analisis desain produk kaos terhadap minat beli …

85
ANALISIS DESAIN PRODUK KAOS TERHADAP MINAT BELI KONSUMEN PADA DISTRIBUTION STORE DELUSI STOCKROOM MAKASSAR SKRIPSI OLEH MUHAMMAD RAMADHAN NUR 105720507514 PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR MAKASSAR 2021

Upload: others

Post on 25-Nov-2021

8 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

ANALISIS DESAIN PRODUK KAOS TERHADAP MINAT BELI KONSUMEN

PADA DISTRIBUTION STORE DELUSI STOCKROOM MAKASSAR

SKRIPSI

OLEH

MUHAMMAD RAMADHAN NUR 105720507514

PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR MAKASSAR

2021

ii

ANALISIS DESAIN PRODUK KAOS TERHADAP MINAT BELI KONSUMEN

PADA DISTRIBUTION STORE DELUSI STOCKROOM MAKASSAR

OLEH

MUHAMMAD RAMADHAN NUR 105720507514

Diajukan Sebagai Salah Satu Persyaratan Guna Mencapai Gelar

Sarjana Pada Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Jurusan Manajemen

Universitas Muhammadiyah Makassar

JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR MAKASSAR

2021

iii

PERSEMBAHAN

Karya ini Aku persembahkan kepada:

1. Bapak dan Ibu tercinta, terima kasih atas dukungan dan doanya

selama ini sehingga saya bisa menempuh pendidikan tinggi..

2. Teman-teman di kelas Man-10.14, terima kasih atas kebersamaan,

dukungan dan canda tawanya.

3. Almamaterku, Universitas Muhammadiyah Makassar.

MOTO

Meskipun gelap memapah

Mentari tetap bernyala

Meskipun badai menerjang

Mentari pasti berderang

(Penulis)

Hidup hanya sekali, maka rayakan berkali

(Penulis)

Rayakan kebebasan, nyalakan kesetaraan

(Penulis)

iv

v

vi

vii

KATA PENGANTAR

Syukur alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala

rahmat dan hidayah yang tiada henti diberikan kepada hamba-Nya. Shalawat

dan salam tak lupa penulis kirimkan kepada Rasulullah Muhammad SAW beserta

para keluarga, sahabat dan para pengikutnya. Merupakan nikmat yang tiada

ternilai manakala penulisan skripsi yang berjudul :“Analisis Desain Produk

Kaos terhadap Minat Beli Konsumen pada Distribution Store Delusi

Stockroom Makassar”

Skripsi yang penulis buat ini bertujuan untuk memenuhi syarat dalam

menyelesaikan Program Sarjana (S1) pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Muhammadiyah Makassar.

Teristimewa dan terutama penulis sampaikan ucapan terima kaish

kepada kedua orang tua penulis yang senantiasa memberikan harapan,

semangat, perhatian, kasih sayang dan doa tulus tanpa pamrih. Dan seluruh

keluarga besar atas segala pengorbanan, dukungan dan doa restu yang telah

diberikan demi keberhasilan penulis dalam menuntut ilmu. Semoga apa yang

telah mereka berikan kepada penulis menjadi ibadah dan cahaya penerang

kehidupan di dunia dan akhirat.

Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak akan terwujud

tanpa adanya bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Begitu pula

penghargaan yang setinggi-tingginya dan terima kasih banyak disampaikan

dengan hormat kepada:

viii

1. Bapak Prof. Dr. H. Ambo Asse, M.Ag Rektor Universitas Muhammadiyah

Makassar.

2. Bapak Ismail Rasulong, SE.,MM., Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Muhammadiyah Makassar.

3. Bapak Muh Nur Rasyid, SE.,MM., selaku Ketua Program Studi

Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah

Makassar.

4. Ibu Hj. Lily Ibrahim S.E., M.M. selaku Pembimbing I yang senantiasa

meluangkan waktunya membimbing dan mengarahkan penulis, sehingga

skripsi selesai dengan baik.

5. Ibu Sri Andayaningsih, S.E,. M.M selaku Pembimbing II yang telah

berkenan membantu selama dalam penyusunan skripsi hingga ujian

skripsi.

6. Ibu Megawati selaku Pembimbing Akademik yang selalu memberikan

arahan serta petunjuk mulai dari proses perkuliahan sampai pada proses

penyelesaian ini.

7. Bapak/Ibu dan asisten dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas

Muhammadiyah Makassar yang tak kenal lelah banyak meluangkan

ilmunya kepada penulis selama mengikuti kuliah.

8. Pemilik Delusi Stockroom Makassar dan konsumen Delusi Stockroom

Makassar yang telah bersedia menerima penulis untuk mengadakan

penelitian dalam rangka penyelesaian studi.

9. Segenap Staf dan Karyawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas

Muhammadiyah Makassar.

ix

10. Teman-temanku di kelas Man-10.14 yang selalu memberikan dukungan

semangat, dan membantu dalam penyusunan skripsi ini serta canda tawa

yang sangat mengesankan selama masa perkuliahan.

11. Terima kasih teruntuk semua kerabat yang tidak bisa saya tulis satu

persatu yang telah memberikan semangat, kesabaran, motivasi dan

dukungannnya sehingga penulis dapat merampungkan penulisan Skripsi

ini.

Akhirnya, sungguh penulis sangat menyadari bahwa Skripsi ini masih

sangat jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kepada semua pihak utamanya

para pembaca yang budiman, penulis senantiasa mengharapkan saran dan

kritikannya demi kesempurnaan skripsi ini.

Semoga skripsi yang sederhana ini bisa bermanfaat bagi semua pihak,

terutama kepada Almamater Kampus Biru Universitas Muhammadiyah

Makassar.

Billahi fii Sabilil Haq, Fastabiqul Khairat, Wassalamu A’laikum

Warahmatullahi Wabarakatu.

Makassar, Februari 2021

Muh. Ramadhan Nur

x

ABSTRAK

Muh. Ramadhan Nur (2020). Analisis Desain Produk Kaos terhadap Minat Beli Konsumen pada Distribution Store Delusi Stockroom Makassar, dibimbing oleh Lilly Ibrahim dan Sri Andayaningsih.

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana pentingnya desain produk kaos dalam mempengaruhi minat beli konsumen. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif, dimana pada penelitian ini peneliti mengumpulkan data dan informasi pada tempat penelitian dengan menggunakan teori sebagai dasar dalam mengeksplorasi di lapangan atau pada saat penelitian dilaksanakan.

Penelitian dilakukan pada Delusi Stockroom yang berlokasi di Jalan Kumala No.93, Makassar dengan mengumpulkan data dari narasumber, yakni pemilik dan konsumen dari Delusi Stockroom Makassar. Teknik pengumpulan data yang digunakan, yakni teknik pengamatan, wawancara dan dokumentasi.

Hasil wawancara dengan para narasumber dalam penelitian ini menunjukkan bahwa desain produk kaos menjadi faktor yang mempengaruhi minat beli konsumen dalam menentukan pilihannya saat ingin berbelanja produk kaos. Agar Delusi Stockroom dapat bertahan dalam persaingan pasar maka kreatifitas dalam desain produk kaos menjadi hal yang cukup menentukan. Dengan demikian maka desain produk kaos yang bagus dan berkualitas sangat dapat meningkatkan dan mempengaruhi minat beli konsumen.

Kata Kunci : Desain Produk Kaos, Minat Beli Konsumen

xi

ABSTRACT

Muh. Ramadhan Nur (2020). T-shirt Design Analysis of Consumer Purchase Interest in Distribution Store Delusi Stockroom, Makassar, guided by Mrs. Lilly Ibrahim and Sri Andayaningsih.

This research was conducted to find out how important the design of t-shirt products is in influencing consumer buying interest. This type of research is qualitative research, where in this study researchers collected data and information at the research site by using theory as a basis for exploring in the field or when the research was carried out.

The study was conducted at Delusi Stockroom located at Jalan Kumala No.93, Makassar by collecting data from speakers, namely owners and consumers of Delusi Stockroom Makassar. Data collection techniques used, namely observation techniques, interviews and documentation.

The results of interviews with resource persons in this study indicate that the design of t-shirt products is a factor that influences consumer buying interest in determining their choices when they want to shop for t-shirt products. So that Stockroom Delusions can survive in market competition, creativity in the design of t-shirt products is quite decisive. Thus, a good and quality t-shirt product design can greatly enhance and influence consumer buying interest.

Keywords: T-shirt Product Design, Consumer Buying Interest

xii

DAFTAR ISI

Halaman

SAMPUL ............................................................................................................. i

HALAMAN JUDUL………………………………………………………………... ..ii

HALAMAN MOTO DAN PERSEMBAHAN……………………………………. ...iii

HALAMAN PERSETUJUAN ..............................................................................iv

LEMBAR PENGESAHAN ..................................................................................v

SURAT PERNYATAAN………………………………………………………… .....vi

KATA PENGANTAR………………………………………………………… ..........vii

ABSTRAK……………………………………………………………………… ........x

ABSTRACT…………………………………………… ..........................................xi

DAFTAR ISI ........................................................................................................xi

DAFTAR TABEL…………………………………………………… .......................xiv

DAFTAR GAMBAR ............................................................................................xv

DAFTAR LAMPIRAN……………………………………………… .......................xvi

BAB I PENDAHULUAN .....................................................................................1

A. Latar Belakang Masalah .......................................................................1

B. Rumusan Masalah ................................................................................3

C. Tujuan Penelitian ..................................................................................3

xiii

D. Manfaat Penelitian ................................................................................3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ...........................................................................4

A. Tinjauan Teoritis ...................................................................................4

1. Manajemen Pemasaran ...................................................................4

2. Desain ..............................................................................................7

3. Minat Beli Konsumen .......................................................................11

4. Tinjauan Empiris...............................................................................15

B. Kerangka Pikir .......................................................................................17

BAB III METODE PENELITIAN .........................................................................18

A. Jenis Penelitian .....................................................................................18

B. Fokus Penelitian ...................................................................................18

C. Pemilihan Lokasi dan Situs Penelitian .................................................18

D. Sumber Data .........................................................................................19

E. Pengumpulan Data ...............................................................................20

F. Instrumen Penelitian .............................................................................20

G. Teknik Analisis Data .............................................................................22

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .........................................25

A. Gambaran Umum Objek Penelitian…………………… ........................25

1. Sejarah Distribution Store Delusi Stockroom………………… .......25

2. Struktur Organisasi…………………………………………… ...........26

3. Job Description…………………………………………………… ......27

B. HASIL PENELITIAN………………………………………….................27

1. Karakteristik Informan Penelitian…………………………… ..........28

xiv

2. Deskripsi Hasil Penelitian………………………………………… ...29

C. ANALISIS DAN INTERPRETASI…………………………………........32

1. Desain Produk Kaos……………………………………………… ....32

2. Penerapan Konsep Desain Produk Kaos…………………… ........33

3. Peranan Desain Produk Kaos dalam Menarik Minat Beli

Konsumen………………………………………………………… .....37

4. Keberadaan Delusi Stockroom Makassar……………………… ....39

BAB V PENUTUP ...............................................................................................41

A. Kesimpulan.. ......................................................................................41

B. Saran.. ...............................................................................................42

DAFTAR PUSTAKA

DAFTAR LAMPIRAN

xv

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

Tabel 4.1 Karakteristik Informan berdasarkan Profesi 25

xvi

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman

Gambar 2.1 Kerangka Konsep 18

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran

Lampiran 1 Kisi-Kisi Instrumen Penelitian (Obeservasi)

Lampiran 2 Pedoman Wawancara Pemilik Delusi Stockroom

Lampiran 3 Pedoman Wawancara Konsumen Delusi Stockroom

Lampiran 4 Transkrip Wawancara

Lampiran 5 Foto Dokumentasi

Lampiran 6 Surat Penelitian

Lampiran 7 Riwayat Hidup

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kaos merupakan kebutuhan pokok manusia yang perlu dipenuhi. Kaos

memiliki fungsi utama untuk melindungi tubuh dan sebagai pemenuhan unsur

kesusilaan. Selain itu kaos juga memiliki fungsi lainnya seperti: alat ekspresi diri

dan sebagai alat penegasan status sosial. Perkembangan fashion yang pesat

telah sangat mempengaruhi industri fashion di Indonesia. Dampak globalisasi

sangat kuat. Salah satu ciri globalisasi dan pasar bebas adalah persaingan.

Untuk memenangkan persaingan, ia harus memiliki sumber daya manusia yang

berkualitas serta pelatihan. Ada berbagai macam produk fashion yang tersedia di

pasaran, terdapat banyak pilihan barang dengan kualitas berbeda untuk

kelompok yang berbeda. Produk fashion yang paling beragam tentu saja kaos

remaja.

Distribution Store (Distro) adalah tempat penjualan produk fashion remaja.

Distro berbeda dengan Factory Outlet (FO). Tidak hanya dari sisi idealis, tapi

juga dari sisi konsep produksi maupun penjualannya. FO menjual barang secara

massal, sedangkan Distro distribusinya eksklusif. Desain dan ilustrasi kaos,

pilihan warna dan label yang mennggambarkan produk fashion yang ditawarkan

oleh Distro ini menjadi pilihan alternatif bagi masyarakat yang menginginkan

street fashion eksklusif yang memperlihatkan gaya hidup yang identik dengan

roots independen. Tanpa adanya manajemen dan analisis yang baik terhadap

daya saing toko kaos akan menyebabkan tren belanja kaos ini tidak akan

bertahan lama. Strategi yang tepat untuk mempertahankan model bisnis ini

2

sangat diperlukan guna menampung kreativitas kaos yang biasanya diproduksi

dalam skala kecil dan terbatas.

Niat melakukan pembelian dapat dibentuk dari sikap konsumen terhadap

bauran pemasaran, termasuk melalui desain produk. Kata desain menurut

pendapat Sachari (2012:3) awalnya merupakan kata baru peng-Indonesia-an dari

kata design (bahasa Inggris), istilah ini melengkapi kata

“rancang/rancangan/merancang‟ yang dinilai kurang mengekspresikan keilmuan,

keluasan, dan kewibawaan profesi. Sejalan dengan itu, kalangan insinyur

menggunakan istilah “rancang bangun“, sebagai pengganti istilah desain. Namun

di kalangan keilmuan seni rupa, istilah “desain” tetap secara konsisten dan formal

dipergunakan.

Menurut Rakhmat Supriyono Dalam buku Desain Komunikasi Visual Teori

dan Aplikasi (2010:136) desain merupakan art direction, yaitu penampilan visual

secara menyeluruh dari iklan. Hasil kerja sama antara art direction dan

copywriter (berupa konsep verbal dan visual) dipadukan secara sinergis ke

dalam desain melalui proses standar, yaitu membuat sketsa-sketsa kasar,

menentukan alternatif desain, hingga final artwork (FAW).

Sedangkan menurut Teguh Wibowo dalam buku Belajar Desain Grafis

(2013:10) desain adalah metode penyampaian pesan visual berbentuk teks dan

gambar dari komunikator kepada komunikan.

Mehta (2013:66) mendefinisikan minat beli sebagai kecenderungan

konsumen untuk membeli suatu merek atau mengambil tindakan yang

berhubungan dengan pembelian yang diukur dengan tingkat kemungkinan

konsumen melakukan pembelian. Menurut Kotler, Bowen dan Makens

(2014:156) mengenai minat beli: minat beli timbul setelah adanya proses

3

evaluasi alternatif dan di dalam proses evaluasi, seseorang akan membuat suatu

rangkaian pilihan mengenai produk yang hendak dibeli atas dasar merek maupun

minat.

Berdasarkan uraian diatas penulis memilih judul penelitian “Analisis

Desain Produk Kaos terhadap Minat Beli Konsumen Pada Distribution Store

Delusi Stockroom Makassar”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah yang

dikemukakan adalah:

Apakah desain produk kaos berpengaruh terhadap minat beli konsumen

pada distribution store Delusi Stockroom Makassar?

C. Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui pengaruh desain produk kaos terhadap minat beli

konsumen pada distribution store Delusi Stockroom Makassar.

D. Manfaat Penelitian

1. Secara Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan pemahaman tentang

pengaruh desain produk kaos terhadap minat beli konsumen pada

distribution store Delusi Stockroom Makassar.

2. Secara Praktis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan

pertimbangan konsumen dengan melihat desain produk kaos terhadap

minat beli konsumen pada distribution store Delusi Stockroom Makassar.

4

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teoritis

1. Manajemen Pemasaran

a. Pengertian Manajemen Pemasaran

Pemasaran merupakan faktor penting dalam siklus kepuasan

konsumen. Dalam suatu perusahaan, pemasaran merupakan salah satu

kegiatan pokok yang dilakukan untuk menjaga kelangsungan hidup,

perkembangan dan keuntungannya. Aktivitas pemasaran suatu

perusahaan juga harus memuaskan konsumen jika ingin terus berlanjut.

Karena orang sudah terbiasa dengan pemasaran, banyak pakar

yang muncul dengan definisi pemasaran yang terlihat sedikit berbeda

tetapi memiliki arti yang sama. Perbedaan ini disebabkan karena

mereka memandang pemasaran dari berbagai sudut yang beberapa di

antaranya berfokus pada fungsi, produk, dan aspek kelembagaan.

Terlihat bahwa aktivitas pemasaran merupakan aktivitas yang

berhubungan dengan orang lain sebagai suatu sistem. Kegiatan

pemasaran ini berlangsung di lingkungan yang terus berkembang

sebagai hubungan antara perusahaan yang sama atau antara

perusahaan yang berbeda, yang juga dapat menimbulkan persaingan.

Pemasaran adalah proses sosial di mana individu dan kelompok

mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan

menciptakan, menawarkan, dan secara bebas bertukar produk berharga

dengan pihak lain (Kotler 2007:7). Stanton berpendapat bahwa

5

pemasaran adalah keseluruhan sistem aktivitas bisnis yang bertujuan

untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan dan

mendistribusikan barang dan jasa yang memenuhi kebutuhan konsumen

yang ada dan calon konsumen.

Sedangkan menurut George E. Belch dan Michael A. Belch

(2009:8) mengemukakan definisi konsep pemasaran, yaitu fungsi

operasional dan seperangkat proses untuk kreasi, komunikasi, dan

penyampaian nilai kepada para pelanggan dan mengelola hubungan

pelanggan yang memberikan manfaat bagi organisasi dan para

pemangku kepentingan (stakeholders) yang memiliki hubungan erat

dengan organisasi. Menurut Philip William J. Shultz (2005), manajemen

pemasaran adalah merencanakan, pengarahan, dan pengawasan

seluruh kegiatan pemasaran perusahaan ataupun bagian dari

pemasaran. Kotler dan Keller (2008:5) mengemukakan manajemen

pemasaran adalah sebagai seni dan ilmu memilih pasar sasaran dan

mendapatkan, menjaga, dan menumbuhkan pelanggan dengan

menciptakan, menyerahkan, mengomunikasikan nilai pelanggan yang

unggul. Sedangkan menurut Lupiyo Adi (2006:6), manajemen

pemasaran adalah suatu analisis, perencanaan, pelaksanaan serta

kontrol program-program yang telah direncanakan dalam hubungannya

dengan pertukaran-pertukaran yang diinginkan terhadap konsumen

yang dituju untuk memperoleh keuntungan pribadi maupun bersama.

Menurut Sumarni (2011:75), pemasaran merupakan bagian yang

penting dengan pasar, karena pasar yang ada sekarang merupakan

pasar pembeli di mana terjadinya transaksi jual beli tergantung pada

6

keputusan pembeli sendiri, sehingga pasar yang ada sangat dipengaruhi

oleh perilaku para konsumen dan yang penting perusahaan sebagai

yang menawarkan barang hanya bisa mengikuti pesaing-pesaing dari

perusahaan yang menciptakan barang sejenis.

Dari definisi di atas dapat diketahui bahwa manajemen pemasaran

sebagai proses yang mencakup analisis perencanaan, pelaksanaan,

dan pengendalian, juga produk atau jasa yang berdasarkan pertukaran

dan bertujuan untuk menghasilkan kepuasan kepada pihak-pihak yang

terlibat di dalamnya. Pemasaran mencakup ruang lingkup kegiatan yang

sangat luas yang dimulai dari menentukan kebutuhan konsumen dan

diakhiri dengan kepuasan konsumen. Dengan kata lain kegiatan

pemasaran bermula dan berakhir pada konsumen. Menurut Sunyoto

(2014:18), pemasaran merupakan ujung tombak perusahaan dalam

dunia persaingan yang semakin ketat, perusahaan dituntut agar tetap

bertahan hidup dan berkembang. Oleh karena itu seorang pemasar

dituntut untuk memahami permasalahan pokok di bidangnya dan

menyusun strategi agar dapat mencapai tujuan perusahaan.

b. Konsep Pemasaran

Bagi perusahaan yang berorientasi konsumen, aktivitas

pemasaran akan beroperasi pada hal-hal yang berkaitan dengan

konsumen. Mulai dari menentukan apa keinginan konsumen hingga

diakhiri dengan kepuasan konsumen. Kepuasan konsumen merupakan

hal mutlak bagi kelangsungan hidup perusahaan. Dalam konsep

pemasaran, kepuasan kebutuhan konsumen menjadi syarat ekonomi

dan sosial bagi keberlangsungan hidup perusahaan. Maka jelas

7

perusahaan harus mampu memberikan kepuasan terhadap

konsumennya agar perusahaan dapat berkembang dan bertahan.

2. Desain

a. Pengertian Desain

Desain kaos adalah seni memvisualisasikan ide melalui media

kaos untuk menyampaikan informasi yang bisa terbaca atau terlihat.

Desain diukur dengan empat indikator yang dikembangkan oleh Nilsson

dan Ostrom, 2005; Ampuero dan Vila, 2006 yaitu: brand name, color,

tipografi (huruf), image.

Desain dapat diartikan sebagai pembangkitan gagasan,

pengembangan konsep, pengujian dan implementasi konsep. Desain

produk merupakan terjemahan dari desain industri. Beberapa ahli

menerjemahkan desain industri menjadi desain produk. Desain produk

adalah pelopor dan kunci keberhasilan produk dalam penetrasi pasar

pemasaran perdagangan arus utama, mendesain produk berarti

menjelajahi pasar, kemauan pasar, peluang pasar, pemikiran pasar, dan

banyak aspek lain yang akhirnya diterjemahkan dan diterapkan dalam

produk. Kemampuan suatu produk untuk bertahan dalam siklus pasar

ditentukan oleh bagaimana desain dapat beradaptasi dengan perubahan

dalam bentuk apa pun. Desainer produk harus memiliki pengetahuan

dan pengalaman yang baik. Proses ini tidak diragukan lagi

membutuhkan waktu yang lama dalam desain, pemikiran yang tajam

dan keterbacaan sangat penting saat menentukan peringkat seorang

desainer. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa perasaan seorang

8

desainer terbentuk atas dasar pengalaman panjang dan berbagai

layanan yang mengelilingi dan menjumpai seorang desainer.

Kotler dan Armstrong (2006) berpendapat bahwa desain produk

merupakan konsep yang baik, bahwa desain produk dapat menjadi

salah satu senjata pemasaran paling ampuh dalam gudang senjata

perusahaan. Desain produk memberi kontribusi dalam kegunaan suatu

produk seperti penampilannya.

Selain itu, Kotler dan Keller (2008) membahas bahwa kumpulan

karakteristik yang mempengaruhi penampilan, rasa dan fungsi suatu

produk tergantung pada kebutuhan pelanggan. Desain yang unik adalah

satu-satunya fitur yang membedakan produk perusahaan dengan produk

yang lainnya. Desain yang baik akan menarik konsumen ke produk dan

berkomunikasi dengannya. Saat memilih di antara dua produk yang

memiliki harga yang sama dan fungsi yang sama, konsumen akan

memutuskan untuk membeli atau akan memilih salah satu dari dua

produk tersebut dengan mempertimpangkan fitur yang menarik dan unik.

Desain memiliki peranan yang sangat penting dalam

mempengaruhi keputusan konsumen dalam membeli produk, sehingga

sangat menentukan keberhasilan pemasaran suatu produk.

b. Jenis-Jenis Desain

Berikut macam-macam jenis desain dan contohnya sebagai berikut:

1) Desain Gambar atau Visual

Desain gambar atau lebih dikenal dengan desain visual adalah

teknik yang digunakan untuk membuat dan menyusun gambar sesuai

dengan konsep desain yang diinginkan. Desain ini dibuat untuk

9

disampaikan kepada seseorang melalui sebuah gambar. Salah satu

desain dan contoh ini pasti akan bermakna. Secara umum, gambar

yang dibuat oleh para desainer ini terkadang direproduksi, baik positif

maupun negatif, yang menyesuaikan dengan arti gambar. Contohnya

seperti lukisan, kartun, dan lain sebagainya.

2) Desain Tulisan

Desain tulisan dibuat untuk mengkomunikasikan gambar

kepada orang lain yang mungkin bersifat visual atau digital. Secara

umum, seorang desainer bisa menyampaikan banyak kata. Desain

visual sendiri juga terbagi dalam beberapa bentuk, seperti visual,

tulisan tangan hingga topografi. Contoh desain tertulis ini adalah

baliho, buku, poster dan nama produk.

3) Simbol dan Logo

Salah satu dari berbagai jenis desain dan contoh yang terakhir

adalah simbol dan logo. Simbol dan logo itu spesial. Banyak orang

menggunakan fitur ini untuk merujuk ke produk dengan tujuan

mengidentifikasi nama perusahaan menggunakan simbol dan

tipografi kata. Secara umum, para desainer yang membuat simbol

dan logo tersebut memiliki banyak pengalaman. Ini karena simbol

dan logo desain memiliki hak cipta. Contoh simbol dan logo ini

termasuk Google, Adidas, Nike, dan logo terkenal lainnya.

c. Indikator Desain Produk

Kotler (2005) mengemukakan terdapat 7 indikator pada desain produk,

yaitu:

1) Ciri-ciri

10

Yakni karakteristik yang mendukung fungsi dasar produk.

Sebagian besar produk dapat ditawarkan dengan beberapa ciri-ciri.

Ciri-ciri produk merupakan alat kompetitif untuk produk perusahaan

yang terdiferensiasi. Pengenalan karakteristik baru dianggap salah

satu metode yang paling efektif dalam kompetisi.

2) Kinerja

Yaitu mengacu pada level saat produk beroperasi. Pembeli

barang mahal biasanya membandingkan kinerja

(tampilan/karakteristik) dari merek yang berbeda. Pembeli umumnya

membayar lebih untuk kinerja yang lebih baik selama harga tidak

melebihi nilai yang dirasakan.

3) Mutu Kesesuaian

Mutu kesesuaian mengacu pada tingkat di mana desain produk

memenuhi standar target. Mutu kesesuaian merupakan tingkat

kesesuaian dan pelaksanaan semua unit yang diproduksi sesuai

dengan spesifikasi target yang dijanjikan. Ini disebut kesesuaian

karena spesifikasinya.

4) Daya Tahan (Durability)

Daya tahan adalah ukuran umur yang diharapkan dari produk

tertentu. Pembeli bersedia membayar lebih untuk produk yang lebih

kuat.

5) Daya Uji (Reliabilitas)

Ini adalah ukuran kemungkinan suatu produk tidak akan

berfungsi dengan baik atau rusak selama periode waktu tertentu.

Pelanggan bersedia membayar lebih untuk produk dengan reputasi

11

keandalan yang lebih tinggi. Mereka ingin menghindari biaya

kerusakan dan waktu perbaikan.

6) Kemudahan Perbaikan (Repairability)

Kemudahan perbaikan adalah langkah untuk memperbaiki

produk yang rusak atau cacat. Kemudahan perbaikan yang

sempurna akan ada jika pengguna dapat memperbaiki produk

dengan biaya rendah atau gratis tanpa menghabiskan terlalu banyak

waktu.

7) Model (Style)

Model adalah gambaran bagaimana konsumen menyukai produk.

Model memberikan karakteristik produk unggulan yang sulit untuk

direproduksi.

3. Minat Beli Konsumen

a. Pengertian Minat Beli Konsumen

Minat beli konsumen merupakan faktor pendorong dalam

mengambil keputusan. Menurut Yamit (2001:77), minat beli konsumen

merupakan hasil evaluasi pembeli setelah membandingkan apa yang

dirasakan dengan harapannya. Menurut Durianto, dkk (2003: 109),

minat beli adalah hal yang berkaitan dengan rencana konsumen untuk

membeli produk, serta seberapa banyak produk yang dibutuhkan dalam

suatu periode tertentu.

Minat beli adalah pernyataan mental dari konsumen yang sejalan

dengan rencana pembelian untuk suatu produk. Pengetahuan

perdagangan khusus tentang minat konsumen sangat perlu diketahui

oleh pemasar untuk menggambarkan perilaku konsumen. Minat pembeli

12

terbentuk dari hubungan dengan produk. Hal itu berasal dari

kepercayaan konsumen terhadap kualitas produk. Kepercayaan

konsumen yang lebih rendah terhadap produk akan menurunkan minat

beli konsumen.

Minat (Interest) digambarkan sebagai situasi dimana konsumen

belum melakukan suatu tindakan, yang dapat dijadikan dasar untuk

memprediksi perilaku atau tindakan tersebut. Minat merupakan perilaku

yang muncul sebagai respon terhadap suatu objek yang menunjukkan

keinginan pelanggan untuk melakukan pembelian (Kotler 2005:15).

b. Faktor yang Mempengaruhi Minat Beli Konsumen

Swasta dan Iravan (2001) mengemukakan faktor-faktor yang

mempengaruhi minat beli yang berkaitan dengan perasaan dan emosi.

Jika seseorang merasa senang dan puas dengan pembelian barang

atau jasa, maka akan memperkuat minat beli. Ketidakpuasan akan

menimbulkan sebaliknya.

Super dan Crites (Lidyawatie, 1998) mengemukakan beberapa

faktor yang mempengaruhi minat, yaitu :

1) Perbedaan pekerjaan, artinya dengan adanya perbedaan pekerjaan

akan mempengaruhi minat seseorang terhadap sesuatu.

2) Perbedaan sosial ekonomi, artinya orang yang punya sosial

ekonomi tinggi jauh lebih mudah mencapai apa yang diinginkannya

dibandingkan mereka yang mempunyai sosial ekonomi rendah.

3) Perbedaan hobi atau kegemaran, artinya bagaimana seseorang

menggunakan waktu senggangnya.

13

4) Perbedaan jenis kelamin, artinya minat wanita akan berbeda

dengan pria, misalnya dalam hal kebutuhan dan pola belanja.

5) Perbedaan usia, artinya usia anak-anak, remaja, dewasa dan

orangtua akan berbeda minatnya terhadap suatu barang, aktivitas

benda dan seseorang.

Sedangkan menurut Kotler, Bowen dan Mackens (2003), terdapat

dua faktor yang mempengaruhi minat seseorang dalam proses

keputusan pembelian, yaitu situasi tak terduga dan sikap masyarakat.

Untuk memahami motivasi dan manajemen yang mendasari

perilaku belanja konsumen, antara lain perlu diterapkan beberapa

konsep;

1) Teori ekonomi mikro

Menurut teori ekonomi mikro, keputusan membeli merupakan hasil

perhitungan ekonomis rasional yang sadar. Teori ini menunjukkan

bahwa:

a) Bahwa konsumen akan selalu untuk memaksimumkan

kepuasannya dalam batas kemampuan finansialnya

b) Bahwa konsumen mempunyai pengetahuan tentang beberapa

pilihan lain sebagai sumber untuk memuaskan kebutuhannya.

c) Bahwa konsumen akan selalu bertindak rasional.

2) Teori Psikologis

Teori psikologis berpendapat bahwa pada umumnya manusia akan

selalu didorong untuk memenuhi kebutuhan dasarnya.

3) Teori Psikoanalisis

14

Teori psikoanalisis didasarkan pada asumsi bahwa perilaku manusia

dibangu oleh keinginan dan adanya motif tersembunyi. Perilaku

manusia ini merupakan hasil kolaborasi dari tiga struktur struktural: id

(das ich), ego (das ich) dan superego (Veber das ich).

4) Teori Antropologis

Berdasarkan teori ini, perilaku manusia dipengaruhi oleh kultur yang

terdiri dari masyarakat sekitar, kelas sosial serta keluarga.

c. Indikator Minat Beli

Menurut Ferdinand (2006), minat beli ditentukan dengan indikator-

indikator sebagai berikut:

1) Minat transaksional, yaitu kecenderungan seseorang untuk membeli

produk.

2) Minat referensial, yaitu kecenderungan seseorang untuk

merekomendasikan produk kepada orang lain.

3) Minat preferensial, yaitu minat yang memiliki perilaku di mana suatu

produk disukai. Preferensi ini hanya dapat digantikan jika terjadi

sesuatu dengan produk preferensinya.

4) Minat eksploratif, minat ini menggambarkan perilaku seseorang yang

selalu mencari informasi mengenai produk yang diminatinya dan

mencari informasi untuk mendukung sifat-sifat positif dari produk

tersebut. Minat beli diperoleh dari suatu proses belajar dan proses

pemikiran yang membentuk suatu persepsi. Minat beli yang muncul

menciptakan suatu motivasi yang terus terekam dalam benaknya,

yang pada akhirnya ketika seseorang konsumen harus memenuhi

15

kebutuhannya akan mengaktualisasikan apa yang terdapat dalam

benak konsumen.

4. Tinjauan Empiris

Tinjauan empiris sangat diperlukan guna sebagai tambahan

referensi dan sebagai salah satu bahan pemikiran bagi peneliti dalam

penelitian ini. Penelitian ini mengacu dalam pada penelitian terdahulu yang

berhubungan dengan desain, tinjaun empiris yang berhubungan dengan

minat beli konsumen. Tinjauan empiris yang digunakan bagian bahan acuan

oleh peneliti adalah sebagai berikut :

a. Satria Adhi Wicaksono, 2015

“Pengaruh Merek dan Desain terhadap Minat Beli Konsumen”

Hasil penelitian menunjukkan variabel merek berpengaruh positif dan

signifikan terhadap minat beli konsumen. Variabel desain berpengaruh

positif, signifikan dan dominan terhadap minat beli konsumen, terhitung

untuk variabel merek sebesar 5,337 dengan nilai signifikansi 0,000 <

0,05, yang berarti bahwa Hipotesis 1 yang menyatakan merek

berpengaruh terhadap minat beli konsumen dapat diterima. Kemudian

nilai terhitung untuk variabel desain sebesar 5,962 dengan nilai

signifikansi 0,000 < 0,05, yang berarti bahwa Hipotesis 2 yang

menyatakan desain berpengaruh terhadap minat beli konsumen dapat

diterima.

b. Th. Susetyarsi, 2013

“Analisis Pengaruh Strategi Desain Produk Terhadap Minat Beli

Konsumen Pada Skuter Matik Yamaha Merek Mio Fino Di Kota

Semarang” Hasil uji hipotesis baik parsial maupun simultan

16

menunjukkan hasil analisis bahwa semuanya mendukung hipotesis yang

diajukan yaitu variabel-variabel bebas berupa strategi desain produk

skuter matik Yamaha merek Mio Fino yang terdiri dari gaya hidup(X1),

fitur (X2) dan penampilan (X3) berpengaruh signifikan baik secara

parsial maupun simultan terhadap variabel terikat minat beli konsumen

(Y) di Kota Semarang.

c. Rizky,Anandia, 2015

“Analisa Pengaruh Desain Produk, Persepsi Harga Dan Kualitas

Produk Terhadap Citra Merek Untuk Meningkatkan Minat Beli

Konsumen Sepatu Adidas Original” Hasil penelitian menunjukan desain

produk berpengaruh positif dan signifikan terhadap citra merek, persepsi

harga berpengaruh positif dan signifikan terhadap citra merek, kualitas

produk berpengaruh positif dan signifikan terhadap citra merek dan citra

merek berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat beli konsumen.

d. Alfin NF Mufreni, 2016

“Pengaruh Desain Produk, Bentuk Kemasan dan Bahan Kemasan

Terhadap Minat Beli Konsumen (Studi Kasus Teh Hijau Serbuk Tocha)”

Hasil analisis data dan pengujian hipotesis menunjukan bahwa desain

produk, bentuk kemasan dan bahan (material) kemasan berpengaruh

signifikan terhadap minat beli konsumen. Hasil penelitian menunjukan

bahwa kemasan Tocha mampu meningkatkan minat pembelian

konsumen.

e. Muhammad Rafli Hidayah, 2017

“Pengaruh Desain Produk dan Promosi Terhadap Keputusan

Pembelian Pada Motor Sport Yamaha 150CC Di Kabupaten Klaten”

17

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: (1) terdapat pengaruh positif

desain produk terhadap keputusan pembelian Yamaha Motor Sport

150cc di Kabupaten Klaten, dibuktikan dari nilai t hitung sebesar 7,447;

nilai signifikansi 0,000<0,05; dan koefisien regresi mempunyai nilai

positif sebesar 0,356; (2) terdapat pengaruh positif desain produk

terhadap keputusan pembelian Yamaha Motor Sport 150cc di

Kabupaten Klaten, dibuktikan dari nilai t hitung sebesar 4,622; nilai

signifikansi 0,000<0,05 dan koefisien regresi mempunyai nilai positif

sebesar 0,352; (3) terdapat pengaruh positif desain produk dan promosi

terhadap keputusan pembelian Yamaha Motor Sport 150cc di

Kabupaten Klaten, dibuktikan dengan hasil pengujian diperoleh nilai F

hitung sebesar 54,718 dengan signifikansi sebesar 0,000<0,05.

B. Kerangka Konsep

Delusi Stockroom merupakan distribution store yang menjual berbagai

produk kekhasan anak-anak remaja. Ciri khas dari distro ini terdapat dari

produk-produk kaosnya yang dijajakan yang memiliki desain-desain menarik

dan tematik. Khas dari produk kaos yang dijajakan sesuai dengan konsep

yang mereka usung: Buku, Musik dan Film.

Desain produk adalah pioner dan kunci kesuksesan sebuah produk

menembus pasar sebagai basic bargaining marketing, mendesain sebuah

produk berarti membaca sebuah pasar, kemauan pasar, kemampuan pasar,

pola pikir pasar serta banyak aspek lain yang akhirnya diterjemahkan dan

diaplikasikan dalam perancangan sebuah produk. Kemampuan sebuah

produk bertahan dalam siklus sebuah pasar ditentukan oleh bagaimana

sebuah desain mampu beradaptasi akan perubahan-perubahan dalam bentuk

18

apapun yang terjadi dalam pasar sehingga kemampuan tersebut menjadi nilai

keberhasilan bagi produk itu sendiri di kemudian hari.

Berdasarkan landasan teori, maka disusun landsan konsep sebagai

berikut:

Desain (X)

1. Ciri-Ciri

2. Kinerja

3. Mutu Kerja

4. Daya Tahan (Durrability)

5. Daya Uji (Reliabilitas)

6. Kemudahan Perbaikan

(Repairability)

7. Model (Style)

Minat Beli Konsumen (Y)

1. Minat

Transaksional

2. Minat Referensial

3. Minat Preferensial

4. Minat Eksploratif

Gambar 2.1 KERANGKA KONSEP

Hasil Penelitian

Delusi Stockroom

Makassar

19

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Penelitian deskriptif merupakan data

yang dikumpulkan berupa kata-kata, gambar dan bukan angka-angka.

Kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena

tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi,

motivasi, tindakan dan lain-lain secara holistik dan dengan cara deskripsi

dalam bentuk kata-kata dan bahasa pada suatu konteks khusus yang alamiah

dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah, Moleong (2012:7).

B. Fokus Penelitian

Dalam penelitian ini dapat memfokuskan masalah terlebih dahulu

supaya tidak terjadi perluasan permasalahan yang nantinya tidak sesuai

dengan tujuan penelitian ini. Maka peneliti memfokuskan untuk meneliti

desain kaos terhadap minat beli konsumen pada Delusi Stockroom.

C. Pemilihan Lokasi dan Waktu Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Delusi Stockroom yang berlokasi di Jalan

Kumala no.93, Makassar.

2. Waktu Penelitian

20

Waktu yang digunakan selama penelitian kurang lebih dua bulan, dimulai

dari bulan Agustus hingga September tahun 2019.

D. Sumber Data

Sumber data yang dikemukakan dalam penelitian ini bersumber dari :

1. Data Primer

Data primer adalah data yang dan dikumpulkan oleh peneliti dari pelanggan

dan pemilik distribution store memakai metode wawancara mendalam dan

observasi.

2. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang dikumpulkan dari catatan-catatan penting

dari pelanggan dan pemilik distribution store..

3. Informan

Informan penelitian adalah orang yang memberikan informasi tentang

situasi dan kondisi latar belakang penelitian. Informan merupakan orang-

orang yang benar mengetahui permasalahan yang akan diteliti.

Informan terbagi 2, yaitu:

a. Informan kunci merupakan orang-orang yang dianggap mengetahui

permasalahan yang diteliti, yaitu pemilik toko Delusi Stockroom

sebanyak satu orang.

b. Informan non-kunci merupakan orang-orang yang memahami

permasalahan yang diteliti. Adapun yang dimaksud sebagai informan

non-kunci dalam penelitian ini adalah konsumen sebanyak lima orang.

21

E. Pengumpulan Data

Dalam hubungannya dengan permasalahan yang telah dikemukakan

penulis akan mengumpulkan data dengan metode berikut :

1. Observasi

Pengamatan dilakukan secara langsung terhadap objek penelitian dengan

tujuan untuk mendapatkan data-data yang diperlukan, khususnya berkaitan

dengan desain kaos yang mampu memengaruhi minat beli konsumen.

2. Wawancara

Memberikan sejumlah pertanyaan yang disusun secara terstruktur kepada

beberapa sampel pelanggan maupun orang yang bekerja pada lokasi yang

diteliti. Daftar pertanyaan akan terkait dengan informasi yang dibutuhkan.

3. Dokumentasi

Melakukan pengamatan secara langsung terhadap dokumen-dokumen

atau arsip-arsip guna mendapatkan data yang mendukung penelitian.

F. Instrumen Penelitian

Pengumpulan data penelitian dilakukan melalui berbagai metode

penelitian seperti observasi, wawancara, dan dokumentasi yang

membutuhkan alat atau instrumen. Alat-alat seperti handphone, kamera,

pensil, pulpen, dan buku. Ponsel, saat peneliti mengambil foto serta

untuk merekam suara saat melakukan pengumpulan data, baik

menggunakan wawancara maupun observasi. Sedangkan pensil,

pulpen, dan buku digunakan untuk menuliskan atau mendeskripsikan

informasi yang didapat dari narasumber.

22

G. Teknik Analisis

Untuk menganalisis masalah yang dikemukakan sebelumnya, penulis

menganalisis data dengan menggunakan metode analisis deskriptif kualitatif

dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Analisis ini didasarkan pada

data apa saja yang disajikan dalam bentuk informasi kualitatif yang

melengkapi data lain untuk memperjelas atau menambah gambaran

tentang variabel penelitian.

Dalam buku Ahmadin, Miles dan Huberman mengemukakan analisis

dalam tiga tahap kerja, yakni:

1. Reduksi Data

Reduksi data diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan

perhatian pada penyederhanaan, pengabstrakan, dan transformasi

data kasar yang muncul dari catatan-catatan tertulis di lapangan.

Reduksi data berlangsung terus-menerus selama proyek yang

berorientasi penelitian kualitatif berlangsung. Antisipasi akan adanya

reduksi data sudah tampak waktu penelitiannya memutuskan

(seringkal tanpa disadari sepenuhnya) kerangka konseptual wilayah

penelitian, permasalahan penelitian, dan pendekatan pengumpulan

data mana yang dipilihnya. Selama pengumpulan data berlangsung,

terjadilan tahapan reduksi selanjutnya (membuat ringkasan,

mengkode, menelusur tema, membuat gugusgugus, membuat partisi,

membuat memo). Reduksi data/transformasi ini berlanjut terus

sesudah penelian lapangan, sampai laporan akhir lengkap tersusun.

Reduksi data merupakan bagian dari analisis. Reduksi data

merupakan suatu bentuk analisis yang menajamkan, menggolongkan,

23

mengarahkan, membuang yang tidak perlu, dan mengorganisasi data

dengan cara sedemikian rupa hingga kesimpulan-kesimpulan finalnya

dapat ditarik dan diverifikasi. Dengan reduksi data peneliti tidak perlu

mengartikannya sebagai kuantifikasi. Data kualitatif dapat

disederhanakan dan ditransformasikan dalam aneka macam cara,

yakni: melalui seleksi yang ketat, melalui ringkasan atau uraian

singkat, menggolongkannya dalam satu pola yang lebih luas, dan

sebagainya. Kadangkala dapat juga mengubah data ke dalam angka-

angka atau peringkatperingkat, tetapi tindakan ini tidak selalu

bijaksana.

2. Penyajian Data

Miles & Huberman membatasi suatu penyajian sebagai

sekumpulan informasi tersusun yang memberi kemungkinan adanya

penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan. Mereka meyakini

bahwa penyajian-penyajian yang lebih baik merupakan suatu cara

yang utama bagi analisis kualitatif yang valid, yang meliputi: berbagai

jenis matrik, grafik, jaringan dan bagan. Semuanya dirancang guna

menggabungkan informasi yang tersusun dalam suatu bentuk yang

padu dan mudah diraih. Dengan demikian seorang penganalisis dapat

melihat apa yang sedang terjadi, dan menentukan apakah menarik

kesimpulan yang benar ataukah terus melangkah melakukan analisis

yang menurut saran yang dikisahkan oleh penyajian sebagai sesuatu

yang mungkin berguna.

3. Menarik Kesimpulan

24

Penarikan kesimpulan menurut Miles & Huberman hanyalah

sebagian dari satu kegiatan dari konfigurasi yang utuh. Kesimpulan-

kesimpulan juga diverifikasi selama penelitian berlangsung. Verifikasi

itu mungkin sesingkat pemikiran kembali yang melintas dalam pikiran

penganalisis (peneliti) selama ia menulis, suatu tinjauan ulang pada

catatan-catatan lapangan, atau mungkin menjadi begitu seksama dan

menghabiskan tenaga dengan peninjauan kembali serta tukar pikiran

di antara teman sejawat untuk mengembangkan kesepakatan

intersubjektif atau juga upaya-upaya yang luas untuk menempatkan

salinan suatu temuan dalam seperangkat data yang lain. Singkatnya,

makna-makna yang muncul dari data yang lain harus diuji

kebenarannya, kekokohannya, dan kecocokannya, yakni yang

merupakan validitasnya. Kesimpulan akhir tidak hanya terjadi pada

waktu proses pengumpulan data saja, akan tetapi perlu diverifikasi

agar benar-benar dapat dipertanggungjawabkan.

25

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Objek Penelitian

1. Sejarah Distribution Store Delusi Stockroom

Delusi Stockroom berdiri pada tanggal 1 Agustus 2016. Delusi

Stockroom merupakan distribution store yang menjual berbagai produk

kekhasan anak-anak remaja. Ciri khas dari distro ini terdapat dari produk-

produk kaosnya yang dijajakan yang memiliki desain-desain menarik dan

tematik. Khas dari produk kaos yang dijajakan sesuai dengan konsep

yang mereka usung: Buku, Musik dan Film. Alasan Delusi Stockroom

memilih konsep tersebut dikarenakan di Makassar belum ada toko kaos

yang mengusung konsep demikian, yang memadukan buku, musik dan

film. Bukan hanya di Makassar, di luar Makassar pun belum pernah ada

yang mengusung konsep demikian.Delusi Stockroom tidak hanya

menjajakan kaos, ia juga memproduksi hoodie, ransel, topi dan berbagai

produk lainnya.

Delusi Stockroom bisa berdiri dan masih eksis hingga hari ini itu

semua tidak lepas dari dukungan pertemanan dan usaha mereka sendiri.

Meski beberapa kali jatuh bangun, ditipu, kecurian dan mengalami

kerugian, Delusi Stockroom masih bertahan.

Delusi Stockroom memiliki target pasar untuk orang-orang yang

suka musik, seperti musisi-musisi maupun penikmat musik. Yang kedua,

untuk orang-orang yang suka menonton film dan ketiga untuk orang-

orang yang suka membaca buku. Target pasarnya bila berdasarkan

26

umur, Delusi Stockroom menargetkan untuk para pemuda, dewasa dan

orang tua yang berumur di atas 40-an.

2. Struktur Organisasi

Struktur organisasi merupakan hal penting dalam menjalankan

sebuah usaha bisnis. Hal ini berguna untuk lebih mempermudah dan

memfokuskan pembagian kerja. Agar kerja-kerja yang dilakukan bisa

lebih efektif dan memberikan hasil yang maksimal.

Sangatlah diperlukan suatu struktur organisasi yang baik agar

usaha yang dijalankan dapat beroperasi dengan baik dan sesuai harapan.

Sebagaimana yang diharapkan, pembagian tugas dan tanggung jawab

yang jelas diharapkan dapat mendorong kerjasama yang baik untuk

meningkatkan produktivitas sehingga memperlancar kerja-kerja dalam

usaha bisnis.

SUSUNAN PEMBAGIAN TIM KERJA

DELUSI STOCKROOM MAKASSAR

Riset dan

Penanggung Jawab : Fajri

Keuangan : Este

Desain Grafis : Edi, Irfan dan SicknessLab

27

3. Job Description

1. Riset dan Penanggung Jawab

a) Meriset produk apa yang selanjutnya akan dijual

b) Memasarkan dan mengiklankan produk

c) Meriset apa yang lagi sedang diminati orang-orang .

2. Keuangan

a) Mencatat pemasukan dan pengeluaran

b) Mengalokasikan dan menyimpan dana

3. Desain Grafis

a) Mendesain produk yang akan dipasarkan

B. Hasil Penelitian

Pada bagian ini, peneliti akan memaparkan fokus dari penelitian

ini yaitu analisis desain produk kaos terhadap minat beli konsumen pada

Delusi Stockroom Makassar, dimana penelitian ini menggunakan metode

pendekatan deskriptif kualitatif.

Pada penelitian deskriptif kualitatif, peneliti dituntut dapat

memaparkan, menjelaskan, menggambarkan, dan menggali data

berdasarkan apa yang diucapkan, dirasakan, dan dilakukan oleh sumber

data sebagaimana adanya yang terjadi dilapangan melalui wawancara

mendalam.

Dalam penelitian ini, sumber data diperoleh dari data primer dan

data sekunder. Dimana data primer adalah data yang berupa keterangan-

keterangan yang diperoleh dengan cara melakukan wawancara

mendalam kepada seluruh pihak yang terlibat. Sedangkan data sekunder

28

adalah data berupa informasi yang berkaitan dengan variabel penelitian

pada Delusi Stockroom Makassar.

1. Karakteristik Informan Penelitian

Jumlah informan dalam penelitian ini adalah 6 orang, berikut ini

merupakan data-data dari informan berdasarkan profesi

Tabel 4.1

Karakteristik Informan Berdasarkan Profesi

No. Nama Profesi

1. Fajri Pemilik Delusi Stockroom

2. Asrul Konsumen

3. Tanti Konsumen

4. Didin Konsumen

5. Aldi Konsumen

6. Ade Konsumen

Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan bahwa dalam penelitian yang

dilakukan ini ada 6 informan yang terdiri dari 1 orang pemilik Delusi Stockroom

dan 5 orang konsumen Delusi Stockroom. Fungsi peneliti memilih informan itu

karena yang pertama yaitu 1 orang pemilik Delusi Stockroom yang tugasnya

mengatur dan bertanggung jawab atas Delusi Stockroom dan memiliki data-data

yang peneliti butuhkan dalam proses penelitian, kedua yaitu 5 orang konsumen

dari Delusi Stockroom yang menentukan minat belinya berdasarkan desain

produk kaos.

29

2. Deskripsi Hasil Penelitian

Data dari hasil penelitian ini didapatkan melalui wawancara yang

dilakukan oleh peneliti pada bulan September 2019. Dimana seluruh

informan yang melakukan wawancara adalah pemilik Delusi

Stockroom dan konsumen Delusi Stockroom.

a. Deskripsi Wawancara dengan Fajri Pemilik Delusi Stockroom

Makassar

Berdasar pada wawancara yang dilakukan peneliti

terhadap informan Pemilik Delusi Stockroom Makassar tentang

sejak kapan dan apa alasan yang melatarbelakangi berdirinya

Delusi Stockroom Makassar, informan pun menjawab sebagai

berikut:

”Sejak 2014 bulan 5 tanggal 3 mei itu Delusi Stockroom ada. Apa yang melatarbelakangi berdirinya Delusi Stockroom itu mau punya duit.” (wawancara pada hari Jumat, 13 September 2019).

Kemudian peneliti menggali lagi dengan pertanyaan Mengapa memilih

konsep Distribution Store dan tema „buku, musik dan film‟ pada Delusi

Stockroom, informan pun menjawab sebagai berikut:

” Konsep seperti ini adalah konsep yang sulit untuk mati menurut pembacaan kami. Sejarah membuktikan berdasarkan hasil yang kita pelajari, musik itu bukan hal yang terpisah dari hidup, buku-buku juga bukan hal yang bisa ditinggalkan begitu saja, pun misalnya buku-buku habis dan orang-orang beralih ke ebook/digital book, akan tetap ada orang-orang yang mencintai fisik. Terus, film misalnya, orang-orang kalau lagi galau, kalau lagi ngapa-ngapain atau kalau sedang mengingat masa kecilnya yang dia ingat itu film-film apa semasa kecilnya. Nah itu, kenapa kita memilih konsep yang seperti ini pada Delusi” (wawancara pada hari Jumat, 13 September 2019).

30

Kemudian peneliti menggali lagi dengan pertanyaan siapa saja sasaran

pasar dari Delusi Stockroom, informan pun menjawab sebagai berikut:

”Sasaran pasarnya yang pertama itu orang-orang yang suka musik, musisi-musisi mungkin. Yang kedua adalah orang-orang yang suka baca buku, yang ketiga adalah orang-orang yang suka nonton. Kebanyakan dari mereka kalau ditanya sasarannya, yah itu sasarannya. Kalau ditanya umur, kita pasti maunya dan sampai sekarang punya target itu pemuda, dewasa, dan orang tua yang sudah diatas umur 40-an gitu, jadi kalau melihat ini akan kembali ke masa-masa dimana mereka muda.” (wawancara pada hari Jumat, 13 September 2019).

Kemudian peneliti memberikan pertanyaan tentang bagaimana standar

dalam penentuan desain produk di Delusi Stockroom, informan pun menjawab

sebagai berikut;

”Pertama harus bagus. Bagus dalam artian teknik menggambar. Bagus dalam pemasaran. Yang kedua, apakah kami suka. Biarpun mungkin bagus di pasaran, tapi kalau kami tidak suka.” (wawancara pada hari Jumat, 13 September 2019).

b. Deskripsi Wawancara dengan Konsumen Delusi Stockroom

Makassar

Berdasar pada wawancara yang dilakukan peneliti

terhadap informan konsumen Delusi Stockroom Makassar

tentang desain produk kaos seperti apa yang membuatnya

tertarik dan alasannya mengapa berbelanja di Delusi Stockroom

Makassar, informan pun menjawab sebagai berikut:

“Desain produk band, dan saya memilih berbelanja di Delusi karena desain-desainnya menarik dan keren, juga karena nyaman dengan orang-orangnya.” (Aldi, wawancara pada hari Senin, 16 September 2019).

Kemudian peneliti menggali lagi dengan

pertanyaan tentang apakah Delusi Stockroom ini sudah

31

bisa dikatakan berhasil dalam memenuhi minat desain

yang anda inginkan informan pun menjawab sebagai

berikut:

“Cukup memenuhi. Sangat sesuai dengan selera anak muda” (Didin, wawancara pada hari Senin, 16 September 2019).

Kemudian peneliti kembali menggali dengan

mengajukan pertanyaan tentang seberapa pentingnya

desain produk untuk mempengaruhi minat beli anda di

Delusi Stockroom, informan pun menjawab sebagai

berikut:

“Itu penting sekali menurut saya itu desainnya, karena kan saya pakai bajunya dalam keseharian, jadi saya harus paham, tahu betul itu desainnya oke atau tidak di badan saya.” (Tanti, wawancara pada hari Senin, 16 September 2019).

Kemudian peneliti kembali menggali dengan

mengajukan pertanyaan tentang apa yang membedakan

Delusi Stockroom dengan distribution store lainnya

sehingga anda lebih memilih berbelanja di sini, informan

pun menjawab sebagai berikut:

“Harga dan desain bajunya yang buat saya lebih memilih Delusi Stockroom” (Asrul, wawancara pada hari Senin, 16 September 2018).

Kemudian peneliti kembali menggali dengan

mengajukan pertanyaan tentang apakah Delusi Stockroom

32

menjadi pilihan utama anda ketika ingin berbelanja produk

kaos, informan pun menjawab sebagai berikut:

“Iya, kalau saya hanya disitu tempatku beli kaos. Karena kalau di tempat-tempat lain beli kaos tidak nyaman” (Ade, wawancara pada hari Senin, 16 September 2019).

C. Pembahasan

Hasil penelitian di atas merupakan proses penelitian lapangan

yang telah dilakukan peneliti dengan pemenuhan persyaratan

administrasi penelitian. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif

kualitatif tentang analisis desain produk kaos terhadap minat beli

konsumen pada Delusi Stockroom Makassar.

1. Desain Produk Kaos

Desain produk kaos bisa dikatakan sangat berpengaruh terhadap

minat beli konsumen saat ingin membeli produk kaos. Desain produk

kaos yang baik akan menarik konsumen pada produk dan

berkomunikasi dengannya. Ketika memilih di antara dua produk yang

memiliki harga yang sama dan fungsi yang sama, konsumen telah

memutuskan untuk membeli atau akan memilih salah satu dari dua

produk tersebut, mengingat fitur yang menarik dan unik menjadi

pertimbangan.

Desain produk kaos memiliki peranan yang sangat penting dalam

mempengaruhi keputusan konsumen dalam membeli produk, sehingga

sangat menentukan keberhasilan pemasaran suatu produk. Desain

33

merupakan salah satu senjata yang penting untuk menghadapi derasnya

persaingan pasar dalam dunia bisnis.

2. Penerapan Konsep Desain Produk Kaos

Konsep desain produk kaos yang terdiri dari ciri-ciri, kinerja, mutu

kesesuaian, daya tahan, daya uji, kemudahan perbaikan dan model

telah diterapkan oleh pemilik Delusi Stockroom Makassar, berikut

penjelasannya:

a. Ciri-ciri

Ciri-ciri produk merupakan alat kompetitif untuk produk

yang terdiferensiasi. Pengenalan ciri-ciri baru dinilai

merupakan satu dari cara-cara yang sangat efektif dalam

persaingan. Agar bisa bertahan dalam dunia bisnis produk

kaos tentu sangat penting memiliki nilai tawar yang khas

kepada khalayak pasar apabila ingin bertahan dalam

persaingan.Delusi Stockroom dalam menjajakan produknya

memiliki khasnya sendiri dan standar kualitas yang mereka

jaga.

Berdasarkan wawancara yang dilakukan peneliti tentang

standar penentuan desain, Informan menjawab sebagai

berikut:

”Pertama harus bagus. Bagus dalam artian teknik menggambar. Bagus dalam pemasaran. Yang kedua, apakah kami suka. Biarpun mungkin bagus di pasaran, tapi kalau kami tidak suka.” (Fajri, wawancara pada hari Jumat, 13 September 2019).

34

b. Kinerja

Kinerja suatu produk yang baik dapat diukur apabila ia

memiliki pelanggan tetap. Orang yang merasa puas dengan

produk yang dibelinya tidak akan segan lagi untuk membeli

kedua atau bahkan ketiga kalinya di tempat yang sama. Delusi

Stockroom memiliki beberapa pelanggan yang bisa dibilang

pelanggan tetap, sebab disaat Delusi Stockroom merilis artikel

pelanggan yang sama selalu antusias untuk membeli.

Berdasarkan wawancara yang dilakukan peneliti, Informan

menjawab sebagai berikut:

“Selama lima tahun ini banyak sekali yang pelanggan tetap, mulai dari awal sampai sekarang mungkin puluhan orang, yang memang tetap, jadi setiap kita bikin rilisan artikel, ataukah kita keluarkan judul buku atau cd-cd itu menetap”(Fajri, wawancara pada hari jumat, 13 September 2019).

c. Mutu Kesesuaian

Delusi Stockroom sangat menjaga kualitas mutu produk

kaos yang dijajakan. Ini bisa dilihat dari kepuasan

pelanggannya yang senang saat memakai produknya. Juga

dengan pelanggan yang belanja produk kaos lebih dari sekali

di Delusi Stockroom. Sebab mutu yang dijanjikan Delusi

Stockroom itu sangat sesuai.

Berdasarkan wawancara yang dilakukan peneliti, Informan

menjawab sebagai berikut:

“Kalau mendapati orang-orang yang senang, dengan kami melihat pelanggan kami misalnya, yang tadinya dari pelanggan menjadi teman, yang tadinya cuma beli satu dan akhirnya

35

ngulang-ngulang belanja, itu kan bisa diartikan bahwa sangat puas.” (Fajri, wawancara pada hari Jumat, 13 September 2019).

d. Daya Tahan

Daya tahan desain produk kaos Delusi Stockroom cukup

lama apabila dirawat dengan baik. Tidak ada produk dari

Delusi Stockroom yang rusak di bawah satu tahun. Daya

tahannya bisa mencapai satu tahun, dua tahun atau bahkan

sampai lima tahun. Tergantung bagaimana konsumen

merawat kaosnya. Pihak Delusi Stockroom biasa melakukan

edukasi terhadap pelanggannya agar daya tahun kaosnya bisa

awet dan jangka panjang.

Berdasarkan wawancara yang dilakukan peneliti, Informan

menjawab sebagai berikut:

“Bergantung. Ada yang satu tahun, dua tahun, ada yang sampai lima tahun. Tergantung kalau dalam ketahanan pakaian, yah lagi-lagi itu juga mesti dikembalikan kepada konsumen. Bagaimana ia merawat pakaian. Namanya sesuatu itu, yah bisa tahan, bisa tidak. Bisa cepat pecah sablonannya, bisa tidak. Nah, bagaimana caranya supaya itu menjadi tahan yah kita kasi edukasi ke pelanggan. Nah kalau masa ketahanan ada yang sampai tiga tahun, empat tahun, dan sangat jarang yang bertahan di bawah satu tahun. Sangat jarang terjadi” (Fajri, wawancara pada hari Jumat, 13 September 2019).

e. Daya Uji

Quality control merupakan cara Delusi Stockroom untuk

menjaga kualitas produknya. Sebelum dijajakan ke pasaran

pihak Delusi Stockroom terlebih dahulu mengecek hasil

produksi kaosnya, baik dari hasil sablonan, jahitan kaos

hingga ukuran kaos.

36

Berdasarkan wawancara yang dilakukan peneliti, informan

menjawab sebagai berikut:

“Caranya menjamin lewat quality control. Setelah produksi, harus dicek baik-baik, mesti dicek secara keseluruhan, bagaimana jahitan kaosnya, bagaimana sablonnya, bagaimana ukurannya, dan bagaimana ketahanan kaosnya, apakah luntur atau tidak. Memang selalu ketika barang datang kita uji kelayakan. Ada juga beberapa kami beri label garansi.” (Fajri, wawancara dilakukan pada hari jumat 13 september 2019)

f. Kemudahan Perbaikan

Untuk setiap produk kaos yang rusak yang diakibatkan

bukan karena kesalahan konsumen, akan diberi ganti rugi

oleh pihak Delusi Stockroom. Produk yang rusak tersebut bisa

diganti dengan produk yang desainnya sama atau harganya

sama.

Berdasarkan wawancara yang dilakukan peneliti, informan

menjawab sebagai berikut:

“Kaos luntur tidak bisa diperbaiki. Mungkin itu kesalahan konsumen yang mencampur pakaian berwarna dan pakaian yang terang misalnya, warna hitam dan warna hijau direndam. Tapi kalau rusak bukan karena kesalahan konsumen itu bisa ditukar dengan desain yang sama atau dengan harga yang sama. Tetapi sampai saat ini sangat jarang itu terjadi, karena setiap konsumen kita kasi edukasi” (Fajri, wawancara dilakukan pada hari jumat 13 september 2019)

e. Model

Delusi Stockroom memiliki konsep musik, film dan buku.

Konsep demikian sangat jarang ditemui di distribution store

manapun. Namun, karena melihat kecenderungan dan

peluang pasar belakangan ini, Delusi Stockroom

menambahkan satu hal lagi dalam konsepnya: kesukaan.

37

Maka sekarang Delusi Stockroom memiliki konsep musik, film,

buku dan kesukaan.

Berdasarkan wawancara yang dilakukan peneliti, informan

menjawab sebagai berikut:

3. Peranan Desain Produk kaos dalam Menarik Minat Beli

Konsumen

Desain produk kaos sangat berperan penting dalam

menarik minat beli konsumen. Seperti halnya hasil penelitian

menunjukkan bahwa konsumen Delusi Stockroom tertarik

membeli kaos karena desainnya yang menarik dan bagus. Ini

menunjukkan bahwa desain produk kaos sangat berpengaruh

terhadap minat beli konsumen.

Minat beli dapat diidentifikasi melalui beberapa indikator

seperti yang telah dilakukan peneliti selama melakukan penelitian

dengan teknik observasi atau pengamatan, sebagai berikut:

1) Minat transaksional, yaitu kecenderungan seseorang untuk

membeli produk.

Selama melakukan pengamatan, peneliti mendapati bahwa

konsumen Delusi Stockroom melakukan transaksi

berdasarkan apa yang menjadi kebutuhan dan keinginannya

pada saat itu juga. Dan mereka cenderung untuk membeli

produk sebagai pemuas dari keinginan mereka.

Berdasarkan wawancara yang dilakukan peneliti, Informan

menjawab sebagai berikut:

38

“Bisa dibilang iya, karena lebih terpercaya dibanding distro-distro yang lain” (Didin, wawancara pada hari kamis September 2019).

2) Minat refrensial, yaitu kecenderungan seseorang untuk

mereferensikan produk kepada orang lain.

Selama peneliti melakukan pengamatan, didapati bahwa

mahasiswa memiliki kecenderungan untuk mereferensikan

produk kepada orang lain. Seperti halnya pada konsumen

Delusi Stockroom yang seringkali mereferensikan tempat

untuk berbelanja produk kaos bagi teman-temannya. Mereka

cenderung mereferensikan tempat yang sama dan produk

yang sama berdasarkan yang mereka minati.

Berdasarkan wawancara yang dilakukan peneliti, Informan

menjawab sebagai berikut:

“Iya pernah, saya pernah mengajak beberapa teman kesana, karena di Delusi itu tidak sekedar kaos yang dijual, ada juga jaket, tas dan buku-buku.” (Ade, wawancara pada hari Jumat 20 September 2019).

3) Minat preferensial, yaitu yang menggambarkan perilaku

seseorang yang memiliki preferensi utama pada produk

tersebut. Preferensi ini hanya dapat diganti jika terjadi sesuatu

dengan produk preferensinya.

Selama melakukan penelitian, didapati bahwa konsumen

Delusi Stockroom akan tetap melakukan pembelian produk

kaos di tempat yang sama. Ini mengasumsikan bahwa

pemilihan berbelanja produk kaos di tempat yang sama

merupakan hasil dari kepuasan dan kesenangan yang

39

didapatkan konsumen dari produk kaos yang dijajakan Delusi

Stockroom.

Berdasarkan wawancara yang dilakukan peneliti, Informan

menjawab sebagai berikut:

“Bisa dibilang iya, karena lebih terpercaya dibanding distro-distro yang lain”(Didin, wawancara pada hari Kamis 19 September 2019).

4) Minat eksploratif, yaitu minat ini menggambarkan perilaku

seseorang yang selalu mencari informasi mengenai produk

yang diminatinya dan mencari informasi untuk mendukung

sifat-sifat positif dari produk tersebut.

Selama melakukan penelitian, didapati bahwa

konsumen Delusi Stockroom cenderung mencari informasi

terkait dengan produk-produk terbaru yang dijajakan Delusi

Stockroom sebelum melakukan pembelian. Konsumen

biasanya mencari informasinya lewat media social Delusi

Stockroom ataupun langsung datang ke tokonya.

Berdasarkan wawancara yang dilakukan peneliti, Informan

menjawab sebagai berikut:

“Selalu. Karena saya sering lihat-lihat katalognya.” (Aldi, wawancara pada hari Senin, 16 September 2019).

4. Keberadaan Delusi Stockroom Makassar

Keberadaan Delusi Stockroom Makassar menjadi tempat

alternatif bagi kaum muda di Makassar untuk mendapatkan

produk kaos dengan desain-desain yang menarik. Delusi

40

Stockroom merupakan satu-satunya distribution store di

Makassar yang menawarkan produk-produk dengan

bertemakan musik, film dan buku.

Keberadaan Delusi Stockroom bagi konsumen tentu

sangat membantu, apalagi untuk mereka yang suka desain

dengan tema-tema seputaran musik, film maupun buku. Bukan

sekedar unik dalam hal konsep, tetapi Delusi Stockroom juga

sangat memperhatikan kualitas produknya, sehingga memiliki

banyak konsumen yang setia karena mendapatkan kepuasan

dan kesenangan dengan produk yang dibelinya di Delusi

Stockroom.

41

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan temuan-temuan di lapangan maka penulis menarik

kesimpulan sebagai berikut:

1. Desain produk kaos sangat menentukan minat beli dari konsumen.

Dari banyaknya produk kaos yang dijajakan di pasaran, konsumen

cenderung menentukan pilihannya berdasarkan desainnya, di luar

kualitas kain dan harga.

2. Kualitas produk sangat membantu untuk meningkatkan dan menjaga

konsumen untuk tetap setia berlangganan. Konsumen akan rela

membeli berulang kali di tempat yang sama dan rela mengeluarkan

uang lebih untuk sebuah produk kaos apabila kualitasnya terjaga dan

memberi kepuasan kepada konsumen.

3. Konsep yang unik membantu pemilik bisnis untuk bisa tetap bertahan.

Dengan ketatnya persaingan pasar di dunia produk kaos, tentu

memiliki ciri khas tersendiri dapat membantu bertahan dalam

persaingan pasar.

4. Minat beli konsumen berdasarkan dengan beberapa indikator yakni

minat transaksional, minat referensial, minat preferensial, dan minat

eksploratif.

42

B. Saran

Peneliti yang baik harus mampu memberikan sesuatu yang

bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan, instansi, atau

lembaga serta pihak-pihak yang berkaitan dengan penelitian, maka dari

itu dalam hasil penelitian mengenai analisis desain produk kaos terhadap

minat beli konsumen pada Delusi Stockroom Makassar, peneliti

menyampaikan saran-saran sebagai berikut:

1. Untuk mendapatkan pangsa pasar yang lebih besar dan tetap

menjalin hubungan yang baik serta menjaga kesetiaan pelanggan,

disarankan kepada pemilik distribution store untuk selalu menjaga

kualitas produknya.

2. Desain produk kaos sangat efektif dan mempengaruhi minat beli

konsumen. Oleh sebab itu, maka diharapkan agar selalu menciptakan

desain-desain yang dapat menarik minat beli konsumen dan laku di

pasaran.

3. Mengingat banyaknya pesaing yang ada di dunia bisnis produk kaos,

jadi diharapkan pemilik distribution store untuk tetap memberikan

kenyamanan dan pelayanan yang baik kepada konsumen di setiap

kunjungannya.

4. Diharapkan Delusi Stockroom Makassar tetap menjadi pilihan nomor

satu konsumen dalam berbelanja produk kaos. Dan semoga pihak

pengelolah Delusi Stockroom selalu memberikan inovasi dan

kreatifitas baru untuk kesan pelanggan agar tidak merasa jenuh.

DAFTAR PUSTAKA

Agus, Sachari. 2012. Seni Rupa Dan Desain. Jakarta: Gelora Aksara Pratama

Erlangga. Ampuero, O., & Vila, N. 2006. Consumer Perception of Product Packaging.

Journal of Consumer Marketing, Vol.23(2), pp. 100-112. Belch, George E., Belch, Michael A. 2009. Advertising and Promotion: An

Integrated Marketing Communication Perpective. 8th Edition. New York : McGraw-Hill.

Durianto, dkk. 2003. Invasi Pasar dengan Iklan yang Efektif: Strategi Program

dan Teknik Pengukuran. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Ferdinand. 2006. Metode Penelitian Manajemen: Pedoman Penelitian Untuk

Skripsi, Tesis dan Disertasi Ilmu Manajemen. Semarang: Universitas Diponegoro.

Hidayah Rafli Muhammad. 2017. Pengaruh Desain Produk dan Promosi

Terhadap Keputusan Pembelian Pada Motor Sport Yamaha 150CC Di Kabupaten Klaten (Studi Kasus Pada Komunitas Motor Sport Yamaha 150cc se-Kabupaten Klaten). Skripsi. Program Studi Manajemen Fakultas

Ekonomi. Universitas Negeri Yogyakarta. J. Shultz, Philip William, 2005. Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa.

Cetakan-7.dalam buku Prof. Dr. H. Buchari Alma. Kotler, Philip, 2007, Manajemen Pemasaran, Jilid 2, Edisis 12, PT Indeks., New

Jersey. Kotler, Philip and Gary Amstrong. 2006. Prinsip-prinsip Pemasaran. Edisi 12. Jilid

1. Jakarta: Erlangga. Kotler, Philip & Keller. 2008. Manajemen Pemasaran. Edisi Ketigabelas. Jilid 1.

Jakarta Erlangga. Kotler, Philip. 2005. Manajemen Pemasaran. Jilid 1. Indeks, Jakarta.

Kotler, Bowen, dan Makens. 2003. Pemasaran Perhotelan dan Kepariwisataan, Edisi Kedua. PT, Prenhallindo. Jakarta.

Mehta, Abhilasha, (1994;66). How Advertising Response Modelling (ARM) can

Increase AdEffectiveness; Journal of Advertising Research, vol 34, p.62 Mufreni, Alfin Nf. 2016. Pengaruh Desain Produk, Bentuk Kemasan dan Bahan

Kemasan Terhadap Minat Beli Konsumen (Studi Kasus Teh Hijau Serbuk Tocha). Jurnal Universitas Siliwangi. Vol 2, No 2.

Moh. Nazir. 2000. Metode Penelitian. Cetakan Kelima. Penerbit Ghalia Indonesia. Jakarta.

Moleong. 2012. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja

Rosdakarya. Nillson, Johan & Ostrom, Tobias. 2005. Packaging as a Brand Communication

Vehicle. Thesis of Lulea University of Technology.

Rambat, Lupiyoadi, dan A. Hamdani. 2006. Manajemen Pemasaran Jasa. Edisi

Kedua. Jakarta; Salemba Empat. Rizky, Anandia. 2015. Analisa Pengaruh Desain Produk, Persepsi Harga Dan

Kualitas Produk Terhadap Citra Merek Untuk Meningkatkan Minat Beli Konsumen Sepatu Adidas Original. Studi Kasus pada Masyarakat Di Kota Semarang. Undergraduate Thesis. Fakultas Ekonomi dan Bisnis.

Sumarni. 2011. Pengaruh Employee Retention Terhadap Turnover Intention dan

Kinerja Karyawan, Akmenika UPY. Vo. 8. Sunyoto. 2014. Dasar-Dasar Manajemen Pemasaran (Konsep Strategi dan

Kasus). Cetakan Ke-1. Yogyakarta: CAPS (Center for Academic Swastha dan Irwan. 2005. Faktor-Faktor Minat Beli, Erlangga: Jakarta.

Super dan Crites (Lidyawatie). 1998. Faktor Minat Beli, Erlangga. Jakarta.

Supriyono, Rakhmat. 2010. Desain Komunikasi Visual : Teori dan Aplikasi.

Yogyakarta: Andi. Susetyarsi, Th. 2013. Analisis Pengaruh Strategi Desain Produk Terhadap Minat

Beli Konsumen Pada Skuter Matik Yamaha Merek Mio Fino Di Kota Semarang. Jurnal Stie Semarang, Vol 3, No 3.

Wibowo, Ibnu Teguh, (2013), Belajar Desain Grafis, Yogyakarta: BUKU PINTAR. Wicaksono Adhi Satria. 2015. Pengaruh Merek dan Desain Terhadap Minat Beli

konsumen. Skripsi. Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi. Universitas Negeri Semarang.

Yamit. 2001. Manajemen Kualita Produk dan Jasa, Yogyakarta: Ekonisia.

Lampiran 1

KISI-KISI INSTRUMEN PENELITIAN

(OBSERVASI)

No. Variabel Indikator

1.

Desain Produk

Ciri-ciri

Kinerja

Mutu Kesesuaian

Daya Tahan (Durability)

Daya Uji (Reliabilitas)

Kemudahan Perbaikan

Model

2.

Minat Beli

Minat Transaksional

Minat Referensial

Minat Preferensial

Minat Eksploratif

Lampiran 2

PEDOMAN WAWANCARA ANALISIS DESAIN PRODUK KAOS

TERHADAP MINAT BELI KONSUMEN

PADA DISTRIBUTION STORE DELUSI STOCKROOM MAKASSAR

Pemilik Delusi Stockroom

Nama Responden :

Umur :

Jenis Kelamin :

Hari/Tanggal :

1. Sejak kapan dan apa yang melatarbelakangi berdirinya Delusi Stockroom?

2. Mengapa memilih konsep Distribution Store pada Delusi Stockroom?

3. Bagaimana perjalanan Delusi Stockroom hingga bisa seperti sekarang ini?

4. Siapa saja pada mulanya yang berperan dalam membangun Delusi

Stockroom?

5. Siapa saja pihak-pihak yang terlibat dalam pengelolaan Delusi Stockroom?

6. Siapa saja sasaran pasar dari Delusi Stockroom?

7. Apakah Delusi Stockroom memiliki konsep khas pada pemasarannya?

8. Bagaimana standar dalam penentuan desain produk di Delusi Stockroom?

9. Apakah Delusi Stockroom memiliki pelanggan tetap?

10. Bagaimana tanggapan konsumen terhadap produk yang dijajakan Delusi

Stockroom?

11. Berapa lama daya tahan kaos dan sablonan pada produk Delusi Stockroom?

12. Bagaimana cara Delusi Stockroom menjamin kualitas produk yang

dipasarkan?

13. Apabila produk mengalami kerusakan saat digunakan, apakah dapat

diperbaiki?

14. Apakah Delusi Stockroom memiliki karakteristik tertentu pada produk yang

dipasarkannya? Jika ada, apa saja?

Lampiran 3

PEDOMAN WAWANCARA ANALISIS DESAIN PRODUK KAOS

TERHADAP MINAT BELI KONSUMEN

PADA DISTRIBUTION STORE DELUSI STOCKROOM MAKASSAR

Konsumen Delusi Stockroom

Nama :

Jenis Kelamin :

Umur :

Hari/Tanggal :

1. Desain produk seperti apa yang buat anda tertarik? Dan kenapa anda

lebih memilih berbelanja di Delusi Stockroom?

2. Apakah Delusi Stockroom ini sudah bisa dikatakan berhasil dalam

memenuhi minat desain yang anda inginkan?

3. Seberapa pentingnya desain produk untuk mempengaruhi minat beli anda

di Delusi Stockroom?

4. Apa yang membedakan Delusi Stockroom dengan distribution store

lainnya sehingga anda lebih memilih berbelanja di sini?

5. Apakah anda pernah menawarkan atau mengajak teman anda untuk

berbelanja di Delusi Stockroom?

6. Apakah Delusi Stockroom menjadi pilihan utama anda ketika ingin

berbelanja produk kaos?

7. Apakah anda selalu mengeksplorasi minat beli anda terhadap produk

yang dijajakan Delusi Stockroom?

8. Bagaimana menurut anda dengan adanya Delusi Stockroom?

9. Apakah anda memiliki saran untuk Delusi Stockroom?

Lampiran 4

Transkip

Wawancara

1. Pemilik Delusi Stockroom

2. Konsumen Delusi Stockroom

HASIL WAWANCARA ANALISIS DESAIN PRODUK KAOS

TERHADAP MINAT BELI KONSUMEN

PADA DISTRIBUTION STORE DELUSI STOCKROOM MAKASSAR

Pemilik Delusi Stockroom Makassar

Nama Responden : Fajri

Umur : 29 tahun

Jenis Kelamin : Laki-laki

Hari/Tanggal : Jumat/13 September 2019

RA: Boleh perkenalkan terlebih dahulu nama, usia dan sebagai

apa di Delusi Stockroom?

FA: Nama Fajri, umur 29, pemilik Delusi Stockroom\

RA: Sejak kapan dan apa yang melatarbelakangi berdirinya

Delusi Stockroom?

FA: Sejak 2014 bulan 5 tanggal 3 mei itu Delusi Stockroom

ada. Apa yang melatarbelakangi berdirinya Delusi

Stockroom itu mau punya duit.

RA: Mengapa memilih konsep Distribution Store dan tema

„buku, musik dan film‟ pada Delusi Stockroom?

FA: Konsep seperti ini adalah konsep yang sulit untuk mati

menurut pembacaan kami. Sejarah membuktikan

berdasarkan hasil yang kita pelajari, music itu bukan hal

yang terpisah dari hidup, buku-buku juga bukan hal yang

bisa ditinggalkan begitu saja, pun misalnya buku-buku

habis dan orang-orang beralih ke ebook/digital book, akan

tetap ada orang-orang yang mencintai fisik. Terus, film

misalnya, orang-orang kalau lagi galau, kalau lagi ngapa-

ngapain atau kalau sedang mengingat masa kecilnya yang

dia ingat itu film-film apa semasa kecilnya. Nah itu, kenapa

kita memilih konsep yang seperti ini pada Delusi, itu yang

pertama tadi. Kalau yang kedua, apa yang

melatarbelakangi, karena kami bertiga itu suka dengan

film, musik, beberapa dari kami juga suka membaca buku,

tidak semua suka membaca buku, tapi karena penyatuan

itu, oke kita jalankan itu dengan konsep seperti ini. Yang

ketiga, konsep seperti ini, jangankan di Makassar, kita

sudah keliling mencari konsep-konsep seperti ini itu tidak

ada. Tidak ada satupun konsep Stockroom di Indonesia

yang seperti ini. Ada di Bandung namanya Omunium, yah

konsepnya itu „Musik dan Buku‟, ada juga Kinireku di

Bandung, dia „Film dan Musik‟.Tapi untuk menyamakan

ketiga itu tidak ada. Nyaris. Jangankan sebuah brand,

tempat pun sangat jarang ataukah tidak ada. Apalagi kalau

kita buat ini di Makassar, nah tidak ada tempat seperti ini di

Makassar yang memadukan ketiga itu. Ada misalnya

kemarin Immortal, yang awalnya musik-musikan,

Chambers gitu. Maksudku tidak ada tempat yang betul-

betul orang bisa menikmati itu sekaligus ketiganya.Musik

ada, kita punya CD, kita punya kaset, kita punya

kaos/merchandise yang walaupun unofficial/tidak official,

tapi kita punya kaos-kaos yang nyaris 60% bertemakan

music. Baik itu musisi band ataupun solo. Nah, konsep itu

tidak ada di Makassar. Terus orang-orang yang tidak

terlalu suka music misalnya, nah ada film. Kita juga

membuat kaos-kaos dan menawarkan film-film yang kita

suka. Film-film yang kita suka itu kita tuangkan ke sebuah

karya berupa kaos ataukah yang lainnya. Terus kalau

mereka tidak suka music atau film, ada buku. Nah itu,

ketiga poin itu yang mendasari kenapa kita bikin konsep

seperti ini di Delusi Stockroom.

RA: Bagaimana perjalanan Delusi Stockroom hingga bisa

seperti sekarang ini?

FA: Beberapa kali ditipu, beberapa kali dibobol, tiga kali

dibobol. Berat sekali perjalannya. Butuh memikirkan

“sekarang music apa yang didengar orang-orang?”, butuh

memikirkan “buku apa yang sekarang yang banyak orang-

orang minati?”, butuh berpikir tentang “kira-kira film apa

yang diminati orang dan ketika dicetak laku?”. Pokoknya

berat perjalannya.

RA: Siapa saja pada mulanya yang berperan dalam

membangun Delusi Stockroom?

FA: Banyak sekali. Ada belasan mungkin. Ada teman-teman

yang mendukung, itu yang paling utama. Dukungan dari

teman-teman.Yang kedua adalah diri kami sendiri.

RA: Siapa saja pihak-pihak yang terlibat dalam pengelolaan

Delusi Stockroom?

FA: Ada Este, dia sebagai yang atur keuangan. Terus ada tim

riset yaitu saya sendiri, Fajri. Terus ada desain grafis

beberapa orang, ada Edi, ada teman-teman di

SicknessLab, ada Ippang, banyak. Tapi untuk 2 tahunan

ini, itu lepas/freelance desainernya, beberapa, yang

menetap itu Edi.

RA: Siapa saja sasaran pasar dari Delusi Stockroom?

FA: Sasaran pasarnya yang pertama itu orang-orang yang

suka music, musisi-musisi mungkin. Yang kedua adalah

orang-orang yang suka baca buku, yang ketiga adalah

orang-orang yang suka nonton. Kebanyakan dari mereka

kalau ditanya sasarannya, yah itu sasarannya. Kalau

ditanya umur, kita pasti maunya dan sampai sekarang

punya target itu pemuda, dewasa, dan orang tua yang

sudah diatas umur 40-an gitu, jadi kalau melihat ini akan

kembali ke masa-masa dimana mereka muda.

RA: Apakah Delusi Stockroom memiliki konsep khas pada

pemasarannya?

FA: Tidak ada

RA: Bagaimana standar dalam penentuan desain produk di

Delusi Stockroom?

FA: Pertama harus bagus. Bagus dalam artian teknik

menggambar. Bagus dalam pemasaran Yang kedua,

apakah kami suka. Biarpun mungkin bagus di pasaran, tapi

kalau kami tidak suka.

RA: Apakah Delusi Stockroom memiliki pelanggan tetap?

FA: Selama lima tahun ini banyak sekali yang pelanggan tetap,

mulai dari awal sampai sekarang mungkin puluhan orang,

yang memang tetap, jadi setiap kita bikin rilisan artikel,

ataukah kita keluarkan judul buku atau cd-cd itu menetap.

RA: Bagaimana tanggapan konsumen terhadap produk yang

dijajakan Delusi Stockroom?

FA: Kalau mendapati orang-orang yang senang, dengan kami

melihat pelanggan kami misalnya, yang tadinya dari

pelanggan menjadi teman, yang tadinya Cuma beli satu

dan akhirnya ngulang-ngulang belanja, itu kan bisa

diartikan bahwa sangat puas.

RA: Berapa lama daya tahan kaos dan sablonan pada produk

Delusi Stockroom?

FA: Bergantung. Ada yang satu tahun, dua tahun, ada yang

sampai lima tahun. Tergantung kalau dalam ketahanan

pakaian, yah lagi-lagi itu juga mesti dikembalikan kepada

konsumen. Bagaimana ia merawat pakaian. Namanya

sesuatu itu, yah bisa tahan, bisa tidak. Bisa cepat pecah

sablonannya, bisa tidak. Nah, bagaimana caranya supaya

itu menjadi tahan yah kita kasi edukasi ke pelanggan. Nah

kalau masa ketahanan ada yang sampai tiga tahun, empat

tahun, dan sangat jarang yang bertahan di bawah satu

tahun. Sangat jarang terjadi.

RA: Bagaimana cara Delusi Stockroom menjamin kualitas

produk yang dipasarkan?

FA: Caranya menjamin lewat quality control. Setelah produksi,

harus dicek baik-baik, mesti dicek secara keseluruhan,

bagaimana jahitan kaosnya, bagaimana sablonnya,

bagaimana ukurannya, dan bagaimana ketahanan

kaosnya, apakah luntur atau tidak. Memang selalu ketika

barang dating kita uji kelayakan. Ada juga beberapa kami

beri label garansi.

RA: Apabila produk mengalami kerusakan saat digunakan,

apakah dapat diperbaiki?

FA: Kaos luntur tidak bisa diperbaiki. Mungkin itu kesalahan

konsumen yang mencampur pakaian berwarna dan

pakaian yang terang misalnya, warna hitam dan warna

hijau direndam. Tapi kalau rusak bukan karena kesalahan

konsumen itu bisa ditukar dengan desain yang sama atau

dengan harga yang sama. Tetapi sampai saat ini sangat

jarang itu terjadi, karena setiap konsumen kita kasi

edukasi.

RA: Apakah Delusi Stockroom memiliki karakteristik tertentu

pada produk yang dipasarkannya? Jika ada, apa saja?

FA: Ada. Di awal itu kami musik, movie and book, makanya di

tag bagian belakang itu all design music, movie and book.

Nah mulai di bulan tiga 2018 itu karena lagi-lagi kita

melihat pasar, kemungkinan, celah, bagaimana, siapa dan

apa yang menjadi target, dan bagaimana kita bisa sampai

di target itu, kita sedikit menambahkan item, kalau tadinya

itu musik, film dan buku, nah ini kita menambahkan satu

item; musik, film, buku dan kesukaan. Misalnya, banyak

orang yang suka dengan desain yang bertema cenderung

„nakal‟. Nah itu kita tambahkan.

HASIL WAWANCARA ANALISIS DESAIN PRODUK KAOS

TERHADAP MINAT BELI KONSUMEN

PADA DISTRIBUTION STORE DELUSI STOCKROOM MAKASSAR

Konsumen Delusi Stockroom Makassar

Nama : Aldi

Umur : 25 tahun

Jenis Kelamin : Laki-Laki

Hari/Tanggal : Senin/16 September 2019

Ra: Desain produk seperti apa yang buat anda tertarik? Dan kenapa

anda lebih memilih berbelanja di Delusi Stockroom?

AL: Desain produk band, dan saya memilih berbelanja di Delusi

desain-desainnya menarik dan keren, juga karena nyaman

dengan orang-orangnya.

Ra: Apakah Delusi Stockroom ini sudah bisa dikatakan berhasil dalam

memenuhi minat desain yang anda inginkan?

AL: Sejauh ini belum sih. Tapi, paling tidak beberapa produk yang

saya beli di sana cukup buat saya puas dengan hasil desainnya.

Ra: Seberapa pentingnya desain produk untuk mempengaruhi minat

beli anda di Delusi Stockroom?

AL: Sangat penting.

Ra: Apa yang membedakan Delusi Stockroom dengan distribution

store lainnya sehingga anda lebih memilih berbelanja di sini?

AL: Yang membedakan karena desain kaos yang disediakan Delusi

lebih menarik, ditambah lagi pemiliknya dari relasi pertemanan

sehingga nyaman berbelanja di sana.

Ra: Apakah anda pernah menawarkan atau mengajak teman anda

untuk berbelanja di Delusi Stockroom?

AL: Pernah

Ra: Apakah Delusi Stockroom menjadi pilihan utama anda ketika ingin

berbelanja produk kaos?

AL: Tergantung dari apa yang sedang saya butuhkan.

Ra: Apakah anda selalu mengeksplorasi minat beli anda terhadap

produk yang dijajakan Delusi Stockroom?

AL: Selalu. Karena saya sering lihat-lihat katalognya.

Ra: Bagaimana menurut anda dengan adanya Delusi Stockroom?

AL: Menurutku, di bidang clothing sangat sedikit, sangat jarang yang

berbisnis di bidang clothing, apalagi Delusi yang khusus

produknya lebih ke hal-hal yang sesuai dengan minat anak muda.

Ra: Apakah anda memiliki saran untuk Delusi Stockroom?

AL: Saranku, desain-desainnya makin keren dan makin gila.

HASIL WAWANCARA ANALISIS DESAIN PRODUK KAOS

TERHADAP MINAT BELI KONSUMEN

PADA DISTRIBUTION STORE DELUSI STOCKROOM MAKASSAR

Konsumen Delusi Stockroom Makassar

Nama : Asrul

Jenis Kelamin : Laki-Laki

Umur : 29 tahun

Hari/Tanggal : Jumat/18 September 2019

Ra: Desain produk seperti apa yang buat anda tertarik? Dan kenapa

anda lebih memilih berbelanja di Delusi Stockroom?

As: Saya biasanya suka desain-desain dari film, dari musik, tapi

kebanyakan kalau dari film itu Anime

Ra: Apakah Delusi Stockroom ini sudah bisa dikatakan berhasil dalam

memenuhi minat desain yang anda inginkan?

As: Iya sudah berhasil

Ra: Seberapa pentingnya desain produk untuk mempengaruhi minat

beli anda di Delusi Stockroom?

As: Karena kesukaan saya, makanya saya suka desainnya, apalagi

film-film atau lagu-lagu yang saya suka

Ra: Apa yang membedakan Delusi Stockroom dengan distribution

store lainnya sehingga anda lebih memilih berbelanja di sini?

As: Harga dan desain bajunya yang buat saya lebih memilih Delusi

Stockroom

Ra: Apakah anda pernah menawarkan atau mengajak teman anda

untuk berbelanja di Delusi Stockroom?

As: Ya, pernah

Ra: Apakah Delusi Stockroom menjadi pilihan utama anda ketika ingin

berbelanja produk kaos?

As: YA

Ra: Apakah anda selalu mengeksplorasi minat beli anda terhadap

produk yang dijajakan Delusi Stockroom?

As: Ya saya eksplorasi bila ada produknya yang baru

Ra: Bagaimana menurut anda dengan adanya Delusi Stockroom?

As: Bagus, untuk orang-orang seperti saya yang suka kaos dengan

desain-desain bertema film dan musik. Terus kualitas baju yang

tidak panas, pas di badan dan nyaman dipakai.

Ra: Apakah anda memiliki saran untuk Delusi Stockroom?

As: Terus tingkatkan kualitasnya

HASIL WAWANCARA ANALISIS DESAIN PRODUK KAOS

TERHADAP MINAT BELI KONSUMEN

PADA DISTRIBUTION STORE DELUSI STOCKROOM MAKASSAR

Konsumen Delusi Stockroom Makassar

Nama : Tanti

Jenis Kelamin : Perempuan

Umur : 22 tahun

Hari/Tanggal : Jumat/18 September 2019

Ra: Desain produk seperti apa yang buat anda tertarik? Dan kenapa

anda lebih memilih berbelanja di Delusi Stockroom?

Ta: Karena desainnya oke, kainnya juga oke, dan ada ukuran saya.

Ra: Apakah Delusi Stockroom ini sudah bisa dikatakan berhasil dalam

memenuhi minat desain yang anda inginkan?

Ta: Ya, sangat berhasil.

Ra: Seberapa pentingnya desain produk untuk mempengaruhi minat

beli anda di Delusi Stockroom?

Ta: Itu penting sekali menurut saya itu desainnya, karena kan saya

pakai bajunya dalam keseharian, jadi saya harus paham, tahu

betul itu desainnya oke atau tidak di badan saya.

Ra: Apa yang membedakan Delusi Stockroom dengan distribution

store lainnya sehingga anda lebih memilih berbelanja di sini?

Ta: Karena saya tidak suka dengan distro lain yang karyawannya

selalu ikut-ikuti kita saat ingin berbelanja., tidak nyaman.

Ra: Apakah anda pernah menawarkan atau mengajak teman anda

untuk berbelanja di Delusi Stockroom?

Ta: Iya, pada saat itu teman saya berulang tahun dan bingung cari

kaos di mana, jadi saya ajaklah dia ke sana

Ra: Apakah Delusi Stockroom menjadi pilihan utama anda ketika ingin

berbelanja produk kaos?

Ta: hmm.. tidak juga

Ra: Apakah anda selalu mengeksplorasi minat beli anda terhadap

produk yang dijajakan Delusi Stockroom?

Ta: Ya, kadang-kadang

Ra: Bagaimana menurut anda dengan adanya Delusi Stockroom?

Ta: Cukup baguslah, karena jarang distro itu mengangkat tema-tema

film, musik dan buku.

Ra: Apakah anda memiliki saran untuk Delusi Stockroom?

Ta: Saran spacenya lebih besar lagi dan kualitas produknya

ditingkatkan.

HASIL WAWANCARA ANALISIS DESAIN PRODUK KAOS

TERHADAP MINAT BELI KONSUMEN

PADA DISTRIBUTION STORE DELUSI STOCKROOM MAKASSAR

Konsumen Delusi Stockroom Makassar

Nama : Didin

Jenis Kelamin : Laki-laki

Umur : 24 tahun

Hari/Tanggal : Kamis/19 September 2019

Ra: Desain produk seperti apa yang buat anda tertarik? Dan kenapa

anda lebih memilih berbelanja di Delusi Stockroom?

Di: Desain-desain musik. Kenapa tertarik, karena produknya bagus

dan mudah dijangkau di Kota Makassar

Ra: Apakah Delusi Stockroom ini sudah bisa dikatakan berhasil dalam

memenuhi minat desain yang anda inginkan?

Di: Cukup memenuhi. Sangat sesuai dengan selera anak muda.

Ra: Seberapa pentingnya desain produk untuk mempengaruhi minat

beli anda di Delusi Stockroom?

Di: Penting menurutku, karena banyak pesan yang mau disampaikan

lewat desain-desain itu sendiri, entah itu musik atau hal-hal social.

Ra: Apa yang membedakan Delusi Stockroom dengan distribution

store lainnya sehingga anda lebih memilih berbelanja di sini?

Di: Karena mudah dijangkau harganya dan lokasinya. Kaosnya lebih

terpercaya kainnya.

Ra: Apakah anda pernah menawarkan atau mengajak teman anda

untuk berbelanja di Delusi Stockroom?

Di: Sering sekali, terutama teman-teman kampus.

Ra: Apakah Delusi Stockroom menjadi pilihan utama anda ketika ingin

berbelanja produk kaos?

Di: Bisa dibilang iya, karena lebih terpercaya dibanding distro-distro

yang lain

Ra: Apakah anda selalu mengeksplorasi minat beli anda terhadap

produk yang dijajakan Delusi Stockroom?

Di: Iya selalu, setiap ada produk barunya selalu saya eksplorasi.

Karena produk-produknya itu selalu tidak tertebak.

Ra: Bagaimana menurut anda dengan adanya Delusi Stockroom?

Di: Lebih mudah sebagai alternatif untuk berbelanja kaos, tidak mesti

lagi harus ke mall.

Ra: Apakah anda memiliki saran untuk Delusi Stockroom?

Di: Tingkatkan produk-produknya, baik untuk desainnya maupun

kainnya.

HASIL WAWANCARA ANALISIS DESAIN PRODUK KAOS

TERHADAP MINAT BELI KONSUMEN

PADA DISTRIBUTION STORE DELUSI STOCKROOM MAKASSAR

Konsumen Delusi Stockroom Makassar

Nama : Ade

Jenis Kelamin : Laki-laki

Umur : 21 tahun

Hari/Tanggal : Jumat/20 September 201

Ra: Desain produk seperti apa yang buat anda tertarik? Dan kenapa

anda lebih memilih berbelanja di Delusi Stockroom?

Ad: Desain produk yang saya suka, seperti desain kaos band dan

tokoh-tokoh musisi, dan Delusi merupakan penyedia kaos-kaos

yang saya suka

Ra: Apakah Delusi Stockroom ini sudah bisa dikatakan berhasil dalam

memenuhi minat desain yang anda inginkan?

Ad: Kalau bisa dibilang iya sih. Karena seperti yang saya bilang tadi,

minatku untuk desain kaos band dan tokoh-tokoh musisi

Ra: Seberapa pentingnya desain produk untuk mempengaruhi minat

beli anda di Delusi Stockroom?

Ad: Kalau saya penting sekali desain kaos, karena itu bisa menarik

customer, yang kedua itu kualitas kaos. Yang pertama saya bilang

desain kaos, karena itu yang menarik dari kaos itu sendiri.

Ra: Apa yang membedakan Delusi Stockroom dengan distribution

store lainnya sehingga anda lebih memilih berbelanja di sini?

Ad: Bedanya, saya suka di Delusi karena pelayanannya bagus.

Ra: Apakah anda pernah menawarkan atau mengajak teman anda

untuk berbelanja di Delusi Stockroom?

Ad: Iya pernah, saya pernah mengajak beberapa teman kesana,

karena di Delusi itu tidak sekedar kaos yang dijual, ada juga jaket,

tas dan buku-buku.

Ra: Apakah Delusi Stockroom menjadi pilihan utama anda ketika ingin

berbelanja produk kaos?

Ad: Iya, kalau saya hanya disitu tempatku beli kaos. Karena kalau di

tempat-tempat lain beli kaos tidak nyaman.

Ra: Apakah anda selalu mengeksplorasi minat beli anda terhadap

produk yang dijajakan Delusi Stockroom?

Ad: Iya, saya sering mengeksplorasi minat saya untuk berbelanja di

Delusi, karena ya itu tadi, semakin banyaknya desain kaos yang

ditawarkan, semakin banyak eksplorasi untuk membeli barang di

Delusi.

Ra: Bagaimana menurut anda dengan adanya Delusi Stockroom?

Ad: Bagus. Kalau untuk saya sendiri bagus, karena keberadaannya

Delusi itu menyediakan kaos-kaos yang saya suka.

Ra: Apakah anda memiliki saran untuk Delusi Stockroom?

Ad: Mungkin diperbanyak lagi barang-barang menarik selain baju,

jaket dan tas.

Lampiran 5

FOTO DOKUMENTASI

Wawancara dengan pemilik Delusi Stockroom

Wawancara dengan konsumen Delusi Stockroom

Wawancara dengan konsumen Delusi Stockroom

BIOGRAFI PENULIS

Muh. Ramadhan Nur, lahir pada tanggal 14 Februari

1996 di Ujung Pandang dari pasangan suami istri

Haenur Marajiah dan Nurbaya. Penulis merupakan

anak ke delapan dari 8 (delapan) bersaudara. Penulis

pertama kali masuk pendidikan formal SDN Mangasa

1 (lulus tahun 2008). Pada tahun yang sama

melanjutkan pendidikan di SMPN 2 Sungguminasa (lulus pada tahun 2011).

Setelah tamat penulis melanjutkan pendidikan di SMAN 8 Makassar (lulus pada

tahun 2014). Kemudian pada tahun 2014 penulis terdaftar sebagai mahasiswa di

Universitas Muhammadiyah Makassar Fakultas Ekonomi dan Bisnis jurusan

Manajemen.