analisis dan perancangan - remidiasi 2009
DESCRIPTION
analisa dan perancanganTRANSCRIPT
-
Analisis dan Perancangan Balok_1 1
PERANCANGAN BALOK - SRPMK
Perancangan elemen balok SRPMK meliputi: 1) perancangan kebutuhan tulangan pokok
(tulangan positif dan negatif) untuk daerah tumpuan dan lapangan (positif), kemudian 2)
menghitung momen kapasitas balok dan 3) menghitung kebutuhan tulangan geser sepanjang
bentang.
Contoh-1:
Diketahui sebuah balok yang merupakan bagian dari suatu struktur portal beton bertulang
SRPMK mendukung distribusi momen akibat beban terfaktor seperti gambar-gambar di bawah
ini (terhitung dari as-as portal). Gaya aksial terfaktor balok sebesar 575,6 kN dan torsi sebesar
47,49 kN. Kolom yang digunakan berukuran 70x70 cm, sedangkan ukuran balok diperkirakan
sebesar 400/800 mm. Distribusi beban pada lantai (termasuk berat sendiri balok) sebesar 9,90
kN/m (beban mati) dan 4,5 kN/m (beban hidup). Beton dirancang dengan mutu fc = 35 MPa,
tulangan utama dirancang dengan diameter 22 mm dari baja ulir mutu fy = 400 MPa sedangkan
sengkang menggunakan diameter 12 mm dari baja polos mutu fy = 240 MPa dan tebal selimut
beton 40 mm. Rancanglah penulangan balok tersebut.
Langkah-langkah yang diperlukan untuk menentukan dimensi dan jumlah tulangan
dalam SRPMK adalah :
a) Pembatasan umum :
ln 4d Gaya aksial terfaktor (Pu) 0,1 fc.Ag Dengan :
ln = bentang bersih,
537
331
475
290
7.000 mm
Gambar diagram momen akibat beban terfaktor
-
Analisis dan Perancangan Balok_1 2
Mkap+ (1/2)Mkap-Mkap-
Mkap+Mkap+Mkap- Mkap- Mkap-
(1/4)Mkap- (1/2)Mkap-
(1/4)Mkap- Mkap-
d = tinggi efektif balok.
b) Pembatasan dimensi
0,3h b 250 mm
bk + 1,5h dengan :
b = lebar balok,
bk = lebar kolom,
h = tinggi balok
c) Pembatasan tulangan
Tulangan atas atau tulangan bawah As harus memenuhi :
y
c
fbdf
4'
As bdf y4,1
0,025b.d Minimum dua buah tulangan menerus pada masing-masing bagian atas dan bawah.
d) Pembatasan momen dukung
Pada ujung-ujung balok, Mu+ 0,5 Mu- Pada sembarang tempat sepanjang balok,
Mu- atau Mu+ 0,25Mu- terbesar pada ujung balok
Gambar 1. Penyebaran momen ultimit (Mu) pada sembarang tempat pada balok
-
Analisis dan Perancangan Balok_1 3
e) Menghitung kekuatan maksimum untuk penampang bertulangan tunggal dengan langkah
sebagai berikut :
cb = yf
d+600
600 ab = cb/
Ccb = TSb
0,85. fc.ab,b = Asb. fy
Asb =y
bc
fbaf .'..85,0
Agar balok bersifat daktail, maka harus memenuhi syarat 3.E.59.
As maks 0,75. Asb ; As maks = As1 = (As As) Mn1 = As1. fy(d a)
Jika Mu < Mn1/ balok dengan tulangan tunggal, dan Jika Mu > Mn1/ balok dengan tulangan rangkap
f) Jika Mu > Mn1/, maka menghitung momen nominal yang terjadi dengan syarat As = 2As. Jika tulangan tarik atau tekan telah leleh (s y), maka :
ssc TCC =+ ysysc fAfAbaf .'..'85,0 =+
ycs fbafAAsAs
/..'.85,0''2
==
)'()2/( ddCadCM scn +=
)'('.)2/(..'.85,0 ddfAadbafM yscu +=
Subsitusi Persamaan 3.E.62 dan 3.E.64.
0/))'2/2.(..'.85,0( = uc Mdadbaf 0/))'85,07,1.(.'().'.425,0( 2 = ucc Maddbfabf
Maka dengan pers. A, B, C, nilai a didapatkan.
Bila tulangan tekan belum leleh (s< y) maka fs = (c d)/c.Es.0,003, sehingga nilai a dapat dicari dengan persamaan pangkat 3 nilai c
ssc TCC =+ ysssc fAfAbaf .''..'85,0 =+
'2AsAs =
-
Analisis dan Perancangan Balok_1 4
yssc fAcdcAcbf '.2.600.''...'.85,0 1 =
+
''600'600.'.2...'.85,0 21 dAcAfcAcbf ssysc +=
'6006002...'85,0
'2
1
dccfcbf
Ay
cs +=
Momen nominal yang terjadi :
)'()2/( ddCadCM scn +=
)'('600'.)2.(...'.85,0 11 ddc
dcAcdbcfM scu
+=
0)'(''600)'('600)...'.85,0()..'.425,0( 2132
1 =++ dddAMcddAcdbfcbf suscc
Dengan subsitusi persamaan 3.E.67 dan 3.E.66, maka didapat persamaan berikut :
0..'.
'600..'.
)2600('510)'510'2557,1()85,0255(
11
221
31 =
+++ bf
dMc
bffM
dcdddfcfc
u
c
yuyy
Dari persamaan pangkat 3 tersebut, maka diperoleh nilai c, sehingga a dapat dihitung
dengan rumus :
a = 1c Mn = 0,85.fc.a.b. (d a) + As. fs.(d d)
Mr = .Mn Mu
1. Perancangan dimensi balok
Pada umumnya dimensi balok dapat diperkirakan berdasarkan bentangnya, diambil antara 1/12
s/d 1/10 panjang bentang. Untuk soal ini diambil tinggi dan lebar balok 750 x 450 mm.
2. Cek persyaratan elemen lentur
(Pasal 23.3.1 SNI 03-2847-2002)
a. '..1,0 cgu fAP ; ='..1,0 cg fA 0,1.750.450.30 = 1012500 N = 1012,5 kN 575,6 kN 1012,5 kN
b. hln .4 =nl 7200 (1/2.700) - (1/2.700) = 6500 mm ; 4h = 4x750 = 3000 mm
6500 3000..OK
-
Analisis dan Perancangan Balok_1 5
c. =h
bh
b ww ; 3,0 6,0750450 =
0,6 0,3..OK
d. hbbb cww .4/3dan mm 250 + 750.4/3700.4/3 +=+ hbc = 1225 mm
450 250 dan 450 1225..OK
3. Penulangan lentur (momen negatif)
a). Perhitungan kebutuhan penulangan
Dipakai tulangan pokok diameter 25 mm (fy = 400 MPa), sengkang 10 mm (fy = 240 MPa)
dan tebal selimut beton 40 mm.
Tinggi efektif (d) = 750 30 10 .25 (asumsi tulangan 1 lapis)
= 687,5 mm
1) Mencari letak garis netral :
u
nMM = =
8,010576,537 6x = 671970000 N
( ) ( )cdbcfadbafM wcwcn ..2/1.....85,0.2/1....85,0 11'' == 671970000 = 0,85.30.0,85.c.450.(687,5-1/2.0,85.c)
4145,34375 c2 6705703,125 c + 671970000 = 0
Didapat nilai c = 107,330 mm
2) Cek tegangan tulangan baja :
=== 003,0.330,107
330,1075,687. cus ccd 0,01622
01622,0.10.2. 5== sss Ef = 3243,286 MPa > MPa 400=yf Dipakai nilai MPa 400=sf
3) Kebutuhan tulangan :
2'
mm 175,2617400
450.330,107.85,0.30.85,0..85,0..85,0 ===s
wcs f
bcfA
Tulangan minimum :
===400
5,687.450.4,1..4,11min
y
ws f
dbA 1082,8125 mm2
-
Analisis dan Perancangan Balok_1 6
=== 5,687.450.400.430..
.4
'
2min dbff
A wy
cs 1059,0729 mm
2
Tulangan maksimum :
dbff
fA wyy
cs ..600
600..85,0.75,0'
11 maks
+=
=
+= 5,687.450.400600
600400
30.85,0.85,0.75,0 7543,916 mm2
=== 5,687.450.025,0..025,02 maks dbA ws 7734,375 mm2 Karena maks min sss AAA
-
Analisis dan Perancangan Balok_1 7
=== 5,687750' dhd 62,5 mm Persamaan keseimbangan momen :
ssc TCCTC =+=
( ) ysscswc fAEcdcAbcf ...'.....85,0 '1' = + ( ) 500.75,294310.2.003,0.5,62.25,981450..5,0.30.85,0 5 =
+
ccc
9753,75 c2 883125 c 36796875 = 0
Didapatkan nilai c = 121,573 mm, dcd
-
Analisis dan Perancangan Balok_1 8
= 766170951,7 Nmm = 766 kNm
MuMkap > ( Muneg = 537 kNm)
2). Kapasitas momen positif
Pada perhitungan kapasitas momen positif tulangan tekan menjadi lebih banyak dari
pada tulangan tarik (tulangan tarik berubah menjadi tulangan tekan dan sebaliknya) dan
bila jumlah luas tulangan tekan menjadi tulangan tarik tidak melebihi tulangan jumlah
luas maksimum (As maks) maka tulangan tekan (yang berasal dari tulangan tarik) tidak
perlu diperhitungkan.
== 225.4/.6)256(' DAs 2943,75 mm2 ( ) 2' 25.4/.2252 =DAs = 981,25 mm2
1 maks sA = 7543,916 mm2 ; = 2 maks sA 7734,375 mm2
karena 1 maks ss AA < dan 2 maks ss AA < maka tulangan tekan ( )'sA tidak ikut diperhitungkan dalam perhitungan kapasitas momen positif.
a. Mencari letak garis netral (asumsi tulangan tarik leleh) :
sc TCTC == yswc fAbcf .....85,0 1
' = 0,85.30.0,85.c.450 = 981,25.500
didapat nilai c = 50,301 mm
b. Cek tegangan baja tulangan :
510.2.003,0.301,50
301,505,687.. == scus Eccdf
= 7600,605 Mpa > 500 MPa
Asumsi tulangan tarik leleh benar
c. Kapasitas momen :
=== 450.301,50.85,0.30.85,0....85,0 1' wcc bcfC 490625 N == yss fAT . 981,25.500 = 490625 N
( ) == ccCM cc ..2/1. 1 490625.(50,301-1/2.0,85.50,301) = 14190430,56 Nmm
( ) == cdTM ss . 490625.(687,5 - 50,301) = 312625677,8 Nmm
-
Analisis dan Perancangan Balok_1 9
=+=+ sckap MMM 14190430,56 + 312625677,8 = 326816108,4 Nmm +kapM = 326,8161084 kNm
3) Penulangan geser (sengkang)
Penulangan geser dapat dilakukan dalam beberapa cara seperti :
- Sengkang vertikal
- Jaringan kawat baja las yang dipasang tegak lurus terhadap sumbu aksial
- Sengkang miring atau diagonal
- Batang tulangan miring diagonal yang dapat dilakukan dengan cara membengkok batang
tulangan pokok balok ditempat-tempat yang diperlukan.
- Tulangan spiral, dan lain-lain
Perencanaan geser untuk komponen struktur terlentur didasarkan pada asumsi bahwa
sebagian gaya geser ditahan oleh beton dan selebihnya dilimpahkan pada tulangan geser.
Tulangan geser yang umum digunakan di lapangan adalah sengkang karena pemasangannya
mudah.
a. Persyaratan tulangan transversal (Pasal 23.3.3 SNI 03-2847-2002)
1) Sengkang tertutup harus dipasang pada komponen struktur pada daerah-daerah berikut
:
a) Daerah hingga dua kali tinggi balok diukur dari muka tumpuan ke arah tengah
bentang, di kedua ujung komponen struktur lentur
b) Di sepanjang daerah dua kali tinggi balok pada kedua sisi dari suatu penampang di
mana leleh lentur diharapkan dapat terjadi sehubungan dengan terjadinya
deformasi inelastik struktur rangka
2) Sengkang tertutup pertama harus dipasang tidak lebih dari 50 mm dari muka tumpuan.
Jarak maksimum antara sengkang tertutup tidak boleh melebihi :
a) kali tinggi efektif balok
b) 8 kali diameter terkecil tulangan memanjang
c) 24 kali diameter batang tulangan sengkang
d) 300 mm
-
Analisis dan Perancangan Balok_1 10
3) Pada daerah yang tidak memerlukan sengkang tertutup, sengkang dengan kait gempa
pada kedua ujungnya harus dipasang dengan spasi tidak lebih dari .d di sepanjang
bentang komponen struktur
4) Sengkang dan sengkang ikat harus diatur sedemikian hingga setiap sudut dan tulangan
longitudinal yang berselang harus mempunyai dukungan lateral yang didapat dari
sudut sebuah sengkang atau kait ikat yang sudut dalamnya tidak lebih dari 1350
Gambar 2. Persyaratan tulangan transversal komponen struktur lentur untuk
ketahanan gempa menurut SNI 03-1726-2002
5) Tidak boleh ada batang tulangan di sepanjang masing-masing sisi sengkang atau
sengkang ikat yang jarak bersihya lebih dari 150 mm terhadap batang tulangan yang
didukung secara lateral. Jika tulangan longitudinal terletak di sekeliling perimeter
suatu lingkaran, maka sengkang berbentuk lingkaran penuh dapat dipergunakan
b. Persyaratan kuat geser (Pasal 23.3.4 SNI 03-2847-2002)
1) Gaya geser rencana (Ve) harus ditentukan dari peninjauan gaya statik pada bagian
komponen struktur antara dua muka tumpuan. Momen-momen dengan tanda
berlawanan sehubungan dengan kuat lentur maksimum (Mpr) harus dianggap bekerja
pada muka-muka tumpuan, dan komponen struktur tersebut dibebani dengan beban
gravitasi terfaktor di sepanjang bentangnya
50 mm s1
s2
2h
d h
s1 U .d U 8.db U 24.ds U 300 mm s2 U .d
ds db
-
Analisis dan Perancangan Balok_1 11
2) Tulangan transversal sepanjang daerah yang ditentukan pada daerah sengkang tertutup
(Pasal 23.3.3.1) harus dirancang untuk memikul geser dengan menganggap Vc = 0
apabila :
a) Gaya geser akibat gempa yang dihitung sesuai dengan butir sebelumnya (Pasal
23.3.4.1) mewakili setengah atau lebih daripada kuat geser perlu maksimum di
sepanjang daerah tersebut, dan
b) Gaya aksial tekan terfaktor, termasuk akibat beban gempa, lebih kecil daripada
20'. cg fA .
221 nu
n
prpre
.lWl
MMV +=
LDWu .,., 0121 += Gambar 3. Persyaratan kuat geser komponen struktur lentur untuk ketahanan gempa
menurut SNI 03-1726-2002
3) Arah gaya geser (Ve) tergantung pada besar relatif beban gravitasi dan geser yang
dihasilkan oleh momen-momen ujung
4) Momen-momen ujung (Mpr) didasarkan pada tegangan tarik 1,25.fy, di mana fy adalah
kuat leleh yang disyaratkan (kedua momen ujung harus diperhitungkan untuk kedua
arah, yaitu searah jarum jam dan berlawanan arah jarum jam)
Berdasarkan tata cara perhitungan struktur beton untuk bangunan gedung (BSN 2002),
dasar perhitungan tulangan geser balok adalah sebagai berikut :
Vn = Vs + Vc
Vu . Vn ; = 0,75 Vu 0,75 (Vs + Vc)
ln
Ve
Mpr1
Ve
Mpr2
-
Analisis dan Perancangan Balok_1 12
Kuat geser yang disumbangkan oleh beton untuk komponen struktur non pratekan yang
hanya dibebani oleh geser dan lentur adalah :
Vc = cf '.61 . bw. d
Kuat geser yang dapat ditahan oleh tulangan geser adalah :
Vs = cu VV
Vs = sdfA yv .. ; tulangan geser sumbu aksial komponen struktur
s perlu = s
yv
VdfA ..
; nilai Av dapat ditentukan dahulu
dengan, Vu = gaya geser terfaktor pada penampang yang ditinjau
Vs = kuat geser yang disumbangkan tulangan geser
Vn = kuat geser nominal penampang
Vc = kuat geser yang disumbangkan beton
Av = luas tulangan geser
b. Perancangan.
Sengkang tertutup pada SRPMK diperlukan :
- Sepanjang jarak 2h dari bidang muka kolom
- Sejauh 2h pada kedua sisi tampang pada lokasi sendi plastis akibat gempa
Langkah-langkah yang diperlukan untuk menentukan dimensi dan jarak tulangan geser
adalah :
1). Menentukan gaya geser perlu balok (Vu, b) :
Mkap, b = o . Mnak, b ; o = 1,25 untuk fy 400 Mpa.
Gambar 3. Penampang susunan tulangan geser pada balok
h
2.h 2.h> 2.h
lnL
50mm 50mm
-
Analisis dan Perancangan Balok_1 13
ukapkap
bu VMM
V ++=ln
',
Jika Vu,b min bernilai positif:
l
Vu1
,maks
2hd
Vu1
,2h
Vu1
,d
Vu1
,min
Gambar 4. Nilai Vu, min bernilai positif.
Vu 1,2h = ( )
+ min1,1,min1, 2 umaksu
n
nu VVxl
hlV
+ += bububuLbu VVVV ,,,5.0, ).(5,0
Vu 1,d = ( )
+ min1,1,min1, umaksu
n
nu VVxl
dlV
2). Menentukan gaya geser beton (Vc) :
Vc = cf '.61 . bw . d ; = 0,75
Jika Vs < 0 ; tulangan geser minimum
.Vc < Vu (.Vc + 2/3. cf ' .bw.d) ; tulangan geser sebesar Vs Vu > ( 2/3. cf ' .bw.d) ; dimensi balok diperbesar
3). Menentukan jarak tulangan geser pada daerah sendi plastis ( 2 hb dari join balok - kolom), tulangan sengkang harus dipasang sepanjang jarak 2 kali tinggi komponen
struktur (2h) dari muka perletakan ke arah tengah bentang :
Vc = 0
Vs = cperluu V
V ,
Vs (2/3). cf ' . bw . d
s = s
yv
VdfA ..
-
Analisis dan Perancangan Balok_1 14
dengan spasi maksimum sebagai berikut :
s 1/4d ; d = jarak tulangan keserat tekan balok s 8.db ; db = diameter tulangan memanjang s 24.ds ; ds = diameter tulangan sengkang s 300 mm sengkang pertama harus dipasang pada jarak tidak lebih daripada 50 mm. Untuk lebih
jelasnya spasi maksimum pada balok dapat dilihat pada Gambar 3.22.
Setelah didapat jarak tulangan geser kemudian dikontrol dengan :
a) Kontrol luas tulangan :
Av =y
wc
fdbf
.1200'75 .
Tetapi Av tidak boleh kurang dari:
y
wv f
sbA.3
.>
Dengan bw dan s dinyatakan dalam mm.
b) Kontrol kekuatan gaya geser :
( ) ucsruyvs VVVVsdfAn
V +== ....
4). Menentukan jarak tulangan geser pada daerah diluar sendi plastis (> 2 hb dari join balok - kolom) :
Vc = cf '.61 . bw . d
Vs = cu VV
s = s
yv
VdfA ..
dengan spasi maksimum sebagai berikut :
s 0,5.d ; d = jarak tulangan ke serat tekan balok s 600 mm
Bila Vs 1/3. cf ' . bw . d maka jarak spasi maksimum adalah : s 0,25.d ; d = jarak tulangan ke serat tekan balok
-
Analisis dan Perancangan Balok_1 15
s 300 mm Hasil tulangan yang dipilih dikontrol sebagaimana tulangan di daerah sendi plastis.
c. Perhitungan sengkang
a) Daerah sendi plastis
1) Gaya geser yang harus ditahan tulangan :
Panjang daerah sendi plastis = 2.h = 2.750 = 1500 mm
Untuk soal ini hanya diketahui besarnya beban-beban mati dan hidup yang bekerja
pada balok. Oleh karena itu harus dilakukan perhitungan gaya aksial terfaktor
berdasarkan beban-beban tersebut. Gaya aksial terfaktor hasil perhitungan ini
selanjutnya digunakan untuk menghitung besarnya gaya aksial total yang bekerja
pada balok.
Apabila dalam perhitungan besarnya gaya aksial terfaktor sudah diketahui
(biasanya berdasarkan hasil analisis struktur) maka gaya aksial terfaktor tersebut
dapat digunakan dalam analisis gaya geser.
Perhitungan gaya aksial berdasar beban lantai. '' .6,1.2,1 LDu WWW += = 1,2.9,09 + 1,6.4,5 = 18,108 kN/m
== kappr MM 1 766170951,7 Nmm == +kappr MM 2 326816108,4 Nmm
=nl 6400 mm = 6,4 m
24,6.108,18
4,68161084,3261709517,766
2.21 ++=++= nu
n
prpre
lWl
MMV
= 228,7248 kN > .Vu = 123,34625 kN
Vu = 246,6925 kN
dipakai nilai Vc = 0 dan Ve = Vu = 246,6925 kN
= cus VVV karena Vc = 0 maka === 55,06925,246
u
sVV 448,532 kN
== 5,687.450.30.3/2...3/2 ' dbf wc 1129677,775 N = 1129,678 kN dbfV wcs ...3/2
'< ..........OK! 2) Spasi yang dibutuhkan :
-
Analisis dan Perancangan Balok_1 16
Dipakai tulangan sengkang diameter 10 mm rangkap satu sehingga :
( ) === )10.4/.(2.4/.2 22 sv dA 157 mm2 ===
532,4485,687.240.157..
s
yv
VdfA
s 57,755 mm
Spasi maksimum :
i. .d = 171,875 mm
ii. 20025.8.8 ==bd mm iii. == 10.24.24 sd 240 mm iv. 300 mm
diambil nilai s = 50 mm
b). Daerah non-sendi plastis
1) Gaya geser yang harus ditahan tulangan :
uV sejarak 2h dari muka kolom = 239,132 kN
=== 5,687.450.30.6/1...6/1 ' dbfV wcc 282419,4437 N = 282,419 kN
Karena nilai uc VV > secara teoritas tidak dibutuhkan penulangan geser, namun untuk pengekangan tulangan pokok maka untuk spasi penulangan dipakai
ketentuan syarat spasi minimum.
2) Spasi yang dibutuhkan (syarat spasi minimum) :
i. ==450
240.157.3..3
w
yv
bfA
251,2 mm
ii. ==450.30240.157
751200
.
.75
1200'
wc
yv
bf
fA244,601 mm
Diambil nilai s = 240 mm
3) Cek syarat spasi maksimum :
dbfV wcs ...3/1'< (karena 0
-
Analisis dan Perancangan Balok_1 17
4) Penulangan torsi (puntir)
Penulangan torsi (puntir) terdiri dari pemeriksaan kecukupan tulangan poko
(longitudinal/ memenjang) dan tulangan geser (sengkang) dalam menahan gaya puntir
yang terjadi. Tulangan tambahan diperlukan jika tulangan pokok dan sengkang yang
terpasang belum cukup untuk menahan torsi.
a. Cek batasan gaya puntir :
== hbA wcp . 450.750 = 337500 mm2 ( ) =+= hbP wcp .2 2.(450 + 750) = 2400 mm2
=
=
2400337500
1230.75,0
12
22'
cp
cpc
PAf
16247141,29 Nmm
= 16,247 kNm
>
cp
cpcu P
AfT
2'
12.
karena
maka pengaruh puntir harus diperhitungkan.
b. Cek kuat lentur puntir :
))5,62.2750()5,62.2450((2))'2()'2((2 +=+= dhdbP wh = 1900 mm
== )'2).('2( dhdbA woh (450 2.62,5).(750 2.62,5) = = 203125 mm2
=
+
=
+
2
2
22
2
2
203125.7,11900.47495100
5,687.450246692
.7,1.
. ohhu
w
u
APT
dbV
1,514
423,3330.2
5,687.45028241975,0
3.2
.
'
=
+=
+ cw
c fdb
V
OK.....3
.2..7,1
..
'2
2
2
+
+
c
w
c
oh
hu
w
u fdb
VAPT
dbV
c. Pemeriksaan tulangan longitudinal sebagai penahan puntir :
=+= 'ssl AAA 2943,75 + 981,25 = 3925 mm2 ( ) ( ) === 22 10.4/.4/ st dA 78,5 mm2
-
Analisis dan Perancangan Balok_1 18
1875,0400.6
450.6
327,0240
5,78 ==>==yv
wt
fb
sA
...OK
4002401900.
2405,78
400.12337500.305
.12.5 '
min
=
=yl
yvh
t
yl
cpcl f
fP
sA
fAf
A
= 1552,712 mm2
Karena min ll AA > mak tulangan longitudinal yang terpasang memenuhi syarat sebagai tulangan puntir.
d. Pemeriksaan tulangan sengkang sebagai penahan puntir
=+=+ 5,78.2157.2 tv AA 314 mm2
==240.1200
240.450.3075.1200
..75 '
yv
wc
fsbf
154,047 mm2
==240
240.45031.
31
yv
w
fsb
150 mm2
Karena yv
wctv f
sbfAA
.1200..75
.2'
>+ dan yv
wtv f
sbAA .31.2 >+ maka tulangan sengkang
terpasang memenuhi syarat sebagai tulangan penahan puntir.
Sehingga tulangan yang telah terpasang, tulangan pokok dan tulangan sengkang cukup
untuk menahan puntir yang terjadi, maka tidak diperlukan tulangan puntir tambahan.