analisis faktor-faktor yang mempengaruhirepository.akuntansiukipaulus.com/34/1/skripsi...
TRANSCRIPT
i
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
UNDERPRICING PADA PENAWARAN UMUM PERDANA
(Studi Empiris Pada Perusahaan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun
2014 - 2017)
SKRIPSI
Diajukan Oleh :
MERDI
616 030 116 0081
PROGRAM STUDI AKUNTANSI, FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS KRITEN INDONESIA PAULUS
MAKASSAR
2019
iii
iv
v
vi
ABSTRAK
Penelitian ini memiliki tujuan untuk menganalisis variabel-variabel yang memiliki
pengaruh terhadap underpricing saat perusahaan melakukan initial public offering (IPO) pada
perusahaan-perusahaan yang listing di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2014-2017. Faktor-
faktor/variabel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Return On Equity (ROE), Debt Equity
Ratio (DER), Earning PerShare (EPS), Umur Perusahaan (AGE) dan Return On Asset (ROA).
Sampel penelitian diperoleh menggunakan metode purpose sampling, dengan kriteria yang telah
ditentukan maka penelitian ini memiliki sampel 70 perusahaan yang listing namun yang
digunakan hanya 50 perusahaan karena 19 perusahaan memiliki overpricing dan 1 perusahaan
mengalami nilai wajar. Penelitian ini menggunakan regresi berganda.
Hasil analisis regresi menunjukan bahwa Debt Equity Ratio (DER) dan Return On Asset
(ROA) memiliki pengaruh signifikan terhadap underpricing. Sedangkan, Return On Equity
(ROE), Earning PerShare (EPS) dan Umur Perusahaan (AGE) tidak memiliki pengaruh
signifikan terhadap underpricing.
Kata kunci: Initial public offering; Underpricing; Return On Equity; Debt Equity Ratio; Earning
PerShare; Umur Perusahaan dan Return On Asset.
vii
ABSTRACT
This study aims to analyze the variables that have an influence on underpricing when a
company conducts an initial public offering (IPO) on companies listed on the Indonesia Stock
Exchange (IDX) in 2014-2017. Factors /variables used in this study are Return On Equity (ROE),
Debt Equity Ratio (DER), Earning PerShare (EPS), Company Age (AGE) and Return On Asset
(ROA). The research sample was obtained using the purpose sampling method, with
predetermined criteria, this study had a sample of 70 listed companies, but only 50 companies
used because 19 companies had overpricing and 1 company experienced fair value. This
research uses multiple regression.
Regression analysis results show that Debt Equity Ratio (DER) and Return On Assets
(ROA) have a significant effect on underpricing. Meanwhile, Return On Equity (ROE), Earning
PerShare (EPS) and Company Age (AGE) do not have a significant effect on underpricing.
Keywords: Initial public offering;Underpricing, Return On; Debt Equity Ratio; Earning
PerShare; Company Age and Return On Asset.
viii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO
Hidup berkarya dan bersyukur.
Bukan telah kuperintahkan kepadamu: kuatkan dan teguhkanlah hatimu?
Janganlah kecut dan tawar hati, sebab TUHAN, Allahmu, menyertai engkau,
kemana pun engkau pergi (Yosua 1:9).
Dia memberi kekuatan kepada yang lelah dan menambah semangat kepada yang
tiada berdaya (Yesaya 40:29).
PERSEMBAHAN
Ayah, ibu, kakak ku yang tercinta serta
keluarga yang telah memberikan kasih sayang,
semangat dan doa serta dukungan.
Bapak ibu dosen Prodi Akuntansi yang
memberikan dukungan serta banyak pelajaran
yang sulit untuk dilupakan
Teman-teman yang memberikan motivasi,
dukungan serta doa.
ix
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang senantiasa
melimpahkan berkat, rahmat dan karunia-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi
yang berjudul “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Underpricing pada Penawaran
Umum Perdana (Studi Empiris pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia
Tahun 2014-2017)”. Penulisan skripsi ini dimaksudkan unttuk memenuhi sebagai syarat-syarat
guna mencapai gelar Sarjana Ekonomi di Universitas Kristen Indonesia Paulus Makassar.
Melalui kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan uacapan terima kasih dan penghargaan
yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini
terutama kepada:
1. Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan karunia-Nya yang diberikab kepada penulis sehingga
dapat menyelsaikan skripsi ini dengan baik;
2. Orang tua tercinta, Junita Paserang dan Matius Randan, yang senantiasa mendukung dari segi
moril dan materil, serta memberikan motivasi sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi
ini. Terima kasih atas segala pengorbanan, cinta, kasih sayang, doa dan dukungan yang tiada
henti dari kalian;
3. Kakak Meri Paserang dan Medi Paserang, yang selalu menjadi motivator penulis agar
menjadi pribadi yang tangguh;
4. Keluarga besar Paserang, Tendok, Kala’ dan Paranduk yang slalu memberikan bantuan baik
materal maupun non material;
x
5. Bapak Dr. Agus Salim.S.H.,M.H., selaku Rektor Univesitas Kristen Indonesia Paulus
Makassar;
6. Bapak Drs. Luther P. Tangdialla, MM., selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Kristen Indonesia Paulus Makassar;
7. Ibu Erna Pasanda. SE.,M.Si., selaku Ketua Program Studi Akuntansi dan Ibu Maria Yessika
Halik.SE., M.Acc., selaku Sekertaris Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Kristen Indonesia Paulus Makassar;
8. Bapak Drs. Oktavianus Pasoloran, SE.,M.Si.,Ak.,CA., selaku Dosen Pembimbing I dan
Bapak Yohanis Tasik Allo,SE.,M.M., selaku Dosen Pembimbing II, yang slalu memberikan
bantuan dan meluangkan waktunya dalam memberikan masukan serta bimbingan dalam
penyelesaian Skripsi ini;
9. Bapak Carol, Ibu Maria, Ibu Frischa, Ibu Maier dan Ibu Berta serta dosen-dosen lainnya yang
telah memberikan ilmu dan bantuan kepada penulis serta pengalaman yang sangat
menginspirasi yang tidak bisa disebutkan satu persatu semoga Tuhan membalas sagala
kebaikan Bapak/Ibu;
10. Seluruh karyawan Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Kristen Indonesia Paulus Makassar, Ibu Vivi dan Ibu Septi, terima kasih atas bantuan yang
telah diberikan;
11. Keluarga besar AGIO angkatan 2016 Program Studi Akuntansi yang slalu memberikan
banyak motivasi, cerita, pelajaran serta pengalaman sebagai mahasiwsa banyak kenangan
yang begitu sulit untuk dilupakan karena adanya kebersamaan dalam perjuanga;
xi
12. Keluarga besar Himpunan Mahasiswa Akuntansi (HIMAKS) UKI Paulus Makassar, yang
slalu membarikan support, motivasi, dukungan baik material maupun non material, serta
memberikan rasa nyaman seperti memiliki keluarga dan slalu memberikan penulis canda
tawa yang melukis banyak kenangan yang sulit untuk dilupakan.
13. Keluarga Besar Ikatan Mahasiswa Akuntansi Indonesia yang slalu memberikan motivasi
yang yang baik kepada penulis;
14. Sahabat-sahabatku, Desrio Dandi, Friady Anugera Pasang, Jonatan Januar Batara, Aril
Untung, Niko Demus Mambela, Rio Ponto, Urban Fernando Malia, Ririn, Nova Datu Bara,
Triska Mega, Herlin Poddala, Fhany, Dewanti Limbong Bisara, Meike Monika Putri, Riska
Thedy, Cindy Angela, Audea Dean Diary, Rista Upa Tikurante dan Muliani yang slalu
memberikan suka cita yang luar biasa, memberikan motivasi, mengajarkan bagaimana
bersikap dewasa, yang senantiasa menemani baik suka dan duka serta slalu memberikan
nasehat kepada penulis.
15. PPGT Jemaat Biringkanaya dan PPGT Jemaat Tampan Bonga yang slalu memberikan doa
kepada penulis.
16. Adik-adik ku , Yesaya Sonda Victor, Stavanus Tangke, Arnoldi Lakita, Justian Sampe Polan,
Kevin James, Meliana Sampe Dudung, Insa, Serilva, Marcita Palimbong, Yolfa Pasan,
Almirah, Videla, Dewi, Reza Aditya, Gabriel Weldy Palembangan, Julian, Arta, Desi, Vira
dan adik-adik yang tidak dapat saya sebutkan nama-namanya satu persatu, terima kasih atas
doa serta dukungan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini, semoga kalian dapat
cepat menyusul GBU;
17. Alumni yang slalu memberikan dukungan yang baik selama penulis dalam bangku kuliah;
xii
18. Kepada tim penguji yang memberikan saran-saran bagi peneliti.
19. Teman-teman KKNP tahun 2019 yang menjadi penyemangat dalam penulisan skripsi ini
20. Y.B yang selalu meberikan cinta dan dukungan yang baik dalam penulisan skripsi ini.
21. Pengurus HIMAKS domisioner periode 2017/2018 dan periode 2018/2019 yang memberikan
motivasi yang baik serta memberikan bantuan material maupun non material.
22. Bagi teman-teman dari TSM Indra Ngademin yang slalu membantu memberikan saran dalam
penulisan skripsi ini;
23. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang turut membantu dan
mendukung penulis dalam penyusunan skripsi ini.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna dikarenakan
adanya keterbatasan pengalaman serta pengetahuan yang dimiliki penulis. Oleh karena itu,
penulis mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan kriritikan yang membangun
dari berbagai pihak
Akhinya, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihakterutama diri pribadi
penulis.
Makassar, 05 Januari 2020
Merdi
xiii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ................................................................................................i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ....................................................ii
LEMBAR PENGESAHAN .....................................................................................iii
PENGESAHAAN KOMISI PENGUJI ..................................................................iv
SURAT PERNYATAAN .........................................................................................v
ABSTRAK ................................................................................................................vii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ...........................................................................viii
KATA PENGANTAR ..............................................................................................ix
DAFTAR ISI .............................................................................................................xii
DAFTAR TABEL .....................................................................................................xvii
DAFTAR GAMBAR ................................................................................................xviii
BAB I PENDAHULUAN .........................................................................................1
1.1 Latar Belakang .........................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah ....................................................................................4
1.3 Tujuan Penelitian .....................................................................................4
1.4 Manfaat Penelitian ...................................................................................5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ..............................................................................6
2.1 Landasan Teori .........................................................................................6
2.1.1 Pasar Modal ................................................................................6
2.1.2 Peran Pasar Modal .......................................................................7
xiv
2.1.3 Jenis-jenis Pasar Modal ...............................................................8
2.1.4 Saham ..........................................................................................9
2.1.5 Go Public .....................................................................................10
2.1.6 Initial public offering (IPO).........................................................10
2.1.7 Penawaran Umum Perdana..........................................................11
2.1.8 Agency Theory .............................................................................13
2.1.9 Ownership dan Control Theory ...................................................14
2.1.10 Signaling Theory .........................................................................14
2.1.11 Fenomena Underpricing ..............................................................15
2.2 Faktor yang Berpengaruh Pada Underpricing .........................................15
2.2.1 Return On Equity (ROE) .............................................................16
2.2.2 Debt to Equity Ratio (DER) ........................................................16
2.2.3 Earning PerShare (EPS) .............................................................17
2.2.4 Umur Perusahaan ........................................................................17
2.2.5 Return On Asset (ROA)...............................................................18
2.3 Kerangka Pemikiran ...............................................................................18
2.4 Review Penelitian Terdahulu ....................................................................19
BAB III METODE PENELITIAN .........................................................................24
3.1 Jenis Penelitian .........................................................................................24
3.2 Populasi Dan Sampel ...............................................................................24
3.3 Sumber Data .............................................................................................25
3.4 Definisi Operasional Variabel .................................................................25
xv
3.4.1 Variabel Dependen ......................................................................25
3.4.2 Variabel Independen ....................................................................25
3.5 Metode Analisis Data ...............................................................................27
3.5.1 Model Regresi Linier Berganda ..................................................27
3.6 Uji Normalitas Data .................................................................................28
3.7 Uji Asumsi Klasik ....................................................................................28
3.7.1 Uji Autokolerasi ..........................................................................28
3.7.2 Uji Multikolinearitas ...................................................................29
3.7.3 Uji Heteroskedastitis ...................................................................30
3.8 Uji Hipotesis .............................................................................................30
3.8.1 Uji t ..............................................................................................30
3.8.2 Uji F .............................................................................................31
3.8.3 Kofisien Determinansi (R2) ........................................................31
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ..................................................................32
4.1 Hasil Objek Penelitian .............................................................................32
4.1.1 Deskripsi Objek Penelitian ..........................................................32
4.1.2 Analisis Deskriptif .......................................................................33
4.1.3 Uji Normalitas .............................................................................32
4.1.4 Uji Autokolerasi ..........................................................................36
4.1.5 Uji Moltikolerasi .........................................................................36
4.1.6 Uji Heteroskedastitistas ...............................................................37
4.2 Uji Hipotesis ............................................................................................38
xvi
4.2.1 Uji t (Persial) ...............................................................................38
4.2.2 Uji F (Simultan) ...........................................................................41
4.2.3 Uji Kofisien Determinansi ...........................................................42
4.3 Pembahasan .............................................................................................42
4.3.1 Pengaruh ROE Terhadap Underpricing ......................................42
4.3.2 Pengaruh DER Terhadap Underpricing ......................................43
4.3.3 Pengaruh EPS Terhadap Underpricing .......................................44
4.3.4 Pengaruh AGE Terhadap Underpricing ......................................44
4.3.5 Pengaruh ROA Terhadap Underpricing ......................................46
BAB V PENUTUP ....................................................................................................47
5.1 Kesimpulan ..............................................................................................47
5.2 Keterbatasan ............................................................................................48
5.3 Saran ........................................................................................................49
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................50
LAMPIRAN
xvii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.2 Review Penelitian Terdahulu ..........................................................19
Tabel 4.1 Deskripsi Objek Penelitian .............................................................32
Tabel 4.2 Hasil Penguji Statistik Deskriptif ....................................................33
Tabel 4.4 Hasil Pengujian Autokolerasi ..........................................................36
Tabel 4.5 Hasil Pengujian Multikolineraritas .................................................37
Tabel 4.7 Hasil Uji Persial (t) .........................................................................38
Tabel 4.8 Hasil Uji t ROE....................................................................................39
Tabel 4.9 Hasil Uji t DER ....................................................................................39
Tabel 4.10 Hasil Uji t EPS ..................................................................................40
Tabel 4.11 Hasil Uji t AGE..................................................................................40
Tabel 4.12 Hasil Uji t ROA .................................................................................41
Tabel 4.13 Hasil Uji F .....................................................................................41
Tabel 4.14 Hasil Uji Kofisien Determinansi ...................................................42
xviii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran .....................................................................19
Gambar 4.3 Grafik Normal P-P Plot ................................................................35
Gambar 4.6 Grafik Scatterplot .........................................................................35
xix
1
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pada masa pemerintahan belanda pasar modal sudah dikenal oleh sebagian
masyarakat. Akan tetapi kerena terjadinya perang pada tahun 1939 mengakibatkan
pasar modal saat itu sempat tertutup, pada tahun 1997 pasar modal kembali dibuka
dan mengalami perkembangan cukup baik sampai saat ini. Dari perkembangan
pasar modal ada bebarapa faktor-faktor yang mendorong hal tesebut dimana kondisi
perekenomian di Indonesia yang cukup membaik dan suku bunga yang mengalami
penurunan. Dalam sisi perkembangan perekonomian Indonesia serta stabilitas
politik, hal ini sengat memiliki peningkatan yang baik, sehingga untuk mendorong
para investor baik dari negara tetangga maupun masyarakat Indonesia sendiri perlu
adanya dorongan dari bursa global sehingga di bursa Indonesia para investor
melakukan transaksi yang lebih baik (Sunariyah, 2006).
Pasar modal cukup dibutuhkan dalam melakukan membangun finansial
sebagai sumber pembiayaan dari luar entitas pada dunia bisnis dan sebagai pusat
dalam melakukan investasi di masyarakat. Di Indonesia perkembangan pasar modal
cukup baik sehingga menarik para penanam modal (investor), baik itu masyarakat
lokal maupun masyarakat asing yang ingin menginvestasikan dananya pada pasar
modal. Dengan adanya perkembangan pasar modal tersebut sebagai alternatif untuk
melakukan investasi, serta pada aktiva rill dapat menenamkan dananya pada bursa
efek, baik dalam bentuk obligasi, saham, ataupun sekuritas lainnya. Menurut
Samsul (2006) pasar modal merupakan sarana pertemuan antar permintaan dengan
2
penawaran atas instrument keuangan jangka panjang. Dalam UUD No.8 Tahun
1995 tentang pasar modal mendifinisikan sebagai penawaran umum yang dilakukan
oleh perusahaan untuk meelakukan penjualan efek bagi masyarakat (Syukri, 1999
dalam Ariawati, 2005).
Kegiatan pendanaan dapat dilakukan melalui bursa saham/pasar modal
dengan melakukan penawaran saham perusahaan pada public (Go Public). Go
Publik merupakan suatu penawaran saham ataupun penawaran lainnya dari
perusahaan yang sudah go public atau disebut juga sebagai emiten bagi masyarakat
sesuai dengan UUD Pasar Modal yang berlaku (Sunariyah, Tahun 2006).
Setiap terjadinya penawaran untuk petama kalinya pada transaksi penaaran
umum terjadi pada pasar perdana (primary market), kegiatan tersebut dikatakan
sebagai Initial Public Offering (IPO) atau sering disebut penawaran perdana saham
atau setelah itu perusahaan tersebut diperdagangkan pada pasar sekunder. Menurut
(Suyatmin dan Sujadi, 2006 dalam Wulandari, 2011) menyatakan bahwa penentuan
harga penawaran salah satu permasalahan yang dihadapi oleh perusahaan dalam
melakukan penawaran saham perdananya dalam pasar modal. Untuk perusahaan
(eminten) serta penjamin emisi (underwrite) melakukan kesepakatan dalam
penentuan harga saham pada pasar perdana. Sehingga mekanisme atau permintaan
dan penawaran akan menentukan harga tersendiri pada pasar sekunder.
Pada pasar Modal fenomena yang slalu terjadi yaitu terjadinya underpricing
pada saat perusahaan melakukan penjualan pertama kepada investor. Dengan
beberapa hasil penelitian yang membuktikan hal-hal yang mempengaruhi
underpricing. Nurhidayati dan Indrianto (1998), menunjukkan bahwa reputasi
3
auditor, reputasi underwriter, presentase saham yang ditaarkan, umur perusahaan
serta ukuran perusahaan tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap underpricing.
Akan tetapi, hasil dari penelitian (Ghozali dan Manur, 2002), menunjukkan bahwa
return on assets (ROA), financial leverage serta reputasi underwriter memiliki
pengaruh signifikan negatif terhadap underpricing. Hasil penelitian Retnowati
(2013) menyatakan variabel Debt to ratio (DER) tidak berpengaruh signifikan
terhadap tingkat underpricing. Sementara, hasil penelitian Daljono dalam
Handayani (2008), menyatakan variabel Debt to ratio (DER) berpengaruh
signifikan terhadap tingkat underpricing. Dalam hal yang terjadi pada pasar
sekunder pada saat hari pertama memiliki stabilitas yang baik dibandingkan harga
saham yang ditentukan pada saat penjualan/penawaran pertama, sehingga pada
pasar sekunder terjadi seperti underpricing. Dimana, underpricing ini belum
menguntungkan karena perolehan dari dana yang kurang maksimum, sehingga hal
ini ketika overpricing, para investor tidak menerima initial return karena para
investor rugi.
Dari fenomana tersebut diatas perlu diadakannya penelitian faktor-faktor
yang mempengauhi underpricing, sebagai acuan untuk dapat meciptakan suatu
harga yang lebih ideal untuk tidak menghindarkan perusahaan telah go public dari
kerugiaan karena adanya underestimate dimana nilai pada pasar sahamnya lebih
diatas sebab itu perlu mengetahui mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi
underpricing.
4
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian yang telah dijelaskan sebelumnya, maka penulis
menyimpulkan dalam rumusan masalah antara lain:
a. Apakah faktor ROE (Return On Equity) memiliki pengaruh terhadap terjadinya
underpricing?
b. Apakah faktor Debt Equity Ratio (DER) berpengaruh terhadap terjadinya
underpricing?
c. Apakah faktor Earning PerShare (EPS) beerpengaruh terhadap terjadinya
underpricing?
d. Apakah faktor Age (Umur perusahaan) berpengaruh terhadap terjadinya
underpricing?
e. Apakah faktor Return On Asset (ROA) berpengaruh terhadap terjadinya
underpricing?
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian yaitu meneliti tentang:
a. Penaruh ROE (Return On Equity), terhadap terjadinya underpricing.
b. Pengaruh DER terhadap terjadinya underpricing.
c. Pengaruh Earning Per Share (EPS) terhadap terjadinya underpricing.
d. Pengaruh Umur Perusahaan (Age) terhadap terjadinya underpricing.
e. Pengaruh Return On Asset (ROA) terhadap terjadinya underpricing.
5
1.4 Manfaat Penelitian
a. Bagi Perusahan
Dari hasil ulasan ini diharapkan menjadi bahan untuk memberikan
tambahan pengetahuan mengenai hal-hal yang memiliki pengaruh terhadap
underpricing dalam perusahaan.
b. Bagi Investor-Investor
Hasil ulasan yaitu agar para calon investor dapat mengetahui informasi
sebelum menginvestasikan equitasnya pada perusahaan yang go public untuk
mempertimbangkan hal-hal yang berdampak terhadap underpricing.
c. Bagi peneliti berikutnya
Hasil ulasan ini dapat menambah wawasan/pengetahuan bagi pihak yang
mendalami Bursa Efek Indonesia, dan memberikan saran dan masukan ke Bursa
Efek Indonesia agar dapat meningkatkan perannya serta dapat dijadikan bahan
referensi bagi peneliti berikutnya.
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Landasan Teori
2.1.1 Pasar Modal
Pasar modal atau juga disebut dengan Capital Market yaitu tempat untuk
melakukan jula beli istrumen keuangan yang bersifat jangka panjang, baik yang
berwujud saham, obligasi serta instrument lainnya (Darma dan Fakhruddin, 2006).
Secara umum, penjelasan pasar modal adalah suatu tempat mempertemukan antara
pemodal, pemberi pinjaman (lender) serta peminjam (borrower). Dalam UUD No.8
tahun 1995, Bab 1 pasal 1 tentang Pasar Modal mendifinisikan pasar modal
sebagai kegiatan yang berkaitan dengan penawaran ataupun perdangangan efek
perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang diterbitkannya serta lembaga
dan profesi yang berkaitan dengan efek”. Menurut Jogiyanto (2000), pasar modal
adalah suatu tempat bertemu antar pembeli dengan penjual, keduanya tersebut
mampu resiko baik untung ataupun rugi.
Dari beberapa pendefinisian pada pasar modal diatas dapat diambil
simpulkan bahwa pasar modal yaitu pasar yang mempunyai bentuk bursa saham
efek dimana tempat untuk melakukan transaksi dagang sekuitas. Dimana
dijelasakan bahwa efek disini dapat dijelaskan bahwa suatu surat berharga yang
memiliki jangka panjang seperti obligasi, saham serta sekuritas lainnya yang dapat
diperdagangkan.
7
2.1.2 Peran Pasar Modal/Bursa Saham
Pasar modal memiliki hal penting bagi Negara karena memiliki persamaan
bagi Negara lain. Pada pasar modal dimana menciptakan fasilitas baik bagi industri
maupun keseluhan entitas untuk memenuhi permintaan serta penaaran modal, dan
hampir semua negara memiliki pasar modal tersebut.
Ada 5 besar peranan pasar modal pada negara sebagai berikut:
a. Pasar modal dapat mendorong perusahaan dimana pasar modal ini memberi
kesempatan kepada para pihak yang mau menanamkan modal. Pasar modal
tersebut menciptakan peluang besar bagi perusahaan agar para pemegang saham
memiliki kepuasan.
b. Pasar moda sebagai salah atu fasilitas yang melakukan interaksi antara penjual
serta pembeli untuk dapat menentukan harga. Dilihat dari segi lainnya dimana
pasar modal mempermudah dalam proses transaksi sehingga pihak yang
melakukan transaksi tanpa harus pertatap muka.
c. Pasar modal menciptakan kesempatan bagi investor yang memiliki saham dapat
menjual kembali saham tersebut.
d. Pasar modal dapat mengurangi baiay untuk informasi serta transaksi saham
ataupun surat berharga. Pada keputusan investasi memiliki infomasi yang akurat
dan dapat dipercaya bagi pemodal.
e. Pasar modal memberi peuang yang baik kepada masyarakat untuk meakukan
perkembangan perekonomian. Dimana pengahasilan masyarakat dapat
memanfaatkan melalui pasar modal atau dapat dikatan melakukan investasi
dengan saham kecil.
8
Selain dari empat aspek tersebut, ada bebarapa aspek lainnya, yaitu:
a. Wealth (Kekayaan) merupakan penyimpanan kekayaan berjangka pendek
ataupun berjangka panjang hingga kekayaan tersebut bisa dipakai ulang.
Kekayaan itu sangat baik sebab tidak terjadi penyusutan layaknya jenis aktiva
lain.
b. Savings (Tabungan) metode ini memiliki kegunaan yang memiliki pengaruh
baik dalam melakukan investasi.
c. Credit (Pinjaman) dalam metode ini pasar modal juga melakukan pinjaman
kepada komsumsi ataupun investasi yang berarti utang terhadap masyarakat.
d. Liquidity (Liquiditas) pada fungsi ini memberikan penjelasan mengenai
kekayaan yang dapat diliquidasi melalai pasar modal dengan resiko yang
minimal disbanding dengan aktiva-aktiva lainnya.
2.1.3 Jenis-jenis Pasar Modal
Pada umumnya penjualan saham dapat dilakukan berbagai cara kepada
masyarakat dimana sekuritas yang diperjualbelikan dengan jenis serta bentuk pasar
modal. Ada bebarapa jenias pasar modal “Sunariyah Tahun 2004”, antara lain:
a. Primary Market atau Pasar Perdana adalah pasar modal yang menjual saham
ataupun sekuritas pertama kali atau penawaran umum sebelum saham tersebut
tercatat pada bursa efek. Penjamin emisi serta perusahaan yang akan go-publik
menentukan harga saham pada pasar perdana.
b. Secondary Market atau Pasar Sekunder merupakan jual beli saham yang sudah
melalui masa penawaran dalam pasar primer atau perdana. Saham dan sekuritass
dapat diperualbelikan secara luas dalam pasar sekunder dimana harga saham
9
yang ditentukan oleh penjual dan pembeli. Ada beberapa hal yang mepengaruhi
besarnya permintaan dan penaaran antara lain:
1. Faktor internal suatu perusahaan dimana memiliki hubungan tentang
kebijakan internal serta kinerja yang telah tercapai dalam perusahaan.
2. Faktor Eksternal suatu perusahaan dimana faktor tersebut melihat hal-hal
yang berkaitan diluar perusahaan.
3. Dengan pernyaatan tersebut dapat kita katakana bahwa pasar sekunder yaitu
pasar yeng menjual saham setelah melalui pasar primer dimana hasil dari
perdagangan tersebut tidak lagi disebut sebagai modal akan tetapi menjadi
kas para pemangku saham.
c. Third Market atau Pasar Ketiga merupakan penjualan saham yang berada diluar
bursa efek resmi (bursa parallel).
d. Fourth Marker atau Pasar keempat yang merupakan salah atu bentuk penjualan
eek antar investor atau pengalih ke saham yang lainnya tanpa melewati atau
memakai perantara dalam menjual efek.
2.1.4 Saham
Saham (stock) merupakan pernyataan seseorang dalam perusahaan. Saham
berwujud selembar kerta yang menjelakan tentang pemelik kerta tersebut
merupakan pemilik perusahaan yang melakukan penerbiatn surat berharga.
Menurut Darma dan Fakhruddin (2006), Dalam persentase kepemilikan dapat
dilihat dari seberapa banyak kontribusi yang ditanamkan pada perusahaan.
10
2.1.5 Go Publik
Go publik merupakan suatu proses tawar menawar saham saham ataupun
penawaran lainnya dari perusahaan yang telah go publik atau disebut juga sebagai
emiten bagi masyarakat sesuai dengan UUD Pasar Modal yang berlaku (Sunariyah,
2006). Untuk menjual saham dari perusahaan pada pasar modal, perusahaan harus
mengetahui beberapa hal yang harus dipenuhi yaitu prasyaratan untuk go publik
sebagai berikut:
a. Perusahaan harus berbadan hukum (PT).
b. Peruahaan Bertempat di Indonesia.
c. Mempunyai modal disetor minimal dua ratus juta.
d. Perusahaan memperoleh laba dalam dua tahun terakhir serta diperiksa oleh
akuntan publik (auditor).
2.1.6 Initial Publik Offering (IPO)
IPO atau dapat disebut Penawaran Umum Perdana adalah suatu saham
perusahaan ditawarkan untuk petama kali pada pasar modal (Hartono, 2000).
Secara umum, penawaran umum perdana atau IPO menajdi syarat yang wajib
dituruti emiten yang pertama kali melakukan penjualan sahamnya pada Bursa Efek.
Bagi entitas yang ingin berubah ke bentuk perusahaan go publik harus menentukan
keputusan tanpa peritungan karena perusahaan menghadapi beberapa hal baik itu
keuntungan serta kerugian. Perusahaan menjadi go publik agar dorongan pada
modal perusahaan dimana perusahaan akan mengalami kenaikan pesat sehingga
perusahaan harus dapat menyajikan untuk keperluan perluasan serta investasi.
11
Dengan menjadi go publik perusahaan dapat meningkatkan nilai pasar dari suatu
perusahaan dan lukuiditasnya akan meningkat.
2.1.7 Penawaran Umum Perdana (Initial Public Offering)
UUD RI No. 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal, mendifinisikan bahwa:
“Penawaran umum merupakan kegiatan penawaran efek yang dapat dilakukan oleh
emiten untuk menjual atau memasarkan efek kepada masyarakat berdasarkan
undang-undang serta peraturan pelaksana lainnya”. Bagi perusahaan yang
membutuhkan modal, perusahaan dapat melakukan penerbitan sekuritas seperti
obligasi, saham serta sekuritas lainnya. Oleh karena itu bagi perusahaan atau emiten
harus melewati beberapa tahapan dalam penawaran umum perdana antara lain:
a. Tahap Persiapan
Dalam tahapan ini ada beberapa langkah yang dilakukan oleh suatu
perusahaan yang hendak go publik untuk perrsiapan pertama kali persiapan antara
lain:
1. Direksi dan Dewan Komisaris suatu perusahaan untuk melakukan
perencanaan dalam mencari dana yang bersumber dari masyarakat untuk
memperbanyak modal entitas.
2. Melakukan rapat umum antara pemilik saham sebelum perusahaan go
publik.
3. Malakukan pesetujuan untuk go public sehingga memulai mencai
penjaminan dalam hal membantu proses go publik.
4. Mengubah AD/ART perusahaan yang ada.
5. Melakukan persiapan dokumen emisi.
12
6. Melakukan penandatangan perjanjian emis.
7. Untuk melakukan penawaran/penjualan obligasi ataupun sekuritas lain,
yang sifatnya utang harus memiliki/mendapat peringkat dari lembaga yang
bersangkutan.
8. Mengajukan surat pernyataan go publik kepada Bapepam-LK.
9. Melakukan kontrak kepada Bursa Efek.
b. Masa Penawaran
Jika suatu perusahaan mendapatkan saran dari lembaga serta profesi
penunjang, segala dokumen siap serta mendapat pernyatan oleh Bapepam-LK,
sehingga calon emiten dapat melakukan serta melewati tahap selanjutnya yaitu
penawaran dimana tahap ini memiliki bebarapa langkah antara lain:
1. Melakukan publikasi prospektus dimana hal ini investor dapat melihat
kondisi perusahaan sehingga para investor mengambil keputusan untuk
membeli surat yang berharga atau tidak.
2. Melakukan penawaran perdana dimana tahapan ini para investor memulai
mebeli saham atau dapat dikatakan pembelian saham pada pasar perdana.
3. Penjahatan Efek pada tahapan perlu dilakukan pada saat permintaan
melebihi persediaan agar dapat menghindai efek jatuh kepada sedikit calon
investor.
4. Melakukan pengembalian uang investor hal ini terjadi karena penjatahan
investor yang tidak merata.
13
c. Masa Pencatatan
Setelah melakukan penawaran/penjualan pada pasar perdana, selang
bebarapa minggu akan melakukan pencatatan pada Bursa Efek.
d. Kewajiban Setelah Go Public
Setelah melakukan beberapa prosedur proses go publik belum selesai
dimana tahap selanjutkan melakukan kewajiban setelah melakukan pencatatan pada
Bursa Efek :
1. Melakukan penerbitan laporan tahunan
2. Melakukan pembayaran biaya go public
3. Melakukan RUPS
4. Emiten harus bersip terbuka
2.1.8 Agency Theory
Agency Teori biasa dipakai dalam mendefinisikan alasan dari terjadinya
fenomena underpricing pada saat IPO. Menurut Brigham (2001) problem timbul
karena terdapat masalah kepentingan dari agen dan stockholder.
Agency Teori dapat dipakai juga untuk dapat mendefinisikan model tahapan
yang tejadi dalam kontrak antar dua pihak dan lebih. Dikarenakan di kontrak
masing-masing pihak berupaya agar mendapat keuntungan yang baik bagi pribadi.
Problem yang muncul pada agency theory yaitu informasi kurang lengkap,
ketika tidak seluruh kondisi diketahui kedua pihak. Mengakibatkan masalah
tertentu dan tidak menjadi pertimbangan setiap pihak.
Beatty (1989) mendefinisikan bahwa asimetri informasi bisa menyebabkan
underpricing ketika IPO. Asimetri informasi bisa saja terjadi bagi emiten,
14
underwriter, serta investor. Asimetri informasi menggambarkan keadaan satu dari
beberapa pihak mempunyai informasi lebih banyak dibanding pihak lain.
Underwriter menjadi pihak yang mempunyai informasi yang bersifat lengkap
tentang keadaan pasar modal namun kurang informasi tentang kondisi emiten.
2.1.9 Ownership dan Control Theory
kendali serta Kepemilikan manajemen sebelum go public sering kali ada di
tangan yang sama, IPO membuat batas kendali serta Kepemilikan manajemen.
Underpricing ditujukan untuk menambah minat investor, hingga pimpinan
perusahaan dapat menghindari pengalihan kepemilikan perusahaan sebab masih
mempunyai bagian saham yang dominan. Ownership dan Control Theory pada
umunya dipakai untuk menjaga kendali yang dipunyai manajemen.
Menurut Ljungqvist (2000) mwndefinisikan hal yang berlangsung ketika
melakukan underpricing ketika IPO yaitu kepedulian pemilik kepada underpricing
diestimasi dari kecil besarnya saham yang ditawarkan ketika IPO.
2.1.10 Signaling Theory
Welch dan Ritter (dalam Martani, et al., 2012) mendefinisikan bahwa
underpricing pada IPO yaitu tahapan dalam memberi gambaran dari kualitas
perusahaan. Maka dari itu entitas yang mempunyai kualitas bagus melakukan
underpricing ketika IPO. Jenkinson dan Ljungqvist (2001) mendefinisikan jika
perusahaan mmempunyai informasi mengenai nilai sekarang (present value) yang
lebih baik serta risiko dari aliran kas perusahaan di masa depan dibanding dengan
informasi milik investor, underpricing mampu menjadi jalan dalam memberi
keyakinan investor tentang nilai perusahaan yang sesungguhnya.
15
Perusahaan harus mampu menanggulangi kerugian sebab pemberian sinyal
itu dengan yang melakukan strategi penjualan saham dua tahap. Dikarenakan tidak
seluruh perusahaan mampu dalam memenuhi biaya underpricing. Investor akan
menjadikan tindakan itu sebagai gambaran kualitas perusahaan.
2.1.11 Fenomena Underpricing
Semua negara pada dunia Fenomena underpricing sering terjadi walaupun
pada tiap negara tingkatannya berbeda-beda. Faktor yang pokok dalam penentuan
berapa kecil besarnya dana yang didapat yaitu melakukan IPO. Dari total dana yang
didapat emiten merupakan total perkalian dari jumlah lembar saham yang
ditawarkan dengan persaham, semakin meningkat harganya dapat berpengaruh
pada total dana yang akan didapat semakin meningkat demikian pula jika
sebaliknya. Berhubungan dengan hal itu emiten lebih ingain harga perdana yang
lebih rendah dikarenakan emiten bisa mnedapat return dari pasar sekuder seperti
capital gain sebab harga perdana yang tinggi mengakibatkan aset dapat
menghilangkan return awal, dari perbandingan itu dimana emiten serta investor
yang kepentingannya berbeda sehingga menyebabkan terjadinya underpricing
karena adanya selisih yang positif antara closing price terhadap initial return bagi
investor (Wardhani, 2005).
2.2 Faktor Yang Berpengaruh Pada Underpricing
Sebelumnya didefinisikan jika saat perusahaan melakukan initial public
offering umunya harga saham pertama diperdagangan sekunder cenderung menjadi
underpriced. Hal ini membuat menculnya fenomena undepricing, adapun faktor
yang mempengaruhi underpricing antara lain:
16
2.2.1 Return On Asset (ROE)
ROE menunjukkan kemampuan suatu perusahaan dalam mengelola modal
sendiri agar dapat menghasillkan laba. Dengan mengetahui nilai dai ROE, investor
dapat mengetahui besar kecilnya suatu keuntungan yang dihasilkan oleh perusahaan
dari modal endiri pada masa yang mendatang. ROE yang tinggi akan mengurangi
suatu tingkat ketidakpastian perusahaan saat penawaran perdananya sehingga
menguurangi tingkat underpricing.
H1: ROE memiliki pengaruh signifikan terhadap besarnya tingkat underpricing.
2.2.2 Debt to Equity Ratio (DER)
DER adalah satu dari beberapa rasio leverage. DER merefleksikan
kemampuan perusahaan dalam membayar seluruh liabilitasnya yang digambarkan
dengan sebagian modal sendiri yang diapakai untuk memenuhi utang. DER
menggambarkan komparasi antara penggunaan hutang dibanding modal sendiri
perusahaan. DER juga memberi jaminan tentang kecil besarnya kewajiban milik
perusahaan dijamin modal pemilik yang dipakai untuk penbiayaan operasional
entitas. Menurut penelitian Ang (1997), semakin besar DER menggambarkan
struktur pendanaan modal usaha dominan menggunakan utang relatif terhadap
ekuitas.
H2: DER memiliki pengaruh signifikan positif terhadap besarnya tingkat
underpricing.
17
2.2.3 Earning Per Share (EPS)
Laba per saham/Earning Per Share merupakan suatu rasio yang
memperlihatkan laba daam setiap saham. Semakin tinggi nilai dari EPS dapat
menyebabkan semakin besar laba serta dividen yang diterima oleh pemegang
saham dapat meningkat. Jumlah dari laba yang tersedia bagi stockholder yaitu laba
yang telah dikurang dengan pajak. Menurut (Ang, 1997) EPS merupakan komparasi
dari keuntungan bersih setelah pajak dalam 2 semester dengan total saham yang
telah diterbitkan (Outstanding Shares). Dalam hasil penelitian (Ardiansyah, 2004),
EPS memiliki pengaruh signifikat negative terhadap initial return.
H 3: EPS memiliki pengaruh siginifikan negative terhadap besarnya tingkat
underpricing.
2.2.4 Umur Perusahaan (AGE)
AGE menjadi bagian yang menjadi pertimbangan investor untuk melakukan
penanaman modal (Chisty, 1996). Umur perusahaan emiten menggambarkan
lamanya perusahaan dapat bertahan serta membuktikan perusahaan dapat bersaing
serta memanfaatkan kesempatan dalam berbisnis. Perusahaan yang operasionalnya
lebih lama memiliki kenaikan yang lebih tinggi untuk menyajikan informasi
perusahaan yang baik serta komprehensif (Nurhidayati dan Indriantoro, 1998).
Menurut penelitian Sabeni dan Rosyati (2002) umur perusahaan memiliki pengaruh
signifikan negatif terhadap underpricing.
H4: Umur perusahaan memiliki pengaruh signifikan negatif terhadap underpricing.
18
2.2.5 Return On Asset (ROA)
Untuk mengukur rasio profitabilitas depat digunakan dengan menggunakan
ROA yang dapat diartikan sebagai kemampuan perusahaan menghasilkan laba
bersih dari total asset yang dimiliki. Sehinga, ROA meruapakan suatu gambaran
mengenai afektivitas operasional perusahaan dalam menghasilkan keuntungan,
ROA yang tinggi menggambarkan bahwa perusahaan tersebut memiliki kinera yang
cukup baik sehingga keuntungan yang dihasilkan juga semakin tinggi. Semakin
tinggi ROA maka semakin rendah tingkat Underpricing. Hal ini terjadi karena
investor berpendapat bahwa perusahaan dengan ROA yang tinggi memiliki kinerja
yang baik, sehingga mereka bersedia membeli saham perdana dengan harga yang
lebih tinggi.
Dalam penelitian Gunarsih et al. (2014) bahwa ROA tidak memiliki pengaruh
secara signifikan terhadap tingkat underpricing. Tetapi penelitian berbeda dengan
Pahlevi (2014) dimana menyatakan ROA, berpengaruh memiliki pengaruh negatif
dan signifikan terhadap underpricing saham pada penawaran saham perdana di
Bursa Efek Indonesia.
H5: Return On Asset memiliki pengaruh negatif terhadap tingkat underpricing.
2.3 Kerangka Pemikiran
Informasi keuangan serta non keuangan yang terdapat pada prospektus
adalah ketentuan yang wajib dipunyai perusahaan yang sudah go public. Dengan
adanya informasi dalam itu diekpektasikan akan dapat memberi pengaruh pada
keputusan investor ketika penanaman modal pada perusahaan yang melakukan go
publik, Perusahaan sebagai emiten dibursa akan mendapat return optimal dalam
19
rangka memperbaiki kinerja perusahaan. Informasi keuangan yang dipakai dalam
penelitian ini yaitu ROE (Return On Equity), DER, EPS (Earning Per Share), ROA
(Return On Asset) Sedangkan, informasi nonkeuangan yang digunakan pada
penelitian ini yaitu Umur Perusahaan (Age). Dari informasi tesebut, diperkirakan
memiliki pengaruh bagi underpricing pada industri keuangan. Dapat disimpulkan
mengenai kerangka pemikiran sebagai berikut:
2.1. Kerangka Pikiran
2.4 Review Penelitian Terdahulu
Ada beberapa penelitian terdahulu yang terkait dengan penelititan ini:
Peneliti
(Tahun)
Variabel
Dependen
Variabel
Independen
Alat
Analisis
Hasil
Temuan
Sri Retno
Handayani
(2008)
Underpricing
return on asset
(ROA), Debt to
equity ratio
(DER), presentase
penawaran
saham, earning
per share (EPS),
Regresi
linear
berganda
DER, ROA, umur
perusahaan, ukuran
perusahaan serta
presentase penaaran
sahaam tidak memiliki
pengaruh terhadap
tingkat underpricing
Debt to Equity Ratio
Earning Per Share
Umur Perusahaan
Return On Asset
Underpricing
pada perusahaan
Return On Equity
20
dan umur
perusahaan.
sedangkan EPS
memiliki pengaruh
negatif terhadap
underpricing.
Beatty
(1989)
Initial return Reputasi
penjamin emisi,
tipe kontrak
penamin
emisireputasi
auditor, Age,
presentasi
penawaran saham
serta indikator
perusahaan
minyak dan gas
Regresi
liniear
berganda
Variabel presentase
indikator minyak dan
gas, penawaran saham
dan reputasi auditor
tertentu memiliki
pengaruh signifikan
positif terhadap initial
return.
Tia
Setianingru
m
(2005)
Initial return Presentasi
penawaran
saham, ROA,
total debt to
equity, umur
perusahaan, total
debt to asset,
reputasi auditor
serta reputasi
underwriter
Regresi
liniear
berganda
reputasi auditor, total
debt to equity, umur
perusahaan, ROA
serta reputasi
underwriter memiliki
pengaruh terhadap
Initial return.
Sedangkan, presentasi
penawaran saham dan
total debt to asset
tidak memiliki
pengaruh terhadap
Initial return.
Harum
Indinah
Diananingsi
(2003)
Underpricing Besarnya saham
yang ditawarkan
kemasyarakat,
reputasi
underwriter, serta
besarnya saham
yang ditahan oleh
pemilik lama
serta waktu listing
Regresi
linear
berganda
Besarnya saham yang
ditawarkan
kemasyarakat,
reputasi underwriter,
serta waktu listing
memiliki pengaruh
terhadap
underpricing.
Sedangkan, besarnya
saham yang ditahan
oleh pemilik lama
tidak memiliki
21
pengaruh terhadap
underpricing.
Imam
Ghonzali
(2002)
Underpricing Reputasi
underwriter,
presentasi saham
yang masih
ditahan pemegang
saham lama,
ukuran
perusahaan, umur
perushaan, ROA,
serta Financial
leverage.
Regresi
linear
berganda
Variabel ROA
memiiki pengaruh
signifikan negatif
terhadap underpricing
pada tingkat
signifikan 5%.
Sedangkan, variabel
underwriter dan
variabel financial
leverage memiliki
pengruh signifikan
negatif terhadap
underpricing pada
tingkat 10%. Serta
variabel lainnya tidak
memiliki pengaruh
signifikan terhadap
underpricing.
Siti
Ariawati
(2005)
Underpricing SIZE, waktu
listing, reputasi
underwriter,
kondisi pasar,
ROI dan financial
leverage
Regresi
linear
berganda
SIZE dan reputasi
underwriter memiliki
pengaruh signifikan
negatif terhadap
underpricing.
Sedangkan, financial
leverage memiliki
pengaruh positif
terhadap underpricing
dan yang tidak
memiliki pengaruh
yaitu waktu listing,
kondisi pasar serta
ROIterhadap
underpricing.
Ardiansyah
(2004)
Initial return
& return 15
hari setelah
IPO
ROA, DER, EPS,
proceeds,
pertumbuhan
laba, CR, besaran
perusahaan,
Regresi
linear
berganda
EPS dan kondisi
perekonomian
mimiliki pengaruh
signifikan terhadap
initial return sserta
22
reputasi penjamin
emisi, reputasi
auditor, umur
perusahaan, jenis
indutri serta
kondisi
perekonomian.
return 15 hari setelah
IPO; financial
leverage memiliki
pengaruh signifikan
terhadap return 15 hari
setelah IPO; besaran
perusahaan tidak
berhasil ditunjukan
sebagai variabel
moderat terhadap
hubungan antar
variabel keuangan
dengan initial return
dan return 15 hari
setelah IPO.
Bram
Nugoho
Sandhiaji
(2004)
Underpricing Reputasi
underwriter,
reputasi auditor,
jumlah saham
yang ditahan
investor lama,
return on asset,
umur perusahaan,
dan ukuran
perusahaan
Regresi
linear
berganda
Reputasi underwriter,
jumlah saham yang
ditahan oleh investor
lama, return on asset,
umur perusahaan,
ukuran perusahaan
memiliki pengaruh
signifikan terhadap
underpricing.
Sedangkan, reputasi
auditor tidak memiliki
pengaruh signifikan
terhadap
underpricing.
Daljono
(2000)
Initial return Reputasi auditor,
reputasi penjamin
emisi, umur
perusahaan,
presentasi saham
yang ditawarkan
kepada publik,
ROA, financial
leverage serta
solvability ratio
Regresi
linear
berganda
Variable reputasi
penjamin emisi serta
financial leverage saja
yang memiliki
pengaruh signifikan
terhadap initial return.
23
Trisnawati
(1999)
Initial return
dan return 15
hari setelah
IPO
Reputasi auditor,
reputasi penjamin
emisi, umur
perusahaan,
presentasi
penawaran
saham, ROA serta
financial leverage
Regresi
linear
berganda
Variabel umur
perusahaan memiliki
pengaruh positif
terhadap return aal
serta variable
financial leverage
memiliki pengaruh
positif terhadap return
15 hari setelah IPO.
Chandadew
i (2000) Harga pasar
saham
EPS, proceeds,
tipe panawaran
saham serta IHSG
Regresi
linear
berganda
Variabel independen
memiliki pengaruh
signifikan terhadap
harga pasar saham .
Sumber : Kumpulan tesis serta jurnal yang telah diolah.
24
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang dilakukan merupakan eksperimen pada perusahaan
yang melakukan penawaran umum perdana pada Tahun 2014 sampai 2017 pada
Bursa Efek Indonesia (BEI).
3.2 Populasi dan Sampul
Populasi dalam penelitian ini yaitu sebagian perusahaan yang melakukan
penawaran umum perdana sahamnya pada Bursa Saham Indonesia tahun 2014-
2017. Metode pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian tersebut yaitu
metode purpose sampling atau teknik penentuan sampel dengan berbagai
pertimbangan. Dengan pertimbangan tersebut dipergunakan dalam melakukan
pemilihan sampel antara lain:
a. Perusahaan yang telah go publik dalam periode 1 Januari 2014-31 Desember
2017 pada Bursa Saham Indonesia;
b. Perusahaan yang mengalami underpricing dalam 1 periode yakni 1 Januari
2014 -31 Desember 2017 pada Bursa Saham Indonesia;
c. Mengumumkan semua data-data perusahaan yang memiliki propektus untuk
penelitian tersebut.
25
3.3 Sumber Data
Penelitian ini menggunakan menggunakan sumber data sekunder yang telah
dipublikasikan pada Bursa saham Bursa, fact book, IDX (Indonesia Stock
Exchange), serta sumber data lainnya tahun 2014-2017. Sumber data lain yang
mendukung penelitian ini yang terdiri dari data sekunder sebagai berikut:
a. Perusahaan yang melakukan IPO pada periode 1 Januari 2014 – 31 Desember
2017 serta laporan keungannya.
b. Data-data pada hari pertama melakukan IPO pada pasar sekunder.
3.4 Definisi Operasional Variabel
3.4.1 Variabel Dependen
Variabel dependen yang digunakan pada penelitian ini underpricing yang
diukur dengan initial return, hal ini dapat kita teliti dengan menggunakan rumus
sebagai berikut:
UDP =𝐶𝑙𝑜𝑠𝑖𝑛𝑔 𝑃𝑟𝑖𝑐𝑒 − 𝑂𝑓𝑓𝑒𝑟𝑖𝑛𝑔 𝑃𝑟𝑖𝑐𝑒
𝑂𝑓𝑓𝑒𝑟𝑖𝑛𝑔 𝑃𝑟𝑖𝑐𝑒
Ket:
Closing Price = Harga penutupan
Offering Price = penawaran umum perdana
3.4.2 Variabel Independen
a. ROE (Return On Equity)
Variabel ini merupakan rasio net income terhadap ekuitas pemegang saham.
ROE =𝑁𝑒𝑡 𝐼𝑛𝑐𝑜𝑚𝑒
𝐸𝑞𝑢𝑖𝑡𝑦
26
b. Debt to Equity Ratio (DER)
Variable ini diukur dengan rasio Debt to Equity (DER) atau rasio total
hutang terhadap modal suatu perusahaan .
𝐷𝑒𝑏𝑡 𝑇𝑜 𝐸𝑞𝑢𝑖𝑡𝑦 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 =𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐷𝑒𝑏𝑡
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐸𝑞𝑢𝑖𝑡𝑦
Ket:
Total debt : total hutang
Total equity : total modal.
c. Earning Per share (EPS)
Variable ini bertujuan untuk mengetahui informasi tentang kemampuan
perusahaan untuk menghasilkan pendapatan. EPS memberikan gambaran jumlah
rupiah dalam memperoleh setiap lembar saham biasa serta laba bersih perlembar
saham biasa.
EPS =𝑁𝑒𝑡 𝐼𝑛𝑐𝑜𝑚𝑒 𝐴𝑓𝑡𝑒𝑟 𝑇𝑎𝑥
Jumlah Saham yng Beredar
d. Umur perusahaan (AGE)
Pada variabel tersebut dapat diukur dengan melihat lamanya suatu peruahaan
melakukan operasi sampai perusahaan melakukan/penjualan saham yang dihitung
dengan skala tahunan.
e. Return On Asset (ROA)
Return On Asset merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur efektivitas
perusahaan di dalam menghasilkan keuntungan dengan cara memanfaatkan aktiva
yang dimilikinya. Nilai ROA dapat diukur dengan rumus:
27
ROA =𝑁𝐼𝐴𝑇
TA
Keterangan : ROA : Return On Assat
NIAT : Net Income After Tax
TA : Total Assets
3.5 Metode Analisis Data
Untuk mengetahui pengaruh variabel independen serta variabel dependen
perusahaan untuk menganalisis data.
3.5.1 Model Regresi Linier Berganda
Regresi linear berganda bertujuan agar dapat melihat pengauh vaiabel
independen yang ditetapkan serta variabel dependen. Dari analisis yang
dipergunakan dalam mempermudah melihat pengaruh variabel independen serta
variabel dependen.
Persamaan regresi yang dapat digunakan sebagai berikut :
UDP = α + β1 X1 + β2 X2 + β3 X3 + β4 X4 + β5 X5 + e
Keterangan :
UDP = underpricing
α = konstanta
β1 – β6 = koefisien regresi dari tiap-tiap variabel independen
X1 = Return On Equity
X2 = Financial Leverage
X3 = Earning Per Share
X4 = umur perusahaan
28
X5 = Return On Asset
E = error
3.6 Uji Normalitas Data
Uji tersebut bertujuan agar dapat mengetahui model regresi, baik itu dari
variabel independen ataupun dependen yang dapat didistribusi secara norma
ataupun tidak. Pada model regresi yang baik akan memiiki distribusi data yang
mendekati normal atapun normal. Pada pengujian ini diakukan dengan
menggunakan uji analisis grafik yaitu grafik histogram dan probability plot.
Dasar dari pengambilan keputusan uji normalitas:
- Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis
diagonal atau grafik histogramnya menunjukkan pola distribusi normal,
moka model regresi memenuhi asumsi normalitas.
- Jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan atau tidak mengikuti
arah garis diagonal atau grafik histogram tidak menunjukkn pola
distribusi normal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi
normalitas.
3.7 Uji Asumsi Klasik
Selain pengujian yang terdapat diatas, pada penelitian ini juga melakukan
pengujian terhadap asumsi klasik, yang meliputi:
3.7.1 Uji Autokorelasi
Uji autokolerasi bertujuan untuk menguji apakah model regresi linear ada
kolerasi antara keslahan pengganggu pada periode t dengan kesalahn pada periode
t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 sebelumnya. Jika memiliki
29
kolerasi, maka dinamakan adanya masalah autokolerasi. Dari model regresi yang
baik adallah regresi bebas dari autokoerasi. Alat ukur digunakan agar dapat
mendeteksi adanya autokolerasi dalam penelitian ini menggunkan tes dubin waston
(DW). Hipotesiss yang di uji pada penelitian tersebut yaitu Ho (tidak memiliki
autokolerasi, r=0) serta Ha (adanya autokolerasi, r ≠ 0). Autokolerasi merupakan
koerasi antara anggota sekelompok observasi yang telah diusun menurut waktu
atapun ruang.
3.7.2 Uji Multikolinearitas
Uji Multikolineritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditentukan
adanya kolerasi antara variabel bebas (independen). Model regresi yang baik
seharusnya tidak terjadi suatu kolerasi diantara variabel independen. Jika dalam
suatu penelitian terdapat multikolearitas maka variabel tersebut tidak orthogonal.
Metode yang digunakan untuk mendeteksi adanya satu multikolinearitas pada
penelitan ini sebagai berikut:
a. Besar Variance Inflation Factor (VIF) dan tolerance.
Pedoman suatu model yang bebas multikolinearitas sebagai berikut:
1. Memiliki nilai VIF sekitar 1-10.
2. Memiliki angka tolerance 1.
b. Besaran kolerasi antara variabel independen. Pedoman suatu model regresi
yang bebas multikolinearitas adalah kofisien kolerasi antara variabel
independen haruslah lemah (0,05).
30
3.7.3 Uji Heteroskedastitis
Uji heteroskedastitistas memiliki tujuan unutuk menguji model regresi
apakah ada terjadi ketidakbersamaan varians dari residual satu penelitian ke
penelitian yang lain. Model regresi yang baik tidak mengaami heteroskedastisitas
atau terjadinya homokedastisitas. Dalam penelitian ini, menggunakan uji Glejser
agar dapat mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas. Dalam pengujian
glejser dilakukan dengan menggunakan cara meregresi antara variabel independen
bersama dengan nilai absolute residual. Jika nilai probabilitas > taraf signifikan 5%,
maka didistribusikan data bebas dari heteroskedastisitas begitupun dengan
sebaliknya.
3.8 Uji Hipotesis
3.8.1 Uji t
Uji statistic yang dasarnya memperlihatkan berapa besar pengaruh variabel
independen/bebas bagi variabel dependen/terikat. Pengujian ini dapat dilakukan
dengan beberapa langkah sebagai berikut:
a. Menentukan tingkat signifikansi nilai t statistic table yang menggunakan tingkat
signifikansi 0,05 dengan derajat df = (n-k) serta (k-l). n= jumlah observasi,
sedangkan k=jumlah variabel.
b. Untuk menentukan hipotesis diterima atau ditolak jika nilai signifikan t<dari
0,05 maka hipotesis diterima. Bila nilai signifikan t>dari 0,05 maka hipotesis
ditolak.
31
3.8.2 Uji F
Uji f atau uji kofisien regresi secara bersama-sama digunakan dalam
mengetahui veriabel independen berpengaruh signifikan terhadap variabel
independen (Duwi Priyanto,2012). Dengan ketentuan apabila nilai signifikan dari
F < 0,05 maka, seluruh variabel independen secara simultan memiliki pengaruh
yang signifikan terhadap variabel dependen dan apabila nilai signifikan dari nilai F
> 0,05 maka, seluruh variabel independen tidak memiliki pengaruh taerhadap
variabel dependen.
3.8.3 Koefisien Determinasi (R2 )
Besarnya presentase pengaruh variabel independen terhadap nilai variabel
dependen dapat dilihat besarnya kofisien determinan (Ajusted R Square)
persamaaan regresi. Dari besarnya kofisien determinas 0-1, semakin mendekati 0
besar kofosien determinan suatu persamaan regresi akan semakin kecil pengaruh
semua variabel independen terhadap nilai variabel dependen.
32
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian
4.1.1 Deskripsi Objek Penelitian
Sesuai dengan karakteristik sampel penelitian berjumlah 50 dengan rincian
sebagai berikut
Keterangan Jumlah perusahaan
Perusahaan yang melakukan IPO tahun 2014-2017 70
Sampel yang dikeluarkan karena mengalami overpricing (19)
Sampel yang dikeluarkan karena tmengalami nilai wajar (1)
Jumlah sampel yang memenuhi Kriteria 50
Jumlah perusahaan yang melakukan IPO pada eriode tersebut sebanyak 70
peusahaan, 1 perusahaan tidak mengalami perubahan antara harga saham
penawaran perdana dengan harga penutupan hari pertama di pasar sekunder, 19
perusahaan yang harga saham pada penawaran perdanya lebih tinggi daripada harga
penutupan pada hari pertama di pasar sekunder/overpricing, sehingga total sampel
yang digunakan dalam penelitian ini yaitu 50 perusahaan.
33
4.1.2 Analisis Deskriptif
Tabel 4.2
Hasil Penguji Statistik Deskriptif
Sumber : Data yang diolah
Hasil analisis deskriptif berdasarkan Tabel 4.2 :
Underpricing dapat diukur dengan initial return, dimana selisih antara harga
penutupan saham pada pasar perdana (Closing Price) dengan harga penawaran
umum (Offering Price) pada pasar sekunder pada hari pertama serta dibagi dengan
harga penawaran umum. Dari besarnya suatu tingkat Underpricing masing-masing
sautu perusahan bervariasi mulai dai 1,00 - 3155.00 / 3115%. Nilai tata-rata \ tingkat
underpricing yaitu193.9000 atau 1939%, Underpricing tertinggi pada PT.
Pelayaran Tamarin Samudra Tbk, dan underpricing terendah pada PT. Merdeka
Copper Gold Tbk, PT. Mitra Keluarga Kayasehat Tbk, PT. Tunas Alfin Tbk, dan
PT. Kirana Megatara Tbk.
Nilai rata-rata ROE perusahaan yang melakukan penawaran perdana saham
adalah 9.6000 atau 9600%. ROE minimum adalah 22.63 atau -2263% pada PT.
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
UNDERPRICING 50 1.00 3155.00 193.9000 466.53242
ROE 50 -22.63 64.76 9.6000 14.66988
DER 50 .01 7.70 1.2546 1.54257
EPS 50 -276.32 570.49 46.3926 119.02056
AGE 50 2.00 42.00 17.6400 11.29703
ROA 50 -4.85 33.46 5.5490 7.70211
Valid N (listwise) 50
34
Bank Artos Indonesia Tbk, dan nilai maksimum ROE 64.76 atau 6476% PT. Bank
Yudha Bhakti Tbk.
Nilai rata-rata DER perusahaan yang melakukan penawaran perdana saham
adalah 1.2546 atau 125.46%. DER minimum adalah 0.01 atau 1% pada PT. Protech
Mitra Perkasa Tbk, dan nilai maksimum DER sebesar 7.70 atau 770% pada PT.
Bank Agris Tbk.
Nilai rata-rata EPS (Earning Per Share) perusahaan yang melakukan
penawaran perdana saham adalah 46.3926 atau 4639.26%. Sedangkan, EPS
minimum sebesar -276.32 atau -27632% PT. Bank Artos Indonesia Tbk, dan nilai
maksimum EPS sebesar 570.49 atau 57049% pada PT. Bank Yudha Bhakti Tbk.
Nilai rata-rata pada AGE adalah 17.6400 tahun. Sedangkan, nilai minimum 2
tahun pada PT. Alfa Energi Investama Tbk, dan nilai maksimum 42 tahun pada PT.
Bank Panin Dubai Syariah Tbk.
Nilai rata-rata ROA (Return On Asset) adalah 5.5490 atau 554.90%.
Sedangkan, ROA minimum sebesar -4.85 atau -485% pada PT. Graha Layar Prima
Tbk dan nilai maksimum ROA sebesar 33.46 atau 3346% PT. Mark Dynamics
Indonesia Tbk.
4.1.3 Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk menguji apakah data dalam sebuah model
regresi berdistribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik merupakan data
terdistribusi secara normal atau mendekati normal. Cara mengetahui sebaran data
normal atau tidak, meka dilakukan pengujian normalitas dengan menggunakan
grafik normal Probability Plot.
35
TABEL 4.3 Grafik Normal P-P Plot
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N 50
Normal Parametersa,b Mean .0000000
Std. Deviation 1.09171303
Most Extreme Differences Absolute .100
Positive .100
Negative -.072
Test Statistic .100
Asymp. Sig. (2-tailed) .200c,d
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
36
Dari hasil p-plot regresi pada gambar di atas terlihat titik-titik menyebar
disekitar garis diagonal maka dapat disimpulkan bahwa model regesi ini memenuhi
asumsi normalitas karena penyebaran data (plot) menyebar disekitar garis diagonal
serta tabel uji kolmogorov smirnov menunjukkan nilai Asymp. Sig. (2-tailed)
sebesar 0.200 diatas nilai 0.05 dapat disimpulkan bahwa model regresi memenuhi
asumsi normalitas.
4.1.4 Uji Autokolerasi
Uji autokolerasi bertujuan untuk menguji apakah model regresi linear ada
kolerasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan pengganggu pada
periode t-1 sebelumnya.
Table 4.4 Hasil Pengujian Autokolerasi (Durbin-Waston)
Hasil uji Durbin-Watson dalam Tabel 4.4 menunjukkan nilai sebesar 2,113
Apabila dibandingkan dengan tabel range nilai DW untuk ketentuan autokorelasi,
hasil perhitungan yaitu sebesar 2.113 berada pada range 1-3 yang berarti tidak ada
masalah autokorelasi.
4.1.5 Uji Multikolineraritas
Untuk melihat hasil uji multikolineraritas pada tabel sebagai berikut:
Model Summaryb
Mod
el R
R
Square
Adjusted R
Square
Std. Error of
the
Estimate
Durbin-
Watson
1 .201a .040 -.069 482.30981 2.113
a. Predictors: (Constant), ROA, AGE, DER, EPS, ROE
b. Dependent Variable: UNDERPRICING
37
Table 4.5 Hasil Pengujian Multikolineraritas
Dari table diatas dapat diketahui bahwa nilai tolerance diatas 0,10 dan VIF
dibawah 10,0 sehingga dapat dikatakan tidak terjadi multikolonieritas.
4.1.6 Uji Heteroskedastitistas
Uji heteroskedastitistas memiliki tujuan unutuk menguji model regresi
apakah ada terjadi ketidakbersamaan varians dari residual satu penelitian ke
penelitian yang lain. Untuk melihat penguuan dapat melihat hasil dari grafik tersebut
sebagai berikut:
Table 4.6 Grafik Scatterplot
Model
Collinearity Statistics
Tolerance VIF
1 (Constant)
ROE .189 5.291
DER .799 1.252
EPS .385 2.596
AGE .880 1.136
ROA .345 2.899
a. Dependent Variable: UNDERPRICING
38
Dari grafik terlihat bahwa titik-titik menyebar secara acak dan tersebar baik
diatas maupun dibawah angka 0 pada sumbu Y dan tidak terlihat pola yang jelas.
Dengan demikian, pada persamaan linier berganda dalam penelitian ini tidak ada
gejala atau tidak terjadi heteroskedastisitas.
4.2 Uji Hipotesis
4.2.1 Uji t
Uji t bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh secara parsial
variabel independen terhadap variabel dependen. Hasil perhitungan uji t dapat dilihat
pada Tabel 4.7 berikut:
Table 4.7 Hasil Uji Persial (Uji t)
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
T
Sig.
tolerance B Std. Error Beta
1 (Constant) 5.423 1.590 3.410 .002
ROE 2.448 1.376 1.068 1.779 .084
DER -2.364 1.056 -.538 -2.238 .032
EPS -.294 .334 -.256 -.882 .384
AGE .017 .538 .005 .032 .974
ROA -2.829 1.334 -1.148 -2.121 .041
a. Dependent Variable: UNDERPRICING
Berdasarkan hasil perhitungan table ui statistik t diatas maka dapat
disimpulkan sebagai berikut:
39
1. Return On Equity (ROE) tidak berpengaruh signifikan terhadap
underpricing
Tabel 4.8 Hasil Uji t ROE
Variabel t-Tabel t-Hitung Sig
ROE 2.004 1.779 0.084
Sumber: data yang diolah peneliti.
Dari hasil pengujian menunjukan signifikasi ROE yaitu sebesar 0,084 >
0.05 dan nilai t hitung sebesar 1.779 < t tabel sebesar 2,004 sehingga dapat
dibuktikan bahwa Ha ditolak dan Ho diterima dan dapat disimpulkan bahwah ROE
tidak berpengaruh signifikan terhadap tingkat underpricing.
2. Debt Equity Ratio (DER) berpengaruh signifikan terhadap underpricing
Tabel 4.9 Hasil Uji t DER
Variabel t-Tabel t-Hitung Sig
DER 2.004 2.238 0.032
Sumber: data yang diolah peneliti.
Dari Hasil pengujian menunjukan signifikasi DER yaitu sebesar 0,032 <
0.05 dan nilai t hitung sebesar 2.238 > t tabel sebesar 2,004 sehingga dapat
dibuktikan bahwa Ha diterima dan Ho ditolak dan dapat disimpulkan bahwah DER
memiliki pengaruh signifikan terhadap tingkat underpricing.
40
3. Earning PerShare (EPS) tidak berpengaruh signifikan terhadap
underpricing
Tabel 4.10 Hasil Uji t EPS
Variabel t-Tabel t-Hitung Sig
EPS 2.004 0.882 0.384
Sumber: data yang diolah peneliti.
Dari hasil pengujian menunjukan signifikasi EPS yaitu sebesar 0,384 > 0.05
dan nilai t hitung sebesar 0.882 < t tabel sebesar 2,004 sehingga dapat dibuktikan
bahwa Ha ditolak dan Ho diterima dan dapat disimpulkan bahwah EPS tidak
berpengaruh signifikan terhadap tingkat underpricing.
4. Umur Perusahaan (AGE) tidak berpengaruh signifikan terhadap
underpricing.
Tabel 4.11 Hasil Uji t AGE
Variabel t-Tabel t-Hitung Sig
AGE 2.004 0.032 0.974
Sumber: data yang diolah peneliti.
Dari hasil pengujian menunjukan signifikasi umur perusahaan yaitu
sebesar 0,974 > 0.05 dan nilai t hitung sebesar 0,032 < t tabel sebesar 2,004
sehingga dapat dibuktikan bahwa Ha ditolak dan Ho diterima dan dapat
disimpulkan bahwa umur perusahaan tidak berpengaruh signifikan terhadap
tingkat underpricing.
41
5. Return On Asset (ROA) berpengaruh signifikan terhadap underpricing
Tabel 4.12 Hasil Uji t ROA
Variabel t-Tabel t-Hitung Sig
ROA 2.004 2.121 0.041
Sumber: data yang diolah peneliti.
Dari hasil pengujian menunjukan signifikasi ROA yaitu sebesar 0,041 <
0.05 dan nilai t hitung sebesar 2.121 < t tabel sebesar 2,004 sehingga dapat
dibuktikan bahwa Ha diterima dan Ho ditolak dan dapat disimpulkan bahwa ROA
berpengaruh signifikan terhadap tingkat underpricing.
4.2.2 Uji F
Uji ini bertujuan untuk menunjukkan pengaruh antara variabel independen
terhadap variabel dependen secara bersama-sama. Hasil perhitungan uji F ini dapat
dilihat pada tabel:
Table 4.13 Hasi Uji F
ANOVAa
Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
1 Regression 429571.266 5 85914.253 .369 .048b
Residual 10235401.234 44 232622.755
Total 10664972.500 49
a. Dependent Variable: UNDERPRICING
b. Predictors: (Constant), ROA, AGE, DER, EPS, ROE
Hasil pengujian secara simultan menunjukkan nilai F sebesar 0,369 dengan
signifikansi pengujian sebesar 0,048. Nilai signifikansi tersebut lebih kecil dari
0,05. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa secara simultan underpricing
42
dapat dijelaskan oleh variasi variable ROE, DER, EPS, AGE dan ROA, secara
bersama-sama.
4.2.3 Uji Kofisien Determinansi
Besarnya presentasi dari pengaruh variabel independen terhadap nilai
variabel dependen, dapat ketahui dengan melihat besarnya suatu kofisien
Determinan (Ajusted R Square), persamaaan regresi. \
Tabel 4.14Uji Kofisien Determinansi
Dari tabel 4.14 besarnya adjusted R2 yaitu 0,040, hal ini berarti 40% variasi
underpricing dapat dijelaskan oleh variabel indepen seperti Return On Equity,
DER , Earning Per Share, Age serta Return On Asset. Sedangkan, faktor model
luar mampu menjelaskan 60%.
4.3 Pembahasan
4.3.1 Pengaruh ROE terhadap Underpricing pada Perusahaan yang
melakukan IPO
Hasil pengujian parameter pengaruh ROE diperoleh nilai t sebesar 1.779.
Nilai t tabel dengan df = n-k-1 = 50-6-1=55 diperoleh t tabel sebesar 2,004. Untuk
pengujian hipotesi maka diperoleh t hitung 1.779 < t tabel 2,004. Tingkat
signifikansi menunjukan 0,084 yang lebih besar dari taraf signifikansi 5%. Hal ini
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R Square
Std. Error of the
Estimate Durbin-Watson
1 .201a .040 -.069 482.30981 2.113
a. Predictors: (Constant), ROA, AGE, DER, EPS, ROE
Sumber : data yang sudah diolah
43
berarti Ho diterima dan dapat disimpulkan bahwa ROE tidak meiliki pengaruh
signifikan terhadap tingkat underpricing. Hasil penelitian ini sejalan dengan
penelitian sebelumnya yang dilakukan Martani, dkk (2012), Widyanti (2017)
menyatakan bahwa ROE tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap
underpricing. Sedangkan penelitian ini bertentangan dengan Rust (2015), Hapsari,
Mahfud (2012) dan Tyagita (2009) menunjukan bahwa ROE berpengaruh terhadap
tingkat underpricing.
4.3.2 Pengaruh DER Terhadap Underpricing Pada Perusahaan Yang
Melakukan IPO
Hasil pengujian parameter pengaruh logaritma natural DER diperoleh nilai t
sebesar 2.238. Nilai t tabel dengan df = n-k-1 = 50-6-1=55 diperoleh t tabel sebesar
2,004. 2.238 > t tabel 2,004. Tingkat signifikansi menunjukan 0,032 yang lebih
kecil dari taraf signifikansi 5%. Pada hasil tersebut berarti menerima Ho serta dapat
disimpukan bahwa dari DER signifikan terhadap underpricing. Pada temuan ini
mendukung penelitian yang dilakukan oleh Ningrum (2015), Rust (2015) dan
Daljono dalam Handayani (2008), menyatakan bahwa DER memiliki signifikan
terhadap underpricing. Namun, pada temuan penelitian ini bertentangan dengan
penelitian dari Kristiantari (2013), Retnowati (2013) dan Citra (2017) menyatakan
bahwa DER tidak berpengaruh secara signifikan terhadap underpricing.
44
4.3.3 Pengaruh EPS Terhadap Besarnya Tingkat Underpricing Pada
Perusahaan Yang Melakukan IPO
Hasil pengujian parameter pengaruh EPS diperoleh nilai t sebesar 0.882. Nilai
t tabel dengan df = n-k-1 = 50-6-1=55 diperoleh t tabel sebesar 2,004. Untuk
pengujian hipotesi maka diperoleh t hitung 0.882 < t tabel 2,004. Tingkat
signifikansi menunjukan 0,384 yang lebih besar dari taraf signifikansi 5%. Hal ini
berarti Ho diterima dan dapat disimpulkan bahwa EPS tidak meiliki pengaruh
signifikan terhadap tingkat underpricing. Hasil penelitian ini sejalan dengan
penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Hapsari dan Mahfud (2012), Widyanti
(2017) dan Sulistio (2005) dalam Hapsari (2012) bahwa EPS tidak berpengaruh
terhadap tingkat underpricing. Namun temuan ini tidak mendukung hasil penelitian
yang dilakukan oleh Ardiansyah (2005), Retnowati (2013) dan Handayani (2008)
yang menyatakan adanya hubungan negatif dan signifikan antara EPS dengan
underpricing. Hasil yang tidak signifikan ini disebabkan karena investor
berpendapat dunia pasar modal tidak memiliki kepastian untuk mendapatkan bagian
keuntungan dalam suatu periode tertentu dengan memiliki suatu saham.
4.3.4 Pengaruh Umur Perusahaan Terhadap Underpricing Pada Perusahaan
Yang Melakukan IPO
Hasil pengujian dari parameter pengaruh logaritma natural umur perusahaan
diperoleh nilai t sebasar 0.032. Nilai t tabel dengan df = n-k-1 = 50-6-1=55
diperoleh t tabel sebesar 2,004. Untuk pengujian hipotesis maka diperoleh t hitung
0,032 < t tabel 2,004. Tingkat signifikansi menunjukan 0,974 yang lebih besar dari
45
taraf signifikansi 5%. Hal ini berarti menerima Ho dan dapat disimpulkan bahwa
umur perusahaan tidak berpengaruh signifikan terhadap tingkat underpricing.
Temuan ini mendukung hasil penelitian yang dilakukan oleh Martani (2012),
Retnowati (2013) dan Nasirwan (2008) dalam Handayani (2008), yang menyatakan
bahwa Umur Perusahaan tidak memiliki hubungan negatif dan signifikan terhadap
underpricing. Namun, temuan ini bertentangan dari hasil penelitian yang dilakukan
oleh Pahlevi (2014) dan Islam et al (2010) dan Sabeni dan Rosayanti (2002),
dalam penelitiannya menunjukkan bahwa, umur perusahaan berpengaruh signifikan
terhadap underpricing. Variabel umur perusahaan tidak menunjukkan adanya
pengaruh yang signifikan terhadap tingkat underpricing. Hal ini disebabkan karena
umur perusahaan saja tidak dapat dijadikan patokan dalam melihat kualitas
perusahaan. Oleh karena itu investor tidak mempertimbangkan umur perusahaan
dalam menilai emiten yang melakukan IPO. Dalam dunia bisnis yang identik
dengan persaingan, belum tentu perusahaan yang lebih muda mempunyai kinerja
atau prospek yang lebih jelek dibandingkan dengan perusahaan-perusahaan yang
telah lama berdiri. Ramadhani (2009) dalam Kristiantari (2012) menyatakan bahwa
umur suatu perusahaan tidak selalu menjamin bahwa perusahaan tersebut
merupakan perusahaan yang memiliki kondisi keuangan yang sehat. Perusahaan
dengan umur berapapun dapat mengalami kondisi keuangan yang tidak sehat atau
bahkan kebangkrutan. Hal ini terjadi karena adanya faktor-faktor lain yang
mempengaruhi yaitu faktor internal dan eksternal.
46
4.3.5 Pengaruh ROA Terhadap Underpricing Pada Perusahaan Yang
Melakukan IPO
Hasil pengujian parameter pengaruh logaritma natural ROA diperoleh nilai t
sebesar 2.121. Nilai t tabel dengan df = n-k-1 = 50-6-1=55 t tabel sebesar 2,004.
Untuk pengujian hipotesis diperoleh t hitung -2,121 > t tabel 2,004. Tingkat
signifikansi menunjukan 0,041 yang lebih kecil dari taraf signifikansi 5%. Hal ini
dapat disimpulkan bahwa ROA berpengaruh signifikan terhadap tingkat
underpricing. Pada temuan ini menudukung penelitian yang dilakukan oleh
Ningrum (2015), Yasa (2008) dan Citra (2017), menyatakan bahwa adanya
hubungan negatif dan signifikan antara Return On Asset (ROA) terhadap
underpricing. Namun, dalam penelitian ini bertentangan hasil temuan dari Eka
(2013), Kristianti (2013) dan Rust (15), menyatakan bahwa, ROA tidak memiliki
pengaruh secara signifikan terhadap underpricing. Dengan demikian, H5 yang
diajukan olehh peneliti dimana Return On Asset memiliki pengaruh yang signifikan
terhadap underpricing paada perusahan yang melakukan IPO dapat diterima.
47
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Pada penelitian ini setelah melakukan pengumpulan data, pengelolaan data
serta mengalisis data dan menginterprestasi hasil menggunakan data yang normal,
tidak terdapat multikoliaritas, tidak ada masalah autokorelasi, serta tidak ada gejala
atau tidak terjadi heteroskedastisitas, maka dari kesimpulan penelitian sebagai
berikut:
1. Hasil pengujian hipotesis secara parsial menunjukkan bahwa:
a) Return On Equity (ROE) menghasilkan nilai signifikan 0,084 dimana nilai
tersebut lebih besar dari 0,05 sehinggga menggambarkan bahwa Return
On Equity tidak berpengaruh signifikan terhadap Underpricing. Artinya
ROE yang tinggi akan mengurangi suatu tingkat ketidakpastian
perusahaan saat penawaran perdananya sehingga mengurangi tingkat
underpricing.
b) Debt to Equity Ratio (DER) menghasilkan nilai signifikan 0,032 dimana
nilai tersebut lebih kecil dari nilai 0,05 sehingga menggambarkan bahwa
Debt to Equity Ratio (DER) berpengaruh signifikan terhadap
underpricing. Hal ini berarti kemampuan suatu perusahaan dalam
membayar liabilitasnya dengan menggunakan modal sendiri pada saat
melakukan penawaran umum perdana.
c) Earning PerShare (EPS) menghasilkan nilai signifikan 0,384 dimana nilai
tersebut lebih besar dari 0,05 sehingga menggambarkan bahwa Earning
PerShare (EPS) tidak berpengaruh signifikan terhadap underpricing.
48
Berarti EPS tidak signifikan disebabkan karena investor memiliki
pendapat dunia bursa saham tidak memiliki suatu kepastian dalam
mendapatkan laba pada periode tertentu dengan mempunyai memiliki
saham.
d) Umur perusahaan menghasikan nilai signifikan 0,974 dimana nilai tersebut
lebih besar dari 0,05 sehingga menggambarkan bahwa umur perusahaan
tidak berpengaruh signifikan terhadap underpricing. Berarti Variabel
tersebut menunjukkan tidak adanya pengaruh karena suatu umur
perusahaan tidak menjamin bahwa perusahaan tersebut memiliki kondisi
keuangan yang kurang baik, hal ini terjadi karena adanya faktor-faktor
internal dan eksternal.
e) Return On Asset (ROA) menghasikan nilai signifikan 0,041 dimana nilai
tersebut lebih kecil dari 0,05 sehingga menggambarkan bahwa return on
asset berpengaruh terhadap underpricing. Berarti variabel ROA
menunjukkan ROA yang tinggi menggambarkan bahwa perusahaan
tersebut memiliki kinera yang cukup baik sehingga keuntungan yang
dihasilkan juga semakin tinggi.
5.2 Keterbatasan Peneliti
Pada penelitian ini memiliki keterbatasan-keterbatasan yang dapat diadikan
sebagai bahan pertimbangan bagi peneliti-peneliti berikutnya agar dapat
menghasilkan penelitian yang lebih maksimal, adapaun keterbatasan penelitian ini
sebagai berikut:
49
1. Terbatasnya referensi-refensi yang didapatkan peneliti untuk menguatkan
penelitian ini seperti jurnal serta artikel lainnya.
2. Pada penelitian ini hanya menggunakan waktu 4 tahun masa pengamatan
sehingga data yang dihasilkan kemungkinan kurang mencerminkan suatu
kondisi perusahaan.
5.3 Saran
Berdasarkan hasil kesimpulan serta keterbatasan diatas adapun saran-saran
yang dapat diberikan kepada peneliti berikutnya agar menggunakan pengamatan
waktu yang lebih panjang untuk memperoleh sampel yang lebih banyak,
memperhatikan perusahaan-perusahaan yang akan di jadikan sampel agar
menggolongkan kedalam golongan perusahaan baik keuangan maupun non
keuangan serta menambah atau menggunakan variabel yang baru dan
memperhatikan data-data yang digunakan dalam meneliti.
50
DaftaPustaka
Ang, Robert.1997. Buku Pintar Pasar Modal Indonesia.Mediasoft Indonesia.
Ardiansyah, 2004. Pengaruh Variabel Keuangan terhadap Return Awal dan Return
15 Hari Setelah IPO serta Moderasi besaran Perusahaan terhadap hubungan
antara Variabel Keuangan dengan Return Aal dan Return 15 Hari setelah IPO
di Bursa Efek Jakarta, Jurnal Riset Akuntansi Indonesia.Vol 7.No 2.Mei.
Ariawati, Siti. 2005. Analisis Faktor-Faktor yang Menpengaruhi Tingkat
Underpricing pada Penawaran Saham Perdana (IPO). Tesis. Program
Pascasarjana Magister Manajemen. Universitas Diponegoro.
Baetty, Randolph P. 1989. Auditor Reputation and The Pricing Of Initial Public
Offering. Jourrnal Of Financial Economic. Vol XV.
Chandradewi, Susanna. 2000. Pengaruh Variabel Keuangan Terhadap Penentuan
Harga Pasar Saham Perusahaan Sesudah Penawaran Perdana. Perspektif, Vol.
5, No. 1: 15-23.
Chastina Yolana dan Dwi Martani, 2005.Variabel-Variabel yang Mempengaruhi
Fenomena Underpricing Pada Penawaran Saham Perdana di BEJ Tahun 1994-
2001, Simposium Nasional Akuntansi VIII.IAI.September.
Chisty, Muhammad R.K., Iftekhar Hassan and Stephen D. Smith, 1996,A Note on
Underwriter Competition and Initial Public Offerings. Journal of business
Finance and Accounting. 23(5) & (6), Juli.
Daljono. 2000. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Initial Return Saham
yang Listing di Bursa Efek Jakarta Tahun 1990-1997. Simposium Nasional
Akuntansi III. IAI. September.
Diananingsih, Harum Indinah. 2003. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Tingkat Underpricing pada Penawaran Umum Perdana (IPO). Tesis. Program
Pascasarjana Magister Manajemen. Universitas Diponegoro.
Eka Retnosati. (2013). Analisis faktor - faktor yang Mempengaruhi underpricing
saham pada Penawaran Umum Perdana (IPO) Di bursa efek indonesia (BEI).
Skripsi. Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi. Universitas Negeri Semarang.
Ghozali, Imam. 2001. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Badan
Penerbit UNDIP, Semarang.
51
Hapsari dan M. Kholid Mahfud. (2012). Analisis Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi Underpricing Saham Pada Penawaran Umum Perdana Di BEI
Periode 2008-2010. Jurnal of Management. Vol. 1 No. 1. Hal 1-9.
Hartono, Jogiyanto. 2000. Teori Portofolio dan Analisis Investasi. Edisi 2.
Yogjakarta : BPEE UGM.
Jogiyanto. 2000. Teori Portofoli dan Analisis Investasi. BPFE. Yogyakarta.
Kurniawan. 2006. Analisis Variabel keuangan dan Non Keuangan terhadap Initial
Return dan Return 7 Hari Setelah Initial Public. Tesis. Program Pascasarjana
Magister Manajemen. Universitas Diponegoro.
Martani D., Sinaga I.L., dan Syahroza A. (2012). Analysis on Factors Affecting
IPO Underpricing and their Effects on Earnings Persistence. World Review of
Business Research. Vol. 2. No. 2. March 2012. Pp. 1 – 15.
Nurhidayati dan Indriantoro. 1998. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Terhadap Underpricing pada penaaran Perdana. Jurnal Ekonomi dan Bisnis
Indoneisa Volume 13 Nomor 1. Yogyakarta: Fakultas Ekonomi UGM
Puspitasari, Dian. 2008. Analisis Variabel-Variabel Yang Mempengaruhi Tingkat
Underpricing Pada Penawaran Umum Perdana. Skripsi. FE UNS.
Sandhiaji, Bram Nugroho. 2004. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Tingkat Underpricing pada Penawaran Umum Perdana (IPO) periode 1996-
2002. Tesis. Program Pascasarjana Magister Manajemen. Universitas
Diponegoro.
Safitri, Widi Ibni. 2004. Analisis Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Tingkat
Underpriced Pada Penawaran Perdana di Bursa Efek Jakarta. Skripsi S-1.
Surakarta: Universitas Sebelas Maret.
Setianingrum, Tia. 2005. Pengaruh Informasi ProspektusPerusahaan terhadap
Initial return pada Penawaran Saham Perdana. Tesis. Magister Manajemen,
Universita Widyatama.
Sujadi dan Suyatmin. 2006. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Underpricing pada
Penawaran Umum Perdana di Bura Efek Jakarta. Benefit. Vol X. No.1. Juni:11-
32.
Sunariyah. 2006. Pengantar Pengetahuan Pasar Modal. Edisi V. Yogjakarta.UPP
AMP YPKN.
52
Wulandari, Afifah. 2011.Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tingkat
Underpricing pada Penawaran Umum Perdana (IPO).Skripsi. Program Sarjana
Fakultas Ekonomi. Universitas Diponegoro.
Yasa, Gerianta Wirawan. (2008). Penyebab Underpricing Pada Penawaran Saham
Perdana di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Akuntansi dan Bisnis. Vol. 3 No.2
www.idx.id
Lampiran 1
Daftar Sampel Perusahaan dan Tingkat Underpricing
No NAMA PERUSAHAAN KODE Offering
price
Close
Price Underpricing Ket.
1 Wijaya Karya Beton WTON 590 760 29 Underpricing
2 PT Bank Agris Tbk AGRS 110 137 25 Underpricing
3 PT Bank Ina Perdana Tbk BINA 240 214 -11 Overpricing
4 PT Bue Bird Tbk BIRD 6,500 7,100 9 Underpricing
5 PT Graha Layar Prima Tbk BLTZ 3,000 3,400 13 Underpricing
6 PT Asuransi Kresna Mitra Tbk ASMI 270 1.095 -100 Overpricing
7 PT Bali Towerindo Sentra Tbk BALI 400 600 50 Underpricing
8 PT Tunas Alfin Tbk TALF 395 400 1 Underpricing
9 PT Batavia Prosperind Internasiona Tbk BPII 500 3,350 570 Underpricing
10 PT Capital Nusantara Indonesia Tbk CANI 200 264 32 Underpricing
11 PT Chitose Internasiona Tbk CINT 330 337 2 Underpricing
12 PT Link Net Tbk LINK 1,600 4,000 150 Underpricing
13 PT Eka Sari Orena Transport Tbk LRNA 900 122 -86 Overpricing
14 PT Mitrabara Adiperdana Tbk MBAP 1,300 1,115 -14 Overpricing
15 PT Intermedia Capital Tbk MDIA 1,380 1,510 9 Underpricing
16 PT Bank Dinar Indonesia Tbk DNAR 110 113 3 Underpricing
17 PT Golden Plantation Tbk GOLL 288 74 -74 Overpricing
18 PT Intan Baruprana Finance Tbk IBFN 288 932 224 Underpricing
19 PT Magna Finance Tbk MGNA 105 53 -50 Overpricing
20 PT Bank Panin Dubai Syariah Tbk PNBS 100 266 166 Underpricing
21 PT Soechi Lines Tbk SOCI 550 475 -14 Overpricing
22 PT Sitara Propertindo Tbk TARA 106 560 428 Underpricing
23 PT Anabatic Technoogies Tbk ATIC 700 715 2 Underpricing
24 PT Bank Yudha Bhakti Tbk BBYB 115 329 186 Underpricing
25 PT Binakarya Jaya Abadi Tbk BIKA 1,000 1,905 91 Underpricing
26 PT Puradelta Lestari Tbk BOGA 103 390 279 Underpricing
27 PT Dua Putri Utama Makmur Tbk DMAS 210 215 2 Underpricing
28 PT Indonesia Pondasi Raya Tbk DPUM 550 990 80 Underpricing
29 PT Kin Indonesia Tbk IDPR 1,280 1,340 5 Underpricing
30 PT Merdeka Copper Gold Tbk KINO 3,800 3,840 1 Underpricing
31 PT Mitra Keluarga Kayasehat Tbk MDKA 2000 2,015 1 Underpricing
32 PT Victoria Insurance Tbk MIKA 17,000 2,400 -86 Overpricing
33 PT Pp Properti Tbk VINS 105 104 -1 Overpricing
34 PT Mitra Komunikasi Nusantara Tbk PPRO 185 178 -4 Overpricing
35 PT Bintang Oto Global Tbk MKNT 200 510 155 Underpricing
36 PT Mitra Pemuda Tbk MTRA 185 298 61 Underpricing
37 PT Sillo Maritime Perdana Tbk SHIP 140 498 256 Underpricing
38 PT Waskita Beton Precast Tbk WSBP 490 555 13 Underpricing
39 PT Protech Mitra Perkasa Tbk OASA 190 302 59 Underpricing
40 PT Paramita Bangun Sarana Tbk PBSA 1,200 1,290 8 Underpricing
41 PT Cikarang Listrindo Tbk POWR 1,500 1,285 -14 Overpricing
42 PT Prodia Widyahusada Tbk PRDA 6,500 5,800 -11 Overpricing
43 PT Mahaka Radio Integra Tbk MARI 750 1,025 37 Underpricing
44 PT Graha Andrasentra Propertindo Tbk JGLE 140 396 183 Underpricing
45 PT Duta Intidaya Tbk DAYA 550 194 -65 Overpricing
46 PT Capital Financial Indnesia Tbk CASA 130 193 48 Underpricing
47 PT Bank Artos Indonesia Tbk ARTO 132 160 21 Underpricing
48 PT Bank Ganesha Tbk BGTG 103 78 -24 Overpricing
49 PT Aneka Gas Industri Tbk AGII 1,100 635 -42 Overpricing
50 PT Armidian Karyatama Tbk ARMY 300 300 0 Wajar
51 PT Industri Dan Perdagangan Bintraco
Dharma Tbk CARS
1,750 1,345 -23 Overpricing
52 PT Sariguna Primatira Tk CLEO 115 151 31 Underpricing
53 PT Cahayasakti Investindo Sukses Tbk CSIS 300 1,500 400 Underpricing
54 PT First Indo American Easing Tbk FINN 105 107 2 Underpricing
55 PT Alfa Energi Investama Tbk FIRE 500 1,490 198 Underpricing
56 PT Forza And Indonesia Tbk FORZ 220 770 250 Underpricing
57 PT Buyung Poetra Sembada Tbk HOKI 310 344 11 Underpricing
58 PT Hartadinata Abadi Tbk HRTA 300 298 -1 Overpricing
59 PT Kirana Megatara Tbk KMTR 458 462 1 Underpricing
60 PT Marga Abhinaya Abadi Tbk MABA 112 1,200 971 Underpricing
61 PT Map Boga Adiperkasa Tbk MAPB 1,680 1,905 13 Underpricing
62 PT Mark Dynamics Indonesia Tbk MARK 250 1,600 540 Underpricing
63 PT Sanurhasta Mitra Tbk MINA 105 392 273 Underpricing
64 PT Megapower Makmur Tbk MPOW 200 278 39 Underpricing
65 PT Ayana Land Internasional Tbk NASA 103 420 308 Underpricing
66 PT Nusantara Pelabuhan Handal Tbk PORT 535 358 -33 Overpricing
67 PT Pelayaran Tamarin Samudra Tbk TAMU 110 3,580 3155 Underpricing
68 PT Terregra Asia Energy TGRA 200 545 173 Underpricing
69 PT Totalindo Eka Persada Tbk TOPS 310 716 131 Underpricing
70 PT Integra Indocabinet Tbk WOOD 260 244 -6 Overpricing
Lampiran 2
Daftar ROE Perusahaan
No KODE Nama Perusahaan ROE
1 WTON Wijaya Karya Beton 14.48
2 AGRS PT Bank Agris Tbk 0.97
3 BIRD PT Bue Bird Tbk 20.53
4 BLTZ PT Graha Layar Prima Tbk -6.17
5 BALI PT Bali Towerindo Sentra Tbk 24.18
6 TALF PT Tunas Alfin Tbk 17.65
7 BPII PT Batavia Prosperind Internasiona Tbk 16.95
8 CANI PT Capital Nusantara Indonesia Tbk -22.3
9 CINT PT Chitose Internasiona Tbk 8.70
10 LINK PT Link Net Tbk 18.38
11 MDIA PT Intermedia Capital Tbk 25.40
12 DNAR PT Bank Dinar Indonesia Tbk 0.74
13 IBFN PT Intan Baruprana Finance Tbk 10.76
14 PNBS PT Bank Panin Dubai Syariah Tbk 6.61
15 TARA PT Sitara Propertindo Tbk 0.17
16 ATIC PT Anabatic Technoogies Tbk 8.53
17 BBYB PT Bank Yudha Bhakti Tbk 64.76
18 BIKA PT Binakarya Jaya Abadi Tbk 11.49
19 DMAS PT Puradelta Lestari Tbk 19.11
20 DPUM PT Dua Putri Utama Makmur Tbk 6.44
21 IDPR PT Indonesia Pondasi Raya Tbk 22.96
22 KINO PT Kin Indonesia Tbk 14.81
23 MDKA PT Merdeka Copper Gold Tbk -3.27
24 MIKA PT Mitra Keluarga Kayasehat Tbk 17.95
25 BOGA PT Bintang Oto Global Tbk 2.47
26 MTRA PT Mitra Pemuda Tbk 8.00
27 SHIP PT Sillo Maritime Perdana Tbk 12.8
28 WSBP PT Waskita Beton Precast Tbk 8.57
29 OASA PT Protech Mitra Perkasa Tbk -2.83
30 PBSA PT Paramita Bangun Sarana Tbk 22.37
31 MARI PT Mahaka Radio Integra Tbk 24.31
32 JGLE PT Graha Andrasentra Propertindo Tbk -2.49
33 CASA PT Capital Financial Indnesia Tbk 2.49
34 ARTO PT Bank Artos Indonesia Tbk -22.63
35 CLEO PT Sariguna Primatira Tk 16.84
36 CSIS PT Cahayasakti Investindo Sukses Tbk 0.06
37 FINN PT First Indo American Easing Tbk 5.79
38 FIRE PT Alfa Energi Investama Tbk -0.47
39 FORZ PT Forza And Indonesia Tbk 4.83
40 HOKI PT Buyung Poetra Sembada Tbk 10.08
41 KMTR PT Kirana Megatara Tbk 26.71
42 MABA PT Marga Abhinaya Abadi Tbk -9.44
43 MAPB PT Map Boga Adiperkasa Tbk 9.65
44 MARK PT Mark Dynamics Indonesia Tbk 45.65
45 MINA PT Sanurhasta Mitra Tbk 0.98
46 MPOW PT Megapower Makmur Tbk 8.42
47 NASA PT Ayana Land Internasional Tbk -1.86
48 TAMU PT Pelayaran Tamarin Samudra Tbk -5.72
49 TGRA PT Terregra Asia Energy 0.18
50 TOPS PT Totalindo Eka Persada Tbk 15.41
Lampiran 3
Daftar DER Perusahaan
No KODE Nama Perusahaan DER
1 WTON Wijaya Karya Beton 0.71
2 AGRS PT Bank Agris Tbk 7.70
3 BIRD PT Bue Bird Tbk 0.99
4 BLTZ PT Graha Layar Prima Tbk 0.27
5 BALI PT Bali Towerindo Sentra Tbk 1.20
6 TALF PT Tunas Alfin Tbk 0.32
7 BPII PT Batavia Prosperind Internasiona Tbk 0.65
8 CANI PT Capital Nusantara Indonesia Tbk 5.65
9 CINT PT Chitose Internasiona Tbk 0.25
10 LINK PT Link Net Tbk 0.23
11 MDIA PT Intermedia Capital Tbk 0.34
12 DNAR PT Bank Dinar Indonesia Tbk 2.92
13 IBFN PT Intan Baruprana Finance Tbk 4.38
14 PNBS PT Bank Panin Dubai Syariah Tbk 0.83
15 TARA PT Sitara Propertindo Tbk 0.27
16 ATIC PT Anabatic Technoogies Tbk 2.25
17 BBYB PT Bank Yudha Bhakti Tbk 1.49
18 BIKA PT Binakarya Jaya Abadi Tbk 2.21
19 DMAS PT Puradelta Lestari Tbk 0.12
20 DPUM PT Dua Putri Utama Makmur Tbk 0.28
21 IDPR PT Indonesia Pondasi Raya Tbk 0.39
22 KINO PT Kin Indonesia Tbk 0.81
23 MDKA PT Merdeka Copper Gold Tbk 0.12
24 MIKA PT Mitra Keluarga Kayasehat Tbk 0.13
25 BOGA PT Bintang Oto Global Tbk 0.09
26 MTRA PT Mitra Pemuda Tbk 1.09
27 SHIP PT Sillo Maritime Perdana Tbk 1.05
28 WSBP PT Waskita Beton Precast Tbk 0.85
29 OASA PT Protech Mitra Perkasa Tbk 0.01
30 PBSA PT Paramita Bangun Sarana Tbk 0.53
31 MARI PT Mahaka Radio Integra Tbk 0.20
32 JGLE PT Graha Andrasentra Propertindo Tbk 0.74
33 CASA PT Capital Financial Indnesia Tbk 1.76
34 ARTO PT Bank Artos Indonesia Tbk 4.26
35 CLEO PT Sariguna Primatira Tk 1.22
36 CSIS PT Cahayasakti Investindo Sukses Tbk 0.49
37 FINN PT First Indo American Easing Tbk 3.44
38 FIRE PT Alfa Energi Investama Tbk 1.04
39 FORZ PT Forza And Indonesia Tbk 2.50
40 HOKI PT Buyung Poetra Sembada Tbk 0.21
41 KMTR PT Kirana Megatara Tbk 1.25
42 MABA PT Marga Abhinaya Abadi Tbk 2.18
43 MAPB PT Map Boga Adiperkasa Tbk 0.53
44 MARK PT Mark Dynamics Indonesia Tbk 0.36
45 MINA PT Sanurhasta Mitra Tbk 0.02
46 MPOW PT Megapower Makmur Tbk 1.27
47 NASA PT Ayana Land Internasional Tbk 0.21
48 TAMU PT Pelayaran Tamarin Samudra Tbk 0.99
49 TGRA PT Terregra Asia Energy 0.11
50 TOPS PT Totalindo Eka Persada Tbk 1.82
Lampiran 4
Daftar EPS Perusahaan
No KODE Nama Perusahaan EPS
1 WTON Wijaya Karya Beton 37.69
2 AGRS PT Bank Agris Tbk 1.08
3 BIRD PT Bue Bird Tbk 293.80
4 BLTZ PT Graha Layar Prima Tbk -94.04
5 BALI PT Bali Towerindo Sentra Tbk 129.88
6 TALF PT Tunas Alfin Tbk 42.60
7 BPII PT Batavia Prosperind Internasiona Tbk 91.29
8 CANI PT Capital Nusantara Indonesia Tbk -42.62
9 CINT PT Chitose Internasiona Tbk 24.59
10 LINK PT Link Net Tbk 183.30
11 MDIA PT Intermedia Capital Tbk 90.06
12 DNAR PT Bank Dinar Indonesia Tbk 1.38
13 IBFN PT Intan Baruprana Finance Tbk 19.14
14 PNBS PT Bank Panin Dubai Syariah Tbk 7.22
15 TARA PT Sitara Propertindo Tbk 0.17
16 ATIC PT Anabatic Technoogies Tbk 19.21
17 BBYB PT Bank Yudha Bhakti Tbk 570.49
18 BIKA PT Binakarya Jaya Abadi Tbk 129.38
19 DMAS PT Puradelta Lestari Tbk 28.39
20 DPUM PT Dua Putri Utama Makmur Tbk 16.51
21 IDPR PT Indonesia Pondasi Raya Tbk 113.73
22 KINO PT Kin Indonesia Tbk 161.88
23 MDKA PT Merdeka Copper Gold Tbk -20.16
24 MIKA PT Mitra Keluarga Kayasehat Tbk 389.55
25 BOGA PT Bintang Oto Global Tbk 2.58
26 MTRA PT Mitra Pemuda Tbk 12.87
27 SHIP PT Sillo Maritime Perdana Tbk 27.09
28 WSBP PT Waskita Beton Precast Tbk 2.41
29 OASA PT Protech Mitra Perkasa Tbk -3.96
30 PBSA PT Paramita Bangun Sarana Tbk 82.39
31 MARI PT Mahaka Radio Integra Tbk 81.10
32 JGLE PT Graha Andrasentra Propertindo Tbk -2.53
33 CASA PT Capital Financial Indnesia Tbk 2.92
34 ARTO PT Bank Artos Indonesia Tbk -276.32
35 CLEO PT Sariguna Primatira Tk 12.70
36 CSIS PT Cahayasakti Investindo Sukses Tbk 0.10
37 FINN PT First Indo American Easing Tbk 6.72
38 FIRE PT Alfa Energi Investama Tbk -0.81
39 FORZ PT Forza And Indonesia Tbk 5.44
40 HOKI PT Buyung Poetra Sembada Tbk 20.41
41 KMTR PT Kirana Megatara Tbk 16.28
42 MABA PT Marga Abhinaya Abadi Tbk -4.46
43 MAPB PT Map Boga Adiperkasa Tbk 43.51
44 MARK PT Mark Dynamics Indonesia Tbk 61.92
45 MINA PT Sanurhasta Mitra Tbk 1.32
46 MPOW PT Megapower Makmur Tbk 15.13
47 NASA PT Ayana Land Internasional Tbk -1.58
48 TAMU PT Pelayaran Tamarin Samudra Tbk -11.41
49 TGRA PT Terregra Asia Energy 0.31
50 TOPS PT Totalindo Eka Persada Tbk 30.98
Lampiran 5
Daftar Umur Perusahaan
No KODE Nama Perusahaan Tahun
IPO
Tahun
Berdiri AGE
1 WTON Wijaya Karya Beton 2014 1997 17
2 AGRS PT Bank Agris Tbk 2014 1973 41
3 BIRD PT Bue Bird Tbk 2014 2001 13
4 BLTZ PT Graha Layar Prima Tbk 2014 2004 10
5 BALI PT Bali Towerindo Sentra Tbk 2014 2006 8
6 TALF PT Tunas Alfin Tbk 2014 1977 37
7 BPII PT Batavia Prosperind Internasiona Tbk 2014 1998 16
8 CANI PT Capital Nusantara Indonesia Tbk 2014 2004 10
9 CINT PT Chitose Internasiona Tbk 2014 1978 36
10 LINK PT Link Net Tbk 2014 1996 18
11 MDIA PT Intermedia Capital Tbk 2014 2008 6
12 DNAR PT Bank Dinar Indonesia Tbk 2014 1990 24
13 IBFN PT Intan Baruprana Finance Tbk 2014 1991 23
14 PNBS PT Bank Panin Dubai Syariah Tbk 2014 1972 42
15 TARA PT Sitara Propertindo Tbk 2014 2006 8
16 ATIC PT Anabatic Technoogies Tbk 2015 2001 14
17 BBYB PT Bank Yudha Bhakti Tbk 2015 1989 26
18 BIKA PT Binakarya Jaya Abadi Tbk 2015 2007 8
19 DMAS PT Puradelta Lestari Tbk 2015 1993 22
20 DPUM PT Dua Putri Utama Makmur Tbk 2015 2012 3
21 IDPR PT Indonesia Pondasi Raya Tbk 2015 1977 38
22 KINO PT Kin Indonesia Tbk 2015 1999 16
23 MDKA PT Merdeka Copper Gold Tbk 2015 2012 3
24 MIKA PT Mitra Keluarga Kayasehat Tbk 2015 1995 20
25 BOGA PT Bintang Oto Global Tbk 2016 2011 5
26 MTRA PT Mitra Pemuda Tbk 2016 1980 36
27 SHIP PT Sillo Maritime Perdana Tbk 2016 1989 27
28 WSBP PT Waskita Beton Precast Tbk 2016 2014 2
29 OASA PT Protech Mitra Perkasa Tbk 2016 2006 10
30 PBSA PT Paramita Bangun Sarana Tbk 2016 2002 14
31 MARI PT Mahaka Radio Integra Tbk 2016 2006 10
32 JGLE PT Graha Andrasentra Propertindo Tbk 2016 1988 28
33 CASA PT Capital Financial Indnesia Tbk 2016 2009 7
34 ARTO PT Bank Artos Indonesia Tbk 2016 1992 24
35 CLEO PT Sariguna Primatira Tk 2017 1988 29
36 CSIS PT Cahayasakti Investindo Sukses Tbk 2017 1995 22
37 FINN PT First Indo American Easing Tbk 2017 1981 36
38 FIRE PT Alfa Energi Investama Tbk 2017 2015 2
39 FORZ PT Forza And Indonesia Tbk 2017 2012 5
40 HOKI PT Buyung Poetra Sembada Tbk 2017 2003 14
41 KMTR PT Kirana Megatara Tbk 2017 1991 26
42 MABA PT Marga Abhinaya Abadi Tbk 2017 2009 8
43 MAPB PT Map Boga Adiperkasa Tbk 2017 2013 4
44 MARK PT Mark Dynamics Indonesia Tbk 2017 2002 15
45 MINA PT Sanurhasta Mitra Tbk 2017 1993 24
46 MPOW PT Megapower Makmur Tbk 2017 2007 10
47 NASA PT Ayana Land Internasional Tbk 2017 2014 3
48 TAMU PT Pelayaran Tamarin Samudra Tbk 2017 1998 19
49 TGRA PT Terregra Asia Energy 2017 1995 22
50 TOPS PT Totalindo Eka Persada Tbk 2017 1996 21
Lampiran 6
Daftar ROA Perusahaan
No KODE Nama Perusahaan ROA
1 WTON Wijaya Karya Beton 8.48
2 AGRS PT Bank Agris Tbk 0.11
3 BIRD PT Bue Bird Tbk 10.32
4 BLTZ PT Graha Layar Prima Tbk -4.85
5 BALI PT Bali Towerindo Sentra Tbk 11.01
6 TALF PT Tunas Alfin Tbk 13.36
7 BPII PT Batavia Prosperind Internasiona Tbk 10.28
8 CANI PT Capital Nusantara Indonesia Tbk -3.35
9 CINT PT Chitose Internasiona Tbk 6.95
10 LINK PT Link Net Tbk 14.91
11 MDIA PT Intermedia Capital Tbk 19.02
12 DNAR PT Bank Dinar Indonesia Tbk 0.19
13 IBFN PT Intan Baruprana Finance Tbk 2.00
14 PNBS PT Bank Panin Dubai Syariah Tbk 1.14
15 TARA PT Sitara Propertindo Tbk 0.13
16 ATIC PT Anabatic Technoogies Tbk 2.63
17 BBYB PT Bank Yudha Bhakti Tbk 6.23
18 BIKA PT Binakarya Jaya Abadi Tbk 2.21
19 DMAS PT Puradelta Lestari Tbk 17.09
20 DPUM PT Dua Putri Utama Makmur Tbk 4.94
21 IDPR PT Indonesia Pondasi Raya Tbk 16.49
22 KINO PT Kin Indonesia Tbk 8.19
23 MDKA PT Merdeka Copper Gold Tbk -2.93
24 MIKA PT Mitra Keluarga Kayasehat Tbk 15.82
25 BOGA PT Bintang Oto Global Tbk 2.27
26 MTRA PT Mitra Pemuda Tbk 3.82
27 SHIP PT Sillo Maritime Perdana Tbk 6.23
28 WSBP PT Waskita Beton Precast Tbk 4.62
29 OASA PT Protech Mitra Perkasa Tbk -2.79
30 PBSA PT Paramita Bangun Sarana Tbk 14.58
31 MARI PT Mahaka Radio Integra Tbk 20.20
32 JGLE PT Graha Andrasentra Propertindo Tbk -1.43
33 CASA PT Capital Financial Indnesia Tbk 0.90
34 ARTO PT Bank Artos Indonesia Tbk -4.3
35 CLEO PT Sariguna Primatira Tk 7.59
36 CSIS PT Cahayasakti Investindo Sukses Tbk 0.04
37 FINN PT First Indo American Easing Tbk 1.30
38 FIRE PT Alfa Energi Investama Tbk -0.23
39 FORZ PT Forza And Indonesia Tbk 1.38
40 HOKI PT Buyung Poetra Sembada Tbk 8.31
41 KMTR PT Kirana Megatara Tbk 11.9
42 MABA PT Marga Abhinaya Abadi Tbk -2.97
43 MAPB PT Map Boga Adiperkasa Tbk 6.31
44 MARK PT Mark Dynamics Indonesia Tbk 33.46
45 MINA PT Sanurhasta Mitra Tbk 0.96
46 MPOW PT Megapower Makmur Tbk 3.72
47 NASA PT Ayana Land Internasional Tbk -1.54
48 TAMU PT Pelayaran Tamarin Samudra Tbk -2.88
49 TGRA PT Terregra Asia Energy 0.16
50 TOPS PT Totalindo Eka Persada Tbk 5.47
Lampiran 7
Output SPSS
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
UNDERPRICING 50 1 3155 193.90 466.532
ROE 50 -22.63 64.76 9.6000 14.66988
DER 50 .01 7.70 1.2546 1.54257
EPS 50 -276.32 570.49 46.3926 119.02056
AGE 50 2.00 42.00 17.6400 11.29703
ROA 50 -4.85 33.46 5.5490 7.70211
Valid N (listwise) 50
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N 40
Normal Parametersa,b Mean .0000000
Std. Deviation 1.09171303
Most Extreme Differences Absolute .100
Positive .100
Negative -.072
Test Statistic .100
Asymp. Sig. (2-tailed) .200c,d
a. Test distribution is Normal.
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t
Sig.
Tolerance
Collinearity Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1 (Constant) 5.423 1.590
ROE 2.448 1.376 1.068 .189 .189 .189 5.291
DER -2.364 1.056 -.538 .799 .799 .799 1.252
EPS -.294 .334 -.256 .385 .385 .385 2.596
AGE .017 .538 .005 .880 .880 .880 1.136
ROA -2.829 1.334 -1.148 .345 .345 .345 2.899
a. Dependent Variable: UNDERPRICING
ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 429571.266 5 85914.253 .369 .048b
Residual 10235401.234 44 232622.755
Total 10664972.500 49
a. Dependent Variable: UNDERPRICING
b. Predictors: (Constant), ROA, AGE, DER, EPS, ROE
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R Square
Std. Error of the
Estimate Durbin-Watson
1 .201a .040 -.069 482.30981 2.113
a. Predictors: (Constant), ROA, AGE, DER, EPS, ROE