analisis efisiensi ekonomi penggunaan …/analisis... · 6 tata guna lahan di kabupaten grobogan...

58
ANALISIS EFISIENSI EKONOMI PENGGUNAAN FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI PADA USAHATANI MELON DI KABUPATEN GROBOGAN Skripsi Untuk memenuhi sebagaian persyaratan Guna memperoleh gelar sarjana pertanian Di Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Jurusan/Program Studi Sosial Ekonomi Pertanian/Agrobisnis Oleh : Angga Prasetya Adhiputra H0303053 FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2010

Upload: vanminh

Post on 06-Feb-2018

219 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: ANALISIS EFISIENSI EKONOMI PENGGUNAAN …/Analisis... · 6 Tata Guna Lahan di Kabupaten Grobogan dan ... Melon Musim Tanam Juni 2007-Agustus 2007 di ... simple random sampling dengan

ANALISIS EFISIENSI EKONOMI PENGGUNAAN

FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI PADA USAHATANI MELON

DI KABUPATEN GROBOGAN

Skripsi

Untuk memenuhi sebagaian persyaratan Guna memperoleh gelar sarjana pertanian

Di Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret

Jurusan/Program Studi Sosial Ekonomi Pertanian/Agrobisnis

Oleh :

Angga Prasetya Adhiputra

H0303053

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2010

Page 2: ANALISIS EFISIENSI EKONOMI PENGGUNAAN …/Analisis... · 6 Tata Guna Lahan di Kabupaten Grobogan dan ... Melon Musim Tanam Juni 2007-Agustus 2007 di ... simple random sampling dengan

ii

ANALISIS EFISIENSI EKONOMI PENGGUNAAN

FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI PADA USAHATANI MELON

DI KABUPATEN GROBOGAN

yang dipersiapkan dan disusun oleh

Angga Prasetya Adhiputra

H0303053

Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji

Pada tanggal :

dan dinyatakan telah memenuhi syarat

Susunan Tim Penguji

Ketua

Ir. Priya Prasetya, MS NIP. 19470103 197609 1 001

Anggota I

Ir. Heru Irianto, MM NIP. 19630514 199202 1 001

Anggota II

Ir. Suprapto NIP 19500612 198003 2 001

Surakarta,

Mengetahui Universitas Sebelas Maret

Fakultas Pertanian Dekan

Prof. Dr. Ir. H. Suntoro,MS NIP. 19551217 198203 1 003

Page 3: ANALISIS EFISIENSI EKONOMI PENGGUNAAN …/Analisis... · 6 Tata Guna Lahan di Kabupaten Grobogan dan ... Melon Musim Tanam Juni 2007-Agustus 2007 di ... simple random sampling dengan

iii

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat, rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Analisis Efisiensi Ekonomi Penggunaan Faktor-Faktor Produksi Pada Usahatani Melon Di Kabupaten Grobogan”

Penulis juga ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang te-lah membantu pelaksanaan penelitian sampai penyusunan skripsi, antara lain 1. Prof. Dr. Ir. H. Suntoro, MS selaku Dekan Fakultas Pertanian Universitas Se-

belas Maret Surakarta. 2. Bapak Ir. Ir. Agustono, MSi selaku Ketua Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian

Universitas Sebelas Maret Surakarta. 3. Ibu Ir. Sugiharti Mulya H, MP selaku Ketua Komisi Sarjana Jurusan Sosial

Ekonomi Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta. 4. Bapak Ir. Priya Prasetya, MS selaku Dosen Pembimbing Utama dan Pem-

bimbing Akademik, yang telah banyak memberikan bimbingan, arahan, tuntunan serta saran yang berharga sehingga terselesaikannya skripsi ini.

5. Bapak Ir. Heru Irianto, MM selaku Dosen Pembimbing Pendamping, yang telah banyak memberikan bimbingan, arahan, tuntunan serta saran yang berharga sehingga terselesaikannya skripsi ini.

6. Bapak Ir. Suprapto, selaku dosen penguji yang senantiasa memberikan bimbingan, arahan dan masukan kepada penulis.

7. Pemerintah Daerah Kabupaten Grobogan yang telah memberikan ijin pene-litian.

8. Kepala Desa Kluwan dan Pulutan beserta staff yang telah membantu dalam kelancaran penelitian.

9. Kedua orang tua, Sutedjo, SE dan Sri Amiarti, dan adikku Dara Puspita Nadya Putri yang senantiasa memberikan nasehat, do’a dan semangat kepada penulis. Semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan rahmat dan kasih sayang-Nya bagi Bapak dan Ibu serta adikku tercinta

10. Spesial untuk Anik Widyaningsih yang tersayang, terima kasih mung atas segala bantuan, dukungan, semangat, kesabaran, cinta dan kasih sayang yang telah kamu berikan.

Page 4: ANALISIS EFISIENSI EKONOMI PENGGUNAAN …/Analisis... · 6 Tata Guna Lahan di Kabupaten Grobogan dan ... Melon Musim Tanam Juni 2007-Agustus 2007 di ... simple random sampling dengan

iv

11. Teman-teman Klampis Ireng : Chandra, Jati, Hadi, Arif, Joko, Yudho, Eko, Sigit, Migdad, Memet terimakasih telah menjadi sahabat setia untuk berbagi suka dan duka dalam menghadapi hidup di tempat perantauan.

12. Teman-teman Agrobisnis angkatan 2003, dimanapun kalian berada doa dan dukungan kalian selalu menjadi semangat bagi penulis. Khusus untuk sahabatku Yudi terimakasih atas segala bantuannya dalam penyusunan skripsi yang penulis buat. Ayo tunjukkan semangatmu dalam menyelesaikan skripsi.

13. Teman-teman “sisa-sisa” angkatan 2003 : Kris, Anom, Endro terimakasih atas segala dukungannya, semoga tahun ini tahun menjadi tahun terakhir kita dalam menempuh pendidikan sarjana.

14. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, yang telah mem-

berikan dukungan dalam penulisan skripsi ini.

Semoga Skripsi ini dapat memberikan manfaat kepada penulis khususnya dan pembaca pada umumnya.

Surakarta, Juni 2010

Penulis

Page 5: ANALISIS EFISIENSI EKONOMI PENGGUNAAN …/Analisis... · 6 Tata Guna Lahan di Kabupaten Grobogan dan ... Melon Musim Tanam Juni 2007-Agustus 2007 di ... simple random sampling dengan

v

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .................................................................................... i

HALAMAN PENGESAHAN ...................................................................... ii

KATA PENGANTAR.................................................................................. iii

DAFTAR ISI ................................................................................................ v

DAFTAR TABEL ........................................................................................ vii

DAFTAR GAMBAR....................................................................................... ix

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................ x

RINGKASAN............................................................................................... xi

SUMMARY.................................................................................................. xiii I. PENDAHULUAN................................................................................... 1

A. Latar Belakang ................................................................................... 1 B. Perumusan Masalah............................................................................ 2 C. Tujuan Penelitian ............................................................................... 3 D. Kegunaan Penelitian........................................................................... 3

II. LANDASAN TEORI .............................................................................. 4

A. Tinjauan Pustaka ................................................................................ 4 1. Usahatani melon ........................................................................... 4 2. Biaya, Penerimaan dan Pendapatan............................................... 7 3. Faktor Produksi, Produksi dan Fungsi Produksi ............................ 9 4. Efisiensi Ekonomi Penggunaan Faktor-Faktor Produksi................ 11 5. Penelitian Terdahulu..................................................................... 12

B. Kerangka Teori Pendekatan Masalah.................................................. 13 C. Hipotesis ............................................................................................ 15 D. Asumsi ......................................................................................... 16 E. Pembatasan Masalah .......................................................................... 16 F. Definisi Operasional .......................................................................... 16

III.METODE PENELITIAN ...................................................................... 19

A. Metode Dasar Penelitian..................................................................... 19 B. Metode Penentuan Lokasi................................................................... 19 C. Metode Pengambilan Sampel ............................................................. 19 D. Jenis dan Sumber Data ....................................................................... 21 E. Teknik Pengumpulan Data ................................................................. 21 F. Metode Analisis Data ......................................................................... 22

Page 6: ANALISIS EFISIENSI EKONOMI PENGGUNAAN …/Analisis... · 6 Tata Guna Lahan di Kabupaten Grobogan dan ... Melon Musim Tanam Juni 2007-Agustus 2007 di ... simple random sampling dengan

vi

IV.KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN..................................... 26

A. Keadaan Alam ................................................................................... 26 1. Lokasi Daerah Penelitian ............................................................. 26 2. Topografi Wilayah ....................................................................... 27 3. Keadaan Iklim ............................................................................. 27

B. Keadaan Penduduk............................................................................. 28 1. Komposisi Penduduk Menurut Umur dan Jenis Kelamin .............. 28 2. Komposisi Penduduk Menurut Mata Pencaharian ......................... 29

C. Keadaan Pertanian ............................................................................. 30 1. Tata Guna Lahan ......................................................................... 30 2. Produksi Melon ..................................................................... ......... 31

V. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ...................................... 33

A. Budidaya Melon ................................................................................ 33 B. Hasil Penelitian ................................................................................. 36

1. Identitas Petani Sampel................................................................. 36 2. Penggunaan Sarana Produksi dan Tenaga Kerja Usahatani

Melon .......................................................................................... 37 3. Biaya, Penerimaan dan Pendapatan Usahatani Melon ................... 40 4. Analisis Regresi Fungsi Produksi Cobb-Douglass......................... 42 5. Analisis Efisiensi Ekonomi Penggunaan Faktor-Faktor Produksi

pada Usahatani Melon .................................................................. 47 C. Pembahasan ....................................................................................... 48

VI.KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................... 52

A. Kesimpulan ........................................................................................ 52 B. Saran .................................................................................................. 52

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 53

LAMPIRAN ................................................................................................. 54

Page 7: ANALISIS EFISIENSI EKONOMI PENGGUNAAN …/Analisis... · 6 Tata Guna Lahan di Kabupaten Grobogan dan ... Melon Musim Tanam Juni 2007-Agustus 2007 di ... simple random sampling dengan

vii

DAFTAR TABEL

No Judul Halaman 1 Produksi Melon di Kabupaten Grobogan Tahun 2002 – 2006 .............. 1 2 Kandungan Zat Gizi Tiap 100 Gram Buah Melon Dari Bagian yang

Dapat Dimakan ................................................................................... 5 3 Desa Sampel dan Jumlah Petani Sampel Usahatani Melon Musim

Tanam Juni 2007- Agustus 2007 di Kecamatan Penawangan Kabupaten Grobogan ........................................................................... 21

4 Komposisi Penduduk Menurut Umur dan Jenis Kelamin di Kabupaten Grobogan dan Kecamatan Penawangan Tahun 2007............................. 28

5 Keadaan Penduduk Kabupaten Grobogan Menurut Mata Pencaharian Tahun 2006 ......................................................................................... 30

6 Tata Guna Lahan di Kabupaten Grobogan dan Kecamatan Penawangan Tahun 2006...................................................................... 31

7 Luas Panen, Produktivitas, dan Produksi Melon Pada Tahun 2003-2006 di Kabupaten Grobogan .................................................... ............ 32

8 Identitas Petani Sampel Usahatani Melon Musim Tanam Juni 2007-Agustus 2007 di Kecamatan Penawangan Kabupaten Grobogan .......... 36

9 Penggunaan Sarana Produksi Pada Usahatani Melon Musim Tanam Juni 2007-Agustus 2007 di Kecamatan Penawangan Kabupaten Grobogan ............................................................................................ 38

10 Penggunaan Tenaga Kerja pada Usahatani Melon Musim Tanam Juni 2007-Agustus 2007 di Kecamatan Penawangan Kabupaten Grobogan.. 39

11 Biaya Usahatani Melon Musim Tanam Juni 2007-Agustus 2007 di Kecamatan Penawangan Kabupaten Grobogan ..................................... 40

12 Penerimaan Usahatani Melon Musim Tanam Juni 2007-Agustus 2007 di Kecamatan Penawangan Kabupaten Grobogan................................. 41

13 Pendapatan Usahatani Melon Musim Tanam Juni 2007-Agustus 2007 di Kecamatan Penawangan Kabupaten Grobogan................................. 41

14 Analisis Varians Penggunaan Faktor-Faktor Produksi Pada Usahatani Melon Musim Tanam Juni 2007-Agustus 2007 di Kecamatan Penawangan Kabupaten Grobogan ....................................................... 43

15 Analisis Uji Keberartian Koefisien Regresi Penggunaan Faktor-Faktor Produksi Pada Usahatani Melon Musim Tanam Juni 2007-Agustus 2007 di Kecamatan Penawangan Kabupaten Grobogan ........................ 43

16 Analisis Varians Penggunaan Faktor-Faktor Produksi (Model Regresi Baru) Pada Usahatani Melon Musim Tanam Juni 2007-Agustus 2007 di Kecamatan Penawangan Kabupaten Grobogan................................. 44

Page 8: ANALISIS EFISIENSI EKONOMI PENGGUNAAN …/Analisis... · 6 Tata Guna Lahan di Kabupaten Grobogan dan ... Melon Musim Tanam Juni 2007-Agustus 2007 di ... simple random sampling dengan

viii

17 Analisis Uji Keberartian Koefisien Regresi (Model Regresi Baru) Penggunaan Faktor-Faktor Produksi Pada Usahatani Melon Musim Tanam Juni 2007-Agustus 2007 di Kecamatan Penawangan Kabupaten Grobogan............................................................................ 45

18 Nilai Standard Koefisien Regresi Parsial .............................................. 46

19 Analisis Efisiensi Ekonomi Penggunaaan Faktor-Faktor Produksi Pada Usahatani Melon Musim Tanam Juni 2007-Agustus 2007 di Kecamatan Penawangan Kabupaten Grobogan ..................................... 48

Page 9: ANALISIS EFISIENSI EKONOMI PENGGUNAAN …/Analisis... · 6 Tata Guna Lahan di Kabupaten Grobogan dan ... Melon Musim Tanam Juni 2007-Agustus 2007 di ... simple random sampling dengan

ix

DAFTAR GAMBAR

No Judul Halaman 1 Kerangka Teori Pendekatan Masalah ..................................................... 15

Page 10: ANALISIS EFISIENSI EKONOMI PENGGUNAAN …/Analisis... · 6 Tata Guna Lahan di Kabupaten Grobogan dan ... Melon Musim Tanam Juni 2007-Agustus 2007 di ... simple random sampling dengan

x

DAFTAR LAMPIRAN

No Judul Halaman

1 Luas Panen, Produktivitas, dan Produksi Melon di Kabupaten Grobogan Tahun 2006............................................................................ 54

2 Luas Panen, Produktivitas, dan Produksi Melon Di Kecamatan Penawangan Tahun 2006........................................................................ 55

3 Komposisi Penduduk Menurut Umur dan Jenis Kelamin Di Kabupaten Grobongan dan Kecamatan Penawangan ............................................... 56

4 Perhitungan Standar Keofisien Regresi Parsial (bi) ................................ 57

5 Perhitungan Perbandingan NPMxi dan Pxi (PFMXi/Pxi) ....................... 58 6 Dosis Anjuran Penggunaan Input Usahatani Melon Dinas Pertanian

Kabupaten Grobogan ............................................................................. 59 7 Identitas Petani Sampel Usahatani Melon Musim Tanam Juni –

Agustus 2007 Di Kecamatan Penawangan Kabupaten Grobogan ........... 60 8 Biaya Sarana Produksi Usahatani Melon Musim Tanam Juni – Agustus

2007 Di Kecamatan Penawangan Kabupaten Grobogan ........................ 61 9 Penggunaan dan Biaya Tenaga Kerja Usahatani Melon Musim Tanam

Juni – Agustus 2007 Di Kecamatan Penawangan Kabupaten Grobogan . 64 10 Biaya Perlengkapan Usahatani Melon Musim Tanam Juni – Agustus

2007 Di Kecamatan Penawangan Kabupaten Grobogan ........................ 66 11 Biaya Penyusutan Peralatan Usahatani Melon Musim Tanam Juni –

Agustus 2007 Di Kecamatan Penawangan Kabupaten Grobogan ........... 67 12 Biaya Lain-lain Usahatani Melon Musim Tanam Juni – Agustus 2007

Di Kecamatan Penawangan Kabupaten Grobogan ................................. 71 13 Biaya Total Usahatani Melon Musim Tanam Juni – Agustus 2007 Di

Kecamatan Penawangan Kabupaten Grobogan ...................................... 72 14 Penerimaan, Biaya, dan Pendapatan Usahatani Melon Musim Tanam

Juni – Agustus 2007 Di Kecamatan Penawangan Kabupaten Grobogan . 73 15 Penggunaan Faktor Produksi dan Fungsi Produksi Cobb-Douglass ........ 74

16 Hasil Analisis Regresi ............................................................................ 76

Page 11: ANALISIS EFISIENSI EKONOMI PENGGUNAAN …/Analisis... · 6 Tata Guna Lahan di Kabupaten Grobogan dan ... Melon Musim Tanam Juni 2007-Agustus 2007 di ... simple random sampling dengan

xi

ANALISIS EFISIENSI EKONOMI PENGGUNAAN FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI

PADA USAHATANI MELON DI KABUPATEN GROBOGAN

ABSTRAK

Angga Prasetya Adhiputra. H0303053. Analisis Efisiensi Ekonomi Pengguna-an Faktor-Faktor Produksi Pada Usahatani Melon di Kabupaten Grobogan. Di bawah bimbingan Ir. Priya Prasetya, MS dan Ir. Heru Irianto, MM. Fakultas Pertanian. Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Skripsi ini disusun berdasarkan hasil penelitian yang bertujuan untuk meng-kaji besarnya biaya, penerimaan dan pendapatan dari usahatani melon, mengkaji faktor-faktor produksi yang berpengaruh terhadap hasil produksi pada usahatani melon, mengetahui apakah petani di Kabupaten Grobogan dalam mengkombinasi-kan penggunaan faktor-faktor produksi pada usahatani melon telah menca-pai efisiensi ekonomi tertinggi.

Metode dasar penelitian ini adalah deskriptif dan pelaksanaannya menggu-nakan teknik survey. Penelitian ini dilaksanakan di Kabupaten Grobogan. Peng-ambilan sampel kecamatan dilakukan secara sengaja (purposive sampling) dengan kriteria di kecamatan tersebut terdapat usahatani melon dengan luas panen dan produksi tertinggi di Kabupaten Grobogan, maka terpilihlah Kecamatan Penawa-ngan. Dari Kecamatan terpilih diambil dua desa secara sengaja dengan pertimba-ngan desa tersebut memenuhi kriteria yang sama seperti sampel kecamatan, maka terpilihlah Desa Kluwan dan Pulutan. Jumlah petani sampel yang diambil adalah 30 orang. Pengambilan jumlah petani sampel dari masing-masing desa dilakukan secara proposional yang terdiri dari 15 orang petani dari Desa Kluwan dan 15 orang petani dari Desa Pulutan. Pemilihan petani sampel menggunakan metode simple random sampling dengan cara undian.

Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa biaya usahatani melon sebesar Rp29.012.342,89/Ha/MT yang terdiri dari biaya sarana produksi yaitu sebesar Rp10.465.075,02/Ha/MT, biaya tenaga kerja sebesar Rp 9.127.009,65/Ha/MT, biaya perlengkapan sebesar Rp 8.085.423,38/Ha/MT, biaya penyusutan sebesar Rp56.324,66/Ha/MT dan biaya lain-lain sebesar Rp1.278.510,19/Ha/MT. Sedang-kan penerimaan usahatani sebesar Rp 50.687.031,09/Ha/MT dan pendapatan usa-hatani sebesar Rp 21.674.688,20/Ha/MT.

Rata-rata produksi melon di daerah penelitan adalah sebesar 26.916,67 kg/Ha. Faktor produksi yang digunakan dalam penelitian ini meliputi masukan luas lahan, tenaga kerja, pupuk kompos, pupuk phonska, pupuk SP-36, pupuk KCl, dan pupuk ZA. Rata-rata luas lahan (X1) yang digarap adalah 0,31 Ha. Untuk tenaga kerja (X3) sebanyak 184,84 HKP/Ha, pupuk kompos (X4) sebesar 175,79 kg/Ha, pupuk phonska (X5) sebesar 741,7 kg/Ha, pupuk SP-36 (X6) sebesar 260,99 kg/Ha, pupuk KCl (X7) sebesar 375,14 kg/Ha, dan pupuk ZA (X8) sebesar 477,30 kg/Ha. Hubungan penggunaan masukan dengan hasil produksi melon dinyatakan dalam model fungsi kepangkatan ( modifikasi fungsi produksi Cobb-Douglas), sebagai berikut :

Page 12: ANALISIS EFISIENSI EKONOMI PENGGUNAAN …/Analisis... · 6 Tata Guna Lahan di Kabupaten Grobogan dan ... Melon Musim Tanam Juni 2007-Agustus 2007 di ... simple random sampling dengan

xii

Y = 297,852X10,450X3

-0,105X40,074X5

0,387X60,340X7

-0,011X80,08

Hasil analisis regresi linier berganda menunjukkan bahwa dari 7 masukan yang meliputi masukan luas lahan, tenaga kerja, pupuk kompos, pupuk phonska, pupuk SP-36, pupuk KCl, dan pupuk ZA hanya masukan luas lahan, pupuk phonska dan pupuk phonska yang berpengaruh nyata terhadap produksi melon. Peneliti menduga data mengalami gejala multikolinearitas. Untuk mengatasinya peneliti menghilangkan variabel yang saling mengalami korelasi kuat dari model regresi yaitu tenaga kerja (X3), pupuk kompos (X4), dan pupuk KCl (X7) sehingga didapatkan model fungsi produksi Cobb-Douglas yang baru, yaitu sebagai berikut:

Y = 250,035X10,430X5

0,370X60,336X7

0,103

Berdasarkan hasil regresi berganda, dapat diketahui bahwa masukan luas lahan (X1), pupuk phonska (X5), dan pupuk SP-36 (X6) mempunyai hubungan positif dengan hasil produksi melon dan berpengaruh terhadap hasil produksi melon. Sedangkan masukan ZA (X8) tidak berpengaruh terhadap hasil produksi melon.

Berdasarkan penjumlahan koefisien regresi dari faktor-faktor produksi ter-sebut diperoleh nilai sebesar 0,924. Nilai tersebut juga menunjukkan nilai elastisi-tas produksi sebesar 0,924 atau 0 < Ep < 1 sehingga usahatani melon ini berada dalam tahapan produksi II. Berdasarkan pendekatan keuntungan maksimum dapat diketahui bahwa kombinasi penggunaan faktor-faktor produksi pada usahatani melon di Kabupaten Grobogan belum mencapai efisiensi ekonomi tertinggi.

ANALYSIS OF ECONOMIC EFFICIENCY THE USE OF PRODUCTION FACTORS

Page 13: ANALISIS EFISIENSI EKONOMI PENGGUNAAN …/Analisis... · 6 Tata Guna Lahan di Kabupaten Grobogan dan ... Melon Musim Tanam Juni 2007-Agustus 2007 di ... simple random sampling dengan

xiii

IN MELON FARM IN GROBOGAN REGENCY

ABSTRAC

Angga Prasetya Adhiputra. H0303053. “Analysis Of Economic Efficiency The Use Of Production Factors In Melon Farm In Grobogan Regency”. A script which guide by Ir. Priya Prasetya, MS and Ir. Heru Irianto, MM. Agriculture of Faculty. Sebelas Maret University.

The thesis were arranged based on the result of the research ordering to exa-mine the cost, demands, and income of melon farm, to study the production fac-tors affecting to the production result in melon farm, and to find out whether the farmer in Grobogan Regency had reached the highest economic efficiency.

The main method of research was descriptive and the technique was by u-sing survey. The research was conducted in Boyolali Regency. The sampling of subdistrict was conducted using purposive sampling. The requirement that should be filled to be the criteria of sample were the subdistrict has the greatest crops and the highest production of melon farm in Boyolali, and Penawangan subdistrict was taken as the sample. From the chosen subdistrict, it was taken two villages by purposive sampling with the same consideration emerged in determination of the sample of subdistrict: they were Kluwan and Pulutan Villages. The research took 30 farmers as the sample. The determination of sample of farmer from each villa-ge was conducted proportionally consisted of 15 farmers from Kluwan Village, and 15 farmers from Pulutan Village. The sample of farmer employed simple ran-dom sampling using lottery.

The result of the reseach performed that the cost of melon farm was as ma-ny as Rp 29.012.342,89/Ha/MT consisted of production cost was as many as Rp10.465.075,02/Ha/MT, the wage of labor was Rp 9.127.009,65/Ha/MT, equip-ments cost was as many as Rp 8.085.423,38/Ha/MT, the cost of reduction was as many as Rp 56.324,66/Ha/MT, and additional cost was as many as Rp 1.278.510,19/Ha/MT. meanwhile, the revenue of farm was as many as Rp 50.687.031,09/Ha/MT and the income of farm was as many as Rp 21.674.688,20/Ha/MT.

The average of melons productions is 26.916,67 kg/Ha. Production factor that used in this research are large of land, labor, compost, phonska, SP-36, KCl, and ZA fertilizers. The average of large of land (X1) tilled by farmers is 0,31 Ha. The usage of labor (X3) equal to 184,84 HKP/Ha, compost (X4) equal to 175,79 kg/Ha, phonska fertilizer (X5) equal to 741,70kg/Ha, SP-36 fertilizer (X6) equal to 260,99 kg/Ha, KCl fertilizer (X7) equal to 375,14 kg/Ha, and ZA fertilizer (X8) equal to 477,30 kg/Ha. The relation-ship between the use of production factors and the result of melon production is stated in the rank function model (modification of production function of Cobb-Douglas) as follows:

Y = 297,852 X10,450X3

-0,105X40,074X5

0,387X60,340X7

-0,011X80,088

The result of the doubled-linier regression analysis performed that from 7 inputs consist of the large of land, employee, compost, phonska,SP-36, KCl, and ZA fertilizers, only large of land, phonska and ZA fertilizer have effected to the

Page 14: ANALISIS EFISIENSI EKONOMI PENGGUNAAN …/Analisis... · 6 Tata Guna Lahan di Kabupaten Grobogan dan ... Melon Musim Tanam Juni 2007-Agustus 2007 di ... simple random sampling dengan

xiv

production result of melon. Researcher estimate that the data have a symptom of multicollinerity. To overcoming it researcher removed the variable which have strong correlation each other from model of regression, there are employee (X3), compost (X4), and KCl fertilizer (X7). There are got new production function model of Cobb-Douglas, that is as follows:

Y = 250,035X10,430X5

0,370X60,336X7

0,103 Pursuant to result of the doubled-linier regression analysis, can know that

large of land input (X1), phonska (X5) and SP-36 fertilizer (X6) has linier comparison effect to the production result of melon and affected to the production result of melon. While the input of ZA fertilizers did not give essential effect to the result of melon production.

According to the totaling of regression coefficient of production elasticity as many as 0,924 or 0 < Ep < 1, so the production process of melon farm stand on II production stage. Based on the maximum benefits approach can be found out that the combination of the use of production factors in melon farm in Grobogan Regency have not reached highest economic efficiency yet.

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

Indonesia merupakan negara agraris, dengan lahan yang subur untuk tumbuh kembang berbagai jenis tanaman, termasuk jenis tanaman hortikultu-ra. Salah satu jenis tanaman hortikultura yang dikembangkan di Indonesia ada-lah tanaman buah-buahan. Dalam kehidupan sehari-hari, buah memiliki peran penting bagi manusia karena merupakan sumber vitamin dan mineral yang di-butuhkan oleh tubuh.

Salah satu jenis buah yang dibudidayakan di Indonesia adalah buah me-lon. Menurut Rukmana (1994), tanaman melon termasuk salah satu jenis ta-naman yang populer dikalangan masyarakat Indonesia. Daya pikat buah melon bagi konsumen terletak pada cita rasanya yang enak, manis, beraroma wangi dan khas serta menyegarkan. Sedang daya tarik melon bagi pembudidayanya adalah nilai ekonominya yang tinggi.

Rukmana (1994) menyatakan bahwa kondisi tanah dan iklim di Indone-sia sangat cocok untuk pengembangan tanaman melon, sehingga pengemba-ngan tanaman melon dapat mendukung upaya peningkatan pendapatan petani, perluasan kesempatan kerja, perbaikan gizi masyarakat, dan juga menambah keanekaragaman jenis buah-buahan yang dihasilkan di Indonesia. Kemudian sejalan dengan perkembangan melon di Indonesia, Kabupaten Grobogan men-jadi salah satu daerah pertanian yang mengusahakan usahatani melon. Data mengenai produksi melon di Kabupaten Grobogan dapat dilihat pada tabel 1. Tabel 1. Produksi Melon di Kabupaten Grobogan Tahun 2002-2006

Tahun Luas Panen (Ha) Produktivitas (Kw/Ha) Produksi (Kw)

Page 15: ANALISIS EFISIENSI EKONOMI PENGGUNAAN …/Analisis... · 6 Tata Guna Lahan di Kabupaten Grobogan dan ... Melon Musim Tanam Juni 2007-Agustus 2007 di ... simple random sampling dengan

xv

2002 2003 2004 2005 2006

99 191 174 101 102

274,95 231,27 220,27 248,37 202,89

27.220 44.172 38.327 25.085 20.695

Sumber : Dinas Pertanian Kabupaten Grobogan Usahatani melon cocok dikembangkan di Kabupaten Grobogan karena

didukung oleh kondisi lingkungan (suhu dan tanahnya) yang sesuai dengan syarat tumbuh tanaman melon.

Dalam usahatani melon, petani berusaha untuk mengkombinasikan faktor-faktor produksi melon yang terbatas jumlahnya dengan sebaik-baiknya. Kombinasi penggunaan faktor-faktor produksi dapat digunakan untuk menge-tahui efisiensi ekonomi produksi. Jika efisiensi ekonomi produksi melon me-ningkat maka keuntungan usahatani melon juga meningkat. Seperti para petani pada umumnya, petani melon juga berusaha untuk memperoleh keuntungan yang setinggi-tingginya. Soekartawi (1994) menyatakan keuntungan maksi-mum sulit dicapai karena petani tidak atau belum memahami prinsip hubung-an faktor-faktor produksi dengan produksi.

Perumusan Masalah Usahatani merupakan suatu usaha yang mengkombinasikan faktor-

faktor produksi untuk memperoleh pendapatan bagi keluarga petani yang se-besar-besarnya. Petani kebanyakan berhadapan dengan pasar persaingan yang mendekati sempurna, dengan demikian petani tidak mungkin bisa mempenga-ruhi harga di pasar sehingga yang bisa dilakukan oleh petani hanya bagaimana berupaya agar proses produksinya dapat dilakukan lebih efisien sehingga bia-ya produksi dapat ditekan. Petani masih saja dihadapkan pada kondisi dengan berbagai keterbatasan sumber daya seperti tenaga kerja, lahan yang dimiliki dan modal untuk membeli sarana produksi yang semuanya ditandai dengan kombinasi penggunaan faktor-faktor produksi yang seadanya. Di sisi lain peta-ni mempunyai tujuan untuk mendapatkan pendapatan yang maksimal.

Usahatani melon dianggap sebagai suatu usaha untuk memperoleh pendapatan karena petani membandingkan antara hasil yang diterima pada waktu panen dan biaya yang dikeluarkan. Pada hakekatnya petani dalam mela-kukan usahatani didasarkan pada prinsip efisiensi. Petani akan berpikir bagai-mana mengalokasikan faktor-faktor produksi yang dimiliki agar diperoleh pendapatan yang maksimal.

Bertitik tolak dari fakta dan hal-hal tersebut diatas maka peneliti dapat

merumuskan beberapa rumusan masalah yaitu :

1. Berapa besarnya biaya yang dikeluarkan, penerimaan, dan pendapatan

yang diterima petani dari usahatani melon di Kabupaten Grobogan?

2. Bagaimana pengaruh dari faktor-faktor produksi yang digunakan terhadap

produksi pada usahatani melon di Kabupaten Grobogan?

1

Page 16: ANALISIS EFISIENSI EKONOMI PENGGUNAAN …/Analisis... · 6 Tata Guna Lahan di Kabupaten Grobogan dan ... Melon Musim Tanam Juni 2007-Agustus 2007 di ... simple random sampling dengan

xvi

3. Apakah kombinasi penggunaan faktor-faktor produksi pada usahatani me-

lon di Kabupaten Grobogan mencapai tingkat efisiensi ekonomi yang ter-

tinggi ?

C. Tujuan Penelitian 1. Mengetahui besarnya biaya yang dikeluarkan, penerimaan, dan pendapatan

yang diterima petani dari usahatani melon di Kabupaten Grobogan.

2. Mengetahui pengaruh dari faktor-faktor produksi yang digunakan terhadap

produksi pada usahatani melon di Kabupaten Grobogan.

3. Mengetahui apakah petani di Kabupaten Grobogan dalam mengkombinasi-

kan faktor-faktor produksi dalam usahatani melon telah mencapai tingkat

efisiensi ekonomi yang tertinggi.

D. Kegunaan Penelitian 1. Bagi peneliti; menambah wawasan dan pengetahuan peneliti menyangkut

topik peneliti, sekaligus merupakan salah satu syarat guna meraih gelar

Sarjana Pertanian di Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Sura-

karta.

2. Bagi pemerintah; hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumbangan

pemikiran atau pertimbangan dalam menyusun suatu kebijakan, terutama

masalah penggunaan faktor-faktor produksi.

3. Bagi pembaca; penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan

pertimbangan dalam pengkajian pada masalah yang sama.

II. LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka

1. Usahatani Melon

Melon termasuk keluarga tanaman labu-labuan (Cucurbitaceae). Ke-dudukan tanaman melon dalam sistematika tumbuhan, diklasifikasikan se-bagai berikut:

Divisio : Spermatophyta Sub-divisio : Angiospermae Kelas : Dicotyledonae

Page 17: ANALISIS EFISIENSI EKONOMI PENGGUNAAN …/Analisis... · 6 Tata Guna Lahan di Kabupaten Grobogan dan ... Melon Musim Tanam Juni 2007-Agustus 2007 di ... simple random sampling dengan

xvii

Famili : Cucurbitaceae Genus : Cucumis Species : Cucumis melo L. Keluarga tanaman labu-labuan ada banyak jenisnya. Di daerah tropis

tercatat 96 genera dan 750 spesies. Beberapa tanaman labu-labuan yang banyak di tanam di Indonesia antara lain timun (Cucumis sativus L.), labu siam (Sechium edule Sw), pare (Momordica Charantia L.Roxb), blugu a-tau kundur (Benincasa hispida Thub. Cogn), waluh (Cucurtbita moschata Dutch, ex. Poir), semangka (Citrullus vulgaris Schard.) dan melon (Cucu-mis melo L.) (Rukmana, 1994).

Melon termasuk tanama semusim atau setahun (annual) yang bersifat menjalar atau merambat dengan perantaraan alat pemegang berbentuk pi-lin. Tentang sistem perakarannya, tanaman melon memiliki akar tunggang dan akar cabang yang menyebar pada kedalaman lapisan tanah antara 30-50 cm. Batang tanaman bisa mencapai ketinggian (panjang) antara 1,5 - 3 meter, berbentuk segi lima, lunak, berbuku-buku, sebagai tempat melekat-nya tangkai daun. Helai daun berbentuk bundar bersudut lima dan berle-kuk-lekuk, diameternya antara 8-15 cm, dan letaknya antara satu daun de-ngan daun lainnya berselang-seling (Rukmana, 1994).

Tanaman melon (Cucumis melo L.), mirip dengan tanaman ketimun

(Cucumic sativus L.). merupakan tanaman semusim, menjalar di tanah atau

dapat dirambatkan pada lanjaran/turus bambu. Tanaman ini mempunyai

banyak cabang, kira-kira 15-20. Tanaman melon dapat beradaptasi dengan

baik pada tanah liat berpasir, yang mengandung banyak bahan organik.

Namun, melon masih dapat tumbuh juga pada tanah pasir atau liat. Tanah

yang digunakan sebaiknya bersifat netral, sedikit asam, atau sedikit basa.

Sinar matahari yang banyak, baik intensitas maupun lama penyinaran, sa-

ngat menguntungkan untuk pembentukan kandungan gula yang tinggi serta

rasa lezat. Selain itu, banyaknya sinar atahari itu dapat mengurangi bebera-

pa patogen yang tersebar dalam udara lembab (Tjahjadi, 1996).

Sebagai buah segar, melon mengandung 94 % air, sedangkan bagian

yang dapat dimakan hanya 50-75 % dari total buah. Namun demikian be-

berapa zat gizi yang diperlukan tubuh manusia terdapat dalam buah melon,

seperti ditunjukkan pada tabel 2.

Tabel 2. Kandungan Zat Gizi tiap 100 gram Buah Melon Dari Bagian yang Dapat Dimakan

Jenis Zat Gizi Jumlah Energi (kal) Protein (g)

23,000 0,600

4

Page 18: ANALISIS EFISIENSI EKONOMI PENGGUNAAN …/Analisis... · 6 Tata Guna Lahan di Kabupaten Grobogan dan ... Melon Musim Tanam Juni 2007-Agustus 2007 di ... simple random sampling dengan

xviii

Kalsium (mg) Vitamin A (IU) Vitamin C (mg) Thiamin (mg) Riboflavin (mg) Niacin (mg) Karbohidat (g) Besi (mg) Nicotinamida (mg) Air (ml) Serat (g)

17,000 2.400,000

30,000 0,045 0,065 1,000 6,000 0,400 0,500

93,000 0,400

Sumber : Gillivray, 1961 (Tjahjadi, 1996).

Buah melon sangat bervariasi, baik bentuk, warna kulit, warna da-ging buah maupun berat atau bobotnya. Bentuk buah melon antara bulat, bulat oval sampai lonjong atau silindris. Warna kulit buah antara putih su-su, putih krem, hijau krem, hijau kekuning-kuningan, hijau muda, kuning-muda, kuning jingga sampai kombinasi dari warna-warni tersebut. Bahkan ada yang bergaris-garis, totol-totol, dan juga struktur kulit antara berjala (berjaring), semi berjala hingga tipis dan halus (Rukmana, 1994).

Daging buah melon berwarna jingga tua hingga muda, kuning-jing-ga, hijau, hijau muda, putih susu, sampai putih kehijau-hijauan. Ketebalan daging buah antara agak tebal (sedang) sampai tebal dengan cita rasa ma-nis beraroma harum yang khas. Kandungan kadar gulanya pada kisaran 10% - 16%, dan berat buah antara 0,4 – 2,0 kg/butir. Umur buah dipanen antara 60 - 100 hari setelah pindah tanam tergantung varietasnya (Rukma-na, 1994).

Berdasarkan penampilan kulit buahnya, dikenal dua tipe melon, yai-tu Natted melon dan Winter melon. Tipe Natted melon memiliki ciri-ciri: kulit buahnya keras, kasar, berjala (berjaring), berurat, dan umumnya ta-han lama disimpan. Sedangkan tipe Winter melon memiliki ciri-ciri: kulit buahnya tipis, halus, mengkilap, dan umumnya kurang tahan lama disim-pan (Rukmana, 1994).

Kematangan buah melon siap dipanen sangat tergantung pada varie-tasnya dan juga dipengaruhi keadaan iklim setempat. Beberapa varietas melon hibrida yang sudah banya ditanam petani diberbagai daerah, umum-nya dapat dipanen pada umur 75 – 100 hari setelah pindah tanam (hspt), a-tau kisaran 30 – 50 hari setelah berbunga (hsb). Melon Sky Rocket dapat dipanen pada umur 90 hspt atau 45 – 50 hsb, Honey World ± 100 hspt atau 45 – 55 hsb, Jade Dew ±90 hspt, Ten-Me 90 hspt atau 45 – 50 hsb, Honey Brew 50 hsb, Dream 50 -55 hsb, Bonus II 57 hsb, Galia 80 -90 hspt, Tops Score 83 hspt, Honeyshaw 85 hspt, Gallicum 80 hspt (Rukmana, 1994).

Buah melon yang dipetik pada pagi hari atau sore hari, akan lebih baik daripada yang dipetik pada siang hari. Sebab pada siang hari sedang terjadi proses fotosintesis, sehingga zat gula yang ada dalam buah tidak maksimum. Pemanenan dilakukan dengan menggunting tangkai buah. Pe-

Page 19: ANALISIS EFISIENSI EKONOMI PENGGUNAAN …/Analisis... · 6 Tata Guna Lahan di Kabupaten Grobogan dan ... Melon Musim Tanam Juni 2007-Agustus 2007 di ... simple random sampling dengan

xix

metikan tanpa gunting, dapat menyebabkan kerusakan pada buah dan tana-man. Buah-buah melon yang sudah dipetik, tidak boleh ditumpuk satu sa-ma lain. Tempat penyimpanan buah tidak boleh di tempat yang lembab, sebaiknya kering, sejuk, dan angin leluasa masuk. Buah melon yang sudah terlalu masak, sebaiknya tidak disatukan dengan buah yang masih setengah masak. Jika ada buah yang mulai busuk, harus dijauhkan dari tempat pe-nyimpanan (Tjahjadi, 1996).

2. Biaya, Penerimaan dan Pendapatan

Biaya adalah nilai dari semua korbanan ekonomik yang diperlukan, yang dapat diperkirakan dan dapat diukur untuk menghasilkan suatu pro-duk (Dewantoro et all, 1997). Menurut sifatnya, biaya usahatani digolong-kan menjadi : a. Biaya tetap dan biaya variabel

Biaya tetap yaitu biaya yang sifatnya tidak dipengaruhi oleh be-sarnya produksi seperti pajak, penyusutan alat produksi, sewa tanah, dan lain-lain. Sedangkan biaya variabel adalah biaya yang dipengaruhi oleh besarnya produksi yang dikehendaki seperti bibit, pakan ternak, biaya pembelian sarana produksi, dan sebagainya.

b. Biaya yang dibayarkan dan biaya yang tidak dibayarkan

Biaya yang dibayarkan adalah biaya yang benar-benar dikeluar-kan oleh petani untuk usahataninya seperti pupuk, pakan ternak, upah tenaga luar keluarga, dan lain-lain. Sedangkan biaya yang tidak dapat dibayarkan dapat berupa penggunaan tenaga kerja keluarga, bunga mo-dal sendiri, dan penyusutan modal.

c. Biaya langsung dan biaya tidak langsung

Biaya langsung adalah biaya yang secara langsung digunakan dalam proses produksi seperti pembelian pupuk, obat-obatan, bibit, pa-jak, upah tenaga kerja luar, makanan ternak, dan makanan tenaga kerja luar. Biaya tidak langsung adalah biaya yang secara tidak langsung di-gunakan dalam proses produksi seperti penyusutan modal tetap dan bi-aya makan tenaga kerja keluarga.

Menurut Hadisapoetro (1973), biaya yang dipergunakan dalam u-sahatani meliputi :

a. Biaya alat-alat luar

Biaya alat-alat luar adalah semua pengorbanan yang diberikan oleh usahatani untuk memperoleh pendapatan kotor, kecuali bunga se-luruh aktiva yang dipergunakan dan biaya untuk kegiatan si pengusaha dan upah tenaga keluarga sendiri.

b. Biaya mengusahakan (farm expenses)

Biaya mengusahakan adalah biaya alat-alat luar ditambah de-ngan upah tenaga keluarga sendiri, yang diperhitungkan berdasarkan u-pah yang dibayarkan kepada tenaga luar.

Page 20: ANALISIS EFISIENSI EKONOMI PENGGUNAAN …/Analisis... · 6 Tata Guna Lahan di Kabupaten Grobogan dan ... Melon Musim Tanam Juni 2007-Agustus 2007 di ... simple random sampling dengan

xx

c. Biaya menghasilkan (cost of production)

Biaya menghasilkan adalah biaya mengusahakan ditambah de-

ngan bunga dari aktiva yang dipergunakan dalam usahatani.

Pendapatan kotor adalah seluruh pendapatan yang diperoleh dari

semua cabang dan sumber didalam usahatani selama satu tahun, yang da-

pat diperhitungkan dari hasil penjualan, pertukaran atau penaksiran kem-

bali (Hadisapoetro, 1973).

Pendapatan bersih (net return) adalah bagian dari pendapatan kotor

yang dapat dianggap sebagai seluruh modal yang dipergunakan di dalam

usahatani. Pendapatan bersih dapat diperhitungkan dengan mengurangi

pendapatan kotor dengan biaya mengusahakan (Hadisapoetro, 1973).

Menurut Djuwari (1994), usahatani dapat dianalisis dengan dua

pendekatan :

Pendekatan pendapatan

Digunakan jika usahatani yang dikelola bersifat subsisten dan

tidak berorientasi keuntungan. Pendapatan diperoleh dari mengurangi

penerimanaan dengan biaya yang secara nyata dikeluarkan untuk fak-

tor produksi yang berasal dari luar.

Pendekatan keuntungan/perusahaan

Digunakan jika usahatani yang dikelola bersifat komersil atau

untuk memaksimumkan keuntungan. Keuntungan merupakan selisih

dari penerimaan dengan biaya yang secara nyata digunakan untuk bi-

aya faktor produksi yang berasal dari luar dan biaya untuk faktor pro-

duksi milik sendiri misalnya sewa lahan milik petani sendiri, tenaga

kerja keluarga dan bunga modal milik sendiri.

Faktor produksi, Produksi dan Fungsi Produksi Faktor produksi adalah semua korbanan yang diberikan pada tana-

man agar tanaman tersebut mampu tumbuh dan menghasilkan dengan ba-

ik. Faktor produksi memang sangat menentukan besar kecilnya produksi

yang diperoleh (Soekartawi, 2001).

Page 21: ANALISIS EFISIENSI EKONOMI PENGGUNAAN …/Analisis... · 6 Tata Guna Lahan di Kabupaten Grobogan dan ... Melon Musim Tanam Juni 2007-Agustus 2007 di ... simple random sampling dengan

xxi

Faktor-faktor produksi yang penting dalam usahatani yaitu tanah, tenaga kerja, modal dan manajemen. Sumbangan tanah adalah berupa un-sur-unsur tanah yang asli dan sifat-sifat tanah yang tidak dapat dirusakkan dengan mana hasil pertanian dapat diperoleh. Tetapi untuk memungkinkan diperolehnya produksi diperlukan tenaga manusia yaitu tenaga kerja peta-ni. Modal adalah sumber-sumber ekonomi diluar tenaga kerja yang dibuat manusia. Modal dapat dilihat dalam arti uang atau dalam arti keseluruhan nilai sumber-sumber ekonomi non manusiawi. Sedangkan manajemen ber-fungsi mengkoordinasikan ketiga faktor produksi yang lalin sehingga be-nar-benar mengeluarkan hasil produksi (Mubyarto, 1987).

Produksi merupakan suatu proses dimana beberapa barang dan jasa diubah menjadi barang-barang dan jasa lain. Demikian pula jenis dan jum-lah hasil produksi yang dihasilkan seorang petani tergantung pada jenis dan jumlah input yang digunakan di dalam produksi dan cara bagaimana jenis-jenis input tersebut dikombinasi-kan (Bishop dan Toussaint, 1979).

Kegiatan produksi adalah transformasi atas pengubahan faktor pro-duksi menjadi barang produksi, atau suatu proses dimana faktor produksi diubah menjadi hasil produksi. Dalam proses produksi, produsen berusaha untuk mencapai efisiensi produksi yaitu menghasilkan barang dan jasa de-ngan biaya paling rendah untuk suatu jangka waktu tertentu. Efisiensi dari proses produksi itu bergantung pada proporsi faktor produksi yang diguna-kan, jumlah absolu masing-masing faktor produksi untuk setiap pengguna-an (Suparmoko, 2001).

Fungsi produksi adalah hubungan fisik antara produksi (Y) dan faktor-faktor produksi (X). Variabel yang dijelaskan be-rupa produksi dan variabel yang menjelaskan berupa faktor produksi. Se-cara matematis, hubungan ini dapat dijelaskan berikut :

Y = f (X1, X2,…, Xi, …, Xn) (Soekartawi, 1994).

Diantara fungsi produksi yang umum dipakai oleh para peneliti a-dalah fungsi produksi Cobb-Douglas. Ada tiga alasan para peneliti mema-kai fungsi Cobb-Douglas, yaitu: a. Penyelesaian fungsi Cobb-Douglas relatif lebih mudah dibandingkan

dengan fungsi yang lain, seperti fungsi kuadratik.

b. Hasil pendugaan garis melalui fungsi Cobb-Douglas akan menghasil-

kan koefisien regresi yang sekaligus juga menunjukkan besaran elasti-

sitas.

c. Besaran elastisitas tersebut sekaligus menunjukkan tingkat besaran re-

turns to scale (Soekartawi, 2003).

Secara umum, fungsi Cobb-Douglas dapat dirumuskan sebagai be-rikut :

Q = f (K,L) = A. Ka. Lb

Page 22: ANALISIS EFISIENSI EKONOMI PENGGUNAAN …/Analisis... · 6 Tata Guna Lahan di Kabupaten Grobogan dan ... Melon Musim Tanam Juni 2007-Agustus 2007 di ... simple random sampling dengan

xxii

Dimana : Q = Hasil Produksi K = Modal L = Tenaga Kerja A = Intersep a,b = Koefisien Regresi (Nicholson, 1992).

Untuk mengetahui hubungan antara faktor-faktor produksi dan ha-sil produksi dilakukan analisis regresi linier berganda, dengan cara fungsi produksi Cobb-Douglas dilogaritmakan. Sehingga ada beberapa persyara-tan yang harus dipenuhi sebelum menggunakan fungsi produksi Cobb-Do-uglas, antara lain: a. Tidak ada nilai pengamatan yang bernilai nol. Sebab logaritma dari bi-

langan nol adalah suatu bilangan yang besarnya tidak diketahui.

b. Dalam fungsi produksi, perlu asumsi bahwa tidak ada perbedaan tek-

nologi pada setiap pengamatan.

c. Tiap variabel X adalah dalam keadaan persaingan sempurna.

d. Perbedaan lokasi (pada fungsi produksi) seperti iklim adalah sudah

tercakup pada faktor kesalahan (u).

(Soekartawi, 1993).

Efisiensi Ekonomi Penggunaan Faktor-faktor Produksi Mubyarto (1977) menyatakan bahwa dalam efisiensi ekonomi, pa-

da setiap panen, petani akan menghitung besar hasil bruto produksinya ya-

itu luas lahan dikalikan hasil per satuan luas dan dinilai dengan uang. Teta-

pi, hasil itu harus dibagi dengan biaya yang harus dikeluarkan. Setelah se-

mua biaya-biaya tersebut dikurangkan, petani memperoleh hasil bersih. A-

pabila hasil bersih usahatani besar maka ini mencerminkan rasio yang baik

dari nilai hasil dan biayanya. Makin tinggi rasio ini berarti usahatani ma-

kin efisien.

Efisiensi pada umumnya menunjukkan perbandingan antara nilai hasil produksi terhadap nilai faktor produksi. Suatu proses produksi dikata-kan lebih efisien secara teoritik dibanding proses produksi lainnya apabila dapat menghasilkan produksi yang lebih tinggi nilainya untuk satu satuan faktor produksi yang digunakan (Bishop dan Toussaint, 1979)

Dalam kegiatan usahatani seorang petani dituntut untuk bekerja se-cara efisien dalam mengalokasikan faktor-faktor produksi yang dimiliki-nya agar diperoleh kombinasi optimal. Kondisi tersebut dapat dicapai de-ngan menggunakan dua pendekatan, yaitu :

Page 23: ANALISIS EFISIENSI EKONOMI PENGGUNAAN …/Analisis... · 6 Tata Guna Lahan di Kabupaten Grobogan dan ... Melon Musim Tanam Juni 2007-Agustus 2007 di ... simple random sampling dengan

xxiii

a. Pendekatan Keuntungan maksimum (Profit Maximization)

Yaitu memaksimalkan keuntungan dengan mengalokasikan faktor produksi yang dimiliki seefisien mungkin untuk memperoleh produksi yang optimal.

b. Pendekatan Biaya Minimum (Cost Minimization)

Yaitu meminimumkan biaya usahatani untuk memperoleh ke-untungan yang lebih besar (Soekartawi, 1993).

Analisis efisiensi ekonomi biasanya digunakan untuk mengetahui tingkat optimalitas pemakaian faktor produksi. Efisiensi ekonomi tertinggi dapat dicapai apabila nilai produk marginal (NPM) untuk suatu faktor pro-duksi sama dengan harga faktor produksi (Px) tersebut atau dapat ditulis-kan sebagai berikut :

NPMx = Px atau 1Px

NPMx

Namun demikian kenyataan yang banyak terjadi NPMx tidak selalu sama dengan Px, yang sering terjadi adalah

a. 1Px

NPMx , artinya penggunaan faktor-faktor produksi x tidak efisien.

Untuk menjadi efisien, maka penggunaan input X harus dikurangi.

b. 1Px

NPMx , artinya penggunaan faktor-faktor produksi x belum men-

capai efisiensi ekonomi tertinggi. Untuk menjadi efisien, maka

penggunaan input X perlu dikurangi (Soekartawi, 1994).

Penelitian Terdahulu Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Wijayanto (2004) tentang

Efisiensi Ekonomi Penggunaan Faktor-faktor Produksi Pada Usahatani Melon di Kabupaten Sukoharjo menunjukkan bahwa faktor produksi luas lahan, benih, polybag, rafia, tenaga kerja, pupuk TSP, pupuk urea, zat pe-rangsang , dan mulsa berpengaruh nyata terhadap variasi tingkat produksi. Faktor produksi yang lain yaitu turus, pupuk kandang, pupuk ZA, pupuk KCl, dolomite dan pestisida tidak berpengaruh nyata terhadap variasi ting-kat produksi. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa petani dalam mempergunakan faktor-faktor produksi dalam usahataninya belum menca-pai kombinasi yang optimal sehingga tingkat efisiensi ekonomi tertinggi belum dapat dicapai. Dengan demikian keuntungan yang diperolehpun belum maksimal.

B. Kerangka Teori Pendekatan Masalah

Page 24: ANALISIS EFISIENSI EKONOMI PENGGUNAAN …/Analisis... · 6 Tata Guna Lahan di Kabupaten Grobogan dan ... Melon Musim Tanam Juni 2007-Agustus 2007 di ... simple random sampling dengan

xxiv

Usahatani adalah suatu bentuk organisasi faktor-faktor produksi untuk

memperoleh pendapatan bagi keluarga petani yang sebesar-besarnya dan kon-

tinu (Hernanto, 1994).

Biaya usahatani melon yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah

biaya alat-alat luar yang meliputi upah tenaga kerja luar, bibit, pupuk, poly-

bag, pestisida, turus, tali rafia, mulsa, pajak, pengangkutan, penyusutan dan la-

in-lain, ditambah dengan upah tenaga kerja keluarga sendiri, yang diperhitung-

kan berdasarkan upah yang dibayarkan kepada tenaga luar.

Untuk mengetahui pendapatan usahatani melon digunakan perhitung-

an pendapatan bersih. Pendapatan bersih adalah selisih antara penerimaan usa-

hatani melon dengan biaya usahatani melon. Secara matematis dapat dirumus-

kan sebagai berikut :

Pd = Pu – Bu Keterangan : Pd = Pendapatan usahatani melon (Rp) Pu = Penerimaan usahatani melon (Rp) Bu = Biaya usahatani melon(Rp)

Untuk mengetahui hubungan antara produksi dengan faktor-faktor pro-

duksi melon yang meliputi masukan luas lahan, benih, tenaga kerja, pupuk

kompos, pupuk Phonska, pupuk SP-36, pupuk KCl, dan pupuk ZA, dengan

hasil produksi melon digunakan model fungsi produksi Cobb-Douglas. Penye-

lesaian hubungan antara produksi (Y) dan faktor-faktor produksi (X) diguna-

kan cara analisis regresi linier berganda yaitu variasi dari Y yang akan dipe-

ngaruhi oleh variasi dari X. Secara matematis hubungan antara produksi me-

lon dengan faktor-faktor produksi yang digunakan adalah :

Y = a X1b1X2

b2X3b3X4

b4X5b5X6

b5X7b7X8

b8

Keterangan :

Y = Produksi melon (Kg)

a = Intersep

b1-b8 = Koefisien regresi

X1 = Luas lahan (Ha)

X2 = Benih(g)

X3 = Tenaga kerja (HKP)

Page 25: ANALISIS EFISIENSI EKONOMI PENGGUNAAN …/Analisis... · 6 Tata Guna Lahan di Kabupaten Grobogan dan ... Melon Musim Tanam Juni 2007-Agustus 2007 di ... simple random sampling dengan

xxv

X4 = Pupuk kompos (kg)

X5 = Pupuk Phonska (Kg)

X6 = Pupuk SP-36 (Kg)

X7 = Pupuk KCl (Kg)

X8 = Pupuk ZA (kg)

Persamaan tersebut diubah menjadi bentuk linier berganda dengan cara melogaritmakan persamaan tersebut, sehingga persamaannya menjadi :

log Y = log a + b1logX1 + b2logX2 + b3logX3 + b4logX4 + b5logX5 + b6logX6 + b7logX7 + b8logX8

Untuk mengetahui apakah faktor-faktor produksi secara bersama-sama berpengaruh terhadap hasil produksi melon digunakan uji F dan untuk menge-tahui pengaruh masing-masing faktor produksi terhadap hasil produksi melon digunakan uji keberartian koefisien regresi dengan menggunakan uji t pada tingkat kepercayaan 95%. Sedangkan untuk mengetahui seberapa besar variasi hasil produksi melon dapat dijelaskan oleh faktor-faktor produksi yang dipa-kai, digunakan uji koefisien determinasi (R2).

Prinsip dalam konsep efisiensi atau optimasi yaitu bagaimana dengan biaya tertentu bisa diperoleh hasil yang maksimal. Efisiensi ekonomi tertinggi akan terjadi apabila perbandingan nilai produk marginal (NPMx) untuk suatu faktor produksi dengan harga faktor produksi (Px) = 1 yang dapat dituliskan :

1.....3

3

2

2

1

1 i

i

PxNPMx

PxNPMx

PxNPMx

PxNPMx

Kriteria pengambilan keputusan : NPMxi/Pxi < 1, artinya penggunaan masukan x tidak efisien. NPMxi/Pxi = 1, artinya penggunaan masukan x mencapai efisiensi ekonomi

tertinggi. NPMxi/Pxi > 1, artinya penggunaan masukan x belum mencapai efisiensi

ekonomi tertinggi. Dari konsep mengenai kerangka teori pendekatan masalah yang digu-

nakan dalam penelitian ini yaitu untuk mengkaji biaya, penerimaan dan penda-patan usahatani melon, mengkaji faktor-faktor produksi yang berpengaruh ter-hadap hasil produksi melon, dan mengetahui apakah penggunaan faktor-faktor produksi pada usahatani melon telah mencapai efisien ekonomi tertinggi, ma-ka dapat digambarkan kerangka berpikir sebagai berikut :

Usahatani Melon

Input Biaya Usahatani

Output a. Fungsi Produksi Cobb-Douglas

b. Uji F c. Uji t d. Uji R2 e. Efisiensi Ekonomi

- Luas lahan - Benih - Tenaga kerja - Pupuk kompos

- Pupuk Phonska - Pupuk SP-36 - Pupuk KCl - Pupuk ZA

Pendapatan Usahatani

Page 26: ANALISIS EFISIENSI EKONOMI PENGGUNAAN …/Analisis... · 6 Tata Guna Lahan di Kabupaten Grobogan dan ... Melon Musim Tanam Juni 2007-Agustus 2007 di ... simple random sampling dengan

xxvi

Gambar 1. Kerangka Teori Pendekatan Masalah

C. Hipotesis

1. Penggunaan masukan luas lahan, benih, tenaga kerja, pupuk kompos, pu-

puk phonska, pupuk SP-36, pupuk KCl, dan pupuk ZA berpengaruh terha-

dap hasil produksi melon.

2. Kombinasi penggunaan masukan pada usahatani melon belum mencapai e-

fisiensi ekonomi tertinggi.

D. Asumsi

1. Petani dalam menjalankan usahataninya bersifat rasional, artinya petani

berusaha memperoleh keuntungan yang maksimal.

2. Keadaan daerah penelitian seperti kesuburan tanah, curah hujan, iklim, dan

serangan hama atau penyakit berpengaruh normal terhadap proses produk-

si.

3. Analisis yang digunakan berdasarkan pada keadaan pasar dalam bentuk

persaingan sempurna.

4. Harga hasil produksi, dan harga faktor-faktor produksi diperhitungkan se-

suai dengan harga di daerah penelitian pada musim tanam Juni-Agustus

2007.

5. Variabel-variabel lain yang tidak diamati dalam penelitian dianggap kons-

tan.

E. Pembatasan Masalah Penelitian ini dilakukan pada usahatani melon di Kabupaten Grobogan

untuk satu kali musim tanam, yaitu pada musim tanam Juni-Agustus 2007.

F. Definisi Operasional

Penerimaan Usahatani Produksi Melon

Page 27: ANALISIS EFISIENSI EKONOMI PENGGUNAAN …/Analisis... · 6 Tata Guna Lahan di Kabupaten Grobogan dan ... Melon Musim Tanam Juni 2007-Agustus 2007 di ... simple random sampling dengan

xxvii

1. Usahatani melon yang dimaksud adalah budidaya tanaman melon di lahan

sawah yang diusahakan pada satu kali musim tanam yaitu bulan Juni-Agus-

tus 2007.

2. Petani sampel yang dimaksud adalah petani pemilik penggarap yang meng-

usahakan usahatani melon secara monokultur.

3. Faktor-faktor produksi yang dimaksud adalah masukan yang digunakan da-

lam usahatani melon untuk satu kali musim tanam. Faktor-faktor produksi

tersebut meliputi luas lahan, benih, tenaga kerja, pupuk kompos, pupuk

Phonska, pupuk SP-36, pupuk KCl, dan pupuk ZA.

4. Produksi melon (Y) yang dimaksud adalah jumlah hasil panen melon yang

dihasilkan dari usahatani melon pada satu musim tanam dan pada satuan lu-

as lahan hektar yang dinyatakan dalam satuan kilogram (Kg).

5. Luas lahan (X1) yang dimaksud adalah luas lahan yang digunakan petani

sampel untuk usahatani melon selama satu musim tanam yang dihitung da-

lam satuan hektar (Ha).

6. Benih (X2) yang dimaksud adalah banyaknya benih yang digunakan dalam

usahatani melon selama satu musim tanam dinyatakan dalam satuan gram

(g), sedangkan harga benihnya dinyatakan dalam satuan rupiah per gram

(Rp/g).

7. Tenaga Kerja (X3) yang dimaksud adalah keseluruhan tenaga kerja yang di-

gunakan untuk usahatani melon dalam satu musim tanam, baik tenaga kerja

keluarga maupun tenaga kerja luar yang dihitung dengan satuan Hari Kerja

Pria (HKP) dan upah tenaga kerja dinyatakan dalam rupiah (Rp).

8. Pupuk kompos (X4) yang dimaksud adalah jumlah pupuk kompos yang di-

gunakan petani melon dalam satu musim tanam diukur dalam satuan kilo-

gram (Kg) dan harganya dinyatakan dalam satuan rupiah (Rp).

9. Pupuk Phonska (X5) yang dimaksud adalah jumlah pupuk urea yang digu-

nakan petani melon dalam satu musim tanam diukur dalam satuan kilogram

(Kg) dan harganya dinyatakan dalam satuan rupiah (Rp).

10. Pupuk SP-36 (X6) yang dimaksud adalah jumlah pupuk SP-36 yang digun-

akan petani melon dalam satu musim tanam diukur dalam satuan kilogram

(Kg) dan harganya dinyatakan dalam satuan rupiah (Rp).

Page 28: ANALISIS EFISIENSI EKONOMI PENGGUNAAN …/Analisis... · 6 Tata Guna Lahan di Kabupaten Grobogan dan ... Melon Musim Tanam Juni 2007-Agustus 2007 di ... simple random sampling dengan

xxviii

11. Pupuk KCl(X7) yang dimaksud adalah jumlah pupuk KCl yang digunakan

petani melon dalam satu musim tanam diukur dalam satuan kilogram (Kg)

dan harganya dinyatakan dalam satuan rupiah (Rp).

12. Pupuk ZA (X8) yang dimaksud adalah jumlah pupuk ZA yang digunakan

petani melon dalam satu musim tanam diukur dalam satuan kilogram (Kg)

dan harganya dinyatakan dalam satuan rupiah (Rp).

13. Biaya usahatani melon adalah biaya mengusahakan yang merupakan biaya

alat-alat luar yang dikeluarkan oleh petani dalam kegiatan usahataninya

yang meliputi benih, pupuk, obat-obatan, upah tenaga kerja luar, penyusu-

tan alat, pajak, irigasi, pengangkutan, biaya panen, ditambah biaya tenaga

kerja keluarga yang diperhitungkan berdasarkan upah yang dibayarkan ke-

pada tenaga kerja luar. Diukur dalam satuan rupiah per hektar per musim

tanam (Rp/Ha/MT).

14. Penerimaan usahatani melon adalah nilai yang diperoleh petani dalam satu

musim tanam, merupakan perkalian hasil produksi melon dengan harga ha-

sil produksi melon per kg dan dinyatakan dalam satuan rupiah per hektar

per musim tanam (Rp/ha/MT).

15. Pendapatan usahatani melon adalah pendapatan bersih yang diterima petani

melon yang merupakan selisih antara penerimaan usahatani melon dengan

biaya mengusahakan usahatani melon selama satu musim tanam yang di-

nyatakan dalam satuan rupiah per hektar per musim tanam (Rp/ha/MT).

III. METODE PENELITIAN

A. Metode Dasar Penelitian

Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode des-kriptif. Menurut Surakhmad (1994), metode deskriptif mempunyai ciri-ciri memusatkan diri pada pemecahan masalah yang ada pada masa sekarang, ya-itu masalah-masalah yang aktual dan data yang dikumpulkan mula-mula di-susun, dianalisis, dan dijelaskan.

Teknik pelaksanaan penelitian ini menggunakan teknik survey, yaitu

teknik survey yaitu suatu penelitian yang mengambil sampel dari satu populasi

Page 29: ANALISIS EFISIENSI EKONOMI PENGGUNAAN …/Analisis... · 6 Tata Guna Lahan di Kabupaten Grobogan dan ... Melon Musim Tanam Juni 2007-Agustus 2007 di ... simple random sampling dengan

xxix

yang menggunakan kuesioner sebagai alat pengambilan data yang pokok (Si-

ngarimbun dan Effendi, 1989).

B. Metode Penentuan Lokasi

Penelitian ini dilaksanakan di Kabupaten Grobogan, yang merupakan

salah satu daerah penghasil melon. Pengambilan daerah sampel dilakukan de-

ngan metode purposive sampling yaitu penentuan daerah sampel yang disenga-

ja. Untuk pengambilan sampel kecamatan dipilih dengan kriteria memiliki luas

panen dan produksi melon yang terbesar di Kabupaten Grobogan. Dari pertim-

bangan-pertimbangan di atas maka terpilihlah Kecamatan Penawangan sebagai

kecamatan sampel (Lampiran 1).

Setelah itu, pengambilan sampel desa dilakukan dengan metode purpo-

sive sampling. Untuk pengambilan sampel desa dipilih dengan kriteria memili-

ki luas panen dan produksi melon yang terbesar di Kecamatan Penawangan.

Dari pertimbangan-pertimbangan di atas maka terpilihlah Desa Kluwan dan

Desa Pulutan sebagai desa sampel (Lampiran 1).

C. Metode Pengambilan Sampel

Menurut Singarimbun dan Effendi (1995), data yang dianalisis harus

menggunakan jumlah sampel yang cukup besar sehingga dapat mengikuti dis-

tribusi normal. Sampel yang jumlahnya besar dan berdistribusi normal adalah

sampel yang jumlahnya lebih besar atau sama dengan 30 sehingga dalam pene-

litian ini sampel yang diamati adalah 30 petani yang melakukan usahatani me-

lon secara monokultur.

Sedangkan penentuan jumlah petani sampel dari 2 desa dilakukan se-cara proposional yaitu jumlah sampel berdasarkan jumlah populasinya, de-ngan menggunakan rumus sebagai berikut :

Ni 30xNNk

Keterangan : Ni = Jumlah petani sampel dari desa sampel. Nk = Jumlah petani dari desa sampel yang memenuhi syarat sebagai petani

sampel. N = Jumlah petani dari seluruh desa sampel yang memenuhi syarat sebagai

petani sampel. 30 = Jumlah petani sampel yang diamati.

19

Page 30: ANALISIS EFISIENSI EKONOMI PENGGUNAAN …/Analisis... · 6 Tata Guna Lahan di Kabupaten Grobogan dan ... Melon Musim Tanam Juni 2007-Agustus 2007 di ... simple random sampling dengan

xxx

Metode pengambilan petani sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode simple random sampling (pengambilan sampel acak seder-hana) dengan undian, artinya pengambilan sampel sedemikian rupa sehingga setiap petani mempunyai kesempatan yang sama untuk dipilih sebagai sampel (Singarimbun dan Effendi, 1995).

Undian dilakukan dengan membuat kerangka sampling dari populasi petani yang memenuhi syarat dan ditulis nomor urutnya, kemudian dilakukan pengundian. Tiap gulungan kertas yang sudah diambil dikembalikan lagi ke dalam wadah dengan tujuan agar masing-masing petani mempunyai peluang yang sama untuk dipilih menjadi sampel. Pengundian dilakukan sampai dipe-roleh 30 orang petani sampel. Desa sampel dan jumlah petani sampel dapat di-lihat pada Tabel 3.

Tabel 3. Desa Sampel dan Jumlah Petani Sampel Usahatani Melon Musim

Tanam Juni 2007 - Agustus 2007 di Kecamatan Penawangan

Kabupaten Grobogan

No. Desa Sampel Jumlah Petani

Melon (Nk)

Jumlah Petani

Sampel (Ni)

1.

2.

Kluwan

Pulutan

29

30

15

15

JUMLAH 59 30

Sumber : Analisis Data Sekunder

D. Jenis dan Sumber Data

1. Data Primer

Data primer diperoleh dengan cara pencatatan dan wawancara langsung kepada petani sampel dengan menggunakan kuesioner. Data

Page 31: ANALISIS EFISIENSI EKONOMI PENGGUNAAN …/Analisis... · 6 Tata Guna Lahan di Kabupaten Grobogan dan ... Melon Musim Tanam Juni 2007-Agustus 2007 di ... simple random sampling dengan

xxxi

yang diperlukan adalah data tentang identitas petani sampel (nama petani, jumlah anggota keluarga, pengalaman mengusahakan melon, tingkat pen-didikan), luas lahan yang dimiliki oleh petani sampel, besarnya hasil pro-duksi usahatani melon, besarnya biaya produksi usahatani melon dan pe-nerimaan usahatani melon.

2. Data Sekunder.

Data sekunder adalah data yang diperoleh dari instansi-instansi ata-u lembaga-lembaga yang berkaitan dengan penelitian ini. Data sekunder i-ni meliputi data tentang keadaan umum lokasi penelitian.

Data sekunder ini diperoleh dengan cara pencatatan yaitu kegiatan mencatat data-data dari instansi terkait yang berhubungan dengan peneliti-an ini. Misalnya data-data yang diperoleh dari kantor kepala desa, kecama-tan, Badan Pusat Statistik, Dinas Pertanian di Kabupaten Grobogan.

E. Teknik Pengumpulan Data

1. Observasi

Pengumpulan data dilakukan dengan mengadakan pengamatan langsung pada obyek penelitian.

2. Wawancara

Teknik ini digunakan untuk mengumpulkan data primer yaitu de-ngan wawancara langsung dengan responden berdasarkan kuisioner (daftar pertanyaan) yang telah dipersiapkan.

3. Pencatatan

Teknik ini digunakan untuk mengumpulkan data primer dan data sekunder yaitu dengan mencatat hasil wawancara mencatat data yang telah ada pada instansi yang terkait dengan penelitian.

F. Metode Analisis Data

1. Biaya, penerimaan, pendapatan dan keuntungan usahatani melon

Untuk mengetahui besarnya penerimaan dan biaya dari usahatani melon digunakan analisis tabulasi sederhana. Biaya usahatani yang dimak-sud mencakup biaya mengusahakan, yaitu biaya upah tenaga kerja dan bi-aya sarana produksi. Penerimaan usahatani (Pu) diperoleh dengan rumus sebagai berikut :

Pu = H x Y Keterangan : Pu = Penerimaan usahatani (Rp) H = Harga Produksi (Rp) Y = Hasil produksi (Kg)

Sedangkan pendapatan usahatani (Pd) dihitung dengan mengguna-kan rumus sebagai berikut :

Pd = Pu – Bu

Page 32: ANALISIS EFISIENSI EKONOMI PENGGUNAAN …/Analisis... · 6 Tata Guna Lahan di Kabupaten Grobogan dan ... Melon Musim Tanam Juni 2007-Agustus 2007 di ... simple random sampling dengan

xxxii

Keterangan : Pd = Pendapatan usahatani melon (Rp) Pu = Penerimaan usahatani melon (Rp) Bu = Biaya usahatani melon (Rp)

2. Untuk mengetahui hubungan fungsional antara masukan pada usahatani

melon digunakan fungsi kepangkatan (Modifikasi fungsi Cobb Douglass).

Hubungan fungsional antara produksi dengan masukan pada usaha-tani melon dirumuskan sebagai berikut:

Y = a X1b1X2

b2X3b3X4

b4X5b5X6

b5X7b7X8

b8

Untuk mengetahui hubungan fungsional antara masukan terhadap

produksi dilakukan dengan menggunakan analisis Regresi Linier Bergan-

da. Untuk merubah menjadi fungsi linier berganda, maka model fungsi ke-

pangkatan dilogaritmakan sehingga persamaannya menjadi:

log Y = log a + b1logX1 + b2logX2 + b3logX3 + b4logX4 + b5logX5 +

b6logX6 + b7logX7 + b8logX8

Keterangan :

Y = Produksi melon (Kg)

a = Intersep

b1-b8 = Koefisien regresi

X1 = Luas lahan (Ha)

X2 = Benih(Kg)

X3 = Tenaga kerja (HKP)

X4 = Pupuk kandang(Kg)

X5 = Pupuk Phonska (Kg)

X6 = Pupuk SP-36 (Kg)

X7 = Pupuk KCl (Kg)

X8 = Pupuk ZA (kg)

Untuk mengetahui apakah masukan secara bersama-sama berpe-

ngaruh terhadap produksi digunakan uji F dengan tingkat kepercayaan

95% . Uji F dapat dirumuskan sebagai berikut :

Fhitung )/()1/(

kNTSSkESS

Keterangan : ESS = Jumlah kuadrat regresi

TSS = Jumlah kuadrat total

Page 33: ANALISIS EFISIENSI EKONOMI PENGGUNAAN …/Analisis... · 6 Tata Guna Lahan di Kabupaten Grobogan dan ... Melon Musim Tanam Juni 2007-Agustus 2007 di ... simple random sampling dengan

xxxiii

k = Jumlah variabel

N = Jumlah sampel

Hipotesisnya :

Ho : bi = 0

H1 : minimal salah satu bi 0

Kriteria pengambilan keputusan:

a. Jika F hitung > F tabel maka Ho ditolak dan menerima Hi yang ber-

arti semua masukan secara bersama-sama berpengaruh nyata terhadap

produksi

b. Jika F hitung F tabel maka Ho diterima dan menolak Hi yang ber-

arti semua masukan secara bersama-sama tidak berpengaruh nyata

terhadap produksi

Untuk menguji pengaruh masing-masing masukan terhadap hasil

produksi melon digunakan uji keberartian koefisien regresi dengan uji t

dengan taraf kepercayaan sebesar 95%. Uji t dapat dirumuskan sebagai be-

rikut :

t hitung = )( i

i

bSeb

Keterangan : bi = Koefisien regresi ke i Se(bi) = Standart error koefisien regresi ke i Dengan hipotesis : Ho : bi = 0 Hi : bi 0 Kriteria pengambilan keputusan : a. Jika t hitung > t tabel maka Hi diterima yang berarti salah satu masuk-

an (Xi) berpengaruh nyata terhadap hasil produksi melon.

b. Jika t hitung t tabel maka Hi ditolak yang berarti salah satu masukan

(Xi) tidak berpengaruh nyata terhadap hasil produksi melon.

Untuk mengetahui masukan yang paling berpengaruh masukan yang lain digunakan standard koefisien regresi parsial (bi’) dengan rumus :

SySibibi '

Keterangan : bi’ = Standard koefisien regresi parsial bi = Koefisien regresi untuk masukan ke-i

Page 34: ANALISIS EFISIENSI EKONOMI PENGGUNAAN …/Analisis... · 6 Tata Guna Lahan di Kabupaten Grobogan dan ... Melon Musim Tanam Juni 2007-Agustus 2007 di ... simple random sampling dengan

xxxiv

Si = Standard deviasi masukan ke-i Sy = Standard deviasi hasil produksi melon Nilai standard koefisien regresi parsial yang paling besar masukan yang

paling berpengaruh terhadap hasil produksi melon.

Untuk mengetahui seberapa besar proporsi dari masukan yang ber-

pengaruh terhadap produksi digunakan koefisien determinasi (R2)

R2

TSSESS

Keterangan : ESS = Jumlah kuadrat regresi TSS = Jumlah kuadrat total

Nilai R2 berkisar antara 0-1, semakin mendekati 1 berarti semakin besar proporsi variabel bebas mempengaruhi variabel tidak bebas.

3. Tingkat efisiensi ekonomi tertinggi dari kombinasi faktor-faktor produksi

pada usahatani melon

Untuk mengkaji apakah penggunaan faktor-faktor produksi pada u-

sahatani melon mencapai tingkat efisiensi ekonomi tertinggi dapat dilihat

dari perbandingan antara nilai produk marginal dengan harga faktor pro-

duksi.

Efisiensi ekonomi tertinggi akan terjadi apabila perbandingan Nilai

Produk Marginal (NPMx) untuk suatu faktor produksi dengan harga faktor

produksi (Px) sama dengan 1 yang dapat dirumuskan sebagai berikut :

1Px

NPMx

Dimana :

1Px

NPMx , penggunaan faktor produksi x mencapai efisiensi ekonomi

tertingi

1Px

NPMx , penggunaan faktor produksi x berarti tidak efisien

1Px

NPMx , penggunaan faktor produksi x belum mencapai efisiensi

ekonomi tertinggi

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

A. Keadaan Alam

1. Lokasi Daerah Penelitian

Page 35: ANALISIS EFISIENSI EKONOMI PENGGUNAAN …/Analisis... · 6 Tata Guna Lahan di Kabupaten Grobogan dan ... Melon Musim Tanam Juni 2007-Agustus 2007 di ... simple random sampling dengan

xxxv

Kabupaten Grobogan adalah salah satu provinsi di Jawa Tengah. Ka-

bupaten Grobogan secara geografis berada pada 1100 15’ - 1110 25’ Bujur

Timur dan 7o – 7o 30’ Lintang Selatan. Batas-batas administrasi Kabupaten

Grobogan adalah :

Sebelah Utara : Kabupaten Kudus, Kabupaten Pati, dan Kabupaten Blora

Sebelah Timur : Kabupaten Blora.

Sebelah Selatan : Kabupaten Ngawi (Jawa Timur), Kabupaten Sragen, Ka-

bupaten Grobogan, dan Kabupaten Semarang.

Sebelah Barat : Kabupaten Temanggung dan Kabupaten Kendal.

Kabupaten Grobogan terdiri dari 19 Kecamatan yaitu Kedungjati,

Karangrayung, Penawangan, Toroh, Geyer, Pulokulon, Kradenan, Gabus,

Ngaringan, Wirosari, Tawangharjo, Grobogan, Purwodadi, Brati, Klambu,

Godong, Gubug, Tegowanu, Tanggungharjo dan 280 Desa/Kelurahan de-

ngan ibukota Kabupaten berada di Purwodadi.

Luas wilayah Kabupaten Grobogan adalah 197.586,420 Ha. Luas

yang ada terdiri dari 62.680,635 Ha (31,72 %) lahan sawah dan

134.905,785 Ha (68,28 %) bukan lahan sawah.

Menurut penggunaan lahan sawah, luas lahan sawah berpengairan

irigasi teknis sebesar 18.566,574 Ha (29,62%), irigasi setengah teknis se-

besar 1.801,000 Ha (2,87%), irigasi sederhana sebesar 7.388,607 Ha

(11,79%) serta tadah hujan sebesar 34.924,454 Ha (55,72%). Ditinjau dari

segi kegunaan bukan lahan sawah digunakan sebagai pekarangan sebesar

28.824,624 Ha (21,37 %), tegalan dan kebun 27.677,494 Ha (20,52%),

tambak atau kolam 23,000 Ha (0,017 %), padang gembala 2,000 Ha

(0,001%), rawa 15,000 Ha (0,01%), hutan 70.699,139 Ha (52,41%), dan

lain-lain 7.664,528 Ha (5,68%).

2. Topografi Wilayah

Kabupaten Grobogan memiliki relief daerah pegunungan kapur dan

perbukitan serta dataran di bagian tengahnya, secara topografi terbagi da-

lam 3 kelompok yaitu :

26

Page 36: ANALISIS EFISIENSI EKONOMI PENGGUNAAN …/Analisis... · 6 Tata Guna Lahan di Kabupaten Grobogan dan ... Melon Musim Tanam Juni 2007-Agustus 2007 di ... simple random sampling dengan

xxxvi

1. Daerah dataran rendah yang berada pada ketinggian sampai 50 meter

di atas permukaan air laut dengan kelerengan 00 – 80 meliputi 6 keca-

matan, yaitu Kecamatan Gubug, Tegowanu, Godong, Purwodadi, Gro-

bogan sebelah selatan, dan Wirosari Sebelah selatan.

2. Daerah Perbukitan berada pada ketinggian antara 50 – 100 meter di a-

tas permukaan air laut dengan kelerengan 80 – 150 meliputi 5 kecama-

tan, yaitu Kecamatan Klambu, Brati, Grobogan sebelah Utara, dan Wi-

rosari sebelah utara.

3. Daerah dataran tinggi berada pada ketinggian 100 – 500 meter di atas

permukaan air laut dengan kelerengan lebih dari 150, meliputi wilayah

kecamatan yang berada di sebelah selatan dari wilayah Kabupaten

Grobogan.

Curah hujan tertinggi selama tahun 2006 terdapat di Kecamatan Wi-

rosari sebanyak 2.349 mm3, sedangkan untuk hari hujan terbanyak terdapat

di Kecamatan Toroh sebanyak 117 hari.

Berdasarkan letak geografis dan reliefnya, Kabupaten Grobogan me-

rupakan kabupaten yang tiang penyangga perekonomiannya berada pada

sektor pertanian.

3. Keadaan Iklim

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Direktorat Program Ke-

hutanan tentang iklim di Kabupaten Grobogan yang terletak di antara Da-

erah Pantai Utara bagian timur dan daerah Bengawan solo Hulu mempu-

nyai tipe iklim D yang bersifat 1 s/d 6 Bulan kering dan 1 s/d 6 Bulan Ba-

sah dengan suhu minimum 260 C.

B. Keadaan Penduduk

1. Komposisi Penduduk Menurut umur dan Jenis Kelamin

Komposisi penduduk menurut umur digunakan untuk mengetahui

jumlah penduduk yang produktif dan yang non produktif. Menurut Badan

Page 37: ANALISIS EFISIENSI EKONOMI PENGGUNAAN …/Analisis... · 6 Tata Guna Lahan di Kabupaten Grobogan dan ... Melon Musim Tanam Juni 2007-Agustus 2007 di ... simple random sampling dengan

xxxvii

Pusat Statistik Kabupaten Grobogan golongan umur non produktif adalah

golongan umur antara 0-14 tahun dan golongan umur lebih dari atau sama

dengan 65 tahun, sedangkan golongan umur produktif adalah golongan u-

mur 15-64 tahun. Komposisi penduduk menurut jenis kelamin digunakan

untuk mengetahui angka rasio jenis kelamin (Sex Ratio/SR). Komposisi

penduduk menurut umur dan jenis kelamin di Kabupaten Grobogan dan

Kecamatan Penawangan dapat dilihat pada Tabel 4.

Tabel 4. Keadaan Penduduk Menurut Umur dan Jenis Kelamin di Kabupaten Grobogan dan Kecamatan Penawangan Tahun 2006

Kabupaten Grobogan Kecamatan Penawangan No Kelompok Umur (Thn)

Laki- laki

(orang)

Perempuan(orang)

Jml (orang)

Laki- laki

(orang)

Perempuan(orang)

Jml (orang)

1. 2. 3.

0-14 15-64 ≥ 65

187.662 452.420 41.994

180.313 462.952

53.120

367.975 915.372

95.114

11.335 18.170 1.970

11.540 18.298 2.060

22.875 36.468

4.030

Jumlah 682.076 696.385 1.378.461 31.476 31.897 63.373

Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Grobogan, 2006

Berdasarkan Tabel 4. diketahui bahwa di Kabupaten Grobogan mau-

pun di Kecamatan Penawangan, penduduk usia produktif memiliki jumlah

tertinggi. Penduduk usia produktif di Kabupaten Grobogan sebanyak

915.372 orang sedangkan di Kecamatan Penawangan sebanyak 36.468 o-

rang. Banyaknya penduduk usia produktif ini mendukung untuk dikem-

bangkannya tanaman melon karena umumnya usia produktif mempunyai

tenaga yang lebih baik daripada usia non produktif dalam melakukan kegi-

atan usahatani. Komposisi penduduk menurut umur dapat dipakai sebagai

ukuran perbandingan beban tanggungan atau rasio ketegantungan (Angka

Beban Tanggungan/ABT), yaitu suatu bilangan yang menunjukkan per-

bandingan usia tidak produktif dengan produktif.

Berdasarkan perhitungan pada lampiran 2. dapat diketahui bahwa

angka beban tanggungan di Kabupaten Grobogan sebesar 50,59% yang

berarti setiap 100 orang penduduk umur produktif di Kabupaten Grobogan

harus menanggung 51 orang penduduk umur non produktif di Kabupaten

Page 38: ANALISIS EFISIENSI EKONOMI PENGGUNAAN …/Analisis... · 6 Tata Guna Lahan di Kabupaten Grobogan dan ... Melon Musim Tanam Juni 2007-Agustus 2007 di ... simple random sampling dengan

xxxviii

tersebut. Angka beban tanggungan di Kecamatan Penawangan sebesar

73,78% yang berarti setiap 100 orang penduduk umur produktif di Keca-

matan Penawangan harus menanggung 74 orang penduduk non produktif

di kecamatan itu.

Berdasarkan Tabel 3. terlihat bahwa, baik di Kabupaten Grobogan

maupun di Kecamatan Penawangan penduduk perempuan mempunyai

jumlah yang lebih besar yaitu sebanyak 696.385 orang dan 31.897 orang.

Berdasarkan perhitungan pada lampiran 2. diketahui bahwa sex ratio di

Kabupaten Grobogan adalah sebesar 98 dan sex ratio di Kecamatan Pena-

wangan adalah sebesar 99.

Angka sex ratio menunjukkan perbandingan antara jumlah penduduk

laki-laki dan perempuan di suatu wilayah pada suatu waktu. Dengan demi-

kian, jika pada suatu waktu di Kabupaten Grobogan terdapat 100 orang

penduduk perempuan, maka juga terdapat 98 orang penduduk laki-laki,

serta bila di Kecamatan Penawangan terdapat 100 orang penduduk perem-

puan, maka juga terdapat 99 orang penduduk laki-laki.

2. Keadaan Penduduk Menurut Mata Pencaharian

Keadaan mata pencaharian penduduk suatu daerah dipengaruhi oleh

sumber daya yang tersedia dan kondisi sosial ekonomi seperti keterampil-

an yang dimiliki, tingkat pendidikan, lapangan pekerjaan dan modal yang

tersedia. Keadaan penduduk Kabupaten Grobogan menurut mata pencaha-

rian dapat dilihat pada tabel 5.

Tabel 5. Keadaan Penduduk Kabupaten Grobogan Menurut Mata Pencaharian Tahun 2006

No Mata Pencaharian Jumlah Prosentase 1. 2. 3.

Pertanian Industri Pengolahan Perdagangan

419.429 31.239 105.820

58.66 4,37 14,80

Page 39: ANALISIS EFISIENSI EKONOMI PENGGUNAAN …/Analisis... · 6 Tata Guna Lahan di Kabupaten Grobogan dan ... Melon Musim Tanam Juni 2007-Agustus 2007 di ... simple random sampling dengan

xxxix

4. 5. 6.

Jasa Angkutan Lain-lain

58.587 32.188 67.701

8,19 4,50 9,47

Jumlah 714.960 100,00 Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Grobogan, 2005

Dari Tabel 5. dapat diketahui bahwa sebagian besar penduduk Kabu-

paten Grobogan tahun 2006 bekerja di sektor pertanian. Dapat dikatakan

bahwa Kabupaten Grobogan masih bercorak agraris. Sektor pertanian ma-

sih menjadi sektor yang menyerap banyak tenaga kerja. Hal ini merupakan

peluang untuk lebih mengembangkan sektor pertanian termasuk pertanian

hortikultura khususnya tanaman melon, dimana jumlah penduduk pada

sektor ini juga termasuk petani melon. Sektor perdagangan menempati u-

rutan kedua setelah sektor pertanian. Hal tersebut disebabkan letak Kabu-

paten Grobogan yang strategis yang menghubungkan jalur utara dan sela-

tan Jawa Tengah, sehingga banyak berdirinya usaha yang bergerak di sek-

tor perdagangan.

C. Keadaan Pertanian

1. Tata guna Lahan

Penggunaan lahan di Kabupaten Grobogan dibagi menjadi dua yaitu

lahan sawah dan lahan bukan sawah. Lahan sawah terdiri dari lahan beriri-

gasi teknis, irigasi ½ teknis sederhana, dan tadah hujan. Sedangkan lahan

bukan sawah terdiri dari lahan pekarangan/bangunan, tegalan/ kebun, pa-

dang gembala, tambak/kolam, rawa, hutan negara, hutan rakyat, dan lain-

lain (sungai, jalan, kuburan, dll). Untuk tata guna lahan di Kabupaten Gro-

bogan dan Kecamatan Penawangan bisa dilihat pada Tabel 6.

Tabel 6. Tata Guna Lahan di Kabupaten Grobogan dan Kecamatan Pena-wangan Tahun 2006

No Tata Guna Lahan Kabupaten Grobogan Kecamatan Penawangan

Page 40: ANALISIS EFISIENSI EKONOMI PENGGUNAAN …/Analisis... · 6 Tata Guna Lahan di Kabupaten Grobogan dan ... Melon Musim Tanam Juni 2007-Agustus 2007 di ... simple random sampling dengan

xl

Luas (Ha) % Luas (Ha) % 1. 2.

Lahan Sawah a. Irigasi Teknis b. Irigasi ½ Teknis c. Irigasi Sederhana d. Tadah Hujan Lahan Kering a. Pekarangan/Bangunan b. Tegalan/Kebun c. Tambak/Kolam d. Hutan Negara e. Lain-lain

62.680,181 18.566,574 1.801,000 7.388,607

34.924,000 134.905,785 28.824,624 27.677,494

23,000 68.050,144 10.330,523

31,72 9,40 0,91 3,74

17,68 68,28 14,59 14,01 0,01

34,44 5,23

4.667,000 1.896,000

306,000 1.118,000 1.347,000 2.751,000 1.163,000

417,000 2,000

772,000 397,000

62,91 25,56 4,13

15,07 18,16 37,09 15,68 5,62 0,03

10,41 5,35

JUMLAH 197.586,420 100,00 7.418,000 100,00 Sumber : BPS Kabupaten Grobogan tahun 2006

Berdasarkan Tabel 6. di atas dapat diketahui bahwa di Kabupaten

Grobogan luas lahan sawah lebih kecil daripada lahan kering. Luas lahan

kering adalah 134.905,785 hektar atau 68,28% dan sebagian besar lahan

kering digunakan untuk hutan negara yaitu sebesar 68.050,144 hektar atau

sebesar 34,44%. Lahan sawah di Kabupaten Grobogan sebagian besar ada-

lah lahan sawah tadah hujan yaitu seluas 34.924,000 hektar atau 17,68%.

Di Kecamatan Penawangan luas lahan sawah lebih besar daripada luas la-

han kering. Adapun luas lahan kering di Kecamatan Penawangan adalah

2.751,000 hektar atau 37,09% dan sebagian besar lahan kering digunakan

untuk pekarangan/bangunan yaitu sebesar 1.163,000 hektar atau 15,68 %.

Lahan sawah di Kecamatan Penawangan sebagian besar adalah lahan sa-

wah irigasi teknis yaitu seluas 1.896,000 hektar atau 25,56 %. Jenis lahan

sawah, sangat mendukung untuk digunakan dalam usahatani melon.

2. Produksi Melon

Kabupaten Grobogan merupakan salah satu daerah di Jawa Tengah

yang mengusahakan tanaman melon. Usahatani melon di Kabupaten Gro-

bogan akan semakin berkembang sejalan dengan meningkatnya pengeta-

huan dan ketertarikan petani/masyarakat akan usahatani melon

Tabel 7. Luas Panen, Produktivitas, dan Produksi Melon Pada Tahun 2003- 2006 di Kabupaten Grobogan

No Tahun Luas Panen (Ha) Produksi (Kw) Produktivitas (Kw/Ha)

Page 41: ANALISIS EFISIENSI EKONOMI PENGGUNAAN …/Analisis... · 6 Tata Guna Lahan di Kabupaten Grobogan dan ... Melon Musim Tanam Juni 2007-Agustus 2007 di ... simple random sampling dengan

xli

1 2002 99 27.220 274,95 2 2003 191 44.172 231,27 3 2004 174 38.327 220,27 4 2005 101 25.085 248,37 5 2006 102 20.695 202,89

Sumber : Dinas Pertanian Kabupaten Grobogan

Berdasarkan Tabel 7 dapat dilihat bahwa luas panen, produksi, dan

produktivitas melon di Kabupaten Grobogan mengalami pasang surut. Hal

ini menunjukkan bahwa dari tahun ke tahun selama jangka waktu lima ta-

hun dalam menghasilkan produk pertanian khususnya melon, Kabupaten

Grobogan mengalami kondisi yang tidak stabil.

V. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Budidaya Melon

Teknik budidaya melon yang biasa dilakukan oleh petani di daerah pene-litian adalah sebagai berikut : 1. Penyemaian Benih

Benih yang akan disemaikan direndam dalam air terlebih dahulu sela-ma 1 malam. Setelah itu benih disemaikan pada media campuran tanah dan kompos yang dibentuk bulat atau di di daerah penelitan disebut dengan is-tilah kepel yang biasanya berbentuk memanjang. Kemudian kepel yang be-risi media di tata berjajar dan diatasnya ditebari lagi pupuk kompos secu-kupnya. Untuk perawatan, media disiram air secukupnya setiap pagi hari. Setelah 5 hari biasanya benih sudah tumbuh dan dapat dipindahkan ke la-han.

2. Pengolahan Tanah

Pengolahan tanah bertujuan agar aerasi dan drainase dalam tanah menjadi baik, sehingga tanah menjadi gembur dan subur. Pengolahan ta-nah yang dilakukan oleh petani sampel terdiri dari : a. Penggemburan

Penggemburan dilakukan dengan cara membalik tanah dan me-mecah bongkah tanah. Pekerjaan ini dapat dilakukan dengan cangkul atau bajak. Pada saat penggemburan juga dilakukan pembersihan rum-put dan tumbuhan liar yang ada di lahan.

b. Pembuatan Bedengan

Setelah tanah digemburkan, maka dibuat bedengan degan lebar sekitar 1,5 - 2 meter, dan dibuat parit selebar 50 cm dengan kedalaman 30 cm. Setelah itu dilakukan pemupukan dasar dengan menggunakan campuran pupuk Phonska dan SP-36. Untuk dosis yang diberikan ber-

Page 42: ANALISIS EFISIENSI EKONOMI PENGGUNAAN …/Analisis... · 6 Tata Guna Lahan di Kabupaten Grobogan dan ... Melon Musim Tanam Juni 2007-Agustus 2007 di ... simple random sampling dengan

xlii

beda-beda tergantung dari petani sendiri. Pupuk tersebut kemudian di-campur lagi dengan tanah supaya merata.

c. Pemasangan Mulsa Plastik Hitam Perak (PHP)

Mulsa PHP yang terdiri dari dua lapisan, yaitu lapisan berwarna perak di bagian atas dan warna hitam dibagian bawah dengan berbagai keuntungan. Warna perak pada mulsa akan memantulkan cahaya mata-hari sehingga proses fotosintesis menjadi lebih optimal, kondisi perta-naman tidak terlalu lembab, mengurangi serangan penyakit, dan meng-usir serangga-serangga penggangu tanaman. Sedangkan warna hitam pada mulsa akan menyerap panas sehingga suhu di perakaran tanaman menjadi hangat. Akibatnya, perkembangan akar akan optimal. Selain itu warna hitam juga mencegah sinar matahari menembus ke dalam ta-nah sehingga benih-benih gulma tidak akan tumbuh.

Pemasangan mulsa biasanya dilakukan pada siang hari. Hal ini bertujuan agar mulsa dapat memuai sehingga menutup bedengan de-ngan tepat. Mulsa dipasang pada bedengan dan dijepit dengan pasak pada bagian ujungnya agar tidak terlepas. Lalu mulsa dilubangi dengan menggunakan kaleng bekas susu yang dipanasi untuk lubang tanam dengan jarak 50 x50 cm.

3. Penanaman

Penanaman dilakukan dengan memasukkan kepel ke lubang tanam la-lu ditutup dengan tanah. Pemindahan kepel harislah hati-hati agar tidak merusak perakaran tanaman. Setelah bibit dipindah tanamkan, perlu dia-wasi setiap hari. Apabila ada tanaman yang tidak tumbuh dengan normal maka harus segera diganti dengan yang baru.

4. Pemeliharaan

a. Pemupukan

Pemupukan susulan dilakukan sebanyak 2 -3 kali. Pemupukan susulan I dilakukan saat tanaman berumur 2 minggu, kemudian pemu-pukan susulan II dilakukan saat tanaman berumur 30 hari, pemupukan susulan III diberikan saat tanaman berumur 40-45 hari. Pupuk yang di-berikan berupa campuran phonska, SP-36, KCl, dan ZA.

b. Pemberantasan gulma

Pemberantasan gulma dilakukan dengan menyemprotkan herbi-sida pada lahan. Biasanya dilakukan sebelum pemasangan mulsa. Her-bisida yang digunakan biasanya adalah roundup.

c. Pengairan

Untuk pengairan dilakukan dengan menggenangi parit dengan a-ir. Hal ini dilakukan karena tanaman melon membutuhkan tanah yang lembab untuk dapat tumbuh dengan baik.

d. Penyemprotan Pestisida

33

Page 43: ANALISIS EFISIENSI EKONOMI PENGGUNAAN …/Analisis... · 6 Tata Guna Lahan di Kabupaten Grobogan dan ... Melon Musim Tanam Juni 2007-Agustus 2007 di ... simple random sampling dengan

xliii

Penyemprotan pestisida pada melon dilakukan rata-rata sebanyak 16 kali. Penyemprotan dilakukan mulai tanaman beumur 3 -7 hari sete-lah tanam. Pestisida yang biasa digunakan oleh petani di daerah peneli-tian antara lain antracol, dytane, atabron dan spontan.

e. Pemasangan Ajir

Pemasangan ajir dilakukan setelah pembuatan lubang tanam, atau saat bibit dipindah tanamkan. Ajir berfingsi untuk tempat merambat-nya tanaman melon. Setelah tanaman cukup besar, tanaman melon da-pat diikatkan pada ajir dengan menggunakan tali rafia.

f. Pemangkasan dan Sortasi Buah

Pemangkasan yang dilakukan pada tanaman melon bertujuan un-tuk memelihara cabang sesuai yang dikehendaki. Pemangkasan dilaku-kan kalau udara cerah dan kering, supaya bekas luka tidak diserang ja-mur.

Setelah buah tumbuh maka dilakukan sortasi buah. Sortasi bertu-juan agar buah yang dihasilkan bisa tumbuh dengan baik. Dalam satu tanaman biasanya disisakan 2 buah yang paling baik. Namun apabila pertumbuhan tanaman kurang baik, maka disisakan 1 buah saja.

5. Panen

Panen dilakukan saat tanaman berumur kurang lebih 60 hari. Tanda buah masak bisa dilihat dengan adanya jala pada kulit buah yang telah pe-nuh. Pemanenan dilakukan dengan memotong tangkai buah dengan menyi-sakan kurang lebih 2 cm dari buah dengan menggunakan gunting. Hal ini bertujuan untuk memperpanjang daya tahan buah. Setelah itu buah telah siap dijual.

B. Hasil Penelitian

1. Identitas Petani Sampel

Identitas petani sampel merupakan gambaran secara umum tentang keadaan dan latar belakang petani sampel sebagai salah satu faktor penting dalam berusahatani terutama dalam berusahatani melon. Identitas petani sampel meliputi: umur, pendidikan, jumlah anggota keluarga, jumlah ang-gota keluarga yang aktif di usahatani, luas lahan garapan dan pengalaman berusahatani. Identitas petani sampel usahatani melon di Kabupaten Gro-bogan dapat dilihat pada Tabel 8. Tabel 8. Identitas Petani Sampel Usahatani Melon Musim Tanam Juni-

Agustus 2007 di Kecamatan Penawangan Kabupaten Grobogan No Identitas Petani Keterangan

Page 44: ANALISIS EFISIENSI EKONOMI PENGGUNAAN …/Analisis... · 6 Tata Guna Lahan di Kabupaten Grobogan dan ... Melon Musim Tanam Juni 2007-Agustus 2007 di ... simple random sampling dengan

xliv

1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.

Jumlah petani sampel (orang) Rata-rata umur (th) Pendidikan a. SD (orang) b. SLTP (orang) c. Tidak sekolah/ tidak tamat SD (orang) Rata-rata jumlah anggota keluarga (orang) Rata-rata jumlah anggota keluarga yang aktif di usahatani (orang) Rata-rata luas lahan garapan (Ha) Rata-rata pengalaman berusahatani (thn)

30 42

20 8 2 4

2

0,31 4

Sumber : Analisis Data Primer Berdasarkan Tabel 8. Dapat diketahui bahwa dari jumlah petani sam-

pel sebesar 30 orang, memiliki usia rata-rata 42 tahun, atau masuk dalam usia produktif. Petani yang masuk dalam usia produktif masih memiliki se-mangat dan kemampuan yang tinggi, sehingga diharapkan dapat mening-katkan produktivitas usahataninya. Tingkat pendidikan dari para petani sampel adalah 20 orang tamatan SD, 8 orang tamatan SLTP dan 2 orang yang tidak sekolah / tidak tamat SD. Ini menunjukkan tingkat kesadaran a-kan pendidikan dari petani yang cukup baik. Dengan mengenyam pendidi-kan yang cukup, maka diharapkan pola pikir petani yang makin rasional, sehingga dapat menerima dan menyerap informasi-informasi yang ada.

Rata-rata jumlah anggota keluarga petani sampel adalah 4 orang de-ngan rata-rata 2 orang laki-laki dan 2 orang wanita. Jumlah anggota kelu-arga yang aktif dalam usahatani sebanyak 2 orang. Rendahnya partisipasi anggota keluarga disebabkan enggannya anak-anak petani yang mau be-kerja di sawah dan memilih bekerja diluar sektor pertanian, selain itu cu-kup banyak pula anak yang masih dibawa umur atau masih usia sekolah dan balita. Rata-rata luas lahan garapan usahatani melon yang dimiliki pe-tani seluas 0,31 hektar dengan rata-rata pengalaman berusahatani melon sekitar 4 tahun.

2. Penggunaan Sarana Produksi dan Tenaga Kerja Usahatani Melon

a. Penggunaan Sarana Produksi pada Usahatani Melon

Faktor-faktor produksi yang digunakan dalam usahatani melon terdiri dari masukan luas lahan, benih, tenaga kerja, pupuk kompos, pupuk phonska, pupuk SP-36, pupuk KCl dan pupuk ZA. Di samping itu ada sarana produksi lain yaitu pestisida (antracol, dytane, spontan, atabron, dan roundup) yang digunakan untuk mengendalikan serangan hama, penyakit dan gulma. Dalam usahatani, penggunaan kombinasi faktor-faktor produksi yang dilakukan petani akan mempengaruhi hasil produksi melon. Besarnya sarana produksi pada usahatani melon dapat dilihat pada Tabel 9.

Page 45: ANALISIS EFISIENSI EKONOMI PENGGUNAAN …/Analisis... · 6 Tata Guna Lahan di Kabupaten Grobogan dan ... Melon Musim Tanam Juni 2007-Agustus 2007 di ... simple random sampling dengan

xlv

Tabel 9. Penggunaan Sarana Produksi Pada Usahatani Melon Musim

Tanam Juni-Agustus 2007 di Kecamatan Penawangan Kabupaten Grobogan

No Sarana Produksi Per Usahatani Per Hektar 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.

Luas lahan garapan (Ha) Benih (gram) Pupuk Kompos (kg) Pupuk Phonska (kg) Pupuk SP-36 (kg) Pupuk KCl (kg) Pupuk ZA (kg) Pestisida a. Antracol (gram) b. Dithane (gram) c. Spontan (ml) d. Atabron (ml) e. Round up (ml) f. Convidor (ml) g. Regent (ml) h. Furadan (gram) i. Decis (ml)

0,31 101,67

54,67 230,67

81,17 116,67 136,00

735,42 533,33 483,33 633,33 230,00 306,67 228,33

1.248,33 590,00

1 326,91 175,79 741,70 260,99 375,14 477,30

2.364,70 1.714,89 1.554,12 2.036,43

739,55 986,08 734,18

4,013,92 1.897,11

Sumber : Analisis Data Primer Berdasarkan Tabel 9. dapat diketahui bahwa petani di Kecamat-

an Penawangan Kabupaten Grobogan untuk mengusahakan melon da-lam satu hektar membutuhkan 326,91 gram benih, 175,79 kg pupuk kompos, 741,70 kg pupuk phonska, 260,99 kg pupuk SP-36, 375,14 kg pupuk KCl, 477,30 kg pupuk ZA, 2.364,70 gram antracol, 1.714,89 gram dithane, 1.554,12 ml spontan, 2.036,43 ml atabron, 739,55 ml ro-und up, 986,08 ml Convidor, 734,18 Regent, 4.012,92 gram Furadan, dan 1.897,11 Decis.

Dalam usahatani melon, penggunaan sarana produksi sangat mempengaruhi produksi melon itu sendiri. Di daerah penelitian, benih yang ditanam merupakan benih yang bersertifikat. Benih tersebut di-beli di toko saprodi yang berada di daerah Kecamatan Penawangan. Benih bersertifikat digunakan karena daya tumbuhnya yang baik se-hingga pertumbuhan tanaman akan optimal. Disamping itu, dengan

Page 46: ANALISIS EFISIENSI EKONOMI PENGGUNAAN …/Analisis... · 6 Tata Guna Lahan di Kabupaten Grobogan dan ... Melon Musim Tanam Juni 2007-Agustus 2007 di ... simple random sampling dengan

xlvi

penggunaan pupuk yang tergolong lengkap jenisnya diharapkan dapat memenuhi kebutuhan hara yang dibutuhkan tanaman dan akhirnya da-pat diperoleh hasil produksi melon yang baik.

b. Penggunaan Tenaga Kerja pada Usahatani Melon

Penggunaan tenaga kerja dalam usahatani melon dapat dilihat dalam Tabel 10. Tabel 10. Penggunaan Tenaga Kerja Pada Usahatani Melon Musim

Tanam Juni-Agustus 2007 di Kecamatan Penawangan Kabupaten Grobogan

TKD (HKP) TKL (HKP) Jumlah (HKP) NO. Keterangan Per UT

Per Ha

Per UT

Per Ha

Per UT

Per Ha

1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.

Pembibitan Pengolahan Tanah Pemasangan Mulsa Penanaman Pengairan Pemupukan Pengendalian HPT Pemangkasan Pemanenan

1,97 0,00 3,13 1,40 1,72 3,70 7,87 4,55 0,00

5,47 0,00 8,69 3,89 4,78

10,28 21,86 12,64 0,00

3,82 8,12 3,05 4,32 0,77 3,08 0,73 2,88

15,43

10,61 22,56

8,47 12,00

2,14 8,56 2,03 8,00

42,86

5,79 8,12 6,18 5,72 2,49 6,78 8,60 7,43

15,43

16,08 22,56 17,17 15,89

6,92 18,83 23,89 20,64 42,86

JUMLAH 24,33 67,61 42,20 117,23 66,53 184,84 Sumber : Analisis Data Primer Keterangan: TKD : Tenaga Kerja Dalam /Keluarga TKL : Tenaga Kerja Luar HKP : Hari Kerja Pria UT : Usahatani

Berdasarkan pada Tabel 10. dapat diketahui bahwa tenaga kerja yang dibutuhkan pada usahatani melon yaitu sebanyak 184,84 HKP per hektar luas lahan. Tenaga kerja ini sebagian besar berasal dari tena-ga kerja luar yaitu sebesar 117,23 HKP per hektar. Hal ini disebabkan kebutuhan tenaga kerja yang besar dalam usahatani melon, sedangkan ketersediaan tenaga kerja dari keluarga masih kurang karena tingkat partisipasi anggota keluarga dalam usahatani yang masih rendah. Tena-ga kerja ini terdiri dari tenaga kerja pria dan tenaga kerja wanita. Di Kecamatan Penawangan perbandingan nilai HKP (Hari Kerja Pria) dan HKW (Hari Kerja Wanita) pada usahatani melon adalah sebesar Rp 30.000,00 : Rp 25.000,00 atau 6 : 5.

3. Biaya, Penerimaan dan Pendapatan Usahatani Melon

a. Biaya Usahatani Melon

Biaya yang diperhitungkan disini adalah biaya mengusahakan, yaitu biaya alat-alat luar ditambah upah tenaga kerja keluarga yang di-

Page 47: ANALISIS EFISIENSI EKONOMI PENGGUNAAN …/Analisis... · 6 Tata Guna Lahan di Kabupaten Grobogan dan ... Melon Musim Tanam Juni 2007-Agustus 2007 di ... simple random sampling dengan

xlvii

perhitungkan berdasarkan upah yang dibayarkan kepada tenaga kerja luar. Macam dan besar biaya mengusahakan usahatani melon dapat di-lihat pada Tabel 11. Tabel 11. Biaya Usahatani Melon Musim Tanam Juni-Agustus 2007 di

Kecamatan Penawangan Kabupaten Grobogan No Macam biaya Per usaha tani Per hektar 1 Biaya sarana produksi (Rp) 3.254.638,33 10.465.075,02 2 Biaya tenaga kerja (Rp) 2.838.500,00 9.127.009,65 3 Biaya perlengkapan (Rp) 2.514.566,67 8.085.423,38 4 Biaya penyusutan (Rp) 17.516,97 56.324,66 5 Biaya lain-lain (Rp) 397.616,67 1.278.510,19

JUMLAH 9.022.838,64 29.012.342,89 Sumber : Analisis Data Primer

Berdasarkan Tabel 10. dapat diketahui bahwa biaya mengusaha-kan usahatani melon sebesar Rp 29.012.342,89 per hektar. Biaya usa-hatani yang paling besar dikeluarkan yaitu biaya sarana produksi sebe-sar Rp 10.465.075,02 per hektar, kemudian diikuti biaya tenaga kerja sebesar Rp 9.127.009,65 per hektar, biaya perlengkapan yang meliputi biaya pembelian mulsa plastik, ajir, dan tali rafia, yaitu sebesar Rp 8.085.423,38 per hektar, biaya lain-lain yang meliputi biaya angkut, pajak tanah, dan iuran irigasi sebesar Rp 11.278.510,19 per hektar, dan biaya penyusutan alat pertanian (cangkul, sabit, garpu,sprayer, gunting, ember, dan gayung) sebesar Rp 56.324,66 per hektar. Melihat besarnya biaya yang dikeluarkan, petani akan berusaha untuk memanfaatkan sa-rana produksi yang dimilikinya dengan sebaik-baiknya sehingga dapat menekan besarnya biaya yang dikeluarkan.

b. Penerimaan Usahatani Melon

Besarnya penerimaan usahatani melon di Kabupaten Grobogan dapat dilihat pada Tabel 12. Tabel 12. Penerimaan Usahatani Melon Musim Tanam Juni-Agustus

2007 di Kecamatan Penawangan Kabupaten Grobogan No Keterangan Per usaha tani Per hektar 1 Produksi (kg) 8.296,67 26.916,67 2 Harga Produksi (Rp/kg) 1.900,00 1.900,00 3 Penerimaan (Rp) 15.763.666,67 50.687.031,09

Sumber : Analisis Data Primer Berdasarkan Tabel 12. Dapat diketahui bahwa hasil produksi me-

lon mencapai 26.916,67 kg per hektar, dengan harga jual sebesar Rp 1.900,00 per kg maka diperoleh penerimaan sebesar Rp 50.687.031,09. Harga hasil produksi melon ini tergolong baik. Hal ini disebabkan per-sediaan akan melon relatif stabil karena pada saat penelitian, tidak ber-tepatan dengan panen melon di sentra melon di daerah lainnya.

Page 48: ANALISIS EFISIENSI EKONOMI PENGGUNAAN …/Analisis... · 6 Tata Guna Lahan di Kabupaten Grobogan dan ... Melon Musim Tanam Juni 2007-Agustus 2007 di ... simple random sampling dengan

xlviii

c. Pendapatan Usahatani Melon

Besarnya pendapatan usahatani melon di Kabupaten Grobogan dapat dilihat pada Tabel 13. Tabel 13. Pendapatan Usahatani Melon Musim Tanam Juni-Agustus

2007 di Kecamatan Penawangan Kabupaten Grobogan No Keterangan Per usaha tani Per hektar 1 Penerimaan usahatani (Rp) 15.763.666,67 50.687.031,09 2 Biaya usahatani (Rp) 9.022.838,64 29.012.342,89 3 Pendapatan usahatani (Rp) 6.740.828,03 21.674.688,20

Sumber : Analisis Data Primer Berdasarkan Tabel 13. Dapat diketahui bahwa penerimaan usaha-

tani melon sebesar Rp 50.687.031,09 per hektar. Sedangkan biaya usa-hatani melon sebesar Rp 29.012.342,89 per hektar. Dari hasil tersebut dapat diketahui pendapatan usahatani melon adalah sebesar Rp 21.674.688,20 per hektar.

4. Analisis Regresi Fungsi Produksi

a. Hubungan Faktor-Faktor Produksi dengan Hasil Produksi Melon Hubungan fisik antara hasil produksi masukan yang digunakan

pada usahatani melon dapat diketahui dengan menggunakan model fungsi kepangkatan (modifikasi fungsi produksi Cobb Douglas). Ma-sukan yang dimasukkan ke dalam model adalah luas lahan, benih, te-naga kerja, pupuk kompos, pupuk phonska, pupuk SP-36, pupuk KCl, dan pupuk ZA. Dalam penelitian diketahui pada budidaya melon, ta-naman ditanam di lahan dalam bentuk bibit. Oleh karena itu benih ti-dak cocok untuk dimasukkan dalam model fungsi produksi. Untuk itu, masukan yang digunakan dalam model fungsi produksi ini adalah luas lahan, tenaga kerja, pupuk kompos, pupuk phonska, pupuk SP-36, pupuk KCl, dan pupuk ZA. Model Perhitungannya dilakukan melalui analisis regresi linier berganda dengan cara persamaan fungsi kepang-katan dilogaritmakan. Analisis yang dilakukan menunjukkan hasil se-bagai berikut : Y = 297,852 X1

0,450X3-0,105X4

0,074X50,387X6

0,340X7-0,011X8

0,088 Keterangan : Y = Produksi melon (Kg)

Page 49: ANALISIS EFISIENSI EKONOMI PENGGUNAAN …/Analisis... · 6 Tata Guna Lahan di Kabupaten Grobogan dan ... Melon Musim Tanam Juni 2007-Agustus 2007 di ... simple random sampling dengan

xlix

X1 = Luas lahan (Ha) X3 = Tenaga kerja (HKP) X4 = Pupuk kompos (kg) X5 = Pupuk Phonska (Kg) X6 = Pupuk SP-36 (Kg) X7 = Pupuk KCl (Kg) X8 = Pupuk ZA (kg)

b. Pengaruh Faktor-Faktor Produksi terhadap Hasil Produksi Melon

b.1. Uji F Pengaruh penggunaan masukan secara bersama-sama terha-

dap hasil produksi melon dapat diketahui dengan melakukan uji F (F-test). Tabel 14. Analisis Varians Penggunaan Faktor-Faktor Produksi

Pada Usahatani Melon Musim Tanam Juni-Agustus 2007 di Kecamatan Penawangan Kabupaten Grobogan

Model Jumlah Kuadrat

df Kuadrat Tengah

F hitumg F tabel ( = 5%)

Regression Residual

1,951 0,050

7 22

0,279 0,002

121,433** 2,46

Total 2,001 29 Sumber : Analisis Data Primer Keterangan : **) = berpengaruh nyata pada taraf kepercayaan

95% Berdasarkan hasil analisis Tabel 14. diatas diperoleh data

bahwa nilai F hitung (121,433) lebih besar dari F tabel (2,46). De-ngan demikian dapat disimpulkan bahwa penggunaan masukan secara bersama-sama berpengaruh nyata terhadap hasil produksi melon pada taraf kepercayaan 95%.

b.2. Uji t Pengaruh masing-masing masukan terhadap hasil produksi

melon dapat diketahui dengan cara uji keberartian koefisien regre-si dengan menggunakan uji t (t test) pada taraf kepercayaan 95%. Tabel 15. Analisis Uji Keberartian Koefisien Regresi Penggunaan

Faktor-Faktor Produksi Pada Usahatani Melon Musim Tanam Juni-Agustus 2007 di Kecamatan Penawangan Kabupaten Grobogan

No Variabel Koefisien T hitung T tabel

Page 50: ANALISIS EFISIENSI EKONOMI PENGGUNAAN …/Analisis... · 6 Tata Guna Lahan di Kabupaten Grobogan dan ... Melon Musim Tanam Juni 2007-Agustus 2007 di ... simple random sampling dengan

l

Regresi = 5% 1 3 4 5 6 7 8

Luas Lahan (X1) Tenaga Kerja (X3) Pupuk Kompos (X4) Pupuk Phonska (X5) Pupuk SP-36 (X6) Pupuk KCl (X7) Pupuk ZA (X8)

0,450 -0,105 0,074 0,387 0,340

-0,011 0,088

2,631** -0,631 ns 0,924 ns 4,080** 2,564**

-0,127ns 1,165ns

2,080 2,080 2,080 2,080 2,080 2,080 2,080

Sumber : Analisis Data Primer Keterangan : **) = berpengaruh nyata pada taraf kepercayaan

95% ns = tidak berpengaruh nyata

Berdasarkan Tabel 15. Dapat dilihat bahwa dari 8 masukan yang ada hanya 3 masukan yang berpengaruh nyata terhadap pro-duksi melon. Yaitu masukan luas lahan (X2), pupuk phonska (X5), dan pupuk SP-36 (X6). Peneliti menduga bahwa data mengalami gejala multikolinearitas. Untuk itu variabel yang memiliki kore-lasi yang kuat dengan variabel yang lain akan dikeluarkan dalam model regresi, sehingga didapatkan model regresi baru sebagai berikut :

Y = 250,035X10,430X5

0,370X60,336X7

0,103 Keterangan :

Y = Produksi melon (Kg)

X1 = Luas lahan (Ha)

X5 = Pupuk Phonska (Kg)

X6 = Pupuk SP-36 (Kg)

X8 = Pupuk ZA (Kg) b.3. Uji F

Dengan menggunakan model persamaan regresi yang baru, pengaruh penggunaan masukan secara bersama-sama terhadap ha-sil produksi melon dapat diketahui dengan melakukan uji F (F-test). Tabel 16. Analisis Varians Penggunaan Faktor-Faktor Produksi

(Model Regresi Baru) Pada Usahatani Melon Musim Tanam Juni-Agustus 2007 di Kecamatan Penawangan Kabupaten Grobogan

Model Jumlah Kuadrat

df Kuadrat Tengah

F hitumg F tabel ( = 5%)

Regression Residual

1,948 0,053

4 25

0,487 0,002

231,412** 2,76

Total 2,001 29

Page 51: ANALISIS EFISIENSI EKONOMI PENGGUNAAN …/Analisis... · 6 Tata Guna Lahan di Kabupaten Grobogan dan ... Melon Musim Tanam Juni 2007-Agustus 2007 di ... simple random sampling dengan

li

Sumber : Analisis Data Primer Keterangan : **) = berpengaruh nyata pada taraf kepercayaan 95%

Berdasarkan hasil analisis Tabel 16. diatas diperoleh data bahwa nilai F hitung (231,412) lebih besar dari F tabel (2,76). De-ngan demikian dapat disimpulkan bahwa penggunaan masukan secara bersama-sama berpengaruh nyata terhadap hasil produksi melon pada taraf kepercayaan 95%.

b.4. Uji t Pengaruh masing-masing masukan terhadap hasil produksi

melon berdasarkan model regresi baru dapat diketahui dengan ca-ra uji keberartian koefisien regresi dengan menggunakan uji t (t test) pada taraf kepercayaan 95%. Tabel 17. Analisis Uji Keberartian Koefisien Regresi Penggunaan

Faktor-Faktor Produksi (Model Regresi Baru) Pada Usahatani Melon Musim Tanam Juni-Agustus 2007 di Kecamatan Penawangan Kabupaten Grobogan

No Variabel Koefisien Regresi

T hitung T tabel = 5%

1 2 3 4

Luas lahan (X1) Pupuk Phonska (X5) Pupuk SP-36 (X6) Pupuk ZA (X8)

0,430 0,370 0,336 0,103

2,887**

4,361** 2,679**

1,671ns

2,060 2,060 2,060 2,060

Sumber : Analisis Data Primer Keterangan : **) = berpengaruh nyata pada taraf kepercayaan

95% ns = tidak berpengaruh nyata

Dari tabel 17. Dapat diketahui bahwa luas lahan (X1) mem-punyai nilai koefisien regresi sebesar 0,430 dan nilai t hitung (2,887) lebih besar dari nilai t tabel (2,060). Ini berarti masukan luas lahan (X1) berpengaruh nyata terhadap hasil produksi melon.

Pupuk Phonska (X5) mempunyai koefisien regresi sebesar 0,370 dan nilai t hitung (4,361) lebih besar dari nilai t tabel (2,060). Ini berarti masukan pupuk phonska (X5) berpengaruh nyata terhadap hasil produksi melon.

Pupuk SP-36 (X6) mempunyai koefisien regresi sebesar 0,336 dan nilai t hitung (2,679) lebih besar daripada t tabel (2,060) ini berarti masukan pupuk SP-36 (X6) berpengaruh nyata terhadap produksi melon..

Pupuk ZA (X8) mempunyai koefisien regresi sebesar 0,103 dan nilai t hitung (1,671) lebih kecil daripada t tabel (2,060) ini berarti masukan pupuk ZA (X8) tidak berpengaruh nyata terha-dap produksi melon.

Faktor produksi yang paling berpengaruh terhadap hasil pro-duksi melon dibanding faktor poduksi yang lain dapat diketahui

Page 52: ANALISIS EFISIENSI EKONOMI PENGGUNAAN …/Analisis... · 6 Tata Guna Lahan di Kabupaten Grobogan dan ... Melon Musim Tanam Juni 2007-Agustus 2007 di ... simple random sampling dengan

lii

dengan cara uji standard koefisien regresi parsial (bi’), seperti di-tunjukkan pada tabel 18. Tabel 18. Nilai Standard Koefisien Regresi Parsial No Faktor Produksi bi Si Sy bi’ 1. 2. 3.

Luas lahan (X1) Pupuk Phonska (X5) Pupuk SP-36 (X6)

0,430 0,370 0,336

0,209 0,232 0,190

0,2590,259 0,259

0,347 0,331 0,246

Sumber : Analisis Data Primer Keterangan : bi = Koefisien regresi faktor produksi ke-i Si = Standard deviasi faktor produksi ke-i Sy = Standard deviasi hasil produksi bi’ = Koefisien regresi parsial faktor produksi ke-i

Berdasarkan Tabel 18. dapat diketahui bahwa nilai standard koefisien regresi parsial (bi’) untuk luas lahan lebih besar daripa-da pupuk phonska dan pupuk SP-36 yaitu sebesar 0,347, sehingga luas lahan merupakan faktor produksi yang paling berpengaruh terhadap hasil produksi melon.

Untuk mengetahui keeratan hubungan antara penggunaan faktor-faktor produksi (variabel bebas) dengan hasil produksi (va-riabel tidak bebas) digunakan Uji R2 (koefisien determinasi). A-pabila nilai R2 sama dengan satu atau mendekati satu berarti fak-tor produksi akan semakin erat hubungannya dengan hasil pro-duksi. Jika jumlah variabel bebas lebih dari dua, maka digunakan Adjusted R2 (koefisien determinasi yang sudah disesuaikan). Dari hasil analisis didapat nilai adjusted R2 sebesar 0,969 atau 96,9 %. Ini berarti 96,9% variasi hasil produksi dapat dijelaskan oleh fak-tor-faktor produksi yang terdiri dari masukan luas lahan, pupuk phonska, pupuk SP-36, dan pupuk ZA. Sedangkan sisanya sebe-sar 3,1% dijelaskan oleh variabel-variabel lain yang tidak diteliti atau tidak dimasukkan ke dalam model.

5. Analisis Efisiensi Ekonomi Penggunaan Faktor-Faktor Produksi pada Usa-

hatani Melon

Dalam melakukan usahatani, analisis efiensi diperlukan agar dalam penggunaan sarana produksi petani tidak melakukan pemborosan. Petani yang rasional akan berprinsip bagaimana dalam proses produksinya bisa mencapai tingkat efisiensi ekonomi yang maksimum. Konsep ini bisa dite-rapkan apabila petani dalam mengusahakan usahataninya bebas dari berba-gai kendala atau keterbatasan. Namun kenyataannya petani berada dalam kondisi dengan berbagai kendala, maka yang dapat dilakukan petani ada-lah membawa proses produksinya untuk mencapai kondisi yang seefisien mungkin.

Berdasarkan penjumlahan koefisien regresi faktor-faktor produksi didapat nilai sebesar 0,924. Nilai tersebut juga menunjukkan nilai elastisi-

Page 53: ANALISIS EFISIENSI EKONOMI PENGGUNAAN …/Analisis... · 6 Tata Guna Lahan di Kabupaten Grobogan dan ... Melon Musim Tanam Juni 2007-Agustus 2007 di ... simple random sampling dengan

liii

tas produksi sebesar 0,924 atau 0 < Ep < 1 sehingga usahatani melon ini berada pada tahapan produksi II. Hal ini berarti dengan penggunaan se-jumlah faktor produksi maka produksi akan tetap menaik pada skala hasil menurun (decreasing return to scale).

Dalam suatu usahatani dapat dikatakan mencapai efisiensi ekonomi tertinggi apabila perbandingan nilai produk marginal (NPMxi) untuk sua-tu produksi dengan harga faktor produksi (Pxi) sama dengan 1. Perban-dingan antara nilai produk marginal (NPMxi) faktor produksi dengan har-ga masing-masing faktor produksi (Pxi) dapat dilihat pada Tabel 19.

Tabel 19. Analisis Efisiensi Ekonomi Penggunaan Faktor-Faktor Produksi

Pada Usahatani Melon Musim Tanam Juni-Agustus 2007 di Kecamatan Penawangan Kabupaten Grobogan

Faktor Produksi bi NPMxi Pxi (Rp)

NPMxi Pxi

Luas Lahan (X2) Pupuk Phonska (X5) Pupuk SP-36 (X6)

0,430 0,370 0,336

21.795.432 25.289 65.246

31.450 1.800 2.100

693,01 14,05 31,07

Sumber : Analisis Data Primer Berdasarkan Tabel 18. dapat diketahui bahwa perbandingan nilai

produk marginal faktor produksi dengan harga faktor produksi yaitu masu-kan luas lahan sebesar 693,01, untuk pupuk phonska sebesar 14,05, dan untuk pupuk SP-36 sebesar 31,07. Sehingga dapat diketahui bahwa nilai

1Px

NPMx . Ini berarti kombinasi penggunaan faktor-faktor produksi pada

usahatani melon di Kabupaten Grobogan belum mencapai efisiensi ekono-mi tertinggi.

C. Pembahasan

Besar kecilnya biaya yang dikeluarkan akan berpengaruh terhadap pen-dapatan yang dihasilkan oleh petani melon. Biaya yang dimaksudkan ini ada-lah biaya mengusahakan. Biaya mengusahakan dalam usahatani melon melipu-ti biaya alat-alat luar yang terdiri dari biaya sarana produksi (benih, pupuk kompos, pupuk phonska, pupuk SP-36, pupuk KCl, pupuk ZA, dan pestisida antracol, dithane, spontan, atabron, round up, Convidor, Regent, Furadan, dan Decis), upah tenaga kerja luar, biaya perlengkapan (mulsa plastik, ajir, tali ra-fia), biaya penyusutan (cangkul, sabit, garpu, sprayer, gunting, ember, ga-yung), biaya lain-lain (pajak tanah, biaya angkut, dan biaya iuran irigasi). Se-lain itu ditambahkan juga dengan upah tenaga kerja keluarga sendiri yang di-perhitungkan berdasarkan upah yang dibayarkan kepada tenaga kerja luar.

Komponen biaya yang paling besar dikeluarkan oleh petani adalah biaya saprodi yang berupa biaya pembelian benih, pupuk, dan pestisida, yaitu sebe-sar Rp 10.465.075,02 per hektar. Untuk biaya total untuk usahatani melon yang dikeluarkan oleh petani adalah sebesar Rp 29.012.342,89 per hektar.

Page 54: ANALISIS EFISIENSI EKONOMI PENGGUNAAN …/Analisis... · 6 Tata Guna Lahan di Kabupaten Grobogan dan ... Melon Musim Tanam Juni 2007-Agustus 2007 di ... simple random sampling dengan

liv

Penerimaan merupakan hasil perkalian antara harga hasil produksi de-ngan jumlah hasil produksi yang dihasilkan dalam suatu usahatani. Semakin besar hasil produksi dan semakin mahal harga hasil produksi maka penerimaan juga akan semakin besar. Namun hasil produksi tinggi belum tentu akan mem-peroleh penerimaan yang besar apabila harga hasil produksi rendah. Dari hasil penelitian diketahui bahwa rata-rata hasil produksi melon adalah sebesar 26.916,67 kg per hektar. Kemudian harga harga hasil produksi selama peneli-tian adalah sebesar Rp 1.900,00 per kg. Dari hasil tersebut maka dapat diperhi-tungkan rata-rata penerimaan usahatani melon sebesar Rp 50.687.031,09 per hektar. Dengan penerimaan yang tinggi, maka diharapkan dapat menjadi do-rongan bagi petani untuk tetap mengusahakan tanaman melon.

Pendapatan usahatani melon merupakan selisih dari penerimaan dengan biaya total usahatani melon selama 1 musim tanam. Selama musim tanam Juni 2007-Agustus 2007 besarnya pendapatan yang diterima oleh petani melon ada-lah sebesar Rp 21.674.688,20 per hektar. Pendapatan dari usahatani melon da-lam satu musim tanam bisa dikatakan tinggi dengan demikian diharapkan ke-sejahteraan dari para petani melon dapat meningkat.

Hubungan fisik antara hasil produksi dengan faktor-faktor produksi yang digunakan pada usahatani melon dapat diketahui dengan menggunakan model fungsi kepangkatan. Faktor produksi yang dimasukkan ke dalam model meli-puti masukan luas lahan, pupuk phonska, pupuk SP-36, dan pupuk ZA. Perhi-tungannya dilakukan melalui analisis regresi linier berganda dengan cara per-samaan fungsi Cobb-douglas dilogaritmakan. Analisis yang dilakukan menun-jukkan hasil sebagai berikut :

Y = 250,035X10,430X5

0,370X60,336X8

0,103 Keterangan :

Y = Produksi melon (Kg)

X1 = Luas lahan (g)

X5 = Pupuk Phonska (Kg)

X6 = Pupuk SP-36 (Kg)

X8 = Pupuk ZA (Kg)

Luas lahan mempunyai hubungan positif dan berpengaruh nyata terha-

dap produksi melon. Penambahan luas lahan akan dapat meningkatkan hasil

produksi melon. Namun pada kenyataannya, penambahan luas lahan tidak

mungkin dilakukan dan menjadi kendala bagi petani dikarenakan terbatasnya

lahan pertanian yang ada. Dengan demikian petani harus mampu mengkombi-

nasikan masukan yang ada sedemikian rupa sehingga dari luasan lahan yang

sama diperoleh hasil yang lebih banyak.

Pupuk phonska mempunyai hubungan berbanding lurus dengan hasil produksi melon dan berpengaruh nyata terhadap hasil produksi melon. Pupuk

Page 55: ANALISIS EFISIENSI EKONOMI PENGGUNAAN …/Analisis... · 6 Tata Guna Lahan di Kabupaten Grobogan dan ... Melon Musim Tanam Juni 2007-Agustus 2007 di ... simple random sampling dengan

lv

phonska merupakan pupuk majemuk yang memiliki kandungan unsur N, P, dan K yang diperlukan untuk pertumbuhan tanaman melon. Di daerah peneliti-an, pupuk phonska merupakan pupuk yang paling banyak digunakan dalam u-sahatani melon yaitu sebesar 741,70 kg per hektar lahan. Jumlah ini ternyata masih dibawah dosis anjuran penggunaan pupuk phonska yaitu sebesar 785,71 kg per hektar lahan, sehingga selanjutnya petani diharapkan dapat meningkat-kan dosis penggunaan pupuk phonska supaya dapat meningkatkan produksi melon.

Penggunaan pupuk SP-36 bertujuan untuk menambah unsur P yang di-butuhkan untuk pertumbuhan tanaman melon. dari hasil penelitian, pemberian pupuk SP-36 berpengaruh nyata terhadap produksi melon. Menurut Lingga dan Marsono (2002) pupuk SP-36 mempunyai sifat mudah larut dalam air dan agak sedikit higroskopis. Pemberian pupuk ini harus dilakukan dengan dibe-namkan agar dapat mencapai perakaran tanaman.

Penggunaan pupuk ZA bertujuan untuk memenuhi kebutuhan unsur N pada tanaman. Menurut Lingga dan Marsono (2002) pupuk ZA penting untuk ketahanan dan pertumbuhan tanaman. Pupuk ZA bersifat sedikit higroskopis dan mempunyai reaksi kerja yang agak lambat dan akar tanaman tidak dapat menyerapnya bersama air tanah, namun harus mendapatkannya secara lang-sung. Pupuk ZA lebih cocok digunakan sebagai pupuk dasar sebelum tanam. Di daerah penelitian pemberian pupuk ZA adalah sebagai pupuk susulan. Se-hingga hara yang diserap oleh tanaman menjadi kurang optimal.

Berdasarkan nilai koefisien determinasi yang telah disesuaikan (adjusted R2) menunjukkan bahwa faktor produksi yang digunakan dalam usahatani me-lon mempunyai hubungan yang erat dengan hasil produksi melon. Variasi hasil produksi melon 96,9 % dapat dijelaskan oleh keempat masukan yang diguna-kan dalam model yaitu luas lahan, pupuk phonska, pupuk SP-36, dan pupuk ZA. Sedangkan sisanya sebesar 6,6% dipengaruhi oleh faktor lain seperti penggunaan pestisida, kondisi alam, dan semua faktor lain yang mempengaru-hi tetapi tidak diketahui secara pasti.

Hasil analisis menunjukkan bahwa nilai penjumlahan dari koefisien re-gresi faktor produksi sebesar 0,924. Nilai tersebut juga menunjukkan elastis-itas produksi (Ep) yaitu sebesar 0,924 atau 0 < Ep < 1 dimana proses produksi

Page 56: ANALISIS EFISIENSI EKONOMI PENGGUNAAN …/Analisis... · 6 Tata Guna Lahan di Kabupaten Grobogan dan ... Melon Musim Tanam Juni 2007-Agustus 2007 di ... simple random sampling dengan

lvi

usahatani melon berada pada tahap produksi II sehingga dalam menganalisis hasil penelitian ini digunakan konsep pendekatan keuntungan maksimum yang bertujuan untuk mengetahui kombinasi penggunaan faktor-faktor produksi un-tuk mendapatkan keuntungan yang maksimum. Efisiensi suatu usahatani da-pat terjadi apabila perbandingan nilai produk marginal (NPMxi) untuk suatu produksi dengan harga faktor produksi (Pxi) sama dengan 1. Dari hasil analisis yang dilakukan diketahui bahwa besarnya perbandingan NPMxi dengan Pxi untuk luas lahan sebesar 639,01, pupuk phonska sebesar 14,05 dan untuk pu-puk SP-36 sebesar 31,07. Nilai perbandingan tersebut lebih dari 1, sehingga u-sahatani melon di Kabupaten Grobogan bisa dikatakan belum mencapai efisi-ensi ekonomi tertinggi.

VI. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan

Beberapa kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini antara lain : 1. Besarnya biaya usahatani melon yang dikeluarkan adalah sebesar Rp

29.012.342,89/Ha/MT, penerimaan sebesar Rp 50.687.031,09/Ha/MT se-

hingga pendapatan yang diterima oleh petani melon adalah sebesar Rp

21.674.688,20/Ha/MT.

2. Penggunaan masukan luas lahan, tenaga kerja, pupuk kompos, pupuk

phonska, pupuk SP-36, pupuk KCl, dan pupuk ZA secara bersama-sama

berpengaruh nyata terhadap hasil produksi melon.

3. Terjadi kasus multikolinearitas dalam model, sehingga model fungsi pro-

duksi yang semula terdiri dari masukan luas lahan, tenaga kerja, pupuk

kompos, pupuk phonska, pupuk SP-36, pupuk KCl, dan pupuk ZA diubah

menjadi fungsi produksi dengan masukan luas lahan, pupuk phonska, pu-

puk SP-36, dan pupuk ZA. Dari analisis regresi dapat diketahui bahwa :

a. Masukan luas lahan, pupuk phonska, dan pupuk SP-36 berpengaruh

nyata terhadap hasil produksi melon.

b. Masukan pupuk ZA tidak berpengaruh nyata terhadap hasil produksi

melon.

Page 57: ANALISIS EFISIENSI EKONOMI PENGGUNAAN …/Analisis... · 6 Tata Guna Lahan di Kabupaten Grobogan dan ... Melon Musim Tanam Juni 2007-Agustus 2007 di ... simple random sampling dengan

lvii

4. Skala produksi usahatani melon berada pada tahap proses produksi II se-

hingga dengan pendekatan keuntungan maksimum diketahui bahwa kom-

binasi penggunaan faktor-faktor produksi pada usahatani melon di Kabu-

paten Grobogan belum mencapai efisiensi ekonomi tertinggi.

B. Saran

Berdasarkan dosis rekomendasi dari Dinas Pertanian dan jumlah yang digunakan oleh petani setempat maka penggunaan Pupuk Phonska dan pupuk SP-36 dapat ditingkatkan karena jumlahnya lebih kecil dari standar rekomen-dasi Dinas Pertanian. Dengan ini diharapkan akan meningkatkan produksi dan pendapatan usahatani melon.

DAFTAR PUSTAKA Bishop, C.E. dan W.D. Toussaint. 1979. Pengantar Analisa Ekonomi Pertanian.

CV. Mutiara. Jakarta.

Dewantoro, U. Puspitaningrum, D. A. Suwardie. 1997. Ilmu Usahatani. UPN Veteran Yogyakarta. Yogyakarta.

Djuwari. 1994. Aspek-Aspek Ekonomi Usahatani. Program Pasca Sarjana Universitas Gajah Mada. Yogyakarta.

Hadisapoetra, S. 1973. Biaya dan Pendapatan dalam Usahatani. Departemen Ekonomi Fakultas Pertanian. UGM. Yogyakarta.

Lingga, P dan Marsono. 2002. Petunjuk Penggunaan Pupuk. Swadaya. Jakarta. Mubyarto. 1977. Pengantar Ekonomi Pertanian. LP3ES. Jakarta.

Nicholson, W. 1992. Mikroekonomi Intermediate dan Penerapannya. Erlangga. Jakarta.

Rukmana, Rahmat. 1994. Budidaya Melon Hibrida. Kanisius. Yogyakarta. Singarimbun, M dan Effendi, SI. 1989. Metode Penelitian Survey. LP3ES.

Jakarta. Soekartawi. 1993. Prinsip Dasar Ekonomi Pertanian : Teori dan Aplikasi. PT.

Raja Grafindo Persada. Jakarta. Soekartawi. 1994. Teori Ekonomi Produksi Dengan Pokok Bahasan Analisis

Fungsi Cobb-Douglas . PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta. Soekartawi. 2001. Agribisnis, teori dan aplikasinya. PT. Raja Grafindo Persada.

Jakarta.

Soekartawi. 2003. Teori Ekonomi Produksi Dengan Pokok Bahasan Analisis Fungsi Cobb-Douglas . PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta.

Surakhmad, W. 1994. Pengantar Penelitian Ilmiah; Dasar, Metode, Teknik. Transito. Bandung.

52

Page 58: ANALISIS EFISIENSI EKONOMI PENGGUNAAN …/Analisis... · 6 Tata Guna Lahan di Kabupaten Grobogan dan ... Melon Musim Tanam Juni 2007-Agustus 2007 di ... simple random sampling dengan

lviii

Tjahjadi, Nur. 1996. Bertanam Melon. Kanisius. Yogyakarta.

Wijayanto, H. 2004. Analisis Efisiensi Ekonomi Penggunaan Faktor-faktor Produksi Pada Usahatani Melon di Kabupaten Sukoharjo. Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret. Surakarta.