analisis b12a

4
3. He also suffered a chronic obtructive pulmonary disease (COPD), peptic ulcer and chronic low back pain. a. Bagaimana hubugan hipertensi dengan chronic obstructive pulmonary disease (COPD), peptic ulcer and chronic low back pain? Tidak terlalu ada hubungan yang mencolok antara Hipertensi dan PPOK karena biasanya PPOK disebabkan oleh proses inflamasi yang terjadi pada paru. Namun PPOK dapat menyebabkan Hipertensi Pulmonal. Faktor konstriksi arteri pulmonalis sebagai respon dari hipoksia akibat PPOK, disfungsi endotel dan remodeling arteri pulmonalis (hipertropi dan hiperplasi otot polos) dan destruksi Pulmonary capillary bed menjadi faktor yang turut memberikan kontribusi terhadap hipertensi pulmonal. Tidak ada hubungan yang mencolok antara Ulkus peptikum dan Hipertensi. Salah satu komplikasi dari Hipertensi adalah gagal ginjal. Gagal ginjal dapat terjadi karena kerusakan progresif akibat tekanan tinggi pada kapiler-kepiler ginjal, glomerolus. Gagal ginjal inilah yang dapat menjadi penyebab nyeri punggung bawah (lower back pain). 5. Based on these data, the physician will provide omeprazole, enalapril, hydrochlorothiazide, acetaminophen and metoprolol as adjuctive anthypertension agent. a. Bagaimana farmakokinetik, farmakodinamik, dan farmakogenomik dari omeprazole? Farmakodinamik : Omeprazole merupakan antisekresi, turunan benzimidazole yang tersubstitusi. Omeprazole menghambat sekresi asam lambung pada tahap akhir dengan memblokir system enzim

Upload: balkis-humairoh

Post on 30-Sep-2015

220 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

sken a b 12

TRANSCRIPT

3. He also suffered a chronic obtructive pulmonary disease (COPD), peptic ulcer and chronic low back pain. a. Bagaimana hubugan hipertensi dengan chronic obstructive pulmonary disease (COPD), peptic ulcer and chronic low back pain?

Tidak terlalu ada hubungan yang mencolok antara Hipertensi dan PPOK karena biasanya PPOK disebabkan oleh proses inflamasi yang terjadi pada paru. Namun PPOK dapat menyebabkan Hipertensi Pulmonal. Faktor konstriksi arteri pulmonalis sebagai respon dari hipoksia akibat PPOK, disfungsi endotel dan remodeling arteri pulmonalis (hipertropi dan hiperplasi otot polos) dan destruksi Pulmonary capillary bed menjadi faktor yang turut memberikan kontribusi terhadap hipertensi pulmonal.

Tidak ada hubungan yang mencolok antara Ulkus peptikum dan Hipertensi.

Salah satu komplikasi dari Hipertensi adalah gagal ginjal. Gagal ginjal dapat terjadi karena kerusakan progresif akibat tekanan tinggi pada kapiler-kepiler ginjal, glomerolus. Gagal ginjal inilah yang dapat menjadi penyebab nyeri punggung bawah (lower back pain).

5. Based on these data, the physician will provide omeprazole, enalapril, hydrochlorothiazide, acetaminophen and metoprolol as adjuctive anthypertension agent.a. Bagaimana farmakokinetik, farmakodinamik, dan farmakogenomik dari omeprazole?Farmakodinamik :Omeprazole merupakan antisekresi, turunan benzimidazole yang tersubstitusi. Omeprazole menghambat sekresi asam lambung pada tahap akhir dengan memblokir system enzim H+, K+-ATPase (Proton Pump) dalam sel parietal lambung. Omeprazole yang berikatan dengan proton (H+) secara cepat akan diubah menjadi sulfenamid, suatu penghambat pompa proton yang aktif. Sulfenamid bereaksi secara cepat dengan gugus merkapto (SH) dari H+, K+-ATPase, kemudian terbentuk ikatan disulfide diantara inhibitor aktif dan enzim, dengan demikian dapat menginaktifkan enzim secara efektif. Sehingga menghambat pembentukan asam lambung baik dalam keadaan basal ataupun pada saat adanya rangsangan. Penghambat pompa proton adalah suatu prodrug yang membutuhkan suasana asam untuk aktivasinya. Setelah diabsorpsi dan masuk ke sirkulasi sistemik obat ini(PPI) akan berdiffusi ke sel parietal lambung, terkumpul di kanalikuli sekretoar dan mengalami aktivasi disitu menjadi bentuk sulfonamid tetrasiklik. Bentuk aktif ini berikatan dengan gugus sulfhidril enzim H+ dan K+, ATPase, dan berada di membran apikal sel parietal. Ikatan ini menyebabkan terjadinya penghambatan enzim tersebut. Produksi asam lambung terhenti 80% s/d 95% setelah penghambatan pompa proton tersebut.Penghambatan berlangsung lama antara 24-48 jam dan dapat menurunkan sekresi asam lambung basal atau akibat stimulasi, lepas dari jenis perangsangnya histamin, asetilkolin, atau gastrin. Hambatan ini sifatnya ireversibel, produksi asam baru dapat kembali terjadi setelah 3-4 hari pengobatan dihentikan. Bila Omeprazol dihentikan, aktivitas sekresi sedikit demi sedikit kembali normal lebih dari 3 - 5 hari. Efek penghambatan Omeprazol terhadap sekresi asam meningkat dengan pengulangan dosis sekali sehari mencapai puncaknya setelah 4 hari.

Farmakokinetik:Penghambat pompa proton sebaiknya diberikan dalam sediaan salut enterik untuk mencegah degradasi zat aktif tersebut dalam suasana asam. Sediaan ini tidak mengalami aktivasi di lambung sehingga bioavailabilitasnya lebih baik. Tablet yang pecah di lambung mengalami aktivasi lalu terikat pada berbagai gugus sulfhidril mukus dan makanan. Bioavailabilitasnya akan menurun sampai dengan 50% karena pengaruh makanan. Oleh sebab itu sebaiknya digunakan sebelum makan.Omeprazole dimetabolisme secara sempurna terutama dihati oleh sitokrom P450 ( utama: CYP2C19 dan CYP3A4), sekitar 80% metabolit diekskresikan melalui urin dan sisanya melalui feses. Dalam bentuk garam natrium omeprazole diabsorpsi dengan cepat. Sembilan puluh lima persen natrium omeprazole terikat pada protein plasma. Omeprazol diabsorpsi dengan cepat dalam kadar maksimum pada plasma dicapai antara 0,5 - 3,5 jam.Bioavailabilitas absolut kira-kira 30% - 40% ( 40-65%) pada dosis 20 - 40 mg, disebabkan sebagian besar mengalami metabolisme presistemik.Waktu paruh dalam plasma dicapai 0,5 -1,5 jam dan bersihan tubuh total 500 - 600 ml/menit.Omeprazol terikat dalam protein plasma kira-kira 95%. Bioavailibilitas Omeprazol sedikit meningkat pada pemakaian berulang. Sebagian kecil obat dalam bentuk utuh disekresikan melalui urin. Sekitar 77% dieliminasi melalui urin paling sedikit sebagai enam metabolit, sisanya ditemukan dalam feses.

d. Bagaimana efek samping dan kontra indikasi dari omeprazole,acetaminophen, dan metoprolol?

Omeprazol Efek Samping

Omeprazole umumnya dapat ditoleransi dengan baik. pada dosis besar dan penggunaan yang lama kemungkinan dapat menstimulasi pertumbuhan sel ECL (Enterochromaffin-likecells). Pada penggunaan jangka panjang perlu diperhatikan adanya pertumbuhan bakteri yang berlebihan di saluran cerna. Efek samping berikut biasanya ringan dan bersifat sementara serta tidak mempunyai hubungan yang konsisten dengan pengobatan.Mual, sakit kepala, diare, konstipasi, kembung, ruam kulit, urtikaria, pruritus jarang terjadi.

Dapatkan bantuan medis darurat jika Anda memiliki salah satu tanda-tanda reaksi alergi terhadap omeprazol: gatal-gatal, kesulitan bernafas, pembengkakan wajah, bibir, lidah, atau tenggorokan.Hubungi dokter Anda sekaligus jika Anda memiliki gejala-gejala dari magnesium rendah: pusing, kebingungan; denyut jantung yang tidak menentu;merasa gelisah;otot kram, kelemahan otot atau perasaan lemas;batuk atau tersedak perasaan; atau kejang (konvulsi).Kontraindikasi: Penderita yang hipersensitif terhadap Omeprazole.