analisis dan evaluasi program pemeliharaan jalan tol menggunakan model hdm iii (studi kasus jalan...

8
Seminar Nasional Pascasarjana X – ITS, Surabaya 4 Agustus 2010 ISBN No. 979-545-0270-1 1 Analisis Dan Evaluasi Program Pemeliharaan Jalan Tol Menggunakan Model HDM III (Studi Kasus : Jalan Tol Jagorawi) Atmy Verani Rouly Sihombing, ST., MT 1 *, Prof. DR. Ir. Bambang Sugeng. S, DEA2, dan Ir. Rudy Hermawan Karsaman, MSc., PhD3 Sistem dan Teknik Jalan Raya, ITB, Bandung, Indonesia, [email protected] 1* Sistem dan Teknik Jalan Raya, ITB, Bandung, Indonesia 2 Sistem dan Teknik Jalan Raya, ITB, Bandung, Indonesia 3 Abstrak Untuk menjamin kualitas perkerasan jalan tol dibutuhkan perbaikan dan pemeliharaan yang tergantung dari bugdet constraint, untuk itu perlu dilakukan penelitian efisiensi dan optimasi dalam alokasi pembiayaan untuk perbaikan dan pemeliharaan jalan tol. Analisis kondisi fungsional perkerasan lentur jalan eksisting dilakukan dengan menggunakan model HDM III untuk mengetahui prediksi kondisi fungsional jalan dan kebutuhan biaya selama 10 tahun ke depan dengan menggunakan beberapa skenario pemeliharaan. Sebagai studi kasus ditentukan Jalan Tol Jagorawi dengan panjang jalan 47 km yang terdiri dari 11 segmen arah Jakarta – Ciawi (Arah B) dan 12 segmen arah Ciawi – Jakarta (arah B). Hasil penggunaan model HDM III menunjukkan bahwa berdasarkan analisis road deterioration, pemeliharaan dengan skenario 2 menghasilkan kondisi fungsional jalan yang lebih baik dibandingkan dengan skenario lainnya. Sementara hasil analisis manfaat ekonomi menunjukkan bahwa skenario 5 merupakan skenario yang lebih layak secara ekonomi dibandingkan dengan skenaro lainnya, dengan biaya pemeliharaan yang minimum dan manfaat berupa benefit bok dan nilai waktu yang maksimum, hal tersebut ditunjukkan dengan nilai NPV, BCR, dan EIRR. Kata kunci : HDM III, Jalan Tol, Road Deterioration, NPV, BCR, dan EIRR 1. Pendahuluan Keterbatasan dana (Budget constraint) seringkali menjadi kendala dalam memaksimalkan upaya perbaikan dan pemeliharaan jalan tol oleh operator, sehingga dibutuhkan efisiensi dan optimasi dalam alokasi pembiayaan untuk perbaikan dan pemeliharaan jalan tol, prediksi tingkat kualitas pelayanan jalan tol akan mempengaruhi alokasi biaya perbaikan dan pemeliharaan jalan tol yang efisien. Penelitian ini dilakukan untuk mengevaluasi dan menganalisis kondisi fungsional pada perkerasan lentur pada ruas Jalan Tol Jakarta – Bogor – Ciawi. Evaluasi dilakukan dengan melihat kondisi fungsional permukaan jalan tol berdasarkan data yang didapatkan saat ini. Sedangkan analisis dilakukan untuk mendapatkan prediksi pengalokasian dana pemeliharaan jalan tol berdasarkan kondisi jalan yang dilihat dari tingkat ketidakrataan permukaan jalan dengan bantuan model HDM III, prediksi tersebut dilakukan untuk sepuluh tahun ke depan. Penelitian ini diharapkan dapat membantu efisiensi dan optimasi alokasi biaya pemeliharaan jalan tol yang ditinjau dari segi ekonomi. Penelitian dilakukan di Ruas Jalan Tol Jakarta – Bogor – Ciawi dengan batasan lingkup penelitian sebagai berikut : 1. Pengumpulan data yang meliputi data volume lalu lintas, biaya pemeliharaan jalan, kondisi jalan, dan biaya operasi kendaraan; 2. Melakukan analisis model kerusakan jalan (road deterioration), biaya operasi kendaraan (BOK) dan biaya pengguna jalan tol (road user cost) menggunakan model HDM III dengan beberapa skenario pemeliharaan; 3. Melakukan analisis prediksi pembiayaan jalan berdasarkan pada kondisi fungsional jalan dengan beberapa skenario pemeliharaan. 4. Skenario penanganan jalan tol yang dilakukan adalah : a. Tidak melakukan penanganan (do nothing/skenario 1); b. Penanganan jalan tol berupa pemeliharaan rutin yaitu penutupan lubang (resealing), dan penambalan (patching) yang dilakukan setiap tahun dan pemeliharaan berkala (overlay) setiap 3 tahun sekali (skenario 2); c. Penanganan jalan tol berupa pemeliharaan rutin yaitu penutupan lubang (resealing), dan penambalan (patching) yang dilakukan setiap 2 tahun dan pemeliharaan berkala (overlay) setiap 5 tahun sekali. (skenario 3); d. Penanganan jalan tol berupa pemeliharaan rutin yaitu penutupan lubang (resealing), dan penambalan (patching) yang dilakukan

Upload: welly-pradipta-bin-maryulis

Post on 28-Jul-2015

706 views

Category:

Documents


7 download

DESCRIPTION

Uploaded from Google Docs

TRANSCRIPT

Page 1: Analisis Dan Evaluasi Program Pemeliharaan Jalan Tol Menggunakan Model HDM III (Studi Kasus Jalan Tol Jagorawi) - 2010

Seminar Nasional Pascasarjana X – ITS, Surabaya 4 Agustus 2010 ISBN No. 979-545-0270-1

1

Analisis Dan Evaluasi Program Pemeliharaan Jalan Tol Menggunakan Model HDM III

(Studi Kasus : Jalan Tol Jagorawi)

Atmy Verani Rouly Sihombing, ST., MT1*, Prof. DR. Ir. Bambang Sugeng. S, DEA2, dan Ir. Rudy Hermawan Karsaman, MSc., PhD3

Sistem dan Teknik Jalan Raya, ITB, Bandung, Indonesia, [email protected]* Sistem dan Teknik Jalan Raya, ITB, Bandung, Indonesia2

Sistem dan Teknik Jalan Raya, ITB, Bandung, Indonesia3

Abstrak Untuk menjamin kualitas perkerasan jalan tol dibutuhkan perbaikan dan pemeliharaan yang tergantung dari bugdet constraint, untuk itu perlu dilakukan penelitian efisiensi dan optimasi dalam alokasi pembiayaan untuk perbaikan dan pemeliharaan jalan tol. Analisis kondisi fungsional perkerasan lentur jalan eksisting dilakukan dengan menggunakan model HDM III untuk mengetahui prediksi kondisi fungsional jalan dan kebutuhan biaya selama 10 tahun ke depan dengan menggunakan beberapa skenario pemeliharaan. Sebagai studi kasus ditentukan Jalan Tol Jagorawi dengan panjang jalan 47 km yang terdiri dari 11 segmen arah Jakarta – Ciawi (Arah B) dan 12 segmen arah Ciawi – Jakarta (arah B). Hasil penggunaan model HDM III menunjukkan bahwa berdasarkan analisis road deterioration, pemeliharaan dengan skenario 2 menghasilkan kondisi fungsional jalan yang lebih baik dibandingkan dengan skenario lainnya. Sementara hasil analisis manfaat ekonomi menunjukkan bahwa skenario 5 merupakan skenario yang lebih layak secara ekonomi dibandingkan dengan skenaro lainnya, dengan biaya pemeliharaan yang minimum dan manfaat berupa benefit bok dan nilai waktu yang maksimum, hal tersebut ditunjukkan dengan nilai NPV, BCR, dan EIRR. Kata kunci : HDM III, Jalan Tol, Road Deterioration, NPV, BCR, dan EIRR

1. Pendahuluan Keterbatasan dana (Budget constraint) seringkali menjadi kendala dalam memaksimalkan upaya perbaikan dan pemeliharaan jalan tol oleh operator, sehingga dibutuhkan efisiensi dan optimasi dalam alokasi pembiayaan untuk perbaikan dan pemeliharaan jalan tol, prediksi tingkat kualitas pelayanan jalan tol akan mempengaruhi alokasi biaya perbaikan dan pemeliharaan jalan tol yang efisien. Penelitian ini dilakukan untuk mengevaluasi dan menganalisis kondisi fungsional pada perkerasan lentur pada ruas Jalan Tol Jakarta – Bogor – Ciawi. Evaluasi dilakukan dengan melihat kondisi fungsional permukaan jalan tol berdasarkan data yang didapatkan saat ini. Sedangkan analisis dilakukan untuk mendapatkan prediksi pengalokasian dana pemeliharaan jalan tol berdasarkan kondisi jalan yang dilihat dari tingkat ketidakrataan permukaan jalan dengan bantuan model HDM III, prediksi tersebut dilakukan untuk sepuluh tahun ke depan. Penelitian ini diharapkan dapat membantu efisiensi dan optimasi alokasi biaya pemeliharaan jalan tol yang ditinjau dari segi ekonomi. Penelitian dilakukan di Ruas Jalan Tol Jakarta – Bogor – Ciawi dengan batasan lingkup penelitian sebagai berikut :

1. Pengumpulan data yang meliputi data volume lalu lintas, biaya pemeliharaan jalan, kondisi jalan, dan biaya operasi kendaraan;

2. Melakukan analisis model kerusakan jalan (road deterioration), biaya operasi kendaraan (BOK) dan biaya pengguna jalan tol (road user cost) menggunakan model HDM III dengan beberapa skenario pemeliharaan;

3. Melakukan analisis prediksi pembiayaan jalan berdasarkan pada kondisi fungsional jalan dengan beberapa skenario pemeliharaan.

4. Skenario penanganan jalan tol yang dilakukan adalah : a. Tidak melakukan penanganan (do

nothing/skenario 1); b. Penanganan jalan tol berupa pemeliharaan

rutin yaitu penutupan lubang (resealing), dan penambalan (patching) yang dilakukan setiap tahun dan pemeliharaan berkala (overlay) setiap 3 tahun sekali (skenario 2);

c. Penanganan jalan tol berupa pemeliharaan rutin yaitu penutupan lubang (resealing), dan penambalan (patching) yang dilakukan setiap 2 tahun dan pemeliharaan berkala (overlay) setiap 5 tahun sekali. (skenario 3);

d. Penanganan jalan tol berupa pemeliharaan rutin yaitu penutupan lubang (resealing), dan penambalan (patching) yang dilakukan

Page 2: Analisis Dan Evaluasi Program Pemeliharaan Jalan Tol Menggunakan Model HDM III (Studi Kasus Jalan Tol Jagorawi) - 2010

Seminar Nasional Pascasarjana X – ITS, Surabaya 4 Agustus 2010 ISBN No. 979-545-0270-1

2

setiap tahun dan pemeliharaan berkala (overlay) setiap 4 tahun sekali (skenario 4);

e. Penanganan jalan tol berupa peningkatan jalan dengan cara overlay yang dilakukan pada saat ketidakrataan permukaan jalan (IRI) mencapai angka 4 m/km (skenario 5).

5. Evaluasi kelayakan ekonomi penanganan jalan tol untuk setiap skenario penanganan jalan tol yang dilakukan.

Hipotesis dari penelitian ini adalah terdapat kondisi dimana pembiayaan pemeliharaan jalan tol akan memberikan kualitas fungsional jalan yang optimal untuk melayani volume lalu lintas tertentu. Semakin tinggi pembiayaan pemeliharaan jalan tol akan menghasilkan kualitas fungsional jalan tol yang maksimal, biaya operasi kendaraan yang minimal serta manfaat ekonomi yang tinggi. 2. Metodologi Penelitian 2.1 Umum Garis besar rancangan penelitian yang dilaksanakan dibagi menjadi 4 tahapan diantaranya adalah : 1. Tahap persiapan; 2. Tahap pengumpulan data dan kajian awal; 3. Tahap analisis; 4. Tahap penyempurnaan (penarikan kesimpulan

dan rekomendasi). Dengan memperhatikan kondisi yang mempengaruhi ruang lingkup studi yang akan dilakukan, maka disusunlah sebuah alur kerja dan metodologi seperti yang disajikan dalam bentuk diagram pada Gambar 1. 2.2 Tahap Persiapan Tahap persiapan dimulai dengan penentuan lokasi penelitian, dalam hal ini lokasi penelitian yang dipilih yaitu Ruas Jalan Tol Jakarta – Bogor – Ciawi. Selanjutnya dilakukan penajaman tujuan, ruang lingkup dan metodologi penelitian yang akan dilakukan. Rencana kegiatan penelitian disusun agar alokasi waktu sesuai dengan kebutuhannya. Dalam tahap persiapan ini juga dilakukan identifikasi kebutuhan dana selama melakukan penelitian. 2.3 Tahap Pengumpulan Data dan Kajian Awal 2.3.1 Pengumpulan Data Pelaksanaan pengumpulan data dilakukan dalam rangka pengadaan data yang diperlukan dalam penelitian ini. Hampir sebagian besar data yang dibutuhkan adalah data yang didapatkan dari survey sekunder dan untuk penyempurnaan data sekunder, dilakukan survey primer. Kebutuhan data Jalan Tol Jagorawi yang diperlukan dalam penelitian ini merupakan data selama lima tahun terakhir, antara lain: 1. Gambaran Umum mengenai Ruas Jalan Tol; 2. Anggaran pemeliharaan jalan; 3. Harga satuan pemeliharaan jalan; 4. Volume lalu lintas; 5. Kondisi Struktural dan Fungsional; 6. Biaya Operasi Kendaraan. Data tersebut selanjutnya dikompilasi untuk melakukan kajian hubungan penambahan

kerusakan jalan (road deterioration) dengan biaya pemeliharaan jalan. Gambar 1. Bagan Alir Penelitian 2.3.2 Kajian Awal Pada tahap kajian awal ini dilakukan untuk mengumpulkan berbagai studi literatur terkait dengan ruang lingkup penelitian. Pelaksanaan studi literatur dilakukan untuk mencari referensi kegiatan sejenis yang pernah dilakukan sebelumnya. 2.4 Tahap Analisis Analisis yang dilakukan berupa analisis kondisi fungsional jalan tol jagorawi, berdasarkan data roughness yang didapat berdasarkan survey sekunder berupa nilai IRI (m/km), dari nilai IRI kemudian dihitung nilai RCI dan PSI yang merupakan gambaran kinerja fungsional perkerasan jalan dalam melayani pengguna jalan baik dari segi kenyamanan, keamanan, maupun kecepatan perjalanan. Selanjutnya analisis yang dilakukan adalah analisis biaya operasi kendaraan berdasarkan simulasi analisis BOK pada model HDM III. Analisis prediksi kondisi fungsional jalan dilakukan untuk 10 tahun yang akan datang yang terkait dengan penghematan biaya operasi kendaraan (VOC saving) dan biaya penanganan jalan. analisis tahap ini terdiri dari : 1. Prediksi nilai IRI tiap tahun selama 10 tahun; 2. Biaya pengguna jalan tiap tahun; 3. Analisis manfaat ekonomi berdasarkan

beberapa skenario.

Page 3: Analisis Dan Evaluasi Program Pemeliharaan Jalan Tol Menggunakan Model HDM III (Studi Kasus Jalan Tol Jagorawi) - 2010

Seminar Nasional Pascasarjana X – ITS, Surabaya 4 Agustus 2010 ISBN No. 979-545-0270-1

3

2.5 Penarikan Kesimpulan dan Rekomendasi Dari hasil analisis di depan maka ditarik kesimpulan studi dan dibuat saran dan rekomendasi bagi para peneliti selanjutnya yang akan mengkaji hal yang masih diperlukan untuk mendapatkan hasil yang lebih baik. 3. Penyajian Data 3.1 Gambaran Jalan Tol Jagorawi Jalan Tol Jagorawi ini dioperasikan sejak tahun 1982 dan pada saat dibuka jalan tol ini terdiri dari 2 lajur lalu lintas untuk masing – masing arah.Dengan panjang 47 km, jalan tol yang menghubungkan Jakarta – Bogor hingga Ciawi ini merupakan jalan tol pertama di Indonesia. Terdiri atas 8 simpang susun, jembatan layang perlintasan kendaraan dan 11 jembatan penyeberangan orang, 15 gerbang tol dan 127 gardu tol yang dioperasikan dengan mekanisme Sistem Transaksi Terbuka untuk Gerbang Ramp Taman Mini, Dukuh I, Dukuh II, dan Cibubur serta Sistem Transaksi Tertutup untuk gerbang lainnya (Taman Mini, Cibubur, Gunung Putri, Cimanggis, Karanggan, Sentul Utara, Sentul Selatan, Bogor dan Ciawi). Penambahan lajur lalu lintas kendaraan atau pelebaran secara bertahap dan pelaksanaan penambahan lajur dimulai dari Rm TMII/Cawang sampai Cibubur menjadi 3 lajur lalu lintas kendaraan untuk setiap arahnya, pelaksanaan penambahan lajur dilaksanakan sekitar tahun 1999. Ketidakrataan yang diijinkan sesuai ketentuan SPM adalah 4 m/km, maka permukaan perkerasan jalan utama Tol Jagorawi memiliki ketidakrataan rata-rata dibawah 4 m/km (3,06 m/km untuk Jalur A dan 3,09 m/km untuk Jalur B). Pada ruas jalan tol Jagorawi, kecepatan tempuh rata-rata mencapai 60 Km/jam, dengan volume lalu lintas pada tahun 2009 mencapai 59.223.010 kendaraaan, sedangkan untuk persegmen jalan Tol Jagorawi gambarkan pada Gambar 2.

Gambar 2. Volume Kendaraan per segmen Jalan Tol Jagorawi, 2009

Berdasarkan model HDM III, jenis kendaraan dibagi menjadi 7 jenis kendaraan yang berbeda, diantaranya adalah : 1. Car 2. Pickup 3. Bus 4. Light truck 5. Medium truck

6. Heavy truck 7. Articulated truck Untuk itu dilakukan penyesuaian volume kendaraan berdasarkan pengelompokan jenis kendaraan pada model HDM III dengan mengacu pada volume kendaraan hasil survey PT. Jasa Marga (Persero) untuk 5 jenis kelompok kendaraan. 3.2 Analisa Harga Satuan Harga satuan pembangunan dan pemeliharaan jalan didapat dari analisis harga satuan rata-rata pekerjaan Jalan Tol Jagorawi yang dikeluarkan oleh PT. Jasa Marga (Persero). Adapun harga satuan tersebut dinyatakan dalam rupiah dan dikonversikan ke dolar dengan nilai tukar Rp.10.000,- untuk setiap dolarnya dan Tabel 1 memperlihatkan harga satuan pekerjaan tersebut. Tabel 1. Harga Satuan Pekerjaan Pemeliharaan Jalan Tol Jagorawi Sumber : PT Jasa Marga (Persero), 2009 3.3 Data Perhitungan Biaya Operasi Kendaraan Untuk mendapatkan biaya pengguna jalan (road user cost), perlu dilakukan perhitungan biaya operasi kendaraan dan nilai waktu, model perhitungan yang digunakan dalam menentukan besarnya biaya operasi kendaraan sesuai dengan model HDM III. Total BOK dihitung dengan menggunakan sofware HDM III dengan kebutuhan data yang sebelumnya telah diinput ke dalam database program. Pada Tabel – tabel berikut dijabarkan data yang dibutuhkan untuk menghitung biaya operasi kendaraan. Tabel 2. Daftar Harga Ekonomi Kendaraan Baru

Jenis Kendaraan Mata Uang

Rupiah US Dolar Car 145.450.000 14.545

Page 4: Analisis Dan Evaluasi Program Pemeliharaan Jalan Tol Menggunakan Model HDM III (Studi Kasus Jalan Tol Jagorawi) - 2010

Seminar Nasional Pascasarjana X – ITS, Surabaya 4 Agustus 2010 ISBN No. 979-545-0270-1

4

Pickup 96.800.000 9.680 Bus 170.000.000 17.000 Light truck 198.800.000 19.880 Medium truck 350.000.000 35.000 Heavy truck 405.000.000 40.500 Articulated truck 700.000.000 70.000

Sumber : auto2000, 2009 Tabel 3. Daftar Harga Ekonomi Ban

Jenis Kendaraan Mata Uang

Rupiah US Dolar Car 972.900 97,29 Pickup 552.600 55,26 Bus 687.600 68,76 Light truck 687.600 68,76 Medium truck 687.600 68,76 Heavy truck 1.014.300 101,43 Articulated truck 1.014.300 101,43

Sumber : auto2000, 2009 Tabel 4. Biaya Ekonomi Pemeliharaan Kendaraan

Jenis Kendaraan Mata Uang

Rupiah US Dolar Car 2.844 0,28 Pickup 2.484 0,25 Bus 2.484 0,25 Light truck 2.664 0,27 Medium truck 2.664 0,27 Heavy truck 2.964 0,30 Articulated truck 2.964 0,30

Sumber : Dealer Mobil, 2009 Tabel 5. Biaya Ekonomi Upah Kru

Jenis Kendaraan Mata Uang

Rupiah US Dolar

Car 8300 0,83

Pickup 8300 0,83

Bus 8300 0,83

Light truck 12500 1,25

Medium truck 12500 1,25

Heavy truck 26953 2,70

Articulated truck 26953 2,70 Sumber : Perusahaan Angkutan Umum, 2009 Tabel 6. Nilai Waktu Penumpang (Ekonomi)

Jenis Kendaraan Mata Uang

Rupiah US Dolar

Car 8000 0,8

Pickup 8000 0,8

Bus 4000 0,4

Light truck 0 0

Medium truck 0 0

Heavy truck 0 0

Jenis Kendaraan Mata Uang

Rupiah US Dolar

Articulated truck 0 0 Sumber : Asumsi Tabel 7. Nilai Waktu Barang (Ekonomi)

Jenis Kendaraan Mata Uang

Rupiah US Dolar

Car 0 0

Pickup 0 0

Bus 0 0

Light truck 50000 5

Medium truck 75000 7.5

Heavy truck 150000 15

Articulated truck 200000 20 Sumber : Asumsi Tabel 8. Nilai Ekonomi Komponen Bahan Bakar

Jenis Bahan Bakar Mata Uang

Rupiah US Dolar

Gas/Petrol price 5000 0.5

Diesel price 4800 0.48

Lubricants price 1900 0.19 Sumber : Internet, 2009 Selain ketujuh tabel di atas dibutuhkan data karakteristik kendaraan berdasarkan asumsi yang diberikan oleh manual HDM III. Nilai depresiasi yang digunakan pada analisis bok untuk studi ini adalah 5 % per tahun dan nilai discount rate 13,5 %. 4. Pembahasan Hasil 4.1 Analisis Volume Lalu Lintas Volume lalu lintas yang melintasi suatu ruas jalan merupakan salah satu indikator penting yang menyebabkan terjadinya kerusakan jalan, sehingga untuk memprediksi kerusakan di Jalan Tol Jagorawi, dilakukan analisis prediksi volume lalu lintas dalam kendaraan per hari setiap tahunnya selama waktu peninjauan. Nilai pertumbuhan lalu lintas yang digunakan sebagai dasar dalam menganalisis prediksi volume lalu lintas untuk sepuluh tahun mendatang adalah 6 %, angka pertumbuhan tersebut didapatkan berdasarkan kecenderungan meningkatnya volume lalu lintas di Jalan Tol Jagorawi selama 10 tahun terakhir. Pada Tabel 9, diketahui prediksi volume lalu lintas Jalan Tol Jagorawi untuk 10 tahun mendatang. Tabel 9. Prediksi Volume Lalu Lintas

Tahun Rata – rata Volume Lalu Lintas

Arah A Arah B

2010 68.393 60.919

2011 72.497 64.574

Page 5: Analisis Dan Evaluasi Program Pemeliharaan Jalan Tol Menggunakan Model HDM III (Studi Kasus Jalan Tol Jagorawi) - 2010

Seminar Nasional Pascasarjana X – ITS, Surabaya 4 Agustus 2010 ISBN No. 979-545-0270-1

5

2012 76.846 68.448

2013 81.457 72.555

2014 86.345 76.909

2015 91.525 81.523

2016 97.017 86.415

2017 102.838 91.599

2018 109.008 97.095

2019 115.548 102.921

4.2 Analisis Kondisi Fungsional Jalan Kondisi kerusakan jalan yang dijabarkan sebagai hasil progam HDM III merupakan nilai rata – rata dari masing – masing segmen jalan untuk setiap arah, berdasarkan berbagai skenario penanganan. Tabel 10 dan Tabel 11 di bawah ini memperlihatkan kondisi do nothing perkerasan jalan tol Jagorawi rata-rata yang dianalisis selama 10 tahun dari tahun 2010 sampai akhir tahun 2019. Tabel 10. Perkiraan Kondisi Perkerasan Jalan Tol Jagorawi Arah A (ke Ciawi) 10 Tahun Mendatang Berdasarkan HDM III (skenario 1)

Tahun IRI (m/km) RCI PSI Kondisi Visual

2010 3,06 8,22 2,41 Sangat rata dan teratur

2011 3,16 8,16 2,36 Sangat rata dan teratur

2012 3,34 8,04 2,24 Sangat rata dan teratur

2013 3,50 7,94 2,14 Sangat baik umumnya rata

2014 3,72 7,80 2,02 Sangat baik umumnya rata

2015 4,01 7,61 1,85 Sangat baik umumnya rata

2016 4,66 7,22 1,58 Sangat baik umumnya rata

2017 6,03 6,46 1,16 Baik

2018 7,95 5,47 0,66

Cukup, sedikit atau tidak ada lubang – lubang tetapi permukaan jalan tidak rata

2019 9,26 4,80 0,33

Jelek, kadang – kadang ada lubang, permukaan tidak rata

Tabel 11 Perkiraan Kondisi Perkerasan Jalan Tol Jagorawi Arah B (Ke Jakarta) 10 Tahun Mendatang Berdasarkan HDM III (skenario 1)

Tahun IRI (m/km) RCI PSI Kondisi Visual

2010 3,09 8,20 2,39 Sangat rata dan teratur

2011 3,19 8,14 2,32 Sangat rata dan teratur

2012 3,39 8,01 2,22 Sangat rata dan teratur

2013 3,54 7,91 2,13 Sangat baik

umumnya rata

2014 3,78 7,76 2,00 Sangat baik umumnya rata

2015 4,09 7,56 1,84 Sangat baik umumnya rata

2016 4,65 7,21 1,58 Sangat baik umumnya rata

2017 6,10 6,40 1,12 Baik

2018 7,93 5,44 0,61

Cukup, sedikit atau tidak ada lubang – lubang tetapi permukaan jalan tidak rata

2019 9,69 4,55 0,16

Jelek, kadang – kadang ada lubang, permukaan tidak rata

Sedangkan untuk skenario lainnya, perkiraan kondisi perkerasan jalan di akhir tahun peninjauan (2019) dijabarkan pada Tabel 12. Tabel 12 Perkiraan Kondisi Perkerasan Jalan Tol pada Akhir Tahun Peninjauan (2019) Jalan Tol Jagorawi

Arah Arus Lalin

Skenario

Tahun 2019 Kondisi Visual IRI RCI PSI

A

2 1,70 9,09 3,36 Sangat rata dan teratur

3 2,36 8,66 2,87 Sangat rata dan teratur

4 1,80 9,02 3,28 Sangat rata dan teratur

5 2,77 8,40 2,61 Sangat rata dan teratur

B

2 1,70 9,09 3,36 Sangat rata dan teratur

3 2,46 8,61 2,87 Sangat rata dan teratur

4 1,80 8,97 3,22 Sangat rata dan teratur

5 2,76 8,39 2,60 Sangat rata dan teratur

4.3 Analisis Biaya Pengguna Jalan Program HDM III dapat memprediksi kondisi fungsional jalan untuk tahun yang akan datang, sehingga biaya pengguna jalan (user impact) dapat pula diprediksi. Adapun prediksi biaya pengguna jalan untuk 10 tahun mendatang untuk kendaraan jenis mobil penumpang (car) di jalan tol Jagorawi dijabarkan pada Tabel 13 dan Tabel 14. Tabel 13 Prediksi Biaya Pengguna Jalan (User Impact) Tol Jagorawi Arah A Harga Konstan, (Rp./kend-km)

Tahun Skenario

1 2 3 4 5 2010 2.800 2.800 2.800 2.800 2.800 2011 2.800 2.800 2.800 2.800 2.800 2012 2.800 2.700 2.800 2.800 2.800 2013 2.800 2.700 2.800 2.700 2.800 2014 2.800 2.700 2.700 2.700 2.800 2015 2.864 2.700 2.700 2.714 2.800

Page 6: Analisis Dan Evaluasi Program Pemeliharaan Jalan Tol Menggunakan Model HDM III (Studi Kasus Jalan Tol Jagorawi) - 2010

Seminar Nasional Pascasarjana X – ITS, Surabaya 4 Agustus 2010 ISBN No. 979-545-0270-1

6

2016 2.889 2.700 2.724 2.764 2.800 2017 2.976 2.700 2.778 2.700 2.800 2018 3.185 2.700 2.800 2.700 2.800 2019 3.396 2.700 2.800 2.700 2.800

Tabel 14 Prediksi Biaya Pengguna Jalan (User Impact) Tol Jagorawi Arah B Harga Konstan, (Rp./kend-km)

Tahun Skenario

1 2 3 4 5 2010 2.800 2.800 2.800 2.800 2.800 2011 2.800 2.800 2.800 2.800 2.800 2012 2.800 2.700 2.800 2.800 2.800 2013 2.800 2.700 2.800 2.700 2.800 2014 2.800 2.700 2.700 2.700 2.800 2015 2.868 2.700 2.700 2.721 2.800 2016 2.900 2.700 2.736 2.771 2.800 2017 2.979 2.700 2.800 2.700 2.800 2018 3.151 2.700 2.800 2.700 2.800 2019 3.414 2.700 2.800 2.700 2.800

Gambaran mengenai perbedaan biaya pengguna jalan tiap tahunnya untuk masing – masing skenario digambarkan pada Gambar 3 dan Gambar 4.

Gambar 3. Prediksi Biaya Pengguna Jalan Tol Jagorawi (Arah A)

Gambar 4. Prediksi Biaya Pengguna Jalan Tol Jagorawi (Arah B)

Gambaran mengenai hubungan kondisi fungsional jalan yang diukur dengan nilai IRI dan biaya pengguna jalan untuk kondisi do nothing digambarkan pada Gambar 5 dan Gambar 6.

Gambar 5 Hubungan IRI dan Biaya Pengguna Jalan Tol Jagorawi (Arah A)

Gambar 6 Hubungan IRI dan Biaya Pengguna Jalan Tol Jagorawi (Arah B)

Berdasarkan gambar di atas hubungan IRI dan biaya pengguna jalan, dapat diketahui bahwa dengan meningkatnya tingkat ketidakrataan permukaan jalan maka biaya pengguna jalan ikut meningkat, namun pada kondisi tertentu, dimana nilai IRI kurang dari 4 m/km biaya pengguna jalan stabil tanpa ada peningkatan ataupun penurunan biaya pengguna jalan. 4.4 Analisis Manfaat Ekonomi Penanganan Jalan Tol Jagorawi 4.4.1 Biaya Ekonomi Penanganan Jalan Tol Biaya penanganan jalan tol merupakan biaya secara ekonomi yang dikeluarkan untuk melakukan penanganan jalan tol, berupa pemeliharaan dan peningkatan jalan tol untuk mencapai kondisi perkerasan jalan tol yang diinginkan dan sesuai dengan spesifikasi yang ada. Tabel 15 Biaya Penanganan Jalan (Juta Rp.)

Tahun Biaya Skenario 2 3 4 5 2010 6.980 6.980 6.980 0 2011 6.980 0 6.980 0 2012 192.170 6.980 6.980 0 2013 6.980 0 192.170 0 2014 6.980 192.170 6.980 0 2015 192.170 0 6.980 192.170 2016 6.980 6.980 6.980 0 2017 6.980 0 192.170 0 2018 192.170 6.980 6.980 0, 2019 6.980 0 6.980 0 Jumlah 625.370 220.090 440.180 192.170

4.4.2 Penghematan Biaya Operasi Kendaraan Manfaat penghematan biaya operasi kendaraan yang dimaksud pada analisis ini adalah selisih nilai biaya operasi kendaraan berdasarkan penanganan yang dilakukan dengan beberapa skenario penanganan terhadap biaya operasi kendaraan jika tidak dilakukan penanganan jalan

Page 7: Analisis Dan Evaluasi Program Pemeliharaan Jalan Tol Menggunakan Model HDM III (Studi Kasus Jalan Tol Jagorawi) - 2010

Seminar Nasional Pascasarjana X – ITS, Surabaya 4 Agustus 2010 ISBN No. 979-545-0270-1

7

tol (do nothing). Sehingga terlihat perubahan benefit untuk biaya operasi kendaraan di setiap tahunnya. Tabel 16 Penghematan Biaya Operasi Kendaraan Jalan (juta Rp.)

Tahun Benefit Skenario 2 3 4 5

2010 0 0 0 0 2011 20 20 20 0 2012 330 330 330 0 2013 55.230 1.060 10.180 0 2014 63.830 2.720 41.420 0 2015 75.220 44.450 52.860 0 2016 97.110 60.150 68.300 59.920 2017 118.120 80.580 88.750 80.400 2018 154.290 116.140 132.830 115.990 2019 235.870 192.970 210.480 192.880

Jumlah 800.020 498.420 605.170 449.190 4.4.3 Penghematan Nilai Waktu Nilai manfaat penghematan waktu tersebut akan semakin besar apabila pada prasarana jalan tol terjadi hambatan perjalanan akibat kondisi fungsional jalan yang tidak baik. Manfaat yang akan diperolah adalah selisih waktu perjalanan pada saat kondisi jalan tol tidak dilakukan penanganan (do nothing) dengan kondisi jalan tol yang dilakukan penanganan (do something) selama waktu peninjauan. Tabel 17 Penghematan Nilai Waktu Jalan (Juta Rp.)

Tahun Benefit Skenario 2 3 4 5

2010 0 0 0 0 2011 0 0 0 0 2012 10 10 10 0 2013 1.460 30 30 0 2014 1.730 80 2.770 0 2015 2.100 2.180 3.140 0 2016 3.000 2.700 3.660 2.710 2017 3.790 3.450 4.400 3.460 2018 5.270 4.880 6.360 4.890 2019 9.310 8.640 10.190 8.650

Jumlah 26.670 21.970 30.560 19.710 4.4.4 Manfaat Ekonomi Penanganan Jalan Tol Indikator penilaian yang digunakan untuk menentukan strategi optimal tersebut terdiri dari 3 indikator penilaian, diantaranya adalah: 1. Net Present Value – NPV (Juta. Rp); 2. Benefit Cost Rasio – BCR; dan 3. Economic Internal Rate Of Return – EIRR (%). Tabel 17 Analisis Manfaat Ekonomi

Skenario NPV (Juta Rp.) 10 % 12,5 % 15 %

2 28.687 8.140 -7.379 3 91.828 66.332 46.727 4 35.016 16.372 2.420 5 92.049 69.542 52.265

Tabel 18 Analisis Manfaat Ekonomi (Lanjutan)

Skenario BCR EIRR (%) 10 % 12,5 % 15 %

2 1,08 1,03 0,97 13,72 3 1,67 1,54 1,42 27,02 4 1,14 1,07 1,01 15,52 5 1,85 1,73 1,63 37,77

Jika dilihat dari dua indikator kelayakan pemeliharaan jalan, yaitu kondisi fungsional jalan dan manfaat ekonomi, skenario 5 merupakan skenario optimal yang dapat digunakan sebagai skenario pemeliharaan jalan tol, karena dengan budget pemeliharaan berupa overlay pada saat IRI mencapai 4 m/km sebesar Rp. 192,2 Milyar untuk masa pelayanan 10 tahun, kondisi perkerasan jalan mampu menjamin laju kendaraan tetap baik (80 km/jam). Secara ideal, pemeliharaan rutin perlu dilakukan sebelum dilakukannya pemeliharaan berkala, berdasarkan hal tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa skenario yang paling optimal dengan dilakukannya pemeliharaan rutin adalah skenario 3. Dilihat dari perkiraan ketersediaan dana pemeliharaan jalan Tol Jagorawi oleh PT Jasa Marga sebesar Rp. 25 Milyar per tahunnya, pemeliharaan rutin (Rp. 6,98 Milyar pertahun) dan pemeliharaan berkala (Rp.192,2 Milyar) dapat dilakukan dengan menggunakan skenario 3. Berdasarkan pada analisis kondisi fungsional jalan dan manfaat ekonomi, dapat diketahui bahwa seiring dengan berjalannya waktu, jika tanpa pemeliharaan, perkerasan jalan akan mengalami kerusakan dan bila tidak ditangani sedini mungkin, biaya penanganan jalan yang perlu dikeluarkan akan semakin besar. Pada Gambar 7, digambarkan hubungan mutu jalan (selisih nilai IRI) dengan biaya penanganan jalan, dengan nilai IRI sebelum penanganan sebesar 9,0 m/km.

Gambar 7 Hubungan Mutu Jalan dengan Biaya Pemeliharaan Jalan Tol Jagorawi

Sedangkan hubungan biaya pengguna jalan dengan tingkat kualitas jalan yang ditunjukan dengan nilai RCI, digambarkan pada Gambar 8, dari gambar tersebut dapat diketahui bahwa makin meningkatnya kualitas mutu jalan, biaya pengguna jalan makin kecil, begitu pula sebaliknya.

Gambar 8 Hubungan Mutu Jalan dengan Biaya Pengguna Jalan

Page 8: Analisis Dan Evaluasi Program Pemeliharaan Jalan Tol Menggunakan Model HDM III (Studi Kasus Jalan Tol Jagorawi) - 2010

Seminar Nasional Pascasarjana X – ITS, Surabaya 4 Agustus 2010 ISBN No. 979-545-0270-1

8

5. Kesimpulan dan Saran Berdasarkan hasil penelitian dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Berdasarkan hasil survey yang dilakukan oleh

PT. Jasa Marga (Persero) cabang Jagorawi pada tahun 2009 diperoleh bahwa nilai IRI 3,08 m/km; all crack dan wide crack 0 %; rut depth 5,2 mm; dan potholes 0 %. Nilai – nilai tersebut menunjukan bahwa kondisi perkerasan jalan Tol Jagorawi pada tahun 2009 adalah relatif baik. Hal ini ditunjukan pula oleh nilai dan nilai RCI 8,2 yang berarti kondisi permukaan jalan aspal adalah sangat rata dan teratur.

2. Hasil penggunaan model HDM III pada studi kasus jalan Tol Jagorawi, sepanjang 47 km menggunakan 5 (lima) macam skenario, diperoleh bahwa: a. Skenario 1 yaitu do nothing: memberikan

hasil bahwa pada akhir tahun peninjauan (2019), nilai IRI rata – rata sangat besar (9,5 m/km), all crack dan wide crack yang juga sangat besar (80, 53 % dan 70 %), demikian pula rut depth (12,5 mm), dan potholes (14 %), sehingga berdasarkan skenario 1 ini, kondisi permukaan jalan aspal sangat jelek dan tidak rata.

b. Bila dilakukan penanganan dengan berbagai macam alternatif (skenario 2 sampai dengan skenario 5) hasilnya mampu mengurangi kerusakan perkerasan jalan secara signifikan. Contohnya pada skenario 2, di akhir tahun peninjauan (2019) nilai IRI rata – rata adalah 1,7 m/km; all crack 0 %; wide crack 0 %; rut depth 0,1 mm; dan potholes 0 %, berdasarkan berbagai parameter tersebut, kondisi permukaan jalan aspal adalah sangat rata dan teratur.

3. Analisis ekonomi yang dilakukan terhadap jalan Tol Jagorawi, memberikan hasil, biaya pemeliharaan rutin Rp. 6,98 Milyar per tahun dan biaya pemeliharaan berkala (overlay) adalah Rp. 192,2 Milyar untuk setiap satu kali pelaksanaan pemeliharaan berkala. Sedangkan nilai EIRR (Economic Internal Rate of Return) untuk skenario 2 hingga 5 berturut – turut adalah 13,72 % ; 27,02 %; 15,52 %; dan 37,77 %, sehingga skenario dengan nilai keuntungan tertinggi adalah skenario 5. Jika berdasarkan perkiraan ketersediaan dana pemeliharaan jalan Tol Jagorawi sebesar Rp. 25 Milyar per tahun, maka skenario yang paling optimal adalah skenario 3.

4. Jika ditinjau dari dua indikator kelayakan pemeliharaan jalan, yaitu kondisi fungsional jalan dan nilai manfaat ekonomi, maka skenario 5 merupakan skenario optimal yang dapat ditentukan sebagai skenario pemeliharaan jalan tol. Tetapi perlu diperhatikan bahwa skenario 5 adalah skenario tanpa pemeliharaan rutin tahunan, sedangkan biaya pemeliharaan sebesar Rp. 192,2 Milyar yang dibutuhkan pada tahun 2015 tersebut adalah biaya untuk pemeliharaan berkala, berupa pemberian overlay setebal 5 cm, sebaiknya pemberian tebal overlay tersebut dilengkapi dengan pemeriksaan kondisi struktural perkerasan, misalnya melakukan

pengukuran lendutan memakai alat FWD (Falling Weight Deflectometer), karena pada dasarnya mutu perkerasan jalan perlu ditinjau dari 2 aspek, yaitu kondisi fungsional dan kondisi struktural. Sehingga secara ideal, pemeliharaan rutin perlu dilakukan sebelum dilakukannya pemeliharaan berkala, berdasarkan hal tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa skenario yang paling optimal dengan dilakukannya pemeliharaan rutin adalah skenario 3.

Dalam hasil yang lebih baik di masa yang akan datang, ada beberapa aspek yang dapat penulis sarankan, yaitu: 1. Selain kajian kondisi fungsional jalan, perlu

juga dilakukan kajian kondisi struktural jalan sesuai kaidah ideal, sehingga hasil analisis dengan beberapa skenario dapat lebih sempurna.

2. Penggunaan model BOK pada HDM III perlu penyesuaian untuk kondisi jalan tol di Indonesia.

6. Daftar Pustaka 1. Callao, Rodrigo Archondo, 1995, HDM

Manager Version 3, User Friendly Shell Environment For The Highway Design And Maintenance Standars Model (HDM), The World Bank.

2. National Cooperative Highway Research Program (NCHRP), 2001

3. Paterson, W. D. (1987), The Highway Design and Maintenance Standard Series - Road Deterioration and Maintenance Effects. A World Bank Publication - The John Hopkins University Press – Baltimore, Maryland.

4. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No 392/PRT/M/2005 tentang Standar Pelayanan Minimal (SPM) Jalan Tol.

5. Sayer, M.W., Gillespie T.D dan Queisoz C.A.V.,1986, The International Road Riding Quality Experiment: Establising Correlative and Calibration Standard for Measurement,

6. Watananda, T., Harral, C., Paterson, W.D.O., Dhareshwar, A.M., Bhandari, A., Tsunokawa, K., 1987, The Highway Design And Maintenance Standars Model, Volume 1 Description Of The HDM III Model, A World Bank Publication.