analisis ergonomi pada desain produk jok...

15
ANALISIS ERGONOMI PADA DESAIN PRODUK JOK MOBIL PENGEMUDI TIPE MINIBUS YOGIE MIHARJA (30407911) Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Gunadarma [email protected] ABSTRAK Penelitian ini merupakan lanjutan dari penelitian Lubis (2009) mengenai keluhan yang dirasakan oleh pengguna jok mobil pengemudi tipe minibus. Masalah utama pada penelitian ini adalah apakah jok mobil tersebut sudah ergonomis untuk digunakan jika ditinjau berdasarkan analisis RULA menggunakan perangkat lunak desain CATIA V5R17. Dalam penelitian ini sebagian data telah ada karena penelitian ini merupakan lanjutan dari penelitian yang dilakukan oleh Lubis (2009). Sebagai pembantu dalam penelitian digunakan manekin dengan memberikan ukuran antropometri sesuai dengan data yang dikumpulkan. Berdasarkan analisis RULA (Rapid Upper Limb Assessment ) menggunakan CATIA V5R17, dapat dilihat bahwa skor akhir menunjukkan angka 2 dan berwarna hijau. Dengan demikian nilai tersebut juga mengindikasikan postur kerja pada produk jok mobil tersebut dianggap masih dapat diterima, selama pengemudi tidak berada terlalu lama atau berulang-ulang pada kondisi tersebut. Rekomendasi perbaikan desain jok mobil yang diberikan untuk mengurangi resiko pada lengan bawah salah satunya adalah dengan menambah pengaturan maju mundur dari jok mobil. Jok mobil rekomendasi juga ditambahkan lebar dan penyangga bahu agar tidak bergeser dari posisi utamanya. Selain itu direkomendasikan juga agar setir atau sistem kemudi dari kendaraan ini juga menggunakan tilt steering dan telescope steering. Hasil analisis RULA dengan jok rekomendasi adalah bahwa skor lengan bawah yang tadinya 2 berubah menjadi 1 dan berwarna hijau. Dengan demikian nilai tersebut juga mengindikasikan postur kerja pada produk jok mobil tersebut dianggap masih dapat diterima. Kata Kunci: ergonomi, jok mobil pengemudi tipe minibus, CATIA, RULA PENDAHULUAN Dalam kehidupan sehari-hari manusia tidak terlepas dari aktivitas mulai dari berjalan, duduk, tidur, makan dan lain sebagainya. Semua aktivitas tersebut tentunya berhubungan langsung dengan berbagai alat atau produk yang menunjang. Manusia merancang alat atau produk tersebut sesuai dengan kebutuhan yang ingin dipenuhi. Sebagian besar produk atau alat yang diperuntukkan bagi manusia itu sendiri selama ini

Upload: doanbao

Post on 28-Jun-2018

301 views

Category:

Documents


11 download

TRANSCRIPT

Page 1: ANALISIS ERGONOMI PADA DESAIN PRODUK JOK ...publication.gunadarma.ac.id/bitstream/123456789/1038/1/...Rapid Upper Limb Assesment adalah salah satu metode yang dikembangkan dalam bidang

ANALISIS ERGONOMI PADA DESAIN PRODUK

JOK MOBIL PENGEMUDI TIPE MINIBUS

YOGIE MIHARJA (30407911)

Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Gunadarma

[email protected]

ABSTRAK

Penelitian ini merupakan lanjutan dari penelitian Lubis (2009) mengenai

keluhan yang dirasakan oleh pengguna jok mobil pengemudi tipe minibus. Masalah

utama pada penelitian ini adalah apakah jok mobil tersebut sudah ergonomis untuk

digunakan jika ditinjau berdasarkan analisis RULA menggunakan perangkat lunak

desain CATIA V5R17. Dalam penelitian ini sebagian data telah ada karena penelitian

ini merupakan lanjutan dari penelitian yang dilakukan oleh Lubis (2009). Sebagai

pembantu dalam penelitian digunakan manekin dengan memberikan ukuran

antropometri sesuai dengan data yang dikumpulkan. Berdasarkan analisis RULA

(Rapid Upper Limb Assessment ) menggunakan CATIA V5R17, dapat dilihat bahwa

skor akhir menunjukkan angka 2 dan berwarna hijau. Dengan demikian nilai tersebut

juga mengindikasikan postur kerja pada produk jok mobil tersebut dianggap masih

dapat diterima, selama pengemudi tidak berada terlalu lama atau berulang-ulang pada

kondisi tersebut. Rekomendasi perbaikan desain jok mobil yang diberikan untuk

mengurangi resiko pada lengan bawah salah satunya adalah dengan menambah

pengaturan maju mundur dari jok mobil. Jok mobil rekomendasi juga ditambahkan

lebar dan penyangga bahu agar tidak bergeser dari posisi utamanya. Selain itu

direkomendasikan juga agar setir atau sistem kemudi dari kendaraan ini juga

menggunakan tilt steering dan telescope steering. Hasil analisis RULA dengan jok

rekomendasi adalah bahwa skor lengan bawah yang tadinya 2 berubah menjadi 1 dan

berwarna hijau. Dengan demikian nilai tersebut juga mengindikasikan postur kerja

pada produk jok mobil tersebut dianggap masih dapat diterima.

Kata Kunci: ergonomi, jok mobil pengemudi tipe minibus, CATIA, RULA

PENDAHULUAN

Dalam kehidupan sehari-hari manusia tidak terlepas dari aktivitas mulai dari berjalan,

duduk, tidur, makan dan lain sebagainya. Semua aktivitas tersebut tentunya

berhubungan langsung dengan berbagai alat atau produk yang menunjang. Manusia

merancang alat atau produk tersebut sesuai dengan kebutuhan yang ingin dipenuhi.

Sebagian besar produk atau alat yang diperuntukkan bagi manusia itu sendiri selama ini

Page 2: ANALISIS ERGONOMI PADA DESAIN PRODUK JOK ...publication.gunadarma.ac.id/bitstream/123456789/1038/1/...Rapid Upper Limb Assesment adalah salah satu metode yang dikembangkan dalam bidang

ternyata belum mampu membantu banyak dan kurang bernilai positif. Salah satu hal

yang menyebabkannya adalah faktor perancangan dimana perancangan ini melibatkan

segi ukuran, bahan, fungsi, dan hal-hal lain yang berkenaan dengan penggunaannya.

Perancangan menjadi faktor yang vital karena berfungsi dengan baik tidaknya hasil

rancangan akan sangat ditentukan oleh faktor ini. Oleh karena itu dibutuhkan pemikiran

yang cukup baik mengenai perancangan yang baik pula.

Pada penelitian yang telah dilakukan sebelumnya pada jok mobil pengemudi tipe

minibus, terdapat beberapa keluhan yang dirasakan oleh responden. Tentunya dalam

jangka waktu yang lama keluhan tersebut akan menibulkan penyakit atau kelainan-

kelainan seperti lordosis, kifosis dan lain sebagainya.

Rapid Upper Limb Assesment adalah salah satu metode yang dikembangkan dalam

bidang ergonomi yang menginvestigasikan dan menilai posisi kerja yang dialakukan

oleh tubuh bagian atas. Peralatan ini tidak melakukan piranti khusus dalam memberikan

pengukuran postur leher, punggung, dan tubuh bagian atas sejalan dengan fungsi otot

dan beban eksternal yang ditopang oleh tubuh. Oleh sebab itu metode RULA

dikembangkan untuk mendeteksi postur kerja yang berisiko dan dilakukan perbaikan

sesegera mungkin (Lueder, 1996).

Berdasarkan hal tersebut akan dilakukan evaluasi keergonomisan jok mobil pengemudi

tipe minibus yang merupakan lanjutan dari penelitian yang telah dilakukan sebelumnya.

Evaluasi akan dilakukan dengan menggunakan perangkat lunak komputer, yaitu CATIA

dengan metode RULA. Perangkat lunak ini dipilih karena selain memiliki kemampuan

mengevaluasi keergonomisan sebuah produk, perangkat lunak ini juga merupakan

teknologi yang banyak digunakan di perusahaan manufaktur.

Adapun tujuan penulisan tugas akhir ini antara lain sebagai berikut:

1. Menganalisis postur tubuh saat duduk pada jok mobil pengemudi tipe minibus

menggunakan CATIA V5R17 agar diperoleh suatu posisi duduk yang nyaman bagi

pengemudi.

2. Menganalisis aktivitas duduk pada jok mobil pengemudi tipe minibus berdasarkan

analisis RULA (Rapid Upper Limb Assessment ) menggunakan CATIA V5R17.

3. Memberikan rekomendasi perbaikan desain produk jok mobil pengemudi tipe

minibus.

Pembatasan masalah dibuat agar pokok permasalahan yang ingin dipecahkan lebih

terfokus pada tujuan penulisan. Adapun batasan-batasan masalah dari tugas akhir ini

meliputi:

1. Produk yang diamati hanya jok mobil pengemudi tipe minibus yang merupakan

lanjutan dari penelitian yang telah dilakukan sebelumnya.

2. Perangkat lunak yang digunakan hanya CATIA V5R17 dan hanya menggunakan satu

metode analisis ergonomi dari lima alat yang ada, yaitu RULA

Page 3: ANALISIS ERGONOMI PADA DESAIN PRODUK JOK ...publication.gunadarma.ac.id/bitstream/123456789/1038/1/...Rapid Upper Limb Assesment adalah salah satu metode yang dikembangkan dalam bidang

LANDASAN TEORI

Egonomi adalah suatu cabang ilmu yang sistematis untuk memanfaatkan informasi-

informasi mengenai sifat, kemampuan dan keterbatasan manusia untuk merancang suatu

sistem kerja sehingga orang dapat hidup dan bekerja pada sistem itu dengan baik, yaitu

mencapai tujuan yang diinginkan melalui pekerjaan itu dengan efektif, aman, dan

nyaman (Sutalaksana, 2006).

Prinsip yang harus selalu digunakan adalah “sesuaikan pekerjaan dengan pekerjanya,

bukan pekerja yang menyesuaikan diri dengan pekerjaannya”. Dengan demikian

pekerjaanlah yang harus disesuaikan agar berada dalam jangkauan kemampuan dan

keterbatasan manusia.

Antropometri

Menurut Sutalaksana, antropometri adalah suatu studi yang berhubungan dengan

pengukuran dimensi tubuh manusia. Antropometri secara luas akan digunakan sebagai

pertimbangan ergonomis dalam proses perencanaan (design) produk maupun sistem

kerja yang memerlukan interaksi manusia. Data antropometri yang berhasil diperoleh

akan diaplikasikan secara luas antara lain dalam hal:

1. Perancangan areal kerja

2. Perancangan peralatan kerja seperti mesin, equipment, perkakas ( tools) dan

sebagainya.

3. Perancangan produk-produk konsumtif seperti pakaian , kursi, meja, komputer dan

lain-lain.

4. Perancangan lingkungan kerja fisik.

Antropometri dapat dibagi menjadi 2, yaitu:

1. Antropometri Statis (struktural)

Antropometri statis disebut juga dengan pengukuran dimensi struktur tubuh.

Anthropometri statis berhubungan dengan pengukuran dengan keadaan dan ciri-ciri

fisik manusia dalam keadaan diam atau dalam posisi standar. Dimensi tubuh yang

diukur dengan posisi tetap antara lain berat badan, tinggi tubuh, ukuran kepala,

panjang lengan dan sebagainya.

2. Antropometri Dinamis (fungsional)

Antropometri dinamis berhubungan dengan pengukuran keadaan dan ciri-ciri fisik

manusia dalam keadaan bergerak atau memperhatikan gerakan-gerakan yang

mungkin terjadi saat pekerjaan tersebut melaksanakan kegiataannya.

Hal-hal yang mempengaruhi dimensi antropometri manusia adalah sebagai berikut

(http://id.wikipedia.org/wiki/Antropometri, 2009):

1. Umur

Ukuran tubuh manusia akan berkembang dari saat lahir sampai sekitar 20 tahun

untuk pria dan 17 tahun untuk wanita.

2. Jenis kelamin

Pria pada umumnya memiliki dimensi tubuh yang lebih besar kecuali bagian dada

dan pinggul.

Page 4: ANALISIS ERGONOMI PADA DESAIN PRODUK JOK ...publication.gunadarma.ac.id/bitstream/123456789/1038/1/...Rapid Upper Limb Assesment adalah salah satu metode yang dikembangkan dalam bidang

3. Rumpun dan suku bangsa.

4. Sosial ekonomi dan konsumsi gizi yang diperoleh.

5. Kondisi ekonomi dan gizi juga berpengaruh terhadap ukuran antropometri meskipun

juga bergantung pada kegiatan yang dilakukan.

6. Pekerjaan, aktivitas sehari-hari juga berpengaruh.

7. Kondisi waktu pengukuran.

Perancangan

Perancangan adalah suatu proses yang bertujuan untuk menganalisis, menilai

memperbaiki dan menyusun suatu sistem, baik sistem fisik maupun non fisik yang

optimum untuk waktu yang akan datang dengan memanfaatkan informasi yang ada.

Menurut Mustafa, Pulat, (Industrial ergonomics case studies, 1992) proses perancangan

yang merupakan tahapan umum teknik perancangan dikenal dengan sebutan NIDA,

yang merupakan kepanjangan dari need, idea, decision, dan action. Artinya tahap

pertama seorang perancang menetapkan dan mengidentifikasi kebutuhan (need).

Sehubungan dengan alat atau produk yang harus dirancang. Kemudian dilanjutkan

dengan pengembangan ide-ide (idea) yang akan melahirkan berbagai alternatif untuk

memenuhi kebutuhan tadi dilakukan suatu penilaian dan penganalisaan terhadap

berbagai alternatif yang ada, sehingga perancang akan dapat memutuskan (decision)

suatu alternatif yang terbaik. Akhirnya dilakukan suatu proses pembuatan (action).

Perancangan suatu peralatan kerja dengan berdasarkan data antropometri pemakainya

betujuan untuk mengurangi tingkat kelelahan kerja, meningkatkan performansi kerja,

dan meminimasi potensi kecelakaan kerja (dian.staff.gunadarma.ac.id/Downloads).

Perangkat Lunak Catia Dalam Ergonomi

Catia (Computer aided Three –dimensional interactive application) adalah perangkat

lunak yang dapat dijalankan dalam multi patfom, yang salah satu keunggulannya adalah

dapat melakukan pendisaian dan analisis suatu produk sehingga dapat dihasilkan suatu

produk yang ergonomis. Disain dan analisis ergonomi menggunakan Catia dibagi dalam

empat bagian, yaitu Human Builder, Human Measurements Editor, Human Activity

Analysis, Human Posture Analysis.

RULA (Rapid Upper Limb Assesment)

RULA atau Rapid Upper Limb Assesment dikembangkan oleh Dr. Lynn Mc Attamney

dan Dr. Nigel Corlett yang merupakan ergononom dari universitas di Nottingham

(University’s NottinghamInstitute of Occupational ergonomics). Pertama kali dijelaskan

dalam bentuk jurnal aplikasi ergonomi pada tahun 1993 (Lueder, 1996).

Rapid Upper Limb Assesment adalah metode yang dikembangkan dalam bidang

ergonomi yang menginvestigasikan dan menilai posisi kerja yang dialakukan oleh tubuh

bagian atas. Peralatan ini tidak melakukan piranti khusus dalam memberikan

pengukuran postur leher, punggung, dan tubuh bagian atas sejalan dengan fungsi otot

dan beban eksternal yang ditopang oleh tubuh. Penilaian dengan menggunakan metode

RULA membutuhkkan waktu sedikit untuk melengkapi dan melakukan scoring general

Page 5: ANALISIS ERGONOMI PADA DESAIN PRODUK JOK ...publication.gunadarma.ac.id/bitstream/123456789/1038/1/...Rapid Upper Limb Assesment adalah salah satu metode yang dikembangkan dalam bidang

pada daftar aktivitas yang mengindikasikan perlu adanya pengurangan resiko yang

diakibatkan pengangkatan fisik yang dilakukan operator. RULA diperuntukkan dan

dipakai pada bidang ergonomi dengan bidang cakupan yang luas (McAtamney, 1993).

Teknologi ergonomi tersebut mengevaluasi pastur atau sikap, kekuatan dan aktivitas

otot yang menimbulkan cidera akibat aktivitas berulang (repetitive starain injuries).

Ergonomi diterapkan untuk mengevaluasi hasil pendekatan yang berupa skor resiko

antara satu sampai tujuh, yang mana skor tertinggi menandakan level yang

mengakibatkan resiko yang besar (berbahaya) untuk dilakukan dalam bekerja. Hal ini

bukan berarti bahwa skor terendah akan menjamin pekerjaan yang diteliti bebas dari

ergonomic hazard. Oleh sebab itu metode RULA dikembangkan untuk mendeteksi

postur kerja yang berisiko dan dilakukan perbaikan sesegera mungkin (Lueder, 1996).

Untuk menghasilkan sebuah metode kerja yang cepat untuk digunakan, tubuh dibagi

dalam segmen-segmen yang membentuk dua kelompok atau grup yaitu grup A dan B.

Grup A meliputi bagian lengan atas dan bawah, serta pergelangan tangan. Sementara

grup B meliputi leher, punggung, dan kaki. Hal ini untuk memastikan bahwa seluruh

postur tubuh terekam, sehingga segala kejanggalan atau batasan postur oleh kaki,

punggung atau leher yang mungkin saja mempengaruhi postur anggota tubuh bagian

atas dapat tercakup dalam penilaian.

METODOLOGI PENELITIAN

Metodologi penelitian digunakan untuk menetapkan pokok permasalahan yang

akan diteliti, sehingga permasalahan yang ada akan lebih terstruktur dan dapat dengan

mudah diselesaikan. Metodologi penelitian juga berguna agar dalam pengumpulan data

dan pengolahan data tidak menyimpang dari tujuan yang diterapkan. Berikut adalah

langkah-langkah pemecahan masalah dalam bentuk diagram alir atau flowchart:

Gambar 1 Diagram Alir Pemecahan Masalah

Page 6: ANALISIS ERGONOMI PADA DESAIN PRODUK JOK ...publication.gunadarma.ac.id/bitstream/123456789/1038/1/...Rapid Upper Limb Assesment adalah salah satu metode yang dikembangkan dalam bidang

Lanjutan Gambar 1 Diagram Alir Pemecahan Masalah

PEMBAHASAN

Berikut ini merupakan jok mobil pengemudi tipe minibus hasil rancangan Lubis (2009)

seperti terlihat pada Gambar 2.

Page 7: ANALISIS ERGONOMI PADA DESAIN PRODUK JOK ...publication.gunadarma.ac.id/bitstream/123456789/1038/1/...Rapid Upper Limb Assesment adalah salah satu metode yang dikembangkan dalam bidang

Gambar 2 Rancangan Jok Mobil Pengemudi Tipe Minibus

Sumber: Lubis (2009)

Jok mobil yang dirancang merupakan suatu fasilitas duduk yang terdiri dari tiga bagian,

yaitu sandaran kepala, sandaran punggung, dan alas duduk. Dalam perancangannya

digunakan beberapa nilai persentil, yaitu 95 dan 5. Persentil 95 digunakan untuk tinggi

sandaran kepala serta sandaran punggung, sedangkan persentil 5 digunakan untuk alas

duduk. Perancangan produk ini menggunakan data antropometri dari sejumlah sampel

yang diambil. Adapun jumlah sampel tersebut adalah sebanyak 149 sampel berdasarkan

perhitungan yang telah dilakukan.

Dalam perancangan produk ini Lubis (2009) mempertimbangkan faktor lain seperti

bahan yang digunakan untuk membuat produk tersebut. Bahan lunak diaplikasikan

menggantikan bahan yang menurut responden keras. Dengan jok mobil pengemudi tipe

minibus ini, keluhan dari sampel telah berkurang dibandingkan dengan menggunakan

jok mobil yang digunakan sebelumnya. Namun masih terdapat beberapa keluhan yang

tidak bisa diabaikan bila pemakaian untuk jangka panjang. Dari kuesioner yang telah

disebarkan kembali oleh peneliti pendahulu, disimpulkan bahwa terjadi penurunan

keluhan dengan penggunaan jok mobil pengemudi tipe minibus sebanyak 51,7%. Hasil

penuruan keluhan tersebut terdiri dari berbagai faktor dalam jok mobil tersebut meliputi

dimensi, bahan, bentuk, dan pengaturan fungsi. Dari keempat faktor tersebut, faktor

dimensi masih menjadi keluhan dari responden, yaitu 14 orang dari 149 orang. Dengan

kata lain jok mobil hasil rancangan Lubis (2009) masih dirasakan kurang nyaman oleh

sebagian responden.

Evaluasi Produk

Evaluasi produk dilakukan dengan pertimbangan bahwa hasil penurunan keluhan

tersebut bukan berarti menghilangkan keluhan yang ada, namun hanya sebatas

pengurangan. Oleh karena itulah ingin diketahui bagaimana jok mobil tersebut dari sisi

ergonomi dengan menggunakan metode-metode pada perangkat lunak CATIA.

Metode yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah RULA (Rapid Upper Limb

Assesment) yang merupakan metode yang dikembangkan dalam bidang ergonomi yang

Page 8: ANALISIS ERGONOMI PADA DESAIN PRODUK JOK ...publication.gunadarma.ac.id/bitstream/123456789/1038/1/...Rapid Upper Limb Assesment adalah salah satu metode yang dikembangkan dalam bidang

menginvestigasikan dan menilai posisi kerja yang dialakukan oleh tubuh bagian atas.

Peralatan ini tidak melakukan piranti khusus dalam memberikan pengukuran postur

leher, punggung, dan tubuh bagian atas sejalan dengan fungsi otot dan beban eksternal

yang ditopang oleh tubuh. Penilaian dengan menggunakan metode RULA

membutuhkkan waktu sedikit untuk melengkapi dan melakukan scoring general pada

daftar aktivitas yang mengindikasikan perlu adanya pengurangan resiko yang

diakibatkan pengangkatan fisik yang dilakukan operator. RULA diperuntukkan dan

dipakai pada bidang ergonomi dengan bidang cakupan yang luas (McAtamney, 1993).

Dalam tahapan evaluasi ini akan digunakan manekin sebagai model atau alat bantu yang

mewakili sampel penelitian. Manekin tersebut akan mendapatkan beberapa perlakuan di

antaranya diberikan ukuran antropometri sesuai dengan data antropometri yang telah

dikumpulkan. Kemudian manekin juga akan diatur postur tubuhnya sehingga manekin

dalam posisi duduk pada jok mobil yang telah dirancang tersebut.

Penentuan Ukuran Manekin

Manekin yang akan digunakan diberikan ukuran antropometri sesuai dengan data yang

diperoleh. Tujuannya adalah sebagai alat bantu untuk mengevaluasi produk jok mobil

pengemudi tipe minibus sebagai objek penelitian. Dalam penentuan ukuran tersebut

digunakan nilai rata-rata dari seluruh sampel yang berjumlah 149 orang. Tabel 1

menunjukkan rangkuman dari data antropometri yang telah diperoleh.

Langkah-langkah dalam pemberian ukuran pada manekin adalah sebagai berikut

1. Klik Start, ergonomics design & analysis, human measurement editor.

2. Kemudian klik tubuh manekin yang menjadi model penelitian.

3. Lakukan pengaturan pada kotak dialog, yaitu penentuan posisi manekin. Pilih sitting

(duduk) pada submenu construction.

Tabel 1 Rangkuman Data Antropometri

Sumber: Lubis (2009)

No Dimensi Simbol Nilai rata-rata

(mm atau Kg)

1. Tinggi Badan Duduk TBD 850,51

2. Tinggi sandaran punggung TSDP 426,58

3. Tinggi tengkuk TTGK 62,52

4. Tinggi mata duduk TMD 730,34

5. Tinggi popliteal TPOP 463,72

6. Tinggi lutut duduk TLD 514,20

7. Tinggi pinggang TPIG 218,09

8. Jarak pantat ke popliteal JPP 455,50

9. Jarak pantat ke lutut JPL 543,59

10. Lebar bahu LBHU 448,32

11. Lebar pinggul LPGL 369,34

12. Lebar sandaran duduk LSD 329.63

13. Lebar pinggang LPG 299.79

14. Lebar kepala LKP 157,89

15. Berat badan B 59,63

Page 9: ANALISIS ERGONOMI PADA DESAIN PRODUK JOK ...publication.gunadarma.ac.id/bitstream/123456789/1038/1/...Rapid Upper Limb Assesment adalah salah satu metode yang dikembangkan dalam bidang

4. Berikan ukuran-ukuran yang diminta oleh perangkat lunak seperti yang terlihat pada

manekin sesuai dengan dimensinya.

merupakan dimensi tinggi badan duduk. Oleh karena itu diberikan ukuran se

850,51 mm dengan terlebih dahulu mengatur

Gambar 3 Pemberian Dimensi Pada Tubuh Manekin

Untuk dimensi yang ditunjukkan oleh nomor 2 merupakan dimensi tinggi mata

duduk. Oleh karena itu diberikan ukuran sebesar 730,34 mm. Dimensi nomor 3

merupakan lebar pinggul, maka diberikan nilai sebesar 369,34 mm. Berat badan dari

manekin diberikan sebesar

dilakukan pengaturan automatic

terhadap dimensi yang telah diatur.

Gambar 4 Pemberian Dimensi Pada Tubuh Manekin Tampak Samping

1

2

ukuran yang diminta oleh perangkat lunak seperti yang terlihat pada

manekin sesuai dengan dimensinya. Untuk dimensi yang ditunjukkan oleh nomor 1

merupakan dimensi tinggi badan duduk. Oleh karena itu diberikan ukuran se

850,51 mm dengan terlebih dahulu mengatur management menjadi manual.

Pemberian Dimensi Pada Tubuh Manekin Tampak Depan

Untuk dimensi yang ditunjukkan oleh nomor 2 merupakan dimensi tinggi mata

duduk. Oleh karena itu diberikan ukuran sebesar 730,34 mm. Dimensi nomor 3

merupakan lebar pinggul, maka diberikan nilai sebesar 369,34 mm. Berat badan dari

manekin diberikan sebesar 59,63 Kg pada variabel weight. Untuk dimensi yang lain

automatic dimana dimensi lain tersebut akan menyesuaikan

terhadap dimensi yang telah diatur.

Pemberian Dimensi Pada Tubuh Manekin Tampak Samping

3

ukuran yang diminta oleh perangkat lunak seperti yang terlihat pada

Untuk dimensi yang ditunjukkan oleh nomor 1

merupakan dimensi tinggi badan duduk. Oleh karena itu diberikan ukuran sebesar

menjadi manual.

Tampak Depan

Untuk dimensi yang ditunjukkan oleh nomor 2 merupakan dimensi tinggi mata

duduk. Oleh karena itu diberikan ukuran sebesar 730,34 mm. Dimensi nomor 3

merupakan lebar pinggul, maka diberikan nilai sebesar 369,34 mm. Berat badan dari

. Untuk dimensi yang lain

dimana dimensi lain tersebut akan menyesuaikan

Pemberian Dimensi Pada Tubuh Manekin Tampak Samping

Page 10: ANALISIS ERGONOMI PADA DESAIN PRODUK JOK ...publication.gunadarma.ac.id/bitstream/123456789/1038/1/...Rapid Upper Limb Assesment adalah salah satu metode yang dikembangkan dalam bidang

Nomor 4 pada Gambar 4 merupakan dimensi jarak dari pantat ke lutut dan diberikan

nilai sesuai dengan data, yaitu

lainnya, yaitu 5,6, dan 7 berturut

tinggi lutut.

Penentuan Postur Manekin

Manekin yang telah diberikan dimensi harus diposisikan pada produk jok mobil

akan dianalisis. Cara yang bisa ditempuh adalah dengan memberikan pengaturan

dengan menggunakan pengatur koordinat

Pengatur koordinat tersebut diposisikan terhadap manekin, kemudian dilakukan

pengaturan sedemikian rupa sehingga manekin berada di atas jok mobil pengemudi tipe

minibus yang telah dirancang seperti terlihat pada

(a)

Gambar 6 Pengaturan Posisi Manekin (a). Tampak Samping,

Kemudian dilakukan pengaturan terhadap bagian

punggung, dan kaki.

Analisis RULA Terhadap Produk

Aplikasi dalam penggunaan RULA digunakan sebagai alat untuk melakukan analisis

awal yang mampu menentukan seberapa jauh resiko pekerja untuk terpengaruh oleh

merupakan dimensi jarak dari pantat ke lutut dan diberikan

nilai sesuai dengan data, yaitu 543,59 mm. Dimensi yang ditunjukkan oleh nomor

lainnya, yaitu 5,6, dan 7 berturut-turut adalah tinggi pinggang, tinggi popliteal, dan

Penentuan Postur Manekin

Manekin yang telah diberikan dimensi harus diposisikan pada produk jok mobil

akan dianalisis. Cara yang bisa ditempuh adalah dengan memberikan pengaturan

dengan menggunakan pengatur koordinat

Gambar 5 Pengatur Koordinat

Pengatur koordinat tersebut diposisikan terhadap manekin, kemudian dilakukan

pengaturan sedemikian rupa sehingga manekin berada di atas jok mobil pengemudi tipe

minibus yang telah dirancang seperti terlihat pada Gambar 5.

(b)

Pengaturan Posisi Manekin (a). Tampak Samping,

(b). Tampak Depan.

dilakukan pengaturan terhadap bagian-bagian tubuh seperti lengan, posisi

Analisis RULA Terhadap Produk Dengan Menggunakan CATIA

ikasi dalam penggunaan RULA digunakan sebagai alat untuk melakukan analisis

awal yang mampu menentukan seberapa jauh resiko pekerja untuk terpengaruh oleh

merupakan dimensi jarak dari pantat ke lutut dan diberikan

Dimensi yang ditunjukkan oleh nomor

turut adalah tinggi pinggang, tinggi popliteal, dan

Manekin yang telah diberikan dimensi harus diposisikan pada produk jok mobil yang

akan dianalisis. Cara yang bisa ditempuh adalah dengan memberikan pengaturan

Pengatur koordinat tersebut diposisikan terhadap manekin, kemudian dilakukan

pengaturan sedemikian rupa sehingga manekin berada di atas jok mobil pengemudi tipe

Pengaturan Posisi Manekin (a). Tampak Samping,

bagian tubuh seperti lengan, posisi

ikasi dalam penggunaan RULA digunakan sebagai alat untuk melakukan analisis

awal yang mampu menentukan seberapa jauh resiko pekerja untuk terpengaruh oleh

Page 11: ANALISIS ERGONOMI PADA DESAIN PRODUK JOK ...publication.gunadarma.ac.id/bitstream/123456789/1038/1/...Rapid Upper Limb Assesment adalah salah satu metode yang dikembangkan dalam bidang

faktor-faktor penyebab cedera (postur, kontraksi otot statis, gerakan berulang-ulang, dan

gaya). RULA juga digunakan untuk menentukan prioritas pekerjaan berdasarkan faktor

resiko cedera, menemukan tindakan yang paling efektif untuk pekerjaan yang memiliki

resiko relatif tinggi, dan menentukan sejauh mana pengaruh suatu modifikasi atas

pekerjaan (Kemala, 2006). Berdasarkan penilaiannya, RULA dibedakan atas dua

kelompok yaitu kelompok A (lengan atas, lengan bawah, dan pergelangan tangan) dan

kelompok B (leher, punggung, dan kaki).

Dalam RULA digunakan skor yang mengindikasi baik atau tidaknya bagian tubuh

tertentu dalam posisi bersangkutan. Interpretasi dari nilai tersebut adalah sebagai

berikut:

1. Nilai 1 dan 2 : (Hijau) mengindikasikan postur kerja dianggap masih dapat diterima,

selama pekerja tidak berada terlalu lama atau beulang-ulang pada kondisi tersebut.

2. Nilai 3 dan 4 : (Kuning) mengindikasikan diperlukan analisis lanjut dan perubahan

mungkin dibutuhkan.

3. Nilai 5 dan 6 : (Oranye) mengindikasikan analisis lebih lanjut dan perubahan

dibutuhkan segera.

4. Nilai 7: (Merah) mengindikasikan analisis lebih lanjut dan perubahan dibutuhkan

sangat segera.

Beberapa pengaturan dilakukan pada analisis RULA di antaranya pemilihan jumlah

pengulangan postur tubuh saat beraktivitas dengan menggunakan produk. Pada

penelitian ini dipilih intermittent karena jumlah pengulangan postur tubuh seperti pada

Gambar 4.9 berlangsung kurang dari 4 kali dalam 1 menit. Pengaturan yang lain adalah

bahwa adanya dukungan dari lengan pada posisi tersebut, yaitu dukungan karena lengan

bertumpu pada setir kendaraan. Dengan demikian beban yang ada sebagian terbagi atau

tersalurkan ke setir. Berikut merupakan keluaran dari pengolahan RULA dengan

menggunakan perangkat lunak CATIA seperti terlihat pada Gambar 7.

Berdasarkan Gambar 7 dapat dilihat bahwa skor akhir menunjukkan angka 2 dan

berwarna hijau. Dengan demikian nilai tersebut juga mengindikasikan postur kerja pada

produk jok mobil tersebut dianggap masih dapat diterima, selama pengmudi tidak

berada terlalu lama atau berulang-ulang pada kondisi tersebut.

Rekomendasi Perbaikan Jok Mobil Pengemudi Tipe Minibus

Berdasarkan perhitungan metode RULA secara rinci terlihat bahwa lengan bawah

memiliki skor yang berbeda, yaitu 3 yang mengindikasikan perlu analisis lebih lanjut

dan perubahan mungkin dibutuhkan. Hasil dari metode RULA tersebut juga

menunjukkan resiko produk terhadap lengan bawah lebih besar dari pada bagian tubuh

lain. Penyebab permasalahan pada lengan bawah tersebut dikarenakan postur lengan

bawah yang menggantung dan tidak bertumpu pada benda apapun. Posisi ini sebenarnya

tidak begitu menjadi masalah bila tidak dilakukan dengan intensitas yang cukup tinggi.

Namun secara umum, jok mobil pengemudi tipe minibus hasil rancangan Lubis (2009)

ergonomis atau nyaman digunakan karena skor akhir dari metode RULA adalah 2 dan

berwarna hijau.

Page 12: ANALISIS ERGONOMI PADA DESAIN PRODUK JOK ...publication.gunadarma.ac.id/bitstream/123456789/1038/1/...Rapid Upper Limb Assesment adalah salah satu metode yang dikembangkan dalam bidang

Gambar

Hasil pada lengan bawah

ergonomis. Skor 3 mengindikasikan adanya perubahan baik itu pada postur ataupun

pada desain. Postur lengan bawah dari pengguna akan

mengendarai kendaraan setir akan selalu bergerak. Namun untuk membantu mengurangi

resiko yang berlebihan perlu dibantu dengan adanya perubahan desain pada jok mobil

tersebut.

Rekomendasi yang diberikan untuk mengurangi resiko pada lengan bawah salah satunya

adalah dengan menambah

komponen yang ditambahkan adalah dengan menambahkan pengaturan maju mundur.

Jok mobil dapat diposisikan mendekat at

Dengan demikian maka postur lengan bawah yang beresiko dapat dikurangi. Pengaturan

tersebut juga direkomendasikan karena pada hasil penelitian Lubis (2009) juga

menghasilkan bahwa rancangan jok mobil masih dikeluhka

fungsi yang ada.

Berdasarkan hasil penelitian Lubis (2009) juga didapatkan bahwa hasil jok mobil

rancangannya mendapatkan suara terbanyak untuk keluhan pada dimensi. Oleh karena

itu pada jok mobil akan ditambahkan dimensi dan ko

support, yaitu penyangga bahu fungsinya menjaga badan dan bahu tetap pada posisi

utamanya akibat tekanan G

gaya yg diterima tubuh saat mengalami percepatan.

Bila memungkinkan dari sisi keuangan,

kemudi dari kendaraan ini juga menggunakan

steering merupakan teknologi dimana roda kemudi dapat diatur naik turun sesuai tinggi

Gambar 7 Keluaran Dari Pengolahan RULA

Hasil pada lengan bawah sebenarnya tidak menunjukkan bahwa desain yang tidak

ergonomis. Skor 3 mengindikasikan adanya perubahan baik itu pada postur ataupun

Postur lengan bawah dari pengguna akan selalu berubah karena dalam

mengendarai kendaraan setir akan selalu bergerak. Namun untuk membantu mengurangi

resiko yang berlebihan perlu dibantu dengan adanya perubahan desain pada jok mobil

berikan untuk mengurangi resiko pada lengan bawah salah satunya

adalah dengan menambah beberapa komponen dari jok mobil tersebut. Salah satu

komponen yang ditambahkan adalah dengan menambahkan pengaturan maju mundur.

Jok mobil dapat diposisikan mendekat atau menjauhi setir atau kemudi kendaraan.

Dengan demikian maka postur lengan bawah yang beresiko dapat dikurangi. Pengaturan

tersebut juga direkomendasikan karena pada hasil penelitian Lubis (2009) juga

menghasilkan bahwa rancangan jok mobil masih dikeluhkan mengenai pengaturan atau

Berdasarkan hasil penelitian Lubis (2009) juga didapatkan bahwa hasil jok mobil

rancangannya mendapatkan suara terbanyak untuk keluhan pada dimensi. Oleh karena

itu pada jok mobil akan ditambahkan dimensi dan komponen lain, yaitu

enyangga bahu fungsinya menjaga badan dan bahu tetap pada posisi

utamanya akibat tekanan G-force. Tekanan G-force sendiri adalah besar beban atau

gaya yg diterima tubuh saat mengalami percepatan.

dari sisi keuangan, direkomendasikan juga agar setir atau sistem

kemudi dari kendaraan ini juga menggunakan tilt steering dan telescope steering

merupakan teknologi dimana roda kemudi dapat diatur naik turun sesuai tinggi

sebenarnya tidak menunjukkan bahwa desain yang tidak

ergonomis. Skor 3 mengindikasikan adanya perubahan baik itu pada postur ataupun

selalu berubah karena dalam

mengendarai kendaraan setir akan selalu bergerak. Namun untuk membantu mengurangi

resiko yang berlebihan perlu dibantu dengan adanya perubahan desain pada jok mobil

berikan untuk mengurangi resiko pada lengan bawah salah satunya

dari jok mobil tersebut. Salah satu

komponen yang ditambahkan adalah dengan menambahkan pengaturan maju mundur.

au menjauhi setir atau kemudi kendaraan.

Dengan demikian maka postur lengan bawah yang beresiko dapat dikurangi. Pengaturan

tersebut juga direkomendasikan karena pada hasil penelitian Lubis (2009) juga

n mengenai pengaturan atau

Berdasarkan hasil penelitian Lubis (2009) juga didapatkan bahwa hasil jok mobil

rancangannya mendapatkan suara terbanyak untuk keluhan pada dimensi. Oleh karena

mponen lain, yaitu shoulder

enyangga bahu fungsinya menjaga badan dan bahu tetap pada posisi

force sendiri adalah besar beban atau

direkomendasikan juga agar setir atau sistem

telescope steering. Tilt

merupakan teknologi dimana roda kemudi dapat diatur naik turun sesuai tinggi

Page 13: ANALISIS ERGONOMI PADA DESAIN PRODUK JOK ...publication.gunadarma.ac.id/bitstream/123456789/1038/1/...Rapid Upper Limb Assesment adalah salah satu metode yang dikembangkan dalam bidang

pengemudinya, agar setiap pengemudinya tetapi mendapatkan kenyamanan dalam

berkendara. Teknologi ini pertama kali diperkenalkan pada beberapa product General

Motors di tahun 1963. Sedangkan

kemudi yang mana roda kemudi dapa

menjauhi pengemudinya sesuai panjang dari tangan pengemudi.

Pada Gambar 8 terlihat bahwa adanya komponen di bawah alas duduk yang merupakan

pengaturan maju dan mundur dari jok mobil tersebut. Lebar dari jok mobil pun lebih

besar dengan dibatasi oleh pelindung bahu.

Gambar

Dengan jok mobil rekomendasi tersebut

Gambar 9 di bawah menunjukkan perubahan postur akibat dari beberapa fitur jok mobil

yang ditambahkan. Dengan demikian dapat dianalisis kembali dengan metode yang

sama. Hasilnya adalah bahwa skor lengan bawah yang tadinya 2 berubah menjadi 1 dan

berwarna hijau. Dengan demikian nilai tersebut juga

produk jok mobil tersebut

berada terlalu lama atau ber

(a) Gambar 9 Perubahan Postur Akibat Jok Mobil Hasil Rekomendasi

r setiap pengemudinya tetapi mendapatkan kenyamanan dalam

berkendara. Teknologi ini pertama kali diperkenalkan pada beberapa product General

Motors di tahun 1963. Sedangkan telescope steering merupakan teknologi dalam roda

kemudi yang mana roda kemudi dapat digeser maju mundur atau mendekati dan

menjauhi pengemudinya sesuai panjang dari tangan pengemudi.

terlihat bahwa adanya komponen di bawah alas duduk yang merupakan

pengaturan maju dan mundur dari jok mobil tersebut. Lebar dari jok mobil pun lebih

besar dengan dibatasi oleh pelindung bahu.

Gambar 8 Rancangan Jok Mobil Hasil Rekomendasi

Dengan jok mobil rekomendasi tersebut tentunya akan mengurangi resiko yang terjadi.

di bawah menunjukkan perubahan postur akibat dari beberapa fitur jok mobil

yang ditambahkan. Dengan demikian dapat dianalisis kembali dengan metode yang

sama. Hasilnya adalah bahwa skor lengan bawah yang tadinya 2 berubah menjadi 1 dan

Dengan demikian nilai tersebut juga mengindikasikan postur kerja

produk jok mobil tersebut dianggap masih dapat diterima, selama pe

rulang-ulang pada kondisi tersebut.

(b) Perubahan Postur Akibat Jok Mobil Hasil Rekomendasi

(a) Sebelum (b) Sesudah

r setiap pengemudinya tetapi mendapatkan kenyamanan dalam

berkendara. Teknologi ini pertama kali diperkenalkan pada beberapa product General

merupakan teknologi dalam roda

t digeser maju mundur atau mendekati dan

terlihat bahwa adanya komponen di bawah alas duduk yang merupakan

pengaturan maju dan mundur dari jok mobil tersebut. Lebar dari jok mobil pun lebih

tentunya akan mengurangi resiko yang terjadi.

di bawah menunjukkan perubahan postur akibat dari beberapa fitur jok mobil

yang ditambahkan. Dengan demikian dapat dianalisis kembali dengan metode yang

sama. Hasilnya adalah bahwa skor lengan bawah yang tadinya 2 berubah menjadi 1 dan

mengindikasikan postur kerja pada

dianggap masih dapat diterima, selama pengemudi tidak

Perubahan Postur Akibat Jok Mobil Hasil Rekomendasi

Page 14: ANALISIS ERGONOMI PADA DESAIN PRODUK JOK ...publication.gunadarma.ac.id/bitstream/123456789/1038/1/...Rapid Upper Limb Assesment adalah salah satu metode yang dikembangkan dalam bidang

Gambar 10 Hasil Analisis RULA dengan Jok Mobil Hasil Rekomendasi

KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil dan pembahasan yang telah dilakukan, dapat ditarik beberapa

kesimpulan pada tugas akhir ini antara lain sebagai berikut:

1. Pada postur tubuh yang nyaman bagi pengemudi, posisi bagian lengan atas dan

lengan bawah dari manekin baik kiri maupun kanan diberikan perlakuan yang sama

yang akan membuat seolah-olah tangan menuju setir kendaraan. Beberapa

pengaturan tersebut di antaranya lengan atas membentuk sudut 38,21o, lengan bawah

membentuk sudut 29,89o, pergelangan tangan membentuk sudut 0

o, leher membentuk

sudut 1,765o, batang tubuh/ punggung membentuk sudut 0,457

o, dan kaki berada

pada posisi normal/ seimbang.

2. Berdasarkan analisis RULA (Rapid Upper Limb Assessment ) menggunakan CATIA

V5R17, dapat dilihat bahwa skor akhir menunjukkan angka 2 dan berwarna hijau.

Dengan demikian nilai tersebut juga mengindikasikan postur kerja pada produk jok

mobil tersebut dianggap masih dapat diterima, selama pengmudi tidak berada terlalu

lama atau berulang-ulang pada kondisi tersebut.

3. Analisis dan perubahan yang diperlukan adalah dilakukan perubahan desain dari jok

mobil tipe minibus tersebut pada bagian yang berhubungan dengan lengan bawah.

Rekomendasi yang diberikan untuk mengurangi resiko pada lengan bawah salah

satunya adalah dengan menambah komponen pada jok mobil. Salah satu komponen

yang ditambahkan adalah dengan menambahkan pengaturan maju mundur. Jok mobil

dapat diposisikan mendekat atau menjauhi setir atau kemudi kendaraan. Jok mobil

juga akan ditambahkan dimensi dan komponen lain, yaitu shoulder support, yaitu

penyangga bahu fungsinya menjaga badan dan bahu tetap pada posisi utamanya.

Selain itu direkomendasikan juga agar setir atau sistem kemudi dari kendaraan ini

juga menggunakan tilt steering dan telescope steering.

Penulis sadar bahwa penelitian ini masih memiliki kelemahan, baik itu dari segi isi

maupun penulisannya. Agar penelitian ini menjadi lebih baik, disarankan agar ada

Page 15: ANALISIS ERGONOMI PADA DESAIN PRODUK JOK ...publication.gunadarma.ac.id/bitstream/123456789/1038/1/...Rapid Upper Limb Assesment adalah salah satu metode yang dikembangkan dalam bidang

penelitian lebih lanjut mengenai hal yang telah dibahas pada jurnal ini. Penelitian

tersebut dapat berupa penggunaan metode lain ataupun perangkat lunak lain dalam

mengevaluasi produk jok mobil pengemudi tipe minibus.

DAFTAR PUSTAKA

Kemala, Dian. 2006. Modul Pelatihan Perancangan Ergonomika Menggunakan

Ergoweb 4.0. Depok: Universitas Gunadarma.

Lubis, Umar Rumoden. 2009. “Analisis Bentuk Jok Pengemudi Mobil Type Minibus

Dengan Menggunakan Desain Ergonomi Untuk Mendapatkan Tingkat

Kenyamanan”. Skripsi: Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknologi Industri.

Universitas Gunadarma. Jakarta.

Lueder, R. 1996. A Proposed RULA for Computer Users, Procceding of the Ergonomic

Summer Workshop, San Francisco.

McAtamney, L. and Corlett, E.N., 1993. “RULA : A Survey Based Method for the

Investigation of Work Related Upper Limb Disorders“, Applied Ergonomics,

24(2).91-99.

McCormick, Ernest J. 1979. Human Factors In Engineering And Design. New Delhi:

McGraw-Hill Publishing Company Limited.

Nurmianto, Eko, 2003. Ergonomi Konsep Dasar dan Aplikasinya. Surabaya: Guna

Widya.

Nurmianto, Eko. 2005. Ergonomi Konsep Dasar dan Aplikasinya. Surabaya: Institut

Teknologi Sepuluh November.

Pangaribuan, Dina Meliana.2009. Analisa Postur Kerja Dengan Metode Rula Pada

Pegawai Bagian Pelayanan Perpustakaan USU Medan. Medan.

Pheasant, Stephen. 1991. Ergonomics. Work and Health. Houndmills: MacMillan Press.

Pinem, Mhd Daud. 2009. Catia. Surabaya: Kawan Pustaka.

Santoso, Gempur. 2004. Ergonomi Manusia, Peralatan dan Lingkungan, Jakarta:

Prestasi Pustaka Publisher.

Sutalaksana, Iftikar Z dkk. 2006. Teknik Perancangan Sistem Kerja. Bandung: ITB.

Tarwaka, dkk, 2004. Ergonomi Untuk Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Produktifitas.

Penerbit Uniba Press. Surakarta

Y.P, Liliana, 2007. Suharyo Widagdo, dan Ahmad Abtokhi. “Pertimbangan

Antropometri Pada Pendisainan”. Tangerang.

http:// batikyogya.wordpress.com

http://bascommetro.blogspot.com/2009/04/pengukuran-antropometri.html, 2009

http://dhimaskasep.files.wordpress.com/2008/05/modul1pti-final.doc., 2009

http:// dian.staff.gunadarma.ac.id/Downloads

http://id.wikipedia.org/wiki/Antropometri, 2009

http://irhabi-abdi.blogspot.com/2011/01/contoh-kasus-rula.html, 2011

http://jurnal.sttn-batan.ac.id/wp-content/uploads/2008/06/17-liliana-antropometri-hal-

183-189.pdf, 2009

http://mutiamanarisa.wordpress.com/2010/03/25/rula-rapid-upper-limb-assessment/,

2011

http://teori-teoriergonomi.blogspot.com/2008/04/pengunaan-data-antropometri-

dalam.html, 2009