analisis efektivitas celebrity endorser terhadap...

12
Diselenggarakan oleh : LEMBAGA PENELITIAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (LPPM) UNMAS DENPASAR JL. KAMBOJA NO. 11 A KOTA DENPASAR – PROVINSI BALI 29 – 30 AGUSTUS 2016 839 Unmas Denpasar ANALISIS EFEKTIVITAS CELEBRITY ENDORSER TERHADAP PEMBENTUKAN BRAND IMAGE DAN DAMPAKNYA TERHADAP PURCHASE INTENTION Ni Putu Nita Anggraini, Dewa Made Adnyana Fakultas Ekonomi Universitas Mahasaraswati Denpasar ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah variabel celebrity endorser dan brand image berpengaruh terhadap purchase intention pada Produk Tolak Angin.Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 115 responden, dimana teknik penentuan sampel yang dipakai dalam penelitian ini adalah non probability sampling, yaitu kombinasi antara purposive sampling dan convenience sampling. Keseluruhan data dianalisis dengan bantuan WarpPls 4.0 Hasil penelitian menunjukkan bahwa celebrity endorser berpengaruh positif terhadap brand image, celebrity endorser berpengaruh positif terhadap purchase intention dan brand image berpengaruh positif terhadap purchase intention. Kata kunci : celebrity endorer, brand image, purchase intention PENDAHULUAN Persaingan bisnis yang semakin ketat mengharuskan pemasar untuk lebih kreatif dalammenetapkan strategi pemasaran yang tepat bagi perusahaan sehingga dapat menarik perhatian konsumen dan mempengaruhi konsumen untuk mengkonsumsi produk mereka. Perusahaan harus dapat mengkomunikasikan produknya secara tepat, memberikan informasi tentang produknya dengan baik kepada konsumen sehingga konsumen akan memberikan tanggapan yang positif terhadap produk. Strategi pemasaran yang dapat dilakukan perusahaan adalah dengan beriklan. Iklan adalah salah satu bauran promosi yang paling efektif untuk membangun brand image sebuah produk, hal ini disebabkan karena mampu menjangkau konsumen secara luas. Brand image adalah persepsi masyarakat terhadap jati diri sebuah merek (Siswanto, 2004 :7). Brand image yang positif akan menghambat pesaing untuk memasuki pasar, selain itu juga merangsang purchase intention (minat beli). Keberhasilan membangun brand image sangat ditentukan oleh persepsi konsumen terhadap selebriti yang menjadi ikon produk tersebut. Selebriti adalah wujud nyata dari berbagai image atau asosiasi yang dipikirkan oleh konsumen pada suatu merek. Fenomena inilah yang menyebabkan banyak perusahaan dalam membangun brand image melalui iklan menggunakan selebriti sebagai juru bicaranya, yang kemudian dikenal dengan istilah celebrity endorser dalam dunia pemasaran. Schifman dan Kanuk ( 2008 : 257) menyatakan para konsumen kadang-kadang melihat juru bicara yang menyampaikan pesan produk sebagai sumber pesan, baik bila muncul sendiri atau muncul dalam iklan TV ataupun iklan cetak.Selebriti dapat memainkan peran lebih strategis bagi merek mereka, tidak hanya mengiklankan produk tetapi juga membantu merancang, memosisikan dan menjual barang dan jasa (Kotler & Keller, 2009 :183). Rossiter dan Percy (1987) dalam Rossiter dan Smidts (2012) memperkenalkan model VisCAP yang terdiri dari 4 (empat) faktor untuk mengevaluasi selebriti sebagai juru bicara, yaitu : visibility (kepopuleran) adalah tingkat dimana seorang selebrity endorser dikenal dan

Upload: truongtu

Post on 26-Apr-2019

217 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Diselenggarakan oleh :

LEMBAGA PENELITIAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (LPPM) UNMAS DENPASAR

JL. KAMBOJA NO. 11 A KOTA DENPASAR – PROVINSI BALI

29 – 30 AGUSTUS 2016

839 Unmas

Denpasar

ANALISIS EFEKTIVITAS CELEBRITY ENDORSER TERHADAP

PEMBENTUKAN BRAND IMAGE DAN DAMPAKNYA TERHADAP

PURCHASE INTENTION

Ni Putu Nita Anggraini, Dewa Made Adnyana

Fakultas Ekonomi Universitas Mahasaraswati Denpasar

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah variabel celebrity endorser dan

brand image berpengaruh terhadap purchase intention pada Produk Tolak Angin.Sampel

yang digunakan dalam penelitian ini adalah 115 responden, dimana teknik penentuan sampel

yang dipakai dalam penelitian ini adalah non probability sampling, yaitu kombinasi antara

purposive sampling dan convenience sampling. Keseluruhan data dianalisis dengan bantuan

WarpPls 4.0 Hasil penelitian menunjukkan bahwa celebrity endorser berpengaruh positif

terhadap brand image, celebrity endorser berpengaruh positif terhadap purchase intention dan

brand image berpengaruh positif terhadap purchase intention.

Kata kunci : celebrity endorer, brand image, purchase intention

PENDAHULUAN

Persaingan bisnis yang semakin ketat mengharuskan pemasar untuk lebih kreatif

dalammenetapkan strategi pemasaran yang tepat bagi perusahaan sehingga dapat menarik

perhatian konsumen dan mempengaruhi konsumen untuk mengkonsumsi produk mereka.

Perusahaan harus dapat mengkomunikasikan produknya secara tepat, memberikan informasi

tentang produknya dengan baik kepada konsumen sehingga konsumen akan memberikan

tanggapan yang positif terhadap produk. Strategi pemasaran yang dapat dilakukan perusahaan

adalah dengan beriklan.

Iklan adalah salah satu bauran promosi yang paling efektif untuk membangun brand

image sebuah produk, hal ini disebabkan karena mampu menjangkau konsumen secara luas.

Brand image adalah persepsi masyarakat terhadap jati diri sebuah merek (Siswanto, 2004 :7).

Brand image yang positif akan menghambat pesaing untuk memasuki pasar, selain itu juga

merangsang purchase intention (minat beli). Keberhasilan membangun brand image sangat

ditentukan oleh persepsi konsumen terhadap selebriti yang menjadi ikon produk tersebut.

Selebriti adalah wujud nyata dari berbagai image atau asosiasi yang dipikirkan oleh

konsumen pada suatu merek. Fenomena inilah yang menyebabkan banyak perusahaan dalam

membangun brand image melalui iklan menggunakan selebriti sebagai juru bicaranya, yang

kemudian dikenal dengan istilah celebrity endorser dalam dunia pemasaran. Schifman dan

Kanuk ( 2008 : 257) menyatakan para konsumen kadang-kadang melihat juru bicara yang

menyampaikan pesan produk sebagai sumber pesan, baik bila muncul sendiri atau muncul

dalam iklan TV ataupun iklan cetak.Selebriti dapat memainkan peran lebih strategis bagi

merek mereka, tidak hanya mengiklankan produk tetapi juga membantu merancang,

memosisikan dan menjual barang dan jasa (Kotler & Keller, 2009 :183).

Rossiter dan Percy (1987) dalam Rossiter dan Smidts (2012) memperkenalkan model

VisCAP yang terdiri dari 4 (empat) faktor untuk mengevaluasi selebriti sebagai juru bicara,

yaitu : visibility (kepopuleran) adalah tingkat dimana seorang selebrity endorser dikenal dan

Diselenggarakan oleh :

LEMBAGA PENELITIAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (LPPM) UNMAS DENPASAR

JL. KAMBOJA NO. 11 A KOTA DENPASAR – PROVINSI BALI

29 – 30 AGUSTUS 2016

840 Unmas

Denpasar

dikagumi oleh masyarakat luas, credibility (kredibilitas) adalah nilai kompetensi atau

kemampuan seseorang yang menunjukkan kinerja sangat baik yang mencakup expertise

(keahlian) dan trustworthiness (kejujuran) dari celebrity endorser tersebut, attractiveness

(daya tarik) adalah respon emosional yang menciptakan ketertarikan kepada celebrity

endorser, dimana ketertarikan tersebut tidak hanya secara fisik tetapi juga karakter yang ada

dalam diri endorser (gaya hidup, kepribadian, keahlian, dll), power (kekuatan) adalah

karisma yang terpancar dari celebrity endorser yang mampu mempengaruhi sikap, pemikiran

dan perilaku masyarakat saat membawakan citra produk.

Berbagai kajian empiris telah banyak dilakukan untuk mengukur efektivitas celebrity

endorser, diantaranya : Ohanian (1991) dalam penelitiannya yang berjudul “The impact

Spokeperson’s Perceive Impact on Intention to Purchase” mengemukakan hanya selebriti

yang dipersepsikan dengan keahlian di bidangnya, yang secara signifikan mempengaruhi

responden untuk membeli suatu produk. Mc’Cracken (1989) menemukan bahwa celebrity

endorser yang dipercayai mempunyai kredibilitas tinggi dalam menyampaikan pesan produk.

Darmansyah, dkk (2014) juga menemukan bahwa brand ambasador dapat menarik minat

konsumen untuk melakukan pembelian produk. Namun penelitian yang dilakukan oleh

Stephanie, dkk (2013) menemukan hal yang berbeda dimana celebrity endorser tidak

berpengaruh terhadap purchase intention(minat beli)

PT. Sido Muncul sejak tahun 1930 telah memperkenalkan jamu masuk angin yang

dikenal dengan nama Tolak Angin. Target market Tolak Angin adalah orang-orang yang

lebih percaya terhadap jamu dibandingkan dengan obat-obat farmasi. Namun, bentuknya

yang masih serbuk membuat Tolak Angin terkesan kuno dan tidak praktis, sehingga

perkembangannya terancam stagnan dan ditinggalkan konsumen. Sadar akan hal ini, PT. Sido

Muncul pun melakukan transformasi, jamu yang awalnya berbentuk serbuk diubah menjadi

bentuk cair.Selain diubah menjadi jamu cair, produk ini juga dikemas dalam bentuk sachet

yang praktis. Transformasi tersebut membawa Tolak Angin menjadi market driven di bisnis

obat masuk angin cair dan memasuki pasar blue ocean karena belum ada produk yang sejenis

(Marketing, 2014). Untuk efektivitas komunikasi, Tolak Angin tidak sembarangan dalam

memilih selebriti sebagai endorsernya. Sederet selebriti pernah menjadi endorsernya, yaitu :

Rhenald Kasali, Wynne Prakusya, Setiawan Djody, Sophia Latjuba, Agnes Monic, Ari Lasso,

Dahlan Iskan dan yang kini sedang gencar adalah Nadine Candrawinata. Nadine

Candrawinata adalah mantan Putri Indonesia pada tahun 2015 yang mewakili DKI Jakarta. Ia

mewakili Indonesia di ajang Miss Universe 2006 dan meraih juara kedua untuk budaya

Nasional terbaik dan putri persahabatan (Wikipedia : 2015). Sederet prestasi yang telah

diraihnya membuktikan bahwa Nadine Candrawinata tidak hanya cantik tetapi juga pintar

,hal ini sesuai dengan tag line Tolak Angin ‘Orang pintar minum Tolak Angin’.

Perbedaan hasil penelitian yang ada mendorong peneliti untuk meneliti apakah

celebrity endorser Nadine Candrawinata mampu memaksimalkan proses komunikasi

sehingga menciptakan brand image yang baik yang pada akhirnya mempengaruhi purchase

intention dengan menggunakan model VisCAP (visibility (kepopuleran), credibility

(kredibilitas)attractiveness (daya tarik) dan power (kekuatan))

Diselenggarakan oleh :

LEMBAGA PENELITIAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (LPPM) UNMAS DENPASAR

JL. KAMBOJA NO. 11 A KOTA DENPASAR – PROVINSI BALI

29 – 30 AGUSTUS 2016

841 Unmas

Denpasar

KAJIAN PUSTAKA

Celebrity Endorser

Menurut Shimp (2003:462), selebriti adalah tokoh (aktor, penghibur, atau atlet) yang

dikenal masyarakat karena prestasinya di dalam bidang-bidang yang berbeda dari golongan

produk yang didukung. Para pengiklan dan biro-biro periklanan bersedia membayar mahal

selebriti yang disukai dan dihormati oleh khalayak yang menjadi sasaran dan yang

diharapkan akan mempengaruhi sikap dan perilaku konsumen yang baik terhadap produk

yang didukung. Endorser sering juga disebut direct source (sumber langsung) yaitu seorang

pembicara yang mengantarkan sebuah pesan atau memperagakan sebuah produk atau jasa

(Belch dan Belch, 2004:168). Celebrity endorser adalah individu yang mendapat pengakuan

publik atas prestasinya dan dipercaya untuk menjadi ikon sebuah model iklan (Mc.

Cracken,1989). Menurut Kathri (2006), manfaat celebrity endorseradalah :membangun

kesadaran, menghubungkan secara emosional, quick connect, sarana membangun

diferensiasi merek, sumber imitasi dan karenanya mendorong peningkatan penggunaan

produk dan brand image lebih baik. Selebriti yang digunakan dalam iklan sebaiknya perlu

dievaluasi.Rossiter dan Percy (1987) dalam Rossiter dan Smidts (2012) memperkenalkan

model VisCAP untuk mengevaluasi selebriti sebagai juru bicara, yaitu :visibility

(kepopuleran), credibility (kredibilitas), attractiveness ( daya tarik), power (kekuatan)

Brand Image(citra merek)

Brand (merek) merupakan salah satu bagian terpenting dari suatu produk. Merek dapat

menjadi nilai tambah bagi produk, baik itu berupa barang maupun jasa. Sebuah brand

(merek) membutuhkan image (citra) untuk mengkomunikasikan nilai-nilai yang terkandung

di dalamnya kepada pasar sasarannya. Brand(merek) adalah nama, istilah, tanda, lambang

atau desain atau kombinasi dari semua ini yang memperlihatkan identitas produk atau jasa

dari satu penjual atau sekelompok penjual dan membedakan produk itu dari pesaing (Kotler

dan Armstrong, 2008: 275). Citra adalah cara masyarakat mempersepsikan (memikirkan)

perusahaan atau produknya (Kotler dan Keller, 2008 : 388). Sehingga dapat dikatakan bahwa

brand image adalah persepsi yang ada di benak konsumen mengenai suatu merek. Dimensi

brand image adalah functional image, affective image ( citra dilihat dari sikap terhadap

merek), reputation (citra dilihat dari reputasi merek) (Hariri dan Vazifehdust, 2011)

Purchase Intention (Minat Beli)

Howard dalam Sutantio (2004) mengartikan intention to buy sebagai pernyataan yang

berkaitan dengan batin yang mencerminkan rencana dari pembeli untuk membeli suatu merek

tertentu dalam suatu periode waktu tertentu.Kotler dan Keller (2009 : 137) mengartikan minat

beli sebagai perilaku konsumen yang muncul sebagai respon terhadap objek yang

menunjukkan keinginan pelanggan untuk melakukan pembelian.

Celebrity Endorser Terhadap Brand Image

Salah satu alasan penggunaan selebriti sebagai endorseradalah karena kepopulerannya,

mereka dapat menarik lebih banyak perhatian masyarakat terhadap suatu produk atau merek.

Khatri (2006) menyatakan bahwa di India penggunaan selebriti membawa image positif bagi

Diselenggarakan oleh :

LEMBAGA PENELITIAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (LPPM) UNMAS DENPASAR

JL. KAMBOJA NO. 11 A KOTA DENPASAR – PROVINSI BALI

29 – 30 AGUSTUS 2016

842 Unmas

Denpasar

sebuah merek. Sejalan dengan hal itu,Rini dan Astuti (2012) juga menemukan hal yang sama

dimana celebrity endorser berpengaruh terhadap brand imagesuatu produk. Hal ini berarti

celebrity endorser sangat membantu pembentukan brand image sebuah perusahaan atau

produk.

Hipotesis 1=Celebrity endorser berpengaruh positif terhadap brand image

Celebrity Endorser Terhadap Purchase Intention

Penggunaan selebritis sebagai endorser(juru bicara) menjadi hal biasa dalam bisnis

saat ini, karena mereka dianggap memiliki kekuatan lebih untuk menarik perhatian

masyarakat terhadap suatu produk. Ohanian (1991) menemukan bahwa hanya selebriti yang

dipersepsikan dengan keahlian dibidangnya yang secara signifikan mempengaruhi responden

untuk membeli suatu produk.

Hipotesis 2 =Celebrity endorser berpengaruh positif terhadap purchase intention

Brand Image Terhadap Purchase Intention

Brand image merupakan salah satu pertimbangan penting yang ada di benak konsumen

sebelum melakukan pembelian. Brand image(citra merek) yang positif akan menimbulkan

minat beli yang muncul dari dalam diri konsumen. Batra dan Hormer (2004) menyatakan

bahwa brand imageyang dibentuk melalaui iklan dapat mempengaruhi minat beli.

Hipotesis 3 = Brand image berpengaruh positif terhadap purchase intention

METODE PENELITIAN

Rancangan Penelitian

Penelitian ini termasuk dalam kategori penelitian penjelasan (explanatory research)

yaitu menjelaskan suatu hubungan antara variabel-variabel melalui pengujian hipotesis.

Tujuan penelitian yang hendak dicapai mencakup usaha-usaha yang menjelaskan hubungan

dan pengaruh yang terjadi antar variabel yang diteliti yang dilakukan dengan mengumpulkan

data melalui survey. Hubungan antara variabel independen/eksogen dan dependen/endogen pada

penelitian ini ditunjukan pada Gambar 3.1

Gambar 3.1

Hubungan Variabel Eksogen dan Endogen

Celebrity

Endorser

Brand

Image

Purchase

Intention

Diselenggarakan oleh :

LEMBAGA PENELITIAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (LPPM) UNMAS DENPASAR

JL. KAMBOJA NO. 11 A KOTA DENPASAR – PROVINSI BALI

29 – 30 AGUSTUS 2016

843 Unmas

Denpasar

Lokasi dan Obyek Penelitian

Lokasi penelitian ini akan dilakukan di Kota Denpasar dengan obyek penelitian analisis

efektivitas celebrity endorser terhadap pembentukan brand image dan dampaknya terhadap

purchase intention

Identifikasi Variabel Penelitian

Umumnya variabel-variabel penelitian dalam bidang pemasaran dan perilaku konsumen

kebanyakan diukur secara tidak langsung. Variabel seperti itu disebut dengan konstruk atau

latent variable. Secara garis besar variabel dalam penelitian ini dapat diidentifikasikan menjadi

dua yaitu variabel independen/eksogen dan variabel dependen/endogen. Variabel

independen/eksogen dalam penelitian ini adalah celebrity endorser (X) dan variabel

dependen/endogen dalam penelitian ini adalah brand image Y1) dan purchase intention (Y2)

Konstruk/variabel celebrity endorser(X) dibangun berdasarkan penelitian yang dilakukan

oleh Rossiter dan Percy (1987) dalam Rossiter dan Smidts (2012). Variabel/konstruk Brand

image (Y1) dibangun berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Hariri dan Vazifehdust

(2011). Konstruk/variabel purchase intention(Y2) dibangun berdasarkan penelitian yang

dilakukan oleh Sthepanie, dkk. (2013) .

Metode Penentuan Sampel

Populasi (population) mengacu pada keseluruhan kelompok, orang, kejadian atau hal

minat yang ingin peneliti investigasi (Sekaran, 2006:121). Populasi dalam penelitian ini

adalah seluruh penonton dan konsumen produk Tolak Angin, yang tidak diketahui secara

pasti jumlahnya.Sampel adalah bagian dari jumlah populasi yang dimiliki oleh populasi

tersebut (Sekaran, 2006:122). Sesuai dengan alat analisis yang digunakan yaitu Structural

Equation Model (SEM) maka penentuan jumlah sampel yang representatif antara 100-200

(Ferdinand, 2002:51). Teknik penentuan sampel yang dipakai dalam penelitian ini adalah non

probability sampling, yaitu kombinasi antara purposive sampling dan convenience sampling.

Tahap pertama yaitu purposive sampling, dengan kriteria responden adalah responden yang

pernah melihat iklan produk Tolak Angin dengan Nadine Candrawinata sebagai endorsernya,

dan yang memiliki tingkat pendidikan minimal SMP, dengan pertimbangan dianggap mampu

untuk menjawab pertanyaan kuesioner secara objektif, dan tahap kedua dengan convenience

sampling yaitu dengan memberikan kuesioner kepada responden yang mudah ditemui

sepanjang memenuhi kriteria tersebut.

Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan

mengajukan daftar pertanyaan mengenai celebrity endorser, brand image dan purchase

intention. Penyusunan alternatif jawaban dalam dalam kuesioner menggunakan Skala Likert

dengan lima kategori yang berkisar antara sangat tidak setuju hingga sangat setuju.

Teknik Analisis Data

Berdasarkan model penelitian ini dan cara pengukuran variabel-variabel penelitian

maka metode analisis data yang digunakan adalah Structural Equation Model (SEM) dengan

WarpPLS 4.0. Ferdinand (2002:7) mengungkapkan bahwa SEM memungkinkan untuk dapat

Diselenggarakan oleh :

LEMBAGA PENELITIAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (LPPM) UNMAS DENPASAR

JL. KAMBOJA NO. 11 A KOTA DENPASAR – PROVINSI BALI

29 – 30 AGUSTUS 2016

844 Unmas

Denpasar

menjawab pertanyaan penelitian yang bersifat regresif maupun dimensional (yaitu mengukur

apa dimensi-dimensi dari sebuah konsep). Pada saat seorang peneliti menghadapi pertanyaan

penelitian berupa identifikasi dimensi-dimensi sebuah konsep atau konstruk dan pada saat

yang sama ingin mengukur pengaruh atau derajat hubungan antar faktor yang telah

diidentifikasi dimensi-dimensinya, maka SEM akan memungkinkan untuk melaksanakannya.

SEM juga merupakan pendekatan integrasi antara analisis faktor dan model persamaan

struktural (Ghozali, 2004:1)

HASIL DAN PEMBAHASAN

Karakteristik Responden

Data penelitian diperoleh dari kuesioner yang telah disebarkan kepada responden sejumlah

150 kuisioner dan yang layak dianalisis sebanyak 115 kuisioner. Berdasarkan data tersebut,

diperoleh karakteristik responden seperti disajikan pada Tabel 4.1

Tabel 5.1

Distribusi Responden Menurut Variabel Demografi Variabel Klasifikasi Jumlah

Orang Persentase

Jenis Kelamin Laki-laki 39 33,9

Perempuan 76 66,1

Jml 115 100

Usia (tahun) 16-25 84 73

26-35 18 15,7

36-45 8 7

>45 5 4,3

Jml 115 100

Pendidikan SD 0 0

SMP 3 2,6

SMU 80 69,6

Akademi 21 18,3

Sarjana 11 9,6

Pasca Sarjana 0 0

Jml 115 100

Pekerjaan PNS 11 9,6

Pegawai Swasta 47 40,9

Wiraswasta 36 31,3

Lain-lain 21 18,3

Diselenggarakan oleh :

LEMBAGA PENELITIAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (LPPM) UNMAS DENPASAR

JL. KAMBOJA NO. 11 A KOTA DENPASAR – PROVINSI BALI

29 – 30 AGUSTUS 2016

845 Unmas

Denpasar

Jml 115 100

Sumber : data primer diolah, 2016

Analisis Data

Dalam analisis SEM-PLS ada evaluasi measurement model (outer model) dan structural

model (inner model). Measurement model digunakan untuk mengetahui validitas dan

reliabilitas suatuindikator yang diuji, sedangkan structural model digunakan untuk menguji

signifikansi parameteryang dirumuskan dalam hipotesis.Uji validitas pada measurement

model meliputi convergent validity dengan kriteria nilai faktor loading sebesar > 0,6 dan nilai

average variance extracted (AVE) > 0,5 dan discriminant validity dengan nilai akar kuadrat

AVE harus lebih tinggi dari korelasi antar variabel. Uji reliabilitas pada measurement model

yaitu dengan kriteria dilihat dari composite reliability >0,70 dan cronbach alpha coefficient

>0,7 (Ghozali, 2012 : 38).

a. Convergent Validity

Berikut disajikan nilai factor loading dan nilai AVE

Tabel 5.2

Combined loadings dan cross loadings

CE BI PI Type SE P value Keterangan

X1.1 1.000 0.000 -0.003 Reflect 0.071 <0.001 Memenuhi C.V

X1.2 1.000 0.000 -0.005 Reflect 0.071 <0.001 Memenuhi C.V

X1.3 1.000 0.000 -0.005 Reflect 0.071 <0.001 Memenuhi C.V

X2.1 1.000 0.000 -0.000 Reflect 0.071 <0.001 Memenuhi C.V

X2.2 1.000 -0.000 -0.000 Reflect 0.071 <0.001 Memenuhi C.V

X2.3 1.000 -0.000 0.000 Reflect 0.071 <0.001 Memenuhi C.V

X2.4 1.000 -0.000 -0.003 Reflect 0.071 <0.001 Memenuhi C.V

X2.5 0.008 0.001 0.876 Reflect 0.071 0.453 Tidak Memenuhi

X2.6 0.007 0.001 0.590 Reflect 0.071 0.461 Tidak Memenuhi

X2.7 0.006 0.001 0.466 Reflect 0.071 0.469 Tidak Memenuhi

X2.8 0.005 0.000 0.479 Reflect 0.071 0.473 Tidak Memenuhi

X3.1 1.000 -0.000 -0.001 Reflect 0.071 <0.001 Memenuhi C.V

X3.2 1.000 -0.000 -0.003 Reflect 0.071 <0.001 Memenuhi C.V

X.3.3 1.000 -0.000 -0.001 Reflect 0.071 <0.001 Memenuhi C.V

X4.1 0.007 0.002 0.570 Reflect 0.071 0.463 Tidak Memenuhi

Y.1.1 0.000 1.000 -0.001 Reflect 0.071 <0.001 Memenuhi C.V

Y.1.2 -0.000 1.000 0.004 Reflect 0.071 <0.001 Memenuhi C.V

Y.1.3 -0.000 1.000 -0.000 Reflect 0.071 <0.001 Memenuhi C.V

Diselenggarakan oleh :

LEMBAGA PENELITIAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (LPPM) UNMAS DENPASAR

JL. KAMBOJA NO. 11 A KOTA DENPASAR – PROVINSI BALI

29 – 30 AGUSTUS 2016

846 Unmas

Denpasar

Y.1.4 -0.000 1.000 0.001 Reflect 0.071 <0.001 Memenuhi C.V

Y.1.5 0.000 1.000 -0.002 Reflect 0.071 <0.001 Memenuhi C.V

Y.1.6 0.000 1.000 0.002 Reflect 0.071 <0.001 Memenuhi C.V

Y.1.7 0.000 1.000 -0.003 Reflect 0.071 <0.001 Memenuhi C.V

Y.1.8 -0.000 1.000 0.000 Reflect 0.071 <0.001 Memenuhi C.

Y.2.1 0.003 0.001 0.672 Reflect 0.071 <0.001 Memenuhi C.V

Y.2.3 -0.001 -0.002 0.795 Reflect 0.071 <0.001 Memenuhi C.V

Sumber : data primer diolah, 2016

Dari Table 5.2 dapat dilihat bahwa variable X2.5, X2.6, X2.7, X2.8 daan X4.1 tidak

memenuhi convergent validity, maka dari itu perlu dilakukan penghapusan indikator.

Tabel 5.3

Combined loading setelah penghapusan indikator

CE BI PI Type (aSE P value Keterangan

X1.1 1.000 0.000 -0.000 Reflect 0.071 <0.001 Memenuhi C.V

X1.2 1.000 0.000 -0.002 Reflect 0.071 <0.001 Memenuhi C.V

X1.3 1.000 0.000 -0.003 Reflect 0.071 <0.001 Memenuhi C.V

X2.1 1.000 0.000 0.001 Reflect 0.071 <0.001 Memenuhi C.V

X2.2 1.000 0.000 0.002 Reflect 0.071 <0.001 Memenuhi C.V

X2.3 1.000 -0.000 0.002 Reflect 0.071 <0.001 Memenuhi C.V

X2.4 1.000 -0.000 -0.001 Reflect 0.071 <0.001 Memenuhi C.V

X3.1 1.000 -0.000 0.001 Reflect 0.071 <0.001 Memenuhi C.V

X3.2 1.000 -0.000 -0.002 Reflect 0.071 <0.001 Memenuhi C.V

X.3.3 1.000 -0.000 0.001 Reflect 0.071 <0.001 Memenuhi C.V

Y.1.1 0.000 1.000 -0.002 Reflect 0.071 <0.001 Memenuhi C.V

Y.1.2 -0.000 1.000 0.004 Reflect 0.071 <0.001 Memenuhi C.V

Y.1.3 -0.000 1.000 0.002 Reflect 0.071 <0.001 Memenuhi C.V

Y.1.4 0.000 1.000 0.000 Reflect 0.071 <0.001 Memenuhi C.V

Y.1.5 0.000 1.000 -0.002 Reflect 0.071 <0.001 Memenuhi C.V

Y.1.6 0.000 1.000 0.001 Reflect 0.071 <0.001 Memenuhi C.V

Y.1.7 0.000 1.000 -0.002 Reflect 0.071 <0.001 Memenuhi C.V

Y.1.8 0.000 1.000 -0.001 Reflect 0.071 <0.001 Memenuhi C.V

Y.2.1 0.003 0.002 0.699 Reflect 0.071 <0.001 Memenuhi C.V

Diselenggarakan oleh :

LEMBAGA PENELITIAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (LPPM) UNMAS DENPASAR

JL. KAMBOJA NO. 11 A KOTA DENPASAR – PROVINSI BALI

29 – 30 AGUSTUS 2016

847 Unmas

Denpasar

Y.2.2 -0.001 0.000 0.812 Reflect 0.071 <0.001 Memenuhi C.V

Y.2.3 -0.002 -0.002 0.773 Reflect 0.071 <0.001 Memenuhi C.V

Sumber : data primer diolah, 2016.

Dari table 5.3 dapat dilihat semua indikator memiliki nilai cross loading> 0,6

Pengukuran lain dari convergent validity adalah dengan melihat nilai AVE,

Tabel 5.4

Nilai AVE

CE BI PI

0.909 1.000 0.581

Sumber : data prier diolah, 2016

Dari table 5.4 dapat dilihat nilai AVE setiap konstruk >0,5. Berdasarkan hal tersebut maka

dapat dikatakan bahwa semua konstruk telah memenuhi convergent validity.

b. Discriminant validity

Tabel 5.5

Nilai discriminant validity

CE BI PI

CE (0.953) 0.000 0.006

BI 0.000 (1.000) 0.006

PI 0.006 0.006 (0.762)

Sumber : data primer diolah, 2016

Berdasarkan table 5.5 dapat diketahui keseluruhan idikator memenuhi kriteria discriminant

validity, dimana konstruk celebrity endorser memiliki nilai 0,953 > 0,000 dan 0,006,

konstruk brand image memiliki nilai 1,000>0,000 dan 0,006, konstruk purchase intention

memiliki nilai 0,762 > 0,006 dan 0,006

c. Composite Reliability

Pengujian selanjutnya adalah uji reliabilitas konstruk yang dapat dilihat dari composite

reliability dan cronbach alpha>0,70.

Tabel 5.6

Nilai discriminant validity dan croanbach alpha

No Variabel Composite

Reliability

Croanbach

Alpha

X 0,990 0,980

Y1 1,000 1,000

Y2 0,806 0,638

Sumber : data primer diolah, 2016

Diselenggarakan oleh :

LEMBAGA PENELITIAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (LPPM) UNMAS DENPASAR

JL. KAMBOJA NO. 11 A KOTA DENPASAR – PROVINSI BALI

29 – 30 AGUSTUS 2016

848 Unmas

Denpasar

Dari Tabel 5.6 dapat diketahui nilai composite reliability dan cronbach alpha>0,70, sehingga

keseluruhan variable telah memenuhi composite reliability dan cronbach alpha

Setelah semua data dinyatakan valid dan reliabel, berikutnya dilanjutkan ke stuctural

model yangmeliputi uji kecocokan (Model Fit Indices), path coefficient, dan Coefficient of

determination (R2). Uji kecocokan (Model Fit Indices) memiliki 3 indeks pengujian dan

masing masing memiliki kriteria yaitu, Average Path Coefficient (APC) dengan P-value <

0.05, Average R-Squared (ARS) dengan Pvalue< 0.05 dan Average Variance Inflation Factor

(AVIF) < 5 (Latan dan Ghozali, 2012:129). Berdasarkan hasil yang telah diolah dengan

menggunakan program WarpPLS 4.0, menujukan nilai APC memiliki P-value <0.001, ARS

memiliki P-value < 0.001 dan AVIF memiliki nilai tidak lebih besar dari 5 yaitu 1,413.

Dengan begitu menunjukan bahwa ketiga kriteria ini memenui syarat dan dapat dinyatakan

bahwa model sudah fitdengan data dan model dapat digunakan.Selanjutnya dilanjutkan

dengan melakukan uji hipotesis terhadap path coefficient untuk mengetahuiada atau tidaknya

hubungan antara variabel yang diuji dengan membandingkan nilai p-value dengan tingkat

kesalahan 5% (α= 0,05). Nilai p-value didapat dari hasil output dimana hasilnya signifikan

dan dinyatakan memiliki hubungan jika nilainya lebih kecil dari alpha 0,05. Tabel 5.7

menyajikan hasil path coefficient dan p-value

Tabel 5.7

Hasil uji hipotesis Hipotesis Pengaruh Antara Β P-value Keputusan

H1 Credibilitas

Celebrity

Endorser

Brand

Image

0,699 0,001 Diterima

H2 Credibilitas

Celebrity

Endorser

Purchase

Intention

0,284 0,001 Diterima

H3 Brand

Image

Purchase

Intention

0,362 0,001 Diterima

Sumber : data primer diolah, 2016.

Berdasarkan hasil uji hipotesis, dapat diperoleh dari H1 yang dinyatakan diterima yang

artinya kredibilitas celebrity endorser memiliki pengaruh yang signifikan terhadap brand

image dengan nilai β=0,699yang berarti semakin baik kredibilitas celebrity endorser maka

akan semakin baik brand image produk Tolak Angin. Hasil penelitian ini sejalan dengan Rini

dan Astuti (2012). H2 dinyatakan diterima yang berarti kredibilitas celebrity endorser

memiliki pengaruh yang signifikan terhadap purchase intention (niat beli)dengan nilai β=

0,284 yang berarti semakin baik kredibilitas celebrity endorser maka akan semakin baik juga

purchase intention (niat beli) produk Tolak Angin. H3 dinyatakan diterima yang artinya

brand imagememiliki pengaruh yang signifikan terhadap purchase intentiondengan nilai β=

0,362 yang berarti semakin baik brand imagemaka akan semakin baik juga purchase

intention produk Tolak Angin. Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang

dilakukan oleh Batra dan Hormer (2004)

Diselenggarakan oleh :

LEMBAGA PENELITIAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (LPPM) UNMAS DENPASAR

JL. KAMBOJA NO. 11 A KOTA DENPASAR – PROVINSI BALI

29 – 30 AGUSTUS 2016

849 Unmas

Denpasar

SIMPULAN

Berdasarkan hasil analisis data, pengujian hipotesis dan pembahasan, maka dapat

disimpulkan sebagai berikut:

a. Celebrity endorser berpengaruh positif terhadap purchase intention (minat beli). Hal

ini berarti semakin tinggi kredibilitas celebrity endorser maka semakin tinggi

purchase intention (minat beli) konsumen terhadap produk Tolak Angin

b. Celebrity endorser berpengaruh positif terhadap brand image (citra merk). Hal ini

berarti semakin tinggi kredibilitas celebrity endorser maka semakin baik pula brand

image (citra merk) Produk Tolak Angin.

c. Brand image (citra merk) berpengaruh positif terhadap purchase intention (minat

beli). Hal ini berarti semakin baik brand image (citra merk) maka semakin tinggi juga

purchase intention (minat beli)

SARAN

a. Manajemen perusahaan dalam memilih selebriti sebagai endorser agar tetap

mempertmbangkan kredibilitas dan image yang dimilikinya.

b. Penelitian selanjutnya disarankan untuk dapat mengembangkan faktor-faktor

yang dapat mempengaruhi brand image (citra merk) dan purchase intention (minat

beli)

DAFTAR PUSTAKA

Batra, R., dan Homer, P.M 2004.The Situtional Impact of Brand Image Belief. Journal of

Consumer Phsychology. 318-330.

Belch, George E & Michael A. Belch. 2003. Advertising and Promotion : An Integrated

Marketing Communication Perspective. Internasional Edition.New York : McGraw

Hill

Darmansyah., Muhartini Salim., dan Syamsul Bachri. (2014). Pengaruh Celebrity Endorser

terhadap Keputusan Pembelian Produk di Indonesia (Penelitian Online). Jurnal

Aplikasi Manajemen. Vol. 12, No. 2

Ferdinand, A. 2002. Structural Equation Modeling Dalam Penelitian Manajemen. Semarang

: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Ghozali, I. 2004. Persamaan Struktural, Konsep, dan Aplikasi dengan Program AMOS

Ver.5.0. Semarang : Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Hariri, Mahsa dan Hossein Vazifehdust. 2011. How does Brand Extension Affect Brand

Image?.International Conference on Business and Economics Research. Vol1.

IACSIT Press, Kuala Lumpur, Malaysia

Khatri, Puja. 2006. Celebrity Endorsement : A Strategic Promotion Perspective. Indian

Media Studies Journal. Vol. 1. No. 1. July-Desember

Kotler, Philip dan Kevin Lane Keller. 2008. Manajemen Pemasaran. Jilid 1. Edisi

Keduabelas. Jakarta : Indeks

Kotler, Philip dan Kevin Lane Keller. 2009. Manajemen Pemasaran. Jilid 2. Edisi

Ketigabelas. Jakarta : Erlangga

Kotler, Philip dan Gary Armstrong. 2008. Prinsip-Prinsip Pemasaran. Jilid 1 Edisi

keduabelas.Jakarta : Erlangga

McCracken, G. (1989), "Who is the Celebrity endorser? Cultural Foundation of the

Endorsement Process".Journal of Consumer Research.16, (December), pp. 310-321.

Diselenggarakan oleh :

LEMBAGA PENELITIAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (LPPM) UNMAS DENPASAR

JL. KAMBOJA NO. 11 A KOTA DENPASAR – PROVINSI BALI

29 – 30 AGUSTUS 2016

850 Unmas

Denpasar

Ohanian, Roobina . 1991. The impact of celebrity spokespersons' perceived image on

consumers' intention to purchase.Journal of Advertising Research, Vol 31(1), 46-54.

Royan, Frans. 2004. Marketing Celebrities.Jakarta : PT. Elex Media Komputindo

Rini, Endang Sulistya dan Dina Widya Astuti. 2012. Pengaruh Agnes Monica Sebagai

Celebrity Endorser Terhadap Pembentukan Brand Image Honda Vario. Jurnal Bisnis

dan Manajemen. Vol. 6, No 1 Januari 2012. Hal 1-12

Rossiter, John R dan Ale Smdts. 2012. Print Advertising : Celebrity Presenters.Journal of

Business Research 65. 874-879

Schiffman, Kanuk dan Leslie Lazar Kanuk. 2008. Perilaku Konsumen. Edisi Ketujuh.Jakarta

: Indeks

Sekaran, U. 2006. Metodelogi Penelitian untuk Bisnis. Edisi Kedua. Jakarta :Salemba Empat

Shimp, Terence A. 2003. Periklanan Promosi dan Aspek Tambahan Komunikasi Pemasaran

Terpadu. Edisi ke 5. Jakarta : Erlangga

Siswanto, Sutojo. 2004. Membangun Citra Perusahaan. Jakarta : Damar Mulia Pustaka.

Stephanie, Elizabeth., Leonid J.R., dan Yohanes S. K. 2013. Analisa Pengaruh Rio Dewanto

dan donita Sebagai Celebrity Endorser Terhadap Minat Beli Produk Axe Anarchy

Dengan Gaya Tarik Iklan dan Efek Iklan Sebagai Variabel Intervening.Jurnal

Manajemen Pemasaran. Vol. 1, No. 2, Hal 1-9

Sutantio, Magdalena. 2004. Studi Mengenai Pengembangan Minat Beli Merek Ekstensi;

Studi Kasus Produk Sharp di Surabaya.Jurnal Sains Pemasaran Indonesia, Vol.III

www.marketing.co.id, diakses tanggal 2 April 2015.

www.wikipedia.org/wiki/Nadine_Chandrawinata, diakses tanggal 22 April 2015