analisis faktor-faktor yang mempengaruhianalisis faktor yang mempengaruhi audit delay pada...
TRANSCRIPT
i
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
AUDIT DELAY PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR
YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEINDONESIA
TAHUN 2016-2018
SKRIPSI
OLEH :
HUSNUL HAYATI
NIM 105731119216
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
TAHUN 2020
ii
HALAMAN JUDUL
ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI AUDIT
DELAY PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR
YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK
INDONESIATAHUN 2016-2018
SKRIPSI
Oleh
HUSNUL HAYATI
NIM 105731119216
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Akuntansi (S.Ak) Pada Jurusan Akuntansi Fakultas
Ekonomi Dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
MAKASSAR
2020
iii
PERSEMBAHAN
Karya Ilmiah ini saya persembahkan untuk :
1. Ayahanda M. Yusuf Daeng Timung dan Ibunda-ku tercinta Islamiah
S.Pd Daeng Ngani terima kasih atas segala kasih sayang yang
berlimpah mulai dari saya terlahir ke dunia ini hingga saat ini,
terimakasih atas segala limpahan doa yang tiada hentinya serta
terima kasih atas segala pengorbanan yang telah engkau lakukan
selama ini, juga untuk saudara-saudariku, kakakku Ihsan Abdul Haq
S.Tr dan istrinya Nur Islamiyah Idris Amd.Kep, kakakku Mutahharah
S.pd dan suaminya Rafiuddin Rahman S.Si, juga untuk adikku
tersayang Nursakinah terima kasih atas segala doa dan dukungan
yang telah kalian haturkan. Kupersembahkan sebuah tulisan yang
ditulis diatas lembaran putih ini dan kurangkai kata demi kata dan
kalimat yang diiringi berjuta doa dan makna kehidupan yang tak lain
sebagai ucapan terimakasih yang sedalam-dalamnya. Dan juga
sebagai bentuk warisan dari bapak dan ibuku meski bukan dalam
bentuk materi tetapi sebuah pendidikan. Semoga ALLAH SWT
senantiasa memberikan Rahmat kehidupan untuk kita semua.
Aamiin.
2. Bapak dan ibu dosen, terkhusus untuk kedua pembimbingku yang
selama ini dengan sabar, tulus dan ikhlas meluangkan waktunya
menuntun dan memberi arahan dalam menyelesaikan karya ini.
3. Para sahabat, teman-teman serta teman terbaikku yang selalu
memberi bantuan juga semangat dan dukungan dalam
menyelesaikan karya ini .
Terimakasih.
iv
MOTTO HIDUP
‘harus ingat-ingat mana yang baik, supaya selalu tahu jalannya
bersyukur’’
‘’love you’re self, god always protect you ~
Jalan. Sultan Alauddin No.259 Telp. 0411-866972 HP. 085230309264 Fax. 0411-865588 Makassar 90221
Gedung Iqra Lantai 7 Kampus Talasalapang Makassar - Sulawesi Selatan
v
Jalan. Sultan Alauddin No.259 Telp. 0411-866972 HP. 085230309264 Fax. 0411-865588 Makassar 90221
Gedung Iqra Lantai 7 Kampus Talasalapang Makassar - Sulawesi Selatan
vi
Jalan. Sultan Alauddin No.259 Telp. 0411-866972 HP. 085230309264 Fax. 0411-865588 Makassar 90221
Gedung Iqra Lantai 7 Kampus Talasalapang Makassar - Sulawesi Selatan
vii
viii
ABSTRAK
Husnul Hayati tahun, 2020. Analisis Faktor Yang Mempengaruhi
Audit Delay Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar Di Bursa Efek
Indonesia Tahun 2016-2018. Skripsi Program Studi Akuntansi, Fakultas
Ekonomi dan Bisnis, Universitas Muhammadiyah Makassar. Di bimbing
Oleh Pembimbing I H. Mahmud Nuhung dan Pembing II Endang Winarsih.
Penelitian bertujuan untuk mengetahui apakah ada pengaruh
Ukuran perusahaan, Laba / rugi, Solvabilitas, jumlah komite dan umur
perusahaan terhadap audit delay pada perusahaan Manufaktur yang
Terdaftar di bursa efek Indonesia tahun 2016-2018. Variabel independen
dalam penelitian ini adalah ukuran perusahaan, Laba/rugi, Solvabilitas,
Jumlah Komite dan Umur Perusahaan sedangkan Variabel dependen
dalam penelitian ini adalah Audit Delay.
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif.
Populasi yang digunakan dalam penelitian ini diambil dari laporan tahunan
perusahaan manufaktur yang mengalami audit delay secara tiga tahun
berturut-turut dan terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada periode 2016-
2018 sebanyak 30 . Analisis data yang digunakan yaitu SPSS 26.
Hasil penelitian ini membuktikan bahwa variabel Ukuran
Perusahaan, Laba / Rugi, Solvabilitas, dan Umur Perusahaan berpengaruh
signifikan terhadap audit delay sedangkan Variabel, Jumlah Komite dan
tidak berpengaruh signifikan terhadap audit delay.
Kata kunci: Ukuran Perusahaan, Laba/rugi, Solvabilitas, Jumlah Komite,
Umur Perusahaan dan Audit Delay.
ix
ABSTRACT
Husnul Hayati, 2020. Analysis of Factors Affecting Audit Delay in
Manufacturing Companies Listed on the Indonesia Stock Exchange 2016-
2018. Thesis Accounting Study Program, Faculty of Economics and
Business, Muhammadiyah University of Makassar. Supervised by Advisor I
H. Mahmud Nuhung and Pembing II Endang Winarsih.
This study aims to determine the effect of company size, profit /
loss, solvency, number of committees and company age on audit delay in
manufacturing companies listed on the Indonesian stock exchange in 2016-
2018. The independent variables in this study are company size, profit /
loss, solvency, number of committees and company age, while the
dependent variable in this study is the audit delay
This type of research is quantitative research. The population used
in this study was taken from the annual reports of manufacturing companies
that experienced audit delay for three consecutive years and were listed on
the Indonesia Stock Exchange in the 2016-2018 period as many as 30. The
data analysis used was SPSS 26.
The results of this study prove that the variable company size, profit
/ loss, solvency, and company age has a significant effect on audit delay,
while the variables, the number of committees and have no significant
effect on audit delay.
Keywords: Company Size, profit / loss, Solvency, Number of Committees,
Company Age and Audit Delay
x
KATA PENGANTAR
Assalamu ‘alaikum warahmatullahi wabarakatuh
Syukur Alhamdulillah, penulis panjatkan puji syukur ke khadirat
ALLAH SWT atas segala Rahmat dan Hidayah yang tiada hentinya di
berikan kepada Hamba-nya. Salawat serta salam tidak lupa penulis
kirimkan kepada Rasulullah Muhammad SAW beserta para sahabat,
keluarga, dan para pengikutnya. Ini merupakan nikmat yang tiada ternilai
manakala dalam Penulisan Skripsi yang berjudul „‟Analisis Faktor Yang
Mempengaruhi Audit Delay pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdafat Di
Bursa Efek Indonesia Tahun 2016-2018.
Skripsi yang penulis buat ini bertujuan untuk memenuhi syarat
dalam menyelesaikan program sarjana strata satu (S1) pada jurusan
Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah
Makassar.
Teristimewa penulis sampaikan ucapan terimakasih kepada kedua
orang tua penulis Bapak M.yusuf dan Ibu Islamiah, S.Pd yang senantiasa
memberi harapan, semangat, perhatian, cinta, kasih sayang dan doa restu
yang telah diberikan demi keberhasilan penulis dalam menuntut ilmu juga
dalam proses penyelesaian ini. Semoga apa yang telah diberikan kepada
penulis menjadi ibadah juga cahaya penerang di dunia dan di akhirat.
Aamiin.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini tidak akan
terwujud tanpa ada dorongan dan bantuan dari berbagai pihak. Begitupula
xi
penghargaan yang setinggi-tingginya dan terimakasih yang sebanyak-
banyaknya penulis sampaikan dengan hormat kepada ;
1. Bapak Prof. Dr. H. Ambo Asse, M. Ag selaku Rektor Universitas
Muhammadiyah Makassar.
2. Bapak Ismail Rasulong, SE., M.M, selaku Dekan Fakultas
Ekonomi Dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar.
3. Bapak Dr. Ismail Badollahi, SE., M.Si., AK.CA.CSP, selaku Ketua
Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas
Muhammadiyah Makassar.
4. Bapak Dr. H. Mahmud Nuhung, SE., MA, selaku pembimbing I
yang senantiasa meluangkan waktunya membimbing dan
mengarahkan penulis, sehingga skripsi selesai dengan baik.
5. Ibu Endang Winarsih, SE.,M.Ak, selaku pembimbing II yang telah
berkenan membimbing dan membantu dalam penyusunan Skripsi
Hingga Ujian Skripsi.
6. Bapak/Ibu Dosen dan Asisten Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Muhammadiyah Makassar yang tak kenal lelah dan
banyak menuangkan ilmunya kepada penulis selama mengikuti
proses perkuliahan hingga akhir.
7. Segenap Staf dan Karyawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Muhammadiyah Makassar.
8. Kedua Orang Tua, kakak dan adikku, dan semua keluarga yang
saya Cintai Karena Allah SWT, Terkhusus kedua Orang Tuaku
Terimah Kasih atas pengorbanan materi, Do‟a dan dukungan moral
yang kalian berikan kepada ananda selama ini.
xii
9. Kepada Teman-teman pengurus Galery Investasi Bursa Efek
Indonesia Universitas Muhammadiyah Makassar yang telah
membantu penulis dalam melakukan penelitian.
10. Teman terbaik Oka Renaldi yang selalu menyemangati, membantu,
dan memberikan motivasi kepada penulis dari awal sehingga dapat
menyelesaikan penulisan skripsi ini.
11. Teman-teman kelas AK E 2016 yang selama ini telah menjadi
teman baik dan mulai dari awal perkuliahan hingga penyelesaian
akhir.
12. Kepada semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu
yang telah membantu, memberikan semangan, dorongan dan
dukungannya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan
skripsi ini.
Dalam penyusunan skripsi ini, penulis sangat menyadari bahwa
skripsi ini masih sangat jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu kepada
semua pihak, penulis berharap adanya kritik dan saran yang sifatnya dapat
membangun demi kesempurnaan skripsi ini.
Penulis berharap, apabila terdapat kesalahan kata yang kurang
berkenan dalam penulisan kripsi ini mohon dimaafkan dan semoga ini
dapat bermanfaat bagi semua pihak khususnya bagi diri saya Pribadi.
Billahi fii Sabilili Haq, Fastabiqul Khairat, Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Makassar, 30 Oktober 2020
xiii
Husnul Hayati
DAFTAR ISI
SAMPUL ............................................................................................ i
HALAMAN JUDUL ........................................................................... ii
PERSEMBAHAN ............................................................................ iii
MOTTO HIDUP ............................................................................... iv
LEMBAR PERSETUJUAN SKRIPSI ............................................... v
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI ................................................ vi
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ............................... vii
ABSTRAK ..................................................................................... viii
ABSTRACT ..................................................................................... ix
KATA PENGANTAR ......................................................................... x
DAFTAR ISI ................................................................................... xiii
DAFTAR TABEL ........................................................................... xvi
DAFTAR GAMBAR / BAGAN ...................................................... xvii
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................... xviii
BAB I. PENDAHULUAN .................................................................. 1
A. Latar Belakang ................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ........................................................... 4
C. Tujuan Penelitian .............................................................. 4
D. Manfaat Penelitian ............................................................ 5
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA ........................................................ 7
A. Tinjauan Teori .................................................................. 7
1. Teori Kepatuhan ........................................................ 7
2. Audit Delay ................................................................. 7
xiv
3. Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Audit Delay ..... 11
B. Tinjauan Empiris ............................................................ 20
C. Kerangka Konsep .......................................................... 23
D. Hipotesis Penelitian ........................................................ 23
BAB III. METODE PENELITIAN ............................................... 29
A. Jenis Penelitian .............................................................. 29
B. Lokasi dan Waktu Penelitian ......................................... 29
C. Defenisi Operasional Variabel ........................................ 29
D. Populasi dan Sampel ..................................................... 32
E. Teknik Pengumpulan Data ............................................. 35
F. Teknik Analisis Data ....................................................... 36
1. Uji Asumsi Klasik ...................................................... 36
2. Analisis Statistik Deskriptif ........................................ 39
3. Analisis Regresi Linear Berganda ............................ 39
4. Uji Hipotesis ............................................................. 40
BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBASAN ........................... 42
A. Gambaran Umum Objek Penelitian ............................... 42
1. Sejarah dan Milestone PT. Bursa Efek Indonesia .... 42
2. Visi dan Misi Bursa Efek Indonesia ......................... 46
3. Struktur Organisasi ................................................. 47
B. Hasil Penelitian ............................................................. 48
1. Deskripsi Data Penelitian ................................... 48
C. Uji Asumsi Klasik ........................................................... 50
1. Uji Normalitas ..................................................... 50
2. Uji Multikolinearitas ............................................. 51
xv
3. Uji Heteroskedastisitas ....................................... 53
D. Analisis Data dan Penelitian ........................................... 54
1. Analisis Deskriptif ............................................... 54
2. Analisis Regresi Linear Berganda ....................... 57
E. Hasil Uji Hipotesis .......................................................... 59
1. Uji F (Simultan) ................................................... 59
2. Uji t (Parsial) ....................................................... 60
3. Koefisien Determinasi ......................................... 62
F. Pembahasan .................................................................. 63
1. Pengaruh Ukuran Perusahaan Terhadap Audit
Delay Pada Perusahaan Manufaktur Di BEI ....... 63
2. Pengaruh Laba / Rugi Terhadap Audit Delay
Pada Perusahaan Manufaktur Di BEI ................. 64
3. Pengaruh Solvabilitas Terhadap Audit Delay
Pada Perusahaan Manufaktur Di BEI ................. 65
4. Pengaruh Jumlah Komite Terhadap Audit Delay
Pada Perusahaan Manufaktur Di BEI ................ 67
5. Pengaruh Umur Perusahaan Terhadap Audit
Delay Pada Perusahaan Manufaktur Di BEI ....... 68
BAB V. PENUTUP ......................................................................... 70
A. Kesimpulan .................................................................... 70
B. Saran ........................................................................... 71
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................ 73
LAMPIRAN .................................................................................... 76
BIOGRAFI PENULIS ..................................................................... 90
xvi
DAFTAR TABEL
Nomor Halaman
3.1 Perusahaan Manufaktur yang Mengalami audit delay ..... 31
4.1 Prosedur dan Hasil Pemilihan Sampel Perusahaan ....... 46
4.2 Daftar Perusahaan Yang Menjadi Sampel Penelitian .... 47
4.3 Hasil Uji Normalitas ....................................................... 48
4.4 Hasil Uji Multikolinearitas ............................................... 49
4.5 Hasil Uji Heteroskedastisitas ......................................... 51
4.6 Hasil Uji Statistik Deskriptif ............................................ 52
4.7 Hasil Uji Regresi Berganda ............................................ 55
4.8 Hasil Uji F ...................................................................... 57
4.9 Hasil Uji T ...................................................................... 58
4.10 Hasil Uji Koefisien Determinasi ...................................... 60
xvii
DAFTAR GAMBAR
Nomor Halaman
2.1 Kerangka Konsep .......................................................... 23
4.1 Bagan Struktur Organisasi ............................................... 45
4.2 Hasil Uji Normalitas dengan P-Plot of Regression ............ 49
xviii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Daftar Perusahaan Manufaktur Yang Menjadi Objek Penelitian
Laampiran 2 : Data Mentah Audit Delay
Lampiran 3 : Data Mentah Ukuran Perusahaan
Lampiran 4 : Data Mentah Laba / Rugi
Lampiran 5 : Data Mentah Solvabilitas
Lampiran 6 : Data Mentah Jumlah Komite
Lampiran 7 : Data Mentah Umur Perusahaan
Lampiran 8 : Uji Normalitas
Lampiran 9 : Uji Multikolinearitas
Lampiran 10 : Uji Heteroskedastisitas / Uji Gletser
Lampiran 11 : Uji Statistik Deskriptif
Lampiran 12 : Analisis Regresi Linear Berganda
Lampiran 13 : Uji F
Lampiran 14 : Uji T (Parsial)
Lampiran 15 : Uji Koefisien Determinasi
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Laporan keuangan merupakan hasil akhir dari proses pencatatan
transaksi keuangan suatu perusahaan yang menunjukkan kondisi keuangan
suatu perusahaan dalam satu periode yang juga merupakan gambaran umum
mengenai kinerja suatu perusahaan. Laporan keuangan menganalisis posisi
dan kinerja keuangan suatu perusahaan dan juga untuk menilai kinerja
keuangan dimasa yang akan datang dengan tujuan untuk melihat kemampuan
suatu perusahaan dalam mencapai kinerja yang diharapkan. Unsur utama
dalam pelaporan keuangan yaitu laporan keuangan itu sendiri. Laporan
keuangan merupakan proses akhir dalam proses akuntan si yang dirancang
untuk memberikan informasi keuangan kepada calon investor, calon kreditor,
dan pengguna laporan keuangan dalam pengambilan keputusan. Bagi pihak
manajemen, laporan keuangan digunakan sebagai bahan dalam pertimbangan
manajemen perusahaan untuk periode mendatang.
Setiap perusahaan yang go publik mempunyai kewajiban dalam
menyampaikan laporan keuangan yang telah disusun dan diaudit tepat waktu
berdasarkan standar akuntansi keuangan. Tuntutan akan kepatuhan dalam
penyampaian laporan keuangan publik di Indonesia telah diatur dalam Surat
Edaran Otoritas Jasa Keuangan Nomor 11/Sejak.04/2014 tentang kewajiban
dalam penyampaian laporan keuangan kepada Otoritas Jasa Keuangan (OJK)
dan mengumumkannya kepada masyarakat oleh pelaku pasar modal yang
batas waktunya jatuh pada hari libur dan menyampaikan secara berkala
1
2
maupun secara insidentil dengan batas waktu akhir dalam kewajiban
menyampaikan laporannya masing – masing.
Tujuan audit dalam laporan keuangan oleh Akuntan Publik (auditor
independen) yaitu untuk menyampaikan pendapat dalam semua hal baik itu
mengenai material, posisi keuangan, hasil usaha, perubahan ekuitas dan juga
arus kas yang telah diatur sesuai dengan Prinsip Akuntansi Berlaku umum di
Indoensia. Ada beberapa kriteria profesionalisme yang salah satunya
merupakan ketepatan waktu dalam menyampaikan laporan keuangan auditnya
kepada Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan juga kepada masyarakat.
Ketepatan waktu perusahaan untuk menyampaikan atau
mempublikasikan laporan keungannya kepada Otoritas Jasa Keuangan dan
juga mengumumkannya kepada masyarakat umum itu tergantung dari kinerja
seorang auditor dalam menyelesaikan pekerjaan auditnya. Kertepatan waktu
dalam menyampaikan laporan keuangan auditnya juga terkait dengan manfaat
dari laporan keuangan itu sendiri. Untuk pemenuhan standar audit itu sendiri
tidak hanya berdampak atas lamanya penyelesaian laporan audit tersebut,
tetapi itu juga berdampak atas peningkatan hasil dan kualitas audit itu sendiri.
Periode waktu yang dibutuhkan antara tanggal tahun fisikal untuk laporan
keuangan dengan tanggal ditandatanganinya laporan independen auditnya
inilah yang mengidentifikasikan sebagai lamanya waktu yang di butuhkan oleh
seorang auditor dalam menyelesaikan pekerjaan auditnya atau sering disebut
sebagai Audit Delay.
Pentingnya ketepatan waktu dalam pelaporan keuangan bagi pembuat
keputusan, dimana Audit Delay menjadi salah satu faktor yang mampu
mempengaruhi keterlambatan dalam pelaporan keuangan, dan menjadikan
3
audit delay beserta faktor-faktor yang mempengaruhinya mampu menjadi salah
satu objek yang bisa diteliti. Objek sampel yang diambil dan digunakan oleh
penulis dalam penelitian ini yaitu perusahaan manufaktur yang mengalami audit
delay secara 3 tahun berturut-turut dan merupakan perusahaan yang bergerak
di bidang industri yang mengolah bahan mentah menjadi barang jadi sehingga
menjadi barang yang sangat kompleks dan menjadikan lingkup auditnya
menjadi luas sehingga dapat berpengaruh terhadap audit delay. Audit delay
merupakan senjangan waktu, dimana lamanya waktu yang dibutuhkan oleh
seorang auditor untuk menghasilkan dan menyelesaikan pekerjaan laporan
auditnya mengenai kinerja dalam laporan keuangan suatu perusahaan.
Senjangan waktu yang dibutuhkan oleh auditor ini dihitung dari selisih antara
tanggal laporan keuangan tahunan perusahaan sampai dengan tanggal laporan
audit yang dikeliuarkan oleh KAP.
Ada banyak faktor yang mampu mempengaruhi Audit Delay, diantaranya
ukuran perusahaan, umur perusahaan, laba / rugi perusahaan, tingkat
profitabilitas, solvabilitas, jenis industri, opini auditor dan juga reputasi KAP.
Meskipun penelitian dengan judul ini telah banyak dilakukan yang membahas
mengenai audit delay pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia namun hasil penelitian tersebut beragam, hal inilah yang disebabkan
karna adanya perbedaan sifat variabel independen dan variabel dependen yang
menjadi objek untuk diteliti, dan juga perbedaan periode pengamatan serta
perbedaan dalam metodologi statistik yang digunakan. Malaysia merupakan
salah satu negara yang mengeluarkan aturan riset mengenai audit. Hal ini
berusaha untuk memberikan bukti empiris mengenai audit delay kepada
perusahaan yang go publik yang tercatat di Malaysia. Temuan ini menunjukkan
4
bahwa audit delay perusahaan malaysia rata-rata lebih lama daripada
keterlambatan negara barat. Analisis Multivariat menunjukkan bahwa sektor
kepemilikan saham direktur, total aset, jumlah anak, jenis perusahaan audit,
opini audit dan return on equity menjdi penentu penting dari audit delay (Fika
Ristin, 2016)
Berdasarkan uraian latar belakang masalah diatas, maka dapat
diketahui bahwa ketepatan penyampaian laporan keuangan sangat penting
terutama bagi pengguna informasi keuangan itu sendiri dalam meprediksi dan
mengambil keputusan. Hal inilah yang membuat peneliti tertarik dalam
melakukan penelitian dengan judul „‟Analisis Faktor Yang Mempengaruhi Audit
Delay pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indoesia
Tahun 2016-2018‟‟
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas, penulis merumuskan masalah sebagai
berikut:
1. Apakah ukuran perusahaan berpengaruh signifikan terhadap audit
delay?
2. Apakah laba/rugi perusahaan berpengaruh signifikan terhadap Audit
Delay?
3. Apakah tingkat solvabilitas berpengaruh signifikan terhadap audit delay?
4. Apakah komite audit berpengaruh signifikan terhadap audit delay?
5. Apakah umur perusahaan berpengaruh signifikan terhadap audit delay ?
C. Tujuan Penelitian
5
Sesuai dengan rumusan masalah yang dipaparkan diatas, maka tujuan
penelitian ini yaitu sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui ukuran perusahaan berpengaruh signifikan terhadap
audit delay.
2. Untuk mengetahui laba/rugi perusahaan berpengaruh signifikan
terhadap audit delay.
3. Untuk mengetahui tingkat solvabilitas berpengaruh signifikan terhadap
audit delay.
4. Untuk mengetahui komite audit berpengaruh signifikan terhadap audit
delay.
5. Untuk mengetahui umur perusahaan berpengaruh signifikan terhadap
audit delay.
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi berbagai
pihak, yaitu :
1. Manfaat praktis
1. Sebagai bahan pertimbangan auditor dalam melaksanakan auditnya
agar dapat menyelesaikan laporan auditnya secara tepat waktu
sesuai dengan waktu yang telah ditentukan oleh Otoritas Jasa
Keuangan (OJK).
2. Sebagai sarana informasi bagi investor agar mengetahui faktor-
faktor yang mempengaruhi audit delay secara empiris sehingga
dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam berinvestasi.
2. Manfaat Teoritis dan Akademis
6
1. Penelitian ini diharapkan memberikan kontribusi terhadap
perkembangan teori akuntansi indonesia, khususnya dibidang
auditing yang membahas seputar audit delay.
2. Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan
pemahaman serta nantinya dapat dijadikan sebagai salah satu
bahan referensi pengetahuan, bahan diskusi, bahan kajian lanjutan
bagi pembaca tentanf masalah yang berkaitan dengan audit delay.
3. Diharapkan sebagai sarana untuk menambah wawasan dan
pengetahuan mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi audit delay
pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teori
1. Teori Kepatuhan (compliance theory)
Kepatuhan berasal dari kata patuh, yang menurut kamus besar bahasa
Indonesia kata Patuh berarti suka menurut perintah, taat kepada perintah atau
aturan dan disiplin. Kepatuhan mempunyai sifat patuh, ketaatan, tunduk, patuh
pada ajaran atau peraturan.
Tuntutan akan kepatuhan dalam penyampaian laporan keuangan telah
di atur oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dalam undang – undang Nomor 21
Tahun 2011, adalah lembaga – lembaga yang berada di bawah naungan
Otoritas Jasa Keuangan adalah perbankan, pasar modal, perasuransian, dana
pensiun, lembaga pembiyayaan atau multifinance, dan juga lembaga jasa
keuagan lainnya. Keluarnya peraturan ini membuktikan bahwa semua pihak
pembuat peraturan sangat menanggapi dengan serius masalah ketidakpatuhan
dalam hal penyampaian laporaan keuangan. Meskipun peraturan-peraturaan ini
sudah di buat namun tidak dapat dipungkiri bahwa masih ada perusahaan yang
melakukan keterlambatan dalam menyampaikan atau mempublikasikan laporan
keuangannya.
2. Audit Delay
Audit Delay didefinisikan sebagai lamanya hari yang dibutuhkan auditor
untuk menyelesaikan pekerjaan auditnya yang diukur mulai dari tanggal
penutupan tahun buku hingga tanggal diselesaikannya laporan auditan oleh
7
8
auditor. Waktu penyelesaiannya dapat diukur dari jumlah hari yang dibutuhkan
oleh audit. Jumlah hari tersebut dapat dihitung dari tanggal penutupan tahun
buku perusahaan dikurangi dengan tanggal penerbitan laporan auditan oleh
KAP. Keterlambatan audit (Audit Delay) merupakan hal yang sangat penting
bagi seorang investor yang akan menanamkan sahamnya pada perusahaan
tertentu. Hal inilah yang mampu berdampak pada kualitas suatu perusahaan.
Dhiforester (2017).
Perbedaan waktu yang sering disebut dengan audit delay merupakan
perbedaan waktu antara tanggal laporan keuangan dengan tanggal opini audit
dalam laporan keuangan yang mengidentifikasi tentang lamanya waktu
penyelesaian audit yang dibutuhkan oleh auditor. Oleh karena itu, semakin
panjang audit delay semakin lama juga auditor menyelesaikan pekerjaan
auditnya.
Berdasarkan atas kerangka dasar penyusunan dan penyajian dalam
laporan keuangan itu harus memenuhi empat karakteristik kualitatif yang
merupakan ciri khas dalam mebuat informasi dalam laporan keuangan yang
mampu berguna bagi para pengguna kepentingan. Empat karakteristik tersebut
adalah yang pertama dapat dipahami, kedua relevan, ketiga keandalan dan
keempat dapat dibandingkan
Ketepatan waktu adalah kualitas yang sangat berkaitan dengan
ketersediaan informasi pada saat dibutuhkan. Waktu antara tanggal pelaporan
keuangan dan pelaporan audit (audit delay) itu mencerminkan ketepatan waktu
atas penyampaian laporan keuangan. Informasi yang sebenarnya bernilai tinggi
dapat menjadi tidak relevan ketika tidak tersedianya pada saat dibutuhkan.
Ketepatan waktu atas informasi ini mengandung pengertian bahwa informasi
9
tersebut tersedia sebelum kehilangan kemampuannya dalam mempengaruhi
atau membuat perbedaan dalam pengambilan keputusan. Informasi ini harus
disampaikan sedini mungkin agar dapat digunakan sebagai dasar dalam
membantu pengambilan keputusan ekonomi dan mampu menghindari
tertundanya pengambilan keputusan.
Audit delay dapat mempengaruhi ketepatan waktu dalam
mempublikasikan atau pelaporan terhadap laporan keuangan. Ketentuan dalam
penyampaian laporan keuangan telah diatur dalam Lampiran Keputusan
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) tentang Peraturan Otoritas Jasa Keuangan
(OJK) Nomor /POJK.04 tentang penyampaian laporan keuangan bahwa laporan
keuangan tengah tahunan wajib disampaikan kepada Otoritas Jasa Keuangan
paling lambat 60 (enam puluh) hari sejak tanggal akhir periode sedangkan untuk
penyampaian laporan keuangan tahunan wajib disampaikan kepada Otoritas
Jasa Keuangan paling lambat 90 (sembilan puluh0 hari sejak tanggal akhir
tahun buku.
Sanksi tersebut tertuang dengan jelas dalam Ketentuan II.6.1 Peraturan
No. 1-H yang menyatakan peringatan Tertulis I akan diberikan kepada
perusahaan atau emiten yamg terlambat sampai 30 (tiga puluh) hari terhiting
sejak lampaunya batas waktu penyampaian laporan keuangan akhir tahun.
Ketentuan II.6.2 Peraturan No. 1-H, Peringatan Tertulis II dan denda sebesar
Rp.50.000.000 akan diberikan perusahaan atau emiten yang tercatat tetap
harus mematuhi kewajiban penyampaian laporan keuangan mulai hari kalender
ke-31 hingga hari ke-60 sejak lampaunya batas waktu penyampaian laporan
keuangan. Ketentuan II.6.3 peraturan No. 1-H, yang menyatakan pernyataan
tertulis III dan tambahan denda sebesar Rp.150.000.000 akan diberikan kepada
10
perusahaan atau emiten apabila mulai hari ke-61 hingga hari ke-90 sejak
lampaunya batas penyampaian laporan keuangan, perusahaan atau emiten
tersebut tetap tercatat tidak menyampaikan kewajiban lapiran keuangan dan
tidak melakukan ketentuan pembayaran denda sebagaimana dimagsud dalam
ketentuan II.6.2 tersebut.
Dalam pelaksanaan audit, seorang auditor biasanya melakukan suatu
perencanaan sebelumnya dengan membuat anggaran waktu (time budget) yang
berisi penetapan pedoman mengenai jumlah waktu dalam setiap kegiatan audit.
Anggaran tersebut berisikan pedoman, namun isinya tidak absolut. Apabila
seorang auditor menyimpang dari salah satu program audit dengan alasan
suatu kondisi, auditor juga mungkin terpaksa dalam menyimpang dari anggaran
waktu. Dalam hal ini, seorang auditor mendapatkan tekanan, yaitu antara
memenuhi anggaran waktu guns menunjukkan efisiensi dan evaluasi kinerjanya
atau tetap pada profesionalitasnya sesuai dengan standard Profesional Akuntan
Publik (SPAP) yang menyatakan bahwa audit itu harus dilaksanakan dengan
penuh kecermatan dan ketelitian juga alat-alat untuk pengumpulan bukti yang
cukup dan memadai. Apabila tidak sesuai dengan tujuan pokok audit, maka
informasi yang disampaikan juga tidak merugikan. Proses audit ini sangat
memerlukan waktu, inilah yang mampu berakibat terhadap audit delay yang
nantinya akan mampu berpengaruh dalam proses ketepatan waktu dalam
pelaporan keuangan.
Ada tiga kriteria keterlambatan dalam pelaporan keuangan penelitian
oleh seorang auditor, yaitu :
11
1. Preliminary lag: yaitu Interval jumlah hari yang diukur antara tanggal
laporan keuangan sampai dengan tanggal penerimaan laporan akhir
preliminari oleh bursa
2. Auditor’s Report lag: yaitu Interval jumlah hari yang diukur antara
tanggal laporan keuangan sampai dengan tanggal laporan auditor itu
ditandatangani
3. Total lag: yaitu Interval jumlah hari yang diukur antara tanggal laporan
keuangan sampai dengan tanggal penerimaan laporan tersebut
dipublikasikan di bursa.
4. Audit delay ini juga banyak dikenal dengan istilah Audit Report Lag.
Namun untuk pengukuran audit delay itu sendiri belum bisa dipastikan
jika hanya dilihat dari tanggal tutup buku perusahaan, alasannya karena
penyampaian laporan keuangan tahunan perusahaan oleh manajer itu
kepada auditor independen yang berbeda-beda dan berlaku untuk
masing-masing perusahaan setiap tahunnya.
Secara keseluruhan tujuan dari suatu kegiatan dalam mengaudit laporan
keuangan adalah untuk menyatakan pendapat apakah laporan keuangan klien
itu sudah disajikan secara wajar dalam semua hal yang bersifat material sesuai
dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia .
3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Audit Delay
1. Kualitas Auditor
Kantor Akuntan Publik atau (KAP) merupakan suatu bentuk organisasi
akuntan publik yang mendapatkan izin sesuai dengan peraturan perundang-
undangan yang bergerak dibidang pemberian jasa professional dalam praktek
akuntan publik.
12
Menurut Sk. Menku No. 43/KMK.017/1997 tertanggal 27 Januari 1997
sebagaimana telah diubah dengan SK Menkeu No. 470/KMK.017/1999
tertanggal 4 Oktober 1999 dalam Jusup (2001, h. 19), Kantor Akuntan Publik
(KAP) adalah lembaga yang memiliki izin dari Menteri Keuangan sebagai wadah
bagi Akuntan Publik dalam menjalankan pekerjaannya.
Struktur Kantor Akuntan Publik Mengingat pekerjaan auditnya atas
laporan keuangan adalah tanggungjawaban yang besar, maka pekerjaan
profesional kantor akuntan publik ini menuntut independensi dan juga
kompetensi yang tinggi pula. Independensi ini memungkinkan seorang auditor
untuk dapat menarik kesimpulan tanpa bias tentang laporan keuangan yang
diauditnya. Kompetensi ini memungkinkan seorang auditor mampu untuk
melakukan audit secara efisien dan efektif. Adanya kepercayaan atas hal ini
maka independensi dan kompetensi auditor ini mampu menjadi penyebab
seorang pemakai bisa mengandalkan diri pada laporan yang dibuat auditor.
dalam meningkatkan kredibilitas dalam laporan keuangan, perusahaan
leboh menggunakan jasa kantor akuntan publik yang sudah mempunyai
reputasi atau nama baik dikalangan masyarakat umum. Hal inilah yang
biasanya ditunjukkan oleh kantor akuntan publik yang berafiliasi dengan kantor
akuntan publik besar yang mempunyai sifat universal yang dikenal dengan Big
Four Woeldwide Accounting Firm (Big 4). Kategori KAP the Big Four di
indonesia :
1. Haryanto Sahari dan Rekan, berafiliasi dengan kantor akuntan publik
besar yang dikenal dengan Price Waterhouse & Coopers.
2. Osman Bing Satrio, berafiliasi dengan kantor akuntan publik besar yang
dikenal dengan Deloittle Touche Tohmatsu.
13
3. Purwanto, Sarwoko, Sandjaja, berafiliasi dengan kantor akuntan publik
besar yang dikenal dengan Earns & Young.
4. Sidharta, Sidharta, Widjaja, berafiliasi dengan kantor akuntan publik
besar yang dikenal dengan KPMG.
Pemilihan kantor akuntan publik yang berkompeten kemungkinan
mampu membantu dalam waktu penyelesaian audit menjadi lebih cepat atau
tepat waktu. Penyelesaian audit secara tepat waktu kemungkinan inilah yang
mampu meningkatkan reputasi kantor akuntan publik dan juga menjaga
kepercayaan klien untuk memakai jasanya kembali dalam waktu yang akan
datang. Dengan demikian, besar kecilnya Ukuran Kantor Akuntan Publik ini
kemungkinan dapat mempengaruhi waktu penyelesaian audit laporan
keuangan.
2. Opini Auditor
Opini atau pendapat auditor adalah kesimpulan seorang auditor
berdasarkan hasil audit yang dilakukannya. Auditor dalam hal ini menyatakan
pendapatnya terhadap audit yang dilaksanakannya berdasarkan standar
auditing dan juga atas temuan-temuannya.
Laporan auditor harus memuat suatu pernyataan mengenai pendapat
atas laporan kuangan secara keseluruhan atau suatu asersi bahwa pernyataan
demikian tidak dapat diberikan. Jika pendapat secara keseluruhan tidak dapat
diberikan, maka alasannya harus disertakan. Dalam hal ini, nama auditor akan
dikaitkan dengan laporan keuangan, maka laporan auditor harus memuat
petunjuk dan alasan yang jelas mengenai sifat pekerjaan audit yang
dilaksanakan, dan tingkat pertanggung jawaban yang dipikul oleh seorang
auditor.
14
Laporan audit merupakan suatu alat formal yang digunakan seorang
auditor dalam mengkomunikasikan kesimpulannya tentang laporan keuangan
yang telah diaudit kepada pihak-pihak yang berkepentingan. Pendapat auditor
ini sangatlah penting bagi perusahaan ataupun pihak-pihak yang sangat
membutuhkan hasil dari laporan keuangan auditan oleh auditor. Auditor dapat
memilih tipe pendapat yang akan dinyatakan atas laporan keuangan auditan.
Sebagai pemeriksa laporan keuangan, seorang auditor akan
memberikan opini atas laporan keuangan yang diauditnya. Opini yang akan
dikeluarkan berdasarkan harus bukti dan temuan selama melaksanakan
pekerjaan lapangan. Jika auditor tidak menemukan masalah ataupun bukti yang
sangat menyimpang sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum maka
seorang auditor mungkin dapat dengan cepat menyelesaikan tugasnya dan
selanjutnya mengeluarkan opini audit yang sesuai dengan hasil yang diperoleh
(Pangestika, 2020) Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kemungkinan
opini yang dikerjakan oleh auditor dapat mempengaruhi waktu penyelesaian
audit.
Tujuan utama audit atas laporan keuangan adalah untuk menilai
kewajaran atau kelayakan penyajian laporan keuangan yang dibuat oleh
perusahaan. Adapun kelayakan dan kewajaran mengaku pada prinsip akuntansi
yang berterima umum dan selanjutnya atas penilaian tersebut akan tercermin
pada opini audit. (Pangestika, 2020). laporan audit merupakan alat formal yang
digunakan oleh seorang auditor dalam mengkomunikasikan kesimpulannya
tentang laporan keuangan yang diaudit kepada pihak-pihak yang
berkepentingan.
3. Ukuran Perusahaan
15
Ukuran perusahaan merupakan gambaran besar kecilnya suatu
perusahaan yang diukur berdasarkan ukuran nominal misalnya jumlah
kekayaan dan total penjualan perusahaan dalam satu periode penjualan.
Keputusan Ketua Otoritas Jasa Keuangan menyebutkan bahwa perusahaan
kecil dan menengah yang dilihat berdasarkan aktiva (kekayaan) adalah badan
hukum yang memiliki total aktiva tidak lebih dari seratus milyar, sedangkan
perusahaan besar adalah badan hukum yang total aktivanya diatas seratus
milyar. Penelitian ini menggunakan jumlah kekayaan (total asset) yang dimiliki
perusahaan sebagai proksi ukuran perusahaan. (Pangestika, 2020)
Dalam penelitiannya ditemukan bahwa setiap manajemen perusahaan
yang besar memiliki dorongan untuk dapat mengurangi audit delay terhadap
penundaan laporan keuangan yang disebabkan oleh perusahaan besar yang
selalu diawasi secara ketat oleh para investor, asosiasi perdagangan, dan
regulator sehingga perusahaan yang memiliki aset lebih besar ini cenderung
mampu menerbitkan laporan keuangannya secara tepat waktu, agar para
pemegang kepentingan lebih cepat dan tepat dalam pengambilan keputusan.
4. Umur Perusahaan
Umur perusahaan adalah atribut yang memiliki kemungkinan akan
dampak terhadap kualitas praktik akuntansi dalam hal ini adalah ketepatan
waktu. Semakin tua umur perusahaan, maka semakin besar pula kemungkinan
perusahaan memiliki prosedur internal kontrol yang kuat. Umur perusahaan ini
diukur dari lamanya perusahaan beroperasi mulai dari didirikannya berdasarkan
akte pendirian sampai dengan saat perusahaan melakukan tutup buku yang
dihitung dengan skala tahunan
16
Penelitian Ristin, (2016) ini menjelaskan bahwa umur perusahaan
mempengaruhi lamanya audit delay secara positif, yaitu semakin lama umur
perusahaan, maka audit delay yang terjadi kemungkinan akan semakin kecil.
Hal inilah yang disebabkan oleh perusahaan yang memiliki umur lebih lama
dinilai lebih mampu dan terampil dalam mengumpulkan, memproses, dan
menghasilkan informasi pada saat diperlukan dengan alasan telah memiliki
pengalaman yang cukup banyak dalam hal tersebut.
5. Laba atau Rugi Perusahaan
Laporan laba/rugi (income statement) merupakan laporan yang
menyajikan ukuran keberhasilan operasi suatu perusahaan dalam satu periode.
Lewat laporan laba rugi, investor biasanya mampu mengetahui ukuran besarnya
tingkat profitabilitas yang dihasilkan oleh investee. Disamping itu juga, lewat
laporan laba rugi investor juga mampu menilai mengenai hal akan
kecenderungan hasil kinerja manajemen investee dari waktu ke waktu, apakah
hasil kinerja dari manajemen investee ini semakin meningkat atau justru malah
menurun (Pangestika, 2020).
Ada beberapa alasan yang mampu dijadikan dorongan atas terjadinya
kemunduran dalam publikasi laporan keuangan, yaitu pelaporan laba atau rugi
sebagai indikator good news atau bad news atas kinerja manajerial suatu
perusahaan dalam setahun yang menunjukkan hasil bahwa perusahaan yang
mengungkapkan rugi akan mengalami audit delay yang lebih panjang.
6. Tingkat Profitabilitas
Perusahaan publik yang mengumumkan tingkat profitabilitas rendah
cenderung akan mengalami keterlambatan dalam penerbitan laporan keuangan
17
auditan oleh seorang auditor yang lebih panjang daripada perusahaan non
publik. Apabila perusahaan mengalami kerugian, maka pihak manajemen akan
menunda untuk melakukan penerbitan laporan keuangan tahunan perusahaan
untuk menghindari adanya kabar buruk tersebut. (MRiadi 2019)
7. Tingkat Solvabilitas
Solvabilitas merupakan rasio yang menunjukkan besarnya aktiva sebuah
perusahaan yang ditandai dengan uang. Artinya, seberapa besar beban utang
yang ditanggung oleh perusahaan dibandingkan dengan aktivanya. Rasio ini
merupakan ukuran yang mampu menunjukkan kemampuan perusahaan dalam
membayar seluruh kewajibannya. Baik itu kewajiban jangka pendek maupun
juga kewajiban jangka panjang jika perusahaan tersebut dibubarkan atau
dilikuidasi.
Perusahaan yang memiliki rasio solvabilitas yang tinggi itu memiliki
resiko kerugian yang lebih besar daripada perusahaan dengan rasio solvabilitas
yang rendah. Penelitian Meidia, ( 2015) menyimpulkan bahwa rasio solvabilitas
yang tinggi akan menunjukkan kondisi perusahaan yang kurang baik sehingga
seorang auditor harus mengumpulkan alat bukti yang lebih kompeten untuk
meyakinkan kewajaran laporan keuangannya.
8. Komite Audit
Pemerintah mengeluarkan beberapa peraturan bagi perusahaan publik
untuk mencapai good corporate governance dalam hal ini otoritas jasa
keuangan mensyaratkan bahwa setiap perusahaan yang go publik di Indonesia
wajib membentuk komite audit dengan anggota minimal 3 orang yang diketaui
oleh salah satu orang komisaris independen perusahaan dan dua orang dari
18
luar perusahaan yang independen terhadaap perusahaan. Selain independensi,
surat edaran tersebut juga mensyaratkan bahwa anggota komite audit harus
menguasai dan memiliki latar belakang akuntansi dan keuangan.
Salah satu tugasnya antara lain adaalam meningkatkan integritas dan
kredibilitas pelaporan keuangan. Hal ini dilakukan dengan cara :
1. Mengawasi proses pelaporan termasuk sistem pengendalian internal
dan penggunaan prinsip akuntansi berlaku umum.
2. Mengawasi proses audit secara keseluruhan.
Penjelasan tersebut mengindikasi bahwa komite audit memiliki kontribusi
pada pelaporan keuangan, yaitu :
1. Berkurangnya pengukuran akuntansi yang tidak tepat.
2. Berkurangnya pengungkapan akuntansi yang tidak tepat
3. Berkurangnya tindakan kecurangan manajemen dan tindakan ilegal.
Dengan kontribusi yang diberikan oleh komite audit diharapkan dapat
membantu proses audit yang dilakukan oleh auditor dan akhirnya dapat
mempercepat penyelesaian laporan keuangan (Meidia , 2015)
9. Reputasi Auditor
Dalam jurnal KAP Depok, ukuran Kantor Akuntan Publik (KAP) dibagi
menjadi empat kategori yaitu sebagai berikut :
1. Kantor Akuntan Publik Internasional „’The Big Four’’
Keempat KAP terbesar di Amerika Serikat disebut kantor akuntan publik
internasional „‟Empat Besar‟‟. Mereka adalah kantor pertama yaitu :
Deloitte & Touche, Emst & Young, Price Water House Coopers dan
19
KPMG. Keempat kantor Akuntan Publik ini memiliki cabang yang ada
diseluruh Amerika Serikat dan seluruh dunia. Kantor empat besar ini
telah mengaudit hampir semua perusahaan besar baik di amerika serikat
maupun dunia dan juga mengaudit banyak perusahaan yang lebih kecil.
2. Kantor Akuntan Publik Nasional
Kantor-kantor akuntan ini besar tetapi jauh lebih kecil dari pada Empat
Besar yang disebutkan diatas. Kantor nasional ini memberikan jasa yang
sama seperti kantor Empat Besar dan juga bersaing secara langsung
untuk mendapat klien. Setiap kantor nasional berafiliasi dengan kantor-
kantor di negara lain karena mempunyai kemampuan bertaraf
internasional.
3. Kantor Akuntan Publik Lokal dan Regional.
Terdapat kurang lebih dari 200 KAP yang memiliki staf profesional yang
lebih dari 50 orang. Sebagian hanya memiliki satu kantor terutama
dalam melayani klien-klien dalam jarak yang tidak begitu jauh. KAP yang
lainnya memiliki beberapa cabang disatu negara bagian atau wilayah
dan melayani klien dalam radius yang lebih jauh.
4. Kantor Akuntan Publik Lokal Kecil.
Ada lebih dari 95% dari semua KAP mempunyai kurang dari 25 tenaga
profesional pada kantor yang hanya memiliki satu kantor cabang. KAP
ini melakukan audit dan jasa-jasa terkait terutama bagi kantor atau
usaha kecil dalam entitas nirlaba, meskipun beberapa memiliki satu atau
dua klien dengan kepemilikan publik, ada Banyak kantor lokal kecil yang
tidak melakukan audit terutama dalam memberikan jasa akuntansi terta
perpajakan bagi klien-kliennya.
20
Perusahaan audit yang lebih besar cenderung lebih cepat
menyelesaikan pekerjaan auditnya dalam menjaga reputasi mereka, jika
perusahaan tersebut akan kehilangan reputasi ditahun mendatang. Sebagai
perusahaan audit yang lebih besar dan juga terkenal akan banyak memiliki
sumber daya manusia daripada perusahaan yang lebih kecil.
B. Tinjauan Empiris
Penelitian ini mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi audit delay
atau ketepatan waktu dalam melakukan penyampaian laporan keuangan, telah
dilakukan oleh beberapa akademisi. Penelitian tersebut menggunakan
beberapa Variabel yang berbeda dengan hasil penelitian yang juga berbeda,
diantaranya adalah sebagai berikut :
Saragih (2018) dengan judul „‟Pengaruh Ukuran Perusahaan,
Solvabilitas dan Komite Audit Terhadap Audit Delay’’. Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa ukuran perusahaan, dan komite audit tidak berpengaruh
signifikan terhadap audit delay terutama pada perusahaan manufaktur yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Sedangkan solvabilitas perusahaan
berpengaruh signifikan terhadap audit delay. Ukuran perusahaan, solvabilitas
dan Komite audit secara simultan berpengaruh terhadap audit delay.
Anam (2017) melakukan penelitian dengan judul „‟Determinan yang
Mempengaruhi Audit Delay :studi Pada Perusahaan Terdaftar di Bursa Efek
Indonesia‟‟. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa terdapat 5 sektor industri
yang berpengaruh signifikan dan 4 sektor industri yang tidak berpengaruh.
Selain itu, terdapat pengaruh secara simultan dan signifikan dari variabel jenis
Industri, Reputasi KAP, Profitabilitas dan Ukuran perusahaan terhadap Audit
Delay
21
Apriliane (2015) dengan judul „‟Analisis Faktor-Faktor yang
Mmepengaruhi Audit Delay (Studi Empiris Pada Perusahaan Pertambangan
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2008-2013)‟‟ Hasil penelitiannya
menunjukkan bahwa faktor yang berpengaruh secara signifikan yaitu pos-pos
luar biasa, laba/rugi, kompleksitas operasi perusahaan, ukuran perusahaan,
IFRS, dan opini audit. Sedangkan reputasi auditor tidak berpengaruh signifikan
terhadap audit delay.
Saraswati, Herawaty (2019) dengan judul „‟Pengaruh Opini Audit,
Penggantian Auditor, Profitabilitas, Solvabilitas dan Likuiditas Tehadap Audit
Report Delay dengan Kepemilikan Manajerial Sebagai Moderasi (Studi Empiris
pada Perusahaan Properti dan Real Estate yang Terdaftar di Bursa Efek
Indonesia 2016-2018). Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa opini audit,
pengantian auditor profitabilitas, likuiditas berpengaruh signifikan dan yang
memperkuat pengaruhnya adalah kepemilikan Manajerial. Sedangkan pengaruh
tidak signifikan yang dihasilkan dari penelitian ini adalah solvabilitas.
Melati (2016), dengan judul penelitian „‟Analisis Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi Audit Delay pada Perusahaan Pertambangan yang Terdaftar di
Bursa Efek Indonesia Tahun 2013-2016‟‟ Hasil penelitiannya menunjukkan
bahwa Opini audit dan Laba/Rugi memiliki pengaruh positif dan signifikan
terhadap audit delay pada perusahaan pertambangan, ukuran KAP tidak
berpengaruh signifikan, sedangkan Opini audit, ukuran KAP, dan Laba/Rugi
berpengaruh simultan terhadap audit delay pada perusahaan pertambangan.
Kurniawan (2015) Dengan judul penelitian „‟Faktor-Faktor yang
Berpengaruh Terhadap Audit Delay (Studi pada perusahaan Manufaktur yang
Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2009-2012). Hasil penelitiannya
menunjukkan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh negatif terhadap audit
22
delay, dan juga kompleksitas perusahaan, profitabilitas dan audit tenure
berpengaruh positif signifikan terhadap audit delay, sedangkan untuk jumlah
komite audit dan solvabilitas tidak berpengaruh terhadap audit delay.
Karang, Yadnyana, Ramantha (2015) dengan Judul „‟Pengaruh Faktor
Internal Dan Eksternal Pada Audit Delay’’. Hasil penelitiannya menunjukkan
bahwa ukuran perusahaan dengan solvabilitas berpengaruh positif dan
signifikan terhadap audit delay sedangkan profitabilitas, kualitas audit dan opini
audit berpengaruh negatif terhadap audit delay.
Ri et al. (2015) melakukan penelitian dengan judul „‟studying the
Relationship of Earnings Quality and Audit Delay in Accepted Companies in
Tehran Secuirities‟‟. Hasil penelitannya menunjukkan bahwa untuk variabel
ukuran perusahaan, ukuran auditor, opini audit dan berpengaruh positif dan
signifikan terhadap audit delay dan earning quality.
Setyani (2015) melakukan penelitiannya dengan judul „‟Faktor-Faktor
yang Mempengaruhi Audit Delay pada Perusahaan Manufaktur Yang Go Publik
di BEI‟‟. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa ukuran perusahaan dan
Kualitas KAP berpengaruh positif dan signifikan terhadap audit delay,
sedangkan solvabilitas dan provitabilitas tidak berpengaruh positif dan signifikan
terhadap audit delay.
Rahmawati (2016) melakukan penelitian dengan judul „’Audit Delay dan
Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya (studi empiris pada Perusahaan
Manufaktur Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2011-2014). Hasil
penelitiannya yang ditemukan menyimpulkan bahwa secara simultan untuk
Variabel independen yaitu ukuran perusahaan, profitabilitas, laverage, opini
auditor, ukuran KAP dan auditor switching adalah merupakan faktor-faktor yang
mempengaruhi variabel dependen terhadap audit delay.
23
C. Kerangka Konsep
Berdasarkan adanya pengaruh antara Variabel independen terhadap
variabel dependen yang telah diuraikan diatas, maka dapat digambarkan
kerangka pemikiran teoritis sebagai berikut :
Gambar 2.1
Kerangka Konsep
Berdasarkan gambar kerangka konsep diatas, maka dapat ditarik suatu
pernyataan bahwa penelitian ini terdiri atas dua variabel yaitu variabel
independen (X) dengan variabel dependen (Y), diketahui bahwa variabel X
terdiri atas X1 (ukuran perusahaan), X2 ( laba/rugi perusahaan), X3 (solvabilitas),
dan X4 (jumlah komite audit) dan X5 (umur perusahaan) dan variabel Y adalah
audit delay.
D. Hipotesis Penelitian
1. Pengaruh ukuran perusahaan terhadap Audit Delay.
UKURAN PERUSAHAAN
LABA / RUGI
SOLVABILITAS
JUMLAH KOMITE
UMUR PERUSAHAAN
AUDIT DELAY
24
Ukuran perusahaan merupakan besar kecilnya suatu perusahaan dalam
menjalankan operasinya. Ukuran perusahaan dapat dinilai dari beberapa segi.
Besar kecilnya ukuran suatu perushaan didassarkan atas nilai total aktiva, total
penjualan, kapitalisasi pasar, jumlah tenaga kerja dan lain sebagainya. Semakin
besar aktiva suatu perusahaan maka akan semakin besar modal yang akan
ditanam. Semakin besar total penjualan oleh suatu perusahaan, maka akan
semakin banyak juga perputaran uang yang terjadi dan juga semakin besarnya
kapitalisasi pasar yang ada maka semakin besar pula suatu perusahaan akan
dikenal oleh masyarakat. Penjelasan ini mendukung tori kepatuhan tetang
tuntutan akan kepatuhan dalam penyampaian laporan keuangan yang telah
diatur oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) di dalam undang-undang Nomor 21
Tahun 2011, adalah lembaga – lembaga yang berada di bawah naungan
Otoritas Jasa Keuangan adalah perbankan, pasar modal, perasuransian, dana
pensiun, lembaga pembiayaan atau multifinance, dan juga lembaga jasa
keuangan lainnya.
Ukuran perusahaan dapat dilihat dari total aset yang dimiliki oleh suatu
perusahaan. Hal inilah yang mendasari hubungan antara ukuran perusahaan
dengan masalah audit delay yaitu semakin besar total aset suatu perusahaan
maka akan semakin pendek audit delay yang akan terjadi. Perusahaan yang
mempunyai ukuran yang besar akan mampu menyelesaikan proses auditnya
lebih cepat dibandingkan dengan perusahaan yang mempunyai ukuran
perusahaan yang kecil. Hal seperti ini disebabkan oleh beberapa faktor yaitu
manajemen perusahaan yang mempunyai skala besar cenderung mendapatkan
insentif dalam menangani masalah audit delay. Hal ini dikarenakan perusahaan-
perusahaan tersebut di pantau secara ketat oleh investor, pengawas
permodalan, dan juga pemerintah. (subekti, 2014)
25
Berdasarkan uraian diatas maka diperoleh kesimpulan atas uraian untuk
hipotesis pertama yaitu :
H1 : Ukuran perusahaan berpengaruh positif dan signifikan
terhadap audit delay.
2. Pengaruh Laba/Rugi terhadap Audit Delay
Laporan laba/rugi merupakan suatu laporan yang berisikan catatan atas
pendapatan dan biaya yang dikeluarkan dari suatu unit usaha dalam satu
periode tertentu. Selisih antara pendapatan dan biaya inilah yang merupakan
laba yang diperoleh oleh perusahaan jika nilai pendapatan yang diperoleh lebih
besar daripada biaya yang harus dikeluarkan. Sedangkan untuk rugi adalah
selisih antara besarnya biaya beban yang dikeluarkan dibandingkan dengan
pendapatan. Laba rugi perusahaan ini merupakan alat untuk mengetahui
kemajuan atau kemunduran suatu perusahaan. Perusahaan yang
mengumumkan laba ditangkap sebagai berita baik yang juga cenderung
mengalami audit delay yang lebih singkat. Jadi, semakin perusahaan
mengalami laba yang tinggi, maka perusahaan tersebut akan mengalami audit
delay yang pendek (Yulianti, 2013).
Penjelasan ini mendukung tori kepatuhan tetang tuntutan akan
kepatuhan dalam penyampaian laporan keuangan yang telah diatur oleh
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) di dalam undang-undang Nomor 21 Tahun 2011,
adalah lembaga – lembaga yang berada di bawah naungan Otoritas Jasa
Keuangan adalah perbankan, pasar modal, perasuransian, dana pensiun,
lembaga pembiayaan atau multifinance, dan juga lembaga jasa keuangan
lainnya.
Berdasarkan uraian diatas maka diperoleh kesimpulan atas uraian untuk
hipotesis kedua yaitu :
26
H2 : Apakah Laba atau rugi perusahaan berpengaruh positif dan
signifikan terhadap audit delay.
3. Pengaruh solvabilitas terhadap Audit Delay
Solvabilitas sering disebut sebagai laverage ratio. Laverage suatu
perusahaan menunjukkan seberapa besar ekuitas yang tersedia dalam
memberikan jaminan terhadap total kewajiban suatu perusahaan, baik itu
mengenai hutang jangka panjang. Penggunaan kewajiban yang efektif mampu
meningkatkan pendapatan maupun ekuitas suatu perusahaan. Semakin besar
tingkat laverage suatu perusahaan artinya perusahaan tersebut mampu
menunjukkan besarnya resiko dalam membayar kewajiban suatu perusahaan.
Rasio kewajiban terhadap ekuitas suatu perusahaan yang mempunyai
ekuitas yang tinggi mampu mencerminkan tingginya pula resiko keuangan
perusahaan akan mengalami kesulitan dalam keuangan. Hal ini merupakan
berita buruk yang mampu mempengaruhi kondisi dan reputasi perusahaan
tersebut dimata masyarakat. Pihak menejemen akan melakukan tindakan dalam
menekan debt to equity ratio serendah mungkin sehingga perusahaan
cenderung akan menunda penyampaian dalam laporan keuangan yang berisi
berita buruk tersebut. Semakin tinggi rasio kewajiban yang dimiliki oleh suatu
perusahaan terhadap modal yang ada maka semakin panjang pula
keterlambatan penyampaian dalam laporan keuangan yang telah diaudit.
(Munawir, 2015).
Penjelasan ini mendukung tori kepatuhan tetang tuntutan akan
kepatuhan dalam penyampaian laporan keuangan yang telah diatur oleh
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) di dalam undang-undang Nomor 21 Tahun 2011,
adalah lembaga – lembaga yang berada di bawah naungan Otoritas Jasa
Keuangan adalah perbankan, pasar modal, perasuransian, dana pensiun,
27
lembaga pembiayaan atau multifinance, dan juga lembaga jasa keuangan
lainnya.
Berdasarkan uraian diatas maka diperoleh kesimpulan atas uraian untuk
hipotesis ketiga yaitu :
H3 : Solvabilitas berpengaruh positif dan signifikan terhadap audit
delay.
4. Pengaruh Jumlah Komite terhadap Audit Delay.
Jumlah komite merupakan jumlah komite audit yang dibentuk oleh pihak
manajemen „yang bertanggungjawab kepada Dewan Komisaris dalam
membantu melaksanakan tugas dan fungsi dewan komisaris dalam suatu
perusahaan. Sesuai dengan peraturan yang dikeluarkan oleh Otoritas Jasa
Keuangan tentang pembentukan dan pedoman mengenai pelaksanaan kerja,
yaitu setiap perusahaan yang sudah go public di Indonesia wajib membentuk
komite audit disetiap perusahaan dengan anggota minimal 3 orang yang
diketuai oleh satu orang dewan komisaris independen suatu perusahaan dan
dua orang dari luar perusahaan yang juga independen terhadap perusahaan
tersebut.
Penjelasan ini mendukung tori kepatuhan tetang tuntutan akan
kepatuhan dalam penyampaian laporan keuangan yang telah diatur oleh
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) di dalam undang-undang Nomor 21 Tahun 2011,
adalah lembaga – lembaga yang berada di bawah naungan Otoritas Jasa
Keuangan adalah perbankan, pasar modal, perasuransian, dana pensiun,
lembaga pembiayaan atau multifinance, dan juga lembaga jasa keuangan
lainnya. Tugas pokok dari komite audit tersebut adalah membantu dewan
komisaris dalam melakukan fungsi pengawasan atas kinerja suatu perusahaan
sehingga mampu meringankan tugas auditor independen dalam melaksanakan
28
audit laporan keuangan. Oleh karena itu keberadaan komite audit mampu
mengatasi masalah audit delay. (Rachmawati, 2015)
Berdasarkan uraian diatas maka diperoleh kesimpulan atas uraian untuk
hipotesis keempat yaitu :
H4 : Apakah Jumlah komite audit bepengaruh positif dan signifikan
terhadap audit delay
5. Pengaruh Umur Perusahaan terhadap Audit Delay.
Umur perusahaan merupakan lamanya suatu perusahaan tersebut
beroperasi. Semakin lama umur suatu perusahaan, maka semakin kecil
kemungkinan suatu perusahaan mengalami audit delay. Hal ini dikarenakan
suatu perusahaan yang memiliki umur lebih tua cenderung dinilai lebih mampu
dalam mengumpulkan, memproses dan menghasilakn informasi yang relevan
pada saat diperlukan secara tepat waktu karna dinilai telah memiliki
pengalaman yang cukup banyak (Indra, Arisudhana, 2012)
Penjelasan ini mendukung tori kepatuhan tetang tuntutan akan
kepatuhan dalam penyampaian laporan keuangan yang telah diatur oleh
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) di dalam undang-undang Nomor 21 Tahun 2011,
adalah lembaga – lembaga yang berada di bawah naungan Otoritas Jasa
Keuangan adalah perbankan, pasar modal, perasuransian, dana pensiun,
lembaga pembiayaan atau multifinance, dan juga lembaga jasa keuangan
lainnya. Keluarnya peraturan ini maka dapat membuktikan bahwa semua pihak
pembuat peraturan sangat menanggapi dengan serius masalah ketidakpatuhan
dalam hal penyampaian laporan keuangan.
Berdasarkan uraian diatas maka diperoleh kesimpulan atas uraian untuk
hipotesis kelima yaitu :
29
H5 : Apakah Umur Perusahaan Berpengaruh Positif dan Signifikan
Terhadap audit delay
30
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis penelitian
penelitian ini. Penelitian ini bersifat kuantitatif yang menekan analisisnya
pada data-data numerikal (angka). Penelitian ini menggunakan data sekunder
yang diperoleh dari situs di Bursa Efek Indonesia yaitu www.idx.co.id. Data
sekunder adalah jenis data penelitian yang diperoleh peneliti secara tidak
langsung melalui media perantara. Data sekunder umumnya berupa bukti,
catatan atau laporan hipotesis yang telah tersusun untuk dipublikasikan. Data
yang dimagsud adalah laporan tahunan (annual report) dari perusahaan
manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2016-2018.
B. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Makassar yaitu di Galery Investasi Bursa Efek
Indonesia Universitas Muhammadiyah Makassar pada bulan Oktober 2020
dengan mengakses dan mengunduh akun situs resmi Bursa Efek Indinesia
(BEI) yang menyediakan data laporan keuangan auditan perusahaan dengan
website www.idx.co.id.
C. Defenisi Operasional Variabel
Dalam rangka melakukan pengujian hipotesis yang telah diajukan,
terdapat 2 variabel yang akan diteliti dalam penelitian ini, diantaranya yaitu:
1. Variabel Dependen (Y)
Variabel dependen yaitu variabel yang dipengaruhi oleh variabel lain.
Variabel dependen dalam penelitian ini adalah audit delay. Audit delay adalah
29
31
rentangwaktu lamanya hari dalam menyelesaikan proses audit oleh
auditor independendari tanggal tutup buku pada tanggal 31 Desember sampai
dengan tanggal yangtercantum dalam laporan auditor independen.
Variabel ini diukur dengan rumus :
2. Variabel Independen
Variabel Independen dalam penelitian ini adalah :
1. Ukuran Perusahaan.
Merupakan atau besarnya asset yang dimiliki perusahaan. Ukuran
perusahaan adalah besar kecilnya suatu perusahaan yang diukur
dengan menggunakan total aset. Pengukuran variabel ukuran
perusahaan dengan menggunakan logaritma natural dari total asset
perusahaan dan skala pengukuran yang menggunakan skala rasio.
Variabel ini diukur dengan rumus :
2. Laba atau Rugi Perusahaan.
Laba secara umum diartikan sebagai selisih dari pendapatan di atas
biaya-biaya dalam jangka waktu tertentu. Laba juga sering digunakan
sebagai suatu dasar dalam pengenaan pajak, kebijakan deviden,
pedoman investasi dan juga digunakan sebagai pengambilan keputusan
dan unsur prediksi. Rugi merupakan penurunan ekuitas dari transaksi,
Audit Delay = Tanggal Laporan Audit – Tanggal Penutupan Tahun Buku 100%
Ukuran Perusahaan = Ln Total Asset
32
peristiwa dan kondisi lainnya yang mampu mempengaruhi entitas dalam
suatu periode diluar dari transaksi yang berasal dari pendapatan dan
investasi pemilik.
Variabel ini diukur dengan rumus :
3. Solvabilitas
Solvabilitas merupakan kemampuan perusahaan untuk membayar
semua hutangnya (baik hutang jangka pendek maupun hutang jangka
panjang) dari equity perusahaan tersebut. Pada penelitian ini solvabilitas
diukur menggunakan rasio antara total debt dibagi dengan total equity.
Variabel ini diukur dengan rumus :
4. Jumlah Komite Audit
Jumlah Komite Audit (KOMAUD) berfungsi membantu Komisaris dalam
memastikan efektifitas sistem pengendalian intern, efektifitas
pelaksanaan tugas auditor eksternal dan auditor internal. Setiap
perusahaan wajib membentuk komite audit dengan anggota minimal 3
orang. Dalam penelitian ini dinyatakan dengan angka absolute dari
jumlah komite audit yang ada dalam perusahaan (Rahayu, 2011)
Variabel ini diukur dengan rumus :
Laba/Rugi = laba setelah pajak / Total Aktiva x 100%
Solvabilitas = Total utamg / total ekuitas x 100%
Komite Audit = Jumlah Anggota Komite Audit
33
5. Umur Perusahaan
Umur perusahaan merupakan atribut yang memiliki kemungkinan yang
mampu menjadi dampak pada kualitas praktik akuntansi terutama dalam
hal ketepatan waktu dalam penyampaian laporan keuangan. Semakin
tua umur perusahaan, maka semakin besar kemungkinan suatu
perusahaan memiliki prosedur internal kontrol yang kuat. Umur
perusahaan ini diukur dari lamanya perusahaan beroperasi sejak
didirikan berdasarkan akte pendirian sampai dengan saat perusahaan
melakukan tutup buku yang dihitung dengan skala tahunan.
Variabel ini diukur dengan rumus :
D. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi didefenisikan sebagai kumpulan pengukuran atau data
pengamatan yang dilakukan terhadap orang, benda, maupun tempat.. Populasi
dari penelitian ini yaitu perusahaan manufaktur yang mengalami audit delay
secara berturut-turut dan terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2016-
2018. Sampel penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia (BEI).
Dari hasil penelusuran pada situs www.sahamok.com diperoleh bahwa
jumlah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
Umur Perusahaan = Tahun Sekarang – Tahun Berdiri
34
sebanyak 160 yang terdiri dari beberapa sektor diantaranya Sektor Industri
Dasar & Kimia, Sektor Aneka Industri, Sektor Industri Barang & Komsumsi.
2. Sampel
sampel adalah bagian dari populasi atau dalam istilah matematik dapat
disebut juga sebagai himpunan bagian atau subset dari populasi. Teknik
pengambilan sampel menggunakan semua populasi sebagai sampel. Adapun
kriteria sampel yang akan digunakan adalah :
a. Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia peiode
2016-2018.
b. Perusahaan yang mengalami audit delay periode 2016 – 2018.
c. Perusahaan yang mengalami Audit Delay secara berturut-turut periode
2016-2018.
Berdasarkan kriteria tersebut maka diperoleh sampel perusahaan
manufaktur yang mengalami audit delay sebagai berikut :
Tabel 3.1
Daftar Perusahaan Manufaktur yang Mengalami Audit Delay
Periode 2016 – 2018
No. Periode Kode Nama Perusahaan Keterangan
Perdagangan Efek
1. 31 Des
2016
AISA PT. Tiga Pilar Sejahtera
Food Tbk
Perpanjangan
suspensi
2. 31 Des
2016
APEX PT. Apexindo Pratama Duta
Tbk
Perpanjangan
suspensi
3. 31 Des
2016
BTEL
PT. Bakrie Telecom Tbk Penghentian
sementara
4. 31 Des
2016
ZBRA PT. Zebra Nusantara Tbk Perpanjangan
suspensi
35
5. 31 Des
2016
JIHD PT. Jakarta International
Hotels & Development Tbk.
Penghentian
sementara
6. 31 Des
2016
JSKY PT. Sky Energy Indonesia
Tbk
Perpanjangan
suspensi
7. 31 Des
2016
MDIA PT. Intermedia Capital Tbk Perpanjangan
suspensi
8. 31 Des
2016
MEDC PT. Medco Energi
Internasional
Penghentian
sementara
9. 31 Des
2016
SAFE PT. Steady Safe Tbk Penghentian
sementara
10. 31 Des
2016
VIVA PT. Visi Media Asia Tbk Perpanjangan
suspensi
11. 31 Des
2017
AISA PT. Tiga Pilar Sejahtera
Food Tbk
Perpanjangan
suspensi
12. 31 Des
2017
APEX PT. Sunson Textile
Manufacturer Tbk
Perpanjangan
suspensi
13. 31 Des
2017
BTEL
PT. Bakrie Telecom Tbk Perpanjangan
suspensi
14. 31 Des
2017
ZBRA PT. Zebra Nusantara Tbk Perpanjangan
suspensi
15. 31 Des
2017
JIHD PT. Jakarta International
Hotels & Development Tbk.
Perpanjangan
suspensi
16. 31 Des
2017
JSKY PT. Sky Energy Indonesia
Tbk
Perpanjangan
suspensi
17. 31 Des
2017
MDIA PT. Marga Abhinaya Abadi
Tbk
Perpanjangan
suspensi
18. 31 Des
2017
MEDC PT. Intermedia Capital Tbk Perpanjangan
suspensi
19. 31 Des
2017
SAFE PT. Medco Energi
Internasional
Perpanjangan
suspensi
20. 31 Des
2017
VIVA PT. Steady Safe Tbk Penghentian
sementara
21. 31 Des AISA PT. Visi Media Asia Tbk Penghentian
36
2017 sementara
22. 31 Des
2018
APEX PT. Tiga Pilar Sejahtera
Food Tbk
Penghentian
sementara
23. 31 Des
2018
BTEL
PT. Apexindo Pratama Duta
Tbk
Perpanjangan
suspensi
24. 31 Des
2018
ZBRA PT. Capitalinc Investment
Tbk
Perpanjangan
suspensi
25. 31 Des
2018
JIHD PT. Sunson Textile
Manufacturer Tbk
Perpanjangan
suspensi
26. 31 Des
2018
JSKY PT. Bakrie Telecom Tbk Perpanjangan
suspensi
27. 31 Des
2018
MDIA PT. Zebra Nusantara Tbk Perpanjangan
suspensi
28. 31 Des
2018
MEDC PT. Alfa Energi Investama
Tbk
Perpanjangan
suspensi
29. 31 Des
2018
SAFE PT. Jakarta International
Hotels & Development Tbk.
Perpanjangan
suspensi
30. 31 Des
2018
VIVA PT. Sky Energy Indonesia
Tbk
Perpanjangan
suspensi
Sumber : www.idx.co.id
E. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan sampel dalam penelitian ini berdasarkan metode
purposive sampling. Purposive sampling merupakan metode metode
pengumpulan data yang ditunjukkan kepada orang-orang tertentu yang mampu
menyediakan informasi yang diharapkan, dikarenakan oleh mereka ada lah
satu-satunya yang memiliki informasi atau memiliki kriteria yang ditetapkan oleh
peneliti.
37
Adapun kriteria dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Perusahaaan manufaktur yang terdaftar di bursa efek indonesia tahun
2016-2018.
2. Perusahaan tersebut mempublikasikan laporan keuangan yang telah
diaudit dan laporan audit independen selama periode 2016-2018.
3. Perusahaan tersebut menggunakan rupiah dalam menyatakan laporan
keuangan.
Peneliti juga melakukan metode dalam tinjauan pustaka sebagai
tambahan dengan mempelajari teori - teori dan juga konsep-konsep yang
berhubungan dengan masalah yang diteliti baik itu pada buku-buku dan juga
jurnal yang berkaitan guna memperoleh landasan teoritis yang memadai untuk
melakukan pembahasan.
F. Teknik Analisis Data
Analisis data merupakan proses mencari dan menyusun secara
sistematis data yang diperoleh di lapangan, sehingga nantinya dapat dengan
mudah dipahami dan diinformasikan kepada orang lain (Sugiyono, 2008).
Analisis data juga merupakan usaha untuk mencari dan menyusun secara
sistematis catatan-catatan observasi, wawancara dan dokumentasi untuk
meningkatkan pemahaman peneliti tentang kasus yang diteliti dan
menyajikannya sebagai temuan dengan menggunakan aplikasi SPSS versi 26.
1. Uji Asumsi Klasik
Penelitian ini menggunakan analisis regresi linear berganda. Salah satu
syarat agar mampu melanjutkan dan menggunakan persamaan regresi linear
berganda ini adalah terpenuhinya uji asumsi klasik.
38
a. Uji Normalitas
Uji normalitas dalam model regresi yang digunakan untuk menguji hasil
yaitu apakah nilai residual yang mampu dihasilkan dari regresi ini terdistribusi
secara normal ataupun tidak. Model regresi yang baik adalah model regresi
yang memiliki nilai residual yang terdistribusi secara normal. Salah satu uji
normalitas, yaitu dengan melihat penyebaran data pada sumber diagonal pada
grafik Normal P-P Plot of regression standardized residual dengan melihat titik-
titik penyebarannya tidak jauh dari garis diagonal atau dengan uji One Sample
Kolmogorov-Smirnow (Rahmawati, 2017)
1. Metode Grafik : yaitu dengan Melihat penyebaran data pada sumber
diagonal yang ada pada grafik Normal P-P Plot of regression
standardized residual yang digunakan Sebagai dasar pengambilan
keputusan. jika titik-titik penyebarannya menyebar di sekitar garis dan
mengikuti garis diagonal, maka nilai residual tersebut telah dikatakan
normal.
2. Metode uji One Sample Kolmogorov-Smirnow : ini Digunakan untuk
mengetahui distribusi data, apakah data yang digunakan mengikuti
distribusi normal, poission, uniform, atau exponential. Metode ini
digunakan untuk mengetahui apakah distribusi residual tersebut
terdistribusi normal atau tidak. Residual dikatakan berdistribusi normal
jika nilai signifikansi lebih dari 0,05.
b. Uji Multikolinieritas
Uji asumsi klasik jenis ini diterapkan untuk analisis regresi linear
berganda yang terdiri atas dua atau lebih variabel bebas/independent variable,
dimana variabel tersebut akan diukur dari tingkat asosiasi (keeratan)
39
hubungan/pengaruh antar variabel bebas melalui besaran koefisien korelasi (r).
untuk melihat terjadinya multikolinieritas itu jika koefisien korelasi antar variabel
bebas lebih besar dari 0,60. Dan jika tidak terjadi multikolinieritas jika koefisien
korelasi antar variabel bebas itu lebih kecil atau sama dengan 0,60 (r ≤ 0,60)
dalam melihat dan menentukan ada tidaknya multikolinieritas, ini juga
dapat menggunakan cara lain, yaitu :
1. Nilai tolerance yaitu besarnya tingkat kesalahan yang dibenarkan secara
statistik (a).
2. Nilai variance inflation factor (VIF) yaitu faktor inflasi penyimpangan buku
kuadrat.
Nilai tolerance (a) dan variance inflation factor (VIF) ini dapat dicari
dengan menggunakan kedua nilai tersebut, yaitu sebagai berikut:
1. Besar nilai tolerance : a = 1 / VIF
2. Besar nilai variance inflation factor (VIP) : VIF = 1 / a
3. Variabel bebas mengalami multikolinieritas jika diperoleh nilai a hitung <
a dan VIF hitung > VIF. Variabel bebas tidak mengalami multikolinieritas
jika diperoleh nilai a hitung > a dan VIF hitung < VIF (Eka Rahmawati,
2017)
c. Uji Heteroskedastisitas
Dalam persamaan regresi linear berganda, itu juga diperlukan uji
mengenai sama atau tidaknya varians dari residual dari observasi yang satu
dengan observasi yang lain. Jika residualnya mempunyai varians yang sama,
maka hal itu akan disebut terjadi homoskedastisitas, jika variansya tidak
mempunyai nilai residual yang berbeda maka akan disebut terjadi
40
heteroskodastisitas. Persamaan regresi yang baik dalam hal ini adalah jika tidak
terjadi heteroskodastisitas (Rahmawati, 2017)
2. Analisis Statistik Deskriptif
Analisis deskriptif dilakukan untuk memperoleh keyakinan dan dapat
menjelaskan karakteristik dari variabel yang digunakan atas situasi yang ada
Variabel dideskripsikan atau memberi gambaran terhadap objek yang diteliti
melalui data sampel atau populasi sebagaimana adanya. Statistik deskriptif
digunakan untuk memberikan gambaran atau deskriptif suatu data yang dilihat
dari rata-rata, median, deviasi standar, nilai minimum, dan nilai maksimum.
Pengujian ini dilakukan untuk mempermudah dalam memahami variabel-
variabel yang digunakan dalam penelitian.
3. Analisis Regresi Linear Berganda
Analisis regresi linear berganda merupakan hubungan secara linear
antara dua atau lebih variabel independen dengan satu variabel dependen yang
digunakan dalam memprediksi atau meramalkan suatu nilai variabel dependen
berdasarkan nilai variabel independen (Rahmawati, 2017). Adapun model
regresi yang digunakan adalah sebagai berikut:
𝑌 = 𝑎 + 𝑏1 𝑋1 + 𝑏2 𝑋2 + 𝑏3 𝑋3 + 𝑏4𝑋4+ b5X5 +
Keterangan :
Y = Audit Delay yang diramalkan.
a = Konstanta
b1-4 = Koefisien regresi masing-masing variabel
X1 = Ukuran Perusahaan
41
X2 = Laba atau Rugi Perusahaan
X3 = Tingkat Solvabilitas
X4 = Jumlah Komite Audit
X5 = Umur Perusahaan
e = error
4. Uji Hipotesis
a. Uji Hipotesis Analisis Simultan (Uji F)
Dalam pengujian ini melibatkan variabel bebas terhadap variabel terkait
dalam melakukan uji mengenai ada atau tidaknya pengaruh yang signifikan
secara simultan/bersama-sama. Pengujian simultan ini menggunakan distribusi
F, yaitu dengan cara membandingkan antara F hitung (F rasio) dan F tabel.
Langkah pengujian secara simultan ini dengan menentukan Ho dan Ha serta
menentukan level of significance (a) kebanyakan menggunakan a = 5% atau a =
1% (Rahmawati, 2017)
b. Uji Hipotesisi Analisis Parsial (Uji t)
Dalam pengujian hipotesisi ini untuk masing-masing variabel ukuran
perusahaan, laba atau rugi perusahaan, tingkat solvabilitas dan jumlah komite
audit secara individu terhadaap audit delay dengan menggunakan uji signifikan
parameter individual (uji t).
Uji t digunakan untuk mengetahui apakah ada pengaruh secara parsial
variabel independen secara signifikan terhadap variabel dependen (Priyatno,
2015:90). Langkah-langkah pengujian sebagai berikut :
42
1. Merumuskan hipotesis Ho dan Ha.
2. Menentukan t hitung.
3. Menentukan t tabel.
4. Kriteria pengujian : jika – t tabel ≤ t hitung ≤ t tabel, maka Ho diterima,
jika –t hitung < -t tabel atau t hitung > t tabel, maka Ho ditolak.
c. Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien determinan (R2) ini digunakan untuk mengukur seberapa jauh
kemampuan model ini dalam menerangkan variasi variabel independen. Nilai
koefisien determinasi merupakan nilai antara nol (0) dan satu(1). Nilai R2 yang
kecil, ini berarti variabel-variabel independen mempunyai kemampuan dalam
menjelaskan variabel-variabel dependen sangat terbatas.
Nilai yang mendekati satu (1) berarti variabel-variabel independen telah
memberikan hampir seluruh informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi
variasi variabel dependen (Rahmawati, 2017)
43
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Objek Penelitian
1. Sejarah dan Milestone PT. Bursa Efek Indonesia
Secara historis, Pasar Modal telah hadir jauh sebelum Indonesia
merdeka. Pasar Modal atau Bursa Efek telah hadir sejak jaman kolonial
Belanda tepatnya pada tahun 1912 di Batavia. Pasar Modal pada zaman itu
didirikan oleh pemerintah Hindia Belanda untuk melakukan kepentingan
pemerintah kolonial atau VOC.
Meskipun Pasar Modal telah ada sejak tahun 1912, namun
perkembangan dan pertumbuhan Pasar Modal tidak berjalan seperti yang
diharapkankarna terdapat beberapa periode kegiatan pasar modal mengalami
kevakuman. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor seperti perang dunia ke I
dan II, perpindahan kekuasaan dari pemerintah kolonial kepada pemerintah
Republik Indonesia, dan berbagai kondisi yang menyebabkan operasi Bursa
Efek tidak dapat berjalan sebagimana mestinya.
Pemerintah Republik Indonesia kembali mengaktifkan Pasar Modal pada
tahun 1977, dan juga beberapa tahun kemudian pasar modal mengalami
pertumbuhan yang pesat seiring dengan berbagai insentif dan regulasi yang
dikeluarkan pemerintah.
Bursa Efek Jakarta pertama kali dibuka pada tanggal 14 desember
1912, dengan bantuan pemerin tah kolonial Belanda, didirikan di Batavia, pusat
pemerintahan kolonial Belanda yang kita kenal sekarang dengan Jakarta. Bursa
Efek Jakarta dulu disebut Call-Efek. Sistem perdagangannya seperti lelang,
42
44
dimana tiap efek berturut-turut diserukan pemimpin “Call”, kemudian para
pialang masing-masing mengajukan permintaan beli atau penawaran jual
sampai ditemukan kecocokan harga, maka transaksi terjadi. Pada saat itu terdiri
dari 13 perantara pedagang efek (makelar).
Bursa saat itu bersifat demand-following, karena para investor dan
para perantara pedagang efek merasakan keperluan akan adanya suatu bursa
efek di Jakarta. Bursa lahir karena permintaan akan jasanya sudah mendesak.
Orang-orang Belanda yang bekerja di Indonesia saat itu sudah lebih dari tiga
ratus tahun mengenal akan investasi dalam efek, dan penghasilan serta
hubungan mereka memungkinkan mereka menanamkan uangnya dalam aneka
rupa efek. Baik efek dari perusahaan yang ada di Indonesia maupun efek dari
luar negeri. Sekitar 30 sertifikat (sekarang disebut depository receipt)
perusahaan Amerika, perusahaan Kanada, perusahaan Belanda, perusahaan
Prancis dan perusahaan Belgia.
Bursa Efek Jakarta sempat tutup selam periode perang dunia pertama,
kemudian di buka lagi pada tahun 1925. Selain Bursa Efek Jakarta, pemerintah
kolonial juga mengoperasikan bursa parallel di Surabaya dan Semarang.
Namun kegiatan bursa ini di hentikan lagi ketika terjadi pendudukan tentara
Jepang di Batavia.
Aktivitas di bursa ini terhenti dari tahun 1940 sampai 1951 di sebabkan
perang dunia II yang kemudian disusul dengan perang kemerdekaan. Baru
pada tahun 1952 di buka kembali, dengan memperdagangkan saham dan
obligasi yang diterbitkan oleh perusahaan-perusahaan Belanda di
nasionalisasikan pada tahun 1958. Meskipun pasar yang terdahulu belum mati
karena sampai tahun 1975 masih ditemukan kurs resmi bursa efek yang
dikelola Bank Indonesia.
45
Bursa Efek Jakarta kembali dibuka pada tanggal 10 Agustus 1977 dan
ditangani oleh Badan Pelaksana Pasar Modal (BAPEPAM), institusi baru di
bawah Departemen Keuangan. Kegiatan perdagangan dan kapitalisasi pasar
saham pun mulai meningkat seiring dengan perkembangan pasar finansial dan
sektor swasta yang puncak perkembangannya pada tahun 1990. Pada tahun
1991, bursa saham diswastanisasi menjadi PT. Bursa Efek Jakarta dan menjadi
salah satu bursa saham yang dinamis di Asia. Swastanisasi bursa saham ini
menjadi PT. Bursa Efek Jakarta mengakibatkan beralihnya fungsi BAPEPAM
menjadi Badan Pengawas Pasar Modal.
Bursa efek terdahulu bersifat demand-following, namun setelah tahun
1977 bersifat supplay-leading, artinya bursa dibuka saat pengertian mengenai
bursa pada masyarakat sangat minim sehingga pihak BAPEPAM harus
berperan aktif langsung dalam memperkenalkan bursa. Pada tahun 1977
hingga 1978 masyarakat umum tidak atau belum merasakan kebutuhan akan
bursa efek. Perusahaan tidak antusias untuk menjual sahamnya kepada
masyarakat. Tidak satupun perusahaan yang memasyarakatkan sahamnya
pada periode ini. Baru pada tahun 1979 hingga 1984 dua puluh tiga perusahaan
lain menyusul menawarkan sahamnya di Bursa Efek Jakarta. Namun sampai
tahun 1988 tidak satu pun perusahaan baru menjual sahamnya melalui Bursa
Efek Jakarta.
Untuk lebih mengairahkan kegiatan di Bursa Efek Jakarta, maka
pemerintah telah melakukan berbagai paket deregulasi, antaralain seperti: paket
Desember 1987, paket Oktober 1988, paket Desember 1988, paket Januarti
1990, yang prinsipnya merupakan langkah-langkah penyesuaian peraturan-
peraturan yang bersifat mendorong tumbuhnya pasar modal secara umum dan
khususnya Bursa Efek Jakarta.
46
Setelah dilakukan paket-paket deregulasi tersebut Bursa Efek Jakarta
mengalami kemajuan pesat. Harga saham bergerak naik cepat dibandingkan
tahun-tahun sebelumnya yang bersiafat tenang. Perusahaan-perusahaan pun
akhirnya melihat bursa sebagai wahana yang menarik untuk mencari modal,
sehingga dalam waktu relative singkat sampai akhir tahun 1997 terdapat 283
emiten yang tercatat di Bursa Efek Jakarta.
Tahun 1955 adalah tahun Bursa Efek Jakarta memasuki babak baru,
karena pada tanggal 22 Mei 1995 Bursa Efek Jakarta meluncurkan Jakarta
Automated Trading System (JATS). JATS merupakan suatu sistim perdagangan
manual. Sistim baru ini dapat memfasilitasi perdagangan saham dengan
frekuensi yang lebih besar dan lebih menjamin kegiatan pasar yang fair dan
transparan di banding sistim perdagangan manual.
Pada bulan Juli 2000, Bursa Efek Jakarta merupakan perdagangan
tanpa warkat (ckripess trading) dengan tujuan untuk meningkatkan likuiditas
pasar dan menghindari peristiwa saham hilang dan pemalsuan saham, serta
untuk mempercepat proses penyelesaian transaksi.
Tahun 2001 Bursa Efek Jakarta mulai menerapkan perdagangan jarak
jauh (Remote Trading), sebagai upaya meningkatkan akses pasar, efisiensi
pasar, kecepatan dan frekuensi perdagangan.
Tahun 2007 menjadi titik penting dalam sejarah perkembangan Pasar
Modal Indonesia. Dengan persetujuan para pemegang saham kedua bursa,
BES digabungkan ke dalam BEJ yang kemudian menjadi Bursa Efek Indonesia
(BEI) dengan tujuan meningkatkan peran pasar modal dalam perekonomian
Indonesia. Pada tahun 2008, Pasar Modal Indonesia terkena imbas krisis
keuangan dunia menyebabkan tanggal 8-10 Oktober 2008 terjadi penghentian
sementara perdagangan di Bursa Efek Indonesia. IHSG, yang sempat
47
menyentuh titik tertinggi 2.830,26 pada tanggal 9 Januari 2008, terperosok jatuh
hingga 1.111,39 pada tanggal 28 Oktober 2008 sebelum ditutup pada level
1.355,41 pada akhir tahun 2008. Kemerosotan tersebut dipulihkan kembali
dengan pertumbuhan 86,98% pada tahun 2009 dan 46,13% pada tahun 2010.
Pada tanggal 2 Maret 2009 Bursa Efek Indonesia meluncurkan sistim
perdagangan baru yakni Jakarta Automated Trading System Next Generation
(JATS Next-G), yang merupakan pengganti sistim JATS yang beroperasi sejak
Mei 1995. sistem semacam JATS Next-G telah diterapkan di beberapa bursa
negara asing, seperti Singapura, Hong Kong, Swiss, Kolombia dan Inggris.
JATS Next-G memiliki empat mesin (engine), yakni: mesin utama, back up
mesin utama, disaster recovery centre (DRC), dan back up DRC. JATS Next-G
memiliki kapasitas hampir tiga kali lipat dari JATS generasi lama .
Demi mendukung strategi dalam melaksanakan peran sebagai fasilitator
dan regulator pasar modal, BEI selalu mengembangkan diri dan siap
berkompetisi dengan bursa-bursa dunia lainnya, dengan memperhatikan tingkat
risiko yang terkendali, instrument perdagangan yang lengkap, sistem yang
andal dan tingkat likuiditas yang tinggi. Hal ini tercermin dengan keberhasilan
BEI untuk kedua kalinya mendapat penghargaan sebagai “The Best Stock
Exchange of the Year 2010 in Southeast Asia”
2. Visi Dan Misi Bursa Efek Indonesia
Visi dan Misi pada Perusahaan Bursa Efek Indonesia adalah sebagai
berikut :
a. Visi Menjadi bursa yang kompetitif dengan kredibilitas tingkat dunia.
b. Misi Menyediakan infrastruktur untuk mendukung terselenggaranya
perdagangan efek yang teratur, wajar, dan efisien serta mudah diakses
oleh seluruh pemangku kepentingan (stakeholders).
48
3. Struktur Organisasi
Gambar 4.1
Gambar Bagan Struktur Organisasi Bursa Efek Indonesia
49
B. Hasil Penelitian
1. Deskripsi Data Penelitian
Data penelitian yang digunakan adalah perusahaan manufaktur yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama periode 2016-2018. Sampel
perusahaan yang dijadikan objek penelitian dipilih berdasarkan metode
purposive sampling, dimana terdapat kriteria khusus yang menentukan
pemilihan sampel.
Setelah menentukan kriteria yang akan digunakan dalam pemilihan
sampel, langkah berikutnya adalah mensortir data. Adapun data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang berasal dari laporan
keuangan auditan tahun 2016, 2017, dan 2018. Tabel 4.2 adalah rincian
perolehan sampel perusahaan yang telah disortir berdasarkan kriteria pemilihan
sampel yang sudah ditentukan.
Tabel 4.1
Prosedur dan Hasil Pemilihan Sampel Perusahaan Manufaktur
No Keterangan Jumlah
1. Perusahaan manufaktur yang terdaftar di
Bursa Efek Indoensia Tahun 2016-2018
115
2. Perusahaan yang mengalami Audit Delay
periode 2016-2018.
42
Perusahaan yang mengalami audit delay
secara berturut-turut selama tahun 2016-2018
10
50
3. Jumlah sampel 30
Sumber: www.idx.co.id
Berdasarkan tabel tersebut, dapat dilihat bahwa sampel yang digunakan
dalam penelitian ini berjumlah 30 sampel dengan jumlah perusahaan 10
ditambah dengan 3 tahun secara berturut-turut, artinya ada 30 data yang akan
diolah. Sampel yang digunakan telah memenuhi semua kriteria yang telah
ditentukan sesuai dengan kebutuhan analisa dalam penelitian yaitu perusahaan
yang mengalami audit delay pada tahun 2016-2018. Adapun daftar nama-nama
perusahaan yang menjadi sampel dalam penelitian ini :
Tabel 4.2
Tabel Daftar Perusahaan Yang Menjadi Sampel Penelitian
No. Nama Perusahaan Kode Emiten
1 PT. Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk AISA
2 PT. Apexindo Pratama Duta Tbk APEX
3 PT. Bakrie Telecom Tbk BTEL
4 PT. Zebra Nusantara Tbk ZBRA
5 PT. Jakarta International Hotels & Development
Tbk.
JIHD
6 PT. Sky Energy Indonesia Tbk JSKY
7 PT. Intermedia Capital Tbk MDIA
8 PT. Medco Energi Internasional MEDC
9 PT. Steady Safe Tbk SAFE
10 PT. Visi Media Asia Tbk VIVA
Sumber: www.idx.co.id
51
C. Uji Asumsi Klasik
1. Uji Normalitas
Menurut Ghozali daalam Saemargani (2015:58) uji normalitas dilakukan
untuk menguji apakah model regresi, variabel pengganggu atau residual
berdistribusi normal atau tidak.
Tabel 4.3
Hasil uji normalitas
Hasil Uji Statistik Kolmogorov – Smirnov
Sumber: Hasil Olah Data SPSS 26
tabel 4.3 Diperoleh nilai statistik sebesar 0.151 dan nilai signifikan
sebesar 0.077. oleh karena itu nilai signifikan lebih besar dari 0.05 maka nilai
residual terdistribusi normal. Grafik pengujian normalitas bisa juga dilakukan
52
terhadap residual regresi. Pengujian dilakukan dengan menggunakan grafik P-P
Plot (Probability Plot).
Gambar 4.2
Hasil uji normalitas
dengan P-Plot of Regression
Sumber: Hasil Olah Data SPSS 26
Pada gambar 4.2 data yang menunjukkan normal adalah data yang
membentuk titik-titik yang menyebar yang tidak jauh dari garis diagonal. Hasil
regersi dengan grafik normal P-Plot terhadap residual error dengan model
regresi yang diperoleh sudah menunjukkan titik-titik menyebar pada garis
diagonal, hal ini dapat disimpulkan adanya pola grafik yang normal.
2. Uji Multikolinearitas
53
Menurut Ghozali dalam Widosari (2012:81) uji multikolinearitas bertujuan
untuk menguji apakah dalam model regresi ditemukan adanya korelasi antar
variabel independen. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi
antar variabel independen. Untuk mendeteksi adanya problem multikolinearitas,
dapat dilakukan dengan melihat nilai tolerance dan variance inflation factor (VIF)
serta besaran korelasi antar variabel independen. Regresi yang bebas dari
problem multikolinearitas memiliki nila VIF dibawah 10 dan nilai t diatas angka
0,01.
Tabel 4.4
Hasil Uji Multikolinearitas
Sumber: Hasil Olah Data SPSS 26
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa hasil uji
multikolinearitas menunjukkan nilai tolerance > 0,1 dan nilai Variance Inflation
Factor (VIF) dibawah angka 10 untuk setiap variabel. Nilai tolerance yang
dihasilkan untuk variabel Ukuran Perusahaan, Laba/Rugi, Solvabilitas, Jumlah
Komite, dan Umur Perusahaan adalah sebesar 0.021, 0.021, 0.829 dan 0.978.
Coefficientsa
Collinearity Statistic
Model Tolerance VIF
1 (Constant) .021 48.353
Ukuran Perusahaan .021 48.774
Laba / Rugi .021 48.522
Solvabilitas .829 1.206
Jumlah Komite .978 1.023
Umur Perusahaan .978 1.023
a. Dependent Variable: Audit Delay
54
Nilai VIF yang dihasilkan untuk variabel Ukuran Perusahaan, Laba/Rug
i, Solvabilitas, Jumlah Komite, dan Umur Perusahaan adalah sebesar 48.774,
48.522, 1.206, 1.023. berdasarkan hasil uji multikolinearitas tersebut, maka
dapat disimpulkan bahwa tidak ada multikolinearitas antar variabel bebas dalam
model regresi ini.
3. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas yang bertujuan untuk menguji apakah dalam
model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke
pengamatan lainnya. Jika variance dari residual satu ke pengamatan lainnya
tetap, maka disebut sebagai homoskedastisitas dan jika hasilnya berbeda maka
disebut heteroskedastisitas.
Tabel 4.5
Hail Uji Heteroskedastisitas (Uji Gletser)
Variabel Sig.
(Constant) 0,648
Ukuran Perusahaan 0,487
Laba / Rugi 0,468
Solvabilitas 0,685
Jumlah Komite 0,122
Umur Perusahaan 0,487
Sumber : Hasil Olah Data Dengan SPSS 26
Pada tabel 4.5 sebelum diuji dengan uj gletser, data terlebih dahulu di
transform menggunakan transformasi logaritma. Kesimpulan dari hasil uji output
heteroskedastisitas tersebut dapat dilihat dari nilai signifikan utnuk Kelima
55
variabel harus lebih dari 0.05 yaitu X1 nilai signifikan yang diperoleh adalah
sebesar 0.487, untuk X2 nilai signifikan yang diperoleh adalah sebesar 0.468,
untuk X3 nilai signifikan yang diperoleh adalah 0.685, untuk X4 nilai signifikan
0.122, untuk X5 nilai signifikan yang diperoleh adalah 0.487, maka dapat
disimpulkan bahwa kelima variabel diatas tidak terjadi heteroskedastisits.
D. Analisis Data Dan Penelitian
1. Analisis Deskriptif
Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah Audit
Delay, sedangkan Variabel Independen yang digunakan yaitu Ukuran
Perusahaan, Laba / Rugi, Solvabilitas, Jumlah Komite Audit, dan Umur
Perusahaan. Variabel-variabel tersebut telah diuji secara statistik deskriptif
seperti yang terlihat pada gambar di bawah ini :
Tabel 4.6
Hasil Uji Statistik Deskriptif
Sumber: Hasil Olah Data SPSS 26
Dari hasil uji statistik deskriptif pada tabel 4.6 diatas, dapat dijelaskan hal
bahwa :
1. Audit Delay
56
Variabel audit delay diukur seecara kuantitatif dalam jumlah hari. Hasil
analisis deskriptif variabel audit delay diperoleh nilai tertinggi sebesar 209 hari
dan nilai terendah sebesar 81 hari dengan nilai rata-rata audit delay sebesar
153.6667 hari dan untuk standar deviasinya sebesar 46.93747.
Dari hasil tersebut dapat kita simpulkan bahwa rata-rata perusahaan
tidak mampu menerbitkan laporan keuangan auditan sebelum jatuh tempo 120
hari sesuai dengan ketentuan BAPEPAM. Perusahaan yang melewati batas
waktu penyampaian laporan keuangan auditan dengan angka audit delay
tertinggi yaitu PT. Tiga Pilar Sejahtera Food,Tbk (AISA), PT. Apexindo Pratama
Duta Tbk (APEX), PT. Sedangkan perusahaan dengan nilai audit delay
terendah yaitu 81 hari yaitu PT. Intermedia Capitl Tbk (MDIA) pada tahun 2017.
Hal tersebut menunjukkan bahwa tingkat ukuran penyebaran data variabel pada
audit delay.
2. Ukuran Perusahaan
Hasil analisis deskriptif variabel untuk ukuran perusahaan diperoleh nilai
tertinggi (max) adalah log 5.36 oleh oleh PT. Bakrie Telecom Tbk (BTEL) pada
tahun 2017-2018 dan nilai terendah (min) adalah log 4.39 oleh PT. Jakarta
International Hotels & Development Tbk (JIHD) pada tahun 2018-2019. Nilai
rata-rata yang diperoleh adalah sebesar log 4.9854 dan standar deviation
sebesar log 0.32746. hal ini menunjukkan bahwa perusahaan yang terpilih
menjadi sampel adalah perusahaan dengan total aktiva yang besar.
3. Laba/Rugi
Hasil analisis deskriptif pada variabel laba/rugi perusahaan diperoleh
nilai tertinggi yaitu sebesar 39.58 oleh PT. Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk dan
57
PT. Apexindo Pratama Duta Tbk pada tahun 2017 dan nilai terendah yang
diperoleh adalah 18.43 oleh PT. Medco Energi Internasional Tbk tahun 2017
dan PT. Apexindo Pratama Duta Tbk pada tahun 2018. Nilai rata-rata yang
diperoleh dari hasil uji laporan laba/rugi adalah 30.3486 dan standar deviasinya
adalah sebesar 7.52027. hal ini menunjukkan bahwa perusahaan manufaktur
yang terpilih menjadi sampel adalah perusahaan yang memperoleh laba yang
lebih besar dibandingkan dengan rugi.
4. Solvabilias
Hasil analisis deskriptif pada variabel solvabilitas perusahaan diperoleh
nilai tertinggi yaitu sebesar 0.24 oleh PT. Zebra Nusantara Tbk dan nilai
terendah yang diporelah adalah sebesar 0.14 oleh PT. Visi Media Asia Tbk
sedangkan nilai rata-rata atau mean dari variabel solvabilitasnya adalah 0.1724
dan untuk standar deviasinya sebesar 0.03428. artinya, perusahaan
manufaktur tidak sepenuhnya dibiayai oleh hutang, karna dilihat dari hasil
analisisnya dapat disimpulkan bahwa proporsi hutang lebih sedikit dibanding
dengan proporsi aktivanya.
5. Komite Audit
Variabel ini diukur dengan skala ratio, dengan rumus yaitu Komite Audit
= Jumlah Komite Audit, Maka dapat disimpulkan bahwa nilai tertinggi untuk
jumlah komite audit yaitu 4.00 adalah PT. Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk (AISA)
sebanyak 4 untuk jumlah komite audit dan nilai terendah untuk jumlah komite
audit adalah 3.00 adalah Semua Perusahaan yang menjadi sampel kecuali
(AISA) sedangkan untuk mean yang diperoleh adalah sebesar 3.1000 dan
58
standar deviasinya adalah 0.30513. Hal tersebut menunjukkan bahwa tingkat
ukuran penyebaran data variabel pada komite audit.
6. Umur Perusahaan
Hasil analisis deskriptif terhadap variabel umur perusahaan
menghasilkan nilai tertiinggi (max) terhadap umur perusahaan adalah 51.00
adalah PT. Jakarta International Hotels & Development Tbk dan untuk nilai
terendah (min) yang diperoleh adalah 12.00 adalah PT. Sky Energi
Internasional dan PT.da Intermedia Capital Tbk sedangkan untuk rata-rata
(mean) yang diperoleh dari hasil analisis deskriptif adalah 31.6000 dan untuk
standar deviasinya adalah 13.70024. Hal tersebut menunjukkan bahwa tingkat
ukuran penyebaran data variabel pada umur perusahaan.
2. Analisis Regresi Berganda
Uji Regresi Berganda yang dimagsud untuk melihat pengaruh efisien
ukuran perusahaan, laba/rugi, solvabilitas, komite audit dan umur perusahaan
terhadap audit delay.
Hasil uji regresi berganda dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 4.7
Hasil uji Regresi Berganda
59
Sumber : Hasil Olah Data Dengan SPSS 26 Dari hasil pengujian regresi linear berganda yang tersaji pada tabel 4.8,
dapat diperoleh persamaan sebagai berikut :
𝑌 = 𝑎 + 𝑏1 𝑋1 + 𝑏2 𝑋2 + 𝑏3 𝑋3 + 𝑏4𝑋4+ b5X5 +
Y = -109.207 + (-82.231 X1) + 6.918 X2 + 150.652 X3 + -0.037 X4 +
0.002 X5 + e
Dari hasil uji regresi linear berganda dapat diperoleh persamaan regresi
linaer berganda sebagai berikut :
1. Konstanta (a) sebesar -109.207, menunjukkan bahwa apabila variabel
independen bernilai 0 atau ditiadakan, maka nilai audit delay sebesar -
109.207.
2. Koefisien ukuran perusahaan sebesar -82.231, menunjukkan bahwa
setiap pengurangan ukuran perusahaan sebesar 1 kali maka akan diikuti
oleh penurunan audit delay sebesar -82.231.
3. Koefisien laba/rugi sebesar 6.918, menunjukkan bahwa setiap
pengurangan laba/rugi sebesar 1 kali maka akan diikuti oleh penurunan
audit delay sebesar 6.918.
60
4. Koefisien solvabilitas sebesar 150.652, menunjukkan bahwa setiap
pengurangan solvabilitas 1 kali maka akan diikuti oleh audit delay
sebesar 150.652.
5. Koefisien jumlah komite sebesar -0.037, menunjukkan bahwa setiap
pengurangan jumlah komite 1 kali maka akan diikuti oleh audit delay
sebesar 0.037.
6. Koefisien umur perusahaan sebesar 0.002, menunjukkan bahwa setiap
kenaikan umur perusahaan sebesar 1 kali maka akan diikuti oleh
pertambahan nilai audit delay sebesar 0.002.
E. Hasil Uji Hipotesis
1. Uji Hipotesis Analisis Simultan F
Uji statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel
independen atau bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai
pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel terikat atau
dependen. Untuk melakukan uji F dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
Tabel 4.8
Hasil Uji Analisis Simultan F
Sumber : Hasil Olah Data Dengan SPSS
61
Ftabel sebesar 5,01 dan Fhitung sebesar 3.127 dengan angka signifikan
sebesar 0,000 < a 0,5 (signifikan). Pengujian simultan menunjukkan bahwa
ukuran perusahaan, laba/rugi, solvabilitas, jumlah komite dan umur perusahaan
memiliki pengaruh yang signifikan terhadap audit delay. Kesimpulannya, ukuran
perusahaan, laba/rugi, solvabilitas, jumlah komite dan umur perusahaan secara
bersama-sama berpengaruh terhadap audit delay pada perusahaan Manufaktur
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
2. Uji Hipotesis Analisis Parsial (Uji T)
Uji hipotesis ini diuji dengan parameter individual (uji statistik t)
digunakan untuk membuktikan pengaruh anrata ukuran perusahaan, laba/rugi,
solvabilitas, jumlah komite dan umur perusahaan terhadap uadit delay pada
perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia secara parsial,
maka dilakukan dengan cara membuktikan nilai signifikan dengan a = 0.5. untuk
melakukan uji T dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
Tabel 4.9
Hasil Uji T
Sumber : Hasil Olah Data Dengan SPSS
62
Pada tabel 4.9 diatas menunjukkan hasil regresi berganda untuk
model yang digunakan dalam penelitian ini menunjukkan hasil pengujian
hipotesis antara lain :
a. Pengujian hipotesis variabel ukuran perusahaan
Berdasarkan tabel 4.9 hasil analisis regresi secara parsial, maka
diperoleh hasil untuk ukuran perusahaan dengan nilai t-tabel
sebesar 93.293 > 1.687 (t-hitung) Dan nilai signifikan 0.000 <
0.05. jadi dapat disimpulkan bahwa ukuran perusahaan (H1)
diterima dan berpengaruh signifikan terhadap audit delay karna
nilai t-hitung > t tabel.
b. Pengujian hipotesis variabel Laba/Rugi
Berdasarkan tabel 4.9 hasil analisis regresi secara parsial, maka
diperoleh hasil untuk Laba/Rugi dengan nilai t-tabel sebesar
505.184 < 1.687 (t-hitung) dan nilai signifikan 0.000< 0.05. jadi
dapat disimpulkan bahwa Laba/Rugi (H2) diterima dan
berpengaruh signifikan terhadap audit delay karna nilai t-hitung > t
tabel.
c. Pengujian hipotesis variabel solvabilitas
Berdasarkan tabel 4.9 hasil analisis regresi secara parsial, maka
diperoleh hasil untuk solvabilitas dengan nilai t-tabel sebesar
50.267 > 1.687 (t-hitung) dan nilai signifikan 0.000 < 0.05. jadi
dapat disimpulkan bahwa solvabilitas (H3) diterima dan
63
berpengaruh signifikan terhadap audit delay karna nilai t-hitung > t
tabel.
d. Pengujian hipotesis variabel jumlah komite
Berdasarkan tabel 4.9 hasil analisis regresi secara parsial, maka
diperoleh hasil untuk solvabilitas dengan nilai t-tabel sebesar -
0.706 < 1.687 (t-hitung) dan nilai signifikan 0.487 > 0.05. jadi
dapat disimpulkan bahwa jumlah komite (H4) ditolak dan tidak
berpengaruh signifikan terhadap audit delay karna nilai t-hitung <
t-tabel.
e. Pengujian hipotesis variabel umur perusahaan
Berdasarkan tabel 4.9 hasil analisis regresi secara parsial, maka
diperoleh hasil untuk umur perusahaan dengan nilai t-tabel
sebesar 2.275 < 1.687 (t-hitung) dan nilai signifikan 0.032 < 0.05.
jadi dapat disimpulkan bahwa umur perusahaan (H5) diterima dan
berpengaruh signifikan terhadap audit delay karna nilai t-hitung > t
tabel.
3. Koefisien Determinan R
Analisis koefisien determinan untuk mengukur besarnya presentasi
pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat. Koefisien determinasi dapat
dilihat dari nilai R square pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan
model dalam menerangkan variasi dependen. Dari pengujian analisis koefisien
determinasi dapat diperoleh dari hasil berikut ini :
Tabel 4.10
Hasil Uji Koefisien Determinasi
64
Sumber : Hasil Olah Data Dengan SPSS 26
Pada tabel 4.11 dapat diketahui bahwa diperoleh nilai R square
sebesar 1.000 hasil ini berarti model variabel audit delay mampu
dijelaskan oleh efisiensi terhadap ukuran perusahaan, laba/rugi,
solvabilitas, jumlah komite dan umur perusahaan sebesar 100%.
F. Pembahasan Hasil Analisis Data (Pembuktian Hipotesis)
Berdasarkan analisis data diatas, pembuktian hipotesis dapat
dijelaskan sebagai berikut :
1. Pengaruh Ukuran Perusahaan Terhadap Audit Delay
Hasil pengujian dalam penelitian ini menunjukkan bahwa
ukuran perusahaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap
audit delay. Berpengaruh potitif dapat dilihat Dari tabel 4.11
diperoleh nilai thitung untuk ukuran perusahaan (X1) sebesar
93.293 dan Ttabel sebesar 1.687 dengan angka signifikan sebesar
0.000 < 0.05. dengan demikian H1 (+) = Ukuran Perusahaan
diterima sesuai dengan hasil uji hipotesis parsial (uji t) dan
Berpengaruh Signifikan terhadap audit delay pada perusahaan
65
manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2016-
2018. Hasil Penelitian ini seiring dengan penelitian yang dilakukan
oleh Surenggono 2016, yang menyatakan bahwa variabel ukuran
perusahaan sebagai variabel independen dan penelitian ini
menunjukkan pengaruh yang signifikan terhadap variabel
dependen yaitu audit delay karena semakin besar ukuran suatu
perusahaan maka semakin besar pula kemungkinan mengalami
audit delay.
Hasill ini mendukung teori (Kieso et al, 2004: 127) yang
bahwa perusahaan yang berukuran besar memiliki total
pendapatan yang besar pula. Meskipun aktivitas untuk mencari
pendapatan beraneka ragam, perusahaan go public selalu
bemsaha mengurangi audit delay. Perusahaan yang berukuran
besar memiliki steakholders yang lebih banyak daripada
perusahaan yang relatif kecil sehingga ada tekanan eksternal
untuk mengumurnkan laporan keuangan lebih awal. Auditorpun
lebih berhati-hati mengaudit mengaudit perusahaan yang memiliki
pendapatan besar. Maka dari itu waktu yang dibutuhkan oleh
Auditor juga akan semakin lama.
2. Pengaruh Laba/Rugi Terhadap Audit Delay
Hasil pengujian dalam penelitian ini menunjukkan bahwa
laba/rugi berpengaruh positif dan signifikan terhadap audit delay.
Dari tabel 4.9 diperoleh nilai thitung untuk laba/rugi (X2) sebesar
66
505.184 dan ttabel sebesar 1.687 dengan angka signifikan sebesar
0.000 < 0.05. dengan demikian H2 (+) = Laba / Rugi diterima
sesuai dengan hasil uji hipotesis parsial (uji t) dan Berpengaruh
Signifikan terhadap audit delay pada perusahaan manufaktur yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2016-2018. Hasil
Penelitian ini seiring dengan penelitian yang dilakukan oleh
Malinda Dwi Apriliane 2016, yang menyatakan bahwa laba/rugi
berpengaruh signifikan terhadap audit delay, yang artinya bahwa
perusahaan yang mengumumkan rugi cenderung mengalami audit
delay yang lama dibandingkan dengan perusahaan yang
mengumumkan laba. Hal ini dikarenakan perusahaan yang
mengalami laba menunjukkan keberhasilan dalam menghasilkan
keuntungan sehingga dapat dikatakan bahwa laba merupakan
berita yang baik. Perusahaan tidak akan menunda penyampaian
informasi yang baik, itulah yang menyebabkan perusahaan yang
mengalami laba cenderung mengalami audit delay yang pendek
dibandingkan dengan perusahaan yang mengalami kerugian.
Ada dua alasan mengapa perusahaan yang menderita
kerugian cenderung mengalami audit delay yang lebih panjang.
Pertama, ketika kerugian terjadi perusahaan ingin menunda bad
news sehingga perusahaan akan meminta auditor untuk
menjadwal ulang penugasan audit. Kedua, auditor akan lebih
berhati-hati selama proses audit jika percaya bahwa 87 kerugian
67
ini mungkin disebabkan karena kegagalan keuangan perusahaan
atau kecurangan manajemen.
3. Pengaruh Solvabilitas Terhadap Audit Delay
Hasil pengujian dalam penelitian ini menunjukkan bahwa
solvabilitas berpengaruh positif dan signifikan terhadap audit
delay. Dari tabel 4.9 diperoleh nilai thitung untuk solvabilitas (X3)
sebesar 50.267 dan ttabel sebesar 1.687 dengan angka signifikan
sebesar 0.000 < 0.05. dengan demikian H3 (+) = Solvabilitas
diterima sesuai dengan hasil uji hipotesis parsial (uji t) dan
Berpengaruh Signifikan terhadap audit delay pada perusahaan
manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2016-
2018. Penelitian ini seiring dengan penelitian yang dilakukan oleh
Alther Gabriel Liwe1 , Hendrik Manossoh2 , Lidia M. Mawikere3
pada tahun 2018, yang menyatakan bahwa Tingginya jumlah
hutang yang dimiliki perusahaan akan menyebabkan proses audit
yang relatif lebih lama. Proporsi hutang terhadap total aktiva yang
tinggi juga mungkin membuat auditor perlu meningkatkan kehati-
hatian dan kecermatan yang lebih dalam pengauditan terkait
dengan masalah kelangsungan hidup perusahaan (going
concern).
Jika dipandang dari sudut pemberi pinjaman, rasio total
debt to total asset yang besar memberikan ukuran mengenai
tingkat resiko dalam hubungannnya dengan ketersediaan nilai
68
aktiva yang dapat dijadikan jaminan. Semakin besar hutang
perusahaan akan semakin panjang proses yang harus dilakukan
oleh pihak terkait dan secara otomatis penyusunan laporan audit
akan semakin terhambat sehingga berdampak pada audit delay
yang panjang.
Penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang
dilakukan oleh Priyambodo pada tahun 2016, yang menyatakan
bahwa Solvabilitas tidak berpengaruh terhadap Audit Delay,
karena Kemampuan perusahaan untuk membayar hutang-
hutangnya ternyata tidak mempunyai pengaruh yang signifikan
terhadap lamanya proses penyampaian laporan audit atas laporan
keuangan.
4. Pengaruh Jumlah Komite Terhadap Audit Delay
Hasil pengujian dalam penelitian ini menunjukkan bahwa
jumlah komite tidak berpengaruh positif dan signifikan terhadap
audit delay. Dari tabel 4.9 diperoleh nilai thitung untuk jumlah komite
(X4) sebesar -0.706 dan ttabel sebesar 1.687 dengan angka
signifikan sebesar 0.487 > 0.05. dengan demikian H4 (-) = jumlah
komite ditolak sesuai dengan hasil uji hipotesis parsial (uji t) dan
tidak berpengaruh signifikan terhadap audit delay pada
perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
tahun 2016-2018.
69
Penelitian ini seiring dengan penelitian yang dilakukan oleh
Alther Gabriel Liwe1 , Hendrik Manossoh2 , Lidia M. Mawikere3
pada tahun 2018, Yang menyatakan bahwa peranan komite audit
hanya sebatas memilih akuntan publik dan membantu auditor
independen menyelesaikan audit dalam hal memastikan
pelaksanaan audit sesuai standar audit yang berlaku dan tindak
lanjut manajemen tentang temuan audit yang dilakukan
manajemen, karena Komite audit tidak ikut secara langsung dalam
melakukan audit. Sehingga komite audit tidak berpengaruh
terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan audit. Apabila
komite audit yang memiliki latar belakang keuangan biasanya bisa
sedikit membantu dalam proses penyusunan laporan audit karena
secara ilmu komite audit yang berlatar belakang keuangan lebih
banyak memiliki pengetahuan yang lebih dibandingkan dengan
komite audit yang tidak berlatar belakang keuangan. Namun tugas
utama komite audit adalah hanya bertugas sebagai pengawas
independen sehingga wewenang dalam penerbitan laporan audit
suatu perusahaan masih sebagian besar ditentukan oleh auditor
sebagai pengaudit laporan keuangan, sehingga panjang atau
pendeknya penerbitan laporan audit suatu perusahaan tidak
berpengaruh terhadap komite audit yang ada di suatu perusahaan.
Penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang
dilakukan oleh Haryani dan Wiratmaja pada tahun 2014 yang
70
menyatakan bahwa Komite Audit berpengaruh terhadap Audit
Delay. Hal ini menunjukan bahwa penambahan anggota komite
audit akan cenderung meningkatkan proses pengawasan dalam
penyusunan laporan keuangan perusahaan sehingga laporan
keuangan yang dihasilkan menjadi lebih sesuai dengan standar
yang berlaku umum ini berarti waktu yang dibutuhkan oleh auditor
untuk melaksanakan audit menjadi lebih pendek
5. Pengaruh Umur Perusahaan Terhadap Audit Delay
Hasil pengujian dalam penelitian ini menunjukkan bahwa
umur perusahaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap
audit delay. Dari tabel 4.9 diperoleh nilai thitung untuk umur
perusahaan (X5) sebesar 2.275 dan ttabel sebesar 1.687 dengan
angka signifikan sebesar 0.032 < 0.05. dengan demikian H5 (+) =
Umur Perusahaan diterima sesuai dengan hasil uji hipotesis
parsial (uji t) dan Berpengaruh Signifikan terhadap audit delay
pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia tahun 2016-2018.
Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh
Fitria Ingga Saemargani tahun 2015, Yang menyatakan bahwa
umur perusahaan berpengaruh signifikan terhadap audit delay
yang artinya bahwa semakin lama umur perusahaan maka audit
delay akan semakin singkat, karena Semakin lama umur
perusahaan, investor akan menilai bahwa perusahaan tersebut
71
akan semakin efisien sehingga informasi yang relevan dapat
disampaikan secara twpat waktu. Oleh karena itu, semakin lama
umur perusahaan maka audit delay yang terjadi akan semakin
singkat. Hal ini dikarenakan perusahaan yang memiliki umur lebih
lama dinilai lebih mampu dan terampil dalam mengumpulkan,
memproses, dan menghasilkan informasi kana telah memiliki
pengalaman yang cukup banyak.
BAB V
KESIMPULAN
A. Kesimpulan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang
mempengaruhi audit delay pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia Tahun 2016-2018. Masalah dalam penelitian ini adalah
penundaan audit oleh auditor. Hal ini disebabkan auditor harus
memenuhi standar auditing seperti standar umum ketiga yang
menyatakan bahwa audit harus dilaksanakan dengan penuh kecermatan
dan ketelitian, dan standar pekerjaan lapangan menyatakan bahwa audit
harus dilaksanakan dengan perencanaan yang matang dan
72
pengumpulan bukti audit yang memadai. Dengan adanya standar inilah
yang memungkinkan auditor dapat menunda mempublikasikan laporan
keuangan auditan, apabila dirasakan perlu memperpanjang waktu audit
ketika menemukan berbagai peristiwa yang menimbulkan keraguan di
dalam proses audit.
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan di Galery Investasi Bursa Efek
Indonesia (www.idx.co.id) maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Hasil penelitian membuktikan bahwa variabel ukuran perusahaan
berpengaruh signifikan terhadap audit delay pada perusahaan
manufaktur yang terdaftar di bursa efek indonesia tahun 2016-2018
2. Hasil penelitian membuktikan bahwa Variabel laba/rugi berpengaruh
signifikan terhadap audit delay pada perusahaan manufakttur yang
terdaftar di bursa efek indonesia tahun 2016 – 2018
3. Hasil penelitian membuktikan bahwa variabel solvabilitas berpengaruh
signifikan terhadap audit delay pada perusahaan manufakur yang
terdaftar di bursa efek indonesia tahun 2016-2018
4. Hasil penelitian membuktikan bahwa variabel jumlah komite tidak
berpengaruh signifikan terhadap audit delay pada perusahaan
manufakur yang terdaftar di bursa efek indonesia tahun 2016-2018
5. Hasil penelitian membuktikan bahwa variabel umur perusahaan
berpengaruh signifikan terhadap audit delay pada perusahaan
manufakur yang terdaftar di bursa efek indonesia tahun 2016-2018
B. Saran
Adanya berbagai keterbatasan dan kekurangan dari hasil
penelitian ini, maka penulis adalah sebagai berikut :
70
73
1. Bagi perusahaan yang terdaftar di bursa efek indonesia,
khususnya perusahaan manufaktur agar kiranya mencantumkan
dengan jelas tanggal laporan audit itu sendiri diterbitkan dalam
financial statementnya. Ini diharapkan untuk lebih mempermudah
pelaku kepentingan dalam menganalisa laporan yang ditrbitkan.
2. Bagi peneliti selanjutnya, Diharapkan menambah variabel-variabel
yang diduga memiliki pengaruh terhadap audit delay seperti
leverage, provitabilitas, jenis industri dan menambahkan variabel
yang berasal dari data primer yang tidak digunakan dalam
penelitian ini seperti luas audit yang dilakukan, tingkat
pengendalian internal klien, kompleksitas EDP dan risiko audit
juga diharapkan dalam pengambilan sampel tidak hanya berfokus
pada perusahaan manufaktur, melainkan menggunakan seluruh
perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia sebagai
populasi, sehingga hasil penelitian dapat digeneralisasikan.
74
Daftar Pustaka
Anam, Muhammad Khoirul. 2017. Determinan yang Mempengaruhi Audit Delay :
Studi Perusahaan Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia
(https://jornal.uinjkt.ac.id/index.php/akuntabilitas/article/download/3649/pdf
Apriliane, Meilinda Dwi. 2015. Analisis Faktor Yang Mempengaruhi Audit Delay
(Studi Empris Perusahaan Pertambangan yang Terdaftar di Bursa Efek
Indonesia Tahun 2008-2013) (https://eprints.uny.ac.id/17249/
Amani, Fauziyah Alrthaf. 2016. Pengaruh Profitabilitas, Opini Audit, Dan Umur
Perusahaan Terhadap Audit Delay (Studi Empiris Pada Perusahaan Real
Estate Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Pada Tahun 2012-2014)
(https://www.researchgate.net/publication/330562850_PENGARUH_UKURA
N_PERUSAHAAN_PROFITABILITAS_OPINI_AUDIT_DAN_UMUR_PERUS
AHAAN_TERHADAP_AUDIT_DELAY_Studi_Empiris_pada_Perusahaan_Pr
operty_dan_Real_Estate_yang_Terdaftar_di_Bursa_Efek_Indonesia_pada_
Tahun_
Dhiforester, 2017 Pemahana dan Konsep Dasar Keterlambatan Audit (Audit Delay)
(https://metodeakurat.blogspot.com/2017/10/pemahaman-dan-konsep-
dasar.html?m=1
75
Glarendhy, Hakam. 2016. Pengaruh Ukuran KAP, Profitabilitas, Komite Audit,
Ukuran Perusahaan, Dan Solvabilitas Terhadap Audit Delay Pada
Perusahaan Manufaktur di BEI Tahun 2009-2013. Jurnal Akuntansi. Vol. 2.
No. 3. (https://www.akuntansilengkap.com/akuntansi/pengertian-standar-
auditing-10-point-penjelasan/
Hans, 2016:126. dan Hataruk, 2017:10. Bab II Tinjauan Pustaka
(https://eprints.perbanas.ac.id/4114/3/BAB%20II.pdf
Ifada, Shalma. 2019. Pengaruh Ukuran Perusahaan, Profitabilitas Dan Umur
Perusahaan Terhadap Audit Delay (studi kasus pada perusahaan yang
terdaftar di Jakarta Islamic Index Periode (2014-2017)
http://eprints.walisongo.ac.id/10212/1/skripsi%20lengkap.pdf
Kurniawan, Anthusian Indra. 2015. Analisis Faktor- faktor yang Mempengaruhi
Audit Delay (studi empiris pada perusahaan LQ 45 yang terdaftar di BEI
Tahun2010–2013),
(https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/accounting/article/download/16873/1
62015)
Karang, Ni Made Dwi Umityati, Yadhyana, Iketut, Ramantha Iwayan. 2015.
Pengaruh Faktor Internal dan Eksternal Pada Audit Delay
(https://ojs.unud.ac.id/index.php/EEB/article/view/12597
Novit, Febrina Lourentya. 2016. Faktor Yang Mempengaruhi Audit Delay (Studi
Kasus Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di Bursa Efek
Indonesia Tahun 2013-2015)
(https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/accounting/article/download/16873/1
62015)
Pangestika, Witdya. 2020. Tujuan dan Tahapan Audit Laporan Keuangan
(https://www.jurnal.id/id/blog/2018-mengenal-pengertian-audit-laporan-
keuangan-dari-pengertian-tujuan-dan-tahapan-nya/
Putri, S Meidia. 2015. BAB II Tinjauan Pustaka: Pengertian Auditing, Pengendalian
Intern dan Piutang Usaha (https://eprints.polsri.ac.id/2611/2/BAB_II.pdf
Rahmawati, Eka. 2017. Analisis Faktor Yang Mempengaruhi Audit Delay (Studi
Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Tercatat Di Bursa Efek
Indonesia Tahun 2013-2015)
(https://eprints.ums.ac.id/49050/1/NASKAH%20PUBLIKASI.pdf
Rahmawati, Zindy. 2016. Audit Delay dan Faktor Yang Mempengaruhinya (Studi
Empirirs pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek
Indonesia Tahun 2011-2014) (https://eprints.ums.ac.id/41201/
Ristin, Fika. 2016. Faktor-Faktor Yang Mempengarui Audit Delay pada Perusahaan
Manufaktur Di Bursa Efek Indonesia
(https://repository.unhas.ac.id/handle/123456789/18506
76
Ri et al, Khalatba. Studying the Relationship of Earnings Quality and Audit Delay in
Accepted Companies in Tehran Securities. International Research Journal
of Applied and Basic Sciences, (Online), Vol. 6, No. 5,
(https://businessperspectives.org/images/pdf/aplications/publishing/template
s/article/assets/6510/imfi_en_2015_01cont_2_bae.pdf
Riadi, Muhammad. 2019. Finansialku, Defenisi Audit
(https://www.google.co.id/amp/s/www.finansialku.com/audit-adalah/amp/
Setyani, Astuti Yuli. (2015) Jurnal Riset Akuntansi Keuangan Fakultas Bisnis
UKDW, Faktor-Faktor yang Mmepengaruhi Audit Delay Pada Perusahaan
Manufaktur Yang Go Publik di Bursa Efek Indonesia (https://e-
journalfb.ukdw.ac.id/index.php/jrak/article/view/12
Saemani, Fitria Ingga. 2015. Pengaruh Ukuran Perusahaan, Umur Perusahaan,
Profitabilitas Perusahaan, Solvabilitas Perusahaan, Ukuran KAP dan Opini
Auditor Terhadap Audit Delay (Studi Empiris pada Perusahaan LQ 45 yang
Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2011-2013)
(https://eprints.uny.ac.id/19853/1/.SKRIPSI_11412141002.pdf
Saragih, Muhammad Rizal. 2018. Pengaruh Ukuran Perusahaan,
Solvabilitas,Komite Audit Terhadap Audit Delay
(https://openjournal.unpam.ac.id/index.php/JABI/article/view/2122
Saraswati, Ruliana, Herawaty, Vinnola. 2019. Pengaruh Opini Audit, Penggantian
Auditor, Provitabilitas, Solvabilitas dan Likuiditas Terhadap Audit Report
Delay Dengan Kepemilikan Manajerial Sebagai Moderasi (Studi Empiris
Pada Perusahaan Properti dan Real Estate yang Terdaftar di Bursa Efek
Indonesia Tahun 2016-2018)
(https://www.trijurnal.lemlit.trisakti.ac.id/semnas/article/download/5839/4576
Surenggono. 2016. Pengaruh Ukuran Perusahaan, Tingkat Profitabilitas dan Debt
To Equity Ratio Terhadap Audit Delay Pada Perusahaan Manufaktur Di
Bursa Efek Indonesia file:///C:/Users/dell/Downloads/293-635-1-
SM%20(1).pdf
Utami, Novia widya. 2019 . In panduan Akuntansi Manfaat laporan Keuangan untuk
Beberapa Pihak (https://www.jurnal.id/blog/2017-keuntungan-laporan-
keuangan-untuk-beberapa-pihak/
Wiryadana, Agung. 2015. Jurnal Riset Audit Delay – Academia.edu
(https://www.academia.edu/33591040/audit_delay_
www.idx.com
77
L
A
M
P
I
78
R
A
N
LAMPIRAN 1 : Daftar Perusahaan Manufaktur Yang Menjadi Objek
Penelitian
No. Nama Perusahaan Kode Emiten
1 PT. Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk AISA
2 PT. Apexindo Pratama Duta Tbk APEX
3 PT. Bakrie Telecom Tbk BTEL
4 PT. Zebra Nusantara Tbk ZBRA
5 PT. Jakarta International Hotels & Development
Tbk.
JIHD
6 PT. Sky Energy Indonesia Tbk JSKY
7 PT. Intermedia Capital Tbk MDIA
8 PT. Medco Energi Internasional MEDC
9 PT. Steady Safe Tbk SAFE
10 PT. Visi Media Asia Tbk VIVA
79
LAMPIRAN 2 : Data Mentah Audit Delay
NO KODE PERUSAHAAN
2017
TANGGAL LAPORAN AUDIT
PENUTUPAN TAHUN BUKU RENTANG WAKTU
1 AISA 27/7/2018 31/12/2017 208
2 APEX 27/7/2018 31/12/2017 208
3 BTEL 11/6/2018 31/12/2017 162
4 ZBRA 26/7/018 31/12/2017 207
5 JIHD 24/4/2018 31/12/2017 114
6 JSKY 20/4/2018 31/12/2017 110
7 MDIA 22/3/2018 31/12/2017 81
8 MEDC 11/4/2018 31/12/2017 101
9 SAFE 1/5/2018 31/12/2017 121
10 VIVA 2/4/2018 31/12/2017 92
NO KODE PERUSAHAAN
2018
TANGGAL LAPORAN AUDIT
PENUTUPAN TAHUN BUKU RENTANG WAKTU
1 AISA 27/7/2018 31/12/2018 208
2 APEX 26/7/2019 31/12/2018 207
3 BTEL 30/05/2019 31/12/2018 150
4 ZBRA 12/6/2019 31/12/2018 163
5 JIHD 29/3/2019 31/12/2018 88
6 JSKY 28/3/2019 31/12/2018 87
7 MDIA 22/4/2019 31/12/2018 112
8 MEDC 8/4/2019 31/12/2018 98
9 SAFE 12/4/2019 31/12/2018 102
10 VIVA 23/4/2019 31/12/2018 113
NO KODE PERUSAHAAN
2019
80
TANGGAL LAPORAN AUDIT
PENUTUPAN TAHUN BUKU RENTANG WAKTU
1 AISA 28/7/2020 31/12/2019 209
2 APEX 28/7/2020 31/12/2019 209
3 BTEL 30/07/2020 31/12/2019 212
4 ZBRA 28/7/2020 31/12/2019 209
5 JIHD 30/4/2020 31/12/2019 121
6 JSKY 27/5/2020 31/12/2019 148
7 MDIA 28/5/2020 31/12/2019 149
8 MEDC 21/7/2020 31/12/2019 203
9 SAFE 2/6/2020 31/12/2019 154
10 VIVA 25/6/2020 31/12/2019 177
LAMPIRAN 3 : Data Mentah Ukuran Perusahaan
NO
KODE PERUSAHAAN
2017
TOTAL ASET UKURAN PERUSAHAAN
1 AISA 1,981,940,000,000 28.31509728
2 APEX 667,260,481,000,000 34.13420161
3 BTEL 718,022,000,000 27.29976605
4 ZBRA 5,445,490,151,000,000 36.23356417
5 JIHD 6,655,376,027,000,000 36.43420135
6 JSKY 43,229,830,009,000,000 38.30530716
7 MDIA 5,149,249,808,000,000 36.17762743
8 MEDC 5,160,785,857,000,000 36.17986526
9 SAFE 4,824,973,297,000,000 36.1125816
10 VIVA 7,731,830,939,000,000 36.58412209
81
NO
KODE PERUSAHAAN
2018
TOTAL ASET UKURAN PERUSAHAAN
1 AISA 1,816,406,000,000 28.22788094
2 APEX 514,675,498,000,000 33.87455772
3 BTEL 15,677,000,000 23.47546051
4 ZBRA 5,224,504,957,000,000 36.19213644
5 JIHD 6,606,689,033,000,000 36.42685902
6 JSKY 56,795,624,571,000,000 38.57823569
7 MDIA 5,448,724,203,000,000 36.23415788
8 MEDC 5,252,393,746,000,000 36.19746032
9 SAFE 34,783,732,900,000,000 38.08792623
10 VIVA 8,024,565,813,000,000 36.62128396
NO
KODE PERUSAHAAN
2019
TOTAL ASET UKURAN PERUSAHAAN
1 AISA 1,868,966,000,000 28.25640645
2 APEX 500,726,249,000,000 33.84708066
3 BTEL 15,677,000,000 23.47546051
4 ZBRA 5,577,552,029,000,000 36.25752637
5 JIHD 6,606,689,033,000,000 36.42685902
6 JSKY 53,600,571,516,000,000 38.52033613
7 MDIA 6,062,090,459,000,000 36.3408311
8 MEDC 6,006,538,390,000,000 36.331625
9 SAFE 35,745,220,884,000,000 38.11519297
10 VIVA 8,567,653,603,000,000 36.6867703
LAMPIRAN 4 : Data Mentah Laba / Rugi
82
NO KODE PERUSAHAAN
2017
LABA SETELAH PAJAK T. ASET ROA
1 AISA 5,245,415,000,000 1,981,940,000,000 2.646606355
2 APEX 2,262,990,000,000 667,260,481,000,000 0.003391464
3 BTEL 1,496,597,000,000 718,022,000,000 2.084333071
4 ZBRA 472,030,604,000,000 5,445,490,151,000,000 0.08668285
5 JIHD 200,265,907,000,000 6,655,376,027,000,000 0.030090848
6 JSKY 22,357,849,014,000,000 43,229,830,009,000,000 0.51718568
7 MDIA 537,170,871,000,000 5,149,249,808,000,000 0.10432022
8 MEDC 189,647,553,000,000 5,160,785,857,000,000 0.036747805
9 SAFE 7,630,324,505,000,000 4,824,973,297,000,000 1.581423157
10 VIVA 163,236,824,000,000 7,731,830,939,000,000 0.021112312
NO KODE PERUSAHAAN
2018
LABA SETELAH PAJAK T. ASET ROA
1 AISA -103,041,000,000 1,816,406,000,000 -0.056727956
2 APEX 103,272,082,000,000 514,675,498,000,000 0.200654747
3 BTEL -1,263,880,000,000 15,677,000,000 -80.62001658
4 ZBRA 326,301,483,000,000 5,224,504,957,000,000 0.062455962
5 JIHD 168,176,775,000,000 6,606,689,033,000,000 0.025455531
6 JSKY 2,370,919,585,000,000 56,795,624,571,000,000 0.041744758
7 MDIA 127,699,114,000,000 5,448,724,203,000,000 0.023436516
8 MEDC -19,580,324,000,000 5,252,393,746,000,000 -0.003727886
9 SAFE 20,572,221,486,000,000 34,783,732,900,000,000 0.591432252
10 VIVA -1,078,510,595,000,000 8,024,565,813,000,000 -0.134401115
83
NO KODE PERUSAHAAN
2019
LABA SETELAH PAJAK T. ASET ROA
1 AISA 1,613,969,000,000 1,868,966,000,000 0.863562526
2 APEX 20,720,541,000,000 500,726,249,000,000 0.041380976
3 BTEL -361,149,000,000 15,677,000,000 -23.0368693
4 ZBRA 1,239,075,481,000,000 5,577,552,029,000,000 0.222153998
5 JIHD 146,562,826,000,000 6,606,689,033,000,000 0.022184006
6 JSKY 1,440,154,840,000,000 53,600,571,516,000,000 0.026868274
7 MDIA 68,999,358,000,000 6,062,090,459,000,000 0.011382106
8 MEDC -25,680,588,000,000 6,006,538,390,000,000 -0.004275439
9 SAFE 9,120,265,720,000,000 35,745,220,884,000,000 0.255146436
10 VIVA 544,002,816,000,000 8,567,653,603,000,000 0.063494959
LAMPIRAN 5 : Data Mentah Solvabilitas
NO KODE PERUSAHAAN
2017
T. HUTANG T. ASET DAR
1 AISA 5,329,841,000,000 1,981,940,000,000 2.689204012
2 APEX 637,697,401,000,000 667,260,481,000,000 0.955694844
3 BTEL 14,873,446,000,000 718,022,000,000 20.71447114
4 ZBRA 12,966,448,240,000,000 5,445,490,151,000,000 2.381135193
5 JIHD 1,707,230,792,000,000 6,655,376,027,000,000 0.256519058
6 JSKY 32,815,247,806,000,000 43,229,830,009,000,000 0.75908806
7 MDIA 2,495,106,243,000,000 5,149,249,808,000,000 0.484557234
8 MEDC 3,758,113,809,000,000 5,160,785,857,000,000 0.728205725
9 SAFE 8,830,063,187,000,000 4,824,973,297,000,000 1.830075037
10 VIVA 4,951,519,917,000,000 7,731,830,939,000,000 0.640407163
84
NO KODE PERUSAHAAN
2018
T. HUTANG T. ASET DAR
1 AISA 5,267,348,000,000 1,816,406,000,000 2.899873707
2 APEX 664,943,089,000,000 514,675,498,000,000 1.291965698
3 BTEL 16,132,748,000,000 15,677,000,000 1029.071123
4 ZBRA 13,071,764,529,000,000 5,224,504,957,000,000 2.502010169
5 JIHD 1,607,367,025,000,000 6,606,689,033,000,000 0.243293882
6 JSKY 36,398,835,359,000,000 56,795,624,571,000,000 0.640873934
7 MDIA 3,030,581,267,000,000 5,448,724,203,000,000 0.556200159
8 MEDC 3,865,132,439,000,000 5,252,393,746,000,000 0.735880177
9 SAFE 40,846,044,940,000,000 34,783,732,900,000,000 1.174285838
10 VIVA 6,332,144,641,000,000 8,024,565,813,000,000 0.789094985
NO KODE PERUSAHAAN
2019
T. HUTANG T. ASET DAR
1 AISA 3,526,819,000,000 1,868,966,000,000 1.887042889
2 APEX 444,431,013,000,000 500,726,249,000,000 0.887572828
3 BTEL 15,260,093,000,000 15,677,000,000 973.4064553
4 ZBRA 14,663,887,082,000,000 5,577,552,029,000,000 2.629090147
5 JIHD 1,854,577,060,000,000 6,606,689,033,000,000 0.280712025
6 JSKY 31,763,627,464,000,000 53,600,571,516,000,000 0.592598671
7 MDIA 3,574,948,165,000,000 6,062,090,459,000,000 0.589722009
8 MEDC 4,650,292,093,000,000 6,006,538,390,000,000 0.774205006
9 SAFE 408,955,063,516,000,000 35,745,220,884,000,000 11.4408319
10 VIVA 7,419,666,167,000,000 8,567,653,603,000,000 0.866009121
85
LAMPIRAN 6 : Data Mentah Jumlah Komite
KODE PERUSAHAAN JUMLAH KOMITE AUDIT
AISA 4
APEX 3
BTEL 3
ZBRA 3
JIHD 3
JSKY 3
MDIA 3
MEDC 3
SAFE 3
VIVA 3
LAMPIRAN 7 : Data Mentah Umur Perusahaan
NO KODE
PERUSAHAAN
tahun berdiri
tahun sekarang
masa kerja/ umur
1 AISA 1990 2020 30
2 APEX 1984 2020 36
3 BTEL 1993 2020 27
4 ZBRA 1987 2020 33
5 JIHD 1969 2020 51
6 JSKY 2008 2020 12
7 MDIA 2008 2020 12
8 MEDC 1980 2020 40
9 SAFE 1971 2020 49
10 VIVA 2004 2020 16
86
LAMPIRAN 8 : Uji Normalitas
Hasil Uji Statistik Kolmogorov – Smirnov
Hasil uji normalitas
dengan P-Plot of Regression
87
LAMPIRAN 9 : Hasil Uji Multikolinearitas
Coefficientsa
Collinearity Statistic
Model Tolerance VIF
1 (Constant) .021 48.353
Ukuran Perusahaan .021 48.774
Laba / Rugi .021 48.522
Solvabilitas .829 1.206
Jumlah Komite .978 1.023
Umur Perusahaan .978 1.023
a. Dependent Variable: Audit Delay
88
LAMPIRAN 10 : Hasil Uji Heteroskedastisitas
Uji Gletser
Coefficientsa
Variabel Sig.
(Constant) 0,648
Ukuran Perusahaan 0,487
Laba / Rugi 0,468
Solvabilitas 0,685
Jumlah Komite 0,122
Umur Perusahaan 0,487
Grafik Scarttersplot
89
LAMPIRAN 11 : Analisis Deskriptif
Hasil Uji Statistik Deskriptif
Descriptive Statistics
LAMPIRAN 12 : Hasil uji Regresi Berganda
90
LAMPIRAN 13 : : Hasil Uji F
LAMPIRAN 14 : Hasil Uji T
91
LAMPIRAN 15 : Hasil Uji Koefisien Determinasi ®
BIOGRAFI PENULIS
HUSNUL HAYATI. Lahir pada tanggal 02 September 1998 di
Tompbalang Desa Moncobalang Kecamatan Barombong
Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan. Penulis adalah anak ketiga
dari empat bersaudara. Buah cinta dari pasangan M.Yusuf dan
Islamiah. Penulis sekarang bertempat tinggal di Tompobalang
Desa Moncobalang Kecamatan Barombong Kabupaten Gowa,
Sulawesi Selatan.
Pendidikan formal penulis dimulai dari SDN Moncobalang II 2004-2010, selanjutnya
penulis melanjutkan pendidikan di SMPN 03 Bajeng 2010-2013, selanjutnya penulis
melanjutkan pendidikan di SMAN 01 BAJENG Unggulan Kabupaten Gowa 2013-2016.
Pada tahun 2016 penulis diterima sebagai mahasiswa pada program studi Akuntansi
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar sampai dengan
penulisan skripsi ini penulis masih terdaftar sebagai mahasiswa Program S1 Akuntansi
di Universitas Muhammadiyah Makassar.