analisis deskriptif nilai tahanan dari sistem pentanahan di sentral telepon otomat (sto) kaliasem -...

9
ANALISIS DESKRIPTIF KUALITAS TAHANAN DARI SISTEM PENTANAHAN DI SENTRAL TELEPON OTOMAT (STO) KALIASEM – DENPASAR Eko Hariyanto (1019451048) Jurusan Teknik Elektro Universitas Udayana [email protected] Abstrak Sistem pentanahan sangat diperlukan dalam menunjang pengamanan sebuah sistem tenaga listrik. Sentral Telepon Otomat (STO) Kaliasem adalah salah satu sistem yang memerlukan sebuah sistem pengamanan yang handal karena STO Kaliasem berperan sebagai pusat dari seluruh STO di Bali. Banyak terdapat perangkat telekomunikasi yang sangat rawan terhadap bahaya sambaran petir. Jika hal ini tidak diperhatikan secara serius, maka akan sangat berbahaya bagi perangkat tersebut yang dapat menjadi rusak dan mengakibatkan jalur telekomunikasi para pelanggan menjadi terganggu. Untuk itu, nilai tahanan dari sistem pentanahan di STO Kaliasem harus terus dievaluasi setiap 6 bulan sekali (PUIL, 2000). Hal ini bertujuan untuk mengetahui nilai tahanan dan masih baik atau tidaknya kualitas sistem pentanahan pada STO Kaliasem. Seluruh perangkat di Sentral Telepon Otomat (STO) masih memenuhi standar yang diijinkan dimana sistem pentanahan yang digunakan adalah sistem pelat dan besar nilai tahanan pentanahan dari hasil pengukuran pada bulan terakhir, yaitu bulan Desember rata – rata sebesar 0,69 Ω sehingga nilai tersebut masih sangat baik karena nilai tahanan jauh lebih kecil dari nilai maksimum yang diijinkan adalah < 3 Ω (PT. Telkom, 1994). Kata Kunci : nilai tahanan pentanahan, sambaran petir Abstract Grounding system is needed to secure the electrical power system. Sentral Telepon Otomat (STO) Kaliasem is one of the system that need the hidhest trade of the grounding system because STO Kaliasem is the center that manage all of STO in Bali. There are many communication hardware from the dangerous thunderclap. If It’s not getting attention very well, then it will be dangerous for the hardware which can be disturbed and it can make communication highway of consumer to be shut down. SO, the resistance of the grounding system at STO Kaliasem is needed to evaluate once every 6 months (PUIL, 2000). It’s purpose to know the resistance of the grounding system and the quality of the grounding system which is used by STO Kaliasem. All of the hardware on the Sentral Telepon Otomat (STO) Kaliasem has suitable with the standard resistance, Its grounding system use metal sheet system and the number of the resistance that has been measured on December is 0,69 Ω. It’s still great number because teh resistance number still far and less than 3 Ω (PT. Telkom, 1994). Keywords : grounding resistance, thunderclap 1. PENDAHULUAN Sistem pentanahan diperlukan untuk mengamankan suatu gedung atau peralatan elektronik yang ada di dalamnya agar tidak mengalami kerusakan akibat terkena sambaran petir. Untuk gedung, diperlukan nilai tahanan pentanahan < 5 ohm (PUIL 2000). Untuk pentanahan peralatan elektronik dibutuhkan

Upload: hariyanto-eko

Post on 24-Oct-2015

328 views

Category:

Documents


6 download

TRANSCRIPT

Page 1: Analisis Deskriptif Nilai Tahanan Dari Sistem Pentanahan Di Sentral Telepon Otomat (Sto) Kaliasem - Denpasar

ANALISIS DESKRIPTIF KUALITAS TAHANAN DARI SISTEM PENTANAHAN DI SENTRAL TELEPON OTOMAT (STO) KALIASEM – DENPASAR

Eko Hariyanto (1019451048)Jurusan Teknik Elektro

Universitas [email protected]

AbstrakSistem pentanahan sangat diperlukan dalam menunjang pengamanan sebuah sistem tenaga listrik.

Sentral Telepon Otomat (STO) Kaliasem adalah salah satu sistem yang memerlukan sebuah sistem pengamanan yang handal karena STO Kaliasem berperan sebagai pusat dari seluruh STO di Bali. Banyak terdapat perangkat telekomunikasi yang sangat rawan terhadap bahaya sambaran petir. Jika hal ini tidak diperhatikan secara serius, maka akan sangat berbahaya bagi perangkat tersebut yang dapat menjadi rusak dan mengakibatkan jalur telekomunikasi para pelanggan menjadi terganggu. Untuk itu, nilai tahanan dari sistem pentanahan di STO Kaliasem harus terus dievaluasi setiap 6 bulan sekali (PUIL, 2000). Hal ini bertujuan untuk mengetahui nilai tahanan dan masih baik atau tidaknya kualitas sistem pentanahan pada STO Kaliasem.

Seluruh perangkat di Sentral Telepon Otomat (STO) masih memenuhi standar yang diijinkan dimana sistem pentanahan yang digunakan adalah sistem pelat dan besar nilai tahanan pentanahan dari hasil pengukuran pada bulan terakhir, yaitu bulan Desember rata – rata sebesar 0,69 Ω sehingga nilai tersebut masih sangat baik karena nilai tahanan jauh lebih kecil dari nilai maksimum yang diijinkan adalah < 3 Ω (PT. Telkom, 1994).Kata Kunci : nilai tahanan pentanahan, sambaran petir

AbstractGrounding system is needed to secure the electrical power system. Sentral Telepon Otomat (STO)

Kaliasem is one of the system that need the hidhest trade of the grounding system because STO Kaliasem is the center that manage all of STO in Bali. There are many communication hardware from the dangerous thunderclap. If It’s not getting attention very well, then it will be dangerous for the hardware which can be disturbed and it can make communication highway of consumer to be shut down. SO, the resistance of the grounding system at STO Kaliasem is needed to evaluate once every 6 months (PUIL, 2000). It’s purpose to know the resistance of the grounding system and the quality of the grounding system which is used by STO Kaliasem.

All of the hardware on the Sentral Telepon Otomat (STO) Kaliasem has suitable with the standard resistance, Its grounding system use metal sheet system and the number of the resistance that has been measured on December is 0,69 Ω. It’s still great number because teh resistance number still far and less than 3 Ω (PT. Telkom, 1994).Keywords : grounding resistance, thunderclap

1. PENDAHULUANSistem pentanahan diperlukan untuk

mengamankan suatu gedung atau peralatan elektronik yang ada di dalamnya agar tidak mengalami kerusakan akibat terkena sambaran petir. Untuk gedung, diperlukan nilai tahanan pentanahan < 5 ohm (PUIL 2000). Untuk pentanahan peralatan elektronik dibutuhkan nilai tahanan pentanahan < 3 ohm (PT. Telkom, 1994). Kedua batas maksimum tersebut bertujuan agar gedung dan peralatan elektronik tersebut terhindar dari bahaya sambaran petir.

PT. Telkom Denpasar memiliki peralatan elektronik yang sangat penting karena berhubungan dengan jalur komunikasi dan informasi di Indonesia, terutama di Bali. Tower dan benda – benda elektronik yang ada di dalamnya harus dijaga kinerjanya agar tidak terputus dan menyebabkan peralatan menjadi rusak dan jalur komunikasi menjadi mati.

PT. Telkom Bali memiliki STO yang bertempat di Kaliasem, Denpasar. STO ini memiliki 16000 satuan sambungan telepon dan berperan sebagai pusat STO di wilayah Bali. Pengamanan terhadap seluruh komponen penting pada STO ini, baik gedung maupun peralatan yang ada di dalamnya

harus diperhatikan secara periodik yaitu dengan melakukan evaluasi setiap 6 bulan agar dapat mengetahui kelayakan nilai tahanan dari sistem pentanahan sehingga kerusakan alat akibat sambaran petir bisa dihindari (PUIL, 2000). Selain itu, dari evaluasi yang dilakukan secara berkala, kualitas dari tahanan sistem pentanahan dapat diketahui dan dapat meramalkan tindakan apa yang harus dilakukan berikutnya. Tindakan evaluasi tersebut diperlukan agar kinerja alat pada tower STO yang secara kontinyu tidak terganggu akibat gangguan berupa sambaran petir.

Maka dari itu, artikel ini akan menganalisis secara deskriptif tentang kualitas sistem pentanahan pada STO di Kaliasem guna dapat mengetahui nilai tahanan dari sistem pentanahan, apakah sudah memenuhi batas nilai yang diijinkan.

2. RUMUSAN MASALAHDari latar belakang di atas dapat dirumuskan

beberapa hal sebagai berikut :1. Berapakah besar nilai tahanan dari sistem

pentanahan pada semua peralatan yang ada di Sentral Telepon Otomat (STO) Kaliasem?

Page 2: Analisis Deskriptif Nilai Tahanan Dari Sistem Pentanahan Di Sentral Telepon Otomat (Sto) Kaliasem - Denpasar

2. Apakah nilai tahanan pentanahan untuk semua peralatan yang ada di STO Kaliasem sudah memenuhi standar yang diijinkan?

3. TINJAUAN PUSTAKA3.1 Pentanahan

Sistem pentanahan berguna untuk memperoleh potensial yang merata dalam suatu bagian struktur dan peralatan serta untuk memperoleh impedansi yang rendah sebagai jalan balik arus hubung singkat ke tanah. Bila arus hubung singkat ke tanah dipaksakan mengalir melalui tanah dengan tahanan yang tinggi akan menimbulkan perbedaan tegangan yang besar dan berbahaya. Hal yang perlu diperhatikan dalam perancangan sistem pentanahan adalah tidak timbulnya bahaya tegangan langkah dan tegangan sentuh, yaitu (Hutahuruk, 1991) :1. Tegangan Sentuh

Tegangan sentuh adalah tegangan yang terdapat diantara suatu obyek yang disentuh dan suatu titik berjarak 1 meter, dengan asumsi bahwa obyek yang disentuh dihubungkan dengan kisi – kisi pengetanahan yang berada dibawahnya.

2. Tegangan LangkahTegangan langkah adalah tegangan yang timbul di antara dua kaki orang yang sedang berdiri di atas tanah yang sedang dialiri oleh arus kesalahan ke tanah. Dalam hal ini dimisalkan jarak antara kedua kaki orang adalah 1 meter dan diameter kaki dimisalkan 8 cm dalam keadaan tidak memakai sepatu.

3.2 Jenis – Jenis Elektroda PentanahanElektroda pentanahan adalah penghantar

yang ditanam dalam tanah dan membuat kontak langsung dengan tanah. Adanya kontak langsung tersebut bertujuan agar diperoleh pelaluan arus yang sebaik-baiknya apabila terjadi gangguan sehingga arus tersebut disalurkan ketanah.

Menurut PUIL (2000), elektroda adalah pengantar yang ditanamkan ke dalam tanah yang membuat kontak lansung dengan tanah. Untuk bahan elektroda pentanahan biasanya digunakan bahan tembaga, atau baja yang bergalvanis atau dilapisi tembaga. Jenis-jenis elektroda yang digunakan dalam pentanahan adalah sebagai berikut :1. Elektroda Batang

Elektroda batang adalah elektroda dari pipa besi baja profil atau batangan logam lainnya yang dipancangkan ke dalam tanah secara dalam. Panjang elektroda yang digunakan sesuai dengan pentanahan yang diperlukan.

2. Elektroda Bentuk PlatElektroda plat adalah elektroda dari plat logam. Pada pemasangannya elektroda ini dapat ditanam tegak lurus atau mendatar tergantung dari tujuan penggunaannya. Bila digunakan sebagai elektroda pembumian pengaman maka cara pemasangannya adalah tegak lurus dengan kedalaman kira-kira 1 meter di bawah permukaan tanah dihitung dari sisi plat sebelah atas. Bila digunakan sebagai elektroda pengatur yaitu mengatur kecuraman gradien tegangan

guna menghindari tegangan langkah yang besar dan berbahaya, maka elektroda plat tersebut ditanam mendatar.

Gambar 3.1 Elektroda Batang dan Lapisan – lapisan Tanah di Sekeliling Elektroda

Gambar 3.2 Elektroda Plat Dipasang Vertikal

3. Elektroda Bentuk PitaElektroda ini merupakan logam yang mempunyai penampang yang berbentuk pita atau dapat juga berbentuk bulat, pita yang dipilin atau dapat juga berbentuk kawat yang dipilin. Elektroda ini dapat ditanam secara dangkal pada kedalaman antara 0,5 sampai 1 meter dari permukaan tanah, tergantung dari kondisi dan jenis tanah. Dalam pemasangannya elektroda pita ini dapat ditanam dalam bentuk memanjang, radial, melingkar atau kombinasi dari lingkaran dan radial.

Gambar 3.3 Jenis – jenis Elektroda Pita dan Cara Pemasangannya

3.3 Pengujian ElektrodaElektroda pentanahan sebelum dipasarkan

harus melalui beberapa pengujian seperti (Nugraha, 1999) :1. Uji jenis

Pengujian untuk mengetahui sifat-sifat menyeluruh (lengkap) dari elektroda pentanahan. Pengujian ini pada umumnya hanya dilakukan sekali untuk setiap jenis dari setiap pabrik pembuat.

2. Uji contohPengujian untuk mengetahui sifat-sifat tertentu dari sejumlah elektroda pentanahan yang akan diserah terimakan. Pengujian ini dilaksanakan pada beberapa elektroda pentanahan yang

Page 3: Analisis Deskriptif Nilai Tahanan Dari Sistem Pentanahan Di Sentral Telepon Otomat (Sto) Kaliasem - Denpasar

diambil menurut cara tertentu sedemikian rupa sehingga mewakili sejumlah elektroda pentanahan.

3. Uji rutinPengujian untuk memisahkan elektroda pentanahan yang cacat atau menyimpang dari persyaratan dalam standar yang telah ditentukan. Pengujian ini dilaksanakan pada setiap elektroda pentanahan yang diproduksi.

3.4 Sifat – Sifat dari Sebuah Sistem Elektroda TanahHambatan arus yang melewati sistem

elektroda tanah mempunyai tiga komponen yaitu (Sudiarto, 2005) :a. Tahanan pasaknya sendiri dan sambungan –

sambungannya.b. Tahanan kontak antara pasak dengan tanah

sekitarnya.c. Tahanan tanah sekelilingnya.

Tahanan antara elektroda dan tanah jauh lebih kecil dari yang biasanya diduga. Apabila elektroda bersih dari minyak atau cat dan tanah dapat dipasak dengan kuat, maka Biro Standarisasi Nasional Amerika Serikat menyatakan bahwa tahanan kontak dapat diabaikan (Pabla, 1986).

Pasak dengan tahanan seragam yang ditanam ke tanah akan menghantarkan arus ke semua jurusan. Ditinjau dari suatu pasak yang ditanam di tanah yang terdiri atas lapisan-lapisan tanah dengan ketebalan yang sama. Lapisan tanah terdekat dengan pasak dengan sendirinya memiliki permukaan paling sempit sehingga memberikan tahanan terbesar. Lapisan berikutnya karena lebih luas, memberikan tahanan yang lebih kecil. Demikian seterusnya sehingga pada suatu jarak tertentu dari pasak, lapisan tanah tidak menambah besarnya tahanan tanah sekeliling pasak, jarak ini disebut daerah tahanan efektif (Pabla, 1986).

Gambar 2.4 Komponen – Komponen Pentanahan

3.5 Faktor Yang Mempengaruhi Tahanan Pentanahan

Suatu elektroda pentanahan tidak bisa ketika ditanamkan ke dalam tanah seketika memperoleh hasil yang baik, dalam hal ini nilai tahanan yang rendah. Banyak faktor, keduanya alami dan manusia, bisa mempengaruhi hasil. Faktor – faktor tersebut antara lain (PUIL, 2000):1. Resistivitas Bumi

Resistivitas listrik dari bumi (tahanan bumi untuk mengalirkan arus) menjadi bagian penting. Resistivitas bumi (ohm·meter) merupakan nilai

resistansi dari bumi yang menggambarkan nilai konduktivitas listrik bumi dan didefinisikan sebagai tahanan, dalam ohm, antara permukaan yang berlawanan dari suatu kubus satu meter kubik dalam volume.

Tabel 3.1 Nilai Resistivitas Tanah menurut PUIL 2000Jenis Tanah Resistivitas (Ω–m)

Tanah Rawa 10-40

Tanah Liat 20 -100

Pasir Basah 50-200

Kerikil Basah 200 - 3000

Kerikil Kering < 10000

Tanah Berbatu 2000 - 30000

2. Kelembaban TanahTanah manapun, dengan nilai kelembaban nol, bersifat isolasi. Kondisi ini jarang ditemui kecuali di area padang pasir atau selama periode dari musim kering ekstrim.

3. Kandungan Mineral TanahAir yang tidak mengandung garam mineral merupakan bahan isolasi sama halnya dengan tanah dengan kelembaban nol.

4. TemperaturJika temperatur tanah berkurang, maka resistivitasnya meningkat terutama ketika temperatur tanah turun di bawah titik beku air, resistivitas akan meningkat dengan cepat.

3.6 Teknik Pengkondisian TanahTahanan jenis tanah pada suatu daerah perlu

diturunkan. Cara untuk menurunkan tahanan jenis tanah ini disebut dengan teknik pengkondisian tanah. Dengan cara ini tahanan jenis tanah menjadi lebih rendah dari harga semula, sehingga elektroda pentanahan yang ditanam mempunyai harga tahanan pentanahan yang rendah. Adapun macam – macam teknik pengkondisian tanah yaitu (Huwae, 2004) :1. Teknik bentonit.2. Teknik kokas atau arang.3. Teknik tepung logam.4. Teknik gararn.5. Teknik semen konduktif.

Pemilihan teknik pengkondisian tanah tersebut disesuaikan dengan kondisi lokasi yang tergantung pada (Huwae, 2004) :1. Kemudahan memperoleh bahan-bahan.2. Kemudahan Pemasangan.3. Kemudahan Pemeliharaan.4. Besarnya tahanan jenis tanah efektif yang dapat

dicapai.5. Bahaya karat terhadap elektroda pentanahan

3.7 Komposisi Zat – Zat Kimia dalam TanahAdanya kandungan zat kimia pada tanah

terutama zat organik maupun zat anorganik yang dapat larut sangat penting diperhatikan pada keperluan penanaman sistem pentanahan. Pada daerah yang memiliki curah hujan yang tinggi biasanya

Page 4: Analisis Deskriptif Nilai Tahanan Dari Sistem Pentanahan Di Sentral Telepon Otomat (Sto) Kaliasem - Denpasar

mempunyai tahanan jenis tanah yang tinggi di permukaan yang disebabkan karena kandungan garam pada lapisan atas akan larut sehingga pada daerah tersebut untuk mendapatkan sistem pentanahan yang berdaya guna harus menanam kutub tanah yang lebih dalam dimana larutan garam masih dapat dijangkau (Huwae, 2004).

4. METODEPengukuran nilai tahanan sistem pentanahan

pada STO Kaliasem, dilakukan pada bulan November dan Desember 2011

Pada prinsipnya, suatu sistem pentanahan dapat dikonstruksikan dengan menghubungkan titik netral sistem ke tanah melalui metode – metode sistem pentanahan yang telah direncanakan (Sulivan, 1998).

Ketentuan yang telah ditetapkan di dalam PUIL (2000), menurut rujukan IEEE Std., 80 (1976), yakni :1. Untuk stasiun tenaga yang besar (≥ 10 kilovolt),

nilai tahanan pentanahannya harus ≤ 25 Ω.2. Untuk stasiun tenaga yang kecil (≤ 10 kilovolt),

termasuk menara transmisi, nilai tahanan pentanahannya harus ≤ 10 Ω.

3. Untuk peralatan listrik dan elektronika, nilai tahanan pentanahannya harus ≤ 5 Ω.

4. Untuk sistem penangkal petir, nilai tahanan pentanahannya harus ≤ 25 Ω

Gambar 2.5 Pengukuran Nilai Tahanan dengan Metode Tiga Titik

Pengukuran nilai tahanan dengan metode tiga titik (three point method), telah dilakukan oleh Sverko (1999) seperti pada gambar 2.5, dimana dua elektroda pembantu disusun sedemikian rupa dan mengukur beda potensial yang ditimbulkan di permukaan tanah. Eletroda P2 ditempatkan pada jarak 62% dari jarak elektroda P1 ke elektroda P3. Nilai tahanan yang ingin diketahui, dapat diperoleh melalui pembacaan secara langsung pada alat ukur Earth Tester.

Gambar 2.6 Pengukuran ρ dengan Metode Empat Elektroda

Pengukuran nilai ρ menurut Nahman (1996), dilakukan dengan metode empat elektroda, (four electrode method) seperti pada gambar 2.6. Terdapat empat buah elektroda yang ditancapkan ke dalam tanah dengan jarak a, dimana elektroda P1 dan P4

digunakan sebagai elektroda pengukur kuat arus, sedangkan elektroda P2 dan P3 dipakai untuk mengukur besarnya perbedaan tegangan.

5. PEMBAHASAN5.1 Sentral Telepon Otomat (STO) Kaliasem –

DenpasarPeran dari STO Kaliasem sebagai sentral tol

dari seluruh STO yang ada di Bali memerlukan energi listrik yang cukup besar yang disuplai dari PLN sebagai catu daya utamanya dan Generator Set sebagai catu daya cadangannya. Ini tak lepas dari kebutuhan STO Kaliasem Denpasar untuk mengoperasikan perangkat – perangkat atau peralatan telekomunikasi beserta peralatan penunjangnya.

5.2 Data – Data Teknis Sistem Catu Daya di STO Kaliasem

Perangkat – perangkat utama pada catu daya di STO Kaliasem memiliki data – data teknis sebagai berikut :1. Transformator :

Kapasitas : 865 KVA Pembebanan Maks. : 540 KVA Frekuensi : 50 Hz Tegangan : 20 KV / 380 V / 220 V Jumlah : 1 unit

2. Generator Set : Kapasitas Daya : 1000 KVA Frekuensi : 50 Hz Tegangan : 380 V / 220 V Putaran : 1500 rpm Phasa : 3 phasa Faktor Daya : 0,8 Jumlah : 1 unit

3. Rectifier : Kapasitas Total : 16500 A Jumlah : 12 unit

4. Baterai : Kapasitas : 19675 AH Tegangan : 24 V / 48 V Jumlah : 12 bank

5.3 Jenis Beban Catu Daya di STO KaliasemBeban – beban yang terdapat di Sentral

Telepon Otomat (STO) Kaliasem dapat dibedakan menjadi 2 jenis yaitu :1. Beban Esensial

Beban-beban esensial meliputi :a. Perangkat BSC (Base Station Control)b. Perangkat MSC (Main Switching Center)c. Perangkat Transmisid. Perangkat Komputer dan Routere. Perangkat VMS (Voice Message)f. Perangkat IWF (Interworking Function)

2. Beban Non EsensialBeban-beban non esnsial meliputi :a. Penerangan

Page 5: Analisis Deskriptif Nilai Tahanan Dari Sistem Pentanahan Di Sentral Telepon Otomat (Sto) Kaliasem - Denpasar

b. Air Conditioner (AC)c. Pompa Air

Sistem pentanahan yang handal dengan keandalan yang sangat tinggi dibutuhkan oleh perangkat – perangkat telekomunikasi di STO Kaliasem Bali mengingat cuaca tidak menentu di Indonesia di beberapa tahun terakhir. Sambaran petir yang secara langsung maupun tidak langsung dapat merusak perangkat telekomunikasi tersebut. Maka dari itu, diperlukan suatu tindakan antisipasi berupa pemeliharaan sistem pentanahan secara periodik.

5.4 Perangkat yang Disediakan Sistem PentanahanSaat ini, STO Kaliasem menggunakan 10 unit

sistem pentanahan berupa sistem pelat. Adapun jenis – jenis perangkat yang ditunjang pada sistem pentanahan ini adalah : 1. Tower2. Rectifier

3. Generator Set4. Baterai5. Perangkat Sentral6. Perangkat CDMA7. MDF8. Perangkat Transmisi9. Panel Cubicle/Lemari Penghubung10. STBN

Keseluruhan perangkat tersebut terpasang di ruangan masing – masing berdasarkan fungsi tiap – tiap perangkat itu sendiri.

5.5 Hasil Pengukuran Nilai Tahanan Pentanahan di STO Kaliasem

Data – data hasil pengukuran nilai tahanan pentanahan pada masing-masing perangkat di Sentral Telepon Otomat (STO) Kaliasem hasil pengukuran pada bulan Desember seperti pada tabel 4.1 di bawah ini :

Tabel 5.1 Hasil Pengukuran Nilai Tahanan Pentanahan di STO Kaliasem pada Bulan Desember 2011

NO LOKASI / PERANGKATHASIL

PENGUKURAN (OHM)

TERMINAL KETERANGAN

1 TOWER 0,8 ADA BAIK

2 RECTIFIER 0,5 ADA BAIK

3 RUANGAN GENERATOR SET 0,8 ADA BAIK

4 RUANGAN BATERAI 0,7 ADA BAIK

5 RUANGAN SENTRAL 0,7 ADA BAIK

6 RUANGAN CDMA 0,6 ADA BAIK

7 RUANGAN MDF 0,7 ADA BAIK

8 PERANGKAT TRANSMISI 0,8 ADA BAIK

9 PANEL CUBICLE 0,6 ADA BAIK

10 STBN 0,7 ADA BAIK

5.6 Pembahasan HasilFaktor – faktor seperti resistivitas bumi,

kelembaban tanah, kandungan mineral tanah, dan temperatur dapat mempengaruhi nialai tahanan dari sistem pentanahan STO Kaliasem dan bisa menyebabkan terjadinya perbedaan saat pemasangan sistem pentanahan sehingga didapatkan nilai pentanahan yang diinginkan (Hutauruk, 1987). Tahanan pentanahan pada gedung diharapkan < 5 ohm (PUIL, 2000) dan pentanahan peralatan diharapkan memiliki nilai tahanan pentanahan < 3 ohm (PT. Telkom, 1986).

Sistem pentanahan di Sentral Telepon Otomat (STO) Kaliasem sebanyak 10 unit dengan rincian 1 unit untuk tower dan 9 unit untuk perangkat – perangkat. Seluruh perangkat telekomunikasi di STO menggunakan pelat guna memenuhi standar nilaia tahanan yang diijinkan yaitu < 3 Ω. Namun, nilai tahan ini harus kurang dari 1 Ω berdasarkan standar yang dikeluarkan dari pihak STO Kaliasem. Hasil pengukuran yang sudah dilakukan, nilai tahanan dari seluruh perangkat telekomunikasi pada STO Kaliasem

adalah rata – rata sebesar 0,69 Ω. Dari hasil yang didapat, nilai tahanan sistem pentanahan tersebut masih memenuhi standar yang diijinkan dari PT. Telkom Bali. Namun, pada sistem pentanahan dari beberapa perangkat elektronika tersebut, ada yang memiliki nilai tahanan yang mendekati nilai 1 Ω. Hal ini harus menjadi perhatian lebih karena di cuaca yang tidak menentu seperti saat ini memungkinkan perubahan nilai tahanan sistem pentanahan secara signifikan mengingat kandungan mineral tanah merupakan salah satu faktor yang sangat mempengaruhi tahanan pentanahan.

Menurut Kerasta (2003), sistem pentanahan dengan penambahan zat aditif berupa garam akan mengakibatkan penurunan nilai tahanan pentanahan. Di sisi lain, menurut Kiswaryono (2005), penambahan zat aditif berupa bentonit dapat menurunkan nilai tahanan sistem pentanahan. Kedua hal tersebut akan sangat membantu jika di dalam evaluasi, didapatkan data berupa kenaikan nilai tahanan yang mendekati nilai batas maksimum yang diijinkan. Maka dari itu, seluruh sistem pentanahan harus dievaluasi setiap 6

Page 6: Analisis Deskriptif Nilai Tahanan Dari Sistem Pentanahan Di Sentral Telepon Otomat (Sto) Kaliasem - Denpasar

bulan agar sistem pentanahan dapat berfungsi dengan baik (PUIL, 2000).

Menurut Sudiarto (2005), umur dari suatu sistem pentanahan sangat berpengaruh pada nilai tahanan itu sendiri. Semakin panjang usia sistem pentanahan, maka nilai tahanan pentanahan tersebut akan semakin meningkat. Dari pernyataan tersebut, maka kualitas dari sistem pentanahan tersebut juga menjadi semakin tidak baik untuk sebuah pengamanan perangkat elektronika.

Pada STO Kaliasem, ditemukan sebuah pengaman lain selain sistem pentanahan, yaitu arrester yang memiliki fungsi yang hampir sama yaitu mengamankan perangkat – perangkat telekomunikasi dari gangguan sambaran petir. Ada dua unit arrester yang digunakan pada STO yaitu, unit pertama yang dipasang pada sisi input perangkat yang mampu melewati arus petir sebesar 10 KA dan unit kedua yang dipasang pada sisi input panel yang berkemampuan melewati arus petir sebesar 15 KA.

6. SIMPULAN6.1 Simpulan

Berdasarkan hasil analisis pada bab sebelumnya, dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut :1. Sistem Pentanahan di Sentral Telepon Otomat

(STO) Kaliasem sebanyak 10 unit dengan menggunakan sistem pelat untuk mengamankan 1 unit Tower dan 9 unit perangkat.

2. Nilai tahanan pentanahan hasil pengukuran pada bulan terakhir rata – rata sebesar 0,69 Ω sehingga nilai tersebut sangat baik karena nilai tahanan jauh lebih kecil dari nilai maksimum yang diijinkan adalah < 3 ohm.

6.2 SaranUntuk menjaga kualitas sistem pentanahan

sangat penting untuk mengevaluasi sistem pentanahan yang dipasang secara periodik dalam jangka waktu enam bulan agar sistem pentanahan dapat berfungsi dengan baik.

7. DAFTAR PUSTAKA

Hutahuruk, TS. 1991. Pengetanahan Netral Sistem Tenaga dan Pengetanahan Peralatan. Bandung : Erlangga.

Huwae, VM. 2004. Perencanaan Dan Pemasangan Sistem Pentanahan Guna Mengamankan Peralatan Elektronik Di Kampus Fakultas Teknik Universitas Udayana Jalan PB. Sudirman Denpasar. Tugas Akhir : Denpasar : Program Studi Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Udayana.

IEEE Standard 80. 1976. Guide for Safety in AC Substation Grounding, vol. 7. New York.

Kerasta, N. 2004. Pengaruh Jenis Tanah Dengan Enam Bahan Garam Terhadap Tahanan Pentanahan. Tugas Akhir : Denpasar : Program Studi Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Udayana.

Kiswaryono, RM, H. 2004. Perbandingan Zat Aditif Bentonit Dengan Garam Terhadap Tahanan Pentanahan. Tugas Akhir : Denpasar : Program Studi Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Udayana.

Nahman, JM. 1996. Resistance TO Ground Of Rod Electrodes, vol. 11 no. 3, IEEE Transaction On Power Delivery, New York.

Nugraha, A.A.N. l999. Pengaruh Diameter Pasak Terhadap Tahanan Pentanahan Pada Daerah Dataran Rendah. Tugas Akhir : Denpasar : Program Studi Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Udayana.

Pabla, AS. 1986. Terjemahan Hadi, A. Sistem Distribusi Daya Listrik. Jakarta: Erlangga.

Sudiarto. 2005. Pengaruh Umur Zat Aditif Terhadap Kualitas Nilai Tahanan Pentanahan. Tugas Akhir : Denpasar : Program Studi Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Udayana.

Sulivan, JA. 1998. Alternative Earthing Calculation for Grids and Rods, IEEE Proceedings Generation, Transmission and Distribution, vol. 145 no. 3.

---. 1994. Sistem pentanahan Telekomunikasi. Bandung : PT. Telkom.

---. 2000. Peraturan Instalasi Listrik (PUIL 2000). Jakarta.