analisis empiris pergantian kantor akuntan publik...

16
ANALISIS EMPIRIS PERGANTIAN KANTOR AKUNTAN PUBLIK SETELAH ADA KEWAJIBAN ROTASI AUDIT NASKAH PUBLIKASI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi Pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Surakarta Disusun Oleh: MUKIP TRI WIBOWO B 200 090 318 FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2014

Upload: phungkien

Post on 04-May-2019

220 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: ANALISIS EMPIRIS PERGANTIAN KANTOR AKUNTAN PUBLIK …eprints.ums.ac.id/31015/16/NASKAH_PUBLIKASI.pdf · sebagai manfaat yang bisa diperoleh dari biaya yang lebih rendah berikutnya

1

ANALISIS EMPIRIS PERGANTIAN KANTOR AKUNTAN PUBLIK

SETELAH ADA KEWAJIBAN ROTASI AUDIT

NASKAH PUBLIKASI

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-Syarat Guna Memperoleh Gelar

Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi Pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Muhammadiyah Surakarta

Disusun Oleh:

MUKIP TRI WIBOWO

B 200 090 318

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2014

Page 2: ANALISIS EMPIRIS PERGANTIAN KANTOR AKUNTAN PUBLIK …eprints.ums.ac.id/31015/16/NASKAH_PUBLIKASI.pdf · sebagai manfaat yang bisa diperoleh dari biaya yang lebih rendah berikutnya

2

Page 3: ANALISIS EMPIRIS PERGANTIAN KANTOR AKUNTAN PUBLIK …eprints.ums.ac.id/31015/16/NASKAH_PUBLIKASI.pdf · sebagai manfaat yang bisa diperoleh dari biaya yang lebih rendah berikutnya

1

ANALISIS EMPIRIS PERGANTIAN KANTOR AKUNTAN PUBLIK

SETELAH ADA KEWAJIBAN ROTASI AUDIT

Oleh:

Mukip Tri Wibowo

ABSTRAKSI

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh penambahan jumlah

saham, proporsi kepemilikan saham oleh publik, ukuran klien dan masalah keuangan terhadap keputusan perusahaan manufaktur di Indonesia untuk melakukan Pergantian KAP. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan informasi untuk profesi akuntan publik tentang praktik perpindahan KAP yang dilakukan perusahaan.

Model analisis data yang digunakan untuk pengujian hipotesis adalah analisis multivariate dengan menggunakan regresi logistic yang variabel bebasnya merupakan kombinasi metric dan non metric (nominal). Populasi dan sampel dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang merupakan emiten di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama periode 2006-2011. Populasi menurut ICMD yang terdaftar di BEI dan menggunakan purposive sampling.

Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa masalah keuangan berpengaruh terhadap keputusan perusahaan manufaktur di Indonesia untuk melakukan Pergantian KAP, sedangkan proporsi kepemilikan saham oleh publik, penambahan jumlah saham dan ukuran klien tidak berpengaruh terhadap keputusan perusahaan manufaktur di Indonesia untuk melakukan Pergantian KAP.

Kata kunci: proporsi kepemilikan saham oleh publik, penambahan jumlah saham,

ukuran klien, masalah keuangan, pergantian KAP.

PENDAHULUAN

Indonesia adalah suatu negara yang mewajibkan pergantian kantor

akuntan dan mitra audit yang diberlakukan secara periodik. Pemerintah telah

mengatur kewajiban rotasi auditor dengan dikeluarkannya Peraturan Menteri

Keuangan Republik Indonesia Nomor 17/PMK.01/2008 untuk menyempurnakan

Keputusan Menteri Keuangan No.359/KMK.06/2003 dan No.423/KMK.06/2002.

Peraturan yang pertama menyatakan bahwa pemberian jasa audit umum atas

laporan keuangan dari suatu entitas dapat dilakukan paling lama 6 (enam) tahun

buku berturut-turut oleh KAP yang sama dan 3 (tiga) tahun berturut-turut oleh

auditor yang sama kepada satu klien yang sama (pasal 3 ayat 1). Kedua, akuntan

publik dan kantor akuntan boleh menerima kembali penugasan setelah satu tahun

buku tidak memberikan jasa audit umum atas laporan keuangan klien tersebut

(pasal 3 ayat 2 dan 3)

Page 4: ANALISIS EMPIRIS PERGANTIAN KANTOR AKUNTAN PUBLIK …eprints.ums.ac.id/31015/16/NASKAH_PUBLIKASI.pdf · sebagai manfaat yang bisa diperoleh dari biaya yang lebih rendah berikutnya

2

Namun, ada yang menentang gagasan rotasi wajib auditor yang

dianjurkan oleh AICPA karena mereka percaya bahwa biaya lebih besar daripada

manfaat. Rotasi dan pergantian yang sering mengakibatkan peningkatan fee audit

sebagai manfaat yang bisa diperoleh dari biaya yang lebih rendah berikutnya

setelah tahun-tahun awal dari setiap audit tidak akan sepenuhnya direalisasikan.

Kelemahan lain adalah bahwa pengetahuan yang diperoleh selama peningkatan

kualitas pekerjaan audit akan sia-sia dengan pengangkatan seorang auditor baru

(AICPA, 1992 dalam Nasser et al, 2006)

Ketika auditor pertama kali diminta mengaudit satu klien, yang pertama

kali harus mereka lakukan adalah memahami lingkungan bisnis klien dan resiko

audit klien. Bagi auditor yang buta sama sekali dengan kedua masalah itu, maka

biaya star-up menjadi tinggi sehingga bisa menaikkan fee audit. Kedua,

penugasan yang pertama terbukti memiliki kemungkinan kekeliruan yang tinggi.

Litigasi terhadap auditor umumnya terjadi pada tiga tahun pertama tugas

pengauditan dan penunjukan tren penurunan setelah masa penugasan bertambah.

Resiko litigasi terhadap KAP besar lebih tinggi dibandingkan dengan resiko pada

KAP kecil karena, salah satunya, “kantong tebal” KAP besar tersebut. Oleh

karena itu, PWC (2002) dalam Nasser et al. (2006) menentang sama sekali

pertukaran auditor secara wajib yang sedang diusahakan oleh lagislator di AS

melalui SOX saat itu. Mereka, dan pendukung yang lain, berpendapat bahwa

hubungan yang panjang antara auditor dengan klien akan membuat auditor

menjadi ahli dan sangat paham terhadap bisnis klien. Sehingga auditor lebih awas

terhadap perilaku manajemen yang ekstrim dan paham dengan pihak-pihak

akuntansi yang ada dalam bisnis itu. Artinya, mereka tidak menyetujui bahwa

perilaku Arthur Anderson akan juga menjadi perilaku auditor yang lain.

Perbedaan pendapat ini menarik untuk diteliti. Sebenarnya faktor apa

yang mempengaruhi pergantian KAP pada perusahaan di indonesia, mengingat

terdapat pihak yang mendukung dan bahkan menentangnya, terkait dengan isu

independensi. Jika perusahaan mengganti KAPnya yang telah mengaudit selama

(6) enam tahun, hal itu tidak akan menimbulkan pertanyaan karena bersifat

mandatory (wajib). Jadi yang perlu diteliti adalah jika pergantian KAP bersifat

Page 5: ANALISIS EMPIRIS PERGANTIAN KANTOR AKUNTAN PUBLIK …eprints.ums.ac.id/31015/16/NASKAH_PUBLIKASI.pdf · sebagai manfaat yang bisa diperoleh dari biaya yang lebih rendah berikutnya

3

voluntary (sukarela) di luar Peraturan Menteri Keuangan Nomor

17/PMK.01/2008.

TINJAUAN PUSTAKA

Teori Keagenan

Teori keagenan membahas hubungan antara prinsipal (pemilik dan

pemegang saham) dan agent (manajemen). Jensen dan Meckling (1976)

menyatakan bahwa hubungan keagenen muncul ketika satu atau lebih individu

(principal) mempekerjaan individu lain (agent) untuk memberikan suatu jasa dan

kemudian mendelegasikan kekuasaan kepada agen untuk membuat suatu

keputusan atas nama principal tersebut. Dalam kondisi seperti ini agen memiliki

kecenderungan untuk berperilaku tertentu dengan mengutamakan kepentingan

sendiri.

Hal ini menjadi salah satu pemicu terjadinya pergantian auditor karena

adanya konflik kepentingan antara agent dengan principle. Menurut Defond

(1992) dalam Suparlan dan Andayani (2010) manajer melihat bahwa pergantian

auditor akan mampu mengatasi konflik agensi yang terjadi, sehingga manajemen

akan mengusulkan kepada komisaris untuk melakukan pergantian KAP.

Peraturan Pemerintah Indonesia Mengenai Rotasi Wajib Auditor

Menurut Wijayanti (2010), saat ini, independensi menjadi isu penting dalam

pemberian jasa audit oleh akuntan publik. Pihak pemerintah sebagai regulator

diharapkan dapat memfasilitasi kepentingan dari semua pihak, baik perusahaan,

akuntan, dan eksternal. Bentuk campur tangan pemerintah dalam hal isu

independensi adalah adanya peraturan-peraturan yang mewajibkan adanya rotasi

auditor ataupun masa kerja audit (Wijayanti, 2010).

Di Indonesia, peraturan yang mengatur tentang audit tenure (massa

perikatan audit) adalah Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor

359/KMK.01/2003 pasal 2 tentang “Jasa Akuntan Publik”. Peraturan tersebut

merupakan perubahan atas Keputusan Menteri Keuangan Nomor

423/KMK.06/2002, yang mengatur bahwa pemberian jasa audit umum atau

laporan keuangan dari suatu entitas dapat dilakukan oleh KAP paling lama untuk

Page 6: ANALISIS EMPIRIS PERGANTIAN KANTOR AKUNTAN PUBLIK …eprints.ums.ac.id/31015/16/NASKAH_PUBLIKASI.pdf · sebagai manfaat yang bisa diperoleh dari biaya yang lebih rendah berikutnya

4

5 tahun buku berturut-turut dan oleh seorang akuntan publik paling lama 3 tahun

buku berturut-turut.

Peraturan tersebut kemudian diperbaharui dengan dikeluarkannya Peraturan

Menteri Keuangan Nomor 17/PMK.01/2008 tentang “Jasa Akuntan Publik” pasal

3. Peraturan ini mengatur tentang pemberian jasa audit umum atau laporan

keuangan dari suatu entitas dilakukan oleh KAP paling lama 6 tahun buku

berturut-turut, dan oleh seorang akuntan publik paling lama 3 tahun buku berturut-

turut. Akuntan publik dan kantor akuntan boleh menerima kembali penugasan

setelah satu tahun buku tidak memberikan jasa audit kepada klien yang di atas.

Penelitian ini menggunakan dasar Peraturan Menteri Keuangan Nomor

17/PMK.01/2008 tentang “Jasa Akuntan Publik” karena setting penelitian ini

adalah tahun 2006-2011 atau enam tahun buku.

Penambahan Jumlah Saham

Saham adalah satuan nilai atau pembukuan dalam berbagai instrumen

financial yang mengacu pada kepemilikan suatu perusahaan.

(www.wikipedia.com). Loughram et al. (1997) dalam Suparlan dan Andayani

(2010) menyebutkan bahwa perusahaan yang menerbitkan saham biasanya

memperhatikan perbaikan kinerja dan mengindikasikan peluang pertumbuhan di

masa depan. Knechel et al. (2008) dalam Suparlan dan Andayani (2010)

menyatakan perusahaan memutuskan untuk menggunakan KAP besar terkait

dengan kebutuhan dana, ekuitas atau hutang.

Public Ownership (Kepemilikan Publik)

Carey et al. (2000) dalam Suparlan dan Andayani (2010) menyatakan

proporsi kepemilikan saham non keluarga meningkat, maka timbul permintaan

monitoring dan audit berkualitas. Guedhami et al. (2009) dalam Suparlan dan

Andayani (2010) menemukan kepemilikan saham menyebar mempunyai pengaruh

penting untuk memperoleh laporan keuangan yang berkualitas tinggi yang

diwujudkan dalam pemilihan auditor dari KAP. Kepemilikkan saham oleh

masyarakat akan mendorong perusahaan untuk berganti auditor ke KAP yang

berkualitas.

Page 7: ANALISIS EMPIRIS PERGANTIAN KANTOR AKUNTAN PUBLIK …eprints.ums.ac.id/31015/16/NASKAH_PUBLIKASI.pdf · sebagai manfaat yang bisa diperoleh dari biaya yang lebih rendah berikutnya

5

Ukuran klien

Menurut Saiful dan Erlina (2010) dalam Wijayani (2011) ukuran klien

merupakan besarnya ukuran sebuah perusahaan yang dapat dinyatakan dalam total

aktiva, penjualan dan kapitalisasi pasar. Semakin besar total aktiva, penjualan dan

kapitalisasi pasar maka semakin besar pula ukuran perusahaan itu. Semakin besar

aktiva maka semakin banyak modal yang ditanam, semakin banyak penjualan

maka semakin banyak perputaran uang dan semakin besar kapitalisasi pasar maka

semakin besar pula perusahaan dikenal dalam masyarakat.

Masalah Keuangan

Sebenarnya masalah keuangan mempunyai berbagai definisi, tergantung

pada cara pengukurannya. Baldwin dan Scott (1983) dalam Wijayani dan Januarti

(2011) menyatakan bahwa suatu perusahaan mengalami financial distress apabila

perusahaan tersebut tidak dapat memenuhi kewajiban finansialnya. Atmini dan

Wuryana (2005) dalam Wijayani dan Januarti (2011) mendefinisikan masalah

keuangan jika beberapa tahun perusahaan mengalami laba bersih operasi negatif.

Sedangkan Lau (1987) dalam Wuryani dan Januarti (2011) menyatakan bahwa

perusahaan mengalami masalah keuangan jika melakukan pemberhentian tenaga

kerja.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini merupakan penelitian empiris untuk membuktikan hipotesis

yang telah disusun terhadap variabel-variabel yang akan diteliti dalam penelitian

ini. Penelitian ini menggunakan data sekunder laporan keuangan auditan

perusahaan publik tahun 2011 dan sebelumnya yang diperoleh dari PPA FEB

UMS, ICMD dan dari situs resmi BEI.

Populasi dan sampel dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur

yang merupakan emiten di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama periode 2006-

2011. Populasi menurut ICMD yang terdaftar di BEI dan menggunakan purposive

sampling. Data yang digunakan dalam penelitian adalah data kuantitatif, yaitu

data yang diukur dalam skala numerik (angka). Data yang digunakan dalam

penelitian ini adalah data sekunder berupa laporan auditan perusahaan manufaktur

Page 8: ANALISIS EMPIRIS PERGANTIAN KANTOR AKUNTAN PUBLIK …eprints.ums.ac.id/31015/16/NASKAH_PUBLIKASI.pdf · sebagai manfaat yang bisa diperoleh dari biaya yang lebih rendah berikutnya

6

yang diperoleh dengan mengunduh dari website Bursa Efek Indonesia (BEI),

www.idx.co.id, dari ICMD (Indonesian Capital Market Direktory) untuk tahun

2006-2011.

Model analisis data yang digunakan untuk pengujian hipotesis adalah

analisis multivariate dengan menggunakan regresi logistic yang variabel bebasnya

merupakan kombinasi metric dan non metric (nominal). Regresi logistik adalah

regresi yang digunakan untuk menguji apakah profitabilitas terjadinya variabel

terikat dapat diprediksi dengan variabel bebasnya (Ghozali, 2009: 71). Teknik

analisis ini tidak lagi memerlukan uji normalitas dan asumsi klasik pada variabel

bebasnya.

Model penelitian ini menggunakan regresi logistik yang digunakan untuk

menguji hipotesis penelitian adalah sebagai berikut:

BERGANTI KAP = 0 + 1 SHGR + 2 PUBOW + 3 SIZE + 4 DER +

Keterangan:

BERGANTI KAP = Probability kemungkinan perusahaan berganti KAP,

menggunakan variabel dammy, 1 bagi perusahaan yang

berganti KAP dan 0 jika sebaliknya.

SHGR = Share growth (penambahan jumlah saham), menggunakan

variabel dummy, 1 jika peningkatan jumlah saham dan 0

jika sebaliknya.

PUBOW = Public ownership (kepemilikan publik), menggunakan

persentase kepemilikan saham.

SIZE = ukuran klien

DER = Masalah keuangan

0 = Konstanta

= Residual

Page 9: ANALISIS EMPIRIS PERGANTIAN KANTOR AKUNTAN PUBLIK …eprints.ums.ac.id/31015/16/NASKAH_PUBLIKASI.pdf · sebagai manfaat yang bisa diperoleh dari biaya yang lebih rendah berikutnya

7

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil perhitungan yang dilakukan dengan bantuan program

SPSS 18.0 for windows diperoleh persamaan regresi logistik dalam tabel 1 berikut

ini:

Tabel 1

Hasil Persamaan Regresi Logistik

Variabel B Wald Sig

Jumlah Saham

Kepemilikan Publik

Ukuran Klien

Masalah Keuangan

Konstanta

0,424

0,002

-0,112

0,549

0,995

0,975

0,065

1,815

4,987

0,323

0,799

0,178

0,026

Chi-Square

Df

Sig

2,223

8

0,973

Pergantian KAP tidak

Pergantian KAP ya

Overal percentage

72,90

38,60

57,20

Sumber: data sekunder diolah tahun 2014

Hasil penelitian tentang analisis empiris pergantian Kantor Akuntan Publik

setelah ada kewajiban rotasi audit diperoleh hasil sebagai berikut:

1. Pengujian Hipotesis I

Loughram et al. (1997) dalam Suparlan dan Andayani (2010)

menyebutkan bahwa perusahaan yang menerbitkan saham biasanya

memperhatikan perbaikan kinerja dan mengindikasikan peluang pertumbuhan

di masa depan. Knechel et al. (2008) dalam Suparlan dan Andayani (2010)

menyatakan perusahaan memutuskan untuk menggunakan KAP besar terkait

dengan kebutuhan dana, ekuitas atau hutang.

Berdasarkan hasil pengujian statistik di atas menunjukkan nilai Wald

untuk variabel penambahan jumlah saham sebesar 0,975 dengan tingkat

signifikansi (p) sebesar 0,323 atau 32,3% , lebih besar dari = 5%. sehingga

Page 10: ANALISIS EMPIRIS PERGANTIAN KANTOR AKUNTAN PUBLIK …eprints.ums.ac.id/31015/16/NASKAH_PUBLIKASI.pdf · sebagai manfaat yang bisa diperoleh dari biaya yang lebih rendah berikutnya

8

dapat dikatakan bahwa penambahan jumlah saham tidak berpengaruh terhadap

pergantian KAP pada perusahaan manufaktur yang terdaftar pada BEI.

Hasil penelitian ini tidak konsisten dengan penelitian yang dilakukan

Suparlan dan Andayani (2010) memberikan bukti empiris bahwa karakteristik

perusahaan mempengaruhi perpindahan kantor akuntan publik. Ukuran

corporate governance digunakan untuk memproyeksikan dampak perpindahan

kantor akuntan publik yang dilakukan perusahaan. Jadi, penelitian ini hanya

berfokus pada sisi klien. Variabel yang digunakan adalah kepemilikan publik,

kepemilikan institusional, penambahan jumlah saham, dewan komisaris,

pergantian manajemen, leverage, ROE (return on equity), dan ukuran klien.

Hasilnya adalah kepemilikan publik, penambahan jumlah saham, dan ukuran

klien yang mempengaruhi perusahaan melakukan perpindahan kantor akuntan

publik.

Tidak berpengaruh pertumbuhan saham terhadap pergantian KAP ini

dimungkinkan pertumbuhan saham menujukkan adanya kinerja keuangan

perusahaan yang baik. Baiknya kinerja keuangan perusahaan memberikan

stimulus yang cukup baik bagi investor untuk semakin meningkatkan

investasinya, sehingga tidak memunculkan pemikiran bagi manajemen

perusahaan untuk melakukan pergantian KAP.

2. Pengujian Hipotesis II

Carey et al. (2000) dalam Suparlan dan Andayani (2010) menyatakan

proporsi kepemilikan saham non keluarga meningkat, maka timbul permintaan

monitoring dan audit berkualitas. Guedhami et al. (2009) dalam Suparlan dan

Andayani (2010) menemukan kepemilikan saham menyebar mempunyai

pengaruh penting untuk memperoleh laporan keuangan yang berkualitas tinggi

yang diwujudkan dalam pemilihan auditor dari KAP. Kepemilikkan saham

oleh masyarakat akan mendorong perusahaan untuk berganti auditor ke KAP

yang berkualitas.

Hasil pengujian statistik di atas menunjukkan nilai Wald untuk

variabel proporsi kepemilikan saham oleh publik sebesar 0,065 dengan tingkat

signifikansi (p) sebesar 0,799 atau 79.9% , lebih besar dari = 5%. sehingga

Page 11: ANALISIS EMPIRIS PERGANTIAN KANTOR AKUNTAN PUBLIK …eprints.ums.ac.id/31015/16/NASKAH_PUBLIKASI.pdf · sebagai manfaat yang bisa diperoleh dari biaya yang lebih rendah berikutnya

9

dapat dikatakan bahwa proporsi kepemilikan saham oleh publik tidak

berpengaruh terhadap pergantian KAP pada perusahaan manufaktur yang

terdaftar pada BEI.

Hasil penelitian ini tidak konsisten dengan penelitian Suparlan dan

Andayani (2010) memberikan bukti empiris bahwa karakteristik perusahaan

mempengaruhi perpindahan kantor akuntan publik. Ukuran corporate

governance digunakan untuk memproyeksikan dampak perpindahan kantor

akuntan publik yang dilakukan perusahaan. Jadi, penelitian ini hanya berfokus

pada sisi klien. Variabel yang digunakan adalah kepemilikan publik,

kepemilikan institusional, penambahan jumlah saham, dewan komisaris,

pergantian manajemen, leverage, ROE (return on equity), dan ukuran klien.

Hasilnya adalah kepemilikan publik, penambahan jumlah saham, dan ukuran

klien yang mempengaruhi perusahaan melakukan perpindahan kantor akuntan

publik.

Tidak berpengaruhnya kepemilikan publik terhadap pergantian KAP

ini disebabkan oleh adanya peningkatan kepemilikan publik menunjukkan

besarnya minat masyarakat dalam berinvestasi pada perusahaan. Hal ini

mengindikasikan adanya peningkatan pada kinerja keuangan perusahaan,

sehingga tidak menjadi masalah bagi perusahaan untuk melakukan pergantian

KAP.

3. Pengujian Hipotesis III

Menurut Saiful dan Erlina (2010) dalam Wijayani (2011) ukuran klien

merupakan besarnya ukuran sebuah perusahaan yang dapat dinyatakan dalam

total aktiva, penjualan dan kapitalisasi pasar. Semakin besar total aktiva,

penjualan dan kapitalisasi pasar maka semakin besar pula ukuran perusahaan

itu. Semakin besar aktiva maka semakin banyak modal yang ditanam, semakin

banyak penjualan maka semakin banyak perputaran uang dan semakin besar

kapitalisasi pasar maka semakin besar pula perusahaan dikenal dalam

masyarakat.

Hasil pengujian statistik di atas menunjukkan nilai Wald untuk

variabel ukuran klien sebesar 1,815 dengan tingkat signifikansi (p) sebesar

Page 12: ANALISIS EMPIRIS PERGANTIAN KANTOR AKUNTAN PUBLIK …eprints.ums.ac.id/31015/16/NASKAH_PUBLIKASI.pdf · sebagai manfaat yang bisa diperoleh dari biaya yang lebih rendah berikutnya

10

0,178 atau 17,8% , lebih besar dari = 5%. sehingga dapat dikatakan bahwa

ukuran klien tidak berpengaruh terhadap pergantian KAP pada perusahaan

manufaktur yang terdaftar pada BEI.

Pilihan perusahaan dapat dikaitkan dengan Auditee yang lebih besar,

karena mempunyai operasional yang kompleks, adanya pemisahan antara

manajemen dan kepemilikan sangat memerlukan KAP yang dapat mengurangi

agency cost (Watts dan Zimmerman, 1986). KAP yang berkualitas sangat

diperlukan untuk meningkatkan kredibiltas perusahaan. Oleh sebab itu, klien

besar memiliki kecenderungan lebih rendah untuk berganti auditor

dibandingkan klien yang kecil.

Hasil penelitian ini relevan dengan penelitian sebelumnya yang

dilakukan oleh Wijayanti (2010) untuk menemukan bukti empiris mengenai

faktor-faktor yang mempengaruhi auditor switching di Indonesia. data yang

digunakan adalah data perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun

2004-2008. Variabel penelitian yang digunakan adalah ukuran KAP, ukuran

klien, tingkat pertumbuhan klien, financial distres, pergantian manajemen,

opini audit, fee audit. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ukuran klien tidak

berpengaruh terhadap auditor switching.

Tidak berpengaruhnya ukuran klien terhadap pergantian KAP ini

disebabkan peningkatan pada ukuran perusahaan menunjukkan bahwa adanya

peningkatan kinerja pada perusahaan. Peningkatan kinerja keuangan

perusahaan tidak dapat dijadikan alasan bagi perusahaan untuk menggantikan

struktur KAP, sehingga ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap

pergantian KAP.

4. Pengujian Hipotesis IV

Baldwin dan Scott (1983) dalam Wijayani dan Januarti (2011)

menyatakan bahwa suatu perusahaan mengalami financial distress apabila

perusahaan tersebut tidak dapat memenuhi kewajiban finansialnya. Atmini dan

Wuryana (2005) dalam Wijayani dan Januarti (2011) mendefinisikan masalah

keuangan jika beberapa tahun perusahaan mengalami laba bersih operasi

negatif. Sedangkan Lau (1987) dalam Wuryani dan Januarti (2011)

Page 13: ANALISIS EMPIRIS PERGANTIAN KANTOR AKUNTAN PUBLIK …eprints.ums.ac.id/31015/16/NASKAH_PUBLIKASI.pdf · sebagai manfaat yang bisa diperoleh dari biaya yang lebih rendah berikutnya

11

menyatakan bahwa perusahaan mengalami masalah keuangan jika melakukan

pemberhentian tenaga kerja.

Hasil pengujian statistik di atas menunjukkan nilai Wald untuk

variabel masalah keuangan sebesar 4,987 dengan tingkat signifikansi (p)

sebesar 0,026 atau 2,6% , lebih kecil dari = 5%. sehingga dapat dikatakan

bahwa masalah keuangan berpengaruh terhadap pergantian KAP pada

perusahaan manufaktur yang terdaftar pada BEI.

Posisi keuangan perusahaan klien mungkin mempunyai pengaruh

penting pada keputusan untuk mempertahankan atau mengganti KAP. Kondisi

perusahaan yang terancam bangkrut lebih sering berpindah KAP dari pada

perusahaan yang tidak terancam bangkrut. Ketidakpastian bisnis pada

perusahaan-perusahaan yang mengalamai kesulitan keuangan menimbulkan

kondisi yang mendorong perusahaan berpindah KAP (Schwartz dan Soo,

1995). Perusahaan yang bermasalah tersebut memiliki kecenderungan yang

lebih besar untuk berpindah auditor daripada perusahaan yang sehat (Schwartz

dan Menon, 1985). Hudaib dan Cooke (2005) juga menyatakan bahwa

perusahaan dengan tekanan finansial cenderung untuk mengganti KAP

dibandingkan dengan perusahaan yang lebih sehat. Dengan demikian,

perusahaan yang sedang mengalami masalah keuangan akan cenderung

berganti KAP dibandingkan perusahaan yang sehat (Wijayani dan Januarti

2011).

KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil penelitian tentang analisis empiris pergantian Kantor

Akuntan Publik setelah ada kewajiban rotasi audit dapat ditarik kesimpulan:

1. Nilai Wald untuk variabel penambahan jumlah saham sebesar 0,975 dengan

tingkat signifikansi (p) sebesar 0,323 atau 32,3% , lebih besar dari = 5%.

sehingga dapat dikatakan bahwa penambahan jumlah saham tidak

berpengaruh terhadap pergantian KAP pada perusahaan manufaktur yang

terdaftar pada BEI.

Page 14: ANALISIS EMPIRIS PERGANTIAN KANTOR AKUNTAN PUBLIK …eprints.ums.ac.id/31015/16/NASKAH_PUBLIKASI.pdf · sebagai manfaat yang bisa diperoleh dari biaya yang lebih rendah berikutnya

12

2. Nilai Wald untuk variabel proporsi kepemilikan saham oleh publik sebesar

0,065 dengan tingkat signifikansi (p) sebesar 0,799 atau 79.9% , lebih besar

dari = 5%. sehingga dapat dikatakan bahwa proporsi kepemilikan saham

oleh publik tidak berpengaruh terhadap pergantian KAP pada perusahaan

manufaktur yang terdaftar pada BEI.

3. Nilai Wald untuk variabel ukuran klien sebesar 1,815 dengan tingkat

signifikansi (p) sebesar 0,178 atau 17,8% , lebih besar dari = 5%. sehingga

dapat dikatakan bahwa ukuran klien tidak berpengaruh terhadap pergantian

KAP pada perusahaan manufaktur yang terdaftar pada BEI.

4. Nilai Wald untuk variabel masalah keuangan sebesar 4,987 dengan tingkat

signifikansi (p) sebesar 0,026 atau 2,6% , lebih kecil dari = 5%. sehingga

dapat dikatakan bahwa masalah keuangan berpengaruh terhadap pergantian

KAP pada perusahaan manufaktur yang terdaftar pada BEI.

Adanya berbagai keterbatasan dan kekurangan dari hasil penelitian ini,

maka penulis memberikan saran sebagai berikut:

1. Bagi perusahaan diharapkan untuk senantiasa mempertimbangkan dan

meningkatkan kinerja keuangan perusahaan melalui pertumbuhan saham,

masalah keuangan, ukuran perusahaan dan kepemilikan publik, sehingga

resiko untuk melakukan pergantian KAP untuk meningkatkan kinerja dapat

diminimalisir.

2. Bagi investor diharapkan lebih teliti dan cermat dalam melakukan investasi,

terutama dengan memperhatikan pergantian KAP pada perusahaan, sehingga

kerugian dalam berinvestasi dapat dikendalikan.

3. Bagi penelitian selanjutnya diharapkan untuk lebih meningkatkan penelitian

melalui penambahan perusahaan sebagai sampel penelitian serta periode

penelitian.

Page 15: ANALISIS EMPIRIS PERGANTIAN KANTOR AKUNTAN PUBLIK …eprints.ums.ac.id/31015/16/NASKAH_PUBLIKASI.pdf · sebagai manfaat yang bisa diperoleh dari biaya yang lebih rendah berikutnya

13

DAFTAR PUSTAKA

Brody, R. G., dan S. A. Moscove. 1998. “Mandatory auditor rotation”. National

Public Accountant (March): pp.32-35.

Castarella, J., J.R. Francis, B. L., Lewis, dan P.L., Walker. 2002. “Auditor

industry specialization, client bargaining power, and audit pricing”.

Auditing: A Journal of Practice & Theory (March): pp.123-140

Carey, P., Simet, R., and Tanewski, G. 2000. Voluntary Demand for Internal

and External Auditing by Family Businesses. Auditing: A Journal of

Practice and Theory. Pp. 37-51.

Damayanti, S. dan M. Sudarma. 2007. “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi

Perusahaan Berpindah Kantor Akuntan Publik”. Simposium Nasional

Akuntansi 11, Pontianak.

Diaz, M.C, 2009, Risk Identification and assessment in a risk based audit

Environment The Effects of budget Constraints and Decision Aid Use,

Dissertation, Texas A&M University USA, diakses melalui internet,

proquest, UMI.

Efraim Ferdinan Giri. 2010. Pengaruh Tenur Kantor Akuntan Publik (KAP) dan

Reputasi KAP terhadap Kualitas Audit : Kasus Rotasi Wajib Auditor di

Indonesia. Simposium Nasional Akuntansi 13.

Ghozali, Imam. 2009. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS,

Badan Penerbit Universitas sumatera Diponegoro, Semarang.

Guedhami, O., Pittman, J.A. and Saffar, W. 2009. Auditor choice in privated

firms: Empirical evidence on the role of state and foreign owners.

Journal of Accounting & Economics. Vol. 48. pp. 151-171.

Hoyle, Eric. 1978. The Role of Teacher. Rotuledge & Kegen Paul, New York.

IAPI. 2011. Standar Profesi Akuntan Publik, Jakarta: Salemba Empat.

Jensen, M. C and Meckling, W.H. 1976. Theory of the Firm : Managerial

Behavior, Agency Costs and Ownership Structure. Journal of Financial

Economics, Oktober, 1976, V. 3, No. 4, pp. 305-360. Avalaible

from: http://papers.ssrn.com.

Knechel, W. R., Niemi, L., and Sundgren, S. 2008. Determinants of Auditor

Choice: Evidence from a Small Client Market. International Journal of

Auditing. Vol. 12. pp. 65-88.

Page 16: ANALISIS EMPIRIS PERGANTIAN KANTOR AKUNTAN PUBLIK …eprints.ums.ac.id/31015/16/NASKAH_PUBLIKASI.pdf · sebagai manfaat yang bisa diperoleh dari biaya yang lebih rendah berikutnya

14

Loughran, T. & Ritter, J. R. 1997. The Operating Performance of Firms

Conducting Seasoned Equity Offerings. Journal of Finance, Vol. 52. pp.

1823-50.

Mautz, R.K. 1974. “The Philosophy of Auditing.” h.246. Sarasota: American

Accounting Association.

Mulyadi, 2002, Auditing, Edisi 6, Jakarta: Penerbit Salemba Empat.

Nasser et al. 2006. Auditor client Relationship: The Case of Audit Tenure and

Auditor Switching in Malaysia. Managerial Auditing Joumal. 21 (7):724-

737.

Carter, S.C., Schwartz, J., Smith, L.Soo., 1995. Molecular mechanism of

growth hormone action. Annu. Rev. Physiol. 58: 187-207.

Sinarwati, N.K. 2010. “Mengapa Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI

Melakukan Perpindahan Kantor Akuntan Publik?”. Simposium

Nasional Akuntansi 13, Purwokerto.

Suparlan. dan W. Andayani. 2010. “Analisis Empiris Pergantian Kantor Akuntan

Publik Setelah Ada Kewajiban Rotasi Audit”. Simposium Nasional

Akuntansi 13, Purwokerto.

Watts, R, L., and Zimmerman, J, L. 1986, Positive Accounting Theory. New

York, Prentice Hall.

Wijayanti, M.P. 2010. “Analisis Hubungan Auditor-Klien: Faktor-Faktor

yang Mempengaruhi Auditor Switching di Indonesia”. Skripsi

Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro, Semarang.

Wijayani, E.D dan Januarti. 2011. “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi

Perusahaan di Indonesia Melakukan Auditor Switching”. Skripsi

Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro, Semarang.

Winter, G., 1976. Making antibodies by phage display technology. Annu. Rev.

Immunol. 12, 433-455.