analisis faktor-faktor yang mempengaruhi kesadaran

23
1 ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KESADARAN MEMBAYAR PAJAK (Studi Kasus pada Wajib Pajak UMKM yang Terdaftar di Wilayah KPP Malang Selatan) Oleh: Yandwika Nandiwardana Subiantoro Dosen Pembimbing: Ayu Fury Puspita, MSA., Ak., CA. Kesadaran wajib pajak sektor usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) dalam membayar pajak akan memberikan dampak dalam meningkatkan penerimaan negara, namun hanya 22.532 yang terdaftar dari 77.778 wajib pajak UMKM di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Malang Selatan. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh pengetahuan perpajakan, pemahaman sistem self assessment, persepsi efektivitas sistem perpajakan, kualitas pelayanan fiskus, dan tingkat penghasilan terhadap kesadaran membayar pajak pada sektor UMKM.Sampel dalam penelitian ini adalah 60 responden pemilik UMKM yang terdaftar di wilayah KPP Pratama Malang Selatan.Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik pengambilan sampel yang mudah (convenience sampling).Analisis data dilakukan dengan menggunakan analisis regresi berganda.Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa pengetahuan perpajakan, pemahaman sistem self assessment, kualitas pelayanan fiskus, dan tingkat penghasilan memiliki pengaruh positif terhadap kesadaran membayar pajak pada sektor UMKM, sedangkan persepsi efektivitas sistem perpajakan memiliki pengaruh negatif terhadap kesadaran membayar pajak pada sektor usaha mikro, kecil, dan menengah. Kata kunci: kesadaran, membayar pajak, UMKM. PENDAHULUAN Pemerintah melalui Direktorat Jenderal Pajak terus melakukan upaya memaksimalkan penerimaan pajak untuk mencapai target dengan menumbuhkan kesadaran dan kepatuhan wajib pajak sesuai ketentuan yang berlaku (Muliari, 2009). Menurut Nurmantu (2005) mendefinisikan kepatuhan pajak sebagai suatu kondisi telah terpenuhinya semua kewajiban perpajakan dan hak perpajakan wajib

Upload: others

Post on 17-Oct-2021

11 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KESADARAN

1

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KESADARAN

MEMBAYAR PAJAK (Studi Kasus pada Wajib Pajak UMKM yang Terdaftar

di Wilayah KPP Malang Selatan)

Oleh:

Yandwika Nandiwardana Subiantoro

Dosen Pembimbing:

Ayu Fury Puspita, MSA., Ak., CA.

Kesadaran wajib pajak sektor usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) dalammembayar pajak akan memberikan dampak dalam meningkatkan penerimaan negara,namun hanya 22.532 yang terdaftar dari 77.778 wajib pajak UMKM di KantorPelayanan Pajak (KPP) Pratama Malang Selatan. Oleh karena itu, penelitian inibertujuan untuk menguji pengaruh pengetahuan perpajakan, pemahaman sistem selfassessment, persepsi efektivitas sistem perpajakan, kualitas pelayanan fiskus, dantingkat penghasilan terhadap kesadaran membayar pajak pada sektor UMKM.Sampeldalam penelitian ini adalah 60 responden pemilik UMKM yang terdaftar di wilayahKPP Pratama Malang Selatan.Pengambilan sampel dilakukan dengan teknikpengambilan sampel yang mudah (convenience sampling).Analisis data dilakukandengan menggunakan analisis regresi berganda.Hasil dari penelitian ini menunjukkanbahwa pengetahuan perpajakan, pemahaman sistem self assessment, kualitaspelayanan fiskus, dan tingkat penghasilan memiliki pengaruh positif terhadapkesadaran membayar pajak pada sektor UMKM, sedangkan persepsi efektivitassistem perpajakan memiliki pengaruh negatif terhadap kesadaran membayar pajakpada sektor usaha mikro, kecil, dan menengah.

Kata kunci: kesadaran, membayar pajak, UMKM.

PENDAHULUANPemerintah melalui Direktorat Jenderal Pajak terus melakukan upaya

memaksimalkan penerimaan pajak untuk mencapai target dengan menumbuhkan

kesadaran dan kepatuhan wajib pajak sesuai ketentuan yang berlaku (Muliari, 2009).

Menurut Nurmantu (2005) mendefinisikan kepatuhan pajak sebagai suatu kondisi

telah terpenuhinya semua kewajiban perpajakan dan hak perpajakan wajib

Page 2: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KESADARAN

2

pajak.Berbeda dengan kepatuhan pajak, kesadaran akan pajak masyarakat dapat

diartikan sebagai keadaan tahu, mengerti, serta mampu menyelaraskan hak-hak dan

kewajibannya sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku

(Rahmatika, 2010).Menurut Hadi (2017), kesadaran masyarakat untuk membayar

pajak masih rendah, karena apabila dilihat dari tax ratio Indonesia masih kalah

dengan negara-negara Asia Tenggara lainnya yaitu sebesar 10,8% dari Produk

Domestik Bruto (PDB) tahun 2017. Sementara itu tax ratio Thailand 17%, Malaysia

15,5 %, Filipina 14,4 %, dan Vietnam 13,8 % dari PDB di tahun yang sama.

. Kementerian Koperasi dan UMKM tahun 2017 mencatat dalam lima tahun terakhir

sektor UMKM memberikan kontribusi yang meningkat terhadap pertumbuhan

ekonomi dilihat dari PDB Indonesia yaitu 57,84% di tahun 2011 menjadi 60,34% di

tahun 2016, serta memberikan kontribusi dalam penyerapan tenaga kerja dalam

negeri dan mengalami pertumbuhan dari 96,99% di tahun 2011 menjadi 97,22% di

tahun 2016 (Warta KUMKM, 2016).

Kontribusi UMKM dalam perekonomian berbanding lurus dengan kontribusi UMKM

terkait dengan perpajakan di Kota Malang. Hal tersebut dapat dibuktikan dengan

meningkatnya jumlah wajib pajak UMKM yang terdaftar dan penerimaan pajak

UMKM dalam waktu lima tahun terakhir di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama

Malang Selatan, data tersebut tersaji di Tabel 1.1 di bawah ini:

Tabel 1.1Penerimaan Pajak UMKM yang Terdaftar di KPP Pratama Malang Selatan

Tahun Wajib PajakUMKM

Target PenerimaanPajak UMKM

RealisasiPenerimaan Pajak

UMKMPersentase

2013 17.226 RP 3.088.818.000 Rp 2.478.558.482 80,24%2014 18.371 RP 13.165.210.000 Rp 12.958.812.865 98,43%2015 19.447 RP 18.406.257.000 Rp 18.277.049.925 99,29%2016 21.114 RP 20.996.578.000 Rp 21.508.807.903 102,43%2017 22.532 RP 27.533.713.000 Rp 29.090.396.214 105,65%

Sumber: KPP Pratama Malang Selatan, 2018

Page 3: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KESADARAN

3

Namun, berdasarkan jumlah wajib pajak UMKM yang terdaftar, potensi

penerimaan pajak UMKM masih dapat ditingkatkan karena belum keseluruhan

UMKM di Kota Malang terdaftar sebagai wajib pajak UMKM. Tercatat hanya ada

22.532 UMKM yang terdaftar di KPP Pratama Malang Selatan dari total 77.778

UMKM yang terdaftar di Dinas Koperasi dan UMKM Kota Malang.

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi kesadaran wajib pajak dalam membayar

pajak, salah satunya adalah pengetahuan perpajakan wajib pajak (Rahmandani, 2015).

Menurut Nugroho dan Zulaikha (2006), pengetahuan wajib pajak atas peraturan

perpajakan akan membantu wajib pajak dalam memahami kewajiban perpajakannya,

sehingga akan meningkatkan kesadaran membayar pajak oleh wajib pajak.Faktor lain

yang mempengaruhi kesadaran membayar pajak adalah pemahaman wajib pajak

terkait sistem self assessment.Sistem pemungutan pajak di Indonesia menggunakan

sistem self assessment, yaitu sistem pemungutan pajak yang memberikan

kepercayaan terhadap wajib pajak untuk menghitung, menyetor, dan melaporkan

sendiri jumlah pajak yang terhutang.(Rahmatika, 2010).Faktor selanjutnya yang

mempengaruhi kesadaran membayar pajak adalah persepsi efektivitas sistem

perpajakan.Menurut Fitriana (2013), persepsi efektivitas sistem perpajakan

merupakan penilaian masing-masing wajib pajak mengenai efektivitas sistem

perpajakan yang mempermudah atau mempersulit wajib pajak.Faktor lain yang

mempengaruhi kesadaran membayar pajak adalah pelayanan fiskus yang berkualitas

(Nugroho dan Zulaikha, 2012). Menurut Boediono (2003), kepuasan pelayanan

secara umum adalah efektivitas dari sistem organisasi atas keberhasilannya dalam

memenuhi kebutuhan pelanggan. Faktor terakhir yang mempengaruhi kesadaran

membayar pajak dalam penelitian ini adalah tingkat penghasilan.Faktor ekonomi dari

wajib pajak merupakan faktor yang sangat mendasari wajib pajak dalam

melaksanakan kewajiban perpajakannya, karena masyarakat cenderung memenuhi

kebutuhan pokoknya terlebih dahulu dan pajak masih dianggap sebagai beban yang

harus ditanggung dalam kegiatan ekonominya (Haswidar, 2016).

Page 4: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KESADARAN

4

LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS

Teori Atribusi (Atribution Theory)

Teori atribusi merupakan teori yang menjelaskan tentang perilaku seseorang (Heider,

1958).Teori atribusi memandang individu sebagai seorang psikolog amatir yang

mencoba untuk memahami sebab-sebab yang terjadi pada berbagai peristiwa yang

dihadapinya. Teori atribusi mencoba menemukan sesuatu dan penyebabnya hal

tersebut terjadi atau apa yang mendorong seseorang melakukan sesuatu. Respon yang

kita berikan pada sesuatu bergantung pada interprestasi kita tentang peristiwa itu

(Kelley, 1973).

Kesadaran Membayar Pajak

Kesadaran merupakan unsur pada manusia dalam memahami realitas dan bagaimana

cara untuk bertindak maupun menyikapi realitas tersebut. Kesadaran kewajiban

perpajakan pada sektor usaha kecil dan menengah menurut Rahmatika (2010) dapat

didefinisikan sebagai dorongan atau sikap dari usaha kecil dan menengah untuk

melakukan kewajiban perpajakan tanpa adanya dorongan dari pihak luar dan tanpa

ada paksaan.Kesadaran membayar pajak merupakan keadaan pada saat wajib pajak

mau membayar pajak karena merasa tidak dirugikan dari pembayaran pajak yang

dilakukannya (Fikriningrum, 2012).

Irianto (2005) menguraikan beberapa bentuk kesadaran membayar pajak yang

mendorong wajib pajak untuk membayar pajak.Pertama, kesadaran bahwa pajak

merupakan betuk partisipasi dalam menunjang pembangunan negara.Menyadari hal

ini, wajib pajak mau membayar pajak karena merasa tidak dirugikan dari pemungutan

pajak yang dilakukan.Pajak disadari digunakan untuk pembangunan negara supaya

meningkatkan kesejahteraan warga negara.Kedua, kesadaran bahwa penundaan

pembayaran pajak sangat merugikan negara.wajib pajak mau membayar pajak karena

memahami bahwa penundaan membayar pajak berdampak pada kurangnya sumber

daya finansial yang dapat mengakibatkan terhambatnya pembangunan negara. Ketiga,

kesadaran bahwa pajak ditetapkan dengan undang-undang dan dapat

Page 5: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KESADARAN

5

dipaksakan.Wajib pajak akan membayar pajak karena pembayaran pajak disadari

memiliki landasan hukum yang kuat dan merupakan suatu kewajiban mutlak setiap

warga negara.

Pengetahuan Perpajakan

Pengetahuan wajib pajak tentang pajak merupakan suatu proses perubahan sikap atau

tata laku seorang wajib pajak atau sekelompok wajib pajak dalam usaha

mendewasakan manusia melaului upaya pengajaran dan pelatihan (Prasetyo, 2006).

Sedangkan menurut Widayati dan Nurlis (2010), pengetahuan adalah hasil kerja fikir

yang merubah keadaan tidak tahu menjadi tahu dan menghilangkan keraguan

terhadap suatu perkara.Menurut penelitian yang dilakukan Widayati dan Nurlis

(2010), terdapat beberapa indikator wajib pajak mengetahui dan memahami peraturan

perpajakan, yaitu: (1) Kepemilikan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP), (2)

mengetahui hak dan kewajiban sebagai wajib pajak, (3) mengetahui sanksi

perpajakan, (4) mengetahui perhitungan pajaknya, (5) wajib pajak mengetahui

peraturan perpajakan melalui sosialisasi yang dilakukan oleh KPP, (6) wajib pajak

mengetahuiperaturan perpajakan melalui pelatihan yang mereka ikuti.

Pemahaman Sistem Self Assessment

Menurut Waluyo (2011), Indonesia menganut tiga sistem dalam pemungutan pajak,

yaitu self assessment system, official assessment system, dan witholding assessment

system.sistemself assessment merupakan pemungutan pajak yang memberi

wewenang, kepercayaan, dan tanggung jawab kepada wajib pajak untuk menghitung,

memperhitungkan, membayar, dan melaporkan sendiri besarnya pajak yang harus

dibayarkan. Pada sistem ini, fiskus atau petugas pajak hanya bertugas untuk

melakukan penelitian apakah SPT tersebut telah diisi dengan benar oleh wajib pajak.

Persepsi Efektivitas Sistem Perpajakan

Page 6: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KESADARAN

6

Persepsi merupakan proses aktivitas seseorang dalam memberikan kesan,

penilaian, pendapat, memahami, mengorganisir, menafsirkan yang memungkinkan

situasi atau peristiwa yang dapat memberikan kesan perilaku yang positif atau negatif

(Robbins, 1996). Efektivitas memiliki pengertian suatu pengukuran yang menyatakan

seberapa jauh target (kualitas, kuantitas, dan waktu) telah tercapai (Widayati dan

Nurlis, 2010).

Menurut Widayati dan Nurlis (2010), hal-hal yang mengindikasikan efektivitas

sistem perpajakan yang saat ini dapat dirasakan oleh wajib pajak antara lain: (1)

adanya sistem pelaporan melalui SPT dan e-filling, (2) pembayaran melalui e-

banking, (3) penyampaian SPT melalui dropbox, (4) peraturan perpajakan dapat

diakses lebih cepat melalui internet, (5) pendaftaran NPWP yang dapat dilakukan

secara online melalui e-registration dari website pajak.

Kualitas Pelayanan Fiskus

Pelayanan fiskus dapat diartikan sebagai cara petugas pajak dalam membantu

mengurus atau menyiapkan segala keperluan yang dibutuhkan wajib pajak (Jatmiko,

2006). Pelayanan yang berkualitas adalah pelayanan yang dapat memberikan

kepuasan kepada pelanggan dan tetap dalam batas memenuhi standar pelayanan yang

dapat dipertanggungjawabkan serta harus dilakukan secara terus-menerus (Supadmi,

2009). Menurut Pandiangan (2008:10), tuntutan pelayanan yang mudah, cepat,

murah, dan akurat merupakan harapan masyarakat untuk melaksanakan kewajiban

perpajakan.

Tingkat Penghasilan

Tingkat penghasilan wajib pajak merupakan salah satu acuan dalam pemotongan atau

pemungutan pajak yang dilakukan terhadap wajib pajak yang kemudian dilaporkan di

dalam SPT Tahunan (Chaerunnisa, 2010). Tingkat penghasilan seseorang

berpengaruh terhadap kesadaran dalam melakukan pemabayaran perpajakan pada

sektor usaha kecil dan menengah, karena semakin tinggi penghasilan seseorang yang

Page 7: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KESADARAN

7

diterima maka semakin tinggi pula jumlah pajak yang harus dibayarkan (Rahmatika,

2010).

Pengembangan Hipotesis

Pengaruh Pengetahuan Perpajakan Terhadap Kesadaran Membayar Pajak

Pengetahuan wajib pajak tentang pajak merupakan suatu proses ketika wajib

pajak mengetahui tentang peraturan perpajakan dan mengaplikasikan pengetahuan itu

untuk membayar pajak (Nugroho dan Zulaikha, 2012). Prasetyo (2006) dalam

penelitiannya menyatakan pengetahuan perpajakan tidak berpengaruh terhadap

kesadaran wajib pajak dalam membayar pajak.Menurut penelitian yang dilakukan

oleh Rahmatika (2010) mengenai analisis faktor-faktor yang mempengaruhi

kesadaran kewajiban perpajakan sektor UKM menunjukkan bahwa pengetahuan

wajib pajak berpengaruh terhadap kesadaran kewajiban perpajakan sektor UKM.

H1: Pengetahuan perpajakan berpengaruh terhadap kesadaran membayar pajak.

Pengaruh Pemahaman Sistem Self Assessment Terhadap Kesadaran Membayar

Pajak

Menurut Waluyo (2011) sistem self assessment ini merupakan pemungutan pajak

yang memberikan wewenang, kepercayaan, dan tanggung jawab kepada wajib pajak

untuk menghitung, memperhitungkan, membayar, dan melaporkan sendiri besarnya

pajak yang harus dibayarkan.Fungsi perhitungan memberikan hak kepada wajib pajak

untuk menentukan sendiri pajak terutang sesuai dengan peraturan pajak dan fungsi

tersebut mewajibkan wajib pajak untuk membayar pajak terutangnya.Fungsi terakhir

dari wajib pajak adalah melaporkan pembayaran pajak yang telah dibayar ke KPP

(Tarjo, 2005).

Berdasarkan penelitian Malik (2007), sistem self assessment berpengaruh terhadap

kesadaran wajib pajak dalam memenuhi kewajiban perpajakan pada wajib pajak

badan.Selanjutnya, penelitian yang dilakukan Amelia et al (2014) sejalan dengan

penelitian yang dilakukan oleh Rahmatika (2010) yang membuktikan bahwa

Page 8: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KESADARAN

8

pemahaman wajib pajak terhadap sistem self assessment tidak mempunyai pengaruh

terhadap kesadaran membayar pajak.

H2: Pemahaman sistem self assessment berpengaruh terhadap kesadaran

membayar pajak.

Pengaruh Persepsi Efektivitas Sistem Perpajakan Terhadap Kesadaran

Membayar Pajak

Penilaian wajib pajak atas efektivitas sistem perpajakan akan memunculkan

persepsi atas sistem tersebut yang kemudian akan mendorong perilaku seseorang

untuk memutuskan taat atau tidak pada peraturan tersebut. Penelitian yang dilakukan

oleh Widayati dan Nurlis (2010) yang menunjukkan bahwa persepsi yang baik atas

efektivitas sistem perpajakan tidak berpengaruh terhadap kesadaran membayar

pajak.Berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Nugroho dan Zulaikha (2012)

yang menunjukkan bahwa persepsi atas efektivitas sistem perpajakan berpengaruh

terhadap kesadaran membayar pajak.Hal ini dikarenakan semakin mudah sistem

perpajakan, maka semakin tinggi tingkat kesadaran membayar pajak oleh wajib

pajak.

H3: Persepsi sistem perpajakan berpengaruh terhadap kesadaran membayar pajak.

Pengaruh Kualitas Pelayanan Fiskus Terhadap Kesadaran Membayar Pajak

Pelayanan fiskus dapat diartikan sebagai cara bagi petugas pajak dalam membantu

mengurus atau menyiapkan segala keperluan yang dibutuhkan wajib pajak

(Fikriningrum, 2012).Penelitian yang dilakuakan oleh Nugroho dan Zulaikha (2012)

menyatakan bahwa kulitas pelayanan fiskus berpengaruh terhadap kesadaran

membayar pajak.Penelitian yang dilakukan oleh Supriyati dan Nur Hayati (2008)

menunjukkan bahwa pelayanan fiskus tidak memiliki pengaruh terhadap kepatuhan

dalam membayar pajak.

H4: Kualitas pelayanan fiskus berpengaruh terhadap kesadaran membayar pajak

Page 9: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KESADARAN

9

Pengaruh Tingkat Penghasilan Terhadap Kesadaran Membayar Pajak

Tingkat penghasilan wajib pajak merupakan salah satu acuan dalam pemotongan atau

pemungutan pajak yang dilakukan terhadap wajib pajak yang kemudian dilaporkan di

dalam SPT Tahunan (Chaerunnisa, 2010).Penelitian yang dilakukan Butarbutar

(2014) menyatakan bahwa tingkat penghasilan wajib pajak berpengaruh terhadap

kesadaran kewajiban perpajakan pada usaha kecil dan menengah.Berdasarkan

penelitian yang dilakukan oleh Rahmatika (2010) menyatakan bahwa tingkat

penghasilan tidak berpengaruh terhadap kesadaran kewajiban perpajakan pada sektor

usaha kecil dan menengah.

H5: Tingkat penghasilan berpengaruh terhadap kesadaran membayar pajak

METODE PENELITIAN

Populasi dan Sampel

Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah wajib pajak UMKM yang

terdaftar di wilayah KPP Pratama Malang Selatan dengan sampel sebanyak 60 wajib

pajak UMKM.Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah

convenience sampling.Convenience sampling digunakan karena peneliti kesulitan

dalam memperoleh data wajib pajak yang terdaftar di KPP Pratama Malang Selatan.

Definisi Operasional Variabel

Pengetahuan Perpajakan (X1)

Pengetahuan perpajakan merupakan penalaran dan penangkapan makna tentang

peraturan perpajakan oleh wajib pajak. Indikator penilaian pengetahuan perpajakan

mmenggunakan indikator yang sesuai dengan penelitian yang dilakukan Rahmatika

(2010) yaitu pengetahuan undang-undang dan ketentuan perpajakan, pengetahuan

peran wajib pajak, pengetahuan tata cara pembayaran pajak, pengetahuan batas waktu

pembayaran pajak, dan pengetahuan sanksi atas keterlambatan pembayaran pajak.

Page 10: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KESADARAN

10

Pemahaman Sistem Self Assessment (X2)

Sistem pemungutan pajak yang berlaku di Indonesia salah satunya adalah sistem self

assessment, terutama pada pajak penghasilan.Sistem self assessment merupakan

sistem pemungutan pajak yang menerapkan perhitungan, penyetoran, dan pelaporan

jumlah pajak yang terhutang dilakukan oleh wajib pajak itu sendiri. Penelitian ini

menggunakan indikator penilaian sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh

Rahmatika (2010), yaitu pemahaman sistem perpajakan, pengisian Surat

Pemberitahuan (SPT) dengan benar, pemahaman pelaporan SPT, serta ketepatan

dalam memberikan data dan informasi yang dapat dipertangungawabkan.

Persepsi Efektivitas Sistem Perpajakan (X3)

Persepsi adalah proses kognitif yang dialami ketika setiap orang berada dalam

keadaan memahami informasi tentang lingkungannya melalu panca indera.

Efektivitas memeliki pengertian suatu pengukuran yang menyatakan seberapa target

(kualitas, kuantitas, waktu) telah tercapai.Sistem perpajakan yang efektif akan

memudahkan wajib pajak dalam memenuhi kewajiban dalam membayar pajak.

Variabel ini diukur dengan mengadopsi dari penelitian Widayati dan Nurlis (2010),

yaitu proses pembayaran pajak, pengisian SPT melalui e-SPT dan pelaporan SPT

melalui e-Filling, penyampaian SPT melaui dropbox, informasi peraturan perpajakan

terbaru secara online lewat internet, pendaftaran NPWP melalui e-register.

Kualitas Pelayanan Fiskus (X4)

Pelayanan fiskus dapat diartikan sebagai suatu cara yang dilakukan oleh petugas

pajak dalam membantu mengurus dan menyiapkan segala keperluan yang dibutuhkan

oleh wajib pajak. Variabel ini diukur dengan menggunakan indikator yang digunakan

dalam penelitian Nugroho dan Zulaikha (2012), yaitu fiskus meiliki kompetensi skill,

knowledge, dan experience dalam hal kebijakan perpajakan, administrasi pajak, dan

perundang-undangan, fiskus memiliki motivasi tinggi sebagai pelayan publik,

perluasan Tempat Pelayanan Terpadu (TPT), sistem informasi perpajakan dan sistem

administrasi perpajakan merupakan sistem layanan prima kepada wajib pajak menjadi

semakin nyata.

Page 11: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KESADARAN

11

Tingkat Penghasilan (X5)

Tingkat penghasilan merupakan jumlah pendapatan yang diterima oleh wajib pajak

dalam suatu periode waktu tertentu.Tingkat penghasilan wajib pajak merupakan salah

satu indikator dalam hal pemotongan dan pemungutan pajak yang dilakukan kepada

wajib pajak yang dilaporkan dalam SPT Tahunan (Chaerunnisa, 2010).Variabel ini

menggunakan indikator penilaian sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh

Rahmatika (2010) yaitu pembayaran perpajakan, besar kecilnya penghasilan, dan

melaporkan penghasilan yang diterima.

Kesadaran Membayar Pajak (Y)

Kesadaran membayar pajak memiliki arti suatu kondisi ketika seseorang mengetahui,

memahami, dan mengerti tentang tata cara membayar pajak. Indikator penilaian yang

digunakan pada variabel ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Rahmatika

(2010), yaitu fugsi pajak dalam menunjang pembangunan negara, penundaan

pembayaran pajak yang dapat merugikan negara, sifat pajak memaksa, pembayaran

pajak sesuai dengan yang terhutang, pajak tidak dirasakan secara langsung, pajak

untuk kesejahteraan masyarakat.

Jenis, Sumber Data, dan Merode Pengumpulan Data

Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan melakukan pengujian

hipotesis.Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dengan

menggunakan kuesioner.Kuesioner yang digunakan merupakan kuesioner yang sudah

digunakan oleh peneliti-peneliti sebelumnya yakni Rahmatika (2010) dan Nugroho

dan Zulaikha (2012).Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini

adalah dengan menggunakan metode survei langsung ke objek penelitian yang dalam

penelitian ini adalah UMKM yang terdaftar di wilayah KPP Pratama Malang

Selatandengan menyebar kuesioner secara langsung kepada responden yang menjadi

sampel penelitian.

Page 12: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KESADARAN

12

Metode Analisis Data

Metode yang digunakan dalam pengujian hipotesis pada penelitian ini adalah metode

regresi berganda.Regresi berganda digunakan untuk mengetahui pengaruh lebih dari

variabel independen terhadap variabel dependen (Ghozali, 2011:7).Analisis ini

digunakan untuk menguji hipotesis pertama, kedua, ketiga, keempat, dan kelima.

Berikut ini merupakan rumus regresi berganda, yakni:

Keterangan:

Y = Variabel dependen kesadaran membayar pajak UMKM

α = Konstanta

- = Koefisien regresi

= Variabel independen Pengetahuan Perpajakan

= Variabel independen Pemahaman Sistem Self Assessment

= Variabel independen Persepsi Efektivitas Sistem Perpajakan

= Variabel independen Kualitas Pelayanan Fiskus

= Variabel independen Tingkat Penghasilan

= Error

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Gambaran Umum Objek Penelitian

Penelitian ini dilakukan terhadap UMKM yang berada di wilayah KPP Pratama

Malang Selatan.KPP Pratama Malang Selatan melayani wajib pajak yang berdomisili

di Kecamatan Sukun, Kecamatan Klojen, dan Kecamatan Kedungkandang.Wajib

pajak UMKM yang terdaftar di KPP Pratama Malang Selatan sejumlah 22.532 wajib

pajak.Pengumpulan data dilakukan melalui penyebaran kuesioner secara langsung

kepada pemilik UMKM yang berada di wilayah KPP Malang Selatan yang dilakukan

pada tanggal 18 Mei 2018 – 1 Juni 2018.

Page 13: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KESADARAN

13

Ringkasan Penyebaran dan Pengembalian Kuesioner

KeteranganJumlah

KuesionerKuesioner yang dikirim 60Kuesioner yang kembali 60

Sumber: Data yang diolah, 2018

Hasil Analisis Regresi Berganda dan Pengujian Hipotesis

Hasil Analisis Regresi Berganda

Variabel UnstandardizedCoefficients (B)

Nilai t Sig. Keterangan

(Constant) 4,409 0,895 0,375Pengetahuan

Perpajakan (X1)0,258 2,076 0,043 Signifikan

Pemahaman SistemSelf Assessment

(X2)0,426 5,173 0,000 Signifikan

Persepsi EfektivitasSistem Perpajakan

(X3)-0,086 -0,718 0,476

TidakSignifikan

Kualitas PelayananFiskus (X4)

0,249 2,283 0,026 Signifikan

TingkatPenghasilan (X5)

0,192 2,162 0,035 Signifikan

Sumber: Data yang diolah, 2018

Berdasarkan tabel di atas, maka model regresi yang diperoleh adalah sebagai berikut.

Y = α + β1X1 + β2X2 + β3X3 + β4X4 + β5X5 + e

Y = 4,409 + 0,258X1 + 0,426X2 - 0,086X3 + 0,249X4 + 0,192X5 + e

1. Koefisien regresi (β1) sebesar 0,258 menunjukkan bahwa apabila setiap skor

variabel pengetahuan perpajakan meningkat sebanyak satu kali, maka skor untuk

variabel kesadaran membayar pajak akan meningkat sebesar 0,258. Hal ini berarti

variabel pengetahuan perpajakan memiliki hubungan searah dan positif dengan

variabel kesadaran membayar pajak.

2. Koefisien regresi (β2) sebesar 0,426 menunjukkan bahwa apabila setiap skor

variabel pemahaman sistem self assessment meningkat sebanyak satu kali, maka

Page 14: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KESADARAN

14

skor untuk variabel kesadaran membayar pajak akan meningkat sebesar 0,426. Hal

ini berarti variabel pemahaman sistem self assessment memiliki hubungan searah

dan positif dengan variabel kesadaran membayar pajak.

3. Koefisien regresi (β3) sebesar -0,086 menunjukkan bahwa apabila setiap skor

variabel persepsi efektivitas sistem perpajakan meningkat sebanyak satu kali,

maka skor untuk variabel kesadaran membayar pajak akan menurun sebesar 0,086.

Hal ini berarti variabel persepsi efektivitas sistem perpajakan memiliki hubungan

bertolak belakang dan negatif dengan variabel kesadaran membayar pajak.

4. Koefisien regresi (β4) sebesar 0,249 menunjukkan bahwa apabila setiap skor

variabel kualitas pelayanan fiskus meningkat sebanyak satu kali, maka skor untuk

variabel kesadaran membayar pajak akan meningkat sebesar 0,249. Hal ini berarti

variabel kualitas pelayanan fiskus memiliki hubungan searah dan positif dengan

variabel kesadaran membayar pajak.

5. Koefisien regresi (β5) sebesar 0,192 menunjukkan bahwa apabila setiap skor

variabel tingkat penghasilan meningkat sebanyak satu kali, maka skor untuk

variabel kesadaran membayar pajak akan meningkat sebesar 0,192. Hal ini berarti

variabel tingkat penghasilan memiliki hubungan searah dan positif dengan variabel

kesadaran membayar pajak.

Koefisien Determinasi

Koefisien DeterminasiR R Square Adjusted R Square

0,692 0,479 0,431Sumber: Data yang diolah, 2018

Berdasarkan hasil pengolahan data pada tabel di atas menunjukkan bahwa nilai

Adjusted R Square sebesar 0,431. Hal tersebut berarti 43,1% variasi variabel

kesadaran membayar pajak dipengaruhi oleh variasi variabel pengetahuan perpajakan,

pemahaman sistem self assessment, persepsi efektivitas sistem perpajakan, kualitas

pelayanan fiskus, dan tingkat penghasilan, sedangkan sisanya sebesar 56,9%

dipengaruhi oleh variasi variabel-variabel lain yang tidak dijelaskan di dalam model

penelitian ini.

Page 15: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KESADARAN

15

Uji F

Uji Signifikansi Simultan (Uji F)Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Regression 69,143 5 13,829 9,923 0,000Residual 75,257 54 1,394

Total 144,400 59Sumber: Data yang diolah, 2018

Berdasarkan hasil pengolahan data pada di atas, menunjukkan bahwa nilai uji f

diperoleh sebesar 9,923 dengan tingkat signifikansi 0,000. Karena tingkat signifikansi

lebih kecil dari 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa model yang digunakan dalam

penelitian ini adalah signifikan. Hal ini menunjukkan bahwa simultan variabel

pengetahuan perpajakan, pemahaman sistem self assessment, persepsi efektivitas

sistem perpajakan, kualitas pelayanan fiskus, dan tingkat penghasilan berpengaruh

terhadap variabel kesadaran membayar pajak.

Uji t

Hasil pengujian masing-masing variabel independen adalah sebagai berikut.

1. Pengaruh pengetahuan perpajakan terhadap kesadaran membayar pajak (Hipotesis

1).

Hasil uji hipotesis 1 variabel pengetahuan perpajakan diperoleh tingkat

signifikansi (0,043) yang lebih kecil dari taraf signifikansi (0,05) sehingga H1

dapat diterima yang artinya pengetahuan perpajakan berpengaruh positif terhadap

kesadaran membayar pajak.

2. Pengaruh pemahaman sistem self assessment terhadap kesadaran membayar pajak

(Hipotesis 2).

Hasil uji hipotesis 2 variabel pemahaman sistem self assessmentdiperoleh tingkat

signifikansi (0,000) yang lebih kecil dari taraf signifikansi (0,05) sehingga H2

dapat diterima yang artinya pemahaman sistem self assessment berpengaruh positif

terhadap kesadaran membayar pajak.

3. Pengaruh persepsi efektivitas sistem perpajakan terhadap kesadaran membayar

pajak (Hipotesis 3).

Page 16: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KESADARAN

16

Hasil uji hipotesis 3 variabel persepsi efektivitas sistem perpajakan diperoleh

tingkat signifikansi (0,476) yang lebih besar dari taraf signifikansi (0,05) sehingga

H3 ditolak yang artinya persepsi efektivitas sistem perpajakan tidak berpengaruh

terhadap kesadaran membayar pajak.

4. Pengaruh kualitas pelayanan fiskus terhadap kesadaran membayar pajak (Hipotesis

4).

Hasil uji hipotesis 4 variabel kualitas pelayanan fiskus diperoleh tingkat

signifikansi (0,026) yang lebih kecil dari taraf signifikansi (0,05) sehingga H4

dapat diterima yang artinya kualitas pelayanan fiskus berpengaruh positif terhadap

kesadaran membayar pajak.

5. Pengaruh tingkat penghasilan terhadap kesadaran membayar pajak (Hipotesis 5).

Hasil uji hipotesis 5 variabel tingkat penghasilan diperoleh tingkat signifikansi

(0,035) yang lebih kecil dari taraf signifikansi (0,05) sehingga H5 dapat diterima

yang artinya tingkat penghasilan berpengaruh positif terhadap kesadaran

membayar pajak.

Pembahasan Hasil Penelitian

Hasil pengujian H1 dalam penelitian ini menunjukkan bahwa pengetahuan perpajakan

berpengaruh terhadap kesadaran membayar pajak dengan signifikansi 0,043 < 0,05.

Koefisien regresi bernilai 0,258 menunjukkan bahwa pengetahuan perpajakan

berpengaruh positif terhadap kesadaran membayar pajak. Hal ini menunjukkan bahwa

semakin tinggi pengetahuan perpajakan wajib pajak, maka akan semakin tinggi

kesadaran membayar pajaknya. Pengetahuan perpajakan dalam penelitian ini

ditentukan berdasarkan pengetahuan wajib pajak terhadap peraturan dan undang-

undang perpajakan yang berlaku. Wajib pajak yang mengetahui peraturan perpajakan

jugaakan semakin sadar dalam membayar pajak dikarenakan wajib pajak yang

mengetahui tentang pajak akan lebih waspada karena pajak diatur di dalam undang-

undang yang dapat dipaksakan dan mengerti manfaat pajak terhadap pembangunan

negara. Hasil penelitian ini memberikan dukungan terhadap peneletian yang

Page 17: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KESADARAN

17

dilakukan oleh Qomaria (2008), Rahmatika (2010), Nugroho dan Zulaikha (2012)

yang menemukan bahwa wajib pajak yang memiliki pengetahuan terkait peraturan

dan undang-undang perpajakan yang tinggi akan memiliki kesadaran membayar pajak

yang juga tinggi.

Hasil pengujian H2 dalam penelitian ini menunjukkan bahwa pemahaman sistem self

assessment berpengaruh terhadap kesadaran membayar pajak dengan signifikansi

0,000 < 0,05. Koefisien regresi bernilai 0,426 menunjukkan bahwa pemahaman

sistem self assessment berpengaruh positif terhadap kesadaran membayar pajak. Hal

ini menunjukkan bahwa semakin tinggi pemahaman sistem self assessment dalam

pajak pada wajib pajak, maka akan semakin tinggi kesadaran membayar pajaknya.

Pemahaman sistem self assessment pada penelitian ini ditentukan berdasarkan

kemampuan wajib pajak dalam menghitung, mengisi, dan melaporkan kewajiban

pajaknya.Ketika wajib pajak paham terhadap penerapan sistem self assessment maka

akan mempermudah wajib pajak dalam membayar pajak, sehingga wajib pajak akan

berusaha untuk membayar pajak sesuai jumlah terhutangnya.Hasil penelitian ini

memberikan dukungan terhadap penelitian yang dilakukan oleh Malik (2007) yang

menemukan bahwa wajib pajak yang memiliki pemahaman yang tinggi terhadap

sistem self assessment cenderung akan memiliki kesadaran yang tinggi juga dalam

membayar pajak.

Hasil pengujian H3 dalam penelitian ini menunjukkan bahwa persepsi efektivitas

sistem perpajakantidak berpengaruh terhadap kesadaran membayar pajak dengan

signifikansi 0,476 > 0,05. Koefisien regresi bernilai -0,086 menunjukkan bahwa

persepsi efektivitas sistem perpajakanbernilai negatif terhadap kesadaran membayar

pajak.Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi persepsi efektivitas sistem

perpajakan tidak terlalu berpengaruh terhadap kesadaran membayar

pajaknya.Persepsi efektivitas sistem perpajakan dalam penelitian ini berkaitan dengan

media yang digunakan dalam membayar pajak.Jika wajib pajak merasa bahwa sistem

perpajakan yang ada adalah terpercaya, handal, dan akurat, maka wajib pajak akan

berpandangan positif untuk sadar membayar pajak. Hasil penelitian ini

Page 18: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KESADARAN

18

menggambarkan bahwa wajib pajak UMKM pada khususnya di KPP Pratama Malang

Selatan belum memahami adanya sistem yang terpadu dalam perpajakan yang

tentunya akan mempengaruhi kesadaran wajib pajak dalam membayar pajak dengan

mudah dan cepat tanpa harus ke KPP dimana wajib pajak tersebut terdaftar. Kondisi

tersebut mencerminkan belum adanya budaya yang dilakukan oleh wajib pajak untuk

memanfaatkan media yang ada untuk memudahkan dalam melakukan pembayaran

pajak.Hasil penelitian ini memberikan dukungan terhadap penelitian yang dilakukan

oleh Widayati dan Nurlis (2010) yang menemukan bahwa persepsi yang baik atas

efektivitas sistem perpajakan tidak memiliki pengaruh terhadap kesadaran membayar

pajak.

Hasil pengujian H4 dalam penelitian ini menunjukkan bahwa kualitas pelayanan

fiskus berpengaruh terhadap kesadaran membayar pajak dengan signifikansi 0,026 <

0,05. Koefisien regresi bernilai 0,249 menunjukkan bahwa kualitas pelayanan fiskus

berpengaruh positif terhadap kesadaran membayar pajak. Hal ini menunjukkan bahwa

semakin tinggi kualitas pelayanan fiskus, maka akan semakin tinggi kesadaran

membayar pajaknya.Kualitas pelayanan fiskus dalam penelitian ini ditentukan

berdasarkan penilaian wajib pajak terhadap kemudahan dan kenyamanan yang

diberikan oleh fiskus.Fiskus yang berkualitas yaitu fiskus yang memiliki kompetensi

keahlian perpajakan, kemampuan dalam administrasi pajak, motivasi yang tinggi

sebagai pelayanan publik, serta KPP yang memiliki perluasan tempat pelayanan

terpadu yang dapat memudahkan dalam memberikan pelayanan.

Hasil pengujian H5 dalam penelitian ini menunjukkan bahwa tingkat penghasilan

berpengaruh terhadap kesadaran membayar pajak dengan signifikansi 0,035 < 0,05.

Koefisien regresi bernilai 0,192 menunjukkan bahwa tingkat penghasilan

berpengaruh positif terhadap kesadaran membayar pajak. Hal ini menunjukkan bahwa

semakin tinggi penghasilan, maka akan semakin tinggi juga kesadaran membayar

pajaknya.Hasil penelitian ini memberikan dukungan erhadap penelitian yang

dilakukan oleh Butarbutar (2014) yang menemukan bahwa tingkat penghasilan yang

semakin tinggi cenderung meningkatkan kesadaran dalam membayar pajak.

Page 19: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KESADARAN

19

PENUTUP

Kesimpulan

Berikut ini adalah beberapa hal yang dapat disimpulkan berdasarkan hasil analisis

data dan pembahasan yang telah dilakukan.

1. Pengetahuan perpajakan berpengaruh terhadap kesadaran membayar pajak.

2. Pemahaman sistem self assessment berpengaruh terhadap kesadaran membayar

pajak.

3. Persepsi efektivitas sistem perpajakan tidak berpengaruh terhadap kesadaran

membayar pajak.

4. Kualitas pelayanan fiskus berpengaruh terhadap kesadaran membayar pajak.

5. Tingkat penghasilan berpengaruh terhadap kesadaran membayar pajak.

Keterbatasan Penelitian

Keterbatasan pada penelitian ini adalah variabel pengetahuan perpajakan,

pemahaman sistem self assessment, persepsi efektivitas sistem perpajakan, kualitas

pelayanan fiskus, dan tingkat penghasilan sebagai variabel independen hanya dapat

mempengaruhi variabel kesadaran membayar pajak sebagai variabel dependen

sebesar 43,1%.

Saran

Peneliti selanjutnya diharapkan dapat memperluas ruang lingkup populasi dan

memperbanyak UMKM yang menjadi sampel agar hasil penelitian dapat memiliki

tingkat generalisasi yang tinggi dapat memasukkan variabel bebas lain yang dapat

mempengaruhi kesadaran membayar pajak UMKM, seperti variabel budaya pajak

contohnya.

DAFTAR PUSTAKAAmelia, Riza., Muslim, R. Y., & Darmayanti, Yeasy. 2014. Analisis Faktor-Faktor

yang Berpengaruh terhadap Kesadaran Kewajiban Perpajakan pada Sektor

Page 20: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KESADARAN

20

Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di Kota Padang.Jurnal AkuntansiFakultas Ekonomi, Universitas Bung Hatta.

Boediono. 2003. Pelayanan Prima Perpajakan. Jakarta: PT RINEKA CIPTA.Butarbutar, E. S. 2014. Analisis Faktor-Faktor yang Berpengaruh terhadap

Kesadaran Kewajiban Perpajakan pada Sektor Usaha Kecil dan Menengah(UKM) di Kota Medan.Skripsi. Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Medan.

Chaerunnisa.2010. Analisis Pengaruh Tingkat Penghasilan dan Sanksi Pajakterhadap Kepatuhan Wajib Pajak dalam Menyampaikan Surat Pemberitahuan(SPT) Tahunan untuk Wajib Pajak Orang Pribadi di Wilayah KembanganJakarta Barat.Skripsi.Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam NegeriSyarif Hidayatullah.

Edward, Djony. 2018. 2017 Tahun Terburuk dalam Pencapaian TaxRatio.https://nusantara.news/2017-tahun-terburuk-dalam-pencapaian-tax-ratio/.

Fauziati, Popi.,& Syahri, Arifin. 2015. Pengaruh Efektivitas Sistem Perpajakan danPelayanan Fiskus terhadap Kemauan untuk Membayar Pajak dengan KesadaranMembayar Pajak sebagai Variabel Intervening.Jurnal Akuntabilitas, Vol.VIII,No.1, April 2015.

Fikriningrum, Winda Kurnia. 2012. Analisis Faktor-Faktor yang MempengaruhiWajib Pajak Orang Pribadi dalam Memenuhi Kewajiban Membayar Pajak(Studi Kasus pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama SemarangCandisari).Skripsi.Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Diponegoro,Semarang.

Fitriana, Sylvia. 2013. Pengaruh Pemahaman tentang Peraturan Perpajakan, PersepsiEfektivitas Sistem Perpajakan dan Tingkat Kepercayaan Sistem Pemerintahandan Hukum terhadap Kemauan Membayar Pajak Wajib Pajak Orang Pribadiyang Melakukan Pekerjaan Bebas.Jurnal Online Fakultas Ekonomi UniversitasRiau.

Ghozali, I. 2011. Aplikasi Variasi Multivariate dengan Program IBM SPSS19.Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Hadi, Wiyoso. 2017. Tahun Terburuk dalam Pencapaian Tax Ratio. Diakses darihttp.nusantara.news.com

Haswidar. 2016. Pengaruh Tingkat Pendapatan, Pengetahuan, dan Kesadaran WajibPajak terhadap Kepatuhan Membayar Pajak Bumi dan Bangunan diKecamatan Pammana Kabupaten Wajo.Skripsi.Fakultas Ekonomi dan Bisnis,Universitas Hasanuddin, Makassar.

Heider, F. 1958. The Psycology of Interpersonal Relation.New York: John Wiley andSons.

Irianto, Slamet Edi. 2005. Politik Perpajakan; Membangun DemokrasiNegara.Yogyakarta: UII Pres.

Jatmiko, Agus. 2006. Pengaruh Sikap Wajib Pajak pada Pelaksanaan Sanksi Denda,Pelayanan Fiskus, dan Kesadaran Perpajakan Terhadap Kepatuhan WajibPajak (Studi Empiris Terhadap Wajib Pajak Orang Pribadi di Semarang).TesisProgram S2 Magister Akuntansi Universitas Diponegoro.

Page 21: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KESADARAN

21

Kelley, H. H. 1973. Attribution Theory in Social Psycology.In D.Levine (ed.),Nebraska Symposium on Motivation, Volume 15. Lincoln: University ofNebraska Press.

Kementerian Keuangan RI. Data pokok APBN 2018. www.anggarankemenkeu.go.id(diunduh tanggal 15 Maret 2018).

Kementerian Koperasi & UMKM. 2016. Warta KUMKM Volume 5-No.1-2016.Malik, M. U. 2007. Pengaruh Persepsi Wajib Pajak Badan Terhadap Pelaksanaan

Self Assesment System dalam Memenuhi Kewajiban Pajak.Skripsi. FakultasEkonomi, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta.

Muliari, Ni Ketut. 2009. Pengaruh Persepsi tentang Sanksi Perpajakan dan KesadaranWajib Pajakpada Kepatuhan Pelaporan Wajib Pajak Orang Pribadi di KantorPelayanan Pajak Pratama Denpasar Timur.Jurnal Ilmiah Akuntansi dan Bisnis,Vol. 6, No. 1, Januari 2011.

Nugroho, R. A & Zulaikha. 2012. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kemauanuntuk Membayar Pajak sebagai Variabel Intevening (Studi Kasus Wajib PajakOrang Pribadi yang Melakukan Pekerjaan Bebas yang Terdaftar di KPPPratama Semarang Tengah Satu. Diponegoro Journal of Accounting, Vol. 1,No. 2.

Nurmantu, Safri. 2005. Pengantar Perpajakan. ed.3. Jakarta: Granit.Nuzul, A. V. 2015. Analisis Pengaruh Efektivitas Sistem Perpajakan, Pemahaman,

Tingkat Kepercayaan pada Sistem Pemerintahan dan Hukum, KualitasPelayanan Pajak terhadap Willingness to Pay Taxes. Skripsi.Fakultas Ekonomidan Bisnis, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta.

Pandiangan, Liberiti. 2008. Modernisasi dan Reformasi Pelayanan Perpajakan:Berdasarkan Undang-Undang Terbaru. Jakarta: Elex Media Komputindo.

Pemerintah Kota Malang. 2016. Laporan Kinerja Tahunan 2016.www.malangkota.go.id (diunduh tanggal 20 Maret 2018).

Peraturan Pemerintah No. 46 Tahun 2013 Tentang Pajak Penghasilan atasPenghasilan dari Usaha yang Diterima atau Diperoleh Wajib Pajak yangMemiliki Peredaran Bruto Tertentu

Prasetyo, F. D. 2006. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemilik UsahaKecil dan Menengah dalam Pelaporan Pajak di Daerah Yogyakarta.Skripsi.Fakultas Ekonomi, Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta.

Putriana. 2012. Startegi Penanggulangan Kemiskinan Melalui Pemberdayaan UsahaMikro, Kecil, dan Menengah (UMKM).Ejournal UIN-Suska, Vol. 15, No.2.

Qomaria, Siti. 2008. Analisis Pengaruh Pengetahuan tentang Pajak dan TingkatPendidikan Wajib Pajak terhadap Kesadaran Membayar Pajak (Studi Kasuspada KPP Pratama Kebayoran Baru Tiga).Skripsi. Fakultas Ekonomi,Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah.

Rahmandani, Gianita. 2015. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi KesadaranMembayar Pajak Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah di Yogyakarta.Skripsi,Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Gajah Mada, Yogyakarta.

Page 22: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KESADARAN

22

Rahmatika, Mufti. 2010. Analisis Faktor-Faktor yang Berpengaruh TerhadapKesadaran Kewajiban Perpajakan pada Sektor Usaha Kecil danMenengah(UKM).Skripsi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas IslamNegeri Syarif Hidayatullah, Jakarta.

Resmi, Siti. 2008. Perpajakan: Teori dan Kasus. Jakarta: Salemba Empat.Robbins, Stephen P. 1996. Perilaku Organisasi: Konsep, Kontroversi, dan Aplikasi

(Edisi Bahasa Indonesia). Jakarta: Prenhallindo.Sekaran, U. & Bougie, R. 2013.Research Methods for Business. United Kingdom:

John Wiley & Sons Ltd.Soemarso, S. R. 1998. Dampak Reformasi Perpajakan 1984 Terhadap Efisiensi

Sistem Perpajakan Indonesia.Ekonomi dan Keuangan Perpajakan di Indonesia,Vol. XLVI No.3.

Sugiyono. 2016. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandun:Alfabeta.

Supadmi, Ni Luh. 2009. Meningkatkat Kepatuhan Wajib Pajak melalui KualitasPelayanan.E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayanan, Vol.4, No.2, Juli 2009.

Supriyati dan Nur Hayati.2008. Pengaruh Pengetahuan Pajak dan Persepsi WajibPajak terhadap Kepatuhan Wajib Pajak.Jurnal Akuntanai dan TeknologiInformasi, Vol.7, No.1.

Susanto, Herry.2012. Membangun Kesadaran dan Kepedulian Sukarela WajibPajak.http://www.membangun kesadaran-dan-kepedulian-sukarela-wajib-pajak.html.

Tambunan, Tulus. 2012. Usaha Mikro Kecil dan Menengah di Indonesia, Isu-IsuPenting. Jakarta: LP3ES.

Tarjo dan Indra Kusumawati. 2005. Analisis Perilku Wajib Pajak Orang Pribaditerhadap Pelaksanaan Self Assessment System: Suatu Studi di Bangkalan.Simposium Riset Ekonomi II 23-24 Desember 2015, Surabaya.

Todaro, M. P., & Smith, S. C. 2003.Economic Development. Boston: AddisonWesley.

Undang-Undang No. 20 Tahun 2008 Tentang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah.Undang-Undang No. 36 Tahun 2008 Tentang Pajak Penghasilan.Waluyo. 2011. Perpajakan Indonesia. Jakarta: Salemba Empat.Widayati dan Nurlis. 2010. “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kemauan Wajib

Pajak untuk Membayar Pajak Wajib Pajak Orang Pribadi yang MelakukanPekerjaan Bebas (Studi Kasus pada KPP Pratama Gambir Tiga)”. SimposiumNasional Akuntansi XIII.

Widyanti, Rina.,& Gusmidawati. 2017. Pengaruh Tingkat Pendidikan dan PelayananFiskus terhadap Kesadaran Wajib Pajak (Studi Kasus Wajib Pajak diKecamatan Koto Tangah).Jurnal Ekonomi Universitas MuhammadiyahSumatera Barat, Vol. III, No.6, Oktober 2017.

Page 23: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KESADARAN

23

Wulansari, Ayuningtias. 2012. Analisis Tingkat Kesadaran Pajak pada Usaha Mikro,Kecil, dan Menengah (UMKM).Skripsi, Fakultas Ekonomi, UniversitasIndonesia, Jakarta.