analisis desain produk kaos terhadap minat beli …
TRANSCRIPT
ANALISIS DESAIN PRODUK KAOS TERHADAP MINAT BELI KONSUMEN
PADA DISTRIBUTION STORE DELUSI STOCKROOM MAKASSAR
SKRIPSI
OLEH
MUHAMMAD RAMADHAN NUR 105720507514
PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR MAKASSAR
2021
ii
ANALISIS DESAIN PRODUK KAOS TERHADAP MINAT BELI KONSUMEN
PADA DISTRIBUTION STORE DELUSI STOCKROOM MAKASSAR
OLEH
MUHAMMAD RAMADHAN NUR 105720507514
Diajukan Sebagai Salah Satu Persyaratan Guna Mencapai Gelar
Sarjana Pada Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Jurusan Manajemen
Universitas Muhammadiyah Makassar
JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR MAKASSAR
2021
iii
PERSEMBAHAN
Karya ini Aku persembahkan kepada:
1. Bapak dan Ibu tercinta, terima kasih atas dukungan dan doanya
selama ini sehingga saya bisa menempuh pendidikan tinggi..
2. Teman-teman di kelas Man-10.14, terima kasih atas kebersamaan,
dukungan dan canda tawanya.
3. Almamaterku, Universitas Muhammadiyah Makassar.
MOTO
Meskipun gelap memapah
Mentari tetap bernyala
Meskipun badai menerjang
Mentari pasti berderang
(Penulis)
Hidup hanya sekali, maka rayakan berkali
(Penulis)
Rayakan kebebasan, nyalakan kesetaraan
(Penulis)
vii
KATA PENGANTAR
Syukur alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala
rahmat dan hidayah yang tiada henti diberikan kepada hamba-Nya. Shalawat
dan salam tak lupa penulis kirimkan kepada Rasulullah Muhammad SAW beserta
para keluarga, sahabat dan para pengikutnya. Merupakan nikmat yang tiada
ternilai manakala penulisan skripsi yang berjudul :“Analisis Desain Produk
Kaos terhadap Minat Beli Konsumen pada Distribution Store Delusi
Stockroom Makassar”
Skripsi yang penulis buat ini bertujuan untuk memenuhi syarat dalam
menyelesaikan Program Sarjana (S1) pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Muhammadiyah Makassar.
Teristimewa dan terutama penulis sampaikan ucapan terima kaish
kepada kedua orang tua penulis yang senantiasa memberikan harapan,
semangat, perhatian, kasih sayang dan doa tulus tanpa pamrih. Dan seluruh
keluarga besar atas segala pengorbanan, dukungan dan doa restu yang telah
diberikan demi keberhasilan penulis dalam menuntut ilmu. Semoga apa yang
telah mereka berikan kepada penulis menjadi ibadah dan cahaya penerang
kehidupan di dunia dan akhirat.
Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak akan terwujud
tanpa adanya bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Begitu pula
penghargaan yang setinggi-tingginya dan terima kasih banyak disampaikan
dengan hormat kepada:
viii
1. Bapak Prof. Dr. H. Ambo Asse, M.Ag Rektor Universitas Muhammadiyah
Makassar.
2. Bapak Ismail Rasulong, SE.,MM., Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Muhammadiyah Makassar.
3. Bapak Muh Nur Rasyid, SE.,MM., selaku Ketua Program Studi
Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah
Makassar.
4. Ibu Hj. Lily Ibrahim S.E., M.M. selaku Pembimbing I yang senantiasa
meluangkan waktunya membimbing dan mengarahkan penulis, sehingga
skripsi selesai dengan baik.
5. Ibu Sri Andayaningsih, S.E,. M.M selaku Pembimbing II yang telah
berkenan membantu selama dalam penyusunan skripsi hingga ujian
skripsi.
6. Ibu Megawati selaku Pembimbing Akademik yang selalu memberikan
arahan serta petunjuk mulai dari proses perkuliahan sampai pada proses
penyelesaian ini.
7. Bapak/Ibu dan asisten dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Muhammadiyah Makassar yang tak kenal lelah banyak meluangkan
ilmunya kepada penulis selama mengikuti kuliah.
8. Pemilik Delusi Stockroom Makassar dan konsumen Delusi Stockroom
Makassar yang telah bersedia menerima penulis untuk mengadakan
penelitian dalam rangka penyelesaian studi.
9. Segenap Staf dan Karyawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Muhammadiyah Makassar.
ix
10. Teman-temanku di kelas Man-10.14 yang selalu memberikan dukungan
semangat, dan membantu dalam penyusunan skripsi ini serta canda tawa
yang sangat mengesankan selama masa perkuliahan.
11. Terima kasih teruntuk semua kerabat yang tidak bisa saya tulis satu
persatu yang telah memberikan semangat, kesabaran, motivasi dan
dukungannnya sehingga penulis dapat merampungkan penulisan Skripsi
ini.
Akhirnya, sungguh penulis sangat menyadari bahwa Skripsi ini masih
sangat jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kepada semua pihak utamanya
para pembaca yang budiman, penulis senantiasa mengharapkan saran dan
kritikannya demi kesempurnaan skripsi ini.
Semoga skripsi yang sederhana ini bisa bermanfaat bagi semua pihak,
terutama kepada Almamater Kampus Biru Universitas Muhammadiyah
Makassar.
Billahi fii Sabilil Haq, Fastabiqul Khairat, Wassalamu A’laikum
Warahmatullahi Wabarakatu.
Makassar, Februari 2021
Muh. Ramadhan Nur
x
ABSTRAK
Muh. Ramadhan Nur (2020). Analisis Desain Produk Kaos terhadap Minat Beli Konsumen pada Distribution Store Delusi Stockroom Makassar, dibimbing oleh Lilly Ibrahim dan Sri Andayaningsih.
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana pentingnya desain produk kaos dalam mempengaruhi minat beli konsumen. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif, dimana pada penelitian ini peneliti mengumpulkan data dan informasi pada tempat penelitian dengan menggunakan teori sebagai dasar dalam mengeksplorasi di lapangan atau pada saat penelitian dilaksanakan.
Penelitian dilakukan pada Delusi Stockroom yang berlokasi di Jalan Kumala No.93, Makassar dengan mengumpulkan data dari narasumber, yakni pemilik dan konsumen dari Delusi Stockroom Makassar. Teknik pengumpulan data yang digunakan, yakni teknik pengamatan, wawancara dan dokumentasi.
Hasil wawancara dengan para narasumber dalam penelitian ini menunjukkan bahwa desain produk kaos menjadi faktor yang mempengaruhi minat beli konsumen dalam menentukan pilihannya saat ingin berbelanja produk kaos. Agar Delusi Stockroom dapat bertahan dalam persaingan pasar maka kreatifitas dalam desain produk kaos menjadi hal yang cukup menentukan. Dengan demikian maka desain produk kaos yang bagus dan berkualitas sangat dapat meningkatkan dan mempengaruhi minat beli konsumen.
Kata Kunci : Desain Produk Kaos, Minat Beli Konsumen
xi
ABSTRACT
Muh. Ramadhan Nur (2020). T-shirt Design Analysis of Consumer Purchase Interest in Distribution Store Delusi Stockroom, Makassar, guided by Mrs. Lilly Ibrahim and Sri Andayaningsih.
This research was conducted to find out how important the design of t-shirt products is in influencing consumer buying interest. This type of research is qualitative research, where in this study researchers collected data and information at the research site by using theory as a basis for exploring in the field or when the research was carried out.
The study was conducted at Delusi Stockroom located at Jalan Kumala No.93, Makassar by collecting data from speakers, namely owners and consumers of Delusi Stockroom Makassar. Data collection techniques used, namely observation techniques, interviews and documentation.
The results of interviews with resource persons in this study indicate that the design of t-shirt products is a factor that influences consumer buying interest in determining their choices when they want to shop for t-shirt products. So that Stockroom Delusions can survive in market competition, creativity in the design of t-shirt products is quite decisive. Thus, a good and quality t-shirt product design can greatly enhance and influence consumer buying interest.
Keywords: T-shirt Product Design, Consumer Buying Interest
xii
DAFTAR ISI
Halaman
SAMPUL ............................................................................................................. i
HALAMAN JUDUL………………………………………………………………... ..ii
HALAMAN MOTO DAN PERSEMBAHAN……………………………………. ...iii
HALAMAN PERSETUJUAN ..............................................................................iv
LEMBAR PENGESAHAN ..................................................................................v
SURAT PERNYATAAN………………………………………………………… .....vi
KATA PENGANTAR………………………………………………………… ..........vii
ABSTRAK……………………………………………………………………… ........x
ABSTRACT…………………………………………… ..........................................xi
DAFTAR ISI ........................................................................................................xi
DAFTAR TABEL…………………………………………………… .......................xiv
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................xv
DAFTAR LAMPIRAN……………………………………………… .......................xvi
BAB I PENDAHULUAN .....................................................................................1
A. Latar Belakang Masalah .......................................................................1
B. Rumusan Masalah ................................................................................3
C. Tujuan Penelitian ..................................................................................3
xiii
D. Manfaat Penelitian ................................................................................3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ...........................................................................4
A. Tinjauan Teoritis ...................................................................................4
1. Manajemen Pemasaran ...................................................................4
2. Desain ..............................................................................................7
3. Minat Beli Konsumen .......................................................................11
4. Tinjauan Empiris...............................................................................15
B. Kerangka Pikir .......................................................................................17
BAB III METODE PENELITIAN .........................................................................18
A. Jenis Penelitian .....................................................................................18
B. Fokus Penelitian ...................................................................................18
C. Pemilihan Lokasi dan Situs Penelitian .................................................18
D. Sumber Data .........................................................................................19
E. Pengumpulan Data ...............................................................................20
F. Instrumen Penelitian .............................................................................20
G. Teknik Analisis Data .............................................................................22
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .........................................25
A. Gambaran Umum Objek Penelitian…………………… ........................25
1. Sejarah Distribution Store Delusi Stockroom………………… .......25
2. Struktur Organisasi…………………………………………… ...........26
3. Job Description…………………………………………………… ......27
B. HASIL PENELITIAN………………………………………….................27
1. Karakteristik Informan Penelitian…………………………… ..........28
xiv
2. Deskripsi Hasil Penelitian………………………………………… ...29
C. ANALISIS DAN INTERPRETASI…………………………………........32
1. Desain Produk Kaos……………………………………………… ....32
2. Penerapan Konsep Desain Produk Kaos…………………… ........33
3. Peranan Desain Produk Kaos dalam Menarik Minat Beli
Konsumen………………………………………………………… .....37
4. Keberadaan Delusi Stockroom Makassar……………………… ....39
BAB V PENUTUP ...............................................................................................41
A. Kesimpulan.. ......................................................................................41
B. Saran.. ...............................................................................................42
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR LAMPIRAN
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran
Lampiran 1 Kisi-Kisi Instrumen Penelitian (Obeservasi)
Lampiran 2 Pedoman Wawancara Pemilik Delusi Stockroom
Lampiran 3 Pedoman Wawancara Konsumen Delusi Stockroom
Lampiran 4 Transkrip Wawancara
Lampiran 5 Foto Dokumentasi
Lampiran 6 Surat Penelitian
Lampiran 7 Riwayat Hidup
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kaos merupakan kebutuhan pokok manusia yang perlu dipenuhi. Kaos
memiliki fungsi utama untuk melindungi tubuh dan sebagai pemenuhan unsur
kesusilaan. Selain itu kaos juga memiliki fungsi lainnya seperti: alat ekspresi diri
dan sebagai alat penegasan status sosial. Perkembangan fashion yang pesat
telah sangat mempengaruhi industri fashion di Indonesia. Dampak globalisasi
sangat kuat. Salah satu ciri globalisasi dan pasar bebas adalah persaingan.
Untuk memenangkan persaingan, ia harus memiliki sumber daya manusia yang
berkualitas serta pelatihan. Ada berbagai macam produk fashion yang tersedia di
pasaran, terdapat banyak pilihan barang dengan kualitas berbeda untuk
kelompok yang berbeda. Produk fashion yang paling beragam tentu saja kaos
remaja.
Distribution Store (Distro) adalah tempat penjualan produk fashion remaja.
Distro berbeda dengan Factory Outlet (FO). Tidak hanya dari sisi idealis, tapi
juga dari sisi konsep produksi maupun penjualannya. FO menjual barang secara
massal, sedangkan Distro distribusinya eksklusif. Desain dan ilustrasi kaos,
pilihan warna dan label yang mennggambarkan produk fashion yang ditawarkan
oleh Distro ini menjadi pilihan alternatif bagi masyarakat yang menginginkan
street fashion eksklusif yang memperlihatkan gaya hidup yang identik dengan
roots independen. Tanpa adanya manajemen dan analisis yang baik terhadap
daya saing toko kaos akan menyebabkan tren belanja kaos ini tidak akan
bertahan lama. Strategi yang tepat untuk mempertahankan model bisnis ini
2
sangat diperlukan guna menampung kreativitas kaos yang biasanya diproduksi
dalam skala kecil dan terbatas.
Niat melakukan pembelian dapat dibentuk dari sikap konsumen terhadap
bauran pemasaran, termasuk melalui desain produk. Kata desain menurut
pendapat Sachari (2012:3) awalnya merupakan kata baru peng-Indonesia-an dari
kata design (bahasa Inggris), istilah ini melengkapi kata
“rancang/rancangan/merancang‟ yang dinilai kurang mengekspresikan keilmuan,
keluasan, dan kewibawaan profesi. Sejalan dengan itu, kalangan insinyur
menggunakan istilah “rancang bangun“, sebagai pengganti istilah desain. Namun
di kalangan keilmuan seni rupa, istilah “desain” tetap secara konsisten dan formal
dipergunakan.
Menurut Rakhmat Supriyono Dalam buku Desain Komunikasi Visual Teori
dan Aplikasi (2010:136) desain merupakan art direction, yaitu penampilan visual
secara menyeluruh dari iklan. Hasil kerja sama antara art direction dan
copywriter (berupa konsep verbal dan visual) dipadukan secara sinergis ke
dalam desain melalui proses standar, yaitu membuat sketsa-sketsa kasar,
menentukan alternatif desain, hingga final artwork (FAW).
Sedangkan menurut Teguh Wibowo dalam buku Belajar Desain Grafis
(2013:10) desain adalah metode penyampaian pesan visual berbentuk teks dan
gambar dari komunikator kepada komunikan.
Mehta (2013:66) mendefinisikan minat beli sebagai kecenderungan
konsumen untuk membeli suatu merek atau mengambil tindakan yang
berhubungan dengan pembelian yang diukur dengan tingkat kemungkinan
konsumen melakukan pembelian. Menurut Kotler, Bowen dan Makens
(2014:156) mengenai minat beli: minat beli timbul setelah adanya proses
3
evaluasi alternatif dan di dalam proses evaluasi, seseorang akan membuat suatu
rangkaian pilihan mengenai produk yang hendak dibeli atas dasar merek maupun
minat.
Berdasarkan uraian diatas penulis memilih judul penelitian “Analisis
Desain Produk Kaos terhadap Minat Beli Konsumen Pada Distribution Store
Delusi Stockroom Makassar”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah yang
dikemukakan adalah:
Apakah desain produk kaos berpengaruh terhadap minat beli konsumen
pada distribution store Delusi Stockroom Makassar?
C. Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui pengaruh desain produk kaos terhadap minat beli
konsumen pada distribution store Delusi Stockroom Makassar.
D. Manfaat Penelitian
1. Secara Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan pemahaman tentang
pengaruh desain produk kaos terhadap minat beli konsumen pada
distribution store Delusi Stockroom Makassar.
2. Secara Praktis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan
pertimbangan konsumen dengan melihat desain produk kaos terhadap
minat beli konsumen pada distribution store Delusi Stockroom Makassar.
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teoritis
1. Manajemen Pemasaran
a. Pengertian Manajemen Pemasaran
Pemasaran merupakan faktor penting dalam siklus kepuasan
konsumen. Dalam suatu perusahaan, pemasaran merupakan salah satu
kegiatan pokok yang dilakukan untuk menjaga kelangsungan hidup,
perkembangan dan keuntungannya. Aktivitas pemasaran suatu
perusahaan juga harus memuaskan konsumen jika ingin terus berlanjut.
Karena orang sudah terbiasa dengan pemasaran, banyak pakar
yang muncul dengan definisi pemasaran yang terlihat sedikit berbeda
tetapi memiliki arti yang sama. Perbedaan ini disebabkan karena
mereka memandang pemasaran dari berbagai sudut yang beberapa di
antaranya berfokus pada fungsi, produk, dan aspek kelembagaan.
Terlihat bahwa aktivitas pemasaran merupakan aktivitas yang
berhubungan dengan orang lain sebagai suatu sistem. Kegiatan
pemasaran ini berlangsung di lingkungan yang terus berkembang
sebagai hubungan antara perusahaan yang sama atau antara
perusahaan yang berbeda, yang juga dapat menimbulkan persaingan.
Pemasaran adalah proses sosial di mana individu dan kelompok
mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan
menciptakan, menawarkan, dan secara bebas bertukar produk berharga
dengan pihak lain (Kotler 2007:7). Stanton berpendapat bahwa
5
pemasaran adalah keseluruhan sistem aktivitas bisnis yang bertujuan
untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan dan
mendistribusikan barang dan jasa yang memenuhi kebutuhan konsumen
yang ada dan calon konsumen.
Sedangkan menurut George E. Belch dan Michael A. Belch
(2009:8) mengemukakan definisi konsep pemasaran, yaitu fungsi
operasional dan seperangkat proses untuk kreasi, komunikasi, dan
penyampaian nilai kepada para pelanggan dan mengelola hubungan
pelanggan yang memberikan manfaat bagi organisasi dan para
pemangku kepentingan (stakeholders) yang memiliki hubungan erat
dengan organisasi. Menurut Philip William J. Shultz (2005), manajemen
pemasaran adalah merencanakan, pengarahan, dan pengawasan
seluruh kegiatan pemasaran perusahaan ataupun bagian dari
pemasaran. Kotler dan Keller (2008:5) mengemukakan manajemen
pemasaran adalah sebagai seni dan ilmu memilih pasar sasaran dan
mendapatkan, menjaga, dan menumbuhkan pelanggan dengan
menciptakan, menyerahkan, mengomunikasikan nilai pelanggan yang
unggul. Sedangkan menurut Lupiyo Adi (2006:6), manajemen
pemasaran adalah suatu analisis, perencanaan, pelaksanaan serta
kontrol program-program yang telah direncanakan dalam hubungannya
dengan pertukaran-pertukaran yang diinginkan terhadap konsumen
yang dituju untuk memperoleh keuntungan pribadi maupun bersama.
Menurut Sumarni (2011:75), pemasaran merupakan bagian yang
penting dengan pasar, karena pasar yang ada sekarang merupakan
pasar pembeli di mana terjadinya transaksi jual beli tergantung pada
6
keputusan pembeli sendiri, sehingga pasar yang ada sangat dipengaruhi
oleh perilaku para konsumen dan yang penting perusahaan sebagai
yang menawarkan barang hanya bisa mengikuti pesaing-pesaing dari
perusahaan yang menciptakan barang sejenis.
Dari definisi di atas dapat diketahui bahwa manajemen pemasaran
sebagai proses yang mencakup analisis perencanaan, pelaksanaan,
dan pengendalian, juga produk atau jasa yang berdasarkan pertukaran
dan bertujuan untuk menghasilkan kepuasan kepada pihak-pihak yang
terlibat di dalamnya. Pemasaran mencakup ruang lingkup kegiatan yang
sangat luas yang dimulai dari menentukan kebutuhan konsumen dan
diakhiri dengan kepuasan konsumen. Dengan kata lain kegiatan
pemasaran bermula dan berakhir pada konsumen. Menurut Sunyoto
(2014:18), pemasaran merupakan ujung tombak perusahaan dalam
dunia persaingan yang semakin ketat, perusahaan dituntut agar tetap
bertahan hidup dan berkembang. Oleh karena itu seorang pemasar
dituntut untuk memahami permasalahan pokok di bidangnya dan
menyusun strategi agar dapat mencapai tujuan perusahaan.
b. Konsep Pemasaran
Bagi perusahaan yang berorientasi konsumen, aktivitas
pemasaran akan beroperasi pada hal-hal yang berkaitan dengan
konsumen. Mulai dari menentukan apa keinginan konsumen hingga
diakhiri dengan kepuasan konsumen. Kepuasan konsumen merupakan
hal mutlak bagi kelangsungan hidup perusahaan. Dalam konsep
pemasaran, kepuasan kebutuhan konsumen menjadi syarat ekonomi
dan sosial bagi keberlangsungan hidup perusahaan. Maka jelas
7
perusahaan harus mampu memberikan kepuasan terhadap
konsumennya agar perusahaan dapat berkembang dan bertahan.
2. Desain
a. Pengertian Desain
Desain kaos adalah seni memvisualisasikan ide melalui media
kaos untuk menyampaikan informasi yang bisa terbaca atau terlihat.
Desain diukur dengan empat indikator yang dikembangkan oleh Nilsson
dan Ostrom, 2005; Ampuero dan Vila, 2006 yaitu: brand name, color,
tipografi (huruf), image.
Desain dapat diartikan sebagai pembangkitan gagasan,
pengembangan konsep, pengujian dan implementasi konsep. Desain
produk merupakan terjemahan dari desain industri. Beberapa ahli
menerjemahkan desain industri menjadi desain produk. Desain produk
adalah pelopor dan kunci keberhasilan produk dalam penetrasi pasar
pemasaran perdagangan arus utama, mendesain produk berarti
menjelajahi pasar, kemauan pasar, peluang pasar, pemikiran pasar, dan
banyak aspek lain yang akhirnya diterjemahkan dan diterapkan dalam
produk. Kemampuan suatu produk untuk bertahan dalam siklus pasar
ditentukan oleh bagaimana desain dapat beradaptasi dengan perubahan
dalam bentuk apa pun. Desainer produk harus memiliki pengetahuan
dan pengalaman yang baik. Proses ini tidak diragukan lagi
membutuhkan waktu yang lama dalam desain, pemikiran yang tajam
dan keterbacaan sangat penting saat menentukan peringkat seorang
desainer. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa perasaan seorang
8
desainer terbentuk atas dasar pengalaman panjang dan berbagai
layanan yang mengelilingi dan menjumpai seorang desainer.
Kotler dan Armstrong (2006) berpendapat bahwa desain produk
merupakan konsep yang baik, bahwa desain produk dapat menjadi
salah satu senjata pemasaran paling ampuh dalam gudang senjata
perusahaan. Desain produk memberi kontribusi dalam kegunaan suatu
produk seperti penampilannya.
Selain itu, Kotler dan Keller (2008) membahas bahwa kumpulan
karakteristik yang mempengaruhi penampilan, rasa dan fungsi suatu
produk tergantung pada kebutuhan pelanggan. Desain yang unik adalah
satu-satunya fitur yang membedakan produk perusahaan dengan produk
yang lainnya. Desain yang baik akan menarik konsumen ke produk dan
berkomunikasi dengannya. Saat memilih di antara dua produk yang
memiliki harga yang sama dan fungsi yang sama, konsumen akan
memutuskan untuk membeli atau akan memilih salah satu dari dua
produk tersebut dengan mempertimpangkan fitur yang menarik dan unik.
Desain memiliki peranan yang sangat penting dalam
mempengaruhi keputusan konsumen dalam membeli produk, sehingga
sangat menentukan keberhasilan pemasaran suatu produk.
b. Jenis-Jenis Desain
Berikut macam-macam jenis desain dan contohnya sebagai berikut:
1) Desain Gambar atau Visual
Desain gambar atau lebih dikenal dengan desain visual adalah
teknik yang digunakan untuk membuat dan menyusun gambar sesuai
dengan konsep desain yang diinginkan. Desain ini dibuat untuk
9
disampaikan kepada seseorang melalui sebuah gambar. Salah satu
desain dan contoh ini pasti akan bermakna. Secara umum, gambar
yang dibuat oleh para desainer ini terkadang direproduksi, baik positif
maupun negatif, yang menyesuaikan dengan arti gambar. Contohnya
seperti lukisan, kartun, dan lain sebagainya.
2) Desain Tulisan
Desain tulisan dibuat untuk mengkomunikasikan gambar
kepada orang lain yang mungkin bersifat visual atau digital. Secara
umum, seorang desainer bisa menyampaikan banyak kata. Desain
visual sendiri juga terbagi dalam beberapa bentuk, seperti visual,
tulisan tangan hingga topografi. Contoh desain tertulis ini adalah
baliho, buku, poster dan nama produk.
3) Simbol dan Logo
Salah satu dari berbagai jenis desain dan contoh yang terakhir
adalah simbol dan logo. Simbol dan logo itu spesial. Banyak orang
menggunakan fitur ini untuk merujuk ke produk dengan tujuan
mengidentifikasi nama perusahaan menggunakan simbol dan
tipografi kata. Secara umum, para desainer yang membuat simbol
dan logo tersebut memiliki banyak pengalaman. Ini karena simbol
dan logo desain memiliki hak cipta. Contoh simbol dan logo ini
termasuk Google, Adidas, Nike, dan logo terkenal lainnya.
c. Indikator Desain Produk
Kotler (2005) mengemukakan terdapat 7 indikator pada desain produk,
yaitu:
1) Ciri-ciri
10
Yakni karakteristik yang mendukung fungsi dasar produk.
Sebagian besar produk dapat ditawarkan dengan beberapa ciri-ciri.
Ciri-ciri produk merupakan alat kompetitif untuk produk perusahaan
yang terdiferensiasi. Pengenalan karakteristik baru dianggap salah
satu metode yang paling efektif dalam kompetisi.
2) Kinerja
Yaitu mengacu pada level saat produk beroperasi. Pembeli
barang mahal biasanya membandingkan kinerja
(tampilan/karakteristik) dari merek yang berbeda. Pembeli umumnya
membayar lebih untuk kinerja yang lebih baik selama harga tidak
melebihi nilai yang dirasakan.
3) Mutu Kesesuaian
Mutu kesesuaian mengacu pada tingkat di mana desain produk
memenuhi standar target. Mutu kesesuaian merupakan tingkat
kesesuaian dan pelaksanaan semua unit yang diproduksi sesuai
dengan spesifikasi target yang dijanjikan. Ini disebut kesesuaian
karena spesifikasinya.
4) Daya Tahan (Durability)
Daya tahan adalah ukuran umur yang diharapkan dari produk
tertentu. Pembeli bersedia membayar lebih untuk produk yang lebih
kuat.
5) Daya Uji (Reliabilitas)
Ini adalah ukuran kemungkinan suatu produk tidak akan
berfungsi dengan baik atau rusak selama periode waktu tertentu.
Pelanggan bersedia membayar lebih untuk produk dengan reputasi
11
keandalan yang lebih tinggi. Mereka ingin menghindari biaya
kerusakan dan waktu perbaikan.
6) Kemudahan Perbaikan (Repairability)
Kemudahan perbaikan adalah langkah untuk memperbaiki
produk yang rusak atau cacat. Kemudahan perbaikan yang
sempurna akan ada jika pengguna dapat memperbaiki produk
dengan biaya rendah atau gratis tanpa menghabiskan terlalu banyak
waktu.
7) Model (Style)
Model adalah gambaran bagaimana konsumen menyukai produk.
Model memberikan karakteristik produk unggulan yang sulit untuk
direproduksi.
3. Minat Beli Konsumen
a. Pengertian Minat Beli Konsumen
Minat beli konsumen merupakan faktor pendorong dalam
mengambil keputusan. Menurut Yamit (2001:77), minat beli konsumen
merupakan hasil evaluasi pembeli setelah membandingkan apa yang
dirasakan dengan harapannya. Menurut Durianto, dkk (2003: 109),
minat beli adalah hal yang berkaitan dengan rencana konsumen untuk
membeli produk, serta seberapa banyak produk yang dibutuhkan dalam
suatu periode tertentu.
Minat beli adalah pernyataan mental dari konsumen yang sejalan
dengan rencana pembelian untuk suatu produk. Pengetahuan
perdagangan khusus tentang minat konsumen sangat perlu diketahui
oleh pemasar untuk menggambarkan perilaku konsumen. Minat pembeli
12
terbentuk dari hubungan dengan produk. Hal itu berasal dari
kepercayaan konsumen terhadap kualitas produk. Kepercayaan
konsumen yang lebih rendah terhadap produk akan menurunkan minat
beli konsumen.
Minat (Interest) digambarkan sebagai situasi dimana konsumen
belum melakukan suatu tindakan, yang dapat dijadikan dasar untuk
memprediksi perilaku atau tindakan tersebut. Minat merupakan perilaku
yang muncul sebagai respon terhadap suatu objek yang menunjukkan
keinginan pelanggan untuk melakukan pembelian (Kotler 2005:15).
b. Faktor yang Mempengaruhi Minat Beli Konsumen
Swasta dan Iravan (2001) mengemukakan faktor-faktor yang
mempengaruhi minat beli yang berkaitan dengan perasaan dan emosi.
Jika seseorang merasa senang dan puas dengan pembelian barang
atau jasa, maka akan memperkuat minat beli. Ketidakpuasan akan
menimbulkan sebaliknya.
Super dan Crites (Lidyawatie, 1998) mengemukakan beberapa
faktor yang mempengaruhi minat, yaitu :
1) Perbedaan pekerjaan, artinya dengan adanya perbedaan pekerjaan
akan mempengaruhi minat seseorang terhadap sesuatu.
2) Perbedaan sosial ekonomi, artinya orang yang punya sosial
ekonomi tinggi jauh lebih mudah mencapai apa yang diinginkannya
dibandingkan mereka yang mempunyai sosial ekonomi rendah.
3) Perbedaan hobi atau kegemaran, artinya bagaimana seseorang
menggunakan waktu senggangnya.
13
4) Perbedaan jenis kelamin, artinya minat wanita akan berbeda
dengan pria, misalnya dalam hal kebutuhan dan pola belanja.
5) Perbedaan usia, artinya usia anak-anak, remaja, dewasa dan
orangtua akan berbeda minatnya terhadap suatu barang, aktivitas
benda dan seseorang.
Sedangkan menurut Kotler, Bowen dan Mackens (2003), terdapat
dua faktor yang mempengaruhi minat seseorang dalam proses
keputusan pembelian, yaitu situasi tak terduga dan sikap masyarakat.
Untuk memahami motivasi dan manajemen yang mendasari
perilaku belanja konsumen, antara lain perlu diterapkan beberapa
konsep;
1) Teori ekonomi mikro
Menurut teori ekonomi mikro, keputusan membeli merupakan hasil
perhitungan ekonomis rasional yang sadar. Teori ini menunjukkan
bahwa:
a) Bahwa konsumen akan selalu untuk memaksimumkan
kepuasannya dalam batas kemampuan finansialnya
b) Bahwa konsumen mempunyai pengetahuan tentang beberapa
pilihan lain sebagai sumber untuk memuaskan kebutuhannya.
c) Bahwa konsumen akan selalu bertindak rasional.
2) Teori Psikologis
Teori psikologis berpendapat bahwa pada umumnya manusia akan
selalu didorong untuk memenuhi kebutuhan dasarnya.
3) Teori Psikoanalisis
14
Teori psikoanalisis didasarkan pada asumsi bahwa perilaku manusia
dibangu oleh keinginan dan adanya motif tersembunyi. Perilaku
manusia ini merupakan hasil kolaborasi dari tiga struktur struktural: id
(das ich), ego (das ich) dan superego (Veber das ich).
4) Teori Antropologis
Berdasarkan teori ini, perilaku manusia dipengaruhi oleh kultur yang
terdiri dari masyarakat sekitar, kelas sosial serta keluarga.
c. Indikator Minat Beli
Menurut Ferdinand (2006), minat beli ditentukan dengan indikator-
indikator sebagai berikut:
1) Minat transaksional, yaitu kecenderungan seseorang untuk membeli
produk.
2) Minat referensial, yaitu kecenderungan seseorang untuk
merekomendasikan produk kepada orang lain.
3) Minat preferensial, yaitu minat yang memiliki perilaku di mana suatu
produk disukai. Preferensi ini hanya dapat digantikan jika terjadi
sesuatu dengan produk preferensinya.
4) Minat eksploratif, minat ini menggambarkan perilaku seseorang yang
selalu mencari informasi mengenai produk yang diminatinya dan
mencari informasi untuk mendukung sifat-sifat positif dari produk
tersebut. Minat beli diperoleh dari suatu proses belajar dan proses
pemikiran yang membentuk suatu persepsi. Minat beli yang muncul
menciptakan suatu motivasi yang terus terekam dalam benaknya,
yang pada akhirnya ketika seseorang konsumen harus memenuhi
15
kebutuhannya akan mengaktualisasikan apa yang terdapat dalam
benak konsumen.
4. Tinjauan Empiris
Tinjauan empiris sangat diperlukan guna sebagai tambahan
referensi dan sebagai salah satu bahan pemikiran bagi peneliti dalam
penelitian ini. Penelitian ini mengacu dalam pada penelitian terdahulu yang
berhubungan dengan desain, tinjaun empiris yang berhubungan dengan
minat beli konsumen. Tinjauan empiris yang digunakan bagian bahan acuan
oleh peneliti adalah sebagai berikut :
a. Satria Adhi Wicaksono, 2015
“Pengaruh Merek dan Desain terhadap Minat Beli Konsumen”
Hasil penelitian menunjukkan variabel merek berpengaruh positif dan
signifikan terhadap minat beli konsumen. Variabel desain berpengaruh
positif, signifikan dan dominan terhadap minat beli konsumen, terhitung
untuk variabel merek sebesar 5,337 dengan nilai signifikansi 0,000 <
0,05, yang berarti bahwa Hipotesis 1 yang menyatakan merek
berpengaruh terhadap minat beli konsumen dapat diterima. Kemudian
nilai terhitung untuk variabel desain sebesar 5,962 dengan nilai
signifikansi 0,000 < 0,05, yang berarti bahwa Hipotesis 2 yang
menyatakan desain berpengaruh terhadap minat beli konsumen dapat
diterima.
b. Th. Susetyarsi, 2013
“Analisis Pengaruh Strategi Desain Produk Terhadap Minat Beli
Konsumen Pada Skuter Matik Yamaha Merek Mio Fino Di Kota
Semarang” Hasil uji hipotesis baik parsial maupun simultan
16
menunjukkan hasil analisis bahwa semuanya mendukung hipotesis yang
diajukan yaitu variabel-variabel bebas berupa strategi desain produk
skuter matik Yamaha merek Mio Fino yang terdiri dari gaya hidup(X1),
fitur (X2) dan penampilan (X3) berpengaruh signifikan baik secara
parsial maupun simultan terhadap variabel terikat minat beli konsumen
(Y) di Kota Semarang.
c. Rizky,Anandia, 2015
“Analisa Pengaruh Desain Produk, Persepsi Harga Dan Kualitas
Produk Terhadap Citra Merek Untuk Meningkatkan Minat Beli
Konsumen Sepatu Adidas Original” Hasil penelitian menunjukan desain
produk berpengaruh positif dan signifikan terhadap citra merek, persepsi
harga berpengaruh positif dan signifikan terhadap citra merek, kualitas
produk berpengaruh positif dan signifikan terhadap citra merek dan citra
merek berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat beli konsumen.
d. Alfin NF Mufreni, 2016
“Pengaruh Desain Produk, Bentuk Kemasan dan Bahan Kemasan
Terhadap Minat Beli Konsumen (Studi Kasus Teh Hijau Serbuk Tocha)”
Hasil analisis data dan pengujian hipotesis menunjukan bahwa desain
produk, bentuk kemasan dan bahan (material) kemasan berpengaruh
signifikan terhadap minat beli konsumen. Hasil penelitian menunjukan
bahwa kemasan Tocha mampu meningkatkan minat pembelian
konsumen.
e. Muhammad Rafli Hidayah, 2017
“Pengaruh Desain Produk dan Promosi Terhadap Keputusan
Pembelian Pada Motor Sport Yamaha 150CC Di Kabupaten Klaten”
17
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: (1) terdapat pengaruh positif
desain produk terhadap keputusan pembelian Yamaha Motor Sport
150cc di Kabupaten Klaten, dibuktikan dari nilai t hitung sebesar 7,447;
nilai signifikansi 0,000<0,05; dan koefisien regresi mempunyai nilai
positif sebesar 0,356; (2) terdapat pengaruh positif desain produk
terhadap keputusan pembelian Yamaha Motor Sport 150cc di
Kabupaten Klaten, dibuktikan dari nilai t hitung sebesar 4,622; nilai
signifikansi 0,000<0,05 dan koefisien regresi mempunyai nilai positif
sebesar 0,352; (3) terdapat pengaruh positif desain produk dan promosi
terhadap keputusan pembelian Yamaha Motor Sport 150cc di
Kabupaten Klaten, dibuktikan dengan hasil pengujian diperoleh nilai F
hitung sebesar 54,718 dengan signifikansi sebesar 0,000<0,05.
B. Kerangka Konsep
Delusi Stockroom merupakan distribution store yang menjual berbagai
produk kekhasan anak-anak remaja. Ciri khas dari distro ini terdapat dari
produk-produk kaosnya yang dijajakan yang memiliki desain-desain menarik
dan tematik. Khas dari produk kaos yang dijajakan sesuai dengan konsep
yang mereka usung: Buku, Musik dan Film.
Desain produk adalah pioner dan kunci kesuksesan sebuah produk
menembus pasar sebagai basic bargaining marketing, mendesain sebuah
produk berarti membaca sebuah pasar, kemauan pasar, kemampuan pasar,
pola pikir pasar serta banyak aspek lain yang akhirnya diterjemahkan dan
diaplikasikan dalam perancangan sebuah produk. Kemampuan sebuah
produk bertahan dalam siklus sebuah pasar ditentukan oleh bagaimana
sebuah desain mampu beradaptasi akan perubahan-perubahan dalam bentuk
18
apapun yang terjadi dalam pasar sehingga kemampuan tersebut menjadi nilai
keberhasilan bagi produk itu sendiri di kemudian hari.
Berdasarkan landasan teori, maka disusun landsan konsep sebagai
berikut:
Desain (X)
1. Ciri-Ciri
2. Kinerja
3. Mutu Kerja
4. Daya Tahan (Durrability)
5. Daya Uji (Reliabilitas)
6. Kemudahan Perbaikan
(Repairability)
7. Model (Style)
Minat Beli Konsumen (Y)
1. Minat
Transaksional
2. Minat Referensial
3. Minat Preferensial
4. Minat Eksploratif
Gambar 2.1 KERANGKA KONSEP
Hasil Penelitian
Delusi Stockroom
Makassar
19
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian
deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Penelitian deskriptif merupakan data
yang dikumpulkan berupa kata-kata, gambar dan bukan angka-angka.
Kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena
tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi,
motivasi, tindakan dan lain-lain secara holistik dan dengan cara deskripsi
dalam bentuk kata-kata dan bahasa pada suatu konteks khusus yang alamiah
dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah, Moleong (2012:7).
B. Fokus Penelitian
Dalam penelitian ini dapat memfokuskan masalah terlebih dahulu
supaya tidak terjadi perluasan permasalahan yang nantinya tidak sesuai
dengan tujuan penelitian ini. Maka peneliti memfokuskan untuk meneliti
desain kaos terhadap minat beli konsumen pada Delusi Stockroom.
C. Pemilihan Lokasi dan Waktu Penelitian
1. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Delusi Stockroom yang berlokasi di Jalan
Kumala no.93, Makassar.
2. Waktu Penelitian
20
Waktu yang digunakan selama penelitian kurang lebih dua bulan, dimulai
dari bulan Agustus hingga September tahun 2019.
D. Sumber Data
Sumber data yang dikemukakan dalam penelitian ini bersumber dari :
1. Data Primer
Data primer adalah data yang dan dikumpulkan oleh peneliti dari pelanggan
dan pemilik distribution store memakai metode wawancara mendalam dan
observasi.
2. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang dikumpulkan dari catatan-catatan penting
dari pelanggan dan pemilik distribution store..
3. Informan
Informan penelitian adalah orang yang memberikan informasi tentang
situasi dan kondisi latar belakang penelitian. Informan merupakan orang-
orang yang benar mengetahui permasalahan yang akan diteliti.
Informan terbagi 2, yaitu:
a. Informan kunci merupakan orang-orang yang dianggap mengetahui
permasalahan yang diteliti, yaitu pemilik toko Delusi Stockroom
sebanyak satu orang.
b. Informan non-kunci merupakan orang-orang yang memahami
permasalahan yang diteliti. Adapun yang dimaksud sebagai informan
non-kunci dalam penelitian ini adalah konsumen sebanyak lima orang.
21
E. Pengumpulan Data
Dalam hubungannya dengan permasalahan yang telah dikemukakan
penulis akan mengumpulkan data dengan metode berikut :
1. Observasi
Pengamatan dilakukan secara langsung terhadap objek penelitian dengan
tujuan untuk mendapatkan data-data yang diperlukan, khususnya berkaitan
dengan desain kaos yang mampu memengaruhi minat beli konsumen.
2. Wawancara
Memberikan sejumlah pertanyaan yang disusun secara terstruktur kepada
beberapa sampel pelanggan maupun orang yang bekerja pada lokasi yang
diteliti. Daftar pertanyaan akan terkait dengan informasi yang dibutuhkan.
3. Dokumentasi
Melakukan pengamatan secara langsung terhadap dokumen-dokumen
atau arsip-arsip guna mendapatkan data yang mendukung penelitian.
F. Instrumen Penelitian
Pengumpulan data penelitian dilakukan melalui berbagai metode
penelitian seperti observasi, wawancara, dan dokumentasi yang
membutuhkan alat atau instrumen. Alat-alat seperti handphone, kamera,
pensil, pulpen, dan buku. Ponsel, saat peneliti mengambil foto serta
untuk merekam suara saat melakukan pengumpulan data, baik
menggunakan wawancara maupun observasi. Sedangkan pensil,
pulpen, dan buku digunakan untuk menuliskan atau mendeskripsikan
informasi yang didapat dari narasumber.
22
G. Teknik Analisis
Untuk menganalisis masalah yang dikemukakan sebelumnya, penulis
menganalisis data dengan menggunakan metode analisis deskriptif kualitatif
dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Analisis ini didasarkan pada
data apa saja yang disajikan dalam bentuk informasi kualitatif yang
melengkapi data lain untuk memperjelas atau menambah gambaran
tentang variabel penelitian.
Dalam buku Ahmadin, Miles dan Huberman mengemukakan analisis
dalam tiga tahap kerja, yakni:
1. Reduksi Data
Reduksi data diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan
perhatian pada penyederhanaan, pengabstrakan, dan transformasi
data kasar yang muncul dari catatan-catatan tertulis di lapangan.
Reduksi data berlangsung terus-menerus selama proyek yang
berorientasi penelitian kualitatif berlangsung. Antisipasi akan adanya
reduksi data sudah tampak waktu penelitiannya memutuskan
(seringkal tanpa disadari sepenuhnya) kerangka konseptual wilayah
penelitian, permasalahan penelitian, dan pendekatan pengumpulan
data mana yang dipilihnya. Selama pengumpulan data berlangsung,
terjadilan tahapan reduksi selanjutnya (membuat ringkasan,
mengkode, menelusur tema, membuat gugusgugus, membuat partisi,
membuat memo). Reduksi data/transformasi ini berlanjut terus
sesudah penelian lapangan, sampai laporan akhir lengkap tersusun.
Reduksi data merupakan bagian dari analisis. Reduksi data
merupakan suatu bentuk analisis yang menajamkan, menggolongkan,
23
mengarahkan, membuang yang tidak perlu, dan mengorganisasi data
dengan cara sedemikian rupa hingga kesimpulan-kesimpulan finalnya
dapat ditarik dan diverifikasi. Dengan reduksi data peneliti tidak perlu
mengartikannya sebagai kuantifikasi. Data kualitatif dapat
disederhanakan dan ditransformasikan dalam aneka macam cara,
yakni: melalui seleksi yang ketat, melalui ringkasan atau uraian
singkat, menggolongkannya dalam satu pola yang lebih luas, dan
sebagainya. Kadangkala dapat juga mengubah data ke dalam angka-
angka atau peringkatperingkat, tetapi tindakan ini tidak selalu
bijaksana.
2. Penyajian Data
Miles & Huberman membatasi suatu penyajian sebagai
sekumpulan informasi tersusun yang memberi kemungkinan adanya
penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan. Mereka meyakini
bahwa penyajian-penyajian yang lebih baik merupakan suatu cara
yang utama bagi analisis kualitatif yang valid, yang meliputi: berbagai
jenis matrik, grafik, jaringan dan bagan. Semuanya dirancang guna
menggabungkan informasi yang tersusun dalam suatu bentuk yang
padu dan mudah diraih. Dengan demikian seorang penganalisis dapat
melihat apa yang sedang terjadi, dan menentukan apakah menarik
kesimpulan yang benar ataukah terus melangkah melakukan analisis
yang menurut saran yang dikisahkan oleh penyajian sebagai sesuatu
yang mungkin berguna.
3. Menarik Kesimpulan
24
Penarikan kesimpulan menurut Miles & Huberman hanyalah
sebagian dari satu kegiatan dari konfigurasi yang utuh. Kesimpulan-
kesimpulan juga diverifikasi selama penelitian berlangsung. Verifikasi
itu mungkin sesingkat pemikiran kembali yang melintas dalam pikiran
penganalisis (peneliti) selama ia menulis, suatu tinjauan ulang pada
catatan-catatan lapangan, atau mungkin menjadi begitu seksama dan
menghabiskan tenaga dengan peninjauan kembali serta tukar pikiran
di antara teman sejawat untuk mengembangkan kesepakatan
intersubjektif atau juga upaya-upaya yang luas untuk menempatkan
salinan suatu temuan dalam seperangkat data yang lain. Singkatnya,
makna-makna yang muncul dari data yang lain harus diuji
kebenarannya, kekokohannya, dan kecocokannya, yakni yang
merupakan validitasnya. Kesimpulan akhir tidak hanya terjadi pada
waktu proses pengumpulan data saja, akan tetapi perlu diverifikasi
agar benar-benar dapat dipertanggungjawabkan.
25
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Objek Penelitian
1. Sejarah Distribution Store Delusi Stockroom
Delusi Stockroom berdiri pada tanggal 1 Agustus 2016. Delusi
Stockroom merupakan distribution store yang menjual berbagai produk
kekhasan anak-anak remaja. Ciri khas dari distro ini terdapat dari produk-
produk kaosnya yang dijajakan yang memiliki desain-desain menarik dan
tematik. Khas dari produk kaos yang dijajakan sesuai dengan konsep
yang mereka usung: Buku, Musik dan Film. Alasan Delusi Stockroom
memilih konsep tersebut dikarenakan di Makassar belum ada toko kaos
yang mengusung konsep demikian, yang memadukan buku, musik dan
film. Bukan hanya di Makassar, di luar Makassar pun belum pernah ada
yang mengusung konsep demikian.Delusi Stockroom tidak hanya
menjajakan kaos, ia juga memproduksi hoodie, ransel, topi dan berbagai
produk lainnya.
Delusi Stockroom bisa berdiri dan masih eksis hingga hari ini itu
semua tidak lepas dari dukungan pertemanan dan usaha mereka sendiri.
Meski beberapa kali jatuh bangun, ditipu, kecurian dan mengalami
kerugian, Delusi Stockroom masih bertahan.
Delusi Stockroom memiliki target pasar untuk orang-orang yang
suka musik, seperti musisi-musisi maupun penikmat musik. Yang kedua,
untuk orang-orang yang suka menonton film dan ketiga untuk orang-
orang yang suka membaca buku. Target pasarnya bila berdasarkan
26
umur, Delusi Stockroom menargetkan untuk para pemuda, dewasa dan
orang tua yang berumur di atas 40-an.
2. Struktur Organisasi
Struktur organisasi merupakan hal penting dalam menjalankan
sebuah usaha bisnis. Hal ini berguna untuk lebih mempermudah dan
memfokuskan pembagian kerja. Agar kerja-kerja yang dilakukan bisa
lebih efektif dan memberikan hasil yang maksimal.
Sangatlah diperlukan suatu struktur organisasi yang baik agar
usaha yang dijalankan dapat beroperasi dengan baik dan sesuai harapan.
Sebagaimana yang diharapkan, pembagian tugas dan tanggung jawab
yang jelas diharapkan dapat mendorong kerjasama yang baik untuk
meningkatkan produktivitas sehingga memperlancar kerja-kerja dalam
usaha bisnis.
SUSUNAN PEMBAGIAN TIM KERJA
DELUSI STOCKROOM MAKASSAR
Riset dan
Penanggung Jawab : Fajri
Keuangan : Este
Desain Grafis : Edi, Irfan dan SicknessLab
27
3. Job Description
1. Riset dan Penanggung Jawab
a) Meriset produk apa yang selanjutnya akan dijual
b) Memasarkan dan mengiklankan produk
c) Meriset apa yang lagi sedang diminati orang-orang .
2. Keuangan
a) Mencatat pemasukan dan pengeluaran
b) Mengalokasikan dan menyimpan dana
3. Desain Grafis
a) Mendesain produk yang akan dipasarkan
B. Hasil Penelitian
Pada bagian ini, peneliti akan memaparkan fokus dari penelitian
ini yaitu analisis desain produk kaos terhadap minat beli konsumen pada
Delusi Stockroom Makassar, dimana penelitian ini menggunakan metode
pendekatan deskriptif kualitatif.
Pada penelitian deskriptif kualitatif, peneliti dituntut dapat
memaparkan, menjelaskan, menggambarkan, dan menggali data
berdasarkan apa yang diucapkan, dirasakan, dan dilakukan oleh sumber
data sebagaimana adanya yang terjadi dilapangan melalui wawancara
mendalam.
Dalam penelitian ini, sumber data diperoleh dari data primer dan
data sekunder. Dimana data primer adalah data yang berupa keterangan-
keterangan yang diperoleh dengan cara melakukan wawancara
mendalam kepada seluruh pihak yang terlibat. Sedangkan data sekunder
28
adalah data berupa informasi yang berkaitan dengan variabel penelitian
pada Delusi Stockroom Makassar.
1. Karakteristik Informan Penelitian
Jumlah informan dalam penelitian ini adalah 6 orang, berikut ini
merupakan data-data dari informan berdasarkan profesi
Tabel 4.1
Karakteristik Informan Berdasarkan Profesi
No. Nama Profesi
1. Fajri Pemilik Delusi Stockroom
2. Asrul Konsumen
3. Tanti Konsumen
4. Didin Konsumen
5. Aldi Konsumen
6. Ade Konsumen
Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan bahwa dalam penelitian yang
dilakukan ini ada 6 informan yang terdiri dari 1 orang pemilik Delusi Stockroom
dan 5 orang konsumen Delusi Stockroom. Fungsi peneliti memilih informan itu
karena yang pertama yaitu 1 orang pemilik Delusi Stockroom yang tugasnya
mengatur dan bertanggung jawab atas Delusi Stockroom dan memiliki data-data
yang peneliti butuhkan dalam proses penelitian, kedua yaitu 5 orang konsumen
dari Delusi Stockroom yang menentukan minat belinya berdasarkan desain
produk kaos.
29
2. Deskripsi Hasil Penelitian
Data dari hasil penelitian ini didapatkan melalui wawancara yang
dilakukan oleh peneliti pada bulan September 2019. Dimana seluruh
informan yang melakukan wawancara adalah pemilik Delusi
Stockroom dan konsumen Delusi Stockroom.
a. Deskripsi Wawancara dengan Fajri Pemilik Delusi Stockroom
Makassar
Berdasar pada wawancara yang dilakukan peneliti
terhadap informan Pemilik Delusi Stockroom Makassar tentang
sejak kapan dan apa alasan yang melatarbelakangi berdirinya
Delusi Stockroom Makassar, informan pun menjawab sebagai
berikut:
”Sejak 2014 bulan 5 tanggal 3 mei itu Delusi Stockroom ada. Apa yang melatarbelakangi berdirinya Delusi Stockroom itu mau punya duit.” (wawancara pada hari Jumat, 13 September 2019).
Kemudian peneliti menggali lagi dengan pertanyaan Mengapa memilih
konsep Distribution Store dan tema „buku, musik dan film‟ pada Delusi
Stockroom, informan pun menjawab sebagai berikut:
” Konsep seperti ini adalah konsep yang sulit untuk mati menurut pembacaan kami. Sejarah membuktikan berdasarkan hasil yang kita pelajari, musik itu bukan hal yang terpisah dari hidup, buku-buku juga bukan hal yang bisa ditinggalkan begitu saja, pun misalnya buku-buku habis dan orang-orang beralih ke ebook/digital book, akan tetap ada orang-orang yang mencintai fisik. Terus, film misalnya, orang-orang kalau lagi galau, kalau lagi ngapa-ngapain atau kalau sedang mengingat masa kecilnya yang dia ingat itu film-film apa semasa kecilnya. Nah itu, kenapa kita memilih konsep yang seperti ini pada Delusi” (wawancara pada hari Jumat, 13 September 2019).
30
Kemudian peneliti menggali lagi dengan pertanyaan siapa saja sasaran
pasar dari Delusi Stockroom, informan pun menjawab sebagai berikut:
”Sasaran pasarnya yang pertama itu orang-orang yang suka musik, musisi-musisi mungkin. Yang kedua adalah orang-orang yang suka baca buku, yang ketiga adalah orang-orang yang suka nonton. Kebanyakan dari mereka kalau ditanya sasarannya, yah itu sasarannya. Kalau ditanya umur, kita pasti maunya dan sampai sekarang punya target itu pemuda, dewasa, dan orang tua yang sudah diatas umur 40-an gitu, jadi kalau melihat ini akan kembali ke masa-masa dimana mereka muda.” (wawancara pada hari Jumat, 13 September 2019).
Kemudian peneliti memberikan pertanyaan tentang bagaimana standar
dalam penentuan desain produk di Delusi Stockroom, informan pun menjawab
sebagai berikut;
”Pertama harus bagus. Bagus dalam artian teknik menggambar. Bagus dalam pemasaran. Yang kedua, apakah kami suka. Biarpun mungkin bagus di pasaran, tapi kalau kami tidak suka.” (wawancara pada hari Jumat, 13 September 2019).
b. Deskripsi Wawancara dengan Konsumen Delusi Stockroom
Makassar
Berdasar pada wawancara yang dilakukan peneliti
terhadap informan konsumen Delusi Stockroom Makassar
tentang desain produk kaos seperti apa yang membuatnya
tertarik dan alasannya mengapa berbelanja di Delusi Stockroom
Makassar, informan pun menjawab sebagai berikut:
“Desain produk band, dan saya memilih berbelanja di Delusi karena desain-desainnya menarik dan keren, juga karena nyaman dengan orang-orangnya.” (Aldi, wawancara pada hari Senin, 16 September 2019).
Kemudian peneliti menggali lagi dengan
pertanyaan tentang apakah Delusi Stockroom ini sudah
31
bisa dikatakan berhasil dalam memenuhi minat desain
yang anda inginkan informan pun menjawab sebagai
berikut:
“Cukup memenuhi. Sangat sesuai dengan selera anak muda” (Didin, wawancara pada hari Senin, 16 September 2019).
Kemudian peneliti kembali menggali dengan
mengajukan pertanyaan tentang seberapa pentingnya
desain produk untuk mempengaruhi minat beli anda di
Delusi Stockroom, informan pun menjawab sebagai
berikut:
“Itu penting sekali menurut saya itu desainnya, karena kan saya pakai bajunya dalam keseharian, jadi saya harus paham, tahu betul itu desainnya oke atau tidak di badan saya.” (Tanti, wawancara pada hari Senin, 16 September 2019).
Kemudian peneliti kembali menggali dengan
mengajukan pertanyaan tentang apa yang membedakan
Delusi Stockroom dengan distribution store lainnya
sehingga anda lebih memilih berbelanja di sini, informan
pun menjawab sebagai berikut:
“Harga dan desain bajunya yang buat saya lebih memilih Delusi Stockroom” (Asrul, wawancara pada hari Senin, 16 September 2018).
Kemudian peneliti kembali menggali dengan
mengajukan pertanyaan tentang apakah Delusi Stockroom
32
menjadi pilihan utama anda ketika ingin berbelanja produk
kaos, informan pun menjawab sebagai berikut:
“Iya, kalau saya hanya disitu tempatku beli kaos. Karena kalau di tempat-tempat lain beli kaos tidak nyaman” (Ade, wawancara pada hari Senin, 16 September 2019).
C. Pembahasan
Hasil penelitian di atas merupakan proses penelitian lapangan
yang telah dilakukan peneliti dengan pemenuhan persyaratan
administrasi penelitian. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif
kualitatif tentang analisis desain produk kaos terhadap minat beli
konsumen pada Delusi Stockroom Makassar.
1. Desain Produk Kaos
Desain produk kaos bisa dikatakan sangat berpengaruh terhadap
minat beli konsumen saat ingin membeli produk kaos. Desain produk
kaos yang baik akan menarik konsumen pada produk dan
berkomunikasi dengannya. Ketika memilih di antara dua produk yang
memiliki harga yang sama dan fungsi yang sama, konsumen telah
memutuskan untuk membeli atau akan memilih salah satu dari dua
produk tersebut, mengingat fitur yang menarik dan unik menjadi
pertimbangan.
Desain produk kaos memiliki peranan yang sangat penting dalam
mempengaruhi keputusan konsumen dalam membeli produk, sehingga
sangat menentukan keberhasilan pemasaran suatu produk. Desain
33
merupakan salah satu senjata yang penting untuk menghadapi derasnya
persaingan pasar dalam dunia bisnis.
2. Penerapan Konsep Desain Produk Kaos
Konsep desain produk kaos yang terdiri dari ciri-ciri, kinerja, mutu
kesesuaian, daya tahan, daya uji, kemudahan perbaikan dan model
telah diterapkan oleh pemilik Delusi Stockroom Makassar, berikut
penjelasannya:
a. Ciri-ciri
Ciri-ciri produk merupakan alat kompetitif untuk produk
yang terdiferensiasi. Pengenalan ciri-ciri baru dinilai
merupakan satu dari cara-cara yang sangat efektif dalam
persaingan. Agar bisa bertahan dalam dunia bisnis produk
kaos tentu sangat penting memiliki nilai tawar yang khas
kepada khalayak pasar apabila ingin bertahan dalam
persaingan.Delusi Stockroom dalam menjajakan produknya
memiliki khasnya sendiri dan standar kualitas yang mereka
jaga.
Berdasarkan wawancara yang dilakukan peneliti tentang
standar penentuan desain, Informan menjawab sebagai
berikut:
”Pertama harus bagus. Bagus dalam artian teknik menggambar. Bagus dalam pemasaran. Yang kedua, apakah kami suka. Biarpun mungkin bagus di pasaran, tapi kalau kami tidak suka.” (Fajri, wawancara pada hari Jumat, 13 September 2019).
34
b. Kinerja
Kinerja suatu produk yang baik dapat diukur apabila ia
memiliki pelanggan tetap. Orang yang merasa puas dengan
produk yang dibelinya tidak akan segan lagi untuk membeli
kedua atau bahkan ketiga kalinya di tempat yang sama. Delusi
Stockroom memiliki beberapa pelanggan yang bisa dibilang
pelanggan tetap, sebab disaat Delusi Stockroom merilis artikel
pelanggan yang sama selalu antusias untuk membeli.
Berdasarkan wawancara yang dilakukan peneliti, Informan
menjawab sebagai berikut:
“Selama lima tahun ini banyak sekali yang pelanggan tetap, mulai dari awal sampai sekarang mungkin puluhan orang, yang memang tetap, jadi setiap kita bikin rilisan artikel, ataukah kita keluarkan judul buku atau cd-cd itu menetap”(Fajri, wawancara pada hari jumat, 13 September 2019).
c. Mutu Kesesuaian
Delusi Stockroom sangat menjaga kualitas mutu produk
kaos yang dijajakan. Ini bisa dilihat dari kepuasan
pelanggannya yang senang saat memakai produknya. Juga
dengan pelanggan yang belanja produk kaos lebih dari sekali
di Delusi Stockroom. Sebab mutu yang dijanjikan Delusi
Stockroom itu sangat sesuai.
Berdasarkan wawancara yang dilakukan peneliti, Informan
menjawab sebagai berikut:
“Kalau mendapati orang-orang yang senang, dengan kami melihat pelanggan kami misalnya, yang tadinya dari pelanggan menjadi teman, yang tadinya cuma beli satu dan akhirnya
35
ngulang-ngulang belanja, itu kan bisa diartikan bahwa sangat puas.” (Fajri, wawancara pada hari Jumat, 13 September 2019).
d. Daya Tahan
Daya tahan desain produk kaos Delusi Stockroom cukup
lama apabila dirawat dengan baik. Tidak ada produk dari
Delusi Stockroom yang rusak di bawah satu tahun. Daya
tahannya bisa mencapai satu tahun, dua tahun atau bahkan
sampai lima tahun. Tergantung bagaimana konsumen
merawat kaosnya. Pihak Delusi Stockroom biasa melakukan
edukasi terhadap pelanggannya agar daya tahun kaosnya bisa
awet dan jangka panjang.
Berdasarkan wawancara yang dilakukan peneliti, Informan
menjawab sebagai berikut:
“Bergantung. Ada yang satu tahun, dua tahun, ada yang sampai lima tahun. Tergantung kalau dalam ketahanan pakaian, yah lagi-lagi itu juga mesti dikembalikan kepada konsumen. Bagaimana ia merawat pakaian. Namanya sesuatu itu, yah bisa tahan, bisa tidak. Bisa cepat pecah sablonannya, bisa tidak. Nah, bagaimana caranya supaya itu menjadi tahan yah kita kasi edukasi ke pelanggan. Nah kalau masa ketahanan ada yang sampai tiga tahun, empat tahun, dan sangat jarang yang bertahan di bawah satu tahun. Sangat jarang terjadi” (Fajri, wawancara pada hari Jumat, 13 September 2019).
e. Daya Uji
Quality control merupakan cara Delusi Stockroom untuk
menjaga kualitas produknya. Sebelum dijajakan ke pasaran
pihak Delusi Stockroom terlebih dahulu mengecek hasil
produksi kaosnya, baik dari hasil sablonan, jahitan kaos
hingga ukuran kaos.
36
Berdasarkan wawancara yang dilakukan peneliti, informan
menjawab sebagai berikut:
“Caranya menjamin lewat quality control. Setelah produksi, harus dicek baik-baik, mesti dicek secara keseluruhan, bagaimana jahitan kaosnya, bagaimana sablonnya, bagaimana ukurannya, dan bagaimana ketahanan kaosnya, apakah luntur atau tidak. Memang selalu ketika barang datang kita uji kelayakan. Ada juga beberapa kami beri label garansi.” (Fajri, wawancara dilakukan pada hari jumat 13 september 2019)
f. Kemudahan Perbaikan
Untuk setiap produk kaos yang rusak yang diakibatkan
bukan karena kesalahan konsumen, akan diberi ganti rugi
oleh pihak Delusi Stockroom. Produk yang rusak tersebut bisa
diganti dengan produk yang desainnya sama atau harganya
sama.
Berdasarkan wawancara yang dilakukan peneliti, informan
menjawab sebagai berikut:
“Kaos luntur tidak bisa diperbaiki. Mungkin itu kesalahan konsumen yang mencampur pakaian berwarna dan pakaian yang terang misalnya, warna hitam dan warna hijau direndam. Tapi kalau rusak bukan karena kesalahan konsumen itu bisa ditukar dengan desain yang sama atau dengan harga yang sama. Tetapi sampai saat ini sangat jarang itu terjadi, karena setiap konsumen kita kasi edukasi” (Fajri, wawancara dilakukan pada hari jumat 13 september 2019)
e. Model
Delusi Stockroom memiliki konsep musik, film dan buku.
Konsep demikian sangat jarang ditemui di distribution store
manapun. Namun, karena melihat kecenderungan dan
peluang pasar belakangan ini, Delusi Stockroom
menambahkan satu hal lagi dalam konsepnya: kesukaan.
37
Maka sekarang Delusi Stockroom memiliki konsep musik, film,
buku dan kesukaan.
Berdasarkan wawancara yang dilakukan peneliti, informan
menjawab sebagai berikut:
3. Peranan Desain Produk kaos dalam Menarik Minat Beli
Konsumen
Desain produk kaos sangat berperan penting dalam
menarik minat beli konsumen. Seperti halnya hasil penelitian
menunjukkan bahwa konsumen Delusi Stockroom tertarik
membeli kaos karena desainnya yang menarik dan bagus. Ini
menunjukkan bahwa desain produk kaos sangat berpengaruh
terhadap minat beli konsumen.
Minat beli dapat diidentifikasi melalui beberapa indikator
seperti yang telah dilakukan peneliti selama melakukan penelitian
dengan teknik observasi atau pengamatan, sebagai berikut:
1) Minat transaksional, yaitu kecenderungan seseorang untuk
membeli produk.
Selama melakukan pengamatan, peneliti mendapati bahwa
konsumen Delusi Stockroom melakukan transaksi
berdasarkan apa yang menjadi kebutuhan dan keinginannya
pada saat itu juga. Dan mereka cenderung untuk membeli
produk sebagai pemuas dari keinginan mereka.
Berdasarkan wawancara yang dilakukan peneliti, Informan
menjawab sebagai berikut:
38
“Bisa dibilang iya, karena lebih terpercaya dibanding distro-distro yang lain” (Didin, wawancara pada hari kamis September 2019).
2) Minat refrensial, yaitu kecenderungan seseorang untuk
mereferensikan produk kepada orang lain.
Selama peneliti melakukan pengamatan, didapati bahwa
mahasiswa memiliki kecenderungan untuk mereferensikan
produk kepada orang lain. Seperti halnya pada konsumen
Delusi Stockroom yang seringkali mereferensikan tempat
untuk berbelanja produk kaos bagi teman-temannya. Mereka
cenderung mereferensikan tempat yang sama dan produk
yang sama berdasarkan yang mereka minati.
Berdasarkan wawancara yang dilakukan peneliti, Informan
menjawab sebagai berikut:
“Iya pernah, saya pernah mengajak beberapa teman kesana, karena di Delusi itu tidak sekedar kaos yang dijual, ada juga jaket, tas dan buku-buku.” (Ade, wawancara pada hari Jumat 20 September 2019).
3) Minat preferensial, yaitu yang menggambarkan perilaku
seseorang yang memiliki preferensi utama pada produk
tersebut. Preferensi ini hanya dapat diganti jika terjadi sesuatu
dengan produk preferensinya.
Selama melakukan penelitian, didapati bahwa konsumen
Delusi Stockroom akan tetap melakukan pembelian produk
kaos di tempat yang sama. Ini mengasumsikan bahwa
pemilihan berbelanja produk kaos di tempat yang sama
merupakan hasil dari kepuasan dan kesenangan yang
39
didapatkan konsumen dari produk kaos yang dijajakan Delusi
Stockroom.
Berdasarkan wawancara yang dilakukan peneliti, Informan
menjawab sebagai berikut:
“Bisa dibilang iya, karena lebih terpercaya dibanding distro-distro yang lain”(Didin, wawancara pada hari Kamis 19 September 2019).
4) Minat eksploratif, yaitu minat ini menggambarkan perilaku
seseorang yang selalu mencari informasi mengenai produk
yang diminatinya dan mencari informasi untuk mendukung
sifat-sifat positif dari produk tersebut.
Selama melakukan penelitian, didapati bahwa
konsumen Delusi Stockroom cenderung mencari informasi
terkait dengan produk-produk terbaru yang dijajakan Delusi
Stockroom sebelum melakukan pembelian. Konsumen
biasanya mencari informasinya lewat media social Delusi
Stockroom ataupun langsung datang ke tokonya.
Berdasarkan wawancara yang dilakukan peneliti, Informan
menjawab sebagai berikut:
“Selalu. Karena saya sering lihat-lihat katalognya.” (Aldi, wawancara pada hari Senin, 16 September 2019).
4. Keberadaan Delusi Stockroom Makassar
Keberadaan Delusi Stockroom Makassar menjadi tempat
alternatif bagi kaum muda di Makassar untuk mendapatkan
produk kaos dengan desain-desain yang menarik. Delusi
40
Stockroom merupakan satu-satunya distribution store di
Makassar yang menawarkan produk-produk dengan
bertemakan musik, film dan buku.
Keberadaan Delusi Stockroom bagi konsumen tentu
sangat membantu, apalagi untuk mereka yang suka desain
dengan tema-tema seputaran musik, film maupun buku. Bukan
sekedar unik dalam hal konsep, tetapi Delusi Stockroom juga
sangat memperhatikan kualitas produknya, sehingga memiliki
banyak konsumen yang setia karena mendapatkan kepuasan
dan kesenangan dengan produk yang dibelinya di Delusi
Stockroom.
41
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan temuan-temuan di lapangan maka penulis menarik
kesimpulan sebagai berikut:
1. Desain produk kaos sangat menentukan minat beli dari konsumen.
Dari banyaknya produk kaos yang dijajakan di pasaran, konsumen
cenderung menentukan pilihannya berdasarkan desainnya, di luar
kualitas kain dan harga.
2. Kualitas produk sangat membantu untuk meningkatkan dan menjaga
konsumen untuk tetap setia berlangganan. Konsumen akan rela
membeli berulang kali di tempat yang sama dan rela mengeluarkan
uang lebih untuk sebuah produk kaos apabila kualitasnya terjaga dan
memberi kepuasan kepada konsumen.
3. Konsep yang unik membantu pemilik bisnis untuk bisa tetap bertahan.
Dengan ketatnya persaingan pasar di dunia produk kaos, tentu
memiliki ciri khas tersendiri dapat membantu bertahan dalam
persaingan pasar.
4. Minat beli konsumen berdasarkan dengan beberapa indikator yakni
minat transaksional, minat referensial, minat preferensial, dan minat
eksploratif.
42
B. Saran
Peneliti yang baik harus mampu memberikan sesuatu yang
bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan, instansi, atau
lembaga serta pihak-pihak yang berkaitan dengan penelitian, maka dari
itu dalam hasil penelitian mengenai analisis desain produk kaos terhadap
minat beli konsumen pada Delusi Stockroom Makassar, peneliti
menyampaikan saran-saran sebagai berikut:
1. Untuk mendapatkan pangsa pasar yang lebih besar dan tetap
menjalin hubungan yang baik serta menjaga kesetiaan pelanggan,
disarankan kepada pemilik distribution store untuk selalu menjaga
kualitas produknya.
2. Desain produk kaos sangat efektif dan mempengaruhi minat beli
konsumen. Oleh sebab itu, maka diharapkan agar selalu menciptakan
desain-desain yang dapat menarik minat beli konsumen dan laku di
pasaran.
3. Mengingat banyaknya pesaing yang ada di dunia bisnis produk kaos,
jadi diharapkan pemilik distribution store untuk tetap memberikan
kenyamanan dan pelayanan yang baik kepada konsumen di setiap
kunjungannya.
4. Diharapkan Delusi Stockroom Makassar tetap menjadi pilihan nomor
satu konsumen dalam berbelanja produk kaos. Dan semoga pihak
pengelolah Delusi Stockroom selalu memberikan inovasi dan
kreatifitas baru untuk kesan pelanggan agar tidak merasa jenuh.
DAFTAR PUSTAKA
Agus, Sachari. 2012. Seni Rupa Dan Desain. Jakarta: Gelora Aksara Pratama
Erlangga. Ampuero, O., & Vila, N. 2006. Consumer Perception of Product Packaging.
Journal of Consumer Marketing, Vol.23(2), pp. 100-112. Belch, George E., Belch, Michael A. 2009. Advertising and Promotion: An
Integrated Marketing Communication Perpective. 8th Edition. New York : McGraw-Hill.
Durianto, dkk. 2003. Invasi Pasar dengan Iklan yang Efektif: Strategi Program
dan Teknik Pengukuran. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Ferdinand. 2006. Metode Penelitian Manajemen: Pedoman Penelitian Untuk
Skripsi, Tesis dan Disertasi Ilmu Manajemen. Semarang: Universitas Diponegoro.
Hidayah Rafli Muhammad. 2017. Pengaruh Desain Produk dan Promosi
Terhadap Keputusan Pembelian Pada Motor Sport Yamaha 150CC Di Kabupaten Klaten (Studi Kasus Pada Komunitas Motor Sport Yamaha 150cc se-Kabupaten Klaten). Skripsi. Program Studi Manajemen Fakultas
Ekonomi. Universitas Negeri Yogyakarta. J. Shultz, Philip William, 2005. Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa.
Cetakan-7.dalam buku Prof. Dr. H. Buchari Alma. Kotler, Philip, 2007, Manajemen Pemasaran, Jilid 2, Edisis 12, PT Indeks., New
Jersey. Kotler, Philip and Gary Amstrong. 2006. Prinsip-prinsip Pemasaran. Edisi 12. Jilid
1. Jakarta: Erlangga. Kotler, Philip & Keller. 2008. Manajemen Pemasaran. Edisi Ketigabelas. Jilid 1.
Jakarta Erlangga. Kotler, Philip. 2005. Manajemen Pemasaran. Jilid 1. Indeks, Jakarta.
Kotler, Bowen, dan Makens. 2003. Pemasaran Perhotelan dan Kepariwisataan, Edisi Kedua. PT, Prenhallindo. Jakarta.
Mehta, Abhilasha, (1994;66). How Advertising Response Modelling (ARM) can
Increase AdEffectiveness; Journal of Advertising Research, vol 34, p.62 Mufreni, Alfin Nf. 2016. Pengaruh Desain Produk, Bentuk Kemasan dan Bahan
Kemasan Terhadap Minat Beli Konsumen (Studi Kasus Teh Hijau Serbuk Tocha). Jurnal Universitas Siliwangi. Vol 2, No 2.
Moh. Nazir. 2000. Metode Penelitian. Cetakan Kelima. Penerbit Ghalia Indonesia. Jakarta.
Moleong. 2012. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya. Nillson, Johan & Ostrom, Tobias. 2005. Packaging as a Brand Communication
Vehicle. Thesis of Lulea University of Technology.
Rambat, Lupiyoadi, dan A. Hamdani. 2006. Manajemen Pemasaran Jasa. Edisi
Kedua. Jakarta; Salemba Empat. Rizky, Anandia. 2015. Analisa Pengaruh Desain Produk, Persepsi Harga Dan
Kualitas Produk Terhadap Citra Merek Untuk Meningkatkan Minat Beli Konsumen Sepatu Adidas Original. Studi Kasus pada Masyarakat Di Kota Semarang. Undergraduate Thesis. Fakultas Ekonomi dan Bisnis.
Sumarni. 2011. Pengaruh Employee Retention Terhadap Turnover Intention dan
Kinerja Karyawan, Akmenika UPY. Vo. 8. Sunyoto. 2014. Dasar-Dasar Manajemen Pemasaran (Konsep Strategi dan
Kasus). Cetakan Ke-1. Yogyakarta: CAPS (Center for Academic Swastha dan Irwan. 2005. Faktor-Faktor Minat Beli, Erlangga: Jakarta.
Super dan Crites (Lidyawatie). 1998. Faktor Minat Beli, Erlangga. Jakarta.
Supriyono, Rakhmat. 2010. Desain Komunikasi Visual : Teori dan Aplikasi.
Yogyakarta: Andi. Susetyarsi, Th. 2013. Analisis Pengaruh Strategi Desain Produk Terhadap Minat
Beli Konsumen Pada Skuter Matik Yamaha Merek Mio Fino Di Kota Semarang. Jurnal Stie Semarang, Vol 3, No 3.
Wibowo, Ibnu Teguh, (2013), Belajar Desain Grafis, Yogyakarta: BUKU PINTAR. Wicaksono Adhi Satria. 2015. Pengaruh Merek dan Desain Terhadap Minat Beli
konsumen. Skripsi. Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi. Universitas Negeri Semarang.
Yamit. 2001. Manajemen Kualita Produk dan Jasa, Yogyakarta: Ekonisia.
Lampiran 1
KISI-KISI INSTRUMEN PENELITIAN
(OBSERVASI)
No. Variabel Indikator
1.
Desain Produk
Ciri-ciri
Kinerja
Mutu Kesesuaian
Daya Tahan (Durability)
Daya Uji (Reliabilitas)
Kemudahan Perbaikan
Model
2.
Minat Beli
Minat Transaksional
Minat Referensial
Minat Preferensial
Minat Eksploratif
Lampiran 2
PEDOMAN WAWANCARA ANALISIS DESAIN PRODUK KAOS
TERHADAP MINAT BELI KONSUMEN
PADA DISTRIBUTION STORE DELUSI STOCKROOM MAKASSAR
Pemilik Delusi Stockroom
Nama Responden :
Umur :
Jenis Kelamin :
Hari/Tanggal :
1. Sejak kapan dan apa yang melatarbelakangi berdirinya Delusi Stockroom?
2. Mengapa memilih konsep Distribution Store pada Delusi Stockroom?
3. Bagaimana perjalanan Delusi Stockroom hingga bisa seperti sekarang ini?
4. Siapa saja pada mulanya yang berperan dalam membangun Delusi
Stockroom?
5. Siapa saja pihak-pihak yang terlibat dalam pengelolaan Delusi Stockroom?
6. Siapa saja sasaran pasar dari Delusi Stockroom?
7. Apakah Delusi Stockroom memiliki konsep khas pada pemasarannya?
8. Bagaimana standar dalam penentuan desain produk di Delusi Stockroom?
9. Apakah Delusi Stockroom memiliki pelanggan tetap?
10. Bagaimana tanggapan konsumen terhadap produk yang dijajakan Delusi
Stockroom?
11. Berapa lama daya tahan kaos dan sablonan pada produk Delusi Stockroom?
12. Bagaimana cara Delusi Stockroom menjamin kualitas produk yang
dipasarkan?
13. Apabila produk mengalami kerusakan saat digunakan, apakah dapat
diperbaiki?
14. Apakah Delusi Stockroom memiliki karakteristik tertentu pada produk yang
dipasarkannya? Jika ada, apa saja?
Lampiran 3
PEDOMAN WAWANCARA ANALISIS DESAIN PRODUK KAOS
TERHADAP MINAT BELI KONSUMEN
PADA DISTRIBUTION STORE DELUSI STOCKROOM MAKASSAR
Konsumen Delusi Stockroom
Nama :
Jenis Kelamin :
Umur :
Hari/Tanggal :
1. Desain produk seperti apa yang buat anda tertarik? Dan kenapa anda
lebih memilih berbelanja di Delusi Stockroom?
2. Apakah Delusi Stockroom ini sudah bisa dikatakan berhasil dalam
memenuhi minat desain yang anda inginkan?
3. Seberapa pentingnya desain produk untuk mempengaruhi minat beli anda
di Delusi Stockroom?
4. Apa yang membedakan Delusi Stockroom dengan distribution store
lainnya sehingga anda lebih memilih berbelanja di sini?
5. Apakah anda pernah menawarkan atau mengajak teman anda untuk
berbelanja di Delusi Stockroom?
6. Apakah Delusi Stockroom menjadi pilihan utama anda ketika ingin
berbelanja produk kaos?
7. Apakah anda selalu mengeksplorasi minat beli anda terhadap produk
yang dijajakan Delusi Stockroom?
8. Bagaimana menurut anda dengan adanya Delusi Stockroom?
9. Apakah anda memiliki saran untuk Delusi Stockroom?
HASIL WAWANCARA ANALISIS DESAIN PRODUK KAOS
TERHADAP MINAT BELI KONSUMEN
PADA DISTRIBUTION STORE DELUSI STOCKROOM MAKASSAR
Pemilik Delusi Stockroom Makassar
Nama Responden : Fajri
Umur : 29 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Hari/Tanggal : Jumat/13 September 2019
RA: Boleh perkenalkan terlebih dahulu nama, usia dan sebagai
apa di Delusi Stockroom?
FA: Nama Fajri, umur 29, pemilik Delusi Stockroom\
RA: Sejak kapan dan apa yang melatarbelakangi berdirinya
Delusi Stockroom?
FA: Sejak 2014 bulan 5 tanggal 3 mei itu Delusi Stockroom
ada. Apa yang melatarbelakangi berdirinya Delusi
Stockroom itu mau punya duit.
RA: Mengapa memilih konsep Distribution Store dan tema
„buku, musik dan film‟ pada Delusi Stockroom?
FA: Konsep seperti ini adalah konsep yang sulit untuk mati
menurut pembacaan kami. Sejarah membuktikan
berdasarkan hasil yang kita pelajari, music itu bukan hal
yang terpisah dari hidup, buku-buku juga bukan hal yang
bisa ditinggalkan begitu saja, pun misalnya buku-buku
habis dan orang-orang beralih ke ebook/digital book, akan
tetap ada orang-orang yang mencintai fisik. Terus, film
misalnya, orang-orang kalau lagi galau, kalau lagi ngapa-
ngapain atau kalau sedang mengingat masa kecilnya yang
dia ingat itu film-film apa semasa kecilnya. Nah itu, kenapa
kita memilih konsep yang seperti ini pada Delusi, itu yang
pertama tadi. Kalau yang kedua, apa yang
melatarbelakangi, karena kami bertiga itu suka dengan
film, musik, beberapa dari kami juga suka membaca buku,
tidak semua suka membaca buku, tapi karena penyatuan
itu, oke kita jalankan itu dengan konsep seperti ini. Yang
ketiga, konsep seperti ini, jangankan di Makassar, kita
sudah keliling mencari konsep-konsep seperti ini itu tidak
ada. Tidak ada satupun konsep Stockroom di Indonesia
yang seperti ini. Ada di Bandung namanya Omunium, yah
konsepnya itu „Musik dan Buku‟, ada juga Kinireku di
Bandung, dia „Film dan Musik‟.Tapi untuk menyamakan
ketiga itu tidak ada. Nyaris. Jangankan sebuah brand,
tempat pun sangat jarang ataukah tidak ada. Apalagi kalau
kita buat ini di Makassar, nah tidak ada tempat seperti ini di
Makassar yang memadukan ketiga itu. Ada misalnya
kemarin Immortal, yang awalnya musik-musikan,
Chambers gitu. Maksudku tidak ada tempat yang betul-
betul orang bisa menikmati itu sekaligus ketiganya.Musik
ada, kita punya CD, kita punya kaset, kita punya
kaos/merchandise yang walaupun unofficial/tidak official,
tapi kita punya kaos-kaos yang nyaris 60% bertemakan
music. Baik itu musisi band ataupun solo. Nah, konsep itu
tidak ada di Makassar. Terus orang-orang yang tidak
terlalu suka music misalnya, nah ada film. Kita juga
membuat kaos-kaos dan menawarkan film-film yang kita
suka. Film-film yang kita suka itu kita tuangkan ke sebuah
karya berupa kaos ataukah yang lainnya. Terus kalau
mereka tidak suka music atau film, ada buku. Nah itu,
ketiga poin itu yang mendasari kenapa kita bikin konsep
seperti ini di Delusi Stockroom.
RA: Bagaimana perjalanan Delusi Stockroom hingga bisa
seperti sekarang ini?
FA: Beberapa kali ditipu, beberapa kali dibobol, tiga kali
dibobol. Berat sekali perjalannya. Butuh memikirkan
“sekarang music apa yang didengar orang-orang?”, butuh
memikirkan “buku apa yang sekarang yang banyak orang-
orang minati?”, butuh berpikir tentang “kira-kira film apa
yang diminati orang dan ketika dicetak laku?”. Pokoknya
berat perjalannya.
RA: Siapa saja pada mulanya yang berperan dalam
membangun Delusi Stockroom?
FA: Banyak sekali. Ada belasan mungkin. Ada teman-teman
yang mendukung, itu yang paling utama. Dukungan dari
teman-teman.Yang kedua adalah diri kami sendiri.
RA: Siapa saja pihak-pihak yang terlibat dalam pengelolaan
Delusi Stockroom?
FA: Ada Este, dia sebagai yang atur keuangan. Terus ada tim
riset yaitu saya sendiri, Fajri. Terus ada desain grafis
beberapa orang, ada Edi, ada teman-teman di
SicknessLab, ada Ippang, banyak. Tapi untuk 2 tahunan
ini, itu lepas/freelance desainernya, beberapa, yang
menetap itu Edi.
RA: Siapa saja sasaran pasar dari Delusi Stockroom?
FA: Sasaran pasarnya yang pertama itu orang-orang yang
suka music, musisi-musisi mungkin. Yang kedua adalah
orang-orang yang suka baca buku, yang ketiga adalah
orang-orang yang suka nonton. Kebanyakan dari mereka
kalau ditanya sasarannya, yah itu sasarannya. Kalau
ditanya umur, kita pasti maunya dan sampai sekarang
punya target itu pemuda, dewasa, dan orang tua yang
sudah diatas umur 40-an gitu, jadi kalau melihat ini akan
kembali ke masa-masa dimana mereka muda.
RA: Apakah Delusi Stockroom memiliki konsep khas pada
pemasarannya?
FA: Tidak ada
RA: Bagaimana standar dalam penentuan desain produk di
Delusi Stockroom?
FA: Pertama harus bagus. Bagus dalam artian teknik
menggambar. Bagus dalam pemasaran Yang kedua,
apakah kami suka. Biarpun mungkin bagus di pasaran, tapi
kalau kami tidak suka.
RA: Apakah Delusi Stockroom memiliki pelanggan tetap?
FA: Selama lima tahun ini banyak sekali yang pelanggan tetap,
mulai dari awal sampai sekarang mungkin puluhan orang,
yang memang tetap, jadi setiap kita bikin rilisan artikel,
ataukah kita keluarkan judul buku atau cd-cd itu menetap.
RA: Bagaimana tanggapan konsumen terhadap produk yang
dijajakan Delusi Stockroom?
FA: Kalau mendapati orang-orang yang senang, dengan kami
melihat pelanggan kami misalnya, yang tadinya dari
pelanggan menjadi teman, yang tadinya Cuma beli satu
dan akhirnya ngulang-ngulang belanja, itu kan bisa
diartikan bahwa sangat puas.
RA: Berapa lama daya tahan kaos dan sablonan pada produk
Delusi Stockroom?
FA: Bergantung. Ada yang satu tahun, dua tahun, ada yang
sampai lima tahun. Tergantung kalau dalam ketahanan
pakaian, yah lagi-lagi itu juga mesti dikembalikan kepada
konsumen. Bagaimana ia merawat pakaian. Namanya
sesuatu itu, yah bisa tahan, bisa tidak. Bisa cepat pecah
sablonannya, bisa tidak. Nah, bagaimana caranya supaya
itu menjadi tahan yah kita kasi edukasi ke pelanggan. Nah
kalau masa ketahanan ada yang sampai tiga tahun, empat
tahun, dan sangat jarang yang bertahan di bawah satu
tahun. Sangat jarang terjadi.
RA: Bagaimana cara Delusi Stockroom menjamin kualitas
produk yang dipasarkan?
FA: Caranya menjamin lewat quality control. Setelah produksi,
harus dicek baik-baik, mesti dicek secara keseluruhan,
bagaimana jahitan kaosnya, bagaimana sablonnya,
bagaimana ukurannya, dan bagaimana ketahanan
kaosnya, apakah luntur atau tidak. Memang selalu ketika
barang dating kita uji kelayakan. Ada juga beberapa kami
beri label garansi.
RA: Apabila produk mengalami kerusakan saat digunakan,
apakah dapat diperbaiki?
FA: Kaos luntur tidak bisa diperbaiki. Mungkin itu kesalahan
konsumen yang mencampur pakaian berwarna dan
pakaian yang terang misalnya, warna hitam dan warna
hijau direndam. Tapi kalau rusak bukan karena kesalahan
konsumen itu bisa ditukar dengan desain yang sama atau
dengan harga yang sama. Tetapi sampai saat ini sangat
jarang itu terjadi, karena setiap konsumen kita kasi
edukasi.
RA: Apakah Delusi Stockroom memiliki karakteristik tertentu
pada produk yang dipasarkannya? Jika ada, apa saja?
FA: Ada. Di awal itu kami musik, movie and book, makanya di
tag bagian belakang itu all design music, movie and book.
Nah mulai di bulan tiga 2018 itu karena lagi-lagi kita
melihat pasar, kemungkinan, celah, bagaimana, siapa dan
apa yang menjadi target, dan bagaimana kita bisa sampai
di target itu, kita sedikit menambahkan item, kalau tadinya
itu musik, film dan buku, nah ini kita menambahkan satu
item; musik, film, buku dan kesukaan. Misalnya, banyak
orang yang suka dengan desain yang bertema cenderung
„nakal‟. Nah itu kita tambahkan.
HASIL WAWANCARA ANALISIS DESAIN PRODUK KAOS
TERHADAP MINAT BELI KONSUMEN
PADA DISTRIBUTION STORE DELUSI STOCKROOM MAKASSAR
Konsumen Delusi Stockroom Makassar
Nama : Aldi
Umur : 25 tahun
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Hari/Tanggal : Senin/16 September 2019
Ra: Desain produk seperti apa yang buat anda tertarik? Dan kenapa
anda lebih memilih berbelanja di Delusi Stockroom?
AL: Desain produk band, dan saya memilih berbelanja di Delusi
desain-desainnya menarik dan keren, juga karena nyaman
dengan orang-orangnya.
Ra: Apakah Delusi Stockroom ini sudah bisa dikatakan berhasil dalam
memenuhi minat desain yang anda inginkan?
AL: Sejauh ini belum sih. Tapi, paling tidak beberapa produk yang
saya beli di sana cukup buat saya puas dengan hasil desainnya.
Ra: Seberapa pentingnya desain produk untuk mempengaruhi minat
beli anda di Delusi Stockroom?
AL: Sangat penting.
Ra: Apa yang membedakan Delusi Stockroom dengan distribution
store lainnya sehingga anda lebih memilih berbelanja di sini?
AL: Yang membedakan karena desain kaos yang disediakan Delusi
lebih menarik, ditambah lagi pemiliknya dari relasi pertemanan
sehingga nyaman berbelanja di sana.
Ra: Apakah anda pernah menawarkan atau mengajak teman anda
untuk berbelanja di Delusi Stockroom?
AL: Pernah
Ra: Apakah Delusi Stockroom menjadi pilihan utama anda ketika ingin
berbelanja produk kaos?
AL: Tergantung dari apa yang sedang saya butuhkan.
Ra: Apakah anda selalu mengeksplorasi minat beli anda terhadap
produk yang dijajakan Delusi Stockroom?
AL: Selalu. Karena saya sering lihat-lihat katalognya.
Ra: Bagaimana menurut anda dengan adanya Delusi Stockroom?
AL: Menurutku, di bidang clothing sangat sedikit, sangat jarang yang
berbisnis di bidang clothing, apalagi Delusi yang khusus
produknya lebih ke hal-hal yang sesuai dengan minat anak muda.
Ra: Apakah anda memiliki saran untuk Delusi Stockroom?
AL: Saranku, desain-desainnya makin keren dan makin gila.
HASIL WAWANCARA ANALISIS DESAIN PRODUK KAOS
TERHADAP MINAT BELI KONSUMEN
PADA DISTRIBUTION STORE DELUSI STOCKROOM MAKASSAR
Konsumen Delusi Stockroom Makassar
Nama : Asrul
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Umur : 29 tahun
Hari/Tanggal : Jumat/18 September 2019
Ra: Desain produk seperti apa yang buat anda tertarik? Dan kenapa
anda lebih memilih berbelanja di Delusi Stockroom?
As: Saya biasanya suka desain-desain dari film, dari musik, tapi
kebanyakan kalau dari film itu Anime
Ra: Apakah Delusi Stockroom ini sudah bisa dikatakan berhasil dalam
memenuhi minat desain yang anda inginkan?
As: Iya sudah berhasil
Ra: Seberapa pentingnya desain produk untuk mempengaruhi minat
beli anda di Delusi Stockroom?
As: Karena kesukaan saya, makanya saya suka desainnya, apalagi
film-film atau lagu-lagu yang saya suka
Ra: Apa yang membedakan Delusi Stockroom dengan distribution
store lainnya sehingga anda lebih memilih berbelanja di sini?
As: Harga dan desain bajunya yang buat saya lebih memilih Delusi
Stockroom
Ra: Apakah anda pernah menawarkan atau mengajak teman anda
untuk berbelanja di Delusi Stockroom?
As: Ya, pernah
Ra: Apakah Delusi Stockroom menjadi pilihan utama anda ketika ingin
berbelanja produk kaos?
As: YA
Ra: Apakah anda selalu mengeksplorasi minat beli anda terhadap
produk yang dijajakan Delusi Stockroom?
As: Ya saya eksplorasi bila ada produknya yang baru
Ra: Bagaimana menurut anda dengan adanya Delusi Stockroom?
As: Bagus, untuk orang-orang seperti saya yang suka kaos dengan
desain-desain bertema film dan musik. Terus kualitas baju yang
tidak panas, pas di badan dan nyaman dipakai.
Ra: Apakah anda memiliki saran untuk Delusi Stockroom?
As: Terus tingkatkan kualitasnya
HASIL WAWANCARA ANALISIS DESAIN PRODUK KAOS
TERHADAP MINAT BELI KONSUMEN
PADA DISTRIBUTION STORE DELUSI STOCKROOM MAKASSAR
Konsumen Delusi Stockroom Makassar
Nama : Tanti
Jenis Kelamin : Perempuan
Umur : 22 tahun
Hari/Tanggal : Jumat/18 September 2019
Ra: Desain produk seperti apa yang buat anda tertarik? Dan kenapa
anda lebih memilih berbelanja di Delusi Stockroom?
Ta: Karena desainnya oke, kainnya juga oke, dan ada ukuran saya.
Ra: Apakah Delusi Stockroom ini sudah bisa dikatakan berhasil dalam
memenuhi minat desain yang anda inginkan?
Ta: Ya, sangat berhasil.
Ra: Seberapa pentingnya desain produk untuk mempengaruhi minat
beli anda di Delusi Stockroom?
Ta: Itu penting sekali menurut saya itu desainnya, karena kan saya
pakai bajunya dalam keseharian, jadi saya harus paham, tahu
betul itu desainnya oke atau tidak di badan saya.
Ra: Apa yang membedakan Delusi Stockroom dengan distribution
store lainnya sehingga anda lebih memilih berbelanja di sini?
Ta: Karena saya tidak suka dengan distro lain yang karyawannya
selalu ikut-ikuti kita saat ingin berbelanja., tidak nyaman.
Ra: Apakah anda pernah menawarkan atau mengajak teman anda
untuk berbelanja di Delusi Stockroom?
Ta: Iya, pada saat itu teman saya berulang tahun dan bingung cari
kaos di mana, jadi saya ajaklah dia ke sana
Ra: Apakah Delusi Stockroom menjadi pilihan utama anda ketika ingin
berbelanja produk kaos?
Ta: hmm.. tidak juga
Ra: Apakah anda selalu mengeksplorasi minat beli anda terhadap
produk yang dijajakan Delusi Stockroom?
Ta: Ya, kadang-kadang
Ra: Bagaimana menurut anda dengan adanya Delusi Stockroom?
Ta: Cukup baguslah, karena jarang distro itu mengangkat tema-tema
film, musik dan buku.
Ra: Apakah anda memiliki saran untuk Delusi Stockroom?
Ta: Saran spacenya lebih besar lagi dan kualitas produknya
ditingkatkan.
HASIL WAWANCARA ANALISIS DESAIN PRODUK KAOS
TERHADAP MINAT BELI KONSUMEN
PADA DISTRIBUTION STORE DELUSI STOCKROOM MAKASSAR
Konsumen Delusi Stockroom Makassar
Nama : Didin
Jenis Kelamin : Laki-laki
Umur : 24 tahun
Hari/Tanggal : Kamis/19 September 2019
Ra: Desain produk seperti apa yang buat anda tertarik? Dan kenapa
anda lebih memilih berbelanja di Delusi Stockroom?
Di: Desain-desain musik. Kenapa tertarik, karena produknya bagus
dan mudah dijangkau di Kota Makassar
Ra: Apakah Delusi Stockroom ini sudah bisa dikatakan berhasil dalam
memenuhi minat desain yang anda inginkan?
Di: Cukup memenuhi. Sangat sesuai dengan selera anak muda.
Ra: Seberapa pentingnya desain produk untuk mempengaruhi minat
beli anda di Delusi Stockroom?
Di: Penting menurutku, karena banyak pesan yang mau disampaikan
lewat desain-desain itu sendiri, entah itu musik atau hal-hal social.
Ra: Apa yang membedakan Delusi Stockroom dengan distribution
store lainnya sehingga anda lebih memilih berbelanja di sini?
Di: Karena mudah dijangkau harganya dan lokasinya. Kaosnya lebih
terpercaya kainnya.
Ra: Apakah anda pernah menawarkan atau mengajak teman anda
untuk berbelanja di Delusi Stockroom?
Di: Sering sekali, terutama teman-teman kampus.
Ra: Apakah Delusi Stockroom menjadi pilihan utama anda ketika ingin
berbelanja produk kaos?
Di: Bisa dibilang iya, karena lebih terpercaya dibanding distro-distro
yang lain
Ra: Apakah anda selalu mengeksplorasi minat beli anda terhadap
produk yang dijajakan Delusi Stockroom?
Di: Iya selalu, setiap ada produk barunya selalu saya eksplorasi.
Karena produk-produknya itu selalu tidak tertebak.
Ra: Bagaimana menurut anda dengan adanya Delusi Stockroom?
Di: Lebih mudah sebagai alternatif untuk berbelanja kaos, tidak mesti
lagi harus ke mall.
Ra: Apakah anda memiliki saran untuk Delusi Stockroom?
Di: Tingkatkan produk-produknya, baik untuk desainnya maupun
kainnya.
HASIL WAWANCARA ANALISIS DESAIN PRODUK KAOS
TERHADAP MINAT BELI KONSUMEN
PADA DISTRIBUTION STORE DELUSI STOCKROOM MAKASSAR
Konsumen Delusi Stockroom Makassar
Nama : Ade
Jenis Kelamin : Laki-laki
Umur : 21 tahun
Hari/Tanggal : Jumat/20 September 201
Ra: Desain produk seperti apa yang buat anda tertarik? Dan kenapa
anda lebih memilih berbelanja di Delusi Stockroom?
Ad: Desain produk yang saya suka, seperti desain kaos band dan
tokoh-tokoh musisi, dan Delusi merupakan penyedia kaos-kaos
yang saya suka
Ra: Apakah Delusi Stockroom ini sudah bisa dikatakan berhasil dalam
memenuhi minat desain yang anda inginkan?
Ad: Kalau bisa dibilang iya sih. Karena seperti yang saya bilang tadi,
minatku untuk desain kaos band dan tokoh-tokoh musisi
Ra: Seberapa pentingnya desain produk untuk mempengaruhi minat
beli anda di Delusi Stockroom?
Ad: Kalau saya penting sekali desain kaos, karena itu bisa menarik
customer, yang kedua itu kualitas kaos. Yang pertama saya bilang
desain kaos, karena itu yang menarik dari kaos itu sendiri.
Ra: Apa yang membedakan Delusi Stockroom dengan distribution
store lainnya sehingga anda lebih memilih berbelanja di sini?
Ad: Bedanya, saya suka di Delusi karena pelayanannya bagus.
Ra: Apakah anda pernah menawarkan atau mengajak teman anda
untuk berbelanja di Delusi Stockroom?
Ad: Iya pernah, saya pernah mengajak beberapa teman kesana,
karena di Delusi itu tidak sekedar kaos yang dijual, ada juga jaket,
tas dan buku-buku.
Ra: Apakah Delusi Stockroom menjadi pilihan utama anda ketika ingin
berbelanja produk kaos?
Ad: Iya, kalau saya hanya disitu tempatku beli kaos. Karena kalau di
tempat-tempat lain beli kaos tidak nyaman.
Ra: Apakah anda selalu mengeksplorasi minat beli anda terhadap
produk yang dijajakan Delusi Stockroom?
Ad: Iya, saya sering mengeksplorasi minat saya untuk berbelanja di
Delusi, karena ya itu tadi, semakin banyaknya desain kaos yang
ditawarkan, semakin banyak eksplorasi untuk membeli barang di
Delusi.
Ra: Bagaimana menurut anda dengan adanya Delusi Stockroom?
Ad: Bagus. Kalau untuk saya sendiri bagus, karena keberadaannya
Delusi itu menyediakan kaos-kaos yang saya suka.
Ra: Apakah anda memiliki saran untuk Delusi Stockroom?
Ad: Mungkin diperbanyak lagi barang-barang menarik selain baju,
jaket dan tas.
Lampiran 5
FOTO DOKUMENTASI
Wawancara dengan pemilik Delusi Stockroom
Wawancara dengan konsumen Delusi Stockroom
BIOGRAFI PENULIS
Muh. Ramadhan Nur, lahir pada tanggal 14 Februari
1996 di Ujung Pandang dari pasangan suami istri
Haenur Marajiah dan Nurbaya. Penulis merupakan
anak ke delapan dari 8 (delapan) bersaudara. Penulis
pertama kali masuk pendidikan formal SDN Mangasa
1 (lulus tahun 2008). Pada tahun yang sama
melanjutkan pendidikan di SMPN 2 Sungguminasa (lulus pada tahun 2011).
Setelah tamat penulis melanjutkan pendidikan di SMAN 8 Makassar (lulus pada
tahun 2014). Kemudian pada tahun 2014 penulis terdaftar sebagai mahasiswa di
Universitas Muhammadiyah Makassar Fakultas Ekonomi dan Bisnis jurusan
Manajemen.