analisis faktor yang mempengaruhi keinginan membeli pada mobile adevertising dengan sikap konsumen...

21
ANALYSIS OF FACTORS THAT INFLUENCE PURCHASE INTENTION WITH CONSUMERS ATTITUDE AS INTERVENING GOLAN HASAN,SE .M.S.i Abstract This research is to analyze entertainment, informativeness, irritation, credibility, personalization, interactivity in influencing consumer attitude towards mobile advertising which will increase the consumers purchase intention on the products or services advertised. Measuring the sample using judgmental sampling techniques, survey methods and tools in the form of a questionnaire to the respondent which are college students within age range of 18- 34 years old who have received mobile advertisement through chatting application. Data analysis was performed with Multiple Regression Analysis by using SPSS program version 21th. Through this research it is found that informativeness and interactivity is important in influencing consumer attitude. Advertising should contain important information and it should let consumer feels the existence of interaction. Though entertainment does affect consumer attitude, but it is in negative way. Overall, attitude does influence purchase intention on the product advertised. Keyword: Mobile Advertisement, Entertainment, Informativeness, Irritation, Credibility, Personalization, Interactivity, Consumers attitude, Purchase Intention ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEINGINAN MEMBELI PADA MOBILE ADVERTISING DENGAN SIKAP KONSUMEN SEBAGAI INTERVENING GOLAN HASAN,SE .M.S.i Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor hiburan, kemampuan menyampaikan informasi, gangguan, kredibilitas, personalisasi dan interaktifitas dalam mempengaruhi sikap konsumen terhadap iklan yang disalurkan melalui ponselyang akan meningkatkan keinginan konsumen untuk membeli produk atau jasa yang diiklankan. Pengambilan sampel dilakukan dengan metode judgemental dengan besar. Metode dan alat survei menggunakan kuesioner yang dibagikan pada mahasiswa dan mahasiswi Batam berumur 18-34 tahun yang pernah menerima pesan iklan melalui aplikasi pesan singkat pada ponsel. Analisis data dilaksanakan dengan Analisis Regresi Berganda menggunakan program SPSS versi 21. Dalam penelitian ini, telah dibuktikan bahwa kemampuan menyampaikan informasi dan interaktifitas sangatlah penting dalam mempengaruhi sikap konsumen terhadap iklan yang disalurkan melalui ponsel. Pesan iklan harus tersampaikan jelas, serta mengandung unsur interaksi. Walaupun hiburan juga mempengaruhi sikap konsumen, tetapi hasilnya negatif. Secara keseluruhan, sikap memang mempengaruhi keinginan untuk membeli produk yang diiklankan.

Upload: universitas-intersional-batam

Post on 14-Feb-2017

86 views

Category:

Business


2 download

TRANSCRIPT

ANALYSIS OF FACTORS THAT INFLUENCE PURCHASE INTENTION WITHCONSUMERS ATTITUDE AS INTERVENING

GOLAN HASAN,SE .M.S.i

Abstract

This research is to analyze entertainment, informativeness, irritation, credibility,personalization, interactivity in influencing consumer attitude towards mobile advertising whichwill increase the consumers purchase intention on the products or services advertised.

Measuring the sample using judgmental sampling techniques, survey methods and tools inthe form of a questionnaire to the respondent which are college students within age range of 18-34 years old who have received mobile advertisement through chatting application. Dataanalysis was performed with Multiple Regression Analysis by using SPSS program version 21th.

Through this research it is found that informativeness and interactivity is important ininfluencing consumer attitude. Advertising should contain important information and it shouldlet consumer feels the existence of interaction. Though entertainment does affect consumerattitude, but it is in negative way. Overall, attitude does influence purchase intention on theproduct advertised.

Keyword:Mobile Advertisement, Entertainment, Informativeness, Irritation, Credibility, Personalization,Interactivity, Consumers attitude, Purchase Intention

ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEINGINAN MEMBELI PADAMOBILE ADVERTISING DENGAN SIKAP KONSUMEN SEBAGAI INTERVENING

GOLAN HASAN,SE .M.S.i

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor hiburan, kemampuan menyampaikaninformasi, gangguan, kredibilitas, personalisasi dan interaktifitas dalam mempengaruhi sikapkonsumen terhadap iklan yang disalurkan melalui ponselyang akan meningkatkan keinginankonsumen untuk membeli produk atau jasa yang diiklankan.

Pengambilan sampel dilakukan dengan metode judgemental dengan besar. Metode danalat survei menggunakan kuesioner yang dibagikan pada mahasiswa dan mahasiswi Batamberumur 18-34 tahun yang pernah menerima pesan iklan melalui aplikasi pesan singkat padaponsel. Analisis data dilaksanakan dengan Analisis Regresi Berganda menggunakan programSPSS versi 21.

Dalam penelitian ini, telah dibuktikan bahwa kemampuan menyampaikan informasi daninteraktifitas sangatlah penting dalam mempengaruhi sikap konsumen terhadap iklan yangdisalurkan melalui ponsel. Pesan iklan harus tersampaikan jelas, serta mengandung unsurinteraksi. Walaupun hiburan juga mempengaruhi sikap konsumen, tetapi hasilnya negatif. Secarakeseluruhan, sikap memang mempengaruhi keinginan untuk membeli produk yang diiklankan.

Kata Kunci:Iklan yang disalurkan melalui ponsel, Hiburan, Cara menyampaikan informasi, Gangguan,Kredibilitas, Personalisasi, Interaktifitas, Sikap, Keinginan membeli

PENDAHULUANTingkat perkembangan teknologi telepon genggam yang tinggi menghasilkan

meningkatnya penggunaan telepon genggam sebagai saluran penyampaian pesan iklan produkdan jasa (Tsang, Ho & Liang, 2004). Salah satu salurannya yaitu melalui SMS. Menurut surveyyang dilaksanakan oleh A.T. Kearney penggunaan jasa ponsel dan SMS telah meningkat secaradrastis sejak tahun 2001. Selain itu adapun pesan iklan yang disalurkan melalui MMS.Perkembangan teknologi memudahkan saluran penyampaian pesan kepada konsumen, sehinggamenghasilkan saluran baru yang disebut mobile advertising. Mobile advertising didefinisikansebagai iklan berbasis tulisan dan grafik yang dikirimkan via alat mobilitas yang meliputi ponsel,pagers dan personal digital assistant (PDA) (Peters et al., 2007; Soroa-Koury & Yang, 2010).

Selain itu, Dickinger et al. (2004) mendefinisikan mobile advertising sebagai saluran yangmenggunakan media wireless yang interaktif menyediakan konsumen informasi yangdipersonalisasi serta peka terhadap tempat dan waktu untuk mempromosikan barang dan jasa.Tetapi seiring waktu berjalan, perkembangan teknologi yang pesat sudah tidak lagi membatasipenyaluran mobile advertising hanya dengan saluran SMS dan MMS. Setelah munculnyajaringan 3G yang diluncurkan di Indonesia pada tanggal 14 September 2006 oleh Telkomsel(http://fitria-r-a-fst11.web.unair.ac.id), jaringan 3G memungkinkan penggunaan layanan internetpada ponsel, sehingga konsumen dapat mengakses internet melalui telepon genggam yangdimiliki. Setelah munculnya 3G, keberadaan ponsel fitur telah digantikan dengan munculnyaponsel cerdas. Ponsel cerdas menyediakan banyak aplikasi yang dapat menggantikan fitur SMSdan MMS. Aplikasi tersebut dapat diakses melalui adanya jaringan internet sehingga harganyalebih murah dan terjangkau.

Melalui jaringan internet, telah muncul aplikasi yang bisa menggantikan SMS yaituaplikasi chatting. Laporan global lembaga riset Informa menunjukkan bahwa sepanjang tahun2012, rata-rata harian jumlah pesan yang dikirim lewat aplikasi chatting sudah lebih tinggidaripada SMS, yaitu 19 miliar pesan per hari berbanding 17,6 miliar pesan per hari. Pada tahunmendatang, Informa memperkirakan jumlah pesan yang dikirim lewat aplikasi chatting akanmencapai 50 miliar pesan per hari, berbanding 21 miliar pesan per hari yang dikirim via SMS(http://tekno.kompas.com/). Ada beberapa aplikasi chatting terpopuler di Indonesia pada tahun2013 seperti WhatsApp, Line, KakaoTalk, WeChat, Skype dan lain-lain. Diantaranya WeChattelah memegang 30% dari pasar pengguna aplikasi chatting di Indonesia pada tahun 2013(http://anekainfounik.net). Selain itu, pengguna aplikasi Line Messenger di Indonesia mencapai20 juta pengguna pada bulan April 2014 (http://official-blog.line.me/en/archives/1001168967.html) dan pengguna KakaoTalk mencapai 16 jutapengguna pada awal tahun 2014 di Indonesia (http://tekno.liputan6.com/). Hingga bulanNovember 2013, jumlah pengguna Kakao Talk di seluruh dunia disebutkan telah mencapai 120juta. Layanan pesan instan ini setiap harinya memproses 5,2 miliar pesan(http://tekno.kompas.com/).

Perkembangan dari penggunaan aplikasi chatting di Indonesia telah membuka peluangbaru bagi layanan saluran iklan di Indonesia. Agar aplikasi chatting dapat berkompetisi danbertahan lama di pasaran, aplikasi-aplikasi seperti WeChat, Line dan KakaoTalk bekerjasamadengan berbagai retailer online maupun offline untuk membangun e-commerce. Seperti contohKakaoTalk yang bekerjasama dengan operator seluler XL Axiata untuk membuat paket khusussejak Februari 2013. Selain itu, Pizza Hut Indonesia dan Groupon digandeng untuk memberikankonten promosi. Fitur yang dibuat disebut dengan plus friend (http://tekno.kompas.com/).Melalui fitur tersebut, akan ditawarkan promosi-promosi yang sedang berlaku serta berita-beritayang bersangkutan. Pada aplikasi lain seperti Line dan WeChat, fitur tersebut disebut denganofficial accounts dan service accounts.

Beberapa penelitian menyatakan adanya keperluan untuk meneliti bagaimana faktor padaMobile advertising dapat mempengaruhi sikap konsumen dan keinginan untuk membeli produkyang diiklankan. Dari banyaknya faktor yang dapat mempengaruhi efek dari Mobile advertising,interaktifitas telah dibuktikan sebagai pendorong penting dalam kesediaan konsumen untukmenerima Mobile advertising (Bauer et al., 2005; Drossos et al., 2007; Gao et al., 2009).Walaupun Mobile advertising memberikan kesempatan yang bagus bagi para pemasar tetapiadanya kemungkinan akan terjadinya rasa ketergangguan pada konsumen yang menerima mobileadvertising. Gangguan (irritation) adalah hasil emosional yang dirasakan konsumen (Waldt etal., 2009) atau reaksi konsumen terhadap mobile advertising (Tripathi & Siddiqui, 2008).Gangguan terjadi karena pandangan konsumen terhadap iklan secara umum masih sangatlahburuk (Tsang, Ho & Liang, 2004). Hiburan, informasi dan kredibilitas merupakan faktor yangsangat penting dalam mempengaruhi sikap menurut penelitian terdahulu. Sehingga peneliti inginmengetahui apakah pengaruh juga terjadi pada konsumen Indonesia yang memiliki budaya dankebiasaan hidup yang berbeda.

Mobile advertising telah mendapatkan perhatian karena keunikan atributnya sepertipersonalisasi yang menawarkan kesempatan batu bagi pengiklan dalam memberikan promosiyang lebih efektif dan efisien melalui saluran ponsel (Xu, 2007). Begitu juga denganinteraktifitas. Menurut penelitian Leppaniemi dan Karjaluoto (2005), walaupun konsumen tidakmemberikan izin untuk menerima mobile advertising, tetapi konsumen juga bersedia menerimapesan apabila mereka dapat merasakan adanya interaktifitas pada mobile advertising. Tetapipenelitian sebelumnya belum banyak yang mengemukakan kedua faktor tersebut.

Sikap konsumen dan keinginan terhadap mobile advertising sangat penting bagi pemasaruntuk merancang iklan promosi dengan kualitas tinggi (Xu, 2007). Banyaknya iklan yangdikirim melalui ponsel, pemasar perlu mengetahui sikap konsumen terhadap iklan tersebut.Menurut Kotler, sikap adalah perasaan seseorang atas suka atau tidak sukanya seseorang sertaperilaku yang ditujukan terhadap suatu objek atau ide. Pentingnya penelitian sikap konsumendikarenakan melalui sikap konsumen kita dapat mengetahui apakah konsumen suka atau tidaksuka terhadap iklan. Sikap suka dan suka sangat berpengaruh terhadap keinginan membeliproduk atau jasa yang diiklankan. Tujuan dari pemasaran adalah agar konsumen dapat membeliproduk yang ditawarkan. Pada TRA (theory of reasoned action) yang mencakup sikap, niat danperilaku merupakan konstruksi yang dapat memudahkan penerimaan teknologi (Fishbein &Ajzen, 1975).Konsumen terus mendapatkan iklan yang disalurkan melalui ponsel, sementara inibelum banyak penelitian tentang pengaruhnya terhadap keinginan konsumen untuk membeli(MCMC, 2009; Rozana, 2009). Referensi tentang faktor yang memperngaruhi konsumen untukmembuka pesan iklan, membaca dan memberikan atau menyimpan pesan untuk pembelian dimasa yang akan datang belum cukup banyak (Adham et al., 2008). Selain itu, melalui sikap

terhadap mobile advertising yang didapatkan apakah akan mendorong keinginan konsumenuntuk membeli produk atau jasa yang ditawarkan. Berdasarkan latar belakang diatas, penelititertarik untuk melakukan penelitian dengan mengembangkan penelitian yang berjudul “AnalisisFaktor yang Mempengaruhi Keinginan Membeli pada Mobile Advertising dengan VariabelSikap Konsumen sebagai Intervening”.

Berdasarkan permasalahan penelitian yang ditelah diidentifikasi, maka tujuan penelitian iniyaitu sebagai berikut:a. Untuk mengidentifikasi pengaruh hiburan dalam mobile advertising terhadap sikap

konsumenb. Untuk mengetahui pengaruh informasi dalam mobile advertising pada sikap konsumenc. Untuk menganalisis adanya rasa ketergangguan dalam menerima mobile advertising

terhadap sikap konsumend. Untuk mengidentifikasi pengaruh kredibilitas mobile advertising pada sikap konsumene. Untuk mengetahui pengaruh adanya personalisasi pada mobile advertising pada sikap

konsumenf. Untuk menganalisis pengaruh interaktifitas pada mobile advertising terhadap sikap

konsumen.g. Untuk mengidentifikasi pengaruh sikap konsumen terhadap keinginan untuk membeli

KERANGKA TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

Wu (1999) meneliti tentang perilaku konsumen terhadap suatu website serta merasakanadanya interaktifitas pada website tersebut. Peneliti menyatakan pentingnya mengetahui sikapkonsumen karena adanya sifat website yang interaktif. Wu (1999) mengemukakan bahwainteraktifitas menghasilkan interaksi secara tidak langsung dengan pemasar, jadi penelitianmengemukakan kemungkinan adanya hubungan antar interaktifitas dengan sikap konsumen.

Xu dan Oh (2003) melakukan penelitian untuk mengetahui dampak iklan yang disalurkanmenurut lokasi konsumen serta faktor yang dapat mempengaruhi sikap kosumen terhadap iklanyang disalurkan sesuai lokasi konsumen. Penelitian dilakukan dengan menggunakan faktor-faktor seperti hiburan, kemampuan menyampaikan informasi, isi iklan dan nilai pada iklan yangdapat mempengaruhi sikap konsumen pada mobile advertising serta keinginan untuk membeli.

Model Effects of Multimedia on Mobile Consumer Behavior: An Empirical Study of Location-Aware Advertising

Sumber: Xu dan Oh (2003)

ContentType

Entertainment

Informativeness

Irritation

Value Attitude

Intentionto Reuse

Intentionto Reuse

CouponProneness

Tsang, Ho dan Liang (2004) melakukan penelitian ini untuk menggambarkan faktor yangmempengaruhi sikap konsumen terhadap iklan yang berbentuk SMS dan hubungannya dengansikap, keinginan untuk membuka SMS dan perilaku pengguna. Faktor yang digunakan Tsang, Hodan Liang (2004) pada penelitian yang dilakukan meliputi hiburan (entertainment), kemampuanmenyampaikan informasi (informativeness), gangguan (irritation), dan kredibilitas (kredibilitas).Tsang, Ho dan Liang (2004) juga menggunakan faktor izin yang dijadikan variabel moderatingpada penelitian.

Hubungan Antar Variabel

Hubungan Hiburan (Entertainment) terhadap Sikap Konsumen (Consumers Attitude) padaMobile Advertising

Penggunaan multimedia yang ditambahkan pada teks pesan iklan akan memberikan tingkathiburan tertentu (Oh & Xu, 2003). Hiburan (entertainment) pada mobile advertising adalahkemampuan dari saluran mobile advertising untuk memenuhi kenikmatan yang dirasakankonsumen atau memberikan kesenangan emosional konsumen (Leung & Cheung, 2004).Kenikmatan yang dirasakan oleh konsumen pada iklan yang diterima memainkan peran yangpenting dalam menghasilkan sikap secara keseluruhan (Shavitt, Lowrey & Haefner, 1998). Saatorang mengalami tingkat meningkatkan tingkat partisipasi (Haghirian & Dickinger, 2004;McWuail, 1983). Iklan yang menghibur akan memenuhi kesenangan konsumen dan akanmembawakan dampak positif pada sikap konsumen terhadap iklan dan merek tertentu (Mitchell& Olson, 1981).

Sikap terhadap mobile advertising juga menyinggung sikap konsumen terhadap iklansecara keseluruhan. Secara umum, sikap adalah kondisi mental individu untuk membentukstruktur cara manusia merasakan lingkungan dan memberikan arahan untuk merespon (Aaker etal., 1995). Kotler (2000) menyatakan bahwa sikap (attitude) adalah cara manusia menahan danmemberikan evaluasi atas perasaan suka atau tidak sukanya yang akan disertai aksi terhadapsuatu benda atau ide. Humor dan kejutan dapat menghasilkan sikap yang positif pada sikapkonsumen apalagi di kalangan anak muda, dan meningkatkan kesempatan pemasaran (Barwise &Strong, 2002).

Banyak penelitian yang dilakukan penelitian sebelummnya terhadap hubungan hiburandengan sikap. Hiburan (entertainment) pada iklan dapat membawakan rasa kenikmatan padakonsumen sehingga membawakan dampak positif pada sikap konsumen terhadap mobileadvertising dan merek barang yang diiklankan (Mitchell & Olson, 1981). Oh dan Xu (2003)menganggap iklan akan musakan lebih bernilai apabila pesan iklan disampaikan dengan carayang lebih menarik dan menghibur. Dari penelitian yang dilakukan Oh dan Xu (2003) nilaihiburan memiliki efek positif yang kuat pada sikap konsumen terhadap iklan yang berbasislokasi.

Penelitian yang dilakukan menyatakan adanya hubungan korelasi yang signifikan antaraadanya hiburan (entertainment) pada iklan dengan sikap konsumen terhadap mobile advertising(Tsang, Ho & Liang, 2004; Waldt, Rebello & Brown, 2009; Altuna & Konuk, 2009). Hiburanpada iklan membawakan sikap konsumen (consumers attitude) yang postitif terhadap mobileadvertising (Xu, 2007; Wong & Tang, 2008). Konsumen akan mengasumsi iklan yang dapatmemuaskan kebutuhan estetika, kesenangan dan pengalaman emosional konsumen akan dinilaipositif dan mudah diterima (Bauer et al., 2005).Hiburan (entertainment) adalah faktor penting

bagi mobile marketing. Apabila pesan dapat disampaikan dengan singkat dan lucu, maka iklantersebut akan segera menarik perhatian konsumen (Katterbach, 2002).

Zabadi, Shura dan Elsayed (2012) membuktikan adanya hubungan korelasi yang positifpada nilai iklan dan sikap terhadap iklan secara keseluruhan melalui penelitian yangdilaksanakan pada konsumen Jordan. Tetapi Chowdbury (2006) membawakan hasilpenelitiannya, dimana hubungan antara hiburan dengan sikap pada mobile advertising adalahtidak signifikan dan negatif. Sedangkan penelitian yang dilakukan Haghirian, Madlberger danInoue (2008) menyatakan bahwa hiburan tidak berpengaruh pada sikap konsumen terhadapmobile advertising baik konsumen Austria maupun Jepang. Selain itu, penelitian Yang, Zhou danLiu (2010) membuktikan adanya pengaruh signifikan tetapi negatif antara rasa kegunaan dimanameliputi hiburan terhadap tingkat penerimaan mobile advertising pada konsumen Amerika.

Hubungan Kemampuan Menyampaikan Informasi (Informativeness) terhadap Sikap Konsumen (Consumer Attitude) pada Mobile Advertising

Informasi adalah suatu data yang telah diproses sehingga mempunyai arti dan dapatmeningkatkan pengetahuan seseorang yang mengemukakan data tersebut (Kaasinen, 2003).Kemampuan untuk menyampaikan informasi (informativeness) pada iklan adalah alasan intikonsumen dalam melakukan transaksi (Andrew, 1989). Hal tersebut mengacu pada kemampuaniklan untuk menyampaikan dan memindahkan informasi dengan efektif kepada konsumen yangditargetkan (Ducoffe, 1996). Negash et al. (2003) menyarankan informasi yang disalurkanseharusnya tepat, ada ketertkaitan, sesuai dengan waktu, praktis dan lengkap.

Kemampuan untuk menyampaikan informasi (informativeness) adalah kemampuan untukkonsumen informasi tentang produk alternatif sehingga mencapai kepuasan yang paling besar(Gao & Koufaris, 2006). Kualitas informasi yang disampaikan akan membawakan pengaruhsecara langsung terhadap pandangan konsumen (Kaasinen 2003). Informasi dianggap sebagaiinsentif yang sangat bernilai pada mobile marketing, karena konsumen akan bersikap positif padaiklan yang dapat menyalurkan insentif (Varshney, 2003). Saat konsumen mengalami prosesmobile advertising, konsumen akan merasakan keperluan untuk mengetahui informasi tentangproduk yang diiklankan untuk melakukan pembelian.

Zabadi dan Shura (2010) menyatakan bahwa kemampuan untuk menyampaikan informasi(informativeness) merupakan faktor yang paling kuat yang memiliki korelasi pada sikapkonsumen terhadap SMS advertisement dan merupakan faktor ketiga terkuat yang dapatmempengaruhi nilai pada iklan. Penelitian dari Oh dan Xu (2003) mengemukakan adanyahubungan kemampuan menyampaikan informasi yang signifikan dan positif pada sikapkonsumen. Penelitian terdahulu mengemukakan adanya hubungan korelasi yang positif padasikap konsumen terhadap pentingnya informasi pada mobile advertising (Tsang, Ho & Liang,2004; Waldt, Rebello & Brown, 2009; Altuna & Konuk, 2009. Tetapi dari hasil penelitanChowdbury et al. (2006), pengaruh langsung dari informasi yang disalurkan tidaklah signifikandan konsumen memiliki sikap negatif terhadap kemampuan menyampaikan informasi(informativeness) iklan pada mobile advertising. Selain itu penelitian Xu (2007) jugamengemukakan bahwa atribut informasi bukanlah yang terpenting dalam mempengaruhi sikapkonsumen.

Hubungan Gangguan (Irritation) terhadap Sikap Konsumen (Consumer Attitude) pada Mobile Advertising

Ducoffe (1996) mendefinisikan gangguan (irritation) dalam konteks iklan sebagai kondisidimana iklan menggunakan taktik yang membawakan rasa jengkel, mengejek, menghina,menyinggung perasaan konsumen dan terlalu dimanipulasi. Rasa terganggu juga mungkinmuncul saat konsumen mendapatkan banyak pesan spam atau konsumen merasa pesan sangatmenjengkelkan (Oh & Xu, 2003). Spam adalah sebuah bentuk dari gangguan dimana pemasarmembangun interaksi push marketing (Milne & Rohm, 2000),

Meningkatkan penggunaan waktu dan biaya pada konsumen dan dapat berdampak negatifpada merek yang diiklankan (Bamba & Barnes, 2007). Gangguan (irritation) akanmengakibatkan mobile advertising sebagai saluran yang tidak diinginkan dan tidak dapatdimengerti. Mobile advertising mungkin telah membawakan susunan informasi yangmembingungkan dan menganggu konsumen serta membanjiri konsumen dengan informasi(Stewart & Pavlou, 2002). Konsumen akan merasa bingung tentang iklan dan mungkin bersikapnegatif pada mobile advertising. Maka itu, Chowdhury et al. (2006) menyimpulkan bahwagangguan yang terjadi karena isi pesan iklan yang susah dimengerti akan mencerminkan sikapkonsumen yang negatif terhadap mobile advertising. Secara teori, hubungan antara persepikonsumen terhadap gangguan dari sebuah iklan dan sikap konsumen terhadap mobile advertisingdidukung oleh model Bracket (2002), yang menguji hubungan kedua konstruksi. Melaluipenelitian yang dilakukan, ditemukan bahwa hubungan persepsi dari gangguan pada iklan SMSadalah berkolerasi negatif dengan sikap konsumen (consumers attitude) terhadap SMSadvertisement (Brackett, 2002).

Tsang, Ho dan Liang (2004) menghasilkan penelitian dimana gangguan (irritation)membawakan hubungan yang berkolerasi negatif tetapi signifikan dengan sikap konsumen(consumers attitude). Sehingga berdampak negatif pada nilai iklan dan sikap konsumen padaiklan (Beneke et al., 2010). Sedangkan pada beberapa penelitian sebelumnya telah dibuktikanbahwa gangguan (irritation) tidak berpengaruh signifikan pada sikap konsumen (consumersattitude) terhadap mobile advertising (Oh & Xu, 2003; Chowdbury, 2006; Xu, 2007; Wong &Tang, 2008; Haghirian, Madlberger & Inoue, 2008). Waldt, Rebello dan Brown (2009) jugamelakukan penelitian pada hubungan gangguan (irritation) dengan sikap konsumen (consumersattitude) dan mendapatkan hasil bahwa gangguan memiliki hubungan korelasi negatif dengansikap konsumen terhadap mobile advertsing. Berdasarkan model Brackett (2002), Zabadi, Shuradan Elsayeed (2012) melakukan penelitian yang sama tetapi dilakukan pada konsumen Jordandan mendapatkan hasil yang sama, yaitu gangguan memiliki pengaruh yang negatif pada sikapkonsumen. Tetapi melalui penelitian tersebut Zabadi, Shura dan Elsayed (2012) mengungkapkanbahwa gangguan tidak membawakan dampak sekuat variabel hiburan dan kemampuanmemberikan informasi.

Hubungan Kredibilitas (Credibility) terhadap Sikap Konsumen (Consumer Attitude) pada Mobile Advertising

McKenzie dan Lutz (1989) mendefinisikan kredibilitas (credibility) iklan sebagai persepsikonsumen atas kebenaran dan tingkat dapat dipercayanya suatu iklan. Pavlou dan Stewart (2000)mengemukakan kredibilitas (credibility) sebagai perkiraan dan pemenuhan dari persyaratanperjanjian yang tersirat maupun tersurat. Kredibilitas adalah komponen penting dari tingkat

penerimaan teknologi. Kredibilitas (credibility) pada iklan juga dipengaruhi oleh berbagai faktorbiasanya kredibilitas (credibility) perusahaan dari produk yang diiklankan juga mempengaruhi(Goldsmith et al., 2000). Penelitian Drossos et al. (2007) mengemukakan bahwa kredibilitas(credibility) tidak membawakan pengaruh besar pada sikap konsumen terhadap mobileadvertising.

Tingginya tingkat kredibilitas mempengaruhi sikap konsumen terhadap mobile advertisingsecara keseluruhan, selain itu penelitian juga membuktikan adanya hubunngan korelasi yangtinggi antara kredibilitas dengan sikap (Shura & Elsayed, 2012). Kredibilitas pada pesan iklanyang disampaikan melalui ponsel dapat mempengaruhi sikap konsumen terhadap mobileadvertising (Chowdhury, 2006). Bahmanziari, Pearson dan Crosby (2003) mengemukakanbahwa kredibilitas (credibility) merupakan komponen penting dalam penerimaan teknologi danseharusnya digunakan pada penelitian yang mengadopsi teknologi. Pada beberapa penelitianterdahulu kredibiltas telah dikemukan sebagai faktor yang mempengaruhi sikap konsumenterhadap mobile advertising (McKenzie & Lutz, 1989; Shavitt, Lowrey & Haefner, 1998).

Dari hasil penelitian terdahulu didapatkan bahwa hubungan kredibilitas mempengaruhisikap konsumen terhadap iklan secara signifikan positif (Tsang, Ho & Liang, 2004; Chowdburyet al., 2006; Zabadi, Shura & Elsayed, 2012). Penelitian yang dilakukan oleh berbagai penelititelah membuktikan adanya hubungan antara kredibilitas dengan sikap konsumen terhadap iklan(Bracket & Carr, 2001). Menurut penelitian terdahulu kredibilitas (credibility) pada pesan iklanmemiliki pengaruh positif terhadap sikap konsumen (consumer attitude) pada iklan (Chowdhuryet al., 2006). Selain itu, pada penelitian Xu (2007) juga ditemukan adanya hubungan korelasiyang positif antara kredibilitas (credibility) dengan sikap konsumen (consumers attitude) secaraumum. Sedangkan pada penelitian Waldt, Rebello dan Brown (2009) ditemukan bahwawalaupun adanya hubungan korelasi yang positif pada sikap konsumen, tetapi hubungannyadengan kredibilitas (credibility) sangatlah lemah. Selain itu, beberapa penelitian telahmengemukakan bahwa kredibilitas (credibility) tidak memiliki pengaruh signifikan pada sikapkonsumen (consumers attitude) (Wong & Tang, 2008).

Hubungan Personalisai (Personalization) terhadap Sikap Konsumen (Consumer Attitude) pada Mobile Advertising

Personalisasi (personalization) adalah membangun loyalitas konsumen denganmembangun hubungan one-on-one (per individu); dengan cara memahami kebutuhan masing-masing individu dan membantu mencapai tujuan secara efisien dan penuh pengetahuan menujupada kebutuhan kebutuhan individu (Riecken, 2000). Personalisasi adalah tentang pemetaan danpemuasan objektif konsumen dalam konteks spesifik bisnis (Riecken, 2000). Leppaniemi danKarjaluoto (2005) mendefinisikan personalisasi (personalization) sebagai pemahaman pilihan,selera, kebutuhan, pemikiran, gaya hidup dan budaya yang berbeda dari individu bukan hanyauntuk mencapai keinginan konsumen tetapi juga terhadap personalisasi itu sendiri. Persatuanpersonalisasi (2005) telah mendefinisikan personalisasi sebagai pengunaan kombinasi dariteknologi dengan informasi konsumen untuk menyesuaikan interaksi iklan elektronik antarabisnis dengan konsumen. Personalisasi pada mobile advertising adalah berdasarkan faktordemografi konsumen (pendapatan, umur, jenis kelamin, dan lain-lain), preferensi konsumen(produk atau jasa yang disukai konsumen), konteks (lokasi dan aktivitas konsumen) serta isi(merek produk) (Xu, 2007).

Personalisasi (personalization) telah meningkatkan kesediaan konsumen untukmenerima mobile advertising (Leppaniemi & Karjaluoto, 2005).Taktik membosankan yang

digunakan oleh pemasar dalam periklanan mungkin akan membawakan rasa jengkel padakonsumen (Zhang, 2000). Maka untuk mencapai keunggulan kompetitif, diperlukan personalisasisecara langsung (Greer & Murtaza, 2003). Xu (2007) mengatakan bahwa personalisasimerupakan faktor yang paling penting dalam mempengaruhi sikap. Menurut Xu (2007),personalisasi bukan hanya meningkatkan sikap positif masyarakat pada mobile advertising tetapijuga mengurangi rasa tidak suka terhadap mobile advertising. Menurut Oh dan Xu (2003) denganmenyesuaikan informasi dengan preferensi konsumen dan lokasi konsumen akan meningkatkanketerkaitan dengan pesan.

Beneke et al. (2010) dalam penelitiannya yang dilakukan pada pelajar membuktikanbahwa adanya hubungan signifikan positif anatara personalisasi dengan sikap konsumen,menjadikan personalisasi sebagai faktor yang berpengaruh pada sikap konsumen terhadapmobile advertising. Dari hasil penelitian Xu (2007) yang dilakukan pada masyarakat Cina telahdikemukakan bahwa personalisasi (personalization) memiliki hubungan korelasi positif dengansikap (attitude) secara umum. Pada penelitian terdahulu lainnya juga juga ditemukan adanyapersonalisasi pada pesan iklan yang dikirim melalui ponsel akan membawakan sikap yang positifpada sikap konsumen (Wang et al., 1998; Standing et al., 2005; Mir, 2011)

Hubungan Interaktifitas (Interactivity) terhadap Sikap Konsumen (Consumer Attitude) pada Mobile Advertising

Blattberg dan Deighton (1991) mendefinisikan interaktifitas sebagai fasilitas dimana orangdan organisasi dapat saling berkomunikasi secara langsung satu dengan lainnya tanpa melihatjarak dan waktu. Interaktifitas dihasilkan oleh aplikasi ponsel yang menyediakan fasilitas untukkomunikasi dua arah di antara pemasar dengan konsumen (Vatanparast & Asil, 2007). Tetapiinteraksi yang ada pada mobile advertising adalah komunikasi satu arah (Drossos et al., 2007).Tindakan langsung pada kemampuan merespon interaktif memperbolehkan pemasar untukmenjadi lebih unggul dalam merespon secara spontan (Beneke et al., 2010). Seorang konsumenakan lebih ingin merespon iklan apabila iklan mengandung aplikasi respon yang mudah diingat,dikembalikan dan digunakan lagi nantiya.

Penggunaan fitur interaktifitas yang efektif akan menjadi faktor yang penting agarkonsumen tidak membawakan reaksi yang negatif pada mobile ads yang dikirimkan (Tsang, Ho& Liang, 2004). Interaktifitas telah disarankan oleh beberapa peneliti yang telah melaksanakanpenelitian sejenis, termasuk Cho dan Cheon (2005) menyatakan bahwa interaktifitas adalah salahsatu karakteristik yang dapat menghasilkan rasa kesukaan pada mobile ads. Beberapa penelitianmembuktikan bahwa interaktifitas membawakan dampak positif terhadap sikap konsumen (Cho& Leckenby, 1999; Wu, 1999; McMillan, 2000; Yoo & Stout, 2001; McMillan & Hwang, 2002;Jee & Lee, 2002). Adapun penelitian yang menyatakan bahwa tidak terdapatnya hubungan positifantara interaktifitas dengan sikap (Bezjian, Calder & Lacobucci, 1998; Coyle & Thorson, 2001).

Melalui penelitian yang dilaksanakan Yu (2013), mobile advertising tanpa interaktifitastelah membawakan hasil negatif pada sikap konsumen terhadap iklan, merek yang diiklankandan keinginan untuk membeli. Walaupun begitu melalui penelitian yang dilakukan oleh Benekeet al. (2010), hasil menyatakan bahwa adanya interaktivitas pada mobile advertising sama sekalitidak membawakan pengaruh pada sikap konsumen. Hasil penelitian yang dilakukan Drossos etal. (2007) yang mengaplikasikan interaksi pemasar dengan konsumen membawakan dampaknegatif pada sikap konsumen terhadap iklan yang disalurkan, karena iklan tersebut memerlukanwaktu dan biaya lebih dari konsumen. Dalam pemasaran dan sastra periklanan, interaktifitas

telah menjadi pendorong yang penting dalam sikap konsumen terhadap mobile ads (Gao et al.,2009; Drossos et al,. 2007; Bauer et al., 2005).

Hubungan Sikap Konsumen (Consumer Attitude) terhadap Mobile Advertising pada Keinginan Konsumen untuk Membeli (Purchase Intention)

Sikap adalah konsep penting dalam penelitian pemasaran dan sistem informasi. Fishbein(1967) mengartikan sikap sebagai pembelajaran dari kecenderungan manusia. Berdasarkankecenderungan tersebut, seorang individu akan merespon suatu objek atau ide ataupun beberapahal. Kotler menyatakan bahwa sikap adalah seseorang menahan perasaan suka atau tidaksukanya terhadap suatu evaluasi sehingga menghasilkan aksi pada suatu objek atau ide. MenurutTRA (Theory of Reasoned Action) (Fishbein & Ajzen, 1975), kepercayaan (kemungkinansubjektif individu pada konsekuensi terhadap suatu perilaku) dapat mempengaruhi sikap(perasaan positif atau negatif seorang individu terhadap suatu perilaku) yang dapat menghasilkanperilaku konsumen. Fishbein dan Ajzen (1975) menyatakan bahwa perilaku seseorang akandipengaruhi oleh sikap konsumen. Maka itu, keinginan membeli konsumen juga mungkin dapatdipengaruhi oleh sikap.

Korzaan (2003) mengatakan bahwa sikap adalah aspek penting dalam keputusan membeliyang digunakan untuk memprediksi terjadinya transaksi pembelian secara online. Rettie,Grandcolas dan Deakins (2005) menyatakan adanya sikap antusias pada konsumen terhadapiklan juga membawakan keinginan untuk membeli produk yang ditawarkan. Keinginankonsumen untuk membeli suatu produk atau jasa berdasarkan pendekatan iklan, sikap konsumendan pengetahuan konsumen terhadap produk (Blackwell et al., 2001; Jun & Lee, 2007; Park,Stoel & Lennon, 2008; Peng, 2006; Wong & Tang, 2008).

Altuna dan Konuk (2009) mengungkapkan adanya hubungan yang signifikan positif antarasikap dengan keinginan untuk membeli pada konsumen Amerika. Semakin positif sikapkonsumen pada mobile advertisement semakin kuat keinginan untuk membeil produk yangdiiklankan. Dimensi sikap (attitude) terhadap mobile advertising menghasilkan hubungan yangpositif pada keinginan membeli (purchase intention) konsumen (Noor, Sreenivasan & Ismail,2013). Pada penelitian yang dilakukan Xu (2007) menanyakan niat konsumen untukmenggunakan mobile advertising sebagai sarana transaksi, dan hasil penelitian mengemukakanbahwa sikap memiliki hubungan korelasi yang signifikan terhadap keinginan untukmengkonsumsi atau membeli produk yang diiklankan.

Model Penelitian dan Hipotesis Penelitian

Model Faktor yang Mempengaruhi Purchase Intention pada Mobile Advertising denganVariabel Consumers Attitude sebagai Intervening

Entertainment

InformativenessIrritationCredibility

Personalization

Interactivity

Consumer Attitudetoward Mobile

Advertising

PurchaseIntention

Berdasarkan kerangka penelitian di atas, untuk membantu pelaksanaan penelitian makapeneliti mengembangkan asumsi hipotesis sebagai berikut:H1: Adanya hiburan (entertainment) berpengaruh signifikan positif pada sikap konsumen

(consumers attitude) terhadap mobile advertisingH2: Adanya kemampuan untuk manyampaikan informasi (informativeness) berpengaruh

signifikan positif pada sikap konsumen (consumers attitude) terhadap mobile advertisingH3: Adanya gangguan (irritation) dalam menerima mobile advertisement berpengaruh

signifikan negatif pada sikap konsumen (consumers attitude) terhadap mobile advertisingH4: Kredibilitas (credibility) pesan mobile advertisement berpengaruh signifikan positif sikap

konsumen (consumers attitude) terhadap mobile advertisingH5: Adanya personalisasi (personalization) pada mobile advertisement berpengaruh signifikan

positif pada sikap konsumen (consumers attitude) terhadap mobile advertisingH6: Adanya interaktifitas (interactivity) dalam mobile advertisement berpengaruh signifikan

positif sikap konsumen (consumers attitude) terhadap mobile advertisingH7: Sikap konsumen (consumers attitude) terhadap mobile advertising berpengaruh signifikan

positif pada keinginan membeli (purchase intention) produk/jasa yang diiklankan

METODE PENELITIANDitinjau dari penelitian yang dilakukan, penelitian ini diklasifikasikan ke dalam penelitian

dasar (Basic Reseacrh), yaitu penelitian dasar terhadap sesuatu karena ada perhatian dankeinginan pada hasil suatu aktivitas yang berguna untuk pengembangan teori dan tidakmenekankan pada pemecahan permasalahan (Indrianto & Supomo, 2002). Jika ditinjau dari segipermasalahannya, penelitian termasuk dalam kelompok penelitian kausal komparatif (CausalComparative Research), yaitu tipe penelitian dengan karakteristik masalah berupa hubungansebab akibat antara dua variabel atau lebih (Indrianto & Supomo, 2002). Dalam penelitian iniditeliti hubungan sebab akibat antara variabel keinginan membeli (purchase intention) sebagaivariabel dependen terhadap variabel intervening sikap konsumen (attitude), beserta hubunganvariabel intervening sikap (attitude) dengan variabel independen hiburan (entertainment),kemampuan memberikan informasi (informativeness), gangguan (irritation), kredibilitas(credibility), personalisasi (personalization) dan interaktifitas (interactivity).

Penelitian akan dilakukan dengan membagikan kuesioner menjadi 3 (tiga) bagian yaitupada bagian pertama kuesioner akan untuk mengumpulkan data-data demografi atau profilsampel. Bagian kedua tentang pengalaman sampel dalam menggunakan aplikasi chatting danmobile advertising. Bagian ketiga akan meneliti tentang pengaruh variabel independen hiburan(entertainment), kemampuan memberikan informasi (informativeness), gangguan (irritation),kredibilitas (credibility), personalisasi (personalization) dan interaktifitas (interactivity) terhadapsikap (attitude) serta pengaruh sikap (attitude) terhadap keinginan membeli (purchase intention).

Objek PenelitianObjek penelitian ditujukan pada para mahasiswa dan mahasiswi yang pernah mengakses

mobile advertising melalui aplikasi chatting. Di luar saluran iklan yang tradisional, kebanyakanmobile ads ditargetkan pada pasar konsumen muda yang berada pada umur 18 sampai 34 tahun.Konsumen berada pada umur tersebut adalah lingkungan konsumen yang sering menggunakanponselnya untuk berbagai fungsi yang berbeda, seperti bermain aplikasi permainan, chatting danaplikasi media sosial lainnya (Harris Interactive, 2005; Peters, Amato & Hollenback, 2007).

Populasi yang akan diambil peneliti adalah mahasiswa dan mahasiswi pada perguruan tinggi diBatam. Maka itu mahasiswa dan mahasiswi dianggap sebagai sampel yang sesuai untukmemenuhi keperluan penelitian.

Dari populasi yang tersedia, peneliti menganggap mahasiswa dan mahasiswi yang berumur18-34 tahun yang memiliki pengalaman dalam menerima mobile advertising melalui aplikasichatting sebagai sampel yang sesuai. Konsumen yang berada pada kelompok umur tersebutadalah konsumen yang dapat menerima inovasi teknologi (Flanagin, 2005). Aplikasi chattingyang dipilih adalah Line Messenger, WeChat dan Kakao Talk. Latar belakang pemilihan ketigamerek adalah berdasarkan popularitas penggunaan ketiga aplikasi tersebut(http://tekno.kompas.com/read/2013/12/27/1006207/10.aplikasi.chat.terpopuler.di.google.indonesia) serta ketiga merek aplikasi chatting ini juga menyalurkan mobile advertising denganbekerjasama dengan berbagai perusahaan (http://www.merdeka.com/teknologi/alasan-m-commerce-bisa-jadi-resep-rahasia-bagi-aplikasi-chatting.html).

Maka itu mahasiswa yang memiliki ponsel dan pernah mengakses iklan melalui aplikasichatting dianggap paling sesuai untuk dijadikan sampel karena keperluan untuk mencari data,memperoleh informasi beserta kecenderungan untuk berinteraksi menggunakan jaringan internetdan aplikasi chatting. Pengambilan sampel akan dilaksanakan pada mahasiswa dan mahasiswipada empat perguruan tinggi swasta di Batam. Perguruan tinggi yang dijadikan objek diseleksidari daftar perguruan tinggi di Batam yang terdaftar dibawah Kementrian Pendidikan danKebudayaan Indonesia pada wilayah Kopertis X dengan landasan bahwa perguruan tinggi yangterpilih memiliki tingkat kredibilitas yang cukup untuk mewakili populasi mahasiswa di Batamyang akan diteliti.

Jumlah Mahasiswa pada 4 Perguruan Tinggi Swasta di Batam

Nama Perguruan Tinggi Jumlah Universitas Internasional Batam 2.034Universitas Putera Batam 4.086Universitas Batam 2.916Universitas Riau Kepulauan 4.396 Sumber: Pangkalan Data Pendidikan Tinggi (2013-2015)

Jumlah Populasi yang digunakan yaitu 13.432 mahasiswa, maka itu minimum sampel yangdalam penelitian ini ditentukan berdasarkan tabel Krejie dan Morgan (1970) yaitu sebesar 375.Tetapi untuk menghindari adanya data yang terkena outlier dan adanya ketidaklayakankuesioner, maka total kuesioner yang disebarkan berjumlah 500 lembar kuesioner dengan jumlah32 pertanyaan pada masing-masing lembar kuesioner. Teknik sampling yang digunakan yaitujudgmental sampling, yaitu pada mahasiswa dan mahasiswi yang berumur 18-34 tahun sertapernah mengakses pesan iklan melalui aplikasi chatting.

Variabel IndependenVariabel independen dalam penelitian ini adalah hiburan (entertainment), kemampuan

menyampaikan informasi (informativeness), gangguan (irritation), kredibilitas (credibility),personalisasi (personalization), interaktifitas (interactivity). Berikut ini adalah definisioperasional variabel independen:a. Hiburan (entertainment) merupakan tingkat kesenangan dan keterlibatan yang tinggi saat

berinteraksi dengan media komputer, dapat menuju pada pandangan subjektif yang

membawakan suasana dan pengaruh positif dari konsumen. Pertanyaan-pertanyaanmengenai hiburan diadopsi dari peneliti terdahulu yaitu Xu (2007) berisikan 3 (tiga) itempertanyaan yang diukur dengan skala Likert 5 poin. Skala 1 menunjukkan sangat tidaksetuju, 2 menunjukkan tidak setuju, 3 menunjukkan tidak pasti, 4 menunjukkan setuju, 5menunjukkan sangat tidak setuju.

b. Kemampuan menyampaikan informasi (informativeness) adalah kemampuan untukmemberikan informasi pada konsumen sehingga dapat memenuhi kebutuhan konsumen.Pertanyaan-pertanyaan mengenai kemampuan menyampaikan informasi diadopsi daripeneliti terdahulu yaitu Zabadi, Shura dan Elsayed (2012) berisikan 3 (tiga) itempertanyaan yang diukur dengan skala Likert 5 poin. Skala 1 menunjukkan sangat tidaksetuju, 2 menunjukkan tidak setuju, 3 menunjukkan tidak pasti, 4 menunjukkan setuju, 5menunjukkan sangat tidak setuju.

c. Gangguan (irritation) adalah saat iklan menggunakan teknik yang dapat menggangu,menyinggung, menghina, atau terlalu termanipulasi, sehingga konsumen akan merasajengkel dan tidak ingin mendapatkan layanan iklan tersebut. Pertanyaan-pertanyaanmengenai gangguan (irritation) diadopsi dari peneliti terdahulu yaitu Zabadi, Shura danElsayed (2012) berisikan 4 (empat) item pertanyaan yang diukur dengan skala Likert 5poin. Skala 1 menunjukkan sangat tidak setuju, 2 menunjukkan tidak setuju, 3menunjukkan tidak pasti, 4 menunjukkan setuju, 5 menunjukkan sangat tidak setuju.

d. Kredibilitas (credibility) adalah persepsi konsumen terhadap tingkat kebenaran dan dapatdipercayanya sebuah iklan. Kredibilitas adalah faktor penting dalam penerimaan sebuahteknologi baru. Pertanyaan-pertanyaan mengenai kredibilitas diadopsi dari penelititerdahulu yaitu Xu (2007) berisikan 3 (tiga) item pertanyaan yang diukur dengan skalaLikert 5 poin. Skala 1 menunjukkan sangat tidak setuju, 2 menunjukkan tidak setuju, 3menunjukkan tidak pasti, 4 menunjukkan setuju, 5 menunjukkan sangat tidak setuju.

e. Personalisasi (personalization) adalah pengiriman pesan iklan ke perangkat mobile sepertiponsel melalui jaringan wireless, berdasarkan faktor demografi pengguna layanan,preferensi pengguna layanan, konteks dan faktor isi (Xu, 2007). Pertanyaan-pertanyaanmengenai hiburan diadopsi dari peneliti terdahulu yaitu Xu (2007) berisikan 3 (tiga) itempertanyaan yang diukur dengan skala Likert 5 poin. Skala 1 menunjukkan sangat tidaksetuju, 2 menunjukkan tidak setuju, 3 menunjukkan tidak pasti, 4 menunjukkan setuju, 5menunjukkan sangat tidak setuju.

f. Interaktifitas (interactivity) merupakan dua susunan komponen yang mengandungpelayaran atau arahan dan memberikan balasan secara segera. Pertanyaan-pertanyaanmengenai hiburan diadopsi dari peneliti terdahulu yaitu Wu (2005) berisikan 9 (sembilan)item pertanyaan yang diukur dengan skala Likert 5 poin. Skala 1 menunjukkan sangat tidaksetuju, 2 menunjukkan tidak setuju, 3 menunjukkan tidak pasti, 4 menunjukkan setuju, 5menunjukkan sangat tidak setuju.

Variabel InterveningVariabel intervening adalah tipe variabel-variabel yang mempengaruhi hubungan antara

variabel-variabel independen dengan variabel-variabel dependen menjadi hubungan yang tidaklangsung. Variabel intervening dalam penelitian ini yaitu sikap konsumen (consumers attitude).Sikap adalah perasaan suka atau tidak suka, preferensi dan dukungan konsumen terhadap suatuatribut produk yang menjadi suatu criteria konsumen dalam mengambil keputusan membeli.Pertanyaan-pertanyaan mengenai hiburan diadopsi dari peneliti terdahulu yaitu Xu (2007)

berisikan 3 (tiga) item pertanyaan yang diukur dengan skala Likert 5 poin. Skala 1 menunjukkansangat tidak setuju, 2 menunjukkan tidak setuju, 3 menunjukkan tidak pasti, 4 menunjukkansetuju, 5 menunjukkan sangat tidak setuju.

Variabel DependenVariabel dependen pada penelitian ini adalah keinginan untuk membeli (purchase

intention). Keinginan membeli (purchase intention) mencerminkan tentang hal yang dipikirkanoleh konsumen atas keinginan mereka untuk membeli suatu produk atau jasa. Pertanyaan-pertanyaan mengenai hiburan diadopsi dari peneliti terdahulu yaitu Noor, Sreenivasan dan Ismail(2013) berisikan 4 (empat) item pertanyaan yang diukur dengan skala Likert 5 poin. Skala 1menunjukkan sangat tidak setuju, 2 menunjukkan tidak setuju, 3 menunjukkan tidak pasti, 4menunjukkan setuju, 5 menunjukkan sangat tidak setuju.

Teknik Pengumpulan DataTeknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan metode secara personal

(Personally Administered Questionnaires) dengan membagikan kuesioner secara langsungkepada responden dengan memberikan penjelasan sepenuhnya jika diperlukan. Sumber datayang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer. Data primer adalah data yang diperolehlangsung dari objek penelitian secara langsung yaitu dengan cara memberikan kuesionerterhadap responden.

Jenis data yang diambil adalah data primer, karena data penelitian tersebut merupakan datayang berupa opini, sikap, pengalaman atau karakteristik dari seseorang atau kelompok orangyang menjadi objek dari penelitian. Selain data primer, penelitian juga memakai data sekunderyaitu data eksternal yang berupa data-data yang diperoleh seperti data dari jurnal dan buku-bukuserta sumber-sumber akademik lainnya yang mendukung penelitian ini.

Secara garis besar, kuesioner yang diberikan terdiri dari dua tipe yaitu:a. Pertanyaan umum, dimana data yang diperoleh merupakan data demografi kelompok

responden.b. Pertanyaan utama, dengan tujuan untuk memperoleh data mengenai faktor-faktor yang

mempengaruhi sikap (attitude) terhadap mobile advertising yaitu masyarakat yang pernahmengakses atau menerima mobile advertising terutama pengguna 3 aplikasi chattingterpopuler di Indonesia.Pertanyaan utama terbagi menjadi 8 bagian, yaitu pertanyaan yang berkaitan dengan

variabel independen hiburan (entertainment), kemampuan menyampaikan informasi(informativeness), gangguan (irritation), kredibilitas (credibility), personalisasi (personalization),interaktifitas (interactivity), sikap konsumen (consumers attitude) dan keinginan untuk membeli(purchase intention).

Uji OutlierUji outlier dilakukan untuk menghilangkan nilai-nilai ekstrim pada hasil penelitian dengan

menguji apakah data yang diperoleh tersebut terdapat data-data yang menyimpang (outlier).Menurut Hair et al. (1998), outlier terjadi karena kombinasi unik yang terjadi dan nilai-nilai yangdihasilkan melalui observasi tersebut sangat berbeda dari observasi-observasi lainnya. Perbedaantersebut dapat dilihat melalui data numeric z-score. Nilai ambang batas z-score berada padarentang ±3. Jika nilai z-score melebihi batas tersebut yaitu lebih besar dari 3,0 atau lebih kecil

dari 3,0, maka data dianggap mengalami outlier. Apabila ditemukan outlier, maka data yangbersangkutan harus dikeluarkan dari perhitungan selanjutnya untuk menjaga ketepatan data.

Uji Validitas DataValiditas adalah ketepatan interpretasi yang dibuat dari hasil pengukuran atau evaluasi

(Gronlund & Lina, 1990). Uji validitas dilakukan terhadap isi dari suatu instrumen, dengantujuan untuk mengukur ketepatan instrumen yang digunakan dalam suatu penelitian (Sugiyono,2006). Penelitian ini dilakukan menggunakan program SPSS versi 21 untuk mengetahui nilaivaliditas dengan alat analisis confirmatory factor analysis yang menghasilkan nilai factorloading, dimana alat ukur berupa kuesioner relevan atau sesuai dengan tujuan diadakannyapengukuran tersebut, dan akan dinyatakan valid atau layak jika memiliki nilai score factorloading yang lebih besar daripada 0,5 (Hair et al., 1998).

Uji ReliabilitasUji reliabilitas menurut Husaini (2003) adalah sebuah proses pengukuran terhadap

ketepatan dan konsistensi dari suatu instrumen. Pengujian ini dimaksudkan untuk menjamin tyang digunakan dalam penelitian merupakan suatu instrumen yang handal, konsisten, stabil dansesuai. Sehingga jika digunakan berkali-kali akan menghasilkan data yang sama. Pengukuran iniakan menggunakan metode Cronbach’s coefficient alpha untuk menyatakan tingkat reliabilitasdata.

Uji MultikolineritasMultikolinearitas adalah kondisi terdapatnya hubungan linier atau kolerasi yang tinggi

antara masing-masing variabel independen dalam model regresi. Multikolinearitas biasanyaterjadi ketika sebagian besar variabel yang digunakan. dalam penelitian saling terkait dalam satumodel regresi (Ferdinand, 2002). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadimultikolinearitas. Untuk melihat apakah data penelitian terdapat multikolinearitas kombinasi-kombinasi variabel, maka yang perlu diamati adalah determinan dari VIF (variance inflationfactors) dan nilai tolerance (Ghozali, 2002).

Uji FUji F berfungsi untuk mengetahui apakah variabel independen hiburan (entertainment),

kemampuan menyampaikan informasi (informativeness), gangguan (irritation), kredibilitas(credibility), personalisasi (personalization), interaktifitas (interactivity) mempengaruhi variabelintervening sikap (attitude) secara bersamaan serta apakah variabel intervening sikap (attitude)juga mempengaruhi secara bersamaan keinginan konsumen untuk membeli (purchase intention),dengan ketentuan sebagai berikut:1. Jika angka signifikan ≥0,05 maka variabel hiburan (entertainment), kemampuan

menyampaikan informasi (informativeness), gangguan (irritation), kredibilitas (credibility),personalisasi (personalization), interaktifitas (interactivity) tidak mempengaruhi variabelintervening sikap (attitude) secara bersamaan serta apakah variabel intervening sikap(attitude) juga tidak mempengaruhi secara bersamaan keinginan konsumen untuk membeli(purchase intention).

2. Jika angka signifikan <0,05 maka variabel hiburan (entertainment), kemampuanmenyampaikan informasi (informativeness), gangguan (irritation), kredibilitas(credibility), personalisasi (personalization), interaktifitas (interactivity) mempengaruhi

variabel intervening sikap (attitude) secara bersamaan serta apakah variabel interveningsikap (attitude) juga mempengaruhi secara bersamaan keinginan konsumen untukmembeli (purchase intention).

Uji tUji t berfungsi untuk mengetahui seberapa besar pengaruh masing-masing variabel

independen hiburan (entertainment), kemampuan menyampaikan informasi (informativeness),gangguan (irritation), kredibilitas (credibility), personalisasi (personalization), interaktifitas(interactivity) mempengaruhi variabel intervening sikap (attitude) secara individual serta apakahvariabel intervening sikap (attitude) juga tidak mempengaruhi secara individu keinginankonsumen untuk membeli (purchase intention), dengan ketentuan sebagai berikut:1. Jika angka signifikan ≥ 0,05 maka variabel independen tidak berpengaruh terhadap

varaiabel independen2. Jika angka signifikan < 0,05 maka variabel independen berpengaruh terhadap varaiabel

independen.

Uji R2

Uji R2 atau koefisieni determinasi berfungsi untuk mengetahui sejauh mana hiburan(entertainment), kemampuan menyampaikan informasi (informativeness), gangguan (irritation),kredibilitas (credibility), personalisasi (personalization), interaktifitas (interactivity) kemampuanmodel dalam menerangkan variasi variable intervening sikap (attitude). Beserta hubungannyadengan keinginan membeli konsumen (purchase intention). Determinasi nilai koefisien variabeladalah antara 0 sampai 1, dengan ketentuan sebagai berikut:1. Jika nilai R2 atau adjusted R2 kecil atau mendekati nol, artinya variable independen hiburan

(entertainment), kemampuan menyampaikan informasi (informativeness), gangguan(irritation), kredibilitas (credibility), personalisasi (personalization), interaktifitas(interactivity) memiliki kemampuan yang sangat terbatas dalam menjelaskan hubungannyadengan variabel intervening sikap (attitude). Begitu juga apabila variabel interveningmemiliki nilai kecil atau mendekati nol berarti variabel memiliki kemampuan untukmenyiapkan seluruh informasi untuk menjelaskan hubungannya dengan variabel dependenkeinginan atau niat membeli konsumen (purchase intention).

2. Jika nilai R2 atau adjusted R2 besar atau mendekati satu, artinya variabel independenhiburan (entertainment), kemampuan menyampaikan informasi (informativeness),gangguan (irritation), kredibilitas (credibility), personalisasi (personalization),interaktifitas (interactivity) dapat menyediakan seluruh informasi yang dibutuhkan dalammenjelaskan hubungannya dengan variabel intervening sikap (attitude). Begitu jugaapabila variabel intervening memiliki nilai besar atau mendekati satu berarti variabelmemiliki kemampuan untuk menyiapkan seluruh informasi untuk menjelaskanhubungannya dengan variabel dependen keinginan atau niat membeli konsumen (purchaseintention). Pengujian R2 dengan menggunakan nilai Standard of Estimation (SEE) berguna untuk

mengetahui seberapa tepat model regresi pada penelitian ini dalam memprediksi variabeldependen. Semakin kecil angka yang dihasilkan nilai SEE, berarti semakin tinggi ketepatanmodel regresi dalam memprediksi variabel dependen.

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Pengumpulan data penelitian ini dilaksanakan dari bulan Mei 2014 sampai bulan Juni 2014terhadap responden yang pernah mengakses mobile advertising. Survei ini dilakukan denganmedia kuesioner terhadap 500 responden yang telah ditargetkan di empat tempat universitas dikota Batam, yaitu Universitas Batam, Universitas Riau Kepulauan, Universitas InternasionalBatam dan Universitas Putera Batam. Namun kuesioner yang terkembalikan dan dapat diolahyaitu sebanyak 450 data responden, karena 22 lembar kuesioner tidak terkembalikan dan 28lembar kuesioner tidak terisi lengkap oleh responden.

Distribusi Kuesioner

Keterangan Jumlah Kuesioner yang disebarkan 500Kuesioner yang tidak kembali 22Kuesioner yang tidak lengkap 28Kuesioner yang terkena outlier 60Kuesioner yang digunakan dalam analisis 390Sumber: Data primer diolah (2014)

Berdasarkan tabel 4.1 di atas, dapat dilihat tingkat pengembalian kuesioner sebesar 100%yaitu semua kuesioner dikembalikan.

Pembagian responden dapat dilihat dari tabel 4.2 yang menunjukkan bahwa respondenlaki-laki yang berpartisipasi dalam penelitian sebesar 50,8%. Dalam pengelompokkan usiaresponden yang sudah ditentukan pada lingkup 18-34 tahun, mayoritas responden yangberpartisipasi adalah responden yang berusia 18-21 tahun sebesar 50,3% dari jumlah seluruhresponden. Responden yang ikut berpartisipasi pada penelitian mayoritas adalah responden yangbelum menikah dengan persentase sebesar 77,7%. Selain itu pada tabel 4.2 juga dapat terlihatbahwa menurut pengelompokkan responden berdasarkan pendapatan, responden denganpendapatan Rp2.500.000 – Rp3.500.000 sebesar 34,9% ikut berpartisipasi pada penelitian ini.Menurut kelompok pekerjaan, responden didominasi oleh responden yang merupakan mahasiswayang bekerja sebagai pegawai swasta dengan persentase sebesar 58,5%.Hasil Uji Outlier

Dari hasil data pengujian terhadap 240 responden, jika data yang menyimpang yaitu datayang memiliki nilai z-score lebih kecil dari -3,0 atau lebih besar dari 3,0 maka data tersebutmengalami outlier (Hair et al., 1998). Hasil data menyatakan hasil uji data responden yangdatanya menyimpang dari rata-rata yang nilai z-score sebanyak 60 responden.Hasil Uji Validitas Data

Uji validitas dalam penelitian ini dilakukan terhadap 32 item pertanyaan yang melingkupi 3pertanyaan untuk variabel hiburan (entertainment), 3 pertanyaan cara menyampaikan informasi(informativeness), 4 pertanyaan gangguan (irritation), 3 pertanyaan kredibilitas (credibility), 3pertanyaan personalisasi (personalization), 9 pertanyaan interaktifitas (interactivity), 3pertanyaan sikap (attitude) dan 4 pertanyaan keinginan membeli (purchase intention). Sebuahpertanyaan dianggap valid jika nilai muatan melebihi 0,5 (Hair et al., 1998). Setelah dilakukanuji validitas, dinyatakan bahwa semua item pertanyaan valid pada tabel 4.4 dan dapat digunakanuntuk pengujian selanjutnya.

Hasil Uji R2

Berdasarkan hasil uji R2 pada Tabel 4.10 yang menunjukkan nilai adjusted R2 pada modelregresi sebesar 0,617, berarti sebesar 61,7% dari variabel sikap (attitude) konsumen terhadapmobile advertising dijelaskan oleh variabel hiburan (entertainment), informasi (informativeness),gangguan (irritation), kredibilitas (credibility), personalisasi (personalization) dan interaktifitas(interactivity) sebagai variabel independen. Sedangkan (100%-61,7% = 38,3%) dijelaskan olehvariabel lain yang tidak digunakan dalam penelitian ini. Sedangkan nilai SEE (Standard Error ofEstimate) yang semakin kecil menyimpulkan bahwa model regresi semakin tepat dalammemprediksi variabel dependen. Nilai SEE sebesar 0,77857 berarti tingkat kesalahan penafsirandari regresi adalah sebesar 0,77857.

Berdasarkan hasil uji R2 pada tabel 4.11 diperoleh nilai R2 model 1 sebesar nilai R2 padamodel regresi sebesar 0,022, berarti sebesar 2,2% dari variabel keinginan membeli (purchaseintention) konsumen terhadap produk atau jasa yang diiklankan pada mobile advertisingdijelaskan oleh sikap (attitude) konsumen terhadap mobile advertising sebagai variabelintervening. Sedangkan (100%-2,2% = 97,8%) dijelaskan oleh variabel lain yang tidakdigunakan pada model regresi. Nilai SEE sebesar 1,22009 berarti tingkat kesalahan penafsirandari regresi adalah sebesar 1,22009.

KESIMPULAN, AN REKOMENDASIKesimpulan

Berdasarkan uraian dan analisis pembahasan yang telah dikemukakan pada babsebelumnya mengenai hubungan antara variabel hiburan (entertainment), informasi(informativeness), gangguan (irritation), kredibilitas (credibility), personalisasi (personalization)dan interaktifitas (interactivity) terhadap sikap (attitude) serta sikap (attitude) dengan keinginanmembeli (purchase intention) pada 204 responden yang merupakan mahasiswa dan pernahmengakses mobile advertising melalui aplikasi chatting, maka penulis mengambil kesimpulansebagai berikut :a. Hasil pengujian pada hipotesis pertama (H1) dengan regresi berganda menyatakan bahwa

hiburan (entertainment) berpengaruh signifikan terhadap sikap (attitude) konsumenterhadap mobile advertising. Hasil penelitian menyatakan hipotesis pertama (H1) diterima.Hasil tersebut mendukung dengan hasil penelitian Tsang, Ho dan Liang, (2004); Waldt,Rebello dan Brown, (2009); Altuna dan Konuk (2009); Zabadi, Shura dan Elsayed (2012).

b. Hasil pengujian pada hipotesis kedua (H2) dengan regresi berganda menyatakan bahwakemampuan menyampaikan informasi (informativeness) berpengaruh secara signifikanpositif terhadap sikap (attitude) konsumen terhadap mobile advertising. Hasil penelitian inimendukung beberapa penelitian yaitu penelitian Tsang, Ho dan Liang (2004); Waldt,Rebello dan Brown (2009); Altuna dan Konuk (2009); Zabadi dan Shura (2010).

c. Hasil pengujian pada hipotesis ketiga (H3) dengan regresi berganda menyatakan bahwagangguan (irritation) berpengaruh secara tidak signifikan terhadap sikap (attitude)konsumen terhadap mobile advertising. Maka itu hipotesis ketiga (H3) ditolak. Hasilpenelitian ini mendukung dengan hasil penelitian Oh dan Xu (2003); Wong dan Tang(2008); Haghirian, Madlberger dan Inoue (2008).

d. Hasil pengujian pada hipotesis keempat (H4) dengan regresi berganda menyatakan bahwakredibilitas (credibility) berpengaruh secara tidak signifikan terhadap sikap (attitude)

konsumen terhadap mobile advertising,yang berarti pernyataan H4 ditolak. Hasil penelitianini mendukung hasil penelitian Drossos et al. (2007); Wong dan Tang (2008).

e. Hasil pengujian pada hipotesis kelima (H5) dengan regresi berganda menyatakan bahwapersonalisasi (personalization) berpengaruh secara tidak signifikan terhadap sikap(attitude) konsumen terhadap mobile advertising. Hasil penelitian ini bertolak belakangdengan penelitian Xu (2007); Beneke et al. (2010); Mir (2011). Maka, pernyataan H5

ditolak.f. Hasil pengujian pada hipotesis keenam (H6) dengan regresi berganda menyatakan bahwa

interaktifitas (interactivity) berpengaruh secara signifikan positif terhadap sikap (attitude)konsumen terhadap mobile advertising. Hasil penelitian ini mendukung penelitian Yu(2013); Hwang dan McMillan (2002); Jee dan Lee (2002).

g. Hasil pengujian pada hipotesis keenam (H6) dengan regresi sederhana menyatakan bahwasikap (attitude) berpengaruh secara signifikan positif terhadap keinginan membeli(purchase intention) konsumen terhadap mobile advertising. Hasil penelitian inimendukung penelitian Oh dan Xu (2003); Tsang, Ho dan Liang (2004); Wong dan Tang(2008); Noor, Sreenivasan dan Ismail (2013).

RekomendasiPenulis dapat menuliskan rekomendasi yang dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan

untuk peneliti selanjutnya karena keterbatasan waktu dan biaya pada penelitian ini. Penulismengharapkan untuk peneliti selanjutnya dan perusahaan dapat mempertimbangkan:1. Bagi Peneliti Selanjutnya

a. Sampel yang diteliti dalam penelitian ini adalah hanya para mahasiswa danmahasiswi yang pernah mengakses mobile advertising melalui aplikasi chatting yangberada di kota Batam, diharapkan pada penelitian selanjutnya dapat diperluas denganpenyebaran kuesioner hingga di luar kota Batam. Indonesia adalah Negara denganmulti budaya, maka itu dapat disarankan bagi peneliti selanjutnya untuk melakukanpenelitian dengan melakukan perbandingan antar budaya untuk mendapatkan nilaiyang berbeda.

b. Peneliti selanjutnya dapat meneliti hubungan antara faktor demografi seperti umur,kelas sosial, jenis kelamin dan budaya dengan sikap konsumen terhadap mobileadvertising serta keinginan untuk membeli seperti yang disarankan Waldt, Rebellodan Brown (2009).

c. Dalam penelitian bagian model regresi nilai R2 yang diperoleh sebesar 0,566 yangberarti sebesar 56,6% variabel independen menjelaskan variabel sikap (attitude),maka sisanya 43,4% dijelaskan oleh faktor-faktor lainnya. Sehingga, penelitiseharusnya meneliti variabel diluar variabel hiburan (entertainment), informasi(informativeness), gangguan (irritation), kredibilitas (credibility), personalisasi(personalization) dan interaktifitas (interactivity) terhadap sikap (attitude) sertasikap (attitude). Sedangkan model regresi keinginan membeli nilai R yang diperolehhanya sebesar 0,022, yang berarti hanya sebesar 2,2% variabel sikap menjelaskanvariabel keinginan membeli, maka 97,8% dijelaskan oleh faktor-faktor lainnya.Sehingga peneliti perlu meneliti kemungkinan lain yang dapat menjelaskan modellebih baik.

2. Bagi Perusahaana. Menurut hasil uji hipotesis, hiburan (entertainment) dan kemampuan menyampaikan

informasi (informativeness). Maka itu, iklan sebaiknya mengandur unsur yangmenghibur dengan memasukkan musik, video, gambar-gambar yang menarik. Iklanyang menghibur akan memenuhi kesenangan konsumen dan akan membawakandampak positif pada sikap konsumen terhadap iklan dan merek tertentu (Mitchell &Olson, 1981). Negash et al. (2003) menyarankan informasi yang disalurkanseharusnya tepat, ada ketertkaitan, sesuai dengan waktu, praktis dan lengkap.Kualitas informasi yang disampaikan akan membawakan pengaruh secara langsungterhadap pandangan konsumen (Kaasinen 2003).

b. Interaktifitas (interactivity) juga berpengaruh secara signifikan positif pada sikap(attitude) konsumen terhadap mobile advertising. Maka itu, disarankan padaperusahaan yang akan mengiklankan produk atau jasa ataupun perusahaan yangbergerak pada bidang periklanan untuk memperkuat tingkat interaktifitas(interactivity) pada iklan. Baik interaktifitas pada pesan iklan, interaktifitas denganpemasar ataupun interaktifitas dengan sesama konsumen (Yu, 2013).

c. Hasil penelitian menyatakan bahwa kredibilitas (credibility) dan personalisasi(personalization) tidak berpengaruh signifikan pada sikap (attitude), dan menurutpenelitian Chowdbury et al. (2006) dengan hasil hiburan (entertainment) yang tidaksignifikan terhadap sikap (attitude), hal tersebut dapat dikarenakan iklan yangdisampaikan tidak menarik atau menghibur. Hal tersebut dapat mengartikan bahwaiklan di Batam mungkin belum dapat dipercayai kredibilitasnya dan kurangdipersonalisasikan. Maka itu, perusahaan harus berupaya untuk meningkatkan keduaaspek tersebut.

DAFTAR PUSTAKA

Ajzen, I., & Fishbein, M. (1980). Understanding Attitudes and Predicting Social Behavior. New Jersey:Prentince-Hall.

Al-alak, Ä. A. M., (2010). Mobile Marketing: Examining the Impact of Trust PrivacyConcern andConsumers' Attitudes on Intention to Purchase. International Journal of Business andManagement, 20(3).

Altuna, O. K., & Konuk, F. A. (2009). Understanding Consumer Attitudes toward Mobile Advertisingand Its Impact on Consumers’ Behavioral Intention: A Crossmarket Comparison of United Statesand Turkish Consumers. International Journal of Mobile Marketing, 4(2).

Amin, P., Amin, B. Z., & Patel, R. P. (2011). SMS Marketing: The Role of Permission and Acceptance.International Journal of Mobile Marketing, 6(2).

Andrews, J. C. (1989). The dimensionality of beliefs toward advertising in general. Journal ofadvertising, 18(1), 26-35.

Anoraga, D, (2000), “Country-of-Origin effects: a country-category effect hypothesis”, Journal ofInternational Consumer Marketing, Vol. 7 No. 3, pp. 29-52.

Assael, S., (1998), “Pronto moda Tokyo-style — Emergence of Collection Free Street fashion in Tokyoand Seoul-Tokyo Fashion Connection”, International Journal of Retail & DistributionManagement, Vol. 30, No. 3, pp. 137-44.

Azizi, F., Geluyake, H. A. P., & Bakhshizadeh, A. (2014). Studying Brand Equity in Terms of BeliefsShaping Consumers’ Attitudes on Advertising through Mobile Phones. Journal of Marketing andConsumer Research, 3, 26-38.

Babmanziari T., J.M. Pearson, and L. Crosby. "Is Trust Important in Technology Adoption? A PolicyCapturing Approach," Journal of Computer Information Systems, 43: 4, 2003, pp. 46.

Bamba, F & Barnes, J. (2007), “SMS Advertising, Permission and the Consumer: a study”, BusinessProcess Management Journal, Vol. 13, No. 6. Pp. 815-829.

Beneke, J., Cumming, G., Stevens, A., & Versfeld, M. (2010). Influences on Attitude toward MobileText Message Advertisements: An Investigation of South African Youth. International Journalof Mobile Marketing, 5(1).

Bezjian-Avery, A., Calder, B., & Iacobucci, D. (1998). New media interactive advertising vs.traditional advertising. Journal of advertising research, 38, 23-32.

Blackwell, R. D., Miniard, P. W., & Engel, J.F. (2001). Consumer Behavior (9 th ed.) Ohio: USA.:South-Western Thomson Learning.

Blattberg, R. C., & Deighton, J. (1991). Interactive marketing: exploiting the age of addressability.Sloan Management Review, 33.

Brackett LK, Carr BN (2001). Cyberspace advertising vs. other media: consumer vs. mature studentsattitudes. J. Advertising Res. 41(5): 23-32.

Carroll, A., Barnes, S. J., Scornavacca, E., & Fletcher, K. (2006). Consumer perceptions and attitudestoward SMS advertising: recent evidence from New Zealand. International Journal ofAdvertising, 26(1), 79-98.

Cho, C. H., & Leckenby, J. D. (1999). Interactivity as a measure of advertising effectiveness. InProceedings of the American Academy of Advertising (pp. 162-179). Gainesville: University ofFlorida.

Cho, C. H., & Cheon, H. J. (2005). Cross-cultural comparisons of interactivity on corporate web sites:the United States, the United Kingdom, Japan, and South Korea. Journal of advertising, 34(2),99-115.

Chowdhury, H. K., Parvin, N., Weitenberner, C., & Becker, M. (2006). Consumer attitude towardmobile advertising in an emerging market: An empirical study. Marketing, 1(2), 206-216.

Yang, H., Liu, H., & Zhou, L. (2010). Predicting Chinese young consumers’ acceptance of mobileadvertising: a structural equation modeling approach. Chinese Journal of Communication, 3(4),435-452.

Yu, J. H. (2013). You’ve got Mobile Ads! Young Consumers' Responses to Mobile Ads with DifferentTypes of Interactivityy. International Journal of Mobile Marketing, 8(1).

Zhang, P. “The Effect of Animation on Information Seeking Performanceon the World Wide Web:Securing Attention or Interfering with Primary Tasks.” Journal of Association for InformationSystems. 1:1, 2000.

Zabadi, A. M. A., Shura, M., & Elsayed, E. A. (2012). Consumer Attitudes toward SMS Advertisingamong Jordanian Users. International Journal of Marketing Studies, 4(1), p77.

Zhang, J., & Mao, E. (2008). Understanding the acceptance of mobile SMS advertising among youngChinese consumers. Psychology & Marketing, 25(8), 787-805.