analisis biaya produksi dalam menentukan harga jual …
TRANSCRIPT
ANALISIS BIAYA PRODUKSI DALAM MENENTUKAN
HARGA JUAL PRODUK LIQUID HERO 57
STUDY KASUS PADA CV. CLOUD HEAVEN
MAKASSAR
SKRIPSI
Oleh:
FACHRI AMRULLAH FAISAL
N I M : 105731117116
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2020
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI
Saya yang bertanda tangan dibawah ini:
Nama : FACHRI AMRULLAH FAISAL
Stambuk : 105731117116
Jurusan : Akuntansi
Dengan judul : “ANALISIS BIAYA PRODUKSI DALAM MENENTUKAN
HARGA JUAL PRODUK LIQUID HERO 57 STUDY KASUS
PADA CV.CLOUDS HEAVEN MAKASSAR”.
Dengan ini menyatakan bahwa :
Skripsi yang saya ajukan di depan Tim Penguji adalah ASLI hasil karya sendiri, bukan hasil jiplakan dan tidak dibuat oleh siapapun.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya dan saya bersedia
menerima sanksi apabila pernyataan ini tidak benar.
Makassar, 07 November 2020
Yang Membuat Pernyataan
FACHRI AMRULLAH FAISAL
NIM.105731117116
Diketahui Oleh :
Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Ismail Rasulong, SE.,MM NBM. 903078
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI
Skripsi atas Nama FACHRI AMRULLAH FAISAL, NIM : 105731117116,
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
Jl. Sultan Alauddin No. 295 gedung iqra Lt. 7 Tel. (0411) 866972 Makassar
LEMBAR PERSETUJUAN SEMINAR PROPOSAL PENELITIAN
Judul Penelitian : “Analisis Biaya Produksi Dalam Menentukan Harga Jual
Produk Liquid Hero 57 Study Kasus PadaCV..CLOUDS
HEAVEN Makassar“.
Nama Mahasiswa : Fachri Amrullah Faisal
No. Stambuk/ NIM : 105731117116
Program Studi : Akuntansi
Fakultas : Ekonomi dan Bisnis
Perguruan Tinggi : Universitas Muhammadiyah Makassar
Makassar, 24 April 2020
Menyetujui Pembimbing I
Mengetahui Ketua Program Studi Akuntansi,
i
ANALISIS BIAYA PRODUKSI DALAM MENENTUKAN HARGA JUAL PRODUK LIQUID HERO 57
STUDY KASUS PADA CV. CLOUD HEAVEN MAKASSAR
SKRIPSI
Oleh: FACHRI AMRULLAH FAISAL
N I M : 105731117116
PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 2020
ii
MOTTO
Sebaik-baik penghasilan ialah penghasilan para pedagang yang mana apabila
berbicara tidak bohong, apabila diberi amanah tidak khianat, apabila berjanji tidak
mengingkarinya, apabila membeli tidak mencela, apabila menjual tidak berlebihan
(dalam menaikkan harga), apabila berhutang tidak menunda-nunda pelunasan dan
apabila menagih hutang tidak memperberat orang yang sedang kesulitan
(HR. Al-Baihaqi)
Jual beli harus dengan suka sama suka (saling ridha) dan khiyar adalah sesudah
transaksi, dan tidak halal bagi seorang muslim menipu muslim lainnya
(HR. Ibnu Jarir)
iii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, segala puji dan syukur kupanjatkan kehadirat Allah SWT. Atas
berkat rahmat dan nikmat kesehatan yang senantiasa dicurahkan kepada penulis,
sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul “ANALISIS BIAYA PRODUKSI
DALAM MENENTUKAN HARGA JUAL PRODUK LIQUID HERO 57 (STUDY
KASUS PADA CV. CLOUD HEAVEN MAKASSAR) “. Skripsi ini disusun dan diajukan
untuk memenuhi salah syarat memperoleh gelar Sarjana pada Program Study Akuntansi
Fakultas Eknomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar.
Dalam proses penulisan, mulai dari tahapan penelitian hingga penyelesaiannya, penulis
banyak menerima bantuan pemikiran, bimbingan dan arahan dari berbagai pihak. Oleh
sebab itu, melalui kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang tak
terhingga kepada;
1. Prof. Dr. H. Ambo Asse, M.Ag., selaku Rektor Universitas Muhammadiyah Makassar
2. Ismail Rasulong,SE.MM., selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Muhammadiyah Makassar.
3. Dr. Ismail Badollahi,SE.,M.Si.,Ak.CA.CSP. selaku Ketua Program Studi Akuntansi,
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar.
4. Dr. Ismail Badollahi,SE.,M.Si.,Ak.CA.CSP. selaku dosen Pembimbing I yang
dengan segenap kemampuan, perhatian dan penuh keikhlasan telah memberikan
banyak pengarahan dan masukan dalam penyusunan skripsi sejak awal sampai
akhir penulisan.
iv
5. Basri Basir,SE.,M.Ak. selaku dosen Pembimbing II yang dengan segenap
kemampuan, perhatian dan penuh keikhlasan telah memberikan banyak pengarahan
dan masukan dalam penyusunan skripsi sejak awal sampai akhir penulisan
6. Bapak dan Ibu dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah
Makassar yang dengan segenap kemampuan dan penuh keikhlasan telah
memberikan ilmu yang bermanfaat dan pengalaman yang berharga selama duduk di
bangku perkuliahan ini.
7. Segenap Staff Karyawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah
Makassar yang senantiasa siap membantu kelancaran dalam urusan administrasi.
8. Bapak ……………… selaku pemilik sekaligus Direktur Utama CV. Cloud Heaven
Makassar yang telah memberi kesempatan kepada penulis untuk melakukan
penelitian sekaligus membantu penulis dalam mencari informasi untuk penyusunan
Skripsi ini.
9. Kedua orang tua saya Drs. Faisal Jusuf, M.Si. dan Megawati S.Pd. yang selalu
memberikan do’a dan dukungan secara moral dan material dalam menunjang
pendidikan untuk mencapai cita-cita
10. Kedua Adikku, Firman Ansari Faisal dan Fauzan Ashari Faisal yang telah memberi
semangat, dorongan dan dukungannya selama dalam proses penyusunan Skripsi
ini.
11. Keluarga besar Program Studi Akuntansi Angkatan 2016 dan sahabat-sahabatku
angkatan 2016 lainnya yang tidak bisa disebutkan satu persatu yang telah
memberikan serta menularkan semangat dan keceriaannya selama penulis
v
menempuh studi di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah
Makassar.
12. Kepada semua pihak yang tidak dapat disebutkan oleh penulis satu-persatu yang
telah berjasa dan membantu penulis dalam penyusunan skripsi
vi
ABSTRAK
Bagi sebuah perusahaan, biaya produksi dan harga jual merupakan dua hal
yang sangat penting dan menentukan dalam proses produksi agar pendapatan/laba
yang dihasilkan dapat optimal. Oleh sebab itu, manajemen perusahaan perlu melakukan
analisis biaya produksi sehingga dapat menentukan biaya yang tepat untuk dikeluarkan
sehingga biaya-biaya yang gunakan dalam proses produksi menunjukkan harga pokok
sesungguhnya. Dalam akuntasi biaya terdapat beberapa metode perhitungan biaya
produksi, diantaranya adalah metode Variable Costing dan Metode Full Costing.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa, secara garis besar komponen biaya
produksi Liquit Hero 57 terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja dan biaya
overhead, berdasarkan hasil analisis diketahui bila metode yang digunakan perusahaan
dalam menghitung biaya produksi yaitu Full Costing, sedangkan untuk menghitung
harga jual perusahaan menggunakan metode Variable Cost-Plus Mark-up. Total biaya
produksi hasil perhitungan perusahaan sebesar Rp. 1.079.703.000 atau
Rp.107.970/pcs. Sedangkan hasil perhitungan dalam penelitian menggunakan metode
Variable Costing sebesar Rp.962.600.000 atau Rp.96.260/pcs. Perhitungan harga jual
oleh perusahaan sebesar Rp. 1.400.000.000 atau Rp. 140.000, sama dengan hasil
perhitungan penelitian menggunakan metode Variable Cost-Plus Mark-up. Kontribusi
masing-masing komponen biaya produksi terhadap harga jual yaitu, biaya overhead
sebesar 64,72%, biaya bahan baku 21,71% dan biaya tenaga kerja sebesar 13.51%.
vii
DAFTAR ISI
.......................................................................................................................... Hal
HALAMAN JUDUL.. ......................................................................................... i HALAMAN MOTTO.. ........................................................................................ ii KATA PENGANTAR.. ...................................................................................... iii ABSTRAK …. ................................................................................................... vi DAFTAR ISI ...................................................................................................... vii DAFTAR TABEL .............................................................................................. ix DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... x
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ............................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ...................................................................................... 5
C. Tujuan Penelitian ........................................................................................ 5
D. Manfaat Penelitian ...................................................................................... 5
E. Sistematika Penulisan ……………………..………….……………………….. 6
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Biaya Produksi............................................................................................. 8
B. Harga Jual Produk ...................................................................................... 15
C. Penelitian Terdahulu ................................................................................... 30
D. Kerangka Pikir ............................................................................................. 36
BAB III. METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian .......................................................................................... 39
B Defenisi Operasional .................................................................................. 39
C. Tempat dan Waktu Penelitian .................................................................... 40
D. Metode Pengumpulan Data ........................................................................ 40
E. Jenis dan Data ............................................................................................ 40
F. Sumber Data .............................................................................................. 41
G. Teknik Pengumpulan Data ......................................................................... 41
1. Penelitian Lapang (Field Research).................................................... 41
2. Penelitian Kepustakaan (Library Research) ....................................... 42
viii
H. Metode Analisis Data .................................................................................. 42
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian … ................................................... 43
B. Hasil Penelitian dan Pembahasan ………………………………………….. 45
1. Sistim Akuntansi Perusahaan CV.. Clouds Heaven Makassar…….. 45
2. Analisis Biaya Produksi CV. Clouds Heaven Makassar…….………. 47
2.1. Biaya Bahan Baku .. ................................................................. 48
2.2. Biaya Tenaga Kerja ... .............................................................. 50
2.3. Biaya Overhead ........................................................................ 53
2.4. Perhitungan Biaya Produksi… .................................................. 55
2.4.1. Perhitungan Biaya Produksi Liquid Hero 57 ............... 55
menggunakan Variable Costing
2.4.2. Perhitungan Biaya Produksi Liquid Hero 57…. ........... 59
oleh Manajemen CV. Cloud Heaven Makassar
3. Perhitungan Harga Jual …………………………….…………………… 63
3.1. Menghitung Harga Pokok Penjualan……………………………. 64
3.1.1. Menghitung Harga Pokok Penjualan.. .......................... 64
menggunakan Variable Costing.
3.1.2. Perhitungan Harga Pokok Penjualan…........................ 67
oleh Manajemen CV. Cloud Heaven Makassar
3.2. Perhitungan Persentase Mark-Up…………………..…………… 69
3.3. Perhitungan Harga Jual……………………………………………. 70
3.3.1. Perhitungan Harga Jual dengan Metode…. ................. 70
Variable Cost-Plus Mark-up
3.3.2. Perhitungan Harga Jual oleh Manajemen… ................ 73
CV. Cloud Heaven Makassar
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan ……………………………………………………………………….. 77
5.2. Saran .…………………………………………………………………………… 78
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 80
ix
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Hasil Penelitian Terdahulu .............................................................. 30
Tabel 2. Biaya bahan baku Tahun 2019 ……………………………………… 49
Tabel 3. Biaya Tenaga Kerja Tahun 2019…………………….……………….. 51
Tabel 4. Biaya Overhead Tahun 2019 …….………………………..……….. 54
Tabel 5. Perhitungan Biaya Produksi dengan Metode………………………… 57 Variable Costing Tahun 2019
Tabel 6. Perhitungan Biaya Produksi Liquid Hero 57 …. ............................. 60
Tahun 2019
Tabel 7. Perhitungan Harga Pokok Penjualan menggunakan …………………. 65 Metode Variable Costing bulan Tahun 2019 Tabel 8. Kontribusi Biaya – Biaya Operasional terhadap……………………….. 67 Harga Pokok Penjualan Tabel 9. Perhitungan Harga Pokok Penjualan oleh …................................ 68 Manajemen CV. Cloud Heaven Makassar Tahun 2019 Tabel 10. Perhitungan Harga Jual dengan Metode …. .................................. 71 Variable Cost-Plus Mark-up Tahun 2019 Tabel 11. Perhitungan Harga Jual oleh Manajemen…. ................................. 73 CV. Cloud Heaven Makassar
x
DAFTAR GAMBAR
Gambar .1. Kerangka Pikir ............................................................................... 37
Gambar .2. Struktur Organisasi CV. Clouds Heaven Makassar …………. .... 44
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Seiring dengan pesatnya perkembangan dunia usaha yang dibarengi
dengan persaingan ketat saat ini menuntut perusahaan untuk senantiasa mampu
mempertahankan dan meningkatkan usahanya agar dapat tetap eksis. Dalam
konteks ini perhitungan atau perencanaan yang matang sangat diperlukan
terutama terhadap faktor biaya produksi dan penentuan harga jual.
Syahyunan(2009) perusahaan bahwa “perencanaan harus dibuat sebelum
melaksanakan tindakan-tindakan agar tujuan yang diinginkan dapat dicapai dengan
baik. Oleh sebab itu perencanaan harus disusun dengan baik, teliti dan seksama
sehingga memungkinkan bagi manajer perusahaan dalam melakukan pilihan-pilihan
terbaik yang dapat dilaksanakan untuk menghindari kegagalan.”
Bagi sebuah perusahaan, biaya produksi dan harga jual merupakan dua
hal yang sangat penting dan menentukan dalam proses produksi agar
pendapatan/laba yang dihasilkan dapat optimal. Disamping itu, untuk memenangkan
persaingan di pasaran, maka perencanaan atau penetapan biaya produksi dan
harga jual benar-benar perlu dilakukan secara cermat sebab akan sangat
berpengaruh terhadap mutu barang yang akan dipasarkan. Biaya produksi yang
murah lebih cenderung mengakibatkan mutu produk kurang baik, sedangkan biaya
produk yang tinggi cenderung akan mengakibatkan perusahaan mengalami kerugian
yang diakibatkan oleh barang tidak laku dipasaran. Idealnya apabila produk yang
dihasilkan dapat di jual murah dengan mutu yang terjaga, maka perusahaan akan
dapat meningkatkan penjualan. Dalam kaitan ini, pihak manajemen perlu
2
mengetahui dan melakukan perbaikan melalui kebijakan perusahaan, tidak hanya
dalam hal biaya yang sudah dikeluarkan atau biaya produksi, tetapi juga berapa
biaya yang seharusnya, yaitu melalui penetapan biaya-biaya standar dan juga biaya
aktual yang akan dijadikan acuan dalam perhitungan biaya produksi dan harga jual
karena tanpa standar biaya, manajer akan menemui kesulitan dalam mengevaluasi
biaya yang sesungguhnya yang dikeluarkan untuk memproduksi sebuah produk.
Kegagalan dalam merencanakan dan atau menetapkan biaya produksi
serta menentukan harga jual dapat berakibat fatal bagi sebuah perusahaan, dan
salah satu akibat yang fatal itu adalah perusahaan akan mengalami kerugian yang
terus menerus yang pada akhirnya perusahaan terpaksa harus menghentikan
kegiatan bisnisnya. Dengan demikian adalah sangat penting bagi suatu perusahaan
memperhitungkan dua aspek ini yaitu biaya produksi dan harga jual agar bisa tetap
bersaing dan tidak dilindas oleh perusahaan lainnya.
Dalam penentuan harga jual yang tepat, seyogyanya pihak perusahaan
terlebih dahulu harus mengetahui harga pokok produksi, karena harga pokok
produksi merupakan dasar bagi perusahaan untuk menentukan harga jual, dan
merupakan komponen biaya yang langsung berhubungan dengan produksi itu
sendiri. Oleh sebab itu, manajemen perusahaan perlu melakukan analisis biaya
produksi sehingga dapat menentukan biaya yang tepat untuk dikeluarkan sehingga
biaya-biaya yang gunakan dalam proses produksi menunjukkan harga pokok
sesungguhnya. Dalam akuntasi biaya terdapat beberapa metode perhitungan biaya
produksi, diantaranya adalah metode Variable Costing dan Metode Full Costing.
Biaya produksi pada hakekatnya adalah segala biaya yang dikeluarkan
dalam mengelola bahan baku menjadi barang jadi. Sebagaimana yang dikemukakan
3
Mulyadi (2018: 14), biaya produksi merupakan biaya-biaya yang terjadi untuk
mengolah bahan baku menjadi produk jadi yang siap dijual. Sedangkan harga jual
merupakan suatu nilai atau beban biaya yang ditetapkan pada masing-masing hasil
produk. Menurut Batistian Bustami dan Nurlela(2006; 178) “terdapat hubungan
secara langsung antara biaya produksi dan harga jual, dimana harga jual dari suatu
produk lebih banyak ditentukan oleh biaya produksi”.
Beberapa penelitian juga telah dilakukan untuk menjelaskan pengaruh
biaya produksi dalam menetukan harga jual yang dilakukan oleh Devi Satria Saputra
(2016), menunjukkan bahwa ada pengaruh positif biaya produksi terhadap harga
jual, artinya setiap kenaikan biaya produksi akan diikuti kenaikan harga jual dan
penurunan biaya produksi akan diikuti pula dengan penurunan harga jual.
Sedangkan hasil penelitian terhadap biaya produksi dalam menentukan harga jual
yang dilakukan oleh Raras Maftukhah(2016),menunjukkan bahwa biaya produksi
yang dikeluarkan meliputi biaya bahan baku, biaya tenaga kerja atau gaji karyawan
dan biaya tak terduga atau biaya overhead. Ketiga biaya tersebut tidak memberikan
pengaruh yang signifikan terhadap harga jual yang dikeluarkan.
CV. Clouds Heaven merupakan sebuah perusahaan yang bergerak
dibidang usaha perdagangan Produk Liquid Hero 57 yaitu sebuah produk refill rokok
eletronik yang dipasarkan atau dijual secara eceran dan atau grosiran. Berdasarkan
observasi yang dilakukan pada CV. Clouds Heaven Makassar diketahui bahwa
dalam hal penetapan harga jual, manajemen memperhitungkan beberapa faktor,
antara lain, rantai pasok dan distribusi produk, serta harga produk sejenis dipasaran,
sehingga mampu mencapai hasil yang memadai. Demikian halnya dalam hal
penentuan biaya produksi, manajemen perusahaan memperhitungkan berbagai
4
komponen biaya sebagai harga dasar produksi sehingga mendapat hasil yang cukup
menggemberikan. Berdasarkan data laporan keuangan yang diperoleh, perusahaan
ini mampu meraih peningkatan penjualan sebesar lebih kurang 25% pada semester
pertama tahun 2020. Namun dalam hal penetapan atau menghitung biaya produksi
dan harga jual, penulis belum menemukan data/informasi mengenai metode yang
digunakan dalam penentuan biaya produksi dan atau harga jual dimaksud.
Pada akuntasi perusahaan terlihat dalam menentukan Harga Jual produk,
perusahaan hanya menghitung Harga Pokok Penjualan kemudian ditambah di Mark
Up atau laba yang diharapkan, sementara itu, dalam menentukan Mark Up atau
laba, pihak perusahaan cenderung hanya mempertimbangkan harga jual produk
sejenis dipasaran atau pesaing. Secara teoritis, apa yang dilakukan perusahaan
dalam menentukan harga jual/laba termasuk dalam metode Competitive Based
Pricing (penetapan harga berdasar pendekatan persaingan) yaitu metode yang
berorientasi pada kekuatan pasar, di mana harga jual dapat sama dengan produk
pesaing, bisa lebih mahal atau lebih murah. Perusahaan akan menurunkan harga
lebih murah dari produk pesaing jika pengecer bertujuan pada total penjualan
dengan keuntungan relatif kecil (Lilian Yulia Abadi,2016). Metode ini cukup riskan
bagi perusahaan yang baru berkembang seperti CV. Clouds Heaven, karena pada
kenyataannya seringkali konsumen kurang memperhatikan harga dalam
pembeliannya, tetapi konsumen lebih mengutamakan brand dari suatu produk atau
kualitas yang akan diperolehnya dari barang, dan biasanya hanya perusahaan yang
sudah memiliki reputasi yang akan memenangkan persaingan.
Berdasarkan hal tersebut diatas, penulis akan mengadakan penelitian
lebih mendalam guna mengetahui bagaimana dan atau metode apa yang digunakan
5
CV. Clouds Heaven dalam menganilisis, menghitung atau menetapkan biaya
produksi dan harga jual, sekaligus untuk mengetahui seberapa besar kontribusi
biaya produksi terhadap harga jual produk pada CV. Clouds Heaven dengan judul
penelitian “Analisis Biaya Produksi dalam menentukan Harga Jual Produk
Liquid Hero 57 pada CV. Clouds Heaven”.
B. Rumusan Masalah
Bertolak dari konsep pemikiran yang diuraikan pada latar belakang
masalah tersebut di atas, maka permasalahan yang dapat dirumuskan dalam
penelitian ini adalah : “bagaimana perhitungan biaya produksi dalam menentukan
harga jual produk Liquid Hero 57 pada CV. Clouds Heaven?”
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah ;
1. Untuk mengetahui bagaimana perhitungan biaya produksi dalam menentukan
harga jual produk Liquid Hero 57 pada CV. Clouds Heaven.
2. Untuk mengetahui metode apa yang digunakan dalam menghitung biaya
produksi dan harga jual.
D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah:
1. Manfaat Teoritis
Dapat menambah pengetahuan bagi penulis dalam hal implementasi
konsep atau teori akuntasi pada khususnya dan bagi pembaca pada umumnya.
6
2. Manfaat Praktis
a. Untuk memberikan informasi yang dapat digunakan sebagai bahan masukan
bagi pengusaha atau perusahaan dalam mengelolah dan mengembangkan
usahanya terutama dalam hal tata kelola akuntansi perusahaan.
b. Meningkatkan pengetahuan dan pemahaman penulis mengenai biaya
operasional perusahaan.
E. Sistematika Penulisan.
BAB I. PENDAHULUAN
Pada Bab ini diuraikan mengenai latar belakang masalah, rumusan
masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan Sistematika penulisan
skripsi.
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
Pada Bab ini diuraikan tentang teori pengertian biaya produksi, metode
perhitungan biaya produksi, harga jual produk yang didalamnya
dikemukakan mengenai faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan dalam
menentukan harga jual yaitu, faktor internal perusahaan, faktor
lingkungan eksternal, metode perhitungan harga jual, perhitungan harga
pokok penjualan dan menghitung presentase markup, serta
menggambarkan mengenai kerangka berpikir.
BAB III. METODE PENELITIAN
Pada Bab ini dikemukakan tentang jenis penelitian, defenisi operasional,
tempat dan waktu penelitian, metode pengumpulan data, jenis data,
sumber data, teknik pengumpulan data, dan metode analisis data.
7
BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Pada Bab ini dikemukakan tentang gambaran umum lokasi
penelitian,sistim akuntansi CV. Clouds Heaven Makassar, analisis biaya
produksi pada CV. Clouds Heaven Makassar, perhitungan harga pokok
penjualan, perhitungan persentase Mark-Up dan perhitungan harga jual.
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini, menguraikan tentang kesimpulan dari hasil yang dicapai dalam
penelitian, serta berisi beberapa saran baik kepada pihak perusahaan
maupun pada penelitian selanjutnya.
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Pada hakekatnya, setiap perusahaan ingin memperoleh keuntungan yang
optimal dalam usahanya agar perusahaan dimaksud dapat tumbuh dan berkembang
serta mampu bertahan dan memiliki daya saing dengan para kompetitor. Oleh sebab itu
manajemen perusahaan perlu melakukan perencanaan yang matang, dan kajian yang
mendalam terhadap semua faktor pengaruh baik internal maupun eksternal lingkungan
perusahaan terutama dalam perhitungan biaya produksi dan penetapan harga jual
produksi agar dapat memperoleh laba yang optimal. Untuk itu, harus dipahami apa itu
biaya produksi dan apa yang dimaksud dengan harga jual produk.
A. Biaya produksi
Dalam akuntansi biaya dikenal istilah biaya produksi dan harga pokok
produksi yang kadang kala penggunaannya disama artikan. Namun dari pendapat
para ahli kedua istilah ini memiliki pengertian yang berbeda. Berbicara mengenai
biaya produksi ada banyak ahli yang memberikan pendapatnya atau pengertian
tentang biaya produksi. Secara umum biaya produksi adalah seluruh biaya yang
berhubungan dengan kegiatan/proses produksi dari bahan baku sampai menjadi
barang jadi. Hal ini sejalan dengan apa yang dikemukan oleh Sodikin (2015: 22)
biaya produksi merupakan biaya yang diperlukan untuk memperoleh bahan baku
(mentah) dari pemasok dan mengubahnya menjadi produk selesai yang siap dijual.
Biaya produksi pada perusahaan pemanufakturan terdiri atas elemen-elemen biaya
bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik.” Sedangkan
pengertian harga pokok produksi menurut Setiadi (2014) harga pokok adalah
sejumlah nilai aktiva (aset) tetap apabila selama tahun berjalan aktiva tersebut
9
dimanfaatkan untuk membantu memperoleh penghasilan, aktiva tersebut harus
dikonversikan ke beban.
Senada dengan Setiadi, Mulyadi (2018: 16) lebih rinci mengemukakan bahwa,
“biaya produksi merupakan biaya-biaya yang dikeluarkan dalam pengolahan bahan
baku menjadi produk, sedangkan biaya non produksi adalah biaya biaya yang
dikeluarkan untuk kegiatan non produksi, seperti kegiatan pemasaran, kegiatan
administrasi dan umum”.
Dari pendapat ahli tersebut di atas dapat diketahui bahwa biaya produksi itu pada
dasarnya terdiri dari 2(dua) unsur yaitu ;
a. Biaya produksi, dan
b. Biaya non produksi.
Kedua unsur tersebut diatas, jika ditelaah lebih dalam dapat ditemukan beberapa
komponen biaya dari unsur tersebut,yaitu;
a. Biaya produksi
Secara umum komponen biaya produksi terdiri dari, harga bahan baku,
tenaga kerja dan over head atau keuntungan. Hal ini sejalan dengan apa yang
dikemukakan oleh Rainborn dan Kinney (2011: 48), akuntansi yang berbasis
akrual membutuhkan biaya tenaga kerja dan overhead sehubungan dengan
konversi bahan baku mentah atau perlengkapan yang diakumulasikan dan
dilekatkan pada barang produk. Hal senada juga dikemukan oleh Baldric dkk.
(2011: 38) bahwa, “biaya produksi di klasifikasi menjadi tiga, yaitu;
a) Biaya bahan baku (raw material cost);
b) Biaya tenaga kerja langsung (direct labor cost);
c) Biaya overhead pabrik (manufacture overhead cost).”
10
Biaya tenaga kerja langsung merupakan kompensasi berupa gaji,
diberikan kepada tenaga kerja yang terlibat proses produksi. Tak hanya gaji,
tunjangan dan asuransi (bila ada) juga perlu dimasukkan dalam parameter ini.
Sedangkan biaya bahan baku merupakan biaya produksi langsung yang
dikeluarkan untuk membuat sebuah produk atau memastikan jasa bisa
tersampaikan dengan baik ke tangan konsumen.
Menurut Syahyunan (2004: 2) “biaya tenaga kerja adalah semua balas
jasa yang diberikan oleh perusahaan kepada semua karyawan. Sesuai dengan
fungsi dimana karyawan bekerja, biaya tenaga kerja dapat digolongkan ke dalam
biaya tenaga kerja pabrik, biaya tenaga kerja pemasaran, biaya tenaga kerja
administrasi dan umum, serta fungsi keuangan. Biaya tenaga kerja langsung
adalah balas jasa yang diberikan kepada karyawan yang manfaatnya dapat
diidentifikasikan atau diikuti jejaknya pada produk tertentu yang dihasilkan oleh
perusahaan”
Biaya overhead pabrik yaitu biaya produksi selain biaya tenaga kerja
dan bahan baku, namun diperlukan untuk membuat sebuah produk yang
mendatangkan keuntungan bagi perusahaan. Contoh biaya overhead yang tidak
langsung adalah tagihan listrik, sewa gedung, perbaikan mesin, dan hal lainnya
yang sulit dilacak dalam proses produksi. Dalam kaitan ini, Mulyadi(2018: 195)
mengemukakan bahawa ditinjau dari perilaku unsur-unsur biaya overhead
pabrik dalam hubungannya dengan perubahan volume kegiatan, biaya overhead
pabrik dapat dibagi menjadi tiga golongan: biaya overhead pabrik tetap, biaya
overhead pabrik variabel dan biaya overhead pabrik semivariabel. Pada bagian
lain Mulyadi(2018: 199) mengemukakan bahwa ada berbagai macam dasar
11
yang dapat dipakai untuk membebankan biaya overhead pabrik kepada produk,
diantaranya adalah: (a) satuan produk, (b) biaya bahan baku, (c) biaya tenaga
kerja langsung, (d) jam tenaga kerja langsung,…
Perlunya memahami klasifikasi biaya produksi ini karena acap kali,
manajemen perusahaan hanya berpatokan pada biaya produksi yang terlihat
dalam bentuk pengeluaran uang saja, seperti pembayaran gaji karyawan atau
tenaga kerja dan biaya pengadaan bahan baku. Padahal disisilain ternyata
banyak biaya tidak lansung yang cukup berpengaruh terhadap biaya produksi.
Dalam hal menetapkan harga pokok produksi, dapat digunakan 2
metode/pendekatan, yaitu;
a) Full Costing
Full Costing adalah metode penentuan harga pokok produksi,
yang membebankan seluruh biaya produksi, yang terdiri dari biaya bahan
baku, biaya tenaga kerja langsung, biaya overhead pabrik.
Menurut Mulyadi (2018: 18) total harga produk dalam Full Costing terdiri
dari;
1) Biaya bahan baku
2) Biaya tenaga kerja
3) Biaya overhead pabrik variable
4) Biaya adminstrasi dan umum
5) Biaya pemasaran.
12
b) Variable Costing
Variable Costing merupakan metode penentuan harga pokok
produksi yang hanya membebankan biaya-biaya produksi variabel saja ke
dalam harga pokok produk.
Dalam kaitan ini Mulyadi (2018;19) mengemukakan bahwa total harga produk
terdiri dari;
1) Biaya bahan baku.
2) Biaya tenaga kerja
3) Biaya overhead pabrik variable
4) Biaya adminsitrasi dan umum variable
5) Biaya pemasaran variable
6) Biaya overhead pabrik tetap.
7) Biaya administrasi dan umum tetap
8) Biaya pemasaran tetap.
b. Biaya non produksi
Komponen biaya non produksi antara lain;
1) Kegiatan pemasaran,
Merupakan biaya yang terjadi untuk melaksanakan
kegiatan pemasaran produk.
2) Kegiatan adminstrasi dan umum.
Merupakan biaya untuk mengkoordinir kegiatan produksi dan
pemasaran produk.
Pada sisi lain Syahyunan(2009), mengemukakan beberapa komponen
biaya produksi, yaitu;
13
a) Persediaan barang dalam proses
b) Total biaya pabrikasi
c) Total produksi
d) Biaya produksi
Sedangkan komponen biaya non produksi terdiri dari;
a) Gaji dan tunjangan
b) Biaya kantor
c) Biaya sewa
d) Biaya telex, listrik, telepon
e) Pajak dan retribusi
f) Biaya asuransi
g) Biaya pengangkutan
h) Biaya penyusutan
i) Biaya umum
Pengertian lebih luas mengenai biaya produksi dalam suatu perusahaan
menurut Haryanto dalam Sukirno(2002: 22), dapat dibedakan menjadi :
1. Biaya Tetap (Fixed Cost)
2. Biaya Variabel (Variable Cost)
3. Biaya Total (Total Cost)
4. Biaya Rata-rata (Average Cost)
5. Biaya Marginal (Marginal Cost)
Haryanto dalam Sukirno(2002: 22), menjelaskan bahwa “biaya tetap
merupakan biaya yang dalam kurun waktu tertentu jumlahnya tetap dan tidak
berubah. Biaya ini tidak tergantung dari banyak sedikitnya barang atau output yang
14
dihasilkan. Misalnya biaya gaji pegawai tetap, manajer, sewa tanah, penyusutan
mesin, bunga pinjaman bank. Biaya tetap ini dibedakan menjadi dua macam yaitu;
a) Biaya tetap total (total fixed cost), merupakan jumlah keseluruhan biaya yang
dikeluarkan dalam jumlah tetap dalam jangka waktu tertentu.
b) Biaya tetap rata-rata (average fixed cost), merupakan biaya tetap yang
dibebankan pada setiap satuan output yang dihasilkan
Sedangkan biaya variabel merupakan pengeluaran yang jumlahnya
tidak tetap atau berubah-ubah sesuai dengan jumlah output yang dihasilkan. Dalam
hal ini, semakin banyak jumlah produk yang dihasilkan, semakin besar pula biaya
variabelnya. Biaya variabel ini dibedakan menjadi dua macam yaitu :
a) Biaya variabel total (total variable cost), merupakan seluruh biaya yang harus
dikeluarkan selama masa produksi output dalam jumlah tertentu
b) Biaya variabel rata-rata (average variable cost), merupakan biaya variabel
yang dikeluarkan untuk setiap unit output
Biaya variabel total merupakan jumlah seluruh biaya yang dikeluarkan
untuk memproduksi semua output, baik barang maupun jasa. Biaya ini dapat
dihitung dengan menjumlahkan biaya tetap total dengan biaya variabel total.
Biaya rata-rata merupakan biaya total yang dikeluarkan untuk setiap unit
output dan Biaya marginal merupakan kenaikan dari biaya total yang diakibatkan
oleh diproduksinya tambahan satu unit output”.
Afrida Musaidila (2019), mengemukakan beberapa langkah yang
diperlukan dalam menetapkan harga pokok produksi, yaitu;
15
a) Mendeskripsikan perhitungan pokok produksi perusahaan degan menjabarkan
biaya-biaya produksi yang dikeluarkan oleh perusahaan dalam suatu periode
tertentu.
b) Menentukan prosedur penentuan harga pokok menurut metode Full Costing
atau variable costing.
c) Membandingkan prosedur perhitungan harga pokok produksi dari kajian teori
dengan prosedur dari perusahaan.
d) Mendeskripsikan perhitungan harga jual menurut perusahaan berdasarkan
data yang diperoleh seperti biaya non produksi dan presentase laba yang
digunakan oleh perusahaan.
e) Menentukan prosedur penentuan harga jual menurut metode Full Costing atau
variable costing.
f) Mengumpulkan data produksi dan non produksi dalam periode tertentu.
g) Mendeskripsikan dan melakukan perhitungan harga jual sesuai metode Full
Costing atau Variable Costing.
h) Membandingkan prosedur perhitungan harga jual menurut perusahaan dengan
harga jual menurut metode Full Costing atau Variable Costing.
i) Melakukan analisis terhadap perbandingan tersebut untuk mendapatkan hasil
apakah ada perbedaan dengan teori.
B. Harga Jual Produk
Pada hakekatnya, harga jual produk merupakan hal yang penting bagi
sebuah perusahaan untuk ditetapkan dengan benar dan seimbang dengan
kebutuhan para konsumen karena harga jual dapat mempengaruhi para konsumen
16
dalam keputusannya untuk membeli suatu produk. Oleh sebab itu dalam
menetapkan harga jual, suatu perusahaan perlu memperhatikan dan
mengindetifikasi faktor-faktor yang menetukan harga jual produknya.
Pada umumnya harga jual itu dipengaruhi oleh faktor lingkungan internal
perusahaan dan faktor lingkungan eksternal perusahaan. Sebagaimana
dikemukakan oleh Kotler dan Armstrong dan Fandi Tjiptono(1997: 154) yang
mengemukakan bahwa secara umum ada dua faktor utama yang perlu
dipertimbangkan dalam menetapkan harga jual, yaitu faktor internal perusahaan dan
lingkungan eksternal.
1. Faktor Internal Perusahaan
Faktor internal perusahaan melingkupi;
a) Tujuan pemasaran
Faktor utama yang menentukan dalam penetapan harga adalah
tujuan pemasaran perusahaan. Tujuan tersebut bisa berupa maksimisasi
laba, mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan meraih pangsa
pasar yang besar, menciptakan kepemimpinan dalam hal kualitas, mengatasi
persaingan, melakukan tanggung jawab sosial dan lain lain
b) Strategi Bauran
Pemasaran Harga hanyalah salah satu komponen dari bauran
pemasaran. Oleh karena itu harga perlu dikoordinasikan dan saling
mendukung dengan bauran pemasaran lainnya, yaitu produk,distribusi dan
promosi.
17
c) Biaya
Biaya merupakan faktor yang menentukan harga minimal yang
harus ditetapkan agar perusahaan tidak mengalami kerugian. Oleh karena
itu setiap perusahaan pasti menaruh perhatian besar pada aspek struktur
biaya (tetap dan variabel) serta jenis jenis biaya lainnya, seperti out of pocket
cost, incremental cost, opportunity cost, dan replacement cost .
d) Organisasi
Managemen perlu memutuskan siapa di dalam organisasi yang
harus menetapkan harga. Setiap perusahaan menangani masalah penetapan
harga menurut caranya masing-masing. Pada perusahaan kecil, umunya
harga ditetapkan oleh manajemen puncak, pada perusahaan besar,
seringkali masalah penetapan harga ditangani oleh divisi atau manager suatu
lini produk. Dalam pasar industri para wiraniaga (sales people)
diperkenankan untuk bernegosiasi dengan pelanggannya guna menetapkan
rentang (range) harga tertentu. Dalam industri dimana harga merupakan
faktor kunci (misalnya perusahaan minyak, penerbangan luar angkasa)
biasanya setiap perusahaan memiliki departemen pemasaran atau
manajemen puncak. Pihak-pihak lain yang memiliki pengaruh terhadap
penetapan harga adalah manajer penjualan, manajer produksi, manajer
keuangan dan akuntan.
2. Faktor Lingkungan Eksternal
a) Sifat Pasar dan Permintaan
Setiap perusahaan perlu memahami sifat pasar dan permintaan
yang dihadapinya, apakah termasuk pasal persaingan sempurna, persaingan
18
monopolistik, oligopoli atau monopoli. Faktor lain yang tidak kalah pentingnya
adalah elastisitasnya permintaan.
b) Persaingan
Kekuatan pokok yang mempengaruhi persaingan dalam suatu
industri ada lima, yaitu persaingan dalam industri yang bersangkutan, produk
substitusi, pemasok, pelanggan dan ancaman pendatang baru. Informasi-
informasi yang dibutuhkan untuk menganalisis karakteristik persaingan yang
dihadapi antara lain:
• Jumlah perusahaan dalam industri.
• Ukuran relatif setiap anggota dalam industri.
• Diferensiasi produk.
Martina (2018), juga mengemukkan pendapat yang senada bahwa ada 7
(tujuh) faktor yang menentukan harga jual, yaitu:
1) Target konsumen
Perusahaan harus mengetahui tipe-tipe konsumen yang kelak akan
menjadi pelanggan perusahaan itu sendiri. Yang terpenting adalah pembagian
konsumen dari ekonomi kelas menengah ke bawah maupun ke atas.
Diusahakan agar harga jual yang ditetapkan dapat dijangkau oleh konsumen
dengan kelas ekonomi menengah ke bawah dan menengah ke atas agar terjadi
keseimbangan
Jika konsumen lebih mementingkan kualitas produk maka perusahaan dapat
lebih meningkatkan kualitas produknya dengan menetapkan harga yang relatif
lebih tinggi sehingga keuntungan yang diperoleh akan lebih besar. Namun, jika
konsumen lebih mementingkan harga jual produk maka perusahaan dapat
19
memilih kualitas bahan baku produk yang biasa sehingga harga produksi tidak
terlalu mahal namun diproduksi dengan berbagai variasi yang berbeda, sesuai
dengan trend zaman kini. Dengan begitu, harga jual produk akan relatif lebih
murah.
2) Harga jual produk pesaing
Sebelum menetapkan harga jual produk, ada baiknya bagi sebuah
perusahaan untuk melakukan riset lapangan terlebih dahulu untuk melihat
harga-harga produk yang ditetapkan oleh pesaing-pesaing yang ada di
pasaran. Setelah mengetahui harga jual rata-rata para pesaing tersebut,
penjual bisa menentukan harga jual produk yang sama dengan para pesaing
atau harga jual produk yang lebih tinggi sedikit namun mengandalkan kualitas
bahan baku yang terbaik atau bisa juga harga jual produk yang lebih rendah
sedikit namun dengan kualitas bahan baku yang biasa dan disertai dengan
beragam variasi yang ditampilkan dibanding pesaing-pesaing lain hingga
menarik perhatian konsumen.
3) Biaya hasil produksi suatu produk
Biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan dari awal pembuatan
produk hingga akhir produk tersebut diperjual belikan, menjadi bagian
terpenting dalam menentukan harga jual suatu produk. Jangan sampai
perusahaan mengalami kerugian atas penetapan harga jual produknya.
4) Biaya produksi
Merupakan biaya yang dikeluarkan pada saat produk masih dalam
tahap produksi. Biaya produksi meliputi biaya bahan baku produk, biaya
tenaga kerja langsung, dan sebagainya.
20
5) Biaya pemasaran
Merupakan biaya yang dikeluarkan untuk memasarkan atau
mempromosikan produk baru sebuah perusahaan.
6) Biaya operasional
Merupakan biaya yang dikeluarkan untuk membuat bisnis sebuah
perusahaan tetap berjalan seperti biaya gaji karyawan, biaya listrik, biaya PAM,
biaya telepon, iuran bulanan, iuran kebersihan, dan lain sebagainya.
7) Biaya pengiriman
Merupakan biaya yang dikeluarkan untuk pengiriman produk yang
dijual oleh produsen kepada konsumen. Namun sekarang, kebanyakan dari
produsen yang membebankan biaya pengiriman kepada konsumen. Hal ini
dapat dilihat dari transaksi jual beli online baik melalui web maupun aplikasi
belanja.
Salian ke-tujuh faktor tersebut di atas, manajemen perusahaan juga perlu
memperhitungkan unsur-unsur atau komponen biaya yang terdapat didalam rantai
pasok. Menurut Ricky Virona M(2019: 1) rantai pasok adalah “sistim logistik
terintegrasi yang mengkoordinasikan keseluruhan proses di dalam
organisasi/perusahaan yang mempersiapkan dan menyampaikan produk/barang
kepada konsumen. Proses ini mencakup perencanaan(plan), sumberi input(source)
yaitu bahan mentah dari pemasok, transformasi bahan mentah menjadi barang
jadi(make), transportasi, distribusi, pergudangan(deliver),sistim informasi,
pembayaran barang, sampai barang dikonsumsi oleh konsumen, dan tahap akhirnya
adalah layanan pengembalian produk/barang(return) yang mencakup kegiatan daur
21
ulang, pengembalian barang rusak, atau penggantian barang rusak dengan barang
baru.”
Lebih lanjut Ricky Virona M(2019: 10-15) mengemukakan 5 komponen utama rantai
pasok yaitu:
1) Fasilitas
Fasilitas di dalam distribution Mix berupa fasilitas fisik (pabrik,gudang,
dan terminal)…semakin banyak penyeberan fasilitas secara geografis maka
semakin tinggi tingkat responsive perusahaan terhadap kebutuhan konsumen.
Namun, hal tersebut akan menimbulkan biaya tinggi dan proses yang tidak
efisien sehingga diperlukan kajian yang mendalam untuk kebijkan lokasi yang
menyeimbangkan biaya pengadaan fasilitas dengan tingkat responsive yang
dikehendaki. Beberapa hal yang perlu dipertimbangkan antara lain tenaga kerja,
infrastruktur, dan pajak.
2) Proses produksi
Proses produksi mencakup akativitas perencanaan kapasitas sumber
daya perusahaan untuk menghasilkan produk/jasa, pengendalian kualitas, dan
perencanaan bahan kerja. Strateginya terdiri dari chase, level, atau outsource.
3) Inventori
Perbedaan waktu produksi dan lamanya pengiriman menyebabkan
risiko proses produksi atau penjuan terhambat sehingga disediakan inventori
tambahan supaya setiap proses terus berjalan dengan baik. Setiap unit barang
yang disimpang dalam inventori(gudang) harus dipantau secara efektif. Setiap
jenis barang yang berbeda jenis, dimensi, dan warna harus memiliki nomer
indentitas tersendiri.
22
4) Informasi
Informasi merupakan alat bantu koordinasi antarpihak di dalam suplay
chain, sangat penting terutama dalam mendukung opersional harian.
5) Harga.
Harga yang dimaksud adalah harga jual kepada konsumen dan harga
jual antarpihak di dalam supply chain. Kualitas dan harga jual produk/jasa
sangat ditentukan oleh kinerja setiap komponen yang ada didalam supplay
chain. Kekurangan pada salah satu komponen dapat menyebabkan hasil akhir
yang tidak diharapkan.
Sama halnya dengan biaya produksi,menentukan harja jual produk perlu
dilakukankan secara cermat dengan pertimbangan yang matang sebab kesalahan
dalam menetukan harga jual maka perusahaan akan menghadapi masalah yaitu
produk atau barang yang dijual tidak laku karena terlalu mahal atau perusahaan
akan merugi karena harga terlalu murah sehingga tidak dapat menutupi biaya
produksi. Dalam kaitan ini, Heri Kusdianto mengemukakan 4 faktor yang menetukan
harga jual produk yaitu:
1) Konsumen
Dalam hal ini perusahaan dituntut untuk konsumen oriented, bahwa
prioritas perusahaan dalam proses bisnis adalah para pelanggan. Artinya dalam
hal menentukan harga jual harus seuai dengan daya beli konsumen yang
menjadi target.
2) Biaya
Biaya merupakan faktor utama dalam menetukan harga jual produk.
Oleh sebab itu dalam menetukan harga jual perusahaan harus menghitung
23
semua biaya yang dikeluarkan untuk menghasilkan produk. Jangan sampai
harga jual produk lebih rendah dari biaya produksi atau tidak dapat menutupi
biaya produksi.
3) Kompetitor
Dalam hal ini, perusahaan harus harga pasaran untuk produk sejenis
yang ditawarkan oleh kompetitor. Perusahaan dalam menetukan harga jual
harus bisa memastikan untuk harga produk dengan kualitas yang sama,
perusahaan memiliki harga yang dapat bersaing dengan kompetitor.
4) Keuntungan usaha
Dalam menetukan harga jual produk, perusahaan harus menetapkan
besarnya laba yang ingin dicapai. Harga jual produk bisa dikatakan baik apabila
dapat memberikan laba sesuai dengan yang diharapkan.
Dalam kaitan dengan penetuan harga jual,Afrida Musaidila(2019), juga
mengemukakan 2 cara pendekatan, yaitu;
1. Penetapan harga biaya plus
Dalam menentukan harga jual per unit produk dengan menggunakan
metode ini harus menghitung jumlah seluruh biaya per unit ditambah jumlah
tertentu untuk menutup laba yang anda kehendaku pada unit tersebut.
2. Penetapan harga mark-up
Penetapan harga mark up ini hampir sama dengan penetapan harga
biaya plus. Perusahaan lebih banyak menggunakan penetapan harga mark-up
ini, karena cara ini lebih sederhana.
Mulyadi (2001: 348-355) juga mengemukakan metode penentuan harga
jual,yaitu:
24
a) Cost-Plus Pricing
Cost-Plus Pricing merupakan metode penentuan harga jual dengan
cara menambahkan laba yang diharapkan di atas biaya penuh masa yang akan
datang untuk memproduksi dan memasarkan produk.
Rumus yang digunakan untuk menentukan harga jual produk sebagai berikut;
Untuk memperkirakan berapa laba wajar yang diharapkan, yang perlu
dipertimbangkan dalam penentuan harga jual adalah: Cost of capital, Risiko
bisnis dan besarnya capital employed.
Dalam kaitan ini, Supriyono(2001: 334) dalam Monica Felicia Mutiarasari Putri
(2017) menyatakan, taksiran biaya penuh dapat dihitung menggunakan dua
pendekatan yaitu:
1). Penghitungan harga jual berdasar harga pokok produksi penuh (Full Cost-
Plus Mark-Up).
Dalam pendekatan harga pokok penuh dalam penentuan harga
jual berdasarkan cost-plus, pengertian biaya dalam hal ini adalah biaya untuk
memproduksi satu unit produk. Dalam pengertian biaya tersebut tidak
termasuk biaya non produksi. Oleh karena itu, target harga jual dengan
menggunakan pendekatan ini ditentukan sebesar biaya produksi ditambah
dengan tingkat keuntungan yang diharapkan (required profit margin)atau
mark-up yang diinginkan sehingga pendekatan ini disebut pula dengan
metode biaya penuh ditambah mark-up. Mark-up yang ditambahkan tersebut
Harga jual = taksiran biaya penuh + laba yang diharapkan
25
digunakan untuk menutup biaya nonproduksi dan untuk menghasilkan laba
yang diinginkan. Rumus penghitungan yang digunakan adalah:
Biaya bahan baku Rp xx Biaya tenaga kerja langsung Rp xx Biaya overhead variable Rp xx Biaya overhead tetap Rp xx+ Biaya nonproduksi variabel per unit Rp xx Jumlah biaya variabel Rp xx Mark-up= ...% x Rp xx = Rp xx+ Harga jual per unit produk Rp xx
2). Penghitungan harga jual berdasar harga pokok produksi variabel (Variable
Cost-Plus Mark-up)
Pendekatan harga pokok produksi penuh sebagai dasar
penentuan harga jual menekankan penggolongan biaya berdasar fungsi,
sedangkan pendekatan biaya variabel sebagai dasar penentuan harga jual
menekankan penggolongan biaya berdasarkan perilakunya. Pendekatan biaya
variabel disebut juga pendekatan laba kontribusi. Pada pendekatan biaya
variabel, penentuan harga jual produk atau jasa ditentukan sebesar biaya
variabel ditambah mark-up yang harus tersedia untuk menutup semua biaya
tetap dan untuk menghasilkan laba yang diinginkan. Metode ini disebut pula
metode biaya variabel ditambah mark-up.
Rumus penghitunganyang digunakan dalam penentuan harga jual
dengan metode harga pokok variabel ditambah mark-up adalah;
Biaya bahan baku Rp xx Biaya tenaga kerja langsung Rp xx Biaya overhead variabel Rp xx+ Biaya nonproduksi variabel per unit Rp xx Jumlah biaya variabel Rp xx Mark-up= ...% x Rp xx = Rp xx+ Harga jual per unit produk Rp xx
26
b) Perhitungan Harga Jual per Unit
Dalam perhitungan/penentuan harga jual, taksiran biaya penuh yang
secara langsung berhubungan dengan volume produk dipakai sebagai dasar
penentuan harga jual, sedangkan taksiran biaya penuh yang tidak dipengaruhi
oleh volume produk ditambahkan kepada laba yang diharapkan
untukkepentingan perhitungan persentase markup.
Rumus perhitungan harga jual atas dasar biaya secara umum dapat dinyatakan
sebagai berikut :
Markup adalah selisih antara harga jual dengan biaya untuk memproduksi
barang atau jasa. Dengan kata lain, ini merepresentasikan keuntungan yang
diperoleh penjual untuk setiap unit produk atau jasa.
Presentase markup dapat dihitung menggunakan rumus
(Cerdasco: 2019)
Jika biaya dipakai sebagai dasar penentuan harga jual, baik dalam
pendekatan Full Costing maupun Variable Costing , biaya penuh masa yang
akan datang dibagi menjadi dua: biaya yang dipengaruhi secara langsung oleh
volume produk dan biaya penuh yang tidak dipengaruhi oleh volume produk.
Biaya Harga jual per unit = berhubungan langsung + presentase mark
up dengan volume (per unit)
Persentase MarkUp = (harga jual – biaya)
biaya
27
c) Penentuan Harga Jual Waktu dan Bahan (Time and Material Pricing )
Penentuan harga jual ini ditentukan sebesar biaya penuh ditambah
dengan laba yang diharapkan. Metode penentuan harga jual ini biasanya
digunakan pada perusahaan jasa atau perusahaan yang menjual jasa reparasi
suku cadang sebagai pelengkap penjualan jasa. Volume jasa dihitung
berdasarkan waktu yang diperlukan untuk melayani konsumen, sehingga perlu
dihitung harga jual per satuan waktu yang dinikmati oleh konsumen.
Sebelum menghitung harga jual, penting untuk mengatahui harga pokok
penjualan, agar laba dapat diperhitungkan dengan baik. Menurut Novia Widya Utami
(31 Desember 2019), Harga Pokok Penjulalan (HPP) merupakan total keseluruhan
biaya yang dikeluarkan secara langsung oleh perusahaan untuk mendapatkan
barang atau jasa yang dijual. Perhitungan ini dilakukan untuk mengetahui besarnya
biaya produksi yang akan dikeluarkan perusahaan saat akan memproduksi barang
atau jasa. Dan dapat digunakan untuk menentukan harga jual produk, menghitung
laba rugi perusahaan dari penjualan produk, dan melihat realistis atau tidaknya biaya
produksi yang diterapkan. Umumnya, biaya HPP terdiri atas biaya bahan baku, biaya
tenaga kerja, dan biaya overhead.
Pada bagian lainnya, Novia Widya Utami (31 Desember 2019)
mengemukakan bahwa ada beberapa langkah yang harus diperhatikan dalam
menghitung HPP perusahaan, yaitu:
1. Menghitung Seluruh Bahan Baku yang Digunakan
Rumus yang digunakan untuk menghitung bahan baku, yaitu;
Bahan Baku Terpakai = Saldo Awal Bahan Baku + Pembelian
Bahan Baku - Saldo Akhir Bahan Baku.
28
2. Menghitung Biaya Produksi Lainnya.
Biaya-biaya tersebut diantaranya adalah biaya tenaga kerja langsung
dan biaya overhead seperti biaya bahan baku yang bersifat tidak pokok seperti
biaya listrik, biaya reparasi, biaya pemeliharaan, dan sebagainya.
3. Menghitung Total Biaya Produksi.
Total biaya produksi merupakan sebagian biaya yang dikeluarkan saat
barang telah masuk ke dalam proses produksi dan biaya yang dikeluarkan untuk
produksi barang tersebut.
Rumus yang digunakan untuk menghitung total biaya produksi yaitu:
Total Biaya Produksi = Bahan Baku Yang Digunakan + Biaya Tenaga Kerja Langsung + Biaya Overhead Produksi.
4. Menghitung Harga Pokok Produksi
Rumus yang digunakan untuk menhitung Harga Pokok Produksi, yaitu:
Harga Pokok Produksi = Total Biaya Produksi + Persediaan Barang Dalam Proses Produksi Awal – Persediaan Barang Dalam Proses Produksi Akhir.
5. Menghitung Harga Pokok Penjualan (HPP)
Rumus yang digunakan untuk menghitung Harga Pokok Penjualan,
yaitu:
Harga Pokok Penjualan (HPP) = Harga Pokok Produksi + Persediaan Barang Awal – Persediaan Barang Akhir.
Selanjutnya untuk menghitung harga jual dapat digunakan rumus sebagai
berikut:
29
Harga Jual = Biaya Produksi + Biaya Non Produksi + Laba yang Diharapkan.
Mereview kelima langkah tersebut diatas dapat disusun rumus perhitungan
Harga Pokok Penjualan sebagai berikut:
HPP = Bahan Baku Terpakai + biaya tenaga kerja + Biaya Overhead + Persediaan barang(Inventori) awal - Inventori akhir.
Kaitan dengan penentuan Harga Pokok Penjualan, Jan Horas Veriyadi
Purba dan Ade Rosandi dan (2015) mengemukakan bahwa penentuan harga pokok
barang yang dijual atau harga pokok penjualan pada perusahaan manufaktur agak
berbeda jika dibandingkan dengan perusahaan dagang. Didalam perusahaan
dagang, harga pokok penjualan dihitung dengan cara sebagai berikut :
Persediaaan Awal Barang Dagangan (+) Pembelian Barang Dagang (-) Persediaan Akhir Barang Dagangan = Harga Pokok Penjualan
Pada perusahaan - perusahaan industri dimana barang yang dijual bukan berasal
dari pembelian, tetapi berasal dari hasil produksi dalam perusahaan itu sendiri, maka
perhitungan harga pokok penjual dilakukan sebagai berikut;
Persediaan Awal Barang jadi (+) Harga Pokok Produksi Yang Selesai Dikerjakan (-) Persediaan Akhir Barang Dagangan = Harga Pokok Penjualan
Dengan membandingkan kedua perhitungan diatas, Jan Horas Veriyadi Purba dan
Ade Rosandi menyimpulkan bahwa harga pokok barang yang selesai dikerjakan
pada perusahaan industri, sama kedudukannya dengan pembelian barang
dagangan perusahaan dagang.
30
Menelaah dan mencermati pendapat para ahli tersebut di atas, dapat
disimpulkan bahwa penentuan biaya produksi dipengaruhi oleh biaya langsung dan
tidak langsung. Sedangkan dalam penetapan harga jual dipengaruhi tidak hanya
oleh biaya produksi, tapi juga dipengaruhi olek faktor eksternal seperti kebutuhan
komsumen, kompetitor, dan keuntungan usaha. Disamping itu analisis biaya
borduksi dapat dilakukan dengan metode Full Costing dan Variable Costing.
C. Penelitian Terdahulu
Penelitian terdahulu sangat penting sebagai dasar pijakan dalam rangka
penyusunan penelitian ini. Kegunaanya untuk mengetahui hasil yang telah dilakukan
oleh peneliti terdahulu kemudian dijadikan referensi penelitian. Beberapa hasil
penelitian terkait dengan judul peneilitan yang berhasil dihimpun sebagai table 1
berikut di bawah ini;
Tabel 1.
Hasil Penelitian Terdahulu
No Nama Judul Artikel S/O Kesimpulan
1 Sherly Ramwaty
Dewi;2017
Pengaruh Biaya
Produksi Terhadap
Harga Jual Pada PT
Shamrock manufac-
turing Corporation.
Kuantitatif Biaya produksi memiliki
pengaruh yang kuat dan
besar terhadap harga
jual, juga dipengaruhi
oleh variabel lain, seperti
permintaan di pangsa
pasar dan persaingan
pasar. Biaya yang
digunakan untuk
produksi dalam
penelitian ini adalah
Biaya Bahan Baku,
Overhad pabrik dan
31
Biaya Tenaga Kerja
2 Wisnu
Prihandoko; 2016
Pengaruh Biaya Produksi dan Biaya Penjualan terhadap Laba (Studi Kasus pada Industri Tahu di Kecamatan Bantul)
Kuantitatif biaya produksi dan biaya
penjualan berpengaruh
secara signifikan
terhadap laba UKM
3 Heniy Undaryani
Dewi, 2017
Engaruh Biaya
Produksi terhadap
Penetepan Harga
Jual Kue Kering-
Bakpia pada UO.
New Tweety Desa
Takeran RT 04 RW
01 Kecamatan
Takeran Kabupaten
Magetan
kuantitatif adanya pengaruh yang
positif antara biaya
produksi terhadap
penetapan harga jual
4 Lestariadi
Marwasputra,
2010
Pengaruh Biaya
Produksi dan Biaya
Penjualan terhadap
Hasil Penjualan
Pengrajin Keramik di
Kecamatan
Purworejo Klampok
Kabupaten
Banjarnegara
kuantitatif pertama, biaya produksi
berpengaruh secara
signifikan terhadap
pendapatan pengrajin
keramik. Kedua, biaya
penjualan berpengaruh
secara signifikan
terhadap pendapatan
pengrajin keramik.
Ketiga, biaya produksi
dan biaya penjualan
berpengaruh secara
signifikan terhadap
pendapatan pengrajin
keramik di Kecamatan
Purworejo Klampok
Kabupaten Banjarnegara
32
5 Devi Satria
Saputra, 2016
Pengaruh Biaya
Produksi terhadap
Harga Jual Produk
Marmer pada
Politeknik Aceh
Selatan
kuantitatif Persamaan regresi
sederhana dapat
diketahui adanya
pengaruh positif biaya
produksi terhadap harga
jual. Artinya setiap
kenaikan biaya produksi
akan diikuti pula dengan
kenaikan harga jual dan
penurunan biaya
produksi akan diikuti pula
dengan penurunan harga
jual. Biaya produksi
dengan harga jual
terdapat pengaruh
sebesar 93,8 %
sedangkan sisanya
dipengaruhi oleh variabel
lain, faktor ekstern
seperti elastisitas
permintaan, sasaran
produk dan persaingan
pasar, selera konsumen,
kondisi perekonomian,
pengawasan
pemerintahan
33
6 Yusni Arni, 2018 Presentase Biaya
Bahan Baku, Biaya
Tenaga kerja, Biaya
Overhead pabrik
terhadap Harga
Pokok Produksi
pada PT. Maju
Tambak Sumur
kuantitatif Hasil penelitian
menunjukan bahwa
Pada PT. Maju Tambak
Sumur Besar biaya
bahan baku memberikan
persentasenya terhadap
harga pokok produksi
selama tahun 2014
sebesar 41,09%. (2)
Biaya tenaga kerja pada
PT. Maju Tambak Sumur
terlihat persentasenya
sebesar 14,50%. (3)
Biaya Overhead Pabrik
pada PT. maju Tambak
Sumur memberikan
persentase terhadap
harga pokok produksi
sebesar 44,41%. Dan (4)
Jumlah rasio
(persentase) biaya
bersama terhadap harga
pokok produksipada PT.
Maju Tambak Sumur
sebesar 13,30%.
7 Yunita
Puspaningrum,
2006
Pengaruh Biaya
Produksi terhadap
Harga Jual Kacang
Atom pada
Perusahaan Gajah
Semarang
kuantitatif Dari hasil penelitian
diperoleh persamaan
regresi sederhana dapat
diketahui bahwa biaya
produksi memiliki
pengaruh yang besar
(positif) terhadap harga
jual
8 Raras Maftukhah,
2016
Pengaruh Biaya
Produksi dalam
Menentukan Harga
Jual pada pabrik
Bantal dan Kasur
Lantai
“SAPANYANA”
Desa Dawuhan
kuantitatif Berdasarkan riset yang
dilakukan pada pabrik
bantal dan kasur lantai
“Sapanyana” diperoleh
bahwa biaya produksi
yang dikeluarkan
meliputi biaya bahan
baku, biaya tenaga kerja
34
Wetan Kedung
Banteng, Banyumas,
Jawa Tengah
atau gaji karyawan dan
biaya tak terduga atau
biaya overhead. Ketiga
biaya tersebut tidak
memberikan pengaruh
yang signifikan terhadap
harga jual yang
dikeluarkan oleh pabrik
bantal dan kasur lantai
“Sapanyana” karena
minimnya biaya yang
dikeluarkan untuk proses
produksi. Sehingga
dapat menciptakan
harga jual yang sangat
terjangkau oleh
konsumen
9 Heri Narko;2016
Faktor-faktor yang
Mempengaruhi
Harga jual Bensin
Murni Eceran (Studi
Kasus pada Penjual
Bensin Eceran di
Kecamatan Grabag
Magelang)
kuantitatif Menurut hasil analisis
yang sudah ditemukan
bahwa variable Laba,
produk dan penjualan
produk, Biaya mem-
pengaruhi penetapan
harga penjual bensin
eceran di Kecamatan
Grabag Mageleng.
10 Amirul Fuadi, Elly
Susanti, Suyanti
Kasimin; 2017
Analisis faktor -
faktor yang
mempengaruhi
harga jual kedelai di
tingkat petani pada
sentral produksi di
Kecamatan
Peudada Kabupaten
Bireuen
kuantitatif Hasil analisis koefisiensi
determinasi ( R² )
diperoleh nilai sebesar
0,827 yang berarti
bahwa tingkat produksi,
kualitas, penanganan
pascapanen, dan saluran
ditribusi pemasaran
mempengaruhi harga
jual kedelai sebesar
82,7%, sedangkan
sisanya 17,3%
dipengaruhi oleh faktor
lain. Hasil analisis secara
serempak (uji-f) bahwa
35
tingkat produksi,
Kualitas, Penanganan
pascapanen, dan saluran
distribusi pemasaran
berpengaruh nyata
terhapap harga jual
kedelai tingkat petani di
Kecamatan Peudada
Kabupaten Bireuen.
Analisis secara parsial
(uji-t) menyatakan bahwa
faktor kualitas dan
penanganan
pascapanen yang
berpengaruh nyata
terhadap harga jual
kedelai tingkat petani.
11 Iman
Romansyah;
2016
Analisis Penetapan
Harga Jual Produk
terhadap Volumen
Penjualan dalam
Perspektif Ekonomi
Islam.
(Studi Komparasi
pada Yussy Akmal
dan Shereen Cake’s
and Bread)
kualitatif proses penetapan harga
dimulai dari pembelian
bahan baku, persediaan,
cek total biaya produksi,
sampai penetapan harga
jual produk. Perhitu ngan
harga yang berpedoman
pada metode berbasis
biaya.
12 Mellisa, D.Y.,
Silalahi, 2011
Faktor-faktor yang
Mempengaruhi
Penetapan Harga
jual Perumahan
pada PT. Putera
Karyasindo Prakarsa
(Batam)
kualitatif Dari hasil penelitian ini
dapat disimpulkan
bahwa perhitungan
harga jual perumahn
Anggrek Sari Emerald
didasarkan pada harga
pokok, biaya, dan
keuntungan yang
diinginkan
36
D. Kerangka Pikir
Secara umum tujuan dari dari setiap perusahaan baik itu perusahaan
barang maupun jasa adalah memperoleh laba dari hasil penjualan produk yang
dihasilkan. Oleh sebab itu, penetapan harga jual produk tentunya akan sangat
menentukan besarnya laba yang akan diperoleh perusahaan.
Besar kecilnya. penentuan harga jual suatu produk akan dilihat dari berapa besar
biaya poduksi yang dikeluarkan. Maka dari itu perusahaan berusaha untuk
menetapkan biaya produksi tersebut dengan cermat agar menghasilkan harga pokok
produk yang tepat dan berdaya saing.
Dalam kaitan dengan hal tersebut di atas, Mursyidi dalam Yusni Arni(2018)
mengingatkan bahwa “masalah biaya pokok produksi merupakan hal yang sangat
penting diperhatikan, karena kesalahan dalam menentukan biaya pokok produksi
akan membawa pengaruh tidak baik terhadap kontinuitas usaha dan menyebabkan
kegagalan bagi perusahaan yang bersangkutan. Komponen biaya produksi terdiri
dari biaya bahan baku langsung, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead
pabrik”.
Termasuk dalam biaya produksi langsung yaitu bahan baku langsung dan
biaya tenaga kerja langsung. Sedangkan biaya overhead pabrik yaitu biaya bahan
baku tidak langsung dan biaya tenaga kerja tidak langsung. Selain kedua biaya
overhead pabrik tersebut juga terdapat biaya overhead pabrik lainnya seperti; biaya
pemeliharaan, biaya penyusutan, biaya pembangkit listrik dan lain sebagainya.
37
Gambar 1. Kerangka Pikir
Pada uraian pustaka tersebut di atas telah dikemukakan beberapa pendapat
para ahli yang berkaitan dengan biaya produksi. Konklusi yang dapat ditarik dari
pendapat dimaksud yaitu bahwa biaya produksi merupakan sejumlah biaya yang timbul
akibat dari proses produksi, dari bahan baku hingga menjadi sebuah produk yang siap
dijual. Secara umum ada 3 komponen biaya yang dibutuhkan untuk mendukung proses
produksi, yaitu:
1. Biaya bahan baku/persediaan barang
2. Biaya tenaga kerja
3. Biaya over head pabrik
38
Ketiga komponen utama inilah yang merupakan biaya produksi yang sering
diperhitungkan dalam penentuan harga jual produk. Dalam konteks inilah, penulis ingin
mengetahui bagaimana manajemen CV. Clouds Heaven menghitung biaya produksi
dalam mementukan harga jual produk Liquid Hero 57.
39
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah Kualitatif dengan pendekatan Studi Kasus,yaitu
melaksanakan penelitian terhadap obyek penelitian tertentu yang populasinya
terbatas, sehingga kesimpulan yang diambil dari penelitian ini hanya berlaku bagi
obyek yang diteliti dan berlaku pada waktu tertentu.
Menurut Creswell(dalam Sugiyono: 2014) Studi Kasus merupakan jenis pendekatan
yang digunakan untuk menyelidiki dan memahami sebuah kejadian atau masalah
yang telah terjadi dengan mengumpulkan berbagai macam informasi yang kemudian
diolah untuk mendapatkan sebuah solusi agar masalah yang diungkap dapat
terselesaikan.
B. Defenisi Operasional
Sesuai judul penelitian, terdapat dua variabel yang akan diteliti, yaitu;
1. Biaya produksi yang merupakan variable independen (vliabel X)
Yang dimaksud dengan biaya produksi dalam penelitian ini adalah
biaya bahan baku, biaya tenaga kerja, dan biaya overhead pabrik yang
dikeluarkan dalam rangka proses produksi.
2. Harga jual produk yang merupakan variabel Dependen
Yang dimaksud dengan harga jual dalam penelitian ini adalah nilai tukar
atau nilai akhir barang yang merupakan penjumlahan dari biaya-biaya produksi
40
dan biaya lain untuk memproduksi suatu barang ditambah dengan sejumlah
keuntungan yang diinginkan.dari produk yang ditentukan dengan uang.
C. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada CV. Clouds Heaven Makassar dengan alamat
Jl. Pettarani Makassar.
Penelitian ini akan dilakukan selama 45 hari atau 1,5 bulan.
D. Metode Pengumpulan Data.
Untuk memperoleh data dan informasi yang diperlukan dalam penelitian
ini, maka metode yang digunakan adalah:
1. Observasi, yaitu dengan mengadakan pengamatan secara langsung di
CV. Clouds Heaven Makassar.
2. Interview, yaitu dengan menggunakan wawancara dengan pimpinan manajer,
dan beberapa responden pada CV. Clouds Heaven Makassar yang terkait
dengan penelitian.
3. Dokumentasi, yaitu mengadakan penelitian terhadap laporan kegiatan
operasional perusahaan, struktur organisasi dan operasional.
E. Jenis Data
Jenis data yang digunakan dalam penulisan ini adalah :
1. Data Kualitatif yaitu data yang merupakan kumpulan dari data yang bukan angka
seperti sejarah berdirinya perusahaan dan struktur organisasinya.
41
2. Data Kuantitatif yaitu data yang merupakan kumpulan dari data angka-angka
seperti neraca dan rugi laba pada perusahaan CV. Clouds Heaven Makassar.
F. Sumber Data
Data yang digunakan dalam penelitian atau penulisan skripsi ini yaitu :
1. Data Primer, yaitu data yang diperoleh dengan wawancara langsung
kepada pimpinan beserta karyawan CV. Clouds Heaven Makassar.
2. Data Sekunder, yaitu data yang diperoleh dari laporan-laporan neraca dan rugi
laba serta dokumen-dokumen yang erat hubungannya dengan objek yang
sedang dibahas.
G. Teknik Pengumpulan Data
1. Penelitian Lapang (Field Research)
Penelitian lapangan ini dilakukan dengan dua metode yaitu;
a). Observasi
Metode observasi ini digunakan untuk mengamati secara
langsung pada CV. Clouds Heaven Makassar dalam berbagai masalah
yang muncul pada obyek penelitian sehubungan permasalahan yang dikaji.
b). Wawancara
Metode ini digunakan untuk mendapat informasi atau keterangan
secara langsung dari responden terkait dengan penelitian.
c). Dokumentasi
Dokumentasi merupakan teknik yang digunakan dalam
pengumpulan data mengenai yang diteliti.
42
2. Penelitian Kepustakaan (Library Research)
Penelitian yang dilakukan dengan cara mempelajari literature
yang berhubungan dengan judul yang diajukan, sebagai landasan teori
sekaligus sebagai bahan pertimbangan untuk membuktikan permasalahan yang
diajukan.
H. Metode Analisis Data
Metode analisis data yang digunakan dalam peneilitan adalah metode
diskriptif kuantitafi dan kualitatif dengan pendekatan studi kasus yaitu menganlisis
dan mendiskripsikan data kegiatan operasional usaha terutama yang terkait dengan
biaya produksi dan penetapan harga jual yang biasa dilakukan pada CV. Clouds
Heaven Makassar kemudian menyimpulkannya.
Analisis data dimulai dengan melakukan pengumpulan data melalui
wawancara dan atau penelusuran documen, kemudian membuat reduksi data, yaitu
mengambil data yang sesuai dengan konteks penelitian dan mengabaikan data yang
tidak diperlukan, selanjutnya menganalisis dan mendisikripsikan data dan
mengambil kesimpulan.
43
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
CV. Clouds Heaven Makassar yang beralamat di Jl. Andi Pangeran
Pettarani Ruko New Zamrud Blok G No.2 merupakan sebuah perusahaan yang
didirikan pada tahun 2018 yang bergerak dibidang usaha perdagangan Produk
Liquid Hero 57 yaitu sebuah produk refill rokok eletronik yang dipasarkan atau dijual
secara eceran dan atau grosiran. Disamping itu, produk yang dipasarkan oleh
perusahaan ini juga terdapat 303 item atau varian dengan harga beli barang
persediaan terendah Rp.10.000,- dan yang tertinggi Rp.3.200.000,-. Rata-rata
penjualan bersih pada semester pertama tahun 2020 (januari s/d juli) sebesar
Rp.946.681.495,00- (sembilan ratus empat puluh enam juta enam ratus delapan
puluh satu ribu empat ratus sembilan puluh lima rupiah). Sedangkan laba bersih
yang diperoleh perusahaan pada semester pertama sebesar Rp.118.829.317.00-
(seratus delapan belas juta delapan ratus dua puluh sembilan ribu tiga ratus tujuh
belas rupiah).
Strukutur Organisasi CV. Clouds Heaven Makassar terdiri dari:
1. Owner/Direktur
2. Manajer Marketing
3. Manajer Kuangan
4. Accounting
5. Kepala Toko
6. Vaprorista
44
Jumlah karyawan sebanyak 5 orang dengan rincian 4 orang manajemen dan 5 orang
karyawan.
Gambar 2. Struktur Organisasi CV.. Clouds Heaven Makassar
Tugas Pokok
1. Direktur Utama
Direktur utama mempunyai tugas menyusun, mengkomunikasikan, dan
menerapkan tujuan, visi, misi, serta arah dan strategi yang akan ditempuh dan
target-target yang ingin dicapai perusahaan kepada para karyawannya.
2. Manajer Marketing
Manajer Marketing mempunyai tugas membantu pimpinan menyusun
perencanaan strategi pemasaran, analisis peluang pasar, dan menyusun
rencana tindakan antisipatif dalam menghadapi pluktuasi permintaan pasar
Owner/ Direktur
Manajer Marketing
Manejer Keuangan
Kepala Toko Accounting
Vaprorista/karyawan
45
3. Manajer Keuangan
Manajer Keuangan mempunyai tugas membantu pimpinanan menyusun
perencanaan bisnis, keuangan dan atau pembiayaan operasional/investasi.
4. Accounting
Accounting mempunyai tugas mencatat transaksi, memproses dan mengelola
laporan keuangan.
5. Kepala Toko
Kepala Toko mempunyai tugas mengelola toko dan SDM seluruh karyawan,
laporan penjualan setiap hari, menjaga suasana toko tetap kondusif.
6. Vaprorista
Vaprorista/karyawan mempunyai tugas menyiapkan peralatan, bahan baku,
mengemas dan mengepak barang yang akan di jual serta melayani pesanan
pelanggan.
B. Hasil Penelitian dan Pembahasan
1. Sistim Akuntansi Perusahaan CV. Clouds Heaven Makassar.
Pada prinsipnya, akuntasi perusahaan atau sistim akuntansi perusahaan
adalah suatu mekanisme pencatatan dan pelaporan transaksi keuangan yang
disediakan oleh sebuah perusahaan atau badang usaha. Hal ini sejalan dengan
apa yang dikemukakan Suparwoto L (1992) dalam Dewi Maharani Indah
Reswari menyatakan bahwa akuntansi sebagai suatu system atau tehnik untuk
mengukur dan mengelola transaksi keuangan dan memberikan hasil
pengelolaan tersebut dalam bentuk informasi kepada pihak-pihak intern dan
ekstern perusahaan.
46
Kaitan dengan hal tersebut di atas, berdasarkan hasil penelitian
diketahui bahwa CV. Clouds Heaven Makassar sebagai sebuah perusahaan
yang baru berkembang memiliki 8 jenis pencatatan/pembukuan transaksi
keuangan yaitu, sebagai berikut;
1) Jurnal Umum Penjualan
Jurnal umum penjualan berisi informasi mengenai keadaan Kas,
Penjualan, Harga Pokok Penjualan dan Persediaan sampai pada akhir
periode akuntansi.
2) Jurnal Umum Pengeluaran
Jurnal umum pengeluaran berisi informasi mengenai keadaan
Kas, Utang, persediaan serta beban penjualan seperti ongkos kirim, biaya
konsumsi, dan lain lain, sampai pada akhir periode akuntansi
3) Jurnal Umum Persediaan
Jurnal umum persediaan berisi informasi mengenai keadaan
utang, dan persediaan sampai pada akhir periode akuntansi.
4) Buku Besar
Buku kas berisi informasi atau catatan mengenai setiap
penerimaan atau pendapatan, pengeluaran baik secara tunai maupun
melalui ukun perusahaan sampai pada akhir periode akuntansi.
5) Neraca Saldo
Neraca saldo berisi informasi ringkasan dari akun transaksi
beserta saldonya yang berfungsi sebagai dasar untuk menyiapkan laporan
keuangan atau sebagai bahan evaluasi sampai pada akhir periode
akuntansi.
47
6) Laba Rugi
Laporan laba rugi berisi informasi menganai data-data
pendapatan sekaligus beban biaya yang ditanggung oleh perusahaan
sampai pada akhir periode akuntansi untuk dijadikan sebagai dasar evaluasi
untuk langkah kebijakan perusahaan selanjutnya.
7) Perubahan Modal
Laporan perubahan modal berisi informasi mengenai modal yang
dimiliki perusahaan serta berisi informasi atau hal-hal yang menyebabkan
modal tersebut berubah, baik bertambah maupun berkurang sampai pada
akhir periode akuntansi
8) Laporan Keuangan.
Laporan keuangan berisi segala macam transaksi yang
melibatkan uang, baik transaksi pembelian maupun penjualan dan kredit
yang dibuat dalam priode akuntansi tertentu sebagai bahan untuk
mengevaluasi dengan tepat kondisi keuangan peruahaan.
2. Analisis Biaya Produksi CV. Clouds Heaven Makassar
Pada bagian sebelumnya telah dikemukakan bahwa CV. Clouds
Heaven Makassar mampu meraih peningkatan penjualan secesar rata 25%
pertahunnya dengan laba rata-rata perbulan pada tahun 2019 sebesar 12 % dan
pada pada priode semeneter pertama tahun 2020 laba yang dicapai sebesar
15 %. Jadi ada peningkatan 2%.
48
Sesuai data penelitian (laporan keuangan) diketahui bahwa biaya
produksi pada CV. Clouds Heaven Makassar berdasarkan data hasil penelitian
yang berhasil dikumpulkan dapat dikategorikan menjadi 3 bagian, yaitu:
2.1. Biaya Bahan Baku
Hakekatnya, bahan baku merupakan bahan dasar yang akan
diolah menjadi sebuah produk. Bahan baku merupakan salah satu faktor
kunci kelancaran proses produksi. Apabila persediaan bahan baku lancar
maka proses produksi juga akan berjalan lancar. Oleh sebab itu,
kelancaran proses pengadaan bahan baku harus dijaga atau diorganisir
dengan baik agar pasokan bahan baku dari distributor tidak terganggu.
Pada perusahaan besar, proses pengadaan bahan baku melibatkan
banyak unsur, seperti transportasi, pergudangan, asuransi, pembongkaran,
pemeriksaan, dan akuntansi, dimana semua itu memiliki beban biaya
dalam proses pengadaan bahan baku. Dalam konteks ini, menurut prinsip
akuntasi semua biaya yang terjadi untuk memperoleh bahan baku dan
untuk menempatkannnya dalam keadaan siap untuk diolah, merupakan
unsur harga pokok bahan baku yang dibeli (Mulyadi,2018: 281-282).
Namun dalam kenyataan, pada umumnya hanya harga beli sesuai faktur
pembelian yang dicatat sebagai biaya bahan baku, sedangkan yang
lainnya dicatat atau diperhitungkan sebagai biaya overhead. Hal ini sejalan
dengan yang dikemukakan Mulyadi(2018: 282) bahwa di dalam praktik,
pada umumnya harga pokok bahan baku hanya dicatat sebesar harga beli
menurut faktur dari pemasok. Sedangkan biaya-biaya yang dikeluarkan
untuk memperoleh bahan baku dan untuk menjadikan bahan baku dalam
49
keadaan siap untuk diolah, pada umumnya diperhitungkan sebagai unsur
biaya overhead.
Kaitan dengan hal tersebut di atas, bagaimana praktiknya pada
perusahaan CV. Clouds Heaven Makassar dapat dijelaskan sebagai
berikut, pada penelitian ini, analisis biaya produksi dilakukan pada transaksi
yang terjadi pada akhir priode akuntasi tahun 2019 atau per 31 Desember
2019. Dari data yang berhasil dihimpun diketahui bahwa biaya bahan baku
yang dianggarkan CV. Clouds Heaven Makassar terdiri dari 4 jenis
sebagaimana digambarkan pada tabel 2 di bawah ini;
Tabel 2 Biaya Bahan Baku Tahun 2019.
No. Uraian Sat. Volume Harga Satuan Jumlah
1 2 3 4 5 6
1. Proply Glycol Kg/pcs 1.000 Rp. 39.000 Rp. 39.000.000
2. Vegetable Glycerin Kg/pcs 1.000 Rp. 40.000 Rp. 40.000.000
3. Perisa makanan Kg/pcs 1.000 Rp. 95.000 Rp. 95.000.000
4. Nicotine Kg/pcs 1.000 Rp. 35.000 Rp. 35.000.000
Total 4.000 Rp. 209.000.000
Sumber data: CV. Cloud Heaven Makassar 2020 telah diolah
Tabel 2 di atas menunjukkan bahwa bahan baku produk liquit
yang dibeli sampai akhir tahun 2019 sebesar Rp. 209.000.000,- terdiri
dari 4 jenis bahan baku, dimana biaya yang dicatat itu merupakan harga
beli menurut faktur pembelian dari pemasok yaitu; pertama Proplylene
sebanyak 1000 kg yang dibeli dengan harga satuan/kg Rp. 39.000,-
sehingga total biaya pembelian sebesar Rp.39.000.000,-; kedua Vegetable
50
Glycerin sebanyak 1000 kg, dibeli dengan harga satuan/kg Rp.40.000,-
sehingga total biaya pembelian sebesar Rp.40.000.000,-; ketiga pembelian
Perisa Makanan sebanyak 1000 kg dengan harga satuan/kg Rp.95.000,-
sehingga total biaya pembelian sebesar Rp.95.000.000,-; dan yang
keempat pembelian Nikotin sebanyak 1000 kg dengan harga satuan/per-Kg
Rp.35.000,- sehingga total biaya pembelian sebesar Rp.35.000.000,-.
Di dalam pembelian bahan baku tersebut di atas, perusahaan juga
membayar biaya atau angkos kirim sebesar Rp.12.463.000, namun biaya
tersebut diperhitungkan dalam biaya overhead.
2.2. Biaya Tenaga Kerja
Pada hakekatnya, tenaga kerja adalah orang-orang yang terlibat
dalam proses produksi baik secara tidak langsung maupun secara
langsung. Tenaga kerja tidak langsung adalah orang orang yang tugasnya
bukanlah membuat tetapi merencanakan dan mengawasi produksi,
memasarkan, serta melakukan kegiatan administrasi, sedangkan tenaga
kerja langsung adalah mereka yang bekerja dan turun langsung dalam
proses pembuatan atau produksi suatu produk. Dalam kaitan ini, jumlah
tenaga kerja CV. Clouds Heaven Makassar sebanyak 9 orang terdiri dari 4
orang manajemen yang melaksanakan tugas seperti pengorganisasian,
perencanaan, pengawasan, pencatatan(akuntan), pemasaran, dan 5 orang
karyawan merupakan tenaga kerja yang biasanya terjun langsung pada
proses produksi yaitu mengolah bahan baku, mengemas dan mengepak
produk hingga melayani konsumen.
51
Biaya tenaga kerja yaitu harga yang dibebankan untuk membayar
upah mereka yang bekerja atau terlibat langsung dalam proses produksi.
Menurut Mulyadi (2018: 320), biaya tenaga kerja dapat dibagi ke dalam
tiga golongan besar sebagai berikut:
1). gaji dan upah regular yaitu jumlah gaji dan upah bruto dikurangi
potongan-potongan seperti pajak penghasilan karyawan dan asuransi
biaya hari tua;
2). Premi lembur
3). Biaya-biaya yang berhubungan dengan tenaga kerja (labor related
costs).
Kaitan dengan hal tersebut di atas, bagaimana praktiknya pada
perusahaan CV. Clouds Heaven Makassar dapat dijelaskan sebagai
berikut, biaya tenaga kerja yang dicatat dalam pembukuan biaya tenaga
kerja adalah gaji karyawan yang dibayarkan perbulan dan upah lembur
yang dibayarkan pada saat keryawan bekerja melebihi jam kerja perusahan
yaitu dari pukul 08.00 s.d 17.00 wita.
Gaji dan upah lembur dikeluarkan tiap bulannya pada priode tahun 2019
sebagaimana terlihat pada tabel 3 berikut:
Tabel 3 Biaya Tenaga Kerja tahun 2019
No. Uraian Sat. Vol Besaran gaji Jumlah/bln Total (12 bln)
1 2 3 4 5 6 7
Biaya Tenaga Kerja
1 Gaji karyawan Org/bln 5 Rp. 2.000.000 Rp.10.000.000 Rp.120.000.000
52
2 Gaji manajemen: 4 Rp. 4.500.000 Rp. 6.500.000 Rp. 78.000.000
- Gaji Owner Org/bln 1 Rp. 2.500.000 Rp. 2.500.000 Rp. 30.000.000
- Gaji manejer Org/bln 2 Rp. 2.000.000 Rp. 4.000.000 Rp.48.000.000
3. Gaji Kepala Toko Org/bln 1 Rp. 1.500.000 Rp. 1.500.000 Rp.18.000.000
4. Upah Lembur Org/bln 5 Rp. 166.667 Rp. 888.335 Rp.10.000.000
Total 1 + 2 + 3 9 Rp. 8.000.000 Rp.18.000.000 Rp.226.000.000
Sumber data: CV. Cloud Heaven Makassar 2020 telah diolah
Tabel 3 di atas menunjukkan bahwa biaya tenaga kerja yang
dikeluarkan oleh CV. Clouds Heaven Makassar pada tahun 2019
sebanyak Rp. 120.000.000,- untuk 5 orang karyawan yang terlibat
langsung pada proses produksi Liquid Hero 57, dengan gaji perbulan
masing-masing karyawan sebesar Rp. 2.000.000,- atau Rp. 24.000.000,-
per tahun, Gaji manajemen sebanyak 3 orang sebesar Rp. 78.000.000
terdiri dari gaji Owner/Direktur sebesar Rp. 30.000.000, dan 2 orang
manejer sebesar Rp. 48.000.000,-. Gaji penjaga Toko 1 orang sebesar
Rp.18.000.000 per tahun. Upah lembur untuk 5 orang karyawan yang
terlibat langsung pada proses produksi sebesar Rp.10.000.000.
Terkait dengan upah lembur, rata-rata jam lembur karyawan yang
terlibat langsung pada proses produksi sebanyak 8 jam per bulannya
dengan upah lembur per jam sebesar Rp.20.000/org. Upah lembur tersebut
dihitung sebagai berikut:
53
Upah Lembur per Orang/Bulan
a. jam kerja = 8 jam
b. upah lembur perjam = Rp. 20.000
Upah Lembur per bulan = Rp. 20.000 x 8 = Rp. 166.667/org
Mengenai pajak penghasilan (PPh 21), berdasarkan Bab V Pasal
9 Peraturan Direktur Jenderal Pajak (PER) Nomor PER-16/PJ/2016, dasar
pengenaan dan pemotongan PPh 21 adalah, antara lain sebagai berikut;
pegawai tidak tetap dengan penghasilan per bulan melewati Rp 4.500.000.
Hal ini berarti bahwa gaji karyawan/tenaga kerja pada CV. Cloud Heaven
Makassar belum dikenakan pajak penghasilan PPh21.
2.3. Biaya Overhead
Pada hakekatnya biaya overhead adalah biaya operasional pabrik
selain biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung. Ditinjau dari
perilaku unsur-unsur biaya overhead pabrik dalam hubungannya dengan
perubahan volume kegiatan, biaya overhead dapat dibagi menjadi
beberapa golongan, yaitu:
a. Biaya overhead pabrik variabel yaitu biaya overhead pabrik yang
berubah sebanding dengan perubahan volume kegiatan.
b. Biaya overhead pabrik tetap yaitu biaya overhead pabrik yang tidak
berubah dalam kisar perubahan volume kegiatan tertentu.
(Mulyadi,2018: 195).
Dalam kaitan dengan hal tersebut di atas biaya over head atau
biaya rutin yang dikeluarkan CV. Cloud Heaven Makassar jika digunakan
54
pendekatan biaya overhead Variable terdiri dari 5 jenis/komponen biaya
sebagaimana diuraikan pada tabel 4 berikut:
Tabel 4
Biaya Overhead pada Tahun 2019
No. Uraian Sat. Volume Harga Satuan Jumlah
1 2 3 4 5 6
Biaya Overhead
Variabel :
Rp. 623.600.000
1. Biaya Botol Likquit pcs 10.000 Rp. 20.000 Rp. 200.000.000
2. Stiker pcs 10.000 Rp. 900 Rp. 9.000.000
3. Biaya Listrik pcs 10.000 Rp. 9.600.000 Rp. 9.600.000
4. Biaya Plastik/kemasan pcs 10.000 Rp. 500 Rp. 5.000.000
5. Cukai pcs 10.000 Rp. 40.000 Rp. 400.000.000
Biaya overhead tetap Rp. 21.103.000
7 Wifi thn 1 Rp. 4.620.000 Rp. 4.620.000
8 PDAM thn 1 Rp. 3.600.000 Rp. 3.600.000
9 ATK thn 1 Rp. 420.000 Rp. 420.000
10 Beban ongkos kirim thn 1 Rp. 12.463.000 Rp. 12.463.000
Total Rp. 644.703.000
Sumber data: CV. Cloud Heaven Makassar 2020 telah diolah
Tabel 4 di atas menunjukkan bahwa biaya biaya overhead yang
dikeluarkan oleh CV. Clouds Heaven Makassar pada tahun 2019 sebesar
Rp. 644.703.000,- terdiri dari Biaya Overhead Variable sebesar
Rp. 623.600.000 dan Biaya Overhead Tetap sebesar Rp. 21.103.000.
Biaya overhead variabel untuk pembelian 5 jenis/item yaitu
pertama pembelian Botol Liquid sebanyak 10.000 pcs dengan harga satuan
55
sebesar Rp.20.000,- sehingga total biaya pembelian sebeser Rp.
200.000.000,-, kedua pembelian Stiker sebanyak 10.000 pcs dengan harga
satuan sebesar Rp.900,- sehingga harga total pembeliannya sebesar
Rp.9.000.000,-, ketiga pebayaran Listrik selama 1 tahun sebesar
Rp.9.300.000,-, keempat, pembelian Pelastik Kemasan 10.000 pcs dengan
harga satuan Rp.500,- sehingga harga total pembeliannya sebesar Rp.
5.000.000,-, dan yang kelima, pembayaran Cukai untuk 10.000, pcs produk
Liquit dengan biaya satuan Rp.40.000,- sehingga total bea Cukai yang
dibayar pada tahun 2019 sebesar Rp.400.000.000,-.
Biaya overhead tetap untuk pembayaran Wifi Rp. 4.620.000
selama satu tahun, pembayaran PDAM sebesar Rp. 3.600.000 selama satu
tahun, pengadaan ATK(Alat Tulis Kantor) sebesar Rp. 420.000 dan
pembayaran ongkos kirim sebesar Rp. 12.463.000 pertahun.
2.4. Perhitungan Biaya Produksi
2.4.1. Perhitungan Biaya Produksi Liquid Hero 57 oleh Manajemen CV. Cloud
Heaven Makassar
Berdasarkan data dan informasi yang dikumpulkan, diketahui
bahwa dalam hal perhitungan biaya produksi tidak diperoleh informasi
mengenai metode yang digunakan perusahaan dalam menghitung biaya
produksinya, dan dari data yang diperoleh, dalam menghitung biaya
produksinya, CV. Cloud Heaven mengelompokkan pembukuan
komponen biaya produksi atas 3 bagian, yaitu:
56
1) Biaya pengadaan bahan baku
Pada bagian pembukuan ini, tercatat bahwa CV. Cloud
Heaven Makassar melakukan pengadaan bahan baku produk Liquit
Hero 57 dalam se-tahun terdiri dari:
a. Proply Glycol =1.000pcs/kg @Rp. 39.000 = Rp. 39000.000,
b. Vegetable Glycerin =1.000pcs/kg @Rp.40.000 = Rp. 40.000.000,
c. Perisa makanan = 1.000 pcs/kg @ Rp. 95.000 = Rp. 95.000.000,
d. Nicotine = 1.000 pcs/kg @ Rp. 35.000 = Rp. 35.000.000.
Jumlah = Rp.209.000.000
2) Biaya tenaga kerja
Pada bagian pembukuan ini, tercatat bahwa CV. Cloud
Heaven Makassar telah melakukan pembayaran gaji karyawan dalam
se-tahun terdiri dari
a. Gaji Karyawan/staf 5 orang @Rp.2.000.000/bln = Rp. 120.000.000,
b. Gaji Manajemen 3 orang :
- Owner/direktur 1 orang @Rp.2.500.000/bln = Rp. 30.000.000,
- Manejer 2 orang @Rp.2.000.000/bln = Rp. 48.000.000,
c. Gaji Kepala Toko 1 orang @Rp.1.500.000/bln = Rp. 18.000.000,
d. Upah Lembur 5 orang @Rp.166.667/bln = Rp. 10.000.000,
Jumlah = Rp. 226.000.000,
3) Biaya overhead.
Pada bagian pembukuan ini tercatat biaya biaya overhead
yang dikeluarkan oleh CV. Clouds Heaven Makassar pada tahun
2019,- terdiri dari:
57
a. Pembelian Botol Liquid 10.000 pcs = Rp.200.000.000,
@Rp.20.000.pcs
b. Pembelian Stiker 10.000 pcs @Rp.900/pcs = Rp. 9.000.000,
c. Pebayaran Listrik selama 1 tahun = Rp. 9.300.000,
d. Pembelian Pelastik Kemasan 10.000 pcs = Rp. 5.000.000,
@Rp.500
e. Pembayaran Cukai untuk 10.000 pcs = Rp.400.000.000,
@Rp.40.000/pcs
f. Pembayaran Wifi selama setahun = Rp. 4.620.000,
g. Pembayaran PDAM sebesar = Rp. 3.600.000,
h. Pengadaan ATK(Alat Tulis Kantor) = Rp. 420.000,
i. Pembayaran ongkos kirim = Rp. 12.463.000,
Jumlah = Rp.644.703.000,
Dengan data tersebut di atas, manajemen CV. Cloud Heaven Makassar
menghitung biaya produksi Liquid Hero 57 sebagaimana dapat dilihat
pada tabel 6.berikut ini:
Tabel 5 Perhitungan Biaya Produksi Liquid Hero 57
Tahun 2019
No. Uraian Sat. Volume Jumlah Total Biaya
1 2 3 4 6
1. Biaya Bahan Baku: Rp. 209.000.000 Rp. 209.000.000
2. Biaya Tenaga Kerja : Rp. 226.000.000 Rp. 226.000.000
3 Biaya overhead : Rp. 644.703.000 Rp. 644.703.000
4. Total Biaya Produksi pcs 10.000 Rp.1.079.703.000 Rp.1.079.703.000
58
5. Biaya Produksi satuan pcs 1 Rp. 107.970
Tabel 5 di atas menunjukkan bahwa total biaya produksi Liquid
Hero 57 sebesar Rp. 1.079.703.000,- dengan komponen biaya produksi
Liquid Hero 57 terdiri dari Biaya Bahan Baku sebesar Rp. 209.000.000,-,
Biaya Tenaga Kerja sebesar Rp. 226.000.000,- Biaya Overhead sebesar
Rp. 644.703.000-. dan hasil produksi Liquid Hero 57 sebanyak 10.000,
pcs. dengan biaya produksi satuannya sebesar Rp. 107.970 yang
diperoleh dari hasil pembagian dari Total Biaya Produksi sebesar
Rp. 1.079.703.000,- di bagi Jumlah Produks sebanyak 10.000,- pcs.
Tabel tersebut juga menunjukkan kontribusi biaya Overhead
cukup besar atau paling tinggi terhadap biaya produksi yaitu sebesar
59,71%, kemudian disusul oleh biaya Tenaga Kerja sebesar 20,93%. dan
yang paling rendah kontribusinya adalah biaya Bahan Baku sebesar
19,36%.
Apabila dicermati, tabel tersebut di atas terlihat pada komponen
biaya tenaga diperhitungkan biaya tenaga kerja langsung dan tenaga
kerja tidak langsung, demikian halnya dengan biaya overhead juga
diperhitungkan biaya overhead tetap. Hal ini apabila dikaitkan dengan
pendapat Mulyadi(2018: 122) yang mengemukakan bahwa metode Full
Costing adalah metode penentuan harga pokok produksi, yang
membebankan seluruh biaya produksi, baik yang berprilaku tetap
maupun variabel kepada produk, maka proses perhitungan yang
dilakukan oleh manajemen perusahaan dapat disimpulkan menggunakan
metode perhitungan biaya produksi Full Costing.
59
Selanjutnya, apabila memperhatikan secara seksama tabel 5
tersebut di atas maka diperoleh gambaran bahwa pada perhitungan biaya
produksi, perusahaan hanya memasukkan total biaya masing-masing
komponen biaya produksi kemudian menjumlahkannya sehingga
diperoleh total biaya produksi. Hal ini tentu akan menyulitkan apabila
seseorang ingin mengetahui rincian belanja/pengeluaran yang
dikeluarkan dalam proses produksi karena harus melihat lampiran hasil
perhitungan komponen biaya produksi yaitu biaya bahan baku, biaya
tenaga kerja dan biaya overhead yang telah dihitung secara terpisah.
2.4.2. Perhitungan Biaya Produksi Liquid Hero 57 menggunakan Variable
Costing
Dalam penelitian ini metode Variable costing digunakan untuk
menghitung biaya produksi. Hal ini antara lain didasarkan pada
pertimbangan bahwa Variable Costing menyediakan informasi yang lebih
baik untuk mengendalikan period costs dibandingkan yang dihasilkan
oleh Full Costing; untuk kepentingan perencanaan laba jangka pendek
dan; karena Variable Costing menyajikan data yang bermanfaat untuk
pembuatan keputusan jangka pendek. (Murlyadi,2018: 144-147).
Berdasarkan hasil identifikasi komponen biaya produksi tersebut di atas,
dapat dihitung biaya produksi Liquid Hero 57, dengan rumus sebagai
berikut:
Biaya Produksi = Biaya Bahan Baku + Biaya Tenaga Kerja Langsung
+ Biaya Overhead Variable
Biaya produksi satuan = Total Biaya Produksi : Jumlah Produksi(Q)
Selanjutnya perhitungan biaya produksi Liquid Hero 57 dapat di lihat
pada tabel 6 berikut ini:
60
Tabel 6 Perhitungan Biaya Produksi Menggunakan Metode Variable Costing
Tahun 2019
No. Uraian Sat. Volume Jumlah Total Biaya
1 2 3 4 6
1. Biaya Bahan Baku:
- Proply Glycol Kg/pcs 1.000 Rp. 39.000.000
- Vegetable Glycerin Kg/pcs 1.000 Rp. 40.000.000
- Perisa makanan Kg/pcs 1.000 Rp. 95.000.000
- Nicotine Kg/pcs 1.000 Rp. 35.000.000 Rp. 209.000.000
2. Biaya Tenaga Kerja Langsung :
Gaji Karyawan Org/bln 5 Rp. 120.000.000 Rp. 120.000.000
Upah Lembur Org/bln 5 Rp. 888.335 Rp. 10.000.000
3 Biaya Over Head :
- Biaya botol Liquit pcs 10.000 Rp. 200.000.000
- Stiker pcs 10.000 Rp. 9.000.000
- Biaya listrik pcs 10.000 Rp. 9.600.000
- Biaya Plastik/kemasan Pcs 10.000 Rp. 5.000.000
- Cukai Pcs 10.000 Rp. 400.000.000 Rp.623.600.000
4. Total Biaya Produksi pcs 10.000 Rp.962.600.000
5. Biaya Produksi satuan pcs 1 Rp. 96.260
Tabel 6 di atas menunjukkan bahwa total biaya produksi Liquid
Hero 57 sebesar Rp. 962.600.000,- dengan komponen biaya produksi
Liquid Hero 57 terdiri dari Biaya Bahan Baku sebesar Rp. 209.000.000,-,
Biaya Tenaga Kerja Langsung sebesar Rp. 130.000.000,- Biaya
61
Overhead Variabel sebesar Rp. 623.600.000-. dan hasil produksi Liquid
Hero 57 sebanyak 10.000, pcs. dengan biaya produksi satuannya
sebesar Rp. 96.260 yang diperoleh dari hasil pembagian dari Total Biaya
Produksi sebesar Rp. 962.600.000,- di bagi Jumlah Produksi sebanyak
10.000,- pcs.
Tabel tersebut juga menunjukkan kontribusi biaya Overhead
Variabel cukup besar atau paling tinggi terhadap biaya produksi yaitu
sebesar 64,78%, kemudian disusul oleh biaya Bahan Baku sebesar
21,71%, dan yang paling rendah kontribusinya adalah biaya Tenaga
Kerja Langsung sebesar 32,51%. Besarnya komponen biaya overhead
disebabkan karena tingginya biaya Cukai yang harus dibayarkan oleh
CV. Cloud Heaven Makassar sebesar 64,14% dari total biaya overhead.
Bahkan apabila dicermati lebih dalam, maka nampak bea Cukai yang
dibayarkan itu lebih besar dari biaya bahan baku. Komponen biaya
overhead lainnya yang cukup besar kontribusinya terhadap biaya
overhead yaitu pembelian Botol liquit sebesar 32,07%. Besaran biaya
pembelian Botol liquid ini hampir setara dengan pembelian bahan baku
sebanyak 4.000 kg.
Berdasarkan data pada Tabel 6 di atas selanjutnya bisa dihitung
pembebanan biaya overhead pabrik kepada produk. Pada bagian
sebelumnya telah dikemukakan 3 metode yang digunakan untuk
membebankan biaya overhead pabrik kepada produk. Dalam hal
penggunaan metode yang digunakan, Mulyadi(2018: 199)
62
mengemukakan faktor-faktor yang harus dipertimbangkan dalam memilih
dasar pembebanan yang dipakai adalah:
a. Harus diperhatikan jenis biaya overhead pabrik yang dominan
jumlahnya dalam departemen produksi.
b. Harus diperhatikan sifat-sifat biaya overhead pabrik yang dominan
tersebut dan eratnya hubungan sifa-sifat tersebut dengan dasar
pembebanan yang akan dipakai.
Dalam kaitan ini, metode yang digunakan untuk membebankan biaya
overhead pabrik kepada produk yaitu Satuan Produk. Menurut
Mulyadi(2018: 200) metode ini cocok digunakan dalam perusahaan yang
hanya memproduksi satu macam produk, dan CV. Cloud Heaven
Makassar hanya memproduksi satu macam produk yaitu Liquit Hero 57.
Rumus yang digunakan menghitung beban biaya overhad kepada produk
yaitu:
Perhitungan pembebanan overhead pabrik terhadap produk Liquid Hero
57 berdasarkan data pada tabel 6 di atas, biaya overhead selama satu
tahun sebesar Rp. 623.600.000,- dan target produksi selama satu tahun
sebesar 10.000 pcs dengan demikian pembebanan biaya overhead
terhadap produk sebagai berikut:
Biaya overhead pabrik selama satu tahun = Rp. 623.600.000,-
Target Produksi = 10.000 pcs (:)
Tarif biaya Overhead/ pabrik per satuan = Rp. 62.360
Taksiran biaya overhead pabrik Taksiran jumlah satuan produk yang dihasilkan
= Tarif biaya overhead/pabrik per satuan
63
Hasil perhitungan tersebut di atas menunjukkan bahwa tarif biaya
overhead pabrik persatuan sebesar Rp. 62.360.
Mencermati lebih jauh mengenai hasil perhitungan pada tabel 5
dan tabel 6 diketahui ada perbedaan hasil perhitungan biaya produksi,
dimana pada hasil perhitungan pada tabel 6 menggunakan metoda
Variable Costing diperoleh hasil sebesar Rp.962.600.000 sedangkan
hasil yang dicapai pada perhitungan di tabel 5 sebesar Rp.1.079.703.000
atau terdapat selisih harga sebesar Rp. 117.103.000,-. Hal ini
disebabkan karena pada metode Full Costing semua komponen biaya
pada biaya tenaga kerja dan biaya overhead diperhitungkan. Sedangkan
pada metode Variable Costing hanya memperhitungkan komponen biaya
tenaga kerja langsung dan biaya overhead variabel.
3. Perhitungan Harga Jual
Pada hakekatnya harga jual merupakan besaran harga yang
dibebankan kepada konsumen. Harga jual merupakan komulasi perhitungan
biaya produksi ditambah dengan biaya nonproduksi serta laba yang diharapkan.
Hal ini sejalan dengan apa yang dikemukakan Mulyadi (2005: 39) yang
menyatakan bahwa, harga jual adalah besarnya harga yang akan dibebankan
kepada konsumen yang diperoleh atau dihitung dari biaya produksi ditambah
biaya non produksi dan laba yang diharapkan.
Kaitan dengan hal tersebut di atas,maka sebelum menghitung harga
jual, terlebih dahulu perlu diketahui Harga Pokok Penjualan dan Mark-Up.
64
3.1. Menghitung Harga Pokok Penjualan
3.1.1. Menghitung Harga Pokok Penjualan menggunakan Variable Costing.
Pada penelitian ini, metode yang digunakan untuk menghitung
harga pokok penjulan menggunakan metode Variable Cost. Harga Pokok
Penjualan atau HPP adalah sejumlah biaya yang dikeluarkan oleh
perusahaan untuk membayar tenaga kerja, membeli bahan baku dan
biaya overhead dalam proses pembuatan produk sepanjang suatu
periode tertentu.
Wirdya Pangestika (2020), mengemukakan bahwa HPP
merupakan total keseluruhan biaya yang dikeluarkan secara langsung
oleh suatu perusahaan untuk mendapatkan barang atau jasa yang dijual.
Perhitungan HPP dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui besarnya
biaya produksi yang akan dikeluarkan oleh perusahaan saat akan
memproduksi barang atau jasa. Pada umumnya perhitungan Harga
Pokok Penjualan (HPP) terdiri atas biaya bahan baku, biaya tenaga kerja,
dan biaya overhead.
Lebih lanjut Wirdya Pangestika (2020) mengemukakan komponene
Harga Pokok Penjualan sebagai berikut:
− Persediaan Awal Barang Dagang
− Pembelian Bersih
− Persediaan Akhir Barang Dagang.
Kaitan dengan pendapat tersebut di atas, maka Rumus yang digunakan
untuk menghitung HPP yaitu;
HPP = Bahan baku/material + Tenaga Kerja + Overhead + Inventori awal – Inventori Akhir.
65
Pada pembahasan sebelumnya telah diketahui bahwa besaran
biaya bahan baku yang dikeluarkan oleh CV.Cloud Heaven Makassar
sebesar Rp. 209.000.000,-. Biaya tenaga kerja langsung sebesar
Rp. 130.000.000, Biaya overhead variable sebesar Rp. 623.600.000,-
Dengan menggunakan data hasil perhitungan biaya produksi yang sudah
dilakukan pada bagian sebelumnya maka perhitungan Harga Pokok
Penjualan dapat dilihat pada tabel 7 berikut ini:
Tabel 7 Perhitungan Harga Pokok Penjualan menggunakan Metode Variable Costing
Tahun 2019
No. Uraian Sat. Volume Jumlah Total Biaya
1 2 3 4 6
1. Biaya Bahan Baku:
- Proply Glycol Kg/pcs 1.000 Rp. 39.000.000
- Vegetable Glycerin Kg/pcs 1.000 Rp. 40.000.000
- Perisa makanan Kg/pcs 1.000 Rp. 95.000.000
- Nicotine Kg/pcs 1.000 Rp. 35.000.000 Rp. 209.000.000
2. Biaya Tenaga Kerja
Langsung :
Gaji Karyawan Org/bln 5 Rp. 120.000.000 Rp. 120.000.000
Upah Lembur Org/bln 5 Rp. 888.335 Rp. 10.000.000
3 Biaya Over Head :
- Biaya botol Liquit pcs 10.000 Rp. 200.000.000
- Stiker pcs 10.000 Rp. 9.000.000
- Biaya listrik pcs 10.000 Rp. 9.600.000
- Biaya Plastik/kemasan Pcs 10.000 Rp. 5.000.000
66
- Cukai Pcs 10.000 Rp. 400.000.000 Rp.623.600.000
4. Total Biaya Produksi pcs 10.000 Rp.962.600.000
(+) Persediaan barang
setengah jadi dalam
proses produksi awal
0 0 0
Harga Pokok Siap
Proses
Rp.962.600.000
(-) Persediaan barang
setengah jadi dalam
proses produksi akhir
0 0 0
Harga Pokok Produksi Rp.962.600.000
(+) Persediaan barang
jadi dalam proses
produksi awal
0 0 0
Harga Pokok Siap Jual Rp.962.600.000
(-) Persediaan barang
jadi dalam proses
produksi akhir
0 0 0
Harga Pokok
Penjualan
Rp.962.600.000
Sumber data: CV. Cloud Heaven Makassar 2020 telah diolah
Tabel 7 di atas menunjukkan bahwa Harga Pokok Penjualan
Liquid Hero 57 yang dihitung menggunakan metode Variable Costing
sebesar Rp. 962.600.000,- dengan komponen biaya produksi Liquid Hero
57 terdiri dari Biaya Bahan Baku sebesar Rp. 209.000.000,-, Biaya Tenaga
Kerja Langsung sebesar Rp. 130.000.000,- Biaya Overhead Vaiabel
sebesar Rp. 623.000.000-.
67
Sama halnya pada perhitungan biaya produksi, pada tabel
tersebut juga menunjukkan kontribusi biaya Overhead Variable cukup
besar atau paling tinggi terhadap Harga Pokok Penjualan yaitu sebesar
64,72%, kemudian biaya Bahan Baku sebesar 21,71%, dan yang paling
rendah kontribusi biaya Tenaga Kerja Langsung sebesar 13,51%.
Untuk lebih jelasnya kontribusi Biaya Tenaga Kerja dan Biaya Overhead
terhadap Harga Pokok Penjualan diuraikan pada tabel 8 dibawah ini:
Tabel 8 Kontribusi Biaya – Biaya Operasional terhadap Harga Pokok Penjualan
No. Jenis Biaya Jumlah %
1 2 3 4
1 Biaya Over Head Variable Rp. 623.600.000 64,72
2 Biaya Bahan Baku Rp. 209.000.000 21,71
3 Biaya Tenaga Kerja Langsung Rp. 130.000.000 13,51
Total Rp. 962.600.000 100
Gambaran mengenai besarnya kontribusi biaya-biaya
operasional pada tabel 8 di atas dimaksudkan untuk lebih
mempermudah mengidentifikasi tingkat kontribusi atau pengaruhnya
terhadap biaya produksi.
3.1.2. Perhitungan Harga Pokok Penjualan oleh Manajemen CV. Cloud Heaven
Makassar
Berdasarkan data dan informasi yang dikumpulkan, diketahui
bahwa dalam hal perhitungan harga pokok penjualan tidak diperoleh
informasi mengenai metode yang digunakan perusahaan dalam
menghitung harga pokok penjualan produk Liquit Hero 57. Dari data yang
68
diperoleh, dalam menghitung harga pokok penjualan, CV. Cloud Heaven
mengelompokkan komponen biaya produksi atas 3 bagian, yaitu:
1) Biaya pengadaan bahan baku
2) Biaya tenaga kerja
3) Beban penjualan.
Model perhitungan harga pokok penjualan oleh manajemen CV. Cloud
Heaven dapat dilihat pada tabel 9 berikut ini:
Tabel 9
Perhitungan Harga Pokok Penjualan oleh Manajemen CV. Cloud Heaven Makassar Tahun 2019
No. Uraian Sat. Volume Total Biaya
1 2 3 4
1. Biaya Bahan Baku Kg/pcs 4.000 Rp. 209.000.000
2. Biaya Tenaga Kerja Langsung Org/bln 5 Rp. 130.000.000
3 Beban Penjualan Rp. 623.000.000
4. Harga Pokok Penjualan pcs 10.000 Rp. 962.600.000
Sumber data: CV. Cloud Heaven Makassar 2020 telah diolah
Tabel 9 di atas menunjukkan bahwa Harga Pokok Penjualan
Liquid Hero 57 sebesar Rp. 962.600.000,- dengan komponen biaya
produksi Liquid Hero 57 terdiri dari Biaya Bahan Baku sebesar
Rp. 209.000.000,- Biaya Tenaga Kerja Langsung sebesar
Rp. 130.000.000,- Beban Penjualan sebesar Rp. 623.000.000-.
Mencermati lebih lanjut tabel 9 di atas terutama pada komponen
biaya tenga kerja yang merupakan tenaga kerja langsung sebesar
Rp. 130.000.000 dan Beban Penjualan sebesar Rp. 623.000.000 maka
69
dapat disimpulkan metode perhitungan yang digunakan manajemen CV.
Cloud Heaven Makassar adalah metode Variable Costing.
3.2. Perhitungan Persentase Mark-Up.
Pada bagian sebelumnya telah dikemukakan bahwa Mark-Up
adalah selisih antara harga jual dengan biaya untuk memproduksi barang
atau jasa. Pada umumnya Mark-Up ditetapkan dengan tujuan awal untuk
mengurangi atau menutup biaya tidak langsung dan laba rugi perusahaan.
Untuk menghitung besaran Mark-Up dapat digunakan rumus sebagai
berikut:
Rumus yang digunakan untuk menghitung persentase Mark-Up
sebagai berikut:
Mengacu pada hasil perhitungan diatas yaitu perhitungan Harga
Pokok Penjualan atau data hasil perhitungan biaya produksi dengan
metode Variable Costing, maka presentasi Mark-Up dapat dihitung
sebagai berikut:
1). Perkiraan Harga Jual - = Rp.1.400.000.000,-
10.000,- pcs. Rp. 1.400.000.000,-
2). Biaya
- Bahan baku = Rp. 209.000.000,-
- Biaya tenaga kerja = Rp. 130.000.000,-
- Biaya overhead = Rp. 623.600.000.-
Rp. 962.600.000 (-)
Rp. 437.400.000
3). Biaya = Rp. 962.600.000 (:) Persentase MarkUp = 45,44%
Persentase MarkUp = (harga jual – biaya)
biaya
70
Hasil perhitungan tersebut di atas meperlihatkan bahwa presentase
Mark-Up sebesar 45,44% yang diperoleh dari hasil perhitungan
Rp. 437.400.000 dibagi Rp. 962.600.000 sama dengan 45,44%.
3.3. Perhitungan Harga Jual
3.3.1. Perhitungan Harga Jual dengan Metode Variable Cost-Plus Mark-up.
Setelah mengetahui Harga Pokok Penjulan dan Mark-Up maka
selanjutnya dilakukan perhitungan Harga Jual. Dalam penelitian ini, untuk
menghitung harga jual digunakan metode Variable Cost-Plus Mark-up.
Hal ini dipilih untuk memudahkan perusahaan dalam menetapkan harga
jual karena tidak memerlukan survey pelanggan ketika menetapkan
harga jual.
Sehubungan dengan uraian tersebut di atas Harga Penjualan
Produk Liquit Hero 57 akan dihitung dengan pendekatan penghitungan
harga jual berdasar harga pokok produksi variabel (Variable Cost-Plus
Mark-up) dengan rumus sebagai berikut:
Biaya bahan baku Rp xx Biaya tenaga kerja langsung Rp xx Biaya overhead variable Rp xx + Biaya nonproduksi variabel per unit Rp xx Jumlah biaya variabel Rp xx Mark-up= ...% x Rp xx = Rp xx+ Harga jual per unit produk Rp xx
Untuk mengetahui hasil perhitungan harga jual produk Liquit Hero 57
lebih rinci dapat dilihat pada tabel 10 dibawah ini:
71
Tabel 10 Perhitungan Harga Jual dengan Metode Variable Cost-Plus Mark-up
Tahun 2019
No. Uraian Sat. Volume Jumlah Total Biaya
1 2 3 4 6
1. Biaya Bahan Baku: Rp. 209.000.000
- Proply Glycol Kg/pcs 1.000 Rp. 39.000.000
- Vegetable Glycerin Kg/pcs 1.000 Rp. 40.000.000
- Perisa makanan Kg/pcs 1.000 Rp. 95.000.000
- Nicotine Kg/pcs 1.000 Rp. 35.000.000
2. Biaya Tenaga Kerja Langsung :
Rp. 130.000.000
Gaji Karyawan Org/thn 5 Rp. 120.000.000
Upah Lembur Org/thn 5 Rp. 10.000.000
3 Biaya Over Head : Rp. 623.600.000
- Biaya botol Liquit pcs 10.000 Rp. 200.000.000
- Stiker pcs 10.000 Rp. 9.000.000
- Biaya listrik pcs 10.000 Rp. 9.600.000
- Biaya Plastik/kemasan Pcs 10.000 Rp. 5.000.000
- Cukai Pcs 10.000 Rp. 400.000.000
4. Total Biaya Produksi pcs 10.000 Rp. 962.600.000
(+) Persediaan barang
setengah jadi dalam
proses produksi awal
0 0 0
Harga Pokok Siap
Proses
Rp.962.600.000
(-) Persediaan barang
setengah jadi dalam
0 0 0
72
proses produksi akhir
Harga Pokok Produksi Rp.962.600.000
(+) Persediaan barang
jadi dalam proses
produksi awal
0 0 0
Harga Pokok Siap Jual Rp.962.600.000
(-) Persediaan barang
jadi dalam proses
produksi akhir
0 0 0
Harga Pokok
Penjualan
Rp.962.600.000
(+) Mark-Up 45,44% Rp. 437.400.000
Harga Jual Rp.1.400.000.000
Harga Jual Satuan Rp. 140.000
Sumber data: CV. Cloud Heaven Makassar 2020 telah diolah
Tabel 10 di atas menjelaskan bahwa Harga Jual Produk Liquid
Hero 57 pada Tahun 2019 sebesar Rp.1.400.000.000,- dan Harga Pokok
Produksi sebesar Rp.962.600.000,- Harga Pokok Penjualan
Rp. 962.600.000. ditambah dengan MarkUp sebesar Rp.437.400.000.
Harga jual satuan atau per Pcs. sebesar Rp. 140.000,- yang diperoleh
dari hasil perhitungan Harga Jual sebesar Rp.1.400.000.000,- dibagi
jumlah produksi sebanyak 10.000,-pcs. sama dengan Rp.140.000,-
Tabel diatas juga menunjukkan bahwa dalam penentuan harga
jual terdapat 2 komponen utama yaitu:
1) Harga Pokok Penjualan
2) Mark-Up.
73
Apabila dicermati, kontribusi biaya produksi terhadap harga jual sebesar
Rp.962.600.000,- atau 69 %, sedangkan MarkUp sebesar
Rp.437.400.000. atau 31%.
3.3.2. Perhitungan Harga Jual oleh Manajemen CV. Cloud Heaven Makassar.
Berdasarkan data dan informasi yang dikumpulkan, diketahui
bahwa dalam hal perhitungan Harga Jual tidak diperoleh informasi
mengenai metode yang digunakan perusahaan dalam menghitung harga
Jual produk Liquit Hero 57. Dari data yang diperoleh, dalam menghitung
Harga Jual, CV. Cloud Heaven mengelompokkan komponen biaya
produksi atas 3 bagian, yaitu
1) Biaya pengadaan bahan baku
2) Biaya tenaga kerja
3) Beban penjualan.
Model perhitungan Harga Jual oleh manajemen CV. Cloud Heaven dapat
dilihat pada tabel 11 berikut ini:
Tabel 11 Perhitungan Harga Jual oleh Manajemen CV. Cloud Heaven Makassar
Tahun 2019
No. Uraian Sat. Volume Total Biaya
1 2 3 4
1. Biaya Bahan Baku Kg/pcs 4.000 Rp. 209.000.000
2. Biaya Tenaga Kerja Langsung Org/bln 5 Rp. 130.000.000
3 Beban Penjualan Rp. 623.000.000
4 Harga Pokok Penjualan Rp. 962.600.000
(+) Mark-Up Rp. 437.400.000
74
9 Harga Jual Rp.1.400.000.000
10 Harga Jual Satuan Rp. 140.000
Sumber data: CV. Cloud Heaven Makassar 2020 telah diolah
Tabel 11 di atas menunjukkan bahwa Harga Jual Liquid Hero 57
sebesar Rp. 1.400.000.000,- dengan komponen biaya produksi Liquid
Hero 57 terdiri dari Biaya Bahan Baku sebesar Rp. 209.000.000,- Biaya
Tenaga Kerja Langsung sebesar Rp. 130.000.000,- Beban penjualan
sebesar Rp. 623.000.000-.
Mencermati lebih lanjut tabel 11 di atas terutama pada komponen biaya
tenaga kerja yang merupakan tenaga kerja langsung sebesar
Rp. 130.000.000 dan beban penjualan sebesar Rp. 623.000.000 maka
dapat disimpulkan metode perhitungan Harga Jual yang digunakan
manajemen CV. Cloud Heaven Makassar adalah metode Variable Cost-
Plus Mark-up.
Dengan hasil perhitungan harga jual tersebut di atas diketahui
pula bahwa dalam perhitungan harga pokok produksi dan harga jual,
perusahaan menggunakan metode yang berbeda, yaitu untuk
perhitungan harga jual, perusahaan menggunakan metode Variable
Costing, sedangkan pada perhitungan biaya produksi, perusahaan
menggunakan metode full casting. Salah satu alasannya menggunakan
full casting dalam perhitungan biaya produksi adalah pembebanan biaya
overhead atas barang yang belum terjual bisa dialihkan untuk
mengurangi atau menambah harga pokok. Sedangkan alasan
perusahaan menggunakan metode Variable Costing dalam perhitungan
harga jual karena untuk perencanaan laba jangka pendek. Hal ini sejalan
75
dengan pendapat Mulyadi(2018: 144) bahwa informasi variable ….costing
dapat memenuhi kebutuhan manajemen untuk perencanaan laba jangka
pendek.
Selain hal tersebut di atas, suatu hal yang perlu dikemukakan
yaitu bahwa berdasarkan data yang berhasil diolah diketahui bahwa
sebelum pihak perusahaan menetapkan untuk memberlakukan Harga
Jual, mereka juga mempertibangkan atau memperhitungkan beberapa
faktor, diantaranya daya beli konsumen, target konsumen (kelas
menengah, kelas atas atau kelas bawah), dan harga jual produk pesaing.
Hal ini memungkinkan harga penjualan dapat berubah yaitu bisa di
kurangi atau bisa bertambah.
Hasil penelitian tersebut di atas apabila dikaitkan dengan hasil penelitian
sebelumnya, maka bisa dijumpai beberapa persamaan pada hasil penelitian Raras
Maftukah (2016) yaitu berdasarkan riset yang dilakukan pada pabrik bantal dan kasur
lantai “Sapanyana” diketahui bahwa, biaya produksi yang dikeluarkan meliputi biaya
bahan baku, biaya tenaga kerja atau gaji karyawan dan biaya tak terduga atau biaya
overhead. Ketiga biaya tersebut tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap
harga jual yang dikeluarkan oleh pabrik bantal dan kasur lantai “Sapanyana” karena
minimnya biaya yang dikeluarkan untuk proses produksi. Pada penelitian ini juga
memberi gambaran yang sama, dimana kontribusi biaya Overhead pada biaya produksi
sebesar 64,72% atau Rp.623.600.000.- dan biaya tenaga kerja sebesar 13,51% atau
Rp.130.000.000,-.
Hasil penelitian ini juga memiliki persamaan dengan hasil penelitian Imam
Romansyah(2016) dengan judul penelitian Analisis Penetapan Harga Jual Produk
76
terhadap Volumen Penjualan dalam Perspektif Ekonomi Islam. (Studi Komparasi pada
Yussy Akmal dan Shereen Cake’s and Bread) yang menyatakan bahwa proses
penetapan harga dimulai dari pembelian bahan baku, persediaan, cek total biaya
produksi, sampai penetapan harga jual produk.
Penelitian ini cenderung tidak sama dengan hasil penelitian yang dilakukan
oleh Sherly Ramawaty Dewi(2017) dimana hasil penelitiannya pada PT. Shamrock
Manufaturing Coorporatian yang menemukan bahwa harga jual yang ditetapkan
perusahaan tersebut dipengaruhi juga oleh faktor lain seperti permintaan pasar dan
persaingan pasar, sementara pada hasil penelitian ini tidak menemukan informasi
adanya pertimbangan faktor lain tersebut di atas.
77
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian tersebut di atas dapat ditarik beberapa
kesimpulan atas hasil analisis biaya produksi dalam menentukan harga jual produk
Liquit Hero 57 pada CV. Cloud Heaven Makassar sebagai berikut:
1. Harga jual produk Liquid Hero 57 sesuai hasil perhitungan harga jual
menggunakan metode Variable Costing sebesar Rp. 1.400.000.000,-, dan harga
jual satuan sebesar Rp. 140.000,- sedangkan biaya produksi Liquid Hero 57
sesuai hasil perhitungan biaya produksi menggunakan metode Variable Costing
sebesar Rp. 962.600.000,-, dan biaya produksi per satuan sebesar Rp. 96.260,-
2. Biaya produksi adalah biaya yang digunakan dalam proses produksi yang
meliputi biaya bahan baku, biaya tenaga kerja dan biaya overhead. Kaitan
dengan hasil analisis biaya produksi pada CV. Cloud Heaven Makassar dengan
menggunakan metode Varible Costing, biaya overhead memiliki kontribusi yang
cukup signifikan terhadap biaya produksi yaitu sebesar 64,72% atau
Rp.623.000.000,-, kemudian biaya bahan baku sebesar 21,71% atau
Rp.209.000.000,-, sedangkan kontribusi komponen biaya tenaga kerja sebesar
13,51% atau Rp. 130.000.000,-.
Dalam menentukan harga jual produk Liquid Hero 57 pada pada CV. Cloud
Heaven Makassar menggunakan metode Variable Cost-Plus Mark-up,
komponen biaya produksi yaitu beban penjualan/overhead juga memiliki
kontribusi yang cukup signifikan terhadap perhitungan harga jual yaitu sebesar
78
64,72%, kemudian biaya bahan baku sebesar 21,71%, sedangkan kotribusi
biaya tenaga kerja sebesar 13,51%.
3. Metode perhitungan biaya produksi yang digunakan oleh manajemen CV. Cloud
Heaven Makassar adalah metode Full Casting. Sedangkan metode yang
digunakan untuk menghitung Harga Jual adalah metode Variable Cost-Plus
Mark-up.
B. Saran.
Berdasarkan pembahasan hasil penelitian pada bab-bab sebelumnya
maka ada beberapa saran yang dapat dikemukaan sebagai bahan pertimbangan
kepada pihak terkait sebagai berikut:
1. Bagi Perusahaan
a. Hasil analisis biaya produksi pada perusahaan telah menunjukkan tingkat
kontribusi masing – masing biaya produksi terhadap biaya produksi. Kiranya
perusahaan dapat mempertimbangkan hasil analisis dimaksud dalam proses
perencanaan biaya produksi untuk mendapatkan biaya produksi yang
benar-benar efisien.
b. Sama halnya dengan analisis biaya produksi, hasil analisis harga jual juga
telah menunjukkan tingkat kontribusi masing – masing biaya produksi
terhadap harga pokok penjualan. Kiranya perusahaan dapat
mempertibangkan hasil analisis dimaksud dalam proses
perhitungan/penentuan harga jual yang kompetitif dan atau dalam
perhitungan laba rugi perusahaan.
79
2. Bagi penelitian selanjutnya
Kepada penelitian selanjutnya, saran yang perlu disampikan yaitu; bahwa
penelitian ini hanya mengumpulkan data dan informasi mengenai faktor-faktor
produksi, kemudian mengolah dan menganilisis faktor-faktor produksi dimaksud
untuk kemudian digunakan menghitung biaya produksi dan harga jual. Dalam
kaitan ini kami berharap kiranya peneliti selanjutnya dapat melakukan penelitian
yang lebih dalam untuk mengetahui hubungan atau pengaruh faktor-faktor
produksi terhadap biaya produksi dan harga jual, agar dapat membantu
perusahaan dalam menentukan strategi efisiensi dan efektifitas penggunaan
anggaran untuk kegiatan produksi sehingga bisa menghasilkan laba yang
maksimal yang didasari pada biaya produksi dan harga jual yang wajar dan
kompetitif.
80
DAFTAR PUSTAKA
Afrida Musaidila,2019, Pengaruh Harga Pokok Produksi terhadap Harga Jual; Jurnal;
https://www.kompasiana.com/afridamusaidila/5ccfd59495760e7fad092b1
2/pengaruh-harga-pokok-produksi-terhadap-harga-jual?page=all.
Amirul Fuadi ; analisis faktor - faktor yang mempengaruhi harga jual kedelai di
tingkat petani pada sentral produksi di Kecamatan Peudada Kabupaten
Bireuen; Jurnal; http://jim.unsyiah.ac.id/JFP/article/view/2973
Ayat Hidayat Huang(21 Mey 2019), Populasi dan Sampel; https://teorionline.
wordpress.com/2010/01/24/populasi-dan-sampel/ ; 10 April 2020.
Baldric, S., Bambang, S., Dody, H., Eko, L. W., & Frasto, B. (2011). Akuntansi
manajemen. Jakarta: Penerbit Salemba Empat. Cecily A. R dan, ichael
RK.
Bustami Bastian dan Nurlela. 2006. Akuntansi Biaya: Kajian Teori dan Aplikasi.
yogyakarta: Graha Ilmu.
Cerdasco(1019); Markup; https://cerdasco.com/markup/,; Jurnal: september 2020
Devi Satria Saputra(2016) ; PENGARUH BIAYA PRODUKSI TERHADAP
HARGA JUAL PRODUK MARMER PADA POLITEKNIK ACEH
SELATAN; Jurnal : https://www.neliti.com/id/publications /255433/
pengaruh-biaya-produksi-terhadap-harga-jual-produk-marmer-pada-
politeknik-aceh-s
Dewi Maharani Indah Reswari; Pengertian Akuntansi dan Pentingnya dalam Bisnis;
Artikel: https://www.jurnal.id/id/blog/pengertian-akuntansi-dan-
pentingnya-dalam-bisnis/ ; 26 Desember 2019.
Heniy Undaryani Dewi,2017 ; PENGARUH BIAYA PRODUKSI TERHADAP
PENETAPAN HARGA JUAL KUE KERING - BAKPIA PADA UD. NEW
TWEETY DESA TAKERAN RT 04 RW 01 KECAMATAN TAKERAN
KABUPATEN MAGETAN; Skripsi :
https://www.researchgate.net/publication/323670706_Pengaruh_biaya_pr
oduksi_terhadap_penetapan_harga_jual_kue_kering_-
_bakpia_pada_UD_New _Tweety_Desa_Takeran_RT_04
_RW_01_Kecamatan_Takeran_Kabupaten_Magetan, april 2020
Heri Narko .2016; Faktor Faktor yang Mempengaruhi Penetapan Harga Jual Bensin
Murni Eceran (Studi Kasus pada Penjual Bensin Eceran di Kecamatan
81
Grabag Magelang); Skripsi: http://e-repository
.perpus.iainsalatiga.ac.id/733/1/SKRIPSI.pdf.
Iman Romansyah.2016; Analisis Penetapan Harga Jual Produk Terhadap Volumen
Penjualan dalam Perspektif Ekonomi Islam (Studi Komparasi pada Yussy
Akmal dan Shereen Cake’s and Bread), http://repository.
radenintan.ac.id/1168/ 2/IMAN_ROMANSYAH.pdf.
Jan Horas Veriyadi Purba dan Ade Rosandi, Analisis Penaruh Harga Pokok Penjualan
dan Biaya Operasional Terhadap Tingkat Pengembalian Modal;
https://www.researchgate.net/publication/329110625_ANALISIS_PENGA
RUH_HARGA_POKOK_PENJUALAN_DAN_BIAYA_OPERASIONAL_TE
RHADAP_TINGKAT_PENGEMBALIAN_MODAL; November 2015.
Kusdianto,2016:Stretgi Pentepan Harga (Faktor yang menetukan Harga Jual Produk);
Junal: https://www.pojokbisnis.com/pemasaran/strategi-penetapan-
harga-faktor-yang-menentukan-harga-jual-produk. April 2020.
Lestariadi Marwasputra.2010; Pengaruh Biaya Produksi dan Biaya Penjualan
Terhadap Hasil Penjualan Pengrajin Keramik di kecamatan Purworejo
Klampok Kabupaten Banjanegara; Skripsi: https://lib.unnes.ac.id
/10654/1/6644.pdf; april 2020
Lilian Yulia Abadi,2016,Evaluasi Stretegi Penetapan Harga Jual Dalam Bisnis Gourmet
Land Café, Program studi International Business Management Universitas
Ciputra Surabaya, PERFORMA: Jurnal Manajemen dan Start-Up Bisnis
Volume 1, Nomor 1, April 2016
Martina, 03 Agustus 2018, Faktor-Faktor yang Menentukan Harga Jual Suatu Produk
Hasil Produksi; https://ukirama.com/blogs/faktor-faktor-yang-menentukan-
harga-jual-suatu-produk-hasil-produksi.
Mulyadi. 2018. Akuntansi Biaya. Edisi Kelima. Bagian Penerbitan Sekolah Tinggi Ilmu
Ekonomi YKPN. Yogyakarta.
Mulyadi,2001 dalam Syarifah Shella Novianty; Pengaruh Biaya Produksi terhadap Harga Jual pada Industri Kecil Keripik Tempe di Tanjung Pinang;2013; Pengaruh Biaya Produksi terhadap Harga Jual pada Industri Kecil Keripik Tempe di
Tanjung Pinang. 07 April 2020.
Mursyidi. 2008. dalam Yusni Arni,2018, Persentase Biaya Bahan Baku, Biaya Tenagga Kerja, Biaya Overhead pabrik Terhadap Harga Pokok Produksi Pada PT. Maju Tambak; https://jurna.univpgri-palembang.ac.id ; 8 april 2020.
Novia Widya Utami(2019), Contoh Laporan Perhitungan Harga Pokok Penjualan
Perusahaan Dagang & Manufaktur; https://www.jurnal.id/id/blog/contoh-
82
laporan-perhitungan-harga-pokok-penjualan-perusahaan-dagang-manufaktur/; 13 Desember 2019
Rainborn, Cecily A dan Kinney Michael R. 2011.Akuntansi Dasar dan
Perkembangan.Edisi Ketujuh. Salemba Empat. Jakarta. Raras Maftukhah.2016, Pengaruh Biaya Produksi Dalam Menentukan Harga Jual Pada
Pabrik Bantal dan Kasur Lantai “SAPANYANA” Desa Dawuhan Wetan, Kedungbanteng, Banyumas, Jawa Tengah ; http://repository.iainpurwokerto.ac.id/1041/
Ricky Virona Martono,2019. Dasar Dasar Manajemen Rantai Pasok, Bumi Aksara.
Jakarta. Setiadi, P., David P.E.S., Treesje, R. 2014. Perhitungan harga pokok produksi dalam
penentuan harga jual pada CV.. Minahasa Mantap Perkasa. Jurnal Berkala Ilmiah Efisiensi. Vol.14 no.2.
Sherly Ramwaty Dewi.2017; Pengaruh Biaya Produksi Terhadap Harga Jual Pada PT
Shamrock Manufacturing Corporation.; http://jurnal.stiebankbpdjateng.ac.id /jurnal/index.php /magisma /article/view/12, april 2020
Sodikin, dan Slamet, S. 2015. Akuntansi manajemen. Yogyakarta: YKPN.
Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan Kombinasi (Mixed Method). Bandung: Alfabeta.
Sukirno, Sadono. 2002. Pengantar Teori Mikro Ekonomi. Jakarta : PT Grafindo Persada.
Supriyono, R.A. 2001. Akuntansi Manajemen 3: Proses Pengendalian Manajemen. Edisi Pertama. BPFE dan STIE-YKPN, Yogyakarta.
Syahyunan. 2009. Manfaat Perencanaan dan Pengawasan Biaya Operasional dalam Meningkatkan Efisiensi. Fakultas Ekonomi USU. https://www.scribd.com/doc/12781504/Manfaat-an-Dan-Pengawasan-Biaya-Operasional-Dalam-Meningkatkan-Efisiensi. (9 April 2020)
Tjiptono, Fandi. 1997. Strategi Pemasaran. Yogyakarta : Andi Yogyakarta
Wirdya Pangetika (2020), Mau Mulai Bisnis. Kenali Harga Pokok; https://www.jurnal.id/id/blog/kenali-harga-pokok-penjualan/
Wisnu Prihandoko. 2016 ; Pengaruh Biaya Produksi dan Biaya Penjualan Terhadap Laba (Studi Kasus pada Industri Tahu di Kecamatan Bantul), https://docplayer.info/31755890-Pengaruh-biaya-produksi-dan-biaya-
83
penjualan-terhadap-laba-studi-kasus-pada-industri-tahu-di-kecamatan-bantul-skripsi.html, april 2020
Yunita Puspaningrum.2006; Pengaruh Biaya Produksi Terhadap Harga Jual Kacang Atom Pada Perusahaan Gajah Semarang; https://www.google.co.id/search?safe=strict&hl=id&ei=ewC6XsXNGIav9QPd4ZXgCQ&q=jurnal+pengaruh+biaya+produksi+terhadap+harga+jual+produk&oq=pengaruh+biaya+produksi+terhadap+harga+jual+produk&gs_lc
p=
84
NALISIS BIAYA PRODUKSI DALAM MENETUKAN
HARGA JUAL PRODUK LIQUID HERO 57
STUDY KASUS PADA CV.. CLOUD HEAVEN MAKASSAR
LITERATUR MAPPING
Oleh:
FACHRI AMRULLAH FAISAL
N I M : 105731117116
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2020
85
No Nama Judul Artikel S/O Kesimpulan
1 Sherly Ramwaty
Dewi;2017
Pengaruh Biaya Produksi
Terhadap Harga Jual
Pada PT Shamrock
manufac- turing
Corporation.
Kuantitatif Biaya produksi memiliki
pengaruh yang kuat dan
besar terhadap harga jual,
juga dipengaruhi oleh
variabel lain, seperti
permintaan di pangsa
pasar dan persaingan
pasar. Biaya yang
digunakan untuk produksi
dalam penelitian ini
adalah Biaya Bahan Baku,
Overhad pabrik dan Biaya
Tenaga Kerja
2 Wisnu
Prihandoko;2016
Pengaruh Biaya Produksi
dan Biaya Penjualan
terhadap Laba (Studi
Kasus pada Industri Tahu
di Kecamatan Bantul)
Kuantitatif biaya produksi dan biaya
penjualan berpengaruh
secara signifikan terhadap
laba UKM
3 Heniy Undaryani
Dewi; 2017
Engaruh Biaya Produksi
terhadap Penetepan
Harga Jual Kue Kering-
Bakpia pada UO. New
Tweety Desa Takeran RT
04 RW 01 Kecamatan
Takeran Kabupaten
Magetan
kuantitatif adanya pengaruh yang
positif antara biaya
produksi terhadap
penetapan harga jual
4 Lestariadi
Marwasputra;2010
Pengaruh Biaya Produksi
dan Biaya Penjualan
terhadap Hasil Penjualan
Pengrajin Keramik di
Kecamatan Purworejo
Klampok Kabupaten
Banjarnegara
kuantitatif pertama, biaya produksi
berpengaruh secara
signifikan terhadap
pendapatan pengrajin
keramik. Kedua, biaya
penjualan berpengaruh
secara signifikan terhadap
pendapatan pengrajin
keramik. Ketiga, biaya
produksi dan biaya
86
penjualan berpengaruh
secara signifikan terhadap
pendapatan pengrajin
keramik di Kecamatan
Purworejo Klampok
Kabupaten Banjarnegara
5 Devi Satria Saputra;
2016
Pengaruh Biaya Produksi
terhadap Harga Jual
Produk Marmer pada
Politeknik Aceh Selatan
kuantitatif Persamaan regresi
sederhana dapat diketahui
adanya pengaruh positif
biaya produksi terhadap
harga jual. Artinya setiap
kenaikan biaya produksi
akan diikuti pula dengan
kenaikan harga jual dan
penurunan biaya produksi
akan diikuti pula dengan
penurunan harga jual.
Biaya produksi dengan
harga jual terdapat
pengaruh sebesar 93,8 %
sedangkan sisanya
dipengaruhi oleh variabel
lain, faktor ekstern seperti
elastisitas permintaan,
sasaran produk dan
persaingan pasar, selera
konsumen, kondisi
perekonomian,
pengawasan
pemerintahan
6 Yusni Arni;2018 Presentase Biaya Bahan
Baku, Biaya Tenaga
kerja, Biaya Overhead
pabrik terhadap Harga
Pokok Produksi pada PT.
Maju Tambak Sumur
kuantitatif Hasil penelitian
menunjukan bahwa Pada
PT. Maju Tambak Sumur
Besar biaya bahan baku
memberikan
persentasenya terhadap
harga pokok produksi
selama tahun 2014
sebesar 41,09%. (2) Biaya
tenaga kerja pada PT.
Maju Tambak Sumur
87
terlihat persentasenya
sebesar 14,50%. (3) Biaya
Overhead Pabrik pada PT.
maju Tambak Sumur
memberikan persentase
terhadap harga pokok
produksi sebesar 44,41%.
Dan (4) Jumlah rasio
(persentase) biaya
bersama terhadap harga
pokok produksipada PT.
Maju Tambak Sumur
sebesar 13,30%.
7 Yunita
Puspaningrum;2006
Pengaruh Biaya Produksi
terhadap Harga Jual
Kacang Atom pada
Perusahaan Gajah
Semarang
kuantitatif Dari hasil penelitian
diperoleh persamaan
regresi sederhana dapat
diketahui bahwa biaya
produksi memiliki
pengaruh yang besar
(positif) terhadap harga
jual
8 Raras Maftukhah;
2016
Pengaruh Biaya Produksi
dalam Menentukan Harga
Jual pada pabrik Bantal
dan Kasur Lantai
“SAPANYANA” Desa
Dawuhan Wetan Kedung
Banteng, Banyumas,
Jawa Tengah
kuantitatif Berdasarkan riset yang
dilakukan pada pabrik
bantal dan kasur lantai
“Sapanyana” diperoleh
bahwa biaya produksi
yang dikeluarkan meliputi
biaya bahan baku, biaya
tenaga kerja atau gaji
karyawan dan biaya tak
terduga atau biaya
overhead. Ketiga biaya
tersebut tidak memberikan
pengaruh yang signifikan
terhadap harga jual yang
dikeluarkan oleh pabrik
bantal dan kasur lantai
“Sapanyana” karena
minimnya biaya yang
88
dikeluarkan untuk proses
produksi. Sehingga dapat
menciptakan harga jual
yang sangat terjangkau
oleh konsumen
9 Heri Narko;2016
Faktor-faktor yang
Mempengaruhi Harga jual
Bensin Murni Eceran
(Studi Kasus pada
Penjual Bensin Eceran di
Kecamatan Grabag
Magelang)
kuantitatif Menurut hasil analisis
yang sudah ditemukan
bahwa variable Laba,
produk dan penjualan
produk, Biaya mem-
pengaruhi penetapan
harga penjual bensin
eceran di Kecamatan
Grabag Mageleng.
10 Amirul Fuadi, Elly
Susanti, Suyanti
Kasimin; 2017
Analisis faktor - faktor
yang mempengaruhi
harga jual kedelai di
tingkat petani pada
sentral produksi di
Kecamatan Peudada
Kabupaten Bireuen
kuantitatif Hasil analisis koefisiensi
determinasi ( R² )
diperoleh nilai sebesar
0,827 yang berarti bahwa
tingkat produksi, kualitas,
penanganan pascapanen,
dan saluran ditribusi
pemasaran
mempengaruhi harga jual
kedelai sebesar 82,7%,
sedangkan sisanya 17,3%
dipengaruhi oleh faktor
lain. Hasil analisis secara
serempak (uji-f) bahwa
tingkat produksi, Kualitas,
Penanganan pascapanen,
dan saluran distribusi
pemasaran berpengaruh
nyata terhapap harga jual
kedelai tingkat petani di
Kecamatan Peudada
Kabupaten Bireuen.
Analisis secara parsial
(uji-t) menyatakan bahwa
faktor kualitas dan
penanganan pascapanen
yang berpengaruh nyata
89
terhadap harga jual
kedelai tingkat petani.
11 Iman Romansyah;
2016
Analisis Penetapan Harga
Jual Produk terhadap
Volumen Penjualan
dalam Perspektif Ekonomi
Islam.
(Studi Komparasi pada
Yussy Akmal dan
Shereen Cake’s and
Bread)
kualitatif proses penetapan harga
dimulai dari pembelian
bahan baku, persediaan,
cek total biaya produksi,
sampai penetapan harga
jual produk. Perhitu ngan
harga yang berpedoman
pada metode berbasis
biaya.
12 Mellisa, D.Y.,
Silalahi; 2011
Faktor-faktor yang
Mempengaruhi
Penetapan Harga jual
Perumahan pada PT.
Putera Karyasindo
Prakarsa (Batam)
kualitatif Dari hasil penelitian ini
dapat disimpulkan bahwa
perhitungan harga jual
perumahn Anggrek Sari
Emerald didasarkan pada
harga pokok, biaya, dan
keuntungan yang
diinginkan