analisis faktor-faktor yang mempengaruhi … · annisa a, ade, emi, tiara, miqdam, ali, rizal,...

145
1 ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMBIAYAAN SYARIAH PADA SEKTOR AGRIBISNIS SKRIPSI FEHMI KURNIA H 34050122 DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009

Upload: vuongnhan

Post on 02-Mar-2019

221 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI … · Annisa A, Ade, Emi, Tiara, Miqdam, Ali, Rizal, Ridy, Iqbal dan Doni. 11. Teman-teman Asrama PPSDMS Nurul Fikri, Shoib, Nazrul, Gema,

1

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMBIAYAAN SYARIAH PADA SEKTOR AGRIBISNIS

SKRIPSI

FEHMI KURNIA H 34050122

DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

2009

Page 2: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI … · Annisa A, Ade, Emi, Tiara, Miqdam, Ali, Rizal, Ridy, Iqbal dan Doni. 11. Teman-teman Asrama PPSDMS Nurul Fikri, Shoib, Nazrul, Gema,

2

RINGKASAN

FEHMI KURNIA. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pembiayaan Syariah Pada Sektor Agribisnis. Skripsi. Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi Manajemen, Institut Pertanian Bogor (Di Bawah Bimbingan DWI RACHMINA)

Koperasi Baitul Maal Waat Tamwil memiliki peran dalam pembangunan sektor ekonomi pada skala UMKM salah satunya ialah sektor agribisnis. KBMT Tadbiirul Ummah merupakan salah satu Koperasi Baitul Maal Waat Tamwil yang berada di Kabupaten Bogor. KBMT Tadbiirul Ummah pada saat ini menyalurkan dana pembiayaan syariah untuk sektor agribisnis, sebagai lembaga pembiayaan syariah, apakah KBMT Tadbiirul Ummah dapat menjadi alternatif dalam menyalurkan pembiaayaannya untuk sektor agribisnis. Tujuan penelitian ini adalah (1) mengidentifikasi dan menganalisis skim pembiayaan syariah untuk sektor agribisnis yang diterapkan oleh KBMT Tadbiirul Ummah (2) mengidentifikasi dan menganalisis efektivitas penyaluran pembiayaan syariah untuk sektor agribisnis pada KBMT Tadbiirul Ummah. (3) mengidentifikasi dan menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi dalam realisasi pembiayaan syariah untuk sektor agribisnis pada KBMT Tadbiirul Ummah. (4) mengidentifikasi dan menganalisis pemanfaatan pembiayaan syariah untuk sektor agribisnis pada KBMT Tadbiirul Ummah.Penelitian dilakukan pada KBMT Tadbiirul Ummah di Dramaga Kabupaten Bogor, penelitian berjalan selama tiga bulan dari April hingga Juni 2009. Responden pada penelitian ialah mitra KBMT Tadbiirul Ummah yang memiliki usaha pada sektor agribisnis, dengan jumlah responden sebanyak 22 orang. Analisis yang digunakan ialah analisis deskriptif dan analisis linear berganda untuk mencari faktor-faktor yang mempengaruhi realisasi pembiayaan syariah untuk sektor agribisnis.

Hasil yang didapatkan pada penelitian ini menunjukan bahwa efektivitas penyaluran pembiayaan syariah untuk sektor agribisnis mencapai efektivitas sebesar 81 persen untuk jumlah nominal pembiayaan dan sebesar 88 persen untuk jumlah mitra pembiayaan. Sedangkan, faktor yang signifikan mempengaruhi realisasi pembiayaan syariah adalah bagi hasil. Oleh karena itu, pembiayaan syariah pada KBMT Tadbiirul Ummah hanya menilai realisasi pembiayaan pada satu komponen saja yaitu bagi hasil. Pemanfaatan pembiayaan syariah untuk sektor agribisnis yang tepat disalurkan ialah pembiayaan untuk modal kerja dan investasi sebesar 81,8 persen dan untuk pembiayan yang digunakan untuk konsumsi mencapai sebesar 18,2 persen. Sehingga dapat dinyatakan bahwa pembiayaan syariah yang ada dapat dikatakan efektif dalam operasional pembiayaannya.

Page 3: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI … · Annisa A, Ade, Emi, Tiara, Miqdam, Ali, Rizal, Ridy, Iqbal dan Doni. 11. Teman-teman Asrama PPSDMS Nurul Fikri, Shoib, Nazrul, Gema,

3

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMBIAYAAN SYARIAH PADA SEKTOR AGRIBISNIS

FEHMI KURNIA H 34050122

Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada

Departemen Agribisnis

DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

2009

Page 4: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI … · Annisa A, Ade, Emi, Tiara, Miqdam, Ali, Rizal, Ridy, Iqbal dan Doni. 11. Teman-teman Asrama PPSDMS Nurul Fikri, Shoib, Nazrul, Gema,

4

Judul skripsi : Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pembiayaan Syariah

pada Sektor Agribisnis

Nama : Fehmi Kurnia

NIM : H34050122

Menyetujui, Pembimbing

Ir. Dwi Rachmina, MSi NIP. 19631227 199003 2 001

Mengetahui Ketua Departemen Agribisnis Fakultas Ekonomi Manajemen

Institut Pertanian Bogor

Dr. Ir. Nunung Kusnadi, MS NIP. 19580908 198403 1 002

Tanggal Lulus :

Page 5: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI … · Annisa A, Ade, Emi, Tiara, Miqdam, Ali, Rizal, Ridy, Iqbal dan Doni. 11. Teman-teman Asrama PPSDMS Nurul Fikri, Shoib, Nazrul, Gema,

5

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi saya yang berjudul “Analisis Faktor-

Faktor yang Mempengaruhi Pembiayaan Syariah pada Sektor Agribisnis” adalah

karya sendiri dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi

manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan

maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan

dicantumkan dalam bentuk daftar pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Bogor, September 2009

Fehmi Kurnia

H34050122

Page 6: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI … · Annisa A, Ade, Emi, Tiara, Miqdam, Ali, Rizal, Ridy, Iqbal dan Doni. 11. Teman-teman Asrama PPSDMS Nurul Fikri, Shoib, Nazrul, Gema,

6

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Rangkasbitung pada tanggal 4 Oktober 1987. Penulis

adalah anak kedua dari tiga bersaudara dari Pasangan Bapak Drs. H. Suhaeri, MSi

dan Ibunda Hj. Nia Rahayu, Sag.

Penulis menyelesaikan pendidikan dasar di SDN 3 Serang pada tahun 1999

dan pendidikan menengah pertama diselesaikan pada tahun 2002 di SLTPN 1

Serang. Pendidikan menengah atas di SMUN 1 Serang diselesaikan pada tahun

2005.

Penulis diterima pada Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan

Manajemen, Institut Pertanian Bogor melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB

(USMI) pada tahun 2005. Selama mengikuti pendidikan, penulis tercatat sebagai

mahasiswa yang aktif berbagai macam organisasi. Pada tahun 2005-2006 penulis

menjadi pengurus Dewan Perwakilan Mahasiswa Keluarga Mahasiswa IPB (DPM

KM IPB). Pada tahun 2006-2007 penulis aktif sebagai pengurus Badan Eksekutif

Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Manajemen (BEM FEM).

Pada tahun 2006-2008 penulis mulai merintis bidang Ekonomi Syariah

dengan bergabung menjadi pengurus Sharia Economic Student Club (SES-C).

Penulis menjadi Wakil Ketua pada tahun 2006-2007 dan menjadi Ketua Umum

pada tahun 2007-2008. Selain itu, pengurus aktif secara nasional dalam Forum

Silaturahmi Studi Ekonomi Islam (FOSSEI) pada masa periode jabatan 2008-

2010 sebagai Kepala Departemen Nasional Kaderisasi.

Page 7: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI … · Annisa A, Ade, Emi, Tiara, Miqdam, Ali, Rizal, Ridy, Iqbal dan Doni. 11. Teman-teman Asrama PPSDMS Nurul Fikri, Shoib, Nazrul, Gema,

7

KATA PENGATAR

Puji syukur kepada Allah SWT atas segala berkat dan karunia-Nya

sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Analisis Faktor-

Faktor yang Mempengaruhi Pembiayaan Syariah pada Sektor Agribisnis”.

Penelitian ini bertujuan untuk melihat skim penyaluran dana yang diberikan

oleh KBMT Tadbiirul Ummah pada sektor Agribisnis melalui efektivitas dan

faktor-faktor yang mempengaruhi realisasi pembiayaan syariah. Sehingga

pembiayaan yang ada dapat dilihat keragaan pembiayaan syariah yang diterapkan

oleh lembaga keuangan mikro syariah.

Namun demikian, sangat disadari masih terdapat kekurangan karena

keterbatasan dan kendala yang dihadapi. Untuk itu, penulis mengharapkan saran

dan kritik yang membangun ke arah penyempurnaan pada skripsi ini sehingga

dapat bermanfaat bagi semua pihak.

Bogor, September 2009

Fehmi Kurnia

Page 8: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI … · Annisa A, Ade, Emi, Tiara, Miqdam, Ali, Rizal, Ridy, Iqbal dan Doni. 11. Teman-teman Asrama PPSDMS Nurul Fikri, Shoib, Nazrul, Gema,

8

UCAPAN TERIMAKASIH

Penyelesaian skripsi ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak.

Sebagai bentuk rasa syukur kepada Allah SWT, penulis ingin menyampaikan

terima kasih dan penghargaan kepada :

1. Ir. Dwi Rachmina, M.Si selaku dosen pembimbing atas bimbingan,

arahan, waktu dan kesabaran yang telah diberikan kepada penulis selama

penyusunan skripsi ini

2. Dr. Ir Nunung Kusnadi, MS yang telah berkenan untuk menjadi dosen

penguji utama.

3. Eva Yolynda Aviny SP MM yang telah berkenan untuk menjadi dosen

penguji dari Komisi Pendidikan Departemen Agribisnis.

4. Ir. Burhanudin, MS yang telah menjadi pembimbing akademik, serta

seluruh dosen dan staf kependidikan Departemen Agribisnis.

5. Pihak KBMT Tadbiirul Ummah, Ibu Syamsiah, Pak Rizky, Pa Ifan, Pa

Iyan dan seluruh staf atas waktu, kesempatan, informasi, dan dukungan

yang diberikan.

6. Almarhum Bapak yang telah dengan keras berjuang untuk hidup demi

melihat kesuksesan anak-anaknya dan Mamah yang selalu dengan ikhlas

mendoakan dalam cintanya. Semua keluarga tercinta yang selalu penulis

banggakan, tanpa kalian perjuangan yang telah dilakukan tak akan pernah

berarti.

7. Adikku tersayang terimakasih atas segala waktu indah bersamamu,

semangat dan do’amu terus menemaniku selamanya. Hingga karya ini

hadir.

8. Teman-teman yang berharga dalam mengarungi kehidupan yang penuh

makna Ikhsan, Fatwa, Anhar, Oki, Ari

9. Guru-guru yang telah mengajarkan aku baca dan memahami ayat-ayat-

Nya lebih dalam Ustad Hajarul, Ustad Sofyan Afif, Ka Irfan Sauqi Beik,

Ustad Didin Hafizdudin yang telah mengajarkan penulis tentang ekonomi

syariah dengan baik.

Page 9: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI … · Annisa A, Ade, Emi, Tiara, Miqdam, Ali, Rizal, Ridy, Iqbal dan Doni. 11. Teman-teman Asrama PPSDMS Nurul Fikri, Shoib, Nazrul, Gema,

9

10. Teman-teman seperjuangan di SES-C Ka Dimas, Ka Rio, Ka Andri, Fany

Annisa A, Ade, Emi, Tiara, Miqdam, Ali, Rizal, Ridy, Iqbal dan Doni.

11. Teman-teman Asrama PPSDMS Nurul Fikri, Shoib, Nazrul, Gema, Fery

dll yang selalu semangat berjuang untuk menjadi pemimpin masa depan,

dan selalu memberi inspirasi untuk terus sukses.

12. Teman-Teman Al-Ahsan satu, Ahsan, Awi, Ridwan dan Suwarno yang

selalu bersama-sama dalam canda tawa dan kehangatan silaturahmi.

13. Teman-teman seperjuangan dalam Satuan Barisan Islam Fuji, Iqbal,

Fazrul, Wahyu dan lain-lain. Semangat perjuanganmu tak pernah terbayar

dengan materi semata.

14. Teman-teman Departemen Agribisnis 42 yang tidak dapat disebutkan satu

persatu. Terima kasih atas kenangan indah yang terukir selama

perkuliahan.

Bogor, September 2009

Fehmi Kurnia

Page 10: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI … · Annisa A, Ade, Emi, Tiara, Miqdam, Ali, Rizal, Ridy, Iqbal dan Doni. 11. Teman-teman Asrama PPSDMS Nurul Fikri, Shoib, Nazrul, Gema,

10

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL ................................................................................. xiii

DAFTAR GAMBAR.............................................................................. xv

DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................... xvi

I. PENDAHULUAN........................................................................... 1 1.1. Latar Belakang ........................................................................ 1 1.2. Perumusan Masalah................................................................. 7 1.3. Tujuan Penelitian..................................................................... 9 1.4. Manfaat Penelitian................................................................... 9 1.5. Ruang Lingkup Penelitian........................................................ 10

II. TINJAUAN PUSTAKA ................................................................. 11 2.1. Kredit dan Pembiayaan ........................................................... 11 2.2. Karakteristkik Usaha BMT...................................................... 12 2.3. Sistem Pembiayaan Syariah ..................................................... 16 2.4. Manajemen Pembiayaan BMT................................................. 17 2.5. Jenis-Jenis Akad Pembiayaan .................................................. 18 2.6. Jenis-Jenis Pembiayaan Bank Syariah...................................... 21 2.7. Efektivitas Pembiayaan BMT .................................. ............... 22 2.8. Penelitian Terdahulu ............................................................... 26

III. KERANGKA PEMIKIRAN ....................................................... ... 29 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis .................................................. 29 3.1.1. Pembiayaan Syariah Untuk Sektor Agribisnis ............... 29 3.1.2. Permintaan Pembiayaan................................................. 30 3.1.3. Peranan Kredit atau Pembiayaan.................................... 31 3.2. Kerangka Pemikiran Operasional ............................................ 33

IV. METODE PENELITIAN .............................................................. 37 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian ................................................... 37 4.2. Metode Pengumpulan Data ..................................................... 37 4.3. Jenis dan Sumber Data ............................................................ 37 4.4. Metode Pengambilan Sampel .................................................. 38 4.5. Metode Pengolahan dan Analisis Data..................................... 39

4.5.1.Analisis Deskriptif.......................................................... 39 4.5.2.Analisis Data dan Interpretasi ......................................... 40

V. GAMBARAN UMUM KBMT TADBIIRUL UMMAH ............... 46 5.1. Sejarah dan Perkembangan...................................................... 46 5.2. Ruang Lingkup dan Struktur Organisasi .................................. 47

5.2.1. Visi dan Misi ................................................................ 47 5.2.2. Struktur dan Susunan Organisasi ................................... 48

Page 11: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI … · Annisa A, Ade, Emi, Tiara, Miqdam, Ali, Rizal, Ridy, Iqbal dan Doni. 11. Teman-teman Asrama PPSDMS Nurul Fikri, Shoib, Nazrul, Gema,

11

Halaman

5.3. Produk-Produk KBMT Tadbiirul Ummah ............................... 50 5.4. Pertumbuhan Laba-Rugi KBMT Tadbiirul Ummah ................. 51 5.5. Perkembangan Mitra dan Nominal Pembiayaan Syariah.......... 53 5.5.1. Kondisi Mitra dan Jumlah Pembiayaan Berdasarkan Sektor usaha ................................................................ 56 5.5.2. Kondisi Mitra dan Jumlah Pembiayaa Berdasarkan Peruntukan.................................................................... 58 5.5.3. Kondisi Mitra dan Jumlah Pembiayaan Berdasarkan Akad............................................................................. 61 5.6. Mekansime Pembiayaan Syariah ............................................. 63

VI. EFEKTIVITAS PENYALURAN PEMBIAYAAN ...................... 68 6.1. Efektivitas Penyaluran Pembiayaan Secara Umum .................. 68 6.1.1. Efektivitas Penyaluran Pembiayaan Berdasarkan Wilayah Usaha ............................................................. 69 6.1.2. Efektivitas Penyaluran Pembiayaan Berdasarkan Jenis Mitra.................................................................... 72 6.1.3. Efektivitas Penyaluran Pembiayaan Berdasarkan Profesi Mitra................................................................. 74 6.1.4. Efektivitas Penyaluran Pembiayaan Berdasarkan Peruntukan ................................................................... 77 6.1.5. Efektivitas Penyaluran Pembiayaan Berdasarkan Jenis Akad.................................................................... 80 6.1.6. Efektivitas Penyaluran Pembiayaan Berdasarkan Sektor Usaha ................................................................ 83 6.2. Efektivitas Pembiayaan Syariah untuk Semua Aspek Pencapaian Pembiayaan Syariah ............................................. 87

VII. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI REALISASI PERMINTAAN PEMBIAYAAN SYARIAH UNTUK SEKTOR AGRIBISNIS.............................................................. 89

7.1. Karakteristik Responden........................................................ 89 7.2. Keragaan Regresi Realisasi Pembiayaan Syariah .................. 94 7.3. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Realisasi

Pembiayaan syariah untu Sektor Agribisnis ........................... 95 7.3.1. Pengalaman Usaha...................................................... 97 7.3.2. Profit Usaha................................................................ 99 7.3.3. Frekuensi Pembiayaan ................................................ 102 7.3.4. Bagi Hasil................................................................... 104 7.3.5. Tahun Pendidikan ....................................................... 106 7.3.6. Komposisi Modal Usaha............................................. 109 7.3.7. Sektor Usaha............................................................... 111 7.4. Pemanfaatan Pembiayaan Syariah untuk Sektor Agribisnis.............................................................................. 113

VIII. KESIMPULAN DAN SARAN .................................................... 116 8.1. Kesimpulan............................................................................. 116

Page 12: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI … · Annisa A, Ade, Emi, Tiara, Miqdam, Ali, Rizal, Ridy, Iqbal dan Doni. 11. Teman-teman Asrama PPSDMS Nurul Fikri, Shoib, Nazrul, Gema,

12

Halaman 8.2 Saran ....................................................................................... 116

D AFTAR PUSTAKA............................................................................. 118

LAMPIRAN ........................................................................................... 120

Page 13: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI … · Annisa A, Ade, Emi, Tiara, Miqdam, Ali, Rizal, Ridy, Iqbal dan Doni. 11. Teman-teman Asrama PPSDMS Nurul Fikri, Shoib, Nazrul, Gema,

13

DAFTAR TABEL

Nomor Halaman 1. Penyaluran Pembiayaan Bank Umum Syariah (BUS) dan Unit-unit Usaha Syariah (UUS) Berdasarkan Sektor Ekonomi Tahun 2005-2009........................................................................................ 5

2. Penyaluran Pembiayaan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah berdasarkan Sektor Ekonomi Tahun 2005-2009 ............................... 6

3. Pembiayaan Syariah KBMT Tadbiirul Ummah Berdasarkan Sektor Usaha Pada Tahun 2004-2008.......................................................... 8

4. Jenis data yang dibutuhkan dalam Penelitian di BMT Tadbiirul Ummah Tahun 2004-2008................................................................ 38

5. Target dan Realisasi Pembiayaan Berdasarkan Wilayah Usaha Tahun 2008..................................................................................... 70

6. Proporsi Target dan Realisasi Pembiayaan Berdasarkan Wilayah Usaha pada Tahun 2008 .................................................................. 72

7. Target dan Realisasi Pembiayaan Berdasarkan Jenis Mitra Tahun 2008 .................................................................................... 73

8. Proporsi Target dan Realisasi Pembiayaan Berdasarkan Jenis mitra Pada Tahun 2008 ............................................................................ 74

9. Tabel Target dan Realisasi Pembiayaan Berdasarkan Profesi Mitra Tahun 2008..................................................................................... 75

10. Proporsi Target dan Realisasi Pembiayaan Berdasarkan Jenis Mitra Pada Tahun 2008 ............................................................................ 77

11. Target dan Realisasi Pembiayaan Syariah Berdasarkan Peruntukan Tahun 2008..................................................................................... 78

12. Proporsi Target dan Realisasi Pembiayaan Berdasarkan Peruntukan Pada Tahun 2008 ............................................................................ 79

13. Tabel Target dan Realisasi Pembiayaan Berdasarkan Akad Tahun 2008..................................................................................... 81

14. Proporsi Target dan Realisasi Pembiayaan Berdasarkan Jenis Akad Pada Tahun 2008 ............................................................................ 83

15. Target dan Realisasi Pembiayaan Syariah Berdasarkan Sektor Usaha Tahun 2008 .......................................................................... 84

16. Proporsi Target dan Realisasi Pembiayaan Berdasarkan Jenis Akad Pada Tahun 2008 ............................................................................ 86

Page 14: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI … · Annisa A, Ade, Emi, Tiara, Miqdam, Ali, Rizal, Ridy, Iqbal dan Doni. 11. Teman-teman Asrama PPSDMS Nurul Fikri, Shoib, Nazrul, Gema,

14

Halaman

17. Karakteristik Responden Pembiayaan Syariah Untuk Sektor Agribisnis pada KBMT Tadbiirul Ummah Berdasarkan Pendidikan, Jenis Kelamin, Wilayah Usaha Tahun 2008.............. 89 18. Karaktersitik Responden Pembiayaan Syariah untuk Sektor Agribisnis Pada KBMT Tadbiirul Ummah Berdasarkan Profit, Asset, Pengalaman, Komposisi modal, Frekuensi Pembiayaan, Nisbah Bagi Hasil dan Realisasi Pembiayaan Tahun 2008 ……………………………………………………… 91 19. Hasil Regresi Linear Berganda Model Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pembiayaan Syariah untuk Sektor Agribisnis ...... 96

20. Pengalaman Usaha Responden dari KBMT Tadbiirul Ummah Tahun 2008 ................................................................................. 98 21. Jumlah dan Persentase Responden Berdasarkan Besarnya Profit Usaha Pada Responden KBMT Tadbiirul Ummah....................... 100 22. Komposisi Antara Realisasi Pembiayaan dan Profit Usaha Mitra KBMT Tadbiirul Ummah yang Memanfaatkan Pembiayaan Syariah Untuk Sektor Agribisnis Tahun 2008.............................. 101 23. Frekuensi Pembiayaan Responden KBMT Tadbiirul Ummah Berdasarkan Jumlah Mitra dan Persentasenya Tahun 2008 .......... 103

24. Persentase Nisbah Bagi Hasil Pembiayaan Syariah pada KBMT Tadbiirul Ummah Tahun 2008..................................................... 105 25. Tingkat Pendidikan Responden KBMT Tadbiirul Ummah Tahun 2008 ................................................................................. 107 26. Komposisi Modal Usaha Responden KBMT Tadbiirul Ummah Tahun 2008................................................................................. 109 27. Komposisi Jumlah Responden Berdasarkan on-farm dan off-farm pada KBMT Tadbiirul Ummah Tahun 2008 ............ 111 28. Target dan Realisasi Pembiayaan Syariah Berdasarkan Sektor Usaha Pada KBMT Tadbiirul Ummah Tahun 2008 ..................... 112 29. Kesesuaian Pemanfaatan Pembiayaan Syariah Untuk Sektor Agribisnis untuk Setiap Jenis Usaha ............................................ 114

Page 15: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI … · Annisa A, Ade, Emi, Tiara, Miqdam, Ali, Rizal, Ridy, Iqbal dan Doni. 11. Teman-teman Asrama PPSDMS Nurul Fikri, Shoib, Nazrul, Gema,

15

DAFTAR GAMBAR

Nomor Halaman

1. Skema Akad Murabahah ................................................................. 18

2. Skema Akad Salam........................................................................... 19

3. Skema Pembiayaan Berdasarkan Akad Musyarakah......................... 20

4. Skema Pembiayaan dengan Akad Mudharabah................................. 21

5. Kerangka Pemikiran Operasional ...................................................... 36

6. Struktur Organisasi KBMT Tadbiirul Ummah................................... 48

7. Pertumbuhan Laba/Rugi KBMT Tadbiirul Ummah Tahun 2008 ....... 52

8. Jumlah Mitra terlayani pada KBMT Tadbiirul Ummah Tahun 2008.. 54

9. Jumlah Nominal Perguliran Pembiayaan Syariah KBMT Tadbiirul Ummah Pada Tahun 2004-2008 ........................................................ 55

10. Perkembangan Jumlah Mitra Berdasarkan Sektor Usaha Pada Tahun 2004-2008.............................................................................. 56

11. Perkembangan Jumlah Nominal Pembiayaaan Berdasarkan Sektor Usaha Pada Tahun 2004-2008........................................................... 57

12. Perkembangan Mitra Berdasarkan Peruntukan pada Tahun 2004-2008......................................................................................... 59

13. Perkembangan Jumlah Nominal Pembiayaan Berdasarkan Peruntukan Pada Tahun 2004-2008................................................... 60

14. Jumlah Mitra Pembiayaan Berdasarkan Akad Pada Tahun 2004-2008.............................................................................. 61

15. Perkembangan Nominal Pembiayaan Berdasarkan Akad Pada Tahun 2004-2008 ..................................................................... 62

16. Proses Pembiayaan Syariah Di BMT................................................. 65

17. Mekanisme Pembiayaan Salam......................................................... 82

Page 16: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI … · Annisa A, Ade, Emi, Tiara, Miqdam, Ali, Rizal, Ridy, Iqbal dan Doni. 11. Teman-teman Asrama PPSDMS Nurul Fikri, Shoib, Nazrul, Gema,

16

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Halaman

1. Laporan Pertumbuhan Laba/Rugi KBMT Tadbiirul Ummah Pada Tahun 2004-2008........................................................................... 120

2. Jumlah Nominal Penyaluran Pembiayaan dan Mitra yang terlayani Usaha Pada Tahun 2004-2008........................................................ 121

3. Jumlah Nominal Penyaluran Pembiayaan dan Mitra yang terlayani Berdasarkan Sektor Usaha Pada Tahun 2004-2008 ......................... 122

4. Jumlah Nominal Penyaluran Pembiayaan dan Mitra yang terlayani Berdasarkan Peruntukan Pada Tahun 2004-2008............................. 123

5. Jumlah Nominal Penyaluran Pembiayaan dan Mitra yang terlayani Berdasarkan Jenis Akad Pada Tahun 2004-2008 ............................. 124

6. Data Responden Data Responden Berdasarkan Realisasi Pembiayaaan dan Faktor-faktor yang diduga Mempengaruhi Realisasi Pembiayaan Syariah Untuk Sektor Agribisnis.................. 125

7. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin, Pendidikan Formal, Pengalaman Usaha dan Pekerjaan Mitra............................ 126

8. Uji Normalitas pada Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Realisasi Pembiayaan Syariah untuk Sektor Agribisnis ................. 127 9. Uji Heteroskedastisitas pada Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Realisasi Pembiayaan Syariah untuk Sektor Agribisnis. ......................................................................... 128

10. Out Put Regresi Linear Minitab Versi 15 pada Analisis Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Realisasi Pembiayaan Syariah untuk Sektor Agribisnis. .......................................................................... 129 11. Alokasi Pembiayaan Syariah untuk Sektor Agribisnis .................... 130

I. PENDAHULUAN

Page 17: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI … · Annisa A, Ade, Emi, Tiara, Miqdam, Ali, Rizal, Ridy, Iqbal dan Doni. 11. Teman-teman Asrama PPSDMS Nurul Fikri, Shoib, Nazrul, Gema,

17

1.1. Latar Belakang

Sektor pertanian memiliki peran yang sangat besar dalam perekonomian

Indonesia. Peran tersebut dicirikan oleh berbagai hal. Pertama, besarnya jumlah

tenaga kerja yang bekerja di sektor pertanian. Badan Pusat Statistik (2006)

melaporkan bahwa pada tahun 2005 ada sekitar 94,95 juta penduduk Indonesia

yang berusia 15 tahun ke atas yang menyatakan “bekerja selama seminggu yang

lalu”. Kurang lebih 41,8 juta dari total penduduk yang bekerja tersebut (44 persen)

menyatakan bahwa mereka bekerja di sektor pertanian dalam arti luas (pertanian,

kehutanan, perburuan, perikanan dan peternakan). Sekitar 18,9 juta orang (20

persen) bekerja di sektor perdagangan besar, eceran, rumah makan dan hotel, dan

11,6 juta orang (12,3 persen) bekerja di sektor industri pengolahan. Data ini

menunjukkan bahwa sektor pertanian merupakan sektor ekonomi yang menyerap

paling banyak tenaga kerja.

Kedua, jumlah persentase luas lahan yang digunakan untuk usaha

pertanian. BPS (2006) menyebutkan bahwa 71,33 persen dari seluruh luas lahan

yang ada di Indonesia digunakan untuk usaha pertanian yang meliputi:

tegal/ladang/kebun/huma, tambak, kolam/tebat/empang, lahan untuk tanaman

kayu-kayuan, perkebunan negara/swasta dan sawah. Besarnya penyerapan tenaga

kerja dan luasnya lahan yang digunakan untuk usaha pertanian, merupakan dua

faktor penting yang memberikan argumentasi kuat bahwa pembangunan sektor

pertanian merupakan pilihan strategis dan harus mendapat prioritas utama dalam

kerangka pembangunan nasional.

Saat ini, sumber daya ekonomi yang dikuasai oleh rakyat di setiap daerah

adalah sumber daya agribisnis, yaitu sumber daya agribinis berbasis tanaman

pangan, holtikultura, perkebunan, perikanan, peternakan, dan kehutanan. Oleh

karena itu, cara yang paling efektif untuk mengembangkan perekonomian adalah

melalui pengembangan agribisnis. Pengembangan agribisnis yang dimaksud

bukan hanya pengembangan pertanian primer atau subsistem on farm

agribusiness, tetapi juga mencakup subsistem agribisnis hulu (up stream

agribusiness), yaitu industri-industri yang menghasilkan sarana produksi bagi

pertanian primer, seperti industri pembibitan/perbenihan, industri agro-otomotif,

Page 18: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI … · Annisa A, Ade, Emi, Tiara, Miqdam, Ali, Rizal, Ridy, Iqbal dan Doni. 11. Teman-teman Asrama PPSDMS Nurul Fikri, Shoib, Nazrul, Gema,

18

industri agro-kimia, dan susbsistem agribisnis hilir (down stream agribusiness),

yaitu industri-industri yang mengeloh hasil pertanian primer menjadi produk

olahan beserta kegiatan perdagangannya.

Pengembangan agribisnis di setiap daerah jangan hanya puas pada

pemanfaatan kelimpahan sumber daya yang ada (factor driven) atau

mengandalkan keunggulan komparatif (comparative advantage) seperti sekarang

ini, tetapi secara bertahap harus dikembangkan ke arah agribisnis yang didorong

oleh modal (capital driven) dan kemudian kepada agribisnis yang didorong oleh

inovasi (innovation driven). Dengan perkataan lain, keunggulan komparatif

agribisnis pada setiap daerah ditranformasi menjadi keunggulan bersaing

(competitive advantage) melalui pengembangan mutu sumber daya manusia,

teknologi, kelembagaan dan organisasi ekonomi lokal yang telah ada pada

masyarakat setiap daerah (bukan menggantikannya dengan sesuatu yang benar-

benar baru).

Transformasi agribisnis seperti ini, kemampuan rakyat untuk

menghasilkan produk-produk agribisnis yang saat ini masih didominasi oleh

produk-produk yang bersifat natural resources and unskill labor based, secara

bertahap beralih kepada produk-produk agribisnis yang bersifat capital and skill

labor based dan kemudian kepada produk yang bersifat knowledge and skill labor

based. Dengan transformasi produk agribisnis yang demikian, maka produk-

produk agribisnis yang dihasilkan oleh setiap daerah dapat mampu bersaing dan

memasuki segmen pasar yang lebih luas di pasar internasional. Pengembangan

produk yang demikian juga akan memperbesar manfaat ekonomi yang dapat

dinikmati oleh rakyat.

Pengembangan agribisnis harus juga disertai dengan pengembangan

organisasi ekonomi, khususnya rakyat petani, agar manfaat ekonomi yang

dihasilkan dapat benar-benar dinikmati oleh rakyat dan daerah. Di masa lalu,

rakyat petani (bahkan daerah sentra-sentra agribisnis) hanya menikmati nilai

tambah dari subsistem on farm agribisnis yang umumnya relatif kecil. Nilai

tambah yang paling besar, yakni pada subsistem agribisnis hulu dan hilir,

dinikmati oleh para pedagang atau pengusaha luar daerah. Hal inilah yang

Page 19: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI … · Annisa A, Ade, Emi, Tiara, Miqdam, Ali, Rizal, Ridy, Iqbal dan Doni. 11. Teman-teman Asrama PPSDMS Nurul Fikri, Shoib, Nazrul, Gema,

19

menyebabkan mengapa pendapatan petani tetap rendah dan ekonomi daerah

sentra-sentra agribisnis kurang berkembang.

Berdasarkan hal tersebut permasalahan pengembangan agribisnis yang ada

di Indonesia sangatlah kompleks. Permasalahan pengembangan pasar dan tata

niaga, kepemilikan lahan, birokrasi di pemerintahan, keterampilan, tekhnologi,

mentalitas, organisasi tani, kebijakan pertanian, informasi dan modal pertanian

(Apriyantono, 2004). Namun, dalam hal ini permasalahan yang akan fokus

dibahas adalah permasalahan modal pertanian. Permasalahan modal yang melanda

petani membuat usaha pertanian semakin sulit untuk bertahan dengan usahanya.

Permasalahan modal di pertanian pun disebabkan kurang pedulinya

perbankan terhadap petani dan belum adanya proteksi bagi petani seperti asuransi

pertanian serta banyaknya sistem ijon yang terjadi di petani dan pertanian di

Indonesia. Berdasarkan Departemen Pertanian, panca yasa pembangunan

pertanian salah satunya ialah fasilitas pembiayaan. Namun, dalam hal ini perlu

ada segementasi pelaku usaha agribisnis ditinjau dari sisi perbankan. Ada empat

segmentasi yaitu, pertama kelompok usaha agribisnis yang feasible dan bankable,

kedua kelompok usaha agribisnis yang feasible tapi tidak bankable, ketiga

kelompok usaha agribisnis yang tidak feasible tapi bankable dan keempat

kelompok usaha agribisnis yang tidak feasible dan tidak bankable1.

Saat ini tantangan paling besar dalam permodalan dibidang pertanian

terletak pada jumlah proporsi dari UMKM yang usaha menengah sebesar 0.5

persen, usaha kecil sebesar 1.5 persen dan usaha mikro sebesar 98 persen atau

sebanyak 42, 398 juta unit usaha pertanian. Besarnya jumlah proporsi usaha mikro

mengakibatkan sebagian besar bank tidak tertarik untuk menyalurkan dananya

dalam pembiayaan pertanian. Pihak bank beranggapan bahwa usaha pertanian

tersebut masuk dalam segmentasi usaha yang feasible dan tidak bankable. Pihak

lembaga keuangan bank dan non-bank yang tidak mendukung pembiayaan kepada

sektor agribisnis menunjukan bahwa hal tersebut sangat bertolak-belakang dengan

rencana pembangunan pertanian. Oleh karena itu, perlu sebuah inovasi baru dan

1 Disampaikan oleh Dr. Mat Syukur dalam Seminar Ekonomi Syariah IPB SENSASI dengan Judul Pembiayaan Syariah untuk Sektor Pertanian. IPB 14 Desember 2008

Page 20: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI … · Annisa A, Ade, Emi, Tiara, Miqdam, Ali, Rizal, Ridy, Iqbal dan Doni. 11. Teman-teman Asrama PPSDMS Nurul Fikri, Shoib, Nazrul, Gema,

20

kontinu untuk mendukung pembangunan pertanian. Salah satunya ialah dengan

perbaikan dalam sistem pembiayaan pertanian.

Menurut Hafidhuddin (2008) Sejarah pembangunan pertanian di Indonesia

mencatat bahwa kredit adalah salah satu sumber pembiayaan pertanian yang

sangat penting. Sejak awal pembangunan pertanian dilaksanakan pada tahun

1960an, kredit telah disediakan oleh pemerintah dan lembaga keuangan, sebagai

bagian dari paket pembangunan pertanian. Kredit memberikan manfaat kepada

pelaku usaha pertanian terutama yang menjalankan skala usaha kecil. Pertama,

kredit merupakan modal kerja bagi pelaku usaha pertanian yang memiliki

keterbatasan modal sendiri. Kedua, kredit dapat menjadi pendorong bagi pelaku

usaha pertanian untuk mandiri sehingga dapat terlepas dari ketergantungan pada

pedagang perantara maupun tengkulak yang merugikan pelaku usaha pertanian.

Namun demikian, ketersediaan kredit untuk pembiayan pertanian masih sangat

minim.

Pembiayaan pertanian saat ini dapat dilakukan dengan dua alternatif

pembiayaan, yaitu pembiayaan konvensional dan pembiayaan syariah, hal lama

yang tampak baru yaitu pembiayaan syariah untuk pertanian sangatlah menarik

untuk dikaji lebih mendalam. Adanya pembiayaan usaha pertanian (agribisnis)

syariah tersebut diharapkan dapat memecahkan masalah-masalah permodalan

petani. Era pembiayaan syariah di Indonesia mulai dikenal sejak berdirinya Bank

Muamalat pada tahun 1992. Undang-Undang No. 10 tahun 1998 tentang

perubahan UU No.7 tahun 1992 tentang perbankan, memberikan landasan hukum

yang lebih kuat bagi keberadaan sistem perbankan syariah di Indonesia.

Pemberlakuan undang-undang perbankan syariah mengakibatkan praktek

industri perbankan syariah mulai berkembang secara signifikan. Sebagai sebuah

skim pembiayaan, pembiayaan syariah dapat dimanfaatkan untuk investasi di

sektor riil maupun konsumsi, skim pembiayaan syariah masih tergolong relatif

baru dalam khasanah pasar keuangan (financial market) nasional. Namun,

perkembangan pembiayaan sistem syariah selama beberapa tahun terakhir

peningkatannya terlihat cukup pesat, tidak hanya pada jumlah bank yang

beroperasi dengan prinsip syariah, tetapi juga dalam mobilisasi dana pihak ketiga

dan pembiayaan yang disalurkan. Hal tersebut dapat dilihat pada Tabel 1 dimana

Page 21: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI … · Annisa A, Ade, Emi, Tiara, Miqdam, Ali, Rizal, Ridy, Iqbal dan Doni. 11. Teman-teman Asrama PPSDMS Nurul Fikri, Shoib, Nazrul, Gema,

21

jumlah dana yang tersalurkan tiap tahunnya mengalami peningkatan, pada april

2009 pembiayaan syariah yang tersalurkan secara total mencapai sebesar Rp

39.726 Milyar dan untuk sektor pertanian mampu mencapai jumlah pembiayaan

sebesar Rp 1.298 Milyar.

Tabel 1. Penyaluran Pembiayaan Bank Umum Syariah (BUS) dan Unit-unit

Usaha Syariah (UUS) Berdasarkan Sektor Ekonomi Tahun 2005- 2009

Penyaluran Pembiayaan Bank Umum Syariah (dalam milyar rupiah)

SEKTOR EKONOMI 2005 2006 2007 2008

(Dec) 2009

(Mar) 2009 (Apr)

Laju Pertumbuhan

2005-2008 (%/Tahun)

Pertanian. kehutanan dan sarana pertanian

687 701 837 1.177 1.303 1.298 84

Pertambangan 395 375 511 965 1.021 1.032 77 Perindus trian 933 940 1.371 1.340 1.305 1.236 90 Listrik. gas dan air 66 17 166 248 299 352 155 Konstruksi 1.548 1.637 2.371 3.368 3.248 3.217 78 Perdagangan. Restoran dan Hotel

1.716 3.041 4.152 4.426 4.745 4.853 74

Pengangkutan. pergudangan dan komunikasi

1.261 1.165 1.569 2.759 2.839 2.849 80

Jasa dunia usaha 4.504 5.458 8.425 11.757 11.606 11.819 73 Jasa sosial /masyarakat

1.208 1.456 1.904 2.463 2.476 2.529 79

Lain-lain 2.913 5.655 6.639 9.693 10.465 10.542 68 Total 15.232 20.445 27.944 38.195 39.308 39.726 74

Sumber: Laporan Tahunan Bank Indonesia (April 2009)

Selain itu, kerjasama yang dilakukan oleh BMT tidak hanya dilakukan

dengan BUS dan UUS. Namun, kerja sama pun dilakukan dengan Bank

Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS). Perkembangan pembiayaan yang terus

meningkat untuk sektor ekonomi menunjukan bahwa pembiayaan syariah yang

disalurkan tiap tahunnya selalu bertumbuh kembang dengan baik.

Pembiayaan yang disalurkan untuk sektor pertanian meningkat tiap

tahunnya hingga tahun 2009 mencapai 1.298 Milyar Rupiah. Pembiayaan yang

dilakukan oleh Bank Umum Syariah dan Unit-Unit Usaha Syariah ini dilakukan

dengan cara Linkage Program dengan Lembaga Keuangan Mikro (LKM)2.

Lembaga Keuangan Mikro ini menjadi bagian dari lembaga yang melakukan

2 Merza Gamal. Pola Kemitraan Syariah pada usaha Mikro. Republika 9 April 2005.

Page 22: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI … · Annisa A, Ade, Emi, Tiara, Miqdam, Ali, Rizal, Ridy, Iqbal dan Doni. 11. Teman-teman Asrama PPSDMS Nurul Fikri, Shoib, Nazrul, Gema,

22

pembiayaan terhadap usaha pertanian (agribisnis). Salah satu jenis LKM yang

pesat berkembang di Indonesia adalah Baitul Maal Wat Tamwil (BMT) yang

menjalankan prinsip syariah agama Islam. Perkembangan BMT dari sisi kuantitas

telah mencatat hasil yang cukup mengesankan. Contohnya BMT Tumang, Desa

Cepogo, Boyolali misalnya. didirikan tanggal 1 Oktober 1998, dengan modal awal

Rp.7.050.000.- terkumpul dari 60 orang pendirinya. BMT Tumang berkembang

dari asset Rp 18 juta akhir Oktober 1998. Rp 95 juta di akhir 1999, Rp.212 juta di

akhir 2000, Rp.406 juta di akhir 2001 dan hampir Rp 2 Milyar di akhir 2003,

melayani lebih dari 1.000 anggota peminjam pengrajin-pengrajin tradisional dan

semi-modern alat-alat rumah tangga dan kerajinan seni untuk perlengkapan rumah

tangga dan perkantoran, disamping menerima simpanan dari lebih 1800 anggota

penabung (PKES 2008).

Tabel 2. Penyaluran Pembiayaan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah berdasarkan

Sektor Ekonomi Tahun 2005-2009

Penyaluran Pembiayaan Pada BPRS (dalam juta rupiah)

SEKTOR EKONOMI

2005 2006 2007 2008 (Dec)

2009 (Mar)

2009 (Apr) Laju Pertumbuhan

2005-2008 (%/Tahun)

Pertanian. kehutanan dan sarana pertanian

11.874 17.720 24.436 41.613 43.618 44.483 66

Pertambangan 138 485 944 1.287 2.206 1.528 51

Perindustrian 9.207 12.465 12.447 15.885 17.095 17.323 84

Listrik. gas dan air 109 748 367 1.146 557 928 83

Konstruksi 3.495 6.570 16.051 26.536 34.913 31.685 52

Perdagangan. restoran dan hotel

190.583 255.559 295.195 370.907 428.840 446.070 80

Pengangkutan. pergudangan dan komunikasi

3.618 8.704 9.075 17.697 19.729 19.670 63

Jasa dunia usaha 49.031 72.194 99.050 140.989 147.575 151.237 70

Jasa sosial /masyarakat 5.155 5.632 6.402 22.609 11.494 9.400 69

Lain-lain 144.072 235.392 422.148 617.942 626.391 638.589 62

Total 417.282 615.469 886.117 1.256.610 1.332.419 1.360.913 69

Sumber: Laporan Tahunan Bank Indonesia (April 2009)

Munculnya Baitul Maal Wat Tamwil (BMT) yang berpihak kepada

pengusaha mikro, kecil, dan menengah termasuk sektor pertanian tentu

memberikan dampak positif tersendiri bagi para pengusaha tersebut. Sistem bagi

hasil yang ditawarkannya mengakibatkan para pengusaha kecil menjadi leluasa

Page 23: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI … · Annisa A, Ade, Emi, Tiara, Miqdam, Ali, Rizal, Ridy, Iqbal dan Doni. 11. Teman-teman Asrama PPSDMS Nurul Fikri, Shoib, Nazrul, Gema,

23

bergerak karena tidak terbebani akan adanya bunga yang terus bertambah. BMT

dipandang sebagai salah satu alternatif sehubungan dengan usaha

memperjuangkan nasib pengusaha kecil dan petani. Baitul Maal Waat Tamwill

dapat mengurangi atau meniadakan syarat-syarat dipandang memberatkan para

pengusaha kecil dan petani tersebut.

Namun, perkembangan BMT yang semakin bertambah jumlahnya harus

terkendali. Baitul Maal Waat Tamwill harus mampu berkembang tidak hanya

kuantitas lembaganya saja, tapi juga kualitasnya yang pada akhirnya diarahkan

pada efesiensi dan efektivitas kerja. Pembiayaan syariah untuk sektor agribisnis

yang terdapat pada KBMT dilihat perkembangannya, sehingga pembiayaan

syariah yang ada pada KBMT Tadbiirul Ummah dapat menjadi alternatif

pembiayaan untuk sektor agribisnis. Oleh karena itu, perlu dikaji secara lebih

mendalam mengenai skim pembiayaan syariah yang ada pada KBMT Tadbiirul

Ummah. Selain itu, perlu juga untuk mengetahui efektivitas pembiayaan syariah

untuk sektor agribisnis. Hal tersebut dimanfaatkan pula untuk mengetahui faktor-

faktor apa saja yang mempengaruhi realisasi pembiayaan syariah untuk sektor

1.2. Perumusan Masalah

Lembaga Keuangan Mikro Syariah atau dalam hal ini BMT sebagai

lembaga keuangan dengan sistem syariah di tingkat mikro. KBMT Tadbiirul

Ummah memiliki akses terhadap usaha menengah kecil dan mikro (UMKM) salah

satunya ialah usaha agribisnis. Berdasarkan hasil kajian Departemen Pertanian

tahun 2008 usaha skala mikro mendominasi sebesar 98 persen. Namun, sangat

sedikit sekali lembaga keuangan yang mau berkontribusi untuk memajukan

sektor pertanian dalam skala mikro. Padahal potensi yang sangat besar tersebut

masih belum teroptimalkan dengan baik. Saat ini yang dibutuhkan oleh sektor

agribisnis skala mikro salah satunya ialah pembiayaan terhadap petani agar

usahanya mampu berjalan secara berkelanjutan (sustainability).

Pembiayaan syariah yang ada pada saat ini mulai mengarahkan

pembiayaanya pada sektor agribisnis. Hal tersebut dapat dilihat padaTabel 1 dan

2, pembiayaan syariah untuk sektor ekonomi pertanian, kehutanan dan sarana

pertanian mengalami laju pertumbuhan pertahun yang cukup besar. Berdasarkan

data dari Bank Umum Syariah atau BUS pembiayaan untuk sektor tersebut

Page 24: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI … · Annisa A, Ade, Emi, Tiara, Miqdam, Ali, Rizal, Ridy, Iqbal dan Doni. 11. Teman-teman Asrama PPSDMS Nurul Fikri, Shoib, Nazrul, Gema,

24

memiliki laju sebesar 84 persen dan data yang diperoleh dari Bank Pembiayaan

Rakyat Syariah menunjukan laju pertumbuhan sebesar 66 persen. Berdasarkan hal

tersebut dapat dikatakan bahwa pembiayaan syariah untuk sektor agribisnis

menarik untuk dikaji.

Sedangkan, berdasarkan kasus pada penyaluran pembiayaan syariah yang

disalurkan oleh KBMT Tadbirul Ummah masih sangat minim dari apa yang

diharapkan, pada tahun 2008 alokasi pembiayaan untuk pertanian murni sebesar

Rp 22.800.000 dan peternakan sebesar Rp 31.700.000. Walaupun secara laju

pertumbuhannya sangat besar khusus untuk pertanian dan peternakan masing-

masing memiliki laju pertumbuhan sebesar 146 persen dan 73 persen. Tetapi,

perkembangan secara nominal masih jauh dibandingkan dengan sektor

perdagangan dan jasa yang mendominasi tiap tahunnya. Minimnya pembiayaan

syariah yang dialokasikan menunjukan bahwa pembiayaan syariah apakah dapat

menjadi alternatif pembiayaan.

Tabel 3. Pembiayaan Syariah KBMT Tadbiirul Ummah Berdasarkan Sektor

Usaha Pada Tahun 2004-2008

Pembiayaan Berdasarkan Sektor Usaha (dalam ribu rupiah)

SEKTOR USAHA 2004 2005 2006 2007 2008

Laju Pertumbuhan

2004-2008 (%/tahun)

Perdagangan 1.166.400 1.774.527 1.815.821 2.752.270 2.447.160 85

Jasa 702.520 693.585 391.177 354.084 573.650 113

Home Industri 28.000 164.910 102.968 53.970 552.680 94

Pertanian 8.000 64.480 16.050 16.700 22.800 146

Peternakan 10.500 10.000 20.000 31.700 73

Lain - lain 91.206 211.120 55.605 - 19.240 237

Total 2.006.626 2.918.623 2.381.622 3.197.024 3.647.230 88

Oleh karena itu, perlu dilihat seberapa besar efektivitas pembiayaan

syariah untuk sektor agribisnis dan apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi

realisasi pembiayaan syariah. Selain itu, mitra yang menjadi objek sasaran

pembiayaan BMT Tadbiirul Ummah dalam hal ini perlu dilakukan kajian secara

faktual untuk melihat manfaat yang muncul secara langsung dan objektif.

Berdasarkan uraian diatas maka dalam ini ada beberapa permasalahan yang harus

dijawab dalam penelitian ini. yaitu:

Page 25: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI … · Annisa A, Ade, Emi, Tiara, Miqdam, Ali, Rizal, Ridy, Iqbal dan Doni. 11. Teman-teman Asrama PPSDMS Nurul Fikri, Shoib, Nazrul, Gema,

25

1) Apakah skim pembiayaan syariah yang diterapkan oleh KBMT Tadbiirul

Ummah dapat menjadi alternatif pembiayaan untuk sektor agribisnis?

2) Apakah tingkat efektivitas penyaluran dari skim pembiayaan syariah untuk

sektor agribisnis KBMT Tadbiirul Ummah dapat berjalan dengan baik?

3) Apa sajakah faktor–faktor yang mempengaruhi permintaan pembiayaan

syariah untuk sektor agribisnis pada KBMT Tadbiirul Ummah?

4) Bagaimanakah pemanfaatan pembiayaan syariah untuk sektor agribisnis pada

KBMT Tadbiirul Ummah?

1.3. Tujuan Penelitian

Berkaitan dengan permasalahan di atas, maka tujuan dari penelitian ini

adalah:

1) Mengidentifikasi dan menganalisis skim pembiayaan syariah untuk sektor

agribisnis yang diterapkan oleh KBMT Tadbiirul Ummah.

2) Mengidentifikasi dan menganalisis efektivitas penyaluran pembiayaan syariah

untuk sektor agribisnis pada KBMT Tadbiirul Ummah.

3) Mengidentifikasi dan menganalisis faktor- faktor yang mempengaruhi dalam

realisasi pembiayaan syariah untuk sektor agribisnis pada KBMT Tadbiirul

Ummah.

4) Mengidentifikasi dan menganalisis pemanfaatan pembiayaan syariah untuk

sektor agribisnis pada KBMT Tadbiirul Ummah.

1.4. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang ingin didapatkan dalam penelitian ini adalah:

1. Tersedianya informasi mengenai kondisi skim pembiayaan syariah untuk

sektor agribisnis yang efektif yang diterapkan oleh BMT. Hasil penelitian

dapat menjadi bahan kajian lembaga keuangan lainnya untuk memajukan

pertanian skala mikro melalui pembiayaan.

2. Tersedianya informasi untuk mengetahui faktor-faktor yang tepat untuk

dijadikan sebagai acuan dalam pengambilan dan penyaluran skim pembiayaan

syariah untuk sektor agribisnis baik itu bagi lembaga keuangan lainnya dalam

mekanisme pembiayaan dan pihak nasabah atau petani dalam proses

pemanfaatannya.

Page 26: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI … · Annisa A, Ade, Emi, Tiara, Miqdam, Ali, Rizal, Ridy, Iqbal dan Doni. 11. Teman-teman Asrama PPSDMS Nurul Fikri, Shoib, Nazrul, Gema,

26

3. Tersedianya informasi bagi pihak nasabah/masyarakat, lembaga keuangan,

lembaga penjamin maupun pemerintah untuk menunjukan pembiayaan

agribisnis syariah yang dapat mencapai tingkat efektivitas terbaik agar semua

pihak baik itu pemerintah, lembaga keuangan dan lembaga penjamin

mendapat kemaslahatan bersama. Begitu pula jika diterapkan pada sektor

pertanian secara luas, sehingga mampu menumbuhkembangkan sektor

petanian yang menjadi tugas utama pembangunan bangsa ini.

1.5. Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup dari penelitian ini adalah penelitian dilakukan dengan

mengkaji lebih dalam tentang pembiayaan yang dilakukan oleh BMT Tadbiirul

Ummah. Dalam hal ini pembiayaan merupakan bagian dari sub-sistem penunjang

dari sistem agribisnis. Pembiayaan syariah untuk sektor agribisnis merupakan

bagian pembiayaan yang dilakukan terhadap sektor agribisnis dengan

menggunakan pola syariah.

Pada penelitian ini pembatasan dilakukan pada sektor agribisnis yang

memanfaatkan fasilitas skim pembiayaan syariah untuk sektor agribisnis baik itu

pada sisi penawaran melalui efektivitas mekanisme penyaluran pembiayaan

syariah pada BMT Tadbiirul Ummah dan sisi permintaan melalui pemanfaatan

pembiayaan syariah untuk sektor agribisnis oleh nasabah/petani. Data didapatkan

melalui data internal BMT Tadbiirul Ummah dan berdasarkan info secara objektif

melalui petani secara langsung. Data yang dicari berkaitan dengan kondisi skim

pembiayaan agribisnis syariah.

Page 27: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI … · Annisa A, Ade, Emi, Tiara, Miqdam, Ali, Rizal, Ridy, Iqbal dan Doni. 11. Teman-teman Asrama PPSDMS Nurul Fikri, Shoib, Nazrul, Gema,

27

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Kredit dan Pembiayaan

Agribisnis merupakan suatu sistem yang terdiri atas subsistem hulu,

usahatani, hilir,dan penunjang. Soekartawi (1993) batasan agribisnis adalah sistem

yang utuh dan saling terkait di antara seluruh kegiatan ekonomi (subsistem

agribisnis hulu, subsistem agribisnis budidaya, subsistem agribisnis hilir, sub-

sistem jasa penunjang agribisnis) yang terkait langsung dengan pertanian.

Agribisnis diartikan sebagai sebuah sistem yang terdiri dari unsur-unsur kegiatan :

(1) pra-panen, (2) panen, (3) pasca-panen dan (4) pemasaran. Sebagai sebuah

sistem, kegiatan agribisnis tidak dapat dipisahkan satu sama lainnya, saling

menyatu dan saling terkait. Terputusnya salah satu bagian akan menyebabkan

timpangnya sistem tersebut. Sedangkan kegiatan agribisnis melingkupi sektor

pertanian, termasuk perikanan dan kehutanan, serta bagian dari sektor industri.

Sektor pertanian dan perpaduan antara kedua sektor inilah yang akan menciptakan

pertumbuhan ekonomi yang baik secara nasional

Agribisnis didefiniskan sejumlah operasi atau kegiatan yang terdiri dari

manufaktur dan distribusi penawaran produk pertanian; produksi operasi di lahan

pertanian dan penyimpanan, pengolahan dan distribusi komoditas hasil pertanian.

Sering ditemukan bahwa konsep agribisnis diartikan dengan sempit, yaitu

perdagangan atau pemasaran hasil pertanian. Padahal, pengertian agribisnis

tersebut masih jauh dari konsep yang dimaksud (Soekartawi 1993).

Konsep agribisnis sebenarnya adalah suatu konsep yang utuh, mulai dari

proses produksi, mengolah hasil, pemasaran dan aktivitas lain yang berkaitan

dengan kegiatan pertanian. Menurut Soekartawi (1993), yang dimaksudkan

dengan agribisnis adalah suatu kesatuan kegiatan usaha yang meliputi salah-satu

atau keseluruhan dari mata rantai produksi, pengolahan hasil dan pemasaran yang

ada hubungannya dengan pertanian dalam arti luas. Yang dimaksud dengan ada

hubungannya dengan pertanian dalam arti luas adalah kegiatan usaha yang

menunjang kegiatan pertanian dan kegiatan usaha yang ditunjang oleh kegiatan

pertanian.

Page 28: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI … · Annisa A, Ade, Emi, Tiara, Miqdam, Ali, Rizal, Ridy, Iqbal dan Doni. 11. Teman-teman Asrama PPSDMS Nurul Fikri, Shoib, Nazrul, Gema,

28

Pada sistem agribisnis perlu ada dukungan pendanaan atau modal, modal

yang ada dapat diperoleh dari dana pribadi maupun dana pinjaman. Pinjaman

modal yang lazimnya dinamakan kredit. Dengan cara meminjam, pelaku pertanian

mendapat modal dengan perjanjian bahwa waktu yang akan datang dia harus

mengembalikan modal itu berdasarkan syarat-syarat yang telah disetujui kedua

belah pihak, yaitu pelaku pertanian sebagai penerima pinjaman dan pemilik modal

sebagai pemberi pinjaman. Modal ini dapat merupakan perseorangan, tetapi dapat

pula merupakan badan-badan perkreditan atau lembaga keuangan mikro.

Dalam hal ini, kredit dan pembiayaan merupakan bagian yang tidak

terpisahkan dalam sistem agribisnis. Secara lebih khusus masuk kedalam sub-

sistem penunjang agribisnis. Menurut undang-undang No.10 tahun 1998 tentang

perbankan, pengertian kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat

dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam

meminjam antar bank dengan pihak lain yang mewajibkan untuk melunasi

utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga.

Sedangkan dengan adanya Undang-Undang No 21 Tahun 2008 tentang

perbankan syariah maka kredit pun diatur dengan menggunakan istilah

pembiayaan. Pembiayaan adalah penyediaan dana atau tagihan yang

dipersamakan dengan itu berupa :

1) Transaksi bagi hasil dalam bentuk mudharabah dan musyarakah;

2) Transaksi sewa-menyewa dalam bentuk ijarah atau sewa beli dalam bentuk

ijarah muntahiya bittamlik;

3) Transaksi jual beli dalam bentuk piutang mudharabah, salam dan istishna;

4) Transaksi pinjam meminjam dalam bentuk piutang qardh; dan

5) Transaksi sewa-menyewa jasa dalam bentuk ijarah untuk transaksi multijasa.

Berdasarkan persetujuan atau kepakatan antara Bank Syariah dan/atau UUS

dan pihak yang dibiayai dan/atau diberi fasilitas dana untuk mengembalikan dana

tersebut setelah jangka waktu tertentu dengan imbalan ujrah, tanpa imbalan, atau

bagi hasil.

2.2. Karakeristik Usaha BMT

Istilah BMT adalah penggabungan dari Baitul Maal dan Baitut Tamwil.

Baitul Maal adalah lembaga keuangan yang kegiatannya mengelola dana yang

Page 29: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI … · Annisa A, Ade, Emi, Tiara, Miqdam, Ali, Rizal, Ridy, Iqbal dan Doni. 11. Teman-teman Asrama PPSDMS Nurul Fikri, Shoib, Nazrul, Gema,

29

bersifat nirlaba. Sumber dana yang diperoleh dari zakat, infak, dan sedekah atau

sumber lain yang halal dan kemudian dana tersebut disalurkan kepada mustahik

yang berhak menerima atau yang untuk kebaikan. Adapun Baitut Tamwil adalah

lembaga keuangan yang kegiatannya berupa menghimpun dan menyalurkan dana

kepada masyarakat dan bersifat profit motive. Pada masa Rasullullah eksistensi

Baitul Mal pada awalnya merupakan konsekuwensi profesionalitas manejemen

yang dilakukan pengelola zakat (amil). Namun ia juga merefleksikan ruang

lingkup Islam, dimana Islam didefinisikan juga sebagai agama dan pemerintahan,

quran dan kekuasaan, sehingga Baitul Mal menjadi salah satu komponen yang

menjalankan fungsi-fungsi pemerintahan dan kekuasaan negara Sakti (2007).

Penghimpunan dana diperoleh melalui simpanan pihak ketiga dan

penyaluran dilakukan dalam bentuk pembiayaan atau investasi yang dijalankan

berdasarkan syariat. Terdapat tiga jenis aktivitas yang dijalankan BMT, yaitu

(Widodo et al diacu dalam Hidayat 1999) :

1. Jasa Keuangan

Kegiatan jasa keuangan yang dikembangkan oleh BMT berupa penghimpunan

dan penyalurannya melalui kegiatan pembiayaan dari dan untuk anggota atau

non anggota. Kegiatan ini dapat disamakan secara operasional simpan pinjam

dalam koperasi atau kegiatan perbankan secara khusus.

a) Penghimpunan Dana

Penghimpunan dana oleh BMT diperoleh melalui simpanan, yaitu dana

yang dipercayakan oleh nasabah kepada BMT untuk disalurkan ke sektor

produktif dalam bentuk pembiayaan.

b) Penyaluran Dana

Penyaluran dana BMT kepada nasabah terdiri dari atas dua jenis, pertama,

pembiayaan dengan bagi hasil sebagai alternatif pengganti bunga. Dimana

di dalam operasinya menerapkan sistem kebersamaan dalam menanggung

resiko usaha nasabahnya dan berbagi keuntungan dan kerugian secara adil

antara pihak BMT dan nasabah. Pembiayaan ini merupakan penyaluran

dana BMT dari pihak ketiga berdasarkan kesepakatan pembiayaan antara

BMT dengan pihak nasabah dengan jangka waktu tertentu dan nisbah bagi

hasil yang disepakati. Pembiyaan ini dibedakan menjadi Musyarakah

Page 30: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI … · Annisa A, Ade, Emi, Tiara, Miqdam, Ali, Rizal, Ridy, Iqbal dan Doni. 11. Teman-teman Asrama PPSDMS Nurul Fikri, Shoib, Nazrul, Gema,

30

(Pathnership, Project Financing, dan Participation) dan Mudharabah

(Trust Financing, Trust Invesmetn). Kedua adalah jual beli dengan

pembiayaan ditangguhkan, yaitu penjualan barang dari BMT kepada

nasabah, dengan harga ditetapkan sebesar biaya perolehan barang

ditambah margin keuntungan yang disepakati untuk keuntungan BMT.

Bentuknya dapat berupa Ba’i Bitsaman Ajil (pembiayaan dilakukan secara

angsuran). BMT memiliki bagian tersendiri yang bertugas untuk

melakukan pembiayaan yaitu (PKES, 2008) :

i) Melakukan pelayanan dan pembinaan kepada peminjam.

ii) Menyusun rencana pembiayaan.

iii) Menerima berkas pengajuan pembiayaan.

iv) Melakukan analisis pembiayaan.

v) Mengajukan berkas pembiayaan hasil analisis kepada komisi

pembiayaan.

vi) Melakukan administrasi pembiayaan.

vii) Melakukan pembinaan anggota pembiayaan agar tidak macet.

viii) Membuat laporan perkembangan pembiayaan.

2. Sektor Riil

Pada dasarnya kegiatan sektor riil juga merupakan bentuk pelayanan dana

BMT. Namun berbeda dengan kegiatan sektor jasa keuangan yang

penyalurannya berjangka waktu tertentu, penyaluran dana pada sektor riil

bersifat permanen atau jangka panjang dan dan terdapat unsur kepemilikan di

dalamnya. Penyaluran dana ini selanjutnya disebut investasi atau penyertaan.

Investasi yang dilakukan BMT dapat dengan mendirikan usaha baru dengan

masuk ke usaha yang sudah ada dengan cara membeli saham. Akad sesuai

dengan prinsip ini adalah al-mudharabah (Trust Financing, Trust Invesent).

3. Sosial (Zakat, Infak dan Sedekah)

Kegiatan pada sektor ini adalah pengelolaan zakat, infak dan sedekah. Sektor

ini merupakan salah satu kekuatan BMT karena juga berperan dalam

pembinaan agama bagi para nasabah sektor keuangan BMT. Dengan

demikian perberdayaan yang dilakukan BMT tidak terbatas pada sisi

ekonomi, tetapi juga dalam hal agama. Zakat, Infak, dan Sedekah (ZIS) yang

Page 31: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI … · Annisa A, Ade, Emi, Tiara, Miqdam, Ali, Rizal, Ridy, Iqbal dan Doni. 11. Teman-teman Asrama PPSDMS Nurul Fikri, Shoib, Nazrul, Gema,

31

telah disalurkan oleh nasabah kepada BMT akan disalurkan dalam bentuk

produk Qordul Hasan (Soft Loan and Benevolen Loan), dimana dalam

produk ini pihak BMT tidak mengharapkan imbalan. Oleh karena itu, para

nasabah BMT tersebut diharapkan dapat turut memperkuat sektor sosial

BMT ini dengan menyalurkan ZIS-nya kepada BMT.

BMT pada awal pendiriannya tidak memiliki badan hukum resmi. BMT

berkembang sebagai Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) atau kelompok

simpan pinjam. Namun dalam perkembangan selanjutnya, BMT memperoleh

legalitas dengan badan hukum berbetuk Koperasi Serba Usaha (KSU) atau

Koperasi Simpan Pinjam (KSP) mengingat BMT berkembang ke berbagai

sektor usaha seperti keuangan atau sektor riil. Bentuk ini juga diharapkan

dapat memenuhi tujuan memberdayakan masyarakat luas, sehingga

kepemilikan kolektif BMT sebagaimana konsep koperasi akan lebih

mengenai sasaran (Widodo dalam Hidayat 1999).

Adanya legalitas akan melindung kepentingan masyarakat dan menjamin

keamanan pihak pengelola BMT dalam menjalankan kegiatannya. Sedangkan

pemilihan badan hukum koperasi diperkuat dengan hadirnya PP No. 9/1995,

dimana dalam penjelasan pasal 2 ayat 1 membolehkan penerapan sistem bagi

hasil pada koperasi. BMT sebagai gerakan pemberdayaan umat yang

bertumpu pada syariat Islam, pada umumnya memiliki misi yang senantiasa

akan diimplementasikan dalam setiap aktivitasnya. Misi yang diemban BMT

dapat dirumuskan sebagai berikut: “Pemberdayaan masyarakat bawah

sebagai upaya untuk meningkatkan kemampuan tawar, kemampuan

mengakses sumber daya ekonomi, politik dan sosial. Sehingga terwujud

hubungan kemanusian yang adil dengan berlandaskan pada syariat islam”.

(Saktiwan diacu dalam Hidayat, 1999).

Sedangkan sebagai lembaga keuangan islam, BMT mempunyai tujuan

sebagai berikut (Sumitro diacu dalam Hidayat, 1999) :

a. Mengarahkan kegiatan ekonomi umat untuk bermu’amalah secara Islam

khususnya yang berhubungan dengan perbankan agar terhindar dari

praktek riba.

b. Untuk menciptakan keadilan dibidang sosial.

Page 32: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI … · Annisa A, Ade, Emi, Tiara, Miqdam, Ali, Rizal, Ridy, Iqbal dan Doni. 11. Teman-teman Asrama PPSDMS Nurul Fikri, Shoib, Nazrul, Gema,

32

c. Untuk menciptakan kualitas hidup umat dengan jalan membuka peluang

berusaha yang lebih besar terutama keluarga miskin, yang diarahkan pada

kegiatan usaha yang produkif menuju terciptanya kemandirian berusaha

(wirausaha).

d. Untuk membantu mengentaskan masalah kemiskinan dengan upaya

pembinaan nasabah yang menonjolkan sifat kebersamaan dari siklus usaha

yang lengkap seperti program pembinaan pengusaha produsen, pedagang

perantara, konsumen, pengembangan modal kerja dan program

pengembangan usaha bersama.

e. Untuk menyelamatkan ketergantungan umat islam terhadap bank non-

islam (konvensional) yang masih menerapkan sistem riba.

BMT yang menjadi lembaga keuangan mikro syariah merupakan salah

satu bagian kecil dari sistem agribisnis sebagai sub-sistem penunjang dalam

membangun agribisnis. Oleh karena itu, salah satu fungsi BMT yang melakukan

penyaluran dana. Penyaluran dana tersebut dilakukan terhadap sektor usaha

pertanian dari hulu sampai hillir.

2.3. Sistem Pembiayaan Syariah

Bank syariah menunjukan pertumbuhan yang meningkat. Ini didorong

oleh makin tumbuhnya kesadaran masyarakat untuk memilih produk yang halal.

Karena jumlah penduduk muslim di Indonesia yang paling banyak di dunia,

merupakan potensi bagi keuangan syariah untuk menjadi bagian dalam

pembiayaan ekonomi masyarakat. Prinsip pembiayaan syariah yang mendasar

adalah Bank Indonesia (2007) :

1) Keadilan, pembiayaan saling menguntungkan baik pihak yang menggunakan

dana maupun pihak yang menyediakan dana.

2) Kepercayaan, merupakan landasan dalam menentukan persetujuan

pembiayaan maupun dalam menghitung margin keuntungan maupun bagi

hasil yang menyertai pembiayaan tersebut.

Untuk mendukung prinsip – prinsip tersebut agar dapat berjalan jauh dari

prasangka, manipulasi, korupsi dan kolusi maka dibutuhkan informasi yang

memadai. Informasi ini menjadi data pendukung yang dapat digunakan untuk

Page 33: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI … · Annisa A, Ade, Emi, Tiara, Miqdam, Ali, Rizal, Ridy, Iqbal dan Doni. 11. Teman-teman Asrama PPSDMS Nurul Fikri, Shoib, Nazrul, Gema,

33

mengambil keputusan yang proporsional. Jenis informasi yang dimaksud antara

lain:

1) Informasi dasar nasabah

2) Informasi data penjualan/pembelian/penyewaan riil

3) Proyeksi laporan keuangan

4) Akad pembiayaan

2.4. Manajemen Pembiayaan BMT

Menurut Farida (2007), manajemen pembiayaan merupakan suatu proses

yang terintegrasi dari sumber-sumber dana pembiayaan, alokasi dana yang dapat

dijadikan pembiayaan dengan perencanaan, pengorganisasian, pemberian

administrasi dan pengamanan pembiayaan. Bagi suatu lembaga keuangan dalam

mengalokasikan dana yang dijadikan pembiayaan perlu suatu sistem/mekanisme

dan prosedur penyaluran serta analisa pembiayaan

Hal umum yang perlu diperhatikan dalam proses pembiayaan pada BMT,

antara lain :

1) Pembiayaan diberikan kepada mitra yang dikenal dalam hal karakter usaha.

Karakter mencerminkan willingness to pay (tanggung jawab akan hutang),

sedangkan usaha mencerminkan ability to pay (kemampuan membayar).

2) Barang jaminan bukan sebagai pengganti karakter atau pembayaran. BMT

mengartikan barang jaminan sebagai keberlangsungan usaha bukan sebagai

jaminan harta.

3) Pembiayaan yang diperuntukan untuk usaha, harus memiliki criteria : bukan

usaha baru, tingkat keuntungan usaha minimal 3 kali mark-up BMT,

pengembalian harus dari usaha utama yang dibiayai, usaha sudah dimengerti

oleh BMT.

4) Hal yang perlu diperhatikan dalam pembiayaan adalah melihat keamanan

sumber pengembaliannya.

5) Memprioritaskan kualitas daripada kuantitas pembiayaan. Kualitas

pembiayaan yang baik akan mempengaruhi tingkat keuntungan yang akan

diperoleh.

6) Komite pembiayaan bersifat independen bebas dari intervensi siapapun karena

keputusan pembiayaan bersifat personal. Account officer (AO) harus yakin

Page 34: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI … · Annisa A, Ade, Emi, Tiara, Miqdam, Ali, Rizal, Ridy, Iqbal dan Doni. 11. Teman-teman Asrama PPSDMS Nurul Fikri, Shoib, Nazrul, Gema,

34

dengan rekomendasinya karena ia bertanggung jawab sampai pembiayaan itu

selesai.

7) Melakukan pengecekan agar data yang diperoleh akurat. Keakuratan data

diperlukan dalam pengambilan keputusan, sehingga keputusan yang diambil

benar.

2.5. Jenis-Jenis Akad Pembiayaan

Ada bermacam-macam akad yang biasanya digunakan dalam transaksi

keuangan syariah dalam menopang kegiatan bisnis. Jenis-jenis akad berdasarkan

Bank Indonesia (2008) yaitu;

1) Pembiayaan berdasarkan prinsip jual beli dengan marjin (Murabahah)

Murabahah adalah transaksi jual-beli di mana bank bertindak sebagai penjual

sementara nasabah sebagai pembeli. Harga jual adalah harga beli bank dari

pemasok ditambah keuntungan tertentu. Kedua belah pihak harus menyepakati

harga jual dan jangka waktu pembayaran. Harga jual dicantumkan dalam akad

jual beli dan jika telah disepakati tidak dapat berubah selama berlakunya akad.

Dalam perbankan, murabahah lazimnya dilakukan dengan cara membayar

cicilan. Dalam transaksi ini barang diserahkan segera setelah akad sedangkan

pembayaran dilakukan secara tangguh.

Contoh: pembiayaan pembelian kendaraan bermotor

Gambar 1. Skema Akad Murabahah

1.Perjanjian pembiayaan berdasarkan prinsip jual beli

2a.Barang

Pembeli Bank

2b. Cost +Marjin

Page 35: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI … · Annisa A, Ade, Emi, Tiara, Miqdam, Ali, Rizal, Ridy, Iqbal dan Doni. 11. Teman-teman Asrama PPSDMS Nurul Fikri, Shoib, Nazrul, Gema,

35

2) Pembiayaan Berdasarkan Prinsip jual beli dengan pembayaran dimuka

(Salam)

Gambar 2. Skema Akad Salam

Salam adalah transaksi jual beli di mana barang yang diperjualbelikan belum

ada, namun kualitas, kuantitas, harga dan waktu penyerahan barang harus

ditentukan secara pasti. Bank membayar secara tunai kepada supplier dan

barang diserahkan kepada bank, maka bank akan menjualnya kepada rekanan

nasabah atau kepada nasabah itu sendiri secara tunai atau secara cicilan.

Contoh:pembiayaan untuk pembelian hasil pertanian.

3) Pembiayaan berdasarkan prinsip jual beli dengan pesanan (Istishna)

Produk istishna menyerupai produk salam, namun dalam istishna

pembayarannya dapat dilakukan oleh bank dalam beberapa kali (termin)

pembayaran. Skim istishna dalam bank syariah umumnya diaplikasikan pada

pembiayaan manufaktur dan konstruksi.

4) Pembiayaan berdasarkan prinsip sewa (Ijarah)

Transaksi ijarah adalah transaksi dimana bank menyewakan suatu objek sewa

kepada nasabah, dan atas manfaat yang diterima oleh nasabah atas

penngunaan objek sewa yang disewa tersebut, bank memperoleh ongkos sewa.

Pada akhir masa sewa, bank dapat mengalihkan kepemilikan barang yang

disewakan kepada nasabah. Karena itu dalam perbankan syariah dikenal

1b.pesanan dengan spesifikasi

6.membayar secara tangguh

Pembeli Bank

5.Kirim Barang

Penjual

1a.pesanan dengan spesifikasi

2. Negosiasi dan perjanjian dimuka

3.Bayar dimuka

4. Produksi sesuai pesanan

Page 36: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI … · Annisa A, Ade, Emi, Tiara, Miqdam, Ali, Rizal, Ridy, Iqbal dan Doni. 11. Teman-teman Asrama PPSDMS Nurul Fikri, Shoib, Nazrul, Gema,

36

ijarah muntahhiyah bittamlik (sewa yang diikuti dengan berpindah

tanggannya kepemilikan).

5) Kemitraan (Musyarakah)

Gambar 3. Skema Pembiayaan Bedasarkan Akad Musyarakah

Bentuk umum dari usaha bagi hasil adalah kemitraan (musyarakah).

Transaksi musyarakah adalah semua bentuk usaha yang melibatkan dua pihak

atau lebih dimana mereka secara bersama-sama memadukan seluruh bentuk

sumber daya baik yang berwujud maupun tidak berwujud. Secara spesifik bentuk

kontribusi dari pihak yang bekerjasama dapat berupa dana, barang dagangan

(trading asset), kewiraswastaan (entrepreneurship), kepandaian (skill),

kepemilikan (property), peralatan (equipment), atau intangible asset (seperti hak

paten atau goodwill), kepercayaan/reputasi (credit worthiness) dan barang-barang

lainnya yang dapat dinilai dengan uang. Contoh : pembiayaan KPR dimana

proporsi kepemilikan bank semakin lama semakin menurun sedangkan

kepemilikan nasabah semankin meningkat.

6) Penyertaan Modal (Mudharabah)

Mudharabah adalah bentuk kerjasama antara dua atau lebih pihak dimana

salah satu pihak mempercayakan sejumlah modal kepada pihak lain yang

bertindak sebagai pengelola (mudharib) dengan suatu perjanjian pembagian

keuntungan. Dalam mudharabah tidak dipersyaratkan adanya wakil pemilik

1.Perjanjian Bagi Hasil

Nasabah Pemodal

Bagian Keuntungan X Bagian Keuntungan

Bagian Modal X Bagian Modal Y

Modal & skiil Modal & skiil Kegiatan

Usaha

Keuntungan

Modal

Page 37: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI … · Annisa A, Ade, Emi, Tiara, Miqdam, Ali, Rizal, Ridy, Iqbal dan Doni. 11. Teman-teman Asrama PPSDMS Nurul Fikri, Shoib, Nazrul, Gema,

37

modal (shohibul maal) dalam manajemen proyek. Contoh : pembiayaan modal

kerja perusahaan tekstil.

Gambar 4. Skema Pembiayaan dengan Akad Mudharabah

2.6. Jenis-jenis Pembiayaan Bank Syariah

Pembiayaan yang terdapat dalam BMT pada prinsipnya secara operasional

tidak jauh berbeda dengan bank islam. Pada pembiayaan syariah lebih banyak

menekankan pada pembiayaan bagi hasil, bentuk pembiayaan ini menekankan

pada aspek bagi hasil dari usaha yang dibiayai. Pola pembiayaan bagi hasil ini

merupakan instrumen pembiayaan yang dimodifikasi untuk menjembatani

kendala pembiayaan bagi badan usaha yang belum berbadan hukum, terutama

usaha kecil Siamat (2004). Banyak jenis–jenis pembiayaan bank syariah, yaitu

(Karim, 2007):

1) Pembiayaan Modal Kerja Syariah.

Pembiayaan modal kerja syariah adalah pembiayaan jangka pendek yang

diberikan kepada perusahaan untuk membiayai kebutuhan modal kerja

usahanya berdasarkan prinsip-prinsip syariah.

2) Pembiayaan Investasi Syariah.

Pembiayaan investasi adalah pembiayaan jangka menengah atau jangka

panjang untuk pembelian barang-barang modal yang diperlukan untuk :

1.Perjanjian Bagi Hasil

Nasabah Pemodal

Bagian Keuntungan X Bagian Keuntungan

Modal 100% X

Modal 100 % pinjaman Modal & skiil

Kegiatan Usaha

Keuntungan

Modal

Page 38: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI … · Annisa A, Ade, Emi, Tiara, Miqdam, Ali, Rizal, Ridy, Iqbal dan Doni. 11. Teman-teman Asrama PPSDMS Nurul Fikri, Shoib, Nazrul, Gema,

38

a) Pendirian proyek baru, yakni pendirian atau pembangunan proyek/pabrik

dalam rangka usaha baru.

b) Rehabilitasi, yakni pengantian mesin/peralatan lama yang sudah rusak

dengan mesin/peralatan baru yang lebih baik.

c) Modernisasi, yakni penggantian menyeluruh mesin/peralatan lama

mesin/peralatan baru yang tingkat teknologinya lebih baik/tinggi.

d) Ekspansi, yakni penambahan mesin/peralatan yang telah ada dengan

mesin/peralatan baru dengan tekhnologi sama atau lebih baik/tinggi, atau

e) Relokasi proyek yang sudah ada, yakni pemindahan lokasi

proyek/pabrik secara keseluruhan (temasuk sarana penunjang kegiatan

pabrik, seperti laboratorium

3) Pembiayaan Konsumsi Syariah

Pembiayaan konsumsi adalah jenis pembiayaan yang diberikan untuk tujuan

di luar usaha dan umumnya bersifat perorangan.

2.7. Efektivitas Pembiayaan BMT

BMT harus mampu menyalurkan pembiayaan seefektif mungkin untuk

menghindari terjadinya permasalahan-permasalahan dalam pembiayaan. Soetrisno

(1986) diacu dalam Syafar (2006) mengemukakan bahwa untuk menolong

permodalan usaha masyarakat pedesaan, efektivitas harus terlebih dahulu dicapai

namun juga tanpa mengabaikan aspek efisiensi. Lembaga keuangan yang

ditujukan untuk masyarakat seharusnya suatu lembaga khas pemerintah untuk

melayani golongan miskin, sehingga mempunyai tingkat efektivitas yang baik

dalam kecepatan kemampuannya mencapai sasaran.

Efektifitas pembiayaan pada BMT dapat dinilai dari efektivitas pengajuan

pembiayaan, penyaluran pembiayaan, penggunaan/pemanfaatan pembiayaan dan

pengembalian pembiayaan tersebut. Efektivitas pembiayaan dapat diukur dengan

cara melihat kemantapan prosedur pembiayaan atau efektivitas pembiayaan

menurut shahibul maal yang berdasarkan faktor-faktor sebagai berikut Hamid

(1986) diacu dalam Syafar (2006) :

1) Jumlah nasabah yang menunjukkan bahwa sistem pembiayaan dapat diterima

dan mampu menjangkau sasaran secara luas.

Page 39: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI … · Annisa A, Ade, Emi, Tiara, Miqdam, Ali, Rizal, Ridy, Iqbal dan Doni. 11. Teman-teman Asrama PPSDMS Nurul Fikri, Shoib, Nazrul, Gema,

39

2) Keragaman mata pencaharian nasabah yang menunjukkan fleksibilitas

prosedur pembiayaan yang dijalankan.

3) Frekuensi pinjaman nasabah, sebagai tingkat keseringan nasabah dalam

mengambil pembiayaan.

4) Frekuensi tunggakan, sebagai tingkat keseringan nasabah dalam menunggak

pembayaran dalam satu proses peminjaman.

5) Pelayanan pembiayaan, sejauh mana tingkat pelayanan yang dilakukan, mulai

dari pengajuan pembiayaan sampai realisasi pembiayaan.

Sedangkan efektivitas pembiayaan menurut mudharib berdasarkan

beberapa parameter, antara lain Admiral (1998) diacu dalam Syafar (2006):

1) Prosedur pembiayaan yang menunjukkan kemudahan bagi calon nasabah

untuk memahaminya.

2) Persyaratan pembiayaan yang menunjukkan kesanggupan/kemudahan bagi

calon nasabah pembiayaan untuk memenuhinya, termasuk ada/tidak adanya

jaminan.

3) Waktu pencairan atau realisasi yang menunjukkan kecepatan pihak BMT

untuk mewujudkan pembiayaan yang diajukan.

4) Lokasi BMT yang menunjukkan kemudahan bagi nasabah pembiayaan untuk

mengakses sumber permodalan yang disediakan.

5) Dampak pembiayaan yang menunjukkan tingkat kemanfaatan pembiayaan.

6) Hasil analisis akan menunjukkan dua kemungkinan yaitu baik dan kurang

baik. Jika terbukti bahwa hasil penelitian menunjukkan pengelolaan

pembiayaan agribisnis syariah baik maka hal ini akan tercermin pada diri

pelaku shahibul maal maupun mudharib. Namun, jika hasil evaluasi ternyata

menunjukkan pengelolaan pembiayaan agribisnis kurang baik, maka harus ada

umpan balik (feedback) kepada pihak shahibul maal guna memberikan solusi

dan strategi dalam melaksanakan perbaikan-perbaikan atas kekurangan

pengelolaan pembiayaan tersebut.

Menurut Admiral (1998) diacu dalam Syafar (2006), suatu lembaga

keuangan yang melayani golongan ekonomi menengah ke bawah dalam upaya

memperluas jangkauan pemberian pembiayaannya di pedesaan harus

memperhatikan beberapa unsur, yaitu : hubungan antara kreditur dengan nasabah

Page 40: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI … · Annisa A, Ade, Emi, Tiara, Miqdam, Ali, Rizal, Ridy, Iqbal dan Doni. 11. Teman-teman Asrama PPSDMS Nurul Fikri, Shoib, Nazrul, Gema,

40

harus bersifat hubungan informal, dalam pemberian pembiayaan maupun

penagihannya harus aktif dalam arti harus sering mengunjungi tempat tinggal atau

tempat usaha nasabah, pengawasan serta pembinaan harus dilakukan secara terus-

menerus, kondisi sosial budaya setempat, bantuan teknik perlu ditingkatkan

disamping bantuan dana yang selama ini diberikan.

Admiral (1998) diacu dalam Syafar (2006) menyatakan bahwa efektif atau

tidaknya suatu penyaluran pembiayaan pada BMT dapat dinilai berdasarkan

beberapa parameter antara lain : persayaratan peminjaman, prosedur peminjaman,

realisasi pembiayaan, besar kecilnya biaya administrasi, pelayanan petugas bank,

lokasi bank, jaminan/agunan, pengetahuan dan partisipasi nasabah/calon nasabah,

serta memberikan dampak positif.

Selain itu, Farida (2007) mengatakan bahwa faktor-faktor yang

mempengaruhi dalam penyaluran pembiayaan mudharabah, antara lain:

1) Kepercayaan antara mitra dan KBMT

2) Keterbukaan atau transparansi dalam mengelola usaha antara mitra dan

KBMT.

3) Pemahaman mitra mengenai sistem bagi hasil

4) Kemampuan mitra dalam manajemen usaha, seperti pembukuan.

5) Faktor resiko dan biaya yang lebih besar.

6) Likuiditas atau ketersediaan dana.

Lembaga keuangan mempunyai tujuan untuk memperbesar peluang

berusaha yang pada akhirnya dapat meningkatkan pendapatan penerima

pembiayaan, memberikan alternatif mata pencaharian serta memberikan

kemampuan untuk mengintegrasikan diri dengan proses perubahan ekonomi yang

ditandai oleh peningkatan proses komersialisasi dan moneterisasi. Perluasan usaha

bisa dilihat dari Rifiani (1994) diacu dalam Syafar:

1) Jumlah dan satuan usaha. Diukur dari tambahan unit usaha dan jenis/ragam

usaha yang ada atau yang dapat dibentuk sejak menerima pembiayaan.

2) Perkembangan usaha. Dilihat dari kemampuan untuk mengembangkan suatu

satuan usaha pada kondisi yang lebih baik akibat adanya pembiayaan. Hal

tersebut meliputi aspek :

Page 41: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI … · Annisa A, Ade, Emi, Tiara, Miqdam, Ali, Rizal, Ridy, Iqbal dan Doni. 11. Teman-teman Asrama PPSDMS Nurul Fikri, Shoib, Nazrul, Gema,

41

a) Produksi, ukurannya adalah peningkatan volume produksi/omset

perdagangan.

b) Pemasaran, berkaitan dengan usaha memperluas pangsa pasar dan

tataniaga pemasaran.

c) Manajemen, kemampuan mengelola usaha menyangkut dari penyediaan

barang, pembelian bahan sampai ke penjualan barang yang dinilai secara

kualitatif.

d) Keuangan, menyangkut kebutuhan modal usaha, peningkatan pendapatan

dan keuntungan usaha.

Salah satu indikator yang digunakan dalam menilai keberhasilan suatu

program pembiayaan dan program-program sejenis adalah perubahan pendapatan

sasaran program. Program pembiayaan selain berorientasi pada peningkatan

produk atau optimalisasi penggunaan sumber daya yang lain, pada akhirnya juga

dimaksudkan meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan sasaran program.

Mosher (1993) menyebutkan bahwa suatu program keuangan dikatakan

efektif apabila dapat menghapuskan hambatan-hambatan yang timbul akibat dari

kebiasaan pinjam-meminjam untuk keperluan konsumsi, salah satunya yaitu

hambatan berupa kelemahan dalam melunasi hutang. Jadi, keberhasilan suatu

program keuangan tidak hanya dilihat dari jumlah pembiayaan yang dapat

disalurkan oleh lembaga keuangan yang bersangkutan, tetapi juga dilihat dari

tingkat pengembaliannya karena tingkat pengembalian pembiayaan akan

mempengaruhi program keuangan selanjutnya.

Faktor-faktor yang diduga mempengaruhi peluang pengembalian

pembiayaan oleh nasabah BMT Renggani (1998) diacu dalam Syafar (2006):

1) Faktor ekonomi yaitu jumlah pinjaman, jumlah selisih pendapatan dan

pengeluaran keluarga, biaya transportasi ke BMT dan borrowing cost.

2) Faktor-faktor non ekonomi yaitu tingkat pendidikan nasabah, jangka waktu

realisasi pembiayaan dan jenis penggunaan pembiayaan.

Tingkat pengembalian pembiayaan merupakan kemampuan debitur dalam

membayar kembali pembiayaannya. Selain itu, efektivitas program pembiayaan

juga dapat ditunjukan dengan penunggakan yang terjadi. Hasil penelitian tim

Unibraw (1998) yang diacu dalam Syafar (2006) menunjukkan bahwa penyebab

Page 42: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI … · Annisa A, Ade, Emi, Tiara, Miqdam, Ali, Rizal, Ridy, Iqbal dan Doni. 11. Teman-teman Asrama PPSDMS Nurul Fikri, Shoib, Nazrul, Gema,

42

lemahnya pengembalian pembiayaan oleh petani dapat dikarenakan oleh beberapa

hal yaitu : prosedur yang berbelit, rendahnya hasil usaha (pendapatan rendah),

penyimpangan penggunaan pembiayaan (untuk memenuhi kebutuhan konsumsi),

tidak adanya hukuman atas keterlambatan dalam pengembalian pembiayaan,

kurangnya perangsang pengembalian, adanya permintaan pembiayaan fiktif dan

rendahnya efektivitas penagihan oleh petugas pembiayaan.

2.8. Penelitian Terdahulu

1. Penelitian yang dilakukan oleh Farida (2008) dengan judul “Analisis

Penilaian dan Faktor-faktor Penyaluran Pembiayaan Syariah dalam

Pembiayaan Agribisnis pada KBMT Khidmatul Ummah ” yang menjelaskan

penilaian mitra terhadap penyaluran pembiayaan syariah dan menjelaskan

faktor-faktor yang mempengaruhi penyaluran dan penggambilan pembiayaan

mudharabah dan murabahah, serta menjelaskan keterikatan pembiayaan

syariah dengan pembiayaan agribisnis. Penelitian ini menunjukan hasil

keterikatan pembiayaan syariah dengan pembiayaan agribisnis membuktikan

bahwa lembaga keuangan mikro menawarkan sistem administrasi lebih

sederhana yang tercermin dari jumlah syarat aplikasi yang lebih sedikit dan

kualitas aplikasi pinjaman yang lebih terjangkau oleh pelaku usaha kecil dan

mikro. Pada hasil penelitian ini juga ditemukan bahwa KBMT perlu

meningkatkan pembiayaan mudharabah dari total pembiayaan yang

disalurkan, meningkatkan pengetahuan dan kepahaman mitra terhadap

prinsip syariah/bagi hasil perlu ditingkatkan dengan mengadakan pengajian

rutin minimal satu bulan sekali untuk mitra KBMT pada umumnya dan

anggota KBMT pada khususnya, serta memberikan pelatihan pada karyawan

KBMT secara berkala untuk menyamaratakan informasi mengenai

kelembagaan dan pembiayaan syariah. pada penelitian ini ada persamaan

terkait dengan subjek penelitian yaitu KBMT tetapi pada KBMT yang

berbeda. Penelitian ini pun menentukan faktor-faktor apa saja yang

mempengaruhi penyaluran pembiayaan namun hal yang lebih banyak dikaji

ialah terkait dengan administrasi yang berlaku. Kelemahannya, tidak secara

menyeluruh langsung dan fokus mengamati penelitian terkait dengan

agribisnis. Sehingga perlu ada kajian lebih untuk pembiayaan syariah untuk

Page 43: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI … · Annisa A, Ade, Emi, Tiara, Miqdam, Ali, Rizal, Ridy, Iqbal dan Doni. 11. Teman-teman Asrama PPSDMS Nurul Fikri, Shoib, Nazrul, Gema,

43

sektor agribisnis. Selain itu, masih belum diketahui seberapa besar efektivitas

pembiayaan syariah tersebut.

2. Penelitian yang dilakukan oleh Syafar (2006) dengan judul “Analisis

Efektivitas Pembiayaan Sistem Syariah Terhadap Petani Agribisnis Sayuran

Pada Program UPK Ikhtiar Yayasan Peramu Bogor” yang menjelaskan

penerapan efektivitas pembiayaan sistem syariah UPK Ikhtiar terhadap petani

agribisnis di desa Ciaruteun Ilir dan menjelaskan pengaruh program dalam

peningkatan pembayaran angsuran dan jumlah tabungan petani agribisnis di

Desa Ciaruteun Ilir. Hasil penelitian juga membuktikan bahwa partisipasi

anggota dalam mengikuti program UPK Ikhtiar dapat meningkatkan jumlah

tabungan. Tabungan sukarela pada akhir maret 2006 di Desa Ciaruteun Ilir

sebesar Rp 64.300.000 jumlah ini cukup besar dibandingkan pada tahun 2005

sebesar Rp 11.227.500 yang mengalami peningkatan sebesar 424,8 persen

dan 311 persen. Meningkatnya jumlah pembayaran angsuran pembiayaan

anggota dilihat dari tingkat resiko pengembalian pembiayaan. Resiko tingkat

pengembalian pembiayaan relatif sangat kecil sebesar 9,16 persen. Data

tersebut berdasarkan dengan periode tunggakkan dari tahun sebelumnya,

resiko portofolio 47 persen bulan Desember 2005 dan menurun 24,27 persen

pada bulan Maret 2006. Hasil analisis diperoleh bahwa dalam meningkatkan

efekivitas pembiayaan sistem syariah pada petani sayuran di Desa Ciaruteun

Ilir dalam menggunakan pembiayaan UPK Ikhtiar adalah peningkatan

pembayaran pembiayaan. Pada penelitian ini terdapat kesamaan bahwa

penelitian mengukur seberapa besar efektivitas pembiayaan syariah.

responden yang dijadikan objek penelitian pun memiliki karaktersitik yang

sama yaitu mitra yang bergerak pada sektor agribisnis. Tetapi penelitian ini

lebih banyak membahas terkait peningkatan pendapatan petani pada

pembiayaan syariah. Pembahasan yang ada pada penelitian ini pun masih

pada tahap penelitian pada daerah yang cakupannya kecil. Efektivitas yang

diukur pun masih belum menunjukan apakah hasil yang didapatkan dari

pemanfaatan pembiayaan syariah. Sehingga, dalam hal ini aspek pendapatan

saja yang menjadi kajian untuk diteliti. Selain itu, tidak secara menyeluruh

subsistem agribisnis menjadi kajian pada penelitian ini.

Page 44: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI … · Annisa A, Ade, Emi, Tiara, Miqdam, Ali, Rizal, Ridy, Iqbal dan Doni. 11. Teman-teman Asrama PPSDMS Nurul Fikri, Shoib, Nazrul, Gema,

44

3. Penelitian yang dilakukan oleh Pursito (2003) dengan judul “Kajian

Efektivitas dan Faktor-faktor Penyaluran Kredit dalam Pembiayaan Industri

Kecil dan Menengah Pangan Oleh Bank Rakyat Indonesia di Semarang”

penelitian ini menjelaskan tentang fungsi bank salah satu penyedia modal

yang penting bagi industri pangan melalui penyaluran berbagai skema kredit.

Penelitian ini menunjukan kajian eksplorasi untuk menjawab permasalahan

kajian mekanisme dan prosedur pelayanan kredit dari Bank Rakyat Indonesia

(BRI), efektivitas penyaluran kredit dari sisi nasabah Industri Kecil

Menengah (IKM) pangan maupun sisi Bank, identifikasi faktor-faktor yang

mempengaruhi keputusan pengusaha IKM pangan untuk mengambil kredit

dan kajian strategi yang ditempuh BRI dalam mengantisipasi kredit

bermasalah. Pengolahan data dilakukan dengan software Minitab 13.20 dan

SPSS. Untuk keefektifitan penyaluran kredit dianalisis melalui skala likert.

Faktor-faktor yang berpengaruh pada pengambilan kredit dianalisis dengan

model logit atau binary logistic regression. Berdasarkan penelitian yang telah

dilakukan, dalam melakukan proses penyaluran kredi, BRI mewajibkan calon

debitur (termasuk IKM pangan) untuk mengikuti prosedur baku (Kriteria 5

C’s), diantaranya memenuhi kelayakan usaha (aspek manajemen, produksi,

pemasaran, personalia dan finansial). Hal lainnya berpedoman pada

prudential banking, terutama kelangsungan industri yang berkaitan dengan

resiko (faktor controllable dan uncontrollable). Pada penelitian ini lebih

banyak kesamaan pada apa yang diteliti baik itu dari segi pokok penelitian

terkait dengan efektivitas dan faktor-faktor yang mempengaruhi pembiayaan

syariah itu sendiri. Dan pada penelitian ini memiliki kelebihan pada skala

yang lebih besar yaitu pada tingkat perbankkan sedangkan pada penelitian ini

pun memiliki kefokusan pada penelitian pada IKM Pangan dan tidak

melakukan kajian pada sektot agribisnis. Tetapi secara keseluruhan

menunjukan konsep penelitian yang sama. Selain itu pembiayaan ini pun

melakukan kajian berdasarkan prosedur baku yaitu proses 5 C. Pada

penelitian yang dilakukan pun proses 5 C menjadi acuan awal. Tetapi apakah

menjadi karakteristik yang sama antara 5 C pada pihak perbankan dengan

lembaga keuangan mikro syariah seperti KBMT.

Page 45: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI … · Annisa A, Ade, Emi, Tiara, Miqdam, Ali, Rizal, Ridy, Iqbal dan Doni. 11. Teman-teman Asrama PPSDMS Nurul Fikri, Shoib, Nazrul, Gema,

45

III. KERANGKA PEMIKIRAN

3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Pembiayaan Syariah Untuk Sektor Agribisnis.

Program pembiayaan syariah untuk sektor agribisnis merupakan suatu

program pembiayaan yang bertujuan untuk mengayomi dan mengangkat kaum

petani untuk jadi lebih baik dalam melakukan usaha pertaniannya. Dengan

demikian, kriteria efisiensi dalam pengertian ekonomis tidak sepenuhnya dapat

diterapkan dalam mengevaluasi program pembiayaan sejenis ini. Kriteria

efektivitas dirasakan lebih tepat dibandingkan dengan kriteria efisiensi, dalam arti

sejauh mana program pembiayaan tersebut dapat dengan cepat dan luas

menjangkau sasaran mereka.

Penilaian yang dilakukan terhadap permohonan pembiayaan, pemberian

dana harus memperhatikan beberapa prinsip utama yang berkaitan dengan kondisi

secara keseluruhan calon peminjam. Prinsip ini dikenal dengan prinsip 5C, yaitu:

1) Caracter yaitu penilaian terhadap karakter atau kepribadian calon peminjam

dengan tujuan untuk memperkirakan kemungkinan bahwa peminjam dapat

memenuhi kewajibannya.

2) Capacity yaitu penilaian secara subjektif tentang kemampuan peminjam

untuk melakukan pembayaran. Kemampuan diukur dengan catatan prestasi

peminjam di masa lalu yang didukung dengan pengamatan dilapangan atas

sarana usahanya seperti toko, karyawan, alat-alat, pabrik serta metode

kegiatannya.

3) Capital yaitu penilaian terhadap kemampuan modal yang dimiliki oleh calon

peminjam, yang diukur dengan posisi perusahaan secara keseluruhan yang

ditunjukkan oleh rasio finansialnya dan penekanan pada komposisi modalnya

4) Collateral yaitu jaminan yang dimiliki calon peminjam. Penilaian ini

bertujuan untuk lebih meyakinkan bahwa jika suatu risiko kegagalan

pembayaran tercapai terjadi, maka jaminan dapat dipakai sebagai pengganti

dari kewajibannya.

5) Conditions yaitu pihak pemberi dana harus melihat kondisi ekonomi yang

terjadi di masyarakat dan secara spesifik melihat adanya keterkaitan dengan

Page 46: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI … · Annisa A, Ade, Emi, Tiara, Miqdam, Ali, Rizal, Ridy, Iqbal dan Doni. 11. Teman-teman Asrama PPSDMS Nurul Fikri, Shoib, Nazrul, Gema,

46

jenis usaha yang dilakukan oleh calon peminjam. Hal tersebut dilakukan

karena kondisi ekternal berperan besar dalam proses berjalannya usaha calon

peminjam.

3.1.2. Permintaan Pembiayaan

Pembiayaan yang dijelaskan diawal sama dengan kredit mempunyai dua

makna, yaitu sebagai barang ekonomi dan sebagai sumber modal. Kedua

pengertian tersebut akan digunakan dalam menganalisis permintaan pembiayaan.

Analisis permintaan terhadap pembiayaan dapat dilakukan melalui dua

pendekatan, yaitu pendekatan lansung dan tidak langsung. Pendekatan langsung

dilakukan melalui fungsi permintaan dimana pembiayaan dianggap sebagai

barang ekonomi. Sedangkan pendekatan tidak langsung dilakukan melalui fungsi

produksi dimana pembiayaan dianggap sumber modal dalam kegiatan produksi.

Sehingga dalam kaitannya dengan pemakaian pembiayaan untuk membiayai

kegiatan produksi lebih relevan menggunakan pendekatan tak langsung melalui

fungsi produksi.

Jumlah pembiayaan yang diambil sangat tergantung pada tingkat

aksesbilitas debitur yang dipengaruhi faktor ekonomi dan non-ekonomi dengan

penjabaran sebagai berikut:

1) Faktor ekonomi

a) Jumlah tanggungan keluarga yaitu jumlah anggota keluarga yang harus

dihidupi atau merasakan manfaat dari kredit yang bersangkutan.

b) Pendapatan usaha yaitu rasio pendapatan dari usaha yang dibiayai oleh

kredit terhadap pendapatan total

c) Biaya transportasi

2) Faktor non ekonomi

a) Umur yang berhubungan dengan kematangan berpikir arau kedewasaan

seseorang dalam menentukan tindakan

b) Tingkat pendidikan.

c) Pemahaman mengambil kredit bersangkutan yang berpengaruh pada

pemahaman prosedur pembiayaan

d) Pengalaman usaha

e) Jarak lokasi

Page 47: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI … · Annisa A, Ade, Emi, Tiara, Miqdam, Ali, Rizal, Ridy, Iqbal dan Doni. 11. Teman-teman Asrama PPSDMS Nurul Fikri, Shoib, Nazrul, Gema,

47

f) Tingkat pengenalan pengurus

3.1.3. Peranan Kredit atau Pembiayaan

Peranan kredit pertanian berdasarkan beberapa literatur yang ditulis para

ahli kredit dapat dipandang dari dua aspek yaitu aspek makro dan mikro. Dari segi

makro peranan kredit dilihat sebagai salah satu alat kebijaksanaan dalam

pembangunan pertanian, atau dalam lingkup yang lebih luas yaitu pembangunan

perdesaan. Pembahasan peranan pasar modal di pedesaan (Rural Financial

Market) dan pengaturan suku bunga kredit, namun pada pembiayaan tidak ada

unsur bunga didalamnya tapi lebih kepada bagi hasil, merupakan contoh

pembahasan peranan kredit dari aspek makro. Peranan kredit dari aspek mikro

banyak ditujukan kepada mamandang kredit sebagai penambah modal usaha,

bahkan kredit dipandang indentik dengan input faktor.

Pemberian kredit pertanian merupakan salah satu alat kebijaksanan

pembangunan pertanian atau perdesaan telah banyak dilakukan di negara- negara

berkembang. Kredit tersebut dapat disebut dengan berbagai sebutan antara lain

“agricultural credit”, “small farm credit” dan biasa juga disebut dengan

“supervised credit” atau kredit terbimbing. Dari sebutan-sebutan tersebut

menujukan bahwa kredit ini ditujukan pada masyarakat pedesaan terutama petani

kecil, sebagai kelompok ekonomi lemah yang banyak ditemui di negara-negara

berkembang.

Menurut Johnson dan Johnson diacu dalam Kusnadi (1990) memandang

kredit sebagai unsur yang perlu terintegrasi dengan pendidikan yang akan

menunjang pembangunan perdesaan. Selanjutnya dikemukakan bahwa program

kredit pertanian ditujukan untuk (1) menyediakan kredit dalam jumlah yang cukup

untuk tujuan produktif bagi petani kecil dan menengah, (2) penggunaan kredit

adalah bagian dari program untuk memperbaiki cara berusahatani dan taraf hidup

petani, serta manjadi faktor yang dapat memperluas program perbaikan desa.

Agar kredit mampu berperan seperti diatas, pemberiannya selalu menyertai

program perbaikan tekhnologi baru, khususnya teknologi pertanian. Mosher

(1993) misalnya menempatkan kredit produksi sebagai salah satu unsur untuk

mempermudah pembangunan pertanian. Salah satu unsur pokoknya adalah

adanya teknologi yang selalu berubah. Secara teoritis dengan adanya kredit

Page 48: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI … · Annisa A, Ade, Emi, Tiara, Miqdam, Ali, Rizal, Ridy, Iqbal dan Doni. 11. Teman-teman Asrama PPSDMS Nurul Fikri, Shoib, Nazrul, Gema,

48

produksi menyebabkan petani mempunyai kesempatan untuk mereorganisasi

penggunaan sumberdaya sampai tingkat yang optimal. Kuntjoro diacu dalam

Kusnadi (1990) menyebutkan bahwa petani yang menggunakan kredit dapat

meningkatkan faktor-faktor produksinya pada tingkat yang optimal, sehingga

dapat meningkatkan produksi total secara optimal pula. Peningkatan penggunanan

faktor-faktor produksi tersebut dimungkinkan karena adanya tambahan dana.

Dengan adanya tambahan dana ini petani dapat membeli faktor-faktor produksi

yang dibutuhkan pada tingkat yang optimal.

Baker dan Bargava diacu dalam Kusnadi (1974) menyatakan bahwa

kegagalan program kredit dalam bentuk kurang partisipasi petani dengan

menunggak, karena adanya perbedaan pandangan peranan kredit sering diberikan

khusus untuk membiayai kegiatan produksi atau teknologi baru. Di pihak petani

disamping harus membiayai produksi juga harus membiayai kebutuhan konsumsi

keluarga. Dengan demikian pada dasarnya petani dihadapkan pada usaha

mengatur keseimbangan antara saat surplus dengan saat defisit keuangan. Saat

surplus dan defisit tersebut sangat berkaitan dengan arus pendapatan dan

pengeluaran keuangan keluarga. Pada usahatani, sifat pendapatan petani yang

musiman merupakan salah satu faktor penyebab petani selalu menghadapi masa

defisit dan surplus dana tersebut. Oleh karena itu penyediaan kredit bagi petani

secara ideal tidak harus terbatas pada kredit produksi, tetapi perlu disediakan

kredit untuk keperluan yang lebih luas.

Peranan kredit pada tingkat usahatani telah banyak diteliti oleh pada ahli.

Colyer dan Jimenez diacu dalam Kusnadi (1977) telah menunjukan peranan

kredit bagi usaha tani di Columbia. Hasil penelitian tersebut menunjukan bahwa

usahatani peserta kredit rata-rata mempunyai produktivitas lebih tinggi dibanding

bukan peserta. Di samping itu mereka juga menggunakan input modern lebih

tinggi, seperti produk buatan, pestisida dan benih unggul. Hal ini menunjukkan

bahwa adanya kredit dapat mempercepat proses adopsi teknologi baru.

Walaupun banyak penelitian yang membuktikan peran positif pemberian

kredi tersebut, penelitian lain yang dilakukan Penny diacu dalam Kusnadi (1990)

menunjukan bahwa kredit produksi bukan merupakan faktor penentu dalam

memacu pertumbuhan produksi. Peranan kredit di dalam hal ini sangat tergantung

Page 49: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI … · Annisa A, Ade, Emi, Tiara, Miqdam, Ali, Rizal, Ridy, Iqbal dan Doni. 11. Teman-teman Asrama PPSDMS Nurul Fikri, Shoib, Nazrul, Gema,

49

pada kemampuan dan kemauan petani untuk menggunakannya pada kegiatan

produktif. Pada petani yang belum berorientasi pada kesempatan ekonomi, kredit

lebih banyak digunakan untuk keperluan konsumtif.

Menurut Yunus (2007) mengatakan bahwa kredit mikro bukan hanya soal

memberi orang peluang ekonomi. Ini menyangkut komunitas. Ini menyangkut

tanggung jawab. Ini soal cara pandang bagaimana kita semua saling terhubung

dan bergantung di dunia masa kini. Ini adalah pengakuan bahwa di negara kami,

nasib penerima tunjangan di Denver atau Washington terjalin tak terelakkan

dengan kita semua. Ini soal pemahaman tentang bagaimana mengangkat

masyarakat keluar dari kemiskinan di India atau Bangladesh akan memantulkan

kembali manfaatnya bagi seluruh komunitas dan menciptakan ladang subur agar

demokrasi bisa hidup dan bertumbuh, karena masyarkat memiliki harapan di masa

depan.

Pada akhirnya Donal diacu dalam Kusnadi (1990) menyebutkan bahwa

teknologi baru yang diintroduksikan dengan menyertakan kredit harus mampu

menciptakan kesempatan ekonomi (Economic Opportunity). Kesempatan

ekonomi ini menyangkut banyak aspek, bukan hanya pada teknologi itu sendiri.

Setiap teknologi yang dianjurkan harus ditunjang dengan tersedianya pasar input

yang memadai. Kemudian kenaikan produksi akibat teknologi itu sendiri harus

dapat diserap oleh pasar.

3.2. Kerangka Pemikiran Operasional

Pada sistem agribisnis yang begitu kompleks maka perlu ada

pengembangan sistem agribisnis untuk memajukan sektor pertanian secara lebih

luas. Salah satunya ialah dengan pegembangan sub-sistem penunjang agribisnis

melalui Lembaga Keuangan Mikro Syariah atau BMT yang dimana secara badan

hukum dapat berbentuk koperasi. Pada Lembaga Keuangan Mikro Syariah ini

akan dikaji pembiayaan sistem syariah untuk sektor agribisnis. Pada tahap

selanjutnya akan dilihat bagaimana mekanisme pembiayaan berupa pengajuan,

penyaluran dana pembiayaan. Mekanisme yang ada akan dikaji berdasarkan

realisasi pembiayaan yang terlaksana terhadap nasabah atau petani. Realisasi

pembiayaan akan dilihat efektivitas pembiayaanya. Efektivitas ini akan dilihat

dari dua sisi.

Page 50: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI … · Annisa A, Ade, Emi, Tiara, Miqdam, Ali, Rizal, Ridy, Iqbal dan Doni. 11. Teman-teman Asrama PPSDMS Nurul Fikri, Shoib, Nazrul, Gema,

50

Pertama analisis efektivitas penyaluran dan pemanfaatan pembiayaan

syariah untuk sektor agribisnis. Pengukuran ini dilakukan pada dua pihak antara

pihak BMT dan mitra BMT. Efektivitas penyaluran akan ditunjukan melalui

persentase jumlah penyaluran pembiayaan syariah untuk sektor agribisnis.

Persentase tersebut akan menunjukan perkembangan secara kuantitatif jumlah

mitra maupun nominal pembiayaan yang mampu dicapai. Hal tersebut dilihat

pada gap antara target dan realisasi pembiayaan yang ada pada BMT Tadbiirul

Ummah. Sedangkan, efektivitas pemanfaatan akan ditunjukkan secara kualitatif

dengan dideskripsikan pemanfaatan pembiayaan yang terjadi dilapangan.

Pembiayaan yang dialokasikan akan dilihat kesesuaianya dengan akadnya.

Apakah terdapat penyimpangan dalam penggunaannya. Hal tersebut dilakukan

untuk mengetahui tingkat efektivitas penyaluran dan pemanfaatan pembiayaan

untuk sektor agribisnis.

Setelah mengetahui efektivitas penyaluran dan pemanfaatan pembiayaan

syariah untuk sektor syariah maka dicari faktor-faktor yang mempengaruhi

permintaan pembiayaan syariah untuk sektor agribisnis. Ada beberapa faktor yang

diduga mempengaruhi pembiayaan syariah untuk sektor agribisnis. Faktor-faktor

penduga tersebut ialah pengalaman usaha, profit usaha, frekuensi pembiayaan,

nisbah bagi hasil, tahun pendidikan, komposisi modal, dan sektor usaha sebagai

variabel boneka (dummy). Variabel yang diukur tersebut didapatkan berdasarkan

kajian literatur berdasarkan 5 C. Variabel pengalaman usaha, frekuensi

pembiayaan dan tahun dapat menjadi bagian dari Character karena menunjukan

seberapa lama perjalanan usahannya, kondisi pengetahuan dan pengalaman

pembiayaan hal tersebut dapat menjadi dasar untuk melihat karakteristik calon

mitra. Profit dan sektor usaha dipilih karena berhubungan dengan kondisi

(condition) usaha yang dimiliki oleh KBMT Tadbiiru Ummah, apakah seorang

mitra mampu dan layak untuk mendapatkan pembiayaan syariah. Sedangkan

untuk variabel komposisi modal akan menunjukan capital yang dimiliki calon

mitra., seberapa besar modal yang dimiliki oleh mitra sehingga KBMT dapat

mengetahui apakah modal yang dimiliki merupakan modal pribadi atau modal

orang lain (hutang), sedangkan untuk nisbah bagi hasil tidak termasuk pada 5 C.

Page 51: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI … · Annisa A, Ade, Emi, Tiara, Miqdam, Ali, Rizal, Ridy, Iqbal dan Doni. 11. Teman-teman Asrama PPSDMS Nurul Fikri, Shoib, Nazrul, Gema,

51

Penentuan faktor-faktor ini menggunakan alat analisis regresi berganda

dengan menggunakan software minitab versi 15. Setelah out put regresi berganda

didapatkan maka akan diinterpretasikan untuk menunjukan faktor apa saja yang

signifikan mempengaruhi permintaan pembiayaan syariah untuk sektor agribisnis.

Dua sisi analisis ini akan menjadi bahan evaluasi pembiayaan agrbisnis

syariah dalam hal skema usaha. Hasil evaluasi ini akan berpengaruh besar untuk

kemajuan dan masukan penembangan sistem agribisnis. Selain itu, pihak BMT

dapat melihat secara terperinci perkembangan yang ada dan trend yang ada

dimasyarakat dalam hal pemanfaatan pembiayaan syariah untuk sektor agribisnis.

Page 52: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI … · Annisa A, Ade, Emi, Tiara, Miqdam, Ali, Rizal, Ridy, Iqbal dan Doni. 11. Teman-teman Asrama PPSDMS Nurul Fikri, Shoib, Nazrul, Gema,

52

Gambar 5. Kerangka Pemikiran Operasional Penelitian

Keterangan :

= Lingkup Penelitian

Sistem Agribisnis

Sus-Sistem Penunjang Agribisnis : Lembaga Keuangan Mikro Syariah (BMT)

Skim Pembiayaan Sistem Syariah Sektor Agribisnis

Lembaga keuangan Mikro Syariah (BMT)

Pembiayaan Syariah Terhadap Mitra/Petani

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Realisasi Pembiayaan Syariah untuk

Sektor Agribisnis

Mekanisme Pembiayaan Berupa Pengajuan, Penyaluran Dana Pembiayaan

Efektivitas Penyaluran dan Pemanfaatan Pembiayaan Syariah untuk Sektor Agribisnis

Evaluasi Pembiayaan Syariah Untuk Sektor Agribisnis

Pihak BMT

1. Pengalaman usaha 2. Profit usaha 3. Frekuensi

pembiayaan 4. Nisbah bagi hasil 5. Tahun pendidikan 6. Komposisi modal

Mitra BMT

Mengetahui Tingkat Efektivitas penyaluran dan pemanfaatan pembiayaan syariah

Page 53: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI … · Annisa A, Ade, Emi, Tiara, Miqdam, Ali, Rizal, Ridy, Iqbal dan Doni. 11. Teman-teman Asrama PPSDMS Nurul Fikri, Shoib, Nazrul, Gema,

53

IV. METODE PENELITIAN

4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di BMT Tadbiirul Ummah yang beralamat di

Jalan Raya Darmaga Bogor 16620 Jawa Barat. Pemilihan BMT ini dilakukan

secara sengaja (purposive) dengan pertimbangan bahwa BMT Tadbiirul Ummah

memiliki nasabah untuk pembiayaan syariah untuk sektor agribisnis yaitu petani.

Selain itu, alasan memilih lokasi BMT Tadbiirul Ummah di Kabupaten Bogor

karena BMT Tadbiirul Ummah menerapkan sistem pembiayaan syariah untuk

sektor agribisnis yang murni sesuai dengan prinsip syariah yaitu berbisnis sesuai

dengan keadilan dan kepercayaan serta menerapkan prinsip bagi untung dan bagi

rugi (profit and loss sharing) dalam usaha untuk membantu petani, sehingga

dalam hal ini dapat dilihat peran dari lembaga keuangan mikro syariah untuk

pembangunan pertanian. Waktu yang dibutuhkan untuk penelitian ini selama tiga

bulan April-Juni 2009. Namun, secara menyeluruh dalam pembuatan skripsi ini

membutuhkan waktu enam bulan.

4.2. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu

dengan metode pengamatan (observasi), penelusuran literatur, penggunaan

kuisioner (angket), dan wawancara (interview). Dalam hal ini, informasi atau

keterangan diperoleh melalui data primer langsung dari responden dan pihak

KBMT Tadbiirul Ummah dengan cara tatap muka atau bercakap-cakap dan alat

yang digunakan berupa kuisioner dan data-data sekunder yang didapatkan dari

berbagai macam sumber terkait baik dari KBMT Tadbiirul Ummah maupun dari

berbagai macam literatur.

4.3. Jenis dan Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data

sekunder baik yang bersifat kuantitatif maupun kualitatif yang berkaitan dengan

penelitian ini. Data primer didapatkan dari hasil penyebaran kuisioner kepada para

nasabah responden dan hasil wawancara langsung dengan pihak pengelola BMT.

Sedangkan data sekunder akan didapatkan dari berbagai arsip dan administrasi

Page 54: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI … · Annisa A, Ade, Emi, Tiara, Miqdam, Ali, Rizal, Ridy, Iqbal dan Doni. 11. Teman-teman Asrama PPSDMS Nurul Fikri, Shoib, Nazrul, Gema,

54

BMT, Bank Indonesia, Badan Pusat Statistik, Departemen Pertanian, Masyarakat

Ekonomi Syariah, Pusat Ekonomi Syariah serta literatur terkait yang diperlukan

untuk menunjang pembuatan laporan penelitian ini.

Data yang diperoleh melalui BMT merupakan data pada tahun 2004-2008,

data tersebut digunakan untuk menunjukan trend perkembangan pembiayaan yang

terjadi. Sedangakan, data yang diperoleh dari responden merupakan data yang

berasal pada tahun 2008 saja. Data tersebut digunakan untuk menunjukan

permintaan pembiayaan yang menjadi trend saat ini. Jenis data yang dibutuhkan

dalam penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 4.

Tabel 4. Jenis data yang dibutuhkan dalam Penelitian di BMT Tadbiirul Ummah

Tahun 2004-2008 JENIS DATA SATUAN

1. Data Kuantatif a. Jumlah pengambilan pembiayaan b. Bagi hasil c. Pendapatan usaha keluarga d. Pengalaman usaha e. Frekuensi pinjaman f. Besar tunggakan g. Jangka waktu angsuran h. Jumlah tanggungan keluarga i. Alamat nasabah pembiayaan

pertanian. 2. Data Kualitatif

a. Tahap pengajuan pembiayaan b. Produk-produk pembiayaan BMT c. Tahap penyaluran pembiayaan d. Tahap pengelolaan pembiayaan e. Tahap pengembalian pembiayaan. f. Dampak pembiayaan terhadap

nasabah. g. Tingkat pendidikan.

Rupiah Persentase Rupiah perbulan Tahun Kali X % dari pinjaman Bulan Orang

4.4. Metode Pengambilan Sampel

Contoh (sampel) yang diambil adalah nasabah pembiayaan syariah untuk

sektor agribisnis. Alasan fokus penelitian hanya pada pembiayaan syariah untuk

sektor agribisnis yaitu karena jenis pembiayaan tersebut termasuk pembiayaan

modal kerja dan investasi sehingga semua nasabah peminjam pembiayaannya

merupakan nasabah yang mempunyai kegiatan usaha produktif dalam bidang

Page 55: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI … · Annisa A, Ade, Emi, Tiara, Miqdam, Ali, Rizal, Ridy, Iqbal dan Doni. 11. Teman-teman Asrama PPSDMS Nurul Fikri, Shoib, Nazrul, Gema,

55

pertanian. Selain itu, pada dasarnya secara operasional pada jenis pembiayaan

inilah yang benar-benar menawarkan prinsip bagi untung dan bagi rugi (profit and

loss sharing) dalam usaha untuk membantu petani.

Pengambilan contoh dilakukan secara Sampel Acak Sederhana (Simple

Random Sampling) dengan metode berimbang (proporsional). Dalam hal ini

nasabah yang menjadi anggota KBMT Tadbiirul Ummah memiliki peluang yang

sama untuk dipilih sebagai sampel khususnya untuk nasabah yang memiliki unit

usaha pertanian atau agribisnis. Hal tersebut digunakan untuk mempermudah

dalam melihat karakteristik yang terjadi pada pola pembiayaan syariah untuk

sektor agribisnis.

Berdasarkan data yang didapat maka jumlah yang sampel yang diambil

sebanyak 22 orang. Jumlah tersebut diambil secara proposional sebanyak 50

persen dari jumlah seluruh populasi yang layak untuk diwawancarai yaitu

sebanyak 44 orang. Responden yang berjumlah 22 orang distratifikasi

berdasarkan sektor usaha yaitu sektor usaha berbasis on-farm dan off-farm.

Selanjutnya distratifikasi berdasarkan jumlah plafon pembiayaan yang didapatkan

yaitu jumlah plafon yang memiliki rentang Y < Rp 1.000.000, Rp 1.000.000 <Y<

Rp 3.000.000 dan Y > Rp 3.000.000. Stratifikasi yang dibuat dilakukan untuk

memenuhi keterwakilan jumlah responden pembiayaan syariah untuk sektor

agribisnis.

4.5. Metode Pengolahan dan Analisis Data

Data yang diperoleh merupakan data kualitatif dan data kuantitatif.

Sebelum diolah dan dianalisis, dilakukan beberapa prosedur pendahuluan

terhadap data yang diperoleh yaitu mengedit data, membuat koding, melakukan

skoring dan menggolongkan beberapa kategori jawaban. Data akan disajikan

dalam bentuk uraian, bagan/gambar dan tabel. Pengolahan dan analisis data untuk

menjawab tujuan penelitian dilakukan dengan dua metode, yaitu :

4.5.1. Analisis Deskriptif

Analisis deskriptif digunakan untuk mengetahui apakah pemberian

pembiayaan dari BMT efektif dalam pengelolaannya maupun dampaknya

terhadap usaha yang dijalankan, apakah pemanfaatannya sudah tepat atau belum.

Page 56: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI … · Annisa A, Ade, Emi, Tiara, Miqdam, Ali, Rizal, Ridy, Iqbal dan Doni. 11. Teman-teman Asrama PPSDMS Nurul Fikri, Shoib, Nazrul, Gema,

56

Analisis dampak pembiayaan tersebut menggunakan perbandingan antara kondisi

sebelum pembiayaan dengan sesudah pembiayaan secara kualitatif. Untuk analisis

ini akan digunakan data kaulitatif yang dibuat dalam bentuk tabulasi dan

kemudian dideskripsikan.

Faktor-faktor yang berpengaruh pada penyaluran pembiayaan sistem

syariah sektor agribisnis diuraikan secara deskriptif. Faktor-faktor yang

berpengaruh terhadap keinginan responden untuk memperoleh pembiayaan sistem

syariah sektor agribisnis dilakukan secara deskriptif, yang sebelumnya dianalisa

melalui model persamaan regresi linear berganda, yang dipakai melihat faktor-

faktor yang berhubungan nyata dan tidak berpengaruh nyata serta mempengaruhi

secara signifikan.

Analisis efektivitas yang dilakukan dengan cara melakukan persentase

pencapaian antara target dan realisasi pembiayaan syariah untuk sektor agribisnis.

Persentase tersebut akan menunjukan jumlah pencapaian berdasarkan akad, sektor

usaha, dan peruntukan baik dilihat secara jumlah mitra maupun dihitung secara

nominal jumlah pembiayaan yang bergulir.

4.5.2. Analisis Data dan Interpretasi

Pada penelitian untuk mencari faktor-faktor apa saja yang berpengaruh

pada efektivitas pembiayaan syariah untuk sektor agribisnis. Dalam hal ini akan

dikaji bagaimana beberapa variabel independen mempengaruhi variabel dependen

dalam suatu fenomena yang kompleks. Jika X1, X2, X3…Xk adalah variabel-

variabel independen dan Y adalah variabel dependen, maka terdapat hubungan

fungsional antara variabel X dan Y, dimana variasi dari X akan diiringi pula oleh

variasi dari Y. secara matematika, hubungan diatas dapat dijabarkan sebagai

berikut, Nazir (2005) :

Dimana:

Y = Variabel Dependen.

X = Variabel Independen.

e = Disturbance Term.

Dengan perkataan lain, variasi dari Y disebabkan oleh variasi dari variabel

independen X dan oleh variasi random lainnya yang tidak dapat diketahui secara

Page 57: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI … · Annisa A, Ade, Emi, Tiara, Miqdam, Ali, Rizal, Ridy, Iqbal dan Doni. 11. Teman-teman Asrama PPSDMS Nurul Fikri, Shoib, Nazrul, Gema,

57

pasti. Perlu perhitungan lebih detail untuk mengetahui apa yang menjadi variabel

Y dan apa yang menjadi varibel X analisis regresi yang digunakan ialah analisis

regresi berganda. Oleh karena itu, analisis regresi bergandalah yang digunakan

sebagai pengukur pencarian faktor penduga penyaluran pembiayaan syariah untuk

sektor agribisnis yang signifikan mempengaruhi variabel dependen.

Jika parameter dari suatu hubungan fungsional antara satu variabel

dependen dengan lebih dari satu variabel ingin diestimasikan, maka analisis

regresi yang dikerjakan berkenaan dengan regresi berganda (multiple regression).

Analisis regresi berganda mempunyai kaedah yang sama seperti analisis regresi

sederhana. Rumus-rumus yang digunakan pun tidak lain dari pengembangan dari

rumus-rumus yang digunakan pada regresi sederhana.

Teknik regresi untuk berhubungan variabel yang mempunyai lebih dari dua

variabel independen dapat dikembangkan dari prosedur di atas. Misalnya, untuk

analisis regresi dari persamaan stokhastik.

Berdasarkan persamaan diatas maka untuk menentukan faktor-faktor apa saja

yang mempengaruhi pembiayaan agribisnis syariah dapat diturunkan pada

persamaan rumus dibawah ini:

Dugaan nilai parameter:

a0 ,a1, a2, a3, a4, a5, a6, a7 dan, b1 < 0 adalah nilai koefisien untuk setiap faktor

Dimana:

Y = Jumlah pembiayaan yang diambil (rupiah/tahun)

X1 = Pengalaman usaha (tahun)

X2 = Profit usaha (rupiah/tahun)

X3 = Frekuensi pembiayaan(kali/tahun)

X4 = Nisbah bagi hasil((persen/rupiah)/tahun)

X5 = Tahun pendidikan(tahun)

X6 = Komposisi modal usaha (Rupiah/tahun)

D1 = Sektor usaha

D1 Bernilai 1 jika sektor usaha on-farm secara luas dan 0 untuk yang lain.

Page 58: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI … · Annisa A, Ade, Emi, Tiara, Miqdam, Ali, Rizal, Ridy, Iqbal dan Doni. 11. Teman-teman Asrama PPSDMS Nurul Fikri, Shoib, Nazrul, Gema,

58

b1 = Koefisien dummy

e = Galat (variabel penggangu)

a0 = Intersep

Berdasarkan persamaan diatas perlu ada beberapa hipotesis awal yang akan

dilihat sesuai dengan persamaan diatas. Dalam penelitian ini, hipotesis faktor-

faktor yang diduga mempengaruhi realisasi pembiayaan syariah untuk sektor

agribisnis adalah sebagai berikut :

1) Pengalaman usaha, semakin lama seseorang berpengalaman dalam usaha

maka diduga akan lebih memiliki kemampuan dalam memperhitungkan

kebutuhan pembiayaan dalam menjalankan usahanya, sehingga dapat

memanfaatkan pembiayaan relatif lebih besar, berdasarkan hal tersebut

digunakan hipotesis sebagai berikut:

Ho = Koefisien pengalaman usaha tidak signifikan atau bernilai 0

Ha1 = Koefisien pengalaman usaha signifikan atau tidak bernilai 0

2) Profit usaha merupakan bagian yang muncul atas biaya dan pendapatan usaha.

Diduga akan mempengaruhi jumlah nilai pembiayaan yang diambil, semakin

baik profit usaha seseorang maka akan semakin tinggi pihak KBMT

memberikan dana pembiayaan pada usahanya, berdasarkan hal tersebut

digunakan hipotesis sebagai berikut:

H0 = Koefisien profit usaha tidak signifikan atau bernilai 0

Ha2 = Koefisien profit usaha signifikan atau tidak bernilai 0

3) Frekuensi pembiayaan merupakan pengalaman mengambil pembiayaan.

Semakin tinggi frekuensi pengambilan pembiayaan diduga akan menimbulkan

kepercayaan antara KBMT dan mitra. Sehingga, peluang mitra untuk

pembiayaan akan lebih besar pada frekuesi ini juga akan dilihat data jangka

waktu angsuran dan jangka waktu pembiayaan yang akan diberikan oleh pihak

KBMT, berdasarkan hal tersebut digunakan hipotesis sebagai berikut:

H0 = Frekuensi pembiayaan tidak signifikan atau bernilai 0

Ha3 = Frekuensi pembiayaan signifikan atau tidak bernilai 0

4) Nisbah bagi hasil merupakan bagian dari profit sharing dan risk sharing

dalam pengambilan pembiayaan. Nasabah diduga akan tertarik untuk

mengambil pembiayaan yang ada pada BMT dengan nisbah bagi hasil yang

Page 59: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI … · Annisa A, Ade, Emi, Tiara, Miqdam, Ali, Rizal, Ridy, Iqbal dan Doni. 11. Teman-teman Asrama PPSDMS Nurul Fikri, Shoib, Nazrul, Gema,

59

ditawarkan. Semakin besar nisbahnya akan semakin tertarik mitra untuk

melakukan pembiayaan pada usahanya, berdasarkan hal tersebut digunakan

hipotesis sebagai berikut:

H0 = Nisbah bagi hasil tidak signifikan atau bernilai 0

Ha4 = Nisbah bagi hasil signifikan atau tidak bernilai 0

5) Tahun pendidikan merupakan waktu yang dimiliki oleh nasabah untuk

mengenyam pendidikan secara formal. Faktor ini diduga berimplikasi pada

pengetahuan nasabah/petani terhadap pembiayaan. Semakin besar tahun

pendidikan mengidentikan semakin tinggi mengenyam pendidikan maka

peluang untuk mendapatkan pembiayaan lebih besar karena memiliki

pengetahuan.

H0 = Tahun pendidikan tidak signifikan atau bernilai 0

Ha5 = Tahun pendidikan signifikan atau tidak bernilai 0

6) Komposisi modal usaha merupakan bagian yang harus diketahui pada awal

permintaan pembiayaan. Karena faktor ini akan diduga berpengaruh kepada

pengambilan keputusan BMT untuk memberikan bantuan pembiayaan jika

komposisi modal yang dimiliki secara pribadi lebih besar dibandingkan modal

bantuan dari pihak lain.

H0 = komposisi modal usaha tidak signifikan atau bernilai 0

Ha6 = komposisi modal usaha signifikan atau tidak bernilai 0

7) Sektor usaha merupakan ukuran apakah nasabah melakukan usaha pertanian

pada sistem on-farm atau sektor usaha perdagangan, pengolahan produk

pertanian. Hal ini diduga bahwa sektor usaha yang off-farm akan lebih besar

mendapatkan pembiayaan karena resiko yang muncul lebih sedikit dan siklus

bisnis yang cepat dibandingkan dengan sektor usaha yang on farm.

H0 = sektor usaha tidak signifikan atau bernilai 0

Ha7 = sektor usaha signifikan atau tidak bernilai 0

Koefisien determinasi dihitung dengan rumus:

Page 60: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI … · Annisa A, Ade, Emi, Tiara, Miqdam, Ali, Rizal, Ridy, Iqbal dan Doni. 11. Teman-teman Asrama PPSDMS Nurul Fikri, Shoib, Nazrul, Gema,

60

Uji t digunakan untuk melihat apakah koefisien berbeda signifikansi dari nol

atau tidak untuk menentukan faktor yang berpengaruh nyata dan tidak

berpengaruh nyata digunakan uji, sebagai berikut :

1. Pengujian parsial terhadap parameter dugaan (uji-t)

Statistik yang digunakan,

Untuk

Dimana:

ai = parameter penduga.

Sai = standar deviasi parameter a0

Hipotesa:

H0 = ai = 0

H1 = ai ≠ 0

Kriteria uji:

H0 ditolak apabila : thitung > ttabel, derajat bebas tertentu

H0 diterima apabila : thitung < ttabel, derajat bebas tertentu

2. Pengujian serentak seluruh parameter dugaan (uji-F)

Statistik uji:

Dimana:

ESS= jumlah kuadrat yang dijelaskan

RSS= jumlah kuadrat residual

k = banyaknya parameter dugaan termasuk intersep

n = jumlah sampel

Hipotesa:

H0 = ai = 0

H1 = ai ≠ 0

Kriteria uji:

H0 ditolak apabila : Fhitung > Ftabel, derajat bebas tertentu

H1 diterima apabila : Fhitung < Ftabel, derajat bebas tertentu

3. Pengujian terhadap adanya masalah multikolinearitas, autokorelasi, dan

heteroskedasitas

Page 61: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI … · Annisa A, Ade, Emi, Tiara, Miqdam, Ali, Rizal, Ridy, Iqbal dan Doni. 11. Teman-teman Asrama PPSDMS Nurul Fikri, Shoib, Nazrul, Gema,

61

Pengujian masalah multikoliniearitas dilakukan dengan melihat nilai VIF

(Variance Inflation Factors) pada setiap variabel bebas, jika nilai VIF lebih besar

dari sepuluh menunjukan adanya masalah multikolinearitas. Pengujian masalah

autokorelasi digunakan uji Durbin-Wastson, jika nilai d yang berkisar pada

angka 2 menunjukan bahwa model tersebut tidak mengandung autokorelasi.

Sedangkan penguian masalah heteroskedasitas digunakan uji white

heterokedasticity. Jika nilai obs*R-square > X2 df = 2 atau probability (P-value)

< α, maka model tersebut tidak mengadung heteroskedasitas. Analisis dilakukan

dengan software Minitab versi 15 untuk mengetahui hasil-hasil analisisnya.

Page 62: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI … · Annisa A, Ade, Emi, Tiara, Miqdam, Ali, Rizal, Ridy, Iqbal dan Doni. 11. Teman-teman Asrama PPSDMS Nurul Fikri, Shoib, Nazrul, Gema,

62

V. GAMBARAN UMUM KBMT TADBIIRUL UMMAH

5.1. Sejarah dan Perkembangan Koperasi Baitul Maal wat Tamwil (KBMT) Tadbiirul Ummah terletak di

Jalan Raya Dramaga No. 37 Kecamatan Dramaga Bogor, Jawa Barat. Jumlah

pendiri awal adalah 30 orang, pendirian Koperasi Baitul Maal Wat Tamwil

(KBMT) Tadbiirul Ummah merupakan lembaga yang lahir sebagai representasi

dari kegiatan lembaga swadaya masyarakat di lingkungan kampus IPB Dramaga

Bogor. Kata Tadbiirul Ummah diambil dari bahasa Arab yang berarti

memberdayakan masyarakat atau umat. Pertama dibentuk pada 25 Desember 1995

sebagai BMT (Baitul Maal Wat Tamwil) atau Lembaga Pembiayaan Swadaya

Masyarakat (LPSM) dan berbadan hukum koperasi No.

05/BH/KDK.105/VIII/1998 pada tanggal 08 Agustus 1998 dengan nama KBMT

Tadbiirul Ummah.

Koperasi Baitul Maal wat Tamwil Tadbiirul Ummah pada tahun 2003

memperoleh kepercayaan dari pemerintah dalam hal ini Departemen Koperasi,

Kantor Koperasi Kabupaten Bogor untuk menyalurkan/menggulirkan dana

bergulir sebesar Rp. 100.000.000,- sebagai bentuk program kompensasi BBM,

dan sebelumnya pada tahun 2000 sebesar Rp. 40.000.000, diperoleh dari Program

P2KER. Sampai akhir 2008, program pemerintah dan swasta untuk penguatan

usaha mikro yang dipercayakan kepada KBMT Tadbiirul Ummah, yaitu:

kompensasi BBM, P2KER, Dana Bergulir Syariah (DBS-BBM), dana bergulir

Bank Syariah Mandiri (BSM) khusus untuk modal kerja dan dana dari KBMT

lain.

Pada tanggal 24 Februari 2008 KBMT Tadbiirul Ummah dan Mien R. Uno

Foundation melakukan kerjasama dengan adanya penandatanganan MoU untuk

memfasilitasi pembiayaan usaha mikro dan kecil, terutama bagi wirausaha muda

yang bergerak di sektor agribisnis, hal tersebut merupakan komitmen untuk

memberdayakan generasi muda. Kerjasama yang dilakukan diharapkan dapat

meningkatkan kesejateraan masyarakat dan mengurangi angka pengangguran di

Indonesia. KBMT Tadbiirul Ummah dalam hal ini menyediakan fasilitas

pembiayaan bagi usaha mikro dan kecil untuk mengembangkan usahanya. Selain

Page 63: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI … · Annisa A, Ade, Emi, Tiara, Miqdam, Ali, Rizal, Ridy, Iqbal dan Doni. 11. Teman-teman Asrama PPSDMS Nurul Fikri, Shoib, Nazrul, Gema,

63

memberikan fasilitas pembiayaan, KBMT Tadbiirul Ummah dan Mien R.Uno

Foundation juga akan memfasilitasi para wirausaha muda melalui kegiatan

pelatihan dan pendampingan.

Koperasi Baitul Maal wat Tamwil Tadbiirul Ummah saat ini sedang

melakukan program pembiayaan dengan sistem kelompok (tanggung renteng) di

desa. Sistem kelompok yang sedang dibangun dan dikembangkan tersebar di

beberapa desa-desa di wilayah Bogor Bagian Barat, diantaranya: Situleutik,

Kekoncong, Situdaun, Cisasah, Cibitung, Cibuntu Malang, Cibuntu Aliodah,

Bantar Kambing, Cinangneng, Pasar Rebo dan Pasar TU Kemang. Program

pembiayaan individu, lokasi mitra tersebar di wilayah Lingkar Kampus IPB

Dramaga, Pasar Anyar dan pemukiman penduduk di Kecamatan Dramaga Bogor.

KBMT Tadbiirul Ummah sebagai Lembaga Keuangan Mikro Syariah

memiliki tugas yang sangat berat dalam menjalankan usahanya. Pada dasarnya

selain melakukan fasilitasi transaksi keuangan, KBMT mempunyai tugas lain

yaitu menjelaskan nilai-nilai syariah dalam transaksi keuangan. Hal tersebut

dikarenakan mayoritas masyarakat belum paham dengan nilai-nilai syariah itu

sendiri. Sehingga ciri khas inilah yang membedakan antara lembaga kuangan

syariah dengan lembaga keuangan lainnya. Selain itu KBMT harus secara tepat

melakukan penyaluran pembiayaan pada sektor mikro. Sehingga dapat terwujud

secara ideal manfaat dari hadirnya Lembaga Kuangan Mikro Syariah.

5.2. Ruang Lingkup dan Struktur Organisasi

5.2.1. Visi dan Misi

Visi KBMT Tadbiirul Ummah adalah menjadi lembaga sehat yang

mengedepankan nilai-nilai syari’ah dengan manajemen yang siddiq, istiqomah,

fathonah, amanah dan tabligh, sehingga terwujud rakyat mikro yang mandiri

sehingga terjadi transaksi yang berkeadilan dan dekonsentrasi asset bagi

komunitas usaha rakyat mikro.

Misi yang dimiliki oleh KBMT Tadbiirul Ummah yaitu :

a) Menjadi lembaga yang sehat dan terpercaya.

b) Manajemen yang siddiq, istiqomah, fathonah, amanah dan tabligh

Page 64: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI … · Annisa A, Ade, Emi, Tiara, Miqdam, Ali, Rizal, Ridy, Iqbal dan Doni. 11. Teman-teman Asrama PPSDMS Nurul Fikri, Shoib, Nazrul, Gema,

64

c) Lembaga menjalankan dan mentaati aturan/prinsip ekonomi syari’ah

Islam – kesesuaian dengan fatwa-fatwa Dewan Syariah Nasional Majelis

Ulama Indonesia (DSN-MUI).

d) Memprioritaskan pelayanan kepada rakyat mikro.

e) Menumbuhkan kepedulian/respek masyarakat aghniya terhadap rakyat

mikro.

f) Menumbuhkan daya kritis, keinginan untuk maju dan berkembang

secara bersama-sama sehingga rakyat mikro dapat mandiri.

5.2.2. Struktur dan Susunan Organisasi.

Kemajuan suatu usaha perusahaan merupakan perwujudan dari organisasi

itu sendiri yang didukung oleh para pegawai dan pemimpin perusahaan. Adanya

struktur organisasi yang tepat, maka masing-masing bagian mengetahui dengan

jelas wewenang dan tanggung jawabnya serta pembagian tugas dan wewenang

yang baik, maka setiap pekerjaan dapat dilakukan dengan efektif dan efesien.

Struktur organisasi yang dimiliki oleh KBMT Tadbiirul Ummah dapat dilihat

pada Gambar 6.

Gambar 6. Struktur Organisasi KBMT Tadbiirul Ummah Keterangan : Garis Komando ---------- Garis Layanan

PENGURUS

Musyawarah Anggota Tahunan(MAT )

MANAJER

Kolektor

Kabag Marketing

AdministrasiPembiayaan

Kabag Operasional

AccountOfficer

Teller

- Dewan Syariah

Anggota

Pembukuan

- Pengawas

Page 65: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI … · Annisa A, Ade, Emi, Tiara, Miqdam, Ali, Rizal, Ridy, Iqbal dan Doni. 11. Teman-teman Asrama PPSDMS Nurul Fikri, Shoib, Nazrul, Gema,

65

Susunan Organisasi : Pengurus

Ketua : M. Ali Fikri S. Hut Sekretaris : Siti Aminah Bendahara : Ir. Dina Herdini

Manajemen

Manajer : Syamsiah Anwar Kabag Operasional : Hoerudin, SE. Pembukuan : Hoerudin, SE. Adm Pembiayaan : Eni Munigar Teller : Niki Laksmi Dewi, S.Pd. Kabag Marketing : Muhammad Rizkie, A.Md. Account Officer : Ifan Sugiarto, S.Pd. Account Officer : Iyan Sopyan, S.EI. Kollektor : Gunawan

Sumber: KBMT Tadbiirul Ummah, (2009) :

1) Musyawarah Anggota Tahunan (MAT)

Musyawarah Anngota Tahunan merupakan kekuasaan tertinggi dalam

koperasi dengan tugas menetapkan anggaran dasar. Musyawarah anggota

merupakan perangkat organisasi yang menentukan arah dari kegiatan usaha

dan organisasi melalui suatu kesepakatan bersama diantara seluruh anggota.

Hasil kesepakatan tersebut kemudian dimandatkan kepada penggurus selaku

wakil anggota.

2) Pengurus

Pengurus sebagai salah satu perangkat organisasi koperasi yang dipilih dari

dan oleh anggota dalam rapat anggota, bertanggung jawab atas

penyelenggaraan dan pengendalian usaha koperasi.

3) Pengawas

Pengawas memiliki hak dan kewajiban melakukan pengawasan terhadap

pelaksanaan kebijaksanan dan pengelolaan koperasi.

4) Dewan Syariah

Dewan syariah merupakan memiliki hak dan kewajiban untuk melakukan

pengawasan terhadap keberlangsungan kegiatan BMT agar sesuai dengan

prinsip syariah.

Page 66: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI … · Annisa A, Ade, Emi, Tiara, Miqdam, Ali, Rizal, Ridy, Iqbal dan Doni. 11. Teman-teman Asrama PPSDMS Nurul Fikri, Shoib, Nazrul, Gema,

66

5) Manajemen

Manajemen KBMT Tadbiirul Ummah dilakukan oleh seorang manajer dengan

dibantu oleh Kabag Operasional dimana membawahi pembukuan,

administrasi pembiayaan dan teller. Selain itu, dibantu pula oleh kabag

marketing yang membawahi account officer dan kollektor. Manajemen

KBMT memiliki tugas melaksanakan kebijakan pengurus dalam pengelolaan

usaha. Menajemen mimiliki tugas melaksanakan tugas melaksanakan

kebijakan pengurus dalam pengelolaan usaha.

6) Anggota

Anggota dalam koperasi mempunyai identitas ganda (dual identity), yaitu

sebagai pemilik sekaligus sebagai pengguna jasa layanan koperasi. Aggota

berperan sebagai pemilik karena berkewajiban memberikan modal serta

mengawasi jalannya organisasi. Anggota berperan sebagai pengguna jasa

layanan koperasi dimana anggota berkewajiban untuk berpartisipasi aktif

memanfaatkan jasa layanan yang ada dikoperasi.

5.3. Produk-Produk KBMT Tadbiirul Ummah

Produk yang sedang dijalankan oleh Koperasi Baitul Maal wat Tamwil

Tadbiirul Ummah terdiri dari dua kelompok, yaitu:

1. Produk Simpanan, yang terdiri dari:

a) Simpanan Wadi’ah (TAMAM), produk ini

diperuntukan untuk perorangan/lembaga yang menginginkan berbagai

kemudahan dan tidak menggangu aktivitas usaha dalam melakukan

transaksi (sistem jemput bola) dan dapat ditarik setiap saat (hari/jam

kerja)

b) Simpanan Berjangka (DERMA), produk

investasi modhorobah mutlaqoh ini diperuntukan bagi

perorangan/lembaga yang berkeinginan berinvestasi dengan tingkat bagi

hasil yang menguntungkan.

2. Jasa Pembiayaan, yang terdiri dari :

a) Modal Kerja

b) Investasi Usaha

c) Barang Kebutuhan Rumah Tangga

Page 67: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI … · Annisa A, Ade, Emi, Tiara, Miqdam, Ali, Rizal, Ridy, Iqbal dan Doni. 11. Teman-teman Asrama PPSDMS Nurul Fikri, Shoib, Nazrul, Gema,

67

Jasa pembiayaan yang ada menggunakan pilihan jangka waktu dan nisbah

bagi hasil yang beragam yaitu 1-3 bulan sebesar 45 persen, 4-6 bulan sebesar 50

persen dan 7-9 bulan sebesar 55 persen. Pada proses pengajuan pembiayaan ada

beberapa persyaratan yang harus dipenuhi yaitu :

1) Memiliki usaha/penghasilan tetap lebih dari 1 tahun

2) Fotokopi tanda pengenal (suami istri)

3) Fotokopi kartu keluarga

4) Fotokopi rekening-rekening

5) Fotokopi jaminan

6) Mengisi formulir.

Pada KBMT Tadbiirul Ummah ada berbagai jenis akad yang biasa

digunakan dalam jasa pembiayaan,

1) Murobahah (Jual Beli)

2) Musyarokah (Bagi Hasil)

3) Mudhorobah (Bagi Hasil)

4) Ijaroh (Sewa)

5) Ijaroh Multijasa (Jasa)

6) Al Qord (Pinjaman)

7) Qordun Hasan (Pinjaman Kebajikan)

KBMT Tadbiirul Ummah dalam mengembangkan produk pembiayaan

yang ada disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat. Namun, tidak meninggalkan

kaidah-kaidah yang telah atur dalam sistem syariah. Produk pembiayaan yang ada

diharapkan dapat mengakomodasi keinginan dari setiap calon mitra yang ingin

melakukan pemanfaatan untuk pembiayaan.

5.4. Pertumbuhan Laba-Rugi KBMT Tadbiirul Ummah

KBMT Tadbiirul Ummah sebagai Lembaga Keuangan Mikro Syariah

(LKMS) tidak hanya melakukan aktivitas sosial. Tetapi berperan juga sebagai

lembaga yang berorientasi bisnis dengan sistem syariah atau adanya nilai-nilai

keislaman. Profit dapat dilihat menunjukkan bahwa profit yang dimiliki oleh

KBMT Tadbiirul Ummah meningkat tiap tahunnya dan pada tahun 2008 profit

yang didapatkan oleh KBMT sebesar Rp. 70.475.249,97 (Lampiran 1),

Page 68: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI … · Annisa A, Ade, Emi, Tiara, Miqdam, Ali, Rizal, Ridy, Iqbal dan Doni. 11. Teman-teman Asrama PPSDMS Nurul Fikri, Shoib, Nazrul, Gema,

68

perkembangan profit yang dimiliki oleh KBMT Tadbiirul Ummah dapat dilihat

pada Gambar 7.

Gambar 7. Pertumbuhan Laba/Rugi KBMT Tadbiirul Ummah Tahun 2004-2008 Pada gambar diatas terlihat bahwa grafik dari keuntungan yang didapatkan

selalu meningkat pada tiap tahunnya. Perkembangan laba dari KBMT

menunjukan bahwa usaha yang dilakukan mampu mendapatkan margin lebih

sehingga dapat dinilai bahwa KBMT memiliki usaha yang. Pada tahun 2004

keuntungan yang didapatkan Rp 31.415.165,64, keuntungan pada tahun ini

merupakan laba terkecil yang didapatkan oleh KBMT selama lima tahun berjalan

sebagai usaha Lembaga Keuangan Mikro Syariah dan pada tahun 2008

keuntungan KBMT yang didapatkan sebesar Rp 70.457.249.97(Lampiran 1).

Keuntungan pada tahun ini merupakan keuntungan yang didapatkan terbesar oleh

KBMT. Hal tersebut dapat dilihat pada (Gambar 7).

Keuntungan yang selalu meningkat menunjukan bahwa lembaga

Keuangan Mikro Syariah seperti KBMT Tadbiirul Ummah mampu bertahan

ditengah arus persaingan jasa keuangan, baik itu dari lembaga keuangan bank

maupun non bank yang berbasis syariah ataupun lembaga keuangan umum atau

konvensional. LKMS berbentuk KBMT ini selain memiliki target untuk meraih

keuntungan, tetapi harus berperan aktif dalam meningkatkan kesejahteraan

masyarakat dan membangun perekonomian masyarakat. LKMS memiliki fasilitas

layanan basic bank, seperti simpanan, pinjaman dan pembayaran, fokus melayani

Page 69: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI … · Annisa A, Ade, Emi, Tiara, Miqdam, Ali, Rizal, Ridy, Iqbal dan Doni. 11. Teman-teman Asrama PPSDMS Nurul Fikri, Shoib, Nazrul, Gema,

69

usaha mikro kecil, menggunakan prosedur dan mekanisme yang simpel dan

fleksibel dan berada ditengah-tengah masyarakat (Syukur, 2008).

Selain itu, perkembangan keuangan pada KBMT Tadbiirul Ummah yang

baik diikuti juga oleh jumlah biaya penghapusan yang kecil atau dapat dikatakan

sebagai pembiayaan non lancar (non performing financing) yang tidak besar

proporsinya, walaupun secara agregat selama lima tahun ada penurunan dan

peningkatan. Tahun 2008 rasio jumlah biaya penghapusan dengan total biaya

hanya 5,18 persen atau sebesar Rp 28.619.866.

Pembiayaan non lancar (non performing financing) yang jumlahnya tidak

besar. Menunjukkan bahwa kesadaran masyarakat untuk melakukan pelunasan

angsuran pembiayaan dengan baik terhadap pinjaman yang dilakukan. Ada

berbagai sebab yang membuat seorang mitra tidak melakukan pelunasan terhadap

pembiayaan yang dilakukan. Penyebab terjadinya pembiayaan non lancar karena

adanya penyalahgunaan pembiayaan yang diberikan, kerusakan usaha akibat

bencana alam dan mitra pergi atau kabur agar tidak membayar pembiayaan yang

dilakukan serta mitra yang memiliki kerusakan moral karena sengaja untuk

melarikan pembiayaan yang dipinjam.

Pembiayaan non lancar (non perfoming financing) ini sangat merugikan

pihak KBMT Tadbiirul Ummah. Selain itu, mitra yang lain juga akan sangat

dirugikan. Mitra dirugikan karena dana yang seharusnya disalurkan kembali

kepada mitra lain ternyata tidak dapat kembali, sehingga hal tersebut tetap

mengurangi komposisi pembiayaan yang akan disalurkan pada pembiayaan

berikutnya.

Agar tidak terjadinya jumlah pembiayaan non lancar pihak KBMT

Tadbiirul Ummah melakukan analisis dan kelayakan yang sangat ketat terhadap

calon mitra KBMT. Selain melakukan seleksi yang ketat dalam melakukan

penyaluran pembiayaan pihak KBMT pun melakukan pembinaan terhadap mitra

agar terjalin hubungan secara informal antara pihak BMT dan mitra sehingga

timbul kedekatan secara emosional yang memudahkan KBMT melakukan

penagihan angsuran.

Page 70: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI … · Annisa A, Ade, Emi, Tiara, Miqdam, Ali, Rizal, Ridy, Iqbal dan Doni. 11. Teman-teman Asrama PPSDMS Nurul Fikri, Shoib, Nazrul, Gema,

70

5.5. Perkembangan Mitra dan Nominal Skim Pembiayaan Syariah

Jumlah mitra yang ada di BMT tiap tahunnya mengalami maupun

peningkatan. Mitra yang ada di BMT jumlahnya pun tiap tahun selalu berubah.

Jumlah mitra terbanyak yang dilayani oleh KBMT Tadbiirul Ummah terjadi pada

tahun 2006 dengan jumlah mitra terlayani sebanyak 603 orang (Lampiran 2).

Perkembangan mitra terlayani beragam jumlahnya sesuai dengan tahun berjalan.

Perkembangan jumlah mitra KBMT dapat dilihat pada Gambar 8 .

Gambar 8. Jumlah Mitra Terlayani Pada KBMT Tadbiirul Ummah Tahun 2004-2008

Berdasarkan Gambar diatas menunjukan bahwa pada tahun 2004 jumlah

mitra yang terlayani sebanyak 377 orang, tahun 2005 mitra yang terlayani

sebanyak 565 orang, tahun 2006 terdapat 603 orang yang terlayani sebagai mitra,

tahun 2007 terdapat 475 orang terlayani oleh KBMT Tadbiirul Ummah dan pada

tahun 2008 jumlah mitra yang terlayani oleh KBMT sebanyak 465 orang.

Walaupun secara jumlah mitra menurun tetapi skala pembiayaan yang disalurkan

semakin meningkat. Hal tersebut menunjukan bahwa untuk tiap mitra

mendapatkan skala pembiayaan yang lebih besar dari sebelumnya.

Semakin berkembangnya sejumlah lembaga keuangan mikro syariah

membuat KBMT Tadbiirul Ummah terus berupaya meningkatkan layanannya

kepada masyarakat dalam hal jasa keuangan. Peningkatan pelayanan yang

diberikan oleh KBMT Tadbiirul Ummah dapat dilihat dari kondisi pelayanan

keuangan yang terus meningkat setiap tahunnya. Pelayanan yang meningkat

Page 71: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI … · Annisa A, Ade, Emi, Tiara, Miqdam, Ali, Rizal, Ridy, Iqbal dan Doni. 11. Teman-teman Asrama PPSDMS Nurul Fikri, Shoib, Nazrul, Gema,

71

dapat dilihat melalui proporsi dana yang bergulir dalam penyaluran pembiayaan

oleh KBMT Tadbiirul Ummah. Perkembangan tersebut dapat dilihat pada

Gambar 8.

Pada tahun 2006 terjadi penurunan penyaluran dana pembiayaan, hal ini

selaras dengan berkurangnya pelayanan yang diberikan oleh KBMT Tadbiirul

Ummah hal tersebut terjadi karena pada internal KBMT terjadi pergantian

personel petugas yang menyebabkan kekosongan posisi tertentu sehingga

berdampak pada berkurangnya pelayanan yang diberikan KBMT untuk

penyaluran pembiayaan. Namun, pada tahun 2007 perguliran dana pembiayaan

kembali meningkat dengan jumlah pembiayaan sebesar Rp 3.197.024.300 dan

kembali meningkat dengan jumlah Rp 3.647.230,000 pada tahun 2008 (Gambar

9). Perguliran pembiayaan yang semakin meningkat terjadi karena stabilnya

kondisi internal dari BMT terkait dengan kekurangan SDM yang bertugas dalam

memasarkan pembiayaan syariah kepada masyarakat.

Gambar 9. Jumlah Nominal Perguliran Pembiayaan Syariah KBMT Tadbiirul

Ummah Pada KBMT Tadbiirul Ummah Tahun 2004-2008

Pembiayaan yang terjadi di KBMT Tadbiirul Ummah antara jumlah mitra

dengan jumlah nominal perguliran pembiayaan tidak berbanding lurus. Karena

banyaknya jumlah mitra tidak menunjukkan jumlah pembiayaan yang banyak

pula. Pada kondisi tertentu jumlah mitra yang sedikit bisa memiliki kapasitas

Page 72: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI … · Annisa A, Ade, Emi, Tiara, Miqdam, Ali, Rizal, Ridy, Iqbal dan Doni. 11. Teman-teman Asrama PPSDMS Nurul Fikri, Shoib, Nazrul, Gema,

72

pembiayaan yang besar, sehingga hal tersebut dapat menyebabkan jumlah

perguliran dana lebih besar dibandingkan dengan jumlah mitra yang ada, begitu

juga sebaliknya (Lampiran 2)

5.5.1. Kondisi Mitra dan Jumlah Skim Pembiayaan Syariah Berdasarkan

Sektor Usaha

Perkembangan mitra BMT Tadbiirul Ummah selama lima tahun dari

setiap sektor sangatlah beragam jumlahnya. Namun, pembiayaan yang disalurkan

berdasarkan sektor usaha menunjukan bahwa pada tahun 2004-2008 sektor

perdagangan lebih mendominasi dibandingkan dengan sektor lainnya. Dapat

dilihat pada gambar perkembangan mitra pada Gambar 10. Pada gambar tersebut

terlihat bahwa pada tahun 2006 sektor perdagangan mengalami pertumbuhan

paling tinggi dengan jumlah mitra mencapai 603 orang. Sektor perdagangan yang

mendominasi pembiayaan pada BMT menunjukan bahwa penyaluran pembiayaan

yang dilakukan masih melihat pada siklus usaha yang relatif cepat dalam

perputaran keuangannya salah satunya sektor perdagangan.

Gambar 10. Perkembangan Jumlah Mitra Berdasarkan Sektor Usaha Pada KBMT Tadbiirul Ummah Tahun 2004-2008

Gambar 10 juga menunjukan sebaran mitra terbesar terdapat pada sektor

perdagangan. Tetapi juga menunjukan perkembangan sektor lain. Pada sektor

jasa jumlah mitra yang ada tidak lebih dari 100 orang yang memanfaatkan

Page 73: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI … · Annisa A, Ade, Emi, Tiara, Miqdam, Ali, Rizal, Ridy, Iqbal dan Doni. 11. Teman-teman Asrama PPSDMS Nurul Fikri, Shoib, Nazrul, Gema,

73

pembiayaan syariah (Lampiran 3). Sedangkan, untuk sektor home industry

jumlah mitra yang memanfaatkan pembiayaan syariah pada KBMT Tadbiirul

Ummah tidak lebih dari 30 orang.

Selain itu, sektor pertanian maupun peternakan ternyata jumlah mitra yang

ada pada tahun 2004-2005 tidak lebih dari 20 orang atau sebesar 3,4 persen dan

untuk sektor peternakan bahkan tidak lebih dari 5 orang atau hanya sebesar 1

persen saja yang memanfaatkan pembiayaan syariah sebagai sebagai bantuan

permodalan. Selisih jumlah nasabah yang begitu besar antara sektor perdagangan

dan sektor pertanian secara luas membuktikan bahwa skim pembiayaan syariah

yang ada masih belum menjadi alternatif dalam mendukung pembiayaan untuk

sektor agribisnis.

Gambar 11. Perkembangan Jumlah Nominal Pembiayaan Berdasarkan Sektor Usaha Pada KBMT Tadbiirul Ummah Tahun 2004-2008

Belum menjadi alternatifnya pembiayaan syariah dalam mendukung sektor

agribisnis, menunjukan bahwa sektor agribisnis masih dianggap memiliki resiko

tinggi. Berdasarkan penelitian Bank Indonesia yang dilakukan tahun 2008

mengatakan bahwa 80 persen resiko yang muncul dalam sektor pertanian

merupakan persepsi dari pihak perbankan. Padahal berdasarkan data empiris

peningkatan return menunjukan bahwa pertanian memiliki prosepek yang besar.

Sektor usaha yang memiliki jumlah pembiayaan bergulir pada tiap

tahunnya sesuai dengan jumlah mitra maka yang selalu terbesar memperoleh dana

Page 74: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI … · Annisa A, Ade, Emi, Tiara, Miqdam, Ali, Rizal, Ridy, Iqbal dan Doni. 11. Teman-teman Asrama PPSDMS Nurul Fikri, Shoib, Nazrul, Gema,

74

pembiayaan ialah sektor perdagangan. Sebaran jumlah dana perguliran

pembiayaan dapat dilihat pada Gambar 11.

Pada sektor perdagangan perguliran dana yang terbesar terjadi pada tahun

2007 dengan nominal sebesar Rp 2.752.270.300. Sedangkan untuk sektor

perdagangan penyaluran pembiayaan yang terkecil terjadi pada tahun 2004

dengan jumlah Rp 1.166.400.150. Penyaluran dana untuk sektor jasa tiap

tahunnya berkisar Rp 354.084.000-Rp 702.520.000, untuk sektor Home Industry

setiap tahunnya berkisar antara Rp 28.000.000-Rp 552.680.000. Untuk sektor

Pertanian dan Peternakan setiap tahunnya berkisar antara Rp 8.000.000-Rp

64.480.000 sedangkan untuk sektor yang lainnya berkisar Rp 19,240,000-Rp

211,120,500 (Lampiran 3).

Penelitian tersebut menunjukan bahwa jumlah mitra dan nominal

pembiayaan yang diberikan, alokasi terbesar untuk sektor perdagangan sedangkan

untuk sektor pertanian sendiri masih sangat sedikit sekali alokasi pembiayaan

yang tersalurkan. Hal ini membuktikan hipotesis bahwa perbankan yang menilai

sektor pertanian memiliki risiko tinggi karena pada umumnya perbankan tidak

memiliki pengalaman sekaligus informasi yang cukup mengenai sektor tersebut.

Oleh karena itu, BMT pun sebagai Lembaga Keuangan Mikro Syariah harusnya

mulai lebih berani untuk mengalihkan pembiayaan syariah kepada sektor

Agribisnis agar pembiayaan yang ada di BMT tidak hanya didominasi oleh sektor

perdagangan. tetapi alokasi pembiayaan pada sektor agribisnis dapat lebih

ditingkatkan, sehingga skim pembiayaan syariah pada KBMT Tadbiirul Ummah

dapat menjadi alternatif pembiayaan untuk sektor agribisnis.

5.5.2. Kondisi Mitra dan Jumlah Skim Pembiayaan Berdasarkan

Peruntukan

Mitra BMT Tadbirul Ummah berdasarkan peruntukan dibagi tiga kategori

yaitu untuk Modal Kerja/Usaha, Investasi dan Konsumsi. Berdasarkan tiga

kategori tersebut ternyata pembiayaan syariah yang ada pada BMT Tadbiirul

Ummah sangat besar bagi mitra yang membutuhkan modal kerja. Pembiayaan

syariah untuk modal kerja pada tahun 2004-2005 diberikan pada lebih dari 300

orang (Lampiran 4). Sedangkan, pembiayaan untuk investasi diberikan kepada

Page 75: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI … · Annisa A, Ade, Emi, Tiara, Miqdam, Ali, Rizal, Ridy, Iqbal dan Doni. 11. Teman-teman Asrama PPSDMS Nurul Fikri, Shoib, Nazrul, Gema,

75

mitra dengan jumlah yang berkisar 19-45 mitra (Lampiran 4). Selain itu, jumlah

mitra untuk pembiayaan konsumsi berkisar antara 44-129 mitra pembiayaan.

Gambar 12 menggambarkan bahwa jumlah mitra yang memanfaatkan

pembiayaan untuk modal kerja lebih dominan dibandingkan dengan mitra yang

memanfaatkannya untuk keperluan Investasi maupun konsumsi. Jumlah mitra

yang memanfaatkan pembiayaan untuk modal kerja berkembang pesat pada tahun

2006 dengan jumlah mitra sebanyak 491 mitra (Lampiran 4).

Gambar 12. Perkembangan Jumlah Mitra Berdasarkan Peruntukan Pada KBMT Tadbiirul Ummah Tahun 2004-2008

Mitra KBMT untuk pembiayaan investasi pada gambar diatas menunjukan

bahwa tidak adanya perubahan yang signifikan dalam peningkatannya. Lain

halnya dengan pembiayaan syariah yang dimanfaatkan untuk konsumsi. Jumlah

mitra yang memanfaatkan pembiayaan syariah paling tinggi pada tahun 2008

dengan 129 mitra pembiayaan. Pada pembiayaan syariah untuk konsumsi ada

kecenderungan peningkatan tiap tahunnya. Hal ini menunjukan bahwa tingkat

pemanfaatan masyarakat semakin meningkat untuk pembiayaan syariah yang

diberikan oleh KBMT Tadbiirul Ummah. Hal tersebut menunjukan bahwa tingkat

konsumsi akan barang kebutuhan rumah tangga semakin meningkat pada

masyarakat.

Hal tersebut berbeda dengan pembiayaan yang diperuntukan untuk modal

kerja yang terlihat pada Gambar 12 mengalami penurunan. Berdasarkan

perkembangan, jumlah mitra mengalami penurunan jumlah mitra yang

Page 76: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI … · Annisa A, Ade, Emi, Tiara, Miqdam, Ali, Rizal, Ridy, Iqbal dan Doni. 11. Teman-teman Asrama PPSDMS Nurul Fikri, Shoib, Nazrul, Gema,

76

memanfaatkan pembiayaan untuk modal kerja, sedangkan jumlah mitra

pembiayaan untuk investasi relatif sama.

Terkonsentrasinya mitra yang melakukan pembiayaan untuk modal kerja,

berpengaruh pada tingginya juga jumlah nominal yang disalurkan kepada

nasabah. Jumlah pembiayaan untuk modal kerja paling tinggi pada tahun 2007

dengan jumlah Rp. 2.761.170.000, untuk investasi paling tinggi pada tahun 2008

dengan jumlah Rp 468.200.000 dan pembiayaan untuk konsumsi paling tinggi

pada tahun 2008 dengan jumlah Rp 514.150. 000 (Lampiran 4). Perkembangan

pembiayaan dapat dilihat pada Gambar 13.

Gambar 13. Perkembangan Jumlah Nominal Pembiayaan Berdasarkan Peruntukan Pada KBMT Tadbiirul Ummah Tahun 2004-2008

Walaupun secara jumlah mitra ada kecenderungan trendnya menurun,

pembiayaan untuk modal kerja secara jumlah nominal masih sangat tinggi

berdasarkan Gambar 13. Hal ini menunjukan bahwa pembiayaan yang dilakukan

oleh KBMT Tadbiirul Ummah mampu mendukung dan berpihak pada sektor

Usaha Menengah, Mikro, dan Kecil karena alokasi pembiayaan yang diberikan

secara proporsi terbesar digunakan untuk modal kerja.

Selain itu, pembiayaan yang dialokasikan untuk modal kerja dan investasi

harus mampu mendorong sektor pertanian agar berkembang lebih baik. Karena

jenis pembiayaan yang tepat pada sektor pertanian adalah pembiayaan modal

Page 77: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI … · Annisa A, Ade, Emi, Tiara, Miqdam, Ali, Rizal, Ridy, Iqbal dan Doni. 11. Teman-teman Asrama PPSDMS Nurul Fikri, Shoib, Nazrul, Gema,

77

kerja dan Investasi. Karena dengan adanya pembiayaan modal kerja, mitra

diharapkan mampu melakukan pembiayaan untuk proses produksi seperti

pembiayaan likuiditas, pembiayaan piutang dan pembiayaan persedian.

Sedangkan pembiayaan investasi, diharapkan dapat memenuhi kebutuhan-

kebutuhan barang modal serta fasilitas yang terkait dengan itu, seperti

pembiayaan mesin produksi dan pembangunan pabrik atau pergudangan (Syukur,

2008).

5.5.3. Kondisi Mitra dan Jumlah Skim Pembiayaan Berdasarkan Akad

Ada beberapa Akad yang diterapkan oleh BMT dalam melakukan

pelayanan pembiayaan terhadap mitra. Akad-akad tersebut ialah jual beli

(Murabahah), Bagi Hasil (Mudarabah dan Musyarakah), Sewa (Ijarah) dan lain-

lain (Al-qord dan Qordul Hasan). Berdasarkan akad-akad tersebut dapat dilihat

pada Gambar 14, jumlah mitra pada BMT Tadbiirul Ummah mayoritas memilih

akad jual beli (Murabbahah). Hal tersebut ditunjukan dengan perkembangan

pada tahun 2004-2008, pilihan mitra terhadap akad jual beli selalu mendominasi.

Gambar 14. Jumlah Mitra Pembiayaan Berdasarkan Akad Pada KBMT Tadbiirul Ummah Tahun 2004-2008

Jumlah mitra pada akad jual beli pada tahun 2004-2008 paling

mendominasi jumlahnya. Namun, jumlah mitra yang paling banyak melakukan

pembiayaan beradasarkan akad jual beli terjadi pada tahun 2006 dengan jumlah

517 mitra pembiayaan (Lampiran 5). Sedangkan pada tahun 2004 jumlah mitra

yang melakukan pembiayaan berdasarkan akad jual beli tergolong paling sedikit

dengan jumlah 260.

Page 78: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI … · Annisa A, Ade, Emi, Tiara, Miqdam, Ali, Rizal, Ridy, Iqbal dan Doni. 11. Teman-teman Asrama PPSDMS Nurul Fikri, Shoib, Nazrul, Gema,

78

Akad yang lainnya baik itu bagi hasil, sewa dan lain-lain jumlahnya relatif

sama. Perbedaan jumlah yang besar terjadi antara akad jual beli dengan akad-

akad yang lainnya (bagi hasil, sewa dan lain-lain). Padahal akad yang murni

syariah dalam transaksi keuangan syariah adalah akad yang berbasis pada bagi

hasil yaitu Mudarabbah dan Musyarakah (Syauqibeik, 2009). Namun, pada

kenyataanya mitra BMT lebih memilih kemudahan dalam pemanfaatan

pembiayaan syariah atau kemudahan melakukan pinjaman. Hal ini menunjukan

bahwa transaksi keuangan yang benar-benar menerapkan bagi hasil belum optimal

dilakukan.

Tanggung jawab manajemen dan Account Officer untuk lebih

meningkatkan lagi transaksi yang murni pada bagi hasil. Tidak hanya transaksi

yang menggunakan pengambilan margin atas suatu akad pada akad murabahah.

Selain itu, tanggung jawab petugas baik itu manajemen ataupun Account Officer

untuk mampu menjelaskan nilai-nilai lebih yang dimiliki oleh pembiayaan syariah

dibandingkan dengan pembiayaan biasanya pada umumnya.

Gambar 15. Perkembangan Nominal Pembiayaan Berdasarkan Akad Pada KBMT Tadbiirul Ummah Tahun 2004-2008

Jumlah mitra yang melakukan pembiayaan pada akad jual beli paling besar

jumlahnya dibandingkan dengan yang lain, dan ada kecenderungan semakin

berkurang jumlahnya. Namun, secara nominal perguliran dana untuk akad jual

beli memiliki trend terus meningkat jumlahnya. Pada tahun 2008 saja pembiayaan

yang menggunakan akad jual beli berjumlah Rp 3.324.860.000. Kondisi tersebut

berbeda dengan pembiayaan yang mengunakan akad bagi hasil, sewa dan akad

Page 79: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI … · Annisa A, Ade, Emi, Tiara, Miqdam, Ali, Rizal, Ridy, Iqbal dan Doni. 11. Teman-teman Asrama PPSDMS Nurul Fikri, Shoib, Nazrul, Gema,

79

yang lainya, kecenderungannya menurun sama seperti jumlah mitra yang

memanfaatkan pembiayaan berdasarkan akad. Hal tersebut dapat dilihat pada

Gambar 15.

Skim pembiayaan syariah dengan Akad jual beli, bagi hasil, sewa dan lain-

lainnya merupakan akad yang diterapkan pada KBMT Tadbiirul Ummah.

Pemanfaatan yang paling besar pada akad murabahah atau jual beli. Pemanfaatan

yang besar ini mengindikasikan bahwa akad yang digunakan merupakan akad

yang mudah untuk diterapkan dan berdasarkan Bank Indonesia akad jual beli

memiliki nilai terbesar dalam penyalurannya secara nasional perguliran

pembiayaan yang menggunakan akad murabahah pun mencapai nilai sebesar Rp

23.001 Milyar. Hal tersebut menunjukan masih sedikitnya lembaga keuangan

mikro syariah memanfaatkan jenis akad lainnya. Skim pembiayaan syariah yang

ada pada KBMT Tadbiirul Ummah saat ini masih disalurkan dengan jenis akad

Murabahah, hal tersebut memang berdasarkan fakta dilapangan bahwa secara

praktis masyarakat lebih mudah memahami pembiayaan dengan jenis akad

Murabahah dan pihak KBMT pun secara fleksibel menerapkan jenis akad yang

diinginkan sesuai dengan kesepakatan bersama mitra. Secara teori seharusnya

pembiayaan syariah yang betul-betul murni syariah harus menggunakan jenis

akad yang menerapkan bagi hasil atau bagi rugi.

5.6. Mekanisme Pembiayaan Syariah

KBMT Tadbiirul Ummah memberikan pembiayaan melalui berbagai

macam tahap sebelum memutuskan bahwa seorang mitra layak untuk diberikan

pembiayaan. KBMT Tadbiirul Ummah dalam melakukan penilaian terhadap

permohonan pembiayaan, BMT pun memperhatikan beberapa prinsip utama yang

berkaitan dengan kondisi secara keseluruhan calon peminjam. Prinsip ini dikenal

dengan prinsip 5C, yaitu:

6) Character, yaitu penilaian terhadap karakter atau kepribadian calon peminjam

dengan tujuan untuk memperkirakan kemungkinan bahwa peminjam dapat

memenuhi kewajibannya. Karakter ini dapat diketahui oleh pada account

officer melalui wawancara dengan panduan form penilaian yang sudah

terstrandarisasi di BMT. Pembiayaan diberikan kepada mitra yang dikenal

Page 80: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI … · Annisa A, Ade, Emi, Tiara, Miqdam, Ali, Rizal, Ridy, Iqbal dan Doni. 11. Teman-teman Asrama PPSDMS Nurul Fikri, Shoib, Nazrul, Gema,

80

dalam hal karakter usaha. Dalam hal ini, karakter mencerminkan willingness

to pay (tanggung jawab akan hutang), sedangkan usaha mencerminkan ability

to pay (kemampuan membayar). Penilaian ini dilakukan berdasarkan

pengalaman KBMT TBU dalam menyalurkan pembiayaannya kepada mitra.

7) Capacity, yaitu penilaian secara subjektif tentang kemampuan peminjam

untuk melakukan pembayaran. Kemampuan diukur dengan catatan prestasi

peminjam di masa lalu yang didukung dengan pengamatan lapangan atas

sarana usahanya seperti toko, karyawan, alat-alat, pabrik serta metode

kegiatannya. Penilaian ini dapat dilakukan melalui catatan sejarah mitra dalam

meminjam ke pada BMT. Pengembalian angsuran yang baik selama menjadi

mitra BMT dapat menjadi nilai tambah untuk mitra ketika melakukan

pengajuan pembiayaan kembali. Karena BMT dalam melakukan pembiayaan

selalu melihat keamanan sumber pengembaliannya.

8) Capital, yaitu penilaian terhadap kemampuan modal yang dimiliki oleh calon

peminjam, diukur dengan rasio finansial dan komposisi modalnya. Pengajuan

pembiayaan pun melihat pada kemampuan modal yang dimiliki oleh mitra.

Mitra yang memiliki modal dari pihak lain menunjukan mitra tersebut

memiliki hutang kepada pihak lain. Oleh karena itu, pihak KBMT TBU sangat

berhati-hati menyalurkan pembiayaan kepada mitra yang memiliki hutang.

Hal tersebut dilakukan untuk mencegah terjadinya pembiayaan bermasalah.

9) Collateral, yaitu jaminan yang dimiliki calon peminjam. Penilaian ini

bertujuan untuk lebih meyakinkan bahwa jika suatu risiko kegagalan

pembayaran tercapai terjadi, maka jaminan dapat dipakai sebagai pengganti

dari kewajibannya. Namun, penerapan yang dilakukan oleh BMT cukup baik

karena barang jaminan bukan sebagai pengganti karakter atau pembayaran.

BMT mengartikan barang jaminan sebagai keberlangsungan usaha bukan

sebagai jaminan harta. Hal tersebut menunjukan bahwa pembiayaan yang

dilakukan pada KBMT TBU tidak menjadikan barang jaminan sebagai barang

utama dalam memanfaatkan pembiayaan syariah.

10) Conditions, yaitu pihak pemberi dana harus melihat kondisi ekonomi yang

terjadi di masyarakat dan secara spesifik melihat adanya keterkaitan dengan

jenis usaha yang dilakukan oleh calon peminjam. Hal tersebut dilakukan

Page 81: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI … · Annisa A, Ade, Emi, Tiara, Miqdam, Ali, Rizal, Ridy, Iqbal dan Doni. 11. Teman-teman Asrama PPSDMS Nurul Fikri, Shoib, Nazrul, Gema,

81

karena kondisi eksternal berperan besar dalam proses berjalannya usaha calon

peminjam. Oleh karena itu dalam hal penyaluran pembiayaan syariah BMT

memprioritaskan kualitas daripada kuantitas pembiayaan. Kualitas

pembiayaan yang baik akan mempengaruhi tingkat keuntungan yang akan

diperoleh.

Walaupun sudah ada penerapan prinsip 5 C, pada pengajuan pembiayaan

syariah masih sering terjadi pelanggaran aturan karena pada saat pengajuan

beragam mitra melakukan peminjaman berdasarkan berbagai motif, yaitu :

pengajuan pembiayaan untuk orang lain, pengajuan dilakukan untuk memenuhi

kebutuhan, pengajuan spekulasi dimana pada saat pengajuan mitra melakukan

mark-up terhadap dana yang akan dipinjam. Sehingga, Ketika disetujui,

harapannya mendapat nominal yang tinggi walaupun ada kemungkinan hanya

mendapatkan setengah dari apa yang diajukan. Karena kebutuhan yang

sebenarnya, nilainya dinaikan sebesar 2 kali lipat ketika melakukan pengajuan.

Berbagai macam motif peminjaman pembiayaan yang dimiliki mitra

mengharuskan pihak KBMT melakukan seleksi yang ketat dengan sistem yang

telah terstandarisasi, sehingga pembiayaan yang diberikan oleh pihak KBMT

TBU dapat berjalan dengan optimal. Mekanisme atau sistem yang dijalan oleh

KBMT Tadbiirul Ummah dapat ditunjukan pada Gambar 16.

Pengajuan Pembiayaan Oleh Mitra

Wawancara Cross Chek

Pencairan Pembiayaan

Analisis Pembiayaan

Rapat Komite

Penyampaian Hasil, Rekomendasi Dan Negosiasi.

Proses/Prapencairan atau pengikatan.

Monitoring Akad / Monitoring Anggsuran

Page 82: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI … · Annisa A, Ade, Emi, Tiara, Miqdam, Ali, Rizal, Ridy, Iqbal dan Doni. 11. Teman-teman Asrama PPSDMS Nurul Fikri, Shoib, Nazrul, Gema,

82

Gambar 16. Proses Pembiayaan Syariah Pada KBMT Tadbiirul Ummah Selain itu, wawancara dilakukan untuk pengecekan terhadap kondisi calon

mitra BMT. Pengecekan ini dilakukan dengan independen bebas dari intervensi

siapapun karena keputusan pembiayaan bersifat personal. Selain itu, penerapan

sistem perputaran terhadap penilaian suatu mitra membuat penilaian terhadap

calon mitra dibuat seobjektif mungkin. Hal ini, dilakukan bertujuan agar data

yang diperoleh akurat. Keakuratan data diperlukan dalam pengambilan keputusan,

sehingga keputusan yang diambil benar. Oleh karena itu, Account officer (AO)

harus yakin dengan rekomendasinya apabila seorang calon mitra layak

mendapatkan pembiayaan, karena account officer bertanggung jawab sampai

pembiayaan itu selesai.

Analisis pembiayaan dilakukan oleh Account officer, setelah analisis

dilakukan oleh AO, maka rekomendasi disampaikan kepada rapat komite untuk

ditentukan apakah seorang calon mitra berhak atau tidak untuk mendapatkan

pembiayaan syariah. Manajer pun memiliki tanggung jawab penuh dalam

menentukan seseorang layak untuk mendapatkan pembiayaan. Manajer memiliki

peran besar dalam memimpin opersional BMT sesuai dengan tujuan dan

kebijakan umum yang digariskan oleh pengurus sehingga manajer sangat penting

dalam menentukan perguliran dana pembiayaan dari pihak KBMT terhadap calon

mitra yang mengajukan pembiayaan syariah.

Setelah adanya keputusan diterima atau ditolak, maka AO langsung

menyampaikan keputusan tersebut kepada calon mitra yang mengajukan

pembiayaan kepada BMT. Berdasarkan keputusan yang telah dibuat oleh rapat

komite maka AO akan memberikan hasil-hasil penilaian yang dilakukan,

rekomendasi yang bermanfaat bagi mitra yang belum dapat dikabulkan

permintaan pembiayaannya bahkan dapat pula bernegosiasi, sebelum

dilakukannya pengikatan melalui akad yang akan disepakati bersama antara pihak

BMT dan Mitra Pembiayaan Syariah.

Setelah melakukan penandatanganan akad atau perjanjian maka mitra

berhak mendapatkan pencairan bantuan pembiayaan. Berdasarkan informasi yang

didapatkan di lapangan, pemprosesan pembiayaan harus selesai dalam jangka

Page 83: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI … · Annisa A, Ade, Emi, Tiara, Miqdam, Ali, Rizal, Ridy, Iqbal dan Doni. 11. Teman-teman Asrama PPSDMS Nurul Fikri, Shoib, Nazrul, Gema,

83

waktu tujuh hari atau satu minggu. Namun, seringkali proses dapat lebih cepat

ataupun dapat lebih lama. Hal tersebut dipengaruhi oleh pengajuan pembiayaan

yang harus diproses pada saat bersamaan oleh KBMT. Selain itu, keterbatasan

SDM dan waktu maka penangananya terlambat. Walaupun, selalu diupayakan

dapat tersalurkan berdasarkan waktu yang telah ditargetkan.

Page 84: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI … · Annisa A, Ade, Emi, Tiara, Miqdam, Ali, Rizal, Ridy, Iqbal dan Doni. 11. Teman-teman Asrama PPSDMS Nurul Fikri, Shoib, Nazrul, Gema,

84

VI. EFEKTIVITAS PENYALURAN PEMBIAYAAN PEMBIAYAAN

SYARIAH

6.1. Efektivitas Penyaluran Pembiayaan Secara Umum

Koperasi Baitul Maal Waat Tamwill Ummah memiliki fungsi dasar

sebagai bank. Namun harus ada hal berbeda yang ditunjukan oleh BMT dalam hal

penyaluran dana. Penyaluran dana dapat dilakukan dalam dua jenis, pertama,

pembiayaan dengan sistem bagi hasil sebagai alternatif pengganti bunga. Kedua

adalah jual beli dengan pembiayaan ditangguhkan, yaitu penjualan barang dari

BMT kepada nasabah, dengan harga ditetapkan sebesar biaya perolehan barang

ditambah margin keuntungan yang disepakati untuk keuntungan BMT.

Dengan karakteristik BMT yang memiliki fungsi dasar sebagai bank, maka

BMT pun melakukan pelayanan kepada para konsumen. Pelayanan yang

dilakukan dapat berupa pelayanan dikantor atau pun pihak BMT melakukan

kunjungan langsung kepada pada calon mitra yang ingin mengetahui informasi

lebih banyak mengenai pembiayaan syariah. Informasi yang biasanya didapatkan

terkait dengan pembiayaan ialah melalui brosur yang disebarkan ataupun pihak

BMT melakukan presentasi dihadapan calon mitra.

Selain itu, pembinaan yang dilakukan oleh BMT Tadbiirul Ummah kepada

para mitra cukup baik. Pembinaan tersebut dilakukan pada saat penagihan

pembayaran, berupa konsultasi bisnis terkait dengan administrasi keuangan

maupun rencana usaha, pembinaan dilakukan secara langsung oleh account

officer, agar pembiayaan yang disalurkan tidak mengalami kemacetan pada saat

pembayaarannya.

Selain melakukan pelayanan dan pembinaan, maka BMT menyusun

rencana atau target pembiayaan. Hal ini dilakukan untuk menciptakan iklim yang

dinamis agar penyaluran dana kepada para mitra BMT dapat berjalan dengan baik.

Berdasarkan hasil temuan dilapangan ada beberapa target yang ditetapkan oleh

BMT dalam menyalurkan pembiayaannya baik itu berdasarkan jumlah mitra,

jumlah nominal, wilayah usaha, jenis mitra, jenis profesi mitra, jenis pemanfaatan,

jenis akad maupun sektor usaha. Untuk mengetahui target dan realisasi

Page 85: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI … · Annisa A, Ade, Emi, Tiara, Miqdam, Ali, Rizal, Ridy, Iqbal dan Doni. 11. Teman-teman Asrama PPSDMS Nurul Fikri, Shoib, Nazrul, Gema,

85

pembiayaan maka data yang digunakan ialah data pada tahun 2008, agar data

yang ada masih update dan tidak usang.

Secara umum pembiayaan yang terjadi pada KBMT Tadbiirul Ummah

mencapai total pencapaian sebesar Rp 3.647.230.000 dari target yang telah

ditetapkan sebesar Rp 4.479.280.000 atau secara persentase pencapaiannya

mampu mencapai 81 persen untuk jumlah nominal pembiayaan syariah yang

ditargetkan. Sedangkan, untuk pencapaian total jumlah mitra yang memperoleh

pembiayaan berjumlah sebanyak 456 orang dari 527 orang yang ditargetkan atau

secara persentase maka besarnya ialah 88 persen. Walaupun belum mampu

memenuhi target secara optimal baik dari sisi jumlah nominal dana yang bergulir

ataupun jumlah mitra, pencapaian yang dihasilkan dapat dikatakan sangat baik

karena mampu mencapai target melebihi 80 persen.

Pencapaian dari segi jumlah nominal yang mampu mencapai nilai sebesar

81 persen menunjukan efektivitas yang baik pada penyaluran pembiayaan yang

dilakukan oleh pihak KBMT. Kemampuan menyalurkan dana sebesar Rp

3.647.230.000 kepada mitra menunjukkan bahwa KBMT memiliki sumber daya

yang baik dalam memasarkan produk pembiayaan. Sumber daya yang berperan

dalam hal ini ialah account officer yang memiliki kemampuan yang baik dalam

menawarkan pembiayaan syariah kepada calon mitra.

Efektivitas penyaluran pembiayaan akan disegmentasi dalam beberapa

bagian, pembagian tersebut berdasarkan wilayah usaha, jenis mitra, profesi mitra,

peruntukan, akad dan berdasarkan sektor usaha. Pembagian tersebut menunjukan

seberapa besar pencapaian efektivitas apabila tersegmentasi dalam beberapa

bagian. Sehingga, dapat dilihat secara jelas seberapa besar efektivitas pembiayaan

syariah yang diterapkan oleh KBMT Tadbiirul Ummah.

6.1.1. Efektivitas Penyaluran Pembiayaan Berdasarkan Wilayah Usaha

Efektivitas pada pembiayaan yang dilakukan berdasarkan wilayah

dipengaruhi pula oleh letak kantor KBMT Tadbiirul Ummah yang berada di

Kecamatan Dramaga. Berdasarkan Tabel 5 secara nominal yang ditargetkan

untuk penyaluran pembiayaan paling besar ialah daerah Bogor Kota sebesar Rp

2,506,250,000. Namun pencapaiannya tidaklah terlalu besar hanya sebesar Rp

1,623,850,000 atau secara persentase hanya mencapai 65 persen. Sedangkan

Page 86: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI … · Annisa A, Ade, Emi, Tiara, Miqdam, Ali, Rizal, Ridy, Iqbal dan Doni. 11. Teman-teman Asrama PPSDMS Nurul Fikri, Shoib, Nazrul, Gema,

86

target pembiayaan yang paling kecil yang dilakukan berdasarkan wilayah ialah

wilayah usaha luar Bogor yaitu sebesar Rp 19,000,000, walaupun targetnya paling

kecil namun pencapaian paling besar sebesar Rp 148,500,000.

Tabel 5. Target dan Realisasi Pembiayaan Berdasarkan Wilayah Usaha Pada

KBMT Tadbiirul Ummah Tahun 2008

Wilayah Usaha

Target (Rp) Pencapaian (Rp)

% Pencapaian

Target Jumlah Mitra (Orang)

Pencapaian (Orang)

% Pencapaian

Bogor kota 2506250000 1623850000 65 52 45 87 Dramaga 924750000 761050000 82 210 136 65 Cibanteng 468400000 268190000 57 58 65 112 Ps. Induk K 0 211750000 - 0 29 - Tenjolaya 219250000 136100000 62 93 79 85 Ciampea 213830000 262580000 123 70 31 44 Ps. Anyar 38500000 131580000 342 11 20 182 Sd. Barang 79300000 55490000 70 18 17 94 Luar Bogor 19000000 148500000 782 5 11 220 Bojong Gede 0 23800000 - 0 13 - Bogor Barat 0 10800000 - 0 4 - Ranca Bungur 10000000 13620000 136 10 15 150

Grand Total 4,479,280,000 3,647,230,000 81 527 465 88

Pencapaian target pembiayaan untuk daerah Bogor Kota yang mencapai 65 persen

dapat dikatakan tidak efektif karena tidak mampu mencapai target secara baik.

Efektivitas penyaluran pembiayaan untuk daerah Dramaga mampu mencapai 82

persen, pencapaian yang besar tersebut menunjukan bahwa KBMT mampu

mengoptimalkan peyaluran pembiayaan pada daerah dimana kantornya berada.

Daerah Cibanteng hanya mampu mencapai penyaluran sebanyak 57 persen, hal

tersebut menunjukan bahwa pencapaian target tidak optimal atau dapat dikatakan

tidak efektif. Pencapaian target untuk Tenjolaya mampu mencapai 62 persen

pencapaian, hal tersebut masih belum mencapai tingkat optimalitas penyaluran

untuk daerah Tenjolaya.

Pencapaian target untuk daerah Ciampea mampu mencapai 123 persen, hal

terebut menunjukan bahwa penyaluran pembiayaan untuk daerah Ciampea

mampu mencapai tingkat efektivitas yang sangat baik. Begitu pula dengan

wilayah Pasar Anyar, mampu mencapai penyaluran pembiayaan sebesar 342

persen. Pencapaian tersebut mampu melebih target yang ditentukan dan dapat

dikatakan pembiayaan syariah untuk daerah Pasar Anyar mencapai tingkat

efektivitas yang sangat baik.

Pencapaian target untuk wilayah sindang barang hanya mampu mencapai

efektivitas pencapaian target penyaluran sebesar 70 persen, hal tersebut

Page 87: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI … · Annisa A, Ade, Emi, Tiara, Miqdam, Ali, Rizal, Ridy, Iqbal dan Doni. 11. Teman-teman Asrama PPSDMS Nurul Fikri, Shoib, Nazrul, Gema,

87

menunjukan bahwa pembiayaan untuk daerah Sindang Barang dapat disimpulkan

cukup efektif. Pembiayaan untuk daerah luar Bogor mampu mencapai target

sebesar 782 persen, hal tersebut dapat disimpulkan bahwa pembiayaan untuk

daerah luar bogor sangat tinggi pencapaian efektifitasnya. Sedangkan,

pembiayaan untuk daerah ranca bunggur mampu mencapai target pembiayaan

sebesar 136 persen dimana pencapaian tersebut sangat tinggi.

Selain berdasarkan nominal, maka target pun dibuat berdasarkan jumlah

mitra. Jumlah mitra yang ditargetkan paling banyak berdasarkan wilayah adalah

daerah Dramaga yaitu sebesar 210 mitra. Namun, pencapaiannya tidaklah terlalu

besar hanya mampu mencapai sebanyak 136 mitra atau secara persentase hanya

sebesar 65 persen. Sedangkan untuk target paling kecil berdasarkan mitra adalah

wilayah luar Bogor hanya sebanyak 5 mitra yang ditargetkan, namun realisasi

yang terjadi mampu mencapai lebih dari yang diharapkan dengan jumlah 11 mitra

atau secara persentase sebesar 220 persen.

Target yang dibuat berdasarkan wilayah usaha menunjukan, bahwa ada

beberapa daerah baru yang mampu menjadi pasar bagi pembiayaan syariah yang

dilakukan oleh KBMT Tadbiirul Ummah. Daerah tersebut yaitu Pasar Induk

Kemang, Bojong Gede dan Bogor Barat. Penambahan jumlah nominal dan mitra

yang melakukan pembiayaan berapa pada Pasar Induk Kemang. Perluasan

wilayah usaha ini membuktikan bahwa semakin besarnya kebutuhan masyaraakat

akan bantuan pembiayaan syariah.

Selain itu, terbukti bahwa sektor perdagangan (Pasar Induk Kemang) yang

merupakan usaha yang berbasiskan sektor riil yang membuat keberpihakan BMT

pada sektor usaha perdagangan. Sehingga, BMT mau melakukan penyaluran dana

dengan cara mendirikan usaha baru atau dengan cara masuk ke usaha yang sudah

ada dengan cara membeli saham. Penyaluran dana pada sektor riil terbukti bahwa

harus bersifat permanen atau jangka panjang dan terdapat unsur kepemilikan

didalamnya.

Pencapaian target baik secara nominal dan jumlah mitra pembiayaan

berdasarkan wilayah menunjukan tingkat efektivitas pembiayaan yang berbeda-

beda. Beberapa wilayah hanya mampu mencapai tingkat efektivitas yang rendah

dalam penyalurannya. Namun, dapat ditutupi oleh beberapa wilayah yang mampu

Page 88: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI … · Annisa A, Ade, Emi, Tiara, Miqdam, Ali, Rizal, Ridy, Iqbal dan Doni. 11. Teman-teman Asrama PPSDMS Nurul Fikri, Shoib, Nazrul, Gema,

88

mencapai efektivitas yang tinggi dan beberapa wilayah ekspansi baru dalam

penyaluran pembiayaan.

Berdasarkan wilayah penyaluran pembiayaan, penyaluran terbesar terdapat

pada wilayah Kota Bogor dan penyaluran terbanyak untuk jumlah mitra terdapat

pada daerah Dramaga. Hal tersebut dapat dilihat pada Tabel 6, secara proporsi

untuk jumlah pembiayaan yang disalurkan lebih dominan disalurkan kepada

wilayah Bogor Kota sebesar 55,59 persen dan mampu mencapai proporsi

pencapaian sebesar 44,52 persen. Sedangkan, jumlah mitra yang tesebar lebih

besar pada wilayah Dramaga dengan proporsi target sebesar 39,84 persen dengan

proporsi pencapaian sebesar 29,24 persen. Pertambahan yang paling signifikan

terdapat pada wilayah Pasar Induk Kemang yang mampu mencapai proporsi

pencapaian sebesar 5,8 persen untuk jumlah pembiayaan dan 6,23 persen untuk

proporsi pencapaian jumlah mitra.

Tabel 6. Proporsi Target dan Realisasi Pembiayaan Berdasarkan Wilayah Usaha pada KBMT Tadbiirul Ummah Tahun 2008

Jumlah Pembiayaan Jumlah Mitra

Wilayah Usaha Proporsi Nilai Target (%)

Proporsi Nilai Realisasi (%)

Proporsi Target (%)

Proporsi Realisasi (%)

Bogor kota 55.95 44.52 9.86 9.67 Dramaga 20.64 20.86 39.84 29.24 Cibanteng 10.45 7.35 11.00 13.97 Ps. Induk Kemang 0 5.80 0 6.23 Tenjolaya 4.89 3.73 17.64 16.98 Ciampea 4.77 7.19 13.28 6.66 Ps. Anyar 0.86 3.60 2.08 4.30 Sd. Barang 1.77 1.52 3.41 3.65 Luar Bogor 0.42 4.071 0.94 2.36 Bojong Gede 0 0.65 0 2.79 Bogor Barat 0 0.29 0 0.86 Ranca Bungur 0.22 0.37 1.89 3.22 Grand Total 100 100 100 100

6.1.2. Efektivitas Penyaluran Pembiayaan Berdasarkan Jenis Mitra

KBMT Tadbiirul Ummah tidak hanya mengandalkan mitra lama dalam

pembiayaan yang disalurkan. Tetapi tiap tahunnya selalu melakukan target untuk

Page 89: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI … · Annisa A, Ade, Emi, Tiara, Miqdam, Ali, Rizal, Ridy, Iqbal dan Doni. 11. Teman-teman Asrama PPSDMS Nurul Fikri, Shoib, Nazrul, Gema,

89

mendapatkan mitra baru, pembiayaan berdasarkan jenis mitra baik itu secara

nominal maupun jumlah mitra. Pada Tabel 7 ditunjukkan bahwa target

pembiayaan yang diperuntukan kepada jenis mitra lama hanya mampu mencapai

Rp 2,808,010,000 dari target yang dibuat sebesar Rp 3,952,480,000 atau secara

persentase hanya mampu mencapai 71 persen. Sedangkan, berdasarkan jenis

mitra baru pencapaian jumlah nominal pembiayaan melebih jumlahnya sebesar

Rp 839,220,000 dari pembiayaan yang ditargetkan sebesar Rp 526,800,000 atau

secara persentase sebesar 159 persen.

Pencapaian target tersebut menunjukkan bahwa KBMT telah cukup efektif

dalam melakukan segmentasi untuk jenis mitra lama dengan pencapaian target

sebesar 71 persen. Sedangkan, untuk pencapaian target untuk jenis mitra baru

mampu mencapai persentase sebesar 159 persen dengan pencapaian tersebut dapat

dinilai pembiayaan untuk jenis mitra baru dapat dikatakan mencapai tingkat

efektifitas yang sangat tinggi, karena melebih target yang telah dibuat oleh pihak

KBMT Tadbiirul Ummah.

Sedangkan, berdasarkan jumlah mitra maka dapat terlihat bahwa antara

mitra lama yang ditargetkan sebanyak 352 mitra hanya mampu mencapai 311

mitra atau menunjukan 88 persen secara persentase. Untuk jumlah mitra baru

yang ditargetkan untuk pembiayaan sebanyak 175 orang namun pencapaianya

hanya mampu mencapai 154 mitra atau sebesar 88 persen. Pencapaian sebesar 88

persen, baik itu jumlah mitra lama maupun baru dapat dinilai bahwa pembiayaan

untuk pecapaian target penyaluran pembiayaan dapat dinilai efektif, karena

mampu mencapai hasil yang baik walaupun belum mampu mencapai pada tingkat

paling optimal sebesar 100 persen.

Tabel 7. Target dan Realisasi Pembiayaan Berdasarkan Jenis Mitra pada KBMT

Tadbiirul Ummah Tahun 2008

Jenis Mitra Target (Rp) Pencapaian (Rp)

% Pencapaian

Target Jumlah Mitra (Orang)

Pencapaian (Orang)

% Pencapaian

Lama 3952480000 2,808,010,000 71 352 311 88

Baru 526800000 839,220,000 159 175 154 88

Grand Total 4,479,280,000 3,647,230,000 81 527 465 88

Page 90: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI … · Annisa A, Ade, Emi, Tiara, Miqdam, Ali, Rizal, Ridy, Iqbal dan Doni. 11. Teman-teman Asrama PPSDMS Nurul Fikri, Shoib, Nazrul, Gema,

90

Ekspansi yang dilakukan oleh BMT ternyata mampu mengarahkan

kegiatan ekonomi masyarakat untuk memanfaatkan pembiayaan syariah dalam

bermu’amalah secara Islam agar terhindar dari praktek riba. Selain itu dengan

adanya pembiayaan syariah yang terus bergulir kepada mitra yang baru maka

BMT sebagai LKMS harus mampu menciptakan kualitas hidup umat dengan jalan

yang lebih besar terutama keluarga miskin, yang diarahkan kepada kegiatan usaha

yang produktif menuju terciptanya kemandirian bewirausaha. Pemanfaatan

pembiayaan syariah ini dapat dilihat pada besarnya jumlah peningkatan secara

nominal dana untuk alokasi jumlah mitra baru. Sedangkan, untuk pencapaian

secara jumlah mitra maka pembiayaan lama ataupun baru memiliki proporsi yang

sama, hal tersebut dapat dilihat pada Tabel dibawah ini.

Tabel 8. Proporsi Target dan Realisasi Pembiayaan Berdasarkan Jenis Mitra pada

KBMT Tadbiirul Ummah Tahun 2008

Berdasarkan Tabel 8 ditunjukan bahwa proporsi realisasi dari jenis mitra

jelas terlihat menurun, jenis mitra lama tidak dapat memenuhi target yang dibuat,

hanya dapat mencapai sebesar 76,99 persen. Sedangkan, proporsi untuk jenis

mitra baru mampu mencapai 23,01 persen lebih besar dari proporsi target yang

dibuat dari jumlah nominal pembiayaan. Selain itu, berdasarkan jumlah mitra

maka proporsi yang mampu dicapai sebesar 66,88 persen untuk jenis mitra lama

dan 33,12 persen untuk mitra baru. Hal tersebut menunjukan perbedaan yang

tidak signifikan berbeda karena antara proporsi pencapaian dan realisasi tidak

terlalu jauh berbeda jumlahnya.

6.1.3. Efektivitas Penyaluran Pembiayaan Berdasarkan Profesi Mitra

KBMT Tadbiirul Ummah dapat melayani pembiayaan untuk semua

kalangan dengan syarat mampu mengembalikan dana yang dipinjam dengan

jangka waktu tertentu. Kalangan yang ditargetkan oleh BMT untuk penyaluran

Jumlah Nominal Jumlah Mitra Jenis Mitra Proporsi

Target (%) Proporsi Realisasi (%)

Proporsi Target (%)

Proporsi Realisasi (%)

Lama 88.24 76.99 66.79 66.88 Baru 11.76 23.01 33.21 33.12 Grand Total 100 100 100 100

Page 91: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI … · Annisa A, Ade, Emi, Tiara, Miqdam, Ali, Rizal, Ridy, Iqbal dan Doni. 11. Teman-teman Asrama PPSDMS Nurul Fikri, Shoib, Nazrul, Gema,

91

pembiayaan ialah orang-orang yang berwiswasta dan pedagang. Hal tersebut

dapat dilihat pada Tabel 9. Target terbesar dalam penyaluran dana dialokasikan

untuk mitra yang berprofesi sebagai wiraswasta dengan target sebesar Rp

2,639,050,000 pencapaian target untuk mitra berprofesi wiraswasta sangat baik

sebesar Rp 2,122,610,000. Secara persentase maka pencapaiannya sebesar 80

persen. Sedangkan untuk profesi yang pada penyalurannya ditargetkan tidak

terlalu besar yaitu petani sebesar Rp 6,250,000 mampu mencapai hasil dari yang

ditargetkan sebesar Rp 51,950,000 secara persentase maka pencapaiannya sebesar

831 persen.

Tabel 9. Target dan Realisasi Pembiayaan Berdasarkan Profesi Mitra Pada

KBMT Tadbiirul Ummah Tahun 2008

Jenis Profesi Mitra

Target (Rp) Pencapaian (Rp)

% Pencapaian

Target Jumlah Mitra (Org)

Pencapaian (Org)

% Pencapaian

Wiraswasta 2,639,050,000 2,122,610,000 80 70 63 90 Pedagang 1,376,580,000 1,146,230,000 83 344 281 82 Pegawai Swasta

203,000,000 141,500,000 70 44 33 75

PNS 20,000,000 44,100,000 221 2 10 500 Guru 113,500,000 61,700,000 54 25 10 40 IRT 5,400,000 33,540,000 621 2 23 1150 Petani 6,250,000 51,950,000 831 6 20 333 Pengemudi 44,000,000 15,370,000 35 23 13 57 Buruh 71,500,000 26,430,000 37 11 11 100 Konsultan 0 0 0 0 0 0 Mahasiswa 0 3,800,000 - 0 1 1 Penjahit 0 0 0 0 0 0 Pensiunan 0 0 0 0 0 0

Grand Total 4,479,280,000 3,647,230,000 81 527 465 88

Selain itu, jumlah mitra yang ditargetkan berdasarkan profesi ternyata

jumlah paling banyak ialah pedagang hingga mencapai 344 mitra namun

pencapaian dari target yang dibuah hanya mampu mencapai 281 mitra atau

pencapaian sebesar 82 persen. Hal tersebut menunjukan pencapaian yang sudah

sangat baik. Namun pencapaian tertinggi dari segi jumlah mitra berdasarkan jenis

profesi maka IRT (ibu-ibu rumah tangga) mampu mencapai target sebesar 1150

persen. Target yang dibuat hanya 2 orang sedangkan hasil yang dicapainnya

mampu berjumlah 23 orang. Pencapaian yang luar biasa untuk memperluas

segmentasi pemanfaatan pembiayaan syariah pada BMT kepada setiap komponen

masyarakat.

Page 92: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI … · Annisa A, Ade, Emi, Tiara, Miqdam, Ali, Rizal, Ridy, Iqbal dan Doni. 11. Teman-teman Asrama PPSDMS Nurul Fikri, Shoib, Nazrul, Gema,

92

Secara keseluruhan ada beberapa hal yang menarik yang dapat dilihat pada

target dan realisasi. Dari segi nominal maka pencapaian persentase paling besar

ialah pada profesi petani. Hal ini menunjukan sudah mulai meningkatnya

pemanfaatan pembiayaan syariah yang dilakukan oleh petani. Sedangkan, dari sisi

jumlah mitra maka profesi IRT ternyata secara persentase meningkat paling tinggi

dari apa yang ditargetkan. Hal ini menunjukan bahwa masyarakat sudah mulai

sadar betul akan manfaat pembiayaan syariah. Disisi lain pembiayaan yang telah

ditargetkan ada beberapa jenis profesi ternyata belum mampu optimal dicapai.

Mahasiswa pun sudah mulai meminjam dana pembiayaan syariah di BMT

Tadbiirul Ummah untuk bantuan usaha dan kuliah yang sedang mereka jalani.

Dari penjelasan diatas jelas bahwa pembiayaan syariah sangat berperan pada

segala jenis profesi. Selain itu, berguna bagi masyarakat untuk membantu

mengentaskan masalah kemiskinan dengan upaya pembinaan nasabah yang

menonjolkan sifat kebersamaan dari siklus usaha yang lengkap seperti program

pembinaan pengusaha produsen, pedagang perantara, konsumen, pengembangan

modal kerja dan program pengembangan usaha bersama. Selain itu, berperan

untuk menyelamatkan ketergantungan umat Islam terhadap bank non-islam

(konvensional) yang masih menerapkan sistem riba (Sumitro dalam Hidayat,

1999).

Efektivitas penyaluran pembiayaan berdasarkan jenis profesi mitra,

menunjukan bahwa KBMT mampu mencapai efektivitas yang sangat tinggi pada

jenis profesi Pegawai Negri Sipil (PNS), Ibu Rumah Tangga (IRT) dan Petani

sebagai target konsumen pembiayaan syariah. Walaupun, ada sebagian jenis

profesi yang tidak mencapai tingkat efektivitas yang baik, diantaranya ialah guru,

pengemudi, dan mahasiswa. Sehingga, dapat disimpulkan efektivitas pembiayaan

syariah berdasarkan jenis profesi berbeda-beda. Perbedaan tersebut terjadi akibat

dari pencapaian penyaluran pembiayaan ada yang optimal dan tidak.

Page 93: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI … · Annisa A, Ade, Emi, Tiara, Miqdam, Ali, Rizal, Ridy, Iqbal dan Doni. 11. Teman-teman Asrama PPSDMS Nurul Fikri, Shoib, Nazrul, Gema,

93

Tabel 10. Proporsi Target dan Realisasi Pembiayaan Berdasarkan Jenis Mitra pada KBMT Tadbiirul Ummah Tahun 2008

Jumlah Nominal Jumlah Mitra

Jenis Profesi Mitra

Proporsi Target (%)

Proporsi Realisasi (%)

Proporsi Target (%)

Proporsi Realisasi (%)

Wiraswasta 58.91 58.19 13.28 13.54 Pedagang 30.73 31.42 65.27 60.43 Pegawai Swasta 4.53 3.87 8.34 7.09 PNS 0.44 1.20 0.37 2.15 Guru 2.53 1.69 4.74 2.15 IRT 0.12 0.91 0.37 4.94 Petani 0.13 1.42 1.13 4.30 Pengemudi 0.98 0.42 4.36 2.79 Buruh 1.59 0.72 2.08 2.36 Konsultan 0 0 0 0 Mahasiswa 0 0.10 0 0.21 Penjahit 0 0 0 0

Pensiunan 0 0 0 0

Grand Total 100 100 100 100 Sumber : KBMT Tadbiirul Ummah (2009)

Berdasarkan jumlah proporsi jumlah nominal pembiayaan realisasi

terbesar mampu dialokasikan kepada jeni profesi wiraswasta sebesar 58,19 persen

hal tersebut menunjukan bahwa usaha mendukung para pengusaha UMKM.

Sedangkan, berdasarkan jenis mitra pencapaian proporsi terbesar ditunjukan oleh

jenis mitra sebagai pedagang dengan proporsi sebesar 60,43 persen. Jumlah

proporsi realisasi yang besar untuk pedagang menunjukan bahwa BMT lebih

tertarik menyalurkan dananya kepada sektor usaha yang lebih cepat perputaran

usahanya.

6.1.4. Efektivitas Penyaluran Pembiayaan Berdasarkan Peruntukan

Pembiayaan yang ada pada KBMT Tadbiirul Ummah pada prinsipnya

secara operasional tidak jauh berbeda dengan bank Islam. Pembiayaan yang ada

terbagi pada 3 jenis pembiayaan, yaitu : modal kerja, investasi dan konsumsi.

Pada penyaluran pembiayaan berdasarkan peruntukan maka BMT pun melakukan

Page 94: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI … · Annisa A, Ade, Emi, Tiara, Miqdam, Ali, Rizal, Ridy, Iqbal dan Doni. 11. Teman-teman Asrama PPSDMS Nurul Fikri, Shoib, Nazrul, Gema,

94

target pasar, agar dana yang bergulir mudah diserah oleh mitra. Target yang ingin

dicapai paling besar ialah pembiayaan peruntukan modal kerja sebesar Rp

3.890.400.000. Namun, hasil yang dicapai hanya sebesar 2.664.880.000 atau

secara persentase sebesar 68 persen. Hal tersebut menunjukan bahwa pembiayaan

syariah peruntukan modal kerja tidak mampu mencapai hasil yang optimal dalam

penyalurannya, kurang optimalnya pembiayaan pada modal kerja dinilai bahwa

pembiayaan tersebut cukup efektif dalam penyaluran pembiayaan syariah untuk

modal kerja (Tabel 11).

Tabel 11. Target dan Realisasi Pembiayaan Syariah Berdasarkan Peruntukan pada

KBMT Tadbiirul Ummah Tahun 2008

Peruntukan Target (Rp) Pencapaian (Rp)

% Pencapaian

Target Jumlah Mitra (Org)

Pencapaian (Org)

% Pencapaian

Modal kerja 3,890,400,000 2,664,880,000 68 379 309 82

Investasi 347,330,000 437,700,000 126 81 23 28

Konsumtif 241,550,000 544,650,000 225 67 133 199

Grand Total 4,479,280,000 3,647,230,000 81 527 465 88

Sedangkan untuk pembiayaan syariah peruntukan Investasi dan Konsumsi,

masing-masing mengalami peningkatan dari Rp 347,330,000 hingga Rp

437,700,000 atau secara persentase peningkatan yang tercapai sebesar 126 persen

dan untuk pembiayaan konsumsi terjadi pencapaian hasil sebesar 225 persen atau

pencapaian nominal sebesar Rp 544,650,000 dari target sebesar Rp 241,550,000.

Pencapaian yang melebihi target pada investasi dan konsumsi menunjukan bahwa

pembiayaan syariah sangat efektif disalurkan kepada mitra KBMT Tadbiirul

Ummah.

Ada perbedaan yang terjadi dalam hal pencapaian target berdasarkan

peruntukan dari sisi jumlah mitra. Walaupun secara nominal tidak terlalu baik

pencapainnya, jumlah mitra pembiayaan syariah untuk modal kerja mencapai

hasil yang cukup baik yaitu sebesar 82 persen atau mampu memenuhi pencapaian

sebesar 309 dari target yang telah dibuat sebesar 379. Pencapaian jumlah mitra

sebesar 82 persen menunjukan bahwa pencapaian penyaluran pembiayaan syariah

efektif. Sedangkan, pembiayaan syariah yang diperuntukan investasi ternyata

jumlah nominal yang besar tidak menunjukan target pencapaian jumlah mitra

Page 95: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI … · Annisa A, Ade, Emi, Tiara, Miqdam, Ali, Rizal, Ridy, Iqbal dan Doni. 11. Teman-teman Asrama PPSDMS Nurul Fikri, Shoib, Nazrul, Gema,

95

yang besar juga, karena hanya mampu mencapai target sebesar 28 persen hal

tersebut dapat dinilai sangat tidak efektif dalam penyaluran kepada mitra untuk

investasi.

Hal ini membuktikan bahwa plafon yang diberikan semakin meningkat

walaupun jumlah mitranya sedikit. Pembiayaan syariah untuk konsumsi secara

jumlah mitra mengalami kelebihan pencapaian target sebesar 199% atau mampu

mencapai sebesar 133 orang dari target yang dibuat sebanyak 67 orang.

Pencapaian yang melebih target ini menunjukan bahwa penyaluran pembiayaan

syariah berdasarkan peruntukan konsumsi sangat efektif.

Tabel 12. Proporsi Target dan Realisasi Pembiayaan Berdasarkan Peruntukan

pada KBMT Tadbiirul Ummah Tahun 2008

Jumlah Nominal Jumlah Mitra Peruntukan Proporsi

Target (%) Proporsi Realisasi (%)

Proporsi Target (%)

Proporsi Realisasi (%)

Modal kerja 86.85 73.06 71.91 66.45 Investasi 7.75 12.00 15.37 4.95 Konsumtif 5.40 14.94 12.72 28.60 Grand Total 100 100 100 100

Berdasarkan Tabel 12 ditunjukan bahwa proporsi realisasi untuk

peruntukan pembiayaan modal kerja menurun dan hanya mampu mencapai

sebesar 73,06 persen. Peruntukan investasi dan konsumsi masing-masing mampu

meningkat hingga mencapai persentase sebesar 12 persen dan 14,94 persen.

Apabila dilihat dari proporsi realisasi jumlah mitra maka pembiayaan peruntukan

modal kerja dan investasi ternyata menurun sedangkan pembiayaan peruntukan

konsumsi tenyata jumlahnya meningkat hingga mencapai 28,60 persen.

Pembiayaan yang dialokasikan untuk konsumsi menunjukan bahwa

pemanfaatan pembiayaan syariah lebih besar dialokasikan untuk tujuan diluar

usaha dan bersifat pribadi, hal ini dapat dijadikan peluang untuk terus

dikembangkan. Namun, pembiayaan syariah yang tepat digunakan untuk sektor

agribisnis adalah pembiayaan yang peruntukannya digunakan untuk modal kerja

dan investasi. Karena selain membiayai kebutuhan modal kerja, pembiayaan

syariah juga diperlukan untuk pendirian proyek baru, rehabilitasi usaha,

Page 96: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI … · Annisa A, Ade, Emi, Tiara, Miqdam, Ali, Rizal, Ridy, Iqbal dan Doni. 11. Teman-teman Asrama PPSDMS Nurul Fikri, Shoib, Nazrul, Gema,

96

modernisasi, ekspansi dan relokasi proyek yang sudah ada. Sehingga hal tersebut

dapat mendukung terciptanya iklim usaha yang baik karena mampu

memanfaatkan pembiayaan syariah terutama untuk menopang Usaha Mikro Kecil

dan Menengah sehingga dapat terwujud pemberdayaan masyarakat, terutama

masyarakat Bogor.

6.1.5. Efektivitas Penyaluran Pembiayaan Berdasarkan Jenis Akad

Pembiayaan pada KBMT Tadbiruul Ummah memiliki target berdasarkan

akad yang disepakati bersama mitra. Akad-akad yang ada terdiri dari akad

Murabahah, Al-Qord, Ijaroh, Musyarakah, Hawalah, Mudarabah, dan Qordul

Hasan. Namun, berdasarkan hasil pengamatan dilapangan ternyata hampir lebih

dari 91 persen pembiayaan yang ada di KBMT Tadbiirul Ummah menggunakan

akad Murabahah (Tabel 13). Berdasarkan Tabel 13 terlihat bahwa akad

Murabahah mendominasi jumlah nominal pencapaian pembiayaan syariah

sebesar Rp 3,324,860,000 begitu halnya jumlah mitra yang menggunakan akad

Murabahah berjumlah 401 orang. Hal tersebut menunjukkan bahwa akad

Murabahah secara teknis merupakan akad jual beli antara BMT selaku penyedia

barang dengan mitra yang memesan untuk membeli barang.

Berdasarkan transaksi tersebut BMT mendapatkan keuntungan jual beli

yang disepakati bersama. Berdasarkan hal tersebut KBMT mampu mencapai

target penyaluran berdasarkan akad jual beli sebesar 76 persen, sehingga

penyaluran pembiayaan syariah dengan akad jual beli dapat dikatakan efektif.

Sedangkan, untuk pembiayaan dengan akad al-qord mampu mencapai persentase

secara nominal sebesar 224 persen dan jumlah mitra mampu mencapai 225

persen, pencapaian tersebut menunjukan efektivitas yang sangat tinggi. Alokasi

pembiayaan Ijaroh mampu mencapai 129 persen secara jumlah nominal dan 222

persen secara jumlah mitra yang memanfaatkan pembiayaan dengan akad

tersebut.

Akad-akad lain pada pembiayaan syariah proporsinya berbeda jauh dari

akad murabahah. Hal tersebut harus menjadi tanda tanya besar, mengapa akad

yang paling besar proporsinya ialah akad murabahah. Berdasarkan hasil

wawancara dikatakan bahwa masyarakat yang menjadi mitra lebih banyak

melakukan pinjaman pembiayaan kepada BMT bukan atas dasar pemahaman

Page 97: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI … · Annisa A, Ade, Emi, Tiara, Miqdam, Ali, Rizal, Ridy, Iqbal dan Doni. 11. Teman-teman Asrama PPSDMS Nurul Fikri, Shoib, Nazrul, Gema,

97

terkait akad-akad syariah yang ada. Namun, aspek kemudahan yang dipilih dalam

melakukan pemilihan akad sehingga dapat dikatakan walaupun efektif dalam

penyalurannya. Namun, secara normatif masyarakat belum banyak faham atas

akad-akad pembiayaan syariah yang diterapkan oleh pihak KBMT Tadbiirul

Ummah.

Tabel 13. Target dan Realisasi Pembiayaan Berdasarkan Akad Pada KBMT

Tadbiirul Ummah Tahun 2008

Jenis Akad Target (Rp) Pencapaian (Rp)

% Pencapaian

Target Jumlah Mitra (Org)

Pencapaian (Org)

% Pencapaian

Murabahah 4.389.880.000 3.324.860.000 76 503 401 80 Al qord 32.400.000 72.580.000 224 8 18 225 Ijaroh 41.000.000 52.940.000 129 9 20 222

Musyarakah 0 143.750.000 - 0 9 - Hawalah 0 29.700.000 - 0 11 - Mudharabah 7.500.000 20.000.000 267 2 2 100 Qardul hasan 8.500.000 3.400.000 40 5 4 80

Grand Total 4.479.280.000 3.647.230.000 81 527 465 88

Oleh karena itu, BMT perlu mensosialisasikan lebih gencar terkait akad-

akad syariah lainya. Walaupun jumlahnya tidak ditargetkan, pengunaan akad

berdasarkan akad selain akad Murabahah sudah ada. Seperti akad Musyarakah

dan Hawalah. Dimana akad Musyarakah berjumlah Rp 143.750.000 dengan

jumlah mitra sebanyak 9 orang. Sedangkan, untuk akad Hawalah mampu

mencapai hasil sebesar Rp 29.700.000 dengan jumlah mitra yang melakukan

pembiayaan sebanyak 11 orang.

Pembiayaan syariah untuk sektor agribisnis dapat menggunakan berbagai

macam akad sesuai dengan kesepakatan. Namun, ada akad yang khusus

dilakukan untuk pembiayaan pada sektor pertanian yaitu Salam. Salam

merupakan sebuah teknik/kontrak dimana penjual produk pertanian (petani) dapat

menjual produk pertaniannya pada awal musim tanam dan kemudian

mengirimkan hasil produknya kepada pembeli di masa yang akan datang, pembeli

melakukan pembayaran di muka (Karim, 2007). Hal tersebut dilakukan untuk

memenuhi kebutuhan petani, dimana membutuhkan modal ketika diawal musim

tanam. Pada pembiayaan yang menggunakan akad salam maka banyak syarat

yang perlu dipenuhi yaitu pembiayaan harus dibayar dimuka dengan sekaligus dan

Page 98: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI … · Annisa A, Ade, Emi, Tiara, Miqdam, Ali, Rizal, Ridy, Iqbal dan Doni. 11. Teman-teman Asrama PPSDMS Nurul Fikri, Shoib, Nazrul, Gema,

98

komoditi yang diminta harus jelas dan mendetil kuantitas dan kualitasnya agar

tidak menimbulkan konflik dimasa yang akan datang ketika panen. Pada

prakteknya mekanisme pembiayaan Salam yang biasa diterapkan adalah Salam

Paralel seperti pada Gambar 17.

Gambar 17. Mekanisme Pembiayaan Salam

Ada 2 kontrak Salam yaitu antara Petani dan Pihak BMT (Salam 1) dan

antara BMT dengan Pihak Ketiga (Salam 2). Namun, ada persyaratan mengenai

Salam Paralel ini, yaitu :

1) Kedua kontrak yang dibuat tersebut tidak boleh saling mengikat (harus saling

independen), misal dengan cara BMT ingin mengadakan Salam 2 dengan

syarat Salam 1 berjalan dengan lancar. Hal tersebut dilarang untuk dilakukan

karena hal tersebut dapat mengikat kontrak yang dapat menyalahi aturan

pembiayaan salam itu sendiri

2) Salam Paralel tidak boleh dilakukan sebagai “buy back clause” (misal : Petani

bertindak sebagai pihak ketiga yang membeli kembali dari BMT dalam

kontrak Salam 2).

Oleh karena itu, untuk meningkatkan pembiayaan pada Sektor agribisnis,

selain penyaluran pembiayaan, perlu penguatan terkait dengan pemahaman akad-

akad syariah khususnya untuk sektor pertanian. Berdasarkan uraian diatas dapat

disimpulkan bahwa efektivitas penyaluran pembiayaan syariah masih sangat

efektif dengan menggunakan akad Murabahah dan perlu ditingkatkan pembiayaan

dengan menggunakan akad-akad lainnya terutama akad yang benar-benar murni

menerapkan sistem bagi hasil (profit sharing).

Petani (Penjual)

BMT Pihak Ketiga

Salam 1 Salam 2

Page 99: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI … · Annisa A, Ade, Emi, Tiara, Miqdam, Ali, Rizal, Ridy, Iqbal dan Doni. 11. Teman-teman Asrama PPSDMS Nurul Fikri, Shoib, Nazrul, Gema,

99

Tabel 14. Proporsi Target dan Realisasi Pembiayaan Berdasarkan Jenis Akad pada KBMT Tadbiirul Ummah Tahun 2008

Jumlah Nominal Jumlah Mitra

Jenis Akad Proporsi

Target (%) Proporsi Realisasi (%)

Proporsi Target (%)

Proporsi Realisasi (%)

Murabahah 98.00 91.16 95.44 86.24 Al-qord 0.72 1.99 1.51 3.87 Ijaroh 0.91 1.45 1.71 4.30 Musyarakah 0 3.94 0 1.94 Hawalah 0 0.81 0 2.37 Mudharabah 0.16 0.55 0.38 0.43 Qardul Hasan 0.18 0.09 0.95 0.86 Grand Total 100 100 100 100

Berdasarkan Tabel 14 ditunjukkan bahwa hampir semua pembiayaan yang

dilakukan di KBMT Tadbiirul Ummah untuk pembiayaan dengan jenis akad

murabahah atau jual beli. Secara jumlah nominal dan mitra proporsi

pembiayaanya masing-masing mampu mencapai 91,16 persen dan 86,24 persen.

Berdasarkan hal tersebut terlihat dengan jelas bahwa pembiayaan yang

berdasarkan jual beli masih mendominasi pembiayaan syariah di KBMT Tadbiirul

Ummah. Sedangkan, pembiayaan yang menggunakan jenis akad yang lain masih

belum dimanfaatkan secara optimal.

6.1.6. Efektivitas Penyaluran Pembiayaan Berdasarkan Sektor Usaha.

Target yang dibuat oleh BMT berdasarkan sektor usaha lebih besar

proporsinya untuk sektor perdagangan dengan jumlah sebesar Rp 3.955.050.000.

Namun, pencapaiannya hanya sebesar 49 persen. Walaupun, pencapaian secara

nominal tidak optimal. Pencapaian target jumlah mitra berdasarkan sektor usaha,

perdagangan mampu mencapai hasil sebanyak 318 orang dari yang dibuat sebesar

397 atau secara persentase mampu mencapai 80 persen. Berdasarkan hal tersebut

menunjukan bahwa pencapaian penyaluran pembiayaan syariah untuk sektor

perdagangan kurang efektif pencapaiaanya dari segi nominal dan berdasarkan

jumlah mitra maka dapat dikatakan efektif karena mampu mencapai target sebesar

80 persen. Hal tersebut menunjukan bahwa jumlah mitra yang mendapatkan

pembiayaan pada sektor perdagangan lebih banyak dari pada dana yang

digulirkan. Hal tersebut dapat dilihat pada Tabel 15.

Page 100: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI … · Annisa A, Ade, Emi, Tiara, Miqdam, Ali, Rizal, Ridy, Iqbal dan Doni. 11. Teman-teman Asrama PPSDMS Nurul Fikri, Shoib, Nazrul, Gema,

100

Tabel 15. Target dan Realisasi Pembiayaan Syariah Berdasarkan Sektor Usaha

Pada KBMT Tadbiirul Ummah Tahun 2008

Keterangan Target (Rp) Pencapaian (Rp)

% Pencapaian

Target Jumlah Mitra (Org)

Pencapaian (Org)

% Pencapaian

Perdagangan 3,955,050,000 1,921,160,000 49 397 318 80

Industri 0 960,000,000 - 0 7 -

Jasa 281,500,000 414,450,000 147 78 54 69

Home Industri 30,750,000 94,860,000 308 7 14 200

Peternakan 0 31,700,000 - 0 4 - Pertanian 14,250,000 19,600,000 138 10 15 150 Lain-lain 171,900,000 205,460,000 120 31 53 171

Grand Total 4,479,280,000 3,647,230,000 81 527 465 88

Pembiayaan syariah untuk sektor industri tidak masuk dalam target,

namun pada tahun 2008 target yang dicapai sangat tinggi. Karena tidak

ditargetkan untuk masuk menjadi mitra BMT tetapi secara nominal hasil yang

dicapai untuk pembiayaan sektor industri sangat besar yaitu sebesar Rp

960,000,000 walaupun secara jumlah mitra hanya ada 7 mitra bekerja pada sektor

industri. Berdasarkan hal tersebut, dapat dinilai bahwa pihak KBMT dapat

dengan efektif melakukan perluasan pasar dalam hal penyaluran pembiayaan

syariah, sebagai contohnya sektor industri mampu menjadi salah satu mitra yang

tergabung dalam KBMT Tadbiirul Ummah.

Pembiayaan untuk sektor jasa mampu mencapai hasil pembiayaan sebesar

Rp. 414,450,000 pembiayaan yang teralisasi untuk sektor jasa mampu melebih

target yang dinginkan bahkan secara persentase mampu mencapai 147 persen.

Namun, secara target jumlah mitra BMT hanya mampu mencapai hasil sebanyak

54 orang dari 78 orang yang ditargetkan secara persentase dapat dilihat pada

Tabel 10 dengan nilai sebesar 69 persen. Berdasarkan jumlah nominal dapat

dinilai bahwa penyaluran pembiayaan syariah untuk sektor jasa berjalan dengan

efektif. Sedangkan, untuk jumlah mitra tingkat keefektifanya sangat tinggi karena

pencapaiannya mampu melebihi target yang dibuat oleh pihak KBMT Tadbiirul

Ummah.

Pembiayaan untuk sektor home industry pencapaian targetnya sangat baik.

Hal tersebut terlihat dari pencapaian hasil secara nominal sebesar Rp 94,860,000

atau secara persentase pencapaiannya sebesar 308 persen. Begitu pula halnya

dengan pencapaian untuk jumlah mitra berdasarkan sektor usaha home industry

Page 101: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI … · Annisa A, Ade, Emi, Tiara, Miqdam, Ali, Rizal, Ridy, Iqbal dan Doni. 11. Teman-teman Asrama PPSDMS Nurul Fikri, Shoib, Nazrul, Gema,

101

mampu mencapai jumlah 14 orang dengan kenaikan jumlah mitra sebesar 200

persen. Pencapaian penyaluran pembiayaan syariah yang melebih target yang

telah ditetapkan menunjukan bahwa tingkat efektivitas pembiayaan syariah untuk

sektor home industry sangat tinggi.

Sedangkan, ada beberapa sektor usaha yang tidak dilakukan pentargetan

seperti sektor peternakan. Namun, karena ada permintaan dari beberapa mitra

maka ada pembiayaan yang disalurkan untuk menjalankan usaha disektor

peternakan. Sehingga, boleh dikatakan pembiayaan yang ada pada sektor ini

tergolong baru. Nilai nominal yang masuk untuk sektor usaha peternakan sebesar

Rp. 31,700,000 dengan jumlah mitra yang dibiayai sebanyak 4 orang. Hal ini

menunjukan bahwa pembiayaan syariah untuk sektor peternakan mulai dimasuki

oleh BMT sebagai prospek penyaluran pembiayaan syariah. Selain itu, ekspansi

pihak KBMT semakin terbukti nyata dengan mulai menginvestasikan dananya

pada pembiayaan untuk sektor peternakan. Sektor usaha baru yang dijajaki

seperti peternakan dapat menjadi penilaian bahwa pihak KBMT sangat efektif

dalam menjalankan promosi dalam penyaluran pembiayaan syariah.

Sedangkan, pembiayaan syariah sediri ditargetkan untuk sektor pertanian

tidaklah terlalu besar hanya sebesar Rp 14,250,000 namun pada hasilnya sebesar

Rp 19,600,000 atau secara persentase pembiayaan tersebut mampu mencapai

targetnya melebihi dari apa yang harapkan sebesar 138 persen. Walaupun, jumlah

nominalnya meningkat tetap saja skala pembiayaan masih tergolong kecil. Selain

itu, jumlah petani yang ditargetkan untuk mendapatkan pembiayaan hanya

sebanyak 10 orang dengan hasil pencapaian sebanyak 15 orang atau meningkat

sebanyak 150 persen. Skala yang kecil tersebut dipengaruhi pula oleh jumlah

target yang sangat kecil yang dibuat oleh pihak KBMT Tadbiirul Ummah.

Namun, pencapaiannya sangatlah efektif karena mampu melebih apa yang telah

ditargetkan oleh lembaga.

Sektor yang lainnya mampu mencapai jumlah pembiayaan sebesar Rp

205,460,000 secara jumlah nominal atau sebesar 120 persen. Sedangkan secara

jumlah mitra maka hasil pencapaian mitra mampu mencapai sebanyak 53 orang

dengan pencapaian persentase sebesar 171 persen.

Page 102: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI … · Annisa A, Ade, Emi, Tiara, Miqdam, Ali, Rizal, Ridy, Iqbal dan Doni. 11. Teman-teman Asrama PPSDMS Nurul Fikri, Shoib, Nazrul, Gema,

102

Tabel 16. Proporsi Target dan Realisasi Pembiayaan Berdasarkan Jenis Akad pada KBMT Tadbiirul Ummah Tahun 2008

Jumlah Nominal Jumlah Mitra

Sektor Usaha

Proporsi Nilai Target (%)

Proporsi Nilai Realisasi (%)

Proporsi Nilai Target (%)

Proporsi Nilai Realisasi (%)

Perdagangan 88.30 52.67 75.33 68.39 Industri 0 26.32 0 1.51 Jasa 6.28 11.36 14.80 11.61 Home industri 0.69 2.60 1.33 3.01 Peternakan 0 0.87 0 0.86 Pertanian 0.32 0.54 1.90 3.23 Lain-lain 3.84 5.63 5.88 11.40 Grand Total 100 100 100 100

Berdasarkan sektor usaha (Tabel 16) proporsi terbesar untuk realisasi

jumlah nominal pembiayaan mampu mencapai 52,67 persen. Pencapaian tersebut

jauh dari proporsi yang telah ditargetkan. Walaupun, pencapaian dari sektor

perdagangan jumlahnya menurun namun dapat dibantu dengan pencapaian dari

jumlah realisasi pembiayaan untuk sektor usaha industri sebesar 26,32 persen.

Sedangkan, berdasarkan jumlah mitra maka pembiayaan syariah untuk sektor

usaha proporsi pencapaiannya tidak berbeda jauh atau signifikan, dengan kata lain

proporsi pembiayaan yang ada hampir sesuai dengan apa yang ditargetkan.

Hal tersebut menunjukan bahwa pembiayaan syariah berdasarkan sektor

usaha untuk sektor yang lainnya memiliki pangsa pasar (market share) yang

besar. Selain itu, hal ini juga menunjukan begitu beragamnya segmetasi

pembiayaan syariah untuk segala macam sektor usaha. Walaupun, sektor usaha

yang ada beragam jenisnya, KBMT Tadbiirul Ummah harus tetap konsisten

melakukan pembiayaan terhadap sektor usaha yang berskala UMKM. Salah

satunya ialah sektor pertanian sebagai tulang punggung perekonomian masyarakat

Indonesia yang hampir mayoritas memiliki mata pencaharian sebagai petani.

Berdasarkan hasil nilai tersebut dapat disimpulkan bahwa penyaluran pembiayaan

syariah untuk sektor lainnya mampu mencapai tingkat efektivitas yang sangat

tinggi, karena melebih target yang dibuat oleh KBMT Tadbiirul Ummah.

Page 103: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI … · Annisa A, Ade, Emi, Tiara, Miqdam, Ali, Rizal, Ridy, Iqbal dan Doni. 11. Teman-teman Asrama PPSDMS Nurul Fikri, Shoib, Nazrul, Gema,

103

6.2. Efektivitas Pembiayaan Untuk Semua Aspek Pencapaian Pembiayaan Syariah

Efektivitas pembiayaan berdasarkan wilayah usaha memiliki proporsi

pembiayaan terbesar pada wilayah Bogor Kota sebesar 44,52 persen untuk jumlah

pembiayaannya dan daerah Dramaga untuk proporsi jumlah mitra sebesar 29

persen perbedaan tersebut menunjukan bahwa dana pembiayaan yang mengalir

lebih banyak pada daerah Bogor Kota sedangkan mitra yang banyak

memanfaatkan pembiayaan syariah adalah masyarakat terdekat dengan wilayah

operasional KBMT Tadbiirul Ummah.

Efektivitas pembiayaan berdasarkan jenis mitra memiliki proporsi

pembiayaan terbesar pada jenis mitra lama baik itu berdasarkan jumlah nominal

sebesar 76 persen ataupun berdasarkan jumlah mitra mampu mencapai sebesar

66,88 persen. Hal tersebut menggambarkan bahwa pembiayaan yang ada di

KBMT Tadbiirul Ummah masih didominasi oleh jenis mitra lama yang

melakukan pembiayaan syariah. hal ini harusnya membuat KBMT harus lebih

bisa mengekspansi lebih baik agar jumlah mitra baru terus bertambah.

Efektivitas pembiayaan berdasarkan profesi mitra memiliki proporsi

pembiayaan terbesar pada mitra yang memiliki profesi sebagai wiraswasta sebesar

58,19 persen pada jumlah nominal pembiayaan yang disalurkan kepada mitra.

Sedangkan, jumlah proporsi mitra terbesar pada profesi mitra pedagang sebesar

60,43 persen. Hal tersebut menunjukan bahwa usaha yang berbasiskan

perdagangan proporsinya sangat besar, proporsi yang besar tersebut menunjukan

bahwa pembiayaan yang diberikan oleh KBMT Tadbiirul Ummah ternyata lebih

didominasi oleh pembiayaan pada sektor yang perputaran usahanya sangat cepat

yaitu perdagangan. Sedangkan, untuk petani sendiri hanya mampu mencapai

proporsi pembiayaan sebesar 1,42 persen dari segi jumlah pembiayaan dan dari

sisi jumlah mitra mampu mencapai 4,3 persen.

Efektivitas Pembiayaan berdasarkan peruntukan memiliki proporsi

terbesar pada peruntukan modal kerja baik itu berdasarkan jumlah nominal

pembiayaan sebesar 73,06 persen maupun berdasarkan jumlah mitra sebesar 66,45

persen. Berdasarkan hasil tersebut menunjukan bahwa pembiayaan syariah yang

ada pada KBMT Tadbiirul Ummah memiliki penyaluran yang besar untuk modal

Page 104: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI … · Annisa A, Ade, Emi, Tiara, Miqdam, Ali, Rizal, Ridy, Iqbal dan Doni. 11. Teman-teman Asrama PPSDMS Nurul Fikri, Shoib, Nazrul, Gema,

104

kerja. Hal tersebut dapat dikatakan sesuai karena pembiayaan syariah yang

produktif seharusnya dialokasikan untuk modal kerja dan investasi. Walaupun

ada kecenderungan saat ini pembiayaan syariah untuk konsumsi pun terus

meningkat.

Efektivitas pembiayaan syariah berdasarkan jenis akad memiliki proporsi

terbesar pada akad murabahah atau jual beli berdasarkan jumlah nominal yang

tersalurkan proporsinya mampu mencapai sebesar 91,16 persen dan berdasarkan

jumlah mitra mampu mencapai proporsi sebesar 86,24 persen. Berdasarkan hal

tersebut menunjukan bahwa pembiayaan syariah yang ada di KBMT Tadbiirul

Ummah masih lebih banyak didominasi untuk pembiayaan dengan basis jual beli.

Sedangkan konsep yang sebenarnya untuk pembiayaan syariah yang berbasiskan

bagi hasil seperti musyarakah dan mudharabah masih memiliki proporsi

pembiayaan yang sangat kecil. Proporsi yang besar untuk jenis akad jual beli juga

masih menunjukan bahwa mitra masih memilih aspek kemudahaan dalam

melakukan pinjamannya dibandingkan harus menggunakan akad yang berbasis

pada bagi hasil yang dianggap rumit dan sulit dipahami.

Efektivitas pembiayaan berdasarkan sektor usaha memiliki proporsi

terbesar pada sektor perdagangan sebesar 52,57 persen untuk jumlah nominal

pembiayaan dan sebesar 68,39 persen untuk jumlah mitra. Hal ini menunjukan

bahwa pembiayaan yang ada pada KBMT Tadbiirul Ummah masih melihat bahwa

sektor perdagangan sangat prospektif dan pembiayaan yang diberikan dapat

berputar dengan cepat dibandingkan dengan sektor usaha lain. Walaupun, sektor

usaha perdagangan sangat mendominasi pembiayaan syariah yang ada. Ada

beberapa sektor yang mengalami perkembangan yang cukup baik dari sisi jumlah

nominalnya yaitu sektor industri. Sedangkan, proporsi pembiayaan untuk sektor

agribisnis sendiri masih sangat kecil dengan proporsi sebesar 1,41 persen

berdasarkan jumlah nominal dan proporsi berdasarkan jumlah mitra sebesar 4,09

persen.

Page 105: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI … · Annisa A, Ade, Emi, Tiara, Miqdam, Ali, Rizal, Ridy, Iqbal dan Doni. 11. Teman-teman Asrama PPSDMS Nurul Fikri, Shoib, Nazrul, Gema,

105

VII. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI REALISASI PEMBIAYAAN SYARIAH UNTUK SEKTOR AGRIBISNIS

7.1. Karakteristik Responden

Responden yang diambil dalam penelitian ini ialah 22 responden yang

menjadi mitra BMT Tadbiirul Ummah. Keseluruh responden tersebut memiliki

usaha di sektor agribisnis baik itu on-farm maupun off-farm (Tabel 17).

Tabel 17. Karakteristik Responden Pembiayaan Syariah untuk Sektor Agribisnis

Pada KBMT Tadbiirul Ummah Berdasarkan Pendidikan, Jenis Kelamin, Wilayah Usaha Tahun 2008

Total

Karakteristik Pertanian N=8

Peternakan N=4

Industri Kecil N=2

Perdagangan N=8 Jumlah

N=22 Komposisi %

Tidak Tamat SD (orang) 1 2 0 2 5 23 Tamat SD(orang) 6 1 2 6 15 68 SMP (orang) 0 0 0 0 0 0

Pendidikan

SMA (orang) 1 1 0 0 2 9 Laki-laki (orang) 8 3 1 7 19 86 Jenis

Kelamin

Perempuan (orang) 0 1 1 1 3 14 Situ daun (orang) 4 0 1 0 5 23 Tenjolaya (orang) 3 1 0 2 6 27 Dramaga (orang) 0 1 1 2 4 18 Ciampea (orang) 0 1 0 0 1 5

Wilayah Usaha

Lain-lain (orang) 1 1 0 4 6 27

Berdasarkan Tabel karakteristik diatas dapat ditunjukan bahwa pada

bidang pertanian mitra yang memiliki tingkat pendidikan tidak tamat SD terdapat

1 orang, pada tingkat tamat SD terdapat 6 orang mitra dan satu orang memiliki

tingkat pendidikan. Hal tersebut menunjukan bahwa pada usaha pertanian tingkat

pendidikan yang dimiliki oleh responden sangat rendah. Karena dominasi tingkat

pendidikan pada sekolah dasar. Pada usaha peternakan terdapat dua orang yang

tidak menamatkan pendidikan dasarnya, satu orang yang mampu menamatkan

pendidikan dasarnya dan satu orang memiliki pendidikan hingga lulus sekolah

menengah atas. Berdasarkan hal tersebut pada sektor usaha peternakan,

Page 106: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI … · Annisa A, Ade, Emi, Tiara, Miqdam, Ali, Rizal, Ridy, Iqbal dan Doni. 11. Teman-teman Asrama PPSDMS Nurul Fikri, Shoib, Nazrul, Gema,

106

responden memiliki masih didominasi dengan tingkat pendidikan yang rendah

yaitu tidak tamat sekolah dasar dan tamat sekolah dasar.

Pada sektor industri kecil, karakteristik pendidikan yang dimiliki oleh

responden pembiayaan syariah untuk sektor agribisnis adalah memiliki tingkat

pendidikan sekolah dasar dengan jumlah responden sebanyak 2 orang. Hal

tersebut menunjukan pula bahwa sektor industri kecil masih didominasi oleh

responden yang memiliki tingkat pendidikan yang rendah. Pada sektor usaha

perdagangan jumlah responden yang memiliki tingkat pendidikan tidak tamat

sekolah dasar sebanyak dua orang dan untuk mitra yang memiliki tingkat

pendidikan tamat sekolah dasar sebanyak enam orang. Pada sektor perdagangan

pun masih didominasi oleh responden yang memiliki tingkat pendidikan sekolah

dasar.

Berdasarkan jenis kelamin maka laki-laki mendominasi pada bidang

pertanian dimana sebanyak delapan orang mampu memanfaatkan pembiayaan

syariah untuk sektor agribisnis. Pada sektor peternakan terdapat tiga responden

berjenis kelamin laki-laki dan satu orang berjenis kelamin perempuan. Untuk

sektor industri kecil dapat dikatakan seimbang karena terdapat satu orang yang

berjenis kelamin laki-laki dan satu orang perempuan yang memanfaatkan

pembiayaan syariah pada KBMT Tadbiirul Ummah dan pada sektor perdagangan

ada tujuh orang yang memanfaatkan pembiayaan syariah dan hanya ada satu

orang yang memanfaatkan pembiayaan syariah. Berdasarkan jenis kelamin

hampir sebanyak 19 orang laki-laki menguasai pemanfaatan pembiayaan syariah

pada KBMT Tadbiirul Ummah, sehingga dalam hal ini dapat disimpulkan bahwa

pembiayaan syariah lebih banyak disalurkan kepada jenis kelamin laki-laki

dibandingkan kepada perempuan.

Berdasarkan wilayah usaha dapat dilihat sebaran wilayah usaha dari tiap

mitra yang ada pada KBMT Tadbiirul Ummah, pada sektor pertanian terdapat

sebaran sebanyak empat orang untuk wilayah Situ Daun, tiga mitra pada wilayah

Tenjolaya dan satu orang untuk wilayah lainnya. Pada sektor peternakan terdapat

sebaran wilayah sebanyak satu orang untuk daerah Tenjolaya, satu orang yang

memiliki wilayah usaha di Dramaga, satu orang pada daerah Ciampea dan satu

orang terdapat pada wilayah lainnya. Sedangkan untuk sektor industri kecil

Page 107: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI … · Annisa A, Ade, Emi, Tiara, Miqdam, Ali, Rizal, Ridy, Iqbal dan Doni. 11. Teman-teman Asrama PPSDMS Nurul Fikri, Shoib, Nazrul, Gema,

107

sebarannya hanya terdapat pada dua wilaya yaitu satu orang pada daerah situ daun

dan satu orang lainnya terdapat pada wilayah Dramaga. Sedangkan, pada sektor

usaha perdagangan sebaran wilayah usaha terdapat pada daerah Tenjolaya

sebanyak dua orang, pada wilayah Dramaga terdapat sebanyak dua orang mitra

dan sebaran wilayah lebih banyak tersebar pada wilayah lainnya, wilayah tersebut

lebih banyak terdapat pada daerah Pasar Induk Kemang.

Tabel 18. Karakteristik Responden Pembiayaan Syariah untuk Sektor Agribisnis

pada KBMT Tadbiirul Ummah Berdasarkan Profit, Aset, Pengalaman, komposisi modal, Frekuensi Pembiayaan, Nisbah Bagi Hasil dan Realisasi Pembiayaan Tahun 2008

Keterangan Pertanian Peternakan Industri Kecil

Perdagangan Rata-rata Total

Profit Usaha (Rupiah/Thn)

15,929,400.0 13,870,000.0 6,292,000.0 43,817,502.6 19,977,225.7

Total Asset Usaha (Rupiah)

31,612,500.0 59,125,000.0 185,000.0 76,737,500.0 41,915,000.0

Pengalaman usaha (Tahun)

16.5 10.3 6.0 17.4 12.5

Komposisi Modal usaha (Rupiah)

4,050,001.6 8,950,000.0 85,000.0 24,550,000.0 9,408,750.4

Frekuensi Pembiyaaan (Kali)

5.5 1.8 3.5 4.3 3.8

Nisbah Bagi Hasil (Rupiah)

220,000.0 1,387,500.0 225,000.0 1,230,000.0 765,625.0

Realisasi Pembiayaan (Rupiah)

1,406,250.0 7,700,000.0 750,000.0 4,187,500.0 3,510,937.5

Berdasarkan Tabel 18 terdapat beberapa karakteristik rata-rata yang dapat

dideskripsikan berdasarkan profit usaha, total asset usaha, pengalaman usaha,

komposisi modal usaha, frekuensi pembiayaan, nisbah bagi hasil dan realisasi

pembiayaan itu sendiri. Berdasarkan hal tersebut dapat dilihat karakteristik serta

kecenderungan dari setiap sub-sistem yang ada pada sistem agribisnis. Sehingga,

karakteristik usaha dapat ditunjukan bersama dengan karakteristik pembiayaan itu

sendiri.

Pada sektor pertanian profit usaha rata-rata yang dimiliki oleh responden

pembiayaan syariah untuk sektor agribisnis sebesar Rp 15.929.400 pertahun,

untuk sektor peternakan profit usaha yang dimiliki sebesar Rp. 13.870.000

Page 108: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI … · Annisa A, Ade, Emi, Tiara, Miqdam, Ali, Rizal, Ridy, Iqbal dan Doni. 11. Teman-teman Asrama PPSDMS Nurul Fikri, Shoib, Nazrul, Gema,

108

pertahun rata-ratanya, untuk industri kecil hanya memiliki profit usaha sebesar Rp

6.292.000 pertahun sedangkan untuk sektor perdaganngan memiliki profit usaha

hingga mencapai Rp 43.817.502. Hal tersebut menunjukan bahwa profit terbesar

pada sektor usaha perdagangan dan paling kecil pada sektor usaha industri kecil.

Profit usaha yang besar pada sektor perdagangan menunjukan bahwa usaha

perdagangan sangat menguntungkan dan memiliki perputaran bisnis yang sangat

cepat sehingga dapat dengan mudah mendatangkan keuntungan.

Berdasarkan total asset usaha maka akan terlihat bahwa total asset yang

dimiliki oleh mitra KBMT yang memanfaatkan pembiayaa syariah untuk sektor

agribisnis. Pada usaha pertanian mitra memiliki asset usaha rata-rata sebesar Rp

31.612.500, untuk sektor peternakan rata-rata mitra memiliki asset usaha sebesar

Rp 59.125.000. Untuk sektor industri kecil sendiri memiliki asset usaha sebesar

Rp 185.000 dan untuk sektor usaha perdagangan rata-rata asset responden sebesar

Rp 76.737.500 nilai asset dari sektor perdagangan masih tetap yang terbesar

sehingga dapat dilihat dalam hal ini bahwa asset usaha perdagangan sangat besar

dibandingkan dengan asset usaha sektor lainnya. Secara keseluruh mitra dapat

diketahui bahwa total asset yang ada sebesar Rp 41.915.500. berdasarkan Tabel

18 juga dilihat bahwa ternyata sektor industri kecil memiliki asset usaha yang

paling kecil diantara yang lainnya. Hal tersebut menunjukan bahwa pada proses

produksi industri kecil sangat sedikit total asset yang dimiliknya dibanding

dengan total perdagangan.

Selain itu, karakteristik responden pembiayaan syariah untuk sektor

agribisnis dapat dilihat pada pengalaman usaha yang dimiliki oleh mitra KBMT

Tadbiirul Ummah. Pengalaman usaha untuk sektor pertanian memiliki rata-rata

pengalaman usaha selama 16,5 tahun dalam menjalankan usahannya, untuk sektor

peternakan memiliki rata-rata pengalaman usaha selama 10,3 tahun, untuk usaha

industri kecil rata-rata mitra memiliki pengalaman usaha selama enam tahun.

Sedangkan, untuk sektor perdagangan memiliki rata-rata pengalaman usaha dari

setiap mitra selama 17,4 tahun dalam menjalankan usahanya. Berdasarkan hal

tersebut dapat dilihat ternyata pengalaman usaha paling sebenta ialah pada sektor

industri kecil sedangkan pengalaman usaha yang paling lama terdapat pada sektor

perdangan. Hal tersebut dapat menjadi acuan bahwa usaha perdagangan yang

Page 109: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI … · Annisa A, Ade, Emi, Tiara, Miqdam, Ali, Rizal, Ridy, Iqbal dan Doni. 11. Teman-teman Asrama PPSDMS Nurul Fikri, Shoib, Nazrul, Gema,

109

lebih lama mampu memiliki asset yang lebih besar dibandingkan dengan sektor

usaha lainnya.

Apabila melihat komposisi modal uaha maka akan terlihat bahwa pada

sektor pertanian rata-rata petani memiliki komposisi modal pribadi untuk

digunakan pada usahannya sebesar Rp 4.050.001, untuk sektor usaha peternakan

memiliki komposisi modal usaha sebesar Rp 8.950.000, besarnya komposisi

modal usaha untuk sektor industri kecil memiliki nilai sebesar Rp 85.000 dan

pada sektor perdagangan dapat dilihat memiliki nilai sebesar komposisi modal

usaha sebesar Rp24.550.000, berdasarkan hal tersebut dapat diketahui ternyata

butuh lebih besar modal dalam menjalankan usahannya pada sektor agribisnis.

Nominal terbesar masih dimiliki oleh sektor perdagangan. Namun, secara

keseluruhan mitra pembiayaan syariah untuk sektor agribisnis memiliki rata-rata

total pembiayaan sebesar Rp 9.408.750.

Karakteristik mitra KBMT Tadbiirul ummah yang memanfaatkan

pembiayaan syariah untuk sektor agribisnis dapat dilihat melalui frekuensi

pembiayaan yang telah dilakukan oleh pihak mitra. Berdasarkan Tabel 18

diketahui bahwa rata-rata mitra yang berada pada sektor usaha pertanian memiliki

rata-rata pemanfaatan pembiayaan sebanyak enam kali sebagai hasil pembulatan.

Pada sektor peternakan mitra pembiayaan syariah untuk sektor agribisnis

melakukan pembiayaan sebanyak dua kali hal ini didapatkan hasil pembulatan.

Pada sektor usaha industri kecil sendiri frekuensi pembiayaan rata-rata yang

dilakukan mitra pembiayaan syariah sebanyak empat kali dan pada sektor usaha

perdagangan memiliki frekuensi pembiayaan pada KBMT TBU sebanyak empat

kali saja. Pada rata-rata total sektor usaha dapat diketahui frekuensi pembiayaan

yang telah dilakukan oleh mitra KBMT Tadbiirul Ummah sebanyak empat kali.

Apabila dilihat ternyata frekuensi pembiayaan dari setiap sektor hampir

menyeluruh memiliki rataan yang sama dan tidak berbeda jauh.

Nisbah bagi hasil yang dimiliki oleh mitra KBMT TBU untuk tiap sektor

akan menunjukan seberapa besar nilai nibah bagi hasil yang dibagi dengan pihak

KBMT TBU sendiri. Berdasarkan sektor pertanian didapatkan nisbah bagi

hasilnya sebesar Rp 220.000, untuk sektor peternakan sendiri memiliki nisbah

bagi hasil sebesar Rp 1.387.5000, untuk sektor industri kecil memiliki nilai nisbah

Page 110: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI … · Annisa A, Ade, Emi, Tiara, Miqdam, Ali, Rizal, Ridy, Iqbal dan Doni. 11. Teman-teman Asrama PPSDMS Nurul Fikri, Shoib, Nazrul, Gema,

110

bagi hasil Rp 225.000, dan untuk sektor perdagangan memiliki nisbah bagi hasil

sebesar Rp 1.230.000. Sedangkan, untuk rata-rata total dari seluruh sektor usaha

memiliki nisbah bagi hasil sebesar Rp 765.625. Tetapi ada kecenderungan bahwa

sektor peternakan memiliki nisbah bagi hasil yang lebih besar dibandingkan

dengan sektor perdangangan. Hal ini menunjukan bahwa mitra pada sektor

peternakan melakukan pembiayaan lebih besar dibandingkan sektor lainnya,

walaupun secara jumlah mitra pada sektor peternakan hanya ada empat responden

yang menjalankan usahannya disektor peternakan.

Pada realisasi pembiayaan oleh KBMT TBU dapat diketahui karakteristik

rata-rata sektor mana pada agribisnis yang paling besar realisasi pembiayaannya.

Pada sektor pertanian realisasi total pembiayaan hanya sebesar Rp 1.406.250.

pada sektor peternakan memiliki realisasi pembiayaan sebesar Rp 7.700.000. Pada

sektor industri kecil realisasi pembiayaan yang ada hanya sebesar Rp 750.000 dan

untuk perdagangan sendiri hanya memiliki realisasi pembiayaan syariah sebesar

Rp 4.187.500, sedangkan secara keseluruhan didapatkan rata-rata total dari setiap

sektor usaha sebesar Rp 3.510.937,5. Pada realisasi pembiayaan ini dapat dilihat

bahwa pembiayaan syariah untuk sektor agribisnis paling besar dialokasikan

untuk usaha peternakan. Hal ini sesuai degan nisbah bagi hasil yang sebelumnya

dibahas, ditunjukan bahwa nisbah bagi hasil dengan realisasi pembiayaan syariah

nilai besarnya selalu berimbang.

7.2. Keragaan Regresi Faktor-Faktor Realisasi Pembiayaan Syariah

Analisis linear berganda pada pembiayaan syariah untuk sektor agribisnis

mencari faktor-faktor yang mempengaruhi realisasi pembiayaan syariah untuk

sektor agribisnis disusun dalam penelitian ini, setelah dianalisis maka diharapkan

mampu memenuhi beberapa asumsi yang disyaratkan yaitu asumsi normalitas,

heteroskedasitas, multikoinieritas, dan auto korelasi. Dengan terpenuhinya

asumsi-asumsi tersebut maka akan menghasilkan variabel penduga terbaik yang

tidak bias atau disebut BLUE (Best Linier Unbiased Estimator). Sebaliknya, jika

ada (paling tidak satu) asumsi dalam model regresi yang tidak dapat dipenuhi oleh

fungsi regresi yang diperoleh maka kebenaran pendugaan model itu atau

pengujian hipotesis untuk pengambilan keputusan diragukan.

Page 111: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI … · Annisa A, Ade, Emi, Tiara, Miqdam, Ali, Rizal, Ridy, Iqbal dan Doni. 11. Teman-teman Asrama PPSDMS Nurul Fikri, Shoib, Nazrul, Gema,

111

Secara umum, analisis linear berganda permintaan pembiayaan syariah

untuk sektor agribisnis yang disusun dalam penelitian ini telah memenuhi asumsi

normalitas, hal ini ditunjukan dengan oleh hasil pengujian Kolmogorov Smirnov

(Lampiran 8). Pada taraf nyata lima persen diperoleh nilai P-Value yang lebih

besar dari 0,15 artinya nilai tersebut lebih besar dari lima persen atau 0,005.

Dengan demikian disimpulkan bahwa asumsi normalitas sudah terpenuhi.

Asumsi selanjutnya yang harus dipenuhi adalah heteroskedastisitas. Untuk

mendeteksi masalah ini dapat dilihal melalui gambar plot residual (Lampiran 8).

Dari grafik plot tersebut diketahui bahwa data tersebar ada yang di bawah nol dan

ada yang diatas nol. Selain itu, data juga tidak menggambarkan pola tertentu,

sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas. Dapat dilihat

pada Lampiran 9. dimana berdasarkan hasil uji Barlet didapatkan P value yang

lebih besar dari α sebesar 5 persen yaitu sebesar 0,182. Berdasarkan hasil

pengujian tersebut asumsi heteroskedastisitas sudah terpenuhi.

Untuk mengetahui tidak adanya multikolinearitas yang sempurna antar

variabel independen pada model dapat dilihat dari nilai VIF yang dihasilkan oleh

masing-masing variabel independen pada model yang dibangun. Jika seluruh

variabel independen pada model memiliki nilai VIF kurang dari sepuluh maka

kondisi ini menunjukan bahwa asumsi multikolinearitas telah terpenuhi. Dari

hasil analisis regresi nilai VIF untuk masing-masing variabel adalah dibawah 10

yang berarti asumsi multikolinearitas telah terpenuhi. Sedangkan untuk

mendeteksi apakah model yang dibandun steril dari masalah autokorelasi adalah

dengan menggunkan uji Durbin-Watson (Lampiran 10). Setelah diuji dengan

menggunakan uji statistik Durbin-Watson diperoleh nilai 2,52. Dengan demikian

diperoleh kesimpulan tidak ada masalah autokorelasi pada model.

7.3. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Realisasi Pembiayaan

Syariah untuk Sektor Agribisnis

Analisis permintaan pembiayaan syariah untuk sektor agribisnis adalah

analisis faktor-faktor yang mempengaruhi realisasi pembiayaan syariah untuk

sektor agribisnis. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi permintaan

pembiayaan syariah untuk sektor agribisnis. Faktor-faktor tersebut, yaitu :

pengalaman usaha (X1), profit Usaha (X2), frekuensi pembiayaan(X3), nisbah bagi

Page 112: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI … · Annisa A, Ade, Emi, Tiara, Miqdam, Ali, Rizal, Ridy, Iqbal dan Doni. 11. Teman-teman Asrama PPSDMS Nurul Fikri, Shoib, Nazrul, Gema,

112

hasil (X4), tahun pendidikan (X5), komposisi modal usaha (X6) dan sektor usaha

(D1).

Ketepatan model yang diuji dengan menggunakan uji statistik, yaitu uji t-

hitung, uji f-hitung, dan koefisien determinasi yang disesuaikan dengan R-sq

(adj). Berdasarkan hasil analisis regresi linear berganda terhadap faktor-faktor

yang mempengaruhi permintaan pembiayaan syariah untuk sektor agribisnis pada

KBMT Tadbiirul Ummah diperoleh persamaan :

Y = 3903998 - 109346 X1 - 0.0418 X2 + 155797 X3+ 4.50 X4- 448258 X5+

0.0107 X6+ 1349909 D1

Persamaan tersebut dihasilkan dari pengolahan dara 22 responden

pembiayaan syariah untuk sektor agribisnis ditahun 2008, dengan berbagai macam

wilayah usaha.

Tabel 19. Hasil Regresi Linear Berganda Model Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pembiayaan Syariah untuk Sektor Agribisnis di KBMT Tadbiiru Ummah pada Tahun 2008

No Variabel Koefisien T-hitung P-value VIF

1 Konstanta 3903998 0,227

2 Pengalaman Usaha -109346 -1,56 0,140 1,209

3 Profit Usaha -0,04178 -1,38 0,190 2,254

4 Frekuensi Pembiayaan 155797 0,64 0,534 1,271

5 Nisbah Bagi Hasil 4,5045 7,45 0,000 1,513

6 Tahun Pendidikan -448258 -1,30 0,215 1,272

7 Komposisi Modal Usaha 0,01066 0,32 0,750 1,940

8 Dummy sektor usaha 1349909 1,02 0,324 1,250

R2 = 83.7% R2 (adj) = 75.6%

F-hitung = 10,28 P-value = 0,00

Durbin Watson = 2.5218 Tabel 18 merangkum hasil regresi model faktor-faktor yang

mempengaruhi permintaan pembiayaan syariah untuk sektor agribisnis. Hasil

Page 113: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI … · Annisa A, Ade, Emi, Tiara, Miqdam, Ali, Rizal, Ridy, Iqbal dan Doni. 11. Teman-teman Asrama PPSDMS Nurul Fikri, Shoib, Nazrul, Gema,

113

regresi yang diperoleh menunjukan nilai koefisien determinasi R2 (adj) sebesar

75,6 persen yang menunjukan bahwa variabel-variabel independen dalam model

yang dibangun mampu mejelaskan sebanyak 75,6 persen perubahan yang terjadi

pada permintaan pembiayaan syariah untuk sektor agribisnis pada KBMT

Tadbiirul Ummah. Sedangkan, sisanya sebesar 24,4 persen diterangkan oleh

faktor lain diluar model. Nilai F-hitung yang dihasilkan dari hasil analisis model

regresi tersebut adalah 10,28 dengan nilai Pvaluenya sebesar 0,00 hal tersebut

menunjukan bahwa model menunjukan keragaan terhadap seluruh faktor-faktor

yang mempengaruhi realisasi pembiayaan.

Kesimpulan yang dapat diambil adalah secara bersama-sama semua

variabel dependen dalam model permintaan pembiayaan syariah yang dibangun

dapat menjelaskan perubahan yang terjadi pada tingkat realisasi pembiayaan

syariah yang akan disalurkan. Berdasarkan uji statistik-t, variabel bebas yang

berpengaruh signifikan pada taraf nyata lima persen realisasi permintaan

pembiayaan syariah untuk sektor agribisnis pada KBMT Tadbiirul Ummah adalah

variabel nisbah bagi hasil. Sedangkan untuk faktor-faktor yang lain seperti

pengalaman usaha, profit usaha, frekuensi pembiayaan, komposisi modal, tingkat

pendidikan dan sektor usaha tidak berpengaruh secara signifikan terhadap

penyaluran pembiayaan syariah untuk sektor agribisnis.

7.3.1. Pengalaman Usaha (X1).

Pengalaman usaha menjadi faktor penduga untuk mengetahui pengaruh

realisasi pembiayaan syariah untuk sektor agribisnis. Berdasarkan dugaan

pengalaman usaha mempengaruhi realisasi permintaan pembiayaan syariah.

Karena semakin lama seseorang mitra memiliki pengalaman usaha maka akan

lebih memiliki kemampuan dalam memperhitungkan kebutuhan pembiayaan

dalam menjalankan usahanya, sehingga dapat memanfaatkan pembiayaan relatif

lebih besar. Namun berdasarkan analisis menggunakan Minitab Versi 15

didapatkan bahwa nilai p-value untuk pengalaman usaha (X1) sebesar 0.140

apabila dibandingkan dengan nilai α (0,05), maka p-value > α maka hal ini

menunjukkan bahwa koefisien yang ada bagi pengalaman usaha tidak signifikan

mempengaruhi realiasi permintaan pembiayaan syariah untuk sektor agribisnis.

Page 114: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI … · Annisa A, Ade, Emi, Tiara, Miqdam, Ali, Rizal, Ridy, Iqbal dan Doni. 11. Teman-teman Asrama PPSDMS Nurul Fikri, Shoib, Nazrul, Gema,

114

Pengalaman usaha mitra untuk sektor agribisnis begitu beragam

menyebabkan pemanfaatan pembiayaan syariah untuk sektor agribisnis tidak

signifikan dalam mempengaruhi pembiayaan. Selain itu, pengalaman usaha yang

harusnya menjadi tolak ukur ternyata tidak dapat berpengaruh signifikan dalam

pemanfaatannya untuk sektor agribisnis. Karena KBMT Tadbiirul Ummah

memberikan pembiayaan terhadap calon mitra bukan pada lamanya mitra tersebut

dalam menjalani usahanya pada bidang pertanian. Tetapi sejauh mana mitra

mampu menjalankan usahanya dengan berjalannya usaha sebagai pengalaman

usaha. Pengalaman usaha mitra dapat dilihat pada Tabel dibawah ini.

Tabel 20. Pengalaman Usaha dari Responden KBMT Tadbiirul Ummah Tahun

2008 Pengalaman

Berusaha

1-10 Tahun 11-20 Tahun > 21 Tahun Jumlah Total

Jumlah Mitra (orang) 11 7 4 22

Jumlah Proporsi (%) 50 32 18 100

Berdasarkan Tabel tersebut ditunjukan bahwa hampir sebanyak 50 persen

atau sebanyak 11orang yang memiliki pengalaman usaha antara 1-10 tahun

pengalaman, untuk pengalaman usaha yang 11-20 tahun hanya sebanyak 7 orang

atau memiliki proporsi sebesar 32 persen, dan untuk mitra yang memiliki

pengalaman usaha yang lebih dari 21 tahun hanya sebanyak 4 orang atau

proporsinya sebesar 18 persen. Hal tersebut menunjukan bahwa pembiayaan

tidak melihat lamanya pengalaman usaha mitra berjalan. Karena pembiayaan

yang disalurkan dengan jumlah nominal yang sangat besar pun banyak dialirkan

kepada mitra yang memiliki pengalaman usaha 1-10 tahun. Hal ini yang

menyebabkan faktor pengalaman tidak berpengaruh signifikan dalam realisasi

pembiayaan syariah untuk sektor agribisnis.

Berdasarkan karakteristik usaha responden pun diketahui bahwa rata-rata

total dari setiap usaha, mitra memiliki pengalaman usaha selama 12,5 tahun dan

sebaran tersebut dapat dilihat pada sebaran mitra yang lebih banyak memiliki

pengalaman usaha pada 1-10 tahun. Apabila dilihat dari besarnya pengalaman

Page 115: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI … · Annisa A, Ade, Emi, Tiara, Miqdam, Ali, Rizal, Ridy, Iqbal dan Doni. 11. Teman-teman Asrama PPSDMS Nurul Fikri, Shoib, Nazrul, Gema,

115

usaha ternyata tidak menjadi hal yang signifikan dalam merealisasikan

pembiayaan syariah untuk mitra yang memanfaatkan pembiayaannya untuk sektor

agribisnis.

7.3.2. Profit Usaha (X2)

Profit usaha merupakan bagian yang muncul atas biaya dan pendapatan

usaha. Pada realisasi permintaan pembiayaan diduga menjadi faktor yang

mempengaruhi jumlah pembiayaan yang diambil, semakin baik profit usaha

seorang mitra maka akan semakin tinggi pihak KBMT memberikan dana

pembiayaan pada usahannya. Namun berdasarkan hasil perhitungan didapatkan

nilai p-value sebesar 0,190 hal tersebut menunjukan bahwa nilai p-value > α

(0,05), dengan lebih besarnya nilai p-value berarti dapat diinterpretasikan bahwa

profit usaha tidak signifikan mempengaruhi efektivitas pembiayaan syariah untuk

agribisnis.

Profit yang besar tidak langsung mempengaruhi KBMT untuk langsung

memberikan dana yang besar untuk dimanfaatkan oleh mitra. Karena, BMT

berhati-hati dalam memberikan dananya. Karena besarnya profit usaha yang

dimiliki belum tentu menggambarkan kemampuan seorang mitra untuk membayar

pinjaman pembiayaan yang diberikan.

Pembiayaan yang diberikan dilihat dari tujuan pemanfaatan yang

direalisasikan dan berdasarkan barang yang riil yang dibantukan dengan adanya

pembiayaan syariah untuk sektor agribisnis. Oleh karena itu, KBMT memberikan

bantuan pembiayaan bukan hanya pada usaha yang memiliki profit usaha yang

besar. Namun, KBMT memberikan bantuan kepada mitra yang mampu

menjalankan usahanya dengan stabil dan memiliki kontinuitas yang baik.

Sehingga KBMT tidak sekedar melihat keadaan profit saja, namun keragaan

usaha yang mampu menopang ekonomi keluarga dan mampu menyisihkan untuk

melakukan pengangsuran pembiayaan.

Hal tersebut menunjukan bahwa KBMT Tadbiirul Ummah memiliki

komitmen untuk tetap melakukan pembiayaan pada sektor UMKM. Sektor yang

keberadaannya profitnya tidak besar seperti profit industi. Walaupun tidak terlalu

besar KBMT tetap memberikan pembiayaan calon mitra. KBMT juga menerapkan

Page 116: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI … · Annisa A, Ade, Emi, Tiara, Miqdam, Ali, Rizal, Ridy, Iqbal dan Doni. 11. Teman-teman Asrama PPSDMS Nurul Fikri, Shoib, Nazrul, Gema,

116

prinsip tolong menolong untuk menyalurkan dananya untuk dapat dialokasi

kepada calon mitra yang membutuhkan pembiayaan.

Nilai uji statistik menunjukan bahwa ada karakteristik yang berbeda dari

KBMT Tadbiirul Ummah dalam menjalakan realisasi pembiayaannya. Walaupun,

seorang mitra memiliki jumlah profit yang kecil bisa saja mendapatkan

pembiayaan syariah untuk sektor agribisnis. Begitu pula halnya bagi mitra yang

memiliki jumlah profit yang sangat besar yang seharusnya mendapatkan

pembiayaan yang besar pula. Namun, hanya memperoleh pembiayaan yang

standar saja. Pihak KBMT Tadbiirul Ummah dalam mengukur profit bukan pada

nilai nominalnya yang besar tetapi kondisi usaha yang stabil dan normal pada saat

berjalannya usaha milik mitra KBMT Tadbiirul Ummah.

Tabel 21. Jumlah dan Persentase Responden Berdasarkan Besarnya Profit Usaha pada Responden KBMT Tadbiirul Ummah 2008

Besarnya Profit (Rupiah) 1-30 Juta 31-60 Juta > 61 Juta Total

Jumlah Mitra (orang) 16 3 3 22

Persentase (%) 72 14 14 100

Faktor profit usaha pada hipotesisnya diduga akan mempengaruhi realisasi

pembiayaan syariah pada KBMT Tadbiirul Ummah, semakin besar profit maka

akan semakin besar juga pembiayaan yang direalisasikan. Namun, ternyata faktor

tersebut tidak signifikan mempengaruhi jumlah realisasi pembiayaan syariah yang

ada di KBMT Tadbiirul Ummah. Berdasarkan Tabel 20 diatas menunjukan

bahwa sebanyak 72 persen pembiayaan disalurkan kepada mitra yang memiliki

profit antara 1-30 juta rupiah. Pemberian pada rentang profit tersebut pun sangat

beragam ada yang sangat besar sebesar Rp 25.000.000 seperti Bapak Oding

sedangkan profit yang dimilikinya pun sama sebesar Rp 25.000.000. Hal tersebut

beda halnya dengan pembiayaan yang memiliki rentang 31-60 juta rupiah dan

lebih besar dari 61 juta rupiah pembiayaan yang diberikan tidak seimbang dengan

profit yang dimiliki. Hal tersebut menunjukan bahwa profit yang besar belum

pasti akan diikuti untuk realisasi yang semakin besar pula seperti profit Bapak

Page 117: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI … · Annisa A, Ade, Emi, Tiara, Miqdam, Ali, Rizal, Ridy, Iqbal dan Doni. 11. Teman-teman Asrama PPSDMS Nurul Fikri, Shoib, Nazrul, Gema,

117

Amsir, pembiayaan yang diberikan sebesar Rp 10.000.000 sedangkan jumlah

profit pertahunnya mampu mencapai Rp 92.100.000.

KBMT Tadbiirul Ummah pun dalam hal ini memang tidak menyalurkan

pembiayaan dalam jumah yang besar, karena memang dana yang disalurkan pun

memang digunakan untuk sektor mikro. Sehingga dana yang disalurkan sesuai

dengan kebutuhan usaha mikro, dimana pembiayaan yang disalurkan sesuai

dengan kebutuhan yang diperlukan oleh calon mitra. Penyaluran yang sesuai

kebutuhan tadi dilakukan agar pembiayaan syariah yang diberikan oleh KBMT

Tadbiirul Ummah dapat berjalan dengan tepat dan efektif. Sehingga, hal tersebut

dapat mengurangi resiko pembiayaan yang dimiliki oleh KBMT Tadbiirul

Ummah. Resiko tersebut dapat dikurangi dengan melihat kemampuan pelunasan

pembiayaan melalui jumlah profit yang dimiliki oleh mitra. Hal ini terbukti pula

pada beberapa mitra yang memiliki pembiayaan yang kecil sebesar Rp 1.000.000,

namun jumlah profitnya mampu mencapai Rp 108.000.000 apabila dihitung

pertahun.

Tabel 22. Komposisi antara Realisasi Pembiayaan dan Profit usaha Mitra KBMT

Tadbiirul Ummah yang Memanfaatkan Pembiayaan Syariah untuk Sektor Agribisnis Tahun 2008

Jenis Usaha Realisasi

Pembiayaan (Rupiah)

Profit Usaha (Rupiah)

Komposisi (%)

Pertanian 1,406,250.0 15,929,400.0 8.83 Peternakan 7,700,000.0 13,870,000.0 55.52 Industri Kecil 750,000.0 6,292,000.0 11.92 Perdagangan 4,187,500.0 43,817,502.6 9.56 Total Rata-Rata 4,187,500.0 19,977,225.7 17.57

Pada Tabel diatas dapat dilihat bahwa komposisi realisasi pembiayaan dan

profit usaha memiliki perberdaaan yang sangat signifikan pada usaha pertanian

memiliki komposisi hanya 8,83 persen, untuk peternakan memiliki komposisi

yang cukup besar yaitu sebesar 55,52 persen. Pada usaha industri kecil memiliki

komposisi sebesar 11,92 persen dan pada sektor perdangangan hanya memiliki

komposisi yang tidak besar hanya sebesar 9,56 persen. Hal tersebut menunjukan

bahwa profit yang dimiliki oleh mitra lebih besar dibandingkan dengan realisasi

Page 118: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI … · Annisa A, Ade, Emi, Tiara, Miqdam, Ali, Rizal, Ridy, Iqbal dan Doni. 11. Teman-teman Asrama PPSDMS Nurul Fikri, Shoib, Nazrul, Gema,

118

pembiayaan syariah yang diberikan oleh KBMT Tadbiirul Ummah sehingga hal

tersebut dapat dikatakan tidak efektif mempengaruhi secara signifikan

pembiayaan syariah untuk sektor agribisnis. Dalam hal ini, nilai profit yang besar

dari pihak mitra tidak diikuti oleh nilai realisasi pembiayaan syariah untuk sektor

agribisnis.

7.3.3. Frekuensi Pembiayaan (X3) Frekuensi pembiayaan merupakan pengalaman mengambil pembiayaan,

semakin tinggi frekuensi pengambilan akan diduga mempengaruhi realisasi

permintaan pembiayaan syariah untuk sektor agribisnis. Namun, hal tersebut

tidaklah sesuai dengan prediksi, karena berdasarkan nilai p-value hasil

perhitungan menunjukan bahwa nilai p-value untuk frekuensi pembiayaan

menunjukan nilai sebesar 0,530. Nilai tersebut lebih besar dari nilai α, berarti

menunjukan bahwa nilai koefisien untuk frekuensi pembiayaan tidak signifikan

dalam mempengaruhi pembiayaan syariah untuk agribisnis.

Berdasarkan perhitungan menunjukan bahwa frekuensi pembiayaan tidak

signifikan mempengaruhi. Hal tersebut jelas terjadi pada KBMT Tadbiirul

Ummah, karena mitra yang sudah berkali-kali melakukan pembiayaan pada

KBMT tidak berarti langsung dapat dipercayai. Karena BMT memiliki prosedur

untuk selalu melakukan kelayakan kembali walaupun sudah sering mendapatkan

pembiayaan.

Oleh karena itu, frekuensi pembiayaan bukan menjadi tolak ukur untuk

dijadikan sebagai faktor yang mempengaruhi realisasi permintaan pembiayaan

syariah yang ada. Walaupun mitra mampu melakukan pembayaran pembiayaan

dengan lancar dan baik. BMT menjalankan aturan dengan konsisten selalu

melakukan pengecekan sebelum menyalurkan dana pada mitra yang melakukan

pembiayaan kembali.

Frekuensi pembiayaan yang semakin sering dan pembayaran yang baik

serta lancar belum tentu membuat pihak KBMT memberikan peningkatan jumlah

pembiayaan yang diberikan untuk pembiayaan yang selanjutnya. Karena BMT

melakukan pengukuran terhadap keinginan mitra. Apabila permintaan dari mitra

dirasa tidak rasional maka pihak BMT pun akan melakukan kaji ulang. Hal

Page 119: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI … · Annisa A, Ade, Emi, Tiara, Miqdam, Ali, Rizal, Ridy, Iqbal dan Doni. 11. Teman-teman Asrama PPSDMS Nurul Fikri, Shoib, Nazrul, Gema,

119

tersebut dilakukan untuk mencegah terjadinya penyelewengan akibat besarnya

dana yang diberikan dan akan merugikan BMT serta mitra yang lain. Karena

dana yang diberikan merupakan dana yang diamanahkan kepada pihak BMT

untuk disalurkan kembali kepada mitra yang membutuhkan pembiayaan.

Tabel 23. Frekuensi Pembiayaan Responden KBMT Tadbiirul Ummah Berdasarkan Jumlah Mitra dan Persentasenya Tahun 2008

Frekuensi Pembiayaan (Kali) 1-3 kali 4-6 kali > 7 kali Total

Jumlah Mitra (orang) 10 7 5 22

Persentase (%) 45 32 23 100

Pada contoh kasus ada mitra yang telah sepuluh kali memanfaatkan

pembiayaan syariah. Namun, nilai nominal yang direalisasikan hanya Rp

2.000.000 tiap melakukan pinjaman. Kasus seperti inilah yang menunjukan

bahwa pembiayaan syariah dilihat bukan pada berapa lama frekuensi pembiayaan

syariah yang telah dijalankan, tetapi berapa besar kebutuhan pembiayaan yang

diperlukan oleh mitra dalam menjalankan usahanya.

Selain itu pada Tabel 23 ditunjukan bahwa pembiayaan syariah disalurkan

didominasi oleh jenis responden yang memiliki frekuensi pembiayaan syariah

disektor agribisnis pada rentang 1-3 kali pembiayaan yaitu sebesar 45 persen

jumlahnya dari keseluruhan responden pembiayaan syariah ini. Sedangkan

frekuensi untuk mitra yang memiliki rentang pembiayaan 4-6 kali memiliki

persentase sebesar 32 persen dan pembiayaan yang dilakukan lebih dari 7 kali

memiliki proporsi sebesar 23 persen.

Faktor frekuensi pembiayaan tidak signifikan mempengaruhi realisasi

pembiayaan syariah karena ternyata ada beberapa mitra yang baru meminjam dua

kali saja sudah dapat melakukan pinjaman sebesar Rp 10.000.000 sedangkan

disisi lain ada mitra yang sudah melakukan pinjaman lebih dari 7 kali ternyata

pada realisasi pembiayaanya selalu sama sebesar Rp 1.500.000, walaupun sudah

berkali-kali minjam KBMT tetap memperhatikan aspek pemanfaatan dari dana

pembiayaan tersebut pada mitra. Sehingga pembiayaan yang diberikan memang

Page 120: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI … · Annisa A, Ade, Emi, Tiara, Miqdam, Ali, Rizal, Ridy, Iqbal dan Doni. 11. Teman-teman Asrama PPSDMS Nurul Fikri, Shoib, Nazrul, Gema,

120

sesuai dengan kebutuhan dan kecukupan dalam meminjam serta kemampuan

mengembalikan pembiayaan yang diterima oleh mitra.

Selain itu, KBMT Tadbiirul Ummah dalam hal ini jelas sangat

menerapakan prinsip kehati-hatian sangat tinggi karena pembiayaan yang

diberikan oleh KBMT terhadap mitra merupakan dana titipan yang diamanahkan

kepada KBMT untuk dapat dimanfaatkan secara produktif lebih baik dan dana ada

semakin berkembangang untuk memajukan kesejahteraan masyarakat.

Berdasarkan karakteristik dari responden pun diketahui bahwa dari seluruh

usaha baik itu pertanian, peternakan, industri keci dan perdagangan mampu

mencapai rata-rata frekuensi pembiayaan sebanyak empat kali. Namun, frekuensi

pembiayaan yang semakin besar tersebut tidak mempengaruhi realisasi

pembiayaan syariah untuk sektor agribisnis itu sendiri. Sehingga wajar apabila

dilihat bahwa pembiayaan yang diberikan tidak pula melihat banyaknya frekuensi

pembiayaan yang terlah dilakukan oleh mitra KBMT TBU

7.3.4. Bagi Hasil (X4) Bagi hasil diduga menjadi faktor yang mempengaruhi realisasi permintaan

pembiyaan syariah untuk sektor agribisnis. Karena, calon mitra akan melihat

berapa persen besarnya margin atau nilai bagi hasil pembiayaan yang dilakukan

oleh hal tersebut terbukti dari hasil perhitungan menunjukan bahwa nilai p-value

dari nisbah bagi hasil bernilai 0,000 atau P-value < α (0,05). Berdasarkan hal

tersebut dapat dikatakan bahwa bagi hasil berpengaruh signifikan dalam

mempengaruhi pembiayaan syariah untuk sektor agribinis.

Karena dengan jelasnya akad yang dilakukan antara mitra dan pihak BMT

membuat faktor bagi hasil sangat signifikan mempengaruhi. Karena mitra akan

mengukur kemampuan untuk memanfaatkan pembiayaan yang ada di BMT

dengan melihat margin yang akan diberikan. Sehingga mitra pun tidak melakukan

peminjaman dana melebihi kemampuan untuk membayar kembali ketika waktu

angsuran tiba.

Bagi hasil yang ditetapkan merupakan kesepakatan antara pihak mitra dan

KBMT Tadbiirul Ummah sehingga akan ada keadilan dalam menentukan

keuntungan. Hal ini, semakin besarnya bagi hasil yang disepakati maka akan

Page 121: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI … · Annisa A, Ade, Emi, Tiara, Miqdam, Ali, Rizal, Ridy, Iqbal dan Doni. 11. Teman-teman Asrama PPSDMS Nurul Fikri, Shoib, Nazrul, Gema,

121

semakin besar jumlah realisasi permintaan pembiayaan syariah untuk sektor

agribisnis.

Berdasarkan bagi hasil yang ditentukan maka pihak mitra dan KBMT

wajib menjaga kesepakatan yang dibuat dalam akad yang telah disepakati.

Keberanian mitra untuk memanfaatkan pembiayaan syariah lebih besar membuat

mitra harus berani mempertangungjawabkan jumlah bagi hasil yang akan

diberikan kepada pihak KBMT Tadbiirul Ummah. Hal inilah yang mengharuskan

ada rasa saling percaya dalam menjalankan kerjasama dan harus ada perjanjian

yang jelas dalam pemanfaatan pembiayaan syariah yang ada. Bagi hasil yang ada

sesuai dengan jumlah realisasi pembiayaan syariah yang ada. Hal tersebut dapat

dilihat pada Tabel 24.

Tabel 24. Persentase Bagi Hasil Pembiayaan Syariah pada KBMT Tadbiirul

Ummah Tahun 2008

No Realisasi Pembiayaan (Rupiah)

Bagi Hasil (Rupiah) Persentase Pembiayaan (%)

1 8,000,000 1,440,000 18 2 1,500,000 200,000 13 3 10,000,000 3,000,000 30 4 3,000,000 900,000 30

5 2,000,000 600,000 30 6 1,000,000 240,000 24 7 1,000,000 300,000 30 8 500,000 150,000 30 9 10,000,000 4,320,000 43 10 1,000,000 290,000 29 11 1,000,000 150,000 15

12 500,000 150,000 30 13 1000000 300,000 30 14 750,000 225,000 30 15 1,500,000 225,000 15 16 800,000 300,000 38 17 25,000,000 3,750,000 15 18 1,000,000 150,000 15 19 1,500,000 200,000 13 20 2,500,000 210,000 8 21 2,000,000 300,000 15 22 1,500,000 200,000 13

Berdasarkan hal tersebut dapat ditunjukkan bahwa bagi hasil pun di

tetapkan besarnya dengan berapa lama pembiayaan tersebut dilakukan. Sehingga

akan mempengaruhi besarnya bagi hasil yang diambil oleh pihak KBMT

Page 122: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI … · Annisa A, Ade, Emi, Tiara, Miqdam, Ali, Rizal, Ridy, Iqbal dan Doni. 11. Teman-teman Asrama PPSDMS Nurul Fikri, Shoib, Nazrul, Gema,

122

Tadbiirul Ummah. Berdasarkan Tabel dapat ditunjukan bahwa pembiayaan yang

ada memliki kisaran bagi hasil sebesar 13-45 persen, nisbah bagi hasil tersebut

ditetapkan berdasarkan kesepakatan bersama sehingga tidak ada yang merasa

dirugikan dan keberatan. Hal tersebut dapat dilihat pada mitra satu terlihat

pembiayaan yang dipinjam sebesar Rp 8.000.000 namun bagi hasilnya hanya

sebesar 13 persen atau senilai Rp 1.440.000 dan berbeda dengan mitra sembilan

yang melakukan pembiayaan syariah dengan realisasi pembiayaan sebesar Rp

10.000.000, namun besarnya nisbah bagi hasil mencapai 43 persen atau senilai Rp

4.320.000, perbedaan ini selain ditentukan berdasarkan jangka waktu anggsuran

tetapi juga dari besarnya pembiayaan yang disalurkan untuk mitra pembiayaan

syariah yang ada. Selain itu, ada mitra yang hanya meminjam pembiayaan sebesar

Rp. 800.000 tetapi memperoleh bagi hasil yang sangat besar yaitu sebesar 38

persen atau senilai Rp. 300.000, besarnya bagi hasil tersebut melihat kondisi atau

kemampuan calon mitra untuk melakukan pelunasan terhadap pembiayaan syariah

yang diberikan kepada mitra yang bergerak pada sektor agribisnis.

Apabila dilihat pada karakteristiknya dapat ditunjukan bahwa nisbah bagi

hasil sangat berhubungan erat. Semakin besar realisasi pembiayaan yang

diberikan maka akan semakin besar pula bagi hasil yang disepakati. Hal tersebut

dapat dilihat pada Tabel karakteristik usaha. Hal tersebut terbukti bahwa

pembiayaan syariah untuk sektor agribisnis dipengaruhi oleh bagi hasil yang

disepakati bersama antara pihak KBMT dan mitra. Bagi hasil semakin besar

dengan mengikuti besarnya nilai realisasi pembiayaan syariah untuk sektor

agribisnis.

Namun pada bagi hasil yang ditetapkan oleh KBMT Tadbiirul Ummah

pada realisasinya tidak semuanya menggunakan akad mudharabah yang benar-

benar bagi hasil tetapi ada pula akan murabahah dimana menggunakan sistem

margin sharing. Sehingga bagi hasil yang ditetapkan pun secara nominal akan

menguntungkan bagi pihak KBMT Tadbiirul Ummah.

7.3.5. Tahun Pendidikan (X5)

Tahun pendidikan diduga menjadi faktor yang berimplikasi kepada

pengetahuan mitra terhadap pembiayaan, karena semakin tinggi tingkat

pendidikan yang dimiliki maka peluang untuk mendapatkan pembiayaan lebih

Page 123: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI … · Annisa A, Ade, Emi, Tiara, Miqdam, Ali, Rizal, Ridy, Iqbal dan Doni. 11. Teman-teman Asrama PPSDMS Nurul Fikri, Shoib, Nazrul, Gema,

123

besar karena memiliki pengetahuan. Namun, berdasarkan hasil perhitungan

didapatkan nilai p-value sebesar 0,215 dimana nilai tersebut lebih besar dari nilai

α (0,05) sehingga hal tersebut menunjukan bahwa tahun pendidikan tidak

signifikan dalam mempengaruhi realisasi permintaan pembiayaan syariah untuk

sektor agribisnis.

Berdasarkan hasil tersebut jelas bahwa tahun pendidikan bukan menjadi

faktor penentu bagi pemanfaatan pembiayaan syariah, karena pihak BMT pun

akan memberikan penjelasan bagi mitra yang tidak mengetahui sama sekali

tentang pembiayaan syariah, sehingga jenjang pendidikan apapun dapat menjadi

target bagi pihak KBMT. Oleh karena itu, jenjang pendidikan tidak menjadi

panduan dasar bagi BMT untuk memberikan pembiayaan.

Hal tersebut dapat dilihat pada jenjang pendidikan yang dimiliki oleh mitra,

baik itu pada tingkat sekolah dasar, sekolah menengah pertama dan sekolah

menengah atas. Mitra yang memiliki tingkat pendidikan pada jenjang apapun

berkesempatan mendapatkan nilai pembiayaan yang besar atau mitra yang

berpendidikan tinggi pun berkesempatan mendapatkan pembiayaan syariah pada

tingkat yang standar saja.

Tabel 25. Tingkat Pendidikan Responden KBMT Tadbiirul Ummah Tahun 2008

No Tingkat Pendidikan

Jumlah mitra (orang)

Proporsi (%)

1 Tidak Tamat SD 5 23 2 Tamat SD 15 68 3 SMP 0 0 4 SMA 2 9 5 Kuliah 0 0

Jumlah Total 22 100 Tabel 23 menunjukan bahwa pembiayaan syariah untuk sektor agribisnis

yang dimanfaatkan oleh para mitra tidak dipengaruhi oleh tingkat pendidikan,

karena tingkat pendidikan yang paling mendominasi mitra yang melakukan

pinjaman pembiayaan berpendidikan tamat sekolah dasar sebanyak 15 orang atau

sebesar 68 persen dari jumlah pembiayaan yang ada. Berdasarkan hal tersebut

Page 124: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI … · Annisa A, Ade, Emi, Tiara, Miqdam, Ali, Rizal, Ridy, Iqbal dan Doni. 11. Teman-teman Asrama PPSDMS Nurul Fikri, Shoib, Nazrul, Gema,

124

ternyata tingkat pendidikan tidak mampu memberikan kontribusi dalam

peningkatan realisasi permintaaan pembiayaan syariah untuk sektor agribisnis.

Pada dasarnya penyaluran dana dari pihak KBMT diawali dengan penjelasan

mengenai pembiayaan syariah itu sendiri. Permintaan pembiayaan syariah pun

dapat dimengerti oleh mitra nantinya. Sehingga pada jenjang pendidikan apapun

KBMT Tadbiirul Ummah dapat memberikan kepada calon mitra.

Selain itu, data tersebut menunjukan bahwa mitra yang memiliki

kemampuan usaha dalam skala UMKM ternyata kebanyakan ialah berpendidikan

rendah. Hal inilah yang menggambarkan bahwa masih sangat sedikit inovasi atau

tekhnologi yang berperan dalam usaha mereka karena kompetensi pendidikan dari

mitra masih belum sempurna secara tingkat pendidikan. Dan mitra untuk

mengerti dan memahami usaha agribisnis didapatkan dari pengalaman usaha yang

telah mereka lakukan.

Tingkat pendidikan tersebut dapat menjadi bahan acuan bahwa semakin

tinggi tingkat pendidikan yang ada semakin tinggi pula kesejahteraan ekonomi

yang ada pada pihak mitra. Walaupun hal tersebut dapat dibantah dengan

kesejahteraan orang yang hanya lulusan sekolah dasar. Namun, mampu mencapai

tingkat kesejahteraan yang tinggi.

Berdasarkan tingkat pendidikan yang rendah tersebut membuat KBMT

TBU tidak merasa pesimis dalam menyalurkan pembiayaannya karena,

berdasarkan tujuan awalnya ialah untuk membantu mitra dalam menjalankan

usahanya dengan adanya bantuan modal mikro syariah. Walaupun setelah

dilakukan kajian ternyata tingkat pendidikan tidak berpengaruh signifikan

terhadap realisasi pembiayaan syariah. Tingkat pendidikan ini digunakan oleh

KBMT untuk mempermudah dalam memahami pembiayaan syariah. Karena

tingkat pendidikan akan menjadi acuan seberapa kemampuan orang dapat

menyerap hal-hal yang harus diperhatikan dalam menjalankan kesepakatan

pembiayaan syariah. Namun, yang ada selama ini adalah mitra lebih mencari

kemudahannya dalam melakukan pinjaman pembiayaan. Bukan terletak pada

substansi untuk memanfaatkan pembiayaan syariah.

Page 125: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI … · Annisa A, Ade, Emi, Tiara, Miqdam, Ali, Rizal, Ridy, Iqbal dan Doni. 11. Teman-teman Asrama PPSDMS Nurul Fikri, Shoib, Nazrul, Gema,

125

7.3.6. Komposisi Modal Usaha

Komposisi modal usaha merupakan bagian yang diduga menjadi faktor

yang berpengaruh pada pengambilan keputusan BMT untuk memberikan bantuan

pembiayaan jika komposisi modal yang dimiliki secara pribadi lebih besar dari

pihak lain. Namun, dugaan tersebut tidaklah sesuai dengan hasil perhitungan.

Berdasarkan analisis didapatkan nilai p-value sebesar 0,750, dimana nilai tersebut

menunjukan bahwa nilai yang ada tidak signifikan mempengaruhi realisasi

permintaan pembiayaan syariah untuk sektor agribisnis.

Walaupun berdasarkan hasil perhitungan mendapatkan koefisien bernilai

positif, komposisi modal tidak berpengaruh nyata karena pihak BMT tidak

melihat jumlah atau komposisi modal yang dimiliki. Karena ada mitra yang

memiliki komposisi modal yang besar dan ada pula mitra yang tidak memiliki

modal sama sekali ketika melakukan pinjaman pembiayaan syariah kepada BMT

Tadbiirul Ummah. Jadi besarnya komposisi modal tidak berpengaruh pada

pembiayaan syariah. karena pembiayaan dilakukan merupakan tambahan modal

bagi mitra yang melakukan pembiayaan.

Tabel 26. Komposisi Modal Usaha Responden KBMT Tadbiirul Ummah Tahun

2008 Komposisi Modal

Usaha (Rupiah)

0-10.000.000 10.000.001-

20.000.000

>

20.000.001

Total

Jumlah Mitra (orang) 17 2 3 22

Persentase (%) 77 9 14 100

Modal yang dimiliki oleh mitra terkadang lebih besar dibandingkan

dengan modal yang diterima oleh mitra dari KBMT Tadbiirul Ummah.

Sehingga, dalam hal ini komposisi modal yang ada menunjukan perbedaan yang

beragam. Kebutuhan pembiayaan syariah dari pihak KBMT terkadang pada

beberapa mitra bukan menjadi komposisi modal utama dalam melakukan

pembiayaan syariah tetapi menjadi modal pelengkap untuk menambahkan modal

pribadi yang sudah ada, sehingga mitra dapat menutupi kekurangan modal yang

ada.

Page 126: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI … · Annisa A, Ade, Emi, Tiara, Miqdam, Ali, Rizal, Ridy, Iqbal dan Doni. 11. Teman-teman Asrama PPSDMS Nurul Fikri, Shoib, Nazrul, Gema,

126

Pada Tabel 26, pada kasus tertentu ada beberapa mitra yang tidak memiliki

modal sama sekali untuk menjalankan usahanya atau murni modal yang diberikan

merupakan modal dari pihak KBMT, untuk menjalankan usaha. Komposisi

modal ini pada dasarnya ingin diketahui seberapa besar seorang mitra memiliki

modal dari pihak lain. Hal tersebut dilakukan agar pihak KBMT dapat melihat

apakah seorang mitra memiliki hutang dari pihak lainnya. Karena hal tersebut

menjadi pertimbangan pihak BMT Tadbiirul Ummah memberikan pembiayaan

syariah pada calon mitra. Karakteristik mitra yang miliki hutang yang sangat

banyak harus menjadi peringatan pihak KBMT dalam menyalurkan pembiayaan

syariah.

Berdasarkan Tabel 26 juga ditunjukkan bahwa hampir sebesar 77 persen

atau sebanyak 17 orang mitra dari yang tidak memiliki modal sama sekali sampai

dengan yang memiliki modal sebesar Rp 10.000.000 hampir mendominasi. Hal

tersebut menunjukkan bahwa mitra memiliki komposisi modal yang sangat kecil

sehingga membutuhkan bantuan dana dan salah satunya melalui pembiayaan

syariah yang diberikan oleh KBMT Tadbiirul Ummah.

Pembiayaan syariah ini ternyata kadang tidak sebanding dengan komposisi

modal awal yang dimiliki oleh mitra, sehingga wajar apabila komposisi modal

tidak berpengaruh signifikan dalam faktor-faktor yang mempengaruhi realisasi

pembiayaan syariah. Koperasi Baitul Maal Tamwill TBU pun memang tidak

mengharuskan seorang mitra memiliki komposisi modal, karena hadirnya KBMT

TBU memang berfungsi sebagai lembaga yang membantu permodalan bagi calon

mitra yang membutuhkan modal untuk menjalankan usahanya. Sehingga usaha

yang dimiliki oleh mitra dapat berjalan dengan baik.

Usaha yang dimodali oleh KBMT TBU pun dapat kembali beroperasi

dengan kontinuitas yang baik, sehingga mitra mendapat keuntungan untuk dapat

menjalankan usahanya kembali dan KBMT memperoleh keuntungan dari nisbah

bagi hasil yang telah disepakati dengan mitra. Selain itu, KBMT tidak menitik

beratkan seorang mitra harus memiliki modal awal. Tetapi, mitra tersebut dapat

menjalankan usahanya dengan baik agar pengembalian pembiayaan menjadi

lancar dan tanpa adanya tunggakan yang merugikan pihak KBMT TBU dan mitra

lain yang seharusnya berkesempatan mendapatkan pembiayaan selanjutnya.

Page 127: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI … · Annisa A, Ade, Emi, Tiara, Miqdam, Ali, Rizal, Ridy, Iqbal dan Doni. 11. Teman-teman Asrama PPSDMS Nurul Fikri, Shoib, Nazrul, Gema,

127

7.3.7. Sektor Usaha

Sektor usaha merupakan ukuran apakah nasabah melakukan usaha

pertanian pada sistem on-farm atau sektor perdagangan, pengelolahan produk

pertanian. Hal ini diduga bahwa sektor usaha yang off-farm akan lebih besar

mendapatkan pembiayaan karena resiko yang muncul lebih sedikit dan siklus

bisnis yang cepat dibandingkan dengan sektor usaha yang berbasiskan on-farm.

Namun, berdasarkan hasil perhitungan didapatkan nilai sebesar 0,324. Nilai

tersebut menunjukan bahwa nilai tersebut lebih kecil dari nilai α (0,005). Maka,

sektor usaha tidak signifikan dalam mempengaruhi realisasi permintaan

pembiayaan syariah bagi sektor pertanian.

BMT akan memberikan kepada mitra yang memang dianggap layak untuk

menerima pembiayaan. Kelayakan tersebut tidak membedakan sektor usaha

apapun. Walaupun KBMT memiliki target berdasarkan sektor usaha untuk

penyaluran pembiayaan. Tetapi bukan menjadi batasan bagi KBMT untuk

menyalurkan pembiayaanya. Sektor usaha ini merupakan hal penting yang dilihat

sebagai landasan utama untuk melakukan kelayakan untuk memberikan

pemberian pembiayaan. Namun, berdasarkan hasil pembahasan pada subbab

sebelumnya.

Sektor agribisnis yang terbagi dalam beberapa subsistem tidak

mempengaruhi secara nyata realisasi permintaan pembiayaan syariah. Hal

tersebut dapat dilihat pula pada penilaian efektivitas pencapaian target jumlah

mitra ataupun nominal pembiayaan syariah pada tahun 2008. Ada beberapa

sektor yang tidak ditargetkan untuk penyaluran pembiayaan syariah ternyata

pasarnya mampu dimasuki oleh pihak KBMT untuk mengekspansi pembiayaan

syariah pada beberapa sektor usaha yang baru tersebut. Berdasarkan hal tersebut

dapat dilihat pada tabel dibawah ini

Tabel 27. Komposisi Responden Berdasarkan On-farm dan Off-farm pada KBMT Tadbiirul Ummah Tahun 2008

Sektor Usaha On-Farm Off-Farm Total

Jumlah Mitra (orang) 11 11 22

Persentase (%) 50 50 100

Page 128: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI … · Annisa A, Ade, Emi, Tiara, Miqdam, Ali, Rizal, Ridy, Iqbal dan Doni. 11. Teman-teman Asrama PPSDMS Nurul Fikri, Shoib, Nazrul, Gema,

128

Pihak KBMT Tadbiirul Ummah tidak kaku dalam menentukan target

pasar, ketika calon mitra dengan berbagai macam latar usaha yang berbeda

dianggap layak dan mampu untuk mengembalikan maka dana pembiayaan syariah

dapat digulirkan kepada calon mitra tersebut. Sehingga, dapat disimpulkan bahwa

sektor usaha tidak berpengaruh secara signifikan dalam realisasi permintaan

pembiayaan syariah.

Komposisi on-farm dan off-farm diambil secara proporsional sebanyak 50

persen masing-masing, hal tersebut dilakukan untuk menunjukan keterwakilan

dari setiap sektor. Berdasarkan hasil ternyata realisasi pembiayaan syariah pada

KBMT Tadbiirul Ummah tidak signifikan dalam mempengaruhi realisasi

pembiayaan syariah. Oleh karena itu walaupun secara menyeluruh pembiayaan

syariah dibagi berdasarkan sektor usaha KBMT akan melihat keragaan usahanya

apakah mampu berjalan dengan baik atau tidak.

Berdasarkan efektivitas saja pada Tabel 28 dapat ditunjukan bahwa

pembiayaan untuk sektor perdagangan sangat besar komposisinya. Dalam hal ini,

seharusnya faktor sektor usaha berpengaruh signifikan pula pada realisasi

pembiayaan syariah. Tetapi komposisi yang kecil dari jumlah sampel pembiayaan

syariah untuk sektor agribisnis menunjukan bahwa pembiayaan untuk sektor

agribisnis masih sangat kecil komposisinya.

Tabel 28. Target dan Realisasi Pembiayaan Syariah Berdasarkan Sektor Usaha

Pada KBMT Tadbiirul Ummah Tahun 2008

Keterangan Target (Rp) Pencapaian (Rp)

% Pencapaian

Target Jumlah Mitra (Org)

Pencapaian (Org)

% Pencapaian

Perdagangan 3,955,050,000 1,921,160,000 49 397 318 80

Industri 0 960,000,000 - 0 7 -

Jasa 281,500,000 414,450,000 147 78 54 69

Home Industri 30,750,000 94,860,000 308 7 14 200

Peternakan 0 31,700,000 - 0 4 - Pertanian 14,250,000 19,600,000 138 10 15 150 Lain-lain 171,900,000 205,460,000 120 31 53 171

Grand Total 4,479,280,000 3,647,230,000 81 527 465 88

Realisasi untuk pembiayaan peternakan saja masih sangat kecil hanya

sebesar Rp 31.700.000 dan untuk sektor pertanian lebih kecil lagi yaitu sebesar Rp

19.600.000. Hal ini menunjukan bahwa pembiayaan syariah untuk sektor

Page 129: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI … · Annisa A, Ade, Emi, Tiara, Miqdam, Ali, Rizal, Ridy, Iqbal dan Doni. 11. Teman-teman Asrama PPSDMS Nurul Fikri, Shoib, Nazrul, Gema,

129

agribisnis masih sangat minim sehingga wajar pembiayaan syariah untuk usaha

dalam skala mikro pada sektor agribisnis masih sangat kecil jumlahnya.

7.4. Pemanfaatan Pembiayaan Syariah Untuk Sektor Agribisnis

Pada penjelasan sub-bab sebelumnya, bahwa pembiayaan syariah yang

tepat dalam pemanfaatannya ialah pembiayaan yang dimanfaatkan untuk modal

kerja dan investasi. Karena dengan pembiayaan yang dimanfaatkan untuk modal

kerja dan investasi, sangat tepat untuk menambah volume usaha agribisnis yang

dilakukan.

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa pemanfaatan

pembiayaan syariah yang tepat sasaran yaitu pembiayaan yang dialokasi untuk

modal kerja dan investasi sebesar 81,8 persen. Sedangkan, pembiayaan syariah

yang tidak sesuai untuk sektor agribisnis yaitu pembiayaan yang dialokasikan

untuk konsumsi sebesar 18,2 persen (Lampiran 11). Hal tersebut menunjukan

bahwa pemanfaatan untuk modal kerja dan investasi masih tepat sasaran dan

sesuai, walaupun ada penyimpangan yang terjadi.

Pembiayaan syariah untuk sektor agribisnis yang ada saat ini di KBMT

Tadbiirul Ummah yang digunakan untuk modal kerja untuk perdagangan (off-

farm) lebih banyak dimanfaatkan untuk menambah dana penebusan kios dagang

di Pasar. Selain itu, pembiayaan syariah digunakan untuk menambah volume

usaha dengan menambah jumlah persediaan barang dagangan berupa komiditi

agribisnis serta dimanfaatkan pula untuk pembeliaan bahan baku untuk

berdagang.

Pada susbsistem off-farm pembiayaan syariah untuk sektor agribinis yang

digunakan sebagai modal kerja dan investasi dialokasikan untuk pembelian

pupuk, pembelian hewan ternak, pembeliaan bahan bangunan peternakan,

pembayaran sewa atau penebusan gadai tanah dan penebusan tanaman pertanian.

Hal tersebut dilakukan untuk menambah volume usaha yang dijalankan serta

untuk melangsungkan jalannya usaha.

Realisasi pemanfaatan pembiayaan yang terjadi dilapangan sering tidak

sama pada perjanjian yang telah ditentukan. Hal tersebut disebabkan oleh

berbagai macam faktor yang terjadi. Karena, permasalahan yang terjadi pada

Page 130: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI … · Annisa A, Ade, Emi, Tiara, Miqdam, Ali, Rizal, Ridy, Iqbal dan Doni. 11. Teman-teman Asrama PPSDMS Nurul Fikri, Shoib, Nazrul, Gema,

130

mitra bisa datang tiba-tiba dan hal tersebut yang membuat mitra menggunakan

dana pembiayaan syariah tersebut untuk hal lain diluar usaha agribisnisnya.

Untuk dapat lebih jelas dapat dilihat pembagian pemanfaatan pembiayaan pada

Tabel dibawah ini.

Tabel 29. Kesesuaian Pemanfaatan Pembiayaan Syariah untuk Sektor Agribisnis untuk Setiap Jenis Usaha

Berdasarkan Tabel diatas didapatkan bahwa pada jenis usaha pertanian

hampir seluruh mitra memanfaatkan pembiayaan yang diberikan sesuai dengan

apa yang telah disepakati. Hal tersebut dilihat dari tidak adanya mitra yang

menyalahgunakan pemanfaatan pembiayaan syariah. Berdasarkan Tabel semua

mitra pada usaha pertanian yang memanfaatkan pembiayaan syariah ini sebanyak

delapan orang memanfaatkan dengan baik pembiayaan yang diberikannya.

Pada jenis usaha peternakan yang diwakili oleh empat mitra ternyata ada

satu mitra pembiayaan syariah yang tidak memanfaatkan pembiayaan tersebut

dengan dan tiga mitra lainnya memanfaatkan pembiayaan syariah tersebut dengan

baik. Penyalahgunaan ini diakibatkan dari pemanfaatan lain dari dana

pembiayaan yang disalurkan oleh KBMT TBU ke pada mitra. Pemanfaatan yang

lain tersebut tidak disalurkan untuk usaha peternakan, tetapi untuk usaha pada

sektor lain. Hal ini dapat dikatakan baik sebenarnya tapi tetap saja tidak sesuai

dengan akad yang telah diperjanjikan pada sebelumnya.

Pada industri kecil pun ada mitra yang tidak memanfaatkan pembiayaan

yang diberikan tidak sesuai dengan apa yang diperjanjikan. Ada satu orang yang

tepat dalam pemanfaatanya dan ada satu orang pula yang tidak mampu

memanfaatkan pembiayaan tersebut dengan tidak tepat. Walaupun hanya dua

Kesesuaian Pemanfaatan Jenis usaha

Ya Tidak

Total

Pertanian (orang) 8 0 8

Peternakan (orang) 3 1 4

Industri Kecil (orang) 1 1 2

Perdagangan (orang) 6 2 8 Total (orang) 18 4 22 Komposisi (%) 81.82 18.18 100

Page 131: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI … · Annisa A, Ade, Emi, Tiara, Miqdam, Ali, Rizal, Ridy, Iqbal dan Doni. 11. Teman-teman Asrama PPSDMS Nurul Fikri, Shoib, Nazrul, Gema,

131

mitra, seharusnya pihak KBMT mampu mengawasi pembiayaan syariah yang

diberikan pada sektor industri kecil ini sehingga mitra dapat memanfaatkannya

dengan sesuai.

Pada usaha perdagangan terdapat enam orang yang memanfaatkan

pembiayaan syariah dengan tepat dan dua orang memanfaatkannya untuk

keperluan lain diluar usaha agribisnis. Hal ini menunjukan bahwa pembiayaan

syariah untuk sektor usaha agribinis pada perdagangan lebih banyak terjadi

penggunaan lain diluar usaha. Pemanfaatan pembiayaan syariah tersebut

digunakan untuk konsumsi rumah tangga dari mitra tersebut. Walaupun pada

pemanfaatannya tidak sesuai untuk usaha agribisnis. Namun, dalam pelunasan

pembiayaan yang diberikan mitra tetap mampu membayarnya.

Selain itu, pembiayaan syariah untuk sektor agribisnis yang dimanfaatkan

untuk konsumsi merupakan ketidaksesuaian pembiayaan, yang sering terjadi ialah

pemanfaatan untuk konsumsi rumah tangga dan alokasi untuk kepentingan yang

lainnya. Walaupun, secara alokasi tidak sesuai dari yang diharapakan, yaitu untuk

pembiayaan modal kerja dan investasi. Namun, mitra tetap mampu membayar

anggsurannya dengan baik dan lancar. Kemampuan membayar ini didapatkan

dari hasil usaha agribisnis yang mereka lakukan. Ketidaksesuaian yang terjadi

bukan berarti mitra bertindak curang untuk tidak membayar pembiayaan syariah

yang telah diberikan oleh KBMT Tadbiirul Ummah.

Page 132: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI … · Annisa A, Ade, Emi, Tiara, Miqdam, Ali, Rizal, Ridy, Iqbal dan Doni. 11. Teman-teman Asrama PPSDMS Nurul Fikri, Shoib, Nazrul, Gema,

132

VIII. KESIMPULAN DAN SARAN

8.1. Kesimpulan

Pada KBMT Tadbiirul Ummah Skim pembiayaan syariah berdasarkan

sektor usaha didapatkan bahwa sektor usaha perdagangan mendominasi

pembiayaan. Berdasarkan peruntukkan maka skim pembiayaan syariah

didominasi pembiayaan untuk modal kerja. Berdasarkan akad maka pembiayaan

syariah didominasi oleh pembiayaan yang menggunakan akad jual beli atau

murabahah. Berdasarkan perkembangan ditunjukkan bahwa pembiayaan untuk

sektor agribisnis masih sangat minim dan masih belum dapat dijadikan alternatif

pembiayaan.

KBMT Tadbiirul Ummah mampu mencapai efektivitas pembiayaan

sebesar 81 persen berdasarkan jumlah nominal pembiayaan atau bernilai sebesar

Rp 3.647.230.000. Sedangkan, berdasarkan jumlah mitra maka efektivitasnya

mampun mencapai sebesar 88 persen atau mampu membiayai nasabah sebanyak

465 orang. Secara keseluruhan menunjukan bahwa pencapaian dari pembiayaan

sangatlah baik. Sehingga, efektivitas penyaluran pembiayaan syariah yang

dilakukan oleh pihak KBMT Tadbiirul Ummah dapat dikatakan efektif.

Faktor yang signifikan mempengaruhi realisasi pembiayaan untuk sektor

agribisnis adalah bagi hasil. Sedangkan, pada pemanfaatannya pembiayaan

syariah mampu dimanfaatkan sebesar 81,8 persen, sedangkan pembiayaan yang

dimanfaatkan untuk konsumsi dan keperluan lainnya mencapai sebesar 18,2

persen. Penyimpangan yang terjadi dalam hal ini ialah penyalahgunaan akad.

Tetapi pada prakteknya penyalahgunaan yang dilakukan tidak menyebabkan

kemacetan pembiayaan yang diberikan.

8.2. Saran

Saran yang dapat diberikan pada penelitiaan ini, yaitu :

1. Mekanisme pembiayaan syariah yang ada pada KBMT Tadbiirul Ummah harus

berjalan sesuai dengan aturan yang telah distandarkan oleh pihak KBMT agar

waktu penyaluran pencairan pembiayaan tidak terlambat sampai ke mitra.

Page 133: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI … · Annisa A, Ade, Emi, Tiara, Miqdam, Ali, Rizal, Ridy, Iqbal dan Doni. 11. Teman-teman Asrama PPSDMS Nurul Fikri, Shoib, Nazrul, Gema,

133

2. Pembiayaan syariah untuk sektor agribisnis perlu ditingkatkan secara proporsi

baik itu berdasarkan jumlah nominal yang digulirkan maupun berdasarkan

jumlah mitra, sehingga mampu meningkatkan pangsa pasarnya untuk sektor

agribisnis dan mampu menjadi alternatif pembiayaan bagi sektor agribisnis.

3. Realisasi pembiayaan syariah terhadap mitra tidak hanya dilihat dari margin

keuntungan untuk KBMT dengan adanya faktor nisbah bagi hasil yang

signifikan mempengaruhi. Namun, pada penyaluran berdasarkan akad, akad

jual beli (murabahah) masih sangat mendominasi dalam transaksi keuangan

yang dijalankan oleh KBMT Tadbiirul Ummah, hal tersebut harus dijadikan

bahan evaluasi bahwa penyaluran pembiayaan syariah secara akad berdasarkan

proporsi untuk akad bagi hasil seperti musyarakah dan mudharabah masih

kecil.

4. KBMT Tadbiirul Ummah harus menentukan jenis pembiayaan yang tepat bagi

calon mitra agar pemanfaatan pembiayaan yang ada tidak disalahgunakan oleh

mitra.

Page 134: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI … · Annisa A, Ade, Emi, Tiara, Miqdam, Ali, Rizal, Ridy, Iqbal dan Doni. 11. Teman-teman Asrama PPSDMS Nurul Fikri, Shoib, Nazrul, Gema,

134

DAFTAR PUSTAKA

Apriyantono. 2004. Pembangunan Pertanian di Indonesia. http://www.deptan.go.id/pdf [10 April 2009]

[BI] Bank Indonesia. 2007. Menjaga Stabilitas, Mendukung Pembangunan

Ekonomi Negeri. Laporan Perekonomian Indonesia 2007. Jakarta : Bank Indonesia.

[BI] Bank Indonesia. 2008. Perbankan Syariah Lebih Dari Sekedar Bank.

Jakarta: Bank Indonesia. [BPS] Badan Pusat Statistika. 2006. Laporan Tahunan. Farida R. 2007. Analisis Penilaian dan Faktor-Faktor Penyaluran Pembiayaan

Syariah dalam Pembiayaan Agribisnis Pada KBMT Khidmatul Ummah, Bogor, Jawa Barat [Skripsi] Bogor: Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.

Hafidhuddin D.(2008). Peran Pembiayaan Syariah dalam Pembangunan

Pertanian Indonesia. Majalah AGRI. Jakarta. Hidayat Y. 2004. Efetivitas Pembiayaan Pola Bagi Hasil pada Baitul Maal Wat

Tamwil (BMT) Koperasi Pondok Pesantren (kopontren) Hubbul Wathon Kecamatan Cimalaya, Kabupaten Karawang, Jawa Barat [Skripsi]. Bogor: Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.

Karim A. 2007. Bank Islam Analsis Fiqih dan Keuangan. Jakarta : PT Raja

Grafindo Persada. Kusnadi N. 1990. Penyediaan dan Penggunaan Kredit pada Usahatani Dampak

”Model Farm” Di Wilayah Hulu DAS Citanduy [Tesis] Bogor: Program Studi Ekonomi Pertanian, Fakultas Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor.

Nazir M. 2005. Metode Penelitian. Jakarta : Penerbit Ghalia Indonesia Mosher A. 1993. Getting Agriculture Moving. New York : The Agricultural

Development Council. [PKES] Pusat Komunikasi Ekonomi Syariah. 2008. Tata Cara Pendirian BMT.

Jakarta : PKES Publishing. Pursito D. 2003. Kajian Efektivitas dan Faktor-Faktor Penyaluran Kredit dalam

Pembiayaan Industri Kecil dan Menengah Pangan oleh Bank Rakyat Indonesia di Semarang [Tesis]. Bogor: Program Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor.

Page 135: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI … · Annisa A, Ade, Emi, Tiara, Miqdam, Ali, Rizal, Ridy, Iqbal dan Doni. 11. Teman-teman Asrama PPSDMS Nurul Fikri, Shoib, Nazrul, Gema,

135

Rachmina D. 1994. Analisis Permintaan Kredit Pada Industri Kecil (Kasus Jawa Barat Dan Jawa Timur) [Tesis]. Bogor : Program Pascasarjana. Institut Pertanian Bogor.

Sakti A. 2007. Analisis Teoritis Ekonomi Islam (Jawaban Atas Kekacauan

Ekonomi Modern). Jakarta : Paradigma & Aqsa Publishing. Siamat D. 2004. Manajemen Lembaga Keuangan. Jakarta: Lembaga Penerbit

Fakutas Ekonomi Universitas Indonesia Soekartawi. 1993. Agribisnis Aplikasi Dan Teorinya Universitas Brawijaya.

Jakarta : PT Rajagrafindo Persada. Syafar M. 2006. Analisis Efektifitas Pembiayaan Sistem Syariah Terhadap Petani

Agribisnis Sayuran Pada Program UPK Ikhtiar Yayasan Peramu Bogor [Skripsi]. Bogor : Fakultas Ekonomi dan Manajemen. Institut Pertanian Bogor.

Syukur M. 2008. Pembiayaan Syariah untuk Sektor Pertanian. Prosiding dari

seminar SENSASI 4; Bogor, 14 Desember 2008. Bogor; Shariah Economics Student Club.

Yunus M. 2007. Bank Kaum Miskin (Kisah Yunus dan Grameen Bank Memerangi

Kemiskinan). Depok : PT Cipta Lintas Wacana.

Page 136: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI … · Annisa A, Ade, Emi, Tiara, Miqdam, Ali, Rizal, Ridy, Iqbal dan Doni. 11. Teman-teman Asrama PPSDMS Nurul Fikri, Shoib, Nazrul, Gema,

136

LAMPIRAN

Page 137: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI … · Annisa A, Ade, Emi, Tiara, Miqdam, Ali, Rizal, Ridy, Iqbal dan Doni. 11. Teman-teman Asrama PPSDMS Nurul Fikri, Shoib, Nazrul, Gema,

137

Lampiran 1. Laporan Pertumbuhan Laba/Rugi KBMT Tadbiirul Ummah Pada Tahun 2004-2008

Tahun PENDAPATAN

2004 2005 2006

Profit Pembiayaan (Rp) 190,493,952 338,291,098.00 439,300,822.00 426,411,194.00Pendapatan Investasi (Rp) 595,150 102,595.25 - Pendapatan Operasional Lainnya (Rp) 26,027,726 19,716,817.49 25,387,677.52 47,487,979.30Pendapatan Non Operasional (Rp) 1,173,630 3,444,889.95 26,584,595.00 3,847,960.00TOTAL PENDAPATAN (Rp) 218,290,458.53 361,555,400.69 491,273,094.52 477,747,133.30BIAYA - BIAYA Biaya Bonus dan biaya Bagi Hasil (Rp) 38,273,126.00 94,726,051.65 129,828,015 108,876,145Biaya Tenaga Kerja (Rp) 78,910,471.38 127,134,910.03 175,919,278 195,490,979Biaya Sewa (Rp) 10,474,668.00 10,474,668.00 8,262,164 Biaya Pajak (Rp) 1,920,500.00 4,042,000.00 4,761,700 Biaya Pemeliharaan (Rp) 2,681,700.00 2,286,500.00 3,369,500 Biaya Penghapusan (Rp) 6,390,463.75 4,914,279.70 33,975,866 Biaya Penyusutan Inventaris (Rp) 10,498,263.68 13,388,375.04 18,396,837 25,396,046Biaya Pengembangan (Rp) - 8,853,114.48 8,370,894 11,216,916Biaya Barang dan Jasa (Rp) 21,766,200.00 34,231,525.00 40,742,228 38,903,530Biaya Operasional Lainnya (Rp) 12,972,700.08 19,373,482.84 20,851,839 19,104,415Biaya Non Operasional (Rp) 2,987,200.00 1,911,500.00 6,117,750 TOTAL BIAYA (Rp) 186,875,292.89 321,336,406.74 450,596,069.68 428,478,400.98LABA/RUGI (Rp) 31,415,165.64 40,218,993.95 40,677,024.84 49,268,732.32Sumber : KBMT Tadbiirul Ummah (2009) Lampiran 2. Jumlah Nominal Penyaluran Pembiayaan dan Mitra yang Dilayani Pada Tahun 2004-2008

Keterangan 2004 2005 2006 2007 Jumlah nominal perguliran (Rp) 2,006,626,650 2,918,623,000 2,381,622,950 3,197,024,300 3,647,230,000 Jumlah mitra yang dilayani (Orang) 377 565 603 475 Sumber : KBMT Tadbiirul Ummah (2009)

Page 138: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI … · Annisa A, Ade, Emi, Tiara, Miqdam, Ali, Rizal, Ridy, Iqbal dan Doni. 11. Teman-teman Asrama PPSDMS Nurul Fikri, Shoib, Nazrul, Gema,

138

Lampiran 3. Jumlah Mitra dan Nominal Dana yang Terlayani Berdasarkan Sektor Usaha Pada Tahun 2004-2008

Jumlah Mitra (Orang) Berdasarkan sektor usaha 2004 2005 2006 2007 2008 Perdagangan 273 427 488 355 322 Jasa 61 74 79 96 96 Home Industri 6 20 14 13 18 Pertanian 3 10 8 9 16 Peternakan 2 1 2 4 lain - lain 32 33 14 - 9 Total 377 565 603 475 465

Nominal (Rp) Berdasarkan sektor usaha 2004 2005 2006 2007 2008Perdagangan 1,166,400,150 1,774,527,500 1,815,821,500 2,752,270,300 2,447,160,000 Jasa 702,520,000 693,585,000 391,177,500 354,084,000 573,650,000 Home Industri 28,000,000 164,910,000 102,968,950 53,970,000 552,680,000 Pertanian 8,000,000 64,480,000 16,050,000 16,700,000 22,800,000 Peternakan 10,500,000 10,000,000 20,000,000 31,700,000 Lain - lain 91,206,500 211,120,500 55,605,000 - 19,240,000 Total 2,006,626,650 2,918,623,000 2,381,622,950 3,197,024,300 3,647,230,000

Page 139: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI … · Annisa A, Ade, Emi, Tiara, Miqdam, Ali, Rizal, Ridy, Iqbal dan Doni. 11. Teman-teman Asrama PPSDMS Nurul Fikri, Shoib, Nazrul, Gema,

139

Sumber : KBMT Tadbiirul Ummah (2009) Lampiran 4. Jumlah Mitra dan Nominal yang Terlayani Berdasarkan Peruntukan Pada Tahun 2004-2008

Jumlah Mitra (Orang) Berdasarkan peruntukkan 2004 2005 2006 2007 2008 Modal kerja 309 476 491 348 309 Investasi 19 45 40 22 27 Konsumtif 49 44 72 105 129 Total 377 565 603 475 465

Nominal (Rp) Berdasarkan peruntukkan 2004 2005 2006 2007 2008Modal kerja 1,781,020,150 2,439,702,500 1,854,605,450 2,761,170,000 2,664,880,000 Investasi 105,100,000 284,000,000 272,855,000 188,100,000 468,200,000 Konsumtif 120,506,500 194,920,000 254,162,500 247,754,300 514,150,000 Total 2,006,626,650 2,918,622,500 2,381,622,950 3,197,024,300 3,647,230,000 Sumber : KBMT Tadbiirul Ummah (2009)

Page 140: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI … · Annisa A, Ade, Emi, Tiara, Miqdam, Ali, Rizal, Ridy, Iqbal dan Doni. 11. Teman-teman Asrama PPSDMS Nurul Fikri, Shoib, Nazrul, Gema,

140

Lampiran 5. Jumlah Mitra dan Nominal yang Terlayani Berdasarkan Jenis Akad Pada Tahun 2004-2008

Jumlah Mitra (Orang)

Berdasarkan aqad 2004 2005 2006 2007 2008 Jual beli 260 451 517 404 401 Bagi hasil 42 45 18 17 11 Sewa 24 19 17 24 20

Lain - lain 51 50 51 30 33

Total 377 565 603 475 465

Nominal (Rp) Berdasarkan aqad 2004 2005 2006 2007 2008 Jual beli 1,065,545,000 1,934,518,500 1,926,374,500 2,824,935,000 3,324,860,000 Bagi hasil 581,896,650 478,076,500 113,833,450 175,115,000 163,750,000 Sewa 72,150,000 266,250,000 87,435,000 100,000,000 52,940,000

Lain - lain 287,035,000 239,777,500 253,980,000 96,974,300 105,680,000

Total 2,006,626,650 2,918,622,500 2,381,622,950 3,197,024,300 3,647,230,000 Sumber : KBMT Tadbiirul Ummah (2009)

Page 141: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI … · Annisa A, Ade, Emi, Tiara, Miqdam, Ali, Rizal, Ridy, Iqbal dan Doni. 11. Teman-teman Asrama PPSDMS Nurul Fikri, Shoib, Nazrul, Gema,

141

Lampiran 6. Data Responden Berdasarkan Realisasi Pembiayaaan dan Faktor-

faktor yang diduga Mempengaruhi Realisasi Pembiayaan Syariah Untuk Sektor Agribisnis

NO NAMA

REALISASI

PEMBIAYAAN

(Rp)

PENGALAMAN USAHA (Tahun)

PROFIT USAHA

(Rp/Tahun)

FREKUENSI

PEMBIAYAAN (Kali)

NISBAH

BAGI HASIL (Rp)

PENDIDIKAN (Tahun)

KOMPOSISI

MODAL USAHA

(Rp)

SEKTOR

USAHA

1 Sarinan 8,000,00

0 19

4,250,000

8 1,440,

000 6 6,500,000 0

2 Usup 1,500,00

0 9

3,360,000

10 200,00

0 6 1,000,000 1

3 Amsir 10,000,0

00 9

92,100,000

2 3,000,

000 6

115,000,000

0

4 Kosasih 3,000,00

0 7

15,876,000

1 900,00

0 12

23,700,000

1

5 Tuti Susilawati

2,000,000

5 48,915,000

3 600,00

0 6 1,600,000 1

6 Abdurrohim

1,000,000

9 108,000,00

0 7

240,000

6 50,000,00

0 0

7 Ernawati 1,000,00

0 2

5,000,000

3 300,00

0 6 50,000 0

8 Halimah 500,000 9 12,000,000

1 150,00

0 6 900,000 0

9 Herman 1000000

0 30

75,000,000

2 4,320,

000 6

10,000,000

0

10

Joko Purnomo

1,000,000

12 19,950,000

4 290,00

0 6 1,500,000 0

11

Lomri 1,000,00

0 11

5,920,000

4 150,00

0 6 2,500,000 1

12

M. Ali 500,000 10 7,584,

000 4

150,000

6 120,000 0

13

Neneng QQ Sahata

1000000 17 9,000,

000 1

300,000

6 700,000 0

14

Udin 750,000 20 8,460,

000 2

225,000

6 5,700,000 1

15

Urip 1,500,00

0 37

4,795,200

5 22500000%

6 16,800,00

0 1

16

Ocim 800,000 20 2,740,

000 1

300,000

5 500,000 1

17

Oding 25,000,0

00 9

25,000,000

2 3,750,

000 4

10,000,000

1

18

Ening 1,000,00

0 14

18,400,000

7 150,00

0 5 5,700,000 1

1 M. Runa 1,500,00 22 27,21 5 200,00 4 12,500,00 0

Page 142: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI … · Annisa A, Ade, Emi, Tiara, Miqdam, Ali, Rizal, Ridy, Iqbal dan Doni. 11. Teman-teman Asrama PPSDMS Nurul Fikri, Shoib, Nazrul, Gema,

142

9 0 6,000 0 0 20

Idrus Supandi

2,500,000

2 29,900,000

5 210,00

0 12 0 1

21

Sugani 2,000,00

0 2

47,600,000

10 300,00

0 6 2,500,000 1

22

Suma bin Mimin

1,500,000

29 39,240,000

5 200,00

0 5 0 0

Lampiran 7. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin, Pendidikan Formal, Pengalaman Usaha dan Pekerjaan Mitra

No Nama Mitra

Jenis Kelami

n

Pendidikan Formal

Pengalaman Usaha

Pekerjaan Mitra

1 Sarinan L Tamat SD 19 Pedagang 2 Usup L Tamat SD 9 Petani Tanaman Holtikultura 3 Amsir L Tamat SD 9 Pedagang 4 Kosasih L Tamat SMA 7 Peternak 5 Tuti Susilawati P Tamat SD 5 Peternak 6 Abdurrohim L Tamat SD 9 Pedagang 7 Ernawati P Tamat SD 2 Home Industri 8 Halimah P Tamat SD 9 Pedagang 9 Herman L Tamat SD 30 Pedagang 10 Joko Purnomo L Tamat SD 12 Pedagang 11 Lomri L Tamat SD 11 Petani Tanaman Pangan 12 M. Ali L Tamat SD 10 Home Industri 13 Neneng L Tamat SD 17 Petani Tanaman Pangan 14 Udin L Tamat SD 20 Petani Tanaman Holtikultura 15 Urip L Tamat SD 37 Petani Tanaman Pangan

16 Ocim L Tidak Tamat SD 20 Peternak

17 Oding L Tidak Tamat SD 9 Peternak

18 Ening L Tidak Tamat SD 14 Petani Tanaman Holtikultura

19 M.runa L Tidak Tamat SD 22 Pedagang

20 Idrus Supandi L Tamat SMA 2 Petani Palawija 21 Sugani L Tamat SD 2 Petani Tanaman Pangan

22 Suma bin mimin L

Tidak Tamat SD 29 Pedagang

Page 143: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI … · Annisa A, Ade, Emi, Tiara, Miqdam, Ali, Rizal, Ridy, Iqbal dan Doni. 11. Teman-teman Asrama PPSDMS Nurul Fikri, Shoib, Nazrul, Gema,

143

Lampiran 8. Uji Normalitas pada Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhis

Realisasi Pembiayaan Syariah untuk Sektor Agribisnis.

43210-1-2-3-4

99

95

90

80

70

60

50

40

30

20

10

5

1

Standardized Residual

Pe

rce

nt

Normal Probability Plot(response is Realisasi)

Lampiran 9. Uji Heteroskedastisitas pada Analisis Faktor-Faktor yang

Mempengaruhi Realisasi Pembiayaan Syariah untuk Sektor Agribisnis.

Page 144: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI … · Annisa A, Ade, Emi, Tiara, Miqdam, Ali, Rizal, Ridy, Iqbal dan Doni. 11. Teman-teman Asrama PPSDMS Nurul Fikri, Shoib, Nazrul, Gema,

144

25000000

10000000

8000000

3000000

2500000

2000000

1500000

1000000

800000

750000

500000

250200150100500

Re

alis

asi

95% Bonferroni Confidence Intervals for StDevs

Test Statistic 6.23

P-Value 0.182

Test Statistic 1.27

P-Value 0.340

Bartlett's Test

Levene's Test

Test for Equal Variances for SRES1

Lampiran 10. Out Put Regresi Linear Minitab Versi 15 pada Analisis Faktor-

Faktor yang Mempengaruhis Realisasi Pembiayaan Syariah untuk Sektor Agribisnis.

The regression equation is Realisasi = 3903998 - 109346 Pengalaman usaha - 0.0418 Profit Usaha + 155797 Frekuensi pembiayaan + 4.50 Nisbah bagi hasil - 448258 Tahun Pendidikan + 0.0107 Komposisi Modal Usaha + 1349909 Sektor Usaha Predictor Coef SE Coef T P VIF Constant 3090223 1.26 0.227 Pengalaman usaha -109346 69942 -1.56 0.140 1.209 Profit Usaha -0.04178 0.03035 -1.38 0.190 2.254 Frekuensi pembiayaan 155797 244314 0.64 0.534 1.271 Nisbah bagi hasil 4.5045 0.6045 7.45 0.000 1.513 Tahun Pendidikan -448258 345195 -1.30 0.215 1.272 Komposisi Modal Usaha 0.01066 0.03283 0.32 0.750 1.940 Sektor Usaha 1349909 1319894 1.02 0.324 1.250 S = 2769131 R-Sq = 83.7% R-Sq(adj) = 75.6% PRESS = 8.493980E+14 R-Sq(pred) = 0.00% Analysis of Variance Source DF SS MS F P Regression 7 5.51749E+14 7.88213E+13 10.28 0.000 Residual Error 14 1.07353E+14 7.66809E+12 Total 21 6.59102E+14 No replicates. Cannot do pure error test. Source DF Seq SS Pengalaman usaha 1 23621014442

Page 145: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI … · Annisa A, Ade, Emi, Tiara, Miqdam, Ali, Rizal, Ridy, Iqbal dan Doni. 11. Teman-teman Asrama PPSDMS Nurul Fikri, Shoib, Nazrul, Gema,

145

Profit Usaha 1 3.45790E+13 Frekuensi pembiayaan 1 2.47089E+13 Nisbah bagi hasil 1 4.75128E+14 Tahun Pendidikan 1 8.67759E+12 Komposisi Modal Usaha 1 6.11077E+11 Sektor Usaha 1 8.02080E+12 Unusual Observations Pengalaman Obs usaha Realisasi Fit SE Fit Residual St Resid 9 30.0 10000000 14678356 2413745 -4678356 -3.45R 17 9.0 25000000 18742321 2141253 6257679 3.56R R denotes an observation with a large standardized residual. Durbin-Watson statistic = 2.52180

Lampiran 11. Alokasi Pembiayaan Syariah untuk Sektor Agribisnis

No Nama Realisasi Kesesuaian 1 Sarinan penebusan gadai sawah ya 2 Usup pembelian pupuk ya 3 Amsir penambahan pembelian kios ya 4 Kosasih pembelian kayu bahan kandang ya 5 Tuti Susilawati pembelian kambing 3 ekor ya 6 Abdurrohim modal sayuran ya 7 Ernawati penambahan modal kerja ya 8 Halimah pembelian bahan baku bakso ya 9 Herman penambahan beli lapak dagang sayuran ya 10 Joko Purnomo renovasi rumah tidak 11 Lomri pembelian kambing 3 ekor, sembelumnya 4 ekor

kambing ya 12 M. Ali modal warung sembako istri tidak

13 Neneng QQ Sahata pembelian kambing 3 ekor ya 14 Udin pembelian sayuran ya

15 Urip Menebus 6 pohon jambu yang digadaikan ya 16 Ocim pembelian kambing ya 17 Oding Alokasi untuk dana adik usaha tidak 18 Ening pembayaran sewa tanah ya

19 M.runa pembelian barang dagangan ya

20 Idrus Supandi sewa tanah ya 21 Sugani sewa tanah ya 22 Suma perbaikan renovasi rumah tidak