 30 30 30 30
Item
5
Pearson
Correlation .681
** .722
** .600
** .670
** 1 .794
** .895
**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000
N 30 30 30 30 30 30 30
Item
6
Pearson
Correlation .774
** .761
** .566
** .687
** .794
** 1 .922
**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .001 .000 .000 .000
N 30 30 30 30 30 30 30
Total Pearson
Correlation .818
** .903
** .686
** .794
** .895
** .922
** 1
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000
N 30 30 30 30 30 30 30
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
119
Lampiran 4b: Hasil Uji Validitas Tenure Audit
Correlations
Item7 Item8 Item9 Item10 Item11 Item12 Item13 Total
Item7 Pearson
Correlation 1 .323 .419
* .050 .045 .525
** .606
**
.792*
*
Sig. (2-
tailed) .082 .021 .795 .813 .003 .000 .000
N 30 30 30 30 30 30 30 30
Item8 Pearson
Correlation .323 1 .408
* -.286 .032 .189 .600
**
.596*
*
Sig. (2-
tailed) .082 .025 .126 .865 .317 .000 .001
N 30 30 30 30 30 30 30 30
Item9 Pearson
Correlation .419
* .408
* 1 .175 -.159 .463
** .505
**
.707*
*
Sig. (2-
tailed) .021 .025 .355 .402 .010 .004 .000
N 30 30 30 30 30 30 30 30
Item1
0
Pearson
Correlation .050 -.286 .175 1 -.454
* .189 -.327 .043
Sig. (2-
tailed) .795 .126 .355 .012 .317 .077 .823
N 30 30 30 30 30 30 30 30
Item1
1
Pearson
Correlation .045 .032 -.159 -.454
* 1 -.240 .099 .193
Sig. (2-
tailed) .813 .865 .402 .012 .201 .603 .306
N 30 30 30 30 30 30 30 30
Item1
2
Pearson
Correlation .525
** .189
.463*
*
.189 -.240 1 .433*
.639*
*
Sig. (2-
tailed) .003 .317 .010 .317 .201 .017 .000
N 30 30 30 30 30 30 30 30
Item1
3
Pearson
Correlation .606
**
.600*
*
.505*
*
-.327 .099 .433* 1
.774*
*
Sig. (2-
tailed) .000 .000 .004 .077 .603 .017 .000
N 30 30 30 30 30 30 30 30
Total Pearson
Correlation .792
**
.596*
*
.707*
*
.043 .193 .639**
.774**
1
Sig. (2-
tailed) .000 .001 .000 .823 .306 .000 .000
N 30 30 30 30 30 30 30 30
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
120
Lampiran 4c: Validitas Skeptisme Profesional Auditor
Correlations
Item14 Item15 Item16 Item17 Item18 Item19 Total
Item1
4
Pearson
Correlation 1 .674
** .674
** .400
* .522
** .333 .704
**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .029 .003 .072 .000
N 30 30 30 30 30 30 30
Item1
5
Pearson
Correlation .674
** 1 1.000
** .642
** .714
** .412
* .877
**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .024 .000
N 30 30 30 30 30 30 30
Item1
6
Pearson
Correlation .674
** 1.000
** 1 .642
** .714
** .412
* .877
**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .024 .000
N 30 30 30 30 30 30 30
Item1
7
Pearson
Correlation .400
* .642
** .642
** 1 .836
** .793
** .878
**
Sig. (2-tailed) .029 .000 .000 .000 .000 .000
N 30 30 30 30 30 30 30
Item1
8
Pearson
Correlation .522
** .714
** .714
** .836
** 1 .771
** .913
**
Sig. (2-tailed) .003 .000 .000 .000 .000 .000
N 30 30 30 30 30 30 30
Item1
9
Pearson
Correlation .333 .412
* .412
* .793
** .771
** 1 .755
**
Sig. (2-tailed) .072 .024 .024 .000 .000 .000
N 30 30 30 30 30 30 30
Total Pearson
Correlation .704
** .877
** .877
** .878
** .913
** .755
** 1
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000
N 30 30 30 30 30 30 30
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
1
La
mp
iran
4d
: Hasil U
ji Valid
itas K
ualita
s Au
dit
Correla
tion
s
Item
20
Item
21
Item
22
Item
23
Item
24
Item
25
Item
26
Item
27
Item
28
Item
29
Item
30
T
otal
Item2
0
Pearso
n
Correlatio
n
1
.464
**
.548
**
.875
**
.668
**
.675
**
.818
**
.401
* .6
05
**
.270
.893
**
.843
**
Sig
. (2-tailed
)
.010
.002
.0
00
.000
.0
00
.000
.028
.000
.149
.000
.000
N
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
Item2
1
Pearso
n
Correlatio
n
.464
**
1
.818
**
.607
**
.668
**
.675
**
.548
**
.802
**
.292
.523
**
.290
.784
**
Sig
. (2-tailed
) .0
10
.0
00
.0
00
.000
.0
00
.002
.000
.117
.003
.121
.000
N
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
Item2
2
Pearso
n
Correlatio
n
.548
**
.818
**
1
.665
**
.740
**
.665
**
.593
**
.740
**
.305
.136
.389
* .7
50
**
Sig
. (2-tailed
) .0
02
.0
00
.000
.000
.0
00
.001
.000
.102
.474
.034
.000
N
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
Item2
3
Pearso
n
Correlatio
n
.875
**
.607
**
.665
**
1
.802
**
.573
**
.935
**
.401
* .4
38
* .1
52
.676
**
.817
**
Sig
. (2-tailed
) .0
00
.0
00
.000
.0
00
.0
01
.000
.028
.015
.423
.000
.000
N
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
2
Item2
4
Pearso
n
Correlatio
n
.668
**
.668
**
.740
**
.802
**
1
.623
**
.740
**
.600
**
.573
**
.168
.482
**
.813
**
Sig
. (2-tailed
) .0
00
.0
00
.000
.0
00
.000
.000
.000
.001
.374
.007
.000
N
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
Item2
5
Pearso
n
Correlatio
n
.675
**
.675
**
.665
**
.573
**
.623
**
1
.526
**
.761
**
.832
**
.682
**
.575
**
.913
**
Sig
. (2-tailed
) .0
00
.0
00
.000
.0
01
.000
.0
03
.000
.000
.000
.001
.000
N
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
Item2
6
Pearso
n
Correlatio
n
.818
**
.548
**
.593
**
.935
**
.740
**
.526
**
1
.336
.410
* .1
36
.632
**
.765
**
Sig
. (2-tailed
) .0
00
.0
02
.001
.0
00
.000
.0
03
.069
.025
.474
.000
.000
N
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
Item2
7
Pearso
n
Correlatio
n
.401
* .8
02
**
.740
**
.401
* .6
00
**
.761
**
.336
1
.469
**
.505
**
.361
* .7
54
**
Sig
. (2-tailed
) .0
28
.0
00
.000
.0
28
.000
.0
00
.069
.009
.004
.050
.000
N
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
Item2
8
Pearso
n
Correlatio
n
.605
**
.292
.305
.4
38
* .5
73
**
.832
**
.410
* .4
69
**
1
.605
**
.508
**
.741
**
Sig
. (2-tailed
) .0
00
.1
17
.102
.0
15
.001
.0
00
.025
.009
.000
.004
.000
N
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
Item2
9
Pearso
n
Correlatio
n
.270
.5
23
**
.136
.1
52
.168
.6
82
**
.136
.505
**
.605
**
1
.198
.568
**
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
3
Sig
. (2-tailed
) .1
49
.0
03
.474
.4
23
.374
.0
00
.474
.004
.000
.295
.001
N
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
Item3
0
Pearso
n
Correlatio
n
.893
**
.290
.389
* .6
76
**
.482
**
.575
**
.632
**
.361
* .5
08
**
.198
1
.702
**
Sig
. (2-tailed
) .0
00
.1
21
.034
.0
00
.007
.0
01
.000
.050
.004
.295
.000
N
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
Total
Pearso
n
Correlatio
n
.843
**
.784
**
.750
**
.817
**
.813
**
.913
**
.765
**
.754
**
.741
**
.568
**
.702
**
1
Sig
. (2-tailed
) .0
00
.0
00
.000
.0
00
.000
.0
00
.000
.000
.000
.001
.000
N
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
**. C
orrelatio
n is sig
nifican
t at the 0
.01 lev
el (2-tailed
).
*. C
orrelatio
n is sig
nifican
t at the 0
.05 lev
el (2-tailed
).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
124
Lampiran 5a: Hasil Uji Reabilitas Fee Audit
Scale: ALL VARIABLES
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 30 100.0
Excludeda 0 .0
Total 30 100.0
a. Listwise deletion based on all
variables in the procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.911 6
Item-Total Statistics
Scale Mean
if Item
Deleted
Scale
Variance if
Item Deleted
Corrected
Item-Total
Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
Item1 19.67 14.230 .734 .897
Item2 19.77 12.875 .845 .881
Item3 19.37 15.826 .579 .917
Item4 19.47 16.326 .742 .906
Item5 19.77 12.944 .833 .882
Item6 19.80 12.234 .869 .877
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
125
Lampiran 5b: Hasil Uji Reabilitas Tenure Audit
Scale: ALL VARIABLES
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 30 100.0
Excludeda 0 .0
Total 30 100.0
a. Listwise deletion based on all
variables in the procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.801 5
Item-Total Statistics
Scale Mean
if Item
Deleted
Scale
Variance if
Item Deleted
Corrected
Item-Total
Correlation
Cronbach's Alpha
if Item Deleted
Item7 17.50 2.190 .617 .753
Item8 17.13 2.464 .482 .795
Item9 17.30 2.424 .584 .764
Item12 17.27 2.478 .518 .783
Item13 17.20 2.166 .734 .715
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
126
Lampiran 5c: Hasil Uji Reabilitas Skeptisme Profesional Auditor
Scale: ALL VARIABLES
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 30 100.0
Excludeda 0 .0
Total 30 100.0
a. Listwise deletion based on all
variables in the procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.910 6
Item-Total Statistics
Scale Mean
if Item
Deleted
Scale
Variance if
Item Deleted
Corrected
Item-Total
Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
Item14 21.37 5.551 .588 .915
Item15 21.57 5.082 .820 .884
Item16 21.57 5.082 .820 .884
Item17 21.57 4.461 .794 .891
Item18 21.40 5.007 .872 .877
Item19 21.53 5.361 .650 .907
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
127
Lampiran 5d: Hasil Uji Reabilitas Kualitas Audit
Scale: ALL VARIABLES
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 30 100.0
Excludeda 0 .0
Total 30 100.0
a. Listwise deletion based on all
variables in the procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.921 11
Item-Total Statistics
Scale Mean
if Item
Deleted
Scale
Variance if
Item Deleted
Corrected
Item-Total
Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
Item20 44.40 17.352 .806 .908
Item21 44.40 17.628 .735 .911
Item22 44.30 17.803 .696 .913
Item23 44.33 17.471 .775 .910
Item24 44.37 17.482 .770 .910
Item25 44.50 17.155 .892 .905
Item26 44.30 17.734 .713 .912
Item27 44.37 17.757 .700 .913
Item28 44.57 17.013 .666 .915
Item29 44.67 17.471 .430 .934
Item30 44.47 17.706 .631 .916
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
8
La
mp
iran
6: H
asil U
ji Korela
si Spearm
an
Non
para
metr
ic C
orrela
tion
s
Correla
tion
s
F
ee_A
udit
Ten
ure_
Audi
t
Skep
tisme_
A
udito
r K
ualitas_
Audit
Spearm
an's rh
o
Fee_
Audit
Correlatio
n
Coefficien
t 1.0
00
.1
61
.583
**
.495
**
Sig
. (2-tailed
) .
.394
.001
.005
N
30
30
30
30
Ten
ure_
Audit
Correlatio
n
Coefficien
t .1
61
1.0
00
.640
**
.461
*
Sig
. (2-tailed
) .3
94
. .0
00
.010
N
30
30
30
30
Skep
tisme_
Audito
r
Correlatio
n
Coefficien
t .5
83
**
.640
**
1.0
00
.697
**
Sig
. (2-tailed
) .0
01
.000
. .0
00
N
30
30
30
30
Kualitas_
Audit
Correlatio
n
Coefficien
t .4
95
**
.461
* .6
97
**
1.0
00
Sig
. (2-tailed
) .0
05
.010
.000
.
N
30
30
30
30
**. C
orrelatio
n is sig
nifican
t at the 0
.01 lev
el (2-tailed
).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI